Divonis Seumur Hidup Terdakwa Manut - ftp.unpad.ac.id filedan meminta penjelasan soal ... Ricar...

1
ambles pada 16 September. Polisi telah memeriksa tujuh saksi meliputi empat orang dari Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, dua warga yang menja- di saksi amblesnya jalan, serta Indra, karyawan PT Kolam Intan Prima. Pemeriksaan terhadap Indra meliputi survei awal proyek dan dokumen kelandaian ser- ta struktur tanah. Dari pihak Kementerian Pekerjaan Umum diperiksa Sadiman sebagai peng- awas dan Suprayogi selaku pe- laksana tugas. Kepolisian juga telah menda- 6 | Megapolitan RABU, 22 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Divonis Seumur Hidup Terdakwa Manut Kasus Iwan kental misteri. Jaksa penuntut umum bahkan tidak pernah datang selama persidangan. Rommy K Karindon Draf ERP sudah Masuk Seskab B ANDING itu apa, Pak?” tanya Iwan Djaja Admadja, 50, kepada pani- tera pengganti, Ricar Soroinda N, seusai divonis seumur hidup di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, kemarin. Majelis hakim yang terdiri atas Johny Palayukan (ketua), Haris Munandar, dan Brahma- na menjatuhkan vonis seumur hidup dengan menyatakan terdakwa secara sah dan meya- kinkan menjadi perantara pere- daran 5.000 butir ekstasi. Ketika Johny menanyakan apa kah naik banding, Iwan mengiakan saja tanpa tahu arti- nya. Hakim kemudian memberi tahu bahwa dia punya waktu seminggu untuk mengajukan banding. Ketika wartawan menanya- kan kembali apakah dia ban- ding, Iwan mulai bertanya- tanya soal banding. Itulah sebabnya dia mendatangi Ricar dan meminta penjelasan soal kata tersebut. Ricar menjelas- kan tentang banding yang ber- arti mengajukan perlawanan hukum ke pengadilan lebih tinggi karena tidak terima de- ngan vonis yang dijatuhkan. Lalu Iwan kembali memohon, “Tolong Pak, ajari saya banding.” Ricar pun jadi bingung sebab dia panitera, bukan pengacara terdakwa. Tragisnya, meski an- caman hukuman seumur hidup, sejak awal Iwan tidak ditawari penasihat hukum. Karena sangat buta hukum, Iwan saat dituntut seumur hi- dup oleh jaksa Trimo dan Patris Yusrianjaya dari Kejaksaan Ting- gi DKI serta Bambang Saputra dari Kejaksaan Negeri Jakarta Barat, bulan lalu, tetap tenang- tenang saja. Jika Iwan memang merupa- kan bagian dari sindikat narko- ba, sangat mungkin sudah kabur saat masa tahanannya berakhir pada 11 September 2010. Waktu itu Iwan terpaksa dilepas karena masa tahanan- nya tidak dapat diperpan- ditentukan. Namun dikabar- kan nilai retribusi untuk setiap mobil yang akan lewat di ka- wasan ERP sekitar Rp20 ribu. Meskipun demikian, tarif akan disesuaikan dengan tingkat ke- padatan jalur yang dilewati. ERP sudah diberlakukan di Singapura, Inggris, dan Swedia. Mekanismenya, kendaraan pribadi pengguna jalan akan di- tempeli semacam barcode yang berisi pulsa prabayar. Saldo akan terpindai secara otomatis setiap pengguna jalan melewati jalur-jalur yang terpasang logo ERP. (*/J-1) PEMBERLAKUAN electro- nic road pricing (ERP) tinggal menunggu waktu. Payung hukum dalam bentuk draf ran- cangan peraturan pemerintah (RPP) sudah selesai digodok. “Kami sudah masukkan RPP itu kepada Sekretaris Kabinet (Seskab) untuk dikaji secara komprehensif,” ungkap Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo Alimoeso, kemarin. Jika disetujui, peraturan pe- merintah ini akan menjadi payung hukum bagi pemerin- tah daerah, dalam hal ini Peme- rintah Provinsi DKI Jakarta, un tuk merumuskan teknis pelaksanaan ERP. RPP ERP merupakan penja- baran dari Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pemprov DKI yang menentu- kan teknis ERP, termasuk kapan program ERP dimulai, berapa tarifnya, dan bagaimana pelak- sanaannya. “ERP bukan kewenangan pe- merintah pusat, tapi pemerin- tah daerah. Pusat hanya mem- buat payung hukum secara nasional untuk diterapkan di tingkat lokal atau daerah. Me- ngenai tarif dan aturannya, itu sudah wewenang pemerintah daerah,” imbuh Soeroyo. Menurut rencana, ERP tahap satu akan diuji coba di empat ru- as jalan utama Ibu Kota sebagai pengganti peraturan 3 in 1, yaitu Jalan Sudirman, Thamrin, Gatot Soebroto, dan Kuningan. Sambil menunggu payung hukumnya selesai digodok, Dinas Perhubungan DKI te- ngah melakukan uji kelayakan, konsep teknologi, sosialisasi, serta antisipasi dampak yang ditimbulkan dari penerapan ERP. Hingga kini tarif ERP belum Kami tidak menutup kemungkinan adanya tindak pidana korupsi dalam proyek ini.” Susatyo P Condro Kasat Reskrim Polres Jakut jang lagi karena telah dua kali diperpanjang oleh Pengadilan Tinggi DKI. Kental misteri Meski dibayangi ancaman hukuman seumur hidup, ter- nyata terdakwa tetap saja da- tang dari rumah dengan naik angkutan kota. Kemarin, ia juga sudah sampai di pengadilan sekitar pukul 08.30 WIB meski persidangan vonis baru dimu- lai pukul 16.30. Iwan ditangkap polisi pada 4 November 2009 di depan Hotel Travel, Mangga Besar, Jakbar. Saat itu seseorang menyuruh Iwan menunggu barang kirim- an di depan Hotel Travel. Sete- lah dua pria memberikan 50 kantong plastik yang ternyata berisi 5.000 butir ekstasi, polisi menangkapnya. Di pengadilan, Iwan bersiku- kuh tidak tahu isi plastik itu. Hakim tidak percaya dengan dalih terdakwa sudah tiga kali disuruh menerima barang se- jenis. Semestinya ia menanya- kan apa isinya. MI/RAMDANI KORBAN KECELAKAAN: Pemilik kendaraan korban kecelakaan lalu lintas mengambil motor miliknya yang ditampung di pul kecelakaan lalu lintas sementara Polres Metro Jakarta Selatan di Ring Road Tanjung Barat, Jakarta Selatan, kemarin. Ratusan kendaraan roda dua dan puluhan kendaraan roda empat korban kecelakaan pada 2008 hingga kini masih banyak yang belum diambil pemiliknya. Kasus Jalan RE Martadinata Diduga Berbau Korupsi tangkan saksi ahli dari Departe- men Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Fakta lapangan akan digabung dengan keterangan saksi ahli, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) , serta dokumen terkait. “Kami akan memanggil saksi tambahan dari pihak perencana di Kementerian PU, pelaksana proyek, dan semua tim yang ada,” ujar Susatyo. Dampak ditutupnya Jalan RE Martadinata berakibat fatal. Jalan sekitarnya, terutama Jalan Yos Sudarso, menjadi macet. Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat Khusus Pela- buh an, Sudirman, kemarin, mengaku setiap pengusaha eks- pedisi rata-rata mengalami ke- rugian Rp1 miliar per hari akibat Jalan RE Martadinata ditutup. Menurut dia, truk trailer yang melintasi Jalan RE Martadinata berjumlah sekitar 2.000 kendara- an per hari dan kerugian setiap truk sebesar Rp500 ribu karena hanya bisa satu rit akibat jalan macet. (*/Ant/J-1) AMBLESNYA Jalan RE Marta- dinata sepanjang 103 meter ber- kembang ke dugaan korupsi. Polisi masih memeriksa saksi- saksi terkait dengan kemung- kinan adanya praktik korupsi dalam pembangunan jalan kategori nasional di kawasan pinggir laut Tanjung Priok, Ja- karta Utara, tersebut. “Kami tidak menutup ke- mungkinan adanya tindak pida- na korupsi dalam proyek pem- bangunan Jalan RE Martadinata. Jika memang ditemukan, kami akan langsung memproses se- suai hukum yang berlaku,” tandas Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Komisaris Susatyo Purnomo Condro, kemarin. Jalan RE Martadinata ditinggi- kan sepanjang 625 meter dengan masa pengerjaan 185 hari mulai 1 April hingga 27 September 2010. Pemenang tender dari PT Kolam Intan Prima dengan ni- lai kontrak sebesar Rp11 miliar. Saat ini proyek dalam tahap akhir pembangunan. Karena itu, kontraktor belum menyerahkan pengelolaan jalan hingga keburu Paskibra Berbudaya Kekerasan dalam satu barisan panjang,” ujarnya. Dalam pertemuan itu, Disor- da DKI membantah adanya tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi. Selain itu, pihak Disorda pun membantah ditugaskannya Purna Paskibra Indonesia (PPI) dengan hubu- ngan outsourcing dalam pelaksa- naan masa orientasi paskibra. Pihak KPAI menyayangkan bantahan yang dikemukakan pihak Disorda DKI itu. “Jelas mereka (Disorda) se- bagai penanggung jawab ha- rus berani mengakui apa yang terjadi dan bertanggung jawab, jangan terus membantah,” tegas Hadi. Sementara itu, kasus keke- rasan dan pelecehan Paskibra DKI telah masuk dalam ranah hukum. Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa LG, putra Paskibra DKI Jakarta yang menjadi korban, Senin (20/9). Menurut pengakuan Jusuf Ginting, orang tua LG, anaknya diperiksa selama 5 jam lebih. (*/FD/J-2) KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperoleh bukti bahwa budaya kekerasan telah berlangsung cukup lama dalam kegiatan orientasi Pasu- kan Pengibar Bendera (Paski- bra) DKI Jakarta. Hal ini bisa terjadi karena aturan atau standard operating procedures (SOP) paskibra yang memperbolehkan adanya tin- dak kekerasan selama kegiatan paskibra. “Dari dokumen SOP di Bab 5 No 6 tentang Sanksi, diperbo- lehkan seorang pelatih menam- par dan memukul. Inilah yang dipakai sebagai dasar mereka bertindak seperti itu dan bisa saja merembet ke perbuatan lain seperti pelecehan seksual,” kata Ketua KPAI Hadi Supeno seusai bertemu Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disor- da) Pemprov DKI Saefullah di Kantor KPAI, kemarin. Kepala Disorda dipanggil KPAI untuk memberikan penje- lasan terkait adanya tuding- an terjadi praktik kekerasan dan pelecehan dalam kegiatan orientasi paskibra. Diperbolehkannya tindak kekerasan berdasarkan SOP itu, menurut Hadi, tidak berkaitan dengan kegiatan paskibra. “Itu sama sekali tidak men- didik. Paskibra kan forum remaja terpelajar dan terpilih. Jelas tidak mendidik dan itu pelanggaran anak berdasarkan UU Perlin- dungan Anak Pasal 80 dan 82,” tegasnya. Dalam pemanggilan tersebut, KPAI memperoleh dokumen adanya tindak kekerasan yang dilakukan pihak panitia terha- dap peserta. “Diperoleh foto pada 2006, para peserta disuruh mencium pantat temannya Hadi Supeno Ketua KPAI MI/AGUNG Kasus Iwan kental misteri. Trimo yang merupakan jaksa penuntut umum tidak pernah datang selama persidangan. Bambang Saputra yang menja- di jaksa pengganti tercatat de- lapan kali tidak menghadir- kan terdakwa ke persidangan sehingga berkali-kali ditegur hakim. Sampai-sampai Johny Palayukan mengancam akan mengembalikan berkas perkara ke kejaksaan. Bahkan, ketika tuntutan atas terdakwa dibacakan, Bambang Saputra tidak datang dengan alasan mertuanya meninggal du- nia. Pada saat giliran Iwan me- nyampaikan eksepsi, ia bukan- nya membuktikan tidak terlibat atau dijebak orang lain, malah menyampaikan pembelaan lisan nan singkat. “Mohon dikasihani, anak saya masih kecil-kecil,” begitulah eksepsi Iwan. Misteri apa yang menyelubu- ngi Iwan belum terjawab karena yang bersangkutan tidak disertai penasihat hukum. Ia menurut saja apa pun yang dikatakan jaksa maupun hakim. Setelah divonis seumur hidup, Iwan kembali ke rumah dengan naik angkutan kota.(Ant/J-1) [email protected]

Transcript of Divonis Seumur Hidup Terdakwa Manut - ftp.unpad.ac.id filedan meminta penjelasan soal ... Ricar...

ambles pada 16 September.Polisi telah memeriksa tujuh

saksi meliputi empat orang dari Kantor Kementerian Pekerjaan Umum, dua warga yang menja-di saksi amblesnya jalan, serta Indra, karyawan PT Kolam Intan Prima.

Pemeriksaan terhadap Indra meliputi survei awal proyek dan dokumen kelandaian ser-ta struktur tanah. Dari pihak Ke menterian Pekerjaan Umum diperiksa Sadiman sebagai peng-awas dan Suprayogi selaku pe-laksana tugas.

Kepolisian juga telah menda-

6 | Megapolitan RABU, 22 SEPTEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Divonis Seumur HidupTerdakwa Manut

Kasus Iwan kental misteri. Jaksa penuntut umum bahkan tidak pernah datang selama persidangan.

Rommy K Karindon

Draf ERP sudah Masuk Seskab

”BANDING itu apa, Pak?” tanya Iwan Djaja Admadja, 50, kepada pani-

tera pengganti, Ricar Soroinda N, seusai divonis seumur hidup di Pengadilan Negeri Jakarta Barat, kemarin.

Majelis hakim yang terdiri atas Johny Palayukan (ketua), Haris Munandar, dan Brahma-na menjatuhkan vonis seumur hidup dengan menyatakan ter dakwa secara sah dan meya-kinkan menjadi perantara pere-daran 5.000 butir ekstasi.

Ketika Johny menanyakan apa kah naik banding, Iwan meng iakan saja tanpa tahu arti-nya. Hakim kemudian memberi tahu bahwa dia punya waktu seminggu untuk mengajukan banding.

Ketika wartawan menanya-kan kembali apakah dia ban-ding, Iwan mulai bertanya-tanya soal banding. Itulah sebabnya dia mendatangi Ricar

dan meminta penjelasan soal kata tersebut. Ricar menjelas-kan tentang banding yang ber-arti mengajukan perlawanan hukum ke pengadilan lebih ting gi karena tidak terima de-ngan vonis yang dijatuhkan.

Lalu Iwan kembali memohon, “Tolong Pak, ajari saya ban ding.” Ricar pun jadi bingung sebab dia panitera, bukan pengacara terdakwa. Tragisnya, meski an-caman hukuman seumur hidup, sejak awal Iwan tidak ditawari penasihat hukum.

Karena sangat buta hukum, Iwan saat dituntut seumur hi-dup oleh jaksa Trimo dan Patris Yusrianjaya dari Kejaksaan Ting-gi DKI serta Bambang Sa putra dari Kejaksaan Negeri Ja karta Barat, bulan lalu, tetap tenang-tenang saja.

Jika Iwan memang merupa-kan bagian dari sindikat narko-ba, sangat mungkin sudah ka bur saat masa tahanannya berakhir pada 11 September 2010. Waktu itu Iwan terpaksa dilepas karena masa tahanan-nya tidak dapat diperpan-

ditentukan. Namun dikabar-kan nilai retribusi untuk setiap mobil yang akan lewat di ka-wasan ERP sekitar Rp20 ribu. Meskipun demikian, tarif akan disesuaikan dengan tingkat ke-padatan jalur yang dilewati.

ERP sudah diberlakukan di Singapura, Inggris, dan Swedia. Mekanismenya, kendaraan pribadi pengguna jalan akan di-tempeli semacam barcode yang berisi pulsa prabayar. Saldo akan terpindai secara otomatis setiap pengguna jalan melewati jalur-jalur yang terpasang logo ERP. (*/J-1)

PEMBERLAKUAN electro-nic road pricing (ERP) tinggal menunggu waktu. Payung hu kum dalam bentuk draf ran-cangan peraturan pemerintah (RPP) sudah selesai digodok.

“Kami sudah masukkan RPP itu kepada Sekretaris Kabinet (Seskab) untuk dikaji secara komprehensif,” ungkap Dirjen Perhubungan Darat Soeroyo Alimoeso, kemarin.

Jika disetujui, peraturan pe-merintah ini akan menjadi p ayung hukum bagi pemerin-tah daerah, dalam hal ini Peme-rintah Provinsi DKI Jakarta, un tuk merumuskan teknis pe laksanaan ERP.

RPP ERP merupakan penja-baran dari Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Pem prov DKI yang menentu-kan teknis ERP, termasuk kapan program ERP dimulai, berapa tarifnya, dan bagaimana pelak-sanaannya.

“ERP bukan kewenangan pe-merintah pusat, tapi pemerin-tah daerah. Pusat hanya mem-buat payung hukum secara na sional untuk diterapkan di ting kat lokal atau daerah. Me-nge nai tarif dan aturannya, itu

sudah wewenang pemerintah daerah,” imbuh Soeroyo.

Menurut rencana, ERP tahap satu akan diuji coba di empat ru-as jalan utama Ibu Kota se bagai pengganti peraturan 3 in 1, yaitu Jalan Sudirman, Thamrin, Gatot Soebroto, dan Kuningan.

Sambil menunggu payung hukumnya selesai digodok, D inas Perhubungan DKI te-ngah melakukan uji kelayakan, konsep teknologi, sosialisasi, serta antisipasi dampak yang ditimbulkan dari penerapan ERP.

Hingga kini tarif ERP belum

“Kami tidak menutup kemungkinan adanya tindak pidana korupsi dalam proyek ini.”Susatyo P Condro Kasat Reskrim Polres Jakut

jang lagi karena telah dua kali diper panjang oleh Pengadilan Tinggi DKI.

Kental misteri Meski dibayangi ancaman

hukuman seumur hidup, ter-nyata terdakwa tetap saja da-tang dari rumah dengan naik angkutan kota. Kemarin, ia juga sudah sampai di pengadilan sekitar pukul 08.30 WIB meski persidangan vonis baru dimu-lai pukul 16.30.

Iwan ditangkap polisi pada 4 November 2009 di depan Hotel Travel, Mangga Besar, Jakbar. Saat itu seseorang menyuruh Iwan menunggu barang kirim-an di depan Hotel Travel. Sete-lah dua pria memberikan 50 kantong plastik yang ternyata berisi 5.000 butir ekstasi, polisi menangkapnya.

Di pengadilan, Iwan bersiku-kuh tidak tahu isi plastik itu. Hakim tidak percaya dengan da lih terdakwa sudah tiga ka li disuruh menerima barang se-jenis. Semestinya ia menanya-kan apa isinya.

MI/RAMDANI

KORBAN KECELAKAAN: Pemilik kendaraan korban kecelakaan lalu lintas mengambil motor miliknya yang ditampung di pul kecelakaan lalu lintas sementara Polres Metro Jakarta Selatan di Ring Road Tanjung Barat, Jakarta Selatan, kemarin. Ratusan kendaraan roda dua dan puluhan kendaraan roda empat korban kecelakaan pada 2008 hingga kini masih banyak yang belum diambil pemiliknya.

Kasus Jalan RE Martadinata Diduga Berbau Korupsi

tangkan saksi ahli dari Departe-men Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Fakta lapangan akan digabung dengan keterangan saksi ahli, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) , serta dokumen terkait.

“Kami akan memanggil saksi tambahan dari pihak perenca na di Kementerian PU, pelaksana proyek, dan semua tim yang ada,” ujar Susatyo.

Dampak ditutupnya Jalan RE Martadinata berakibat fatal. Jalan sekitarnya, terutama Jalan Yos Sudarso, menjadi macet.

Ketua Organisasi Pengusaha Angkutan Darat Khusus Pela-buh an, Sudirman, kemarin, me ngaku setiap pengusaha eks-pedisi rata-rata mengalami ke-rugian Rp1 miliar per hari akibat Jalan RE Martadinata ditutup.

Menurut dia, truk trailer yang melintasi Jalan RE Martadinata berjumlah sekitar 2.000 kendara-an per hari dan kerugian setiap truk sebesar Rp500 ribu karena hanya bisa satu rit akibat jalan macet. (*/Ant/J-1)

AMBLESNYA Jalan RE Marta-dinata sepanjang 103 meter ber-kembang ke dugaan korup si. Polisi masih memeriksa saksi-saksi terkait dengan kemung-kin an adanya praktik korupsi dalam pembangunan jalan ka tegori nasional di kawasan ping gir laut Tanjung Priok, Ja-karta Utara, tersebut.

“Kami tidak menutup ke-mungkinan adanya tindak pida-na korupsi dalam proyek pem-bangunan Jalan RE Martadinata. Jika memang ditemukan, kami akan langsung memproses se-suai hukum yang berlaku,” tan das Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara Komisaris Susatyo Purnomo Condro, kemarin.

Jalan RE Martadinata ditinggi-kan sepanjang 625 meter dengan masa pengerjaan 185 hari mulai 1 April hingga 27 September 2010. Pemenang tender dari PT Kolam Intan Prima dengan ni-lai kontrak sebesar Rp11 miliar. Saat ini proyek dalam tahap akhir pembangunan. Karena itu, kontraktor belum menyerahkan pengelolaan jalan hingga keburu

Paskibra Berbudaya Kekerasandalam satu barisan panjang,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu, Disor-da DKI membantah adanya tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang terjadi. Selain itu, pihak Disorda pun membantah ditugaskannya Purna Paskibra Indonesia (PPI) dengan hubu-ng an outsourcing dalam pelaksa-naan masa orientasi paskibra.

Pihak KPAI menyayangkan bantahan yang dikemukakan pihak Disorda DKI itu.

“Jelas mereka (Disorda) se-bagai penanggung jawab ha-rus berani mengakui apa yang terjadi dan bertanggung jawab, jangan terus membantah,” tegas Hadi.

Sementara itu, kasus keke-rasan dan pelecehan Paskibra DKI telah masuk dalam ranah hukum. Penyidik Polda Metro Jaya memeriksa LG, putra Paskibra DKI Jakarta yang menjadi korban, Senin (20/9). Menurut pengakuan Jusuf Ginting, orang tua LG, anaknya diperiksa selama 5 jam lebih. (*/FD/J-2)

KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memperoleh bukti bahwa budaya kekerasan telah berlangsung cukup lama dalam kegiatan orientasi Pasu-kan Pengibar Bendera (Paski-bra) DKI Jakarta.

Hal ini bisa terjadi karena atur an atau standard operating procedures (SOP) paskibra yang memperbolehkan adanya tin-dak kekerasan selama kegiatan paskibra.

“Dari dokumen SOP di Bab 5 No 6 tentang Sanksi, diperbo-leh kan seorang pelatih menam-par dan memukul. Inilah yang dipakai sebagai dasar mereka bertindak seperti itu dan bisa saja merembet ke perbuatan lain seperti pelecehan seksual,” kata Ketua KPAI Hadi Supeno seusai bertemu Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda (Disor-da) Pemprov DKI Saefullah di Kantor KPAI, kemarin.

Kepala Disorda dipanggil KPAI untuk memberikan penje-lasan terkait adanya tuding-an terjadi praktik kekerasan dan pelecehan dalam kegiatan

orien tasi paskibra.Diperbolehkannya tindak

ke kerasan berdasarkan SOP itu, menurut Hadi, tidak berkaitan dengan kegiatan paskibra.

“Itu sama sekali tidak men-didik. Paskibra kan forum remaja terpelajar dan terpilih. Jelas tidak mendidik dan itu pelanggaran anak berdasarkan UU Perlin-

dungan Anak Pasal 80 dan 82,” tegasnya.

Dalam pemanggilan tersebut, KPAI memperoleh dokumen ada nya tindak kekerasan yang di lakukan pihak panitia terha-dap peserta. “Diperoleh foto pada 2006, para peserta disuruh mencium pantat temannya

Hadi SupenoKetua KPAI

MI/AGUNG

Kasus Iwan kental misteri. Trimo yang merupakan jaksa penuntut umum tidak pernah da tang selama persidangan. Bam bang Saputra yang menja-di jaksa pengganti tercatat de-lapan kali tidak menghadir-kan terdakwa ke persidangan se hingga berkali-kali ditegur ha kim. Sampai-sampai Johny Pa layukan mengancam akan me ngembalikan berkas perkara ke kejaksaan.

Bahkan, ketika tuntutan atas terdakwa dibacakan, Bambang Saputra tidak datang dengan alasan mertuanya meninggal du-nia. Pada saat giliran Iwan me-nyampaikan eksepsi, ia bukan-nya membuktikan tidak terlibat atau dijebak orang lain, malah menyampaikan pembelaan lisan nan singkat. “Mohon dikasihani, anak saya masih kecil-kecil,” begitulah eksepsi Iwan.

Misteri apa yang menyelubu-ngi Iwan belum terjawab karena yang bersangkutan tidak disertai penasihat hukum. Ia menurut saja apa pun yang dikatakan jaksa maupun hakim. Setelah divonis seumur hidup, Iwan kembali ke rumah dengan naik angkutan kota.(Ant/J-1)

[email protected]