Diusulkan oleh: Alin Herosi NIM. 3211151045...

23
i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA MOLUSKISIDA NABATI NANOTEKNOLOGI EKSTRAK KULIT POLONG KACANG BABI DAN DAUN PANDAN WANGI BIDANG KEGIATAN PKM PENELITIAN Diusulkan oleh: Alin Herosi NIM. 3211151045 Angkatan 2015 Shanti Shardi NIM. 3211151043 Angkatan 2015 Diana Lupitasari NIM. 3211171053 Angkatan 2017 UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI 2018

Transcript of Diusulkan oleh: Alin Herosi NIM. 3211151045...

i

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

MOLUSKISIDA NABATI NANOTEKNOLOGI EKSTRAK KULIT

POLONG KACANG BABI DAN DAUN PANDAN WANGI

BIDANG KEGIATAN

PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:

Alin Herosi NIM. 3211151045 Angkatan 2015

Shanti Shardi NIM. 3211151043 Angkatan 2015

Diana Lupitasari NIM. 3211171053 Angkatan 2017

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2018

ii

ii

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 2

BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................................ 4

3.1 Prosedur Penelitian....................................................................................... 6

3.1.1 Preparasi Sampel .................................................................................. 6

3.1.2 Ekstraksi Kulit Polong Kacang Babi dan Daun Pandan Wangi ........... 7

3.1.3 Formulasi nanoenkapsulasi .................................................................. 7

3.1.4 Uji Pengaruh Ekstrak ............................................................................ 8

3.2 Teknik Pengolahan Data .............................................................................. 8

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ....................................................... 8

4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................ 8

4.2 Jadwal Kegiatan ........................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 9

LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................... 11

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping ........................ 11

Lampiran 1.1 Biodata Ketua dan Anggota ................................................... 11

Lampiran 1.2 Biodata Dosen Pendamping ................................................... 14

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan ...................................................... 17

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas .............. 19

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti ................................................... 20

1

BAB 1. PENDAHULUAN

Keong mas (Pomacea canaliculata) adalah hama utama pada tanaman

padi. Keong mas dapat merusak tanaman padi yang berumur muda yaitu sejak

persemaian sampai sepuluh hari setelah masa tanam, perusakan yang dilakuan

adalah dengan memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga banyak

rumpun padi yang rusak (Basri dkk., 2010). Intensitas kerusakan yang diakibatkan

hewan keong mas yaitu sebesar 13,2 % sampai dengan 96,5 %. Hama keong mas

ini sulit dikendalikan karena kemampuan adaptasi dan reproduksi yang tinggi

(Siregar dkk., 2017). Pada umumnya petani masih menggunakan moluskisida

sintetis seperti metaldehid dan niklosamid dalam pengendalian hama keong mas

(Musman, 2010). Penggunaan moluskisida sintetis dapat menimbulkan dampak

negatif terhadap organisme nontarget, keracunan pada para petani atau ternak

peliharaan, dan mencemari lingkungan tanah (Gassa, 2011). Salah satu alternatif

untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan moluskisida sintetis tersebut

salah satu caranya dapat diatasi dengan penggunaan moluskisida nabati.

Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska (Marsun, 2014).

Salah satu tanaman yang berpotensi sebagi moluskisida nabati adalah kacang babi

(Tephrosia vogelii), bahan aktif yang terkandung dalam kacang babi adalah

golongan senyawa rotenoid yaitu rotenon, sarkolobin, tefrosin, deguelin, dan α-

toksikarol yang merupakan senyawa flavonoid untuk pengendalian hama yang

efisien dan telah digunakan untuk racun ikan, pestisida, insektisida, dan pupuk

(Stevenson dkk., 2012).

Efikasi pestisida nabati dapat ditingkatkan dengan menggunakan dua jenis

atau lebih campuran ekstrak tumbuhan (Abizar dan Prijono, 2010), sesuai yang

akan dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan ekstrak campuran daun

pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dan kulit polong kacang babi. Daun

pandan wangi mempunyai kandungan kimia yaitu minyak atsiri yang terdiri dari

6–42 % hidrokarbon sesquiterpen, 6 % monoterpen, 10 % senyawa aromatik,

alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, senyawa linallol, 2-asetil-1-pirolin

yang dapat digunakan sebagai pestisida (Marina dan Astuti, 2012).

Namun pestisida nabati masih terdapat beberapa kekurangan yaitu bahan

aktifnya mudah terurai dan tidak tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama,

oleh karena itu perlu diformulasikan dalam bentuk yang stabil dengan teknologi

nano (Wiratno dkk, 2011). Teknologi nano dapat memperkecil partikel hingga

berukuran nano (10-9 m), dengan partikel yang berukuran kecil maka senyawa

aktif pada pestisida nabati akan lebih mudah terserap oleh akar tanaman.

Teknologi nano yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah nanoenkapsulasi

agar bahan aktif tidak menguap dan lebih stabil serta cara ini sudah banyak

digunakan dan efektif untuk pengendalian hama dan gulma (Noveriza dkk., 2017).

Berdasarkan uraian di atas dan hasil studi literatur yang telah dilakukan

ternyata belum ditemukan adanya moluskisida nabati ternanoenkapsulasi dari

2

campuran ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi sebagai

pengendali hama keong mas pada tanaman padi.

Dari latar belakang di atas, maka permasalahan yang muncul dapat

dirumuskan sebagai berikut yaitu menetapkan formulasi dan karakterisasi

moluskisida nabati ternanoenkapsulasi dari campuran ekstrak aktif kulit polong

kacang babi dan daun pandan wangi sebagai pengendali hama keong mas pada

tanaman padi, serta menentukan formulasi terbaik melalui efikasi moluskisida

nabati ternanoenkapsulasi dari campuran ekstrak aktif kulit polong kacang babi

dan daun pandan wangi sebagai pengendali hama keong mas pada tanaman padi.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat moluskisida nabati

ternanoenkapsulasi dari campuran ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun

pandan wangi sebagai pengendali hama keong mas pada tanaman padi, dan

mengetahui efikasi moluskisida nabati ternanoenkapsulasi dari campuran ekstrak

aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi sebagai pengendali hama

keong mas pada tanaman padi.

Luaran yang diharapkan adalah laporan kemajuan, laporan akhir,

dipublikasikan melalui artikel ilmiah pada jurnal terakreditasi kemenristekdikti

dalam jurnal agro ekonomi (JAE), dan didapatkannya formulasi moluskisida

nabati nanoteknologi ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan

wangi sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi dampak negatif dari

moluskisida sintesis dalam pengembangan biopestisida yang bermanfaat untuk

petani.

Manfaat dengan adanya penelitian ini yaitu menambah wawasan baru

dalam pegimplementasian ilmu pengetahuan alam. Memberikan solusi untuk

petani dalam pembuatan moluskisida nabati dengan nanoteknologi ekstak aktif

kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi yang dapat dimanfaatkan pada

pengendalian hama keong mas tanaman padi.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian tentang moluskisida nabati telah dilakukan oleh Wiratno dkk.,

(2011) dengan menggunakan ekstrak cengkeh, mahkota dewa, serai wangi, dan

kunyit yang dapat dijadikan salah satu moluskisida nabati yang potensial karena

bahan moluskisida nabati ini cukup murah cukup dan ekonomis.

Pembuatan nanoenkapsulasi telah diteliti oleh Badawy dan Rabea (2016)

dapat digunakan kitosan yang merupakan bahan biopolimer nanoenkapsulasi yang

dapat digunakan dalam bidang pertanian karena aman untuk manusia dan

lingkungan, memiliki aktivitas biologi yang tinggi, biodegradabilitas,

biokompatibilitas, tidak beracun untuk mamalia dan organisme nontarget,

melindungi tanaman, memperpanjang penyimpanan bahan, dan menyediakan

sumber nitrogen dalam bentuk slow release untuk pupuk serta cepat menembus

sel target.

3

Tanaman kacang babi sudah dilakukan penelitian terhadap ikan, ulat daun

kubis, dan uji toksisitasnya telah dilakukan oleh peneliti di bawah ini:

Uno dkk. (2018) menyatakan bahwa perbandingan toksisitas akut dari tanaman

racun ekstrak daun kacang babi, Cissampeloids adenia, dan Asystasia vogeliana

memberikan toksisitas yang tinggi untuk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus).

Sedangkan menurut Ekpo dkk. (2017) menyatakan bahwa toksisitas akut ekstrak

etanol kacang babi pada tahap awal hidup ternak ikan lele dumbo. Menurut

Apridawati (2017) menemukan senyawa hasil isolasi ekstrak metanol kulit polong

kacang babi merupakan senyawa fenolik golongan flavonoid yaitu senyawa

isolonkokarpin yang dilakukan aktivitasnya terhadap ulat daun kubis (Plutella

xylostella). Hardianti (2017) juga menemukan senyawa mayor ekstrak metanol

kulit polong kacang babi merupakan senyawa fenolik golongan flavanon yaitu

isolonkokarpin yang dilakukan uji toksisitasnya dengan metode Brine Shirmp

Lethality Test (BSLT). Akpa dkk. (2010) menyatakan bahwa efek dari ekstrak

daun kacang babi apabila terkena ikan air tawar Siklid (Tilapia zilli) menimbulkan

gejala gangguan pernapasan, kehilangan keseimbangan, tidak bergerak, sampai

kematian karena pada ekstrak daun kacang babi mempunyai kandungan fitokimia

seperti alkaloid, tanin, saponin, glikosida jantung, rotenon, steroid, balsam, fenol,

dan minyak atsiri, oleh karena itu di Nigeria penggunaan tanaman kacang babi ini

dilarang untuk menangkap ikan. Berikut ini disajikan senyawa-senyawa yang

terkandung pada tanaman kacang babi.

Tabel 2.1 Senyawa Kimia Pada Bagian Tanaman Kacang Babi

Nama Senyawa Bagian Tanaman Bioaktivitas Literatur

Rotenon (1) Daun, biji, tangkai,

batang, akar

Pestisida,

racun ikan,

insektisida,

dan pupuk

Stevenson

dkk., 2012

Sarkolobin (2) Akar

Tefrosin (3) Daun, biji, tangkai,

batang, akar

Deguelin (4) Daun, biji, tangkai,

batang, akar

α-toksikarol (5) Akar

Isolonkokarpin (6) Kulit polong pestisida

Apridawati

(2017),

Hardianti

(2017)

4

(1) (2) (3)

(4) (5) (6)

Gambar 2.1 Struktur Senyawa Kimia Pada Tanaman Kacang Babi

Daun pandan Wangi telah diteliti oleh Sukandar dkk. (2008) dengan

menguji toksisitasnya dan mendapatkan kandungan kimia ekstrak etil asetat daun

pandan wangi yaitu senyawa 𝛾-cis siklogeraniol, 𝛾-sitosterol, fitol, dan skualena

dengan metode BSLT terhadap Artemia salina Leach. Pratama dkk. (2008),

menyatakan bahwa pandan wangi mengandung saponin dan polifenol yang

digunakan sebagai racun perut dan racun pernafasan, minyak atsiri dapat

mengakibatkan toksisitas langsung pada serangga, penolakan makan, peletakan

telur, repelen, dan atraktan.

Dari hasil penelitian di atas moluskisida nabati ternanoenkapsulasi dari

campuran ekstrak kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi belum

ditemukan untuk mengendalikan hama keong mas yang hidup pada tanaman padi.

Hutasoit (2016) menyatakan bahwa keong mas menyerang beberapa

varietas padi yang berumur kurang dari empat minggu yang mengandung air dan

lunak yang berdampak terhadap penurunan produksi padi.

BAB 3. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu berdasarkan pada metoda

eksperimental sungguhan (true experimental) di laboratorium untuk membuat

moluskisida nabati ternanoenkapsulasi dan mengetahui efikasi moluskisida nabati

ternanoenkapsulasi dari campuran ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun

pandan wangi sebagai pengendali hama keong mas pada tanaman padi.

5

Subjek dalam penelitian ini adalah formulasi moluskisida ekstrak aktif

kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi dengan metode nanoteknologi.

Objek dalam penelitian ini adalah keong mas dan padi varietas Ciherang. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi nanoenkapsulasi moluskisida

nabati ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah karakteristik nanoenkapsulasi dan pengujian

ekstrak aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi untuk pengendalian

hama keong mas pada tanaman padi. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah

waktu awal kematian (Jam), lethal concentration 50%, mortalitas harian dan total

keong mas. Sedangkan tahapan penelitian yang akan dilaksanakan, luaran,

indikator capaian di setiap tahapannya dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1 Metode, luaran dan Indikator capaian pertahapan penelitian

TAHAP METODE LUARAN INDIKATOR

CAPAIAN

1 Dilakukan Determinasi

sampel tumbuhan dan

hewan

Diperoleh identitas

sampel tanaman

dan hewan uji

Teridentifikasi bahwa

sampel merupakan

tanaman kacang babi,

pandan wangi, padi

varietas Ciherang, dan

hewan keong mas

2 Dilakukan maserasi

serbuk kulit kacang

babi dengan etanol

Diperoleh ekstrak

etanol kulit polong

kacang babi

Perolehan ekstrak

etanol kulit polong

kacang babi

3 Dilakukan maserasi

serbuk daun pandan

wangi dengan air

Diperoleh ekstrak

air daun pandan

wangi

Perolehan ekstrak air

daun pandan wangi

4 Dilakukan pemekatan

ekstrak kulit polong

kacang babi dengan

rotatory evaporator

Diperoleh ekstrak

pekat kulit polong

kacang babi

Perolehan ekstrak

pekat kulit polong

kacang babi

terkuantisasi

5 Dilakukan pengeringan

ekstrak air daun

pandan wangi dengan

freeze dryer

Diperoleh serbuk

daun pandan wangi

Perolehan serbuk daun

pandan wangi

terkuantisasi

6 Dilakukan pembuatan

formulasi

nanoenkapsulasi

Diperoleh lima

formulasi

moluskisida

nanoenkapsulasi

Lima jenis

moluskisida

ternanoenkapsulasi

6

Penelitian ini dilakukan akan dilakukan di Laboratorium Kimia FSI

UNJANI dengan waktu penelitian dilakukan selama 5 bulan.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain (a) Alat-alat gelas,

(b) Neraca analitik, (c) Grinder, (d) Freeze Dryer, (e) Rotatory evaporator,

(f) Kromatografi Lapis Tipis (KLT), (g) Lampu Ultraviolet, (h) Kertas saring,

(i) Magnetik stirer, dan (j) Transmission Electron Microscopy (TEM).

Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain (a) kulit

polong kacang babi, (b) daun pandan wangi, (c) keong mas, (d) padi varietas

Ciherang, (d) akuades, (e) kitosan, (f) asam asetat glasial, (g) natrium tripoliposfat

(Na-TPP), (h) etil asetat, (i) kloroform, (j) metanol, (k) n-Heksana, (l) etanol,

(m) pelat KLT , (n) pupuk NPK-Phonska, dan (o) media tanam.

Prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

3.1 Prosedur Penelitian

3.1.1 Preparasi Sampel

Preparasi diawali dengan pengumpulan sampel seperti kulit polong

kacang babi, daun pandan wangi, padi varietas Ciherang, dan keong mas yang

dideterminasi di Laboratorium Taksonomi Tanaman, Departemen Biologi,

Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, Bandung. Dilakukan perbanyakan

tanaman padi dengan merendam dua kg benih padi varietas Ciherang dengan

air dua kali volume benih selama 24 jam. Semai benih yang bernas pada baki

berukuran 30 x 35 yang berisi media tanam tanah dan pupuk kompos dengan

perbandingan 1:1, kemudian diberi air sampai tanah basah. Saat persemaian

pupuk majemuk NPK Phonska diberikan dengan dosis dua gram dalam satu

baki persemaian,dan dilakukan penyiraman tiap hari. Pengujian dapat

dilakukan setelah padi berumur empat minggu (Febritami dkk, 2018).

Penyediaan keong mas sebagai objek pengujian dilakukan dengan

pengumpulkan keong mas dengan ukuran cangkang yang relatif sama antara

2,5-3 cm dimasukkan ke dalam wadah kemudian dipersiapkan sepuluh ekor

keong mas untuk pengujian sesuai perlakuan. Sebelum dilepas di lahan

7 Dilakukan karakterisasi

dengan TEM

Diperoleh gambar

yang menunjukkan

ukuran nano (10-9

m)

Data karakterisasi

moluskisida

ternanoenkapsulasi

8 Dilakukan uji pengaruh

ekstrak

Diperoleh kondisi

optimum untuk

mematikan hama

keong mas

Toksisitas optimum

dari moluskisida

9 Publikasi artikel ilmiah

pada jurnal

terakreditasi

kemenristekdikti

Submit artikel Submitted artikel pada

jurnal agro ekonomi

(JAE)

7

pengujian terlebih dahulu keong mas dipuasakan selama satu malam

(Manueke, 2016).

3.1.2 Ekstraksi Kulit Polong Kacang Babi dan Daun Pandan Wangi

Bersihkan kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi lalu

keringkan, setelah kering giling dengan grinder hingga membentuk serbuk.

Maserasi serbuk kulit polong kacang babi dengan etanol sedangkan daun

pandan wangi dimaserasi dengan air, perbandingan serbuk dan etanol/air

1 : 10 (w/v) selama 3 x 24 jam, saring menggunakan corong Buchner. Hasil

penyaringan ekstrak kulit polong kacang babi dipekatkan menggunakan

rotary evaporator pada suhu 55-60 ˚C dan penghampaan pada tekanan 580-

600 mmHg sehingga diperoleh ekstrak etanol pekat kulit polong kacang babi.

Sedangkan hasil penyaringan ekstrak daun pandan wangi dikeringkan dengan

freeze dryer. Tempatkan kedua ekstrak yang dihasilkan dalam wadah botol

kaca dan simpan dalam lemari es pada suhu ± 4ºC (Febritami dkk, 2018).

Lakukan pemeriksaan ekstrak aktif kulit polong kacang babi secara kualitatif

dengan teknik KLT pada proses maserasi, dengan menggunakan pelat

aluminium KLT berlapiskan gel silika (Silica Gel F254, Merck) dan larutan

pengembang campuran (etil asetat, n-heksana, kloroform, metanol, dan

etanol) dengan perbandingan tingkat kepolaran serta visualisasi komponen

ekstrak dengan sinar UV 254 nm (Abizar dan Prijono, 2010).

3.1.3 Formulasi nanoenkapsulasi

Tabel 3.2 Formulasi Nanoenkapsulasi

Bahan P1 P2 P3 P4 P5

Ekstrak pekat kulit polong

kacang babi (mL) 0 0 5 2,5 5

Serbuk ekstrak air daun pandan

wangi (mg) 0 5 0 2,5 5

Kadar kitosan (% b/v) dalam

larutan asam asetat 1% 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2

Kadar Na-TPP (% b/v) dalam

larutan air 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1

Campurkan ekstrak pekat kulit polong kacang babi dan serbuk ekstrak

air daun pandan wangi seperti pada tabel 3.2 dengan perlakuan 1 (P1) sebagai

kontrol. Teteskan larutan Na-TPP 0,1 % disertai pengadukan menggunakan

magnetik stirer. Tambahkan campuran ekstrak dan tripolifosfat ke dalam

larutan kitosan 0,2 % dalam larutan asam asetat 1 % setetes demi setetes pada

temperatur ruangan di bawah putaran magnetik stirer dengan kecepatan 1500

rpm selama tiga jam hingga terbentuk suspensi nanopartikel. Keringkan

larutan campuran tersebut dengan freeze dryer sampai berbentuk serbuk yang

berukuran nano (10-9 m) Lakukan hal yang sama untuk P2-P5 sesuai pada

8

tabel 3.2. Karakterisasi menggunakan TEM untuk melihat morfologi

permukannya dalam ukuran nano. Uji pengaruh ekstrak pada lima perlakuan

sampai mendapatkan kondisi optimumnya (Modifikasi Saputra, 2016).

3.1.4 Uji Pengaruh Ekstrak

Pengujian dilakukan untuk mengetahui toksisitas campuran ekstrak

aktif kulit polong kacang babi dan daun pandan wangi yang sudah dibuat

dengan formulasi nanoenkapsulasi pada tabel 3.2. Parameter yang diamati

meliputi waktu awal kematian keong mas (Jam), lethal concentration 50 %

(LC50), mortalitas harian (%) dan total keong mas (%) (Kurniawati dkk,

2015).

3.2 Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini digunakan teknik pengolahan data secara kualitatif dan

kuantitatif melalui observasi dan dokumen. Analisis data penelitian ini dilakukan

secara kuantitatif inferensial. Dimana pada penelitian ini digunakan desain

eksperimen Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan uji Analisis varians (ANOVA)

dengan lima kali perlakuan dan tiga kali pengulangan yang dikarakterisasi

nanopartikelnya dengan melihat morfologi permukaannya dalam ukuran nano

menggunakan TEM (Saputra, 2016). Penafsiran data yang dilakukan meliputi

penafsiran yang menghubungkan suatu penemuan studi eksploratif menjadi

hipotesis untuk percobaan yang lebih teliti. Dilakukan penyimpulan hasil

penelitian berdasarkan teknik deduktif yaitu cara penyusunan/penarikan

kesimpulan dengan metode pemikiran yang bertolak dari kaidah umum untuk

menentukan kaidah yang khusus.

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

Tabel 4.1 Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya PKM-P

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)

1 Perlengkapan Yang diperlukan 2.875.000

2 Bahan Habis Pakai 5.933.500

3 Perjalanan 500.000

4 Lain-lain 1.800.000

Jumlah 11.108.500

4.2 Jadwal Kegiatan

Tabel 4.2. Jadwal Rencana Kegiatan

No Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5

1 Preparasi sampel

2 Ekstraksi Kulit Polong

9

Kacang Babi dan Daun

Pandan Wangi

3 Formulasi Nanoenkapsulasi

4 Uji Pengaruh Ekstrak

5 Analisis Data

6 Evaluasi Program

7 Penyusunan Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Abizar, M., dan Prijono, D. 2010. Aktivitas Insektisida Ekstrak Daun dan Biji

Tephrosia vogelii J. D. Hooker (Leguminosae) dan Ekstrak Buah Piper cubeba

L.(Piperaceae) Terhadap Larva Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera:

Crambidae). Jurnal Hama Penyakit Tanaman Tropika. 10(1): 1-12

Akpa., Ene, L., Ajima., Okechukwu, M. N., Audu., Sambo, B and Labte,. and

Mbuya, S. 2010. Effect of Fish Bean (Tephrosia vogelii) Leave Extract Exposed

To Freshwater Cichlid Fish-Tilapia zilli. Animal Research International. 7(3):

1236-1241

Apridawati, P. 2017. Aktivitas Ekstrak Metanol Kulit Polong Kacang Babi

(Tephrosia vogelii) Terhadap Ulat Daun Kubis (Plutella xylostella). Skripsi.

Jurusan Kimia FMIPA: UNJANI

Badawy, M. E. I., and Rabea, E. I. 2016. Chitosan and its Derivates as Active

Ingredients Against Plant Pests and Diseases. Chitosan in the Preservation of

Agricultural Commodities. 179-219

Basri, A., Nazariah., Ferizal, M., dan Iskandar, T. 2010. Pengendalian dan

Pemanfaatan Keong Mas. Serambi Pertanian. 4 (10)

Ekpo, P. B., Uno. U. U., Effiong, E. C., and Etta, S. E. 2017. Acute Toxicity of

Tephrosia vogelli on the Early Life Stages of Farmed Clarid (Clarias

gariepinus). Asian Journal of Advances in Agricultural Research. 3(2): 1-5

Febritami, G., Usiati, N., dan Dono, D. 2018. Toxicity of four kind plant extracts

(Ageratum conyzoides L., Barringtonia asiatica (L.) Kurz., Melia azedarach L.,

Tephrosia vogelii Hook F.) against brown planthopper (Nilaparvata lugens

STAL.). Jurnal Cropsaver. 1(1): 1-18

Gassa, A. 2011. Pengaruh Buah Pinang (Areca catechu) terhadap Mortalitas Keong

Mas (Pomacea canaliculata) pada Berbagai Stadia. Jurnal Fitomedika. 7(3):

171-174

Hardianti, S.N. 2017. Uji Toksisitas Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test

(BSLT) Dari Ekstrak Kulit Polong Kacang Babi (Tephrosia vogelii H.). Skripsi.

Jurusan Kimia FMIPA: UNJANI

Kurniawati, D., Rustam, R., Laoh, J.H. 2015. Pemberian Beberapa Konsentrasi

Ekstrak Brotowali (TinospoacrispaL.) Untuk Mengendalikan Keong Mas

10

(PomaceaSP.) Pada Tanaman Padi (OryzasativaL.). JOM FAPERTA. 2(1)

Manueke, J. 2016. Pengendalian Hama Keong Emas (Pomacea canaliculata

Lamarck) Pada Tanaman Padi Sawah Dengan Menggunakan Ekstrak Buah

Bitung (Barringtonia asiatica L.). Jurnal LPPM Sains dan Teknologi. 3(1): 19-

26

Marina, R., dan Astuti, E.P. 2012. Potensi Daun Pandan (Pandanus amaryllifolius)

dan Mangkokan (Notophanax scutellarium) sebagai Repelen Nyamuk Aedes

albopictus. Aspirator. 4(2): 85-91

Marsun, I.F. 2014. Analisis Residu Pada Tomat Buah dan Tomat Sayur Pada Pasar

Swalayan Di Kota Makasar Tahun 2014. Skripsi. Fakultas ilmu kesehatan UIN

Alaudin Makasar

Musman, M. 2010. Tanin Rhizophora mucronata Sebagai Moluskisida Keong Mas

(Pomacea canaliculata). Bionatura Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik. 12 (3):

184-189

Noveriza, R., Mariana, M., dan Yuliani, S. 2017. Keefektifan Formula Nanoemulsi

Minyak Serai Wangi Terhadap Potyvirus Penyebab Penyakit Mosaik Pada

Tanaman Nilam. Bul. Littro. 28(1): 47-56

Pratama, B.A., Astuti, D., dan Ambarwati. 2009. Pemanfaatan Ekstrak Daun

Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) sebagai Larvasida Alami. Jurnal

Kesehatan. 2(2): 115-124

Saputra, G. 2016. Karakterisasi Nanoenkapsulasi Kitosan-Ekstrak Etanol 70%

Daun Sirih (Piper betle Linn) Dengan Metode Gelasi Ionik. Naskah Publikasi.

Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak

Siregar, A.Z., Tulus., dan Lubis, K.S. 2017. Pemanfaatan Tanaman Atraktan

Mengendalikan Hama Keong Mas Padi. Jurnal Agrosains dan Teknologi. 2(2):

121-134

Stevenson, P.C., Kite, G.C., Lewis, G.P., Forest, F., Nyirenda, S.P., Belmain, S.R.,

Sileshi, G.W., and Veitch, N.C. 2012. Distinct chemotypes of Tephrosia vogelii

and implications for their use in pest control and soil enrichment. Journal

Elsevier Phytocemistry. 78: 135-146

Sukandar, D., Hermanto, S., Lestari, E. 2008. Uji Toksisitas Ekstrak Daun Pandan

Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Dengan Metode Brine Shirmp Lethality

Test (BSLT). Jurnal valensi. 1(2): 64-70

Uno, U. U., Ekpo, P. B., Onwudiwe, C. F., and Agu, R.C. 2018. Comparative Acute

Toxicity of Ichthyotoxic Plants (Tephrosia vogelii, Adenia cissampeloides and

Asystasia vogeliana) on Farmed African Catfish (Clarias gariepinus). Asian

Journal of Biology. 5(4): 1-7

Wiratno., Rizal.M., dan Laba.I.W. 2011. Potensi Ekstrak Tanaman Obat dan

Aromatik Sebagai Pengendali Keong Mas. Bul. Littro. 22(1): 54-64

11

12

13

14

15

16

17

Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Jenis Perlengkapan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Masker 3 kotak 25.000/kotak 75.000

- Kaca mata Google 3 buah 15.000/buah 45.000

- Sarung Tangan 2 kotak 50.000/kotak 100.000

- Kertas Saring 50 lembar 2.000/lembar 100.000

- Tisu 4 kotak 35.000/kotak 140.000

- Plastik wrap 1 gulung 65.000/gulung 65.000

- Aluminium foil 2 gulung 25.000/gulung 50.000

- Grinder 8 kg 25.000/kg 200.000

- TEM 5 formula 300.000/formula 1.500.000

- Freeze dryer 6 sampel 100.000/sampel 600.000

SUB TOTAL (Rp) 2.875.000

2. Bahan Habis Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Kulit Polong

Kacang Babi 4 kg 35.000/kg 140.000

- Daun Pandan

Wangi 4 kg 25.000/kg 100.000

- Benih Padi varietas

Ciherang 2 kg 25.000/kg 50.000

- Akuades 30 L 12.000/L 360.000

- Kitosan 25 g 20.000/g 500.000

- Asam Asetat gasial 250 mL 2.000/mL 500.000

- Na-TPP 25 g 13.000/g 325.000

- Etil asetat 100 mL 2.900/mL 290.000

- Kloroform 100 mL 2.200/mL 220.000

- Metanol 100 mL 1.800/mL 180.000

- n-heksana 100 mL 4.800/mL 480.000

- Etanol 10 L 158.000/L 1.580.000

- Plat KLT 3 Lembar 150.000/lembar 450.000

- Pupuk NPK-

Phonska 1 kg 8.500/kg 8.500

- Media Tanam 2 karung 40.000/karung 80.000

- Aseton 2 L 185.000/L 370.000

- ATK 300.000

SUB TOTAL (Rp) 5.933.500

3. Perjalanan Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Keperluan

pembelian bahan 200.000

- Keperluan ke 2 kali 100.000 200.000

18

tempat determinasi

- Keperluan ke

tempat

penggilingan

2 kali 50.000 100.000

SUB TOTAL (Rp) 500.000

4. Lain-lain Volume Harga Satuan (Rp) Nilai (Rp)

- Sewa lahan

Persawahan 500.000

- Biaya print dan

penggandaan

laporan

3 paket 100.000/paket 300.000

- Biaya Publikasi 1.000.000

SUB TOTAL (Rp) 1.800.000

TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 11.108.500

(Sebelas juta seratus delapan ribu lima ratus rupiah)

19

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/ NIM Program

Studi

Bidang

Ilmu

Alokasi Waktu

(jam/minggu) Uraian Tugas

1 Alin Herosi/

3211151045 Kimia Kimia 15

Mengarahkan dan

mengkoordinir

jalannya penelitian

2

Shanti

Shardi/

3211151043

Kimia Kimia 10

Membantu jalannya

penelitian dalam

pelaksanaan pengujian

dan karakterisasi

3

Diana

Lupitasari/

3211171053

Kimia Kimia 10

Membantu jalannya

penelitian dalam

preparasi dan

pengujian

20

Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana