Disusun Oleh -...

118
KONTRIBUSI PENANAMAN MODAL ASING, PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI BEBERAPA PROVINSI INDONESIA PERIODE 2012-2016 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh Nabilla Frimalita NIM : 11140840000072 JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 M/1439H

Transcript of Disusun Oleh -...

Page 1: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

KONTRIBUSI PENANAMAN MODAL ASING, PENANAMAN MODAL

DALAM NEGERI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI BEBERAPA PROVINSI

INDONESIA PERIODE 2012-2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh

Nabilla Frimalita

NIM : 11140840000072

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018 M/1439H

Page 2: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016
Page 3: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016
Page 4: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016
Page 5: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016
Page 6: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Identitas Pribadi

1. Nama Lengkap : Nabilla Frimalita

2. Tempat/Tanggal Lahir : Padang, 17 April 1996

3. Alamat : Jl. M. Kahfi1 Komplek Damkar A3

jagakarsa, Jakarta Selatan.

4. Telepon : 087883014628

5. Email : [email protected]

II. Pendidikan Formal

1. SDN 01 Cilandak Timur tahun 2002-2008

2. SMPN 96 Jakarta tahun 2008-2011

3. SMAN 60 Jakarta tahun 2011-2014

III. Pengalaman Bekerja

1. Internsip RTD Generali Indonesia

2. WikiDPR batch 9

IV. Pengalaman Organisasi

1. OSIS SMAN 60 Jakarta sebagai wakil tahun 2012-2013

2. Remaja Masjid Lingkungan Damkar 2013-2014

3. HMJ IESP UIN Jakarta 2014-2015

4. Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisns UIN Jakarta 2016-2017

Page 7: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

ii

ABSTRACT

This study aims to see the contribution of Foreign Investment, Domestic

Investment and Manpower on Gross Regional Domestic Product in Some

Provinces of Indonesia Period 2012 - 2016. This study uses secondary data and

using panel data analysis with Fixed Effects Model (FEM) . The results of this

study show that Foreign Investment contributes positively but not significantly to

the Gross Regional Domestic Product in Several Provinces of Indonesia Period

2012 - 2016. But Domestic Investment and Manpower contribute positively and

significantly to Gross Regional Domestic Product in Several Provinces Indonesia

Period 2012 - 2016. Simultaneously, Foreign Investment, Domestic Investment

and Manpower contribute significantly to the Gross Regional Domestic Product in

Several Provinces of Indonesia Period 2012 - 2016.

Keywords: Foreign Direct Investment, Domestic Investment, Manpower, Gross

Regional Domestic Product, Fixed Effect Model (FEM).

Page 8: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat kontribusi dari Penanaman Modal

Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Tenaga Kerja Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto di Beberapa Provinsi Indonesia Periode 2012 – 2016.

Penelitian ini menggunakan data sekunder dan menggunakan analisis data panel

dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil dari penelitian ini

menunjukan bahwa Penanaman Modal Asing berkontribusi secara positif tetapi

tidak signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Beberapa Provinsi

Indonesia Periode 2012 – 2016. Tetapi Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga Kerja berkontribusi secara positif dan signifikan Terhadap Produk

Domestik Regional Bruto di Beberapa Provinsi Indonesia Periode 2012 – 2016.

Secara simultan, Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga Kerja berkontribusi secara signifikan Terhadap Produk Domestik

Regional Bruto di Beberapa Provinsi Indonesia Periode 2012 – 2016.

Kata Kunci: Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN), Tenaga Kerja, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Fixed Effect

Model (FEM).

Page 9: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah memberikan segala nikmat yang

tidak terhitung kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Kontribusi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam

Negeri dan Tenaga kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Beberapa Provinsi Indonesia Periode 2012-2016” dengan baik. Sholawat dan

salam tak lupa saya haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa seluruh umatnya dari zaman kebodohan ke zaman yang penuh dengan

ilmu-ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Segala proses

dari mulai perencanaan latar belakang hingga selesainya skripsi ini tentu banyak

pihak yang mendukung saya. Oleh karena itu izinkan saya untuk menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Orangtua saya, Ibunda terkasih Desnita dan Ayahnda tercinta

Syafrimal yang selalu memberikan dukungan baik secara moral dan

material sehingga saya dapat mengenyam pendidikan sampai saat ini.

Segala jerih payah ibunda dan ayahnda sudah terbayarkan. Terima

kasih atas segala dukungan dan motivasi teruntuk kedua orang tua

saya.

2. Terima Kasih teruntuk Faizul Umam yang selama ini sudah menemani

dan selalu memberikan dukungan penuh kepada saya. Orang yang siap

mengantarkan saya kemana saja dan juga sebagai tempat saya

menangis ketika ada hambatan dalam pengerjaan skripsi. Dan juga

penghibur dikala saya sedang bosan dengan sesuatu hal.

3. Terima kasih untuk Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bapak Dr.

M. Arief Mufraini, Lc., M.Si yang selama ini telah memberikan

banyak ilmu kepada saya.

Page 10: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

v

4. Terima kasih kepada Bapak Aizirman Djusan, M.Sc.Econ. selaku

dosen pembimbing skripsi saya. Terima kasih saya haturkan atas

segala arahan dan bimbingan Bapak dalam penyelesaian skripsi saya.

Semoga ilmu yang telah bapak berikan bermanfaat bagi saya. Dan

semoga bapak selalu dalam lindungan Allah SWT.

5. Terima kasih kepada Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Ketua

Program Studi Ekonomi Pembangunan dan Ibu Najwa Khairina, M.Sc

selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan saya bimbingan dan arahan.

6. Terima kasih untuk Robiatul Adawiyah sebagai salah satu orang yang

paling mengerti saya dalam keadaan apapun.

7. Terima kasih untuk Slamet Ryadi, Vanya Alverissa, Yunita Ria dan

Wini Mulyagustina Raharja yang telah membantu saya dalam

pengerjaan skripsi dan juga sebagai teman bermain saya.

8. Terima kasih untuk Andini Apriliani, Tashqia Anindita, dan Putri

Dewi yang sampai saat ini masih bersama-sama saya, tempat berbagi

keluh kesah dan kebahagiaan.

9. Terima kasih untuk Terong Anti Jamur (Titianan Rahma, Intan Ayu,

Citra Nabila, Putri Hernawati, Puspita, Hesti Setyaningsih, dan Agnur

Kumala) yang juga masih menemani saya sampai saat ini.

10. Terima kasih untuk teman-teman konsentrasi Perencanaan

Pembangunan, Mala Hayati, Syavira Nadya Kirana, Malik, Tina,

Gilang dan semuanya yang telah membantu saya dalam proses

perkuliahan baik dalam belajar maupun membantu saya dalam belajar

untuk sidang komprehensif.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena itu

saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk skripsi saya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 03 Mei 2018

Nabilla Frimalita

Page 11: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP………………………………………… i

ABSTRACT …………………………………………………………….. ii

ABSTRAK ……………………………………………………………… iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………. iv

DAFTAR ISI …………………………………………………………… vi

DAFTAR TABEL………………………………………………………. viii

DAFTAR GRAFIK ……………………………………………………. ix

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………….. x

BAB I PENDAHULUAN………………….…………………………... 1

A. Latar Belakang Penelitian…………………………………..….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………….... 10

C. Tujuan Penulisan ………………………………………………... 10

D. Manfaat Penulisan …………………………………………........ 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......……………………………..…… 12

A. Landasan Teori…………………………………………………. 12

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi……………………..………….. 12

2. Produk Domestik Regional Bruto………………………….… 15

3. Investasi……..………………………………………………. 18

4.Penanaman Modal Asing……………….………….…….…… 19

5. Penanaman Modal Dalam Negeri…………………...……. 20

6. Tenaga Kerja…………………..…………….……….…… 22

B. Penelitian Terdahulu…………………………….………...….… 23

C. Hubungan Antar Variabel…….……………………………….… 42

D. Kerangkan Berfikir…………………………….…………...…... 45

E. Hipotesis…………………………….………………….….……. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN…………………………….. 47

A. Ruang Lingkup Penelitian……………………………………… 47

B. Teknik Penentuan Sampel ……………………………….…….. 47

C. Teknik Pengumpulan data……………………………….….….. 47

D. Teknik Analisis Data……………………………………………. 48

E. Uji Hipotesis.…………………………………………...………. 51

Page 12: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

vii

F.Uji Asumsi Klasik………...……………..………….…………… 52

G. Oprasional Variabel………………..…..……………………….. 54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………..………….. 56

A. Gambaran Umum Objek Penelitian………………...………... 56

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskriptif Antar Variabel di Beberapa

Provinsi Indonesia…………..………………………….... 56

2. Analisis Statistik Deskriptif di Beberapa Provinsi

Indonesia………………………………………………..... 77

3. Analisis Model PDRB dengan Variabel Independen

PMA, PMDN dan TK………………………...……...….. 78

4. Analisis Ekonomi PDRB dengan Variabel Indepneden

PMA, PMDN dan TK………………………….……..…. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………….… 90

B.Saran ……………………………………………………….….. 91

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………. 92

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………….………… 96

Page 13: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

viii

DAFTAR TABEL

No KETERANGAN HALAMAN

1.1.Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Indonesia 3

1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi

Indonesia tahun 2016 4

1.3. Total Investasi PMA dan PMDN 2012-2016 7

1.4. Penanaman Modal Asing dan Modal Dalam Negeri tahun 2016 8

4.1. Statistik Deskriptif 78

4.2. Lagrange Multiplier 79

4.3. Uji Chow 79

4.4. Hausman Test 80

4.5. Data Panel 81

4.6. Interpretasi FEM 82

4.7. Uji F-statistik 84

4.8. Uji t-statistik 84

4.9. Uji-R2 86

Page 14: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

ix

DAFTAR GRAFIK

No KETERANGAN HALAMAN

1.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015 2

1.1. PDRB Sumatera Utara 57

1.2. PMA Sumatera Utara 58

1.3. PDMN Sumatera Utara 59

1.4. Tenaga Kerja Sumatera Utara 60

1.5. PDRB Sumatera Selatan 61

1.6. Penanaman Modal Asing Sumatera Selatan 62

1.7. Penanaman Modal Dalam Negeri Sumatera Selatan 63

1.8. Tenaga Kerja Sumatera Selatan 64

1.9. Produk Domestik Regional Bruto Banten 65

1.10. Penanaman Modal Asing Banten 66

1.11. Penanaman Modal Dalam Negeri Banten 67

1.12. Tenaga Kerja Banten 68

1.13. Produk Domestik Regional Bruto Sulawesi Tengah 69

1.14. Penanaman Modal Asing Sulawesi Tengah 70

1.15. Penanaman Modal Dalam Negeri Sulawesi Tengah 70

1.16. Tenaga Kerja Sulawesi Tengah 71

1.17. Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur 72

1.18. Penanaman Modal Asing Kalimantan Timur 73

1.19. Penanaman Modal Dalam Negeri Kalimantan Timur 73

1.20. Tenaga Kerja Kalimantan Timur 74

1.21. Produk Domestik Regional Bruto Aceh 75

1.22. Penanaman Modal Asing Aceh 75

1.23. Penanaman Modal Dalam Negeri 76

1.24. Tenaga Kerja Aceh 77

Page 15: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

x

DAFTAR GAMBAR

No KETERANGAN HALAMAN

2.1.Kerangka Pemikiran 45

Page 16: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi

perekonomian suatu negara menuju ke arah perekonomian yang lebih baik.

Pertumbuhan ekonomi juga dapat diartikan suatu proses kenaikan jumlah

produksi suatu perekonomian yang digambarkan dengan bentuk kenaikan

pendapatan nasional. Pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan sebagai

perkembangan kegiatan perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa

yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah (Sukirno 2008:9).

Pertumbuhan ekonomi sangat berkaitan erat dengan proses peningkatan

kapasitas produksi barang dan jasa.

Produk Domestik Bruto atau biasanya disingkat PDB adalah nilai total

dari output suatu negara. PDB merupakan nilai semua barang dan jasa yang

dihasilkan dalam periode tertentu yang ditentukan oleh faktor-faktor produksi

dalam suatu negara. (Case & Fair, 2007:21). Pertumbuhan ekonomi

merupakan tolak ukur untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan

pembangunan ekonomi suatu negara dan sebagai indikator penentu adanya

kebijakan pembangunan selanjutnya. Suatu negara dapat dikatakan sedang

mengalami pertumbuhan ekonomi jika terjadi kenaikan pendapatan nasional

dan juga peningkatan output. Kenaikan pendapatan nasional ini dapat dilihat

dari besarnya jumlah Produk Domestik Bruto yang dihasilkan setiap tahunnya.

Bagi suatu daerah untuk melihat pendapatan daerahnya dapat dilihat dari

jumlah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan setiap

tahunnya.

Page 17: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

2

Grafik 1.1. Tren Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2015

Sumber: BPS dan BI, data diolah

Dapat dilihat dari grafik 1.1. di atas, pertumbuhan ekonomi Indonesia

mengalami penurunan dari tahun 2011 hingga 2015. Dapat disimpulkan pula,

pendapatan nasional atau biasanya diukur Produk Domestik Bruto (PDB)

mengalami penurunan pula.

Untuk mengukur suatu perekonomian daerah sebagai hasil dari

program pembangunan daerah diperlukan pengukuran yang tepat, yaitu

dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Tujuan dari Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), adalah sebagai berikut:

1. Sebagai indikator pertumbuhan ekonomi suatu daerah

2. Untuk mengetahui struktur perekonomian dan perubahan-perubahan di

suatu daerah.

3. Sebagai informasi dan data untuk menganalisis elastisitas kesempatan

kerja dengan dukungan data ketenagakerjaan

4. Perencanaan pembangunan suatu daerah dapat lebih terarah

5. Dalam suatu daerah bisa dihitung jumlah investasi yang dibutuhkan

untuk mencapai proyeksi PDRB dari target pertumbuhan ekonomi

yang telah ditetapkan.

01234567

20

10

20

11

20

12

20

13

20

14

Q1

-20

15

Q2

-20

15

Q3

-20

15

Q4

-20

15

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA

PERTUMBUHANEKONOMI INDONESIA

Page 18: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

3

Tabel 1.1. Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Indonesia 2017

Provinsi PDRB

Aceh 137.277,42

Sumatera Utara 628.394,16

Sumatera Barat 195.682,53

Riau 682.351,09

Jambi 171.711,45

Sumatera Selatan 355.419,17

Bengkulu 55.402,51

Lampung 281.113,14

Kep. Bangka Belitung 65.125,29

Kep. Riau 216.579,90

DKI Jakarta 2.177.119,88

Jawa Barat 1.652.598,44

Jawa Tengah 1.092.030,92

DI Yogyakarta 110.098,34

Jawa Timur 1.855.042,70

Banten 516.326,90

Bali 195.376,31

NTB 116.246,72

NTT 84.172,64

Kalimantan Barat 161.491,92

Kalimantan Tengah 112.441,20

Kalimantan Selatan 146.325,62

Kalimantan Timur 507.073,76

Kalimantan Utara 66.778,55

Sulawesi Utara 100.537,36

Sulawesi Tengah 120.232,87

Page 19: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

4

Sulawesi Selatan 379.209,48

Sulawesi Tenggara 96.982,96

Gorontalo 31.823,65

Sulawesi Barat 35.974,49

Maluku 37.062,64

Maluku Utara 29.165,23

Papua 66.635,51

Papua Barat 178.370,34

Sumber: Badan Pusat Statistik 2017

Dari tabel 1.1. di atas, dapat dijelaskan bahwa Produk Domestik

Regional Bruto pada setiap provinsi di Indonesia berbeda-beda. Hal itu

disebabkan karena perbedaan masing-masing keunggulan yang dimiliki oleh

daerah tersebut. Seperti yang diketahui, sekarang ini Indonesia sedang

membuat suatu kawasan khusus. Kawasan tersebut adalah Kawasan Ekonomi

Khusus. Kawasan ekonomi Khusus (KEK) merupakan wilayah yang

memiliki fungsi perekonomian dan mendapatkan fasilitas-fasilitas tertentu.

Kawasan Ekonomi Khusus ini dibentuk guna membangun lingkungan

kondusif bagi seluruh aktifitas investasi, ekspor dan perdagangan untuk

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1.2. Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia

Tahun 2016

Provinsi Jumlah PDRB

Sumatera utara 44.557,76

Sumatera Selatan 43.551,46

Kalimantan Timur 144.827,24

Aceh 26.936,96

Sulawesi Tengah 41.151,47

Banten 43.310,96

Sumber data: BPS Pusat 2017

Page 20: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

5

Dari tabel di atas, provinsi yang paling besar jumlah PDRB nya adalah

provinsi Kalimantan Timur dengan Rp. 144.827,24 milyar rupiah. Disusul

oleh Provinsi Sumatera Utara dengan besar PDRB Rp. 44.557,76 milyar

rupiah. Dan yang paling kecil diantara provinsi-provinsi Kawasan Ekonomi

Khusus di atas adalah provinsi Aceh PDRB tahun 2016 sebesar Rp. 26.936,96

milyar rupiah.

Menurut Mukhlis (2015:122) Indonesia sebagai negara berkembang

memiliki karakter yang tidak berbeda jauh dengan negara berkembang

lainnya, untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam

pembangunannya dihadapkan dengan keterbatasan modal untuk investasi.

Sedangkan menurut Todaro (2006:92) salah satu yang menjadi komponen

utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap negara adalah total

pertambahan modal. Menurut Dumairy (1996:130), Penanaman modal yang

merupakan cara untuk menjalankan pembangunan. Penanaman modal yang

berasal dari dalam negeri biasa disebut Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan penanaman modal yang berasal dari luar negeri biasa disebut

Penanaman Modal Asing (PMA). Keduanya sama pentingnya dan

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut Todaro

(1999), ada tiga komponen utama yang berpengaruh dalam pertumbuhan

ekonomi suatu daerah, yaitu Akumulasi modal, pertumbuhan penduduk dan

kemajuan teknologi. Akumulasi modal yang meliputi semua jenis investasi

baik yang dilakukan oleh pemerintah ataupun swasta yang diinvestasikan

dengan berbagai bentuk. Akumulasi modal akan terjadi apabila pendapatan

yang diinvestasikan kembali dengan tujuan untuk memperbesar output atau

pendapatan dimasa yang akan datang. Menurut Sadono Sukirno (2000),

kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus dapat

meningkatkan kegiatan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja, serta

meningkatkan pendapatan nasional dan juga meningkatkan taraf kemakmuran

masyarakat. Peranan ini didasarkan dari tiga fungsi utama dari kegiatan

investasi, yaitu:

Page 21: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

6

1) Investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat,

sehingga kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat,

pendapatan nasional serta kesempatan kerja.

2) Pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah

kapasitas produksi.

3) Investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi.

Masalah yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia

adalah kebutuhan dana investasi yang cukup besar. Penanaman Modal Asing

dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) merupakan salah satu

komponen penting dalam pembiayaan pembangunan dan pertumbuhan suatu

negara, maka dari itu, pemerintah menetapkan sebuah dasar kebijakan

penanaman modal yang mendorong terciptanya suasana usaha nasional yang

kondusif bagi investor untuk memperkuat daya saing perekonomian dan

mempercepat peningkatan penanaman modal.

Perkembangan investasi asing langsung di Indonesia pada dasarnya

dilatarbelakangi karena adanya permasalahan yang berkaitan dengan

infrastruktur yang buruk, birokrasi yang tidak efisien, keterbatasan akses dana,

regulasi tenaga kerja tidak kondusif, dan kebijakan yang tidak stabil.

Selanjutnya, modal asing juga mendorong pengusaha-pengusaha sekitar untuk

bekerja sama dengan perusahaan asing tersebut. Sehingga penggunaan dari

modal asing sangat penting guna mempercepat pembangunan. Oleh karena itu,

guna membiayai investasi yang bertujuan untuk mencapai tahap dalam

pembangunan, dengan pemasukan modal dari luas negeri tanpa harus

mengurangi kewajiban pemerintah untuk terus meningkatkan tabungan dalam

negeri.

Sumber dari pertumbuhan ekonomi salah satunya adalah penanaman

modal asing dan penanaman modal dalam negeri yang termasuk sebagai

komponen dalam pembiayaan pembangunan. Oleh sebab itu pemerintah

menetapkan sebuah dasar kebijakan penanaman modal sehingga dapat

menciptakan kondisi yang kondusif bagi investor untuk memperkuat daya

Page 22: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

7

saing perekonomian dan juga dapat mempercepat peningkatan penanaman

modal.

Akumulasi modal saat ini tidak hanya berfokus pada invetstasi dari

pemerintah saja, melainkan saat ini sudah banyak investor-investor asing yang

melirik Indonesia. Terlebih, kini Indonesia memiliki Kawasan Ekonomi

Khusus. Adapun beberapa Provinsi yang dipilih adalah Sumatera Utara,

Sumatera Selatan, Banten, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur dan juga

Aceh. Kawasan Ekonomi Khusus di Sumatera Utara ditetapkan melalui

Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 2012 dan merupakan KEK pertama di

Indonesia. KEK Si Mangkei yang berletak di Provinsi Sumatera Utara

memiliki bisnis utama berupa industri kelapa sawit dan karet. Kawasan

Ekonomi Khusus di Sumatera Selatan yang berlokasi di Tanjung Api memiliki

keunggulan geoekonomi, yaitu penghasil karet dan kelapa sawit di Indoneisa

dan juga gas bumi dan batu bara yang melimpah. Selain itu, KEK Tanjung

Api memiliki keunggulan geostrategis yaitu dekat dengan akses utama

Sumatera bagian selatan ke Alur Laut Kepulauan Indonesia I dan sebagai

pintu gerbang kegiatan ekspor dan impor wilayah Sumatera Selatan. Kawasan

ekonomi khusus lainnya terletak di Banten yang berlokasi di Tanjung Lesung.

KEK Tanjung Lesung berpotensi pariwisata yang beragam. Mulai dari

keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna serta kekayaan budaya

sekitar. Kawasan Ekonomi Khusus di Provinsi Sulawesi Tengah berlokasi di

Palu, yang dirancang oleh pemerintah sebagai pusat logistik terpadu dan

industri pengolahan petambangan di Sulawesi. Berdasarkan potensi dan

keunggulan geostrategis yang dimiliki, Kawasan Ekonomi Khusus Palu

memiliki beberapa bisnis utama, yaitu nikel, bijih besi, kakao serta rotan.

Namun, Kawasan Ekonomi Khusus Palu juga memberikan kesempatan bagi

pengembangan industri lain, seperti kelapa, manufaktur, logistik dan

pengolahan karet. Kawasan Ekonomi Khusus di Kalimantan Timur memiliki

kegiatan utama atau biasa yang disebut dengan sektor unggulan, yaitu industri

pengolahan kayu dan kelapa sawit. Kawasan Ekonomi Khusus di Aceh yang

bernama KEK Arun Lhokseumawe yang terletak di Kabupaten Aceh utara

berfokus pada beberapa sektor yaitu, energi petrokimia, agro industri

Page 23: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

8

pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraf.

Dapat dilihat rinciannya ditabel berikut ini:

Tabel 1.3. Total Investasi PMA dan PMDN 2012-2016

daerah Total Sektor Unggulan

PMA

(Milyar)

PMDN

(Milyar)

Sumatera

Utara

4.843,35 19.974,3 industri kelapa

sawit dan karet

Sumatera

Selatan

5.968,2 32.847,6 penghasil karet

dan kelapa sawit

dan juga gas bumi

dan batu bara

Kalimantan

timur

9.016,2 31.279,3 industri

pengolahan kayu

dan kelapa sawit

Aceh

753,3

14.455,4 Energi petrokimia,

agro industri

pendukung

ketahanan pangan,

logistik serta

industri penghasil

kertas kraf

Banten 13.925,2 40.343,7 Pariwisata

Sulawesi

tengah

5.841,2 4.208,7 Pusat logistik

terpadu dan

industri

pengolahan

petambangan

Sumber data: BPS Pusat dan KEK.go.id

Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri sangat

diperlukan dalam kondisi sekarang ini. Terutama di provinsi-provinsi seperti

Page 24: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

9

Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Sulawesi Tengah, Kalimantan

Timur dan Nanggroe Aceh Darussalam. Karena inilah kesempatan bagi

Indonesia untuk bersaing dan memperlihatkan keunggulan-keunggulan yang

ada dan memang seharusnya dikembangan sudah sejak lama.

Tabel 1.4. Penanaman Modal Asing dan Modal Dalam Negeri tahun 2016

Provinsi PMA

(milyar)

PMDN

(milyar)

Sumatera utara 1.014,7 4.864,2

Sumatera Selatan 2.793,5 8.534,1

Aceh 13,45 2.456,1

Kalimantan Timur 1.139,6 6.885,1

Sulawesi Tengah 1.600,3 1.081,2

Banten 2.912,1 12.426,3

Sumber data: BPS Indonesia

Dapat dilihat dari data di atas, hampir rata-rata keseluruhan penanaman

modal asing diungguli oleh Penanaman Modal Dalam Negeri. Ini berarti fokus

pemerintah sangatlah kuat di provinsi-provinsi di atas. Tetapi, tidak bisa lepas

begitu saja, harus ada campur tangan dari pihak asing guna mempercepat

proses pengembangan daerah. Maka dari itu, nilai Penanaman Modal Asing

tidak kalah besarnya dengan Modal Dalam Negeri.

Selain dalam bentuk Penanaman modal, baik asing maupun dalam

negeri, pertumbuhan juga harusnya dapat berkembang karena adanya tenaga

kerja. Faktor tenaga kerja dianggap sebagai salah satu faktor yang dapat

meningkat pendapatan nasional ataupun daerah. Jumlah yang bekeja dan yang

pencari kerja dinamakan angkatan kerja. Dengan kata lain, angkatan kerja

merupakan bagian dari tenaga kerja (Payaman Simanjuntak, 2001).

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, maka hal ini

mendorong penulis untuk membahas secara rinci mengenai kontribusi

investasi asing, investasi dalam negeri dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan

Page 25: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

10

di Indonesia dalam bentuk skripsi yang bejudul: “Kontribusi Penanaman

Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Tenaga kerja

Terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Beberapa Provinsi

Indonesia Periode 2012-2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kontribusi secara parsial dari Penanaman modal asing

terhadap PDRB di masing-masing provinsi tersebut.

2. Bagaimanakah kontribusi secara parsial dari penanaman modal dalam

negeri terhadap PDRB di masing-masing provinsi tersebut.

3. Bagaimanakah kontribusi secara parsial dari tenaga kerja terhadap

PDRB di masing-masing provinsi tersebut.

4. Bagaimanakah kontribusi secara simultan dari Penanaman modal

asing, penanaman modal dalam negeri dan tenaga kerja terhadap

PDRB.

5. Pada provinsi manakah alokasi PMA, PMDN dan Tenaga Kerja

memberikan dampak paling besar dalam kinerja perekonomian.

6. Manakah yang lebih efektif antara penanaman modal asing dan

penanaman modal dalam negeri dalam mendukung peningkatan

pertumbuhan ekonomi di masing-masing provinsi.

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari latar belakang penelitian, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat kontribusi secara simultan dari Penanaman modal asing,

penanaman modal dalam negeri dan tenaga kerja terhadap PDRB.

2. Untuk melihat kontribusi secara parsial dari Penanaman modal asing,

penanaman modal dalam negeri dan tenaga kerja terhadap PDRB di

masing-masing provinsi tersebut.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis Pada provinsi manakah alokasi

investasi memberikan dampak paling besar dalam kinerja

perekonomian.

Page 26: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

11

4. Untuk mengukur dan melihat Manakah yang jauh lebih efektif antara

penanaman modal asing dan penanaman modal dalam negeri dalam

mendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi di masing-masing

provinsi.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat untuk pemerintah dan instansi terkait dari penelitian ini

adalah dapat dijadikan sebagai indikator pengambilan kebijakan

pada masing-masing daerah sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi pada masing-masing daerah

2. Manfaat untuk masyarakat umum dari penelitian ini adalah dapat

dijadikan sebagai indikator penilaian terhadap kinerja pemerintah

daerah dan sebagai bahan informasi mengenai kegiatan

perekonomian.

3. Manfaat untuk peneliti dari penelitian ini adalah dapat dijadikan

sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

Page 27: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Tentang Pertumbuhan Ekonomi

1.1. Teori pertumbuhan Ekonomi Klasik

Ekonom yang mengembangkan teori pertumbuhan ekonomi klasik,

yaitu Adam Smith dan David Ricardo. Menurut Arsyad (1999), Adam Smith

merupakan ekonomi pertama kali yang membahas mengenai pertumbuhan

ekonomi secara sistematis. Adam Smith juga membahas tentang proses

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang serta aspek utama pertumbuhan

ekonomi yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk dalam

bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of The Wealth

of Nations (1976).

Menurut Suparmoko (2002), Adam Smith dalam perkembangan

ekonomi diperlukan adanya spesialisasi kerja dan pembagian kerja.

Spesialisasi kerja dan pembagian kerja ini akan menghasilkan output, karena

dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan setiap pekerja. Adanya

pembagian kerja harus diimbangi dengan akumulasi modal. Dan juga

perluasan juga perlu dilakukan guna menampung hasil produksi. Perluasan

pasar juga dilakukan. Hal ini akan menambah luasnya pasar sehingga pasar

akan terdiri dari pasar dalam negeri dan luar negeri. Jika perluasan pasar,

akumulasi modal dan pembagian kerja telah tercukupi, maka akan menaikkan

tingkat produktivitas tenaga kerja, dan kenaikan produktivitas tenaga kerja ini

akan menaikan pendapatan nasional. Menurut Arsyad (1999), David Ricardo

juga menjadi pemikir dalam aliran teori pertumbuhan klasik. Teori yang

dikembangkan Ricardo dalam bukunya The Principles of Political Economy

and Taxation yang diterbitkan tahun 1917, membahas mengenai empat

kelompok pemasalahan sebagai berikut:

1. Teori tentang nilai dan harga barang

Page 28: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

13

2. Teori tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dan

disajikan dalam bentuk teori upah, teori sewa tanah, teori bunga

dan laba

3. Teori tentang perdagangan internasional

4. Teori tentang akumulasi dan pertumbuhan ekonomi.

1.2. Teori pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar

Menurut Sukirno (2006:33) teori pertumbuhan ekonomi Harrod-

Domar bertujuan untuk mempertegas syarat yang harus dipenuhi agar

perekonomian dapat mencapai pertumbuhan dalam jangka panjang. Teori

pertumbuhan Harrod-Domar dikembangkan oleh ekonomi Evsey Domar dan

R.F. Harrod-Domar. Menurut Jhingan (2003:229), Harrod dan Domar

memberikan fungsi kunci kepada investasi dalam proses oetumbuhan

ekonomi. Pertama, menciptakan pendapatan sebagai permintaan dan stok

modal sebagai penawaan. Karena itu, selama kegiatan investasi masih

berlangsung, pendapatan nyata dan output akan terus meningkat. Namun,

untuk mempertahankan tingkat equilibrium pendapatan pada pekerjaan

penuh, makaa baik pendapatan maupun output keduanya harus meningkat

dalam laju yang sama pada saat kapasitas produktif meningkat.

Dalam teori Harrod-Domar, guna menumbuhkan suatu perekonomian

diperlukan pembentukan modal. Pembentukan dilihat sebagai pengeluaran

yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan

suatu barang-barang maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah

permintaan yang ada dimasyarakat. Menurut Todaro (2006:96) itni dari teori

Harrod-Domar adalah setiap perekonomian dapat menyisakan suatu propoersi

tertentu dari pendapatan nasionalnya jika hanya untuk mengganti barang-

barang modal yang rusak. Namun demikian untuk menumbuhkan

perekonomian tersebut diperlukan investasi baru.

1.3 Teori Pertumbuhan Neo Klasik

Teori pertumbuhan Neo Klasik melihat dari sudut pandangan yang

berbeda, yaitu dari sisi panawaran. Menurut teori yang dikembangkan oleh

Abramovis dan Solow bahwa pertumbuhan ekonomi tergantung kepada

Page 29: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

14

perkembangan faktor-faktor produksi. Pandangan ini dapat dinyatakan dengan

persamaan:

ΔY= f (ΔK, ΔL, ΔT)

dimana : ΔY= tingkat pertumbuhan ekonomi

ΔK= tingkat pertumbuhan modal

ΔL= tingkat pertumbuhan penduduk

ΔT= tingkat pertumbuhan teknologi

Menurut Teori pertumbuhan Solow yang dapat memberikan

pandangan yang dinamis tentang bagaimana tabungan mempengaruhi

perekonomian dari waktu ke waktu. Teori ini merupakan modifikasi dari

model pertumbuhan Harrod-Domar, yang menyatakan bahwa secara

kondisional perekonomian berbagai negara akan bertemu (convergence) pada

tingkat pendapatan yang sama. Syarat yang harus dipenuhi adalah negara-

negara tersebut harus memiliki tingkat tabungan, depresiasi, pertumbuhan

angkatan kerja dan pertumbuhan produktifitas yang sama. Konvergensi

peningkatan pendapatan akan terjadi bila terdapat hubungan perdagangan,

investasi dan sebagainya dengan negara lain atau pihak luar.

Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) menghasilkan

hubungan pertumbuhan ketersediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja dan

kemajuan teknologi dalam suatu perekonomian dan bagaimana pengaruhnya

terhadap output total barang dan jasa pada suatu negara (Mankiw, 2007).

Asumsi utama yang digunakan dalam model Solow adalah modal mengalami

diminishing returns. Jika persediaan tenaga kerja dianggap tetap, akibat dari

akumulasi modal terhadap penambahan output akan selalu lebih kecil dari

penambahan sebelumnya, menggambarkan produk marjinal modal (marginal

product of capital) yang terus menurun. Jika diasumsikan bahwa tidak ada

perkembangan teknologi atau pertumbuhan tenaga kerja, maka diminishing

return pada modal mengindikasikan bahwa penambahan jumlah modal hanya

cukup untuk menutupi jumlah modal yang berkurang karena adanya

depresiasi. Pada titik ini pertumbuhan ekonomi akan terhenti, karena

diasumsikan bahwa tidak ada perkembangan teknologi atau pertumbuhan

tenaga kerja (Mankiw, 2007).

Page 30: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

15

1.4 Teori Pertumbuhan Ekonomi Baru

Teori ini memberikan gambaran untuk menganalisis pertumbuhan

yang bersifat endogen, pertumbuhan ekonomi merupakan hasil dari dalam

sistem ekonomi. Menurut Todaro (2006) teori ini menganggap bahwa

pertumbuhan ekonomi lebih fokus ditentukan oleh faktor produksi, bukan

berasal dari luar faktor produksi. Kemajuan teknologi merupakan hal yang

endogen, pertumbuhan merupakan bagian dari keputusan pelaku-pelaku

ekonomi untuk berinvestasi dalam pengetahuan. Peran modal lebih besar dari

pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik, tetapi juga

sumberdaya manusia. Akumulasi modal merupakan sumber utama dalam

pertumbuhan ekonomi. Definisi modal diperluas dengan memasukkan modal

ilmu pengetahuan dan modal sumberdaya manusia. Teori pertumbuhan

endogen, peran investasi dan modal manusia juga menentukan pertumbuhan

ekonomi jangka panjang (Mankiw, 2007). Teori pertumbuhan Baru dapat

dinyatakan oleh persamaan sederhana Y=AK yang memiliki arti A mewakili

semua faktor yang mempengaruhi Teknologi dan K mencerminkan modal

fisik dan sumber daya manusia

Ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu

masyarakat atau negara (Arsyad, 2010), yaitu:

a. Akumulasi modal, semua investasi yang baru yang terwujud tanah,

mesin dan sumber daya manusia.

b. Pertumbuhan penduduk yang diantaranya hal-hal yang

berhubungan dengan kenaikan jumlah angkatan kerja.

c. Kemajuan teknologi, hal ini disebabkan karena adanya inovasi-

inovasi baru.

d. Sumber daya institusi, yang meliputi aturan informal dan aturan

formal.

2. Produk Domestik Regional Bruto

PDRB adalah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa

yang dihasilkan oleh unit-unit produksi dalam suatu wilayah dalam suatu

periode tertentu, biasanya satu tahun. Pengertian nilai tambah bruto adalah

nilai produksi (output) dikurangi dengan biaya antara (intermediate cost).

Page 31: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

16

Komponen-komponen nilai tambah bruto diantaranya komponen-komponen

faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan laba), dan

penyusutan dan pajak tidak langsung netto. Jadi dengan menghitung nilai

tambah bruto dari masing-masing sektor dan kemudian menjumlahkannya

akan menghasilkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk domestik regional bruto (PDRB) dapat di golongkan atas dasar

harga berlaku atau nominal maupun atas dasar harga konstan atau riil. Produk

domestik regional bruto atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai

tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahun,

sedang produk domestik regional bruto atas dasar harga konstan menunjukkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun

tertentu sebagai dasar. Produk domestik regional bruto atas dasar harga

berlaku digunakan untuk melihat struktur ekonomi sedangkan produk

domestik regional bruto atas dasar konstan digunakan untuk mengetahui

pertumbuhan ekonomi dari tahun ketahun. Nilai PDRB dengan harga konstan

atau riil penting karena dapat mencerminkan pertumbuhan output atau

produksi yang sesungguhnya.

Metode yang dilakukan oleh ekonom untuk menghitung besar Produk

Domestik Regional Bruto dengan beberapa pendekatan (Basri, 2002: 38),

yaitu :

1. Menurut pendekatan produksi, pendekatan dari produksi adalah

menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh

seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangi nilai output dari

masing-masing sektor atau sub sektor dengan biaya antaranya.

Pendekatan ini biasa disebut pendekatan nilai tambah. Nilai

tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa

yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari

input antara yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa

tersebut. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor

produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi.

2. Menurut pendekatan pendapatan, dalam pendekatan pendapatan

ini, nilai tambah dari suatu kegiatan ekonomi dihitung dengan

Page 32: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

17

menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi. Dalam sektor

pemerintah dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung.

Metode pendekatan pendapatan ini banyak dipakai pada sektor

yang produksinya berupa usaha jasa seperti pemerintahan.

3. Menurut pendekatan pengeluaran, pendekatan dari sisi penawaran

befokus pada penggunaan barang dan jasa di wilayah domestik.

Jadi Produk Domestik Regional Bruto dihitung dengan cara

menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang

membentuk Produk Domestik Regional Bruto. Pada hakekatnya

cara ini ditujukan guna memperkirakan komponen-komponen

permintaan seperti: konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga

swasta, konsumi pemerintah, pembentukan modal bruto dan

perdagangan antar daerah(termasuk ekspor dan impor).

Pada kenyataannya terdapat hubungan antara investasi dengan

pendapatan nasional. Investasi merupakan funsi dari pendapatan nasional.

Meningkatnya pendapatan nasional seperti tercermin dalam PDB (untuk

tingkat nasional) dan PDRB (untuk tingkat regional) maka terdapat

kecenderungan peningkatan pula dalam penbentukan modal domestik bruto.

Investor akan menanamakan modalnya jika proyek yang dilaksanakan

menguntungkan. Salah satu faktor yang menyebabkan sebuah investasi dapat

diperkirakan mendatangkan keuntungan ialah adanya permintaan akan barang

dan jasa dari masyarakat meningkat. Adapun peningkatan permintaan akan

barang dan jasa merupakan salah satu dampak dari adanya peningkatan

pendapatan. Adanya peningkatan pendapatan akan menimbulkan dampak

terhadap meningkatnya permintaan barang dan jasa yang diminta.

Peningkatan pendapatan regional menggambarkan kemampuan masyarakat di

dalam wilayah tersebut untuk menyerap hasil produksi (Ability to Purchase),

sehingga akan merangsang para investor untuk meningkatkan investasinya.

Disamping itu tingginya pendapatan masyarakat juga mencerminkan

kemampuan didalam mengembalikan modal (Ability to Pay). Hal tersebut

akan menarik investor untuk menanamkan modalnya dengan pertimbangan

Page 33: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

18

modal yang ditanamkan, di masa yang akan datang bisa kembali

(menguntungkan).

3. Teori Investasi

Teori ekonomi mengartikan investasi sebagai pengeluaran pemerintah

untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan

tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal yang

akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan

datang. Investasi adalah suatu komponen dari PDB = C + I + G + (X-M).

Investasi merupakan langkah awal kegiatan pembangunan ekonomi. Investasi

dapat dilakukan baik oleh pihak swasta, pemerintah atau kerjasama antara

pemerintah dan swasta. Investasi merupakan suatu cara yang dapat dilakukan

oleh pemerintah yang bertujuan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dan untuk jangka panjang dapat menaikan standar hidup masyarkatnya

(Mankiw, 2007).

3.1. Teori Investasi Klasik

Menurut Teori Investasi Klasik, investasi merupakan pengeluaran

yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

meningkatkan produksi. Jadi investasi merupakan pengeluaran yang akan

menambah jumlah alat-alat produksi dalam masyarakat. Kaum Klasik juga

menganggap akumulasi kapital atau modal sebagai suatu syarat wajib bagi

pembangunan ekonomi. Jadi secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa

dengan melakukan penanaman modal maka dapat meningkatkan pendapatan.

3.2. Teori Investasi Neo Klasik

Teori Neo Klasik menekankan pentingnya tabungan sebagai sumber

investasi. Investasi dipandang sebagai salah satu motor penggerak utama

dalam pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Makin cepat perkembangan

investasi dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk, makin cepat

perkembangan jumlah stok kapital rata-rata per tenaga kerja. Makin tinggi

rasio kapital per tenaga kerja cenderung makin tinggi kapasitas produksi per

tenaga kerja. Tokoh Neo Klasisk, Sollow dan Swan memusatkan perhatiannya

pada bagaimana pertumbuhan penduduk, akumulasi capital, kemajuan

Page 34: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

19

teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan ekonomi

(Arsyad, 2010: 88-89).

3.3. Teori Investasi Harrod-Domar

Teori Harrod-Domar. Harrod-Domar mempertahankan pendapat dari

para ahli ekonomi sebelumnya yang merupakan gabungan dari pendapat

kaum klasik dan Keynes, dimana dia memfokuskan peranan pertumbuhan

modal dalam mencipatkan pertumbuhan ekonomi. Teori Harrod-Domar

memandang bahwa pembentukan modal dianggap sebagai pengeluaran yang

akan menambah kemampuan suatu perekonomian guna menghasilkan barang

dan atau jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan menambah permintaan

efektif seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu waktu tertentu

dilakukan sejumlah pembentukan modal, maka pada waktu berikutnya

perekonomian tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan barang-

barang dan atau jasa yang jauh lebih besar (Sadono, 2007: 256-257).

4. Penanaman Modal Asing (PMA)

Penanaman Modal Asing (PMA) dapat diartikan sebagai penanaman

modal yang dilakukan oleh pihak swasta di negara asal pemilik modal, atau

penanaman modal suatu negara ke negara lain atas nama pemerintah negara

pemilik modal (Jhinggan, 1994). Penanaman modal merupakan langkah awal

dari kegiatan produksi. Investasi pada hakekatnya juga merupakan langkah

awal kegiatan pembangunan. Dinamika penanaman modal mempengaruhi

tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan langkah dalam

pembangunan. (Dumairy, 1999).

Demikian menurut Jhinggan (1990), negara berkembang tidak

sanggup mengawali industri dasar secara individu. Sehingga melalui modal

asinglah mereka dapat mendirikan pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik

elektronika berat dan kimia, dan lain-lain. Penggunaan modal asing pada

suatu industri akan dapat mendorong perusahaan setempat dengan

mengurangi biaya pada industri-industri lain yang dapat mengarah pada

perluasan rata industri terkait lainnya. Dalam hal ini modal asing akan

membantu mengindustrialisasikannya.

Page 35: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

20

Menurut UU no 25 tahun 2007 pasal 3 angka 3, penanaman modal

asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah

negara Republik Indonesia yang dilakukan oeh penanam modal asing, baik

yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan

dengan penanam modal dalam negeri. Menurut UU no. 1 tahun 1967 dan UU

no 11 tahun. 1970 tentang PMA yang kini telah diperbarui menjadi UU no 25

tahun 2007, yang dimaksud dengan (PMA) adalah penanaman modal asing

secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-

ketentuan undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan

perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung

menanggung risiko dari penanaman modal tersebut. Sedangkan pengertian

Modal Asing, antara lain :

1. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian

kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan pemerintah

digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

2. Alat untuk perusahaan, termasuk penemuan baru milik orang asing

dan bahan-bahan yang dimasukan dari luar negeri ke dalam

wilayah Indonesiaselama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari

kekayaan Indonesia.

3. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan undang-undang ini

diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai

perusahaan di Indonesia.

Menurut Salim H.S dan Budi Sutrisno (2008:39), banyaknyaa

keuntungan yang dapat dirasakan oleh Indonesia dari penanam modal asing

membuat negara semakin tegantung dengan keberadaan si penanam modal

asing, terutama dalam kegiatan pembangunan ekonomi.

5. Penanaman Modal Dalam Negeri

Menurut Undang-Undang Repubilik Indonesia No. 25 tahun 2007

tentang penanaman modal, modal adalah aset dalam bentuk uang atau bentuk

lain yang dimiliki oleh penanam modal yang mempunyai nilai ekonomis.

Penanam modal sendiri adalah seseorang atau berbentuk badan usaha yang

Page 36: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

21

menanamkan modalnya, dapat berupa penanam modal asing dan penanam

modal dalam negeri.

Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No. 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanaman modal dalam negeri. Sedangkan modal dalam negeri adalah

modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga

negara Indonesia, atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak

berbadan hukum. Penanaman modal dalam negeri dapat dilakukan dalam

bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum, tidak berbadan hukum

atau usaha perseorangan, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Penanam modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara

Indonesia, badan usaha Indonesia, negara republik Indonesia, atau daerah

yang melakukan penanaman modal di wilayah negara republik Indonesia.

Sedangkan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara

republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha

yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Penanaman modal

dalam negeri dapat dilakukan dalam bentuk badan usaha yang berbentuk

badan hukum, tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Tujuan penyelenggaraan

penanaman modal antara lain untuk:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional

2. Menciptakan lapangan kerja

3. Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan

4. Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional

5. Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi

nasional

6. Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan

7. Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi

riil dengan menggunakan dana yang berasal baik dari dalam

negeri maupun dari luar negeri

8. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Page 37: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

22

Undang-Undang tentang penanaman modal, juga menjelaskan bahwa

pemerintah menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal,

baik asing maupun dalam negeri. Dengan didasarkan pada kriteria seperti

kesehatan, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan

nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Pemerintah menetapkan bidang

usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan

nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan, pengembangan

usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, pengawasan produksi dan

distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri,

serta kerja sama dengan badan usaha yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

6. Teori Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk yang dianggap dapat bekerja. Menurut

UU No. 13 tahun 2003 bab 1 ayat 2, tenaga kerja adalah setiap orang yang

mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang jasa baik untuk

memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Dalam undang-

undang tenaga kerja yang termasuk golongan tenaga kerja adalah mereka

yang berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Dan jika yang bukan angkatan kerja

adalah mereka yang tidak mau bekerja meskipun ada permintaan bekerja.

Payaman J. Simanjuntak (1985) menyebutkan bahwa tenaga kerja

adalah penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan

dan melakukan kegiatan lain, seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

Jumlah angkatan kerja yang sedang bekerja merupakan gambaran kondisi dari

lapangan kerja yang tersedia. Semakin besarnya lapangan kerja yang tersedia

maka akan menyebabkan meningkatkan total produksi suatu daerah. Jumlah

angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja

yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja yang tersedia, maka

akan menyebabkan semakin meningkatnya total produksi di suatu daerah

(Kuncoro, 2004).

Menurut Suparmoko (2002), pengertian tenaga kerja adalah penduduk

dalam usia keja atau penduduk suatu negara dalam memproduksi barang atau

jasa, yang dalam usia kerja yaitu antara 15-64 tahun. Kebutuhan akan tenaga

kerja menjadi penting di masyarakat karena tenaga kerja salah satu faktor

Page 38: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

23

yang potensial dalam proses pembangunan ekonomi. Tenaga kerja menjadi

sangat penting perannya dalam proses pembangunan dan pertumbuhan

ekonomi karena akan meningkatkan output dalam perekonomian berupa

PDRB. Karena, semakin besar jumlah penduduk akan semakin besar pula

angkatan kerja yang nantinya akan menjadi input dalam proses produksi.

Teori klasik menjelaskan, tingkat output dan harga keseimbangan bisa

dicapai bila tingkat tenaga kerja dalam keadaan full employment. Dalam teori

ini juga mengungkapkan bahwa terjadinya pengangguran sifatny hanya

sementara dan akan hilang dengan sendirinya dengan adanya mekanisme

pasar. Teori Keynes mengungkapkan hal yang berbeda, dimana tenaga kerja

akan mengalami kenaikan jika pertumbuhan ekonomi mengalami

peningkatan.

Tenaga kerja dapat diartikan juga sebagai permintaan tenaga kerja.

Tersedianya lapangan pekerjaan yang nantinya akan diisi oleh para pencari

kerja. Pandangan yang umum ekonomi terhadap permintaan tenaga kerja

adalah bagaimana permintaan terhadap faktor produksinya. Angkatan kerja

penduduk yang bekerja dan angka pengangguran merupakan penggerak roda

pembangunan ekonomi suatu wilayah. Pertumbuhan ekonomi dan tenaga

kerja harus berjalan seiiringan. Ketika pertumbuhan mengalami peningkaran,

dan harus diiringi dengan penambahan tenaga kerja atau perluasan lapangan

pekerjaan. Dan jika sebaliknya akan menghambat proses pembangunan sutau

wilayah.

B. Penelitian terdahulu

1. (Sayekti, 2009) Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pengluaran

Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Timur.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh investasi,

tenaga kerja dan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di

provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah regresi linier berganda. Penelitian ini menunjukan bahwa

variabel investasi, tenaga kerja dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif dan signifikan terhadap petumbuhan ekonomi.

Page 39: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

24

2. (Reza, Grisvia & Imam,2016) Pengaruh Penanaman Modal Asing,

Penanaman Modal Dalam Negeri Dan Belanja Modal Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Di Indonesia. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh investasi langsung asing, investasi

langsung dalam negeri dan belanja modal terhadap pertumbuhan

ekonomi Indonesia 2010-2013. Metode analisis yang digunakan adalah

regresi panel dengan model fixed effect. Hasil penelitian ini

menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan dari investasi

langsung asing, investasi langsung dalam negeri dan belanja modal

terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010-2013 secara simultan

dan parsial.

3. (Salim, 2011) Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PRDB

Provinsi Papua. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

investasi dan tenaga kerja baik secara parsial maupun simultan

terhadap PDRB Provinsi Papua tahun 2006-2010. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda. Hasil

dari penelitian ini adalah secara simultan dan parsial PMA, PMDN dan

jumlah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap PDRB Papua.

4. (Maharani,2016) Analisis Pengaruh Investasi Dan Tenaga Kerja

Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di Sumatera

Utara. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat Pengaruh Investasi Dan

Tenaga Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Di

Sumatera Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi fixed effect. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa investasi

dan tenaga kerja berpengaruh positif terhadap PDRB di Sumatera

Utara. Dan presentase investasi domesik, investasi asing dan tenaga

kerja berpengaruh positif terhadap PDRB Sumatera Utara.

5. (Martikasari,2016) Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman

Modal Dalam Negeri, Angkatan Kerja, Inflasi dan Ekspor Netto

terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi-Provinsi

di Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

pengaruh penanaman modal asing, penanaman modal dalam negeri,

Page 40: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

25

angkatan kerja, inflasi dan ekspor netto terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan model

Fixed Effec dengan SUR. Hasil penelitian menjunjukan bahwa

PMA,PMDN dan inflasi tidak mempengaruhi PDRB provinsi-provinsi

di Pulau Jawa. Sedangkan angkatan kerja dan eskpor neto

mempengaruhi PDRB provinsi-provinsi di Pulau Jawa.

6. (Assist. Prof. Dr. Ali Rıza Sandalcilar,2012) Foreign Direct

Investment and Gross Domestic Product: An Application on ECO

Region. Penelitian ini mengemukakan hubungan anara arus masuk FDI

dan PDB wilayah ECO koheren dengan teori. Metode yang digunakan

adalah Granger Causality Test. Hasil dari penelitian ini adalah adanya

kausalitas positif yang kuat dari FDI terhadap PDB di wilayah ECO.

7. (Karlita,2013) Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap

PDRB Sektor Industri di Kota Semarang tahun 1993-2010. Tujuan dari

penelitian ini adalah mencari seberapa besar pengaruh investasi, tenaga

kerja dan ekspor terhadap PDRB sektor industri di Kota Semarang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier

berganda. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa investasi

beerpengaruh signifikan dan positif terhadap PDRB sektor industri di

Kota Semarang. Sedangkan tenaga kerja dan ekspor pengaruhnya tidak

signifikan namum berpengaruh positif terhadap PDRB sektor industri

di Kota Semarang.

8. (Afrizal,2013) Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja

Pemerintah dan Tenaga Kerja terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2001-2011. Tujuan penelitian ini untuk melihat

pengaruh tingkat investasi, belanja pemerintah dan tenaga kerja

terhadap PDRB di Sulawesi Selatan. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah regresi linier berganda. hasil dari penelitian ini

adalah investasi PMDN dan PMA berpengaruh positif dan signifikan

terhadap PDRB di Sulawesi Selatan. Sedangkan belanja pemerintah

Page 41: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

26

dan tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB di

Sulawesi Selatan.

9. (Dhanang,2013) Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah Tenaga

Kerja dan Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Kota Surakata tahun 1991-2011. Tujuan dar penelitain ini adalah untuk

melihat pengaruh jumlah penduduk, jumlah tenaga kerja dan

pendapatan asli daerah terhadap ertumbuhan konomi di Kota Surakata.

Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah uji regresi berganda

dengan OLS. Hasil dari penelitian ini adalah variabel jumlah tenaga

kerja dan jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap PDRB.

Sedangka PAD berpengaruh signifikan terhadap PDRB. Dan secara

simultan seluruh variable independen mempengaruhi variabel PDRB.

10. (Ibnurrasyad,2016) Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Jumlah

Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2004-2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh

investasi, tenaga kerja, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah

terhadap pertumbuhan ekonomi rovinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan penelitian ini nantinya dapat membantu menentukan kebijakan

yang tepat dalam meningkatkan faktor produksiyang berdampak pada

peningkatan pertumbuhan ekonomi di Provinsi DIY. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel dengan fixed

effect model. Hasil dari penelitian ini adalah secara simultan investasi,

tenaga kerja, jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Dan secara parsial investasi dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Sednagkan tenaga kerja dan jumlah penduduk

tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

11. (Utami,2013) Pengaruh Tenaga Kerja, Upah Minimum Regional dan

Pendapatan Asli Daerah terhadap PDRB Perkapita Kabupaten/Kota

Page 42: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

27

di Kawasan Kedungseur (Kendal, Demak, Ungaran, Semarang,

Grobogan dan Salatiga). Tujuan penelitian in adalah untuk mengetahui

pengaruh tenaga kerja, UMR dan PAD terhadap PDRB di kawasan

Kedungsepur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

regresi data panel dengan metode GLS. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel UMR dan PAD berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB perkapita kabupaten/kota di kawasan

Kedunsepur. Sedangkan tenaga kerja berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap PDRB perkapita kabupaten/kota di kawasan

Kedunsepur.

12. (Prasetyo,2011) Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah Periode 1985-2009. Penelitian

ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PMDN, PMA, tenaga kerja

dan ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah. Data

yang digunakan data sekunder. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah analisis regresi log linier dengan metode OLS.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa, secara simultan PMDN,

PMA, tenaga kerja dan ekspor berpengaruh terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Jawa Tengah. Sedangkan secara parsial, PMA

berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Jawa Tengah. Dan PMDN, tenaga kerja dan ekspor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

Jawa Tengah. Berdasarkan penelitian tersebut, saran yang dapat

diajukan dalam penelitian tersebut menunjukan, yaitu pemerintah

daeah diharapkan menjaga stabilitas ekonomi, politik dan keamanan

dalam negeri serta mempermudah peraturan dalam berinvestasi untuk

meningkatkan PMDN, menciptakan iklim investasi yang kondusif dan

memberikan prosedur yang sederhana dala proses perijinan

berinvestasi untuk menarik investasi asing. Selain itu pemerintah

daerah juga diharapkan meningkatkan pendidikan dan keterampilan

tenaga kerja guna mempertinggi kualitas dan produktifitas tenaga

Page 43: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

28

kerja, dan juga meningkatkan kegiatan ekospor sehingga dapat

mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah.

13. (Wihda,2013) Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN),

Penanaman Modal Asing (PMA), Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga

Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta

tahun 1996-2012. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh PMDN, PMA, pengeluaran pemerintah dan tenaga kerja

terhadap pertumbuhan ekonomi di DIY. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah regresi linier dengan metode OLS. Hasil

penelitian menunjukan bahwa PMDN berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY, PMA berpengaruh

positif dan signifikan terhadap terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

DIY, pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan tidak signifkan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY, dan tenaga kerja berpengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DIY.

Dan secara simultan variabel PMDN, PMA, pengeluaran pemerintah

dan tenaga kerja berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di DIY.

14. (Hadidtya Surya Nugraha,2014) Pengaruh Penanaman Modal Asing,

Penanaman Modal Dalam Negeri dan Belanja Daerah terhadap Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah tahun 1980-

2012. Tujuan dari peneliitian ini adalah untuk pengetahui pengaru dari

Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Belanja Daeah terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Provinsi Jawa Tengah tahun 1980-2012. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS). Hasil

penelitian menunjukan Belanja Modal berpengaruh postifi dan

signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa

Tengah. Sedangkan PMA dan PMDN bepengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa

Tengah. Dan secara simultan, PMA, PMDN dan Belanja Modal

Page 44: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

29

bepengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa

Tengah.

15. (Junaedi,2016) Analisis Pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah,

Penyrapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawesi Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis

Investasi, Belanja Pemerintah, Penyrapan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan selama 11 tahun

2003-2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linear berganda. Hasil penelitian ini adalah vaiabel PMA tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi

Selatan, sedangkan variabel PMDN memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Variabel

belanja pemerintah juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Dan angkatan kerja

berpengaruh signifikan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi

Selatan.

Page 45: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

30

a. Sumber berdasarkan Jurnal

No Nama/Th Judul Variabel Metode Hasil

1 Sayekti S.

(2009)

Pengaruh Investasi,

Tenaga Kerja dan

Pengluaran Pemerintah

terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Propinsi

Jawa Timur

Dependen:

pertumbuhan

ekonomi.

Independen:

investasi,

tenaga kerja

dan

pengeluaran

pemerintah

analisis

regresi

linear

berganda

yang

menggunak

an

Logaritma

Natural

secara parsial

variabel bebas

jumlah investasi

asing (PMA)

(X1), jumlah

tenaga kerja

(X2) dan

pengeluaran

pemerintah (X3)

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi Jawa

Timur.

2 Reza

Lainatul

Rizky,

Grisvia

Agustin,

Imam

Mukhlis

(2016)

Pengaruh Penanaman

Modal Asing,

Penanaman Modal

Dalam Negeri Dan

Belanja Modal

Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Provinsi Di

Indonesia

Dependen:

pertumbuhan

ekonomi

Independen:

FDI, PMDN

dan belanja

modal

Analisis

regresi

panel

dengan

fixed effect.

Adanya FDI,

PMDN dan

belanja modal

berpengaruh

positif dan

signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

provinsi di

Indonesia tahun

2010-2013

Tabel Penelitian Terdahulu

Page 46: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

31

3 Mursalam

Salim, SE.,

M.Si

(2011)

Pengaruh Investasi dan

Tenaga Kerja terhadap

PRDB Provinsi Papua

Dependen:

PDRB

Independen:

PMA, PMDN

dan Tenaga

Kerja

analisa

regresi

linier

berganda

Secara simultan

dan parsial

Jumlah Tenaga

Kerja,

Penanaman

Modal Asing

(PMA),

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

berpengaruh

signifikan

terhadap

Pendapatan

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) pada

Pemerintah

Provinsi Papua.

Variabel

independen

tersebut dapat

menjelaskan

variabel

dependen

sebesar 98,9%.

Sedangkan

sisanya sebesar

1,1% dijelaskan

oleh faktor-

faktor lain yang

tidak disertakan

Page 47: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

32

dalam

penelitian ini.

4 Dewi

Maharani

(2016)

Analisis Pengaruh

Investasi Dan Tenaga

Kerja Terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) Di

Sumatera Utara

Dependen:

PDRB

Independen:

Investasi

Asing,

Investasi

Domestik dan

Tenaga kerja

regresi

Fixed

Effect

Model

terpilih

Hasil penelitian

ini

menunjukkan

bahwa dari tiga

variabel diduga

mempengaruhi

Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) di

Sumatera Utara,

dengan asumsi

kondisi ceteris

paribus bahwa:

Investasi,

Tenaga Kerja

berpengaruh

positif terhadap

Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) di

Sumatera Utara.

Persentase

Investasi

Domestik,

Investasi Asing

dan Tenaga

Kerja

berpengaruh

Page 48: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

33

positif terhadap

Produk

Domestik

Regional Bruto

(PDRB) di

Sumatera Utara.

5 Kurnia

Martikasari

(2016)

Pengaruh Penanaman

Modal Asing,

Penanaman Modal

Dalam Negeri,

Angkatan Kerja, Inflasi

dan Ekspor Netto

terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB)

Provinsi-Provinsi di

Pulau Jawa

Dependen:

Produk

Domestik

Regional

Bruto

(PDRB).

Independen:

PMA,

PMDN,

Angkatan

Kerja, Inflasi

dan Ekspor

Neto.

Pengujian

model

dalam

penelitian

ini

menggunak

an metode

Fixed

Effect with

Seemingly

Unrelated

Regression

(SUR) atau

dikenal

sebagai

Park

estimator

PMA, PMDN,

maupun inflasi

tidak

mempengaruhi

PDRB provinsi-

provinsi di

Pulau Jawa.

PDRB provinsi-

provinsi di

Pulau Jawa

selama periode

1988-2010

dipengaruhi

secara

signifikan oleh

angkatan kerja

dan ekspor

neto.

6 Assist.

Prof. Dr.

Ali Rıza

SANDALC

ILAR

Foreign Direct

Investment and Gross

Domestic Product: An

Application on ECO

Region (2012)

Dependen:

Pertumbuhan

Independen:

FDI

Granger

Causality

Test

uji kausalitas,

kausalitas

positif yang

kuat dari FDI

terhadap PDB

dan kausalitas

kurang positif

dari PDB ke

Page 49: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

34

FDI di wilayah

ECO telah

terdeteksi.

b. Sumber berdasarkan Skripsi dan Tesis

No Nama/Th Judul Variabel Metode Hasil

1 Batari

Saraswati

Karlita

(2013)

Pengaruh Investasi,

Tenaga Kerja dan

Ekspor terhadap PDRB

Sektor Industri di Kota

Semarang tahun 1993-

2010.

Dependen:

PDRB

Independen:

investasi,

tenaga kerja

dan ekspor.

regresi

linier

bergand

a

Hasil analisis

menunjukkan bahwa

investasi

berpengaruh

signifikan dan

memiliki pengaruh

yang positif dalam

pembentukan PDRB

sektor industri Kota

Semarang,

sedangkan tenaga

kerja dan ekspor

pengaruhnya tidak

signifikan namun

berpengaruh positif

dalam

mempengaruhi

PDRB sektor

industri di Kota

Semarang.

2 Fitrah

Afrizal

Analisis Pengaruh

Tingkat Investasi,

Dependen:

PDRB

Analisi

s

hasil penelitian maka

di dapat hasil,

Page 50: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

35

(2013) Belanja Pemerintah

dan Tenaga Kerja

terhadap PDRB di

Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2001-

2011

Independen:

PMA,

PMDN,

Belanja

Pemerintah

dan Tenaga

Kerja

regresi

linier

bergand

a

investasi PMDN dan

PMA berpengaruh

positif dan signifikan

terhadap PDRB

disulawesi Selatan

sedangkan belanja

pemerintah dan

tenaga kerja

berpengaruh negatif

dan signifikan

terhadap PDRB di

Provinsi Sulawesi

Selatan

3 Sulistiyanto

Dhanang

(2013)

Pengaruh Jumlah

Penduduk, Jumlah

Tenaga Kerja dan

Pendapatan Asli

Daerah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

di Kota Surakata tahun

1991-2011

Dependen:

PDRB

Independen:

Jumlah

Penduduk,

Tenaga Kerja

dan PAD

Metode

peneliti

an yang

dilakuk

an

dalam

peneliti

an ini

adalah

dengan

uji

regresi

bergand

a

menggu

nakan

Ordinar

y Least

Square

Berdasarkan dari

hasil penelitian dapat

diketahui bahwa

variabel Jumlah

Penduduk dan

variabel Jumlah

Tenaga Kerja tidak

berpengaruh

terhadap variabel

pertumbuhan

ekonomi (PDRB),

sementara variabel

Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

berpengaruh

signifikan terhadap

pertumbuhan

ekonomi (PDRB).

Dalam uji kelayakan

Page 51: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

36

(OLS). model (uji F)

diketahui bahwa

variabel independen

secara bersama-sama

berpengaruh

terhadap variabel

dependen. 95,04%

nilai pertumbuhan

ekonomi (PDRB)

dapat dijelaskan oleh

variabel jumlah

penduduk, jumlah

tenaga kerja dan

pendapatan asli

daerah (PAD),

sisanya dijelaskan

oleh variabel diluar

model.

4 Zainuddin

Ibnurrasyad

(2016)

Analisis Pengaruh

Investasi, Tenaga

Kerja, Jumlah

Penduduk dan

Pengeluaran

Pemerintah Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Tahun 2004-2014

Dependen:

PDRB

Independen:

Investasi,

Tenaga kerja,

jumlah

penduduk

dan

Pengeluaran

pemerintah

Model

Fixed

effect

model

investasi, tenaga

kerja, jumlah

penduduk dan

pengeluaran

pemerintah secara

simultan

berpengaruh

terhadap PDRB.

Secara parsial,

invetasi dan

pengeluaran

pemerintah

berpengaruh positif

terhadap

Page 52: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

37

pertumbuhan

ekonomi dan tenaga

kerja dan jumlah

penduduk tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

PDRB DIY.

Page 53: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

38

5 Ratri

Heningtyas

Utami

(2013)

Pengaruh Tenaga

Kerja, Upah Minimum

Regional dan

Pendapatan Asli

Daerah terhadap PDRB

Perkapita

Kabupaten/Kota di

Kawasan Kedungseur

(Kendal, Demak,

Ungaran, Semarang,

Grobogan dan

Salatiga)

Dependen:

PDRB

Independen:

UMR, tenaga

kerja dan

PAD

Metode

dalam

peneliti

an ini

menggu

nakan

analisis

regresi

data

panel

dengan

menggu

nakan

metode

General

Least

Square

(GLS).

hasil penelitian

didapatkan hasil

bahwa variabel

UMR, dan PAD

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap PDRB per

kapita

Kabupaten/Kota di

kawasan

Kedungsepur,

sedangkan Tenaga

kerja berpengaruh

negatif dan

signifikan terhadap

PDRB per kapita

Kabupaten/Kota di

kawasan Kedung

sepur.

6 Eko Pengaruh Penanaman Dependen: analisis Hasil penelitian

Page 54: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

39

Prasetyo

(2011)

Modal Dalam Negeri

(PMDN), Penanaman

Modal Asing (PMA),

Tenaga Kerja dan

Ekspor terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

di Jawa Tengah

Periode 1985-2009

PDRB

Independen:

PMA,

PMDN,

tenaga keja

dan ekspor

regresi

log

linier

dengan

metode

Ordinar

y Least

Square

(OLS)

menunjukan bahwa

PMDN, tenaga kerja,

dan ekspor

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

pertumbuhan

ekonomi di Jawa

Tengah. Sedangkan

PMA berpengaruh

negatif dan tidak

signifikan terhadap

pertumbuhan

ekonomi di Jawa

Tengah. Berdasarkan

hasil uji F pada

tingkat kepercayaan

95 % (α = 5 %)

diperoleh nilai F-

hitung sebesar

173,7557 dengan

nilai probabilitas

0,000 berarti

variabel PMDN,

PMA, tenaga kerja,

dan ekspor secara

bersama-sama

berpengaruh secara

nyata terhadap

pertumbuhan

ekonomi di Jawa

Tengah.

Page 55: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

40

7 Bambang

Muqsyithu

Wihda

(2013)

Pengaruh Penanaman

Modal Dalam Negeri

(PMDN), Penanaman

Modal Asing (PMA),

Pengeluaran

Pemerintah dan Tenaga

Kerja terhadap

Pertumbuhan Ekonomi

di Daerah Istimewa

Yogyakarta tahun 1996-

2012

Dependen:

pertumbuhan

ekonomi

Independen:

PMA,

PMDN,

pengeluaran

pemerintah

dan tenaga

kerja

OrdinO

LS

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

PMDN berpengaruh

positif dan tidak

signifikan sebesar

0.019724, PMA

berpengaruh positif

dan signifikan

sebesar 0.142914,

pengeluaran

pemerintah

berpengaruh positif

dan tidak signifikan

sebesar 0.140872

dan tenaga kerja

berpengaruh positif

dan tidak signifikan

sebesar 0.055265

terhadap

pertumbuhan

ekonomi di Daerah

Istimewa

Yogyakarta.

Berdasarkan hasil uji

F pada tingkat

kepercayaan 95 % (α

= 5 %) diperoleh

nilai F-hitung

sebesar 19.88998

dengan nilai

probabilitas 0,000

Page 56: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

41

berarti variabel

PMDN, PMA,

pengeluaran

pemerintah, dan

tenaga kerja secara

bersama- sama

berpengaruh secara

signifikan terhadap

pertumbuhan

ekonomi di D.I.

Yogyakarta.

Hadidtya

Surya

Nugraha,2

014

Pengaruh Penanaman

Modal Asing,

Penanaman Modal

Dalam Negeri dan

Belanja Daerah

terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi

Jawa Tengah tahun

1980-2012.

Dependen:

PDRB

Independen:

PMA,

PMDN, dan

Belanja

Modal

OLS Belanja Modal

berpengaruh postifi

dan signifikan

terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) Jawa

Tengah. Sedangkan

PMA dan PMDN

bepengaruh positif

dan tidak signifikan

terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) Jawa

Tengah. Dan secara

simultan, PMA,

PMDN dan Belanja

Modal bepengaruh

terhadap Produk

Domestik Regional

Bruto (PDRB) Jawa

Tenga

Page 57: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

42

C. Hubungan antar variabel

Dalam rumusan masalah peneliti telah menetapkan akan meneliti

tentang pengaruh PMA, PMDN dan Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik

Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia tahun 2010-2015. Berdasarkan

penelitian sebelumnya, Mursalam Salim, SE., M.Si yang menganalisis

Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Provinsi Papua pada

penelitian ini ditemukan bahwa hasilnya Jumlah Tenaga Kerja, Penanaman

Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri berpengaruh

signifikan terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) pada

Pemerintah Provinsi Papua.

Kemudian pada skripsi yang berjudul Analisis pengaruh Investasi,

Tenaga Kerja, Jumlah Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah Terhdap

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004-

2014 oleh Zainuddin Ibnurrasyad ditemukan hasil investasi, tenaga kerja,

jumlah penduduk dan pengeluaran pemerintah secara simultan berpengaruh

terhadap PDRB. Secara parsial, invetasi dan pengeluaran pemerintah

berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan tenaga kerja dan

jumlah penduduk tidak berpengaruh secara signifikan terhadap PDRB DIY.

Dan juga pada skripsi yang ditulis oleh Fitrah Afrizal yang berjudul

Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah dan Tenaga Kerja

Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatam TAHUN 2001-2011

ditemukan hasil investasi PMDN dan PMA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PDRB di Sulawesi Selatan sedangkan belanja pemerintah

dan tenaga kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PDRB di

Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal inilah yang menjadi pertimbangan penulis untuk menggunakan

variabel Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga Kerja sebagai variabel independen dan Produk Domestik Regional

Bruto sebagai variabel dependen. Dan dapat diduga Produk Domestik

Regional Bruto dipengaruhi oleh Penanaman Modal Asing, Penanaman

Modal Dalam Negeri dan Tenaga Kerja. Sehingga dapat dibuat rumus

persamaan sebagai berikut:

Page 58: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

43

PDRB = f(PMA,PMDN,TK)

Keterangan

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PMA : Penanaman Modal Asing

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri

TK : Tenaga kerja

1. Hubungan PMA dengan PDRB

Penanaman Modal Asing sangatlah diperlukan bagi negara-negara

yang sedang berkembang seperti Indonesia. Modal pemerintah saja tidak

cukup untuk mengimbangi kegiatan pembangunan yang terus berjalan.

Diperlukannya kerja sama yang kuat antar negara sehingga pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi dapat terus berjalan. Menurut Jhinggan (1990), negara

berkembang tidak sanggup mengawali industri dasar dan industri kunci

secara sendiri-sendiri. Sekali lagi melalui modal asinglah mereka dapat

mendirikan pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronika berat dan kimia,

dan lain-lain. Lebih dari itu, penggunaan modal asing pada suatu industri

akan dapat mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya pada

industri-industri lain yang dapat mengarah pada perluasan mata rata industri

terkait lainnya. Dalam hal ini modal asing akan membantu

mengindustrialisasikannya.

2. Hubungan PMDN dengan PDRB

Modal yang diberikan atau yang diinvetasikan oleh pemerintah

sangatlah diperlukan. Modal ini telah dirancang sedemikian rupa sehingga

dapat merata keseluruh daerah yang ada di Indonesia. Hal ini beralasan guna

mempercepat pembangunan daerah dan meratanya pembangunan daerah.

Pengertian PMDN yang terkandung dalam Undang-Undang No. 25

Tahun 1997 tentang Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal

untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan

oleh penanaman modal dalam negeri adalah perseorangan warga negara

indonesia, badan usaha indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah

yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.

Page 59: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

44

Sedangkan modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara

Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha

yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum.

3. Hubungan Tenaga Kerja dengan PDRB

Tenaga kerja merupakan hal yang sangat krusial dalam pembangunan

ekonomi. Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan gambaran kondisi

dari lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar lapangan kerja

yang tersedia, maka akan menyebabkan semakin meningkatnya total produksi

di suatu daerah. (Kuncoro, 2004). Tenaga kerja menjadi sangat penting

perannya dalam proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi karena akan

meningkatkan output dalam perekonomian berupa PDRB. Karena, semakin

besar jumlah penduduk akan semakin besar pula angkatan kerja yang

nantinya akan menjadi input dalam proses produksi.

Page 60: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

45

D. Kerangka Pemikiran

2.1 Kerangka Pemikiran

Kontribusi Penanaman Modal Asing,

Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga kerja Terhadap Produk Domestik

Regional Bruto Beberapa Provinsi Indonesia

Periode 2012-2016

Variabel Dependen

- Produk Domestik

Regional Bruto

(Y)

Variabel Independen

- PMA (X1)

- PMDN (X2)

- Tenaga kerja( X3)

- Metode Analisis

Data Panel

Pemilihan Model

1. Uji Chow

2. Uji lagrange multiplier

3. Uji hausman

Fixed effect model (FEM)

Hasil hipotesis

1. Uji simultan

2. Uji parsial

3. Uji R2 4.

Kesimpulan

Page 61: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

46

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil

untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang

sebenarnya masih harus diuji secara empiris. Hipotesis yang dimaksud

merupakan dugaan yang mungkin benar atau mengkin salah. Hipotesis

yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMA secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMA secara parsial terhadap PDRB di

beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

2. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMDN secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMDN secara parsial terhadap PDRB di

beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

3. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh tenaga kerja secara parsial

terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-

2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh tenaga kerja secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

4. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMA, PMDN dan tenaga kerja

secara simultan terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia

tahun

2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMA, PMDN dan tenaga kerja secara

simultan terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun

2012-2016.

Page 62: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini berfokus pada enam provinsi di

Indonesia, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Aceh,

Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengah. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel dependen atau terikat, yaitu produk domestik

regional bruto (PDRB) dan tiga variabel independen atau bebas, yaitu

Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

dan Tenaga Kerja. Periode yang digunakan dalam penelitian ini selama

periode 2012-2016.

B. Teknik penentuan sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Indonesia. Menurut Sugiyono

(2015), sampel adalah bagian dari total dan mempunyai ciri yang dimiliki

oleh populasi. Sampel yang ditemukan tidak selalu sama atau tidak selalu

memenuhi syarat yang sudah ada dalam penelitian. Sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah enam provinsi di Indonesia. Enam provinsi

tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Banten, Aceh, Kalimantan

Timur dan Sulawesi Tengah. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik purposive sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang

diserahkan kepada peneliti yang berdasarkan atas maksud dan tujuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Sekunder

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

dengan runtut waktu dari tahun 2012-2016. Menurut Wijaya (2013), data

sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang bersifat siap pakai.

Data sekunder yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah data yang

berhubungan langsung dengan penelitian dan bersumber dari Badan

Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Badan Pusat Statistik pusat (BPS),

Badan Pusat Statistik Daerah (BPS) dan Kemenentrian Keuangan.

Page 63: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

48

2. Studi Kepustakaan

Merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara

membaca, memahami dan menganalisa sumber-sumber yang bersumber dari

berbagai macam buku dan jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal

tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan landasan teori dan

konep. Penulis melakukan penelitian dengan membaca dan menganalisa serta

mengutip bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Analisis Data

1. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan data yang telah diambil, maka pendekatan yang

dipakai adalah pendekatan kuantitatif. Yang berarti, pendekatan yang

menekankan pada angka dalam penelitiannya.

2. Analisis data Panel

Menurut (Kuncoro, 2011) data panel kombinasi antara data silang

(cross section) dengan data runtut waktu (time series). Data panel

adalah data yang terdiri dari data silang beberapa objek dan data runtut

waktu (Winarno,2015).

Analisis regresi data panel adalah regresi yang didasarkan pada

data panel. Hal ini sama dengan penelitian yang akan dilakukan.

Hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen.

Mengenai masalah pertumbuhan produk domestik regional bruto di

beberapa provinsi di Indonesia dengan tahun yang akan diteliti dari

tahun 2012-2016.

Keuntungan data panel menurut Wibisono (2005), antara lain:

1. Panel data mampu memperhitungkan heterogenitas individu secara

ekspilisit.

2. Kemampuan mengontrol heterogenitas ini selanjutnya menjadikan

data panel dapat digunakan dalam menguji dan membabngun

model yang lebih rumit.

Page 64: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

49

3. Data panel mendasarkan pada observasi cross section yang

berulang-ulang, sehingga metode data panel cocok digunakan

sebagai study of dynamic adjustment.

4. Tingginya jumlah observasi memiliki implikasi pada data yang

lebih informatif, leboh variatif dan kolinieritas antar data semakin

berkurang dan degree of freedom lebih tinggi sehingga dapat

diperoleh hasil estimasi yang lebih efisien.

5. Data panel digunakan untuk mempelajari model-model perilaku

yang kompleks.

6. Data panel dapat digunakan untuk meminimalkan bias.

Dengan keuntungan-keuntungan dalam menggunakan data panel

tersebut, maka dampaknya tidak harus dilakukannya pengujian asumsi

klasik dalam data panel (Gujarati, 2006; Wibisono,2005)

3. Estimasi Model Data Panel

Dalam metode estimasi model regresi dengan menggunakan data

panel dapat ditentukan melalui tiga cara atau tiga pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Comomon effect model atau Pooled Least Square

(PLS)

Merupakan pendekatan model data panel yang paling

sederhana. Hal tersebut dikarenakan model ini hanya

menggabungkan data time series dan cross section. Pada model ini

diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai

kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan OLS atau

teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel.

b. Pendekatan Fixed Effect Model

Model ini mengasumsikan perbedaan antar objek dapat

dilihat dari perbedaan intersepnya. Untuk mengestimasi data panel

model fixed effect menggunakan teknik variabel dummy untuk

mendapatkan perbedaannya. Model estimasi ini sering disebut

teknik Least Squares Dummy Variable (LSDV).

Page 65: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

50

Keunggulan model ini adalah dapat membedakan efek

antara individual dengan efek waktu dan tidak perlu

mengasumsikan komponen eror. Dan kelemahannya adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sebenarnya.

c. Pendekatan Random Effect Model

Model ini akan mengestimasi data panel dimana

didalamnya melibatkan hubungan antara error term. Pada model

Random Effect perbedaan intersep diakomodasi oleh error term

masing-masing. Keuntungan menggunakan model ini adalah

menghilangkan heteroskedastisitas.

4. Penentuan Metode Estimasi Data Panel

Menurut Widarjono (2007:258), ada tiga uji untuk memlih teknik

estimasi data panel. Yang pertama, untuk memilih PLS atau FEM dengan

uji Chow. Yang kedua, untuk memlih antara FEM atau REM dengan cara

Uji Hausman. Dan yang ketiga, untuk memilih antara PLS dengan REM

adalah dengan uji Lagrange Multiplier.

a. Uji Chow atau uji statistik F

Uji Chow digunakan untuk menetukan model mana yang akan

digunakan untuk regresi data panel, apakah fixed effect model atau

PLS. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5%

maka artinya model panel yang baik digunakan adalah fixed effect

model dan begitu juga sebaliknya Jika nilai probabilitas lebih besar

dari tingkat signifikasi α 5% maka artinya model regresi data panel

yang baik digunakan adalah PLS. Dan kemudian jika nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5%, maka fixed

effect model harus diuji kembali untuk memilih antara Random

Effect Model atau fixed effect model.

b. Uji Hausman

Uji ini untuk menentukan memilih metode apa yang akan

digunakan, apakah fixed effect model atau random effect model.

Dapat dilihat dari niali Chi-square statistic. Jika nilai

Page 66: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

51

probabilitasnya lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5%, maka

artinya model yang digunakan adalah fixed effect model.

c. Uji Lagrange Multiplier

Uji ini dilakukan untuk menentukan memilih model apa yang akan

digunakan, apakah PLS atau random effect model. Dapat dilihat

dari nilai Breusch-pahannya. Jika nilainya lebih kecil dari tingkat

signifikasi α 5% maka model yang digunakan adalah PLS.

E. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk meguji koefisien regresi hasilnya signifikan

atau tidak. Ada dua uji hipotesis koefisien regresi, yaitu:

a. Uji t Statistik

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh secara masing-

masing atau biasanya disebut parsial antaa variabel x terhadap y. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t

hitung lebih besar dari t tabel, maka variabel x berpengaruh terhadap

variabel y. Dan begitu juga sebaliknya jika t hitung lebih kecil dari t

tabel, maka variabel x tidak berpengaruh terhadap variabel y.

Tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 95% atau taraf

signifikasi α = 0,05 dan 90% atau taraf signifikasi α = 0,1. Jika nilai

signifikasi lebih kecil dari α = 0,05 atau α = 0,1 maka, variabel x

berpengaruh signifikan terhadap variabel y. Dan begitu pula

sebaliknya, jika nilai signifikasi lebih besar dari α = 0,05 atau α = 0,1,

maka variabel x tidak bepengaruh signifikan terhadap variabel y.

b. Uji f statistik

Uji ini digunaka untuk menguji apakah semua variabel x secara

bersama berpengaruh terhadap variabel y. Pengujian dilakukan

demham cara membandingkan nilai f hitung dengan f tabel. Jika f

hitung lebih besar dari f tabel, maka artinya secara bersama-sama atau

simultan variabel x berpengaruh terhadap variabel y. Dan begitu pula

sebaliknya, jika f hitung lebih kecil dari f tabel, maka artinya secara

simultan semua variabel x tidak berpengaruh terhadap variabel y.

Page 67: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

52

Tingkat kepercayaan yang dipakai adalah 95% atau taraf

signifikasi α = 0,05.

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah besarnya kontribusi variabel independen

terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai koefisien

determinasi, semakin tinggi pula kemampuan variabel independen

dalam menjelaskan perubahan padavariabel dependennya. Besarnya

koefisien determinasi antara 0 samoau dengan 1. Yang memiliki arti

variasi dari variabel independen semakin dapat menjelaskan variasi

dari variabel dependen bila angkanya semakin mendekati angka 1.

Dalam penelitian ini juga akan menggunakan adjusted R2 dengan

definisi koefisien determinasi yang telah disesuaikan dengan jumlah

variabel dan obeservasinya. adjusted R2 lebih menggambarkan

kemampuan yang sebenarnya dari variabel independen guna

menjelaskan variabel dependennya.

F. Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik merupakan yang menghasilkan estimasih linier

yang tidak bias. Kondisi ini akan terjadi bila memenuhi beberapa asumsi,

asumsi tersebut dinamakan Asumsi Klasik. Menurut Gujarati & Porter

(2009) apabila pesamaan regresi menggunakan common effect atau fixed

effect perlu dilakukan uji asumsi klasik. Berikut dijabarkan beberapa

tahapan uji asumsi klasik:

a. Uji Autokorelasi

Menurut Gujarati (2006:112), autokorelasi bertujuan untuk mengetahui

apakah di model tersebut ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pada periode sebelumnya t-i. Menurut

Kuncoro (2011), autokorelasi timbul karena ada residuan yang tidak

bebas antar observasi. Menurut Gujarati (2012), Mendeteksi

autokorelasi pada data panel dapat melalui uji Durbin-Watson. Nilai

Durbin-Watson dibandingkan dengan nilai tabel Durbin-Watsin untuk

mengetahui keberadaan korelasi positif atau negatif. Adapun

keputusan untuk mendeteksi keberadaan autokorelasi, yaitu:

Page 68: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

53

1. Jika d < dL, berarti terdapat autokorelasi positif

2. Jika d > (4-dL), berarti terdapat autokorelasi negatif

3. Jika du < d <(4-dL), berarti tidak terdapat autokorelasi.

4. Jika dL < d < du atau (4-du), berarti tidak dapat disimpulkan

b. Uji Normalitas

Menurut Winarno (2011), uji normalitas memiliki tujuan untuk

menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak

pada variabel dependen dan variabel independen. Model regresi yang

baik, adalah model regresi yang memiliki nilai residual yang

terdistribusi secara normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu melihat histogram dan uji Jarque-Bera (J-B). Untuk melihat

data terdistribusi secara normal atau tidak dengan cara melihat

koefisen J-B dan nilai Probabilitasnya. Bila nilai probabilitas lebih dari

α = 0,05 atau 5%, maka data terdistribusi secara normal dan nilai J-B

lebih kecil dari dua maka, data terdistribusi secara normal.

c. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan menguji apakah dalam model regresi panel ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Model yang baik adalah

model yang tidak terdapat korelasi antar variabel independennya.

Multikolinearitas muncul karena diantara variabel independek

memiliki hubungan yang cukup tinggi. Jika koefisien korelasi di atas

nilai 0,85 maka di dgua ada multikolinearitas dalam model. Dan

sebaliknya jika koefisien korelasi kurang dari 0,85, maka diduga

model tidak mengandung untuk multikolinearitas. Menurut Winarno

(2011) ada beberapa cara untuk menghadapai masalah

mutikolinearitas, yaitu:

1. Biarkan saja model mengandung multikolinearitas, karena hasil

estimasinya masih bersifat BLUE. Sifat BLUE tidak terpengaruh

oleh ada atau tidaknya hubungan antar variabel independen.

2. Menambahkan data bila mungkin, karena masalah

multikolinearitas timbul karena jumlah observasinya sedikit.

Page 69: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

54

3. Menghilangkan salah variabel independen. Salah satu cara

sederhana adalah menghilangkan salah satu variabel independen

yang memiliki korelasi yang kuat. Namun, menghilangkan variabel

independen ini akan menimbulkan bias spesifikasi model regresi.

4. Transformasi variabel. Transfromasi variabel dapat dilakukan

dengan cara melakukan transformasi ke dalam bentuk first

different. Bentuk diferensiansi pertama ini akan mnegurangi

masalah multikolinearitas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model dalam regresi terjadi

ketidak samaan varian dari residual model regresi. Data dikatakan baik

jika data yang homoskedastisitas. Menurut Kuncoro (2011),

heteroskedastisitas timbul apabila nila residual model tidak memiliki

varians yang sama. Yang berarti setiap observasi mempunyai realibitas

yang berbeda. Menurut Gujarati (2012), gejala heteroskedastisitas

sering terjadi pada data cross section, sehingga pada data panel

dimungkinkan terjadi heteroskedastisitas. Apabila nilai signifikasi

lebih dari 0,05, diartikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

G. Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Satuan Skala

Produk

Domestik

Regional Bruto

(Y)

Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) adalah jumlah nilai

tambah barang dan jasa yang

dihasilkan dari seluruh kegiatan

perekonomia suatu daerah. PDRB

digunakan untuk melihat tingkat

pertumbuhan perekonomian suatu

daerah.

Milyar

Rupiah

Interval

Penanaman

Modal Asing

(X1)

Penanaman Modal Asing (PMA)

adalah kegiatan menanam modal

untuk mendirikan usaha di wilayah

Indonesia.

Milyar

rupiah

Interval

Page 70: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

55

Penanaman

Modal Dalam

Negeri

(X2)

kegiatan menanam modal untuk

melakukan usaha di wilayah

negara Republik Indonesia yang

dilakukan oleh penanaman modal

dalam negeri

Milyar

rupiah

Interval

Tenaga Kerja

(X3)

Tenaga kerja adalah seluruh

jumlah penduduk yang dianggap

dapat bekerja dan sanggup bekeja.

Dan menurut UU tenaga keja,

mereka yang dikelompokan

sebagai tenaga kerja, yaitu mereka

yang berusia antara 15 tahun

sampai 64 tahun.

Jiwa Interval

Page 71: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

56

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Negara Indonesia memiliki target yang fokus pada sektor

pengembangan ekonomi. Tujuan utama Negara Indonesia adalah mencapai

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, sehingga

dapat menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan yang baru dan juga

pengembangan daerah-daerah yang dijadikan sasaran investasi. Kegiatan

investasi-investasi baik asing maupun dalam negeri terus di genjot

pemerintah guna mengejar nilai pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pemerintah

melakukan berbagai cara guna meningkatkan pertumbuhan dan pemertaan

pembangunan ekonomi di berbagai daerah. Mengingat Indonesia terdiri dari

34 provinsi, pemerintah memberikan mandat kepada daerah untuk mengatur

perekonomian masing-masing daerah. Yang tujuannya agar terjadinya

pemerataan pertumbuhan dan pembangunan. Peran investasi menjadi sesuatu

yang penting dalam membantu kegiatan proses peningkatan pertumbuhan di

Indonesia.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Analisis Deskiptif Antar Variabel di Beberapa Provinsi Indonesia

a. Sumatera Utara

Sumatera Utara menduduki provinsi keempat terbesar jumlah

penduduknya. Pada sensus penduduk 2015, penduduk Sumatera Utara

kurang lebihnya 13 juta jiwa. Pembangunan infrastruktur dan kawasan

industri sangat dirasakan manfaatnya bagi pertumbuhan ekonomi di

Sumatera Utara. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga menekan ketergantungan

yang besar pada komoditi ekspor. Sektor pertanian menempati

peringkat tertinggi terhadap PDRB Sumatera Utara dengan 23,06

persen, selanjutnya peringkat ke dua ditempati oleh industri pengolahan

dengan persentase sebesar 22,45 persen. Dan sisanya sektor-sektor

perekonomian yang lainnya. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara

Page 72: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

57

sempat melambat dari 2 persen menjadi 4,5 persen. Penyebabnya

adalah perlambatan kinerja ekspor yang khususnya antar daerah

sementara ekspor luar negeri membaik. Kegiatan ekonomi domestik

didukung oleh semakin kuatnya konsumsi diantara kinerja investasi

yang dapat dikatakan stabil.

4.1. Grafik PDRB Sumatera Utara

Sumber: BPS

Dalam grafik di atas menunjukan tren yang baik dan positif dalam

aspek pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara. Pertumbuhan ekonomi

yang baik ditandai dengan adanya peningkatan nilai Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) di daerah tersebut. Dalam kurun waktu lima

tahun, PDRB Sumatera Utara mengalami peningkatan yang baik dalam

setiap tahunnya. Ditambah provinsi ini menjadi salah satu provinsi

pilihan yang tergolong dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Sumatera Utara tergolong provinsi yang memiliki nilai PDRB yang

tinggi diantara provinsi-provinsi lainnya di Indonesia. Pemerintah

provinsi Sumatera Utara akan memberikan fokusnya dalam peningkatan

prioritas unggulan sebagai trigger peningkatan perekonomian melalui

peningkatan produktifitas pertanian, peningkatan dan pengembangan

wisata dan juga peningkatan infrastruktur dan juga mendukung kegiatan

investasi-investasi.

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

40,000.00

45,000.00

50,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Sumatera Utara

Page 73: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

58

Sumatera Utara menjadi salah satu provinsi yang masuk ke dalam

target para investor-investor baik asing maupun dalam negeri.

Mengingat provinsi Sumatera Utara ditunjuk sebagai salah satu provinsi

yang masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus, menjadi daya tarik

tersendiri bagi para investor-investor. Ditunjuknya provinsi Sumatera

Utara menjadi salah satu provinsi yang tergabung dalam Kawasan

Ekonomi Khusus, memiliki multiplier effect bagi semua sektor-sektor.

Penanaman modal asing merupakan hal yang penting dalam suatu

proses peningkatan pertumbuhan ekonomi bagi sebuah negara. Karena

penanaman modal dalam negeri saja tidak cukup untuk mengejar target

pertumbuhan ekonomi. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

telah mengatur tentang cara, perizinan dan sebagainya tentang

penanaman modal asing di Indonesia.

4.2. Grafik PMA Sumatera Utara

Sumber:BPS

Badan pusat statistik Indonesia telah meliris nilai Penanaman

modal asing bagi setaip provinsi di Indonesia. Penanaman modal asing di

provinsi Sumatera Utara menduduki provnsi ke-11. Pemerintah

mengatakan bahwa negara Singapura menjadi negara Penanaman Modal

Asing terbesar dengan penyumbang nilai realisasi penanaman modal di

-

200.00

400.00

600.00

800.00

1,000.00

1,200.00

1,400.00

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Sumatera Utara

Page 74: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

59

Sumatera Utara pada lima tahun terakhir. dalam grafik di atas, terlihatlah

dalam waktu kurun lima tahun terjadi penurunan PMA pada tahun 2013

ke tahun 2014, tetapi diterjadi peningkatan kembali di tahun 2014 ke

2015 karena di tahun inilah Kawasan Ekonomi Khusus di fokuskan. Dan

terjadi penurunan kembali di tahun 2016 tetapi tidak memberikan

pengaruh yang berarti. Banyak perusahaan-perusahaan yang mendirikan

dan menanamkan modalnya di provinsi Sumatera Utara ini. Karena

mereka melihat banyak yang dapat di kembangkan dan juga banyak yang

diperlukan guna mengejar target pertumbuhan dan pembanguan di

provinsi ini. Berikut adalah perusahan-perusahan yang menjadi

penyumbang terbesar di realisasi PMA di Sumatera utara PT. Agincourt

Resources, PT. Medco dan lain sebagainya.

4.3. Grafik PDMN Sumatera Utara

Sumber: BPS

Selain Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam

Negeri juga diperlukan guna mengejar target pertumbuhan dan

pembangunan di suatu daerah atau wilayah. Penanaman Modal Dalam

Negeri telah diatur dalan UU No. 25 tahun 2007 tentang penanaman

modal. Penanaman Modal Dalam Negeri di provinsi Sumatera Utara

-

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam Negeri Sumatera Utara

Page 75: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

60

menduduki peringkat ke-7 sebagai provinsi yang paling besar penanaman

modal dalam negerinya. Fokus pemerintah adalah pada sektor-sektor

unggulan yang ada di Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan pemerintah

ingin meningkatkan sektor-sektor unggulan yang ada di suatu wilayah

sehingga dapat bersaing baik dengan daerah lain maupun di internasional.

Tujuan dari penyelenggaran penanaman modal adalah meningkatkan

pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan

daya saing dan lain sebagainya.

4.4. Grafik Tenaga Kerja Sumatera Utara

Sumber: BPS

Pada tahun 2016, tenaga kerja di Sumatera Utara sebagian besar

didominasi oleh yang berpendidikan SMA. Dalam kurun lima tahun

persentase angkatan kerja bernilai baik dengan tren positif. Ini mungkin

dikarenakan sudah adanya keseriusan pemerintah daerah dalam hal

meningkatkan kualitas pendidikan dan faktor-faktor lainnya yang

mendukung kualitas dari tenaga kerja.

b. Sumatra Selatan

Provinsi Sumatera Selatan merupaka provinsi peringkat ke-6

sebagai jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Dari tahun ke tahun

jumlah penduduk di Sumatera Selatan terus bertambah. Karena itulah

-

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Sumatera Utara

Page 76: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

61

upaya pengendalian pertumbuhan yang disertai dengan upaya peningkatan

kesejahertaan penduduk harus berjalan beriringan dengan program-

progran pembangunan yang sedang berjalan atau yang akan dilaksanakan.

Terdapat empat sektor yang memberikan sumbangan yang cukup besar

terhadap Produk Domestik Bruto (PDRB) Sumatera Selatan. Empat sektor

tersebut, yaitu sektor industri pengolahan, sektor penggalian dan

pertambangan, sektor pertanian dan yang terakhir adalah sekotr

perdagangan. Pada 2016 pertumbuhan Provinsi Sumatera Selatan

mengalami penurunan akibat karena adanya penyusuaian asumsi.

Perlambatan kegiatan ekspor yang diakibatkan dari pengaruh Brexit.

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan ditopang dengan adanya

pembangunan infrastruktur, karena kota Palembang akan menjadi tuan

rumah Asian Games XVII tahun 2018. Hadirnya acara terbesar di ASEAN

ini akan memberikan dampak baik dalam pertumbuhan perekonomian

provinsi Sumatera Selatan.

4.5. PDRB Sumatera Selatan

Sumber: BPS

Dapat dilihat dari tabel di atas, nilai Produk Domestik Regional

Bruto Sumatera Selatan mengalami peningkatan yang sangat baik selama

kurun waktu lima tahun belakangan ini. Pertumbuhan Produk Domestik

Regional Bruto Sumatera Selatan lebih cepat dibandingkan pertumbuhan

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

40,000.00

45,000.00

50,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Sumatera Selatan

Page 77: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

62

nasional. Secara umum, Produk Domestik Regional Bruto Sumatera

Selatan tumbuh sebesar 5,03 persen, sedangkan pertumbuhan nasiona

hanya 5,02 persen. Sumbangan terbesar dalam Produk Domestik Regional

Bruto Sumatera Selatan adalah dari lapangan usaha indusri pengolahan

dan lapangan usaha konstruksi perdangan besar dan sektor-sektor lainnya.

Di pilihnya provinsi Sumatera Selatan menjadi tuan rumah

Asian Games XVII tahun 2018 mendatang, menciptakan banyak

perubahan yang dirasakan, mulai dari peningkatan nilai Produk Domestik

Regional Bruto Sumatera Selatan, pembangunan infrastruktur seperti

pembangunan jalur kereta api Light Rail Transit (LRT), pembanguan dua

jembatan layang, underpass, tiga ruas jalan tol, perluasan bandara,

perbaikan rumah sakit yang bertarat internasional dan lain sebagainya.

Peningkatan investasi sudah dirasakan sejak awal tahun 2015 kemarin.

Seiring dengan banyaknya calon investor-investor. Kondisi ini akan sangat

menguntungkan bagi Sumatera Selatan, ditambah dengan diresmikannya

Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu provinsi yang masuk ke

dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

4.6. Penanaman Modal Asing Sumatera Selatan

Sumber:BPS

Dapat dilihat dari grafik di atsas, realisasi Penanaman Modal Asing

di Sumatera Selatan mengalami peningkatan yang cukup baik, terutama

-

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2,500.0

3,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Sumatera Selatan

Page 78: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

63

pada tahun 2016, peningkatan Penanaman Modal Asing meningkat sangat

tinggi. Peningkatan penanaman modal asing ini dipicu oleh kegiatan-

kegiatan pembangunan provinsi Sumatera Selatan, dan ditambah provinsi

Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah Asian Games XVII tahun

2018. Pada kawasan Sriwijaya CBD dirancang sebagai penggerak utama

ekonomi di Sumatera Selatan. Hal ini ditujukan untuk mendukung

kegiatan investasi agar memudahkan investor yang akan berinvestasi.

Sumatera selatan merupakan provinsi tujuan investasi di Indonesia. Dan

sudah banyak jumlah investor yang akan berinvestasi, salah satunya yaitu

beberapa investor dari Negara Korea.

Pada tahun 2015 tercatat sudah ada 104 perusahaan dari berbagai

negara telah menanamkan modal nya di provinsi Sumatera Selatan.

Negara-negara tersebut antara lain Cina, Korea, Malaysia dan Singapura.

Ditunjuknya Sumatera Selatan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus juga

mendatangkan ketertarikan tersendiri. Perusahaan minyak swasta Asing

PT. Palembang GMA Refinery Consortium sudah melakukan kerja sama

yang berlokasi di Tanjung Api-Api Sumatera selatan dengan perusahaan

EPCkontraktor nasioanl PMA dari Jepang.

4.7. Penanaman Modal Dalam Negeri Sumatera Selatan

Sumber:BPS

Selain menjalin kerja sama dengan negara-negara lain dan juga

investor-investor asing, pemerintah juga memberikan modal guna

pembangunan provinsi Sumater Selatan. Tak sedikit yang dikeluarkan oleh

-

2,000.0

4,000.0

6,000.0

8,000.0

10,000.0

12,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam Negeri Sumatera Selatan

Page 79: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

64

para penanam modal dalam negeri. Jumlah investasi dalam negeri lebih

besar dari investasi asing. Hal ini menunjukan bahwa investor-investor di

dalam negeri ikut tertarik dengan provinsi Sumatera Selatan. Investor-

investor ini melihat provinsi Sumatera Selatan ini merupakan provinsi

yang memiliki peluang-peluang investasi yang menjanjikan. Tentunya hal

ini dapat menggerakan roda pertumbuhan dan pembangunan ekonomi di

Sumatera Selatan.

4.8. Tenaga Kerja Sumatera Selatan

Sumber:BPS

Lapangan kerja terbentuk dari kegiatan investasi yang terus

bertambah di provinsi Sumatera Selatan. Dilihat dari seiring bertambahnya

angkatan kerja, harusnya dibarengi dengan perluasan kesempatan kerja,

sehingga tidak terjadinya pengangguran. Dari tahun ke tahun jumlah

angkatan kerja di Sumatera Selatan semakin bertambah. Dengan

bertambahnya angkatan kerja ini diharapkan dapat meningkatkan proses

pembangunan ekonomi Sumatera Selatan.

c. Banten

Banten merupakan provinsi penyangga Ibukota Negara, yaitu

Jakarta. Pesatnya pertumbuhan Provinsi Banten ditandai dengan semakin

banyaknya industri-industri besar hingga kecil yang terdapat di Banten.

Pertumbuhan ekonomi provinsi Banten tumbuh sebesar 5,90 persen pada

3,200,000

3,300,000

3,400,000

3,500,000

3,600,000

3,700,000

3,800,000

3,900,000

4,000,000

4,100,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Sumatera Selatan

Page 80: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

65

tahun 2017. Infrastruktur yang semakin baik mendorong kegiatan ekonomi

rakyat. Kuatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten di karenakan

konsumsi rumah tangga dan investor. Dan juga beberapa faktor yang

mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi diantaranya optimisme

perbaikan ekonomi. Seluruh komponen PDB akan terus tumbuh lebih

tinggi dan jga kinerja lapangan kerja utama seperti industri pengolahan

akan tumbuh semakin baik dengan ditunjukan semakin baiknya kinerja

korporasi provinsi Banten sekarang ini. Provinsi Banten juga merupakan

wilayah Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) tepatnya di Tanjung Lesung.

Dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus ini, menjadikan Banten

mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik setiap tahunnya.

4.9. PDRB Banten

Sumber:BPS

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pembanguan daerah

Banten berorietntasi pada output. Hal ini tercermin dari kondisi Banten

bagian Utara dan Banten bagian Selatan. Di Banten Utara memiliki

infrastruktur seperti Bandara Internasional Soekarno Hatta dengan julukan

lapangan terbang terbesar dan tersibuk di Indonesia dan juga pelabujan

Merak. Letak Provinsi Banten juga mempengaruhi pertumbuhan dan

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

40,000.00

45,000.00

50,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB BANTEN

Page 81: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

66

pembangunan ekonominya. Dengan posisi yang strategis, sebagai

penghubung Pulau Jawa dan Sumatra.

Tersedianya infrastruktur dalam peningkatan pertumbuhan

ekonomi, menyebabkan output akibat kebijakan pembangunannya yang

lebih mengedepankan pertumbuhan daripada pemerataan. Sehingga

dinobatkanlah Provinsi Banten sebagai Provinsi kedua tingkat

pengangguran tertinggi di Indonesia menurut BPS. Provinsi Banten terus

mengalami peningkatan yang sangat baik dan signifikan dan juga

memberikan kontribusi yang besar dalam pertumbuhan ekonomi. Sebagai

roda penggerak pertumbuhan ekonomi di Banten, industri pengolahan juga

memiliki perannya. Ekonomi Provinsi Banten ditopang oleh industri yang

berorientasi ekspor.

4.10. Penanaman Modal Asing Banten

Sumber:BPS

Provinsi Banten merupakan salah satu penerima investasi di

Indonesia. Pencapaian nilai realisasi penanaman modal asing di Provinsi

Banten menunjukan angka yang cukup baik, sehingga berdampak terhadap

pertumbuhan ekonomi masyarakat dan penyerapan lapangan kerja. Banten

sudah menjadi incaran bagi investor asing karena letaknya yang sangat

strategis dengan adanya bandara internasional Soekarno hatta dan

Pelabuhan Merak dan juga berdekatan dengan Ibukota negara. Kekayaan

-

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2,500.0

3,000.0

3,500.0

4,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Banten

Page 82: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

67

sumber daya alam termasuk pariwisata provinsi Banten memiliki nilai jual

bagi investor asing. Karena itulah investasi di provinsi Banten menjanjikan

terhadap pangsa pasar berbagai negara.

Lima tahun terakhir Provinsi Banten menempati sebagai lima besar

daerah tujuan utama investasi di Indonesia. Meningkatnya Penanaman

Modal Asing (PMA) secara langsung akan meingkatkan pertumbuhan

ekonomi regional dan juga pendapatan asli daerah Banten itu sendiri.

Daerah tujuan investasi di Banten terfokus di wilayah Kabupaten

Tangerang.

4.11. Penanaman Modal Dalam Negeri Banten

Sumber:BPS

Jumlah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) provinsi Banten

menunjukan angka yang cukup baik. Menrut data nasional, jumlah

Penanaman Modal Dalam Negeri provinsi Bnaten merupakan tertinggi

keempat di Indonesia. Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) provinsi Banten telah menyerap tenaga kerja sebanyak kurang

lebih 400 ribu orang. Banyaknya jumlah proyek di Banten dengan proyek

sebanyak 93 proyek. Dilihat dari grafik di atas, Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) provinsi Banten lebih besar dibandingkan Penanaman

Modal Asing (PMA) provinsi Banten.

-

2,000.0

4,000.0

6,000.0

8,000.0

10,000.0

12,000.0

14,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam NegeriBanten

Page 83: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

68

Sektor yang menjadi lirikan bagi Penanam modal dalam negeri di

provinsi Banten adalah industri logam, mesin dan elektronik. Dan daerah

yang menempati urutan pertama adalah Kabupaten Tangerang. Pemerintah

sangat mengatur investasi-investasi yang masuk di provinsi Banten. Hal

ini dikarenakan pemerintah bertujuan untuk menjaga kestabilan

pertumbuhan ekonomi.

4.12. Tenaga Kerja Banten

Sumber :BPS

Dengan berkembangnya kawasan industri di Provinsi Banten,

peluang kerja terbuka lebar bagi penduduk Banten. Menurut BPS tahun

2015 angkatan kerja di Provinsi Banten mencapai 5 juta orang.. Kenaikan

tenaga kerja dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah penduduk.

d. Sulawesi Tengah

Perekonomian Sulawesi Tengah mengalami peningkatan yang baik

setiap tahunnya. Sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang selama ini

menjadi fondasi ekonomi Sulawesi Tengah seperti sektor industri

pengolahan dan pertambangan. Provinsi Sulawesi Tengah menjadi salah

satu provinsi yang masuk ke dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Hal ini sangat memberikan dampak yang cukup besar bagi proses

pertumbuhan dan pembangunan di provinsi Sulawesi Tengah.

Seluruh sektor mengalami pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan

tertinggi terjadi pada sektor kauangan dan jasa perusahaan sebesar 10,65

persen. Provinsi Sulawesi Tengah menjadi provinsi dengan pertumbuhan

4,400,000

4,500,000

4,600,000

4,700,000

4,800,000

4,900,000

5,000,000

5,100,000

5,200,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Banten

Page 84: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

69

ekonomi tertinggi pada tahun 2016, hal ini disampaikan oleh BPS. Pada

tahun 2016, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah banyak di

topang oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Namun,

pertumbuhan tertinggi berasal dari sektor pertambangan dan penggalian

dan juga industri pengolahan.

4.13. Produk Domestik Regional Bruto Jawa Tengah

Sumber:BPS

Peningkatan pertumbuhan ekonomi provinsi Sulawesi Tengah

tidak lepas dari investasi-investasi. Salah satunya kerja sama antara

Indonesia dan Cina, yaitu pembangunan pabrik carbon steel di kawasan

industri Sulawesi Tengah. Dan juga negara Jepang yang berminat

menanamkan investasinya dalam sektor energi listrik. Sasaran investsi

terbesar masih berlokasi di daerah tambang

-

5,000.00

10,000.00

15,000.00

20,000.00

25,000.00

30,000.00

35,000.00

40,000.00

45,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Sulawesi Tengah

Page 85: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

70

4.14 Penanaman Modal Asing Sulawesi Tengah

Sumber:BPS

Realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) Sulawesi

Tengah menempati urutan keenam se Indonesia. Pada tahun 2013, nilai

reaslisasi Penanaman Modal Asing Sulawesi Tengah mengalami

peningkatan, katena adanya proyek kilang gas alam cair. Proyek gas DS

LNG merupakan salah satu kegiatan utama provinsi Sulawesi Tengah

dalam master plan percepatan pembangunan ekonomi. Provinsi Sulawesi

tengah masih menjadi daerah yang banyak diminati oleh investor-investor

asing.

4.15. Penanaman Modal Dalam Negeri Sulawesi Tengah

Sumber:BPS

-

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Sulawesi Tengah

-

200.0

400.0

600.0

800.0

1,000.0

1,200.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam Negeri Sulawesi Tengah

Page 86: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

71

Realisasi investasi provinsi Sulawesi Tengah melebihi dari target

yang ditetapkan. Realisasi penanaman modal terbesar berdasarkan lima

wilayah, yaitu Kabupetn Morowali, Kabupaten Banggai, Kabupaten

Morowal Utara, Kabupaten Poso dan Kota Palu. Dan sektor bidang usaha

yang memiliki nilai realisasi investasi terbesar dari sektor industri logam,

barang logam, mesin dan elektronik. Dilanjutkan dengan industri kimia

dasar, farmasi dan diikuti oleh sektor transportasi, gudang dan

telekomunikasi dan sektor-sektor lainnya. Dengan semakin tingginya

realisasi investasi tahun 2016 menandakan bawa investor yang

menanamkan modalnya di provinsi Sulawesi Tengah, semakin serius

untuk merealisasikan investasinya. Hal ini tidak saja dari penanaman

modal asing saja, penanaman modal dalam negeripun ikut mendorong

terealisasinya rencana investasi demi pertumbuhan dan proses

pembangunan dan juga kesejahteraan masyarakat.

4.16. Tenaga Kerja Sulawesi Tengah

Sumber:BPS

Terjadinya peningkatan angakatan kerja dari tahun 2013 hingga

tahu 2016, hal ini tercermin dari naiknya jumlah penduduk dan penurunan

tingkat pengangguan. Hal ini juga menunjukan lapangan kerja yang ada

telah menyerap banyak tenaga kerja. Tiga sektor yang menjadi

penyumbang penyerapan tenaga kerja yaitu, sektor pertanian,

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

1,800,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Sulawesi Tengah

Page 87: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

72

perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi. Bila dilihat dari sisi

pendidikan, tenaga keja masih didominasi oleh penduduk berpendidikan

rendah.

e. Kalimantan Timur

Kondisi perekonomian Provinsi Kalimantan Timur membaik

ditahun 2017. Lambatnya jalan pertumbuhan ekonomi di Kalimantan

Timur disebabkan karena adanya penurunan komponen pemacu laju

perekonomian Kalimantan Timur. Provinsi Kalimantan Timur juga

merupakan salah satu provinsi sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

4.17. Produk Domestik Regional Bruto Kalimantan Timur

Sumber: BPS

Penurunan yang terjadi pada PDRB Provinsi Kalimantan Timur ini

dikarenakan adanya penurunan ekonomi global. Provinsi ini dulunya

dikenal sebagai provinsi yang kaya. Kini, provinsi Kalimantan Timur lebih

berfokus pada membangun industri hilir dan bergeser juga ke sektor usaha

jasa dan akomodasi.

135,000.00

140,000.00

145,000.00

150,000.00

155,000.00

160,000.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Kalimatan Timur

Page 88: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

73

4.18. Penananman Modal Asing Kalimantan Timur

Sumber: BPS

Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) Provinsi Kalimantan

Timur mengalami fluktiasi setiap tahunnya. Naik turunnya Penanaman

Modal Asing (PMA) ini disebabkan adanya dampak dari krisis global.

Penanaman Modal Asing (PMA) tersebut tersebar pada 10 kabupaten dan

kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan jumlah proyek sebanyak 105

unit.

4.19. Penanaman Modal Dalam Negeri Kalimantan Timur

Sumber: BPS

-

500.0

1,000.0

1,500.0

2,000.0

2,500.0

3,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Kalimantan Timur

-

2,000.0

4,000.0

6,000.0

8,000.0

10,000.0

12,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam Negeri Kalimantan Timur

Page 89: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

74

Sektor pertambangan adalah sektor utama yang menjadi tujuan dari

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Kalimantan Timur. Selanjutnya

adalah sub sektor tanaman pangan yang menjadi urutan kedua sebagai

tujuan dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Kalimantan Timur.

Pada tingkat nasional, PMDN provinsi Kalimantan Timur menempati

urutan keenam.

4.20. Tenaga Kerja Kalimantan Timur

Sumber: BPS

Dari grafik di atas, jumlah tenaga kerja di Provinsi Kalimantan

Timur mengalami naik turun yang terjadi setiap tahunnya. Provinsi

Kalimantan Timur giat membangun seluruh sektor dan hal ini tentu

memberikan peluang pekerjaan untuk para pencari kerja. Hal ini tentunya

diperlukan keseriusan pemerintah dalam memperbaiki kualifikasi dari

Sumber Daya Manusia (SDM).

f. Nanggroe Aceh Darussalam

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Aceh pada tahun 2014

merupakan tingkat PDRB terendah se-Pulau Sumatera. Hal ini

dikarenakan Aceh belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri. Aceh

masih banyak melakukan kegiatan impor. Sebetulnya, Aceh sendiri

memiliki tempat penggilingan tetapi sudah ditelantarkan begitu saja.

1,460,000

1,480,000

1,500,000

1,520,000

1,540,000

1,560,000

1,580,000

1,600,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Kalimantan Timur

Page 90: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

75

4.21. Produk Domestik Regional Bruto Aceh

Sumber: BPS

Kegiatan investasi juga mengalami tren negatif. Hal ini

dikarenakan pandangan wilayah bekas konflik dan sebagai daerah yang

rawan bencana. Dengan kejadian dimasa lampau Aceh sebagai daerah

yang sering terjadi konflik dan juga bencana, para investor akan berpikir

dua kali untuk menanamkan modalnya di Provinsi Aceh tersebut. Hal ini

harus ada kerja sama berbagai pihak untuk kembali menyakinkan para

investor untuk menanamkan modalnya di Aceh.

4.22. Penanaman Modal Asing Aceh

Sumber:BPS

22,500.00

23,000.00

23,500.00

24,000.00

24,500.00

25,000.00

25,500.00

26,000.00

26,500.00

27,000.00

27,500.00

2012 2013 2014 2015 2016

PDRB Aceh

-

50.0

100.0

150.0

200.0

250.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Asing Aceh

Page 91: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

76

Kegiatan penanaman modal asing di Provinsi Aceh terjadi

penurunan dari tahun 2013 sampai tahun 2016. Hal ini dikarenakan masih

banyaknya ketakutan-ketakukan yang di takutkan oleh para investor. Dan

juga masih sedikitnya lahan untuk dijadikan laha investasi. Dan juga

belum adanya kesiapan oleh masyarakatnya dan juga belum ada

keseriusan pemerintah terkait investasi.

4.23.Penanaman Modal Dalam Negeri Aceh

Sumber: BPS

Bukan hanya para investor asing saja yang berpikir dua kali untuk

menginvestasikan modalnya di Povinsi Aceh tersebut, tetapi para investor

dalam negeri pun melakukan hal yang sama. Mengingat seluruh kegiatan

investasi memiliki orientasinya adalah profit. Maka dari itulah tren negatif

terjadi pada tingkat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi

Aceh.

-

1,000.0

2,000.0

3,000.0

4,000.0

5,000.0

6,000.0

2012 2013 2014 2015 2016

Penanaman Modal Dalam Negeri Aceh

Page 92: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

77

4.24.Tenaga Kerja Aceh

Sumber: BPS

Penduduk yang bekerja di Provinsi Aceh masih didominasi oleh

pekerja dengan pendidikan SD ke bawah. Pada tingkat SD ini banyak

terserap pada sektor pertanian dan industri mikro kecil. Tren positif yang

digambarkan dari grafik di atas menunjukan bahwa, kegiatan memperbaiki

kualitas tenaga kerja di Provinsi Aceh sudah dilakukan dengan sangat

baik,

2. Analisis Statistik Deskriptif di Beberapa Provinsi Indonesia

Hasil analisis deskriptif pada tabel menunjukan bahwa jumlah

observasi dari penelitian ini ada 30 sampel dari 6 provinsi. Berdasarkan 30

observasi ini nilai PMA nilai yang terkecil adalah sebesar 4.797352 yang

ada di provinsi Aceh dan yang terbesar adalah yang ada di provinsi

Banten, dengan nilai 8.221541 serta nilai standar deviasi sebesar 0.977850

dan juga dengan rata-rata 6.858616 . Nilai tersebut menggambarkan

bahwa realisasi Penanaman Modal Asing di masing-masing provinsi masih

rendah, hanya di Provinsi Banten saja yang realisasi Penanaman Modal

Asing(PMA) yang sudah baik.

Pada nilai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), nilai terkecil

sebesar 6.401600 yang ada pada provinsi Sulawesi Tengah dan yang

terbesar ada pada provinsi Banten, dengan nilai sebesar 9.427571 dan

1,650,000

1,700,000

1,750,000

1,800,000

1,850,000

1,900,000

1,950,000

2,000,000

2,050,000

2,100,000

2,150,000

2012 2013 2014 2015 2016

Tenaga Kerja Aceh

Page 93: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

78

dengan nilai standar deviasi sebesar 0.862352 dan juga dengan nilai rata-

rata 8.175177. nilai tersebut menunjunkan bahwa realisasi Penanaman

Modal Dalam Negeri (PDMN) di Indonesia masih tergolong rendah dan

hanya di provinsi Banten saja yang realisasi Penanaman Modal Dalam

Negeri (PMDN) yang sudah baik.

Pada nilai Tenaga Kerja (TK), nilai terkecil sebesar 13.93249 yang

ada pada provinsi Sulawesi Tengah dan yang terbesar ada di provinsi

Sumatera Utara sebesar 15.75602. Dengan standar deviasi 0.566705 dan

juga dengan nilai rata-rata 14.82217. Nilai ini menunjukan bahwa masing-

masing provinsi harus lebih memperbaiki sistem tenaga kerja dan harus

menambah pelatihan dan pendidikan bagi setiap tenaga kerja.

Pada nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), nilai terkecil

adalah sebesar 10.09801 yang ada pada daerah Aceh. Dan yang terbesar

ada di provinsi Kalimantan Timur dengan nilai 11.97334. Dengan nilai

rata-rata sebesar 10.67182 dan dengan standar deviasi 0.595334. nilai ini

menunjukan bahwa peningkatan pertumbuhan haruslah dilaksanakan

dengan baik terutama bagi enam provinsi kecuali Kalimantan Timur.

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std.

Deviasi

PMA 30 4.797352 8.221541 6.858616 0.977850

PMDN 30 6.401600 9.427571 8.175177 0.862352

TK 30 13.93249 15.75602 14.82217 0.566705

PDRB 30 10.09801 11.97334 10.67182 0.595334

Sumber: Hasil Pengolahan data E-views 9

3. Analisis model PDRB dengan Variabel independen PMA, PMDN dan

TK

a. Uji Lagrange Multiplier

Uji ini dilakukan untuk menentukan memilih model apa yang akan

digunakan, apakah PLS atau random effect model. Dapat dilihat dari nilai

Page 94: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

79

Breusch-pahannya. Jika nilainya lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5%

maka model yang digunakan adalah PLS.

Berdasarkan metode PLS dengan Random Effect diperoleh nilai

sebagai berikut:

Tabel 4.2. Lagrange Multiplier

Cross section Time Both

Breusch-pagan 23.66665

(0.0000)

2.754372

(0.0970)

26.42102

(0.0000)

Sumber: hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Berdasarkan dari hasil di atas, nilai probabilitas cross-section

sebesar 0.000, sehingga nilainya lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5%

maka model yang digunakan adalah PLS.

b. Uji Chow

Untuk menetukan model panel mana yang akan digunakan untuk

regresi data panel, apakah fixed effect model atau PLS. Jika nilai

probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi α 5% maka artinya model

panel yang baik digunakan adalah fixed effect model dan begitu juga

sebaliknya Jika nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikasi α 5%

maka artinya model regresi data panel yang baik digunakan adalah PLS.

Dengan hipotesis, sebagai berikut:

H0 : Model PLS

H1 : Model FE

Berdasarkan metode FE dan PLS, diperoleh nilai probabilitas F-

statistik, sebagai berikut:

Tabel 4.3. Uji Chow

Effects test Statistic d.f Prob

Cross-section F 112.543131 (5,21) 0.0000

Cross-section

Chi-Square

99.746746 5 0.0000

Sumber: hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Page 95: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

80

Dari tabel diatas, diperoleh nilai f-statistik adalah 102.782492

dengan nilai d.f (5.21) dan nilai probabilitas f-statistik lebih kecil dari

signifikasi α 5% maka artinya model panel yang baik digunakan adalah

fixed effect model.

c. Uji hausman

Uji ini untuk menentukan memilih metode apa yang akan

digunakan, apakah fixed effect model atau random effect model. Dapat

dilihat dari niali Chi-square statistic. Jika nilai probabilitasnya lebih kecil

dari tingkat signifikasi α 5%, maka artinya model yang digunakan adalah

fixed effect model.

Berdasarkan metode fixed effect dengan Random Effect diperoleh

nilai sebagai berikut:

Tabel 4.4. Hausman Test

Test Summary Chi-Square Stat Chi-aq. d.f Prob.

Cross-section random 8.764693 3 0.0326

Sumber: hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Dari hasil tabel di atas, nilai probalitas Chi-square lebih besar dari

signifikasi α 5% maka artinya model panel yang baik digunakan adalah

random effect model. Tetapi, dari tiga uji tersebut, yang model yang paling

baiknya adalah Fixed effect model.

d. Fixed Effect Model

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan Fixed Effect Model. Dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai

berikut:

LnPDRB = 3.655655 + 0.124248 LnPMDN + 0.368869 LNTK + e

Keterangan:

PDRB : Produk Domestik Regional Bruto

PMDN : Penanaman Modal Dalam Negeri

TK : Tenaga Kerja

e : errror term

Page 96: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

81

berdasarkan dari test lagrange multiplier, chow test dan Hausman

test yang telah dijalankan dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Fixed Effect Model.

Tabel 4.5. Data Panel

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan eviews

Variabel PMA memiliki arah yang positif terhadap Produk

Domestik Regional Bruto. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang

menyatakan bahwa PMA berpengaruh terhadap Produk Domestik

Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia. Hubungan ini bearti ketika

nilai PMA naik yang berarti realisasi PMA bertambah, maka nilai Produk

Domestik Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia mengalami

kenaikan.

Variabel PMDN memiliki arah yang positif terhadap Produk

Domestik Regional Bruto. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang

menyatakan bahwa PMDN berpengaruh terhadap Produk Domestik

Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia. Hubungan ini bearrti

ketika nilai PMN naik yang berarti realisasi PMDN bertambah, maka nilai

Produk Domestik Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia

mengalami kenaikan.

Variabel Koefisien Prob.

C 3.6556655 0.0220

PMA 0.077710 0.1109

PMDN 0.124248 0.0023

TK 0.368869 0.0026

F-stat 220.1837 0.0000

R2 0.988219

Adj R2 0.983730

Page 97: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

82

Variabel TK memiliki arah yang positif terhadap Produk Domestik

Regional Bruto. Hal ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa

TK berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto di beberapa

provinsi Indonesia. Hubungan ini bearti ketika nilai TK naik yang berarti

realisasi TK bertambah, maka nilai Produk Domestik Regional Bruto di

beberapa provinsi Indonesia mengalami kenaikan.

Berikut adalah tabel yang menunjukan lima provinsi memiliki

pengauh secara individu yang berbeda-beda untuk setiap perubahannya.

Tabel 4.6. interpetasi FEM

e.Variabel Koefisien Indv. Effect Prob.

C 3.655655 0.0220

PMA 0.077710 0.1109

PMDN 0.124248 0.0023

TK 0.368869 0.0026

Fixed Effect Cross

_ACEH--C -0.193614 3.462041

_SUMUT—C -0.424001 3.231434

_SUMSEL--C -0.296347 3.359308

_SULTENG--C 0.113810 3.769465

_BANTEN--C -0.554874 3.100781

_KALTIM—C 1.355026 5.010681

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Provinsi Aceh

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Aceh akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Produk Domestik Regional

Bruto sebesar 3.462041%

Provinsi Sumatera Utara

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Sumatera Utara akan

Page 98: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

83

mendapatkan pengaruh individu terhadap Produk Domestik

Regional Bruto sebesar 3.231434%

Provinsi Sumatera Selatan

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Sumatera Selatan akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Produk Domestik

Regional Bruto sebesar 3.359308%

Provinsi Sulawesi Tengah

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Sulawesi Tengah akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Produk Domestik

Regional Bruto sebesar 3.769465%

Provinsi Banten

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Banten akan mendapatkan

pengaruh individu terhadap Produk Domestik Regional

Bruto sebesar 3.100781%

Provinsi Kalimantan Timur

Apabila terjadi perubahan sebesar 1% pada PMA, PMDN

dan Tenaga Kerja, maka Povinsi Kalimantan Timur akan

mendapatkan pengaruh individu terhadap Produk Domestik

Regional Bruto sebesar 5.010681%

e. Hasil pengujian hipotesis

1) Uji-F dan interpretasi Hasil Analisis

Untuk menguji apakah semua variabel x secara bersama

berpengaruh terhadap variabel y. Pengujian dilakukan demham cara

membandingkan nilai f hitung dengan f tabel. Jika f hitung lebih besar

dari f tabel, maka artinya secara bersama-sama atau simultan variabel x

berpengaruh terhadap variabel y.

Page 99: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

84

Tabel 4.7. uji f-statistik

f-statistik Prob

220.1837 0.0000

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Bedasakan tabel di atas, hasil regresi data panel diperoleh nilai f-

statistik sebesar 220.1837 dengan probabilitas 0.0000, pada signifikasi α

5%, k=3, n=30, sehingga didapatkan hasil nilai f-tabel dengan df yaitu

(3,28419) maka menunjukan bawa f-statistik lebih besar dari f-tabel

220.1837 > 3,28419, maka artinya variabel independen secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB).

2) Uji t-statistik dan hasil analisis

Uji ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh secara

masing-masing atau biasanya disebut parsial antaa variabel x terhadap y.

Uji t dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Jika t

hitung lebih besar dari t tabel, maka variabel x berpengaruh terhadap

variabel y.

Tabel t-statistik

Variabel t-statistik Prob.

PMA 1.664255 0.1109

PMDN 3.468336 0.0023

TK 3.409374 0.0026

Sumber:hasil Pengolahan Data dengan eviews 9

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa PMA dan PMDN secara

parsial mempengaruhi PDRB. Di lihat dari tingkat probability PMA

sebesar 0.1109 lebih besar dari α 5% dan juga t-hitung lebih kecil dari t-

tabel 1.664255 < 2.036933, artinya variabel PMA secara signifikan tidak

berpengaruh dalam model dalam dapat diambil kesimpulan. Untuk

variabel PMDN sebesar 0.0023 lebih kecil dari α 5% dan juga t-hitung

Page 100: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

85

lebih besar dari t-tabel 3.468336 > 2.036933 , artinya variabel PMDN

secara signifikan berpengaruh dalam model dalam dapat diambil

kesimpulan. Untuk variabel Tenaga Kerja, memiliki tingkat probability

0.0026 lebih kecil dari α 5% dan juga t-hitung lebih besar dari t-tabel

3.409374> 2.036933, artinya variabel Tenaga Kerja berpengaruh

signifikan dalam model dan dapat diambil kesimpulan.

Tabel di atas juga menunjukan bahwa hipotesis yang telah dibuat

dapat dibuktikan. Adapun hipotesisnya sebagai berikut:

1. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMA secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMA secara parsial terhadap PDRB di

beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

2. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMDN secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMDN secara parsial terhadap PDRB di

beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

3. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh tenaga kerja secara parsial

terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-

2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh tenaga kerja secara parsial terhadap

PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun 2012-2016.

4. H0 : diduga tidak terdapat pengaruh PMA, PMDN dan tenaga kerja

secara simultan terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia

tahun 2012-2016.

H1 : diduga terdapat pengaruh PMA, PMDN dan tenaga kerja secara

simultan terhadap PDRB di beberapa provinsi di Indonesia tahun

2012-2016.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh, maka pembuktian dari

hipotesis yang telah dijelaskan sebagai berikut:

Page 101: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

86

1. Nilai t-statistic PMA sebesar 1.664255 dan nilai t-tabelnya

sebesar 2.036933. maka dapat disimpulakan bahwa t-hitung

lebih kecil dari t-tabel, yang berarti H0 diterima

2. Nilai t-statistic PMDN sebesar 3.468336 dan nilai t-

tabelnya sebesar 2.036933. maka dapat disimpulakan

bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel, yang berarti H1

diterima

3. Nilai t-statistic TK sebesar 3.409374 dan nilai t-tabelnya

sebesar 2,036933. maka dapat disimpulakan bahwa t-hitung

lebih besar dari t-tabel, yang berarti H1 diterima.

3) Uji Koefisien Deterninasi (R2) dan Hasil Analisis

Tabel 4.9. Uji R2

Adjs R-

Square

0.983730

Sumber: Hasil Pengolahan data dengan eviews 9

Berdasarkan tabel, dapat dilihat nilai determinasi sebesar 0.983730

atau 98.37%. Hal ini menunjukan bahawa 98.37% Produk Domestik

Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia dapat dijelaskan oleh

Penananman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan Tenaga Kerja. Dan sisanya sebesar 1.63%, Produk

Domestik Regional Bruto dijelaskan oleh varibael lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

4. Analisis Ekonomi Produk Domestik Regional Bruto dengan Variabel

bebas Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga kerja

a. Penanaman Modal Asing terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Penanaman Modal Asing diperlukan guna mempercepat proses

pembangunan dan pertumbuhan. Dengan adanya modal asing, kerja

sama antar negara dapat terjalin dan hubungan antar negarapun

menjadi sangat baik. Banyaknya keuntungan dan manfaat yang

Page 102: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

87

diterima oleh negara Indonesia dengan adanya modal asing tersebut.

Proses penanaman modal asing harus tetap dijalankan demi

kelangsungan dan percepatan proses pembangunan dan pertumbuhan.

Dalam penelitian ini, Penanaman Modal Asing berhubungan positif

dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang

diukur dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal tersebut

bertentangan dengan teori-teori yang sudah ada. Karena selama ini

kegiatan penanaman modal, merupakan salah satu kunci dari proses

pembangunan dan juga kegiatan penanaman modal asing merupakan

awal dari kegiatan industrialisasi. Menurut penulis, hal ini disebabkan

karena ada kebijakan-kebijakan dari pemerintah daerah yang tidak

sejalan dengan kegiatan Penanaman Modal Asing tersebut. Kebijakan-

kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah belum dapat

memberikan suasana yang aman bagi para investor asing, serta

kurangnya dukungan baik dari masyarakat atau potensi-potensi sumber

daya yang tersedia. Dan juga menurut data yang telah diambil, dapat

disimpulkan besaran Penanaman Modal Asing lebih kecil

dibandingkan dengan besaran Penanaman Modal Dalam Negeri.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh (Hadidtya Surya Nugraha,2014) yang berjudul tentang

Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri

dan Belanja Daerah terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Provinsi Jawa Tengah tahun 1980-2012. Hasil penelitian

tersebut menunjukan bahwa Penanaman Modal Asing tidak

berpengaruh signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di

provinsi Jawa Tengah. Dan juga didukung oleh penelitian

(Junaedi,2016) Analisis Pengaruh Investasi, Belanja Pemerintah,

Penyrapan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini adalah vaiabel PMA tidak

berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi

Selatan, sedangkan variabel PMDN memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Variabel

Page 103: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

88

belanja pemerintah juga berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan. Dan angkatan kerja

berpengaruh signifikan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi

Selatan.

b. Penanaman Modal Dalam Negeri terhadap Produk Domestik Regional

Bruto

Penanaman Modal di Indonesia terbagi atas dua, yaitu Penanaman

Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri. Kegiatan

penanaman modal dalam negeri ini dilakukan baik perseorangan atau

berbentuk badan usaha. Kegiatan penanaman modal dalam negeri

sendiri sangat diperlukan guna meningkatkan daya saing investasi dan

juga menumbuhkan iklim investasi yang lebih kompetitif. Penanaman

modal dalam negeri sendiri dapat memberikan manfaat yang baik

untuk menciptakan investor-investor yang hebat dan memiliki daya

saing internasional.

Dalam penelitian ini Penanaman Modal Dalam Negeri

berpengaruh positif dan juga signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi suatu daerah yang diukur dengan Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Semakin tinggi tingkat penanaman modal dalam

negeri, maka semakin tinggi pula tingkat pertumbuhan suatu daerah

atau provinsi yang diukur melalui Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya, yang dilakukan

oleh (Reza,Grisvia & Imam, 2016) yang berjudul Pengaruh Penanaman

Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Belanja Modal

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Indonesia. Hasil dari

penelitian tersebut adalah adanya pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel Penanaman Modal Dalam Negeri.

c. Tenaga Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto

Tenaga kerja merupakan modal utama selain kegiatan penanaman

modal. Tanpa adanya tenaga kerja, maka kegiatan perekonomian tidak

bisa berjalan. Tenaga kerja yang terampil dan memiliki keahlian sesuai

Page 104: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

89

bidangnya, akan memberikan output yang baik untuk kegiatan

perekonomian di suatu daerah.

Dalam penelitian ini, tenaga kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang diukur

dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hasil ini sejalan

dengan teori-teori yang sudah ada. Seperti teori Keynes menjelaskan

bahwa jika tenaga kerja mengalami kenaikan, maka akan

mengakibatkan kenaikan pada pertumbuhan ekonomi.

Penelitian ini didukung oleh peneltian sebelumnya yang diteliti

oleh (Prasetyo,2011) yang berjudul Pengaruh Penanaman Modal

Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA), Tenaga

Kerja dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah

Periode 1985-2009. Hasil dari penelitian tersebut Sedangkan secara

parsial, PMA berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Tengah. Dan PMDN, tenaga kerja dan

ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan

Ekonomi di Jawa Tengah.

Page 105: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

90

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan juga pembahasan yang telah dilakukan,

Penulis memperoleh kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai

Kontribusi Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam Negeri dan

Tenaga kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Beberapa Provinsi

Indonesia Periode 2012-2016, yaitu sebagai berikut :

1. Penanaman Modal Asing mempunyai kontribusi yang positif tetapi

tidak signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di beberapa

provinsi Indonesia Periode 2012-2016.

2. Penanaman Modal Dalam Negeri mempunyai kontribusi yang positif

dan signifikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto di beberapa

provinsi Indonesia Periode 2012-2016.

3. Tenaga Kerja mempunyai kontribusi yang positif dan signifikan

terhadap Produk Domestik Regional Bruto di beberapa provinsi

Indonesia Periode 2012-2016.

4. Secara Simultan Variabel Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal

Dalam Negeri dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan terhadap

Produk Domestik Regional Bruto di beberapa provinsi Indonesia

Periode 2012-2016.

5. Provinsi Kalimantan Timur merupakan daerah yang memberikan

dampak yang paling besar dari kontribusi baik PMA, PMDN maupun

Tenaga Kerja dalam kinerja perekonomian daerah.

6. Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri

merupakan hal yang sama-sama harus didorong. Tetapi dalam

penelitian ini ternyata Penanaman Modal Dalam Negeri yang

memberikan kontribusi secara postitif dan signifikan terhadap

pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

Penanaman Modal Dalam Negeri harus lebih diperhatikan karena

memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan

ekonomi. Dan juga kegiatan Penanaman Modal Dalam Negeri ini juga

Page 106: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

91

akan mendorong investor-investor dalam negeri dapat bersaing baik

dengan investor dalam maupun luar.

B. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, maka penulis mengajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Pemerintah Daerah

a. Penanaman Modal Asing memberikan kontribusi yang positif

tetapi tidak signifikan dalam peningkatan Produk Domestik

Regional Bruto di beberapa Provinsi di Indonesia yang diteliti,

maka seharusnya kegiatan Penanaman Modal Asing (PMA) terus

ditekan dan harus tetap terus dikontrol sehingga akan

meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam bentuk Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB).

b. Penanaman Modal Dalam Negeri dan Tenaga Kerja memberikan

kontribusi yang positif dan signifikan dalam peningkatan Produk

Domestik Regional Bruto di beberapa Provinsi di Indonesia yang

diteliti, maka kegiatan Penanaman Modal Dalam Negeri harus

terus dilangsungkan dan tetap diawasi guna dapat meningkatkan

pertumbuhan ekonomi. Selain, Kontribusi Penanaman Modal

Dalam Negeri, faktor Tenaga Kerja juga merupakan factor utama

dalam meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertambahan

Modal harus tetap diikuti dengan penambahan Tenaga Kerja.

2. Bagi Masyarakat

a. Tinggi atau rendahnya ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB)

pada provinsi-provinsi yang diteliti, memberikan penilaian atas

kinerja dari pemerintah dan juga penilaian terhadap efisiensi

kebijakan pemerintah yang telah diterapkan.

Page 107: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

92

DAFTAR PUSTAKA Afrizal. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Investasi. Belanja Pemerintah dan

Tenaga Kerja Terhadap PDRB di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-

2011. Arsyad, L. (2010). Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta. Arsyad, L. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan EKonomi Daerah.

Yogyakarta: BPFE. Basri, F. (2002). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Basri, Faisal;. (2002). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Dhanang. (2013). Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk, Jumlah Tenaga Kerja dan

Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di kota Surakarta

tahun 1991-2011. Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta: Erlangga. Dumairy. (1999). Perekonomian Indonesia. Yogyakarta: Erlangga. Fair., K. E. (2007). Prinsip-Prinsip EKonomi. jakarta: erlangga. Gujarati, D. (2012). Dasar-Dasar Ekonometrika . Jakarta: Salemba Empat. Gujarati, D. (2006). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

HS Salim, S. B. (2008). Hukum Investasi di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada .

Ibnurrasyad. (2016). Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Jumlah

Penduduk dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2004-2014.

Jhingan, M. (2003). Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian. Jakarta: PT.

Raya Grafindo Persada.

Jhingan, M. (1994). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan . Jakarta: CVRajawali.

Jhingan, M. (1990). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali.

Page 108: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

93

Junaedi. (2016). ANALISIS PENGARUH INVESTASI, BELANJA PEMERINTAH,

PENYERAPAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN

EKONOMI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN . Makassar.

Karlita. (2013). Pengaruh Investasi. Tenaga Kerja dan Ekspor Terhadap PDRB

Sektor Industri di Kota Semarang tahun 1993-2010. Keynes, J. (1936). The General Theory of Employment, Interest and Money .

Harcout: Brace and World.

Kuncoro, M. (2011). Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Kuncoro, M. (2004). Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.

Maharani. (2016). Analisis Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB

di Sumatera Utara. Mankiw, G. N. (2007). Principle of Macroeconomics. Jakarta: Erlangga. Mankiw, G. N. (2004). Principles of Macroeconomics. South Western.

Martikasari. (2016). Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal

Dalam Negeri, Angkatan Kerja, Inflasi dan Ekspor Netto terhadap PDRB

Provinsi-Provinsi di Pulau Jawa. Mukhlis, I. (2015). Ekonomi KEuangan dan Perbankan Teori dan APlikasi.

Jakarta: Salemba Empat.

Nugraha, H. S. (2014). Pengaruh Penanaman Modal Asing,Penanaman Modal

Dalam Negeri dan Belanja Daerah terhadap Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah tahun 1980-2012. Semarang.

Prasetyo, E. (2011). Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman

Modal Asing, Tenaga Kerja dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

di Jawa Tengah Periode 1985-2009. Ray, K. E. (2007). Prinsip-prindip Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Reza, G. d. (2016). Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam

Negeri dan Belanja Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di

Indonesia.

Salim. (2011). Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Provinsi

Papua.

SANDACILAR, A. P. (2012). Foreign Direct Investment and Gross Domestic

Product: An Application on ECO Region.

Page 109: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

94

Sayekti. (2009). Pengaruh Investasi. Tenaga Kerja dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Timur.

Simanjuntak, P. (2001). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Simanjuntak, P. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: CV. Alfabeta. Sukirno, S. (2007). Makro Eknomi Modern. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Sukirno, S. (2000). Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sukirno, S. (2006). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Sukirno, S. (2008). Mikroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Suparmoko, M. (2002). Ekonomi Publik, Untuk Keuangan dan Pembangunan

Daerah. Yogyakarta: Andi.

Todaro. (1999). Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Suatu

Daerah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Pustaka. Todaro, M. (2006). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga . Jakarta: Erlangga.

Utami. (2013). Pengaruh Tenaga Kerja, Upah Minimum Regional dan Pendapatan

Asli Daerah terhadap PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Kawasan

Kedungseur.

Wibisono, D. (2005). Metode Penelitian & Analisis Data . Jakarta: Salemba

Medika.

Widarjono, A. (2007). Ekonometrika Teori dan Aplikasi . Yogyakarta: Ekonisia

FE UII.

Wihda, B. M. (2013). Pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri, Penanaman

Modal Asing, Pengeluaran Pemerintah dan Tenaga Kerja Terhadap

Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1996-2012.

Wijaya, T. (2013). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Page 110: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

95

Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews . Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Winarno, W. W. (2011). Analisis Ekonomterika dan Statistika dengan Eviews.

Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Page 111: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

96

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Panel Least Squares

Dependent Variable: LNPDRBLAKU

Method: Panel Least Squares

Date: 05/24/18 Time: 23:10

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30

White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNPMA 0.077710 0.038964 1.994405 0.0593

LNPMDN 0.124248 0.040322 3.081422 0.0057

LNJML 0.368869 0.078031 4.727203 0.0001

C 3.655655 1.225644 2.982639 0.0071

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.988219 Mean dependent var 10.67182

Adjusted R-squared 0.983730 S.D. dependent var 0.595334

S.E. of regression 0.075936 Akaike info criterion -2.074521

Sum squared resid 0.121092 Schwarz criterion -1.654162

Log likelihood 40.11782 Hannan-Quinn criter. -1.940045

F-statistic 220.1837 Durbin-Watson stat 1.873220

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 112: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

97

B. Fixed Effect Model

Dependent Variable: LNPDRBLAKU?

Method: Pooled Least Squares

Date: 05/24/18 Time: 23:26

Sample: 1 5

Included observations: 5

Cross-sections included: 6

Total pool (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.655655 1.477760 2.473781 0.0220

LNPMA? 0.077710 0.046693 1.664255 0.1109

LNPMDN? 0.124248 0.035824 3.468336 0.0023

LNJML? 0.368869 0.108192 3.409374 0.0026

Fixed Effects

(Cross)

_ACEH--C -0.193614

_BANTEN--C -0.554874

_KALTIM--C 1.355026

_SULTENG--C 0.113810

_SUMSEL--C -0.296347

_SUMUT--C -0.424001

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.988219 Mean dependent var 10.67182

Adjusted R-squared 0.983730 S.D. dependent var 0.595334

S.E. of regression 0.075936 Akaike info criterion -2.074521

Sum squared resid 0.121092 Schwarz criterion -1.654162

Log likelihood 40.11782 Hannan-Quinn criter. -1.940045

F-statistic 220.1837 Durbin-Watson stat 1.873220

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 113: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

98

C. Lagrange Multiplier

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects

Null hypotheses: No effects

Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided

(all others) alternatives

Test Hypothesis

Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 23.66665 2.754372 26.42102

(0.0000) (0.0970) (0.0000)

Honda 4.864838 -1.659630 2.266424

(0.0000) -- (0.0117)

King-Wu 4.864838 -1.659630 2.006210

(0.0000) -- (0.0224)

Standardized Honda 8.468723 -1.517472 0.657607

(0.0000) -- (0.2554)

Standardized King-Wu 8.468723 -1.517472 0.298683

(0.0000) -- (0.3826)

Gourierioux, et al.* -- -- 23.66665

(< 0.01)

*Mixed chi-square asymptotic critical values:

1% 7.289

5% 4.321

10% 2.952

Page 114: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

99

D. Hausmant Test

Correlated Random Effects - Hausman Test

Equation: FIXX

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 8.764693 3 0.0326

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

LNPMA 0.077710 0.091993 0.000095 0.1426

LNPMDN 0.124248 0.131712 0.000016 0.0644

LNJML 0.368869 0.291427 0.000822 0.0069

Cross-section random effects test equation:

Dependent Variable: LNPDRBLAKU

Method: Panel Least Squares

Date: 05/30/18 Time: 23:17

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 3.655655 1.477760 2.473781 0.0220

LNPMA 0.077710 0.046693 1.664255 0.1109

LNPMDN 0.124248 0.035824 3.468336 0.0023

LNJML 0.368869 0.108192 3.409374 0.0026

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.988219 Mean dependent var 10.67182

Adjusted R-squared 0.983730 S.D. dependent var 0.595334

S.E. of regression 0.075936 Akaike info criterion -2.074521

Sum squared resid 0.121092 Schwarz criterion -1.654162

Log likelihood 40.11782 Hannan-Quinn criter. -1.940045

F-statistic 220.1837 Durbin-Watson stat 1.873220

Prob(F-statistic) 0.000000

Page 115: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

100

E. Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: FIXX

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 112.543131 (5,21) 0.0000

Cross-section Chi-square 99.746746 5 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: LNPDRBLAKU

Method: Panel Least Squares

Date: 05/30/18 Time: 23:18

Sample: 2012 2016

Periods included: 5

Cross-sections included: 6

Total panel (balanced) observations: 30

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LNPMA 0.284663 0.072947 3.902300 0.0006

LNPMDN 0.438543 0.093055 4.712718 0.0001

LNJML -0.777156 0.139797 -5.559164 0.0000

C 16.65340 1.780050 9.355577 0.0000

R-squared 0.672524 Mean dependent var 10.67182

Adjusted R-squared 0.634739 S.D. dependent var 0.595334

S.E. of regression 0.359801 Akaike info criterion 0.917037

Sum squared resid 3.365884 Schwarz criterion 1.103863

Log likelihood -9.755555 Hannan-Quinn criter. 0.976804

F-statistic 17.79839 Durbin-Watson stat 0.690979

Prob(F-statistic) 0.000002

Page 116: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

101

daerah tahun PMA PMN lnpma lnpmdn bekerja jml lnjml pdrblaku lnpdrblaku

sumut 2012 644,30 2.530,3 6,468164 7,836093

3.880.885 15,17157 31.109,35 10,3452637

sumut 2013 787,50 3.068,9 6,668863 8,029074

5.081.301 15,44108 32.544,18 10,39035383

sumut 2014 950,80 4.223,9 6,857304 8,348514

5.881.371 15,5873 36.913,90 10,51634345

sumut 2015 1.246,10 4.287 7,127771 8,363342

6.962.304 15,75602 40.019,54 10,59712311

sumut 2016 1.214,7 5.864,2 7,102215 8,676628

5.991.229 15,60581 44.557,76 10,7045416

sulteng 2012 806,5 602,8 6,692742 6,4016

1.124.095 13,93249 25.421,64 10,14335606

sulteng 2013 855,0 605,3 6,751139 6,405795

1.239.122 14,02991 28.663,64 10,2633847

sulteng 2014 1.494,2 950,8 7,309321 6,857339

1.293.226 14,07265 31.874,69 10,36956756

sulteng 2015 1.085,2 968,4 6,989486 6,875694

2.427.418 14,70234 37.403,81 10,52952785

sulteng 2016 1.600,3 1.081,2 7,37797 6,985864

1.559.803 14,26007 41.151,47 10,62501493

sumsel 2012 786,4 2.930,6 6,667527 7,982961

3.582.099 15,09146 32.830,49 10,39911294

sumsel 2013 685,9 3.396,0 6,530765 8,13035

3.524.883 15,07536 35.810,16 10,48598693

sumsel 2014 1.056,5 7.042,8 6,962731 8,859756 3.692.806 15,1219 38.584,88 10,56061577

Page 117: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

102

sumsel 2015 645,8 10.944,1 6,470524 9,300554

3.695.866 15,12273 41.341,24 10,62961583

sumsel 2016 2.793,5 8.534,1 7,935056 9,051831

3.998.637 15,20146 43.551,46 10,68169851

banten 2012 2.716,3 5.117,5 7,907013 8,540428

4.662.368 15,35503 30.202,44 10,31567799

banten 2013 3.720,2 4.008,7 8,221541 8,296212

4.687.626 15,36044 32.991,61 10,40400857

banten 2014 2.034,6 8.081,3 7,618068 8,997308

4.853.992 15,39531 36.629,18 10,50860047

banten 2015 2.542,0 10.709,9 7,840694 9,278923

4.925.460 15,40993 40.027,96 10,59733349

banten 2016 2.912,1 12.426,3 7,976617 9,427571

5.088.497 15,44249 43.310,96 10,676161

aceh 2012 172,3 1.060,2 5,149079 6,966202

1.808.357 14,40793 24.294,69 10,09801309

aceh 2013 194,2 2.636,4 5,268713 7,877178

1.842.671 14,42673 25.218,83 10,13534622

aceh 2014 131,1 5.110,3 4,876208 8,539011

1.831.823 14,42082 26.065,08 10,16835177

aceh 2015 121,2 3.192,4 4,797352 8,068533

1.966.018 14,49152 26.785,95 10,19563278

aceh 2016 134,5 2.456,1 4,901601 7,806327

2.087.045 14,55126 26.936,96 10,2012546

kaltim 2012 2.014,1 5.889,3 7,60792 8,680888

1.507.526 14,22598 145.998,48 11,89135149

Page 118: Disusun Oleh - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39881/2/NABILLA... · 1.2.Produk Domestik Regional Bruto Enam Provinsi Indonesia tahun 2016

103

kaltim 2013 1.335,4 6.034,6 7,196978 8,705259

1.503.915 14,22358 158.472,71 11,97333768

kaltim 2014 2.145,7 2.859,0 7,671205 7,958243

1.577.466 14,27133 157.399,96 11,96654536

kaltim 2015 2.381,4 9.611,3 7,775462 9,170696

1.523.957 14,23682 146.992,80 11,89813888

kaltim 2016 1.139,6 6.885,1 7,038439 8,837119

1.581.239 14,27372 144.827,24 11,88329686