DISTRIBUSI DATA KLINIK PASIEN DENGAN HIPEREMESIS...
Transcript of DISTRIBUSI DATA KLINIK PASIEN DENGAN HIPEREMESIS...
DISTRIBUSI DATA KLINIK PASIEN DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUP
PERSAHABATAN
PADA TAHUN 2010
Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar SARJANA KEDOKTERAN
OLEH
Syarif Hadi
NIM: 108102900048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2011 M
ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 November 2011
Syarif Hadi
iii
DISTRIBUSI DATA KLINIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI
HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUP PERSAHABATAN PADA
TAHUN 2010
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Syarif Hadi
NIM: 108102900048
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2011 M
Pembimbing I
dr. Alyya Siddiqa Sp.FK
Pembimbing II
dr. Taufik Zain Sp.OG (K) Onk
iv
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul DISTRIBUSI DATA KLINIK IBU HAMIL
YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUP
PERSAHABATAN PADA TAHUN 2010 yang diajukan oleh Syarif Hadi
(NIM: 108102900048), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan pada 25 November 2011. Laporan penelitian ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada
Program Studi Pendidikan Dokter.
Jakarta, 25 November 2011
DEWAN PENGUJI
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK UIN
Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin,
SpAnd
Kaprodi PSPD FKIK UIN
DR. dr. Syarief Hasan Lutfie,
SpRM
Ketua Sidang & Pembimbing I
dr. Alyya Siddiqa Sp.FK
Pembimbing II
dr. Taufik Zain Sp.OG (K) Onk
Penguji
dr. Emy Tri Diana Sari Sp.OG
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan
rahmat, hikmah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian yang berjudul “Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis
Gravidarum di RSUP Persahabatan Pada Tahun 2010”, sebagai syarat untuk
memperoleh gelar sarjana kedokteran. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya yang suci.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. (Hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selalu berusaha dan memberikan
yang terbaik kepada mmahasiswa PSPD.
2. Kaprodi PSPD FKIK UIN, dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM.
3. dr. Alyya Siddiqa Sp.FK dan dr. Taufik Zain Sp.OG (K) Onk selaku dosen
pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran
untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan moril
kepada saya dalam penyusunan penelitian ini.
4. Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab penelitian
untuk PSPD 2008 yang selalu mengingatkan dan memberikan arahan
untuk segera menyelesaikan penelitian ini.
5. Semua dosen-dosen saya, khususnya dr.Bisatyo Mardjikoen Sp.BO dan
dr.Yanti Sp.A yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan
kesempatan saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa
pendidikan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya
atas segala yang telah mereka berikan.
6. Kedua orang tua saya, Muhammad Bagir Assegaf dan Chodijah Al-Jufri
yang selalu memotivasi baik moril maupun materil dalam pendidikan
untuk meraih kesuksesan.
vi
7. Seluruh teman dan sahabat di PSPD angkatan 2008, khususnya Leliana
Saleh, Rahmanandhika Swadari, dan Agus Anang Fatoni, kemudian
teman-teman dari USMR, teman-teman satu kelompok selama melakukan
penelitian, dan teman-teman lain yang telah memberikan bantuan dan
dukungannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Masih banyak sekali pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini,
yang seandainya disebutkan satu persatu tidak akan cukup untuk dimuat di
sini.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menambah informasi
sehingga penelitian ini dapat lebih sempurna. Semoga penelitian ini dapat
memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan
menjadi bagian dari amal ibadah penulis di mata Allah SWT.
Ciputat, 25 September 2011
Syarif Hadi
vii
ABSTRAK
Syarif Hadi. Program Studi Pendidikam Dokter. Distribusi Data Klinik Ibu
hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum di RSUP Persahabatan
Pada Tahun 2010. 2011
Kurang lebih 50-90% kehamilan disertai NVP (Nausea and Vomiting during
Pregnancy), yang 20 persennya dapat berlanjut dan memberat sehingga
mengganggu keseharian dan psikologis ibu hamil. NVP dapat memberat menjadi
hiperemesis gravidarum, dengan angka kejadian diperkirakan dapat mencapai 2%
dari seluruh angka kelahiran. Definisi baku HG adalah terjadinya muntah
berlebihan dengan lebih dari 3 episode perharinya, dengan ketonuria dan
penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5%. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui distribusi Data Klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan desain deskriptif dengan variabel penelitian yang meliputi distribusi
Data Klinik ibu dengan hiperemesis gravidarum sebagai variabel dependen,
sedangkan variabel independen meliputi gravida, usia kehamilan, pendidikan,
riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit ibu, dengan populasi seluruh ibu hamil
dengan HG di RSUP Persahabatan pada tahun 2010, dan sampel yang terambil
sebagai perwakilan yang telah memenuhi kriteria kelengkapan data rekam medik
dari seluruh ibu hamil dengan HG di RSUP Persahabatan pada tahun 2010. Dalam
penelitian digunakan jenis data sekunder, bersumber dari data rekam medik RSUP
Persahabatan tahun 2010. Analisa data yang digunakan adalah analisa data
univariat dengan hasil berupa distribusi Data Klinik. Didapatkan 29 pasien
mengalami hiperemesis gravidarum, yang terdiri dari 11 pasien rawat jalan dan 19
pasien rawat inap. Pada variabel gravida ditemukan bahwa 11 orang dalam
kehamilan primigravida, 16 orang multigravida, sedangkan 3 sisanya grande
gravida. Kemudian pada variabel pendidikan ditemukan 3 orang berpendidikan
SMP, 24 orang berpendidikan SMA, dan 3 orang berpendidikan tamat D3/S1.
Pada variabel usia kehamilan didapatkan bahwa 23 orang sedang berada dalam
trisemester pertama, sedangkan 7 orang pada trisemester kedua dan tidak ada yang
mengalami hiperemesis pada trisemester ketiga. Pada variabel riwayat kehamilan
didapatkan bahwa 2 orang mempunyai riwayat emesis gravidarum berat pada
kehamilan sebelumnya, sedangkan tidak didapatkan pasien dengan
molahidatidosa ataupun gemelli. Kemudian pada variabel penyakit ibu didapatkan
ada satu orang yang mengalami diabetes saat kehamilannya. Pada variabel ini juga
ditemukan 9 orang yang mengalami penyakit lainnya, yang terdiri dari infeksi
saluran kemih (ISK) sebanyak 4 orang, ISPA sebanyak 2 orang, asma sebanyak 2
orang, sindroma dispepsia sebanyak 2 orang dan satu orang mengalami hemoroid.
viii
ABSTRACT
Syarif Hadi. Medical Study Program. Clinical Data Distribution of Woman
With Hyperemesis Gravidarum at RSUP Persahabatan in 2010. 2011
About 50-90% of all pregnancies are accompanied by NVP (Nausea and
Vomiting During Pregnancy) in which 20% of them can be increased in severity
and disturbing the daily life and psychological aspect of pregnant woman. NVP
can further increase its severity and become hyperemesis gravidarum, with
estimated incidence up to 2% of all birth. A standard definition of HG is the
occurence of more than three episodes of vomiting per day with ketonuria and
more than 3kg or 5% weight loss. This research aim to present the clinical data
distribution of pregnant woman with HG in RSUP Persahabatan (Persahabatan
Central Public Hospital) in 2010. This research is done with descriptive design
with hyperemesis gravidarum clinical data distribution as dependent variable and
gravida, pregnancy age, education, pregnancy history and mother’s history as
independent variable, with the population of all pregnant woman with HG at
RSUP Persahabatan in 2010, and the sample that matched researcher’s criteria of
complete medical record of all pregnant woman with HG at RSUP Persahabatan
in 2010. In this research, secondary data from medical records are used, and the
data analysis are univariate analysis, with clinical data distribution as the results.
After the searching process, 29 medical records of pregnant woman with HG were
found, in which 11 of them are outpatient, and 19 of them are inpatient. In gravida
variable, it is found that 11 of them is primigravida, 16 of them are multigravida
and the rest three are grande gravida. In education variable it is found that 3 of
them has finished junior highschool, 24 of them highschool and 3 of them finished
college. In pregnancy age category, it is found that 23 people are in the first
semester and the rest seven is in second semester, without any people in third
semester. And in the pregnancy history category it is found that 2 people has a
history of severe NVP, without any of them having hydatid mole or multiple
pregnancy. Also in the next category, mother’s history, it is found that 9 people
have other disease when they have HG, in which 4 of them have urinary tract
infection, two of them have upper respiratory tract infection, two peoples with
asthma, two peoples with dyspepsia syndrome and one with hemorrhoid.
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL .............................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
DAFTAR SINGKATAN............................................................................ .... xii
BAB 1: PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1. Landasan Teori ...................................................................................... 5
2.1.1. Kehamilan .................................................................................... 5
2.1.2. Usia Kehamilan ............................................................................ 5
2.1.3. Tanda-tanda Kehamilan ............................................................... 5
2.1.4. Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita
Hamil ............................................................................................. 7
2.1.5. Emesis Gravidarum ...................................................................... 8
2.1.6. Hiperemesis Gravidarum ............................................................. 14
2.1.7. Distribusi Data Klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum .................................................................................. 22
2.2. Kerangka Teori...................................................................................... 24
2.3. Kerangka Konsep .................................................................................. 25
2.3. Definisi Operasional.............................................................................. 26
BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 27
3.1. Desain Penelitian ................................................................................... 27
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 27
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................. 27
3.4. Cara Kerja Penelitian ............................................................................ 29
3.5. Managemen Data .................................................................................. 29
BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 32
4.1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 32
4.2. Pembahasan ........................................................................................... 35
4.3. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 38
BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 39
5.1. Simpulan ............................................................................................... 39
5.2. Saran ...................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 41
LAMPIRAN .................................................................................................... 43-46
x
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum .......... 18
Gambar 2.2 : Kerangka Teori....................................................................... 24
Gambar 2.3 : Kerangka Konsep ................................................................... 25
Tabel 2.1 : Definisi Operasional............................................................... 26
Tabel 4.1 : Jumlah Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
di RSUP Persahabatan tahun 2010 ......................................... 32
Tabel 4.2 : Distribusi Data Klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiper-
emesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010........ 34
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Lembar Coding ............................................................... 43
Lampiran 2. Contoh Lembar Tablating ........................................................... 44
Lampiran 3 Surat Penelitian RSUP Persahabatan ............................................ 45
Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup .................................................................. 46
xii
DAFTAR SINGKATAN
HCG : Human ChorionicGonadotrophin
HG : Hiperemesis Gravidarum
NVP : Nausea and Vomiting during Pregnancy
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurang lebih 50%-90% dari seluruh kehamilan disertai dengan mual dan
muntah. Menurut sebuah penelitian dengan melibatkan lebih dari 360 wanita
hamil, hanya 2% yang mengalami mual dan muntah pada pagi hari, sedangkan
80% mengeluh bahwa mual dan muntah tersebut berlanjut sepanjang hari.
Keadaan ini biasanya akan hilang sendiri dan memuncak dalam waktu 9
minggu kehamilan. Sekitar minggu ke-20, gejala akan menghilang. Namun,
hingga 20% kasus menunjukkan gejala hingga waktu melahirkan tiba.1
Keadaan ini dikenal dengan mual dan muntah pada kehamilan (NVP,
Nausea and Vomiting during Pregnancy), atau emesis gravidarum dan tidak
signifikan secara patologis hingga wanita tersebut merasakan gangguan dalam
keseharian dan kegiatannya.2 Namun, ada beberapa tingkatan dari NVP,
berkisar dari mual dan muntah beberapa waktu setiap pagi hingga mual dan
muntah berlebihan yang berlanjut sepanjang hari. Tingkatan yang paling parah
dari NVP akan mengarah ke hiperemesis gravidarum, namun sangat sulit
untuk membedakan kedua kondisi ini.3
Sebuah studi prospektif yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari
9000 wanita hamil bahwa NVP terjadi lebih sering pada wanita primigravida
dan pada wanita hamil dengan pendidikan lebih rendah, lebih muda, bukan
perokok, dan dengan obesitas. Indisensi NVP juga lebih besar pada wanita
yang mengalami NVP pada kehamilan sebelumnya.3
2
Hiperemesis gravidarum (HG) memiliki angka kejadian yang
diperkirakan dapat mencapai 2% dari seluruh angka kelahiran.4
Sebuah
definisi baku HG adalah terjadinya muntah berlebihan dengan lebih dari 3
episode perharinya, disertai dengan ketonuria dan penurunan berat badan lebih
dari 3 kg atau 5%.5 Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya
kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan
hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan
lambung yang berkurang.6 Namun, diagnosis HG biasanya dibuat setelah
mengeksklusi diagnosis lainnya.1
HG, pada beberapa kasus dapat mengancam hidup ibu dan anak, dan
harus ditangani secara cepat dan tepat. Selain itu, HG juga dapat memberikan
efek pada keseharian wanita hamil yang mengalaminya. Pada sebuah
penelitian yang melibatkan 147 wanita hamil dengan NVP, 82,2% dari mereka
mengalami efek besar dalam kegiatan dan keseharian mereka, dan mereka
juga menanggung beban psikologis yang besar dari merasa sakit saat hamil
selama beberapa minggu atau bahkan bulan. Dapat diperkirakan bagaimana
efeknya pada wanita yang mengalami HG.7 Pada beberapa studi dinyatakan
bahwa hiperemesis gravidarum memiliki hubungan terhadap etnik tertentu,
dimana didalam studi tersebut dinyatakan bahwa hiperemesis gravidarum
lebih banyak terjadi pada komunitas barat (dalam studi tersebut ditemukan
bahwa angka kejadiannya 1,3%, dan kebanyakan dialami oleh masyarakat
imigran yang berpendidikan rendah), dan kebanyakan disebabkan oleh
penyebab diluar tiroid. Selain itu, dalam studi yang sama juga disebutkan
bahwa demografi juga turut menentukan, seperti pendidikan, dan budaya yang
3
membentuk sikap dan perilaku masyarakat sekitar terhadap NVP dan
penanganannya.8
Melihat penanganan HG yang multimodalitas, mengharuskan diagnosis
yang tepat dan penanganan yang tepat pula dari pelayanan primer sampai
spesialis, hingga kepatuhan pasien dalam penanganannya5,6, mengetahui
distribusi data klinik pasien HG dapat mejadi salah satu langkah awal dari
penanganan yang tepat pada pasien yang mengalami hal ini. Bukan hanya
itu, sekitar 20% dari wanita hamil, yang mengalami NVP yang
dapat mengarah ke HG, dapat dicegah agar tidak mengalami HG,
dan inilah yang menjadi alasan peneliti mengambil judul penelitian ini.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif untuk
mempresentasikan bagaimana distribusi data klinik pasien dengan hiperemesis
gravidarum di tempat dimana penelitian dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi
pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana distribusi data klinik
ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan
tahun 2010.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010.
.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui distribusi data klinik ibu hamil dengan hiperemesis
garvidarum di RSUP Persahabatan berdasarkan gravida, pendidikan, usia
kehamilan, riwayat kehamilan dan riwayat penyakit ibu.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
pengalaman belajar khususnya tentang faktor-faktor demografi yang
berhubungan dengan hiperemesis gravidarum.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana kepustakaan dan
menambah informasi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan
khususnya pada kehamilan.
1.4.3 Bagi tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan
sumbangan pemikiran bagi pegawai/bidan di RSUP Persahabatan sebagai
sarana kepustakaan untuk mempelajari hiperemesis gravidarum.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari,
dihitung dari hari pertama haid terakhir.9
Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280
hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung
antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan lebih dari
43 minggu disebut kehamilan postmatur.
Kehamilan adalah masa dimulai dari ovulasi sampai partus, kira-kira
280 hari (40 minggu).6
2.1.2 Usia Kehamilan
Menurut Wiknjosastro10
, kehamilan dibagi dalam 3 trimester :
1) Trimester I (konsepsi sampai 12 minggu).
2) Trimester II (12 minggu sampai 28 minggu).
3) Trimester III (28 minggu sampai 40 minggu).
2.1.3 Tanda-tanda kehamilan
2.1.3.1 Amenorrhoea
Gejala pertama kehamilan ialah tidak terjadi menstruasi pada
tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus
menstruasi teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil.
5
6
Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum
memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk
memastikan adanya kehamilan.
Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada
umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan
bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat
tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga
akibat makan obat-obat tertentu.
Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi
juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang
semula mempunyai siklus normal.
2.1.3.2 Perubahan pada payudara
Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang
haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan
semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih
lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada puting
susu.
Perubahan diatas disebabkan oleh fluktuasi hormon pada
wanita, estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta).
Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu
membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan
dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang
mengaliri payudara.
7
2.1.3.3 Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami
mual dan muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya
cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui,
tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon yang
diproduksi selama hamil seperti HCG dan estrogen. Sesudah 12
minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah
menyesuaikan diri, dan juga perubahan kadar hormon yang semula
meningkat kembali ke normal
2.1.3.4 Sering buang air kecil
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan hemodinamik untuk
menyeimbangkan tekanan darah, sehingga terjadi tingkat filtrasi
glomerulus yang mengakibatkan peningkatan sekresi urin. Sedangkan
perubahan ukuran uterus mengakibatkan perubahan anatomi pada
organ-organ pelvis, termasuk kandung kemih, yang mengakibatkan
gejala inkontinensia pada sebagian wanita hamil.
2.1.4 Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil
2.1.4.1 Perubahan fisik
a) Mudah mengantuk
b) Sering buang air kecil
c) Mual dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara
berlebihan
8
d) Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam
perut dan rasa kembung
e) Enggan makan dan mengidam
f) Pembesaran pada payudara
2.1.4.2 Perubahan psikologis
a) Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng
b) Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan yang
ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental).
2.1.5 Emesis Gravidarum
2.1.5.1 Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil.11
Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea).
Mual dan muntah sering terjadi pada 60-80% Primigravida dan 40-
60% Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula
timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada
minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat.
Namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga usia kehamilan
9 bulan.
Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada
sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi
hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada
siang hari atau bahkan pada malam hari.
9
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama
kehamilan.
Keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-
muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan
dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar
wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya
muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-
keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya
dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.12
2.1.5.2 Penyebab Emesis Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat
diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG
(Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum.10
Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil
muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk
pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon
estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami
gangguan kehamilan.
Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam
sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan
kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat
10
menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada
kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan,
namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.12
Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini
disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah teriritasi.
Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil besar dalam
menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang
mengalami mual berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan
lebih sedikit dari suaminya atau orang tua mereka.
Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana,
lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil
yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial
lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum.
Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal
kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya
emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan
makanan berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6
rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun
berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau
istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual.9
2.1.5.3 Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :
1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
11
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari
tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2) Nafsu makan berkurang
3) Mudah lelah
4) Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah
menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus
dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu
hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat
terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada
kehamilannya.12
2.1.5.4 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak
menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja
apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi
hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang
berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada
selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallory-Weiss akibat
perdarahan gastrointestinal.10
12
2.1.5.5 Tanda-tanda dehidrasi :
1) Berat badan menurun
2) Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)
3) Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)
4) Mata cekung
5) Elastisitas kulit menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia
harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan
lainnya.
Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda
mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita
hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit,
kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69
wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-
laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan.9
Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum
sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan
yang sedikit terbelakang.
Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan
persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik
pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
13
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi lebih sering.
2.1.5.6 Hal-hal Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis
Gravidarum14
Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi
besar, malam hari cukup porsi kecil.
Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan
yang dapat menimbulkan rasa mual.
Simpan beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk
dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari
tempat tidur secara perlahan-lahan.
Berolahraga dan menghirup udara segar, dengan melakukan olah raga
ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu
mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.
Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6
mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam
dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
2.1.5.7 Hal-hal Yang Harus Dihindari
Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng
karena akan lebih sulit untuk dicerna.
Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
14
Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil
menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan
memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah,
sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau
menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah.
Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat
dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat
memperburuk rasa mual.9
2.1.6 Hiperemesis Gravidarum
2.1.6.1 Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.13
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara
berlebihan selama kehamilan.14
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual
dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.15
Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam
kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
15
sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan
berat badan.16
2.1.6.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti.
Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan
metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.
Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah
tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
2.1.6.3 Patologi
1) Hati
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan
degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak
sentrilobuler.
2) Jantung
Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini
sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd
16
3) Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb
Adakalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan
seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai.
4) Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada
tabulikonturti.
2.1.6.4 Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi
kedalam 3 (tiga) tingkatan:
TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar
100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajn
dPenderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan
cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat
badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam
hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat
pula ditemukan dalam air seni.
17
TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun
dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang
dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus,
diplopia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat
kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
2.1.6.5 Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar, namun
harus dibedakan dahulu antara NVP dan juga setelah mengeksklusi
diagnosis banding lainnya.1,3,5 Harus ditentukan adanya kehamilan muda
dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ
18
2.1.6.6 PenatalaksanaanMSDVCSDFDVFD
Berikut adalah algoritma alur penatalaksaan hiperemesis gravidarum5 :
1) Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD
Pengobatan mual dan muntah dengan vitamin B6 atau dikombinasikan
dengan doxylamin aman dan efektif dan direkomendasikan sebagai lini
pertama dari farmakoterapi. Anti histamin juga dianjurkan seperti
dramamin, ovamin, atau pada keadaan lebih parah diberikan antimetik
seperti promethazine, prochlorperazine, chlorpromazine, atau
metoklopramid yang dapat diberikan secara parenteral, namun bila
belum mencapai keadaan tersebut dianjurkan diberikan secara oral atau
rektal.12
Gambar 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum (Jueckstock R et al. Managing
hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010)
19
2) IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya
dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita.
Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan
makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.
3) TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
4) CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS
Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter
sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein,
dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5) PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ
Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi,
ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
20
a) GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH
(1) Delirium
(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk
(3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle
b)nGangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS
(1)nPendarahanbretina
(2) Kemunduran penglihatan
c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH
(1) Hatibdalambbentukbikterus
(2) Ginjalbdalambbentukbanuria
(3)nJantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
(4) Tekanan darah menurun
2.1.6.7 Diet Hiperemesis Gravidarum
1) Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti
persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
2) Syarat
Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat,
diantaranyanadalah:
a) Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total
b) Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total
c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
21
d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan
pada makan malam dan selingan malam
g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
3) Macam-macambDiet
Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
a)bDietbHiperemesisbI
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong
bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada
diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama.
b)nDietbHiperemesisbII
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan
bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan
energi.
22
c)nDietbHiperemesisbIII
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi
kebutuhan energi dan semua zat gizi.
4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a) Roti panggang, biskuit, crackers
b) Buah segar dan sari buah
c) Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak
berlemak, teh dan kopi encer
5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah
makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan
berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan
yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap) juga tidakbdianjurkan.
2.1.7 Distribusi Data Klinik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum
a. Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab
hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida.5,6
Berdasarkan hasil sebuah penelitian dapat disimpulkan bahwa
kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh
23
primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan
tingkat stres dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama.17
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan
40-60% pada multigravida.15
b. Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu
hamil yang berpendidikan rendah.5,6
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi
cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.9
c. Usia Kehamilan
HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan
dalam hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari
asosiasi yang terlihat dari peningkatan produksi HCG dan fakta
bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada puncak
produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.5 Pada
beberapa sumber juga disebutkan bahwa hiperemesis gravidarum
lebih banyak ditemukan pada primigravida dibandingkan pada multi
atau grande gravida.5,6,10,12
d. Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Data klinik yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.6 Riwayat emesis
24
gravidarum berat sebelumnya juga dapat menjadi salah satu faktor
predisposisi, karena emesis gravidarum berat biasanya terjadi dengan
riwayat emesis gravidarum berat juga sebelumnya.3
e. Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin
seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain.6 Hipertiroid pada kehamilan
adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya
metabolisme basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan
kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan
haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi saat kehamilan atau
timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti
hiperemesis gravidarum. Hal ini diduga karena TSH memiliki struktur
protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi
hiperstimulasi pada reseptor HCG.5,18
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
1. Gravida
2. Pendidikan
3. Usia Kehamilan
4. Riwayat Kehamilan
5. Riwayat penyakit ibu
6. Obesitas
7. Merokok
8. Usia Ibu
Distribusi Data
Klinik Pasien
Hiperemesis
Gravidarum
25
2.3 Kerangka Konsep
Penelitian ini mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh
Notoatmodjo19
, independen yang diteliti : gravida, pendidikan, usia
kehamilan, riwayat kehamilan, riwayat penyakit ibu. Dalam penelitian ini,
penulis tertarik meneliti distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami
hiperemesis . Untuk lebih lebih jelasnya digambarkan dalam kerangka konsep
berikut ini :
Gambar 2.3
Kerangka Konsep
Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
Variabel Independen Variabel Dependen
2.3 Definisi Operasional
Pada tabel berikut akan dijelaskan mengenai definisi operasional dari setiap
variabel yang diambil datanya oleh peneliti untuk menentukan bagaimana
distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP
Persahabatan pada tahun 2010.
1. Gravida
2. Pendidikan
3. Usia Kehamilan
4. Riwayat Kehamilan
5. Riwayat penyakit
ibu
Distribusi Data
Klinik Pasien
Hiperemesis
Gravidarum
26
Tabel 2.1
Definisi Operasional
Karakterisrtik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
No Variabel Definisi Alat
ukur
Cara
Ukur Hasil ukur Skala
1. Hiperemesis
Gravidarum
Diagnosis hiperemesis
gravidarum yang
tercantum di rekam
medik
Rekam
Medik
Hitung 1. Mengalami
2. Tidak mengalami
Ordinal
2. Gravida Jumlah kehamilan
yang pernah dialami
ibu sebagaimana
yang tercantum di
rekam medik
Rekam
Medik
Hitung 1. Primigravida (kehamilan
pertama)
2. Multigravida (kehamilan ke-
2 – 4)
3. Grande gravida (kehamilan
>4)
Nominal
Ordinal
3. Pendidikan Tingkat pendidikan
formal yang pernah
diikuti ibu
sebagaimana yang
tercantum di rekam
medik
Rekam
Medik
Hitung 1. Tidak sekolah
2.Tamat SD
3.Tamat SMP
4.Tamat SMA
5.Tamat PT(D3/SI)
Ordinal
4. Usia
kehamilan
Usia kehamilan
saat pasien
didiagnosis
mengalami HG
yang tercantum di
rekam medik
Rekam
Medik
Hitung 1.Trimester I (konsepsi – 12
minggu)
2.Trimester II (12 – 28 minggu)
3.Trimester III (28 – 40
minggu)
Ordinal
5. Riwayat
Kehamilan
Kondisi kehamilan
ibu saat ini
(berupa
Molahidatidosa,
gemelli, beserta
riwayat emesis
gravidarum berat
sebelumnya )
Rekam
Medik
Hitung 1. Molahidatidosa
2. Gemeli
3.Riwayat Emesis Gravidarum
Berat
Ordinal
6. Penyakit ibu Jenis penyakit
yang dialami ibu
saat mengalami
hiperemesis
gravidarum yang
tercantum di rekam
medik
Rekam
Medik
Hitung 1.Diabetes
2.Hipertyroid
3.Gastritis
4. Penyakit lainnya
Nominal
Ordinal
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif yaitu
melakukan survei variabel-variabel penelitian pada sumber data (rekam
medik) dengan distribusi data klinik hiperemesis gravidarum sebagai variabel
dependen, sedangkan variabel independen meliputi gravida, usia kehamilan,
pendidikan, riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit ibu. dimana hasilnya
berupa gambaran distribusi data klinik dari variabel dependen dan independen
pada semua ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP
Persahabatan tahun 2010.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan pada bulan September
2011
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang
mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010.
27
28
3.3.2 Sampel
Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebagai
metode pengambilan sampelnya, dengan sampel yang diteliti adalah bagian
yang terambil sebagai perwakilan yang telah memenuhi kriteria peneliti19,
yaitu kelengkapan data rekam medik dari seluruh ibu hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010. Sesuai
dengan metode survai pada desain penelitian juga metode purposive sampling,
kemudian dengan angka kejadian yang cukup minim (0,3-2%), maka
ditentukan bahwa jumlah sampel minimal sebanyak 30.
3.3.3 Sumber dan Jenis Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data sekunder, yaitu
bersumber dari data rekam medik rawat inap dan rawat jalan RSUP
Persahabatan tahun 2010.
3.3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gravida,
pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, riwayat kehamilan, dan riwayat
penyakit ibu sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah distribusi
data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP
Persahabatan.
29
3.3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar isian
sebagai alat untuk mendata ulang dari data rekam medik dari RSUP
Persahabatan tahun 2010.
3.4 Cara Kerja Penelitian
Penelitian ini dikerjakan dengan cara mengumpulkan data dari rekam
medik. Data yang telah memenuhi kriteria pengambilan sampel (variabel-
variabel penelitian yang telah terpenuhi/lengkap) yang diambil dari data
rekam medik dan dikelompokkan pada lembar isian penelitian untuk
selanjutnya dilakukan analisa variabel penelitian. Setelah itu data kemudian
dimasukkan dalam tabel distribusi data klinik untuk selanjutnya
dipresentasikan
3.5 Managemen Data
3.5.1 Pengolahan Data
3.5.1.1 Editing
Penyuntingan data pada variabel penelitian yang telah
diperoleh dari rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2010
dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisian,
dalam hal ini data yang terkumpul diperiksa kelengkapannya agar
disesuaikan dan memenuhi kriteria , disusun urutannya dan dilihat
apakah terdapat kesalahan dalam pengisian serta bagaimana
konsekuensi kejelasannya.
30
3.5.1.2. Coding
Untuk memudahkan klasifikasi data yang sesuai dengan
definisi operasional pada masing-masing variabel penelitian,
dilakukan pengkodean. Adapaun pemberian kode pada data variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
a) Pada variabel hiperemesis gravidarum pemberian kode
berdasarkan kelompok 1. Mengalami HG dan 2. Tidak mengalami
b) Pada variabel gravida pemberian kode berdasarkan kelompok 1.
Primi gravida (kehamilan pertama), 2. Multi gravida (kehamilan
ke-2 – 4), dan 3. Grande gravida (kehamilan >4).
c) Pada variabel pendidikan pemberian kode berdasarkan kelompok
1. Tidak sekolah, 2. Tamat SD, 3. Tamat SMP, 4. Tamat SMA,
dan 5. Tamat PT(D3/S1).
d) Pada variabel usia kehamilan pemberian kode berdasarkan
kelompok 1. Trimester I, 2. Trimester II, dan 3. Trimester III.
e) Pada variabel riwayat kehamilan pemberian kode berdasarkan
kelompok 1. Molahidatidosa, 2. Gemeli dan 3. Riwayat Emesis
Gravidarum berat sebelumnya
f) Pada variabel penyakit ibu pemberian kode berdasarkan
kelompok 1. Hipertiroid, 2. Diabetes, dan 3. Gastritis. 4. Penyakit
lainnya
31
3.5.1.3 Tablating
Yaitu mengelompokan data tersebut kedalam suatu tabel
tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian yang terlebih dahulu
penghitungan data dimasukkan secara manual.
3.5.1.4 Entry
Setelah data diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke dalam
komputer.
3.5.2 Analisa Data
Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah analisa
data univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari
hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan
distribusi dan presentasi dari tiap variabel karena penelitian ini ingin
mengetahui distribusi data klinik dan persentase masing–masing
variabel yang diteliti. Dilakukan dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
f : data klinik
n : Jumlah Populasi
p : persentase
f P= X 100 %
n
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di RSUP Persahabatan, dengan
penyeleksian rekam medis, coding dan input data ke dalam tabel. Peneliti
kemudian memilih rekam medik ibu hamil dengan HG, yang berasal dari rekam
medik rawat inap obstetri tahun 2010—dengan seleksi sistem komputerisasi
rekam medis RSUP Persahabatan—dan rekam medik pasien hamil dari poli
kebidanan tahun 2010, yang pencariannya dilakukan melalui logbook pasien .
Setelah itu didapatkan total 30 pasien dengan hiperemesis gravidarum. Berikut
adalah persentasinya.
Tabel 4.1
Jumlah Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
Jumlah
Pasien Hamil 6959
Pasien dengan hiperemesis gravidarum 30
Persentase 0,43%
34
33
Setelah mendapatkan 30 rekam medis ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum,
peneliti mengelompokkannya, mengurutkan, memberi kode dan memasukkanya
ke dalam komputer. Dari hasil pemasukan data, pada variabel gravida ditemukan
bahwa 11 orang dalam kehamilan primigravida, 16 orang multigravida, sedangkan
3 sisanya grande gravida.
Kemudian pada variabel pendidikan ditemukan 3 orang berpendidikan SMP,
24 orang berpendidikan SMA, dan 3 orang berpendidikan tamat D3/S1. Pada
variabel usia kehamilan didapatkan bahwa 23 orang sedang berada dalam
trisemester pertama, sedangkan 7 orang pada trisemester kedua dan tidak ada yang
mengalami hiperemesis pada trisemester ketiga. Pada variabel riwayat kehamilan
didapatkan bahwa 2 orang mempunyai riwayat emesis gravidarum berat pada
kehamilan sebelumnya, sedangkan tidak didapatkan pasien dengan
molahidatidosa ataupun gemelli.
Kemudian pada variabel penyakit ibu didapatkan ada satu orang yang
mengalami diabetes saat kehamilannya. Pada variabel ini juga ditemukan 9 orang
yang mengalami penyakit lainnya, yang terdiri dari infeksi saluran kemih (ISK)
sebanyak 4 orang, ISPA sebanyak 2 orang, asma sebanyak 2 orang, sindroma
dispepsia sebanyak 2 orang dan satu orang sisanya mengalami hemoroid. Berikut
penyajiannya dalam bentuk tabel.
34
Tabel 4.2
Distribusi Data klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
Variabel Hasil Ukur Jumlah Persentas
e
Gravida Primigravida 11 37%
Multigravida 16 53%
Grande Gravida 3 10%
Pendidikan Tidak Sekolah 0 0
Tamat SD 0 0
Tamat SMP 3 10%
Tamat SMA 24 80%
Tamat D3/S1 3 10%
Usia Kehamilan Trisemester I 23 77%
Trisemester II 7 23,3%
Trisemester III 0 0
Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa 0 0
Gemelli 0 0
Riwayat Emesis Grav Berat
Sebelumnya*
2 6,67%
Penyakit Ibu Hipertiroid 0 0
Diabetes 1 3,33%
Gastritis 0 0
Penyakit Lain~ 9 30%
35
4.2 Pembahasan
Pada penghitungan persentase wanita hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum ditemukan bahwa persentasenya adalah 0,43%. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang mengatakan bahwa persentasinya berkisar dari 0,3-2%17, namun
sedikit berbeda dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa persentasenya
adalah berkisar dari 0,5-2%.5 Hal ini kemungkinan disebabkan karena ruang
lingkup penelitian yang dilakukan kurang luas jika dibandingkan dengan kedua
penelitian tersebut, yang berskala nasional. Namun hal ini juga membuktikan
sebuah studi yang menyatakan bahwa persentase HG lebih besar pada komunitas
Barat, dimana dalam studi tersebut didapatkan persentase sebesar 1,3%.8 Masalah
ruang lingkup penelitian juga dapat menyebabkan perbedaan dengan teori dan
beberapa penelitian yang nampak pada distribusi data klinik dari variabel gravida.
Pada variabel ini ditemukan perbedaan yang cukup signifikan antara persentase
primigravida pada kasus (37%) dan persentase multigravida (53%), dimana teori
dan penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan hasil dimana persentase
primigravida lebih signifikan jika dibandingkan dengan multi atau grande
gravida.5,6,10,12 Selain kemungkinan disebabkan ruang lingkup penelitian, peneliti
juga menduga hal ini tejadi karena pada beberapa kasus diatas, ditemukan bahwa
dari sembilan orang ibu yang menderita penyakit saat kehamilannya 4 orang
diantaranya bukan primigravida, yang jika 4 orang ini termasuk primigravida
dapat menambah presentasinya sebesar 13,3%. Hal ini tidak dibahas lebih lanjut
karena bukan bagian dari penelitian ini dan memerlukan penelitan berikutnya
yang lebih lanjut mengenai hubungan dari penyakit yang diderita dengan
hiperemesis gravidarum.
36
Pada persentase variabel pendidikan, ditemukan bahwa 80% dari wanita hamil
yang mengalami hiperemesis gravidarum merupakan tamatan SMA, sementara
persentase tamatan SMP dan tamatan D3/S1 sama, yaitu 10%. Hal ini kurang
sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa hiperemesis
gravidarum biasanya terjadi pada wanita berpendidikan rendah.5,8
,17,18 Beberapa
tahun yang lalu diusulkan sebuah teori bahwa kelainan psikologis merupakan
penyebab utama dari hiperemesis gravidarum. Hal ini disebabkan karena sampai
sekarang masih belum ditemukan penyebab biologis dan fisiologis yang pasti.
Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa psikologis ibu yang mengalami
hiperemesis gravidarum berbeda dengan yang tidak mengalaminya, begitu juga
dengan sikap dan perilakunya terhadap kehamilannya.5 Faktor pendidikan
merupakan salah satu faktor yang membentuk psikologis dan sikap dan perilaku
seorang ibu terhadap kehamilannya.8 Untuk menilai apakah faktor pendidikan
benar berpengaruh pada hiperemesis gravidarum, perlu dilakukan penyelidikan
lebih dalam terhadap aspek-aspek psikologis dan sosiokultural lainnya, yang
bukan merupakan bagian dari penelitian ini.
HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan dalam
hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari asosiasi yang terlihat
dari peningkatan produksi HCG (seperti pada kehamilan ganda ataupun
molahidatidosa) dan fakta bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada
puncak produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.5 Hal ini
sesuai dengan hasil yang ditemukan peneliti, dimana persentase tertinggi (77%)
dari pasien mengalami hiperemesis gravidarum pada trisemester pertama
kehamilannya.
37
Namun, tidak ada bukti yang menopang hipotesis ini, dikarenakan beberapa
wanita hamil bahkan tidak mengalami NVP, sekalipun terjadi kenaikan kadar
HCG. Sebagai tambahan, pasien yang mengalami koriokarsinoma—sebuah
penyakit yang dihubungkan dengan peningkatan HCG—tidak selalu mengalami
mual dan muntah. Penemuan yang kontroversial ini dapat disebabkan oleh variasi
aktivitas biologis dari isoform-isoform HCG dan perbedaan setiap individu
terhadap stimulus emetogenik. Kemudian, interaksi-interaksi hormon-reseptor
dapat memodifikasi efek HCG menjadi hiperemesis gravidarum pada sebagian
orang dan sebagiannya lagi tidak.5 Hal ini menjelaskan penemuan yang
ditemukan pada variabel riwayat kehamilan, dimana tidak ditemukannya pasien
dengan molahidatidosa ataupun gemelli, yang merupakan faktor predisposisi dari
hiperemesis, sementara ditemukan 6,67% ibu yang mengalami hiperemesis
gravidarum memiliki riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya. Hal ini juga
menjelaskan penemuan pada variabel penyakit ibu, dimana tidak ada pasien
dengan hipertiroid, sementara menurut teori ditemukan bahwa TSH memiliki
struktur protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi
hiperstimulasi pada reseptor HCG.5,18 Kemudian ada juga sebuah studi lain yang
mengatakan bahwa di luar komunitas Barat, kebanyakan HG terjadi oleh penyebab-
penyebab tiroid.8 Namun sebagaimana penjelasan sebelumnya, sensitivitas setiap
individu berbeda terhadap stimulus. Sementara penemuan terhadap persentase
diabetes mellitus (0,03%) dan penyakit lainnya (30%) sesuai dengan teori bahwa
biasanya hiperemesis gravidarum ditemui dengan penyakit lain, seperti gangguan
pankreas, gangguan hormonal dan infeksi5, seperti infeksi H.pylori, yang diduga
38
dialami dua ibu yang mengalami sindroma dispepsia, yang diduga disebabkan
infeksi H.pylori sebagaimana yang tercantum dalam rekam medik.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan kesulitan dalam membaca
rekam medik pasien dan logbook pasien rawat jalan, dikarenakan tulisan pada
keduanya kurang jelas, sehingga peneliti harus bertanya kepada petugas rekam
medik dan perawat poli kebidanan.
39
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wanita hamil yang mengalami
hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010 memiliki
persentase sebesar 0,43% dari seluruh pasien hamil pada tahun tersebut. Dari
wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum tersebut didapatkan distribusi data
kliniknya sebagai berikut :
Persentase terbesar dari kehamilan pasien secara berurutan adalah
multigravida (53%), primigravida (37%) dan grande gravida (10%).
Sebagian besar pasien adalah tamatan SMA (80%), dan masing-masing
10% sisanya adalah tamatan SMP dan tamatan D3/S1.
Sebagian besar (77%) dari pasien mengalami hiperemesis gravidarum
pada trisemester pertama, sedangkan sisanya pada trisemester kedua.
Selain itu, 6,67% pasien dengan hiperemesis gravidarum pernah memiliki
riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya dan tidak ada diantara
mereka yang mengalami molahidatidosa dan gemelli pada saat menderita
hiperemesis gravidarum.
Kemudian 3,3% pasien mengalami diabetes dan 30% mengalami penyakit
lain berupa infeksi, ISPA, asma, sindroma dispepsia dan hemoroid saat
mengalami hiperemesis gravidarum.
39
40
5.2 Saran
Hiperemesis gravidarum merupakan sebuah penyakit dengan penyebab yang
kompleks, baik berasal dari fisik maupun psikologis. Oleh karenanya dalam
penanganannya dibutuhkan multimodalitas dan kerjasama yang baik antar
masing-masing petugas kesehatan, masyarakat dan pasien sendiri.5 Kerjasama
yang baik juga akan dapat mencegah penyakit ini, melalui pencegahan penyebab-
penyebabnya. Hal ini akan dapat dicapai jika gambaran mengenai pasien dengan
penyakit ini jelas, seperti yang diusahakan oleh peneliti dengan meneliti gambaran
demografis berupa distribusi data klinik.
Dari hasil didapatkan bahwa penderita hiperemesis gravidarum sebagian besar
mengalaminya pada trisemester pertama (77%), oleh karena itu peneliti
menyarankan perlunya konseling prenatal pada ibu hamil trisemester pertama,
agar ibu hamil mengetahui gejala-gejala yang mengarah ke hiperemesis
gravidarum dan tepat waktu berkonsultasi pada petugas kesehatan, sehingga
penanganannya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Konseling prenatal
juga dapat memantau keadaan psikologis ibu hamil yang dapat mempengaruhi
kehamilannya juga. Selain itu pada riwayat kehamilan didapatkan bahwa 6,67%
ibu memiliki riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya, dan 30% ibu
menderita penyakit saat mengalami hiperemesis gravidarum, dan tiga persennya
menderita diabetes. Oleh karena itu, saat konseling prenatal peneliti juga
menyarankan agar anamnesis dilakukan secara menyeluruh, sehingga mencakup
penyakit yang dapat mengkomplikasi hiperemesis gravidarum, beserta
predisposisinya (seperti riwayat NVP berat sebelumnya).
41
DAFTAR PUSTAKA
1 Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jaggerc C. Pregnancy nausea related to
women's obstetric and personal histories. Gynecol Obstet Invest,43:108-111.
1997.
2 Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F. Nausea and vomiting in pregnancy.
Dtsch Arztebl, 104:A1821-1826.2007.
3 Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea and
vomiting during pregnancy. Br J Gen Pract, 43:245-248. 1993.
4 ACOG (American College of Obstetrics and Gynecology). Practice bulletin:
nausea and vomiting of pregnancy. Obstet Gynecol,103(4):803-814. 2004.
5 Jueckstock R et al. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal
challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010 http://www.biomedcentral.com/1741-
7015/8/46 pdf diunduh pada 12 Januari 2011
6 Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer. 2005.
7 O'Brien B, Naber S. Nausea and vomiting during pregnancy: effects on the
quality of women's lives. Birth, 19:138-143. 1992.
8 Vania J, Marleau JD. Is Hyperemesis Gravidarum Related to Country of
Origin?: Short Report. Canadin Family Physician, 46 : 1607-08. 2000.
9 Saifuddin A.B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.
10 Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2005.
11 Dorland’s Online Medical Dictionary. www.dorlands.com diakses pada 10
Januari 2011
12 Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom
KD. William’s Obstetric.22nd ed. California : McGraw-Hill.2007
13 Mochtar, Rustam. Sinopsis Obsetri, Jilid I. Jakarta: EGC. 1998.
14 Farrer, Helen. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.1999.
15 Dodds L, Fell DB, Joseph KS, Allen VM, Butler B..Outcomes of pregnancies
complicated by hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol. 107(2 Pt 1):285-92.
2006.
42
16
Teber, Ben-Zian. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC. 2002.
17 Eliakim R., Abulafia O., Sherer D.M. Hyperemesis gravidarum: A current
review. American Journal of Perinatology 17 (4): 207–218. 2000.
18 N K Kuscu, F Koyuncu. Hyperemesis gravidarum: current concepts and
management. Postgrad Med J 2002;78:76–79
19 Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka
Cipta. 2006
43
Lampiran 1. Contoh Lembar Coding
Nama No RM G P U R P J Keterangan
N A 120-7946 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia
F P 125-6246 1 4 2 0 0 0
S 121-6948 2 4 2 0 0 0
E T Y 125-5949 2 4 2 0 0 0
E K 121-2570 3 4 1 3 0 0 Riwayat EG Berat
D 121-6383 3 4 1 0 0 0
N N A 123-3293 1 4 2 0 0 0
V R 126-6945 3 4 1 0 0 0
S 123-8543 2 4 2 0 0 0
A bt M 125-6344 2 4 1 0 4 1 Hemoroid
E B 126-7500 2 4 1 0 0 0
L A 124-1300 2 4 1 0 0 0
P M W 125-4004 1 5 1 0 0 0
T 125-6304 2 3 1 0 4 1 Infeksi, Riw abortus ec
infeksi
S P P 122-7406 2 4 1 0 4 1 Asma
P R 116-1510 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia
C D 126-7020 1 5 2 0 0 0
I N 122-3322 1 4 2 0 4 1 Asma
A N 125-4433 2 4 1 3 0 0 Riwayat EG Berat
44
Lampiran 2. Contoh Lembar Tablating
Variabel Hasil Ukur Jumlah
Hiperemesis Gravidarum Mengalami
Tidak Mengalami
Gravida Primigravida
Multigravida
Grande Gravida
Pendidikan Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Tamat D3/S1
Usia Kehamilan Trisemester I
Trisemester II
Trisemester III
Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa
Gemelli
Riwayat Emesis Grav Berat Sebelumnya* //
Penyakit Ibu Hipertiroid
Diabetes
Gastritis
Penyakit Lain~
Jumlah Penyakit Yang
Diderita
1
2
≥3
Keterangan : data pada baris ke 2 dan selanjutnya diisi oleh data yang sudah diseleksi di
kriteria abu2, dengan kata lain hanya oleh yang mengalami hiperemesis
*jumlah diisi sbbya//tidak
~isi jumlah dengan penyakit selain ketiga diatas, tp catat nama penyakit lainnya
46
Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Syarif Hadi
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Juni 1990
Alamat : Jl. Munggang No. 20b Condet Kramat Jati Jakarta
Timur
Email : [email protected]
No.Telpon : 08567778966/02180871369
Riwayat Pendidikan
1995 – 1996 : TK Islam Assa’adah
1996 – 2002 : SDN Cawang 05 PG
2002 – 2005 : SMP Global Islamic School
2005 – 2008 : SMAN 14 Jakarta
2008 – Sekarang : FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Riwayat Organisasi
OSIS SMP Global Islamic School
KIR SMAN 14 Jakarta
USMR UIN Jakarta