DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

28
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laguna Laguna adalah bentuk teluk semi tertutup yang merupakan salah satu tipe dari perairan estuaria. Pada perairan laguna terjadi pertemuan serta percampuran antara air tawar dan air laut yang mengakibatkan hubungan bebas antara laut dengan sumber air tawar (Nybakken, 1992). Laguna ditandai oleh fluktuasi yang besar pada salinitas, suhu, dan kecerahan, dibandingkan perairan laut atau tawar, sehingga sangat mempengaruhi biota yang hidup di perairan tersebut (Asadi, 2006). Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) esturia umumnya memiliki keragaman faktor-faktor lingkungan yang lebih besar daripada laut lepas, baik musiman maupun geografik. Hal ini berkaitan dengan perairan laguna atau estuaria yang dangkal dan letaknya dekat dengan aliran sungai dari daratan (Asadi, 2006). Romimohtarto dan Juwana (1999) menyatakan bahwa pengaruh cahaya pada 8

Transcript of DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

Page 1: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laguna

Laguna adalah bentuk teluk semi tertutup yang merupakan

salah satu tipe dari perairan estuaria. Pada perairan laguna terjadi

pertemuan serta percampuran antara air tawar dan air laut yang

mengakibatkan hubungan bebas antara laut dengan sumber air

tawar (Nybakken, 1992). Laguna ditandai oleh fluktuasi yang besar

pada salinitas, suhu, dan kecerahan, dibandingkan perairan laut

atau tawar, sehingga sangat mempengaruhi biota yang hidup di

perairan tersebut (Asadi, 2006).

Menurut Romimohtarto dan Juwana (1999) esturia umumnya

memiliki keragaman faktor-faktor lingkungan yang lebih besar

daripada laut lepas, baik musiman maupun geografik. Hal ini

berkaitan dengan perairan laguna atau estuaria yang dangkal dan

letaknya dekat dengan aliran sungai dari daratan (Asadi, 2006).

Romimohtarto dan Juwana (1999) menyatakan bahwa pengaruh

cahaya pada daerah laguna atau estuaria sangat besar, lebih besar

daripada di bagian laut lainnya, kecuali air permukaan laut bebas.

Faktor ini memberikan pengaruh terhadap tumbuhan-tumbuhan air,

termasuk fitoplankton yang ada di perairan laguna atau estuaria.

Hal tersebut dikarenakan tumbuhan sangat membutuhkan cahaya

8

Page 2: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

matahari untuk mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa

organik dalam proses fotositesis (Asadi, 2006).

Faktor utama yang mempengaruhi perairan laguna selain

cahaya, adalah salinitas. Salinitas dapat menentukan komposisi

utama dan produktivitas biota yang ada di laguna. Siklus pergantian

air di laguna sehari-hari sangat dipengaruhi oleh pasang surut yang

terjadi (Ketchum, 1992 dalam Siregar et al., 2005). Nybakken

(1992) menyatakan bahwa perairan laguna kaya akan unsur hara,

karena disebabkan oleh adanya akumulasi bahan organik dan

anorganik yang berasal dari daratan yang dibawa oleh aliran sungai

(run off).

2.2 Terminologi Plankton

Plankton merupakan istilah umum untuk biota yang hidup

terhanyut, melayang atau mengambang dalam air secara bebas di

daerah pelagik, kemampuan geraknya sangat terbatas atau

penyaebarannya cenderung lebih banyak diatur oleh pergerakan

air, seperti arus, gelombang dan lain sebagainya (Arinardi et al,

1997). Secara garis besar plankton dibedakan atas fitoplankton

(plankton tumbuhan) dan zooplankton (plankton hewan).

Fitoplankton terdiri dari algae mikroskopik dan bakteria, dapat

berbentuk sel tunggal, koloni atau rangkaian sel. Sebagian besar

fitoplankton dapat melakukan proses fotosintesis dan merupakan

9

Page 3: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

mangsa bagi zooplankton dan hewan akuatik lainnya. Fitoplankton

dilaut umumnya didominasai oleh diatom, dinoflagellata,,

coccolithophore dan criptomonas. Sedangkan zooplankton terdiri

dari berbagai jenis hewan mulai dari Fillum Protozoa (hewan bersel

tunggal) hingga Fillum Chordata (hewan bertulang belakang).

Zooplankton dikelompokan atas berbagai faktor seperti ukuran,

habitat, distribusi maupun daur hidupnya. Kelompok zooplankton

berdasarkan daur hidupnya dibedakan menjadi holoplankton dan

meroploankton (Arinardi, 1997).

Tabel 1. Pengelompokan plankton berdasarkan ukuran menurut Dussart (1965) dalam omori dan ikeda (1984)

No

Kelompok Ukuran Organisme

1 Ultrananoplankton

< 2 µm bakteri bebas

2 Nanoplankton 2 µm-20 µm fungi,flagellate kecil, diatom kecil

3 Mikroplankton 20 µm - 200 µm spesies fitoplankton, foraminifera, cilliata, rotifer

4 Mesoplankton 200 µm - 2mm cladocera, nauplius copepoda, larva

5 Makroplankton 2 mm – 20 mm Pteropoda, copepod dewasa, euphausiida, chaetognata

6 Mikronekton 20 mm – 200 mm

chepalopoda, euphausiida, sergestida, myctophida

7 Megaloplankton > 200mm scyphozoa, thaliacea* : Kelompok 1-3 merupakan plankton yang diperoleh dengan menggunakan botol sampel, sedangkan kelompok 4-6 menggunakan plankton net.

10

Page 4: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

2.3. Tinjauan Umum Zooplankton

Plankton yang bersifat hewani sangat beranekaragam dan

terdiri dari bermacam-macam larva dan bentuk dewasa yang

mewakili hampir seluruh fillum-fillum hewan. Zooplankton tidak

dapat menghasilkan zat-zat organik dari zat anorganik. Oleh

karenanya zooplankton harus mendapatkan bahan-bahan organik

dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh secara langsung maupun

tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan. Zooplankton yang bersifat

herbivora akan memanfaatkan mereka secara tidak langsung yaitu

dengan memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain

(Hutabarat, 1989).

Berdasarkan daur hidup zooplankton dibedakan berdasarkan

holoplankton dan meroplankton. Holoplankton (plankton permanen)

merupakan plankton yang seluruh daur hidupnya bersifat

planktonik, artinya adalah biota laut yang hidup sebagai plankton

dari lahir sampai mati. Jadi jika larva tersebut berasal dari induknya

yang planktonik, maka jika larva tersebut bermetamorfosis menjadi

hewan muda dan kemudian menjadi dewasa ia tetap hidup sebagai

plankton. Holoplankton meliputu plankton udang atau Euphausiid,

Cladocera, Ostracoda dan Copepoda. Selain itu terdapat pula

11

Page 5: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

kelompok yang berupa ubur-ubur dan sebangsanya, Siphonophora,

Ctenophora dan Chaetognata (Romimohtarto, 2004). Meroplankton

(temporal plankton) merupakan plankton yang hidupnya sebagai

plankton hanya sebagian dari daur hidupnya (terdiri dari larva

invertebrata bentik, seperti trokhofor, veliger, nauplius teritip, larva

echinodermata). Romimohtarto (2004) menyatakan meroplankton

sebenarnya merupakan salah satu fase atau tingkat perkembangan

dari daur hidup avertebrata dan ikan. Bentuknya sangat berbeda

dari bentuk induk, juga pada tahap plankton mereka berganti

bentuk beberapa kali, sebelum menjadi anak hewan dan hewan

dewasa. Kebanyakan benthos, dan banyak nekton (ikan) dalam fase

larva bentuknya kecil sekali dan tergabung menjadi plankton yang

dalam waktu tertentu sebelum menetap didasar atau menjadi

organism yang bebas melayang. Selanjutnya Odum (1971)

menjelaskan bahwa meroplankton secara musiman berbeda-beda

tergantung kepada kebiasaan bertelur induknya, namun cukup

terdapat tumpang tindih untuk memastikan sejumlah meroplankton

pada setiap musim.

2.4. Zooplankton dalam rantai makanan

Plankton sangat penting bagi organisme di laut. Plankton

merupakan salah satu komponen dalam mata rantai makanan di

12

Page 6: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

ekosisten perairan. Dasar pertama dari mata rantai tersebut adalah

fitoplankton sebagai produktivitas primer di laut karena dapat

membentuk zat organik sendiri, selanjutnya diikuti oleh hewan

herbivora. Zooplankton menempati tingkatan kedua, tiga dan

empat serta penyusun bagian terbesar pada produktivitas sekunder

(Bougis, 1976 ; Arinardi, 1977). Zooplankton herbivora mempunyai

peranan yang penting dalam proses ini, karena mereka adalah

penghubung antara produsen dengan hewan-hewan pada tingkat

tropik yang lebih tinggi (Tait, 1981).

Suatu penelitian pada jenis-jenis ikan di beberapa tempat di

dunia menunjukan banyak ikan pelagik dan hamper semua anak

ikan merupakan pemakan plankton. Telah terbukti di beberapa

perairan bahwa ada suatu korelasi positif antara densitas plankton

dan densitas populasi ikan pemakan plankton. Sehingga di negara-

negara yang perikanannya sudah maju, data plankton dan hidrologi

banyak digunakan untuk tujuan penangkapan ikan (Arinardi, 1977).

Sebaran plankton herbivora sangat tergantung pada

fitoplankton, dimana terdapat pemusatan fitoplankton diharapkan

terjadi kelimpahan zooplankton pemakannya. Pada musim

penghujan banyaknya zat hara mendorong melimpahnya

fitoplankton yang merupakan makanan zooplankton herbivora,

13

Page 7: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

kelimpahan herbivora itu pula yang mendorong kelimpahan

zooplankton karnivora (Romimohtarto, 1982).

Gambar 1. Jaring-jaring makanan organisme mikroskopik di perairan (sumber : Stewart (2004))

Levinton (1982) menyatakan bahwa apabila pemangsaan

fitoplankton lebih besar dari pertumbuhannya maka zooplankton

akan memangsa fitoplankton sampai habis, karena fitoplankton

mempunyai jangka waktu hidup yang lebih pendek dari

14

Page 8: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

zooplankton. Berkurangnya fitoplankton akan mengakibatkan

ketidakstabilan dari komunitas planktonik di laut sehingga akan

menyebabkan naik turunnya populasi zooplankton.

2.5. Distribusi Horisontal dan Vertikal dari Zooplankton

Plankton di perairan laut tidak hidup secara menyebar

melainkan hidup secara berkelompok (patchiness) (Arianardi et al.,

1996). Pengelompokan plankton dapat terjadi pada jarak kurang

dari 20 meter (berskala kecil) atau dapat juga mencapai beberapa

kilometer (berskala besar). Pengelompokkan tersebut sebagian

besar diakibatkan karena adanya proses fisika dan kimia di perairan

pantai. Oleh karena itu distribusi pengelompokkan plankton secara

horisontal lebih sering dijumpai di perairan neritik, terutama pada

perairan yang dipengaruhi oleh perairan payau (estuaria) daripada

perairan oseanik (Asadi, 2006).

Distribusi zooplankton secara vertikal biasanya tergantung

pada fitoplankton adalah fakta yang umum karena zooplankton

adalah organisme holozoik yaitu mendapatkan makanan dengan

cara memakan. Dalam hal ini zooplankton herbivora memakan

15

Page 9: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

fitoplankton, sedangkan zooplankton karnivora memakan

zooplankton herbivora. Zooplankton terkumpul pada zona fotik,

dimana di zona ini terdapat fitoplankton yang mendapatkan cahaya

matahari dan nutrien yang cukup untuk melakukan proses

fotositesis. Sebaran zooplankton secara vertikal dipengaruhi oleh

keberadaan fitoplankton dan beberapa faktor fisika dan kimia.

Faktor tersebut diantaranya adalah intesitas cahaya matahari,

kepekaan terhadap perubahan salinitas, arus, densitas air dan

nutrien (Arianardi et al., 1996).

2.5.1. Kelimpahan Zooplankton

Kelimpahan plankton merupakan jumlah individu plankton per

satuan luas atau volume (Odum, 1971). Menurut Chapman dan

Chapman (1973) kelimpahan plankton pada suatu perairan

tergantung pada reproduksi, proses fotosintesis, temperatur,

banyaknya cahaya matahari dan tersedianya unsur hara.

Kelimpahan plankton pada suatu perairan sedikit banyak

menggambarkan tingkat kesuburan perairan tersebut. Perairan

dikatakan mempunyai kesuburan yang baik, apabila nilai

kelimpahannya rendah dan nilai indeks keragamannya tinggi.

Perairan yang dikatakan kurang subur, apabila nilai kelimpahannya

tinggi dan nilai indeks keragamannya rendah (Odum, 1971).

16

Page 10: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

2.5.2Indeks Keragaman

Keragaman merupakan pembeda di antara anggota-anggota

suatu kelompok (Mc. Naughton dan Wolf, 1990). Keragaman jenis

merupakan suatu karakteristik tingkatan komunitas organisme

biologisnya dan dapat digunakan untuk menyatakan struktur

komunitas. Suatu komunitas dikatakan mempunyai keragaman

tinggi apabila komunitas itu disusun oleh banyak jenis dengan

kelimpahan yang sama atau hampir sama, sebaliknya jika

komunitas disusun dengan sangat sedikit jenis dan hanya sedikit

jenis yang dominan maka keragaman jenisnya rendah. Berikut

adalah tabel kriteria indeks keragaman:

Tabel 2. Kriteria Indeks Keragaman (Stim, 1981 dalam Pirzan et al., 2008)

Indeks Keragaman (H’)

Kriteria

> 3 Stabilitas komunitas biota stabil (prima)

1 < H’ < 3Stabilitas komunitas biota sedang (moderat)

< 1Stabilitas komunitas biota tidak stabil (rendah)

2.5.3Indeks Dominansi

Indeks dominansi (D) digunakan untuk mengetahui nilai dari

dominasi suatu biota di suatu perairan. Artinya, indeks ini

17

Page 11: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

memberikan gambaran terhadap biota yang dominan di stasiun

pengamatan, dan umumnya masih menyangkut dengan indeks

kelimpahan. Jika indeks kelimpahan tinggi, berarti indeks

dominasinya juga tinggi (Romimohtarto dan Juwana 1999). Indeks

Dominansi juga dapat mengetahui pengaruh kualitas lingkungan

terhadap komunitas zooplankton dan memperoleh informasi

mengenai jenis zooplankton yang mendominasi pada suatu

komunitas pada tiap habitat (Ludwig and Reynold, 1988).

Pengaruh kualitas lingkungan terhadap kelimpahan

zooplankton selalu berbeda-beda tergantung pada jenis

zooplanktonnya, karena tiap jenis zooplankton memiliki adaptasi

dan toleransi yang berbeda terhadap habitatnya. Untuk

menginterpretasikan nilai indeks dominansi, Odum (1971) membagi

kriteria indeks dominansi menjadi dua kriteria yang terdiri dari:

1. D = 0, berarti tidak terdapat spesies yang mendominasi atau

struktur komunitas dalam keadaan stabil

2. D = 1, berarti terdapat spesies yang mendominasi spesies

lainya atau struktur komunitas dalam keadaan labil.

2.5.4Indeks Kemerataan

Indeks kemerataan adalah perbandingan antara nilai indeks

keragaman dan keragaman maksimum yang dinyatakan sebagai

18

Page 12: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

keseragaman populasi. Indeks ini menunjukan pola sebaran biota,

yaitu merata atau tidak. Indeks kemerataan disimbolkan dengan

huruf E, dimana nilai indeks kemerataan berkisar antara 0-1. Nilai E

= 0 berarti kemerataan antar spesies rendah, sehingga distribusi

antar spesiesnya tidak seragam. E = 1, menyatakan bahwa

distribusi antar spesies relatif seragam (Odum, 1971).

2.6. Faktor Fisika dan Kimia Air

Beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi penyebaran

zooplankton di perairan yaitu sinar matahari, arus, oksigen terlarut,

suhu, salinitas, pH, kandungan zat hara (Odum, 1971), upwelling,

kedalaman perairan, kegiatan grazing dan adanya percampuran

dua massa air (Davis, 1955 ;Wickstead, 1965).

2.6.1. Temperatur

Temperatur atau suhu merupakan salah satu faktor yang

sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran

organisme (Nybakken, 1988). Koesoebiono (1980) menyatakan

bahwa suhu air laut pada umumnya dipengaruhi oleh keadaan

lingkungannya, seperti iklim dan cuaca di daerah perairan tersebut.

19

Page 13: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

Suhu dapat berperan (meskipun bukan satu-satunya faktor) dalam

penentuan suksesi jenis disuatu perairan (Raymont, 1963). Suhu air

laut terutama di lapisan permukaan sangat tergantung pada jumlah

panas yang diterima dari matahari. Suhu menurun secara teratur

sesuai dengan pertambahan kedalaman (Hutagalung, 1988).

Levinton (1982) menyatakan bahwa semua organisme laut

kecuali mamalia bersifat poikilothermik yaitu tidak dapat mengatur

suhu tubuhnya. Selama hidupnya suhu tubuh organisme perairan

sangat tergantung pada suhu air laut tempat hidupnya. Oleh karena

itu adanya perubaha suhu air laut akan membawa akibat yang

kurang menguntungkan bagi organisme perairan (Hutagalung,

1988).

Suhu air laut merupakan kontrol utama dari distribusi dan

aktivitas dari organisme laut. Suhu air laut di daerah tropis

umumnya berkisar antara 20 ºC – 30 ºC (Hardy, 1970 ; Tait, 1981 ;

Nontji, 1987). Zooplankton yang dapat mentolerir kisaran suhu yang

sangat luas disebut eurythermal dan yang mentolerir kisaran suhu

sempit disebut stenothermal (Odum, 1971). Pada umumnya kisaran

suhu yang dapat ditolerir oleh organisme laut sangat kecil (Kinne,

1963).

2.6.2. Salinitas

20

Page 14: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

Odum (1971) menyatakan bahwa salinitas akan

mempengaruhi penyebaran organisme perairan baik secara

horisontal maupun vertikal, dengan demikian akan berpengaruh

terhadap susunan plankton, selain itu variasi salinitas di daerah

estuari (pada teluk dan muara) sangat bervariasi menurut

musimnya. Organisme yang hidup di lautan terbuka biasanya

stenohaline, yaitu memiliki batas toleransi terhadap yang kecil

untuk perubahan salinitas. Sedangkan organisme pada perairan air

payau biasanya euryhaline, artinya memiliki toleraansi yang tinggi

terhadap perubahan salinitas.

Toleransi organisme perairan laut terhadap salinitas

tergantung pada tingkatan umur, tingkat dalam siklus hidup dan

jenis kelamin (Kinne, 1963). Variasi salinitas air laut dapat

mempengaruhi organisme laut melalui perubahan dalam berat jenis

air laut dan lewat perubahan dalam tekanan osmotik (Koesoebiono,

1981).

Arinardi dan Adnan (1980) menyatakan ada hubungan antara

banyaknya plankton dan salinitas. Pada perairan yang letaknya

dekat dengan pantai memiliki salinitas lebih rendah sehingga

banyaknya plankton lebih tinggi daripada perairan yang letaknya

jauh dari pantai yang bersalinitas tinggi. Kisaran salinitas di

21

Page 15: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

permukaan air laut adalah 31 – 37 0/00, sedangkan salinitas yang

baik untuk pertumbuhan plankton berkisar antara 25 – 35 0/00

(Hardy, 1970).

Tabel 3. Tipe perairan berdasarkan kisaran salinitas (Sumber : Koesoebiono, 1989)

Tipe perairan Salinitas ‰

Tawar 0 - 0,5

Payau

oligohaline

0,5 - 3,0

Payau

mesohaline

3,0 - 10,0

Payau polihaline 10,0 - 17,0

Laut oligohaline 17,0 - 30,0

Laut mesohaline 30,0 - 34,0

22

Page 16: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

Laut polihaline 34,0 - 38,0

Laut hipersaline > 38

2.6.3. Cahaya

Bagi zooplankton cahaya mempunyai pengaruh tidak

langsung, dimana sumber energi berasal dari cahaya matahari yang

kemudian digunakan oleh fitoplankton untuk proses fotosintesis.

Seperti diketahui fitoplankton akan menjadi sumber makanan bagi

zooplankton diperairan. Banyaknya cahaya matahari yang

menembus permukaan perairan dan menerangi lapisan permukaan

setiap hari memegang peranan penting dalam menentukan

pertumbuhan fitoplankton. (Romimohtarto, 2004)

Selain menjadi faktor yang mempengaruhi keberadaan

zooplankton, cahaya juga merupakan perangsang utama penyebab

migrasi secara vertikal zooplankton (Nybakken, 1988). Keruhnya

suatu perairan yang diakibatkan karena terdapatnya partikel-

partikel yang melayang akan berpengaruh terhadap penetrasi

cahaya ke dalam perairan. Kekeruhan air sebagai akibat partikel-

partikel tanah seringkali merupakan faktor pembatas utama bagi

perkembangan jasad nabati di perairan. Sebaliknya jika kekeruhan

ini disebabkan karena banyaknya jasad-jasad hidup, maka

23

Page 17: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

pengukuran terhadap kecerahan air merupakan indeks bagi

produktivitasnya (Odum, 1971). Selain untuk fotosintesa, cahaya

berkaitan pula dengan tingkah laku zooplankton. Ruaya siang-

malam telah banyak diketahui terjadi pada zooplankton yakni

berada pada lapisan bawah pada siang hari dan berada pada

lapisan atas pada malam hari.

2.6.4. Arus

Arus adalah air yang berpindah dari suatu tempat ke tempat

lain dalam lingkungan perairan. Arus sangat berpengaruh terhadap

pergerakan dan distribusi zooplankton pada suatu perairan. Adanya

perpindahan massa air ini akan mempengaruhi sebaran dari

plankton (Raymont, 1963). Odum (1971) menyatakan bahwa

zooplankton adalah organisme yang hidup bebas dalam air dan

pergerakannya tergantung pada arus air.

Perbedaan antara arus di lapisan dasar dengan di permukaan

menyebabkan penyebaran zooplankton yang tidak merata di suatu

perairan (Wickstead, 1965). Arus di perairan akan membantu

perpindahan massa air termasuk didalamnya jasad renik yang tidak

mempunyai kemampuan untuk berenang. Arus akan menyebabkan

massa air di lapisan permukaan terbawa mengalir, dimana di laut

terbuka arah dan kekuatan arus di lapangan permukaan sangat

24

Page 18: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

dipengaruhi oleh angin (Nontji, 1993). Untuk daerah muara sungai

penyebab terjadinya arus adalah besarnya masukan air dari sungai

dan pasang surut di daerah tersebut, sehingga kecepatan dan arah

arus senantiasa berubah-ubah (Perkins, 1974). Hal ini diperkuat

oleh Davis (1955) yang menyatakan bahwa arus dapat

menyebabkan perpindahan plankton.

2.6.5. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut adalah konsentrasi gas yang terlarut dalam

air yang berasal dari hasil proses fotosintesis oleh fitoplankton atau

oleh tumbuhan air dan difusi udara (APHA, 1995). Lebih lanjut

Welch (1980) menjelaskan bahwa kelarutan oksigen di perairan

sungai dipengaruhi oleh adanya aliran air masuk, air hujan dan hasil

dari fotosintesis fitoplankton dan tunbuhan air lainnya.

Masuknya air tawar adan air laut secara teratur ke daerah

laguna yang merupakan perairan dangkal serta terjadinya proses

pengadukan oleh angin mempengaruhi ketersediaan oksigen dalam

kolom air yang dibutuhkan oleh organisme perairan. Kelarutan

oksigen dalam air berkurang dengan naiknya suhu dan salinitas,

maka jumlah oksigen terlarut dalam air akan bervariasi sesuai

dengan variasi parameter tersebut (Nybakken, 1992). Ditinjau dari

segi ekosistem, kadar oksigen terlarut menentukan kecepatan

25

Page 19: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

metabolisme dan respirasi sehingga sangat penting bagi

kelangsungan dan pertumbuhan organisme air (Sachlan, 1988).

2.6.6. TSS (Total Suspended Solid)

Total padatan tersuspensi adalah bahan-bahan tersuspensi

(diameter >1 μm) yang tertahan pada saringan millipore dengan

diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta

jasad-jasad renik terutama yang disebabkan oleh kikisan tanah atau

erosi yang terbawa ke dalam badan air. Masuknya padatan

tersuspensi ke dalam perairan dapat menimbulkan kekeruhan air.

Bahan-bahan tersuspensi dalam perairan alami tidak bersifat toksik,

namun jika berlebihan akan menghambat penetrasi cahaya

matahari ke kolom perairan dan akhirnya akan berpengaruh

terhadap fotosintesis perairan. Kondisi ini akan mengurangi

pasokan oksigen terlarut dalam badan air (Effendi, 2003).

Padatan tersuspensi mempengaruhi kekeruhan dan

kecerahan air. Kekeruhan Segara Anakan di bagian barat, terutama

di muara Sungai Citanduy sangat tinggi. Hal ini disebabkan partikel

lumpur dan sampah yang terbawa massa air Sungai Citanduy, akan

terdistribusi ke perairan laguna dan pada saat air laut pasang

terdorong ke arah timur sampai dengan perairan sebelah timur

Motean (Saputra, 2003). Menurut Siregar et al. (2005) kandungan

26

Page 20: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

TSS di Segara Anakan sebesar 436 - 1029 mg/L dengan rata-rata

sebesar 739 mg/L. Nilai TSS yang tinggi akan menyebabkan

respirasi organisme terganggu dan akan menurunkan nilai guna

suatu perairan. Kisaran TSS bagi kehidupan organisme akuatik

dalam perairan adalah 150-200 mg/L (BSN, 2006).

2.6.7. Derajat Keasaman (pH)

Menurut Saeni (1987) pH di suatu perairan mencirikan

keseimbangan antara asam dan basa dalam air dan merupakan

pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan. Derajat

keasaman (pH) di daerah estuari menunjukan variable yang lebih

besar daripada di laut terbuka. Dalam keadaan yang tidak terpolusi

pH di muara berkisar antara 6,8 – 9,2. Di lapisan permukaan pH

lebih besar daripada di dasar perairan. Pada saat pasang dan

musim panas pH akan mencapai nilai maksimum (Perkins, 1974).

Arinardi (1978) mengatakan bahwa pada perairan estuari variasi pH

tidak terlalu besar, hal ini disebabkan karena air laut merupakan

penyanggah (buffer) yang baik terhadap keadaan asam atau basa

yang disebabkan datangnya air tawar dari sungai. Batas pH yang

masih mampu ditolerir oleh organisme perairan adalah 4 – 11

(Mintardjo, 1985). Tait (1972) menyatakan bahwa pH merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kehidupan biota dalam suatu

27

Page 21: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

perairan. Lebih lanjut dinyatakan pH optimum untuk pertumbuhan

zooplankton adalah berkisar antara 5,6 – 9,4. Selanjutnya dijelaskan

bahwa derajat keasaman air berpengaruh terhadap pertumbuhan

hewan maupun tumbuhan di perairan dan digunakan sebagai

petunjuk untuk menyatakan baik buruknya keadaan perairan

sebagai lingkungan hidup biota.

2.6.8. Nutrien

Zat-zat anorganik utama yang diperlukan untuk tumbuh dan

berkembang biak plankton adalah nitrogen dalam bentuk nitrat dan

fosfor dalam bentuk fosfat. Zat hara teutama nitrat dan fosfat di

perairan berasal dari aliran perairan dan berasal dari darat melalui

sungai.

Tabel 4. Kriteria kesuburan perairan berdasarkan kandungan fosfat (Sumber : Joshimura, 1969 dalam Nugroho, 1995)

Kesuburan perairan Kandungan fosfat

(mg/L)

Rendah 0’0000 – 0,020

28

Page 22: DISTRIBUSI DAN DOMINASI ZOOPLANKTON  DI PERAIRAN LAGUNA SEGARA ANAKAN CILACAP BAGIAN BARAT (Bab 2)

Cukup 0,0210 – 0,050

Baik 0,0510 – 0,100

Sangat baik 0,1010 – 0,200

Sangat baik sekali > 0,200

Zat hara lain mungkin diperlukan bagi pertumbuhan plankton

namun dalam jumlah yang sangat kecil karena pengaruhnya

terhadap kepadatan fitoplankton tidak sebesar nitrat dan fosfat

(Nybakken, 1988). Zooplankton tidak dapat memproduksi zat

organik dari zat anorganik sehingga harus mendapatkan tambahan

bahan organik dari makanannya yaitu dengan cara memakan

fitoplankton (Hutabarat, 1989). Karena fitoplankton akan

dimanfaatkan oleh zooplankton sebagai makanannya maka secara

tidak langsung nutrien akan mempengaruhi keberadaan

zooplankton.

29