DISTRIBUSI BANTUAN COVID 19 DI KELURAHAN TANETE …
Transcript of DISTRIBUSI BANTUAN COVID 19 DI KELURAHAN TANETE …
DISTRIBUSI BANTUAN COVID 19 DI KELURAHAN
TANETE KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN
ENREKANG MELALUI PENDEKATAN TEORI
STRUKTURAL FUNGSIONAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
HELDA
Nim. 105381103316
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
AGUSTUS 2021
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Jika kamu lelah, istirahatlah.
Bukan meninggalkan……
Kesuksesan tergantung dari persiapan sebelumnya.
Tanpa persiapan pasti akan terjadi kegagalan……
(Confucius)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah atas rahmat dan Hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Ku persembahkan karya ini sebagai darma baktiku untuk Ayahanda
dan Ibundaku tercinta serta keluarga dan teman-temanku tersayang……..
vii
ABSTRAK
Helda, 2021, Distribusi Bantuan Covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang Melalui Pendekatan Teori Struktural Fungsional.
Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Makassar. Pembimbing I Nurdin dan Pembimbing II Kaharuddin,
Distribusi bantuan Covid-19 merupakan kegiatan yang dilakukan guna
memperlancar serta mempermudah penyaluran bantuan kepada masyarakat yang
terkena dampak Covid-19 baik itu yang berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT)
maupun Listrik gratis.
Skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus yang bertujuan untuk mengungkap pendistribusian bantuan covid-19 di
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang, dan Dampak sosial
ekonomi bagi masyarakat penerima bantuan Covid-19 serta faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam pendistribusian bantuan covid-19. Lokasi penelitian ini yaitu
di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Informan dalam
Penelitian ini yaitu, masyarakat penerima bantuan covid-19 dan pemerintah
setempat serta panitia bantuan Covid-19. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan tiga cara yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian dari distribusi bantuan covid-19 di Kelurahan Tanete
Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yaitu, pendistribusian bantuan covid-
19 kepada masyarakat sebanyak 168 kepala keluarga yang terbagi dalam empat
lingkungan yaitu Pasaran I sebanyak 20 kepala keluarga, Pasaran II sebanyak 62
kepala keluarga, Baturampun 28 kepala keluarga serta Tontonan 58 kepala
keluarga. Daftar penerima ditentukan oleh pemerintah pusat yang mana kemudian
diberikan kepada pemerintah daerah untuk disampaikan keseluruh masyarakat
penerima melalui kelurahan agar masyarakat dapat mengetahui.
Dampak sosial ekonomi bagi masyarakat penerima bantuan covid-19 yaitu,
masyarakat dapat menikmati dan membantu kelangsungan hidup sehari-hari
maupun dalam rangka mendukung kelancaran pendidikan bagi anak yang
sementara waktu ini sekolah online atau belajar dari rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pendistribusian bantuan covid-19
yaitu, yang pertama tidak akurasinya data dimana masih banyak masyarakat
penerima yang mempunyai kemampuan ekonomi cukup baik mendapatkan bantuan
sedangkan disisi lain ada masyarakat yang harusnya layak menerima bantuan tetapi
tidak diberikan karena dalam pemilihan daftar penerima ditentukan oleh pusat.
Yang kedua yaitu terbatasnya kewenangan dimana keterlibatan pemerintah
kelurahan hanya sebatas menyampaikan daftar nama-nama penerima selebihnya
ditentukan oleh pusat.
Kata Kunci: Distribusi, Bantuan Covid-19, Dampak, Faktor.
viii
ABSTRACT
Helda, 2021, Distribution of Covid-19 Aid in Tanete Village, Anggeraja
Subdistrict, Enrekang Regency through a Functional Structural Theory Approach.
Thesis. Faculty of Teacher Training and Education. University of Muhammadiyah
Makassar. Advisor I Nurdin, and Advisor II Kaharuddin.
The distribution of Covid-19 assistance is an activity carried out to expedite and
facilitate the distribution of assistance to communities affected by Covid-19, both
in the form of Direct Cash Assistance (BLT) and free electricity.
This thesis uses a qualitative type of research with a case study approach that aims
to reveal the distribution of covid-19 aid in the Tanete Village, Anggeraja
Subdistrict, Enrekang Regency, and the socio-economic impact for the community
receiving Covid-19 assistance and the factors that influence the distribution of
COVID-19 aid. . The location of this research is in Tanete Village, Anggeraja
District, Enrekang Regency. The informants in this study were the community who
received COVID-19 assistance and the local government and the Covid-19 relief
committee. Data collection in this study used three ways, namely, observation,
interviews and documentation.
The results of the research from the distribution of covid-19 assistance in
the Tanete Village, Anggeraja Subdistrict, Enrekang Regency, namely, the
distribution of covid-19 assistance to the community as many as 168 families
divided into four environments, namely Pasaran I as many as 20 families, Pasaran
II as many as 62 families, Baturampun 28 the head of the family and the spectacle
of 58 family heads. The list of recipients is determined by the central government
which is then given to the local government to be conveyed to the entire recipient
community through the kelurahan so that the public can find out.
The socio-economic impact for the recipients of COVID-19 assistance is
that the community can enjoy and assist in daily life and in order to support the
smooth running of education for children who are currently studying online or
studying from home.
The factors that influence the distribution of COVID-19 aid are, firstly, the
data is not accurate where there are still many recipient communities who have good
economic ability to get assistance, while on the other hand there are people who
should be eligible to receive assistance but are not given because in the selection of
the recipient list it is determined. by the center. The second is the limited authority
where the involvement of the kelurahan government is only limited to submitting a
list of the names of the recipients, the rest is determined by the center.
Keywords: Distribution, Covid-19 Assistance, Impact, Factors.
ix
KATA PENGANTAR
حيمبسم حمنالره الره الله
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Selanjutnya,
penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril
maupun materil. Karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit
rasanya bagi penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terimakasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: Kedua orang tua penulis yang
tercinta, Soki dan Cia yang dengan segala pengorbanannya yang tak akan pernah
penulis lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu yang tidak henti-hentinya mengalir
demi kesusksesan peneliti, nasihat dan petunjuk dari mereka yang merupakan
dorongan yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini. Bapak
Prof. DR. H. Ambo Asse.,M.Ag. selaku Rektor Unismuh Makassar, Bapak Erwin
Akib,S.Pd.,M.Pd.,Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan
Sosiologi dan Bapak Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Sekertaris Jurusan Pendidikan
Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd sebagai pembimbing I,
dan Bapak Kaharuddin,S.Pd.,M.Pd,Ph.D. selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing penulis dalam meyelesaikan skripsi ini,
Segenap Dosen Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah
diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi mahasiswa.
Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat,
khususnya bagi penulis selaku calon pendidik dan pembaca pada umumnya.
Semoga segala jerih payah serta kerja keras kita bernilai ibada disisi Allah SWT.
Amiin….
Makassar, Agustus 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ................................................................ vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Definisi Operasional.................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 7
A. Kajian Konsep ........................................................................................... 7
B. Kajian Teori ............................................................................................ 12
C. Kerangka Pikir ........................................................................................ 26
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 28
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 28
B. Waktu danTempat Penelitian .................................................................. 28
C. Informan Penelitian ................................................................................. 28
D. Fokus Penelitian ...................................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian................................................................................ 30
x
F. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 31
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 31
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 33
I. Teknik Keabsahan Data .......................................................................... 33
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 35
A. Sejarah Lokasi Penelitian ........................................................................ 35
B. Letak Geografi ....................................................................................... 36
C. Keadaan Sosial ........................................................................................ 36
D. Keadaan Penduduk .................................................................................. 38
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 39
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 39
1. Pendistribusian Bantuan Covid-19 ................................................... 39
2. Dampak Sosial Ekonomi Bantuan Covid-19 .................................... 42
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ................................................... 44
B. Pembahasan ............................................................................................ 47
1. Pendistribusian Bantuan Covid-19 ................................................... 47
Kesesuaian Teori
2. Dampak Sosial Ekonomi Bantuan Covid-19 Sekitar ....................... 49
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ................................................... 52
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................... 54
A. Simpulan ................................................................................................ 54
B. Saran ....................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 56
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel Nama Tabel Halaman
Tabel 1 Nama Kepala Kelurahan Tahun 20..-2020 ..................................... 35
Tabel 2 Fasilitas Pendidikan ....................................................................... 37
Tabel 3 Laporan Bulanan Penduduk Kelurahan Tanete.............................. 38
xii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Gambar Nama Gambar Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir........................................................ 27
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional akibat dampak dari adanya
bencana nasional berupa Pandemi covid-19 maka pemerintah mengeluarkan suatu
peraturan No 23 Tahun 2020 tentang pelaksanaan program pemulihan ekonomi
nasional dalam rangka mendukung kebijakan keuangan Negara untuk penanganan
pandemi Coronavirus Disease 2019 dan atau menghadapi ancaman yang
membahayakan perekonomian nasional. Dan atau stabilitas sistem keuangan.
(Salinan Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia No 6 Tahun 2020. Perubahan atas Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No 11 Tahun
2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020).
Untuk mengakselerasikan pelaksanaan kebijakan Pemerintah tersebut maka
perlu mengoptimalkan penggunaan dana dalam rangka penyelamatan Ekonomi
Nasional baik melalui perluasan ruang lingkup maupun relaksasi persyaratan-
persyaratan yang layak untuk mendapat bantuan akibat dampak dari adanya
bencana Nasional berupa penyebaran Virus Covid-19.
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyoroti potensi masalah dalam
program bantuan sosial di tengah pandemi virus Corona (Covid-19). Skala masalah
kesehatan yang luas menyebabkan upaya penanganan dan control menjadi sangat
kompleks. Masalah yang timbul meretas dari ketidakandalan data, kurang
transparannya aparatur di daerah yang ditugaskan untuk melakukan pendataan dan
distribusi. Sehingga berisiko terjadinya tumpang tindih dalam pelaksanaan. Seperti
diketahui, pemerintah memperluas bansos yang telah ada seperti subsidi listrik,
program keluarga harapan (PKH), dan bantuan program non tunai (BPNT).
Kemudian belakangan juga muncul program baru bansos tunai, BLT..
(swasta.(http//www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20200908/15/1288
765/bpk-soroti-potensi-masalah-pada-program-bantuan-sosial-covid-19).
Dari kebijakan pemerintah tersebut diatas diperuntukkan dan bentuk
kepedulian pemerintah serta kesiapan-kesiapan pemerintah dalam rangka
2
meringankan beban masyarakat yang terkena dampak adanya Virus Covid-19 serta
pemerintah juga memperhatikan bagaimana kondisi perekonomian secara umum,
perekonomian masyarakat sebab di dalam melaksanakan aktivitas bagi masyarakat
sangat terganggu dengan adanya pandemi Covid-19 sehingga masyarakat sangat
terbatas melakukan aktifitas-aktifitas dalam rangka memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
Selanjutnya yang menjadi prioritas bagi pemerintah untuk penanganan
Pandemi Covid-19 khususnya bagi masyarakat yang kena dampak adanya Pandemi
Virus Covid-19 adalah bagaimana pendistribusian terhadap bantuan langsung tunai
kepada masyarakat sebagaimana yang diatur melalui peraturan pemerintah dan
peraturan menteri sosial yaitu sebagai dasar dalam penyaluran batuan maka
diupayakan agar benar-benar sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan serta
bantuan tersebut terdistribusi secara baik dan benar-benar masyarakat yang
mendapat bantuan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan. Untuk
itu dalam pendistribusian harus berdasarkan sistem penyaluran yang lebih efektif
dan efisien.
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Enrekang telah melakukan evaluasi
internal terkait penyaluran dana penanganan wabah covid-19 selama Ramadhan
lalu.tercatat 1200 paket dengan nilai 250.000/paket telah disalurkan kepada
Mustahik yang terdampak covid-19, secara bersamaan pula, juga telah disalurkan
uang tunai Rp 450.000/orang langsung pada 1200 orang Mustahik. Penyaluran
bantuan itu, sesuai standar penanganan Baznas RI seperti ojek, buruh harian, difabel
dan penjual PKL di pasar dan lainnya. Meski telah melakukan penyaluran dana
zakat, namun masih ada suara sumbang yang mengatakan kenapa belum dapat.
3
Karena itu Baznas Enrekang ke,bali melakukan evaluasi menyeluruh terhadap
seluruh proses penanganan COVID-19.
Menurut masukkan dinas sosial dan pemerintah Kelurahan, banyak warga
Kota domisili di Kelurahan yang belum tersentuh, karena tipe penduduknya
heterogen dan majemuk, disisi lain anggaran Kelurahan tidak seperti di Desa, di
mana ada dana Desa. Sejauh ini, anggaran yang tersalurkan selama covid-19
mencapai 1,5 miliar, mulai dari Januari-Mei 2020 ini, dengan kelompok sasaran
Mustahik rentan terdampak pandemic COVID-19, yang bersifat tunai
1.000.000.000 dan 500 juta dalam bentuk paket barang logistik keluarga.
Sehubungan hal tersebut diatas, maka dalam penyaluran bantuan langsung
tunai yang dilaksanakan sejak awal adanya pandemi Covid-19 telah diberikan
selama 3 bulan yang pendistribusiannya melalui kementerian sosial republik
indonesia terhadap masyarakat sebagai calon penerima yang telah memenuhi syarat
berdasarkan ketentuan yang telah ditentukan. Sebagaimana yang telah dilaksanakan
di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Dalam
pendistribusian bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat yang telah
mempunyai daftar nama-nama penerima telah di tentukan dari kementerian sosial
republik indonesia, yang selanjutnya bagi penerima yang telah ditetapkan langsung
mengambil melalui kantor pos terdekat, dalam penyaluran tersebut di Kelurahan
Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang terjadi permasalahan-
permasalahan dalam masyarakat berhubung masyarakat yang ada hanya sebagian
yang mendapat bantuan serta masih terdapat masyarakat yang benar-benar kondisi
ekonominya kurang baik akibat adanya bencana nasional berupa pandemi Covid-
19 namun belum mendapat bantuan sehingga permasalahan-permasalahan tersebut
perlu penulis melakukan penelitian sampai sejauh mana proses pendistribusian
4
bantuan Covid-19 Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.
(Salinan. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia No 6 Tahun 2020. Perubahan atas Peraturan
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No 11 Tahun
2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020).
B. Rumusan Masalah
Dengan adanya permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
pendistribusian penyaluran bantuan Covid-19 maka, untuk mengetahui lebih jelas
maka penulis perlu merumuskan masalah-maslah yang akan diteliti adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana pendistribusian bantuan Covid-19 di Kelurahan Tanete
Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang?
2. Bagaimana dampak sosial ekonomi bagi masyarakat penerima bantuan
Covid-19?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pendistribusian bantuan Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada pembahasan latar belakang
masalah maka adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui sistem dan prosedur pendistribusian bantuan Covid-19 di
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang.
2. Untuk mengetahui dampak sosial ekonomi masyarakat di Kelurahan Tanete
Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang bagi penerima bantuan.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala atau hambatan di
dalam pendistribusian bantuan Covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang.
5
D. Manfaat Penelitian
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini:
1. Manfaat Teoritis
a. Memasukkan referensi kajian sosiologi yang berkaitan dengan
Distribusi Bantuan Covid 19 Di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang Melalui Pendekatan Teori Struktural
Fungsional.
b. Sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya yang sejenis
2. Manfaat Praktis
Melalui Pendekatan Teori Struktural Fungsional, temuan penelitian dapat
digunakan oleh pengelola pemerintah daerah untuk mengidentifikasi sebaran
bantuan Covid 19 di Desa Tanete, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten
Enrekang.
E. Definisi Operasional
Untuk meminimalkan miskonsepsi dan ambiguitas dalam memahami judul
ini, penulis menyajikan penjelasan judul skripsi ini, yaitu: “Distribusi Bantuan
Covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
Melalui Pendekatan Teori Struktural Fungsional”.
Adapun definisi operasional sebagai berikut:
1. Distribusi
Distribusi adalah salah satu aspek dari pemasaran. Distribusi juga dapat
diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen,
sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga,
tempat, dan saat dibutuhkan). Seorang atau sebuah perusahaan distributor adalah
6
perantara yang menyalurkan produk dari dari pabrik (manufacture) ke pengecer
(retailer). Setelah suatu produk dihasilkan oleh pabrik,produk tersebut
dikirimkan (dan biasanya juga sekaligus dijual) ke suatu distributor. Distributor
tersebut kemudian menjadi produk tersebut ke pengecer atau pelanggan.
2. Covid-19
Covid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus
yang baru ditemukan. Virus baru ini dan penyakit yang disebabkannya ini tidak
dikenal sebelum mulainya wabah di wuhan, tiongkok bulan Desember 2019.
Covid-19 ini sekarang menjadi sebuah pandemic yang terjadi di banyak negara
di seluruh dunia.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Konsep
1. Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 (Corona) pada Tahun 2020 merupakan bencana
yang melanda beberapa negara di dunia termasuk Indonesia yang mana
merupakan wabah penyebaran Virus yang menyerang manusia maupun
binatang sebagaimana yang ditetapkan oleh WHO yaitu pandemi Covid-19
adalah: “Virus Corona adalah keluarga besar yang dapat menyebabkan pada
hewan atau manusia. Pda manusia Corona diketahui menyebabkan infeksi
pernapasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS)”.
Selain pendapat WHO diatas juga pandemi Covid19 atau Corona
dijelaskan pada peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 yaitu “Skala penyebaran penyakit
Coronavirus Disease (Covid-19) yang terjadi secara global di seluruh dunia”.
Dari pendapat tersebut diatas maka Virus Pandemi Covid-19 (Korona)
merupakan bencana nasional yang mana oleh pemerintah harus bertanggung
jawab untuk mengatasi baik yang terinfeksi Virus maupun masyarakat kena
dampak sosial ekonomi dengan adanya penyebaran Virus Corona.
8
2. Distribusi
Lingkup aktivitas bisnis sangatlah luas. Akan tetapi pada dasarnya
aktivitas tersebut terdiri dari produksi, distribusi, dan konsumsi. Masing-
masing aktivitas ini memiliki teori tersendiri. Salah satunya adalah distribusi
yang mana aktivitas distribusi ini berarti pemindahan tempat barang atau jasa
dari produsen ke konsumen (M.Manullang: 2008)
Dalam usaha untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen
ke konsumen, maka faktor penting yang tidak boleh diabaikan adalah memilih
secara tepat saluran distribusi (Channel of distribution).
Keputusan perusahaan dalam memilih saluran distribusi akan
menentukan bagaimana cara produk yang dibuatnya dapat dijangkau oleh
konsumen. Perusahaan mengembangkan strategi untuk memastikan bahwa
produk yang didistribusikan kepada pelanggan berada pada tempat yang tepat.
Untuk itu perlu adanya pemahaman tentang saluran distribusi yang
tepat dalam sebuah usaha. Saluran distribusi adalah saluran yang digunakan
oleh produsen untuk menyalurkan produk sampai ke konsumen atau berbagai
aktivitas perusahaan yang mengupayakan agar produk sampai ketangan
konsumen (M.Fuad: 2006).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian distribusi
adalah pembagian pengiriman barang-barang kepada orang banyak atau ke
beberapa tempat (Dessy Anwar:2001).
Selain itu ilmuwan ekonomi konvensional Philip Kotler
mendefinisikan distribusi adalah himpunan perusahaan dan perorangan yang
mengambil alih hak, atau membantu dalam mengalihkan hak atas barang atau
jasa tersebut berpindah dari produsen ke konsumen (Abdul Aziz: 2008).
9
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
dengan yang diperlukan (jenis, harga, tempat dan saat yang dibutuhkan)
(Oentoro:2010).
Pemasaran barang dan jasa selalu termasuk dalam pengertian distribusi.
Kegiatan ini bermanfaat untuk memudahkan produsen (industri) dalam
mendistribusikan barang dan jasa kepada konsumen.
Mendistribusikan barang atau jasa dari produsen ke pelanggan, industri
atau produsen ke pengecer atau pengecer adalah kegiatan pemasaran yang
dilakukan oleh distributor atau perantara. Akibatnya, ketika suatu produk
selesai, itu dikirim ke distributor. Produk selanjutnya akan dikirimkan langsung
ke pengecer atau klien (http://w3cargo.com/pengertian-distribution).
Berdasarkan definisi diatas dapat diketahui adanya beberapa unsur
penting dalam distribusi, yaitu:
a. Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara
berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu
tujuan.
b. Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar
tertentu. Dengan demikian pasar merupakan tujuan dari kegiatan
saluran.
c. Saluran distribusi melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai
tujuan, yaitu mengadakan penggolongan dan mendistribusikan.
Saluran distribusi memiliki elemen dalam proses distribusi, yaitu
perantara. Perantara yang dimaksud adalah pengecer, pedagang grosir atau
10
pedagang besar. Pengecer adalah pedagang yang menjual barang hasil
produksi yang dihasilkan oleh produsen langsung ke pemakai akhir atau
konsumen. Pedagang grosir adalah pedagang yang menjual barang hasil
produksi produsen dengan kapasitas lebih besar dibanding pengecer. Pedagang
besar adalah pedagang yang menjual barang hasil produksi produsen dekat
kapasitas yang besar (Sentot Imam Wahjono:2010).
Distributor adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan distribusi. Orang
atau lembaga yang melakukan kegiatan distribusi, yang sering disebut
pedagang, membeli/mendapatkan barang dagangan langsung dari tangan
pertama (produsen). Distributor membeli barang dagangan dari produsen
untuk melakukan kegiatan pemasaran dan menjual barang. Kepemilikan item
diteruskan ke distributor dengan setiap penjualan dan pembelian. Komoditas
yang kini menjadi miliknya kemudian dijual kembali kepada pelanggan.
Pedagang dan pialang adalah contoh distributor. Pedagang adalah orang
atau organisasi yang membeli dan menjual produk untuk mendapatkan
keuntungan tanpa mengubah bentuk atau tanggung jawab barang tersebut.
Pedagang grosir dan pedagang eceran adalah dua jenis pedagang yang berbeda.
Trader memiliki wewenang untuk menetapkan target keuntungan atau harga.
Pedagang, di sisi lain, tidak diizinkan untuk terlibat dalam salim, yang dapat
menyebabkan pelanggan kehilangan uang.
Pialang atau perantara, di sisi lain, bertindak sebagai pemandu atau
perantara antara penjual dan pembeli, memfasilitasi pelepasan barang dan
membawa manfaat bagi kedua belah pihak. Pialang dapat dibayar tunai atau
sebagai persentase dari setiap keuntungan yang telah disepakati bersama; ini
berarti bahwa broker tidak dapat menetapkan harga.
11
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, kegiatan distribusi terkait erat
dengan peran distributor. Dalam hal ini, distributor memiliki peran penting
untuk dimainkan. a) Distributor harus menanggung risiko baik kerusakan
maupun penyusutan barang, b) Membeli barang dan jasa dari produsen, c)
Mengklasifikasi barang menurut jenis, ukuran, dan kualitasnya sebelum dijual
kembali, dan d) Memperkenalkan produk barang atau jasa kepada konsumen.
konsumen yang menggunakan berbagai media Pentingnya distribusi dalam
pemasaran tidak dapat dilebih-lebihkan. Hal ini disebabkan karena tanpa
adanya distributor, produsen terkadang tidak dapat menjangkau pelanggannya
secara langsung.
1) Distribusi Langsung
Distribusi jangka pendek dapat didefinisikan dengan definisi distribusi ini.
Kata tersebut menggambarkan metode pengiriman barang yang tidak
bergantung pada metode distribusi tradisional. Pertimbangkan seorang
petani yang menjual hasil pertaniannya kepada masyarakat secara
langsung.
Keuntungan dari metode ini adalah barang dapat sampai ke konsumen
dengan biaya yang lebih rendah. Ini tidak diragukan lagi lebih
menguntungkan daripada mengandalkan distributor. Selanjutnya,
perusahaan dapat secara langsung mendeteksi perubahan preferensi
konsumen. Selanjutnya, tanpa perantara, barang dapat didistribusikan lebih
cepat kepada konsumen.
2) Distribusi tidak langsung
Distribusi jangka panjang adalah istilah lain untuk itu. Distribusi
komoditas melalui pihak ketiga atau perantara adalah bisnis ini. Pialang,
12
agen, toko, dan pengecer adalah contohnya. Keuntungan dari pengaturan
ini adalah distributor dapat menjembatani kesenjangan antara keinginan
produsen dan pelanggan. Selain itu, barang-barang dapat menjangkau
konsumen bahkan jika mereka berada jauh. Akhirnya, keuntungannya
adalah harga selalu konsisten.
3) Distribusi semi langsung
Sistem ini menekankan penggunaan perantara untuk memasok komoditas
kepada pelanggan. Produsen, di sisi lain, memiliki perantara di bawah
pengaturan ini. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dengan
menggunakan cara ini. Produsen khususnya bisa mendapatkan dana dari
distributor yang akan dimasukkan ke kantong mereka sendiri
(http://w3cargo.com/pengertian-distribution).
B. Kajian Teori
1. Teori partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat adalah sebuah bentuk pemaknaan tentang praktek
yang baik. Individu atau kelompok dapat diikutsertakan untuk membangun
partisipasi mereka. Partisipasi masyarakat menunjukkan bahwa kata
“partisipasi” dapat digunakan aktivitas dan hubungan yang berbeda. Jenjang
partisipasi masyarakat juga dapat menunjukkan bahwa masing-masing model
partisipasi merupakan semuanya berbicara tentang kekuasaan. Hal ini dapat
mengurangi ketergantungan dan memperbaiki kebiasaan masyarakat untuk lebih
baik.
Banyak ahli memberikan pengertian mengenai konsep partisipasi. Bila
dilihat dari asal katanya, kata partisipasi berasal dari kata bahasa Inggris
“participation” yang berarti pengambilan bagian, pengikutsertaan (Pius
13
A.Partan dan M. Dahlan Albarry:2006). Slamet mengatakan bahwa partisipasi
berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat secara aktif dari proses
perumusan kebutuhan, perencanaan, sampai pada tahap pelaksanaan kegiatan
baik melalui pikiran atau langsung dalam bentuk fisik (Y.Slamet:1994).
Masyarakat dalam partisipasi dapat dibedakan menjadi beberapa
tingkatan. Adapun Robert Chambers menyebutkan 3 model partisipasi yang
dikemukakan oleh para ahli (Robert Chambers: 2005). Seperti menurut Arnstein
yang mengemukakan bahwa partisipasi masyarakat terdapat 8 tingkatan,
berbeda dengan Kenji dan Greenwood justru dalam membagi jenjang partisipasi
menjadi 5 tingkatan. Sedangkan Vene Klasen dengan Miller membagi jenjang
partisipasi berjumlah 7 tingkatan .
Keterkaitan antara teori diatas dengan masyarakat covid yaitu dimana teori
ini menekankan pada diikutsertakannya individu atau kelompok untuk
membangun partisipasi mereka. Pada masalah covid partisipasi masyarakat juga
sangat dibutuhkan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak covid dan
untuk mencegah meningkatnya jumlah masalah yang terkena dampak covid.
Berikut Adapun Jenis Bantuan Pemerintah Dalam Mengatasi Pandemi
Covid-19
Icha Rastika JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menggelontarkan
berbagai skema bantuan untuk membantu masyarakat selama pandei Covid-19.
Dana triliun rupiah itu dikucurkan untuk program jaring pengaman sosial.
Berbagai bantuan ini diharapkan bisa meringankan beban masyarakat yang
ekonominya terdampak pandemi. Selain itu, bantuan ini diharapkan kembali bisa
mendongkrak perekonomian yang tumbuh minus 5,32 persen pada kuartal II
2020. Berikut daftar bantuan yang dikucurkan pemerintah selama pandemi:
14
a. Bantuan Sembako Bantuan Sosial
Sejak merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia pada Maret lalu, paket
sembako telah dibagikan. Warga DKI Jakarta dan sekitarnya, termasuk Bogor,
Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi, berhak mendapatkan bantuan ini.
Sembako didistribusikan dalam jumlah 600.000 setiap bulan untuk jangka waktu
tiga bulan. Anggaran untuk tahun ini adalah 2,2 triliun dolar. Selanjutnya, 1,6
juta orang atau 576.000 keluarga menerima bantuan sembako di wilayah
Jabodetabek. Pembayarannya sama untuk tiga bulan: Rp 600.000 per bulan.
Total anggaran yang disiapkan sebesar 1 triliun rupiah.
Bantuan sembako ini akan diberikan kepada total 4,2 juta penduduk
Jabodetabek. Selama tiga bulan April, Mei, dan Juni, masing-masing warga
menerima total kebutuhan pokok Rp 1,8 juta. Pemerintah kemudian
memperpanjang skema hingga Desember, tetapi jumlah bulanan diturunkan
menjadi Rp 300.000.
b. Bantuan Sosial Tunai
Program serupa dengan bantuan sembako ini sudah berlangsung sejak
kasus Covid-19 pertama kali muncul di Indonesia. Bedanya, bantuan tunai ini
ditujukan kepada masyarakat yang berdomisili di luar Jabodetabek. Program ini
memberikan uang tunai Rp 600.000 kepada masyarakat selama tiga bulan, April,
Mei, dan Juni. Tiga daerah akan menerima bantuan sosial tunai. Pencairan 3T
tiga tahap Nanti, hingga Desember, program ini juga diperpanjang. Namun
jumlah uang yang diterima berkurang menjadi Rp 300.000.
Warga yang terdampak COVID-19, baik yang masuk dalam Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial atau belum, berhak
mendapatkan bantuan ini (Kemensos). Kemampuan pemerintah daerah untuk
15
mengajukan penerima bantuan diberikan. Data yang diusulkan selanjutnya akan
diperiksa oleh tim Kementerian Sosial untuk memastikan bahwa individu
tersebut tidak ada dalam daftar pengguna bantuan pemerintah pusat lainnya yang
ada sebelum epidemi, mencegah duplikasi data. Transfer ke rekening masing-
masing penerima atau melalui PT Pos Indonesia digunakan untuk menyalurkan
bantuan.
c. BLT dana Desa
Untuk mengatasi beban ekonomi akibat wabah Covid-19, pemerintah
mengalihkan sebagian uang dana desa ke BLT ini. BLT dari Dana Desa dibagi
dalam dua tahap. Ada tiga tahap untuk setiap gelombang. Gelombang pertama
dilaksanakan pada bulan April, Mei, dan Juni (tahap I, II, dan III) (tahap III).
Setiap rumah tangga penerima (KPM) akan menerima Rp. 600.000 dalam bentuk
dukungan bulanan. Dana Desa BLT telah disalurkan ke hampir 1% desa.
Sedangkan gelombang kedua akan dilaksanakan pada bulan Juli (tahap IV),
Agustus (tahap V), dan September (tahap VI) (tahap VI). Dengan Rp 300.000
per bulan, jumlah dukungan yang diterima lebih sedikit.
Putaran pertama penyaluran BLT APBD diselesaikan oleh 74.877 desa
dengan target 7.426.707 KPM dengan total dana Rp 4,69 triliun. Pada tahap II,
64.515 desa menyalurkan BLT Dana Desa sebesar Rp 4,05 triliun untuk
6.757.859 KPM. Kemudian ada 35.857 desa pada tahap III, dengan rincian
3.453.286 KPM dan dana Rp. 2,07 triliun. Penyaluran tahap IV diselesaikan 645
desa dengan anggaran Rp 17,55 triliun dan target 58.494 KPM.
d. Listrik Gratis
Pelanggan yang terdampak wabah Covid-19 juga dapat memanfaatkan
konsesi tarif listrik yang disponsori pemerintah. Setiap tahun, subsidi listrik PLN
16
akan meningkat sebesar Rp 10,7 triliun. Pembebasan tagihan, diskon listrik,
penghapusan biaya minimum, dan penghapusan langganan adalah contoh dari
insentif ini. Periode insentif telah diperpanjang hingga Desember 2020, selain
memperluas basis konsumen. Anggaran keseluruhan skema insentif harga listrik
untuk 33,6 juta pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara adalah sekitar Rp.
15,39 triliun (Persero). Pelanggan yang mendapatkan subsidi listrik terbagi
dalam dua kategori: pelanggan 450 VA dan pelanggan 900 VA. Pengurangan
biaya listrik kemudian diperluas ke perusahaan UMKM, dengan 900 VA untuk
bisnis dan 900 VA untuk industri. Listrik gratis seharusnya hanya bertahan tiga
bulan, tetapi akhirnya diperpanjang hingga akhir tahun.
e. Kartu Pra Kerja
Kartu Pra Kerja dibuat oleh pemerintah untuk membantu pekerja yang
diberhentikan dan menganggur. Peserta program ini akan mendapatkan insentif
bulanan sebesar Rp. 1 juta untuk pelatihan kerja. Peserta yang lolos Kartu Pra
Kerja 2020 akan mendapatkan Rp3.550.000 dari pemerintah. Lebih spesifiknya,
Rp 1.000.000 digunakan untuk membayar Kartu Pra Kerja melalui internet.
Bagaimana jika Tak Lolos Kartu Pra Kerja Gelombang 5? Adapun insentif kartu
Pra Kerja terdiri dari dua bagian, yakni insentif pasca-penuntasan pelatihan
pertama sebesar Rp 600.000 per bulan selama 4 bulan (Rp 2.400.000).
kemudian, insentif pasca-pengisian survei evaluasi sebesar Rp 50.000 per survey
untuk 3 kali survei (Rp 150.000).
f. Subsidi Gaji
Karyawan bari-baru ini, pemerintah memutuskan batuan subsidi gaji bagi
karyawan swasta. Karyawan yang mendapat subsidi ini adalah mereka yang
terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan dengan gaji dibawah Rp5 juta. Pemerintah
17
menyiapkan anggaran Rp 37,7 triliun untuk program bantuan subsidi gaji ini.
Pemerintah subsidi gaji akan menerima bantuan Rp 600.000 per bulan selama 4
bulan. Pembayarannya dilakukan selama 2 tahap atau Rp 1,2 juta setiap
penyaluran.
BLT ini akan diberikan secara bertahap oleh BPJS. Pemerintah perusahaan
pemberi kerja proaktif dalam memberikan nomor rekening penerima manfaat.
g. BLT Mikro Kecil
Terakhir, pemerintah memberikan hibah atau bantuan moneter langsung
kepada pelaku usaha mikro dan kecil (BLT). Skemanya, yakni pencairan Rp. 2,4
juta dukungan modal usaha yang ditransfer melalui rekening. Presiden Joko
Widodo secara resmi memulai program ini pada Senin, 24 Agustus 2020.
Bantuan ini diberikan kepada satu juta usaha mikro dan kecil pada hari
dimulainya. Selanjutnya, bantuan tersebut akan disalurkan secara bertahap
hingga mencapai 12 juta usaha mikro dan kecil pada September tahun depan.
Presiden telah mencanangkan Rp. 2,4 juta BLT untuk UMKM. Jadwal
Pencairan ditunjukkan di bawah ini. Dana pemerintah untuk program ini telah
dikucurkan sebesar Rp. 22 triliun. Pemerintah mengaku memiliki informasi
mengenai pelaku usaha mikro dan kecil yang berhak mendapatkan bantuan.
Sebaliknya, para pelaku usaha mikro dan kecil diharapkan mendaftarkan diri ke
kantor koperasi setempat. Kriterianya adalah pelaku usaha tidak pernah
mengambil pinjaman bank.
Berikut adalah persyaratan dan proses untuk mendapatkan bantuan sosial
tunai yang dikeluarkan pemerintah akibat Covid-19.
Pemerintah semakin bersedia membantu meringankan beban masyarakat,
khususnya bagi individu yang terkena dampak virus Corona (Covid-19).
18
Pemerintah bermaksud memberikan berbagai program bantuan sosial, antara
lain paket sembako, Bantuan Sosial Tunai (BST), dan Bantuan Langsung Tunai
(BLT). Bantuan Sosial Tunai (BST) adalah jenis bantuan yang diberikan oleh
Kementerian Sosial Republik Indonesia berdasarkan Data Kesejahteraan Sosial
Terpadu (DTKS). Sementara itu, Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah
bantuan tunai yang diberikan oleh pemerintah dari dana desa yang dialokasikan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa) kepada masyarakat
yang kehilangan mata pencaharian akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
serta masyarakat yang tidak menerima dana Program Keluarga Harapan (PKH),
kartu sembako, atau paket sembako.
Masyarakat yang menjadi calon penerima BST dan BLT akan
mendapatkan bantuan tunai bulanan sebesar Rp. 600.000,00 per kepala keluarga
selama tiga bulan. Akibatnya, setiap rumah tangga akan menerima Rp.
1.800.000,00 dukungan total. Tujuan dari usulan pemberian bantuan ini adalah
untuk menjaga daya beli masyarakat tetap terjaga di tengah wabah virus corona.
Nantinya, seluruh bantuan tersebut akan disebar ke seluruh Indonesia, baik
secara langsung maupun tidak langsung menyasar warga.
Masyarakat yang ingin menerima bansos harus memenuhi sejumlah
persyaratan yang ditetapkan pemerintah. Item berikut ini termasuk:
1. Calon penerima manfaat adalah masyarakat yang berada di desa dan
menjadi bagian pendataan RT/RW.
2. Calon penerima adalah orang-orang yang kehilangan pekerjaan akibat
pandemi corona.
3. Calon pendaftar tidak terdaftar sebagai penerima bansos lainnya dari
pemerintah pusat. Artinya, calon penerima BLT Dana Desa tidak berhak
19
mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Sembako, Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT), atau Kartu Prakerja.
4. Jika calon pengguna tidak menerima bansos dari program lain tetapi belum
terdaftar di RT/RW, maka segera laporkan ke perangkat desa.
5. Jika calon penerima lolos standar namun tidak memiliki Nomor Induk
Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP), mereka tetap bisa
mendapatkan bantuan tanpa terlebih dahulu mendapatkan KTP. Namun,
penerima harus merupakan penduduk desa dan memberikan alamat
lengkapnya.
6. Jika penerima sudah terdaftar dan sah, BLT akan disalurkan baik dalam
bentuk tunai maupun nonmoneter. Pemberian non tunai dilakukan dengan
cara mentransfer dana ke rekening bank penerima, sedangkan uang tunai
dapat diperoleh melalui perangkat desa, bank BUMN, atau dengan datang
langsung ke kantor pos terdekat.
Jika Anda adalah warga terdampak COVID-19 dan memenuhi syarat untuk
mendapatkan bantuan sosial tunai, berikut cara mengajukannya:
a) Periksa apakah Anda belum terdaftar dalam program bantuan sosial
pemerintah lainnya.
b) Periksa dengan RT/RW setempat untuk melihat apakah nama Anda telah
tercatat dengan penerima bansos tunai.
c) Jika belum, daftarkan diri Anda dengan melampirkan fotokopi KTP dan
berikan kepada kepala desa agar data Anda dapat dikirimkan ke bank-bank
BUMN peserta skema.
d) Tunggu informasi lebih lanjut mengenai transfer dana ke rekening Anda
(jika Anda memilih sistem transfer).
20
BTS akan disalurkan melalui Kementerian Sosial (Kemensos), Pos
Indonesia, dan Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) dan akan
diberikan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah atau terdaftar atau
belum di Terintegrasi Kesejahteraan Sosial. Data (DTKS) milik Kementerian
Sosial. Berikut rinciannya: a) BST akan ditransfer langsung ke rekening masing-
masing penerima atau melalui PT Pos Indonesia; b) Bagi yang memilih
mekanisme transfer rekening, berikut rekeningnya: BRI, BNI, Mandiri, dan
BTN, c) Ambil uang BLT melalui Kantor Pos jika belum memiliki rekening
bank. Bebas biaya dan bunga apabila penerima BLT langsung dicairkan dengan
cara non tunai (transfer).
Penerima BST adalah warga yang diakui layak mendapat bantuan dan
terkena dampak langsung perekonomian akibat wabah Covid-19. Mereka
diberikan informasi seperti BNBA mereka (nama dengan alamat), NIK, dan
nomor ponsel.
Jika Anda melihat orang-orang di komunitas Anda, baik tetangga atau
keluarga, yang mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi COVID-19, Anda
dapat membagikan informasi ini kepada mereka, terutama bagi mereka yang
telah menyelesaikan standar tetapi tidak mengetahui bantuan tersebut. informasi.
Mari bantu masyarakat kita yang terkena dampak ekonomi dari pandemi
COVID-19 dengan tidak hanya memberikan informasi tentang bantuan sosial
pemerintah, tetapi juga membantu masyarakat yang tidak berpendidikan tentang
cara mendaftar sehingga mereka dapat memperoleh bantuan sosial dari RT/ RW
di daerahnya. (Teori Efendi/Kominfo)
21
2. Teori Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton
Teori fungsionalisme struktural menekankan keteraturan dengan
mengabaikan konflik dan perubahan sosial. Menurut pandangan ini, masyarakat
adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian atau bagian-bagian
yang saling berhubungan yang bekerja sama secara harmonis. Masyarakat
dianggap sebagai jaringan terorganisir dari kelompok-kelompok yang bekerja
sama yang bertindak secara cukup teratur menurut sistem norma dan nilai yang
dianut oleh beberapa orang, menurut pendekatan fungsionalis.
Teori yang menjelaskan bagaimana semua peristiwa dan struktur dalam
suatu masyarakat berfungsi. Dengan demikian, ketidaksetaraan sosial ekonomi,
kesenjangan ras, dan bahkan kemiskinan adalah "penting" dalam suatu
masyarakat, seperti halnya perang. Sekalipun terjadi perselisihan, teori ini
menjelaskan bagaimana memperhatikan keadaan agar masyarakat kembali pada
keadaan seimbang.
Keterkaitan teori dari perspektif Fungsionalis dengan masalah, yaitu teori
ini melihat suatu masyarakat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerja
sama secara terorganisasi yang bekerja dalam suatu cara yang agak teratur
menurut seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian masyarakat.
Seperti halnya masalah covid yang mana kerja sama antar masyarakat
dibutuhkan baik dari segi Bantuan Langsung Tunai (BLT), maupun yang
lainnya.
Masyarakat dipandang sebagai sistem yang stabil dengan kecenderungan
untuk keseimbangan, yaitu keinginan untuk melestarikan lingkungan kerja yang
harmonis dan seimbang. Keseimbangan masyarakat yang stabil terganggu oleh
22
pergolakan sosial, tetapi keseimbangan baru segera dipulihkan (Paul B. Horton
dan Chester L. Hunt, Sosiologi (Jakarta: Erlangga).
Nilai atau kejadian pada suatu waktu atau tempat dapat menjadi fungsional
atau disfungsional pada saat dan tempat yang berbeda. Ini adalah penyakit
fungsional jika perubahan sosial menciptakan keseimbangan yang harmonis; itu
tidak berfungsi jika perubahan sosial tidak berpengaruh.
Konsep fungsi sangat membantu dalam menentukan bagaimana
komponen struktur berkontribusi pada sistem yang dipelajari, atau, lebih
tepatnya, fungsi apa yang dilakukan dalam sistem itu. Masyarakat adalah suatu
organisme yang tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan bekerja sama dengan
sesamanya dalam suatu sistem pembagian kerja, yang pada gilirannya terikat
pada jenis norma atau hukum sosial yang mengikat manusia dengan lingkungan
sosialnya.
Robert K. Merton adalah tokoh kunci dalam gerakan fungsionalisme
struktural. Merton telah mengabdikan karir sosiologisnya meletakkan dasar
struktural fungsional untuk karya sosiologis sebelumnya dan menawarkan
kerangka kerja atau paradigma analisis struktural. Merton mengkritik postulat
fungsionalisme struktural, yang menyebarkan gagasan:
a. Kesatuan masyarakat yang fungsional
Postulat ini menyatakan bahwa semua kepercayaan dan praktik
budaya dan sosial yang terstandarisasi bermanfaat baik bagi individu
maupun masyarakat secara keseluruhan. Sudut pandang ini menunjukkan
bahwa sistem sosial yang berbeda harus sangat terintegrasi.
Situasi di mana semua bagian dari sistem sosial bekerja sama dalam
tingkat keselarasan atau konsistensi internal yang memadai, tanpa
23
menghasilkan konflik berkepanjangan yang tidak dapat diselesaikan atau
dikelola, didefinisikan sebagai kesatuan fungsional masyarakat. Namun,
Merton mengklaim bahwa sementara ini mungkin benar dalam masyarakat
primitif kecil, itu tidak dapat diterapkan pada masyarakat yang lebih besar
dan lebih kompleks.
b. Fungsional universal
Postulat ini menyatakan fungsi yang baik dari semua budaya, struktur
sosial serta struktur standar. Hipotesis ini bertentangan dengan apa yang
dia temukan dalam kehidupan nyata, menurut Merton. Terbukti bahwa
masyarakat itu sendiri tidak memiliki semua struktur, ritual, ideologi,
kepercayaan, dan sebagainya. Itu bisa menjadi fungsi yang baik sehingga
merugikan komunitas lain.
c. Indispensability
Menurut postulat ini, semua aspek standar masyarakat tidak hanya
memiliki fungsi positif, tetapi juga mencerminkan bagian-bagian yang
diperlukan untuk berfungsinya masyarakat secara keseluruhan. Postulat ini
mengarah pada gagasan bahwa semua struktur dan fungsi melayani tujuan
fungsional dalam masyarakat. Tidak ada struktur atau fungsi lain dalam
masyarakat yang dapat berjalan sebaik struktur dan fungsi saat ini. Tapi,
menurut Merton, setidaknya kita harus mau mengakui bahwa ada alternatif
struktural dan fungsional dalam masyarakat.
Ketiga postulat tersebut, menurut Robert K. Merton, didasarkan pada
pernyataan-pernyataan non-empiris yang didasarkan pada sistem-sistem
teoritis yang abstrak. Akibatnya, Merton membuat analisis fungsional
sebagai panduan untuk teori interaksi berdasarkan penelitian empiris.
24
Fokus analisis fungsional struktural adalah pada kelompok, organisasi,
masyarakat, dan budaya. Penelitian Merton berfokus pada peran sosial,
pola kelembagaan, proses sosial, pola budaya, emosi yang berpola budaya,
norma sosial, organisasi kelompok, struktur sosial, alat kontrol sosial, dan
sebagainya.
Jika dibandingkan dengan gagasan pendahulu dan gurunya, Talcott
Parsons, teori Fungsionalisme Struktural Robert K. Merton terbukti
berbeda. Sementara teori Talcott Parsons berfokus pada objektivitas batin
individu, teori Robert K. Merton berfokus pada konsekuensi objektif
individu dalam perilaku.
Tindakan berulang atau standar Merton terkait dengan kelangsungan
hidup sistem sosial di mana tindakan itu berakar. Fokus Merton dalam hal
ini adalah apakah konsekuensi meningkatkan kemampuan sistem sosial
untuk bertahan hidup atau tidak, terlepas dari motif dan tujuan
subjektivitas individu.
Fungsionalisme struktural mengutamakan fungsi sosial daripada
motif individu. Fungsi didefinisikan sebagai konsekuensi yang diamati
dari adaptasi atau penyesuaian sistem tertentu.
Pemeriksaan Merton tentang keterkaitan budaya, struktur, dan
ekonomi. Budaya didefinisikan sebagai seperangkat nilai normatif yang
tertata yang mengatur perilaku yang sama untuk semua anggota
masyarakat. Struktur sosial didefinisikan sebagai seperangkat hubungan
sosial reguler yang mempengaruhi anggota komunitas atau kelompok
tertentu dan melibatkan anggota komunitas dalam berbagai cara. Anomie
terjadi ketika ada kerusakan dalam hubungan kaku antara norma dan
25
tujuan budaya yang terstruktur secara sosial dan kemampuan anggota
kelompok untuk bertindak sesuai dengan norma dan tujuan tersebut.
Merton mengusulkan konsep berfungsi dan tidak berfungsi untuk
mengatasi kelalaian serius dalam fungsionalisme struktural awal.
Disfungsi didefinisikan sebagai struktur atau institusi yang dapat
berkontribusi pada pemeliharaan bagian-bagian dari sistem sosial
sementara juga memiliki konsekuensi negatif untuk itu. Non-fungsi adalah
konsekuensi yang sama sekali tidak terkait dengan sistem yang
dipertimbangkan. Pendekatan fungsional merupakan salah satu metode
untuk mempelajari perilaku sosial. Pendekatan awalnya dogmatis dan
eksklusif dilengkapi dengan berbagai kualifikasi, sehingga kurang kuat
dan ketat.
Selain konsep disfungsi dan non fungsi yang dikemukakan oleh
Merton dalam teori fungsional strukturalnya, ia juga mengajukan konsep
Fungsi Manifes dan Fungsi Laten. Peneliti memilih gagasan Merton
tentang konsep manifes dan fungsi laten untuk judul penelitian, “Studi
Pola Distribusi Bantuan Covid-19 di Desa Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang”.
Fungsi manifes (fungsi nyata) dan fungsi tersembunyi (fungsi laten).
Jika konsekuensinya disengaja atau diketahui, fungsi tersebut valid. Jika
konsekuensinya ada secara objektif tetapi tidak (belum) diketahui, fungsi
tersebut disebut tersembunyi. Konsekuensi yang disengaja dan tidak
disengaja mengikuti dari tindakan.
Sebuah lembaga atau lembaga tertentu dapat melayani unit sosial
tertentu dan juga harus melayani unit sosial lainnya. Sudut pandang ini
26
dapat diterapkan pada konsep sifat dan fungsi. Ada dua jenis fungsi:
manifes dan laten. Kedua istilah ini merupakan tambahan yang berguna
untuk analisis fungsional.
Fungsi manifes merupakan fungsi yang diharapkan, seperti proses
pembangunan jalan tol yang merupakan program kerja pemerintah untuk
mengurangi kemacetan di Surabaya dan Mojokerto, dengan
mempertimbangkan mobilitas di kedua kota tersebut. Sedangkan fungsi
laten kebalikan dari yang diharapkan, seperti proses pembangunan jalan
tol, tidak diterima karena berdampak negatif bagi kehidupan sosial
masyarakat Bebekan, yaitu jalan menjadi rusak karena sering dilalui
kendaraan besar dan jalan bisa macet. pembangunan jalan raya.
Konsep fungsi manifes dan fungsi laten mengungkapkan bahwa
fungsi dalam struktur daftar menu selalu berbeda. Merton juga
menunjukkan bahwa sistem sosial tidak dapat mengubah semua struktur
sosial. Beberapa sistem sosial, bagaimanapun, dapat dihapuskan.
Mengetahui bahwa struktur sosial dapat membuka jalan bagi perubahan
sosial adalah penting.
C. Kerangka pikir
Kerangka pikir adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar
alur logika berjalannya sebuah penelitian atau kerangka pemikiran merupakan
uraian tentang bagaimana peneliti mengalirkan jalan pikiran secara logis dalam
rangka memecahkan masalah.
Berdasarkan kerangka teori tersebut di atas, maka diusulkan kerangka
pemikiran dan model hubungan antara masing-masing variabel dalam
penelitian ini. Sesuai dengan ruang lingkup penelitian yaitu Kajian Pola
27
Distribusi Bantuan Covid-19 di Desa Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang.
Kajian ini diawali dengan bagaimana pola distribusi bantuan COVID-19
akan mempengaruhi masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
serta akan menghasilkan temuan dari penelitian selanjutnya.
Distribusi Bantuan Covid 19 Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang Melalui Pendekatan Teori Struktural Fungsional
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang
Pola Distribusi
Bantuan Covid 19
Pendistribusian
Bantuan Coviid 19
Faktor yang
mempengaruhi
Dampak sosial
ekonomi
Hasil/Temuan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ini adalah metode penelitian kualitatif yang mencakup serangkaian kegiatan
metodis untuk mendapatkan solusi atas tantangan yang diajukan. Ketika diperiksa
melalui lensa jenis dan hal yang dipertimbangkan. Akibatnya, peneliti ini
diklasifikasikan sebagai melakukan penelitian studi kasus dengan tujuan
menyajikan gambaran tentang Distribusi Bantuan Covid-19 di Kelurahan
Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang Melalui Pendekatan
Teori Struktural Fungsional.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung dua bulan, dari bulan Januari sampai Maret 2021,
di Desa Tanete, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.
C. Informan Penelitian
Informan penelitian adalah berbagai sumber informasi yang dapat
menyumbangkan data untuk penelitian. Informan untuk penelitian harus berhati-
hati dan mudah beradaptasi dengan jenis data atau informasi yang diperoleh.
Berkaitan dengan hal tersebut, Sugiyono (2015:54) menekankan bahwa subjek
penelitian kualitatif ditentukan pada saat peneliti pertama kali memasuki lapangan
dan pada saat penelitian. Caranya adalah peneliti memilih orang-orang tertentu
yang dianggap memiliki data yang peneliti butuhkan.
Dalam penelitian ini, informan dipilih dengan menggunakan teknik
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu, seperti sumber data dianggap paling tahu tentang apa yang
29
diharapkan, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan objek atau situasi
sosial yang diteliti. Sugiyono (2008:218) mendefinisikan diformalkan diformalkan
diformalkan diformalkan diformalkan diformalkan diformalkan diformalkan
diformalkan
Jumlah informan sebagai objek penelitian tidak dapat ditentukan. Namun,
hanya bisa dibedakan menurut karakteristiknya. Informan penelitian ini meliputi
berbagai macam, seperti: (1) informan kunci (key informan) mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam
penelitian yaitu pemerintah setempat, (2) informan utama yaitu mereka yang
terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti seperti panitia bantuan covid-
19, (3) informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi
walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti seperti
masyarakat penerima bantuan covid-19.
D. Fokus Penelitian
Sangat penting untuk fokus pada penelitian; Penekanan penelitian ini
menimbulkan kendala dalam pengumpulan data sehingga kendala tersebut lebih
terarah dan terfokus pada pokok bahasan yang akan diteliti. Menurut Miles &
Huberman (1999:30), memfokuskan dan membatasi pengumpulan data dianggap
berguna sebagai antisipasi reduksi data dan merupakan jenis analisis yang
mengecualikan variabel yang tidak terkait dan menghindari pengumpulan data yang
ekstensif.
Penyaluran bantuan Covid-19 di Desa Tanete, Kecamatan Anggeraja,
Kabupaten Enrekang, Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat Penerima Bantuan
Covid-19, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Bantuan Covid-19
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini riset.
30
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terkait erat dengan penelitian. Menurut Suharsimi
Arikunto (2013: 203), instrumen penelitian adalah alat atau sarana yang digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data guna mempermudah pekerjaannya dan hasilnya
lebih baik, dalam arti lebih akurat, lengkap, dan sistematis, menjadikannya lebih
akurat, lengkap, dan sistematis. lebih mudah untuk diinterpretasikan. Instrumen
atau alat penelitian dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri, namun
begitu fokus penelitiannya jelas, dimungkinkan untuk mengembangkan instrumen
penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan
data yang telah ditemukan. melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Alat tulis, perekam, alat potret, dan peralatan pendukung lainnya digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini.
1. Melakukan observasi pendahuluan di Desa Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang agar dapat memodifikasi dan beradaptasi dengan
daerah tempat penelitian akan dilakukan nantinya. Peneliti memanfaatkan
alat tulis seperti buku dan pulpen untuk mencatat informasi atau data yang
dikumpulkan selama observasi.
2. Peneliti merencanakan terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan apa yang
ingin dia tanyakan relevan dengan informasi yang dibutuhkan, sehingga
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti tidak menyimpang dari apa yang
ingin dia telusuri. Alat perekam suara, seperti telepon genggam, digunakan
peneliti untuk merekam hasil wawancara dengan informan.
3. Peneliti membuat alat dokumentasi yang terpasang kamera untuk
menggambarkan situasi dan lingkungan di Desa Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang.
31
F. Jenis dan Data Sumber
Adapun sumber data yang dikumpulkan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Data primer
Data primer adalah data yang diterima atau dikumpulkan langsung oleh
peneliti; data primer adalah data asli yang diperoleh dari sumber aslinya dan
belum diolah atau disalurkan oleh pihak lain.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu sumber data yang memberikan informasi secara tidak
langsung. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan-laporan
yang berkaitan dengan penelitian ini, seperti buku, teori-teori, jurnal, arsip,
dan lain sebagainya.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Yang dimaksud dengan "pengamatan" adalah pengamatan dan
pencatatan yang sistematis terhadap kejadian-kejadian yang diselidiki
(Agustang, 2011:131). Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui
observasi dan wawancara mendalam. Observasi dilakukan untuk
mendapatkan data sebaran bantuan COVID-19 dan dampak sosial
ekonominya terhadap masyarakat.
Indera penglihatan digunakan untuk memaknai pengamatan yang
melibatkan menyaksikan Pola Distribusi Bantuan Covid-19 di Desa Tanete,
Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.
2. Wawancara (interview)
Lexy J. Moleong (2012:186) menjelaskan bahwa wawancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak,
32
yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan
pewawancara (interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan
yang diajukan.
Wawancara Hadari Nawawi (2005:111) merupakan upaya
mengumpulkan informasi dengan mengajukan serangkaian pertanyaan
secara lisan, yang kemudian dijawab secara lisan. Dalam situasi ini,
wawancara dirancang untuk menggali lebih banyak informasi tentang
pikiran dan perasaan informan, serta untuk mempelajari lebih lanjut tentang
bagaimana informan memandang, menilai, dan merasakan kemiskinan dari
sudut pandangnya. Informasi dari informasi tersebut kemudian diolah,
dievaluasi, dan dianalisis oleh peneliti, sehingga memunculkan perspektif
peneliti terhadap data tersebut.
Wawancara dilakukan dengan cara diskusi informan dengan bantuan
pedoman wawancara atau daftar pertanyaan tentang: (1) pendistribusian
bantuan Covid-19, (2) dampak sosial ekonomi bagi masyarakat penerima
bantuan Covid-19, (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam
pendistribusian bantuan Covid-19.
3. Dokumentasi
Dalam proses penelitian, peneliti juga bisa mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif (qualitative documents). Dokumen ini bisa berupa
dokumen public seperti buku, skripsi, jurnal, artikel, blog ataupun web.
Penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan maksud sebagai
pelengkap dari penggunaan teknik pengumpulan data observasi dan
wawancara, sehingga data hasil penelitian yang diperoleh akan lebih
kredibel/ dapat dipercaya.
33
H. Teknik Analisis Data
Proses mengumpulkan data dan menafsirkannya dikenal sebagai analisis
data. Organisasi data memerlukan pengkategorian ke dalam pola, topik, atau
kategori. Memberi makna pada analisis, menggambarkan pola atau kategori, dan
membangun hubungan antara beberapa konsep adalah semua contoh interpretasi.
Analisis data ini dilakukan dengan menggunakan metode sebagai berikut: (1)
reduksi data, yaitu data yang dikumpulkan di lapangan didokumentasikan dalam
bentuk deskripsi yang sangat rinci dan berlimpah. Informasi diringkas, dirangkum,
dan difokuskan pada aspek situasi yang paling kritis dan relevan. Hasil observasi
dan wawancara mendalam dapat dilihat lebih jelas dengan reduksi data. (2)
Penyajian data/penyajian data adalah data yang telah melalui prosedur reduksi, dan
langkah selanjutnya adalah penyajian data.
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dengan bentuk
uraian singkat, bagian, maupun diagram. Tujuan penyajian data disini adalah untuk
mempermudah dalam memahami hal yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan hal-hal yang telah dipahami tersebut. Data yang didapat kemudian
dijelaskan hubungannya dengan data yang lain sehingga terbentuk suatu korelasi
data terkait permasalahan penelitian, (3) Menarik kesimpulan dan verifikasi,
didasarkan atas rumusan masalah yang difokuskan lebih spesifik dan dan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Hasil analisis merupakan jawaban dari persoalan penelitian
yang telah ditetapkan.
I. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data merupakan proses mentriangulasi kan tiga data yang
terdiri data observasi, wawancara, dan dokumen. Adapun alat yang digunakan
untuk menguji keabsahan data antara lain:
34
1. Triangulasi sumber adalah suatu metode pengumpulan data dimana peneliti
mencari kebenaran suatu informasi dengan menggunakan berbagai metode
dan sumber. Misalnya, peneliti dapat melakukan wawancara mendalam dan
observasi untuk mempelajari lebih lanjut pola distribusi dukungan COVID-
19. Peneliti juga dapat menggunakan observasi yang terlibat, makalah
tertulis, catatan resmi, dan sumber lainnya. Triangulasi sumber adalah proses
membandingkan data yang diperoleh dari banyak sumber.
2. Triangulasi Waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu,
waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu, waktu Data diperoleh
dengan menggunakan prosedur wawancara di pagi hari ketika informan
masih segar untuk memberikan informasi yang lebih akurat dan dapat
dipercaya. Oleh karena itu, jika ingin mengecek keabsahan data dapat
dilakukan dengan cara wawancara, observasi, atau cara lain pada waktu yang
berbeda. Jika hasil pengujian berbeda, maka prosedur tersebut harus diulang
sampai kepastian data ditetapkan.
3. Teori triangulasi Robert K Merton, yang mencakup pengertian-pengertian
seperti teori partisipasi masyarakat dan teori fungsionalisme struktural.
4. Prosedur Triangulasi: Teknik ini menilai keaslian data dengan
membandingkannya dengan sumber yang sama tetapi menggunakan teknik
yang berbeda. Misalnya, data dikumpulkan melalui wawancara dan
selanjutnya diverifikasi dengan observasi, serta dokumentasi. Jika teknik
penilaian kredibilitas data memberikan hasil yang tidak konsisten, peneliti
berkonsultasi dengan sumber data yang relevan atau orang lain untuk
menentukan data mana yang benar.
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Kelurahan Tanete
Desa Tanete adalah sebuah desa di kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan
yang terletak di kecamatan Anggeraja. Kecamatan Tanete merupakan kecamatan
baru hasil pemekaran Desa Lakawan sesuai dengan SK Gubernur Sulawesi Selatan
Nomor 283/V/1994 tentang Pengesahan Tiga Desa dan Dua Desa Persiapan Dalam
Wilayah Kabupaten Tingkat II Enrekang dan Keputusan Kepala Daerah Kabupaten
Tingkat II Enrekang.
Sejak pemekarannya, Kelurahan Tanete telah mengalami beberapa kali
pergantian Kepala Kelurahan, diantaranya:
Tabel 4.1 Nama Kepala Kelurahan tahun 20..-2020
Tahun Nama Lurah
Muhammad Azis Sindangan (Pj. Kepala Kelurahan
Persiapan Tanete Kecamatan Anggeraja)
.... s/d 2008 Haseng Sese
2008 s/d 2010 Jabaruddin, SE
2010 s/d 2014 Natsir
2014 s/d 2018 Asriani Amir, S.STP
2018 s/d 2019 Supardi Parmin, SH (Pj. Lurah Tanete)
2019 s/d sekarang Muhlis, S.E
(Sumber: Tim Penyusun RENSTRA Kelurahan Tanete, 2011:08)
36
B. Letak Geografi
Desa Tanete merupakan salah satu dari tiga kecamatan di Kabupaten
Anggeraja yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan pelayanan yang pesat dari
waktu ke waktu. Desa Tanete secara astronomis terletak pada 03o 24oo 921”
Lintang Selatan dan 119o 47oo 867” Bujur Timur, sedangkan secara geografis
berbatasan di sebelah utara dengan Desa Lakawan, di sebelah selatan dengan Desa
Mendatte, di sebelah timur dengan Desa Batu Noni/Desa Saruran , dan di sebelah
barat oleh Desa Siambo.
Desa Tanete meliputi area seluas 10,45 km2 (1.045 ha), dengan luas lahan
pertanian non-sawah seluas 407 ha dan lahan non-pertanian seluas 638 ha
(pertanian, industri, perkantoran, jalan, prasarana umum, ladang, dan sebagainya. ).
Penggunaan lahan utama adalah untuk perumahan dan infrastruktur publik,
menunjukkan bahwa Desa Tanete memiliki potensi dan dinamika sosial budaya dan
ekonomi yang signifikan. Luas lahan pertanian non persawahan yang sekitar 38,95
persen, memiliki banyak potensi untuk pengembangan ekonomi di sektor pertanian
dan industri, serta dukungan topografi untuk daerah pegunungan dan perbukitan
dengan ketinggian berkisar antara 80 hingga 3000 meter di atas laut, tingkat yang
cocok untuk pertanian. Keadaan ini didukung oleh letak Desa Tanete yang
menguntungkan, yaitu di jantung kota, dekat dengan pusat pemerintahan
kecamatan, dan di jalan lintas kabupaten.
C. Keadaan Sosial
Salah satu pemuda suku kecil di Sulawesi Selatan yang dikenal dengan
komunitas duri. Budaya dan adat istiadat suku Tana Toraja hampir identik. Bahasa
duri adalah bahasa sehari-hari penduduk Desa Tanete, tetapi ada juga individu yang
berbicara bahasa Bugis, terutama non-pribumi. Bahasa duri merupakan
37
pencampuran bahasa Toraja dimana penekanan kata-katanya dari Enrekang
diantaranya Letta dan Maiwa.
Dikenal dengan sebutan masyarakat duri yang merupakan salah satu anak
suku kecil di Sulawesi Selatan. Budaya dan adat istiadatnya hampir sama dengan
suku Tana Toraja. Bahasa sehari-hari penduduk Kelurahan Tanete menggunakan
bahasa duri, namun ada juga yang menggunakan bahasa bugis terutama yang bukan
penduduk asli. Bahasa duri adalah campuran dari bahasa toraja dengan dengan
aksen dan kata-kata dari Enrekang, Letta dan Maiwa.
Ungkapan “Budaya Kombong” digunakan untuk mengorganisir pembina
budaya masyarakat guna memperlancar pelaksanaan berbagai program
pengembangan masyarakat. Budaya ini adalah kegiatan komunal di mana anggota
masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dari segi agama,
mayoritas warga Desa Tanete menganut agama Islam. Imigran dan non-pribumi
adalah penduduk non-Muslim yang paling umum. Desa Tanete yang mayoritas
beragama Islam menjadikan masyarakatnya lebih agamis, yang dibantu dengan
sarana ibadah seperti masjid dan mushola.
Untuk pendidikan masyarakat, Kelurahan Tanete didukung oleh berbagai
fasilitas pendidikan sebagai berikut:
Tabel 4.2 Fasilitas Pendidikan
TK 2 buah
Sekolah Dasar/Sederajat 3 buah
SMP/Sederajat 2 buah
SMA/ Sederajat 2 buah
PTN -
Masjid 9 buah
38
D. Keadaan Penduduk
Tabel 4.3 Laporan Bulanan Penduduk Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja
Bulan Februari 2021
NO.
LINGKUNGAN
JENIS KELAMIN
Jumlah
Akhir
KK
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Awal
bulan
Lahir Datang Pindah Mati Jumlah
akhir
Awal
Bulan
Lahir Datang Pindah Mati Jumlah
Akhir
1. PASARAN I 389 0 1 0 0 312 305 0 0 1 0 304 155
2. PASARAN II 391 0 0 0 2 769 738 0 0 2 0 555 475
3. BATU
RAMPUN
263 0 0 0 0 417 425 0 0 3 0 422 208
4. TONTONAN 588 0 0 1 0
JUMLAH 3.272 0 1 0 2 1.498 1.468 0 0 6 0 1.281 838
39
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pendistribusian Bantuan Covid-19
Pendistribusian bantuan tunai covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang yang disalurkan sejak awal tahun 2020 sampai
sekarang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis yang dilakukan oleh
Kementerian Sosial Republik Indonesia, dimana bantuan langsung tunai tersebut
ditransfer melalui kantor pos terdekat yang mana selanjutnya daftar nama-nama
penerima disampaikan kepada pemerintah Desa dan Kelurahan untuk
disampaikan kepada masing-masing penerima. Dalam penyalurannya
masyarakat langsung menerima pada Kantor pos yang telah ditentukan, dan
didukung dengan hasil observasi.
Pendistribusian bantuan Covid-19 terletak di tengah perkampungan yang
mana dapat dijangkau oleh masyarakat serta proses pendistribusiannya
berjalan dengan lancar yang mana didukung oleh pemerintah setempat
serta panitia yang diberikan tugas dalam proses pendistribusian.
(D.1/Observasi)
Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan bahwa penyaluran
bantuan Covid-19 khususnya di Desa Tanete berjalan dengan lancar, dan lokasi
penyaluran yang mudah dijangkau oleh masyarakat sehingga masyarakat dapat
menerima bantuan dengan cepat.
Berdasarkan data dokumen yang dihimpun, jumlah KK penerima bantuan
Covid-19 di Desa Tanete yang terbagi dalam beberapa kategori antara lain PKH
40
dan BLT sebanyak 168 KK yang terbagi dalam empat RT. Lingkungan pertama
yaitu Pasaran I sebanyak 20 KK yang menerima dan 135 yang tidak menerima
total KK 155. Lingkungan dua yaitu Pasaran II total KK yang menerima 62 KK
dan yang tidak menerima 413 KK total keseluruhan KK yaitu 475. Lingkungan
III yaitu Baturampun KK yang menerima 28 sedangkan yang tidak menerima
yaitu 180 KK total KK 208. Selanjutnya Lingkungan IV yaitu Tontonan yang
menerima 58 KK dan yang tidak menerima 530 KK total keseluruhan KK 588.
Total Kepala Keluarga di Kelurahan Tanete yaitu 838 KK.
Dari hasil observasi peneliti didapatkan bahwa jumlah keseluruhan kepala
keluarga yang layak menerima bantuan yaitu sebanyak 128 sedangkan yang
tidak layak menerima sebanyak 60 kepala keluarga.
Keseluruhan penerima bantuan diambil dari data statistik di pusat terhitung
sejak Maret 2020. Hal tersebut menimbulkan berbagai pendapat baik itu dari
kalangan pemerintah maupun dari masyarakat penerima.
Dalam penyaluran bantuan tunai covid-19 Pemerintah Kelurahan
membantu dalam pendistribusiannya yaitu kami hanya sebatas menerima
daftar nama-nama masyarakat yang ada di wilayah kami sehingga di dalam
pendistribusian kami membantu untuk menyampaikan kepada masyarakat
penerima bantuan sesuai daftar nama-nama yang telah ditetapkan oleh
pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial Republik Indonesia serta
mengarahkan masyarakat agar menerima langsung bantuan tersebut pada
kantor pos yang telah ditentukan. (Wawancara/M/Kepala Kelurahan/7/02)
Selain pernyataan Kepala Kelurahan Tanete tersebut diatas juga diketahui
bahwa pendistribusian bantuan langsung tunai covid-19 di Kelurahan Tanete
juga diperoleh informasi melalui salah satu petugas kantor pos cakke.
Dalam penyaluran bantuan covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja berjalan cukup lancar sebab dibantu oleh berbagai sektor order
yang ada yaitu mulai dari Pemerintah Daerah,Pemerintah Kelurahan
sampai dengan lingkungan yang ada, sehingga di dalam
41
pendistribusiannya berjalan dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Selain itu kami pihak pos telah membuka loket khusus bagi
masyarakat penerima bantuan ini dimaksudkan agar tidak terjadi kumpulan
massa pada saat penerimaan sesuai dengan anjuran mengikuti protokol
kesehatan (prokes). (Wawancara/A/Petugas Kantor Pos/7/02)
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana pendistribusian bantuan
langsung tunai covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja maka
penulis juga melakukan pengamatan langsung dilapangan serta melakukan
wawancara langsung kepada beberapa masyarakat penerima. Ini dimaksudkan
untuk mengetahui bagaimana proses pendistribusiannya seperti halnya yang
disampaikan oleh salah satu masyarakat penerima.
Saya sebagai penerima masyarakat yang menerima bantuan covid-19
sangat bersyukur dan di dalam penyalurannya cukup baik yang dimana
pada saat setiap penyaluran bantuan kami dihubungi oleh aparat Kelurahan
yang mana selanjutnya kami disampaikan untuk menerima di kantor pos
sesuai jadwal yang ditentukan. Selanjutnya pada saat penerimaan bantuan
di kantor pos pelayanan cukup baik sebab ada loket tersendiri khusus bagi
penerima bantuan. (Wawancara/J/Masyarakat Penerima Bantuan
Covid/9/2)
Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara tersebut diatas, maka pada
dasarnya pendistribusian bantuan tunai covid-19 di Kelurahan Tanete berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku ini disebabkan karena semua unsur yang
terlibat menjalankan dengan sesuai fungsinya dan Pemerintah Daerah
melakukan pemantauan terhadap setiap penyaluran bantuan yang dilakukan.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat simpulkan bahwa, selama proses
pendistribusian bantuan Covid masyarakat sangat terbantu mulai dari sosialisasi
yang dilakukan pemerintah setempat hingga proses pendistribusiannya
berlangsung. Sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah berupa penyampaian
tentang waktu dan tempat pelaksanaan pendistribusian bantuan Covid-19.
Tempat pelaksanaan pendistribusian pun juga sangat terjangkau serta memadai
42
yang mana dapat kita lihat dari penyediaan loket khusus penerima bantuan.
Kemudian untuk waktu pelaksanaannya pun tepat waktu.
2. Dampak Sosial Ekonomi Bantuan Covid-19
Dengan adanya berbagai kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah baik
Pemerintah Desa/Kelurahan dalam rangka membantu masyarakat yang terkena
dampak ekonomi dengan adanya pandemi covid-19, maka sangat dirasakan oleh
masyarakat karena dimana selama terjadinya pandemi covid-19 yang sampai
sekarang tidak berhenti dan bahkan terjadi penularan dimana-mana sehingga
untuk memutus mata rantai penyakit tersebut Pemerintah mengeluarkan
kebijakan pembatasan aktivitas-aktivitas yang mana secara langsung berdampak
terhadap ekonomi masyarakat. Sehingga mempengaruhi kehidupan sehari-hari
seperti halnya yang disampaikan oleh salah satu penerima bantuan.
Dimana selama adanya pandemi covid-19 aktivitas kegiatan yang
dilakukan sangat terbatas sehingga di dalam memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari juga terbatas seperti halnya kami sebagai masyarakat petani
untuk melakukan aktivitas sangat terbatas sehingga produksi yang
dihasilkan selama ini menurun karena dengan adanya pembatasan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan. (Wawancara/A/Masyarakat Penerima
Bantuan Covid/9/2)
Dari hasil wawancara tersebut diperoleh bahwa ekonomi masyarakat
dengan adanya pandemi covid-19 mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat
khususnya penghasilan rumah tangga.
Selanjutnya bahwa dengan adanya pandemi covid-19 yang mempengaruhi
kehidupan ekonomi masyarakat maka Pemerintah mengeluarkan kebijakan
dengan memberi bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang terkena
dampak ekonomi dengan harapan masyarakat dapat meningkatkan kehidupan
sehari-hari sebagaimana yang disampaikan salah seorang penerima bantuan.
43
Dengan adanya bantuan langsung tunai yang diberikan oleh Pemerintah
sangat membantu kami khususnya kami masyarakat ekonomi lemah
dimana bantuan yang diberikan kami manfaatkan untuk kebutuhan sehari-
hari serta untuk kebutuhan anak sekolah yang dimana selama ini tidak lagi
belajar secara tatap muka tetapi belajar secara online yang mana
membutuhkan biaya untuk itu bantuan yang diberikan benar-benar sangat
dirasakan manfaatnya karena penghasilan kami sebelum terjadinya
pandemi sangat kurang. (Wawancara/H/Masyarakat Penerima Bantuan
Covid/10/2)
Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa dengan adanya pandemi
covid-19 memberi dampak terhadap ekonomi masyarakat karena adanya
keterbatasan pelaksanaan kegiatan serta berdampak secara luas bagi
perekonomian sehingga daya beli dan daya jual bagi masyarakat sangat rendah.
Selain pernyataan tersebut juga diperoleh informasi bahwa dengan adanya
bantuan langsung tunai yang diterima oleh masyarakat selama 11 bulan memberi
dampak yang positif terhadap masyarakat penerima bantuan yang ada di
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yang dimana
masyarakat penerima bantuan pada umumnya bantuan yang diterima
dimanfaatkan untuk modal usaha sebagaimana yang disampaikan oleh Kepala
Lingkungan.
Selama adanya bantuan terhadap masyarakat yang terkena dampak
ekonomi dengan adanya pandemi covid-19 kehidupan ekonomi
masyarakat yang kena dampak benar-benar sangat bermanfaat, karena
dimana saya melihat banyak masyarakat yang ada di wilayah Kelurahan
Tanete merasakan manfaatnya untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga
serta juga saya melihat ada sebagian yang memanfaatkan untuk modal
usaha seperti halnya untuk kebutuhan pertanian agar dapat memberi
produksi yang lebih baik misalnya pembelian bibit tanaman. Pupuk, serta
biaya-biaya produksi lainnya. (Wawancara/C/Kepala Lingkungan/11/2)
Hasil dari wawancara diatas yaitu bantuan yang diterima oleh masyarakat
dipergunakan sebagaimana mestinya diantaranya membantu perekonomian
44
dalam hal kebutuhan sehari-hari serta kebutuhan anak. Ada Pula yang
memanfaatkan sebagian uang yang diterima sebagai modal usaha.
Dari berbagai pemaparan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa bantuan
Covid-19 yang diterima masyarakat selama pandemi ini banyak sekali
manfaatnya dimana para masyarakat penerima menggunakan bantuan tersebut
untuk kebutuhan sehari-hari, kebutuhan anak sekolah bahkan ada pula
masyarakat yang menggunakannya untuk modal usaha seperti membeli pupuk
dan lain sebagaianya yang nantinya dapat merubah taraf hidup keluarga mereka.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Di Dalam pendistribusian bantuan langsung tunai covid-19 di Kelurahan
Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yang di mulai sejak awal
tahun 2019, dimana di dalam pelaksanaannya dilakukan langsung oleh
Pemerintah Pusat melalui Kementerian Sosial dengan melakukan koordinasi
dengan Pemerintah Daerah dan Kantor Pos sebagai tempat pembayaran. Dalam
pendistribusiannya cukup lancar sebab adanya keterlibatan semua unsur terkait
sehingga pendistribusiannya selama ini masyarakat penerima bantuan sangat
merasakan dan informasinya sangat cepat serta di dalam pembayarannya cukup
lancar karena di Kantor Pos pelayanan bagi penerima bantuan covid-19.
Namun disisi lain di dalam pendistribusian bantuan langsung tunai covid-
19 di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang terjadi
kendala mengenai masalah tidak akurasinya data yang tersedia yang dipedomani
oleh Pemerintah Pusat dalam menetapkan nama-nama penerima sebagaimana
yang disampaikan oleh salah satu Kepala Kelurahan Tanete.
Penetapan nama-nama penerima yang dipedomani oleh Pemerintah Pusat
dalam pemberian bantuan didasarkan oleh data statistik yang ada sehingga
ada nam-nama penerima yang sebagaimana tidak layak menerima namun
45
didalam daftar penerima. Sedangkan disisi lain ada masyarakat yang
semestinya layak mendapat bantuan namun tidak masuk didalam daftar
nama-nama penerima. (Wawancara/M/Kepala Kelurahan/7/2)
Dari wawancara tersebut diatas, dimana data-data yang dipedomani bukan
data terbaru sehingga sudah banyak masyarakat yang pada saat pendataan masih
tergolong masyarakat ekonomi lemah, namun di dalam perjalannya selama ini
tingkat ekonominya telah meningkat sehingga semestinya tidak layak menerima
bantuan sedangkan di sisi lain terdapat masyarakat yang semestinya harus
mendapat bantuan.
Selain hal tersebut diatas ke dalam pendistribusian bantuan covid-19
Pemerintah Desa/Kelurahan kewenangannya sangat terbatas sebagaimana yang
disampaikan oleh Kepala Kelurahan Tanete.
Di Dalam pendistribusian bantuan covid-19 yang dimulai sejak awal
tahun 2019 kewenangan/keterlibatan aparat Pemerintah Kelurahan hanya
sebatas membantu menyampaikan daftar nama-nama kepada masyarakat
penerima bantuan serta memberikan informasi kepada masyarakat
penerima setiap saat penyaluran. (Wawancara/M/Kepala Kelurahan/7/2)
Dari hasil wawancara tersebut diatas, maka kewenangan yang dimiliki
oleh Pemerintah Kelurahan sangat terbatas dimana banyak masyarakat yang
memberikan informasi tentang masyarakat yang tidak menerima bantuan yang
mana semestinya layak menerima namun Pemerintah Kelurahan tidak
mempunyai kewenangan untuk menetapkan nama-nama penerima dan tidak
berhak untuk merubah daftar penerima yang sudah ada melainkan hanya dapat
membantu kelancaran pendistribusian kepada masyarakat penerima.
Masyarakat menyadari masih banyak masyarakat yang dikategorikan
mampu namun mendapat dukungan, oleh karena itu disampaikan penyaluran
46
bantuan Covid-19 yang tidak sesuai. Beberapa wawancara dengan anggota
komunitas mengungkapkan hal ini.
Belum tepat sasaran, karena kita bisa lihat sendiri tetangga saya saja yang
tidak mampu tidak mendapatkan bantuan sedangkan masyarakat yang ada
dilingkungan sebelah yang tidak seharusnya dapat malah dapat bantuan dan
bukan Cuma satu bantuan saja. (Wawancara/A/Masyarakat Penerima
Bantuan/9/2)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pendistribusian
bantuan Covid ini belum merata karena masih ada masyarakat yang tidak
menerima bantuan dari pemerintah sedangkan masyarakat tersebut tergolong
kurang mampu dan seharusnya layak untuk menerima, dan ada pula masyarakat
yang tergolong mampu atau kehidupannya sejahtera tetapi mendapatkan
bantuan.
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa daftar nama-nama
penerima bantuan Covid ini sepenuhnya diputuskan dari pusat sehingga
pemerintah setempat atau dalam hal ini kepala kelurahan tidak memiliki andil
dalam penentuan siapa saja yang menerima sehingga ada beberapa nama yang
seharusnya tidak layak menerima tetapi mendapatkan bantuan tersebut.
Kewenangan pemerintah kelurahan hanya menyampaikan daftar nama-nama
penerima kepada masyarakat serta memberitahukan informasi kapan
penerimaan dimulai. Hal tersebut mengundang beberapa pendapat dari
masyarakat dimana mereka mengatakan bahwa pendistribusian bantuan ini
belum merata dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak menerima
bantuan sedangkan mereka seharusnya layak menerima.
47
B. PEMBAHASAN
1. Distribusi bantuan covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang.
Distribusi adalah merupakan tata cara bagaimana penyaluran suatu barang
dapat lebih mudah sampai kepada tujuan dimana barang tersebut dapat diterima
bagi penerima. Sehubungan hal tersebut maka dalam penyaluran bantuan
langsung tunai terhadap masyarakat yang kena dampak covid-19 di Kelurahan
Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang telah berjalan sesuai
prosedur yang telah ditentukan. Dalam bantuan terhadap masyarakat kena
dampak covid-19 di Kelurahan Tanete terdapat beberapa bantuan antara lain
bantuan berupa sembako, bantuan listrik gratis dan bantuan langsung tunai.
Pengertian distribusi dalam kamus bahasa Indonesia adalah penyerahan
barang-barang dagangan kepada sejumlah besar orang atau tempat-tempat.
Selanjutnya, ekonomi tradisional Philip Kotler menggambarkan distribusi
sebagai sekelompok organisasi dan orang-orang yang mengambil alih atau
membantu pemindahan hak atas komoditas atau jasa yang berpindah dari
produsen ke konsumen.
Secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan
pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian
barang dan jasa dari produsen ke konsumen, sehingga penggunaannya sesuai
dengan yang diperlukan (jenis,harga, tempat dan saat yang dibutuhkan).
Berdasarkan definisi di atas dapat diketahui adanya beberapa unsur
penting yaitu:
a. Saluran distribusi merupakan sekelompok lembaga yang ada di antara
berbagai lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan.
48
b. Tujuan dari saluran distribusi adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu.
Dengan demikian pasar merupakan tujuan dari kegiatan saluran.
c. Saluran distribusi melaksanakan dua kegiatan penting untuk mencapai tujuan,
yaitu mengadakan penggolongan dan mendistribusikan.
Sehubungan tersebut diatas maka yang menjadi fokus dalam penelitian ini
adalah bagaimana pendistribusian terhadap bantuan langsung tunai yaitu di
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang selama adanya
pandemi covid-19 telah disalurkan bantuan langsung tunai kepada masyarakat
sebanyak 168 KK, dengan jumlah penerimaan setiap KK adalah pada awal
penerimaan yaitu bulan pertama, kedua, dan ketiga adalah sebanyak enam
ratus/bulan, sedangkan pada bulan ke empat sampai dengan bulan ke sebelas
penerimaan setiap KK adalah sebanyak tiga ratus/bulan.
Dalam pendistribusian bantuan langsung tunai kepada 168 KK di
Kelurahan Tanete oleh seluruh instansi yang terkait, dimana daftar penerima
ditentukan oleh Pemerintah Pusat yang mana kemudian diberikan kepada
Pemerintah Daerah untuk disampaikan ke seluruh masyarakat penerima melalui
Desa dan Kelurahan agar masyarakat penerima dapat mengetahui. Sedangkan
dalam proses penerimaan atau pencairan dana bantuan langsung tunai oleh setiap
masyarakat penerima langsung menerima pada kantor pos yang telah ditentukan
dengan memperlihatkan tanda bukti diri dan ini dilakukan setiap bulan.
Selanjutnya oleh petugas kantor pos apabila dana bantuan langsung tunai telah
tersedia maka petugas kantor pos menyampaikan kepada Kelurahan agar
mengumumkan kepada setiap masyarakat penerima untuk mengambil dana pada
kantor pos dan ini dilakukan setiap bulan.
49
Penjelasan diatas dapat kita kaitkan dengan teori struktural fungsional dari
Robert K. Merton yang mana dalam perspektif fungsional tersebut dijelaskan
suatu masyarakat dilihat sebagai suatu jaringan kelompok yang bekerjasama
secara terorganisasi yang bekerja dalam suatu cara yang agak teratur menurut
seperangkat peraturan dan nilai yang dianut oleh sebagian masyarakat dan
apabila kita melihat pemaparan diatas letak keterkaitannya yaitu proses
pendistribusian bantuan Covid-19 melibatkan kerjasama antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah, selanjutnya pemerintah kelurahan setempat dimana
nantinya pemerintah kelurahan akan mempercayakan kepada panitia penerima
bantuan untuk disalurkan kepada masyarakat penerima melalui kantor Pos yang
disediakan.
Hal tersebut juga di atas berkaitan dengan teori partisipasi masyarakat
yang dalam teori ini menjelaskan bahwa partisipasi berarti peran serta seseorang
atau kelompok masyarakat secara aktif dari proses perumusan kebutuhan,
perencanaan, sampai pada tahap pelaksanaan kegiatan baik melalui pikiran atau
langsung dalam bentuk fisik (Y.Slamet:1994). Hal ini berkaitan dengan hasil
penelitian dimana para aparat pemerintah hingga masyarakat yang terlibat
bersama-sama dalam proses pendistribusian bantuan Covid-19 ini.
2. Dampak Sosial Ekonomi
Wabah Covid-19 telah menyebabkan penurunan atau terhentinya kegiatan
ekonomi di sejumlah bidang usaha. Hal ini mengakibatkan terjadinya beberapa
pemutusan hubungan kerja (PHK) dan berkurangnya peredaran kegiatan
produksi dan konsumsi di kalangan pelaku usaha, khususnya masyarakat umum.
Banyak hotel, mall, lokasi wisata, dan bisnis lainnya yang tutup sejak awal April
hingga akhir Juli 2020, terutama di wilayah Sulawesi Selatan. Situasi ekonomi
50
ini mendorong munculnya krisis yang disebabkan oleh penurunan pendapatan
domestik negara, sehingga pertumbuhan ekonomi akan melambat dan jika tidak
diatasi, inflasi akan meningkat (proses kenaikan harga secara umum dan terus
menerus). Dalam lingkungan sosial, krisis ekonomi akan menimbulkan
keresahan sosial dan potensi kerawanan sosial, dan munculnya kesulitan sosial
dapat menjadi cikal bakal munculnya krisis politik.
Sementara itu, Suryahadi, dkk. (2020) memperkirakan bahwa tingkat
kemiskinan rata-rata Indonesia akan meningkat pada akhir tahun 2020,
menempatkan sekitar 8 juta orang dalam kemiskinan baru sebagai akibat dari
pandemi Covid-19.
Dengan adanya pandemi covid-19 yang mulai bulan tiga tahun 2020
memberi dampak yang luas terhadap pelaksanaan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan sebab dengan pandemi covid-9 telah ditempuh berbagai
kebijakan baik yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maupun oleh
Pemerintah Daerah dan bahkan oleh Pemerintah Desa atau Kelurahan untuk
melakukan pembatasan terhadap seluruh aktivitas agar dapat memutus mata
rantai penyebaran vcovid-19.
Dengan adanya pembatasan aktivitas kepada seluruh masyarakat secara
otomatis akan memberi dampak khususnya dampak sosial ekonomi masyarakat
sebab dengan terbatasnya aktivitas kegiatan maka memberi pengaruh terhadap
tingkat kehidupan masyarakat utamanya di Kelurahan Tanete yang mana
penduduknya pada umumnya sebagai petani sehingga untuk melakukan aktivitas
kegiatan sangat terbatas maka memberi dampak terhadap hasil produksi begitu
pula halnya hasil pertanian yang ada juga mengalami-mengalami kendala di
51
dalam pemasarannya sehingga sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-
hari.
Selain hal tersebut diatas maka dengan adanya dampak sosial ekonomi
akibat dari adanya pandemi covid-19 yang mulai sejak awal tahun 2020 maka
oleh Pemerintah baik melalui Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, maupun
Pemerintah Desa telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam rangka
menyelesaikan dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya covid-19
seperti halnya bantuan langsung tunai terhadap masyarakat, bantuan berupa
sembako, listrik gratis, utamanya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah
seperti halnya di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
yang dimana KK sebanyak 838 telah menerima bantuan langsung tunai sebanyak
422 KK yang dimana setiap KK pada tiga bulan pertama menerima sebanyak
enam ratus ribu/KK selanjutnya pada bulan ke empat sampai dengan bulan ke
sebelas menerima tiga ratus ribu/KK.
Dengan adanya bantuan tunai tersebut dapat memberi dampak yang positif
terhadap masyarakat yang ada di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja
Kabupaten Enrekang ini terbukti bahwa dengan adanya bantuan tersebut
masyarakat dapat menikmati dan membantu kelangsungan hidup sehari-hari
baik dari sisi pemenuhan kebutuhan sehari-hari maupun dalam rangka
mendukung kelancaran pendidikan bagi anak-anak penerima bantuan seperti
halnya pulsa data berhubung anak sekolah tidak lagi dilakukan secara tatap muka
melainkan secara online.
52
3. Faktor Yang Mempengaruhi
Dalam pendistribusian bantuan covid-19 yang dimulai sejak awal tahun
2020 sampai sekarang Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan dalam
rangka membantu masyarakat yang kena dampak adanya pandemi covid-19
yang sampai sekarang tidak kunjung berhenti, baik itu dilakukan oleh
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah. Adapun jenis-jenis bantuan yang
telah didistribusikan selama ini adalah berupa bantuan langsung tunai, bantuan
berupa sembako, bantuan berupa listrik gratis dll. Namun kenyataan di dalam
pendistribusiannya di Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten
Enrekang masih mengalami berbagai hambatan utamanya dalam pendistribusian
bantuan berupa langsung tunai yang selama ini telah disalurkan kepada
masyarakat sampai dengan bulan kesebelas tahun 2020 yaitu antara lain:
a) Tidak Akuratnya Data
Dalam pendistribusian bantuan langsung tunai terhadap masyarakat yang
kena dampak covid-19 salah satunya adalah tidak akurasinya data masyarakat
penerima bantuan, ini terlihat dimana di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja Kabupaten Enrekang dalam pendistribusiannya banyak masyarakat
yang mempertanyakan terhadap nama-nama yang menerima bantuan.
Sehingga hal tersebut diakibatkan karena kenyataan dilapangan banyak
masyarakat penerima yang mempunyai kemampuan ekonomi cukup baik
mendapat bantuan covid-19, sedangkan di sisi lain ada masyarakat yang
seharusnya layak menerima bantuan tetapi tidak diberikan karena didalam
penyaluran bantuan tersebut didasari oleh nama-nama penerima yang telah
ditentukan oleh Pemerintah Pusat.
53
b) Terbatasnya Kewenangan
Selain tidak akurasinya data yang tersedia juga yang menjadi salah satu
kendala dalam pendistribusian bantuan covid-19 adalah kurangnya kewenangan
yang diberikan kepada Pemerintah Daerah utamanya Pemerintah Desa dan
Kelurahan. Dimana selama ini keterlibatan Pemerintah Kelurahan dalam
pendistribusian bantuan covid-19 adalah sebatas menyampaikan daftar nama-
nama kepada masyarakat yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat serta
menyampaikan informasi pada setiap saat penerimaan bantuan. Sedangkan
kewenangan untuk menentukan nama-nama penerima tidak diberikan informasi
yang ada bahwa data yang pedomani oleh Pemerintah Pusat adalah dari Badan
Pusat statistik. Sedangkan perlu dipahami yang lebih mengetahui masyarakatnya
mana yang layak menerima atau tidak adalah Pemerintah Desa dan Kelurahan.
54
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang telah dipaparkan, maka beberapa
hal yang dapat dijadikan sebagai kesimpulan:
1. Dalam pendistribusian bantuan covid-19 yang dilaksanakan sejak awal tahun
2019 telah disalurkan selama 11 bulan dan pendistribusiannya cukup lancar
karena melibatkan semua unsur terkait yaitu mulai dari Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan bahkan kepada Pemerintah Desa/Kelurahan.
2. Dengan adanya pandemi covid-19 memberi dampak terhadap perekonomian
secara meluas untuk itu Pemerintah Pusat mengeluarkan kebijakan dengan
memberi bantuan langsung tunai kepada masyarakat yang terkena dampak
ekonomi dengan adanya pandemi covid-19 dimana masyarakat sangat
merasakan manfaatnya baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk
keperluan modal usaha.
3. Di Dalam pendistribusian bantuan covid-19 di Kelurahan Tanete Kecamatan
Anggeraja terdapat faktor yang mempengaruhi yaitu dimana tidak akurasinya
data yang tersedia sehingga ada masyarakat yang semestinya tidak layak
menerima namun mendapat bantuan disisi lain ada masyarakat yang layak
menerima namun tidak dapat bantuan serta terbatasnya kewenangan yang
dimiliki oleh Pemerintah Desa/Kelurahan.
B. SARAN
1. Untuk kelancaran pendistribusian bantuan covid-19 diperlukan adanya data yang
akurat untuk itu diharapkan agar Pemerintah Pusat dalam menetapkan nama-
55
nama penerima bantuan mempergunakan data yang ada pada Pemerintah Daerah
utamanya data pada Pemerintah Desa/Kelurahan agar benar-benar di dalam
pendistribusiannya benar-benar masyarakat penerima yang layak untuk
mendapat bantuan.
2. Untuk kelancaran pendistribusian diharapkan agar di dalam penetapan nama-
nama penerima diharapkan adanya koordinasi dengan melibatkan Pemerintah
Daerah dan Pemerintah Desa/Kelurahan didalam penetapan nama-nama
masyarakat.
56
DAFTAR PUSTAKA
Agustang, Andi. 2011. Filosofi Research (Dalam Upaya Pengembangan Ilmu).
Makassar.
Abdul Aziz, Ekonomi Islam Analisis Mikro dan Makro, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2008), 87.
Dessy Anwar, Kamus Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Abditama, 2001), Cet.
Ke-1, 125.
Hawawi, H. Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Pers.
M. Fuad, Pengantar Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), 129.
M. Manullang, Pengantar Bisnis, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2008), 14.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Paul B. Horton, Chester L. Hunt, Sosiologi, (Jakarta: Erlangga), hal 18.
Pius A. Partan dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. (Surabaya: Arkola.
2006), Hal 655.
Robert Chambers. Ideas For Development. (London: Earthscan, 2005), hal. 105.
Salinan. Peraturan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Republik Indonesia No 6 Tahun 2020. Perubahan atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Sentot Imam Wahjono, Bisnis Modern, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 228-229.
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2015), 20-25
Suryahadi, A., Izzati, R. Al, & Suryadarma, D. (2020). The Impact of COVID-19
Outbreak on Poverty: An Estimation for Indonesia | The SEMERU Research
Institute. Poverty & Inequality Indonesia, April.
57
https://smeru.or.id/en/content/impact-covid-19-outbreak-poverty-
estimation-indonesia
Y. Slamet. Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. (Surakarta:
Sebelas Maret University Press, 1994), hal. 7.
http://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/20200908/15/12/88765/bp
k-soroti-potensi-masalah-pada-program-bantuan-sosial-covid-19/ diakses 2-
11-2020
http://w3cargo.com/pengertian-distribusi/ diakses 5-11-2020
Lampiran 1
Pedoman Observasi
No. Hari/Tanggal Kegiatan Yang
Diamati
Hasil Pengamatan
1. 03/02/2021 Letak geografis
lingkungan
pendistristribusian
bantuan Covid-19
Pendistribusian bantuan Covid-
19 di kelurahan Tanete terletak
di tengah perkampungan atau
dalam hal ini mudah dijangkau
oleh masyarakat.
2. 06/02/2021 Fasilitas sarana dan
prasarana distribusi
bantuan Covid-19
Sarana maupun prasarana yang
diberikan oleh pemerintah
setempat pada saat proses
pendistribusian berlangsung
cukup memadai.
3. 06/02/2021 Proses
pendistribusian
bantuan Covid-19
Proses pendistribusian bantuan
Covid-19 berlangsung dengan
lancar karena didukung oleh
panitia serta masyarakat yang
mengikuti prosedur.
4. 06/02/2021 Sikap dan perilaku
pendistribusi bantuan
Covid-19 terhadap
masyarakat
khususnya
Kelurahan Tanete
Sikap para pemerintah maupun
panitia yang bertugas pada saat
pendistribusian berlangsung
juga sangat ramah kepada
masyarakat penerima bantuan
yang hadir.
5. 05/02/2021 Data atau nama-
nama penerima
bantuan Covid-19
Data atau daftar nama-nama
penerima bantuan Covid dari
pusat masih banyak yang tidak
sesuai atau dengan kata lain
masih ada masyarakat yang
mampu tetapi menerima
bantuan sedangkan masyarakat
yang seharusnya menerima
malah tidak menerima sepeser
pun.
6. 05/02/2021 Sosialisasi yang
dilakukan oleh para
pemerintah setempat
mengenai
Sosialisasi yang dilakukan oleh
pemerintah yaitu
menyampaikan secara
langsung kepada masyarakat
penerima bantuan kapan
pendistribusian
bantuan Covid-19
pelaksanaan pendistribusian
serta dimana tempat
pendistribusiannya.
7. 08/02/2021 Dampak yang
dirasakan oleh
masyarakat dengan
adanya
pendistribusian
bantuan Covid-19
Dampak yang dirasakan dari
adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini terlihat jelas
dimasyarakat yang mana
kebutuhan sehari-hari dapat
terpenuhi sehingga masyarakat
berharap banyak bantuan ini
akan terus diadakan.
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
No. Pedoman Wawancara Pertanyaan
1. Pemerintah Setempat a. Selaku pemerintah setempat, apakah
bapak ikut berperan serta dalam
pendistribusian banttuan Covid-19 ini?
b. Dalam menargetkan siapa yang akan
mendapat bantuan Covid-19, apakah
pemerintah mempengaruhi?
c. Apakah ada syarat tertentu yang harus
dipenuhi oleh masyarakat untuk
memperoleh bantuan Covid-19?
d. Bagaimana sistem pendistribusian
bantuan Covid-19 khusunya di
Kelurahan Tanete?
e. Menurut bapak selaku pemerintah,
apakah pendistribusian bantuan Covid-
19 ini sudah tepat sasaran?
f. Bagaimana penanganan apabila
pendistribusian bantuan Covid-19
tidak tepat sasaran?
g. Selama proses pendistribusian bantuan
Covid-19 ini apakah ada masalah yang
dihadapi?
h. Bagaimana cara mengatasi masalah
yang dihadapi?
i. Faktor apa saja yang mempengaruhi
pendistribuasian bantuan Covid-19?
j. Bagaimana cara agar kegiatan
pendistribusian bantuan Covid-19 bisa
berjalan kondusif?
2. Panitia Bantuan Covid-19 a. Sejak kapan pendistribusian bantuan
Covid-19 dimulai dan berapa total KK
yang menerima?
b. Selaku panitia, apa yang anda lakukan
agar pendistribusian bantuan Covid-19
ini tepat sasaran?
c. Kendala yang dihadapi selama proses
pendistribusian bantuan Covid-19?
d. Bagaimana cara mengatasi masalah
yang dihadapi pada saat proses
pendistribusian berlangsung?
e. Bagaimana model pengawasan
pelaksanaan pendistribusian bantuan
Covid-19?
3. Masayarakat a. Bagaimana tanggapan bapak perihal
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
b. Selama masa pandemi ini, apakah
pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19?
c. Apakah pemerintah setempat sudah
tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
d. Bagaiamana sistem pendistribusian
bantuan Covid-19 khususnya di
Kelurahan Tanete ini?
e. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini,
apakah ada perubahan yang anda
rasakan baik dari segi ekonomi
maupun sosial?
f. Dampak apa saja yang anda rasakan
dengan adanya pendistribusian
bantuan Covid-19 ini?
g. Apa harapan bapak kedepannya
mengenai pendistribusian bantuan
Covid-19?
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Pak Candang
Kepala Lingkungan
B. Hasil Wawancara
1. Selaku pemerintah setempat, apakah bapak ikut berperan serta dalam
pendistribusian bantuan Covid-19?
Iya kami ikut serta dimana para kepala lingkungan akan menginformasikan
kepada masyarakat penerima khususnya disetiap lingkungan yang telah
ditentukan. Misalnya kepala lingkungan 1 akan menginformasikan dibagian
lingkungan 1 juga.
2. Dalam menargetkan siapa yang akan mendapat bantuan Covid-19, apakah
pemerintah mempengaruhi?
Sepengetahuan saya baik itu kepala kelurahan terlebih lagi kami kepala
lingkungan tidak ikut serta didalamnya karena semua sudah ditentukan
dipusat.
3. Apakah ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
memperoleh bantuan Covid-19?
Untuk syaratnya sendiri masyarakat penerima bantuan cukup membawa
Kartu tanda Penduduk atau yang kita kenal dengan KTP serta surat
keterangan dari kelurahan. Lain halnya dengan bantuan berupa sembako
syarat yang harus dipenuhi yaitu membawa KKS (Kartu Keluarga
Sejahtera).
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di
Kelurahan Tanete?
Untuk sistem pendistribusiannya yaitu ditempatkan di kantor pos dan pada
saat dikantor pos sudah disediakan loket-loket untuk penerima bantuan.
Sedangkan bantuan sembakonya kita mempercayakan pada satu tempat
biasanya dirumah salah satu panitia bantuan atau yang berada dipusat
perkampungan yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
5. Menurut bapak selaku pemerintah, apakah pendistribusian bantuan Covid-
19 ini sudah tepat sasaran?
Kalau dilihat belum sepenuhnya tepat sasaran karena masih ada
masyarakat yang layak mendapatkan tapi belum menerima sama sekali tapi
kita tidak punya kewenangan untuk merubah semua itu karena data
penerima ditentukan oleh pusat.
6. Bagaimana penanganan apabila pendistribusian bantuan Covid-19 yang
tidak tepat sasaran?
Sejauh ini kami berusaha sebisa mungkin memberikan informasi kepada
pemerintah setempat agar kiranya dapat disampaikan kepada pemerintah
kabupaten yang nantinya dapat diteruskan kepada pemerintah provinsi dan
selanjutnya, untuk hal ini kita tidak dapat berbuat banyak karena semua
keputusan diambil dipusat.
7. Selama proses pendistribusian bantuan Covid-19 ini apakah ada kendala
yang dihadapi?
Kalau kendala sendiri sejauh ini belum ditemukan karena kami berusaha
sebisa mungkin untuk menghindari hal-hal yang nantinya dapat menggangu
proses pendistribusian ini.
8. Bagaimana cara mengatasi apabila ada kendala selama proses
pendsitribusian?
Kalau masalah mengatasi kendala yaitu dengan menyampaikan kepada
masyarakat bahwa data penerima bantuan semua diputuskan oleh pusat
kami Cuma menyampaikan. Ini misalnya saja kalau ada yang protes.
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi pendistribusian bantuan Covid-19?
Untuk faktornya sendiri itu lebih ke kewenangan serta data yang tidak
sesuai. Misalnya data dari pusat masyarakat yang tidak semestinya dapat
malah mendapatkan bantuan.
10. Bagaimana cara agar kegiatan pendistribusian bantuan Covid-19 bisa
berjalan kondusif?
Kami berusaha menginformasikan kepada masyarakat penerima mengenai
waktu serta tempat yang telah ditentukan.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Muhlis, SE
Kepala Kelurahan
B. Hasil Wawancara
1. Selaku pemerintah setempat, apakah bapak ikut berperan serta dalam
pendistribusian bantuan Covid-19?
Ya, kami pemerintah setempat membantu kelancaran pendistribusian
bantuan Covid-19 dengan memfasilitasi, menyampaikan informasi kepada
masyarakat penerima serta memberikan data-data yang diperlukan demi
kelancaran pendistribusian bantuan Covid-19.
2. Dalam menargetkan siapa yang akan mendaapat bantuan Covid-19, apakah
pemerintah mempengaruhi?
Dalam penentuan pemberian bantuan Covid-19 pemerintah daerah tidak
dilibatkan didalam penentuan target karena yang menetukan adalah
pemerintah pusat melalui kementrian sosial berdasarkan data penduduk
melalui badan pusat statistik nasional.
3. Apakah ada syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk
memperoleh bantuan Covid-19?
Syarat yang diberikan untuk bantuan Covid-19 adalah masyarakat yang
terkena dampak sosial ekonomi dengan adanya pandemi Covid-19.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di
Kelurahan Tanete?
Sistem penditribusian bantuan Covid-19 dikelurhan tanete adalah dimana
pemerintah pusat mentransfer bantuan tersebut melalui kantor pos terdekat
yang mana selanjutnya masyarakat penerima bantuan langsung mengambil
diloket yang telah ditentukan dan tidak boleh diwakili dengan masing-
masing membawa kartu penduduk.
5. Menurut bapak selaku pemerintah, apakah pendistribusian bantuan Covid-
19 ini sudah tepat sasaran?
Untuk di kelurahan Tanete bagi masyarakat penerima bantuan masih ada
yang belum menerima bantuan serta masih ada masyarakat yang
seharusnya mendapat bantuan namun sampai sekarang belum menerima
karena kami selaku pemerintah setempat tidak dilibatkan secara langsung
didalam penentuan nama-nama data yang menerima bantuan.
6. Bagaimana penanganan apabila pendistribusian bantuan Covid-19 yang
tidak tepat sasaran?
Dalam menangani permasalahan untuk pendistribusian Covid-19 kami
berkoordinasi dengan unsur terkait baik pemerintah kabupaten, pemerintah
provinsi maupun pemerintah pusat.
7. Selama proses pendistribusian bantuan Covid-19 ini apakah ada kendala
yang dihadapi?
Pendistribusian selama ini berjalan lancar
8. Bagaimana cara mengatasi apabila ada kendala selama proses
pendistribusian?
Untuk sejauh ini tidak ada masalah jadi kami terus berupaya untuk
meningkatkan proses pendidtribusian khususnya di Kelurahan Tanete.
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi pendistribusian bantuan Covid-19?
Untuk sementara ini yang menjadi faktor utama yaitu tidak akurasinya data
serta terbatasnya kewenangan.
10. Bagaimana cara agar kegiatan pendistribusian bantuan Covid-19 bisa
berjalan kondusif?
Kami pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada panitia bantuan
serta memberikan arahan kepada masyarakat apabila bantuan tersebut
telah ada atau sudah dapat diterima
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Pallang
Panitia Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Sejak kapan Pendistribusian Bantuan Covid-19 dimulai dan berapa total KK
yang menerima?
Pendistribusian ini berlangsung pada bulan Maret tahun 2020 dan total
Kepala keluarga yang menerima sekitar 168 kk
2. Selaku panitia, apa yang anda lakukan agar pendistribusian bantuan Covid-
19 ini tepat sasaran?
Kami bekerjasama dengan pemerintah setempat untuk mendata para
masyarakat yang layak menerima dan yang sudah tidak layak menerima
bantuan ini.
3. Kendala seperti apa yang dihadapi selama proses pendistribusian bantuan
Covid-19?
Biasanya dari masyarakat yang notabennya tidak menerima tapi dia ingin
menjadi menerima. Hal ini biasanya karena ia melihat ada yang menerima
padahal jika dilihat mereka sebenarnya sudah mampu. Semacam ini menjadi
sorotan-sorotan bagi masyarakat.
4. Bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapi pada saat proses
pendistribusian berlangsung?
Kita memberikan pengertian kepada masyarakat bahwasanya mungkin saja
ketika pendataan berlangsung dia serba kekurangan dan disaat bantuan cair
perlahan-lahan dia mulai memperbaiki kehidupannya.
5. Bagaimana model pengawasan pelaksanaan pendistribusian bantuan Covid-
19?
Misalkan ada calon penerima meskipun sudah diambil datanya tapi kami
memfilter kembali seperti memverifikasi dan validasi atau dengan kata lain
kita mendatangi rumah masyarakat atau mengkoordinasi dengan
pemerintah setempat. Jadi misalkan di kelurahan Tanete ini ada 200 calon
penerima nah datanya itu kita berikan pada pemerintah kelurahan. Jadi
filter awal ada dikelurahan, perangkat kelurahan akan memfilter mana
calon penerima yang sekiranya mampu dan sudah tidak layak lagi menerima
bantuan Covid-19 ini.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Jamaluddin
Masyarakat Penerima Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana tanggapan bapak perihal pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Kalau saya pribadi sangat bersyukur apalagi kami yang notabennya
masyarakat yang kurang mampu.
2. Selama masa pandemi ini, apakah pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Selama ini yang saya lihat pemerintah sudah menjalankan tugasnya
sedemikian baik, dimana kita bisa melihat pada saat waktu penerimaan
pemerintah khususnya kepala kelurahan beserta stafnya ikut
menginformasikan bahwasanya bantuan sudah dapat diterima
.
3. Apakah pemerintah setempat sudah tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Sejauh ini sepertinya belum karena kita bisa lihat kalau masih banyak
masyarakat yang seharusnya dapat tapi tidak dapat dan masyarakat yang
sudah seharusnya tidak dapat malah dapat.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di
Kelurahan Tanete?
Kalau kita disini biasa langsung kekantor pos untuk menerima tapi kalau
untuk bantuan seperti sembako itu ditempatkan di rumah salah satu warga
atau dalam hal ini panitia bantuan dan mudah utntuk dijangkau oleh
masyarakat.
5. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini, apakah ada perubahan yang anda
rasakan, baik dari segi ekonomi maupun sosial?
6. Dampak apa saja yang anda rasakan dengan adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini?
Yang kami rasakan itu lebih kedampak ekonominya karena sebelum adanya
bantuan ini kami serba kekurangan tapi pada saat bantuan sudah mulai cair
kebutuhan sehari-hari sudah mulai terpenuhi misalnya saja kenutuhan anak
untuk sekolah karena disaat pandemi seperti ini anak-anak sekolah online
dan itu membutuhkan biaya.
7. Apa harapan bapak kedepannya mengenai pendistribusian bantuan Covid-
19?
Semoga kedepannya data nama-nama penerima bantuan covid ini sesuai
dengan masyarakat yang seharusnya mendapatkan bantuan.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Minci
Masyarakat Penerima Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana tanggapan ibu perihal pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Menurut saya bagus cara pendistribusiannya karena difokuskan pada satu
tempat penerimaan contohnya kantor POS kalau untuk sembako dirumah
warga.
2. Selama masa pandemi ini, apakah pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Yang saya lihat sejauh ini pemerintah berperan aktif, kita bisa lihat kalau
waktu pengambilan sudah tiba maka mereka akan menginformasikan kepada
kami begitu pula dengan tempat pengambilannya.
3. Apakah pemerintah setempat sudah tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Belum, karena masih ada warga yang tidak dapat bantuan padahal mereka
harusnya dapat misalnya saja tetangga saya mereka tidak mereka bantuan
sepeserpun.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di Kelurahan
Tanete?
Menurut saya sudah bagus karena pada saat kita akan menerima tempat
peneriman juga tidak terlalu jauh terus waktunya juga tepat.
5. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini, apakah ada perubahan yang anda rasakan,
baik dari segi ekonomi maupun sosial?
Sudah pasti ada apalagi kami yang ibu-ibu banyak sekali kebutuhan
ditambah lagi suami yang jam kerjanya dikurangi setiap hari, dengan
bantuan ini kebutuhan hari-hari bisa terpenuhi begitupula dengan kebutuhan
anak sekolah.
6. Dampak apa saja yang anda rasakan dengan adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini?
Lebih ke ekonominya karena kami sangat terbantu sekali dengan adanya
bantuan ini baik itu yang dalam bentuk uang maupun semmbako.
7. Apa harapan ibu kedepannya mengenai pendistribusian bantuan Covid-19?
Semoga saja pemerintah melihat mana seharusnya warga yang layak
menerima maupun yang tidak.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Hasriani
Masyarakat Penerima Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana tanggapan ibu perihal pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Kalau menurut saya pribadi bagus dan semakin ditingkatkan saja
pelayanannya agar kami lebih mudah lagi pada saat penerimaan.
2. Selama masa pandemi ini, apakah pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Iya sudah, karena pemerintah sendiri yang langsung turun tangan
menginformasikan kepada masyarakat.
3. Apakah pemerintah setempat sudah tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Sepertinya belum. Karena masih banyak sekali warga di kelurahan sini yang
tidak dapat bantuan dan terkadang masyarakat yang kehidupannya layak
atau mampu malah dapat bantuan, itu tidak adil menurut saya pribadi.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di Kelurahan
Tanete?
Selama ini kami menerima disatu tempat saja yaitu dikantor POS dan
mungkin saja semua daerah pun sama terus untuk sembako seperti beras dan
yang lainnya biasa disimpan dirumah warga yang dekat dengan kator
kelurahan dan itu tempatnya tidak jauh dari pemukiman warga.
5. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini, apakah ada perubahan yang anda rasakan,
baik dari segi ekonomi maupun sosial?
Ada, karena kebutuhan setiap harinya itu banyak. Selama ada bantuan ini
kami sedikit terbantu apalagi ada anak yang sekolah dan sekarang lagi
online pasti butuh biaya banyak untuk membeli kuota internet.
6. Dampak apa saja yang anda rasakan dengan adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini?
Kalau dampak itu lebih dominan ke ekonominya karena semenjak adanya
bantuan ini kami lebih terbantu di segi ekonomi seperti untuk kebutuhan hari-
hari.
7. Apa harapan ibu kedepannya mengenai pendistribusian bantuan Covid-19?
Lebih dimudahkan lagi proses penerimaannya karena kita bisa lihat jumlah
masyarakat yang menerima kan tidak sedikit jadi kami harus antri.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Ancu
Masyarakat Penerima Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana tanggapan bapak perihal pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Cukup baik karena semua pendistribusiannya sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan baik itu dari segi waktu maupun tempat.
2. Selama masa pandemi ini, apakah pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Yang saya lihat mereka ikut berperan dalam proses pendistribusian bantuan
ini karena mereka selalu memberikan kami info jika jadwal pendistribusian
akan dilakukan
3. Apakah pemerintah setempat sudah tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Belum tepat sasaran, karena kita bisa lihat sendiri tetangga saya saja yang
tidak mampu tidak mendapatkan bantuan sedangkan masyarakat yang ada
dilingkungan sebelah yang tidak seharusnya dapat malah dapat bantuan dan
bukan Cuma satu bantuan saja.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di Kelurahan
Tanete?
Kalau kami disini sudah bagus karena terstruktur ki misalnya bantuan yang
uang itu kami terima dikantor pos, terus kalau bantuan beras itu kami
diarahkan kerumah salah satu warga yang dipercayakan menyalurkan
kepada masyarakat penerima.
5. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini, apakah ada perubahan yang anda rasakan,
baik dari segi ekonomi maupun sosial?
Jelas ada dan kita bisa lihat kami yang khususnya para lelaki atau kepala
keluarga tidak terlalu sulit menutupi segala kekurangan sehari-hari apalagi
dimasa pandemi ini seluruh kegiatan harian itu dibatasi. Jadi dengan adanya
bantuan ini kami sangat dimudahkan.
6. Dampak apa saja yang anda rasakan dengan adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini?
Kalau berbicara mengenai dampak yang dirasakan khusunya kami
masyarakat dimasa pandemi Covid-19 ini lebih dominan ke ekonomi
keluarga yang mana kebutuhan harian yang semakin banyak apalagi ada
anak yang sekolah lantas kami mendapatkan bantuan Covid yang berupa
uang tunai dan sembako alhamdulillah kebutuhan hari-hari mulai tertutupi
7. Apa harapan bapak kedepannya mengenai pendistribusian bantuan Covid-19?
Semoga bantuan ini tetap berlanjut selama masa pandemi serta pelayanan
pendistribusian bantuan lebih ditingkatkan lagi.
Hasil Wawancara
A. Identitas Diri
Nama : Surianti
Masyarakat Penerima Bantuan Covid-19
B. Hasil Wawancara
1. Bagaimana tanggapan ibu perihal pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Saya melihat proses pendistribusiannya sudah bagus dan para panitia juga
sudah bekerja keras dalam pendistribusian bantuan covid-19 ini begitupula
pemerintah setempat.
2. Selama masa pandemi ini, apakah pemerintah sudah berperan aktif dalam
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Kalau menurut saya iya mereka berperan aktif selama proses pendistribusian
bantuan karena saya melihat baik itu kepala lingkungan maupun aparat
kelurahan lainnya membantu menyampaikan kepada masyarakat.
3. Apakah pemerintah setempat sudah tepat sasaran dalam melakukan
pendistribusian bantuan Covid-19 ini?
Belum kayaknya, karena masyarakat yang sekitaran sini saja masih ada yang
tidak dapat bantuan padahal dia merupakan warga yang kurang mampu.
4. Bagaimana sistem pendistribusian bantuan Covid-19 khususnya di Kelurahan
Tanete?
Sistemnya sendiri sejauh ini cukup bagus khusunya di Kelurahan ini karena
tidak menyulitkan masyarakat penerima karena terkadang ada pemerintah
yang meminta ini itu sebagai persyaratan dan tempatnya juga tidak terlalu
jauh.
5. Sejak adanya bantuan Covid-19 ini, apakah ada perubahan yang anda rasakan,
baik dari segi ekonomi maupun sosial?
Sudah pasti ada karena kami lebih mudah menutupi kebutuhan harian dan
kebutuhan anak sekolah apalagi sekarang sekolah online otomatis kami
membutuhkan biaya lebih.
6. Dampak apa saja yang anda rasakan dengan adanya pendistribusian bantuan
Covid-19 ini?
Lebih dominan dari segi ekonomi karena kami terbantu dari segi itu
7. Apa harapan ibu kedepannya mengenai pendistribusian bantuan Covid-19?
Semoga pemerintah tidak mengahapuskan bantuan ini karena dengan
adanya bantuan ini kami sangat terbantu sekali.
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa kami telah
menerima beras dengan kondisi kualitas dan jumlah sebagai berikut:
NAMA KPM BST PAKE
T
KUALITAS TTD NAMA KPM BST PAKET KUALITAS TTD
0001.ABD LATIEF GAMA 7316XXXXXX20001
JL AHMAD YANI NO 53 PASARAN 10KG Baik/
Tidak Baik
0032.HADRIANA
7316XXXX
XX30021 PASARAN I
TANETE
10KG Baik/ Tidak
Baik
0002.ABD SYUKUR
7316XXXXXX30021
PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0033.HAMDAYANI 7316XXXXXX80039
JL.JENDRAL AHMAD YANI NO. 82 PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0003.ACAN 7316XXXXXX80039
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0034.HAMID 7316XXXXXX80003
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0004.ADAM ANUGRAH 7316XXXXXX80003
TANETE 10KG
Baik/
Tidak Baik
0035.HAMRIANI SYARIF 7316XXXXXX60003
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0005.ALIAS 7316XXXXXX60003
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0036.HARIATI 7316XXXXXX10002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0006.ALIAS 7316XXXXXX10002
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0037.HARTINA 7316XXXXXX60001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0007.AMIRUDDIN H 7316XXXXXX60001
TANETE 10KG
Baik/
Tidak Baik
0038.HASAN 7316XXXXXX00002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0008.ANUGRA EKY YANSA 7316XXXXXX00002
PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0039.HASMI 7316XXXXXX70001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0009.ARFA
7316XXXXXX
70001 PASARAN I
TANETE
10KG Baik/
Tidak Baik
0040.HASNA 7316XXXXXX10003
BATU RAMPUN 10KG Baik/ Tidak
Baik
0010.ARI 7316XXXXXX10003
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0041.HASNAWATI 7316XXXXXX60001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0011.ASTI MIRANDA SAFRI 7316XXXXXX60001
LAMBA DOKO 10KG
Baik/
Tidak Baik
0042.HASNAWATI JUMADI 7316XXXXXX80061
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0012.BUDI 7316XXXXXX80061
10KG
Baik/
Tidak Baik
0043.HASNI 7316XXXXXX00031
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0013.CANGKOK 7316XXXXXX00031
TONTONAN DESA TANETE 10KG
Baik/
Tidak Baik
0044.HASTUTI 7316XXXXXX10024
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
DTT NO.
KOTA / KAB KAB.
ENREKANG
KEC.ANGGERAJA
BST.0720.YFKP KEL.TANETE
HAL.79/3
0014.DAMIN 7316XXXXXX10024
BATU RAMPUN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0045.HAWANG 7316XXXXXX30001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0015.DANESH ASYILA 7316XXXXXX30001
PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0046.HERMAN KADANG 7316XXXXXX70001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0016.DARWIAH B 7316XXXXXX70001
JL NEGARA NO 112 PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0047.HERMAWATI 7316XXXXXX80002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0017.DARWIS KANDARI 7316XXXXXX80002
LAMBA DOKO 10KG
Baik/
Tidak Baik
0048.HERNAWATI 7315XXXXXX30001
LAMBA DOKO DESA TANETE 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0018.DEWIYANTI 7315XXXXXX30001
LAMBA DOKO 10KG
Baik/
Tidak Baik
0049.HJ INCE 7316XXXXXX20001
PATALLO 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0019.DIANI LESTARI 7316XXXXXX20001
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0050.HUBANG 7316XXXXXX40004
PASARAN I 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0020.DJIHADA
7316XXXX
XX40004 DUSUN
PASARAN I
10KG Baik/
Tidak Baik
0051.IDA 7316XXXXXX00013
TONTONAN DESA TANETE 10KG Baik/ Tidak
Baik
0021.DJUDI 7316XXXXXX00013
10KG
Baik/
Tidak Baik
0052.IDA WAHYUNI 7316XXXXXX60002
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0022.EKA SUSILAWATI 7316XXXXXX60002
PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0053.ILHAM NURSALAM 7316XXXXXX80002
BATU RAMPUN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0023.ENCENG 7316XXXXXX80002
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0054.INDO NURIA 7316XXXXXX00003
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0024.ERNI 7316XXXXXX00003
PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0055.INNI 7316XXXXXX40001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0025.FARIDA TENTE 7316XXXXXX40001
JL.A YANI NO.69 PASARAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0056.JADA 7316XXXXXX80009
PAARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0026.FEBY ANGGRAINI 7316XXXXXX80009
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0057.JANDERI 7316XXXXXX20002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0027.FITRIA 7316XXXXXX20002
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak Baik
0058.JANGI
7316XXXX
XX00002 PASARAN I
TANETE
10KG Baik/ Tidak
Baik
0028.FITRIANI 7316XXXXXX00002
10KG
Baik/
Tidak Baik
0059.JAYANTI 7316XXXXXX10001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0029.GEBRIANTI 7316XXXXXX10001
TONTONAN 10KG
Baik/
Tidak Baik
0060.JUHARI 7316XXXXXX70020
10KG
Baik/ Tidak
Baik
0030.GENO 7316XXXXXX70020
TONTONAN DESA TANETE 10KG
Baik/
Tidak Baik
0061.JULIANA 7316XXXXXX40001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0031.HADI SE 7316XXXXXX40001
10KG
Baik/
Tidak Baik
0062.JUMARNI 7316XXXXXX30002
PATALLO 10KG
Baik/ Tidak
Baik
NAMA KPM BST PAKET KUALITAS TTD NAMA KPM BST PAKET KUALITAS TTD
0063.JUMRIA 7316XXXXXX20004
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0094.MULIATY 7316XXXXXX60002
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0064.JUNIRA 7316XXXXXX60002
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0095.MUNAH 7316XXXXXX50008
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0065.JURAIS 7316XXXXXX50008
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0096.MURNIATY 7316XXXXXX30005
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0066.KIKI FATMALA 7316XXXXXX30005
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0097.MUSLIMIN 7316XXXXXX00003
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0067.KURNIATI AMIN 7316XXXXXX00003
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0098.NABA 7316XXXXXX70015
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0068.LAHINCE 7316XXXXXX70015
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0099.NANING 7316XXXXXX50038
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0069.LANI 7316XXXXXX50038
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0100.NANNI 7316XXXXXX40007
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0070.LAWA 7316XXXXXX40007
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0101.NASRA 7316XXXXXX00101
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0071.LAWIA 7316XXXXXX00101
LAMBA DOKO 10KG Baik/
Tidak
Baik
0102.NASRIANA, SP
7316XXXXXX90028 PASARAN I TANETE 10KG
Baik/
Tidak
Baik
0072.LIGU SAWA 7316XXXXXX90028
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0103.NELI 7316XXXXXX20002
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0073.LISA 7316XXXXXX20002
TONTONAN DESA TANETE 10KG Baik/
Tidak
Baik
0104.NIRWANA 7316XXXXXX30002
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0074.M AFDAL NURFADLI 7316XXXXXX30002
LAMBA DOKO 10KG Baik/
Tidak
Baik
0105.NISA
7316XXXXXX10001 PASARAN I TANETE 10KG
Baik/
Tidak
Baik
0075.MANADDING 7316XXXXXX10001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0106.NORASIMA 7316XXXXXX20001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0076.MANARI 7316XXXXXX20001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0107.NUR AZIZAH 7316XXXXXX20004
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0077.MANGIN 7316XXXXXX20004
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0108.NURAHMAH TULAK 7316XXXXXX40003
TINABANG LINGKUNGAN PASARAN II 10KG Baik/
Tidak
Baik
0078.MARDIANA SABILI 7316XXXXXX40003
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0109.NURDIANA 7316XXXXXX80003
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0079.MARIANI 7316XXXXXX80003
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0110.NURHAEDAH LATANG 7316XXXXXX30001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0080.MARISSA 7316XXXXXX30001
TANETE 10KG Baik/
Tidak
Baik
0111.NURHAINI 7316XXXXXX50005
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0081.MARITA 7316XXXXXX50005
TONTONAN DESA TANETE 10KG Baik/
Tidak
Baik
0112.NURHAYATI L 7316XXXXXX60015
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0082.MARLIATI TEGO 7316XXXXXX60015
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0113.NURIA 7316XXXXXX00001
BATU RAMPUN DESA TANETE 10KG Baik/
Tidak
Baik
0083.MARLINA 7316XXXXXX00001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0114.NURJANNA 7316XXXXXX30065
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0084.MARNI 7316XXXXXX30065
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0115.NURJANNAH 7316XXXXXX00002
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0085.MAWAR 7316XXXXXX00002
JL. POROS NEGARA NO. 34 PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0116.NURLINA 7316XXXXXX40001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0086.MEGAWATI 7316XXXXXX40001
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0117.NURNIATI 7316XXXXXX00001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0087.MIJA 7316XXXXXX00001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0118.NURSIA HADDADE 7316XXXXXX60001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0088.MINA
7316XXXXXX60001 PASARAN II TANETE 10KG
Baik/
Tidak
Baik
0119.RAHISA 7316XXXXXX80002
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0089.MIRNAWATI L 7316XXXXXX80002
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0120.RAHMAD HIDAYAT 7316XXXXXX20001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0090.MISNA KINAS 7316XXXXXX20001
TONTONAN DESA TANETE 10KG Baik/
Tidak
Baik
0121.RAMADIANA 7316XXXXXX80024
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0091.MIU 7316XXXXXX80024
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0122.RANO 7316XXXXXX00001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0092.MUHAMMAD SULTAN ALAM 7316XXXXXX00001
PASARAN II 10KG Baik/
Tidak
Baik
0123.RASMAYANI R NARRA 7316XXXXXX20001
JL A YANI NO. 154 PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0093.MULIATI B 7316XXXXXX20001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0124.RAWITA 7316XXXXXX20001
LAMBA DOKO 10KG Baik/
Tidak
Baik
NAMA KPM BST PAKET KUALITAS TTD
0125.RENI 7316XXXXXX40041
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0126.RENI 7316XXXXXX10001
10KG
Baik/ Tidak
Baik
0127.REWEN 7316XXXXXX90017
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0128.RUYANA R 7316XXXXXX70001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0129.SAILE
7316XXXXXX70026 PASARAN I TANETE
10KG Baik/ Tidak
Baik
0130.SAMI 7316XXXXXX30055
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0131.SAMPE HERMAN 7316XXXXXX40005
PASARAN II 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0132.SAMSUL 7316XXXXXX90061
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0133.SAPARUDDIN 7316XXXXXX40001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0134.SARIFAH 7316XXXXXX80017
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0135.SATIAWATI SABILI 7316XXXXXX80001
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0136.SERLI MUSTARI 7316XXXXXX40004
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0137.SINARTI 7316XXXXXX20002
10KG
Baik/ Tidak
Baik
0138.SINDALA 7316XXXXXX20006
BATU RAMPUN DESA TANETE 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0139.SUARDI BIN SANDI 7316XXXXXX70002
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0140.SUDIRMAN L 7316XXXXXX00007
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0141.SUHERMAN 7316XXXXXX20002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0142.SUHERMI 7316XXXXXX30003
BATU RAMPUN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0143.SUKAWATI 7316XXXXXX40001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0144.SUKIRMAN 7316XXXXXX60002
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0145.SULASTRI 7316XXXXXX00001
TONTONAN DESA TANETE 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0146.SUNENI 7316XXXXXX40007
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0147.SUNIAR MANCUN 7316XXXXXX70036
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0148.SURI 7316XXXXXX60001
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0149.SURIANA 7316XXXXXX60001
TANETE 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0150.SURIANTI ACAN 7316XXXXXX90002
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0151.SURIYANI L 7316XXXXXX00003
BATU RAMPUN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0152.SUSANTI 7316XXXXXX50003
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0153.SUTRIANI SYAHRUDDIN 7316XXXXXX80002
PASARAN II 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0154.SYAFARUDDIN 7316XXXXXX00004
PASARAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
0155.SYUAIB JAILUDDIN 7316XXXXXX20003
TONTONAN 10KG
Baik/ Tidak
Baik
NAMA KPM BST PAKET KUALITAS TTD
0156.TAMMU 7316XXXXXX10001
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0157.TAMSIR 7316XXXXXX90017
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0158.TANDE 7316XXXXXX70001
10KG
Baik/
Tidak
Baik
0159.TEJA TEGO SE 7316XXXXXX70026
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0160.WALLANG 7316XXXXXX30055
TONTONAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0161.WINDA GARRU 7316XXXXXX40005
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0162.YUNI ASRIANTI 7316XXXXXX90061
BATU RAMPUN 10KG Baik/
Tidak
Baik
0163.ZAINAB 7316XXXXXX40001
PASARAN 10KG Baik/
Tidak
Baik
KEGIATAN PENDISTRIBUSIAN BANTUAN
Kegiatan Pendistribusian Sembako Kepada Masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 14 Januari 2021
RIWAYAT HIDUP
Helda, Lahir pada tanggal 08 April 1997, di Tontonan
Kelurahan Tanete Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan. Penulis merupakan anak ke lima dari
delapan bersaudara, dari pasangan Soki dan Cia. Penulis
pertama kali masuk pendidikan formal di MIS Guppi Cendana Kabupaten Enrekang
pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan ke MTs SATAP Nurul Huda Tontonan dan tamat pada
tahun 2013 kemudian penulis melanjutkan ke SMA Negeri 1 Anggeraja Kabupaten
Enrekang dan tamat pada tahun 2016. Dan pada tahun yang sama penulis terdaftar
sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sosiologi melalui Seleksi Penerimaan
Mahasiswa Baru (SPMB). Peneliti menyelesaikan kuliah Strata Satu (S1) pada
tahun 2021.