disosiasi

32
Bab I Pendahuluan LATAR BELAKANG Seperti yang kita ketahui, mahasiswa kedokteran tentunya harus mengetahui proses-proses yang ada di dalam tubuh kita secara fisiologis, patologis, dan tentu saja terapi atau obat yang akan digunakan untuk menyembuhkan keadaan patologis tersebut. Masalah yang sering dijumpai oleh mahasiswa kedokteran lainya adalah tentang penguasaan patofisiologi dan farmakologi yang biasanya berupa hafalan yang memerlukan daya ingat yang bagus. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa bab terutama tentang Penyakit Gagal ginjal akut. Teori-teori ini merupakan beberapa materi-materi yang penting untuk dimengerti agar lebih mudah memahami bab-bab berikutnya. Bahan-bahan di dalamnya diperoleh dari proses tutorial yang telah kelompok kami buat dan berisi materi-materi yang telah kami bahas bersama. RUMUSAN MASALAH 1.Mengapa pasien mengalami mual muntah mencret selama 10 hari ? 2.Mengapa didapatkan gfr 60ml/menit ? 3.Mengapa didapatkan urema ? 4.Mengapa didapatkan tanda2 syok ? 1

description

abstrak

Transcript of disosiasi

Page 1: disosiasi

Bab I

PendahuluanLATAR BELAKANG

Seperti yang kita ketahui, mahasiswa kedokteran tentunya harus mengetahui proses-

proses yang ada di dalam tubuh kita secara fisiologis, patologis, dan tentu saja terapi atau obat

yang akan digunakan untuk menyembuhkan keadaan patologis tersebut. Masalah yang sering

dijumpai oleh mahasiswa kedokteran lainya adalah tentang penguasaan patofisiologi dan

farmakologi yang biasanya berupa hafalan yang memerlukan daya ingat yang bagus.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai beberapa bab terutama tentang Penyakit

Gagal ginjal akut. Teori-teori ini merupakan beberapa materi-materi yang penting untuk

dimengerti agar lebih mudah memahami bab-bab berikutnya. Bahan-bahan di dalamnya

diperoleh dari proses tutorial yang telah kelompok kami buat dan berisi materi-materi yang telah

kami bahas bersama.

RUMUSAN MASALAH

1.Mengapa pasien mengalami mual muntah mencret selama 10 hari ?

2.Mengapa didapatkan gfr 60ml/menit ?

3.Mengapa didapatkan urema ?

4.Mengapa didapatkan tanda2 syok ?

5.Mengapa pasien masih tampak sesak dan urine belum keluar dalam kasus ini ?

6.Mengapa bisa terjadi hiperkalemia ?

7.Mengapa bisa terjadi hiponatremia ?

8.Mengapa didapatkan bun 30mg/dl ?

9.Bagaimana nilai normal urema, kreatinin,kreatinin klierens

TUJUAN PENULISAN

1

Page 2: disosiasi

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :

Sebagai sumber informasi untuk mahasiswa

Agar dapat menambah pengetahuan dan pemahaman khususnya bagi mahasiswa S1 kedokteran

mengenai Penyakit Gagal Ginjal Akut

MANFAAT

Penulisan makalah ini mempunyai manfaat yaitu agar pembaca bisa lebih mengerti mengenai

Gagal Ginjal Akut terutama untuk mahasiswa kedokteran.

2

Page 3: disosiasi

BAB II

SEVEN JUMP

Skenario

MUNTAH MENCRET 3 HARI

Doni mahasiswa fk uniba sedang menjalani kepanitraan klinik dipuskesmas Batam kota .pagi ini

Doni mendapatkan seorang pasien laki-laki,usia 62 tahun.dari aloanamnesis diketahui pasien

sudah 3 hari mencret dan muntah-muntah kurang lebih 10 kali sehari.dari pemeriksaan fisik doni

mendapatkan keadaan umum lemah ,TD;70/50 mmhg,nadi 120x/ menit ,nafas 30x/menit.cepat

dan dalam akral dingin.Doni segera mengguyur dengan cairan laktat ringer memberi oksigen dan

melaporkan kedokter puskesmas, setelah 2 jam syok teratasi dengan TD:120/80 mmHG ,namun

pasien masih tampak sesak dan urine masih belum ada.dokter akhirnya merujuk pasien keRSUD

kota Batam,karena kalium meningkat.hiponatremia,kreatinin 3mg/dl.kadar BUN (blood urea

nitrogen)kreatinin klierens 50 ml/menit.bagaimana anda menjelaskan apa yg terjadi pada pasien

tersebut ?

Kata sulit :

-hiperkalemia

-kreatinin klierens

-hiponatremia

-GFR

-BUN (blood urea nitrogen)

Kata kunci :

1.Seorang pasien laki-laki usia 62 tahun

2.Sudah 3 hari mencret dan muntah kurang lebih 10 kali sehari

3

Page 4: disosiasi

3.Pemeriksaan fisik didapatkan :

-KU : lemah

-TD :70/50 mmHg

-nadi : 120x/ menit

-nafas :30x/menit

-akral dingin

4.Doni segera mengguyur cairan Ringer laktat ,memberi oksigen

5.Setelah 2 jam syok teratasi TD:120/80 mmHg,

6.Pasien masih tampak sesak,urine belum ada.

7.Dokter segera merujuk pasien keRSUD. Hasil pemeriksaan diRS didapatkan hasil GFR

:60/ml,urema ,kadar kalium meningkat,hiponatremia, kreatinin 3mg/dl.kadar BUN

30mg/dl.kreatin klierens :50ml/menit.

Kunci permasalahan :

Seorang laki-laki berusia 62 tahun mengalami mual muntah mencret kurang lebih 10x sehari.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan :ku :lemah,hipotensi,takikardi cepat dan dalam ,akral dingin

Pertanyaan :

1.Mengapa pasien mengalami mual muntah mencret selama 10 hari ?

2.Mengapa didapatkan gfr 60ml/menit ?

3.Mengapa didapatkan urema ?

4.Mengapa didapatkan tanda2 syok ?

5.Mengapa pasien masih tampak sesak dan urine belum keluar dalam kasus ini ?

6.Mengapa bisa terjadi hiperkalemia ?

4

Page 5: disosiasi

7.Mengapa bisa terjadi hiponatremia ?

8.Mengapa didapatkan bun 30mg/dl ?

9.Bagaimana nilai normal urema, kreatinin,kreatinin klierens ?

10.Bagaimana proses syok bisa teratasi ?

11.Bagaimana pengaruh usia bisa mempengaruhi pada kasus ?

Tujuan umum :

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

pada fungsi ginjal

Tujuan khusus :

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang :

1.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Fisiologi keseimbangan cairan dan

elektrolit

2Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Faal ginjal

3Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Epidemiologi gagal ginjal akut

4Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang etiologi gagal ginjal akut

5.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Patomekanisme gagal ginjal akut

6.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Manisfestasi klinis gagal ginjal akut

7Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Penegakan diagnosis gagal ginjal akut

8.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Penatalaksanaan gagal ginjal akut

9Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Pencegahan gagal ginjal akut

10Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Komplikasi gagal ginjal akut

11.Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang Prognosis gagal ginjal akut

5

Page 6: disosiasi

Peta konsep

6

GAGAL GINJAL AKUT

Anatomi

Basic Science

Histologi

FIsiologi

Penatalaksanaan

Penegakkan Diagnosis

Patofisiologi

Etiologi

Epidemiologi

Prognosis

Komplikasi

Page 7: disosiasi

Fisiologi :

Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif &

negative yang disebut ion. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan

(kation & anion).

Kadar normal

Ion Normal

(serum)

Na 135 - 140

mEq/L

K 3,5 - 5,0 mEq/L

Cl 95 – 108

mEq/L

Ca 8,5 – 10 mg/dl

Natrium (Na)

Di dalam produk pangan atau di dalam tubuh, natrium biasanya berada dalam bentuk garam

seperti natrium klorida (NaCl). Di dalam molekul ini, natrium berada dalam bentuk ion sebagai

Na . Diperkirakan hampir 100 gram dari ion natrium (Na )

atau ekivalen dengan 250 gr NaCl terkandung di dalam tubuh manusia. Garam natrium

merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh dengan minimum kebutuhan untuk

orang dewasa berkisar antara 1.3-1.6 gr/hari (ekivalen dengan 3.3-4.0 gr NaCl/hari).

Setiap kelebihan natrium yang terjadi di dalam tubuh dapat dikeluarkan melalui urin & keringat.

Hampir semua natrium yang terdapat di dalam tubuh akan tersimpan di dalam soft body tissue

dan cairan tubuh. Ion natrium (Na+) merupakan kation utama di dalam cairan ekstrasellular

(ECF) dengan konsentrasi berkisar antara 135-145 mmol/L. Ion natrium juga akan berada pada

cairan intrasellular (ICF) namun dengan konsentrasi yang lebih kecil yaitu ± 3 mmol/L.

Sebagai kation utama dalam cairan ekstrasellular, natrium akan berfungsi untuk menjaga

keseimbangan cairan di dalam tubuh, menjaga aktivitas saraf , kontraksi otot dan juga akan

berperan dalam proses absorpsi glukosa. Pada keadaan normal, natrium (Na ) bersama dengan

7

Page 8: disosiasi

pasangan (terutama klorida, Cl ) akan memberikan kontribusi lebih dari 90% terhadap efektif

osmolalitas di dalam cairan ekstrasellular.

2. Kalium (K)

Kalium merupakan ion bermuatan positif (kation) utama yang terdapat di dalam cairan

intrasellular (ICF) dengan konsentrasi ±150 mmol/L. Sekitar 90% dari total kalium tubuh akan

berada di dalam kompartemen ini. Sekitar 0.4% dari total kalium tubuh akan terdistribusi ke

dalam ruangan vascularyang terdapat pada cairan ekstraselular dengan konsentrasi antara 3.5-5.0

mmol /L. Konsentrasi total kalium di dalam tubuh diperkirakan sebanyak 2g/kg berat badan.

Namun jumlah ini dapat bervariasi bergantung terhadap beberapa faktor seperti jenis kelamin,

umur dan massa otot (muscle mass).

Kebutuhan minimum kalium diperkirakan sebesar 782 mg/hari.Di dalam tubuh kalium akan

mempunyai fungsi dalam menjaga keseimbangan cairan-elektrolit dan keseimbangan asam basa.

Selain itu, bersama dengan kalsium (Ca ) dan natrium (Na ), kalium akan berperan dalam

transmisi saraf, pengaturan enzim dan kontraksi otot. Hampir sama dengan natrium, kalium juga

merupakan garam yang dapat secara cepat diserap oleh tubuh. Setiap kelebihan kalium yang

terdapat di dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin serta keringat

3. Klorida (Cl)

Elektrolit utama yang berada di dalam cairan ekstraselular (ECF) adalah elektrolit bermuatan

negatif yaitu klorida (Cl ). Jumlah ion klorida (Cl ) yang terdapat di dalam jaringan tubuh

diperkirakan sebanyak 1.1 g/ Kg berat badan dengan konsentrasi antara 98-106 mmol / L.

Konsentrasi ion klorida tertinggi terdapat pada cairan serebrospinal seperti otak atau sumsum

tulang belakang, lambung dan juga pankreas.

Sebagai anion utama dalam cairan ekstraselullar, ion klorida juga akan berperan dalam menjaga

keseimbangan cairan-elektrolit. Selain itu, ion klorida juga mempunyai fungsi fisiologis penting

yaitu sebagai pengatur derajat keasaman lambung dan ikut berperan dalam menjaga

keseimbangan asam-basa tubuh. Bersama dengan ion natrium (Na ), ion klorida juga merupakan

ion dengan konsentrasi terbesar yang keluar melalui keringat.

8

Page 9: disosiasi

Fungsi

Fungsi dari larutan elektrolit adalah:

1) Menjaga tekanan osmotik tubuh.

2) Mengatur pendistribusian cairan ke dalam kompartemen badan air (body‟s fluid

compartement).

3) Menjaga pH tubuh dan juga akan terlibat dalam setiap reaksi oksidasi dan reduksi.

4) Ikut berperan dalam setiap proses metabolisme.

Fungsi berdasarkan kandungan ion-ion elektrolit:

a. Natrium

Fungsinya sebagai penentu utama osmolaritas dalam darah dan pengaturan volume ekstra sel.

b. Kalium

Fungsinya mempertahankan membrane potensial elektrik dalam tubuh.

c. Klorida

Fungsinya mempertahankan tekanan osmotik, distribusi air pada berbagai cairan tubuh dan

keseimbangan anion dan kation dalam cairan ekstrasel.

d. Kalsium

Fungsi utama kalsium adalah sebagai penggerak dari otot-otot, deposit utamanya berada di

tulang dan gigi. Apabila diperlukan, kalsium ini dapat berpindah ke dalam darah.

e. Magnesium

Berperan penting dalam aktivitas elektrik jaringan, mengatur pergerakan Ca2+ ke dalam otot

serta memelihara kekuatan kontraksi jantung dan kekuatan pembuluh darah tubuh.

Fungsi Ginjal

Fungsi ginjal secara keseluruhan di bagi dalam dua golongan yaitu :

9

Page 10: disosiasi

Fungsi ekskresi

a. Mengekskresi sisa metabolisme protein, yaitu ureum, kalium, fosfat, sulfat

anorganik, dan asam urat.

b. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.

c. Menjaga keseimbangan asam dan basa.

Fungsi Endokrin

a. Partisipasi dalam eritropoesis. Menghasilkan eritropoetin yang berperan

dalam pembentukan sel darah merah.

b. Menghasilan renin yang berperan penting dalam pengaturan tekanan

darah.

c. Merubah vitamin D menjadi metabolit yang aktif yang membantu

penyerapan kalsium.

d. Memproduksi hormon prostaglandin, yang mempengaruhi pengaturan

garam dan air serta mempengaruhi tekanan vaskuler.

Epidemiologi GGA

Distribusi GGA

a. Distribusi Menurut Orang

GGA dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang jenis kelamin, umur

ataupun ras. Menurut penelitian Bates dkk (2000), Boston, Amerika serikat, GGA

paling banyak diderita oleh laki-laki (71,7%), sedangkan perempuan ada sebesar

28,3%. Berdasarkan ras jumlah penderita yang berkulit putih adalah sebesar 82,5%,

dan rata-rata terjadi pada penderita yang berumur 45 tahun.18

Menurut penelitian Orfeas Liangos dkk (2001), dari 558.032 penderita GGA,

51,8% adalah laki-laki, sedangkan perempuan sebesar 48,2%. Berdasarkan ras,

jumlah penderita yang berkulit putih ada sebesar 62,3%, kulit hitam 14,4% dan yang

lainnya berjumlah 23,4%. Berdasarkan umur, penderita GGA paling banyak diderita

oleh kelompok umur 60-82 tahun.

b. Distribusi Menurut Tempat

Menurut penelitian Atef dkk (1990), dari dua propinsi yang ada di Iran dengan

10

Page 11: disosiasi

jumlah populasi sebanyak 2,3 juta orang, terdapat kasus GGA yaitu sebanyak 30

orang dimana 12 diantaranya meninggal, dengan angka insidensi 13 kasus/1.000.000

penduduk (CFR = 40%).

c. Distribusi Menurut Waktu

Menurut penelitian Cengiz Utaz, pada tahun 1991 - 1997 di salah satu rumah

sakit di Kayseri, Turkey, ditemukan penderita GGA yaitu berjumlah 323 orang

penderita.

Menurut Jay L. Xue dkk pada tahun 1992-2001 di salah satu rumah sakit yang

ada di Amerika Serikat ditemukan 255.228 orang yang menderita penyakit GGA.

Determinan GGA

GGA adalah suatu penyakit tidak menular yang merupakan suatu sindrom

klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai

beberapa hari) laju filtrasi glomerulus (LFG), disertai sisa metabolisme (ureum dan

kreatinin). GGA merupakan suatu sindrom klinis oleh karena dapat disebabkan oleh

berbagai keadaan dengan patofisiologi yang berbeda-beda.

a. Host

1. Umur dan jenis kelamin

Usia penderita GGA berkisar antara 40-50 tahun, tetapi hampir semua usia

dapat terkena penyakit ini.27 Menurut penelitian D.W. Bates penyakit GGA paling

banyak pada penderita yang berumur 45 tahun.18 Menurut penelitian Katherine L.

O’Brien, Haiti, ditemukan 109 orang penderita GGA yang berumur dibawah 18

tahun.Berdasarkan data penyakit ginjal anak di Indonesia yang dikumpulkan dari 7

pusat pendidikan Dokter Spesialis Anak yaitu Universitas Sumatera Utara,

Universitas Indonesia , Universitas Padjajaran , Universitas Diponegoro , Universitas

Hasanuddin, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Udayana ditemukan sebanyak

107 orang anak yang menderita penyakit GGA.

Kejadian pada laki-laki dan perempuan hampir sama. Menurut penelitian

Orfeas Liangos dkk (2001), dari 558.032 penderita GGA, 51,8% adalah laki-laki,

sedangkan perempuan sebesar 48,2%.

11

Page 12: disosiasi

2. Pekerjaan

Orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan bahan-bahan kimia

akan dapat mempengaruhi kesehatan ginjal. Bahan-bahan kimia yang berbahaya jika

terpapar dan masuk kedalam tubuh dapat menyebabkan penyakit ginjal. Misalnya

pada pekerja di pabrik atau industri.

3. Perilaku minum

Air merupakan cairan yang sangat penting di dalam tubuh. Lebih kurang 68%

berat tubuh terdiri dari air. Minum air putih dalam jumlah cukup setiap hari adalah

cara perawatan tubuh terbaik. Air ini sebagai simpanan cairan dalam tubuh. Sebab

bila tubuh tidak menerima air dalam jumlah yang cukup tubuh akan mengalami

dehidrasi. Di mulai dengan simpanan air tubuh yang mengalami penurunan yang

mengakibatkan gangguan kesehatan.

Organ-organ tubuh yang vital juga sangat peka terhadap kekurangan air, salah

satunya adalah ginjal. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik bila tidak cukup air.

Pada proses penyaringan zat-zat racun, ginjal melakukannya lebih dari 15 kali setiap

jam, hal ini membutuhkan jumlah air yang banyak sebelum diedarkan ke dalam

darah. Bila tidak cukup cairan atau kurang minum, ginjal tidak dapat bekerja dengan

sempurna maka bahan-bahan yang beredar dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan

dengan baik sehingga dapat menimbulkan keracunan darah dan menyebabkan

penyakit ginjal.

4. Riwayat penyakit sebelumnya.

Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan penyakit GGA, yaitu :

a. Penyebab penyakit GGA Prarenal, yaitu :

1. Hipovolemia, disebabkan oleh :

a. Kehilangan darah/ plasma : perdarahan , luka bakar.

b. Kehilangan cairan melalui gastrointestinal, kulit, ginjal (diuretik,

penyakit ginjal lainnya), pernafasan, pembedahan.

c. Redistribusi cairan tubuh : pankreatitis, peritonitis, edema, asites.

12

Page 13: disosiasi

2. Vasodilatasi sistemik :

a. Sepsis.

b. Sirosis hati.

c. Anestesia/ blokade ganglion.

d. Reaksi anafilaksis.

e. Vasodilatasi oleh obat.

3. Penurunan curah jantung/kegagalan pompa jantung :

a. Renjatan kardiogenik, infark jantung.

b. Gagal jantung kongestif (disfungsi miokard, katub jantung).

c. Tamponade jantung.

d. Disritmia.

e. Emboli paru.

b penyakit GGA renal, yaitu :

1. Kelainan glomerulus

a. Glomerulonefritis akut

Glomerulonefritis akut adalah salah satu jenis GGA renal yang biasanya

disebabkan oleh kelainan reaksi imun yang merusak glomeruli.

b. Penyakit kompleks autoimun

c. Hipertensi maligna

2. Kelainan tubulus

a. Nekrosis Tubular Akut (NTA) akibat iskemia

Tipe iskemia merupakan kelanjutan dari GGA prarenal yang tidak teratasi.7

Iskemia ginjal berat dapat diakibatkan oleh syok sirkulasi atau gangguan lain apapun

yang sangat menurunkan suplai darah ke ginjal. Jika iskemia berlangsung cukup berat

sampai menyebabkan penurunan yang serius terhadap pengangkutan zat makanan dan

oksigen ke sel-sel epitel tubulus ginjal dan jika gangguan ini terus berlanjut,

kerusakan atau penghancuran sel-sel epitel dapat terjadi. Jika hal ini terjadi, sel-sel

tubulus hancur terlepas dan menempel pada banyak nefron, sehingga tidak terdapat

pengeluaran urin dari nefron yang tersumbat, nefron yang terpengaruh sering gagal

mengekskresi urin bahkan ketika aliran darah ginjal kembali pulih normal, selama

13

Page 14: disosiasi

tubulus masih baik.

2.5. Klasifikasi GGA

Klasifikasi GGA dapat dibagi dalam tiga katagori utama, yaitu :

2.5.1. GGA Prarenal

GGA Prarenal adalah terjadinya penurunan aliran darah ginjal (renal

hypoperfusion) yang mengakibatkan penurunan tekanan filtrasi glomerulus dan

kemudian diikuti oleh penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).

Keadaan ini umumnya ringan yang dengan cepat dapat reversibel apabila

perfusi ginjal segera diperbaiki. Pada GGA prarenal aliran darah ginjal walaupun

berkurang masih dapat memberikan oksigen dan substrat metabolik yang cukup

kepada sel-sel tubulus. Apabila hipoperfusi ginjal tidak segera diperbaiki, akan

mengakibatkan NTA. GGA prarenal merupakan kelainan fungsional, tanpa adanya

kelainan histologik atau morfologi pada nefron.

GGA Renal

GGA renal yaitu kelainan yang berasal dari dalam ginjal dan yang secara tibatiba

menurunkan pengeluaran urin. Katagori GGA ini selanjutnya dapat dibagi

menjadi :

a. Keadaan yang mencederai kapiler glomerulus atau pembuluh darah kecil

ginjal lainnya

b. Keadaan yang merusak epitel tubulus ginjal,

c. Keadaan yang menyebabkan kerusakan interstisium ginjal.

Tubulus ginjal merupakan tempat utama penggunaan energi pada ginjal, yang

mudah mengalami kerusakan bila terjadi iskemia atau oleh obat nefrotoksik, oleh

GGA Postrenal

GGA postrenal adalah suatu keadaan dimana pembentukan urin cukup, namun

alirannya dalam saluran kemih terhambat. Penyebab tersering adalah obstruksi.

Obstruksi aliran urin ini akan mengakibatkan kegagalan filtrasi glomerulus dan

transpor tubulus sehingga dapat mengakibatkan kerusakan yang permanen,

tergantung berat dan lamanya obstruksi.

14

Page 15: disosiasi

MANISFESTASI KLINIS GGA

Gejala klinis yang terjadi pada penderita GGA, yaitu :

a. Penderita tampak sangat menderita dan letargi disertai mual, muntah,

diare, pucat (anemia), dan hipertensi.

b. Nokturia (buang air kecil di malam hari).

c. Pembengkakan tungkai, kaki atau pergelangan kaki. Pembengkakan yang

menyeluruh (karena terjadi penimbunan cairan).

d. Berkurangnya rasa, terutama di tangan atau kaki.

e. Tremor tangan.

f. Kulit dari membran mukosa kering akibat dehidrasi.

g. Nafas mungkin berbau urin (foto uremik), dan kadang-kadang dapat

dijumpai adanya pneumonia uremik.

h. Manisfestasi sistem saraf (lemah, sakit kepala, kedutan otot, dan kejang).

i. Perubahan pengeluaran produksi urine (sedikit, dapat mengandung darah,

berat jenis sedikit rendah, yaitu 1.010 gr/ml)

j. Peningkatan konsentrasi serum urea (tetap), kadar kreatinin, dan laju

endap darah (LED) tergantung katabolisme (pemecahan protein), perfusi

renal, serta asupan protein, serum kreatinin meningkat pada kerusakan

glomerulus.

k. Pada kasus yang datang terlambat gejala komplikasi GGA ditemukan

lebih menonjol yaitu gejala kelebihan cairan berupa gagal jantung

kongestif, edema paru, perdarahan gastrointestinal berupa hematemesis,

kejang-kejang dan kesadaran menurun sampai koma.

Pengegakan Diagnosis

a. Keluhan Pokok

- Oliguri sampai anuri

- Mual-muntah

- Berak darah

15

Page 16: disosiasi

b. Tanda penting:

Sindroma uremia:

- Kesadaran menurun sampai koma

- Gastrointesnital: Mual- muntah, Stomatitis, Singultus/hiccup, Berak darah

- Kardiovaskuler : Hipertensi, Payah jantung, Overhidrasi, Perikarditis

- Pernapasan : Asidosis (Kussmaul), Cheeyne-Stokes/stertoreus, Napas bau ureum, Pneumoni uremik

- Kulit/mukosa : Perdarahan, Dermatitis uremik, Anemi, Edema

c. Pemeriksaan laboratorium

- Proteinuri/albuminuri

- Sedimen urine mengandung: Lekosit, , RBC, Silinder RBC/granuler

- Konsentrasi Na dalam urine tinggi (>20 mEq/l).

- Osmolaritas urine rendah (<400 mOsm/l).

- Rasio ureum urine/plasma kurang dari 10

- Rasio ureum/kreatinin plasma kurang dari 10:1.

- Uji diuretic tidak member dieresis

d. Pemeriksaan khusus

- Imunofluoresens: Pengendapan IgG,C3

Mikroskop electron : “humps” (pengendapan subepitelial)

- Sidikan technetium Tc99m

- Sidikan Iodohippurate Sodium 131

- Teknik klirens isotop : kliens iothalamate

Komplikasi

1.Infeksi : abses luka kateter, pneumoni,isk

2.Pneumoni : edema paru,infksi, infark

3.Neurogi : confused,mual muntah ,hematemesis, melena

16

Page 17: disosiasi

4.Kardiavaskuler :overload cairan,edema paru,hipertensi,aritmia

5.Hematologi : anemia, koagulasi

6.Endokrin : testosteron,plasma, LH,FSh menurun

7.Gagal ginjal kronik

8,Kehilangan darah diusus

Penatalaksanaan :

1.Tatalaksana etiologi

Resuitasi awal :

-berikan penilaian ABC,berikan oksigen 100 persen,pasang akses vaskuler

-berikan cairan pengganti sekitar 2 liter dan makrosip tetesan cepat( guyur )

-infus 300 ml dalam 3 -6 jam tahap :

2.Koreksi hiperkalemia dan koreksi asidosis metabolik

3.Asidosis metabolik

Non medikamentosa :

-Pembatasan asupan kalium dan protein pada makanan

-asupan tinggi karbohidrat dan metabolisme protein

-bedrest dengan posisi stengh duduk .

Pencegahan

Pencegahan Primer

Pencegahan Primer adalah langkah yang harus dilakukan untuk menghindari

diri dari berbagai faktor resiko. Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk

mencegah terjadinya GGA, antara lain : 13,14,31,33

a. Setiap orang harus memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan

17

Page 18: disosiasi

dan olahraga teratur.

b. Membiasakan meminum air dalam jumlah yang cukup merupakan hal

yang harus dilakukan setiap orang sehingga faktor resiko untuk

mengalami gangguan ginjal dapat dikurangi.

c. Rehidrasi cairan elektrolit yang adekuat pada penderita-penderita

gastroenteritis akut.

d. Transfusi darah atau pemberian cairan yang adekuat selama pembedahan,

dan pada trauma-trauma kecelakaan atau luka bakar.

e. Mengusahakan hidrasi yang cukup pada penderita-penderita diabetes

melitus yang akan dilakukan pemeriksaan dengan zat kontras radiografik.

g. Hindari pemakaian obat-obat atau zat-zat yang bersifat nefrotoksik.

Monitoring fungsi ginjal yang teliti pada saat pemakaian obat-obat yang

diketahui nefrotoksik.

h. Cegah hipotensi dalam jangka panjang.

i. Penyebab hipoperfusi ginjal hendaknya dihindari dan bila sudah terjadi

harus segera diperbaiki.

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder adalah langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara

dini suatu penyakit. Pencegahan dimulai dengan mengidentifikasi pasien yang

berisiko GGA. Mengatasi penyakit yang menjadi penyebab timbulnya penyakit GGA.

Jika ditemukan pasien yang menderita penyakit yang dapat menimbulkan GGA

seperti glomerulonefritis akut maka harus mendapat perhatian khusus dan harus

segera diatasi.5

GGA prarenal jika tidak diatasi sampai sembuh akan memacu timbulnya

GGA renal untuk itu jika sudah dipastikan bahwa penderita menderita GGA prarenal,

maka sebaiknya harus segera diatasi sampai benar-benar sembuh, untuk mencegah

kejadian yang lebih parah atau mencegah kecenderungan untuk terkena GGA renal.

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier adalah langkah yang biasa dilakukan untuk mencegah

terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pada kasus GGA

18

Page 19: disosiasi

yang sangat parah timbul anuria lengkap. Pasien akan meninggal dalam waktu 8

sampai 14 hari. Maka untuk mencegah terjadinya kematian maka fungsi ginjal harus

segera diperbaiki atau dapat digunakan ginjal buatan untuk membersihkan tubuh dari

kelebihan air, elektrolit, dan produk buangan metabolisme yang bertahan dalam

jumlah berlebihan.

Hindari atau cegah terjadinya infeksi. Semua tindakan yang memberikan risiko

infeksi harus dihindari dan pemeriksaan untuk menemukan adanya infeksi harus

dilakukan sedini mungkin. Hal ini perlu diperhatikan karena infeksi merupakan

komplikasi dan penyebab kematian paling sering pada gagal ginjal oligurik.

Penyakit GGA jika segera diatasi kemungkinan sembuhnya besar, tetapi

penderita yang sudah sembuh juga harus tetap memperhatikan kesehatannya dan

memiliki gaya hidup sehat dengan menjaga pola makan, olahraga teratur, dan tetap

melakukan pemeriksaan kesehatan (medical check-up) setiap tahunnya, sehingga jika

ditemukan kelainan pada ginjal dapat segera diketahui dan diobati.

Pengelolaan Terhadap GGA

a. Pengaturan Diet

Selama 48-72 jam pertama fase oligurik terjadi peningkatan urea darah akibat

pemecahan jaringan yang hebat. Selama periode ini pemberian protein dari luar harus

dihindarkan. Umumnya untuk mengurangi katabolisme, diet paling sedikit harus

mengandung 100 gram karbohidrat per hari. Seratus gram glukosa dapat menekan

katabolisme protein endogen sebanyak kira-kira 50%.

Setelah 3-4 hari oligurik, kecepatan katabolisme jaringan berkurang dan

pemberian protein dalam diet dapat segera dimulai. Dianjurkan pemberian 20-40

gram protein per hari yang mempunyai nilai biologis yang tinggi (mengandung asam

amino esensial) seperti telur, susu dan daging. Pada saat ini pemberian kalori harus

dinaikkan menjadi 2000-2500 kalori per hari, disertai dengan multivitamin.

Batasi makanan yang mengandung kalium dan fosfat (pisang, jeruk dan kopi).

Pemberian garam dibatasi yaitu, 0,5 gram per hari.

b. Pengaturan kebutuhan cairan dan keseimbangan elektrolit

1. Air (H2O)

19

Page 20: disosiasi

Pada GGA kehilangan air disebabkan oleh diuresis, komplikasi-komplikasi

(diare, muntah). Produksi air endogen berasal dari pembakaran karbohidrat, lemak,

dan protein yang banyak kira-kira 300-400 ml per hari. Kebutuhan cairan perhari

adalah 400-500 ml ditambah pengeluaran selama 24 jam.

2. Natrium (Na)

Selama fase oligurik asupan natrium harus dibatasi sampai 500 mg per 24 jam.

Natrium yang banyak hilang akibat diare, atau muntah-muntah harus segera diganti.

c. Dialisis

Tindakan pengelolaan penderita GGA disamping secara konservatif, juga

memerlukan dialisis, baik dialisis peritoneal maupun hemodialisis. Tindakan ini

dilaksanakan atas indikasi-indikasi tertentu. Pemilihan tindakan dialisis peritonial

atau hemodialisis didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan indivual penderita.

d. Operasi

Pengelolaan GGA postrenal adalah tindakan pembedahan untuk dapat

menhilangkan obstruksinya. Kadang-kadang untuk dapat dilakukan operasi

diperlukan persiapan tindakan dialisis terlebih dahulu.

Prognosis ;

Pada gagal ginjal akut berat yg membutuhkan dialisis mortalitas meningkat melebihi 50

persen.pada pasien ini memerlukan perbaikan kondisi yg benar .

20

Page 21: disosiasi

Daftar Pustaka

Guyton, C. Arthur and John E. Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

-Dasar-dasar urologi Ed 2 Purwono Basuki

21