Diskusi Kasus Dispepsia

download Diskusi Kasus Dispepsia

of 48

Transcript of Diskusi Kasus Dispepsia

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    1/48

    DISKUSI KASUS

    DISPEPSIA

    Disusun oleh

    dr. Rifka Wikamto

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    2/48

    PENDAHULUAN

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    3/48

    DispepsiaKumpulan gejala atau sindrom nyeri

    ulu hati, mual, kembung , muntah, rasa penuh

    atau cepat kenyang dan sendawa

    Secara umum terbagi menjadi dua jenis, yaitu

    dispepsia organik dan dispepsia fungsional.

    Berdasarkan penelitian pada populasi umum

    didapatkan prevalensi dispepsia berkisar antara

    12-45% dengan estimasi rerata adalah 25%

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    4/48

    TINJAUAN PUSTAKA

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    5/48

    DEFINISI

    Dispepsia berasal dari bahasa Yunani Dys 

    berartisulit dan Pepse yang berarti

    pencernaan.

    Dispepsia merupakankumpulan keluhan atau

    gejala klinis.

    Sebuah sindrom yang disebabkan karena

    kelainan traktus digestivus bagian

    proksimal dapat berupa mual atau muntah,

    kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri

    epigastrium atau nyeri retrosternal, yang

    berlangsung lebih dari 3 bulan

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    6/48

    EPIDEMIOLOGI

    Merupakan salah satu masalah pencernaan yang

    paling umum ditemukan.

    Dialami sekitar 13% - 40% populasi di dunia

    setiap tahun

    Data Depkes tahun 2004 menempatkan

    dispepsia di urutan ke 15 dari daftar 50 penyakit

    dengan pasien rawat inap terbanyak di Indonesia

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    7/48

    KLASIFIKASI

    Berdasarkan kelainan strukturalDispepsia organik

    Dispepsia fungsionalBerdasarkan konsensus Roma III

     Adanya satu atau lebih keluhan rasa penuh setelahmakan, cepat kenyang, nyeri ulu hati/epigastric, rasa

    terbakar di epigastrium.

    Tidak ada bukti kelainan strukturalKeluhan ini terjadi selama 3 bulan dalam waktu 6 bulan

    terakhirBerdasarkan konsensus Roma III dibagi menjadi

    Sindrom Distress Post Prandial (SDP)Sindrom Nyeri Epigastrik (SNE)

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    8/48

    Berdasarkan gejala klinisDispepsia akibat gangguan motilitas

    Dispepsia akibat tukak

    Dispepsia akibat refluks

    Dispepsia tidak spesifik

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    9/48

    ETIOLOGI

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    10/48

    Mekanisme terjadinya gejala dispepsia fungsional

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    11/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    12/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    13/48

    PATOFISIOLOGI

    Dispepsia FungsionalHipersekresi asam lambung, infeksi Helicobacter

     pylori,disfungsi otonom, aktivitas mioelektrik

    lambung, peranan hormonal, diet dan faktor

    lingkungan, psikologis, genetik.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    14/48

    Dispepsia OrganikOAINS menghambat COX yang

    membentuk prostaglandin dari AA(faktor defensive); merusak secara

    topikal akibat kandungan asam yg

    bersifat korosif

    Ulkus Peptikum terjadi gangguan

    keseimbangan antara faktor agresif

    (asam, pepsin atau faktor-faktor

    lainnya) dengan faktor defensive(mucus, bikarbonat, aliran darah dan

    PG)

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    15/48

    MANIFESTASI KLINIS

    Dispepsia dengan keluhan seperti ulkusNyeri epigastrium terlokalisasi

    Nyeri hilang setelah makan atau pemberian antasida

    Nyeri saat lapar

    Nyeri episodikDispepsia dengan gejala seperti dismotilitasMudah kenyang

    Perut cepat terasa penuh saat makan

    Mual

    MuntahUpper abdominal bloating (bengkak perut bagian atas)

    Rasa tak nyaman bertambah saat makan

    Dispepsia non spesifik (tidak ada gejala seperti kedua

    tipe di atas)

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    16/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    17/48

    PENEGAKKAN DIAGNOSIS

     Anamnesis

    Pemeriksaan Fisik

    Pemeriksaan Penunjang

    LaboratoriumDL, pemeriksaan tinja, pemeriksaan urin, derajat

    keasaman lambung, tumor marker.

    Barium Enema

    Endoskopi

    Serologi Hp

    Urea Breath Test

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    18/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    19/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    20/48

    DIAGNOSIS BANDING

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    21/48

    PENATALAKSANAAN

    Dispepsia yang belum diinvestigasi Antasida

    PPl

    H2-Receptor Antogonist [H2RA])

    Prokinetik

    Sitoprotektor

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    22/48

    Dispepsia yang sudah diinvestigasiDispepsia organik

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    23/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    24/48

     Akibat Infeksi Hp

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    25/48

    KOMPLIKASI

    Perdarahan Gastrointestinal

    Perforasi

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    26/48

    PROGNOSIS

    Dispepsia fungsional lebih baik dari organik

    Dispepsia fungsional refrakter beresiko

    menyebabkan depresi

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    27/48

    DISKUSI KASUS

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    28/48

    IDENTITAS

    Nama : Nn. “D”

    Umur : 26 tahun

    Jenis kelamin : Perempuan

     Alamat : Ampenan Agama : Islam

    Status : Belum Menikah

    Suku : Sasak

    Pekerjaan : SwastaTanggal Pemeriksaan : 02 Desember 2015

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    29/48

     ANAMNESIS

    Keluhan Utama

    Nyeri ulu hati sejak dua hari yang lalu.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Nyeri ulu hati sejak 2 hari yang lalu hilangtimbul dan seperti ditusuk-tusuk. Perutnya

    kembung dan terasa pahit saat makan, sehingga

    nafsu makannya menurun dan badannya terasa

    lemas. Mual yang disertai muntah. Muntah

    setiap kali pasien selesai makan, muntahan

    berisi makanan yang dimakan sebelumnya dan

    terasa panas pada tenggorokan setelah muntah

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    30/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    31/48

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Memiliki riwayat penyakit maag yang sering

    kambuh-kambuhan sejak kurang lebih 2 tahun

    yang lalu. Penyakit maag pasien kambuh jika ia

    mengalami stress, terlambat makan atau minum

    Tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan dan

     jamu-jamuan dalam jangka waktu lama sebelum

    sakit.Pernah dirawat di rumah sakit sebanyak dua

    kali karena keluhan yang sama.

     Alergi obat (-)

    Riwayat kencing manis dan sakit kuning (-)

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    32/48

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Tidak ada anggota keluarga pasien dengankeluhan serupa.

    Tidak ada anggota keluarga yang memiliki

    riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis,

    dan keganasanRiwayat Pengobatan

    Sebelum berobat ke rumah sakit, pasien

    mengkonsumsi obat promaag namun keluhan

    tidak membaik.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    33/48

    Riwayat Pribadi dan Sosial

    Pasien merupakan seorang wanita yang bekerja

    sebagai akuntan di salah satu perusahaan

    swasta, beberapa minggu terakhir pasien

    disibukkan dengan pekerjaan di perusahaannya.Pasien sering lembur dan kurang tidur. Pola

    makan pasien tidak teratur dan ia sering

    mengkonsumsi makanan pedas. Pasien sesekali

    mengkonsumsi kopi. Pasien tidak pernahmengkonsumsi alkohol dan tidak merokok.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    34/48

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum

    Keadaan umum: tampak sakit sedang.

    Kesadaran/GCS: compos mentis/E4V5M6.

    Tekanan Darah: 110/70 mmHg.Nadi : 92 rpm, reguler, kuat angkat.

    Pernafasan : 20 rpm, thorakoabdominal.

    Suhu : 37,0oC.

    Berat Badan: 54 kg .Tinggi Badan : 157 cm

    BMI : 21.9 (normal)

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    35/48

    Status Lokalis

    Kepala/leher: dbn

    Thoraks: dbn

     Abdomen: nyeri tekan regio epigastriumColumna vertebra: dbn

    Genitourinaria: tde

    Pemeriksaan ekstremitas: dbn

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    36/48

    DIAGNOSIS

    Dispepsia

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    37/48

    PENATALAKSANAAN

    Planning Diagnosis:

    Pemeriksaan Penunjang

    Pro endoskopi

    Pro pemeriksaan serologi hp

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    38/48

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    39/48

    Planning Terapi

    Medikamentosa:

    Rawat inap di Rumah Sakit Bayangkara

    IVFD RL:D5 (2:1) 20 tetes/menit.Injeksi Pantoprazole 40 mg/24 jam; IV.

    Injeksi Metoklorpramide 10 mg /8jam; IV

    Sirup Antasida 3 dd I cth.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    40/48

    Planning Terapi

    Non Medikamentosa:

    Tirah baring, banyak istirahat, hindari stress.Diet: Makan teratur, diet lunak. Hindari

    makanan yang memperberat keluhan, seperti

    asam, pedas, panas, banyak lemak. Hindari

    makan sebelum tidur.Hindari penggunaan acetylsalicylic acid (ASA),

    non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs),

    dan steroid.

    Pasien dan keluarga diberi edukasi mengenaipenyakit yang diderita pasien dan

    penatalaksanaannya serta pencegahannya.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    41/48

    Rencana Monitoring :

    Evaluasi kesadaran, tanda vital, keluhan setiap

    8 jam.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    42/48

    PROGNOSIS

    Dubia ad bonam

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    43/48

    PEMBAHASAN

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    44/48

    Diagnosis Dispepsia

    Pasien: nyeri ulu hati hilang timbul seperti

    ditusuk-tusuk, perut kembung, mulut terasa

    pahit saat makan, nafsu makannya menurun

    dan badannya terasa lemas, mual, muntah.

    Keluhan berulang dalam dua tahun terakhir.

    Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan

    pada region epigastrium.Pustaka: dispepsia yaitu sebuah sindrom yang

    terdiri dari keluhan – keluhan yang disebabkan

    karena kelainan traktus digestivus bagian

    proksimal yang dapat berupa mual atau muntah,kembung, dysphagia, rasa penuh, nyeri

    epigastrium atau nyeri retrosternal, yang

    berlangsung lebih dari 3 bulan.

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    45/48

    Pemeriksaan Penunjang

    Pasien: DL dan kimia klinik

    Pustaka: hitung jenis sel darah lengkap danpemeriksaan darah dalam tinja dan urin, barium

    enema, endoskopi dan pemeriksaan penunjang

    lain seperti serologi Hp, urea breath test

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    46/48

    Penatalaksanaan

    Pasien: pantoprazole, antasida,

    metoklorpramide.

    Pustaka: terapi empirik 1-4 minggu dengan obat

    golongan antasida, ppi, antagonis histamin 2,

    prokinetik, sitoprotektif.

    Pasien dirawat selama 3 hari diperbolehkan

    pulang dengan terapi tablet omeprazole 1 x 20

    mg dan sirup antasida 3 x 1 sdt

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    47/48

    DAFTAR PUSTAKA

    Sudoyo, A.W et al. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing. Hal: 516-517 dan 529-533.Jones, M.P. 2003. Evaluation and treatmentof dyspepsia. Post Graduate Medical Jurnal. 79:25-29.

    Rani, A.A., Simadibrata, K.M., Syam, A.F. 2011. Buku Ajar Gastroenterologi. Jakarta: InternaPublishing. Hal: 131-142.

    Simadibrata, M.K., Dadang, M., Abdullah, M., et al. 2014. KONSENSUS NASIONAL: Penatalaksanaan Dispepsia dan

    lnfeksi Helicobacter pylori. Perkumpulan Gastoenterologi Indonesia.

    Tack, J. Nicholas J. Talley, Camilleri M, et al. 2006. Functional Gastroduodenal Disorder. Gastroenterology. 130:1466-

    1479.

    Harahap, Y. 2009. Karakteristik penderita dispepsia rawat inap di RS Martha Friska Medan Tahun 2007. Edisi 2010.

    (online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14681/1/10E00274.pdf. Diakses tanggal 2 Juni 2015.

    Tanto, C., Liwang, F., Hanifati., et al. 2014. Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius. Hal: 591-595.

    Laksono, R.D. 2011. Dispepsia. USU. (online) http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23015/4/Chapter%20II.pdf.

    Diakses tanggal 28 Mei 2015.

     Abdulah, M. dan Gunawan, J. 2012. Dispepsia. Jakarta : Divisi Gastroenterologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

    Kedokteran Universitas Indonesia. 39 (9) : 647-651.

    Firmansyah, M.A., Makmun, D., Abdullah, M. 2013. Role of Digestive Tract Hormone in Functional Dyspepsia. Jakarta :

    Divisi Gastroenterologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 14 (1):39-43.

    Glenda, N.L. 2006. Gangguan lambung dan duodenum. Patofisiologi. Edisi ke-6. EGC. Hal 417-419.

    Indra, I. 2013. Dispepsia. USU. (online)http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdf. Diakses tanggal 3 Juni 2015.

    Miwa, H., Ghoshal,U.C., Sutep, G., et al. 2012. Asian Consensus Report on Functional Dyspepsia. J Neurogastroenterol

    Motil. 18(2): 150-168.

     Valle, J.D. 2011. Peptic Ulcer Disease and Related Disorders. In Fauci, A.S., et al. HARRISON’S Principles of Internal

    Medicine 18th edition Volume 2. USA : McGraw-Hill.

    New Zealand Guidelines Group. 2003. Management of dyspepsia and heartburn. Wellington: New Zealand Guidelines

    Group.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14681/1/10E00274.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14681/1/10E00274.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38021/4/chapter%20II.pdfhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14681/1/10E00274.pdf

  • 8/17/2019 Diskusi Kasus Dispepsia

    48/48

    TERIMA KASIH