Disk Rist Management

25
Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “ Tugas Kelompok Mata kuliah Kebencanaan “ Manajemen Resiko Bencana “ ` Dosen Pengampu : Ir. Achmad Ruchlihadiana T. MM., Disusun oleh : Agus Adi Budianto 4122.3.14.13.0030 Dany Lukmansyah 4122.3.14.13.0004 Muhammad Faeza 4122.3.14.13.0007 Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung 1

description

Disk Rist Management

Transcript of Disk Rist Management

Page 1: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

Tugas Kelompok Mata kuliah Kebencanaan

“ Manajemen Resiko Bencana “

`

Dosen Pengampu :

Ir. Achmad Ruchlihadiana T. MM.,

Disusun oleh :

Agus Adi Budianto 4122.3.14.13.0030

Dany Lukmansyah 4122.3.14.13.0004

Muhammad Faeza 4122.3.14.13.0007

Program Studi Strata 1 Teknik GeodesiFakultas Teknik

Universitas Winaya MuktiBandung

2015

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

1

Page 2: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

Kata Pengantar

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Alloh SWT,

karena berkat rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah dengan

judul “ Manajemen Resiko Bencana ”.

Serangkaian upaya yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko

timbulnya bencana, kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan

rekonstruksi (UU 24/2007). Disaster management continuum model.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis hadapi banyak kendala, namun adanya bantuan

berbagai pihak, makalah ini selesai pada waktunya. Untuk itu penulis haturkan

penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: Bapak Ir. Achmad

Ruchlihadiana T, M.M. dalam kapasitas sebagai Dosen pengasuh mata kuliah “

Pengetahuan Kebencaan “ , Program S1 Studi Teknik Geodesi Universitas Winaya

Mukti Bandung .Semua pihak, yang begitu banyak terlibat dan tidak dapat disebut satu

persatu dalam tulisan ini.

Bandung , Maret 2015

Penulis

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

2

Page 3: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

DAFTAR ISI

Halaman judul………………………………………………………………….. 1

Kata Pengantar………………………………………………………………….. 2

Daftar isi…….…………………………………………..……………………….. 3

Bab I.Pendahuluan………………………………………..…………………….. 4

I.1Latar belakang………………….…………………………………………….. 4

Bab II Pembahasan……………………………………..……………………….. 6

II.1.Kondisi Pada Saat Bencana Terjadi…………….………………………….. 6

II.2.Manajemen Risiko Bencana…………………………….………………….. 6

II.3. Model Disaster Management……………………..…….………………….. 6

II.4.Tahapan-tahapan Bantuan Bencana…………..…………………………….. 7

II.5.Sistem Manajemen Risiko Bencana di Beberapa Negara……….………….. 10

II.6.Sistem Manajemen Risiko Bencana di Indonesia.………………………….. 11

III Penutup……….…………………………………………………………..….. 14

III.1.Kesimpulan…………………………………………………………….….. 14

Daftar Pustaka………………………………..………………………………….. 15

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

3

Page 4: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bencana alam atau musibah yang menimpa di suatu negara dapat saja datang

secara tiba-tiba, sehingga masyarakat yang berada di lokasi musibah bencana, tidak

sempat melakukan antisipasi pencegahan terhadap musibah tersebut. Secara geografis

wilayah Indonesia terletak di dalam jalur lingkaran bencana gempa (ring of fire).,

dimana jalur sepanjang 1.200 km dari Sabang sampai Papua merupakan batas-batas tiga

lempengan besar dunia yaitu : lempengan Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik akan

berpotensi memicu berbagai kejadian bencana alam yang besar. Indonesia juga berada

pada tiga sistem pegunungan (Alpine Sunda, Circum Pasifik dan Circum Australia).

Indonesia memiliki lebih 500 gunung berapi di antaranya 128 statusnya masih aktif, dan

merupakan negara kepulauan karena 2/3 dari luas Indonesia adalah laut, memiliki

hampir 5.000 sungai besar dan kecil dan 30% diantaranya melintasi wilayah padat

penduduk. Hadi Purnomo & Ronny Sugiantoro (th:hal) menyebutkan bahwa 87%

wilayah Indonesia adalah rawan bencana alam, sebanyak 383 kabupaten atau kotamadya

merupakan daerah rawan bencana alam dari 440 kabupaten atau kotamadya di seluruh

Indonesia.

Selain itu kondisi Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan tidak

merata, keanekaragaman suku, agama, adat istiadat, budaya dan golongan menyebabkan

Indonesia sangat rawan terhadap bencana alam. Bencana alam seperti gempa bumi,

tsunami, banjir, gunung meletus, tanah longsor, dan angin topan yang sering terjadi di

Indonesia tentu berdampak kehancuran, juga menyebabkan penderitaan dan kerugian

baik bagi masyarakat maupun negara. Dengan seringnya bencana alam yang terjadi di

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

4

Page 5: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

Indonesia, untuk itu diperlukan manajemen risiko bencana (disaster risk management)

untuk penanganan bantuan terhadap bencana secara lebih baik dan sistematis.

Permasalahan yang timbul adalah masih banyaknya warga masyarakat Indonesia

yang belum mengetahui dan memahami tentang apa itu bencana, bagaimana cara

mengantisipasi dan mengatasi bencana, sehingga risiko yang ditimbulkan akibat bencana

tersebut seminimal mungkin, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap bencana

tersebut. Tujuan Penulisan ini adalah membahas tentang penanggulangan dan antisipasi

bencana kepada masyarakat perguruan tinggi khususnya dan kepada masyarakat luas

pada umumnya. yang dilakukan oleh instansi terkait berdasarkan Perpres No. 83 Tahun

2005 dan UU No. 24 Tahun 2007. Metode yang digunakan adalah studi kasus

kepustakaan dan data di analisis secara diskriptif.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

5

Page 6: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

BAB II

PEMBAHASAN

II.1.Kondisi Pada Saat Bencana Terjadi

Saat peristiwa bencana alam terjadi gambaran situasinya juga tidak jauh berbeda

dengan situasi perang. Kekacauan, kerusakan, kepanikan, korban bergelimpangan, dan

orang-orang berteriak, berlarian dan berupaya menyelamatkan diri. Pada kondisi

bencana yang terjadinya tidak mendadak, masyarakat masih dapat mempersiapkan diri,

namun suasana kegelisahan, kesemrawutan dan kepanikan tetap nampak dengan jelas.

Bencana alam yang banyak terjadi di belahan dunia akan menyebabkan banyak

kerusakan, kehancuran dan korban jiwa, sehingga perjuangan untuk memberikan

bantuan dari para relawan, masyarakat maupun pemerintah tidak pernah berhenti, silih

berganti terjadi di mana-mana. Kondisi darurat (emergency) yang sangat gawat, bukan

hanya menyelamatkan nyawa korban, tetapi juga mempertaruhkan hidup para relawan.

Suasana yang mencekam di area bencana merupakan area perjuangan baik bagi para

relawan maupun para korban untuk berjauang tetap hidup atau mati.

II.2.Manajemen Risiko Bencana

Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi penetapan

kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan

bencana, tanggap darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi (UU 24/2007).

Menurut Syarief dan Kondoatie (2006) mengutip Carter (2001), Manajemen

Risiko Bencana adalah pengelolaan bencana sebagai suatu ilmu pengetahuan terapan

(aplikatif) yang mencari, dengan melakukan observasi secara sistematis dan analisis

bencana untuk meningkatkan tindakan-tindakan (measures), terkait dengan pencegahan

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

6

Page 7: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

(preventif), pengurangan (mitigasi), persiapan, respon darurat dan pemulihan.

Manajemen dalam bantuan bencana merupakan hal-hal yang penting bagi Manajemen

puncak yang meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),

kepemimpinan (directing), pengorganisasian (coordinating) dan pengendalian

(controlling). Tujuan dari Manajemen Risiko Bencana di antaranya:

1. Mengurangi atau menghindari kerugian secara fisik, ekonomi maupun jiwa yang

dialami oleh perorangan atau masyarakat dan negara.

2. Mengurangi penderitaan korban bencana.

3. Mempercepat pemulihan.

4. Memberikan perlindungan kepada pengungsi atau masyarakat yang kehilangan

tempat ketika kehidupannya terancam.

Menurut Agus Rahmat (2006:12) Manajemen Risiko Bencana merupakan seluruh

kegiatan yang meliputi aspek perencanaan dan penanggulangan bencana, pada sebelum,

saat, dan sesudah terjadi bencana yang dikenal sebagai siklus Manajemen Risiko

Bencana yang bertujuan antara lain:

1. Mencegah kehilangan jiwa seseorang

2. Mengurangi penderitaan manusia.

3. Memberikan informasi kepada masyarakat dan juga kepada pihak yang

berwenang mengenai risiko.

4. Mengurangi kerusakan insfrastruktur utama, harta benda dan kehilangan sumber

ekonomis lainnya.

II.3. Model Disaster Management

- Disaster management continuum model

Model tradisional, manajemen bencana terjadi secara bertahap. Fokusnya lebih

pada kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan segera/cepat.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

7

Page 8: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

- Pre-during-post disaster model

Terdapat kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan sebelum bencana, selama

bencana tejadi, dan setelah bencana. Sering digabung dengan continuum model.

- Contract-expand model

Proses berkesinambungan, serangkaian kegiatan berjalan berdampingan, bisa

ditingkatkan lagi atau tergantung pada permintaan dan kondisi.

- The crunch and release model

Manajemen yang menekankan upaya mengurangi kerentanan untuk mengatasi

bencana Bencana hanya bersifat trigger, kerentanan dipandang berasal dari proses sosio-

ekonomi dan politik yang harus ditangani untuk pengurangan resiko bencana

II.3.Tahapan-tahapan Bantuan Bencana

Tahapan-tahapan atau fase-fase dalam bantuan bencana dikenal dengan istilah

siklus penanganan bencana (disaster management cycle). Siklus manajemen bencana

menggambarkan proses pengelolaan bencana yang pada intinya merupakan tindakan pra

bencana, menjelang bencana, saat bencana dan pasca bencana, seperti terlihat pada tabel

1 berikut:

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

8

Page 9: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

Kunci Respons pada setiap tahapan

Memahami setiap tahapan dalam manajemen risiko bencana adalah hal yang

sangat penting. Efektifitas manajemen risiko bencana tidak hanya aktivitas pada saat

penanganan bantuan bencana saja, namun meliputi seluruh aktivitas seperti dalam model

4 (empat) fase manajemen risiko bencana sebagai berikut:

1. Tahap preparedness pemerintah perlu menekankan pada keselamatan jiwa masyarakat di

lingkungan wilayah bencana. Praktek manajemen risiko bencana secara terpadu dan

komprehensif mutlak diperlukan. Pada sisi lain, pemahaman bencana pada masyarakat

merupakan bagian penting pada fase ini. Dalam hal ini masyarakat perlu memahami

response dan tindakan mereka dalam peristiwa bencana tersebut.

2. Tahap mitigation manajemen risiko bencana bahwa kegiatan emergency memfokuskan

pada pengurangan akibat negatif bencana. Kunci response selama masa mitigasi meliputi

keputusan tentang pengembangan ekonomi, kebijakan pemanfaatan lahan, perencanaan

infrastruktur seperti jalan dan fasilitas umum dan identifikasi penemuan sumber daya

guna mendukung investasi.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

9

Page 10: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

3. Tahap response sangat diperlukan koordinasi yang baik dari berbagai pihak. Koordinasi

memungkinkan pemberian bantuan kepada masyarakat yang terkena bencana dapat

diberikan secara cepat, tepat dan efektif.

4. Tahap recovery merupakan fase aktivitas penilaian dan rehabilitasi kehancuran akibat

bencana. Pada fase ini ditekankan pada proses pendistribusian bantuan. Proses tersebut

meliputi penentuan dan monitoring bantuan pada masyarakat yang terkena bencana.

Peran Berbagai Pihak

Keberhasilan manajemen risiko bencana tidak terlepas dari peran berbagai pihak

seperti, relawan, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non

Govermental Organization (NGO), pemerintah bahkan masyarakat dunia internasional.

Kerjasama berbagai pihak tersebut akan mempercepat menanggulangi berbagai

persoalan bencana dan meminimalkan dampak risiko yang ditimbulkan akibat bencana

secara cepat dan efektif, baik secara shorter maupun longterm di wilayah yang terkena

musibah tersebut.

Keberhasilan Penanggulangan

1. Koordinasi LSM atau NGO dengan para relawan maupun pemerintah dalam skenario

penanggulangan pasca bencana melalui kegiatan-kegiatan nyata bergantung kepada

orang-orang dan komunitas.

2. Keterlibatan masyarakat merupakan hal yang penting, karena kegiatan komunitas berakar

sangat dalam pada masyarakat dan budaya di sebuah wilayah. Mereka dapat

menunjukkan kebutuhan dan prioritas yang sesungguhnya atas masalah yang dihadapi,

sehingga dapat memberikan respon dan koreksi terhadap rencana yang akan

dilaksanakan dalam menanggulangi bencana.

3. Keberadaan kegiatan komunitas mendorong masyarakat untuk merespon keadaan

darurat secara cepat, efisien, fair serta sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan secara

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

10

Page 11: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

optimal dan efektif. Munculnya partisipasi masyarakat, dalam grup-grup masyarakat,

merupakan bentuk grup grassroot yang berperan penting dalam sistem manajemen

risiko bencana.

II.4.Sistem Manajemen Risiko Bencana di Beberapa Negara

1. Negara-negara Amerika Latin dan Karibia membentuk badan manajemen risiko bencana

nasional untuk mengkoordinasikan aktivitas yang dilakukan dalam program

kesiapsiagaan, pemulihan, response dan rehabilitasi bencana. Organisasi semacam ini

biasanya berada di bawah naungan Departemen Pertahanan atau Departemen Dalam

Negeri, atau Departemen yang setaraf dengan kapasitas nasional.

2. Di India, pada tingkat negara bagian Gujarat saja telah memiliki Gujarat State Disaster

Management Policy (GSDMP) yang dikeluarkan oleh Gujarat State Disaster

Management Authority. Regulasi ini mengatur secara lengkap prinsip-prinsip

penanganan bencana secara lengkap disertai langkah-langkah penanganan sebelum

bencana (predisaster phase), selama bencana (impact phase), dan pasca bencana (post

disaster phase). Ini baru di tingkat negara bagian, belum di tingkat Negara federalnya.

3. Afrika Selatan, republik yang baru sembuh dari diskriminasi rasial selama berpuluh

puluh tahun, juga memiliki kebijakan penanggulangan bencana secara komprehansif

yaitu Disaster Management Act 2002.

1. Kebijakan ini mengatur hubungan antar lembaga pemerintah (intergovermental

structures), hirarki penanganan mulai dari pusat (national disaster management centre),

tingkat propinsi (provincial disaster management centre) hingga sampai tingkat

kota/kabupaten (municipal disaster mangement centre).

2. Pemerintah negara bagian Queensland, Australia juga memiliki Department of

Emergency Services. Departemen ini memiliki The Disaster Management Act 2003, dan

memiliki struktur hirarki mulai dari tate Government Agencies, District, hingga Local

Disaster Management Group

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

11

Page 12: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

3. Pemerintah Korea Selatan, yang semula memfokuskan emergency pada penanggulangan

bencana alam. Oleh karena peristiwa bencana dahsyat yang di alami oleh Korea Selatan

pada Tahun 1990 yaitu

4. bencana yang diakibatkan oleh perbuatan manusia, maka isu kebijakan penanggulangan

bencana di Korea Selatan di fokuskan pada penanggulangan bencana akibat ulah

manusia dari pada bencana alam.

II.5.Sistem Manajemen Risiko Bencana di Indonesia

Pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana

dengan membentuk Badan Koordinasi Nasional (Bakornas). Tugas Bakornas adalah

merumuskan dan menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan serta

memberikan standard dan pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana.

Bakornas menangani kordinasi upaya bantuan dan penyelamatan darurat (emergency

rilief and rescue) bekerjasama dengan Menteri Koordinasi Kesejahteraan Rakyat,

Menteri Sosial, Menteri Perhubungan, Militer, pemda serta institusi swasta.

Manajemen Risiko Bencana di Indonesia pada tingkat nasional ditangani oleh

Badan Koordinasi Nasional (BAKORNAS) atau The National Management Agency.

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas PB) merupakan wadah

koordinasi antar departemen di tingkat pusat. Organisasi ini di bentuk berdasarkan

Perpres No. 83 Tahun 2005, yang dipimpin oleh Wakil Presiden selaku Ketua, yang

berada di bawah serta bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Penaggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi (Bakornas PBP) pada

tingkat nasional, sedangkan pada tingkat propinsi disebut Satuan Koordinasi Pelaksana

Pengungsi (Satkorlak PBP). Satkorlah PBP merupakan organisasi di tingkat propinsi

yang dipimpin oleh Gubernur, yang bertanggung jawab melakukan penanggulangan

bencana di wilayahnya. Adapun tugas utama Satkorlak PBP ini adalah

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

12

Page 13: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Bakornas PBP. Penanganan bencana pada tingkat kabupaten atau

kotamadya dilakukan oleh Satuan Pelaksana (Satlak PBP), dan untuk pelasksanaan di

lapangan ditangani oleh Satuan Gegana (Satgana PBP). Satuan Pelaksana.

Pengungsi (Satkorlak PBP). Satkorlah PBP merupakan organisasi di tingkat

propinsi yang dipimpin oleh Gubernur, yang bertanggung jawab melakukan

penanggulangan bencana di wilayahnya. Adapun tugas utama Satkorlak PBP ini adalah

mengkoordinasikan upaya penanggulangan bencana sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan oleh Bakornas PBP. Penanganan bencana pada tingkat kabupaten atau

kotamadya dilakukan oleh Satuan Pelaksana (Satlak PBP), dan untuk pelasksanaan di

lapangan ditangani oleh Satuan Gegana (Satgana PBP). Satuan Pelaksana

Penanggulangan Bencana (Satlak PB) merupakan organisasi di tingkat Kabupaten /

kotamadya yang dipimpin oleh Bupati atau Walikota, yang bertanggung jawab

menyelenggarakan penanggulangan bencana di wilayahnya dengan tetap memperhatikan

kebijakan dan arahan tehnis dari Bakornas PB, di samping menyelenggarakan

pencatatan yang dilakukan oleh dinas-dinas terkait dan secara periodik melaporkan serta

mempertanggungjawabkan kegiatannya kepada Bakornas melalui Satkorlak PBP.

Undang-undang RI Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

menjelaskan beberapa hal yang berkaitan dengan siklus bencana sebagaimana tersebut

dalam tabel 2 berikut ini.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (disingkat BNPB) adalah sebuah

Lembaga Pemerintah Non Departemen yang mempunyai tugas membantu Presiden

Republik Indonesia dalam: mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

penanganan bencana dan kedaruratan secara terpadu; serta melaksanakan penanganan

bencana dan kedaruratan mulai dari sebelum, pada saat, dan setelah terjadi bencana yang

meliputi pencegahan, kesiapsiagaan, penanganan darurat, dan pemulihan.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

13

Page 14: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

BNPB dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008.

Sebelumnya badan ini bernama Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana

yang dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2005, menggantikan

Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi yang

dibentuk dengan Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001.

Lahirnya UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan

peraturan pelaksana yang sudah dipersiapkan, diharapkan response terhadap situasi

bencana akan menjadi lebih cepat sehingga manajemen risiko bencana menjadi lebih

efektif. Pengelolaan manajemen risiko bencana yang efektif memerlukan kombinasi

empat konsep, yaitu atas semua bahaya, menyeluruh, terpadu dan kesiapan masyarakat.

Pendekatan terpadu pengelolaan bencana secara efektif memerlukan kerjasama aktif dari

berbagai pihak terkait. Artinya, semua organisasi dengan tugasnya masingmasing

bekerjasama dalam mengelola bencana. Masyarakat yang terdiri dari masing-masing

individu diharapkan selalu waspada terhadap bahaya bencana dan tahu bagaimana cara

melindungi dirinya, keluarga rumah, dan harta bendanya dari bahaya bencana. Bila

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

14

Page 15: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

masing-masing dapat melakukan tindakan perlindungan terhadap dampak bahaya

bencana, tentu dapat mengurangi ancaman bahaya bencana. Hal yang perlu diperhatikan

adalah fokus response pada aktivitas preparedness, migitation, response dan recovery

dapat dilakukan dengan baik, sehingga dampak peristiwa bencana akan lebih dapat

diminimalkan.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

15

Page 16: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

BAB III

PENUTUP

III.1.Kesimpulan

1. Bencana alam atau musibah yang menimpa masyarakat dapat datang secara tiba-tiba,

sehingga masyarakat yang berada di lokasi musibah bencana, tidak sempat melakukan

antisipasi pencegahan terhadap musibah tersebut. 87% wilayah Indonesia adalah rawan

bencana alam, atau sebanayak 383 dari 440 kabupaten atau kotamadya merupakan

daerah rawan bencana alam .

2. Pemerintah Indonesia secara resmi dan legal menangani pengelolaan bencana dengan

membentuk Badan Koordinasi Nasional (Bakornas) yang bertugas merumuskan dan

menetapkan kebijakan, mengkoordinasikan pelaksanaan serta memberikan standard dan

pengarahan terhadap upaya penanggulangan bencana di Indonesia.

3. Penanggulangan Bencana di Indonesia berdasarkan Undang-undang RI Nomor 24 Tahun

2007 menjelaskan beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam penanganan bencana

yaitu, Kesiapsiagaan (Preparedness), Mitigasi (Mitigation), Tanggap darurat

(Response), Rehabilitasi / pemulihan ( Rehabilitation / Recovery), dan Rekonstruksi

(Reconstruction. 5. Dalam penanganan bencana di Indonesia diperlukan sinergi dan

koordinasi dari berbagai pihak misalnya, pemerintah, masyarakat, para relawan dan

lembaga swadaya masyarakat bahkan dengan masyarakat internasionnal.

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

16

Page 17: Disk Rist Management

Tugas Mata kuliah Pengetahuan Kebencanaan : “Manajemen Resiko Bencana “

Daftar Pustaka

http://sarjono2299.blogspot.com/2007/05/sekilas-tentang-manajemen-resiko.html

( diakses tanggal 21 – 03 -2015 )

www.academia.edu/3528233/

Aplikasi_Manajemen_Risiko_Bencana_Alam_Dalam_Penataan_Ruang ( diakses

tanggal 21 – 03 -2015 )

http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=250318&val=6691&title=PENGELOLAAN%20MANAJEMEN%20RISIKO

%20BENCANA%20ALAM%20DI%20INDONESIA ( diakses tanggal 22 – 03 -2015 )

https://www.academia.edu/8800887/Penerapan_Manajemen_Risiko_IPC

( diakses tanggal 24 – 03 -2015 )

http://www.slideshare.net/MuhammaddTaqwan/disaster-management-penanggulangan-

bencana

( diakses tanggal 21 – 03 -2015 )

Di susun oleh : Agus Adi Budianto,Dani Lukmansyah,Muhammad Faeza Program Studi Strata 1 Teknik Geodesi Unviersitas Winaya Mukti Bandung

17