DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

31
Laporan Diskusi Prinsip Penanggulangan Bencana Oleh: Azatu Zahirah Sayoeti 1118011018 Marizka Putri 1118011074 Rizqun Nisa A 1118011113 Sandra Rini 1118011121 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

description

oo

Transcript of DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Page 1: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Laporan Diskusi

Prinsip Penanggulangan Bencana

Oleh:

Azatu Zahirah Sayoeti 1118011018

Marizka Putri 1118011074

Rizqun Nisa A 1118011113

Sandra Rini 1118011121

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2016

Page 2: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan diskusi yang berjudul Menjaga Pelayanan

Mutu . Keberhasilan dalam pembuatan laporan kasus ini juga tak lepas dari bimbingan dari

Dosen pembimbing kami juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam

pembuatan laporan kasus ini.

Disini penulis berharap semoga dengan adanya laporan diskusi ini dapat berguna

bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan

laporan kasus ini belum sempurna,untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan pada pembuatan laporan yang

selanjutnya.

Bandar Lampung, April 2016

Penulis

Page 3: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara geografis Indonesia berada dikawasan rawan bencana alam, akibatkegagalan

teknologi dan akibat ulah manusia lainnya. Keadaan ini diperberat dengan adanya

krisis multi dimensi termasuk kerusuhan sosial bernuansa

SARA,kecelakaantransportasi dan industri serta Kejadian Luar Biasa akibat wabah

penyakit menular.

Masalah kesehatan yang terjadi akibat kedaruratan dan bencanamenyebabkan

timbulnya kerugian berupa gangguan kehidupan dan penghidupanmanusia, kerusakan

lingkungan dan sarana kesehatan yang pada gilirannya akanmenghambat laju

pembangunan nasional. Adanya Diskoordinasi dan kelemahanmanajemen

penanggulangan masalah kesehatan akibat kedaruratan dan bencanamerupakan

kendala pencapaian tujuan yang harus dipecahkan.

Perbaikan koordinasi danmanajemen penanggulangan di daerah rawan bencana

merupakan salah satuprioritas upaya kesiapsiagaan. Penanggulangan masalah

kesehatan ini seringdiminati oleh berbagai organisasi termasuk organisasi non

pemerintah (Ornop)dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), namum sering adanya

Ornop yangbekerja pada penanggulangan masalah kesehatan tanpa diketahui oleh

instansikesehatan setempat (Dinkes Kabupaten/Kota) hal ini menyebabkan

adanyatumpang tindih kegiatan penanggulangan terapi dapat juga menyebabkan

masalahyang harus diselesaikan menjadi terlupakan, dan sering terjadi adanya

bantuanyang diterima tidak sesuai dengan kebutuhan secara kuantitas dan jenis

yangdikehendaki.Adanya pedoman koordinasi dimaksudkan untuk meningkatkan

efektifitas,efisiensi dan harmonisasi pelaksanaan penanggulangan.

Page 4: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

B. Tujuan

Umum : Terwujudnya kerja sama berbgai organisasi untuk menanggulangimasalah

kesehatan akibat kedaruratan dan bencana secara harmonis.

Khusus :

1. Berkurangnya tumpang tindih dan celah pelaksanaan penanggulangan masalah

kesehatan.

2. Berkurangnya tumpang tindih dan inefisiensi bantuan kesehatan.

3. Terwujudnya optimalisasi penanggulangan.

4. Terwujudnya pembagian peran dan tanggungjawab yang jelas danmemadai.

5. Terwujudnya kesamaan pandangan, rasionalisasi kebijakan danstandar.

Page 5: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

C. Dasar Hukum

1. UU Nomor 23/1992 tentang kesehatan

2. Keputusan Presiden Nomor : 3/2001 tentang Badan Kordinasi Nasional

Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi ( Bakornas PB-P ).

3. Kepmenkes Nomor : 979/2001 tentang Protap Pelayanan Kesehatan

Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi.

4. Kepses. Bakornas PB-P Nomor : 2/2001 tentang Pedoman Umum

Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi

Page 6: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB II

RUANG LINGKUP DAN BATASAN

ISTILAH PENGERTIAN

A. Ruang Lingkup

Koordinasi penanggulangan masalah kesehatan ini meliputi koordinasi internalberupa

kerja sama lintas program dari sumber daya yang berbeda ( Pemerintah,Ornop, LSM,

Swasta dan Masyarakat ) di daerah rawan bencana, programtersebut antara lain

mengintegrasikan upaya penilaian kebutuhan kesehatanakibat bencana; pelayanan

kesehatan dasar dan spesialistik; perbaikan gizi darurat; imunisasi, pengendalian

vektor, sanitasi dan dampak lingkungan;penyuluhan kesehatan; bantuan logistik

kesehatan dan lain – lain.Koordinasi internal ini mengoptimalkan kegiatan organisasi

pemerintah, nonpemerintah, LSM, dan lain – lain yang mempunyai tugas dan

tanggungjawab yang sama.

B. Batasan Istilah

1. Kedaruratan Kesehatan adalah suatu keadaan/situasi yang mengancamsekelompok

masyarakat dan atau masyarakat luas yang memerlukan responspenanggulangan

sesegera mungkin dan memadai diluar prosedur rutin, danapabila tidak dilaksanakan

menyebabkan gangguan pada kehidupan danpenghidupan.

2. Bencana adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi

secaramendadak atau secara berlanjut yang menimbulkan dampak pada

polakehidupan normal atau kerusakan ekosistem, sehingga memerlukan tindakanluar

biasa sesegera mungkin untuk menyelamatkan kehidupan manusia danlingkungannya

dari ketidak berdayaan dengan menggunakan prosedur nonrutin.

Page 7: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

3. Penanggulangan masalah kesehatan di lapangan yaitu penanggulangan dilokasi

mulai dari tingkat kecamatan sampai pada tingkat Kabupaten/Kota dengan

memperhatikan aspek koordinasi dan kepemimpinan yang didukungoleh sumberdaya

internal dan bantuan dari luar.

4. Koordinasi adalah upaya menyatu padukan berbagai sumberdaya dankegiatan

organisasi menjadi suatu kekuatan sinergis, agar dapat melakukanpenanggulangan

masalah kesehatan masyarkat akibat kedaruratan danbencana secara menyeluruh dan

terpadu sehingga dapat tercapai sasaranyang direncanakan secara efektif dan efisien

secara harmonis.Upaya menciptakan Koordinasi yang baik merupakan salah satu

aspekkesiapsiagaan Penanggulangan Masalah Kesehatan.

Page 8: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB III

MANAJEMEN PENANGGULANGANMASALAH KESEHATAN

A. Kerangka Konsep Koordinasi

Koordinasi memerlukan :

1. Manajemen penanggulangan masalah kesehatan yang baik.

2. Adanya tujuan, peran dan tanggung jawab yang jelas dari organisasi

3. Sumber daya dan waktu yang akan membuat koordinasi berjalan.

4. Jalannya koordinasi berdasarkan adanya pertukaran informasi dari berbagaisumber

informasi yang berbeda.

Page 9: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Untuk memperoleh efektifitas dan optimalisasi sumberdaya PMK

diperlukanpersyaratan tertentu antara lain :

1. Komunikasi berbagai arah dari berbagai pihak yang dikoordinasikan

2. Kepemimpinan dan motifasi yang kuat disaat krisis

3. Kerjasama dan kemitraan antara berbagai pihak

4. Koordinasi yang harmonis

Keempat syarat tersebut dipadukan untuk menyusun :

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengendalian

4. Evaluasi Penanggulangan Masalah Kesehatan

B. Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan

Inti dari manajemen penanggulangan masalah kesehatan yaitu adanya

organisasipenanggulangan yang efektif dan efisien dilandasi dengan

adanyakepemimpinan yang proaktif, mempunyai sense of crisis dan tidak

melupakanbirokrasi yang ada serta didasari adanya hubungan antara manusia yang

baik.

Page 10: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

1. Kepemimpinan situasi krisis

Page 11: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Dari skema diatas komponen kepemimpinan sangat berpengaruh dan mendasaridari

pengambilan keputusan dan motivasi

Hal – hal lain yang mempengaruhi kepemimpinan adalah :

a. Sumber daya yang ada : anatara lain ketersediaan tenaga kesehatan, obat dan alat

kesehatan serta finansial.

b. Kedaruratan Bencana tinbulnya pengalaman penanggulangan bencana sebelumnya,

intensitas bencana, dan jenis bencana.

c. Infra struktur : ketersediaan sarana komunitas, distribusi informasi,dan sarana

transportasi.

2. Manajemen Penanggulangan Masalah Kesehatan :

Kemampuan manajemen penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana

dilapangan memerlukan pokok–pokok kegiatan antara lain :

a. Perencanaan (Planning)

b. Pengorganisasian (Organizing)

c. Pendorongan (motivating)

d. Pengendalian atau kontrol (controlling)

a. Perencanaan (Planning)

1) Perencanaan adalah proses kegiatan pemikiran, dugaan dan penentuan– penentuan

prioritas yang harus dilakukan secara rasional sebelum melaksanakan tindakan yang

sebenarnya dalam rangka mencapai tujuanyang sudah ditetapkan.

2) Perencanaan juga merupakan kegiatan–kegiatan rohaniah sebelummelakukan

tindakan jasmaniah.

Page 12: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

3) Perencanaan itu amat diperlukan dalam rangka mengarahkan tujuan dansasaran

organisasi maupun tujuan suatu program pembangunan, sebabdaripadanya

dipaparkan pula tentang kebutuhan penggunaan tenagakerja, biaya, waktu, peralatan,

dan sumber – sumber (resources) lainnya.

b. Pengorganisasian (Organizing)

1) Pengorganisasian merupakan proses penyusunan pembagian kerjakedalam unit–

unit kerja dan fungsi–fungsinya beserta penetapannya dengan cara–cara yang tepat

mengenai orang–orangnya (staffing) yangharus menduduki fungsi–fungsi itu berikut

penentuannya dengan tepattentang hubungan wewenang dan tanggung jawabnya.

2) Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan pelaksanaan dari

perencanaan, yang penting demi adanya pembagian kerja yangsetepat–tepatnya.

3) Dalam pengorganisasian sangat penting untuk diperhatikan bahwa penetapan

mengenai orang–orangnya haruslah dilakukan secara obyektifdan setelah terlebih

dahulu ditentukan unit–unit kerja dan fungsi–fungsinya.

c. Pendorongan (Motivating)

1) Pendorongan merupakan proses kegiatan yang harus dilakukan untukmembina dan

mendorong semangat kerja dan kerelaan kerja parapegawai ( anggota organisasi)

demi tercapainya tujuan organisasi.

2) Pendorongan itu penting sekali mengingat arti pentingnya faktor manusia dalam

organisasi dan dalam proses produksi.

3) Rangkaian kegiatan pendorongan ini mencakup segi – segi doronganatau

perangsang yang bersifat kerohanian (seperti pemberian kenaikanpangkat, pemberian

Page 13: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

pendidikan dan pengembangan karier, penambahanpengalaman, penyelenggaraan

human relations dengan tepat, pemberiancuti, dan sebagainya ), maupun segi – segi

dorongan kejasmanian (seperti adanya sistem upah dan gaji yang mengairahkan,

pemberiantunjangan –tunjangan serta distribusi sandang dan pangan,

penyediaanperumahan, kendaraan, jaminan – jaminan pemeliharaan kesehatan, dan

lain – lainnya).

d. Pengendalian atau kontrol (Controlling )

1) Pengendalian atau kontrol adalah rangkaian kegiatan yang harusdilakukan untuk

mengadakan pengawasan, penyempurnaan danpenilaian ( evaluation ) untuk

menjamin bahwa tujuan dapat tercapaisebagai mana yang telah ditetapkan dalam

perencanaan. Pengendalianatau kontrol itu perlu untuk mengetahui sampai dimana

pekerjaan sudahdilaksanakan, sumber – sumber yang telah dimanfaatkan, hambatan–

hambatan, dan sebagainya.

2) Dari hasil ( b ), itu dapatlah diadakan penyempurnaan, evaluasi, dan

penentuan tentang perlunya tindakan – tindakan korektif atupun tindak

lanjut yang harus dilakukan, sehingga pemborosan – pemborosan dapat

di hindarkan dan pengembangan – pengembanga selanjutnya dapat di

tingkatkan pelaksanaannya.

Page 14: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB IV

SISTEM KOORDINASI PENANGGULANGANMASALAH KESEHATAN

A. Komponen

1. Badan atau media untuk berkoordinasi

2. Unit atau pihak yang dikoordinasikan

3. Pertemuan reguler

4. Tugas pokok dan tanggung jawab yang jelas

5. Informasi dan laporan

6. Kerjasama pelayanan dan sarana

7. Aturan ( code of conduct ) organisasi yang jelas

Page 15: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

B. Pengorganisasian PMK di tingkat Kabupaten/Kota

Page 16: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

C. Koordinasi pada saat kedaruratan/bencana

Manajemen Penanggulangan bencana dilapangan (tingkat Kabupaten/Kota)

Penanggulangan korban bencana di lapangan pada prinsipnya harus

tetapmemperhatikan faktor safety / keselamatan bagi penolongnya setelah itu

baruprosedur di lapangan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan

penanganan,secara umum pada tahap tanggap darurat dikelompokkan menjadi

kegiatansebagai berikut :

a. Pencarian korban (Search)

b. Penyelamatan korban Rescue)

c. Pertolongan pertama (Live Saving)

Page 17: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

d. Stabilisasi korban

e. Evakuasi dan rujukan

Upaya ini ditujukan untuk menyelamatkan korban semaksimal mungkin guna

menekan angka morbilitas dan mortalitas. Hal dipengaruhi oleh jumlah korban,

keadaan korban, geografi, lokasi, fasilitas yang tersedia dilokasi, dansumberdaya

yang ada. Faktor lain yang juga mempengaruhi adalah : Organisasidi lapangan,

komunikasi, dokumen dan tata kerja.

D. Koordinasi paska kedaruratan / bencana

Koordinasi dan pengendalian di lapangan pasca kerawanan bencana Koordinasidan

pengendalian merupakan hal yang sangat diperlukan dalam penanggulangandi

lapangan, karena dengan koordinasi yang baik diharapkan

menghasilkanoutput/keluaran yang maksimal sesuai sumber daya yang ada

meminimalkankesenjangan dan kekurangan dalam pelayanan, adanya kesesuaian

pembagiantanggung jawab demi keseragaman langkah dan tercapainya standar

penanggulanganbencana di lapangan yang diharapkan.

Koordinasi yang baik akan menghasilkan keselarasan dan kerja sama yangefektif dari

organisasi–organisasi yang terlibat dalam penanggulangan bencanadilapangan. Dalam

hal ini perlu diperhatikan penempatan struktur organisasiyang tepat sesuai dengan

tingkat penanggulangan bencana yang berbeda, sertaadanya kejelasan tugas,

tanggung jawab dan otoritas dan masing–masingkomponen/organisasi yang terus-

menerus dilakukan secara lintas program danlintas sektor mulai tahap persiapan, saat

terjadi bencana dan pasca bencana.

Page 18: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Upaya Pemantauan dan Mobilisasi Sumber Daya yang diberikan pada

korban.Kegiatan pemantauan dan mobilisasi sumber daya dalam penanggulangan

bancana di lapangan pada prinsipnya adalah :

a. Melakukan penilaian kebutuhan dan dampak keselamatan secara cepat(Rapid

Health Assessment) sebagai dasar untuk pemantauan dan penyusunanprogram

mobilisasi bantuan.

b. Melaksanakan skalasi pelayanan dan mobilisasi organisasi yang terkaitdalam

penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana di lapangan,mempersiapkan

sarana pendukung guna memaksimalkan pelayanan.

c. Melakukan mobilisasi tim pelayanan ke lokasi bencana (On Site) beserta

timsurveilans, yang terus menerus mengamati keadaan lingkungan dankecenderungan

perubahan–perubahan yang terjadi.

Kendala Koordinasi

1. Gangguan aksebilitas

2. Gangguan keamanan

3. Pertimbangan politis

4. Keengganan untuk mengamati tujuan

Masalah khusus koordinasi

1. Penundaan inisiatif

2. Keikutsertaan pemerintah sangat minim dengan mempertimbangkan :

a. Tidak prioritas

b. Adanya konflik Pemerintah dengan pihak lain

Page 19: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

c. Badan internasional tidak sepaham dengan Pemerintah

d. Perbedaan tujuan karena adanya konflik internal dalam sektor pemerintah

3. Pembagian tugas tidak berjalan

4. Kerangka waktu tidak disepakati

5. Pengalihan tugas

E. Pelaksanaan Penanggulangan Bencana di Puskesmas Kemiling

Pelaksanaan penanggulangan bencana di Puskesmas Kemiling belum berjalan dengan

baik. Perencanaan dan alur koordinasi ketika terjadi bencana sudah ada, namun hanya

beberapa orang di Puskesmas Kemiling saja yang paham mengenai penanggulangan

bencana, salah satunya adalah Kepala Puskesmas Kemiling. Menurut Kepala

Puskesmas Kemiling, karena wilayah kerja Puskesmas Kemiling relatif aman dari

bencana, penanggulangan bencana tidak terlalu dikuasai. Akan tetapi, ketika terjadi

bencana, Kepala Puskesmas yakin stafnya dapat melaksanakan penanggulangan

bencana karena pada dasarnya seluruh staf sudah pernah mendapatkan pelatihan

penanggulangan bencana atau pernah menjadi sukarelawan ketika terjadi bencana di

luar Puskesmas Kemiling.

Page 20: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

BAB V

PENUTUP

Koordinasi merupakan kegiatan yang sangat tergantung pada kemauan

dankemampuan pihak – pihak yang berkepentingan untuk menyelesaikan

masalahkesehatan.

Untuk itu perlu adanya jiwa kepemimpinan strategis yang melandasi

penanggulanganmasalah kesehatan ini agar memudahkan dan melancarkan koordinasi

itu sendiri.Di daerah rawan kedaruratan dan bencana sangat diperlukan upaya kegitan

koordinasidan peningkatan kualitas kepemimpinan untuk penanggulangan masalah

kesehatanterutama pada tahap tanggap darurat, dimana kelangkaan sumber daya

sering menjadifaktor penghambat, penyulit dan kendala koordinasi.

Dengan adanya acuan dan pedoman bagi petugas kesehatan dan petugas lain

yangterkait maka hasil penanggulangan masalah kesehatan diharapkan menjadi

lebihefisien dan lebih efektif terutama dengan adanya optimalisasi sumber daya

secaraharmonis. Hasil guna dan daya guna penanggulangan masalah kesehatan

sangatdipengaruhi oleh kualitas koordinasi dan kemampuan manajerial pelaksanaan

bantauan kemanusian.

Page 21: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

DAFTAR PUSTAKA

The Management of Nutrition in Major emergency WHO UNHCR ICRC dan

UNHCR Hand Book for emergency, 2nd edition 1991

Disaster Management: A Disaster Managemant Hand Book, Nich Carter, 1991

Refuge Health : An approach to emergency situasions, Medicine Sans Frontiers,

1997

National disaster, Protecting The Publics’s Health, Pan Amerika Health

Organization

Page 22: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

ANALISIS JURNAL

Problem

Petugas kesehatan mempuyai kewajiban dalam menangani pasien akibat bencana

alam. Institusi pendidikan dokter dan kesehatan di Indonesia yang memproduksi

tenaga kesehatan masih dalam tahap awal pengembangan pendidikan interprofesi.

Kenyataannya, tenaga kesehatan belum terbiasa dengan kerja tim untuk melayani

pasien, sehingga mereka belum siap betul dalam merespon masalah kesehatan atau

penyakit yang timbul akibat bencana alam.

Intervention

Intervensi dapat ada ataupun tidak.

Comparison

Perbandingan dapat ada atau tidak.

Outcome

Bagaimana cara agar tenaga kesehatan dapat bekerja sama antar profesi dalam

menghadapi bencana?

Page 23: DISJUM PENANGGULANGAN BENCANA

Critical Appraisal

Validity

Jurnal ini merupakan artikel review. Metode review artikel dalam jurnal ini adalah

dengan menganalisis artikel ilmiah dari jurnal dan buku teks lalu menyajikannya

dalam sebuah karya ilmiah. Jurnal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman

kepada institusi kesehatan tentang konsep interprofessional education (IPE) dalam

kondisi bencana alam.

Importance

IPE merupakan langkah penting dalam mempersiapkan tenaga kesehatan bekerja

secara kolaboratif untuk mengantisipasi penyakit sebagai akibat bencana alam agar

kesembuhan pasien menjadi lebih baik. Pasien adalah fokus utama dari setiap kondisi

darurat seperti pada bencana alam. Dalam kondisi bencana alam, kerja tim yang

efektif merupakan kompetensi penting dalam IPE. Kinerja tim yang tidak efektif

dapat mengakibatkan penanganan pasien yang tidak optimal. Untuk membentuk

generasi muda yang siap menanggapi bencana alam secara kolaboratif, penerapan

perlu dilakukan semenjak masa pendidikan.

Applicability

Studi ini menjelaskan tentang kerjasama antar petugas kesehatan dalam

mengantisipasi penyakit akibat bencana alam. Dalam penerapannya terdapat beberapa

tantangan seperti komitmen dari institusi pendidikan, kesiapan mahasiswa,

kurikulum, teknik manajemen penjadwalan, peralatan dan infrastruktur serta biaya.

Akan tetapi tantangan yang paling penting adalah komitmen institusi pendidikan dan

kesiapan pengajar sebagai fasilitator dalam IPE.

Sumber Jurnal:

Kusumawati W. Bencana Alam dan Pendidikan Interprofesi. Pharmaҫiana. 2015;

5(1): 93-100.