DISIPLIN KARYAWAN
-
Upload
irfan-fahmie -
Category
Documents
-
view
217 -
download
0
Transcript of DISIPLIN KARYAWAN
8/2/2019 DISIPLIN KARYAWAN
http://slidepdf.com/reader/full/disiplin-karyawan 1/5
KELOMPOK 3
NAMA : ALFATH YOGATAMA
AVIVA NURMALIA
IRFAN FAHMI N
DISIPLIN KARYAWAN
PENGERTIAN DISIPLIN
Tindakan yang diambil untuk mengatasi karyawan yang melanggar peraturanorganisasional / karyawan yang kinerjanya sudah menurun.
PROSES DISIPLIN
1. Pembutan sasaran dan peraturan kerja
2. Mengkomunikasikan kinerja yang dituntut dan peraturan kerja tersebut kepada
seluruh karyawan
3. Penerapan tindakan memperbaiki/ tindakan disiplin jika diperlukan
PENDEKATAN DALAM DISIPLIN
Pendekatan disiplin meliputi pendekatan negative dan positif. Beberapa pendekatan
tersebut adalah :
1. Peraturan Kompor Menyala ( Hot Stove Rule )
Orang melihat disiplin ibarat apabila seseorang menyentuh kompor menyala. Adapun
beberapa konsekuensinya, yaitu :
a. System peringatan
b. Suatu yang dapat membakar langsung
c. Konsistensi
d. Bersifat tidak berat sebelah
2. Disiplin Progresif
Pendekatan dimana kesalahan atau pelanggaran yang berikutnya akan memperoleh
hukuman agak lebih berat disbanding kesalahan atau pelanggaran sebelumnya.
8/2/2019 DISIPLIN KARYAWAN
http://slidepdf.com/reader/full/disiplin-karyawan 2/5
3. Disiplin Positif
Peraturan disiplin progresif berfokus pada perilaku masa lalu, sedangkan disiplin
positif dipandang sebagai berorientasi masa depan, yaitu bekerja bersama dengan
karyawan untuk memecahkan masalah, sehingga masalah-masalah tersebut tidak
terjadi lagi. Menurut suatu pengalaman di perusahaan General Electric, cara ini secara
signifikan dapat mengurangi jumlah tindakan disiplin formal.
PROSEDUR MENANGANI KETIDAKPUASAN KARYAWAN
1. PENEGRTIAN
Adalah alat yang sistematik untuk memecahkan masalah ketidaksepakatan atas
kesepakatan kerja bersama dengan memberikan jaminan bahwa syarat-syarat dan
kondisi yang telah disepakati dalam negosisasi telah diimplementasikan secara
memadai. Pada umumnya menyertai perusahaan yang memiliki serikat kerja dan
menggambarkan langkah-langkah yang diambil oleh karyawan, dalam usahanya
untuk meminta suatu tindakan manajemen terhadap suatu hal yang mereka yakinimelanggar kesepakatan kerja bersama, serta digunakan untuk memecahkan hal-hal
yang berkaitan dengan interprestasi terhadap kesepakatan kerja bersama.
2. Prosedur Menangani Ketidakpuasan Karyawan
Langkah-langkahnya adalah :
a. Karyawan bertemu dengan supervisor dan orang yang mengurus kepentingan
serikat pekerja dan mengemukakan ketidakpuasan mereka.
b. Jika ketidakpuasan karyawan tidak dapat mencapai persetujuan pada tahap 1,
diadakan rapat/pertemuan antara manajemen menengah dan petugas serikat kerja.
c. Pada tahap ini, wakil dari manajemen puncak dan dari pimpinan puncak serikatpekerja mencoba untuk mencapai kesepakatan tentang ketidakpuasan karyawan.
d. Kedua belah pihak ( manajemen dan serikat buruh ) bersamaaan menyerahkan
masalah ketidakpuasan karyawan kepada ARBITRATOR untuk mengambil
keputusan.
Terdapat sejumlah prinsip penting yang harus diikuti oleh manajer, yaitu :
1. Menangani setiap ketidakpuasan karyawan secara serius
2. Bekerja sama dengan perwakilan serikat pekerja
3.
Mengumpulkan semua informasi yang tersedia pada ketidakpuasan karyawan4. Menimbang semua fakta yang ada, kemudian segera meberi jawabankepada orang
yang menyuarakan ketidakpuasan karyawan
5. Setelah mencapai persetujuan, berusahalah beralih kepada persoalan yang lain
8/2/2019 DISIPLIN KARYAWAN
http://slidepdf.com/reader/full/disiplin-karyawan 3/5
Disiplin dalam Organisasi Nonserikat Pekerja
Pada umumnya, mempekerjakan karayawan dengan menganut konsep mempekerjakan
semau-maunya ( employment at will ), dimana perusahaan mengangkat karyawan untuk
periode waktu tidak tetap dan karyawan tidak ada kontrak. Namun, situasi tersebut secara
bertahap mulai berubah setelah pemerintah dan para anggota Dewan Legeslatif banyak
mendengar kasus-kasus pemutusan hubungan kerja yang tidak fair dan melibatkan
tuduhan-tuduhan yang tidak beralasan. Adapun pendekatan yang disunakan untuk
menangani ketidakpuasan karyawan pada organisasi nonserikat pekerja pada umumnya
adalah kebijaksanaan pintu terbuka, yang mengizinkan karyawan membawa masalahnya
berturut-turut hingga ke level manajemen yang lebih tinggi.
SISTEM PENGHARGAAN ( REWARD SYSTEM )
PENGERTIAN
Berisi jenis-jenis penghargaan yang ditawarkan dan dibagi-bagikan kepada karyawan.
Jenis-jenis penghargaan tersebut meliputi, baik intrinsic maupun ekstrinsik yang diterima
sebagai hasil melaksanakan pekerjaan.
1. System penghargaan intrinsic
Pengahrgaan intrinsic ditentukan oleh individu dalam interkasinya dengan
pekerjaannya. Walaupun manajemen tidak dapat membagi-bagikan penghargaan
intrinsik, mereka harus merancang pekerjaan sedemikian rupa sehingga penghargaan
intrinsic dapat dicapai oleh karyawan yang memenuhinya.
2. System penghargaan ekstrinsik
Adalah kompetensi secara langsung dikontrol dan disampaikan oleh organisasi danbersifat lebih kasat mata. Sedangkan system penghargaan ekstrinsik mengacu pada
semua penghargaan diluar pekerjaan itu sendiri. System penghargaan ekstrinsik
mencakup baik penghargaan financial maupun nonfinansial yang diberikan oleh
organisasi sebagai usahanya menanggapi baik secara kualitas maupun kuantitas
kinerja karyawan.
3. Interaksi antara pengahargaan intrinsic dan ekstrinsik
Kedua penghargaan tersebut, financial dan nonfinansial semuanya berinteraksi
sebagai bagian dari sitem penghargaan tunggal; mereka tidak independen.
HUBUNGAN PENGHARGAAN DENGAN PEKERJAANBukan hanya diinginkan pada level organisasional atau perusahaan, tetapi juga pada level
individu. Oleh karena itu, organisasi harus dapat mengaitkan antara penghargaan formal,
artinya besarnya tunjangan yang akan diterima oleh karyawan ditentukan oleh kinerja
yang dicapai karyawan bukan ditentukan oleh organisasi/senioritas. Terdapat beberapa
prakondisi yang harus dipenuhi agar dapat mengimplementasikan program upah kinerja
(pay-for-performance program) secara berhasil, meliputi :
8/2/2019 DISIPLIN KARYAWAN
http://slidepdf.com/reader/full/disiplin-karyawan 4/5
1. Percaya pada manajemen
2. Tidak adanya batasan kinerja
3. Adanya supervisor dan manajemen yang terlatih baik
4. Adanya system pengukuran yang baik
5. Kemampuan untuk membayar
6. Jelas perbedaan antara biaya hidup, senioritas, dan merit
7. Kebijaksanaan upah secara keseluruhan dikomunikasikan dengan baik
8. Harus ada skedul penghargaan yang fleksibel
Beberapa hasil studi menunjukan bahwa jika upah tergantung pada kinerja, maka kinerja
individu maupun kelompok secara konsisten akan lebih tinggi dibanding jika tidak ada
ketergantungan tersebut. Selanjutnya teori pengharapan vroom menyatakan bahwa hubungan
kinerja-upah adalah penting untuk memotivasi kinerja. Model pengharapan memiliki tiga
komponen utama, yaitu :
1. Pengharapan2. Perantara
3. Valensi
Sesuai teori pengharapan, dampak motivasional dari kontes tersebut akan tergantung pada :
1. Pengharapan individu tenaga penjual
2. Perantara
3. Valensi (hasrat untuk melakukan perjalanan ke luar negeri)
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PENGHARGAAN EFEKTIF
Untuk memberikan dasar motivasi karyawan organisasi tidak hanya mengadakan system
penghargaan yang memadai, tetapi karyawan harus menyadari bahwa pencapaian
penghargaan yang diinginkan akan mengalir secara langsung dari kinerja yang sukses.
Kesimpulan ini didasarkan pada beberapa teori perilaku, yaitu :
1. Operant Conditioning Theory
Bahwa perilaku yang diberi penghargaan cenderung akan diulang kembali dan
perilaku yang tidak diberi penghargaan cenderung akan menghilang.
2. Teori Pengharapan dan Jalur Sasaran (Path-goal)
Kedua teori tersebut menunjukan bahwa, banyak factor yang menentukan apakah
system penghargaan akan dapat efektif memancing perilaku yang diinginkan dari
karyawan. Factor-faktor tersebut adalah :
8/2/2019 DISIPLIN KARYAWAN
http://slidepdf.com/reader/full/disiplin-karyawan 5/5
a. Karyawan harus melihat keberadaan penghargaan tersebut cukup menarik bagi
mereka
b. Karyawan melihat secara tepat perilaku khusus apa yang akan membawa mereka
kepada penghargaan yang diinginkan
c. Mereka harus kapabel/mampu terhadap perilaku yang diinginkan tersebut dan
kenyataannya memang demikian
d. Ada kaitan langsung antara perilaku dan penerimaan penghargaan, dimana
karyawan harus melihat keterkaitan tersebut
e. Jika kinerja dievaluasi oleh orang lain dan penerimaan penghargaan tergantung
pada evaluasi, dimana karyawan harus melihat bahwa evaluasi tersebut akan
secara tepat dan layak untuk dilaksanakan
3. Teori Keadilan (Equity Theory)
Bahwa, jika suatu system penghargaan efektif dalam memotivasi perilaku, karyawan
harus percaya bahwa system berjalan dengan adil.