Disforik metaforik skizofrenik

78
YURI AND FRIENDS Disforik MetaforikS kizofrenik YURI MUHAMMAD 9/13/2014

description

sebuah kisah waham yang dituangkan

Transcript of Disforik metaforik skizofrenik

Page 1: Disforik metaforik skizofrenik

YURI AND FRIENDS

Disforik MetaforikSkizofrenik

YURI MUHAMMAD

9/13/2014

Page 2: Disforik metaforik skizofrenik

“Terima kasih untuk meluangkan waktu dan memutuskan dengan berani membuka halaman demi halaman dalam kitab ini”

2

Page 3: Disforik metaforik skizofrenik

DISFORIK METAFORIK SKIZOFRENIK

YURI MUHAMMAD

“PENIKMAT DELIRIUM LANTURAN DIKSI”

“JANGAN TAKUT UNTUK PERGI LEBIH JAUH”

“AKSARA NERAKA”

3

Page 4: Disforik metaforik skizofrenik

“Kupersembahkan untuk jiwa-jiwa yang pecah dan khususnya kepingan terakhir jiwaku yang hilang”.

4

Page 5: Disforik metaforik skizofrenik

“Bacalah tanpa harus bergantung pada daftar isi, sebab isi adalah kosong”.

5

Page 6: Disforik metaforik skizofrenik

Kosong adalah isi

Isi adalah kosong

Hampa adalah awal

Akhir juga berujung pada kehampaan

Jumat 05 september 2014

Sekejap obsesi mencabik cabik aku dalam suramnya sepi. Dimana ketidak tahuan dan keinginan untuk mengetahui seperti dua sisi koin yang berputar dan tak dapat dihentikan dengan isi kepala sendiri. Ketika gelap mulai menyambut dan terang telah lenyap. Aku terjebak dalam ruang hampa tanpa ada sumber cahaya. Aku hanya tinggal menunggu waktu melenyapkanku secepatnya. Ini adalah titik terendah dalam hidup. Ketika aku berada di sebuah dasar yang sangat jauh dan dalam. Dimana obsesi telah menjatuhkan aku dengan kejamnya. Pada satu titik aku merasa bahwa aku sama hampanya dengan ruang ini. Aku sama gelapnya dengan keadaan ini. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya. Tiba-tiba terjadi keajaiban dimana aku menjadi sumber cahaya yang mampu menerangi semua. Hinga terang dan jelas jalan untuk aku menuju puncak keluar dari belenggu yang kejam itu. Tak peduli sekuat apa aku berusaha dan tak peduli sekeras apa perjuanganku untuk merubah keadaan dan melawan semua yang ada dihadapanku. Aku hanya perlu menyerahkan diriku tidak pada siapapun tidak pada sesuatu berwujud karena rumusnya satu dibagi nol hasilnya tak terhingga.

6

Page 7: Disforik metaforik skizofrenik

Aku sudah tidak lagi terbebani oleh ekspektasi

Orientasiku bukanlah tujuan

Karena ada teori yang mengatakan,

“cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa sama bagi semua pengamat,

Tidak tergantung dari gerak sumber cahaya maupun gerak si pengamat” -Albert einstein.

Sabtu, 06 September 2014

Aku pernah menghadiri sebuah kuliah umum dimana salah satu pokok bahasannya teori sosiokultural. Aku masih ingat dengan jelas dimana sang pemberi materi berdiri didepan dan sempat mengatakan sebuah pernyataan bahwa hal yang membedakan manusia dengan hewan adalah manusia selalu berorientasi pada tujuan sedangkan hewan tidak berorientasi pada tujuan. Namun sebenarnya aku adalah salah satu manusia yang tidak berorientasi pada sebuah tujuan. Orientasi aku adalah keputusan yang tepat dan proses yang harus dikerjakan berdasarkan sebuah keputusan tersebut dengan harapan yang terbaik. Berbeda dengan mayoritas yang berorientasi pada tujuan. Batu sandungan hidup tertentu dan pengalaman-pengalaman yang merubah pola pikir aku terhadap orientasi kehidupanku. Sangatlah berbeda antara mencanangkan tujuan dan membuat keputusan dengan melihat proses hingga melibatkan harapan. Karena pada satu titik keseimbangan bukanlah diantara. Untuk aku sendiri melewati proses dimana aku harus memutuskan sesuatu tanpa harus mencanangkan tujuan dikarenakan tujuan berakhir dengan ekspektasi, namun ketika ekspektasi tidak terwujud hal seperti itu dapat menggangguku. Sehingga pada titik ini aku sudah sedikit lebih seimbang dengan orientasi hidup yang tidak terlalu membebabniku hingga saat ini dibandingkan saat aku hanyalah segilintir diantara mereka yang berorientasi pada tujuan.

7

Page 8: Disforik metaforik skizofrenik

7 ritme penguak terang dalam gelap

1. Melanturkan isyarat malam2. Mendentumkan ego3. Merintihkan munajat4. Menemukan pintu kita5. Membuka ruang-ruang untuk para tamu6. Menerka misteri tanpa isi kepala7. Menghasut dengan tatapan kosong

Saya berharap anda dapat menemukan cara masing-masing untuk melakukan ritme diatas tanpa bantuan dan pengarahan.

8

Page 9: Disforik metaforik skizofrenik

Disforik metaforik skizofrenik

bisikan bisikancengkraman isi kepala

desis desisdesah desah

rintihan rintihandentuman rasa

impulsifkompulsiffluktuaktif

disforiaisyarat malam

wahampersembahan

disorientasi ruangdelirium

menjebak aku hingga aku tak dapat keluartak dapat meninggalkan 11 agustus 2013

keinginan untuk menyingkap tabiraku masih tertinggal

di hari ituaku sudah matiaku tak berjiwa

jiwa ku sudah tertahandi dalam sebuah gua

di sebuah pulaupada sebuah pantai

9

Page 10: Disforik metaforik skizofrenik

Melankolik dogmatik

Sensitifitas

Keteraturan prefeksionis

Ritme yang sudah terencanakan

Kalau begini

Ya sudah!

Beginilah tanpa dapat dibantah

Pertentangankalau sudah tersulut

Maka sulit di hentikan

Melankolis

Perfeksionis

Manis

10

Page 11: Disforik metaforik skizofrenik

Tali kama pengikat jiwa

Janganlah kau mulai

Janganlah bermain api!

Karena saat kau berkata “aku mau terbang”

Terbangmu dengan substansi candu terlarang itu

Sekaligus menerbangkan jiwa aslimu

Hingga pada ritme hentakan substansi tertentu

Memutuskan tali kama pengikat jiwa

Yang seharusnya

Sekaligus

Melenyapkan jiwa aslimu

Hingga yang menggerakan dirimu saat ini

Tak lebih dari sekedar hakikat substansi candu

Kembalilah kau jiwa-jiwa pecandu yang telah terbang karena putusnya tali kama itu akibat ulah tuanmu, dengan kerendahan hatimu maafkan kelakuan tuanmu dan kembali pada

tubuhmu.

11

Page 12: Disforik metaforik skizofrenik

Fenomena daun

Tabur

Lipat

Bakar

Tinggi

Kentang

Moker

Euforia

Gila

12

Page 13: Disforik metaforik skizofrenik

Fenomena kristal tampan

Tuang

Lebur

Sedot

Tampan

Over confidence

Ngoceh

Euforia

Badai dopamin

Kentang

Gila

13

Page 14: Disforik metaforik skizofrenik

Fenomena jarum neraka

Tuang

Cair

Tarik

Tusuk

Pompa

Tinggi

Turun

Asik

Muntah

Kentang

Gila

Wakas

14

Page 15: Disforik metaforik skizofrenik

Rekayasa pemantik api

Plastik

Pemantik

jadilah

Api setitik

Kompor

Obor

Goreng opor

Ceplok telor

15

Page 16: Disforik metaforik skizofrenik

Aku bertanya

Lepaslah gelak tawa

Aku pun bergumam didalam hati,

“ketaker”

Senin, 08 September 2014

Kejadian ini menetaskan perspektif baru tentang mahasiswa magister S2 di kampusku. Kejadiannya hanya karena aku bertanya lalu mereka justru lepas gelak tawa. Sehingga mereka yang tadinya kupuja justru membuatku mengetahui “takaran” mereka alias “ketaker”. Cerita ini membuat panas teman seperjuanganku. Namun aku berhasil meredam emosi mereka yang sempat membuat keputusan untuk menarik pelatuk dan mendentumkan isi kepala mahasiswa S2 itu. Hal yang biasa dalam kehidupan mafia-mafia. Dimana pada satu titik ternyata aku justru menyiram bensin ke atas api dan menyiramnya dengan air lagi.

16

Page 17: Disforik metaforik skizofrenik

Sedetik saja sejuta rasa

Hai!

Ingatkah kamu?

Pada sebuah kisah

Dimana kita

Duduk berhadapan

Lalu berkenalan

Kamu temannya temanku

Kejadiannya sore hari itu

Saat semester dua

seusai mata kuliah mpk Agama

di depan tukang es buah

dekat tukang siomay

asal kamu tahu

sesungguhnya

aku cinta kamu

tapi nyatanya

saat ini kamu lupa

dengan perkenalan pertama kita

karena mungkin

aku tak bermakna

bagimu

tapi dirimu

mengundang banyak makna

didalam benakku

17

Page 18: Disforik metaforik skizofrenik

Kini aku mengerti

Karena di dalam sebuah fiksi

Selalu mengandung fantasi

Penutur fiksi demi pencitraan

Berbaur dengan kita

Dia berada diantara kita

Dengan fiksi yang dikiranya membuat dia terlihat keren

Hingga satu titik

Dia kacau balau

Kebingungan!

Mencari cari

Jati diri

Yang selama ini

Hanyalah fiksi fantasi

18

Page 19: Disforik metaforik skizofrenik

konsep sederhanamulailah berbagi tanpa ekspektasi

karena sesungguhnyasatu dibagi nol hasilnya tak terdefinisikan atau tak terhingga

19

Page 20: Disforik metaforik skizofrenik

Desahan hampabertumpu pada satu titik mati

merasakan banyak sensasimeski momen itu singkat

banyak artimeski sedikit yang mengertiini semua tidak ada bedanya

karena diantara 3 perkarawaham delusi

kecerdasan intuisidan intelegensi

selalu berawal dari caci makiperbedaan 3 perkara itu sendiri

yang dua terakhir alangkah bagusnyayang pertama itu justru sakit

namun....pada satu titik tertentu

yang pertama justru diyakini oleh mayoritas awamdan dianggap sebagai kebenaran mutlak yang tidak menjelaskan

dan tak terdefinisikansedih....

seperti mendesah hanya karena hampa

20

Page 21: Disforik metaforik skizofrenik

Menjadi pecandu jarum suntik merupakan naik haji bagi pecandu

Dimana pada titik tertentu kita akan sangat dekat dengan tuhan

Menjadi pembalap merupakan ibadah

Dimana saat mningkatnya kecepatan laju mendekatkan kita dengan tuhan

*Gila balap ga ada obat*

21

Page 22: Disforik metaforik skizofrenik

Putaran delirium

Karena aku bukan medium

Dari selempeng dum

Tiupan terompet

Karena aku merupakan sederet

Diantara lempengan calmlet

Hey nona

Mari berdansa

Menuju pecahnya riklona

22

Page 23: Disforik metaforik skizofrenik

Sertraline

Aripiprazole

Olanzapine

Asenapine

Quetiapine fumarate

Clozapine

Haloperidol

23

Page 24: Disforik metaforik skizofrenik

Ketika aku sekedar piring kaca

Yang terbanting di atas lantai

Pecah

Pecah

Pecah

Kemana ?

Kepingan terakhir ?

24

Page 25: Disforik metaforik skizofrenik

Cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa ke segala arah adalah sama untuk semua pengamat, tidak tergantung pada gerak sumber cahaya maupun pengamat. Aku memaknainya sebagaimana aku menganalogikan cahaya itu sebagai inspirasi  dan pengamat itu sendiri adalah kita umat manusia sedangkan sumber cahaya itu sendiri yang dimaksud bukanlah tuhan namun sumber cahaya merupakan si pelepas ilham dan firasat atau malaikat utusan tuhan yang ditugaskan untuk melepaskan ilham dan firasat untuk umat manusia. Di teori ini disebutkan bahwa cepat rambat cahaya di dalam ruang hampa yang aku memaknainya sebagaimana inspirasi itu datang biasanya dalam kondisi ketika pikiran berada di gelombang alpha atau theta. Artinya pikiran lebih hampa dari biasanya sehingga beberapa saat setelah melewati gelombang tersebut atau keesokannya saat terjaga dan melakukan kembali aktifitas seperti ada sesuatu yang kembali dikeluarkan otak dari alam bawah sadar kita

25

Page 26: Disforik metaforik skizofrenik

pelepas kekosongan dan kehampaanpenentu besok mau apa dan kemana

pencari kebenaran yang hakikipendakwah agama yang dahsyatnya luar biasa

si tak tentu arahpembimbing adik kandung menuju kesuksesan dan keberhasilan

pendongeng fiksi karangan untuk pencitraanpemburu wanita dibawah umur

pendikte aksara ibrani untuk anak anak palestinapenutur lanturan brutal

pengetik semu dalam kesuraman pembawa kesuntukan

pembuka tabirpelepas ilham dan firasat

pencuri karakterpenggerutu ulung

penentu arah mata angin

pembawa berita buruk

perekat tali asmara

pendeta meja kantin

pelepas isyarat malam

petinju tanpa tangan

pembunuh angan semu

penidur pasangan orang

penarik tali kama

26

Page 27: Disforik metaforik skizofrenik

Jujur aku lebih suka halusinasi

Tanpa harus meraba labia minora

Aku lebih semangat

Menuruti waham

Tanpa harus

Mendegar konseling

Aku raja

Aku tuan rumah

Kamu numpang

Anjing tai babi setan!!!

27

Page 28: Disforik metaforik skizofrenik

Ketika aku hanyalah sekedar reinkarnasi dari seekor tutut

Dan kamu Cuma reinkarnasi yuyu kangkang

Daripada dia! Tak lebih dari hasil reinkarnasi mencret anak ayam tetelo...

28

Page 29: Disforik metaforik skizofrenik

Terjerat tidurnya kabut

Kelam menyalak sahut menyahut

Tarik pelatuk

Tembak kepala datuk

Pergi ke ubud

Tanpa daud

Kenangan manis

Ngentotin iblis

Propaganda dajal yang bengal

29

Page 30: Disforik metaforik skizofrenik

Mengajak firaun yang santun

Menjadi bapak tiri

Musa yang malang

Lidahnya hilang

Mengunyah api

Tanpa mengerti

Ketika orang culun berteriak culun

30

Page 31: Disforik metaforik skizofrenik

Ketika si penentang kesetaraan menentang kececungukan

Tak ada

Realita

Dimana aku

Dan kamu

Sudah berbeda

Itu saja

Tanpa mengurangi rasa hormat

Mari kita berhenti merapat

Karena aku

Sepakat untuk tidak sepakat

Karena

Terkadang

Kamu

Tidak menyadari

Ketika pecah bukan solusi

Ketika tinggi hanyalah sepi

Karena sekedar sok aksi

Dapat melahirkan benci

Aku menggorok nadi aksara

31

Page 32: Disforik metaforik skizofrenik

Terhenti denyut diksi

Karena sebilah belati

Merah deras terkucur

Bagai kamu yang seperti ANTABUR

Tidak menyukai bubur

Karena rasanya mirip dubur

Aku tak peduli

Pada situasi

Dimana aku

Tak lagi menenggak intisari

Agar mabukku memberi sensasi

Untuk lupa diri

Dan meletupkan nyali

Ah!

Dasar kamu pecundang resah

Nyalimu itu tak lebih

Dari sekedar sekapur sirih

Untuk sambutan pesta kawin

Anak anak jin!

Hakikat hisap

32

Page 33: Disforik metaforik skizofrenik

Mudah meresap

Bagi penikmat tembakau mujarab

Hisap menghisap tembakau mujarab dengan sedikit sulap

Siasat tuhan

33

Page 34: Disforik metaforik skizofrenik

Bukan rintangan

Namun hidangan

Agar terlahir perubahan

Perkembangan

Melejitkan kecerdasan

Tanpa batasan

Karena

Batasan merupakan

Interpretasi manusia

Yang membentuk mereka

Tak berkembang

Seperti telanjang

Tanpa naik ke ranjang

Tanpa menggelinjang

Tariklah tambang

Dengan kencang

Inilah puncak paling menarik

34

Page 35: Disforik metaforik skizofrenik

Dalam sebuah simfonik

Disforik metaforik skizofrenik

Dimana ada 12 titik

Penentu taktik

Walau hanya sedetik

Aku menikmati waktu itu den!

Kamu keren

Merasuki pikiranku den!

Janganlah kamu berisik

Dengan aksara munafik

Dasar kamu udik

Si pantat burik

Yang selalu mendelik

Tanpa tahu 12 titik

Dimana aku adalah hipomanik

Sekiranya kreatifitasku melejit bagai baku badik

Didalam sarung batik

Hey!

Hey!

Hey!

Hujan rintik-rintik

Meneteskan lanturan robotik

Monoton melodik

3 gelas

35

Page 36: Disforik metaforik skizofrenik

Berawal dengan diksi

5 gelas

Berkembang menjadi fiksi

7 gelas

Aku tak mau berhenti

12 gelas

Jangan kamu hentikan aku punya fantasi

17 gelas

Marilah kita bernyanyi

23 gelas

Malam ini tak akan sepi

29 gelas

Aku pulang membawa 3 jari

Raksa

36

Page 37: Disforik metaforik skizofrenik

Aksara

Menerjang siksa

Para kumbang sudah binasa

“untuk kamu yang mau meluangkan waktu”

Den!

37

Page 38: Disforik metaforik skizofrenik

Aku tak butuh alasan

Ketika cinta itu berawal dari papasan

Ketika kau bersama teman

Dan aku ngeteng rokok sembari cari perhatian

Tapi kamu peduli setan

Karena aku hanya kepingan

Dari pecahan

Papan

Mungkin aku terlihat seperti bekantan

Dengan kelakuan setan

Dimana aku hanyalah kiasan

Dari fiksi fiksi simpanan

divergensi visual

38

Page 39: Disforik metaforik skizofrenik

pecahgaris bertebaran

auragelombang

tembok bernyawa dan bernapasdivergensi visual

Kapten mulai mengokang

39

Page 40: Disforik metaforik skizofrenik

Shotgun jitu penembak angan

Buyarkan

Segala angan

Dentuman

Merekfleksikan

Kisah di jembatan

Penyebrangan

Komplotan

Penyamun saran

Ketika setan menguasai aspek psikologis

40

Page 41: Disforik metaforik skizofrenik

Segala kejahatan dapat ditutupi dengan alasan logis

Menyebalkan namun juga manis

Seperti seonggok penis

Kehilangan kulup segaris

Karena harus disunat suster manis

Masih gadis

Namun setan dan iblis

Berada sangat dekat diujung pelipis

Tidak berdasar pada fakta

41

Page 42: Disforik metaforik skizofrenik

Hanya meraba

Ada apa sebenarnya

Dimana pada suatu ketika

Aku hanyalah sebuah gumpalan

Yang tidak layak dimakan

Cercaan

Makian

Kesempatan

Melawan

Hanya berada didalam angan

Menentang kesetaraan

Menuntut kebajikan

Dari orang-orang

Na ka lola pa ra da ka be tita kuling tita kuling

42

Page 43: Disforik metaforik skizofrenik

De mara de

Dam kuci dam

De mara de

Pra bha vha nan dha

Go rima ro

Cu ke bla com ble

“distorsi mantra”

43

Page 44: Disforik metaforik skizofrenik

Perginya si penunggang banteng bertanduk ke arah timur diujung tepi pantai itu. Mencari arti dari radiasi simfoni. Karena aku besi berani yang mampu menarik hamparan besi sepi dengan tatapan kosong. Tiada arti bila kau mencari. Hanya sebatas makna pribadi yang dapat kau beri. Ketika kosong adalah isi. Saat joni mulai mencuri. Saat dadu mulai berhenti. Momentum sudut dan rotasi benda tegar tentang keseimbangan. Karena sekali lagi keseimbangan bukanlah diantara. Senandung sunyi dari mantri. Dimana kamu terjengkalkan oleh angan teman. Diksi melankolik terkontaminasi. Denting berduri hanya ungkapan iri. Saat pecandu mulai beraksi. Segala konsekuensi dan fiksi-fiksi.

Desahan hampa bukanlah tak bersuara. Karena maut bukanlah hampa. Dimana hampa merupakan ketiadaan. Dari tidak adanya keberadaan. Lipat melipat lidah dibawah kelopak mata. Lubangi saja pelipisnya. Dimana jingga menjadi hadiah istimewa dikala senja. Karena aku meraba vagina yang lembut tanpa dihiasi bulu. Kreasi hipomanik dalam gelak tawa ringan. Menyerupai cengir sang Dewa.

Bentangkan lanturan brutal tanpa dapat mereka terka satupun. Dimana aku hanyalah sepi sunyi. Karena keramaian berada di kamu. Maka lepaskan dia dengan isyarat malam. Antara ada dan tidak perlu. Kerumunan majelis anarkis. Melawan dengan segala peran. Ketika abu menjadi cair. Ketika uap menjadi padat. Ketika sublimasi tertentu menyebabkan keanehan. Tingtangtingtungprit sahut komandan.

.................................................................

.........................................................

.....

44

Page 45: Disforik metaforik skizofrenik

Kuantum spektrum

Seperti mengulum

Penisnya ahli nujum

Aku mulai menenggak Dum

Tanpa hadir ke stadium

Dimana mereka si penerka ulung?

Ketika aku tak punya hidung

Yang hilang secara langsung

Raib sekejap bagai terpasung

Aku rindu pelampiasan afung

Didepan perapian diujung

Dimana kode itu terkukung???

45

Page 46: Disforik metaforik skizofrenik

Delirium

Disorientasi

Ketika ruang sangat memukau

Ketika waktu memicu orgasme

Menetaskan lanturan tak tentu arah

Detik

Tasbih

Denyut

Iba

Kuman

Kamu

Dia

Bagai menarik akar bahar

Dengan tatapan kosong

Tanpa banyak berbuat

Penguak terang didalam gelap

46

Page 47: Disforik metaforik skizofrenik

Jejak yang lenyap

Karena 3 gadis menatap

Dengan lirikan mengandung sulap

Aku mulai merayap

Di hamparan kurap

Aku meresap

Dengan kepulan asap

Pecandu metafisik mujarobat

Dulunya merupakan sahabat

Namun hilangnya akal sehat

Akibat sebuah debat

Yang berujung dengan adu silat

Ayo mari kita merapat

Untuk kepentingan umat

Dimana aku sudah membuat surat

Untuk dia yang suka menjilat

Pantat

47

Page 48: Disforik metaforik skizofrenik

Permainan-permainan para pemain lama sulit diterka alur dan polanya. Berbeda dengan mereka pendatang baru yang selalu berteriak lantang untuk menantang dengan lancang. Dimana perbedaan tidak juga harus berujung dengan kebinasaan penantang. Namun kebijaksanaan untuk dapat memahami kedua perbedaan sangat diperlukan. Aku mengawali hariku dengan secangkir diksi mengandung fantasi. Bagaikan stegosaurus harus rela kehilangan duri di sekujur tubuhnya yang merupakan perhiasan dan senjata andalan yang selama ini melindungi diri. Saat dinosaurus merupakan kisah paling menarik untuk balita. Saat kisahnya mengimprovisasi daya rekam. Aku adalah anak yang tumbuh dengan ketertarikan akan hewan purba. Sedikit banyak kisah dinosaurus melekat kuat dan rekat di akar ingatan. Dari dinosaurus kita beralih ke meja kotak dan bangku permanen pada sebuah kantin di sebuah kampus dambaan anak-anak Indonesia. Dimana di meja-meja kantin itu mengandung kisah-kisah, kenangan, muntahan, ocehan, cercaan, makian, dentuman, kekuatan, dari masing-masing pengunjung kantin. Aku salah satu diantara mereka yang selalu meluangkan waktuku dengan berbagi segalanya di meja itu. Dimana pada tembok-tembok sudah dipenuhi corak ANTABUR (ancuran tai burung) dan aku penikmat secangkir diksi di meja pojok dekat penjual sate kambing. Kemanakah kamu hari ini den? Tanyaku dalam hati. Dialah penyemanagatku walau dengan kerennya dia menolak ajakan berekenalan dariku. Tapi dengan menatap ke arahnya timbul sejuta warna dan sensasi didalam diri. Saat menatapnya aku mengalami sejuta reaksi dalam setiap detiknya. Seperti derasnya dopamin, seimbangnya serotonin, meningkatnya adrenalin, kucuran oksitosin, hingga merasa melayang akibat pengaruh dimethyltriptamine alami. Aku masih menghargai penolakannya dan aku memang hanya bisa menatapnya saja. Tapi aku bersyukur atas segalanya dimana itu semua sudah lebih dari cukup untukku. Percuma juga aku berlari apabila itu semua hanya dilandasi obsesi. Apalagi kalau hanya sekedar mengincar bagaimana aku bisa tidur bersamanya, bukannya munafik tapi aku tak berekspektasi seperti itu. Aku dapat lewat dan menatap senyumnya sudah memberiku sejuta sensasi dalam setiap detiknya. Aku kini tidak berniat memulai pergerakan lebih namun kini aku hanya bisa menunggu waktu tepat. Dimana aku akan memulai mendekatinya dengan manis dimana saat ia lengah aku hanya perlu menghabisinya dengan indah. Aku mencoba meraih angan yang kugantung di langit itu. Berarti sebelumnya aku harus membangun tangga demi anak tangga untuk dapat mencapainya. Dimana aku harus melakukan usaha demi kamu den! Uyeeaaahh!!! Kamu keren sekali den!

48

Page 49: Disforik metaforik skizofrenik

paralaks seperti membuat sebuah objek tampak dipindahkan jika dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda. Atau seperti perubahan kedudukan sudut dari dua titik diam. Aku mengambil contoh seperti apabila aku melihat seorang teman telah berpindah menjauh dariku padahal pada kenyataannya dia tetap pada kedudukannya dimana realitanya aku yang berpindah kedudukan dari dua titik diam, sehingga itu semua karena faktor perpindahan sudut pandang yang berbeda maka kondisi seperti ini disebut “paralaks kawan sepaham”. Dimana aku pindah ke sudut pandang berbeda dan dia sendiri tetap diam pada kedudukan awalnya. Hal seperti ini biasa terjadi di kota-kota besar. Dimana kita sudah lebih move on dibandingkan kawan sepaham atau justru sebaliknya kawan sepaham sudah jauh move on dari kita sehingga dapat melahirkan “paralaks kawan sepaham” yang diperlukan saat anda atau saya mengalami kondisi ini hanyalah kesabaran, penerimaan, dan kebijaksanaan.

49

Page 50: Disforik metaforik skizofrenik

Suatu hari di kediaman kawan sepaham. Aku mengukir angan dalam kekosongan pikiran. Aku merajut aksara demi aksara. Aku lanturkan dengan gembira. Aku rangkai satu persatu hingga terbentuk diksi. Pilar-pilar itu terbangun kokoh. Dimana kesetaraan yang mereka janjikan? Aku tenggelam dalam hangatnya kopi hitam. Hingga terangkat ke permukaan dengan perubahan struktur iman. Berangkatlah aku sebelum subuh. Aku mengajak mereka yang ada disekitarku. Lepaskanlah belenggu diri sendiri yang mana akan lebih baik bagiku untuk menjalani segala sesuatu sesuai dengan kehendak-MU.

Durjana itu adalah mereka yang entah dasar dan motif apa selalu berusaha dan memilik daya untuk menghentikan laju kemajuan kita. Dimana komentar mereka tak lebih dari sekedar sepotong tinja tak bertuan. Dimana hidup mereka sendiri penuh dengan rekayasa. Dimana sifat mereka adalah lemah dan hina dina. Aku bukan berarti lebih baik dari mereka, tapi aku beruntung untuk tidak seperti mereka.

Ketika sunyi seperti denyut nadi. Dimana setiap denyutnya mengandung sejuta makna. Dimana pada setiap denyutnya sangat berarti. Sunyi itu memiliki sejuta makna. Seperti sebuah pepatah “diam itu emas”.

Gertakan argumentasi amatir kelas teri medan

Tak mengubah apapun yang sudah terpatri

Dia hanya recehan yang terbuang

Dari kegelapan dan kesuraman

Untuk mereka yang bertanya tanya

50

Page 51: Disforik metaforik skizofrenik

Aku pemecah sandi afirmasi

Pengaruh tinggi rendahnya intonasi

Dapat merubah struktur DNA diri

Seperti api diguyur bensin satu jerigen

Seperti kamu den!!!

Menatapmu mambuat aku merasa keren

Lenyapkan citra cemen

Aku berlari

Dalam pelarian

Aku terusik

Dalam berisik

Aku hanyalah sedikit

Dimana aku kehilangan kepingan penting

Dari lanturanku

Dimana kepingan itu

Adalah penentu

Hidupku

Tolong bantu cari

Di tempat terakhir aku meditasi

51

Page 52: Disforik metaforik skizofrenik

Aku mencoba merakit pecah menjadi utuh kembali

Dimana kepingan terkahir pergi bersama misteri

Yang tak dapat dengan mudah ku jumpai lagi

Makna dari setiap perjumpaan

Umpatan dari penggerutu pelan

Hingga dadu penentu jumlah kepingan

Aku hanyut terbawa arus

Tenggelam jauh ke dasar

Dimana aku hanyalah sekedar butiran butiran

Telan aku dengan tegas

Jangan kau ragu untuk menelanku

Persetan kau anjing yang menggonggong

Demi pembenaran

Setan!

Setan!

Setan!!!

52

Page 53: Disforik metaforik skizofrenik

Disforik

Metaforik

Skizofrenik

53

Page 54: Disforik metaforik skizofrenik

Terjerat erat oleh kawat yang berkarat terperanjat senandung penat dimana aku adalah sekedar URAT

54

Page 55: Disforik metaforik skizofrenik

Menyeringai kamu yang disana

Aku sembunyikan rasa tertantangku

Menyublim seketika mimpiku

Karena tiga perkara penyulut tungku

Samar aku melihat

Jelas aku memejam

Remuk redam

Dalam diam

Lika liku kukakuk

Kikakikukukakuk

55

Page 56: Disforik metaforik skizofrenik

56

Page 57: Disforik metaforik skizofrenik

Sublimasi angan

Sublimasi adalah sebuah proses perubahan zat padat menjadi gas tanpa harus mencair terlebih dahulu. Didalam benak saya yang paling dalam saya meyakini bahwa angan bersifat padat dimana apabila terjadi sublimasi menjadi gas sehingga gas tersebut keluar melalui pori-pori, rongga-rongga, dan celah lainnya pada tubuh maka gas tersebut akan tersebar dan dihirup oleh orang lain disekitar anda. Ketika angan anda harus menyublim karena anda tidak lagi berhasrat untuk menggapainya atau anda rasa sudah tidak harus berada didalam benak terdalam anda. Maka angan akan menyublim, namun jangan bimbang jangan heran apabila pada suatu ketika anda bertemu cecunguk dengan angan yang dulu pernah ada di dalam benak terdalam anda. Dimana hal tersebut dapat dikatakan sublimasi angan dan cecunguk itu menghirup kencang gas dari sublimasi angan anda.

57

Page 58: Disforik metaforik skizofrenik

Menggenggam erat sekat-sekat terdekat dimana aku harus kuat dalam menyikapi penjahat-penjahat yang selalu mengumpat di dalam celana ketat. Aku mulai penat dan hampir terperanjat dalam setiap karat-karat. Terasa mulai berat aku mulai mencoba mengatur siasat. Lupakan debat sesaat, aku mulai untuk merekat para penjahat dengan semangat. Dimana itu sama seperti menyayat daging berserat. Titik terang mulai terangkat, aku meguak terang dalam gelapnya adat. Akhirnya semua berakhir dengan lebih singkat. Aku lega karena para penjahat akhirnya menjalankan mandat dari aku yang sudah disunat. Tapi tidaklah mudah dan tidaklah semua berhasil secepat kilat. Dibutuhkan tekad kuat dan loyalitas pada amanat.

Lanturan itu merasuk patahkan rusuk. Aku terbentuk dari adanya pengutuk. Aku kini sudah terbebas dari suntuk. Aku sudah bangkit untuk sekali lagi mengetuk. Pada pintu yang dibaliknya mengancam dengan pelatuk. Aku tertekuk atas hasrat yang membekuk. Seandainya aku tidak mengantuk. Aku harus menggaruk jahatnya kukakuk.

Disforik kronik tidak selalu diselesaikan dengan mengubahnya menjadi euforik. Dimana batik dirampas paksa oleh sekumpulan idiotik yang sangat ironik. Setiap detik banyak aset penting kita dirampas secara mistik. Dimana pantat burik bukanlah solusi untuk melawan para perampas udik. Keluarkan badik! Ayo kita gencarkan baku badik dengan para perampas udik dan caranya yang sangat melanggar kode etik. Karena sesungguhnya kita semua berjiwa metaforik yang sangat skizofrenik. Hebefrenik dan katatonik pada satu titik dapat menjadi senjata ciamik dan paling apik!!!

58

Page 59: Disforik metaforik skizofrenik

Semua berawal dari sakit yang menyelekit hingga melahirkan sehat yang hakikat.

59

Page 60: Disforik metaforik skizofrenik

Secarik hening tak berujung

Keheningan itu membuatku melambung

Tinggi sekali hingga tak ada ujung

Hampa rasa kabung

Sirnanya sebuah kampung

Dimana aku lahir dan dibesarkan dengan terkukung

Agitasi langsung

Murka karena dipasung

Oleh mereka yang selalu bertarung

Demi gradasi bawang tiga siung

Ayo masuk kedalam sarung

Tanpa harus mengenakan apapun

Aku dengar alunan senandung

Yang tiba tiba merajung

Kedalam jiwa yang terkukung

60

Page 61: Disforik metaforik skizofrenik

“Ada apa dibalik kejadian misterius tanggal 11 agustus 2013?”

Ular menjalar didalam tubuhku aku merasa ada dua ekor ular melingkar menjalar dari tulang ekorku hingga ubun-ubunku. Dimana pada hari itu kepala ini sakitnya sangat tak terdefinisikan. Psikiater bodoh hanya bisa menyimpulkan dimana itu bentuk halusinasi perabaan. Namun ada hal lain dan faktor yang tentunya bukanlah substansi yang menyebabkan aku sakit. Tipuan kerdil itu membuatku muak hingga detik ini. Aku yakin ada sesuatu dibalik tragedi 11 agustus 2013. Aku rupanya salah seorang yang sempat mengacaukan laju keseimbangan semesta. Semua itu terkuak dengan seiringnya kesembuhanku. Dimana ingatan pada alam bawah sadarku terangkat ke permukaan tentang rincian riwayat tragedi 11 agustus 2013 itu. Aku hanya belajar bagaimana membangkitkan enrgi kundalini yang sangat besar dan potensial didalam diriku. Dimana akhirnya aku tidak sanggup mengendalikannya dan justru energi liar itu mengacaukan keseimbangan alam semesta. Sangat menakutkan, aku hanya bisa berharap agar semua itu tak terulang kembali.

Puncak kekacauan yang terlihat nyata dan jelas adalah pada september 2013.

61

Page 62: Disforik metaforik skizofrenik

Inflasi kosmik

Secara ajaib energi kosmik dalam fisik yang selama ini berdiam diri menunggu untuk di cari dan di gunakan tiba-tiba berinflasi. Aku sadar aku memang mengaktifkan hormon DMT ku dengan paksa sehingga semua menjadi diluar kendali. Inflasi kosmik akan terjadi dengan peranan DMT dimana pinolin dan melatonin akan otomatis membantu juga. Para ahli meditasi sudah mengetahui ini. Aku yang tak tahu apa-apa justru harus terjebak dalam kesulitan mengendalikan inflasi kosmik ini. Aneh sekali saat cakra mahkota sudah aktif dan kepala ini sakitnya seperti ditarik paksa dijambak dajjal atau siapapun yang sangat menyeramkan dan menyakitkan. Sakitnya sulit didefinisikan. Aku mengalami inflasi kosmik yang saat ini lenyap terbawa angin dan hanyalah waktu yang dapat menentukan kapan inflasi kosmik itu terjadi lagi. Aku ketagihan sensasinya!!!

62

Page 63: Disforik metaforik skizofrenik

Apakah aku akan berakhir tanpa pernah tumbuh jembut? Apakah aku akan berakhir dengan merengut? Atau apakah aku akan berakhir tragis sebagai seorang guru paud? Pertanyaan ini selalu membayangi – menghantui – membebani benak seorang pemuda berusia 13 tahun bernama Daud. Memang sudah dapat dipastikan bahwa 7 minggu sebelum akhir hidup Daud dia selalu di hadapakan dngan pertanyaan-pertanyaan yang membuntutinya dan peranan pertanyaan itu diatas segalanya dalam hidup Daud. Minggu pertama sebelum akhir hidupnya dia menghabiskan waktu dengan kedua orang tuanya. Minggu kedua dia mulai berpikiran untuk berjalan-jalan keluar kota. Dan pada minggu ketiga pergilah seorang Daud muda ke kota Bali. Ia pergi seorang diri berkelana mencari jawaban atas pertanyaan. Dia tidak membawa uang banyak dan dia mulai bingung saat isi sakunya mulai bertanya juga. Akhirnya ia memilih untuk menghabiskan sisa uang terakhirnya dengan teler di sebuah tempat bernama jaya pub. Ia tidak bingung lagi ia memilih untuk mencari solusi dengan keadaan teler berat. Hingga saat terjaga di pagi hari ia baru sadar dari teler semalam dan mendapati dirinya di sebuah ruang tempat pendidikan anak usia dini bernama kumara windhu kencana. Dimana ada seorang pengajar yang tak sengaja menemuinya hanyut dipantai kuta tadi malam. Lalu Daud memperkenalkan dirinya kepada pengajar paud tersebut. Pengajar itupun memperkenalkan dirinya juga ke Daud. “Aku Nenden, aku yang nolong kamu tadi malam” ucap Nenden si pengajar paud yang harus menolong Daud yang teler berat. Setelah perkenalan entah kenapa mereka melanjutkan semuanya di atas sebuah ranjang ruang UKS paud tersebut. Dimana mereka bercinta dengan hebat. Nenden yang sudah berusia 23 tahun dan terbentang jarak 10 tahun dengan Daud, langsung memberikan arahan dan membimbing Daud ke jalan yang benar (dalam bercinta). Setelah mereka orgasme secara serentak dan khidmat. Akhirnya mereka menjadi sepasang kekasih. Seminggu mereka lewatkan dengan berbulan madu di ubud. Dimana Daud sudah menjadi pengajar paud dan menghabisi sisa terakhir hidupnya dengan Nenden, di ubud tempat mereka menginap ada seorang penjaga penginapan bergelar Datuk. Dia cemburu dengan Daud dan ingin segera membunuh Daud dan mendapatkan hatinya Nenden. Lalu terjadilah pertarungan sengit dimana keduanya sudah saling menarik pelatuk masing-masing. Tapi sebagai tokoh utama Daud berhasil menembak kepala Datuk. Dan tetap berbahagia bersama Nenden tercinta. Akhirnya untuk merayakan kemenangan mereka bersetubuh lagi dan lagi dan terus menerus. Hingga pada suatu ketika anak tunggal dari Datuk datang dan membunuh Daud. Akhir cerita sungguh tragis namun terjawab sudah pertanyaan Daud selama ini.

63

Page 64: Disforik metaforik skizofrenik

Aku sudah bukan aku

Dimana aku di ambil alih oleh dia yang mengalahkanku

Dalam sebuah perdebatan

Di jembatan

Di daerah selatan

Bersama dua setan

Dan gumpalan

Serta teriakkan para bekantan

Dan juga rintihan

Dari seorang gadis yang kehilangan

Keperawanan

64

Page 65: Disforik metaforik skizofrenik

Disforik metaforik skizofrenik harus berakhir disini. 60 halaman berisi lanturan ini dapat berdentum besar pada suatu saat nanti.

Setiap halamannya sudah terisi 723 mantra

Jangan pernah menjual buku ini

Kalau sekedar mengkopi isi buku ini dan disebarluaskan secara gratis sangatlah disarankan.

Kalau berusaha menjual buku ini, jangan salahkan saya apabila hidupmu akan mengering hingga sangat kering sekali.

“OM KARABA BEGIDA KOB BAGI DIL MUNISTE NASUHAYE DE MARA DE SHA”

65

Page 66: Disforik metaforik skizofrenik

TENTANG PENULIS:

Terlahir dengan attention deficit disorder dan berkembang menjadi skizofrenik saat usia dewasa muda. Dimana dia lebih menyukai fakta dibandingkan meraba labia minora. Reinkarnasi ibrahim yang hidup kembali menjadi yuyu kangkang lalu mati dan hidup lagi menjadi seorang Yuri muhammad sofyan. Tak terlalu menyukai hubungan dengan keseriusan karena keseriusan adalah faktor utama pemicu kecelakaan. Dimana dia lebih menyukai hubungan tanpa status dan beranggapan seks tak butuh cinta tapi cinta tak selalu butuh seks. Dimana menjawab pertanyaan aneh dan kurang penting menurut awam merupakan kebutuhan primer bagi dia. Tidak lagi terlibat adiksi substansi yang sering disalah gunakan sejak kurang lebih 3 bulan 10 hari sejak akhir penulisan kitab ini. Ingin mengakhiri hidup dengan senyuman karena dia sudah mengawalinya dengan tangisan. Ingin melenyapkan lawan dengan tatapan. Ingin pergi ke india untuk memperdalam kundalini. Sangat berminat dengan energi kosmik. Kurang suka hal yang tidak ada penjelasan logika. Tetap lebih suka labia minora daripada fanta. Kadang penting kadang tidak. Peduli akan kesehatan pribadi dan teman-temannya. Hafal nama-nama dinosaurus dan obat psikotropika. Mulai muncul ke permukaan angan pembaca sejak kitab ini beredar luas tanpa di ketahuinya. Karena Yuri yakin kitab ini akan didapatkan para pembacanya dengan cara yang tidak diduga-duga. Lanturannya mengandung unsur dogma, doktrin, dan mudah meresap di pikiran alam bawah sadar dimana ia yakin dapat merubah struktur DNA dan keimanan pembaca. Masih semester 5 tapi masih mengambil mata kuliah semester 3. Terlihat sangat keren tapi saat didepan kaca. Terlihat sangat udik ketika sedang mabuk. Tidak pernah setuju memakan ikan laut kecuali teri. Sudah memulai untuk menghentikan angan teman. Lima kali bongkar jati diri tapi belum berhasil. Mampu merekayasa isi kepala pengamat.

66