Disampaikan pada acara SINAS INDERAJA 2019sinasinderaja.lapan.go.id/files/sinasja2019/Materi...

19
DIREKTORAT INVENTARUSASI GRK DAN MPV DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Disampaikan pada acara SINAS INDERAJA 2019 17 JULI 2019

Transcript of Disampaikan pada acara SINAS INDERAJA 2019sinasinderaja.lapan.go.id/files/sinasja2019/Materi...

DIREKTORAT INVENTARUSASI GRK DAN MPVDIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIMKEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

Disampaikan pada acara SINAS INDERAJA 201917 JULI 2019

Outline

I. Kondisi Iklim Global

II. Penjanjian Paris dan NDC Indonesia

III. Status Emisi GRK Nasional

IV.Inventarisasi GRK

V. Potensi Penginderaan Jauh Dalam Inventarisasi Dan Pemantauan GRK

Model RCP (Representative Concentration Pathway) 2.6, 4.5, 6.0 dan 8.5 adalah skenario prediksi perubahan temperatur bumi.

I. KONDISI GLOBALIPCC 2013, Assessment Report 5

Temperatur Global Naik

>20C

IPCC (2013) Figure SPM.7

Data Historis

Prediksi

Temperatur Global Naik

>1,50C

Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Suhu Rata-rata Global Permukaan Bumi

IPCC (2013) Figure SPM.8

1986 - 2001 2081 - 2100

RCP 2.6 RCP 8.5

Dampak Perubahan Iklim

Kesehatan

Pertanian

Kehutanan

SumberDaya Air

Pesisir & Pulau Kecil

• Luas areal pertanian berkurang• Produktivitas lahan turun

• Perubahan tata guna hutan• Konversi hutan

• Kualitas air turun• Kuantitas air berkurang

• Sebagian pesisir tenggelam

• Pulau2 kecil tenggelam

Penyakit berbasis lingkungan

mewabah (DB, malaria)

• Kepunahan spesies• Kerusakan habitat

Spesies & Habitat

Poin-poin penting Perjanjian Paris

1• Membatasi kenaikan suhu global di bawah 2 ᴼC

2• Menyampaikan kontribusi penurunan emisi yang dituangkan dalam NDC

3• Mendorong pendekatan kebijakan dan insentif positif dari sektor

kehutanan (misal dari REDD+) melalui result-based payments

4• Mekanisme market dan non market

5• Meningkatkan kapasitas adaptasi, memperkuat ketahanan serta

mengurangi kerentanan terhadap perubahan iklim.

II. Penjanjian Paris dan NDC Indonesia

NDC Indonesia

BURNATCOMGST

Dipantau

KONTRIBUSI EMISI SEKTORAL TERHADAP EMISI GRK NASIONAL TAHUN 2017

 

Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca dan MPV 2018 37 -

Tahun Energi IPPU Pertanian FOLU Peat Fire Limbah Total

(Gg CO2e) (Gg CO2e) (Gg CO2e) (Gg CO2e) (Gg CO2e) (Gg CO2e) (Gg CO2e)

2015 536.306 49.297,37 111.830 766.194 802.870 106.061 2.372.559

2016 538.025 55.307,45 116.690 545.181 90.267 112.351 1.457.821

2017 558.890 55.394,51 121.686 282.098 12.513 120.191 1.150.772

Pada tahun 2017, sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap emisi GRK

nasional adalah sektor Energi (48%), diikuti oleh sektor kehutanan dan kebakaran

gambut (26%) dan pertanian (11%), sebagaimana Gambar 3-3 (a). Sebaran kontribusi

pada tahun 2017 menunjukkan pergeseran yang signifikan dibandingkan dengan

kontribusi sektoral pada tahun-tahun sebelumnya. Gambar 3-3 (b) dan Gambar 3-3 (c)

menunjukkan bahwa kecenderungan setiap tahun sektor kehutanan dan kebakaran

gambut merupakan sektor penyumbang emisi terbesar terhadap emisi GRK Nasional

yang cenderung mencapai atau melebihi 50% dari total emisi nasional. Pada tahun 2015

dan 2016 berturut-turut sektor kehutanan dan kebakaran gambut menyumbang emisi

sebesar 66% dan 43%. Dengan demikian, pada tahun 2017 terjadi penurunan emisi

sektor kehutanan dan kebakaran gambut yang sangat signifikan.

G K E GRK S T E GRK N

Tahun 2017

Tahun 2016 Tahun 2015

III. STATUS EMISI GRK NASIONAL

Profil Emisi GRK Nasional 2000-2017 (Gg CO2)

Kontribusi CAPAIAN Penurunan Emisi GRK Nasional

0

500

1000

1500

2000

2500

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Em

isi

(Ju

ta t

on

CO

2 e

)

Tahun

Tingkat Emisi Aktual

BAU NDC

7,6

5,8 3,29,1

-3,4

-23,3

10,8 24,7 Proyeksi Terhadap BAU 2030

Menghitung Emisi GRK• Emisi GRK : lepasnya GRK ke atmosfer pada suatu area tertentu dalam jangka waktu

tertentu

• Penghitungan emisi GRK berdasarkan data aktivitas yang dikumpulkan (IPCC Guideline)

• Data aktivitas (DA): besaran kuantitatif kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat melepaskan dan/atau menyerap GRK.

• Faktor emisi (FE): besaran emisi GRK yang dilepaskan ke atmosfer per satuan aktivitas tertentu.

11

IV. INVENTARISASI GRK

KATEGORI EMISI PADA SEKTOR AFOLU

ST

Huta

n La

han

Kerin

g Pr

imer

Huta

n La

han

Kerin

g Se

kund

er

Huta

n M

angr

ove

Prim

er

Huta

n Ra

wa

Prim

er

Huta

n M

angr

ove

Seku

nder

Huta

n Ra

wa

Seku

nder

Huta

n Ta

nam

an

Perk

ebun

an

Pert

ania

n La

han

Kerin

g

Pert

ania

n La

han

Kerin

g Ca

mpu

r

Saw

ah

Tran

smig

rasi

Belu

kar

Belu

kar R

awa

Rum

put

Band

ara

Pert

amba

ngan

Tam

bak

Tana

h Ko

song

Pem

ukim

an

Raw

a

Air

Hutan Lahan Kering Primer √ √ √ √ √ √

Hutan Lahan Kering Sekunder √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Hutan Mangrove Primer √ √ √ √ √ √

Hutan Rawa Primer √ √ √ √ √ √ √ √

Hutan Mangrove Sekunder √ √ √ √ √ √

Hutan Rawa Sekunder √ √ √ √ √ √ √

Hutan Tanaman √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Perkebunan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pertanian Lahan Kering √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Pertanian Lahan Kering Campur √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Sawah √

Transmigrasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Belukar √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Belukar Rawa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Rumput √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Bandara √ √ √ √ √ √ √

Pertambangan √ √ √ √ √ √

Tambak √ √ √ √ √ √ √

Tanah Kosong √ √ √ √

ST Pemukiman √ √ √

Rawa √ √ √ √ √ √ √ √ √

Air √

CL

GL

OL

WL

Tabel Transisi Pengunaan Lahan dari tahun ke-1

(2011) ke tahun ke-2 (2012)

Tahun 2 (2012)

Tahu

n ke

-2 (2

011)

FL CL GL OL WL

FL

Kebutuhan data aktifitas untuk IGRK kategori 3B LandMatriks Transisi Penutupan/Penggunaan Lahan

Emisi GRK dari Kategori 3C1 dan 3C8 Lahan Gambut

Kebutuhan data untuk IGRK kategori 3C1 Biomass Burning – Peat Fire

Lfire = A x MB x CF x Gef

Emisi dari

kebakaran

gambut

Luas area

kebakaran

gambut

Massa bahanbakar (gambut) yang tersedia

Combustion factor

(default = 1.0)

Faktor emisi

Rata-rata kedalaman

gambutterbakar (D)

Bulk density

(BD)

0.33m

(Balhorn

2009)

0.153 ton/m3

(Mulyani

2012)

Corg x 3.67

Perhitungan Emisi GRK dari dekomposisi Gambut

• Ed = Ad * hd * BD * C *3.67• Ad area of decomposed peat,

• hd is depth of peat subsidence,

• BD is peat bulk density, and

• C is peat C content

• hd depend on height of water table (m). Different crop required different height water table. Thus the component, hd * BD * C *3.67converted into emission factor for different land uses

Kebutuhan data untuk IGRK kategori 3C8 Other – Dekomposisi Gambut

Emisi Gambut akibat Dekomposisi

0

1

2

3

4

5

6

7

-120 -100 -80 -60 -20 0

su

bsid

en

ce [

cm

a-1

]

0

As

su

med

em

issio

n

[t CO

2h

a-1

a-1]

8

9

10

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-40

drainage depth [cm]

0

1

2

3

4

5

6

7

-120 -100 -80 -60 -20 0

su

bsid

en

ce [

cm

a-1

]

0

As

su

med

em

issio

n

[t CO

2h

a-1

a-1]

8

9

10

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-40

drainage depth [cm]

V. Potensi Penginderaan Jauh dalam Inventarisasi dan Pemantauan GRK

• Data Perubahan Penutupan lahan

• Data Area Terbakar

• Kedalaman Gambut yang terbakar/subsidence

• Model Pendugaan Water table

Greenhouse Gases Observing Satellite (GOSat) merekam konsentrasi CO2 di atmosfir

Citra series – multi temporal: Resolusi Sedang (Landsat, Sentinel) Resolusi Tinggi

Hotspot (Modis, NOAA) Citra Modis Landsat

LiDar Radar interferometry

Analisis citra – kelembaban tanah Data iklim/cuaca global