Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

29
1 Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 2013 File : Pengembangan Karier Jabatan Fungsional-Kem KP-22 Agust 2013

description

PE NGEMBANGAN KARIER JABATAN FUNGSIONAL. Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si. Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara Jakarta, 20 13. File : Pengembangan Karier Jabatan Fungsional - Kem KP-22 Agust 20 13. 4.467.982 orang. PENDAHULUAN. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

Page 1: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

1

Disampaikan oleh :Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

Deputi Bidang Bina Kinerja dan Perundang-undangan Badan Kepegawaian Negara

Jakarta, 2013File : Pengembangan Karier Jabatan Fungsional-Kem KP-22 Agust 2013

Page 2: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

PENDAHULUAN

4.467.982 orang

Jumlah Pejabat Fungsional Umum dengan tingkat pendidikan mulai dari SD s/d Pasca Sarjana = 1.977.430 (44,26%)

•Struktural •Fungsional Tertentu•Fungsional Umum

= 238.462 ( 5,34%)

= 2.252.090 (50,40%)

= 1.977.430 (44,26%)

Jumlah Pejabat Fungsional Umum dengan tingkat pendidikan mulai dari SLTA s/d Pasca Sarjana = 1.798.551 (40,25%) yang dapat diangkat dalam jabatan Fungsional

Tertentu

A. JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL (kondisi 1 Jan 2013)

Page 3: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

B.B. PNS YANG MENDUDUKI JFU PNS YANG MENDUDUKI JFU UNTUK DAPAT DIANGKAT UNTUK DAPAT DIANGKAT

KE DALAM JFTKE DALAM JFT

SLTA Diploma Sarjana

Pasca Sarjana

Page 4: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

4

( Pasal 17 Ayat 2 UU No. 43 Tahun 1999 )

PNS diangkat dalam jabatan dan pangkat

Pengangkatan dlm jabatan dilaksanakan berdasarkan prinsip profesionalisme, sesuai :

* Kompetensi

* Prestasi kerja

* Jenjang pangkat

* Syarat obyektif lainnya

PENGANGKATAN DALAM JABATAN

Page 5: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

5

PNSdiangkat dalam jabatan dan pangkat

Jabatan strukturalJabatan fungsional

Page 6: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

66

•Manajerial•Fasilitatif

PP. No. 100 Th 1999PP. No. 13 Th. 2002

Perampingan Struktural

•Mandiri•Teknis•Subtantif

PP. No. 16 Th 1994 jo.

PP. No. 40 Th 2010Keppres No. 87 Th. 1999

Pemerkayaan/Pengembangan

fungsi

120 Jab Fung

PP. No.41 Th. 2007

JF Umum

JF Tertentu

staf

KEBIJAKAN PENGANGKATAN DALAM JABATAN

PengangkatanDalamjabatan

PNSProfesional

struktural

Page 7: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

77

Catatan : Jabatan fungsional umum (non angka kredit)

JABATAN FUNGSIONAL :keahlian dan/atau keterampilanspesialistik dan mandiri serta mempunyai kode etik

JABATAN STRUKTURAL :kepemimpinan dan manajerialserta mempunyai kode etik

KOMPETENSI INTIJABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL

Page 8: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

MEKANISME POLA KARIER PNSMEKANISME POLA KARIER PNS

a. Perpindahan dari jabatan struktural ke fungsional dan dari jabatan fungsional ke struktural baik secara horizontal, vertikal maupun diagonal serta perpindahan wilayah kerja;

b. Perpindahan jabatan secara horizontal adalah perpin-dahan jabatan pada tingkat eselon dan pangkat jabatan yang sama;

c. Perpindahan jabatan secara vertikal adalah perpin-dahan yang bersifat kenaikan jabatan (promosi);

d. Perpindahan jabatan secara diagonal adalah perpin-dahan dari jabatan struktural ke fungsional.

Page 9: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

9

PERSPEKTIF PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

1. Kedudukan dalam organisasi jelas

2. Tugas terstruktur dan berjenjang

3. Kemandirian dalam tugas diakui

4. Pengembangan sistem kompensasi

5. Pembentukan nilai melalui etika profesi

6. Kepangkatan tidak terbatas pada jenjang pendidikan seperti halnya jabatan fungsional umum

7. Untuk kenaikan pangkat bisa melampaui pangkat atasan langsung

8. Tidak perlu ujian dinas untuk setiap kenaikan golongan

9. Sepanjang terpenuhi AK yang dipersyaratkan bisa naik pangkat setiap 2 tahun

10.Memiliki kelas jabatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan JFU

Page 10: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

10

PERMASALAHAN JABATAN FUNGSIONAL

1. PNS kurang tertarik menduduki jabatan fungsional;

2. Tunjangan jabatan fungsional dirasakan kurang memadai dibanding dengan jabatan struktural;

3. Kewenangan yang ada pada jabatan struktural di-anggap cukup besar dan memiliki prestise dibanding jabatan fungsional;

4. Diklat penjenjangan jabatan fungsional belum jelas;

5. Masih dipandang sbg jabatan alternatif;

6. Dinamika sekedar utk memperpanjang BUP;

7. Belum kuatnya komitmen pimpinan dalam mengembangkan jabatan fungsional.

Page 11: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

11

TUJUAN PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

1. Peningkatan Produktivitas Kerja PNS

2. Peningkatan Produktivitas Unit kerja

3. Peningkatan Karier PNS

4. Peningkatan Profesionalisme PNS

Page 12: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

12

1. Mempunyai Metodologi

2. Memiliki Etika Profesi

3. Dapat disusun dlm jenjang jabatan

4. Bersifat Mandiri

5. JF tsb diperlukan dalam tupoksi Organisasi

PRINSIP DASAR PENETAPAN JABATAN FUNGSIONAL

Page 13: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

13

KONSEKUENSI PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Organisasi Menjadi Datar ( flat ) dan

mengedepankan peran jabatan fungsional ( kelompok JF )

Page 14: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

14

Utama

Madya

Muda

Pertama

Penyelia

Pelaksana L

Pelaksana

Pelaksana P

* * ( JS )( JS )( 4 th )

( 4 th )

POLA KARIER DALAM JABATAN FUNGSIONAL

Page 15: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

15

PENGANGKATAN DALAMJABATAN FUNGSIONAL

impassing / penyesuaian mengisi formasi yang lowong ( cpns )

perpindahan diagonal dr jabstruk/jabfung lain

Page 16: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

16

1. Menyusun Naskah Akademik2. Menyusun Matrik Butir-Butir Kegiatan3. Melakukan Uji Petik dengan penyebaran kuesioner dan

wawancara4. Tabulasi hasil uji petik5. Validasi penentuan tarif/bobot Angka Kredit6. Penuangan kedalam Rancangan Peraturan Menpan7. Pertimbangan teknis Kepala BKN8. Penetapan Jabatan Fungsional dgn Peraturan Menpan 9. Penetapan Peraturan Bersama Instansi Pembina Jabat-an

Fungsional dan Kepala BKN (Petunjuk Pelaksanaan) 10. Penetapan Petunjuk Teknis oleh Instansi Pembina Jabatan

Fungsional

TAHAPAN DALAM PENYUSUNANJABATAN FUNGSIONAL

Page 17: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

17

1. Menetapkan formasi2. Menetapkan standar kompetensi3. Pengusulan tunjangan4. Melakukan sosialisasi5. Penyusunan kurikulum Diklat6. Penyelenggaraan Diklat7. Pengembangan sistem informasi8. Fasilitasi pelaksanaan9. Fasilitasi pembentukan organisasi profesi10.Fasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi11.Melakukan monitoring dan evaluasi

UPAYA PEMBINAAN PROFESIONALISMEJABATAN FUNGSIONAL

Page 18: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

18

1. Keseimbangan antara beban kerja dan jumlah pegawai

2. Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan formasi:

- Kualifikasi pendidikan

- Tingkat pendidikan :

≥ Sarjana untuk jenjang keahlian

≤ Diploma III untuk jenjang keterampilan

- Sifat / jenis pekerjaan

PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL

Page 19: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

19

Kompetensi yang diperlukan, terdiri dari :

1. Kompetensi dasar (based competency)

2. Kompetensi bidang

PNS yang menduduki jabfung paling tidak memiliki kompetensi minimal yang diperlukan

untuk jabfung yang bersangkutan

PENETAPAN STANDAR KOMPETENSIJABATAN FUNGSIONAL

Page 20: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

20

1. Berdasarkan data lapangan, Instansi Pembina belum optimal melakukan sosialisasi, sehingga belum semua

jabfung diterapkan didaerah

2. Sosialisasi dilakukan pada setiap Instansi yang mene-rapkan jabatan fungsional tersebut (Instansi pusat

dan/atau daerah)

3. Materi sosialisasi

a. Manajeman kepegawaian

b. Substansi/tugas pokok jabfung

SOSIALISASI JABATAN FUNGSIONAL

Page 21: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

21

1. Kurikulum/modul disusun dengan menggunakan metode/media yang sesuai dengan jabfung ybs

2. Disusun berdasarkan tingkat/jenjang jabatan

3. Komponen kurikulum :

a. Tujuan

b. Bahan pembelajaran

c. Proses pembelajaran

d. Penilaian

KURIKULUM / MODUL DIKLATJABATAN FUNGSIONAL

Page 22: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

22

Diklat terdiri dari :

a. Diklat pengangkatan dalam jabatan b. Diklat kenaikan jabatan

Sertifikasi Diklat >>> bekerjasama dgn LAN

DIKLAT JABATAN FUNGSIONAL

Page 23: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

23

Sistem informasi jabatan fungsional perlu dibangun,

untuk akses informasi yang diperlukan stakeholder

yang berkaitan dengan :

a. Penyusunan Formasi Jabatan Fungsionalb. Pembinaan Karier Jabatan Fungsional

c. Penyelenggaraan Diklatd. Peningkatan Kesejahteraan

e. dll

SISTEM INFORMASIJABATAN FUNGSIONAL

Page 24: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

24

Sebagai wadah untuk berkumpul/menyatukan pen-dapat/menyampaikan ide-ide untuk pengembangan

jabatan fungsional tersebut

Perlu disusun kode etik profesi

Saat ini baru ada beberapa jabatan fungsional yang telah dibentuk organisasi profesi, antara lain :

1. IDI Dokter

2. PGRI Guru

3. Forum Komunikasi Auditor Auditor

PEMBENTUKAN ORGANISASI PROFESIJABATAN FUNGSIONAL

Page 25: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

25

Tunjangan jabatan fungsional diusulkan oleh instansi pembina dan ditetapkan dengan Peraturan Presiden

Pertimbangan pemberian tunjangan :

1. Faktor resiko

2. Faktor kelangkaan

3. Sifat/jenis pekerjaan

TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL

Page 26: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

26

1. Untuk mengetahui implementasi kebijakan jabatan fungsional dilapangan

2. Apabila terjadi permasalahan perlu dilakukan revisi/ perubahan

3. Respon monev adalah pejabat fungsional dan pejabat pengelola kepegawaian

4. Quesioner/daftar pertanyaan terdiri dari manajemen kepegawaian dan tugas pokok

MONITORING DAN EVALUASI

Page 27: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

27

1. Pembinaan karier pejabat fungsional menuju puncak jabatan dan pangkat tertinggi.

2. Pembinaan profesi dengan meningkatkan kompetensi demi terwujudnya sosok pejabat fungsional yang profesional dan mandiri.

3. Pembinaan budaya kerja agar kinerja pejabat fungsional menjadi lebih efektif dan efisien.

4. Pembinaan kode etik jabatan fungsional dalam rangka membentuk perilaku yang profesional dan bermartabat.

5. Pembinaan disiplin pejabat fungsional untuk meningkatkan produktifitas kerja dan efisiensi waktu.

6. Pembinaan sistem administrasi, guna menciptakan tertib admi-nistrasi dalam pembinaan dan pengembangan karier jabatan fungsional.

PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL

Page 28: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

28

PENGEMBANGANJABATAN

FUNGSIONAL

2. POLA KARIER PNS, dapat dilakukan melalui pengembangan jabatan struktural dan jabatan fungsional, namun mendasarkan diri pada prinsip “ramping struktur dan kaya fungsi” maka dengan melalui pengem-bangan jabatan akan mengarah pada re-strukturisasi, simplifikasi dan otomatisasi, sebagai bagian dari reformasi birokrasi

3. PENGEMBANGAN POLA KARIER MELALUI JABATAN FUNGSIONAL, jabatan fungsional menjadi salah satu alternatif bagi pening-katan profesionalisme PNS menuju pada SDM PNS yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan organisasi

1. PROFESIONAL & DISIPLIN, untuk menang-gapi tuntutan masyarakat akan pelayanan dan kinerja PNS yang baik sebagaimana tujuan dari reformasi birokrasi

Page 29: Disampaikan oleh : Drs. S.Kuspriyomurdono, M.Si.

29

Terima kasih