Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka...

53
Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengah oleh: Maman Turjaman dan Erdy Santoso Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan Bogor, 31 Maret 2016

Transcript of Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka...

Page 1: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Disain Pembangunan Klaster Gaharu

Di Kabupaten Bangka Tengah

oleh:

Maman Turjaman dan Erdy Santoso

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan

Bogor, 31 Maret 2016

Page 2: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

EXECUTIVE SUMMARY

Gaharu cluster is a model management of integrated gaharu development, coordinated,

programmed, and direct to enhance purpose of sustainable agarwood industry. In the first

step, Forestry office regency has a role to manage and contribute agarwood land plantation

and agarwood seedlings ready to plant, and also seedlings can distribute to forest

communities. Forest extesion has a role to transfer agarwood technology in plantation. In

cluster activity, agarwood plantation is not planted in one rotation only, but sustainable

plantation should programmed because agarwood industry need raw materials in every year.

In agarwood cluster activities, agarwood producing tree plantations will do every year,

because sustainable plantation is needed to provide raw materials of agarwood industry every

year. All stakeholders should give contribution in agarwood cluster, they are forestry and

crop estates office, trading and indutry offices, and other office in province and the ministry

level including Forest Research Institute of Palembang, Natural Conservation Institute,

Watershed Management Institute, and Environment & Forestry Research, Development,

Innovation Agency (FORDA). Agarwood cluster activities need commitment and integration

of programmes among stakeholder. The actual conditions in agarwood cluster is only provide

some agarwood planting activities with the total number of tree around 1 million trees. After

that there is not yet action in programme continues. They would like to continue for doing

inoculation activities in scale up level, and try to develop agarwood product industries. The

main problem is to determine type of inoculant agarwood technology, easy to use, effective,

efficient and chipper. This technology should give good result of agarwood products for

several years, and this product should be accepted by market. In the same time no, there is

some fake inoculant provide by a private company. There is no guarrantee use fake inoculant,

they produce an inoculant with content a chemical liquid.The other important problem is

how to control of attacking pest and disease agarwood plantation in the field. In agarwood

manufacture, they need management system and knowledge of agarwood processing, like

how to agarwood raw material process by machine to get high quality of agarwood chips,

pure agarwood oil, incense product export qualities, agarwood tea, etc.

In this document, we have done some public and consultative meeting to discuss with all

stakeholders involve in agarwood cluter of Central Bangka Regency. We propose the Head

Page 3: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

of Central Bangka Regency or Secretary of Regency as a leader in agarwood cluster. The

integration programmes among stakeholders are important to be sychronized. Key success of

agarwood cluster is coordination and integration agarwood programme with supporting by

the leader and all stakeholders including by farmer group, forestry extention, Bangka

Belitung University to care the progress agarwood cluster industry base in one stop services.

All stakeholders should focus in some segment of agarwood product and capable to get profit

and enhance welfare for forest communities in Central Bangka Regency.

The implementation programme of agarwood cluster will be managed and controlled by head

of Central Bangka Regency, as follows:

1. Secretary of Regency is a responsible to implement agarwood cluster of all

programmes and give report to head of regency every month.

2. Crop Estates and Forestry Office is a responsible to provide raw materials of

agarwood with sustainable plantation in Central Bangka Regency. The office will

propose agarwood plantation activities every year and request enough budget to

implement this programme. In implementation in the field, the office should

coordinate and work together with farmer groups, forestry extentions,Watershed

Management Institute, Natural Conservation Institute, and Forestry Research Insitute.

They work to prepare plantation activities with annual target. Where the nursery will

be established, and when the plantation activity will do and how many hectares should

be planted. The office will do also to manage of agarwood inoculat and inoculation

process in the field. They will coordinate with Bangka Belitung University and

FORDA. They will provide agarwood inoculant laboratory and prepare human

resources for implementing agarwood inoculation in the field.

3. Industry Office has responsibility and work to develop agarwood industry mainly to

prepare infrastructure for agarwood manufacture, workshop, and human resources.

The office will prepare agarwood harvesting and carving in a workshop. Human

resources should be upgrade by in house training and use some modern machinary

for agarwood manufacturing. Agarwood indutry is base on “ zero waste”, they will

use all components of the tree for provide agarwood products.

4. Commercial Trading office is important stakeholder to promote and trade agarwood

in national and international level. The office will do some agarwood exhibiton and

festival in national and international level every year. They will design website for

Page 4: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

agarwood promotion with international language (English, Arabian, Chinese, French,

Spain, Japanese, Korean, etc.).

5. FORDA has a responsible to do reserach, development, and innovation for agarwood

cluster.

Key words : Agarwood cluster, Central Bangka, One Stop Services, Industry and Trading.

Page 5: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

EXECUTIVE SUMMARY

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

II. KONDISI KABUPATEN BANGKA TENGAH

III. DISAIN PEMBANGUNAN KLASTER GAHARU

IV. RENCANA LOKASI KLASTER GAHARU

V. RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN KLASTER GAHARU

VI. KOORDINASI DAN PEMBAGIAN TUGAS DALAM KLASTER GAHARU

VII. PENUTUP

UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komoditi gaharu alam baik dari segi kualitas dan kuantitas semakin menurun di

Indonesia. Ekspor gaharu alam dibatasi oleh kuota karena jenis-jenis Aquilaria dan

Gyrinops telah masuk CITES (Convention on International Trade in Endangered

Species of Wild Fauna and Flora) Appendix II yang jumlahnya tidak lebih dari 700

ton per tahun (Santoso, 2015; Susmianto et al., 2013). Kualitas gaharu yang diekspor

cenderung yang berkualitas rendah seperti kelas mutu abuk untuk produksi minyak

gaharu dan dupa. Alternatif yang berkembang sejak dua dekade ini adalah kegiatan

budidaya pohon penghasil gaharu di Indonesia begitu pesatnya, diperkirakan ada lebih

dari 10 juta pohon telah ditanam di seluruh Indonesia (Santoso et al., 2014). Namun

kegiatan ini masih sporadis dan tidak terstruktur, sehingga produksi gaharu budidaya

belum diatur produksinya mulai dari tingkat petani gaharu, dan belum ada

implementasinya dari pihak pemerintah pusat maupun daerah terutama regulasi

khusus untuk budidaya gaharu.

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi

yang memiliki potensi populasi pohon penghasil gaharu yang cukup tinggi di

Indonesia. Kepedulian komunitas masyarakat di sekitar hutan di Babel mempunyai

kesadaran tinggi untuk membudidayakan pohon penghasil gaharu, dan pemerintah

daerah turut membantu pengembangan gaharu di Babel. Kabupaten Bangka Tengah

telah menyusun “Roadmap pengembangan HHBK kabupaten Bangka Tengah sebagai

klaster gaharu”. Salah satu strategi pengembangan gaharu yang dapat melibatkan

banyak stakeholder di tingkat provinsi/kabupaten adalah pengembangan klaster

gaharu. Klaster gaharu merupakan kegiatan usaha industri gaharu “one stop services”

dimana setiap pelaku usaha dan fasilitator di tingkat provinsi/kabupaten memberikan

kontribusi yang nyata dalam setiap step pembangunan klaster gaharu. Setiap

satker/skpd memberikan andil dan terencana pembiayaan serta implementasi

pengembangan klaster gaharu mulai dari industri hulu, tengah, dan hilir.

Permasalahan teknis pengembangan klaster gaharu yang dihadapi adalah

teknologi inokulasi gaharu yang kompatibel dan konsisten untuk mendukung produksi

Page 7: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

gaharu yang berkesinambungan. Kemampuan SDM di tingkat daerah perlu

ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan singkat yang praktis mulai dari pelatihan

teknologi inokulasi, teknik pemanenan, pengolahan produk, teknik penyulingan

minyak gaharu, teknik produksi dupa, tasbih, gelang, dan lain-lain. Permasalahan

penting yang akan dihadapi adalah serangan hama dan penyakit pada pohon penghasil

gaharu.

B. Tujuan

Penyusunan disain klaster gaharu ini bertujuan untuk memberikan arah

pembangunan klaster gaharu dan menjembatani stakeholder yang terlibat dalam

pengembangan model klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah, dan tentunya

komitmen yang nyata berupa penyediaan anggaran dari masing-masing SKPD,

fasilitas fisik bangunan dan infrastruktur jalan, pelatihan-pelatihan berbasis aplikasi

pembangunan industri gaharu, dan mengawal dan evaluasi kegiatan klaster gaharu

setiap tahunnya. Pembangunan klaster gaharu ini mungkin akan sedikit mengalami

adaptasi karena ada rencana setiap provinsi mulai mengimplementasikan UU No.23

Tahun 2014 yang berkaitan dengan kewenangan kehutanan di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Page 8: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

II. KONDISI KABUPATEN BANGKA TENGAH

Letak Geografis

Kabupaten Bangka Tengah dibentuk pada tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama-sama dengan pembentukan Kabupaten

Bangka Tengah, dibentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Barat dan Belitung

Timur. Wilayah Kabupaten Bangka Tengah terletak di Pulau Bangka. Secara administratif

wilayah Kabupaten Bangka Tengah berbatasan langsung dengan daratan wilayah

kabupaten/kota lainnya di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan wilayah Kota

Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan. Pembentukan Kabupaten Bangka

Tengah tidak semata-mata karena kebutuhan pengembangan wilayah propinsi, tetapi juga

karena keinginan masyarakat di dalamnya, serta upaya untuk mempercepat pembangunan

daerah dan terciptanya pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien.

Pada awal berdirinya tahun 2003, Kabupaten Bangka Tengah memiliki luas daerah lebih

kurang 2.156,77 Km2 atau 215.677 Ha dengan wilayah administrasi 4 kecamatan, 1

kelurahan, 39 desa dan 74 dusun. Pada tahun 2013 luas daerahnya menjadi 2.279, 11 km2

atau 227.911, 33 Ha. Untuk kepentingan akselerasi pembangunan daerah, pada tahun 2012

beberapa wilayah administrasi mengalami peningkatan status sehingga wilayah administrasi

menjadi 6 kecamatan, 7 kelurahan, dan 56 desa. Data terakhir hasil registrasi penduduk

Kabupaten Bangka Tengah pada tahun 2013 menunjukan jumlah penduduk mencapai

162.525 jiwa. Tersebar di Kecamatan Koba sebanyak 34.305 jiwa, Kecamatan Pangkalan

Baru sebanyak 37.029 jiwa, Kecamatan Sungai Selan sebanyak 30.297 jiwa, Kecamatan

Simpang Katis 22.430 jiwa, Kecamatan Namang 14.425 jiwa, dan Kecamatan Lubuk Besar

24.039 jiwa.Berdasarkan data yang tersedia pada tahun 2013, jumlah penduduk laki-laki dan

perempuan di Kabupaten Bangka Tengah relatif sama banyak yakni, penduduk laki-laki

sebanyak 84.761 jiwa atau sekitar 52,15% dari seluruh penduduk dan penduduk perempuan

sebanyak 77.764 jiwa atau 47,85% dari seluruh penduduk atau berbeda hanya 4,00%.

Page 9: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Sosial Ekonomi

Laju pertumbuhan perekonomian di kabupaten Tengah selama tiga tahun terakhir

mengalami penurunan. Awalnya pada tahun 2011 laju ekonomi cukup tinggi mencapai

6,48%, kemudian di tahun 2012 laju ekonomi melambat menjafi 5,97 % dan ditahun 2013

laju ekonomi menurun hanya 5,20%. Tidak beroperasinya perusahaan tambang timah PT

Koba Tin, dan sejumlah smelter maupun aktivitas tambang ternyata berimbas terhadap

pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Bangka Tengah. Dari sektor pertambangan yang

selama ini berlangsung, sektor pertambangan memberi sumbangan sekitar 40% pertumbuhan

ekonomi (Sumber Bangka Pos, 22 April 2015) (http://bangka.tribunnews.com/2015/04/22/pertumbuhan-

ekonomi-bateng-520-persen)

Kondisi Tanah dan Hidrologi

Konfigurasi tanah di Kabupaten Bangka Tengah terdiri dari 4% tanah berbukit seperti

Bukit Mangkol dengan ketinggian sampai 395 m. Jenis tanahnya adalah podzolik coklat

kekuning-kuningan dan litosol berasal dari Batu Plutonik Masam. Selanjutnya 51%

konfigurasi tanah berombak dan bergelombang, tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat

Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu Pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik

Masam. Kemudian 20% berkonfigurasi lembah/datar sampai berombak, jenis tanahnya

termasuk asosiasi Podsolik berasal dari komplek batu pasir dan kwarsit. Sisanya 25% rawa

dan bencah/datar dengan jenis tanahnya termasuk dalam Asosiasi Alluvial Hedromotif dan

Glei Humus serta Regosol Kelabu Muda berasal dari endapan pasir dan tanah liat.Pada

umumnya kondisi pH tanah di Kabupaten Bangka Tengah rata-rata 5, dimana didalamnya

mengandung mineral biji timah dan bahan galian lainnya seperti pasir kwarsa, kaolin, batu

gunung dan lain-lain.

Kabupaten Bangka Tengah mempunyai sungai selindung, sungai mesu, sungai selan,

sungai kurau, dan lain-lain. Pada umumnya sungai-sungai tersebut berhulu di daerah

perbukitan dan pegunungan dan bermuara di pantai laut. Sungai-sungai di Kabupaten Bangka

Tengah berfungsi sebagai sarana transportasi dan belum bermanfaat untuk pertanian dan

perikanan karena para nelayan lebih memilih mencari ikan di laut. Di Kabupaten Bangka

Tengah tidak ada danau alam, tetapi yang ada adalah bekas penambangan biji timah yang

luas dan membentuk danau buatan yang disebut kolong.

Page 10: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Flora dan Fauna

Kelompok flora dari berbagai jenis vegetasi atau jenis pohon hutan tropika yang

termasuk kategori komersial dan beberapa jenis dilindungi adalah dari keluarga

Thymelaeaceae seperti ramin dan gaharu, keluarga Dipterocarpaceae seperti jenis-jenis

meranti, Hopea, Vatica, serta jenis-jenis lain seperti pelawan, mendaru, gelam, bintangur,

mahang, cempedak air, pulai, jenis bakau-bakauan, dan lain-lain. Kelompok fauna yang

ditemukan di kawasan hutan di Kabupaten Bangka Tengah diantaranya adalah rusa, beruk,

monyet, lutung, babi hutan, teringgiling, napuh, musang, murai, tekukur, pipit, kalong, elang,

ayam hutan. Di pulau Bangka tidak ada binatang buas seperti gajah dan harimau, yang dapat

ditemukan di pulau Sumatera.

Kondisi Iklim

Berdasarkan data Stasiun Meteorologi Pangkalpinang, suhu rata-rata di Kabupaten

Bangka Tengah berkisar antara 24-31,60 C, sedangkan kelembaban udara rata-rata bervariasi

antara 80-87 % menurut data pada tahun 2013. Curah hujan terendah pada bulan Agustus

2013, dengan rata-rata curah hujan sebesar 251 mm. Kabupaten Bangka Tengah beriklim

tropis type A dengan besar curah hujan antara 84,5 – 406,2 mm per bulan.

Page 11: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

III. DISAIN PEMBANGUNAN KLASTER GAHARU

A. Pengertian klaster gaharu

Klaster gaharu merupakan suatu unit model usaha produksi gaharu terpadu

yang dikelola bersama-sama oleh para stakeholder ditingkat provinsi/kabupaten.

Kegiatan unit usaha produksi gaharu terpadu ini dimulai dari serangkaian manajemen

dari hulu ke hilir yang tangguh dengan menyediakan bahan baku gaharu yang

berkesinambungan, menyediakan fasilitas produksi, meningkatkan kapasistas

kemampuan SDM, sehingga menimbulkan ekonomi kreatif pengolahan aneka produk

yang efisien, dan melakukan kegiatan promosi produk dan pemasaran yang legal, dan

pemasaran gaharu langsung ke negara konsumen.

Gambar 1. Pengembangan klaster gaharu yang berisi prioritas kegiatan

Page 12: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Klaster gaharu berisi minimal lima kegiatan yang penting untuk dilaksanakan

semua pihak yang terlibat. Konservasi jenis-jenis pohon penghasil gaharu adalah

kegiatan pertama yang harus dilakukan, agar sumber daya alam gaharu kita dapat kita

yang tersisa saat ini dapat diselamatkan dan ditanam dalam bentuk arboretum.

Produksi gaharu yang dimaksud adalah dimulai dari penyediaan bahan baku,

melakukan kegiatan inokulasi, pemanenan, dan pengolahan gaharu. Pemeliharaan

pohon penghasil gaharu dari gangguan hama dan penyakit merupakan titik kritis

kegiatan klaster gaharu. Penelitian teknologi inokulasi tetap harus dijalankan untuk

mendapatkan teknologi inokulasi yang efektif dan efisien, agar setiap pohon penghasil

gaharu yang telah ditanam dapat memproduksi gaharu dengan kualitas yang baik dan

diterima pasar. Menjaga kesehatan pohon penghasil gaharu adalah hal yang prioritas

agar pertumbuhan pohon menjadi maksimal, dan pada waktunya siap diinokulasi.

Untuk itu pencegahan serangan hama dan penyakit lebih diutamakan dibandingkan

usaha pemberantasan, karena pemberantasan tidak akan efektif.

Pemasaran merupakan ujung dari kegiatan klaster gaharu, tanpa ada

penyederhanaan regulasi tata niaga gaharu hasil budidaya, maka kegiatan klaster

gaharu tidak akan bermanfaat bagi masyarakat luas. Kegiatan promosi produk gaharu

masuk dalam kegiatan pemasaran. Promosi dapat berupa mendisain website tentang

produk gaharu, dan memperkenalkan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah.

Website dibuat dalam berbagai bahasa (Inggris, Arab, Mandarin, Jepang, Korea,

Spanyol, Prancis, dan Jerman). Kegiatan lain adalah membuat serangkaian FGD dan

pameran langsung di KBRI/Konjen negara tujuan ekspor. Para pedagang gaharu di

negara tujuan ekspor diundang oleh KBRI untuk mengikuti event-event tentang

klaster gaharu. Pameran gaharu tidak hanyak memperkenal produk-produk gaharu

dari Indonesia, tetapi dimungkinkan untuk dilakukan transaksi pemasaran langsung

dengan para pedagang gaharu di KBRI setempat. Sebagai contoh, setiap tahun RRC

menyelenggarakan pameran gaharu internasional, salah satunya di kota Guang Zhou.

Pameran ini menjadi ajang besar untuk memperkenalkan dan mempromosikan

produk-produk gaharu hasil dari klaster gaharu dari Kabupaten Bangka Tengah.

B. Klaster Gaharu : “One Stop Services”

Ruang gerak klaster gaharu dimulai dari penyediaan bahan baku pohon

penghasil gaharu yang berdasar luas dan jumlah pohon jumlahnya sesuai dengan

Page 13: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

target yang telah dicanangkan dalam roadmap klaster gaharu (Gambar 2). Beberapa

pertanyaan yang bakal timbul adalah, Apa jenis pohon yang akan dikembangkan?

Bagaiamana sistem penanamannya? Apakah pertumbuhan pohon yang ditanam

optimal berdasar kelas diameter dan umur pohonnya? Dimana pohon penghasil

gaharu akan ditanam sebagai bagian dari klaster gaharu? Apakah lokasi perlu satu

hamparan utuh? Bagaimana cara menjaga pohon penghasil gaharu tetap sehat dan

teknik pencegahan hama dan penyakit yang mungkin timbul di tingkat lapangan.

Semua aktivitas kegiatan di klaster gaharu memerlukan investasi biaya yang cukup

besar dan perlu disediakan setiap tahunnya untuk pemeliharaan tanaman.

Proses berikutnya yang penting adalah pemilihan jenis teknologi inokulasi

gaharu yang mampu memproduksi gaharu yang diterima oleh pasar internasional

dengan harga yang kompetitif. Pengujian berbagai sumber inokulan gaharu harus

sudah diuji dari awal dan skala terbatas, sehingga jangan terlalu banyak korban pohon

yang tidak membentuk gaharu. Penentuan teknologi inokulan yang tepat, dapat

memberikan kepastian rasa aman kepada semua pemilik pohon penghasil gaharu.

Pemilihan teknologi inokulasi gaharu didasarkan pada inokulan dihasilkan dari riset

laboratorium yang kompeten dan didukung tenaga ahli. Penilaian inokulan gaharu

juga harus memperhitungkan aspek ekonomi, berapa biaya inokulasi per pohon dan

berapa nilai ekonomi dari gaharu yang dihasilkan. Apa tipe inokulan gaharu yang

digunakan (biologi, kimia, fisika)? Dimana inokulan gaharu dapat diperoleh dengan

mudah? Apakah teknik inokulasinya efektif dan efisien? Semua pertanyaan diatas

harus sudah dijawab dalam manajemen klaster gaharu, sehingga implementasinya

sudah sesuai standar operasional, dan sudah tidak ada keraguan lagi bahwa inokulan

gaharu yang digunakan telah mengalami pengujian dan terbukti menghasilkan gaharu

yang diinginkan oleh pasar.

Page 14: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Gambar 2. Tahapan proses pengembangan gaharu dalam klaster

Bahan baku gaharu merupakan faktor kunci berdirinya industri gaharu.

Penyediaan bahan baku gaharu melalui produksi bibit gaharu unggul dan melakukan

kegiatan penanaman secara massal dalam satu klaster. Jenis-jenis pohon penghasil

gaharu yang utama ditanam adalah jenis Aquilaria malaccensis. Jenis pohon

penghasil yang direkomendasi untuk ditanam adalah A. microcarpa, A. beccariana,

dan A. hirta. Tanggung jawab penyediaan bahan baku adalah Dinas Perkebunan dan

Kehutanan ditingkat Kabupaten Bangka Tengah.

Page 15: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Gambar 3. Peranan Stakeholder dalam klaster gaharu

Klaster gaharu menuntut kesinambungan kerjasama yang intens antar SKPD ditingkat

provinsi/kabupaten, hal ini tidak hanya masalah koordinasi kegiatan, tetapi adanya komitmen

pembiayaan yang disediakan setiap tahun anggaran APBD di Babel (Gambar 3). Peranan

Bappeda baik ditingkat provinsi maupun kabupaten turut merencanakan dan mengaloksikan

anggaran kegiatan klaster gaharu dari masing-masing SKPD. Dinas Kehutanan fokus

menyiapkan lahan dan bahan tanaman penghasil gaharu bersama-sama dengan kelompok

petani gaharu. Kegiatan registrasi pohon secara bertahap harus dilakukan dan nantinya

registrasi pohon dilakukan dengan sistem online. Kebutuhan bahan baku gaharu sudah

diprogramkan sejak awal, misalnya untuk tujuan produksi chips gaharu, minyak gaharu, atau

produksi herbal gaharu. Dinas perindustrian fokus pada kegiatan pengolahan gaharu dan

produk turunannya. Kegiatan ini memerlukan tidak hanya peralatan yang spesifik

peruntukannya, tetapi juga diperlukan keahlian tenaga kerja yang khusus di unit usaha

pengolahan gaharu dibawah koordinasi Dinas Perindustrian. Dinas perdagangan melakukan

Dinhut provinsi

Dinhut kabupaten

BPDAS

BKSDA

KPH-P

Ekonomi kreatif

Page 16: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

kegiatan di hilir terutama menyangkut promosi, tata niaga, dan pemasaran produk gaharu.

Dinas perdagangan dapat membuat website untuk promosi berbagai bahasa (inggris, arab,

china, jepang, korea), outlet ditingkat kabupaten/provinsi, bahkan membuat galeri di Jakarta.

Selain itu promosi produk-produk gaharu setiap tahun juga dapat dilakukan di beberapa

negara konsumen gaharu bekerjasama dengan KBRI/Konsulat Jenderal di negara konsumen

besar gaharu yang dituju.

Gambar 4. Input Teknologi dalam klaster gaharu

Badan Litbang dan Inovasi (BLI) mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan riset

untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam klaster gaharu (Gambar 4). Saat ini ada

empat topik yang memerlukan teknologi dalam klaster gaharu adalah teknologi inokulasi,

hama dan penyakit, grading system, dan teknik pemanenannya. BLI akan memberikan

rekomendasi yang terbaik dalam mencapai target produksi gaharu budidaya dalam sistem

klaster.

Koordinasi dan kerjasama riset dengan Balai Penelitian Kehutanan Palembang dan

Universitas Bangka Belitung harus dilakukan sejak awal, agar pembagian tugas dan

kebutuhan Sumber Daya Manusia dapat dipenuhi untuk melakukan fokus riset dalam klaster

Page 17: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

gaharu di Kabupaten Bangka Tengah. Pembiayaan dialokasikan oleh masing-masing institusi

sesuai program riset yang tercantum dalam dokumen klaster gaharu ini.

Gambar 5. “Capacity Building” yang diperlukan dalam pengembangan klaster gaharu

Pelatihan-pelatihan aplikasi yang diperlukan dalam industri hulu-hilir gaharu dapat

dijadikan kegiatan rutin dalam klaster gaharu (Gambar 5). Kemampuan SDM di klaster

gaharu akan lebih spesifik pada setiap kegiatannya, mulai dari kegiatan pembibitan,

penanaman, produksi inokulan, teknik inokulasi, pengolahan produk, promosi dan

pemasaran.

Pada dasarnya kegiatan promosi dan pemasaran merupakan kegiatan krusial yang akan

dihadapi dalam klaster gaharu. Arahan dari klaster gaharu harus jelas, disegmen produk

gaharu seperti apa kita akan fokus dan menekuninya. Ekonomi kreatif kehutanan harus sudah

Page 18: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

mulai membuka prospek-prospek produk seperti apa yang nantinya akan diinginkan oleh

pasar. Apakah Klaster gaharu di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan menjadikan

daerah kunjungan wisata manca negara (Ecotourism) yang didalamnya mempromosikan

berbagai macam produk gaharu dan turunannya.

Page 19: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

IV. RENCANA LOKASI KLASTER GAHARU

Klaster gaharu sudah mempunyai lokasi kegiatan pengembangan gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah. Lokasi klaster gaharu direncanakan mempunyai luas 40 Ha. Lokasi klaster

gaharu harus ditetapkan oleh Surat Keputusan Bupati Kabupaten Bangka Tengah. Pada tahap

awal pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan bersama BPDAS telah menyusun dokumen

roadmap klaster gaharu pada tahun 2014, dengan intisari kegiatan tertera pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator pengembangan klaster gaharu berdasarkan dokumen Roadmap yang telah disusun

oleh Dinas Perkebunan dan Kehutanan tahun 2014.

No. Sasaran Indikator Sasaran Output

1. Data potensi pohon

penghasil gaharu

Diperolehnya data potensi gaharu di kabupaten

Bangka Tengah

Tiga laporan penelitian

2. Distribusi pohon penghasil

gaharu

-Dokumentasi distribusi pohon penghasil

gaharu secara berkelanjutan

-Data registrasi pohon penghasil gaharu

Satu laporan monitoring

& evaluasi setiap tahun

3. Grand design

pengembangan gaharu

-Dokumen grand design yang telah dilegalisasi

oleh Bupati

Satu dokumen grand

design

4. Regulasi tentang

pengembangan gaharu

-tata niaga/usaha gaharu budidaya Peraturan Bupati

5. Pendampingan/Penyuluhan

berkaitan dengan klaster

gaharu dan bantuan sarpras

-pendampingan penyuluh dalam rangka

pengembangan gaharu di tingkat kelompok

tani

-diperolehnya bantuan sarpras/bahan inokulan

untuk pengembangan gaharu

- laporan pendampingan

oleh para penyuluh

6. Harga gaharu budidaya -adanya grade & SNI

-terbentuknya pasar gaharu budidaya

- dokumen SNI

- pasar gaharu di

kabupaten/provinsi

7. Kelembagaan budidaya

gaharu

-Eselon IV BKSD di kabupaten Bangka

Tengah

- satu Kepala Seksi

BKSDA

8. Pelatihan tentang gaharu

bagi petani

-Pelatihan tentang budidaya, pemeliharaan

tanaman, teknik inokulasi gaharu, dan

pengolahannya.

- meningkatnya

ketrampilan para

penyuluh dan petani

gaharu

9. Pengembangan inokulan

gaharu lokal yang efektif

dan efisien

-jenis inokulan pembentuk gaharu yang unggul

berasal dari Babel

-teknik produksi inokulan yang efektif dan

efisien

- pusat pengembangan

inokulan pembentuk

gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah

10. Peranan HKM, HD, dan

HTR dalam

pengembangan komoditi

gaharu

-mengelola jenis pohon penghasil gaharu

sebagai bahan baku utama dalam klaster

gaharu

-mengembangkan pola agroforestry yg efektif

dan efisien untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat

-sentra hutan gaharu di

areal HKM, HD, dan

HTR

11. Inovasi produk, promosi

dan pemasaran gaharu

-meningkatan ‘capacity building’ untuk

inovasi produk, promosi, dan pemasarannya

-pembangunan sarpras/fasilitas untuk

mendukung proses produksi gaharu, promosi

dan pemasarannya

-pusat perdagangan

gaharu di level kabupaten

dan provinsi

Page 20: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Dokumen Roadmap sudah cukup baik dan terarah, namun ada kendala dalam proses

pelaksanaan di lapangan dan pendanaannya. Perlu komitmen antar stakeholder di Kabupaten

Bangka Tengah, agar implementasi roadmap dapat dijalankan sesuai target yang di harapkan.

Lokasi klaster gaharu menjadi salah satu penentu dalam mensukseskan kegiatan

pembangunan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah. Setiap stakeholder akan fokus

semua kegiatan di lokasi ini. SK penetapan perlu diinformasikan kepada para pejabat

ditingkat kecamatan, dan desa/kelurahan. Perlu disosialisakan juga kepada para pihak

terutama di pelaksana lapangan diantaranya para petani gaharu, kelompok tani, para penyuluh

kehutanan/pertanian.

Tabel 2. Lokasi pengembangan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah

NO KECAMATAN DESA

LUAS (Ha)

1

Kecamatan Lubuk Besar

Desa Trubus 10

2

Kecamatan Pangkalanbaru

Desa Air Mesu 30

Page 21: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

V. RENCANA PROGRAM PEMBANGUNAN KLASTER GAHARU

VI.

Program pembangunan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah dalam jangka

panjang 2015-2030 dilaksanakan dengan program-program sebagai berikut :

A. Program penanaman pohon penghasil gaharu

Gerakan menanam pohon penghasil gaharu perlu dilakukan terus-menerus setiap

musim tanam di Kabupaten Bangka Tengah. Gerakan ini merupakan gerakan bersama antara

pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, petani di sekitar hutan, para penyuluh, dan para

stakeholder lainnya.

Pengaruh yang timbul dari gerakan menanam pohon, adalah petani perorangan maupun

kelompok tani dari Kabupaten Bangka Tengah sudah mulai membudidayakan gaharu secara

swadaya sejak tahun 2001. Penanaman massal gaharu ini dilanjutkan dengan gerakan massal

sejak tahun 2006 melalui gerakan menanam gaharu di tingkat provinsi dan kabupaten

diteruskan dengan gerakan menanam gaharu yang merupakan inisiatif dari kelompok tani

gaharu.

Program penanaman pohon penghasil gaharu pada dasarnya merupakan kelanjutan dari

upaya gerakan menanam gaharu dan berbasis pemberdayaan masyarakat di Kabupaten

Bangka Tengah. Meskipun gerakan penanaman ini menghadapi kendala utama berupa

resistensi masyarakat yang selalu membandingkannya dengan gaharu alam dan tanaman

perkebunan (kelapa sawit dan karet), namun ke depan program ini akan memberikan prospek

yang baik, dan sebagai antisipasi bahwa suatu saat kegiatan penutupan tambang timah pasti

akan terjadi. Pola pikir masyarakat awam menganggap bahwa gaharu alam dapat diperoleh

dengan cara memungut, mempunyai kualitas yang tinggi, dan berharga mahal. Kebalikannya

mereka menganggap hasil dari budidaya gaharu belum ada dan belum bisa dijadikan contoh

yang dapat ditiru. Hal ini terjadi karena di Kabupaten Bangka Tengah, telah beredar banyak

bahan inokulan pembentuk gaharu yang diragukan dalam kemampuan produksinya, dan tidak

konsisten. Harga inokulan gaharu pun tidak masuk akal, karena inokulan yang dijual belum

tentu terbukti menghasilkan gaharu yang memberi keuntungan buat petani gaharu. Untuk itu

diperlukan contoh-contoh berupa ‘kisah sukses’ dengan cara membina dan bekerjasama

dengan inovator-inovator untuk mengembangkan citra usaha gaharu yang menguntungkan.

Prinsip yang ditumbuhkan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah dari gerakan ini

adalah “Menanam pohon penghasil gaharu dapat dianggap sebagai deposito, menanam karet

Page 22: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

dan kelapa sawit sebagai ATM untuk kebutuhan sehari-hari”. Dengan menanam pohon

penghasil gaharu berarti warga sudah mempersiapkan masa depan secara mandiri.

Gambar 6. Aquilaria malaccensis dan Citronella spp.

Jenis-jenis pohon penghasil gaharu yang diprioritaskan adalah jenis lokal yaitu

Aquilaria malaccensis dan A. microcarpa ditanam dengan pola agroforestry mengingat jenis

ini tergolong semitoleran. Tanaman ini dapat dicampur dengan tanaman karet, kelapa sawit,

pisang, kelapa dalam, sereh wangi, dan tanaman pangan lainnya.

Program ini memiliki target terbangunnya pohon penghasil gaharu sebanyak minimal

2.000.000 pohon penghasil gaharu secara lestari, baik dalam bentuk tanaman pekarangan,

tegalan, kebun, hutan rakyat, hutan desa ataupun hutan adat. Pohon penghasil gaharu tersebut

Page 23: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

diharapkan menyebar di seluruh wilayah kabupaten dan setiap tahun dapat ditanam sebanyak

200.000 pohon. Menanam pohon penghasil gaharu di pekarangan dan kebun yang dekat

pemukiman petani gaharu merupakan strategi jitu untuk mengamankan produksi gaharu, hal

ini seperti dicontohkan oleh masyarakat petani gaharu di distrik Assam (India), mereka

menanam pohon penghasil gaharu sebagai pagar pembatas halaman rumah dengan rumah

tetangganya, diperkirakan populasi pohon penghasil gaharu jenis A. malaccensis yang

ditanam melebihi 10 juta pohon di Assam, India.

Untuk mendata populasi jumlah pohon penghasil gaharu di Klaster Gaharu Kabupaten

Bangka Tengah, pihak Dinas Perkebunan dan Kehutanan berkoordinasi dengan BKSDA

Sumatera Selatan untuk mengimplementasikan Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan

Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.25/IV-SET/2014 tentang Tata Cara Registrasi

Penangkaran/Budidaya Gaharu. Peraturan ini berkaitan dengan peran CITES sebagai

organisasi internasional di Geneva (Swiss) yang mengontrol perdagangan gaharu dari jenis-

jenis Aquilaria dan Gyrinops.

B. Program pengembangan inokulasi pembentuk gaharu

Pohon penghasil gaharu dari hasil penanaman pada masa inisiasi, di antaranya sudah

terdapat tanaman gaharu yang memerlukan inokulasi bahkan di antaranya sudah berproduksi.

Inokulasi yang optimal dilakukan pada saat tanaman berumur 6 tahun atau berdiameter 20

cm. Dalam program pengembangan gaharu ini inokulasi secara intensif akan dimulai sekitar

tahun 2017 untuk tanaman tahun 2010-2014, dan akan mulai panen raya sejak tahun 2020.

Dengan jumlah pohon sebanyak 1.500.000 batang, dan jumlah panen (ditebang) sebanyak

150.000 batang, dengan hasil rata-rata 4 kg/batang, produksi gaharu Kabupaten Bangka

Tengah dapat mencapai sekitar 600 ton per tahun.

Proses inokulasi membutuhkan waktu yang cukup lama sampai terbentuknya gaharu

pada gubal tanaman. Inokulasi juga dapat mengalami kegagalan sehingga tanaman tidak

menghasilkan gaharu karena berbagai faktor di antaranya lingkungan. Teknik inokulasi yang

akan dikembangkan adalah teknik biologi yang menggunakan mikroorganisme jamur untuk

menstimulasi tanaman agar menghasilkan gaharu. Pada periode awal akan digunakan

inokulan dari Badan Litbang & Inovasi yang unggul dan bermutu tinggi, selanjutnya akan

diproduksi inokulan unggulan lokal yang dihasilkan dari kegiatan penelitian dan

pengembangan oleh Kabupaten Bangka Tengah.

Page 24: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Pengembangan klaster gaharu Kabupaten Bangka Tengah akan meningkatkan populasi

pohon gaharu secara besar-besaran yang tersebar milik masyarakat petani. Penambahan

populasi ini juga akan membuka peluang bagi usaha produksi dan perdagangan inokulan.

Untuk itu perlu disediakan inokulan unggul yang sudah diuji dan bersertifikat guna

melindungi masyarakat dari spekulan-spekulan atau produsen inokulan yang tidak

bertanggung jawab.

C. Program pengembangan diversifikasi produk gaharu

Pengembangan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah juga dicirikan dengan

pembangunan unit industri pengolahan gaharu. Hal ini sesuai dengan visi dan misi

pembangunan baik jangka menengah maupun jangka panjang, antara lain guna mewujudkan

Kabupaten Bangka Tengah sebagai Klaster pertumbuhan ekonomi regional, meningkatkan

nilai tambah, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta meningkatkan pendapatan asli

daerah (PAD).

Pada dasarnya pengembangan klaster gaharu ini berupaya menarik nilai tambah gaharu

sebanyak mungkin untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat Bangka Tengah sehingga

akan dikembangkan berbagai jenis industri pengolahan mulai dari industri primer hingga

industri turunannya dan industri pengolahan limbah. Dalam tahap awal dibangun industri

penyulingan minyak gaharu terlebih dahulu, dan selanjutnya dikembangkan industri

pengolahan limbah (seperti hio dan obat nyamuk) serta industri turunan (seperti parfum,

sabun dan teh). Pengembangan industri pengolahan ini juga akan mengikuti perkembangan

pasar dengan cara mengembangkan produk-produk yang baru dan inovatif.

Pengembangan industri pengolahan gaharu juga dilaksanakan berbasis masyarakat

sehingga dapat memaksimalkan manfaatnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Dalam klaster gaharu ini akan dikembangkan industri rumah tangga yang melibatkan usaha

kecil menengah dan koperasi.

D. Program pengembangan pemasaran

Aspek pemasaran menjadi salah satu unsur yang sangat penting pada tahapan industri

hilir bagi upaya pengembangan gaharu ini. Keberhasilan aspek pemasaran dapat menjadi

kunci untuk meningkatkan motivasi para petani dan dunia usaha gaharu. Harapannya,

Kabupaten Bangka Tengah dapat menguasai dan memiliki posisi tawar yang kuat dalam

pasar gaharu lokal dan internasional (ekspor). Secara umum, dalam program pengembangan

Page 25: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

pemasaran ini akan dilaksanakan melalui pengembangan produk, promosi dan pameran serta

pengembangan jaringan kerja.

Promosi dan pameran dilakukan baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun

internasional. Di tingkat lokal antara lain dalam bentuk pameran pembangunan.

Selanjutnya, gaharu secara aktif dapat mengikuti pameran dan promosi di tingkat provinsi

dan nasional baik secara mandiri ataupun terintegrasi dengan kegiatan pembangunan

lainnya. Kabupaten Bangka Tengah secara aktif menembus pasar ekspor dengan cara

melakukan promosi dan pameran di negara-negara Timur Tengah, China daratan (Beijing,

Guang Zhou, Hongkong), Korea Selatan, Jepang ataupun di Singapura.

Guna mendukung program pengembangan pemasaran ini akan dilaksanakan

pengembangan jaringan kerja baik secara nasional maupun internasional. Jaringan kerja ini

meliputi instansi pemerintahan maupun non pemerintahan dan dunia usaha. Di tingkat lokal

diperlukan peran aktif dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM.

Pengembangan jaringan pemasaran ini juga melibatkan Kementerian Perdagangan,

Kementerian Perindustrian, kedutaan besar dan konsulat perdagangan sedangkan di luar

pemerintahan, jaringan pemasaran melibatkan asosiasi-asosiasi seperti Asosiasi Gaharu

Indonesia (ASGARIN), Asosiasi Petani Gaharu Indonesia (ASPEGINDO), Himpunan

Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dan Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

E. Program pengembangan ekowisata gaharu

Program yang tidak kalah penting dalam Klaster Gaharu adalah pengembangan

kawasan ekowisata gaharu. Fasilitas atau atraksi utama yang dapat disediakan antara lain

kebun gaharu, proses budidaya, proses inokulasi, produk gaharu, serta kuliner gaharu.

Ekowisata adalah wisata daerah yang masih alami, dimana ekowisata selalu menjaga

kualitas, keutuhan dan kelestarian alam serta budaya dengan menjamin keberpihakan kepada

masyarakat. Sejalan dengan munculnya kecenderungan masyarakat untuk kembali ke alam,

potensi ekowisata di kawasan hutan dengan daya tarik yang tinggi merupakan potensi yang

bernilai jual tinggi sebagai obyek ekowisata sehingga pariwisata alam dikawasan hutan layak

untuk dikembangkan.

Pengembangan ekowisata ini juga dilaksanakan berbasis masyarakat. Hal ini selaras

dengan visi dan misi pembangunan Kabupaten Bangka Tengah, baik dalam jangka

menengah maupun jangka panjang. Sarana prasarana dan fasilitas yang akan dibangun

dapat menjadi obyek wisata, baik pemandangan, proses produksi, maupun kuliner.

Page 26: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Masyarakat dapat dilibatkan antara lain dalam atraksi budidaya, inokulasi, pemanenan,

pengolahan, maupun jasa kuliner. Selain itu, masyarakat juga dapat berpartisipasi dalam

penyediaan sarana pendukung seperti transportasi dan penginapan/hotel sehingga dapat

tercipta iklim investasi dan kesempatan kerja.

F. Program pengembangan perencanaan

Pengembangan gaharu perlu didukung dengan perencanaan yang baik dan matang

agar pelaksanaannya dapat terarah, terukur, efektif dan efisien. Perencanaan dilaksanakan

secara lokal yaitu rencana tahunan dan rencana lima tahunan yang merupakan penjabaran

dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.

Gaharu dikembangkan berbasis masyarakat, sehingga yang memiliki tanaman gaharu

adalah petani yang beragam dan tersebar di seluruh pelosok kabupaten. Pengembangan ini

akan menghadapi tantangan yang besar guna mengatur jenis produk dan kelestarian

produksi karena penentunya masyarakat petani. Di sisi lain, dalam aspek pemasaran

diperlukan adanya pemasokan yang berkesinambungan dan lestari baik dalam jumlah

maupun kualitas. Kabupaten Bangka Tengah perlu mengatur agar tuntutan pasar dan rasa

keadilan di antara produsen (kelompok tani atau koperasi) dapat terpenuhi.

Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk

dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.

Perencanaan mengandung unsur-unsur: kegiatan yang ditetapkan sebelumnya, adanya proses

dan hasil yang ingin dicapai untuk menjadikan Kabupaten Bangka Tengah sebagai klaster

pengembangan gaharu. Dalam hal ini perencanaan mencakup :

a) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan

b) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang

terlibat dalam kegiatan

c) Sebagai pedoman kerja bagi setiap aparatur

d) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui

ketepatan dan kelambatan kerja

e) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja

f) Untuk bahan penyusunan skala prioritas baik sasaran maupun kegiatan

Dalam rangka pengembangan gaharu di Kabupaten Bangka Tengah, langkah

pengembangan perencanaan meliputi :

Page 27: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

a) Asumsi yang terukur. Pengembangan gaharu di Kabupaten Bangka Tengah didasarkan

kepada asumsi yang benar dan terukur

b) Mengidentifikasi potensi. Penyusunan program pengembangan gaharu perlu

memperhatikan potensi sumberdaya alam, jenis pohon gaharu, jenis inokulan, SDM,

produk pengolahan dan pemasaran

c) Menggambarkan potensi secara spesifik. Spesifikasi potensi lebih khusus diamati dan

lebih operasional untuk gaharu alam dan budidaya

d) Menentukan kriteria asesmen. Langkah ini ditempuh guna mengukur ketercapaian

target produksi, pengolahan dan pemasaran

e) Pengelompokan dan penyusunan tujuan. Pengelompokan tujuan merupakan deskripsi

logis dari program pengembangan gaharu

f) Desain strategi. Dibuat sesuai dengan potensi yang telah dirumuskan dan

dikembangkan. Strategi berupa prospektif, tujuan, pre-asesmen (asesmen adiagnostik)

kegiatan yang akan dilakukan dan post-assesmen

g) Mengorganisasikan sistem pengelolaan. Sistem pengelolaan yang terorganisasikan

guna pencapain target

h) Melaksanakan uji coba program. Program yang telah dibuat, dilakukan uji coba dengan

tujuan untuk mengevalusi efektifitas strategi instruksional, tuntutan program, ketepatan

alat, efektifitas sistem pengelolaan

i) Memperbaiki program. Perbaikan program dilaksanakan berdasarkan umpan balik dari

pengalaman yang dimiliki aparatur, petani gaharu dan para pengusaha gaharu,

program dilaksanakan mulai tahun 2016

G. Program pengembangan dan peningkatan sumberdaya manusia (SDM)

Kabupaten Bangka Tengah sedang berusaha mengejar ketertinggalan dalam

pengembangan sumberdaya manusia melalui pembangunan pendidikan dan latihan yang

berkualitas. Dengan dilaksanakannya pendidikan formal dan non formal serta pelatihan dan

penyuluhan diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya peningkatan sumberdaya

manusia baik aparatur pemerintah, masyarakat dan kalangan dunia usaha.

Sumberdaya manusia merupakan faktor penting agar tujuan pengelolaan sumberdaya

alam dapat tercapai dengan baik dan benar. Cita-cita Kabupaten Bangka Tengah menjadi

Klaster pembangunan gaharu membutuhkan tidak sedikit sumberdaya manusia. Sifat umum

sumberdaya manusia yang dibutuhkan yaitu berahlak mulia; mempunyai tanggung jawab

yang besar; berani menanggung resiko; berdedikasi tinggi; mau bekerja keras; mempunyai

Page 28: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

integritas tinggi; berjiwa pancasila dan mempunyai kebanggaan serta mencintai tanah air

Indonesia. Di samping syarat-syarat umum tersebut terdapat syarat-syarat khusus sesuai

dengan fungsi dan tanggungjawab yang harus dilaksanakan. Syarat-syarat khusus tersebut

adalah sebagai berikut :

1) Seorang yang dengan cermat, baik dan benar dapat mengelola sumberdaya alam

gaharu, sumberdaya manusia dan seluruh aset yang ada untuk dapat menghasilkan

gaharu dengan kualitas dan kuantitas yang memadai. Disini diperlukan ahli manajemen

yang berwawasan luas yang juga berperan sebagai pengawas. Ilmu pengetahuan

kehutanan beserta teknologi yang mendukung keberhasilan pengelolaan sumberdaya

juga harus dipunyainya;

2) Sumberdaya manusia (SDM) dengan pengetahuan khusus juga sangat diperlukan, ahli

silvikultur yang menguasai seluk beluk pembudidayaan pohon gaharu dari mulai

menentukan kawasan yang sesuai (beserta rekayasanya), pola tanam, pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, perlindungan dan pemilihan tehnik, alat, bahan, dan metode

agar pohon gaharu yang sudah ditetapkan sebagai jenis pohon yang ditanam dapat

tumbuh dengan baik, dapat menghasilkan gaharu dengan kualita dan kuantita yang

tinggi;

3) Sumberdaya manusia yang menguasai teknologi penumbuhan gaharu, dimulai dengan

penguasaan ilmu biologi sebagai dasar untuk pemilihan inokulan terbaik, perbanyakan

inokulan, penyimpanan inokulan, metode dan waktu pemberian inokulan kedalam

pohan, pemeliharaan inokulan dalam pohon yang akan mendasari keberhasilan

pembentukan gaharu di dalam batang;

4) Sumberdaya manusia yang menguasai cara pemanenan gaharu agar efisien dan efektif,

penanganan pasca panen dan cara cara mendapatkan nilai tambah bagi gaharu dengan

kualitas yang kurang bagus;

5) Sumberdaya manusia yang menguasai ilmu pemasaran hasil produk sangat diperlukan

termasuk didalamnya penguasaan teknik dan strategi pemasaran;

6) Dukungan tenaga ahli peneliti gaharu sangat diperlukan untuk pengembangan dan

peningkatan jenis-jenis pohon maupun penelitian inokulan dan juga penelitian untuk

pengembangan dan peningkatan hasil gaharu beserta turunannya;

Page 29: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

7) Tenaga penyuluh dan pendamping petani gaharu dilapangan juga sangat dibutuhkan

untuk selalu dapat mendampingi dan mengarahkan petani gaharu dari mulai

penanaman, pemeliharaan pohon dan pemanenan gaharu dengan kualitas dan kuantitas

yang memadai;

8) Teknisi juga sangat dibutuhkan untuk selalu menyiapkan semua kebutuhan penelitian

dan pengembangan jenis-jenis pohon gaharu dan gaharu beserta turunannya;

9) Tenaga pelaksana lapangan dibidang budidaya, pemanenan dan pengolahan produk

juga sangat diperlukan;

10) Tenaga kebersihan tidak kalah pentingnya untuk selalu menjaga kebersihan seluruh aset

agar selalu dalam kondisi yang baik dan siap digunakan.

11) Petani gaharu merupakan sumberdaya manusia yang tak kalah pentingnya karena

menjadi ujung tombak dari Klaster pengembangan gaharu ini. Petani-petani gaharu

harus selalu dibina dan dilindungi agar maju dalam ilmu pengetahuan mengenai seluruh

seluk beluk gaharu dari mulai persiapan lapangan, teknik budidaya pohon, pola tanam,

cara pemeliharaan, teknik inokulasi, pemanenan dan pemasaran produk. Peran

pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat memakmurkan petani gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah. Kebutuhan untuk masing masing sumberdaya manusia sangat

memperhatikan keahlian, fungsi dan tanggung jawab.

H. Program pengembangan dan penguatan kelembagaan

Pengembangan gaharu di Kabupaten Bangka Tengah telah memiliki modal berupa

komitmen yang kuat dari para pelaku pembangunan. Berdasarkan SK Gubernur Provinsi

Bangka Belitung Nomor: 188.44/37/Dishut/ 2009 dan Surat Keputusan Direktut Jenderal

Rehabilitasi dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Nomor: SK. 22/V-BPS/2010

tentang penetapan jenis Hasil Hutan Bukan Kayu Unggulan Nasional dan Lokasi

Pengembangan Klaster Gaharu tanggal 18 Juni 2010, Kabupaten Bangka Tengah sebagai

Klaster Pengembangan Gaharu Nasional. Namun secara praktek pengembangan gaharu

budidaya ini menghadapi kendala yaitu dimasukkannya Aquilaria malaccensis dan A.

microcarpa dalam Appendix II CITES. Sebagaimana diketahui, status ini sesungguhnya

disebabkan semakin langkanya A malaccensis di alam dan semestinya tidak berkaitan dengan

Page 30: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

gaharu budidaya. Oleh karena itu, perlu dilakukan telaah ulang terhadap status ini atau

diupayakan peraturan yang baru atau peraturan khusus mengenai gaharu budidaya.

Selanjutnya, kelembagaan yang perlu dibangun meliputi institusi dan organisasi,

hubungan kerja antar institusi, serta peraturan dan perundangan yang mampu menjadi

landasan kepastian usaha gaharu. Dewasa ini institusi pemerintah daerah yang menangani

pengembangan gaharu adalah Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah.

Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan maka pada masa yang akan datang

diperlukan peran dari instansi perindustrian, perdagangan, koperasi dan UMKM, serta

pelatihan dan penyuluhan.

Di tingkat masyarakat petani/produsen dapat dibentuk lembaga perekonomian secara

bertingkat mulai dari kelompok tani, asosiasi hingga badan usaha.

a. Pembentukan kelompok tani

Pembentukan kelompok ini berdasarkan atas kepentingan dan kebutuhan bersama

anggota kelompok yang saling percaya sehingga petani dapat bekerjasama secara

berkelompok sehingga tumbuh menjadi kelompok swadaya. Sebagai indikator bahwa proses

pembentukan kelompok tani telah berlangsung dengan baik adalah :

1) Kelompok tani mampu melakukan inventarisasi potensi biofisik dan sosial

ekonomi di wilayahnya

2) Kelompok tani mampu melakukan identifikasi permasalahan dan langkah-

langkah pemecahannya.

3) Kelompok tani mengetahui manfaat kegiatan usaha dan secara swadaya

mau melakukan kegiatan usaha.

4) Kelompok tani mampu menyusun rencana pengelolaan hutan dan lahan baik

rencana jangka pendek dalam bentuk Rencana Definitif Kelompok (RDK)

maupun Rencana Definitif Kegiatan Kelompok (RDKK), rencana jangka

menengah ataupun jangka panjang.

5) Kelompok tani memiliki konsep rencana bagi hasil baik kayu maupun

bukan kayu.

6) Kelompok tani mampu melakukan usaha secara mandiri.

Kelompok tani yang telah terbentuk dapat diklasifikasikan dalam 4

tingkatan yaitu kelompok pemula, lanjut, madya dan utama.

1) Kelompok pemula yaitu kelompok yang baru terbentuk, tersusun

kepengurusannya dan program kerjanya;

Page 31: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

2) Kelompok lanjut yaitu kelompok yang sudah produktif dan memiliki

modal;

3) Kelompok madya yaitu kelompok yang mampu mengembangkan kegiatan

produktif, mampu memanfaatkan modal bergulir dan telah memiliki usaha

berbadan hukum;

4) Kelompok utama yaitu kelompok yang produktif, menjalin kemitraan usaha

dengan para pihak dan telah memiliki akses terhadap perbankan.

b. Pembentukan asosiasi

Selanjutnya kelompok-kelompok tani gaharu yang sudah tumbuh didorong agar

bekerjasama dengan kelompok lain dalam bentuk organisasi yang lebih besar yang disebut

gabungan kelompok atau asosiasi. Terbentuknya gabungan kelompok/asosiasi atas dasar

kebutuhan atau kepentingan kelompok itu sendiri. Manfaat penggabungan kelompok antara

lain :

1) Menghimpun modal usaha yang lebih besar antara lain melalui

penggabungan asset antar kelompok.

2) Memperbesar skala usaha antara lain melalui peningkatan volume dan

luasan areal usaha.

3) Meningkatkan posisi tawar antara lain melalui peningkatan kemampuan

pengendalian harga dan mengurangi persaingan.

4) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha antara lain melalui

peningkatan kemampuan berproduksi dan penurunan biaya produksi.

c. Menumbuhkan badan usaha

Masyarakat petani produsen atau gabungan kelompok/asosiasi didorong agar

membentuk satu lembaga ekonomi yang formal atau badan hukum, baik dalam bentuk

perseroan terbatas (PT) atau koperasi.

I. Program pengembangan sistem informasi manajemen

Pengembangan gaharu di Kabupaten Bangka Tengah perlu didukung dengan sistem

informasi manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir agar

setiap tindakan dapat dilaksanakan secara cepat, akurat, terukur dan terencana. Hal ini

disebabkan pengembangan gaharu melibatkan masyarakat yang tersebar di seluruh pelosok;

penyebaran lahan terutama berupa pekarangan dan tegalan; adanya beragam kelas umur

Page 32: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

tanaman; adanya kegiatan inokulasi dan beragamnya jenis produk serta melibatkan banyak

pihak mencakup petani, pengusaha, dan pemerintah.

Sistem informasi manajemen tersebut juga perlu berbentuk spasial dan dinamis.

Dengan informasi spasial dapat digambarkan dan dijelaskan secara rinci tentang lokasi

kegiatan dan tanaman, antara lain dapat digambarkan peta penyebaran pohon, kelas umur dan

statusnya. Sedangkan sistem informasi yang dinamis dapat merekam perkembangan kegiatan

setiap waktu.

J. Program penelitian dan pengembangan

Penelitian dan pengembangan akan diprioritaskan pada dua upaya pokok yaitu (1)

menghasilkan pohon penghasil gaharu dan inokulan pembentuk gaharu unggul yang

mempunyai produktivitas tinggi serta (2) pengembangan pasar yang berbasis

penganekaragaman produk. Guna mendukung upaya tersebut perlu dilaksanakan konservasi

terhadap sumberdaya genetik lokal, pelestarian tanaman penghasil gaharu, pemilihan pohon

induk gaharu hingga pembangunan kebun benih. Program ini juga dilaksanakan guna

mendukung tercapainya Kabupaten Bangka Tengah sebagai Klaster Penelitian dan

Pengembangan Gaharu di Indonesia.

Pada tahap awal perlu dilaksanakan adopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

berkembang di Indonesia maupun negara lain. Sumber-sumber ilmu pengetahuan dan

teknologi tersebut dapat berasal dari lembaga penelitian dan pengembangan antara lain

Klaster Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi Kementerian Lingkungan

Hidup dan Kehutanan serta perguruan tinggi negeri maupun swasta. Selanjutnya diharapkan

Kabupaten Bangka Tengah dapat mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi budidaya, produksi, pengolahan dan pemasaran gaharu secara mandiri.

K. Program evaluasi dan pengawasan

Tindakan evaluasi dan pengawasan merupakan salah satu unsur manajemen yang perlu

diselenggarakan untuk mengendalikan program dan kegiatan agar sesuai dengan yang

diharapkan dan direncanakan untuk mencapai tujuan. Tindakan ini dilaksanakan dalam aspek

teknis, administrasi, maupun keuangan. Evaluasi akan dilaksanakan secara rutin dan berkala,

baik secara bulanan, triwulanan, semester, tahunan, maupun lima tahunan.

Page 33: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

L. Program pengembangan dan peningkatan sarana prasarana

Pengembangan Klaster gaharu Kabupaten Bangka Tengah perlu didukung dengan

sarana prasarana antara lain : (1) Perkantoran; (2) Laboratorium; (3) Pabrik pengolahan; (4)

Ruang pamer produk; (5) Kebun tanaman gaharu (6) Instalasi energy.

Sarana prasarana ini perlu dibangun dan diselesaikan pada periode awal dalam rencana

jangka panjang ini, yakni pada tahap I tahun 2015-2019.

M. Program pengembangan pendanaan dan usaha mandiri

Dalam periode awal untuk mengembangkan gaharu di Kabupaten Bangka Tengah,

pemerintah daerah memperoleh dana pembiayaan pembangunan dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD), yang bersumber antara lain dari Dana Alokasi Umum (DAU)

dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dalam jangka menengah tahap I akan diupayakan

kerjasama dengan Klaster Pembiayaan Pembangunan Hutan (P3H) yaitu perangkat Badan

Layanan Umum (BLU) di lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk

memberikan pinjaman kepada petani khususnya untuk keperluan inokulasi.

N. Program Pengembangan produk gaharu

Gaharu mempunyai berbagai ragam manfaat namun pada dasarnya gaharu dapat

dikelompokan kedalam empat manfaat besar, yaitu : (1) manfaat dibidang industri parfum

dan kosmetik;(2) manfaat dibidang kesehatan: herbal dan obat-obatan; (3) manfaat di bidang

agama dan kepercayaan; (4) manfaat lain.

1. Pengolahan dan produksi minyak gaharu.

Minyak gaharu merupakan produk turunan gaharu yang termahal dipasar Amerika,

Eropa, Timur Tengah, India, Tibet dan Cina. Hal ini disebabkan oleh karena sebelum

dijadikan bahan baku parfum, gaharu harus diolah terlebih dahulu untuk mendapatkan

minyak dan senyawa aromatik yang terkandung di dalamnya. Penyulingan minyak yang

biasanya menggunakan teknik distilasi uap atau air untuk mengekstraksi minyak dari kayu

tersebut. Untuk mendapatkan minyak gaharu dengan distilasi air, kayu gaharu direndam

dalam air kemudian dipindahkan ke dalam suatu tempat untuk menguapkan air hingga

minyak yang terkandung keluar ke permukaan wadah dan senyawa aromatik yang menguap

dapat dikumpulkan secara terpisah. Tenaga uap akan menyebabkan sel tanaman terbuka,

minyak dan senyawa aromatik untuk parfum dapat keluar. Uap air akan membawa senyawa

aromatik tersebut kemudian melalui tempat pendinginan yang membuatnya terkondensasi

Page 34: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

kembali menjadi cairan. Cairan yang berisi campuran air dan minyak akan dipisahkan hingga

terbentuk lapisan minyak di bagian atas dan air di bawah. Salah satu metode digunakan saat

ini adalah ekstraksi dengan super kritikal CO2, yaitu CO2 cair yang terbentuk karena tekanan

tinggi. CO2 cair berfungsi sebagai pelarut aromatik yang digunakan untuk ekstraksi minyak

gaharu. Metode ini menguntungkan karena tidak terdapat residu yang tersisa, CO2 dapat

dengan mudah diuapkan saat berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal.

Pembangunan instalasi minyak gaharu harus sudah disiapkan. Kapasitas produksi dan

ketrampilan SDM-nya (para penyuluh dan petani) harus menguasai tahapan proses

penyulingan minyak gaharu. Tahap awal perlu dibangun gedung pabrik terlebih dahulu dan

dilanjutkan dengan pembangunan instalasi mesin penyulingan. Instalasi tersebut dapat

melaksanakan uji coba produksi hingga dapat berproduksi secara penuh pada tahun

selanjutnya. Kapasitas produksi dirancang untuk pengolahan bahan baku sesuai bahan baku

yang akan dipanen pertahun.

2. Industri pengolahan produk limbah.

Industri gaharu adalah industri berbasis “zero waste”. Produk limbah gaharu terdiri

dari beberapa produk diantaranya : (1) hio; (2) dupa /setanggi; (3) obat gaharu. Produk

limbah ini disarankan sebagai industri rumah tangga petani gaharu sehingga bernilai

ekonomi bagi petani. Produk Limbah ini dapat dilaksanakan setelah pemanenan gaharu telah

diprogramkan. Penyiapan peralatan pengolahan sederhana sudah harus dipersiapkan oleh

stakeholder terkait. Kegiatan pembinaan dalam menumbuhkan industri rumah tangga ini

akan dibiayai oleh Negara baik melalui APBN atau APBD. Dalam hal ini pemerintah

Kabupaten Bangka Tengah berupaya melakukan kerjasama dengan berbagai instansi terkait,

baik pemrintah maupun swasta, antara lain Kementerian LH dan Kehutanan, Kementerian

Perindustrian, Kementerian Koperasi dan UKM.

3. Diversifikasi produk

Diversifikasi produk berarti mengupayakan produk lain di luar produk utama. Pohon

gaharu seperti pohon pada umumnya terdiri dari berbagai bagian, bagian bagian inilah yang

diusahakan untuk dapat menghasil produk lain yang dapat menambah penghasilan bagi

petani. Saat ini yang sudah banyak dimanfatkan adalah daun gaharu dari jenis A. malaccensis

yang telah diperuntukan sebagai minuman teh. Bagian lain adalah kulit pohon yang

digunakan sebagai campuran berbagai produk. Akar, cabang, batang demikian juga banyak

digunakan sebagai unsur tambahan dalam alat rumah tangga dan meubelair.

Page 35: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Diversifikasi produk untuk saat ini belum sebagai kegiatan utama namun harus mulai

disosialisasikan agar masyarakat dapat mengetahui dan memahami serta mengerjakannya.

Produk diversifikasi pada dasarnya tidak memerlukan biaya besar dan pengetahuan khusus

sehingga petani dapat secara mandiri.

Gambar 7. Chips gaharu Aquilaria malaccensis setelah tiga tahun diinokulasi Fusarium

solani di pulau Lingga, Kepulauan Riau.

Gambar 8. Minyak gaharu bernilai ekonomi tinggi dengan kisaran harga USD 90-150/tolak.

Page 36: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Gambar 9 . Asesoris gelang gaharu hasil budidaya yang dapat diproduksi skala industri

rumah tangga

Gambar 10 . sabun gaharu yang diproduksi dari minyak gaharu hasil budidaya

Page 37: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

A. Program Pengembangan Pemasaran.

Pemasaran dalam dunia usaha memegang peranan penting, segala usaha akan

tidak ada artinya bila hasil usaha tidak dapat dipasarkan atau dapat dipasarkan dengan

harga yang tidak memadai. Demikian pula dalam kegiatan pengembangan gaharu ini

pemasaran hasil sangat menentukan kelanjutan dari program pengembangan gaharu

ini. Untuk itu program pemasaran ini harus mendapat perlindungan dan terdapat

kebijakan tersendiri, misalnya dengan perda pemasaran gaharu.

Produk gaharu dapat berbentuk dalam berbagai produk yaitu gubal gaharu itu

sendiri yang terdiri dari minyak gaharu, teh gaharu, sabun gaharu, kemedangan, abu

gaharu dan sebagainya. Dalam pemasaran yang mendapat kuota adalah gubal gaharu

yang memang produk inilah yang mempunyai nilai tertinggi.

1. Pengembangan jaringan pemasaran.

Dewasa ini pemasaran gaharu dimulai dari para pemungut gaharu yang secara langsung

menjual kepada pedagang pengumpul. Selanjutnya pedagang pengumpul menjual kepada

pedagan besar atau eksportir. Pola pemasaran gaharu alam ini tidak sesuai bila diterapkan

dalam pemasaran gaharu budidaya. Pengembangan gaharu budidaya perlu memperdayakan

masyarakat petani sebagai produsen dan sekaligus pedagang atau pengusaha. Kelompok tani

dan asosiasi dikembangkan sehingga mampu menjadi pedagang perantara. Dalam jangka

panjang perlu badan usaha baik dalam koperasi maupun perusahan terbatas. Gambaran

jaringan pemasaan gaharu budidayaa agar menjadi sebagai berikut

Gambar 11. Alur pemasaan gaharu budidaya

2. Pengembangan standarisasi gaharu.

Produk gaharu budidaya yang diinokulasi dengan jamur yang tepat, dapat mengimitasi

gaharu alam, hal ini terbukti 5-10% kuota ekspor gaharu alam merupakan produk gaharu

hasil budidaya, meskipun profil produk gaharu budidaya sampai saat ini belum dikenal dan

diakui secara luas. Kondisi ini mengharuskan gaharu budidaya segera memperkenalkan diri

Petani sebagai produsen

Kelompok Tani sebagai

perantara

Koperasi/BUMD Pasar gaharu

Page 38: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

melalui standarisasi produk. Kegiatan ini dapat dikoordinasikan dengan Pusat Penelitian dan

Pengembangan Hutan (P3H) serta Badan Standarisasi Nasional (BSN). Kegiatan ini perlu

segera dilaksanakan setelah masyarakat mulai memanen gaharu antara tahun 2018-2019.

3. Promosi, pameran lokal, nasional dan internasional.

Promosi merupakan kegiatan untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat

umum. Promosi dapat melalui berbagai media, kegiatan dan metode diantaranya melalui

pameran baik lokal, regional dan nasional. Kegiatan ini sudah dapat diwujudkan pada tahun

2019 dengan syarat standardisasi sudah dilakukan.

B. Program pengembangan ekowisata gaharu

Program andalan masa sekarang dan masa depan adalah mengembangkan budidaya

pohon penghasil gaharu sebagai areal ekowisata atau wisata alam. Untuk itu diperlukan

disain, penataan lahan, landscape, jaringan jalan, listrik dan komunikasi, pembangunan

sarana-prasarana wisata (Community Based Ecotourism). Pola ini merupakan pengembangan

ekowisata dengan melibatkan dan menempatkan masyarakat lokal yang mempunyai kendali

penuh dalam manajemen dan pengembangannya sehingga memberikan kontribusi terhadap

masyarakat berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal dan keberlanjutan

kebudayaan lokal. Masyarakat perlu dipersiapkan untuk mengerti dan memahami konsep

ekowisata gaharu melalui sosialisasi, penyuluhan dan pendampingan budidaya gaharu.

Page 39: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

VII. KOORDINASI DAN PEMBAGIAN TUGAS DALAM KLASTER

GAHARU

Koordinasi adalah kata yang sangat mudah diucapkan, namun sangat sulit dilaksanakan.

Pembagian tugas antar SKPD dapat dilakukan, namun pembagian tugas harus diberikan oleh

pemegang keputusan tertinggi di Pemerintah Kabupaten. Program Klaster harus dipimpin oleh Bupati

atau Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah. Bupati Kabupaten Bangka Tengah

akan menentukan kelancaran dan keberhasilan program klaster gaharu. Hambatan yang mungkin

terjadi dalam tahapan sektor hulu hingga hilir dapat dicari solusinya melalui berbagai pertemuan dan

diskus reguler antar SKPD. Bupati dapat mengetahui progress setiap SKPD dari mulai kegiatan

tanam-menanam, proses produksi gaharu, pemanenan, pengolahan, dan pemasarannya. Sekretaris

Daerah (Sekda) berfungsi sebagai pimpinan harian yang memantau kegiatan pembangunan klaster

gaharu di Kabupaten Bangka Tengah.

Gambar12. Sirkulasi alur kegiatan klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah

Sirkulasi alur kegiatan klaster gaharu ini adalah rangkaian produksi yang terus-menerus. Program

klaster gaharu bukan kegiatan proyek yang sesaat, tetapi butuh perhatian khusus dari mulai hulu

Page 40: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

sampai ke hilir. Tanpa ada kegiatan berkesinambungan, pembangunan Klaster Gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah akan mengalami gangguan bahkan kegagalan.

Gambar 13. Piramida klaster gaharu

Klaster gaharu merupakan usaha unit terpadu dari hulu ke hilir. Memang disisi

pendanaan, sistem APBD begitu ketat dan terbatas, tetapi dengan cara membuat rencana

kegiatan pembangunan klaster gaharu yang matang dan cermat, bukan tidak mungkin

keterpaduaan dan saling berbagi dapat dijalankan, kuncinya adalah komunikasi yang baik

antar stakeholder. Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan menjadi penentu berapa besar APBD

Kabupaten Bangka Tengah setiap tahunnya. Alokasi anggaran klaster gaharu yang terbatas

akan menjadi hambatan dalam pembangunan klaster gaharu. Solusi dari anggaran yang

terbatas adalah membuka kesempatan kepada investor dalam negeri maupun luar negeri

untuk menanamkan modalnya untuk mengembangkan komoditi gaharu di Kabupaten Bangka

Promosi & Pemasaran

Pengolahan produk

Pembibitan, Penanaman,

& Inokulasi hulu

tengah

hilir

Page 41: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Tengah. Mekanisme perizinan bagi investor lebih dipermudah dan tetap menguntungkan

pihak Kabupaten/Provinsi, insentif khusus perlu diberikan kepada penanam modal yang

ingin berusaha di bidang kehutanan, agar suatu saat nanti proses penutupan tambang timah di

beberapa lokasi di pulau Bangka Belitung tidak akan mengganggu perekonomian masyarakat

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Gambar 14. SKPD yang terlibat dalam klaster gaharu 40 Ha.

Page 42: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Gambar 15. Jejaring kegiatan klaster gaharu dari hulu ke hilir. Keterangan : 1=

kegiatan klaster gaharu di hulu; 2=kegiatan klaster gaharu di tengah; 3=kegiatan

klaster gaharu di hilir; 4= kegiatan registrasi/pengawasan oleh BKSDA dari hulu

maupun hilir yang nantinya gaharu budidaya dapat dipantau oleh pihak CITES.

Jejaring ini menjabarkan detil kegiatan klaster gaharu. Setiap SKPD dapat mecermati

jejaring kegiatan yang saling terkait dengan SKDP lain. Dinas Perkebunan dan Kehutanan

merupakan SKPD yang bekerja di hulu, bersama-sama dengan BPDAS, Universitas Bangka

Belitung, BKSDA, Kelompok Tani, Penyuluh, BLI/BPK Palembang. Titik kritis dan kegiatan klaster

gaharu yang cukup berat dapat diketahui, bagian mana yang menjadi perhatian untuk dicari solusinya.

Matrik kegiatan pada klaster gaharu, komitmen dan kontribusi dari setiap stakeholder perlu

disusun, sehingga dapat diketahui peran dari masing-masing stakeholder, misalnya selama lima tahun

ke depan (Tabel 3 dan 4).

Dinhut Dinas

Industri Dinas

Perdag

BLI

1

1

11

2

2

2

2

2 2

3

3

3

4

BKSDA/

BPDAS

KTH

Page 43: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Tabel 3. Matrik kegiatan stakeholder pada klaster gaharu di Kabupaten Bangka

Tengah periode lima tahun (2016-2020)

NO. KEGIATAN Stakeholder yang berwenang menangani

2016 2017 2018 2019 2020

1. Pembibitan 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10

2. Penanaman 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10

3. Pemeliharaan 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10 1-5-10

4. Produksi Inokulan 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9

5. Pengawasan mutu inokulan 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9

6. Peredaran inokulan 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9 1-8-9

7. Proses inokulasi 1-10-11 1-10-11 1-10-11 1-10-11 1-10-11

8. Evaluasi hasil inokulasi 1-8 1-8 1-8 1-8 1-8

9. Pemanenan 1-2-6-10 1-2-6-10 1-2-6-10 1-2-6-10 1-2-6-10

10. Carving 2-6-9-10 2-6-9-10 2-6-9-10 2-6-9-10 2-6-9-10

11. Penyiapan sarana/prasarana

industri gaharu

2-7-8-11 2-7-8-11 2-7-8-11 2-7-8-11 2-7-8-11

12. Pengolahan produk 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11

13. Diversifikasi produk 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11

14. Pengawasan mutu produk 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11 2-3-7-11

15. Promosi produk 3-4-11 3-4-11 3-4-11 3-4-11 3-4-11

16. Pemasaran produk 3-4-6-11 3-4-6-11 3-4-6-11 3-4-6-11 3-4-6-11

1.Dinas Perkebunan & Kehutanan;2.Dinas Perindustrian; 3.Dinas Perdagangan;4.Dinas Kominfo; 5.

BPDAS; 6.BKSDA; 7.Univ BaBel; 8.BLI/BPK Palembang; 9.Penyuluh; 10 Kelompok Tani Gaharu; 11.

BUMD/Swasta

Tabel 4. Kontribusi stakeholder nilai investasi klaster gaharu di kabupaten Bangka

Tengah

NO. Stakeholder Matriks investasi klaster gaharu (Rp. X

1000)

2016 2017 2018 2019 2020

1. Dinas Perkebunan dan Kehutanan pm pm pm pm pm

2. Dinas Perindustrian pm pm pm pm pm

3. Dinas Perdagangan pm pm pm pm pm

4. Dinas Kominfo pm pm pm pm pm

5. BPDAS pm pm pm pm pm

6. BKSDA pm pm pm pm pm

7. Universitas Bangka Belitung pm pm pm pm pm

8. BLI/BPK Palembang pm pm pm pm pm

9. Penyuluh pm pm pm pm pm

10. Kelompok Tani Gaharu pm pm pm pm pm

11. BUMD/Swasta pm pm pm pm pm

Page 44: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

VII. PENUTUP

Klaster gaharu adalah suatu model usaha industri gaharu terpadu (one stop services)

yang dikelola secara bersama-sama dengan para stakeholder yang terkait memberi

dukungan berupa fasilitas, infrastruktur, pembiayaan, input teknologi, kegiatan pelatihan,

sistem grading, promosi, dan pemasarannya. Klaster gaharu harus dibentuk berbasis

regulasi yang sederhana dan mudah aksesnya meskipun kita harus mengikuti panduan

CITES Appendix II dimana perdagangan gaharu di kontrol secara internasional setiap

tahunnya.

Klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah memerlukan waktu 15 tahun. Saat ini

kondisi klaster gaharu di Kabupaten Bangka Tengah kemajuan pergerakannya masih

lambat dalam pelaksanaanya, meski dokumen roadmap/masterplan telah disusun beberapa

tahun yang lalu. Dukungan nyata dari masing-masing stakeholder yang terprogram dari

setiap SKPD/Satker yang terlibat perlu disusun komitmen dan kontribusi nyata pada APBD

setiap tahunnya, sehingga roda klaster gaharu dari masing-masing kabupaten dapat berjalan

sesuai target. Hal yang lain juga perlu diprioritaskan adalah klaster gaharu dengan

pengembangan usaha ekonomi kreatif dari peran dan swadaya masyarakat dapat

mempercepat keberhasilan industri hulu-hilir gaharu. Dokumen klaster gaharu tanpa adanya

rencana aksi, komitmen dan keterlibatan para stakeholder serta implementasi nyata yang

terukur, maka dokumen klaster gaharu tidak akan bermanfaat bagi masyarakat di Kabupaten

Bangka Tengah.

Sumber dana menjadi salah satu kendala, apabila Kabupaten Bangka Tengah

mengandalkan dana APBD. Sumber dana APBD terbatas dan sangat ketat, dan perlu

persetujuan DPRD Kabupaten Bangka Tengah, pekerjaan ini akan mengalami hambatan.

Pihak Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah perlu membuka peluang investor baik dari

dalam negeri maupun luar negeri khususnya untuk membangun klaster gaharu.

Page 45: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini kepada ITTO-CITES

telah membantu kegiatan Disain Pembangunan Klaster Gaharu di Kabupaten Bangka

Tengah. Demikiaan pula kami ucapkan terima kasih kepada insititusi kami bernaung yaitu

Badan Litbang & Inovasi, Pusat Litbang Hutan, Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan

Pemuliaan Tanaman Hutan, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan

Bangka-Belitung, Kelompok Tani Gaharu di Kepulauan Bangka Belitung, para penyuluh,

praktisi gaharu dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu per satu.

Page 46: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

DAFTAR PUSTAKA

Bappeda Kabupaten Bangka Tengah. 2014. Bangka Tengah Dalam Angka. Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah, Statistik dan Penanaman Modal (BAPPEDA-SPM) Kabupaten Bangka

Tengah. 386 pp.

Dinas Perkebunan dan Kehutanan Bangka Tengah. 2013. Roadmap Pengembangan HHBK Kabupaten

Bangka Tengah Sebagai Klaster Gaharu Tahun 2014-2028. Kabupaten Bangka Tengah.

Karlina L., Uar N.I., Kusumo H.T., Santoso E., Turjaman M., Nandika D. 2015. Propagation of sonic

and ultrasonic waves in agarwood trees (Aquilaria microcarpa) inoculated with Fusarium

spp. Journal of Tropical Forest Science (JTFS) 27 (3): 351-356

Santoso, E. 2015. Valuasi teknologi gaharu budidaya. Eds. M. Bismark, M. Turjaman, dan P. Setio.

FORDA PRESS. Bogor. 168pp.

Sitepu I.R., Santoso E., Turjaman M. 2010. Fragrant wood gaharu: when the wild can no longer

provide. Published by ITTO and FORDA. 60pp.

Subiakto A., Santoso E., Turjaman M. 2010. Production trial of eaglewood plantation stocks by

generative and vegetative propagation. Info Hutan VII:2. 219-224p.

Suharti S., Pratiwi P., Santoso E., Turjaman M. 2011. Feasibility study of business in agarwood

inoculation at different stem diameters and inoculation periods. Indonesian Journal of

Forestry Research 8(2):114-129.

Susmianto A., Turjaman M., Setio P (Eds). 2013. Rekam jejak : gaharu inokulasi teknologi teknologi

Badan Litbang Kehutanan. FORDA PRESS. 275 Hal.

Page 47: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEPUTUSAN BUPATI BANGKA TENGAH

NOMOR : 188.45/ /DPK/2016

TENTANG

PENETAPAN LOKASI PENGEMBANGAN KLASTER GAHARU

DI KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepulauan

Bangka Belitung Nomor : 188.44/37/Dishut/2009 tentang

Penetapan Jenis Tanaman Unggulan Lokal dan Surat

Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

Nomor : SK.22/V-BPS/2010 tentang Penetapan Jenis Hasil

Hutan Bukan Kayu Unggulan Nasional dan Lokasi

Pengembangan Klaster Gaharu serta berdasarkan Roadmap

Pengembangan Hasil Hutan bukan Kayu Kabupaten Bangka

Tengah sebagai klaster Gaharu Tahun 2014-2028, perlu

ditetapkan Lokasi Pengembangan Klaster Gaharu di

Kabupaten Bangka Tengah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku;

b. bahwa Lokasi Pengembangan Klaster Gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah telah sesuai dengan peruntukannya

berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 48 Tahun 2011

Page 48: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Bangka Tengah;

c. bahwa Lokasi Pengembangan Klaster Gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah telah mendapat rekomendasi berdasarkan

Pertimbangan Teknis Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah, Statistik dan Penanaman Modal Nomor :

510.43/39.1/Bappeda-SPM/2016 tanggal 5 Januari 2016;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

Keputusan Bupati tentang Penetapan Lokasi Pengembangan

Klaster Gaharu di Kabupaten Bangka Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2043);

2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentangPenetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutananmenjadi Undang-Undang(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412);

Page 49: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

3. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033);

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725), sebagaimana telah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Page 50: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Tahun 2004 Nomor 45. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

13. Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2008 Nomor 82), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bangka Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2014 Nomor 197);

14. Peraturan Daerah Nomor 48 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Bangka Tengah (Lembaran Daerah Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2011 Nomor 168);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PENETAPAN LOKASI

PENGEMBANGAN KLASTER GAHARU DI KABUPATEN BANGKA

TENGAH.

KESATU : Lokasi Pengembangan Klaster Gaharu di Kabupaten

Bangka Tengah, ditetapkan sebagaimana tercantum dalam

Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Keputusan ini.

Page 51: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

KEDUA : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat

kekeliruan dalam penetapannya, akan diubah dan diperbaiki

sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Koba

pada tanggal2016

Pj. BUPATI BANGKA TENGAH,

SUNARDI

Tembusan :

1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia cq. Direktur Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

2. Kepala Pusat Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

3. Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Baturusa Cerucuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

4. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung. 5. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 6. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. 7. Sekretaris Daerah Kabupaten Bangka Tengah. 8. Inspektur Kabupaten Bangka Tengah. 9. Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bangka Tengah. 10. Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Bangka Tengah. 11. Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tengah. 12. Camat Lubuk Besar. 13. Camat Pangkalanbaru. 14. Kepala Desa Air Mesu. 15. Kepala Desa Trubus.

Page 52: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka

Lampiran Keputusan Bupati Bangka Tengah

Nomor : 188.45/ /DPK/2016

Tanggal : 2016

LOKASI PENGEMBANGAN KLASTER GAHARU

DI KABUPATEN BANGKA TENGAH

NO KECAMATAN DESA

LUAS (Ha)

1

Kecamatan Lubuk Besar

Desa Trubus 10

2

Kecamatan Pangkalanbaru

Desa Air Mesu 30

Pj. BUPATI BANGKA TENGAH,

SUNARDI

Page 53: Disain Pembangunan Klaster Gaharu Di Kabupaten Bangka Tengahdinhut.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/bank_data/2016... · A. Latar Belakang ... Wilayah Kabupaten Bangka