DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan...

104
DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2019

Transcript of DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan...

Page 1: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT

KEMENTERIAN KESEHATAN

TAHUN 2019

Page 2: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

2

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas merupakan kewajiban entitas Kementerian/Lembaga termasuk satuan kerja untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga disusun sesuai dengan Peraturan Presiden No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 54 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Kesehatan No 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan serta peraturan-peraturan terkait lainnya. Pelaksanaan upaya kesehatan kerja dan olahraga tahun 2019 menunjukan hasil yang baik dalam pencapaian indikator dan penyerapan anggaran, secara umum implementasi kesehatan kerja dan olahraga dapat dilaksanakan dan dirasakan manfaatnya serta dampaknya bagi kesehatan dan produktifitas masyarakat. Percepatan tersebut tidak terlepas dari hasil kerja keras dan kerja cerdas seluruh tim kesehatan kerja dan olahraga di pusat dan daerah. Pada laporan ini kami sampaikan pula pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2015 – 2019 mengingat tahun 2019 merupakan tahun terakhir periode RPJMN 2015 – 2019. Ucapan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang telah mendukung seluruh kegiatan kesehatan kerja dan olahraga tahun selama periode 2015-2019. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dapat memberikan informasi, evaluasi, dan masukan bagi pengembangan program Kesehatan Kerja dan Olahraga dimasa yang akan datang.

Jakarta, Januari 2020

Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga

drg. Kartini Rustandi, M.Kes

NIP. 196304071987122001

Page 3: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

3

RINGKASAN EKSEKUTIF

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga melaksanakan tugas, pokok dan fungsinya melalui berbagai kegiatan pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga yang berkontribusi terhadap capaian program kesehatan masyarakat dan program kesehatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, telah ditetapkan pada awal RPJMN 2015 – 2019 yang tertuang dalam indikator Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015 – 2019 sebanyak 4 indikator yaitu : 1) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar 2) Jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah TPI/PPI 3) Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standart 4) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan Kesehatan olahraga pad kelompok masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil pembahasan dengan Bappenas pada akhir tahun 2016, ditambahkan 4 indikator RKP yaitu 1) Jumlah Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas 2) Persentase Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Tahun 2019 merupakan kumulatif dari pencapaian indikator tahun 2015 – 2019 1. Pencapaian Indikator Renstra.

Pada tahun 2019, dari 4 indikator Renstra yang ditetapkan semua indicator dapat dicapai dengan baik, bahkan 3 indikator melampaui target yang ditetapkan, bahkan untuk indikator Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya mencapai 137 %. Data 2015 – 2019 menunjukan progress pencapaian indikator renstra yang relative lebih baik sejak tahun 2017.

2. Pencapaian Indikator RKP Dari 4 indikator RKP yang ditetapkan terdapat 2 indicator yang tidak dapat mencapai target, walaupun capaian lebih dari 85 % dari target. Berdasarkan analisa kami disebabkan jumlah sasaran yang cukup besar di provinsi/kabupaten/kota tertentu, dan menjadi beban tambahan bagi Dinkes dan OPD terkait disamping masalah AKB, AKI dan Stunting yang dihadapi. Sedangkan 2 Indikator lainnya dapat melebihi target yang ditetapkan bahkan mencapai 136,7 % dan 278% dari target.

Disisi pendanaan terlihat dana yang dialokasikan untuk program Kesehatan Kerja dan Olahraga baik di tingkat pusat dan dekon menunjukan penurunan yang cukup signifikan. Data alokasi dana Tahun 2015 sebesar Rp.83,2 milyar, Tahun 2016 sebesar Rp 109,8 M, Tahun 2017 sebesar Rp. 61,9 M, Tahun 2018 sebesar Rp. 56,5 Milyar dan tahun 2019 sebesar Rp. 52,8 Milyar. Disisi penyerapan menunjukan hal yang baik yaitu tahun 2015 - 62,2 %, tahun 2016 - 58,9 %, sejak tahun 2017 mencapai diatas 90 % (tahun 2017- 93,4 %, Tahun 2018, -91,7 % dan Tahun 2019 – 90,6%). Berdasarkan perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga DIPA 2019, target pencapaian indikator dapat diselesaikan dengan baik, tetapi penyerapan dana hanya mencapai 91% dari target 93 %. Hasil pemantauan tim evaluasi melihat penyerapan dana, pencapaian indikator kinerja serta implementasi kegiatan di daerah, terdapat hal-hal yang mendukung implementasi program :

Page 4: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

4

1. Kebijakan terkait struktur organisasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten, dimana terdapat penanggjung jawab program kesehatan kerja dan olahraga

2. Upaya kapasitasi pengelola program kesehatan kerja dan olahraga melalui pelatihan berjenjang dan orientasi.

3. Menfokuskan dana dekon untuk kegiatan tertentu yang akan mendukung capaian kinerja program.

4. Membangun jejaring dengan pemangku kepentingan baik di pusat dan daerah 5. Meningkatkan komunikasi dan koordinasi melalui media komunikasi digital dengan

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan penanggungjawab Kesehatan Kerja dan OLahraga di provinsi dan kabupaten.

6. Membuat kebijakan upaya percepatan yang menantang daerah, untuk mencapai target khususnya kegiatan pengukuran kebugaran Jemaah Haji dan Pos UKK yang direspon dengan baik oleh daerah.

Beberapa masalah yang menjadi tantangan dalam implementasi program kesehatan kerja dan olahraga : 1. Disparitas luas wilayah, kondisi geografi, sosial budaya di 34 Provinsi, 514

Kabupaten/kota daerah, 2. Belum optimalnya koordinasi dan kerjasama lintas sektor/lintas program 3. Masih banyak kebijakan yang menitik beratkan pada upaya kuratif dan tehabilitatif 4. Perubahan gaya hidup dan pergeseran transisi epidemiologi pada masyarakat. 5. Tugas rangkap dari pengelola program di pusat dan daerah Pelajaran yang dapat diambil dari proses kerja tahun 2015 – 2019 dapat menjadi masukan dalam merencanakan, melaksanakan program Kesehatan Kerja dan Olahraga RPJMN 2020 – 2024, sehingga tercapai tujuan nasional yaitu : Masyarakat yang Sehat, Bugar dan Produktif untuk mencapai Indonesia Maju.

Page 5: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

RINGKASAN EKSEKUTIF 3

DAFTAR ISI 5

BAB I PENDAHULUAN 6

A. Latar Belakang 6 B. Maksud dan Tujuan 7 C. Tugas Pokok Fungsi dan Struktur Organisasi 7 D. Sumber Daya Manusia (SDM) 9 E. Sistematika 12

BAB II RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 13

A. Perencanaan Kinerja 13 B. Perjanjian Kinerja 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 16

A. Capaian Kinerja 16 B. Cara Pengukuran Indikator 16 C. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 18 D. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja RKP 2017-2019 24 E. Realisasi Anggaran 52 F. Rencana Tindak Lanjut 54

BAB IV PENUTUP 56

LAMPIRAN

Page 6: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penduduk Indonesia berjumlah 265 juta dimana lebih dari 133 juta diantaranya merupakan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang siap untuk bekerja (BPS, 2018). Komposisi penduduk Indonesia saat ini, menuju pada komposisi bonus demografi. Puncak bonus demografi di Indonesia diperkirakan akan terjadi pada tahun 2035, dengan mayoritas penduduk usia produktif, kualitas kelompok ini akan menentukan masa depan Indonesia. Oleh karena itu, upaya kesehatan dengan sasaran usia kerja menjadi penting, untuk menciptakan SDM yang berkualitas agar bonus demografi dapat menjadi optimal. Pekerja merupakan penggerak perekonomian bangsa, disisi lain pekerja juga berada pada usia produktif, merupakan pencetak generasi penerus bangsa. Posisi pekerja juga sebagai tulang punggung keluarga, sehingga memiliki peran penting dalam kesehatan keluarga. Pekerja akan menentukan pemenuhan gizi keluarga, health literacy pada keluarga hingga pembiasaan pola hidup yang sehat pada keluarga. Disisi lain pekerja juga berada pada masa reproduktif akan berkontribusi terhadap pencapaian dan memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap penurunan angka kematian ibu dan bayi, stunting, penyakit menular, penyakit tidak menular serta permasalahan kesehatan masyarakat lainnya. Sehingga dapat dikatakan, pekerja yang sehat akan berkontribusi mendukung tercapainya SDGs No.1, 2, 3, 5, 8 (Kemiskinan, kelaparan, kesehatan dan pekerjaan yang layak). Upaya kesehatan kerja dan olahraga mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif, tanpa mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Penyelenggarakan upaya kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan secara berjenjang oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, sampai pada pelaksanan di tempat kerja, dengan melibatkan peran lintas program, lintas sektor, swasta (dunia usaha), LSM dan peran aktif seluruh masyarakat. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanahkan perlu dilakukannya upaya kesehatan kerja dan kesehatan olahraga. Upaya kesehatan kerja dan olahraga diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, dengan mengutamakan pendekatan preventif dan promotif tanpa mengabaikan pendekatan kuratif dan rehabilitatif. Penjelasan tujuan dan sasaran Kesehatan Kerja termaktub pada Bab XII Pasal 164 - 166 menyebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja dimaksud meliputi pekerja di sektor formal dan informal, berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada di lingkungan tempat kerja. Tujuan dan sasaran upaya kesehatan olahraga dijelaskan pada pada Bab VI bagian sembilan pasal 80 dan 81 yang menyatakan bahwa upaya kesehatan olahraga ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat. Peningkatan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani masyarakat dilakukan melalui melalui aktivitas fisik, latihan fisik, dan olahraga, sebagai upaya dasar untuk meningkatkan prestasi belajar, prestasi kerja dan prestasi olahraga.

Page 7: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

7

Sesuai amanah UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 164-166. Pemerintah melalui rancangan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kesehatan Kerja yang saat ini sudah pada tahap pengesahan oleh Presiden RI, mengamanatkan Kementerian Kesehatan untuk menyusun penetapan standar-standar kesehatan kerja yang meliputi upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan penyakit dan pemulihan kesehatan. Tujuan akhir penetapan dan implementasi standar tersebut di berbagai tatanan tempat kerja akan memberikan daya ungkit terhadap pencapaian SDM yang berkualitas dan mempunyai daya saing menuju Indonesia Maju. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olaraga juga ditugaskan mandat lainnya, melalui SK Menteri Kesehatan RI nomor HK.01.07/Menkes/337/2019 tentang Komite Pelindungan Kesehatan Pekerja Migran Indonesia dengan penugasan sebagai Koordinator dan Sekretariat, dan SK No. HK.01.07/Menkes/95/2018 tentang Pokja Program Aksi Keselamatan Jalan dengan penugasan sebagai Sekretaris I dan Sekretariat. Kedua mandat tersebut cukup strategis mengingat Pekerja Migran Indonesia sebagai salah satu jenis pekerja yang mempunyai kontribusi terhadap devisa negara dan jumlahnya cukup besar yaitu 9 juta orang. Sedangkan Rencana Aksi Keselamatan Jalan merupakan masalah yang krusial karena menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia. Berdasarkan penjabaran tersebut, lingkup tugas Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga cukup strategis dan melibatkan berbagai stakeholder. Namun dalam periode RPJMN 2015-2019, alokasi pendanaan yang ada tidak mencukupi untuk memberikan dukungan memadai dalam pelaksanaan kegiatannya. Untuk itu upaya-upaya mobilisasi dukungan pendanaan dari berbagai sumber baik yang mengikat maupun telah dilakukan salah satunya melalui hibah dari WHO, dan sinergi dengan APBD di daerah. Menghadapi RPJMN, Renstra dan tantangan di tahun 2020-2024, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, berupaya mengatisipasi melalui, penyusunan Rencana Aksi Kesehatan Kerja 2020-2035, Rencana Aksi Nasional Aktifitas Fisik 2020-2035, Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2020-2025, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dekonsentrasi 2020, Petunjuk Perencanaan 2020-2024, Buku Indikator Kesehatan Kerja dan Olahraga 2020-2024, Buku Panduan Program Kesehatan Kerja dan Olahraga, serta Pengembangan dan Orientasi Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga (SITKO).

B. Maksud dan Tujuan Laporan akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga diharapkan dapat menggambarkan dan menjelaskan berbagai upaya dan capaian kinerja direktorat kesehatan kerja dan olahraga selama 2015-2019.

C. Tugas Pokok Fungsi dan Struktur Organisasi 1. Tugas Pokok dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melaksanakan kegiatan tugas sehari-hari bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai

Page 8: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

8

tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, dan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang kesehatan kerja dan olahraga sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mempunyai fungsi: a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans,

kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan kesehatan okupasi dan surveilans,

kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga; c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;

e. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja, dan kesehatan olahraga;

f. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

2. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonsia Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut : a. Subdirektorat Kesehatan Okupasi dan Surveilans b. Subdirektorat Kapasitas Kerja c. Subdirektorat Lingkungan Kerja d. Subdirektorat Kesehatan Olahraga dan e. Subbagian Tata Usaha;

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2019

Page 9: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

9

D. Sumber Daya Manusia (SDM) Jumlah pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2019 mengalami perubahan karena adanya pegawai yang pindah tugas dan purna tugas. Sesuai dengan diagram berikut ini :

Page 10: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

10

Grafik 1.1. Jumlah ASN Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan kelompok Umur Tahun 2016-2019

Grafik 1.2 Jumlah Pramubakti Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2015-2019

Dari gambar 1.2 dan 1.3 dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berada pada rentang usia kurang dari 30 tahun hingga 40 tahun, sehingga dengan kepemimpinan dan peningkatan kapasitas yang baik dapat menghasilkan ide kreatif dan kinerja organisasi yang optimal.

≤30 Tahun 31-40 Tahun 41 - 50 Tahun 51-60 Tahun Total

2016 14 17 11 11 53

2017 13 18 11 11 53

2018 8 18 16 10 52

2019 3 23 16 8 50

0

10

20

30

40

50

60

Jum

lah

Ora

ng

Jumlah Pegawai Berdasarkan Umur

≤30 Tahun 31-40 Tahun 41 - 50 Tahun ≥ 51 Tahun Total

2015 7 7

2016 5 1 6

2017 8 5 13

2018 9 2 11

2019 6 5 1 12

0

2

4

6

8

10

12

14

Jum

lah

Ora

ng

Jumlah Pramubakti Berdasarkan Umur

Page 11: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

11

Grafik 1.3. Sebaran Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun berdasarkan Jabatan

Dari gambar diatas diketahui bahwa dari total pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan olahraga, sebanyak 16 orang atau 27,5% merupakan pejabat struktural, sebanyak 5 orang atau 9,8 % pejabat fungsional tertentu dan selebihnya, 62,75%, merupakan JFU yang terdistribusi sesuai kompetensi dan kapasitas didalam Subdit dan Subbag TU (sebagaimana daftar terlampi) Grafik 1.4. Sebaran Pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun berdasarkan pendidikan Dari Grafik diatas diketahui bahwa dari total pegawai Direktorat Kesehatan Kerja dan olahraga, sebagian besar pegawai atau 56,86% telah menyelesaikan jenjang S2 (pasca sarjana), peningkatan kapasitas bagi pegawai melalui tugas belajar dan ijin belajar dilakukan secara selektif dengan memperhatikan prestasi kerja dan kebutuhan organisasi, sehingga diharapkan dapat memupuk bibit pimpinan dan meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan

Page 12: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

12

E. Sistematika Sistematika penulisan LAKIP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga adalah sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan, menjelaskan uraian singkat mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, penjelasan umum organisasi, dan tugas pokok dan fungsi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga.

2. Bab II Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan mengenai Rencana Strategis, perjanjian kinerja/penetapan Kinerja tahun 2019 dan gambaran sasaran yang ingin dicapai Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2019.

3. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menjelaskan pencapaian sasaran kinerja dengan menyajikan hasil-hasil yang telah dicapai, analisis tentang keberhasilan dan kegagalan capaian sasaran kinerja, efisiensi yang telah dilakukan serta rencana tindak lanjut sebagai rekomendasi dan solusi untuk masukan program peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang.

4. Bab IV Penutup, menyajikan kesimpulan mengenai pencapaian kinerja terhadap rencana kerja tahun 2019

5. Lampiran, menyajikan data dukung terkait perjanjian kinerja, target dan sasaran, capaian program dan data dukung lainnya

Page 13: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

13

BAB II

RENCANA KERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Perencanaan Kinerja Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra Kemenkes) Tahun 2015-2019 ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.02.02/MENKES/52/2015 yang kemudian diperbaharui sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.01.07/MENKES/422/2017, dimana di dalamnya terdapat amanat mengenai upaya kesehatan kerja dan olahraga. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan salah satu unit kerja yang berada di lingkup Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, memiliki tugas pokok melaksanakan perumusan dan pelaksanaan serta evaluasi dibidang kesehan kerja dan olahraga. Perencanaan pencapaian target dan kinerja Direktorat dituangkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) 2016-2020. Berdasarkan Renstra Kemenkes 2015-2019 dan target RKP yang ditetapkan Bappenas, maka target yang harus dicapai adalah : Tabel 2.1 Matriks Indikator Renstra Kemenkes dan RKP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

Dimana definisi operasional target indikator terkait upaya kesehatan kerja dan olahraga dari Renstra dan RKP tersebut adalah :

Page 14: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

14

Tabel 2.2. Matriks Definisi Operasional Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

PROGRAM/KEGIATAN

Sasaran Program/ Kegiatan

Indikator DO/Cara Perhitungan

Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

Meningkatnya upaya kesehatan kerja dan olahraga

1.Presentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

(Jumlah Puskesmas yang mendapat orientasi atau pelatihan kesehatan kerja dibagi jumlah Puskesmas seluruh Indonesia) x 100%

2. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI

Jumlah Pos UKK di PPI/TPI yang diberikan kit Pos UKK

3. Presentase fasilitasi pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

(Jumlah fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar dibagi jumlah fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI) x 100%

4. Presentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya

(Jumlah puskesmas yang mendapat orientasi atau pelatihan kesehatan olahraga dibagi jumlah Puskesmas seluruh Indonesia) x 100%

5. Jumlah Pos UKK yang terbentuk

Jumlah Pos UKK yang dibentuk oleh puskesmas pada kelompok pekejra sektor informal di wilayah kerja puskesmas

6. Presentase Puskesmas yang melaksanakan Kesehatan Olahraga bagi Anak SD

(Jumlah puskesmas yang melakukan penjaringan dini atau pembinaan kebugaran jasmani anak sekolah dasar melalui gerakan peregangan atau bermain pada jam istirahat dibagi jumlah Puskesmas seluruh Indonesia) x 100%

7. Persentase Jemaah Haji yang diperiksa kebugaran jasmani

(Jumlah Calon Jemaah Haji tahun berjalan yang telah diperiksa kesehatan dan diukur kebugaran jasmani dibagi jumlah CJH tahun tersebut) x 100%

8. Jumlah Perusahaan / tempat kerja melaksanakan GP2SP

Jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan paling sedikit 1(satu) dari kegiatan : a. Memiliki kebijakan terkait GP2SP b. Menyediakan ruang ASI c. Memberikan cuti melahirkan d. Memberikan kesempatan untuk

memerah ASI e. Memberikan tablet Fe pada pekerja

perempuan f. Memberikan tambahan makanan

untuk pekerja perempuan hamil dan menyusui

g. Memberikan makanan untuk pekerja perempuan yang lembur

h. Pemeriksaan pekerja perempuan hamil

i. Perlakuan khusus ibu hamil j. Pelayanan KB k. Melakukan medical check up

Indikator RKP pada tahun 2017 merupakan indikator tambahan sesuai kesepakatan dengan Bappenas diakhir tahun 2016, sejalan dengan indikator Renstra yang telah ditetapkan. Untuk mencapai indikator kinerja dan menjamin implementasi program

Page 15: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

15

secara berkelanjutan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahrag menyusun Rencana Aksi Kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2016 – 2020.

B. Perjanjian Kinerja Perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2019, dilaksanakan pada tanggal 28 desember 2018 dimana telah ditetapkan : 1. Target Realisasai DIPA 2019 sebesar 93 % 2. Target Capaian Kegiatan

a. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar 80 % b. Jumlah Pos UKK yang terbentuk didaerah TPI/PPI - 730 c. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standart 100

% d. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan Kesehatan olahraga

pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya 60 %

Perjanjian kinerja Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga, diturunkan menjadi perjanjian kinerja anatara Direktur Kesehatan Kerja dengan 4 kepala Sub Direktorat dan Kasubbag Tatausaha pada tanggal 31 Desember 2018, yang menjadi bagian penilaian kinerja semua staf dimasing-masing bagian. (data terlampir) Berdasarkan perjanjian kinerja tersebut Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dapat menyelesaikan target indicator kinerja dengan baik, tetapi belum dapat memenuhi target realisasai DIPA 2019 sebesar 93 % (capaian hanya 91 %)

Page 16: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

16

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja yang memuat realisasi dan capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga pada tahun 2019. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai sejauhmana keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan. Pengukuran capaian kinerja dilihat dari sandingan target dengan capaian kinerja dan penyerapan anggaran, semakin tinggi capaian kinerja dan realisasi anggaran maka semakin efektif dan efisien pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan.

Tabel 3.1 Capaian Kinerja Kegiatan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

Pengukuran kinerja kegiatan kesehatan kerja dan olahraga yang mengarah pada outcome atau dampak belum dilakukan harus melalui survei atau penelitian.

B. Cara Pengukuran Indikator Indikator kesehatan kerja dan olahraga dihitung dengan cara sebagaimana berikut ini 1. Persentase Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

Puskesmas Kesehatan Kerja : 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑗𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎 X 100%

Indikator persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dibuktikan dengan puskesmas yang telah mendapatkan orientasi atau pelatihan kesehatan kerja, laporan dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas,

Page 17: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

17

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai ke Pusat. Kementerian Kesehatan melakukan rekapitulasi data jumlah Puskesmas melapor kesehatan laporan triwulan34 Provinsi.

2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI

Indikator jumlah Pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI dihitung dengan cara jumlah pos UKK di TPI/PPI yang dibentuk dan dibina oleh puskesmas dan memiliki pos UKK Kit. Laporan diperoleh secara berjenjang melalui pelaporan puskesmas, dinas kesehatan kab/kota/provinsi dan disampaikan ke pusat.

3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar

Persentase fasilitas pelayanan kesehatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) atau Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang memenuhi standar diperolah dari jumlah fasilitas pemeriksaan kesehatan PMI yang memenuhi standar dibagi jumlah fasilitas pemeriksaan kesehatan PMI dikali seratus persen.

Persentase fasilitas pelayanan kesehatan PMI yang memenuhi standar diperolah dari data Direktorat Fasilitas Pelayanan Kesehatan Ditjen Pelayanan Kesehatan yang melakukan penetapan dan pemberian izin serta akreditasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan terhadap PMI berupa pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (pra penempatan), selama bekerja di luar negeri sampai dengan setelah bekerja (pasca penempatan).

4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Dihitung dengan cara jumlah puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga dibagi jumlah puskesmas seluruh Indonesia dikali seratus persen.

Puskesmas Kesehatan Olahraga: 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑜𝑙𝑎ℎ𝑟𝑎𝑔𝑎

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑢𝑠𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐼𝑛𝑑𝑜𝑛𝑒𝑠𝑖𝑎X 100%

Indikator persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya dibuktikan dengan adanya puskesmas yang mendapat orientasi atau pelatihan kesehatan olahraga, laporan disampaiakan secara berjenjang mulai dari tingkat Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi sampai ke Pusat. Kementerian menghitung dan melakukan rekapitulasi data jumlah Puskesmas yang melapor kesehatan olahraga dari laporan triwulanan 34 Provinsi.

5. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas

Jumlah Pos UKK yang dibentuk oleh puskesmas pada kelompok pekerja sektor informal di wilayah kerja puskesmas dihitung dengan cara menjumlah Pos UKK yang difasilitasi pembentukan dan pembinaannya oleh Puskemas diwilayah kerja puskesmas tersebut. Laporan diperoleh secara berjenjang melalui pelaopran puskesmas, dinas kesehatan kab/kota/provinsi dan disampaikan ke pusat.

6. Persentase puksesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD

Persentase puskesmas melaksanakan ksehatan olahraga bagi anak SD dihitung dengan cara : (Jumlah puskesmas yang melakukan penjaringan dini atau pembinaan kebugaran jasmani anak sekolah dasar melalui gerakan peregangan atau bermain pada jam istirahat dibagi jumlah Puskesmas seluruh Indonesia) x 100%

Page 18: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

18

Laporan diperoleh secara berjenjang melalui pelaopran puskesmas, dinas kesehatan kab/kota/provinsi dan disampaikan ke pusat.

7. Persentase calon Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani Persentase calon Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani dihitung dengan cara: (Jumlah Calon Jemaah Haji tahun berjalan yang telah diperiksa kesehatan dan diukur kebugaran jasmani dibagi jumlah CJH tahun tersebut) x 100% Laporan diperoleh secara berjenjang melalui pelaopran puskesmas, dinas kesehatan kab/kota/provinsi dan disampaikan ke pusat.

8. Jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP Jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP dihitung dengan cara menjumlah perusahaan/tempat kerja dengan minimal telah melaksanakan paling sedikit 1(satu) dari kegiatan : a. Memiliki kebijakan terkait GP2SP b. Menyediakan ruang ASI c. Memberikan cuti melahirkan d. Memberikan kesempatan untuk memerah ASI e. Memberikan tablet Fe pada pekerja perempuan f. Memberikan tambahan makanan untuk pekerja perempuan hamil dan menyusui g. Memberikan makanan untuk pekerja perempuan yang lembur h. Pemeriksaan pekerja perempuan hamil i. Perlakuan khusus ibu hamil j. Pelayanan KB k. Melakukan medical check up

C. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 Evaluasi dan analisa capaian kinerja indikator Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2019 ditampilkan bersama capaian target Renstra Kemenkes 2015-2019, mengingat tahun 2019 merupakan tahun terakhir RPJMN 2015 – 2019 1. Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar

Hasil evaluasi tahun 2019, capaian puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar mencapai 81,14% dimana telah mencapai dari target yang telah ditetap sebesar 80%.

Page 19: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

19

Grafik 3.1 Target dan Capaian Puskesmas Kesehatan Kerja Dasar tahun 2015-2019

Dari 34 provinsi, terdapat 6 provinsi dengan capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar sebesar 100%. Provinsi tersebut Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Sulawesi Utara, Gorontalo dan Sulawesi Barat. Untuk provinsi yang masih jauh dibawah target yaitu Papua dan Papua Barat.

Tercapainya target 2019 merupakan kumulatif adanya dukungan faktor pengungkit dan pendorong sejak tahun 2015 – 2019 : a. Adanya penanggung jawab program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada

Dinkes provinsi dan kabupaten b. ToT Kesehatan Kerja di tingkat pusat dan pelatihan kesehatan kerja di tingkat

provinsi dan kabupaten kota yang berkesinambungan dan terstruktur, c. Sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja dengan sasaran LS/LP,

Perguruan Tinggi di tingkat pusat dan daerah d. Optimalisasi dana dekonsentrasi untuk orientasi kesehatan kerja dan olahraga

dan distribusi media KIE e. Terbangunya jejaring dengan LS/LP serta OP dan NGO ditingkat pusat dan

daerah, f. Peningkatan komunikasi dan koordinasi melalui pemanfaatan media komunikasi

digital seperti whatsapp group pusat, kabid Kesmas dan PJ Kesjaor daerah.

Dalam pelaksanaan kegiatan terdapat faktor penghambat pencapaian indikator antara lain, yaitu: a. Terbatasnya jumlah dan distribusi SDM kesehatan kerja. b. Seringnya terjadi pergeseran/ rotasi pegawai di daerah sehingga berdampak

pada kesinambungan kegiatan c. Jabatan rangkap pengelola kesehatan kerja khususnya dibidang administrasi. d. Terjadinya penurunan anggaran kesehatan kerja baik di pusat dan dana

dekonsentrasi

2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI / TPI Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) merupakan salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat dengan sasaran utama pekerja sektor informal, yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat pekerja

40

50

60

70

80

30.05

35.63

62.56

70.87

81.14

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2015 2016 2017 2018 2019

% PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN

KESEHATANKERJADASAR

TARGET CAPAIAN

Page 20: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

20

melalui pemberian pelayanan kesehatan dengan pendekatan utama promotif dan preventif, disertai kuratif dan rehabilitatif sederhana/terbatas. Pos UKK dibentuk dengan kelompok dengan jenis pekerjaan yang sama beranggotakan 10 - 50 orang. Hasil evaluasi tahun 2019, capaian jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI mencapai 793 Pos UKK atau melebihi dari target sebesar 730 Pos UKK Grafik 3.2 Target dan Capaian Pos UKK di daerah PPI/TPI tahun 2015-2019.

Tercapainya target tersebut dikarenakan faktor pengungkit dan pendorong yaitu:

a. Adanya penanggung jawab program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada Dinkes provinsi dan kabupaten

b. ToT Kesehatan Kerja di tingkat pusat dan pelatihan kesehatan kerja di tingkat provinsi dan kabupaten kota yang berkesinambungan dan terstruktur,

c. Sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja dengan sasaran LS/LP, Perguruan Tinggi di tingkat pusat dan daerah

d. Optimalisasi dana dekonsentrasi untuk orientasi kesehatan kerja dan olahraga dan distribusi media KIE

e. Terbangunya jejaring dengan LS/LP serta OP dan NGO ditingkat pusat dan daerah,

f. Peningkatan komunikasi dan koordinasi melalui pemanfaatan media komunikasi digital seperti whatsapp group pusat, kabid Kesmas dan PJ Kesjaor daerah.

g. Pembiayaan pembentukan Pos UKK dapat melalui dana dekonsentrasi, DAK non fisik dan APBD

h. Pengadaan serta distribusi Pos UKK Kit dan APD Kit i. Sistem laporan dari Puskesmas ke Kabupaten/Kota yang mulai terintegrasi

Faktor yang menjadi penghambat pencapaian indikator : a. Terdapat beberapa daerah PPI/TPI yang sulit diakses oleh transportasi. b. Terdapat beberapa daerah PPI/TPI yang sudah tidak lagi melakukan kegiatan

pendaratan dan pelelangan ikan

230

355

480

605

730

243

374

482

623

793

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

2015 2016 2017 2018 2019

JUMLAH POS UKK YANG TERBENTUK DI TPI/PPI

TARGET CAPAIAN Column1

Page 21: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

21

3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan calon TKI (PMI) yang memenuhi standar Persentase dan/atau jumlah fasilitas pelayanan kesehatan pemeriksaan kesehatan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI)/Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang memenuhi standar adalah Rumah Sakit atau klinik utama yang ditetapkan dan telah dibina oleh Kementerian Kesehatan RI untuk menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan calon TKI sesuai Permnenkes No. 29 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia.

Hasil evaluasi tahun 2019, capaian persentase dan/atau jumlah fasilitas pelayanan pemeriksaan kesehatan calon TKI/PMI sebesar 100%.

Grafik 3.3 Target dan Capaian Fasilitas Pemeriksaan CTKI (PMI) tahun 2015-2019.

Tercapainya target tersebut dikarenakan faktor pengungkit dan pendorong, yaitu : a. Penerapan kebijakan terkait Klinik Pemeriksa PMI antara lain :

Permenkes 29/2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Pemeriksaan Kesehatan Calon Tenaga Kerja Indonesia

Permenkes 9/2014 tentang Klinik

Permenkes 45/2014 tentang Penyelenggaraan Survailance Kesehatan

Permenkes 26/2015 tentang Tarif Pemeriksaan Kesehatan CPMI b. Terbentuknya Komite Pelindungan Kesehatan Pekerja Migran Indonesia

Kepmenkes No. HK.01.07/Menkes/337/2019 c. Koordinasi yang lebih baik antara lintas program terkait dengan Kemenaker,

BNP2TKI,

Dalam pelaksanaan masih terdapat faktor penghambat pencapaian indikator : a. Perbedaan pola kerja antar negara dalam penanganan PMI b. Adanya kegiatan Privat to Privat dalam penanganan PMI antar negara yang tidak

sejalan dengan kebijakan pemerintah RI c. Hasil pemeriksaan Klinik di Indonesia belum sepenuhnya memenuhi ketentuan

100 100 100 100 100 100 100 100

0

20

40

60

80

100

120

0

20

40

60

80

100

120

2015 2016 2017 2018*

% FASILITAS PEMERIKSAAN KESEHATAN TKI YANG MEMENUHI STANDAR

TARGET CAPAIAN Column1

Page 22: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

22

Adanya kebijakan lintas sektor yang mendukung program PMI 1) Program Desa Migran Produktif, 2) Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA), 3) upaya pencegahan dan penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayah kerjanya Hasil evaluasi tahun 2019, capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga pada kelompok masyarkat diwilayah kerjanya mencapai 81,14% dimana telah mencapai dari target yang telah ditetap sebesar 80%. Capaian ini melebihi target yang ditetapkan sebesar 80%.Puskesmas yang telah melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga tersebar di 34 provinsi. Beberapa provinsi dengan capaian Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga pada kelompok Masyarakat di wilayah kerjanya diatas 73,3% sebanyak 20 provinsi, sebanyak 7 (tujuh) provinsi melebihi target 80% dan 7 (tujuh) provinsi dibawah target

Grafik 3.4 Target dan Capaian Persentase Puseksmas yang Melaksanakan Kegiatan Kesehatan Olahraga tahun 2015-2019

Berdasarkan Riskesdas 2018 masyarakat yang kurang aktivitas fisik usia > 10 tahun mengalami peningkatan, tahun 2013 sebesar 26,1% dan tahun 2018 sebesar 33,5%. Data lain dari SDI menggambarkan peningkatan partisipasi masyarakat berolahraga, pada tahun 2018 sebeasar 34% yaitu dari 100 orang yang aktif berolahraga hanya 34 orang. Sementara indikator puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga meningkat setiap tahun, indikator puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga merupakan kesiapan fasilitas kesehatan/instansi dalam menggerakkan masyarakat, namun untuk mengubah perilaku masyarakat agar bergerak atau melakukan aktivitas fisik membutuhkan waktu, konsisten dan kerjasama yang berkesinambungan dari semua stakeholder, lintas sektor dan lintas program.

Beberapa upaya yang dapat mendorong peningkatan capaian dilakukan untuk mengkaji ulang kegiatan yang mampu memberikan kontribusi dalam mendukung pembangunan nasional bidang kesehatan yaitu :

20

30

40

50

60

13.07

24.95

49.78

65.69

80.86

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2015 2016 2017 2018 2019

% PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN KESEHATAN OLAHRAGA PADA KELOMPOK MASYARAKAT DI WILAYAH KERJANYA

TARGET CAPAIAN Column1

Page 23: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

23

a. Identifikasi peran stakeholder dalam mendukung masyrakat untuk berolahraga atau beraktivitas fisik

b. Penyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) AF dalam memperkuat implementasi Inpres No 1 tahun 2017 tentang Germas

c. Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi terkait pengembangan model penggerakan aktivitas fisik integratif melalui Car Free Day dan Active School.

Tercapainya target indikator puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga dikarenakan adanya faktor pengungkit dan pendorong yaitu : a. SDM/Pengelola Kesehatan Olahraga

Beberapa daerah telah memiliki petugas khusus pengelola kesehatan kerja dan olahraga dan sudah terorientasi/terlatih sampai ke level puskesmas. Pemegang program kesehatan kerja dan olahraga memahami kegiatan kesehatan olahraga sehingga memudahkan mereka mencapai target indikator.Tahun 2019 dilakukan TOT Kesehatan Olahraga pada 14 Provinsi yang tenaga kesehatan olahraga belum terorientasi atau pindah unit kerja.

b. Koordinasi dan sinergitas Koordinasi dan sinergitas dilakukan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait pada kegiatan yang dilakukan. Kegiatan terintegrasi dengan lintas program sehingga memudahkan dalam pencapaian target. Selain itu perencanaan yang baik telah dilakukan di awal sebelum kegiatan sehingga daerah mudah memahami kegiatan yang akan dilaksanakan. Menu-menu kegiatan yang akan dilakukan diberikan oleh provinsi kepada Kab/kota sehingga daerah lebih fokus dalam melaksanakan kegiatan. Setiap rapat koordinasi dibahas capaian yang telah dilakukan dan diberikan penghargaan dengan memaparkan keberhasilannya, bagi daerah yang rendah capaiannya dilakukan pendampingan intensif.

c. Koordinasi kebugaran jasmani Jemaah haji, dalam pelaksanaan sudah dilakukan dengan melibatkan lintas sektor yaitu Kanwil Kemenag di level Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama serta KBIH untuk memudahkan perolehan data dan pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani calon jamaah haji.

d. Koordinasi dalam pembudayaan aktivitas fisik dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga, Organisasi masyarakat seperti Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia dan komunitas olahraga di Lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan masyarakat.

e. Koordinasi pembinaan kebugaran jasmani anak sekolah dengan kegiatan akselerasi melalui UKS/M yang dilakukan melalui integrasi dengan Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI, Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

f. Tersedianya pembiayaan dari PHLN untuk menggerakkan stakeholder dalam rangka penyiapan RAN Aktivitas Fisik.

g. Adanya pemberian stimulus kesehatan olahraga dalam bentuk kit kebugaran jasmani bertujuan untuk memudahkan pengelola kesehatan olahraga dalam menjalankan kegiatan pengukuran kebugaran jasmani di lapangan. Pendistribusian sebagai stimulus Kesehatan olahraga dalam bentuk kit kebugaran jasmani tahun 2017 – 2019

h. Dukunngan Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) Bandung sebagai UPT Pusat dan BKOM di daerah yang merupakan pusat rujukan kesehatan olahraga yang membantu dalam melakukan pembinaan teknis terhadap

Page 24: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

24

Puskesmas berkoordinasi dengan beberapa Dinas Kesehatan provinsi/ kabupaten/kota.

Faktor yang menjadi penghambat pencapaian indikator : a. Kompetensi pengelola program di tingkat Kab/Kota dan Puskesmas b. Terbatasnya koordinasi dan kolaborasi LS/LP dalam pengembangan kesehatan

olahraga

D. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja RKP 2017-2019 1. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas

Jumlah pos UKK yang terbentuk di wilayan Puskesmas selalu mencapai target sejak indicator ini ditetapkan pada tahun 2017, yaitu 1038 Pos UKK dari target 1020 di tahun 2017, 1984 Pos UKK dari target 1820 di tahun 2018, dan 7289 Pos UKK dari target 2620 di tahun 2019.

Grafik 3.5 Jumlah Pos UKK yang terbentuk di wilayah Puskesmas tahun 2017-2019

Tercapainya target tersebut dikarenakan faktor pengungkit dan pendorong, diantaranya : a. Adanya penanggung jawab program Kesehatan Kerja dan Olahraga pada Dinkes

provinsi dan kabupaten b. ToT Kesehatan Kerja di tingkat pusat dan pelatihan kesehatan kerja di tingkat

provinsi dan kabupaten kota yang berkesinambungan dan terstruktur, c. Sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja dengan sasaran LS/LP,

Perguruan Tinggi di tingkat pusat dan daerah d. Optimalisasi dana dekonsentrasi untuk orientasi kesehatan kerja dan olahraga

dan distribusi media KIE e. Terbangunya jejaring dengan LS/LP serta OP dan NGO ditingkat pusat dan

daerah, f. Peningkatan komunikasi dan koordinasi melalui pemanfaatan media komunikasi

digital seperti whatsapp group pusat, kabid Kesmas dan PJ Kesjaor daerah. g. Pembiayaan pembentukan Pos UKK dapat melalui dana dekonsentrasi, DAK

non fisik dan APBD

1020

1820

2620

1038

1984

7289

0.0

1000.0

2000.0

3000.0

4000.0

5000.0

6000.0

7000.0

8000.0

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

2017 2018 2019

POS UKK

TARGET CAPAIAN

Page 25: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

25

h. Pengadaan serta distribusi Pos UKK Kit dan APD Kit i. Sistem laporan dari Puskesmas ke Kabupaten/Kota yang mulai terintegrasi j. Akhir tahun 2018 ditetapkan kebijakan 1 Puskesmas 1 Pos UKK yang pada

Rakontek Kesmas di tahun 2018, dan kebijakan dana DAK non fisik dapat digunakan untuk mendukung pembentukan dan pembinaan Pos UKK mulai tahun 2019 dan integrasi dengan Posbindu PTM.

Faktor yang masih menjadi penghambat pencapaian indikator, antara lain : a. Jumlah yang besar dan terdistribusinya sasaran pekerja sektor informal b. Jam kerja pekerja sektor informal yang sangat mempengaruhi penghasilan

ekonomi c. Upaya pemberdayaan masyarakat memerlukan waktu yang tidak singkat hingga

terbentuk pos UKK

2. Persentase puksesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD Hasil evaluasi tahun 2019, capaian puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga pada bagi anak SD mencapai 69,79% dimana tidak dapat mencapai dari target yang telah ditetap sebesar 75%. Tidak tercapainya indikator ini diantaranya disebabkan oleh jumlah SD/MI yang mencapai lebih dari 177.000 sekolah, keterbatasan SDM serta prioritas upaya kesehatan pada pengukuran kebugaran haji dan olahraga pada kelompok masyarakat. Grafik 3.6 Target dan Capaian Persentase Puseksmas yang Melaksanakan Kesehatan Olahraga bagi anak SD tahun 2017-2019

Pembinaan Kesehatan olahraga pada anak sekolah dasar dilakukan terintegrasi dengan kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kegiatan pembinaan pada anak sekolah dasar melibatkan guru olahraga dan guru penanggungjawab UKS. Kegiatan pembinaan tersebut dilaporkan secara berjenjang dengan indikator dalam RKP berupa persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan olahraga bagi anak SD

Berbagai upaya telah dilakukan untuk pelaksanaan kegiatan ini, namun belum cukup mendorong tercapainya indikator, upaya tersebut diantaranya : a. Koordinasi dan sinergitas

75 75 7577.78

63.31

69.79

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2017 2018 2019

Puskesmas OR SD

TARGET CAPAIAN Column1

Page 26: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

26

Koordinasi dan sinergitas dilakukan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor terkait pada kegiatan yang dilakukan..

b. Koordinasi pembinaan kebugaran jasmani anak sekolah dengan kegiatan akselerasi UKS/M.

c. Tersedianya pembiayaan dari PHLN untuk menggerakkan stakeholder dalam rangka penyiapan RAN Aktivitas Fisik.

d. Adanya pemberian stimulus kesehatan olahraga dalam bentuk kit kebugaran jasmani tahun 2017 – 2019

e. Adanya Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) Bandung sebagai UPT Pusat dan BKOM di daerah membantu dalam melakukan pembinaan teknis terhadap Puskesmas

3. Persentase calon Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani

Pembinaan kebugaran jasmani Jemaah haji dipusatkan saat pembinaan pada masa tunggu yaitu 6 bulan sebelum jamaah haji berangkat ke tanah suci. Pada tahun 2019 ini yang menjadi cakupan adalah jamaah haji yang berangkat pada bulan Juli tahun 2019. Persentase jamaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani sampai dengan tribulan II sebanyak 132.450 orang (64,88%) dari total 204.146 jamaah haji. Kegiatan pemeriksaan kebugaran jemaah haji tribulan III dan IV Tahun 2019 dilakukan terhadap sebanyak 42.440 orang yang merupakan Jemaah haji yang akan berangkat ke tanah suci tahun 2020/ 1441 H, sehingga total dilakukan pengukuran kebugaran jasmani CJH sebanyak 174.890 orang di tahun 2019

Grafik 3.7 Target dan Capaian Calon Jemaah Haji yang diperiksa kebugaran jasmani tahun 2017-2019

30

40

5047.98

63.26

85.73

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

2017 2018 2019

% CJH

TARGET CAPAIAN

Page 27: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

27

Grafik 3.8 Hasil Pengukuran Kebugaran CJH tahun 2019

Dari hasil pengukuran tersebut hampir 50% CJH tahun 2019 berada pada kategori “kurang”, hal ini disebabkan selain karena sebagian besar CJH merupakan lanjut usia, tetapi juga menunjukan aktifitas fisik yang kurang sehingga menyebabkan kebugaran yang kurang.

Tercapainya target tersebut dikarenakan berbagai upaya yang telah dilakukan diantaranya a. Terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan No.15 tahun 2016 tentang istitaah

kesehatan, b. ToT dan pelatihan kesehatan olahraga secara berkesinambungan dan

terstruktur, c. sosialisasi dan advokasi, d. optimalisasi dana dekon untuk orientasi dan pengukuran kebugaran, penguatan e. koordinasi dan pelaksanaan melalui UKS/M di tingkat pusat dan daerah, f. pengadaan dan distribusi kit kebugaran, g. membangun kerjasa sama dengan LS/LP serta OP dan NGO h. peningkatan komunikasi dan koordinasi melalui pemanfaatan media komunikasi

digital seperti whatsapp group pusat, kabid Kesmas dan PJ Kesjaor daerah.

4. Jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP Sejak tahun 2017, pencapaian jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP tidak dapat tercapai dari target yang telah ditetapkan.Hingga tahun 2019 terdapat 650 perusahaan/tempat kerja dari target 760 perusahaan/termpat kerja. Grafik. 3.9 Capaian Perusahaan/Tempat kerja yang melaksanakan GP2SP tahun 2017-2019

3.43

20.02

49.91

18.89

4.87

2.74

11.77

Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Gagal Tidak Layak

Page 28: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

28

Berbagai upaya seperti terbitnya SKB Menteri Ketenagakerjaan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Kesehatan dan Menteri PPPA tentang GP2SP di tahun 2017, kemudian dilanjutkan terbitnya Perjanjian Kerja Sama antara eselon 1 ditahun yang sama, surat edaran Menteri Dalam Negeri tentang pelaksanaan GP2SP di tahun 2018, Disisi lain adanya berbagai kegiatan seperti ToT dan pelatihan kesehatan kerja yang berkesinambungan dan terstruktur, sosialisasi dan advokasi terkait kesehatan kerja, optimalisasi dana dekonsentrasi untuk orientasi kesehatan kerja dan olahraga, membangun dengan LS/LP serta OP dan NGO, serta peningkatan komunikasi dan koordinasi melalui pemanfaatan media komunikasi digital seperti whatsapp group pusat, kabid Kesmas dan PJ Kesjaor daerah telah dilakukan, serta pemberian reward melalui penghargaan Mitra Bakti Husda (MBH), namun belum dapat mendorong tercapainya GP2SP. Tidak tercapainya jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP disebabkan oleh persebaran perusahaan terkonsentrasi di pulau Jawa sehingga beban Dinas Kesehatan

E. Kegiatan yang Mendukung Indikator Kinerja

Pada tahun 2019, pencapaian target indikator kinerja Kesehatan Kerja dan Olahraga di atas dilaksanakan melalui: 1. Penyusunan Norma, Standar, Prosedur, Kriterian (NSPK) Kesehatan Kerja dan

Olahraga a. Peraturan Pemerintah No.88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja

PP Kesehatan Kerja merupakan amanah UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan dimana pemerintah harus menetapkan standar kesehatan kerja. Pada tahun 2019, PP Kesehatan kerja telah berhasil diselesaikan berkat koordinasi dan kerjasama yang baik dengan K/L terkait. Pada PP ini diatur mengenai penyelenggaraan kesehatan kerja yang meliputi upaya pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, penanganan penyakit dan pemulihan kesehatan termasuk pendanaan dan peran dari sektor dan masyarakat terkait.

Page 29: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

29

b. Revisi Permenkes 56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit

Akibat Kerja. Revisi Permenkes 56 tahun 2016 ini dilakukan dalam rangka penyesuaian pengaturan pelayanan penyakit akibat kerja dengan regulasi yang baru dikeluarkan yaitu Perpres No.7 tahun 2019 tentang Penyakit Akibat Kerja dan Konsensus Tatalakasana Penyakit Akibat Kerja tahun 2018. Tujuan dari revisi PMK ini untuk memberikan kepastian hukum dalam pelayanan penyakit akibat kerja bagi fasyankes, pekerja, pemberi kerja dan badan penyelenggara jaminan, sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai acuan oleh stakeholder terkait seperti dinas kesehatan, fasyankes, BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, TASPEN dan ASABRI.

c. Rancangan Permenkes Kesehatan Olahraga Rancanan Permenkes ini ditujukan sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan termasuk masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani serta meningkatkan prestasi. Sasaran dari permenkes ini nantinya adalah masyarakat pada seluruh siklus hidup dalam semua tatanan termasuk pekerja, calon jemaah haji dan kelompok disabilitas; dan atlet Secara umum, ruang Lingkup Rancangan Peraturan Menteri Kesehan Kesehatan Olahraga adalah 1) Upaya kesehatan olahraga melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif, 2) Pelayanan Kesehatan Olahraga berupa aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga, 3) Strategi kesehatan olahraga dibagi berdasarkan kelompok sasaran yaitu melalui Kesehatan Olahraga Masyarakat (Menciptakan individu aktif, masyarakat aktif, lingkungan aktif dan sistem yang aktif) dan Kesehatan Olahraga Prestasi (Membangun standar keselamatan kesehatan olahragawan), 4) Penyelenggaraan kesehatan olahraga , 5) Strategi komunikasi upaya kesehatan olahraga melalui promosi pembudayaan aktivitas fisik

d. Rancangan PP Pelindungan Pekerja Migran Indonesia RPP ini merupakan turunan dari UU No.18 tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Tujuan dari penyusuanan PP ini agara dapat memberikan pelindungan bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan dan penghasilan yang laiak, baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan keahlian, keterampilan, bakat, minat, dan kemampuan.

e. Konsensus Penyakit Akibat Kerja

Konsensus PAK merupakan kesepakatan antar organisasi profesi sepesialistik dan umum dibidang kedokteran, dalam konsensus ini disepakati mengenai penegakan diagnosis PAK, kategori penetapan PAK dan mekanisme rujukan dan rujukan balik PAK.

f. Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Pos UKK Nelayan Buku ini merupakan acuan penyelenggaraan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) pada nelayan di pusat dan daerah, sasarannya adalah untuk petugas kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dengan ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi Konsep

Page 30: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

30

Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Sektor Informal, Penyelenggaraan Pos UKK Pada Nelayan, Pelatihan Kader Pos UKK Pada Nelayan, Pembinaan Pos UKK Pada Nelayan.

g. Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Pos UKK Petani

Buku ini sebagai acuan penyelenggaraan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) pada petani di pusat dan daerah, sasarannya adalah untuk petugas kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dengan ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi Konsep Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Sektor Informal, Penyelenggaraan Pos UKK Pada Petani, Pelatihan Kader Pos UKK Pada Petani, Pembinaan Pos UKK Pada Petani.

h. Penyusunan Buku Petunjuk Teknis Pos UKK UMKM

Buku ini sebagai acuan penyelenggaraan Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK) pada UMKM di pusat dan daerah, sasarannya adalah untuk petugas kesehatan di Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Puskesmas dengan ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi Konsep Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Sektor Informal, Penyelenggaraan Pos UKK Pada UMKM, Pelatihan Kader Pos UKK Pada UMKM, Pembinaan Pos UKK Pada UMKM.

Gambar 3.1. Petunjuk Teknis Pos UKK bagi Nelayan, Petani dan UMKM

i. Panduan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran dan Petunjuk Teknis Kesiapsiagaan Kondisi Darurat dan/atau Bencana di Rumah Sakit Petunjuk teknis ini disusun dengan tujuan sebagai acuan Rumah Sakit dalam melakukan pencegahan dan pengendalian kebakaran dan kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat dan/atau bencana. Sasaran petunjuk teknis ini yaitu pimpinan dan manajemen Rumah Sakit, pengelola K3 dan pegawai Rumah Sakit, pasien, pihak ketiga/tenant dan pengunjung/keluarga pasien. Dalam menghadapi kebakaran, Rumah Sakit harus mengetahui teori dan cara pengendalian kebakaran. Beberapa hal yang Rumah Sakit dalam menghadapi kondisi darurat dan/atau bencana antara lain mengidentifikasi risiko terjadinya kondisi darurat dan/atau bencana, melakukan penilaian risiko menggunakan metode Hazard and Vulnerability Analysis/HVA dan Hospitasl Safety Indes/HSI, membentuk tim tanggap darurat dan bencana, menetapkan sistem kode darurat, komunikasi dan informasi di Rumah Sakit, dan melakukan pelatihan/ simulasi kondisi darurat dan/atau bencana sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit.

Page 31: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

31

Dengan adanya panduan dan petunjuk teknis ini, diharapkan Fasyankes khususnya Rumah Sakit dapat melaksanakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja dan mendukung capaian indikator.

j. Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2020-2025 Penyusunan rencana aksi merupakan panduan dalam mencapai tujuan upaya kesehatan kerja dan olahraga di tahun 2020-2025, didalam rencana aksi ini terdapat kondisi upaya kesehatan kerja dan olahraga saat ini, tujuan yang ingin dicampai, indikator sebagai check poin keberhasilan, dan kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahunnya.

k. Rencana Aksi Nasional Aktivitas Fisik RAN ini disusun sebagai acuan untuk mengembangkan kebijakan, peraturan dan upaya pembudayaan aktivitas fisik masyarakat. Sasaran dan RAN ini adalah 1) Kementerian dan lembaga di tingkat Pusat yang berkepentingan dengan

Penggerakan Aktivitas Fisik. 2) Lembaga di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang berkepetingan

dengan Penggerakan Aktivitas Fisik. 3) Badan-badan dan organisasi non-pemerintah baik di tingkat pusat maupun

daerah yang berkepentingan dengan Penggerakan Aktivitas Fisik. 4) Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat baik di tingkat pusat maupun

daerah yang berkepentingan dengan Penggerakan Aktivitas Fisik. 5) Lembaga-lembaga mitra pembangunan yang relevan, baik yang bertaraf

internasional, nasional maupun lokal di tingkat provinsi dan kabupaten/kota. Rencana Aksi Nasional Pembudayaan Aktivitas Fisik ini menjelaskan dan membagi tugas dan fungsi stakeholder terkait tentang: 1) Konsep dasar Aktivitas Fisik dalam mencapai SDG’s 2) Pembudayaan aktivitas fisik sebagai komponen Germas 3) Dampak aktivitas fisik terhadap kesehatan 4) Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik 5) Prinsip upaya pembudayaan aktivitas fisik 6) Kebutuhan aktivitas fisik berdasarkan usia 7) Rencana Aksi Nasional Aktivitas Fisik untuk menciptakan individu aktif,

masyarakat aktif, Lingkungan aktif dan sistim aktif untuk tahun 2020 - 2030

l. Pedoman Penyelenggaraan Even Olahraga Pedoman ini disusun sebagai salah satu alat agar dapat menyelenggarakan event olahraga yang sukses melalui pelayanan kesehatan yang optimal. Sasaran dari pedoman ini adalah Institusi kesehatan, Penyelenggara event olahraga, dan Peserta event olahraga. Dengan ruang lingkup : 1) Pelayanan Kesehatan Medis

a) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada tempat kedatangan dan kepulangan kontingen;

b) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di pemukiman peserta event; c) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan pada saat upacara pembukaan,

penutupan dan perjalananapi kejuaraan; d) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di lokasi latihan dan

pertandingan; e) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan rujukan; f) Penyelenggaraan verifikasi gender;

Page 32: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

32

g) Penyelenggaraan verifikasi umur; h) Penyelenggaraan klasifikasi pada olahraga penyandang cacat; i) Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian; j) Penyelenggaraan penanggulangan krisis kesehatan.

2) Pelayanan Pengawasan Doping 3) Pelayanan Kesehatan Masyarakat

a) Penyelenggaraan dan pengawasan penyediaan makanan atlet dan official;

b) Penyelenggaraan pelayanan kesehatan lingkungan; c) Penyelenggaraan surveilans dan epidemiologi.

4) Penyelenggaraan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) a) Penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan; b) Penyelenggaraan pelatihan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan

yang dipersiapkan pada event olahraga; c) Penyelenggaraan promosi dan Informasi kesehatan.

m. Rancangan Pedoman Pusat Kebugaran

Pedoman ini disusun dengan tujuan agar menjadi acuan dalam terlaksananya penyelenggaraan kesehatan olahraga di pusat kebugaran. Sasaran pedoman adalan Manajemen Pusat Kebugaran, Tenaga Kesehatan dan Pengunjung Pusat Kebugaran. Dengan ruang lingkup : 1) Sarana dan prasarana yang minimal dapat diterapkan sesuai kaidah

kesehatan lingkungan (Pencahayaan, ventilasi, udara, lantai dan lainnya) 2) Petugas yang tersedia, tenaga kesehatan, tenaga lainnya seperti ahli gizi,

ahli cedera olahraga 3) Penanganan cedera olahraga 4) Penggunaan obat-obatan dan suplemen yang baik dan benar sesuai dengan

kesehatan

n. Penyusunan Pedoman Sepakbola Tujuan penyusunan pedoman ini adalah unutk memperkuat regulasi/peraturan pelayanan kesehatan khususnya pada cabang olahraga sepak bola sebagai salah satu langkah strategis untuk mempersiapkan atlet-atlet yang sehat dan bugar, sarana dan prasarana kesehatan dalam klub sepak bola untuk persebakbolaan Indonesia yang lebih baik. Sasaran : 1) Klub sepakbola (atlet, pelatih, manajemen, tim kesehatan) 2) Lintas Program/Sektor 3) Dinas Kesehatan Provinsi/Kab/Kota 4) Puskesmas Ruang Lingkup : 1) Manajemen Kesehatan Tim Sepakbola 2) Manajemen Pelayanan Kegawatdaruratan 3) Manajemen Anti Doping 4) Optimalisasi performa: nutrisi, hidrasi, skrinning over training 5) Layanan Konseling pemain dan staf 6) Sarana dan prasarana 7) Tenaga kesehatan pada even sepakbola 8) Pemeriksaan Kesehatan 9) Pembinaan Pelayanan Kesehatan

Page 33: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

33

o. Pembuatan Media KIE Kesehatan Olahraga Prestasi dalam rangka Pekan Olahraga Nasional (PON) Tujuannya yaitu aga didapat Media promosi kesehatan untuk persiapan bidang kesehatan menghadapi even PON XX tahun 2020. Sasaran : 1) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah 2) Tenaga Kesehatan 3) Atlit dan staf 4) Pengunjung dan Masyarakat Ruang Lingkup : 1) Video Animasi kewaspadaan kesehatan menghadapi PON XX di Provinsi

Papua 2) Video standar pelaksanaan even olahraga menghadapi PON XX 3) Lembar Balik Kesehatan Olahraga

p. Petunjuk Teknis Penilian dan Instrumen Penilian Mandiri K3 Perkantoran

Untuk mendukung upaya kesehatan kerja di tempat kerja khususnya K3 perkantoran, diperlukan instrumen untuk mengukur sejauh mana penerapan K3 di perkantoran. Penerapan K3 perkantoran dilihat dari aspek kebijakan yang mengatur, keselamatan kerja, kesehatan kerja, ergonomi, dan kondisi lingkungan kerja, adanya petunjuk teknis dan instrumen ini diharapkan dapat membantu pengelola K3 dalam mengevaluasi penerapan K3 di tempat kerja.

2. Pelatihan/Orientasi/Workshop Kesehatan Kerja dan Olahraga a. TOT Pelatihan Pembinaan Kesehatan Olahraga bagi Petugas

Sasaran Pemegang program kesehatan olahraga dan widyaiswara di Provinsi

Tujuan Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam melakukan pemeriksaan kebugaran jasmani dan pembinaan kelompok sesuai kaidah kesehatan.

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Jumlah JPL 56 JPL

Manfaat 1) Tersedia petugas yang kompeten untuk melakukan pelatihan bagi petugas di Kabupaten/Kota dalam mengimplementasikan program kesehatan olahraga

2) Terlaksananya penyelenggaraan Program Kesehatan Olahraga di Puskesmas, Kabupaten/Kota dan Provinsi

3) Tercapainya indikator sasaran Kementerian Kesehatan RI

b. ToT Kesehatan Kerja

Sasaran pengelola kesehatan kerja, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, dan widyaiswara di Dinas Kesehatan dan Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes) Provinsi serta Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Tujuan pemenuhan kuantitas disertai dengan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM K3 dalam rangka mengimbangi peningkatan SDM yang berkualitas di bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja karena peningkatan jumlah pekerja dan bonus demografi.

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Page 34: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

34

Jumlah JPL 52 JPL

Manfaat Meningkatnya kompetensi dan kemampuan para peserta yang dilatih dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pembina program dan juga sekaligus sebagai fasilitator serta pengajar pelatihan kesehatan kerja di daerah asal

c. ToT K3 Rumah Sakit

Sasaran Rumah Sakit pemerintah dan organisasi profesi (ARSADA dan PERSI)

Tujuan pemenuhan kuantitas disertai dengan peningkatan kualitas dan kapasitas SDM dalam melaksanakan K3 RS

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Jumlah JPL 77 JPL

Manfaat Tim yang sudah dilatih diharapkan dapat membuat pelatihan kembali untuk Rumah Sakit di wilayahnya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan

d. ToT Penyakit Akibat Kerja

Sasaran Pendidikan minimal dokter S2 terkait bidang kesehatan kerja yang terdiri dari dokter magister kedokteran kerja, dokter magister keselamatan dan kesehatan kerja, dokter spesialis dengan kriteria Pengalaman kerja di fasyankes minimal 2 tahun, Memiliki Surat Izin Praktik yang masih berlaku

Tujuan pelatih yang kompeten dalam melatih pelatihan dokter dalam diagnosa penyakit Akibat Kerja di semua fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Jumlah JPL 72 JPL

Manfaat meningkatkan jumlah dokter yang kompeten dalam diagnosis penyakit akibat kerja dan mempercepat pemerataan kompetensi dokter di seluruh wilayah Indonesia

e. Pelatihan Penyakit Akibat Kerja

Sasaran dokter di FKTP, dokter di Dinas Kesehatan, dokter di Dinas Ketenagakerjaan, dokter di BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan

Tujuan Meningkatnya kompetensi dokter dalam mendiagnosis penyakit akibat kerja yang diharapkan dapat membantu penegakan diagnosis PAK di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan baik primer maupun rujukan

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Jumlah JPL 60 JPL

Manfaat dokter layanan primer dan rujukan dapat dengan mudah menegakkan diagnosis PAK untuk membantu pekerja mendapatkan hak dan perlindungan dari berbagai badan penjamin kesehatan kerja

f. Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Sasaran Pemangku jabfung pembimbing kesehatan kerja

Tujuan Pendidikan pelatihan, sebagai syarat wajib pemangku jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja.

Page 35: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

35

Jumlah peserta per pelatihan

30 Orang

Jumlah JPL 98 JPL

Manfaat meningkatkan mutu, prestasi, pengabdian dan produktivitas kerja Pejabat Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja sesuai beban kerja dan tanggung jawab pekerjaan di unit kerja masing masing.

g. Orientasi Pajanan Kimia

Orientasi pajanan kimia dilakukan kepada pemegang program kesehatan kerja di Dinas Kesehatan yang wilayahnya terdapat risiko penggunaan merkuri dalam pertambangan emas skala kecil (PESK) dan risiko penggunaan pestisida. Orientasi tersebut bertujuan untuk memberikan pemahaman peserta terhadap pengelolaan risiko pajanan kimia khususnya pestisida dan merkuri termasuk tatalaksana intoksikasi. Orientasi yang dilakukan ini mendukung indikator puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja dasar karena puskesmas wajib melaksanakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja di wilayah kerjanya.

h. Workshop K3 Perkantoran

Workshop K3 dilaksanakan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman kepada kementerian/lembaga terkait penilaian mandiri penerapan K3 perkantoran di instansi masing-masing. Hasil yang dicapai dalam workshop adalah kesepakatan peserta dalam penerapan K3 perkantoran di instansi masing-masing. Selain itu, peserta akan melakukan penilaian mandiri terhadap K3 perkantoran yang selama ini telah dilaksanakan untuk selanjutnya dilaporkan ke Kementerian Kesehatan. Hasil penilaian mandiri akan dilakukan pendampingan selanjutnya

3. Koordinasi dan Advokasi Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Pertemuan Koordinasi Kebugaran Jasmani Anak Sekolah Pertemuan ini dilaksanakan sebagai salah satu upaya akselerasi implementasi kebugaran jasmani anak sekolah melalui pembinaan UKS/M secara terpadu. Sasaran pada pertemuan ini adalah pengelola program Kesehatan Olahraga di 34 Provinsi, BKOM Bandung, Lintas Program dan Lintas Sektor Terkait. Sehingga pada akhirnya diharapkan terdapat upaya percepatan dalam pelaksanaan pengukuran kebugaran jasmani pada anak sekolah dan Kolaborasi dan integrasi program kesehatan olahraga melalui pembinaan UKS/M secara terpadu

b. Pertemuan Pusat dan Daerah terkait Pembinaan Kesehatan Pekerja

Pertemuan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan sinergitas perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dalam upaya kesehatan kerja dan olahraga. Sasaran pada kegiatan ini adalah Kepala Seksi Kesling kesjaor dan pengelola program Dinas Kesehatan Provinsi dan kabupaten/kota prioritas. Melalui kegiatan ini diharapkan upaya kesehatan kerja dan olahraga di daerah dapat dilaksanakan sesuai dengan target yang telah ditetapkan

Page 36: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

36

c. Sosialiasasi terkait Penilaian Daftar Usualan Penilian Angka Kredit (DUPAK) dan Inpassing Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja Sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan mengenai pengusulan dan penilaian Dupak serta proses inpassing Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja. Sasaran dari kegiatan ini adalah Pemangku Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja, Pengelola Kepegawaian, dan Pengelola Kesehatan Kerja di Dinas Kesehatan. Sehingga diharapkan dapat dibentuk tim penilai DUPAK, tim penguji kometensi dan peta jabatan serta analisis beban kerja terkait jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja di daerah

d. Sosialisasi Gerakan Pekerja Sehat Produktif Sosialisasi ini dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan pelaskanaan pengambangan GP2SP terutama di provinsi Jawa Timur yang merupakan salah satu daerah dengan perusahaan yang mempekerjakan pekerja perempuan terbanyak. Sasaran pada kegiatan ini adalah Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak dari Provinsi Jawa Timur dan 5 (lima) kabupaten/kota yaitu Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Mojokerto, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) serta 29 perusahaan terpilih. Dari pertemuan ini diharapkan GP2SP dapat diimplementasikan di tingkat daerah sehingga mendorong upaya percepatan penurunan AKI, AKB, Stunting dan pengendalian PTM dan PM

e. Pertemuan Koordinasi K3 Rumah Sakit

Pertemuan ini bertujuan untuk membahas pelaksanaan K3 di RS sehingga mendukung pencapaian akreditasi dan pembahasan intensif terkait kebijakan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan. Saran pertemuan ini adalah pusat Pelatihan SDM Kesehatan, Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan, Komite Akreditasi Rumah Sakit, dan perwakilan dari organisasi profesi (KAK3RS, PAKKI, Arsada, IAKMI, dan PERSAKMI). Sehingga diharapkan terdapat evaluasi dan masukan terhadap kebijakan dan kurikulum pelatihan dan pendidikan K3

f. Pertemuan Koordinasi terkait Kesehatan Pengemudi Pertemuan ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kesehatan kerja pada Pekerja Migran dan Kesehatan Kerja bagi Pengemudi. Sasaran pertemuan ini adalah Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten.Kota wilayah kantong PMI. Sehingga diharapakan terkoordinasinya dan meningkatnya pemberi pelayanan kesehatan serta perlindungan kesehatan Pekerja Migran Indonesia dan Kesehatan kerja bagi pengemudi

4. Monitoring/Pembinaan Teknis Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Monev teknis 1) Monitoring dan Evaluasi implementasi upaya kesehatan kerja dan Olahraga

Monev dilakukan untuk melihat sejauh mana perencanaan, implementasi, dan evaluasi upaya kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan, menggunakan instrumen monev yang terstandar untuk setiap tingkatan. Monev dilaksanakan ke 12 Provinsi, 12 Kab/kota dan 12 Puskesmas serta Pos UKK, RS dan Perusahaan terpilih. Hasil dari monev tersebut diantaranya :

Page 37: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

37

a) Terkait Perencanaan : Sebagian besar daerah sudah melakukan perencanaan kegiatan yang mengacu pada Renstra dan Renja Kementerian Kesehatan, terdapat beberapa Kab/kota yang sudah memiliki APBD untuk mendukung upaya kesehatan kerja dan olahraga,

b) Terkait pelaksanaan kegiatan : terdapat perbedaan kualitas dari implementasi kesehatan kerja dan olahraga baik ditingkat instansi atau di masyarakat, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh SDM, Anggaran dan sarana prasarana yang ada. Distribusi kit kebugaran, Kit APD, dan KIT Pos UKK serta media KIE sangat membantu dalam implementasi.

c) Terkait Evaluasi : sebagian daerah terhambat dalam melakukan pecantatan pelaporan karena SDM yang tersedia di kab/kota dan puskesmas, pencatatan dan pelaporan yang bersifat manual, dan buku bantu pencatatan pelaporan di tingkat puskesmas yang belum terstandar.

d) Harapan daerah : terdapat sistem pencatatan pelaporan yang terstandar dan base on IT, peningkatan kapasitas pegawai, penambahan dana pembinaan teknis, distribusi kit pendukung kegiatan, dan peraturan pendukung terkait upaya kesehatan olahraga.

2) Verifikasi pelaksanaan GP2SP dalam rangka pemberian penghargaan Mitra

Bakti Husada (MBH) Verifikasi dilakukan untuk melihat sejauh mana implementasi pelaksanaan GP2SP di perusahaan. Verifikasi dilakukan di 10 Provinsi yaitu DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Kep. Bangka Belitung, Lampung, Kalimantan Tengah, Riau, Jambi, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Dari hasil verifikasi tersebut, selain diperoleh calon penerima penghargaan MBH juga terlihat dampak dari upaya kesehatan kerja dan olahraga melalui GP2SP dalam mencapai penurunan AKI, AKB, Stunting, PTM dan PM.

3) Pembinaan K3 Perkantoran

Sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian mandiri penerapan K3 perkantoran, dilakukan pembinaan kepada 7 kementerian/lembaga. Pembinaan dilakukan dengan tujuan untuk melihat secara langsung penerapan K3 di kementerian/lemabga dan dilakukan oleh tim yang kompeten dan profesional dari kalangan akademisi, praktisi dan pembuat kebijakan

Hasil evaluasi pembinaan Kementerian/Lembaga tersebut menujukan bahwa sebagian besar kementerian/lembaga sudah memiliki program perencanaan K3 yang terintegrasi dengan dengan biro umum, selain itu program keselamatan seperti pengendalian kebakaran, jalur evakuasi dan tanggap darurat sudah banyak dilakukan dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan penganggaran di masing-masing KL. Untuk program kesehatan kerja di perkantoran masih diperlukan peningkatan mengingat banyak yang baru mengetahui terkait program tersebut seperti halnya peregangan di tempat kerja, pengukuran kebugaran dan ergonomi perkantoran, secara umum dari hasil pembinaan tersebut dapat dikategorikan hasil sebagai berikut :

No Kementerian/lembaga Kategori

1 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Sangat Baik

Page 38: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

38

2 Kementerian Perhubungan Sangat Baik

3 Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Baik

4 Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional Cukup

5 Kementerian BUMN Kurang

6 Kemenko Kemaritiman dan Investasi Baik

7 Badan Ekonomi Kreatif Cukup

Pembinaan penerapan K3 perkantoran mencakup pembinaan terkait Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perkantoran melalui penetapan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi program; pembinaan terkait standar K3 Perkantoran melalui keselamatan kerja, kesehatan kerja, kesehatan lingkungan kerja dan ergonomi.

4) Pemeriksanaan Kesehatan Pengemudi Sebagai wujud untuk memperkuat implementasi program keselamatan lalu lintas angkutan telah ditetapkan Rencana Umum Nasional Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan (RUNK LLAJ) yang dikoordinasikan oleh Bappenas. Kegiatan di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga untuk mendukung RUNK LLAJ adalah: a) Pemantauan pemeriksaan kesehatan pengemudi dan pengadaan kit

pemeriksaan kesehatan pengemudi b) Penyusunan Pedoman Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Lalu

Lintas bagi Masyarakat

Page 39: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

39

Tabel 3.2 Tren Hasil Pemeriksaan Kesehatan Pengemudi pada arus mudik lebaran 2019/1440H dan Nataru 2019-2020

Dari grafik terebut Trend jumlah pengemudi yang diperiksa tahun 2017-2019 terus mengalami peningkatan. Pengemudi diperiksa pada 2018/2019 mengalami peningkatan sebanyak 3.251 pengemudi (183,26%) dibandingkan dengan pemeriksaan kesehatan pengemudi 2017/2018. Penyebab sebagian besar tidak laik dan laik dengan catatan adalah hipertensi

5) Rangkaian Kegiatan Pencegahan Tenggelam Kegiatan pencegahan tenggelam melibatkan Kementerian Koordinator Maritim, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Pariwisata, Kementerian Kelautan dan Perikanan, BPS (Badan Pusat Statistik Indonesia), Badan Keamanan Laut (Bakamla) / Penjaga Pantai Indonesia, Badan Pencarian dan Penyelamatan Nasional (BASARNAS), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), POLRI, Serikat Pelaut Indonesia (Kesatuan Pelaut Indonesia, atau KPI), Perdokla dan Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan Laporan Status Global tentang Pencegahan Tenggelam. Terdapat 4 tindakan tindak lanjut utama dari rangkaian kegiatan pencegahan tenggealm: a) Pembentukan Jejaring koordinasi nasional b) Sistem pembagian informasi dan pengawasan data c) Kebijakan atau strategi Nasional akan dikembangkan d) Kampanye peningkatan kesadaran bagi masyarakat yang menargetkan

anak-anak usia sekolah

b. Monev Percepatan Hibah Barang Dropping Hingga tahun 2018 terdapat barang dropping satker Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga berupa Pos UKK Kit, APD Kit, Kit Kebugaran, Media KIE

Page 40: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

40

Pengemudi dan Gimmick ASIAN GAMES/ ASIAN Paragames senilai Rp. 16.690.156.641 yang terdistribusi di lebih dari 450 lokus dan perlu diselesaikan proses hibah perpenghadaan disetiap lokusnya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan No 111 tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan dan No 181 tahun 2016 tentang Tata Cara Penatausahaan BMN

Dari hasil monev terebut telah tercapai : a) usulan hibah sebesar Rp.6.543.834.037,- atau 39,21% dari nilai total barang

yang harus dihibahkan Rp. 16.690.156.641,- yang berasal dari 48 lokus prioritas dan 15 lokus dengan surat menyurat biasa

b) Terdapat daerah yang tidak dapat memproses hibah karena barang dropping bukan permintaan daerah

c) Dukungan barang dropping diperlukan daerah terutama Puskemas dalam melaksanakan upaya kesehatan kerja dan olahraga sehingga dapat tercapai indikator yang telah ditetapkan

5. Pemberian Penghargaan tingkat Nasional

Dalam upaya meningkatakan implementasi kesehatan kerja dan olahraga dilakukan mekanisme pemberian penghargaan/ reward kepada tempat atau daerah diantaranya: a. Pengharagaan Mitra Bakti Husada (MBH)

merupakan penghargaan sebagai langkah pembinaan dan motivasi kepada perusahaan yang telah melaksanakan GP2SP. Kegiatan MBH terdiri dari kegiatan verifikasi dan pemberian MBH. Perusahaan yang dapat diusulkan menerima penghargaan MBH dengan kriteria sudah memenuhi hak-hak pekerja perempuan sesuai ketentuan, perusahaan dengan jumlah pekerja perempuan minimal 100 orang, telah melaksanakan GP2SP selama 2 (dua) tahun terakhir dan menjalankan program kesehatan reproduksi, pemberian ASI di tempat kerja, gizi pekerja dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Untuk tahun 2019, perusahaan yang diusulkan sebanyak 26 perusahaan dari 12 provinsi dan yang menerima MBH pada tahun 2019 sebanyak 12 perusahaan. Berikut rekap penerima MBH dari tahun 2015-2019

NO TAHUN PERUSAHAAN PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1 2015 PT. Shan You Fung Banten Tangerang

2 2015 PT. Phapros Jawa Tengah Semarang

3 2016 PT. Freetrend Banten Tangerang

4 2016 PT. Newmont Nusa Tenggara

NTB Sumbawa

5 2016 PT. Excelitas Technologies

Kep. Riau Batam

6 2016 PT. Indofood Cbp Jawa Timur Pasuruan

7 2016 PT. Nesia Pan Pasific Knit

Jawa Tengah Semarang

8 2016 PT. Mustika Sembuluh Kalimantan Tengah

Kotawaringin Timur

9 2017 PT. MAS Sumbiri Jawa Tengah Kendal

10 2017 PT. Chang Shin Jawa Barat Garut

Page 41: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

41

11 2017 PT. Sritex Jawa Tengah Sukoharjo

12 2017 PT. Epcos Technologies

Kep. Riau Batam

13 2017 PT. Graha Cakra Mulia Kalimantan Tengah

Sukamara

14 2017 PT. Parit Sembada Bangka Belitung

Belitung Timur

15 2018 PT. Panarub Banten Kota Tangerang

16 2018 PT. Salonok Ladang Mas

Kalimantan Tengah

Kab. Seruyan

17 2018

PT. Inti Sukses Garmindo Jawa Tengah Kab. Semarang

18 2018 PT. Hutan Hijau Mas Kalimantan

Timur Kab. Berau

19 2018 PT. Citra Busana Semesta I, Provinsi

Jawa Tengah Kab. Sukoharjo

20 2019 PT. Aneka Tuna Indonesia

Jawa Timur Kabupaten Pasuruan

21 2019 PT. Mattel Indonesia Jawa Barat Kabupaten Bekasi

22 2019 PT. Riau Andalan Pulp And Paper

Riau Kabupaten Pelalawan

23 2019 PT. Prima Sejati Sejahtera

Jawa Tengah Kabupaten Boyolali

24 2019 PT. Kahatex Jawa Barat Kabupaten Sumedang

25 2019 PT. Pratama Abadi Industri

Banten Kota Tangerang Selatan

26 2019 PT. Bumi Bangka Lestari

Kep. Bangka Belitung

Kabupaten Bangka Tengah

27 2019 PT. Gula Putih Mataram Lampung Kabupaten Lampung Tengah

28 2019 PT. Inti Indosawit Subur Jambi Kabupaten Batanghari

29 2019 PT. Windu Nabatindo Lestari

Kalimantan Tengah

Kabupaten Kotawaringin Timur

30 2019 PT. Frisian Flag Indonesia

DKI Jakarta Jakarta Timur

31 2019 PT. Ekadura Indonesia Riau Kabupaten Rokan Hulu

b. Lomba Ibu Bekerja dengan ASI Ekslusif

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif, Kementerian Kesehatan berkomitmen memberikan pembinaan dan dorongan kepada ibu agar berhasil dalam IMD, memberikan ASI Eksklusif dan diteruskan sampai berumur 2 tahun. Untuk mengakomodir hal tersebut, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga menyelenggarakan Lomba Ibu dengan ASI Eksklusif sebagai wujud pemberian penghargaan bagi pegawai di lingkungan Kementerian dalam mendukung

Page 42: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

42

penerapan konsep ASI di tempat kerja sebagai bagian dari penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) perkantoran serta dalam rangka memperingati Pekan ASI Sedunia 2019. Lomba ini diikuti oleh sebagian besar Kementerian/Lembaga yang ada.

c. Lomba Ruang ASI antar Kementerian/Lembaga

Sebagai salah satu bentuk pembinaan K3 Perkantoran, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga pada memberikan penghargaan bagi Kementerian yang telah melaksanakan ruang ASI sesuai standar. Penyediaan Ruang ASI sesuai standar merupakan contoh implementasi K3 perkantoran. Dari 28 kementerian yang dilakukan penilaian, didapatkan 3 kementerian dengan ruang ASI sesuai standar antara lain Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

6. Kegiatan Lain a. Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP)

Gerakan Pekerja Perempuan Sehat dan Produktif (GP2SP) merupakan upaya dari pemerintah, masyarakat, maupun pemberi kerja dan serikat pekerja/serikat buruh untuk menggalang dan berperan serta guna meningkatkan kepedulian dan mewujudkan upaya memperbaiki kesehatan pekerja/buruh perempuan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa. GP2SP ini terdiri dari program jaminan pemenuhan hak kesehatan pekerja perempuan meliputi pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan yang hamil, deteksi dini penyakit tidak menular, pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan yang hamil dan menyusui, peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dan pengendalian lingkungan bagi pekerja perempuan berisiko.Program GP2SP ini terdiri dari program jaminan pemenuhan hak kesehatan pekerja perempuan meliputi pelayanan kesehatan reproduksi pekerja perempuan yang hamil, deteksi dini penyakit tidak menular, pemenuhan kecukupan gizi pekerja perempuan yang hamil dan menyusui, peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja, dan pengendalian lingkungan bagi pekerja perempuan berisiko. Program GP2SP ini merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan pekerja perempuan yang berdampak terhadap peningkatan derajat kesehatan secara umum serta berkontribusi dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Sampai dengan tahun 2019 telah dilakukan pembinaan pada 22 provinsi di 597 perusahaan yang melaksanakan GP2SP dengan rincian sebagai berikut:

NO PROVINSI TAHUN

2015 2016 2017 2018 2019

1 ACEH - - - 0 0

2 SUMATERA UTARA 3 3 4 4 4

3 SUMATERA BARAT 3 3 3 3 3

Page 43: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

43

4 RIAU 1 1 1 1 4

5 JAMBI 2 2 2 2 4

6 SUMATERA SELATAN

2 2 2 2 2

7 BENGKULU - - - 0 0

8 LAMPUNG 2 2 3 7 8

9 BANGKA BELITUNG - 2 4 6 6

10 KEPULAUAN RIAU 10 10 11 18 18

11 DKI JAKARTA 25 25 25 29 42

12 JAWA BARAT 13 14 17 27 65

13 JAWA TENGAH 18 19 213 213 258

14 YOGYAKARTA - - - 0 5

15 JAWA TIMUR 6 9 9 26 44

16 BANTEN 11 11 12 34 35

17 BALI - - 1 38 39

18 NUSA TENGGARA BARAT

- 1 1 1 1

19 NUSA TENGGARA TIMUR

- - - 0 0

20 KALIMANTAN BARAT

2 2 2 2 3

21 KALIMANTAN TENGAH

5 10 11 14 16

22 KALIMANTAN SELATAN

3 3 3 3 3

23 KALIMANTAN TIMUR

5 5 5 4 5

24 KALIMANTAN UTARA

1 1 1 2 2

25 SULAWESI UTARA - - - 0 0

26 SULAWESI TENGAH - - - 0 0

27 SULAWESI SELATAN

12 12 12 12 12

28 SULAWESI TENGGARA

- - - 0 0

29 GORONTALO - - - 0 0

30 SULAWESI BARAT - - - 0 0

31 MALUKU - - - 0 0

32 MALUKU UTARA - - - 0 0

33 PAPUA BARAT - - - 0 0

34 PAPUA - - - 0 0

Total 124 137 342 448 579

Page 44: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

44

b. Pembinaan Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan satker yang melakukan pembinaan terhadap jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja sesuai dengan amanat permenpan RB No 13 tahun 2013, dan memiliki tugas untuk a) Menyusun juknis pelaksanaan b) Menetapkan pedoman formasi, v) Menetapkan standar kompetensi, d) Menyusun kurikulum pendidikan dan pelatihan, e) Melakukan pengkajian dan pangusulan tunjangan jabatan, f) Mensosialisasikan Jabfung PKK dan petunjuk pelaksanaannya, g) Menyelnggarakan diklat fungsional/tkenis, h) Mengembangkan SI, i) Memfasilitasi pelaksanaan, j) Memfasilitasi pembentukan organisasi profesi k) Memfasilitasi penyusunan dan penetapan etika profesi dan kode etik, dan l) Melakukan Monev Hingga tahun 2019, telah terdapat 289 orang jabatan fungsional pembimbing kesehatan kerja dengan rincian :

No. Instansi Pertama Muda Madya Dilatih Jumlah

Pusat

1 Kementerian Kesehatan 27 18 1 19 46

2 Kementerian Lain 0 0 1 0 1

Daerah Pertama Muda Madya

1 Sumatera Utara 2 6 3 2 11

2 Sumatera Barat 8 8 0 14 16

3 Riau 0 0 1 0 1

4 Jambi 0 1 0 0 1

5 Sumatera Selatan 1 0 1 8 2

6 Bengkulu 4 3 2 8 9

7 Lampung 4 6 2 12 12

8 Kep. Bangka Belitung 12 4 0 9 16

9 Jawa Barat 10 12 2 15 24

10 Banten 6 4 0 7 10

11 Jawa Tengah 0 1 0 3 1

12 Jawa Timur 8 5 1 11 14

13 Bali 2 3 0 3 5

14 Nusa Tenggara Timur 8 1 0 3 9

15 Nusa Tenggara Barat 1 3 0 4 4

16 Kalimantan Barat 12 11 0 21 23

17 Kalimantan Tengah 0 3 0 1 3

18 Kalimantan Selatan 3 4 0 4 7

19 Kalimantan Timur 2 1 0 1 3

20 Sulawesi Selatan 34 13 2 46 49

21 Sulawesi Tenggara 1 2 0 3 3

22 Gorontalo 15 2 1 13 18

23 Sulawesi Barat 1 0 0 0 1

Total 161 111 17 207 289

Page 45: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

45

c. Kerjasama dengan PT 1) Kerjasama dengan Universitas Airlangga

Kerjasama antara Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan Universitas Airlangga tentang upaya kesehatan olahraga melalui peningkatan aktivitas fisik dengan target sasaran Car Free Day dan Active School. Output dari kegiatan ini: a) Prototipe Pedoman sebagai acuan aktivitas fisik (lari, jalan, gerak) sesuai

dengan usia dan kondisi fisiologis pada Car Free Day dan Active School. b) Disain layout area Car Free Day sebagai acuan aktivitas fisik yang BBTT

(baik, benar, teratur, dan terukur) dan sebaran penjaja makanan dan lainnya untuk supporting.

c) Data base informasi faktor penyebab inaktif fisik pada masyarakat sekolah dan masyarakat luas.

d) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya aktivitas fisik dan konsumsi sehat (sayur dan buah serta ikan; makanan sehat (standart LGG) yang dijajakan di sekolah atau CFD.

2) Kerjasama dengan Universitas Negeri Sebelas Maret Kajian dan pengembangan model implementasi penyelenggaraan pelayanan penyakit akibat kerja (PAK) dalam era SJSN untuk upaya kesehatan kerja holistik dan terintegrasi

Output kegiatan: 1. Hasil identifikasi permasalahan pelayanan penyakit akibat kerja di level

pelayanan primer, sekunder, dan tersier 2. Epidemiologi penyakit akibat kerja di Kabupaten Boyolali dan Kabupaten

Sukoharjo 3. Identifikasi faktor yang berpengaruh terhadap permasalahan pelayanan

penyakit akibat kerja 4. Publikasi hasil penelitian 5. Model Implementasi Pelayanan PAK di Era SJSN.

7. Penghargaan dan Capaian Lain Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

a. Dukungan dalam The 6th TAFISA World Sport for All Games Tafisa merupakan pertandingan olahraga masyarakat yang ada di seluruh dunia dan tidak dipertandingkan di olimpiade. Gelaran tafisa ke-6 dilaksanakan di Jakarta pada 6-12 Oktober 2016 dengan peserta lebih dari 87 negara dan lebih dari 12 ribu orang peserta. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mendukung acara tersebut dengan melakukan koordinasi dengan satker terkait di lingkungan Kemenkes dan K/L serta organisasi terkait, penyediaa Media KIE untuk masyarakat, dan termasuk dukungan tenaga medis.

b. Pelaksanaan Weight Loss Chalange (WLC) di Kementerian Kesehatan Kegiatan WLC di Kementerian Kesehatan merupakan inisasi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam menurunkan FR PTM, meningkatkan PHBS termasuk aktivitas fisik, dan menjadi agen perubah Germas bagi pegawai di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dari total 3.218 pegawai di Kemetnerian kesehatan, sebanyak 488 orang mengikuti WLC, kegiatan ini dilaksanakan selama 6 bulan dimana peserta diberikan dan diperoleh total penurunan berat

Page 46: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

46

badan mencapai lebih dari 185 kg, dimana sebanyak 12% diantaranya pada kategori overweight.

c. Dukungan dalam pelaksanaan Asian Games dan Asian Paragames 2018 Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan Asian Games pada 15-18 Februari 2018 dan Asian Paragame pada 15-30 Maret 2018. Pada gelaran ini, Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga diberi amanat menjadi sekretaris tim penyelenggaran bidang kesehatan, selain memiliki fungsi koordinasi penyiapan 218 Ambulans plus 1400 tenaga kesehatan yang terdiri dokter, perawat, fisioterapis, dan 20 Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Rujukan, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga juga menyedia media KIE dan ikut memastikan kesiapan venue serta sarana parasana perndukung dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

d. Pencanangan Asean Carfreeday dan dukungan dalam Pemecahan Rekor Dunia Poco-Poco Terbanyak Direktorat Kesehatan Kerja dan Olarhaga bersama Biro KSLN bekerjasama dalam upaya terhelatnya pencanangan ASEAN CFD, yang merupakan salah satu inisiasi dalam mendukung Germas dan mengurangi faktor risiko kesehatan, ASEAN CFD dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI, didampingi oleh Sekertaris Jenderal WHO untuk ASEAN, dan Deputi Bidang Koorindasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK. ASEAN CFD ini merupakan salah satu tindaklanjut dari pelaksanaan ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive, Resilient, Healthy and Harmonious Society, yang telah diadopsi oleh para pemimpin negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-31. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga juga mendukung upaya pemecahan rekor dunia tari Poco-Poco dengan mengkoordinasi pengerahan masa dari Kementerian Kesehatan dan dari organisasi atau kelompok olahraga masyarakat. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya agar tari poco-poco dapat mendunia dan menyemarakan ASIAN Games 2018. Kegiatan dilaksanakan pada 5 Agustus 2018. Kegiatan melibatkan 65.000 orang peserta serta 1.500 instruktur.

e. Dukungan Sepeda Nusantara tahun 2018 Jelajah Sepeda Nusantara merupakan salah satu program prioritas Kemenpora dalam implementasi Inpres No. 1 tahun 2017 tentang Germas. Sepeda Nusantara dilakukan selama 77 hari (24 Juni – 21 November 2018) di lokasi yang berbeda dengan total jelajah mencpai 6.788 km. Direktorat Kesehatan Kerja dan olahraga mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut dengan mengkoordinasikan persiapan ambulan, tim medis dan kesiapan venue dan sarana prasarana pendukung di setiap wilayah yang dilewati jelajah sepeda nusantara.

f. Pengukuran Kebugaran Jasmani di Kementerian Kesehatan

Pengukuran kebugaran jasmani di Kementerian Kesehatan dilaksanakan sejak tahun 2015 oleh Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, diketahuinya tingkat kebugaran jasmani pegawai di Kementerian Kesehatan merupakan langkah awal dalam menentukan aktivitas fisik dan latihan fisik terprogram yang cocok sesuai kaidah kesehatan. Sehingga diharapkan dengan mengetahui tingkat kebugaran jasmani, ASN di Kementerian Kesehatan akan membiasakan diri beraktivitas fisik dan latihan fisik terprogram sebagai salah satu dukungan terhadap Germas.

Page 47: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

47

Pengkuran Kebugaran dilakukan setiap minggu di hari jumat, bersamaan dengan kegiatan olahraga bersama (panahan, bersepeda, basket, badminton, futsal, sepakbola, tenis meja), sejak tahun 2017 pengukuran kebugaran menjadi terintegrasi, dimana peserta diukur FR PTM, status gizi dan status kebugarannya. Pada tahun 2019, diketahui bahwa pegawai Kemenkes berada pada tingkat kebugaran kurang sekali sampai dengan cukup bugar (87%) dengan rincian yaitu 186 orang (61%) cukup bugar, diikuti dengan tingkat kebugaran kurang 76 orang (25%) dan kurang sekali 2 orang (2%). Sementara itu pegawai dengan tingkat kebugaran baik dan baik sekali berjumlah 42 orang (13%), dengan rincian 38 orang (12%) memiliki tingkat kebugaran baik dan 4 orang (1%) dengan tingkat kebugaran baik sekali

g. Pengukuran Kebugaran Kementerian/Lembaga Pengukuran kebugaran pegawai di Kementerian/Lembaga merupakan salah satu upaya Kementerian Kesehatan, terutama melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, dalam implementasi Inpres No.1 tahun 2017 tentang Germas. Pengukuran kebugaran di Kementerian/Lembaga dilakukan secara terintegrasi dimana dilakukan pengukuran kebugaran seseorang melalui pengukuran jantung paru (Test Jalan Rockport), yang diintegrasikan dengan pengukuran indeks masa tubuh (IMT), deteksi dini (pengukuran tekanan darah, kadar kolesterol dan gula darah sesaat). Hasil pengukuran menjadi dasar untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kebugaran seseorang serta upaya yang harus dilakukan untuk melakukan pencegahan atau meningkatkan kesehatannya, serta dilakukan upaya pemantauan dan pembinaan

h. Dukungan dalam Sosialisasi Germas dan Germas Aktifitas Fisik Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah melaksanakan kegiatan Germas Aktivitas Fisik berupa 1) Puskesmas melakukan pembinaan kesehatan olahraga pada masyarakat

Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan olahraga melalui pendataan kelompok olahraga, pembinaan kelompok olahraga dan pelayanan kesehatan olahraga. Target indikator di tahun 2019 adalah 60% Puskesmas melaksanakan pembinaan kesehatan olahraga dengan capaian 67.88%.

2) Sosialisasi gemar beraktivitas fisik di kab/kota sasaran bersama DPR RI Kegiatan Sosialisasi Germas bertujuan untuk 1) meningkatkan partisipasi dan peran serta masyarakat untuk hidup sehat; 2) meningkatkan produktivitas masyarakat; 3) Mengurangi beban biaya kesehatan. Sosialisasi tersebut terdiri dari kegiatan advokasi, talkshow, makan buah bersama, senam peregangan, pemberian kit Germas, penandatanganan komitmen dukungan Germas, deteksi dini dan press conference dilakukan di 16 Kab/Kota

3) Pengelolaan fitness center di lingkungan Kemenkes Pelaksanaan Program Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik Terprogram di Pusat Kebugaran Kementerian Kesehatan RI dilakukan di dalam maupun luar gedung. Pelaksanaan program Aktivitas Fisik dan Latihan Fisik terprogram di dalam gedung terdiri dari latihan aerobik (senam aerobik, senam osteoporosis, yoga, langkah dansa), latihan beban, konsultasi doker umum, konsultasi dokter spesialis, pengukuran kebugaran jasmani individu dengan

Page 48: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

48

jadwal yang tersusun dan terbagi berbeda setiap hari kerja di pagi dan sore di luar jam kerja dan dipandu oleh instruktur. Untuk kegiatan di luar Kementerian, dilakukan di lapangan bulu tangkis dan futsal di sekitar Kuningan setiap hari Jumat pagi, dan juga sebagai dukungan lomba antar satuan kerja di Kementerian Kesehatan pada saat peringatan hari besar Kemerdekaan ataupun menyambut Hari Kesehatan Nasional.

i. Dukungan dalam Pekan Olahraga Nasional (PORNAS) KORPRI tahun 2019

Pornas ke 15 tahun 2019 dilaksanakan di Provinsi Bangka Belitung pada 10-18 November 2019 dengan mempertandingakan 9 cabang olahraga dan didikuti oleh 86 kontingen dari K/L dan daerah. Kontingen kementerian kesehatan berjumal 33 orang, yang terdiri dari 28 atlit, 4 official dan 1 ketua kontingen. Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga mendukung pelaksanaan kegiatan ini dengan 1) koordinasi dengan satker di lingkungan Kemenkes terkait atlit, dukungan penganggaran, fasilitas pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan, 2) Koordinasi dengan Korpri pusat terkait detail pelaksanaan kegiatan, 3) mengupayakan pendanaan melalui sponshorship, dan 4) mengkoordinir keberangkatan dan akomodasi atilt dan official selama kegiatan.

j. Museum Rekor Dunia Senam Peregangan Secara Serentak oleh Peserta Terbanyak tahun 2017 Senam peregangan merupakan salah satu upaya dalam mendukung implementasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Senam peregangan dilakukan serentak di seluruh Indonesia pada tanggal 12 November 2017 dalam rangka memperingati Hari Kesehatan nasional ke-53, lebih dari 120 ribu orang mengikuti senam peregangan tersebut.

k. Juara Penilaian Internal dan antar K/L tentang Gerakan Kantor BERHIAS Pelaksanaan Kantor Berbudaya Hijau dan Sehat (Berhias) dicanangkan berdasarkan Kepmenkes tentang Gerakan Kantor Berhias sejak 27 Maret 2018. Kantor Berhias meruapakan salah satu upaya dalam menerapkan kantor ramah lingkungan, mengimplementasikan keselamatan dan kesehatan kerja perkantoran, melakukan upaya efisiensi energy dan air serta melaksanakan 5R( ringkas, rapi, resik, rawat dan rajin) Direktorat kesehatan kerja dan olahraga berhasil mendapat juara II pada penilaian internal bulan April 2019 dan Juara II pada penilaian ternal bulan September, dan Juara III Lomba Kantor Berhias K/L tahun 2019.

8. Pengadaan Sarana dan Prasarana Kesehatan Kerja dan Olahraga a. Sejak tahun 2017 telah diadakan dan distribusikan berbagai kit yang digunakan

untuk meningkatkan capaian dan cakupan program kesehatan kerja dan olahraga yaitu pengadaan kit kebugaran, kit Pos UKK, Kit APD bagi Pekerja sector Informal, Media KIE Pengemudi dan berbagai media/buku terkait kesehatan kerja dan olahraga (detail spesifikasi dan distribusi terlampir)

b. Pengembangan Sistem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga (SITKO) Pengembangan sistem pelaporan berbasis IT merupakan keniscayan dalam era 4.0 saat ini, pengembangan SITKO merupakan salah satu upaya terobosoan

Page 49: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

49

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dalam melakukan pengumpulan data, analisasi bahkan monitoring dan evaluasi yang dapat dilakukan secara online.

Gambar 3.2. tangkapan layar halaman awal SITKO

Gambar 3.3. tangkapan layar halaman dashboard SITKO

9. Dukungan Manajemen (TU) Kegiatan dukungan manajemen dilaksanakan oleh Subbag Tata Usaha dalam rangka mendukung upaya kesehatan kerja dan olahraga untuk mencapai target indicator yang telah ditetapkan. Kegiatan ini merupakan layanan terhadap kebutuhan tugas pokok dan fungsi manajemen dan ketatausahaan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga meliputi perencanaan, data dan informasi, evaluasi, kepegawaian, keuangan, pengelolaan barang milik negara (BMN) dan arsip. a. Perencanaan

Perencanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dengan menyusun rencana kegiatan serta anggaran kesehatan kerja dan olahraga. Rencana yang matang diperlukan agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik serta mencapai target yang ditentukan.

Page 50: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

50

Penyusunan rencana kegiatan kesehatan kerja dan olahraga jangka menengah termasuk dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan TA 2015 – 2019) dimana tertulis target indikator kesehatan kerja dan olahraga yang harus dicapai. Selanjutnya, rencana jangka menengah tersebut dijabarkan tiap tahunnya dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) yang terangkum dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Proses perencanaan kegiatan dan anggaran melibatkan Biro Perencanaan dan Anggaran, Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)/ Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (KemenPPN) serta Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan. Perencanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga untuk mencapai target indikator nasional tentunya dilaksanakan dengan merencanakan kegiatan pusat dan daerah (Provinsi, kabupaten/kota, Puskesmas) dengan pemanfaatan anggaran pusat (APBN) dan daerah (dekonsentrasi (APBN), dana alokasi khusus (DAK) non fisik, serta APBD)

b. Pengelolaan Data, informasi, dan evaluasi

Data sangatlah penting dan diperlukan untuk menunjang perencanaan, monitoring, serta evaluasi kegiatan. Data yang akurat akan mendukung penyusunan perencanaan kegiatan yang tepat sasaran, monitoring kegiatan sesuai kebutuhan, serta pelaksanaan evaluasi atas kegiatan dengan melihat trend capaian. Data yang ada selanjutnya diolah untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan kebijakan pemerintah. Data kesehatan kerja dan olahraga terdiri dari : 1) Data dasar

diperlukan untuk melihat gambaran sasaran kegiatan kesehatan kerja dan olahraga di Indonesia. Data dasar terkait kesehatan kerja dan olahraga antara lain : a) Data kesehatan kerja : jumlah pekerja, pekerja perempuan, perusahaan,

Puskesmas dan RS terakreditasi, pos UKK, hotspot merkuri, jabfung pembimbing kesehatan kerja, dan desa migran produktif (desmigratif)

b) Data kesehatan olahraga : jumlah sekolah, target jemaah haji 2) Data capaian Kegiatan

Data capaian menggambarkan hasil kegiatan kesehatan kerja dan olahraga yaitu capaian indikator, realisasi anggaran dan output kegiatan. Data capaian dipantau tiap triwulan untuk dilakukan update capaian dan dilaporkan melalui aplikasi e-performance, e-monev DJA, dan e-monev Bappenas. a) Data indikator meliputi indikator dalam Renstra dan Renja. Data indikator

Renstra yaitu persentase Puskesmas melaksanakan kesehatan kerja dan olahraga, pos UKK di TPI/PPI, dan sarana pemeriksa kesehatan TKI memenuhi standar. Data indikator Renja yaitu jemaah haji yang diukur kebugaran jasmani, Puskesmas melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak sekolah, terbentuknya pos UKK di wilayah kerja Puskesmas, dan jumlah perusahaan melaksanakan GP2SP.

b) Data realisasi anggaran merupakan data realisasi anggaran Pusat dan dekonsentrasi di 34 provinsi.

Page 51: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

51

c) Data output kegiatan menggambarkan capaian output kegiatan sesuai dengan target tertulis di RKAKL Data capaian selanjutnya digunakan untuk evaluasi kegiatan dalam perbaikan dan peningkatan kualitas pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga.

c. Tata Kelola dan Penadministrasian Keuangan dan Pengelolaan BMN

Pengelolaan keuangan dilaksanakan dalam rangka mendukung operasional dan administrasi kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Pengelolaan keuangan kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dan dilaporkan sesuai dengan prinsip-prinsip dan peraturan tata kelola keuangan, dimana setiap semesternya disusun Laporan Keuangan sebagai bentuk akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. Pengelolaan barang milik negara (BMN) kesehatan kerja dan olahraga dilaksanakan dengan pencatatan dan pelaporan BMN berupa asset tetap, asset lancer dan asset lainnya, termasuk proses hibah barang/moral yang disampakan kepada daerah terhadap sarana dan prasarana yang berfungsi untuk mendukung pelaksanaan kegiatan kesehatan kerja dan olahraga, diantaranya kit kebugaran, kit pos UKK dan APD pekerja sektor informal.

d. Manajemen Kepegawaian

Kepegawaian merupakan unsur penting dalam dukungan manajemen kegiatan kesehatan kerja dan olahraga. Kegiatan kepegawaian dalam kaitannya dengan pencapaian indikator kesehatan kerja dan olahraga yaitu penempatan pegawai sesuai kebutuhan dan beban kerja dan pengembangan jabfung pembimbing kesehatan kerja. Analisis beban kerja dan peta jabatan bertujuan untuk mendukung kinerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga dengan penempatan pegawai dalam kebutuhan organisasi dan beban kerja yang sesuai sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsi optimal untuk mencapai target indikator kesehatan kerja dan olahraga.

Pengembangan jabfung pembimbing kesehatan kerja sangatlah berkaitan dengan pencapaian target indikator kesehatan kerja dan olahraga. Jabfung pembimbing kesehatan kerja sebagai pelaksana utama dalam pelaksanaan kesehatan kerja dan olahraga di unit kerja pemerintah, terutama di daerah (Provinsi, kabupaten/kota, dan Puskesmas). Jika jumlah jabfung pembimbing kesehatan kerja terpenuhi baik di Pusat dan daerah serta dapat melaksanakan kegiatan dengan baik, maka diharapkan target indikator kesehatan kerja dan olahraga mudah dicapai.

e. Tata kelola Kearsipan

Pengelolaan arsip sangatlah penting dalam mendokumentasikan seluruh proses kegiatan yang dilaksanakan Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga, mulai dari perencanaan, pelaksanaaan, monitoring, serta evaluasi kegiatan. Pengelolaan arsip di Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga sudah dilaksanakan secara fisik dan digital.

Page 52: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

52

E. Realisasi Anggaran Di awal tahun 2019, sesuai dengan Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Satuan

Kerja Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Nomor: DIPA - 024.03.1.466467/20179

tanggal 5 Desember 2018, pagu anggaran tahun 2019 untuk Direktorat Kesehatan Kerja

dan Olahraga telah ditetapkan sebesar Rp. 30.928.770.000,-.

Dalam perjalanan pelaksanaan anggaran, selain alokasi APBN, Direktorat Keehatan

Kerja dan Olahraga memperoleh dana Hibah dari World Health Organisation (WHO)

senilai Rp. 784.091.242,- atau setara dengan 59.515 USD. kegiatan dimaksud untuk

pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana aksi kesehatan kerja, pelaksanaan road

safety, dan aktifitas fisik untuk mendukung kesehatan pekerja. Selain hibah dari WHO

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga memperoleh dana Insentif (tambahan) dari

Bendahara Umum Negara (BUN) senilai Rp. 1,000,000,000 (Satu milyard rupiah) untuk

pelaksanaan persiapan event olahraga dan Pekan Olahraga Nasional (PON).

sehingga pada akhir tahun anggaran 2019, alokasi anggaran yang diperoleh Direktorat

Kesehatan Kerja dan Olahraga baik dari APBN maupun Hibah yakni sebesar Rp.

32,712,861,242,-.

Alokasi anggaran Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2019 mengalami

kenaikan dibandingkan tahun 2018. Hal ini dikarenakan adanya tambahan dana dalam

bentuk hibah langsung luar negeri maupun adanya penambahan dana insentif.

Grafik 3.1 Tren Alokasi dan Realisasi anggaran Upaya Kesehatan Kerja dan Olarhaga

tahun 2015-2019

56,660

22,111 26,84738,040 32,713

25,035

26,553

87,703

35,151 32,54723,804

27,780

83,213

109,815

61,998

70,588

56,517

52,815

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

2015 2016 2017 2018 2019 2020

ALOKASIANGGARANPROGRAMDITKESJAOR2015-2019dan2020

(PUSAT,DEKONDANTOTAL)

TOTAL

DEKON

PUSAT

Page 53: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

53

Tabel 3.1. Alokasi dan Realisasi Anggaran Upaya Kesehatan Kerja dan Olarhaga

Tahun 2015 – 2019

Berdasarkan dasarkan grafik dan tabel diatas dapat terlihat realisasi anggaran

berdasarkan kewenangan pusat dan dekon tahun 2015 - 2019. pada tahun 2015 dan

2016 terlihat realisasi anggaran cukup rendah berkisar antara 50% - 65%. hal tersebut

dikarenakan adanya pemblokiran mandiri (selfblocking) terhadap alokasi anggaran

Kegiatan Kesehatan Kerja dan Olahraga pada tahun 2015 - 2016. Pada tahun 2017

mulai ada peningkatan dalam hal penyerapan anggaran sehingga mencapai angka

93.39%, hal tersebut dikarenakan seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan baik

sesuai dengan hal yang direncanakan pada penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan.

Tahun 2018 kembali terjadi penurunan realisasi namun tidak terlalu signifikan, realisasi

anggaran pusat dan dekon masih berada diatas 90% atau tepatnya berada pada angka

91,70%. hal tersebut diukarenakan adanya sisa dari kontrak pengadaan yang cukup

besar.

Walaupun upaya perbaikan perencanaan dan percepatan pelaksanaan kegiatan telah

dilakukan dengan melakukan revisi anggaran, sehingga sebagian besar kegiatan dapat

terlaksana dengan efektif dan efisien, namun penyerapan tahun 2019 tidak berbeda jauh

dengan tahun 2018, dimana realisasi keuangan mencapai 91%. Adanya dana sisa

kontrak pengadaan dan kegagalan penyedia menyelesaikan pekerjaan Kit APD tahun

2019 menjadi penyebab alokasi anggaran pada Direktorat Kesehatan Kerja dan

Olahraga tidak mampu mencapai 93% sesuai dengan target yang diperjanjikan.

Penyedia pengadaan Kit APD sektor Informal hanya sanggup menyelesaikan 100%

pekerjaan dari kontrak penyediaan Kit APD untuk Petani, sedangkan penyediaan Kit

APD untuk Nelayan hanya sanggup diselesaikan 30% dari kontrak pekerjaan, dan

penyediaan Kit APD untuk UMKM diselesaikan sebesar 82% dari kontrak pekerjaan.

Sehingga dari total Rp. 10.42.880.750 nilai kontrak hanya dapat terealisasi sebesar Rp.

6.773.208.165, dan tidak dapat terealisasi sebesar Rp. 3.699.672.585.

Upaya perbaikan telah diupayakan, salah satunya mendorong Kit APD, Kit Pos UKK dan

Kit Kebugaran agar dapat dilakukan melalui pengadaan dalam e-katalog nasional dan

secara pararel melakukan lelang Pra-DIPA.

Page 54: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

54

F. Rencana Tindak Lanjut Selama pelaksanaan periode RPJMN 2015-2019, Renstra Kemenkes 2015-2019, dan RKP Direktorat 2015-2019, berbagai capaian telah berhasil diperoleh, namun tidak terlepas dari kendala yang ada, sehingga diperlukan upaya perbaikan dan percepatan agar implementasi kesehatan kerja dan olahraga dapat berdampak optimal terhadap pencapaian derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Oleh karena itu, pada periode 2020-2024 telah direncanakan berbagai upaya, diantaranya : 1. Perubahan indikator yang lebih komposit dibandingkan periode lalu, agar kualitas

pelaksanaan upaya kesehatan kerja dan olahraga dapat lebih bermakna. Indikator tersebut adalah :

Kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan kerja bila telah : a. Minimal 60% Puskesmas di wilayah kerjanya melaksanakan kesehatan kerja

minimal b. Tersedianya SK/SE yang mendukung pelaksanaan kesehatan kerja di tingkat

kabupaten/kota c. Pembinaan kesehatan kerja di sektor formal d. Pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) fasilitas pelayanan kesehatan

di kabupaten/kota Kabupaten/kota yang melaksanakan kesehatan olahraga bila telah : a. Minimal 60% Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga level 1 b. Tersedianya SK/SE tentang olahraga/aktivitas fisik di tingkat kabupaten/kota c. Pembinaan kebugaran jasmani pekerja di tingkat kabupaten/kota

2. Penyusunan Rencana Aksi Nasional Kesehatan Kerja dan Olahraga (RAN Kesjaor)

dan Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga (RAK Direktorat) RAN Kesehatan Kerja dan Olahraga disusun sebagai acuan LS/LP dan Daerah dalam melakukan perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan kerja dan olahraga yang terintegrasi dan sinergi, sehingga lebih berdampak terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. RAN ini merupakan detailing dari RPJMN dan Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 terkait upaya kesehatan kerja dan olahraga..

Page 55: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

55

RAK Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga merupakan acuan perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya Satker Direktorat Kesehatan kerja dan Olahraga, di dalam RAK ini terdapat target dan indikator kinerja Direktorat mulai dari sisi input, proses hingga ouput yang harus dicapai diakhir periode Renstra Kemenkes dan RAN Kesjaor 2020-2024. Hingga LAKIP ini selesai disusun, RAN dan RAK tersebut masih berbentuk draft karena menunggu Renstra Kemenkes diterbitkan.

3. Kesepakatan Bersama dengan Lintas Sektor dan Ormas Setelah kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama diantara 4 Kementerian (Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, Kementerian Kesehatan dan Kementerian PP dan PA) terkait implementasi GP2SP disepakati pada tahun 2017 dan Konsesus PAK antar OP kedokteran terkait ditahun 2019. Pada tahun 2020-2024 direncanakan dibuat kesepakatan diantaranya : a. Nota Kesepahaman dengan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia

(FORMI), Ikatan Langkah Dansa Indonesia (ILDI), Persatuan Olahraga Pernapasan Indonesia (PORPI) dan Yayasan Jantung Indonesia (YJI) terkait pergerakan pembudayaan aktifitas fisik di masyarakat

b. Kesepakatan bersama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Kelautan dan Perikanan terkait upaya kesehatan bagi pekerja sektor informal petani dan nelayan

c. Kesepakatan bersama dengan Perdoski dan BPJS Ketenagakerjaan terkait tatalaksana dan pembiayaan penyakit akibat kerja.

4. Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas SDM

Pengembangan dan peningkatan kapasitas SDM dilakukan di internal satker maupun SDM di daerah. Di lingkungan internal satker dilakukan peningkatan kapasitas teknis melalui pendidikan, pelatihan, orientasi dan seminar terkait kesehatan dan lainnya yang mendukung kesehatan; dan peningkatan kapasitas manajerial melalui Diklat PIM, pelatihan, orientasi, dan seminar terkait PPBJ, BMN, Keuangan, Kepegawaian dan kemampuan komunikasi. Peningkatan kapasitas bagi daerah dilakukan melalui ToT Kesehatan Kerja, ToT Kesehatan Olahraga, ToT Tatalaksana Diagnosis PAK, Pelatihan Diagnosis PAK, Pelatihan Dasar Jabfung PKK, Orientasi Kesehatan Kerja dan Olahraga, Wokshop K3 Fasyankes dan K3 Perkantoran, Sosialisasi GP2SP dan berbagai seminar, sosialisasi serta pertemuan koordinasi pusat dan derah.

5. Inisiasi sebagai Satker WBK di Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga diinisiasi sebagai satker yang diharapkan menjadi Satker WBK dilingkungan Ditjen Kesehatan Masyarakat setelah BKOM Bandung. Penujukan satker eselon 2 tersebut merupakan bentuk kepercayaan dan apresiasi terhadap proses administrasi dan manjerial yang dilaksanakan selama ini, oleh karena itu, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga didoron agar menjadi satker WBK di tahun 2020.

Page 56: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

56

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Pada tahun 2015 - 2019 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan berbagai upaya dan dapat terlihat dari capaian Indkator yang telah ditetapkan.

Indikator Renstra Kemenkes 1. Persentase puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dengan

target sebesar 80% dan tercapai sebesar 81,14 %. 2. Jumlah pos UKK yang terbentuk di daerah PPI/TPI dengan target sebanyak 730 pos

UKK dan tercapai sebanyak 793 di seluruh Indonesia. 3. Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standar dengan

target sebesar 100% dan tercapai 100%. 4. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada

kelompok masyarakat di wilayah kerjanya dengan target sebesar 60% dan tecapai sebesar 82,25%

Indikator RKP Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 5. Jumlah Pos UKK yang terbentuk di wilayah puskesmas dengan target sebesar 2.620

tercapai sebear 7.289 Pos UKK 6. Persentase Puskesmas yang melaksanakan kesehatan olahraga bagi anak SD

dengan target sebesar 75% tercapai sebesar 69,79% 7. Persentase calon Jemaah haji yang diperiksa kebugaran jasmani dengan target

50% tercapai sebesar 85,73% 8. Jumlah perusahaan/tempat kerja yang melaskanakan GP2SP dari target 760

perusahaan tercapai 650 perusahaan/tempat kerja.

Keberhasilan pencapaian target ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan terutama : 1. Pelaksanaan berbagai pelatihan, orientasi dan lokakarya kesehatan kerja dan

Olahraga yang berjenjang dari tingkat pusat hingga puskesmas yang berkesinambungan dan tersturktur

2. Penyusunan, sosialisasi, dan distribusi kebijakan dan peraturan yang mendorong pelaksanaan upaya kesehatan kerja dan olahraga melalui upaya konvensional yaitu dalam pertemuan nasional, rapat koordinasi teknis, sosialisasi dan advokasi dan surat resmi; dan melalui media digital seperti email, whatsapp, temu bloger, temu media dan website

3. Membangun kerjsama dengan LS/LP serta OP dan NGO terkait diantaranya penandatangan SKB dan PKS G2SP, intergrasi kesehatan OR dalam UKS, dan komite PMI serta penguatan kerjsama dengan KBIH dan Pusat haji

4. Terdapat kebijakan 1 Puskesmas minimal 1 Pos UKK untk meingkatkan kesehatan pekerja informal

5. Optimasliasi danan dekonsentrasi untuk kegiatan orientasi kesehatan kerja dan olahraga, pengukuran kebugaran dan pembinaan Pos UKK

6. Pengadaan dan distribusi sarana dan prasarana pendukung seperti kit Pos UKK, Kit APD, Kit Kebugaran, dan Media KIE Pengemudi sejak tahun 2017-2019

Page 57: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

57

7. Advokasi penggunaan dana DAK Non Fisik untuk upaya kesehatan kerja dan olahraga sheingga pada tahun 2019 terdapat kebijakan dana DAK Non fisik dapat digunakan untuk pemdukung pembentukan dan pembinaan Pos UKK

8. Pemanfaatan dana hibah WHO

Tercapainnya sebagaian besar target indikator upaya kesehatan kerja dan olahraga menunjukan keberhasiilan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan. Oleh karena itu, pada tahun 2020 - 2024 indikator akan bersifat komposit dan diharapkan memperlihatkan kualitas dari capaian kegiatan yaitu : 1. Jumlah Kabupaten/kota yang melaksankan kesehatan kerja 2. Jumlah Kabupaten/Kota yang melaksanakan Kesehatan olahraga Upaya meminimalisir kendala pelaksanaan kegiatan tahun 2020 – 2024 diantisipasi melalui: 1. Mendorong percepatan penyusunan peraturan turunan PP Kesehatan Kerja 2. Sosialisasi, implementasi dan evaluasi penggunaan SITKO sebagai media

pencatatan dan pelaporan serta monev 3. Optimalisasi penggunaan dana Hibah untuk mendukung kegiatan 4. Optimalisasi penggunaan dana dekonsentrasi dan DAK nonfisik

B. Saran Keberhasilan pencapaian indikator kesehatan kerja dan olahraga tahun 2015-2019 perlu diapresiasi, dievaluasi dan dilakukan penajaman kegiatan agar lebih dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat dan menjadi pembelajaran dalam pelaksanaan upaya kesehatan kerja di tahun 2020-2024.

Page 58: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

58

LAMPIRAN

Page 59: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

59

Page 60: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

60

Page 61: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

61

Page 62: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

62

Page 63: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

63

Page 64: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

64

Page 65: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

65

Page 66: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

66

Page 67: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

67

Page 68: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

68

Page 69: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

69

Page 70: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

70

Page 71: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

71

CAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2019 Bulan : Januari - Desember 2019

No Provinsi Persentase

Puskesmas yang Menyelenggarakan Kesehatan Kerja Dasar

Pos UKK di Wilayah PPI/TPI

Presentase Fasilitas Pemeriksaan Kesehatan TKI yang Memenuhi Standar

Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Kegiatan Kesehatan Olah Raga pada Masyarakat di Wilayah Kerjanya

Sasaran Absolut Absolut Sasaran Absolut Sasaran Absolut

1 Aceh 348 247 27 0 0 348 265

2 Sumut 581 437 17 4 4 581 496

3 Sumbar 275 190 32 2 2 275 209

4 Riau 216 201 18 0 0 216 201

5 Jambi 195 175 3 1 1 195 181

6 Sumsel 332 281 0 0 0 332 235

7 Bengkulu 180 179 38 0 0 180 179

8 Lampung 302 264 12 2 2 302 257

9 Babel 64 64 25 0 0 64 64

10 Kepri 83 80 61 3 3 83 83

11 DKI Jakarta 321 325 10 30 30 321 330

12 Jabar 1069 693 9 9 9 1069 932

13 Jateng 881 712 49 19 19 881 688

14 DIY 121 121 8 4 4 121 121

15 Jatim 967 949 161 15 15 967 923

16 Banten 242 237 20 1 1 242 235

17 Bali 120 107 5 6 6 120 118

18 NTB 166 162 27 13 13 166 160

19 NTT 381 284 9 1 1 381 272

20 Kalbar 244 195 34 3 3 244 185

21 Kalteng 200 128 3 0 0 200 95

22 Kalsel 233 178 6 0 0 233 176

23 Kaltim 183 101 9 1 1 183 116

24 Kaltara 56 37 0 1 1 56 33

25 Sulut 193 193 0 1 1 193 193

26 Sulteng 202 192 5 1 1 202 165

27 Sulsel 458 452 149 2 2 458 447

28 Sultra 284 254 0 0 0 284 259

29 Gorontalo 93 93 12 0 0 93 93

30 Sulbar 94 94 2 0 0 94 84

31 Maluku 208 156 28 0 0 208 126

32 Malut 134 109 1 0 0 134 107

33 Papbar 159 118 5 0 0 159 98

34 Papua 408 100 8 0 0 408 93

NASIONAL 9993 8108 793 119 119 9993 8219

TARGET 2019 7994.4 730 119 5995.8

Page 72: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

72

No Provinsi Terbentuknya Pos UKK di wilayah kerja Puskesmas

Persentase Puskesmas melaksanakan kesehatan Olah Raga bagi anak SD

Persentase Jemaah Haji yang diperiksa kebugaran jasmani

Jumlah perusahaan/tempat kerja melaksanakan Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif (GP2SP)

Sasaran Absolut Sasaran Absolut Sasaran Absolut Sasaran Absolut

1 Aceh 53 53 348 196 4393 3014 348 0

2 Sumut 141 141 581 485 8356 5754 98 18

3 Sumbar 284 284 275 198 4628 3598 0 6

4 Riau 230 230 216 78 5064 3228 3 3

5 Jambi 169 169 195 178 2919 2570 31 3

6 Sumsel 174 174 332 281 7035 6070 40 0

7 Bengkulu 241 241 180 174 1641 885 0 1

8 Lampung 190 190 302 214 7074 5880 302 6

9 Babel 88 88 64 64 1069 1040 9 8

10 Kepri 202 202 83 83 1295 733 17 17

11 DKI Jakarta 99 99 321 299 7952 7098 44 55

12 Jabar 470 470 1069 513 38852 43407 136 45

13 Jateng 789 789 881 876 30479 22547 174 167

14 DIY 107 107 121 121 3158 2915 0 0

15 Jatim 1246 1336 967 923 35270 32153 0 96

16 Banten 194 194 242 194 9493 6644 56 74

17 Bali 29 29 120 91 700 684 36 33

18 NTB 322 322 166 89 4514 2238 1 1

19 NTT 300 300 381 205 670 423 3 3

20 Kalbar 209 209 244 237 2527 2165 1 1

21 Kalteng 86 86 200 95 1617 1404 0 71

22 Kalsel 173 173 233 73 3831 3560 0 0

23 Kaltim 57 57 183 67 2595 2243 2 12

24 Kaltara 44 44 56 40 417 339 0 0

25 Sulut 64 64 193 193 715 371 0 0

26 Sulteng 136 136 202 146 2000 2023 0 6

27 Sulsel 624 624 458 51 7296 6184 20 20

28 Sultra 36 36 284 286 2026 1356 1 1

29 Gorontalo 46 46 93 93 981 905 2 1

30 Sulbar 163 163 94 71 1458 1198 0 0

31 Maluku 107 107 208 126 1090 710 0 1

32 Malut 60 60 134 81 1080 777 0 0

33 Papbar 17 17 159 84 725 453 0 0

34 Papua 49 49 408 69 1080 321 0 1

NASIONAL 7199 7289 9993 6,974 204,000 174,89 1324 650

TARGET 2019 2620 7,494.75 102,00 760

Page 73: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

73

KEGIATAN PELATIHAN/ORIENTASI/WORKSHOP KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA TAHUN 2019

1. Kurmod ToT Penyakit Akibat Kerja

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan Kesehatan Kerja 2. Aspek Etik, Medikolegal Kesehatan Kerja dan

Penyakit Akibat Kerja 3. Pengantar Penyakit Akibat Kerja

2 3 2

0 0

3

0 0 0

2 3 5

Sub Total 7 3 0 10

B. MATERI INTI:

1. Diagnosis Penyakit Akibat Pajanan Ergonomi 2 5 0 7

2. Diagnosis Penyakit Akibat Pajanan Kimia 2 7 0 9

3. Diagnosis Penyakit Akibat Pajanan Biologi 2 3 0 5

4. Diagnosis Penyakit Akibat Pajanan Fisik 2 7 0 9

5. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena Pajanan Fisika Hiperbarik/Hipobarik

6. Diagnosis Penyakit Akibat Psikososial 2 1 0 3

7. Pencatatan dan Pelaporan 1 2 0 3

8. Teknik Melatih Micro Teaching 5 7 0 12

Sub Total 16 32 0 48

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. Anti Korupsi 3. RTL

0 2 0

3 1 2

0 0 0

3 3 2

Sub Total 2 6 0 8

TOTAL 25 41 0 66

Page 74: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

74

2. Kurmod ToT Kesehatan Kerja

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan dan Program Kesehatan Kerja

a. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat b. Pendekatan Keluarga

2. Kesehatan Kerja dan Ruang Lingkupnya

2 2

0

0

0 0

2 2

Sub Total 4 0 0 4

B. MATERI INTI:

1. Persiapan Upaya Kesehatan Kerja 1 2 0 3

2. Pelayanan Kesehatan Kerja 1 2 0 3 3. Ergonomi di Tempat Kerja 1 3 0 4 4. Kesehatan Lingkungan Kerja 2 3 0 5

5. Manajemen Risiko 1 2 0 3 6. PKDTK 1 2 0 3 7. Pemberdayaan Masyarakat Pekerja 1 2 0 3 8. PAK dan KAK 1 1 0 2 9. Monitoring dan Evaluasi 1 2 0 3 10. Teknik Melatih 5 7 0 12

Sub Total 15 26 0 41

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. RTL 3. Anti Korupsi

0 0 2

3 2 0

0 0 0

3 2 2

Sub Total 2 5 0 7

TOTAL 21 31 0 52

Page 75: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

75

3. Kurmod ToT K3 Fasyankes

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan K3 di Fasyankes 2. Implementasi K3 dalam standar akreditasi

fasyankes

2 2

0 0

0 0

2 2

Sub Total 4 0 0 4

B. MATERI INTI: 1. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan

dan Kesehatan Kerja (K3) di Fasyankes 2 2 1 5

2. Identifikasi potensi bahaya dan manajemen risiko K3 di Fasyankes

2 3 2 7

3. Upaya promotif dan preventif kesehatan kerja bagi SDM di Fasyankes

2 3 1 6

4. Penerapan prinsip ergonomi 1 2 1 4

5. Pengelolaan sarana, prasarana dan peralatan medis di Fasyankes dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja

2 3 1 6

6. Pengelolaan B3, limbah B3 dan limbah domestik dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja

1 2 1 4

7. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana, termasuk kebakaran

2 3 2 7

8. Teknik Melatih 5 7 0 12

Sub Total 17 25 9 51

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. RTL 3. Anti Korupsi

0 0 2

3 2 0

0 0 0

3 2 2

Sub Total 2 5 0 7

TOTAL 23 30 9 62

Page 76: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

76

4. Kurmod ToT Kesehatan Olahraga

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan pennyelenggaraan kesehatan

olahraga 2. Kebijakan pencegahan dan pengendalian PTM 3. Pengantar kesehatan olahraga

2 2 2

0

0 0

0 0 0

2 2 2

Sub Total 6 0 0 6

B. MATERI INTI: 1. Penilaian kebugaran jasmani 2 2 6 10 2. Program latihan fisik sesuai kaidah kesehatan

pada orang sehat 2 2 2 6

3. Pencegahan dan pertolongan pertama pada cedera olahraga

1 2 0 3

4. Program pembinaan kebugaran jasmani pekerja

1 2 0 3

5. Program pembinaan kebugaran jasmani anak sekolah

1 2 0 3

6. Program pembinaan kebugaran jasmani calon jemaah haji

1 2 0 3

7. Program penyelenggaraan kesehatan olahraga di puskesmas

1 2 0 3

8. Teknik melatih 5 7 0 12

Sub Total 14 21 8 43

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. RTL 3. Anti Korupsi

2 0 0

0 2 3

0 0 0

2 2 2

Sub Total 2 5 0 7

TOTAL 22 26 8 56

Page 77: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

77

5. Diklat Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan Diklat Aparatur 2. Kebijakan Kesehatan Kerja 3. Etika Pengembangan Profesi Pembimbing

Kesehatan Kerja 4. Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan

Kerja

2 2 2 2

0 0 0 0

0 0 0 0

2 2 2

2

Sub Total 8 0 0 8

B. MATERI INTI:

1. Persiapan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) 3 3 4 10 2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan Kerja (UKK) a. Pelaksanaan manajemen risiko 2 2 1 5 b. Pembimbingan PHBS 2 1 0 3

c. Pengelolaan gizi kerja 1 2 0 3 d. Pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD) 1 1 1 3 e. Pembimbingan bekerja sehat dan selamat

dengan standar precaution 1 1 0 2

f. Pembimbingan ergonomic 1 2 0 3 g. Pembimbingan pertolongan pertama (First

Aid) 1 2 0 3

h. Surveilans kesehatan kerja 2 1 1 4 i. Inspeksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) 1 2 1 4

j. Pembimbingan Program Kembali Kerja Pasca Sakit

1 2 0 3

k. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) 2 1 1 4 l. Tanggap darurat dan manajemen kebakaran 2 1 1 4 m. Pemberdayaan kesehatan masyarakat

pekerja dan kemitraan 1 2 0 3

3. Monitoring dan evaluasi Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

2 4 2 8

4. Penyusunan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang Upaya Kesehatan Kerja

2 6 0 8

5. Penyusunan buku pedoman/petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis di bidang Upaya Kesehatan Kerja

2 2 0 4

6. Perhitungan angka kredit dan pengajuan DUPAK 3 5 0 8

Sub Total 30 40 12 82

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. RTL 3. Anti Korupsi

0 1 3

3 1 0

0 0 0

3 2 3

Sub Total 4 4 0 8

TOTAL 42 44 12 98

Page 78: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

78

6. Pelatihan Penyakit Akibat Kerja

NO MATERI WAKTU

T P PL JLH

A. MATERI DASAR 1. Kebijakan Kesehatan Kerja 2. Aspek Etik, Medikolegal Kesehatan Kerja dan

Penyakit Akibat Kerja 3. Pengantar Penyakit Akibat Kerja

2 3 2

0 0

3

0 0 0

2 3 5

Sub Total 7 3 0 10

B. MATERI INTI:

1. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Ergonomi 2 5 0 7

2. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Kimia 2 7 0 9

3. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Fisika 2 7 0 9

4. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Fisika Hiperbarik/Hipobarik 2 4 0 6

5. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Biologi 2 3 0 5

6. Diagnosis Penyakit Akibat Kerja Karena

Pajanan Psikososial 2 1 0 3

7. Pencatatan dan Pelaporan Penyakit Akibat

Kerja 1 2 0 3

Sub Total 13 29 0 42

C. C MATERI PENUNJANG 1. Building Learning Commitment (BLC) 2. Anti Korupsi 3. RTL

0 2 0

3 1 2

0 0 0

3 3 2

Sub Total 2 6 0 8

TOTAL 22 38 0 60

Page 79: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

79

DA

TA

CA

PA

IAN

IN

DIK

AT

OR

KE

SE

HA

TA

N K

ER

JA

DA

N O

LA

HR

AG

A T

AH

UN

201

5-2

019

2015

2016

2017

2018

2019

2019

2015

2016

2017

2018

2019

2019

2015

2016

2017

2018

2019

2019

1A

ceh

348

47

59

211

211

247

70.9

8

37

21

164

131

265

76.1

5

NA

NA

286

132

196

56.3

2

2S

um

ate

ra U

tara

581

134

131

240

276

437

75.2

2

13

74

352

373

496

85.3

7

NA

NA

306

450

485

83.4

8

3S

um

ate

ra B

ara

t275

8

21

122

129

190

69.0

9

26

55

186

204

209

76.0

0

NA

NA

256

136

198

72.0

0

4R

iau

216

52

98

123

123

201

93.0

6

32

202

48

98

201

93.0

6

NA

NA

154

37

78

36.1

1

5Ja

mbi

195

85

118

143

156

175

89.7

4

117

107

169

162

181

92.8

2

NA

NA

161

162

178

91.2

8

6S

um

ate

ra S

ela

tan

332

86

239

276

276

281

84.6

4

36

88

215

0235

70.7

8

NA

NA

312

304

281

84.6

4

7B

engku

lu180

NA

46

81

156

179

99.4

4

127

15

82

179

179

99.4

4

NA

NA

149

136

174

96.6

7

8Lam

pung

302

107

172

229

229

264

87.4

2

27

122

148

174

257

85.1

0

NA

NA

221

105

214

70.8

6

9K

ep. B

angka

Belit

ung

64

NA

36

62

63

64

100.0

0

33

62

62

63

64

100.0

0

NA

NA

62

61

64

100.0

0

10

Kepula

uan R

iau

83

37

30

67

74

80

96.3

9

620

66

74

83

100.0

0

NA

NA

69

64

83

100.0

0

11

DK

I Jaka

rta

321

NA

61

213

299

325

101.2

5

16

10

236

331

330

102.8

0

NA

NA

340

265

299

93.1

5

12

Jaw

a B

ara

t1,0

69

712

127

712

712

693

64.8

3

75

0439

775

932

87.1

8

NA

NA

1,0

03

917

513

47.9

9

13

Jaw

a T

engah

881

NA

454

486

684

712

80.8

2

123

536

410

639

688

78.0

9

NA

NA

872

876

876

99.4

3

14

DI Y

ogya

kart

a121

NA

45

93

93

121

100.0

0

80

80

80

121

100.0

0

NA

NA

121

121

121

100.0

0

15

Jaw

a T

imur

967

NA

661

877

925

949

98.1

4

71

310

578

891

923

95.4

5

NA

NA

960

767

923

95.4

5

16

Bante

n242

167

146

171

187

237

97.9

3

63

220

113

184

235

97.1

1

NA

NA

121

166

194

80.1

7

17

Bali

120

91

76

107

107

107

89.1

7

62

83

48

66

118

98.3

3

NA

NA

120

120

91

75.8

3

18

Nusa T

enggara

Bara

t166

90

127

149

149

162

97.5

9

29

095

101

160

96.3

9

NA

NA

114

89

89

53.6

1

19

Nusa T

enggara

Tim

ur

381

NA

4

192

192

284

74.5

4

40

244

74

272

71.3

9

NA

NA

33

28

205

53.8

1

20

Kalim

anta

n B

ara

t244

NA

7

61

120

195

79.9

2

12

07

148

185

75.8

2

NA

NA

50

133

237

97.1

3

21

Kalim

anta

n T

engah

200

33

41

84

191

128

64.0

0

10

10

44

95

95

47.5

0

NA

NA

159

171

95

47.5

0

22

Kalim

anta

n S

ela

tan

233

57

66

150

150

178

76.3

9

113

153

175

175

176

75.5

4

NA

NA

221

69

73

31.3

3

23

Kalim

anta

n T

imur

183

43

62

74

74

101

55.1

9

737

14

85

116

63.3

9

NA

NA

167

52

67

36.6

1

24

Kalim

anta

n U

tara

56

19

7

19

27

37

66.0

7

47

7

27

33

58.9

3

NA

NA

44

40

40

71.4

3

25

Sula

wesi U

tara

193

NA

45

188

188

193

100.0

0

42

0188

189

193

100.0

0

NA

NA

188

189

193

100.0

0

26

Sula

wesi T

engah

202

36

40

117

111

192

95.0

5

40

33

189

165

81.6

8

NA

NA

189

26

146

72.2

8

27

Sula

wesi S

ela

tan

458

215

292

327

404

452

98.6

9

116

111

277

310

447

97.6

0

NA

NA

214

68

51

11.1

4

28

Sula

wesi T

enggara

284

22

133

185

209

254

89.4

4

467

113

218

259

91.2

0

NA

NA

259

210

286

100.7

0

29

Goro

nta

lo93

75

88

93

93

93

100.0

0

33

93

93

93

93

100.0

0

NA

NA

93

93

93

100.0

0

30

Sula

wesi B

ara

t94

NA

NA

60

81

94

100.0

0

421

24

94

84

89.3

6

NA

NA

68

65

71

75.5

3

31

Malu

ku208

NA

16

78

90

156

75.0

0

23

58

79

126

60.5

8

NA

NA

89

118

126

60.5

8

32

Malu

ku U

tara

134

NA

11

51

78

109

81.3

4

47

21

78

107

79.8

5

NA

NA

16

41

81

60.4

5

33

Papua B

ara

t159

8

6

20

23

118

74.2

1

10

39

26

98

61.6

4

NA

NA

60

9

84

52.8

3

34

Papua

408

10

10

37

83

100

24.5

1

10

34

49

93

22.7

9

NA

NA

120

-

69

16.9

1

Ind

on

esia

9,9

93

2,1

34

3,4

75

6,0

98

6,9

63

8,1

08

81.1

4

1,2

62

2,4

34

4,8

62

6,4

54

8,2

19

82.2

5

NA

NA

7,5

97

6,2

20

6,9

74

69.7

9

No

.P

rov

insi

Ju

mla

h

Pu

ske

sm

as

Ju

mla

h P

uske

sm

as y

an

g

Me

nye

len

gg

ara

kan

Ke

se

hata

n K

erj

a D

asar

%

Ju

mla

h P

uske

sm

as y

an

g M

ela

ksan

akan

Ke

gia

tan

Ke

se

hata

n O

lah

rag

a p

ad

a

Masya

rakat

di W

ilaya

h K

erj

an

ya

%

Ju

mla

h P

uske

sm

as y

an

g M

ela

ksan

akan

Ke

se

hata

n O

lah

rag

a b

ag

i A

nak S

eko

lah

Dasar

%

Page 80: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

80

Sasara

n

(Targ

et)

Sasara

n

(Targ

et)

%S

asara

n

(Targ

et)

%

2015

2016

2017

2018

2019

2015

2016

2017

2018

2019

2015

2026

2017

2018

2019

2019

1A

ceh

27

348

22

20

35

53

1N

AN

A0

00

0.0

04,3

93

NA

NA

940

2,3

01

3,0

14

68.6

1

2S

um

ate

ra U

tara

17

581

22

31

77

141

19

NA

NA

44

18

94.7

48,3

56

NA

NA

2,6

80

5,4

46

5,7

54

68.8

6

3S

um

ate

ra B

ara

t32

275

14

14

46

54

284

5N

AN

A3

36

120.0

04,6

28

NA

NA

1,8

99

2,1

92

3,5

98

77.7

4

4R

iau

18

216

11

31

15

230

3N

AN

A1

13

100.0

05,0

64

NA

NA

576

1,7

34

3,2

28

63.7

4

5Ja

mbi

3

195

07

53

53

169

4N

AN

A2

23

75.0

02,9

19

NA

NA

1,9

28

1

,83

7

2,5

70

88.0

4

6S

um

ate

ra S

ela

tan

-

332

02

88

45

174

5N

AN

A2

20

0.0

07,0

35

NA

NA

5,9

79

6

,45

4

6,0

70

86.2

8

7B

engku

lu38

180

01

66

241

0N

AN

A0

01

*)1,6

41

NA

NA

1,6

27

1

,41

5

885

53.9

3

8Lam

pung

12

302

810

45

45

190

11

NA

NA

87

654.5

57,0

74

NA

NA

2,3

72

6

,33

0

5,8

80

83.1

2

9K

ep. B

angka

Belit

ung

25

64

13

19

27

56

88

6N

AN

A4

68

133.3

31,0

69

NA

NA

988

1

,06

5

1,0

40

97.2

9

10

Kepula

uan R

iau

61

83

11

9

30

77

202

31

NA

NA

18

18

17

54.8

41,2

95

NA

NA

221

8

01

733

56.6

0

11

DK

I Jaka

rta

10

321

77

19

58

99

58

NA

NA

25

29

55

94.8

37,9

52

NA

NA

4,7

49

6

,33

7

7,0

98

89.2

6

12

Jaw

a B

ara

t9

1,0

69

13

14

16

261

470

175

NA

NA

17

27

45

25.7

138,8

52

NA

NA

11,9

11

2

4,7

41

43,4

07

111.7

2

13

Jaw

a T

engah

49

881

917

58

58

789

270

NA

NA

213

213

167

61.8

530,4

79

NA

NA

12,1

57

1

2,0

82

22,5

47

73.9

8

14

DI Y

ogya

kart

a8

121

213

49

51

107

9N

AN

A0

00

0.0

03,1

58

NA

NA

2,2

04

2

,73

6

2,9

15

92.3

1

15

Jaw

a T

imur

72

967

28

38

202

450

1,3

36

127

NA

NA

16

26

96

75.5

935,2

70

NA

NA

26,8

95

3

1,0

21

32,1

53

91.1

6

16

Bante

n20

242

911

41

41

194

72

NA

NA

15

34

74

102.7

89,4

93

NA

NA

7,0

25

8,5

27

6,6

44

69.9

9

17

Bali

5

120

45

15

20

29

38

NA

NA

38

38

33

86.8

4700

NA

NA

123

4

58

684

97.7

1

18

Nusa T

enggara

Bara

t27

166

19

26

27

27

322

2N

AN

A1

11

50.0

04,5

14

NA

NA

1,7

48

2

,23

8

2,2

38

49.5

8

19

Nusa T

enggara

Tim

ur

9

381

00

18

19

300

0N

AN

A0

03

*)670

NA

NA

449

50

6

423

63.1

3

20

Kalim

anta

n B

ara

t34

244

920

27

27

209

3N

AN

A2

21

33.3

32,5

27

NA

NA

1,4

49

2

,08

9

2,1

65

85.6

7

21

Kalim

anta

n T

engah

3

200

36

38

55

86

14

NA

NA

11

14

71

507.1

41,6

17

NA

NA

595

1,1

90

1,4

04

86.8

3

22

Kalim

anta

n S

ela

tan

6

233

66

17

32

173

5N

AN

A3

30

0.0

03,8

31

NA

NA

3,0

06

3

,46

4

3,5

60

92.9

3

23

Kalim

anta

n T

imur

9

183

79

10

10

57

6N

AN

A4

412

200.0

02,5

95

NA

NA

534

1

,77

9

2,2

43

86.4

4

24

Kalim

anta

n U

tara

-

56

12

414

44

3N

AN

A2

20

0.0

0417

NA

NA

168

5

97

339

81.2

9

25

Sula

wesi U

tara

-

193

99

921

64

2N

AN

A0

00

0.0

0715

NA

NA

430

3

00

371

51.8

9

26

Sula

wesi T

engah

5

202

17

17

26

75

136

1N

AN

A0

06

600.0

02,0

00

NA

NA

494

46

9

2,0

23

101.1

5

27

Sula

wesi S

ela

tan

149

458

19

69

26

107

624

14

NA

NA

12

12

20

142.8

67,2

96

NA

NA

2,7

13

5

,00

8

6,1

84

84.7

6

28

Sula

wesi T

enggara

-

284

10

12

12

121

36

1N

AN

A0

01

100.0

02,0

26

NA

NA

931

1,2

45

1,3

56

66.9

3

29

Goro

nta

lo12

93

11

39

46

1N

AN

A0

01

100.0

0981

NA

NA

33

5

20

905

92.2

5

30

Sula

wesi B

ara

t2

94

02

66

163

0N

AN

A0

00

0.0

01,4

58

NA

NA

985

1

,31

4

1,1

98

82.1

7

31

Malu

ku28

208

44

11

11

107

1N

AN

A0

01

100.0

01,0

90

NA

NA

232

5

41

710

65.1

4

32

Malu

ku U

tara

1

134

14

18

121

60

0N

AN

A0

00

0.0

01,0

80

NA

NA

300

4

10

777

71.9

4

33

Papua B

ara

t5

159

11

11

17

1N

AN

A0

00

0.0

0725

NA

NA

67

4

44

453

62.4

8

34

Papua

8

408

0-

25

26

49

1N

AN

A0

01

100.0

01,0

80

NA

NA

128

5

23

321

29.7

2

Ind

on

esia

704

9,9

93

243

374

1,0

38

1,9

84

7,2

89

889

NA

NA

401

448

650

73.1

2204,0

00

NA

NA

98,5

36

138,1

14

174,8

90

85.7

3

Pro

vin

si

Ju

mla

h

Pu

ske

sm

as

Te

rbe

ntu

kn

ya P

os U

KK

di w

ilaya

h k

erj

a P

uske

sm

as

Pe

rusah

aan

Me

laksan

akan

GP

2S

PP

ers

en

tase

Je

maah

Haji y

an

g D

ipe

riksa K

eb

ug

ara

n J

asm

an

i

Cap

aia

nC

ap

aia

nC

ap

aia

n

No

.

Page 81: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

81

PERATURAN-PERATURAN

1. Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja

2. Rancangan Permenkes Kesehatan Olahraga

3. Rancangan Revisi Permenkes 56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan

Penyakit Akibat Kerja

4. Rancangan PP Pelindungan Pekerja Migran Indonesia

Page 82: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

82

PEDOMAN

1. Buku Petunjuk Teknis Pos UKK Nelayan

2. Buku Petunjuk Teknis Pos UKK Petani

3. Buku Petunjuk Teknis Pos UKK UMKM

4. Petunjuk Teknis Penilian dan Instrumen Penilaian Mandiri K3 Perkantoran

5. Konsensus Penyakit Akibat Kerja

6. Rancangan Pedoman Penyelenggaraan Event Olahraga

7. Rancangan Panduan Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran dan Petunjuk Teknis

Kesiapsiagaan Kondisi Darurat dan/atau Bencana di Rumah Sakit

8. Rancangan Rencana Aksi Nasional Aktivitas Fisik

9. Rancangan Rencana Aksi Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga 2020-2025

10. Rancangan Pedoman Pusat Kebugaran

11. Rancangan Pedoman Sepakbola

Page 83: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

83

CAPAIAN KEGIATAN TAHUN 2019

1. Meningkatnya jumlah pemeriksaan pengemudi pada saat Lebaran dan Nataru (3 tahun

berturutan) dan terbitnya Surat Edaran Menhub terkait pemeriksaan awak kendaraan

(program Pengemudi)

Page 84: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

84

2. Indikator kegiatan Kesjaor

3. SITKO

Page 85: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

85

4. Draft RAN Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

Page 86: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

86

CAPAIAN KEGIATAN TUSI LAIN 2015 – 2019

1. PERATURAN

a. Peraturan Pemerintah Nomor 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja

b. Permenkes RI No 100 tahun 2015 tentang Pos UKK Terintegrasi

c. Permenkes RI No 48 Tahun 2016 tentang Standar K3 Perkantoran

d. Permenkes RI No 56 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Penyakit Akibat

Kerja

e. Permenkes RI No 57 Tahun 2016 tentang Rencana Aksi Nasional Pengendalian

Dampak Kesehatan Akibat Pajanan Merkuri

f. Permenkes RI No 66 tahun 2016 tentang K3RS

g. Permenkes RI No 70 tahun 2016 tentang Standar & Persyaratan Keslingja Industri

h. SKB 4 Menteri 2017 tentang GP2SP

i. PKS 4 Dirjen 2017 (Kementerian antara Kemkes, Kemenaker, Kemendagri dan Kemen

PP &PA) ttg pelaksanaan GP2SP

j. Surat Edaran Menkes nomor HK.02.01/Menkes/493/2017 tentang Peningkatan Aktivitas

Fisik dan Perilaku Hidup Sehat

k. Instruksi Menkes nomor HK.02.01/Menkes/492/2017 tentang Pengukuran Kebugaran

Jasmani

l. Permenkes RI No 1 tahun 2018 tentang Pemeriksaan Kesehatan Pelaut

m. Permenkes RI No 52 tahun 2018 tentang K3 Fasyankes

2. PEDOMAN/PANDUAN

a. Pedoman Pos UKK tahun 2015

b. Pedoman UKK untuk masyarakat dan kader Pos UKK perikanan tahun 2015

c. Pedoman penyelenggaraan pelatihan kader kesehatan kerja tahun 2015

d. Buku kumpulan ttg Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja tahun 2015

e. Pedoman penggunaan pestisida secara aman dan sehat di tempat kerja tahun 2016

f. Pedoman ergonomi perkantoran tahun 2016

g. Panduan penggunaan sistem informasi yankes olahraga (fitness center) tahun 2016

h. Pedoman pengukuran kesehatan lingkungan kerja tahun 2016

i. Pedoman K3 Puskesmas tahun 2017

j. Pedoman Penggunaan Pestisida secara aman dan sehat di tempat kerja sektor

pertanian (bagi petugas Kesehatan) tahun 2017

k. Pedoman pengendalian dampak kesehatan akibat pajanan merkuri tahun 2017

l. Pedoman pembinaan kebugaran jasmani jamaah haji bagi petugas kesehatan di

puskesmas tahun 2017

m. Petunjuk teknis pengukuran kebugaran jasmani terintegrasi ASN Kemenkes tahun 2017

n. Pedoman manajemen risiko K3 di Fasyankes tahun 2017

o. pedoman GP2SP tahun 2018

p. Panduan pelaksanaan program kesehatan di desa migrant tahun 2018

q. Pedoman kebugaran jasmani bagi peserta didik tahun 2019

r. Panduan WLC tahun 2019

3. BUKU SAKU

Page 87: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

87

a. Buku saku TAFISA tahun 2016

b. Buku saku kebugaran jasmani terintegrasi ASN tahun 2017

c. Buku saku Asian Games & Para Games tahun 2018

d. Buku saku pemeriksaan kesehatan pengemudi tahun 2018

e. Buku saku penyelenggaran Pos UKK bagi petugas kesehatan tahun 2019

f. Buku saku pertolongan pertama pada kecelakaan di jalan tahun 2019

g. Panduan hari aktivitas fisik sedunia tahun 2019

4. KIE

a. Leaflet GP2SP, Pos UKK tahun 2016

b. Banner Roll dan Poster Posisi duduk ergonomi tahun 2017

c. Banner Roll dan Poster program K3RS tahun 2017

d. Banner Roll dan Poster Kesorga tahun 2017

e. Banner Roll kesorga elektrik tahun 2017

f. Poster K3RS tahun 2017

g. Poster ayo terapkan 5 R di tempat kerja tahun 2017

h. Poster K3 Perkantoran tahun 2017

i. Media KIE Kesehatan Pengemudi tahun 2018

j. Poster Penyakit Akibat Kerja tahun 2018

k. Leaflet GP2SP, Pos UKK tahun 2018

l. Cakram Kebugaran Jasmani tahun 2019

m. Leaflet informasi aktivitas fisik tahun 2019

n. Lembar balik informasi kesehatan olahraga prestasi tahun 2019

o. Banner SITKO tahun 2019

5. PENGHARGAAN

a. Museum Rekor Dunia Senam Peregangan Secara Serentak oleh Peserta Terbanyak

tahun 2017

b. Juara II Penilaian Internal Gerakan Kantor BERHIAS bulan September 2019

Page 88: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

88

c. Juara III Lomba Kantor BERHIAS tahun 2019

Page 89: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

89

Distribusi dan Spesifikasi Pengadaan Utama Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

1. Kit Kebugaran

No Nama Barang Spesifikasi Jumlah

1 Alat Ukur Panjang Jalan

1. Bahan tongkat : besi/aluminium/plastik 1 buah

2. Bahan roda : karet/plastik

3. Berat : 0,5 - 1,5 Kg

4. Panjang (dilipat/diperpanjang) : 50 – 120 cm

5. Tampilan Digital

6. Layar : LCD mudah dibaca/dilihat

7. Konversi satuan : meter/feet/yard

8. Ada Baterai, sarung pembungkus alat

9. Mempunyai Standar Nasional/Internasional

2 Timbangan Berat Badan

1. Bahan : kaca 2 buah

2. Dimensi : 250 – 350 x 300 – 350 x 10-80 mm

3. Kapasitas:180kg/ 397lbs

4. Margin error : 0,1 kg

5. Unit berat : Kg/ Lb

6. Layar : LCD/LED

7. Sumber daya solar panel/baterai

8. Memiliki ijin edar alat kesehatan

3 Pengukur Tinggi Badan/ Microtoa

1. Bahan : plastik 2 buah

2. Panjang : Minimal 200 cm

3. Skala pengukuran : 1.0 mm

4. Dapat menggulung

5. Pemasangan di dinding

6. Tulisan di alat jelas dan mudah dibaca

4 Tensi Meter Digital 1. Bahan : logam + plastik 1 buah

2. Layar : LCD

3. Metode pengukuran : oscillometric

4. Rentang Tekanan: 0 -299 mmHg

5. Rentang tekanan nadi : 40 - 199 kali/menit

6. Manset dewasa berbahan nilon serta poliester untuk lengan atas

7. Keunggulan: bisa Mendeteksi Detak jantung yg tidak teratur.

Page 90: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

90

(irregular hearthbeat)

8. Ada fitur memori menyimpan +/- 100 data

9. Isi Paket : Unit Alat, Manset Cuff, Manual Instruksi,

Baterai AA 4bh.

10. Terdapat cara penggunaan berbahasa Indonesia

11. Memenuhi standar nasional/ internasional

12. Memiliki izin edar alat kesehatan

5 Stopwatch (Pengukur Waktu)

1. Bahan : Plastik 2 buah

2. Layar : LCD minimal 3 baris

3. Memori : minimal 200 data

4. Hitungan : minimal 3 desimal (0,000 detik)

5. Ketahanan : tahan air dan guncangan

6. Fungsi : penghitung waktu, alarm

7. Aksesoris : Baterai dan tali

8. Memiliki sertifikat produk dan telah diverifikasi oleh institusi

penguji independen

6 Nomor Dada 1. Bahan : tidak mudah kusut dan tahan air

200 buah

2. Bahan tali : nilon minimal 3 mm. Dibedakan tali untuk

leher dan dada

3. Panjang tali : 50-90 cm

4. Ukuran : 20 x 15 cm

5. Warna Bahan : merah, kuning, hijau, biru. Tulisan: Hitam

6. Masing-masing warna berjumlah : 50 buah

7. Tulisan angka cerah/jelas dibaca

8. Setiap sudut memiliki lubang mata ayam

7 Tanda “Start” dan “Finish”

1. Bahan : tahan air 2 buah

2. Ukuran : 100 x 60 cm

3. Warna dasar : putih

4. Tulisan : Hitam (60% dari ukuran)

8 Kartu Menuju Bugar (KMB)

1. Bahan : Art cartoon 310 3 buah (untuk Laki-laki, Perempua

2. Ukuran : 31 x 21,5 cm

3. Cetak : fullcolour 4/4

Page 91: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

91

n dan anak sekolah)

9 Bendera Start 1. Bahan Kain 2. Ukuran : 100 – 110 x 60 – 70 3. Warna dasar : Hitam-Putih 4. Tulisan : Logo Kemenkes

1 buah

10 Tas (Tempat semua kit) 1. Bahan bagian luar : Nilon 1 buah

2. Bahan bagian dalam : Satin

3. Bahan bawah/dasar : tatakan plastik/karet

4. Ukuran : semua kit dapat masuk

5. Warna : kuning,orange dan biru (cerah)

6. Memiliki 4 bagian/sekat (depan, tengah, belakang dan

samping)

7. Ada bartek untuk penguat jahitan

8. Ada : Logo Kemenkes

9. Ada tulisan : Kit Kebugaran Jasmani

Page 92: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

92

2. Kit Pos UKK

No Nama Barang Spesifikasi Jumlah

1 P3K Kit 1. Kotak P3K Tipe A

1 paket

· Bahan Plastik/bahan lain anti Rayap

· Dimensi: 27 – 30 cm x 18 – 21 cm x 15 – 18 cm

2. Telah diisi dengan :

No Isi Jumlah

1 Kasa steril terbungkus

20 pcs

2 Perban (lebar 5 cm)

2 pcs

3 Perban (lebar 10 cm)

2 pcs

4 Plester (lebar 1,25 cm)

2 pcs

5 Plester cepat 10 pcs

6 Kapas (25 gram)

1 pcs

7

Kain segitiga/mitela dilengkapi peniti/perekat

2 pcs

8 Gunting perban 1 pcs

9 Sarung tangan lateks ukuran L

1 kotak isi 50 pasang

10 Masker bedah 1 kotak isi 50 pasang

11 Senter pen light 1 pcs

12 Pinset anatomis (11-14 cm)

1 pcs

13 Aquades (100 ml Larutan Saline)

2 pcs

14 Providon Iodin (60 ml)

2 pcs

2 Timbangan Berat Badan

1. Bahan kaca

1 buah

2. Dimensi : 250 – 350 x 300 – 350 x 10-80 mm

3. Kapasitas:180kg/ 397lbs

4. Margin error : 0,1 kg

5. Unit berat : Kg/ Lb

6. Layar : LCD/LED

7. Sumber daya solar panel/baterai

Page 93: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

93

8. Memiliki ijin edar alat kesehatan

3 Pengukur Tinggi Badan/ Microtoa 1. Bahan plastik

1 buah

2. Panjang Minimal 200 cm

3. Skala pengukuran 0.5 mm

4. Dapat Digulung

5. Pemasangan di dinding

6. Tulisan di alat jelas dan mudah dibaca

4 Pengukur Lingkar Perut

1. Pita sepanjang 150 cm

1 buah 2. Minimal pengukuran 1 mm

3. Terdapat alat pengunci

4. Dapat digulung

5. Tulisan di alat jelas dan mudah dibaca

5 Termometer digital 1. Bahan logam + plastik

1 buah

2. Minimal pengukuran 0.1 derajat

3. Memiliki stik/tip fleksibel yang lunak

4. Rentang pengukuran suhu 320-420 Celcius

5. Tahan air

6. Terdapat alarm penanda hasil suhu

7. Dapat menyimpan hasil pengukuran

8. Sumber daya baterai

9. Tulisan di alat jelas dan mudah dibaca

10. Memenuhi standar nasional/ internasional

11. Memiliki izin edar alat kesehatan

6 Tensi Meter Digital 1. Bahan logam + plastik

1 buah

2. Layar LCD

3. Metode pengukuran oscillometric

4. Rentang Tekanan 0 - 299 mmHg

5. Rentang tekanan nadi 40 - 199 kali/menit

6. Manset dewasa berbahan nilon serta poliester untuk lengan atas

7. Keunggulan: bisa Mendeteksi Detak jantung yg tidak teratur. (irregular hearthbeat)

8. Ada fitur memori menyimpan +/- 100 data

9. Isi Paket : Unit Alat, Manset Cuff, Manual Instruksi, Baterai AA 4bh.

10. Terdapat cara penggunaan berbahasa Indonesia

11. Memenuhi standar nasional/ internasional

12. Memiliki izin edar alat kesehatan

7 Roll Banner 1. Bahan Albatros dengan rangka almunium 2 buah

Page 94: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

94

2. Cetakan printing full color

3. Finishing laminating Doff/Glossy

4. Ukuran 60 cm x 160 cm

5. Materi tentang Pos Upaya Kesehatan Kerja

8 Kotak/wadah Pos UKK Kit

1. Bahan Plastik sesuai standar

1 buah

2. Kotak bisa tutup/buka disertai pengunci

3. Dimensi: 550 - 580 mm x 380 - 400 mm x 330 - 350 mm

4. Mempunyai roda

5. Sablon bertuliskan “KIT POS UKK 2018”, “DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA”, “KEMENTERIAN KESEHATAN” dan Logo Kemenkes

Page 95: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

95

3. Kit APD

No Bidang Pekerjaan

APD Jumlah Spesifikasi APD Pemaketan

1

Perikanan - Kaca Mata Anti UV

1 buah

- Bahan lensa polikarbonat dan thermoplastic temple sleeve sesuai Standar

Dimasukan kedalam :

- Kualitas lensa PC high menyaring 99, 9% dari radiasi UV

- Tas berukuran minimal 50 x 25 x 25 cm (atau semua item barang dapat masuk)

- Anti gores lapisan keras

- Bahan canvas terdapat tali yang kuat dan resleting

- Warna lensa hitam atau coklat

- Bertuliskan bordir

- Life Jacket

1 buah

-Tought nylon shell, Anti air, Bahan dalam Foam, Warna dasar orange sesuai Standar

Paket Alat Pelindung Diri Nelayan

- Reflective strap

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga

- 3-4 Kancing Penutup

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

- Dilengkapi pluit Kementerian Kesehatan

- Model rompi Tahun 2019

-Terdapat sablon tulisan

“Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga” Kementerian Kesehatan” “Tahun 2019” dan Logo KEMENKES

- Jas Hujan

1 buah

- menutup kepala dan badan (Poncho)

- Bahan PVC anti air

Page 96: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

96

- Terdapat sablon tulisan “Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga” Kementerian Kesehatan”

“Tahun 2019” dan Logo Kemenkes

-Sarung Tangan

1 Lusin

- Sarung tangan rajut dengan bintik timbul berbahan PVC tahan panas/minyak

menutup sampai diatas pergelangan tangan

2 Pertanian

- Sepatu Boots

1 Pasang

- Ukuran 38-43

- Anti Slip

-Bahan karet sesuai Standar

- Sarung Tangan Karet

1 Pasang

- Bahan Nitrile rubber/latex sesuai Standar

-menutupi sampai siku

- Apron 1 Buah

- Bahan kain waterprof (PVC/Tychem dupont)

- All size

- Masker cartridge berfilter

1 Buah

- Bahan Masker PVC

- strap mudah di atur

-Bahan sesuai Standar

- Menutup hidung dan mulut

-Ada petunjuk penggunaan dan kode baik

Page 97: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

97

digunakan sebelum tanggal

-Terdapat Filter yang dapat menyaring Debu dan gas beracun

3 UMKM

- Masker Debu

1 Box isi 100

- Earloop

-Bahan Hypoalergenic

-menutup hidung dan mulut

-Bar Hidung bisa diatur

- Sepatu Boots

1 pasang

- Ukuran 38-43

- Anti Slip

-Bahan sesuai Standar

- Sarung Tangan Karet

1 Pasang

- Bahan Nitrile rubber/latex sesuai standar

- Menutup tangan sampai siku

Page 98: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

98

4. Media KIE Pengemudi

No Nama Barang Spesifikasi Jumlah

1 Meja Pop Up 1. Bahan : Rangka Alumunium, Tiang Besi Vertikal, Horizontal yang lentur dan ringan

1 buah

2. Desk: Kayu lapis Keramik , tebal: 1 - 2 cm

3. Terdapat ambalan tengah

4. Sistem perakitan: lipat dan bongkar pasang

5. Dimensi meja saat berdiri : Panjang x Lebar x Tinggi

a. Panjang: 120 – 130 cm

b. Lebar: 39 – 50 cm

c. Tinggi: 75 – 86 cm

6. Media: Sticker vinyl, Lembaran PVC Sheet, magnet rol 3M (pemakaian berulang), gambar kualitas high resolution, Finishing Cetak Laminating Doff

7. Desain Gambar depan Meja : Pesan Kesehatan Pengemudi

8. Berat : maks 18 kg

9. Termasuk pembuatan desain dan Pencetakan Media Grafis

2 Kursi Lipat 1. Bahan: Rangka Kaki Besi, Tempat Duduk Plastik tebal

8 buah

2. Tinggi kursi : 45-47 cm, Diameter tempat duduk: minimal 28 cm

3. Kursi dapat dilipat dan portabel

4. Berat: maks 3 kg

3 Roll Banner 1. Ukuran: P x T (85 cm x 200 cm) 4 buah

2. Cetakan: printing full color, bahan albatros, finishing laminating doff, high resolution

3. Rangka berbahan aluminium, termasuk tas banner

4. Berat : maks 3 kg

5. Termasuk pembuatan desain banner, Desain berisi konten kesehatan

Page 99: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

99

KIT

KIE

PE

NG

EM

UD

I

2017

2018

2019

Ju

mla

h2017

2018

2019

Ju

mla

h2017

2018

2019

Ju

mla

h2018

1A

ceh

-63

46

109

-19

-19

--

22

36

-

2S

um

ate

ra U

tara

160

115

20

295

-67

-67

9-

83

78

1

3S

um

ate

ra B

ara

t-

52

-52

-54

-54

410

40

54

-

4R

iau

-42

-42

-47

-47

12

-8

30

-

5Ja

mbi

-17

-17

-68

-68

24

11

87

123

-

6S

um

ate

ra S

ela

tan

70

65

21

156

-111

-111

23

86

41

1

7B

engku

lu-

18

-18

-71

-71

-42

12

5-

8Lam

pung

60

60

21

141

-72

-72

17

-29

35

2

9K

ep. B

angka

Belit

ung

-8

-8

-36

-36

9-

-49

-

10

Kepula

uan R

iau

-7

-7

--

-0

18

21

-166

-

11

DK

I Jaka

rta

-6

-6

--

-0

--

18

62

5

12

Jaw

a B

ara

t135

210

200

545

-173

-173

33

25

86

271

9

13

Jaw

a T

engah

175

175

36

386

-232

-232

92

11

36

145

8

14

DI Y

ogya

kart

a-

12

-12

-160

-160

27

-15

40

2

15

Jaw

a T

imur

190

195

138

523

-593

-593

86

80

32

57

4

16

Bante

n40

79

21

140

-50

-50

41

-3

15

3

17

Bali

-12

-12

-38

-38

6-

-7

-

18

Nusa T

enggara

Bara

t50

35

-85

-98

-98

17

-54

10

-

19

Nusa T

enggara

Tim

ur

-12

36

48

-19

-19

--

135

--

20

Kalim

anta

n B

ara

t-

23

-23

-38

-38

17

--

15

-

21

Kalim

anta

n T

engah

-20

-20

-47

-47

23

-43

169

-

22

Kalim

anta

n S

ela

tan

-18

-18

-123

-123

11

55

-82

-

23

Kalim

anta

n T

imur

-17

-17

-15

-15

11

--

6-

24

Kalim

anta

n U

tara

-6

-6

-7

-7

--

-16

-

25

Sula

wesi U

tara

-18

-18

-21

-21

--

-23

-

26

Sula

wesi T

engah

-16

-16

-26

-26

20

-45

145

-

27

Sula

wesi S

ela

tan

120

472

30

622

-95

-95

52

179

10

--

28

Sula

wesi T

enggara

-26

51

77

-33

-33

-10

67

159

-

29

Goro

nta

lo-

9v

9-

6-

6-

--

46

-

30

Sula

wesi B

ara

t-

99

-48

-48

-29

--

-

31

Malu

ku-

23

23

-11

-11

--

--

-

32

Malu

ku U

tara

-11

11

-21

-21

17

--

--

33

Papua B

ara

t-

77

-1

-1

--

--

-

34

Papua

-13

13

-25

-25

-10

--

-

35

Pusat

35

5

1000

1871

620

3491

02425

02425

569

491

831

1920

40

To

tal

KIT

KE

BU

GA

RA

NK

IT P

OS

UK

KK

IT A

PD

No

.P

rov

insiD

IST

RIB

US

I P

EN

GA

DA

AN

DIR

EK

TO

RA

TK

ES

EH

AT

AN

KE

RJ

A D

AN

OL

AH

RA

GA

TA

HU

N 2

01

7-2

019

Page 100: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

100

Dokumentasi Kegiatan Pusat dan Dekonsentrasi dalam Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga

A. Penyusunaan Petunjuk Teknis Pos UKK bagi Petani, Nelayan dan UMKM

Foto salah satu proses penyusunan buku petunjuk teknis Pos UKK bagi UMKM yang dilaksanakan di Ruang 722 Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan tanggal 13 Mei 2019 dengan mengundang lintas Sektor diantaranya Kementerian Koperasi, Kementerian Perdagangan dan juga mengundang Lintas Program seperti Dinas Kesehatan Provinsi DKI, Suku Dinas Kesehatan

B. Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Foto Pembukaan Acara Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja dan pasca Praktek Lapangan dalam Acara Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Foto Proses diskusi dalam acara Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan kerja dan Penutupan Acara Pelatihan Dasar Jabatan Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja

Page 101: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

101

C. ToT Kesehatan Kerja

Foto Pembukaan acara TOT Kesehaan Kerja dan Pengajar memberikan materi dalam kegaitan pelatihan TOT Keseahtan Kerja

Foto para peseta denga fasilitator setelah olahraga bersama dan acara Penutupan Pelatihan TOT Kesehatan Kerja yang dihadiri Oleh direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga di Bapelkes Cikarang

D. Koordinasi Pusat dan Daerah Terkait Pembinaan Kesehatan Pekerja

Foto Sambutan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat pada Materi dan Penandatangan Kesepakatan Bersama

Page 102: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

102

E. Sosialisasi Penyusunan dan Penilain DUPAK dan Inpassing Jabfung Pembimbing Kesehatan Kerja

F. Sosialisasi Implementasi GP2SP

Foto Sosialisasi Gerakan Pekerja Perempuan Sehat Produktif

G. Pengurukan Kebugaran CJH

Foto bentuk pengukuran kebugaran calon Jemaah haji di daerah

Page 103: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

103

H. Penggunaan Media KIE Kesehatan Pengemudi di Daerah

I. Training of Trainer dan Pelatihan Diagnosa dan Tatalakasana Penyakit Akibat Kerja

Foto bersama peserta dan fasilitator dalam ToT Diagnosis PAK\

Foto bersama peserta Pelatihan PAK dengan Fasilitator

Page 104: DIREKTORAT KESEHATAN KERJA DAN OLAHRAGA …SD 3) Jumlah Perusahaan/tempat kerja yang melaksanakan GP2SP 4) Persentase Calon Jemaah Haji (CJH) yang diperiksa kebugaran jasmani. Pencapaian

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga tahun 2015-2019

104

J. Implementasi Upaya Kesehatan Olahraga di Masyarakat

Foto olahraga bagi lansia, pengukuran kebugaran anak SD, permainan tradisional anak sekolah dan senam bersama

K. Implementasi Upaya Kesehatan Kerja di Masyarakat

Foto penggunaan APD bagi pekerja Informal dan Formal yang merupaan salah satu bentuk implementasi Kesehatan kerja