DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG ...kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2013_/06/...P3KP...

20
& REVITALISASI CAGAR BUDAYA Surabaya, 10 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

Transcript of DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG ...kebudayaan.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2013_/06/...P3KP...

  • & REVITALISASI

    CAGAR BUDAYA Surabaya, 10 Juni 2013

    DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

  • Penataan Ruang Pengaturan secara spasial, pemberian fungsi terhadap kawasan dan ketentuan/aturan untuk tiap fungsi yang diberikan. Cagar Budaya • Objek • Lokasi • Kawasan Pengaturan secara spasial lebih pada skala kawasan Pengaturan spasial diluar yang menjadi kewenangan sektor

  • UU 26/2007 tentang Penataan Ruang Penataan ruang bertujuan mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan mengamanatkan pentingnya aspek sosial budaya dalam penyelenggaraan penataan ruang ….rencana tata ruang harus mengakomodir nilai sosial budaya dan aset pusaka dalam muatannya PP 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional Pasal. 78 …mengamanatkan Kawasan Strategis Nasional (KSN) dari sudut kepentingan sosial budaya antara lain : tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, aset nasional/internasional yang harus dilindungi/dilestariakan, tempat perlindungan peningggalan budaya…

  • • UU 11/2010 tentang Cagar Budaya …benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya, dan kawasan cagar budaya perlu dilestarikan karena… Pasal 73 : ..Sistem Zonasi Cagar Budaya - Zona inti - Zona Penyangga - Zona Pengembangan - Zona Penunjang Pasal 80 : ..revitalisasi situs atau kawasan cagar budaya memperhatikan tata ruang, tata letak, fungsi sosial, dan atau lansekap budaya asli…

  • • Penataan ruang bertujuan mewujudkan sustainable city (kota berkelanjutan), pilar utama kota berkelanjutan adalah Lingkungan Hidup, Ekonomi dan Sosial Budaya.

    • Penataan ruang telah bergerak dari fase perencanaan menuju pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfatan ruang. Akan tetapi, skala dan lingkup substansi RTRW Kab/Kota tidak dapat secara optimal menggali potensi sosial budaya.

    • Dibutuhkan rencana rinci dalam bentuk Rencana Tata Ruang (RTR) Kawasan Strategis atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dengan tema/sudut kepentingan sosial budaya yang lebih rinci dan implementatif terarah dalam skala kawasan/kota, antara lain bertema kawasan/kota pusaka.

    Perencanaan tata ruang

    Pemanfaatan ruang

    Pengendalian pemanfaatan

    ruang

    Penyiapan Rencana Tata Ruang, RTRWN, RTRW Provinsi/Kab/Kota

    Perwujudan struktur dan pola ruang

    - Zonasi - Perijinan - Insentif/Disinsentif/Sanksi

  • Pemanfaatan dan

    Pengendalian

    P3KP - P2KH

    Revitalisasi Kawasan

    Program strategis sebagai bentuk implementasi rencana tata ruang antara lain : 1. Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) dan Program 2. Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) sebagai salah satu

    wadah dalam pelaksanaan revitalisasi kawasan.

  • RPJP Nasional

    RPJM Nasional

    RPJP Provinsi

    RPJM Provinsi

    RPJP Kab./Kota

    RPJM Kab./Kota

    RTRW Nasional

    RTRW Provinsi

    RTRW Kabupaten

    RTRW Kota

    RTR Pulau/Kepulauan

    RTR KSN

    RTR KSP

    RDTR Kabupaten

    RTR KS Kabupaten

    RDTR Kota

    RTR KS Kota

    RENCANA PEMBANGUNAN

    RENCANA UMUM TATA RUANG

    RENCANA RINCI TATA RUANG

    PENATAAN RUANG PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

    RENCANA TATA BANGUNAN

    DAN LINGKUNGAN

    PERBAIKAN KAWASAN

    PENGEMBANGAN KEMBALI

    KAWASAN

    PEMBANGUNAN BARU

    KAWASAN

    PELESTARIAN/PELINDUNGAN

    KAWASAN

    POLA

    PENATAAN

    KAWASAN

    UU 26 TAHUN 2007 UU 28 TAHUN 2002

  • (Permen PU No.18 tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan)

    Bentuk pelestarian/perlindungan kawasan antara lain: • pengendalian kawasan pelestarian • revitalisasi kawasan • pengendalian kawasan rawan bencana

  • • Peningkatan kualitas ruang kota/kawasan

    • Menguatnya identitas kota/kawasan

  • • Terselamatkannya aset pusaka kota

    • Meningkatnya vitalitas/ produktivitas ekonomi perkotaan

  • 1. Penentuan lokasi/kawasan revitalisasi sesuai dengan rencana tata ruang

    2. Pengembangan konsep revitalisasi sesuai dengan arahan peraturan zonasi (RTRW) dan peraturan zonasi (RDTR)

    RDTR dan PZ

    Kab/Kota

    RTRW

    Kab/Kota

    RTBL

    (dgn tema

    pelestarian/perlind

    ungan kawasan)

    yang

    diprioritas

    kan

    penanga

    nannya

    yang

    diprioritas

    kan

    penanga

    nannya

    RTR Kaw

    Strategis

    Kab/Kota

    Arahan

    zonasi

    Revitalisasi Kawasan

    Sumber : PP No.15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

  • Revitalisasi dilakukan pada kawasan-kawasan strategis/potensial yang menurun produktivitasnya dan terdegradasi lingkungan fisiknya Bentuk revitalisasi adalah penataan bangunan dan lingkungan agar mampu memberdayakan aktivitas ekonomi, sosial dan budaya kawasan Mewujudkan pengelolaan kawasan revitalisasi yang berkelanjutan

    Sumber : Permen PU No.18 tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan

  • Langkah-langkah Identifikasi Lokasi Revitaliasi Kawasan (berdasarkan RTBL)

    Studi dan Pengembangan Konsep Penyusunan Rencana Detail Pelaksanaan Pelaksanaan Konstruksi (Fisik) Pengelolaan Pemasaran

    Sumber : Permen PU No.18 tahun 2010 tentang Pedoman Revitalisasi Kawasan

  • Landuse control for the surrounding region

    Pola Ruang Struktur Ruang

    RTR KSN BOROBUDUR ±8123 Ha (SP 1 & SP 2)

    PP 26/2008 ≤ 1:25.000

    Arahan Peraturan Zonasi

    ± 1344 Ha (SP 1) ≤ 1 : 5.000

    SP 1

    SP 2

    WP 1 RTRW KAB MAGELANG (Perda 5/2011)

    Pasal 9 - 25

    Pasal 28 - 33

    Tujuan, Kebijakan & Strategi

    WHC Nomination

    file C-592

    Zoning Plan dlm Masterplan JICA, 1979

    Koordinat : 7⁰ 7’ LS 110 ⁰ 10’ Meridian timur

    Mission Report Unesco, Feb 2006

    Rencana Tata Ruang KSN Candi Borobudur dan Sekitarnya

  • ZONA

    Permukiman Sawah dan ladang Pertanian non sawah & ladang Hutan di luar kawasan lindung

    NATIONAL ARCEOLOGICAL PARK ZONE (ZONE V) Zona yang diperuntukkan bagi usaha survei arkeologis didaerah yang luas dan pencegahan perusakan benda arkeologis yang belum digali

    HISTORICAL SCENERY PRESERVATION ZONE (ZONE IV) Zona pengelolaan pemandangan bersejarah dan perlindungan terhadap rusaknya pemandangan

    LANDUSE REGULATION ZONE (ZONE III) zona pengaturan penggunaan lahan dan pelestarian lingkungan dengan pengendalian pembangunan daerah sekitar taman

    SANCTUARY AREA (ZONE I) Zona untuk pencegahan dan perlindungan lingkungan fisik dari bangunan arkeologis

    ARCEOLOGICAL PARK ZONE (ZONE II) Zona yang untuk fasilitas taman bagi kenyamanan pengunjung dan preservasi lingkungan bersejarah

    Rencana Jalan Provinsi

    Rencana Rel KA

    Situs Candi

    SUPERIMPOSE PETA ZONASI MASTERPLAN 1979 – ARAHAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG (RTRW KAB MAGELANG) – SEBARAN SITUS CANDI

  • COMPARISON CHART of ZONING & CONTROL SYSTEM

    Note: 1) Zone.5 includes Zone.4, Zone.4 includes Zone.3, Zone.3

    includes Zone.2, and Zone.2 includes Zone.1.

    2) Control measure for each zone is applied to the shaded

    space of the chart

    3) Land use control in Zone.3 is for "natural preserve areas",

    "agricultural areas“, "buildable areas (settlements and mixed

    use)", Zone.2 and Zone.1.

    4) The boundary line of each Zone.4 and Zone.5 is not

    physically defined.

  • 2007 2008

    432 Ha 690 Ha

    KRONOLOGIS DELINEASI

    Penambahan area S.Elo

    (bagian danau purba)

    Jan, 2009

    935 Ha

    April

    2009

    1104 Ha

    Penambahan koridor Palbapang

    Delineasi sesuai

    Masterplan JICA 1979

    1344 Ha

    Juli, 2010

    Batas dusun pada koridor Palbapang

  • Hirarki zonasi pelestarian

    kawasan sebagai dasar

    penyusunan arahan

    ketentuan umum peraturan

    zonasi

    (Berdasarkan UU No. 11

    Tahun 2010 tentang Cagar

    Budaya)

    Zona Inti

    Zona Penyangga/

    Pengembangan

    KONSEP PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG