DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD...

40
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN ANGGARAN 2015 DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN ELEKTRONIKA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Transcript of DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD...

Page 1: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

TAHUN ANGGARAN 2015

DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT

DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI LOGAM, MESIN, ALAT TRANSPORTASI DAN

ELEKTRONIKA

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Page 2: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat i

Daftar Isi

Daftar Isi ...................................................................................................................................... i

Kata Pengantar ........................................................................................................................... ii

Ringkasan Eksekutif .................................................................................................................. iii

BAB I Pendahuluan ..................................................................................................................... 1

Umum ..................................................................................................................................... 1

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi ................................................................................... 1

Peran Strategis ....................................................................................................................... 2

BAB II Perencanaan Kinerja ........................................................................................................ 4

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 ............................ 4

Sasaran ............................................................................................................................... 4

Strategi dan Kebijakan ..................................................................................................... 10

Rencana Anggaran................................................................................................................ 14

BAB III Akuntabilitas Kinerja .................................................................................................... 16

Pengukuran Capaian Kinerja ................................................................................................ 16

Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015 ................................................................................... 17

Industri Otomotif ............................................................................................................. 17

Industri Kereta Api ........................................................................................................... 22

Industri Sepeda ................................................................................................................ 23

Capaian Sasaran Kinerja ................................................................................................... 24

Realisasi Anggaran ................................................................................................................ 32

BAB IV Penutup ........................................................................................................................ 34

Kesimpulan ........................................................................................................................... 34

Rekomendasi ........................................................................................................................ 35

Page 3: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat ii

Kata Pengantar

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung

jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka

mewujudkan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara baik

dan benar (Good Governance). Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 29/2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Keputusan Menteri Perindustrian RI Nomor: 75/M-IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian

Perindustrian.

Capaian kinerja yang termuat dalam laporan ini merupakan realisasi kinerja dari target-

target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja (Tapkin) Direktorat Industri

Alat Transportasi Darat. Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat selain sebagai

pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Alat Transportasi Darat

selama tahun 2015, juga kiranya dapat sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi seluruh

pemangku kepentingan dan umpan balik bagi organisasi Direktorat Industri Alat

Transportasi Darat guna meningkatkan kinerjanya di masa yang akan datang.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya kepada

kita dalam membina serta memajukan Industri Alat Transportasi Darat.

Jakarta, Januari 2016

Direktur Industri Alat Transportasi Darat

Ub. Kasubdit Program, Evaluasi dan Pelaporan

Budi Murawardi

Page 4: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat iii

Ringkasan Eksekutif

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

pertanggungjawaban dari instansi pemerintah untuk melaporkan akuntabilitas dan

kinerjanya selama satu tahun anggaran yang telah berjalan. LAKIP Direktorat Industri Alat

Transportasi Darat (IATD) 2015 disusun untuk menginformasikan mengenai akuntabilitas

dan kinerja direktorat selama tahun anggaran 2015.

Dalam mewujudkan visi dan misi direktorat IATD, disusunlah sasaran strategis dengan

indikator-indikator yang dapat diukur. Capaian sasaran strategis inilah yang akan diukur

sebagai perwujudan kinerja. Pada perjanjian kinerja (Perkin) 2015 terdapat 4 (empat)

sasaran strategis dari perspektif stakeholder yang disertai dengan total 8 (delapan) indikator

dan 6 (enam) sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi yang memiliki 8

(tujuh) indikator.

Dari 8 indikator pada sasaran strategis perspektif stakeholder, terdapat 4 indikator yang

berhasil mencapai target. Sedangkan untuk sasaran strategis perspektif tugas pokok dan

fungsi, dari 8 indikator, hanya 1 indikator yang belum tercapai. Capaian pada tahun 2015 ini

beberapa mengalami peningkatan dan beberapa mengalami penurunan bila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya (2014). Selain itu juga terjadi penyesuaian target dari tahun-

tahun sebelumnya dengan menyesuaikan kembali dengan kondisi perkembangan industri

alat transportasi darat terkini.

Sasaran kuantitatif industri kendaraan bermotor jangka panjang sesuai dengan Permenperin

123/M-IND/PER/10/2009 beserta capaiannya pada tahun 2015 untuk industri KBM Roda-4

dan Roda-2 adalah sebagai berikut:

Uraian Target s/d Tahun 2015 (unit)

Realisasi s/d Tahun 2015 (Jan-Nov) (unit)

KBM Roda - 4 Produksi 1.244.000 1.028.329 Penjualan 1.251.000 939.896 Ekspor 220.000 195.799

KBM Roda - 2 Produksi 12.000.000 7.282.684 Penjualan 11.850.000 6.523.080 Ekspor 47.000 6.309.946

Realisasi keuangan pada tahun 2015 mencapai 81,95% dari total anggaran Rp.

40.700.000.000,- atau sebesar Rp. 33.354.174.274,-. Realisasi keuangan ini mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar

22,24%. Namun penyerapan anggaran tahun 2015 belum maksimal, masih terdapat

Page 5: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat iv

beberapa kegiatan yang belum terlaksana terutama kegiatan APBN-P karena terbatasnya

waktu penyelenggaraan. Hingga akhir tahun 2015, penyerapan dana APBN-P sebesar

69,21% sedangkan untuk kegiatan baseline mencapai 96,29%.

Page 6: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 1

BAB I

Pendahuluan

Umum

Industri alat transportasi darat merupakan industri yang berkembang dengan pesat dalam

beberapa tahun terakhir ini. Semakin banyak jumlah pabrik perakitan maupun komponen

alat transportasi darat (khususnya otomotif) di Indonesia. Pertumbuhan ini dipacu oleh

peluang pasar alat transportasi darat yang besar di Indonesia. Sebagai negara yang memiliki

jumlah penduduk yang besar, Indonesia menjadi sasaran pemasaran produk yang baik,

utamanya alat transportasi. Meskipun alat transportasi umum telah tersedia, namun

kecenderungan untuk memiliki kendaraan pribadi masih tetap tinggi. Hal ini dipicu oleh

kemudahan dan fleksibilitas waktu yang diperoleh dengan memiliki kendaraan pribadi.

Pertumbuhan industri ini memberikan peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar.

Perkembangan industri hilir (perakitan) memicu pertumbuhan industri hulu dan antara

sebagai pendukungnya.

Selain penanaman modal asing, saat ini juga telah bermunculan industri dalam negeri (lokal)

dalam bidang industri alat transportasi darat. Selain itu industri komponen pendukung

sebagai after sales services juga semakin banyak. Dengan demikian diharapkan ke depannya

industri alat transportasi darat dalam negeri akan terus berkembang dan mampu bersaing

dengan industri luar negeri sehingga ketergantungan terhadap produk luar negeri dapat

berkurang.

Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 105/M-

IND/PER/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Direktorat

Industri Alat Transportasi Darat (Dit. IATD) mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan

pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian

bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Industri Alat Transportasi Darat yang meliputi:

1. Industri Otomotif (KBM Roda-2 dan Roda-4) dan komponennya

2. Industri Kereta Api

3. Industri Sepeda

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Alat Transportasi Darat (IATD)

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan program, evaluasi dan pelaporan di bidang Industri Alat Transportasi Darat;

Page 7: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 2

2. Penyiapan perumusan kebijakan termasuk penyusunan peta panduan pengembangan

klaster Industri Alat Transportasi Darat;

3. Penyiapan pelaksanaan kebijakan termasuk pengembangan klaster Industri Alat

Transportasi Darat yaitu Klaster Otomotif dan Kereta Api;

4. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Industri Alat

Transportasi Darat;

5. Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang Industri Alat Transportasi Darat

6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja Direktorat.

Struktur Organisasi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat adalah sebagai berikut:

Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat

Peran Strategis

Industri alat transportasi darat sebagai salah satu industri prioritas pengembangan sektor

industri, memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia,

kontribusi sektor industri alat angkut, mesin dan peralatannya terhadap PDB Indonesia ialah

sebesar 5,65 % pada tahun 2012 dan 5,78 % pada tahun 2013 (sampai dengan triwulan III),

dengan laju pertumbuhan sebesar 6,94 % pada tahun 2012 dan 10,04 % pada tahun 2013

Page 8: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 3

(sampai dengan triwulan III). Hal ini disebabkan antara lain karena semakin meningkatnya

permintaan akan moda transportasi barang dan penumpang baik darat, laut maupun udara

sejalan dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia.

Sejalan dengan Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor

28 Tahun 2008 proses pengembangan industri nasional diarahkan untuk menerapkan

prinsip-prinsip pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada beberapa aspek

diantaranya lingkungan dan pengembangan teknologi. Pengembangan industri dilakukan

melalui pendekatan klaster yang mengintegrasikan secara sinergi semua potensi

pengembangan industri yaitu industri inti (core industry) dengan industri pemasok serta

industri terkait lainnya termasuk potensi infrastruktur pendukung, lembaga

litbang/perguruan tinggi, dan balai-balai industri yang diharapkan dapat menjadi generator

inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk industri nasional.

Industri Alat Transportasi Darat merupakan sektor industri yang berbasis kepada teknologi

tinggi, dimana penguasaan teknologi, sumber daya dan kemampuan manajerial menjadi

faktor penting penumbuhan industri. Cabang industri ini secara umum tumbuh dengan

cepat dan stabil sehingga memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap

perekonomian nasional. Sebagai salah satu sektor industri unggulan masa depan yang

menjadi prioritas pengembangan nasional maka Kegiatan Penumbuhan Industri Alat

Transportasi Darat sangat diperlukan untuk memperkuat pengembangan sektor ini sehingga

memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi,

penyerapan tenaga kerja dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

Page 9: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 4

BAB II

Perencanaan Kinerja

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019

Visi Direktorat Industri Alat Transportasi Darat adalah Indonesia Menjadi Basis Produksi

Industri Otomotif dan Komponen Kelas Dunia.

Untuk mendukung pencapaian visi tersebut, misi yang akan dilaksanakan antara lain:

1. Perkuatan struktur industri otomotif melalui peningkatan kemampuan industri

komponen dan infrastruktur teknologi.

2. Peningkatan daya saing industri otomotif melalui peningkatan kemampuan SDM dan

manajemen industri.

3. Peningkatan penguasaan teknologi dan R&D industri otomotif.

Sasaran

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019, rencana pembangunan industri alat

transportasi darat adalah sebagai berikut:

Page 10: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 5

Tabel 1 Rencana Pembangunan Industri Alat Transportasi Darat 2015 – 2019

Sedangkan berdasarkan Rencana Strategis Ditjen. ILMATE 2015 – 2019, pengembangan

industri alat transportasi 2015 – 2019 adalah sebagai berikut:

a. Membangun pusat R&D pengembangan kendaraan bermotor dan komponennya.

b. Meningkatkan kerjasama industri otomotif, industri bahan baku dan perguruan

tinggi.

c. Meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga uji yang bertaraf internasional.

d. Meningkatkan kerjasama industri dengan industri kendaraan bermotor utama di

dunia

e. Memanfaatkan jaringan pemasaran global bagi produk komponen kendaraan

bermotor

Kendaraan Bermotor

Industri otomotif telah dikembangkan selama lebih dari 30 tahun dan telah turut

memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional.

Pengembangan industri otomotif sangat strategis karena beberapa hal, di antaranya:

- Memiliki keterkaitan yang luas dengan sektor ekonomi lainnya,

- Menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang cukup banyak,

- Dapat menjadi penggerak pengembangan industri kecil menengah,

- Menggunakan teknologi sederhana sampai teknologi tinggi.

Page 11: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 6

Basis pengembangan industri otomotif nasional ke depan cukup baik, dikarenakan beberapa

hal seperti:

- Potensi pasar dalam negeri yang cukup besar,

- Sudah memiliki basis ekspor ke beberapa negara di dunia,

- Pengalaman dalam proses produksi yang cukup lama yaitu selama lebih dari 30

tahun.

Berdasarkan KBLI, lingkup industri otomotif meliputi:

Tabel 2 Lingkup Industri Otomotif

KBLI URAIAN

34100 Industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

34200 Industri karoseri kendaraan bermotor roda empat atau lebih

34300 Industri komponen dan perlengkapan kendaraan bermotor roda 4 atau lebih

35911 Industri sepeda motor dan sejenisnya

35912 Industri komponen dan perlengkapan sepeda motor dan sejenisnya

Sesuai dengan Permenperin 123/M-IND/PER/10/2009 tentang Peta Panduan (Road Map)

Pengembangan Klaster Industri Kendaraan Bermotor 2015 – 2019, sasaran kuantitatif dan

kualitatif jangka panjang dapat dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3.

Page 12: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 7

Gambar 2 Sasaran Kuantitatif Jangka Panjang Industri Otomotif

Gambar 3 Sasaran Kualitatif Jangka Panjang Industri Otomotif

Pengembangan industri otomotif ke depan akan diarahkan pada pengembangan kendaraan

sedan kecil, kendaraan niaga, sepeda motor dan komponen kendaraan bermotor dengan

penekanan pada kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi.

Page 13: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 8

Kereta Api

Kereta api adalah jenis transportasi yang dapat merupakan jawaban terhadap tuntutan

angkutan massal yang memberikan jaminan ketepatan waktu, kenyamanan dan keamanan

penumpang atau barang. Kereta api juga dapat merupakan jawaban untuk efisiensi bahan

bakar dan pelestarian lingkungan. Mengacu pada bangunan industri 2020, dimana yang

akan menjadi pilar utama perindustrian Indonesia yang disebut juga sebagai pilar masa

depan adalah industri agro, industri telematika dan industri alat angkut (transportasi).

Kereta api sebagai salah satu moda transportasi yang ditemukan pada awal revolusi industri,

saat ini daya saingnya menurun. Namun terdapat pertumbuhan pada angkutan perkotaan,

kereta api cepat dan kereta api barang.

Indonesia memiliki industri strategis untuk industri kereta api ini yaitu PT. Industri Kereta

Api (PT. INKA) yang saat ini sepenuhnya dikuasai dan dimiliki oleh negara Republlik

Indonesia. Kondisi geografis dan demografi Indonesia menjadikan industri ini mendesak

untuk dikembangkan agar dapat memenuhi kebutuhan saat ini.

Adapun Industri Kereta api meliputi antara lain:

1. Industri manufakturing sarana kereta api

2. Jasa rehabilitasi/retrofit sarana kereta api

3. Jasa engineering dan trading kereta api

4. Diversifikasi poduk

Sesuai dengan Permenperin 126/M-IND/PER/10/2009 tanggal 14 Oktober 2009, sasaran

daripada Industri Perkeretaapian adalah mengembangkan produk-produk andalan berupa:

Kereta barang, yang antara lain diperuntukkan sebagai kereta bagasi Jawa, gerbong

kontainer Jawa, Gerbong batu bara Kaltim dan gerbong batu bara Sumsel.

Kereta penumpang, diperuntukkan bagi angkutan penumpang antar kota meliputi

kereta ekonomi, kereta argo, kereta anggrek dan kereta ekspor.

Kereta rel lisrik, diperuntukkan bagi angkutan penumpang dalam kota

pengembangannya meliputi antara lain KRL ekonomi.

Kereta rel diesel, diperuntukkan bagi angkutan penumpang dalam kota

pengembangannya meliputi antara lain KRD, KRDE, KRD-I, Railbus.

Adapun produk andalan Industri Kereta Api dalam negeri (PT. INKA) dapat dilihat pada

gambar 4.

Page 14: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat

9

Gambar 4 Road Map PT. INKA

Page 15: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 10

Strategi dan Kebijakan

Berdasarkan Rencana Strategik (Renstra) Direktorat Jenderal Industri Logam, Mesin Alat

Transportasi dan Elektronika 2015 – 2019, potensi dan permasalahan pada Industri Alat

Transportasi dapat dilakukan analisa berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan agar dapat menentukan arah, strategi dan kebijakan industri alat transportasi

dimasa yang akan datang. Analisa SWOT sektor industri alat transportasi dapat dilihat pada

tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 3 Analisa SWOT sektor Industri Alat Transportasi

Kekuatan: a. Negara kepulauan dan memiliki wilayah laut yang

luas, sebagai lahan ekonomi. b. Pengalaman dalam proses produksi/perakitan

industri alat transportasi. c. Sudah berkembangnya industri komponen alat

transportasi serta industri pendukung. d. Memiliki tenaga kerja yang berpengalaman dalam

bidang produksi, rancang bangun dan perekayasaan dan manufaktur alat transportasi.

e. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah penduduk cukup besar, daya beli semakin meningkat).

f. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama AFTA dan APEC.

g. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku. h. Telah memiliki Pusat Desain dan Rekayasa Kapal

Nasional (PDRKN). i. Memiliki institusi pendidikan di bidang perkapalan

dan alat pertahanan.

Kelemahan: a. Ketergantungan teknologi proses dan teknologi

produk yang masih tinggi kepada prinsipal atau pemilik teknologi di luar negeri.

b. Ketergantungan terhadap bahan baku dan komponen impor yang masih tinggi.

c. Kurangnya kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya merk dagang industri nasional dan kemandirian teknologi.

d. Infrastruktur teknologi pendukung (sertifikasi, laboratorium uji komponen, dll) masih belum memadai.

e. Kurang dukungan dari Perbankan terutama untuk industri perkapalan.

f. Fasilitas produksi industri galangan kapal sebagian besar berusia tua.

Peluang: a. Besarnya potensi/peluang pasar DN (jumlah

penduduk cukup besar, daya beli semakin meningkat).

b. Pasar ASEAN dan APEC terutama dengan adanya kerjasama AFTA dan APEC.

c. Tren global Sourcing, terutama untuk bahan baku d. Tumbuhnya industri sepeda motor dengan

teknologi dari berbagai sumber. e. Besarnya pasar di Timur Tengah dan Afrika. f. Meningkatnya pasar dalam negeri yang menjadi

load base pengembangan industri perkapalan dan pasar ekspor yang semakin terbuka.

g. Adanya relokasi industri perkapalan dari negara-negara maju.

h. Adanya lembaga keuangan Non Bank untuk pemberdayaan industri perkapalan seperti PT. Pann.

i. Adanya Inpres No. 5 / 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional termasuk industri perkapalan.

j. Fasilitas untuk industri pertahanan sudah mendukung.

Tantangan a. Adanya upaya-upaya penerapan hambatan non tarif

(TBT) di negara tujuan ekspor yang dapat menghambat upaya ekspor.

b. Masyarakat dalam negeri cenderung lebih menyukai produk impor karena alasan kualitas lebih baik.

c. Tuntutan pasar semakin meningkat terutama yang berkaitan dengan aspek keselamatan dan lingkungan.

d. Kurang sinerginya koordinasi antar lembaga terkait dan antar Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.

e. Negara-negara pesaing di ASEAN berkembang pesat demikian pula di Asia (RRC) lebih pesat lagi perkembangannya.

f. Kurangnya komitmen pemerintah di sektor maritim. g. Iklim investasi belum berpihak kepada investor lokal

yang ada di luar Batam, sementara fasilitas kemudahan di Batam lebih dinikmati oleh PMA.

h. Kurangnya advokasi kepada konsumen untuk pengadaan produk maritime dan alat pertahanan dari dalam negeri.

Page 16: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 11

Kendaraan Bermotor

Pengembangan industri otomotif ke depan akan diarahkan pada pengembangan kendaraan

sedan kecil, kendaraan niaga, sepeda motor dan komponen kendaraan bermotor dengan

penekanan pada kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi.

Dalam rangka mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan maka strategi yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Sektor

- Memperkuat basis produksi kendaraan niaga, kendaraan penumpang kecil, dan

sepeda motor.

- Meningkatkan kemampuan teknologi produk dan manufaktur industri komponen

kendaraan bermotor.

- Memperkuat struktur industri pada semua rantai nilai melalui pengembangan

klaster otomotif.

- Pengembangan keterkaitan rantai supply melalui klaster.

2. Teknologi

- Pengembangan desain engineering

- Pengembangan produk komponen otomotif

- Manufakturing penuh sepeda motor utuh.

Kereta Api

Adapun visi Industri Perkeretaapian adalah menjadi perusahaan manufaktur kelas dunia

dalam sarana kereta api dan transportasi yang unggul di Indonesia dengan misinya adalah

menciptakan daya saing bisnis dan teknologi dalam produk sarana kereta api dan

transportasi untuk menguasai pasar domestik dan memenangkan kompetisi di pasar ASEAN

dan negara berkembang.

Industri kereta api berusaha meningkatkan nilai tambah dengan melakukan pengembangan

teknologi yang menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Peningkatan nilai tambah yang

disebabkan pengembangan teknologi yang berdasarkan kebutuhan dapat dilihat pada

Gambar 5, sedangkan arah pengembangan teknologinya dapat dilihat pada Gambar 6.

Page 17: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 12

Gambar 5 Grafik Peningkatan Nilai Tambah

Gambar 6 Arah Pengembangan Teknologi Kereta Api

Dalam rangka pencapaian visi dan misi, maka disusunlah sasaran strategis Pengembangan

Industri Alat Transportasi Darat, sesuai dengan Key Performance Indicator yang telah

ditetapkan dalam rencana kinerja. Sasaran strategis tahun 2015 dari Direktorat Industri Alat

Transportasi Darat dan indikator kinerjanya dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Page 18: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 13

Tabel 4 Sasaran Strategis Direktorat Industri Alat Transportasi Darat

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 2015

Perspektif Stake Holder

Meningkatnya nilai tambah Industri Alat Transportasi Darat

Laju pertumbuhan Industri Alat Transportasi Darat

11 %

Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB nasional terhadap PDB Nasional

6 %

Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri

Kontribusi ekspor produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap ekspor nasional

1,5%

Pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri

90 %

Meningkatnya produktivitas SDM industri

Tingkat Produktivitas dan kemampuan SDM IATD

250.000 Rupiah/tenaga

kerja

Penambahan jumlah tenaga kerja industri (Industri Alat Transportasi Darat)

2500 Orang

Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri

Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD

5 proyek

Tingkat kandungan lokal 10 produk

Perspektif Tugas Pokok dan Fungsi

Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan industri Mengembangkan R & D di instansi dan industri

Rekomendasi usulan insentif fiskal 1

Perusahaan industri yang memperoleh insentif

15

Kerjasama R&D instansi dengan industri/ Lembaga

1

Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi

Tingkat utilisasi kapasitas produksi 80 %

Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan *)

0

Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku

15

Meningkatnya promosi industri Meningkatnya usulan penerapan SNI Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta kewirausahaan

Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri

20

Meningkatnya usulan penerapan SNI 1

Sertifikasi asessor *) 0

Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) *)

0

Terbentuknya Tempat Uji Kompetensi (TUK) *)

0

Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

1

Ket: *) = target merupakan cascading dari Tapkin Ditjen IUBTT namun tidak menjadi Tapkin Direktorat IATD

sehingga target = 0

Page 19: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 14

Rencana Anggaran

Guna mewujudkan rencana kinerja Direktorat IATD tahun 2015 sesuai dengan arah dan

kebijakan yang telah ditetapkan, maka telah disediakan dukungan anggaran berdasarkan

DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).

Dana tersebut dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam program DIPA 2015

yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 20: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 15

Tabel 5 Rencana Anggaran Tahun 2015

Page 21: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 16

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

Pengukuran Capaian Kinerja

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat pada tahun 2015 memiliki 8 (delapan) sasaran

yang akan dicapai. Sasaran ini terjadi dari 4 (empat) sasaran dari perspesktif stakeholder dan

4 (empat) sasaran dari perspektif tugas pokok dan fungsi. Setiap sasaran memiliki beberapa

indikator yang disertai dengan target yang akan dicapai. Capaian kinerja sasaran Direktorat

Industri Alat Transportasi Darat pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6 Capaian Indikator Kinerja Utama

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kinerja

Perspektif Stakeholder

Tingginya nilai tambah industri

Laju pertumbuhan Industri Alat Transportasi Darat

11 % 3,17 % (TW III 2015)

29 %

Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB nasional

6 % 1,87 % (TW III 2015)

31 %

Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri

Kontribusi ekspor produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap ekspor nasional

1,5 % 2,15 % (s/d Okt

2015)

143 %

Pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri

90 % 96,51 % 107 %

Meningkatnya produktivitas SDM industri

Tingkat Produktivitas dan kemampuan SDM IATD

250.000 Rupiah/tenaga

kerja

n/a -

Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Alat Transportasi Darat

2..500 Orang 8.146 orang 325 %

Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri

Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD

5 proyek 14 proyek 280 %

Tingkat kandungan lokal

10 produk 5 produk 50 %

Page 22: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 17

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi % Capaian Kinerja

Perspektif Tugas Pokok dan Fungsi

Tersusunnya usulan insentif yang mendukung pengembangan industri

Rekomendasi usulan insentif fiskal

1 Jenis 1 Jenis 100%

Perusahaan industri yang memperoleh insentif

15 Perusahaan 28 Perusahaan

186,67 %

Mengembangkan R & D di instansi dan industri

Kerjasama R&D instansi dengan industri/ Lembaga

1 Kerjasama 1 Kerjasama

100 %

Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi

Tingkat utilisasi kapasitas produksi

80 % 73,42 % 91,78 %

Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan *)

0 0 -

Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku

15 Perusahaan 28 Perusahaan

186,67 %

Meningkatnya promosi industri

Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi Promosi produk/jasa dan investasi industri

20 Perusahaan 21 Perusahaan (kumulatif)

105 %

Meningkatnya usulan penerapan SNI

Meningkatnya usulan penerapan SNI

1 SNI 1 100 %

Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta kewirausahaan

Sertifikasi asessor *) 0 Org 0 -

Terbentuknya Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) *)

0 LSP/thn 0 -

Terbentuknya Tempat Uji Kompetensi (TUK) *)

0 TUK/thn 0 -

Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di sektor Industri Alat Transportasi Darat

1 SKKNI/thn 1 100 %

Ket: *) = target merupakan cascading dari Tapkin Ditjen IUBTT namun tidak menjadi Tapkin Direktorat IATD

sehingga target = 0

Analisis Capaian Kinerja Tahun 2015

Industri Otomotif

Otomotif merupakan salah satu komoditas global yang menjadi perhatian dunia. Sektor

industri ini tumbuh dengan sangat cepat dan pesat dari tahun ke tahun dan memberikan

Page 23: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 18

kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja yang cukup signifikan di sektor Hulu (Industri

Komponen) dan di sektor Hilir (service dan perbengkelan). Sampai saat ini, industri otomotif

telah menyerap kurang lebih 1.335.201 tenaga kerja untuk Industri KBM Roda-4 dan

1.861.600 tenaga kerja Untuk KBM Roda-2 yang terdiri dari tenaga kerja langsung, tenaga

kerja tidak langsung (industri komponen) dan tenaga kerja dari sektor perbengkelan dan

service.

Sesuai dengan sasaran kuantitatif industri jangka panjang seperti yang tercantum dalam

tabel 2 pada Bab II maka capaian kinerja industri otomotif pada tahun 2015 (Jan-Nov) ini

dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

Tabel 7 Capaian Sasaran Kuantitatif Industri Jangka Panjang

Uraian Target s/d Tahun 2015 (unit)

Realisasi s/d Tahun 2015 (Jan-Nov) (unit)

KBM Roda - 4 Produksi 1.244.000 1.028.329 Penjualan 1.251.000 939.896 Ekspor 220.000 195.799

KBM Roda - 2 Produksi 12.000.000 7.282.684 Penjualan 11.850.000 6.523.080 Ekspor 47.000 6.309.946

Sumber: GAIKINDO dan AISI (diolah).

Dari tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa sasaran kuantitatif jangka panjang untuk KBM R-4

dan KBM R-2 masih belum tercapai semua. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian,

melemahnya nilai tukar rupiah menurunkan minat dan daya beli masyarakat dalam negeri.

Menurunnya permintaan dalam negeri mengakibatkan turunnya angka produksi. Selain itu

data yang diperoleh masih sementara, hanya sampai bulan November 2015.

Indonesia dengan jumlah penduduk hampir seperempat milyar jiwa merupakan pangsa

pasar produk otomotif yang sangat potensial. Hal ini diperkuat dengan menguatnya kondisi

ekonomi dan pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang meningkat dari tahun ke

tahun sehingga meningkatkan daya beli masyarakat pada produk-produk otomotif. Data

menunjukkan penjualan dan produksi produk otomotif terus meningkat secara signifikan.

Pada tahun 2012 industri KBM Roda-4 berhasil mencapai penjualan sebesar 1.116.230 unit

dengan jumlah produksi sebanyak 1.065.557 unit dan meningkat pada Tahun 2013 menjadi

1.229.793 unit untuk penjualan dan 1.202.142 unit untuk produksi. Sementara pada Tahun

2014 penjualan KBM Roda-4 sebesar 1.209.154 unit dan produksi sebesar 1.298.322 unit.

Produksi pada tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013 namun

penjualannya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah ekspor

CBU pada tahun 2014 dari ekspor tahun-tahun sebelumnya, yaitu sebesar 202.107 unit.

Hingga bulan November tahun 2015, penjualan dan produksi KBM Roda-4 mengalami

penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2014, yaitu penjualan sebesar 939.896 unit dan

produksi sebesar 1.028.329 unit. Ekspor tahun 2015 menurun dibandingkan dengan tahun

2014, namun masih lebih tinggi dari ekspor tahun 2013 yaitu sebesar 195.799 unit. Impor

Page 24: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 19

pada tahun 2015 hingga November menunjukkan penurunan dibanding dengan tahun-

tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah produksi dalam negeri semakin

meningkat.

Untuk KBM Roda-2, penjualan tahun 2013 meningkat dari 7.141.586 unit di tahun 2012

menjadi 7.771.014 unit hingga pada tahun 2014 menjadi 7.909.301 unit dengan jumlah

produksi yang meningkat pula yaitu sebesar 7.079.721 unit pada tahun 2012 menjadi

7.780.295 unit pada tahun 2013 dan 7.926.104 unit pada tahun 2014. Sementara pada

Tahun 2015 hingga bulan November penjualan KBM Roda-2 sebesar 6.523.080 unit dengan

produksi sebesar 7.282.684 unit. Secara lengkap, produksi dan penjualan KBM R-4 dan KBM

R-2 dapat dijelaskan oleh Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 7 Grafik Perkembangan Industri KBM Roda-4

Gambar 8 Grafik Perkembangan Industri KBM Roda-2

Page 25: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 20

Gambar 9 Diagram Produksi KBM R2 Per Model Tahun 2015

Gambar 10 Penjualan Distribusi KBM R2 Per Model Tahun 2015

Dari gambar 9 dan 10 dapat terlihat proporsi produksi dan distribusi tiap model KBM Roda

2. Proporsi tiap model pada penjualan pada tahun 2015 hampir sama dengan proporsi

distribusi tiap model. Proporsi paling banyak adalah model scooter dengan 76% pada

penjualan dan 74 % pada penjualan. Setelah scooter, terdapat underbone dengan proporsi

13% untuk produksi dan penjualan. Terakhir adalah jenis sport dengan 11% pada produksi

dan 13% pada distribusi. Proporsi penjualan dan produksi model scooter berbanding

terbalik dengan model sport. Produksi model scooter lebih besar dari penjualannya

sedangkan model sport lebih besar penjualan dibanding produksi. Hal ini disebabkan KBM

Page 26: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 21

Roda-2 untuk model sport sebagian besar masih impor. Proporsi scooter sangat

mendominasi, lebih dari 50% dikuasai oleh scooter.

Gambar 11 Diagram Produksi KBM R4 Per Model Tahun 2015

Gambar 12 Diagram Penjualan KBM R4 Per Model Tahun 2015

Produksi dan penjualan KBM Roda 4 pada tahun 2015 ini dikuasai oleh jenis 4x2 dengan

proporsi 62% dari total produksi dan 66% dari total penjualan. Di posisi kedua terdapat jenis

KBH2 (Kendaraan Bermotor Roda Emat Hemat Bahan Bakar & Harga Terjangkau) dengan

proporsi 19% pada produksi dan 20% pada penjualan. Bus dan double cabin memiliki

proporsi paling kecil karena kebutuhan kedua jenis kendaraan ini hanya terbatas, berbeda

Page 27: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 22

dengan sedan, 4x2, 4x4 serta KBH2 yang merupakan kendaraan yang paling banyak

digunakan oleh pengguna pribadi.

Kompetisi dalam sektor otomotif ini cukup ketat, mengingat otomotif merupakan salah satu

komoditas internasional yang menjadi perhatian hampir di semua kawasan di dunia.

Persaingan ketat dengan pemegang merek internasional menjadikan industri lokal sulit

memperoleh peluang. Oleh karena itu berbagai upaya peningkatan daya saing dilakukan

oleh pemerintah maupun swasta dengan peningkatan kemampuan SDM, peningkatan

regulasi sektor otomotif, kualitas serta menggalakkan promosi.

Industri Kereta Api

Kereta api merupakan moda transportasi barang dan penumpang yang cukup efektif dan

efisien karena kapasitas angkutnya yang besar serta tidak memerlukan jalan yang lebar

dalam pengoperasiaannya. Moda ini juga menjadi alternatif pilihan penumpang mengingat

dalam pengoperasiannya relatif aman dan murah serta bebas dari kemacetan di jalan raya.

Akan tetapi secara umum, karakteristik industri ini sama dengan industri alat transportasi

yang lain yaitu, padat modal dan padat teknologi. Selain itu, moda transportasi ini sangat

tergantung pada ketersediaan infrastruktur yang memadai seperti rel dan stasiun.

Indonesia memiliki hanya 1 (satu) industri pembuat/perakit kereta api yaitu PT. Industri

Kereta Api (PT. INKA) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Produk-produk

PT. INKA antara lain: Bogie, Gerbong kereta api, Lokomotif dan Kereta Rel Diesel serta

Kereta Rel Listrik.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh sektor industri ini adalah kurangnya daya saing

industri kereta api (PT. INKA) yang diakibatkan oleh terbatasnya permodalan dan teknologi

yang dikuasai. Selain itu hanya ada 1 operator tunggal di Indonesia membuat bisnis

pembuatan Kereta Api memiliki pasar yang sangat terbatas. Oleh karena itu berbagai

tindakan diambil untuk meningkatkan daya saing industri ini, antara lain dengan klasterisasi

industri kereta api nasional dan upaya peningkatan SDM dan penyusunan regulasi yang

mendukung pengembangan industri ini. Data statistik dari industri kereta api dalam negeri

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Kinerja Industri Kereta Api

No. Uraian

Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

(September)

a Produksi

Freight Car

(kereta

barang)

unit 144 232 824 512 423 300

Passenger

Coach (kereta

penumpang)

unit 109 74 69 109 10 22

b Ekspor Rp. Juta 15.210 22.522 - 613 -

c Impor Rp. juta 284.700 421.017 226.024 95.498 101.203 408.731

d Jumlah Tenaga kerja Orang 974 952 946 924 843 844

Sumber: PT. INKA (diolah)

Page 28: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 23

Tabel 9 Kapasitas Produksi Kereta Api

Nama Produk Kapasitas (unit/tahun)

Kereta Penumpang 165 KRL 80 KRD 80 Kereta Barang 600 Lokomotif 80 Bus/Truck Gandeng 500 Bus/Truck Sedang 500 Sumber : PT. INKA (diolah)

Dari tabel 9 di atas dapat terlihat bahwa kapasitas produksi kereta api cukup besar dan yang

paling besar untuk produksi Kereta Barang. Kapasitas yang besar ini menunjukkan bahwa PT.

INKA sudah sanggup memproduksi kereta untuk memenuhi kebutuhan lokal dan ekspor.

Perkembangan PT. INKA tentunya akan memicu tumbuhnya industri-industri pendukung

lainnya.

Industri Sepeda

Sektor transportasi secara umum adalah penyumbang emisi karbon yang cukup signifikan di

dunia. Selain itu, sektor ini mengkonsumsi sekurang-kurangnya 34% Konsumsi Energi

Nasional. Di tengah krisis energi dan isu pemanasan global akibat penggunaan bahan bakar

fosil secara berlebihan, dibutuhkan alternatif transportasi yang murah, aman, nyaman seta

ramah lingkungan.

Sepeda sebagai salah satu alternatif alat transportasi yang murah, aman, nyaman serta

bebas polusi di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan, khususnya karena

kesadaran akan polusi dan krisis energi yang terjadi semakin besar di masyarakat Indonesia.

Secara umum, industri sepeda di Indonesia sudah memiliki kualitas dan daya saing yang

cukup baik. Dari data BPS dapat dilihat bahwa sepeda dikategorikan menjadi 4 kelompok

berdasarkan nomor HS 10 digit yaitu racing bicycles, bicycles designed to be ridden by

children, other bicycles, dan other cycles. Dari data tersebut racing bicycles merupakan

kategori yang menyumbangkan kontribusi ekspor terbesar. Hal ini menandakan kemampuan

produksi tipe ini sangat tinggi di Indonesia, sedangkan untuk bicycles designed to be ridden

by children dan other bicycles merupakan penyumbang impor produk sepeda di Indonesia.

Pada tahun 2014 telah terbit petunjuk teknis pelaksanaan penerapan dan pengawasan

pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) sepeda roda dua secara wajib.

Pemberlakuan SNI wajib untuk sepeda ini digunakan sebagai perlindungan konsumen dan

industri lokal dari produksi sepeda impor. Adapun data statistik dari produk sepeda hingga

bulan Oktober tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 10, 11 dan 12.

Page 29: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 24

Tabel 10 Ekspor Sepeda Berdasarkan No. HS 10 Digit

Sumber : Pusdatin (diolah)

Tabel 11 Impor Sepeda Berdasarkan No. HS 10 Digit

Sumber : Pusdatin (diolah)

Tabel 12 Jumlah Perusahaan – Tenaga Kerja

Tahun KBLI Jml Perusahaan

(Unit)

Tenaga Kerja

(Orang)

2010 30921 13 2.710

2011 30921 12 2.497

2012 30921 10 2.722

2013 30921 13 3.300

2014 30921 10 2.602 Sumber : Pusdatin (diolah)

Capaian Sasaran Kinerja

Pada tabel capaian indikator kinerja (tabel 5) beberapa data capaian yang diperoleh

merupakan hasil penghitungan data pada triwulan III tahun 2015. Hal ini disebabkan karena

data triwulan IV tahun 2015 belum tersedia. Dari 4 sasaran strategis dengan 8 indikator

kinerja yang ditetapkan berdasarkan perspektif stake holder, terdapat 4 indikator kinerja

yang capaian kinerjanya tercapai dan dari 6 sasaran strategis dengan 12 indikator kinerja

yang ditetapkan berdasarkan perspektif tugas pokok dan fungsi, terdapat 7 indikator kinerja

yang capaian kinerjanya tercapai. Penjelasan dari sasaran-sasaran strategis tersebut adalah

sebagai berikut:

Page 30: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 25

Tingginya Nilai Tambah Industri

o Indikator Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB Nasional.

Kontribusi Industri Alat Transportasi Darat terhadap PDB Nasional pada

Triwulan III Tahun 2015 ialah sebesar 1,87% (sumber: BPS) dari target sebesar

6%. Pencapaian pada Triwulan III mengalami peningkatan 0,03% dari capaian

Triwulan II yang sebesar 1,84%. Meskipun jika dibandingkan dengan

pencapaian tahun 2014 yang sebesar 6,13% capaian pada tahun 2015 ini

lebih rendah. Menurunnya capaian kontribusi industri alat transportasi darat

terhadap PDB Nasional ini dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dalam

negeri yang memburuk.

o Laju pertumbuhan Industri Alat Transportasi Darat yaitu sebesar 3,17%

(sumber: BPS) dari target sebesar 11%. Target pada tahun 2015 masih sama

dengan target pada tahun 2014. Pencapaian ini meningkat dari Triwulan

sebelumnya yang hanya sebesar 2,65% namun pencapaian tahun 2015 ini

lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014 yang sebesar

5,52%.

Tingginya Penguasaan Pasar Dalam dan Luar Negeri

o Indikator Kontribusi Ekspor Produk Industri Alat Transportasi Darat Terhadap

Ekspor Nasional. Kontribusi Ekspor Produk Industri Alat Transportasi Darat

Terhadap Ekspor Nasional pada tahun 2015 (s/d Oktober) ialah sebesar

2,15% (sumber: BPS) dari target sebesar 1,5%. Pencapaian pada Triwulan

sebelumnya 2,07% yang berarti telah terjadi peningkatan 0,08%. Capaian

tahun 2015 ini meningkat 0,57% dari tahun 2014 yang hanya sebesar 1,68%.

Nilai ekspor dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan kurs yang relatif stabil.

Dengan menjaga kondisi ekonomi dalam negeri stabil dan kondusif maka

daya saing dan kemampuan ekspor industri dalam negeri akan meningkat.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Perindustrian No. 73/M-

IND/PER/9/2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri

Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri Kendaraan

Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor diharapkan

industri kendaraan bermotor dalam negeri dapat lebih bersaing dan mampu

meningkatkan jumlah ekspor serta menurunkan nilai impor.

o Indikator pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total

permintaan di pasar dalam negeri. Pangsa pasar produk Industri Alat

Transportasi Darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri ialah

sebesar 96,51% dari target sebesar 90%. Permintaan pasar dalam negeri

tersebut khususnya untuk produk KBM R-2 dan KBM R-4. Capaian indikator

ini mengalami peningkatan sebesar 11,51% dari capaian tahun 2014 yang

sebesar 85%. Tingginya capaian indikator pangsa pasar produk KBM R-2 dan

Page 31: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 26

R-4 terhadap permintaan di pasar dalam negeri, dikarenakan tingginya

jumlah kebutuhan (permintaan) produk KBM di dalam negeri, sehingga

hampir seluruh penjualan produk KBM ditujukan untuk pemenuhan

kebutuhan (permintaan) dalam negeri selain untuk ekspor. Target pada tahun

2015 juga meningkat dibandingkan dengan target tahun 2014 mengingat

tingginya permintaan dalam negeri sehingga potensi penguasaan pangsa

pasar dalam negeri besar.

Meningkatnya Produktivitas SDM Industri.

o Penambahan Jumlah Tenaga Kerja Industri Alat Transportasi Darat. Pada

tahun 2013 terdapat penambahan jumlah tenaga kerja sebanyak 30.000

orang dari target sebesar 10.000 orang sehingga target telah tercapai 300%.

Pada tahun 2014 ditetapkan target penambahan tenaga kerja sebesar 2.500

orang dan realisasi penambahan tenaga kerja industri alat transportasi darat

sebesar 1.554 orang (62,16%). Target pada tahun 2015 sama dengan target

tahun 2014 yaitu 2.500 orang, dan total penambahan tenaga kerja tahun

2015 sebanyak 8.146 orang sehingga target telah tercapai 325%. Data

penambahan tenaga kerja ini merupakan data penambahan tenaga kerja

pada industri utama (main company), belum termasuk industri-industri

pendukungnya. Hal ini disebabkan karena tidak diperolehnya informasi rinci

dari seluruh industri pendukung. Penambahan investasi dan perluasan pada

perusahaan utama (main company) tentunya akan berdampak pula pada

peningkatan produksi dan tenaga kerja dari industri pendukungnya.

o Untuk meningkatkan produktivitas SDM industri alat transportasi darat,

Direktorat Industri Alat Transportasi darat telah menyelenggarakan program

peningkatan kemampuan SDM (diklat) Industri Alat Transportasi Darat.

Kuat, Lengkap dan Dalamnya Struktur Industri

o Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD. Proyek investasi pada

tahun 2015 antara lain adalah:

• PT. Hino Motor Sales Indonesia (Karoseri kendaraan bermotor roda

empat atau lebih berupa ban truck, bodi bus)

• PT. Sumiden Serasi Wire Products (Industri suku cadang dan aksesoris

kendaraan bermotor roda empat atau lebih)

• PT. NPR Manufacturing Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris

kendaraan bermotor roda empat atau lebih)

• PT. Pusaka Bersatu (Reparasi mobil)

• PT. FCC Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan

bermotor roda empat atau lebih)

Page 32: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 27

• PT. Mugai Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris kendaraan

bermotor roda empat atau lebih)

• PT. Delphi EEA Indonesia (Industri suku cadang dan aksesoris

kendaraan bermotor roda empat atau lebih)

• PT. Tjokro Nippon Engineering (Industri komponen dan perlengkapan

sepeda motor roda dua dan tiga)

• PT. SGMW Motor Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda

empat)

• PT. Krama Yudha Tiga Berlian Motors (Industri kendaraan bermotor

roda empat)

• PT. Isuzu Astra Motor Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda

empat)

• PT. Denso Indonesia (Industri kendaraan bermotor roda empat)

• PT. Automotive Fasteners Aoyama Indonesia

• PT. Suzuki Indomobil Motor Plant (Industri kendaraan bermotor).

Sehingga total ada 14 proyek penanaman modal (investasi) pada tahun 2015

ini dari target 10 proyek. Capaian indikator ini mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya terdapat 5

proyek. Hal ini menunjukkan kebijakan-kebijakan yang telah diterapkan

antara lain Low Cost Green Car (LCGC) mampu mendorong perusahaan baik

PMA maupun PMDN untuk berinvestasi atau memperluas usahanya. Dengan

berkembangnya industri hilir, maka industri hulu dan antara akan

berkembang juga sebagai industri pendukung (supporting) dari industri hilir

tersebut.

o Indikator Tingkat kandungan lokal. Capaian target indikator tingkat

kandungan lokal pada tahun 2015 ini tercapai 50% yaitu 10 produk. Capaian

indikator ini mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2014.

Tersusunnya Usulan Insentif yang Mendukung Pengembangan Industri.

o Indikator Rekomendasi Usulan Insentif Fiskal.

Telah diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

249/PMK.011/2014 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas

Impor Barang dan Bahan Guna Pembuatan Komponen Kendaraan

Bermotor Untuk Tahun Anggaran 2015 tanggal 24 Desember 2014.

o Perusahaan Industri yang Memperoleh Insentif.

Pada tahun 2013, perusahaan yang telah memanfaatkan Bea Masuk

Ditanggung Pemerintah (BMDTP) sejumlah 21 perusahaan. Jumlah

perusahaan ini mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014

menjadi 20 perusahaan. Sedangkan pada tahun 2015, hingga Triwulan

IV sebanyak 28 Perusahaan telah memanfaatkan Bea Masuk

Page 33: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 28

Ditanggung Pemerintah (BMDTP) Atas Impor Barang dan Bahan Guna

Pembuatan Komponen Kendaraan Bermotor Untuk Tahun Anggaran

2015 berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor:

249/PMK.011/2014. Anggaran yang telah dimanfaatkan sebesar

99,63% dari total anggaran BMDTP Tahun 2015. Jumlah perusahaan

yang menerima insentif pada tahun 2015 mengalami peningkatan

dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebanyak 20 perusahaan. Hal

ini menunjukkan bahwa program BMDTP ini telah tersosialisasikan

dengan baik kepada pelaku usaha. Dengan adanya BMDTP ini maka

industri kendaraan bermotor dapat memperoleh fasilitas pembebasan

bea masuk untuk bahan baku dan komponen. Dengan demikian hal ini

membuat biaya produksi menjadi lebih rendah sehingga dapat

meningkatkan daya saing industri dalam negeri.

Mengembangkan R&D di Instansi dan Industri.

o Indikator Kerjasama R&D instansi dengan Industri/Lembaga.

Pada triwulan IV tahun 2014 sudah terbentuk desain platform dan prototipe

kendaaraan angkutan umum murah yang penggunaannya ditujukan untuk

wilayah pedesaan (pick-up yang bisa di-customized menjadi kendaraan

multiguna di pedesaan). Pada triwulan I tahun 2015 dilakukan uji durability

pada prototipe kendaraan angkutan pedesaan yang telah dibuat dan pada

triwulan II tahun 2015 dilakukan koordinasi dengan pihak terkait mengenai

strategi pemasaran dan purna jual produk. Selain itu juga dilakukan

pembahasan draft peraturan produksi kendaraan angkutan pedesaan. Pada

Triwulan III tahun 2015, pembuatan desain platform Kendaraan Pedesaan

dilanjutkan dengan melakukan reverse engineering untuk body dan mesin,

sedangkan untuk mempersiapkan after sales dari kendaraan ini dilakukan

pelatihan perbengkelan kepada SMK dan Perguruan Tinggi yang dirasa

mampu dan sesuai untuk menangani after sales service dari kendaraan

angkutan pedesaan tersebut. Pada Triwulan IV tahun 2015 masih

melanjutkan persiapan produksi kendaraan angkutan pedesaan, diantaranya

dilakukan diklat pembuatan komponen kendaraan angkutan pedesaan dan

diklat pembuatan dies komponennya.

Meningkatnya Akses Pembiayaan dan Bahan Baku untuk Meningkatkan Kapasitas

Produksi.

o Indikator Tingkat Utilisasi Kapasitas Produksi.

Kapasitas terpasang untuk industri KBM R-4 dan KBM R-2 ialah 11 juta

unit/tahun, dan produksi KBM R-4 dan KBM R-2 pada tahun 2015 (s/d

November) sebesar 7.645.702 unit. Dengan demikian, dari hasil

perbandingan produksi dan kapasitas terpasang industri KBM R-2 dan R-4,

maka utilisasi kapasitas produksi pada tahun 2015 sebesar 73,42%. Capaian

Page 34: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 29

tingkat utilisasi kapasitas produksi ini menurun 6,58% dibandingkan dengan

tahun 2014 yang sebesar 80%. Produksi KBM yang relatif rendah seiring

dengan rendahnya jumlah permintaan sepeda motor dan mobil dalam negeri

sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Melemahnya nilai tukar rupiah

ini menurunkan minat dan daya beli kendaraan bermotor masyarakat dalam

negeri.

Meningkatnya Promosi Industri.

o Indikator Perusahaan Mengikuti Seminar/Konferensi, Pameran, Misi

Dagang/Investasi Promosi Produk/Jasa dan Investasi Industri.

Sebanyak 21 perusahaan/asosiasi mengikuti pameran hingga Triwulan

IV Tahun 2015 dari target 15 perusahaan, yaitu 9 perusahaan/asosiasi

pada Triwulan I Tahun 2015, 7 Perusahaan pada Triwulan III Tahun

2015, dan 5 perusahaan/asosiasi pada Triwulan IV tahun 2015.

Capaian ini menurun dari capaian tahun 2014 yanng sebesar 24

perusahaan dari target 15 perusahaan. Target pada tahun 2015 ini

sama dengan target tahun 2014 dengan mempertimbangkan capaian

pada tahun 2013 yang mampu menarik partisipasi 22 perusahaan.

Semakin banyaknya jumlah perusahaan yang berpartisipasi dalam

pameran maka semakin banyak pula produk dalam negeri yang dapat

diperkenalkan.

Meningkatnya Usulan Penerapan SNI.

o Indikator Meningkatnya Usulan Penerapan SNI.

Pada tahun 2015, telah diterbitkannya SNI speedometer, selain itu

juga dilakukan rapat konsensus penyusunan SNI Spion kategori M & N

serta telah tersusun rancangan awal SNI (RASNI) sepeda anak.

Kegiatan yang mendukung pencapaian indikastor usulan penerapan

SNI antara lain: Workshop Harmonisasi Standar, Rapat Komite Teknik,

dan Rapat Konsensus.

Meningkatnya Kualitas Lembaga Pendidikan dan Pelatihan serta Kewirausahaan.

o Indikator Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di

Sektor Industri Alat Transportasi Darat. Capaian pada tahun 2015 telah

dilakukan penyusunan RSKKNI Perbaikan dan Perawatan Mobil di Bidang

Kelistrikan serta dua kali rapat teknis mengenai RSKKNI tersebut.

Secara umum 50% indikator sasaran strategis dari perspektif stakeholder dan 7 indikator

sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi telah tercapai. Jika dibandingkan

dengan capaian tahun 2014, terdapat beberapa indikator yang nilainya meningkat dan ada

beberapa yang mengalam penurunan.

Page 35: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 30

Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 33.1/M-IND/PER/3/2015 terdapat

revisi Perjanjian Kinerja Ditjen ILMATE tahun 2015, perjanjian kinerja yang baru dapat dilihat

pada tabel 13 berikut.

Tabel 13 Perjanjian Kinerja Ditjen ILMATE Berdasarkan Permenperin Nomor 33.1 Tahun 2015

SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET

2015

(1) (2) (3) (4)

PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

I Meningkatnya peran industri

dalam perekonomian nasional

1 Laju pertumbuhan PDB Industri

Logam, Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika

Persen 5,47

2 Kontribusi PDB Industri Logam,

Mesin, Alat Transportasi dan

Elektronika terhadap PDB nasional

Persen 4,92

II Meningkatnya penguasaan

pasar di dalam dan luar negeri

1 Kontribusi ekspor produk ILMATE

terhadap ekspor nasional

Persen 18,97

III Meningkatnya penyerapan

tenaga kerja di sektor industri

1 Jumlah penyerapan tenaga kerja di

sektor ILMATE

Juta

Orang

0,09

IV Menguatnya struktur industri 1 Rasio impor bahan baku, bahan

penolong, barang modal, terhadap PDB

Industri non migas

Persen 19,81

PERSPEKTIF PROSES INTERNAL

I Tersusunnya kebijakan

pembangunan industri searah

dengan ideologi TRISAKTI

dan Agenda Prioritas Presiden

(NAWACITA)

1 Tersusunnya Peraturan Pemerintah (PP) Peraturan 1

2 Tersusunnya Peraturan Presiden

(Perpres)

Peraturan 1

3 Tersusunnya Peraturan Menteri

(Permen)

Peraturan 1

II Meningkatnya daya saing

industri melalui

pengembangan standardisasi

industri

1 Jumlah Rancangan Standar Nasional

Indonesia (RSNI)

RSNI 8

III Meningkatnya investasi sektor

industri melalui fasilitasi

pemberian insentif fiskal dan

nonfiskal

1 Nilai investasi di sektor industri Rp

Triliun

9,7

Page 36: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 31

SASARAN INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET

2015

(1) (2) (3) (4)

IV Meningkatnya ketersediaan

data sektor industri melalui

penyelenggaraan sistem

informasi industri nasional

1 Jenis Data yang tersedia pada Sistem

Informasi Industri Nasional

Database 2

2 Jenis Informasi yang tersedia pada

Sistem Informasi Industri Nasional

Jenis

Informasi

4

Pada revisi perjanjian kinerja tersebut, terdapat beberapa indikator yang berbeda dengan

perjanjian kinerja sebelumnya yaitu:

• Perspektif Pemangku Kepentingan:

o Indikator Kinerja Rasio impor bahan baku, bahan penolong, barang modal, terhadap

PDB Industri non migas

• Perspektif Proses Internal:

o Indikator Kinerja Tersusunnya Peraturan Menteri (Permen). Pada tahun 2015 ini

telah terbit 3 (tiga) Peraturan Menteri, yaitu:

Permenperin Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri Kendaraan

Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Industri Sepeda Motor.

Permenperin Nomor 61/M-IND/PER/8/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri

Kendaraan Bermotor Roda Empat Atau Lebih Dan Sepeda Motor

Permenperin Nomor 73/M-IND/PER/9/2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 34/M-IND/PER/3/2015 tentang Industri

Kendaraan Bermotor Roda Empat atau Lebih dan Industri Sepeda Motor.

o Indikator Kinerja Nilai investasi di sektor industri. Pada tahun 2015, Nilai investasi di

sektor industri alat transportasi darat mencapai US$ 1.647.727.000

o Indikator Kinerja Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI). Pada tahun

2015 dilakukan penyusunan 4 (empat) RSNI, yaitu: Kaca Spion Kategori M, N

(konsensus - lanjutan tahun 2014); Speedometer (konsensus - lanjutan tahun 2014);

sel ion Lithium sekunder penggerak mobil listrik (rapat teknis); Kendaraan

berpenggerak (propulsi) listrik - vocabulary (rapat teknis).

Page 37: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 32

o Indikator Kinerja Jenis Data yang tersedia pada Sistem Informasi Industri Nasional.

Terdapat 2 (dua) buah database pada direktorat IATD, yaitu database industri

kendaraan bermotor roda dua dan roda empat.

o Indikator Kinerja Jenis Informasi yang tersedia pada Sistem Informasi Industri

Nasional.

Realisasi Anggaran

Dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, dibutuhkan anggaran untuk

melaksanakan program-program pendukung tercapainya sasaran. Total anggaran direktorat

industri alat transportasi darat tahun 2015 adalah sebesar Rp. 40.700.000.000,-. Realisasi

anggaran yang dicapai oleh Direktorat Industri Alat Transportasi Darat hingga Triwulan IV

Tahun 2015 mencapai 81,95% (Rp. 33.354.174.274,-). Realisasi keuangan ini mengalami

peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar

22,24%.

Penyerapan anggaran tahun 2015 belum maksimal, masih terdapat beberapa kegiatan yang

belum terlaksana terutama kegiatan APBN-P karena terbatasnya waktu penyelenggaraan.

Waktu yang tersedia untuk pelaksanaan kegiatan APBN-P lebih pendek dari kegiatan

baseline karena pengesahan anggarannya tidak pada awal tahun. Hingga akhir tahun 2015,

penyerapan dana APBN-P sebesar 69,21% sedangkan untuk kegiatan baseline mencapai

96,29%. Kegiatan yang termasuk APBN-P antara lain adalah: Penguasaan Teknologi Kbm

Multiguna Pedesaan Dibidang Perakitan, Peningkatan Kapasitas Produksi Kereta Penumpang

Dan Pembuatan Prototype Kereta Penumpang, Peningkatan Jumlah Industri Komponen Kbm

Multiguna Pedesaan, dan Pengembangan Industri Karoseri.

Seiring dengan tingginya capaian realisasi anggaran, capaian realisasi fisik tahun 2015

mencapai 90,45%. Namun jika dibandingkan dengan capaian realisasi fisik tahun 2014,

terdapat penurunan sebesar 2,21%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh keterlambatan

pengesahan APBN-P sehingga kegiatan APBN-P baru dapat dilaksanakan pada triwulan II

tahun 2015 dengan demikian terdapat beberapa kegiatan dengan kontribusi cukup besar

yang belum dapat terlaksana karena keterbatasan waktu.

Untuk lebih jelasnya, rincian realisasi anggaran Direktorat Industri Alat Transportasi Darat

tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 38: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 33

Tabel 14 Realisasi Keuangan Dit. IATD Tahun 2015

Page 39: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 34

BAB IV

Penutup

Kesimpulan

Dari bahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 8 indikator kinerja sasaran strategis perspektif stakeholder terdapat 4 indikator

yang tercapai, yaitu: kontribusi ekspor produk industri alat transportasi darat

terhadap ekspor nasional dengan capaian sebesar 143%; pangsa pasar produk

industri alat transportasi darat terhadap total permintaan di pasar dalam negeri

dengan capaian sebesar 107%; Penambahan jumlah tenaga kerja Industri Alat

Transportasi Darat dengan capaian 325%; dan Jumlah investasi di industri hulu dan

antara IATD dengan capaian 280%.

2. Dari 8 indikator kinerja sasaran strategis perspektif tugas pokok dan fungsi hampir

seluruh indikator tercapai, yaitu: rekomendasi usulan insentif fiskal dengan capaian

100%; perusahaan industri yang memperoleh insentif dengan capaian 133,3%;

kerjasama R&D instansi dengan industri/lembaga dengan capaian 100%; perusahaan

mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi, promosi produk/jasa

dan investasi industri dengan capaian sebesar 160%; meningkatnya usulan

penerapan SNI dengan capaian sebesar 100%; dan jumlah standar kompetensi kerja

nasional Indonesia (SKKNI) di sektor industri alat transportasi darat dengan capaian

100%. Indikator yang tidak tercapai adalah tingkat utilisasi kapasitas produksi dengan

capaian 91,78%.

3. Secara umum 50% target sasaran strategis dari perspektif stakeholder dan 87,5%

sasaran strategis dari perspektif tugas pokok dan fungsi tercapai dan jika

dibandingkan dengan capaian tahun 2014, terdapat beberapa capaian indikator yang

mengalami peningkatan namun ada pula yang mengalami penurunan. Capaian yang

mengalami peningkatan antara lain: Kontribusi ekspor produk Industri Alat

Transportasi Darat terhadap ekspor nasional, dari 1,68% pada 2014 menjadi 2,15%;

Pangsa pasar produk Industri Alat Transportasi Darat terhadap total permintaan di

pasar dalam negeri dari 85% pada 2014 menjadi 96,51%; Penambahan jumlah

tenaga kerja Industri Alat Transportasi Darat dari 1.554 orang pada tahun 2014

menjadi 8.146 orang; Jumlah investasi di industri hulu dan antara IATD dari 5 proyek

pada tahun 2014 menjadi 14 proyek; dan Perusahaan industri yang memperoleh

insentif 20 perusahaan pada tahun 2014 meningkat menjadi 28 perusahaan.

4. Terjadinya penurunan pada beberapa target sasaran strategis dari tahun 2014 yang

diakibatkan oleh penyesuaian ulang dengan kondisi riil perkembangan industri alat

Page 40: DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARATiubtt.kemenperin.go.id/attachments/604_LAKIP IATD 2015.pdf · DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DARAT DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015

Direktorat Industri Alat Transportasi Darat 35

transportasi darat. Ketidaktercapaian beberapa target pada tahun-tahun

sebelumnya membuat target sasaran diturunkan.

5. Realisasi anggaran Direktorat Industri Alat Transportasi Darat tahun 2015 ini sudah

cukup tinggi yaitu 81,95% dari total anggaran (Rp. 40.700.000.000,-) yaitu sebesar

Rp. 33.354.174.274,-. Realisasi keuangan ini mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dibandingkan realisasi tahun 2014 yang hanya sebesar 22,24%.

6. Kendala/kelemahan yang terdapat pada pengukuran capaian kinerja Diektorat

Industri Alat Transportasi Darat, antara lain ialah kurangnya monitoring data dari

industri sehingga seringkali terdapat realisasi yang luput dari rekaman. Perbedaan

target dan kondisi tiap tahun mempersulit perbandingan kinerja tiap tahun.

Rekomendasi

Rekomendasi Direktorat industri Alat Transportasi Darat untuk perbaikan kinerja dalam

melaksanakan program, yaitu:

1. Memperkuat hubungan dan koordinasi dengan instansi terkait yang berhubungan

dengan monitoring kinerja industri, seperti BKPM, BPS, asosiasi industri dan lainnya

untuk mempermudah perolehan data untuk monitoring kinerja industri.

2. Meningkatkan pemberian insentif yang menarik dan tepat guna baik fiskal maupun

non-fiskal kepada industri alat transportasi darat, agar dapat menarik investasi,

meningkatkan produktivitas dan daya saing industri alat transportasi darat tersebut,

sehingga dapat meningkatkan pangsa pasarnya baik domestik maupun ekspor.

3. Menggiatkan industri komponen lokal untuk terus mengembangkan kemampuannya

agar dapat menopang industri yang telah ada untuk dapat memproduksi komponen

yang sebelumnya diimpor (substitusi impor), sehingga mengurangi ketergantungan

terhadap komponen impor dan nantinya akan meningkatkan daya saing industri alat

transportasi darat dalam negeri.

4. Meningkatkan penerapan dan mensosialisasikan SNI sebagai bentuk perlindungan

konsumen dan industri dalam negeri serta sebagai salah satu instrumen untuk

mengurangi impor.

5. Memperkuat infrastruktur pendukung yang mempengaruhi industri alat transportasi

darat, seperti akses jalan raya, bandara, pelabuhan, jalur kereta api serta jaminan

kepastian ketersediaan energi seperti listrik, gas, BBM.