DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR...

115
DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Transcript of DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR...

Page 1: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Page 2: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

PRINSIP DASAR DAN

KELEMBAGAAN PENERAPAN KPBU

BIDANG PUPR

DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Page 3: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Pedoman ini dirancang untuk memberikan informasi tentang ruang lingkup Prinsip Dasar

dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR saja. Informasi yang diberikan tidak

bermaksud untuk memberikan saran profesional, legal atau lainnya. Dalam hal

membutuhkan keahlian semacam itu, berkonsultasilah kepada profesional yang sesuai.

Pedoman ini bukanlah informasi lengkap tentang masalah tersebut diatas dan hanya

berfungsi sebagai panduan umum atau materi pendukung, bukan sebagai sumber utama

informasi subjek.

Pedoman ini diterbitkan pada bulan Oktober 2017 dimaksudkan hanya untuk tujuan publikasi

pada saat dicetak. Tim Penyusun tidak bertanggung jawab terhadap perubahan informasi

yang diterbitkan kemudian.

DISCLAIMER

Page 4: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| Daftar Isi

| Glossary

| Daftar Singkatan

| Sambutan Direktur Bina Investasi Infrastruktur | Pengantar Tim Penyusun

| I. Konsepsi, Definisi, Tujuan, Keuntungan dan Prinsip KPBU

| A. Konsepsi KPBU

| 1. Karakteristik Infrastruktur

| 2. Konsepsi Skenario Tripple Win

| 3. Kesalahpahaman Terhadap KPBU

| 4. KPBU Bukan Privatisasi

| B. Definisi KPBU

| 1. Definisi KPBU Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015

| 2. Definisi KPBU Berdasarkan Para Ahli

2121

2123

25

25

24

21

25

4

13

1920

18

Page 5: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| C. Tujuan KPBU

| 1. Tujuan Skema KPBU Berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 38 Tahun 2015

| 2. Tujuan Skema KPBU Berdasarkan Para Ahli

| 3. Tujuan Skema KPBU Secara Umum

| D. Keuntungan Skema KPBU

| 1. Keuntungan Pemerintah Memilih KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur

| 2. Ilustrasi Skema KPBU

| 3. Keuntungan Skema KPBU dari Sektor Publik

| 4. Keuntungan Skema KPBU dari Sektor Badan Usaha

| E. Prinsip Dasar KPBU

| 1. Prinsip-Prinsip KPBU berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38

Tahun 2015

| 2. Prinsip Utama KPBU

| 3. Prinsip Mengoptimalkan Alokasi Resiko

| 4. Ilustrasi Optimalisasi Alokasi Resiko

26

282929

26

27

3031323333

343435

Page 6: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

| VI. Kerangka Hukum KPBU

A. Perkembangan Kebijakan Peraturan KPBU

1. Sejarah Peraturan Kebijakan untuk Mendukung KPBU

2. Perubahan Peraturan Presiden Pengaturan KPBU

B. Peraturan-Peraturan Terkait KPBU

1. Pokok-pokok Perpres No. 38/2015 Tentang KPBU Dalam Penyediaan

Infrastruktur

2. Peraturan Terkait KPBU

3. Peraturan Terkait KPPIP

4. Peraturan LKPP

5. Peraturan Pengadaan Tanah

6. Peraturan Pengusahaan Sumber Daya Air

7. Peraturan Penjaminan Infrastruktur

8. Peraturan Proyek Strategis Nasional

9. Peraturan Rencana Umum Jalan Nasional

10.Peraturan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

11.Peraturan Berkaitan Dengan Pemanfaatan BMN/BMD

12.Peraturan Berkaitan Dengan Kerjasama Daerah

Page 7: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| 5. Prinsip Pembagian Peran pada KPBU untuk Pencapaian Value for

Money, Peningkatan Pelayanan, Teknologi dan Inovasi

| F. Bentuk Skema KPBU

| 1. Kategori Kerjasama dalam KPBU

| 2. Taksonomi Kontrak KPBU dengan Varian

| II. Perbedaan Penyediaan Infrastruktur PBJ versus KPBU

| A. Perbedaan Pengadaan antara PBJ dan KPBU

| 1. Perbedaan Pengadaan Secara Umum

| 2. Perbedaan dari Aspek Waktu

| 3. Perbedaan dari Aspek Proses

| 4. Perbedaan dari Aspek Pendanaan

| 5. Perbedaan dari Aspek Pembagian Resiko

| B. Bentuk Struktur Proyek

| 1. Bentuk Struktur Proyek Pemerintah (Public Finance)

| 2. Bentuk Struktur Proyek Privat (Corporate Finance)

| 3. Bentuk Struktur Proyek KPBU (Project Finance)

36

3737

40

40

41

42

43

40

38

4445

45

46

47

Page 8: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| III. Penyediaan Infrastruktur PUPR dengan Skema KPBU

| A. Dokumen Perencanaan

| 1. Arah Kebijakan KPBU

| 2. Strategi KPBU

| 3. Arah Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur PUPR| 4. Strategi, Program dan Kegiatan Renstra PUPR

| B. Urusan Pemerintah Bidang PUPR

| 1. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang PUPR

| 2. Lingkup KPBU Infrastruktur PUPR

| IV. Tantangan dan Hambatan Isu Strategis dan Solusi Pelaksanaan KPBU

| A. Faktor Kunci Keberhasilan Skema KPBU

| B. Permasalahan Pelaksanaan KPBU

| C. Permasalahan dalam Pengembangan Proyek KPBU

| D. Hambatan Pelaksanaan KPBU di Indonesia

| E. Solusi Pelaksanaan KPBU

48

48

51

53

54

5455

56

51

505049

48

5758

Page 9: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| V. Tipologi Pembiayaan, Pola Pembiayaan, Skema Dukungan dan

Jaminan KPBU Bidang PUPR

| A. Tipologi Pembiayaan Skema KPBU

| 1. Tipologi Pembiayaan KPBU Berdasarkan Kelayakan Finansial

| B. Pola Pembiayaan, Financial Close dan Pengembalian Investasi

| 1. Pola Pembiayaan Proyek Solicited KPBU

| 2. Pola Pembiayaan Proyek Unsolicited KPBU

| 3. Perolehan Pembiayaan dan Skema Pengembalian Investasi

| 4. Skema Availability Payment (AP)

| 5. Performance Base Payment

59

59

61

63

60

65

59

62

60

Page 10: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| C. Skema Dukungan KPBU

| 1. Skema Dukungan Pemerintah untuk Proyek KPBU

| 2. Konsep Viability Gap Fund (VGF)

| 3. Konsep Project Development Facility (PDF)

| D. Fasilitas Penjaminan KPBU

| 1. Penjaminan Infrastruktur

|

|

|

|

|

|

|

6666

67

707171

72

72

7273

74

74

75

76

Page 11: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

|

|

|

|

|

|

|

|

|

| VII. Kerangka Kelembagaan KPBU PUPR

| A. Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

| 1. Struktur Kelembagaan KPBU Tingkat Nasional

| 2. Peran dan Fungsi Unit Organisasi Kementerian PUPR dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan KPBU

| B. Organisasi dalam Pelaksanaan KPBU

| 1. Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)

| 2. Tugas dan Fungsi PJPK

77

76

78

79

7878

798081

82

82

82

83

848585

Page 12: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| 3. PJPK untuk Gabungan Infrastruktur

| 4. Simpul KPBU

| 5. Tim KPBU

| 6. Panitia Pengadaan

| 7. Para Pihak KPBU Lainnya

| VIII. Tata Kelola Program KPBU Bidang PUPR

(Studi Kasus Keberhasilan dan Hambatan)

| A. Perencanaan dan Penganggaran

| 1. Alur Perencanaan dan Penganggaran

| 2. Bagan Alur Proses Perencanaan Identifikasi Proyek KPBU

| 3. Proses Identifikasi Proyek KPBU pada Tingkat Nasional/Sektor

| 4. Proses Identifikasi Proyek KPBU pada Tingkat Daerah

| B. Pemrakarsa Proyek KPBU

| 1. Solicited dan Unsolicited

| 2. Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama Solicited Project

| 3. Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama Unsolicited Project

95

87

86

88

91

8990

91

92

9394

91

9596

97

Page 13: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Isi

| C. Tahapan Proyek KPBU

| 1. Tahap 1 : Perencanaan Proyek Kerjasama

| 2. Tahap 2 : Penyiapan Proyek Kerjasama

| 3. Tahap 3 : Transaksi Proyek Kerjasama

| a. Tahap Transaksi Proyek Kerjasama

| b. Kerangka Waktu Pelaksanaan Transaksi Proyek KPBU

| c. Negosiasi

| d. Manajemen Kontrak

| 4. Tahap 4 : Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (MPPK)

| D. Bentuk Struktur Proyek KPBU

| 1. Struktur KPBU – Tipikal Model KPBU

| 2. Struktur KPBU – Tipikal Stakeholder KPBU untuk Sektor Air di Indonesia

| E. Studi Kasus

| 1. KPBU SPAM Umbulan

| 2. KPBU AP Palapa Ring

| Referensi

106

99

98

101

102

103

104

105

106

101

100

107

110

109115

119

Page 14: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Glossary

Affermage Kontrak pemberian penggunaan atau pendudukan properti selama waktu yang ditentukan

untuk pembayaran tertentu

Availability Payment Pembayaran secara berkala oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah kepada Badan

Usaha Pelaksana atas tersedianya layanan Infrastruktur yang sesuai dengan kualitas

dan/atau kriteria sebagaimana ditentukan dalam perjanjian KPBU (Kerjasama Pemerintah

Badan Usaha). (Perpres No. 38 Tahun 2015 tentang KPBU dalam penyediaan

Infrastruktur)

Badan Usaha Kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau

keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada

kenyataannya berbeda

Barang Milik Negara/

Barang Milik Daerah Bemua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/APBD atau berasal dari

perolehan lainnya yang sah dan barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

Build Own Operate Model proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) di mana sebua organisasi

swasta membangun, memiliki dan mengoperasikan beberapa fasilitas atau struktur

dengan sedikit dorongan dari pemerintah. Meskipun pemerintah tidak memberikan

pendanaan langsung dalam model ini, namun pemerintah mungkin menawarkan insentif

keuangan lainnya seperti status bebas pajak. Pengembang memiliki dan mengoperasikan

fasilitas ini secara independen

Page 15: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Glossary

Build Own Operate Transfer Suatu kontrak KPBU dimana pihak swasta bertanggung jawab terhadap desain,

konstruksi, operasi dan memiliki suatu fasilitas infrastruktur selama kontrak dan

selanjutnya melakukan pengalihan kepemilikan pada saat kontrak tersebut berakhir.

Capital Expenditure Biaya bisnis yang dikeluarkan untuk menciptakan manfaat akuisisi yaitu masa

depan aset yang akan memiliki masa manfaat luar tahun pajak. misalnya

pengeluaran untuk aset seperti bangunan, mesin, peralatan atau upgrade fasilitas

yang ada sehingga nilai sebagai aset meningkat

Design Build Finance Operate Kepemilikan secara hukum dari fasilitas tetap pada otoritas publik selama kontrak

dengan kepentingan sektor swasta dalam proyek yang hanya didasarkan pada hak

kontraktual untuk mengoperasikan fasilitas tersebut dan menerima pendapatan dari

pembeli untuk melakukannya, daripada kepemilikan fisik aktiva

Feasibility Study Kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam

melaksanakan suatu kegiatan usaha /proyek dan merupakan bahan pertimbangan

dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu

gagasan usaha /proyek yang direncanakan

Konsesi Pemberian hak, izin, atau tanah oleh pemerintah, perusahaan, individu, atau entitas

legal lain. Konsesi antara lain diterapkan pada pembukaan tambang dan

penebangan hutan. Model konsesi umum diterapkan pada Kerjasama Pemerintah

dan Badan Usaha (KPBU) atau kontrak bagi hasil

Page 16: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Glossary

Kerjasama antara Pemerintah

dan Badan Usaha Penyediaan Infrastruktur bertujuan untuk kepentingan umum dengan mengacu

pada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/

Kepala Daerah/ BUMN/ BUMD, yang sebagian atau seluruhnya menggunakan

sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para

pihak

Operating Expenditure Biaya yang dikeluarkan dalam perjalanan bisnis biasa, seperti penjualan, beban

umum dan administrasi (dan tidak termasuk harga pokok penjualan - atau HPP,

pajak, depresiasi dan bunga)

Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan

Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang prosesnya dimulai dari perencanaan

kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh

Barang/Jasa.

Project Development Facility Fasilitas yang disediakan oleh Kementerian Keuangan untuk membantu PJPK

menyusun kajian prastudi kelayakan, dokumen lelang, dan mendampingi PJPK

dalam transaksi proyek KPBU hingga mencapai pembiayaan dari lembaga

pembiayaan (financial close)

Page 17: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Glossary

Pinjaman dan Hibah

Luar Negeri Pinjaman Luar Negeri adalah setiap penerimaan Negara baik dalam bentuk devisa

dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk barang dan atau dalam

bentuk jasa yang diperoleh dari pemberi pinjaman luar negeri yang harus dibayar

kembali dengan persyaratan tertentu. Hibah Luar Negeri adalah penerimaan negara

baik dalam bentuk devisa dan atau devisa yang dirupiahkan maupun dalam bentuk

barang dan atau dalam bentuk jasa termasuk tenaga ahli dan pelati

Penanggung Jawab

Proyek Kerjasama Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK sektor infrastruktur yang menjadi

tanggung jawab Kementerian/Lembaga/Daerah-nya, apabila dalam perundang-

undangan diatur KPBU diselenggarakan oleh BUMN/BUMD, maka BUMN/BUMD

tersebut yang akan bertindak selaku PJPK

Solicited Project Proyek KPBU yang diprakarsai oleh Pemerintah, disiapkan oleh Pemerintah, didukung

dan dijamin oleh lembaga keuangan Pemerintah

Unsolicited Project Proyek KPBU yang diprakarsai, disiapkan oleh, didukung secara non fiskal oleh

Pemerintah dan dijamin oleh lembaga keuangan Pemerintah

Value for Money Metode untuk menilai penerimaan publik akan manfaat maksimal dari barang dan jasa

yang diperolehnya dengan sumber daya yang tersedia dalam memberikan pelayanan

publik. VfM juga diartikan dengan kombinasi optimal dari total biaya keseluruhan dan

kualitas dari dilaksanakannnya proyek infrastruktur melalui skema KPBU. VfM

digunakan sebagai salah satu alasan atau tujuan dilaksanakannya skema KPBU melalui

kompensasi atau tarif harga pasar yang kompetitif.

Page 18: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Glossary

Viability Gap Fund Dana talangan yang diberikan oleh pemerintah untuk proyek-proyek infrastruktur. VGF

diberikan untuk proyek infrastruktur yang tidak memiliki keuntungan besar atau memiliki

waktu balik modal yang lama supaya investor msasih tetap tertarik untuk mengikuti tender

tersebut.

Page 19: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Daftar Singkatan

AP Availability Payment

BMN/BMD Barang Milik Negara/Barang Milik Daerah

BOO Build Own Operate

BOOT Build Own Operate Transfer

Capex Capital Expenditure

DBFO Design Build Finance Operate

PBJ Pengadaan Barang/Jasa

PDF Project Development Facility

Opex Operating Expenditure

PHLN Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

PJPK Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

VfM Value for Money

VGF Viability Gap Fund

Page 20: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Sambutan

Direktur Bina Investasi Infrastruktur

Dalam rangka memenuhi kebutuhan infrastruktur yang sangat besar Pemerintah Republik Indonesia

sedang berupaya keras untuk mendorong pembangunan infrastruktur di berbagai wilayah. Program

pembangunan infrastruktur tentu membutuhkan dana dan biaya yang tidak sedikit. Terbatasnya

anggaran fiskal pemerintah, membuat Pemerintah harus menemukan pola-pola pembiayaan

alternatif dalam rangka mendukung program pembangunan infrastruktur tersebut. Pemerintah pun

memiliki aset-aset yang sebenarnya dapat dioptimalisasi untuk meningkatkan nilai tambah aset

tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi bagi pendanaan proyek-proyek infrastruktur.

Sebagai respons dari kebutuhan alternatif pendanaan tersebut, Direktorat Bina Investasi Infrastruktur

berinisiatif untuk menerbitkan buku pedoman pola pembiayaan investasi infrastruktur yang dapat

digunakan investor dalam mendorong pembiayaan alternatif non APBN/D di bidang infrastruktur di

Indonesia serta mengoptimalisasikan aset-aset infrastruktur PUPR.

Saya menyambut baik terbitnya buku “Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang

PUPR”. Semoga buku pedoman ini dapat menjadi rujukan bagi para investor dan masyarakat yang

berminat mendukung Pemerintah dalam pembiayaan investasi infrastruktur bidang PUPR.

Jakarta, Oktober 2017

Direktur Bina Investasi Infrastruktur

Dr. Ir. H. Masrianto, MT

Page 21: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Pengantar

Tim Penyusun

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Prinsip Dasar dan

Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR dapat terselesaikan pada TA 2017. Buku pedoman ini merupakan

perwujudan dari tugas yang diamanatkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat kepada Direktorat

Jenderal Bina Konstruksi.

Buku pedoman ini menyajikan informasi tentang ruang lingkup prinsip dasar dan kelembagaan penerapan KPBU bidang

PUPR yang dihimpun dari berbagai sumber, baik dari unit kerja di lingkungan Kementerian PUPR maupun dari K/L terkait.

Penyusun menyadari buku pedoman ini masih jauh dari kesempurnaan untuk itu kami mohon maaf apabila terdapat

kekurangan dan kesalahan baik dari segi substansi maupun redaksional. Kritik dan saran yang membangun akan sangat

berguna untuk perbaikan selanjutnya.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua narasumber yang telah memberikan kontribusi pemikiran dan

kepada semua yang telah berperan serta dalam menyusun buku ini. Semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, Oktober 2017

Tim Penyusun

Page 22: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 22

I. KONSEPSI, DEFINISI, TUJUAN, KEUNTUNGAN DAN PRINSIP KPBU

A. Konsepsi KPBU

1. Karakteristik Infrastruktur

2. Konsep Skenario Triple Win

Cenderung bersifat monopoli alamiah

Cenderung bersifat tidak eksklusif

In-elastic demand

Dibutuhkan investasi yang sangat besar

untuk pembangunan dan pemeliharaannya

Pengembalian investasi yang lama

(longterm investment, short yielding)

Biasanya dilihat sebagai kewajiban

pemerintah dalam menyediakan atau

membangunnya

Penyelenggaraan infrastruktur biasanya

dilihat sebagai satu kesatuan, dan kurang

dikembangkan konsep pembagian

penyelenggaraan (unbundling)

Page 23: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 23

2. Konsep Skenario Triple Win

Pemerintah

Badan Usaha

• Memiliki aset dan otoritas

• Kewajiban Pelayanan Publik

• Memiliki keahlian, dan finansial

• Profit oriented Kontrak

• Output Spec Pelayanan Terbaik • Alokasi risiko yang tepat • Keuntungan yang layak

Definisi lain KPBU adalah kontrak jangka panjang antara pemerintah dan sektor badan usaha untuk melaksanakan

perencanaan, pembangunan, pembiayaan, dan pengoperasian infrastruktur publik oleh pihak swasta (Yescombe,

2007). KPBU memberikan skenario triple win yang mengakomodir pemerintah, konsorsium badan usaha dan

kepentingan publik yang diilustrasikan dalam gambar di atas.

Page 24: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 24

3. Kesalahpahaman Terhadap KPBU

KPBU bukan pengalihan kewajiban pemerintah dalam penyediaan layanan

kepada masyarakat, tetapi KPBU merupakan pembiayaan untuk merancang,

membangun, dan mengoperasikan proyek-proyek infrastruktur kepada

BADAN USAHA;

• Investasi BADAN USAHA bukan sumbangan gratis kepada pemerintah dalam

penyediaan pelayanan publik;

• KPBU bukan merupakan privatisasi barang publik;

• KPBU bukan merupakan sumber pendapatan pemerintah yang akan membebani

masyarakat dalam pemberian pelayanan umum;

• KPBU bukan merupakan pinjaman (utang) pemerintah kepada BADAN USAHA.

Page 25: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 25

4. KPBU Bukan Privatisasi

KPBU bukan berarti privatisasi, pada konsepsi KPBU bahwa pemerintah tetap mempunyai otoritas

dalam pengaturan, pengawasan, dan pengendalian terhadap kualitas standar pelayanan,

misalnya: Standar Kualitas Air Minum; Pengalihan aset akan dilakukan pada akhir masa

konsesi/kontrak, dan dimungkinkan untuk dikerjasamakan kembali.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara KPBU dan privatisasi.

Dalam konsep KPBU, pihak publik dan swasta melakukan kerjasama dalam pembiayaan, pendapatan, dan tanggung jawab.

Sedangkan dalam privatisasi pemerintah melakukan transfer tugas dan tanggung jawabnya ke sektor swasta, dengan biaya,

risiko, dan pendapatan berada di tangan swasta.

Page 26: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 26

B. Definisi KPBU

1. Definisi KPBU berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015

2. Definisi KPBU Berdasarkan Para Ahli

KPBU adalah Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha dalam

Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum dengan mengacu

kepada spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Menteri/Kepala

Lembaga/Kepala Daerah/BUMN/BUMD, yang sebagian atau seluruhnya

menggunakan sumber daya Badan Usaha dengan memperhatikan

pembagian risiko antara para pihak.

(Alfen, et al., 2009) KPBU memiliki 4 karakteristik meliputi:

(1) kontrak jangka panjang,

(2) investasi pihak BADAN USAHA dimana siklus hidup proyek merupakan hal yang

penting bagi pihak BADAN USAHA,

(3) inovasi dalam penyediaan jasa yang dilakukan pihak BADAN USAHA dan;

(4) adanya keuntungan yang didapatkan baik dari pihak BADAN USAHA maupun dari

pihak pemerintah.

Definisi lain diberikan oleh Yescombe yang menyatakan bahwa KPBU

adalah kontrak jangka panjang antara pemerintah dan badan usaha untuk

melaksanakan perencanaan, pembangunan, pembiayaan, dan pengoperasian

infrastruktur publik oleh pihak swasta.

Page 27: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 27

C. Tujuan KPBU

1. Tujuan Skema KPBU berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015

• Mencukupi Kebutuhan Pendanaan penyediaan infrastruktur melalui dana swasta

• Penyediaan infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien, tepat sasaran dan tepat waktu

• Mendorong iklim investasi yang mendorong peran serta badan usaha dalam pembangunan

• Mendorong prinsip pakai bayar atau mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna

• Memberikan kepastian pengembalian invetasi Badan Usaha melalui pembayaran secara berkala oeh pemerintah kepada badan usaha

Page 28: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 28

2. Tujuan Skema KPBU Berdasarkan Para Ahli

(Spiering & Dewulf, 2007)

Skema KPBU bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam

pelaksanaannya, meningkatkan kualitas dari produk-produk dan pelayanan

publik, dengan menanggung secara bersama-sama dalam hal modal, risiko,

ilmu pengetahuan, SDM.

Tujuan lain yang hendak dicapai adalah untuk mendapatkan nilai lebih (Value

for Money) dibandingkan dengan pengadaan proyek secara tradisional,

mereduksi Life Cycle Costing, alokasi risiko yang lebih baik, mempercepat

pembangunan dan meningkatkan kualitas layanan

(Spiering & Dewulf, 2007)

Keuntungan skema KPBU yang utama adalah efisiensi dalam proses transaksi proyek yang antara lain

ditandai oleh menurunnya biaya konstruksi secara signifikan dan dapat membatasi potensi cost-overrun

yang terjadi. Keuntungan dari kerjasama ini memberi daya saing kepada investor swasta dalam

pemanfaatan efisiensi dan inovasi teknologi yang lebih baik.

(Dikun, 2010)

Page 29: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 29

Kebutuhan untuk mengatur pinjaman sektor publik

Akselerasi penyediaan layanan infrastruktur

Transfer risiko yang pantas kepada pihak BADAN USAHA

Mendapatkan inovasi dan efisiensi ekonomis

3. Tujuan Skema KPBU Secara Umum

Terdapat beberapa tujuan yang mendorong KPBU secara global diantaranya :

Dalam mengembangkan program KPBU, pemerintah perlu mendefinisikan faktor pendorong dan

tujuannya untuk program KPBU, sehingga dipahami dengan jelas, sehingga pasar dapat memberikan

respon yang baik

Page 30: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 30

D. Keuntungan Skema KPBU

1. Keuntungan Pemerintah Memilih KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur

..... untuk memberikan layanan publik yang lebih baik dan memanfaatkan nilai uang (value for money),

melalui pembagian risiko, pengelolaan yang sinergi, mendorong inovasi, pemanfaatan dan pengelolaan aset

yang efisien selama umur rencananya.

PRICE is what you pay OUT,

VALUE is what you get in RETURN

• Aspek lain adalah optimasi desain, fokus pada spesifikasi output , dan proses desain

lebih diorientasikan pada kinerja operasional.

• Optimalisasi dan transfer risiko yang tepat;

• Pembiayaan oleh badan usaha dalam penyediaan infrastruktur akan mengurangi

beban pemerintah dalam jangka pendek, sehingga dana pemerintah dapat

digunakan untuk membiayai kepentingan lainnya, seperti penanggunglangan

kemiskinan.

… a Long Term Partnership with Mutual Benefits

Page 31: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 31

2. Ilustrasi Keuntungan Skema KPBU

Page 32: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 32

3. Keuntungan Skema KPBU Dari Sektor Publik

Meningkatnya kualitas pelayanan

Investor Badan Usaha menyediakan tenaga ahli, manajemen, dan teknologi yang akan

memperbaiki kualitas pelayanan yang dapat menciptakan kompetisi untuk meningkatkan kualitas

dalam arti pengembangan dan inovasi.

Biaya proyek yang lebih rendah

Skema KPBU meliputi akivitas yang luas, yaitu desain, pembangunan, dan penyediaan pelayanan di

masa datang, bila dilakukan dalam satu proyek akan meningkatkan skala ekonomi dari proyek itu

sendiri, artinya dapat menurunkan biaya.

Pembangunan lebih awal dan lebih cepat.

Artinya jika sektor publik tidak mempunyai kemampuan untuk mendanai proyek-proyek yang dari

sudut pandang ekonomi menguntungkan, maka sektor BADAN USAHA dapat berpartisipasi untuk

mendanai sebagai proyek KPBU.

Pelaksanaan proyek KPBU aktivitas design dan konstruksi dapat digabungkan secara paralel

pelaksanaannya dapat diselesaikan dengan waktu yang lebih singkat.

Page 33: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 33

Keuntungan Skema KPBU Dari Sektor Publik .....(lanjutan)

3. Keuntungan Skema KPBU Sektor Badan Usaha

Penganggaran lebih baik, KPBU apabila dilaksanakan taat asas dapat

menurunkan biaya tak terduga. Dari beberapa pengalaman internasional,

proyek KPBU hanya mengalami 22% over budget dibandingkan 75% proyek

yang dilakukan oleh sektor publik.

Risk Sharing, Pembagian risiko merupakan salah satu kunci kesuksesan

pelaksanaan KPBU apabila alokasinya tepat sesuai dengan pihak yang

mempunyai kapabilitas untuk menanggung risiko.

Keuntungan disisi BADAN USAHA antara lain adalah mendapatkan akses di sektor baru dan dapat

meraih lebih banyak aktivitas bisnisnya, mendapatkan keuntungan yang lebih baik, dan mendapatkan

kepastian pasar yang lebih lama.

Page 34: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 34

E. Prinsip Dasar KPBU

1. Prinsip-Prinsip KPBU Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015

KEMITRAAN KEMANFAATAN BERSAING EFISIEN EFEKTIF

PENGENDALIAN DAN

PENGELOLAAN RISIKO

Kemitraan,

Kerjasama antara pemerintah dengan Badan Usaha dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan dan persyaratan yang mempertimbangkan kebutuhan kedua belah pihak;

Kemanfaatan,

Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dengan Badan Usaha untuk memberikan manfaat

sosial dan ekonomi bagi masyarakat;

Bersaing,

Pengadaan mitra kerjasama Badan Usaha dilakukan melalui tahapan pemilihan yang adil, terbuka, dan

transparan, serta memperhatikan prinsip persaingan usaha yang sehat;

Efisien,

Kerja sama Penyediaan Infrastruktur mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam

Penyediaan Infrastruktur melalui dukungan dana BADAN USAHA.

Efektif,

Kerja sama Penyediaan Infrastruktur mampu mempercepat pembangunan sekaligus meningkatkan kualitas

pelayanan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur; dan

Pengendalian dan pengelolaan risiko,

Kerja sama Penyediaan Infrastruktur dilakukan dengan penilaian risiko, pengembangan strategi

pengelolaan, dan mitigasi terhadap risiko;

Page 35: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 35

• Dasar negosiasi

• Risiko dan hasil akan tercermin dalammekanisme pembayaran

• Mitigasi risiko melalui garansi risiko yang baik

Perlu adanya tanggung jawab alokasi risiko antaraPemerintah dan BADAN

USAHA

• Menyusun strategi menanggapi risikoUntuk mengevaluasi danmengatur program risiko

• Menggunakan referensi proyekUntuk mengkonfirmasikemampuan proyek

• Menggunakan sektor publik pembandingUntuk mengkonfirmasi VfM

dari proyek

2. Prinsip Utama KPBU

3. Prinsip Mengoptimalkan Alokasi Resiko

• Mengoptimalkan alokasi risiko

• Mencapai “Value For Money”

• Mempertahankan atau meningkatkan tingkat layanan

• Akses pada keahlian, teknologi dan inovasi yang baru atau yang lebih baik

Page 36: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 36

4. Ilustrasi Optimalisasi Alokasi Resiko

Risiko diasumsikan oleh pihak yang lebih baik dalam mengatasi risiko

• Regulasi/Politik

• Lingkungan

• Proses Tender

• Pembangunan Ekonomi

• Kerusakan/Damage

• Force Majeure

• Inflasi

• Nilai Tukar

• Pembangunan

• Desain

• Konstruksi

• Operasi

• Pemeliharaan

• Inflasi dan Suku Bunga

• Nilai Residual

Alokasi risiko setiap proyek menentukan tingkat bank ability dan VfM bagi Pemerintah

Pemerintah Pembagian Risiko Badan Usaha

Page 37: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 37

5. Prinsip Pembagian Peran pada KPBU untuk Pencapaian Value for Money, Peningkatan Pelayan,

Teknologi dan Inovasi

Peran Pemerintah

• Visi, Misi, Arah, Tujuan

• Penetapan Output

• Kepastian Pengaturan (kerangka hukum, keuangan, tax),

• Komitmen & pembagian risiko

• Komitmen pembayaran

• Penyediaan tanah (konsesi jangka panjang),

• Kelayakan proyek (publik & Badan Usaha)

Peran Badan Usaha

• Pengelola risiko

• Pendekatan pada pemanfaatan umur Aset

• Inovasi dan Kreativitas

• Desain yang optimal dan terpadu

• Pendanaan

• Tambahan pendapatan dengan Optimalisasi pemanfaatn aset

• Penyedia layanan

Hasil yang ingin dicapai:

• Investasi yang layak

• Tersedia infrastruktur publik yang berkualitas dan efisien

• Tersedia tingkat layanan yang berkualitas tinggi

• Desain & operasional yang terpadu

• Inovasi (uptodate)

Page 38: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 38

F. Bentuk Skema KPBU

1. Kategori Kerjasama dalam KPBU

Bentuk kerjasama antara pemerintah dengan badan usaha (KPBU) mempunyai spektrum yang sangat luas,

tergantung pada kepemilikan aset modal; tanggung jawab berinvestasi; Asumsi risiko yang akan

ditanggung/dikelola; dan durasi lamanya kontrak

Sumber: PPP Guideline

I N

V E

S T

A S

I

PENGADAAN

& MANAJEMEN

KONSESI

PFI & PRIVATISASI

KLASIFIKASI 5 (LIMA) KATEGORI BENTUK KERJASAMA 1. kontrak pengadaan dan

manajemen/pengelolaan

2. kontrak turn-key

3. kontrak leasing/sewa

4. kontrak konsesi

5. Private Finance Initiative

(PFI) & Privatisasi.

SEKTOR

PUBLIK

Risks, Obligations & Durations SEKTOR

PUBLIK SEKTOR

SWASTA

SEKTOR

SWASTA

TURN-KEY

LEASING

Page 39: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 39

2. Taksonomi Kontrak KPBU dengan Varian

Klasifikasi dari 5 (lima) kategori di atas masing-masing memiliki banyak varian. Setiap kategorisasi

bentuk KPBU dengan karakteristik utamanya ditunjukkan pada tabel 1 berikut.

Jenis Kontrak Varian Kepemilikan Aset/Modal

Tanjung Jawab Investasi

Risiko yang diambil

Durasi Lamanya Kontrak

Pengadaan & Manajemen Kontrak

Kontrak Pengadaan Publik Publik Publik 1-3

Kontrak Pemeliharaan Publik Publik/ Private Private/ Public 3-5

Kontrak Operasional Public Public Public 3-5

Turn-Key BTO Public Public Private/ Public 1-3

Affermage/ Lease

Affermage Public Public Private/ Public 5-20

Leasing Public Public Private/ Public 5-20

Kontrak Konsesi

Francise Public/Private Private/ Public Private/ Public 3-10

BOT/BOOT Public/Public Private/ Public Private/ Public 15-30

Private/Badan Usaha

BOO/DBFO rivate Private Private Tak terbatas

PFI Private/Public Private Private/ Public 10-20

Divestasi Private Private Private Tak terbatas

Page 40: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 40

Perpres 38/2015 tentang KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur

Permen PPN No 4/2015 tentang Panduan Umum KPBU

PMK 190/2015 tentang Pembayaran Ketersediaan Layanan

Perka LKPP 19/2015 tentang Pengadaan Badan Usaha

PPP Book

Tahun 2015 hingga Sekarang

Infrasctructure Summit 2005

Perpres 42/2005 tentang KKPPI yang kemudian direvitalisasi dengan Perpres 75/2014

Perpres 67/2005 jo Perpres 66/2013

Perpres 78/2010

PMK 260/2010

PMK 223/2012

Reformasi Peraturan Perundang-Undangan Sektor (Open Business)

Pembentukan PT SMI dan PT IIF

Pembentukan PT PII

PPP Book

Tahun 2005-2014

Lahirnya Kepres 7/1998 Krisis Finansial di Asia yang mengakibatkan perubahan:

•Sistem Politik

•Desentralisasi

•Lahirnya peraturanperundang-undanganyang mengaturinfrastruktur

•Negosiasi ulang IPP

Tahun 1998-2004

Pengaturan Partisipasi Swasta:

•Kepres 37/1992tentang UsahaPenyediaan Listrikoleh Swasta

Sektor:

•Jalan Tol

•Air Minum

•Ketenagalistrikan

Tahun 1990-1997

Pengaturan Partisipasi Swasta:

• Inpres 5/1998

•KMK740/KMK.00/1989

•UU 11/1974 tentangPengairan

•UU 15/1985 tentangKetenagalistikan

•UU 13/1987 tentangjalan

•UU 3/1989 tentangTelekomunikasi

•PP 8-1990 tentangJalan Tol

•PP 10/1989 tentangKetenagalistrikan

Sektor:

•Jalan Tol

• IPP

Sebelum Tahun 1990

II. KERANGKA HUKUM KPBU

A. Perkembangan Kebijakan Peraturan KPBU

1. Sejarah Peraturan Kebijakan Untuk Mendukung KPBU

Memperkenalkan

Partisipasi Swasta

dalam Penyediaan

Infrastruktur

Lahirnya Peraturan

KPBU Reformasi Regulasi

Page 41: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 41

2. Perubahan Peraturan Presiden Pengaturan KPBU

• Keterbatasan alokasi sumber dana dalam penyediaan infrastruktur dapat menjadi peluang bagi badan usaha swastauntuk ikut berpartisipasi didalamnya.

• Pada periode sebelum tahun 1998 Pemerintah telah berupaya mengundang partisipasi swasta dalam penyediaaninfrastruktur.

• Bentuk kebijakan pada periode sebelum tahun 1998 adalah dengan diundangkannya peraturan perundangan yang

mendukung, misalnya Keppres 37/1992 tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh Swasta.

Dasar penyempurnaan:

Pemerintah berupaya untuk mencitakan iklim investasi yang baik.

Pemerintah akomodatif terhadap penyempurnaan regulasi berdasarkan masukan dari berbagai pihak dan hambatanyang terjadi berdasarkan pengalaman pelaksanaan proyek.

Harmonisasi dengan peraturan terkait.

Perpres Nomor 67 Tahun 2005

Perpres Nomor 13 Tahun 2005

Perpres Nomor 56 Tahun 2011

Perpres Nomor 66 Tahun 2013

diubah diubah

diubah

Perpres 38/2015

Mencabut Perpres 67/2005 beserta perubahannya

Dasar Penyusunan:

Harmonisasi dengan regulasi terkait

Percepatan business process KPBU

Perluasan jenis infrastruktur KPBU

Perpres Nomor 38 Tahun 2015

diubah

Page 42: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 42

B. Peraturan-Peraturan Terkait KPBU

1. Pokok-pokok Perpres Nomor 38 Tahun 2015 Tentang KPBU Dalam Penyediaan Infrastruktur

Pengaturan

Subyek Kerjasama

Pemerintah1. Menteri2. Kepala

Lembaga3. Kepala

Daerah4. BUMN/BUMD

Badan Usaha1. BUMN/BUMD2. Badan Usaha

Asing3. Perseroan

Terbatas4. Koperasi

Obyek

Kerjasama

Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur

Sosial

Kontribusi Pemerintah

1. Pembangunan sebagian infrastruktur2. Dukungan pemerintah3. Jaminan pemerintah

Pengembalian Investasi Badan Usaha

1. Pembayaran oleh pengguna dalambentuk tarif

2. Pembayaran ketersediaan layanan(Availability Payment)

3. Bentuk lain sepanjang tidakbertentangan dengan Perundang-undangan

Tahapan 1. Tahap Perencanaan2. Tahap Penyiapan3. Tahap Transaksi PENJAMINAN PEMERINTAH

• PERATURAN PRESIDEN NO. 78/2010• PMK No.8/PMK.08/2016

DUKUNGAN PEMERINTAH

PMK No. 170/PMK.08/2015 (VGF)

PERPRES 38/2015

PERMEN PPN NO. 4/2015

TENTANG PANDUAN UMUM

PERATURAN KEPALA LKPP NO 19 TAHUN 2015 TENTANG PENGADAAN BADAN

USAHA

PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN

PANDUAN SEKTORAL OLEH KEMENTERIAN SEKTOR

PERMENDAGRI NO. 96 TAHUN 2016

PMK 190/PMK.08/2015

Page 43: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 43

2. Peraturan Terkait KPBU

Perpres Nomor 38

Tahun 2015

Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur

Permen PPN

Nomor 4 Tahun

2015

Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan

Infrastruktur dalam Proyek

Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha

Perka LKPP Nomor

19 Tahun 2015

Tata Cara Pelaksanaan

Pengadaan Badan Usaha

Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur

PMK Nomor 190

Tahun 2015

Pembayaran Ketersediaan

Layanan Dalam Rangka

Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur

PMK No 260 Tahun

2016

Tata Cara Pembayaran

Ketersediaan Layanan Pada

Proyek Kerja Sama Pemerintah

dengan Badan Usaha Dalam

Rangka Penyediaan Infrastruktur

Page 44: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 44

3. Peraturan Terkait KPPIP

Peraturan Tentang

Perpres Nomor 122 Tahun 2016

Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Percepatan

Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Perpres Nomor 75 Tahun 2014 Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Kepmenko Nomor 127 Tahun 2015 Tim Pelaksana Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas

Permenko Nomor 12 Tahun 2015 Percepatan Penyiapan Infrastruktur Prioritas

4. Peraturan LKPP

Peraturan Tentang

Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Presentasi Sosialisasi Perka LKPP

Nomor 19 Tahun 2015

Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah Dengan

Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

Lampiran Perka LKPP Nomor 19 Tahun

2015

Lampiran Perka LKPP Nomor 19 Tahun 2015 Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan

Badan Usaha Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan

Infrastruktur

Page 45: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 45

5. Peraturan Pengadaan Tanah

a) UU Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

b) PP Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak

Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah;

c) Perpres Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga

Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang

Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan

Untuk Kepentingan Umum;

d) Perpres Nomor 71 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk

Kepentingan Umum;

e) Kepmenko Nomor 4 Tahun 2016 tentang Tim Kerja

Percepatan Pengadaan Tanah Untuk Infrastruktur

Prioritas;

f) Permen ATR Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara

Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan

Hak Pengelolaan;

g) Peraturan Kepala BPN Nomor 5 Tahun 2011 tentang Tata

Cara Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah

Terlantar.

Page 46: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 46

6. Peraturan Pengusahaan Sumber Daya Air

Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air

7. Peraturan Penjaminan Infrastruktur

a) Perpres Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha yang

Dilakukan Melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

b) PMK Nomor 260 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penjaminan Infrastruktur Dalam Proyek Kerjasama Pemerintah

Dengan Badan Usaha

8. Peraturan Proyek Strategis Nasional

a) Inpres Nomor 1 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

b) Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional

Page 47: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 47

9. Peraturan Rencana Umum Jalan Nasional

10. Peraturan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

Keputusan Menteri PUPR Nomor 250 Tahun 2015

• Perubahan ketiga atas KeputusanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 567Tahun 2010 Tentang Rencana UmumJaringan Jalan Nasional

Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015

• Sistem Penyediaan Air Minum

Page 48: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 48

11. Peraturan Berkaitan Dengan Pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN)/

Barang Milik Daerah (BMD)

SEWA Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) KSPI

Lingkup

Infrastruktur

1. Sesuai dengan PP 27/2014;

dan/atau

2. Sesuai dengan Perpres 38/2015

Sesuai dengan PP 27/2014 Sesuai dengan Perpres 38/2015

Hasil Pemanfaatan 1. Uang Sewa

2. Infrastruktur beserta

fasilitasnya, jika diperjanjikan

1. Kontribusi tetap

2. Pembagian keuntungan

3. Infrastruktur beserta fasilitasnya

1. Pembagian kelebihan

keuntungan (clawback)

2. Infrastruktur beserta

fasilitasnya

Dasar Hukum :

• PP Nomor 27 Tahun 2014 Tentang

Pengelolaan Barang Milik Negara /

Daerah

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor

164/PMK.06/2014 tentang Tatacara

Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Milik

Negara Dalam Rangka Penyediaan

Infrastruktur

Page 49: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 49

12. Peraturan Berkaitan Dengan Kerjasama Daerah

Pengaturan

Obyek Kerjasama Seluruh urusan pemerintahan yg tlh mjd kewenangan daerah otonom dan dpt berupa

penyediaan pelayanan publik.

Hasil Kerjasama uang, surat berharga dan aset, atau nonmaterial berupa keuntungan.

Tahapan 1. Penjajakan;

2. Negosiasi;

3. Penandatanganan;

4. Pelaksanaan;

5. Pengakhiran.

Dasar Hukum :

• PP Nomor 50 Tahun 2007Tentang Tata Cara Kerjasama

Daerah

• Permendagri Nomor 22 Tahun2009 Tentang Petunjuk Teknis

Tata Cara Kerja Sama Daerah

Page 50: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 50

III. PERBEDAAN PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PBJ VERSUS KPBU

A. Perbedaan Pengadaan antara PJB dan KPBU

1. Perbedaan Pengadaan Secara Umum

Pengadaan

Barang & Jasa (PJB)

Kerjasama Pemerintah Badan

Usaha (KPBU) Privatisasi

Anggaran Fiskal

Risiko

Keterlibatan Pemerintah

Page 51: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 51

2. Perbedaan dari Aspek Waktu

Durasi pada KPBU bisa lebih 20 tahun, tergantung sektor dan kelayakan.

KPBU

Durasi pada PBJ Pemerintah maksimal 1 periode pemerintahan (< 5 tahun)

PBJ Pemerintah

Akhir Kontrak

KPBU Mulai

Kontrak

Akhir Konstruksi/ Penyediaan

> 20 tahun

PBJ

KPBU

Kontrak jangka menengah hingga panjang

Kontrak jangka pendek hingga

menengah

Pemantauan & Evaluasi diperlukan

Kepemilikan beralih ke pemerintah

Page 52: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 52

3. Perbedaan dari Aspek Proses

INPUT PROSES OUTPUT

Spesifikasi material jalan • Konstruksi jalan

• Pemeliharaan jalan

Jalan yang tak berlubang

Spesifikasi konstruksi dan

jasa

• Pemasaran Kawasan

• Konstruksi pabrik dan

gudang

• Operasional kawasan

Kawasan Industri 1000 tenan

- PBJ lebih menekankan pada INPUT layanan yang

dikompetisikan.

KPBUPBJ Pemerintah

- KPBU lebih menekankan OUTPUT layanan yang dikompetisikan. Inovasi menjadi kata kunci!

PROSESINPUTOUTPUT

Lingkup inovasi dan perbedaan mindset

KPBU

Page 53: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 53

4. Perbedaan dari Aspek Pendanaan

- Pendanaan pada PBJ Pemerintah memerlukan dana besar di awal karena sumber dana sepenuhnya dari pemerintah, termasuk

konstruksi

- Pendanaan pada KPBU tidak memerlukan dana

pemerintah dalam jumlah besar, ditanggung swasta.

Konstruksi

Masa OM

Transfer aset ke Pemerintah

Keterangan:

KPBU PBJ Pemerintah

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rp

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

100 100 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Rp

Tahun

A. Sepenuhnya dana swasta Akhir Kontrak

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Rp

Tahun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

49 49

Rp

Tahun

B. Dana pemerintah sebagian pada tahap konstruksi

C. Pemerintah membayar hanya saat beroperasi

Page 54: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 54

Pembayaran Konstruksi

Pembayaran Operasi & Pemeliharaan)

Risiko/ Biaya tak terduga ditanggung publik

5. Perbedaan dari Aspek Pembagian Resiko

PBJ

KPBU

risiko

Rp

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Rp

Biaya konstruksi tanggung jawag swasta

Risiko ditransfer ke swasta dan diatur oleh swasta. Kewajiban Pemerintah

risiko

Tahun

Sebagian besar risiko dialihkan ke

Badan Usaha

KPBU

Sebagian besar risiko ditanggung.

pemerintah

PBJ Pemerintah

Tahun

Page 55: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 55

B. Bentuk Struktur Proyek

1. Bentuk Struktur Proyek Pemerintah (Public Finance)

Lender

Kontraktor Pemerintah

Kontraktor Loan

agreement

Pembayaran Pekerjaan

Pengguna Aset / Jasa

Penyediaan Aset/Jasa Aset / Jasa

Pengembalian

Pinjaman

Pajak/Tarif/

Retribusi

Pembayaran

Pekerjaan

Page 56: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 56

2. Bentuk Struktur Proyek Privat (Corporate Finance)

Page 57: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 57

3. Bentuk Struktur Proyek KPBU (Project Finance)

Page 58: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 58

Melanjutkan reformasi strategis kelembagaan dan peraturan perundang-undangan pada sektor dan lintas sektor yang mendorong pelaksanaan KPBU,

Mempersiapkan proyek KPBU secara matang sehingga dapat menekan biaya transaksi yang tidak perlu, dan

Menyediakan fasilitas-fasilitas untuk mendukung investasi dalam pembangunan dan pengoperasian proyek KPBU, termasuk menyediakan dana pendukung di dalam APBN.

III. PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR PUPR DENGAN SKEMA KPBU

A. Dokumen Perencanaan

1. Arah Kebijakan KPBU

Penyediaan infrastruktur yang efektif, efisien, dan berkelanjutan merupakan salah satu faktor

pendorong pertumbuhan dan pemerataan perekonomian jika dilaksanakan melalui kompetisi

secara terbuka, adil, dan akuntabel. Untuk itu, pemerintah akan mengurangi perannya

sebagai penyedia keseluruhan layanan infrastruktur, yaitu menjadi sebagai fasilitator atau

enabler sarana dan prasarana yang sudah dapat dilakukan melalui peran serta masyarakat

(termasuk badan usaha swasta). Perubahan peran tersebut diwujudkan melalui perubahan

peraturan perundang-undangan, baik sektor maupun lintas sektor dengan membuka peluang

penyediaan infrastruktur melalui skema KPBU.

Page 59: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 59

2. Strategi KPBU

a. Membentuk jejaring dan meningkatkan kapasitas untuk mendorong perencanaan dan persiapan proyek

KPBU, melakukan promosi KPBU, peningkatan kapasitas dalam pengembangan, dan memantau pelaksanaan

KPBU;

b. membentuk fasilitas-fasilitas yang mendorong pelaksanaan proyek KPBU, seperti: fasilitasi dalam

penyediaan tanah dan pendanaan seperti infrastructure funds dan guarantee funds;

c. mendorong terbentuknya regulator ekonomi sektoral yang adil dalam mewakili kepentingan pemerintah,

badan usaha, dan konsumen;

d. memfasilitasi penyelesaian sengketa pelaksanaan proyek KPBU secara efisien dan mengikat

e. mempersiapkan proyek KPBU yang akan ditawarkan secara matang melalui proses perencanaan yang

transparan dan akuntabel;

f. memberi jaminan adanya sistem seleksi dan kompetisi yang adil, transparan, dan akuntabel;

g. meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana daerah melalui peningkatan pengeluaran pemerintah daerah

yang didukung oleh kerangka insentif yang lebih baik.

Page 60: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 60

Optimalisasi terhadap sumber-sumber pembiayaan pembangunan infrastruktur PUPR yang terpadu dengan pengembangan wilayah

yang sudah ada;

Pengembangan potensi baru pembiayaan/investasi pembangunan

infrastruktur PUPR yang terpadu dengan pengembangan wilayah seperti skema

Kerjasama Pemerintah Badan Usaha/Public Private Partnership (KPBU/PPP) dan dsb.

3. Arah Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur PUPRKebijakan pembiayaan dalam kerangka pendanaan pembangunan infrastruktur PUPR yang terpadu dengan

pengembangan wilayah sebagai berikut:

4. Strategi, Program dan Kegiatan Renstra PUPR

• Infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat diperlukan dukungan kerangka pendanaan yang

maksimal.

• Perhitungan pendanaan memperhatikan antara lain:

1) Alokasi pendanaan Program adalah penjumlahan dari alokasi pendanaan kegiatan;

2) Alokasi pendanaan Kegiatan merupakan penjumlahan dari alokasi pendanaan Output; dan

3) Alokasi pendanaan Output merupakan hasil proyeksi berdasarkan volume target.

Page 61: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 61

B. Urusan Pemerintah Bidang PUPR

1. Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang PUPR (Dasar Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014)

dengan Skema KPBU

BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH

KABUPATEN/KOTA

pengelolaan Sumber Daya

Air (SDA) a.l. :

• Saluran Pembawa Air

Baku; dan atau

• Jaringan Irigasi dan

Prasarana Penampung

air beserta bangunan

pelengkapnya a.l.:

Waduk,

Bendungan, dan

Bendung.

a. Pengelolaan SDA dan

bangunan pengaman pantai

pada wilayah sungai lintas

Daerah provinsi, wilayah

sungai lintas negara, dan

wilayah sungai strategis

nasional.

b. Pengembangan dan

pengelolaan sistem irigasi

primer dan sekunder pada

daerah irigasi yang luasnya

lebih dari 3000 ha, daerah

irigasi lintas Daerah provinsi,

daerah irigasi lintas negara,

dan daerah irigasi strategis

a. Pengelolaan SDA

dan bangunan

pengaman pantai

pada wilayah sungai

lintas Daerah

kabupaten/kota.

b. Pengembangan dan

pengelolaan sistem

irigasi primer dan

sekunder pada

daerah irigasi yang

luasnya 1000 ha -

3000 ha, dan daerah

irigasi lintas Daerah

kabupaten/kota.

a. Pengelolaan SDA dan

bangunan pengaman

pantai pada wilayah

sungai dalam 1 (satu)

Daerah

kabupaten/kota.

b. Pengembangan dan

pengelolaan sistem

irigasi primer dan

sekunder pada daerah

irigasi yang luasnya

kurang dari 1000 ha

dalam 1 (satu) Daerah

kabupaten/kota.

Penyelenggaraan jalan

(infrastruktur jalan) a.l.:

• Jalan arteri, jalan

kolektor, dan jalan

lokal;

• Jalan Tol

• Jembatan

• Penyelenggaraan jalan

secara umum &

penyelenggaraan jalan

nasional.

• Penyelenggaraan jalan tol

Penyelenggaraan jalan

provinsi.

Penyelenggaraan jalan

Kabupaten/kota.

Page 62: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 62

BIDANG PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH

KABUPATEN/KOTA

Penyediaan perumahan a.l.:

• Perumahan Rakyat utk MBR;

• Rusun Sederhana Sewa

Penyediaan rumah bagi

masyarakat berpenghasilan

rendah (MBR) termasuk

Rusun Sederhana Sewa

Penyediaan rumah

bagi masyarakat

terkena dampak

bencana

Penyediaan rumah

bagi masyarakat

terkena dampak

bencana

Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

a.l.:

• Unit air baku

• Unit Produksi

• Unit Distribusi

Pengelolaan dan

pengembangan SPAM

lintas Provinsi, & SPAM

untuk kepentingan strategis

nasional.

Pengelolaan dan

pengembangan SPAM

lintas kabupaten/kota.

Pengelolaan dan

pengembangan

SPAM dalam satu

kabupaten/ kota

Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL):

• Terpusat a.l.: unit pelayanan,

pengumpulan, pengolahan,

pembuangan akhir, saluran

pembuangan air dan sanitasi.

• Setempat a.l: unit pengolahan,

pengangkutan, pengolahan

lumpur tinja, pembuangan akhir,

saluran pembuangan air &

sanitasi.

Pengelolaan dan

pengembangan sistem

pengelolaan air limbah

domestik lintas Daerah

provinsi, dan sistem

pengelolaan air limbah

domestik untuk kepentingan

strategis nasional.

Pengelolaan dan

pengembangan sistem

air limbah domestik

regional (antar

kabupaten/kota).

Pengelolaan dan

pengembangan

sistem air limbah

domestik dalam satu

kabupaten/kota.

Page 63: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 63

Pengelolaan Sumber Daya Air;

Penyelenggaraan Jalan (Termasuk Jalan Tol);

Penyediaan Perumahan Dan Pengembangan Kawasan Permukiman;

Sistem Penyediaan Air Minum; dan

Sistem Pengelolaan Air Limbah dan Drainase Lingkungan Serta Persampahan.

2. Lingkup KPBU Infrastruktur PUPR

Mengacu pada Pasal 3 Perpres No. 15 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,

penyediaan infrastruktur sesuai dengan lingkup fungsi Kementerian Pekerjaan Umum meliputi:

Page 64: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 64

IV. TANTANGAN DAN HAMBATAN ISU STRATEGIS DAN SOLUSI PELAKSANAAN

KPBU

A. Faktor Kunci Keberhasilan Skema KPBU

Investasi KPBU memerlukan suatu tahap kajian kelayakan yang harus dilakukan secara baik dan

benar. Keberhasilan penyerapan proyek-proyek infrastruktur yang ditawarkan sangat tergantung pada

berbagai faktor di setiap tahapan pelaksanaan proyek KPBU baik solicited maupun unsolicited.

Studi kelayakan proyek kerjasama yang dipersyaratkan dalam Permen PPN/Kepala Bappenas Nomor

4 Tahun 2015 mencakup komponen kajian hukum, teknis, ekonomi dan keuangan, sosial dan

lingkungan, risiko, dukungan dan jaminan serta bentuk kerjasama proyek. Kajian ini dapat

dilaksanakan dengan melibatkan konsultan yang andal dan berpengalaman serta berkoordinasi

dengan seluruh stakeholder pada proyek tersebut sehingga mengahasilkan kajian studi kelayakan

yang menggambarkan secara jelas terhadap proyek kerjasama tersebut. Dalam hal, kajian studi

kelayakan menyatakan proyek tidak layak secara finansial maka perlu adanya dukungan pemerintah

baik secara fiskal maupun non fiskal.

Page 65: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 65

Penyiapan Proyek kurang memadai;

Kerangka kebijakan yang belum sinkron;

Investor (lokal) tidak memiliki kecukupan ekuitas;

Kurangnya pemahaman terhadap proses KPBU;

Beberapa aspek KPBU belum diatur;

Kurangnya dukungan dan jaminan Pemerintah.

B. Permasalahan Pelaksanaan KPBU

Page 66: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 66

Belum tersedianya dukungan dan jaminan pemerintah atau pemerintah daerah (direct dancontingent). Dukungan dan jaminan tersebut sangat berpengaruh terhadap keinginan investorberpartisipasi dalam transaksi KPBU di Indonesia.

Pada umumnya penanggung jawab kerjasama memiliki kapasitas kelembagaan dan kemampuanyang kurang memadai dalam melaksanakan proyek KPBU, terutama dalam proses penyiapan danproses transaksinya.

Lambatnya proses pembebasan lahan. Pembebasan lahan juga merupakan salah satu faktor kritisdalam implementasi proyek KPBU.

Masih terdapat tumpang tindih peraturan – baik itu secara sektoral, maupun lintas sektor, maupunantara pusat dan daerah yang menyebabkan ketidakharmonisan dalam pelaksanaan proyekKPBU.

C. Permasalahan dalam Pengembangan Proyek KPBU

Page 67: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 67

D. Hambatan Pelaksanaan KPBU di Indonesia

Penyiapan Proyek KPBU:

Jumlah dana masih terbatas; Konsep penyiapan proyek KPBU masih belumdipahami dengan benar oleh PJPK;

Dukungan Pemerintah:

Dukungan Tanah dan Dukungan dalam Bentuk Fiskal termasuk sebagiankonstruksi;

Fasilitas Pembiayaan Proyek KPBU:

Terbatasnya fasilitas pembiayaan oleh PT Indonesia Infrastructure Finance danmasih kurangnya minat pembiayaan oleh bank domestik;

Kelembagaan:

Ketidakpastian dalam menetapkan instansi PJPK yang diakibatkan olehkurangnya kapasitas instansi PJPK dan adanya perubahan peraturan;

Perizinan:

Tersebarnya proses perizinan di berbagai instansi dalam pengembangan danpelaksanaan proyek KPBU;

Kepastian Waktu:

Investor kerap merasakan proses pelaksanaan proyek selain harus melaluibanyak tahap juga tidak ada kepastian jangka waktu untuk memproses setiaplangkah pelaksanaan proyek KPBU.

Page 68: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 68

E. Solusi Pelaksanaan KPBU

▪ Mengidentifikasi proyek-proyek prioritas yang memenuhi

syarat untuk proyek PPP

▪ Menentukan KPI untuk manajemen BUMN utama padapromosi PPP dan pengembangan proyek-proyek infrastruktur

▪ Mengembangkan pencapaian target profesional ke

sumberdaya global pembiayaan institusional

▪ Melibatkan sektor swasta dan pengalaman membentukkesepakatan dalam proses persiapan proyek PPP

▪ Mempercepat implementasi reformasi “land acquisition”

Isu-isu Tindakan yang diperlukan

Proyek-Proyek

'investor-ready'

▪ Proyek-proyek belum terstrukturdengan baik bagi para investor swasta

▪ Lemahnya komunikasi dengan investorpotensial

▪ Proyek-proyek investor ready seringkalidilaksanakan oleh K/L sendiri

▪ Ketidakjelasan status tanah

Ke-ekonomi-an Proyek yang

Kurang Menarik

▪ Pemerintah Indonesia kurang berinvestasipada KPBU

▪ Subsidi menyimpangkan pasar dan

mengurangi minat investasi

▪ Akses investor yang kurang jelas kepadapembiayaan Guarantee Fund dan dukunganuntuk pembebasan lahan

▪ Lemahnya keterkaitan proses penentuantarif dengan biaya operasional proyek yangaktual

▪ Mengurangi biaya dengan mengefektifkanbirokrasi proses persetujuan

▪ Benchmark kontribusi Pemerintah Indonesiapada proyek-proyek PPP dengan yang terjadipada pemerintah negara-negara lain

▪ Memperoleh dukungan DPR untuk ketentuan

penyesuaian tarif otomatis

Kelembagaan

▪ Terlalu banyak pihak dengan tanggung-jawab

dan mandat yang tumpang tindih

▪ Tidak sinkron antara prioritas Pusat danDaerah

▪ Permasalahan transparansi danperlindungan hukum

▪ Menyederhanakan proses PPP dengan menunjuk satulembaga sebagai pengelola para investor PPP

▪ Memperjelas tanggung jawab dan kewenangan antarinstitusi dan antara pusat / daerah untuk proyek-proyekPPP

▪ Membentuk fungsi pengawasan untuk mengatasi

keterlambatan dalam proyek

Sumber: KADIN Roadmap; wawancara

Page 69: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 69

V. TIPOLOGI PEMBIAYAAN, POLA PEMBIAYAAN, SKEMA DUKUNGAN DAN JAMINAN

KPBU BIDANG PUPR

A. Tipologi Pembiayaan Skema KPBU

1. Tipologi Pembiayaan KPBU Berdasarkan Kelayakan Finansialnya

KELAYAKAN PROYEK

SUMBER PENDANAAN POLA KERJASAMA SKEMA PENDANAAN

LAYAK SECARA EKONOMI TETAPI

TIDAK LAYAK SECARA

FINANSIAL

BADAN USAHA

PENGADAAN BARANG DAN JASA APBN

PENUGASAN BUMN

1. PMN

2. CADANGAN KAS & KASOPERASIONAL

3. SURAT HUTANG &OBLIGASI PERUSAHAAN

PEMERINTAH

4. PINJAMAN LANGSUNGBUMN/D

PENGADAAN BADAN USAHA (PERPRES 38/2015)

AVAILABILITY PAYMENT

LAYAK SECARA EKONOMI DAN

FINANSIAL MARJNINAL

BADAN USAHA

KPBU DENGAN DUKUNGAN PEMERINTAH

1. VIABILITY GAP FUND(VGF)

PEMERINTAH BADAN USAHA

2. SEBAGIAN KONSTRUKSI

3. BENTUK LAINNYASEPANJANG TIDAKBERTENTANGANDENGAN ATURAN YANGBERLAKU

LAYAK SECARA EKONOMI DAN

FINANSIAL

BADAN USAHA KPBU MURNI BADAN USAHA

BADAN USAHA

Page 70: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 70

B. Pola Pembiayaan, Financial Close & Pengembalian Investasi

1. Pola Pembiayaan Proyek KPBU Solicited

BADAN PENYIAPAN

• Konsultan (PT)• Lembaga

Keuangan

PROYEK KPBU

(SOLICITED)

RP Murni

PHLN

RETURNED FEE: • Biaya penyiapan

• Biaya Transaksi

SUCCESS FEE

BADAN USAHA PELAKSANA

(BUP)

RP Murni

PHLN

EQUITY

LOAN

RP Murni

TAHAPAN KPBU

• Perencanaan• Penyiapan• Transaksi• Manajemen

Perjanjian

TAHAPAN KONSTRUKSI

& OM • CAPEX (Capital

Expenditure)• OPEX

(operationalExpenditure)

• Keuntungan

(profit)

DUKUNGAN PEMERINTAH Untuk CAPEX

• Pengadaan Tanah• Sebagian

Konstruksi• VGF (Viability Gap

Fund)

DUKUNGAN PEMERINTAH untuk OPEX

• Subsidi Operasional

Dibayar oleh

BUP

pemenang

lelang

(bagian dari

CAPEX)

PENGEMBALIAN INVESTASI:

APBN

Sumber : Olahan Penulis

Page 71: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 71

2. Pola Pembiayaan Proyek KPBU Unsolicited

PROYEK KPBU

(UNSOLICITED)

TAHAPAN KONSTRUKSI

& OM • CAPEX (Capital

Expenditure)• OPEX

(operationalExpenditure)

• Keuntungan

(profit)

BADAN USAHA PELAKSANA

(BUP)

EQUITY

LOAN

Pengembalian

Investasi

• Review danEvaluasi PraFS dan FS

• Transaksi• Manajemen

Perjanjian

APBN

RP Murni

PHLN

Penyiapan Proyek berupa : • Penyusunan

Pra FS• Penyusunan

FS

HAK Pemrakarsa:

a.10 % bonus point,

b.Right to Match,

c.Pembelian prakarsa KPBU

oleh Pemerintah atau

pemenang lelang

BADAN USAHA

PEMRAKARSA

Sumber : Olahan Penulis

Page 72: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 72

3. Perolehan Pembiayaan dan Skema Pengembalian Investasi

• Perolehan pembiayaan paling lama dalam 12 bulan

dan dapat diperpanjang dari waktu ke waktu dalam

hal kegagalan bukan karena kelalaian badan usaha

pelaksanan

• Perolehan pembiayaan dapat dilakukan secara

bertahap sesuai dengan tahapan proyek.

• Setiap perpanjangan waktu perolehan pembiayaan

diberikan paling lama 6 (enam) bulan

Pengembalian

Investasi

Perolehan Pembiayaan

(Financial Close)

Tarif (user charge)

Bentuk lainnya, misal TOD atau pengelolaan kawasan

Availability Payment

Performance Based Payment (User)

Page 73: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 73

C. Skema Dukungan KPBU

1. Skema Dukungan Pemerintah Untuk Proyek KPBU

Viability Gap Fund (VGF)

Sebagian Konstruksi

Bentuk Lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku

Project Development facility (PDF)

Penjaminan Infrastruktur

Page 74: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 82

VII. KERANGKA KELEMBAGAAN KPBU PUPR

A. Kelembagaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

1. Struktur Kelembagaan KPBU Tingkat Nasional

Kementerian sektor (Kem. PU,

Kemenhub, Kem. ESDM,

Kemenkominfo)

Kementerian

Keuangan

Simpul KPBU/P3 Nodes identifikasi dan penyiapan proyek Monitoring & kontrol kualitas:

-- Screening -- Uji tuntas -- Dokumen tender

-- transaksi & paska proses transaksi

Pusat KPBU/P3CU Analisa kebijakan, pengembangan,

perencanaan dan koordinasi, pemantauan identifikasi proyek yg membthkan dukungan pemerintah, menyelesaikan permasalahan lintas

sektor

PPRF Menyusun Kebijakan Dukungan

Pemerintah

IIGF/ PT.PII

Menilai dukungan pemerintah dan mengelola dukungan pemerintah

Fasilitas Penyiapan

Proyek

(PDF)

Kem. Dalam Negeri

Kem. BUMN

BUMN Pengembangan

proyek Pelaksanaan &

monitoring

proyek

PEMDA Pengembangan

proyek Pelaksanaan &

monitoring

proyek

IIF/ PT.SMI

Land Fund, dll

KPPIP

Sekretariat KPPIP Kemenko Perekonomian,

Bappenas

Fasilitas Proyek

Usulan Proyek

KPBU

Dukungan terhadap Proyek

K/L Pengembangan

proyek Pelaksanaan &

monitoring

proyek

Kem. ATR/BPN

Badan Pemberi Kontrak/GCA

Page 75: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 83

2. Peran dan Fungsi Unit Organisasi Kementerian PUPR dan Stakeholder dalam Penyelenggaraan KPBU

Function Air Limbah Persampahan Air Bersih Jalan &

Jembatan Perumahan

DAM, Saluran Pembawa

Policy & Strategy

Ditjen Cipta Karya

Ditjen Cipta Karya Ditjen Cipta

Karya Ditjen Bina

Marga

Ditjen Penyediaan Perumahan

Ditjen Sumber Daya Air

KPBU Contracting

Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah

PDAM/BUMN/

BUMD

BPJT/Ditjen Bina Marga/

Pemda

Pemda/DJ Investasi

Ditjen Sumber Daya Air

Regulatory

Ditjen Cipta Karya &

Pemerintah Daerah

Ditjen Cipta Karya & Pemerintah

Daerah

Ditjen Cipta Karya &

Pemerintah Daerah

Ditjen Bina Marga

Ditjen Penyediaan Perumahan

Ditjen Sumber Daya Air

Operations BUMD/Swasta/

Konsorsium

BUMD/Swasta/

Konsorsium

BUMD/Swasta/

Konsorsium

BUMD/Swasta/Konsorsium

BUMD/Swasta/Konsorsium

BUMD/Swasta/Konsorsium

Page 76: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 84

B. Organisasi Dalam Pelaksanaan KPBU

Menteri/ Kepala Lembaga/

Kepala Daerah

PANITIA PENGADAAN

TIM KPBU

SIMPUL KPBU

PJPK

Koordinasi

Pembentukan

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Kepala BUMN/ BUMD

• Menteri/Kepala Lembaga adalah pimpinan kementerian/kepala lembaga atau pihak yang didelegasikan untuk bertindak

mewakili kementerian/lembaga berdasarkan peraturan perundang-undangan, yang ruang lingkup, tugas, dan tanggung

jawabnya meliputi sektor infrastruktur.

• Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi, atau bupati/walikota bagi daerah kabupaten/kota atau pihak yang

didelegasikan berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk mewakili kepala daerah bersangkutan

Page 77: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 85

1. Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK)

2. Tugas dan Fungsi PJPK

PJPK merupakan Menteri/Kepala Lembaga/ Kepala Daerah dalam

rangka pelaksanaan KPBU.

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah sebagai PJPK dapat

mendelegasikan kewenangannya kepada pihak yang dapat

mewakili kementerian/ lembaga/ pemerintah daerah yang ruang

lingkup, tugas, dan tanggung jawabnya meliputi sektor infrastruktur

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Direksi Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah

dapat bertindak sebagai PJPK sepanjang diatur dalam peraturan

perundang-undangan sektor.

P J P K

Tugas & Fungsi PJPK:

• Menyusun anggaran untuk tahap pendahuluan, penyiapan, transaksi, &

implementasi

• Membentuk tim KPBU;

• Mengidentifikasi kebutuhan tanah dan aset untuk KPBU, serta menyiapkan

penetapan lokasi dan usulan pemanfaatan BMN/BMD

• Melaksanakan konsultasi publik dan penjajakan minat pasar

• Membentuk panitia lelang dan melaksanakan pengadaan BUP

• Melakukan penandatanganan kontrak dengan BUP terpilih

• Membentuk Simpul KPBU untuk memonitor dan mengevaluasi implementasi

KPBU

P J P K

Page 78: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 86

3. PJPK Untuk Gabungan Infrastruktur

1. KPBU dapat merupakan gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis Infrastruktur.

2. Dalam hal gabungan dari 2 (dua) atau lebih jenis Infrastruktur yang melibatkan lebih dari 1 (satu) PJPK,

Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang memiliki kewenangan terhadap masing-masing sektor

Infrastruktur yang akan dikerjasamakan, bertindak bersama-sama sebagai PJPK.

3. Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah yang memiliki kewenangan menandatangani nota kesepahaman

yang memuat sekurang-kurangnya:

a) kesepakatan pihak yang menjadi koordinator PJPK;

b) kesepakatan pembagian tugas dan tanggung jawab masing-masing PJPK, termasuk hak dan

kewajiban masing masing PJPK dalam perjanjian KPBU;

c) kesepakatan penganggaran dalam rangka tahap penyiapan dan tahap transaksi, termasuk manajemen

KPBU;

d) jangka waktu berlakunya nota kesepahaman; dan

e) jangka waktu pelaksanaan KPBU.

4. Koordinator PJPK bertindak sebagai pihak yang menandatangani perjanjian KPBU dengan Badan Usaha

Pelaksana mewakili PJPK sebagaimana diatur dalam nota kesepahaman.

Page 79: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 87

4. Simpul KPBU

Dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah

Melekat pada unit kerja yang ada atau unit baru di K/L atau Pemda

Tugasnya melaksanakan: melakukan perumusan kebijakan; sinkronisasi;

koordinasi; pengawasan & evaluasi thdp kegiatan KPBU

Dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:

1. TIM KPBU dalam melaksanakan kegiatan tahapan penyiapan & Transaksi

2. Panitia Pengadaan dalam melaksanakan kegiatan pengadaan Badan Penyiapan dan Badan Usaha Pelaksana

Dibentuk oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah

SIMPUL

KPBU

Page 80: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 88

Tim KPBU memiliki peran dan tanggung jawab untuk:

a) melakukan kegiatan tahap penyiapan KPBU meliputi, kajian awal Prastudi Kelayakan

dan kajian akhir Prastudi Kelayakan;

b) melakukan kegiatan tahap transaksi KPBU hingga tercapainya pemenuhan pembiayaan

(financial close), kecuali kegiatan

c) pengadaan Badan Usaha Pelaksana;

d) menyampaikan pelaporan kepada PJPK secara berkala melalui Simpul KPBU; dan

e) melakukan koordinasi dengan Simpul KPBU dalam pelaksanaan tugasnya.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim KPBU berkoordinasi dgn Simpul KPBU dan Panitia Pengadaan

Dalam melaksanakan penyiapan proyek dapat dibantu oleh Badan Penyiapan atau Konsultan

Dibentuk oleh PJPK

TIM KPBU

5. Tim KPBU

Page 81: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 89

6. Panitia Pengadaan

Panita Pengadaan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mempersiapkan melaksanakan proses Pengadaan Badan Usaha setelah menyelesaikan Dokumen Prastudi Kelayakan, mulai dari proses prakualifikasi, pengadaan, penyiapan dan pemasukan penawaran, evaluasi dan penetapan pemenang, serta finalisasi pengadaan dengan ditandatanganinya perjanjian KPBU.

Dalam melaksanakan penyiapan proyek dapat dibantu oleh Badan Penyiapan atau Konsultan

Dalam pelaksanaan tugasnya, Tim KPBU berkoordinasi dgn Simpul KPBU dan Tim KPBU

Dibentuk oleh PJPK

PANITIA PENGADAAN

Ketentuan Panitia Pengadaan:

1. Minimal 5 (lima) orang ,dapat ditambah sesuai kebutuhan;

2. Berasal dari personil instansi sendiri, instansi terkait dan dapat berasal dari personil Unit

Layanan Pengadaan (ULP) setempat;

3. Dalam hal direksi BUMN/BUMD sebagai PJPK, berasal dari personil BUMN/BUMD tersebut;

4. Panitia Pengadaan terdiri dari anggota yang memahami tentang: a) prosedur Pengadaan;

b) prosedur KPBU; c) ruang lingkup pekerjaan proyek kerjasama; d) hukum perjanjian dan

ketentuan perundang-undangan sektor bersangkutan; e) aspek teknis terkait dengan proyek

kerjasama; dan f) aspek bisnis dan finansial terkait dengan proyek kerjasama.

5. Dilarang memiliki hubungan afiliasi dengan anggota lainnya dan/atau dengan PJPK

dan/atau Peserta dalam Pengadaan Proyek KPBU yang sama; dan

6. Menandatangani Pakta Integritas.

Page 82: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 90

7. Para Pihak KPBU Lainnya

No Lembaga Peran

1 Kementerian Sektoral Berperan dalam mengatur kebijakan di sektor, termasuk penyusunan rencana induk

nasional, dan penerbitan perizinan sesuai dengan kewenangannya.

2 Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Berperan untuk melakukan penyusunan Daftar Rencana KPBU (screening) dan penilaian

(assesment) terhadap proyek-proyek berdasarkan dokumen pendukung. Selain itu, pada

tahap penyiapan dan transaksi, BAPPENAS berperan untuk mengawasi setiap proses

pada kedua tahap tersebut.

3 Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian/Komite Percepatan

Penyediaan Infrastruktur (KPPIP)

Kemenko Perekonomian melalui KPPIP memiliki peran dalam tahap perencanaan dalam

kaitannya penetapan penyediaan infrastruktur berdasarkan penetapan daftar rencana

KPBU (PPP Book).

4 Kementerian Keuangan Memberikan dukungan pemerintah, serta memberikan fasilitas dalam rangka penyiapan

dan pelaksanaan transaksi KPBU.

5 Kementerian Agraria dan Tata

Ruang/Badan Pertanahan Nasional

(BPN)

Berperan dalam pelaksanaan proyek KPBU yang berkaitan dengan pertanahan.

6 Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM)

Penerbitan izin-izin yang terkait dengan proyek yang telah di delegasikan kepada BKPM.

7 Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)

Pelaksanaan pengadaan Badan Usaha Pelaksana KPBU harus sesuai dengan peraturan

yang dibentuk oleh LKPP.

8 Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur

(BUPI) / PT Penjaminan Infrastruktur

Indonesia (PT PII)

Badan Usaha yang dibentuk untuk memberikan Jaminan Pemerintah berupa Penjaminan

Infrastruktur kepada proyek KPBU.

Page 83: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 91

VIII. TATA KELOLA PROGRAM KPBU BIDANG PUPR

(STUDI KASUS KEBERHASILAN DAN HAMBATAN)

A. Perencanaan Dan Penganggaran

1. Alur Perencanaan dan Penganggaran

Page 84: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 92

2. Bagan Alur Proses Perencanaan Identifikasi Proyek KPBU

Kemenkeu &

UPR

Daftar Proyek Sektor Publik

Daftar Proyek KPS Sub Sektor

dari saringan

awal oleh AMK

Daftar Proyek KPBU Sektor dari saringan sektor

oleh AMK

Instansi Pemberi

Kontrak

Kementerian Sektor & Simpul

KPBU

KPPIP &

Pusat KPBU

CAKUPAN SUB

SEKTOR

CAKUPAN

SEKTOR

CAKUPAN

NASIONAL

APBN Nas

(1 tahun)

APBN K/L (1 tahun)

Renstra K/L

(5 tahun)

Renja K/L (1 tahun)

RPJM Nas (5 tahun)

RKP Nas (1 tahun)

RPJP

(20 tahun)

Daftar

Panjang Proyek

Prasarana

Bappenas Kementerian

Sektor

Page 85: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 93

3. Proses Identifikasi Proyek KPBU pada Tingkat Nasional/Sektor

Kementerian Keuangan &

Unit Pengelola Risiko

Daftar Proyek Sektor Publik

(APBN)

Daftar Proyek KPBU Subsektor setelah

melalui penyaringan awal menggunakan

AMK

Kementerian mengajukan proyek

KPS sektor

Pengadaan Badan

Usaha

Persiapan Pelaksanaan

Proyek KPBU

Pelaksanaan & Pengelolaan

Kontrak

Daftar Proyek KPBU Sektor setelah melalui

penyaringan lingkup sektor menggunakan AMK

Melaksanakan Kajian

Kelayakan *

Kaji Ulang Anggaran (pasca persetujuan

KPPIP/ Kemenkeu) Dukungan pemerintah

tersedia

Memerlukan tambahan kajian

bagi kesiapan

proyek

Dukungan pemerintah

diperlukan

Instansi Pemberi Kontrak

Kementerian Terkait &

Simpul P3

KKPPI & Pusat P3

Non KPBU

Catatan:

KPBU : Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha rute utama; rute pilihan AMK : Analisa Multi Kriteria

Prioritas KPS sub-sektor

Prioritas KPBU sektor

Non KPBU

Daftar proyek KPBU nasional setelah

melalui penyaringan lingkup nasional

menggunakan AMK

Dukungan pemerintah

belum tersedia

Lingkup

subsektor

LingkupSub

Sektor

Lingkup

Nasional

Dukungan pemerintah

tidak diperlukan

Laporan Laporan

Laporan Laporan

Dukungan pemerintah dianggap tidak cocok

untuk proyek KPBU ini

Laporan ke Kementerian

Untuk proyek KPBU yang memerlukan dukungan pemerintah, harus dilakukan studi kelayakan penuh.

Page 86: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 94

4. Proses Identifikasi Proyek KPBU pada Tingkat Daerah

Kementerian Keuangan & Unit Pengelola

Resiko

Daftar Proyek Sektor Publik

(APBD)

Daftar Proyek KPBU

Daerah setelah melalui penyaringan awal

menggunakan AMK

Daftar proyek KPBU Daerah setelah

melalui penyaringan akhir dengan AMK

Pengadaan Badan Usaha

Persiapan Pelaksanaan

Proyek KPBU

Pelaksanaan & Pengelolaan

Kontrak Melaksanakan Kajian

Kelayakan *

Kaji Ulang Anggaran (pasca persetujuan

KPPIP) Dukungan pemerintah

tersedia

Perlu tambahan kajian bagi

kesiapan proyek

Dukungan pemerintah diperlukan

Pemegang

Kewenangan (untuk melakukan

kontrak)

Pemerintah Daerah &

Simpul KPBU

KPPIP & Pusat KPBU

Non

KPBU

Prioritas KPBU Daerah

Penyaringan lingkup nasional

menggunakan AMK

Dukungan pemerintah

belum tersedia

LIN

GK

UP

DA

ER

AH

LIN

GK

UP

NA

SIO

NA

L

Dukungan pemerintah

tidak diperlukan

Laporan Laporan

Laporan untuk Proyek dg dukungan

Pusat

Dukungan pemerintah dianggap tidak cocok

untuk proyek KPBU ini

Laporan ke Kepala Daerah

Daftar Usulan Proyek KPBU Daerah per

sektor

Proyek KPBU yg memerlukan dukungan Pusat

Laporan untuk Proyek dg dukungan

Pusat

Catatan:

KPBU : Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha rute utama; rute pilihan AMK : Analisa Multi Kriteria

Untuk proyek KPBU yang memerlukan dukungan pemerintah, harus dilakukan studi kelayakan penuh.

Page 87: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 95

SOLICITED PROJECT

Prakarsa dari Pemerintah

Penyiapan proyek dilakukan oleh Pemerintah (Pra FS)

Dukungan Pemerintah (fiskal dan non fiskal)

Jaminan Pemerintah

UNSOLICITED PROJECT

Prakarsa dari Badan Usaha

Penyiapan proyek dilakukan oleh Badan Usaha (FS)

Dukungan Pemerintah non fiskal

Jaminan Pemerintah

B. Pemrakarsa Proyek KPBU

1. Solicited dan Unsolicited

Page 88: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 96

PerencanaanProyek Kerjasama

Penyiapan Proyek

Kerjasama

Transaksi Proyek Kerjasama

2. Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama Solicited Project

Dilaksanakan Oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah

Selaku PENANGGUNG JAWAB PROYEK KERJASAMA (PJPK)

Identifikasi dan

Pemilihan

Penyiapan Kajian Awal

PraStudi Kelayakan

Dokumen

Outline Business

Case

1. Penyelesaian

Kajian Akhir

Pra-SK (Final

Business

Case)

2. Rancangan

Rencana

Pengadaan

Dokumen Prastudi

Kelayakan

Perencanaa

n MPPK:

•Pembentukan

Unit

Manajemen

•Penyusunan

Rencana

Kerja

1. Perencanaan

Pengadaan

2. Pelaksanaan

Pengadaan

3. Penandatang

anan

Perjanjian

Kerjasama Dokumen Perjanjian Kerjasama

Dokumen Perjanjian

Penjaminan

Dokumen Perjanjian Regress

Penetapan Prioritas

Dokumen

Studi Pendahuluan

Penyiapan Kajian

Kesiapan Dokumen Penyiapan

Proyek Kerjasama

Pelaksanaan

MPPK

• Tahap Pra-

Konstruksi

• Tahap

Konstruksi

• Tahap

Operasi •

Manajemen Pelaksanaan

Perjanjian Kerjasama (MPPK)

Page 89: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 97

3. Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama Unsolicited Project

Badan Usaha Mengajukan Minat Terhadap Usulan Proyek

Membalas Surat Persetujuan Membuat Dokumen Pra-FS

Persetujuan Melanjutkan Pembuatan Dokumen FS

Penetapan Nilai Kompensasi

Penetapan Sebagai Pemrakarsa dan Penawaran Bentuk

Kompensasi

Penyempurnaan Substansi Dokumen Pra FS

Evaluasi Terhadap Substansi FS dan Kelengkapannya

Pemilihan Bentuk Kompensasi

Tim Independen

1

8

2

6 5

Tender

Mereview Kesesuaian Kriteria Unsolicited dan Substansi

Dokumen Pra-FS

4 Mengajukan Dokumen Pra FS

Tidak termasuk dalam rencana induk

pada sektor yang bersangkutan

Kesesuaian lokasi proyek dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah

Terintegrasikan secara teknis dengan

rencana induk pada sektor yang

bersangkutan

Keterkaitan antar sektor infrastruktur dan

antar wilayah

Layak secara ekonomi dan finansial

Tidak memerlukan Dukungan Pemerintah

yang berupa kontribusi fiskal dalam

bentuk finansial Mengajukan Dokumen FS dan Kelengkapannya

Menyempurnakan Dokumen FS dan Kelengkapannya

3

10 9

7

11 12

13

Rencana bentuk kerjasama

Rencana pembiayaan proyek dan sumber dana

Rencana penawaran kerjasama mencakup jadwal, proses dan cara penilaian

Legenda:

PEMERINTAH

BADAN USAHA

Page 90: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 98

C. Tahapan Proyek KPBU

Tahapan Pelaksanaan Proyek Kerjasama:

• Rencana PengadaanBadan Usaha

• PelaksanaanPengadaan BU

• PenyiapanPenandatangananPerjanjian Kerjasama

PERAN SERTA INSTANSI / LEMBAGA

Penanggung Jawab Proyek Kerjasama

(PJPK)/BAPPENAS

PJPK, KPPIP, PPRF, BUPI, BKPM,

BAPPENAS, BPN

PJPK, PPRF, BUPI, BKPM, BAPPENAS, KLH

PJPK, KPPIP, BKPM, BAPPENAS, Kementerian Keuangan (PPRF), BUPI, BPN,

KLH

Kajian Kesiapan Proyek

Kerjasama

PROSES PENGADAAN TANAH

Konsultasi Publik:

Penyebarluasan Informasi

Konsultasi Publik:

Interaksi Konsultatif

Konsultasi Publik:

Penjajakan Minat Pasar

Proses Permohonan Kebutuhan Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan

Pemerintah

Penyelesaian Prastudi

Kelayakan

Kajian Awal

Prastudi Kelayakan

Proyek

Kerjasama

Output: Dokumen Penyiapan

Proyek Kerjasama

Identifikasi dan

Pemilihan Proyek

Kerjasama

Konfirmasi/ Persetujuan Pemberian Dukungan

Pemerintah dan/atau Jaminan

Pemerintah

Output: Daftar Prioritas Proyek

Dokumen Studi Pendahuluan

Output: Dokumen Perjanjian

Kerjasama Dokumen Pejaminan &

Dokumen Regress

Perencanaan

Manajemen

Pelaksanaan

Perjanjian

Kerjasama

Output: Perolehan

Pembiayaan; Kontrak EPC;

Kontrak Operasi

Output Dokumen Prastudi

Kelayakan

Penetapan Prioritas

Manajemen

Pelaksanaan

Perjanjian

Kerjasama

Output: Laporan Berkala

Pelaksanaan Manajemen PK

TAHAP I: PERENCANAAN PROYEK

KERJASAMA

TAHAP II: PENYIAPAN

PROYEK KERJASAMA

TAHAP III: TRANSAKSI PROYEK KERJASAMA

TAHAP IV: MANAJEMEN PELAKSANAAN

PROYEK KERJASAMA

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP / PJPK

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP/BU

Proses alokasi, pencairan, pengawasan & pemantauan

Pemberian Dukungan Pemerintah dan/atau pemantauan & evaluasi

pelaksanaan Perjanjian Penjaminan & Perjanjian Regress

Page 91: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 99

1. Tahap 1: Perencanaan Proyek Kerjasama

1. Latar belakang Proyek Kerjasama

2. Deskripsi Proyek Kerjasama, yang

mencakup sekurangnya landasan

hukum, kondisi Proyek Kerjasama saat

ini, dan permasalahan, kebutuhan

infrastruktur

3. Manfaat Proyek Kerjasama,yang

mencakup sekurangnya konsep Proyek

Kerjasama, potensi untiuk

dikerjasamakan, layak teknis, layak

ekonomis, potensi dan hambatan

lingkungan, hasil konsultasi publik,

serta kebutuhan manajemen proyek

4. Lingkup pekerjaan dan metode

pemilihan pengadaan.

5. identifikasi perkiraan lokasi dan

kebutuhan luas tanah.

1. Analisis Kebutuhan

a. Termasuk dalam rencana dan program pembangunan Pemerintah

b. Memiliki dasar pemikiran teknis & ekonomi

c. mendapat dukungan dari pemangku kepentingan

2. Kriteria Kepatuhan : a. Kesesuaian dengan RPJM

Nasional/ daerah & rencana strategis sektor infrastruktur

b. Kesesuaian lokasi dengan RTRW c. keterkaitan antar sektor infrastruktur

dan antar wilayah 3. Kriteria Faktor Penentu Manfaat Keterlibatan

Swasta a. Investasi modal besar yang

memerlukan pengelolaan resiko b. Swasta memiliki keahlian dalam

pelaksanaan yang dapat memberikan nilai manfaat uang

c. Pelayanan yang memungkinkan diswastakan agar efektif, pemerataan, dan akuntabilitas dpt terjamin selama periode proyek

d. Teknologi dan aspek lain pada sektor terkait relatif stabil dan tidak rentan terhadap perubahan

e. Terdapat insentif yang kuat untuk sektor swasta

1. Penyaringan menggunakan metode Analisis

Multi Kriteria: a. kejelasan deskripsi Proyek Kerjasama; b. hambatan untuk memperoleh akses

terhadap sumber daya utama bagi pelaksanaan Proyek Kerjasama;

c. kejelasan hasil keluaran Proyek Kerjasama;

d. dampak sosial dan lingkungan yang mampu untuk dikelola dan dikendalikan;

e. potensi permintaan yang berkelanjutan; f. potensi kemudahan pengadaan tanah

dan pemukiman kembali; g. tingkat kemampuan pemerintah untuk

memberikan dukungan pemerintah; h. kesiapan aspek kelembagaan; dan i. Proyek Kerjasama masuk dalam prioritas

strategis dan/atau perencanaan pemerintah.

2. Dari hasil evaluasi Dokumen Studi Pendahuluan, Proyek Kerjasama dinyatakan tidak memenuhi persyaratan sebagai prioritas proyek yang akan dikerjasamakan apabila tidak memenuhi ketentuan berdasarkan analisis kebutuhan, kriteria kepatuhan, kriteria faktor penentu manfaat keterlibatan badan usaha serta mendapat skor yang rendah dalam penetapan prioritas yang dilakukan melalui AMK.

3. Proyek Kerjasama yang memenuhi persyaratan sebagai prioritas proyek yang akan dikerjasamakan dimasukkan dalam Daftar Prioritas Proyek.

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN PROYEK KERJASAMA

PENETAPAN PRIORITAS PROYEK KERJASAMA

DOKUMEN STUDI PENDAHULUAN

Page 92: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 100

2. Tahap 2: Penyiapan Proyek Kerjasama

1. Dokumen Penyiapan ProyekKerjasama terdiri dari :a. Laporan Kajian Awal Prastudi

Kelayakan; danb. Laporan Kesiapan Proyek

Kerjasama.2. Dokumen Penyiapan Proyek

Kerjasama sekurang-kurangnyamenggambarkan mengenai:a. Kelayakan proyek terkait dengan

analisa biaya dan risiko;b. Kelayakan manfaat sosial,

ketertarikan pasar;c. Kebutuhan Dukungan dan/atau

Jaminan Pemerintah; dand. Analisis mengenai dampak

lingkungan dan sosial, sertarencana pengadaan tanah danprogram pemukiman kembali.

1. Kajian Hukum & Kelembagaan

a. Analisis Peraturan perundang undangan

b. Analisis Kelembagaan

2. Kajian Teknis

a. Analisis Teknis

b. Penyiapan Tapak

c. Rancang Bangun Awal

d. Lingkup Proyek Kerjasama

e. Spesifikasi Keluaran

3. Kajian Kelayakan Proyek

a. Analisis Biaya dan Manfaat Sosial

b. Analisis Pasar

c. Analisis Keuangan

d. Analisis Risiko

4. Analisis Struktur Tarif

a. Kajian Lingkungan dan Sosial

b. Kajian lingkungan hidup bagi Proyek yang

wajib AMDAL

c. Kajian lingkungan hidup bagi Proyek wajib

UKL-UPL

d. Analisis Sosial

e. Rencana pengadaan tanah dan pemukiman

kembali

5. Kajian Bentuk Kerjasama dalam Penyediaan

Infrastruktur

6. Kajian Kebutuhan Dukungan dan/atau Jaminan

Pemerintah

1. Kajian kesiapan dilakukan oleh PJPK.2. Kajian Kesiapan sebagaimana dimaksud

pada angka 1 dilakukan dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. persetujuan para pemegang kepentinganmengenai konsep Proyek Kerjasama;

b. permohonan untuk memperolehpersetujuan prinsip Dukungan Pemerintahdan/atau Jaminan Pemerintah, dalam haldiperlukan;

c. Tim Pengelola Proyek Kerjasama telahdibentuk, disahkan dan berfungsi sesuaidengan peran dan tanggungjawab yangtelah ditentukan; dan

d. penyusunan rancangan anggaran sertarencana jadwal pelaksanaan kesiapantapak/tanah, pemukiman kembali, kepatuhan lingkungan hidup serta penyelesaian permasalahan hukum.

3. Dalam hal hasil Kajian Awal PrastudiKelayakan dan Kajian Kesiapan menyatakanbahwa Proyek Kerjasama tersebut layaksecara teknis, ekonomi dan finansial, makaproyek tersebut dilanjutkan ke tahapTransaksi Proyek Kerjasama.

4. Dalam hal hasil Kajian Awal PrastudiKelayakan dan Kajian Kesiapan menyatakanbahwa Proyek Kerjasama tersebut tidaklayak secara teknis, ekonomi dan finansial,maka PJPK dapat mempertimbangkanproyek tersebut sebagai non ProyekKerjasama.

PENYELESAIAN PRA-STUDI KELAYAKAN

PENYIAPAN KESIAPAN DOKUMEN PENYIAPAN PROYEK KERJASAMA

Page 93: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 101

3. Tahap 3: Transaksi Proyek Kerjasama

a. Tahap Transaksi Proyek Kerjasama

1. Dokumen Pra-studi Kelayakan.

2. Dokumen Pelelangan Umum;

3. Dokumen Perjanjian

Kerjasama;

4. Dokumen Perjanjian

Penjaminan; dan

5. Dokumen Perjanjian Regres.

1. Kajian Akhir Prastudi Kelayakan

a. persetujuan pemegang kepentingan mengenai Proyek Kerjasama;

b. pemutakhiran dan konfirmasi Kajian Awal Prastudi Kelayakan;

c. konfirmasi kesiapan Proyek Kerjasama; d. konfirmasi mengenai ketertarikan pasar; e. penetapan struktur tarif; f. konfirmasi mengenai ketersediaan

anggaran untuk pengadaan tanah; dan g. penetapan mekanisme pelaksanaan

Dukungan Pemerintah dan/atau Jaminan Pemerintah serta struktur pembiayaan.

2. Penyiapan rencana Pengadaan Badan Usaha

a. Rancangan rencana pengadaan Badan Usaha

b. Rancangan Ketentuan Perjanjian Kerjasama (term sheets)

3. PJPK mengadakan penjajakan minat pasar untuk memperoleh masukan dan mengetahui minat para calon investor terhadap Proyek Kerjasama yang akan ditawarkan dan membuat daftar calon investor yang diindikasikan berminat pada Proyek Kerjasama.

1. Rencana Pengadaan Badan Usaha (BU)

a. Pembentukan Panitia Pengadaan BU b. Penyusunan jadwal pengadaan BU c. Penjajakan Minat d. Perhitungan HPS e. Penyusunan Dokumen Perjanjian Kerjasama f. Penyusunan Dokumen Pengadaan

2. Pelaksanaan Pengadaan BU a. Pengumuman Prakualifikasi dan pengadaan b. Prakualifikasi c. Penyusunan daftar peserta,penyampaian

undangan & pengambilan dokumen pengadaan

d. Penjelasan Pengadaan e. Penyampaian Dokumen penawaran f. Pembukaan Dokumen penawaran g. Evaluasi Dokumen Penawaran dari BU h. Pembuatan Berita Acara hasil pengadaan. i. Penetapan Pemenang j. penetapan penawar tunggal k. Pengumuman pemenang penetapan penawar

tunggal l. Sanggahan Peserta m. Penerbitan surat penetapan pemegang

penetapan n. Penerbitan surat penetapan penawar tunggal

3. Penyiapan Penanda-tanganan Perjanjian Kerjasama a. Pembentukan BU b. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama

PENYELESAIAN PRA-STUDI KELAYAKAN

PENGADAAN BADAN USAHA DOKUMEN

TRANSAKSI PROYEK KERJASAMA

Page 94: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 102

Penyiapan Dokumen Lelang

(6 minggu)

Pra-Kualifikasi

(12 minggu)

Pelelangan

(16-20 minggu)

Evaluasi dan Penetapan

Pemenang Lelang

(10 minggu)

Finalisasi dan Tandatangan

Perjanjian Kerjasama

(2 minggu)

b. Kerangka Waktu Pelaksanaan Transaksi Proyek KPBU

Total = 30-50 Minggu

Page 95: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 103

c. Negosiasi

Tujuan negosiasi adalah:

Mengidentifikasikan rintangan yang dapat menghambat proyek;

Mengidentifikasikan faktor-faktor yang berubah semenjak RFP

diterbitkan dan semenjak pelelangan dilakukan.

Beberapa isu kunci yang kemungkinan menjadi topik negosiasi

diantaranya:

Tarif

Lahan/tanah

Masa konsesi

Alokasi resiko

Perhitungan biaya modal

Klausul-klausul dalam perjanjian yang bersifat spesifik

Aspek teknis

Spesifikasi output

Page 96: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 104

Mengatur bagaimana pengelolaan proyek dan interaksi antara instansipemberi kontrak dan Badan Usaha pemegang konsesi selama masa konsesi.

Harus dipersiapkan dan disepakati sebelum perjanjian/kontrak KPBUditandatangani.

Memastikan kesesuaian dengan aturan yang berlaku (dalam hal ini Perpres38/2015).

Memastikan penyediaan jasa/layanan berdasar kontrak (contracted services).

Berurusan dengan berbagai kinerja (performance variations).

Memastikan dan menangani Value for Money.

Menangani dan menyelesaikan perselisihan.

Memastikan pemindah-tanganan kepemilikan aset (jika ada).

Mengelola negosiasi kontrak (jika ada)

d. Manajemen Kontrak

Aspek-aspek penting dalam Manajemen Kontrak

Page 97: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 105

4. Tahap 4 : Manajemen Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama (MPPK)

Dokumen-dokumen yang harus disampaikan oleh Badan Usaha kepada PJPK: 1. Pada masa pra konstruksi meliputi:

a. rencana terperinci pelaksanaan Proyek Kerjasama termasuk Rancang Bangun Rinci (Detail Engineering Design);

b. seluruh salinan perjanjian yang telah ditandatangani oleh Badan Usaha dengan pihak ketiga meliputi perjanjian perancangan, penyediaan dan pembangunan (engineering procurement construction contract) atau perjanjian pengoperasian dan pemeliharaan (operation and maintenance contract);

c. laporan administrasi; d. laporan kemajuan pekerjaan, terutama dalam kaitannya dengan

upaya Badan Usaha untuk mencapai perolehan pembiayaan (financial close); dan

e. persetujuan pemutakhiran Izin Lingkungan. 2. Pada masa konstruksi meliputi:

a. laporan administrasi; b. laporan kemajuan pekerjaan (laporan bulanan dan laporan tahunan

dan/atau laporan khusus); c. laporan kinerja (laporan bulanan dan laporan tahunan dan/atau

laporan khusus); dan d. laporan keuangan tahunan.

3. Pada masa operasi meliputi: a. laporan administrasi; b. laporan kinerja (laporan bulanan dan laporan tahunan dan/ atau

laporan khusus); dan c. laporan keuangan tahunan.

4. Pada saat berakhirnya Perjanjian Kerjasama meliputi: a. laporan keuangan tahunan terakhir; b. laporan penilaian aset; c. berita acara pemeriksaan aset; dan

d. berita acara pengalihan aset;

1. Pembentukan unit manajemen

pelaksanaan Perjanjian

Kerjasama.

2. Penyusunan Rencana Kerja

3. Penyusunan rencana

Manajemen

4. Persiapan peningkatan

kapasitas anggota Unit

Manajemen.

1. Prakonstruksi, sejak

penanda tanganan perjanjian

s/d perolehan pembiayaan

(financial close)

2. Konstruksi, sejak dimulai

konstruksi s/d Perjanjian

Kerjasama beroperasi

secara komersial

3. Operasi komersial, sejak

Perjanjian Kerjasama

beroperasi komersial s/d

berakhirnya jangka waktu

kerjasama

4. Berakhirnya Perjanjian

Kerjasama

PERENCANAAN MANAJEMEN PELAKSANAAN PROYEK

KERJASAMA

MANAJEMEN PELAKSANAAN

PROYEK KERJASAMA

DOKUMEN/LAPORAN PELAKSANAAN PROYEK KERJASAMA

Page 98: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 106

D. Bentuk Struktur Proyek KPBU

1. Struktur KPBU – Tipikal Model KPBU

Dukungan atas Pelayanan Umum

PEMERINTAH • Menetapkan Persyaratan

Pengguna Jasa (masyarakat)

KONSORSIUM SPC • Pembangunan fasilitas • Layanan pendukung

Layanan Pembayaran

Pembiayaan Sumber Daya

Ketrampilan

Keahlian (Desain, Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan)

Page 99: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 107

2. Struktur KPBU – Tipikal Stakeholder KPBU untuk sektor Air di Indonesia

Pemerintah Pusat

(Cipta Karya) (BPP SPAM)

Pemerintah Kota/Kabupaten

SPV Guarantor / Bantuan

Pemerintah (PII / RMU)

Penyedia Ekuitas Pendanaan Kontraktor

PDAM

Perjanjian Recourse

Perjanjian KPBU

Jaminan Perjanjian

Kredit Kontrak EPC

Perjanjian Jaminan

Pembeli dan Penjual

Perjanjian Pemegang

Saham

Page 100: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 108

Pemerintah Pusat

• Kerangkaperaturan/kebijakan

• Memberikandukungan teknis

• Memonitor proyek

• Memberikandukunganpendanaan (jikadiperlukan)

Pemerintah Kabupaten/Kota

• Memberikandukungankebijakan/peraturan(mencakup arealayanan)

• Kepastian tarif

• Perencanaan kota(industri)

• Persetujuan anggaranuntuk akuisisi lahan

• Perjanjian recoursedengan PT PII

PDAM

• PeningkatanNRW

• Perluasanimplementasiarea layanan

• Efisiensi biayadalam operasi

• Implementasijaringan distribusi

• Akusisi lahan

• Pekerjaanadministratiflainnya

SPV

• Mendanai proyek

• Membawakeahlian ke dalamproyek

• Operasi danPemeliharaanfasilitas

• Konstruksi

• Perjanjian KPSdenganPemerintahDaerah

PT PII

• MemberikanGaransi kepadainvestor

• PerjanjianResource denganPemerintahKota/Kabupaten

• MemberikandukunganPemerintah dalambentuk ViabilityGap Fund

Dari struktur KPBU Tipikal Stakeholder KPBU untuk Sektor Air Minum di atas terdapat pembagian tanggung jawab masing-

masing stakeholder sebagai berikut:

Page 101: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 109

16

15

14

13 12 11 1

0 9

8 7

6

5

4 2 3

1

BOOSTER PUMP

SUMBER UMBULAN

E. Studi Kasus

1. KPBU SPAM Umbulan

Instansi PJPK Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Pemda Penerima Air

Kab Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab Sidoarjo, Kota Surabaya, Kab Gresik

Peran Swasta Bangun Guna Serah (BOT) Sistem Penyediaan Air Minum (sistem produksi, transmisi dan Meter Induk) Umbulan.

Peran Pemerintah Pembangunan JDU dari Offtake ke Reservoir PDAM

Peran PDAM-PDAM

Pembangunan dan pengelolaan Sistem Distribusi dari Reservoir PDAM s.d. Sambungan Rumah

Nilai Capex Rp. 2,050 Triliun (penawaran BU)

Masa Konstruksi 2 tahun sejak Tgl Efektif

Masa Konsesi 25 tahun sejak COD

Tarif Air Minum Curah

Rp2.370/m3 (PPP Company-PDAB) Rp2.444/m3 (PDAB-PDAM)

VGF yang diajukan Rp 818,01 M (hasil Negosiasi)

IRR Proyek 12 %

Profil Umum dan Struktur Proyek: KPBU SPAM Umbulan

Page 102: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 110

Perjanjian I Konsesi antara PJPK dg Badan

Usaha

PEMERINTAH

Cq. Menkeu. Cq. Men PU

VGF DUKUNGAN PEMB. FISIK

PENYIAPAN PROYEK

PKS

5 PDAM

Kapitalisasi Perjanjian II Penyediaan Air Curah antara PDAB

dg Badan Usaha

Perjanjian Jual Beli Air Curah antara PDAB dan

PDAM

PT PII Perjanjian Penjaminan

Perjanjian Regres

Struktur Proyek

Keterangan: Dalam struktur proyek ini: 1. Perjanjian Konsesi

mengatur hak & kewajiban

PJPK dan Badan Usaha

untuk BOT SPAM Umbulan

tidak termasuk jual beli

2. Kewajiban pembayaran tarif

diatur dalam Perjanjian Jual

Beli Air Minum antara PDAB

dan Badan Usaha

3. Dalam Perjanjian KPS juga

diatur Jaminan PJPK

kepada Badan Usaha atas

gagal bayar PDAB

Page 103: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 111

Milestones & Waktu Penyelesaian

Transaction Stage** Implementation

Stage

Fin

ancia

l Clo

se

Pemerintah Badan Usaha

Pra Kualifi kasi

Dok Lelang Awal

1on1 Meeting dengan Peserta Lelang

Adendum Dok Lelang I-IV

Dok L

ela

ng F

inal

Dok P

ena

wara

n

Peneta

pan

Pem

ena

ng

Ttd

Perja

njia

n K

PB

U

Konstru

ksi

CO

D

2011 Feb 2012

Feb 2012 – Sep 2015 30 Sep 2015

25 Nov 2015

4 Feb

2016

Mei

2016

Des

2016

2016-2019

Juli 2019

Daftar Pendek Peserta Lelang: 1. Konsorsium Medco dan PT Bangun Cipta Kontraktor 2. Konsorsium Sound Global Ltd, China CAMC Engineering Limited, dan PT Manggala Purnama Sakti 3. Konsorsium PT Amerta Bumi Capital, PT Bakrieland Development Tbk, Beijing Enterprise Water Group Ltd.

Evalu

asi

Nov-Des

2015

saat ini

PEMENANG LELANG: KONSORSIUM PT MEDCO GAS INDONESIA –

PT BANGUN CIPTA KONTRAKTOR

*proses penyiapan proyek dilakukan paralel pada tahap transaksi ** PT SMI terlibat setelah PJPK menerbitkan dokumen prakualifikasi

Page 104: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 112

Risiko Utama PJPK

Alokasi Risiko

Tata Cara Pengaturan dalam Perjanjian

Kuantitas Air Baku

PJPK Salah satu komponen tarif dengan metode fixed cost (tidak terpengaruh kuantitas)

Kualitas Air Baku

PJPK Kompensasi atas biaya pengolahan tambahan/

Demand Risk

PJPK

Formula tarif dengan Fixed Cost dan Variable Cost. Fixed cost harus tetap dibayar walau penyerapan kurang.

No Risiko Pemprov Mitigasi

1 Kuota permintaan air minum curah tidak terpenuhi

Denda ke Badan Usaha

2 Kualitas air minum curah di bawah Permenkes 492/2010

Denda ke Badan Usaha

3 Penyerapan PDAM di bawah kuota

Penerapan prinsip take or pay ke PDAM (90% minimum charge)

4 PDAM telat atau tidak bayar tarif

Dukungan Pemerintah Kab/Kota (sudah tertuang dalam PKD)

Risiko Utama BU

Alokasi Risiko

Tata Cara Pengaturan dalam Perjanjian

Risiko Pembiayaan

Badan Usaha

Penalti/terminasi bila BU gagal mendapatkan pembiayaan

Risiko Konstruksi

Badan Usaha

Denda keterlambatan

Risiko Operasi Badan Usaha

Denda kegagalan kinerja

Pengelolaan Risiko dalam Proyek KPBU SPAM Umbulan

PJPK

(Pemprov

Jatim)

Badan Usaha 5 (lima)

Bupati/Walikota Perjanjian Kerjasama

Daerah (PKD)

Perjanjian Kerjasama

KPBU

Risiko Pemerintah Kab/Kota & PDAM: • Gagalnya Pembangunan & pengoperasian jaringan

distribusi • Tidak terserapnya air minum curah oleh masyarakat • PDAM gagal membayar tarif air minum curah sesuai

kuota dalam PKD (take or pay)

Page 105: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 113

Peran, Biaya, Manfaat Proyek KPBU SPAM Umbulan

• Membangun dan mengelola: 1. Unit produksi 2. Pipa transmisi 3. 16 Titik Offtake

• Mendanai proyek. • Mengembalikan

fasilitas setelah 25

tahun.

Badan Usaha

Peran

• Bertindak sebagai PJPK sesuai regulasi

• Memberikan dukungan perizinan, pengadaan tanah, konservasi wilayah resapan

• Menerima air dan membayar tarif ke BU & suplai air dan

Pemprov Jatim & PDAB

• Membangun & mengelola jaringan distribusi

• Menerima air dari PDAB dan menyalurkan ke masyarakat

• Membayar tarif kepada

PDAB

Pemkab/ Pemkot & PDA

• Dukungan Kemenkeu: 1. VGF 2. Penjaminan melalui PT

PII • Dukungan PUPR:

1. Pipa tapping & 16 reservoir

2. IPA Rejoso 3. Ijin dan diskon sewa

lahan tol

Pemerintah Pusat

Biaya

• Penanaman Modal PDAB

• Pengadaan tanah • Biaya konservasi

lingkungan

• Investasi Capex • Cost of money • Biaya O & M • Risiko-risiko

(sospol, konstruksi, operasi)

• Biaya pembangunan jaringan distribusi

• Biaya operasi &

pemeliharaan distribusi

• VGF: Rp.818 miliar • Biaya pembangunan pipa

tapping & reservoir • Biaya pembangunan IPA

Rejoso

Manfaat

Finansial: • Potensi PAD • Aset setelah 25 tahun • Pendapatan pajak. Non Finansial: • Peningkatan cakupan

pelayanan, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, penghematan biaya kesehatan, perbaikan lingkungan.

Finansial: • Potensi keuntungan

Badan Usaha. Non Finansial: -

Finansial • Potensi keuntungan

PDAM & kontribusi PAD • Pendapatan pajak Non Finansial: • Peningkatan cakupan

pelayanan, memiliki FS DED & Business Plan, tenaga kerja, peningkatan kesehatan masyarakat,

perbaikan lingkungan.

Finansial: • Tarif terjangkau ke

masyarakat Non Finansial: • Program RPJMN 100%

pelayanan air minum & proyek strategis nasional

• Peningkatan cakupan pelayanan, pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, penghematan biaya kesehatan, perbaikan

lingkungan.

Page 106: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 114

PJPK Struktur Utama

Pembentuk Demand

Penguat Struktur Stakeholders

Perizinan Stakeholders

Lain

Pemprov Jatim : 1. Champion: Gubernur Jatim Badan

Penanaman Modal

Dinas PU Cipta Karya

2. Pendukung: Biro Hukum Biro Administrasi

Pembangunan Dinas Pengairan Biro

Perekonomian BPKAD Bappeda UPT Pengadaan

Barang/Jasa BLH Asisten

Gubernur Protokoler

Gubernur

1. Badan Usaha (PT Meta Adhya Tirta Umbulan)

2. Lenders (IIF, SMI, BNI)

3. Sponsor (PT Medco Gas & PT Bangun Cipta Kontraktor)

Pemerintah Kab/Kota, DPRD, dan PDAM: 1. Kab

Pasuruan 2. Kota

Pasuruan 3. Kab Sidoarjo 4. Kota

Surabaya 5. Kab Gresik

1. Kementerian Keuangan: PDF VGF Dukungan Lain (DAK Kab

Pasuruan) 2. Kementerian PUPR: Kementerian Sektor Dukungan Pipa Offtake &

Reservoir Dukungan Fasilitas untuk

Sumber Air Cadangan Dukungan Perizinan di

Jalan Tol & Jalan Nasional 3. PT PII:

Penjaminan Inrastruktur 4. Kemenko Perekonomian &

KPPIP: Koordinasi stakeholders & debottlenecking

5. DPRD: Persetujuan Kerjasama

6. Kejaksaan Tinggi Jatim Legal Opini Perjanjian Kerjasama

1. 4 Operator Jalan Tol

2. Balai Jalan Nasional

3. 5 Dinas Bina Marga Kab/Kota

4. 4 Developer Swasta

5. Balai Besar Wilayah Sungai Brantas

6. BBWS Bengawan Solo

7. BLH Kab Pasuruan

8. PTPN X & XI 9. Ditjen

Perkeretaapian 10. PT KA 11. Kantor Tanah

Kab Pasuruan (untuk Pengadaan Tanah

1. Bappenas 2. LKPP 3. BKPM 4. BPJT 5. Konsultan 6. Lembaga

Int’l 7. LSM 8. Universitas 9. dsb

+ 13 instansi 6 institusi 15 instansi 6 instansi 22 instansi + 8 institusi

+ 80 instansi/institusi

Stakeholders Mapping

Page 107: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 115

2. KPBU Palapa Ring

RINGKASAN EKONOMI DAN KEUANGAN

Estimasi Biaya Modal Paket Barat: USD 92.504.000 ≈ Rp 1,28 Triliun Paket Tengah: USD 99.250.000 ≈ Rp 1,38 Triliun Paket Timur: Rp 5.097.926.900.000,- *keterangan: USD 1 ≈ Rp 13.800

Rencana Masa Kerjasama

± 18 bulan konstruksi dan 15 tahun masa operasi untuk masing-masing paket

Target Post Tax WACC

- Paket Barat dan Tengah: 12,5% (DER 80:20, Equity Return 20%, Senior debt rate 14%)

- Paket Timur: 12,5% (DER 80:20, Equity Return 25%, Senior debt rate 12,3%)

STATUS PROYEK (PER 30 OKTOBER 2016)

Availability Payment

Persetujuan Prinsip dari Menteri Keuangan telah diperoleh tanggal 6 Oktober 2015

Penjaminan Persetujuan prinsip penjaminan dari PT PII telah diperoleh tanggal 20 November 2015 (Paket Barat dan Tengah) dan 20 Mei 2016 (Paket Timur)

Status Proyek

- Paket Barat: Financial Close telah dipenuhi pada tanggal 11 Agustus 2016

- Paket Tengah: Financial Close telah dipenuhi pada tanggal 29 September 2016

- Paket Timur: Financial Close telah dipenuhi pada tanggal 29 Maret 2017

RASIONALITAS PROYEK

Target nasional Proyek Nasional yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019

Kebutuhan telekomunikasi

Tulang punggung (backbone) sistem telekomunikasi nasional

Peran serta pemerintah

Daerah yang belum terjangkau merupakan daerah terpencil dengan kontur geografis yang sulit dan potensi pengguna yang relatif kecil

STRUKTUR KERJA SAMA

PJPK Kementerian Komunikasi dan Informatika

Peran Swasta

Penyusunan desain teknis & pekerjaan sipil

Penyediaan dan pengoperasian jaringan tulang punggung

Pendanaan selama masa konsesi

ASPEK TEKNIS

Teknologi Jaringan serat optik atau microwave jika kondisi geografis tidak memungkinkan

Profil Umum dan Struktur Proyek

KPBU Palapa Ring

Page 108: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 116

Struktur Kerja Sama

Peran PJPK Kementerian Komunikasi dan Informatika (akan dialihkan ke BP3TI menunggu pejabat BP3TI definitif)

PJPK berkewajiban melakukan pembayaran periodik (AP) kepada Badan Usaha Pelaksana

Peran Swasta Penyusunan desain teknis & pekerjaan sipil

Penyediaan dan pengoperasian jaringan tulang punggung

Pendanaan selama masa konsesi

Access Charge

Access Charge yang diterima dari

pengguna jaringan merupakan pendapatan BP3TI dan tidak mempengaruhi jumlah AP.

Demand Risk menjadi risiko yang

ditanggung oleh PJPK.

Skema Bisnis dan Struktur Kerjasama: Proyek KPBU Palapa Ring

Existing Backbone Network

Procured Backbone Network

Last Mile

Service Operator

Network Operator

BP3TI

Lingkup Proyek yang ditawarkan

Ekuitas/

Sponsor

Kominfo

BP3TI

Badan

Usaha

Kreditor

Perjanjian

Penjaminan

Pengguna Jaringan

Access Charge

Layanan Jaringan

Availability Payment

Perjanjian Regres

Page 109: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 117

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Skema Ketersediaan Layanan

PJPK

Badan Usaha Pengguna Akhir

Perjanjian Kerjasama

Penyediaan Layanan

Pembayaran Tarif

Availability Payment

a) Pembayaran dari Penanggung Jawab Proyek

Kerjasama (PJPK)/Pemilik Proyek atas

ketersediaan layanan kepada Badan Usaha

b) Diberikan untuk proyek dimana:

Badan Usaha tidak menerima pembayaran tarif

dari pengguna akhir.

Output dari layanan mudah untuk didefinisikan

atau dimonitor.

Permintaan/pendapatan sulit untuk diprediksi

dan sangat terpengaruh oleh perubahan kondisi

operasional.

Kualitas layanan lebih penting dibanding

maksimalisasi pendapatan.

Mendorong risiko permintaan ke publik

sehingga dapat menurunkan premi risiko cost of

capital dari Badan Usaha.

Memberikan insentif kepada Badan Usaha

untuk melakukan efisiensi dalam konstruksi,

operasi dan pemeliharaan.

Jika output dari layanan kurang dari yang

dipersyaratkan di dalam Perjanjian Kerjasama

maka akan dilakukan pengurangan nilai

Availability Payment yang dibayarkan.

Formula Availability Payment (AP) =

CAPEX + OPEX + MARJIN

Page 110: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Prinsip Dasar dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR 118

Avaibility Payment dalam Proyek KPBU Palapa Ring

• Setiap penyelenggara jasa dan jaringan telekomunikasi yang telah mendapatkan izin penyelenggaraan wajib membayar Kontribusi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU/USO).

• Besaran Kontribusi KPU/USO dipungut sebesar 1,25% dari pendapatan kotor penyelenggaraan telekomunikasi (Permen Kominfo No 45 Tahun 2012). Kontribusi KPU/USO merupakan PNBP.

• Penggunaan Kontribusi KPU/USO adalah penyediaan Infrastruktur Telekomunikasi Informatika dan Komunikasi (TIK) dan penyediaan Ekosistem TIK di wilayah pelayanan universal telekomunikasi dan informatika dan untuk kelompok masyarakat dengan ketidakmampuan. (Permen Kominfo Nomor 25 tahun 2015)

• Pengelolaan Kontribusi KPU/USO dan pelaksanaan penggunaannya dikelola oleh BLU milik Kominfo yaitu BP3TI.

• Keuntungan menggunakan BLU: 1. BLU memiliki fleksibilitas untuk mengelola

organisasinya 2. Penganggaran multiyears 3. Dapat merekrut profesional ke dalam organisasi 4. Implementasi good corporate governance, termasuk

kontrol terhadap kualitas sistem organisasi • Program yang telah dilaksanakan BP3TI dengan

menggunakan Kontribusi KPU/USO: 1. Pembangunan BTS di daerah terpencil, tertinggal

dan terluar 2. Penyiaran di daerah perbatasan 3. Desa Broadband Terpadu 4. Palapa Ring

Universal Service Obligation (USO) dan BP3TI Cap I

Cap II

Cap III 5 tahun

Cara Perhitungan Avaibility Payment di Palapa Ring

AP Service Level Agreement = CCRP + OPEX

CCRP = (debt and interest payment) + equity repayment CCRP = capital cost recovery payment Opex = operation and maintenance cost (termasuk biaya jika

terjadinya cable cut, dan besaran opex dilakukan annual adjustment inflation)

Metoda perhitungan AP Service Level Agreement belum termasuk Pajak

Pertambahan Nilai (PPN)

• Pembayaran akan dilakukan setelah proyek selesai dibangun dan siap beroperasi secara komersial

• Pembayaran dilaksanakan setiap bulan dalam Rupiah • Nilai pembayaran AP setiap bulan merupakan nilai AP tahunan

dibagi 12 • Pembayaran AP bulanan disesuaikan dengan aktual SLA pada

setiap kota • Walaupun mayoritas biaya dalam USD, perubahan atas kurs

menjadi risiko yang perlu ditanggung/dimanage oleh Badan Usaha Pelaksana

Ketentuan Pembayaran AP di Palapa Ring

Page 111: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

119 Pedoman Prinsip Dasar Dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR

Referensi

Dikun, Suyono et al. (2010). Merancang Model Kerjasama Pemerintah dan Swasta Pada Pembiayaan Proyek Infrastruktur

Kereta Api , Laporan Akhir Hibah Strategis Nasional 2010

LKPP & MCAI. 2016. Basic Module: Capacity Building on Public Private Partnership. Indonesia

PPIAF. 2012. Publik-Private Infrastructure Advisory Facility (PPIAF). PPPs: An Introduction

UNESCAP. N.d. E-learning series: Module 1. PPP Concept, Benefits and Limitations. Thailand

Yescombe, E.R. (2007). Public-Private Partnerships: Principles of Policy and Finance. Butterworth-Heinemann, Oxford:

Elsevier Ltd.

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 19 Tahun

2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam

Penyediaan Infrastruktur. LKPP. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Bappenas Nomor 4 Tahun 2015 Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama

Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur. Kementerian PPN/Bappenas. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK. 08/2015 tentang Pembayaran

Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

Kementerian Keuangan. Jakarta

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan. Jakarta

Page 112: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

120

Pedoman Prinsip Dasar Dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 83 Tahun 2010 tentang Panduan Pelaksanaan

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur Transportasi. Kementerian Perhubungan.

Jakarta

Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 90 Tahun 2010 tentang Pembentukan Simpul

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Kementerian Perhubungan. Kementerian Perhubungan. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden Nomor 38 tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

dalam Penyediaan Infrastruktur. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, Penyediaan Infrastruktur Sesuai Dengan Lingkup Fungsi Kementerian Pekerjaan Umum.

Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional III 2015-2019, Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Kementerian PPN/Bappenas. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian PUPR Tahun 2015-2019. Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 19 tahun 2015

tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengadaan Badan Usaha Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam

Penyediaan Infrastruktur. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa. Jakarta

Page 113: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

121 Pedoman Prinsip Dasar Dan Kelembagaan Penerapan KPBU Bidang PUPR

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 190/PMK. 08/2015 tentang Pembayaran

Ketersediaan Layanan Dalam Rangka Kerja Sama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.

Kementerian Keuangan. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan

Pembangunan Nasional RI Nomor 4 tahun 2015 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan

Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Kementerian PPN/Bappenas. Jakarta

Republik Indonesia. 2015. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional III 2015-2019. Sekretariat Negara. Jakarta

Republik Indonesia. 2014. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Sekretariat Negara.

Jakarta

Page 114: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang

Tim Penyusun

Page 115: DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR …lintas.pu.go.id/dist/dok/pedoman_1513391187_Prinsip-Dasar-PPP-PUPR.pdf · kementerian pekerjaan umum dan perumahan rakyat Pedoman ini dirancang