Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia

67
Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Bank Indonesia Bahan Pengajaran Sistem Pembayaran Indonesia Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia 2009 1

description

Bahan Pengajaran Sistem Pembayaran Indonesia. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia 2009. Cakupan Materi. Sekilas Sistem Pembayaran Peran Sistem Pembayaran dalam Perekonomian Komponen Sistem Pembayaran - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Page 1: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Direktorat Akunting dan Sistem PembayaranDirektorat Akunting dan Sistem PembayaranBank IndonesiaBank Indonesia

Bahan Pengajaran

Sistem Pembayaran

Indonesia

Bahan Pengajaran

Sistem Pembayaran

Indonesia

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran

Bank Indonesia 2009

Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran

Bank Indonesia 2009

1

Page 2: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Cakupan MateriCakupan Materi2

I. Sekilas Sistem PembayaranII. Peran Sistem Pembayaran dalam PerekonomianIII. Komponen Sistem PembayaranIV. Risiko Sistem PembayaranV. Peran Bank Sentral dalam Sistem PembayaranVI. Perkembangan Sistem Pembayaran di IndonesiaVII. Aturan Hukum, Kebijakan, Instrumen

Pembayaran dan Sistem Setelmen yang terkait dalam Sistem Pembayaran di Indonesia

VIII. Arah Pengembangan Sistem Pembayaran di Masa Depan

Page 3: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Sekilas Sistem Sekilas Sistem PembayaranPembayaran

3

Page 4: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Definisi Pembayaran

4

Perpindahan nilai antara dua pihak (pembeli dan penjual) yang secara bersamaan terjadi pula perpindahan barang dan jasa secara berlawanan. Dalam setiap transaksi ekonomi selalu melibatkan pembayaran ini.

Pembeli (Payor)

Penjual (Payee)

Flow nilai (pembayaran)

Flow barang/jasa

Page 5: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Definisi Sistem Pembayaran5

• A payment system consists of a set of instruments, banking

procedures and, typically, interbank funds transfer systems that

ensure the circulation of money (CPSS Glossary – March 2003)

• A payment system encompasses a set of instruments and means

generally acceptable in making payments; the institutional and

organizational framework governing such payments (including

prudential regulation); and the operating procedures and

communications network used to initiate and transmit payment

information from payer to payee and to settle payments.

(Guitian,1998)

• Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme

yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna

memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi

(UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia Pasal 1)

Page 6: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Sistem Pembayaran di Indonesia

Barter

6

Page 7: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Peran Peran Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran

dalam Perekonomiandalam Perekonomian

7

Page 8: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Ilustrasi

Pentingnya Sistem Pembayaran bagi perekonomian secara sederhana dapat diilustrasikan bahwa sistem pembayaran ibarat saluran darah dalam tubuh manusia, dalam hal ini tubuh manusia diibaratkan sebagai perekonomian.

8

Page 9: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Literatur• Sheppard (1996)

– Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan

– Sebagai channel utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien

– Untuk mendorong efisiensi perekonomian nasional.

• Philipp M Hildebrand, Swiss National Bank (2005)Central banks have also fostered improvements in the payment system, which have reduced the cost of accessing and transfering money for business and household

9

Page 10: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perspektif Sistem Pembayaran10

Page 11: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Keterkaitan Sistem Pembayaran dengan Stabilitas Moneter dan

Stabilitas Sistem Keuangan

• Development in the payment system have implications for the conduct of monetary policy. Well functioning financial markets can improve the effectiveness of indirect instrument because it is through these markets that the signal of monetary policy is transmitted to the intermediate and ultimate targets of the policy (Johnson et al,1998).

• The monetary authorities, therefore, have great interest in promoting efficient and sound payment system and in seeking ways to minimize systemic risk in the payment system because it has important implications for the conduct of monetary policy, the soundness of the financial institutions and the functioning of the economy as a whole (Balino et al, 1996)

11

Page 12: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Komponen Komponen Sistem Sistem

PembayaranPembayaran

12

Page 13: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Komponen Sistem Pembayaran

1. Kebijakan2. Hukum3. Kelembagaan4. Instrumen pembayaran5. Mekanisme operasional6. Infrastruktur

13

Page 14: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Kebijakan 14

• Merupakan dasar pengembangan Sistem Pembayaran di suatu negara.

• Kebijakan di berbagai negara sangat bervariasi, mengingat masing-masing negara mempunyai sejarah, karakteristik dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang berbeda-beda.

• Umumnya ditetapkan oleh bank sentral karena ada keterkaitan yang erat antara kebijakan dibidang SP dengan sistem moneter dan sistem perbankan.

Page 15: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

• Menjamin adanya aspek legalitas dalam penyelenggaraan Sistem Pembayaran.

• Meliputi UU dan peraturan-peraturan yang mengatur aturan main berbagai pihak yang terlibat, misalnya antar bank, antar bank dan nasabah, antar bank dan bank sentral dll.

Hukum 15

Page 16: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Kelembagaan

Merupakan seluruh lembaga (entitas) yang terlibat dalam sistem pembayaran

No

Lembaga Peran

1 Bank Sentral Regulator, Operator, Pengguna

2 Otoritas Lain (Depkeu, Deperindag, Depkominfo ,dll)

Peraturan Lain (PS related issues, e.g. competition, licensing of certain payment providers)

3 Perbankan Operator sistem pembayaran dan anggota sistem pembayaran

4 Lembaga Keuangan Non Bank

Operator sistem pembayaran dan anggota sistem pembayaran

5 Global / Domestic Payment System Operator / Principal

Operator (SWIPS & Non SWIPS)

6 Kantor Pos/KUPU Operator remittance services

7 Operator Mobile Phone Provide payment related services , provider of Stored Value Facilities

8 Perusahaan Lain Provider of Stored Value Facilities

16

Page 17: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Merupakan media yang digunakan dalam pembayaranInstrumen pembayaran tunai : •uang kertas•uang logam

Instrumen non-tunai :•paper based : cek, bilyet giro, wesel, nota debet dan lain-lain •electronic based : Transfer kredit RTGS, transfer kredit SKNBI, server based e-money•card based : kartu debet, ATM, kartu kredit, kartu e-money

InstrumenInstrumen

17

Page 18: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

• Mekanisme operasional diperlukan untuk melakukan perpindahan dana dari satu pihak ke pihak lain.

• Contoh Sistem/Mekanisme operasional antara lain kliring, sistem transfer antar bank dan settlement.

MekanismeMekanisme

18

Page 19: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Meliputi berbagai komponen teknis untuk memproses dan melakukan transfer dana seperti message format, sistem komputer Hw & Sw), jaringan komunikasi, sistem back-up, disaster recovery plan dan lain-lain.

InfrastrukturInfrastruktur

19

Page 20: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Settlement Settlement Dan Dan

Risiko Sistem PembayaranRisiko Sistem Pembayaran

20

Page 21: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

• Proses terjadinya perpindahan nilai uang dari satu pihak kepada pihak lainnnya dengan mendebit rekening pihak pembayar (payor) dan mengkredit rekening pihak penerima (payee)

• Dengan terjadinya settlement maka dana telah berpindah secara efektif, final dan irrevocable (tidak dapat dibatalkan)

• Ada 2 jenis setelment, yaitu net setelment dan gross setelment

PENGERTIAN SETTLEMENT

Page 22: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

NET• Proses pendebitan dan

pengkreditan tidak dilakukan per transaksi

• Dilakukan off-setting terlebih dahulu antara hak dan kewajiban antar pihak atas transaksi-transaksi yang timbul

• Terdapat time lag sejak transaksi dilakukan sampai dengan terjadinya setelment

• Umumnya digunakan dalam penyelenggaraan paper-based clearing

GROSS• Perpindahan dana dilakukan

per transaksi dengan mendebit/mengkredit rekening para pihak secara simultan

• Sepanjang saldo pihak pembayar mencukupi maka proses pendebitan dan pengkreditan akan dilakukan saat itu juga (seketika) sehingga nyaris tidak ada time lag sejak instruksi pembayaran dilakukan sampai dengan settlement dilakukan

• Umumnya digunakan dalam penyelenggaraan sistem transfer dana antar bank yang bernilai besar

NET VS GROSS SETTLEMENT

Page 23: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

PROS & CONS NET SETTLEMENT

• Kebutuhan likuiditas relatif kecil bagi pihak yang mempunyai kewajiban membayar yi hanya sebesar ‘net’ kewajiban yang harus dipenuhinya di akhir suatu periode tertentu (biasanya akhir hari).

• Tidak di perlukan fasilitas overdraft intra day karena settlement dilakukan pada akhir hari

• Risiko terpusat di akhir hari.• Adanya risiko sistemik dimana kegagalan salah

satu peserta dapat menyebabkan kegagalan peserta lainnya secara berantai.

• Apabila sistem tidak di ‘backup’ dengan suatu mekanisme untuk menjamin pembayaran pihak yang ‘gagal’ maka risiko ini akan menjadi beban penyelenggara settlement (bank sentral).

ProsNet

KonsNet

Page 24: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perhitungan Multilateral Netting Dalam Kliring

Kewajiban ()(total nilai warkat debet yang diterima serta NK yang diserahkan)

Tagihan () (Total nilai warkat debet yang diserahkan serta NK yang diterima)

Bank A Bank B Bank C Bank D Total Kewajiban

Bank A 90**) 40 80 210

Bank B 70*) 0 0 70

Bank C 0 50 20 70

Bank D 10 30 70 110

Total Tagihan 80 170 110 100 460

*) Tagihan bank A kepada bank B = Kewajiban bank B kepada bank A (misalkan bank A menyerahkan x lembar warkat debet kepada bank B dan menerima y lembar warkat kredit dari bank B dengan total nilai nominal (x+y) sebesar 70)**) Kewajiban bank A kepada bank B = Tagihan bank B kepada bank A (misalkan bank A menerima x lembar warkat debet dari bank B dan menyerahkan y lembar warkat kredit kepada bank B dengan total nilai nominal (x+y) sebesar 90)

Netto = Total Tagihan – Total Kewajiban

Bank A (didebet)

Bank B(dikredit)

Bank C(dikredit)

Bank D(didebet) Total

80-210 = (130) 170 -70 =100 110 –70 = 40 100 –110 = (40) 0

Page 25: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

PROS & CONS GROSS SETELMEN

ProsGross

• Mengeliminir risiko-risiko pembayaran khususnya bagi bank sentral, karena setiap transaksi hanya akan dibukukan sepanjang saldo cukup

• Agar bisa melakukan pembayaran setiap saat, dibutuhkan likuiditas harian yang relatif besar. Dalam hal ini peserta ‘gross settlement’ harus dapat mengelelola dananya dengan lebih baik.

• Adakalanya dibutuhkan suatu fasilitas overdraft intraday dari penyelenggara (bank sentral) untuk lebih menjamin kelancaran pembayaran.

KonsGross

Page 26: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Risiko Sistem PembayaranRisiko Sistem Pembayaran

Risiko Sistem Pembayaran meliputi:1. Risiko kredit2. Risiko likuiditas3. Risiko sistemik4. Risiko Hukum5. Risiko Operasional

26

Page 27: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

27

Risiko KreditRisiko Kredit

• Risiko yang terjadi apabila counterparty tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk membayar secara penuh baik pada saat jatuh tempo maupun sesudahnya.

• Credit risk menyebabkan kegagalan setelmen antarbank.

Page 28: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

28

Risiko LikuiditasRisiko Likuiditas

• Terjadi apabila counterparty memiliki dana

yang cukup tetapi tidak dapat memenuhi

kewajibannya untuk membayar secara penuh

baik pada saat jatuh tempo melainkan sesudahnya.

• Resiko likuiditas dapat berakibat pada resiko

kredit.

Page 29: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

29

Risiko SistemikRisiko Sistemik

• Terjadi manakala kegagalan suatu counterparty

dalam setelmen pembayaran menyebabkan

pelaku atau bank lain gagal memenuhi kewajiannya pada saat jatuh waktu.

• Dapat menyebabkan masalah likuiditas dan

kredit yang serius yg dpt mengganggu Stabilitas Sistem Keuangan

Page 30: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

30

Risiko HukumRisiko Hukum

• Terjadi adanya ketidak pastian hukum yang terkait dengan masalah transaksi pembayaran dan setelmen

• Risiko hukum dalam SP meliputi antara lain: definisi yg jelas mengenai hak dan kewajiban para pihak dalam suatu transaksi pembayaran, persyaratan yg jelas mengenai keabsahan suatu instrumen dan instruksi pembayaran dll

Page 31: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

31

.

Risiko OperasionalRisiko Operasional

• Terjadi apabila adanya kegagalan dari manajemen operasi sistem pembayaran.

• Fasilitas operasional suatu sistem pembayaran harus terkelola secara rapi dan berfungsi dgn lancar.

• Sekali suatu sistem beroperasi maka tidak boleh ada ruang utk kegagalan teknis operasional

Page 32: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Peran Bank Sentral Peran Bank Sentral dalam dalam

Sistem PembayaranSistem Pembayaran

32

Page 33: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Peran Bank Sentral Secara Peran Bank Sentral Secara Umum dalam Sistem Umum dalam Sistem

PembayaranPembayaran

“Development coordinator”

Catalyst/facilitatorSettlement accounts

Banker to government etc

OverseerOwner/operator

UserRegulatorOperator

In all cases the key objective is likely to be the same:

to improve safety and efficiency

Robert Lindley, 1st SEACEN Advanced Leadership Course, January 2007

33

Page 34: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

34

• Bank sentral di sejumlah negara berperan aktif

sebagai penyelenggara /peserta sistem

pembayaran, khususnya dalam operasi sistem

pembayaran bernilai besar (large-value

payments)

• Di Indonesia, HVPS (RTGS) dan retail system

(SKNBI) diselenggarakan oleh bank sentral.

• Bank Indonesia juga sebagai penata usaha

rekening seluruh peserta (Bank dan Pemerintah)

Operator Operator

Page 35: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

RegulatorRegulator• Pengawasan

– Memastikan proses sistem pembayaran berlangsung secara tepat waktu. – Terlibat dalam penetapan prinsip-prinsip yang mengatur mekanisme

operasional suatu sistem pembayaran, meliputi a.l. membership criteria, guarantees or arrangements – by laws

– Menyiapkan guidelines bagi bank-bank dalam risk management

• Fasilitator/KatalisatorMendorong Industri Sistem Pembayaran untuk lebih efisien . Misalnya

mendorong interoperability antar penyelenggara APMK, mendorong terbentuknya self regulating organization dll

• Development CoordinatorMenetapkan arah pengembangan sistem pembayaran secara nasional, blue print, dan mengatur struktur dan operasi sistem pembayaran secara keseluruhan untuk menjamin keamanan dan kehandalannya.

35

Page 36: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

36

Bank Indonesia selaku penatausaha

rekening Pemerintah menjadi peserta

dalam sistem pembayaran

User/PenggunaUser/Pengguna

Page 37: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Sistem Sistem Pembayaran Pembayaran di Indonesiadi Indonesia

37

Page 38: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

• Sistem Pembayaran Nilai Besar (High Value Payment

System) – BI-RTGSTransaksi untuk kepentingan pemerintah digolongkan

kepada transaksi high value meskipun nilainya relatif kecil karena pertimbangan faktor urgensi.

Transaksi pasar modal dan pasar uang, transaksi valuta asing, jual beli surat berharga dapat digolongkan kepada transaksi high value tanpa memandang nilai transaksinya

• Sistem Pembayaran Nilai Kecil/Retail (Small Value/Retail Payment System)

Sistem kliringTransaksi kartu kredit / kartu debit / ATM

SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIASISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

Page 39: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

SISTEM PEMBAYARAN YANG DIOPERASIKAN OLEH BANK SISTEM PEMBAYARAN YANG DIOPERASIKAN OLEH BANK INDONESIA INDONESIA

• SISTEM BI-RTGS

• SISTEM KLIRING

Page 40: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

SISTEM BI-RTGS

Page 41: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

PENGERTIANPENGERTIAN

• Suatu sistem transfer dana elektronik antar peserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika pertransaksi secara individual

• Merupakan sistem transfer dana antar-bank (credit transfer)

• Transaksi dilakukan secara elektronik dan on-line (computer to computer) dan bersifat paperless (tanpa disertai warkat antar bank)

• “Gross” karena transaksi transfer diselesaikan satu persatu (tidak perlu dikumpulkan terlebih dahulu sebagaimana halnya proses kliring)

• “Real-Time” karena pembukuan dan pemindahan dana antar bank dilakukan secara seketika dari rekening bank pengirim ke rekening bank penerima yang ada di BI, sepanjang ‘saldo ‘ giro bank pengirim mencukupi

Page 42: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

TUJUANTUJUAN

Menyediakan layanan tranfer dana yang cepat, aman dan efisien

Mengurangi Resiko Settlement (No money No games)

Meningkatkan efektivitas pengelolaan dana oleh bank

Menyediakan informasi real time bagi moneter dan early warning system pengawasan bank oleh Bank Indonesia.

Page 43: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Alur transaksi BI-RTGS

Bank Penerima

Bank Pengirim

Sentral Sistem RTGS di KP-Bank Indonesia (Jakarta)

Bank kirim perintah transfer dana u/u bank penerima melalui terminalnya ke sentral RTGS

Terima konfirmasi dari sentral RTGS

• Cek kecukupan saldo bank pengirim

• Jika cukup, dana langsung dipindahkan dari rek.bank pengirim ke rek.bank penerima

• Jika tidak cukup, transaksi akan ditempatkan pada antrian dan tidak diproses, sampai dananya mencukupi

Page 44: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

KLIRING

Page 45: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

BANKA

BANKD

BANKE

BANKC

BANKB

BANKF

BANKA

BANKD

BANKE

BANKC

BANKB

BANKF

KLIRING

NON KLIRING MELALUI KLIRING

POLA TRANSAKSI MELALUI KLIRING

Page 46: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Nomor Seri

Sandi Bank

Nomor Rekening

Sandi Transaksi

Nominal

CONTOH WARKAT KLIRING- BILYET GIRO CONTOH WARKAT KLIRING- BILYET GIRO

Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada Bank penyimpan dana untuk memindahbukukan sejumlah dana dari rekening yang bersangkutan kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya

Page 47: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Nomor Seri

Sandi Bank

Nomor Rekening

Sandi Transaksi

Nominal

CONTOH WARKAT KLIRING- CEK CONTOH WARKAT KLIRING- CEK

Cek adalah surat yang berisi perintah tidak bersyarat oleh penerbit kepada bank yang memelihara rekening giro penerbit untuk membayarkan suatu jumlah uang tertentu kepada pemegang atau pembawa.

Page 48: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

SISTEM KLIRING NASIONAL

Pengertian

SKNBI adalah Sistem Kliring Bank Indonesia yang penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Manfaat

Bagi Bank Indonesia Efisiensi waktu dan biaya Tersedianya jangkauan transfer antar bank melalui kliring

yang lebih luas Memenuhi prinsip-prinsip manajemen risiko dalam

penyelenggaraan kliring.

Bagi Bank Efisiensi biaya operasional bank Semakin luasnya jangkauan layanan bank kepada nasabah

Page 49: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

MEKANISME FAILURE TO SETTLE MEKANISME FAILURE TO SETTLE (FtS)(FtS)

Suatu mekanisme dan pengaturan dalam

penyelenggaraan kliring (netting system)

yang bertujuan untuk memastikan

pelaksanaan settlement dalam hal

terdapat peserta yang tidak dapat

memenuhi kewajiban settlementnya.

Dengan FtS dapat dihindari terjadinya

risiko sistemik sebagai akibat dari

kegagalan peserta kliring dalam

memenuhi kewajibannya.

Page 50: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Transaksi pada Perkembangan Transaksi pada Sistem BI-RTGSSistem BI-RTGS

0

2

4

6

8

10

12

05,000

10,00015,00020,00025,00030,00035,00040,00045,00050,000

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Juta TransaksiRp Triliun

Nominal

Volume

0500

1,0001,5002,0002,5003,0003,5004,0004,500

11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7 11 3 7

20002001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Rp Triliun

Perputaran RTGS GDP

Profil perkembangan transaksi RTGS dari tahun 2000 s.d 2008-Nilai rata-rata harian saat ini mencapai Rp 186 triliun rupiah-Voume rata-rata harian mencapai 43 ribu transaksi/hari

Perkembangan perputaran transaksi RTGS terhadap GDP-Pada awal implementasi RTGS perputaran transaksi rata-ratabaru 2,5 kali GDP-Saat ini rata-rata telah mencapai 6,5 kali GDP

50

Page 51: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Transaksi pada Perkembangan Transaksi pada Sistem Kliring Bank IndonesiaSistem Kliring Bank Indonesia

Pertumbuhan transaksi melalui sistem kliring cenderung stagnan. Hal ini salah satunya karena mulai ada shifting transaksi ke sistem pembayaran retail lain (misalnya kliring APMK)-Nilai rata-rata harian saat ini mencapai Rp 6,9 triliun rupiah/hari-Voume rata-rata harian mencapai 356 ribu transaksi/hari

51

Page 52: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Transaksi Kartu Perkembangan Transaksi Kartu kreditkredit

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Volume (juta)

Nominal (triliun)

-

2

4

6

8

10

12

14

2003 2004 2005 2006 2007 2008

• Pertumbuhan kartu kredit berkembang dengan pesat sekitar 20,8% per tahun.

• Volume tumbuh 20,7% per tahun, rata-rata volume sekitar 456 ribu/hari• Nilai tumbuh 30,5% per tahun, rata-rata nilai sekitar Rp290 milyar/hari

Volume dan Nilai Transaksi Jumlah Kartu Beredar

52

Page 53: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Transaksi Kartu Perkembangan Transaksi Kartu Account Based (ATM, ATM/Debet)Account Based (ATM, ATM/Debet)

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Volume (Juta)

Nominal (Rp Triliun)

• Pertumbuhan kartu account based berkembang dengan pesat sekitar 16,1% per tahun.

• Volume tumbuh 22,9% per tahun, rata-rata volume sekitar 3,7 juta/hari• Nilai tumbuh 60,3% per tahun, rata-rata nilai sekitar Rp5,6 triliun/hari

Volume dan Nilai Transaksi Jumlah Kartu Beredar

53

Page 54: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Perkembangan Transaksi E-Money

-2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

-50

100 150 200 250 300 350 400 450

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2007 2008

Rp MilyarRibu Transaksi

Volume

Nominal

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Ribu Kartu

• Pertama kali muncul pada bulan April 2007• Jumlah kartu beredar sampai dengan Januari 2008 mencapai 576 ribu.• Aktivitas transaksi meningkat cukup signifikan . Volume tumbuh 77,1% dan

nilai tumbuh 93,1% dibanding tahun sebelumnya. • Tahun 2008 volume mencapai 2,5 juta transaksi dengan nilai Rp76,7 miliar.

54

Page 55: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Aturan Hukum Aturan Hukum terkait dengan terkait dengan

Sistem Sistem Pembayaran Pembayaran di Indonesiadi Indonesia

55

Page 56: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Tugas Mengatur dan Menjaga Tugas Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Kelancaran Sistem

PembayaranPembayaran

Pasal 15 huruf c. UU No. 23 Tahun 1999 (UUBI)“Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang menetapkan penggunaan alat pembayaran”.

Penjelasan Pasal :“Penetapan penggunaan alat pembayaran dimaksudkan agar alat pembayaran yang digunakan dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan bagi pengguna …”

Ketentuan Sistem Pembayaran diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran (SE) BI

56

Page 57: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Arah Arah Pengembangan Pengembangan

SP ke DepanSP ke Depan

57

Page 58: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Arah Pengembangan ke Arah Pengembangan ke DepanDepan

- Mendorong Interoperability antar penyelenggara retail payment

- Mendorong terciptanya National Payment Gateway, atau satu infrastruktur penghubung seluruh jaringan sistem pembayaran yang ada efisiensi nasional

- Pengembangan Payment Versus Payment settlement valas antarbank

- Inisiatif pengembangan RTGS Generasi II mengakomodir transaksi keuangan yang semakin tinggi dan terintegrasinya ekonomi dunia

- Pengembangan Bank Indonesia Government Electronic Banking (BIG-eB) efisiensi pengelolaan rekening pemerintah (koordinasi fiskal dan moneter yang lebih mantap)

58

Page 59: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Efisiensi SP di Indonesia -Kondisi Saat Efisiensi SP di Indonesia -Kondisi Saat IniIni

59

Switching

Fron

t End

Mid

dle

End

Back

End

All Banks

Rp - Rp

CROSS BORDER

Retail Payment System High Value Payment System

Rp - Valas

Rp - SecuritiesBank 1Core

Banking

RTGS

SSSS

SKN

KSEI

KPEI

BEJBES

SettlementBank

4 Payment Banks Pasar Modal

Correspondent Bank

Brokers• EDC• ATM• Internet Banking• Mobile Banking• Phone Banking• Teller Input

• EDC• ATM• Internet Banking• Mobile Banking• Phone Banking• Teller Input

• EDC• ATM• Internet Banking• Mobile Banking• Phone Banking• Teller Input

Bank nCore

Banking

Bank 2Core

Banking

Switching Switching Switching Switching

Page 60: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Efisiensi SP di Indonesia ke DepanEfisiensi SP di Indonesia ke Depan60

CROSS BORDER

High Value Payment System

National Payment GatewayKliring Cek

Kliring Transfer RetailKliring Interbank Direct Debit

Switch Otorisasi/Kliring Kartu KreditSwitch Otorisasi/Kliring Kartu Debet

Switch Otorisasi/Kliring e-MoneySwitch Otorisasi/Kliring ATM

Retail Payment System

ATM

EDC

Internet Banking

MobilePhone

Banking

PhoneBanking

Fron

t End

Del

iver

y Ch

anne

l

All Banks

Rp - Rp

Rp - Valas

Rp - Securities

KPEI

KSEI

BEJBES

Brokers

BI-SSSS

BI-RTGS

PVP Settlement Bank

Bank 1Core

Banking

Bank 2Core

Banking

Bank nCore

Banking

PVPDVP

DVP

Page 61: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Lampiran Lampiran Sistem Pembayaran Sistem Pembayaran

yang ada di yang ada di IndonesiaIndonesia

61

Page 62: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Sistem Pembayaran yang ada di Indonesia

62WHO

62

Sistem Penyelenggara• Transfer Kredit • • Seluruh bank termasuk unit

usaha syariah (152 peserta)

• Transaksi menggunakan central bank money

• 1 Perusahaan ATM Switching Company

• Lebih diutamakan untuk transaksi nilai besar dan bersifat penting seperti transaksi pengelolaan moneter, transaksi Pemerintah, transaksi Pasar Uang Antar Bank, transaksi setelmen hasil kliring antar bank dan kliring pasar modal

• Kantor Pos Indonesia

• Setelmen untuk transaksi surat berharga (SBI dan SUN) yang setelmennya dilakukan pada sistem Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

• PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

• Mekanisme gross settlement dan bersifat no money no game

• Transfer Kredit untuk transaksi retail dengan nilai di bawah Rp 100 juta

• •

• Kliring warkat debet (cek, bilyet giro, nota debet lainnya)

• Mekanisme net settlement

PesertaBank Indonesia - Real Time Gross Settlement System (BI-RTGS)

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Tipe TransaksiBank Indonesia

Bank Indonesia Seluruh bank termasuk unit usaha syariah 152 peserta)

Page 63: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

63WHOPayment Systems, Payment Operators, and Payment Service Providers – A Sample from Indonesia

63

Sistem Pembayaran yang ada di Indonesia

• Berfungsi sebagai sarana setelmen dan pencatatan kepemilikan surat berharga secara elektronis

• • 140 Bank umum termasuk unit usaha syariah

• Setelmen surta berharga yang dilakukan melalui BI-SSSS dilakukan secara DVP

• Sub registry yang terdiri atas 16 bank yang serupa dengan lembaga kustodian

• Broker yang terdiri atas 13 badan usaha non bank dan 1 lembaga penjamin simpanan

• Setelmen dana untuk penyelesaian sisi dana dari transaksi sekuritas yang diperdagangkan di pasar modal

• PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

• Seluruh anggota Bursa Efek Indonesia

• Setelmen dana dilakukan melalui 4 bank setelmen yang menjadi tempat rekening anggota bursa

• PT. Artajasa Pembayaran Elektronis (ATM Bersama)

• 67 Bank umum dan 2 BPR

• PT. Rintis Sejahtera (PRIMA)

• 33 Bank umum

• PT. Daya Network Lestari (ALTO)

• 14 Bank umum dan 1 BPR

• Link • 3 Bank milik negara

Shared ATM Network (Nasional)

Central Depository and Book Entry Settlement System (C-Best)

Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

Transfer dana elektronik menggunakan kartu ATM

Bank Indonesia

Page 64: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

64WHOPayment Systems, Payment Operators, and Payment Service Providers – A Sample from Indonesia

64

• Mastercard International (Cirrus)

• 13 Bank umum dan PT. Artajasa

• Visa International (Plus)

• 26 Bank umum

Debit BCA • 23 Bank umumDebit Link • 3 Bank milik negara

• Mastercard International (Maestro)

• 13 Bank umum dan PT. Artajasa

• Visa International (Elektron)

• 26 Bank umum

• Visa International • 19 Bank

• Mastercard International

• 19 Bank umum dan 5 lembaga selain bank

• JCB • 2 Bank umum

• BCA • 1 Bank umum

Shared ATM Network (Internasional)

Pembayaran secara elektronik menggunakan kartu kredit

• Jaringan Kartu Kredit

Jaringan Kartu Debet (Internasional)

Transfer dana secara elektronik melalui point of sales (jaringan yang terpasang pada merchant )

Jaringan Kartu Debet (Nasional)

Transfer dana elektronik menggunakan kartu ATM

Sistem Pembayaran yang ada di Indonesia

Page 65: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

65WHOPayment Systems, Payment Operators, and Payment Service Providers – A Sample from Indonesia

65

• • 5 Bank umum

• 3 Perusahaan telekomunikasi

• 1 Perusahaan umumKegiatan Usaha Pengiriman Uang Non bank

• Perusahaan Telekomunikasi

n.a

• Kantor Pos n.a• Pegadaian n.a• Perusahaan Jasa

Titipan yang menyelenggarakan jasa pengiriman uang

n.a

• Badan Usaha• Perorangan

Uang Elektronik Pembayaran secara elektronik dimana nilai uang tersimpan pada instrumen/device yang digunakan

• Pengiriman uang ke luar wilayah RI, ke dalam wilayah RI, dan dalam wilayah RI

Bank dan lembaga non bank

Sistem Pembayaran yang ada di Indonesia

Page 66: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

66WHO

System Transaction Type

Operator Member

Multi PurposeStored ValueCards/Facilities

Micro/Retail/Small Payments replacing cash

1. Several commercial banks

2. One Mobile Phone Operators

-

Bill Payments (Host to Hostlinkage betweenbanks andbillers)

Bill Payments for billers such astelecom/mobilephone operators,public utilities,Cable TV, ISP,insurance, etc.

1. Banks through their credit card products, e.g. Citibank One Bill

2. Banks utilizing ATM Delivery Channel

Payment Systems, Payment Operators, and Payment Service Providers – A Sample from Indonesia

66

Page 67: Direktorat Akunting  dan  Sistem Pembayaran Bank Indonesia

Ilustrasi Sistem Pembayaran di Indonesia

67

Back

End

CROSS BORDER

RTGS

Kliring Pasar Modal (KSEI)

SettlementBank

Correspondent Bank

Delivery Channel (Front End)Teller ATM EDC/

POS Mobile Phone Internet

Core Banking Bank A

Core Banking Bank B

Core Banking Bank C

Switching SKNBI

Switching

Switching

Switching

Switching

Payment Instrument (Retail)

Credit Transfer Debit TransferElectronic

BasedTransfer kredit

melalui SKN

Paper BasedCek/BG/Nota

Debit

Card BasedKartu ATM

Kartu Debit/Kartu Kredit

Payment Instrument (High Value)

Credit Transfer

Electronic BasedTransfer kredit melalui RTGS

SettlementBank Pasar Modal

Securities Settlement (SSSS)

Mid

le

End