Direct Use Dan ORC
-
Upload
binar-listyana-suroto -
Category
Documents
-
view
117 -
download
6
Transcript of Direct Use Dan ORC
Ilham Akbar (09/283874/TK/35175)
Dio Masera (09/284319/TK/35242)
Helmi Ainun Naim (09/284320/TK/34243)
Rekayasa Peningkatan Efesiensi Energi Panas Bumi
Energi geothermal (dari bahasa Yunani; geo = bumi, thermal = panas) memanfaatkan
panas dari beberapa sumber, yaitu air panas atau reservoir uap yang terletak jauh di dalam
perut bumi dan diakses dengan mengebor; reservoir geothermal yang dekat dengan
permukaan bumi; dan geothermal dangkal dengan suhu berkisar 10° - 16° C.
Sumber energi panas bumi yang tersebar luas hampir di seluruh kepulauan Indonesia
tersebut, ada yang memiliki entalpi tinggi, sedang maupun rendah, Menurut diagram Lindall
(D.N. Anderson, 1979), surnber energi yang memiliki entalpi tinggi (temperatur ≥ 200° C)
pemanfaatannya adalah untuk pembangkit listrik. Sedangkan yang memiliki entalpi sedang
hingga rendah (temperatur ≤ 200°C) dapat dimanfaatkan sebagai balneotherapy.
Terdapat beberapa metode untuk meningkatkan efesiensi panas bumi, diantaranya
adalah:
Pemanfaatan Langsung (Direct Use)
Pemanfaatan secara langsung energi geothermal adalah dengan menggunakan panas yang
dihasilkan tanpa melalui proses konversi energi. Pemanfaatan secara langsung energi
geothermal dilakukan dengan pengeboran reservoir geothermal untuk mendapatkan air panas
dengan laju yang konstan. Air panas yang dihasilkan dinaikkan melalui sebuah sumur dan
menggunakan sistem pemipaan, sebuah heat exchanger, pengatur aliran kemana panas
tersebut akan digunakan. Sistem pembuang juga diperlukan untuk menginjeksikan air dingin ke
bawah tanah atau membuangnya di permukaan. Ada beberapa macam usaha untuk
memanfaatkan energi panasbumi secara langsung selain untuk pembangkit listrik. Pemanfaatan
langsung dari energi ini digunakan di lebih dari 40 negara di dunia dan air panas dari sumber
panasbumi ini menyuplai energi sampai dengan 11.000 MW. Sementara itu di 35 negara
selebihnya menggunakan air panas dari sumber panasbumi untuk keperluan mandi.
Gambar di bawah (Diagram Lindal) menunjukkan berbagai macam jenis pemanfaatan energi
panasbumi secara langsung berdasarkan suhu fluida panasbumi yang ada. Banyak bidang usaha
dan kegiatan manusia yang dapat disokong oleh energi panasbumi. Peran ini akan terus
meningkat melihat kecenderungan makin berkurangnya jenis energi fosil dan konvensional.
Sampai saat ini pemanfaatan panasbumi sudah banyak dilakukan, terutama di negara-
negara maju. Beberapa pemanfaatan energi panasbumi selain untuk listrik yang sudah banyak
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pertanian.
2. Pemanas ruangan.
3. Pendingin ruangan.
4. Budidaya perikanan.
5. Penggunaan untuk aplikasi industri.
Hingga saat ini di Indonesia, selain untuk kolam renang, fluida panasbumi belum dimanfaatkan
untuk sektor non-listrik secara optimal, akan tetapi di masa datang fluida panasbumi dapat
digunakan untuk pengeringan teh, kopra, tembakau dan hasil pertanian lainnya, juga untuk
pengeringan kayu, dan industri.
Organic Rankine Cycle (ORC)
Peningkatan efesiensi energi panas bumi pada suatu pembangkit listrik dapat
menggunakan Organic Rankine Cycle (ORC). Metode tersebut merupakan modifikasi dari siklus
Rankine konvensional dimana refrigeran digunakan sebagai fluida kerja untuk menghasilkan energi
listrik adalah salah satu contoh model yang memanfaatkan energi terbuang (waste energy)
seperti gas buang PLTG, PLTD maupun sumber panas bumi. Sistem ini menggunakan
temperatur dan tekanan rendah untuk menghasilkan uap refrigeran yang digunakan dapat
menggerakkan turbin yang selanjutnya akan mampu menghasilkan energi listrik.
Sistem ini terdiri dari empat komponen utama yaitu evaporator, turbin uap, kondensor,
dan pompa. Mekanisme kerjanya menggunakan Fluida kerja yang dipompa menuju evaporator
untuk membangkitkan uap. Uap tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang
selanjutnya dapat menghasilkan energi listrik. Uap hasil ekspansi turbin dikondensasi dan
dialirkan oleh pompa kembali ke evaporator. Demikian sistem ini terjadi secara kontinyu.
Sistem ini hanya memerlukan temperatur dan tekanan rendah untuk menghasilkan uap
refrigerant yang digunakan untuk memutar turbin, sehingga menghasilkan energi listrik.
Disamping itu sistem ini tidak memerlukan furnace sebagai tempat pembakaran bahan bakar
yang dapat menghasilkan emisi gas buang sehingga dapat menimbulkan polusi udara. Maka
dengan menggunakan system Organic Rankine Cycle (ORC), dapat menggunakan berbagai
macam sumber panas seperti panas bumi yang temperatur rendah ( 90-1600 C ). Instalasi sistem
Organic Rankine Cycle (ORC) dapat dilihat pada Gambar di bawah:
Dengan siklus rankine organik dapat yang dapat menggunakan suhu panas rendah yaitu
lebih rendah dari 100 derajat celcius (+80 derajat) . Sementara untuk fluida kerja yang dipakai
dalam siklus rankine organik haruslah memenuhi aspek keamanan lingkungan dan keamanan
dalam penggunaannya yakni nilai potensi pemanasan global dan penipisan lapisan ozon yang
dapat ditimbulkan, serta kemudahan dalam mendapatkan nya. Untuk itu perlu dipilih fluida
kerja yang optimal. Tabel berikut menunjukkan beberapa cairan organik yang dapat digunakan
sebagai fluida kerja yang telah memenuhi standar keamanan lingkungan.
Fluida yang digunakan untuk pembangkitan siklus ORC dari golongan CFC, yaitu
refrigerant R-12. CFC R-12 sangat efisien dan diklasifikasikan sebagai A1 (toksisitas rendah -
tidak ada propagasi api). Serta dari golongan HCFC dipilih refrigerant R-134a dan R-152a. HCFC
digunakan dalam proses kompresi uap untuk semua jenis kompresor. HCFC R-134a dan R-152a
efisien sehingga diklasifikasikan sebagai B1 (toksisitas lebih tinggi - tidak ada propagasi api).
Berikut adalah tabel penggunaan jenis refrigerant untuk sistem ORC.
Untuk mempermudah penganalisaan termodinamika siklus ini, proses-proses
diatas dapat di sederhanakan dalam diagram T-S berikut :
Dari diagram T-S diatas dapat dilihat bahwa untuk siklus rankine organik fluida kerja
dipanaskan pada suhu dibawah 1000 C ( 850C ) di evaporator berbeda dengan siklus rankine
konvensional yang fluida kerja nya dipanaskan hingga mencapai suhu 1000 C, hal ini tentunya
dapat menyebabkan berkurang nya energi untuk memanaskan fulida hingga menghasilkan uap.
Berdasarkan diagram diatas terdapat 4 proses dalam siklus Rankine organik :
Proses 1: Fluida organik dipompa ke evaporator dari bertekanan rendah ke
tekanan tinggi dalam bentuk cair. Proses ini membutuhkan sedikit input
energi.
Proses 2: Fluida organik cair masuk ke evaporator di mana fluida dipanaskan
hingga menjadi uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh
desuperheating.
Proses 3: Uap desuperheating bergerak menuju turbin yang berfungsi memutar
generator yang menghasilkan energi listrik. Hal ini mengurangi
temperatur dan tekanan uap.
Proses 4: Uap basah memasuki kondensor di mana uap diembunkan dalam
tekanan dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic Maka
analisa pada masing-masing proses pada siklus untuk tiap satu-satuan massa dapat
ditulis sebagai berikut:
o Desain Organic Rankine Cycle (ORC) untuk refrigerant R-12
o Desain Organic Rankine Cycle (ORC) untuk refrigerant R-134a
Daftar Pustaka
1. http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2011/07/pemanfaatan-langsung-energi-panas-
bumi.html diakses tanggal 28 September 2012
2. http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi-
Bersih/geothermal/ diakses tanggal 28 September 2012
3. http://www.planethijau.com/mod.php?
mod=informasi&op=viewinfo&intypeid=4&infoid=8 diakses tanggal 28 September 2012
4. http://www.sdm.kiev.ua/eng/refregerants/appendix20.html diakses tanggal 28
September 2012
5. http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:LUFAezsHDn0J:repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/26312/4/Chapter
%2520I.pdf+&hl=id&gl=id diakses tanggal 28 September 2012