Diphen g2 Fix

46
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLIDA-LIKUIDA “SEDIAAN ANTIHISTAMIN YANG BEKERJA CEPAT DAN EFEKTIF MENGATASI REAKSI DAN GEJALA ALERGI” Nama Pembimbing : Ni Luh Dewi Ariyani,SSi.MSi.Apt Nama Praktikan : Vivi Sulistyaningsih 1130290 Nurlina Muliani 1130384 Irdiani Vivi K 1130407 Tiffani Eka Putri 1130413 M Malvin Meiladi 1130587 LABORATORIUM FARMASETIKA 1

description

diphen

Transcript of Diphen g2 Fix

Page 1: Diphen g2 Fix

LAPORAN PENELITIAN

PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN SEMISOLIDA-LIKUIDA

“SEDIAAN ANTIHISTAMIN YANG BEKERJA CEPAT DAN EFEKTIF

MENGATASI REAKSI DAN GEJALA ALERGI”

Nama Pembimbing :

Ni Luh Dewi Ariyani,SSi.MSi.Apt

Nama Praktikan :

Vivi Sulistyaningsih 1130290

Nurlina Muliani 1130384

Irdiani Vivi K 1130407

Tiffani Eka Putri 1130413

M Malvin Meiladi 1130587

LABORATORIUM FARMASETIKA

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SURABAYA

2015

1

Page 2: Diphen g2 Fix

DAFTAR ISI

Daftar Isi. ………………………………………………………………………….…… i

Abstrak……………………………………………………………………….……….... ii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………….................... 11.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….... 11.3 Tujuan……………………………………………………………............................ 21.4 Manfaat…………………………………………………………………………...... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...……………………………………………….…… 3

2.1 Tinjauan Alergi.......................................................................................................... 3

2.2 Tinjauan Hiatamin..................................................................................................... 3

BAB III. KERANGKA KONSEPTUAL……..………………………………………... 6

BAB IV. METODE PENELITIAN……..………………………………………........... 5

4.1 Bahan dan Alat..……………………………………….............................................

174.2 Kerangka Operasional..………………………………………..................................

234.3 Metode Kerja..………………………………………...............................................

24

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN……..……… 5

5.1 Rancangan Evaluasi............................................................................................. .. . 25

5.2 Hasil Evaluasi............................................................................................................. 26

5.3 Analisis Hasil Penelitian............................................................................................ 27

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………................ 29

Daftar Pustaka……...……………………………………….…………………….......... 30

i

ABSTRAK

2

Page 3: Diphen g2 Fix

Alergi merupakan reaksi hipersensitifitas tipe I yang terjadi akibat perubahan reaksi

tubuh atau pertahanan tubuh terhadap suatu benda asing. Alergi dapat dialami oleh anak-

anak, dewasa hingga lansia, maka kami merancang obat yang dapat digunakan oleh anak-

anak hingga lansia dengan perhitungan dosis menggunakan body surface area. Gejala alergi

seperti ruam kulit, gatal, pembengkakan, rhinitis, hidung berair, mual, muntah, sakit kepala

merupakan efek dari mediator histamin, maka dipilih bahan aktif antihistamin yang dapat

menghambat aksi mediator histamine. Dalam praktikum ini, kami membuat obat antihistamin

yang bekerja efektif dan cepat untuk mengatasi reaksi atau gejala alergi. Dalam hal ini, yang

menjadi pertimbangan kami adalah efektifitas obat dimana obat dalam dosis kecil dapat

memberikan efek, serta on set of action obat cepat. Sehingga untuk formulasi bahan aktif,

kami memilih Diphenhydramin HCl. Bahan tambahan yang digunakan adalah sukrosa

sebagai pemanis, nipagin sebagai pengawet dan propilenglikol untuk melarutkan nipagin,

thylose untuk meningkatkan viskositas, dapar fosfat fosfat untuk stabilitas pH kemudian

untuk flavour menggunakan flavor jeruk dan pewarna sunset yellow. Hasil evaluasi sediaan

yang dihasilkan adalah sirup dengan rasa manis, bau jeruk, warna orange. pH awal 5,671 dan

ditambahkan NaH2PO4 sehingga pH menjadi 5,003, dengan viskositas 35 cps (tidak sesuai

dengan spesifikasi sediaan), berat jenis 1,127 g/ml. Dari sediaan yang dihasilkan dapat ditarik

kesimpulan bahwa sediaan belum layak untuk diproduksi karena hasil uji belum sesuai

dengan spesifikasi yang direncanakan.

ii

BAB I

PENDAHULUAN

3

Page 4: Diphen g2 Fix

1.1 Latar Belakang Masalah

Alergi merupakan reaksi tubuh yang berlebihan terhadap benda asing di

sekelilingnya yang disebut alergen. Reaksi alergi terjadi ketika tubuh salah

mengartikan zat yang masuk sebagai zat berbahaya. Angka penderita alergi dari tahun

ke tahun semakin meningkat. Saat ini, alergi telah menjadi permasalahan global bagi

anak dan orang tua di berbagai belahan dunia.

Untuk mencegah reaksi alergi, selain menghindari kontak dengan alergen, atau

dengan pemberian obat-obat antihistamin. Contoh alergen yaitu :

Bulu binatang

Serbuk

Sari bunga

Makanan

Bahan kimia obat

Debu, dan lain-lain

Obat-obat yang digunakan untuk mengatasi gejala dan reaksi alergi adalah obat-

obat golongan antihistamin, diantaranya :

Diphenhydramin HCl

Klorpheniramin maleat

Cetirizin HCl

Loratadine

Prometazin HCl

dan lain-lain

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana membuat sediaan sirup yang dijual bebas (OTC) antihistamin yang

bekerja efektif dan cepat terhadap gejala dan reaksi alergi.

1.3 Tujuan

1. Untuk memperoleh formula sediaan sirup dengan bahan aktif yang aman, efektif,

stabil, dan dapat diterima secara farmakologis bagi pasien

4

Page 5: Diphen g2 Fix

2. Untuk memenuhi keinginan masyarakat luas akan sediaan yang aman, efektif,

stabil, dan dapat diterima karena penggunaannya mudah dan efisien.

1.4 Manfaat

Dapat membuat formula yang memenuhi persyaratan mutu yang tertera pada

pustaka, yaitu aman, efektif, stabil dan dapat diterima.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Alergi

5

Page 6: Diphen g2 Fix

Alergi adalah reaksi hipersensitivitas yang diinisiasi oleh mekanisme

imunologis spesifik yang diperantarai oleh immunoglobulin E (IgE). Orang-orang

yang alergi sangat sensitif terhadap bahan-bahan yang bagi sebagian besar orang sama

sekali tidak atau kurang berbahaya. Pemicu alergi pada umumnya meliputi serbuk

sari, asap rokok, kutu debu rumah, bulu dan rambut atau ketombe binatang. Bahan-

bahan yang menyebabkan hipersensitivitas tersebut disebut alergen.

Alergen adalah senyawa yang dapat menginduksi imunoglobulin E (IgE)

melalui paparan berupa inhalasi (dihirup), ingesti (proses menelan), kontak, ataupun

injeksi. Respon tubuh terhadap suatu alergen terjadi melalui proses yang kompleks

dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat inang, lingkungan, dan sifat fisik

dari alergen. Sebagian besar alergen merupakan protein yang dapat merangsang

respon imun tubuh melalui reaksi enzimatik atau aktivasi reseptor pada sel epitelium

mukosa secara langsung.

Proses alergi meliputi dua langkah yaitu langkah pertama dimulai dengan

kepekaan, selama tahap awal dari sensitisasi, menghasilkan sejumlah besar antibody

IgE terhadap alergen yang dihirup, ditelan atau zat yang disuntikkan. Sebagian sel B

memori akan muncul yang mampu menghasilkan lebih banyak antibody IgE spesifik

jika terpapar kembali dengan allergen yang sama dikemudian hari. Tahap kedua

pembentukan antibody IgE untuk menempel di reseptor yang dimiliki oleh basophil

atau sel mast di mukosa permukaan kulit, saluran pencernaan, dan sistem pernapasan.

2.2 Tinjauan Histamin

Histamine merupakan messanger kimiawi yang memperantai daerah respons

selular yang luas, termasuk reaksi alergi dan peradangan, sekresi asam lambung, dan

kemungkinan neurotransmisi bagian otak. Antihistamin adalah obat yang bekerja

melawan histamine,obat yang bekerja melawan histamine pada reseptor H1 maka

disebut antihistamin1 dan obat yang melawan kerja histamine pada reseptor H2 maka

disebut antihistamin2.

Lokasi, sintesis, dan pelepasan histamin

Lokasi : pada semua jaringan tetapi didistribusi tidak sama, banyak terdapat

dikulit, paru-paru, dan saluran cerna.

6

Page 7: Diphen g2 Fix

Sintesis : histamine adalah suatu amin yang dibentuk oleh dekarboksilasi asam

amino histidin, terutama dalam sel mast, basofil,paru-paru, kulit dan saluran

cerna. Pelepasan histamine merupakan respon primer terhadap beberapa

rangsangan. Rangsangan yang menyebabkan pelepasan histamine dari jaringan

adalah destrukis sel akibat dingin, toksin bakteri, sengatan lebah, atau trauma.

Reakswi alergi dan anafilaksis juga dapat mencetuskan pelepasan histamine.

Mekanisme kerja histamin

Reseptor H1 penting pada produksi kontraksi otot polos dan peningkatan

permeabilitas kapiler. Histamine menyebabkan vasodilatasi dengan menyebabkan

endothelium pembuluh darah melepaskan nitrogen oksida yang berdifusi ke

dalam otot polos pembuluh darah, yang menyebabkan vasodilatasi. Reseptor

histamine H2 memperantai sekresi asam lambung.

Reseptor H1

Ekskresi Eksokrin : Peningkatan produksi mucus bronkus dan nasal

menyebsabkan gejala-gejala pernafasan.

Otot polos bronkus : konstriksi bronkiolus menyebabkan gejala-gejala asma,

penurunan kapasitas paru.

Otot polos intestimun : konstriksi meyebabkan kram usus dan diare.

Ujung saraf sensorik : menyebabkan gatal dan nyeri

Reseptor H2

Lambung : rangsangan sekresi asam lambung.

Reweptor H1 dan H2

Sistem kardiovaskuler : menurunkan tekanan darah sistemik dengan cara

mengurangi resistensi perifer. Menyebabkan kronotropisme positif

(diperantai oleh reseptor H1 dan H2).

Kulit : dilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan protein

dan cairan bocor ke dalam jaringan.

Semua antihistamin bermanfaat besar pada terapi alergi nasal, rhinitis alergika

dan mungkin juga pada rhinitis vasomotor. Antihistamin mengurangi sekresi nasal

dan bersin tetapi kurang efektif untuk kongesti hidung. Antihistamin topikal

digunakan pada mata, hidung dan kulit. Antihistamin oral juga dapat mencegah

urtikaria dan digunakan untuk mengatasi ruam kulit pada urtikaria, gatal, gigitan dan

7

Page 8: Diphen g2 Fix

sengatan serangga, serta alergi obat. Injeksi klorfeniramin atau prometazin digunakan

sebagai terapi tambahan pada terapi darurat anafilaksis dan angioedema dengan

adrenalin. Antihistamin (sinarisin, siklisin dan prometasin teoklat) digunakan pada

mual dan muntah. Antihistamin kadang digunakan untuk insomnia.

Antihistamin  berbeda-beda dalam lama kerja serta dalam derajat efek sedatif

dan anti-muskarinik. Antihistamin golongan lama relatif mempunyai kerja pendek

tetapi beberapa (misal prometazin) memiliki kerja sampai 12 jam, sedangkan

antihistamin non sedatif yang lebih baru memiliki kerja panjang. Semua antihistamin

golongan lama menyebabkan sedasi, meskipun alimemazin (trimeprazin) dan

prometazin mempunyai efek sedasi yang lebih besar dibanding klorfeniramin dan

siklizin. Efek sedasi ini kadang-kadang dibutuhkan untuk mengendalikan gatal karena

alergi. Tidak banyak bukti yang menunjukkan bahwa antihistamin sedatif yang satu

lebih baik dari yang lain karena pasien mempunyai respons yang sangat berbeda satu

sama lain. Antihistamin non sedatif seperti cetirizin, levosetirizin, loratadin,

desloratadin, feksofenadin, terfenadin dan mizolastin lebih sedikit menyebabkan efek

sedasi dan gangguan psikomotor dibanding golongan lama karena jumlah obat yang

menembus sawar darah otak hanya sedikit.

Antihistamin yang menyebabkan kantuk mempunyai aktivitas antimuskarinik

yang nyata dan harus digunakan dengan hati-hati pada hipertrofi prostat, retensi urin,

pasien dengan risiko galukoma sudut sempit, obstruksi pyloroduodenal, penyakit hati

dan epilepsi. Dosis mungkin perlu diturunkan pada gangguan ginjal. Anak dan lansia

lebih mudah mendapat efek samping. Penggunaan pada anak di bawah 2 tahun tidak

dianjurkan kecuali atas petunjuk dokter dan tidak boleh digunakan pada neonatus.

Banyak antihistamin harus dihindari pada porfiria, meskipun beberapa (misalnya

klorfenamin dan setirizin) diperkirakan aman.

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

ALERGI

8

Page 9: Diphen g2 Fix

Diphenhydramin HCl

Keuntungan :

- on set of action 1-4 jam

- mudah larut dalam air

Kerugian :

- sedatif

(Martindale ed. 37 P.628)

Loratadine

Keuntungan :

- on set of action 1 jam

-Antihistamin non sedatif

Kerugian :

- praktis tidak larut air

(Martindale ed. 37 P.635)

Cetirizine HCl

Keuntungan :

-on set of action 1 jam

- antihistamin non sedatif

- sangat mudah larut dalam air

Kerugian :

Makanan dapat memperlambat waktu untuk mencapai konsentrasi maksimum

(Martindale ed. 37 P.621)

PENYEBAB

Alergen (debu, serbuk tumbuhan, makanan,bulu binatang, zat kimia obat

Obat : Antihistamin

GEJALA

1. Ruam kulit : urtikaria (lesi berwarna pucat, permukaan agak menonjol dengan tepi kemerahan)

2. Gatal3. Pembengkakan misal angiodema4. Rhinitis5. Mual, muntah, demam, sakit kepala

Diphenhydramin HCl

9

Page 10: Diphen g2 Fix

BAHAN AKTIF

EFEK UTAMA EFEK SAMPING

INDIKASI KONTRA INDIKASI

SPESIFIKASI LAIN

Diphenhydramin Hydrochloride

-Sebagai antihistamin yang memberikan efek sedatif

Depresi CNS, sakit kepala, gangguan psikomotorik, mengantuk

Sebagai antihistamin untuk batuk produktif, antiemetik

Porphyria, wanita hamil dan penderita asma (Martindale

Farmakokinetika :

- Diabsorpsi baik dari sistem gastrointestinal

10

Page 11: Diphen g2 Fix

dengan gejala ketergantungan antimuskarinik

-Digunakan pada gejala simptomatik karena alergi seperti urtikaria dan angiodema, rhinitis dan konjungtiva serta iritasi kulit

-Dapat digunakan sebagai antiemetik pada perawatan mual dan muntah

-Tindakan pencegahan mabuk perjalanan yang diberikan 30 menit sebelum perjalanan (Martindale ed 37 P.628)

dan mulut kering (Martindale ed 37 P.611)

dan hipnotik (Martindale ed 37 P.628)

ed 37 P.628) - On set of action 1-4 jam, setelah dosis oral.

- Terdistribusi secara luas ke seluruh tubuh termasuk CNS, dapat melewati plasenta dan dapat ditemukan dalam ASI.

- Dieksresi terutama lewat urin sebagai metabolit, sebagian kecil dieksresi dalam bentuk obat yang tidak berubah (Martindale ed 37 P.628)

Cetirizine HCl Non sedating antihistamin long acting, dan stabilisator sel mast digunakan untuk mengobati gejala alergi termasuk rhinitis dan urtikaria kronis (Martindale ed 37 P.621)

Sedikit atau tidak mengantuk, sedikit atau tidak efek muskarinik. Kadang- kadang efek samping gastrointestinal termasuk nausa, muntah, diare atau nyeri epigastrik

Meringankan gejala alergi seperti demam, urtikaria, idiopathic kronik (BNF 68 P.204)

Hipertropi prostat, retensi urin, aritmiak hipersenstivitas

Martindale ed 37 P.621)

Farmakokinetika:

- cepat diabsorpsi dari sistem gastrointestinal setelah dosis oral

- on set of action 1 jam

- Dieksresi terutama lewat urin dan dalam bentuk obat tidak berubah(Martindale ed 36 P.570)

Loratadine Non sedating antihistamin tanpa aktivitas antimuskarinik signifikan

Sedikit atau tidak mengantuk, sedikit atau tidak efek antimuskarini

Meringankan gejala alergi seperti demam idiopathic kronik (BNF

Ibu menyusui, ibu hamil (Martindale ed 37 P.635)

Farmakokinetik:

- cepat diabsorpsi dari sistem gastrointestinal setelah dosis

11

Page 12: Diphen g2 Fix

k. Kadang-kadang efek samping gastrointestinal termasuk nausea

ed 68 P.205)

Meringankan gejala alergi termasuk rhinitis alergi dan urtikaria kronis (Martindale ed 36 p 584)

oral- on set of actiom

1 jam- Bioavailabilitas

meningkat dan waktu untuk konsentrasi plasma puncak tertunda ketika bersama dengan makanan

- Sebagian besar dosis diekskresikan sama dalam urin dan feses, terutama dalam bentuk metabolit

PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN

Diphenhydramin HCl

PEMILIHAN BAHAN TAMBAHAN

1.

Organoleptis

Rasa Pahit Sukrosa

Pemerian : hablur putih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis, stabil di udara,

larutannya netral terhadap lakmus (FI IV halaman 762)

12

KARAKTERISTIK

Fisika Kimia

- Serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa pahit disertai rasa tebal (FI ed III p 228)

- Kelarutan :1:1 dalam air, 1:2 dalam alkohol, 1:2 dalam koroform dan 1:50 dalam asetonSangat sukar larut dalam eter dan benzena (Martindale ed 37 p 628)

- Berat molekul : 291,82- Titik lebur antara 1680 dan 1720

(European Pharmacopoeia ed5 p 1454)

- Garam- Rumus molekul: C17H21NO.HCl- Tidak mudah teroksidasi- pH sediaan 4-6,5 (USP 37 p 2655)- pH sediaan 5-6 (martindale edisi 28 hal

1312)- pH larutan 4-6 (martindale edisi 28 hal

1311)

Page 13: Diphen g2 Fix

Kelarutan : larut 1:0,5 dalam air dan 1:0,2 dalam air panas (HPE edisi 6 halaman

704)

% kadar oral : 67% (HPE edisi 6 halaman 704)

Fungsi : Sebagai pemanis juga pengental untuk meningkatkan viskositas

sediaan

Tidak Berbau Essense Jeruk

Fungsi : Sebagai pemberi aroma sesuai dengan warna yang diberikan

Tidak Berwarna Sunset Yellow

Fungsi : Sebagai pewarna agar membuat sediaan lebih menarik.

2. Stabilitas

Pengawet Nipagin / Methyl paraben

Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau putih, tidak berbau, mempunyai

sedikit rasa terbakar (FI IV halaman 551)

Kelarutan : larut 1:400 air, 1:200 minyak, 1:5 propilenglikol, dan 1:60 gliserin

(HPE edisi 6 halaman 441)

Fungsi : sebagai pengawet

% kadar oral : 0,015-0,2% (HPE edisi 6 halaman 441)

pH : 4-8 (HPE edisi 6 halaman 441)

ADI : 10 mg/kg BB (HPE edisi 6 halaman 441)

Perhitungan ADI untuk Nipagin :

Umur (th) Bobot rata-rata wanita dan pria (kg) Dosis (mg)

1 7,85 78,5

2 9.45 94,5 86,5

13

Page 14: Diphen g2 Fix

3 11.2 112

4 12.8 128

5 14.3 143

6 16 160 154,87

7 18.2 182

8 20.45 x 10 mg 204,5

9 21.95 219,5

10 24,3 243

11 27,63 276,3 261,87

12 30,85 308,5

13 35 350

14 40,4 404 394,33

15 42,9 429

Aturan pakai :

1-2 th : 4 x sehari ½ takaran = 10 ml x 0,2 % = 0,02 g = 20 mg < 86,5 mg

3-8th : 4 x sehari 1 takaran = 20 ml x 0,2 % = 0,04 g = 40 mg < 154,87 mg

9-12th : 4 x sehari 1½ takaran = 30 ml x 0,2 % = 0,06 g = 60 mg < 261,87 mg

≥ 13th : 4 x sehari 2 takaran = 40 ml x 0,2 % = 0,08 g = 80 mg < 394,33 mg

Jadi, nipagin yang digunakan tidak melebihi ADI.

Dapar Fosfat-fosfat pH 5

Natrium Fosfat, Dibasic ( Na2HPO4.12H2O , Mr : 358,08)

Pemerian : hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin (FI III hal 227)

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air (HPE edisi 6 halaman 656)

Fungsi : buffering agent, sequestering agent

Natrium Fosfat, Monobasic ( NaH2PO4.2H2O , Mr : 156,01)

Kelarutan : larut dalam 1:1 air (HPE edisi 6 halaman 659)

Perhitungan dapar fospat – fospat

pKa1= 2,15

14

Page 15: Diphen g2 Fix

H3PO4 + NaOH NaH2PO4 + H2O

NaH2PO4 + NaOH Na2HPO4 + H2O

Na2HPO4 + NaOH Na3PO4 + H2O

pH 5 pKa 2

pKa 2 = 7,09 pH = pka 2 + log[G ][ A ]

-log ka = 7,09 5 = 7,09 + log[G ][ A ]

Ka = 8,128305162 x 10-8 -2,09 = log[G ][ A ]

[G ][ A ]

=8,128305162 ×10−3

[G] = 8,128305162 ×10−3[A]

β =2,303 C ka .H 2O

ka+H 2 O

0,01 =2,303 C (8,128305162× 10−8)(10−5)(8,128305162 ×10−8 )+(10−5)

C= 0,542922298

C= [A] + [G] [G]=8,128305162 ×10−3[A]

0,542922298 =[A]+8,128305162 ×10−3[A] = 8,128305162 ×10−3x0,5381

[A]=0,5381 = 0,00437745613

H3PO4 + NaOH NaH2PO4 + H2O

M : 0,542922297 0,542922297

B : 0,542922297 0,542922297 0,542922297

S : 0,542922297

NaH2PO4 + NaOH Na2HPO4 + H2O

M : 0,542922297 0,004377456813

pKa2= 7,09

pKa3= 12,32

15

Page 16: Diphen g2 Fix

B : 0,004377456813 0,004377456813 0,004377456813

S :0,538544841 0,004377456813

NaH2PO4 : 0,542922297 . M

: 0,542922297 . 156

: 84,69587846 . 150

1000

: 12,70438177 g = 8,4695 %

Na2HPO4 : 0,004377456813 . 358

: 0,23506943 g = 0,15671 %

3. Efektivitas

Propilenglikol

Pemerian : cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis,

higroskopis (FI III hal 534)

Kelarutan : larut dalam air dan gliserin (HPE edisi 6 halaman 529)

% Kadar oral : 10-25% (HPE edisi 6 halaman 529)

Fungsi : Pelarut nipagin, stabilisator dan wetting agent

ADI : 25 mg/kg BB (HPE edisi 6 halaman 529)

Perhitungan ADI untuk Propilenglikol :

Umur (th) Bobot (kg) Dosis (mg)

16

Page 17: Diphen g2 Fix

1 7,85 196,25 216,25

2 9.45 236.25

3 11.2 280

4 12.8 320

5 14.3 357.5 387,57

6 16 400

7 18.2 455

8 20.45 x 25 mg 511.25

9 21.95 548.75

10 24,3 607,5 654,69

11 27,63 691,25

12 30,85 771,25

13 35 875

14 40,4 1010 985,83

15 42,9 1072,5

Aturan pakai :

1-2 th : 4 x sehari ½ takaran = 10 ml x 1,5 % = 0,15 g = 150 mg < 216,25 mg

3-8th : 4 x sehari 1 takaran = 20 ml x 1,5 % = 0,30 g = 300 mg < 387,57 mg

9-12th : 4 x sehari 1½ takaran = 30 ml x 1,5 % = 0,45 g = 450 mg < 654,6875 mg

≥ 13th : 4 x sehari 2 takaran = 40 ml x 1,5 % = 0,60 g = 600 mg < 985,8333 mg

Jadi, propilenglikol yang digunakan tidak melebihi ADI.

Thylose

17

Page 18: Diphen g2 Fix

Pemerian : serbuk berserat atau granul, berwarna putih, suspensi dalam air

bereaksi netral terhadap lakmus P, mengembang dalam air dan membentuk

suspensi yang jernih hingga koloidal (FI IV halaman 544)

Kelarutan : larut dalam air panas (HPE edisi 6 halaman 438)

PERSYARATAN MUTU SEDIAAN

Sediaan yang dibuat harus memenuhi kriteria persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan

dari dari Farmakope Indonesia IV dan USP XXII / XXXVII

a. Aman

Sediaan dikatakan aman bila kadar masing-masing zat berkhasiat masih berada dalam

batas yang tidak membahayakan /menimbulkan efek samping yang membahayakan

apabila digunakan dalam dosis yang tepat dan lama pemakaian yang ditentukan untuk

penyakit tertentu.

- Kemurnian Bahan : Diphenhydramine HCl (98-102%) (FI IV p 330)

- Kadar Aman : Diphenhydramine HCl (90-110%) (USP 37 p 2655)

b. Efektif

Diharapkan dengan pemberian dosis yang sekecil mungkin dan dalam jumlah yang

tepat sudah dapat memberikan efek terapi yang optimum dalam waktu yang singkat

dan toksisitas serta efek samping yang sekecil mungkin.

- Efektif pada pemakaian dosis 37,5 mg/m2 4 kali sehari (Remington edisi 19 p

2655)

- Efektif pada pemakaian dosis 1,25 mg/kg bb 4 kali sehari (Remington edisi 19 p

2655)

- Efektif pada pemakaian dosis 25-50mg 3-4 kali sehari (Remington edisi 19 p

2655; Martindale ed 28 p 1331; AHFS Drug Information p 9)

c. Stabilitas Fisika

Konsistensi fisik tidak berubah selama penyimpanan dan pemakaian yang meliputi:

penampilan, keseragaman, viskositas dan organoleptis (USPXXII hal 1703)

d. Stabilitas Kimia

18

Page 19: Diphen g2 Fix

Setiap zat aktif dalam sediaan memiliki sifat kimia dan potensi atau kadar kadar

sesuai yang tertera pada etiket dalam batas aman yang ditentukan. Secara kimia antar

komponen tidak saling berinteraksi yang menimbulkan perubahan kadar, pH, dan

warna. (USP XXIII P.1899)

- pH sediaan Diphenhydramin HCl 4-6,5 (USP 37 p 2655)

- pH sediaan 5-6 (martindale edisi 28 hal 1312)

- pH larutan 4-6 (martindale edisi 28 hal 1311)

e. Stabilitas Mikrobiologi

Sediaan harus tahan terhadap pertumbuhan mikroba dan tidak ditumbuhi oleh

mikroba seperti Salmonella sp, E. coli, Enterobater sp, Pseudomonas sp, Clostiridium

sp, Candida albicans (Lachman P.468). Suka mengandung zat antimikroba harus tetap

efektif selama waktu yang lebih ditetapkan (USP XXII p 1990)

f. Stabilitas Toksikologi

Sediaan dibuat tidak boleh menjadi bahan yang mungkin dapat meracuni jaringan

local dan tidak boleh menunjukkan gejala perubahan atau kenaikan toksisitas pada

sediaan dalam jangka waktu tertentu (USP XXII P.1703)

g. Stabilitas Farmakologi

Diartikan sebagai Efek terapi harus tetap dan tidak mengalami perubahan efek

farmakologi baik dalam proses pembuatan, penyimpanan, distribusi hingga sampai

pada konsumen yang direncanakan atau dari tujuan pengobatan sampai batas waktu

yang ditentukan. (USP XXII p.1703)

h. Acceptabillity

Dapat diterima bila:

1. Penampilan : baik dari segi estetik dan artistic

2. Praktis, siap pakai, mudah penggunaanya, harga terjangkau

3. Tekstur : tidak lengket dan berbau

19

Page 20: Diphen g2 Fix

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 BAHAN DAN ALAT

I. Alat

Gelas ukur

Beaker glass

Pengaduk kaca

Mortir + stamfer

Piknometer

pH-meter

Pipet tetes

Viskometer VT-04 F Rion Co, LTD

II. Bahan

Dipenhydramine HCL

Propilenglikol

Nipagin

NaH2PO4. 2H2O

Na2HPO4. 2H2O

Sukrosa

Thylose

Sunset yellow

Flavour Jeruk

Aqua purificata

Penimbangan Bahan

Nama bahan

obat

Jumlah tiap

takaran (5ml)

Jumlah tiap

kemasan

(60ml)

Jumlah dalam

skala lab

(150ml)

Jumlah dalam

skala besar

Dipenhydramin

HCL

25mg + 10% =

27,5mg

300mg + 10%

= 330mg

750mg + 10% =

825mg

300.000mg +

10% = 330 g

20

Page 21: Diphen g2 Fix

Proilenglikol

1,5%

0,075 ml 0,9ml 2,25 ml 90 ml

Nipagin 0,2% 0,01 g 0,12 g 0,3 g 120 g

NaH2PO4. 2H2O

8,4695%

0,423475 g 5,0817 g 12,70425 g 5081,7 g

Na2HPO4.12 H2O

0,15671%

Na2HPO4.2 H2O

7,8355 mg

177,98358,08

×7,8355

=3,8945 mg

0,094026 g

605

×3,894555099

=46,7347mg

0,235065 g

1505

×3,894555099

=116,8366 mg

94,026 g

60.0005

×3,894555099

=46734,662 mg

Sukrosa 30% 1,5 g 18 g 45 g 18.000 g

Thylose 0,5% 0,025 g 0,3 g 0,75 g 300 g

Sunset yellow

0,001%

0,00005g 0,0006 g 0,0015 g 0,6 g

Flavour jeruk 3 tetes 60 ml

Aqua (purificata) 5 ml 60 ml 150 ml 60.000 ml

Perkiraan air untuk melarutkan sediaan skala lab 150 ml – 62,1827 = 87,8174 ml

Diphenhydramin HCl larut dalam (1:1) air = 0,825 g x 1 = 0,825 ml = 2 ml

NaH2PO4.2H2O larut dalam (1:1) air = 12,7 g x 1 = 12,7 ml = 13 ml

Na2HPO4.2H2O (sangat mudah larut dalam air) = 0,117 g x 1 = 0,117 ml = 2 ml

Sukrosa larut dalam (1:0,5) air = 45 g x 0,5 = 22,5 ml

Thylose (air panas 30xnya) = 0,75 x 30 = 22,5 ml

Sunset yellow = 2 ml

Adjust pH maksimal 10 ml

Takaran dan Dosis Bahan Aktif

1. Body Surface Area (BSA)

21

Page 22: Diphen g2 Fix

Dosis Diphenhydramin HCl 37,5 mg/m2 4 kali sehari (Remington ed 19 p 2655)

Usia Bobot wanita(kg)

Bobot pria (kg)

Bobot rata-rata

Surface area (m2) Dosis (mg)

1 7,6 8,1 7,85 0,4121 15,454 ½ takaran

2 9,3 9,6 9,45 0,4675 17,531 12,5 mg

3 11 11,4 11,2 0,5396 20,235

4 12,6 13 12,8 0,5809 21,784

5 14,2 14,4 14,3 0,6333 23,749 1 takaran

6 16,2 15,8 16 0,68 25,5 25 mg

7 17,5 18,9 18,2 0,7482 28,056

8 20,0 20,9 20,45 0,8078 X 30,293

9 21,9 22 21,95 0,8481 37,5 mg 31,804

10 24,7 23,9 24,3 0,9113 34,174 1 ½ takaran

11 28,4 26,9 27,65 0,9875 37,031 27,5

12 22,6 29,1 30,85 1,0947 41,051

13 37 33 35 1,2 45

14 40,48 40 40,4 1,313 49,238 2 takaran

15 42,5 43,3 42,9 1,297 48,6375 50 mg

>16 dewasa

Aturan pakai

1-2 th : sehari 4 kali ½ takaran (12,5 mg)

3-8 th : sehari 4 kali 1 takaran (25 mg)

9-12 th: sehari 4 kali 1 ½ takaran (37,5 mg)

>13 th : sehari 4 kali 2 takaran (50 mg)

2. Dosis Diphenhydramin HCl 1,25 mg/kg bb (Remington ed 19 p 2655)

22

Page 23: Diphen g2 Fix

Usia Bobot wanita(kg)

Bobot pria (kg)

Rentang dosis (mg) Dosis rata-rata (mg)

1 7,6 8,1 9,5-10,125 9,8125 ½ takaran

2 9,3 9,6 11,625-14,25 11,8125 10 mg

3 11 11,4 13,75-14,25 14

4 12,6 13 15,75-16,25 16

5 14,2 14,4 17,75-18 17,875

6 16,2 15,8 20,25-19,75 20 1 takaran

7 17,5 18,9 21,875-23,125 22,75 20 mg

8 20,0 20,9 25-26,125 25,5625

9 21,9 22 27,375-27,5 27,4325

10 24,7 23,9 30,845-29,875 30,375 1 ½ takaran

11 28,4 26,9 35,5-33,625 34,5625 30 mg

12 22,6 29,1 40,75-36,375 38,5625 2 takaran

13 37 33 46,25-41,25 43,75 40 mg

14 40,48 40 51-50 50,5 2 ½ takaran

15 42,5 43,7 53,125-54,125 53,625 50 mg

>16 dewasa

Aturan pakai

1-3 th : sehari 4 kali ½ takaran (10 mg)

4-7 th : sehari 4 kali 1 takaran (20 mg)

8-11 th: sehari 4 kali 1 ½ takaran (30 mg)

12-13 th : sehari 4 kali 2 takaran (40 mg)

>14 th : sehari 4 kali 2 ½ takaran (50 mg)

23

Page 24: Diphen g2 Fix

3. Dosis Diphenhydramin HCl %dosis anak terhadap dewasa 25-50 mg 3-4 kali sehari

(Martindale ed 28 p 1311)

Umur(th) % Dosis anak terhadap dewasa

Rentang dosis (mg) Dosis rata-rata (mg)

1 25 6,25-12,5 9,375

2 29 7,25-14,5 10,875

3 33 8,25-16,5 12,375 ½ takaran

4 37,5 9,3125-10,625 13,96875 10mg

5 41,5 10,375-20,75 15,5625

6 45,75 11,4375-22,875 17,15625

7 50 12,5-25 18,75

8 53,33 13,3325-26,665 19,99875 1 takaran

9 56,66 x 14,165-28,33 21,2475 20 mg

10 60 25-50 mg 15-30 22,5

11 67,5 16,875-33,75 25,3125

12 75 18,75-34,5 28,125

13 77,5 19,375-38,75 29,0625 1 ½ takaran

14 80 20-40 30 40 mg

15 85 21,25-45 31,875

16 90 22,5-45 33,75

>17 100 25-50 37,5 } 2 takaran 40 mg

Aturan pakai

1-4 th : sehari 3-4 kali ½ takaran (10 mg)

5-10 th : sehari 3-4 kali 1 takaran (20 mg)

11-16 th: sehari 3-4 kali 1 ½ takaran (30 mg)

>17 th : sehari 3-4 kali 2 takaran (40 mg)

24

Page 25: Diphen g2 Fix

UKURAN KEMASAN YANG DIBUAT :

60 ml, alasan : untuk 1 kali pemakaian adalah 5 ml, sehingga 1 hari pemakaian jika

diasumsikan 3 kali sehari adalah 15 ml. Untuk satu kali pengobatan adalah tidak lebih dari

lima hari (kami memilih empat hari), sehingga volume sediaan yang dibutuhkan adalah 15 ml

X 4 = 60 ml.

Rancangan Formula 1 kemasan (60 ml)

R/ Diphenhydramine HCl 25 mg

Propilenglikol 1,5%

Nipagin 0,2%

NaH2PO4. 2H2O 8,4695%

Na2HPO4. 2H2O 0,15671%

Sukrosa 30%

Thylose 0,5%

Sunset Yellow 0,001%

Flavour Jeruk qs

Aqua ad 5 ml

Mf.la. solution 60 ml

25

Page 26: Diphen g2 Fix

4.2 Kerangka Operasional

26

Page 27: Diphen g2 Fix

4.3 Metode kerja

No Tahapan perlakuan Alat Catatan

12

3

4

5

67

8910111213

14151617

18

Kalibrasi botol 60 mlBuat sirup

a. Timbang saccharum album 45 gb. Kalibrasi air panas 22,5 mlc. b+a , Aduk ad larut tunggu dingin

Buat dapar fospat-fospata. timbang NaH2PO4 .2H2O 12,70425 g+

2ml air , aduk ad larutb. timbang Na2HPO4 .2H2O 116,836653

mg + 2ml air , aduk ad larutc. a+b campur ad homogend. cek pH = 5 jika tidak sesuai di adjust

Buat muchilago tylosea. timbang Methyl selulose 0,75 gb. kalibrasi air panas 22,5c. taburkan thylose kedalam air panas

diamkan 15 menit , campur ad homogenTimbang Diphenhydraamine HCl 825 mg + air 2ml aduk ad larut

5 + 3d , campur ad homogen 6 + 2c , campur ad homogen

4c + 7 , campur ad homogen Kalibrasi propilenglikol 2,35 mlTimbang methyl paraben 0,3 g 9 + 10 aduk ad larut 8 + 11 campur ad homogen Timbang sunset yellow 0,075 g di analitik + air 2ml aduk ad larut

12 + 13 campur ad homogen14+13 tetesi flabour jeruk , campur ad homogen15 + Aqua purificata ad ( 40 ml ) di bekkerAmbil no 16 sebanyak 20 ml , cek PH ( jika tidak sesuai di adjust )

a. jika pH <5 + Na2HPO4b. jika pH >5 + NaH2PO4

ambil 60 ml , masukkan kedalam botol , sisa dipakai untuk evaluasi sediaan

Gelas ukur

Neraca analitikGelas ukur

Neraca analitikGelas ukur

Neraca analitik

Neraca analitik

Gelas ukurNeraca analitik

Beakker glass

27

Page 28: Diphen g2 Fix

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

5.1 Rancangan Evaluasi

1. Organoleptis

Bentuk : Larutan homogen

Bau : Aroma jeruk

Rasa : Manis

Warna : Orange

2. Kadar Bahan Aktif

Diphenhydramine HCl 110%

3. pH pH meter

- Kalibrasi pH meter

menyiapkan larutan buffer pH 4.0 dan 7.0

memasang elektrode kombinasi

menekan tombol untuk menyalakan alat

memasukkan elektrode buffer pH 4.0 kemudian amati layar digital sampai

menunjukkan angka 4.0

memasukkan elektrode pada buffer pH 7.0 kemudian amati layar digital

sampai menunjukkan angka 7.0

mengeluarkan elektrode , cuci dengan aquadem , keringkan

- Pengukuran pH sediaan

memasukkan sediaan secukupnya dalam beaker glass

memasukkan elektrode ke dalam larutan sediaan

mencatat angka yang muncul di digital

jika pH belum mencapai rancangan spesifikasi , dilakukan adjust pH hingga

didapatkan pH yang diinginkan

4. Berat jenis sediaan Piknometer

menimbang piknometer kosong pada timbangan digital

mendinginkan piknometer dalam icebath sampai suhu 20oC

memasukkan sediaan ke dalam beaker glass

28

Page 29: Diphen g2 Fix

sediaan di dinginkan sampai 20oC dalam ice bath

sediaan dimasukkan kedalam piknometer

menimbang piknometer + sediaan di timbangan digital

menghitung bobot jenis sediaan dengan rumus ρ=m 1−m 2v

Diharapkan sediaan yang di buat dapat memiliki spesifikasi : ρ air < ρ sediaan

< ρ gliserin

5. Viskositas

Alat : Viskometer VT-04 F Rion Co, LTD

Prinsip : Mengamati angka yang ditunjuk oleh jarum penunjuk pada alat viskometer,

yang kemudian diubah menjadi viskositas melalui perhitungan.

Cara :

meletakkan viscometer pada posisi yang benar

memasukkan sediaan ke dalam cup sampai batas tanda

memasang spindle sesuai dengan viskositas sediaan uji

meletakkan cup yang sudah berisi sediaan dibawah spindle

menurunkan spindle dalam cup berisi sediaan sampai batas yang ada di

spindle

menyalakan alat

mepaskan kunci, kemudian menghidupkan viskometer

mengamati angka yang di tunjuk oleh jarum penunjuk, catat dan ubah menjadi

viskositas dengan cara konversi sesuai buku manual.

5.2 Hasil Evaluasi

1. Uji Organoleptik sediaan :

Bentuk dan penampilan : Larutan

Bau : Aroma jeruk

Rasa : Manis

Warna : Orange

2. Uji pH sediaan :

29

Page 30: Diphen g2 Fix

Alat : pH meter Schott Instruments (Lab 850)

Spesifikasi : 5,00 + 0,05

pH awal = 5, 671 (kurang asam + NaH2PO4. 2H2O)

Memerlukan penambahan NaH2PO4. 2H2O 30% sebanyak 4,35 ml agar pH sediaan

menjadi 5,003

Hasil pH : 5,003

3. Uji Berat Jenis sediaan

Uji berat jenis

Alat: Piknometer 10,0 ml

Berat jenis (ρ) : m/v

PARAMETER SEDIAANMassa pikno + bahan 27,31 gMassa piknometer 16,04 gMassa bahan 11,27 gVolume piknometer 10,0 mlρ bahan = m/v 1,127 g/ml

4. Uji Viskositas sediaan

Viskositas yang ditunjukkan 0,35 dPa.s = 350 cps

5.3 Analisis Hasil Penelitian

PARAMETER SEDIAANOrganoleptis :- Bentuk dan penampilan : -- Bau : +- Warna : +- Rasa : +

Viskositas : -pH : +Berat Jenis : +Sifat Alir : +

30

Page 31: Diphen g2 Fix

Parameter organoleptis pada sediaan yang kami buat sudah sesuai dengan spesifikasi

sediaan yang kami rencanakan yaitu warna orange, bau jeruk, rasa manis. Parameter pH

sediaan kami juga mendekati pH yang kami rencanakan yaitu 5,003 sedangkan pH yang kita

rencanakan 5,00. Parameter berat jenis sediaan kami juga memenuhi spesifikasi yaitu lebih

besar dari berat jenis air (1 g/ml) yaitu 1,127 g/ml. Akan tetapi bentuk sediaan kami tidak

sesuai dengan spesifikasi yang kami rencanakan, hasil sediaan kami terdapat endapan

thylose, sedangkan yang kami rencanakan adalah larutan homogen. Parameter viskositas

sediaan kami kurang memenuhi spesifikasi yang kami rencanakan karena viskositas sediaan

kami sebesar 350 cps sedangkan viskositas sediaan yang kami rencanakan adalah sebesar

400 cps (menggunakan pertimbangan viskositas gliserin = 800 cps) hal ini dikarenakan ketika

kita mencampurkan tylose kedalam larutan bahan obat suhu tylose sudah turun sehingga

tylose tidak dapat bercampur homogen dan membentuk gel yang mengambang pada

permukaan larutan.

31

Page 32: Diphen g2 Fix

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan :

Sediaan yang dibuat masih belum layak untuk di produksi dalam skala industri, karena:

- Viskositas sediaan masih kurang kental

- Terdapat tylose yang tidak bercampur dengan larutan

6.2 Saran :

- Untuk menambahkan thylose lebih dari 0,5% agar viskositas larutan homogen

bisa bertambah.

- Pencampuran thylose yang sudah dilarutkan air panas kedalam larutan homogen

dilakukan sesegera mungkin ketika thylose masih hangat dan dicampurkan sedikit

demi sedikit.

32

Page 33: Diphen g2 Fix

DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Korpri Sub Unit

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Departemen kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Korpri Sub Unit

Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta

Remington’s. 1980. Pharmaceutical Science 19th edition. Mack Publishing Company,

Easton : Pennsylvania

Rowe, Raymon C.2006. Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th edition. The

Pharmaceutical Press : London

Reynold J. 1986. Martindale The Extra Pharmacopeia 28th edition. The Pharmaceutical

Press : London

Reynold J. 2011. Martindale The Extra Pharmacopeia 37th edition. The Pharmaceutical

Press : London

https://books.google.co.id/books?

id=OhVd026KvJIC&printsec=frontcover&dq=bebas+alergi&hl=en&sa=X&redir_esc=y#

v=onepage&q=bebas%20alergi&f=false

Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2008. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Balai

Penerbit FKUI : Jakarta.

33