Dipaparkan pada Kolokium Pusat Survei Geologi Bandung, 10 ... · – Sesar Baribis terdeteksi...

34
Dipaparkan pada Kolokium Pusat Survei Geologi Bandung, 10 Desember 2019 PUSAT SURVEI GEOLOGI BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Oleh: Asep Kurnia Permana

Transcript of Dipaparkan pada Kolokium Pusat Survei Geologi Bandung, 10 ... · – Sesar Baribis terdeteksi...

Dipaparkan pada Kolokium Pusat Survei Geologi

Bandung, 10 Desember 2019

PUSAT SURVEI GEOLOGI

BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Oleh:

Asep Kurnia Permana

PENELITIAN DASAR DAN TERAPAN DI

BIDANG GEOSAINS

GEOKRONOLOGI

GEOHERITAGE AND

GEODIVERSITY

PETROLOGI DAN

GEOKIMIA

STRUKTUR GEOLOGI DAN GEODINAMIKA

PEMODELAN BAWAH

PERMUKAAN

PALEONTOLOGI, STRATIGRAFI DAN SEDIMENTOLOGI PENGELOLAAN DAN PELAYANAN

SARANA LABORATORIUM

PENGELOLAAN DAN PELAYAAN SARANA PENYELIDIKAN

GEOFISIKA

EKSPLORASI MIGAS (KONFIGURASI BAWAH PERMUKAAN)

MITIGASI BENCANA DAN TATA RUANG

KONSERVASI GEOLOGI (GEOHERITAGE DAN GEODIVERSITY)

PENGEMBANGAN METODE DAN KONSEP BARU DI BIDANG GEOSAINS (PENYELIDIKAN GEOFISIKA DAN LABORATORIUM)

PENGEMBANGAN BASIS DATA KEGEOLOGIAN

PUBLIKASI ILMIAH (JURNAL, BUKU, ATLAS)

Lingkup Bidang Geosains

Geo-Resources

Pengembangan metode

eksplorasi hidrokarbon di

sistem vulkanik

Geo-Conversation

Identifikasi dan penetapan

warisan geologi untuk

pengembangan geowisata

dan geopark dalam upaya

mendukung pembangunan

berkelanjutan

Geo-Hazard dan

Spatial Planning

Kajian pemodelan bawah

permukaan di kota besar

dan calon ibu kota negara

untuk mitigasi bencana dan

arahan tata ruang

Geo-Information

o Layanan informasi geologi di

kawasan strategis nasional

o Pengembanngan database geologi

Program Strategis Bidang Geosains 2019 (mendukung pembangunan berkelanjutan)

Jakarta

Bandung

Kutai

Banyumas

Pandeglang

Sumbar

Banyuwangi

Ende Soa

Kupang

Belitong

Your Text

Here GEO-RESOURCES (affordable and clean energy)

Eksplorasi Hidrokarbon di Sistem Volkanik

• Cekungan busur muka

(fore-arc basin).

• Petroleum System aktif

(banyak ditemukan

rembesan minyak dan

gas).

• Kendala eksplorasi

(gambaran bawah

permukaan).

• Eksplorasi migas di

cekungan ini memiliki

resiko yang cukup tinggi.

Cekungan Banyumas

Latar Belakang : Pendekatan Eksplorasi

A B

• Hasil interpretasi PST memperlihatkan adanya

graben dan flower structure.

• Sumur Jati-1 berada pada zona flower structure

dan tidak mencapai sedimen dibawah vulkanik

Fm. Gabon

Interpretasi Struktur dan Formasi Batuan (PST)

Petroleum Systems Cekungan Banyumas

o Sedimen Eosen berperan sebagai source-rocks maupun

reservoir.

o Batuan volkanik Fm. Gabon (Oligosen) dan Fm.

Nusakambangan (Miosen Awal), serta sikuen endapan turbidit

(Fm. Penanjung, Fm Rambatan, dan Fm. Halang), dapat

menjadi batuan reservoir.

o Tipe perangkap ; struktur antiklin dan graben

Selatan Utara

• Hasil interpretasi Vp/Vs menunjukkan

zona rembesan berasosiasi dengan

flower structure

• Kemungkinan adanya akumulasi

fluida hidrokarbon dibagian selatan

yang berasosiasi dengan struktur

antiklin/graben.

Akumulasi Hidrokarbon

• Berdasarkan model gaya berat dan PST maka daerah prospek kemungkinan terletak dibagian selatan cekungan dan geometri area prospek mengikuti pola trend baratlaut-tenggara.

• Topografi daerah prospek merupakan dataran aluvial.

Volcanic Play

Your Text

Here

GEO-HAZARD

&

SPATIAL PLANNING (Sustainable Cities and Communities)

Rencana 10 Kawasan Metropolitan

Kawasan Jabodetabekpunjur: o Potensi gempa megathrust o Sesar aktif (Cimandiri,

Baribis, dan Citarik) o Potensi amblasan dan

likuifaksi

Cekungan Bandung: o Sesar aktif (Lembang,

Cileunyi-Tanjungsari, Cicalengka, dan Garsela)

o Potensi amblasan dan likuifaksi (Endapan Lakustrin)

• Fault Zone Delineation :

– Sesar Baribis terdeteksi sebagai sesar naik tersegmentasi di selatan Jabodetabek melintasi Kota Bogor dengan pola Jawa (barat-timur).

– Sesar Cisadane dan Sesar Bekasi diduga merupakan sesar mendatar dengan mekanisme ekstensional.

– Terdapat pola melingkar pada anomali residual Gayaberat yang diinterpretasi sebagai Kaldera Bogor.

• Basement Depth Estimation :

– Basement daerah kajian memiliki kedalaman rata-rata 2 Km dengan pola sebaran semakin landai ke arah utara (Teluk Jakarta).

– Terjadi pendangkalan basement di daerah Jakarta (Depok, Jakarta Timur dan Tangerang Selatan). Hasil kajian Gayaberat tersebut bersesuaian dengan hasil kajian sebelumnya dengan menggunakan metode seismic broad-band network dan metode pengolahan HVSR (Cipta, drr., 2017).

Hasil Kajian Gayaberat dan Geolistrik

Sesar Cileunyi – Tanjungsari (geser normal?)

1

Sesar Lembang (Normal)

Sesar Jati (Geser?) 2

3

1

2

3

Peta Patahan Potensial Aktif

4 5

6

4

5

6

Sesar Gunung Geulis (Naik)

7 8

9

7

Sesar Cicalengka (Normal)

8

9

Indikasi keberadaan sesar aktif di sekitar Cekungan Bandung (Data kegempaan, kelurusan lembah dan offset sungai, pengukuran gayaberat dan geolistrik).

Interpretasi gayaberat dan pemodelan geolsitrik 2D mempelihatkan jenis sesar yang berbeda-beda.

Cekungan Bandung

Akuifer

Potensi bidang gelincir gerakan tanah

Penelitian geolistrik bertujuan untuk mengidentifikasi batas perlapisan batulempung dan batupasir yang dapat berpotensi menjadi bidang gelincir gerakan tanah baik secara semi regional (1D) maupun lokal (2D). Distribusi nilai tahanan jenis juga bisa digunakan untuk mengidentifikasi akuifer di daerah tersebut.

Batulempung Batupasir Batupasir Batupasir

Kajian Geolistrik di Lokasi Calon Ibu Kota Negara

Your Text

Here GEO-CONSERVATION (protect the planet)

GEOCONSERVATION

GEODIVERSITY AND GEOHERITAGE

GEOPARK

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN +

PELESTARIAN +

PENDIDIKAN

(Pengelolaan, Pelestarian, dan Pemanfaatan)

(Perlindungan dan Pelestarian)

(Inventarisasi, Pengkriteriaan, Pembandingan, dan Klasifikasi)

PIRAMIDA PENGEMBANGAN WARISAN GEOLOGI DALAM

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Pengkriteriaan

• Nilai tinggi diantara himpunan aspek geologi

• Nilai terkemuka berdasarkan pada arti penting keunikan geologinya

• Makna (ilmiah, estetika, wisata, dan budaya)

• Fungsi (ilmiah, pendidikan, wisata)

Pembandingan

• Peringkat lokal

• Peringkat nasional

• Peringkat internasional

Klasifikasi

• Rekomendasi Pemanfaatan berdasarkan nilai ilmiah, edukasi dan pariwisata serta ancaman kerusakannya

Geoheritage

• Potensi Warisan Geologi

Proses Identifikasi dan Verifikasi dalam Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage)

Usulan Penetapan Geoheritage oleh Pemda disertai dengan :

1. Hasil inventarisasi geodiversity

2. Peta Sebaran Geodiversity

• Verifikasi Lapangan

• Focus Group Discussion (FGD)

• Penyusunan Rancangan Kepmen Geoheritage

Penetapan Warisan Geologi

Ranang Minang (Sumbar)

Ujungkulon (Pandeglang)

Ende

Soa

Pandeglang

Sumbar

Banyuwangi

Ende Soa

Banyuwangi

Hasil Identifikasi dan Verifikasi Warisan Geologi 2019

o 26 Lokasi Potensi Warisan

Geologi (5 Kab)

o 4 Nilai Warisan Siginifikan

(Lembah Harau, Danau

Tektonik Singkarak, Endapan

Soft Sediment Deformation

Fm Pematang, Komplek Mata

Air Panas dan Geyser Sapan

Maluluang)

o 14 Lokasi Potensi Warisan

Geologi

o 2 Nilai Warisan Siginifikan

(Batugamping koral

terhempas dari paparan laut

ke pantai oleh gelombang

tsunami krakatau 1883 dan

Bukti endapan tsunami 1883

di Pantai Cipenyu )

o 12 Lokasi Potensi Warisan Geologi

o 2 Nilai Warisan Siginifikan (Api Biru

“Blue Fire”Ijen, dan Danau Vulkanik Ijen

Ter-asam di Dunia)

o 17 Lokasi Potensi Warisan Geologi

o 2 Nilai Warisan Siginifikan (Situs fosil hominin

“Homo Florensiensis”di Matamenge dan Tangi

Talo, dan komplek Bajawa Type Cinder Cone”

o 12 Lokasi Potensi

Warisan Geologi

o 2 Nilai Warisan

Siginifikan (Kawah

Danau Tiga Warna

Gunung Api Kelimutu,

dan Tuff Hijau (green

tuff) Nanga panda)

Pengembangan Kawasan Berkelanjutan berdasar pada :

Edukasi Konservasi Geowisata

Arah pengembangan dan

Pemanfaatan Situs Warisan

Geologi (Geoheritage)

Pengembangan/ Pemanfaatan Geoheritage

GEOPARK

Perpres no 9 Th. 2019

UU no 23 Th. 2014

Konservasi Geologi (Kawasan Lindung

Geologi)

Objek penelitian, pendidikan kebumian,

dan geowisata

Acuan dalam penyusunan tata ruang

wilayah daerah, provinsi, kabupaten, dan

kota

Dasar pengembangan Geopark

TAHAPAN PENGEMBANGAN GEOPARK (PASAL 5 PERPRES 9 TAHUN 2019)

PENETAPAN GEOHERITAGE

PERENCANAAN GEOPARK

PENETAPAN STATUS GEOPARK

PENGELOLAAN GEOPARK

Pemda Menteri ESDM Pengelola Geopark

Pasal 6 Pasal 7 Pasal 9 Pasal 15

Menetapkan geoheritage yang dapat digunakan

sebagai dasar pengembangan geopark

Pedoman penetapan geoheritage akan diatur

oleh Permen ESDM

Penyusunan Rencana Induk Geopark dengan

mengintegrasikan tujuan pembangunan yang

berkelanjutan

Penetapan status Geopark Nasional yang

telah memenuhi persyaratan

Pedoman penetapan status geopark nasional akan diatur oleh Permen

ESDM

Pengelolaan dengan memperhatikan aspek: 1. Perlindungan dan

pelestarian terhadap Geoheritage, Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural diversity

2. Keterkaitan antara Geoheritage, Geodiversity, Biodiversity, dan Cultural diversity sebagai satu kesatuan utuh

3. Rencana Induk Geopark

Menteri ESDM

Contoh : Pemanfaatan Situs

Warisan Geologi (Geoheritage) Objek Cagar Alam Geologi

Objek Penelitian Geologi

Objek Pendidikan Kebumian

Keragaman Budaya (Cultural diversity)

Keragaman Hayati (Biodiversity)

Keterangan :

Objek Geowisata

Keragaman Geologi (Geodiversity)

Kawasan Geopark

Pemanfaatan situs warisan geologi harus memperhatikan aspek perlindungan dan pelestarian situs warisan geologi.

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pemangku Kepentingan dan Masyarakat harus menjaga situs warisan geologi yang sudah ditetapkan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku

Your Text

Here GEO-INFORMATION (innovation and infrastructure)

BELITUNG

LOMBOK, NTB

Layanan Terpadu Informasi Kegeologian 2019

SOA & KUPANG, NTT

Pengelolaan Data dan Pelayanan Informasi Warisan Geologi

Berbasis Teknologi Informasi

http://www.geology.esdm.go.id/granite/

Database potensi warisan geologi

1

Layanan informasi yang cepat dan mudah diakses

2

Verifikasi dan penetapan warisan geologi berbasis online

3

Front-end Application “Geological Database of Indonesia (GDI)”

Application to present Geological and Geophisical data.

Accessed via https://geology.esdm.go.id

Content in “Geological Database of Indonesia”: Geoheritage, Lexicon Stratigraphic,

Sedimentary Basin, Geo Map

“GEOSCIENCE FOR SUSTAINABLE

DEVELOPMENT” ( Mendukung Ketahanan Energi, Mitigasi Bencana, Konservasi dan Penataan Ruang)

BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Jalan Diponegoro No. 57 Bandung 40122

Phone: +62 22-7215297 Fax: +62 22-7216444

TERIMA KASIH

Warisan Geologi Ranah Minang

26 Lokasi

(5 Kabupaten)

Morfologi gawir akibat sesar dan kegiatan erosi membentuk lembah-lembah pada batuan sedimen endapan fluvial (braided stream) Formasi Brani pada kala Oligosen

“Endapan SSD (Soft Sediment Deformation) F. Pematang” Perselingan batupasir kuarsa-lanau sisipan tipis lempung hitam, memperlihatkan beraneka struktur sedimen : gelembur gelombang, paralel laminasi, konvolut laminasi, flame struc, loadcast, clast chip

“Lembah Harau”

Danau dengan luas mencapai lebih dari 105km² terbentuk akibat proses tektonik yang berkaitan dengan aktifitas Sesar Sumatera segmen Sumatera barat. Dijumpai endapan danau yang tersingkap di daratan (10 m lebih tinggi dari permukaan air danau) menunjukan adanya bukti dinamika teknonik pada sistem sesar ini.

“Danau Tektonik Singkarak”

Manifestasi panas bumi berupa mata air panas di Solok Selatan sangat signifikan sekali keberadaanya dengan suhu mencapai 95°C di permukaan. Juga dijumpai geyser setinggi 50-1 m dengan jeda semburan air vertikal mencapai 1-2 menit.

“Komplek Mata Air Panas dan Geyser Sapan Maluluang”

Warisan Geologi Ujung Kulon

14 Lokasi

(Kab. Pandeglang)

“Batugamping koral terhempas dari dasar paparan laut ke pantai oleh gelombang tsunami Krakatau 1883” Bongkah batugamping ini dijumpai di daerah Carita bagian utara yang didominasi oleh batuan gunung api. Batugamping ini yang dicirikan dengan kehadiran fosil koral berukuran lebih dari 30cm. Paparan batugamping terumubu koral tersingkap ketika air surut adalah bukti fenomena pengangkatan yang masih aktif menyebabkan batuan terkekarkan dengan arah retakan hampir sejajar garis pantai.

“Endapan tsunami 1883 di Pantai Cipenyu” Pantai dengan bongkah-bongkah batugamping dan terumbu karang. Terdapat singkapan batugamping dan batulempung Formasi Bojongmanik yang diatasnya terdapat endapan tsunami chaotic dengan komposisi koral, bivalvia, terumbukarang, batupasir, dan batulempung yang menindih batupasir secara tidak selaras dengan kontak bidang erosional. terdapat pula chanel yang tersingkap endapan chaotic yang serupa.

Warisan Geologi Banyuwangi

12 Lokasi

(Kab. Banyuwangi)

“Api Biru (Bluefire) Ijen” Blue fire Ijen terbentuk akibat reaksi kandungan sulfur dengan udara. Pada banyak gunungapi di dunia, reaksi semacam ini akan menyebabkan api yang berwarna merah atau jingga, namun di Kawah Ijen reaksi terjadi pada konsentrasi sulfur yang sangat tinggi pada temperatur lebih dari 360oC. Blue fire hanya dapat diamati pada malam hari karena apabila ada sinar matahari maka intensitas sinar tersebut akan mengakibatkan warna biru dari api tidak nampak

“Danau Vulkanik Ijen ter-Asam di Dunia” Air danau kawah Ijen menjadi sangat asam akibat interaksi interaksi kandungan larutan kimia yang dihasilkan oleh volatil magmatik, interaksi batuan dan fluida, penguapan air danau, pengenceran oleh air meteorik dan daur ulang air danau melalui rembesan ke dalam sistem hidrotermal bawah permukaan. Danau ini bertindak sebagai kimia kondensor untuk air yang mudah menguap dari sumber panas magmatik dangkal. Volatil magmatik disuplai berupa semburan uap magmatik (SO2, H2S, HCl dan HF) melalui rekahan batuan pada bagian dasar fumarol atau bagian dasar danau. Tingkat keasaman danau mencapai pH 0,1-0,3 (Lohr, et. al., 2015)

Warisan Geologi Bajawa (Cekungan Soa)

17 Lokasi

(Kab. Ngada)

“Situs fosil Mata Menge dan Tangi Talo di Cekungan So’a” Mata Menge yang terletak di Cekungan So’a merupakan situs penemuan fosil hominid setelah ditemukannya Homo florensiensis dari Liang Boa, jauh di daerah di sebelah baratnya. Cekungan So’a yang terletak di Kabupaten Ngada, Flores bagian tengah, merupakan lekuk topografi yang di kelilingi oleh pegunungan tinggi dan kerucut-kerucut gunungapi. Ae (Sungai) Sessa yang berasal dari cekungan mengalir ke timurlaut dan bermuara di pantai utara Flores dengan membentuk dataran delta. Aliran Aesessa yang mengeringkan cekungan menghasilkan torehan lembah yang dalam, dengan tebingnya yang terjal (gorge)

“Bajawa Type Cinder Cone” Kompleks kerucut sinder Bajawa yang berjumlah 78 buah membentuk struktur kerucut yang disusun oleh endapan fragmen batuan yang dilontarkan ke atas dan mengendap di sekitar lubang letusan (monogenetik). Kerucut-kerucut sinder ini mempunyai kawah di bagian puncaknya. Garis tengah dasar kerucut maksimum adalah 928 m (Sucipta et al, 2006).

Warisan Geologi Ende

12 Lokasi

(Kab. Ende)

“Kawah Danau Tiga Warna Gunung Api Kelimutu” Keunikan geologi dari Gunung Kelimutu adalah terdapatnya tiga kawah utama yang tersisi air membentuk danau hasil letusan eksplosif G. Kelimutu. Masing-masing danau kawah yakni Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, Tiwu Ata Polo dan Tiwu Ata Mbupu. Berdasarkan data yang ada, Tiwu Ata Mbupu merupakan kawah tertua sedangkan Tiwu Nuwa Muri Koo Fai merupakan kawah paling akhir terbentuk. Kawah Tiwu Ata Polo terbentuk diantara selang waktu kedua kawah tersebut. Nasing-masing kawah memiliki warna danau yang berbeda-beda dan selalu berubah akibat pengaruh kandungan gas dan fluida vulkanik yang masih aktif pada air danau dan dipengaruhi oleh kedalaman danau. Tingkat keasaman danau juga relatif asam dengan pH sekitar 2.

“Tuf Hijau (Green Tuff) Nangapanda” Perulangan tuf kristal dan tuf gelas yang secara umum disusun oleh mineral felspar, mineral mafik, kuarsa, fragmen litik andesit-basal, batuapung, dan gelas vulkanik. Kehadiran mineral berwarna hijau berkaitan dengan proses sekunder ubahan mineral kristal felspar dan gelas vulkanik akibat proses erupsi besar yang terjadi pada saat pengendapan batuan ini berlangsung (pada Miosen Awal, 19 juta tahun yang lalu).

Presenter Profile

photo o NAME : Asep Kurnia Permana

o INSTITUTION : Center for Geological Survey

o EDUCATION :

S1 Geological Engineering, Padjadjaran University (1998 - 2004)

S2 Applied Geology, School of Biological, Earth and Environmental Sciences, UNSW, Australia (2010-2011)

S3 Geological Engineering, Faculty of Geological Engineering, Padjadjaran University (2015-2019)

o WORKING & EXPERIENCES :

Head of Geoscience Division, Center for Geological Survey (2016 – Now)

Head of Information Services Sub Division, Center for Geological Survey (2015-2016)

Coordinator of Oil and Gas Survey Working Group, Center for Geological Survey (2014-2015)

Coordinator of Basin Geodynamics Working Group, Center for Geological Survey (2012 – 2014)

Researcher, Oil and Gas Working Group, Center for Geological Survey (2004 – 2011)