DINAS KESEHATAN LAPORAN KINERJA INSTANSI · PDF filePuskesmas Katapang Banjaran ... BAGAN...
Embed Size (px)
Transcript of DINAS KESEHATAN LAPORAN KINERJA INSTANSI · PDF filePuskesmas Katapang Banjaran ... BAGAN...

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS KESEHATAN
LAPORANKINERJAINSTANSI
PEMERINTAHTAHUN 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

i
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas izin dan karunia-
Nya Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung Tahun 2015.
Laporan ini merupakan media pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok
dan fungsi Dinas Kesehatan berisi informasi tentang pencapaian target indikator
kinerja utama Dinas Kesehatan pada Tahun 2015, serta gambaran capaian
kinerja Dinas Kesehatan selama kurun waktu pelaksanaan Rencana Strategis
(Renstra) Tahun 2011-2015.
Dinas Kesehatan telah berupaya keras dalam mencapai sasaran sesuai
dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan, namun demikian masih
terdapat kendala dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan
kesehatan.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang hasil kinerja
Dinas Kesehatan kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan lain.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi. Semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan
ini dapat menjadi bahan evaluasi guna peningkatan kualitas kinerja Dinas
Kesehatan dalam mendukung terwujudnya Visi dan Misi Dinas Kesehatan
Soreang, Februari 2015
KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
dr. ACHMAD KUSTIJADI, M.EpidPembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Dinkes
Kab
Ban
dung

ii
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PIkhtisar Eksekutif
erubahan Rencana Strategis Dinas Kesehatan KabupatenBandung 2011-2015, berorientasi pada perubahan dokumenRPJMD serta perkembangan pembangunan kesehatan diKabupaten Bandung, guna menyiapkan kemandirian
masyarakat sehat Kabupaten Bandung sesuai dengan Visi dan Misi.
Permasalahan dan isu strategis yang menjadi dasar pertimbangandalam upaya pelayanan kesehatan adalah masih belum terpenuhinyaakses dan mutu pelayanan kesehatan yang masih perlu pembenahan.Untuk itu ditahun 2015 ini akses dan mutu pelayanan kesehatan lebihditingkatkan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatanditingkat fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) menjadi Badan LayananUmum Daerah (BLUD).
Tantangan lain pembangunan kesehatan ke depan yang masihmemerlukan upaya dan kerja keras adalah pengendalian programpenyakit menular, penyakit tidak menular (PTM) dan penyehatanlingkungan. Kebiasaan masyarakat sangat besar peranannya dalammenyehatkan lingkungan, untuk itu peningkatan perilaku hidup bersih dansehat (PHBS) menjadi sangat penting dalam mengatasi tantangan ini.
Keberhasilan yang telah dicapai oleh Dinas Kesehatan KabupatenBandung sepanjang tahun 2015 ini, antara lain adalah peningkatanpartisipasi dan pemberdayaan masyarakat melalui beberapa kegiatansehingga Kabupaten Bandung mendapatkan Tanda PenghargaanSWASTI SABA PADAPA atas keberhasilan dalam menyelenggarakankabupaten sehat tahun 2015 untuk klasifikasi Pemantapan.
Dalam upaya meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan KabupatenBandung pada tahun mendatang, maka perlu dilakukan beberapaprogram/kegiatan dilanjutkan dengan meningkatkan target sasaranpembangunan kesehatan maupun mempertahankan kinerja yang telahbaik; membuat/merencanakan program/kegiatan inovasi baru yang dapatmeningkatkan prioritas program pembangunan kesehatan melalui upaya-upaya yang lebih efektif dan efisien serta meningkatkan kualitas dancakupan bimbingan teknis dan melakukan pemantauan capaian kinerjasecara berkala.
Dinkes
Kab
Ban
dung

iii
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

i
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR. ...............................................................................................i
IKHTISAR EKSEKUTIF........................................................................................... ii
DAFTAR ISI. .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
1. UMUM . ......................................................................................................... 1
2. TUGAS, PERAN, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI......................... 2
3. PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGI ....................................................... 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA......................................................................... 7
1. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2011-2015................................................. 7
2. SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA SASARAN.................. 8
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA. .................................................................... 15
1. PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2015 .................................... 15
2. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI TAHUN 2015........................................ 14
3. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2015....................................................... 58
BAB IV PENUTUP. .............................................................................................. 70
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Dinkes
Kab
Ban
dung

ii
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
DAFTAR GRAFIK
Grafik. 1 Perkembangan Indeks Kepuasaan Masyarakat (IKM)
Bidang Pelayanan Kesehatan. .............................................................. 15
Grafik. 2 Trend Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar
Masyarakat MiskinTahum 2011-2015.................................................... 21
Grafik. 3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien
Masyarakat MiskinTahun 2011-2015..................................................... 22
Grafik. 4 Persentase Keluarga yang menggunakan sarana jamban
KeluargaSehat....................................................................................... 26
Grafik. 5 Perkembangan Penderita DBD di Kabupaten Bandung. ........................ 29
Grafik. 6 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita. ................................ 31
Grafik. 7 Perkembangan Pencapaian Universal Child of Immunization
dariTahun 2011-2015. ........................................................................... 33
Grafik. 8 Perkembangan Indeks Kesehatan Tahun 2010-2015. ........................... 34
Grafik. 9 PerkembanganUsia Harapan Hidup
KabupatenBandung dari tahun 2010-2015. ........................................... 35
Grafik.10 Perbandingan Target dan Capaian Usia Harapan Hidup
Tahun 2010-2015. ................................................................................. 36
Grafik.11 AngkaKematianBayiTahun 2011-2015.................................................. 37
Grafik.12 Perbandingan Target dancapaian angka kematianbayi
tahun 2011-2015. ................................................................................. 37
Grafik.13 Trend Cakupan Pertoongan Persalinan olehTenaga Kesehatan
Yang memiliki Kompetensi KebidananTahun 2011-2015....................... 40
Grafik.14 Trend Cakupan Pelayanan Pada Ibu Nifas
Tahun 2011-205. .................................................................................. 44
Grafik.15 Trend Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani. ............. 45
Grafik.16 Cakupan Desa Siaga Aktif. ................................................................... 55
Grafik. 17 Trend Rata-Rata Belanja Obat yang Bermutu per Kapita
Tahun 2011-2015. ................................................................................ 56Dink
es K
ab B
andu
ng

iii
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran. ................................ 8
Tabel. 2.2 Proporsi Anggaran Program Dinas Kesehatan Kab. Bandung
Berdasarkan Sumber AnggaranTahun 2015. ..................................... 10
Tabel. 3.1 Realisasi Anggaran Bersumber APBD Kabupaten Bandung
Di Kabupaten Bandung TahunAnggaran 2015. .................................. 58
Tabel. 3.2 Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Bersumber DAK Bidang KesehatanTahun Anggaran 2015................. 65
Tabel. 3.3 Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Bersumber Bantuan Gubernur Jawa Barat Tahun Anggaran 2015. .... 66
Tabel. 3.4 Rincian Program/Tugas Pembantuan dari Kementrian Kesehatan
Dalam Kegiatan Bantuan Operasonal Puskesmas th 2015................. 69
Dinkes
Kab
Ban
dung

iv
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar. 1 Puskesmas WangisaraKec. Majalaya dan
Puskesmas Katapang Banjaran......................................................... 16
Gambar. 2 Puskesmas PONED Ciparay Kec.Ciparay. ........................................ 17
Gambar. 3 Poskesdes yang dibangun Tahun Anggaran 2015. ........................... 18
Gambar. 4 Call Center SIJariEmas KIBBLA. ....................................................... 39
Gambar. 5 Workshop Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan................... 46
Gambar. 6 Kegiatan Program Gizi. ..................................................................... 51
Gambar. 7 Workshop Implementasi Penegakan Perbup Kawasan Tanpa
Asap Rokok di Kabupaten Bandung. ................................................. 53
Gambar. 8 Hasil Pembangunan Gedung dan Revitalisasi Puskesmas Rawabogo
Bersumber dari Bantuan Gubernur T.A 2015..................................... 67
Dinkes
Kab
Ban
dung

1
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
BAB IPENDAHULUAN
Dalam lima tahun terakhir ini berbagai langkah terobosan program dan
kegiatan telah dilakukan dalam upaya untuk mencapai target-target kinerja
di bidang kesehatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) serta Perubahan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2011-
2015.
Pada tahun 2015 ini, merupakan masa penilaian pencapaian Sasaran
Rencana Strategis (Renstra) yang telah ditetapkan. Sasaran strategis yang
ditetapkan terutama diarahkan dalam rangka pencapaian amanah
sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, yakni “Pemerintah bertanggung jawab merencanakan,
mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan
upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat”.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas
dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran dalam mempertanggungjawabkan pelaksanaan
program dan kegiatan. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan
laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta
pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap
pengukuran kinerja.
Laporan kinerja disusun dalam bentuk Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKIP), yang berisi informasi capaian kinerja instansi
pemerintah yang dapat digunakan sebagai komunikasi
pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah. LKIP
juga berperan sebagai alat kendali, alat penilai dan alat
pendorong terwujudnya Good Governance yaitu pemerintahan yang
baik, bersih, dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme sesuai
dengan Tap MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan
1. Umum
Dinkes
Kab
Ban
dung

2
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 serta Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun
2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung merupakan Dinas Otonomi Daerah
yang secara struktur sepenuhnya berada dalam kewenangan pemerintahan
Daerah, sedangkan hubungan dengan Dinas Kesehatan Propinsi adalah
merupakan hubungan kerja fungsional, sehingga tugas-tugas bantuan
(dekonsentrasi) di bidang kesehatan di tingkat Kabupaten dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mempunyai tugas merumuskan
kebijaksanaan sistem kesehatan Kabupaten dan dan melaksanakan
kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi program,
penyehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, pelayanan
kesehatan, kesehatan keluarga, farmasi serta melaksanakan
ketatausahaan Dinas. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung berfungsi sebagai pelaksana perumusan
kebijaksanaan sistem kesehatan kabupaten dan kegiatan teknis
operasional di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan,
penyehatan lingkungan dan penanggulangan penyakit, kesehatan keluarga
dan farmasi serta pelaksana pelayanan teknis administratif ketatausahaan
di bidang kesehatan. Dinas ini berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Bupati Bandung.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun
2007 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Bandung,
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung mempunyai kedudukan, tugas pokok
dan fungsi sebagai berikut :
1. Kedudukana. Dinas daerah adalah unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas, Peran, Fungsi dan Struktur Organisasi
Dinkes
Kab
Ban
dung

3
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
b. Dinas Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah
dan tanggung jawab kepada Bupati Kepala Daerah.
2. Tugas PokokDinas mempunyai tugas pokok merumuskan kebijaksanaan sistem kesehatan
Kabupaten dan dan melaksanakan kegiatan teknis operasional di bidang
kesehatan yang meliputi program, penyehatan lingkungan dan
penanggulangan penyakit, pelayanan kesehatan, kesehatan keluarga, farmasi
serta melaksanakan ketatausahaan Dinas.
3. FungsiBerdasarkan perda tersebut Dinas Kesehatan mempunyai fungsi :
a. Pelaksanaan perumusan kebijaksanaan sistem kesehatan kabupaten dan
pelaksanaan kegiatan teknis operasional di bidang kesehatan yang
meliputi pelayanan kesehatan, penyehatan lingkungan dan
penanggulangan penyakit, kesehatan keluarga dan farmasi.
b. Pelaksana pelayanan teknis administratif ketatausahaan.
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dapat dilihat pada
gambar berikut :
Dinkes
Kab
Ban
dung

4
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN
(Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 20 Tahun 2007)
KEPALADINAS
SEKRETARIAT
Sub. Bag.Umum dan
Kepegawaian
Sub.Bag.Keuangan
Sub. Bag.Penyusunan
Program
KelompokJabatan
Fungsional
BidangPelayananKesehatan
BidangPencegahanPenyakit danPenyehatanLingkungan
Bidang BinaKesehatanMasyarakat
BidangPengawasan
danPengendalian
Kesehatan
SeksiPelayananKesehatan
Dasar
SeksiPelayananKesehatan
Khusus
SeksiPenunjangPelayanan
SeksiPengamatan
danPencegahan
Penyakit
SeksiPemberantasan Penyakit
SeksiPenyehatanLingkungan
SeksiKesehatanKeluarga
SeksiGizi
SeksiKemitraan
danPembiayaanKesehatan
SeksiPengawasan
danPengendalianFarmasi danMakanan dan
Minuman
Seksi SumberDaya
Kesehatan
SeksiPenelitian,
Pengembangan, dan Informasi
Kesehatan
UPTDLaboratorium
UPTDPelayananKesehatan
UPTDObat &
Perbekkes
Dinkes
Kab
Ban
dung

5
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Tatakelola Pemerintahan yang Baik (good governance) telah menjadi isu
sentral dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Kualitas
tatakelola pemerintahan adalah prasyarat tercapainya sasaran
pembangunan nasional, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka
panjang. Selain itu, penerapan tata kelola pemerintahan yang baik secara
konsisten akan turut berkontribusi pada peningkatan daya saing Indonesia
di lingkungan internasional. Penerapan tata kelola pemerintahan yang baik
secara konsisten ditandai dengan berkembangnya aspek keterbukaan,
akuntabilitas, efektivitas, efisiensi, supremasi hukum, keadilan, dan
partisipasi masyarakat.
Pembangunan kesehatan periode 2015-2019 adalah Program Indonesia
Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi
masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
yang didukung dengan perlindungan financial dan pemerataan pelayanan
kesehatan. Isu strategis yang menjadi sasaran pokok RPJMN 2015-2019
adalah :
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak
2. Meningkatnya pengendalian penyakit
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui
Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan
Sosial Nasional Kesehatan
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, Obat dan Vaksin
6. Meningkatkan responsivitas system kesehatan.
Permasalahan dan isu strategis yang menjadi dasar pertimbangan dalam
upaya pelayanan kesehatan adalah masih belum terpenuhinya akses dan
mutu pelayanan kesehatan yang masih perlu pembenahan, peningkatan
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan, peningkatan aksesbilitas
serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, peningkatan sumber daya
manusia kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan yang masih
rendah, peningkatan pembiayaan kesehatan serta manajemen, regulasi
dan system informasi kesehatan yang masih rendah.
3. Permasalahan dan Isu Strategis
Dinkes
Kab
Ban
dung

6
Laporan Kinerja Instansi PmerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Untuk itu ditahun 2015 ini akses dan mutu pelayanan kesehatan lebih
ditingkatkan dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan ditingkat
fasilitas kesehatan dasar (Puskesmas) menjadi Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD), diharapkan permasalahan tersebut dapat teratasi.
Urusan pada Bidang Kesehatan di Dinas Kesehatan terdapat 5 aspek
kewajiban dengan indikator target capaian sampai tahun 2015 meliputi :
1. Meningkatnya status kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya status gizi masyarakat
3. Pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
4. Penyehatan Lingkungan
5. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan
Dinkes
Kab
Ban
dung

7
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
1. Rencana Strategis Tahun 2011 - 2015
VISI
”Terwujudnya
Masyarakat
Kabupaten
Bandung Yang
Sehat secara
Mandiri”.
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan
berkualitas kepada masyarakat.
2. Menyehatkan lingkungan tempat tinggal
dan lingkungan tempat beraktivitas.
3. Menanggulangi penyakit menular dan
tidak menular.
4. Menyehatkan keluarga dan
memberdayakan masyarakat dalam
bidang kesehatan.
5. Melaksanakan pengawasan sediaan
farmasi dan makanan.
TUJUAN STRATEGIS
1. Meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.2. Meningkatnya ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan bagi
masyarakat Kabupaten Bandung.3. Meningkatnya pengelolaan data dan informasi pelayanan kesehatan
yang terintegrasi dalam rangka fasilitasi pelaksanaan penelitian danpengembangan kesehatan.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup yang sehat5. Menurunnya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular.6. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar bagi ibu hamil, bayi, balita,
anak SD dan lanjut usia7. Meningkatnya status gizi masyarakat .8. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan.9. Meningkatnya kualitas pengelolaan obat.10. Meningkatnya kualitas makanan dan minuman yang memenuhi syarat
kesehatan .
Dinkes
Kab
Ban
dung

8
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Perubahan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 2011-
2015, berorientasi pada perubahan dokumen RPJMD serta perkembangan
pembangunan kesehatan di Kabupaten Bandung, guna menyiapkan
kemandirian masyarakat sehat Kabupaten Bandung, sehingga lebih
difokuskan pada upaya promotif dan preventif melalui pengembangan
kegiatan utama (core business) berdasarkan pemberdayaan masyarakat
melalui pengembangan sarana pelayanan kesehatan yang ditunjang oleh
peningkatan sumber daya kesehatan.
Upaya yang dilakukan dalam mewujudkan keberhasilan tujuan strategis ini
melalui program antara lain ;
1. Program obat dan perbekalan kesehatan
2. Program upaya kesehatan masyarakat
3. Program Pengawasan obat dan makanan
4. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
5. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
6. Program Pengembangan lingkungan sehat
7. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
8. Program standarisasi pelayanan kesehatan
9. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
10. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan sarana dan
prasarana puskesmas/puskesmas pembantu dan jaringannya
11. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
12. Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia
13. Program Peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anakDinkes
Kab
Ban
dung

9
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Untuk mencapai tujuan strategis maka ditetapkan indikator kinerja dan
target kinerja yang harus dicapai sebagai berikut ;
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
Meningkatnyafungsi saranapelayanankesehatan dankompetensitenagakesehatanterhadappelayanankesehatan
Indeks KepuasanMasyarakat
74.48 Program upayakesehatanmasyarakat
Pelayanan kesehatanpenduduk miskindipuskesmas dan jaringannyaPengadaan, peningkatan danperbaikan sarana danprasarana Puskesmas danJaringannyaPeningkatan KesehatanMasyarakat
Peningkatan PelayananKesehatan bagi PengungsiKorban BencanaPeningkatan Pelayanan danPenanggulangan MasalahKesehatanPenyediaan BiayaOperasional danPemeliharaan
PersentasePuskesmas yangdibangun dandirehab sesuaistandar tata ruang
82.3% ProgramPengadaan,Peningkatan danPerbaikan saranadan prasaranapuskesmas/puskesmas pembantu danjaringannya
Pembangunan PuskesmasPembangunan puskesmaspembantuPengadaaan sarana danprasarana puskesmasPengembangan gedung danrevitalisasi Puskesmas
PersentasePuskesmas yangmampu PONED
94.0% Pembangunan PuskesmasPembangunan puskesmaspembantuPengadaaan sarana danprasarana puskesmas
PersentasePoskesdesdibangun sesuai tataruang
45% Pembangunan PuskesmasPembangunan puskesmaspembantuPengadaaan sarana danprasarana puskesmas
PersentasePemenuhanperlengkapan dansaranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdesyang dibangun
100% Pembangunan PuskesmasPembangunan puskesmaspembantuPengadaaan sarana danprasarana puskesmas
2. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran
Dinkes
Kab
Ban
dung

10
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
Cakupan pelayanankesehatan dasarpasien masyarakatmiskin
100% ProgramPelayanankesehatanpenduduk miskin
Kegiatan PelayananKesehatan Operasi Katarak
Pelayanan Kesehatan Dasardan Rujukan BagiMasyarakat MiskinJaminan kesehatan bagipenerima Bantuan Iuran (PBI)
Cakupan pelayanankesehatan rujukanpasien masyarakatmiskin
100% Kegiatan PelayananKesehatan Operasi KatarakPelayanan Kesehatan Dasardan Rujukan BagiMasyarakat MiskinJaminan kesehatan bagipenerima Bantuan Iuran (PBI)
Cakupan pelayanankesehatan rujukangawat darurat level1 yang harusdiberikan sarkes(RS) di Kab/Kota
100.0% Kegiatan PelayananKesehatan Operasi KatarakPelayanan Kesehatan Dasardan Rujukan BagiMasyarakat Miskin
Rasio Tenaga MedisPer SatuanPenduduk
0.4% Programstandarisasipelayanankesehatan
Penyusunan StandartJaminan PelayananKesehatan
Evaluasi dan Pengembanganstandar pelayanan kesehatanPembangunan danPemutakhiran data dasarstandar pelayanan kesehatanMonitoring, Evaluasi danPelaporan
ProgramKemitraanPeningkatanPelayananKesehatan
Kemitraan PeningkatanKualitas Dokter danParamedis
Mengendalikan penyakitberbasislingkungan
Persentase rumahyang sehat
80.0% ProgramPengembanganlingkungan sehat
Penyelenggaraanpenyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
Pengkajian PengembanganLingkungan SehatPenyuluhan menciptakanlingkungan sehatDink
es K
ab B
andu
ng

11
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
Proporsi rumahtangga denganakses berkelanjutanterhadap air minumlayak(perkotaandanpedesaan)
85.0% Penyelenggaraanpenyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian PengembanganLingkungan SehatPenyuluhan menciptakanlingkungan sehat
Presentase keluargayang menggunakansarana jambankeluarga sehat
78.0% Penyelenggaraanpenyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian PengembanganLingkungan SehatPenyuluhan menciptakanlingkungan sehat
Presentase tempat-tempat umum sehat
82.0% Penyelenggaraanpenyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian PengembanganLingkungan SehatPenyuluhan menciptakanlingkungan sehat
Menurunnyaangkakesakitanpenyakitmenular
Cakupan penemuandan penangananpenderita penyakitTB Paru
90.0 ProgramPencegahan danPenanggulanganPenyakit Menular
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
Pencegahan PenularanPenyakit Endemik / EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
Cakupan penemuandan penangananpenderita penyakitDBD
100 Penyemprotan/foggingsarang nyamukPengadaan alat fogging danbahan-bahan foggingPelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenularPencegahan PenularanPenyakit Endemik / EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
Cakupan pelayananpenderita Diare
100 Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
Dinkes
Kab
Ban
dung

12
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
Prog. Pencegahan& PenanggulanganPenyakit Menular
Pencegahan PenularanPenyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
Cakupan penemuanpenderita penyakitPneumonia Balita
73.0 Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenularPencegahan PenularanPenyakit Endemik / EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
Cakupandesa/kelurahanyang mengalamiwabah dan KLBpenyakit menularyang dilakukanpenyelidikanepidemiologi < 24jam
100 Penyemprotan/foggingsarang nyamukPengadaan alat fogging danbahan-bahan foggingPelayanan vaksinasi bagi
balita dan anak sekolahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenularPencegahan PenularanPenyakit Endemik / EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
CakupanDesa/KelurahanUniversal ChildImmunization (UCI)
90.0 Pelayanan vaksinasi bagibalita dan anak sekolahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenularPencegahan PenularanPenyakit Endemik / EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan SurveillanceEpidemiologi danPenanggulangan Wabah
Meningkatnyastatus gizi dankesehatankeluargadalammasyarakat
Indeks Kesehatan 76.02 ProgramPeningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang MampuDink
es K
ab B
andu
ng

13
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
ProgramPeningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan Masyarakat
Angka KematianBayi (AKB)
32.5 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan kunjunganibu hamil (K4)
100 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan komplikasikebidanan yangditangani
95 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupanpertolonganpersalinan olehtenaga kesehatanyg memilikikomp.kebidanan
90 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan kunjunganbayi
95 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan pelayananpada ibu nifas
90 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan neonatusdengan komplikasiyang ditangani
95 Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupanpenjaringankesehatan anak SD& setingkat
100 Program upayakesehatanmasyarakat
Peningkatan KesehatanMasyarakat
Cakupan peserta KBaktif
81 ProgramPeningkatankeselamatan ibumelahirkan dananak
Penyuluhan Kesehatan BagiIbu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupanpuskesmas santunlansia
19.4 Programpeningkatanpelayanankesehatan lansia
Pembangunan Pusat - PusatPelayanan Kesehatan
Cakupan Balita GiziBuruk mendapatpenanganan
100 Program PerbaikanGizi Masyarakat
Pemberian TambahanMakanan dan VitaminPenanggulangan KurangEnergi Protein (KEP), AnemiaGizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY),Kurang Vitamin A danKekurangan Zat Gizi MikrolainnyaPenanggulangan Balita GiziBuruk dan Kurang
Dinkes
Kab
Ban
dung

14
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
SASARAN INDIKATORKINERJA
TARGETKEGIATAN PROGRAM KEGIATAN
Cakupan ibu hamilKEK mendapat PMT
50 Pemberian TambahanMakanan dan VitaminPenanggulangan KurangEnergi Protein (KEP), AnemiaGizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY),Kurang Vitamin A danKekurangan Zat Gizi Mikrolainnya
Prevalensi anakbalita yangmenderita gizi buruk
0.04 Pemberian TambahanMakanan dan VitaminPenyusunan peta informasimasyarakat kurang gizi
Meningkatnyakemandirianmasyarakatdalam bidangkesehatan
Cakupan PHBSpada tatananRumah Tangga
70 Program PromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
Pengembangan MediaPromosi & Informasi SadarHidup Sehat
Peningkatan pemanfaatansarana kesehatanPeningkatan pendidikantenaga penyuluh kesehatan
Cakupan desa siagaaktif 70
Program PromosiKesehatan danPemberdayaanMasyarakat
Pengembangan MediaPromosi & Informasi SadarHidup Sehat
Peningkatan pemanfaatansarana kesehatanPeningkatan pendidikantenaga penyuluh kesehatan
Meningkatnyakualitasfarmasi,makanan danminumanyangmemenuhisyaratkesehatan .
Rata-rata belanjaobat yang bermutuper kapita
6000 Program obat danpebekalan
Pengadaan Obat danPerbekalan KesehatanPeningkatan pemerataanobat dan perbekalankesehatanPeningkatan Mutu PelayananKesehatan Masyarakat
Persentase produkolahan makanandan minuman yangtelah tersertifikasilayak edar
90% ProgramPengawasan obatdan makanan
Peningkatan pengawasankeamanan pangan dan bahanberbahaya
Peningkatan mutu pelayananfarmasi komunitas dan rumahsakitDink
es K
ab B
andu
ng

15
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Jumlah anggaran yang tersedia menurut DPPA tahun 2015 secara
keseluruhan setelah perubahan anggaran dengan rincian sebagai berikut :
1. PendapatanTarget pendapatan sebesar Rp. 108.883.221.211,-
2. Anggaran BelanjaAnggaran Belanja Dinas Kesehatan Rp. 350.192.564.441,-
terdiri dari :
Belanja tidak langsung Rp. 101.668.622.940,-
Belanja langsung Rp. 248.523.941.501,-
Terdiri dari :
- Belanja Pegawai Rp. 6.508.213.000,-
- Belanja Barang dan Jasa Rp. 176.424.451.089,-
- Belanja modal Rp. 65.591.277.412,-
Sumber anggaran dalam belanja langsung untuk program pada tahun
2015 sebagaimana tabel berikut :
2.591.62
3.2
97.41
Proporsi Anggaran Program Dinas KesehatanKab. Bandung Berdasarkan Sumber Anggaran
Tahun 2015
APBN TP
DAK Bid. Kesehatan
APBD Propinsi
APBD Kabupaten
Dari tabel diatas terlihat proporsi anggaran tahun 2015 berdasarkan
sumber anggaran menunjukkan bahwa proporsi terbesar sekitar 97,41%
anggaran Dinas kesehatan Kesehatan bersumber dari dana alokasi umum
melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah II Kabupaten Bandung tahun
2015.
Dinkes
Kab
Ban
dung

15
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
Pada tahun anggaran 2015, Dinas Kesehatan telah menetapkan 6 (Enam)
sasaran yang akan dicapai.
Keenam Sasaran tersebut selanjutnya diukur melalui indikator kinerja dan target
kinerja.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi dari tiap indikator kinerja sasaran. Rincian tingkat capaian kinerja tiap
indikator dapat diinformasikan dalam bentuk tabel berikut :
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 74,48 75,90 101,91
2 Persentase Puskesmas yang dibangun
dan direhab sesuai standar tata ruang81 96,77 119,47
3 Persentase Puskesmas yang mampu
PONED100 100 100
4 Persentase Poskesdes dibangun sesuai
tata ruang45 89,1 198
5 Persentase pemenuhan perlengkapan
dan sarana Puskesmas/ PONED/ Pustu/
Poskesdes yang dibangun
100 100 100
6 Cakupan pelayanan kesehatan dasar
pasien masyarakat miskin100 100 100
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin100 100 100
8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
gawat darurat level 1 yang harus
diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota
100 100 100
1. Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2015
Sasaran 1: Meningkatnya akses masyarakat terhadappelayanankesehatan.
Dinkes
Kab
Ban
dung

16
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
9 Rasio Tenaga Medis Per Satuan
Penduduk0,4 0,31 77,50
Sasaran 2: Mengendalikan penyakit berbasis lingkungan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Persentase rumah yang sehat 80 55,1 68,88
2 Proporsi rumah tangga dengan akses
berkelanjutan terhadap air minum layak
(perkotaan dan pedesaan)
85 74,5 87,65
3 Presentase keluarga yang menggunakan
sarana jamban keluarga sehat78 70,4 90,26
4 Persentase tempat-tempat umum 82 53 64,63
Sasaran 3: Menurunnya Angka Kesakitan Penyakit Menular
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TB Paru90 73,37 81,52
2 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit DBD100 100 100
3 Cakupan pelayanan penderita Diare 100 100 100
4 Cakupan penemuan penderita penyakit
Pneumonia Balita90 95,15 105,72
5 Cakupan desa/kelurahan yang
mengalami wabah dan KLB penyakit
menular yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
100 100 100
6 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)90 62,8 69,78
Dinkes
Kab
Ban
dung

17
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Sasaran 4: Meningkatnya status gizi dan kesehatan keluarga dalammasyarakat
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Indeks Kesehatan 76,02 76,62 100,79
2 Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5 33,64 96,61
3 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 100 91,5 91,50
4 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani95 84,4 88,84
5 Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yg memiliki
komp.kebidanan
90 88,3 98,11
6 Cakupan kunjungan bayi 95 99,2 104,42
7 Cakupan pelayanan pada ibu nifas 90 92 102,22
8 Cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani95 88,3 92,95
9 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD
& setingkat100 100 100
10 Cakupan peserta KB aktif 81 82,3 101,60
11 Cakupan puskesmas santun lansia 19,4 24,19 124,69
12 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat
penanganan100 100 100
13 Cakupan ibu hamil KEK mendapat PMT 50 52,43 104,86
14 Prevalensi anak balita yang menderita
gizi buruk0,04 0.04 100
Sasaran 5: Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Cakupan PHBS pada tatanan Rumah
Tangga70
43,7 62,43
2 Cakupan desa siaga aktif 70 85 121,43Dink
es K
ab B
andu
ng

18
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Sasaran 6: Meningkatnya kualitas farmasi dan makanan minuman sesuaistandar kesehatan
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Rata-rata belanja obat yang bermutu per
kapita
6000 2143 140,45
2 Pengawasan peredaran obat berbahaya
di sarana kesehatan90 93,2 103,56
Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2015 Dinas Kesehatan pada Tahun
2015 dapat dijelaskan sebagai berikut ;
Sasaran 1: Meningkatnya fungsi sarana pelayanan kesehatandan kompetensi tenaga kesehatan terhadappelayanan kesehatan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan pelayanan kesehatan yang dilakukan
terhadap masyarakat di sarana pelayanan kesehatan dasar maupun rujukan milik
pemerintah di Kabupaten Bandung Tahun 2015, dari sasaran ini diukur melalui
capaian realisasi 38indikator kinerja yaitu:
1. Indeks Kepuasan MasyarakatIndeks Kepuasan Masyarakat adalah Data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif
dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
aparatur penyelenggara pelayanan public dengan membandingkan antara
harapan dan kebutuhannya. Dalam perhitungan indeks kepuasan masyarakat
terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap unsur pelayanan memiliki
penimbang yang sama, dan digunakan perhitungan nilai rata-rata tertimbang
kemudian dikonversikan dengan nilai dasar 25. Pada tahun 2015 IKM Bidang
2. Capaian Kinerja Organisasi Tahun 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

19
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Pelayanan Kesehatan memperoleh 75,90 point dengan predikat kinerja “baik” ,
jika dibandingkan dengan tahun 2014 terdapat kenaikan sekitar 1,67 point. Nilai
tertinggi terdapat pada unsur pelayanan ke-1 yaitu unsur procedure pelayanan
dengan nilai rata-rata sebesar 3,65, sedangkan nilai terendah terdapat pada
unsure pelayanan ke-13 yaitu unsure kenyamanan lingkungan dengan nilai
rata-rata sebesar 2,95. Dari tahun 2011-2013 IKM Bidang Pelayanan Kesehatan
mengalami peningkatan hal ini seiring dengan peningkatan pelayanan
kesehatan baik dari peningkatan SDM, prasarana dan sarana kesehatan.
Dengan adanya pengembangan pelayanan kesehatan yaitu puskesmas menjadi
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) ditahun 2016 diharapkan dapat lebih
mendukung peningkatan IKM Bidang Pelayanan Kesehatan di tahun
mendatang.
Grafik. 1 Perkembangan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) BidangPelayanan Kesehatan Tahun 2009-2015
Sumber data : BPS Kab.BandungDinkes
Kab
Ban
dung

20
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
2. Persentase Puskesmas yang dibangun dan direhab sesuai standar tataruang.Persentase Puskesmas yang dibangun/rehab sesuai standar tata ruang
diperoleh dari perhitungan jumlah puskesmas yang sudah dibangun dengan
jumlah seluruh puskesmas.
Pada tahun 2015 jumlah Puskesmas yang dibangun ada 9 Puskesmas (
Puskesmas : Wangisagara,Cicalengka, Katapang (lanjutan), Ciwidey, Nagrak,
Rawabogo, Soreang (lanjutan), Cangkuang dan Pakutandang), secara target
tahun 2015 dengan realisasi telah mencapai dari yg ditargetkan 100 persen, jika
dibanding dengan tahun 2014realisasi pembangunan puskesmas ini sama yaitu
9 puskesmas dan tercapai 100 persen dari target. Persentase pembangunan
puskesmas sampai dengan tahun 2015 telah mencapai 96,77% dan melampaui
dari yang ditargetkan yaitu 81% .
Gambar 1 : Puskesmas Wangisara Kec. Majalaya dan Puskesmas Katapang Kec. Katapang
Hal ini dikarenakan dukungan dari berbagai sector melalui musyawarah
perencanaan pembangunan mulai dari tingkat desa sampai kabupaten, namun
pembangunan tersebut mengalami beberapa kendala dalam pengadaan tanah
dan pembuatan IMB terutama untuk sertifikat Hak Milik Tanah, sehingga perlu
adanya kerjasama dari berbagai pihak terutama dalam penguatan oleh
stakeholder yang berkepentingan.
Dinkes
Kab
Ban
dung

21
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
3. Persentase Puskesmas yang mampu PONED.Persentase Puskesmas yang mampu PONED dibangun, didapat dari
perhitungan jumlah puskesmas PONED dibangun dengan Jumlah prioritas
puskesmasyang dijadikan PONED.
Jumlah Puskesmas mampu PONED sampai tahun 2015 telah terbangun sebanyak
15 puskesmas mampu PONED hal ini telah terealisasi 100 dari target, jika
dibandingkan dengan tahun lalu pada tahun 2015 ini PONED yang dibangun
kembali ada 2 PONED sedangkan pada tahun 2014 tidak ada PONED yang
dibangun.
Gambar 2 : Puskesmas mampu PONED Ciparay Kec. Ciparay
Jumlah Puskesmas mampu PONED meningkat dari 2 Puskesmas pada tahun
2008 menjadi 15 Puskesmas pada tahun 2015, Puskesmas dengan kemampuan
untuk melaksanakan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED)
merupakan terobosan dalam rangka mempercepat penurunan AKI dan AKB
sebagai salah satu target pencapaian MDGs 2015. Puskesmas PONED bertujuan
mendekatkan akses masyarakat kepada pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan
neonatal dasar.
Dinkes
Kab
Ban
dung

22
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Puskesmas yang diharapkan mampu PONED adalah puskesmas dengan akses ke
tempat rujukan sangat jauh, sedangkan Puskesmas yang keberadaannya
berada di wilayah dekat dengan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
rujukan (PONEK, RS Swasta dan Klinik Swasta) tidak menjadi prioritas
untuk menjadi puskesmas mampu PONEDdan bagi puskesmas yang tidak
diprioritaskan menjadi puskesmas mampu PONED tetap diupayakan
sebagai puskesmas yang dapatmelayani pertolongan persalinan 24 jam
sebagai upaya dalam menunjang cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan dan menurunkan AKI dan AKB di Kabupaten
Bandung.Keberhasilan pembangunan Puskesmas PONED ini tidak terlepas
dengan dukungan dari pemerintah Propinsi Jawabarat dan optimalisasi
pemberdayaan dari berbagai pihak mulai dari masyarakat dan aparat
pemerintahan yang berhubungan dengan bidang kesehatan.
4. Persentase Poskesdes dibangun sesuai tata ruang.Jumlah Poskesdes yang dibangun sesuai tata ruang, diperoleh dari
perhitungan jumlah rencana Poskesdes yang dibangun sesuai standar tata
ruang. Pada tahun 2015 Poskesdes yang dibangun 9 unit (Poskesdes Cikuya
Kec. Cicalengka, Mekarmekanik Kec. Cimenyan, Sukaluyu Kec. Pangalengan,
Girimulya, Cipeujeuh Kec. Pacet, Banjaranwetan Kec. Banjaran, Rancaekek
Kencana Kec. Rancaekek, Mekarlaksana Kec. Ciparay, Rancatungku Kec.
Pameungpeuk) sesuai rencana dan tercapai 100%.
Gambar. 3 : Poskesdes yang dibangun Tahun Anggaran 2015
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka
mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Dinkes
Kab
Ban
dung

23
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan)
dengan dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.
Jumlah Poskesdes yang beroperasi pada tahun 2015 mencapai 132 Poskesdes
atau sebesar 78,11% dari target 169, dan realisasi 100 persen dari target 2015,
bila dibandingkan dengan tahun 2014 , terdapat peningkatan sebesar 9 unit
Poskesdes. Selama 5 tahun periode Renstra secara kumulatif Poskesdes yang
beroperasi bertambah dari 55 unit dari capaian tahun 2010. Hal-hal yang telah
dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Poskesdes yang beroperasi
adalah:
a) Melakukan advokasi ke pemerintah daerah untuk menyediakan tenaga
bidan di Poskesdes.
b) Memasukkan pembangunan Poskesdes beserta peralatan kesehatan dan
alat promosi kesehatan sebagai salah satu menu musrenbang mulai dari
desa sampai ke Kabupaten Bidang Kesehatan.
c) Melakukan koordinasi dalam upaya meningkatkan keterpaduan dalam
pembinaan Poskesdes dengan lintas program dan sektor melalui Pokjanal
Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang Pelayanan Kesehatan.
d) Membangun sistem Pencatatan dan Pelaporan Poskesdes dan UKBM
terpadu dengan tujuan mengetahui pertumbuhan jumlah UKBM.
e) Menyelenggarakan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.
f) Menyusun Kurikulum/Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas
Puskesmas.
g) Meningkatkan kapasitas bidan dan kader dalam rangka pencapaian target
indikator PHBS.
h) Meningkatkan kapasitas tenaga puskesmas, dalam rangka peningkatan
peran puskesmas dalam membina poskesdes yang berada di wilayah
kerjanya.
5. Persentase Pemenuhan perlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun.Fasilitas pelayanan kesehatan yang memenuhi standar sarana, prasarana, dan
peralatan kesehatan adalah fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, PONED,
Pustu dan Poskesdes) yang memiliki bangunan/gedung, prasarana dan jenis
peralatan kesehatan sesuai fasilitas pelayanan kesehatan dan persyaratan teknis.
Dinkes
Kab
Ban
dung

24
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Persentase Pemenuhan perlengkapan dan sarana
Puskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun pada tahun 2015 telah
mencapai 100%, indikator ini menargetkan sebesar 22 fasilitas pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar sarana, prasarana dan peralatan kesehatan,
sampai dengan akhir tahun 2015 di hasilkan sebanyak 287 fasilitas pelayanan
kesehatan terdiri dari 62 Puskesmas, 132 Poskesdes, 78 Pustu dan 15 PONED
yang telah terpenuhi perlengkapan dan sarana fasilitas kesehatan tersebut. Hasil
ini jauh melebihi target yang ditetapkan dalam Renstra.Jika dibandingkan dengan
tahun – tahun sebelumnya di mulai dari tahun 2010 maka terlihat bahwa selalu
terjadi peningkatan capaian dan yang lebih terlihat jauh di atas penetapan target
awal adalah pada tahun 2010. Walaupun capaian telah melampaui target Renstra
tetapi capaian tersebut masih jauh dari jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada. Diharapkan fasilitas pelayanan kesehatan yang diluar target periode tersebut
diatas dapat segera distandarkan pada perencanaan strategis berikutnya.
Meskipun capaian Indikator Kinerja Jumlah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
telah terpenuhi sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan telah melebihi target,
namun masih ada beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain :
1. Kalibrasi terhadap peralatan kesehatan masih kurang dilakukan secara
keseluruhan.
2. Belum optimalnya koordinasi antaraDinas Kesehatan terkait pembinaan dan
pengawasan sarana prasarana kesehatan di fasyankes.
3. Kurangnya peningkatan kapasitas dan kapabilitas tenaga teknis pengelola
pemeliharaan sarana prasarana kesehatan difasilitas pelayanan kesehatan.
Upaya pemecahan masalah :
1. Koordinasi pelaksanaan kalibrasi terhadap peralatan kesehatan
dengan lintas sektor terkait.
2. Meningkatkan koordinasi antaraDinas Kesehatan terkait pembinaan
dan pengawasan sarana prasarana kesehatan di fasyankes.
3. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas, serta pengadaan tenaga
teknis pengelola pemeliharaan sarana prasarana kesehatan oleh
Dinas Kesehatan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Dinkes
Kab
Ban
dung

25
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
6. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin(maskin).Indicator cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin pada
tahun 2015 sebesar 100% mencapai target, jumlah masyarakat miskin yang
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yaitu sebesar 562.843 jiwa angka
ini didapat dari frekuensi masyarakat miskin yang menggunakan sarana
pelayanan kesehatan dasar (puskesmas & jaringannya) terlayani seluruhnya
dari kunjungan masyarakat miskin. Jika dibandingkan dengan cakupan tahun
2014 kunjungan maskin mengalami penurunan sekitar 24,9% (tahun 2014
sebesar 749,110 jiwa kunjungan masyarakat miskin).
264,410194,335
377,568
749,110
562,843
-
100,000200,000
300,000
400,000
500,000600,000
700,000
800,000
2011 2012 2013 2014 2015
Grafik .2 Trend Cakupan Pelayanan Kesehatan DasarMasyarakat Miskin Tahun 2011-2015
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
Dari tahun 2011-2015 cakupan ini mengalami fluktuasi, bila dibandingkan
dengan seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Bandung maka
cakupan masyarakat miskin yang mengalami masalah kesehatan hanya
sebesar rata-rata dibawah 5 % hal ini menunjukkan bahwa intervensi program
kesehatan terhadap masyarakat cukup berhasil.
Penurunan angka kunjungan pada tahun 2015 ini tidak terlepas dari berbagai
dukungan dan upaya lintas program dan lintas sector, serta terselenggaranya
kegiatan program Jaminan Kesehatan Nasional yaitu dengan adanya BPJS
Kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan preventif dan promotif kesehatan
dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya
peningkatan derajat kesehatan.
Dinkes
Kab
Ban
dung

26
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
7. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskinCakupan ini didapat dari perhitungan persentase jumlah masyarakat miskin yang
dirujuk ke RS type B dan C dibagi jumlah seluruh mayarakat miskin yang dirujuk.
Angka masyarakat miskin yang dirujuk dan ditangani pada tahun 2015 sebanyak
21.377 atau 100% dari target kinerja tercapai. Data ini diperoleh dari catatan
rujukan peserta jamkesmas, Jamkesda juga dari peserta yang mengajukan SKTM
(Surat keterangan Tidak Mampu). Jika dibandingkan tahun 2014 mengalami
penurunan jumlah kasus rujukan sebesar 44,3%.
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
Dalam kurun waktu lima tahun yaitu dari tahun 2011-2015 cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin mengalami penurunan terus dari
tahun ke tahun, hal ini menunjukkan pelayanan kesehatan dasar sudah lebih
optimal, baik preventif, promotif dan kuratif untuk masyarakat miskin. Kebijakan
pemerintah daerah dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat miskin sangat
besar, terlihat dari anggaran yang cukup besar untuk klaim Jamkesda dan
pembayaran premi BPJS tahun 2015.Dinkes
Kab
Ban
dung

27
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
8. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1 yang harusdiberikan sarkes (RS) di Kab/KotaPelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1 adalah sarana kesehatan
dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat,
perhitungan cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1 yang
harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota didapat dari jumlah RS yang mampu
memberikan pelayanan gawat darurat level 1 dibagi dengan jumlah RS Kabupaten.
Pada tahun 2015cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat level 1 telah
mencapai target 100%, jumlah RS yang ada di kabupaten Bandung berjumlah 6
dan semuanya telah memiliki kemampuan pelayanan gawat darurat hal ini
dikarenakan adanya dukungan dalam meningkatkan kompetensi tenaga, sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan melalui berbagai pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan serta pengadaan sarana dan prasarana kesehatan. Dari tahun
2011 – 2015 capaian cakupan ini telah memenuhi target, yang mana pemenuhan
target tersebut sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan serta
penurunan angka kesakitan dan kematian.
9. Rasio Tenaga Medis Per Satuan penduduk.
Sumber daya manusia kesehatan dalam aspek jumlah, kualitas dan
penyebarannya terus membaik, namun masih belum mampu memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan di seluruh wilayah terutama bila dilihat dari
segi perbandingan dengan jumlah penduduk, padahal menurut
rekomendasi WHO seharusnya 1 orang tenaga medis (dokter umum) per
1.000 penduduk, sedangkan ditahun 2015 jumlah penduduk di kabupaten
Bandung sebesar 3.534.111 jiwa dengan jumlah tenaga medis sekitar 1.084
orang sehingga rasio dokter umum sebesar 0.31 orang dokter per 1.000
penduduk sehingga hal ini masih belum mencapai dari yang ditargetkan
yaitu hanya teralisasi sebesar 77,5 %, jika dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami penurunan rasio yaitu sebesar 0,01 hal ini dikarenakan dengan
pertambahan jumlah penduduk sebesar 118.411 jiwa sedangkan
pertambahan tenaga medis tidak mengalami kenaikan secara signifikan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan pemenuhan rasio
tersebut melalui advokasi dan koordinasi sector terkait serta rekruetmen
Dinkes
Kab
Ban
dung

28
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
tenaga pegawai tidak tetap (19 orang dokter umum dan 10 orang dokter
gigi).
Sasaran 2: Mengendalikan penyakit berbasis lingkungan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan lingkungan sehat sebagai
pengendalian penyakit akibat lingkunganmempunyai 3 indikator pencapaian
sasaran, yaitu :
1. Presentase rumah yang sehatPersentase rumah sehat didapatkan dari perhitungan rumah yang diperiksa
dengan hasil sehat dibagi dengan jumlah rumah yang diperiksa. Pada tahun 2015
capaian kinerja rumah sehat mencapai 55,1% dan masih belum mencapai dari
yang ditargetkan. Hasil itu diperoleh dari jumlah rumah yang disurvey sebanyak
743.177 terdapat 409.501 rumah yang sehat, jika dibandingkan dengan tahun
2014 jumlah rumah sehat mengalami kenaikan sebanyak 358.222 rumah dari
tahun ke tahun selama lima tahun (2011-2015) indicator tersebut mengalami
kenaikan hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pembangunan kesehatan untuk
rumah sehat cukup baik meskipun sesungguhnya kegiatan ini kurang mendapat
intervensi secara paripurna, artinya bila dilihat dari segi program kesehatan yang
dilakukan hanya kegiatan yang berbasis pemberdayaan masyarakat dan promotif
sedangkan untuk kegiatan secara fisik kewenangan ada di sektor lain sehingga
dalam hal ini untuk indicator ini memerlukan dukungan dan intervensi berbagai
sector namun karena adanya upaya program kegiatan yang terintegrasi dengan
kegiatan yang berbasis lingkungan maka realisasi kinerja cukup baik.
2. Proporsi Rumah Tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minumlayak (perkotaan dan pedesaan).Angka proporsi didapat dari hasil survey terhadap akses air minum rumah tangga.
Berdasarkan hasil inspeksi sanitasi sarana air minum (faktor risiko pencemaran
dan fisik air minum) pada tahun 2015, jumlah rumah tangga yang disurvey air
minum layak sebesar 3.241.343 dengan hasil rumah tangga yang layak memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 2.400.084. Hal ini menunjukan bahwa proporsi rumah
tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum belum mencapai dari
target 85%, yang berarti sebanyak 74.05% rumah tangga telah memiliki sumber air
Dinkes
Kab
Ban
dung

29
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
bersih yang berkelanjutan. Pencapaian tersebut mengalami penurunan, pada
tahun 2014 proporsi rumah tangga dengan akses air minum sebesar 81.16%
sedangkan pada tahun 2013 sebesar 78,50%. Selama kurun waktu 2011-2015
indikator ini mengalami fluktuasi. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mencapai
capaian target yang dimaksud, tidak semata-mata upaya para pelaku mitra dan
pemerintah saja namun kontribusi positif dari peran serta aktif warga masyarakat
juga tidak dapat diabaikan, seperti melalui kegiatan STBM dan Kegiatan RAKSA
yang didalam kegiatan tersebut melibatkan pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan peningkatan akses air minum dan sanitasi merupakan kegiatan yang
termasuk indikator program MDGs. Kebijakan terkait penyehatan air dan sanitasi
adalah peningkatan kemampuan pencegahan dan penanggulangan faktor
resiko penyakit berbasis lingkungan; peningkatan pemberdayaan masyarakat
dalam kegiatan terkait air minum dan sanitasi; advokasi dan sosialisasi untuk
meningkatkan komitmen dan kepedulian daerah terhadap pembangunan sarana
air minum dan sanitasi.
3. Presentase keluarga yang menggunakan sarana jamban keluarga sehat.Presentase ini merupakan salah satu indikator dalam mendukung upaya
pengendalian penyakit berbasis lingkungan. Pada tahun 2015 capaian Presentase
keluarga yang menggunakan sarana jamban keluarga sehat sebesar 75.14%
melampaui target 0.14%. Dari 75.368 keluarga yang diawasi di kabupaten
Bandung sebanyak 56.632 keluarga memiliki jamban sehat. Jika dibandingkan
dengan tahun 2013 dan 2012 capaian ini mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan dengan adanya keterlibatan aktif masyarakat mulai dari
mengidentifikasi masalah lingkungan, dilanjutkan dengan perencanaan untuk
mencari alternatif solusi sesuai dengan budaya dan kearifan lokal/setempat dan
pelaksanaan kegiatan sampai dengan monitoring dan evaluasi yang selalu
melibatkan masyarakat pengguna dengan pedekatan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM).
Kegiatan penyehatan lingkungan sangat penting dan tidak terpisahkan untuk
mendukung upaya pengendalian penyakit. Berbagai upaya terus dilakukan dalam
bidang penyehatan
Berbasis Masyarakat yaitu pendekatan untuk merubah perilaku hygiene dan
sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan, yang
dilatar belakangi oleh komunitas masyarakat yang mempunyai kesamaan
Dinkes
Kab
Ban
dung

30
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. STBM ini mempunyai 5 pilar yaitu
stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air
minum/makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga dan
pengelolaan limbah cair rumah tangga. Pada tahun 2015 di kabupaten Bandung
terdapat 150 desa yang sudah melaksanakan STBM sehingga mengalami
kemajuan dalam upaya mendukung peningkatan sanitasi lingkungan.
Grafik. 4 Persentase keluarga yang menggunakansarana jamban keluarga sehat
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
4. Persentase tempat-tempat umum sehatCakupan ini dihitung berdasarkan jumlah tempat-tempat umum dan tempat
pengelolaan makanan yang memenuhi syarat dibagi dengan jumlah
tempat–tempat umum dan tempat pengelolaan makanan yang disurvey.
Tempat-tempat umum yang menjadi sasaran untuk disurvei diantaranya yaitu :
hotel, pasar dan rumah makan. Pada tahun 2015 jumlah sasaran tempat-tempat
umum dan tempat pengelolaan makanan (TTU-TPM) sebanyak 449 dan termasuk
kategori TTU sehat berjumlah 361 TTU sehingga 80.4% mencapai dari yang
ditargetkan. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, dari 368 tempat umum yang
menjadi sasaran, hanya 279 tempat-tempat umum yang memenuhi syarat atau
75.82%, mengalami kenaikan 4.58%. Ketersediaan tempat–tempat umum sehat di
Kabupaten Bandung telah mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang hanya
Dinkes
Kab
Ban
dung

31
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
71,9%. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan petugas kesling di Puskesmas
lebih meningkat serta dukungan dari berbagai pihak dan seiring dengan kemajuan
pembangunan TTU yang memperhatikan persyaratan yang prioritas dan
berstandarisasi.
Sasaran 3: Menurunnya Angka Kesakitan Penyakit Menular
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan tingkat pengendalian penyakit yang
dapat menimbulkan angka kesakitan yang diketahui dalam kurun waktu 1 tahun di
Kabupaten Bandung Tahun 2015. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat
digambarkan sebagai berikut;
1. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TB Paru.Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Tuberkulosis (TB) masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama negara-negara yang
sedang berkembang.
Data tahun 2015 target penemuan sekitar 2.967 orang tersangka TB Paru
dengan BTA Positif dari 2.177 penemuan tersangka TB Paru atau sekitar 73.37%
dan masih dibawah target SPM, jika dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami penurunan kasus penemuan TB Paru, secara kasus kemungkinan
memberikan beberapa gambaran yaitu salah satunya dengan adanya penurunan
kasus kesakitan menunjukkan bahwa kemungkinan preventif dan promotif sudah
berjalan, akan tetapi hal ini memerlukan survey secara epidemiologi untuk
membuktikan hal tersebut sehingga dimasa mendatang tidak menjadi fenomena
gunung es, bila dilihat dari target kendala yang dihadapi dari program ini adalah
terbatasnya SDM yang kompeten serta prasarana dan sarana program TB serta
perlu adanya dukungan yang melibatkan layanan berbasis masyarakat.
Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TB Paru merupakan
salah satu indikator keberhasilan MDGs dan SPM yang harus dicapai, dari tahun
2011-2015 cakupan ini mengalami fluktuasi, sehingga program penanggulangan
penyakit TB Paru ini harus terus ditingkatkan melalui berbagai upaya dalam
rangka mendukung strategi nasional program pengendalian TB, program
diarahkan kepada universal access terhadap layanan TB berkualitas dengan
Dinkes
Kab
Ban
dung

32
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
tujuan peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan Directly observed
Treatment Short-course (DOTS) yang lebih luas.
Upaya yang telah dilakukan untuk mencapai target
1) Memenuhi kebutuhan OAT melalui lintas vertikal (Dinkes Propinsi) guna
menjamin keberlanjutan pengobatan dari pasien TB.
2) Peran PMO TB dalam memantau keteraturan berobat pasien berjalan
dengan baik.
3) Pelibatan rumah sakit dalam layanan TB berkualitas, Public Private Mix
(PPM) atau bauran layanan pemerintah – swasta adalah hubungan
kerja sama antara pemerintah dengan institusi/ sektor swasta atau
antara institusi/ sektor pemerintah dengan institusi/ sektor pemerintah
dalam upaya ekspansi dan kesinambungan program pengendalian TB.
PPM meliputi semua bentuk kolaborasi pemerintah–swasta, (seperti
kerjasama dengan industri/ perusahaan/ tempat kerja, dengan RS
swasta), dengan tujuan menjamin akses layanan TB yang bermutu dan
berkesinambungan bagi masyarakat terdampak TB memperoleh serta
dijamin kesembuhannya.
4) Pelayanan TB Multi Drugs Resistance (MDR) secara bertahap.
5) Validasi data dan monev Program TB ke Puskesmas dan Rumah Sakit
6) Pelatihan TB DOTS bagi Dokter Praktek Swasta
7) Monitoring Lab. Dan Pengambilan sample slide Fasyankes
8) Serah terima dan monitoring pasien MDR dari Rumah Sakit ke
Puskesmas
9) Koordinasi dengan TB Care Aisyiyah
Dinkes
Kab
Ban
dung

29
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
2. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBDPenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit
menular yang menjadi prioritas yang harus ditanggulangi, agar tidak
menyebar ke wilayah yang lebih luas. Cakupan penemuan dan
penanganan penderita penyakit DBD, diperoleh dari perhitungan
persentase jumlah penderita DBD yang ditemukan dan ditangani
sesuai standar operasional prosedur yang berlaku dibagi dengan
jumlah penderita DBD yang ditemukan di wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama. Pada tahun 2015 ditemukan 1013 kasus DBD dan
telah mendapatkan penanganan sehingga mencapai target 100%, jika
dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan kasus DBD sekitar
18 kasus, hal ini sangat erat kaitannya dengan perubahan iklim/cuaca
yang terjadi di tahun 2015 serta tidak terlepas dari kesadaran masyarakat
dalam tindakan preventif dalam menangani kasus DBD serta promotif
dari faskes, sehingga dari tahun ke tahun penemuan kasus DBD
mengalami fluktuasi.
Grafik. 5 Perkembangan Penderita DBD di Kabupaten Bandung
Tahun 2011-2015
Sumber data : Profil Dinkes Kab.Bandung
Beberapa upaya telah dilakukan melalui bebrbagai kegiatan dan program
diantaranya adalah menggencarkan Gerakan Pemberantasan Sarang
Dinkes
Kab
Ban
dung

30
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Nyamuk (PSN), Upaya penanggulangan kasus, pengendalian vektor dan
upaya-upaya pemutusan rantai penularan penyakit tetap ditingkatkan dan
dioptimalkan dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif
antara lain dengan meningkatkan peran serta masyarakat.
Masyarakat secara aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN) melalui kader Juru Pemantau Jentik (Jumantik)
yang ada di daerah Pemberantasan jentik melalui PSN menjadi salah satu
unsur penting dalam kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
semua tatanan masyarakat.
3. Cakupan pelayanan penderita DiareCakupan ini diperoleh dari jumlah penderita diare yang ditemukan dan
diobati selama kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah perkiraan
penderita diare dalam kurun waktu yang sama. Pada Tahun 2015,
ditemukan 97.881 kasus dari jumlah sasaran kasus 97.881(100%), jika
dibandingkan dengan tahun2015 penemuan kasus diare mengalami
penurunan signifikan sekitar 28.362 kasus .Hal ini menunjukkan bahwa
tingkat perilaku hidup bersih sehat disebagian masyarakat meningkat
sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap penyakit diare. Oleh karena
itu besarnya kasus diare diupayakan serendah mungkin, berbagai upaya
telah dilakukan melalui lintas program dengan gerakan PHBS dan STBM, di
tahun 2015 Dinas Kesehatan mengadakan kerjasama dengan SELARAS
dalam program Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di berbagai daerah dan
sekolah, sebagai upaya dalam preventif dan promotif kesehatan.
4. Cakupan penemuan penderita penyakit Pneumonia Balita.Angka ini didapatkan dari perhitungan Penderita pneumonia pada balita
yang ditangani sesuai standar di satu wilayah dalam waktu satu tahun
dibandingkan dengan jumlah perkiraan penderita Pneumonia balita disatu
wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
Pada Tahun 2015, ditemukan 14.733 kasus pneumonia balita dari 90%
dari yang ditargetkan dan telah melampaui dari target. jika
dibandingkan dengan tahun 2014, mengalami penurunan jumlah
kasus , bila dilihat dari tahun tahun 2011-2015 kasus penemuan
penyakit pneumonia ini memberikan gambaran fluktuasi.
Dinkes
Kab
Ban
dung

31
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
Beberapa upaya meningkatkan kelangsungan hidup anak balita, salah satu
upaya yang dilakukan adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
melalui penanganan balita sakit. Upaya tersebut satu nya adalah kegiatan
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan yang
komprehensif dalam penanganan balita sakit.
5. Cakupan desa/kelurahan yang mengalami wabah dan KLB penyakitmenular yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam.Cakupan ini diperoleh dari jumlah kelurahan mengalami Kejadian
Luar Biasa (KLB) yang ditangani kurang dari 24 jam dibagi dengan
jumlah kelurahan dengan KLB yang ada pada kurun waktu yang sama.
Pada Tahun 2015, terjadi 11 kasus KLB yang seluruhnya dapat
ditangani kurang dari 24 jam dan telah mencapai dari yang
ditargetkan yaitu 100%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya
(tahun 2014) jumlah kasus KLB Penyakit menular yang terjadi mengalami
penurunan sekitar 4 kejadian, selama kurun waktu lima tahun dari tahun
2011-2015 jumlah kasus KLB mengalami penurunan hal ini terjadi karena
bekerjanya Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB)
penyakit menular baik melalui upaya preventif dan promotif kesehatan
Dinkes
Kab
Ban
dung

32
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
maupun adanya peran serta masyarakat dan dukungan lintas sector.
Upaya Surveilans Epidemiologi dalam pencarian, penemuan, dan
pelacakan kasus baru berpotensi wabah/KLB melalui Surveilans Terpadu
Berbasis Puskesmas dan Surveilans Aktif Rumah Sakit dapat menjaring
dan meminimalisir penyebaran kasus sehingga dapat tertanggulangi dan
tertangani.
6. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI)Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Suatu
keadaan dimana Desa/Kelurahan cakupan imunisasi BCG, DPTHB-Hib,
Polio4 dan Campak mencapai 80%.
Target UCI desa pada tahun 2015 adalah 90%, dan capaian indicator ini
62,86% belum mencapai dari target sedangkan cakupan UCI desa pada
tahun 2014 sudah melampaui target dan terjadi penurunan sekitar 27,14%
Bila dibandingkan dengan cakupan tahun 2011-2015 memberikan
gambaran fluktuasi, factor yang menghambat diantaranya terjadinya
kekosongan sarana vaksin, adanya mutasi petugas dan kekosongan bidan
desa di beberapa desa sebagai ujung tombak pelayanan imunisasi serta
peamntauan wilayah setempat yang belum maksimal, beerbagai intervensi
telah di upayakan untuk memaksimalkan capaian cakupan UCI desa
diantaranya dukungan : Kelembagaan (aparat
desa/RW/RT/Posyandu/kader), Kelompok Masyarakat (Tokoh
masyarakat/agama, LSM dll), Sasaran Imunisasi (Ibu bayi/ibu hamil/anak
SD), Petugas (kesehatan/camat/KUA dll) sehingga dengan dukungan
semua sector diharapkan capaian cakupan UCI desa bisa meningkat.
Dinkes
Kab
Ban
dung

33
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Grafik. 7 Perkembangan Pencapaian Universal Child Of
Immunization (UCI) dari Tahun 2011-2015
Sumber data : Profil Dinkes Kab.Bandung
Namun demikian koordinasi lintas sektor pun perlu diadakan di tingkat
kecamatan/kelurahan sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat,
sehingga diharapkan dukungan masyarakat juga akan meningkat
terhadap program imunisasi.
Sasaran 4: Meningkatnya status gizi dan kesehatankeluarga dalam masyarakat
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan upaya penurunan angka
kematian bayi, angka kematian ibu dan angka kematian balita di Pelayanan
Kesehatan Dasar Kabupaten Bandung Tahun 2015. Indikator dan capaian
kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai berikut;
1. Indeks KesehatanSalah satu komponen dari Indeks Pembangunan Manusia adalah indeks
kesehatan. Indeks kesehatan merupakan konversi angka harapan hidup
dalam persen terhadap rentang angka harapan hidup maksimal yang dapat
Dinkes
Kab
Ban
dung

34
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
di capai. Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan
sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan
hidup penduduk. Meningkatnya pelayanan kesehatan, meningkatnya daya
beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan,
mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai
pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan
penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Dengan demikian keberhasilan program kesehatan terutama dalam
pencapaian indeks kesehatan dan usia harapan hidup bukan hanya
tanggung jawab Dinas Kesehatan saja namun merupakan tanggung jawab
bersama antara unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta masyarakat.
Capaian Indeks Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Bandung bila dilihat
dari tahun 2011 s.d. 2015, berturut-turut adalah Tahun 2011 sebesar 75,10,
Tahun 2012 sebesar 75,46, Tahun 2013 sebesar 75.56, Tahun 2014
sebesar 75,90 dan Tahun 2015 mencapai 76,72 point. Nilai indeks
kesehatan yang dicapai ini mengindikasikan bahwa angka harapan hidup
penduduk di kabupaten Bandung masih dapat ditingkatkan serta secara
umum memperlihatkan bahwa kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten
Bandung semakin membaik. Namun demikian, meningkatnya indeks
kesehatan membutuhkan investasi yang sangat besar dan jangka waktu
yang cukup lama sehingga perlu dukungan dan penguatan lintas sector dan
lintas program.
Grafik. 8 Perkembangan Indeks Kesehatan Tahun 2010-2015.
Sumber data : BPS Kabupaten Bandung
Dinkes
Kab
Ban
dung

35
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Pada tahun 2015 Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung adalah sebesar
71,03 meningkat 0,49 dari tahun 2014. Keberhasilan program kesehatan
terutama dalam pencapaian indeks kesehatan dan usia harapan hidup
bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan namun merupakan
tanggung jawab bersama antara unsur pemerintah, swasta, akademisi,
serta masyarakat sehingga untuk dapat mencapai targetnya harus ada
kerjasama yang baik antara unsur pemerintah, swasta, akademisi, serta
masyarakat.
Selama periode tahun 2010-2015 angka harapan hidup cenderung
mengalami peningkatan. Seiring dengan teori yang ada bahwa bila angka
harapan hidup meningkat maka angka kematian akan rendah, semakin
tinggi kualitas kesehatan maka angka kematian semakin rendah.
Keberhasilan ini tidak terlepas dari intervensi program kesehatan dan
dukungan berbagai sector terkait serta kebijakan dari pemerintah.
Grafik. 9 Perkembangan Usia Harapan Hidup Kabupaten Bandung dari
tahun 2010 –2015 dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Sumber data : BPS Kabupaten BandungDinkes
Kab
Ban
dung

36
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Grafik. 10 Perbandingan target dan capaian Usia Harapan Hidup
Tahun 2010-2015
Sumber data : BPS Kabupaten Bandung
2. Angka Kematian BayiKeberhasilan pembangunan bidang kesehatan salah satunya dapat dilihat
dari indikator : Angka Kematian Bayi (AKB).
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah jumlah
kematian bayi dibawah usia satu tahun pada setiap 1000 kelahiran hidup.
Hal tersebut diatas dilakukan melalui meningkatnya status kesehatan dan
gizi masyarakat serta meningkatnya Perilaku Masyarakat Hidup Bersih dan
Sehat serta menggunakan fasilitas kesehatan yang didalamnya terdapat
sasaran dan indikator kinerja yang menunjang Angka Kematian Bayi.
Tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung
merupakan salah satu indikator yang belum mencapai target namun tetap
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 realisasi
yang tercapai yaitu sebesar 33,9 dan tahun 2015 sebesar 33,64 mengalami
penurunan 0,26 secara kinerja mengalami peningkatan meskipun tidak
mencapai target yang diberikan yaitu 32,5.
Dinkes
Kab
Ban
dung

37
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Dalam rentang waktu lima tahun trend angka kematian bayi menunjukkan
penurunan sebagai dampak pelaksanaan pembangunan disegala bidang
serta adanya intervensi program kesehatan.
Grafik. 11 Angka Kematian Bayi Tahun 2011-2015
Sumber data : BPS Kabupaten Bandung
Grafik. 12 Perbandingan target dan capaian Angka Kematian Bayi Tahun
2011-2015
Sumber Data : BPS Kab. Bandung
Dinkes
Kab
Ban
dung

38
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (Ke 4)Cakupan Kunjungan Ibu Hamil ( Ke 4) adalah ibu hamil yang sudah kontak 4
kali atau lebih dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk
mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.
Pada tahun 2015, cakupan ibu hamil yang mendapatkan Pelayanan
antenatal (K4) mencapai 91,5% dan belum mencapai dari yang ditargetkan
baik target kabupaten maupun target nasional.Jika dibandingkan tahun
sebelumnya yaitu 2014 capaian tersebut mengalami penurunan sekitar
3,9%, bila dilihat dari tahun 2011 -2015 capaian ini terus mengalami
fluktuasi. Ada beberapa kendala dalam mencapai target cakupan tersebut
diantaranya, peningkatan jumlah sasaran ibu hamil seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk, masih kurangnya pemahaman dan
pengetahuan ibu hamil serta masyarakat dalam hal kesehatan ibu hamil.
Upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan cakupan kunjungan ibu
hamil K4 ini diantaranya meningkatkan pemahaman dan pengetahuan serta
perilaku ibu hamil melalui kegiatan terpadu dengan lintas program,
berbagai workshop tentang kesehatan ibu hamil, pelayanana KB-Kes,
kegiatan kelas ibu hamil di posyandu, peningkatan kerja sama dengan
berbagai sector terkait serta pembangunan dan pemenuhan sarana dan
parsarana poskesdes sebagai sarana mendekatkan akses pelayanan
kesehatan ibu hamil.
4. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.Perhitungan Cakupan ini didapatkan dari persentase jumlah ibu hamil
komplikasi kebidanan yang mendapatkan penanganan definitif sesuai
dengan standar oleh tenaga kesehatan yang kompeten pada tingkat
pelayanan dasar dan rujukan dibagi dengan 20% jumlah ibu hamil di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditanggani pada tahun 2015 dengan
realisasi 84,4 % masih belum mencapai target (95%) walaupun
jikadibandingkan dengan tahun 2013 mengalami peningkatan signifikan sekitar
5,53% dan bila diamati dari tahun 2011-2015 mengalami kenaikan walaupun
dari tahun tersebut masih tetap rendah dari target. Kendala dari capaian
indikator ini diantaranya adalah masih belum dipahami dengan benar oleh
tenaga kesehatan bahwa cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tidak
Dinkes
Kab
Ban
dung

39
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Gambar. 4 : Cal Center SIJari Emas KIBBLA
hanya pada pengelolaan kasus yang dirujuk saja akan tetapi untuk kasus yang
tertangani di faskes pun merupakan cakupan, selain itu dengan adanya
keterbatasan SDM yang kompeten di bidang tersebut baik disarana pelayanan
dasar maupun ditingkat pelayanan rujukan.Untuk mengatasi kendala ini telah
dilakukan berbagai terobosan kegiatan melalui call center kegawat darurat ibu
dan anak/Call Center SIJariEmas KIBBLA, pelatihan dan sosialisasi, kegiatan
program EMAS serta pengembangan desa siaga.
5. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memilikikompetensi kebidanan.Indikator pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki
kompetensi kebidanan (Pn) diukur dari jumlah persalinan yang ditolong tenaga
kesehatan dibandingkan dengan jumlah sasaran ibu bersalin dalam setahun
dikali 100%. Indikator ini memperlihatkan tingkat kemampuan Pemerintah
dalam menyediakan pelayanan persalinan berkualitas yang ditolong oleh
tenaga kesehatan terlatih.
Pada tahun 2015 capaian indikator Pn sebesar 88,3% lebih rendah dari target
90% (capaian 98,11%), bila dibanding dengan tahun 2014(87,5%) cakupan
indikator ini meningkat namun tidak signifikan.
Secara historis sejak tahun 2011 trend capaian indikator persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2011 sebesar 82,9% sampai tahun 2014 sebesar 87,5%. Dengan
demikian bahwa target Pn sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Tahun 2010-2015 secara kumulatif terdapat peningkatan
kinerja indikator Pn dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sebesar 5,4% dari
capaian awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Bidang Kesehatan
(2011).
Dinkes
Kab
Ban
dung

40
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Grafik.13 Trend Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yg memiliki kompetensi kebidanan Tahun 2011-2015
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
Beberapa upaya prioritas yang telah dilakukan dalam meningkatkan capaian
indikator Pn, sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan tentang seluruh persalinan harus ditolong
oleh tenaga kesehatan dan diupayakan dilakukan di fasilitas
kesehatan.
2. Meluncurkan SIjari Emas KIBBLA dengan Call Center SIKIBBLA
SABILULUNGAN
Dinkes
Kab
Ban
dung

41
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
3. Memberi orientasi dan berbagai pelatihan tenaga kesehatan
PONED dan Puskesmas.
4. Meluncurkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yang menitikberatkan pada fokus totalitas
pemantauan yang menjadi salah satu upaya deteksi dini,
menghindari risiko kesehatan pada ibu hamil.
5. Menyediakan akses dan pelayanan kegawat daruratan kebidanan
dan bayi baru lahir dasar di tingkat Puskesmas (PONED)
6. Pengembangan program Kemitraan Bidan dan Dukun serta Rumah
Tunggu Kelahiran.
7. Penyediaan anggaran terkait dengan Jampersal dan Jamkesmas
yang telah bertransformasi ke dalam Sistem Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN).
8. Menguatnya motivasi dan komitmen tenaga kesehatan setempat
dalam menjalankan program.
Walaupun beberapa kegiatan dan upaya telah dilakukan namun tidak
terlepas dari berbagai kendala yang diantaranya adalah
a) Belum semua dukun bermitra dengan bidan
b) Walaupun persalinan ditolong tenaga kesehatan sudah tinggi, namun
masih ada persalinan yang dilakukan di rumah dan lainnya
c) Masih ada kepercayaan sebagian masyarakat yang lebih memilih
persalinan ditolong non tenaga kesehatan dan dilakukan di rumah.
d) Sistem pencatatan dan pelaporan belum sesuai yang diharapkan
e) Puskesmas yang telah dilatih PONED belum sepenuhnya berfungsi
secara optimal, disebabkan mobilitas SDM/provider tinggi,
f) Belum optimalnya pencatatan dan pelaporan data KIA.
Alternatif pemecahan masalah: Untuk mengatasi hambatan di atas, telah
disusun beberapa alternatif intervensi yang memiliki daya ungkit dalam
menyelesaikan hambatan, sebagai berikut;
a) Advokasi ke pemerintah daerah terkait ketersediaan dan distribusi
tenaga kesehatan (khususnya bidan) yang merata serta penyediaan
alokasi APBD yang memadai untuk mendukung kegiatan kesehatan
ibu.
Dinkes
Kab
Ban
dung

42
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
b) Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam program kesehatan
ibu, baik di Puskesmas maupun di desa dan tetap menjalankan
kemitraan bidan dan dukun.
c) Memenuhi sarana dan prasarana fasyankes, untuk meningkatkan mutu
pelayanan persalinan.
d) Melaksanakan bimbingan teknis ke tenaga kesehatan
e) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui P4K dalam Desa
Siaga
f) Memfokuskan pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan untuk
kegiatan-kegiatan prioritas, termasuk kesehatan ibu dan anak
g) Memperbaiki sistem pencatatan dan pelaporan KIA
h) Meningkatkan koordinasi dan integrasi LP/LS untuk mendukung
kegiatan KIA
i) Memperluas jejaring untuk mendukung pelaksanaan kegiatan KIA
j) Memperkuat manajemen dan jejaring pelayanan persalinan di fasilitas
kesehatan.
6. Cakupan kunjungan bayiIndikator inidi ukurdari persentase jumlah kunjungan bayi yang
memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi dengan
estimasi jumlah bayi di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Pada Tahun 2015, sebanyak 66.927 bayi telah mendapatkan
pelayanan sesuai standar, dari jumlah estimasi 67.444 atau sekitar 99,2%
dan telah melampaui target 95%, jika dibandingkan dengan tahun 2014
terjadi peningkatansebesar 2,4%. Berdasarkan data series dalam
periode 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan adanya Trend capaian
gambaran “fluktuasi” antara tahun 2011 sampai tahun 2015, namun
bila dibandingkan dengan target tiap tahun indikator ini telah
mancapai target.
Pelayanan kesehatan di pencapaian ini didalamnya adalah komposit
pelayanan lintas program meliputi imunisasi dasar lengkap, vitamin A dan
pemantauan tumbuh kembang.
Faktor pendukung dan penghambat capaian indikator kinerja ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Dinkes
Kab
Ban
dung

43
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
1) Faktor Pendukung :
a. Adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah
setempat.
b. Kemauan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan bayi di
lingkungannya.
c. Tingginya motivasi dari tenaga kesehatan setempat.
d. Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu
e. Tersedianya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
bagi Puskesmas.
2) Faktor Penghambat:
a. Kurangnya dukungan dari para pemangku kepentingan,
dimana posyandu hanya didukung oleh tenaga kesehatan
dari puskesmas setempat.
b. Kualitas dan kuantitas dari kader masih kurang
c. Bergantinya pejabat desa atau RW mempengaruhi pergantian
kader posyandu.
d. Terbatasnya dana operasional, sarana dan prasarana di
posyandu.
e. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam
pemantauan pertumbuhan, konseling dan pendampingan
kader posyandu.
f. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan
pentingnya posyandu.
3) Upaya Tindak Lanjut:
Untuk mengatasi hambatan diatas, berikut telah disusun beberapa alternatif
penyelesaian masalah yang dapat mendorong terselesainya hambatan,
sebagai berikut :
a. Advokasi dan readvokasi kepada pemangku kepentingan
terkait
b. Mengintegrasikan kegiatan posyandu dengan kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
c. Pelatihan fasilitator pemantauan pertumbuhan kepada tenaga
kesehatan di Puskesmas
d. Memanfaatkan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
di Puskesmas.
Dinkes
Kab
Ban
dung

44
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
e. Melakukan bimbingan teknis kepada tenaga kesehatan baik
di puskesmas maupun di posyandu.
f. Pelatihan ulang kader posyandu (refreshing kader).
g. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam
pendampingan kader posyandu.
h. Penyesuaian waktu kegiatan posyandu dengan waktu dan
kesediaan masyarakat.
7. Cakupan pelayanan pada ibu nifasCakupan pelayanan pada ibu nifas, diperoleh dari perhitungan
persentase jumlah kunjungan ibu nifas yang memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar dibagi dengan estimasi jumlah ibu bersalin di
suatu wilayah pada kurun waktu tertentu.
Indikator pelayanan nifas pada tahun 2015 telah mencapai target yaitu
sekitar 92% bila dibandingkan pada tahun 2014 mengalami kenaikan secara
signifikan 4,5% sedangkan bila ditinjau dari tahun 2011-2015 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun hanya dari tahun 2013 ke
2014 memperlihatkan gambaran “flattening”.
Grafik.14 Trend Cakupan pelayanan pada ibu nifas Tahun 2011-2015
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

45
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Pencapaian upaya pelayanan kesehatan ibu nifas menjadi salah satu tolak
ukur, dan ini merupakan salah faktor yang mendukung terhadap penurunan
AKI dan AKB dimana saat ibu dalam masa nifas adalah merupakan masa yang
rawan untuk terjadinya kesakitan dan merupakan periode Gold untuk
kehidupan bayi/anak. Hal tersebut seiring dengan upayamendorong agar
setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan dilakukan di
fasilitas pelayanan Kesehatan sehingga pelayanan masa nifas pun
terpantau, sebagai upaya penurunan AKI dan AKB.
8. Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani.Indikator ini diperoleh dari perhitungan persentase jumlah neonatus
dengan komplikasi yang mendapat penanganan dibagi dengan
jumlah keseluruhan neonatus resiko tinggi yang ada di wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama.
Pencapaian cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani terealisasi
sebesar 82,3% masih jauh dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 yaitu
95%, akan tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2014 cukup mengalami
kenaikan sebesar 4,8%. Berdasarkan data series indikator ini menggambarkan
kenaikan dari tahun 2011-2015, walaupun tidak dapat mencapai target yang
ditetapkan dalam Renstra 2011-2015 maupun target nasional.
45.7
64.874.5
77.5 82.3
0102030405060708090
2011 2012 2013 2014 2015
Grafik. 15 Trend Cakupan Neonatus denganKomplikasi yang ditangani
Sumber : LKIP Dinkes Tahun 2011-2015Dink
es K
ab B
andu
ng

46
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Gambar. 5 Workshop Periode Emas 1000 Hari Pertama Kehidupan
Beberapa upaya terkait dengan pencapaian indikator ini, diantaranya
adalah :
a) Peningkatan Implementasi Pembelajaran Neonatal Esensial, Manajemen
Asfiksia dan BBLR di PONED dan Bidan di desa
b) Pembinaan Teknis terkait Program Bayi Baru Lahir dan Bayi dalam rangka
Akselerasi Penurunan Angka Kematian Bayi
c) Fasilitasi Peningkatan Kemampuan Tenaga Kesehatan dalam Pelayanan
Neonatus di PONED dan Puskesmas
Hal-hal yang menjadi faktor pendungkung dan penghambat dalam pencapaian
indikator ini, secara terperinci sebagai berikut:
1. Faktor pendukung:
a. Alokasi anggaran yang sesuai dengan rencana pencapaian target.
b. Dukungan dari organisasi profesi dan lintas program.
c. Masuknya indikator neonatus komplikasi dalam SPM
Dinkes
Kab
Ban
dung

47
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
d. Pembinaan Dokter Spesialis Anak dan Spesialis Kandungan ke
setiap PONED dengan mengikutsertakan Puskesmas dan
jaringannya,
2. Faktor Penghambat:
1. Distribusi SDM mampu tatalaksana neonatal essensial yang masih
kurang.
2. Penggunaan pedoman dalam pelayanan masih kurang terutama
bagi pelaksana program dilapangan.
3. Mekanisme pelaporan pelayanan yang masih kurang optimal.
4. Kurangnya kesadaran serta partisipasi masyarakat akan perlunya
dalam memeriksakan bayi baru lahirnya ke tenaga kesehatan.
3. Upaya Tindak Lanjut: Penanganan hambatan dalam upaya peningkatan
cakupan neonatus dengan komplikasi, dilakukan beberapa tindak lanjut antara
lain;
a. Distribusi tenaga bidan yang berkompeten hingga ke tingkat desa .
b. Pembinaan teknis tentang peningkatan kepatuhan tenaga kesehatan
terhadap standar/pedoman melalui pendampingan.
c. Pemanfaatan Jaminan Kesehatan,
d. Penguatan pemanfaatan register kohort bayi untuk pemantauan
sasaran neonatus,
e. Sosialisasi dan advokasi tentang pentingnya pemeriksaan bayi baru
lahir ke nakes dan masyarakat.
9. Cakupan penjaringan kesehatan anak SD & setingkatCakupan ini didapatkan dari perhitungan hasil pemeriksaan kesehatan
siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan dan tenaga terlatih
(Guru UKS atau Dokter Kecil) pada kegiatan penjaringan yang
dilakukan kepada seluruh siswa SD kelas 1.
Kegiatan penjaringan kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan yang
mencakup penilaian status gizi, pemeriksaan penglihatan, pendengaran,
gigi dan kesehatan mental yang dilakukan oleh tenaga Puskesmas.
Kegiatan penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik baru kelas 1
SD/MI dan sederajat, pada tahun 2015 telah menjangkau 70.315
anak/siswa Sekolah Dasar dan sederajat yang dijaring kesehatannya
mencapai 99,01% dan belum mencapai dari target jika dibandingkan
Dinkes
Kab
Ban
dung

48
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
dengan tahun 2014 mengalami kenaikan yang sangat signifikan sekitar
3,85% serta bila ditinjau dari tahun 2011-2015 pun mengalami kenaikan
terus, hal ini seiring dengan semakin baiknya koordinasi lintas program dan
sektor serta intervensi dari program.
10. Cakupan peserta KB aktifCakupan peserta KB aktif, didapat dari perhitungan persentase jumlah
peserta KB baru dan lama yang masih aktif dikurangi Drop out dan
kegagalan dibagi dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) yang
ada pada kurun waktu tertentu.
Pada tahun 2015, cakupan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif
mencapai 81,53% dan telah mencapai target walaupun mengalami
penurunan sekitar 0.07% dari tahun 2014
Dari tahun 2011-2015 cakupan peserta KB aktif mengalami fluktuasi hal ini
diberhubungan dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan
terhenti nya jampersal.
Bertambahnya fasilitas pelayanan KB faskes KB di tahun 2015, diharapkan
dapat memberikan kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan KB
berkualitas, selain itu melalui kegiatan dengan lintas sektor melalui kegiatan
safari KB.
11. Cakupan puskesmas santun lansiaCakupan puskesmas santun lansia, diperoleh perhitungan prosentase
jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan pada usia lanjut.
Pada tahun 2015 puskesmas yang menyelenggarakan pembinaan lansia
terdapat 15 puskesmas dan telah melampaui dari target jika dibandingkan
dengan tahun 2014 tidak mengalami kenaikan (flattening) dan dari tahun
2011-2015 terus mengalami kenaikan, Berbagai upaya dan intervensi
program telah dilakukan hal ini diharapkan untuk mencegah meningkatnya
kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) yang
menyerang pada usia manula. Puskesmas santun lansia merupakan
pelayanan kesehatan bagi usia lanjut di dalam gedung dengan sarana
mulai dari pendaftaran, tempat pemeriksaan dan pengambilan obat terpisah
dari pasien umum. Selain Puskesmas santun lansia terdapat juga
Posbindu, yaitu salah satu upaya kegiatan pengendalian faktor risiko PTM
Dinkes
Kab
Ban
dung

49
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
berbasis masyarakat sebagai bentuk peran serta masyarakat dalam upaya
monitoring faktor risiko PTM, deteksi dini dan pengendalian faktor risiko
secara mandiri dan berkelanjutan.
Melalui kegiatan Posbindu PTM dilaksanakan monitoring, dan deteksi dini
faktor risiko PTM (merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik,
obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi dan hiperkolesterol) secara
terpadu, rutin dan periodik, serta menindak lanjutinya secara dini faktor
risiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuknya
ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Kenaikan ini tidak terlepas dari
baiknya koordinasi pemangku kepentingan dalam menata
penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi usia lanjut.
12. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat penangananPenimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan dasar strategi
pemberdayaan masyarakat yang telah dikembangkan sejak awal 1980-an,
dimaksudkan untuk memantau pertumbuhan anak secara teratur setiap bulan
dan dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) yang berfungsi sebagai
instrumen penilaian pertumbuhan anak sehingga dari kegiatan tersebut akan
menjaring kasus gizi buruk pada balita.
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan didapat
dariperhitungan persentase jumlah kasus balita gizi buruk yang
dirawat inap maupun rawat jalan di fasilitas pelayanan kesehatan dan
masyarakat dibagi jumlah kasus balita gizi buruk yang ditemukan di
suatu di wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di kali 100%.
Jumlah balita dengan kasus gizi buruk yang ditemukan pada tahun 2015
sebanyak 66 balita dibanding pada tahun 2014 balita yang mengalami
gizi buruk 67 balita mengalami penurunan signifikan hal ini dikarenakan
semakin baiknya partisipasi masyarakat dan lintas program dalam
menjaring kasus gizi buruk balita, masalah gizi buruk selain kurangnya
asupan makanan tetapi ada factor lain yang berpengaruh seperti factor
ekonomi, social dan ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga dll.
Seluruh balita gizi buruk yang ditemukan mendapatkan perawatan baik
rawat jalan maupun rawat inap, sehingga cakupan balita gizi buruk yang
mendapatkan penanganan dari tahun 2011-2015 mencapai target 100%.
Dinkes
Kab
Ban
dung

50
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Faktor pendukung dan penghambat capaian indikator kinerja ini dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1) Faktor Pendukung :
a. Adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah
setempat.
b. Kemauan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan balita di
lingkungannya.
c. Tingginya motivasi dari tenaga kesehatan setempat.
d. Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu dengan
dilandasi Permendagri nomor 19 Tahun 2011 tentang Pedoman
Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Posyandu.
e. Bulan penimbangan balita. Sesuai Surat Edaran Menteri
Kesehatan nomor GK/Menkes/333/IX/2012 tanggal 21 September
2012.
f. Tersedianya dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
Bantuan Gubernur bagi balita gizi buruk .
g. Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
2) Faktor Penghambat:
a. Kurangnya dukungan dari para pemangku kepentingan, dimana
posyandu hanya didukung oleh tenaga kesehatan dari
puskesmas setempat.
b. Pola asuh balita yang kurang yang dapat menyebabkan ba;ita
gizi buruk disamping adanya faktor lainnya misalnya penyakit
yang penyerta, kecacingan dan lain-lain
c. Pengetahuan ibu balita yang masih kurang
d. Terbatasnya dana operasional, sarana dan prasarana di
posyandu.
e. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan dalam pemantauan
pertumbuhan, konseling dan pendampingan kader posyandu.
3) Upaya Tindak Lanjut:
Untuk mengatasi hambatan diatas, berikut telah disusun beberapa alternatif
penyelesaian masalah yang dapat mendorong terselesainya hambatan,
sebagai berikut :
Dinkes
Kab
Ban
dung

51
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
a. Advokasi dan readvokasi kepada pemangku kepentingan terkait
tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.
b. Pelatihan fasilitator pemantauan pertumbuhan kepada seluruh
tenaga kesehatan di Puskesmas
Gambar. 6 Kegiatan Program Gizi
c. Memanfaatkan dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan
Bantuan Gubernur dalam PMT balita gizi buruk.
d. Melakukan bimbingan teknis kepada tenaga kesehatan baik di
puskesmas maupun di posyandu.
e. Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pendampingan
kader posyandu.
f. Peningkatan kemitraan dengan pelaku usaha dan donator
g. Peningkatan komitmen dan peran aktif para pemangku
kepentingan melalui pertemuan dan penyelenggaraan lokakarya
baik lintas program maupun lintas sektor.
Dinkes
Kab
Ban
dung

52
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
h. Melakukan pelacakan balita gizi buruk, memperbaiki sistem
rujukan dan pasca rujukan sehingga mengurangi risiko jatuh
kembali balita ke dalam status gizi buruk.
13. Cakupan ibu hamil KEK mendapat PMTIbu hamil KEK keluarga miskin adalah ibu hamil dari keluarga miskin
yang ditandai dengan lingkar lengan atas <23,5 cm. cakupan ibu hamil
KEK mendapat PMT Pemulihan didapat dari perhitungan persentase
jumlah ibu hamil KEK keluarga miskin mendapat PMT Pemulihan
dibagi dengan jumlah ibu hamil KEK keluarga miskin yang ditemukan
disuatau wilayah pada kurun waktu tertentu dan menjadi sasaran untuk
diberikan PMT.
Ibu hamil yang mendapat PMT Pemulihan pada tahun 2015 sekitar
300 dan telah mencapai dari yang ditargetkan 52,43%, jika
dibandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan 10,53%
dan dari tahun 2011-2015 mengalami peningkatan seiring dengan
bertambahnya dukungan berbagai sector terhadap indicator ini. Langkah
yang ditempuh sebagai upaya untuk meningkatkan capaian indicator ini
diantaranya adalah pemberian tambahan asupan zat gizi makro dan mikro
(tablet Fe) serta PMT untuk Ibu Hamil KEK dari keluarga miskin selama 3
bulan dengan pemberian prioritas diwilayah presentase ibu hamil KEK
tinggi selama 90 hari makan ibu hamil, Kegiatan Pembekalan Kader Dalam
Upaya Percepatan Perbaikan Gizi tingkat Desa, Kegiatan Pembinaan
kepada Tenaga Nutrisionis, Kegiatan Monitoring Perbaikan Gizi ke UPTD
yankes Kecamatan.
14. Prevalensi anak balita yang menderita gizi burukPersentase ini didapat dari perhitungan balita yang mengalami gizi buruk
dibagi jumlah seluruh balita yang tercatat.
Angka prevalensi balita gizi buruk, pada tahun 2015 berdasarkan hasil
pemetaan status gizi buruk didapat persentase 0.04%. Balita yang
mengalami gizi buruk 66 balita sementara total balita yang tercatat
185.065 balita. Sementara target yang ingin dicapai untuk prevalensi gizi
buruk 0.04%, dan telah mencapai dari target yang ditetapkan. Jika
dibandingkan dengan tahun 2014 kasus gizi buruk mengalami penurunan
Dinkes
Kab
Ban
dung

53
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
kasus seiring dengan dipengaruhi oleh factor social ekonomi, kesakitan
balita dan pola asuh, bila dilihat dari tahun 2011-2015 masih tetap
mencapai target dan cenderung memberikan gambaran penurunan hal
ini tidak terlepas dari keberhasilan kerjasama berbagai pihak terutama
dalam pemberdayaan masyarakat melalui kader dan tokoh masyarakat,
dukungan sector terkait dan intervensi dari program.
Sasaran 5: Meningkatnya kemandirian masyarakat dalambidang kesehatan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan upaya penekanan pada
kebiasaan perilaku hidup bersih di masyarakat Kabupaten Bandung Tahun
2015.
1. Cakupan PHBS pada tatanan Rumah TanggaCakupan Rumah Tangga Sehat (Cakupan rumah tangga ber-PHBS),
adalah jumlah rumah tangga yang sudah memenuhi 10 indikator PHBS
dibagi dengan jumlah seluruh rumah tangga yang nilai.
Data Rumah Tangga sehat yang didapat melalui survei dengan 10 indikator
PHBS, dari tahun 2011-2015 masih rendah. Hal ini disebabkan adanya 2
indikator yang sulit untuk memenuhi target yaitu indikator tidak merokok
didalam ruangan dan mencuci tangan dengan air bersih dan pakai sabun.
Gambar. 7 Workshop Implementasi Penegakan Perbup Kawasan Tanpa Asap Rokok
di Kabupaten Bandung, Soreang 26 Agustus 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

54
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Pada Tahun 2015 cakupan PHBS pada tatanan rumah tangga 43,7%
masih belum mencapai dari yang ditargetkan, jika dibandingkan dengan
tahun 2014 capaian ini mengalami 0,4%. Dalam kurun waktu lima
tahun yaitu dari tahun 2011-2015 cakupan ini menggambarkan kenaikan
yang sedikit. Pencapaian ini lebih rendah dari target nasional rumah
tangga ber-PHBS yaitu 60%. Pencapaian tersebut erat kaitannya
dengan pengetahuan, sikap dan perilaku tiap keluarga dalam
menerapkan PHBS di rumah tangganya. Pengetahuan yang cukup, tapi
tidak disertai dengan sikapdan perilaku yang menunjang maka
menghasilkan pencapaian yang rendah.
Pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat dilakukan dengan
meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat, dan upaya promotif preventif. Beberapa
bentuk pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan terkait dengan
kampanye PHBS, antara lain: kegiatan pengembangan desa siaga,
kegiatan STBM, peningkatan frekuensi penyuluhan dampak merokok dan
kampanye tidak merokok di dalam rumah/ruangan.
Peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan; rumah tangga
berprilaku hidup bersih dan sehat merupakan upaya untukmemberdayakan
anggota keluarga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup
bersih dan sehat berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat.
2. Cakupan desa siaga aktifCakupan Desa Siaga aktif, diperoleh dari jumlah desa siaga yang aktif
dibagi dengan jumlah seluruh desa siaga yang ada.
Pada Tahun 2015, dari 280 kelurahan/desa siaga yang ada, hanya
238 desa siaga yang aktif atau 85%. Jika dibandingkan dengan tahun
2014 mengalami penurunan 2,14%, dan telah mencapai target yang
ditetapkan.Dinkes
Kab
Ban
dung

55
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
0102030405060708090
2011 2012 2013 2014 2015
35.15 35
50.8
87.14 85
Grafik. 16 Cakupan Desa Siaga Aktif
Sumber : LKIP 2011-2015
Dari tahun 2011-2015 cakupan ini mengalami fluktuasi seiring dengan
pembangunan dan partisipasi masyarakat. Berbagai upaya telah
dilakukan diantaranya Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
lainnya dilaksanakan melalui upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat. di dalam mendukung kegiatan desa aktif Kab.Bandung, desa
yang sudah mempunyai poskesdes merupakan kegiatan unggulan yang
terlihat dari peningkatan jumlah pembangunan poskesdes setiap tahun.
Tahun 2015 total desa yang mempunyai poskesdes menjadi 132, ini
menunjukkan dukungan yang besar dari pemerintah dan masyarakat
Kabupaten Bandung terhadap pembangunan kesehatan.
Sasaran 6: Meningkatnya kualitas farmasi dan makananminuman sesuai standar kesehatan
Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan ketersediaan obat dan
perbekalan kesehatan di sarana pelayanan kesehatan dasar sebagai
pendukung pelayanan kesehatan di Kabupaten Bandung Tahun 2015.
Indikator dan capaian kinerja dari sasaran ini dapat digambarkan sebagai
berikut ;
Dinkes
Kab
Ban
dung

56
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
1. Rata-rata belanja obat yang bermutu per kapitaRata-rata belanja obat yang bermutu per kapitaadalah jumlah alokasi
perkapita kebutuhan obat dibagi jumlah penduduk. Rata-rata ini
dibandingkan dengan alokasi obat ideal perkapita versi KONAS (Rp.9000,-)
sebagai target nasional.
Nilai nominal perkapita kebutuhan obat tahun 2015 di Kabupaten Bandung
Rp. 2.143,- sementara versi KONAS Rp. 9000,- artinya kebutuhan obat
perkapita diKabupaten Bandung sebesar 23,71% lebih rendah dari target
versi KONAS sedangkan secara target kabupaten (Rp. 6.000,-) mencapai
35,71%. Hal ini menggambarkan bahwa kebutuhan obat berdasarkan versi
KONAS masih jauh dari komitmen KONAS tetapi upaya kearah tersebut
terus dilakukan seiring dengan peningkatan pelayanan kesehatan yang
berkualitas dan merata. Jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar
70,89% mengalami penurunan sebesar 35,18%, selama kurun waktu lima
tahun dari tahun 2011-2015 cakupan ini mengalami fluktuasi.
Sumber : LKIP 2011-2015
Hal ini disebabkan tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Bandung
yang terus meningkat sementara peningkatan perkapita penduduk tidak
terlalu signifikan. Factor peningkatan capaian indicator ini di tahun 2015
dikarenaka adanya dana yang bersumber dari kapitasi BPJS Kesehatan
yang memberikan dampak yang cukup besar. Dalam kerangka anggaran
Dinkes
Kab
Ban
dung

57
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
alokasi pembiayaan terutama untuk ketersediaan farmasi obat kenaikannya
tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan penduduk.
2. Persentase produk olahan makanan dan minuman yang telahtersertifikasi layak edar.Cakupan produk olahan makanan dan minuman yang telah tersertifikasi
layak edar, didapat dari perhitungan persentase jumlah industri yang
mengikuti penyuluhan tentang pengelolaan pangan industri rumah
tangga makanan dan minuman. Berdasarkan hasil kegiatan tahun 2015,
dari sasaran 90% pengelola industri rumah tangga yang mengikuti
penyuluhan tata kelola perindustrian yang sehat ada 93,20 % dari
pengelola industri rumah tangga, artinya telah mencapai target yang
direncanakan. Dari tahun 2011-2015 produk olahan makanan dan
minuman yang layak edar memebrikan gambaran peningkatan, hal ini
menunjukkan animo pengelola industri rumah tangga begitu besar,
sebagai persyaratan dalam memproduksi olahan yang sesuai
persyaratan kesehatan. Upaya ini akan terus dikembangkan sejalan
dengan maraknya industri olahan rumah tangga dalam meningkatkan
taraf kehidupan ekonomi, namun demikian hal tersebut belum mencapai
maksimal disebabkan belum seluruhnya produk olahan makanan dan
minuman layak edar untuk mencapai indicator ini diperlukan dukungan
dan intervensi dari sector terkait.
Dinkes
Kab
Ban
dung

58
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Kegiatan pembangunan kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2015
didanai dari berbagai sumber anggaran yaitu APBD Kabupaten
Bandung, Bantuan Gubernur Jawa Barat dan Dana Alokasi Khusus
(DAK), Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK).
Tahun anggaran 2015 semua kegiatan yang anggarannya baik
bersumber DAK bidang kesehatan maupun Bantuan Gubernur
dialirkan melalui kas daerah sehingga pembuatan Dokumen
Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran (DPA) bersatu dengan kegiatan
bersumber APBD Kabupaten Bandung serta APBN berupa tugas
Pembantuan dan Dana Kapitasi BPJS.
Untuk jelasnya mengenai alokasi dan realisasi anggaran pada belanja
langsung pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung dari berbagai sumber APBD Kabupaten Bandung
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Realisasi Anggaran Bersumber APBD Kabupaten Bandung,Di Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 5I Pendapatan 108.883.221.211 142.067.990.243 130.48
II Belanja 350.192.564.441 263.288.924.105 75.18A. Belanja Tidak Langsung 101.668.622.940 87.422.524.872 85.99
Belanja Pegawai 101.668.622.940 87.422.524.872 85.99B. BELANJA LANGSUNGI Belanja Langsung SKPD1 Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran1.898.429.782 1.542.842.252 81,25
Penyediaan jasa surat menyurat 5.600.000 4.283.000 76,48
Penyediaan jasa komunikasi,sumber daya air dan listrik
371.480.782 126.160.013 33,96
Penyediaan jasa peralatan danperlengkapan kantor
80.500.000 80.304.000 99,76
Penyediaan jasa kebersihankantor
31.900.000 31.899.100 100
Penyediaan alat tulis kantor 107.935.000 106.579.425 98,74
3. Realisasi Anggaran Tahun 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

59
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 5Penyediaan barang cetakan danpenggandaan
307.189.000 242.048.250 78,79
Penyediaan peralatan danperlengkapan kantor
472.300.000 460.201.000 97,44
Penyediaan peralatan rumahtangga
78.500.000 76.820.000 97,86
Penyediaan bahan bacaan danperaturan perundang-undangan
14.700.000 13.470.000 91,63
Penyediaan makanan danminuman
77.100.000 76.441.400 99,15
Rapat-rapat kordinasi dankonsultasi ke luar daerah
254.450.000 254.045.064 99,84
Penyediaan Tenaga Pendukungteknis dan AdministrasiPerkantoran
13.000.000 0 0
Rapat-rapat kordinasi dankonsultasi ke Dalam Daerah
16.275.000 11.925.000 73,27
Penunjang Perayaan Hari-hariBersejarah
67.500.000 58.306.000 86,38
2 Program peningkatan saranadan prasarana aparatur
751.600.000 660.304.503 87,85
Pemeliharaan rutin/berkala rumahdinas
46.600.000 46.590.000 99,98
Pemeliharaan rutin/berkalagedung kantor
340.000.000 329.077.800 96,79
Pemeliharaan rutin/berkalakendaraan dinas/operasional
365.000.000 284.636.703 77,98
3 Program peningkatan kapasitassumber daya aparatur
164.000.000 144.301.500 87,99
Pendidikan dan pelatihan formal 164.000.000 144.301.500 87,994 Program peningkatan
pengembangan sistempelaporan capaian kinerja dankeuangan
740.503.500 692.872.950 93,57
Penyusunan laporan capaiankinerja dan ikhtisar realisasikinerja SKPD
366.935.500 360.278.000 98,19
Penyusunan laporan keuangansemesteran
10.260.000 10.260.000 100
Penyusunan pelaporan prognosisrealisasi anggaran
16.560.000 16.157.000 97,57
Penyusunan pelaporan keuanganakhir tahun
36.748.000 36.748.000 100
Penyusunan Rencana danPenganggaran Kegiatan
310.000.000 269.429.950 86,91
JUMLAH BELANJA SKPD : 3.554.533.282 3.039.961.205 85,52II Belanja Langsung Program
1 Program Obat dan PerbekalanKesehatan
7.572.932.413 7.304.492.227 96,46
Pengadaaan Obat danPerbekalan Kesehatan
6.892.650.713 6.634.182.527 96,25
Peningkatan pemerataan obatdan perbekalan kesehatan
542.491.700 534.019.700 98,44
Dinkes
Kab
Ban
dung

60
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 5Peningkatan mutu pelayananfarmasi komunitas dan rumahsakit
137.790.000 136.290.000 98,91
2 Program Upaya KesehatanMasyarakat
166.711.484.856 105.910.253.463 63,53
Pelayanan kesehatan pendudukmiskin di puskesmas danjaringannya
75.000.000 75.000.000 100
Peningkatan kesehatanmasyarakat
91.145.000 82.520.000 90,54
Peningkatan pelayanankesehatan bagi pengungsi korbanbencana
323.315.000 302.005.000 93,41
Peningkatan pelayanan danpenanggulangan masalahkesehatan
759.429.000 732.889.500 96,51
Penyediaan biaya operasionaldan pemeliharaan
15.438.692.750 14.011.836.008 90,76
Penyelenggaraan penyehatanlingkungan
333.081.000 333.081.000 100
Peningkatan Pelayanan danPenanggulangan MasalahKesehatan (DBHCHT)
200.000.000 83.000.000 41,50
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCileunyi
5.381.362.700 3.138.708.822 58,33
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCicalengka
6.729.919.317 4.805.986.178.44 71,41
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESNagreg
3.134.578.050 1.277.971.987 40,77
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESSoreang
4.301.454.630 2.614.406.696 60,78
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESKutawaringin
4.121.677.600 2.705.106.221 65,63
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTDYANKES PasirJambu
4.694.012.638 2.621.542.589 55,85
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCiwidey
3.425.330.300 2.158.577.240 63,02
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESRancabali
2.570.298.053 1.414.620.215 55,04
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESDayeuhkolot
4.231.438.750 2.698.685.578 63,78
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCangkuang
2.047.485.200 1.674.289.119 81,77
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESMargahayu
3.199.569.800 1.456.541.122 45,52
Dinkes
Kab
Ban
dung

61
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 5Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESKatapang
3.865.281.610 2.012.575.294 52,07
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESMargaasih
4.327.673.590 2.330.620.002.23 53,85
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESArjasari
5.027.136.850 3.312.666.422 65,90
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESPameungpeuk
3.041.861.308 1.933.624.254.14 63,57
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESBanjaran
4.542.675.300 2.936.010.678 64,63
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESPangalengan
7.499.472.600 4.681.763.955 62,43
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCimaung
4.083.080.900 2.815.215.663 68,95
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCiparay
8.171.906.654 6.046.421.872 73,99
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESBaleendah
6.761.448.206 4.102.908.031 60,68
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKES Pacet
7.693.702.699 3.890.585.198 50,57
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESKertasari
4.263.759.800 2.141.215.237 50,22
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESMajalaya
8.593.312.600 4.887.291.996 56,87
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESSolokan Jeruk
3.700.101.300 2.428.598.092 65,64
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKES Paseh
6.235.112.304 2.605.882.564 41,79
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKES Ibun
4.735.267.500 2.579.267.525 54,47
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCikancung
5.011.762.027 2.591.666.061 51,71
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESRancaekek
8.239.564.620 6.030.761.161 73,19
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCilengkrang
1.987.214.400 1.597.542.922 80,39
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESCimenyan
3.966.837.400 2.995.999.657 75,53
Peningkatan Mutu PelayananKesehatan UPTD YANKESBojongsoang
3.906.523.400 1.802.869.603 46,15
Dinkes
Kab
Ban
dung

62
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 53 Program Pengawasan Obat dan
Makanan144.130.000 144.130.000 100
Peningkatan pengawasankeaman pangan dan bahanberbahaya
144.130.000 144.130.000 100,00
4 Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
755.475.500 720.154.750 94,95
Pengembangan media promosidan informasi sadar hidup sehat
480.265.500 460.417.750 94,17
Peningkatan Pemanfaatan SaranaKesehatan
228.210.000 213.037.000 95,72
Peningkatan Pendidikan TenagaPenyuluh Kesehatan
47.000.000 46.700.000 99,36
5 Program Perbaikan GiziMasyarakat
1.239.836.600 1.047.406.000 85,01
Penyusunan peta informasimasyarakat kurang gizi ( cetak)
486.777.600 346.662.700 71,22
Pemberian tambahan makanandan vitamin
614.579.000 569.686.300 92,70
Penanggulangan kurang energiprotein (KEP),Anemia GiziBesi,Gangguan Akibat KurangYodium (GAKY),Kurang VitaminA,dan kekurangan zat Gizi Mikrolainnya
89.707.000 85.317.000 95,11
Penanggulangan Balita Gizi Burukdan Kurang ( Bantuan Gubernur )
72.740.000 72.740.000 100,00
6 Program PengembanganLingkungan Sehat
515.059.000 980.016.000 95,01
Pengkajian pengembanganlingkungan sehat
253.500.000 550.277.000 94,06
Penyuluhan menciptakanlingkungan sehat
261.559.000 429.739.000 96,25
7 Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
2.430.888.300 2.482.183.825 91,94
Penyemprotan/fogging sarangnyamuk
325.000.000 324.250.000 99,77
Pengadaan alat fogging danbahan-bahan fogging
157.304.200 157.331.700 99,70
Pelayanan vaksinasi bagi balitadan anak sekolah
59.230.000 52.880.000 89,28
Pelayanan pencegahan danpenanggulangan penyakitmenular
275.565.000 520.879.450 95,30
Pencegahan penularan penyakitEndemik/Epidemik
618.236.600 595.884.425 96,38
Peningkatan imunisasi 830.593.000 674.498.750 81,21
Peningkatan survellanceEpidemiologi danpenanggulangan wabah
162.349.500 156.459.500 96,37
Dinkes
Kab
Ban
dung

63
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 58 Program Standarisasi
Pelayanan Kesehatan1.533.397.000 1.344.706.437 89,82
Penyusunan standar pelayanankesehatan
300.974.000 52.447.000 100,00
Evaluasi dan pengembanganstandar pelayanan kesehatan
236.092.000 162.496.000 55,06
Pembangunan dan pemutakhirandata dasar standar pelayanankesehatan
329.943.000 417.115.920 97,38
Monitoring, Evaluasi danPelaporan
666.388.000 712.647.517 98,81
9 Program Pelayanan KesehatanPenduduk Miskin
57.331.946.100 28.695.783.007 80,50
Pelayanan operasi katarak28.000.000 28.000.000 100,00
Pelayanan Kegiatan Dasar danRujukan bagi masyarakat miskin
46.529.930.200 18.079.133.632 72,77
Jaminan Kesehatan bagiPenerima Bantuan Iuran ( PBI)Bantuan Gubernur
10.713.015.900 10.588.649.37598,84
Penunjang Operasi Katarak (Bantuan Gubernur )
61.000.000 00
10 Program pengadaan,peningkatan dan perbaikansarana dan prasaranapuskesmas/ puskemaspembantu dan jaringannya
18.006.164.000 16.988.300.550 87,97
Pembangunan puskesmas 13.093.090.000 12.366.554.000 87,90
Pembangunan puskesmaspembantu
3.221.531.000 2.930.001.350 87,66
Pengadaan sarana dan prasaranapuskesmas
454.645.000 645.405.200 98,97
Pengadaan sarana dan prasaranaPuskesmas Pembantu
585.000.000 500.176.000 83,91
Pengembangan Gedung danRevitalilsasi Puskesmas (Bangub)
651.898.000 546.164.000 83,78
11Program kemitraan peningkatanpelayanan kesehatan
5.285.988.850 5.304.965.961 89,76
Kemitraan peningkatan kualitasdokter dan paramedis
5.285.988.850 5.304.965.961 89,76
12 Program peningkatanpelayanan kesehatan lansia
55.000.000 53.314.000 96,63
Pembangunan pusat-pusatpelayanan kesehatan
55.000.000 53.314.000 96,93
13 Program peningkatankeselamatan ibu melahirkandan anak
2.189.047.500 1.823.731.808
Dinkes
Kab
Ban
dung

64
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Pada tabel 3.1 dapat dilihat bahwa realisasi pendapatan Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung tahun anggaran 2015 sebesar
Rp.142.067.990.243,- lebih dari taget sebesar Rp. 108.883.221.211,- atau
sekitar 130,48%, target diatas setelah perubahan anggaran.
Sumber pendapatan Dinas Kesehatan berasal dari Pendapatan Asli
Daerah (PAD) berupa Retribusi Pelayanan Kesehatan dan Lain- lain
Pendapatan Asli Daerah yang sah yaitu dana kapitasi BPJS.
Penentuan kebijakan kenaikan target pendapatan didasarkan pada potensi-
potensi pendapatan yang sudah tersedia. Sedangkan untuk realisasi
belanja langsung program dan kegiatan pada tahun 2015 sebesar Rp.
172.826.438.028,- atau mencapai 70,55% dari total alokasi anggaran
sebesar Rp. 244.969.408.219,-. Sedangkan jika dibandingkan dengan
alokasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 183.709.284.244,-
penyerapannya sebesar Rp. 121.884.777.231,- atau 66,35% secara
persentase penyerapan tahun 2015 dengan tahun 2014 ada kenaikan
sebesar 4,2% tetapi secara nominal anggaran tahun 2015 ada kenaikan
jumlah anggaran dengan tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 61.260.123.975,-
dari total anggaran tahun 2014, hal ini disebabkan adanya peningkatan
jumlah pendapatan yang cukup signifikan terutama dari pendapatan
kapitasi/pendapatan jasa layanan umum BLUD.
Adapun kegiatan yang bersumber anggaran Dana Alokasi
Khusus (DAK) Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung tahun 2015 dipergunakan untuk Program Obat dan
Perbekalan Kesehatan yang dialokasikan pada Kegiatan Pengadaan
PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 2 3 4 5Penyuluhan kesehatan bagi ibuhamil dari keluarga kurangmampu
2.189.047.500 1.823.731.808 77,32
JUMLAH BELANJA PROGRAM 267.270.196.209 172.826.438.028 70,55
Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber DAK Bidang Kesehatan.Dinkes
Kab
Ban
dung

65
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk belanja obat pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya. Lebih jelasnya
mengenai alokasi dan realisasi kegiatan bersumber DAK Bidang
Kesehatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel . 3.2
Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung BersumberDAK Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2015
NO PROGRAM/KEGIATAN ALOKASI REALISASI %
1 Program Obat dan PerbekalanKesehatan
Kegiatan Pengadaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan
Kegiatan Pengadaan Obat dan
Perbekalan Kesehatan (pendamping)
4.409.600.000
1.399.335.000
4.383.233.228
1.276.408.996
99,40
91,22
T OT A L 5.808.935.000 5.659.642.224 97.43
Alokasi anggaran kegiatan bersumber DAK Bidang Kesehatan di
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung tahun anggaran 2015
sebesar Rp. 4.409.600.000,- untuk belanja langsung dana pendamping
bersumber APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp. 1.399.335.000,-
sehingga jumlah totalnya sebesarRp. 5.808.935.000,- .
Dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 5.659.642.224,- atau sebesar
97.43%. Jika dibandingkan dengan DAK tahun 2014, alokasi DAK 2015
mengalami penurunan sebesar Rp. 7.122.675.000,- dan bila dilihat dari
realisasi perbandingan dengan realisasi tahun 2014 maka realisasi tahun
2015 mengalami penurunan sebesar 0,31% sedangkan peruntukan
penggunaan dana sama seperti DAK tahun 2014.
Kegiatan bersumber Bantuan Gubernur Provinsi Jawa Barat yang
dilaksanakan di Kabupaten Bandung yang meliputi kegiatan pengadaan,
peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas /
Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber Bantuan GubernurJawa BaratDinkes
Kab
Ban
dung

66
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Puskesmas pembantu dan jaringannya berupa pembangunan gedung
dan revitalisasi puskesmas, Program Pelayanan Kesehatan Penduduk
Miskin berupa kegiatan Penunjang Operasi Katarak Bagi Maskin yang
tidak mendapat Bantuan Kesehatan dan kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dasar dan rujukan bagi maskin serta Program Gizi Masyrakat dengan
kegiatan Penanggulangan Balita Gizi Buruk. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel. 3.3Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Bersumber Bantuan Gubernur Jawa BaratTahun Anggaran 2015
NO PROGRAM/KEGIATANALOKASI
ANGGARANREALISASI %
1 PROGRAM PENGADAAN,PENINGKATAN DAN PERBAIKANSARANA DAN PRASARANAPUSKESMAS / PUSKESMASPEMBANTU DAN JARINGANNYA
651.898.000 546.164.000 83,78
Program Pembangunan Puskesmas
a. Pembangunan Gedung danRevitalisasi Puskesmas Rawabogo
651.898.000 546.164.000 83,78
2 PROGRAM PELAYANANKESEHATAN PENDUDUK MISKIN
10.774.015.900 10.588.649.375 98,28
Pelayanan Kegiatan Dasar danRujukan bagi Masyarakat MiskinKegiatan Pelayanan Kesehatan Dasardan Rujukan bagi Masyarakat miskin
10.713.015.900 10.588.649.375 98.94
Kegiatan Penunjang Operasi KatarakBagi Maskin yang tidak mendapatBantuan Kesehatan
61.000.000 0 0
3 PROGRAM GIZI MASYARAKAT 72.740.000 72.740.000 100
Penanggulangan Balita Gizi Buruk 72.740.000 72.740.000 100
Total 11.498.653.900 11.207.553.375 97, 47
Dinkes
Kab
Ban
dung

67
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Realisasi anggaran kegiatan bersumber Bantuan Gubernur Jawa Barat
kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung sebesar Rp.
11.207.553.375,- atau 97,47% dari total anggaran sebesar Rp.
11.498.653.900,-. Jika dibandingkan dengan alokasi kegiatan bersumber
Bantuan Gubernur Jawa Barat tahun 2014 sebesar Rp. 12.448.400.000,-
alokasi anggaran bersumber Bantuan Gubernur Jawa Barat tahun 2015
mengalami penurunan sebesar Rp. 1.240.846.625,- sedangkan realisasi
anggaran tahun 2015 lebih tinggi daripada tahun 2014. Perbedaan ini
disebabkan dengan adanya satu program yaitu program kegiatan
penunjang operasi katarak bagi maskin yang tidak mendapat bantuan
kesehatan tidak terserap karena hasil temuan penjaringan kasus katarak
sebagian besar peserta BPJS dan mendapatkan dana dari sponsor tetapi
secara capaian kinerja dan fisik kegiatan Ban-gub mencapai 100%, kecuali
kegiatan penunjang operasi katarak bagi maskin yang tidak mendapat
bantuan kesehatan. Selama liam tahun dari tahun 2011-2015 dinas
kesehatan selalu mendapatkan Anggaran Bantuan Gubernur Jawa Barat
dengan gambaran naik turun alokasi anggarannya.
Gambar.7 : Hasil Pembangunan Gedung dan Revitalisasi Puskesmas Rawabogo
bersumberkan dari Bantuan Gubernur T.A. 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

68
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Tugas Pembantuan yang diterima oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung tahun anggaran 2015 yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dari Kementerian Kesehatan
adalah Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yang ditujukan untuk
penguatan manajemen Puskesmas di seluruh Kabupaten Bandung.
Indikator Keberhasilan Kegiatan bersumber BOK ini, melekat pada
program dan kegiatan pembangunan kesehatan yang merupakan
wewenang Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. Komponen mata
anggaran BOK terpisah dari Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas
Kesehatan Kabupaten Bandung. Jumlah alokasi BOK tahun 2015 adalah
sebesar Rp. 9.300.665.000,- jika dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami kenaikan sebesar Rp. 3.645.365.000,- sedangkan realisasi
BOK di tahun 2015 untuk Kabupaten Bandung sebesar Rp.
8.981.262.600,- atau 96,57% dan jika dibandingkan dengan tahun 2014
mengalami penurunan sebesar 2,53%. Penyerapan ini terkendala oleh
permasalahan penggunaan alokasi dikhawatirkan terjadi duplikasi mata
anggaran yang sama dengan kegiatan yang telah ada, serta berdasarkan
edaran sesdirjen kemenkes pemanfaatan hanya bisa di manfaatkan
mulai April 2015.
Dilihat dari Capaian kinerja fisik dari BOK mencapai 100% dari yang
ditargetkan sama dengan capaian pada tahun 2014.
Rincian program/kegiatan tugas pembantuan yang diterima SKPD
Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut :
Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber Bantuan OperasionalKesehatan (BOK) Tahun 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

69
Laporan Akuntabilitas KinerjaDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
Tabel . 3.4Rincian Program/Kegiatan Tugas Pembantuandari Kementerian KesehatanRI dalam Kegiatan
Bantuan Operasional PuskesmasTahun Anggaran 2015
No. Program/Kegiatan
Alokasi Biaya (Rp) Keluaran / Output InstansiPemberiTugas
SKPDPenerim
aAnggaran Realisasi % Uraian Target Realisasi
A. ProgramBina GizidanKesehatanIbu danAnak
9.300.665.000 8.981.262.600 96,57 MeningkatnyaKetersediaandanKeterjangkauanPelayananKesehatanyanga BermutuTinggi BagiSeluruhMasyarakat
Ditjen BinaGizi danKesehatanIbu danAnakKementerianKesehatan
Dinkes
1. BantuanOperasionalKesehatan(BOK)
8.779.737.000 8.572.397.000 97,64 TerlaksananyapenyaluranBantuanOperasionalKesehatan
62 Pusk 62 Pusk
Perencanaan BOK
158.496.000 71.440.000 45,07 TerlaksananyaperencanaanBOK
1 Dok 1 Dok
DokumenMonitoringdanEvaluasiBOK
197.256.000 192.705.600 97,69 Tersusunnyadokumenmonitoring danevaluasi BOK
1 Dok 1 Dok
LaporanKegiatanSosialisasiPembinaanBOK
165.176.000 144.720.000 87,62 Terlaksananyapenyusunanlaporankegiatan/sosialisasi/pembinaan
1 Lap. 1 Lap.
Jumlah 9.300.665.000 8.981.262.600 96,57
Dinkes
Kab
Ban
dung

70
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
BAB IVPENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung Tahun 2015 merupakan laporan hasil kinerja
kegiatan program di Dinas kesehatan Kabupaten Bandung selama tahun
2015 yang menggambarkan informasi untuk perbaikan dan peningkatan
kinerja berkelanjutan.
Tahun 2015 adalah tahun keempat dari 5 (lima) pelaksanaan
Perubahan Rencana Strategis untuk mencapai Visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun
2011-2015 yang berbunyi Tercapainya Masyarakat KabupatenBandung Yang Sehat Mandiri. Secara umum Dinas Kesehatan
Kabupaten Bandung telah dapat merealisasikan pencapaian sasaran
strategis untuk kurun waktu 5 tahun Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung 2011-2015, dari 37 indikator yang ditetapkan sebagai “
Indikator Kinerja Utama “, 24 indikator (64,87%) diantaranya telah
mencapai target bahkan berhasil melebihi target, 13 (35,13%) indikator
yang belum mencapai target yang ditetapkan antara lain (1) Rasio
Tenaga Medis Per Satuan Penduduk terealisasi 77,50% (2) Persentase
Rumah yang sehat terealisasi 68,88% (3) Proporsi rumah tangga dengan
akses berkelanjutan terhadap air minum layak (perkotaan/pedesaan)
terealisasi 87,65% (4) Presentase keluarga yang menggunakan sarana
jamban keluarga sehat terealisasi 90,26% (5) Persentase tempat-tempat
umum terealisasi 64,63% (6) Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit TB Paru terealisasi 81,52% (7) Cakupan
Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) terealisasi 69,78%
(8) Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) terealisasi 91,50% (9) Cakupan
komplikasi kebidanan yang ditangani teralisasi 88,84% (10) Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yg memiliki
komp.kebidanan terealisasi 98,11% (11) Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani terelisasi 92,95% (12) Cakupan PHBS pada
Dinkes
Kab
Ban
dung

71
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
tatanan Rumah Tangga terealisasi 62,43% (13) Angka Kematian Bayi
terealisasi 96,61%.
Pencapaian indikator kinerja tersebut didukung oleh 13 buah
program dan kegiatannya yang tersebar di 4 (empat) Bidang dalam
Struktur Dinas Kesehatan, 31 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelayanan
kesehatan, 1 Unit Pelaksana Teknis Dinas Laboratorium Daerah dan 1
Unit Pelaksana Teknis Dinas Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Dalam tahun 2015 terdapat kendala dan hambatan yang dihadapi dalam
upaya pencapaian sasaran Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
meliputi :
Kendala dan Hambatan :1. Keterbatasan kemampuan sumber daya yang kompeten
dalam manajemen program/kegiatan, baik dalam hal
pencatatan/pelaporan maupun pelaksanaan program/kegiatan
serta keterbatasan sarana, prasarana terutama di dalam
pengembangan pelayanan kesehatan.
2. Pemahaman mengenai indikator kinerja yang tercantum dalam
sasaran strategis masih rendah, terutama dalam
mengimplementasikan pada program dan kegiatan. Sehingga hal
tersebut berdampak pada penilaian sasaran strategis.
Dalam upaya meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung pada tahun mendatang, beberapa langkah strategis yang akan
dilakukan antara lain :
1. Optimalisasi sumber daya yang ada dan mengintensifkan
koordinasi internal program dan kegiatan, melalui bimbingan teknis
yang dilakukan secara periodik maupun pelatihan dengan
berpedoman pada daftar tilik program/kegiatan, terutama dalam
pengembangan pelayanan kesehatan.
2. Melakukan identifikasi terhadap program/kegiatan untuk diselaraskan
dengan sasaran strategis, terutama program/ kegiatan yang belum
tercapai akan dilaksanakan secara simultan dan terprogram pada
tahun anggaran berikutnya, serta melakukan kajian-kajian
perencanaan yang lebih akurat, agar setiap indikator yang ditentukan
Dinkes
Kab
Ban
dung

72
Laporan Kinerja Instansi PemerintahDinas Kesehatan Kabupaten Bandung
Tahun 2015
dapat terukur secara realibel baik di tahapan input, output dan
outcome.
3. Menguatkan peran stakeholder baik tingkat kecamatan, maupun
instansi terkait dan masyarakat dalam penyelenggaraan
pengembangan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
pengintegrasian kegiatan dengan lintas sector dan program
pelayanan kesehatan.
Laporan akuntabilitas kinerja ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja bagi pihak yang
membutuhkan, penyempurnaan dokumen perencanaan periode yang akan
datang, pelaksanaan program dan kegiatan serta berbagai kebijakan.
Hasil pencapaian pelaksanaan program pembangunan bidang kesehatan
yang dilaksanakan dari tahun ke tahun diharapkan selalu sesuai dengan
rencana strategis dan dokumen perencanaan lainnya.
Keberhasilan yang telah dicapai selama kurun waktu tahun 2011-
2015 dan kekurangan diharapkan dapat menjadi parameter dan acuan
penetapan tujuan di 5 tahun kedepan sehingga dapat dilaksanakan secara
lebih efektif
Dinkes
Kab
Ban
dung

Rasio Tenaga Medis PerSatuan Penduduk
0,4% Program standarisasipelayanan kesehatan
Meningkatnya fungsisarana pelayanankesehatan dankompetensi tenagakesehatan terhadappelayanan kesehatan
Indeks Kepuasan Masyarakat 74,48
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
SASARAN INDIKATOR KINERJATARGETKEGIAT
AN
Persentase Pemenuhanperlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun
100%
Cakupan pelayanan kesehatandasar pasien masyarakatmiskin
100%
Persentase Puskesmas yangdibangun dan direhab sesuaistandar tata ruang
82,3%
Persentase Puskesmas yangmampu PONED
94,0%
Persentase Poskesdesdibangun sesuai tata ruang
45%
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakatmiskin
100%
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan gawat darurat level 1yang harus diberikan sarkes(RS) di Kab/Kota
100,0%
PROGRAM
Program upaya kesehatanmasyarakat
Program Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikansarana dan prasaranapuskesmas/puskesmaspembantu dan jaringannya
Program Pelayanan kesehatanpenduduk miskin
Dinkes
Kab
Ban
dung

Program KemitraanPeningkatan PelayananKesehatan
Mengendalikanpenyakit berbasislingkungan
Persentase rumah yang sehat 80,0% Program Pengembanganlingkungan sehat
Menurunnya angkakesakitan penyakitmenular
Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
100
Proporsi rumah tangga denganakses berkelanjutan terhadapair minum layak(perkotaandanpedesaan)
85,0%
Presentase keluarga yangmenggunakan sarana jambankeluarga sehat
78,0%
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit DBD
Cakupan pelayanan penderitaDiare
100
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
73,0
Presentase tempat-tempatumum sehat
82,0%
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit TB Paru
90,0
Dinkes
Kab
Ban
dung

90,0
Meningkatnya statusgizi dan kesehatankeluarga dalammasyarakat
Indeks Kesehatan 76,02 Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkandan anak
Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5
Cakupan kunjungan ibu hamil(K4)
100
Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani
95
Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan yg memilikikomp.kebidanan
90
Cakupan kunjungan bayi 95
Cakupan pelayanan pada ibunifas
90
Cakupan neonatus dengankomplikasi yang ditangani
95
Cakupan penjaringankesehatan anak SD &setingkat
100 Program upaya kesehatanmasyarakat
Cakupan peserta KB aktif 81 Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkandan anak
Cakupan puskesmas santunlansia
19,4 Program peningkatanpelayanan kesehatan lansia
100
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
73,0
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yangdilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam
100
Cakupan Desa/KelurahanUniversal Child Immunization(UCI)
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Program Perbaikan GiziMasyarakat
Dinkes
Kab
Ban
dung

Cakupan ibu hamil KEKmendapat PMT
50
0,04
Cakupan PHBS pada tatananRumah Tangga
70 Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif70
Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
6000
Persentase produk olahanmakanan dan minuman yangtelah tersertifikasi layak edar
90% Program Pengawasan obat danmakanan
Prevalensi anak balita yangmenderita gizi buruk
Meningkatnyakemandirianmasyarakat dalambidang kesehatan
Meningkatnya kualitasfarmasi, makanan danminuman yangmemenuhi syaratkesehatan .
Rata-rata belanja obat yangbermutu per kapita
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Mengetahui,KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.EpidPembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Program Perbaikan GiziMasyarakat
Program obat dan pebekalan
Dinkes
Kab
Ban
dung

Pelayanan kesehatan penduduk miskindipuskesmas dan jaringannyaPengadaan, peningkatan dan perbaikansarana dan prasarana Puskesmas danJaringannyaPeningkatan Kesehatan MasyarakatPeningkatan Pelayanan Kesehatan bagiPengungsi Korban BencanaPeningkatan Pelayanan danPenanggulangan Masalah KesehatanPenyediaan Biaya Operasional danPemeliharaanPembangunan PuskesmasPembangunan puskesmas pembantuPengadaaan sarana dan prasaranapuskesmasPengembangan gedung dan revitalisasiPuskesmasPembangunan PuskesmasPembangunan puskesmas pembantuPengadaaan sarana dan prasaranapuskesmasPembangunan PuskesmasPembangunan puskesmas pembantuPengadaaan sarana dan prasaranapuskesmasPembangunan PuskesmasPembangunan puskesmas pembantuPengadaaan sarana dan prasaranapuskesmasKegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarakPelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat MiskinJaminan kesehatan bagi penerima BantuanIuran (PBI)Kegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarakPelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat MiskinJaminan kesehatan bagi penerima BantuanIuran (PBI)Kegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarakPelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat MiskinPenyusunan Standart Jaminan PelayananKesehatanEvaluasi dan Pengembangan standarpelayanan kesehatanPembangunan dan Pemutakhiran data dasarstandar pelayanan kesehatan
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
KEGIATAN
Dinkes
Kab
Ban
dung

Monitoring, Evaluasi dan PelaporanKemitraan Peningkatan Kualitas Dokter danParamedis
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
Pengkajian Pengembangan LingkunganSehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian Pengembangan LingkunganSehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian Pengembangan LingkunganSehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)Pengkajian Pengembangan LingkunganSehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPenyemprotan/fogging sarang nyamukPengadaan alat fogging dan bahan-bahanfoggingPelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan Imunisasi
Dinkes
Kab
Ban
dung

Peningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPenyemprotan/fogging sarang nyamukPengadaan alat fogging dan bahan-bahanfogging Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anaksekolahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anaksekolahPelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik /EpidemikPeningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
Peningkatan Mutu Pelayanan KesehatanMasyarakatPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPenyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang MampuPeningkatan Kesehatan Masyarakat
Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
Pembangunan Pusat - Pusat PelayananKesehatanPemberian Tambahan Makanan dan VitaminDink
es K
ab B
andu
ng

Penanggulangan Kurang Energi Protein(KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin Adan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
Penanggulangan Balita Gizi Buruk danKurang (Bantuan Gubernur)Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Penanggulangan Kurang Energi Protein(KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin Adan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Penyusunan peta informasi masyarakatkurang giziPengembangan Media Promosi & InformasiSadar Hidup Sehat
Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluhkesehatanPengembangan Media Promosi & InformasiSadar Hidup Sehat
Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluhkesehatanPengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Peningkatan pemerataan obat danperbekalan kesehatanPeningkatan Mutu Pelayanan KesehatanMasyarakatPeningkatan pengawasan keamananpangan dan bahan berbahaya
Peningkatan mutu pelayanan farmasikomunitas dan rumah sakit
Dinkes
Kab
Ban
dung

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan danakuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M. Epid
Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
selanjutnya disebut pihak pertama
Nama : H.DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.Ipol
Jabatan : Bupati Bandung
selaku atasan pihak pertama, selanjutnya disebut pihak kedua
Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuailampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah sepertiyang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawabkami.
Pihak kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasiterhadap capaian kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukandalam rangka pemberian penghargaan dan sanksi.
Soreang, 2015
Pihak Kedua, Pihak Pertama,
BUPATI BANDUNG KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
H.DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.Ipol dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid
Dinkes
Kab
Ban
dung

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
1 Meningkatnya fungsisarana pelayanankesehatan dankompetensi tenagakesehatan terhadappelayanan kesehatan
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 74.48
2 Persentase Puskesmas yang dibangun dandirehab sesuai standar tata ruang 81%
3 Persentase Puskesmas yang mampu PONED 100%
4 Persentase Poskesdes dibangun sesuai tataruang 45%
5 Persentase Pemenuhan perlengkapan dansarana Puskesmas/PONED/Pustu/Poskesdesyang dibangun
100%
6 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasienmasyarakat miskin 100%
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasienmasyarakat miskin 100%
8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawatdarurat level 1 yang harus diberikan sarkes(RS) di Kab/Kota
100%
9 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk 0.4
2. Mengendalikanpenyakit berbasislingkungan
1 Persentase rumah yang sehat 80%
2 Proporsi rumah tangga dengan aksesberkelanjutan terhadap air minumlayak(perkotaandan pedesaan)
85%
3 Presentase keluarga yang menggunakansarana jamban keluarga sehat 78%
4 Presentase tempat-tempat umum sehat 82%
3 Menurunnya angkakesakitan penyakitmenular
1 Cakupan penemuan dan penangananpenderita penyakit TB Paru 90%
2 Cakupan penemuan dan penangananpenderita penyakit DBD 100%
Dinkes
Kab
Ban
dung

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
3 Cakupan pelayanan penderita Diare 100%
4 Cakupan penemuan penderita penyakitPneumonia Balita 90%
5 Cakupan desa/kelurahan yang mengalamiwabah dan KLB penyakit menular yangdilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100%
6 Cakupan Desa/Kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) 90%
4 Meningkatnya statusgizi dan kesehatankeluarga dalammasyarakat
1 Indeks Kesehatan 76.02
2 Angka Kematian Bayi (AKB) 32.5
3 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 100%
4 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 95%
5 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yg memiliki komp.kebidanan 90%
6 Cakupan kunjungan bayi 95%
7 Cakupan pelayanan pada ibu nifas 90%
8 Cakupan neonatus dengan komplikasi yangditangani 95%
9 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD &setingkat 100%
10
Cakupan peserta KB aktif 81%
11
Cakupan puskesmas santun lansia 19.4%
12
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapatpenanganan 100%
13
Cakupan ibu hamil KEK mendapat PMT 50%
14
Prevalensi anak balita yang menderita giziburuk 0,04%
Dinkes
Kab
Ban
dung

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
5.Meningkatnyakemandirianmasyarakat dalambidang kesehatan
1 Cakupan PHBS pada tatanan Rumah Tangga 70%
2 Cakupan desa siaga aktif70%
6. Meningkatnya kualitasfarmasi, makanan danminuman yangmemenuhi syaratkesehatan .
1 Rata-rata belanja obat yang bermutu perkapita 6000
2 Persentase produk olahan makanan danminuman yang telah tersertifikasi layak edar
90%
Dinkes
Kab
Ban
dung

Program Anggaran Keterangan
1. Program obat dan pebekalan Rp. 6.978.582.413,- DAK, APBD Kab.
2. Program upaya kesehatanmasyarakat
Rp.30.840.912.591,-
APBD Kab.
3. Program Pengawasan obat danmakanan
Rp. 144.130.000,- APBD Kab.
4. Program Promosi Kesehatan danPemberdayaan Masyarakat
Rp. 755.475.500,- APBD Kab.
5. Program Perbaikan GiziMasyarakat
Rp. 1.167.096.600,- APBD Prop. Jabar, APDBKab.
6. Program Pengembanganlingkungan sehat
Rp. 515.059.000,- APBD Kab.
7. Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
Rp. 2.430.888.300,- APBD Kab.
8. Program standarisasi pelayanankesehatan
Rp. 1.533.397.000,- APBD Kab.
9. Program Pelayanan KesehatanPenduduk Miskin
Rp.46.557.930.200,-
APBD Prop. Jabar, APDBKab.
10. Program Pengadaan, Peningkatandan Perbaikan sarana danprasarana puskesmas/puskesmaspembantu dan jaringannya
Rp.17.354.266.000,-
APBD Prop. Jabar, APDBKab.
11. Program Kemitraan PeningkatanPelayanan Kesehatan
Rp. 5.285.988.850,- APBD Kab.
12. Program peningkatan pelayanankesehatan lansia
Rp. 55.000.000,- APBD Kab.
13. Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkan dananak
Rp. 2.189.047.500,- APBD Kab.
Soreang, 2015
BUPATI BANDUNG KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
(H.DADANG M. NASER, SH., S.IP., M.Ipol) (dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid)
Dinkes
Kab
Ban
dung

REALISASI INDIKATOR KINERJA TAHUN 2015
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Indeks Kepuasan Masyarakat 74,48 75,87 101,87
2 Persentase Puskesmas yang dibangun dan direhab
sesuai standar tata ruang81 96,77 119,47
3 Persentase Puskesmas yang mampu PONED 100 100 100
4 Persentase Poskesdes dibangun sesuai tata ruang 45 89,1 198
5 Persentase pemenuhan perlengkapan dan sarana
Puskesmas/ PONED/ Pustu/ Poskesdes yang dibangun100 100 100
6 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien
masyarakat miskin100 100 100
7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin100 100 100
8 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan gawat darurat
level 1 yang harus diberikan sarkes (RS) di Kab/Kota100 100 100
9 Rasio Tenaga Medis Per Satuan Penduduk 0,4 0,31 77,50
10 Persentase rumah yang sehat 80 55,1 68,88
11 Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum layak (perkotaan dan pedesaan)85 74,5 87,65
12 Presentase keluarga yang menggunakan sarana
jamban keluarga sehat78 70,4 90,26
13 Persentase tempat-tempat umum 82 53 64,63
14 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TB Paru90 73,37 81,52
15 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD100 100 100
16 Cakupan pelayanan penderita Diare 100 100 100
17 Cakupan penemuan penderita penyakit Pneumonia
Balita90 95,15 105,72
18 Cakupan desa/kelurahan yang mengalami wabah dan
KLB penyakit menular yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
100 100 100
Dinkes
Kab
Ban
dung

NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
19 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI)90 62,8 69,78
20 Indeks Kesehatan 76,02 76,62 100,79
21 Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5 33,64 96,61
22 Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 100 91,5 91,50
23 Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 95 84,4 88,84
24 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yg memiliki komp.kebidanan90 88,3 98,11
25 Cakupan kunjungan bayi 95 99,2 104,42
26 Cakupan pelayanan pada ibu nifas 90 92 102,22
27 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani 95 88,3 92,95
28 Cakupan penjaringan kesehatan anak SD & setingkat 100 100 100
29 Cakupan peserta KB aktif 81 82,3 101,60
30 Cakupan puskesmas santun lansia 19,4 24,19 124,69
31 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat penanganan 100 100 100
32 Cakupan ibu hamil KEK mendapat PMT 50 52,43 104,86
33 Prevalensi anak balita yang menderita gizi buruk 0,04 0.04 100
34 Cakupan PHBS pada tatanan Rumah Tangga 70 43,7 62,43
35 Cakupan desa siaga aktif 70 85 121,43
36 Rata-rata belanja obat yang bermutu per kapita 6000 2143 35,72
37 Pengawasan peredaran obat berbahaya di sarana
kesehatan90 93,2 103,56
Dinkes
Kab
Ban
dung

KABUPATEN : BANDUNGSKPD/UNIT KERJA : DINAS KESEHATANURUSAN : WAJIB
2011 2012 2013 2014 20151 Indeks Kepuasan Masyarakat 73,01% 73,53% 74,48% 74,23% 75,87% BPS KAB. BANDUNG
2 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasienmasyarakat miskin 100 100 100 100 100
LAKIP &PROFIL
3 Meningkatnya kemnadirianmasyarakat dalam bidangkesehatan
Cakupan PHBS pada tatanan Rumah Tangga21,34% 51,2% 41,3% 43,3% 43,7%
LAKIP &PROFIL
4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat penanganan100 100 100 100 100
LAKIP &PROFIL
5 Prevalensi anak balita yang menderita gizi buruk 0,057% 0,030% 0,050% 0,045% 0,04% LAKIP &PROFIL
6 Angka Kematian Bayi (AKB) 34,17% 34,05% 34,01% 33,9% 33,64% BPS KAB. BANDUNG
7 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yg memiliki komp.kebidanan 82,9% 87,1% 88,0% 87,5% 88,3%
LAKIP &PROFIL
8 Persentase rumah yang sehat 23,0% 62,0% 52,1% 70,40% 55,1% LAKIP &PROFIL
9 Presentase tempat-tempat umum sehat 39,59% 77,0% 71,9% 80,4% 53,0% LAKIP &PROFIL
10 Cakupan desa/kelurahan yang mengalami wabahdan KLB penyakit menular yang dilakukanpenyelidikan epidemiologi < 24 jam
100 100 100 100 100LAKIP &PROFIL
11 Cakupan Desa/Kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) 76,0% 91,30% 94,98% 90 62,8
LAKIP &PROFIL
Meningkatnya fungsi saranapelayanan kesehatan dankompetensi tenaga kesehatanterhadap pelayanan kesehatan
Meningkatnya status gizi dankesehatan keluarga dalammasyarakat
Mengendalikan penyakit berbasislingkungan
Menurunnya angka kesakitanpenyakit menular
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2015
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja UtamaRealisasi Kinerja
Penanggung jawab Sumber Data Keterangan
Pembina Utama MudaNip. 19580623 198711 1 001
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN BANDUNG
dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid
Dinkes
Kab
Ban
dung

1500
Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

1500
Dinkes
Kab
Ban
dung

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten BandungNomor : 900/ /2015Tanggal : 5 Maret 2015Tentang : Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2015
Tugas dan Fungsi a. Tugas
b. Fungsi
Indeks Kepuasan Masyarakat Dinas Kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasienmasyarakat miskin
Meningkatnyakemandirian masyarakatdalam bidang kesehatan
Cakupan PHBS pada tatanan Rumah Tangga Rencana PembangunanJangka PanjangMenengah Daerah
Meningkatnya fungsisarana pelayanankesehatan dankompetensi tenagakesehatan terhadappelayanan kesehatan
2. Pelaksana pelayanan teknis administratif ketatausahaan.
INDIKATOR KINERJA UTAMADINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
Perda No. 5 Tahun2014 tentangperubahan atasperturan daerahKabupaten BandungNomor 11 Tahun 2011tentang
Indikator Kinerja Utama KeteranganSasaran Strategis Penanggungjawab Sumber Data
Merumuskan kebijaksanaan sistem kesehatan Kabupaten dan dan melaksanakan kegiatan teknisoperasional di bidang kesehatan yang meliputi program, penyehatan lingkungan dan penanggulanganpenyakit, pelayanan kesehatan, kesehatan keluarga, farmasi serta melaksanakan ketatausahaanDinas.
1. Pelaksanaan perumusan kebijaksanaan sistem kesehatan kabupaten dan pelaksanaan kegiatanteknis operasional di bidang kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan, penyehatan lingkungandan penanggulangan penyakit, kesehatan keluarga dan farmasi.
Dinkes
Kab
Ban
dung

Meningkatnya fungsisarana pelayanankesehatan dankompetensi tenagakesehatan terhadappelayanan kesehatan
Perda No. 5 Tahun2014 tentangperubahan atasperturan daerahKabupaten BandungNomor 11 Tahun 2011tentang
Indikator Kinerja Utama KeteranganSasaran Strategis Penanggungjawab Sumber Data
Cakupan Balita Gizi Buruk mendapatpenanganan
(RPJMD) KabupatenBandung
Prevalensi anak balita yang menderita giziburukAngka Kematian Bayi (AKB)Cakupan pertolongan persalinan oleh tenagakesehatan yg memiliki komp.kebidanan
Persentase rumah yang sehat
Presentase tempat-tempat umum sehat
Cakupan desa/kelurahan yang mengalamiwabah dan KLB penyakit menular yangdilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
Cakupan Desa/Kelurahan Universal ChildImmunization (UCI)
MengetahuiBUPATI BANDUNG
H. DADANG M. NASER, SH, M.IP
Meningkatnya status gizidan kesehatan keluargadalam masyarakat
Mengendalikan penyakitberbasis lingkungan
Menurunnya angkakesakitan penyakitmenular
Nip. 19580623 198711 1 001
Ditetapkan di SoreangPada tanggal, Maret 2015
KEPALA DINAS KESEHATANKABUPATEN BANDUNG
dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.EpidPembina Utama Muda
Dinkes
Kab
Ban
dung

Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung900/ /20155 Maret 2015Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2015
Dinkes
Kab
Ban
dung

TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
18,62 18,62 18,62 18,62Pelayanan kesehatan penduduk miskindipuskesmas dan jaringannya
75.000.000 Bidang Yandas
Pengadaan, peningkatan dan perbaikansarana dan prasarana Puskesmas danJaringannya
652.115.000 Bidang Yandas
Peningkatan Kesehatan Masyarakat 91.145.000 Bidang Binkesmas
Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagiPengungsi Korban Bencana
323.315.000 Bidang Yandas
Peningkatan Pelayanan danPenanggulangan Masalah Kesehatan
759.429.000 Bidang Yandas
Penyediaan Biaya Operasional danPemeliharaan
15.438.692.750 Sekretariat
20,25 20,25 20,25 20,25 Pembangunan Puskesmas 1.406.911.000 Bidang Yandas
Pembangunan puskesmas pembantu 3.342.501.000 Bidang Yandas
Pengadaaan sarana dan prasaranapuskesmas
652.115.000 Bidang Yandas
Pengembangan gedung dan revitalisasiPuskesmas
651.898.000 Bidang Yandas
25 25 25 25% Pembangunan Puskesmas 1.406.911.000 Bidang Yandas
Pembangunan puskesmas pembantu 3.342.501.000 Bidang Yandas
Pengadaaan sarana dan prasaranapuskesmas
652.115.000 Bidang Yandas
11,25 11,25 11,25 11,25 Pembangunan Puskesmas 1.406.911.000 Bidang Yandas
Pembangunan puskesmas pembantu 3.342.501.000 Bidang Yandas
Pengadaaan sarana dan prasaranapuskesmas
652.115.000 Bidang Yandas
25 25 25 25 Pembangunan Puskesmas 1.406.911.000 Bidang Yandas
Pembangunan puskesmas pembantu 3.342.501.000 Bidang YandasPengadaaan sarana dan prasaranapuskesmas
652.115.000 Bidang Yandas
25 25 25 25Kegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarak
89.000.000 Bidang Yandas
Pelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat Miskin
24.845.719.400 Bidang Yandas
Jaminan kesehatan bagi penerima BantuanIuran (PBI)
10.713.015.900 Bidang Yandas
25 25 25 25Kegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarak
89.000.000 Bidang Yandas
Pelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat Miskin
24.845.719.400 Bidang Yandas
Jaminan kesehatan bagi penerima BantuanIuran (PBI)
10.713.015.900 Bidang Yandas
25 25 25 25Kegiatan Pelayanan Kesehatan OperasiKatarak
89.000.000 Bidang Yandas
Pelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanBagi Masyarakat Miskin
24.845.719.400 Bidang Yandas
Rasio Tenaga Medis PerSatuan Penduduk 0,1 0,1 0,1 0,1
Program standarisasipelayanan kesehatan
Rasio Tenaga Medis PerSatuan Penduduk
0,4% Penyusunan Standart Jaminan PelayananKesehatan
52.447.000 Bidang Wasdalkes
Evaluasi dan Pengembangan standarpelayanan kesehatan
295.146.000 Bidang Wasdalkes
Indeks Kepuasan Masyarakat
Persentase Puskesmas yangdibangun dan direhab sesuaistandar tata ruang
Persentase Puskesmas yangmampu PONED
Persentase Poskesdesdibangun sesuai tata ruang
Persentase Pemenuhanperlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun
Cakupan pelayanan kesehatandasar pasien masyarakatmiskin
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakatmiskin
Program Pelayanan kesehatanpenduduk miskin
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan gawat darurat level 1yang harus diberikan sarkes(RS) di Kab/Kota
100,0%Cakupan pelayanan kesehatanrujukan gawat darurat level 1yang harus diberikan sarkes(RS) di Kab/Kota
74,48
Program Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikansarana dan prasaranapuskesmas/puskesmaspembantu dan jaringannya
82,3%
Persentase Puskesmas yangmampu PONED
100%
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakatmiskin
100%
Persentase Pemenuhanperlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun
100%
Cakupan pelayanan kesehatandasar pasien masyarakatmiskin
PENANGGUNGJAWAB
Meningkatnya fungsisarana pelayanankesehatan dankompetensi tenagakesehatan terhadappelayanan kesehatan
Indeks Kepuasan Masyarakat Program upaya kesehatanmasyarakat
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2015DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
94,0%
Persentase Poskesdesdibangun sesuai tata ruang
45%
SASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJATARGETKEGIAT
AN
TARGET KINERJA SASARAN
10
KETERANGAN
Persentase Puskesmas yangdibangun dan direhab sesuaistandar tata ruang
JADWAL KEGIATAN
TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 4RENCANA AKSI ANGGARAN (RP.)
Dinkes
Kab
Ban
dung

TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
PENANGGUNGJAWABSASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJA
TARGETKEGIAT
AN
TARGET KINERJA SASARAN
10
KETERANGANJADWAL KEGIATAN
TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 4RENCANA AKSI ANGGARAN (RP.)
Pembangunan dan Pemutakhiran datadasar standar pelayanan kesehatan
428.343.000 Bidang Wasdalkes
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 721.248.000 Bidang Wasdalkes
Program KemitraanPeningkatan PelayananKesehatan
Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter danParamedis
5.910.068.750 Bidang Wasdalkes
Mengendalikanpenyakit berbasislingkungan
Persentase rumah yang sehat20 20 20 20
Program Pengembanganlingkungan sehat
Persentase rumah yang sehat 80,0% Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
333.081.000 Bidang P2PL
Pengkajian Pengembangan LingkunganSehat
585.000.000 Bidang P2PL
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 446.489.000 Bidang P2PL
21,25 21,25 21,25 21,25Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
333.081.000 Bidang P2PL
Pengkajian Pengembangan LingkunganSehat
585.000.000 Bidang P2PL
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 446.489.000 Bidang P2PL
19,5 19,5 19,5 19,5Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
333.081.000 Bidang P2PL
Pengkajian Pengembangan LingkunganSehat
585.000.000 Bidang P2PL
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 446.489.000 Bidang P2PL
20,5 20,5 20,5 20,5 Penyelenggaraan penyehatan lingkungan(Bandung Sehat)
333.081.000 Bidang P2PL
Pengkajian Pengembangan LingkunganSehat
585.000.000 Bidang P2PL
Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat 446.489.000 Bidang P2PL
Menurunnya angkakesakitan penyakitmenular
22,5 22,5 22,5 22,5Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
25 25 25 25 100 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 325.000.000 Bidang P2PL
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahanfogging
157.804.200 Bidang P2PL
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
25 25 25 25 Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
22,5 22,5 22,5 22,5Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
25 25 25 25 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 325.000.000 Bidang P2PL
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
Cakupan pelayanan penderitaDiare
Presentase keluarga yangmenggunakan sarana jambankeluarga sehat
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yangdilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam
100
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
73,0
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yangdilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam
100
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit TB Paru
90,0
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit DBD
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit DBD
Cakupan pelayanan penderitaDiare
78,0%
Presentase tempat-tempatumum sehat
82,0%
Presentase keluarga yangmenggunakan sarana jambankeluarga sehat
Presentase tempat-tempatumum sehat
Cakupan penemuan danpenanganan penderitapenyakit TB Paru
Proporsi rumah tanggadengan akses berkelanjutanterhadap air minumlayak(perkotaandan pedesaan)
85,0%Proporsi rumah tanggadengan akses berkelanjutanterhadap air minumlayak(perkotaandan pedesaan)
Dinkes
Kab
Ban
dung

TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
PENANGGUNGJAWABSASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJA
TARGETKEGIAT
AN
TARGET KINERJA SASARAN
10
KETERANGANJADWAL KEGIATAN
TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 4RENCANA AKSI ANGGARAN (RP.)
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahanfogging
157.804.200 Bidang P2PL
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anaksekolah
59.230.000 Bidang P2PL
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
22,5 22,5 22,5 22,590,0 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak
sekolah59.230.000 Bidang P2PL
Pelayanan Pencegahan danPenanggulangan Penyakit Menular
546.565.000 Bidang P2PL
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik /Epidemik
618.236.600 Bidang P2PL
Peningkatan Imunisasi 830.593.000 Bidang P2PLPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
162.349.500 Bidang P2PL
Meningkatnya statusgizi dan kesehatankeluarga dalam
Indeks Kesehatan19,005 19,005 19,005 19,005
Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkandan anak
Indeks Kesehatan 76,02 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Peningkatan Mutu Pelayanan KesehatanMasyarakat
120.102.233.337 Blud Uptd Yankes
Angka Kematian Bayi (AKB) 8,125 8,125 8,125 8,125 Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan kunjungan ibu hamil(K4) 25 25 25 25 Cakupan kunjungan ibu hamil
(K4)100 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari
Keluarga Kurang Mampu2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani 23,75 23,75 23,75 23,75
Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani
95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan yg memilikikomp.kebidanan
22,5 22,5 22,5 22,5
Cakupan pertolonganpersalinan oleh tenagakesehatan yg memilikikomp.kebidanan
90 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan kunjungan bayi23,75 23,75 23,75 23,75
Cakupan kunjungan bayi 95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan pelayanan pada ibunifas 22,5 22,5 22,5 22,5
Cakupan pelayanan pada ibunifas
90 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan neonatus dengankomplikasi yang ditangani 23,75 23,75 23,75 23,75
Cakupan neonatus dengankomplikasi yang ditangani
95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan penjaringankesehatan anak SD &setingkat
25 25 25 25Program upaya kesehatanmasyarakat
Cakupan penjaringankesehatan anak SD &setingkat
100 Peningkatan Kesehatan Masyarakat 91.145.000 Bidang Binkesmas
Cakupan peserta KB aktif20,25 20,25 20,25 20,25
Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkandan anak
Cakupan peserta KB aktif 81 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil DariKeluarga Kurang Mampu
2.358.637.500 Bidang Binkesmas
Cakupan puskesmas santunlansia 4,85 4,85 4,85 4,85
Program peningkatanpelayanan kesehatan lansia
Cakupan puskesmas santunlansia
19,4 Pembangunan Pusat - Pusat PelayananKesehatan
55.000.000 Bidang Binkesmas
25 25 25 25 100 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin 614.579.000 Bidang BinkesmasPenanggulangan Kurang Energi Protein(KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin Adan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
89.707.000 Bidang Binkesmas
Penanggulangan Balita Gizi Buruk danKurang (Bantuan Gubernur)
72.740.000 Bidang Binkesmas
Cakupan ibu hamil KEKmendapat PMT 12,5 12,5 12,5 12,5
Cakupan ibu hamil KEKmendapat PMT
50 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin 614.579.000 Bidang Binkesmas
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Cakupan Desa/KelurahanUniversal Child Immunization(UCI)
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yangdilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam
Cakupan Desa/KelurahanUniversal Child Immunization(UCI)
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yangdilakukan penyelidikanepidemiologi < 24 jam
100
Program Perbaikan GiziMasyarakat
Dinkes
Kab
Ban
dung

TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 41 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 11
PENANGGUNGJAWABSASARAN INDIKATOR KINERJA PROGRAM INDIKATOR KINERJA
TARGETKEGIAT
AN
TARGET KINERJA SASARAN
10
KETERANGANJADWAL KEGIATAN
TRI 1 TRI 2 TRI 3 TRI 4RENCANA AKSI ANGGARAN (RP.)
Penanggulangan Kurang Energi Protein(KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan AkibatKurang Yodium (GAKY), Kurang Vitamin Adan Kekurangan Zat Gizi Mikro lainnya
89.707.000 Bidang Binkesmas
0,01 0,01 0,01 0,010,04 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin 72.740.000 Bidang Binkesmas
Penyusunan peta informasi masyarakatkurang gizi
486.777.600 Bidang Binkesmas
Cakupan PHBS pada tatananRumah Tangga 17,5 17,5 17,5 17,5
Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan PHBS pada tatananRumah Tangga
70 Pengembangan Media Promosi & InformasiSadar Hidup Sehat
490.265.500 Bidang Binkesmas
Peningkatan pemanfaatan saranakesehatan
228.210.000 Bidang Binkesmas
Peningkatan pendidikan tenaga penyuluhkesehatan
47.000.000 Bidang Binkesmas
Cakupan desa siaga aktif17,5 17,5 17,5 17,5
Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktif70
Pengembangan Media Promosi & InformasiSadar Hidup Sehat
490.265.500 Bidang Binkesmas
Peningkatan pemanfaatan saranakesehatan
228.210.000 Bidang BinkesmasPeningkatan pendidikan tenaga penyuluhkesehatan
47.000.000 Bidang Binkesmas
1500 1500 1500 15006000 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 6.892.650.713 UPTD Farmasi
Peningkatan pemerataan obat danperbekalan kesehatan
542.491.700 UPTD Farmasi
Peningkatan Mutu Pelayanan KesehatanMasyarakat
29.388.588.769 Blud Uptd Yankes
Persentase produk olahanmakanan dan minuman yangtelah tersertifikasi layak edar 22,5 22,5 22,5 22,5
Program Pengawasan obat danmakanan
Persentase produk olahanmakanan dan minuman yangtelah tersertifikasi layak edar
90% Peningkatan pengawasan keamananpangan dan bahan berbahaya
144.130.000 Bidang Wasdalkes
Peningkatan mutu pelayanan farmasikomunitas dan rumah sakit
137.790.000 Bidang Wasdalkes
NIP. 19580623 198711 1 001
Mengetahui,KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.Epid
Prevalensi anak balita yangmenderita gizi buruk
Rata-rata belanja obat yangbermutu per kapita
Pembina Utama Muda
Meningkatnyakemandirianmasyarakat dalambidang kesehatan
Meningkatnya kualitasfarmasi, makanan danminuman yangmemenuhi syaratkesehatan .
Rata-rata belanja obat yangbermutu per kapita
Program obat dan pebekalan
Prevalensi anak balita yangmenderita gizi buruk
Dinkes
Kab
Ban
dung

URAIAN INDIKATOR
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
URAIAN INDIKATOR SATUAN
Pelayanan kesehatan penduduk miskin dipuskesmasdan jaringannya
Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana danprasarana Puskesmas dan Jaringannya
Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Peningkatan Pelayanan Kesehatan bagi PengungsiKorban BencanaPeningkatan Pelayanan dan PenanggulanganMasalah KesehatanPenyediaan Biaya Operasional dan Pemeliharaan
Pembangunan Puskesmas
Pembangunan puskesmas pembantu
Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
Pembangunan Puskesmas
Pembangunan puskesmas pembantu
Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
Pembangunan Puskesmas
Pembangunan puskesmas pembantu
Pengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
Pembangunan PuskesmasPembangunan puskesmas pembantuPengadaaan sarana dan prasarana puskesmas
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Operasi Katarak
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan BagiMasyarakat Miskin
Jaminan kesehatan bagi penerima Bantuan Iuran(PBI)
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Operasi Katarak
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan BagiMasyarakat Miskin
Jaminan kesehatan bagi penerima Bantuan Iuran(PBI)
Meningkatnya fungsi saranapelayanan kesehatan dankompetensi tenaga kesehatanterhadap pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakat miskin
persen100% 100%
Cakupan pelayanan kesehatandasar pasien masyarakat miskin
persen 100%
point 74,23
Persentase Puskesmas yangdibangun dan direhab sesuaistandar tata ruang
Persentase Pemenuhanperlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun
persen
persen
45%
100%
persen 94,0%
SASARAN KEGIATAN
PROGRAM
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
persen81%
Meningkatnya fungsi saranapelayanan kesehatan dankompetensi tenaga kesehatanterhadap pelayanan kesehatan
Indeks Kepuasan Masyarakat
Persentase Puskesmas yangdibangun dan direhab sesuaistandar tata ruang
74,48
RENCANA AKSI KEGIATAN TAHUN 2015DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
RENCANA AKSI
82,3%
Persentase Puskesmas yangmampu PONED
Persentase Puskesmas yangmampu PONED
100%
Program Pengadaan,Peningkatan dan Perbaikansarana dan prasaranapuskesmas/puskesmaspembantu dan jaringannya
Persentase Poskesdes dibangunsesuai tata ruang
Indeks Kepuasan MasyarakatProgram upaya kesehatanmasyarakat
Persentase Poskesdes dibangunsesuai tata ruang
Persentase Pemenuhanperlengkapan dan saranaPuskesmas/PONED/Pustu/Poskesdes yang dibangun
45%
100%
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan pasien masyarakat miskin
Cakupan pelayanan kesehatandasar pasien masyarakat miskin
100% Program Pelayanan kesehatanpenduduk miskin
Dinkes
Kab
Ban
dung

URAIAN INDIKATOR
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
URAIAN INDIKATOR SATUAN
SASARAN KEGIATAN
PROGRAM
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
RENCANA AKSI
Kegiatan Pelayanan Kesehatan Operasi Katarak
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan BagiMasyarakat Miskin
Penyusunan Standart Jaminan Pelayanan Kesehatan
Evaluasi dan Pengembangan standar pelayanankesehatanPembangunan dan Pemutakhiran data dasar standarpelayanan kesehatan
Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan
Kemitraan Peningkatan Kualitas Dokter danParamedisPeningkatan Kualitas SDM Kesehatan
Mengendalikan penyakitberbasis lingkungan
Persentase rumah yang sehat 80% Program Pengembanganlingkungan sehat
Mengendalikan penyakitberbasis lingkungan
Persentase rumah yang sehat persen 80,0% Penyelenggaraan penyehatan lingkungan (BandungSehat)Pengkajian Pengembangan Lingkungan SehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehatPenyelenggaraan penyehatan lingkungan (BandungSehat)
Pengkajian Pengembangan Lingkungan SehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehatPenyelenggaraan penyehatan lingkungan (BandungSehat)
Pengkajian Pengembangan Lingkungan SehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehatPenyelenggaraan penyehatan lingkungan (BandungSehat)Pengkajian Pengembangan Lingkungan SehatPenyuluhan menciptakan lingkungan sehat
Menurunnya angka kesakitanpenyakit menular
Program Pencegahan danPenanggulangan PenyakitMenular
Menurunnya angka kesakitanpenyakit menular
Pelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
100% persen 100 Penyemprotan/fogging sarang nyamuk
Pengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
Pelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan Imunisasi
Cakupan penemuan danpenanganan penderita penyakitDBD
Cakupan penemuan danpenanganan penderita penyakitDBD
Presentase keluarga yangmenggunakan sarana jambankeluarga sehat
Cakupan penemuan danpenanganan penderita penyakitTB Paru
90% Cakupan penemuan danpenanganan penderita penyakitTB Paru
Presentase tempat-tempat umumsehat
persen82% 82,0%
90,0
Proporsi rumah tangga denganakses berkelanjutan terhadap airminum layak(perkotaandanpedesaan)
persen 85,0%
persen
Presentase keluarga yangmenggunakan sarana jambankeluarga sehat
persen 78,0%
Program KemitraanPeningkatan PelayananKesehatan
Rasio Tenaga Medis Per SatuanPenduduk
persen 0,4%Rasio Tenaga Medis Per SatuanPenduduk
0,4%
100%
Proporsi rumah tangga denganakses berkelanjutan terhadap airminum layak(perkotaandanpedesaan)
85%
Presentase tempat-tempat umumsehat
Program standarisasi pelayanankesehatan
78%
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan gawat darurat level 1 yangharus diberikan sarkes (RS) diKab/Kota
Cakupan pelayanan kesehatanrujukan gawat darurat level 1 yangharus diberikan sarkes (RS) diKab/Kota
persen 100,0%
Dinkes
Kab
Ban
dung

URAIAN INDIKATOR
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
URAIAN INDIKATOR SATUAN
SASARAN KEGIATAN
PROGRAM
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
RENCANA AKSI
Peningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit Menular
Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan WabahPenyemprotan/fogging sarang nyamukPengadaan alat fogging dan bahan-bahan fogging
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Pelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
90% persen 90,0 Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
Pelayanan Pencegahan dan PenanggulanganPenyakit MenularPencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik
Peningkatan ImunisasiPeningkatan Surveillance Epidemiologi danPenanggulangan Wabah
Meningkatnya status gizi dankesehatan keluarga dalammasyarakat
Indeks Kesehatan 76,02 Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkan dananak
Meningkatnya status gizi dankesehatan keluarga dalammasyarakat
Indeks Kesehatan persen 76,02 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Angka Kematian Bayi (AKB) 32,5 Angka Kematian Bayi (AKB) persen 32,5 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) 100% Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) persen 100 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani
95% Cakupan komplikasi kebidananyang ditangani
persen 95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan Desa/KelurahanUniversal Child Immunization(UCI)
Cakupan Desa/KelurahanUniversal Child Immunization(UCI)
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
90%
persen 100
100
Cakupan penemuan penderitapenyakit Pneumonia Balita
Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yang dilakukanpenyelidikan epidemiologi < 24jam
100% Cakupan desa/kelurahan yangmengalami wabah dan KLBpenyakit menular yang dilakukanpenyelidikan epidemiologi < 24jam
100% Cakupan pelayanan penderitaDiare
persen
persen 73,0
Cakupan pelayanan penderitaDiare
Dinkes
Kab
Ban
dung

URAIAN INDIKATOR
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
URAIAN INDIKATOR SATUAN
SASARAN KEGIATAN
PROGRAM
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
RENCANA AKSI
Cakupan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan ygmemiliki komp.kebidanan
90% Cakupan pertolongan persalinanoleh tenaga kesehatan ygmemiliki komp.kebidanan
persen 90 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan kunjungan bayi 95% Cakupan kunjungan bayi persen 95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan pelayanan pada ibu nifas 90% Cakupan pelayanan pada ibu nifas persen 90 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan neonatus dengankomplikasi yang ditangani
95% Cakupan neonatus dengankomplikasi yang ditangani
persen 95 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan penjaringan kesehatananak SD & setingkat
100% Program upaya kesehatanmasyarakat
Cakupan penjaringan kesehatananak SD & setingkat
persen 100 Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Cakupan peserta KB aktif 81% Program Peningkatankeselamatan ibu melahirkan dananak
Cakupan peserta KB aktif persen 81 Penyuluhan Kesehatan Bagi Ibu Hamil Dari KeluargaKurang Mampu
Cakupan puskesmas santun lansia 19,4% Program peningkatan pelayanankesehatan lansia
Cakupan puskesmas santun lansia persen 19,4 Pembangunan Pusat - Pusat Pelayanan Kesehatan
100% persen 100 Pemberian Tambahan Makanan dan VitaminPenanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium(GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat GiziMikro lainnyaPenanggulangan Balita Gizi Buruk dan Kurang(Bantuan Gubernur)
50% persen 50 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP),Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium(GAKY), Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat GiziMikro lainnya
Prevalensi anak balita yangmenderita gizi buruk
persen 0,04 Pemberian Tambahan Makanan dan Vitamin
Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi
Cakupan PHBS pada tatananRumah Tangga
70% Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan PHBS pada tatananRumah Tangga
persen 70 Pengembangan Media Promosi & Informasi SadarHidup Sehat
Cakupan desa siaga aktif70%
Program Promosi Kesehatandan Pemberdayaan Masyarakat
Cakupan desa siaga aktifpersen 70
Pengembangan Media Promosi & Informasi SadarHidup Sehat
6000 persen 6000 Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan
Peningkatan pemerataan obat dan perbekalankesehatan
Peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas danrumah sakit
Rata-rata belanja obat yangbermutu per kapita
Rata-rata belanja obat yangbermutu per kapita
Meningkatnya kualitas farmasi,makanan dan minuman yangmemenuhi syarat kesehatan .
Meningkatnya kualitas farmasi,makanan dan minuman yangmemenuhi syarat kesehatan .
Meningkatnya kemandirianmasyarakat dalam bidangkesehatan
Prevalensi anak balita yangmenderita gizi buruk
0,04%
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Program Perbaikan GiziMasyarakat
Meningkatnya kemandirianmasyarakat dalam bidangkesehatan
Cakupan ibu hamil KEK mendapatPMT
Cakupan Balita Gizi Burukmendapat penanganan
Cakupan ibu hamil KEK mendapatPMT
Program obat dan pebekalan
Dinkes
Kab
Ban
dung

URAIAN INDIKATOR
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
URAIAN INDIKATOR SATUAN
SASARAN KEGIATAN
PROGRAM
RENCANATINGKATCAPAIAN(TARGET)
RENCANA AKSI
Persentase produk olahanmakanan dan minuman yang telahtersertifikasi layak edar
90% Program Pengawasan obat danmakanan
Persentase produk olahanmakanan dan minuman yang telahtersertifikasi layak edar
persen 90% Peningkatan pengawasan keamanan pangan danbahan berbahaya
dr. H. ACHMAD KUSTIJADI, M.EpidPembina Utama Muda
NIP. 19580623 198711 1 001
Mengetahui,KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

1 2 4 5 6
Programupayakesehatanmasyarakat
IndeksKepuasanMasyarakat
74,48
Pelayanankesehatanpendudukmiskindipuskesmasdan jaringannya
Pengadaan,peningkatan danperbaikansarana danprasaranaPuskesmas danJaringannya
PeningkatanKesehatanMasyarakatPeningkatanPelayananKesehatan bagiPengungsiKorban Bencana
PeningkatanPelayanan danPenanggulangan MasalahKesehatan
PenyediaanBiayaOperasional danPemeliharaan
3
Meningkatnyafungsi saranapelayanankesehatan dankompetensitenagakesehatanterhadappelayanankesehatan
IndeksKepuasanMasyarakat
TR 1 TR 2 TR 3 TR 4
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
SASARANSTRATEGIS
INDIKATORKINERJA
Target Kinerja Sasaran PROGRAMDAN
KEGIATAN
INDIKATORKEGIATAN
TARGETKEGIATAN
Dinkes
Kab
Ban
dung

ProgramPengadaan,Peningkatandan Perbaikansarana danprasaranapuskesmas/puskesmaspembantu danjaringannya
PersentasePuskesmasyangdibangundan direhabsesuaistandar tataruang
81
PersentasePuskesmasyang dibangundan direhabsesuai standartata ruang
Dinkes
Kab
Ban
dung

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 117 8 9
Pelayanankesehatanpenduduk miskindipuskesmas danjaringannya
Pengadaan,peningkatan danperbaikan saranadan prasaranaPuskesmas danJaringannya
PeningkatanKesehatanMasyarakatPeningkatanPelayananKesehatan bagiPengungsi KorbanBencana
PeningkatanPelayanan danPenanggulanganMasalahKesehatan
Penyediaan BiayaOperasional danPemeliharaan
10
PENANGGUNG
JAWAB
JADWAL KEGIATANTR1 TR2 TR3 TR4
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
RENCANA AKSIANGGARAN
(Rp)
Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung

121110
JADWAL KEGIATANKETTR4
RENCANA AKSI KINERJA SASARAN TAHUN 2016DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANDUNG
Dinkes
Kab
Ban
dung

Dinkes
Kab
Ban
dung