Dinas Kesehatan Kota Dumai - depkes.go.id · KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha...
-
Upload
nguyenngoc -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of Dinas Kesehatan Kota Dumai - depkes.go.id · KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha...
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, buku “ Profil
Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013” ini dapat diterbitkan. Buku ini
merupakan terbitan berseri “Profil Kesehatan Kota Dumai” yang
keempatbelas kalinya dari rangkaian penyajian data/informasi yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Dumai sejak tahun 1999.
Dalam penyusunan profil kesehatan ini digunakan data yang bersumber dari
unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Kota Dumai serta dari berbagai sumber
lainnya di luar lingkungan Dinas Kesehatan Kota Dumai. Untuk menjamin akurasi data
dilakukan validasi data melalui pemutakhiran data. Berbagai hambatan dan masalah
dalam keakuratan, kelengkapan, ketepatan waktu data dan informasi dibahas dan
disepakati penyelesaiannya melalui mekanisme ini.
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 ini diharapkan dapat memberikan
gambaran dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan pada Tahun 2013
sekaligus memberikan informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan maupun
dalam mengevaluasi kegiatan Pembangunan Kesehatan Tahun 2013 dengan
mengacu pada Visi Dumai Sehat 2015.
Dalam rangka meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kota Dumai berikutnya,
diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak,
khususnya dalam upaya mendapatkan data/informasi yang akurat, tepat waktu dan
sesuai dengan kebutuhan.
Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya
sehingga tersusunnya “Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013” ini, kami
mengucapkan terimakasih.
KEPALA DINAS KESEHATANKOTA DUMAI
Marjoko Santoso, SKM, M.SiPembina Tk. I
NIP 196306141988031001PENGANTAR
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iDAFTAR ISI ........................................................................................................ iiDAFTAR TABEL ................................................................................................. ivDAFTAR GRAFIK ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN ............................................. 3
A. Kondisi Geografis ............................................................................. 3
B. Kepemerintahan ............................................................................... 4
C. Kependudukan.................................................................................. 5
D. Sosial Ekonomi ................................................................................. 9
E. Pendidikan ........................................................................................ 9
F. Lingkungan.................................................................................... .... 11
G. Perilaku Masyarakat.......................................................................... 14
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ......................................................... 17
A. Umur Harapan Hidup (UHH) ............................................................. 17
B. Mortalitas .......................................................................................... 18
C. Morbiditas ......................................................................................... 25
D. Status Gizi......................................................................................... 41
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ............................................................. 43
A. Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan Kota Dumai ........................ 43
B. Tujuan dan Sasaran.......................................................................... 45
C. Situasi Upaya Kesehatan.................................................................. 46
a. Pelayanan Kesehatan Dasar ...................................................... 47
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan .................................................. 62
c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular.................. 66
d. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan KLB ............... 70
e. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat................. 70
f. Perbaikan Gizi Masyarakat......................................................... 71
g. Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan .......... 75
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- iii
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ................................................ 77
A. Sarana Kesehatan ............................................................................ 77
B. Tenaga Kesehatan............................................................................ 92
C. Pembiayaan Kesehatan .................................................................... 95
BAB VI KESIMPULAN ...................................................................................... 98
BAB VII PENUTUP ............................................................................................. 101
LAMPIRAN
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga danDensitas Penduduk ......................................................................... 6
Tabel 2.2 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2009-2013 .................... 10
Tabel 2.3 Jenis Tempat-tempat Umum (TTU) Yang Diawasi .......................... 13
Tabel 2.4 Jenis Tempat Pengolahan dan Penjualan Makanan (TP2M) YangDiawasi ............................................................................................ 14
Tabel 3.5 Estimasi Umur Harapan Hidup (Eo) Riau 2005-2013 ...................... 17
Tabel 3.6 Estimasi Angka Kematian Bayi Per 1000 KH Riau 2002-2012......... 20
Tabel 3.7 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH Riau 2002-2012 ...... 22
Tabel 3.8 Angka Kematian Ibu Bersalin (AKI) Per 100.000 KH Indonesia ....... 24
Tabel 5.9 Daftar Rumah Sakit se Kota Dumai Tahun 2013 ................................ 77
Tabel 5.10 Daftar Puskesmas Se Kota Dumai Tahun 2013 .............................. 80
Tabel 5.11 Perincian Puskesmas Pembantu Se Kota Dumai Tahun 2013 ........ 82
Tabel 5.12 Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling Tahun 2013 ................... 83
Tabel 5.13 Perincian Penyebaran Sepeda Motor Tahun 2013........................... 85
Tabel 5.14 Penyebaran Jumlah Posyandu Berdasarkan Puskesmas. ............... 87
Tabel 5.15 Jumlah Posyandu Usila Berdasarkan Puskesmas .............................. 88
Tabel 5.16 Data Pos UKK se Kota Dumai Tahun 2013 .......................................... 89
Tabel 5.17 Jumlah Pesantren/Panti Asuhan Menurut Puskesmas..................... 90
Tabel 5.18 Persebaran Tenaga Yang Bekerja di Sarana PelayananKesehatan Milik Pemerintah Kota Dumai Berdasarkan Unit Kerjadan Status Tenaga Tahun 2013. ...................................................... 92
Tabel 5.19 Rasio dan Jumlah Tenaga Kesehatan Per 100.000 PendudukBerdasarkan Target dan Pencapaian Tahun 2013. .......................... 95
Tabel 5.20 Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai Berdasarkan SumberAnggaran dan Unit Kerja Tahun 2013. ............................................. 96
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- v
Tabel 5.21 Perkembangan Persentase Anggaran Dinas Kesehatan KotaDumai Terhadap APBD Kota Dumai Tahun 2006 s/d 2013.............. 97
Tabel 6.22 Daftar Nama Penghargaan Pada Bidang Kesehatan YangDiterima Kota Dumai Tahun 2006 s/d 2013...................................... 98
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- vi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Dumai Tahun 1999 s/d2013 ................................................................................................ 5
Grafik 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin .... 7
Grafik 2.3 Persentase Kematian Berdasarkan Kelompok Umur ....................... 8
Grafik 2.4 Persentase Penduduk Menurut Agama............................................ 9
Grafik 2.5 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Akhir ............... 10
Grafik 2.6 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air Bersih YangDigunakan di Kota Dumai Tahun 2013............................................. 11
Grafik 2.7 Hasil Pemantauan Rumah Tangga Yang Ber PHBS BerdasarkanWilayah Kerja Puskesmas di Kota Dumai Tahun 2013. ................... 15
Grafik 3.8 Perkembangan Umur Harapan Hidup Tahun 2006-2013 ................. 18
Grafik 3.9 Perkembangan Angka Kematian Neonatal Tahun 2009-2013 ......... 19
Grafik 3.10 Perkembangan Angka Kematian Bayi Tahun 2006-2013 ................ 21
Grafik 3.11 Perkembangan Angka Kematian Balita Tahun 2007-2013............... 23
Grafik 3.12 Perkembangan Angka Kematian Ibu Bersalin Tahun 2006-2013..... 25
Grafik 3.13 Perkembangan Angka Kesakitan DBD Tahun 2006-2013................ 26
Grafik 3.14 Perkembangan Jumlah Kasus Korban Gigitan Hewan TersangkaRabies Tahun 2006-2013................................................................. 27
Grafik 3.15 Perkembangan Angka Kesakitan Malaria Tahun 2006-2013 ........... 28
Grafik 3.16 Incidence Rate (IR) Diare Tahun 2006-2013 ................................... 29
Grafik 3.17 Case Detection Rate (CDR) Pneumonia Pada BalitaTahun 2006-2013 ............................................................................ 30
Grafik 3.18 Perkembangan Prevalensi Rate Kusta Tahun 2006-2013. .............. 32
Grafik 3.19 Case Detection Rate (CDR) Penderita Baru TB Paru BTA PositifTahun 2006-2013 ............................................................................ 33
Grafik 3.20 Prevalensi Penderita HIV Positif Terhadap Penduduk BeresikoTahun 2006-2013............................................................................. 35
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- vii
Grafik 3.21 Perkembangan Kasus HIV Positif dan AIDS Tahun 2006-2013. ...... 35
Grafik 3.22 Perkembangan Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP)Tahun 2006-2013............................................................................. 36
Grafik 3.23 Cakupan Pencapaian Imunisasi Campak (Catch Up Campak)Anak SD Tahun 2006-2013.............................................................. 38
Grafik 3.24 Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan TerbesarDi Rumah Sakit Tahun 2013 ........................................................... 39
Grafik 3.25 Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan TerbesarDi Puskesmas Tahun 2013 .............................................................. 39
Grafik 3.26 Sepuluh Pola Penyakit Tidak Menular Terbesar di PuskesmasTahun 2013 .................................................................................... 40
Grafik 3.27 Perkembangan Pencapaian Indikator Program Gizi di KotaDumai Tahun 2006-2013.................................................................. 42
Grafik 4.28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 Tahun 2006-2013 ...................... 48
Grafik 4.29 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes Tahun 2006-2013 .... 49
Grafik 4.30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Tahun 2006-2013........... 50
Grafik 4.31 Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga Tahun 2010-2013 ................ 52
Grafik 4.32 Cakupan Kunjungan Bayi Tahun 2006-2013.................................... 53
Grafik 4.33 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Tahun 2006-2013....... 54
Grafik 4.34 Cakupan Pelayanan Kesehatan Murid Kelas 1 SD/SetingkatTahun 2006-2013............................................................................. 55
Grafik 4.35 Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2006-2013................................... 56
Grafik 4.36 Cakupan Pencapaian Imunisasi Dasar Pada BayiTahun 2006-2013............................................................................. 58
Grafik 4.37 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Tahun 2006-2013............................ 59
Grafik 4.38 Cakupan Rawat Jalan Puskesmas Tahun 2006-2013...................... 60
Grafik 4.39 Cakupan Rawat Inap Rumah Puskesmas Tahun 2006-2013........... 61
Grafik 4.40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia LanjutTahun 2006-2013............................................................................. 62
__________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 -------------------------------------------------------------- viii
Grafik 4.41 Pencapaian Indikator Rumah Sakit Tahun 2006-2013 ..................... 63
Grafik 4.42 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur, Pencapaian BOR, LOS& TOI RSUD Kota Dumai Tahun 2006-2013 .................................... 64
Grafik 4.43 Cakupan Rawat Inap Rumah Sakit Tahun 2006-2013 ..................... 65
Grafik 4.44 Kesembuhan Penderita TBC Paru BTA Positif Tahun 2006-2013 ... 67
Grafik 4.45 Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang Ditangani 2006-2013..... 68
Grafik 4.46 Balita Bawah Garis Merah Tahun 2006-2013................................... 72
Grafik 4.47 Cakupan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Tahun 2006-2013...... 73
Grafik 4.48 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A Tahun 2006-2013.. 73
Grafik 4.49 Cakupan Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet Fe Tahun 2006-2013........ 74
Grafik 4.50 Bayi Yang Mendapat ASI Eksklusif Tahun 2006-2013 ..................... 75
Grafik 5.51 Perkembangan Jumlah Puskesmas di Kota Dumai ........................ 78
Grafik 5.52 Perkembangan Jumlah Puskesmas Pembantu di Kota Dumai ....... 81
Grafik 5.53 Perkembangan Jumlah Puskesmas Keliling dan Ambulansdi Kota Dumai .................................................................................. 84
Grafik 5.54 Perkembangan Jumlah Posyandu di Kota Dumai ........................... 87
Grafik 5.55 Persebaran Jumlah Tenaga Yang Bekerja di Sarana PelayananKesehatan Milik Pemerintah Berdasarkan Kategori Tenaga. ........... 92
Grafik 5.56 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga ................... 93
Grafik 5.56 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Unit Kerja ........................ 92
___________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013__________________ 1
BAB I
PENDAHULUAN
Profil Kesehatan adalah salah satu media dalam pengembangan Sistem
Informasi dan Manajemen Kesehatan yang menjadi dokumentasi kegiatan –
kegiatan dan pencapaiannya dalam kurun waktu satu tahun. Profil Kesehatan
Kota Dumai merupakan gambaran situasi kesehatan di Kota Dumai yang
diterbitkan setahun sekali. Dalam setiap terbitan profil kesehatan Kota Dumai
memuat berbagai data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga
berencana, ekonomi dan pendidikan. Data-data tersebut dianalisis secara
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 ini adalah
untuk memberikan gambaran pelaksanaan kegiatan kesehatan pada tahun 2013
sekaligus sebagai sarana evaluasi pencapaian pembangunan kesehatan tahun
2012 dengan mengacu pada Visi Dumai Sehat 2015. Oleh karena itu gambaran
yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 ini disusun
secara sistematis mengikuti pengertian Visi Dumai Sehat 2015. Penyusunan
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013 ini sudah mulai diterapkan secara
bertahap mengacu pada Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota edisi data terpilah menurut jenis kelamin Tahun 2013. Hanya
saja karena keterbatasan data yang ada, belum semua tabel disajikan terpilah
menurut jenis kelamin. Sistematika penyajian Profil Kesehatan Kota Dumai 2013
adalah sebagai berikut.
Bab I- Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan
diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Dumai dan sistematika dari penyajiannya.
Bab II- Gambaran Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan gambaran umum
Kota Dumai yang secara ringkas memuat letak geografis, administratif dan
informasi umum lainnya Selain itu, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang
___________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013__________________ 2
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal kependudukan,
sosial ekonomi, pendidikan, lingkungan dan perilaku masyarakat
Bab III- Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator
mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.
Bab IV- Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang pelayanan
kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular, penyelidikan epidemiologi dan
penanggulangan KLB, promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat,
perbaikan gizi masyarakat, pelayanan penyediaan obat dan perbekalan
kesehatan. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga
mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang
Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh
Kota Dumai.
Bab V- Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya
kesehatan lainnya.
Bab VI- Kesimpulan. Bab ini berisi sajian tentang hal-hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Kota Dumai tahun 2013.
Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan
pembangunan kesehatan.
Lampiran. Pada lampiran ini berisi 82 tabel data yang merupakan gabungan
tabel indikator Kota Sehat dan indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan
Minimal bidang Kesehatan, dan juga data pendukung lainnya. Selain itu
dilampirkan juga data sarana & prasarana kesehatan dana data pola penyakit &
kunjungan penyakit.
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 3
BAB II
GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN
A. Kondisi Geografis
Kota Dumai terletak di pesisir timur pulau Sumatra berhadapan
dengan pulau Rupat dan Selat Malaka pada posisi antara 10, 23’- 10, 24’
Bujur Timur dan 1010- 23’- 27’,1010 - 28’-13’ Lintang Utara. Sejajar pantai
terdiri dari tanah rawa bergambut dengan kedalaman 0 – 0,5 meter dan
beberapa kilometer kearah selatan terdapat dataran dengan kemiringan 0 –
5% dengan luas wilayah keseluruhan 1.727,38 Km2.
Adapun batas wilayah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Rupat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bukit Batu, Kabupaten
Bengkalis.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Mandau dan
Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tanah Putih dan
Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir.
Secara geografis letak Kota Dumai sangat strategis dimana
posisinya sebagai gerbang propinsi Riau bagian utara yang memiliki
aksesibilitas tinggi terhadap negara Malaysia dan Singapura.
Iklim di Kota Dumai adalah tropis basah dengan curah hujan rata-
rata antara 200-300 mm, dengan musim kemarau antara bulan Maret
sampai dengan Agustus dan musim hujan antara bulan September sampai
dengan Pebruari serta suhu udara rata-rata 24-33 0C.
Jenis tanah di Kota Dumai umumnya terdiri organosol humus dan
podsolik merah kuning yang sesuai untuk bercocok tanam dan
perkebunan. Beberapa sungai besar dan kecil terdapat di Kota Dumai yang
dilalui oleh sampan dan perahu. Kondisi air tanah di Kota Dumai yang
berasal dari tanah dangkal atau sumur gali dan sumur pompa dengan
kedalaman rata-rata 1-2 m maupun air tanah dalam atau sumur bor, namun
pada umumnya kurang baik.
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 4
B. Kepemerintahan
Kota Dumai merupakan salah satu Kota di Propinsi Riau yang
terbentuk tanggal 27 April 1999 yang sebelumnya berada dalam wilayah
Kabupaten Bengkalis. Pembentukan Kota Dumai ini diatur dengan
Undang-undang RI Nomor 16 Tahun 1999 dengan perundangan dan
penetapan dalam lembaran negara Nomor 50 tahun 1999. Menyesuaikan
dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah
maka Kota Dumai menjadi wilayah otonomi dengan status Kota Dumai.
Pada awal pembentukannya Kota Dumai terdiri dari 3 kecamatan yaitu
Kecamatan Dumai Timur, Kecamatan Dumai Barat dan Kecamatan Bukit
Kapur. Kemudian kecamatan di Kota Dumai bertambah sebanyak 2
kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 2001 tentang
pembentukan kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor 08 Tahun
2009 tentang Pembentukan Kecamatan Dumai Kota dan Kecamatan
Dumai Selatan dan Peraturan Walikota Dumai Nomor 3 Tahun 2012
tentang perubahan kedua Peraturan Walikota Dumai Nomor 44 Tahun
2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis pada
organisasi perangkat daerah Kota Dumai, dengan demikan jumlah
kecamatan di Kota Dumai menjadi 7 Kecamatan dengan perincian sebagai
berikut :- Kecamatan Dumai Timur seluas 47,52 km2 terdiri dari 5 kelurahan
- Kecamatan Dumai Barat seluas 44,98 km2 terdiri dari 4 kelurahan
- Kecamatan Bukit Kapur seluas 200 km2 tediri dari 5 kelurahan.
- Kecamatan Sungai Sembilan seluas 975,38 km2 terdiri dari 5
kelurahan
- Kecamatan Medang Kampai seluas 373 km2 terdiri dari 4 kelurahan
- Kecamatan Dumai Kota seluas seluas 13 km2 terdiri dari 5 kelurahan
- Kecamatan Dumai Selatan seluas 73,50 km2 terdiri dari 5 kelurahan
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 5
C. Kependudukan
Penduduk merupakan modal pembangunan tetapi juga beban
dalam pembangunan, karena itu pembangunan sumber daya manusia dan
pengarahan mobilitas penduduk perlu diarahkan agar mempunyai ciri dan
karakteristik yang mendukung pembangunan. Masalah kependudukan di
Kota Dumai sama halnya dengan kota jasa dan industri lainnya yakni
tingginya urbanisasi, heterogenitas penduduk, penyebaran penduduk tidak
merata karena luasnya wilayah Kota Dumai.
a. Jumlah penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 laju pertumbuhan
penduduk Kota Dumai per tahun sebesar 3,16 persen. Sedangkan
berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2005 laju
pertumbuhan penduduk pertahun meningkat menjadi 4,83 persen. Pada
tahun 2009 laju pertumbuhan penduduk Kota Dumai meningkat menjadi
6,47%. Angka pertumbuhan ini selanjutnya dijadikan dasar estimasi
penduduk pada tahun-tahun berikutnya. Penduduk Kota Dumai berturut-
turut sejak Tahun 1999 – 2013 menunjukkan peningkatan atau
pertambahan penduduk seperti terlihat dari grafik berikut :
Grafik 2.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Kota Dumai Tahun 1999 s/d2013
267688
273901
298189
156966
173188
178125
178156
206732
214648
215749
223074
230075
256488
262116
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Jumlah
Sumber: Estimasi Data Penduduk Sasaran oleh Pusdatin berdasarkanDatabase SIAK Offline Kota Dumai Tahun 2012
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 6
Pada tahun 2013 jumlah penduduk Kota Dumai sebanyak 298.189
jiwa, dengan jumlah rumah tangga/KK sebesar 77.086 KK, rata-rata jiwa
per rumah tangga sebesar 4 atau 5 jiwa dan kepadatan penduduk per km2
sebesar 173 jiwa.
Tabel 2.1. Luas wilayah, Jumlah penduduk, Jumlah Rumah Tangga danDensitas Penduduk di Kota Dumai Tahun 2013.
No Kecamatan Luas % JumlahPenduduk % Jumlah
RT Densitas
1 Dumai Timur 47,52 2,75 65.026 21,81 16.598 1.3682 Dumai Barat 44,98 2,60 40.346 13,53 10.456 8973 Bukit Kapur 200,00 11,58 44.787 15,02 11.858 2244 Sungai Sembilan 975,38 56,47 33.530 11,24 8.597 345 Medang Kampai 373,00 21,59 11.400 3,82 3.025 316 Dumai Kota 13,00 0,75 51.396 17,24 13.403 3.9547 Dumai Selatan 73,50 4,25 51.704 17,34 13.149 703
Kota Dumai 1.727,38 100 298.189 100 77.086 173
Sumber : BPS Kota Dumai dan Estimasi Data Penduduk Sasaran olehPusdatin berdasarkan Database SIAK Offline Kota Dumai Tahun2012
b. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk di Kota Dumai tidak merata, dimana
Kecamatan Dumai Kota merupakan kecamatan terpadat yang merupakan
pusat kota dengan kepadatan 3.954 jiwa per km2. Sementara Kecamatan
Medang Kampai merupakan kecamatan yang penduduknya paling jarang
yaitu 31 orang per km2.
Persebaran penduduk di Kota Dumai berdasarkan kelompok umur
menunjukan bahwa jumlah penduduk terbanyak adalah pada kelompok
usia produktif (umur 15 – 64 tahun) yaitu sebanyak 192.032 orang atau
sebesar 64,40%. Sedangkan jumlah penduduk usia non produktif yakni
penduduk usia muda (umur 0 – 14 tahun) dan penduduk usia tua (umur 65+
tahun) sebanyak 106.157 orang atau 35,60%. Sebagai akibat dari
komposisi penduduk tersebut maka rasio beban tanggungan sebesar 55
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 7
per 100 penduduk usia produktif. Sedangkan persebaran penduduk di Kota
Dumai menurut jenis kelamin menunjukan bahwa jumlah penduduk laki-laki
lebih banyak dari pada penduduk perempuan, dengan sex ratio penduduk
laki-laki sebesar 108. Angka ini menunjukan terdapat 108 laki-laki pada
100 perempuan.
Sumber : Estimasi Data Penduduk Sasaran oleh Pusdatin berdasarkanDatabase SIAK Offline Kota Dumai Tahun 2012
c. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Dari hasil estimasi data penduduk sasaran oleh Pusdatin
berdasarkan database SIAK offline diperkirakan jumlah kelahiran di Kota
Dumai pada tahun 2013 sebanyak 7.753 bayi. Dengan demikian angka
kelahiran kasar di kota Dumai adalah sebesar 26 per 1.000 penduduk.
d. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)
Pada tahun 2013, dari hasil laporan bulanan kematian di puskesmas
dan rumah sakit diketahui jumlah kematian selama 1 tahun di Kota Dumai
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 8
sebanyak 810 kasus kematian. Dengan demikian angka kematian kasar di
kota Dumai adalah sebesar 2,96 per 1000 penduduk.
Berdasarkan kelompok umur, dari 810 kasus kematian tersebut
persentase kematian tertinggi berada pada kelompok umur > 60 tahun
yakni sebesar 38,27% (310 orang), disusul dengan kelompok umur 45 – 59
tahun yakni sebesar 20,99% (170 orang). Sedangkan berdasarkan jenis
kelamin, lebih banyak kasus kematian terjadi pada laki-laki yakni sebesar
55,31% (448 orang) dibandingkan dengan perempuan sebesar 44,69%
(362 orang). Berdasarkan penyebab kematian, Hipertensi merupakan
penyebab kematian tertinggi (9,14%), disusul dengan Stroke sebesar
7,90% dan kematian janin dalam kandungan (lahir mati) sebesar 7,53%.
Pada umumnya penyebab kematian didominasi oleh penyakit tidak
menular (PTM) yang dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial ekonomi
dan sosial budaya seperti meningkatnya umur harapan hidup, adanya
kondisi lingkungan yang merugikan kesehatan seperti pencemaran udara
dan rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat serta makin tingginya
paparan faktor resiko seperti merokok, pola aktifitas fisik (kurang olah
raga), pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat.
Grafik 2.3 Persentase Kematian Berdasarkan Kelompok Umurdi Kota Dumai Tahun 2013
18%
21%
38%
8% 8% 2%2%
1%
2%
Lahir mati 0-28 hari >1 bln-<1 thn>1 thn-<5 thn >5 th-<10 th 10-19 th20-<45 th 45-59 th >60 th
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 9
D. Sosial Ekonomi
Penduduk Kota Dumai pada umumnya bekerja di perdagangan dan
sektor jasa, juga industri dan pertanian/ perkebunan. Sebagai wilayah yang
berdekatan dengan Malaysia dan Singapura, Dumai merupakan daerah
transit dengan keragaman suku dan budaya penduduknya. Komposisi
penduduk Kota Dumai yang dirinci menurut etnis menunjukkan bahwa suku
melayu merupakan jumlah yang paling besar yaitu 32%, sedangkan
sisanya merupakan suku jawa/sunda sebesar 22%, Tapanuli/Batak 13%
dan suku lainnya 8%. Sedangkan persebaran penduduk Kota Dumai
menurut agama menunjukan bahwa mayoritas penduduk Dumai (85%).
Grafik 2.4 Persentase Penduduk Kota Dumai Menurut AgamaTahun 2013
0,10%
84,81%
10,83%
0,82%0,02%
3,34%0,08%
Islam Kristen Katolik HinduBudha Konghucu Lainnya
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Dumai Tahun 2013
E. Pendidikan
Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap
ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia statu negara.
Melalui pengetahuan, pendidikan berkontribusi terhadap perubahan
perilaku kesehatan. Pengetahuan yang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
merupakan salah satu faktor pencetus yang berperan dalam
mempengaruhi keputusan seseorang untuk berperilaku sehat.
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 10
Salah satu indikator pendidikan adalah Angka Melek Huruf (AMH)yaitu persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca danmenulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia, terjadipeningkatan Angka Melek Huruf Kota Dumai dari 99,30% pada tahun 2009menjadi 99,43% pada tahun 2013. Pencapaian Angka Melek Huruf KotaDumai tersebut lebih tinggi dari pencapaian Angka Melek Huruf ProvinsiRiau seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Perkembangan Angka Melek Huruf Kota DumaiTahun 2009 s/d 2013
Kota/Provinsi 2009 2010 2011 2012 2013Kota Dumai 99,30 99,31 99,35 99,40 99,43Provinsi Riau 98,11 98,35 98,42 98,45 98,48
Sumber: Badan Pusat Statistik Indonesia Tahun 2014
Persentase penduduk berumur 5 tahun ke atas menurut pendidikantertinggi yang ditamatkan di Kota Dumai adalah pendidikan menengah(SLTP/MTs dan SLTA/MA/SMK) yakni sebesar 46,26% (Dumai dalamangka 2012, BPS dan Bappeda Kota Dumai Tahun 2012). Sedangkanpada tahun 2013, persentase penduduk Kota Dumai menurut pendidikanakhir yang terbanyak adalah pendidikan menengah (SLTP dan SLTA)sebanyak 35,61% (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota DumaiTahun 2013).
Grafik 2.5 Persentase Penduduk Kota Dumai Menurut PendidikanAkhir Tahun 2013
12,70%
22,91%
11,41%
30,24%
17,12%
2,45%3,18%
Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SDSLTP SLTA Akademi/DiplomaUniversitas
Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Dumai Tahun 2013
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 11
F. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama
dengan faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan
menentukan baik buruknya status derajat kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan
indikator seperti akses terhadap air bersih, akses terhadap sanitasi dasar,
tempat umum dan pengelolaan makan (TUPM) sehat, institusi dibina
kesehatan lingkungannya, rumah sehat dan rumah/bangunan yang
diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes
1. Sarana air bersih yang digunakan
Pada tahun 2013 diketahui persentase keluarga menurut jenis air bersih
yang digunakan, yaitu tertinggi adalah sumur gali (SGL) sebesar 58,59%
seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 2.6 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana AirBersih Yang Digunakan Di Kota Dumai Tahun 2013
27,89
0 58,59
03,6109,91
Kemasan Ledeng SPT SGL Mata Air PAH Lainnya
Sedangkan persentase penduduk yang memiliki akses air minum
berkualitas (layak) sebesar 36,70%.
2. Sarana dan akses terhadap sanitasi dasar
Pada tahun 2013 diketahui persentase keluarga dengan kepemilikan
sarana sanitasi dasar, yaitu persentase akses keluarga dengan
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 12
kepemilikan terhadap jamban sebesar 100%, kepemilikan pengelolaan
air limbah sebesar 86,80% dan kepemilikan tempat sampah sebesar
86,80%. Dari seluruh sarana sanitasi dasar tersebut yang memiliki
kriteria jamban sehat 74,91%, pengelolaan air limbah sehat 86,30%, dan
tempat sampah sehat 86,30%.
3. Rumah Sehat
Pada tahun 2013, dari hasil pemeriksaan kualitas lingkungan terhadap
68.376 rumah di Kota Dumai, diperoleh hasil sebanyak 57.273 rumah
atau sebesar 83,76% dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni 72%, maka angka
tersebut telah melebihi target. Bila dilihat menurut wilayah kerja
puskesmas, persentase rumah sehat tertinggi berada di wilayah kerja
puskesmas Dumai Barat yakni sebesar 97,76%, sedangkan persentase
rumah sehat terendah berada di wilayah kerja puskesmas Bukit Timah
sebesar 28,75%.
4. Tempat Umum dan Pengelolaan Makan (TUPM) Sehat
Yang termasuk kategori TTU (Tempat-tempat Umum) disini adalah
hotel/ penginapan/wisma, salon kecantikan, pangkas rambut, panti pijat,
pasar, terminal, rumah ibadah (mesjid, gereja, dan vihara), sekolah,
panti asuhan/pesantren, tempat hiburan, penggilingan padi dan depot isi
ulang. Tempat-tempat Umum di Kota Dumai yang ada sebanyak 821.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 667 TTU (81,24%) telah dilakukan
pengawasan terhadap aspek kesehatan dengan hasil 539 TTU (80,80%)
dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2013 yakni 80%, maka angka tersebut telah
mencapai target.
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 13
Tabel 2.3 Jenis Tempat-Tempat Umum (TTU) Yang DiawasiDi Kota Dumai Tahun 2013
Jenis TTU Jumlah Diperiksa Memenuhi Cakupan CapaianSyarat ( % ) ( % )
Sekolah 214 175 144 81,77 82,28Mesjid 265 223 192 84,15 86,09Gereja 50 37 26 74 70,27Vihara 2 1 1 50 100Salon Kecantikan 98 79 68 80,61 86,07Pangkas Rambut 117 93 64 79,48 68,81Hotel 11 11 11 100 100Penginapan/Wisma 8 5 4 62,5 80,00Panti Pijat 5 4 1 80,00 25,00Pesantren 6 3 0 50,00 0Sarana Kesehatan 12 10 9 83,33 90,00Pasar/Swalayan 17 10 5 58,82 50,00Kolam Renang 4 4 4 100 100Penggilingan Padi 7 7 6 100 85,71Terminal Darat 2 2 1 100 50Terminal Air 1 1 1 100 100Terminal Udara 1 1 1 100 100Tempat HiburanRakyat 1 1 1 100 100
J u m l a h 821 667 539 81,24 80,80
Sedangkan yang termasuk kategori TP2M (Tempat Penjualan Makanan
dan Minuman) adalah industri makanan rakyat, katering/jasa boga,
restoran/rumah makan, warung kopi, pedagang kaki lima, pedagang
makanan keliling, kantin/warung sekolah, tempat penjualan makanan
terolah dan tempat pembuatan makanan minuman di asrama. Tempat
Penjualan Makanan dan Minuman dikota Dumai yang ada sebanyak
717. Dari jumlah tersebut sebanyak 663 TP2M (92,46%) telah dilakukan
pengawasan terhadap aspek kesehatan dengan hasil 557 TP2M
(84,01%) dinyatakan memenuhi syarat kesehatan. Bila dibandingkan
dengan target sasaran tahun 2013 yakni 80%, maka angka tersebut
telah mencapai target.
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 14
Tabel 2.4 Jenis Tempat Pengolahan dan Penjualan Makanan (TP2M)Yang Diawasi Di Kota Dumai Tahun 2013
Jenis TP2M Jumlah DiInspeksi
MemenuhiSayarat
Cakupan(%)
Pencapaian(%)
Restoran/Rumah makan 151 145 115 96,02 79,31Warung kopi 110 101 88 91,81 87,12Kantin 46 38 32 82,60 84,21Pedagang kaki lima 94 83 64 88,29 77,10Industri makanan rakyat 67 58 48 86,56 82,75Pedagang makanan keliling 44 41 33 93,18 80,48Tempat penjualan makanan terolah 43 40 35 93,02 87,5Tempat pembuatan makanan diasrama 9 6 3 66,66 50,00
Jasa boga 15 13 11 86,66 84,61Depot isi ulang 138 138 128 100 92,75Jumlah 717 663 557 92,46 84,01
6. Rumah/bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes
Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolak ukur upaya pemberantasan
vektor melalui PSN-3 M menunjukan tingkat partisipasi masyarakat
dalam mencegah DBD. Pada tahun 2013 dari 68.764 rumah/bangunan
yang ada, sudah dilakukan pemeriksaan jentik nyamuk Aedes sebesar
56,13% (38.599 rumah/bangunan). Pemeriksaan jentik nyamuk Aedes
di Kota Dumai hanya dilaksanakan di 4 kecamatan yang merupakan
daerah endemis DBD saja yakni Kecamatan Dumai Timur, Kecamatan
Dumai Barat, Kecamatan Dumai Kota dan Kecamatan Dumai Selatan.
Dari seluruh rumah/bangunan yang diperiksa, maka rumah/bangunan
yang sudah dinyatakan bebas jentik nyamuk Aedes sebanyak 25.083
rumah/bangunan, dengan Angka Bebas Jentik (ABJ) sebesar 64,98%.
Bila dibandingkan dengan target sasaran Depkes sebesar 95%, maka
pencapaian ABJ tersebut belum mencapai target.
G. Perilaku Masyarakat
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)Perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu
mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 15
gerakan kesehatan di masyarakat. Kriteria penilaian/indikator rumah
tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat meliputi 10 indikator, yakni:
1. Persalinan oleh nakes
2. ASI eksklusif
3. Balita ditimbang setiap bulan
4. Gunakan air bersih
5. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Gunakan jamban sehat
7. Berantas jentik di rumah sekali seminggu
8. Makan sayur dan buah tiap hari
9. Lakukan aktifitas fisik tiap hari
10. Tidak merokok dalam rumah
Apabila salah satu indikator dari sepuluh kriteria penilaian/indikator rumah
tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat tidak dilakukan oleh rumah
tangga, maka rumah tangga tersebut tidak dapat dikatakan ber PHBS.
Pada tahun 2013, dari 7.199 rumah tangga yang dipantau, diperoleh hasil
jumlah rumah tangga yang ber-PHBS sebanyak 2.622 KK atau sebesar
36,4%. Rata–rata rumah tangga yang disurvei tidak memenuhi indikator ke
2, 7 dan ke 10 dari indikator PHBS. Bila dibandingkan dengan target
sasaran tahun 2013 yakni 60%, maka angka tersebut belum mencapai
target.
Grafik 2.7Hasil pemantauan rumah tangga yang ber-PHBS berdasarkan wilayah
kerja puskesmas di Kota Dumai Tahun 2013
0
500
1000
1500
2000
2500
Pusk.DumaiKota
Pusk.DumaiBarat
Pusk.BukitKapur
Pusk.Sungai
Sembilan
Pusk.MedangKampai
Pusk.Bumi Ayu
Pusk.BukitTimah
Pusk.Jaya
Mukti
Pusk.Purnama
550
210
880
2350
1292
360
717600
24022632
377
1109
33486
247 145 66
Total sampel KK
Jumlah KK ber-PHBS
_________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_______________ 16
Diharapkan kedepan penyuluhan dan pembinaan kemasyarakatan yang
merupakan sasaran dari PHBS itu sendiri lebih ditingkatkan sehingga
persentase rumah tangga yang ber-PHBS dapat mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 17
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
1. Umur Harapan Hidup (UHH)
Meningkatnya Umur Harapan Hidup waktu lahir secara tidak langsung
memberikan gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas
hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka
kematian. Derajat kesehatan masyarakat Propinsi Riau pada umumnya telah
meningkat pada tahun 2013 jika dibandingkan dengan tahun 2005. Dari data
BPS Propinsi Riau, umur harapan hidup dari mereka yang dilahirkan pada
tahun 2005 yaitu 70,7 tahun sedangkan mereka yang dilahirkan pada tahun
2013 umur harapan hidupnya 71,73 tahun.
Tabel 3.5 Estimasi Umur Harapan Hidup (Eo) Provinsi Riau 2005-2013
Tahun Eo Sumber Data
2005 70,7 Indeks Pembangunan Manusia Riau 2005, BPS Riau2006 70,8 Indeks Pembangunan Manusia Riau 2006, BPS Riau2007 71,0 Indeks Pembangunan Manusia Riau 2007, BPS Riau2008 71,1 Indeks Pembangunan Manusia Riau 2008, BPS Riau2009 71,25 Indeks Pembangunan Manusia Riau 2009, BPS Riau
2010 71,40 Indeks Pembangunan Manusia Ber IndeksPembangunan Manusia Berbasis Gender, 2011
2011 71,55 Indeks Pembangunan Manusia Ber IndeksPembangunan Manusia Berbasis Gender, 2012
2012 71,69 Badan Pusat Statistik Indonesia, 20132013 71,73 Badan Pusat Statistik Indonesia, 2014
Pada tahun 2013 angka harapan hidup waktu lahir (umur harapan
hidup) di Kota Dumai sebesar 71,64 tahun. Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012, dimana angka harapan hidup waktu lahir sebesar
71,33 tahun, terlihat angka harapan hidup waktu lahir Kota Dumai mengalami
sedikit peningkatan. Sedangkan bila dibandingkan dengan target indikator
Kota Dumai tahun 2013 yakni sebesar 71,6 tahun, maka pencapaian angka
harapan hidup waktu lahir telah melebihi target. Perkembangan angka
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 18
harapan hidup waktu lahir di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan
2013 dapat di lihat pada grafik berikut ini :
2. Mortalitas
Secara umum kematian pada manusia berhubungan erat dengan
permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat
dari gangguan proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri
atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Kejadian
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberikan
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan
kesehatan dan program pembangunan bidang kesehatan.
a. Angka Kematian Neonatal
Angka kematian neonatal adalah jumlah kematian bayi usia kurang
dari 28 hari per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian neonatal
mencerminkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, yang
berawal dari pelayanan keluarga berencana, pelayanan antenatal,
pelayanan persalinan dan post persalinan. Kematian neonatal menjadi
prioritas dalam strategi pembangunan kesehatan Indonesia karena
68,9
68,9
68,9
68,970,5
68,970,77
70,6
70,77
70,6
71,33
71
71,33
71,3
71,64
71,6
67
68
69
70
71
72
Tahun
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Grafik 3.8 Perkembangan Angka Harapan Hidup Waktu LahirKota Dumai Tahun 2006 s/d Tahun 2013
Pencapaian Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 19
masalah neonatal merupakan penyebab lebih dari sepertiga kematian
anak dan hampir separuh dari total kematian bayi, diikuti oleh diare dan
pneumonia. Penyebab utama kematian neonatal sangat erat kaitannya
dengan permasalahan selama masa kehamilan, pada saat persalinan,
serta perawatan bayi baru lahir terutama pada usia satu bulan pertama
kehidupan.
Pada tahun 2013, dari hasil pencatatan dan pelaporan kematian di
puskesmas dan RSUD Kota Dumai diketahui jumlah kematian neonatal
sebanyak 92 orang dari 7.753 kelahiran hidup, sehingga angka kematian
neonatal di Kota Dumai sebesar 11,87 per 1000 kelahiran hidup. Bila
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 dimana angka kematian
neonatal sebesar 8,71 per 1000 kelahiran hidup, terlihat ada sedikit
penurunan angka kematian neonatal pada tahun 2013. Namun bila
dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai tahun 2013 yakni 4 per
1000 kelahiran hidup, maka pencapaian angka kematian neonatal telah
melampaui target. Sehingga ke depannya perlu kerja keras untuk bisa
menurunkan angka kematian neonatal di Kota Dumai.
Grafik 3.9 Perkembangan Angka Kematian NeonatalKota Dumai Tahun 2009 s/d 2013
5 5 5 4,5 44,2
9,05 8,7111,87
5,3
02468
101214
2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Per 1
000
Kela
hira
nHi
dup
Target Pencapaian
Berdasarkan jenis kelamin, kematian neonatal lebih banyak terjadi
pada laki-laki yakni sebanyak 60 orang (65,22%). Sedangkan berdasarkan
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 20
penyebab kematian, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah
karena Asfiksia yakni sebanyak 47 orang (51,09%), disusul dengan BBLR
sebanyak 18 orang (19,57%).
b. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
Angka kematian bayi mencerminkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kesehatan terhadap perinatal. Angka Kematian Bayi (AKB) di
Propinsi Riau berfluktuasi dan cenderung menurun dari tahun 2002 – 2013.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat AKB, tetapi tidak mudah
untuk menentukan faktor yang kurang dominan. Tersedianya berbagai
fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga
medis yang terampil serta kesediaan masyarakat untuk merubah
kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang
kesehatan. AKB yang cenderung menurun ini menggambarkan kualitas
dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap perinatal semakin membaik.
Estimasi AKB Propinsi Riau dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.6 Estimasi AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup RiauTahun 2002 s/d 2012
Tahun AKB Sumber Data
2002-2003 43 Profil Kesehatan Indonesia 2005, Depkes RI
2005 28 Profil Kesehatan Indonesia 2006, Depkes RI
2006 37 Profil Kesehatan Indonesia 2007, Depkes RI
2007 37 Profil Kesehatan Indonesia 2008, Depkes RI
2008 37 Profil Kesehatan Indonesia 2010, Kemkes RI
2012 24 Profil Kesehatan Indonesia 2012, Kemkes RI
Pada Tahun 2012 berdasarkan SDKI Angka Kematian Bayi di
Propinsi Riau sebesar 24 per 1.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan
dengan AKB Nasional Tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup,
maka AKB Propinsi Riau lebih rendah.
Pada tahun 2013, berdasarkan Laporan Kematian dan PWS-KIA
Rumah Sakit dan Puskesmas jumlah kematian bayi di Kota Dumai
sebanyak 114 orang, sehingga angka kematian bayi di Kota Dumai
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 21
sebesar 14,70 per 1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012 dimana angka kematian bayi sebesar 11,09 per
1000 kelahiran hidup, terlihat angka kematian bayi pada tahun 2013
mengalami peningkatan. Namun bila dibandingkan dengan target indikator
Kota Dumai tahun 2013 yakni 23 per 1000 kelahiran hidup, maka
pencapaian angka kematian bayi masih lebih rendah dari target. Hal ini
menggambarkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan terhadap
perinatal masih baik. Berdasarkan jenis kelamin, kematian bayi lebih
banyak terjadi pada laki-laki yakni sebanyak 69 orang (60,53%).
Sedangkan berdasarkan penyebab kematian, penyebab kematian bayi
terbanyak adalah Asfiksia yakni sebanyak 47 orang (41,23%), disusul
dengan BBLR sebanyak 18 orang (15,79%). Perkembangan angka
kematian bayi di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2013
dapat dilihat pada grafik berikut ini :
b. Angka Kematian Balita (AKABA)
AKABA adalah jumlah kematian anak umur kurang dari 5 tahun per
1.000 kelahiran hidup. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
7
40
12
40
8
35
8
35
8
26
10,49
23
11,09
23
14,7
23
05
10152025303540Per 1000 K
elahiranH
Idup
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 3.10 Perkembangan Angka Kematian BayiKota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
Pencapaian Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 22
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan
kecelakaan. Angka Kematian Balita di Propinsi Riau dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3.7 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 Kelahiran Hidup diPropinsi Riau Dari Tahun 2002 Sampai Dengan Tahun 2012
Tahun AKABA Sumber Data2002/2003 60 Profil Kesehatan Indonesia 2005, Depkes RI
2007 47 Profil Kesehatan Indonesia 2008, Depkes RI
2008 47 Profil Kesehatan Indonesia 2010, Kemkes RI
2012 28 Profil Kesehatan Indonesia 2012, Kemkes RI
Dari tabel diatas terlihat terjadi penurunan angka kematian balita
dari tahun 2002 – 2012. Penurunan angka kematian balita ini
menggambarkan keadaan sanitasi lingkungan dan pelayanan kesehatan
balita, baik itu berupa pencegahan penyakit, perbaikan gizi dan pola asuh
anak di Propinsi Riau tahun 2002 sampai dengan tahun 2012 semakin
membaik.
Berdasarkan Laporan Kematian Bulanan Rumah Sakit dan
Puskesmas pada tahun 2013 jumlah kematian balita di Kota Dumai
sebanyak 131 orang, sehingga angka kematian balita di Kota Dumai
sebesar 16,90 per 1000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan
pencapaian 2012, dimana angka kematian balita sebesar 13,90 per 1000
kelahiran hidup, terlihat adanya peningkatan angka kematian balita pada
tahun 2013. Pencapaian angka kematian balita tersebut lebih rendah bila
dibandingkan dengan target indikator Kota Dumai dan target Nasional
tahun 2013 yakni 32 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan jenis kelamin, kematian balita lebih banyak terjadi
pada laki-laki yakni sebanyak 61 orang (60,31%). Sedangkan berdasarkan
penyebab kematian, penyebab kematian balita terbanyak adalah karena
Asfiksia yakni sebanyak 47 orang (35,88%), disusul dengan BBLR
sebanyak 18 orang (13,74%).
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 23
Masih ditemukannya kasus kematian balita ini disebabkan oleh
tingginya mobilitas warga pendatang dari luar Kota Dumai. Warga
pendatang ini pada umumnya masih kurang berperilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dan jarang mau datang ke sarana kesehatan (posyandu,
poskeskel dan puskesmas) untuk memeriksakan kesehatan balitanya.
Perkembangan angka kematian balita di Kota Dumai dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :
c. Angka Kematian Ibu Bersalin (AKI)
Angka kematian ibu bersalin berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu,
kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama
untuk ibu hamil, waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu
menurut hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Perkembangan Angka Kematian Ibu Bersalin per 100.000 kelahiran
hidup Indonesia dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2012 yang
diperoleh dari hasil berbagai survei adalah sebagai berikut:
19
58
11
58
13
58
12
58
13,36
32
13,9
32
16,9
32
0
10
20
30
40
50
60
Per 1000 KelahiranHIdup
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Grafik 3.11 Perkembangan Angka Kematian BalitaKota Dumai Tahun 2007 s/d 2013
Pencapaian Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 24
Tabel 3.8 Angka Kematian Ibu Bersalin (AKI) Per 100.000Kelahiran Hidup Indonesia
Data AKISKRT 1980 150SKRT 1986 450SKRT 1992 425SDKI 1994 390SDKI 1995 373SDKI 1997 334
SDKI 2002-2003 307SDKI 2007 228SDKI 2012 359
Bila dilihat dari tabel di atas, Angka Kematian Ibu Bersalin di
Indonesia mengalami penurunan dari tahun 1986 – 2007, namun
meningkat kembali pada tahun 2012. Keadaan ini mencerminkan telah
terjadi penurunan status gizi ibu hamil, cakupan pelayanan kesehatan ibu
hamil/ibu melahirkan oleh tenaga kesehatan serta kualitas pelayanan
kesehatan serta sosial ekonomi ibu maternal.
Berdasarkan Laporan Kematian dan PWS-KIA Rumah Sakit dan
Puskesmas pada tahun 2013 jumlah kematian ibu bersalin di Kota Dumai
sebanyak 5 orang, sehingga angka kematian ibu bersalin di Kota Dumai
sebesar 64,49 per 100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2012, di mana angka kematian ibu bersalin sebesar
84,26 per 100.000 kelahiran hidup, terlihat ada penurunan angka
kematian ibu bersalin pada tahun 2013. Pencapaian angka kematian ibu
bersalin tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan target indikator
Kota Dumai dan target Nasional tahun 2013 yakni 155 per 100.000
kelahiran hidup. Berdasarkan penyebab kematian, penyebab kematian ibu
bersalin terbanyak adalah karena eklampsi dan pre eklampsi yakni
sebanyak 3 orang (60%). Penyebab kematian ibu bersalin yang lain
adalah perdarahan sebanyak 2 orang (40%) yang disebabkan oleh
retensio plasenta dan haemoragik post partum. Perkembangan angka
kematian ibu bersalin di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013
dapat di lihat pada grafik berikut ini :
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 25
3. Morbiditas
Angka kesakitan untuk Kota Dumai berasal dari data dasar yang
diperoleh dari fasilitas sarana pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan
dan pelaporan rutin baik dari puskesmas maupun rumah sakit. Penyakit
menular masih merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia dan juga di
Kota Dumai. Beberapa jenis penyakit menular yang dilaporkan di Dinas
Kesehatan Kota Dumai adalah sebagai berikut:
a. Demam Berdarah
Kota Dumai merupakan daerah endemis Demam Berdarah Dengue
(DBD). Pada tahun 2012 di Kota Dumai ditemukan kasus DBD sebanyak
93 kasus atau IR= 58,02 per 100.000 penduduk dengan kematian
sebanyak 2 kasus atau CFR= 1,16%. Bila dibandingkan dengan tahun
2012 dimana ditemukan kasus DBD sebanyak 93 kasus atau IR= 33,95
per 100.000 penduduk, maka telah terjadi penurunan kasus DBD pada
tahun 2013. Sedangkan bila dibandingkan dengan target Kota Dumai
tahun 2013 yaitu 60 per 100.000 penduduk, maka angka tersebut masih
dibawah target indikator Kota Dumai, yang berarti tingkat pencapaiannya
masih baik. Masih tingginya angka kesakitan DBD terutama disebabkan
oleh faktor perilaku, lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat yang
masih mendukung sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk vektor
213
307
180
280
67
260
195
240
88
225172,41
200
84,26
185
64,49
155
050
100150200250300350Per 100.000 Kelahiran
HIdup
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Grafik 3.12 Perkembangan Angka Kematian IbuKota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
Pencapaian Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 26
DBD seperti ± 80% penduduk Dumai masih menggunakan bak–bak
penampung air hujan (PAH) dalam memenuhi kebutuhan air bersih, serta
tingginya mobilitas penduduk. Di samping itu, dampak dari global warming
juga memicu meningkatnya angka kesakitan DBD.
b. Rabies
Kota Dumai termasuk daerah tertular penyakit rabies dan mobilisasi
Hewan Penular Rabies/HPR (Anjing, Kucing dan Kera) cukup tinggi.
Perkembangan jumlah kasus korban gigitan hewan tersangka rabies dari
tahun 2006 sampai dengan 2013 berfluktuasi dan cenderung statis, di
mana pada tahun 2013 terjadi penurunan jumlah kasus korban gigitan
hewan tersangka rabies menjadi 153 kasus. Semua kasus gigitan HPR
mendapat pengobatan pasteur (100%). Pada tahun 2013 tidak ditemukan
kasus korban gigitan hewan yang meninggal akibat rabies (CFR = 0%).
Grafik 3.13 Perkembangan Angka Kesakitan DemamBerdarah Dengue (DBD) Kota Dumai Tahun 2006 s/d
2013
20 20 20 20 20
65
9,27 8,52 7,38
95,91
51,1233,95
6070
58,0260,89
020406080
100120
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Per
100
.000
Pend
uduk
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 27
Grafik 3.14 Perkembangan Jumlah Kasus KorbanGigitan Hewan Tersangka Rabies di Kota Dumai
Tahun 2006 s/d 2013
110 118
165
99124
165153 153
020406080
100120140160180
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Jum
lah
c. Malaria
Penyakit malaria merupakan penyakit menular yang bisa
menimbulkan kematian dan kejadian luar biasa. Kota Dumai merupakan
daerah low endemisitas malaria. Namun mobilisasi penduduk melalui
transmigrasi, pembukaan lahan perkebunan, pengembangan tambak
udang serta penebangan pohon bakau sebagai industri arang bakau,
dengan faktor resiko tersebut maka satu wilayah Kecamatan Sungai
Sembilan menjadi daerah high endemis.
Perkembangan angka kesakitan Malaria dari tahun 2006 sampai
dengan 2013 cenderung ada mengalami penurunan. Angka kesakitan
Malaria diukur dengan indikator Annual Malaria Incidence (AMI) dan
Annual Parasite Incidence (API). Pada tahun 2013 ditemukan kasus
malaria klinis sebanyak 538 kasus dengan AMI sebesar 1,80 per 1000
penduduk, sedangkan malaria positif sebanyak 87 kasus dengan API
sebesar 0,29 per 1000 penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun 2012
dimana jumlah kasus malaria klinis yang ditemukan sebanyak 660 kasus
(AMI = 2,41 per 1000 penduduk) terlihat ada penurunan AMI pada tahun
2013. Namun bila dibandingkan dengan tahun 2012 dimana jumlah kasus
malaria positif yang ditemukan sebanyak 43 kasus (API = 0,16 per 1000
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 28
penduduk terlihat ada peningkatan API pada tahun 2013. Pencapaian AMI
pada tahun 2013 lebih rendah dari target Kota Dumai yakni 3 per 1000
penduduk. Seluruh penderita atau 100% telah mendapat pengobatan
standar di puskesmas.
d. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit yang mudah menular dan
sering menimbulkan wabah serta penyebab kematian. Kematian Penyakit
Diare disebabkan karena dehidrasi (kekurangan cairan) akibat lambatnya
mendapat pertolongan. Keterbatasan sarana sanitasi dasar yang dimiliki
masyarakat seperti ketersediaan sarana air bersih, jamban keluarga,
pembuangan limbah serta perilaku hidup bersih & sehat (PHBS)
masyarakat mempunyai kontribusi besar terhadap munculnya kasus Diare.
Hal tersebut mengakibatkan kejadian penyakit Diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Kota Dumai sehingga masih terus perlu
mendapatkan prioritas program kesehatan.
Jumlah kasus diare yang ditemukan di Puskesmas dan kader
selama 5 (lima) tahun terakhir ini dari tahun 2006 sampai dengan 2013
Grafik 3.15. Perkembangan Angka Kesakitan Malaria (AMIdan API) dan di Kota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
109
87 7
54
3
5,99 5,855,03
3,082,34 2,27 2,41
1,80,88
0,3 0,31 0,16 0,2900,511,522,533,544,555,566,577,588,59
9,510
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Per
1.0
00 P
endu
duk
Target AMI Pencapaian AMI Pencapaian API
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 29
cenderung meningkat. Pada tahun 2013 jumlah penderita diare semua
umur yang ditemukan sebanyak sebanyak 9.798 penderita. Berdasarkan
golongan umur kasus Diare terbanyak ditemukan pada golongan umur < 5
tahun (balita) 4.338 balita. Seluruh penderita diare (100%) telah ditangani
sesuai standar.
Keberhasilan program pengendalian penyakit diare yang diukur
dengan angka kesakitan akibat penyakit diare yaitu dengan estimasi 214
per 1000 penduduk, 10% dari estimasi angka kesakitan diare harus
ditemukan (sebesar 6.381) dan mendapat tatalaksana standar diare. Pada
tahun 2013 Angka kesakitan Diare semua umur di Kota Dumai atau IR
sebesar 32,86 per 1.000 penduduk. Pada tahun 2013 tidak ditemukan
kematian diare atau CFR = 0.
Bila dibandingkan dengan target program tahun 2013 dimana IR
Diare sebesar 150 per 1.000 penduduk, maka pencapaian IR Diare Kota
Dumai masih lebih rendah dari target.
Grafik 3.16. Incidence Rate (IR) Diare di Kota Dumai dariTahun 2006 sampai dengan 2013
27,85 29,99 32,77 31,74 35,19 38,34 34,29 32,86
05
1015202530354045
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Per 1
.000
Pen
dudu
k
Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 30
e. ISPA
Angka kesakitan ISPA khususnya pneumonia masih dirasakan
cukup tinggi. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang menyerang
paru-paru pada bayi dan balita. Penyakit ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kematian bayi dan anak balita yang diakibatkan
pneumonia berat yang tidak sempat ditolong secara dini dan tepat.
Diperkirakan rata-rata setiap bayi dan anak akan mengalami sakit ISPA
antara 3–6 kali dalam setahun.
Pada tahun 2013 jumlah penemuan penderita Pneumonia
sebanyak 1.291 kasus dari 3.996 jumlah perkiraan penderita Pneumonia,
dengan CDR 32,31 per 1.000 balita. Bila dibandingkan dengan target
program tahun 2013 dimana CDR Pneumonia sebesar 70 per 1.000 balita,
maka pencapaian CDR Pneumonia Kota Dumai masih belum mencapai
target. Dari 1.291 penderita pneumonia yang ditemukan seluruhnya
mendapatkan pengobatan standart (100%) dan 100% penderita pnemonia
telah ditindaklanjuti dengan kunjungan rumah melalui care seeking. Pada
tahun 2013 tidak ditemukan kematian akibat pneumonia pada balita atau
CFR 0. Angka tersebut lebih rendah dari target program angka kematian
akibat pneumonia < 5 %.
Grafik 3.17. Case Detection Rate (CDR) Pneumonia padaBalita di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2013
19,9 21,34 21,2415,48
26,9 25,01 27,1432,31
0
10
20
30
40
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Per
1.0
00 B
alita
Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 31
f. Kusta
Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks, disamping dari segi medis
dapat menimbulkan cacat fisik yang permanen tetapi juga meluas sampai
masalah sosial dan ekonomi. Penyakit kusta dapat di atasi apabila
mendapatkan pengobatan secara dini dapat cepat disembuhkan dan tidak
sampai menimbulkan cacat permanen.
Permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi dalam
pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta adalah masih banyaknya
masyarakat yang belum mengerti mengenai penyakit kusta, terutama
dalam mengenal tanda-tanda dini serta akibatnya penderita tidak cepat
mendapat pengobatan sehingga menimbulkan cacat permanen dan rantai
penularan penyakit yang terus terjadi.
Disamping itu masih ada juga stigma terhadap penderita kusta,
yakni sebagian masyarakat menganggap kusta adalah penyakit yang tak
bisa disembuhkan, penyakit kutukan, sehingga penderita kusta
mengasingkan diri atau bahkan dikucilkan oleh keluarga dan masyarakat.
Hal ini menyebabkan petugas sulit untuk menjaring penderita kusta di
masyakat.
Kegiatan penemuan dan pengobatan kusta di Kota Dumai
dilaksanakan melalui berbagai upaya penjaringan penderita dengan case
survei, survei anak sekolah maupun pemeriksaan dan pembinaan kontak
serumah serta melalui sarana kesehatan. Penderita Kusta yang diberikan
pengobatan MDT (Multi Drug Treatment) selama tahun 2013 sebanyak 7
penderita, dengan klasifikasi 6 penderita tipe MB dan 1 penderita PB.
Pada tahun 2013 angka prevalensi kusta di Kota Dumai sebesar 0,23 per
10.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, di mana angka
prevalensi kusta sebesar 0,29 per 10.000 penduduk, terlihat ada
penurunan sedikit angka prevalensi kusta pada tahun 2013. Pada akhir
tahun 2013 dari 7 penderita yang mendapat pengobatan MDT, hanya 1
penderita PB yang telah selesai berobat atau mengalami RFT sebesar
100% sedangkan 6 penderita MB belum selesai berobat (RFT=0%).
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 32
Capaian dampak program pencegahan dan pengobatan kusta
adalah eliminasi penyakit kusta dengan indikator keberhasilan angka
prevalensi kusta < 1 per 10.000 penduduk dan cacat tingkat 2 kusta 1 per
100.000 penduduk. Di Kota Dumai tidak ada ditemukan penderita kusta
yang mengalami kecacatan tingkat 2 atau angka kecacatan = 0. Hal ini
menunjukkan program pengendalian penyakit Kusta dapat terlaksana
dengan baik.
e. TB ParuPenyakit TB Paru merupakan penyebab kematian ketiga setelah
penyakit kardivaskuler dan penyakit saluran pernafasan dan merupakan
nomor satu terbesar dalam kelompok penyakit infeksi. Di Indonesia
penyakit TBC masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat.
Jumlah kasus TBC di Indonesia menduduki tempat ke 3 (tiga) terbesar di
dunia setelah India dan Cina. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat
583.000 penderita TBC setiap tahun, dan jumlah ini akan terus meningkat
karena setiap satu penderita TBC BTA positif akan menularkan 10-15
orang penduduk setiap tahun.
Untuk penanggulangan TBC ini pemerintah memberikan otoritas
terhadap kabupaten/kota. Dalam penanggulangan tuberculosis, WHO
telah menetapkan strategi, yang merupakan strategi cost-efektif yaitu
Grafik 3.18 Perkembangan Prevalensi Rate Kusta di KotaDumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2013
1,58
0,260,43 0,46 0,34 0,19 0,29 0,23
1 1 1 1 1 1 1 1
0
0,5
1
1,5
2
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Per 1
0.00
0Pe
ndud
uk
Pencapaian Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 33
strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) yang artinya
pengobatan jangka pendek dengan pengawasan minum obat langsung
yang memberikan angka kesembuhan yang tinggi.
Estimasi penemuan penderita BTA+ pada tahun 2013 sebesar
170/100.000 penduduk dengan target penemuan penderita TB Paru
sebesar 70% atau sebanyak 477 penderita. Berbagai intervensi dalam
upaya peningkatan penemuan dan pengobatan TB-Paru dengan Strategi
DOTS telah diupayakan melalui peningkatan penemuan penderita melalui
puskesmas, kader kesehatan, peningkatan kualitas laboratorium, dan
peningkatan expansi DOTS ke UPK swasta yang memberikan kontribusi
yang cukup baik dalam peningkatan CDR (Case Detection Rate) atau
angka penemuan kasus. Dari 257 kasus BTA+ yang ditemukan tahun
2013, 6 kasus berasal dari UPK swasta (2,33%), 129 kasus berasal dari
RSUD (50,19%) dan 122 kasus berasal dari Puskesmas (47,47%).
Pada tahun 2013, dari 477 estimasi penemuan penderita baru BTA
(+), ditemukan penderita baru BTA + sebanyak 257 orang. Dengan
demikian Case Detection Rate (CFR) penderita baru TB BTA + di Kota
Dumai sebesar 53,88%. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai
Tahun 2013 sebesar 70%, maka pencapaian CDR penderita baru TB BTA
+ di Kota Dumai belum mencapai target. Bila dibandingkan dengan target
Nasional sebesar 70%, maka pencapaian tersebut belum mencapai target
Nasional.
Grafik 3.19. Case Detection Rate (CDR) Penderita Baru TB ParuBTA Positif di Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2013
45,852,1 57,6 54,15
64,8453,88
40 40 4555 60
7070 70 70 70 70 70 70 7072,9
50,365050
01020304050607080
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Pers
enta
se
Pencapaian Target Kota DumaiTarget Nasional
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 34
f. HIV AIDS dan Penyakit Menular Seksual (PMS)
HIV/AIDS dan Penyakit Menular Sexual (PMS) merupakan
masalah kesehatan masyarakat baik ditinjau dari segi kesehatan, politik,
maupun sosial ekonomi. Penanganan kasus Penyakit Menular sexual dan
HIV/AIDS yang efektif bertujuan untuk mengobati dan mencegah
penyebaran/penularannya, mengurangi dan mencegah berperilaku
beresiko, serta memastikan mitra seksualnya diobati secara tepat.
Penemuan penderita HIV (+) dan penderita AIDS di Kota Dumai
dilakukan melalui kegiatan sero survey di Lapas, melalui kegiatan VCT di
Puskesmas Dumai Kota, CST di RSUD Kota Dumai dan STI di Puskesmas
Bukit Kapur baik melalui mobile servis maupun statis. Pada tahun 2013
ditemukan kasus baru penderita HIV sebanyak 36 orang dan 20 orang
penderita AIDS (dari 20 orang penderita AIDS sebanyak 5 orang telah
meninggal dunia). Secara kumulatif sampai dengan tahun 2013 jumlah
ODHA yang ditemukan di Kota Dumai sebanyak 240 orang penderita HIV
dan penderita AIDS sebanyak 128 orang (68 orang diantaranya telah
meninggal dunia). Estimasi penduduk beresiko Kota Dumai dari
Kementerian Kesehatan RI sebanyak 32.719 orang. Dengan demikian
pada tahun 2013 prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko
sebesar 0,11%. Bila dibandingkan dengan pencapaian tahun 2012 dimana
prevalensi penderita HIV terhadap penduduk beresiko sebesar 0,75%,
maka terlihat ada penurunan prevalensi penderita HIV terhadap penduduk
beresiko. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013
sebesar < 1%, maka pencapaian tersebut masih di bawah target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 35
Grafik 3.20. Prevalensi Penderita HIV terhadap penduduk beresikodi Kota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
Melihat potensi Kota Dumai sebagai Kota Jasa dan Industri,
daerah yang memiliki pelabuhan internasional dan sebagai pintu gerbang
keluar masuknya bagi wisatawan asing maupun pelaut asing, serta
mobilisasi penduduk dari dan ke kabupaten/kota yang memiliki angka
prevalensi HIV/AIDS cukup tinggi seperti Kota Batam, Tanjung Balai
Karimun, serta Kepulauan Riau, maka tidak tertutup besar
kemungkinannya penyakit HIV/AIDS akan menjadi permasalahan di Kota
Dumai. Perkembangan kasus HIV positif dan AIDS di Kota Dumai dari
tahun 2006 sampai dengan 2013 dapat dilihat pada grafik berikut :
Grafik 3.21 Perkembangan Kasus HIV+ dan AIDS Di Kota DumaiDari Tahun 2006 sampai dengan 2013
2118
28412
34618
43
220
86
929
159
20
75
204
23
108
240
20
128
0
50
100
150
200
250
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
HIV KUM HIV AIDS KUM AIDS
1 1 10,75
0,11
1 1 1 1 1
1,4
0,88
0,23
0,39
0,320,58
00,20,40,60,8
11,21,41,6
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Per 100.000 Penduduk
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 36
i. Acute Flacid Paralysis (AFP)
Dalam mencapai eradikasi penyakit polio dilakukan Surveilans AFP
yang bertujuan untuk menjaring setiap kasus AFP (Acute Flaccid Paraysis)
atau kelumpuhan yang sifatnya Flaccid (layuh) terjadi secara akut
(mendadak) dan bukan disebabkan oleh ruda paksa atau kecelakaan pada
anak umur < 15 tahun yang kemudian ditindaklanjuti dengan pengambilan
sampel dan pemeriksaan laboratorium. WHO memprediksi bahwa setiap
100.000 anak usia < 15 tahun ditemukan sekurang-kurangnya 2 orang
anak mengalami AFP.
Pada tahun 2013 melalui pelaksanaan surveilans epidemiologi
AFP ditemukan sebanyak 3 kasus dengan AFP rate 3,05 per 100.000 anak
< 15 tahun di Kota Dumai. Bila dibandingkan dengan target indikator Kota
Dumai tahun 2013 yakni sebesar > 2 per 100.000 anak, maka pencapaian
angka tersebut telah melebihi target. Perkembangan Angka Acute Flaccid
Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 tahun dari tahun 2006 sampai
dengan 2013 menunjukan kecendrungan menurun. Namun demikian
pencapaian AFP dari tahun ke tahun telah melampaui target. Hal ini
menunjukan keberhasilan program penanganan Polio di Kota Dumai.
Pencapaian AFP dapat dilihat pada grafik di berikut ini :
Grafik 3.22 Perkembangan Angka Acute Flaccid Paralysis (AFP) diKota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
1 1 1 1 12 2 2
10,87
85,91
2,31
5,66
3,32 3,051,56
02468
1012
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Per 1
00.0
00 a
nak
usia
<15
thn
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 37
j. Filariasis
Filariasis atau penyakit Kaki Gajah adalah penyakit menular
menahun yang dapat menimbulkan kecacatan permanent, stigma sosial,
hambatan psikososial yang menetap dan menurunkan produktifitas kerja
bagi penderitanya. Di kota Dumai program penanggulangan penyakit
Filariasis secara intensif mulai dilaksanakan pada tahun 2002, diawali
melalui kegiatan Survei Cepat melalui para tokoh masyarakat dalam
membantu penemuan penderita penyakit Filariasis yang sebelumnya telah
diberikan penyuluhan.
Berdasarkan hasil survey cepat dari tahun 2002 sampai dengan
2005 telah ditemukan 17 orang penderita Filariasis kronis yaitu 10
penderita di wilayah kerja Puskesmas Sungai Sembilan, 5 penderita di
wilayah kerja Puskesmas Dumai Barat, 1 orang di wilayah kerja
Puskesmas Dumai Timur dan 1 orang di wilayah kerja Puskesmas Bukit
Timah. Namun pada tahun 2006, 2 orang penderita Filariasis kronis di
wilayah kerja Puskesmas Sungai Sembilan (Kelurahan Lubuk Gaung) dan
Puskesmas Dumai Barat (Kelurahan Purnama) meninggal dunia dan 1
orang penderita Filariasis kronis di wilayah kerja Puskesmas Sungai
Sembilan pindah tanpa kabar sehingga total kumulatif penderita klinis
kronis filariasis adalah sebanyak 14 orang. Sejak tahun 2006 sampai
dengan 2013 tidak ditemukan lagi kasus baru filariasis di Kota Dumai.
Dengan demikian pada tahun 2013 angka kesakitan penyakit Filariasis di
Kota Dumai adalah sebesar 0 per 100.000 penduduk.
k. Campak
Di negara berkembang termasuk Indonesia penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) masih tinggi. Di Kota Dumai, Penyakit
Campak yang merupakan salah satu penyakit PD31 masih merupakan
masalah kesehatan di masyarakat terutama pada anak sekolah. Oleh
sebab itu vaksinasi penyakit PD3I harus diberikan sedini mungkin dan bila
memungkinkan diberikan booster untuk mencapai tingkat kekebalan yang
lebih optimal. Pada tahun 2013 melalui keberhasilan program cacth up
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 38
Campak anak SD dimana sebanyak 6.678 murid kelas 1 SD dari total
6.803 murid kelas 1 SD atau sebesar 98,16% telah berhasil diberikan
imunisasi Campak (target program 95%), maka angka kesakitan PD3I
terutama Campak berhasil diturunkan. Pada tahun 2013 ditemukan kasus
campak klinis sebanyak 92 kasus dengan IR = 3,09 per 10.000 penduduk
(target Kota Dumai Tahun 2013 sebesar 8 per 10.000 penduduk).
Perkembangan cakupan pencapaian imunisasi campak (catch up campak)
anak sekolah dasar kelas 1 selama 7 tahun terakhir menunjukan
peningkatan seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.23 Cakupan Pencapaian Imunisasi Campak (Catch Up Campak)Anak Sekolah Dasar di Kota Dumai Tahun 2006 s/d 2013
l. Pola Penyakit Rumah Sakit
Pada tahun 2013 jumlah kunjungan baru rawat jalan di rumah sakit
se Kota Dumai sebanyak 108.689 orang. Dari kunjungan baru rawat jalan
di rumah sakit se Kota Dumai tersebut diperoleh 10 (sepuluh) pola
penyakit terbesar, dengan penyakit terbesar kesatu adalah Hipertensi
esensial sebesar 32%, diikuti dengan penyakit ISPA sebesar 24% dan
Penyakit Pulpa dan Periapikal sebesar 12% seperti terlihat pada grafik
berikut ini.
95 95 95
99,56
96,7898,16
90 90 90 90 90
95 95,196,3 97,1 96,54
80
84
88
92
96
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Persentase
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 39
Grafik 3.24. Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan TerbesarDi Rumah Sakit se Kota DumaiTahun 2013
m. Pola Penyakit Puskesmas
Pada tahun 2013 jumlah kunjungan baru rawat jalan di puskesmas
se Kota Dumai sebanyak 185.846 orang. Dari total kunjungan tersebut
diperoleh 10 (sepuluh) pola penyakit terbesar, dengan penyakit terbesar
pertama Common Cold sebesar 34%, diikuti dengan Infeksi Akut Lain
Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas sebesar 19% dan Diare/Gastro
Enteritis sebesar 8% seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 3.25. Sepuluh Pola Penyakit Penderita Rawat Jalan Terbesardi Puskesmas Kota Dumai Tahun 2013
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 40
n. Pola Penyakit Tidak Menular
Selain penyakit menular yang masih merupakan masalah utama
kesehatan di Kota Dumai, penyakit tidak menular seperti penyakit
degeneratif menunjukan kecendrungan meningkat dan juga menjadi
permasalahan di Kota Dumai seperti penyakit Hipertensi. Hal tersebut
menunjukan telah terjadi transisi epidemiologi yakni perubahan pola
penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab
penyakit dan kematian yang semula didominasi oleh penyakit
infeksi/menular bergeser ke penyakit non infeksi/menular. Perubahan pola
penyakit tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan demografi, sosial
ekonomi, dan sosial budaya seperti meningkatnya umur harapan hidup,
adanya kondisi lingkungan yang merugikan kesehatan seperti pencemaran
udara dan rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat serta makin
tingginya paparan faktor resiko seperti merokok, pola aktifitas fisik (kurang
olah raga), pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat.
Dari hasil pemantauan penyakit tidak menular di puskesmas
diketahui penyakit tidak menular yang paling dominan diderita penduduk
Kota Dumai adalah penyakit Dermatitis dan Eksim sebesar 19% diikuti
dengan penyakit Gastritis Duodenitis sebesar 162% dan penyakit
Dispepsia 15% seperti terlihat pada grafik berkut ini.
Grafik 3.25 Sepuluh Pola Penyakit Tidak Menular Terbesardi Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2013
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 41
4. Status Gizi
Status gizi sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan
secara umum, karena di samping merupakan faktor predisposisi yang dapat
memperparah penyakit infeksi secara langsung dan jugadapat menyebabkan
gangguan kesehatan individual. Bahkan status gizi janin yang masih berada
dalam kandungan dan bayi yang sedang menyusu sangat dipengaruhi oleh
status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.
Pengukuran gizi pada balita difokuskan pada tingkat kecukupan
gizinya yang diukur melalui berat badan terhadap umur atau berat badan
terhadap tinggi badan. Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) pada balita
di Kota Dumai pada tahun 2013 diperoleh status gizi balita sebagai berikut:
persentase balita dengan gizi buruk sebesar 0%, persentase balita dengan
gizi kurang sebesar 0,31%, persentase gizi baik sebesar 99,42% dan
persentase gizi lebih sebesar 0,27%. Bila dibandingkan dengan target
sasaran tahun 2013 dimana persentase balita dengan gizi buruk sebesar <
3% dan persentase balita dengan gizi kurang sebesar < 7%, maka
pencapaian status gizi balita masih lebih rendah dari target.
Penimbangan balita merupakan salah satu dari kegiatan pelayanan
gizi di posyandu. Pada tahun 2013 jumlah balita (S) di Kota Dumai berjumlah
39.957 balita. Dari jumlah tersebut, balita yang terdaftar dan mempunyai KMS
(K) sebanyak 38.248 balita, dan jumlah balita yang ditimbang (D) sebanyak
34.596 balita. Sedangkan balita yang naik berat badannya (N) sebanyak
31.291 balita.
Adapun indikator untuk melakukan pemantauan petumbuhan balita di
posyandu yaitu : (K/S) yang merupakan cakupan program sebesar 95,7%.
Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni > 90%, maka
angka tersebut telah melebihi target. Partisipasi masyarakat (D/S) pada tahun
2012 sebesar 86,5%. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013
yakni > 85%, maka angka tersebut telah melebihi target. Keberhasilan
program (N/D) sebesar 90,40%. Bila dibandingkan dengan target sasaran
tahun 2012 yakni > 85%, maka angka tersebut telah mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 42
Grafik 3.27 Perkembangan Pencapaian Indikator Program GiziDi Kota Dumai dari tahun 2006 s/d Tahun 2013
95,7
86,5
90,4
80,80
58,90
80,20
82,45
75,79
89,71
86,20
81,20
91,50
88,7
85,6
92,1
94,7
87,5
93,7
91,6
83,6
92,1
94,7
90,62
85,62
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110
K/S
D/S
N/D
Indi
kato
r Pro
gram
Giz
i
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 43
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KESEHATAN KOTA DUMAI
Untuk mendukung Visi Pemerintah Kota Dumai :
“Terwujudnya Kota Dumai Sebagai Pusat PelayananKepelabuhan, Perdagangan, Tourism dan Industri (Pengantin)
yang Berbudaya Melayu dan Agamis Menuju Dumai KotaSejahtera, Harmonis, Aman dan Tertib (Sehat) di Kawasan
Pantai Timur Sumatera”
Maka Dinas Kesehatan Kota Dumai menyusun Rencana Strategis untuk
merealisasikan hal tersebut diatas melalui Visi dan Misi yang lebih spesifik
dibidang kesehatan. Visi pembangunan kesehatan Kota Dumai yang akan
diwujudkan sampai tahun 2015 melalui Rencana Strategis 2011-2015,
yaitu :
“Masyarakat Dumai Sehat, Mandiri Dan Hidup Produktif SecaraSosial Dan Ekonomi “
Yang dirumuskan sebagai : DUMAI SEHAT 2015
Gambaran kesehatan masyarakat Kota Dumai dalam Visi tersebut
adalah masyarakat yang penduduknya hidup dalam keadaan sehat fisik,
jiwa dan sosialnya sehingga terbentuk masyarakat yang kreatif, produktif,
serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pemerataan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Seiring dengan Visi Kota Dumai tersebut, maka diharapkan pada
masa mendatang pembangunan Kota Dumai mengacu pada perencanaan
pembangunan yang berwawasan kesehatan, sehingga terciptanya
lingkungan kawasan pemukiman yang sehat.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 44
Perilaku masyarakat yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif
untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi diri dari ancaman
penyakit dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan Kota Dumai, telah
ditetapkan 5 (lima) Misi pembangunan kesehatan, yaitu :
Misi I : Memantapkan manajemen kesehatan yang dinamis dan
akuntabel.
Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel
dilingkungan Dinas kesehatan Kota Dumai, fungsi-fungsi
administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan
efesien yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK serta
hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen
kesehatan yang akuntabel dengan menetapkan
penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance),
diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat
dipertanggung jawabkan dan dipertanggunggugatan kepada
semua lapisan masyarakat.
Misi II : Mendorong pembangunan yang berwawasan kesehatan.
Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan juga
dipengaruhi oleh pembangunan sektor lain, sehingga perlu
diupayakan masuknya wawasan kesehatan dalam program
pembangunan di Kota Dumai. Dengan demikian dapat
diwujudkan Kota Dumai yang BERSERI (Bersih, Semarak,
Rukun dan Indah).
Misi III : Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
upaya promotif dan preventif.
Masyarakat diharapkan bersikap proaktif dalam memelihara,
meningkatkan dan melindungi diri dari ancaman penyakit
dengan membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 45
Misi IV : Pemerataan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau
dan berkeadilan.
Untuk menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
karena penyakit, diperlukan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata, terjangkau dan berkeadilan oleh seluruh
lapisan masyarakat.
Misi V : Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan.
Pembangunan Kesehatan tidak akan berhasil jika tidak ada
upaya dari masyarakat untuk secara mandiri melakukan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit, dengan kemandirian masyarakat untuk hidup sehat
perlu ditingkatkan.
B. TUJUAN DAN SASARAN.
Tujuan umum pembangunan kesehatan menuju Dumai Sehat 2015
adalah terciptanya perilaku dan lingkungan yang sehat dengan
menumbuhkan kesadaran masyarakat yang mandiri dalam memelihara
kesehatan, sehingga terbentuk sumber daya manusia yang sehat, kreatif
dan produktif untuk menunjang pembangunan Kota Dumai.
Tujuan pembangunan kesehatan Kota Dumai dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Terwujudnya lingkungan hidup sehat dan perilaku masyarakat yang
bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan
2. Pencegahan terhadap penyakit menular serta menurunkan angka
kesakitan, kecacatan akibat penyakit menular; meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan; meningkatkan penggunaan
obat tradisional dan batra yang aman
3. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi
dan meningkatnya pelayanan gizi
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 46
4. Peningkatan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, serta
ketersediaan dan pemerataan sarana prasana dibidang kesehatan
sehingga dapat terjangkau dan dimanfaatkan oleh masyarakat
5. Terlindungnya masyarakat dari bahaya penyalahgunaan dan
kesalahan obat, Napza, serta bahan berbahaya lainnya
6. Tersedianya masukan program pembangunan kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tepat waktu; Terlaksananya program/kegiatan
sesuai dengan perencanaan secara tepat waktu berkualitas dan
berkesinambungan
Adapun Sasaran Pembangunan Kesehatan Kota Dumai dapat
diuraikan sebagi berikut:
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat
2. Meningkatnya status gizi dan kesehatan masyarakat
3. Terwujudnya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat
4. Tertanggulanginya wabah penyakit menular dan kejadian luar biasa
5. Meningkatnya pembinaan dan pengawasan obat, makanan dan bahan
berbahaya yang beredar dalam lingkungan masyarakat
6. Meningkatnya manajemen pembangunan kesehatan Kota Dumai
7. Terwujudnya tenaga kesehatan yang berdaya guna dan berhasil guna
8. Tersedianya sarana dan prasarana dan dukungan logistik yang
memadai
C. SITUASI UPAYA KESEHATAN
Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan di Kota Dumai
telah disusun indikator Dumai Sehat 2015 yang mengacu pada Indikator
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014 dan indikator
Millenium Development Goals (MDG’s) tahun 2015. Sebagai alat untuk
mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan indikator lain yang
digunakan adalah indikator kinerja dari Standar Pelayanan Minimal bidang
Kesehatan. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota, yang telah direvisi menjadi Peraturan Menteri
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 47
Kesehatan RI Nomor 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota, maka Kota Dumai wajib
melaksanakan Standar Pelayanan Minimal tersebut yang terdiri dari 4 jenis
pelayanan kesehatan dan 18 indikator kinerja yaitu Pelayanan Kesehatan
Dasar dengan 14 indikator kinerja, Pelayanan Kesehatan Rujukan dengan 2
indikator, Pelayanan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa/KLB dengan 1 indikator, dan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat dengan 1 indikator. Dari penggabungan keseluruhan indikator
tersebut, maka pencapaian keberhasilan pembangunan kesehatan di Kota
Dumai adalah sebagai berikut:
a. Pelayanan Kesehatan Dasar
1) Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang
berkompeten memberikan pelayanan antenatal lepada ibu hamil antara lain
dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan dan perawat.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi timbang berat
badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (ukur lingkar
lengan atas), tinggi fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan memberikan
imunisasi Tetanus Toxoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta KB pasca persalinan.
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh tenaga
kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan pula bahwa
distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 48
kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan
yaitu: minimal 1 kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2
kali pada triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi
dini faktor risiko, pencegahan dan penanganan komplikasi.
Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu dapat dinilai
dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4 yang dihitung dengan
membagi jumlah ibu hamil yang melakukan pemeriksaan antenatal pertama
kali oleh tenaga kesehatan (untuk penghitungan indikator K1) atau jumlah ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali sesuai standar
oleh tenaga kesehatan di statu wilayah pada kurun waktu tertentu (untuk
penghitungan indikator K4) dengan jumlah sasaran ibu hamil yang ada di
wilayah kerja dalam 1 tahun.
Pada tahun 2013 cakupan pelayanan ibu hamil K 1 di Kota Dumai
adalah sebesar 97,94%. Sedangkan cakupan pelayanan ibu hamil K 4
sebesar 95,97% dari 8.528 perkiraan ibu hamil. Bila dibandingkan dengan
target sasaran Kota Dumai Tahun 2013 sebesar 100% untuk K 1 dan 95%
untuk K 4, maka pencapaian persentase cakupan kunjungan ibu hamil K1
belum mencapai target dan K 4 telah mencapai target. Perkembangan
persentase cakupan kunjungan ibu hamil K 4 di Kota Dumai dari tahun 2006
sampai dengan 2013 cenderung mengalami penurunan seperti terlihat pada
grafik berikut ini.
8588,14
9088,2
9597,5
9598,54
95
97,5
95
92,78
95
95,42
95
95,97
75
80
85
90
95
100
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.28 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K 4 dariTahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 49
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Pada tahun 2013 persentase cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan sebesar 94,21% (7.670 orang) dari perkiraaan 8.141 persalinan.
Bila dibandingkan dengan tahun 2012 dimana persentase persalinan oleh
tenaga kesehatan sebesar 94,02%, maka terlihat ada sedikit peningkatan
pencapaian hasil pada tahun 2013. Sedangkan bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 90%, maka angka tersebut telah
melebihi target.
9083,6890
9690
98,0490
110,5
90
94,6
90
92,12
90
94,02
90
94,21
0
20
40
60
80
100
120
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.29 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh TenagaKesehatan dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
Cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas (KF3)
Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada
ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan
pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal 3
kali dengan distribusi waktu: 1) kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam
setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas ke 2 (KF2) dilakukan
pada minggu ke 2 setelah persalinan ; dan 3) kunjungan ke 3 (KF3) dilakukan
minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan
pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan
pada kunjungan bayi.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 50
Pelayanan kesehatan ibu nifas yang diberikan meliputi: 1) pemeriksaan
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan
pengeluaran per vaginam lainnya; 3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU sebanyak dua
kali (2 x 24 jam); dan 5) pelayanan KB pasca persalinan.
Pada tahun 2013 cakupan pelayanan kesehatan ibu nifas di Kota
Dumai sebesar 91,09% dari 8.141 perkiraan ibu nifas. Sedangkan bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 90%, maka
angka tersebut telah melebihi target. Perkembangan cakupan pelayanan
kesehatan ibu nifas di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013
berfluktuasi dan cenderung menurun seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.30 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kota DumaiDari Tahun 2006 s/d 2013
85 85 85 85 85
90 90 9091,0993,8792,0492,85
87,285,89
98,04 96,77
7580859095
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Pers
enta
se
Target Pencapaian
Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal
Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di desa
dan Puskesmas, ibu hamil yang memilik risiko tinggi (risti) dan memerlukan
pelayanan kesehatan, karena terbatasnya kemampuan dalam memberikan
pelayanan, maka kasus tersebut perlu dilakukan upaya rujukan ke unit
pelayanan kesehatan yang memadai.
Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang
secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 51
Risti/komplikasi kebidanan meliputi HB < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >
140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per
vaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu,
letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan
prematur.
Pada tahun 2013, dari perkiraan 8.528 orang ibu hamil diperkirakan
sebanyak 1.706 (20%) adalah ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang
dideteksi oleh tenaga kesehatan. Dari jumlah ibu hamil resiko
tinggi/komplikasi tersebut, ditemukan sebanyak 1.538 orang bumil
resti/komplikasi (90,17%) dan seluruhnya telah ditangani. Dari 1.538 kasus
ibu hamil resiko tinggi/komplikasi tersebut dijumpai kematian maternal
sebanyak 5 orang (AKI= 64,49 per 100.000 kelahiran hidup).
Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus neonatorum, sepsis,
trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir < 2.500 gram), sindroma gangguan
pernafasan dan kelainan neonatal. Neonatus risti/komplikasi yang ditangani
adalah neonatus risti/komplikasi yang mendapat pelayanan oleh tenaga
kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di polindes, puskesmas, rumah
bersalin dan rumah sakit.
Pada tahun 2013, dari perkiraan 7.753 orang neonatal diperkirakan
sebanyak 1.163 (15%) adalah neonatal risti/komplikasi. Dari jumlah neonatal
risti/komplikasi tersebut, ditemukan sebanyak 541 orang neonatal resti/
komplikasi (46,52%) dan seluruhnya telah ditangani.
Cakupan kunjungan neonatus
Bayi sampai umur 28 hari merupakan golongan umur yang memiliki
risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan
untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus
(0-28 hari) minimal 3 kali, yaitu pada 6 - 48 jam setelah lahir, pada hari ke 3 –
7 hari, dan hari ke 8 – 28 hari.
Dalam melaksanakan pelayanan neonatal, petugas kesehatan di
samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 52
perawatan bayi kepada ibu. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan
neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI
dini eksklusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan
pemberian imunisasi); pemberian vitamin K; Manajemen Terpadu Balita Muda
(MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku
KIA.
Pada tahun 2013 cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar
96,26% (7.463 neonatus) dari 7.753 perkiraan jumlah neonatus. Sedangkan
untuk cakupan kunjungan neonatal ketiga (KN Lengkap) adalah sebesar
92,62% (7.181 neonatus). Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun
2013 yakni sebesar 90%, maka angka tersebut telah melebihi target. Sejak
tahun 2008 terjadi perubahan kebijakan waktu pelaksanaan kunjungan dari
semula minimal 2 kali menjadi 3 kali, namun baru dilaporkan di Profil
Kesehatan Kota mulai tahun 2010. Perkembangan cakupan kunjungan
neonatal ketiga (KN Lengkap) dari tahun 2010 s/d 2013 di Kota Dumai
mengalami fluktuasi seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.31 Cakupan Kunjungan Neonatus Ketiga (KN Lengkap)Kota Dumai Dari Tahun 2010 s/d 2013
100
91,72
90
91,61
86,12
90
98,23 95
90
96,26
92,6290
75
80
85
90
95
100
Persentase
2010 2011 2012 2013Tahun
KN 1 KN 3 Lengkap Target
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 53
Pelayanan kesehatan pada bayi
Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali dalam
setahun, yaitu satu kali pada umur 29 hari–3 bulan, 1 kali pada umur 3-6
bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan Campak), stimulasi deteksi intervensi dini
tumbuh kembang (SDIDTK), manajemen program KIA dalam melindungi bayi
sehingga kesehatannya terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Pada tahun 2013 cakupan kunjungan bayi sebesar 86,13% (6.678
bayi) dari 7.753 perkiraan jumlah bayi. Bila dibandingkan dengan target
sasaran tahun 2013 yakni sebesar 90%, maka angka tersebut belum
mencapai target. Perkembangan cakupan kunjungan bayi di Kota Dumai dari
tahun 2006 sampai dengan 2013 mengalami penurunan seperti terlihat pada
grafik berikut ini.
9092,74 9097,48
90101,02
90
114,4
90
92,6
90
90,65
90
93,96
90
86,13
0
20
40
60
80
100
120
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.32 Cakupan Kunjungan Bayi di Kota Dumaidari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
Pelayanan kesehatan pada anak balita
Setiap anak balita (12-59 bulan) memperoleh pelayanan pemantauan
pertumbuhan minimal 8 kali dalam setahun yang dilaksanakan melalui
pelayanan SDIDTK oleh tenaga kesehatan, ahli gizi, penyuluh kesehatan
masyarakat dan petugas sektor lain yang dalam menjalankan tugasnya
melakukan stimulasi dan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang anak.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 54
Pada tahun 2013, dari pemantauan deteksi dini tumbuh kembang anak
balita melalui pemantauan pertumbuhan balita di posyandu, diperoleh
cakupan pelayanan kesehatan anak balita (12-59 bulan) sebesar 85,75%
(27.616 anak balita) dari 32.204 perkiraan jumlah anak balita. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 90%, maka
angka tersebut belum mencapai target. Perkembangan cakupan pelayanan
kesehatan anak balita di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013
mengalami fluktuasi seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.33 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak BalitaKota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
8090 90 9092,05 87,581,89
6070
80 8085,75
92,4780,2
90 91,5
0102030405060708090
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Persentase
Target Pencapaian
Pelayanan kesehatan pada siswa SD dan setingkat
Berbagai data menunjukan bahwa masalah kesehatan anak usia
sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan
dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi
dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa
masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi,
kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Pada tahun 2013, melalui kegiatan penjaringan murid kelas satu
SD/setingkat yang dilakukan oleh tenaga kesehatan bersama tenaga
kesehatan terlatih diperoleh cakupan pelayanan kesehatan murid kelas satu
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 55
SD/setingkat sebesar 95,70% (6.474 murid SD kelas satu) dari 6.765 jumlah
murid SD kelas satu yang ada. Bila dibandingkan dengan target sasaran
tahun 2013 yakni sebesar 95%, maka angka tersebut telah mencapai target.
Perkembangan cakupan pelayanan kesehatan murid kelas satu SD/setingkat
di Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013 berfluktuasi dan
cenderung meningkat seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.34 Cakupan Pelayanan Kesehatan Murid Kelas 1SD/Setingkat di Kota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
100
95 95 9595,192,18
100 100 100 100
95,794,8587,27
100
94,91 94,99
80
85
90
95
100
105
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
PersentaseTarget Pencapaian
Cakupan pelayanan kesehatan remaja
Pada tahun 2013 sasaran pelayanan kesehatan remaja adalah murid
baru SMP kelas 1 sebanyak 4.730 orang dan murid baru SMA kelas 1
sebanyak 3.919 orang. Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan
kesehatan yang meliputi pemeriksaan awal/screening kesehatan pada awal
tahun ajaran terhadap anak SMP dan SMA kelas I yang terdiri dari
pemeriksaan Status Gizi (Normal, Gemuk, Kurus, Kurus Sekali), Ketajaman
Penglihatan (Normal, Rabun Jauh, Rabun Dekat), Radang Mata, Serumen,
Otitis Media, Ketajaman Pendengaran (Normal, Tuli Ringan, Tuli Sedang, Tuli
Berat), Pemeriksaan Mental Emosional, Pemeriksaan Kurang Vitamin A.
Pada tahun 2013 persentase cakupan pelayanan kesehatan remaja
sebesar 94,98% (8.215 orang) dari 8.649 total murid baru SMP dan SMA
kelas 1. Bila dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013 yakni
sebesar 70%, maka angka tersebut telah melebihi target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 56
2) Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita biasanya antara
15–49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih diprioritaskan untuk
menggunakan alat/cara KB. Tingkat pencapaian pelayanan keluarga
berencana dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang/pernah
menggunakan alat kontrasepsi dan jenis kontrasepsi yang digunakan
akseptor.
Persentase peserta keluarga berencana (KB) aktif
Pada tahun 2013 persentase peserta KB aktif di Kota Dumai sebesar
75% (37.121 orang) dari 49.499 Pasangan Usia Subur yang ada. Bila
dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013 yakni sebesar 70%,
maka angka tersebut telah melebihi target.
30
69,13
40
118,42
50
96,7
6082,23 70
57,37078,77
7079,06
7075
0
20
40
60
80
100
120
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Grafik 4.35 Cakupan Peserta KB Aktif dari Tahun 2006 s/d2013
Target Pencapaian
Berdasarkan metode kontrasepsi yang sedang digunakan, sebanyak
95,6% akseptor KB memilih alat KB Non MKJP. Pil KB dan suntikan
merupakan alat KB yang banyak diminati oleh pasangan usia subur (PUS)
yaitu masing-masing sebesar 45,8% dan 45,3%. Sebaliknya, MOP (Metode
Operasi Pria) dan Obat Vagina merupakan metode kontrasepsi yang tidak
diminati oleh para akseptor KB.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 57
Persentase peserta keluarga berencana (KB) baru
Pada tahun 2013 persentase peserta KB baru di Kota Dumai sebesar
24,3% (12.028 orang) dari 49.499 Pasangan Usia Subur yang ada. Bila
dibandingkan dengan target Kota Dumai tahun 2013 yakni sebesar 70%,
maka angka tersebut belum mencapai target.
Berdasarkan metode kontrasepsi yang sedang digunakan, sebanyak
80,5% akseptor KB memilih alat KB Non MKJP. Suntikan, pil KB dan kondom
merupakan alat KB yang banyak diminati oleh pasangan usia subur (PUS)
yaitu masing-masing sebesar 30,1%, 27,6% dan 20,9%. Sebaliknya, MOP
(Metode Operasi Pria) dan Obat vagina merupakan metode kontrasepsi yang
tidak diminati oleh para akspeseptor KB.
3) Pelayanan Imunisasi
Imunisasi dasar pada bayi
Bayi dan anak-anak memiliki risiko yang lebih tinggi terserang penyakit
menular yang dapat mematikan, seperti Difteria, Tetanus, Hepatitis B,
Typhus, radang selaput otak, radang paru-paru, dan masih banyak penyakit
lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan yang terbaik dan sangat vital agar
kelompok berisiko ini terlindungi adalah melalui imunisasi.
Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi Dasar Lengkap)
pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis
B, dan 1 dosis Campak. Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah
dengan imunisasi adalah campak. Campak merupakan penyebab utama
kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor
penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari beberapa tujuan yang
disepakati dalam pertemuan dunia mengenai anak, salah satunya adalah
mempertahankan cakupan imunisasi campak sebesar 95%. Imunisasi
campak diberikan pada bayi umur 9-11 bulan dan merupakan imunisasi
terakhir yang diberikan kepada bayi diantara imunisasi wajib lainnya.
Diasumsikan bayi yang mendapat imunisasi campak telah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 58
Pada tahun 2013, jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi Campak
sebanyak 7.713 bayi (99,5%) dari 7.753 sasaran bayi yang ada. Dengan
demikian, pada tahun 2013 persentase bayi yang mendapatkan imunisasi
dasar lengkap di Kota Dumai sebesar 99,5%. Bila dibandingkan dengan
target Kota Dumai tahun 2013 yakni sebesar 95%, maka angka tersebut telah
melebihi target.
Grafik 4.36 Cakupan Pencapaian Imunisasi Dasar Pada BayiDi Kota Dumai dari Tahun 2006 s/d 2013
7580859095
100105
Tahun
Pers
enta
se
BCG 104,01 102,1 102,1 101,29 101,57 97,82 97,8 98,5DPT-HB III 85,42 99,57 93,65 99,49 96,1 99,76 95,82 100,5Polio IV 90,28 93,03 98,5 97,23 97,8 99,38 97,25 101,3Campak 94,22 92,67 97,56 100,3 100 92,12 95,63 99,5Target UCI 80 80 80 80 90 100 100 100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Persentase desa/kelurahan UCI
Indikator kinerja program imunisasi bayi diukur dengan pencapaian
UCI (Universal Child Imunization) atau jumlah bayi yang mendapat imunisasi
dasar lengkap yang diukur dengan indikator cakupan Polio IV dan Campak
dengan target masing-masing indikator sebesar 100%. Sasaran imunisasi di
Kota Dumai pada tahun 2013 tercatat sebanyak 7.753 bayi. Dari jumlah
tersebut, cakupan imunisasi Polio IV sebanyak 7.855 bayi (101,3%), dan
Campak sebanyak 7.713 bayi (99,5%) dari 100% target cakupan UCI yang
ditetapkan.
Desa/kelurahan UCI merupakan gambaran desa/kelurahan dengan
> 80% jumlah bayi yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah mendapatkan
imunisasi dasar lengkap dalam waktu 1 tahun. Dari pencapaian tersebut di
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 59
atas terlihat pencapaian program imunisasi di Kota Dumai pada Tahun 2013
telah mencapai target UCI 100% dengan persentase desa yang mencapai
“Universal Child Immunization” (UCI) sebesar 100%.
80
71,88
90
100
100
100
100
100
100
87,5
100
78,79
100
100
100
100
0102030405060708090
100
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.37 Cakupan Desa/Kelurahan Universal ChildImmunization (UCI) dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
Imunisasi pada ibu hamil
Apabila proses persalinan dan perawatan tali pusar tidak dalam
kondisi steril (aman dan bersih), maka bayi baru lahir dan sang ibu bisa
beresiko terkena Tetanus. Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi
oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani.
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan
program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita usia subur termasuk ibu
hamil. Strategi yang dilakukan untuk mengeliminasi tetanus neonatorum dan
maternal adalah 1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih; 2) cakupan
imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan 3) penyelenggaraan
surveilans.
Pada tahun 2013, cakupan imunisasi TT 2+ pada ibu hamil di Kota
Dumai sebesar 50,67% (4.321 ibu hamil) dari perkiraan 8.528 jumlah ibu
hamil yang ada. Beberapa permasalahan imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada
Wanita Usia Subur (WUS) yaitu pelaksanaan skrining yang belum optimal,
pencatatan yang dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS tidak
hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2 bumil jauh lebih rendah
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 60
dari cakupan K4. Beberapa langkah yang perlu segera dilakukan untuk
meningkatkan cakupan imunisasi TT 2 bumil adalah sosialisasi ke seluruh
petugas lapangan agar mengacu pada kriteria Antenatal Care (ANC)
berkualitas, yang salah satunya dengan imunisasi TT, dan semua sistem
pencatatan dalam pelaksanaan imunisasi TT WUS termasuk ibu hamil
memakai sistem pencatatan yang sama, yaitu T1-T5.
4) Pelayanan Pengobatan/Perawatan
Cakupan rawat jalan puskesmas
Selama tahun 2013 jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan
puskesmas di Kota Dumai sebanyak 185.846 orang dengan rata-rata
kunjungan rawat jalan puskesmas per hari sebesar 619 orang. Dengan
demikian persentase cakupan rawat jalan puskesmas di Kota Dumai selama
tahun 2013 adalah sebesar 62,3%. Bila dibandingkan dengan target sasaran
tahun 2013 yakni sebesar 15%, maka angka tersebut telah melebihi target.
Grafik 4.38 Cakupan Rawat Jalan Puskesmas Dari Tahun2006 s/d 2013
15
115,5 110,7
62,45 62,9 62,3
15151515151515
86,5775,9
62,97
020406080
100120140
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Persentase
Target Pencapaian
Cakupan rawat inap puskesmas
Selama tahun 2013 jumlah kunjungan rawat inap puskesmas di Kota
Dumai sebanyak 1.004 kunjungan. Rata-rata kunjungan rawat inap
puskesmas per hari sebesar 3 orang. Sedangkan persentase cakupan rawat
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 61
inap puskesmas di Kota Dumai selama tahun 2013 adalah sebesar 0,3%. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 1,5%, maka
angka tersebut belum mencapai target. Rendahnya cakupan rawat inap di
puskesmas disebabkan masyarakat Kota Dumai umumnya langsung ke
RSUD Kota Dumai bila harus mendapatkan pelayanan rawat inap. Hal ini
dikarenakan jarak RSUD Kota Dumai yang tidak terlalu jauh untuk ditempuh
dan lebih lengkapnya sarana dan tenaga yang tersedia. Di samping itu,
rendahnya cakupan rawat inap di puskesmas adalah sebagai dampak
diberlakukannya kebijakan pembebasan biaya rawat inap kelas III di RSUD
Kota Dumai sejak tahun 2011.
Grafik 4.39 Cakupan Rawat Inap Puskesmas di Kota DumaiDari Tahun 2006 s/d 2013
1,5 1,5 1,5
0,470,25
0,35 0,31 0,3
1,51,51,51,51,5
0,370,410,46
00,20,40,60,8
11,21,41,6
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Persentase
Target Pencapaian
5) Pelayanan Kesehatan Jiwa
Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum
Selama tahun 2013 jumlah kunjungan gangguan jiwa di puskesmas di
Kota Dumai sebanyak 4.234 kunjungan dari 243.304 kunjungan puskesmas
dengan persentase kunjungan gangguan jiwa di puskesmas sebesar 1,74%.
Apabila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2015 yakni sebesar 15%,
maka angka tersebut masih dibawah target. Adapun penyakit gangguan jiwa
terbanyak yang ditemukan di puskesmas meliputi penyakit sindrom nyeri
kepala lainnya, migren, dan insomnia.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 62
6) Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut
Pada tahun 2013 persentase cakupan pelayanan kesehatan pra usia
lanjut dan usia lanjut atau usia > 60 tahun di puskesmas sebesar 91,50%
(47.912 orang dari total sasaran pra usia lanjut dan usia lanjut atau usia > 60
tahun sebesar 52.362 orang). Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun
2013 yakni sebesar 90%, maka angka cakupan pelayanan kesehatan pra usia
lanjut dan usia lanjut tersebut telah mencapai target.
40
73,39
4550,8850
94,09
60
95,83
70
99,2790
78,47
9091,25 9091,5
0102030405060708090
100
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjutdan Usia Lanjut Dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
b. Pelayanan Kesehatan Rujukan
1) Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya
dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat
efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur
(Bed Occupancy Rate/BOR), rata-rata lama hari perawatan (Lenght of
Stay/LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata
selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/TOI), angka pasien
keluar yang meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan angka pasien keluar
yang meninggal > 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 63
Pada tahun 2013 penilaian rata-rata pencapaian Bed Occupancy
Rate/BOR atau angka pemanfaatan tempat tidur sebesar 65,14%. Angka ini
menunjukan tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit di Kota Dumai
cukup ideal. Angka BOR yang ideal adalah 60%-85%, sedangkan yang baik
adalah > 85%. Rata-rata pencapaian Length Of Stay/LOS atau rata-rata
lamanya dirawat sebesar 3,76%. Angka ini menunjukan efisiensi pemanfaatan
tempat tidur rumah sakit di Kota Dumai masih rendah. Angka LOS yang ideal
adalah 6-9 hari. Rata-rata pencapaian Turn Over Interval/TOI atau interval
penggunaan tempat tidur selama tahun 2013 sebesar 2,01%. Angka ini
menunjukan efisiensi pemanfaatan tempat tidur rumah sakit di Kota Dumai
sudah ideal. Angka TOI yang ideal adalah 1-3 hari. Rata-rata pencapaian
Gross Death Rate/GDR selama tahun 2013 sebesar 29,45 per 1.000 pasien
keluar. Angka ini menunjukan GDR rumah sakit di Kota Dumai sudah ideal.
Angka GDR yang ideal adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Rata-rata
pencapaian Net Death rate/NDR selama tahun 2013 sebesar 11,70 per 1000
pasien keluar. Angka ini menunjukan mutu pelayanan di rumah sakit Kota
Dumai sudah ideal. Angka NDR yang ideal adalah < 25 per 1000 pasien
keluar.
Grafik 4.41 Pencapaian Indikator Rumah Sakit di Kota DumaiDari Tahun 2006 s/d 2013
010203040506070
Tahun
Penc
apai
an
BOR 56,54 57,91 50,5 65,73 64,1 64,88 62,15 65,14
LOS 3,74 3,41 3,3 2,78 3,6 3,57 3,55 3,76
TOI 2,88 2,48 3,2 1,89 2 1,93 2,16 2,01
GDR 33,75 36,45 32 28,33 31,59 32,47 29,38 29,45
NDR 12,7 16,06 14,8 9,75 15,27 13,14 10,87 11,7
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 64
Dari grafik tersebut di atas terlihat ada peningkatan pencapaian indikator
rumah sakit di Kota Dumai khususnya Bed Occupancy Rate (BOR) pada
tahun 2013. Hal tersebut dikarenakan adanya peningkatan jumlah kunjungan
pasien rawat inap akibat diberlakukannya kebijakan pembebasan biaya
perawatan kelas III (Perwa No. 7 Tahun 2011). Namun disisi lain, terlihat ada
sedikit peningkatan pencapaian indikator GDR dan NDR.
Grafik 4.42 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur, Pencapaian BOR, LOS &TOI RSUD Kota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220
Jlh TT
BOR
LOS
TOIIndikator Pencapaian RS
Persentase/Jumlah
2013 211 80,47 3,91 0,95
2012 211 74,55 3,61 2,16
2011 186 79,67 3,62 0,92
2010 178 80,1 3,8 0,9
2009 178 83,31 2,73 0,73
2008 170 59,00 3,30 2,30
2007 142 71,58 3,46 1,37
2006 120 74,62 3,88 1,32
Jlh TT BOR LOS TOI
Pada tahun 2013, jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan rumah
sakit di Kota Dumai sebanyak 108.689 orang. Dengan demikian cakupan
kunjungan kasus baru rawat jalan ke rumah sakit sebesar 36,45%. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 15%, maka
angka tersebut telah melebihi target. Rata-rata kunjungan rawat jalan baru
rumah sakit per hari sebesar 362 orang. Sedangkan jumlah kunjungan rawat
inap rumah sakit di Kota Dumai sebanyak 16.841 kunjungan. Rata-rata
kunjungan rawat inap rumah sakit per hari sebesar 46 orang dan persentase
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 65
cakupan rawat inap rumah sakit sebesar 5,6%. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 1,5%, maka angka tersebut telah
melebihi target.
Grafik 4.43 Cakupan Rawat Inap Rumah SakitDari Tahun 2006 s/d 2013
1,5 1,5 1,5 1,5
6,485,8 6,12 6,21
5,6
1,5 1,5 1,5 1,5
5,115,89 5,88
01234567
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Persentase
Target Pencapaian
2) Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat
Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin agar
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan
efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat diharapkan
dapat menurunkan angka kematian ibu, menurunkan angka kematian bayi
dan balita serta menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya
kasus-kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Pemberi
Pelayanan Kesehatan (PPK) Jamkesmas terdiri dari pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Pemberi pelayanan kesehatan
dasar Jamkesmas adalah seluruh puskesmas dan jaringannya (pustu dan
polindes/poskesdes). Sedangkan pemberi pelayanan Jamkesmas tingkat
lanjut adalah rumah sakit.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 66
Pada tahun 2013 seluruh penduduk miskin dan hampir miskin di Kota
Dumai atau sebanyak 58.949 orang telah dicakup sebagai peserta
jamkesmas. Cakupan masyarakat miskin (maskin) yang memanfaatkan
puskesmas sebesar 47,41%. Persentase pasien masyarakat miskin (maskin)
yang mendapat pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas sebesar
47,07%, dan persentase pasien masyarakat miskin (maskin) yang mendapat
pelayanan kesehatan rawat inap di puskesmas sebesar 1%. Sedangkan
persentase rujukan pasien masyarakat miskin (maskin) ke RSUD Kota Dumai
sebesar 14,86%.
c. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
1) Pengendalian Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio telah dilakukan
melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan
kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute
Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun dalam kurun waktu
tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang
berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus
AFP yang dijumpai. Target untuk non polio AFP rate ditetapkan sebesar > 2
per 100.000 anak umur < 15 tahun.
Pada tahun 2013 melalui pelaksanaan surveilans epidemiologi AFP
ditemukan sebanyak 3 kasus AFP yakni 1 kasus di wilayah kerja puskesmas
Dumai Kota, 1 kasus di wilayah kerja puskesmas Jaya Mukti, dan 1 kasus di
wilayah kerja puskesmas Bukit Kapur, dengan AFP rate 3,05 per 100.000
anak < 15 tahun. Dengan demikian pencapaian AFP rate Kota Dumai telah
mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 67
2) Pengendalian TB Paru
Kesembuhan penderita TBC BTA+
Dari hasil evaluasi pengobatan penderita TB Paru (12-15 bulan yang
lalu) terhadap 283 penderita TB Paru BTA positif yang diobati semenjak tahun
2012 sampai dengan tahun 2013, ditemukan sebanyak 266 orang diantaranya
(93,99%) dinyatakan sembuh. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun
2013 sebesar 87%, maka pencapaian angka tersebut telah melebihi target.
Perkembangan persentase kesembuhan penderita TBC Paru BTA Positif di
Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013 berfluktuasi dan cenderung
meningkat seperti terlihat pada grafik berikut ini.
85
88,06
85
89,24
85
88,17
85
85,85
85
85,14
86
86,32
86
89,1
87
93,99
80
82
84
86
88
90
92
94
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.44 Kesembuhan Penderita TBC Paru BTA PositifDi Kota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
3) Pengendalian penyakit ISPA
Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani
Pada tahun 2013 ditemukan 1.291 penderita Pneumonia pada anak
balita dari estimasi jumlah penemuan penderita Pneumonia sebanyak 3.996
(IR=32,31%). Dari jumlah tersebut seluruh penderita (100%) telah ditangani.
Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 sebesar 100%, maka
pencapaian angka tersebut telah mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 68
100100 100100100 100 100100 100100 100100 100 100 100100
0102030405060708090
100
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.45 Cakupan Balita Dengan Pneumonia Yang DitanganiDari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
4) Penanggulangan Penyakit HIV-AIDS dan PMS
Darah donor diskrining terhadap HIV/AIDS
Pada tahun 2013 berdasarkan laporan Unit Transfusi Darah Cabang
PMI Kota Dumai, dari 3.456 pendonor darah seluruhnya (100%) diperiksa
darahnya (diskrining terhadap HIV/AIDS). Dari hasil pemeriksaan sampel
darah ditemukan sebanyak 11 sampel positif HIV (+). Namun untuk
memastikan apakah sampel darah tersebut adalah kasus HIV (+) perlu
ditindaklanjuti dengan pemeriksaan laboratorium dengan reagen dan metode
yang berbeda. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 sebesar
100%, maka pencapaian angka tersebut telah mencapai target.
Klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS
Pada tahun 2013 melalui sero survey di Lembaga Pemasyarakatan
(LAPAS) dan Klinik VCT di Kota Dumai ditemukan 36 kasus baru HIV dan 20
kasus baru AIDS. Dari jumlah tersebut seluruh penderita (100%) telah
ditangani. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 sebesar
100%, maka pencapaian angka tersebut telah mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 69
Infeksi menular seksual yang diobati
Pada tahun 2013 jumlah penderita yang berkunjung ke pelayanan IMS
dan klinik VCT dengan kasus Infeksi Menular Seksual (IMS) berjumlah 3.101
penderita. Dari jumlah tersebut seluruh penderita (100%) telah diobati. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 sebesar 100%, maka
pencapaian angka tersebut telah mencapai target.
5) Pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue
Penderita DBD yang ditangani
Pada tahun 2013 ditemukan 173 penderita DBD di Kota Dumai. Dari
jumlah tersebut seluruh penderita (100%) telah ditangani. Bila dibandingkan
dengan target sasaran tahun 2013 sebesar 100%, maka pencapaian angka
tersebut telah mencapai target.
6) Pengendalian Penyakit Malaria
Persentase penderita malaria yang diobati
Pada tahun 2013 ditemukan sebanyak 538 penderita malaria klinis.
Dari jumlah tersebut seluruh penderita (100%) telah diobati sesuai
pengobatan standar. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013
sebesar 100%, maka pencapaian angka tersebut telah mencapai target.
7) Pengendalian Penyakit Kusta
Persentase penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)
Pengobatan kusta memerlukan waktu yang lama yaitu untuk Tipe PB
jangka waktu pengobatan 6 – 9 bulan dan tipe MB 12 – 18 bulan serta
diperlukan keteraturan minum obat. Pada tahun 2013 penderita kusta yang
diberikan pengobatan MDT (Multi Drug Treatment), sebanyak 7 kasus dimana
6 diantaranya (tipe MB) dan 1 kasus dengan klasifikasi tipe PB. Penderita
kusta tipe PB dinyatakan sembuh, sehingga RFT ratenya 100%. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 sebesar 75%, maka
pencapaian angka tersebut telah melebihi target. Sedangkan seluruh
penderita Kusta tipe MB dinyatakan belum sembuh.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 70
8) Pengendalian Penyakit Filariasis
Kasus filariasis yang ditangani
Pada tahun 2013 tidak ditemukan kasus baru filariasis di Kota Dumai,
sehingga persentase kasus filariasis yang ditangani 0%.
9) Pengendalian Penyakit Diare
Balita dengan diare yang ditangani
Pada tahun 2013 ditemukan 4.338 penderita diare pada balita di Kota
Dumai dari 9.798 kasus diare pada semua golongan umur. Dari jumlah
tersebut seluruh penderita (100%) telah ditangani. Bila dibandingkan dengan
target sasaran tahun 2013 sebesar 100%, maka pencapaian angka tersebut
telah mencapai target.
d. Penyelidikan Epidemiologi Dan Penanggulangan KLB
Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani <24 jam
Pada tahun 2013 terjadi 2 Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan total
kasus sebanyak 71 kasus yang keseluruhannya merupakan KLB Keracunan
Makanan (mie goreng) di 2 kelurahan yakni Kelurahan Pangkalan Sesai
(Kecamatan Dumai Barat) dan Kelurahan Bukit Nenas (Kecamatan Bukit
Kapur). Seluruh (100%) kelurahan yang mengalami KLB telah ditangani < 24
jam dan tidak ada ditemukan kasus kematian.
e. Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Posyandu Mandiri
Pada tahun 2013, jumlah posyandu yang ada di Kota Dumai sebanyak
186 posyandu dengan strata seluruhnya (100%) adalah strata mandiri. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni 100%, maka
pencapaian tersebut telah mencapai. Seluruh posyandu (100%) merupakan
posyandu aktif.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 71
Upaya penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas kesehatan
Pada tahun 2013 jumlah penyuluhan kesehatan di puskesmas
sebanyak 1.969 yang merupakan penyuluhan kelompok. Dari total
penyuluhan kesehatan, jumlah penyuluhan P3 NAPZA oleh petugas
kesehatan adalah sebanyak 281 kegiatan atau sebesar 14,27%. Bila
dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni 12%, maka
pencapaian tersebut telah melebihi target.
Desa/kelurahan siaga aktif
Pada tahun 2013 seluruh kelurahan (33 kelurahan) yang ada di Kota
Dumai sudah merupakan kelurahan siaga. Namun dari jumlah tersebut, baru
sebanyak 20 kelurahan yang merupakan kelurahan siaga aktif. Dengan
demikian persentase kelurahan siaga aktif sebesar 60,61%.
f. Perbaikan Gizi Masyarakat
1) Pemantauan Pertumbuhan Balita
Balita Bawah Garis Merah
Balita yang hasil penimbangannya berada Bawah Garis Merah (BGM)
adalah balita yang mempunyai berat badan kurang, dan apabila dibandingkan
ke dalam tabel NCHS adalah balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk.
Pada tahun 2013 dari hasil kinerja pemantauan pertumbuhan balita yang
dilakukan setiap bulannya di posyandu berdasarkan cakupan yang dicapai
oleh puskesmas diketahui anak-anak yang memerlukan perhatian khusus
(BGM/D) yaitu sebesar 0,68%. Bila dibandingkan dengan target sasaran
tahun 2013 yakni sebesar < 5%, maka angka tersebut masih dibawah target.
Perkembangan persentase Balita Bawah Garis Merah di Kota Dumai dari
tahun 2006 sampai dengan 2013 cenderung berfluktuasi seperti terlihat pada
grafik berikut ini.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 72
Grafik 4.46 Balita Bawah Garis Merah Dari Tahun 2006 s/d2013
5 5 5
0,87 0,63 0,68
1515151515
1,50,951,220,420,4402468
10121416
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013Tahun
Persentase
Target Pencapaian
2) Pelayanan Gizi
Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun
Kegiatan peningkatan status gizi Kota Dumai Tahun 2013 ditujukan
untuk menanggulangi masalah Kurang Energi Protein (gizi buruk dan gizi
kurang) dan kurang vitamin A. Sebagian kegiatan ini diintegrasikan ke dalam
kegiatan di posyandu yang salah satunya pendistribusian kapsul vitamin A
bagi bayi dan balita pada bulan Februari dan Agustus. Dari 3.876 sasaran
bayi usia 6-11 bulan, persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A
sebanyak 3.470 bayi (89,53%). Sedangkan dari 32.204 sasaran anak balita,
persentase cakupan pemberian kapsul vitamin A sebanyak 29.750 anak balita
(92,38%). Dengan demikian cakupan balita (bayi usia 6-11 bulan dan anak
balita) mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun adalah sebesar 92,07%
(33.220 balita). Bila dibandingkan dengan target pencapaian Kota Dumai
tahun 2013 yakni 90%, maka angka tersebut telah melebihi target.
Perkembangan cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun di
Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013 cenderung berfluktuasi
seperti terlihat pada grafik berikut ini.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 73
9090,34 90
93,13
90
93,52
90
93,28
90
93,45
90
93,03
90
94,6
90
92,07
878889909192939495
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.47 Cakupan Balita Mendapat Kapsul Vitamin A 2 KaliPer Tahun Dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
Cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A
Pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan terintegrasi
dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Tujuan pemberian kapsul vitamin A
pada ibu nifas adalah agar bayinya memperoleh vitamin A yang cukup melalui
ASI. Pada tahun 2013 jumlah ibu nifas yang mendapatkan kapsul vitamin A
sebanyak 7.665 dari 8.141 perkiraan jumlah ibu nifas, dengan cakupan
sebesar 94,15%. Bila dibandingkan dengan target pencapaian Kota Dumai
tahun 2013 yakni 90%, maka angka tersebut telah melebihi target.
Perkembangan cakupan ibu nifas mendapat kapsul vitamin A Kota Dumai dari
tahun 2006 sampai dengan 2013 cenderung meningkat, seperti terlihat pada
grafik berikut ini.
8085,9 80
87,280
89,8 9096,8
9092,8 9092,0490
93,71 9094,15
0102030405060708090
100
Persentase
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Grafik 4.48 Cakupan Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin ADi Kota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
Target Pencapaian
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 74
Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe
Pada tahun 2013 sasaran ibu hamil di Kota Dumai sebanyak 8.528
orang. Ibu hamil yang mendapat tablet Fe I sebanyak 8.497 orang ibu hamil
(99,64%), sedangkan ibu hamil yang mendapat Fe III sebanyak 7.660 orang
ibu hamil (89,82%). Pemberian Fe pada ibu hamil dilakukan selama 90 hari
berturut-turut dengan maksud agar terjadi penurunan prevalensi anemia pada
ibu hamil. Bila dibandingkan dengan target pencapaian Kota Dumai tahun
2013 yakni 90%, maka pencapaian pemberian tablet Fe I telah melebihi
target, sedangkan pencapaian pemberian tablet Fe II belum mencapai target.
Perkembangan cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe (Fe 1 dan Fe 3) di
Kota Dumai dari tahun 2006 sampai dengan 2013 berfluktuasi dan cenderung
menurun seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik 4.49 Cakupan Ibu Hamil Mendapat 90 Tablet Fe(Fe1 & Fe 3) di Kota Dumai dari Tahun 2006 s/d 2013
90 90
97,57 97,77 97,69
103,54 104
9899,41 99,64
97,53
92,7894,98
89,829090909090
98,54
93,66
89,2988,17
80
85
90
95
100
105
110
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
Persentase
Target Pencapaian Fe 1 Pencapaian Fe 3
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada balita dari keluarga
miskin
Pada tahun 2013 tidak ada bantuan bersumber APBN untuk
pengadaan makanan pendamping ASI atau MP-ASI untuk balita usia 6-23
bulan dari keluarga miskin, sehingga persentase cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada balita dari keluarga miskin sebesar 0%.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 75
Bayi yang mendapat ASI-Eksklusif
Pada tahun 2013 persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
sebesar 60,32% (2.338 bayi usia 0-6 bulan) dari 3.876 bayi usia 0-6 bulan
yang ada. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar
70%, maka angka tersebut belum mencapai target. Perkembangan
persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Dumai dari tahun 2006
sampai dengan 2013 berfluktuasi dan cenderung menurun seperti terlihat
pada grafik berikut ini.
Grafik 4.50 Bayi Yang Mendapat ASI EksklusifDari Tahun 2006 s/d 2013
67 70 7060,2
50,7861,86 60,32
807572,570
67,5
75,32
49,8851,48
72,17
0
20
40
60
80
100
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
PersentaseTarget Pencapaian
Desa dengan garam beryodium baik
Dari hasil pemantauan garam beryodium Kota Dumai tahun 2013
terhadap 33 kelurahan di 9 (sembilan) wilayah kerja puskesmas se Kota
Dumai, diperoleh sebanyak 33 kelurahan (100%) dengan garam beryodium
baik. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar
100%, maka angka tersebut telah mencapai target.
g. Pelayanan Penyediaan obat dan perbekalan kesehatan
Ketersediaan obat sesuai kebutuhan
Pada tahun 2013 rata-rata ketersediaan obat sesuai kebutuhan di
puskesmas se Kota Dumai adalah sebesar 96,31% dengan rata-rata jumlah
obat yang tersedia sebanyak 116 item dari 121 item obat yang dibutuhkan.
Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun 2013 yakni sebesar 100%,
maka angka tersebut belum mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 76
Pengadaan obat esensial dan obat generik
Pada tahun 2013 rata-rata jumlah obat essensial yang tersedia di
seluruh puskesmas di Kota Dumai sebanyak 103 item dengan persentase
ketersediaan obat essensial sebesar 100%. Sedangkan rata-rata jumlah obat
generik yang tersedia sebanyak 103 item dengan persentase ketersediaan
obat generik sebesar 100%. Bila dibandingkan dengan target sasaran tahun
2013 yakni sebesar 100%, maka angka tersebut telah mencapai target.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 77
BAB VSITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
a. Sarana Kesehatan
Sejak berdirinya Kota Dumai pada tahun 2000 sampai dengan tahun 2013
telah terjadi peningkatan jumlah sarana pelayanan kesehatan di Kota
Dumai. Diharapkan dengan meningkatnya jumlah sarana pelayanan
kesehatan tersebut sebagian besar masyarakat akan memanfaatkannya
secara optimal. Jumlah sarana kesehatan dan rasionya terhadap jumlah
penduduk sebagai berikut :
1) Rumah Sakit
Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit yang ada di Kota Dumai
sebanyak 3 rumah sakit yang terdiri dari 1 rumah sakit milik pemerintah
Kota Dumai tipe C yakni RSUD Kota Dumai, 1 rumah sakit milik BUMN
tipe D yakni RS Pertamina (Rumah Sakit Pelabuhan sejak tahun 2007
sudah tidak operasional lagi dan berubah status menjadi Balai
Pengobatan) dan 1 rumah sakit milik TNI/POLRI yakni RS
Bhayangkara yang mulai operasional sejak tahun 2007. Total jumlah
tempat tidur rumah sakit sebesar 266 yang terdiri dari RSUD Kota
Dumai sebanyak 211 tempat tidur, RS Pertamina sebanyak 35 tempat
tidur dan RS Bhayangkara sebanyak 20 tempat tidur. Rasio jumlah
rumah sakit per 100.000 penduduk adalah 1,09 per 100.000 penduduk.
Hal ini berarti setiap 91.300 penduduk dilayani oleh 1 rumah sakit.
Tabel 5.9 Daftar Rumah Sakit Se Kota Dumai Tahun 2013
N0 RUMAH SAKITJUMLAHTEMPATTIDUR
KEPEMILIKAN NAMA DIREKTUR
1. RSUD Kota DumaiJl. Tanjung Jati No.4Dumai
211 RS Pemerintah dr. Syaiful
2. RSU Pertamina DumaiJl. Raya Bukit DatukDumai
35 RS BUMN dr. Yuniarni
3. RS BhayangkaraJl. Hang Tuah No. 01Dumai
20 RS TNI/POLRI dr. Diah Widya Astuti
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 78
2) Puskesmas
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas yang ada
sebanyak 3 (tiga) buah dan merupakan hibah dari Kabupaten
Bengkalis yakni Puskesmas Dumai Timur (sekarang bernama
Puskesmas Dumai Kota), Puskesmas Dumai Barat dan Puskesmas
Bukit Kapur. Dari tahun ke tahun jumlah puskesmas yang ada terus
berkembang dan pada saat ini jumlah puskesmas yang ada di Kota
Dumai sebanyak 10 buah, namun yang operasional hanya 9 (sembilan)
buah. Sedangkan 1 (satu) puskesmas yang belum operasional adalah
Puskesmas Bukit Kayu Kapur karena baru selesai dibangun pada akhir
tahun 2013 dan belum diresmikan operasionalnya oleh Walikota
Dumai. Puskesmas baru Bukit Kayu Kapur pada awalnya adalah
puskesmas pembantu yang kemudian ditingkatkan statusnya menjadi
puskesmas. Pada umumnya pembangunan puskesmas-puskesmas di
Kota Dumai menggunakan anggaran bersumber non APBD Kota
Dumai seperti dana Budget Sharing Propinsi Riau, dana APBN (DAK
Kesehatan) dan dana bantuan luar negeri (DHS ADB).
Grafik 5.51 Perkembangan Jumlah Puskesmas di Kota DumaiTahun 2000 s/d 2013
012
34
56
789
10
Jumlah
20002001200220032004200520062007200820092010201120122013
Tahun
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 79
Saat ini puskesmas yang operasional di Kota Dumai terdiri dari 6
puskesmas non rawat inap dan 3 puskesmas rawat inap. Puskesmas
non rawat inap terdiri dari Puskesmas Dumai Kota, Puskesmas Dumai
Barat, Puskesmas Bumi Ayu, Puskesmas Bukit Timah, Puskesmas
Jaya Mukti, Puskesmas Purnama. Sedangkan puskesmas rawat inap
terdiri dari Puskesmas Bukit Kapur dengan jumlah tempat tidur 15
buah, Puskesmas Sungai Sembilan dengan jumlah tempat tidur 15
buah, dan Puskesmas Medang Kampai dengan jumlah tempat tidur 18
buah. Guna meningkatkan penampilan puskesmas, setiap bangunan
puskesmas yang mengalami kerusakan secara bertahap direhabilitasi
atau direnovasi. Rasio jumlah puskesmas per 100.000 penduduk
adalah 3,02 per 100.000 penduduk. Ini berarti setiap 33.132 penduduk
dilayani oleh 1 puskesmas.
Berdasarkan Peraturan Walikota Dumai Nomor 36 Tahun 2013
tentang perubahan ketiga atas peraturan Walikota Dumai Nomor 44
Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis
pada organisasi perangkat daerah Kota Dumai, maka perincian
puskesmas dan wilayah kerjanya adalah sebagai berikut:
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 80
Tabel 5.10 Daftar Puskesmas Se Kota Dumai Tahun 2013
NO NAMA PUSKESMAS ALAMAT PUSKESMAS KECAMATAN WILAYAH KERJAKELURAHAN
STATUSPUSKESMAS
1. Dumai Kota Jl. Pattimura, Kel DumaiKota Telp (0765) 439947
Dumai Kota 1. Dumai Kota Non RawatInap
2. Sukajadi3. Laksamana4. R. Sekampung5. Bintan
2. Dumai Barat Jl. M.H. Thamrin Kel.Pangkalan Sesai Telp(0765) 32538
Dumai Barat 1. P. Sesai Non RawatInap
2. STDI
3. Purnama Jl. Tun Sri Lanang No. 3A Kel. Purnama Telp(0765) 439930
Dumai Barat 1. Purnama Non RawatInap
2. Bagan Keladi
4. Bukit Kapur Jl. Soekarno Hatta Km.17 Kel. Bagan Besar Telp(0765) 440024
Bukit Kapur 1. Bukit Nenas Rawat Inap2. Bagan Besar
5. Bukit KayuKapur
Jl. Soekarno HattaKelurahan Bukit KayuKapur
Bukit Kapur 1. B. Kayu Kapur Non RawatInap (belum
2. Gurun Panjang Operasional)3. Kampung Baru
6. Sungai Sembilan Jl.Raya Dumai-BasilamBaru Km.14 Kel LubukGaung Telp (0765)7007675
Sungai Sembilan 1. Bangsal Aceh Rawat Inap
2. Lubuk Gaung
3. Tj. Penyembal4. Basilam Baru5. Batu Teritip
7. Medang Kampai Jl. Mesjid Kel TelukMakmur Telp (0765)7007825
Medang Kampai 1. Mundam Rawat Inap2. Teluk Makmur3. Guntung4. Pelintung
8. Bumi Ayu Jl Budi Utomo, Kel BumiAyu Telp (0765) 7007287
Dumai Selatan 1. Bumi Ayu Non RawatInap
2. Ratu Sima3. Bukit Datuk
9. Bukt Timah Komplek BTN BumiDumai Baru Kel. BukitTimah Telp (0765)7007415
Dumai Selatan 1. Bukit Timah Non RawatInap
2. Mekarsari
10. Jaya Mukti Jl. K.H. Nasution, KelJaya Mukti Telp(0765439956)
Dumai Timur 1. Jaya Mukti Non RawatInap
2. Tanjung Palas3. Bukit Batrem4. Teluk Binjai5. Buluh Kasap
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 81
Sebagai pengembangan program Upaya Kesehatan Usia Lanjut
(Usila), pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas
Kesehatan Kota Dumai telah mengembangkan Puskesmas Santun
Usila yang memberikan pelayanan khusus terhadap kelompok usia
lanjut secara terpadu dan menyeluruh yang meliputi kegiatan dalam
gedung dan luar gedung. Sebagai pilot project, puskesmas santun usila
menggunakan bangunan lama Puskesmas Dumai Kota. Puskesmas
santun usila telah diresmikan oleh Ibu Walikota Dumai pada tanggal 21
Januari 2008.
3) Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu berfungsi meluaskan jangkauan pelayanan
puskesmas dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas
pembantu yang ada sebanyak 10 (sepuluh) buah. Dari tahun ke tahun
perkembangan jumlah puskesmas pembantu yang ada berfluktuasi
dan cenderung turun seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 5.51 Perkembangan Jumlah Puskesmas PembantuDi Kota Dumai Tahun 2000 s/d 2013
02468
1012141618
Jumlah
20002001200220032004200520062007200820092010201120122013
Tahun
Turunnya jumlah puskesmas pembantu tersebut karena beralihnya
fungsi 3 puskesmas pembantu menjadi poskeskel yakni Puskesmas
Pembantu Mekarsari menjadi Poskeskel Mekarsari, Puskesmas
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 82
Pembantu Simpang Siak menjadi Poskeskel Kampung Baru, dan
Puskesmas Pembantu Selinsing menjadi Poskeskel Guntung. Pada
tahun 2013 jumlah puskesmas pembantu sebanyak 13 buah yang
tersebar di 5 (lima) wilayah kerja puskesmas. Guna meningkatkan
penampilan puskesmas pembantu, setiap bangunan puskesmas
pembantu yang mengalami kerusakan secara bertahap direhabilitasi
atau direnovasi. Rasio jumlah puskesmas pembantu per 100.000
penduduk adalah 4,36 per 100.000 jumlah penduduk. Hal ini berarti
bahwa 1 puskesmas pembantu melayani 22.938 penduduk.
Tabel 5.11 Perincian Puskesmas PembantuSe Kota Dumai Tahun 2013
No KecamatanWilayah KerjaPuskesmas
Nama Puskesmas Pembantu
1. Dumai Barat Purnama Parit Pisang Mas2. Bukit Kapur Bukit Kapur Gurun Panjang
Simpang MuriniBukit Kayu Kapur
3. Sungai Sembilan Sungai Sembilan Suka DamaiBasilam BaruSimpang PulaiKampung SejatiSungai Sembilan/TransmigrasiSungai TerasBulu Hala
4. Medang Kampai Medang Kampai Pelintung5. Dumai Kota Dumai Kota Rimba Sekampung
4) Puskesmas Keliling dan Ambulans
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah puskesmas keliling yang ada
sebanyak 1 (satu) unit. Seiring dengan bertambahnya jumlah puskesmas,
jumlah puskesmas keliling dan ambulans yang ada dari tahun ke tahun
terus berkembang. Pada saat ini jumlah puskesmas keliling yang ada dan
masih operasional sebanyak 10 unit. Sedangkan 2 unit puskesmas keliling
sudah rusak total sehingga tidak berfungsi/operasional lagi. Jumlah
ambulans yang ada dan masih operasional sebanyak 3 unit.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 83
Sehingga total puskesmas keliling dan ambulans yang masih operasional
di puskesmas sebanyak 13 buah. Adapun kondisi puskesmas keliling dari
10 unit yang masih operasional sebanyak 3 buah (27,27%) baik, sebanyak
4 buah (36,36%) rusak ringan dan 4 buah (36,37%) rusak berat,
sedangkan seluruh ambulans (100%) kondisinya baik seperti terlihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 5.12. Perincian Penyebaran Puskesmas Keliling dan AmbulansSekota Dumai Tahun 2013
No NamaPuskesmas
Uraian Pengadaan Puskesmas Keliling &Ambulans
KeteranganJenis/Merk Jumlah
TahunPengadaan/
Sumber Dana1. Dumai Kota Pusling/Mitsubitshi L
3001 unit 2005/APBD
Kota DumaiKondisi rusak
ringanPusling/ToyotaKijang
1 unit 1995/APBD KabBengkalis
Kondisi rusaktotal (tidak
berfungsi lagi)2. Bumi Ayu Pusling/New
Armada1 unit 2005/APBD
Propinsi RiauKondisi rusak
ringan3. Dumai Barat Pusling/MItsubitshi
L 3001 unit 2005/APBD
Kota DumaiKondisi rusak
ringanPusling/ToyotaKijang
1 unit APBD Kab.Bengkalis
Kondisi rusaktotal (tidak
berfungsi lagi)4. Bukit Timah Pusling/Isuzu 1 unit 2004/APBD
Propinsi RiauKondisi rusak
ringan5. Bukit Kapur Pusling/Toyota
Kijang1 unit 2002/APBD
Propinsi RiauKondisi rusak
ringanPusling/Isuzu 1 unit 2003/APBD
Propinsi RiauKondisi rusak
beratAmbulance/IsuzuELV
1 unit Hibah CSRPertamina 2011
Baik
6. Sungai Sembilan Pusling/ToyotaKijang
1 unit 2002/APBDKota Dumai
Kondisi rusakringan
Pusling/Isuzu 1 unit 2006/APBDKota Dumai
Kondisi rusakberat
Ambulance/KIATravello
1 unit 2013/APBDKota Dumai
Kondisi baik
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 84
7. Medang Kampai Pusling/KIA Travello 1 unit 2007/APBDKota Dumai
Kondisi rusakringan
8. Jaya Mukti Ambulance/KIATravello
1 unit 2013/APBDKota Dumai
Kondisi baik
9. Purnama Pusling/KIA Travello 1 unit 2007/APBDKota Dumai
Kondisi rusakringan
Grafik 5.53 Perkembangan Jumlah Puskesmas Keliling & AmbulansDi Kota Dumai Tahun 2000 s/d 2013
0123456789
1011121314
Jumlah
20002001200220032004200520062007200820092010201120122013
Tahun
5) Sepeda Motor
Sampai dengan tahun 2013 jumlah kendaran bermotor roda dua (sepeda
motor) dinas yang ada sebanyak 74 buah, yang tersebar di puskesmas
dan jaringannya sebanyak 68 buah dan Dinas Kesehatan Kota Dumai
sebanyak 6 buah. Sebagian besar pengadaan sepeda motor tersebut
bersumber dari dana APBN (DAK Kesehatan) yang digunakan untuk
operasional bidan desa khususnya dalam memberikan pelayanan
kesehatan ibu dan anak kepada masyarakat Kota Dumai. Adapun kondisi
sepeda motor tersebut sebanyak 63 buah (85%) dalam kondisi baik,
sebanyak 8 buah (11%) dalam kondisi rusak ringan, dan sebanyak 3 buah
(4%) dalam kondisi rusak berat.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 85
Tabel 5.13Perincian Penyebaran Sepeda Motor
Se Kota Dumai Tahun 2013
No Nama Instansi
Jumlah Sepeda Motor MenurutKondisi Jumlah
Baik RusakRingan
RusakBerat
1. Dumai Kota 8 0 1 92. Bumi Ayu 3 1 0 43. Dumai Barat 4 0 0 44. Bukit Timah 5 0 0 55. Bukit Kapur 6 3 2 116. Sungai Sembilan 10 1 0 117. Medang Kampai 9 1 0 108. Jaya Mukti 7 0 0 79. Purnama 7 0 0 7
10. Dinkes Kota Dumai 4 2 0 6Jumlah 63 8 3 74
6) Puskesmas Keliling Perairan
Untuk pemerataan akses dan jangkauan pelayanan
kesehatan terutama di wilayah kerja puskesmas yang
memiliki daerah sulit dijangkau karena kondisi geografis
dan terbatasnya transportasi dan infrastruktur seperti
wilayah kerja puskesmas Sungai Sembilan, maka pada tahun 2013 telah
diadakan 1 (satu) unit puskesmas keliling perairan (speedboat) yang
bersumber dari APBD Kota Dumai.
7) Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat telah
dikembangkan pula suatu pendekatan keterpaduan di tingkat kelurahan
melalui Pos Kesehatan Desa/Kelurahan (Poskeskel), Pos Pelayanan
Terpadu (Posyandu), Pondok Bersalin Desa (Polindes), Pos Upaya
Kesehatan Kerja (Pos UKK), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dan
Pos Binaan Terpadu (Posbindu) sebagai wujud nyata dari peran serta
masyarakat.
a) Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)
Salah satu upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
adalah Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel). Dalam rangka
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 86
pengimplementasian Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
564/Menkes/SK/VIII/2007 tentang Pengembangan Desa Siaga dan Pos
Kesehatan Desa, pada tahun 2013 jumlah desa/kelurahan siaga di
Kota Dumai sebanyak 33 kelurahan. Ini berarti seluruh (100%)
kelurahan di Kota Dumai sudah menjadi kelurahan siaga dan memiliki
Poskeskel. Pada tahun 2008 Pemerintah Kota Dumai telah
mendapatkan penghargaan Manggala Karya Bakti Husada dari
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kesehatan RI atas
keberhasilannya mengembangkan Kelurahan Siaga di Kota Dumai.
Sampai saat ini telah dibangun 23 (dua puluh tiga) buah
poskeskel bersumber dari APBD Kota Dumai dan Dana Alokasi Khusus
(DAK), 3 poskesdes merupakan alih fungsi dari bangunan puskesmas
pembantu. Sedangkan untuk 10 poskeskel lainnya status bangunannya
ada yang menumpang di puskesmas pembantu, posyandu, rumah
dinas/kantor, dan menyewa. Guna meningkatkan penampilan
poskeskel, setiap bangunan poskeskel yang mengalami kerusakan
secara bertahap direhabilitasi atau direnovasi. Tenaga kesehatan yang
ditempatkan di Poskesdes adalah bidan PTT. Bidan PTT bersama-
sama kader kesehatan mengelola poskesdes. Kegiatan yang diberikan
di poskeskel meliputi pelayanan kesehatan dasar, surveilans, KIA,
kesehatan lingkungan, pemantauan gizi, usila, PHBS dll.
b) Posyandu
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah posyandu balita yang
ada sebanyak 121 buah. Dari tahun ke tahun perkembangan jumlah
posyandu yang ada cenderung meningkat. Pada tahun 2013, jumlah
posyandu yang ada di Kota Dumai sebanyak 186 posyandu, dengan
perincian seluruhnya posyandu mandiri.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 87
Melalui revitalisasi posyandu, konsep posyandu balita yangsemula 100 balita per posyandu dikembangkan menjadi 1 posyanduuntuk 1 wilayah dengan jumlah kepala keluarga 250 s/d 500. Satuwilayah dipantau oleh para kader posyandu, dimana setiap 1 kaderposyandu memantau 50 s/d 100 kepala keluarga. Saat ini jumlah kaderposyandu balita sebanyak 930 orang.
Tabel 5.14 Penyebaran Jumlah Posyandu Berdasarkan PuskesmasDi Kota Dumai Tahun 2013
No Nama Puskesmas Jumlah PosyanduPurnama Mandiri Jumlah
1. Dumai Kota 0 34 342. Bumi Ayu 0 18 183. Dumai Barat 0 11 114. Bukit Timah 0 11 115. Bukit Kapur 0 28 286. Sungai Sembilan 0 24 247. Medang Kampai 0 10 108. Jaya Mukti 0 38 389. Purnama 0 12 12
Total Kota Dumai 0 186 186
Rasio jumlah posyandu per 100.000 penduduk adalah 62,38 per100.000 jumlah penduduk. Hal ini berarti bahwa 1 posyandu melayani1.603 penduduk atau 321 Kepala Keluarga (KK). Apabila dibandingkandengan jumlah puskesmas maka rata-rata setiap puskesmas membina20 - 21 posyandu.
Grafik 5.54 Perkembangan Jumlah Posyandu di Kota DumaiTahun 2000 s/d 2013
020406080
100120140160180200
Jumlah
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Tahun
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 88
Selain posyandu balita, di Kota Dumai telah dikembangkan posyandu
usila sebagai salah satu pengembangan program pelayanan kesehatan
usia lanjut (usila). Posyandu usila pertama kali dikembangkan pada tahun
2005 di kelurahan Jaya Mukti yakni Posyandu Lansia Nuri. Pada tahun
2013 jumlah posyandu usila yang ada di Kota Dumai berjumlah 58
posyandu. Saat ini jumlah kader posyandu usila sebanyak 290 orang.
Kegiatan yang dilaksanakan setiap bulannya adalah pemeriksaan
kesehatan lansia, pengobatan, penyuluhan kepada para lansia, senam
lansia, wirid pengajian, home care, membuat kerajinan tangan serta
rekreasi.
Tabel 5.15 Jumlah Posyandu Usila Berdasarkan Puskesmasdi Kota Dumai Tahun 2013
No Kecamatan Puskesmas Jumlah1 Dumai Timur Jaya Mukti 62 Dumai Barat Dumai Barat 3
Purnama 43 Bukit Kapur Bukit Kapur 54 Medang Kampai Medang Kampai 95 Sungai Sembilan Sungai Sembilan 56 Dumai Kota Dumai Kota 127 Dumai Selatan Bumi Ayu 6
Bukit Timah 2TOTAL KOTA DUMAI 52
c) Polindes
Pada awal berdirinya Kota Dumai jumlah polindes yang ada
sebanyak 13 buah. Jumlah polindes mengikuti jumlah bidan PTT yang
ada pada saat itu. Pada tahun 2013, jumlah polindes yang ada di Kota
Dumai sebanyak 32 polindes. Saat ini jumlah bangunan polindes yang
permanen sebanyak 7 buah. Sedangkan sebanyak 25 polindes yang
lain status bangunannya menumpang pada sarana kesehatan yang
ada, menyewa rumah penduduk, atau menumpang pada sarana
kelurahan setempat.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 89
d) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)Sebagai implementasi dari Undang-undang Nomor 23 tahun
1992 pasal 23 yang menyatakan bahwa upaya kesehatan kerjasebagai salah satu dari 15 upaya kesehatan yang di selenggarakanuntuk mewujudkan produktifitas kerja yang optimal denganperlindungan tenaga kerja wajib di lakukan setiap tempat kerjamencakup pelayanan kesehatan kerja, maka atas kesadaran danswadaya masyarakat pekerja terbentuklah pos upaya kesehatan kerjaatau pos UKK. Kegiatan yang dilaksanakan secara rutin berupapenyuluhan kesehatan sesuai dengan jenis pekerjaannya sertapelayanan kesehatan dasar (P3K) yang dilakukan oleh kaderkesehatan kerja. Puskesmas secara berkala melakukan inspeksiterhadap sarana dan kegiatan di pos UKK dan pembinaan secara rutinkepada kader dan pekerja. Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untukmeningkatkan kemampuan pekerja untuk menolong dirinya sendirisehingga terjadi peningkatan status kesehatan dan peningkatanproduktifitas kerja. Sampai dengan tahun 2013 telah dibentuk 13 (tigabelas) pos UKK di Kota Dumai yang tersebar di 10 kelurahan di KotaDumai.
Tabel 5.16. Data Pos UKK Se-Kota Dumai Tahun 2013
NO NAMA POS PUSKESMAS TINGKATPERKEMBANGAN
TAHUNTERBENTUK
JUMLAHPESERTA JENIS PEKERJAAN
1 Batu bata Purnama Pratama 1-April 2008 55 orang Pekerja batu bata
2 Pomroy Bukit Timah Pratama 30 Desember2009 80 orang Petani & peternak
3 Merawai Purnama Pratama 20-Apr-11 50 orang Nelayan
4 Paramont Jaya Mukti Pratama 24 Juni 2011 20 orang Pekerja pabrik roti
5 Intisari Dumai Barat Pratama 25 Juni 2011 35 orang Pekerja pabrik kopi
6 Bukit Mekar Bumi Ayu Pratama 22 Maret 2012 18 0rang Petani syuran
7 Bunga Tanjung Bumi ayu Pratama 23 Maret 2012 19 orang Petani Sayuran
8 Tani SawitGuntung Medang Kampai
Pratama18 Juli 2012 20 orang Petani Sawit
9 Teratai Dumai BaratPratama 28 November
2012 32 orang Pekerja pabrik minyak
10 Harapan Dumai Barat Pratama 29 November2012 42 orang Pekerja Pabrik kayu
PT.Siak Sentosa
11 Suka Bumi 2 Sungai Sembilan Pratama 08 Januari 2013 23 orang Pekerja coconut Oil
12 Tani NenasMundam Medang Kampai Pratama 04 Juli 2013 20 orang Pekerja Tani nenas
13 Matahari Bukit Kapur Pratama 05 Desember2013 10 orang Petani Cabe
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 90
e) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)Pelayanan kesehatan di pesantren (poskestren) merupakan
bagian dari kegiatan upaya kesehatan sekolah, dimana kegiatan UKSini meliputi pemeriksaan anak usia sekolah baik formal maupuninformal mulai jenjang TK, SD/MI, SLTP sampai SMU, termasuk anak-anak usia sekolah yang berada di SLB (Sekolah Luar Biasa) danpondok pesantren. Kegiatan yang dilakukan lebih mengutamakankegiatan pelayanan promotif dan preventif agar anak lebih mengertimakna pencegahan penyakit lebih penting daripada mengobati.Namun aspek pengobatan terhadap kesehatan anak pesantren dananak-anak usia sekolah tetap mendapat perhatian dengan pola rujukanke wilayah puskesmas terdekat sebagai puskesmas rujukan. Sampaidengan tahun 2013 jumlah Pesantren/Panti Asuhan yang dibina olehpuskesmas ada sebanyak 17 buah.
Tabel 5.17 Jumlah Pesantren/Panti AsuhanMenurut Puskesmas di Kota Dumai Tahun 2013
No Kecamatan Puskesmas Nama Pesantren/Panti Asuhan1 Dumai Timur Jaya Mukti 1. Panti Asuhan Halimah
Tusa’diyahJl. Janur Kuning Jaya Mukti
2. Panti Asuhan BetsaidaJl. Air Bersih Dumai
2 Dumai Selatan Bukit Timah 3. MTS ArrozakMekar Sari Km 11 Bukit Timah
4. HidayatullahBukit Timah Km 4
5. Pesantren IhyausunahJl. Bangun Jenawi Mekar Sari
3. Dumai Barat Purnama 6. Pesantren Al AminJl. Prof. M. Yamin
7. Panti Asuhan An-NurJl. Sadar No. 36
Dumai Barat 8. Panti Asuhan Putri AzzahraJl. Meranti Laut, Simpang Tetap
9. Pesantren Al-MunawarohJl. Kelakap Tujuh
4 Bukit Kapur Bukit Kapur 10. Panti Asuhan Takdir IllahiBagan Besar
11. Pesantren Abi Yazid AlbustomiBukit Nenas
12. Pesantren Al-FurqonJl. Perwira Bagan Besar
13. Pesantren BaiturrahmanBagan Besar
14. Panti Asuhan Al-IkhlashiahKelurahan Bukit Nenas
15. Pesantren Al-Ilmu16. Pesantren Nurul Ulum
5 Sungai Sembilan Sungai Sembilan 17. Panti Asuhan Al-BarkahJl. Raya Km 20 Kampung Sejati
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 91
f) Pos Binaan Terpadu (Posbindu)Peningkatan prevalensi Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi
ancaman yang serius dalam pembangunan di bidang kesehatan
kerena mengancam pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun
daerah. Di Indonesia kematian akibat PTM meningkat pesat dari 41%
pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa dari 10
besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia 6 diantaranya adalah
karena PTM yaitu stroke, hipertensi, cedera, DM, Tumor, Penyakit
jantung Iskhemik. Selain itu PTM termasuk penyumbang angka
kematian yang signifikan yaitu masuk dalam 5 besar.
Pergeseran pola penyakit dari penyakit menular kepada penyakit
tidak menular dipengaruhi oleh faktor demografi, urbanisasi tak
terencana, kemajuan teknologi, globalisasi perdagangan dan
pemasaran serta peningkatan progresif dalam pola hidup tidak sehat di
masyarakat berhubungan dengan life style. Pos Binaan Terpadu
(Posbindu) dibentuk sebagai salah satu upaya promotif dan deteksi dini
faktor resiko PTM yang melibatkan peran serta masyarakat secara
aktif. Salah satu kegiatan yang dilakukan di posbindu adalah skrining
PTM. Sampai dengan tahun 2013 jumlah posbindu yang telah
terbentuk sebanyak 26 posbindu.
8) Sarana Peralatan KesehatanDisamping itu, guna meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar
kepada masyarakat, Pemerintah Kota Dumai melalui Dinas Kesehatan
Kota Dumai secara bertahap mengadakan peralatan kesehatan dan
peralatan non kesehatan serta sarana penunjang lainnya di seluruh
puskesmas, puskesmas pembantu dan poskeskel. Selain melengkapi
puskesmas dengan pengadaan peralatan kesehatan dasar puskesmas
seperti pengadaan alat-alat kedokteran umum, pengadaan alat-alat
kedokteran gigi, pengadaan alat-alat keperawatan dan alat-alat
laboratorium, puskesmas juga secara bertahap mulai dilengkapi dengan
pengadaan peralatan kesehatan spesialis misalnya pengadaan alat-alat
kedokteran kebidanan dan penyakit kandungan seperti peralatan USG,
pengadaan alat-alat kedokteran kardiologi seperti ECG.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 92
b. Tenaga Kesehatan
Pada tahun 2013 total tenaga yang ada di sarana kesehatan milik
pemerintah Kota Dumai sebanyak 1.230 orang terdiri dari PNS sebanyak
735 orang (59,76%), TKS Pemerintah Kota Dumai dan Tenaga
Honorer/Lepas sebanyak 426 orang (34,63%), serta PTT (bidan dan
perawat) sebanyak 69 orang (5,61%). Tenaga tersebut tersebar di 3 unit
kerja yang ada yakni puskesmas se Kota Dumai sebanyak 515 orang
(41,87%), RSUD Kota Dumai sebanyak 623 orang (50,65%), dan Dinas
Kesehatan Kota Dumai sebanyak 92 orang (7,48%).
Tabel 5.18 Persebaran Tenaga Yang Bekerja Di Sarana KesehatanMilik Pemerintah Kota Dumai Berdasarkan Unit Kerja
dan Status Tenaga Tahun 2013
No. Unit KerjaStatus Tenaga
JumlahPNS PTT TKS
1. Dinas Kesehatan Kota Dumai 75 0 17 922. Puskesmas se Kota Dumai 376 69 70 5153. RSUD Kota Dumai 284 0 339 623
Jumlah 735 69 426 1.230
Dari total tenaga tersebut sebanyak 994 orang (80,81%) adalah tenaga
kesehatan seperti terlihat pada grafik berikut:
Grafik 5.55 Persebaran Jumlah Tenaga Yang Bekerjadi Sarana Kesehatan Milik Pemerintah Kota Dumai
Berdasarkan Kategori Tenaga Tahun 2013
73462
459
994
19 53164
236
92515
623
1230
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Jumlah
Tenaga Kesehatan Tenaga NonKesehatan
Total
Kategori TenagaDinkes Puskesmas RSUD Kota Dumai Total
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 93
Persebaran Tenaga Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan MilikPemerintah Kota Dumai
Sarana pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai ada 2 (dua)
yakni RSUD Kota Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai dengan total
tenaga sebanyak 1.138 orang, dimana sebanyak 921 orang (80,93%)
merupakan tenaga kesehatan. Persebaran tenaga kesehatan menurut
jenis tenaga di sarana pelayanan Kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai
tersebut menunjukan perawat merupakan jenis tenaga kesehatan yang
paling banyak yakni sebesar 41% seperti terlihat pada grafik berikut ini:
Grafik 5.56 Persebaran Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenagadi RSUD Kota Dumai dan Puskesmas se Kota Dumai Tahun 2013
12%
41%28%
6%2% 7% 1% 1% 2%
Medis Perawat BidanFarmasi Gizi Teknisi MedisSanitasi Fisioterapi Kesmas
1) Tenaga Medis
Pada tahun 2013 total tenaga medis yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 108 orang yang terdiri dari dokter
spesialis sebanyak 16 orang, dokter umum sebanyak 72 orang dan dokter
gigi sebanyak 20 orang, Dengan demikian rasio dokter spesialis sebesar
5 per 100.000 penduduk, rasio dokter umum sebesar 24 per 100.000
penduduk dan rasio dokter gigi sebesar 7 per 100.000 penduduk.
2) Tenaga Perawat
Pada tahun 2013 total tenaga perawat yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 373 orang yang terdiri dari perawat
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 94
umum sebanyak 353 orang dan perawat gigi sebanyak 20 orang. Dari
jumlah perawat tersebut sebanyak 4 orang merupakan perawat PTT.
Rasio perawat sebesar 118 per 100.000 penduduk, sedangkan rasio
perawat gigi sebesar 7 per 100.000.
3) Tenaga Bidan
Pada tahun 2013 total tenaga bidan yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 260 orang. Dari jumlah bidan
tersebut sebanyak 65 orang merupakan bidan PTT. Rasio bidan sebesar
87 per 100.000 penduduk.
4) Tenaga Farmasi
Pada tahun 2013 total tenaga farmasi yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 53 orang yang terdiri dari apoteker
sebanyak 15 orang, dan asisten apoteker sebanyak 38 orang. Rasio
apoteker sebesar 5 per 100.000 penduduk, sedangkan rasio asisten
apoteker sebesar 13 per 100.000 penduduk.
5) Tenaga Gizi
Pada tahun 2013 total tenaga gizi yang ada di sarana pelayanan
kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 24 orang. Dengan demikian rasio
tenaga gizi sebesar 8 per 100.000 penduduk.
6) Tenaga SanitasiPada tahun 2013 total tenaga sanitasi yang ada di sarana pelayanankesehatan milik Pemerintah Kota Dumai yakni hanya ada di Puskesmasse Kota Dumai sebanyak 10 orang. Dengan demikian rasio tenagasanitasi sebesar 3 per 100.000 penduduk.
7) Tenaga Kesehatan MasyarakatPada tahun 2013 total kesehatan masyarakat yang ada di saranapelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumaidan Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 21 orang. Dengan demikianrasio tenaga kesehatan masyarakat sebesar 7 per 100.000 penduduk.
8) Tenaga Teknisi MedisPada tahun 2013 total tenaga teknisi medis yang ada di sarana pelayanankesehatan milik Pemerintah Kota Dumai (RSUD Kota Dumai dan
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 95
Puskesmas se Kota Dumai) sebanyak 61 orang. Dengan demikian rasiotenaga teknisi medis sebesar 20 per 100.000 penduduk.
9) Tenaga Keterapian FisikPada tahun 2013 total tenaga keterapian fisik yang ada di saranapelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Dumai yakni tenagafisioterapi sebanyak 8 orang. Tenaga ini hanya ada di RSUD Kota Dumai.Dengan demikian rasio tenaga fisioterapi sebesar 3 per 100.000penduduk.
Tabel 5.19 Rasio dan Jumlah Tenaga Kesehatan Per 100.000 PendudukBerdasarkan Target dan Pencapaian Tahun 2013
No Uraian TenagaKesehatan
Rasio Per 100.000 PendudukKeteranganTarget
Tahun 2013 Jumlah PencapaianTahun 2013 Jumlah
1. Dokter Spesialis 12 36 5 16 Masih kurang
2. Dokter Umum 48 143 24 72 Masih kurang
3. Dokter Gigi 11 33 7 20 Masih kurang
4. Perawat 158 471 118 353 Masih kurang
5. Perawat Gigi 16 48 7 20 Masih kurang
6. Bidan 75 224 87 260 Telah mencukupi
7. Apoteker 12 36 5 15 Masih kurang
8. Asisten Apoteker 24 72 13 38 Masih kurang
9. Gizi 24 72 8 24 Masih kurang
10. Sanitasi 15 45 3 10 Masih kurang
11. Kesehatan. Masyarakat 12 36 7 21 Masih kurang
12. Teknisi Medis 9 27 20 61 Telah mencukupi
13. Keterapian Fisik 6 18 3 8 Masih kurang
c. Pembiayaan Kesehatan
Pada tahun 2013 total anggaran kesehatan Kota Dumai (RSUD Kota
Dumai dan Dinas Kesehatan Kota Dumai) sebesar Rp
187.551.966.079,68, dimana sebesar Rp 61.929.502.383,68 (33,02%) adalah
anggaran untuk Dinas Kesehatan Kota Dumai termasuk puskesmas.
Sedangkan sisanya sebesar 125.622.463.696 (66,98%) merupakan anggaran
RSUD Kota Dumai termasuk BLUD. Anggaran kesehatan Kota Dumai berasal
dari berbagai sumber biaya dengan perincian sebagai berikut:
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 96
Tabel 5.20 Perincian Pembiayaan Kesehatan Kota Dumai BerdasarkanSumber Anggaran dan Unit Kerja Tahun 2013
No. Sumber AnggaranUnit Kerja
Jumlah %Dinkes (Rp) RSUD KotaDumai (Rp)
1. APBD Kota Dumai 57.650.814.382,68 115.622.463.696 173.273.278.078,68 92,39
2. APBD Provinsi Riau 1.729.598.000 0 1.729.598.000 0,92
3. APBN 2.332.550.000 10.000.000.000 12.332.550.000 6,58
4. Sumber Lain (GlobalFund) 216.540.000 0 216.540.000 0,12
Total Anggaran 61.929.502.383,68 125.622.463.696 187.551.966.079,68 100
Rata-rata Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD Kota
Pada tahun 2013 total APBD Kota Dumai sebesar Rp
1.365.234.514.421,00 sedangkan total anggaran kesehatan (RSUD Kota
Dumai dan Dinas Kesehatan Kota Dumai) dalam APBD Kota Dumai sebesar
Rp 173.273.278.078,68. Dengan demikian rata-rata persentase anggaran
kesehatan dalam APBD Kota Dumai sebesar 12,69%. Bila dibandingkan
dengan pencapaian hasil tahun 2012, dimana rata-rata persentase anggaran
kesehatan dalam APBD Kota Dumai sebesar 13,09%, terlihat ada penurunan
rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam APBD Kota pada tahun
2013.
Selama tahun 2006 sampai dengan tahun 2013 perkembangan
persentase anggaran Dinas Kesehatan Kota Dumai terhadap APBD Kota
Dumai cenderung menurun meskipun secara kuantitatif jumlahnya cenderung
meningkat, seperti terlihat pada tabel berikut ini:
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 97
Tabel 5.21Perkembangan Persentase Anggaran Dinas Kesehatan Kota Dumai
Terhadap APBD Kota Dumai Dari Tahun 2006 s/d 2013
No Tahun APBD Kota DumaiAPBD Dinkes Kota
Dumai% APBD Dinkesterhadap APBD
Kota Dumai1. 2006 640.736.548.012 23.300.836.920 3,642. 2007 996.542.046.037 37.200.547.045 3,73
3. 2008 760.608.186.238 33.255.426.587 4,37
4. 2009 846.740.426.561 39.949.361.995 4,72
5. 2010 730.547.061.847,18 32.583.191.170 4,46
6. 2011 874.345.009.208,19 38.295.306.783 4,38
7. 2012 1.046.437.057.059 51.992.782.799,50 4,97
8. 2013 1.365.234.514.421 57.650.814.382,68 4,22
Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per Kapita per Tahun
Pada tahun 2013 alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per
tahun di Kota Dumai sebesar Rp 628.970,10, Bila dibandingkan dengan
pencapaian hasil tahun 2012 dimana alokasi anggaran kesehatan pemerintah
per kapita per tahun di Kota Dumai sebesar Rp 510.704,75, maka terlihat ada
peningkatan alokasi anggaran kesehatan pemerintah per kapita per tahun
pada tahun 2013.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 98
BAB VIKESIMPULAN
Pelaksanaan pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2013
menunjukan adanya kemajuan dan keberhasilan upaya-upaya di bidang
kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Dumai.
Hal tersebut ditunjukkan dengan meningkatnya Angka Harapan Hidup Waktu
Lahir, menurunnya Angka Kesakitan atau morbiditas dan menurunnya Angka
Kematian Ibu Bersalin. Akan tetapi, terjadi sedikit peningkatan pada
pencapaian angka kematian atau mortalitas seperti Angka Kematian
Neonatal, Angka Kematian Bayi, dan Angka Kematian Balita. Meskipun terjadi
peningkatan, pencapaian angka tersebut masih di bawah target Kota Dumai
maupun Nasional.
Selain itu, sampai dengan tahun 2013 ada beberapa
prestasi/penghargaan yang telah di terima Kota Dumai pada bidang
kesehatan baik tingkat nasional maupun tingkat propinsi, seperti terlihat pada
tabel berikut ini :
Tabel 6.22 Daftar Nama Penghargaan Pada Bidang Kesehatan YangDiterima Kota Dumai dari Tahun 2006 sampai dengan 2013
No Tahun Nama Penghargaan Tingkat1 2006 Tenaga kesehatan teladan puskesmas (kesling)
tingkat nasionalNasional
2 2007 Juara harapan kedua cerdas cermat posyandujambore kader tingkat propinsi Riau (posyanduNuri)
Propinsi
3 2007 Juara harapan kedua penimbangan danpengisian KMS Jambore kader tingkat PropinsiRiau (Posyandu Nuri)
Propinsi
4 2007 Juara harapan kedua penyuluhan kesehatanjambore kader tingkat Propinsi Riau ( PosyanduNuri)
Propinsi
5 2008 Tenaga kesehatan teladan (dokter) tingkatnasional (Kepala Puskesmas Dumai Timur)
Nasional
6 2008 Puskesmas berprestasi II Propinsi Riau Propinsi7 2008 Manggala Karya Bakti Husada (kelurahan siaga
32 kelurahan se Kota Dumai)Nasional
8 2008 Perilaku Hidup Bersih Sehat (Kelurahan LubukGaung Kecamatan Sungai Sembilan)
Nasional
9 2008 Upaya Peningkatan Gizi Keluarga (UPGK)terbaik I tingkat Propinsi Riau (Kelurahan JayaMukti, Kecamatan Dumai Timur)
Propinsi
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 99
10 2009 Bincang – bintang bersama Bu Menkes (B4M)dalam program P4K
Nasional
11 2009 Posyandu terbaik I tingkat propinsi (PosyanduPerkutut)
Propinsi
12 2009 Juara III Tenaga Kesehatan PuskesmasTeladan (tenaga gizi) tingkat Propinsi Riau
Propinsi
13 2010 Juara I Lomba Cerdas Cermat Kader TkPropinsi di adakan PKK
Propinsi
14 2010 Juara II Paramedis Teladan (Bidan Teladan) TkPropinsi (bidan PTT Poskeskel Bagan Besar)
Propinsi
15 2011 Juara Tenaga Paramedis Teladan I Tk Propinsi(Bidan PTT Poskeskel Guntung)
Propinsi
16 2011 Juara Tenaga Gizi Teladan I Tk Propinsi Propinsi17 2012 Juara Tenaga Kesmas Teladan II Tk Propinsi Propinsi18 2012 Juara Tenaga Medis Teladan III Tk Propinsi Propinsi19 2012 Penghargaan atas keberhasilan dalam
penemuan dan pengobatan TB Paru denganstrategi DOTS
Propinsi
20 2013 Juara 1 Posyandu Teladan Kembang Sepatu(Kelurahan Bagan Keladi) Tk. Propinsi
Propinsi
21 2013 Juara Tenaga Gizi Teladan II Tk. Propinsi Propinsi
Secara umum, pencapaian target-target untuk indikator Dumai Sehat
dan Standar Pelayanan Minimal cukup memuaskan. Namun demikian, ada
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari hasil pencapaian program
sampai dengan tahun 2013 sebagai berikut:
1. Meskipun kasus balita dengan gizi buruk sudah tidak ditemukan lagi di
Kota Dumai sejak tahun 2006, namun kasus balita dengan gizi kurang
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 0,19% pada tahun 2009
naik menjadi 0,31% pada tahun 2013. Hal ini perlu mendapat perhatian
serius dalam rangka percepatan pencapaian Millenium Development Goals
(MDG’s) terutama tujuan pertama yakni memberantas kemiskinan dan
kelaparan yang salah satu indikator kinerjanya adalah menurunnya
persentase balita dengan gizi kurang. Meningkatnya kasus balita dengan
gizi kurang ini karena dari hasil pelacakan kasus banyak ditemukan kasus
gizi kurang pada balita dari penduduk pendatang ilegal yang berasal dari
luar Kota Dumai. Pada umumnya warga pendatang ini jarang mau
memeriksakan kesehatan balitanya baik ke posyandu maupun ke
puskesmas dan jaringannya. Apabila hal tersebut di atas tidak diwaspadai,
maka mungkin saja pencapaian MDG’s tidak tercapai pada tahun 2015.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 100
Untuk itu perlu penanganan serius dari Pemerintah Kota Dumai dan lintas
sektor terkait dalam menangani kasus warga pendatang ilegal tersebut.
2. Pada tahun 2013 pencapaian Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian
Bayi, dan Angka Kematian Balita mengalami sedikit peningkatan. Hal ini
perlu mendapat perhatian serius dalam rangka percepatan pencapaian
Millenium Development Goals (MDG’s) terutama tujuan keempat yakni
menurunkan angka kematian anak yang salah satu indikator kinerjanya
adalah menurunnya angka kematian neonatal per 1.000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian neonatal sangat erat kaitannya dengan
permasalahan selama masa kehamilan, pada saat persalinan, serta
perawatan bayi baru lahir terutama pada usia satu bulan pertama
kehidupan. Untuk itu perlu kerja keras dalam upaya menurunkan angka
kematian neonatal (bayi berusia kurang dari 28 hari) tersebut di atas
dengan lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi
baru lahir.
3. Penyakit-penyakit tidak menular (PTM) mulai mendominasi pola penyakit
rawat jalan terbesar baik di Rumah Sakit maupun puskesmas seperti
penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, Gastritis, kecelakaan dan ruda
paksa serta Rematoid Artritis. Untuk itu pada tahun mendatang program
penyakit tidak menular perlu mendapat perhatian sehingga jumlah kasus
PTM tidak semakin meningkat jumlahnya setiap tahun. Salah satunya
adalah melalui kegiatan promosi kesehatan mengenai penyakit tidak
menular kepada masyarakat.
________________________________Dinas Kesehatan Kota Dumai
Profil Kesehatan Kota Dumai Tahun 2013_________________ 101
BAB VII
P E N U T U P
Pembangunan Kesehatan tetap merupakan kebutuhan masyarakat
yang akan meningkat secara terus-menerus, sesuai dengan
perkembangan pembangunan secara nasional. Untuk itu upaya-upaya di
bidang kesehatan akan terus ditingkatkan.
Buku Profil Kesehatan merupakan dokumen hasil kegiatan
pembangunan kesehatan akan terus disusun secara berkala untuk
memberikan gambaran secara garis besar dan menyeluruh tentang upaya-
upaya yang dijalankan dan seberapa jauh perubahan dan perbaikan
keadaan kesehatan masyarakat yang telah dicapai. Penyajian dan analisa
data secara rinci dapat dilihat dari laporan hasil kegiatan masing-masing
program. Mudah-mudahan profil ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang membutuhkan informasi kesehatan.