DINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2017
Transcript of DINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2017
LAPORAN KINERJA (LKj) DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
DINAS KESEHATAN ACEH Jalan Tgk. Syech Mudawali No 6 Banda Aceh
Hal: iii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2016 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
P
KATA PENGANTAR
uji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017
disusun berdasarkan surat Gubernur Aceh Nomor
120.04/1513 tanggal 11 Januari 2017.
Serta berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini merupakan wujud akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas Kesehatan Aceh dalam rangka
mendukung terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik dan juga
merupakan alat kendali atau alat pemacu kinerja setiap unit organisasi di
lingkungan Dinas Kesehatan Aceh. Didalamnya memuat gambaran
pencapaian sasaran-sasaran strategis tahunan yang diukur berdasarkan
indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Aceh dan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 107
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata
Kerja Dinas Kesehatan Aceh, maka tugas Dinas Kesehatan Aceh adalah
melaksanakan tugas umum pemerintahan, pembangunan dan pembinaan
masyarakat dibidang kesehatan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut Dinas
Kesehatan Aceh menetapkan visi Aceh Sehat, Mandiri, Berkeadilan,
Bermartabat dan Islami.
Hal: iii Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2016 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Dalam mencapai visi di atas, Dinas Kesehatan Aceh menetapkan 3 (tiga)
misi, yaitu [1] Menyempurnakan tata kelola penyelenggaraan Upaya
Kesehatan; [2] Pemenuhan kebutuhan Sumber Daya Manusia dengan menjaga
keseimbangan antar wilayah; [3] Mendorong peran serta dan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat. Misi tersebut dijabarkan dalam Rencana
Strategi (Renstra) Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 - 2022 yang digunakan
sebagai landasan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan
Penetapan Kinerja (PK), yang berfungsi sebagai pedoman kerja operasional
dalam pertanggungjawaban Laporan Kinerja (LKj).
Dengan demikian, kami sangat berharap agar LKj Tahun 2017 ini dapat
menjadi media pertanggungjawaban kinerja yang nantinya akan diperoleh
manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi seluruh
anggota organisasi Dinas Kesehatan Aceh serta dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang berkepentingan. Serta dapat menjadi masukan dan saran evaluasi
agar kinerja ke depan menjadi lebih baik, efektif dan efisien dari aspek
perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi
pelaksanaannya.
Banda Aceh, 12 Februari 2017
Kepala Dinas Kesehatan Aceh
dr. H A N I F
Pembina Utama Muda
NIP. 197104182001121004
Hal: v Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
L
IKHTISAR EKSEKUTIF
aporan kinerja pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja
(LKj) Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 ini disusun sebagai wujud
pertanggungjawaban atas pelaksanaan berbagai program dan
kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai visi, misi,
tujuan dan sasaran sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 - 2022.
Didalamnya memuat gambaran mengenai pencapaian sasaran-sasaran
strategis tahunan yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang
telah ditetapkan.
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Aceh tahun 2017 lebih
menekankan pada anaslisis di tataran atau dimensi outcome dari pada
output. Hal ini dimaksudkan agar kinerja organisasi yang telah dicapai dapat
lebih diukur ditingkat kemanfaatannya, dari pada hanya sekedar pencapaian
output kegiatan. Sehingga demikian, analisis pada LKj ini lebih mengulas dan
mendalami kapasitas makro organisasi dengan baseline pencapaian sasaran-
sasaran telah ditetapkan.
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja selama tahun 2017
ditetapkan berdasarkan 5 (lima) sasaran strategis tersebut selanjutnya
diukur dengan mengaplikasi 34 indikator kinerja. Secara umum dapat
disimpulkan bahwa dari Lima Sasaran Strategis yang ditetapkan dalam
Penetapan/Perjanjian Kinerja Tahun 2017 menunjukkan lima sasaran
strategis telah dapat dilaksanakan secara baik namun masih ada beberapa
indikator sasaran strategis yang masih memerlukan upaya untuk dapat
ditingkatkan, jika dilihat secara keseluruhan maka tingkat capaian rata-
rata kinerja program Dinas Kesehatan Aceh adalah sebesar 90,70% atau
dengan katagori BAIK. Rincian capaian kinerja masing-masing indikator
tiap sasaran strategis tersebut dapat diilustrasikan dalam tabel berikut:
Hal: v Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR RENSTRA
DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017 SASARAN STRATEGIS 1 :
Tercapainya tujuan pembangunan kesehatan tahun 2017
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 69,92 TH 69.51 TH 99.41
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan 102/100.000 LH 143/100.000 LH 71.33
3 Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) 12/1000 LH 10/1000 LH 120
4 Menurunnya Angka Kematian Balita (AKABA) 20/1000 LH 11/1000 LH 182
5 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 100% 76% 76
6Cakupan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan 90% 83% 92.22
7 Cakupan kunjungan bayi 95% 83% 87.37
8 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 90% 51% 56.67
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/Sederajat 80% 85% 106
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100% 100% 100
11 Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk 14% 23% 60.87
12Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan dari Keluarga
Miskin100% 100% 100
95.99Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
Hal: vi Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
SASARAN STRATEGIS 2 :
Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan
sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah
SASARAN STRATEGIS 3 :
Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan kesehatan jiwa
serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Persentase Pasien Jiwa Mandiri 55% 52% 94.55
2 Persentase Pasien Jiwa Bebas Pasung 30% 44% 148
3 Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa ( DSSJ) 30% 14% 46.67
4Persentase orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang mandiri.50% 52% 104
5 Persentase Puskesmas Terakreditasi 31% 31% 100
6 Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi 90% 78% 86.42
7Persentase Obat yang Memenuhi Standar, Cukup dan
Terjangkau90% 70% 77.78
93.97Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk 40/100.000 Pddk 27.70/100.000 Pddk 69.25
2 Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk 20/100.000 Pddk 15.90/100.000 Pddk 79.50
3 Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk 9/100.000 Pddk 5/100.000 Pddk 55.56
4 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PIS PK 213 179 84.04
5 Persentase Desa Siaga aktif 80% 42% 52.50
68.17Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
Hal: vi Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
SASARAN STRATEGIS 4 :
Terjaminnya pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh
dengan jaminan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Aceh
(JKA)
SASARAN STRATEGIS 5 :
Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular dan
tidak menular.
Banda Aceh, 12 Februari 2017
Kepala Dinas Kesehatan Aceh
dr. Hanif
NIP. 197104182001121004
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1Jumlah penduduk yang mendapat fasilitas JKA dan jaminan
kesehatan lainnya100% 100% 100
2 Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA 1,953,958 2,009,031 103
101.41Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB BTA + 80% 138% 173
2 Angka Kesuksesan Pengobatan TB > 85% 89% 100
3 Angka Kejadian (Incident Rate) DBD 15/100.000 Pddk 49/100.000 Pddk 30.61
4 Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta <1 /10.000 0,98/10.000 100
5 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 85% 65.4% 76.94
6 Cakupan Kab/Kota yang Memasuki Tahap Eliminasi Malaria 23 Kab/Kota 19 Kab/Kota 82.61
7 Akses Sanitasi Dasar 70% 68% 97.14
8Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan85% 78% 91.76
93.95Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
Hal: 8 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
Hal: 1 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang latar belakang penyusunan Laporan
Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Aceh tahun 2017, yang memuat dasar
hukum penyusunan dan dasar filosofis penyusunan LKj 2017. Selain
itu, pada bagian ini juga diuraikan tentang tugas, fungsi dan sumber daya
manusia, serta sistematika laporan.
A. LATAR BELAKANG
Suatu kewajiban bagi instansi pemerintah untuk
menyampaikan akuntabilitas baik dalam kerangka External
Accountability maupun Internal Accountability. Hal ini karena dalam
perspektif External Accountability, instansi pemerintah adalah penerima
kewenangan dan pengelola keuangan yang bersumber dari masyarakat.
Dalam perspektif demikian, instansi pemerintah sudah
seharusnya menyampaikan informasi kinerjanya kepada publik.
Sedangkan Internal Accountability adalah kegiatan instansi pemerintah
berakuntabilitas dalam bingkai relasi kewenangan struktur
birokrasi. Pada perspektif ini, instansi pemerintah harus menyampaikan
informasi kinerjanya kepada Presiden atau Gubernur selaku kepala
pemerintahan.
Kewajiban instansi pemerintah untuk berakuntabilitas kinerja
secara internal telah diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan ditindak lanjuti dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 12
Hal: 2 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Berdasarkan amanat tersebut,
seluruh instansi pemerintah di tingkat pusat dan daerah, dari entitas
tertinggi (instansi) hingga unit kerja setingkat eselon II, setiap tahun
menyampaikan laporan informasi kinerjanya kepada unit kerja yang
berada pada tingkat lebih tinggi secara berjenjang.
Dinas Kesehatan Aceh sebagai instansi pemerintah juga
memiliki kewajiban untuk menyampaikan LKj kepada Gubernur Aceh.
Penyampaian LKj Dinas Kesehatan Aceh tahun 2017 ini dimaksudkan
sebagai perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran strategis Dinas
Kesehatan Aceh yang diukur berdasarkan Indikator Kinerja Utama
(IKU) dalam RENSTRA 2012 - 2017 Dinas Kesehatan Aceh, khususnya
Penetapan Kinerja tahun 2017. Disamping itu penyusunan LKj ini
juga ditujukan sebagai umpan balik untuk memperbaiki kinerja
Dinas Kesehatan Aceh di masa yang akan datang.
B. TUGAS, FUNGSI DAN SUMBERDAYA MANUSIA
Dinas Kesehatan berdasarkan Peraturan Gubernur Aceh Nomor 107
Tahun 2016 tentang Keduduhan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan
Tata Kerja Dinas Kesehatan Aceh, Dinas Kesehatan Aceh memiliki tugas
melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan di bidang
Kesehatan.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
Dinas Kesehatan Aceh mempunyai fungsi:
a. pelaksanaan urusan Pemerintah di bidang kesehatan yang menjadi
kewenangan daerah;
b. pelaksanaan urusan perbantuan yang ditugaskan kepada daerah; dan
c. pelaksanaan ketata usahaan Dinas;
Hal: 3 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
d. pelaksanaan pengawasan pembinaan, pengendalian di bidang
kesehatan meliputi bidang kesehatan masyarakat, bidang pencegahan
dan pengendalian penyakit, bidang pelayanan kesehatan dan bidang
sumber daya kesehatan; dan
e. pelaksanaan koordinasi dengan instansi dan/atau lembaga terkait lainnya
di bidang kesehatan.
Didalam pelaksanaan tugas dan fungsi maka susunan
Oranganisasi Dinas Kesehatan Aceh, terdiri dari :
(1) Susunan organisasi Dinas Kesehatan Aceh, terdiri dari:
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Kesehatan Masyarakat;
d. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit;
e. Bidang Pelayanan Kesehatan;
f. Bidang Sumber Daya Kesehatan;
g. UPTD; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri
dari:
a. Subbagian Program Informasi dan Humas
b. Subbagian Keuangan dan Pengelolaan Aset; dan
c. Subbagian Hukum, Kepegawaian dan Umum
(3) Bidang Kesehatan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, terdiri dari:
a. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi;
b. Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat; dan
c. Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga;
(4) Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d, terdiri dari:
a. Seksi Surveilans dan Immunisasi;
b. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular; dan
Hal: 4 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
c. Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan
Kesehatan Jiwa;
(5) Bidang Pelayanan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf e, terdiri dari:
a. Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Kesehatan Tradisional;
b. Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan; dan
c. Seksi Mutu dan Akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
(6) Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan:
a. Seksi Obat dan Pelayanan Kefarmasian
b. Seksi Standarisasi Alat Kesehatan; dan
c. Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan.
C. ASPEK STRATEGIS ORANGANISASI
Dinas Kesehatan Aceh didalam pelaksanaan fungsi dan
tugasnya memiliki strategi pembangunan kesehatan Aceh dengan
mengacu pada RPJMA Tahun 2012- 2017 dengan memperhatikan
kebutuhan dan perkembangan situasi kesehatan baik secara global,
nasional dan lokal. Strategi dan kebijakan yang ditetapkan akan
berpengaruh terhadap proses pembangunan kesehatan yang bersinergi
kuat dengan elemen sistem kesehatan nasional. Dengan memperhatikan
perspektif tupoksi SKPA, elemen sistem kesehatan nasional dan
mempertimbangkan lingkungan eksternal, maka strategis dan kebijakan
pembangunan kesehatan di Aceh dapat diuraikan sebagai berikut :
Hal: 5 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
1. Penguatan sistem kesehatan.
Proses pembangunan kesehatan yang bersinergi dengan elemen
sistem kesehatan nasional ditentukan oleh a). ketersediaan sistem
informasi yang mendukung pengambilan keputusan b). perencanaan
dan penganggaran kesehatan sesuai kebutuhan dan fokus pada
program cost effective; c). SDM kesehatan yang berkualitas dan
profesional; d). kekuatan kerjasama dan dukungan lintas sektor; e).
ketersediaan obat dan alat kesehatan; f). kemampuan mendorong
peran serta masyarakat termasuk dunia usaha serta koordinasi antar
level (Nasional - Provinsi dan Kabupaten/Kota). Upaya ini harus
dibarengi dengan kemampuan manajerial pimpinan SKPA yang peka
terhadap perubahan baik internal maupun ekternal termasuk
komitmen politik.
2. Penguatan dan intensifikasi kinerja penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan.
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) baik primer, sekunder, maupun
tersier harus dilakukan dengan adil, bermutu, merata, dan terjangkau
sebagai salah satu upaya pemenuhan hak rakyat terhadap akses
pelayanan kesehatan.
Dalam upaya peningkatan kualitas dan daya saing pelayanan
kesehatan diperlukan pelayanan profesional dan responsif melalui
peningkatan kapasitas tenaga kesehatan berbasis kompetensi.
Disamping itu, kondisi geografis juga menjadi perhatian dalam
menyiapkan sumber daya kesehatan dan menyelenggarakan upaya
kesehatan termasuk penguatan sumber daya kesehatan di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan (DTPK).
3. Menyiapkan rood map menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
integrasi JKA Plus kedalam JKN sebagai perwujudan UU SJSN yang
sudah diberlakukan pada tahun 2014 termasuk penyiapan fasilitas
pelayanan sebagai PPK dan penguatan sistem manajemen pengelolaan
jaminan kesehatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan.
Hal: 6 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
4. Pelaksanaan one gate policy untuk manajemen kefarmasian.
5. Pengembangan sistem Rujukan Regional di 5 (lima) RSUD
Kabupaten/Kota dalam upaya penguatan penerapan sistem rujukan
berjenjang melalui mekanisme regionalisasi. Rumah sakit rujukan
regional berada pada wilayah Barat – Selatan, Utara – Timur dan
Tengah – Tenggara.
D. PERMASALAHAN UTAMA (STRATEGIC ISSUED)
Prioritas pembangunan bidang kesehatan adalah penyediaan
prasarana dan sarana kesehatan yang berkualitas sehingga pelayanan dasar
dan rujukan dapat diakses seluruh masyarakat, serta peningkatan mutu
pelayanan kesehatan. Ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan yang
memadai akan meningkatkan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Aceh yang ditunjukkan dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup (UHH),
menurunnya angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian Ibu (AKI).
Dalam periode ini pembangunan kesehatan juga ditujukan untuk
mencapai sisa tujuan pembangunan milenium (Millenium Development
Goals - MDGs) yaitu yang terkait dengan kesehatan ibu dan anak,
status gizi, pengendalian penyakit menular, khususnya HIV-AIDS, TB dan
malaria, serta mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat dengan akses
air bersih yang memadai, serta menyongsong program lanjutnnya yaitu
SDGs (Sustainable Development Goals).
Berdasarkan analisis tugas pokok dan fungsi SKPA Dinas Kesehatan
Aceh, maka peran sebagai regulator merupakan tantangan utama yang
perlu disikapi untuk pengembangan pelayanan SKPA Dinas Kesehatan
Aceh. Beberapa hal yang masih terdapat menjadi tantangan lainnya :
1. Kesiapan fasilitas pelayanan kesehatan pada era Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) melalui BPJS, terutama di wilayah terpencil perbatasan
dan kepulauan.
2. Dinamika pembangunan Aceh yang turut berpengaruh pada politik
anggaran dan transisi demografi dengan mobilitas penduduk yang
tinggi.
Hal: 7 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
3. Disparitas status kesehatan antar wilayah terutama di daerah
terpencil, perbatasan dan kepulauan.
4. Kecenderungan peningkatan pola penyakit menular dan
kecenderungan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular serta
masalah gizi yang berkaitan dengan prilaku.
5. Sistem manajemen kefarmasian terutama pemesanan dengan e-
catalog, komunikasi dan kerjangkauan distributor penyediaan obat
sesuai dengan formularium nasional (Fornas) serta penggunaan obat
rasional di fasilitas pelayanan.
6. Sistem informasi berbasis teknologi.
7. Profesionalisme tenaga kesehatan dan sertifikasi fasilitas kesehatan
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan.
8. Dinamika perubahan kebijakan pembangunan kesehatan.
Hal: 8 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN KINERJA
Laporan Kinerja (LKj) ini disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor
12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat
pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai
penanggung-jawaban dari visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang
mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-
kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Dalam
mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan
terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui
Perencanaan Strategis.
Laporan Kinerja (LKj) adalah salah satu komponen dalam Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang dirancang untuk
mencapai tujuan manajemen kinerja yaitu perencanaan, penetapan kinerja
dan pengukuran kinerja, pengumpulan data, pengklasifikasian,
pengikhtisaran dan pelaporan kinerja pada instansi Pemerintah,
dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi
pemerintah.
Keberhasilan pencapaian sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan diukur menggunakan indikator hasil (outcome) yang dicapai
yaitu ukuran yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan-
kegiatan dalam satu program atau indikator keluaran (output) yaitu ukuran
barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk
mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan.
Hal: 9 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Sasaran/target kinerja instansi yang tertera dalam Perencanaan
Strategis (RENSTRA) merupakan wahana bagi para pemimpin instansi dan
seluruh staf untuk menentukan strategi masa depan organisasi.
Renstra digunakan sebagai acuan untuk mengukur akuntabilitas,
karena dalam jangka waktu menengah instansi yang bersangkutan sudah
mulai memantau hasil (outcome yang dicapai) ataupun keluaran (output)
yang harus diwujudkan. Selain sebagai wahana dan titik tolak, Renstra juga
digunakan sebagai acuan yang menentukan apa yang ingin dihasilkan, apa
yang ingin dicapai dan apa yang ingin diubah.
Penanggung-jawaban Renstra secara tahunan tertera dalam dokumen
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang berisikan informasi target tahunan
secara rinci.
Target tahunan yang dirinci dalam RKT akan menjadi dasar
penyusunan dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang merupakan pernyataan
komitmen serta janji dalam mencapai target kinerja yang akan diwujudkan
oleh seorang pejabat penerima amanah, sekaligus sebagai pimpinan suatu
oranganisasi atau instansi kepada atasannya langsung, RKT disusun
sebelum ada alokasi anggaran sedangkan PK disusun setelah ada alokasi
anggaran.
Penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kesehatan Aceh
tahun 2016, memiliki sistematika penulisan sebagai berikut :
Hal: 10 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
BAB I Pendahuluan
Pada bagian ini dijelaskan hal-hal umum tentang oranganisasi
dengan penekanan pada aspek strategis oranganisasi serta
permasalahan utama (stategic issued) yang sedang dihadapi
oranganisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja
Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai Rencana
Strategis serta Penetapan Kinerja. Pada awal bab ini disajikan
gambaran secara singkat sasaran yang ingin diraih instansi pada
tahun yang bersangkutan serta kaitannya dengan capaian visi dan
misi Dinas Kesehatan Aceh.
BAB III Akuntabilitas Kinerja
Pada bab ini diungkapkan akuntabilitas kinerja, diutamakan
menitik beratkan pada pencapaian kinerja oranganisasi.
Didalamnya disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi
dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk didalamnya
menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam
pencapaian target-target kinerja yang telah ditetapkan serta
langkah-langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan
dan peningkatan kinerja oranganisasi di tahun berikutnya secara
berkelanjutan.
BAB IV PENUTUP
BAB V LAMPIRAN
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 11
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
LAPORAN KINERJA DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Penyusunan Perencanaan Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Aceh Tahun 2017 – 2022 yang disiapkan guna merespon dan
mengantisipasi perubahan lingkungan strategis baik internal maupun
eksternal. Perubahan lingkungan strategis diprediksi akan mempengaruhi
beberapa perubahan skema-skema perencanaan dalam bentuk rencana
kerja dan rencana anggaran, selain itu perancanaan harus bersifat rasional
(terukur secara kuantitatif), menyeluruh/komprehensif (mencakup semua
aspek/subsistem) dan terpadu/integral (antar aspek/subsistem),
mengikuti perkembangan (kontekstual), antisipatif (responsif) serta
berkelanjutan (berkesinambungan).
A. RENCANA STRATEGIS 2012 - 2017
1. VISI DAN MISI
VISI :
” ACEH SEHAT, MANDIRI, BERKEADILAN, BERMARTABAT DAN ISLAMI”
Dengan visi ini, Dinas Kesehatan Aceh akan menciptakan kondisi
sebagai perintis, pemimpin dan teladan bagi semua pemangku
kepentingan (stakeholder) dalam menyelengarakan pemerintahan yang
bersih dan amanah untuk mewujudkan Aceh Sehat yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Aceh Sehat adalah seluruh sektor menyadari bahwa derajat kesehatan
akan tercapai dengan optimal bila sektor lain juga ikut mengembangkan
pembangunan yang berwawasan kesehatan. Pembangunan di Aceh
menempatkan rakyat sebagai pusat pembangunan sehingga setiap
pembangunan harus menghilangkan dampak negatif terhadap kesehatan
rakyat sehingga rakyat Aceh akan bebas dari penyakit dan mampu hidup
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 13
secara produktif, baik secara ekonomi, sosial, emosional dan spriritual
serta hidup dalam lingkungan yang sehat.
Mandiri berarti Pemerintah Aceh akan menciptakan masyarakat yang
proaktif dan berperilaku untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah risiko penyakit terhadap dirinya dan orang lain, mencegah
kerusakan lingkungan, dengan mengandalkan kekuatan sendiri serta
bepartisipasi aktif dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan dan
pengunaan kemampuan intelektual yang ada serta kearifan lokal sebagai
cerminan Sehat Mandiri. Pembangunan kesehatan dilandaskan pada
kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri serta semangat
kebersamaan antara pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
Berkeadilan sebagai upaya dalam pemenuhan kebutuhan dan hak
kesehatan rakyat. Rakyat Aceh akan mendapatkan pelayanan
kesehatan secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan tanpa
membedakan status ekonomi, geografis (kabupaten/kota), politik, agama,
dan jenis kelamin sebagai cerminan keadilan. Rakyat Aceh akan
mengeluarkan belanja kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan
sebagai cerminan pembiayaan yang berkeadilan. Pemerintah Aceh dan
Pemerintah Kabupaten/Kota secara bersama-sama akan menyediakan
pelayanan yang bermutu dan merata dengan menyeimbangkan dan
mencukupi anggaran kesehatan terutama untuk operasional pelayanan
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan.
Bermartabat kondisi masyarakat Aceh yang dicirikan dengan
ketahanan dan daya juang yang tinggi, cerdas, taat aturan, kooperatif dan
inovatif yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia
berlandaskan penerapan syariat Islam yang kaffah Perwujudannya
antara lain melalui penuntasan peraturan-peraturan hasil turunan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2006 tentang
Pemerintahan Aceh dan peraturan perundangan lainnya, pelaksanaan
tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih, bebas dari praktek Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, serta penegakan supremasi hukum dan HAM,
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 14
mengangkat kembali budaya Aceh yang Islami dan pelaksanaan nilai-nilai
Dinul Islam dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.
Islami adalah kondisi masyarakat Aceh yang secara utuh berkeyakinan
menjalankan seluruh aspek kehidupannya berdasarkan nilai-nilai
Islam. Setiap pelayanan kesehatan yang diberi dan diterima harus didasari
oleh sikap dan prilaku manusia Islam sebagaimana ada empat hal yang
disebutkan dalam Al-Quran berkaitan dengan sikap dan prilaku manusia,
keempat hal tersebut adalah; iman, islam, ihsan dan taqwa, sehingga
mampu memberikan pelayanan kesehatan dalam suasana ”damai, selamat,
jauh dari bahaya, terpadu, bermakna dan tidak sia-sia (Yusni Saby,
1998). Kesemuanya itu bermakna ”untuk menjadi selamat” atau ”untuk
menjadi utuh dan baik”. Dengan demikian setiap pelayanan kesehatan
merupakan dasar ibadah kepada Allah SWT dalam suasana keislaman
sehingga akan timbul rasa sabar dan tawakkal dalam memberi dan
menerima pelayanan kesehatan.
Dalam mewujudkan visi tersebut, ditempuh melalui 7 (tujuh) misi SKPA -
Dinas Kesehatan Aceh sebagai berikut :
1. Menyempurnakan tata kelola penyelenggaraan upaya kesehatan
2. Pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia dengan menjaga
keseimbangan antar wilayah.
3. Mendorong peran serta dan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 15
B. TUJUAN DAN SASARAN
Sebagai penanggung jawabaran dari Visi dan Misi SKPA Dinas
Kesehatan Aceh, maka tujuan yang akan dicapai adalah terselenggaranya
upaya kesehatan di Aceh secara berhasil guna dan berdaya guna,
responsif terhadap kebutuhan dan hak masyarakat dalam Aceh yang
Islami, Damai dan Sejahtera dengan :
1. Mewujudkan tata kelola administrasi dan managemen di SKPA
sesuai standar dan regulasi.
2. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan standar
dan regulasi melalui sistem monitoring dan evaluasi terpadu.
3. Mewujudkan pemerataan akses terhadap pelayanan kesehatan melalui
penyediaan tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang memadai
dan berkualitas diseluruh fasilitas kesehatan.
4. Mewujudkan mutu pelayanan kesehatan yang optimal melalui
peningkatan sistem manajemen pelayanan kesehatan dan peningkatan
profesionalisme.
5. Menurunkan angka kesakitan dan kematian terutama pada
kelompok rentan dan meningkatkan status gizi masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat.
6. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat (PBHS) serta
pengembangan desa siaga.
7. Revilatalisasi upaya kesehatan bersumber masyarakat melalui
program kemitraan termasuk dunia usaha dengan pendekatan CSR.
Sasaran yang hendak dicapai sebagai berikut :
1. Terwujudnya budaya kerja SKPA yang transparan, adil, professional,
efektif, efisien dan bermartabat dalam penyelenggaraan Tupoksi.
2. Meningkatkan kualitas aparatur kesehatan dalam penyeleng-
garaan upaya kesehatan.
3. Terlaksananya fungsi pengawasan dan pengendalian berdasarkan
standar dan regulasi.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 16
4. Penyediaan dan penempatan tenaga strategis sesuai kebutuhan dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan termasuk di Daerah Tertinggal,
Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
5. Meningkatnya penyediaan pelayanan kefarmasian dan perbekalan
kesehatan melalui penyediaan dan pendistribusian obat esensial di
sarana pelayanan dasar.
6. Terselenggaranya sistem jaminan kesehatan dengan universal
coverage.
7. Memperkuat sarana kesehatan dasar dan jaringannya sebagai fasilitas
kesehatan mampu menyelenggarakan kegawat-daruratan Obstetric
Neonatal Emergency dasar.
8. Penatalaksanaan sistem survailans gizi dalam upaya pengendalian
dampak gizi buruk dan penguatan sistem survailans imunisasi.
9. Pengendalian morbiditas dan mortalitas penyakit menular dan
penyakit tidak menular melalui pengembangan pola hidup bersih dan
sehat serta lingkungan sehat.
10. Menumbuhkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
dan dunia usaha sebagai penggerak upaya kesehatan berbasis
masyarakat.
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN
Strategi pembangunan kesehatan Aceh Tahun 2012- 2017 mengacu
pada RPJMA dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan situasi
kesehatan baik secara global, nasional dan lokal. Strategi dan kebijakan
yang ditetapkan akan berpengaruh terhadap proses pembangunan
kesehatan yang bersinergi kuat dengan elemen sistem kesehatan nasional.
Dengan memperhatikan perseptif tupoksi SKPA, elemen sistem
kesehatan nasional dan mempertimbangkan lingkungan eksternal, maka
strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan di Aceh dapat diuraikan
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 17
1. Penguatan sistem kesehatan
Proses pembangunan kesehatan yang bersinergi dengan elemen sistem
kesehatan nasional ditentukan oleh 1). ketersediaan sistem
informasi yang mendukung pengambilan keputusan 2). perencanaan
dan penganggaran kesehatan sesuai kebutuhan dan fokus pada
program cost effective; 3). SDM kesehatan yang berkualitas dan
profesional; 4). kekuatan kerjasama dan dukungan lintas sektor; 5).
ketersediaan obat dan alat kesehatan; 6). kemampuan mendorong
peran serta masyarakat termasuk dunia usaha serta koordinasi antar
level (Pusat- Provinsi dan Kabupaten/Kota). Upaya ini harus dibarengi
dengan kemampuan manajerial pimpinan SKPA yang peka terhadap
perubahan baik internal maupun ekternal termasuk komimen politik.
2. Penguatan dan intensifikasi kinerja penyelenggaraan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan
Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) baik primer, sekunder, maupun tersier
harus dilakukan dengan adil, bermutu, merata dan terjangkau sebagai
salah satu upaya pemenuhan hak rakyat terhadap akses pelayanan
kesehatan.
Dalam upaya peningkatan kualitas dan daya saing pelayanan kesehatan
diperlukan pelayanan profesional dan responsif melalui peningkatan
kapasitas tenaga kesehatan berbasis kompetensi. Disamping itu,
kondisi geografis juga menjadi perhatian dalam menyiapkan sumber
daya kesehatan dan menyelenggarakan upaya kesehatan termasuk
penguatan sumber daya kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan
kepulauan.
3. Menyiapkan peta jalan menuju Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
integrasi JKA kedalam JKN sebagai perwujudan UU SJSN yang sudah
diberlakukan pada tahun 2014 termasuk penyiapan fasilitas pelayanan
sebagai PPK dan penguatan sistem manajemen pengelolaan jaminan
kesehatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
4. Pelaksanaan one gate policy untuk manajemen kefarmasian.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 18
5. Pengembangan sistem Rujukan Regional di beberapa RSUD Kabupaten
dalam upaya penguatan penerapan sistem rujukan berjenjang melalui
mekanisme regionalisasi.
6. Kesepakatan eliminasi malaria secara bertahap di seluruh Kabupaten/
Kota.
7. Pelaksanaan peningkatan kapasitas tenaga kesehatan terpadu dan
profesional sesuai tupoksi.
8. Monitoring dan evaluasi terpadu menuju akuntabilitas publik yang
terkendali.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 19
D. RENCANA KINERJA TAHUN 2018
Dinas Kesehatan Aceh dalam melaksanakan kegiatan berpedoman pada
Renstra Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 – 2022, yang didalamnya memuat
seluruh target kinerja yang hendak dicapai pada tahun 2018 yaitu:
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 2018
Tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan
tahun 2018
1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup 69,95 TH
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu
Melahirkan 162/100.000 LH
3 Menurunnya Angka kematian Bayi 10/1000 LH
4 Menurunnya Angka Kematian Balita 10/1000 LH
5
Cakupan Komplikasi Kebidanan yang
Ditangani 100%
6
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tanaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
100%
7 Cakupan kunjungan bayi 90%
8
Cakupan penjaringan kesehatan siswa
SD/Sederajat 80%
9 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif 80%
10 Prevalensi Balita Gizi Kurang 13,6%
11 Prevalensi Balita Gizi Buruk 2,5%
12 Prevalensi Balita Stunting 30%
Meningkatnya mutu pelayanan
kesehatan melalui pemenuhan
kebutuhan sumberdaya
kesehatan dengan menjaga
keseimbangan antar wilayah,
dan ketersediaan obat esensial
disarana pelayanan dasar dan
rujukan.
1 Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk 40/100.000 Pddk
2 Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk 10/100.000 Pddk
3 Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk 12/100.000 Pddk
4 Rasio Tenaga Para Medis per Satuan
Penduduk
158/100.000
Pddk
5 Persentase Puskesmas Terakreditasi 68,5%
6 Persentase Rumah Sakit Pemerintah &
Rumah Sakit Swasta Terakreditasi 50%
7
Persentase Puskesmas yang melaksanakan
PIS-PK 58%
8
Persentase Puskesmas yang sudah
melaksanakan Manajemen Puskesmas 38%
9
Persentase Puskesmas Perawatan dan Non
Perawatan yang sesuai standar 34%
10
Persentase Obat yang Memenuhi Standar,
Cukup dan Terjangkau 90%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 20
Meningkatnya penyediaan
pelayanan medik spesialistik
dan kesehatan jiwa
1 Persentase Pasien Jiwa Mandiri 55%
2 Persentase Pasien Jiwa Bebas Pasung 30%
3 Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ) 30%
4
Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa yang mandiri
60%
Terjaminnya pelayanan
kesehatan gratis bagi
masyarakat miskin Aceh
dengan jaminan berbasis
asuransi sosial atau Jaminan
Kesehatan Aceh (JKA)
1
Persentase Rakyat Aceh yang
mendapatkan Jaminan Kesehatan dari JKA
dan Asuransi Kesehatan lainnya
100%
2 Jumlah penduduk yang mendapat
Jaminan Pelayanan Kesehatan dari JKA 2.054.031 Jiwa
Menurunnya angka kesakitan
dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular.
1 Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB
BTA + 100%
2 Angka Kesuksesan Pengobatan TB > 85%
3 Angka Kejadian (Incident Rate) DBD 15/100.000 pddk
4 Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta <1 /10.000
5
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 85%
6
Cakupan Kab/Kota yang Memasuki Tahap
Eliminasi Malaria 20 Kab/Kota
7 Akses Sanitasi Dasar 70%
8
Cakupan tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan 85%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 21
E. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017
Ringkasan Penetapan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 dapat
diilustrasikan dalam tabel berikut ini :
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
2017
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 69,92 TH
1 Tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan
102/100.000 LH
Tahun 2017 3. Menurunnya Angka kematian Bayi 12/1000 LH
4. Menurunnya Angka Kematian Balita 20/1000 LH
5. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
100%
6.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90%
7. Cakupan kunjungan bayi 95%
8. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 90%
9. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/Sederajat
80%
10. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
100%
11. Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk 14%
12.
Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan dari Keluarga Miskin
100%
2 Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan melalui
1. Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk 40/100.000
Pddk
pemenuhan kebutuhan sumber daya kesehatan
2. Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk
20/100.000 Pddk
dengan menjaga keseimbangan antar wilayah
3. Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk 9/100.000
Pddk
4
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PIS PK
213
5 Persentase Desa Siaga aktif 80%
3
Meningkatnya penyediaan pelayanan medik
1. Persentase Pasien Jiwa Mandiri 55%
spesialistik dan kesehatan jiwa, serta tersedia-
2. Persentase Pasien Jiwa Bebas Pasung 30%
nya obat esensial disarana pelayanan dasar
3. Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa ( DSSJ)
30%
dan rujukan.
4
Persentase orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang mandiri.
50%
5 Persentase Puskesmas Terakreditasi 31%
6 Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi
90%
7
Persentase Obat yang Memenuhi Standar, Cukup dan Terjangkau
90%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 22
4
Terjaminnya pelayanan kesehatan gratis bagi
1.
Jumlah penduduk yang mendapat fasilitas JKA dan jaminan kesehatan lainnya
100%
masyarakat miskin Aceh. 2.
Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA
1,953,958
1. Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB BTA +
80%
5 Menurunnya angka kesakitan dan kematian
2. Angka Kesuksesan Pengobatan TB > 85%
akibat penyakit menular dan tidak menular.
3. Angka Kejadian (Incident Rate) DBD 15/100.000
Pddk
4. Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta <1 /10.000
5. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
85%
6. Cakupan Kab/Kota yang Memasuki Tahap Eliminasi Malaria
23 Kab/Kota
7. Akses Sanitasi Dasar 70%
8.
Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
85%
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hal: 23
F. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Sesuai dengan Surat Kepala Dinas Kesehatan Aceh nomor:
441.1/2190/X/2017 tanggal 16 Oktober 2017 perihal penyampaian Indikator
Kinerja Utama (IKU) tahun 2017 kepada Gubernur Aceh, dengan demikian
maka telah ditetapkan IKU Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja UtamaFormulasi/Cara
PengukuranPenjelasan Sumber Data
1 2 3 4 5 6
1 Tercapainya Tujuan Pembangunan
Kesehatan 2017Umur Haparan Hidup (UHH) 69,92 Dapat hidup rata-rata 69,92 Tahun BPS
Angka Kematina Ibu 102/100.000 LH102 ibu dari 100.000 ibu melahirkan
hidupRenstra Kesehatan Aceh
Angka Kematian Bayi 12/1000 LH 12 bayi dari 1000 bayi lahir hidup Renstra Kesehatan Aceh
Angka Kematian Balita 20/1000 LH 20 balita dari 1000 balita lahir hidup Renstra Kesehatan Aceh
2
Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Jaminan
Pelayanan JKA1.953.958 Penduduk
Jlh Penduduk yg akan mendapatkan
Fasilitas JKA Renstra Kesehatan Aceh
Persentase Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang
mandiri
50%50% ODGJ mendapatkan pelayanan
kesehatan jiwa yang mandiriRenstra Kesehatan Aceh
Menurunnya Angka Kesakitan dan
Kematian Akibat Penyakit Menular
dan Tidak Menular
Cakupan Kabupaten/Kota yang Memasuki Tahap
Eliminasi Malaria
Kab/Kota memasuki tahap eliminasi
malaria18 Kab/Kota Renstra Kesehatan Aceh
c.
d.
a.
b.
c.
INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN ACEH TAHUN 2017
a.
b.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
Hal: 20 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja adalah kegiatan membandingkan tingkat kinerja
yang dicapai dengan standar, rencana atau target dengan menggunakan
indikator kinerja yang telah ditetapkan. Proses ini lebih lanjut dimaksudkan
untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna memberikan
gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran oranganisasi.
Sesuai dengan amanat yang tertuang dalam Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, pengungkapan informasi kinerja saat ini relevan dengan
perubahan paradigma penganggaran pemerintah yang ditetapkan dengan
mengidentifikasikan secara jelas keluaran (output) dari setiap kegiatan dan
hasil (outcome) yang dicapai dari setiap program.
Dengan perubahan paradigma tersebut, maka pengukuran kinerja
yang menjadi bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
sebagaimana disebutkan di atas setidaknya mencakup perkembangan
keluaran dari masing -masing kegiatan dan hasil yang dicapai dari masing-
masing program sebagaimana ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja
yang menjadi tolok ukur keberhasilan oranganisasi.
Secara umum pengukuran capaian kinerja Dinas Kesehatan Aceh
tahun 2017 dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan
realisasi masing -masing indikator kinerja. Namun untuk beberapa indikator
kinerja sasaran dan kegiatan juga dilakukan perbandingan dengan realisasi
capaian kinerja tahun - tahun sebelumnya maupun dengan standar yang
lazim.
Hal: 21 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Secara umum juga dapat disampaikan bahwa dari lima sasaran
strategis Dinas Kesehatan Aceh yang telah ditargetkan belum semua dicapai
secara maksimal. Terhadap sasaran maupun target indikator kinerja yang
belum maksimal diwujudkan tersebut, Dinas Kesehatan Aceh telah
melakukan evaluasi agar dapat dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan
diambil langkah serta upaya perbaikan kinerja di masa mendatang.
Analisis capaian kinerja meliputi uraian keterkaitan pencapaian
kinerja kegiatan dengan program dan kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana
strategis. Dalam analisis ini menjelaskan perkembangan kondisi pencapaian
sasaran dan tujuan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebijakan,
program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dilakukan
dengan menggunakan informasi/data yang diperoleh secara lengkap dan
akurat. Bila memungkinkan dilakukan pula evaluasi kebijakan untuk
mengetahui ketepatan dan efektivitas baik kebijakan itu sendiri maupun
sistem dan proses pelaksanaannya.
Hal: 22 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
A.1. Sasaran Strategi 1
“Tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan Tahun 2017”
Untuk mengukur sasaran strategis ini ditetapkan 12 (dua belas) indikator
kinerja sebagaimana tertuang dalam Tabel 3A.1 di bawah ini :
Tabel 3A.1
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Tercapainya Tujuan Pembangunan
Kesehatan Tahun 2017
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) 69,92 TH 69.51 TH 99.41 BAIK
2 Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan 102/100.000 LH 143/100.000 LH 71.33 KURANG
3 Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) 12/1000 LH 10/1000 LH 120 SANGAT BAIK
4 Menurunnya Angka Kematian Balita (AKABA) 20/1000 LH 11/1000 LH 182 SANGAT BAIK
5 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 100% 76% 76 KURANG
6Cakupan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan 90% 83% 92.22 BAIK
7 Cakupan kunjungan bayi 95% 83% 87.37 CUKUP
8 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 90% 51% 56.67 SANGAT KURANG
9 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD/Sederajat 80% 85% 106 SANGAT BAIK
10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100% 100% 100 SANGAT BAIK
11 Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk 14% 23% 60.87 KURANG
12Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan dari Keluarga
Miskin100% 100% 100 SANGAT BAIK
95.99 BAIKRata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA KATAGORI
Hal: 23 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Hasil Pengukuran sasaran strategis 1 pada Tabel 3A.1, dapat
disimpulkan bahwa pencapaian kinerja tujuan pembangunan bidang
kesehatan di Aceh dengan presentase tingkat capaian rata-rata sebesar
95,99% atau kategori Baik. Sasaran strategis ini di dukung oleh 5 (lima)
indikator kinerja tingkat capaiannya Sangat Baik, 2 (dua) indikator kinerja
tingkat capaiannya Baik, 1 (satu) indikator berkatagori Cukup, 3 (tiga)
indikator Kurang dan 1 (satu) indikator kinerja tingkat capaiannya Sangat
Kurang.
Adapun uraian tingkat capaian setiap indikator dan perbandingan
tingkat capaian kinerja tahun sebelumnya sebagai berikut :
1. Indikator kinerja “Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH)”.
Perhitungan umur harapan hidup Dinas Kesehatan masih
mempedomani hasil dari Badan Statistik (BPS), UHH merupakan alat
untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat
kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu
daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan
program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi
dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan, Idealnya Angka
Harapan Hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur
(Age Specific Death Rate/ASDR) yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian dalam periode tahunan.
Dalam evaluasi kinerja pada tahun 2017 target UHH adalah 69,92 tahun,
sementara dalam RPJMA targetnya hanya 69,80 tahun. Dengan realisasi
tahun ini sebesar 69.51 tahun maka persentase tingkat capaian sebesar
99,41% atau dengan kategori Baik.
Pada tahun 2016 Umur Harapan Hidup penduduk Aceh rata-rata 69,51
tahun dibandingkan dengan Harapan Hidup penduduk Indonesia rata-
rata 70,94 tahun, rata-rata umur harapan hidup masyarakat Aceh
lebih rendah 1,43 tahun dari Umur Harapan Hidup Nasional.
Hal: 24 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Namun demikian apabila dibandingkan rata-rata Umur Harapan Hidup
masyarakat Aceh terus meningkat setiap tahunnya, hal ini sebagaimana
tertera dalam tabel 3A.1.1. di bawah ini :
Tabel A.1.1 Indikator Kinerja Umur Harapan
Hidup
Grafik 1 : Peningkatan Umur Harapan Hidup Masyarakat Aceh
Dari Tahun 2014 – 2016
(Sumber : BPS Aceh)
No.
Indikator Kinerja
Tahun
2014
Tahun
2015
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Umur Harapan Hidup
69,35 tahun
69,50 tahun
69,80 tahun
69,51 tahun
Hal: 25 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
2. Indikator kinerja ”Angka Kematian Ibu melahirkan (AKI)”
ditargetkan 102/100.000 Lahir Hidup (LH), angka ini hanya mampu
ditekan menjadi 143/100.000 LH, dengan persentase tingkat capaian
sebesar 71,33% atau dengan kategori indikator kinerja/tingkat capaiannya
Kurang. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 dan
tahun 2015 mengalami fluktuatif, angka tersebut masih jauh bila
dibandingkan dengan target MDGs yang menargetkan angka kematian
ibu dan ditekan menjadi 118/100.000, gambaran capaian tahun 2017 ini
sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.12 di bawah ini :
Tabel 3A.1.2 Indikator Kinerja Angka Kematian Ibu melahirkan
No
.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun
2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Angka Kematian Ibu melahirkan
per 100.000 Kelahiran Hidup
137/
100.000 LH
167/
100.000 LH
102/
100.000 LH
143/ 100.000 LH
Grafik 2 : Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan Dari Tahun 2014 - 2017
Hal: 26 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
3. Indikator kinerja “Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB)”
ditargetkan 12/1000 Lahir Hidup (LH) dapat terealisasi sebesar
10/1000 LH maka persentase tingkat capaiannya adalah sebesar 120%
atau dengan kategori Sangat Baik. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan
dengan tahun 2016 dan tahun 2015 terus mengalami peningkatan,
pencapaian tersebut telah melampaui target MDGs Tahun 2015 sebesar
15/1000LH serta telah menyentuh target RPJMA tahun 2017 hal ini
sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.13 di bawah ini :
Tabel 3A.1.3
Indikator Kinerja Angka Kematian Bayi (AKB)
No
.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Angka kematian Bayi (AKB)
12/1000 LH 12/1000 LH 12/1000 LH 10/1000 LH
Grafik 3 : Angka Kematian Bayi (AKB)
Dari Tahun 2014 - 2017
15
12 12
10
Hal: 27 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang sangat optimal tersebut merupakan salah satu
keberhasilan Pemerintah Aceh dalam bidang kesehatan, penyebab
keberhasilan adalah adanya peningkatan kapasitas bidan di desa dalam
tata laksana bayi baru lahir dan sosialisasi untuk masyarakat semakin
membaik. Sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah
peningkatan kapasitas bidan di desa (Bidides) dalam tata laksana bayi
baru lahir dan sosialisasi untuk masyarakat pemberian ASI exclusif
selama 6 bulan.
4. Indikator kinerja “Angka Kematian Anak BAlita (AKABA)” ditargetkan
20/1000 Lahir Hidup (LH) dapat terealisasi sebesar 11/1000 LH maka
persentase tingkat capaian hailnya adalah sebesar 182% atau dengan
kategori Sangat Baik. Pencapaian antara tahun 2017 dibandingkan
dengan capaian tahun pada tahun 2016, terus mengalami peningkatan
telah melampui dengan target RPJM Tahun 2017 sebesar 20/1000 LH,
dengan peningkatan capaian yang sangat mengembirakan sebagai-mana
terlihat dalam Tabel 3A.1.4 di bawah ini :
Tabel 3A.14
Indikator Kinerja Angka Kematian Anak Balita (AKABA)
No.
Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Angka Kematian Anak Balita 13/1000 LH 13/1000 LH
20/1000 LH
11/1000 LH
Pencapaian target yang sangat optimal tersebut merupakan salah satu
komitmen Pemerintah Aceh dalam mewujudkan target MDGs sebesar
32/1000 LH, penyebab keberhasilan dipengaruhi oleh semakin
membaiknya penerapan pola Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
ditingkat rumah tangga dan penguatan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS).
Sedangkan terobosan yang telah dilakukan berupa pelaksanaan
kegiatan Promosi Kesehatan secara berkesinambungan dan terus
menerus di seluruh Kabupaten/kota.
Hal: 28 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Grafik 4 : Angka Kematian Balita (AKABA)
Dari Tahun 2014 - 2017
5. Indikator kinerja “Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani”
ditargetkan 100% dapat terealisasi sebesar 76% maka persentase
tingkat capaian sebesar 76% atau dengan kategori Kurang. Pencapaian
antara tahun 2017 jika dibandingkan dengan cakupan pada tahun
2016 dan tahun 2015 memang mengalami peningkatan namun selalu
tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan, hal ini terlihat
dalam Tabel 3A.15 di bawah ini :
Tabel 3A.1.5
Persentase Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
No.
Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Persentase Cakupan Komplikasi
Kebidanan yang Ditangani
58,%
63%
100%
76%
Hal: 29 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang belum optimal disebabkan jumlah dan fungsi
puskesmas dengan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
(PONED) dan rumah sakit dengan Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif (PONEK) belum optimal, sedangkan alternatif
solusi yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Aceh adalah
Peningkatan fungsi Puskesmas PONED, Rumah Sakit PONEK dan
menambah jaringan rumah Sakit rujukan regional, serta peningkatan
kompetensi petugas dalam penanganan kegawatdaruratan obstetri
neonatal.
Grafik 4 : Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani
Dari Tahun 2014 - 2017
Hal: 30 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
6. Indikator kinerja “Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan” ditargetkan 90%
terealisasi sebesar 83% maka persentase tingkat capaian sebesar
92,22% atau dengan kategori baik. Perbandingan pencapaian antara
tahun 2017 dengan realisasi tahun 2015 dan tahun 2016, mengalami
fluktuatif sebagaimana terlihat dalam Tabel 3A.1.6 di bawah ini :
Tabel 3A.1.6
Indikator Kinerja Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
No.
Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kes. yang memiliki kompetensi kebidanan
89%
90%
90%
83%
Pencapaian target yang belum optimal diperkirakan karena tenaga yang
telah dilatih atau sudah ditingkatkan kompetensinya termobilisasi atau
pindah tempat tugas atau juga berkurangnnya komitmen dari tenaga
kesehatan terlatih, upaya yang dilakukan adalah memoratorium
perpindahan tenaga yang kompeten dan meningkatkan komitmen serta
menggencarkan promosi untuk selalu melakukan persalinan pada bidan
yang telah memiliki kompetensi yang baik.
7. Indikator kinerja “Cakupan Kunjungan Bayi” ditargetkan 95%
terealisasi sebesar 83% maka persentase tingkat capaian sebesar 87,37%
atau dengan kategori Cukup. Pencapaian antara tahun 2017 dengan
realisasi tahun 2015 dan tahun 2016, mengalami sedikit fluktuatif,
sebagaimana terlihat dalam Tabel 3A.1.7 di bawah ini :
Hal: 31 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.1.7
Indikator Kinerja Cakupan Kunjungan Bayi
No.
Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Kunjungan Bayi 81% 85% 95% 83%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut dipengaruhi antara lain
karena kinerja bidan didesa yang belum optimal, sedangkan alternatif
solusi yang telah dilakukan berupa perbaikan sistem pelaporan yang
lebih efisien.
8. Indikator kinerja “Cakupan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif”
ditargetkan 90% dengan realisasi sebesar 51% maka persentase tingkat
capaian sebesar 56,67% atau dengan kategori Sangat Kurang. Pencapaian
antara tahun 2017 dengan realisasi tahun 2015 dan tahun 2016,
mengalami fluktuatif, dengan tingkat capaian sebagaimana terlihat
dalam Tabel 3A.1.8 di bawah ini :
Tabel 3A.1.8
Indikator Kinerja Cakupan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif
55%
44%
90%
51%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut lebih disebabkan karena
pemahaman dan budaya pemberian makanan terlalu dini (kurang dari 6
bulan) dan konseling ASI oleh petugas belum optimal dan tidak
berkesinambungan, secara nasional pemberian ASI Eksklusif juga
belum mencapai target yang ditetapkan. Alternatif solusi yang telah
dilakukan adalah terus dilakukannya sosialisasi dan promosi ASI Ekslusif
di berbagai media dan even baik sekala lokal maupun dalam sekala
nasional serta dilakukannya penyegaran pelatihan konselor ASI.
Hal: 32 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
9. Indikator kinerja “Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Sederajat”
ditargetkan 80% terealisasi sebesar 85% maka persentase tingkat capaian
sebesar 106% atau dengan kategori Sangat Baik. Pencapaian antara tahun
2017 dengan realisasi tahun 2015 dan tahun 2016, mengalami
peningkatan yang sangat signifikan sebagaimana terlihat dalam Tabel
3A.1.9 di bawah ini :
Tabel 3A.1.9
Indikator Kinerja Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD/Sederajat
No.
Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2015
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Penjaringan Kes. Siswa SD/ Sederajat
79%
92,40%
80%
85%
Pencapaian target yang optimal tersebut disebabkan telah terealisasi
kesepakatan kerjasama antara Dinas Pendidikan dengan Dinas
Kesehatan, untuk lebih meningkatkan lagi capaian kinerja ini, agar
terus dilakukan penguatan dukungan lintas sektor dan lintas program
dalam upaya Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Usaha Kesehatan Gigi
Sekolah (UKGS) dengan berbagi pihak.
10. Indikator kinerja “Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan”
ditargetkan 100% dengan realisasi sebesar 100% maka persentase
tingkat capaian sebesar 100% atau dengan kategori s a n g a t baik.
Pencapaian antara tahun 2017 dengan realisasi tahun 2015 dan tahun
2016 terus dapat dipertahankan, sebagaimana terlihat dalam Tabel
3A.1.10 di bawah ini :
Hal: 33 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.1.10
Indikator Kinerja Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
100%
100%
100%
100%
Pencapaian target yang optimal tersebut disebabkan aktifitas pelacakan
dan penanganan kasus gizi buruk telah berjalan dengan baik, sedangkan
alternatif solusi yang telah dilakukan adalah pelacakan dan
penatalaksanaan kasus gizi buruk disemua fasilitas pelayanan kesehatan.
11. Indikator kinerja “Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk”, ditargetkan
14% dengan realisasi sebesar 23% maka persentase tingkat capaian
sebesar 60,87% atau dengan kategori kurang. Pencapaian antara tahun
2017 dengan realisasi tahun 2015 dan tahun 2016, mengalami fluktuatif,
dengan capaian sebagaimana terlihat dalam Tabel 3A.1.11 di bawah
ini :
Tabel 3A.1.11
Indikator Kinerja Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk
23%
16,20%
14%
23%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan karena tidak
optimalnya pelaksanaan pemantauan dan intervensi terhadap kasus gizi
kurang dan gizi buruk, sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan
pemantauan satus gizi secara terus menerus melalui penimbangan di
Posyandu dan PAUD serta intervensi terpadu, karena masalah gizi
merupakan masalah lintas sektor dan harus di intervensi secara
bersama.
Hal: 34 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
12. Indikator kinerja “Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan
dari Keluarga Miskin” ditargetkan 100% dengan realisasi sebesar 100%
maka persentase tingkat capaian sebesar 100% atau dengan kategori
sangat baik. Pencapaian antara tahun 2017 dengan realisasi tahun
2015 dan tahun 2016 terus mengalami peningkatan sebagaimana
terlihat dalam Tabel 3A.1.12 di bawah ini :
Tabel 3A.12 Indikator Kinerja Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan dari
Keluarga Miskin
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Cakupan Pemberian MP-ASI Usia 6-24 Bulan dari Keluarga Miskin
100%
100%
100%
100%
Pencapaian target yang optimal tersebut disebabkan ketersediaan MP-
ASI (Makanan pendamping Air Susu Ibu) mencukupi di
Kabupaten/Kota dan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah
pendistribusian yang tepat sasaran.
Hal: 35 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
A.2. Sasaran Strategi 2
“Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan melalui pemenuhan kebutuhan sumberdaya kesehatan dengan menjaga keseimbangan antar wilayah”
Untuk mengukur sasaran strategi ini ditetapkan 5 (lima) indikator kinerja
sebagaimana tertuang dalam Tabel 3A.2 di bawah ini :
Tabel 3A.2
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Meningkatnya Mutu Pelayanan
Kesehatan Melalui Pemenuhan Kebutuhan Sumberdaya Kesehatan
Dengan Menjaga Keseimbangan Antar Wilayah
Dari tabel pengukuran sasaran strategis 2 pada Tabel 3A.2 diatas, dapat
disimpulkan bahwa pencapaian kinerja rata-rata sebesar 68,17%
atau kategori Kurang.
Adapun uraian tingkat capaian setiap indikator dan perbandingan
tingkat capaian kinerja tahun sebelumnya sebagai berikut :
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk 40/100.000 Pddk 27.70/100.000 Pddk 69.25 KURANG
2 Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk 20/100.000 Pddk 15.90/100.000 Pddk 79.50 KURANG
3 Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk 9/100.000 Pddk 5/100.000 Pddk 55.56 SANGAT KURANG
4 Jumlah Puskesmas yang melaksanakan PIS PK 213 179 84.04 CUKUP
5 Persentase Desa Siaga aktif 80% 42% 52.50 SANGAT KURANG
68.17 KURANG
KATAGORI
Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
NO INDIKATOR KINERJA
Hal: 36 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
1. Indikator kinerja “Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk”
ditargetkan 40/100.000 Penduduk dengan realisasi sebesar
27,70/100.000 Penduduk maka persentase tingkat capaian sebesar
69,25% atau dengan kategori Kurang. Pencapaian tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2016 dan tahun 2015 terus mengalami
peningkatan walaupun tidak pernah mencapai target yang ditetapkan,
hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.2.1 di bawah ini :
Tabel 3A.2.1
Indikator Kinerja Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk
No. Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk
21/ 100.000
Pddk
24.70/ 100.000
Pddk
40/ 100.000
Pddk
27.70/ 100.000
Pddk
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan program
dokter internship yang difasilitasi oleh Kementerian Kesehatan belum
maksimal, rekruitmen dokter umum oleh pemerintah daerah masih
terbatas, sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah
pengembangan dan penempatan dokter internship di fasilitas kesehatan
dan pengangkatan dokter baru.
2. Indikator kinerja “Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk”
ditargetkan 20/100.000 Penduduk dengan realisasi sebesar
15,90/100.000 Penduduk maka persentase tingkat capaian sebesar
79,50% atau dengan kategori Kurang. Pencapaian tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2016 dan tahun 2015 terus mengalami
peningkatan walaupun tidak pernah mencapai target yang ditetapkan,
hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.2.2 di bawah ini :
Hal: 37 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.22
Indikator Kinerja Rasio Dokter Spesialis per Satuan Penduduk
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Rasio Dokter Umum per Satuan Penduduk
6/ 100.000
Pddk
11.30/100.000
Pddk
20/100.000
Pddk
15.90/100.000
Pddk
Pencapaian target yang belum maksimal tersebut disebabkan oleh
minat melanjutkan pendidikan dokter spesialis yang tinggi namun
tidak dibarengi dengan kebijakan pemerintah dalam rekrutmen dan
penempatan dokter spesialis di daerah, solusi yang telah dilakukan
adalah dengan memfasilitasi Program Pendidikan Dokter Spesialis &
Dokter Gigi spesialis (PPDS/PPDGS). Jika kita melihat trend pertumbuhan
setiap tahunnya menunjukkan perkembangan yang sangat positif, hal ini
disebabkan karena ada sebahagian dokter yang menempuh pendidikan
spesialis telah selesai dan kembali bertugas di unit kerjanya asal
pengiriman.
2. Indikator kinerja “Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk” ditargetkan
9/100.000 Penduduk dengan realisasi yang dicapai sebesar 5/100.000
Penduduk atau persentase tingkat capaian sebesar 55.56% atau dengan
kategori Sangat Kurang. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan
tahun 2016 dan tahun 2015 mengalami staknan, hal ini sebagaimana
tertera dalam Tabel 3A.23 di bawah ini :
Hal: 38 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel A.23
Indikator Kinerja Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk
No
.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Rasio Dokter Gigi per Satuan Penduduk
4/
100.000
Pddk
4,70/ 100.000
Pddk
9/
100.000
Pddk
5/ 100.000
Pddk
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan ketersediaan
dokter gigi yang belum sudah mencukupi, sedangkan alternatif solusi
yang telah dilakukan mengusul penambahan formasi dokter gigi PTT.
3. Indikator kinerja “Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK)” ditargetkan 213
Puskesmas sementara yang mengimplementasikan PIS PK tersebut
sebanyak 179 puskesmas atau sebesar 84,04%. Indikator ini adalah
indikator yang baru, sehingga tidak dapat dibandingkan capaiannya
dengan tahun-tahun sebelumnya.
4. Indikator kinerja “Desa Siaga Aktif” ditargetkan 80% dengan realisasi
sebesar 42% maka persentase tingkat capaian sebesar 52,50% atau
dengan kategori Sangat Kurang. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan
dengan tahun 2015 dan tahun 2016 terus mengalami peningkatan
namun indikator ini tidak pernah mencapai target yang ditetapkan, hal
ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.2.4 di bawah ini
Tabel 3A.2.4 Indikator Kinerja Desa Siaga Aktif
No
.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Desa Siaga Aktif
39,57%
40,25%
80%
42%
Hal: 39 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan karena
indikator kinerja ini sudah sejak tahun 2013 tidak lagi menjadi prioritas
kegiatan sehingga penganggaran dan kegiatannyapun nyaris tidak ada
lagi. Alternatif solusi yang telah dilakukan adalah menyusun program
dan kegiatan baru dengan inovasi baru dalam renstra periode tahun 2017
- 2022 melalui pendekatan keluarga dan gerakan masyarakat hidup sehat
sebagai upaya mendorong kemandirian wilayah.
A.3. Sasaran Strategi 3 “Meningkatnya penyediaan pelayanan medik spesialistik dan
kesehatan jiwa serta tersedianya obat esensial di sarana pelayanan dasar dan rujukan.”
Untuk mengukur sasaran strategi ini ditetapkan 7 (tujuh) indikator kinerja
sebagaimana tertuang dalam Tabel 3A.3 di bawah ini :
Tabel 3A.3
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis
Meningkatnya Penyediaan Pelayanan Medik Spesialistik dan Kesehatan Jiwa
Serta tersedianya Obat Esensial di Sarana Pelayanan Dasar dan Rujukan
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Persentase Pasien Jiwa Mandiri 55% 52% 94.55 BAIK
2 Persentase Pasien Jiwa Bebas Pasung 30% 44% 148 SANGAT BAIK
3 Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa ( DSSJ) 30% 14% 46.67 SANGAT KURANG
4Persentase orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
mendapatkan pelayanan kesehatan jiwa yang mandiri.50% 52% 104 SANGAT BAIK
5 Persentase Puskesmas Terakreditasi 31% 31% 100 SANGAT BAIK
6 Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi 90% 78% 86.42 CUKUP
7Persentase Obat yang Memenuhi Standar, Cukup dan
Terjangkau90% 70% 77.78 KURANG
93.97 BAIK
NO INDIKATOR KINERJA KATAGORI
Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
Hal: 40 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pengukuran sasaran strategis 3 pada Tabel 3A.3, dapat disimpulkan bahwa
pencapaian kinerja rata-rata sebesar 93,97% atau kategori Baik, sasaran
strategis ini di dukung oleh 3 (tiga) indikator kinerja tingkat capaiannya
Sangat Baik, dan masing 1 (satu) indikator kinerja tingkat capaiannya Baik,
Cukup, Kurang dan Sangat Kurang. Adapun uraian tingkat capaian setiap
indikator dan perbandingan tingkat capaian kinerja tahun sebelumnya sebagai
berikut :
1. Indikator kinerja “Persentase Pasien Mandiri” ditargetkan 58% dengan
realisasi yang mampu dicapai sebesar 48,50%, maka persentase tingkat
capaian sebesar 83,62% atau dengan kategori Cukup. Pencapaian tahun
2016 dibandingkan dengan tahun 2014 dan tahun 2015 mengalami
fluktuatif, hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.3.1 di bawah ini :
Tabel 3A.3.1
Indikator Kinerja Persentase Pasien Mandiri
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Persentase Pasien Mandiri
50%
48,50%
55%
52%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan karena
jumlah anggaran yang tersedia terkait dengan penanganan pasien
mandiri belum optimal dan sangat variatif antara wilayah, namun
komitmen Kabupaten/Kota masih cukup tinggi. Alternatif solusi yang
telah dilakukan adalah melakukan advokasi serta memberi dukungan
terhadap penyediaan regulasi terhadap penanganan kasus jiwa sesuai
kondisi lokal serta penguatan komitmen anggaran Kabupaten/Kota.
2. Indikator kinerja “Persentase Pasien Bebas Pasung” ditargetkan 30%
dengan realisasi sebesar 44% maka persentase tingkat capaian
sebesar 98,67% atau dengan kategori Baik. Pencapaian tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016 juga mengalami
flukuatif, hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.3.2 di bawah ini:
Hal: 41 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.3.2
Indikator Kinerja Persentase Pasien Bebas Pasung
No. Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Persentase Pasien Bebas Pasung
45%
41,10%
30%
44%
Pencapaian target tersebut telah optimal disebabkan motivasi,
pengetahuan dan perhatian keluarga kepada pasien pasung sudah
sangat baik, bahkan stigma negetif terhadap kasus pasung dimasyarakat
menjadi isue penting yang harus dicermati. Demikian juga dengan
perhatian lintas sektor dalam upaya penanganan aspek sosial sudah
semakin baik.
Alternatif solusi yang telah dilakukan peningkatan frekuensi
kunjungan rumah dan pembentukan tim Pengarah dan Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).
3. Indikator kinerja “Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa (DSSJ)” ditargetkan
30% dengan realisasi sebesar 14% maka persentase tingkat capaian
sebesar 46,67% atau dengan kategori Sangat Kurang. Pencapaian tahun
2017 dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami
penurunan, sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.33 di bawah ini :
Tabel 3A.33
Indikator Kinerja Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa ( DSSJ)
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Persentase Desa Siaga Sehat Jiwa ( DSSJ)
20%
16%
30%
14%
Hal: 42 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
No
.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi
10%
18,52%
90%
78%
Pencapaian target yang b e l u m optimal tersebut disebabkan
koordinasi lintas sektor pada perangkat gampong, komitmen
fasilitas kesehatan dan Dinas Kabupaten/Kota yang belum maksimal,
sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah penguatan
pertemuan lintas sektor/program, pembentukan Tim Pelaksana
Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM), Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)
dan adanya Regulasi untuk APBK.
4. Indikator kinerja “Orang Dengan Ganggung Jiwa (ODGJ) mendapatkan
pelayanan kesehatan jiwa yang mandiri” ditargetkan 50% dengan
realisasi sebesar 52% maka persentase tingkat capaian sebesar 104%
atau dengan kategori Sangat Baik. Indikator ini adalah indikator yang
baru, sehingga tidak dapat dibandingkan capaiannya dengan tahun-tahun
sebelumnya.
5. Indikator kinerja “Persentase Puskesmas Terakreditasi” ditargetkan 31%
dengan realisasi sebesar 31%, atau tingkat capaian sebesar 100%
dengan kategori Sangat Baik. Indikator ini adalah juga indikator yang
baru digunakan tahun ini, sehingga tidak dapat dibandingkan capaiannya
dengan tahun-tahun sebelumnya.
6. Indikator kinerja “Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi”
ditargetkan 90% dengan realisasi sebesar 78%, dengan persentase
capaian sebesar 86,428% atau dengan kategori Cukup sebagaimana Tabel
3A.3.6 di bawah ini :
Tabel 3A.3.6
Indikator Kinerja Persentase Rumah Sakit Pemerintah Terakreditasi
Hal: 43 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan ketidaksiapan
RSUD baik terhadap perubahan versi akreditasi Rumah Sakit yang
dimulai tahun 2012 dengan jumlah dan jenis indikator penilaian
bertambah,juga karena rendahnya komitmen manajemen Rumah Sakit
di Kabupaten/Kota. Alternatif solusi yang telah dilakukan
memfasilitasi dan mendampingi proses penyiapan akreditasi Rumah
Sakit melalui pelatihan, visitasi, workshop dan pendampingan.
7. Indikator kinerja “Persentase obat yang memenuhi standar cukup dan
terjangkau” ditargetkan 90% dengan realisasi sebesar 70% maka
persentase tingkat capaian sebesar 77,78% atau dengan kategori Cukup,
namun pencapaian setiap tahunnya meningkat walaupun belum
mencapai target, sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.3.7 di bawah ini :
Tabel 3A.3.7
Indikator Kinerja Persentase obat yang memenuhi
standar cukup dan terjangkau
No. Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Persentase obat yang memenuhi standar cukup dan terjangkau
80%
80%
90%
70%
Salah satu faktor penyebab belum optimalnya pencapaian kinerja
pemenuhan obat yang standar karena beberapa produser obat tidak
menyanggupi permintaan obat karena sudah melebihi batas kuota
Provinsi. Hal ini disebabkan karena tidak semua Kabupaten/Kota
menyiapkan dan mengirimkan usulan rencana kebutuhan obat (RKO).
Alternatif solusi yang telah dilakukan adalah berkoordinasi secara
intent dengan LKPP dan Direktorat Bina Obat Publik Kementerian
Kesehatan.
Hal: 44 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
A.4. Sasaran Strategi 4 “Terjaminnya pelayanan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin Aceh dengan jaminan berbasis asuransi sosial atau Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)”
Untuk mengukur sasaran strategi ini ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja
sebagaimana tertuang dalam Tabel 3A.4 di bawah ini :
Tabel 3A.4
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis
Terjaminnya Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Masyarakat
Miskin Aceh Dengan Jaminan Berbasis Asuransi Sosial
Atau Jaminan Kesehatan Aceh (JKA)
Hasil pengukuran sasaran strategis 4 pada Tabel 3A.4, dapat disimpulkan
bahwa pencapaian kinerja rata-rata sebesar 101,41% atau kategori Sangat
Baik, sasaran strategis ini di dukung oleh 2 (dua) indikator kinerja tingkat
capaiannya Sangat Baik. adapun uraian tingkat capaian setiap indikator dan
perbandingan tingkat capaian kinerja tahun sebelumnya sebagai berikut :
1. Indikator kinerja “Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Fasiltas JKA dan
Jaminan Kesehatan Lainnya” ditargetkan 100% dengan realisasi sebesar
100% maka persentase tingkat capaian juga sebesar 100% atau dengan
kategori Sangat Baik. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun
2015 dan tahun 2016 terus mengalami peningkatan, hal ini sebagaimana
tertera dalam Tabel 3A.4.1 di bawah ini :
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1Jumlah penduduk yang mendapat fasilitas JKA dan jaminan
kesehatan lainnya100% 100% 100 SANGAT BAIK
2 Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA 1,953,958 2,009,031 103 SANGAT BAIK
101.41 SANGAT BAIK
NO INDIKATOR KINERJA KATAGORI
Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
Hal: 45 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.51
Indikator Kinerja Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Fasiltas JKA
dan Jaminan Kesehatan Lainnya
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Jumlah Penduduk Yang Mendapatkan Fasiltas JKA dan Jaminan Kesehatan Lainnya
91%
100%
100%
100%
Pencapaian target yang optimal tersebut disebabkan Integrasi JKA
kedalam JKN dan komitmen Pemerintah Aceh untuk menjamin seluruh
penduduk Aceh dengan konsep Universal Coverage. Selanjutnya jika
ada penduduk yang belum terdaftar maka segera dapat langsung
mendaftar ke BPJS Kesehatan dan premi akan dibayar oleh Pemerintah
Aceh sebagai premi peserta tambahan.
2. Indikator kinerja “Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA”
ditargetkan 1.953.958 jiwa dengan realisasi sebesar 2.009.031 jiwa
maka persentase tingkat capaian sebesar 103% atau dengan kategori
Sangat Baik. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2015
dan tahun 2016 terus mengalami peningkatan, hal ini sebagaimana
tertera dalam Tabel 3A.4.2 di bawah ini :
Tabel A.4.2
Indikator Kinerja Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Jumlah penduduk yang mendapat pelayanan JKA
1.647.013 jiwa
1.762.452 jiwa
1.953.958 jiwa
2.009.031 jiwa
Hal: 46 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang optimal tersebut disebabkan karena terjadinya
penambahan peserta susulan yang sebelumnya belum terdaftar
sebagai peserta JKA. Penambahan ini dimasukkan dalam proses
rekonsiliasi data kepesertaan melalui Tim Rekons Pemerintah Aceh
dan BPJS Kesehatan.
A.5. Sasaran Strategi 5
“Menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
menular dan tidak menular”
Untuk mengukur sasaran strategi ini ditetapkan 8 (delapan) indikator kinerja
sebagaimana tertuang dalam Tabel 3A.5 di bawah ini :
Tabel 3A.5
Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis
Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit
Menular dan Tidak Menular
Hasil Pengukuran sasaran strategis 5 pada Tabel 3A.5, dapat disimpulkan
bahwa pencapaian kinerja rata-rata sebesar 93,95% atau kategori Baik, sasaran
strategis ini terdapat 3 (satu) indikator kinerja tingkat capaiannya Sangat
Baik, 2 (dua) indikator kinerja tingkat capaiannya Baik, 1 (satu) indikator
kinerja tingkat capaiannya Cukup, 1 (satu) indikator kinerja tingkat
capaiannya Kurang dan 1 (satu) indikator dengan capaian Sangat Kurang.
TARGET CAPAIAN %
2017 2017 CAPAIAN
1 Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB BTA + 80% 138% 173 SANGAT BAIK
2 Angka Kesuksesan Pengobatan TB > 85% 89% 100 SANGAT BAIK
3 Angka Kejadian (Incident Rate) DBD 15/100.000 Pddk 49/100.000 Pddk 30.61 SANGAT KURANG
4 Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta <1 /10.000 0,98/10.000 100 SANGAT BAIK
5 Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 85% 65.4% 76.94 KURANG
6 Cakupan Kab/Kota yang Memasuki Tahap Eliminasi Malaria 23 Kab/Kota 19 Kab/Kota 82.61 CUKUP
7 Akses Sanitasi Dasar 70% 68% 97.14 BAIK
8Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan85% 78% 91.76 BAIK
93.95 BAIK
NO INDIKATOR KINERJA KATAGORI
Rata - Rata Capaian per Sasaran Strategis
Hal: 47 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Adapun uraian tingkat capaian setiap indikator dan perbandingan tingkat
capaian kinerja tahun sebelumnya sebagai berikut :
1. Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB BTA + ditargetkan 8 0 %
dengan realisasi sebesar 138%, maka persentase tingkat capaian sebesar
173% atau dengan kategori Sangat BAik. Pencapaian tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016 mengalami fluktuatif,
sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.5.1 di bawah ini :
Tabel 3A.5.1 Indikator Kinerja Cakupan Penemuan Kasus Baru Penyakit TB BTA +
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Penemuan Kasus
Baru Penyakit TB BTA +.
70%
54%
80%
138%
Pencapaian target yang memuaskan tersebut disebabkan upaya
pencarian kasus TB di masyarakat oleh petugas kesehatan sudah
optimal, sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah
peningkatan promosi dan pendanaan di Kabupaten/Kota untuk
penjaringan kasus serta advokasi tentang pengurangan mutasi pada
petugas terlatih baik di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun di
Puskesmas.
2. Indikator kinerja “Angka Kesuksesan Pengobatan TB” ditargetkan
>85% dengan realisasi sebesar 89% atau persentase tingkat capaian
sebesar 101%, dengan kategori Sangat Baik. Pencapaian tahun 2017
dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun 2016 terus mengalami
peningkatan, hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.5.2 di bawah ini:
Hal: 48 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.5.2
Indikator Kinerja Angka Kesuksesan Pengobatan TB
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Angka Kesuksesan Pengobatan
TB
84%
86%
>85%
89%
Pencapaian target yang sudah optimal tersebut karena pantauan diakhir
fase pengobatan oleh petugas kesehatan TB sudah lebih intensif,
sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan Optimalisasi program
Directly Observed Treatment Short-course (DOTS) di Rumah Sakit Umum
Daerah.
3. Indikator kinerja “Angka Kejadian (Incident Rate) DBD” ditargetkan
15/100.000 Penduduk dengan realisasi sebesar 49/100.000 Penduduk,
maka persentase tingkat capaian hanya sebesar 30,61% atau dengan
kategori Sangat Kurang. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan
tahun 2015 dan tahun 2016 berfluktuasi, sebagaimana tertera dalam
Tabel 3A.5.3 di bawah ini :
Tabel 3A.5.3
Indikator Kinerja Angka Kejadian (Incident Rate) DBD
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Angka Kejadian (Incident Rate) DBD
20/ 100.000
Pddk
15/ 100.000
Pddk
15/ 100.000
Pddk
49/ 100.000
Pddk
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan
kurangnya peran serta masyarakat, terutama untuk kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M, serta lingkungan yang tidak
sehat, sedangkan alternatif solusi yang telah dilakukan adalah advokasi,
sosialisasi, penyuluhan kesehatan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehata (PHBS) dan seminar tindak lanjut tatalaksana kasus
kepada tenaga medis di Puskesmas dan Rumah Sakit.
Hal: 49 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
4. Indikator kinerja “Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta”, ditargetkan
<1/10.000 dengan realisasi sebesar 0,98/10.000 maka persentase
tingkat capaian sebesar 100% atau dengan kategori Sangat Baik.
Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun
2016 terus mengalami peningkatan, sebagaimana tertera dalam Tabel
3A.54 di awah ini :
Tabel 3A.54
Indikator Kinerja Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Prevalensi Penyakit Kusta
0,99/ 10.000 Pddk
0,97/ 10.000 Pddk
>1
0,98/ 10.000
Pddk
Pencapaian target yang sudah optimal tersebut disebabkan karena
meningkatnya aktifitas pencarian dan pengobatan kasus yang
dilakukan oleh pengelola kusta terlatih, di Pukesmas yang ditunjukkan
dengan kompetensi manajemen kasus oleh tenaga kesehatan setelah
pelatihan. Sementara itu masih ditemui kendala dilapangan antara lain
mutasi pegawai yang telah dilatih, dukungan dana APBK,
penge tahuan dan kepedulian masyarakat serta masih tingginya
stigma terhadap penderi kusta di masyarakat. Alternatif solusi yang
telah dilakukan antara lain advokasi dan sosialisasi peningkatan
pengetahuan keluarga pasien dan masyarakat tentang penyakit kusta
untuk mengurangi stigma dan komitmen pimpinan terhadap mutasi
petugas terlatih minimal H+3 tahun pasca pelatihan kecuali peningkatan
karir.
Hal: 50 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
5. Indikator kinerja “Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
Immunization (UCI)” ditargetkan 85% dengan realisasi sebesar 65,4%
maka persentase tingkat capaian sebesar 76,94% atau dengan kategori
Kurang. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2015 dan
tahun 2016 terus mengalami fluktuatif, hal ini sebagaimana tertera
dalam Tabel 3A.5.5 di bawah ini :
Tabel 3A.5.5
Indikator Kinerja Cakupan Desa/kelurahan
Universal Child Immunization (UCI)
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2016
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
72%
68%
85%
665,4%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan maraknya isu
vaksin haram dan vaksin palsu, kurangnya penyuluhan ke masyarakat
serta rendahnya kemampuan SDM pelaksana imunisasi sedangkan
alternatif solusi yang telah dilakukan adalah koordinasi dengan MPU
Aceh, pertemuan Lintas Sektor di 23 Kabupaten/kota, Pelatihan Juru
Imunisasi di 334 Puskesmas di Aceh.
6. Indikator kinerja “Cakupan Kabupaten/Kota yang Memasuki
Tahap Eliminasi Malaria” ditargetkan 23 Kabupaten/Kota dengan
realisasi yang dapat dicapai sebanyak 19 Kabupaten/Kota, persentase
tingkat capaian sebesar 82,61% atau dengan kategori Cukup. Trend
pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun
2016 terus mengalamin peningkatan walaupun tidak mencapai target
yang ditetapkan, hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel 3A.5.6 di
bawah ini:
Hal: 51 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Tabel 3A.56
Indikator Kinerja Cakupan Kabupaten/Kota yang Memasuki Tahap
Eliminasi Malaria
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan Kabupaten/Kota yang Memasuki Tahap Eliminasi Malaria
23 Kab/Kota
16 Kab/Kota
23 Kab/Kota
19 Kab/Kota
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan karena angka
kesakitan/morbiditas malaria di beberapa wilayah masih belum mencapai
standar eliminasi serta dukungan dana yang masih rendah, sedangkan
alternatif solusi yang telah dilakukan adalah advokasi oleh Dinas
Kesehatan Provinsi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Pemda
setempat untuk galang komitmen dalam upaya percepatan eliminasi
malaria dan berkontrbusi untuk alokasi anggaran untuk program
malaria.
7. Indikator kinerja “Akses Sanitasi Dasar” ditargetkan 70% dengan
realisasi sebesar 68%, persentase tingkat capaian sebesar 97,14% atau
dengan kategori Baik. Akses sanitasi dasar adalah akses rumah tangga
terhadap sarana tempat buang air besar, sarana pengelolaan sampah dan
limbah rumah tangga. Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan
tahun 2015 dan tahun 2016 berfluktuasi namun pada tahun 2017
menunjukkan tren peningkatan, hal ini sebagaimana tertera dalam
Tabel 3A.5.7 di bawah ini:
Tabel 3A.5.7
Indikator Kinerja Akses Sanitasi Dasar
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1.
Akses Sanitasi Dasar
38%
62,20%
70%
68%
Hal: 52 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Pencapaian target yang belum optimal disebabkan sebagian wilayah
sasaran daerah belum dapat mengakses sanitasi dasar sesuai standar,
terutama wilayah yang mengandalkan sumber air pegunungan, alternatif
solusi yang telah dilakukan adalah koordinasi sektoral melalui pimpinan
daerah untuk melakukan perbaikan dan penguatan sarana publik
khususnya akses sanitasi dasar di lingkungan pemukiman penduduk.
8. Indikator kinerja “Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat
kesehatan” ditargetkan 85% dengan realisasi sebesar 78% atau
persentase tingkat capaian sebesar 91,76% atau dengan kategori Baik.
Pencapaian tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun
2016 mengalami fluktuasi, hal ini sebagaimana tertera dalam Tabel
3A.5.8 di bawah ini :
Tabel 3A.57
Indikator Kinerja “Cakupan tempat-tempat umum
yang memenuhi syarat kesehatan”
No.
Indikator Kinerja
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
Realisasi Realisasi Target Realisasi
1. Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
55%
71,20%
85%
78%
Pencapaian target yang belum optimal tersebut disebabkan koordinasi
dengan lintas sektor di Kabupaten/kota yang belum optimal, minimnya
kegiatan peningkatan untuk merubah perilaku masyarakat untuk peduli
lingkungan dengan dukungan anggaran APBK dalam pelaksanaan
program. Solusi yang telah dilakukan adalah terus melakukan
sosialisasi dan advokasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi
kepada Pemda Kabupaten/Kota untuk mengkoordinasikan kegiatan lintas
sektor secara terpadu dalam upaya mencipkan lingkungan bersih dan
sehat di tempat-tempat umum.
Hal: 53 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
B. HAMBATAN / KENDALA YANG DIHADAPI
Beberapa hal yang menyebabkan kinerja program kesehatan belum
dapat dilaksanakan optimal antara lain sebagai berikut:
Pertama : Ketimpangan / disparitas derajat kesehatan masyarakat antar
wilayah.
Berdasarkan data kuantitatif yang memberi informasi kinerja sebagaimana
tersebut diatas, secara umum, status kesehatan dan gizi masyarakat Aceh
telah mengalami peningkatan walaupun masih lebih rendah
dibandingkan dengan status kesehatan di provinsi lain terutama pulau
Jawa dan Bali. Beberapa faktor yang menyebabkan ketimpangan tersebut
antara lain geografis wilayah, laju pertumbuhan ekonomi, s o s i a l
b u d a y a s e t e m p a t , p e n d i d i k a n d a a n p r i l a k u
m a s y a r a k a t . Selain itu, angka kematian bayi dan angka kematian ibu
melahirkan masih tinggi, cakupan imunisasi dasar masih rendah. Tingginya
prevalensi masalah gizi balita dengan status gizi kurang dan buruk, yang
sebagian besar berada di pedesaan. Angka kesakitan untuk penyakit
menular juga masih tinggi terutama pada kelompok miskin yang rentan
terhadap berbagai penyakit infeksi seperti ISPA, diare, demam berdarah
(DBD), tuberkulosis paru dan malaria. Akses terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan secara umum meningkat walaupun masih ada beberapa wilayah
terpencil , akses pelayanan kesehatan masih terkendala geografis dan
transportasi.
Kedua : Masalah double burden of diseases.
Permasalahan penyakit menular belum tuntas diselesaikan , namun terjadi
pula peningkatan prevalensi penyakit tidak menular yang begitu cepat
akibat pergeseran prilaku hidup yang konsumtif, seperti penyakit jantung
dan pembuluh darah, Stroke, Diabetes Mellitus (DM) dan kanker, sehingga
diperlukan upaya keras untuk mengatasi beban ganda terhadap
permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat. Selain itu,
munculnya penyakit masyarakat akibat prilaku menyimpang seperti, HIV
Hal: 54 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
dan AIDS yang cendrung meningkat, yang pada umumnya mendominasi
usia reproduktif. Meningkatnya jumlah penduduk, pergeseran pola
penyakit dan pola hidup masyarakat yang sangat variatif serta perubahan
struktur deografi penduduk berimplikasi terhadap tuntutan terhadapa
jumlah, jenis dan kualitas pelayanan yang berdampak pada peningkatan
biaya pelayanan kesehatan.
Ketiga : Rendahnya upaya pencegahan dan promosi kesehatan .
Mencermti pemasalahan kesehatan masyarakat secara umum, sebenarnya
dapat dilakukan dengan pendekatan promosi dan preventif yang
terjangkau masyarakat. Namun dalam upaya ini masih belum optimal dan
belum secara massal diadop oleh masyarakat karena merubah prilaku dan
kebiasaan masyarakat dalam konteks sosial budaya memerlukan effert
yang besar dan terus menerus sehingga masyarakat yakin bahwa upaya
pencegahan jauh ebih efektif dan efisien dibanding pengobatan penyakit.
Oleh karena itu, upaya pencegahan dan promosi kesehatan perlu dan
segera digaungkan kembali secara massal dan berkeninambungan.
Rendahnya upaya peningkatan promotif dan pencegahan kesehatan
dapat dilihat dari berberapa indikator antara lain rendahnya cakupan
imunisasi lengkap, cakupan pemberian ASI Eksklusif, tinggi prevalensi
kasus TB, Malaria dan Insidens DBD.
Keempat : Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan.
Intervensi terhadap kondisi kesehatan lingkungan harus dilakukan secara
lintas sektor dan melibatkan masyarakat. Rendahnya kondisi lingkungan,
berdampak buruk terhadap status kesehatan, baik individu, keluarga
maupun kelompok karena ketersediaan dan akses terhadap air bersih dan
sanitasi dasar, mutlak diperlukan dalam siklus kehidupan manusia.
Indikator kesehatan lingkungan dapat dilihat dari persentase kelompok
masyarakat yang akses terhadap air bersih yang masih rendah dan
sanitasi dasar yang belum standar sesuai kaedah-kaedah kesehatan. Pada
tahun 2016, persentase rumah tangga yang mempunyai akses terhadap air
bersih baru mencapai 62% dan akses rumah tangga terhadap sanitasi dasar
baru mencapai 46%.
Hal: 55 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Kelima : Masih rendahnya keterjangkauan dan kualitas pelayanan
kesehatan.
Seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit, baik Pemerintah
maupun swasta, dan 342 Puskesmas yang tersebar diseluruh Kecamatan,
namun kualitas pelayanan masih rendah, sehingga tidak jarang terlihat
sebagian masyarakat tidak puas dan bagi yang mampu akan memilih
pelayanan kesehatan keluar Aceh bahkan keluar negeri. Ketidak puasan
terhadap pelayanan terutama dikarenakan lambatnya pelayanan,
ketidakjelasan informasi pelayanan, proses administrasi dan lamanya
waktu tunggu. Sebenarnya era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang
sudah berlangsung 6 tahun ini, adalah era penguatan sistem pelayanan
yang berorientasi pada kualitas/mutu pelayanan, walau pada awalnya
terasa sulit.
Ketujuh : Terbatasnya tenaga kesehatan Strategis dan distribusi yang
tidak merata.
Ketersediaan tenaga strategis (dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi,
farmasi, gizi, laboratorium) masih belum terpenuhi, kecuali bidan dan
perawat. Kebutuhan dan ketersediaan tenaga dilihat dari ratio tenaga
strategis terhadap 100.000 penduduk, dan bahkan untuk wilayah dengan
tingkat kepadatan penduduk yang tinggi, digunakan ratio per 10.000
penduduk. Pada tahun 2017 masih diperkirakan ratio terhadap 100.000
penduduk, begitupun angka ratio masih berada dibawah standar yang
ditetapkan.
Keterbatasan ini diperburuk dengan ketidak-merataannya distribusi
tenaga, antara lain sebanyak 2/3 tenaga kesehatan berada di wilayah
perkotaan.
Hal: 56 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
C. REALISASI ANGGARAN TAHUN 2017
Dalam tahun 2017 Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh
telah melaksanakan 19 (sembilan belas) program yang terbagi dalam 62
(enam puluh) kegiatan, dengan pagu dan realiasai yang dijabarkan
dalam tebel
dibawah ini :
TABEL - 3C.1
PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DINKES APBA TAHUN 2017
Jenis Belanja Jlh Anggaran
(Rp)
Realisasi
Keuangan (Rp)
% Keuangan
% Fisik
Total anggaran SKPA Dinkes Aceh 846.129.859.411
804.708.587.706
95,10
95,,88
Terdiri Dari :
a. Belanja Tidak Langsung 43.655.168.719 40.849.186.647 93,57 95,00
b. Belanja Langsung
804.474.690.692
763.859.401.059
95,19
96,77
TABEL - 3C.2
PAGU DAN REALISASI ANGGARAN DINKES APBA TAHUN 2017
BERDASARKAN SUMBER DANA
NO SUMBER DANA PAGU DPA REALISASI %
1 DAU
2 DAK 153,194,000 142047000 92.72
3 PAA
4 DBH
5 OTSUS ACEH 761,558,659,609 703,093,616,719 92.32
6 MIGAS KAB/KOTA 4,860,085,615 1,887,784,640 38.84
JUMLAH
Hal: 57 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Bila dilihat dari alokasi anggaran kesehatan tahun 2016 menunjukkan
bahwa yang dapat direalisasi sebesar 94,76% dari total anggaran yang
tersedia, dengan pembagian belanja terdiri dari belanja tidak langsung
sebesar 99,34% dan belanja langsung sebesar 94,49%. Pada belaja
langsung anggaran Dinas Kesehatan Aceh memiliki 3 sumber anggaran
yaitu, anggaran Otsus Aceh, DBH dan DAK. Dalam pembagian anggaran
berdasarkan program dan kegiatan dapat dilihat dari tabel berikut ini :
Hal: 58 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
TABEL - 3C.3
URUTAN ANGGARAN BELANJA DINKES APBA TAHUN 2017
BERDASARKAN PROGRAM DAN KEGIATAN
ANGGARAN
(RP)
KEUANGAN
(%)FISIK (%)
(1) (2) (3) (5) (6)
A BELANJA TIDAK LANGSUNG 43,655,168,719 40,849,186,647 93.57 95.00
B BELANJA LANGSUNG 802,474,690,692 763,859,401,059 95.19 96.77
1 PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN 13,460,671,908 10,033,595,683 74.54 100
a Penyediaan Jasa Surat Menyurat 43,716,000 19,178,515 43.87 100
b Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik 2,099,918,594 1,945,638,884 92.65 100
c Penyediaan Alat Tulis Kantor 569,633,640 566,810,800 99.50 100
d Penyediaan barang cetakan dan Penggandaan 233,596,800 169,326,800 72.49 100
e Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 104,753,820 98,478,240 94.01 100
f Penyediaan dan Perlengkapan Kantor 3,158,803,784 692,055,000 21.91 100
g Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 38,760,000 32,185,000 83.04 100
h Penyediaan Makanan dan Minuman 434,240,000 311,777,320 71.80 100
i Rapat-rapat koordinasi & konsultasi ke luar daerah 2,124,840,000 2,049,908,565 96.47 100
j Penyediaan jasa dokumentasi kantor 161,000,000 90,392,600 56.14 100
k Peningkatan pelayanan administrasi perkantoran 4,491,409,270 4,057,843,959 90.35 100
2 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR 18,416,398,060 16,614,864,650 90.22 100
a Pembangunan Gedung Kantor 10,749,149,000 10,568,799,000 98.32 100
b Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 4,079,933,761 3,040,108,245 74.51 100
c Pengadaan Meubeuler 732,537,500 711,580,000 97.14 100
d Pemeliharaan Rutin / Berkala Rumah Jabatan 61,873,799 61,480,000 99.36 100
e Pemeliharaan Rutin / Berkala gedung Kantor 991,472,000 982,674,000 99.11 100
f Pemeliharaan Rutin / Berkala Kenderaan Dinas / Operasional 1,301,600,000 954,474,796 73.33 100
g Pemeliharaan Rutin / Berkala Perlengkapan Rumah Jabatan/Dinas 10,000,000 - - -
h Pemeliharaan Rutin / Berkala Peralatan Gedung Kantor 489,832,000 295,748,609 60.38 100
3 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR 1,678,834,184 451,118,992 26.87 90
a Pendidikan dan Pelatihan Formal 278,634,184 219,011,720 78.60 100
b Rapat Koordinasi Teknis ( Rakornis ) 1,400,200,000 232,107,272 16.58 80
4PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN
CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN554,700,000 520,265,175 93.79 100
a Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 554,700,000 520,265,175 93.79 100
5 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN 3,026,447,325 2,927,560,182 96.73 100
a Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 2,944,007,325 2,855,848,082 97.01 100
b Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 82,440,000 71,712,100 86.99 100
6 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 8,815,423,100 6,771,090,910 76.81 100
a Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan 1,786,164,000 1,521,157,673 85.16 100
b Revitalisasi Sistem Kesehatan 3,399,764,000 2,326,957,111 68.44 100
c Peningkatan Kesehatan Masyarakat 1,003,503,100 655,251,286 65.30 100
d Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 1,029,310,000 773,411,940 75.14 100
e Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat 1,596,682,000 1,494,312,900 93.59 100
NO PROGRAM / KEGIATAN
ALOKASI
ANGGARAN
(Rp)
REALISASI
Hal: 59 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
ANGGARAN
(RP)
KEUANGAN
(%)FISIK (%)
(1) (2) (3) (5) (6)
7PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT1,887,744,000 1,295,097,900 68.61 100
a Pengembangan Media Promosi dan Informasi Sadar Hidup Sehat 1,099,350,000 801,325,000 72.89 100
b Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 645,074,000 365,438,500 56.65 100
c Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan 132,620,000 118,634,400 89.45 100
d Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan 10,700,000 9,700,000 90.65 100
8 PROGRAM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 1,849,020,000 1,237,480,850 66.93 95
aPenanggulangan Kurang Energi Protein ( KEP ) anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium ( GAKY ), kurang vitamin A dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya
1,339,620,000 809,199,250 60.41 90
b Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi 509,400,000 428,281,600 84.08 100
9 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT 322,530,000 287,262,775 89.07 100
a Penyuluhan Menciptakan Lingkungan Sehat 322,530,000 287,262,775 89.07 100
10PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT
MENULAR8,163,414,000 5,055,568,725 61.93 98.57
a Penyemprotan / Fogging Sarang Nyamuk 2,098,600,000 801,779,125 38.21 90
b Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular 643,490,000 414,933,700 64.48 100
c Pencegahan Penularan Penyakit Endemik / Epidemik 2,092,523,000 1,417,986,000 67.76 100
d Peningkatan Imunisasi 979,720,000 754,391,700 77.00 100
e Peningkatan Surveilance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah 454,981,000 354,036,400 77.81 100
fPeningkatan Komunikasi, informasi dan eduksi ( kie ) pencegahan dan
pemberantasan penyakit.248,960,000 241,585,800 97.04 100
g Pelayanan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit tidak Menular 1,645,140,000 1,070,856,000 65.09 100
11 PROGRAM STANDARISASI PELAYANAN KESEHATAN 4,031,950,000 3,366,026,143 83.48 100
a Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan 1,037,500,000 655,079,438 63.14 100
b Evaluasi dan Pengembangan Standar Pelayanan Kesehatan 846,010,000 795,870,514 94.07 100
c Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan
Kesehatan962,110,000 844,944,324 87.82 100
d Penyusunan Naskah Akademis Standar Pelayanan Kesehatan 1,186,330,000 1,070,131,867 90.21 100
12
PROGRAM PENGADAAN PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA
DAN PRASARANA PUSKESMAS/PUSKESMAS PEMBANTU DAN
JARINGANNYA
2,160,958,650 1,021,335,480 47.26 55
a Pembangunan Puskesmas 1,000,000,000 59,200,000 5.92 10
b Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas 1,160,958,650 962,135,480 82.87 100
13
PROGRAM PENGADAAN PENINGKATAN DAN PERBAIKAN SARANA
DAN PRASARANA RUMAH SAKIT/RUMAH SAKIT JIWA/RUMAH SAKIT
PARU-PARU /RUMAH SAKIT MATA
142,792,593,965 138,521,977,940 97.01 100
a Pembangunan Rumah Sakit 136,740,511,965 132,547,082,300 96.93 100
b Pengadaan Alat - Alat Kesehatan Rumah Sakit 3,785,282,000 3,746,755,000 98.98 100
c Pengadaan Mobil Ambulance/Mobil Jenazah 2,266,800,000 2,228,140,640 98.29 100
14 PROGRAM KEMITRAAN PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN 580,143,372,000 562,988,349,147 97.04 100
a Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat 580,143,372,000 562,988,349,147 97.04 100
REALISASI
NO PROGRAM / KEGIATAN
ALOKASI
ANGGARAN
(Rp)
Hal: 60 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
ANGGARAN
(RP)
KEUANGAN
(%)FISIK (%)
(1) (2) (3) (5) (6)
15 PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA 1,373,990,000 1,287,423,945 93.70 100
a Penyuluhan Kesehatan Anak Balita 485,760,000 437,603,495 90.09 100
b Pelatihan dan Pendidikan Perawatan Anak Balita 888,230,000 849,820,450 95.68 100
16 PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN IBU MELAHIRKAN DAN
ANAK
1,122,496,000 1,023,951,400 91.22 100
a Penyuluhan Kesehatan bagi Ibu Hamil dari Keluarga Kurang Mampu 615,696,000 554,271,400 90.02 100
b Advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR) 506,800,000 469,680,000 92.68 100
17 PROGRAM PROGRAM PELAYANAN PENUNJANG MEDIS / NON MEDIS 4,385,657,500 3,724,855,950 84.93 100
a Peningkatan Pelayanan Patologi Klinik 4,385,657,500 3,724,855,950 84.93 100
18 PROGRAM PROGRAM PENINGKATAN SUMBER DAYA KESEHATAN 4,108,250,000 3,163,049,711 76.99 100
a Peningkatan Diklat Medis / Non Medis 3,781,777,000 2,895,182,248 76.56 100
b Penelitian dan Pengembangan Medis / Non Medis 326,473,000 267,867,463 82.05 100
19PROGRAM PROGRAM PELAYANAN KRISIS KESEHATAN DAN
AMBULANCE TERPADU4,180,240,000 3,568,525,501 85.37 100
a Peningkatan Kapasitas Petugas Penanggulangan Krisis Kesehatan 1,439,750,000 1,097,478,133 76.23 100
b Pelayanan Ambulance Terpadu 2,740,490,000 2,471,047,368 90.17 100
846,129,859,411 804,708,587,706 95.10 95.88
REALISASI
JUMLAH
NO PROGRAM / KEGIATAN
ALOKASI
ANGGARAN
(Rp)
Hal: 61 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 68,56% atau sebesar
Rp. 580.143.372.000,- anggaran kesehatan di tujukan kepada pembayaran
premi asurasi JKA ke BPJS-Kesehatan, dan sisanya bebesar 31,44% atau
sebesar Rp. 265.986.487.411,- terbagi pada anggaran berbagai program
dan kegiatan rutin Dinas Kesehatan Aceh.
Didalam penggunaan anggaran berdasarkan program dan kegiatan
diuraikan sebagai berikut :
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Pada program pelayanan Adminstrasi Perkantoran terdiri dari 11
(sebelas) kegiatan merupakan program pendukung adminstrasi untuk
kantor Dinas Kesehatan Aceh, 4 (empat) UPTD yaitu UPTD Balai
Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), UPTD Balai Pelatihan
Kesehatan (Bapelkes), UPTD Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)
dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (P2KK) dan 3 (tiga) Sekolah
Kesehatan yaitu Akedemi Farmasi, Akademi Perawat, dan Akademi
Analis Kesehatan.
Total anggaran pada Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
sebesar Rp.13.460.649.048,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.10.033.595.683,- atau sebesar 74,54%.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pada program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur terdiri dari
8 (delapan) kegiatan merupakan program untuk perbaikan/perawatan
dan pengadaan sarana dan prasarana perkantor Dinas Kesehatan Aceh
dan 4 (empat) UPTD yaitu UPTD Balai Laboratorium Kesehatan (Labkes),
UPTD Balai Pelatihan Kesehatan (Bapelkes), UPTD Balai Kesehatan Paru
Masyarakat (BKPM) dan Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan
(P2KK) dan 3 (tiga) Sekolah Kesehatan yaitu Akedemi Farmasi, Akademi
Perawat dan Akademi Analis Kesehatan total anggaran sebesar
Hal: 62 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Rp.18.416.398.060,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.16.614.864.650,- atau sebesar 90,22%.
3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur terdiri dari 2
(dua) kegiatan yang merupakan kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
Formal dan kegiatan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Dinas
Kesehatan Aceh tahun 2017, dengan jumlah anggaran yang tersedia
sebesar Rp.1.678.834.184,- dengan realisasi sebesar Rp.451.118.992,-
atau sebesar 26,87%.
Rendahnya serapan anggaran pada kegiatan ini disebabkan karena
tidak jadi dilaksanakan kegiatan rapat koordinasi teknis bidang
kesehatan.
4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan.
Pada program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kinerja dan Keuangan yang merupakan kegiatan untuk Penyusunan
Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Kinerja SKPD. Kegiatan ini
memiliki pagu anggaran sebesar Rp.554.700.000,- dengan realisasi
Rp. 520.265.175,- atau sebesar 93,79%.
5. Program Obat dan Pembekalan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk tersedianya obat buffer stock dan vaksin
yang memenuhi standar di Puskesmas dan tersedianya obat, bahan
kimia dan penunjang laboratorium untuk praktikum mahasiswa
Akademi Farmasi dan Akademi Analis Kesehatan. Jumlah anggaran
program ini sebesar Rp. 3.026.447.325,- realisasi anggaran sebesar
Rp.2.927.560.182,- atau sebeesar 96,73%.
Hal: 63 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
6. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas
pelayanan kesehatan rumah sakit dan puskesmas melalui peningkatan
kapasitas SDM, peningkatan kualitas pelayanan dan memudahkan
akses terhadap pelayanan kesehatan, anggaran untuk program ini
sebesar Rp.8.815.423.100,- realisasi anggaran sebesar
Rp.6.771.090.910,- atau sebesar 76,81%.
7. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Program ini bertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan
masyarakat agar mampu menumbuhkan perilaku hidup bersih dan
sehat serta mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat
melalui media cetak dan elektronik sehingga mampu mensosialisasikan
perilaku hidup bersih dan sehat. Program ini terdiri dari 4 kegiatan
dengan total anggaran program sebesar Rp.1.887.744.000,- anggaran
yang dapat direalisasi sebesar Rp.1.295.097.900,- atau sebesar
68,61%.
Rendahnya realisasi anggaran yang tidak sesuai dengan target
disebabkan karena tidak dapat terlaksananya kegiatan pada pada event
Sabang Sail dan penyuluhan bahaya merokok.
8. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini ini terdiri dari dua kegiatan dengan total anggaran program
sebesar Rp. 1.849.020.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.1.237.480.850,- atau sebesar 66,793%.
Rendahnya realisasi keuangan pada program ini disebabkan karena: (1)
rendahnya realisasi anggran trasport lokal petugas puskesmas dalam
rangka uadit kasus gizi buruk, (2) tidak terlaksananya pengadaan PMT
balita gizi kurang karena sudah dilaksanakan oleh Kemenkes, (3)
gagalnya pelaksanaan pertemuan audir gizi buruk di 2 kabupaten dan
tidak terlaksananya pengadaan pita lila.
Hal: 64 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakata
melalui upaya perbaikan gizi masyarakat terutama pada
kelompok sasaran rentan antara lain ibu hamil, bayi dan anak
balita. Upaya ini berdampak pada penurunan prevalensi balita gizi
buruk, penurunan angka stunting dan prevalensi ibu hamil yang
kekurangan energi kronis (KEK).
9. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan agar masyarakat lebih mudah mengakses
terhadap air bersih dan sanitasi dasar yang berkualitas, lingkungan
pemukiman dan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat serta
pengawasan dan pengendalian dampak pencemaran lingkungan/
limbah.
Anggaran untuk program ini sebesar Rp.322.530.000,- realisasi
anggaran sebesar Rp.287.262.775,- atau sebesar 89,07% dengan
realisasi Fisik 100%.
10. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian
dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Program ini terdiri dari tujuh kegiatan dengan total anggaran program
sebesar Rp.8.163.414.000,- realisasi anggaran sebesar
Rp.5.055.568.725,- atau sebesar 61,93%.
Rendahnya realisasi anggaran program ini disebabkan karena tidak
dapat terealisasinya beberapa kegiatan antara lain; pengiriman logistik,
pertemuan monev pengendalian malaria, pengadaan ATK, pembentukan
KPD –RTF Kusta, workshop filariasis, DBD dan difteri dan pertemuan
advokasi pengendalian DBD dan difteri. Penyebabnya adalah tidak
tersedianya waktu yang cukup, telah pernah dilaksanakan dan kegiatan
yang tidak relevan untuk dilaksanakan, hal ini dapat terjadi karena
perencanaan anggaran dan kegiatan yang tidak baik di bidang P2P.
Hal: 65 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Program ini bertujuan untuk menerapkan standar pelayanan kesehatan
berakreditasi dan bersertifkasi di fasilitas kesehatan baik fasilitas di
tingkat pelayanan dasar maupun tingkat pelayanan lanjutan. Untuk
meningkatan pelayanan maka perlu dilaksanakan peningkatan
kapasitas tenaga dan penilaian terhadap tenaga kesehatan teladan di
puskesmas dan rumah sakit.
Program ini dari empat kegiatan dengan total anggaran sebesar
Rp.4.031.950.000,- realisasi anggaran sebesar Rp.3.366.026.143,- atau
sebesar 83,48%.
12. Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Puskesmas dan
Jaringannya
Program ini bertujuan untuk peningkatan pelayanan melalui
pembangunan dan perbaikan sarana dan prasaran puskesmas dan
pengadaan sarana dan prasarana puskesmas.
Jumlah anggaran yang dialokasikan untuk program sebesar
Rp.2.160.958.650,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.1.021.335.480,- atau hanya sebesar 47,26%.
Penyebab utama rendahnya serapan anggaran pada program ini adalah
gagalnya dilaksanakan pembangunan puskesmas Suka Makmue –
Nagan Raya karena sudah dianggarkan di APBK Kabupaten Nagan Raya.
13. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan melalui
pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana rumah sakit
dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
perorangan. Untuk meningkatkan pelayanan maka perlu dibangun
prasarana dan pengadaan alat- alat kesehatan dan mobil operasional.
Jumlah anggaran program ini sebesar Rp.142.792.593.965,- realisasi
anggaran sebesar Rp.138.521.977.940,- atau sebesar 97,01%.
Hal: 66 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
14. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Program ini merupakan program unggulan Pemerintah Aceh untuk
menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk
Aceh. Total anggaran yang disediakan untuk program ini sebesar
Rp.580.143.372.000,- atau sebesar 68,58% dari total anggaran yang ada
di Dinas Kesehatan Aceh, realisasi anggaran yang dapat dibelanjakan
sebesar Rp.562.988.349.147,- atau sebesar 97,04%.
Kegiatan ini terdiri dari pembayaran premi Asuransi Kesehatan yang
terdiri dari iuran peserta awal sebanyak 1.723.139 jiwa, iuran peserta
JKA tambahan atau susulan sebanyak 362.987 jiwa dan pembayaran
hutang peserta susulan tahun 2016 sebanyak 381.134 jiwa.
Alokasi anggaran yang tersedia juga digunakan untuk pelayanan top up
berupa kursi roda, pembayaran sisa hutang untuk pelayanan top up
tahun 2016, membiayai transportasi rujukan berupa sewa sarana
mobilisasi darat, air dan udara untuk rujukan di daerah terpencil,
pendampingan dan pemulangan jenazah. Disamping itu juga untuk
membayar sisa tunggakan tahun lalu untuk sewa sarana transportasi
darat, air dan udara, Bimtek dan monev JKA-JKN, Konsultasi program
JKN ke pusat dan desiminasi/advokasi JKA.
Kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan pada program ini adalah
kegiatan publikasi informasi JKA melalui media karena keterbatasan
waktu yang tersedia.
15. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan anak guna menurunkan
angka kematian bayi dan angka kematian balita. Bentuk kegiatan yang
dilakukan adalah penyuluhan kesehatan anak balita dan pelatihan
untuk meningkatkan kapasitas petugas kesehatan seperti
pendampingan pada kelompok kelas ibu hamil dan ibu balita.
Program ini dari dua kegiatan yaitu penyuluhan kesehatan anak balita
dan kegiatan pelatihan dan pendidikan perawatan anak balita dengan
Hal: 67 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
total anggaran program sebesar Rp.1.373.990.000,- realisasi anggaran
sebesar Rp. 1.287.423.945,- atau sebesar 93,70%.
16. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Program ini bertujuan untuk meningkatkan jangkauan dan mutu
pelayanan kesehatan ibu melahirkan dan anak guna menurunkan
angka kematian ibu dan menurunkan angka kematian bayi, untuk
meningkatkan pelayanan perlu dilakukan koordinasi teknis dengan
lintas program lainnya, penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil, advokasi
dan pengadaan alat KIE agar pencapaian kinerja dapat diwujudkan.
Pagu anggagaran yang dialokasikan untuk program ini sebesar
Rp.1.122.496.000,- sedangkan realisasi anggaran sebesar
Rp.1.023.951.400,- atau sebesar 91,22%.
17. Program Pelayanan Penunjang Medis / Non Medis
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan penunjang
yang terakreditasi, beberapa capaian yang terlaksana pata tahun 2017
adalah adanya peningkatan tingkat kepercayaan >90%, karena telah
terakreditasi dan telah mengikuti Akreditasi ISO 15189. Kegiatan yang
dilakukan berupa pemeriksaan Napza PNS dilingkungan SKPA
Pemerintah Aceh, pengadaan bahan kimia, media dan regensia,
pengadaan bahan habis pakai, In house training uncertainty verifikasi
dan validasi metode dan hasil, bimbingan akreditasi, konsultasi
akreditasi ke luar daerah, kontrol sample dan kontrol chart dan
bimbingan akreditasi ISO 17025
Program ini hanya satu kegiatan yaitu Peningkatan pelayanan patologi
klinik, dengan total anggaran program sebesar Rp.4.385.657.500,-
realisasi anggaran sebesar Rp.3.724.855.950,- atau sebesar 84,93%.
Hal: 68 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
18. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tenaga medis di rumah sakit agar berdaya guna dan
berhasil guna. Maka untuk meningkatkan pelayanan perlu
dilaksanakan peningkatan kapasitas agar lebih terampil dan cakap
dalam melaksanakan tugasnya.
Total anggaran untuk program ini sebesar Rp.4.108.250.000,-
realisasi anggaran sebesar Rp.3.163.049.711,- atau sebesar 76,99%.
19. Program Pelayanan Krisis Kesehatan dan Ambulance Terpadu
Program ini bertujuan untuk penguatan UPTD P2KK dan penguatan
menanggulangi krisis kesehatan yang terjadi pada saat bencana
alam dengan pelayanan ambulance darat maupun udara.
Program ini terdiri dari dua kegiatan yaitu peningkatan kapasitas
petugas penanggulangan krisis kesehatan dan kegiatan pelayanan
ambulan terpadu, dengan total anggaran sebesar Rp.4.180.240.000,-
dengan realisasi anggaran sebesar Rp.3.568.525.501,- atau sebesar
85,37%.
Hal: 69 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
D. PRESTASI / PENGHARGAAN
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2017 dengan
mendapatkan beberapa penghargaan dan apresiasi sebagai berikut :
1. Penghargaan dari : Kementerian Kesehatan RI
Peringkat III (terbaik ke-3 tingkat Nasional) :
“Anugerah Situs Inspirasi Sehat Indonesia (e-Aspirasi) Tahun 2017”
2. Penghargaan dari : Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017
Atas “Eliminasi Kusta Tahun 2016”
3. Penghargaan dari : Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017
Atas “Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa TERBAIK di Puskesmas
Tingkat Provinsi Tahun 2016”
4. Penghargaan dari : Komisi Informasi Aceh (KIA)
Peringkat I (terbaik tingkat Provinsi) :
“Anugerah Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2017”
5. Penghargaan dari : Komisi Akreditasi Nasional (KAN)
Lulus Akreditasi sebagai Laboratorium Penguji
“SNI ISO / IEC 17025:2008 (ISO/IEC 17025:2005)”
Hal: 70 Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Aceh - 2017
BAB IV
PENUTUP
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Kinerja (LKj) Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 ini
merupakan pertanggungjawaban atas kinerja lembaga dalam
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Aceh tahun 2012 - 2017. Di dalamnya
diuraikan tentang capaian indikator kinerja utama sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam Penetapan Strategis Dinas Kesehatan Aceh
pada tahun 2017.
Dari 34 indikator program yang dilaksanakan, 13 indikator masuk
dalam katagori capaian Sangat Baik (≥100%), 5 indikator masuk dalam
katagori Baik (90%-99%), 4 indikator masuk dalam katagori Cukup (80%-
89%), 7 indikator katagori Kurang (60-79%) dan 5 indikator Sangat Kurang
(≤59%).
Sementara pada kinerja keuangan, realisasi penyerapan anggaran
pada tahun 2017 adalah sebesar 95,10% atau sebesar
Rp.807.708.587.706,- dari jumlah pagu yang disediakan sebesar
Rp.846.129.859.411,- Capaian kinerja keuangan pada tataran lembaga
merupakan agregat dari pencapaian kinerja unit-unit di lingkungan
Dinas Kesehatan Aceh.
Sebagai sebuah gambaran kinerja, LKj diharapkan dapat
menyajikan keseluruhan profil capaian kinerja Dinas Kesehatan Aceh
secara utuh, namun demikian disadari sepenuhnya bahwa
keterbatasan yang ada menjadikan LKj Dinas Kesehatan Aceh
Tahun 2017 ini masih belum sempurna, oleh karena itu saran dan
perbaikan sangat diperlukan, terutama menyangkut perbaikan terhadap
penetapan indikator kinerja dan pengumpulan data yang lebih
sistematis dan terstruktur.
Semoga LKj Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017 ini dapat menjadi
referensi yang representative serta kredibel dalam menjelaskan
kinerja Dinas Kesehatan Aceh Tahun 2017, dan dapat menjadi titik
balik bagi perbaikan kinerja Dinas Kesehatan Aceh di tahun
selanjutnya.
B. SARAN
Dalam pelaksanaan berbagai program dan kegiatan dipandang
perlu untuk dilakukan beberapa perbaikan dan modifikasi program dan
kegiatan sehingga kedepan diharapkan dapat lebih berjalan secara
efektif dan efisian dalam rangka meningkatkan kinerja Dinas Kesehatan
Aceh, untuk itu maka diperlukan beberapa upaya seperti:
1. Diperlukan pengendalian dan pengawasan melekat yang optimal
sehingga tujuan dan sasaran kegiatan dapat tercapai sesuai harapan
sehingga semua upaya kesehatan yang dilakukan baik usaha
kesehatan masyarakat (UKM) maupun upaya kesehatan perorangan
(UKP) benar-benar memberi kontribusi positif terhadap peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Aceh.
2. Komitmen dan dukungan semua pihak dalam penyelenggarakan
pelayanan untuk mencapai sasaran dengan berorientasi pada hasil,
berbasis kinerja dan melayani dan berpihak pada masyarakat.
3. Implementasi sistem AKIP benar–benar dapat berjalan secara optimal,
agar anggaran yang digunakan dapat sesuai dengan output dan
outcome yang diharapkan Dengan demikian kinerja oranganisasi
Dinas Kesehatan Aceh yang dibiayai oleh APBN/APBA benar-benar
terukur, bemanfaat dan akuntabel.
Banda Aceh, 10 Februari 2017
Kepala Dinas Kesehatan Aceh
dr. H A N I F
Pembina Utama Muda NIP. 197104182001121004
DAFTAR LAMPIRAN
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN ACEH
TAHUN 2017
1. Perjanjian Kinerja
2. Indikator Kinerja Utama (IKU)
3. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Aceh
4. Prestasi / Penghargaan