dinamika kampus 2014

59
Page 1 1. Pembenahan Kampus Ada jutaan mahasiswa di Indonesia, tersebar di ribuan perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN dan PTS) yang berlokasi di ratusan kota. Mahasiswa adalah harapan bangsa, kelak sebagian mereka akan meneruskan estafet kepemimpinan bangsa, baik di pusat atau daerah. Mahasiswa adalah sekelompok pemuda yang beruntung, karena bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Padahal lebih dari 80 persen pemuda (usia 18 – 24 tahun) lainnya, tidak bisa lanjut studi, dengan beragam alasan, terutama masalah ekonomi. Biaya mentok, ya sudah selepas SMA atau SMK cari kerja, kebanyakan kerja serabutan atau dibayar di bawah UMR, sebagian besar malah nganggur. Salah satu rapor buruk pengelola republik ini adalah kurang mampu menciptakan peluang kerja dan kurang kreatif mengembangkan iklim usaha. Tak heran jika fenomena penangguran dan kemiskinan, bagai gunung es, yang bisa meleleh kapan saja. Masih untung ada beberapa negara jiran dan negara sahabat berbaik hati menampung pencari kerja kita, walah sebagian kecil diperlakukan dengan kurang manusiawi. Mahsiswa masuk PTN atau PTS juga dengan harapan setelah lulus

description

dinamika

Transcript of dinamika kampus 2014

Page 1: dinamika kampus 2014

Page 11. Pembenahan KampusAda jutaan mahasiswa di Indonesia, tersebar di ribuan perguruan tingginegeri dan swasta (PTN dan PTS) yang berlokasi di ratusan kota.Mahasiswa adalah harapan bangsa, kelak sebagian mereka akanmeneruskan estafet kepemimpinan bangsa, baik di pusat atau daerah.Mahasiswa adalah sekelompok pemuda yang beruntung, karena bisamelanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Padahal lebih dari 80 persenpemuda (usia 18 – 24 tahun) lainnya, tidak bisa lanjut studi, denganberagam alasan, terutama masalah ekonomi. Biaya mentok, ya sudahselepas SMA atau SMK cari kerja, kebanyakan kerja serabutan ataudibayar di bawah UMR, sebagian besar malah nganggur.Salah satu rapor buruk pengelola republik ini adalah kurang mampumenciptakan peluang kerja dan kurang kreatif mengembangkan iklimusaha. Tak heran jika fenomena penangguran dan kemiskinan, bagaigunung es, yang bisa meleleh kapan saja. Masih untung ada beberapanegara jiran dan negara sahabat berbaik hati menampung pencari kerjakita, walah sebagian kecil diperlakukan dengan kurang manusiawi.Mahsiswa masuk PTN atau PTS juga dengan harapan setelah lulusmemperoleh pekerjaan yang lebih layak, atau membuka usaha denganskala yang lebih besar. Namun obsesi itu sebagian besar akan mentokjuga, lagi-lagi karena kesempatan kerja dan peluang usaha yang tidakdikembangkan secara kondusif. Diperkirakan tahun ini saja, lebih dari 1juta sarjana bakal nganggur.Dinamika Kampus danTantangan GlobalAtep Afia HidayatProgram Studi Teknik IndustriFakultas Teknik Universitas Mercu BuanaJakarta 2012

Page 2Sekali lagi fenomena gunung es makin menguat, bahkan untuk tingkatintelektual yang lebih tinggi. Bayangkan investasi sumberdaya manusia(SDM) yang begitu mahal, tidak terakomodasi dengan baik. Yang lebihmengenaskan adalah nasib para orang tua, yang sebagian besar berjibakumembiayai studi anaknya untuk menjadi sarjana. Kita masih ingat dalamserial “Si Doel Anak Sekolahan”, bagaimana jerih payahnya Babeh Sabeniuntuk menjadikan Si Doel sebagai “Tukang Insinyur”. Hektaran tanahnyadijual untuk menutupi biaya kuliah, dengan harapan Si Doel bisa kerjakantoran, seperti “orang-orang”. Namun apa mau di kata, sampai akhir

Page 2: dinamika kampus 2014

hayatnya, Babeh Sabeni tidak sempat menyaksikan “Tukang Insinyur”kerja kantoran seperti harapannya.Banyak Babeh Sabeni – Babeh Sabeni lainnya yang bernasib sama.Kenyataannya, sebagian orang tua mahasiswa berada dalam kondisiekonomi pas-pasan. Menyekolahkan anak ke PTN atau PTS denganmenguatkan diri. Harapannya, nasib anaknya bisa lebih baik dari nasibdirinya. Gelar sarjana masih mendapat tempat begitu terhormat ditengah masyarakat. Oleh sebab itu pembukaan program studi baru,bahkan universitas baru makin marak setiap tahunnya. Meskipun di sisilainnya tak sedikit program studi yang terpaksa ditutup karena tidak adapeminat.Erat sekali keterkaitan antara pengelolaan pendidikan, peluang kerja danusaha, dan peran pemerintah. Pengelola pendidikan harus benar-benarmenyadari, bahwa hal terpenting yang harus dimiliki peserta didiknyaadalah kemandirian, kemampuan kerja dan kemampuan usaha. Pesertadidik jangan hanya dijadikan “perpustakaan berjalan” atau “hardisktempat penympanan file”. Hapalkan ini, hapalkan itu, baca ini, baca itu,tanpa diberikan motivasi mengenai esensi kehidupan yang berkelanjutandan berkemapanan. Kebanyakan lembaga pendidikan (dasar, menengah,tinggi) hanya menjadi elemen transmisi ilmu dan pengetahuan, belumbersikap sebagai agen transformasi dan transmotivasi. Begitu pula peranpemerintah dalam menciptakan link and match antara pendidikan denganlapangan kerja, masih jalan di tempat. Tidak ada kebijakan yang holistikdan komprehenshif, hanya keinginan berdasarkan selera siapa yangberkuasa, sehingga muncul istilah “ganti menteri ganti kebijakan”.Pendidikan tinggi adalah tempat menyemai “benih unggul”, di manasetelah tumbuh dan berkembang, benih tersebut akan menjelma jadisumberdaya manusia yang berkarakter dan unggul. Indonesia masadepan harus lebih baik dari sekarang, menjadi negara yangdiperhitungkan bukan hanya menyangkut kuantitatif saja, tetapi jugameliputi kualitatif. Menjadi bangsa yang berkualitas ? Ya dimulai denganpembenahan kampus-kampus. (Atep Afia)

Page 32. Menunggu Kontribusi Guru BesarDi setiap negara tentu ada institusi yang disebut perguruan tinggi, bisaberupa universitas, sekolah tinggi atau akademi. Idealnya setiapperguruan tinggi memiliki guru besar atau profesor. Kondisi di Indonesiasangat tidak merata, ada perguruan tinggi yang memiliki ratusan gurubesar, ada yang jumlah guru besarnya dalam hitungan jari, ada juga yangsama sekali tidak ada guru besarnya. Kualitas sebuah perguruan tinggi

Page 3: dinamika kampus 2014

antara lain bisa dilihat dari jumlah dan keberadaan guru besarnya.Beberapa perguruan tinggi di Indonesia berhasil masuk daftar 500perguruan tinggi kelas dunia, antara lain karena kontribusi guru besarnya.Ya, guru besar harus berkontribusi terhadap institusinya, bahkan gurubesar pun wajib berkontribusi kepada bangsa dan negaranya.Menyandang status guru besar adalah amanah sebagai putra terbaikbangsa di bidangnya. Setiap penerima gelar guru besar memiliki tanggungjawab moral, setidaknya harus lebih peka di dalam mengamati sekaligusberkontrsibusi terhadap kemajuan bangsanya. Gelar guru besar bukansekedar pencapaian angka kum 1.000, 1.100, 1.200 dan sebagainya,bukan sekedar mengoleksi beragam pencapaian unsur Tri DharmaPerguruan Tinggi, tetapi yang lebih penting ialah menerapkan asasmanfaat bagi masyarakat di sekitarnya.Guru besar harus bersinggungan langsung dengan kehidupan masyarakat.Kemampuan ilmu dan pengetahuannya harus teraplikasi secara tepatsasaran di beragam bidang yang ada. Sudah semestrinya guru besarpertanian se-Indonesia bersatu-padu, guyub, untuk bersama-samamemecahkan persoalan petani dan pertaniannya. Kenapa pertanian

Page 4selalu terpuruk, kenapa nasib petani sulit beranjak. Begitu pula, gurubesar bidang kedokteran perlu berkolaborasi, bagaimana meningkatkanmutu kesehatan masyarakat. Begitu pula guru besar politik, hukum,ekonomi, teknik, dan sebagainya.Masa bakti guru besar di Indonesia relatif terbatas, terutama karena saatpengangkatan usianya sudah tidak muda lagi, kebanyakan di atas 55tahun. Untuk mengurus status guru besar di Indonesia memang tidakmudah, proses penilaiannya sangat panjang, baik ketika di internalperguruan tinggi sendiri, maupun saat di Kementerian PendidikanNasional. Padahal banyak dosen bergelar doktor yang berusia relatifmuda, bahkan ada yang 30 tahunan. Kalau seorang guru besar diangkatpada usia 30 tahunan, masa bakti ke-profesor-an-nya akan lebih panjang.Kondisi tubuh dan pikirannya masih prima, sehingga kontribusinya bagibangsa dan negara bisa lebih optimal.Di atas kertas kondisi negeri ini relatif baik, misalnya untuk beberapaindikator perekonomian tumbuh sekian persen, tetapi kondisi di lapanganberbicara lain, mulai dari jumlah pengangguran yang terus meningkat,jumlah orang miskin yang makin banyak, kerusakan lingkungan, korupsi,berbagai pelanggaran hukum dan HAM yang tidak pernah terselesaikan,dan sebagainya. Bisa dikatakan negeri ini sedang terpuruk. Nah, aksi danreaksi sang guru besar sangat dinantikan, bagaimanapun Anda diberikan

Page 4: dinamika kampus 2014

kemampuan yang lebih, kepintaran di atas rata-rata, tolong berikan solusibuat negeri tercinta ini . (Atep Afia)Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi sebagian orang.Tiada hari tanpa online, sehingga di mana pun berada selalu berusahamengakses internet.Pengguna internet berselancar ria di dunia maya dengan beragamkepentingan, mulai dari dalam rangka belajar, hiburan, bergaul, kerja, dansebagainya. Dalam hal ini banyak aspek positif dari internet, selain itutentu saja banyak juga aspek negatifnya.Internet adalah jembatan yang menyeberangkan seseorang dari satuposisi ke posisi lainnya, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak kenalmenjadi kenal, dari tidak terampil menjadi terampil, dan dari tidakterkenal menjadi terkenal.Media internet berisi ilmu, pengetahuan, teknologi dan seni yang siapdiakses selama 24 jam. Tak heran jika ada yang mengatakan, kalausekedar belajar sesuatu lebih baik memilih internet dibanding universitas.Nah lho ! Berarti perlahan tapi pasti peran universitas atau sekolah akandigeser internet, terutama kalau paradigma lama masih bertahan. Jikasebelumnya dosen atau pengajar berperan sebagai transformator ilmupengetahuan, maka kedudukannya akan digantikan oleh internet. Posisipengajar harus beralih dari seorang transformator menjadi seorangmotivator dan inspirator.Sudah banyak contoh kasus mengenai orang yang sukses dibidangtertentu dengan tanpa guru, tetapi hanya belajar dari internet. Bahkanpembelajaran di internet tidak mengenal batas usia. Ada anak usia TKatau SD memiliki kemampuan yang canggih dibidang teknologi informasi,seperti dalam pembuatan software anti virus atau game edukasi, ternyatabermodalkan belajar dari internet.Memperhatikan fenomena pembelajaran di internet, sudah selayaknyapara guru, dosen atau siapaun yang bergerak dibidang pendidikan supaya

Page 5lebih melek internet. Mereka diharapkan aktif dalam mengunduh ataumengunggah file yang berhubungan dengan proses belajar dan mengajar.Setiap pengajar perlu memiliki web-blog edukasi yang dapat diunduh olehmurid atau masyarakat luas. Dalam hal ini perlu ada kebijakanKementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) yang mewajibkan paraguru dan dosen untuk memiliki web edukasi atau minimal web-blogedukasi.Kenapa web-blog edukasi ? Karena banyak situs web nasional daninternasional yang menyediakan fasilitas nge-blog secara gratis, seperti

Page 5: dinamika kampus 2014

Wordpress.com, Blogspot.com, Blogdetik.com, Kompasiana.com dansebagainya.Antara proses pendidikan dengan teknologi informasi semakin tidakterpisahkan. Dengan penggunaan teknologi informasi, maka prosespendidikan akan lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini Kemendiknasperlu membuat portal web-blog edukasi yang di dalamnya berisi linkseluruh web-blog guru dan dosen di seluruh Indonesia. Bisa saja diberinama “Portal Web-Blog Edukasi Indonesia” atau PORWEBEI. Bisa jugablog yang dibuat para pengajar ini dijadikan salah satu poin untukpenilaian kepangkatan.Tentu saja membuat blog yang dikelola dengan serius akan memberikannilai informasi edukasi yang lebih luas. Jangkauannya tidak hanya sebatassekolah atau kampus, namun sedunia. Apapun karya guru atau dosenmulai dari artikel, makalah, jurnal atau e-book bisa diposting melalui blogedukasinya. Bayangkan di Indonesia ada ribuan professor atau guru besaryang tentu saja memiliki ilmu dan pengetahuan yang mumpuni, namunsangat disayangkan hanya sedikit saja yang memiliki web-blog. Begitupula pengajar yang bergelar S3 lulusan dalam dan luar negeri jumlahnyamencapai puluhan ribu orang, dan yang memiliki blog untukmempublikasikan pengetahuan, hasil pemikiran dan penelitiannya hanyasedikit saja. Ya, pokoke mulai dari guru besar sampai guru biasa perlumemiliki web-blog edukasi.Nah, ini sekedar gagasan dari saya, mudah-mudahan mendapattanggapan serius dari Mendiknas Mohammad Nuh dan segenapjajarannya. Inilah inovasi untuk dunia pendidikan di Indonesia. (Atep Afia)

Page 63. Kampus Harus Peduli LingkunganSangat penting untuk dicermati, sampai berapa jauh kiprah perguruantinggi atau kampus terhadap pemeliharaan dan pelestarian lingkunganhidup. Apakah kiprahnya sudah terbukti secara nyata atau baru bersifatteoritis-konseptual ? Jangan sampai ada kecenderungan peranannyahanya sebatas diskusi, seminar atau lokakarya dan relative kurangberaksi.Persoalan menyangkut lingkungan hidup ternyata makin banyak dibahasdan diungkapkan. Kenyataannya, setiap orang berkepentingan denganlingkungan hidup, karena menyangkut salah satu kebutuhan primernya.Dalam hal ini, perguruan tinggi selaku salah satu agen pembaruan ataumodernisasi dalam kehidupan masyarakat, tentu saja harus berperansecara eksis dan dominan. Orang kampus tidak bisa berpangku tangan,atau sekedar melakukan analisis masalah tanpa disertai upaya

Page 6: dinamika kampus 2014

pemecahan masalah yang benar-benar objektif.Akibat makin meluasnya industrialisasi dan makin pesatnya pertambahanjumlah penduduk, maka kerusakan lingkungan semakin menjadi-jadi.Tampaknya, di seluruh permukaan bumi ini, hampir setiap sudut telahterjangkau rekayasa manusia. Ironisnya, upaya perekayasaan tersebutumumnya menggangu stabilitas ekosistem.Tak ada satupun ekosistembuatan manusia yang lebih stabil dari pada ekosistem alam. Ekosistembuatan ditandai dengan tingkat kerentanaannya ( vulnerability ) yangtinggi, mudah rusak, mudah dipengaruhi oleh iklim sekitar. Sebagaigambaran ekosistem berupa perkebunan lebih rawan terhadap pengaruhfluktuasi iklim, bencana alam, bahkan gangguan hama penyakit dibandingekosistem hutan.Kenyataanya, mutu lingkungan hidup kian merosot, bahkan di beberapakokasi sampai ke tingkat yang paling rendah. Hal itu ditandai dengankemampuannya yang menurun sedemikian rupa, hingga tidak lagimemenuhi syarat-syarat atau kelayakan bagi kehidupan spesies yangada dibumi, termasuk manusia.Melihat kondisi tersebut, sudah sewajarnya perguruan tinggi turutmenghambat laju penurunan mutu lingkungan hidup. Melalui Tri DharmaPerguruan Tinggi bisa makin mengintensifkan penyuluhan mengenailingkungan hidup. Penelitian menyangkut pemeliharaan dan kerusakanlingkungan hidup harus lebih ditingkatkan, dengan hasilnya yang benarbenar diaplikasikan secara luas. Hasil penelitian jangan hanya berakhirdimeja sidang atau seminar, lantas diarsipkan di perpustakaan. Hasilpenelitian hendaknya dipublikasikan secara luas, hingga masyarakatbenar-benar memanfaatkannnya.Kejelasan informasi dari perguruan tinggu itulah yang bisa dimanfaatkanuntuk menangkal kerusakan lingkungan hidup. Umpamannya, hasilanalisis mengenai kadar gas polutan di salah satu bagian kota, sudahsemestinya dipublikasikan secara luas, yakni supaya pihak terkait segeramengambil tindakan atau penertiban.Bagi masyarakat perkotaan bisa diberikan penyuluhan mengenaipengelolaan sampah atau pemeliharaan kebersihan dan keindahanlingkungan perkotaan. Bagi masyarakat pedesaan bisa diberikan

Page 7penyuluhan mengenai penghijauan, hutan desa, energy ramahlingkungan, dan sebagainya.Bagi pengusaha atau industriawan yang cenderung melakukanpelimbahan yang melampaui batas, perguruan tinggi pun bisa melakukanpendekatan, upamanya dengan cara menjalin kerjasama dalam penelitian

Page 7: dinamika kampus 2014

mengenai pengurangan kadar limbah, atau merancang alat tertentu yangmampu mengurangi kadar limbah atau polusi. Perguruan tinggimenyediakan tenaga ahli dan rancangan, sedangkan pengusahamenyediakan fasilitas dan dana.Perguruan tinggi pun sudah semestinya mengadakan komunikasi denganpihak pengambil keputusan, umpamannya dengan KementerianLingkungan Hidup, Kehutaan, Perindustrian, Pertanian, Bapedal ( BadanPengawas Dampak Lingkungan ), POLRI, Kejaksaan, dan sebagainya. Kerjasama tersebut diharapkan mampu menangkal secara dini terjadinyakerusakan lingkungan hidup.Masalah lingkungan hidup sebenarnya merupakan masalah global, tidakhanya menyangkut orang ekologi, tetapi juga dari disiplin ilmu lainnya,baik teknik, sosial, komunikasi, ekonomi, hukum, psikologi bahkankebudayaan. Upaya pemecahan masalah lingkungan hidup sudahsemestinya melibatkani antar disiplin ilmu.Sebagai contoh, untuk melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) pada proyek-proyek dan industri-industri tertentu, diperlukanorang-orang ekologi, teknik, sosial, hukum, ekonomi, dan sebagainya.Dengan demikian selayaknya berbagai potensi yang dimiliki perguruantinggi dimanfaatkan secara optimal. Civitas akademika diharapkanmeningkatkan kepeduliannya terhadap persoalan lingkungan hidup. (AtepAfia).

Page 84. Top 5 Perguruan Tinggi Di Indonesia“Alhamdulillah, berkat dukungan semua pihak, posisi Unpad versi QS Stardi Indonesia No. 5 setelah UI, UGM, Unair dan ITB. Sedangkan di Asianomor 128 setelah tahun lalu di posisi 161. Nuhun sekali lagi atasdukungan dan kerja keras semuanya”. Begitu tulis Prof. Dr. Ir. GanjarKurnia, DEA, Rektor Unpad dalam akun Facebook-nya, Rabu, 25 Mei2011. Unpad memang berada pada peringkat lima perguruan tinggi (PT)paling ngetop di Indonesia, namun berada di luar 100 besar Asia.Quacquarelli Symonds (QS) Ranking merupakan lembaga terkemuka yangmengeluarkan pemeringkatan perguruan tinggi terbaik di dunia,kemudian di diterbitkan oleh Times Higher Education Supplement (THES).THES antara lain memuat daftar top 100 PT Asia, yang ternyata didominasi PT asal Jepang, Hong Kong, China, Korea Selatan dan Taiwan.Sebagaimana dikutip Ganjar, Indonesia berhasil menempatkan empat PTdalam daftar top 100. Keempat PT tersebut ialah UI pada peringkatperingkat 50; UGM peringkat 80; Unair 86; dan ITB peringkat 98. Di luar100 besar ada Unpad di peringkat 128 dan Undip 134.

Page 8: dinamika kampus 2014

Mengacu pada hasil pemeringkatan PT versi QS, posisi PT Indonesia masihtertinggal oleh PT di Singapura, Malaysia dan Thailand. Sebagai contohNational University of Singapore (NUS) berada dalam posisi 10 besar.Sementara PT asal Thailand, yaitu Universitas Mahidol berada di posisi 34,dan Universitas Chulalongkorn pada posisi 47. Sementara Malaysia yangpada periode tahun 1970-1980 banyak belajar pada PT di Indonesia,mendapatkan peringkat jauh lebih baik, masing-masing UniversitasKebangsaan Malaysia peringkat 53, University Sains Malaysia peringkat54, dan Universiti Teknologi Malaysia pada peringkat 76.Sejak tahun 2004 THES yang berbasis di Inggris telah secara rutinmenerbitkan QS Ranking. Penilaian QS Ranking didasarkan pada academicreview, employer review, citations per faculty, student faculty,international faculty, dan international students.Pemeringkatan PT juga dilakukan berdasarkan Webometrics, di manamasing-masing situs web milik PT dinilai berdarakan katagori Size,Visibility, Rich Files dan Scholar dengan menggunakan mesin pencariGoogle, Yahoo, Bing dan Exalead. Berdasarkan hasil pemeringkatanWebometrics periode Januari 2011, peringkat Pertama PT di Indonesiadiduduki UGM ( No. 583 dunia); Kedua, UI (No. 599 dunia); Ketiga ITB (No.770 dunia); Keempat Unair (No. 1.000 dunia); dan Kelima Undip (No.1.004 dunia).Masih adalagi alat ukur populeritas PT berdasarkan performa situs web,yaitu mengacu pada Alexa Traffic Rank. Mengacu pada Alexa Traffic Rankyang diunduh 24 Mei 2011. Dari top 500 situs web yang ada di Indonesia,hanya 11 yang merupakan situs PT, yaitu UGM (peringkat 164), UI (229),Undip (270), Gunadarma (322), Amikom Yogya (356), TeknologiPendidikan Unesa (374), USU (398), ITB (408), UNS (435), ITS (460), danUPI (461).Sebenarnya masih cukup banyak upaya pemeringkatan PT oleh lembaga-lembaga tertentu, baik mengacu pada performa dan kinerja akademikmaupun hanya sebatas pemeringkatan situs web. Namun dari uraiantersebut bisa diketahui PT mana saja yang termasuk paling ngetop di

Page 9Indonesia. Berdasarkan tiga macam hasil pemeringkatan di atas, ternyataUGM dan UI merupakan dua PT yang paling ngetop di Indonesia. (AtepAfia).5. Profesionalisme Perguruan TinggiUntuk memasuki era globalisasi, sebuah perguruan tinggi harusmerupakan suatu professionalizing force. Di dalam tubuh perguruantinggi harus dikembangkan budaya perofesionalisme. Menurut

Page 9: dinamika kampus 2014

Huntington dalam bukunya “The Soldier and the State” memiliki ciri-cirikeahlian (expertise), tanggung jawab (responsibility) dan kesejawatan(corporateness). Budaya profesionalisme akan berpengaruh terhadapkemunculan sarjana-sarjana yang profesional, yang diharapkan mampumenjadi modernizing force dalam kehidupan masyarakat secara luas.Profesionalisme harus menyentuh seluruh aktivitas civitas acedemika.Termasuk di dalamya peningkatan kualitas dosen, penyediaan saranapendidikan dan penelitian, serta perluasan kerja sama dengan berbagaipihak. Pentingnya profesionalisme juga sebagai upaya untukmengimbangi kepesatan perkembangan ilmu dan teknologi.Perguruan tinggi merupakan institusi yang paling dinamis, karenasenantiasa melahirkan inovasi dan pemikiran baru. Perguruan tinggi jugamerupakan agen pe-rekayasa dalam dinamika kehidupan masyarakat.Dengan berbagai perdikat yang disandangnya tersebut, maka upayapeningkatan profesionalisme menjadi keharusan.Dalam pengembangan profesionalisme, terkandung unsur peningkatanmutu pendidikan. Menurut salah seorang pakar pendidikan, bahwa mutupendidikan hanya bisa ditingkatkan melalui kompetisi bebas. Bahkan,kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi, sangat tergantung dari domesticrivalry di antara lembaga-lembaga pendidikan yang ada. Lantas, pakartersebut menunjukkan contoh, bahwa nama-nama besar seperti Harvard

Page 10University, Wharton University dan Berkeley University, muncul berkatadanya kompetisi yang sangat ketat. Kompetisi ini juga akhirnya akanmengarah pada terwujudnya budaya profesionalisme.Terdapat kecenderungan, bawah kompetisi dan pertumbuhan duniausaha, sebagai dampak dari debirokratisasi dan deregulasi, kurangdiimbangi dengan kompetisi dan perbaikan mutu pendidikan. Haltersebut menimbulkan kesenjangan, berupa terjadinya kelangkaantenaga dan manajer profesional. Maka, tak heran jika budaya bajak-membajak tenaga profesional terjadi di mana-mana. padahal di sisi lainbanyak sarjana yag sulit memperoleh pekerjaan, dengan jumlahnya yangterus bertambah.Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, berbagai upaya dapat dilakukan,antara lain dengan pengadaan placement centre, di mana perguruantinggi dan dunia usaha membentuk kerjasama dalam soal pelatihantenaga dan rekrutmen. Selain itu, perguruan tinggi juga bisa berfungsisebagai penghubung antara lulusannya dengan berbagai instansi dandunia usaha yang membutuhkan tenaga kerja.Untuk memasuki era globalisasi, perguruan tinggi harus mampu

Page 10: dinamika kampus 2014

memasuki ajang kompetisi. Untuk itu perguruan tinggi dituntut memilikiotonomi. Dalam hal ini Undang-undang No. 20 Tahun 2003, tentangSistem Pendidikan Nasional pasal 24 ayat (2), bahwa perguruan tinggimemiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusatpenyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdiankepada masyarakat. Kemudian ayat menyebutkan bahwa, perguruantinggi dapat memperoleh sumber dana dari masyarakat yangpengelolaannya dilakukan berdasarkan prinsip akuntabilitas publik.Dengan adanya ketentuan tersebut, kompetisi antar perguruan tinggiuntuk memperoleh dana dari luar akan semakin ketat. Untuk menjadikompetitor yang unggul, perguruan tinggi perlu meningkatkan berbagaikemampuannya. Kenyatannya sebagian besar perguruan tinggi diIndonesia masih dalam kondisi teaching university. Padahal, tuntutanperadaban dengan makin pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi,kondisi perguruan tinggi harus siap menjadi research university.Perguruan tinggi yang telah memasuki era research university ditandaidegan penelitian-penelitian yang dilaksanakan secara berkesinambungandan produktif. Sehingga untuk dan menjadi profesional menjadi lebihmudah, karena dengan banyaknya penelitian akan banyak mengundangpara pemodal atau investor yang berkepentingan.Kompetisi antar perguruan tinggi tidak bisa dilaksanakan secara bebas,mengingat terdapatnya perbedaan mutu pada masing-masing perguruantinggi. Di samping itu, hanya beberapa perguruan tinggi saja yangmemenuhi kriteria untuk menjadi perguruan tinggi profesional. Dengandemikian, campur tangan pemerintah masih diperlukan dalam hal ini,terutama dalam pemerataan alokasi dana. Adanya regulasi daripemerintah tersebut, dimaksudkan untuk memberikan proteksi bagiperguruan tinggi yang kurang bersifat kompetitif.Salah satu dharma dari perguruan tinggi ialah pengabdian kepadamasyarakat. Maka posisi masyarakat dalam hal ini sebagai mitraperguruan tinggi. Dengan adanya landasan itu maka sesungguhnya prinsipmenara gading sama sekali tidak dikenal dalam dunia pendidikan tinggi diIndonesia. Akan tetapi, dengan masuknya budaya bisnis pada perguruantinggi, dikhawatirkan akan munculnya diskriminasi terhadap kelompok

Page 11masyarakat yang kurang mampu. Sehingga muncul kesan bahwaperguruan tinggi hanya diperuntukan bagi mereka yang berkantong tebal.Perguruan tinggi yang telah profesional dikhawatirkan akan menjadisebuah perguruan tinggi yang terkesan mahal, hanya terjangkau olehkalangan tertentu. Selain itu dikhawatirkan terjadinya degradasi pada misi

Page 11: dinamika kampus 2014

pengabdian masyarakat, karena terjadinya pergeseran orientasi yangmengarah pada bisnis.Dengan demikian, sebenarnya focus of interest perguruan tinggisehubungan dengan profesionalismenya meliputi dua mitra. Mitrapertama, terdiri dari masyarakat yang harus mendapatkan pelayanandengan orientasi pada pengabdian; Mitra yang kedua, yakni dunia usahadengan orientasi bisnis. (Atep Afia).6. Optimasi Peran Perguruan TinggiJumlah perguruan tinggi di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 3070,meliputi perguruan tinggi negeri (PTN) 83 (2,7%) dan perguruan tinggiswasta (PTS) 2.987 (97,3%). Setiap tahun semua perguruan tinggimenghasilkan lebih dari satu juta lulusan. Persoalannya hanya sebagiankecil yang berhasil diterima bekerja di sektor pemerintahan atau swasta,sebagian lainnya berhasil menciptakan usaha mandiri, dan sebagian lagimenjadi pengangguran professional. Pengangguran yang berbekal ijazahpendidikan tinggi dengan tingkat intelektual yang rata-rata di ataslumayan.Dalam kurun waktu 2009-2010, jumlah lulusan PTN dan PTS yang masihmenganggur bisa mencapai 600 ribu. Jumlah tersebut mengalamikenaikan setiap tahun, karena rata-rata 30 persen dari 200 ribumahasiswa yang diwisuda setiap tahun, tidak terserap di dunia kerja.Namun jika ditelaah lebih lanjut, ternyata sebagian lulusan yang terserapdunia kerja mengalami ketidaksesuaian antara program studi yangditempuh dengan bidang kerja yag diraih. Selain itu tidak sesuai denganpotensi sumberdaya manusia yang dimiliki (kurang menatang) dan tidaksesuai dengan insentif yang diperoleh.Sebagai contoh kasus, untuk IPB (Institut Pertanian Bogor) namanyasering diplesetkan menjadi Institut “Perbankan” Bogor atau Institut“Publisistik” Bogor, tak lain karena makin banyak lulusannya yangmenekuni dunia perbankan dan dunia kewartawanan. Hal itu memangsah-sah saja, namun jika dikembalikan ke skenario awal tentu saja kurangsesuai dengan misi program studi yang ditempuh.

Page 12Pengangguran profesional akan menjadi masalah yang cukup serius. Disatu sisi merupakan fakta adanya pemborosan potensi sumberdayamanusia, sedangkan di sisi lainnya bisa berpengaruh terhadap kondisinasional. Hal itupun menunjukkan belum adanya titik temu antara duniaperguruan tinggi dengan dunia kerja.Upaya untuk menjembataninya memang telah berulang kali ditempuh,namun belum ada hasil yang memuaskan. Hal itu setidaknya dibuktikan

Page 12: dinamika kampus 2014

melalui angka-angka statistik pertumbuhan jumlah pengangguranprofesional yang makin membengkak.Dalam hal ini memang belum ada upaya yang sungguh-sungguh untukmenyesuaikan aspek kualitas dan kuantitas lulusan dengan kebutuhanyang sebenarnya. Yang terjadi malah sebaliknya, daya tampung PTS danPTN terus diperbesar, meskipun ada upaya untuk program studi yangsudah benar-benar mengalami kejenuhan dibatasi.Tak dapat dipungkiri bahwa sampai saat ini perguruan tinggi masih terlaluberorientasi pada jumlah lulusansi. Setiap PTS dan PTN berlomba-lombauntuk meningkatkan jumlah lulusannya, hal itu guna memenuhi angkaefisiensi edukasi (AEE = rasio antara jumlah lulusan dengan jumlahmahasiswa). Tak heran jika sebuah PTS di Jakarta mampu mewisuda lebihdari 4.000 lulusan dalam setahun.Dengan memperhatikan kondisi di lapangan, sudah selayaknya setiappengelola perguruan tinggi melakukan reorientasi, tidak hanya terfokuspada jumlah lulusan,namun pada kebutuhan konsumen (dunia kerja).Bidang studi apa yang lulusannya masih kurang namun sangatdibutuhkan. Selain itu dalam segi kurikulum perlu didukung oleh aspekrelevansinya dengan permintaan lapangan kerja. Kenyataannya kurikulumyang diterapkan umumnya tertinggal jauh dengan perkembangan duniausaha. Maka tak heran banyak lulusan yang benar-benar bingung ketikamemasuki dunia kerja, antara teori yang diperoleh di perguruan tinggikurang sesuai dengan fakta yang ada di lapangan.Lulusan perguruan tinggi memang tidak dirancang untuk siap kerja. Istilahsiap kerja lebih tepat ditujukan untuk calon tenaga pelaksana. Sedangkanuntuk mengisi level menengah ke atas dalam suatu isntansi atauperusahaan dibutuhkan sumberdaya manusia yang siap latih. Namunternyata menurut pengakuan beberapa manajer SDM sebagian besarlulusan belum bisa dikatagorikan siap latih.Berdasarkan data di beberapa perusahaan, sdari sekian banyak jumlahpelamar yang bergelar S1, yang benar-benar siap latih sangat terbatas.Dalam konsep siap latih itu terkait kemampuan untuk berpikir secararasional, sistematis, dan mampu bekerja dengan kemampuan teknis.Reorientasi juga perlu diarahkan pada aspek pelaksaaan belajar-mengajar. Tak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar dosen memangcenderung teoritis. Sebagian program studi yang memiliki mata kuliahyang disertai praktikum ironisnya tidak memiliki laboratorium, kalaupunada kondisinya tidak memadai. Kalaupun praktikum bisa diselenggarakandengan baik hendaknya secara bertahap disesuaikan dengan prakteklapang yang sesungguhnya. Mahasiswa benar-benar merasakanbagaimana bekerja di lapangan, mulai dari menerapkan teori,

Page 13: dinamika kampus 2014

menunjukkan kemampuan teknis sampai mampu mengelola secara tepat.

Page 13Membengkaknya jumlah pengangguran professional sudah menjadi salahsatu masalah nasional, dengan demikian perlu dicari solusi yangkomprehenship. Dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional(Kemendiknas) melalui Direktorat Jenderal Pedidikan Tinggi (Dikti) perlumeningkatkan pengawasannya terhadap operasional perguruan tinggi.Namun hendaknya setiap perguruan tinggi diberi keleluasaan untukmengembangkan jatidirinya sesuai dengan pola ilmiah pokok (PIP)maisng-masing.Untuk memberikan keleluasaan agar PTS dengan leluasamengembangkan diri hendaknya campur tangan Dirjen Dikti melaluiKopertis agak dikurangi. Ada baiknya istilah “Kopertis” (KordinatorPerguruan Tinggi Swasta) diganti menjadi “Koperti” (KordinatorPerguruan Tinggi). Jadi untuk Koperti Wilayah DKI Jakarta bisa meliputi UI,UIN, UNJ dan seluruh PTS yang ada.Adanya deregulasi dibidang pendidikan tinggi akan membawa peluangbagi setiap perguruan tinggi, terutama PTS, untuk lebih meningkatkankemampuannya, termasuk dalam menghasilkan lulusan yang lebihberorientasi pasar (dunia kerja/dunia usaha).Solusi lain untuk megendalikan jumlah pengangguran professional ialahmeliputi program magang yang diterapkan secara nasional. Dalam hal iniperlu dibuat peraturan pemerintah mengenai per-magang-an, isinyaantara lain mewajibkan setiap perusahaan/instansi untuk menerimapeserta magang, juga mengharuskan setiap perguruan tinggi untukmencantumkan program magang dalam kurikulumnya.Dalam hal ini magang tidak hanya mengikutsertakan mahasiswa, tetapijuga bagi dosennya dalam bentuk yang berbeda, misalnya melaluiprogram penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tak dapatdipungkiri bahwa sebagian besar penelitian oleh dosen, kontribusinyaterhadap kemajuan dunia bisnis dan ekonomi nasional belum begitunyata. Malah sebagian hasil penelitian itu hanya tersimpan di lemariperpustakaan.Setiap dosen harus berani “melihat” keluar dan mengamati secaraobyektif kondisi yang ada di lapangan, dengan demikian materi kuliahyang disampaikannya menjadi lebih aktual dan bersifat strategiskonseptual. Dengan demikian para mahasiswanya pun kelak menjadilebih siap untuk memasuki dunia kerja atau “rimba bisnis” yangsesungguhnya. (Atep Afia).

Page 14: dinamika kampus 2014

Page 147. Perguruan Tinggi Harus Go PublicKeberadaan perguruan tinggi sudah selayaknya makin melekat dengandinamika kehidupan masyarakat di sekitarnya. Setiap perguruan tinggishould go public, as much as possible with the more narrow the social distancemasyarakat. Impression college which is known asivory tower needs to be removed.As an illustration of the image of the ivory tower on a collegehigh, which is now less relevant again, the occurrence of alienationbetween universities and the surrounding community. Perguruanhigh stands proudly looked indifferent society around him,otherwise the attitude of society further away, because it is not touchedhelping hand. In fact, one of the dharma college iscommunity service.Examples of cases concerning the image of an ivory tower on a collegehigher still exist today. There's a college, haveeconomics faculty, complete with dozens of professors and doctors. Namunwithin a radius of five kilometers from the campus, turns populationdominated pre-prosperous family. And ideally, where facultyThe economy can prosper in the surrounding community.No less than a scientist like Ali Shariati, help to highlight theivory tower case. In a book, "The IdeologyIntellectual ", he questioned," What is the function of a sociologist, if notable to tell us how to change and shapeour society? How he could help the community, andinvolved with social problems, if he confines himselfthemselves in position at the college, and the only teaching andanalyze sociology in his classroom walls ".In college, there are many studies of science,most can be applied to society, to be able to helpimprove people's lives. Herein lies the importance of the rockingpublic for a college, among others, to avoid imageThe ivory tower. Overall, the various activitiescollege, which is included in education, research andcommunity service, can go public-right.One product that is the result of research universities. Seringkalireport only stacked as collections and archives at the library.Though the study was not easy, costly and laborand not a little time. Concerns raised instudy, only resolved in the courtroom. While the follow-up-it often does not exist.

Page 15: dinamika kampus 2014

At least, here there is an effort to disseminate informationabout the results of research, both in the form of a journal or formother publications, which will be meaningful to the community input.Various studies, both conducted by lecturers andstudents can be publicly owned late. It is necessary for the internal policycollege to further promote the diverse worksacademic.In fact only a small part colleges are'mreally able to go public. The college group, usuallyhave a great asset, including but not limited human resources

Page 15superior, learning and scientific facilities are complete, the centerproductive research, community service centerdynamic, and has a good reputation and healthy in terms ofmanajemen.Some products can be college-going public's coverresearch, technological findings, publications, training, consulting,seminars, workshops, feasibility studies, counseling, and so on.Various of these products need to be packaged in a simple, thuswidening its scope. It is known that there are publiccampus or the academic community, but its existence remains apart of the general public. Between the academic community withthe general public do not like oil and water, do not mixand do not interact.The professors and doctoral degrees in Indonesia must be willing to learn toMuhammad Yunus, an economics doctorate in Bangladesh, which is duepersistence welfare of the poor in Bangladesh, throughGrameen Bank, which he founded. What does it mean the highest degreeacademic field, if a real contribution to society is almosttidak ada.Universities should be separated from the designation of the ivory tower, the keyare aspects of science and technology has to be able to be enjoyedmasyarakat. (ATEP Afia).8. Synergy College with the WorldUsahaUniversities (PT) and the business is a national assetis crucial for the progress of the nation. Moreover, if in betweenboth are a kind of symbiotic mutualism (cooperationmutual benefit), or partnerships. However, acollege with a variety of equipment to support

Page 16: dinamika kampus 2014

business development. In contrast, the business world can besustain the progress of a college.During this is in between the two institutions as the casegap. It is quite apparent in employment issues.College graduates feel confused when entering the worldusaha. Originally ambition is to "practice" or "apply"knowledge gained. But apadaya, among science or theory withpractice is very different, then comes the term "less ready".Entering today's era of industrialization, it should co-operation inbetween business and universities are more optimized.If not, then the potential will remain running alonealone, and do not form a positive and productive synergies.Approach of the college with the business world is not intendedas the adoption by the business side of college. Bagaimanapuna college, though in private (PTS) shouldstill refers to the Tri Dharma which includes education, research andcommunity service. If a college has

Page 16oriented in the direction of the business, then it becomes his missionfade.Cooperation between universities and the business world is intendedthe optimization potential of each. Things that can be obtainedby universities, among others, support facilities and equipmentresearch, funding research, internship location, and so on. Sedangkanthings that can be acquired businesses, the development of products,workforce training, assistance survey, and so on.With the cooperation with the business community colleges canimprove effectiveness and efficiency. Consulting services in the field ofmanagement, accounting, quality control, and others can also beserved by the college.Cooperation with the business community college can also be developedfurther in the field of community service. For example aLarge companies with the help of a college canhelping the surrounding community, through programs fatherlift, where people are trying to both the field of small industries,craft, or the other, and technological assistancepemasaran. In the implementation of corporate social responsibility (CSR)businesses can partner with universities. Pertumbuhana company and the development of a college, alsoshould be enjoyed by people around him.

Page 17: dinamika kampus 2014

One thing that is very important, as the effects of the cooperationuniversities with the business world, the increasingprofesionalisme. Professionalism that has the characteristics of expertise(Expertise), liability (responsibility) and kesejawatan(Corporateness), is a form of value-added or developmentof work (vocation).Business management concepts are born in college thenapplied in the business world. Conversely, cases that appear inthe business world can be explored further through college. The integrationit will eventually improve and optimize the functioneach party.Cooperation between universities and the business world is an eventto complement each other and fix the weaknesses of eachpihak. Until both sides can grow and developoptimal. Business growth will contribute further spurnational economic growth. In this case, the college playsas a catalyst. Colleges that have a sub-agencyresearch, is a partner of the business.However education is the backbone of the progress of anation, let alone college, which among others act asprofessionalizing force, institutionalizing force and modernizing force.With the form of partnership with the business, then progressuniversities will also be encouraged, given the nature of the business worldwhich is a profit organization. Forms of cooperation and even then willleads to a "profit" for each party. (ATEP Afia).

Page 179. Beware of Foreign Higher Education Invasion!A total of 26 public and private universities (state and private universities)collaborate in the National Universities Network Indonesia (Nuni).Nuni itself is the brainchild of Prof. Dr. Harjanto Prabowo, MM,Rector of Universitas Bina Nusantara, Jakarta. Declaration andNuni signing implemented by dozens of rector in the presence ofInternational college delegates being holddialogue Transnational Higher Education Summit (THES), housed inBuilding D, Ministry of Education and Culture, on Thursday, 20Oktober 2011.Nuni is a proactive step in anticipation of global competitionin the field of higher education. As we know today DraftHigher Education Act (Bill PT) are diigodok Parliament,turned out to be one of the articles mentioned the provision of opportunities

Page 18: dinamika kampus 2014

foreign universities into Indonesia.When even this wide range of universities from abroad so intensepromotion in Indonesia, either through educational exhibits, print mediaand online media. For example, Monash College as part of theMonash University, Australia, so aggressive advertising inKompas.com.Among the PTS PTS, PTS with PTN, PTN even with PTNdoes this happen during the competition, especially in gettingnew students. Through various entrance PTN openwider opportunities, I wonder if there is a gain dozenthousand new students. For example, in the academic year 2011/2012Universitas Padjadjaran (Padjadjaran University) and the University of Gadjah Mada (UGM)each received 10 505 and 10 248 new students. Dayacapacity of some state universities are so many, it is clear shrinkPTS opportunities.Within the framework of Nuni momentarily forget the competition, no interestgreater that should receive serious attention. Through collaboration inbetween PT expected to increase the quality of higher education. Tidaklimited to that alone, but further more able to improve the conditions andthe performance of thousands of PT which is currently being sunk. If more PT inIndonesia is problematic, it will impact on the quality of imaginghigher education as a whole. As an illustration, if only 10percent of Indonesia's PT-grade, and 90 percent do notquality, it would appear impression and inference that the entire PT inIndonesia is not qualified. The condition is of course a chancefor foreign PT to immediately entrenched in Indonesia.The entry of foreign PT Indonesia of course must be accompanied by regulationsjelas dan tegas. In this case the Ministry of Education and Culture,especially the Directorate General of Higher Education needs to holdstrict supervision. In addition it should be accompanied by the obligations of PTforeign to partner with PT Indonesia, however PT foreigners onlywill pay attention to aspects of global competence, while aspects of the chargelocal will not be ignored. It was very dangerous tonationalism and nationality, as long as this state and private universities inIndonesia has always characterized the development of wisdom and valueslocal.

Page 18According to the proponent Nuni, until the next two years will befocusing on aspects of student mobility, research sharing and

Page 19: dinamika kampus 2014

faculty mobility. Concrete steps will be developed jointly class,exchange of students and faculty exchanges.Before Nuni formed there was already a so-called ASEANUniversity Network (AUN), ie since November 1995. The idea itselfemerged during the 4th ASEAN Summit in 1992. To dateAUN members include Universiti Brunei Darussalam, Brunei Darussalam;Royal University of Phnom Penh, Cambodia; Royal University of Law andEconomic, Cambodia; Gadjah Mada University, Indonesia; University ofIndonesia, Indonesia; Institu Teknology Bandung, Indonesia; NationalUniversity of Laos, Lao PDR, University of Malaya, Malaysia; UniversitySains Malaysia, Malaysia; Kabangsaan University Malaysia, Malaysia;Institute of Economics, Myanmar; University of Yangon, Myanmar; De LaSalle University, The Philippines; University of the Philippines, ThePhilippines; Anteneo de Manila University, The Philippines; NationalUniversity of Singapore, Singapore; Nanyang Technological University,Singapore; Chulalongkorn University, Thailand; Burapha University,Thailand; Mahidol University, Thailand; Vietnam National University,Hanoi, Viet Nam; Vietnam National University, Ho Chi Minh City, Viet Nam;Airlangga University, Indonesia; Universiti Putra Malaysia, Malaysia;Singapore Management University, Signapore; and Chiang Mai University,Thailand.As for the 26 members of Nuni includes 13 state universities and 13 PTS, consisting of:Bina Nusantara University;Institute of Technology, 10 November; Institut Teknologi Bandung; AtmaJaya; Unika Soegijapranata; University Press; UniversitasAndalas; Atma Jaya Yogyakarta University; UB;Universitas Diponegoro; Universitas Gadjah Mada; UniversitasHasanuddin; Universitas Indonesia; Islamic University of Indonesia;Sultan Agung Islamic University; Maranatha Christian University;Petra Christian University; Universitas Kristen Satya Discourse; UniversitasMuhammadiyah Malang; Padjadjaran University; Parahyangan Catholic University;Sanata Dharma; University of March; UniversitasNorth Sumatra; Universitas Surabaya; and Udayana University.Nuni existence is expected to improve the performance and the performance of PTyang ada di Indonesia. Nuni as PT group was known inIndonesia should work together to contribute tocompletion of the diverse problems facing the nation (ATEP Afia).

Page 1910. Towards a World Class University

Page 20: dinamika kampus 2014

We have had many universities in Indonesia, which statesis heading a world-class. It is a positive ambitionand progressive if accompanied by measures of objective and factualtowards it. However, to obtain the status of a world-class university clearis not very easy, there must be a certain seed reallyworld class, and there was virtually no competitors in other countries. UnggulanIt could be a program of study, study centers or research centers,research institutions, curricula, laboratories and so on.In Indonesia, some universities are already worth promotingitself as a world-class university. Some of the oldest universitiessuch as ITB, UGM, and IPB UI already has a tradition of academic and researchthat qualified. Their work at the national level is no doubt, eitherthe form of the contribution of human resources and technological resources.When the New Order for example, the Cabinet Development I - VIIdominated by professionals from the university. Begitu puladevelopment of new technologies in industrial, food andagriculture, mining and energy, also dominated by researchers fromthe college. Excellent research in economics and social elseproduced many universities. In the next layerappear the names of Airlangga University, Padjadjaran University, Diponegoro University, UNHAS and ITS. Trailpredecessor, even this college was ready to gointernasional.In addition to the above a row of names, of course, there are many universities orother universities, both belonging to the State or current PTSwere tidying achieve status as a world-class university. Namunif we look carefully, there are some fundamental weaknessesfrom universities in Indonesia.First, the weakness in the aspect of creativity and innovation. Hal itumainly because of the shackles of academic and administrative overloadteachers, researchers or scientists in universities.Indeed, there are provisions regarding faculty workload (BKD) even existwhose name is certified teachers, but many college managementtreat high faculty resources such as administrative staff(Admin). In fact, there is a case assessment of faculty performance is measured by the amount ofhour presence in the work place. With such treatment, ofalone can inhibit the activity of an academic creative.However exploitation and exploration of science, art and technology difficultlimited in time and space work, very different from the jobordinary administration.

Page 21: dinamika kampus 2014

Second, weaknesses in aspects of technology and information systems. Sebagaiexample, the existence of the website universities in Indonesia, zoomyet so interesting and the content is not comprehensive. Seringkalito get around the web ranking on the world stage (Webometrics) variedless elegant way was done. Whereas the existence of the websitecollege is a storefront that gives an overview of the actualand factual.Third, weaknesses in the management of the college. To beworld-class university vice-chancellor or at least required officialat a director in charge of international cooperation. Orang yangoccupy that position should really have

Page 20international reputation and competence widely known minimum in10 countries with the best quality of education. Well, it is officialwhich carries the mission "worldwide-right" college. Kerjasamashould be done with international universities in other countrieswith a better class, or the minimum commensurate.In this case towards a world-class university is proper notmere slogan and just to attract sympathetic prospective studentsbaru. The position of world-class universities to be achieved by offeringcertain advantages, then bartered with excellenceowned universities abroad. Thus, before air-koar-koar of world-class universities, the previous need to concentrateto develop internal strength, among others, the achievementthe superiority of science, technology or the arts and culture specific.(ATEP Afia).11. The Greenest Campus WorldBack world university ranking models emerge. This timeis an initiative of the University of Indonesia (UI), the UI GreenMetricWorld University Ranking. UI GreenMetric actually startedsince 2010, when it was selected 95 universities from 35 countries.With the top five are occupied by the University of California,Berkeley (USA), University of Nottingham (UK), York University(Canada), Northeastern University (USA), and Cornell University (USA). UIitself is at position 15 (Ranked 2010 here)As for the year 2011 was selected from 178 universities from 42countries, with the top five University of Nottingham (UK),Northeastern University (USA), University of Connecticut (USA), UniversityCollege Cork (Ireland), and Linkoping University (Sweden). While the UIis at position 22. (Rank 2011 here)

Page 22: dinamika kampus 2014

So, what is the basic factor of the ratings? It turns outrefers to the correspondence and the survey results and rankingsDirect conducted online, with indicators and criteriaassessment which includes setting and Infrastructure, covering 20criteria, ranging from the location of the campus, including the area of green space andopen, spacious building, electricity consumption, the number of vehiclesowned, the number out of the car, bike number, number of students,number of faculty and administrators, the number of programs related tosustainable environment, to the existence of the website, especiallyrelation to the content of information on green campus, this criteriongiven a weighting of 24 percent;

Page 21Indicators of Energy and Climate Change, given a weighting of 28 per cent,includes 10 criteria, among other sources of renewable energy, the programenergy conservation, green building elements, adaptation to climate change andmitigation programs, policies to reduce greenhouse gas emissions,vast percentage of forest vegetation or campus, reduction policythe use of paper and plastic, smoke-free policies and freeNarkoba.Indicators Waste (Waste Management / Waste), given a weighting 15percent, includes five criteria: waste recycling program andgarbage, recycling toxic waste, organic waste management,inorganic waste management and waste disposal methods orlimbah. Indicators of Water (water use), given the weighting of 15 percent,includes three criteria, namely the conservation of water, the percentage area of catchmentwater, as well as a system of pipes and water sources.Transportation (Transportation Systems), particularly in connection withcarbon emissions and pollution levels around the campus. These indicators are givenweighting of 18 percent, covering four criteria, namely policytransport to limit the number of vehicles, the policytransportation to reduce and limit the parking area, the availability ofcampus buses, as well as policies regarding bicycle and pedestrian paths.While the philosophy of the rating include Environment, Economic, andEquity or the three E's. (A complete guide here).Menurut Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari M.Sc, MM, professor of engineeringcomputer and Head of Information System Development and Services(ITS) UI, that UI GreenMetric has been accepted as a memberInternational Ranking Expert Group (IREG Observatory), based in

Page 23: dinamika kampus 2014

Belgium, with references from US News Ranking, Ranking HEEACT Taiwan,and IHEP Washington DC. According IREG is an important institutionbecause IREG conduct audits and certification programs for organizationsworld university rankings (in Kompas.com)What the UI can be an inspiration for college orcampus in the world to quickly switch its status to collegegreen, where the presence of the campus will be a pioneer forrealization of Planet Earth green. Thousands of universities inIndonesia should participate in this activity (ATEP Afia).

Page 2212. Scientific Publications We Left BehindInteresting what is thrown State Islamic University RectorMaulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, East Java, Prof Dr H ImamSuprayogo in Kompas.com, that the current quality of thought orthe idea is not yet qualified student. Moreover, in terms of writing.Not all graduates can write. According to him, many scholarsdifficult to talk let alone write.The statement was made in response to the policyDirectorate General of Higher Education (Directorate General of Higher Education) MinistryEducation and Culture related obligation for students of S-1, S-2,and S-3 to publish scientific papers. In this case the RectorUIN Maliki strongly supports the Higher Education policy, because it is veryimpact on improving the quality of students.The policy was issued by the Directorate General of Higher Education circularsnumbered 152 / E / T / 2012 dated January 27, 2012, addressed to theRector / Chairman / Director of State and private universities throughout Indonesia. In a letteris mentioned, that the current number of scientific works of the entireuniversities in Indonesia, only one-seventh of Malaysia.Achievement of the number of publications in the neighboring countries turned out to be a challengeseparately for the Directorate of Higher Education, thus began the graduation S1, S2 and S3 afterAugust 2012 enacted provisions publication of scientific papers.So, what is the correct scientific publications colleges in Malaysia moreberkuantitas and quality. Let's explore, not least throughsearch in the online journal. Through the website Scientific Journal Rankings(SJR), Indonesia is ranked 64, while Malaysia 43.For comparison, Singapore on 32 ratings and Thailand 42.

Page 24: dinamika kampus 2014

But Indonesia is still relatively better than the Philippines who are atrank 70.In this case SJR noted, in 2011 there were only 5 of the journalIndonesia, which was ranked the world, namely from 18 854 registered.The fifth is the journal Nutrition Bulletin, Acta medica Indonesiana,ITB Journal of Science, ITB Journal of Engineering Science, and CriticalCare and Shock. So how about Malaysia? Turns Malaysiaplacing 43 journals. Through data obtained from SJRthe ability of the international publication Universities in Indonesia onlyninth time Malaysia.So, where else can we know the power of scientific publicationsuniversities in Indonesia, especially when compared withMalaysia? The following steps can be obtained by Webometrics.Webometrics. There are currently more than 20,000 college earnWebometrics ranking. Within a year Webometrics publishedtwice the rating, which is the period of January and July. MenurutRomi Satria Wahono, Webometrics Ranking mostly takefactor "life" university in the Internet world. Includingthe accessibility and visibility of the university's website, electronic publications,open access to research results, connectivity withindustry and its international activities.Hereinafter described, Webometrics is an exciting opportunityfor universities in developing countries could enjoyworld university rankings. The key is how the university canreproduce content (scientific papers) are shared to the public, indexed

Page 23in search engines, and universities play a little ingenuity SearchEngine Optimization (SEO) to direct the search engines to the siteuniversity.One of the parameters of the Webometrics is Scholar (Sc), ie the number ofelectronic publications in the form of journals, academic reports and academicOther items from a university website and indexed byscholar.google.com. This category has a weight of 15 percent. Well weWebometrics ranking Scholar see in the leading universities inIndonesia. It turned out to Scholar parameter, none of collegehigh in Indonesia, which entered 500 of the world, and only three wereentered 1,000 of the world, namely the University of Gajah Mada occupy591 ranking of the world, the University of Indonesia (663), and the Institute of TechnologyBandung (689). The next position in the top 1,800 ranked as

Page 25: dinamika kampus 2014

North Sumatra University (1809) and Gunadarma University (1840).More can be seen in the Webometrics Ranking Universities Ringgi InIndonesia.So how to Malaysia, apparently based on the parametersScholar in Webometrics, there are eight universities inMalaysian entry in 1000 of the world, and there are five universitiesincoming high position 500 of the world so much bettercompared Gajah Mada University. Fifth universities isUniversiti Putra Malaysia was ranked the world 239, UniversitySains Malaysia (260), Universiti Teknologi Malaysia (333), UniversityKebangsaan Malaysia (365) and the University of Malaya (432). Selengkapnyacan be seen in the Webometrics Ranking Universities in Malaysia.So it makes sense turmoil experienced by the Director General of Higher Education, reason enoughobjective, so there is a policy that graduates S1, S2 and S3 mustpublish scientific work. Graduates S1 (undergraduate) in a scientific journal(Local who has not been accredited, which can exist in courses, facultyor college); S2 graduate (master) in national journals (mainlyaccredited Higher Education); and graduate S3 (doctorate) in international journals.Questions at once criticism for Higher Education, is not currently in IndonesiaThere are 270 thousand professors, about 24 thousand of them hold a doctorate,spread over 3,017 college. Is not the publication of policymore precise scientific addressed to the teachers. Jumlahprofessors, doctors, professors and universities in Indonesia is much moremany if compared to Malaysia. As an illustration, the number of universitiesIndonesia's high Webometrics indexed reached 352, whileMalaysia is only 75. It should be studied seriously why productivityscientific publications and university lecturer in Indonesia is very low.Lest not only most of the students who have notclever writing :) (ATEP Afia).

Page 2413. Student Scientific PublicationsStart with the Articles and Web-BlogThe rule of the Director General of Higher Education (Higher Education), thatstarting in August 2012, all students who switch statusbecome scholars must publish scientific work in the journal becomesinteresting phenomenon and raises the pros and cons. There was a partywell certain greeted with an optimistic outlook,with the statement that it should be a skilled studentwrite and publish it in the media (journal). On the other hand many

Page 26: dinamika kampus 2014

also were skeptical given the multiple constraints, rangingof students' writing ability, a very limited number of journals,journal managers who have not qualified, lack of budget, policyuniversity leaders who have supported and so on.Students have been forged for a minimum of eight semesters withfollow approximately 60 subjects. If each courseheld 14 times, the lectures were followed reach 840 timesperkuliahan. If every time a lecture on average lasted two hours, thenlong lecture totaled 1,680 hours. Selain itustill equipped with a variety of tasks outside the classroom and hourslectures, ranging from lectures summarizing material, do the problems,writing papers, lab work, and so on.For a minimum of eight semesters or approximately 1,680 hours of studentinteract with dozens of professors, with diverse backgroundscompetition and science courses followed suit. Sudahshould such a long process that can produceintellectual quality improvement of students, including in the case ofability to initiate and expressing ideas, among others, inscientific writing.The most fundamental issue is how to actually makestudents are willing and able to write. Of course requires processwhich is not easy with a systemic approach, in order to motivatewriting is formed by itself. In universitieseven at the level of Higher Education Direkrorat always heldStudent Writing Competition (LKTM) or Scientific Writing Competition(ICI), but generally the level of student participation is still veryrendah. It is undeniable interest in writing in the environmentcampus is very little, of course, it is cause for concern.Actually lecturers have instruments so that all students inclass willing and able to write, among others, in the form of duties.During this task is given for example in the form of paper, withnumber of pages 20-30 pages, neatly bound with special paper,comes even plastic. Tasks can be for individual papers orgroups and collected at the end of the semester. However, if examinedFurther, many of the negative side of the administration tasks such papers.First, it is difficult to detect whether the content of the ideas papers(Analysis and synthesis) are equipped with a reference, or just the result typereset and copy and paste (Copas) from various books and online sources;Second, in terms of environmental sustainability turns paper usageimpact on the loss of trees. If there is one class of 40 students,a 10,000 student campus and throughout Indonesia there are more than

Page 27: dinamika kampus 2014

Page 253,000 colleges, how much paper is used for paper,how many millions of trees to be cut down? In addition, each paperusing plastic sheets, which ultimately will be discharged into thesurrounding environment, then what the breakdown?Now, with advances in information technology such as the internet, especiallyweb and web-blog giving writing assignments for students can beinteresting and "paper-free". Before in the form of essay, paper, orreport, first gave the task in the form of articles of at least 600kata. Writing articles is to use a minimum of five referebsi,either in the form of books, journals or articles in newspapers, magazines and the web.The logic is simple, with well-trained and skilled writing articlesthen the step to write reports, papers or thesis will belebih mudah.Cultivate the author's experience in writing articles on thestudents and "require" all students have a web-blogeducation, has been underway since 2009. Additionally slowlyapplied system of lectures "paper free", the student assignmentcategory summary lectures, journal summaries, presentation andpresentation notes posted on a blog friend education respectively.Until the end of the first semester of 2011/2012 is more than 300 studentsalready have a web-education blogs. The existence Kompasiana also beenused to support lectures, about 161 studentsKompasinoner has become active. Additionally bebarapa studentswriting articles and become contributors on Wikipedia, particularly afterfollow Writing Competition "Free Knowledge 2010"organized Wikipedia / Wikimedia. After some studentsable to write articles, the next stage is intensively studiedwriting papers and participated in the event the Student Paper Competition(LKTM).Yes, to get used to writing articles it will be easier inwriting papers, of course, as a consequence write thesis wasbe not so difficult. With the publication of its own obligationsScientific began in August 2012 is expected to be followed by either byall students. (ATEP Afia).

Page 2614. Will Evicting PTS Community Academyand Institutions in Regional Course?The plan the day Sunday, September 9th, 2012 in Pacitan,

Page 28: dinamika kampus 2014

East Java Province, will be installed piling constructionCommunity Academy (AK) is the first in Indonesia. Rencanya AKvocational graduates prepare for the Diploma level One (D1) and DiplomaTwo (D2). AK more mengedapankan vocational education with expertisetertentu. AK Pacitan rencanya open Studies ProgramAutomotive, Agriculture, Information Technology and Hospitality, builtwith a budget of Rp. 50 billion, with a minimum lecturer educated S2.Overall for the early stages of the Government will establish 20 AKpilot simultaneously throughout 2012. In addition to the Pacitan AKscattered in West Aceh district, Tanah Datar (Sumatra),Rejang Lebong (Bengkulu), Muko-Muko Bengkulu),Prabumulih (South Sumatra), Central Lampung regency (Lampung),Ponorogo (East Java), Blitar (East Java), County Waterford(East Java), Sumenep (East Java), Situbondo (East Java),Sidoarjo Regency (East Java), Nganjuk (East Java), DistrictBojonegoro (East Java), Tuban (East Java), Sumbawa(NTB), Kota Mataram (NTB), Kolaka (Sulawesi), and DistrictKerom (Papua).According to the Minister of Education and Culture Mohammad Nuh (inCompass, August 27, 2012), to the front of each county and city inwill gradually have AK, well established government andswasta. According to Mohammad Nuh, the strengthening of higher vocational educationthrough community colleges and polytechnics will increase competitivenesstenaga kerja.Outstanding AK will be present in 399 counties and 98 cities in Indonesia.If any AK require a budget of Rp 50 billion, then for allAK needed Rp. 24.85 trillion. Course development ingradually to involve the private sector.According to the website www.dikti.go.id, Directorate General of Higher Education,Ministry of Education and Culture will prepare a blueprintAK establishment. The blueprint will be drawn up scenariosAK implementation, ranging from the time the plan development, planlocation, to plan lecturers and instructors who will be on duty in AK.The plan outlined in the RKP 2013, and will come out onSeptember-October next. In this case AK blueprint that willprepared not only covers the school, but also the student scenariowhich accommodated, how many graduates and lecturers like.The existence of AK in every county and city course willimprove the quality of domestic labor, and is expected tooptimize the management of local natural resources. Namun

Page 29: dinamika kampus 2014

problems will arise, among others, will minimize the existence AK"Market share" colleges (especially PTS) and institute courses inarea. Especially with the "lure" AK graduates could becivil servants group IIB. In terms of the development of AK,Department of Education could coordinate with each collegedi daerah. (ATEP Afia).

Page 27Source article:ATEP Afia Hidayat. 2012. Community Academy Will Evicting PTS and InstitutionsCourses in the Region?http://edukasi.kompasiana.com/2012/09/08/akademi-komunitas-bakal-displacing-pts-and-body-course-in-area /   .  8 September 2012ATEP Afia Hidayat. Student Scientific Publications, 2012. Starting with the Articles andWeb-Bloghttp://edukasi.kompasiana.com/2012/02/19/publikasi-ilmiah-mahasiswa-mulai-by-article-and-web-blog /   .  19 Februati 2012ATEP Afia Hidayat. Scientific Publications, 2012. We Left Behind. Pantona News.http://www.pantonanews.com/1009-publikasi-ilmiah-kita-tertinggal . 5 Februari2012.ATEP Afia Hidayat. 2011. World Greenest Campus. Pantona News.http://www.pantonanews.com/755-kampus-terhijau-sedunia   . December 142011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Towards a World Class University. Pantona News.http://www.pantonanews.com/586-menuju-universitas-kelas-dunia   . October 272011.ATEP Afia Hidayat. Beware of Foreign Invasion 2011. PT. Pantona News.http://www.pantonanews.com/575-awas-serbuan-pt-asing- . October 20, 2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Synergy PT with the World Business. Pantona News.http://www.pantonanews.com/493-sinergi-pt-dan-dunia-usaha . August 4, 2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Universities Must Go Public. Pantona News.http://www.pantonanews.com/491-perguruan-tinggi-yang-go-public . August 32011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Optimization Role of Universities. Pantona News.http://www.pantonanews.com/482-optimasi-peran-perguruan-tinggi . July 282011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Professionalism College. Pantona News.http://www.pantonanews.com/481-profesionalisme-pt   .  July 28, 2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Top 5 Universities in Indonesia. Pantona News.http://www.pantonanews.com/387-top-5-perguruan-tinggi-di-indonesia   . May 26

Page 30: dinamika kampus 2014

2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Should Care Campus Environment. Pantona News.http://www.pantonanews.com/368-kampus-harus-peduli-lingkungan   . May 102011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Blog Education Teachers and Lecturers. Pantona News.http://www.pantonanews.com/358-blog-edukasi-guru-dan-dosen- . May 8, 2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Waiting Contributions Professors. Pantona News.http://www.pantonanews.com/154-menunggu-kontribusi-guru-besar   .  19Januari 2011ATEP Afia Hidayat. 2011. Improving Campus. Pantona News.http://www.pantonanews.com/146-pembenahan-kampus   .  January 19, 2011.ATEP Afia Hidayat. 2011. Lecturer As Motivator. PantonaNews.com.http://www.pantonanews.com/143-dosen-sebagai-motivator   .  January 19, 2011.