DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

download DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

of 84

Transcript of DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    1/202

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Secara umum, kegiatan penambangan akan mencakup kegiatan yang berhubungan

    dengan penggalian, pemuatan, pengangkutan, penimbunan, pemerataan, dan pemadatan

    tanah atau batuan. Dalam pelaksanaannya peralatan-peralatan mekanis akan digunakan

    dengan tujuan untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi pekerjaan. Oleh karena

    itu, pemahaman mengenai berbagai jenis peralatan mekanis yang biasa dipakai dalam

    operasi penambangan beserta cara kerja dan kemampuan kerja masing-masing jenis

     peralatan baik tambang terbuka maupun tambang bawah tanah sangatlah diperlukan.

    Kegiatan penggalian sampai pemadatan seperti tersebut di atas secara umum diberi

    nama pemindahan tanah mekanis (earth moving ) meskipun tidak terbatas hanya pada tanah

    ( soil ) saja, namun banyak juga berhubungan dengan batuan (rock ). Oleh karena itu alat-alat

    mekanis yang akan dibahas disini bukan saja alat untuk ―melayani‖ tanah, tetapi juga 

     peralatan yang dapat dipakai untuk ―melayani‖ batuan ( soil ).

    Yang dimaksud tanah disini adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak dan

    tidak begitu kompak, terdiri dari material-material lepas. Sedangkan batuan adalah bagian

    kulit bumi yang lebih keras dan terdiri dari kumpulan mineral-mineral. Menurut skala

    kekuatan batuan utuh (intact rock ), tanah biasanya dikategorikan sebagai material yang

    mempunyai nilai kuat tekan (UCS) lebih kecil dari 1 MPa. Karena perbedaan kekuatan dari

    material yang akan digali, maka untuk keperluan praktis penggalian sering dilakukan

     penggolongan-penggolongan sebagai berikut :

      Soft atau easy digging : tanah penutup (soil), pasir  , sandyclay, clayey sand.

       Medium hard digging : lempung, batuan lapuk

      Very hard digging atau rock : diperlukan peledakan sebelum dapat digali.

    Selain untuk keperluan praktis penggalian, macam-macam material tersebut juga harus

    diperhatikan karena dapat berpengaruh terhadap faktor pengisian/ fill factor   dan faktor

     pengembangan/ swell factor yang akan berpengaruh pada pekerjaan pemuatan dan

     pengangkutan.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    2/202

     

    BAB II

    ANALISIS TEMPAT KERJA

    Keadaan tempat (medan) kerja di berbagai tambang memang sangat bervariasi, baik

    keadaan fisik, prasarana (infrastructure) maupun sarana atau fasilitasnya. Oleh karena itu

    untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi dan teratur, maka keadaan lapangan

    (tempat/medan) kerjanya harus dipelajari dan diamati dengan teliti. Komponen-komponen

    tempat (medan) kerja yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam rangka melakukan analisis

    tempat kerja adalah :

    2.1 Jalan dan Sarana Pengangkutan yang ada (Accessibility  & Transportation )

    Yang harus diamati dan dicatat di lapangan adalah berbagai alternatif cara

     pengangkutan yang dapat diterapkan untuk mengangkut alat-alat mekanis dan logistik

    ( supply) ke tempat kerja. Ada beberapa alternatif yaitu :

      Tempat kerja dilalui atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada.

      Tempat kerja dilalui atau dekat jalur kereta api (KA) atau sungai besar.

      Tempat kerja dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan.

      Belum ada jalan umum ataupun jalur kereta api (KA) sehingga harus dibuat jalan

     baru (pioneer road) ke jalan yang terdekat.

    2.2 Tumbuh-tumbuhan (Vegetation )

    Kondisi serta jenis tanaman atau pepohonan yang tumbuh di tempat kerja perlu

    diteliti apakah terdiri dari hutan belukar, semak-semak, rawa-rawa, pohon-pohon besar

    yang kuat akarnya, dan sebagainya. Jenis vegetasi di daerah kerja ini kemudian akan

    menentukan alat-alat apa yang perlu dipakai, berapa jumlah, ukuran serta cara

    membersihkannya. Selain itu perlu juga dihitung berapa lama waktu serta biaya yang

    dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan land  clearing. 

    2.3 Jenis Material dan Perubahan Volume (Kind of Materi al and its Change of

    Volume )

    Setiap jenis tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan

    mineralogi yang berbeda-beda. Oleh karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah

    harus dicatat dengan tepat dan teliti. Pada dasarnya pemindahan tanah merupakan suatu pekerjaan untuk meratakan suatu daerah, maka sebaiknya volume penggalian sama dengan

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    3/202

     

    volume penimbunan. Akan tetapi kebanyakan tanah atau batuan akan bertambah

    volumenya kira-kira 30% apabila digali, dan akan berkurang kira-kira 10% apabila sudah

    dipadatkan kembali pada tempat lain. Fakta tersebut perlu diperhatikan dalam pekerjaan

     pemindahan tanah mekanis.

    Karaktersistik dari suatu tanah sangat penting untuk diperhatikan tanah, seperti

    kering atau basah, lengket atau tidak, keras atau lunak, dan sebagainya. Perbedaan

    karakteristik suatu tanah akan memberikan perbedaan terhadap hasil kerja alat-alat yang

    dipakai dan lamanya pekerjaan harus dilakukan. Tanah atau batuan yang keras akan lebih

    sukar dikoyak (ripped ), digali (dug ) atau dikupas ( stripped ). Hal ini tentu akan

    menurunkan produksi alat mekanis yang dipergunakan.

     Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan menggunakan ripper

    meter atau seismic test meter   dimana satuannya adalah m/det, yaitu sesuai dengan satuan

    untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus

    dan subur harus dipisahkan, sehingga di kemudian hari dapat dipakai untuk menutupi

    tempat penimbunan agar daerah tersebut dapat segera ditanami dimana kegiatan ini dikenal

    dengan istilah reklamasi.

    2.4 Daya Dukung Material (Bear ing Capacity )

    Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat yang

    terletak di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah atau batuan, maka alat tersebut

    akan menyebabkan terjadinya daya tekan ( ground pressure), sedangkan tanah atau batuan

    itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung material (bearing

    capacity  ). Bila daya tekan lebih besar daripada daya dukung materialnya, maka alat

    tersebut akan terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran

    langsung di lapangan, Alat yang biasa digunakan untuk menentukan atau mengukur daya

    dukung material disebut cone penetrometer .

    2.5 Iklim (Climate )

    Di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering.

    Musim hujan seringkali menyebabkan pekerjaan terhambat dan hari kerja menjadi pendek.

    Bila hujan sangat lebat maka tanah kebanyakan menjadi basah dan lengket, sehingga alat-

    alat tidak dapat bekerja dengan baik (terhambat) dan perlu dibuatkan sistem penirisan

    (drainage system) yang baik. Sebaliknya pada musim panas (kemarau) akan timbul banyak

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    4/202

     

    debu. Selain itu, suhu panas atau dingin yang berlebihan juga akan mengurangi efisiensi

    masin-mesin yang dipergunakan.

    2.6 Ketinggian dari Permukaan Air Laut (Altitude  / Elevation )

    Yang sangat terpengaruh disini adalah kemampuan mesin-mesin yang dipakai,

    karena kerapatan udara semakin rendah pada ketinggian yang besar. Fakta di lapangan

    menyatakan bahwa tenaga diesel yang hilang karena semakin tingginya tempat kerja dari

     permukaan air laut adalah 3% setiap naik 1000 ft. Ini akan menyebabkan turunnya

     produksi alat serta menambah ongkos penggalian untuk tiap satuan atau berat.

    2.7 Kemiringan, Jarak dan Keadaan Jalan (Haul Road Conditions )

    Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat-alat angkut

    yang dipakai. Bila jalur jalan baik, kapasitas angkut dapat besar karena alat-alat angkut

    dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti, karena hal

    tersebut akan menentukan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut

    (cycle time). Kecerobohan dalam menentukan kemiringan, jarak dan kondisi jalan (lebar

    dan kekuatannya) akan menurunkan jumlah material yang dapat diangkut dan menambah

    ongkos pengangkutan.

    2.8 Efisiensi Kerja (Operating Eff iciency )

    Pekerja atau mesin tidak mungkin bekerja penuh selama 60 menit dalam satu jam,

    karena hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya : menunggu alat,

     pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin ( service  & adjustment ), dll. Hambatan-

    hambatan ini perlu dibedakan dari hambatan-hambatan karena kerusakan alat-alat atau

     pengaruh iklim. Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu

    kerja yang tersedia. Menurut pengalaman di lapangan, efisiensi kerja jarang-jarang dapat

    mencapai lebih dari 83%.

    2.9 Syarat-syarat Penyelesaian Pekerjaan (F in ishing Specifi cations )

    Sebelum pekerjaan dianggap selesai biasanya terdapat syarat-syarat tertentu yang

    harus dipenuhi terlebih dahulu. Misalnya di tempat-tempat tertentu harus ditanami pohon,

     bunga atau rumput. Atau di tempat lain syarat yang diminta adalah pemasangan pagar atau

    memberi kerikil pada jalan-jalannya. Pekerjaan tambahan tersebut jelas menambah waktu

    kerja, peralatan, dan ongkos.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    5/202

     

    2.10 Syarat-syarat Penimbunan (F il l Specifications )

    Timbunan mungkin perlu diratakan dan dipadatkan dengan alat-alat khusus dan

    harus dilakukan pada kelembaban tertentu agar tidak mudah terjadi amblesan ( surface 

     subsidence) serta kemantapan lerengnya ( slope  stability) terjamin. Mungkin juga timbunanitu diminta harus rapih dan dapat segera ditanami serta diberi pagar di tempat-tempat

    tertentu, atau harus memiliki kemiringan tertentu. Hal ini akan menambah waktu kerja,

     peralatan dan ongkos, oleh karena itu harus pula diperhitungkan dengan teliti.

    2.11 Waktu (Time Element )

    Pekerjaan pemindahan tanah umumnya harus diselesaikan dalam jangka waktu

    yang sudah ditetapkan. Oleh sebab itu kapasitas harian yang sudah ditentukan harus

    dipenuhi. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan data yang cukup lengkap untuk

    memperkirakan kemampuan alat-alat yang akan dipakai, sehingga jumlahnya cukup untuk

    memenuhi kapasitas harian itu. Bila pekerjaan pemindahan tanah itu dikontrakkan, maka

     bila pekerjaan selesai sebelum batas waktu yang telah disetujui, kontraktor berhak

    menerima premi. Sebaliknya kalau terlambat, maka kontraktor harus membayar ganti rugi

    ( penalty).

    2.12 Ongkos-ongkos Produksi (Production Costs )

    Ongkos-ongkos produksi yang harus diperhitungkan adalah :

    a. Ongkos tetap

    Contoh : asuransi, depresiasi, pajak, dan bunga pinjaman.

     b. Ongkos operasi

    Contoh : upah pengemudi, ongkos pemeliharaan, dan pembetulan alat-alat,

     pembelian suku cadang ( spare part ), bahan bakar dan minyak pelumas.

    c. Ongkos pengawasanContoh : gaji mandor, teknisi, direksi, dan lain-lain.

    d. Ongkos-ongkos lain

    Contoh: overhead costs, ongkos upacara-upacara, dan jamuan untuk tamu.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    6/202

     

    BAB III

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT

    Faktor-faktor yang langsung mempengaruhi produksi alat-alat mekanis adalah :

    3.1 Tahanan Gali (Digging Resistance )

    Tahanan gali adalah tahanan yang dialami oleh alat gali saat melakukan penggalian.

    Gambar III.1 Ilustrasi Tahanan Gali

    Tahanan ini disebabkan oleh :

      Gesekan antara alat-gali dan tanah.

      Pada umumnya semakin besar kelembaban dan kekasaran butiran tanah, semakin

     besar pula tahanan galinya.

      Kekerasan tanah yang umumnya bersifat menahan masuknya alat-gali ke dalam

    tanah.

      Adanya adhesi antara tanah dengan alat-gali, dan kohesi antara butiran-butiran

    tanah itu sendiri.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    7/202

     

      Berat jenis tanah; hal ini terutama sangat berpengaruh terhadap alat-gali yang juga

     berfungsi sebagai alat muat (power shovel, clam-shell, dragline)

    Besarnya tahanan gali tersebut sangat sukar ditentukan angka rata-ratanya, oleh sebab itu

    sebaiknya ditentukan langsung di tempat kerjanya.

    3.2 Tahanan Gulir atau Tahanan Gelinding (Roll ing Resistance )

     Rolling resistance, kadang-kadang disebut gesekan atau tahanan gulir, adalah

    resistansi yang terjadi ketika sebuah benda bulat seperti gulungan bola atau ban pada

     permukaan yang datar, kecepatan dalam gerak garis lurus stabil atau biasa diartikan

    sebagai jumlah segala gaya-gaya luar (external forces) yang berlawanan dengan arah gerak

    kendaraan yang berjalan di atas jalur jalan atau permukaan tanah. Hal ini disebabkan

    terutama oleh deformasi obyek, deformasi permukaan, atau keduanya. Faktor tambahan

    termasuk jari-jari roda, kecepatan maju, adhesi permukaan, dan relatif mikro-geser antara

     permukaan kontak. Hal ini sangat tergantung pada bahan roda atau ban dan jenis tanah.

    Misalnya, karet akan memberikan nilai rolling resistance yang lebih besar dari baja. Juga,

     pasir di lapangan akan memberikan perlawanan lebih bergulir dari beton. Setiap kendaraan

    saat bergerak secara bertahap akan melambat akibat rolling resistance  termasuk dari

     bantalan, tapi mobil dengan roda baja kereta berjalan pada rel baja akan gulungan jauh dari

     bus massa yang sama dengan ban karet yang berjalan di aspal. Koefisien rolling resistance 

    umumnya jauh lebih kecil untuk ban atau bola dari koefisien gesekan geser

    Gambar III .2 Ilustrasi Tahanan Gulir

    Besarnya nilai tahanan gulir bergantung pada banyak hal, yang terpenting

    diantaranya:

      Keadaan jalan, yaitu kekerasan dan kemulusan permukaan jalan. Semakin keras dan

    mulus/rata suatu jalan maka tahanan gulirnya akan semakin kecil. Macam tanah

    atau material yang dipergunakan untuk konstruksi jalan tidak banyak berpengaruh.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    8/202

     

      Keadaan bagian kendaraan yang berhubungan langsung dengan permukaan jalan :

      Jika memakai ban karet yang akan berpengaruh adalah : ukuran ban, tekanan dan

    keadaan permukaan ban.

      Jika memakai crawler track , maka keadaan dan macam track  kurang berpengaruh,

    tetapi yang lebih berpengaruh adalah keadaan jalan.

    Besarnya tahanan gulir dinyatakan dalam  pounds  (lbs) dari tractive pull   yang

    diperlukan untuk menggerakkan tiap  gross  ton berat kendaraan beserta isinya pada jalur

     jalan mendatar dengan kondisi jalur jalan tertentu. Beberapa angka tahanan gulir untuk

     berbagai macam jalan dapat dilihat pada Tabel III.1 s/d Tabel III.3.

    Tabel III.1 Angka-Angka Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

    Macam Jalan Crawler tipe Tekanan Ban Karet

    lb/ton Tinggi rendah rata-rata

    smooth concrete 55 35 45 40

    good asphalt 60 –  70 40 –  65 50 –  60 45 –  60

    hard earth, smooth, well

    maintained

    60 –  80 40 –  70 50 –  70 45 –  70

    dirt road, average construction

    road, little maintenance

    70 –  100 90  –  

    100

    80  –  

    100

    85 –  100

    dirt road, soft, rutted, poorly

    maintained

    80 –  110 100  –  

    140

    70  –  

    100

    85 –  120

    earth, muddy, rutted, no

    maintenance

    140 –  180 180  –  

    220

    150  –  

    220

    165 –  210

    loose sand and gravel 160 –  200 260  –  

    290

    220  –  

    260

    240 –  275

    earth, very muddy and soft 200-240 300-400 280-340 290-370

    Tabel III.2 Angka Rata-rata Tahanan Gulir Untuk Berbagai Macam Jalan

    Macam JalanRR Untuk Ban Karet 

    lb/ton

    Hard, smooth surface, well maintained 40

    Firm but flexible surface, well maintained 65

    Dirt road, average construction road, little maintenance 100

    Dirt road, soft or rutted 150

    Deep, muddy surface, or loose sand 250 –  400

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    9/202

     

    Tabel III.3 Angka-angka Tahanan Gulir Dinyatakan Dalam Persen

    Macam JalanRR (% berat kendaraan dlm lbs)

    Ban Karet Crawler tinggi

    Concrete, rough and dry 2 % -

    Compacted dirt and gravel, well maintained,

    no tire penetration

    2 % -

    Dry dirt, fairly compacted, slight tire

     penetration

    3 % -

    Firm, rutted dirt, tire penetration approx 2‖ 5 % 2 %

    Soft dirt fills, tire penetration approx 4‖  8 % 4 %

    Loose sand and gravel 10 % 5 %

    Deeply rutted dirt, spongy base, tire

     penetration approx 8‖ 

    16 % 7 %

    3.3 Tahanan Kemiringan (Grade Resistance )

    Tahanan kemiringan merupakan besarnya gaya berat yang melawan atau membantu

    gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilaluinya. Kalau jalur jalan itu naik,

    disebut kemiringan positif ( plus slope), maka tahanan kemiringan atau  grade resistance 

    (=GR) akan melawan gerak kendaraan, sehingga memperbesar tractive effort  atau rimpull

    yang diperlukan. Sebaliknya jika jalur itu turun, disebut kemiringan negatif (minus slope),

    maka tahanan kemiringannya akan membantu gerak kendaraan, artinya mengurangi

    rimpull yang dibutuhkan. Tahanan kemiringan itu terutama tergantung dari dua faktor,

    yaitu :

      Besarnya kemiringan yang biasanya dinyatakan dalam persen (%).

      Berat kendaraan yang dinyatakan dalam gross ton

    Gambar III.3 Ilustrasi Tahanan Kemiringan

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    10/202

     

    10 

    Gambar III.4 Perbandingan Satuan Kemiringan

    Besarnya nilai tahanan kemiringan pada berbagai kondisi kemiringan jalan dapat

    dilihat pada tabel III.4.

    Tabel III.4 Pengaruh Kemiringan Jalan Terhadap Tahanan Kemiringan

    Kemiringan

    (%)

    GR

    lb/ton

    Kemiringan

    (%)

    GR

    lb/ton

    Kemiringan

    (%)

    GR

    lb/ton

    1 20.0 9 179.2 20 392.3

    2 40.0 10 199.0 25 485.2

    3 60.0 11 218.0 30 574.7

    4 80.0 12 238.0 35 660.6

    5 100.0 13 257.8 40 742.8

    6 119.8 14 277.4 45 820.8

    7 139.8 15 296.6 50 894.4

    8 159.2

    Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa pada kemiringan < dari 15 %, nilai tahanan

    gulir ± 20 lbs untuk setiap gross ton dan setiap 1 % kemiringan. Berdasarkan hal tersebut

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    11/202

     

    11 

    maka untuk menyederhanakan perhitungan maka besarnya tahanan kemiringan rata-rata

    dinyatakan dalam 20  pounds  (lbs) dari rimpull   atau tractive effort   untuk setiap gross ton

     berat kendaraan beserta isinya pada setiap kemiringan 1 %. Hal ini didukung dengan

    kenyataan bahwa peralatan tambang sangat jarang yang sanggup mengatasi kemiringan >

    15 %. Kalau jalur naik, maka tahanan kemiringan ini akan menambah rimpull  atau tractive

    effort , sedangkan kalau turun akan mengurangi rimpull atau tractive effort  yang diperlukan

    untuk mengatasi tahanan. Besarnya rimpull  untuk mengatasi tahanan kemiringan ini harus

    dijumlahkan secara aljabar dengan rimpull untuk mengatasi tahanan gulir.

    3.4 Coeff icient of Traction  atau Tractive Coeff icient  

    Adalah suatu faktor yang menunjukkan berapa bagian dari seluruh berat kendaraan

    itu pada ban atau track  yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong. Coefficient of

    traction-CT   adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban atau track  

     penggerak (driving tires or track ) itu harus dikalikan untuk menunjukkan rimpull

    maksimum antara ban atau track  dengan permukaan jalur jalan tepat sebelum roda selip.

    T = Ft  = Maximum Traction

    F p = Tractive pull/ rimpul

    R  b = Gaya Normal, mencerminkan berat

    kendaraan yang bertumpu pada luas

    tapak ban.

    R  p = Gaya gesek yang bekerja pada F p 

    tertentu

    static  = Koefisien gesek statik =

    coeffisient of traction 

    Gambar III.5 Ilustrasi Koefisien Traksi

    Coefficient of  traction (CT) terutama bergantung pada :

      Keadaan ban, yaitu keadaan dan macam bentuk kembangan. Untuk crawler track

    tergantung pada keadaan dan bentuk track.

      Keadaan permukaan jalur jalan; basah atau kering, keras atau lunak, bergelombang

    atau rata, dst.

     

    Berat kendaraan yang diterima roda penggeraknya.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    12/202

     

    12 

    mphtan,

    mesin375

     Kecepa

     Efisiensi x x HP 

    Variasi dari keadaan-keadaan ban dan permukaan jalur jalan itu sedemikian besar

    sehingga sukar untuk memberikan angka yang pasti untuk coefficient of traction  pada

    masing-masing kendaraan. Besarnya coefficient of traction  pada bermacam-macam

    keadaan jalur jalan yang dikumpulkan berdasarkan pengalaman dapat dilihat pada Tabel

    III. 5.

    Tabel III.5 Coefficient of Traction Untuk Bermacam-macam Keadaan Jalur Jalan 

    Macam jalan Ban karet Crawler track

    (%) (%)

    dry, rough concrete 80 –  100 45

    dry, clay loam 50 –  70 90

    wet, clay loam 40 –  50 70

    wet, sand and gravel 30 –  40 35

    loose, dry sand 20 –  30 30

    3.5 Rimpull / Tractive Pull / Tractive Eff ort / Draw Bar Pull  

    Yaitu besarnya kekuatan tarik ( pulling force) yang dapat diberikan oleh mesin

    kepada permukaan roda atau ban penggeraknya yang menyentuh permukaan jalur jalan.

    Bila coefficient of traction cukup tinggi untuk menghindari terjadinya selip, maka rimpull

    (RP) maksimum adalah fungsi dari tenaga mesin (HP) dan  gear ratio (versnelling ) antara

    mesin dan roda-rodanya yang akan menghasilkan kecepatan tertentu. Tetapi jika selip,

    maka rimpull maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak

    dikalikan coefficient of traction.

    Rimpull biasanya dinyatakan dalam pounds (lbs), dan dihitung dengan rumus :

    RP =

    dimana : RP = rimpull atau kekuatan tarik, lb.

    HP = tenaga mesin, HP

    375 = angka konversi

    Istilah rimpull  itu hanya dipakai untuk kendaraan-kendaraan yang beroda ban karet.

    Untuk kendaraan yang memakai roda rantai/crawler track , maka istilah yang dipakai ialah

    draw bar pull   (DBP), juga lokomotif disebut memiliki DBP. Tetapi harus diingat bahwa

    tractor itu mempunyai tahanan gulir dan tahanan kemiringan yang harus diatasi, disamping

    harus mengatasi tahanan gulir dan tahanan kemiringan alat yang ditariknya. Jadi disini ada

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    13/202

     

    13 

    dua macam tahanan gulir dan tahanan kemiringan yang harus diatasi oleh DBP dari traktor

    tersebut.

    3.6 Percepatan (Acceleration )

    Adalah waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan memakai

    kelebihan rimpull   yang tidak dipergunakan untuk menggerakkan kendaraan pada keadaan

     jalur jalan tertentu. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan

    tergantung dari beberapa faktor, yaitu :

      Berat kendaraan; semakin berat, semakin lama waktu yang diperlukan untuk

    mempercepat kendaraan.

      Kelebihan rimpull   yang ada; semakin besar rimpull   yang berlebih, semakin cepat

    kendaraan itu dapat dipercepat. Jika tidak ada kelebihan rimpull artinya kendaraan

    tidak dapat dipercepat.

      Untuk menghitung percepatan secara tepat memang sulit, tetapi dapat diperkirakan

    dengan rumus Newton sebagai berikut:

    , :W Fg 

     F a atau a g W 

     

    dimana : F = kelebihan rimpull , lb

    g = percepatan gravitasi, 32.2 ft/sec2 

    W = berat total alat yang harus dipercepat, lbs

    Ada cara lain untuk menentukan percepatan, yaitu dengan memakai grafik atau

    monogram unjuk kerja ( performance chart ). Pada grafik tersebut tertera berat kendaraan,

    tahanan gulir dan tahanan kemiringan, rimpull   yang dimiliki kendaraan, kecepatan, jarak

    tempuh dll.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    14/202

     

    14 

    Gambar III.6 Contoh Performance Chart  

    Berdasarkan pengalaman dilapangan apabila ada kelebihan rimpull   sebesar 20 lb

     per ton pada setiap gigi, maka rata-rata diperlukan waktu 1 menit untuk penggantian gigi

    dan mencapai kecepatan maksimum pada gigi tersebut. Jadi kalau ada 5 gigi maka akan

    diperlukan 5 menit untuk mencapai kecepatan maksimum pada gigi terakhir. Masih ada

    cara lain untuk secara tidak langsung menghitung percepatan, yaitu hanya dengan

    menghitung kecepatan rata-ratanya. Rumus sederhana yang dipakai adalah :

    Vrata-rata = Vmax. x faktor kecepatan

    Faktor kecepatan dipengaruhi oleh jarak yang ditempuh kendaraan, semakin jauh

     jaraknya, semakin besar faktor kecepatannya tanpa memperhatikan keadaan jalur jalan

    (Lihat Tabel III. 6.)

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    15/202

     

    15 

    Tabel III.6 Faktor Kecepatan

    Jarak yang ditempuh, ft. Faktor Kecepatan

    500 –  1.000 0,46 –  0,78

    1.000 –  1.500 0,59 –  0,82

    1.500 –  2.000 0,65 –  0,82

    2.000 –  2.500 0,69 –  0,83

    2.500 –  3.000 0,73 –  0,83

    3.000 –  3.500 0,75 –  0,84

    3.500 –  4.000 0,77 –  0,85

    3.7 Ketinggian dari Permukaan Air-Laut atau Elevasi (Al titude / Elevation )

    Yang dimaksud ketinggian disini adalah lokasi atau tempat bekerjanya alat

    terhadap permukaan air laut. Ketinggian letak suatu daerah berpengaruh terhadap hasil

    kerja mesin-mesin, karena pengaruh tekanan dan temperatur udara luar. Pada umumnya

    semakin rendah tekanan udaranya, jumlah oksigen semakin sedikit. Berarti mesin-mesin

    itu kurang sempurna bekerjanya. Dari pengalaman ternyata bahwa untuk mesin-mesin 4-

    tak ( four cycle engines), maka kemerosotan tenaga karena berkurangnya tekanan, rata-rata

    adalah ± 3% dari HP di atas permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft

    kecuali 1000 ft yang pertama. Untuk yang 2-tak, kemerosotan itu lebih kecil, yaitu sebesar

    ± 1% dari HP di permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft yang pertama.

    Akan tetapi semakin tinggi letak suatu tempat, maka temperature  akan semakin

    rendah, dan hal ini akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin baker (mesin

    diesel dan bensin). Untuk menghitung pengaruh temperature ini biasanya dihitung dengan

    suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :

     s o

    c oo s

     P T 

     H H   P T 

     

    dimana :

    Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian, yaitu ketinggian 0 ft.

    Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu.

    Ps = Tekanan barometer baku (standard), 29,92 inch Hg (76 cm Hg)

    Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inch Hg

    Ts = Temperatur absolut di keadaan baku, (460o + 60o F) = 520o F = 273o C

    To = Temperatur absolut pada ketinggian tertentu, dalam oF (460o + temp)

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    16/202

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    17/202

     

    17 

    effisiensinya adalah 83 % (lihat Tabel III. 8), maka hal itu dianggap baik sekali jika alatnya

     berban karet.

    Jadi dalam menentukan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu

     pekerjaan harus diingat juga effisiensi pekerja-pekerjanya. Sehubungan dengan effisiensi

    operator tersebut diatas perlu juga diingat keadaan alat mekanisnya, karena hal tersebut

    dapat mempengaruhi tingkat effisiensi operatornya.

    Tabel III.8 Operator Efficiency 

    Macam Alat Eff. Baik Sekali Eff. Sedang Eff. Kurang baik atau

    eff pada malam hari

    Crawler Tractor 92 % = 52 min/jam 83 % = 50 min/jam 75 % = 45 min/jam

    Berban karet 83 % = 50 min/jam 75 % = 45 min/jam 67 % = 40 min/jam

    Beberapa pengertian yang dapat menunjukkan keadaan alat mekanis dan

    effektivitas penggunaannya antara lain :

       Availability index atau mechanical availability

    Merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi mekanis yang sesungguhnya dari

    alat yang sedang dipergunakan.

    Persamaan untuk availability index (A. I. ) adalah sbb.

    . 100%W  A I xW R

     

    dimana :

    W = working hours atau jumlah jam kerja alat

    R = repair hours atau jumlah jam untuk perbaikan.

    W = waktu yang dibebankan kepada seorang operator suatu alat yang dalam

    kondisi dapat dioperasikan, artinya tidak rusak. Waktu ini meliputi pula tiap

    hambatan (delay time) yang ada. Termasuk dalam hambatan tersebut adalah waktu-

    waktu untuk pulang pergi ke permuka kerja, pindah tempat, pelumasan dan

     pengisian bahan bakar, hambatan karena keadaan cuaca, dll.

    R = Waktu untuk perbaikan dan waktu yang hilang karena menunggu saat

     perbaikan termasuk juga waktu untuk penyediaan suku cadang ( spare parts) serta

    waktu untuk perawatan preventif.

       Physical availability atau operational availability

    Merupakan catatan mengenai keadaan fisik dari alat yang sedang dipergunakan.

     persamaannya adalah

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    18/202

     

    18 

    . 100%W S 

     P A xW R S 

     

    dimana :

    S =  standby hours  atau jumlah jam suatu alat yang tidak dapat dipergunakan

     padahal alat tersebut tidak rusak dan dalam keadaan siap beroperasi.

    W+R+S = scheduled hours atau jumlah seluruh jam jalan dimana alat dijadwalkan

    untuk beroperasi.

     Physical availability pada umumnya selalu lebih besar daripada availability index.

    Tingkat effisiensi dari sebuah alat mekanis naik jika angka  physical availability 

    rnendekati angka availability index.

      Use of availability

    Menunjukkan berapa persen waktu yang dipergunakan oleh suatu alat untuk

     beroperasi pada saat alat tersebut dapat dipergunakan (available). Persamaannya

    adalah :

    . 100%W 

    U A xW S 

     

    Angka use of availability  biasanya dapat memperlihatkan seberapa efektif suatu

    alat yang tidak sedang rusak dapat dimanfaatkan. Hal ini dapat menjadi ukuran

    seberapa baik pengelolaan (management ) peralatan yang dipergunakan.   Effective utilization.

    Menunjukkan berapa persen dari seluruh waktu kerja yang tersedia dapat

    dimanfaatkan untuk kerja produktif.  Effective utilization  sebenarnya sama dengan

     pengertian effisiensi kerja. Persamaannya adalah :

    . 100%W 

     E U xW R S 

     

    dimana : W + R + S = T = total hours available  atau  scheduled hours  atau

     jumlah jam kerja yang tersedia.

    Pada umumnya, perusahaan pertambangan selalu memfokuskan pada langkah-

    langkah kunci untuk mengoptimalkan faktor ketersediaan (availability) dan pemanfaatan

    alat (utilization) untuk mengukur kinerja peralata, namun tindakan-tindakan ini saja tidak

    cukup untuk membuat keputusan tentang strategi peralatan. Dalam prakteknya, ada satu

    faktor yang sering diabaikan namun memiliki dampak signifikan pada kinerja peralatan

    dan faktor tersebut adalah keandalan Peralatan. Faktor keandalan biasa dikenal dengan

    sebutan reliability index. Adalah penting untuk menyadari perbedaan antara ketersediaan

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    19/202

     

    19 

    dan kehandalan. Sementara ketersediaan mengukur proporsi dari total waktu bahwa

     peralatan tersedia, kehandalan diukur berdasarkan frekuensi kerusakan alat ( breaks down )

       Reliabilitas index: seberapa sering peralatan tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan -

     biasanya diukur dengan metode Mean Time between failure (MTBF) yang persamaannya

    adalah :

     Jelas Keandalan dan Ketersediaan terkait, tapi belum tentu secara langsung .

    Apabila perusahaan tambang memiliki peralatan yang sering rusak, tapi untuk jangka

     pendek, yang akibatnya memiliki tingkat ketersediaan yang wajar. Demikian pula jika

     perusahaan memiliki peralatan yang sangat handal, tetapi memiliki tingkat ketersediaan

    yang rendah karena keluar dari layanan untuk pemeliharaan untuk jangka waktu tertentu.

    Pandangan secara umum akan faktor ketersediaan dan pemanfaatan berpendapat bahwa

     pencapaian tingkat ketersediaan peralatan yang tinggi adalah tanggung jawab dari divisi

     pemeliharaan (maintenance), sementara mencapai pemanfaatan yang tinggi adalah

    tanggung jawab pihak produksi. Dengan mempertahankan pemanfaatan peralatan yang

    tinggi dan ketersediaan peralatan yang tinggi, output maksimum peralatan akan tercapai.

     Namun pada kenyataan dilapangan, pemahaman tersebut belum tentu tercapai. Sebagai

    contoh, suatu truk yang membawa muatan hanya dapat menggunakan 80 % dari kecepatan

    normal yang seharusnya digunakan. Truk tersedia dan sedang digunakan namun output

    maksimum jelas tidak tercapai. Contoh lain dapat dilihat pada saat truk mengantri pada

    saat proses pemuatan baik oleh back hoe  maupun  shovel , truk-truk yang tersedia, dan

    sedang digunakan, tapi output maksimum tidak dimanfaatkan. Jelas, kita membutuhkan

    ukuran yang lebih baik kinerja peralatan secara keseluruhan. Parameter tersebut dikenal

    sebagai sebut efisiensi produksi.

     

    Efisiensi Produksi: rasio output aktual dari mesin (yang memenuhi standar kualitasyang diperlukan) untuk nilai output nya, selama waktu itu beroperasi.

       Apabila nilai dari suatu efisiensi produksi telah diketahui maka pengukuran akan efektifitas

    kinerja peralatan secara keseluruhan dapat diukur. Parameter ini disebut overall equipment

    effectiveness yang dirumuskan sebagai :

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    20/202

     

    20 

    Efektivitas Peralatan secara keseluruhan terkait erat dengan ukuran return on asset ,

    dan memberikan kita dengan indikasi seberapa baik kita menggunakan investasi kami di

    Pabrik dan Peralatan. Jika ketersediaan, pemanfaatan dan efisiensi produksi semua sama

    dengan 90%, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa kita sedang melakukan pekerjaan

    yang cukup baik, namun pada kenyataannya, efektivitas peralatan keseluruhan untuk

    contoh ini hanya sama dengan 73%. Ini berarti kita hanya mendapatkan 73% dari total

     potensi output dari peralatan ini. Peningkatan angka ini akan berarti bahwa kita dapat

    menghasilkan lebih dengan peralatan yang sama, atau berpotensi, bisa menghasilkan

     jumlah yang sama dengan peralatan yang kurang.

    Contoh (3.1)

    1) Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sbb.

    Jumlah jam kerja (working hours) = W = 300

    Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) = R = 100

    Jumlah jam siap tunggu(hours on standby) = S = 200

    Jumlah jam yang dijadwalkan ( scheduled hours or total hours) = T = 600

    Maka,

    300. 100% 75%

    300 100 A I x

     

    300 200. 100% 83%

    600 P A x

     

    300. 100% 60%

    300 200U A x

     

    300. 100% 50%

    600 E U x

     

    Contoh (3.2)

    2) Dalam keadaan lain datanya adalah sbb :

    W = 450

    R = 150

    S = 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu ( standby).

    W+R+S = 600

    Maka,

    450. 100% 75%

    450 100 A I x

     

    450 0

    . 100% 75%450 150 0 P A x

     

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    21/202

     

    21 

    450. 100% 100%

    450 0U A x

     

    450. 100% 75%

    600 E U x

     

    Terlihat bahwa operasi alat pada contoh  kedua lebih effisien dari pada operasi alat pada

    contoh pertama.

    3.9 Faktor Pengembangan atau Faktor Pemuaian (Swell Factor )

    Material di alam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik,

    sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara

    (voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi

     bila material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan atau

     pemuaian volume ( swell ). Jadi 1,00 cu yd tanah liat di alam bila telah digali dapat memiliki

    volume kira-kira 1.25 cu yd. Ini berarti terjadi penambahan volume 25%, dan dikatakan

    material tersebut mempunyai faktor pengembangan ( swell factor ) sebesar 0,80 atau 80 %.

    Faktor pengembangan tersebut perlu diketahui karena volume material yang

    diperhitungkan pada waktu penggalian selalu apa yang disebut  pay yard   atau bank yard  

    atau volume aslinya di alam. Sedangkan apa yang harus diangkut adalah material yang

    telah mengembang karena digali. Dan alat-angkut itu sanggup membawa material tersebut

    sebesar kapasitas munjung (heaped capacity)-nya. Jadi kalau kapasitas munjung dikalikan

    dengan faktor pengembangan material yang diangkutnya akan diperoleh pay yard capacity-

    nya.

    Contoh (3.3)

    Sebuah  power scraper   yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan

    mengangkut tanah liat basah dengan faktor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya

    hanya mengangkut = 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yard ; atau bank cu-yd, atau insitu cu-yd.

    Sebaliknya bila bank yard   itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dan

    dengan alat-alat gilas (roller ) mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat

    sehingga menjadi kurang dari 1,00 cu yd; tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki

    volume 0,90 cu yd, ini berarti susut 10%, dan dikatakan shringkage factor-nya 10 %.Untuk

    manghitung faktor-faktor tersebut di atas dipakai rumus-rumus :

    1 100%loose

    undisturbed 

    V  Percent Swell x

     

    http://ked.ua/http://diga.li/http://volu-.se/http://volu-.se/http://diga.li/http://ked.ua/

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    22/202

     

    22 

    100%Undisturbed 

     Loose

    V Swell Factor x

     

    1 100%Compacted 

    undisturbed 

    V Shringkage Factor x

     

    Kalau angka untuk  shrinkage factor   tidak ada, biasanya dianggap sama dengan

     percent swell . Kalau ingin mendapat angka-angka yang lebih tepat, maka dapat melakukan

     percobaan langsung pada tanah yang akan diteliti. Tetapi untuk perhitungan perkiraan

    (estimation) cukup dipakai angka rata-ratanya saja.

    Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya dengan

    kemampuan penggalian, yaitu :

      faktor bilah (blade factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu

    ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.

      faktor mangkuk (bucket factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat

    ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis.

      faktor muatan ( payload factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat

    ditampung oleh bak alat-angkut terhadap kemampuan bak alat-angkut menurut spesifikasi

    teknisnya.

      faktor pengisian ( fill factor ), yaitu perbandingan antara volume material tertampung oleh

     bak alat-angkut terhadap kemampuan bak alat-angkut menurut spesifikasi teknisnya.

    3.10 Berat Material (Weight of Materi al )

    Berat material yang akan diangkut oleh alat-angkut dapat mempengaruhi :

      Kecepatan kendaraan dengan HP mesin yang dimilikinya.

      Membatasi kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir

    dari jalur jalan yanp dilaluinya.

      Membatasi volume material yang dapat diangkut.

    Oleh sebab itu berat jenis materialpun harus diperhitungkan pengaruhnya terhadap

    kapasitas alat-muat maupun alat-angkut.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    23/202

     

    23 

    Tabel III.9 Bobot Isi Dan Faktor Pengembangan Dari Berbagai Material

    Macam material Babot isi Swell factor

    (density)

    lb/cu yd in-situ

    (in-bank

    correction factor)

    Bauksit 2700-4325 0,075 (75%)Tanah liat, kering 2300 0,85

    Tanah liat, basah 2800-3000 0,82-0,80

    Antrasit (anthracite.) 2200 0,74

    Batubara bituminus (bituminous coal) 1900 0,74

    Bijih tembaga (copper ore) 3800 0,74

    Tanah biasa, kering 2800 0,85

    Tanah biasa, basah 3370 0,85

    Tanah biasa, bercampur pasir dan

    kerikil (gravel) 3100 0, 90

    kerikil kering 3250 0,89

    kerikil basah 3600 0,88

    Granit, pecah-pecah 4500 0,67-0,56

    Henitit, pecah-pecah 6500-8700 0,45

    Bijih besi (iron ore), pecah-pecah 3603-5500 (0,45)

    Batu kapur, pecah —  pecah 2500-4200 0,60-0,57

    Lumpur 1160-2970 0,83

    Lumpur, sudah ditekan (packed) 2970-3510 0,83

    Pasir, kering 2200-3250 0,89

    Pasir, basah 3300-3600 0,88

    Serpih (shale) 3000 0,75

    Batu sabak (slate) 4590-4860 0,77

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    24/202

     

    24 

    BAB IV

    ALAT GALI-MUAT (PADA TAMBANG TERBUKA)

    4.1 Power shovel  

    Merupakan sekop besar mekanis yang digerakkan oleh mesin uap, atau mesin

     bensin, mesin diesel atau dapat juga dengan motor listrik. Ukuran alat ini ditentukan oleh

     besar sekop (dipper ) nya yang dapat digerakkan baik horizontal maupun vertikal.  Power

     shovel   kecil ukuran sekopnya berkisar antara (1/2) ¾ - 2 cu yd; dan yang ukuran sedang

     berkisar antara 2 –  8 cu yd; yang berukuran besar berkisar antara 8 -35 cu yd lebih.

    Pada umumnya semakin keras batuan yang akan digali, semakin kecil ukuran

    sekopnya, tetapi gigi-gigi pada sekop itu harus terbuat dari baja mangan (manganese-steel ).

    Cara penggaliannya tergantung dari cara mengerakkan lengan sekop (dipper stick )-nya

    (lihat gambar IV. 1.) Produksi  power shovel   faktor-faktor seperti tinggi tebing galian,

     pengaruh sudut putar, pengaruh keadaan medan serta manajemen alat.

    1.  Pengaruh tinggi tebing galian terhadap produksi shovel  

    Tinggi tebing galian yang paling baik ialah yang sedemikian besarnya, sehingga

     pada waktu dipper/bucket  mencapai titik tertinggi, tebing sudah terisi penuh dengan

    tidak perlu memberikan beban yang berlebihan pada mesin. Tinggi tebing yang

    demikian disebut tinggi optimal. Bila tinggi tebing kurang optimal, maka tidak

    mungkin mengisi bucket  sekaligus penuh dalam satu pass tanpa memberikan beban

    lebih pada mesin. Hal ini akan menyebabkan lekas rusaknya mesin, maka operator

    dapat memilih dua kemungkinan, ialah mengisi penuh bucket dalam beberapa kali

     pass atau membiarkan bucket tidak terisi penuh sehingga langsung di dump, tentu

    saja dua hal tersebut akan mempengaruhi produksi shovel. Sebaliknya bila tebing

    lebih tinggi dari optimal, operator harus hati-hati agar tidak terjadi lubang-lubang

    dalam tebing, yang dapat mengakibatkan longsornya tebing tersebut dan menimpa

     shovel . Operator dapat memilih menggali dengan mengurangi tenaga tekan pada

    bucket ke dalam tebing atau penggalian tidak dimulai dari dasar tebing, atau

    menggali secara normal tetapi membiarkan tanah tumpah dari bucket   dan

    mengambil cycle berikutnya. Ketiga hal tersebut akan mengurangi produksi shovel .

    2.  Pengaruh sudut putar ( swing  ) terhadap produksi shovel  

    Sudut putar shovel ialah sudut dalam bidang horizontal antara kedudukan dipper   /

    bucket  pada waktu menggali dan pada waktu membuang muatan yang dinyatakan

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    25/202

     

    25 

    dalam derajat. Besarnya sudut putar ini mempengaruhi cycle time pekerjaan

    sehingga mempengaruhi produksi shovel .

    3.  Pengaruh keadaan medan ( job condition ) terhadap produksi shovel .

    Produksi  shovel sangat ditentukan oleh keadaan medan tempat alat tersebut

     beroprasi. Tempat penggalian yang ideal antara lain memenuhi syarat lantai kerja

    yang keras, drainase yang baik, tempat kerja yang luas, truk pengangkut dapat

    ditempatkan pada kedua sisi  shovel untuk menghindari waktu tunggu, tanah

     permukaan rata sehingga tinggi optimal terpelihara, jalan angkut tidak terpengaruh

    keadaan musim, perbandingan yang sesuai antara produksi  shovel dengan truk

     pengangkutnya. Keadaan medan ini dinyatakan dengan sangat baik, baik, sedang,

    dan kurang menguntungkan, tetapi tidak ada ukuran yang eksak untuk menyatakan

    hal ini.

    4.  Pengaruh keadaan manajemen ( management conditions ) terhadap produksi shovel  

    Pengaruh manajemen ini termaksud tindakan pemilik / pemakai dalam

    menggunakan dan memellihara kondisi alat. Beberapa hal yang mempengaruhi

    kondisi antara lain pemberian minyak pelumas, penggantian dipper/bucket atau

    suku cadang lain yang diperlukan, pemberian bonus pada pekerja / operator dan

    lain-lain.

    selain hal yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

     produksi shovel yaitu :

      Keadaan material, apakah keras ataupun lunak

      Keadaan lapangan atau tempat kerja, misalnya tinggi lereng atau jenjang (bench)

    yang digali.

      Effisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran kedua alat tersebut.

      Pengalaman para operatornya

    Gambar IV.1 ― Power Shovel ‖ P & H 4100 XPB shovel  

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    26/202

     

    26 

    Tabel IV.1 Produksi Penggalian Ideal Power Shovel  

    Material Satuan Volume sekop

    tanah

    m3  0,57 0,75 0,94 1,13 1,32 1,53 1,87 2,29 2,62 3,06 3,37 3,82 4,59

    yd3  0,75 1 1,25 1,5 1,75 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 6

    Moist loam atau

    light sandy clay

    m3  126 157 191 218 245 271 310 356 401 443 485 524 608

    yd3  165 205 250 285 320 355 405 465 525 580 635 685 795

    Pasir dan kerikil

    m3  119 153 176 206 229 252 298 344 386 424 459 493 566

    yd3  155 200 230 270 300 330 390 450 505 555 600 645 740

    Tanah biasa

    m3  103 134 161 183 206 229 271 310 348 390 428 463 524

    yd3  135 175 210 240 270 300 355 405 455 510 560 605 685

    Tanah liat

    keras dan liat

    m3  84 111 138 161 180 203 237 275 310 344 375 405 463

    yd3  110 145 180 210 235 265 310 360 405 450 490 530 605

    Batuan hasil

     peledakan

    m3  73 96 119 138 157 176 210 245 279 313 348 382 440

    yd3  95 125 155 180 205 230 275 320 365 410 455 500 575

    Tanah liat

     basah & lengket

    m3  54 73 92 111 126 141 176 206 237 264 294 321 375

    yd3  70 95 120 145 165 185 230 270 310 345 385 420 490

    Batuan yang

     besar-besar

    m3  38 57 73 88 107 122 149 180 206 233 260 287 336

    yd3  50 75 95 115 140 160 195 225 270 305 270 305 305

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    27/202

     

    27 

    Tabel IV.2 Pengaruh Kedalaman dan Sudut Putar Power Shovel  (faktor konversi)

    Dalam penggalian, Sudut putar, derajat

     persen optimum 45 60 75 90 120 150 180

    40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59

    60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66

    80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69

    100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,86 0,79 0,71

    120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70

    140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66

    160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0,67 0,62

    Tabel IV.3 Efisiensi kerja

    Kondisi kerja Kondisi pengelolaan (management)

    Bagus sekali Bagus Sedang Buruk

    Bagus sekali (excellent) 0,84 0,81 0,76 0,70

    Bagus (good) 0,78 0,75 0,71 0,65

    Sedang (fair) 0,72 0,69 0,65 0,60

    Buruk (poor) 0,63 0,61 0,57 0,52

    Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan oleh power shovel tersebut adalah :

      Menggali di lereng bukit, misalnya untuk menggali tanah liat, pasir, batu gamping

    dan ―pengupasan tanah penutup‖ ( stripping of overburden).

      Memuat (loading  material ke sebuah alat angku, misalnya lori, truk, belt conveyor ,

    dll baik yang terletak pada ketinggian yang sama maupun ke tempat yang lebih

    tinggi

      Menggali, mengangkat dan melepaskan material ke atas hopper ,  grizzly, bin, dan

    sebagainya.

      Membuang tanah penutup kebagian belakang yang daerahnya sudah kosong

    (dumping of top soil into spoil bank ) cara kerja ini disebut ―back fill digging

    method )

      Menggali ke bawah tempatnya berpijak untuk membuat selokan-selokan, terusan,

    kanal ―trench‖, dll 

      Menggali secara mendatar untuk meratakan ( grading ) atau memotong lapisan

     batuan yang tipis mendatar.  Cara penempatan alat ini di tempat kerjanya ada bermacam-macam bergantung

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    28/202

     

    28 

     pada keadaan topografi lapangan dan tujuan kerjanya. Misalnya :

    Kalau tempat kerja sudah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah

    merupakan lerang bukit ( side hill operation), maka tidak perlu dibuatkan jalan masuk dan

    tempat kerja awal. Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka

     perlu dibuat, sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng landai oleh

    alat ini sendiri atau dengan bantuan sebuah bulldozer, kemudian kalau sudah ditempat

    kerjanya, harus diletakkan sedemikian rupa sehingga gerakan-gerakannya effisien dan

    cukup tempat untuk alat angkut mendekatinya.

    4.1.1. Perkiraan Produksi Power Shovel

    Contoh (4.1)

    Sebuah  power shovel   berukuran sekop (dipper) 1 cu yd dipergunakan untuk menggali

    tanah liat keras dengan kedalaman penggalian 7,6 ft dan sudut putar rata-rata 70 O. Dari

     pengamatan yang dilakukan terhadap kondisi lapangan, maka ternyata kondisi kerja sedang

    dan kondisi pengelolaan (management) baik. Produksinya diperkirakan sebagai berikut :

    Produksi ideal = 145 cu yd / jam.

    Kedalaman penggalian optimum = 9,0 ft, maka persen kedalaman penggalian optimum =

    7 5

    9 0

    ,

    , x 100% = 83,33 %  

    Faktor konversinya = 1,045.

    Efisiensi kerjanya = 0,69.

    Produksi nya diperkirakan = 145 x 1.045 x 0,69

    = 105 yd3 / jam

    Jika tanah yang harus dipindahkan oleh  power shovel   tersebut adalah 500 yd3  per jam,

    maka diperlukan =500

    105475 , unit ; dibulatkan = 5 unit  

    Contoh (4.2)

    Cara lain untuk menghitung produksi power shovel  adalah dengan rumus :

    P EIH

    C

     

    P = produksi (ton/jam)

    E = Efisiensi kerja

    I = In bank correction factor

    C = Waktu daur (hr)

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    29/202

     

    29 

    Sebuah  power shovel  yang mempunyai sekop (dipper) berukuran 2,5 cu yd dipakai untuk

    menggali batubara dengan bank weight  = 1.934 lb/cu yd dan in bank correction factor  =

    0,52 (52%). Sedangkan working efficiency-nya = 83% dan waktu daur (cycle time)-nya =

    6,1+ 10,1 + 5,2 + 9,4 = 30,8 detik.

    Maka produksinya adalah :

    P = 83100

     x 60 x0,52 x 2,5

    30,8 / 3600

      = 126,12 cu yd/jam

    =

    12612, x 1,934

    2.000  

    = 121, 96 ton/jam

    4.2 Backhoe ( Excavator) Back hoe  sering juga disebut  pull shovel , adalah alat dari golongan  shovel   yang khusus

    dibuat untuk menggali material dibawah permukaan tanah atau dibawah tempat

    kedudukan alatnya. Galian dibawah permukaan ini misalnya parit, lubang untuk fondasi

     bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe  ini jika dibandingkan

    dragline  dan clamshell   ialah karena backhoe dapat menggali sambil mengaturdalamnya

    galian yang lebih baik. Karena kekakuan konstruksinya, backhoe ini lebih menguntungkan

    untuk penggalian jarak dekat dan memuatkan hasil galian ke truk.

    Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat kendali dan undercarriage 

    nya. Sebagai alat kendali dapat digunakan kabel (cable controlled ) atau hidrolis (hydraulic

    controlled ), dan sebagai undercarriage  nya dapat digunakan crawler mounted   atau roda

    karet (whell mounted ). Tetapi pada umumnya backhoe dengan alat pengendali kabel sudah

     jarang ditemui saat ini dan yang banyak dijumpai backhoe dengan kendali hidrolisis.

    4.2.1 Cara Kerja Backhoe  

    Sebelum mulai bekerja dengan backhoe  sebaiknya kita pelajari lebih dahulu

    kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai jarak

     jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu dicapai,

    karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap kemampuan standar

    alatnya. Untuk mulai menggali dengan backhoe, bucket   dijulurkan ke depan ke tempat

    galian. Bila bucket  sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket diayun ke bawah seperti

    dicangkulkan, kemudian lengan bucket  diputar ke arah alatnya sehingga lintasannya seperti

    terlihat pada gambar IV.2. Setelah bucket  terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian

    dan dilakukan  swing , dan pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    30/202

     

    30 

    tempat yang lain. Pada penggalian parit, letak track excavator   harus sedemikian rupa

    sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang parit, kemudian backhoe  berjalan

    mundur. Kemampuan jangkauan backhoe  keluaran Caterpillar dan Komatsu dapat dilihat

     pada tabel IV.4 dan tabel IV.5

    Gambar IV.2. Jangkauan Backhoe 

    Gambar IV.3  Hydraullic Backhoe 

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    31/202

     

    31 

    Tabel IV.4 Jangkauan dan Kapasitas Bucket Backhoe Caterpillar

    Tipe Stick (mm) Tinggi buang

    (mm)

    Jangkauan maksimal (m) Dalam gali

    maksimal (m)

    Kapasitas bucket

    heaped (m3)

    1800 5.46 8.43 5.39215 2200 5.44 8.69 5.77 0.380-0.960

    2800 5.69 9.25 6.38

    1980 5.82 9.24 5.97

    225 2440 5.79 9.58 6.43 0.570-1.240

    3050 5.99 10.16 7.04

    2440 6.25 10.69 6.86

    235 2900 6.35 11.10 7.32 0.880-2.100

    3660 6.81 11.91 8.08

    2590 7.65 12.47 7.88

    245 3200 7.27 12.52 8.49 1.530-3.012

    4420 7.95 14.02 9.71

    Pada  backhoe  caterpillar ini  stick   dapat diatur dalam 3 kedudukan ialah :  stick dalam

    keadaan dipendekkan, sedang dan dalam keadaan dijulurkan.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    32/202

     

    32 

    Tabel IV.5 Jangkauan dan Kapasitas Bucket Backhoe Komatsu

    Model Tinggi

     buang (m)

    Dalam gali

    (m)

    Jangkauan

    (m)

    Kapasitas bucket (m )

    Peres Munjung

    PC 10-2 1.26 2.1 3.375 0.05 0.06

    PC 20-2 2.345 2.455 4.345 0.06 0.07

    PC 40-2 3.13 3.17 5.47 0.11 0.12

    PC 60-1 3.41 3.80 6.01 0.25 0.28

    PC 60L-1 3.46 3.75 5.99 0.25 0.28

    PC 100-1 4.98 4.60 7.17 0.40 0.44

    PC 100L-1 5.19 4.4 7.12 0.40 0.44

    PC 120-1 5.22 5.00 7.54 0.45 0.50

    PC 200-1 6.24 5.84 9.19 0.70 0.75

    PC 220-1 6.54 6.64 10.00 0.90 1.00

    PC 300-1 7.00 6.54 10.42 1.20 1.30

    PC 400-1 7.51 7.55 11.55 1.60 1.80

    PW 60-1 3.73 3.48 5.925 0.25 0.28

    PW 60N-1 3.73 3.48 5.925 0.25 0.28

    4.2.2 Produksi Backhoe  

    Untuk menghitung produksi backhoe,  faktor yang mempengaruhi antara lain

    kapasitas bucket , dalam galian, jenis material yang digali, sudut  swing   dan keadaan

    manajemen / medan. Produksi backhoe secara umum dapat ditentukan dengan rumus :     m3/hrdengan : T = cycle time (menit)

    BC = kapasitas bucket  (m3)

    Fk = kondisi manajemen dan medan kerja

    4.2.2.1 Produksi Backhoe  menurut Caterpillar

    Produksi dengan petunjuk yang ada, cycle time caterpillar dipengaruhi oleh keadaan

    medan kerja yang dibedakan dalam ima keadaan yaitu sebagai berikut :

    a. 

    Mudah

    Ialah keadaan penggalian yang mudah, misalnya tanah tidak kompak, pasir, krikil,

    dll. Kedalaman galian lebih kecil dari 40% kemampuan alat maksimal, sudut swing  

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    33/202

     

    33 

    kurang dari 30˚. Tidak ada gangguan buang / muat pada truck   atau  stockpile,

    operator baik.

     b.  Sedang

    Ialah keadaan penggalian yang sedang, misalnya lempung kering, tanah dengan

    kandungan batu kurang dari 25%. Kedalaman galian sampai dengan 50%

    kemampuan alat maksimal, sudut swing  sampai dengan 60˚, ada sedikit gangguan. 

    c.  Agak sulit

    Ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras, kedalaman

     penggaliandi atas 90% dari kemampuan alat, swing lebih dari 120˚. Kondisi galian

    sempit, tempat buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan

     pekerja pada tempat kerja.

    d. 

    Sulit

    Ialah keadaan penggalian agak sulit, lapisan tanah keras yang kompak, tanah

    dengan kandungan batu 50%, kedalaman galian 70% dari kemampuan alat

    maksimal, sudut  swing   sampai dengan 90˚ dan pemuatan ke truk dengan jumlah

     banyak.

    e. 

    Sangat sulit

    Ialah keadaan penggalian pada batu-batuan, lapisan tanah keras, kedalaman galian

    diatas 90% dari kemampuan alat,  swing   lebih dari 120˚. Kondisi galian sempit,

     buang/muat sempit dengan jangkauan maksimal, ada gangguan pekerja pada tempat

    kerja.

    Karena pada setiap penggalian, bucket  tidak terlalu penuh, hal ini tergantung dari material,

    maka perlu ada faktor pengisian fill factor, seperti pada tabel IV.6.

    Tabel IV.6  Fill Factor  untuk Caterpillar

    Bahan F ill Factor

    1 Tanah lempung, lempung kepasiran 100 –  110 %

    2 Pasir atau kerikil 95 - 100 %

    3 Lempung keras, tanah keras 80 –  90%

    4 Batu pecah baik 60 - 75%

    5 Batu pecah jelek 40 –  50%

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    34/202

     

    34 

    Contoh 4.3

     Backhoe caterpillar tipe 225 stick 2440 menggali parit dengan kedalaman 4.5 meter. Tanah

     jenis lempung keras, sudut swing maksimal 90˚. Ukuran bucket   yang digunakan 1 m3,

    medan baik dan manajemen sedang. Berapa produksi backhoe per jamnya ? Untuk tanah

    keras, sudut swing  90˚ dan kedalaman galian maksimal 6.43 serta cycle time 25 detik !.     -> termasuk galian agak sulit Fill factor  = 80 % dan Fk = 0.71 (baik/sedang)

    Produksi =  x 1.00 x 0.80 x 0.71 = 81.78 m3/hr

    4.2.2.2 Produksi Backhoe  menurut Komatsu

    Berbeda dengan caterpillar, komatsu sebagai pabrik pembuat alat berat memberikancara menghitung prakiraan produksi backhoe tersendiri dengan rumus :  x BC x Fk x BF m3/hrKeterangan : T = cycle time (menit)

    BC = Kapasitas bucket  (m3)

    Fk = Kondisi manajemen dan medan kerja

    BF = Faktor pengisian bucket  

    Faktor pengisian bucket  (BF) ialah keadaan pengisian pada waktu menggali yang kadang-

    kadang penuh, kadang-kadang peres dan mungkin malah kurang sehingga pada waktu

    menggali tidak selalu munjung terus atau peres terus. Faktor pengisian ditunjukkan pada

    tabel VI.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    35/202

     

    35 

    Tabel IV.7 Faktor Pengisian Bucket  komatsu

    Kondisi muatan Faktor

    MUDAH Gali dan muat material dari stock pile, atau

    material yang digusur dengan alat lain,

    sehingga tidak diperlukan tenaga menggali

    yang besar dan bucket dapat penuh.

    Misal : tanah pasir, tanah gembur

    0.8 –  1.0

    SEDANG Gali dan muat dari stockpile yang

    memerlukan tekanan yang cukup, kapasitas

     bucket kurang dapat munjung.

    Misal : pasir kering, tanah lempung lunak,

    kerikil

    0.6 –  0.8

    AGAK

    SULIT

    Sulit untuk mengisi bucket pada jenis

    material yang digali.

    Misal : batu-batuan, lempung keras, kerikil

     berpasir, tanah berpasir, lumpur.

    0.5 –  0.8

    SULIT Menggali pada batu-batuan yang tidak

     beraturan bentuknya sangat sulit diambil

    dengan bucket.

    Misal : batu pecah dengan gradasi jelek

    0.4 –  0.5

    Untuk menghitung cycle time  yang diperlukan untuk menggali  swing   2 kali dan

     buang/memuatkan dapat digunakan tabel-tabel berikut :

    T = t1 + 2t2 + t3Keterangan :

    T = cycle time 

    t1 = waktu menggali

    t2 = waktu swing  

    t3 = waktu membuang

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    36/202

     

    36 

    Tabel IV.8 Waktu untuk Menggali (detik)

    Kondisi penggalian

    dalam galian

    Mudah Sedang Agak

    sulit

    Sulit

    < 2 m 6 9 15 26

    2m –  4m 7 11 17 28

    ˃4 m 8 13 19 30

    Tabel IV.9 Waktu untuk Swing (detik)

    Swing (derajat) Waktu

    45-90 4-7

    90-180 5-8

    Waktu untuk membuang atau memuatkan :

    a.  Tempat buang sempit, misalnya truk = 5-8 detik

     b.  Tempat buang longgar, misalnya stockpile = 3- detik

    Contoh 4.4

    Untuk menggali parit sedalam 4.5 m digunakan backhoe PC 120-1 komatsu. Sudut  swing  

    90˚, tanah lempung lunak,  swell   30%. Kondisi medan baik, manajemen baik, tanah hasil

    galian diangkut dengan truk. Berapa prakiraan produksi backhoe per jamnya ?1.  bucket factor  untuk tanah lempung lunak = 0.80

    2. 

    kapasitas bucket  PC 120-1 = 0.45 m3 

    3.  Fk = 0.75 (baik/baik)

    4.  cycle time :

      Gali dalam 4.5 m, kondisi sedang t1 = 13 detik

       swing  90˚  t2  = 7 detik

     

    Buang ke truk t3  = 8 detik

    T = 13 + 2x7 + 8 = 35 detik = o.58 menit    m3/jam ( LM)

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    37/202

     

    37 

    4.3 Wheel L oader  

    Wheel loader   adalah salah satu alat muat yang kini banyak digunakan karena

    gerakannya yang lincah dan gesit. Tetapi bila digunakan untuk menangani di daerah yang

     berlumpur atau di daerah yang berbatu tajam, misalnya di kuari (quarry) batu andesit, makasebaiknya roda-roda karetnya dilindungi dengan rantai baja ( steel beads). Sebuah mangkuk

    (bucket ) digunakan untuk menggali, mengangkat dan mengangkut ke suatu tempat yang

    tidak jauh atau langsung dimuatkan ke alat angkut yang letaknya tak jauh atau langsung

    dimuatkan ke alat angkut yang letaknya sama tinggi dengan tempat wheel loader  bekerja.

    Daya jangkau mangkuknya sangat terbatas, artinya tidak terlalu tinggi.

    Untuk menggerakkan mangkuknya (bucket ) wheel loader yang modern

    mempergunakan tenaga ―hydraulic‖. Tenaga gali pada keadaan horizontal, yaitu mangkuk

    tidak diangkat didapat dari gerakan maju ― prime mover ‖-nya, sehingga lengan-lengan

    mangkuk yang digerakkan dengan tenaga ―hydraulic‖ hanya mempunyai fungsi untuk

    menggerakkan mangkuk ke atas dan ke bawah saja.

    Untuk menggali, maka mangkuk harus didorong ke arah permuka kerja. Jika

    mangkuk telah penuh ―  prime mover ‖ mundur dan mangkuk diangkat ke atas untuk

    selanjutnya material diangkut ke suatu tempat penimbunan atau dimuatkan ke atas alat

    angkut. Bila gerakan pemuatan itu merupakan huruf V, maka cara pemuatan itu disebut

    ―V- shape loading ‖ (lihat gambar IV.6). Cara pemuatan yang lain disebut ―cross loading ‖,

    yaitu bila gerakan wheel loader hanya maju-mundur, sedangkan gerakan truknya juga maju

    mundur tetapi memotong arah gerak wheel loader .

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    38/202

     

    38 

    Gambar IV.4 Wheel Loader  Komatsu WA-900

    Gambar IV.5 ―Wheel Loader ‖ dengan Nama Bagian-Bagiannya

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    39/202

     

    39 

    Gambar IV.6 Pola Gerak Wheel Loader

    4.3.1. Kelebihan dan Kekurangan Wheel Loader  

    Dalam operasinya, antara posisi memuat dan posisi membongkar, wheel loader  

     biasanya memerlukan jarak untuk mengolah gerak, jika jarak tersebut terbatas, akan

    menimbulkan persoalan. Untuk jarak yang terbatas ini, ―track loader ‖ lebih cocok

    dipergunakan, karena alat-muat jenis ini mampu berputar dengan jari-jari yang kecil.

    Wheel loader   dipergunakan dengan maksud agar lebih berdaya guna dalam masalah pembersihan lapangan, karena bulldozer   hanya dapat mendorong material dan kelebihan

    materialnya akan tercecer ke sisi bilahnya. Dibandingkan dengan  power shovel , maka

    wheel loader  mempunyai kelebihan dalam memuat mempunyai kelebihan dalam memuat

    material hasil peledakan, karena ―boom‖ yang panjang mengakibatkan power shovel sulit

    untuk bergerak ditempat-tempat yang kurang lebar. Dibandingkan dengan ―track loader ‖,

    maka wheel loader   lebih lincah dan gesit dan dapat melakukan oleh gerak dengan lebih

     baik pada kondisi lapangan kerja yang sama.

    4.3.2 Perkiraan Produksi Wheel Loader  

    Contoh (4.5)

    Wheel loader   akan digunakan pada operasi pemuatan material batubara dari  stockpile  ke

    hopper  yang akan memuat batubara ke tongkang. Jarak tempuh dari tumpukan batubara ke

     stockpile  adalah 500 m. efisiensi kerja ―average‖. Kecepatan saat bermuatan 15 km/jam

    dan saat kosong 20 km/jam.  Tentukan jenis dan jumlah wheel loader   yang digunakan bila

     batubara yang harus dimasukkan ke hopper adalah 100 ton/jam!

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    40/202

     

    40 

    Penentuan jenis dan jumlah wheel loader   dilakukan dengan metode trial and error, Dari

    spesifikasi wheel loader  pada Komatsu Handbook diperoleh :

    Untuk menghitung produktivitas wheel loader digunakan :

    60

    wheelloader 

    q E 

    Q CT 

     

    Dimana :

    Q = Produksi per jam (m3/jam)

    q = Produksi per siklus (m3)

    CTl = Cycle time alat muat (menit)

    E = Job efficiency

    Adapun Produksi per siklus :

    1q q K 

     

    Dimana :

    q1  =  Heap capacity dari bucket wheel loader  yang digunakan (m3)

    K =  Bucket fill factor  

    Data-data yang diperlukan untuk menghitung produktivitas dapat diperoleh dari spesifikasi

    wheel loader  yang terdapat pada Komatsu Handbook

    Tabel IV.10 Spesifikasi Kapasitas dan Parameter Kondisi Kerja Wheel Loader  WA 380-3

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    41/202

     

    41 

    Karena memuat material dari stockpile dan material batubara di stockpile dapat dimuat ke bucket

    tanpa diperlukan tenaga untuk menggali maka kondisi operasi ―easy loading ‖. Untuk menghitung

    cycle time digunakan rumus :

    Dimana :

    D = jarak angkut (m)

    VF = Kecepatan saat bermuatan

    VR = Kecepatan saat kosong

    Z = t1 + t2 + t3 + t2

    t1 = Waktu loading  (0,15 menit)

    t2  = Waktu belok (0,20 -0,35 menit)

    t3  = Waktu dumping  (0,10 menit)

    500 500(0,35 0,15 0,10 0,15)

    1000 20 1000 15

    60 60

    Cm 

     

    Diperoleh Cm = 3,75 menit

    Tabel IV.11 Hubungan antara Kondisi Kerja dengan Efisiensi Kerja

    Dari tabel dapat diperoleh nilai Efisiensi kerja = 0,80

    Dari semua nilai tersebut bila dimasukkan ke rumus produktivitas, maka diperoleh :

    30,6 60 0,80 40.96 /3,75

    Q m jam

     

    Bila target produksi 100 m3/jam, maka diperlukan 3 buah wheel loader tipe WA 380-3.

    4.4 Bucket Wheel Excavator  

     Bucket Wheel Excavator  (BWE) adalah alat gali untuk pemindahan tanah. Alat ini

    sesuai untuk dipergunakan pada material tanah penutup maupun bijih yang lunak, baik

    lapisan tipis maupun tebal, terutama yang berupa tanah atau lempung, pasir maupun serpih

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    42/202

     

    42 

    lunak dimana tidak terdapat formasi batuan yang keras. BWE merupakan salah satu alat-

    gali secara berkesinambungan atau menerus (continous digging machine). Umumnya alat

    ini dapat dipergunakan baik di atas, di bawah maupun pada lantai kerjanya, kemudian hasil

     penggaliannya ditumpahkan ke belt conveyor .

    Penggaliannya dilakukan oleh sebuah boom  yang pada ujungnya terdapat roda besar

    dimana di sekelilingnya dipasang mangkuk-mangkuk.  Boom  beserta mangkuk-

    mangkuknya yang diputar pada rodanya ditekan ke arah material yang digali. Setelah

    mangkuk-mangkuk tersebut terisi penuh, selanjutnya ditumpahkan dengan cara yang khas

    ke belt conveyor   yang sudah terpasang sebagai alat angkut. Oleh karena jumlah

    mangkuknya banyak, yaitu 6-12 buah, maka penggalian dengan BWE dapat dilakukan

    secara terus menerus (continuous). Disamping, itu karena hasil penggaliannya langsung

    dimuat ke alat angkut yang biasanya berupa rangkaian belt-conveyor , maka BWE juga

     berfungsi sebagai alat muat. Pada umumnya cara penggalian mangkuk-mangkuk BWE

    dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :

      ―terrace cut ‖, suatu cara penggalian dengan memotong permuka kerja ( front ) ke

    arah depan sehingga terbentuk jenjang-jenjang pada lereng penggaliannya

      ―dropping cut ‖, suatu cara penggalian dengan memotong permuka kerja ke arah

     bawah

     

    ―combination cut ‖, suatu cara penggalian gabungan, artinya menggali permuka

    kerja secara ―terrace cut ‖ untuk bagian atas lapisan dan secara ―dropping cut ‖

    untuk bagian bawahnya.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    43/202

     

    43 

    Gambar IV.7 Berbagai Jenis Tipe Bucket Wheel Excavator

    Gambar IV.8 Cara Pengosongan Mangkuk BWE

    Sedangkan pada penggalian unit BWE secara keseluruhan dapat dibedakan menjadi empat

    macam, yaitu :

      “face or fr ont worki ng ” 

    Dengan pola penggalian ini BWE menggali material di sepanjang permuka kerja

    (working face). Penggalian dimulai dari atas dengan cara ―terrace cut ‖ atau ―dropping cut ‖

    atau kadang-kadang kombinasi dari keduanya. Penggalian dengan cara ini biasanya

    dilakukan oleh BWE yang berdiri atau bertumpu pada rel (rail mounted  BWE)  “ful l block working ” 

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    44/202

     

    44 

    Dengan pola penggalian ini terlebih dahulu material yang akan digali dibagi

    menjadi blok-blok dengan ukuran tinggi 50 m dan lebar 90 m, kemudian penggalian

    dilakukan dari setiap blok dengan membuat jenjang-jenjang dari bagian atas ke bawah.

    Setelah selesai mengerjakan satu blok, BWE dipindahkan ke blok di sebelahnya dan mulai

    menggali dengan cara yang sama, yaitu mulai dari lapisan paling atas untuk membentuk

     jenjang ke arah bawah

    Gambar IV.9 Pola Penggalian ― Full Block Working  

      “face block or side block working ” 

    Pola penggalian ini biasanya diterapkan pada penambangan batubara dengan

    metoda  strip mine. Penggalian dimulai dari permuka kerja ke blok yang telah ditentukan

    dan diteruskan ke blok di sebelahnya sepanjang kemampuan boomnya. Selanjutnya boom 

    kembali ke permuka kerja semula sambil terus melakukan penggalian. BWE kembali

    melakukan penggalian dari blok semula sampai ke blok disebelahnya dan seterusnya.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    45/202

     

    45 

    Gambar IV.10 Pola Penggalian ― Face Block or Side Block Working ‖ 

      “deep cutti ng wi th the bucket wheel ” 

    Pola penggalian ini adalah penggalian material yang letak materialnya berada di

     bawah lantai tempat berdirinya BWE (lihat gambar IV.8.). BWE untuk pola penggalian ini

     biasanya dirancang khusus yaitu memiliki boom  yang lebih panjang, dan mempunyai

     produksi yang lebih kecil dibandingkan dengan produksi BWE yang dipergunakan untuk

     pola penggalian ke arah atas atau samping. Perbandingan produksinya adalah 1 : 3

    maksimum, atau umumnya sekitar 1 : 2. Hal ini disebabkan karena kedalaman

     penggaliannya adalah terbatas, yaitu boom akan cepat menyentuh tanah jika penggaliannya

    terlalu ke bawah.

    Gambar IV.11

    Pola Penggalian ―Deep Cutting with the Bucket Wheel‖ 

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    46/202

     

    46 

    Kemampuan BWE antara lain adalah menggali lapisan tanah penutup ( stripping of

    overburden) pada endapan-endapan luas yang mendatar. Menambang endapan-endapan

    mineral yang relatif lunak secara menerus (continuous mining ) sehingga produksinya

     besar. Endapan-endapan mineral yang pernah ditambang dengan BWE antara lain adalah :

      Lignit

      Batubara

      Pasir minyak (oil sand )

      Serpih minyak (oil shale)

      Serpih uranium (uranium shale) 

    Untuk kesempurnaan hasil kerjanya, maka BWE biasanya dilengkapi dengan peralatan

     bantu, sebagai berikut :

       Belt Wagon  yang berguna untuk memperpanjang jangkauan penumpahan hasil

    galian BWE (lihat gambar IV.12)

       Hopper car  untuk menampung penumpahan dari belt wagon 

      Sistem belt conveyor  untuk mengangkut hasil galian BWE ke tempat penimbunan

      Spreader   dipergunakan sebagai penimbun atau penghampar hasil galian BWE

    dengan maksud agar penyebaran timbunan dapat lebih menyebar ke tempat-tempat

    yang diinginkan

    Gambar IV.12 Belt  Wagon Dilihat dari Atas

    4.4.1 Contoh Kegiatan Bucket Wheel Excavator  di P.T. Bukit Asam 

    Sistem penambangan yang digunakan di tambang batubara milik P.T. Bukit Asam

     berupa kombinasi alat penggali tanah yang berbentuk mangkok penggali putar (bucket-

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    47/202

     

    47 

    wheel excavator ) dengan dibantu alat pengangkut ban berjalan (belt conveyor ) dan pada

    akhirnya alat penyebar tanah buangan ( belt spreader ).

    Peralatan ini merupakan satu kesatuan mulai alat penggalinya, alat angkutnya dan

    alat penyebar/pembuang tanah penutup bekerja bersama-sama dan terus menerus; karena

    itu sistem ini dinamakan sistem penambangan kontinyu. Sistem penambangan ini tidak

    menggunakan truk-truk dan semua pengangkutan bahn galian dilayani ban berjalan; oleh

    sebab itu sistim ban berjalan sangat vital untuk cara penambangan ini, dan di Tambang

    Batubara Bukit Asam mencapai kepanjangan 30 km. Sistem penambangan dengan cara

    terus menerus yang diterapkan Tambang Batubara Bukit Asam, Sumatera Selatan adalah

    sebagai berikut:

    Lapisan tanah penutup batubara digali secara berjenjang (teras), lapis (bench) demi

    lapis dengan ketebalan tertentu, sesuai dengan ukuran dan kapasitas alat penggali tanah

    yang dip[akai, yaitu alat penggali mangkok putar yang dikenal dengan nama bucket-wheel  

    excavator  (BWE). Mangkok putar di Tambang Batubara Bukit Asam ini mempunyai garis

    tengah 9 meter dan mempunyai 14 buah mangkok (bucket ) dengan kapasitas efektif sekitar

    1050 meter kubik gali setiap jamnya. Tanah yang siudah digali dengan alat tersebut

    selanjutnya diteruskan dengan alat pengangkut berupa ban yang berada di antara alat

     penggali tanah dan ban berjalan yang disebtu kereta ban atau belt wagon. Dari sini tanah

    yang digali alat penggali tanah tersebut diangkut denagn memakai ban berjalan ke tempat

     pembuangan tanah lapisan penutup batubara dengan melalui alat yang disebut spreader. DI

    Tambang Air Laya digunakan sebanyak 5 buah BWE dan dengan sendirinya juga 5 buah

    belt wagon, dan seterusnya melalui ban berjalan menuju ke ―titik pembagi‖ ban berjalan.

    Di tempat ini hasil galian yang berasal dari tanah penutup akan diarahkan ke ban berjalan

    yang menuju ke tempat pembuangan tanah, dan bila beruapa batubara akan diarahkan

    menuju ban berjalan yang membawanya ke tempat penimbunan batubara ( stockpile). Pada

    setiap jenjang (teras) akan terdapat satu unit alat penggali berupa mangkok putar ataubucket wheel   excavator   yang dapat menggali tanah dengan ketinggian lapisan (bench)

    sampai 12 meter, tetapi bila letak ketinggian dari BWE dan belt wagon berbeda elevasinya

    maka BWE dapat menggali sampai ketinggian 30 meter. Dengan demikian dapat dibuat

    lapisan tanah gali (bench) sampai dengan tinggi 30 meter. Penggalian denagn memakai

    BWE dapat dilakukan pada tanah diatas permukaan yaitu high cut , atau dapat pula

    menggali tanah di bawah pemukaan tanah, yaitu deep cut . Pada akhir penambangan akan

    diperoleh kedalaman tambnaglebih kurang 130 metyer dengan jumlah tanah penutup batubara yang harus dibuang sebanyak 340 juta BCM. Sedangkan Tempat pembuangan

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    48/202

     

    48 

    tanah penutup (dumping disposal ) hanya dapat menampung tanah buangan sebanyak 260

     juta BCM. Masalah ini akan diatasi dengan cara back filling , dimana sebagian tanah

     penutup batubatra tersebut akan di buang ke dalam daerah penambanagn yang batubaranya

    sudah ditambang. Produk batubara sesudah melaui titik pembagi ban berjalan akan

    diangkut ke tempat tumpukan ( stockpile) batubara yang berkapasitas 250 ribu ton.

    Sebuah  stacker/reclamimer   menimbun dan menyusun batubara ditumpukan batubara tadi

    dan kemudian mengambilnya kembali dan diangkut lewat ban berjalan ke stasiun

     pemuatan kereta api untuk dimasukkan ke gerbong kereta api yang mengangkutnya ke

    terminal Tarahan.

    4.5 Dragline  

    Alat ini hanya dipakai untuk batuan-batuan yang relatif lunak atau sudah lepas

    (loose material ), jadi tidak untuk batuan keras dan kompak. Dipakai untuk menggali

    material yang berada di bawah tempat alat tersebut berdiri (lihat gambar IV. 11.).

    Gambar IV. 13. ―Dragline‖ 

    Seperti power shovel , maka dragline juga dapta digerakkan oleh mesin uap, motor bensin,

    mesin diesel, atau motor listrik. Ukuran dragline  ditentukan oleh besarnya mangkuk

    (bucket) yang berukuran kecil memiliki mangkuk : ¼ - 2 cu yd; yang berukuran sedang : 2-

    3 cu yd, dan yang berukuran besar : 8  –  35 cu yd atau lebih. Mangkuk dengan ukuran yang

    sama mungkin mempunyai berat berlainan. Hal ini tergantung dari kondisi fisik batuan

    yang digali. Pada umumnya semakin keras batuan yang digali. Pada umumnya semakin

    keras batuan atau tanah yang digali, semakin berat pula mangkuknya. Dan beratnya itu

    dapat diletakkan di dekat gigi-gigi atau bagian depan mangkuk. Contohnya mangkok

     berukuran 3 ½ cu yd mungkin memiliki berat 6000 lbs, 7100 lbs, atau 8000 lbs. Mangkuk

    tersebut biasanya terbuat dari baja-mangan (manganese steel ), kecuali untuk bagian atas

    dan belakangnya. Bentuknya kira-kira menyerupai keranjang (lihat gambar IV.14).Pekerjaan-pekerjaan yang dapat dilakukan atau ditangani oleh alat ini adalah :

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    49/202

     

    49 

      Menggali lapisan tanah penutup ( stripping of overburden) yang lunak atau sedikit

    keras (medium hard ), terutama untuk lapisan tanah penutup yang tidak teratur

    tebalnya. Menggali dari atas jenjang (bench digging ) juga dapat dilakukannya.

      Membuat terusan, selokan,  trench, dll. Kalau tanahnya lunak dapat lebih effisien

    daripada menggunakan  power shovel . Menggali lumpur, pasir, kerikil atau batuan

    yang terletak dii bawah permukaan air. Juga dapat dipakai untuk memperdalam

    terusan, kanal, sungai, dll.

      Membuat dam kecil dengan menggali tanah dan batuan dari daerah sekitarnya.

      Menggali, lalu mengangkat, memuat atau melepaskan pasir, kerikil atau batubara

    ke atas alat angkut, ―hopper ‖ atau ―belt-conveyor ‖ 

    Gambar IV. 14

    Bentuk Mangkuk ( Bucket ) Dragline 

    4.5.1 Cara Kerja Dragline  

    Penggalian dimulai dengan  swing   pada keadaan bucket   kosong menuju ke posisimenggali, pada saat yang sama drag cable  dan hoist cable  dikendorkan, sehingga bucket  

     jatuh tegak lurus kebawah. Sesudah sampai di tanah maka drag cable ditarik, sementara

    hoist cable  dimainkan atau digerak-gerakkan agar bucket   dapat mengikuti permukaan

    tebing galian sehingga dalamnya lapisan tanah yang terkikis dalam satu  pass dapat teratur

    dan terkumpul dalam bucket . Terkadang hoist cable  dikunci pada saat penggalian, berarti

     pada saat drag cable ditarik, bucket   bergerak mengikuti lingkaran yang berpusat pada

    ujung boom  bagian atas. Keuntungan cara ini ialah bahwa tekanan gigi bucket   ke dalam

    tanah adalah maksimal.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    50/202

     

    50 

    Operator yang berpengalaman dapat melemparkan bucket   jauh ke depan dengan

    tujuan mendapatkan lebar galian yang besar. Lemparan ini dilakukan dengan cara menarik

    bucket   dan drag cable sedemikian rupa sehingga mendekati pangkal boom, kemudian

    secara mendadak dilepaskan, maka bucket   akan terayun ke depan. Untuk memberikan

     percepatan hoist cable  nya ditarik. setelah tercapai kecepatan yang cukup, hoist cable 

    dilepas, maka bucket   jatuh bebas menuju titik diatas permukaan yang dikehendaki.

    Lemparan bucket   ini juga dapat dilakukan dengan  swing throw, dan hal ini hanya

    diperbolehkan dilakukan oleh operator yang berpengalaman karena tingkat

     pengoperasiannya yang sulit.

    Setelah bucket   terisi penuh, sememtara drag cable masih ditarik, hoist cable 

    dikunci sehingga bucket   terangkat lepas dari permukaan tanah. hal ini menjaga agar

    muatan tidak tumpah, juga dijaga posisi dump cable  tetap tegang dan tidak berubah

    kedudukannya. Kemudian dilakukan  swing   menuju tempat dump material dari bucket .

    sebaiknya truk ditempatkan sedemikian rupa sehingga  swing   tidak melewati kabin truk.

    Jika bucket   sudah ada diatas badan truk , drag cable dikendorkan, bucket   akan terjungkir

    ke bawah dan muatan tertuang.

    4.5.2 Produksi Dragline  

    Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dragline antara lain :

      Keadaan material, apakah lunak atau keras.

      Keadaan lapangan atau tempat kerjanya, misalnya :

      Untuk penggalian di daerah yang berair atau di sungai akan menurunkan

     produksinya sampai 25%, disebabkan banyak material yang jatuh ( spill ) bersama

    air yang keluar dari mangkuknya. Sebaliknya penggalian-penggalian dangkal yang

    dekat dengan jangkauan mangkuk member kenaikan produksi, karena mengurangi

    gerak putar ( swing ) yang memakan waktu.

      Effsiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran kedua alat tersebut.

      Pengalaman para operatornya.

    Untuk mengurangi kerugian oleh berat bucket , maka setiap ukuran ada tiga macam bucket  

    yang disesuaikan dengan pekerjaannya. Macam bucket  tersebut antara lain :

       Heavy duty, bucket  untuk pekerjaan berat misalnya menggali batuan keras

       Medium duty, bucket  untuk pekerjaan sedang misalnya menggali kerikil, lempung.

       Light duty, bucket   untuk pekerjaan ringan misalnya menggali lempung pasir,

    lumpur.

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    51/202

     

    51 

    Penempatan alat ini di tempat kerjanya yang baru atau pemindahannya untuk jarak

    yang jauh biasanya dilakukan dengan alat angkut lain yaitu trailer , karena jalannya sangat

     pelan yaitu sekitar 1 mph. Setelah dekat dengan tempat kerjanya baru diturunkan dan

     berjalan sendiri untuk mencari tempat berpijak yang kering dan cukup kuat. Keadaan

    tampat kerjanya yang baru dapat bermacam-macam, tergantung dari keadaan topografi

    lapangan dan tujuan kerjanya.

    Gambar IV.15 Tempat Kerja ― Dragline‖ 

    Jika daerah yang akan digali masih berupa lapangan yang datar, maka dragline 

    harus membuat sendiri lereng tampat kerjanya. Panjang dan pendeknya ―boom‖ tergantung

    dari macam kerja yang harus dilakukan. ―boom‖ pendek dipakai untuk mengangkat dan

    mengisi alat-alat angkut seperti truk, lori, dll. Sedangkan ―boom‖ yang panjang umumnya

    dipergunakan untuk pekerjaan-pekerjaan penggalian dan pengupasan ( stripping ) pada

    tambang-tambang alluvial, batubara, mineral industry (industrial minerals), dll

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    52/202

     

    52 

    Tabel IV.12 Faktor Koreksi Swing  dan % dalam Gali Optimal Produksi Dragline 

    % Tinggi OptimalSudut putar ( swing  ) ,derajat

    30 45 60 75 90 120 150 180

    20 1.06 0.99 0.94 0.9 0.87 0.81 0.75 0.7

    40 1.17 1.08 1.02 0.97 0.93 0.85 0.78 0.7260 1.24 1.13 1.06 1.01 0.97 0.88 0.8 0.74

    80 1.29 1.17 1.09 1.04 0.99 0.9 0.82 0.76

    100 1.32 1.19 1.11 1.05 1.00 0.91 0.83 0.77

    120 1.29 1.17 1.09 1.03 0.98 0.9 0.82 0.76

    140 1.25 1.14 1.06 1.00 0.96 0.88 0.81 0.75

    160 1.2 1.1 1.02 0.97 0.93 0.85 0.79 0.73

    180 1.15 1.05 0.98 0.94 0.90 0.82 0.76 0.71

    200 1.10 1.00 0.94 0.90 0.87 0.79 0.73 0.69

    Tabel IV.13 Produksi Ideal Dragline Boom Pendek dan Dalam Gali Optimal

    Jenis TanahUkuran Power  shovel ( cu-yd )

    3/8 0.5 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.50

    Lempung

     berpasir, basah

    5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5

    70 95 130 160 195 220 245 265 300

    Pasir dan kerikil5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5

    65 90 125 155 185 210 235 255 295

    Tanah biasa, baik6.0 6.7 7.4 8.0 8.5 9.0 9.5 9.9 10.5

    55 75 105 135 165 190 210 230 265

    Lempung keras7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3

    35 55 90 110 135 160 180 195 230

    Lempung lekat,

     basah

    7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3

    20 30 55 75 95 110 130 145 175

    Catatan : * Angka yang diatas adalah tinggi gali optimal ( feet )

    ** Angka yang dibawah adalah produksi ideal ( cu-yd/jam BM )

    Tabel IV.14 Faktor Koreksi Keadaan Medan dan Keadaan Manajemen

    Keadaan Medan Keadaan manajemen

    Sangat baik Baik Sedang Kurang

    Sangat Baik 0.84 0.81 0.76 0.7

    Baik 0.78 0.75 0.71 0.65

    Sedang 0.72 0.69 0.65 0.60

    Kurang 0.63 0.61 0.57 0.52

  • 8/19/2019 DIKTAT PERALATAN TAMBANG.pdf

    53/202

     

    53 

    Tabel IV.15 Kapasitas dan Berat Bucket Dragline

    Ukuran cu-yd Kapasitas cu-ft Berat Bucket (lbs)

     High duty Medium duty Light duty

    3/8 11 760 880 -

    0.5 17 1275 1460 21000.75 24 1640 1850 2875

    1.00 32 2220 2945 3700

    1.25 39 2410 3300 4260

    1.50 47 3010 3750 4525

    1.75 53 3375 4030 4800

    2.00 60 3925 4825 5400

    2.25 67 4100 5350 6250

    2.50 74 4310 5675 6540