Diktat Biogeografi

19
BIOGEOGRAFI PENUNTUN PRAKTIKUM BAGIAN I: FITOGEOGRAFI TIM FITOGEOGRAFI 1/1/2011

description

Penuntun praktikum

Transcript of Diktat Biogeografi

Page 1: Diktat Biogeografi

BIOGEOGRAFI

PENUNTUN PRAKTIKUM

BAGIAN I: FITOGEOGRAFI

TIM FITOGEOGRAFI

1/1/2011

Page 2: Diktat Biogeografi

2

KATA PENGANTAR

Pelaksanaan praktikum Biogeografi ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada praktikan bagaimana menerangkan konsep-konsep fitogeografi secara sederhana. Tentunya, dalam pelaksanaannya kita tidak dapat menjabarkan secara terperinci semua masalah dalam kajian biogeografi ini, namun beberapa konsep dasar yang sangat dibutuhkan dalam mempelajarinya bisa diamati secara seksama.

Biogeografi merupakan mata kuliah yang sangat menarik, karena merupakan cabang ilmu yang menyerupai “puzzle,” yang menuntut kita untuk menyusun potongan-potongan permasalahan dari bidang Taksonomi Tumbuhan dan Hewan, Ekologi Tumbuhan dan Hewan, Geografi, Geologi, Klimatologi dan Genetika menjadi satu gambar utuh. Merupakan suatu pemandangan yang sangat menakjubkan apabila kita berhasil melihat suatu fenomena alam yang merupakan hasil suatu jejaring proses-proses kecil yang telah berhasil kita susun.

Dengan melaksanakan kegiatan praktikum ini, selain mahasiswa mendapatkan gambaran mengenai pola-pola penelitian lapangan berkaitan dengan Biogeografi, diharapkan dapat juga menjadi modal dasar bagi yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Biogeografi sebagai bahan tugas akhirnya.

Akhirul kalam, mudah-mudahan penuntun ini bisa memberikan tambahan pengetahuan bagi kita semua dalam memahami keindahan ciptaan Allah SWT, dan menjadi amalan bagi kita semua.

Padang, Oktober 2005

Padang, 27 Februari 2011

Page 3: Diktat Biogeografi

3

KATA PENGANTAR EDISI REVISI

Diktat yang sekarang berada di tangan Anda ini merupakan bagian pertama dari dua bagian yang menyusun bidang Biogeografi ini: Fitogeografi. Karena dalam susunan mata kuliah yang lama bidang ini diajarkan sebagai mata kuliah yang terdiri dari satu sisi Fitogeografi saja, maka diperlukan waktu bagi tim penyusun diktat ini untuk merumuskan sisi Zoogeografi sebagai sisi puzzle lain yang “hilang” selama ini. Keputusannya: diktat praktikum ini untuk sementara dibagi menjadi dua sekuel, Bagian I terdiri dari materi-materi Fitogeografi yang sedikit direvisi dari materi lama dan Bagian II – Zoogeografi, penyeimbang dari sisi hewan.

Mudah-mudahan, apa yang telah disusun di dalam diktat bagian pertama ini dapat menjadi sumber keilmuan yang dapat mengajarkan banyak hal tentang serba serbi pemencaran tumbuhan. Mudah- mudahan pula, bahan Zoogeografi yang akan segera menyusul setelah pertengahan semester ini dapat menjadi tambahan kajian yang lebih menarik lagi bagi mahasiswa Biologi, sehingga dapat menjadikannya pertimbangan untuk menyelesaikan Tugas Akhir.

Wassalam.

Padang, 7 Maret 2010

Page 4: Diktat Biogeografi

4

PENDAHULUAN

Secara linguistik, Fitogeografi berasal dari kata “phyto/phyta” yang berarti tumbuhan, “geo” yang berarti bumi dan “graphia” yang berarti gambaran. Secara lebih luas Fitogeografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan di seluruh permukaan bumi, baik mengenai komposisinya, produktivitas setempat, agihan (distribusi) dan interaksinya dengan makhluk hidup lain berkaitan dengan proses pemencarannya.

Dengan mempelajari konsep-konsep Fitogeografi, mahasiswa diharapkan dapat menyadari arti penting tingginya potensi keragaman hayati di Indonesia, dimana sebagai bagian terbesar dari kawasan Indo-Malaya merupakan salah satu dari 12 pusat distribusi sumberdaya genetik tanaman atau yang lebih dikenal sebagai Vavilov Centre. Akibat adanya pola-pola dispersal, Indonesia juga merupakan pusat keanekaragaman tanaman budidaya yang asal usulnya bukan dari Indonesia, seperti pisang, sagu, teh, tebu serta berbagai spesies tanaman komersial lain beserta dengan varietas-varietasnya.

Pandangan berdasarkan konsep Fitogeografi sangat dibutuhkan dalam menyikapi kondisi keragaman hayati Sumatera khususnya dan Indonesia pada umumnya dewasa ini. Setelah hancurnya hutan dataran rendah di Pulau Jawa, ancaman terhadap hilangnya ekosistem yang sama di Pulau Sumatera (2005) dan Pulau Kalimantan (tahun 2010) merupakan permasalahan yang sangat perlu kita perhatikan. Sebagai bagian dari Kawasan Semenanjung Malaya, dari sudut pandang Fitogeografi, daerah ini memiliki keunikan-keunikan yang tidak tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Sebaran tumbuhan langka, endemik atau terancam punah di dataran Sumatera sampai saat ini masih sedikit sekali. Ke depannya, penelitian-penelitian mengenai pemencaran tumbuhan di daerah yang terfragmentasi di daratan Sumatera, ataupun distribusi jenis-jenis tertentu di dataran Sumatera sangat perlu difikirkan dan diwujudkan dalam upaya mengurangi kehilangan keanekaragaman hayati Sumatera.

Page 5: Diktat Biogeografi

5

I.

Tujuan Praktikum

MENGENAL DAERAH-DAERAH KINGDOM TUMBUH-TUMBUHAN

: Memahami dasar pembagian kingdom tumbuh-tumbuhan Mengetahui daerah-daerah kingsom tumbuhan, negara tempat agihannya dan tumbuhan khas yang ada pada daerah agihan tersebut. : Peta daerah kingdom tumbuh-tumbuhan, peta dunia (atlas) edisi terbaru, buku gambar dan alat tulis Bahan dan Alat

LANDASAN TEORI Berdasarkan faktor sejarah pembentukan daratan, ditunjang dengan adanya perbedaan faktor iklin dan tumbuhan yang mendiaminya, para ahli membagi belahan bumi kepada enam kingdom tumbuh- tumbuhan. Kingdom-kingdom tersebut adalah sebagai berikut:

A. HOLARKTIS Daereah Holarktis ini mencakup daerah-daerah di bagian kutub utara bumi, meliputi seluruh bagian Kutub Utara, Asia Utara dan Timur, Amerika Utara dan Afrika Utara. Daerah ini dibedakan lagi menjadi 11 subkingdom di bawah ini: 1. Arktik 2. Siberia Barat 3. Siberia Timur 4. Daerah Mediterania 5. Kepulauan Makronesia 6. Asia Barat dan Tengah 7. Asia Timur (Sino-Japanis) 8. Atlantik Utara di daerah Utara Amerika 9. Pasifik Utara di daerah Utara Amerika 10. Atlantik Selatan di bagian Utara Amerika 11. Pasifik Selatan di bagian Utara Amerika

Tumbuhan yang bisa dijumpai di sini adalah dari family Salicaceae, Juglandaceae, Betulaceae, Fagaceae, Ranunculaceae, Cruciferae, Caryophyllaceae, Saxifragaceae, Rosaceae, Leguminoceae, Umbelliferae dan Primulaceae.

B. PALEOTROPIS Daerah Paleotropis mencakup daerah-daerah di Afrika (kecuali Capeland), Asia Selatan, Phillippina, Kepulauan Sunda Besar dan Kecil, Irian dan Kepulauan Melanesia, Kaledonia Baru, Hawaii serta Selandia Baru bagian Utara. Daerah ini dibagi atas tiga bagian besar, yaitu: a. Afrika 12. Afrika Utara 13. Senegal, Zambia dan Sudan 14. Afrika Barat bagian Utara 15. Afrika Barat 16. Afrika Timur 17. Afrika Selatan

Page 6: Diktat Biogeografi

6

18. St. Helena 19. Madagaskar b. Indomalaya 20. India 21. Asia Tenggara 22. Semenanjung Malaya 23. Irian c. Polinesia 24. Hawaii 25. Polinesia 26. Melanesia dan Mikronesia 27. Kaledonia Baru 28. Selandia Baru bagian Utara

Tumbuhan yang bisa dijumpai di sini adalah dari family Moraceae, Loranthaceae, Myristiceae, Lauraceae, Nepenthaceae, Dichapetalaceae, Euphorbiaceae, Melianthaceae, Balsaminaceae, Dipterocarpaceae, Araliaceae, Pandanaceae, Araceae, Musaceae, Zingiberaceae, Moringaceae, Connaraceae, Sonneratiaceae, Alangiaceae, Pedaliaceae, Flagellariaceae.

C. NEOTROPIS Mencakup daerah Selatan Meksiko dan Amerika Selatan. Daerah ini dibedakan atas: 29. Kepulauan Karibia 30. Venezuela dan Guayana 31. Daerah Amazon 32. Brazil Selatan dan Timur 33. Daerah Andes (Peru dan Cile) 34. Kepulauan Juan Fernandes 35. Daerah Pampa

Tumbuhan dengan karakter daerah ini adalah dari family Tropaeolaceae, Malphigiaceae, Vochysiaceae, Marcgraviaceae, Quiinaceae, Tovariaceae, Bixaceae, Turneraceae, Loasaceae, Cactaceae, Melastomataceae, Myrtaceae, Polemoniaceae, Solanaceae, Cyclanthaceae, Araceae, Rapateaceae, Eriocaulaceae, Bromeliaceae, Velloziaceae dan Cannaceae.

D. CAPENSIS/CAPELAND Mencakup daerah Kepulauan Capeland, merupakan daerah dengan karakter tumbuhan yang sangat berbeda dengan benua Afrika yang ada di dekatnya. 36. Kepulauan Capeland

Tumbuhan yang menjadi karakter daerah ini adalah dari family Proteaceae, Crassulaceae, Penaceae, Amaryllidaceae, Iridaceae dan Restionaceae.

E. AUSTRALIS Daerah ini mencakup seluruh bagian Benua Australia, termasuk kepulauan kecil yang ada di sekitarnya. Daerah ini dibagi lagi atas:

Page 7: Diktat Biogeografi

7

37. Australia Utara dan Timur 38. Australia Tengah 39. Australia Barat Daya

Tumbuhan yang menjadi karakteristik daerah ini adalah dari family Casuarinaceae, Proteaceae, Droceraceae, Tremandraceae, Myrtaceae, Epacridaceae, Goodeniaceae, Brunoniaceae, Stylidaceae, Restionaceae dan Xanthorrhoedaceae.

F. ANTARTIKA Daerah ini mencakup Kutub Selatan. Daerah ini dibedakan lagi atas: a. Sub Antartika 40. Selandia Baru bagian Selatan 41. Kepulauan Falkland 42. Kutub Selatan bagian Utara Tumbuhan di daerah ini dicirikan oleh jenis-jenis dari family Acaena dan Azorella.

b. Daratan Antartika 43. Dataran Kutub Selatan Tumbuhan di daerah ini dicirikan oleh jenis-jenis dari family Graminae dan Caryophyllaceae.

CARA KERJA 1. Siapkan kedua buah peta yang Anda bawa sedemikian rupa sehingga bisa dibandingkan antara keduanya dengan seksama. 2. Perhatikan pembagian kingdom tumbuhan pada peta pertama, ada berapa subkingdom pada daerah Holarktik? Negara mana sajakah yang termasuk daerah subkingdom 1, 2 dan seterusnya? 3. Lanjutkan kegiatan tersebut sampai kepada subkingdom ke-43 di daerah Kingdom Antartika. 4. Kemudian rangkumlah, mana negara yang dilewati oleh lebih dari satu kingdom? Juga hitung berapa negara yang berada pada lebih dari satu subkingdom? 5. Tuliskan pendapat Anda mengenai pembagian kingdom tumbuhan tersebut!

Page 8: Diktat Biogeografi
Page 9: Diktat Biogeografi

II.

Tujuan Praktikum Bahan dan Alat

JENIS-JENIS DIASPORA

: Mengenal tipe-tipe diaspora dan hubungannya dengan cara pemencaran : Masing-masing kelompok membawa ragam contoh diaspora yang ditentukan pada saat asistensi, buku gambar, alat tulis dan kaca pembesar

LANDASAN TEORI Dalam upaya memperluas daerah sebarannya ataupun sebagai bagian dari mekanisme migrasinya, tumbuhan melakukan adaptasi tertentu pada bagian alat perkembangbiakannya untuk memanfaatkan kesempatan pengangkutan yang tersedia baginya. Secara alami, hanya sedikit bagian tumbuhan yang dapat dipencarkan dan mampu untuk tumbuh pada lokasi di mana dia dipencarkan. Bagian inilah yang dikenal dengan sebutan diaspora. Diaspora terutama bisa berupa spora, biji ataupun buah. Namun pada beberapa kasus, bisa saja seluruh bagian tumbuhan tersebut ataupun kelompok tumbuhan tersebut menjadi diaspora. Hal ini terutama berlangsung pada tumbuhan yang perkembangbiakannya terjadi secara vegetatif.

Beberapa jenis tumbuhan mengembangkan lebih dari satu macam diaspora. Semakin banyak diaspora yang dihasilkannya, semakin bervariasi diasporanya, maka akan semakin besar peluang bagi tumbuhan tersebut untuk dapat dipencarkan. Imperata silindrica merupakan contoh yang baik untuk kasus ini. Adaptasi-adaptasi yang dilakukan tumbuhan terhadap faktor pemencarnya misalnya seperti kedudukan bunga (ada yang cauliflory dan flagelliflory), kedudukan buah (ada yang caulicarpi dan flagellicarpi) serta kedudukan biji (ada yang caulispermy dan flagellispermy).

Berbagai mekanisme alami sangat berperan dalam proses pemencaran tumbuhan. Pemencaran pada tumbuhan dipelajari dalam cabang ilmu Chorology; dengan tipe pemencaran dibedakan dengan menggunakan akhiran –chori (chorein = mengembara) di belakang nama perantara untuk golongan-golongan diaspora yang diangkut oleh perantara tersebut. Pemencara suatu diaspora bisa saja dibantu oleh angin, air, burung, mamalia, serangga, ikan, pemencaran sendiri oleh tumbuhan tersebut dan sebagainya.

1. Pemencaran oleh air (Hydrochori) Persyaratan utama sebuah diaspora untuk dipencarkan oleh air adalah kemampuannya untuk mengapung yang tinggi dan impermeabilitas bagi air, serta tingkat perkembangannya. Proses pemencarannya oleh air ini bisa melalui mekanisme arus laut, aliran sungai atau selokan, penghanyutan oleh air hujan, banjir dan danau, pergerakan gunung atau gumpalan es. Diaspora yang dipencarkan oleh air bisa dihanyutkan di bagian permukaan, tenggelam ataupun hanyut pada bagian dasar sungai. Tangkai buah yang dipencarkan oleh air biasanya membengkokan tangkai buahnya ke bawah. Beberapa jenis tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh air seperti jenis-jenis mangrove (Rhizophora dan Avicenia), Pomatogeton, Hydrilla verticilata, Cocos nucifera dan Eichornia crassipes.

2. Pemencaran oleh angin (Anemochori) Tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh angin biasanya akan melakukan adaptasi pada bagian diasporanya sehingga diaspora tersebut bisa dengan mudah dipencarkan. Diaspora yang

Page 10: Diktat Biogeografi

10

dipencarkan angin biasanya berukuran kecil, ringan, bersayap, berbentuk bulat (supaya mudah menggelinding) dan biasanya dihasilkan dalam jumlah besar. Contohnya pada jenis rumput- rumputan (Cyperaceae dan Graminae) dan Dipterocarpaceae.

Diasporan seperti serbuk

Balon

Penerbang (meteoranemochori)

Diaspora berjambul

Anemochori Bergulung-gulung (Kamechori)

Diaspora bersayap

Pelontar (anemochori ballistic)

3. Pemencaran oleh hewan (Zoochori) Secara garis besar pemencaran oleh hewan ini dibagi atas: a. Ectozoic (epizoic) : Pemencaran terjadi karena diaspora dipencarkan secara eksternal seperti menempel pada tubuh suatu jenis hewan. Biasanya diaspora bersifat mudah menempel atau berperekat serta mempunyai alat kait. b. Endozoic: Pemencaran terjadi karena diasporan diangkut secar internal (melalui proses dimakan). Biasanya diaspora mempunyai rasa yang enak, berwarna menarik, buah berdaging, lunak, mempunyai biji yang keras sehingga bisa melewati sistem pencernaan hewan. c. Sinzoochori: Diaspora dengan sengaja dibawa, kebanyakan dalam mulut (stomatochori). Biasanya terjadi pada burung dan semut, misalnya burung enggang jantan yang membawa buah dan biji-bijian untuk diberikan kepada enggang betina yang mengeram di dalam rongga pohon, di mana terdapat kemungkinan jatuhnya buah atau biji pada saat diberikan kepada betina.

Tumbuhan yang pemencarannya sangat dibantu oleh hewan misalnya dari family Moraceae (Ficus spp), Myristiceae (Myristica sp.) dan Loranthaceae (Loranthus spp.)

4. Pemencaran oleh Manusia (Anthropochori) Sejalan dengan pertambahan kepadatan populasi serta kemajuan trasnportasi yang memudahkan perjalanan, secara langsung ataupun tidak langsung, baik sengaja ataupun tidak sengaja manusia merupakan faktor pemencar yang sangat berperan bagi berbagai jenis tumbuhan, terutama tumbuhan budidaya dan yang dekat dengan aktifitas kehidupan manusia. Aktifitas manusia bahkan pada suatu bentuk tertentu telah menimbulkan adanya “invasive species” yang dalam beberapa kasus telah dapat mendesak keberadaan jenis yang asli yang bahkan terancam punah. Berbagai jenis tanaman budidaya di Indonesia seperti tebu, teh, pisang dan tumbuhan obat-obatan seperti kina merupakan contoh besarnya peranan manusia dalam

Page 11: Diktat Biogeografi

11

proses pemencaran tumbuhan dengan sengaja. Keberadaan enceng gondok dan pohon jati di sekitar kita tentunya adalah contoh lain yang juga sangat menarik.

5. Pemencaran sendiri (Autochori) Merupakan tipe pemencaran yang dilakukan oleh tumbuhan dengan mengembangkan kemampuannya sendiri. Pemencaran bisa dilakukan dengan pola pelontaran aktif, pelontar pasif ataupun dengan diaspora yang merayap. Autochori merupakan kebalikan dari pola pemencaran dengan bantuan luar (allochori). Pola pemencaran ini secara evolusi dianggap sebagai yang paling maju. Selain dengan metoda yang disebutkan di atas, autochori bisa dilakukan dengan menggunakan bobot tubuhnya sendiri (barochori). Salah satu contoh tumbuhan yang memencarkan dirinya sendiri adalah Hevea (Euphorbiaceae).

Sumber: http://www.britannica.com

Contoh diaspora yang dipencarkan oleh angin (Perhatikan adanya modifikasi yang bisa berupa mekanisme pelepasan biji, rambut atau bulu pada biji, lembaran berupa sayap, buah yang melekat pada daun).

Contoh diaspora yang dipencarkan oleh hewan (Perhatikan modifikasi yang berupa kemampuan untuk menempel, adanya daging buah dan pelindung biji ataupun buah yang membuka).

Contoh diaspora yang dipencarkan oleh air (Perhatikan modifikasi berupa struktur buah yang memungkinkan buah untuk mengapung; kulit buah yang tidak tembus air, atau semai yang muncul dari buah yang masih melekat pada pohon induk pada mangrove).

Page 12: Diktat Biogeografi

12

Contoh diaspora yang dipencarkan dengan kemampuan sendiri (Modifikasi biasanya dengan mengembangkan kemampuan untuk melontarkan biji ataupun pertumbuhan rimpang yang horizontal/merayap—pada rumput teki).

Contoh diaspora yang dipencarkan oleh manusia (biasanya terkait dengan nilai ekonomis yang terkandung dalam buah, biji, daun atau bagian tumbuhan lainnya).

CARA KERJA 1. Letakkan contoh diaspora di depan Anda! 2. Gambarlah diaspora tersebut sedemikian rupa sehingga mirip dengan aslinya. 3. Setelah selesai dengan sampel yang Anda bawa, tukarlah dengan sampel lain yang dibawa oleh kelompok lain. 4. Lanjutkan sampai semua diaspora yang ada pada saat praktikum selesai Anda gambarkan! 5. Tuliskan tipe pemencaran pada masing-masing sampel diaspora yang Anda bawa, berdasarkan pada ciri-ciri morfologi yang ada padanya! 6. Apakah ada hewan yang membantu pemencaran sampel diaspora yang Anda bawa? 7. Apakah diaspora tersebut tumbuhnya pada batang atau pada ujung ranting? 8. Apakah terdapat bagian-bagian khusu (modifikasi) yang dikembangkan oleh tumbuhan tersebut untuk menarik atau memperlancar proses pemencarannya?

Page 13: Diktat Biogeografi

13

III. PENGAMATAN SEBARAN EPIPHYT PADA POHON

Tujuan Praktikum : Mengetahui pola-pola sebaran tumbuhan epiphyt pada suatu pohon, modifikasi yang dilakukan dan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya. : Masing-masing kelompok membawa kompas, meteran, alat tulis, plastik koleksi, pisau/parang Bahan dan Alat

LANDASAN TEORI Tumbuhan epiphyt (epi: atas, phyta: yumbuhan) merupakan tumbuhan yang hidup menumpang di atas tumbuhan lain dan biasanya tidak menimbulkan kerugian pada tumbuhan tempatnya menumpang. Tumbuhan epiphyt merupakan karakteristik hutan tropika basah yang membedakannya dari hutan di daerah iklim sedang. Vegetasi epiphyt ini bisa berupa alga, lumut kerak, lumut daun dan lumut hati, paku-pakuan dan tumbuhan berpembuluh yang terkadang bersifat hemiepiphyt dan akhirnya bisa menjadi strangler (pencekik). Tumbuhan epiphyt bisa menempel pada bagian batang, cabang, daun; baik pada pepohonan, semak ataupun liana.

Epiphyt menunjukkan adanya adapatasi yang cukup besar terhadap faktor lingkungannya. Tempat hidup yang miskin hara membuat mereka harus beradaptasi untuk menangkap sebanyak mungkin unsur hara di sekelilingnya. Pada beberapa kasus, tumbuhan epiphyt ini juga menciptakan habitat bagi jenis-jenis hewan tertentu. Upaya penampungan unsur hara bisa dilakukan dengan memodifikasi sistem perakaran, bentuk daun yang mampu menampung dan menyimpan unsur hara atau air, kemampuan untuk menyerap air dan cenderung bersifat xeromorfik.

Dalam upaya memperluas daerah sebarannya, sebagian besar tumbuhan epiphyt menggunakan spora sebagai bentuk diasporanya. Spora yang ringan dan dalam jumlah yang banyak tentunya punya kemungkinan untuk disebarkan lebih luas. Sedangkan untuk tumbuhan yang mempunyai diaspora dalam bentuk buah dan biji, mengundang berbagai jenis hewan sebagai dispersernya.

Berdasarkan penyesuaian yang dilakukan terhadap faktor unsur hara/tanah dan air, tumbuhan epiphyt dibedakan atas proto-epiphyt, epiphyt sarang dan epiphyt sangga, epiphyt tangki serta hemi-epiphyt.

CARA KERJA 1. Pilihlah suatu pohon di sekitar kampus yang mempunyai vegetasi epiphyt. 2. Lakukan pengamatan terhadap epiphyt yang ada pada tumbuhan tersebut, kemudian catatlah hal-hal sebagai berikut: a. Berapa jeniskah epiphyt yang ada pada tumbuhan tersebut? b. Pada bagian mana sajakah tumbuhan epiphyt itu terdapat? (Bagi pohon menjadi tiga strata; bawah—lower canopy, tengah—middle canopy dan atas—upper canopy). c. Pada arah manakah tumbuhan epiphyt itu banyak tersebar? (Tentukan arah dengan menggunakan kompas; bagi pohon menjadi empat kuadran jika pohon dipandang secara vertikal dari atas ke bawah).

Page 14: Diktat Biogeografi

14

d. Gambarlah sketsa pola sebaran epiphyt tersebut berdasarkan strata dan arah kuadran pohon! e. Uraikan pendapat Anda mengenai fenomena yang teramati! 3. Perhatikan sistem perakaran salah satu epiphyt yang ada, kemudian gambarkan! 4. Uraikan pendapat Anda mengenai sistem perakaran tersebut! 5. Sebagai perbandingan lebih lanjut, perhatikan tumbuhan Drynaria sp. dan jenis-jenis dari family Bromeliaceae. Perhatikan hubungan antara bentuk bagian daun tumbuhan tersebut dengan keuntungan yang didapatkannya!

Contoh beberapa jenis tumbuhan epiphyt yang sering dijumpai.

Daun pakis mandul Untuk perlekatan

Daun berdaging

Daun pakis subur penuh tertutup sorus

Batang inang pohon kelapa sawit

PLATYCERIUM

Ara epiphyt

Akar udara

ANGGREK LILIN (DIAPHANANTE) Terdapat pada pohon hutan yang tinggi

Akar udara

Tumbuhan inang

ARA EPIPHYT BILLBERGIA (Bromelia epiphyt)

Page 15: Diktat Biogeografi

15

IV. INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN SERANGGA

Tujuan Praktikum Bahan dan Alat

: Mengetahui bentuk-bentuk interaksi antara tumbuhan dengan serangga. : Masing-masing kelompok membawa stopwatch (atau jam digital dengan penunjuk detik), botol koleksi, pinset, kamera digital, alat tulis dan buku panduan pengenalan serangga.

LANDASAN TEORI Serangga mempunyai peranan yang sangat besar dalam proses penyerbutkan dan pemencaran beberapa jenis tumbuhan, sekaliguns merupakan musuh bagi beberapa jenis tumbuhan lainnya. Hampir sebagian besar tumbuhan berbunga mempunyai keterkaitan dengan serangga dalam proses penyerbukannya. Hal ini sangat didukung oleh kenyataan bahwa serangga merupakan kelompok hewan yang paling banyak jenisnya serta palking luas daerah penyebarannya.

Dalam proses pemencaran, serangga biasanya berperan dalam pemencaran diaspora yang berukuran kecil seperti spora jamur dan paku-pakuan. Pemindahan bisa berlangsung secara internal seperti pada belalang (Locusta migratoria) yang bisa membawa spora sampai jarak yang sangat jauh, ataupun pengangkutan secara eksternal, seperti terbawanya spora dengan bagian tumbuhan yang lain ke dalam sarang semut, lalat atau jenis serangga lainnya yang mempunyai rambut rapat di bagian tubuhnya; diaspora yang kebetulan menempel pada bagian ini sering terbawa ke mana serangga tersebut pergi. Proses ini sangat berperan dalam berbagai kasus munculnya penyakit pada tanaman budidaya, seperti penyakit kentang yang disebabkan oleh virus yang memanfaatkan jenis Apidae (lebah, tabuhan) sebagai vektornya.

Dalam proses penyerbukan, kita mengenal adanya pembentukan nektar di bagian bunga yang merupakan daya tarik utama bagi serangga dari kelompok Apidae (lebah, tabuhan) dan anggota Lepidoptera (kupu-kupu) lainnya. Beberapa jenis tumbuhan, bahkan merupakan inang yang spesifik bagi kupu-kupu tertentu seperti pada jenis-jenis dari family Rutaceae atau jenis Aristolochia sp.

CARA KERJA 1. Pilihlah salah satu tumbuhan di sekita kampus yang sedang berbunga. 2. Amatilah tumbuhan tersebut secara terus menerus selama 100 menit. 3. Catat apa saja aktifitas yang dilakukan oleh serangga tersebut, beserta dengan durasi waktu untuk setiap aktifitas tersebut. 4. Catat pula, pada bagian mana serangga tersebut melakukan masing-masing aktifitas. 5. Untuk jenis yang tidak bisa diidentifikasi di lapangan, lakukan penangkapan setelah pengamatan selesai atau lakukan pemoteratan dan selanjutnya diidentifikasi di laboratorium. 6. Hitung berapa total waktu untuk setiap aktifitas, hitung pula persentase waktu masing-masing aktifitas. Mana yang terbanyak? Pada bagian tumbuhan yang mana aktifitas terbanyak tersebut dilakukan oleh serangga?

Page 16: Diktat Biogeografi

16

V. INTERAKSI TUMBUHAN DENGAN BURUNG

Tujuan Praktikum

Bahan dan Alat

: Mengamati bentuk-bentuk interaksi yang terjadi antara tumbuhan dengan burung. : Masing-masing kelompok membawa terpal (1 x 1 m) sebanyak 2 lembar, plastik koleksi, spidol, tally counter.

LANDASAN TEORI Burung merupakan salah satu hewan yang sangat berperan dalam proses pemencaran suatu jenis tumbuhan. Beberapa kasus invasi tumbuhan diketahui dimulai dari keberadaan suatu jenis burung. Berbagai jenis tumbuhann bahkan menunjukkan adanya co-evolusi dengan jenis-jenis burung tertentu. Hal ini sangat nyata terlihat pada jenis burung dari family Dicaeidae yang merupakan disperser utama dari jenis tumbuhan yang tergolong ke dalam family Loranthaceae (benalu- benaluan).

Pemencaran oleh burung bisa dilakukan secara internal (melalui proses pencernaan) ataupun secara eksternal (melekat pada bulu atau bagian tubuh lain) dan beberapa jenis ada yang memuntahkan kembali biji dari buah yang dimakannya (regurgitate). Jenis tumbuhan yang melalui pemencaran internal biasanya mempunyai daging buah, buah berukuran kecil dan berbiji keras. Sedangkan yang dipencarkan melalui mekanisme eksternal biasanya memiliki buah atau biji berambut atau berkait. Besarnya peranan burung dalam proses pemencaran ini juga berkaitan dengan kenyataan bahwa: a. Jumlah jenis burung yang cukup tinggi (sampai saat ini di Indonesia dikenal sekitar 1600 jenis burung) b. Populasi masing-masing jenis yang juga cukup tinggi c. Kemampuan lokomosi atau pergerakannya yang tinggi sehingga memungkinkan perpindahan (movement rate) yang tinggi pula d. Kemampuan burung untuk melintasi berbagai macam barrier.

Interaksi yang kuat antara burung dan tumbuhan, dimanfaatkan oleh para ahli untuk menilai kualitas hutan. Keberadaan burung-burung dari family Bucerotidae, misalnya menandakan masih tingginya kepadatan populasi jenis-jenis Moraceae (yang sebagian besar bersifat strangler), yang sekaligus juga bisa menjadi dasar pendugaan bahwa di kawasan tersebut masih banyak tumbuhan dengan diameter batang yang besar, adanya stratifikasi hutan yang, yang juga berarti masih bagusnya kondisi hutan tersebut. Pola berbiak Bucerotidae juga diperkirakan memainkan peranan memainkan peranan dalam proses dispersal Moraceae yang bersifat sebagai strangler.

Pemencaran jenis Macaranga, yang merupakan jenis pioneer, selain dibantu oleh angin, juga sangat erat kaitannya dengan kehadiran jenis-jenis burung dari family Pycnonotidae dan Chloropseidae. Jenis burung dari family ini juga tercatat sering mengunjungi tumbuhan Rhodomyrtus tomentosa atau Muntingia calabura dan Eurya acuminata.

Page 17: Diktat Biogeografi

17

CARA KERJA 1. Carilah tumbuhan Rhodomyrtus tomentosa atau Muntingia calabura atau Eurya acuminata yang sedang berbuah di sekitar kampus! 2. Pilihlah salah satu cabang yang bisa diamati buahnya dari bawah. 3. Hitunglah buah yang muda dan masak, perhaatikan warnanya. Di bagian manakah buah tersebut banyak tersebar? Tandai! Apabila ada bakal buah catat juga jumlahnya. Jika memungkinkan, berilah tanda dengan menggunakan plastik transparan. 4. Letakkan plastik terpal pada tanah tepat di bagian bawah cabang yang Anda hitung buahnya tadi, ikatkan ujungnya dengan pancang supaya kuat. 5. Lakukan pengamatan sekali setiap dua hari dalam dua minggu. Kemudian catatlah: a. Jumlah buah muda dan masak yang masih ada pada cabang pohon tersebut! b. Jumlah buah yang jatuh pada plastik terpal! 6. Bersihkan plastik terpal dari jatuhan buah setiap kali pengamatan. 7. Tetapkan satu hari khusus untuk dapat melakukan pengamatan jenis-jenis burung apa saja yang ada pada dan di sekitar tumbuhan yang Anda amati! 8. Plotkan secara grafis jumlah buah yang masih muda, yang masak dan yang telah jatuh sepanjang waktu pengamatan! 9. Bagaimanakan perbandingan jumlahnya? 10. Buah pada bagian pohon yang manakah yang lebih banyak jatuh atau hilang selama waktu pengamatan Anda? 11. Uraikanlah pendapat Anda mengenai hasil pengamatan tersebut. 12. Apakah menurut Anda ada hubungan antara warna buah dengan jenis burung yang mengunjungi?

Page 18: Diktat Biogeografi

18

VI. PENGARUH LUAS AREAL DENGAN KERAGAMAN JENIS

Tujuan Praktikum Bahan dan Alat

: Mengetahui pengaruh luas areal dengan keragaman jenis tumbuhan. : Masing-masing kelompok membawa beberapa buah pancang, tali rafia, plastik koleksi, tally counter dan alat tulis.

LANDASAN TEORI Beberapa ahli mengemukakan bahwa jumlah jenis tumbuhan yang mendiami suatu kepulauan, tidaklah akan bisa menyamai jumlah jenis di daerah dengan pulau di sekitar itu yang mempunyai ukuran lebih besar. Pemahaman tersebut, dewasa ini menjadi dasar dari upaya pembentukan kawasan konservasi. Bentuk Taman Nasional, di mana pengelolaan disusun berdasarkan adanya zonasi dan berbagai tipe peruntukan, merupakan contoh yang paling dekat. Beberapa lembaga konservasi menerapkan pola-pola konservasi berdasarkan pendekatan ini, seperti World Wildlife Fund-Indonesia Program (WWF-IP) yang mengembangkan konsep “AREAS”, maupun Conservation International-Indonesia Programme (CI-IP) yang mengembangkan konsep “Coridor” di antara Hotspot Biodiversity di Sumatera.

Semakin luas suatu areal vegetasi, maka akan semakin kayalah daerah tersebut dengan keragaman jenis dan individu. Hal ini secara lebih jauh juga akan mempengaruhi keragaman genetis jenis-jenis yang ada pada daerah tersebut.

CARA KERJA 1. Buatlah empat buah plot yang berukuran 1 x 1 m2 yang terpencar pada suatu tipe vegetasi di sekitar kampus (semak, lapangan rumput, hutan sekunder). Catatlah jumlah jenis tumbuhan yang ada pada masing-masing plot dan jumlah keseluruhan jenis dari keempat plot tersebut. 2. Lanjutkan dengan membuat sebuah plot berukuran 2 x 2 m2 masih pada daerah vegetasi yang sama dengan memperluas plot yang pertama. Lakukan prosedur yang sama untuk plot kedua ini. 3. Jika ada jenis yang tidak dikenal, lakukan pengoleksian dan lakukan identifikasi lebih lanjut dengan menggunakan buku panduan, atau diskusikan dengan asisten. 4. Perluas sekali lagi plot yang Anda gunakan menjadi 4 x 4 m2. Lakukan prosedur yang sama. 5. Kemudian lakukan perbandingan data jenis tumbuhan yang didapatkan dengan luas lahan yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan sampel. Bagaimanakah perbandingannya? Apakah linear? Atau ada indikasi lain yang Anda amati pada data Anda? 6. Lakukan pula perbandingan pada data antar tipe habitat yang berbeda. Apa yang dapat Anda simpulkan dari percobaan ini? Jelaskan!!

Page 19: Diktat Biogeografi

19

VII.

Tujuan Praktikum

Bahan dan Alat

MATERI KULIAH LAPANGAN

: Mampu melakukan pengamatan-pengamatan lapangan yang terkaitr dengan disiplin ilmu biogeografi. : Teropong, tali, alat tulis, buku panduan, termometer maksimum-minimum, higrometer, luxmeter.

A. INTERAKSI PRIMATA DENGAN TUMBUHAN LANDASAN TEORI Primata merupakan salah satu ordo mamalia yang sangat tergantung kelangsungan hidupnya pada komunitas tumbuhan di sekitarnya, baik sebagai sumber makanan ataupun sebagai tempat di mana mereka melakukan aktifitas hariannya. Sebagian besar anggota ordo Primata merupakan hewan yang herbivora (memakan buah, biji atau daun) sehingga mereka juga sangat berperan dalam proses pemencaran tumbuhan.

Sebagai hewan yang bersifat arboreal, primata menghabiskan sebagian besar waktunya dengan beraktifitas pada pepohonan, walaupun beberapa jenis (seperti Macaca fascicularis) terkadang mereka melakukan aktifitasnya di tanah.

CARA KERJA 1. Carilah kelompok Primata (jika tidak ada, lakukan terhadap kelompok Callosciurus sp., Tupaia sp., dan lain-lain) di sekitar lokasi kuliah lapangan. 2. Amatilah aktifitas kelompok hewan tersebut secara “event sampling” dan catat proporsi waktu yang digunakan untuk masing-masing aktifitas. 3. Pada bagian mana dari tumbuhan tersebut kelompok hewan Primata melakukan aktifitasnya? 4. Bagian tubuh tumbuhan manakah yang dimanfaatkannya? 5. Catatlah ciri-ciri tumbuhan yang dikunjunginya (batang, buah, biji, bunga, daun, fisiognomi dan fenologi).