Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai...

95
i PERTUMBUHAN DAN MUTU BIBIT KOPI KLON BP 308 SEBAGAI RESPON DOSIS PUPUK ORGANIK DAN CEKAMAN KEKERINGAN SKRIPSI oleh Ennis Harimurti NIM. 111510501067 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 Digital Repository Universitas Jember

Transcript of Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai...

Page 1: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

i

PERTUMBUHAN DAN MUTU BIBIT KOPI KLON BP 308

SEBAGAI RESPON DOSIS PUPUK ORGANIK DAN

CEKAMAN KEKERINGAN

SKRIPSI

oleh

Ennis Harimurti

NIM. 111510501067

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Digital Repository Universitas Jember

Page 2: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

i

PERTUMBUHAN DAN MUTU BIBIT KOPI KLON BP 308

SEBAGAI RESPON DOSIS PUPUK ORGANIK DAN

CEKAMAN KEKERINGAN

SKRIPSI

diajukan guna memenuhi salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan Progam Sarjana (S1) pada

Progam Studi Agroteknologi Minat Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Jember

oleh

Ennis Harimurti

NIM. 111510501067

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Digital Repository Universitas Jember

Page 3: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

ii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

1. Kedua orang tua ku tercinta. Ayahanda saya Gatot Sumarwan dan Ibunda saya

Endang Ekowati. Terima kasih untuk semua doa, cinta, kasih, pengorbanan,

perjuangan, kesabaran yang luar biasa dan tulus ikhlas, sehingga saya mampu

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Mas Indar Bismoko dan Adik Edit Trihaji serta seluruh keluarga besar saya di

Belitung, Jombang dan Sragen.

3. Seluruh guru dan dosenku yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

sangat bermanfaat sebagai bekal kehidupanku.

4. Almamater Fakultas Pertanian Universitas Jember Yang Sangat Kubanggakan

Digital Repository Universitas Jember

Page 4: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

iii

MOTO

“You must have some kind of vision for your life”

(Oprah Winfrey)

“Life is like riding a bicycle in order to keep your balance, you must keep

moving”

(Albert Einstein)

“Anda menjadi siap hanya untuk hal-hal yang anda siapkan”

(Mario Teguh)

Digital Repository Universitas Jember

Page 5: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ennis Harimurti

NIM : 111510501067

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul

“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya

sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum pernah

diajukan pada institusi mana pun dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung

jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus

dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan

dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika

ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember,11 September 2015

Yang Menyatakan,

Ennis Harimurti

NIM. 111510501067

Digital Repository Universitas Jember

Page 6: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

v

SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN MUTU BIBIT KOPI KLON BP 308

SEBAGAI RESPON DOSIS PUPUK ORGANIK DAN

CEKAMAN KEKERINGAN

oleh

Ennis Harimurti

NIM. 111510501067

Pembimbing:

Dosen Pembimbing Utama : Ir. Raden Soedradjad, MT

NIP. 195707181984031001

Dosen Pembimbing Anggota : Ir. Niken Sulistyaningsih, MS

NIP. 195608221984032001

Digital Repository Universitas Jember

Page 7: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

vi

PENGESAHAN

Karya ilmiah skripsi berjudul “Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon

BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” telah

diuji dan disahkan pada :

Hari : Jumat

Tanggal : 11 September 2015

Tempat : Fakutas Pertanian, Universitas Jember

Tim Penguji,

Penguji 1,

Ir. Setiyono, MP.

NIP. 196301111987031002

Dosen Pembimbing Utama,

Ir. Raden Soedradjad, MT.

NIP. 195707181984031001

Dosen Pembimbing Anggota,

Ir. Niken Sulistyaningsih, MS

NIP. 195608221984032001

Mengesahkan,

Dekan,

Dr. Ir. Jani Januar, MT.

NIP. 195901021988031002

Digital Repository Universitas Jember

Page 8: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

vii

RINGKASAN

Pengaruh dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk

Organik dan Cekaman Kekeringan; Ennis Harimurti; 111510501067; 2015;

halaman viii; Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas

Jember.

Kopi (Coffea sp) merupakan komoditas ekspor terpenting kedua dalam

perdagangan global. Pertambahan luas areal tanaman kopi robusta, harus

diimbangi juga dengan meningkatnya kebutuhan akan bibit yang cukup untuk

memenuhi areal pertanaman kopi. Penyediaan bibit kopi harus memperhatikan

kualitas dari bibit yang dihasilkan selama masa pembibitan. Tahap awal yang

penting dalam pembibitan tanaman kopi adalah bahan tanam unggul serta

penerapan komposisi klon Robusta secara tepat. Salah satu klon anjuran pada

jenis kopi robusta (Coffea canephora) untuk pembibitan adalah Klon BP 308

(Coffea canephora Pierre Ex. A. Froehner). Usaha pembibitan tanaman kopi yang

dilakukan secara besar-besaran seringkali dijumpai masalah ketersediaan jumlah

air. Dilain pihak pembibitan kopi khususnya jenis kopi robusta menghendaki

kecukupan air agar dapat tumbuh dengan baik. Pemanfaatan pupuk organik

merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kadar air tanah. Salah satu

pupuk organik yang dapat diberikan adalah dari residu tanaman seperti kulit buah

kopi. Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah dapat meningkatkan

kandungan unsur N dalam tanah karena di dalamnya terkandung unsur hara yang

komplek selain mengandung unsur N, pupuk organik juga mengandung unsur P

dan K serta unsur-unsur hara mikro.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh; (1) dosis pupuk

organik dan cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon

BP 308, (2) dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon

BP 308, (3) cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon

BP 308. Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

Kebun Percobaan Kaliwining, Jember. Penelitian dilaksanakan mulai bulan

Januari sampai dengan Mei 2015. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan

Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor dan diulang tiga kali. Faktor

Digital Repository Universitas Jember

Page 9: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

viii

pertama adalah dosis pupuk organik dengan Tanpa pemberian pupuk organik

(10g urea/tanaman diberikan 2g/minggu), 300g pupuk organik/tanaman (25% atau

2,6 g N), 400g pupuk organik/tanaman (40% atau 4,6 g N) dan faktor kedua

adalah cekaman kekeringan dengan taraf 90-100% kapasitas lapang, 70-80%

kapasitas lapang, 50-60% kapasitas lapang. Data yang diperoleh dari hasil

pengamatan dianalisis statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila

terdapat perbedaan diantara kedua perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak

berganda (Uji Duncan) pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Dosis pupuk organik dan

cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap parameter indeks mutu bibit dan

luas daun, serta memiliki standar indeks mutu bibit lebih dari 0,09 dan siap pindah

lapang, (2) Dosis pupuk organik 400 g atau 4,6 gN berpengaruh sangat nyata

terhadap rasio pucuk akar dan berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, dan (3)

Cekaman kekeringan berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter

percobaan.

Kata Kunci: Bibit Kopi Robusta, Pupuk Organik, Cekaman Kekeringan.

Digital Repository Universitas Jember

Page 10: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

ix

SUMMARY

Influence and Seed Quality Coffee Clones BP 308 For Organic Fertilizer

Dose Response and Drought Stress; Ennis Harimurti; 111510501067; 2015;

page viii; Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Jember

University.

Coffee (Coffea sp) is the second most important export commodity in

global trade. Added robusta coffee plantation area, must be balanced with the

increasing need for enough seed to meet coffee planting area. Provision of coffee

seedlings must pay attention to the quality of the seeds produced during the

breeding period. Which is important in the early stages of the coffee plant nursery

is superior planting materials and the application of appropriate composition

Robusta clones. One clone advice on the type of robusta coffee (Coffea

canephora) clones for breeding is BP 308 (Coffea canephora Pierre Ex. A.

Froehner). Coffee plant breeding is done on a large scale is often encountered

problem of availability of water quantity. On the other hand, especially coffee

seedling robusta coffee species require sufficient water to grow well. Utilization

of organic fertilizer is an effort to maintain soil moisture. One of the organic

fertilizer that can be given is from the skin of the fruit crop residues such as

coffee. Organic fertilizers added to the soil can increase the content of N in the

soil because it contains nutrients complex in addition to containing the elements

N, organic fertilizer also contains elements of P and K and micro nutrients.

This research aimed to determine the effect of; (1) Dose of organic

fertilizer and drought stress on the growth and quality of coffee seedlings clone

BP 308, (2) Dose of organic fertilizer on the growth and quality of coffee

seedlings clone BP 308, (3) Drought stress on the growth and quality of coffee

seedlings clone BP 308. This research was conducted at the Center for Indonesian

Coffee and Cocoa Research, Experimental Farm Kaliwining, Jember. The

research was conducted from January to May 2015. This study uses a randomized

block design (RAK) with 2 factors and repeated three times. The first factor is the

Digital Repository Universitas Jember

Page 11: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

x

dose of organic fertilizer with organic fertilizer Without (10g urea / plant was

given 2g / week), 300g of organic fertilizer / plant (25% or 2.6 g N), 400g of

organic fertilizer / plant (40% or 4.6 g N) and the second factor is the drought

with a level of 90-100% field capacity, field capacity 70-80%, 50-60% field

capacity. Data obtained from observations statistically analyzed using analysis of

variance. If there is a difference between the two treatment then continued with

multiple range test (Duncan test) at 5%.

The results showed that: (1) dose of organic fertilizer and drought stress

significantly affect seed quality index parameters and leaf area, and has a standard

seedling quality index of more than 0.09 and are ready to move the field, (2) dose

of organic fertilizer was highly significant root shoot ratio and significant effect

on plant height, and (3) Stress drought effect no significant effect on all

parameters of the experiment.

Keywords: Robusta Coffee Seeds, Organic Fertilizer, Drought Stress.

Digital Repository Universitas Jember

Page 12: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xi

PRAKATA

Puji syukur atas karunia serta rahmat dan hidayah Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pertumbuhan dan Mutu

Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan“ guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan program

pendidikan sarjana pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian

Universitas Jember.

Penulis juga menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini tidak

akan terwujud tanpa bantuan, koreksi, dorongan, semangat, dan doa dari semua

pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas

terselesaikannya tulisan ini, terutama:

1. Kedua orang tua, ibu Endang Ekowati dan ayah Gatot Sumarwan tercinta

yang selalu melimpahkan doa, kasih sayang, semangat dan motivasi

sepanjang perjalanan hidupku sampai sekarang.

2. Seluruh Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jember yang telah memberikan

ilmu dan bimbingan kepada penulis.

3. Mas Indar Bismoko dan Adikku Edit Trihaji, terima kasih atas doa dan

motivasinya.

4. Ir. R. Soedradjad, MT., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Ir. Niken

Sulistyaningsih, MS., selaku Dosen Pembimbing Anggota yang dengan

penuh kesabaran memberikan arahan, nasehat dan bimbingan sampai

terselesaikannya Karya Ilmiah Tertulis ini.

5. Ir. Setiyono, MP., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan dan

bimbingan selama penulisan Karya Ilmiah Tertulis ini.

6. Ir.Usmadi,MP., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

arahan, nasehat dan bimbingan akademis sampai terselesaikannya Karya

Ilmiah Tertulis ini

7. Semua teman-teman Beasiswa Unggulan angkatan 2011 khususnya Dewi

Puspa. A., Dwita A, Sheilla A.R., Restu Ike, Tirto W., dan Yustina.

Digital Repository Universitas Jember

Page 13: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xii

8. Teman-teman Fakultas Pertanian khususnya Program Studi Agroteknologi

Angkatan 2011 yang selalu membatu dan memberikan dukungan semangat,

serta canda tawa yang telah kalian berikan selama ini kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat terkasih Khadafi Mulyadi, Sekarningrum, Nike V., Ellok N,

Rayi R, Arief, Felix, Rangga, Dina, Vera, Mulqi, Miranda, dan Ghita yang

selalu memberikan semangat dan motivasi.

10. Dr. Ir. Jani Januar, MT., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember.

11. Ir. Hari Purnomo, M.Si, Ph.D. DIC., selaku Ketua Program Studi

Agroteknologi.

12. Ir. R. Soedradjad, MT., selaku Ketua Jurusan Agronomi

13. Keluarga besar K30 Queen yang telah menjadi keluarga kedua selama di

Jember.

14. Semua pihak yang telah membantu terselesainya karya ilmiah tertulis ini yang

tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya ilmiah tertulis ini

masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun

sangat penulis harapkan demi penyempurnaan karya ilmiah tertulis ini. Penulis

berharap karya ilmiah tertulis ini semoga dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak dan pengembangan ilmu pertanian.

Jember, 11 September 2015

Penulis,

Digital Repository Universitas Jember

Page 14: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. ii

HALAMAN MOTTO ............................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iv

HALAMAN PEMBIMBING ................................................................ v

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ vi

RINGKASAN ......................................................................................... vii

SUMMARY ............................................................................................ xi

PRAKATA .............................................................................................. xii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xvii

BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... .. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................ 4

1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 6

2.1 Pembibitan Tanaman Kopi ...................................................... 6

2.1.1 Macam Pembibitan Kopi....................................... 6

2.1.2 Pendederan ............................................................ 7

2.1.3 Pemilihan BIbit Kopi ............................................ 7

2.1.4 Penanaman ............................................................ 8

2.1.5 Pemeliharaan ......................................................... 9

2.2 Pupuk Organik ........................................................................ 10

2.2.1 Jenis-Jenis Pupuk Organik .................................... 12

2.2.2 Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan

Produksi Pertanian ................................................ 14

Digital Repository Universitas Jember

Page 15: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xiv

2.2.3 Pupuk Organik Kulit Kopi .................................... 15

2.3 Cekaman Kekeringan .............................................................. 15

2.4 Hipotesis .................................................................................. 17

BAB 3. METODE PENELITIAN ......................................................... 18

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. 18

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ....................................................... 18

3.3 Metode Percobaan ................................................................... 18

3.4 Pelaksanaan Percobaan............................................................ 20

3.4.1 Persiapan dan Pemilihan Bibit Klon 308 Kopi

Robusta .................................................................. 20

3.4.2 Analisis Kadar C-Organik dan N-Tota Pupuk

Organik ................................................................. 20

3.4.3 Perlakuan Pupuk Organik ..................................... 20

3.4.4 Persiapan Media Tanam ........................................ 21

3.4.5 Aklimatisasi Bibit Kopi Klon 308 ........................ 21

3.4.6 Perlakuan Cekaman Kekeringan ........................... 22

3.4.7 Pemeliharaan ......................................................... 22

3.4.8 Pemanenan ............................................................ 23

3.5 Parameter Pengamatan ............................................................ 25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 26

4.1 Hasil Penelitian................................................... .................... 26

4.2 Pembahasan............................................... .............................. . 29

4.2.1 Kondisi Iklim Mikro ............................................. 29

4.2.2 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap N-Total Jaringan Bibit

Kopi ....................................................................... 30

4.2.3 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Laju Pertumbuhan Bibit

Kopi ....................................................................... 33

4.2.4 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Indeks Mutu Bibit Kopi ..... 36

4.2.5 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Rasio Pucuk Akar Bibit

Kopi ....................................................................... 37

Digital Repository Universitas Jember

Page 16: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xv

4.2.6 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Tinggi Bibit Kopi ............. 40

4.2.7 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Jumlah Daun Bibit Kopi .... 43

4.2.8 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Luas Daun Bibit Kopi........ 45

4.2.9 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Diameter Bibit Kopi .......... 47

4.2.10 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Kekokohan Bibit Kopi....... 49

4.2.11 Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap

Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi ....................... 51

4.2.12 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman

Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Mutu

Bibit Kopi .............................................................. 52

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 55

5.1 Kesimpulan ............................................................................. 55

5.2 Saran ........................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 57

LAMPIRAN ............................................................................................. 61

Digital Repository Universitas Jember

Page 17: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Analisis Data ..................................................................... 61

Lampiran 2 : Foto Penelitian ................................................................... 73

Digital Repository Universitas Jember

Page 18: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Data Suhu Udara dan Curah Hujan, Kecamantan Jenggawah ........................ 29

Gambar 4.2 Pengaruh Pupuk Organik Dan Cekaman Kekeringan Terhadap

N-Total Jaringan Bibit Kopi ............................................................................ 31

Gambar 4.3 Pengaruh Pupuk Organik Dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Laju Pertumbuhan Bibit Kopi ......................................................................... 34

Gambar 4.4 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

indeks mutu bibit kopi ..................................................................................... 36

Gambar 4.5 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

rasio pucuk akar ............................................................................................... 38

Gambar 4.6 Pengaruh pupuk organik terhadap rasio pucuk akar ........................................ 39

Gambar 4.7 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

tinggi bibit kopi ............................................................................................... 41

Gambar 4.8 Pengaruh pupuk organik terhadap tinggi bibit kopi ........................................ 41

Gambar 4.9 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

jumlah daun bibit kopi ..................................................................................... 43

Gambar 4.10 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

luas daun bibit kopi ......................................................................................... 46

Gambar 4.11 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

diameter batang bibit kopi ............................................................................... 48

Gambar 4.12 Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

kekokohan bibit kopi ....................................................................................... 50

Digital Repository Universitas Jember

Page 19: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kriteria Bibit Kopi Siap Pindah Lapang ......................................... 2

Tabel 2.1 Persyaratan Teknis Minimal Pupuk Organik Padat ........................ 12

Tabel 3.1 Kandungan Nutrisi Pupuk Organik Kulit Kopi .............................. 20

Tabel 3.2 Hasil Pengukuran Cekaman Kekeringan ........................................ 22

Tabel 4.1 Nilai F-Hitung Seluruhh Parameter Pengamatan ............................ 25

Tabel 4.2 Interaksi Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Terhadap Mutu Bibit Kopi ........................................................... 26

Tabel 4.3 Interaksi pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan

terhadap luas daun (cm2) .............................................................. 27

Tabel 4.4 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Pertumbuhan dan Indeks Muru Bibit Kopi .................................. 53

Digital Repository Universitas Jember

Page 20: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi (Coffea sp) merupakan komoditas ekspor terpenting kedua dalam

perdagangan global, setelah minyak bumi. Berdasarkan data Direktorat Jendral

Perkebunan (2013), devisa yang diperoleh dari ekspor kopi tahun 2011 sebesar

US$ 1,019 milyar dan tahun 2012 sebesar US$ 1,252 milyar. Lebih dari 90%

dari areal pertanaman kopi Indonesia terdiri atas kopi robusta (Coffea canephora)

(Prastowo, et.al., 2010). Berdasarkan data Dinas Perkebunan tahun 2014, secara

umum perkembangan luas areal kopi di Indonesia pada periode tahun 2013-2014

cenderung mengalami peningkatan yaitu 2.300 ha dari 1.331.000 ha tahun 2013

menjadi 1.354.000 ha di tahun 2014.

Dengan bertambahnya luas areal tanaman kopi robusta, maka akan

diimbangi juga dengan meningkatnya kebutuhan akan bibit yang cukup untuk

memenuhi areal pertanaman kopi. Bibit kopi robusta dapat diperoleh dengan

perbanyakan cara vegetatif dan generatif. Perbanyakan secara generatif dari benih

yang paling sering dilakukan oleh masyarakat dibandingkan perbanyakan tanaman

dengan cara vegetatif. Perbanyakan secara generatif dianggap lebih mudah untuk

dikembangkan. Selain itu, perbanyakan ini mampu menghasilkan bibit dalam

jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat.

Kebutuhan bahan tanam per hektar pada jarak tanam kopi robusta 2,5m x

2,5m membutuhkan kebutuhan bibit sebanyak 1.920 bibit, sedangkan pada jarak

2,75m x 2,75m membutuhkan kebutuhan bibit sebanyak 1.587 bibit (Prastowo,

et.al.,2010). Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan bibit kopi perlu

ditingkatkan. Penyediaan bibit kopi harus memperhatikan kualitas dari bibit yang

dihasilkan. Selain itu, pertumbuhan bibit kopi di lapangan sangat ditentukan oleh

pertumbuhan tanaman selama masa pembibitan. Oleh karena itu, pada masa

pembibitan dibutuhkan pengembangan teknologi dan pemeliharaan tanaman

dengan baik.

Digital Repository Universitas Jember

Page 21: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

2

Bibit tanaman kopi yang baik dapat dilihat dari pertumbuhannya. Menurut

Direktorat Jendral Perkebunan (2012), tentang pertumbuhan bibit kopi yang baik

dan siap pindah lapang adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1. Kriteria Bibit Kopi Siap Pindah Lapang

No Kriteria Standar Mutu

1 Umur bibit (bulan) 5 – 7

2 Tinggi bibit (cm) 25-30

3 Jumlah daun (helai) 10 atau 5 pasang daun

4 Diameter batang (mm) ≥ 8

Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2012).

Tahap awal yang penting dalam pembibitan tanaman kopi adalah bahan

tanam unggul serta penerapan komposisi klon Robusta secara tepat. Salah satu

klon anjuran pada jenis kopi robusta (Coffea canephora) untuk pembibitan adalah

Klon BP 308 (Coffea canephora Pierre Ex. A. Froehner). Klon BP 308

merupakan klon batang bawah yang memiliki keunggulan yaitu tahan kekeringan,

toleran pada kondisi marginal (tanah tidak subur), dan tahan nematode (Hulupi

dan Martini., 2013). Sebagai salah satu klon anjuran dari batang bawah, klon BP

308 memiliki sistem perakaran yang kuat, sehat dan tahan terhadap hama

penyakit, tahan terhadap kekurangan air, dan mudah menyesuaikan dengan

kondisi setempat (Purnomosidhi, et al., 2012).

Usaha pembibitan tanaman kopi yang dilakukan secara besar-besaran

seringkali dijumpai masalah ketersediaan jumlah air. Hal ini dikarenakan dalam

pembibitan kopi umumnya hanya mengandalkan curah hujan sebagai sumber air

bagi tanaman. Dilain pihak pembibitan kopi khususnya jenis kopi robusta

menghendaki kecukupan air agar dapat tumbuh dengan baik. Hal ini diperkuat

dengan pendapat Sumirat, (2008), bahwa bibit kopi Robusta diketahui lebih rentan

terhadap kekeringan dari pada bibit kopi Arabika. Cekaman air yang parah

menyebabkan bibit kopi layu, bunga dan pentil kering, dan buah yang selamat

perkembangannya terhambat dan ukuran buah mengecil, rendemen kurang, dan

Digital Repository Universitas Jember

Page 22: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

3

kualitas rendah. Bahkan pada kasus yang ekstrim seperti cekaman air akibat

kemarau panjang dapat menyebabkan kematian pada bibit (Erwiyono dan

Wibawa, 2006). Untuk mengatasi masalah tersebut, penggunaan media yang dapat

menyerap dan menahan air dalam jumlah besar merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan.

Pemanfaatan pupuk organik merupakan salah satu upaya untuk

mempertahankan kadar air tanah. Pengaruh pupuk organik dapat berpengaruh

terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik disamping

untuk memperbaiki media tanam juga untuk mengurangi ketergantungan pada

penggunaan pupuk anorganik seperti urea yang diketahui dapat menimbulkan

pencemaran lingkungan dan polusi udara. Salah satu pupuk organik yang dapat

diberikan adalah dari residu tanaman seperti kulit buah kopi. Menurut Direktorat

Pascapanen dan Pembinaan Usaha Direktorat Jenderal Perkebunan-Kementerian

Pertanian tahun 2010 dalam Kusuma, et .al., (2012), dalam 1 ha areal pertanaman

kopi akan memproduksi limbah segar sekitar 1,8 ton per tahun. Potensi

ketersediaan limbah kulit kopi cukup besar ini dapat dijadikan sebagai salah satu

pupuk organik.

Pupuk organik merupakan pupuk yang penting dalam menciptakan

kesuburan tanah, baik secara fisik, kimia, maupun biologi tanah, dan dapat

digunakan sebagai pemantap agregat tanah, sebagai sumber hara tanaman dan

juga sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah (Hakim et. al, 1986).

Pupuk organik yang ditambahkan ke dalam tanah dapat meningkatkan kandungan

unsur N dalam tanah karena di dalamnya terkandung unsur hara yang komplek

selain mengandung unsur N, pupuk organik juga mengandung unsur P dan K serta

unsur-unsur hara mikro. Nitrogen merupakan unsur hara yang sangat esensial bagi

pertumbuhan tanaman (Syekhfani, 1997). Nitrogen merupakan elemen pembatas

pada hampir semua jenis tanah, maka pemberian pupuk N yang tepat sangat

penting untuk meningkatkan pertumbuhan bibit kopi. Tumbuhan memerlukan

nitrogen untuk pertumbuhan terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan

cabang, daun, dan batang. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian

Digital Repository Universitas Jember

Page 23: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

4

pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP 308 sebagai respon dosis pupuk

organik dan cekaman kekeringan perlu dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh dosis pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP 308?

2. Bagaimana pengaruh dosis terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP

308?

3. Bagaimana pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu

bibit kopi klon BP 308?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan di

atas maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui pengaruh dosis pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP 308.

2. Mengetahui pengaruh dosis pupuk organik terhadap pertumbuhan dan mutu

bibit kopi klon BP 308.

3. Mengetahui pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu

bibit kopi klon BP 308.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitan ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai pengetahuan mengenai pengaruh pemberian pupuk

organik dan cekaman kekeringan pada klon kopi BP 308

2. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dalam

meningkatkan pertumbuhan dan mutu bibit kopi dengan cara

mengaplikasikan pupuk organik

Digital Repository Universitas Jember

Page 24: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

5

3. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh

cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi

Digital Repository Universitas Jember

Page 25: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembibitan Tanaman Kopi

2.1.1 Macam Pembibitan Kopi

Salah satu faktor penentu keberhasilan pengembangan kopi tersebut adalah

adanya dukungan ketersediaan bahan tanam unggul dan bermutu. Secara umum,

kopi dapat diperbanyak secara generatif ataupun vegetatif. Perbanyakan secara

generatif dapat dilakukan dengan menggunakan biji dan akan menghasilkan

kerurunan yang memiliki sifat bervariasi. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif

adalah perbanyakan tanaman yang berasal dari bagian vegettatif tanaman dan

tidak didahului dengan proses peleburan gamet jantan dan betina. Perbanyakan ini

akan menghasilkan keturunan yang seragam sama seperti induknya

(Mangoendidjodjo, 2003).

Tanaman kopi dapat diperbanyak dapat diperbanyak secara generatif

maupun vegetatif, akan tetapi karena sifat penyerbukan kopi yang berbeda makan

berbeda pula cara perbanyakan tanamannya. Pada kopi robusta, karena memiliki

sifat pengerbukan silang (cross-pollinator), maka kopi Robusta lebih tepat

diperbanyak secara vegetatif, sehingga bahan tanaman yang digunakan berupa

klon. Perbanyakan kopi Robusta secara generatif akan menghasilkan biji yang

tidak seragam karena mengalami banyak segresi. Pada perbanyakan klon-klon

unggul hasil seleksi dianjurkan untuk diperbanyak secara vegetatif agar produksi

tetap unggul (Yamadi dan Mawardi, 2001).

Kopi robusta merupakan jenis kopi yang menyerbuk silang sehingga

penanamannya harus poliklonal (3 - 4 klon) untuk setiap satuan hamparan kebun.

Selain itu, sifat kopi robusta yang sering menunjukkan reaksi yang berbeda jika

ditanam pada kondisi yang berbeda, maka komposisi klon kopi robusta untuk

suatu lingkungan tertentu harus berdasarkan stabilitas daya hasil, kompatibilitas

(keserempakan saat berbunga) antar klon untuk kondisi lingkungan tertentu serta

keseragaman ukuran biji (Rubiyo, et al., 2013).

Perbanyakan kopi secara generatif maupun vegetatif memiliki keunggulan

dan kelemahan masing-masing. Secara umum perbanyakan generatif lebih mudah

Digital Repository Universitas Jember

Page 26: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

7

dilakukan, akan tetapi memiliki kelemahan dapat menyebabkan segregasi sifat

genetik. Sedangkan perbanyakan vegetatif memiliki keunggulan dapat

menghasilkan tanaman yang sama sifat dengan induknya dan dapat memproduksi

anakan dalam jumlah yang lebih besar. Akan tetapi memiliki kelemahan

memerlukan penanganan yang lebih intensif. Pada perkembangannya,

perbanyakan vegetatif mengalami beberapa modifikasi menjadi metode

perbanyakan baru. Perkembangan metode perbanyakan kopi selalu dilakukan

untuk mendapatkan cara perbanyakan yang efektif dan efisien. Selain itu,

modifikasi metode perbanyakan bertujuan untuk mendapatkan suatu bahan tanam

yang memilikikeunggulan tertentu, yang sangat berkaitan dengan kendala

lapangan (Wardani dan Winaryo,1998).

2.2.2. Pendederan

Pembuatan bak pendederan dalam bentuk guludan setinggi 30 cm panjang

10 m dan lebar 120 cm, mengarah utara-selatan. Pada bagian atas guludan ditabur

pasir setebal 5 cm. Pada tempat pembibitan diberi naungan dengan atap alang-

alang berbentuk miring, tinggi bagian depan 120 cm (menghadap ke timur) dan

tinggi bagian belakang 90 cm. Pemilihan klon-klon anjuran yang akan dijadikan

bibit, diambil dari tunas air atau wiwilan maksimum 3 ruas (dibuang sekitar 10 cm

dari ruas pertama) yang kemudian dicelupkan ke dalam zat pengatur tumbuh,

selanjutnya disemai di bak pendederan. Setelah berumur 1 bulan di persemaian,

segera dipindahkan ke polibag (ukuran 1 kg) dengan media tanah, pasir, dan

pupuk kandang (perbandingan 2:1:1) (Ernawati et al.,2008).

2.2.3 Pemilihan bibit kopi

Setelah memutuskan budidaya kopi yang cocok, langkah selanjutnya

adalah mencari bibit yang unggul. Bibit yang digunakan merupakan bibit yang

sudah siap salur, pertumbuhannya sehat. Jika menggunakan bibit yang berasal dari

vegetatif, umur bibit sebaiknya sekitar delapan bulan. Bibit yang digunakan sudah

teruji hingga beberapa generasi. Tujuannya, untuk memprediksikan hasil produksi

yang nanti diperoleh. Karena itu, jangan menggunakan bibit yang belum pernah

Digital Repository Universitas Jember

Page 27: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

8

diuji di kondisi lingkungan atau daerah yang akan ditanam, sekalipun bibit yang

akan digunakan termasuk bibit unggul. Sementara itu, jika bibit yang akan

digunakan berasal dari persemaian (generatif), sebaiknya berumur satu tahun

(Pujiyanto, 2005).

Bahan tanam kopi arabika yang telah dilepas oleh Menteri Pertanian dan

dapat digunakan sebagai bahan tanam unggul nasional antara lain: Kartika 1,

Kartika 2, Abesiania 3, S 795, USDA 762, dan Andungsari 1 (Rubiyo, et

al.,2011). Sedangkan klon-klon kopi robusta yang dianjurkan adalah BP 42, BP

234, BP 288, BP358, BP 409, BP 534, BP 936, BP 939, SA 203 dan BP 308

(Prastowo,et al.,2010). Pemilih bibit harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan

penanamannya. Apabila lahan yang digunakan banyak serangan cacing sesuai

dengan kondisi lingkungan penanamannya. (nematoda) pada akar, maka bibit

harus disambung dengan batang bawah tahan nematoda,yaitu klon Robusta

BP 308 (Hulupi dan Martini, 2013).

2.2.4. Penanaman

Pertanaman kopi memerlukan pohon pelindung. Sehingga, sebelum

menanam kopi terlebih dahulu menanam pohon pelindung. Pohon pelindung yang

banyak dipakai petani adalah glirisidea (gamal/kayu hujan). Tahapan persiapan

tanam dan penanaman kopi dengan terlebih dahulu melakukan penanaman pohon

pelindung atau pohon penaung. Bibit ditanam setelah pohon penanung berfungsi

baik dengan kriteria intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya

langsung. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, untuk menghindari

penanaman pada waktu panas terik.

Untuk penanaman dalam kantung plastik (polybag) digunakan ukuran

kantung plastik 15cm x 25 cm, tebal 0,08 mm, yang memiliki lubang 15 buah.

Ukuran kantung ini cukup untuk varietas kopi yang akan ditanam. Kantung pastik

disi media dan disiram hingga basah, kemudian diatur atau ditata di bedengan

dengan jarak antar kantung + 7cm, sehingga dengan lebar bedengan 120 cm dapat

diletakkan enam baris kantung plastik. Bibit ditanam dalam polybag dengan

melubangi media (ditugal sedalam + 10cm, tanah dipadatkan agar akar tidak

Digital Repository Universitas Jember

Page 28: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

9

menggantung atau tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak terlipat atau

bengkok (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 20013).

2.2.5 Pemeliharaan bibit

a. Penyediaan cahaya

Tanaman kopi menghendaki penyinaran matahari yang cukup panjang,

akan tetapi cahaya matahari yang terlalu tinggi kurang baik. Oleh karena itu dalam

praktek kebun kopi diberi naungan dengan tujuan agar intensitas cahaya matahari

tidak terlalu kuat. Sebaliknya naungan yang terlalu berat (lebat) akan mengurangi

pembuahan pada kopi. Produksi kopi dengan naungan sedang, akan lebih tinggi

dari pada kopi tanpa naungan. Kopi termasuk tanaman hari pendek (short day

plant), yaitu pembungaan terjadi bila siang hari kurang dari 12 jam. Intensitas

cahaya di pembibitan + 25%. Secara bertahap inttensitas cahaya dinaikkan dengan

membuka naungan sedikit demi sedikit (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, 20013).

b. Suhu Udara dan Kelembaban

Faktor suhu mempunyai peranan penting untuk pertumbuhan maupun

produksi tanaman kopi. Suhu optimum untuk tanaman kopi robusta sama dengan

kondisi habitat aslinya yaitu 250-30

0C. Suhu udara lebih dari 30

0C laju

fotosintesis menurun dan daun rusak yang dimulai dengan terjadinya

klorosis, sebaliknya pada suhu yang terlalu rendah (kurang dari 250C) dapat

menyebabkan terganggunya aktifitas fisiologis daun sehingga warnanya

berubah kekuningan yang dimulai dari bagian pinggir (Pujiyanto, 2005).

Kelembaban udara yang dibutuhkan dalam pembibitan kopi robusta yaitu 45-80%.

Kopi Robusta memerlukan masa kering kurang lebih 3 bulan, masa kering

tersebut sangat diperlukan karena kopi robusta melakukan penyerbukan silang.

Curah hujan yang paling baik untuk tanaman kopi adalah daerah yang mempunyai

curah hujan optimal antara 2000 sampai 3000 mm per tahun.

Digital Repository Universitas Jember

Page 29: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

10

c. Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan menambah zat hara ke dalam tanah.

pemupukan secara umum harus tepat waktu, dosis dan jenis pupuk serta cara

pemberiannya. Dosis pemupukan biasanya mengikuti umur tanaman, kondisi

tanah, tanaman serta iklim (Prastowo,B., et.al.,2010). Pemberian pupuk di

pembibitan merupakan saah satu langkah agar pertumbuhan dan perkembangan

tanaman yang pada akhirnya dapat meningkatkan produksi. Pemupukan

disesuaikan dengan umur bibit, pupuk dapat dibenamkan atau dilarutkan dalam

air. Dosis umur 1-3 bulan yaitu 1 g urea, 2 g SP36, dan 2 g KCl. Sedangkan dosis

untuk umur 3-8 bulan yaitu 2 g urea. Urea diberikan dengan 2 minggu sekali.

Apabila larutan, diberikan dengan konsentrasi 0,2% sebanyak 50-100

ml/bibit/2minggu (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2013).

d. Pengendalian Organispe Penganggu Tanaman

Pengendalian hama, penyakit dan gulma dilakukan secara menual

ataukimiawi. Hama yang sering menyerang bibi kopi adlah ulat kilan, belalang

dan bekicot. Sedangkan penyakit yang sering dijumpai adalah penyakit rebah

batang Rizoctonia solani (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, 2013).

2.2 Pupuk organik

Pupuk Organik adalah nama kolektif untuk semua jenis bahan organik asal

tanaman dan hewan yang dapat dirombak menjadi hara tersedia bagi tanaman

(Simanungkalit et al., 2006). Dalam permentan, pupuk organik adalah pupuk yang

berasal dari sisa tanaman dan/atau kotoran hewan yang telah melalui proses

rekayasa, berbentuk padat atau cair dan dapat diperkaya dengan bahan mineral

alami dan/atau mikroba yang bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah,

dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Menurut Simanungkalit et al. (2006), definisi tersebut menunjukan bahwa

pupuk organik lebih ditujukan kepada kandungan C-organik atau bahan organik

daripada kadar haranya, nilai C-organik itulah yang menjadi pembeda dengan

pupuk anorganik. Bila C-organik rendah dan tidak masuk dalam ketentuan pupuk

Digital Repository Universitas Jember

Page 30: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

11

organik maka diklasifikasikan sebagai pembenah tanah organik. Secara umum

dapat dikatakan bahwa manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang

kurang atau bahkan tidak tersedia ditanah untuk mendukung pertumbuhan

tanaman. Beberapa manfaat pupuk yaitu sebagai berikut

1. Manfaaat pupuk yang berkaitan dengan sifat fisika tanah yaitu memperbaiki

struktur tanah dari padat menjadi gembur , mengurangi erosi pada permukaan

tanah, sebagai penutup tanah dan dapat memperbaiki struktur tanah dibagian

permukaan, serta dapat mendorong meningkatkan daya mengikat air dan

mempertinggi jumlah air tersedia untuk kebutuhan tanaman (Intara, et.al.,

2011).

2. Secara biologi yaitu unsure carbon yang banyak terdapat dalam pupuk organic

merupakan substrat bagi mikroorganisme tanah, sehingga makin tinggi

kadarnya maka makin tinggi pula populasi mikroorganisme (Abdoellah, 1996).

3. Ada beberapa manfaat pupuk yang berkaitan dengan sifat kimia tanah. Manfaat

pupuk yang paling banyak dirasakan penggunaannnya adalah menyediakan

unsur hara yang diperlukan bagian tanaman, membantu mencegah kehilangan

unsur hara yang cepat hilang seperti nitrogen, fosfor dan kalium, dan

memperbaiki keasaman tanah (Intara, et.al., 2011).

Berdasarkan hasil pembahasan para pakar lingkup Puslitbangtanak,

Direktorat Pupuk dan Pestisida persyaratan teknis minimal pupuk organik seperti

tercantum dalam tabel berikut

Digital Repository Universitas Jember

Page 31: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

12

Tabel 2.1. Persyaratan teknis minimal pupuk organik padat

No Parameter Kandungan

Padat

1 C-organik (%) Min 15

2 C/N rasio 15-15

3 Bahan ikuran (%) Maks 2

4 Kadar air (%) 15-25

5 Kadar logam berat

„ As (ppm) Maks 10

Hg (ppm) Maks 1

Pb (ppm) Maks 50

Cd (ppm) Maks 2

6 pH 4-9

7 Hara makro

(N+P2KO+K2O)

Min 4

8 Mikrob kontaminasi

E. coli Maks 102

Salmonella sp Maks 102

9 Mikroba fungsional

Penambat N -

Pelarut P -

10 Ukuran butiran 2-5 mm -

11 Hara mikro

Fe total atau Maks 9000

Fe tersedia Maks 500

Mn Maks 5000

Zn Maks 5000

12 Unsur lain

La 0

Ce 0

Sumber : PERMENTAN Nomor 70/Permentan/SR.140/10/2011.

2.2.1 Jenis-Jenis Pupuk Organik

Berdasarkan bentuknya, pupuk organik dibedakan menjadi dua, yakni

pupuk cair dan padat. Pupuk organik padat adalah pupuk yang sebagian besar atau

seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran

hewan, dan manusia yang berbentuk padat. Dari bahan asalnya, pupuk organik

padat dibedakan lagi menjadi pupuk kandang, humus, kompos dan pupuk hijau.

Digital Repository Universitas Jember

Page 32: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

13

1. Pupuk Kandang

Pupuk kandang yang digunakan petani merupakan campuran dari kotoran

padatan, air kencing, amparan dan sisa pakan. Komposisi amparan sangat

mempengaruhi mutu dan harga terutama pada pupuk kandang unggas, sebab

makin banyak bahan amparan mengakibatkan bahan padatan kotoran unggas

makin sedikit. Manfaat pupuk kandang tersebut bukanlah karena kandungan

haranya, namun lebih kepada adanya sejumlah besar bahan organik yang mudah

lapuk yang masuk ke dalam tanah (Firmansyah, 2011).

2. Pupuk Hijau

Pupuk hijau adalah bahan hijauan yang dibenamkan ke dalam tanah untuk

memempertahankan dan meningkatkan kemampuan tanah berproduksi. Pupuk

hijau memberikan beberapa keuntungan: 1) menyulai bahan organik bagi tanah, 2)

menambah nitrogen ke tanah, 3) merupakan makanan bagi mikroorganisme, 4)

mengawetkan dan juga meningkatkan ketersediaan bahan organik. Bagian

tanaman yang sering digunakan untuk pupuk hijau adalah daun, tangkai dan

batang yang masih muda. Sifat-sifat yang diinginkan untuk tanaman sebagai

sumber pupuk hijau adalah: 1) cepat tumbuh, 2) taqnaman bagian atas banyak dan

sukulen, 3) tanaman tersebut sanggup tumbuh pada tanah yang kurang subur

(Firmansyah, 2011).

3. Kompos

Kompos merupakan proses pelapukan bahan organik segar dengan

bantuan mikroorganisme. Pengomposan terbagi dalam pengomposan aerob yang

tidak menimbulkan bau busuk dan terjadi pelepasan energi lebih besar 484-674

kcal/mole glukosa sehingga menimbulkan panas diatas 65-70oC. Sebaliknya

pengomposan anaerob atau langka oksigen umumnya menimbulkan bau busuk

dan energi yang dilepas cukup kecil hanya 26 kcal/mole glukosa. Indikator yang

penting dalam kompos adalah nisbah C:N, umumnya bahan kompos memiliki

nisbah 15:1 – 30:1 dan setelah pengomposan maka C:N menjadi 12:1 sebagai ciri

kompos yang telah matang (Firmansyah, 2011).

4. Humus

Digital Repository Universitas Jember

Page 33: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

14

Humus merupakan hasil dekomposisi tumbuhan berupa daun, akar,

cabang, ranting dan bahan secara alami. Proses dekomposisi ini dipengaruhi oleh

cuaca diatas permukaan tanah dan dibantu oleh mikroorganisme tanah. Antara

humus dengan pupuk hijau sebenarnya memiliki kemiripan. Perbedaannya hanya

terletak pada prosesnya. Humus terbentuk secara alami dan sebagian besar terjadi

dihutan (Firmansyah, 2011).

2.2.2 Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produksi Pertanian

Pemberian bahan organik di lahan kering masam akan meningkatkan hasil

padi gogo. Pemberian bahan organik berupa pupuk kandang 5 t/ha memberikan

hasil yang sama dengan pemupukan 20 kg P/ha tanpa pupuk kandang, yang berarti

5 t/ha pupuk kandang dapat menggantikan 20 kg P/ha (Firmansyah, 2011).

Takaran pemberian pupuk kandang maksimum berdasarkan Kurva P sebesar 7,5

t/ha.

Pemanfaatan Azolla microphylla pada lahan sawah menunjukkan setelah 2

minggu, 50 kg inokulum/ha menghasilkan 1,25 t biomass/ha. Azolla tersebut

ditumbuhkan pada lahan sawah dan secara teratur dibenamkan. Azolla yang

ditanam tumpangsari dengan padi sawah dapat menghasilkan kira-kira 40 t

biomass yang mengandung ± 67,59 N/ha. Setelah 3 kali musim tanam berturut-

turut, Azolla dapat menngkatkan KTK (Kapasitas Tukar Kation) dari 13,3 me/100

g tanah menjadi 27,2 me/100 g tanah (Firmansyah, 2011).

Jerami padi merupakan limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai

sumber hara K karena 80% K yang diserap berada dalam jerami. Firmansyah

(2011) melaoprkan bahwa jerami tidak sekedar memerbaiki produktivitas tanah

sawah sehingga efisiensi pupuk meningkat serta menjamin kemantapan produksi.

Oleh karena itu diperlukan pengembalian jerami ke dalam tanah. Penambahan 5 t

jerami/ha mampu meningkatkan hasil panen gabah 1 t/ha setiap musim, dan lebih

tinggi 0,2 – 0,5 t gabah kering/ha daripada tanggapan pupuk KCl 40-80 kg

K2O/ha (65-130 kg KCl/ha).

Penggunaan pupuk organik memiliki nilai positif dan negatif sehingga

memerlukan pengelolaan yang tepat. Penambahan pupuk organik ke dalam tanah

Digital Repository Universitas Jember

Page 34: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

15

memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah sehingga mampu meningkatkan

produksi tanaman.

2.2.3 Pupuk Organik Kulit Kopi

Secara kimiawi kulit kopi mengandung bahan organik seperti karbon (C),

hydrogen (H) dan oksigen (O) yang terikat dalam senyawa selulosa (45 %), hemi-

selulosa (25 %), lignin (25 %), resin (4,5 %), abu (0,5 %) (Mulato, et al., 1996).

Limbah kulit kopi merupakan sumber bahan organik yang tersedia cukup

melimpah di sentra produksi kopi. Potensi ketersediaan limbah kulit kopi cukup

besar. Rasio kandungan kulit kopi dan biji kopi adalah 48:52. Dari 48 %

kandungan kulit kopi , 42 % berupa kulit buah dan 6 %kulit biji. Limbah kulit

kopi yang telah hancur menjadi bubuk mengandung 1,88 % N; 2,04 % K; 0,5 %

Ca dan 0,39 % Mg (Sudiarto dan Gusmaini, 2004). Beberapa penelitian tentang

pengaruh kulit kopi terhadap tanaman telah dilakukan sebelumnya.

Beberapa penelitian tentang pengaruh kulit kopi terhadap tanaman telah

dilakukan sebelumnya. Kompos kulit kopi sebanyak 10 ton/ha dapat

meningkatkan produksi bawang merah sebesar 10,26 % dibanding tanpa

pemberian kompos (Simanjuntak, et.al., 2006). Pemberian pupuk kompos kulit

kopi sebanyak 25liter/pohon/tahun dapat meningkatkan produksi kopi 10-66%

terhadap kontrol (Erwiyono dan Wibawa,2000). Pemberian amelioran kulit kopi

120g/tanaman memberikan pengaruh terbaik bagi tinggi dan jumlah daun kopi

(Pujianto,2005).

2.3 Cekaman kekeringan

Menurut Sumirat (2008), bibit kopi Robusta diketahui lebih rentan

terhadap kekeringan daripada kopi Arabika. Kopi Robusta biasanya mulai

menunjukkan gejala cekaman air saat musim kemarau meliputi lebih daripada

lima bulan kering berturut-turut (Erwiyono dan Wibawa, 2006). Cekaman

kekeringan menyebabkan proses penyerapan mineral dan aktivitas metabolisme

terhambat sehingga proses pertumbuhan terganggu. Cekaman kekeringan yang

berkepanjangan menyebabkan daun-daun mengering dan gugur serta

Digital Repository Universitas Jember

Page 35: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

16

mengakibatkan cabang mati sehingga bunga dan buah yang terdapat pada cabang

juga ikut mengering. Cekaman air yang parah menyebabkan tanaman kopi

layu, bunga dan pentil kering, dan buah yang selamat perkembangannya

terhambat dan ukuran buah mengecil, rendemen kurang, dan kualitas rendah.

Bahkan pada kasus yang ekstrim seperti kemarau panjang cekaman air

dapat menyebabkan kematian tanaman (Erwiyono dan Wibawa, 2006).

Menurut Abdoellah (1996) bahwa tanaman kopi menunjukkan semua

proses metabolism akan lebih baik apabila air dalam keadaan cukup tersedia. Pada

kandungan air tanah 55-100% kapasitas lapang, potensial air tanaman tidak

banyak menampilkan variasi. Serapan hara N,P,dan K pada kandungan air tanah

55-100% kapasitas lapang adalah tidak berbeda. Pada kandungan air tanah 45%

kapasitas lapang, serapan N dan P tidak terpengaruh, sedangkan serapan K

menurun dan pertumbuhan juga menurun (Abdoellah, 1996).

Respon/tanggap tanaman terhadap kekurangan air itu relatif terhadap

aktifitas morfologi dan fisiologinya.

1) Tanggap morfologi

Tinggi tanaman, luas dan bobot tanaman merupakan ukuran pertumbuhan

tanaman yang dapat dilihat dari pertambahan ukuran tanaman. Hal ini diawali

dari perbanyakan atau pembelahan sel. Pembesaran dan pembelahan sel hanya

dapat terjadi pada tingkat turgiditas sel yang tinggi. Pada sel yang sedang tumbuh,

air menciptakan penggelembungan (turgidity) sel, sehingga menampakkan bentuk

dan strukturnya (Santoso, 2008). Cekaman air mempengaruhi membran sel.

Cekaman air menyebabkan turgor menurun dan selanjutnya menahan laju

pembesaran sel. Tanaman yang tercekam air berkepanjangan mengakibatkan laju

pertumbuhan terhambat sehingga ukuran dan produksi lebih rendah dibandingkan

dengan yang normal (Santoso, 2008).

2) Tanggap fisiologis

Cekaman air sebelum berakibat pada fotosintesis, lebih dahulu akan

mempengaruhi daya hantar stomata, yaitu kemampuan stomata melewatkan gas

terutama uap air dan CO2. Fotosintesis pada tingkat cahaya tinggi menurun karena

stomata menutup atau daya hantar stomata menurun. Pada kondisi cekaman air

Digital Repository Universitas Jember

Page 36: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

17

stomata menutup, karena adanya akumulasi asam absisat (ABA) dan interaksinya

dengan cahaya tinggi (Santoso, 2008). Cekaman air akan meningkatkan tahanan

difusi stomata dan tahanan mesofil. Tahanan difusi stomata adalah kebalikan dari

daya hantar stomata, demikian pula tahanan mesofil adalah kebalikan dari daya

hantar mesofil. Tahanan difusi stomata yang meningkat karena stomata menutup

akan menghambat asimilasi karbon, sedangkan tahanan mesofil yang meningkat

akan menurunkan aktivitas enzim karboksilase. Stomata yang menutup

mengakibatkan CO2 menurun dan O2 meningkat, sehingga fotorespirasi

meningkat.

Kekurangan air dapat menghambat laju fotosintesis, karena turgiditas sel

penjaga stomata akan menurun. Hal ini menyebabkan stomata menutup (Lakitan,

2008). Penutupan stomata pada kebanyakan spesies akibat kekurangan air pada

daun akan mengurangi laju penyerapan CO2 pada waktu yang sama dan pada

akhirnya akan mengurangi laju fotosintesis. Disamping itu penutupan stomata

merupakan faktor yang sangat penting dalam perlindungan mesophyta terhadap

cekaman air yang berat (Fitter dan Hay, 1984). Penutupan stomata pada tanaman

yang potensial airnya berkurang juga diakibatkan karena terjadinya penimbunan

ABA (abscisic acid) yang akan berakibat pada perangsangan penutupan stomata

(Gardner et al., 1991).

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian dan kajian pustaka, maka

dapat diambil hipotesis yaitu

1. Terdapat interaksi antara dosis pupuk organik dan cekaman kekeringan

terhadap pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP 308.

2. Terdapat pengaruh dosis pupuk organic terhadap pertumbuhan dan mutu bibit

kopi klon BP 308.

3. Terdapat pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan mutu bibit

kopi klon BP 308.

Digital Repository Universitas Jember

Page 37: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

18

BAB 3. METODE PERCOBAAN

3.1 Tempat dan Waktu Percobaan

Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia,

Kebun Percobaan Kaliwining, Jember. Penelitian dilaksanakan mulai bulan

Januari sampai dengan Mei 2015.

3.2 Bahan dan Alat Percobaan

3.2.1 Bahan

Bahan meliputi bibit kopi klon BP308, pupuk organik kulit tanduk kopi

yang mengandung 1,26% N, 28,25% C-organik dan C/N 22 (kandungan tersebut

telah memenuhi standar sebagai pupuk organik sesuai Peraturan Mentri Pertanian

Nomor 70/Permenan/SR.140/10/2011), air, pasir, tanah, dan urea 10 g.

3.2.2 Alat

Alat-alat yang digunakan meliputi soil tester, moister tester, polybag

ukuran 15cm x 25cm, oven, cangkul, jangka sorong, meteran/penggaris,

timbangan analitik, timba, kamera, kertas label, alat-alat tulis dan lainnya

3.3 Metode Percobaan

Percobaan ini merupakan percobaan faktorial yang diatur berdasarkan

Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan 2 faktor perlakuan yaitu dosis

pupuk organik dan cekaman kekeringan.

Faktor 1 : Dosis Pupuk Organik (P) yang terdiri atas 3 taraf yaitu:

(P0) : Tanpa pemberian pupuk organik (10g urea/tanaman diberikan 2g/2minggu)

(P1) : 300g pupuk organik/tanaman (25% atau 2,6 g N)

(P2) : 400g pupuk organik/tanaman (40% atau 4,6 g N)

Faktor 2 : Cekaman Kekeringan (K), terdisi 3 taraf yaitu:

(K0) : 90-100% kapasitas lapang

(K1) : 70-80% kapasitas lapang

(K2) : 50-60% kapasitas lapang

Digital Repository Universitas Jember

Page 38: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

19

Sudjana (2002) menyatakan model matematis dari percobaan ini yaitu:

Yijk = μ + Kk + Pi + Kj +PKij + εijk

Keterangan :

Yijk = nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-k,yang memperoleh taraf

ke-i faktor P, taraf ke-j faktor K

μ = nilai tengah umum

Kk = pengaruh dari kelompok dan diasumsikan tidak berinteraksi dengan

perlakuan

Pi = pengaruh taraf ke-i faktor P

Kj = pengaruh taraf ke-j faktor K

PKij = pengaruh interaksi taraf ke-i faktor P dan taraf ke-j faktor K

eijk = pengaruh galat percobaan dari satuan percobaan ke k yang memperoleh

taraf ke-i faktor P, taraf ke-j faktor K

Model ini akan berlaku apabila memenuhi syarat 4 asumsi dasar statistik

yaitu:

1. Eror eij bagi setiap populasi perlakuan j terdistribusi secara normal adalah

identik dengan mengatakan bahwa skor variabel dependen Yij bagi masing-

masing populasi perlakuan terdistribusi normal.

2. Homogen, varian eror di antara masing-masing populasi perlakuan adalah

setara.

3. Independensi eror di antara setiap pasangan perlakuan.

4. Additif, respon yang diterima dari perlakuan akibat pengaruh penambahan

perlakuan dan kelompok percobaan.

Dalam penelitian ini terdapat 2 faktor yaitu Dosis Pupuk Organik (P) yang

terdiri dari 3 taraf dan Cekaman Kekeringan (K) yang terdiri dari 3 taraf, sehingga

diperoleh 9 kombinasi perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali dengan total 27

plot, dimana tiap plot terapat 3 bibit satuan percobaan, sehingga total bibit yang

dibutuhkan 108 bibit. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis

statistik dengan menggunakan analisis ragam. Apabila terdapat perbedaan diantara

kedua perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda (Uji Duncan) pada

taraf 5%.

Digital Repository Universitas Jember

Page 39: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

20

3.4 Pelaksanaan Percobaan

Percobaan yang dilakukan meliputi pesiapan bibit, perlakuan bibit dan

pemeliharaan bibit. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut :

3.4.1 Persiapan dan Pemilihan Bibit Klon 308 Kopi Robusta

Percobaan diawali dengan menyiapkan bibit kopi robusta klon BP 308

berumur 4 bulan dengan kriteria bibit sehat dan pertumbuhan seragam, yang

diperoleh dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

3.4.2 Analisis Kadar C-organik dan N-total Pupuk Organik

Sebelum dilakukan penanaman, dilakukan analisis pupuk organiknya.

Analisis yang dilakukan guna mengetahui kadar C-organik, N-total dalam pupuk

organik yang diberikan. Pupuk organik yang diberikan adalah pupuk organik kulit

kopi. Analisis dilakukan di laboratorium Tanah Politeknik Jember. Hasil analisis

pupuk organik kulit tanduk kopi mengandung 1,26% N, 28,25% C-organik dan

C/N 22.

Tabel 3.1. Kandungan Nutrisi Pupuk Organik Kulit Kopi

No Jenis Analisa Pupuk organik kulit

kopi

Persyaratan teknis minimal

pupuk organik

1 N Total (%) 1,26 <5

2 C Organik (%) 28,25 > 12

3 C/N Ratio (%) 22,33 10-25

*Kandungan N>1 dikategorikan tinggi

Sumber : Ketua Laboratorium Nutrisi Politeknik Negeri Jember

3.4.3 Perlakuan Pupuk Organik

1. Dosis pupuk dalam penelitian ini diperoleh dengan menyetarakan kebutuhan

N pada bibit kopi sebesar 10 g urea yang masing-masing diberikan sebanyak

2g urea selama 5 kali/2 minggu.

2. Dalam 10 g urea yang diberikan sebanyak 2 g selama 5 kali terdapat 4,6 g N.

3. Pada pupuk organik kulit kopi dengan N sebesar 1,26%, untuk mencukupi

kebutuhan bibit sebesar 4,6gN dibutuhkan sebanyak 400 g pupuk organik

kulit kopi.

Digital Repository Universitas Jember

Page 40: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

21

4. Pada perlakuan 300 g pupuk organik kulit kopi terdapat 2,6 gN.

5. Pemberian pupuk organik dilakukan sejak awal penanam bibit d polybag.

3.4.4 Persiapan Media Tanam

1. Media tanam yang digunakan berupa tanah, pasir, dan pupuk organic kulit kopi

sesuai dengan perlakuan yang telah ditentukan.

2. Media tanam berupa tanah dan pasir tersebut dikering anginkan, media tanam

yang telah kering kemudian diayak menggunakan ayakan 2 (dua) mm.

3. Mencampur media berupa tanah, pasir , dan pupuk organic atau diaduk hingga

rata sesuai perlakuan, kemudian dimasukkan kedalam polybag.

4. Tiap polybag berisi 1 kg media tanam yang telah dicampur, untuk pemberian

pupuk organik didasarkan pada perlakuan yang telah ditentukan.

3.4.5 Aklimatisasi Bibit Kopi Klon 308

1. Penanaman bibit kopi dilakukan menggunakan polybag berukuran 15 cm x 25

cm dengan perlakuan media tanam yang telah ditentukan.

2. Sebelum dilakukan pemindahan bibit terlebih dahulu dilakukan pembuatan

kerangka sungkup

3. Pembuatan kerangka sungkup dengan cara menyiapkan lembaran kertas plastik

transparan dengan tinggi kerangka sungkup + 60 cm.

4. Setelah pembutan kerangka sungkup bibit dipindahkan ke polybag dengan

mengisi ¼ bagian polybag dengan media tanam kemudian memasukkan bibit

padda polybag dan mengisi kembali media hingga sesuai dengan kebutuhan

yang telah ditentukan.

5. Diusahakan agar akar tidak terlipat atau bengkok.

6. Setelah dipindahkan di polybag bibit disiram dengan air dan dimasukkan

didalam sungkup yang rapat hingga 30 hari.

7. Sungkup dibuka secara bertahap agar bibit kopi siap untuk terkena cahaya

matahari langsung.

8. Selama proses aklimatisasi, perawatan pada bibit kopi seperti penyiraman dan

penyemprotan fungisida tetap dilakukan.

Digital Repository Universitas Jember

Page 41: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

22

3.4.6 Perlakuan Cekaman Air

1. Bibit yang akan diberikan perlakuan cekaman kekeringan adalah bibit yang

telah berumur 5 bulan atau setelah dilakukan aklimatisasi.

2. Perlakuan cekaman kekeringan dilakukan dengan menyiapkan media tanam

sesuai dengan perlakuan yang diberikan

3. Menyiapkan air dalam gelas ukur, setelah itu menuangkan air dalam gelas ukur

ke media tanam hingga jenuh dan terdapat rembesan.

4. Media yang telah jenuh didiamkan selama 2x24 jam. Kemudian mengukur

media menggunakan alat soil tester dan moister tester.

Tabel 3.2. Hasil pengukuran cekaman kekeringan

Perlakuan Cekaman

Kekeringan

Pembacaan

Alat Soil Tester

(%)

Pembacaan Alat

Moister Tester

P0 (Tanpa pupuk

organik)

90-100% KL 47,7-53 7,5-9

70-80% KL 37,1-42,4 5,5-7,2

50-60% KL 26,5-31 3,2-5,2

P1 (Pupuk organik

25% atau 2,6gN

90-100% KL 72-80 9,2-10

70-80% KL 56-64 7-8,8

50-60% KL 40-48 5,2-6,8

P2 (Pupuk organik

40% atau 4,6gN)

90-100% KL 76,5-85 9,8-10

70-80% KL 59,5-68 8,5-9,5

50-60% KL 42,5-51 7,2-8,0

3.4.7 Pemeliharaan

a. Penyiraman

Penyiraman bibit dilakukan berdasarkan perhitungan kebutuhan air pada

kapasitas lapang. Penyiraman tidak dilakukan berkala, tetapi berdasarkan kondisi

tanah pada polybag yang dilihat dari nilai alat moister tester apabila berkurang

diberikan air hingga rentang yang ditentukan.

b. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk seluruh kombinasi perlakuan dengan aturan

sebagai berikut

1. Urea 2 g/tanaman diaplikasikan pada seluruh kombinasi P0 aplikasi 2 minggu

selama 5 kali

Digital Repository Universitas Jember

Page 42: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

23

2. SP 36 2 g/tanaman diaplikasikan pada seluruh kombinasi perlakuan setelah

transplanting

3. KCl 2 g/tanaman diaplikasikan pada seluruh kombinasi perlakuan setelah

transplanting

c. Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian OPT diutamakan secara preventif dengan melakukan

pembersihan gulma, pembersihan media serta monitoring secara berkala untuk

menentukan tindakan berkala.

3.4.8. Pemanenan

Pemanenan bibit kopi dilakukan setelah berumur 7 bulan. Hal ini

dilakukan untuk mendapatkan bibit sesuai dengan kriteria bibit kopi siap pindah

lapang (Direktorat Jendral Perkebunan, 2012).

3.5. Parameter Percobaan

Adapun parameter - parameter yang akan diamati pada penelitian ini

meliputi :

1. Tinggi tanaman (cm),

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap 1 minggu sekali dengan

mengukur dari pangkal batang sampai ujung titik tumbuh tanaman.

2. Diameter batang tanaman

Pengukuran diameter batang dilakukan dengan mengiukur pangkal batang

menggunakan jangka sorong (mm), dilakukan setiap 1 minggu sekali.

3. Kekokohan bibit

Kekokohan bibit dihitung dari rasio tinggi bibit dibagi dengan diameter, bibit

dengan nilai kekokohan lebih tinggi cenderung lebih layak ditanam

Kekokohan =

4. Jumlah daun

Pengamatan parameter jumlah daun dilakukan 1 minggu sekali dengan cara

menghitung seluruh daun yang sudah berkembang sempurna.

Digital Repository Universitas Jember

Page 43: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

24

5. Luas Daun

Pengukuran luas daun dilakukan dengan menggunakan metode gravimetri

Pengukuran dilakukan diakhir pengamatan.

6. Laju pertumbuhan (g/hari)

Laju pertumbuhan diukur dengan menentukan berat kering akhir (W1)

dikurangi berat kering awal (W0) dibagi waktu penimbangan akhir (t1)

dikurangi waktu penimbangan awal (t0) (Sitompul dan Guritno, 1995).

Laju Pertumbuhan = 01

01

tt

ww

w0= Berat kering awal, data diambil pada 30 hari setelah pindah

w1= Berat kering akhir, data diambil pada 60 hari setelah pindah

t0= Umur tanam 30 hari

t1= Umur tanam 60 hari

7. Rasio pucuk akar, bertujuan untuk menilai kualitas bibit dari

keseimbangan aktivitas serapan hara akar dan transpirasi yang diterima

pucuk, pengukuran dilakukan pada 60 hari setelah pindah tanam. Ketika

dipanen akar dipisahkan dari tajuk kemudian dicuci sampai bersih dan

dimasukkan ke oven dengan suhu ± 800C selama 2x24 jam (May, 1980).

RPA =

8. Indeks mutu bibit (IMB), bertujuan untuk mengetahui kelayakan bibit untuk

pindah lapang diperoleh dari berat kering total (BKT) dibagi dengan

rasio pucuk akar (RPA) ditambah kekokohan bibit. Pengukuran dilakukan 60

HST (Junaedi, et al., 2010).

IMB=

9. Analisis kandungan N-total jaringan tanaman (%) dengan metode Kjeidahl.

Digital Repository Universitas Jember

Page 44: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

25

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian pertumbuhan dan mutu bibit kopi klon BP308 sebagai

respon dosis pupuk organik dan cekaman kekeringan dilakukan pengamatan

terhadap kandungan tinggi tanaman, diameter batang, kekokohan bibit, jumlah

daun, luas daun, laju pertumbuhan, rasio pucuk akar, dan indeks mutu bibit.

Analisis N jaringan tanaman dilakukan di laboratorium nutrisi Politeknik Negri

Jember. Hasil penelitian Pertumbuhan Dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai

Respon Dosis Pupuk Organik Dan Cekaman Kekeringan pada seluruh parameter

pengamatan disajikan pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1. Nilai F-Hitung Seluruh Parameter Pengamatan

No Parameter Pengamatan

F-Hitung

Pupuk

(P)

Cekaman Kekeringan

(K)

Interaksi

(PxK)

1 Tinggi Tanaman 6,00* 2,25

ns 0,45

ns

2 Diameter Batang 2,82 ns

1,10 ns

0,14 ns

3 Kekokohan Bibit 1,12 ns

0,53 ns

0,25 ns

4 Jumlah Daun 0,11 ns

1,93 ns

0,93 ns

5 Luas Daun 10,16**

2,33 ns

3,49*

6 Laju Pertumbuhan 1,79 ns

0,22 ns

1,04 ns

7 Rasio Pucuk Akar 6,56**

1,07 ns

0,86 ns

8 Indeks Mutu Bibit 1,88 ns

0,71 ns

4,89*

Keterangan : ** berbeda sangat nyata, * berbeda nyata, ns

berbeda tidak nyata

Berdasarkan hasil analis ragam pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa

interaksi antara pupuk (P) dan cekaman kekeringan (K) memberikan pengaruh

berbeda nyata pada parameter luas daun dan indeks mutu bibit, dan berpengaruh

tidak nyata pada parameter tinggi tanaman, diameter tanaman, kekokohan bibit,

jumlah daun, laju pertumbuhan dan rasio pucuk akar. Pada faktor pupuk (P)

Digital Repository Universitas Jember

Page 45: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

26

memberikan pengaruh berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman, berpengaruh

berbeda sangat nyata pada parameter lua daun dan rasio pucuk akar, dan

berpengaruh tidak nyata pada parameter diameter tanaman, kekokohan bibit, laju

pertumbuhan dan indeks mutu bibit. Sedangkan, pada pelakuan cekaman

kekeringan (K) memberikan pengaruh berbeda tidak nyata pada semua parameter

pengamatan.

Tabel 4.2. Interaksi pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

indeks mutu bibit kopi

Pupuk Organik Cekaman Kekeringan

K0 K1 K2

P0 0,171 a A 0,130 b B 0,109 b B

P1 0,115 b B 0,158 ab A 0,148 ab AB

P2 0,158 a A 0,174 a A 0,161 a A

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf besar yang sama pada baris yang sama menunjukkan

berbeda tidak nyata sedangkan angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada

kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%.

Berdasarkan hasil uji DMRT 5% dapat diketahui bahwa indeks mutu bibit

kopi pada P0 (tanpa pupuk organik atau pupuk urea 4,6gN) yang sama K0

(cekaman kekeringan 90-100%KL) berbeda nyata dengan perlakuan cekaman

kekeringan yang lain. Pada perlakuan P1 (pupuk organik 30% atau 2,6gN) yang

sama memberikan hasil K1 (cekaman kekeringan 70-80% KL) berbeda tidak

nyata terhadap K2 (cekaman kekeringan 50-60% KL) dan berbeda nyata dengan

K0. Pada perlakuan P2 yang sama memberikan hasil yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.

Pada perlakuan K0 (cekaman kekeringan 90-100%KL) yang sama indeks

mutu bibit kopi memberikan hasil bahwa perlakuan P0 berbeda tidak nyata

dengan perlakuan P2 dan berbeda nyata dengan perlakuan P1. Pada perlakuan K1,

aplikasi pupuk organik sebanyak 40% atau 4,6gN (P2) memberikan hasil berbeda

tidak nyata dengan aplikasi pupuk organik sebanyak 30% atau 2,6gN (P1) dan

berbeda nyata dengan P0. Sedangkan pada K2, perlakuan P2 berbeda tidak nyata

dengan P1 dan berbeda nyata dengan P0.

Digital Repository Universitas Jember

Page 46: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

27

Berdasarkan tabel indeks mutu bibit kopi tersebut, kombinasi perlakuan

P2K1 berbeda tidak nyata dengan P0K0, P2K2, P1K1, P2K0, dan P1K2.

Berdasarkan uji DMRT 5% pula, dapat terlihat bahwa kombinasi perlakuan yang

dinilai paling baik dalam menunjang mutu bibit adalah P2K1. Kombinasi

perlakuan ini dinilai efektif karena dengan aplikasi pupuk organik sebanyak 40%

atau 4,6gN serta cekaman kekeringan sebesar 70-80% kapasitas lapang mampu

menghasilkan indeks mutu bibit yang tinggi dan diatas standar yaitu 0,09.

Perlakuan P2K1 juga memberikan hasil yang baik namun jika ditinjau dari

berbagai aspek seperti efisiensi biaya, kombinasi perlakuan P1K2 lebih dapat

direkomendasikan kepada petani.

Tabel 4.3. Interaksi pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

luas daun (cm2)

Pupuk Organik Cekaman Kekeringan

K0 K1 K2

P0 591,45 a A 405,98 b B 341,88 b B

P1 352,14 b B 556,14 ab A 502,99 ab AB

P2 641,03 a A 714,10 a A 557,69 a A

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf besarr yang sama pada baris yang sama menunjukkan

berbeda tidak nyata sedangkan angka-angka yang diikuti huruf kecil yang sama pada

kolom yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMRT 5%.

Berdasarkan hasil uji DMRT 5% luas daun bibit kopi, dapat diketahui

bahwa pada P0 (tanpa pupuk organik atau pupuk urea 4,6gN) yang sama,

perlakuan K0 (cekaman kekeringan 90-100%KL) berbeda nyata dengan perlakuan

K1 dan perlakuan K2. Pada perlakuan P1 (pupuk organik 30% atau 2,6gN) yang

sama memberikan hasil K1 (cekaman kekeringan 70-80% KL) berbeda tidak

nyata terhadap K2 (cekaman kekeringan 50-60% KL) dan berbeda nyata dengan

K0. Pada perlakuan P2 yang sama memberikan hasil yang tidak berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.

Pada perlakuan K0 (cekaman kekeringan 90-100%KL) yang sama

memberikan hasil luas daun bibit kopi pada perlakuan P2 berbeda tidak nyata

dengan perlakuan P0 dan berbeda nyata dengan perlakuan P1. Pada perlakuan K1,

Digital Repository Universitas Jember

Page 47: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

28

aplikasi pupuk organik sebanyak 40% atau 4,6gN (P2) memberikan hasil berbeda

tidak nyata dengan aplikasi pupuk organik sebanyak 30% atau 2,6gN (P1) dan

berbeda nyata dengan P0. Sedangkan pada K2, perlakuan P2 berbeda tidak nyata

dengan P1 dan berbeda nyata dengan P0.

Berdasarkan tabel luas daun bibit kopi tersebut, kombinasi perlakuan

P2K1 berbeda tidak nyata dengan P2K0, P0K0, P2K2, P2K1 dan P1K2.

Berdasarkan uji DMRT 5% pula, dapat terlihat bahwa kombinasi perlakuan yang

dinilai paling baik dalam menunjang mutu bibit adalah P2K1. Kombinasi

perlakuan ini dinilai efektif karena dengan aplikasi pupuk organik sebanyak 40%

atau 4,6gN serta cekaman kekeringan sebesar 70-80% kapasitas lapang mampu

menghasilkan luas daun yang tinggi. Perlakuan P2K1 juga memberikan hasil yang

baik namun jika ditinjau dari berbagai aspek seperti efisiensi biaya, kombinasi

perlakuan P1K2 lebih dapat direkomendasikan kepada petani.

Digital Repository Universitas Jember

Page 48: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

29

4.2. Pembahasan

4.2.1 Kondisi Iklim Mikro

Iklim mikro tempat tumbuh tanaman secara langsung dapat mempengaruhi

pertumbuhan dan proses metabolisme di dalam tubuh tanaman. Pertumbuhan bibit

tanaman kopi dapat optimal apabila didukung dengan kondisi lingkungan yang

sesuai. Pada penelitian ini, kondisi lingkungan pada saat penelitian meliputi suhu

udara dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Data Suhu Udara dan Curah Hujan, Kecamantan Jenggawah.

Faktor lingkungan seperti suhu udara dan curah hujan mempunyai

peranan penting untuk pertumbuhan tanaman kopi. Suhu optimum untuk

tanaman bibit kopi robusta yaitu 240-30

0C. Suhu udara lebih dari 30

0C laju

fotosintesis menurun dan daun rusak yang dimulai dengan terjadinya

klorosis, sebaliknya pada suhu yang terlalu rendah (kurang dari 240C) dapat

menyebabkan terganggunya aktifitas fisiologis daun sehingga warnanya

berubah kekuningan yang dimulai dari bagian pinggir (Pujiyanto, 2005). Pada

penelitian yang dilakukan, kondisi lingkungan yaitu suhu udara selama penelitian

memenuhi syarat tumbuh yang telah ditentukan (Gambar 4.1), sehingga dapat

diasumsikan aktifitas fisiologi bibit masih dapat berjalan dengan baik.

Curah hujan untuk tanaman bibit kopi robusta yaitu 1500-3000 mm/tahun.

Pada gambar 4.1. jumlah curah hujan selama satu tahun yaitu 2728 mm/tahun,

sehingga kondisi lingkungan berupa curah hujan memenuhi ketentuan curah hujan

tanaman bibit kopi robusta. Menurut Pujiyanto (2005), mengemukakan bahwa

27

28 27 28

27

29

28

27 27 28

28 28

598

264 217 213 219

147 59 3 2 87

327

592

0

100

200

300

400

500

600

700

26

26

27

27

28

28

29

29

suhu udara (oC)

curah hujan(mm/bulan)

Digital Repository Universitas Jember

Page 49: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

30

kondisi hujan yang ideal untuk tanaman bibit kopi robusta aalah terseedianyan

tiga bulan kering. Tipe curah hujan bulanan dalam kategori menurut klasifikasi

yaitu bulan basah (curah hujan lebih dari 100mm/bulan), bulan lembab (curah

hujan 60-100 mm/ bulan), dan bulan kering (curah hujan kurang dari 60

mm/bulan). Berdasarkan gamber 4.1. terdapat tiga bulan kering dalam satu tahun

yaitu pada bulan Juni, Agustus, dan September dengan curah hujan kurang dari 60

mm/bulan.

4.2.2. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap N-

Total Jaringan Bibit Kopi

Pertumbuhan yang terjadi pada bibit kopi dikarenakan adanya perlakuan

pupuk organik pada bebagai perlakuan serta cekaman kekeringan yang diberikan,

sehingga dapat menyebabkan penyerapan unsur hara tanaman dapat optimal.

Salah satu unsur hara yang diserap akibat aplikasi perlakuan tersebut ialah unsur

nitrogen. Nitrogen bagi tumbuhan berfungsi sebagai penyusun protoplasma,

molekul klorofil, asam nukleat, dan asam amino yang merupakan penyusun

protein (Setia,A.D. et.al., 2013). Secara morfologi N berperan dalam

pembentukan bagian vegetatif tanaman (Jamilah, 2014). Nitrogen adalah unsur

yang cepat kelihatan pengaruhnya pada tanaman. Unsur ini berperan dalam

merangsang pertumbuhan vegetatif. Kekurangan unsur N menyebabkan

pertumbuhan kerdil, daun menguning dan sistem perakaran terbatas. Sedangkan

kelebihan unsur N menyebabkan pertumbuhan vegetatif memanjang, mudah

rebah, dan respon terhadap serangan hama dan penyakit (Jamilah, 2014).

Digital Repository Universitas Jember

Page 50: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

31

Gambar 4.2. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap N-Total

jaringan bibit kopi.

Berdasarkan Gambar 4.2, penyerapan hara unsur N pada berbagai

perlakuan pupuk organik dan cekaman kekeringan ditunjukkan dari N-Total

jaringan, dimana perlakuan status N-Total jaringan tertinggi terdapat pada

perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 90-

100% kapasitas lapang (P2K0) yang memiliki N-Total jaringan sebesar 1,92%.

Hal ini diduga pupuk organik dan ketersediaan air pada cekaman kekeringan 90-

100% kapasitas lapang mampu meningkatkan penyerapan unsur hara N. Semakin

tinggi tanaman menyerap unsur hara N dari perombakan pupuk organik dari

dalam tanah, maka unsur N yang terkandung di dalam jaringan tanaman akan

semakin meningkat.

Pupuk organik memiliki fungsi ganda yaitu memberi zat hara dan

menambah bahan organik ke dalam tanah. Bahan organik berguna untuk menjaga

tanah tetap berfungsi optimal. Pupuk organik memiliki kelebihan slow release

artinya unsur hara didalam pupuk akan dilepas secara perlahan-lahan dan terus

menerus selama jangka waktu tertentu sehingga kehilangan unsur hara akibat

pencucian oleh air menjadi lebih kecil. Pupuk slow release mempunyai

kecenderungan untuk melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi

sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sistem pelepasan unsur hara dalam

pupuk organik dibantu oleh aktivitas jasad renik yang ada dalam tanah atau

1,89

1,82 1,8

1,78 1,77 1,75

1,92

1,86

1,71

1,6

1,65

1,7

1,75

1,8

1,85

1,9

1,95

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K1

Nit

roge

n T

ota

l Jar

inga

n (

%)

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 51: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

32

terbawa pupuk organik. Pelepasan unsur hara didukung oleh banyaknya

mikroorganisme seperti bakteri, fungi, algae, protozoa, dan nematoda (Muhsin,

2011).

Berdasarkan Gambar 4.2. Tanpa pupuk organik (pupuk urea 4,6gN) dan

cekaman kekeringan 90-100% kapasitas lapang (P0K0) memiliki N-Total jaringan

sebesar 1,98%, dimana kandungan N-Total jaringan tersebut lebih rendah

dibandingkan perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman

kekeringan 90-100% kapasitas lapang (P2K0) yang memiliki N-Total jaringan

sebesar 1,92%. Urea merupakan salah satu pupuk yang mengandung 46% N

dengan rumus kimia CO(NH2)2. Rendahnya kandungan N-Total jaringan

dikarenakan urea sangat mudah larut dalam air dan bereaksi sangat cepat, juga

mudah menguap dalam bentuk ammonia (Novizan, 2007). Selain itu dalam

aplikasinya dilapangan efesiensi pupuk N hanya sekitar 30-40 % dari jumlah

pupuk yang diberikan (Jamilah, 2014). Pupuk anorganik mempunyai fungsi antara

lain sebagai penyedia unsur hara makro bersifat fast release (cepat tersedia)

sehingga unsur tersebut dapat segera digunakan oleh tanaman. Rendahnya

nitrogen jaringan pada pengukuran kemungkinan juga disebabkan karena nitrogen

merupakan unsur yang sifatnya mobil, nitrogen akan berpindah dari jaringan tua

ke jaringan muda, sehingga defisiensi nitrogen akan tampak pertama kali pada

daun–daun yang lebih tua (Gardner et al., 1991).

Berdasarkan Gambar 4.2, kandungan N-Total jaringan terendah terdapat

pada perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman

kekeringan 50-60% kapasitas lapang (P2K2) yang memiliki N-Total jaringan

sebesar 1,71%. Hal ini diduga ketersediaan air pada cekaman kekeringan 50-60%

kapasitas lapang menyebabkan penyerapan unsur hara N terhambat. Respon

tanaman terhadap pemupukan nitrogen sangat tergantung pada kadar air selama

pertumbuhan (Danapriatna, 2010). Hasil penelitian Totok dan Rahayu (2004)

cekaman kekeringan menurunkan efisiensi penyerapan nitrogen oleh tanaman

kedelai. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitan Danapriatna (2010),

memperlihatkan bahwa manfaat dari pupuk nitrogen pada tanaman gandum

menjadi berkurang dengan peningkatan cekaman kekeringan.

Digital Repository Universitas Jember

Page 52: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

33

Tanaman dalam menyerap unsur hara dalam tanah sangat dipengaruhi oleh

faktor lingkungan, salah satunya adalah keadaan air tanah. Air bagai tanaman

berfungsi sebagai pelarut hara, berperan dalam translokasi hara dan fotosintesis.

(Fitter dan Hay, 1994). Nitrogen diserap tanaman dalam bentuk ion nitrat (NO3-)

dan ion ammonium (NH4+). Sebagian besar nitrogen diserap dalam bentuk ion

nitrat karena ion tersebut bermuatan negatif sehingga selalu berada di dalam

larutan tanah dan mudah diserap oleh akar. Karena selalu berada di dalam larutan

tanah, ion nitrat lebih mudah tercuci oleh aliran air. Arah pencucian menuju

lapisan di bawah daerah perakaran sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh

tanaman. Sebaliknya, ion ammonium bermuatan positif sehingga terikat oleh

koloid tanah. Ion tersebut dapat dimanfaatkan oleh tanaman setelah melalui proses

pertukaran kation. Kerena bermuatan positif, ion ammonium tidak mudah hilang

oleh proses pencucian (Damanik et al., 2010).

4.2.3. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap Laju

Pertumbuhan Bibit Kopi

Salah satu indikator untuk mengetahui adanya pertumbuhan tanaman ialah

dengan laju pertumbuhan. Laju pertumbuhan ini merupakan peningkatan berat

kering tanaman dalam suatu interval waktu, erat hubungannya dengan berat awal

tanaman (Kastono et al., 2005). Asumsi yang digunakan untuk persamaan

kuantitatif laju pertumbuhan adalah bahwa pertambahan biomassa tanaman per

satuan waktu tidak konstan tetapi tergantung pada berat awal tanaman.

Keseluruhan tanaman yang dinyatakan dalam biomassa total tanaman

dipertimbangkan sebagai suatu kesatuan untuk menghasilkan bahan baru tanaman

(Sitompul dan Guritno, 1995). Gardner, et al (1991) menyatakan salah satu upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan laju pertumbuhan dengan memberikan

suplai nutrisi yang optimal pada media.

Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk organik kulit

kopi 40% atau 4,6%N dan cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang yakni

sebesar 0,13 g/hari, sedangkan nilai laju pertumbuhan terendah ditunjukkan pada

Digital Repository Universitas Jember

Page 53: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

34

perlakuan tanpa pupuk organik atau urea 4,6%N dan cekaman kekeringan 50-60%

kapasitas lapang yakni sebesar 0,10 g/hari (Gambar 4.3).

Gambar 4.3. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap laju

pertumbuhan bibit kopi

Laju pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk organik kulit

kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang (P2K1)

yaitu 0,13, hal ini dapat disebabkan kadar lengas 70-80% kapasitas lapang

merupakan kondisi yang paling optimum untuk tanaman. Pada keadaan cukup air

perkembangan akar sempurna dan dapat menyerap unsur hara yang tersedia

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pada keadaan cukup air

perkembangan akar sempurna dan dapat menyerap unsur hara yang tersedia

sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tetapi apabila kekurangan air

maka pertumbuhan akan terhambat terutama pada fase vegetative. Hal ini sejalan

dengan pernyataan Evita (2012), bahwa adanya air yang cukup berarti lebih

banyak tersedia unsur hara dalam larutan tanah. Selain itu, menurut Kasno, (2009)

peranan bahan organik dari pupuk organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa

hara makro (N, P, dan K), hara makro sekunder (Ca, Mg, dan S) serta hara mikro,

serta dapat meningkatkan kesuburan fisik dan kimia tanah.

Semakin tinggi tanaman menyerap unsur hara N dari perombakan pupuk

organik dari dalam tanah, maka unsur N yang terkandung di dalam jaringan

tanaman akan semakin meningkat. Lakitan (2008) mengemukakan bahwa dalam

jaringan tanaman, nitrogen merupakan unsur hara esensial dan unsur penyusun

0,12 0,11 0,10

0,11 0,11 0,12 0,12

0,13

0,11

0,00

0,02

0,04

0,06

0,08

0,10

0,12

0,14

0,16

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2

Laju

Pe

rtu

mb

uh

an (

g/h

ari)

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 54: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

35

asam-asam amino, protein dan enzim. Selain itu, nitrogen juga terkandung dalam

klorofil, hormon sitokinin dan auksin. Diungkapkan Sitompul dan Guritno (1995),

nitrogen merupakan salah satu komponen utama penyusun klorofil daun yaitu

sekitar 60% dan berperan sebagai enzim dan protein membran, yang

memungkinkan bagi meningkatnya laju fotosintesis. Nitrogen ini berfungsi untuk

meningkatkan pertumbuhan vegetatif terutama daun (Wahyudi et al., 2008).

Semakin baik pertumbuhan daun maka fotosintesis akan berjalan lancar

sehingga fotosintat yang dihasilkan dapat meningkat. Apabila proses fotosintesis

berjalan dengan baik dalam tubuh tanaman maka akan menghasilkan fotosintat

yang banyak. Fotosintat merupakan hasil fotosintesis yang digunakan sebagai

substrat respirasi sehingga peningkatan fotosintat akan meningkatkan respirasi

yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan tanaman yang pada akhirnya akan

meningkatkan hasil tanaman (Lestari et al., 2008).

Laju pertumbuhan terendah pada perlakuan tanpa pupuk organik (pupuk

Urea 4,6gN) dan cekaman kekeringan 50-60% kapasitas lapang (P0K2).

Rendahnya kandungan laju pertumbuhan dapat dikarenakan urea sangat mudah

larut dalam air dan bereaksi sangat cepat, juga mudah menguap dalam bentuk

ammonia (Novizan, 2007). Pada kondisi media yang ketersedian air yang sedikit,

penyerapan hara tidak optimal karena kurangnya air sebagai pelarut hara tersebut

(Fitter dan Hay, 1984). Nitrogen yang berfungsi sebagai penyusun asam-asam

amino, protein, komponen penyusun pigmen klorofil yang penting dalam proses

fotosisntesis, pada saat kekurangan N menyebabkan terganggunya pembentukan

klorofil dan proses fotosintesis yang mengakibatkan hasil fotosintat sedikit.

Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan tanaman. Pada saat

kekurangan air, sebagian stomata daun menutup sehingga terjadi hambatan

masuknya CO2 dan menurunkan aktifitas fotosintesis (Ai dan Banyo, 2011).

Digital Repository Universitas Jember

Page 55: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

36

4.2.4. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Indeks Mutu Bibit Kopi

Indeks mutu bibit merupakan akumulasi fotosintat atau asimilat yang

terkandung dihitung melalui perbandingan berat kering tanaman dengan rasio

tinggi dan diameter ditambah rasio tajuk akar yang dinyatakan dalam satuan gram.

Apabila laju pertumbuhan tanaman lebih cepat maka hasil fotosintesis akan lebih

baik yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan berat kering tanaman. Berat

kering tanaman yang diperoleh, didukung oleh pertumbuhan tanaman yang baik

seperti pertambahan tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter tanaman. Semakin

besar nilai berat kering tanaman menunjukkan semakin efisien proses fotosintesis

yang terjadi dan produktivitas serta perkembangan sel jaringan semakin tinggi dan

cepat, sehingga pertumbuhan bibit kopi menjadi lebih baik, yang akhirnya berat

kering tanaman meningkat.

Gambar 4.4. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap indeks

mutu bibit kopi

Feryono ( 2014) berpendapat bahwa indeks mutu bibit mencerminkan

berat kering tanaman yang merupakan status nutrisi tanaman dan indikator yang

erat kaitannya dengan ketersediaan unsur hara. Standar indeks mutu bibit

menentukan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup di lapangan, nilai indeks

mutu juga menentukan mutu bibit tersebut. Dikemukakan Feryono (2014), bahwa

semakin tinggi nilai indeks mutu maka semakin baik pula mutu bibit. Tanaman

yang mempunyai indeks mutu bibit lebih kecil dari 0,09 tidak akan berdaya tahan

a A

b B b B

b B

ab A ab AB

a A a A aA

0,090

0,000

0,050

0,100

0,150

0,200

0,250

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2 standar

Ind

eks

Mu

tu B

ibit

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 56: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

37

hidup yang tinggi jika ditanam di lapangan. Dari Gambar 4.4. seluruh bibit kopi

memiliki indeks mutu bibit lebih besar dari 0,09 yang dapat diartikan bahwa bibit

kopi mempunyai tingkat ketahanan yang tinggi saat dipindahkan ke lapangan.

Berdasarkan Gambar 4.4. indeks mutu bibit tertinggi terdapat pada

perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 70-

80% kapasitas lapang (P2K1), hal ini dapat disebabkan kadar lengas 70-80%

kapasitas lapang merupakan kondisi yang paling optimum untuk tanaman. Pada

keadaan cukup air perkembangan akar sempurna dan dapat menyerap unsur hara

yang tersedia sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tetapi apabila

kekurangan air maka pertumbuhan akan terhambat terutama pada fase vegetative.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Evita (2012), bahwa adanya air yang cukup

berarti lebih banyak tersedia unsur hara dalam larutan tanah. Dengan adanya air

yang cukup selama pertumbuhan tanaman, maka proses penyerapan unsur hara

dan laju fotosintesis lancar, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Pembagian asmilat pada fase vegetatf diarahkan ke batang, sehingga menunjang

pertumbuhan tanaman, selain itu diarahkan kedaun dan akar.

Pupuk organik kulit kopi merupakan pupuk organik yang banyak

mengandung bahan organik. Peranan bahan organik dengan hasil akhir

dekomposisi berupa humus dapat meningkatkan kesuburan fisik dan kimia tanah.

Humus mempunyai sifat dapat meningkatkan kemampuan mengikat air dan

meningkatkan granulasi (pembutiran) agregat sehingga agregat tanah lebih

mantap. Dengan kondisi agregasi tanah yang baik akan menjamin tata udara dan

air yang baik pula, aktivitas mikroorganisme dapat berlangsung dengan baik dan

meningkatkan ketersediaan unsur hara (Intara, 2011). Selain itu, peranan pupuk

organik dari bahan organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa hara makro (N,

P, dan K), hara makro sekunder (Ca, Mg, dan S) serta hara mikro (Kasno, 2009).

4.2.5. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap Rasio

Pucuk Akar Bibit Kopi

Kualitas bibit yang baik adalah bibit yang mempunyai pertumbuhan

seimbang antara bagian atas dengan bagian akar tanaman (rasio pucuk akar) dan

Digital Repository Universitas Jember

Page 57: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

38

untuk setiap jenis tanaman akan mempunyai rasio pucuk akar yang berbeda-beda

(Surata, 2012). Rasio Pucuk akar berkaitan erat dengan perkembangan akar dan

pucuk bibit, sebab penyerapan yang dilakukan akar akan ditranspirasikan

kebagian atas (pucuk). Untuk menilai kualitas bibit dapat dilihat dari

keseimbangan aktivitas serapan hara akar dan transpirasi yang diterima pucuk

melalui parameter Rasio Pucuk Akar (RPA). Adanya peningkatan nilai RPA akan

menunjukkan bahwa terdapat kenaikan kualitas performa bibit.

Gambar 4.5. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap rasio

pucuk akar

Berdasarkan Gambar 4.5. setiap perlakuan memiliki kriteria nilai rasio

pucuk akar (RPA) bibit kopi yang berbeda-beda. Menurut May (1980) proporsi

RPA minimum (3:1), optimum (2:1), dan maksimum (1:1). Kriteria nilai rasio

pucuk akar minimum meliputi perlakuan P0K0, P0K1, P0K2, P1K0, P1K1, P2K2,

dan P2K0. Untuk kriteria nilai rasio pucuk akar optimum pada perakuan P2K1,

serta kriteria nilai rasio pucuk akar yang maksimum pada perlakuan P2K2.

4,25 4,19

3,35 3,46 3,30 3,06

3,08

2,46

1,81

3,00

2,00

1,00

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

Ras

io P

ucu

k A

kar

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 58: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

39

Gambar 4.6. Pengaruh pupuk organik terhadap rasio pucuk akar

Gambar 4.6 menunjukkan bahwa perlakuan P0 (tanpa pupuk organik atau

pupuk urea 4,6 N) berbeda nyata dengan perlakuan P2 (Pupuk organik kulit kopi

40% atau 4,6g N ) perlakuan dan perlakuan P1 (Pupuk organik kulit kopi 25%

atau 2,6gN). Perlakuan P2 (Pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6% N )

merupakan perlakuan optimal dengan rasio pucuk akar 2,72, dan perlakuuan P0

(tanpa pupuk organik atau pupuk urea 4,6 gN) serta perlakuan P1 (Pupuk organik

kulit kopi 25% atau 2,6gN )menunjukan rasio pucuk akar yang minimun.

Pertumbuhan tanaman dapat dilihat berdasarkan rasio pucuk-akar karena

akar adalah bagian yang pertama mencapai air, nitrogen, dan faktor-faktor tanah

lainnya. Sedangkan pucuk adalah bagian yang pertama mencapai cahaya, CO2

atau faktorfaktor iklim. Umumnya rasio pucuk-akar meningkat dan mudah

berubah dengan rendahnya suplai air dan nitrogen, kadar oksigen dan rendahnya

temperatur (Pujawati, 2006).

Berdasarkan Gambar 4.6. perlakuan yang memiliki nilai kriteria yang ideal

terdapat pada perlakuan P2 (pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN). Perlakuan

P2 tergolong dalam kriteria nilai rasio pucuk akar yang optimum. Pertumbuhan

tajuk (pucuk) bibit kopi yang baik dapat disebabkan tersedianya unsur N dan air

yang cukup di daerah akar. Hal ini diperkuat dengan pernyataan Gardner, et al.,

(1991) yang menyatakan pertumbuhan pucuk optimal apabila ketersediaan hara N

dan air dalam jumlah seimbang. Ketersedian unsur N yang cukup berfungsi untuk

3,84 a 3,09 b 2,72 c

3,00

2,00

1,00

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

P0 P1 P2 minimum optimum maksimum

Ras

io P

ucu

k A

kar

Pupuk

Digital Repository Universitas Jember

Page 59: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

40

meningkatkan pertumbuhan vegetatif (Wahyudi et al., 2008). Semakin baik

pertumbuhan akibat tersedianya unsur N maka fotosintesis akan berjalan lancar

sehingga fotosintat yang dihasilkan dapat meningkat. Apabila proses fotosintesis

berjalan dengan baik dalam tubuh tanaman maka akan menghasilkan fotosintat

yang banyak. Hasil dari proses fotosintesis akan ditranslokasikan ke organ-organ

tanaman yang membutuhkan sebagai substrat untuk pertumbuhan tanaman seperti

organ daun, batang, dan akar.

Pada perlakuan P0 merupakan perlakuan dengan rasio pucuk akar

tertinggi. Nilai rasio tajuk:akar yang besar atau tinggi menunjukkan bahwa tajuk

yang dihasilkan besar. Pertumbuhan pucuk yang baru dirangsang oleh N, sehingga

pucuk menjadi tempat pemanfaatan hasil asimilasi yang lebih kuat dibandingkan

akar, akibatnya pertumbuhan pucuk lebih besar daripada pertumbuhan akar. Hal

ini menyebabkan rasio berat kering tajuk:akar akan semakin besar. Hal ini sejalan

dengan pendapat Firdaus, et. al (2013) yang menyatakan bahwa peningkatan

tingkatan nitrogen menyukai pertumbuhan pucuk dibandingkan dengan

pertumbuhan akar sehingga meningkatkan rasio tajuk:akar.

4.2.6. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Tinggi Bibit Kopi

Tinggi bibit merupakan salah satu tolak ukur yang sering diamati dan

dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan

yang diberikan pada tanaman (Sitompul dan Guritno, 1995). Hal ini didasarkan

atas kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang lebih

mudah dilihat langsung. Pengaruh perlakuan pupuk organik dan cekaman

kekeringan terhadap tinggi bibit kopi dapat dilihat pada gambar 4.7.

Digital Repository Universitas Jember

Page 60: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

41

Gambar 4.7. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap tinggi

bibit kopi

Berdasarkan gambar 4.7 dapat terlihat bahwa semua perlakuan melebihi

dari standar kriteria bibit kopi siap pindah tanam sesuai dengan Pedoman

Pengembangan Tanaman Kopi yaitu memiliki tinggi 30 cm. Perlakuan yang

memiliki tinggi bibit terbaik terdapat pada perlakuan pupuk organik kulit kopi

40% atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 90-100% kapasitas lapang (P2K0) yaitu

39,50 cm. Pada perlakuan perlakuan tanpa pupuk organik (pupuk Urea 4,6gN) dan

cekaman kekeringan 50-60% kapasitas lapang (P0K2) memiliki tinggi bibit

terandah yaitu 30,5 cm.

Gambar 4.8. Pengaruh pupuk organik terhadap tinggi bibit kopi

36,67 32,00 30,50

35,00 33,33 33,33

39,50 39,00

36,83

30,00

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2 standar

Tin

ggiB

ibit

(cm

)

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

33,06 b 33,89 b 38,44 a

30,00

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

40,00

45,00

P0 P1 P2 standar

iTin

ggi T

anam

an (

cm)

Pupuk Organik

Digital Repository Universitas Jember

Page 61: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

42

Gambar 4.8 menunjukkan bahwa perlakuan P2 berbeda nyata dengan

perlakuan P1 dan P0. Perlakuan P2 merupakan perlakuan yang memiliki respon

tertinggi dari perlakuan pupuk yaitu 38,44 cm. Hal tersebut dapat dikarenakan

pupuk kulit kopi yang yang diberikan pada setiap perlakuan mengandung 1,26%

N dan C/N 22. Media tanam yang optimal akan memberikan asupan nutrisi yang

optimal pula sehingga akan berimplikasi pada cepatnya pertumbuhan organ-organ

tanaman seperti daun. Daun merupakan organ tanaman yang sangat penting

sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis. Fotosintat yang tinggi akan

menunjang pertumbuhan dan perkembangan sel terutama pertambahan tinggi

tanaman.

Pertambahan tinggi tanaman merupakan suatu proses pertumbuhan

vertikal dimana proses ini ketersediaan nutrisi hara, air, bahan organik dan

pengaruh cahaya yang diterima tanaman akan sangat mempengaruhi pertumbuhan

(Deselina, 2011). Pertumbuhan tanaman termasuk tinggi, diawali dari proses

pembentukan tunas, yang merupakan proses pembelahan dan pembesaran sel.

Pemberian pupuk organik selain dapat mempengaruhi sifat fisik dan biologis

tanah, juga dapat memperbaiki ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Pupuk

organik dapat meningkatkan ketersediaan hara dan memberikan lingkungan

tumbuh di sekitar perakaran yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman (Nurholis, et.,al., 2014).

Pemberian pupuk organik selain dapat mempengaruhi sifat fisik dan

biologis tanah, juga dapat memperbaiki ketersediaan unsur hara bagi tanaman.

Pupuk organic dapat memperbaiki struktur tanah serta meningkatkan kemampuan

menahan air. Pupuk organik dapat meningkatkan ketersediaan hara dan

memberikan lingkungan tumbuh di sekitar perakaran yang lebih baik sehingga

dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Nurholis, et.,al., 2014).

Perlakuan P0 merupakan perlakuan yang memiliki respon terrendah dari

perlakuan pupuk yaitu 33,06 cm. Hal ini dapat dikarenakan kondisi media yang

memiliki ketersediaan air yang sedikit sehingga menyebabkan pertumbuhan

tanaman terganggu. Pada kondisi media yang ketersedian air yang sedikit,

penyerapan hara tidak optimal karena kurangnya air sebagai pelarut hara tersebut

Digital Repository Universitas Jember

Page 62: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

43

(Fitter dan Hay, 1994). Kekurangan air mempengaruhi semua aspek pertumbuhan

tanaman. Hasil penelitian Danapriatna (2010), memperlihatkan bahwa perlakuan

cekaman kekeringan pada gandum menekan tinggi tanaman dan penurunan dalam

pembentukan dan perluasan daun, peningkatan penuaan dan perontokan daun atau

keduanya.

4.2.7. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Jumlah Daun Bibit Kopi

Pada variabel pengamatan jumlah daun, nilai jumlah daun pada perlakuan

P2K1 (perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman

kekeringan 70-80% kapasitas lapang) yang memenuhi kriteria bibit siap pindah

tanam yaitu sebanyak 10 helai, sedangkan perlakuan lainnya tidak memenuhi

standar bibit kopi siap pindah tanam sesuai dengan Pedoman Pengembangan

Tanaman Kopi.

Gambar 4.9. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap jumlah

daun bibit kopi

Berdasarkan gambar 4.9. perlakuan P2K1 (perlakuan pupuk organik kulit

kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang) yang

memenuhi kriteria bibit siap pindah tanam dengan jumlah daun sebanyak 10 helai.

Dengan kondisi media yang baik maka proses penyerapan unsur hara seperti unsur

nitrogen menjadi lebih baik. Seperti dikemukakan oleh Lakitan (2008) bahwa

9,33 9,00 7,00 7,67

8,33

8,33 9,33

10,00

9,00 10,00

0,00

2,00

4,00

6,00

8,00

10,00

12,00

14,00

16,00

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2 standar

Jum

lah

Dau

n

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 63: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

44

unsur hara yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan

daun adalah unsur N, kadar unsur N yang banyak umumnya menghasilkan daun

yang lebih banyak dan lebih besar. Hal ini dikarenakan dengan adanya unsur

nitrogen dapat mempercepat proses fotosintesis sehingga pembentukan organ

daun menjadi lebih cepat. Intara et al., (2011), mengatakan bahwa kelimpahan

nitrogen juga mendorong pertumbuhan yang cepat termasuk perkembangan daun,

batang lebih besar dan berwarna hijau tua serta mendorong pertumbuhan vegetatif

di atas tanah.

Dwidjoseputro (1981), menyatakan bahwa daun merupakan bagian

tanaman yang mempunyai fungsi sangat penting, karena semua fungsi yang lain

tergantung pada daun secara langsung atau tidak langsung. Dari proses

fotosintesis pada daun akan dihasilkan energi yang dapat digunakan untuk

pertumbuhan dan perkembangan daun. Banyaknya daun akan mempengaruhi

jumlah asimilat yang dihasilkan yang pada akhirnya berpengaruh pula pada

pembentukkan daun dan organ tanaman yang lain. Menurut Sitompul dan Guritno

(1995), tanaman yang mempunyai daun yang lebih banyak pada awal

pertumbuhannya, tanaman akan lebih cepat tumbuh karena kemampuan

menghasilkan fotosintesa yang lebih tinggi dari tanaman dengan jumlah daun

yang lebih rendah.

Pada gambar 4.9. perlakuan tanpa pupuk organik (pupuk Urea 4,6gN) dan

cekaman kekeringan 50-60% kapasitas lapang (P0K2) dengan jumalah daun 7

helai. Hal tersebut dapat disebbakan karena pada perlakuan tersebut ketersediaan

air yang sedikit (kekurangan air). Keadaan kurang air juga berpengaruh terhadap

keseimbangan hormonal di dalam tanaman. Terdapat dua macam hormon yang

bertanggung jawab terhadap ritme pertumbuhan vegetatif bibit kopi, yaitu hormon

asam absisat (ABA) yang peranannya menghambat pertumbuhan tunas-tunas baru

dan hormon sitokinin yang berperan sebaliknya yaitu memacu pembentukan tunas

dan daun baru. Nisbah kadar kedua hormon itulah yang menentukan bibit kopi

dalam keadaan istirahat (dorman) atau sebaliknya aktif membentuk tunas dan

daun baru.

Digital Repository Universitas Jember

Page 64: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

45

Keadaan bibit yang mengalami cekaman kekeringan berpengaruh terhadap

keseimbangan hormonal di dalam tanaman. Pada saat bibit kopi mengalami

cekaman air, produksi hormon asam absisat ABA yang dihasilkan oleh daun kopi

dewasa akan terus meningkat. Semakin tinggi taraf cekaman kekeringan yang

dialami, maka akan semakin tinggi pula produksi ABA. Pengaruhnya terhadap

bibit kopi ditunjukkan oleh mengering dan gugurnya sebagian daun dan

terhentinya pertumbuhan tunas. Gugurnya daun akibat cekaman air tersebut dapat

dianggap sebagai respon kekurangan air, serta merupakan mekanisme respon

fisiologi tanaman kopi dalam menghadapi kondisi yang kurang menguntungkan.

Berkurangnya jumlah daun menurunkan transpirasi, karena salah satu faktor yang

mempengaruhi kecepatan transpirasi adalah total luas daun (Soedarsono, 1990).

Menurut Sitompul dan Guritno (1995), tanaman yang mempunyai daun yang lebih

banyak pada awal pertumbuhannya, tanaman akan lebih cepat tumbuh karena

kemampuan menghasilkan fotosintesa yang lebih tinggi dari tanaman dengan

jumlah daun yang lebih rendah. Jumlah daun tanaman akan mempengaruhi

pertumbuhan jaringan tanaman yang lain.

4.2.8. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap Luas

Daun Bibit Kopi

Parameter luas daun ini dapat memberi gambaran tentang proses dan laju

fotosintesis pada suatu tanaman, dengan luas daun yang tinggi, maka cahaya akan

lebih mudah diterima oleh daun dengan baik. Cahaya merupakan sumber energi

yang digunakan untuk melakukan pembentukan fotosintat yang pada akhirnya

berkaitan dengan pembentukan biomassa tanaman. Tanggap tanaman terhadap

cekaman air berbeda tergantung tingkat keparahan cekaman air yang dialami,

jenis tanaman dan umur tanamannya. Tetapi secara umum terjadinya cekaman air

akan berpengaruh terhadap ukuran organ-organ tanaman, salah satunya adalah

menyempit dan memendeknya daun

Digital Repository Universitas Jember

Page 65: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

46

Gambar 4.10. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap luas

daun bibit kopi

Berdasarkan hasil uji DMRT 5% dapat diketahui bahwa kombinasi

perlakuan tertinggi adalah pada kombinasi perlakuan P2K1 (4,6gN atau 40%

pupuk kulit kopi dan cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang) dengan luas

daun 714,10 cm2. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik

kulit kopi serta cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang memeberikan

pengaruh terhadap luas daun bibit kopi. Pengaruh bahan organik terhadap tanah

juga dapat mendorong meningkatkan daya mengikat air dan mempertinggi jumlah

air tersedia untuk kebutuhan tanaman (Intara, 2011). Rahmah,A. et al., ( 2014)

juga menambahkan bahwa pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh

kandungan air, jika pasokan air dalam jaringan tercukupi maka pertumbuhan

tanaman akan berjalan dengan baik, tetapi jika terjadi defisiensi air maka

pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terganggu.

Pupuk organik kulit kopi merupakan pupuk organik yang banyak

mengandung bahan organik. Bahan organik merupakan penyangga biologi yang

mempunyai fungsi memperbaiki sifak fisik, kimia, dan biologi tanah, sehingga

tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang (Herlina dan Pramesti,

2011). Kadar bahan organik yang optimum dapat meningkatkan kandungan N

yang dibutuhkan tanaman sehingga mendukung proses fisiologis. Nitrogen

merupakan salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan

vegetatif, pembentukan protein, klorofil dan asam nukleat, nitrogen yang cukup

a A

b B b B b B

ab A ab AB a A

a A

a A

0,00

200,00

400,00

600,00

800,00

1000,00

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2

Luas

Dau

n (

cm2

)

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 66: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

47

dapat menaikkan pertumbuhan dengan cepat. Nurholis, et.,al (2014) menyatakan

bahwa unsur hara nitrogen sebagai unsur yang berperan penting pada

pertumbuhan daun tanaman.

Semakin tinggi nilai luas daun, maka kandungan klorofil dan stomata juga

akan semakin banyak. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi fotosintesis

dengan catatan faktor fotosintesis lain tersedia dengan cukup. Luas permukaan

daun yang lebih luas memungkinkan cahaya yang ditangkap klorofil lebih banyak

sehingga meningkatkan reaksi fotosintesis yang terjadi dan meningkatkan

produksi (Salisbury dan Ross, 1995). Reaksi fotosintesis yang terjadi

menyebabkan bertambahnya fotosintat (hasil fotosintesis) yang akan berdampak

luas terhadap seluruh kegiatan metabolisme tanaman termasuk luas daun tanaman.

Seiring dengan bertambahnya jumlah daun dan luas daun akan meningkat pula

kemampuan tanaman dalam berfotosintesis sampai daun berkembang penuh dan

kemudian mulai menurun secara perlahan. Jumlah daun dan ukurannya pada

dasarnya dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan tumbuh

Pada gambar 4.10 perlakuan tanpa pupuk organik (pupuk Urea 4,6gN) dan

cekaman kekeringan 50-60% kapasitas lapang (P0K2) memiliki luas daun bibit

kopi terendah yairtu sebesar 341,88 cm2. Laju penurunan luas daun secara nyata

pada kondisi kekeringan merupakan salah satu mekanisme penyesuaian

morfologis karena dapat mengurangi kehilangan air lewat transpirasi, sehingga

daun terutama pada bagian daun muda tidak mengalami kerusakan. Kehilangan air

dapat dikurangi dengan jalan mengurangi jumlah luas daun.

4.2.9. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Diameter Batang Bibit Kopi

Proses fotosintesis yang optimal terjadi di daun, akan menghasilkan

fotosintat yang ditranslokasikan pada batang dan ditunjukkan dengan

pertambahan diameter batang tanaman. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan

P2K0 (perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman

kekeringan 90-100% kapasitas lapang) dengan diameter 0,85 cm dan perlakuan

P2K1 (perlakuan pupuk organik kulit kopi 40% atau 4,6gN dan cekaman

Digital Repository Universitas Jember

Page 67: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

48

kekeringan 70-80% kapasitas lapang) dengan diameter 0,83 cm merupakan

perlakuan yang memunuhi standar kriteria bibit siap pindah tanam yaitu 0,08 cm.

Sedangkan perlakuan lainnya masih belum siap pindah tanam sesuai dengan

kriteria bibit pindah tanam. Rerata nilai diameter batang bibit kopi dapat dilihat

pada Gambar 4.11 berikut.

Gambar 4.11. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

diameter batang bibit kopi

Ukuran diameter batang pada bibit kopi dengan perlakuan pupuk organik

kulit kopi 40% atau 4,6gN memiliki rerata lebih tinggi dibandingkan dengan

perlakuan lainnya. Hal tersebut dikarenakan pupuk organik kulit kopi dapat

memperbaiki struktur tanah, menyediakan unsur hara bagi tanaman sehingga

tanaman dapat tumbuh secara optimal dan dapat memacu absorbsi air dan hara

karena semakin memperluas permukaan kontak antara akar dan tanah. Hal ini

sesuai dengan literatur (Pujiyanto, 2005) yang menyatakan bahwa limbah kulit

buah kopi memiliki kadar bahan organik dan unsur hara yang memungkinkan

untuk memperbaiki sifat tanah. Apabila pertumbuhan akar semakin baik, maka

unsur hara akan diserap tanaman untuk mendukung proses fotosintesis dan

pembentukan sel atau pembesaran sel tanaman yang secara langsung berpengaruh

meningkatkan pertumbuhan tanaman. Menurut Simanjuntak, et al.,(2013) bahwa

tanaman dalam proses pertumbuhannya, khususnya pertumbuhan vegetatifnya

0,77 0,76 0,71

0,79 0,79 0,78

0,85 0,83 0,79 0,80

0,00

0,10

0,20

0,30

0,40

0,50

0,60

0,70

0,80

0,90

1,00

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2 standar

Dia

me

ter

bat

ang

(cm

)

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 68: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

49

(pembentukan akar, batang, dan daun) memerlukan nutrisi tepat baik jumlah dan

jenis unsur hara yang dibutuhkan.

Pupuk kulit kopi merupakan pupuk organik yang banyak mengandung

bahan organik. Pengaruh bahan organik terhadap tanah juga dapat mendorong

meningkatkan daya mengikat air dan mempertinggi jumlah air tersedia untuk

kebutuhan tanaman (Intara, 2011). Bahan organik dalam tanah dapat menyerap air

2-4 kali lipat yang berperan dalam ketersediaan air tanah (Intara, 2011). Pada

keadaan cukup air perkembangan akar sempurna dan dapat menyerap unsur hara

yang tersedia sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman tetapi apabila

kekurangan air maka pertumbuhan akan terhambat terutama pada fase vegetative.

Pada tahap pertumbuhan vegetatif, air digunakan oleh tanaman untuk

pembelahan dan pembesaran sel yang terwujud dalam pertambahan tinggi

tanaman, pembesaran diameter, perbanyakan daun dan pertumbuhan akar.

Maryani (2012) menjelaskan bahwa proses pertambahan diameter batang terjadi

karena pembesaran jaringan pengangkut serta pembesaran ukuran sel. Selama

proses pembelahan ini jaringan kambium tetap dipertahankan. Xilem dan floem

yang terbentuk dari aktvitas kambium ini disebut dengan xilem dan floem

sekunder. Pertambahan jumlah sel floem dan xilem sekunder menyebabkan

diameter batang bertambah besar.Tanaman yang mengalami defisit (kekurangan)

air, turgor pada sel tanaman menjadi kurang maksimum, akibatnya penyerapan

hara dan pembelahan sel terhambat. Sebaliknya jika kebutuhan air tanaman dapat

terpenuhi secara optimal maka peningkatan pertumbuhan tanaman akan maksimal

karena produksi fotosintat dapat dialokasikan ke organ tanaman.

4.2.10. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Kekokohan Bibit Kopi

Kualitas bibit dilapang dapat dievaluasi menggunakan tolak ukur nisbah

tinggi bibit dengan diameter (kekokohan bibit). Kekokohan bibit menunjukkan

performa kualitas bibit yang baik. Bibit dengan kekokohan yang tinggi secara

fisik dapat dilihat dari bentuk fisik yang ideal antara tinggi dan diameter batang

sehingga membentuk tubuh bibit yang proporsional. Pengaruh aplikasi berbagai

Digital Repository Universitas Jember

Page 69: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

50

dosis pupuk dengan rentang cekaman kekeringan yang berbeda terhadap

kekokohan bibit dapat dilihat pada gambar 4.12.

Gambar 4.12. Pengaruh pupuk organik dan cekaman kekeringan terhadap

kekokohan bibit kopi

Menurut Adman (2011) nilai kekokohan bibit yang baik (ideal) ialah

mendekati nilai 6,3-10,8. Menurut Prianto et al. (2006) nilai kekokohan bibit

yang baik/optimum adalah mendekati nilai 4-5. Berdasarkan gambar 4.12

menunjukkan bahwa secara umum seluruh kombinasi perlakuan memiliki nilai

kekokohan bibit diatas standar yang di tentukan atau tidak ideal. Hal tersebut

dapat dikarenakan faktor genetik dari bibit yang digunakan. Pendapat tersebut

diperkuat dengan penyataan Prastowo et al., (2010) bahwa morfologi dari batang

kopi berukuran kecil sampai sedang.

Kekokohan bibit dapat diartikan sebagai ketahanan bibit dalam menerima

tekanan angin atau kemampuan bibit dalam menahan biomassa bagian atas.

Semakin kecil nilai diameter maka semai kelihatan kurus atau tidak kokoh.

Yudohartono dan Herdiyanti (2012), menyatakan bahwa ukuran kekokohan yang

baik adalah yang seimbang antara tinggi dengan diameter semai. Semakin kecil

nilai kekokohan semai maka bibit tersebut semakin kokoh dan diharapkan

memiliki kemampuan bertahan hidup dari angin dan kekeringan (Yudohartono

47,72 42,28 44,37

43,20 46,86

42,75 46,66

42,21

46,96

10,80

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

P0K0 P0K1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2 standar

Ke

koko

han

Bib

it

Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan

Digital Repository Universitas Jember

Page 70: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

51

dan Herdiyanti, 2012). Nilai kekokohan yang lebih kecil mempunyai kekokohan

yang lebih baik daripada kekokohan bibit dengan nilai kekokohan yang lebih

besar karena apabila ditanam di lapangan akan lebih tahan menghadapi angin.

4.2.11 Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Pertumbuhan dan Mutu

Bibit Kopi

Cekaman kekeringan yang diberikan pada bibit tanaman kopi belum

memberikan respon yang nyata seperti pada hasil penelitian penelitian Tabel 4.1

yang menunjukkan bahwa faktor cekaman kekeringan yang di berikan

berpengaruh berbeda tidak nyata pada semua parameter pengamatan. Pemberian

cekaman kekeringan dimaksudkan sebagai faktor untuk mendapatkan karakter

morfologis bibit kopi yang toleran terhadap cekaman kekeringan dan memiliki

mutu yang baik, serta untuk mengantisipasi dampak buruk dari adanya cekaman

kekeringan akibat kemarau panjang sehingga diperlukan strategi teknik budidaya

yang tepat dan penggunaan varietas atau klon unggul kopi yang toleran terhadap

cekaman kekeringan.

Cekaman kekeringan memberikan hasil pengaruh tidak nyata diduga rentang

cekaman kekeringan yang diberikan memberikan pengaruh yang baik

pertumbuhan yang baik pada bibit kopi yang diberikan. Hal ini dikarenakan

perlakuan cekaman kekeringan yang diberikan masih dapat menyediakan air yang

cukup untuk absorpsi hara dan jenis bibit yang digunakan merupakan jenis klon

unggulan tahan cekaman kekeringan. Pembelahan dan perkembangan sel tanaman

secara umum sangat dipengaruhi oleh keberadaan air baik yang ada di dalam

maupun di luar sel tanaman, karena air merupakan media pertumbuhan dan

metabolisme sel. Ketersediaan air diperlukan untuk menyesuaikan diri dan

digunakan untuk pertumbuhan tanaman..

Jumlah air yang dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman bervariasi,

tergantung pada jenis tanaman. Dalam kehidupan tanaman air berperan 1) sebagai

pelarut unsur-unsur hara yang terkandung dalam tanah, sehingga dapat diambil

oleh tanaman dengan mudah melalui akar dan diangkut ke bagian tanaman yang

membutuhkan (termasuk daun yang berfotosintesis) melalui xilem; 2) sebagai

Digital Repository Universitas Jember

Page 71: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

52

pelarut hasil fotosintesis untuk didistribusikan keseluruh bagian tanaman melalui

floem dan fotosintat tersebut akan digunakan oleh tanaman untuk proses

pertumbuhan (Hendriyani dan Setiari, 2009).

Bibit kopi Klon BP 308 merupakan klon batang bawah yang memiliki

keunggulan yaitu tahan kekeringan, toleran pada kondisi marginal (tanah tidak

subur), dan tahan nematode (Hulupi,R. dan E. Martini., 2013). Erwiyono dan

Wibawa (2006) menyatakan selama kadar lengas tanah belum turun sampai 50%

kapasitas lapang proses fotosintesis dan absorbs mineral oleh tanaman kopi masih

normal. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Abdoellah,S. (1996) bahwa tanaman

kopi menunjukkan semua proses metabolism akan lebih baik apabila air dalam

keadaan cukup tersedia. Pada kandungan air tanah (55-100)% kapasitas lapang,

potensial air tanaman tidak banyak menampilkan variasi. Serapan hara N,P,dan K

pada kandungan air tanah (55-100)% kapasitas lapang adalah tidak berbeda. Pada

kandungan air tanah 45% kapasitas lapang, serapan N dan P tidak terpengaruh,

sedangkan serapan K menurun dan pertumbuhan juga menurun.

Rentang perlakuan cekaman kekeringan baik itu K0, K1, dan K2 memiliki

rentang persentase kapasitas lapang yang cukup untuk pertumbuan tanaman bibit

kopi, sehingga proses metabolisme bibit kopi dapat berjalan dengan baik.

Ketersediaan air pada kondisi kapasitas lapang sangat mencukupi bagi akar untuk

translokasi hara dan substrat lain yang diperlukan tanaman untuk metabolisme.

Translokasi melalui xylem berupa unsur hara yang dimulai dari akar terus ke

organ-organ, seperti daun untuk diproses dengan kegiatan fotosintesis.

4.2.12 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi

Pertumbuhan bibit kopi yang baik akan menyebabkan indeks mutu bibit

kopi akan lebih optimal. Feryono, et al., ( 2014) berpendapat bahwa indeks mutu

bibit mencerminkan berat kering tanaman yang merupakan status nutrisi tanaman

dan indikator yang erat kaitannya dengan ketersediaan unsur hara. Standar indeks

mutu bibit menentukan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup di lapangan,

nilai indeks mutu juga menentukan mutu bibit tersebut. Seperti yang dikemukakan

Digital Repository Universitas Jember

Page 72: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

53

Feryono, et al., ( 2014), bahwa semakin tinggi nilai indeks mutu maka semakin

baik pula mutu bibit.

Tabel 4.4. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Pertumbuhan dan Indeks Muru Bibit Kopi

Berdasarkan tabel 4.4. perlakuan P2K1 (pupuk organik kulit kopi 40%

atau 4,6gN dan cekaman kekeringan 70-80%) merupakan perlakuan yang

memberikan pengaruh terbaik terhadap parameter pengamatan pertumbuhan dan

indeks mutu bibit. Perlakuan P2K1 memiliki tinggi tanaman, jumlah daun,

diameter bibit, dan indeks mutu bibit yang melebihi dari standar yang telah

ditentukan, serta memiliki nilai rasio pucuk akar yang optimum. Hal ini dapat

disebabkan kadar lengas 70-80% kapasitas lapang merupakan kondisi yang paling

optimum untuk tanaman. Pada keadaan cukup air perkembangan akar sempurna

dan dapat menyerap unsur hara yang tersedia sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan tanaman tetapi apabila kekurangan air maka pertumbuhan akan

terhambat terutama pada fase vegetative. Hal ini sejalan dengan pernyataan Evita

(2012), bahwa adanya air yang cukup berarti lebih banyak tersedia unsur hara

dalam larutan tanah.

Selain itu, menurut Kasno, (2009) peranan bahan organik dari pupuk

organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa hara makro (N, P, dan K), hara

makro sekunder (Ca, Mg, dan S) serta hara mikro, serta dapat meningkatkan

kesuburan fisik dan kimia tanah. Semakin tinggi tanaman menyerap unsur hara N

dari perombakan pupuk organik dari dalam tanah, maka unsur N yang terkandung

No Parameter

Pengamataan

Standar P0K0 POK1 P0K2 P1K0 P1K1 P1K2 P2K0 P2K1 P2K2

1 Tinggi bibit

(cm)

25-30 36,67 32 30,5 35 33,33 33,33 39,50 39 36,83

2 Jumlah daun

(helai)

10 9,33 9 7 7,67 8,33 8,33 9,33 10 9

3 Diameter batang (mm)

8 0,77 0,76 0,71 0,79 0,79 0,78 0,85 0,83 0,79

4 Kekokohan

Bibit

6,3-10,8 47,72 42,28 44,37 43,20 46,86 42,75 46,66 42,21 46,96

5 Rasio Pucuk

Akar

min;opt;mak min min Min min min min min opt maks

6 Indeks Mutu Bibit

0,09 0,171 0,130 0,109 0,115 0,158 0,148 0,158 0,174 0,161

Digital Repository Universitas Jember

Page 73: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

54

di dalam jaringan tanaman akan semakin meningkat. Diungkapkan Sitompul dan

Guritno (1995), nitrogen merupakan salah satu komponen utama penyusun

klorofil daun yaitu sekitar 60%, yang memungkinkan bagi meningkatnya laju

fotosintesis. Apabila proses fotosintesis berjalan dengan baik dalam tubuh

tanaman maka akan menghasilkan fotosintat yang banyak sehingga pertumbuhan

tanaman lebih baik dan mutu bibit kopi lebih meningkat.

Berdasarkan tabel 4.4. seluruh perlakuuan memiliki indeks mutu bibit

yang baik, dengan nilai indeks mutu bibit melebihi dari standar yang telah

ditentukan yaitu 0,09. Namun, perlakuan P1K2 (pupuk organik kulit kopi 25%

atau 2,6gN dan cekaman kekeringan 70-80%) dapat direkomendasikan kepada

para petani untuk pembibitan kopi. Hal ini karenakan nilai indeks mutu bibit yang

tinggi yaitu 0,148. Feryono, et al., ( 2014), bahwa semakin tinggi nilai indeks

mutu maka semakin baik pula mutu bibit dan akan berdaya tahan hidup yang

tinggi jika ditanam di lapangan.

Selain itu, P1K2 merupakan pemberian pupuk organik 25% atau 2,6 gN,

dengan pemberian pupuk organik tersebut diharapkan dapat menjadi alternatif

pengganti pupuk anorganik karena merupakan pupuk yang lengkap terkait dengan

kandungan unsur makro dan mikro meskipun dalam jumlah sedikit. peranan

pupuk organik dari bahan organik dengan hasil akhir dekomposisi berupa hara

makro (N, P, dan K), hara makro sekunder (Ca, Mg, dan S) serta hara mikro

(Kasno, 2009). Serta dalam perlakuan P1K2 dengan perlakuan 50-60% kapasitas

lapang, menyebabkan pemberian jumlah air menjadi lebih sedikit dan perlakuan

tersebut masih dalam batas yang dianjurkan. Hal ini diperkuat dengan pendapat

Abdoellah,S. (1997) bahwa pada kandungan air tanah 55-100% kapasitas lapang,

potensial air tanaman tidak banyak menampilkan variasi. Serapan hara N,P,dan K

pada kandungan air tanah 55-100% kapasitas lapang adalah tidak berbeda. Pada

kandungan air tanah 45% kapasitas lapang, serapan N dan P tidak terpengaruh,

sedangkan serapan K menurun dan pertumbuhan juga menurun.

Digital Repository Universitas Jember

Page 74: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

55

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat diambil beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Interaksi pupuk organik dan cekaman kekeringan berpengaruh nyata terhadap

parameter indeks mutu bibit dan luas daun. Kombinasi perlakuan P2K1

(pupuk organik 400g dan cekaman kekeringan 70-80% kapasitas lapang)

memberikan indeks mutu bibit 0,174 dan memiliki standar indeks mutu bibit

lebih dari 0,09.

2. Dosis pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap rasio pucuk akar dan

berpengaruh nyata pada tinggi tanaman. Dosis pupuk organik 400 g

memberikan nilai tertinggi untuk tinggi tanaman sebesar 38,44 cm dan rasio

pucuk akar optimum sebesar 2,72.

3. Cekaman kekeringan berpengaruh tidak nyata terhadap seluruh parameter

percobaan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pemberian dosis

pupuk organik kulit kopi dapat digunakan sebagai media tanam dalam pembibitan

kopi dan alternatif untuk meminimalisir penggunaan pupuk anorganik. Kombinasi

perlakuan P2K1 (pupuk organik kulit kopi 300 g atau 2,6gN serta cekaman

kekeringan 50-60% kapasitas lapang) mampu menunjang pertumbuhan bibit kopi

dan dinilai efisien untuk diterapkan oleh petani. Diharapkan dari hasil penelitian

ini dapat memberikan informasi khususnya kepada petani kopi dalam

meningkatkan kualitas mutu bibit kopi. Untuk kedepannya, dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut dengan menyertakan beberapa variabel pengamatan yang

lebih lengkap seperti variabel pengamatan dalam hal fisiologis tanaman sehingga

informasi yang diberikan lebih jelas

Digital Repository Universitas Jember

Page 75: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdoellah, S. 1996. Bahan Organik Peranannya Bagi Pertumbuhan Kopi dan

Kakao. Warta Puslit Kopi dan Kakao. 12 (2) : 70-78.

Adman, B. 2011. Pertumbuhan Tiga Kelas Mutu Bibit Meranti Merah Pada Tiga

IUPHHK di Kalimantan. Dipterokarpa. 5(2): 47-60.

Ai, N.S dan Y. Banyo. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai Indikator

Kekurangan Air Pada Tanaman. Sains, 11 (2): 166-173.

Damanik, M. M. B., Bachtiar E. H., Fauzi., Sarifuddin., dan Hamidah H., 2010.

Kesuburan Tanah dan Pemupukan. Universitas Sumatra Utara Press.

Medan.

Danapriantna, N. 2010. Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap Serapan

Nitrogen Dan Pertumbuhan Tanaman. Region. 2 (4): 34-45.

Deselina. 2011. Respon Pertumbuhan Semai Jati Putih (Gmelina arborea Roxb.)

Terhadap Perbedaan Komposisi Media Tanam (Serbuk Gergaji, Humanure,

Sekam Padi, Subsoil Ultisol). Rafflesia. 17 (1) : 330-335.

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2012. Peningkatan Produksi, Produktivitas Dn

Mutu Tanaman Rempah dan Penyegar: Pedoman Teknis Pengembangan

Tanaman Kopi 2013. Kementrian Pertanian. Jakarta.

Dwijoseputro, D. 1981. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia. Jakarta.

Ernawati, R.W. Arief dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi

Poliklonal.Balai Besar Pengkajian dan pengembangan Teknologi Pertanian :

Bogor.

Erwiyono,R., dan A. Wibawa. 2006. Hubungan antara Jeluk Penetapan Lengas

Tanah dan Turgiditas Tanaman Kopi di Beberapa Agroklimat yang Berbeda.

Tanah Trop. 13 (2): 111-122.

Evita. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada

Perbedaan Tingkatan Kandungan Air. Buletin Agronomi Universitas Jambi.

1 (1): 26-32.

Feryono., Armaini., dan A.E. Yulia. 2014. Pertumbuhan Dan Serapan Kalium

Bibit Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Main-Nursery Dengan Efek

Sisa Pemupukan Pada Beberapa Medium Tumbuh. Buletin Agronomi

Universitas Jambi. 1 (1): 1-11.

Digital Repository Universitas Jember

Page 76: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

57

Firdaus, S. Wulandari dan G.D. Mulyeni. 2013. Pertumbuhan Akar Tanaman

Karet Pada Tanah Bekas Tambang Bauksit Dengan Aplikasi Bahan

Organik. Biogenesis. 10 (1) : 53-64.

Firmansyah. M.A. 2011. Peraturan Tentang Pupuk, Klasifikasi Pupuk Alternatif

Dan Peranan Pupuk Organik Dalam Peningkatan Produksi Pertanian.

Prosiding Pengembangan Pupuk Organik Dinas Pertanian dan Peternakan

Provinsi Kalimantan Tengah 2-4 Oktober 2011. Palangka Raya.

Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay. 1984. Fisiologi Lingkungan Tanaman.

Penerjemahan: Andani, S. dan E.D. Purbayanti. Gajah Mada University

Press. Yogyakarta.

Gardner, F.P., R.B. Pearce, dan R.L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman

Budidaya. Penerjemah: Susilo, H. Universitas Indonesia Press : Jakarta.

Hakim, N., M. Y. Nyakpa, A.M. Lubis S. G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,

G.B Hong, dan H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Hendriyani, I.S. Dan N. Setiari. 2009. Kandungan Klorofil Dan Pertumbuhan

Kacang Panjang (Vigna sinensis) Pada Tingkat Penyediaan Air Yang

Berbeda. Sains Mat. 17(1): 145-150

Herlina, L. dan D. Pramesti. 2011. Penggunaan Kompos Aktif Trichoderma

Harzianum Dalam Meningkatkan Pertumbuhan Tanaman Cabai.

Universitas Negeri Semarang.

Hulupi, R., dan E. Martini. 2013. Pedoman Budidaya dan Pemeliharaan Tanaman

Kopi di Kebun Campur. Word Agroforestry Centre (ICRAF). Bogor.

Intara, Y.I., A. Sapei., Erizal., N. Sembiring dan B. Djoefri. 2011. Pengaruh

Pemberian Bahan Organik Pada Tanah Liat Dan Lempung Berliat Terhadap

Kemampuan Mengikat Air. Ilmu Pertanian Indonesia. 16 (2) : 130-135.

Jamilah. 2014. Pengaruh Dosis Urea Dan Arang Aktif Terhadap Sifat Kimia

Tanah Dan Pertumbuhan Serta Hasil Padi Sawah (Oryza sativa L.). Sains

Riset. 4 (1): 1-10.

Junaedi A, Hidayat A, dan Frianto D. 2010. Kualitas Fisik Bibit Meranti Tembaga

(Shorea leprosula Miq.) Asal Stek Pucuk Pada Tiga Tingkat Umur.

Penelitian Hutan dan Konservasi Alam. 7(3):282-283

Kasno, A. 2009. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah. Informasi

Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Balai Penelitian Tanah.

Digital Repository Universitas Jember

Page 77: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

58

Kastono, D. H. Sawitri, dan Siswandono. 2005. Pengaruh Nomor Ruas Setek dan

Dosis Pupuk Urea Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kucing. Ilmu

Pertanian, 12 (1): 56-64.

Kusuma, W., Sarwono dan R.D. Noriyati. 2012. Kajian Eksperimental Terhadap

Karakteristik Pembakaran Briket Limbah Ampas Kopi Instan Dan Kulit

Kopi (Studi Kasus Di Pusat PenelitianKopi Dan Kakao Indonesia). Teknik

PomITS, 1(1) : 1-6.

Lakitan B. 2008. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada :

Jakarta.

Lestari, G.M., Solichatun dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandungan

Klorofil, dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.)

setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3). Bioteknologi. 5 (1) : 1-9.

Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-Dasar Pemulian Tanaman. Kanisius :

Yogyakaarta.

Maryani, A. T. 2012. Pengaruh Volume Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan

Bibit Kelapa Sawit Di Pembibitan Utama. Agroekoteknologi. 1(2): 64-75

May, T.J. 1980. Seedling Quality, Grading, Culling and Counting. University of

Georgia. Georgia.

Muhsin, A. 2011. Pemanfaatan Limbah Hasil Pengolahan Pabrik Tebu Blotong

Menjadi Pupuk Organik. Industrial Engineering Conference. Yogyakarta.

Mulato, S.Atmawinata, O. dan Yusianto. 1996. Perancangan Dan Pengujian

Tungku Pembakaran Kulit Kopi Sistem Fluidasi. Pelita Perkebunan.Pusat

Penelitian Kopi Dan Kakao, 2 (2). 108-118.

Nurholis, Hariyadi dan A. Kurniawati. 2014. Pertumbuhan Bibit Panili Pada

Beberapa Komposisi Media Tanam Dan Frekuensi Aplikasi Pupuk Daun.

Littro. 25 (1) :11-20.

Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif Edisi Revisi. PT Agromedia

Pustaka. Jakarta.

Permentan, 2011. Peraturan Mentri Pertanian Tentang Pupuk Organik, Pupuk

Hayati, dan Pembenah Tanah. Peraturan Mentri Pertanian Nomor

70/Permentan/SR. 140/10/2011. Jakarta.

Prastowo, B., E. Karmawati, Rubijo, Siswanto, C. Indrawanto dan S.J. Munarso.

2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Digital Repository Universitas Jember

Page 78: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

59

Prianto, S.D., Edris, I. dan Widiyana, Y. 2006. Pemeliharaan Semai Dan

Pengujian Mutu Bibit (Bahan Ajar Kuliah Teknologi Persemaian Fakultas

Kehutanan UGM. Yogyakarta, DI Yogyakarta.

Pujawati, E.D. 2006. Pertumbuhan Eceng Gondok (Eichornia crassipes mart.

Solm) Pada Air Bekas Penambangan Batubara. Hutan Tropis Borneo. 18

(1): 94-103.

Pujiyanto, 2005. Materi Sekolah Lapang Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia, Jember

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2013. Pedoman Teknis Tanaman

Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.

Purwowidodo. 1992. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa.Bandung

Purnomosidhi P, J. Tarigan, M. Surgana, dan J.M. Roshetko. 2012. Teknik

Perbanyakan Vegetatif : Lembar Informasi AgFor No 2. World

Agroforestry Centre - ICRAF, SEA Regional Office. Bogor.

Rahmah, A., M. Izzati., dan S. Parman. 2014. Pengaruh Pupuk Organik Cair

Berbahan Dasar Limbah Sawi Putih (Brassica chinensis L.) Terhadap

Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. var. Saccharata).

Anatomi dan Fisiologi. 17 (1) : 65-71.

Rubiyo, B. Martono dan Dani. 2013. Penguatan Inovasi Teknologi Mendukung

Kemandirian Usahatani Perkebunan Rakyat. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Perkebunan. Jakarta.

Salisbury, F.B., dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1 dan 2. ITB

Press. Bandung.

Santoso. 2008. Kajian Morfologis Dan Fisiologis Beberapa Varietas Padi Gogo

(Oryza sativa L.) Terhadap Cekaman Kekeringan. Skripsi. Fakutas

Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Simanjuntak, A., R.R. Lahay dan E. Purba. 2013. Respon Pertumbuhan Dan

Produksi Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Terhadap Pemberian

Pupuk NPK Dan Kompos Kulit Buah Kopi. Agroteknologi. 1 (3): 362-373.

Simanungkalit, R.D.M., D.A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini dan W.

Hatatik. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati.Balai Besar Peenelitian

dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian : Bogor.

Sitompul, S.M dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.

Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Digital Repository Universitas Jember

Page 79: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

60

Setia, A.D., R. Soedrajad dan A. Syamsunihar. 2013. Peran Asosiasi

Synechococcus sp. Terhadap Protein Dan Produksi Biji Tanaman Kedelai

Pada Berbagai Dosis Bokashi.Berkala Ilmiah Pertanian. 1(1) : 4-6.

Soedarsono. 1990. Pengaruh Umur Buah Kakao terhadap Daya Tumbuh Benih

dan Pertumbuhan Semaian yang Dihasilkan di Kaliwining. Pelita

Perkebunan, 5 (4) : 106 - 112.

Sudiarto dan Gusmaini. 2004. Pemanfaatan Bahan Organik In Situ Untuk

Efisiensi Budi Daya Jahe Yang Berkelanjutan. Litbang Pertanian, 23(2) :

37-45.

Sudjana, N. 2002. Metode Statistik. Tarsito. Bandung.

Sumirat, U. 2008. Dampak Kemarau Panjang Terhadap Perubahan Sifat Biji Kopi

Robusta (Coffea canephora).Pelita Perkebunan. 24 (2): 80-94.

Surata, I Komang. 2012. Pertumbuhan Semai Cendana (Santalum album Linn.)

pada Beberapa Ukuran Kantung Plastik Di Daerah Semiarid. Penelitian

Kehutanan Wallacea. 1 (1): 13 – 25.

Syekhfani. 1997. Hara Air Tanah dan Tanaman. Jurusan Tanah Fakultas

Pertanian Universitas Brahwijaya. Malang.

Toharisman, Aris. 2013. Bibit Tebu Kultur Jaringan. Indonesian Sugar Research

Institute.

Totok A.D.H. dan A.Y. Rahayu. 2004. Analisis Efisiensi Serapan N,

Pertumbuhan, dan Hasil Beberapa Kultivar Kedelai Unggul Baru dengan

Cekaman Kekeringan dan Pemberian Pupuk Hayati. Agrosains. 6(2): 70-74.

Wahyudi, T, T.R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao.

Jakarta : Penebar Swadaya.

Wardani,S. dan Winaryo. 1998. Pengelolaan Pembibitan Kopi Arabika. Warta

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 14 (3) : 277-289.

Yahmadi, M dan S. Mawardi. 2001. Satu Abad Budidaya Kopi Robusta di

Indonesia (1900-2000). Warta Pusat Penelitian Kopi dan Kakao

Indonesia.17 (2) : 123-137.

Yudohartono, T.P., dan P.R. Herdiyanti. 2012. Variasi Pertumbuhan Bibit Jabon

Berbagai Pohon Induk Dari Provenan Lombok Barat Dan Ogan Ilir. Wana

Benih. 13 (2) : 77-88.

Digital Repository Universitas Jember

Page 80: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

61

LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Nutrisi Pupuk Organik Kulit Kopi

No Jenis Analisa Pupuk organik kulit

kopi

Persyaratan teknis minimal

pupuk organik

1 N Total (%) 1,26 <5

2 C Organik (%) 28,25 > 12

3 C/N Ratio (%) 22,33 10-25

*Kandungan N>1 dikategorikan tinggi

Sumber : Ketua Laboratorium Nutrisi Politeknik Negeri Jember.

Lampiran 2. Hasil Analisis Kandungan N-Total Jaringan Tanaman Kopi

No Sample N-total Jaringan (%)

1 P0K0 1,89

2 P0K1 1,82

3 P0K2 1,80

4 P1K0 1,78

5 P1K1 1,77

6 P1K2 1,75

7 P2K0 1,92

8 P2K1 1,86

9 P2K2 1,71

Sumber : Ketua Laboratorium Nutrisi Politeknik Negeri Jember.

Digital Repository Universitas Jember

Page 81: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

62

Lampiran 3. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Indeks Mutu Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Indeks Mutu Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 0,132 0,173 0,208 0,512 0,171

P0K1 0,135 0,135 0,121 0,390 0,130

P0K2 0,108 0,095 0,125 0,328 0,109

P1K0 0,148 0,092 0,104 0,344 0,115

P1K1 0,168 0,164 0,143 0,474 0,158

P1K2 0,141 0,131 0,172 0,444 0,148

P2K0 0,152 0,189 0,133 0,473 0,158

P2K1 0,168 0,167 0,188 0,523 0,174

P2K2 0,167 0,169 0,147 0,484 0,161

Jumlah 1,32 1,31 1,34 3,97

Rata-rata

0,15

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Indeks Mutu Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 0,0000 0,0000 0,04ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 0,0135 0,0017 3,09ns

2,59 3,89

P 2 0,0041 0,0020 3,76* 3,63 6,23

K 2 0,0010 0,0005 0,90ns

3,63 6,23

PxK 4 0,0084 0,0021 3,85* 3,01 4,77

Eror 16 0,0087 0,0005

Total 26 0,02

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 82: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

63

Lampiran 4. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Luas Daun Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Luas Daun Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 570,51 570,51 633,33 1774,36 591,45

P0K1 385,90 507,69 324,36 1217,95 405,98

P0K2 338,46 401,28 285,90 1025,64 341,88

P1K0 352,56 392,31 311,54 1056,41 352,14

P1K1 523,08 530,77 615,38 1669,23 556,41

P1K2 362,82 526,92 619,23 1508,97 502,99

P2K0 606,41 682,05 634,62 1923,08 641,03

P2K1 457,69 852,56 832,05 2142,31 714,10

P2K2 671,79 552,56 448,72 1673,08 557,69

Jumlah 4269,23 5016,67 4705,13 13991,03

Rata-rata

518,19

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Luas Daun Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 31323,08 15661,54 1,53ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 400017,65 50002,21 4,87ns

2,59 3,89

P 2 195135,63 97567,82 9,50**

3,63 6,23

K 2 38874,40 19437,20 1,89ns

3,63 6,23

PxK 4 166007,62 41501,91 4,04* 3,01 4,77

Eror 16 164306,99 10269,19

Total 26 595647,72

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 83: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

64

Lampiran 5. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Jumlah Daun Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Jumlah Daun Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 10,00 10,00 8,00 28,00 9,33

P0K1 8,00 10,00 9,00 27,00 9,00

P0K2 5,00 10,00 6,00 21,00 7,00

P1K0 8,00 7,00 8,00 23,00 7,67

P1K1 5,00 8,00 12,00 25,00 8,33

P1K2 10,00 7,00 8,00 25,00 8,33

P2K0 10,00 10,00 8,00 28,00 9,33

P2K1 9,00 14,00 7,00 30,00 10,00

P2K2 9,00 8,00 10,00 27,00 9,00

Jumlah 74,00 84,00 76,00 234,00

Rata-rata

8,67

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Jumlah Daun Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 6,22 3,11 0,68ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 20,67 2,58 0,57ns

2,59 3,89

P 2 8,67 4,33 0,95ns

3,63 6,23

K 2 4,67 2,33 0,51ns

3,63 6,23

PxK 4 7,33 1,83 0,40ns

3,01 4,77

Eror 16 73,11 4,57

Total 26 100,00

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 84: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

65

Lampiran 6. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Rasio Pucuk Akar Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Rasio Pucuk Akar Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 4,46 3,88 4,41 12,74 4,25

P0K1 3,46 5,12 4,00 12,58 4,19

P0K2 1,97 5,14 2,14 9,25 3,08

P1K0 3,97 3,31 2,77 10,04 3,35

P1K1 3,92 2,78 3,67 10,37 3,46

P1K2 1,56 3,17 2,64 7,37 2,46

P2K0 2,54 3,72 3,65 9,90 3,30

P2K1 1,83 1,78 1,81 5,42 1,81

P2K2 2,36 2,60 4,23 9,19 3,06

Jumlah 26,06 31,49 29,32 86,87

Rata-rata

3,22

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Rasio Pucuk Akar Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 1,66 0,83 1,10ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 14,09 1,76 2,33ns

2,59 3,89

P 2 5,84 2,92 3,87* 3,63 6,23

K 2 2,69 1,34 1,78ns

3,63 6,23

PxK 4 5,57 1,39 1,85ns

3,01 4,77

Eror 16 12,08 0,75

Total 26 27,83

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 85: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

66

Lampiran 7. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Tinggi Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Tinggi Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 37,50 34,00 38,50 110,00 36,67

P0K1 32,50 35,50 28,00 96,00 32,00

P0K2 29,00 32,00 30,50 91,50 30,50

P1K0 35,50 33,00 36,50 105,00 35,00

P1K1 34,50 33,50 32,00 100,00 33,33

P1K2 33,00 29,50 37,50 100,00 33,33

P2K0 40,00 42,00 36,50 118,50 39,50

P2K1 32,50 45,50 39,00 117,00 39,00

P2K2 36,50 41,00 33,00 110,50 36,83

Jumlah 311,00 326,00 311,50 948,50

Rata-rata

35,13

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Tinggi Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 16,13 8,06 0,64ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 231,13 28,89 2,29ns

2,59 3,89

P 2 151,46 75,73 6,00* 3,63 6,23

K 2 56,80 28,40 2,25ns

3,63 6,23

PxK 4 22,87 5,72 0,45ns

3,01 4,77

Eror 16 202,04 12,63

Total 26 449,30

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 86: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

67

Lampiran 8. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Biameter Batang Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Diameter Batang Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 0,70 0,75 0,87 2,32 0,77

P0K1 0,79 0,70 0,80 2,29 0,76

P0K2 0,80 0,66 0,68 2,14 0,71

P1K0 0,76 0,72 0,90 2,38 0,79

P1K1 0,80 0,77 0,80 2,37 0,79

P1K2 0,72 0,77 0,85 2,34 0,78

P2K0 0,88 0,88 0,78 2,54 0,85

P2K1 0,85 0,88 0,77 2,50 0,83

P2K2 0,77 0,75 0,85 2,37 0,79

Jumlah 7,07 6,88 7,30 21,25

Rata-rata

0,79

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Diameter Batang Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 0,01 0,00 1,14ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 0,04 0,00 1,05ns

2,59 3,89

P 2 0,02 0,01 2,82ns

3,63 6,23

K 2 0,01 0,00 1,10ns

3,63 6,23

PxK 4 0,00 0,00 0,14ns

3,01 4,77

Eror 16 0,07 0,00

Total 26 0,11

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 87: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

68

Lampiran 9. Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Kekokohan Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Kekokohan Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 53,57 45,33 44,25 143,16 47,72

P0K1 41,14 50,71 35,00 126,85 42,28

P0K2 46,71 45,83 40,56 133,10 44,37

P1K0 36,25 48,48 44,85 129,59 43,20

P1K1 38,24 51,70 50,65 140,59 46,86

P1K2 45,83 38,31 44,12 128,26 42,75

P2K0 45,45 47,73 46,79 139,98 46,66

P2K1 43,13 43,51 40,00 126,63 42,21

P2K2 47,40 54,67 38,82 140,89 46,96

Jumlah 397,72 426,28 385,05 1209,05

Rata-rata

44,78

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Kekokohan Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 99,14 49,57 1,73ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 122,68 15,33 0,54ns

2,59 3,89

P 2 4,56 2,28 0,08ns

3,63 6,23

K 2 19,42 9,71 0,34ns

3,63 6,23

PxK 4 98,70 24,68 0,86ns

3,01 4,77

Eror 16 458,48 28,66

Total 26 680,30

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 88: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

69

Lampiran 10 Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Laju Pertumbuhan Bibit Kopi

a. Nilai Rerata Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Laju Pertumbuhan Bibit Kopi

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata 1 2 3

P0K0 0,11 0,14 0,10 0,35 0,12

P0K1 0,10 0,10 0,12 0,33 0,11

P0K2 0,11 0,10 0,08 0,29 0,10

P1K0 0,09 0,11 0,12 0,32 0,11

P1K1 0,11 0,10 0,11 0,32 0,11

P1K2 0,10 0,14 0,12 0,35 0,12

P2K0 0,12 0,09 0,14 0,35 0,12

P2K1 0,14 0,11 0,14 0,39 0,13

P2K2 0,10 0,09 0,12 0,32 0,11

Jumlah 0,99 0,97 1,05 3,01

Rata-rata

0,11

b. Analisis Ragam Pengaruh Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan Terhadap

Laju Pertumbuhan Bibit Kopi

Sumber dB

Jumlah Kuadrat F-Hitung

F-Tabel

Keragaman Kuadrat Tengah 5% 1%

Replikasi 2 0,0004 0,0002 0,66ns

3,63 6,23

Perlakuan 8 0,0021 0,0003 0,86ns

2,59 3,89

P 2 0,0005 0,0003 0,89ns

3,63 6,23

K 2 0,0004 0,0002 0,74ns

3,63 6,23

PxK 4 0,0011 0,0003 0,91ns

3,01 4,77

Eror 16 0,0049 0,0003

Total 26 0,01

Keterangan: ns : berbeda tidak nyata

** : berbeda sangat nyata

* : berbeda nyata

Digital Repository Universitas Jember

Page 89: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

70

Lampiran 11. Denah Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat 2 faktor yaitu Dosis Pupuk Organik (P)

sebagai faktor pertama yang terdiri dari 3 taraf dan faktor kedua adalah Cekaman

Kekeringan (K) yang terdiri dari 3 taraf, sehingga diperoleh 9 kombinasi

perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali dengan total 27 plot, dimana tiap plot

terapat 3 bibit satuan percobaan, sehingga total bibit yang dibutuhkan 108 bibit.

Adapun denah penelitian adalah sebagai berikut

ULANGAN 1 ULANGAN 2 ULANGAN 3

P0K0 P1K2 P0K2 P1K0 P0K1 P2K0 P1K2 P0K2 P1K0

P2K2 P2K1 P0K1 P0K2 P1K1 P2K2 P0K1 P2K0 P1K1

P1K0 P2K0 P1K1 P1K2 P0K0 P2K1 P2K2 P0K0 P2K1

Digital Repository Universitas Jember

Page 90: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

71

Lampiran 12. Analisis Sifat Kimia

a. Analisis N-total Tanah (Metode N-Kjeldahl)

Alat

Neraca analitik ketelitian tiga desimal, tabung digestion 100 ml, labu didih 250

ml, erlemeyer 100 ml, blok digestion, gelas ukur, alat destilasi, alat titrasi.

Bahan

Asam sulfat pekat (95-97 %), Campuran selen, Asam borat 1 %, natrium

Hidroksida 40 %, Penunjuk Conway, Larutan baku asam sulfat 1 N, H2SO4 4 N.

Prosedur

1. Menimbang 0,5 g contoh tanah yang telah diayak, masukkan kedalam tabung

digestion 100 ml.

2. Menambahkan 1 gram campuran selen dan 5 ml asam sufat pekat, destruksi

hingga keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih.

3. Tabung diangkat dan didinginkan dan kemudian diencerkan dengan air bebas

ion hingga volume 100 ml. Kocok sampai homogen, ekstrak siap digunakan

untuk pengukuran N dengan cara destilasi.

4. Memindahkan seluruh ekstrak contoh kedalam labu didih (gunnakan air bebas

ion dan labu semprot).

5. Menyiapkan penampung untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlemeyer yang

berisi 15 ml asam borat 1 % yang ditambah 3 tetes indikator Conway dan

dihubungkan dengan alat destilasi.

6. Menambahkan NaOH 40 % sebanyak 20 ml kedalam labu didih yang berisi

contoh menggunakan gelas ukur dan secepatnya ditutup.

7. Destilasi hingga volume penampung mencapai 50-70 ml (berwarna hijau).

Titrasi dengan H2SO4 0,050 N hingga warna merah muda. Mencatat volume

tittrasi cintoh (Vc) dan blanko (Vb).

Digital Repository Universitas Jember

Page 91: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

72

b. Analisis N Jaringan

Alat :

Neraca analitik ketelitian tiga desimal, tabung digestion, labu didih 250 ml,

erlemeyer 100 ml, gelas ukur, blok digestion, tabung reaksi , pengocok tabung,

alat destilasi, alat titrasi, Spektrofotometer UV-VIS.

Bahan :

Asam sulfat pekat (95-97 %), H2O2 pekat (30%), larutan NaOH 40 %, larutan

baku H2SO4 0,050 N, Asam borat 1 %, penunjuk Conway

Prosedur :

1. Menimbang 0,250 g contoh tanaman ke dalam tabung digestion 50 ml.

2. Menambahkan 5 ml H2SO4 biarkan satu malam supaya diperarang.

3. Keesokan harinya dipanaskan dalam blok digestion, angkat dan biarkan

mendingin.

4. Menambahkan H2O2 sebanyak 0,5 ml, panaskan kembali dan suhu

ditingkatkan (pengerjaan ini diulang sampai keluar uap putih dan didapat

ekstrak jernih)

5. Tabung yang berisi ekstrak didinginkan dan kemudian diencerkan dengan air

bebas ion hingga 50 ml. Dikocok sampai homogen dengan pengocok tabung.

6. Pengukuran N dengan cara Destilasi ;

Memipet 10 ml ekstrak contoh kedalam labu didih. Menyiapkan penampung

untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlemeyer yang berisi 15 ml asam borat 1 %

yang ditambah 3 tetes indikator Conway dan dihubungkan dengan alat destilasi.

Dengan gelas ukur tambahkan NaOH 40 % sebanyak 10 ml kedalam labu didih

yang berisi contoh dan secepatnya ditutup. Destilasi hingga volume penampung

mencapai 50-70 ml (berwarna Hijau). Titrasi dengan H2 SO4 0,050 N hingga

warna merah muda. Mencatat volume tittrasi cintoh (Vc) dan blanko (Vb)

Digital Repository Universitas Jember

Page 92: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

73

Lampiran 13. Foto Penelitian

Foto 1. Membuat Media Tanam (Tanah, Pasir,

Pupuk Organik Kulit Kopi) Foto 2. Memasukkan Media pada Polybag

Foto 3. Penimbangan media tanam Foto 4. Penetapan cekamaan kekeringan

Foto 5. Persiapan bibit kopi Foto 6. Pemindahan bibit kopi pada media

tanam

Digital Repository Universitas Jember

Page 93: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

74

Foto 7. Pemindahan bibit kopi Foto 8. Penyungkupan bibit kopi

Foto 9. Bibit kopi setelah 1 bulan proses

pemindahan ke media Foto 10. Pupuk urea 2 g, SP36 2g, dan KCl 2 g

Foto 11. Pemupukan bibit kopi Foto 12. Pengukuran tinggi tanaman

Digital Repository Universitas Jember

Page 94: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

75

Foto 13. Pengukurran diameter batang Foto 14, pengamatan kadar lengas media

tanam

Foto 15. Pemanenan Foto 16. Perlakuan P0K0, P0K1,P0K2

Foto 17. Perlakuan P1K0, P1K1, P1K2 Foto 18. Perlakuan P2KO, P2K1, P2K2

Digital Repository Universitas Jember

Page 95: Digital Repository Universitas Jember...“Pertumbuhan dan Mutu Bibit Kopi Klon BP 308 Sebagai Respon Dosis Pupuk Organik dan Cekaman Kekeringan” adalah benar-benar hasil karya sendiri,

76

Foto 19. Penimbangan berat basah Foto 20. Penimbangan berat kering

Foto 21. Sampe perlakuan untuk pengujian N-

total jaringan

Digital Repository Universitas Jember