perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id UPAYA .../Upaya...SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02
KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
SKRIPSI
Oleh
SUNOTO
X4711207
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Jurusan / Program Studi : Pendidikan Jasmani,Kesehatan dan
Rekreasi/Pendidikan dan Ilmu Keguruan.
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “UPAYA MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN
SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02
KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN
PELAJARAN 2011 / 2012” ini benar benar merupakan hasil karya saya sendiri.
Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
S U N O T O
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA
MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA
PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02
KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
Oleh :
SUNOTO
X4711207
Skripsi
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan
dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Sunoto,“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012”.
Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Juli 2012.
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurang berminatnya
siswa dalam permainan sepakbola dengan alasan model permainan sepakbola
yang terkesan monoton.Oleh karena itu diadakan penelitian tindakan kelas dengan
melalui pendekatan bermain sepakbola untuk meningkatkan hasil belajar
menggiring sepakbola,Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Upaya meningkatkan hasil belajar menggiring bola melalui pendekatan bermain
sepakbola pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru
KabupatenTegal” sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan
keterampilan menggiring bola dalam permainan sepakbola dengan menggunakan
pendekatan bermain sepakbola.
Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan Penelitian tindakan
( action research) karena penelitian ini untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap
siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 yang
berjumlah 26 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Teknik
Pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, angket dan dokumentasi
atau arsip. Analisis data menggunakan teknik analisis deskritif kualitatif yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta
sesuuai data yang diperoleh.
Dari hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) maka hasil evaluasi
persiklus selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan
keterampilan siswa dalam melakukan menggiring bola dengan menggunakan
pendekatan bermain sepakbola semakin meningkat juga dapat diketahui dari
peningkatan prosentase nilai yaitu pada pra siklus 23 % ,siklus I diperoleh
hasilnya 38 % dan pada siklus II menjadi 62 % . Masing-masing siklus disertai
dengan komponen-komponen dalam upaya guru untuk memperbaiki pembelajaran
tersebut. Upaya guru itu meliputi identitas masalah, analisis masalah, perumusan
masalah, hipotesis tindakan dan skenario perbaikan pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian diatas, diharapkan para guru Penjasorkes di
Sekolah Dasar dapat meningkatkan keterampilan menggiring bola pada siswanya
dengan menggunakan pendekatan bermain sepakbola dan hendaknya melakukan
Penelitian Tindakan Kelas apabila mengalami permasalahan dalam kegiatan
belajar mengajar disekolah sehingga pelaksanaan kegiatan belajar disekolah dapat
menghasilkan pembelajaran yang maksimal.
Kata kunci : hasil belajar, modifikasi pembelajaran, peningkatan, kineja guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
1. Jangan mengaggumi amal perbuatan sampai ia menyelesaikan yang terakhir.
2. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan)
negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah ( kepada orang lain) sebagaimana Allah telah
berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di ( muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. ( Q.S. al-Qashas : 77 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Teriring Syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
1. Istri tercinta dan anak tersayang.
2. Teman-teman yang membantu dalam skripsi ini
3. Pembaca yang budiman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul ,“UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011 /2012”.
Segala keterbatasan dan pengetahuan serta pengalaman sangat penulis
sadari dalam menyusun skripsi ini, sehingga penyusunan skripsi ini tidak akan
bisa terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dari itu
penulis menghanturkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas
dan kesempatan untuk melaksanakan studi di Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang
telah memberikan ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Ilmu Keguruan
dan Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
petunjuk arahan, saran serta bimbingan dalam perkuliahan.
4. Drs.Sunardi,M.Kes selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi
ini.
5. Drs.Sugiyoto,M.Pd selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga terselesaikannya skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu doosen Universitas Sebelas Maret, khususnya Fakultas Ilmu
Keolahragaan yang banyak menyumbang saran dan petunjuk serta menurunkan
berbagai pengetahuan kepada penulis.
7. Kepala UPTD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8. Kepala Sekolah Dasar Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan
mengijinkan siswanya untuk menjadi subyek penelitian.
9. Teman-teman seangkatan jurusan PJKR yang telah banyak membantu
pelaksanaan penelitian ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu persatu dalam penulisan
ini, yang telah membantu secara langsung maupun tidaklangsung.
Penulis hanya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita sekalian.
selanjutnya kepadasemua pihak yang telah membantu penelitian ini semoga akan
mendapat balasan dari Allah SWT dan akhirnya penulis senantiasamengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan di masa yang akan datang.
Surakarta, 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939
Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:[email protected]
Lampiran : 1 berkas Proposal Surakarta, Mei 2012
Hal : Permohonan Ijin Penelitian/Uji coba
Yth. Dekan
c.q. Pembantu Dekan I
FKIP Universitas Sebelas Maret
Di Surakarta
Dengan Hormat
Kami memberitahukan bahwa mahasiswa dibawah ini :
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Tempat/Tgl Lahir : Tegal, 08 Mei 1960
Tahun/Smt : 2011/2012 smt 3
Alamat : Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Dengan ini kami mengajukan permohonan kepada Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menyusun Skripsi
dengan judul :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011
/2012
Kami lampirkan pula kerangka minimal Skripsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adapun konsultan/Pembimbing kami mohonkan :
1. Drs. Sunardi, M.Kes
2. Drs. Sugiyoto, M.Pd
Atas terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.
Pengajuan Konsultan,
1. ................................................
2. ................................................
Hormat kami,
SUNOTO
Mengetahui
Ketua Jurusan Penjaskesrek Ketua Prodi Penjaskesrek
Drs.H.Agus Margono, M.Kes Drs. Sunardi, M.Kes
NIP. 19580822 198403 1 002 NIP. 19581121 199003 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939
Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:[email protected]
SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
Nomor : 314/UN27.02/PP/2012
TENTANG
IZIN MENYUSUN SKRIPSI/MAKALAH
Dekan fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret setelah
menimbang pedoman menyusun Skripsi/Makalah Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Nomor : 02/PT40.FKIP/C/2012 Tanggal
Juli 2012.
MEMUTUSKAN
Menetapkan kepada mahasiswa tersebut dibawah ini :
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Tempat/Tgl Lahir : Tegal, 08 Mei 1960
Prodi/Jurusan : Penjasorkes
Tahun/Smt : 2011/2012 smt 3
Alamat : Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Diijinkan memulai menyusun Skripsi/Makalah dengan judul yang telah
dirumuskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011
/2012
Dengan Konsultan/Pembimbing :
1. Drs. Sunardi, M.Kes ( Pembimbing Pertama )
2. Drs. Sugiyoto, M.Pd ( Pembimbing Kedua )
Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan akan ditinjau kembali jika
dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan.
Di tetapkan di : Surakarta
Pada tanggal : Juli 2012
a.n. Dekan
Tim Skripsi, Pembantu Dekan I,
........................................ Prof.Dr.rer.nat.Sajidan, M.Si
NIP. NIP. 19660415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939
Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:[email protected]
No : Surakarta, Mei 2012
Lampiran : 1 berkas Proposal
Hal : Permohonan Ijin Penelitian/Uji coba
Yth. Dra. Sri Ganti
Kepala SD Negeri Dukuhwaru 02
Di Dukuhwaru
Dengan Hormat
Kami memberitahukan bahwa mahasiswa tersebut dibawah ini :
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Tempat/Tgl Lahir : Tegal, 08 Mei 1960
Tahun/Smt : 2011/2012 smt 3
Alamat : Desa Dukuhwaru, Kec. Dukuhwaru Kab. Tegal
Telah kami izinkan untuk melakukan observasi dalam mendukung penyusunan
skripsi guna melengkapi tugas-tugas studi tingkat sarjana.
Dengan judul :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011
/2012
Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharap kiranya bapak berkenan
mengizinkan mahasiswa kami mengadakan observasi pada sekolah yang berada
dibawah pimpinan saudara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Atas bantuan dan perhatian saudara, kami mengucapkan terima kasih.
Surakarta, Mei 2012
a.n Dekan
Pembantu Dekan III
Drs. Amir Fuady,M.Hum
NIP. 19520729 198010 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939
Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:[email protected]
No : Surakarta, Mei 2012
Lampiran : 1 ( satu ) Skripsi Tugas Akhir
Hal : Undangan Ujian Skripsi
Yth. Drs. Sugiyoto, M.Pd
Dosen Penguji Skripsi
FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Mengharap dengan hormat kehadiran/kesediaan Bpk/Ibu Pada:
Hari/Tanggal :
Jam :
Tempat :
Keperluan :
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Judul Skripsi :
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING
BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SEPAKBOLA PADA
SISWA KELAS IV SD NEGERI DUKUHWARU 02 KECAMATAN
DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2011
/2012
Panitia Penguji :
1. Ketua : Drs H. Wahyu Sulistyo, M.Kes
2. Sekertaris : Drs. Tri Aprilijanto Utomo, M.Kes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Penguji I : Drs Sunardi, M.Kes
4. Penguji II : Drs Sugiyoto, M.Pd
Bersama dengan undangan ini, kami melampirkan skripsi yang akan diujikan.
Atas kehadiran Bapak/Ibu, kami mengucapkan terima kasih
Surakarta, Juli 2012
Ketua Prodi Penjaskesrek
Drs. Sunardi, M.Kes
NIP. 19581121 199003 1 004
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Jurusan Penjas,
........................................ Drs.H.Margono, M.Kes
NIP. NIP. 19580822 198403 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl.Ir.Sutami no. 36 A,Surakarta 57126 Telp/Fax.(0271)669124-648939
Website:http/fkip.uns.ac.id E-mail:[email protected]
TANDA TERIMA PENYERAHAN SKRIPSI
Nomor : / / 2012
Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan :
Nama : SUNOTO
NIM : X4711207
Program Studi / Jurusan : S1.PJOK.PPKHB/Penjaskesrek
Telah menyerahkan skripsi kepada pembimbing sebagai buku milik pribadi, ketua
program untuk perpustakaan di masing-masing program, dan tim skripsi untuk
perpustakaan Fakultas.
Semoga dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.
Surakarta, Juli 2012
Mahasiswa yang menyerahkan
SUNOTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Yang menerima
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Sunardi, M.Kes Drs. Sugiyoto, M.Pd
NIP. 19581121 199003 1 004 NIP. 19541112 198403 1 001
Mengetahui
Tim Skripsi Ketua Program Studi Penjaskesrek
........................................ Drs.Sunardi, M.Kes
NIP. NIP. 19581121 199003 1 004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Tujuan Pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai tujuan tersebut guru Sekolah Dasar harus
professional dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dengan kegiatan
pembelajaran yang efektif berbagai standar kompetensi dalam berbagai mata
pelajaran dapat tercapai.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, yang diajarkan
disekolah memiliki peranan yang sangat penting yaitu memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan
secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik sekaligus
membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.
Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang
lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan karena gerak
sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan
dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan
zaman.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan yang berupa usaha mendidik dengan menggunakan aktivitas
otot–otot besar hingga pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh
gangguan–gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan, serta mengembangkan
kawasan organik, neuromoskuler, intelektual dan social (Permendiknas No. 22
dan 23 Tahun 2006).
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung
seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
disekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih yang dilakukan secara
sistematis.
Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah dasar adalah membantu
peserta didik agar meningkatkan keterampilan geraknya. Selain itu agar muncul
rasa senang dan mau berpartisipasi dalam berbagai aktifitas dalam bermain.
Dengan meningkatkan ketrampilan gerak, pemahaman kognitif, dan sikap positif
terhadap aktivitas jasmani kelak akan menjadi manusia dewasa yang sehat, segar
jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap.
Ketika seorang sedang melakukan kegiatan jasmani dalam bermain,
berenang, sepak bola, senam dan kegiatan jasmani yang lain, maka intensi
pendidikan harus selalu ada dalam permainan itu. Dengan berpartisipasi dalam
program pendidikan jasmani akan bermanfaat untuk :
1. Memperbaiki kesehatan jasmani.
2. Memberikan dasar keterampilan yang akan membuat bekerja lebih efisien,
menarik, dan hidup penuh semangat.
3. Sebagai pendidikan sosial yang akan memberi sumbangan pada pembentukan
karakter dan hubungan antara manusia yang baik.
Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan fisik dan banyak
dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat, dari mulai anak-anak, remaja,
dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Seiring dengan perkembangan jaman
dan kebudayaan, olahraga banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat
sebagai salah satu kebiasaan yang positif. Disamping untuk mendapatkan
kesegaran jasmani dari aktifitas olahraga tersebut yang berpengaruh terhadap
kesehatan tubuh sehingga mereka bisa melakukan kegiatan-kegiatan lain dengan
lebih baik, olahraga juga dimaksudkan untuk pencapaian prestasi bagi mereka
yang menggelutinya.
Gaya mengajar yang dilakukan guru dalam praktik pendidikan jasmani
cenderung tradisional yaitu menggunakan pendekatan yang mendasar pada
olahraga prestasi. Dalam pendekatan ini guru menentukan tugas-tugas bagi siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
melalui kegiatan fisik seperti latihan olahraga. Biasanya tujuan pembelajaran
ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi
tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun
jumlah pemain.
Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar
memiliki karakteristik belajar sambil bermain. Akan tetapi tidak semua sekolah
dan guru bisa melaksanakan pembelajaran dalam mengajarkan sepak bola, hal ini
disebabkan oleh sarana dan prasarana yang terbatas.
Faktor–faktor yang mempengaruhi dalam proses pembelajaran
penjasorkes diantaranya adalah aktif, kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan selama ini, masih banyak guru penjasorkes yang
kurang maksimal dalam pelaksanaan pembelajaran penjasorkes. Hal tersebut
dikarenakan beberapa faktor diantaranya, keterbatasan sarana dan prasarana serta
kurang minatnya siswa putri dalam pembelajaran sepak bola.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, sepak
bola merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang
termasuk ke dalam aspek permainan dan olahraga yang diberikan kepada siswa
sejak kelas III sekolah dasar sampai dengan kelas VI. Aktivitas permainan dan
olahraga berisi tentang kegiatan berbagai jenis olahraga dan permainan baik
terstruktur maupun tidak yang dilakukan secara perorangan maupun beregu.
Dalam aktivitas ini termasuk juga pengembangan sistem nilai seperti : kerjasama,
sportivitas, jujur, berpikir kritis, dan patuh pada peraturan yang berlaku. Oleh
karena itu, hasil belajar yang harus dicapai dalam pembelajaran sepakbola adalah
melakukan berbagai unsur dasar permainan sepak bola dengan kontrol yang baik
menggunakan peraturan yang dimodifikasi didasari pengetahuan dan nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Sedangkan indikator yang harus dicapai siswa
kelas IV sekolah dasar dalam aspek permainan dan olahraga khususnya permainan
sepakbola menurut Depdiknas (2003 : 30) adalah :
1. Menendang bola dengan berbagai variasi, misalnya; tinggi , rendah,
melambung, cepat, dan lambat menggunakan berbagai teknik dengan menjaga
keseimbangan tubuh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
2. Menerima dan mengoper bola dengan berbagai teknik dengan pola sikap dan
kontrol yang tetap.
3. Menerima dan melakukan peraturan permainan yang diberikan
4. Menggunakan teknik dalam menerima, menahan bola dengan berbagai variasi,
misalnya; mengubah arah dan kecepatan
5. Menggunakan berbagai keterampilan untuk mengambil posisi, mencetak
angka, dan mengoper ke teman
6. Mengenal peristiwa yang terjadi berkaitan dengan pernapasan dan jantung
ketika bermain
7. Mengidentifikasi kegiatan permainan yang memerlukan tenaga (power)
8. Bermain dengan peraturan yang dimodifikasi
9. Mengembang- kan prinsip kerjasama tim dalam permainan
10.Mengembangkan prinsip menghargai lawan bermain sebagai kawan
11.Menerima kekalahan dan kemenangan
12.Mengetahui teknik yang sesuai untuk setiap keterampilan dasar permainan
sepak bola.
Berdasar pada hasil belajar dan indikator yang harus dicapai seperti yang
dikemukakan di atas, penulis beranggapan bahwa melalui pembelajaran
sepakbola, siswa sekolah dasar kelas IV harus mampu melakukan menendang,
mengontrol, dan menggiring bola dengan teknik yang benar; bermain sepak bola
dengan peraturan yang sesungguhnya, mampu menerapkan nilai kompetisi,
pantang menyerah, dan fair play dalam permainan. Dengan demikian penulis
berpendapat bahwa sekolah dasar merupakan lembaga pendidikan dasar yang
dapat menggali, menjaring dan meningkatkan bakat berolah raga sampai ke
puncak prestasi.
Namun demikian, tujuan tersebut di atas tidak akan tercapai tanpa usaha
dan upaya guru dalam mengelola pembelajarannya. Guru pendidikan jasmani di
sekolah dituntut mampu mengelola pembelajaran dengan baik supaya siswa
termotivasi menunjukkan dan meningkatkan bakatnya dalam cabang olahraga
tertentu sehingga ia berhasil mencapai tujuan pembelajaran dan berprestasi dalam
cabang olahraga yang digemarinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
adalah mencari model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik siswanya.
Siswa sekolah dasar pada umumnya menyukai permainan olahraga sepak
bola. Hal ini terbukti jika diperhatikan di sekolah-sekolah dasar, pada waktu jam
istirahat para siswa sering terlihat melaukan permainan sepak bola. Hal ini
menunjukan bahwa sepak bola digemari oleh para siswa di sekolah dasar tersebut.
Dalam upaya pengembangan bakat dan minat siswa sekolah dasar
terhadap pembelajaran sepak bola dan agar siswa tidak merasa jenuh terhadap
pembelajaran sepak bola yang terkesan monoton, maka suatu model pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik anak usia sekolah dasar sangat diperlukan. Pada
umumnya secara manusiawi siapapun ( termasuk siswa sekolah dasar )
mempunyai perasaan malas untuk berlatih. Dalam hal ini guru penjasorkes harus
pandai menciptakan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi
serta mengurangi rasa cepat bosan, sehingga siswa tersebut mau belajar dan
berlatih dengan sungguh-sungguh.
Berdasar pada paparan diatas, penulis ingin mencoba mengembangkan
suatu model pembelajaran yang memperhatikan karakteristik siswa kelas IV
sekolah dasar, melalui peningkatan teknik-teknik dasar permainan sepak bola
khususnya teknik stop passing, dribbling, dan shooting. Karena siswa kelas V
sekolah dasar harus sudah mampu melakukan stop passing, dribbling, dan
shooting dengan teknik yang benar. Model pembelajaran yang penulis
kembangkan adalah model pembelajaran yang menggabungkan keterampilan dan
penerapannya dalam situasi permainan yang sebenarnya. Pandangan atau asumsi
yang dijadikan dasar dalam pengembangan model pembelajaran ini siswa kelas IV
sekolah dasar sedang berada pada masa senang melakukan permainan beregu
yang bersifat kompetitif. Dalam hal ini penulis berasumsi bahwa siswa kelas IV
akan cepat bosan dan jenuh jika hanya diajari tekniknya. Mereka akan senang jika
sekaligus belajar menerapkan teknik dalam permainan yang sebenarnya. Model
pembelajaran yang sesuai dengan asumsi tersebut di atas adalah model
pembelajaran yang menggunakan pendekatan permainan taktis sepakbola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Ketertarikan penulis mengembangkan model pembelajaran sepakbola
dengan menggunakan pendekatan taktis ini didasari oleh pendapat Subroto, Toto
(2001 : 4), tentang tujuan pendekatan taktis yang diungkapkannya sebagai berikut.
“Tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran permainan adalah untuk
meningkatkan kesadaran siswa tetang konsep bermain melalui penerapan teknik.
Selain itu pendekatan taktis ini menurut Subroto, Toto (2001 : 5) mempunyai
kelebihan atau keunggulan, yaitu:
1. Memberikan alternatif satu jalan keluar yang memungkinkan siswa dapat
belajar dalam situasi bermain, dalam hal ini guru dan siswa termotivasi untuk
belajar keterampilan bermain secara lebih baik; dan
2. Adanya urutan pembelajaran yang alamiah, yang meminimalkan proses
pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan taktis memungkinkan
siswa menyadari keterkaitan antara bermain dan peningkatan penampilannya
dalam bermain. Hal ini sejalan dengan pendapat Subroto, Toto (2001 : 3) bahwa
pendekatan taktis menekankan pada :
1. Bermain dan penempatan belajar keterampilan teknik dalam konteks bermain,
2. Memberikan siswa kesempatan yang banyak untuk melihat relevansi
keterampilan teknik pada situasi bermain sebenarnya.
Sebenarnya, bila guru mengajarkan keterampilan teknik dan taktik
bermain, memerlukan kaitan antara kedua kenyataan tersebut. Namun pada
kenyataanya tidak demikian. Beberapa pertemuan dihabiskan oleh latihan teknik
stop passing, dribbling, dan shooting, baru kemudian diikuti oleh beberapa latihan
bermain. Padahal perkembangan keterampilan teknik tidak jelas terlihat selama
bermain. Keterampilan teknik biasanya diajarkan secara tertutup di luar suasana
bermain yang tegang. Pendekatan taktis memberikan keterkaitan taktik dan
keterampilan teknik pada waktu yang sama dan tepat. Latihan keterampilan teknik
menyatu dengan penerapan keterampilan itu dalam adegan taktik bermain.
Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi dasar-dasar bermain sepak
bola pada kelas IV di semester genap, disebutkan bahwa siswa dapat
mempraktikkan teknik dasar bermain sepak bola yang dimodifikasi: bola, bentuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
lapangan dan aturan permainan dengan memperhatikan nilai-nilai pantang
menyerah, sportifitas, percaya diri, dan kejujuran. Kenyataan yang ada dalam
proses pembelajaran sepak bola di SD Negeri Dukuhwaru 02 masih jauh yang
diharapkan.
Beberapa masalah yang dihadapi dalam materi sepakbola adalah siswa
merasa jenuh atau bosan dengan permainan sepakbola tersebut, siswa putri juga
beranggapan bahwa permainan sepakbola dalah permainan anak laki-laki
sehingga anak perempuan tidak perlu melakukan permainan sepakbola.
Dengan latar belakang diatas, maka peneliti bermaksud melakukan
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul : UPAYA MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA MELALUI PENDEKATAN
BERMAIN SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
DUKUHWARU O2 KECAMATAN DUKUHWARU KABUPATEN TEGAL
Adapun alasan penulisan judul tersebut adalah :
1. Untuk mengetahui sejauh mana tingkat keefektifitasan pembelajaran sepak
bola dengan metode bermain pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012.
2. Untuk mengetahui minat anak-anak dalam pembelajaran permainan sepak bola
pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal tahun 2011/2012.
3. Untuk menambah pengalaman baru bagi anak dalam pembelajaran sepak bola
dengan metode modifikasi permainan dan aturan permainan serta modifikasi
lapangan sepak bola, pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012.
Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran terhadap istilah istilah
yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini penulis jelaskan maksud istilah-
istilah tersebut :
1. Pengaruh pendekatan taktis dalam penelitian ini adalah peningkatan
keterampilan teknik stop passing, dribling, dan shooting para siswa kelas IV SD
Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal tahun 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
sebagai akibat mengikuti kegiatan pembelajaran olah raga permainan sepak bola
dengan menggunakan metode pendekatan bermain.
2. Stop Passing dalam penelitian ini adalah teknik mengoper dan menerima bola
yang datang dari teman dalam satu team maupun dari pihak lawan yang dilakukan
para siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten
Tegal dalam pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan
metode pendekatan bermain.
3. Dribbling dalam penelitian ini adalah teknik gerakan menggiring bola untuk
melewati lawan dalam permainan sepak bola yang dilakukan para siswa kelas IV
SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal dalam
pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan metode
pendekatan bermain.
4. Shooting dalam penelitian ini adalah gerakan menendang bola untuk mencetak
gol ke gawang lawan dalam permainan sepak bola yang dilakukan para siswa
kelas IV SD Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal
dalam pembelajaran olah raga permainan sepak bola dengan menggunakan
metode pendekatan bermain.
Setelah kegiatan pembelajaran sepak bola dengan indikator gerakan
stop passing, dribbling dan shooting pada mata pelajaran Penjasorkes
menunjukkan hasil belajar siswa masih rendah. Hanya 8 siswa atau (22,22 %) dari
26 siswa yang mendapat nilai 70 keatas atau mengalami belajar tuntas, sedangkan
18 siswa (77,77 %) sisanya mendapat nilai kuarang dari 70 atau belum
mengalami belajar tuntas.
Untuk mengetahui secara lebih rinci kekurangan-kekurangan yang
dialami siswa, penulis melakukan refleksi diri untuk menemukan sebab-sebab
timbulnya masalah, yang menjadi pusat kajian pelaksanaan proses pembelajaran
yang telah dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Dengan dasar analisis masalah di atas , maka peneliti melakukan sebuah
tindakan berupa perbaikan pembelajaran dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan rumusan masalah merupakan sebuah pertanyaan penelitian yang menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
rujukan proses penelitian, rumusan masalah yang akan diperbaiki oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
Bagaimana Upaya Peningkatan Hasil Belajar Sepak Bola Dengan
Menggunakan Metode Bermain Pada Siswa Kelas IV SD SD Negeri Dukuhwaru 02
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2011 / 2012 ?
C. Tujuan Penelitian
1. Bagi Siswa
a. Untuk mengetahui pendekatan bermain.
b. Untuk Meningkatkan hasil belajar sepak bola siswa kelas IV.
2. Bagi guru
a. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih media dalam pembelajaran
sepak bola.
b. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih metode dalam pembelajaran
sepak bola.
c. Meningkatkan kemampuan guru untuk memilih proses perbaikan dalam
pembelajaran sepak bola.
d. Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Skripsi.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Melalui Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan penulis dalam dua
siklus mempunyai manfaat yang sangat besar , yaitu manfaat bagi siswa, guru,
dan sekolah.
1. Manfaat Bagi Siswa
a. Meningkatkan penguasaan siswa terhadap pembelajaran.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran sepak bola pada pelajaran
Penjasorkes, siswa dapat meningkat dalam hal penguasaan terhadap materi
pembelajaran. Terbukti dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa pada tes akhir
pembelajaran yang meningkat di banding sebelum perbaikan pembelajaran.
b. Meningkatkan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa kelihatan lebih aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Karena siswa merasa diperhatikan oleh gurunya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2. Manfaat Bagi Guru
Setelah diadakan perbaikan pembelajaran, penulis merasa dapat
menerapkan teori-teori pendidikan yang dikemukakan para ahli dikelas. Bagi
penulis dengan tercapainya perbaikan pembelajaran yang dikelolanya
menimbulkan rasa puas karena sudah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Manfaat Bagi Sekolah
Setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas, hasil belajar siswa menjadi meningkat. Dengan demikian berarti
meningkat pula kualitas pendidikan disekolah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KAJIAN PUSTAKA
Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur
tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami
konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang
dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan
dikuasai.
Pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu tempat untuk
meningkatkan kemampuan pemahaman anak terhadap berbagai konsep dasar
keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat
berguna bagi siswa untuk menjadi „pembelajar‟ dalam banyak cabang olahraga
ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer
untuk memahami bidang lain.
Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus
mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari
berbagai keterampilan yang dipelajarinya.
Metode dan pendekatan yang digunakan oleh guru juga amat
menentukan. Penelitian dalam bidang pedagogi olahraga (sport pedagogy) tentang
pendekatan induktif, metode pemecahan masalah dan diskoveri terbukti efektif
untuk meningkatkan kemampuan anak dalam pengembangan pengetahuan dan
penalaran. Pengantar dan dialog yang bersifat terbuka, terbukti dapat memicu
keinginan anak untuk turut menyumbang saran dan pendapat yang berguna dalam
melatih keberanian anak angkat bicara. Karena itu, guru penjas perlu
membiasakan murid dengan acara dialog. Guru hendaknya melatih anak untuk
mau bertanya dan bicara mengemukakan pendapatnya, serta jawaban guru harus
mencerminkan bahwa pertanyaan tersebut dianggap berharga.
Memang anak tidak selamanya mendengarkan dengan baik. Itu perlu
diingatkan. Tetapi cara mengingatkan anak supaya menjadi pendengar yang baik
dan menghargai orang yang bicara, bukan dengan pendekatan keras seperti di atas.
11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Bukan saja anak merasa sakit hati dan rendah diri dengan jawaban guru tadi, tapi
juga membuat anak-anak yang lainnya tidak berani mengajukan pertanyaan.
Dalam menyusun laporan ini , penulis menggunakan beberapa pendapat
ahli sebagai landasn teori , pendapat-pendapat itu adalah :
1. Konsep Belajar Keterampilan Gerak
a. Sugiyanto (2000 : 13 ) mengungkapkan tentang keterampilan gerak sebagai
berikut : Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara
efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas
koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian tubuh yang terlibat dalam gerakan.
b. Arnold Gesell (1954). Pandangan Gesell mengenai perkembangan dengan
pendekatan kematangan dipengaruhi oleh “teori rekapitulasi” yang didalamnya
terdapat pandangan bahwa perkembangan individu mencerminkan atau
merefleksikan perkembangan species(rumpun mahkluk hidup). Gesell percaya
bahwa sejarah biologis dan evolusi dari suatu species (misalnya manusia)
menunjukkan perkembangan yang teratur dan tahapan yang urut; dan bahwa cepat
atau lambatnya tahapan perkembangan ditentukan secara individu.
2. Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses belajar
a. Faktor Internal yang berpengaruh pada proses belajar
Udin S. Winata (2006) menyebutkan ada 5 kondisi internal yang
berpengaruh pada proses belajar. Faktor-faktor tersebut adalah :
1) Rasa percaya diri siswa
Semakin sering siswa memperoleh hasil yang baik dalam belajar akan
semakin tinggi rasa percaya dirinya.
2) Intelegensi
Intelegensi adalah sejumlah kecakapan yang dimiliki siswa .
3) Konsentrasi Belajar Siswa
Konsentrasi belajar siswa adalah kemampuan siswa dalam memutuskan
perhatiannya pada pelajaran.
4) Sikap siswa terhadap belajar
Sikap siswa terhadap adalah penilaian siswa terhadap yang membawa dirinya
bersikap sesuai dengan penilaianya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Motivasi belajar
Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses
belajar pada diri siswa.
b. Faktor Eksternal yang berpengaruh pada proses belajar
Dinn Wahyudin (2006:3.35) menyebutkan ada beberapa kondisi
eksternal yang berpengaruh pada proses belajar. Faktor - faktor tersebut adalah :
1) Figur Pendidik
Guru merupakan subjek pembelajaran siswa. Ia adalah seorang yang utama yang
secara langsung mengajar dan berinteraksi dengan siswa didalam kelas.
2) Bahan belajar
Bahan belajar yaitu materi yang secara langsung menjadi acuan bagi proses
pembelajaran.
3) Media dan Sumber
Media dan sumber belajar adalah sesuatu yang memfasilitasi seseorang untuk
belajar.
4) Suasana belajar
Yang dimaksud dengan suasana belajar adalah kondisi lingkungan, baik secara
fisik maupun non fisik yang memberikan pengaruh terhadap proses pembelajaran.
Penulis sependapat dengan Dinn Wahyudin bahwa kondisi eksternal
yang berpengaruh terhadap proses belajar adalah figur pendidik, bahan belajar,
media dan sumber belajar, serta suasana belajar. Berkaitan dengan suasana
belajar, guru dapat memilih dan menggunakan metode yang tepat untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif, sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara efektif.
3. Pengertian Pendidikan Jasmani
Beberapa ahli mengemukakan pendapatnya tentang pendidikan jasmani
yang antara lain sebagai berikut :
a. Pendidikan Jasmani menurut Bucher (1983:1.5)
Pendidikan Jasmani terdiri dari dua kata jasmani (physical) dan Pendidikan
(education). Kata jasmani memberi pengertian pada kegiatan bermacam-macam
kegiatan jasmani yang meliputi kekuatan jasmani, pengembangan jasmani,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kecakapan jasmani , kesehatan jasmani dan penampilan jasmani. Sedangkan
tambahan kata pendidikan yang kemudian menjadi pendidikan jasmani
merupakan suatu proses pendidikan yang menberikan perhatian pada aktivitas
pengembangan jasmani manusia.
b. Pendidikan jasmani menurut Nixom dan Cozens (1959)
Pendidikan jasmani adalah pase dari proses pendidikan keselauruhan yang
berhubungan dengan aktivitas baerat yang mencakup sistem, otot serta hasil
belajar dari partisipasi dalam aktivitas tersebut.
c. Pendidikan jasmani menurut Seato (1974)
Pendidikan jasmani adalah bentuk pendidikan yang memberikan perhatian pada
pengajaran pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak manusia
d. Pendidikan jasmani menurut Baley dan Field (1976)
Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan melalui pemilihan aktivitas
fisik yang akan menghasilkan adaptasi pada organik, syaraf otot, intelektual,
sosial, kultural, emosional dan estetika.
B. Sepak bola
Sepak bola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang
lalu. Bukti ilmiah yang bisa didapat adalah adanya permainan semacam sepak
bola di negeri Cina. Kala itu, dinasti Han melatih tentara menggunakan “tsu-chu”
untuk latihan fisiknya, yaitu latihan menendang bola kulit memasukkan ke dalam
jaring kecil yang diikatkan pada batang-batang bambu panjang. Pemain
membidikkan bola ke dalam jaring kecil menggunakan kaki, dada, punggung,
serta bahu sambil berusaha menahan serangan dari lawan.
Di Jepang dikenal pula permainan semacam “tsu-chu” sekitar 500 – 600
tahun kemudian yang bernama Kemari, meskipun tidak kompetitif seperti di Cina.
Yunani dengan “episkyros”, Romawi (Italia) dengan “haspartum”, dan Perancis
dengan “choule” bisa memperpanjang daftar yang membuktikan sepakbola adalah
olah raga yang berusia sangat tua.Ada dugaan bahwa orang-orang Romawi
membawa permainan itu ke Inggris. Tapi masih disangsikan apakah haspartum
merupakan pendahulu sepak bola yang sekarang dikenal ini, sebab penduduk
Celtic di Cronwall juga sudah mengenal permainan yang serupa yang disebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
“hurling”. Waktu itu jelas belum ada peraturan yang baku. Orang boleh bermain
tanpa jumlah yang pasti dan bukan hanya kaki, tetapi tanganpun boleh ikut
memainkan bola. Bahkan boleh menendang tulang kering serta membawa lari
bola.Banyak teori tentang siapa yang mula-mula melaksanakan permainan sepak
bola ini, tetapi yang pasti, Inggrislah yang mulai menyempurnakan sehingga
perkembangannya halus seperti sekarang ini. Prakarsanya di mulai pada tahun
1863, tepatnya pada tanggal 26 Oktober, ketika sebelas perkumpulan di London
mengadakan pertemuan untuk menjernihkan kekacauan dengan membuat
serangkaian peraturan fundamental untuk mengatur pertandingan-pertandingan
selanjutnya. Pertemuan ini berhasil membentuk Football Association (FA) yang
pertama walaupun berbuntut keluarnya kelompok Rugby dalam rapat karena
menolak peraturan yang melarang penginjakan, penendangan tulang kering dan
melarikan/membawa bola. Akhirnya pada tanggal 8 Desember 1863, Rugby resmi
mengurdurkan diri dan keduanya berjalan sendiri-sendiri.
Setelah 6 tahun Football Association berjalan, permainan sepak bola
semakin mendekati kesempurnaan, terutama setelah adanya keputusan yang
melarang setiap pemegangan bola (bukan hanya melarikan). Di tahun
kedelapannya (baca: FA), selain anggota yang bertambah menjadi 50
perkumpulan, kompetisi sepak bola yang pertama juga mulai digelar di bawah
naungannya. Pertumbuhan sepak bola melaju begitu pesat di seantero jagat
bahkan pada tahun 1879 sudah dikenal langkah-langkah sepakbola profesional di
Darwin, yaitu dua pemainnya: John Love dan Fergus Suter, dilaporkan sebagai
orang-orang pertama yang menerima bayaran dari bakatnya bermain sepakbola.
Setelah Football Association, segera menyusul di Nederland, the
Scottisch FA (1873), The TA of Wales (1875), dan The Irish FA di Belfast,
Selandia Baru (1891), Argentina (1893), Chili (1895), Swiss dan Belgia (1895)
Italia (1898), Jerman dan Uruguay (1900), Hongaria (1901), dan Finlandia pada
tahun 1907.Pada tahun 1907, berdirilah Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) di
Paris, Perancis atas prakarsa 7 negara, yaitu Perancis, Denmark, Belanda,
Spanyol, Swedia dan Swiss. Dari tujuh anggota berkembang menjadi 36 pada
tahun 1925, dan setelah diselingi Perang Dunia II, FIFA sudah diikuti oleh 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
anggota pada perebutan Piala Dunia II. Saat ini FIFA mempunyai anggota
sebanyak 146.300.000 klub, 200.000 di antaranya berada di Eropa dengan sekitar
680.000 tim dan 22 juta pemain yang aktif. Karena peminat olahraga ini sangat
banyak (bahkan terbanyak di seluruh dunia), maka pengembangan olahraga ini
dilakukan sangat pesat agar bisa menjadi olahraga yang sempurna, tidak ada
kecurangan dan frekuensi cedera pemain kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Karena ada yang bilang bahwa sepak bola adalah olahraga “teraman” ke-5.
Sepak bola adalah permainan dengan alat bola yang dimainkan oleh 2
tim. Masing - masing tim terdiri dari sebelas orang pemain. Sepak bola hingga
hari ini telah dimainkan lebih dari 250 juta orang dari lebih dari dua ratus negara.
Sepak Bola adalah permainan yang paling populer sekarang ini.Sepak bola
ditemukan di China pada abad ke 2 sebelum masehi. Sepak bola pertama kali
dimainkan dengan menggunakan bola yang terbuat dari kulit dan digiring
dewngan menggunakan kaki.Pada tahun 1365, raja Edward III melarang
permainan sepakbola karena dianggap terdapat banyak kekerasan selama
pertandingan.
Pemain Sepak Bola terdiri dari 11 orang pemain dimana formasinya
ditentukan oleh masing - masing tim namun biasanya formasinya terdiri dari:
seorang penjaga gawang, 2 - 4 orang pemain bertahan, 2 - 4 orang pemain tengah
dan 1 - 3 orang pemain penyerang. Penjaga gawang adalah satu - satunya pemain
yang boleh memegang bola untuk melindungi gawang dari serangan tim
lawannya. Biasanya penjaga gawang memakai seragam yang berbeda dari pemain
lainnya. Pemain bertahan bertugas menjaga pertahanan dari tim lawan. Pemain
tengah dibagi lagi dengan yang bermain dekat dengan penyerang dan pemain
tengah bertahan yang dekat dengan pemain bertahan, sedangkan sesuai dengan
namanya penyerang memiliki tugas untuk menyarangkan bola ke gawang tim
lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
C. Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran didalamnya mencakup pendekatan, model, metode,
dan teknik secara spesifik. Pendekatan adalah konsep dasar yang melingkupi
metode pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Model adalah bentun
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang diasjikan secara khas
oleh guru. Metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan pada
pencapaian tujuan. Teknik adalah cara konkret yang dipakai saat proses
pembelajaran berlangsung.Ada beberapa macam pengertian istilah dari strategi
pembelajaran. Dibawah ini pengertian dari strategi pembelajaran menurut
beberapa ahli yang diambil dari buku Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
Proses Pendidikan (2008: 126):Menurut Kemp (1995) menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.Menurut
Dick and Carey (1985) menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah
suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama
untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.Dari kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan perencanaan yang
dilaksanakan secara bersama-sama antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dijelaskan
bahwa strategi adalah siasat untuk mencapai sesuai maksud dan tujuan yang telah
direncanakan.
Drs. Agus M. Hardjana berpendapat bahwa : Metode adalah cara yang
sudah dipikirkan masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah
tertentu guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Setiap metode mempunyai
karakteristik yang berbeda dalam membentuk pengalaman belajar siswa, tetapi
satu dengan yang lain saling menunjang.
Metode berasal dari bahasa Latin ” Meta ” dan ” Hodos “. Meta artinya
jauh (melampaui), Hodos artinya jalan (cara). Metode adalah cara-cara mencapai
tujuan. Sedangkan pengertian mengajar menurut Arifin (1978) mendefinisikan
bahwa mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran
kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
bahan pelajaran itu. Sedangklan Nasution (1986) berpendapat bahwa mengajar
adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya
dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Namun
menurut Biggs (1991), seorang pakar psikologi membagi konsep mengajar
menjadi tiga macam pengertian yaitu :
1. Pengertian Kuantitatif dimana mengajar diartikan sebagai the transmission of
knowledge, yakni penularan pengetahuan. Dalam hal ini guru hanya perlu
menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada siswa dengan
sebai-baiknya. Masalah berhasil atau tidaknya siswa bukan tanggung jawab
pengajar.
2. Pengertian institusional yaitu mengajar berarti . the efficient orchestration of
teaching skills, yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien. Dalam
hal ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik mengajar
terhadap siswa yang memiliki berbagai macam tipe belajar serta berbeda bakat ,
kemampuan dan kebutuhannya.
3. Pengertian kualitatif dimana mengajar diartikan sebagai the facilitation of
learning, yaitu upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa mencari
makna dan pemahamannya sendiri.
Dari analisis metode mengajar menurut perilaku guru, perilaku siswa dan
tujuan dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Metode Ceramah (Preaching Method)
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat
dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk
menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur
atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
d. Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak
didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebihbesar menerimanya.
e.Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru mudah menguasai kelas.
b. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
2. Metode diskusi ( Discussion method )
Menurut Muhibbin Syah ( 2000 ) mendefinisikan bahwa metode diskusi
adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan
masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi
kelompok (group discussion) dan resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah
bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk
memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan
yang lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan,
baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan
sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan
pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa (Daradjat, 1985)
Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja
suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melaui
pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful
Bahri Djamarah, 2000).
Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).
4. Metode ceramah plus
Metode ceramah plus adalah metode mengajar yang menggunakan lebih
dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya.Dalam
hal ini penulis akan menguraikan tiga macam metode :
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas.
Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya jawab
dan pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya jawab antara guru dan siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas .
Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan
pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran,
kemudian mengadakan diskusi, dan akhirnya memberi tugas.
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan .
Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi
pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan latihan (drill)
5. Metode resitasi ( Recitation method )
Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan
membuat resume dengan kalimat sendiri
Kelebihan metode resitasi sebagai berikut :
a. Pengetahuan yang anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian
mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri sendiri (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru
hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000)
6. Metode latihan keterampilan ( Drill method )
Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana
siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara
membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa
manfaatnya dan sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari
mute/pernik-pernik.
Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan
huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian,
penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan
pelaksanaan.
Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak
dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan
hal yang monoton dan mudah membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.
7. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )
Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana
pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.
Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara
pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
maka setiap siswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut.
8. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yang dibantu oleh
temannya sendiri
9. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yang mana siswanya diberi soal-soal,
lalu diminta pemecahannya.
10. Metode perancangan ( project method )
yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek
yang akan diteliti sebagai obyek kajian.
Kelebihan metode perancangan sebagai berikut :
a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyuluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam
kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis
dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan
untuk ini.
c. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.
11. Metode Bagian ( Teileren method )yaitu suatu metode mengajar dengan
menggunakan sebagian-sebagian, misalnya bagian per bagian kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
disambung lagi dengan bagian/materi lainnya yang tentu saja berkaitan dengan
masalahnya.
12. Metode Global (Ganze method )
yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi,
kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisari dari
materi tersebut.
D. Hipotesis
Dari uraian diatas hipotesis penelitiannya adalah melalui pembelajaran
dengan modifikasi alat dengan pendekatan bermain, siswa mampu mempraktikan
dan aktif serta meningkatkan materi pembelajaran tolak peluru yang disajikan
dengan pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi atau tempat pelaksanaan penelitian pembelajaran sepak bola
dengan metode pendekatan bermain bertempat di SD Negeri Dukuhwaru 02
Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Letak sekolah berada ditengah – tengah
lingkungan penduduk dengan jarak dari kota kecamatan 1 km. Sarana dan
prasarana untuk melakukan penelitian dilapangan sepakbola milik desa yang
berjarak 500 m dari sekolah, Adapun jadwal pelaksanaannya adalah : Siklus I dan
II pada bulan April Sampai dengan Juni 2012
B. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri
Dukuhwaru 02 berjumlah 26 anak, terdiri dari 13 laki-laki dan 13 siswa
perempuan. Pekerjaan orang tua mereka mayoritas buruh tani dan buruh kasar di
kota, sehingga penghasilannya dibawah rata-rata. Hal ini menjadi salah satu faktor
penyebab rendahnya partisipasi orang tua terhadap keberhasilan pendidikan.
C. Data dan Sumber Data
1. Jenis data : Jenis data yang didapatkan adalah data kuantitatif dan data
kualitatif yang terdiri dari :
a. Hasil belajar berupa tes kemampuan menggiring bola.
b. Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
2. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri
Dukuhwaru 02 yang berjumlah 26 anak.
3. Cara pengambilan data
a. Data dari hasil belajar yang diambil dengan memberikan tes akhir siklus
kepada siswa, alat yang digunakan berupa soal tes akhir siklus pratikum.
b. Data tentang situasi belajar mengajar diambil dengan menggunakan lembar
observasi/pengamatan
c. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi dikelas
diambil dari pengamatan peneliti
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan diperoleh
dari rencana pembelajaran dan lembar pengamatan
D. Alat Pengumpulan Data
1. Tes Praktik
Tes praktik dilaksanakan setiap akhir siklus secara individual
2. Metode Observasi
Penulis melihat secara langsung tentang keadaan atau kondisi siswa dalam
mengikuti pembelajaran gerak dasar menggiring bola di SD Negeri Dukuhwaru
02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
Tabel : 3.1
Instrumen Observasi Aktivitas Guru
No Aspek yang dinilai Sikap Penilaian
1 2 3 4 5
1. Kegiatan Pra PKM
a.Guru menyiapkan sumber belajar
b.Guru menyiapkan alat peraga
c.Guru menyiapkan lembar evaluasi
d.Guru menyiapkan lembar pengamatan
2. Kegiatan Awal
a.Guru menyampaikan tujuan
b.Guru melaksanakan apersepsi
c.Guru memberi motivasi kepada siswa
3. Kegiatan Inti
a.Guru menggunakan langkah-langkah
pembelajaran yang sesuai degan karakteristik
siswa.
b.Kesesuaian metode yang dipilih guru dengan
materi
c.Guru menggunakan alat/media pembelajaran
untuk metode yang dipilih
d.Guru menggunakan metode untuk meningkat
kan aktivitas siswa dalam pembelajatan
e.Guru membimbing siswa dalam melakukan
percobaan
f.Guru memahami fungsi masing-masing alat
untuk media atau percobaan
g.Guru menggunakan buku sumber untuk
pemahaman membantu pemahaman siswa
Kegiatan Akhir
a.Guru mengajak siswa membuat kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
b.Guru melaksanakan Tes Akhir
c.Guru menggunakan alat-alat tes akhir
d.Guru mengoreksi hasil tes
e. Guru memberi pengayaan
3. Wawancara
Peneliti menggali informasi dengan berkomunikasi langsung dengan siswa SD
Negeri Dukuhwaru 02 Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal.
E. Uji Validitas Data
Untuk uji validitas data ini menggunakan teknik triangulasi yaitu
melakukan pengujian terhadap data-data yang diperoleh dengan cara melakukan
penyilangan :
Keterangan :
Mengambil data tentang hasil belajar kemampuan siswa dalam menggiring bola
dengan melakukan pengecekan kemapuan sebelumnya ( pra siklus ) dan pada
siklus berikutnya untuk dibandingkan keabsahannya. Berkaitan dengan masalah
sikap antusias siswa dilakukan dengan tanya jawab dan observasi.
F. Analisis Data
Setelah data diperoleh dan terkumpul, maka data tersebut dengan membandingkan
data-data yang telah didapat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan penelitian
guna mendapatkan informasi yang baik dan mudah dipahami, kemudian hasil dari
metode-metode diatas dilakukan evaluasi atau tes.
Data hasil
Belajar
Metode Tes
Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Analisis dilakukan dengan melakukan skor angka hasil belajar siswa dengan
rumus sebagai berikut :
1. Mengumpulkan nilai rata-rata kemampuan melakukan gerak dasar menggiring
bola selama siklus berlangsung
2. Kemampuan melakukan gerak dasar menggiring bola selama waktu yang
ditentukan
G. Indikator Kinrja Penelitian
Indikator penelitian ini adalah :
a. Penelitian ini dikatakan berhasil atau tuntas belajar secara individual apabila
siswa nilai tes mencapai 75
b. Secara klasikal penelitian ini dikatakan berhasil atau tuntas apabila 75% siswa
telah mencapai nilai 75
H. Prosedur Penelitian
Dengan diketahuinya identifikasi masalah , analisis masalah dan rumusan
masalah, maka disusunlah langkah-langkah proses perbaikan pembelajaran dalam
dua siklus terdiridari empat tahap.
1. Siklus I
a. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
1) Menyusun Rencana Perabaikan Pembelajaran siklus I ( RPP I terlampir )
2) Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti meminta izin kepada kepala
sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I.
3) Berdiskusi dengan teman sejawat untuk menentukan aspek-aspek
pembelajaran yang akan diobservasi
4) Konsultasi dengan Dosen Pembimbing dalam rangka mempertegas masalah
dan mencari jalan keluarnya.
5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati pelaksanaan perbaikan
pembelajaran
6) Membuat dan mempersiapkan alat peraga
7) Menyususn lembar kerja siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
8) Menyusun tes formatif siklus I
b. Pelaksanaan Tindakan
1) Kegiatan Awal
a) Guru memberikan apersepsi
b) Guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran
c) Guru memotivasi siswa
2). Kegiatan inti
a) Secara klasikal guru menjelaskan materi pelajaran dengan menanyakan gerakan
stop passing, dribbling, dan shooting.
b) Secara klasikal guru dan siswa melakukan tanya jawab interaktif tentang materi
pelajaran.
c) Secara klasikal guru dan siswa mendemonstrasikan gerakan stop passing,
dribbling, dan shooting.
d) Guru meminta siwa secara bergilir untuk melakukan gerakan stop passing,
dribbling, dan shooting.
3. Kegiatan Akhir
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
b. Melakukan tes formatif siklus I.
c. Menganalisis hasil tes formatif siklus I.
d. Memberikan tindak lanjut berupa PR.
4. Pengamatan (Observasi) dari hasil pengamatan diperoleh data sebagai
berikut :
a. Aspek Guru
1) Apersepsi bagus
2) Motivasi terhadap siswa kurang menarik
3) Mengelola interaksi kelas kurang bagus
4) Pemberdayaan alat peraga kurang bagus
5) Pemberian contoh soal cukup bagus
6) Pemberian kesempatan bertanya kurang
7) Pengelolaan waktu sudah tepat
8) Pelaksanaan evaluasi cukup bagus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
9) Pemberian tindak lanjut sudah tepat
10) Penjelasan materi sudah sempurna
11) Pemerataan pemberian soal-soal sudah bagus
b. Aspek Siswa
1) Perhatian siswa terhadap materi pelajaran kurang
2) Siswa masih takut bertanya
3) siswa kurang mampu menjawab pertanyaan
4) Siswa aktif mengerjakan tugas latihan
5) Siswa kurang berhasil dalam mengerjakan soal
6) Siswa terlibat dalam menyimpulkan materi
4. Refleksi
Setelah peneliti memperoleh dari hasil perbaikan pembelajaran dengan
teman sejawat, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing , maka diperoleh
refleksi sebagai berikut :
1. Guru kurang memotivasi siswa
2. Penggunaan alat peraga kurang tepat
3. Pengelolaan interaksi kelas kurang bagus
4. Guru kurang memberikan kesempatan bertanya pada siswa
2. Siklus II
Berdasarkan refleksi hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I , maka
disusun rencana perbaikan pembelajaran yang terdiri dari :
1. Perencanaan
Langkah-langkah perencanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut :
a. Menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II
b. Setelah RPP disetujui oleh pembimbing, peneliti meminta izin kepada kepala
sekolah untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
c. Perencanaan tindakan pada siklus II berdasarkan pada rencana tindakan pada
siklus I
d. Berdiskusi dengan teman sejawat tentang hasil temuan dan berkonsultasi
dengan Dosen Pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
merancang pembelajaran yang menitik beratkan pada metode bermain dan
teknik gerakan stop passing, dribbling, dan shooting yang diperlukan untuk
memperjelas materi pembelajaran
e. Menyusun lembar kerja siswa
f. Menyusun tes formatif siklus II
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Kegiatan Awal
1) Guru memberikan apersepsi
2) Guru menginformasikan materi dan tujuan pembelajaran
3) Guru memotivasi siswa
b. Kegiatan Inti
Pada siklus II penulis menyusun aktivitas-aktivitas perbaikan
pembelajaran sebagai perbaikan pembelajaran siklius I. Aktivitas-aktivitas
perbaikan pembelajaran yang dilakukan sebagai berikut :
1) Secara klasikal guru dan siswa mengadakan Tanya jawab tentang melakukan
gerakan stop passing, dribbling, dan shooting.
2) Secara klasikal guru dan siswa mendemonstrasikan cara melakukan gerakan
stop passing, dribbling, dan shooting.
3) Secara individual siswa ditugaskan untuk melakukan gerakan stop passing,
dribbling, dan shooting di lapangan sepak bola
c. Kegiatan Akhir
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran.
2) Melakukan tes formatif siklus II.
3) Menganalisis hasil tes formatif siklus II.
4) Memberikan tindak lanjut berupa PR.
3. Pengamatan
Dari aspek pengamatan diperoleh data sebagai berikut :
A. Aspek Guru
1) Apersepsi bagus.
2) Memotivasi siswa sudah bagus
3) Mengelola interaksi di dalam kelas sudah bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4) Pemberian contoh-contoh sudah bagus.
5) Penggunaan metode sangat bagus.
6) Pemberian kesempatan bertanya pada siswa sudah baik.
7) Pemberdayaan alat peraga sudah sempurna
8) Penjelasan materi sudah baik
9) Pengelolaan waktu sudah baik.
10) Pelaksanaan evaluasi sangat bagus.
11) Pemerataan pemberian soal-soal sudah sempurna.
12) Pemberian tindak lanjut sudah bagus.
a. Aspek pada siswa ditemukan data sebagai berikut :
1) Perhatian siswa pada materi pelajaran sudah bagus.
2) Siswa sudah berani bertanya.
3) Siswa sudah berani menjawab pertanyaan .
4) Siswa sudah aktif mengerjakan tugas / latihan.
5) Siswa sudah berhasil mengerjakan soal evaluasi.
6) Siswa ikut aktif dalam menyimpulkan materi pelajaran.
7) Siswa sudah ikut aktif mengikuti program tindak lanjut.
4. Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II , diperoleh refleksi sebagai
berikut :
a. Penjelasan materi dengan disertai metode bermain dan alat peraga
menyebabkan pemahaman terhadap materi meningkat.
b. Dengan seringnya guru memberi penguatan, motivasi siswa lebih tampak.
c. Guru dalam pembelajaran pada siklus II sudah berhasil terbukti dengan
banyaknya siswa yang memperoleh ketuntasan hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Penelitian
Sebelum melakukan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada dilapangan.
Dan telah diadakan pengambilan data tentang nilai dari hasil pembelajaran
Permainan Sepakbola pada siswa kelas IV Semester 2 SD Negeri Dukuhwaru 02.
Nilai ulangan ini diperoleh siswa sebelum siswa melakukan pembelajaran
Permainan Sepakbola dengan menggunakan Metode bermain . Adapun hasil nilai
sebagai berikut :
Tabel 1 : Hasil belajar sebelum PTK
Rata – rata kelas
Nilai Terendah 6.0
Nilai tertinggi 8,0
Rata – rata kelas 6.9
Pencapaian KKM 23 %
Hasil belajar sebelum diadakan penelitian tindakan kelas nampak dalam
tabel di atas. Nilai terendah siswa di kelas IV adalah 6,0 sedangkan nilai tertinggi
yang dicapai adalah 8,0 , sedangkan nilai rata – rata di kelas tersebut 6,9.
Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal hanya dicapai oleh 23 % siswa di kelas
tersebut, artinya hanya ada 6 siswa dari 26 siswa di kelas IV yang mempunyai
nilai yang memenuhi KKM mata pelajaran Penjasorkes yang diberlakukan di SD
Negeri Dukuhwaru 02 yaitu nilai 7,50.
33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran sepak bola di kelas IV SD
Negeri Dukuhwaru 012 dalam bidang studi Penjasorkes, diketahui bahwa proses
pembelajaran dengan indikator teknik dasar dribbling, stop pass dan shooting,
hasilnya masih dibawah standar. Hal ini dibuktikan dari hasil evaluasi siswa yang
mencapai nilai tuntas atau dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Untuk mengatasi masalah tersebut maka penulis merencanakan perbaikan
pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terbadi dalam 2
siklus pembelajaran. Masing-masing siklus disertai dengan komponen-komponen
dalam upaya guru untuk memperbaiki pembelajaran tersebut. Upaya guru itu
meliputi identitas masalah, analisis masalah, perumusan masalah, hipotesis
tindakan dan skenario perbaikan pembelajaran.
Setelah diadakan upaya perbaikan melalui Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) maka hasil evaluasi persiklus selalu mengalami peningkatan. Sedangkan
untuk melihat hasil perbaikan pembelajaran pada akhir pembelajaran penulis
melakukan tes formatif / tertulis.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Siklus I
Pelaksanaan penelitian siklus I dalam proses belajar mengajar
penjasorkes dilaksanakan pada tanggal Mei 2012 pada kelas IV SD Negeri
Dukuhwaru 02 dengan jumlah siswa 26 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan. Adapun pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mengacu
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah disiapkan. Pelaksanaan
pengamatan / obesrvasi baik terhadap guru maupun terhadap siswa dilaksanaan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
a. Perencanaan Tindakan
Guru mempersiapkan instrumen yang terdiri dari :
1. Memilih siswa yang akan ikut dalam latihan tehnik Passing Bawah
2. Mempersiapkan perangkat belajar mengajar,seperti : bola,Kun,bendera kecil
dan lain –lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
b. Melaksanakan Tindakan
Pembelajaran dengan materi Teknik Permainan Sepakbola dilaksanakan
sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
waktu yang di gunakan adalah 1 pertemuan yaitu 4 x 35 menit. Tiga puluh lima
menit sebelum pembelajaran inti ada persiapan guru dan kegiatan pendahuluan
yang terdiri dari berbaris,berdo‟a, presensi, apersepsi dan melakukan pemanasan.
Selanjutnya adalah 90 menit kegiatan inti, dalam kegiatan inti guru memberikan
contoh Teknik Mengoper dan menahan bola yang benar dengan menjelaskan
didepan siswa, setelah itu dengan bergantian siswa melakukan gerakan Mengoper
dan menahan bola yang benar dengan diawasi oleh guru. Kegiatan berikutnya
siswa melakukan gerakan Menggiring dan menendang bola dengan berpasangan
dengan siswa lainnya.
Untuk melatih siswa menggunakan tehnik, maka penulis menggunakan
Kun dan bola serta bendera kecil untuk mengetahui sebatas mana kemampuan
siswa dalam melakukan Mengoper dan menahan bola Menggiring dan menendang
bola. Latihan ini dengan cara Mendrible bola sambil berlari zig zag melewati kun,
sesudah itu menendang bola ke pasangannya.
Selain cara – cara diatas Untuk mengetahui berhasil atau belum kita
meningkatkan tehnik permainan sepakbola pada siswa, maka kita melakukan
permainan yang sebenarnya tetapi dengan mengurangi lebar lapangan sepakbola.
Pada Kegiatan akhir siswa melakukan pendinginan dan guru
mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
c. Hasil Pengamatan
Pada saat pelaksanaan tugas sesuai dengan informasi yang diberikan oleh
guru mulai dari melakukan teknik permainan sepakbola dari Mengoper dan
menahan bola Menggiring dan menendang bola serta permainan sepakbola,dari 26
siswa yang melakukan kegiatan tersebut diperoleh alasan sebagai berikut : pada
saat melakukan teknik permainan sepakbola hampir 100 % siswa kelas IV
bersemangat melakukannya sesuai perintah dari guru, setelah melakukan teknik
permainan sepakbola hanya ada 10 siswa yang menguasai teknik permainan
sepakbola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Dilihat dari jumlah siswa yang melakukan teknik permainan sepakbola,
pada siklus pertama ini belum mengalami kenaikan yang berarti bahkan bisa
dibilang masih stabil keterampilan siswa. Pada kondisi awal rata – rata ada 20
siswa yang nilainya masih dibawah KKM, pada siklus pertama terlihat hanya
ada 16 siswa yang belum bisa melakukan teknik atau keterampilan permainan
sepakbola dengan benar. Jadi masih ada 72 % siswa di kelas IV yang belum bisa
melakukan teknik permainan sepakbola dengan benar dan nilainya masih dibawah
KKM dalam siklus pertama ini, sementara 28 % siswa sudah dapat melakukan
atau menguasai teknik permainan sepakbola.
Gambar 1 . Diagram Penguasaan Teknik Permainan Sepakbola
Dari hasil beberapa Teknik permainan yang telah dilakukan oleh siswa,
penulis kemudian memberikan beberapa teknik agar siswa lebih bersemangat
dalam mempelajari teknik permainan sepakbola dengan benar .Tehnik tersebut
adalah sebagai berikut : siswa dibagi menjadi beberapa kelompok pada tiap
kelompok ada beberapa siswa yang nilainya sudah diatas KKM atau mampu
melakukan teknik permainan sepakbola dengan baik untuk menjadi nahkoda atau
navigator bagi teman – temannnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Dari penilaian di siklus pertama ini terlihat bahwa di kelas IV terlihat
kemajuan dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal ( pra siklus ).pada siklus
ini ada kenaiakan 15,38 % apabila dibandingkan dengan Kemampuan siswa pada
kondisi awal/ sekitar 10 siswa yang sudah mencapai KKM.Pencapaian KKM pada
kondisi awal adalah 23 % ini berarti masih ada 20 siswa mempunyai nilai di
bawah KKM, sedangkan pada siklus I pencapaian KKM adalah 38 % karena
masih ada 16 siswa yang belum memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Tabel 2 Hasil belajar pada siklus I
Rata – rata kelas
Nilai Terendah 6,5
Nilai tertinggi 8,0
Rata – rata kelas 7,1
Pencapaian KKM 38 %
Gambar 2. Diagaram
Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
1. Refleksi
HASIL REFLEKSI SIKLUS I
Mata Pelajaran : Penjasorkes
Materi Pokok : Sepak Bola
Kelas : IV ( Empat )
Semester : II ( Dua )
Setelah proses pembelajaran Penjasorkes dengan materi sepak bola siswa
belum tuntas belajar dengan ditandai hasil ulangannya rendah.
1. Identifikasi Masalah
a. Hasil nilai ulangan sebagian siswa masih rendah.
b. Ketrampilan siswa dalam pembelajaran materi sepak bola belum mengausai
semua.
c. Aktivitas siswa dalam pembelajaran pasif.
2. Analisis Masalah
a. Guru tidak sistematis dalam menggunakan alat peraga.
b. Guru tidak memotivasi siswa dalam pengamatan pembelajaran.
c. Guru tidak melibatkan siswa dalam menggunakan metode demonstrasi.
3. Fokus Masalah
a. Meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar menggiring bola /
drible bola dalam permainan sepak bola.
b. Meningkatkan pemahaman siswa tentang teknik dasar mengoper bola / stop
pass bola dalam permainan sepak bola.
c. Meningkatkan aktivitas siswa tentang teknik dasar menendang bola /
shooting bola dalam permainan sepak bola.
d. Meningkatkan aktivitas siswa tentang teknik dasar permainan sepak bola
dengan menggunakan metode bermain.
4. Rumusan Masalah
a. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang teknik dasar menggiring bola / drible bola dalam
permainan sepak bola ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan
pemahaman siswa tentang teknik dasar mengoper bola / stop pass bola
dalam permainan sepak bola ?
c. Apakah dengan menggunakan metode bermain dapat meningkatkan
aktivitas siswa tentang teknik dasar menendang bola / shooting bola dalam
permainan sepak bola ?
5. Skenario Pembelajaran
a). Memaparkan judul , tema / Pokok Bahasan.
b) Menyiapkan alat peraga
c) Menjelaskan materi tentang sepak bola .
d) Melakukan tanya jawab tentang materi sepak bola.
e) Mendemonstrasikan cara melakukan teknik dasar permainan sepak bola.
f) Membuat kesimpulan.
g) Evaluasi.
2. Siklus II
Pelaksanaan penelitian siklus II dalam proses belajar mengajar
penjasorkes dilaksanakan pada tanggal Mei 2012 pada kelas V SD Negeri
tegalwulung 01 dengan jumlah siswa 36 yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 12
siswa perempuan. Adapun pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar mengacu
pada Rencana Pelaksanaan Pembelajran (RPP) yang telah disiapkan. Pelaksanaan
pengamatan / obesrvasi baik terhadap guru maupun terhadap siswa dilaksanaan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Dalam pelaksanaan penelitian siklus II peneliti mempersiapkan
pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes
formatif (tes praktek dan tertulis) dan alat-alat pembelajaran yang akan digunakan
dalam pembelajaran sepak bola.
Pada akhir pelaksanaan pembelajaran penjasorkes dengan materi sepak
bola, siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan
siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
a. Perencanaan Tindakan
Guru mempersiapkan instrumen yang terdiri dari :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1.Memilih siswa yang akan ikut dalam latihan tehnik Passing Bawah
2.Mempersiapkan perangkat belajar mengajar,seperti : bola,Kun,bendera kecil dan
lain –lain.
b. Melaksanakan Tindakan
Dari kelemahan yang diperoleh pada siklus pertama, maka metode
penelitian tindakan (action research) mengalami sedikit pembenahan Karena
penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai. Untuk bola yang digunakan juga ditambah kalau bola
pada siklus pertama 10 buah sekarang bola yang digunakan adalah 13 bola
sehingga siswa 2 mendapatkan bola 1 yang menjadikan pembelajaran teknik
Permainan Sepakbola lebih semangat dan kosentrasi tanpa harus berebut bola.
c. Hasil Pengamatan
Pada Pelaksanaan passing bawah di siklus II ini masih ada 10 siswa (38
%) yang belum bisa melakukan teknik Permainan sepakbola dengan benar atau
dapat dikatakan nilainya masih dibawah KKM. Meskipun sudah melakukan
permainan sepakbola dan menggunakan metode penelitian tindakan ( action
reseach ) dengan asumsi siswa lebih bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas
dari guru karena tugas yang diberikan menyangkut nilai atau hasil dari praktik
Permainan sepakbola , namun masih ada juga siswa yang tidak melakukan dengan
semangat. Meski demikian, jumlah siswa yang belum bisa melakukan pada siklus
II ini sudah berkurang. Dengan demikian ada 16 ( 62 %) siswa yang nilainya
tercapai ataupun terlampui KKM di siklus kedua ini.
Nilai terendah pada siklus ini adalah 6,5 meningkat 0,50 bila dibanding
dengan siklus I . Nilai tertinggi pada siklus ini adalah 80 sama dengan siklus I.
Nilai rata – rata yang dicapai oleh kelas IV adalah 7,4 meningkat 0,30 % bila
dibandingkan dengan siklus I yang mempunyai rata – rata kelas 7,1. Pencapaian
KKM pada siklus II 62 % karena masih terdapat 10 siswa yang mempunyai nilai
di bawah KKM yang ditentukan, namun meningkat 24 % bila kita bandingkan
dengan siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Hasil belajar siswa di siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 3 : Hasil belajar pada siklus II
Rata – rata kelas
Nilai Terendah 6,5
Nilai tertinggi 8,0
Rata – rata kelas 7,4
Pencapaian KKM 62 %
Gambar 3.
Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1
Dan Siklus 2
a. Refleksi
Pada siklus II, Penambahan bola yang diberikan kepada siswa ternyata
membuat siswa lebih bersemangat dalam melakukan Teknik permainan
sepakbola. Apalagi ketika guru lebih terfokus kepada siswa dengan melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
pembelajaran maju per individu untuk melakukan teknik yang betul disini siswa
lebih tertantang dan seperti diberi kebebasan untuk melakukan teknik yang betul
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh guru. Siswa antusias karena
ingin mengetahui hasil dari pembelajaran ini dengan melakukan permainan
sepakbola dengan lebar lapangan dikurangi, sikap tanggung jawab juga
ditunjukkan dengan berkurangnya siswa yang tidak bermalas-malasan karena
dengan bermalas-malasan mereka menyadari bahwa dengan latihan yang serius
akan membuat teknik yang dipelajari akan cepat dikuasai. Siswa juga tidak asal –
asalan dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru karena hal ini dapat
dilihat pada saat diadakannya permainan sepakbola dilapangan.
Dengan meningkatnya persentase teknik passing bawah di kelas IV yang
berpengaruh pada meningkatnya hasil belajar siswa terbukti dari naiknya rata –
rata kelas, nilai maupun pencapaian KKM maka penelitian dihentikan pada siklus
ini.
3. Antar Siklus
Setelah dilakukan Deskripsi tiap siklus, selanjutnya dilakukan
perbandingan antarsiklus untuk mendeskripsikan peningkatan yang dicapai dari
satu siklus ke siklus berikutnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, untuk
memperjelas perkembangannya perlu disampaikan hasilnya dalam gambar/ tabel
sebagai berikut :
Gambar 4.
Perbandingan Kondisi Pra Siklus dan Siklus 1
Dan Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
C. Pembahasan
Pada Pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini masih ada 10 siswa yang
belum bisa melakukan teknik dengan benar dengan alasan malas, Meskipun
sudah melakukan Penambahan bola dan permainan sepakbola dengan lebar
lapangan yang dikurangi dengan asumsi siswa lebih bersemangat dalam
melaksanakan tanpa harus merasa jemu atau bosan.Meski demikian, jumlah siswa
yang belum bisa melakukan teknik dengan benar pada siklus II ini sudah
berkurang. Dengan demikian hanya 62 % siswa yang dapat melakukan teknik
passing bawah dengan benar dan mencapai nilai KKM.
Nilai rata – rata yang dicapai oleh kelas IV adalah 7,4 meningkat 0,30 %
bila dibandingkan dengan siklus I yang mempunyai rata – rata kelas 7,1, namun
bila dibandingkan dengan kondisi awal dengan rata – rata kelas 6,9 berarti
meningkat 0,50 %.
Nilai terendah pada siklus ini adalah 6,5 sama dengan siklus I dan
meningkat 0,50 bila dibanding dengan kondisi awal. Nilai tertinggi pada siklus ini
adalah 80 sama dengan siklus I dan kondisi awal.
Pencapaian KKM pada siklus II 62 % karena masih terdapat 10 siswa
yang mempunyai nilai di bawah KKM yang ditentukan, namun meningkat 24 %
bila kita bandingkan dengan siklus I. Peningkatan ini sangat tinggi bila
dibandingkan dengan kondisi awal dengan pencapaian KKM 23 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil-hasil pembelajaran yang diuraikan di muka, dapat disimpulkan
bahwa Perbaikan Pembelajaran sepak bola dalam Penjasorkes dengan kompetensi
dasar teknik dasar dribbling, stop pass dan shooting dengan metode pendekatan
bermain di kelas IV, SD Negeri Dukuhwaru 02, Kecamatan Dukuhwaru
Kabupaten Tegal, berjalan dengan baik dan karenanya prestasi belajar meningkat.
Simpulan hasil penelitian secara singkat yaitu terdapatnya peningkatan
kemampuan gerak menggiring bola pada siswa kelas IV SD Negeri Dukuhwaru
02, Kecamatan Dukuhwaru Kabupaten Tegal. Peningkatan tersebut terjadi setelah
peneliti melakukan beberapa upaya yaitu :
1.Penerapan model pendekatan bermain sebagai media untuk meningkatkan
kemampuan dasar menggiring bola
2.Penerapan model pendekatan bermain dilakukan berbeda-beda dengan tujuan
siswa tidak merasa bosan atau jemu
3.Peneliti selalau memberi reward atau hadiah kepada siswa berupa pujian atau
nilai tambahan
4.Peneliti menjelaskan kesulitan yang dialami siswa sehingga siswa mengetahui
kesalahannya
5.Peneliti tidak segan untuk ikut bermain dalam pembelajaran yang dilakukan
siswa dengan harapan siswa akan lebih bersemangat.
Adapun hasil penelitian secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata kelas pada Pra Siklus 6,9
siklus I meningkat menjadi baik dengan rata-rata nilai 7,1 ,dan pada siklus II
rata – rata nilai menjadi 7,4.
2. Prestasi belajar siswa meningkat melalui aktivitas :
a. Pemberian apersepsi yang menarik melalui tanya jawab yang interaktif.
b. Melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajran.
c. Pengaktifan siswa dalam tanya jawab.
44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
d. Pemanfaatan alat peraga yang memadai.
e. Pengaktifan siswa dalam melakukan gerakan teknik dasar sepak bola.
B. IMPLIKASI
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan dalam pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor dari guru adalah antara lain metode
yang digunakan dalam pembelajaran, kemampuan guru dalam penyampaian
materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, teknik yang digunakan sebagai
sarana untuk menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengembangkan
materi. Sedangkan faktor dari siswa adalah motivasi siswa atau minat siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Faktor – faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus
diupayakan semaksimal mungkin agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan
baik. Jika guru mengelola kelas dengan baik, mengembangkan materi,
mengembangkan strategi/teknik sebagai sarana untuk menyampaikan materi
dengan baik sehingga siswa mudah menerima materi dan siswa pun memiliki
minat dan motivasi yang baik untuk aktif dalam proses pembelajaran maka prose
belajar mengajar akan lebih efektif dan efesien serta lancar.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa melalui
pendekatan bermain sepakbola untuk meningkatkan keterampilan menggiring
bola dapat meningkatkan kemampuan siswa baik dari proses maupun hasilnya.
Bagi guru penjas hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
dalam proses pembelajaran penjas agar siswa menjadi lebih senang dan tertarik.
Pemberian tindakan dari siklus I ke siklus II mendiskripsikan bahwa
terdapatnya kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama prose pembelajaran.
namun kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan siklus berikutnya. Dari
pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran dapat dijelaskan terdapatnya peningkatan baik kualitas proses
maupun hasil dalam pembelajaran.penerapan model pembelajaran dengan
pendekatan bermain dapat merangsang aspek kognitif, afektif dan terutama
psikomotor siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
C. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan, ada beberapa hal yang perlu
disampaikan sebagai saran dari penelitian ini, yaitu :
1. Untuk mencapai keberhasilan yang memuaskan dalam pembelajaran
Sepak bola dalam Penjasorkes kompetensi dasar dribbling, stop pass dan
shooting perlu mengadakan apersepsi, memotivasi siswa dan pemanfaatan
alat peraga yang maksimal agar pemahaman siswa meningkat optimal.
2. Guru harus selalu berinovasi dalam pengembangan alat peraga untuk
menghindari verbalisme.
3. Tingkatkan KKG di gugus sekolah masing-masing untuk memecahkan
masalah yang berkaitan dengan pembelajaran.
4. Guru perlu menguasai Penelitian Tindakan Kelas, agar dapat mengatasi
siswa yang belum mampu.
5. PTK sebaiknya dikembangkan dan diaplikasikan dan setiap pembelajaran
sebagai implikasi dari refleksi pembelajaran.