perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip,...

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON-MUSLIM (Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra) Penulisan Hukum ( Skripsi ) Disusun dan diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta OLEH MUTMAINI NIM : E0006181 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip,...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS

PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON-MUSLIM (Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra)

Penulisan Hukum ( Skripsi )

Disusun dan diajukan untuk

Melengkapi Persyaratan Guna Meraih Derajat Sarjana dalam Ilmu Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH MUTMAINI

NIM : E0006181

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2010

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN

CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON-MUSLIM (Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra)

OLEH MUTMAINI

NIM : E0006181

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Oktober 2010

Pembimbing I

Soehartono, S.H, M.Hum NIP. 195604251985031002

Pembimbing II

Syafrudin Yudowibowo, S.H., M.H NIP. 197511302005011001

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi) TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN

PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON-MUSLIM

(Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra)

Oleh Mutmaini

NIM : E0006181

Telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada : Hari : Selasa Tanggal : 28 Desember 2010

DEWAN PENGUJI

1. Harjono, S.H., M.H : …………………… NIP. 196101041986011001 Ketua 2. Syafrudin Yudowibowo, S.H., M.H : ……………………. NIP. 197511302005011001

Sekretaris

3. Edy Herdyanto, S.H., M.H : ……………………. NIP. 195706291985031002

Anggota

Mengetahui,

Dekan

Mohammad Jamin, S.H., M.Hum. NIP.1961 0930 1986 011001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Mutmaini

NIM : E0006181

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA

DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON

NON-MUSLIM (Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama

Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra) adalah betul-betul

karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini

diberi tanda citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pancabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, November 2010

Yang menyatakan

(Mutmaini)

NIM. E 0006181

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK Mutmaini, 2010, TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK DENGAN PEMOHON NON-MUSLIM (Studi Kasus Permohonan Cerai Talak Di Pengadilan Agama Karanganyar Dengan Nomor Putusan 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra). Fakultas Hukum UNS.

Penelitian ini mengkaji mengenai dasar pertimbangan Pengadilan Agama dalam menerima dan memeriksa permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim, dan mengetahui akibat hukum dalam putusan Nomor: 208/Pdt.G/2010/PA.Kra yang telah dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Karanganyar atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim.

Dalam penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian hukum yang bersifat preskriptif dan terapan, dimana penelitian hukum merupakan suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi. Penulis dalam penelitian ini ingin menemukan aturan hukum yang menjadi dasar yuridis Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak dengan pemohon non-muslim. Jenis bahan hukum yang penulis gunakan adalah bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer yang penulis gunakan adalah berupa putusan hakim nomor : Putusan Nomor 208/ Pdt.G/ 2010/ Pa.Kra tentang permohonan cerai talak oleh pemohon non muslim di Pengadilan Agama Karanganyar, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Adapun bahan hukum sekunder yang penulis gunakan adalah bahan kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. Teknik pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan cara identifikasi isi bahan hukum primer dan sekunder dari studi kepustakaan. Teknik analisis yang digunakan adalah pola berfikir deduktif dengan premis mayor dan premis minor yang kemudian dicapai suatu kesimpulan. Premis mayor yang digunakan adalah Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, premis minornya adalah Putusan Nomor 208/ Pdt.G/ 2010/ Pa.Kra, kesimpulan yang didapat bahwa permohonan cerai talak dengan pemohon non-muslim tetap merupakan kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dihasilkan simpulan, kesatu dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim tersebut adalah penjelasan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Dalam penjelasan Pasal tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud “orang Islam” adalah orang atau badan hukum yang menundukkan diri secara sukarela terhadap Hukum Islam. Hal ini mengesampingkan asas personalitas keislaman para pihak yang berperkara,apabila para pihak secara sukarela dengan sendirinya tunduk dan menundukkan diri pada Hukum Islam, maka perceraiannya tetap menjadi kewenangan Pengadilan Agama

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

sekalipun salah satu atau kedua pihaknya telah berpindah agama menjadi non-muslim. Kedua, akibat hukum dalam putusan Nomor: 208/Pdt.G/2010/PA.Kra yang telah dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Karanganyar atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim. Dalam putusan tersebut memutus dengan fasakh, akibat hukum dari fasakh adalah Fasakh mengakhiri perkawinan seketika itu juga, Suami tidak boleh melakukan rujuk terhadap mantan istrinya apabila antara mantan suami dan isteri tersebut berkeinginan untuk hidup kembali sebagai suami-istri harus melakukan akad nikah baru, tidak mengurangi sisa talak istri, maksudnya jika terjadi fasakh kemudian dilakukan akad yang baru, fasakh tersebut tidak dihitung sebagai talak pertama, sehingga suami masih mempunyai tiga hitungan talak, Dalam hal pemohon terbukti bukan beragama Islam, maka pemohon tidak berhak mengucapkan ikrar talak, Untuk masa iddah bagi janda yang dicerai suami non-muslim, masa iddahnya dihitung sejak putusan Majelis Hakim berkekuatan hukum tetap.

Kata Kunci : Pengadilan Agama, dan cerai talak non-muslim.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT Mutmaini, 2010, A JURIDICAL REVIEW ON THE RELIGION COURT’S AUTHORITY IN DECIDING THE TALAK DIVORCE APPLICATION BY NON-MUSLIM APPLICANT (A Case Study on Talak Divorce Application in Karanganyar Religion Court in Decision Number 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra). Law Faculty of UNS.

This research studies the rationale of Religion Court in accepting and examining the talak divorce application filed the non-muslim applicant and find out the legal consequence of decision Number 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra published by Karanganyar Religion Court on the talak divorce application by non-Muslim applicant.

In this research, the writer employed the prescriptive and applied law research in which the law research is a process of finding legal rules, principles, and doctrines to answer the legal issue encountered. The writer wants to find the legal rule becoming the juridical foundation for the Religion Court in deciding the talak divorce application by non-Muslim applicant and legal consequence of talak divorce application by non-Muslim applicant. The types of law materials used was primary and secondary law materials. The primary materials used were the decision Number 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra about the talak divorce application by non-Muslim applicant in Karanganyar Religion Court, Republic of Indonesia’s 1945 Constitution, Acts Number 48 of 2009 about the Power of Justice, 50 of 2009 about the Second Amendment of Act Number 7 of 1989 about Religion Judicature. The secondary law material used by the writer was literatures, documents, archive, article, paper, literature consistent with the research object. Technique of collecting law material was done by identifying the content of primary and secondary law materials from library research. Technique of analyzing data used was deductive mindset with major and minor premises that then arrived at a conclusion. Major premise used was Act Number 50 of 2009, while the minor one was Decision Number 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra, and the conclusion obtained is that the talak divorce application by non-Muslim applicant remains to be the authority of religion court in deciding.

Considering the result of research and discussion, it can be concluded that: firstly the rationale of Religion Court’s authority in deciding the talak divorce application by non-Muslim applicant was the explanation of Article 49 of Act Number 50 of 2009. The explanation of such article states that what “Moslem” is the one or enterprise subjected itself voluntarily to Islamic Law. It overrides the Islamic personality principle in the parties having case, when the parties voluntarily are subjected and submitted to the Islam Law, therefore the divorce remains to be the Religion Court’s authority although one or both parties has converted to non-Muslim. Secondly, the legal consequence in Decision Number 208/Pdt.G/2010/Pa.Kra published by the Karanganyar’s Religion Court over the talak divorce application by non-Muslim applicant. The decision decides with fasakh, the legal consequence of fasakh is that Fasakh terminates the marriage instantaneously, the husband may not undertake reconciliation to his former wife when they want to live again as husband-wife so that they should make new

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

marriage contract, does not reduce the rest of wife’s talak, it means that if there is fasakh in the future, the new marriage agreement should be made, fasakh is not counted as the first talak, so that husband still have three talak counts, in the case of applicant is non-Muslim, the applicant has no right to utter the talak pledge, in the term of iddah period for the widow divorced by non-muslim husband, it is calculated from the date when the decision of Judge Chambers has fixed legal power.

Keywords: Religion Court, and non-muslim talak divorce.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

MOTTO

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, dia telah menciptakan manusia dari alaq, Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya” (Q.S Al-Alaq:1-5)

“Bila engkau berada pada sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi, dan

bila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu dan waktu hidupmu sebelum matimu “

(HR. Ibnu Umar)

“Harapan haruslah disertai dengan amalan, kalau tidak maka harapan itu hanyalah sebuah lamunan”

(Al-Hikam).

“Kesabaran itu adalah sesuatu yang terpuji kecuali ketika agama dihina, harga diri dikoyak dan hak dirampas”

(unknown).

“Success is a journey, not a destination”. (Ben Sweetland)

“A good name is better than riches”

(Unknown)

“The way to get started is to quit talking and begin doing” (Walt Disney)

“Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah pincang”

(Einstein)

“Segala cobaan dalam hidup untuk mendewasakan kita, tanpa itu kita tidak akan sadar betapa berharganya hidup dan bersyukur atas nikmat yang Allah berikan”

(Penulis)

“Selama nafas masih berhembus dalam raga, selama itu pula mimpi harus terus dikejar”

(Penulis)

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

PERSEMBAHAN Karya kecil penulis ini senantiasa dipersembahkan kepada :

v Allah SWT, Rabb yang menguasai

alam semesta, Maha dari segala Maha, yang karena kekuasaannya menerangi setiap hati-hati yang penuh kecintaan pada-Nya, Sungguh tiada Tuhan selain Engkau.

v Muhammad SAW, suri tauladan terbaik umat manusia.

v Ibu Jumiyatun, insan mulia yang telah melahirkan, membesarkan serta mendidikku dengan penuh kasih sayang. Tiada hal yang lebih indah selain cinta, do’a dan dukungan yang kau berikan tiada henti kepadaku. Aku menyayangimu ibu.

v Bapak Prapto Hartono Suwandi, sosok ayah yang dengan disiplin dan keteguhan hatinya menjadikan penulis sebagai pribadi yang baik, semoga penulis dapat meneladani ketegasanmu.

v Kakak-kakakku tercinta. Sundari, Tri Ningsih, Widyaningsih, Yusuf Irwanto, Supriyadi dan Anton Ari Wibowo. Do’a dan dukungan dari kalian lah yang membuat penulis tetap berdiri kokoh dalam setiap keterpurukan.

v Yang terkasih, Taat Hendrawan, yang telah mencurahkan waktu dan perhatiannya dalam mendampingi penulis.

v Indonesia, tanah tumpah darahku. Besar inginku mengharumkan namamu.

v Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kenangan terindah dalam hidupku.

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warrohmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dimana hanya dengan rahmat dan

ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini dengan

baik. Penulisan hukum ini membahas mengenai mengenai dasar pertimbangan

Pengadilan Agama dalam menerima permohonan cerai talak yang diajukan oleh

pemohon non-muslim, dimana putusan atas permohonan tersebut mengacu pada

Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama selain itu penulis juga

memaparkan mengenai akibat hukum dalam putusan Nomor:

208/Pdt.G/2010/PA.Kra yang telah dikeluarkan oleh Pengadilan Agama

Karanganya atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-

muslim.

Penulisan hukum (skripsi) ini diharapkan dapat memberikan referensi

mengenai bahan terkait, mengingat putusan nomor : 208/Pdt.G/2010/PA.Kra yang

dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Karanganyar tersebut merupakan putusan

atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim.

Permohonan seperti ini dianggap tidak biasa karena pemohonnya tidak beragama

Islam, padahal kewenangan Pengadilan Agama adalah pengadilan bagi umat yang

beragama Islam.

Penulisan hukum ini tidak lepas dari bantuan yang telah diberikan baik

oleh pihak lain kepada penulis, oleh karena itu penulis hendak mengucapkan

banyak terimakasih yang sebesar-sesarnya kepada :

1. Bapak Mohammad Jamin, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

UNS dan seluruh jajaran dekanat Fakultas Hukum UNS.

2. Bapak Syafrudin Yudo Wibowo S.H., M.H. selaku Pembimbing

Akademik, Pembimbing Skripsi dan Penguji, yang selalu membimbing

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

dan memberi solusi atas permasalahan yang penulis temui dalam penulisan

hukum ini.

3. Bapak Edy Herdyanto, S.H., M.H. selaku Ketua Bagian Hukum Acara

Fakultas Hukum UNS sekaligus sebagai Penguji yang telah memberikan

kesempatan serta saran yang berharga kepada penulis dalam penulisan

hukum ini.

4. Bapak Soehartono S.H., M.Hum. selaku Dosen pembimbing, yang di

dalam kesibukannya yang luar biasa telah bersedia membimbing penulis

hingga penulisan hukum ini dapat diselesaikan dengan baik.

5. Bapak Harjono, S.H.,M.H. selaku dosen penguji penulisan hukum ini yang

telah banyak membantu dalam perjalanan penyelesaian skripsi ini serta

memberikan banyak saran dan nasehat yang berharga bagi penulis

6. Bapak Lego Karjoko, S.H., M.H. selaku ketua Pengelola Penulisan

Hukum Fakultas Hukum UNS yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk penelitian dan penulisan hukum ini.

7. Segenap dosen Fakultas Hukum UNS, untuk ilmu yang menjadi bekal bagi

masa depan penulis. Semoga berguna bagi penulis dan menjadi amalan

yang tak terputus.

8. Pengelola Penulisan Hukum (PPH), terutama maz Wawan yang tidak

hanya membantu dalam mengurus prosedur-prosedur skripsi, tetapi juga

atas motivasinya.

9. Segenap staff dan karyawan Fakultas Hukum UNS yang selama ini telah

memberikan pelayanan dengan baik kepada penulis.

10. Sahabat-sahabatku, Ita, Pipin, Tiwi, Agus Waloyo, Andri, Delon, Eriek,

Didit, Farid, Wiwin Suryani, Anin, Arunda, sahabat yang senantiasa

mendukung dan membawa keceriaan dalam hari-hari Penulis.

11. Maz Irawan, Mz Widinta, Mz A’ad, Mz Probo, Mz Bagus, Mz Hatta, dan

teman-teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang

senantiasa menjadi teman diskusi dan menuntut ilmu di FH UNS tercinta.

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

12. Keluarga besar, FOSMI, BEM FH UNS DAN DEMA FH UNS yang telah

menjadi sosok keluarga, mendewasakan, memberikan ilmu

keorganisasian, pengetahuan ilmiah, prestasi dan pengalaman yang sangat

luar biasa. Terkhusus Kakak-kakak teladan FOSMI FH UNS, Mbak Nunik

sebagai inspirator bagi Penulis untuk selalu bersemangat dalam hidup,

Mbak Wiwiek dan Mbak Farin, kakak yang selalu membuat tersenyum

dan membawa keceriaan, Mbak Athina, Mbak Putri, dan Mbak Wiwik

sebagai sosok kakak yang memberikan banyak motifasi, pengalaman dan

masukan bagi Penulis.

13. Teman-teman Kusumawati, Mega, Whike, Dhinie, Vina, Beta, Anjar,

Uyie’, Afif, Lilis, Minie, Reninta, Niken, Anik atas kebersamaannya

selama ini. Kenangan yang tak terlupakan, penulis akan selalu merindukan

saat kebersamaan itu.

14. Teman-teman Community Of Klaten (COKLAT) UNS, yang banyak

memberikan pelajaran dan pengalaman berharga kepada penulis.

15. Teman-teman SD Daleman 2 Tulung Klaten angkatan 1994, Teman-

teman SMP Negeri 2 Tulung Klaten angkatan 2000, Teman-teman SMA

Negeri 1 Karanganom Klaten angkatan 2003, Teman-teman F.Hukum

UNS angkatan 2006 yang senantiasa menyayangi dan menjaga

persahabatan yang tak terputus. Salam semangat dan sukses selalu untuk

kita.

16. Semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu semoga Allah SWT membalas semua bantuan yang

telah diberikan.

Semoga Penulisan Hukum ini bermanfaat bagi pihak yang membaca, menjadi

referensi dan dicatat sebagai amal kepada penulis dan seluruh pihak yang telah

membantu sampai selesainya penyusunan Penulisan Hukum ini.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaraokatuh

Surakarta, 28 Desember 2010

Penulis

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. .................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .............................................................. iii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. x

KATA PENGANTAR ............................................................................................. xi

DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiv

DAFTAR BAGAN................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

E. Metode Penelitian ............................................................................. 6

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 13

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Peradilan Agama

a. Perkembangan Peradilan Agama Di Indonesia ................... 15

b. Tugas dan Kewenangan Peradilan agama........................ ... 21

2. Tinjauan Tentang Hukum Acara Peradilan Agama

a. Tahap-tahap Pemeriksaan di Pengadilan Agama …… ....... 24

b. Bentuk dan Macam Produk Hukum Pengadilan Agama. .... 28

c. Susunan dan Isi Putusan Pengadilan Agama....................... 30

d. Kekuatan Putusan Pengadilan Agama................................. 33

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

3. Tinjauan Tentang Perkawinan

a. Pengertian Perkawinan ..................................................... 37

b. Tujuan Perkawinan .......................................................... 38

c. Rukun dan Syarat Perkawinan ......................................... 39

d. Larangan-larangan Perkawinan ........................................ 41

e. Hak dan Kewajiban Suami Isteri Dalam Perkawinan ....... 43

f. Bentuk-bentuk Putusnya Perkawinan Menurut Hukum

Islam .................................................................................. 49

4. Tinjauan Tentang Cerai Talak

a. Pengertian Perceraian ...................................................... 52

b. Pengertian Cerai Talak ...................................................... 52

c. Syarat-syarat Talak ........................................................... 53

d. Waktu Menjatuhkan Talak ................................................ 54

e. Hak Talak .......................................................................... 54

f. Akibat Talak ..................................................................... 55

g. Alasan-alasan Menjatuhkan Talak .................................... 56

h. Macam-macam Talak ....................................................... 58

B. Kerangka Pemikiran …………...…………………................…...... 60

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................. 63

B. Pembahasan ....................................................................................... 70

1. Dasar Kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus

permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-

muslim ......................................................................................... 70

2. Akibat hukum putusan atas permohonan cerai talak yang

diajukan oleh pemohon non-muslim (studi putusan nomor

208/ Pdt.G/ 2010/ PA.Kra) ............................. ..............................80

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 93

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

B. Saran ........................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan Kerangka Pemikiran ........................................................... .................... 60

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuhan menciptakan semua makhluknya dalam keadaan berpasang-

pasangan, ada jantan dan betina, begitupun manusia, ada perempuan dan laki-

laki. Bagi umat Islam, hal ini diatur dalam kitab suci Al-Qur’an surat Ar-Ruum

ayat 21 : “Dan di antara bukti-bukti kebesaran Allah adalah diciptakan-Nya

untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu tentram

disampingnya dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya

yang demikian itu menjadi tanda-tanda bagi orang yang berfikir”. Dari ayat

tersebut, jelas bahwa Allah memerintahkan manusia untuk berpasang-pasangan

sebagai wujud kasih sayang. Untuk dapat hidup berpasangan, tidak seperti pada

hewan, manusia harus melalui ikatan yang dapat dianggap sah menurut tatacara

yang diatur oleh manusia itu sendiri yang disebut perkawinan.

Perkawinan antara dua manusia mempunyai kedudukan yang sangat

penting. Perkawinan bukan hanya sekedar suatu upacara adat, tetapi juga suatu

pencatatan status perkawinan oleh aparatur negara. Menurut Ahmad Azhar

Basyir, dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

terjadi secara terhormat sesuai kedudukan manusia sebagai makhluk yang

berkehormatan. Pergaulan hidup rumah tangga dibina dalam suasana damai,

tentram, dan rasa kasih sayang antara suami dan istri. Anak keturunan dari

hasil perkawinan yang sah menghiasi kehidupan keluarga dan sekaligus

merupakan kelangsungan hidup manusia secara bersih dan berkehormatan.

Perkawinan bukan hanya sebagai sarana untuk menyalurkan nafsu biologis

semata seperti pada binatang, tetapi mempunyai makna yang lebih luas dan

mendalam, yaitu menciptakan kehidupan keluarga yang aman dan tentram

(sakinah), pergaulan yang saling mencintai (mawadah) dan saling menyantuni

(rahmah) (Ahmad Azhar Basyir, 2000: 1).

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Untuk menyeragamkan pengaturan tentang perkawinan, Indonesia telah

memiliki Undang-Undang nasional yang berlaku bagi seluruh warga negara

Republik Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan selanjutnya disebut dengan Undang-Undang Perkawinan. Dengan

keluarnya Undang-Undang Perkawinan tersebut, ketentuan-ketentuan yang

diatur dalam Undang-Undang, ordonansi, dan Peraturan-peraturan sebelumnya,

sejauh telah diatur dalam Undang-Undang yang baru dinyatakan tidak berlaku.

Meskipun demikian, Hukum Perkawinan Islam bagi kaum muslim memperoleh

jaminan tetap berlaku sebagaimana diatur dengan jelas dalam Pasal 2 ayat (1)

Undang-Undang Perkawinan bahwa “Perkawinan adalah sah, apabila

dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu”.

Hal ini sejalan pula dengan Pasal 29 Undang-Undang Dasar 1945 yang berisi:

”Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya

masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya

itu”.

Dalam Undang-Undang Perkawinan ini, disebutkan dalam Pasal 1

bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan

seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Mahaesa”.

Dalam mewujudkan tujuan perkawinan tersebut sangat tidak mudah,

dibutuhkan perasaan saling mengasihi dan menyayangi, serta menghormati hak

dan kewajiban masing-masing. Dalam suatu ikatan perkawinan, bisa saja dan

sering terjadi perbedaan pendapat yang berujung pertengkaran atau bahkan

perceraian. Perceraian merupakan salah satu penyebab putusnya hubungan

perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan. Perceraian bagi umat Islam

dapat diajukan ke Pengadilan Agama sebagai salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai

perkara tertentu yang diatur dalam Undang-Undang Perkawinan.

Peradilan Agama merupakan lingkungan peradilan di bawah

Mahkamah Agung sebagai pelaku kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.

Eksistensi peradilan agama telah menjadikan Umat Islam Indonesia terlayani

dalam penyelesaian masalah perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf dan

shadaqah serta ekonomi syariah. Peradilan agama hendak menegakkan

substansi nilai-nilai hukum yang mewarnai kehidupan umat Islam.

Perubahan signifikan di bidang ketatanegaraan dalam sistem peradilan

adalah penyatu-atapan semua lembaga peradilan (one roof system) di bawah

Mahkamah Agung RI. Reformasi sistem peradilan tersebut disahkan terlebih

dahulu dengan dimasukkannya Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 dalam amandemen

ketiga UUD 1945, kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 48 Tahun

2009 tentang Kekuasaan Kehakiman bahwa Kekuasaan kehakiman dilakukan

oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya

dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan

peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah

Mahkamah Konstitusi.

Berdasarkan pada ketentuan tersebut, maka Pengadilan Agama

merupakan salah satu kekuasaan kehakiman yang bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara tertentu bagi orang-orang

yang beragama Islam sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 2 Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, yang berbunyi:

“Pengadilan Agama adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu yang

diatur dalam Undang-Undang ini ”. Dengan demikian keberadaan Pengadilan

Agama dikhususkan kepada warga negara Indonesia yang beragama Islam.

Kekhususan wewenang Pengadilan Agama ini selanjutnya menjadi

menarik ketika ditemui pengajuan permohonan maupun gugatan ke

Pengadilan Agama yang mana salah satu atau kedua belah pihak bukan

beragama Islam. Pihak tersebut secara jelas dan meyakinkan mengaku

beragama selain Islam, namun tetap mengajukan permohonan maupun gugatan

ke Pengadilan Agama, khususnya pengajuan permohonan cerai talak. Ini

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menjadi pertanyaan mengenai kepastian hukum tentang kewenangan absolut

Pengadilan Agama. Permohonan cerai talak tersebut, bisa diperiksa dan diputus

di Pengadilan Agama atau tidak, karena pihaknya bukan muslim sedangkan

kewenangan Pengadilan Agama adalah pada ranah penyelesaian perkara untuk

para pihak yang beragama Islam.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengetahui

dan melakukan penelitian mengenai kewenangan Pengadilan Agama dalam

memeriksa dan memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon

yang bukan beragama Islam ini di dalam bentuk sebuah penulisan hukum

dengan judul:

”TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEWENANGAN PENGADILAN

AGAMA DALAM MEMUTUS PERMOHONAN CERAI TALAK YANG

DIAJUKAN OLEH PEMOHON NON-MUSLIM (STUDI KASUS

PERMOHONAN CERAI TALAK DI PENGADILAN AGAMA

KARANGANYAR DENGAN NOMOR 208/PDT.G/2010/PA.KRA.)”

B. Rumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas agar permasalahan yang ada nanti dapat

dibahas dengan lebih terarah dan sesuai dengan sasaran yang diharapkan, maka

penting sekali bagi penulis untuk merumuskan permasalahan yang akan

dibahas.

Adapun perumusan masalah dalam penelitian yang dirumuskan penulis

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus

permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim?

2. Bagaimana akibat hukum putusan atas permohonan cerai talak yang

diajukan oleh pemohon non-muslim (studi putusan nomor

208/Pdt.G/2010/PA.Kra.) ?

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang jelas agar memberikan

manfaat baik bagi penulis maupun bagi orang lain. Dalam penelitian ini tujuan

yang hendak dicapai adalah:

1. Tujuan Obyektif

a. Untuk mengetahui dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam

memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-

muslim.

b. Untuk mengetahui akibat hukum putusan atas permohonan cerai talak

yang diajukan oleh pemohon non-muslim.

2. Tujuan Subyektif

c. Untuk menambah wawasan dan pemahaman penulis mengenai hukum

acara peradilan agama khususnya dasar kewenangan Pengadilan Agama

dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon

non-muslim dan akibat hukum cerai talak dengan pemohon non-

muslim.

d. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna mencapai gelar sarjana

strata satu dalam bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Di dalam suatu penelitian sangat diharapkan adanya manfaat, dan

kegunaan yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang

diharapkan sehubungan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada

pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum pada

umumnya dan Hukum Acara Peradilan Agama pada khususnya.

e. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya referensi dan

literatur dalam dunia kepustakaan tentang dasar kewenangan

Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang

diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak

dengan pemohon non-muslim.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan

bagi peneliti yang akan datang sesuai dengan bidang penelitian yang

penulis teliti.

2. Manfaat Praktis

a. Untuk memberi jawaban atas masalah yang diteliti.

b. Sebagai sarana untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai

hukum acara peradilan agama khususnya mengenai dasar kewenangan

Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang

diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak

dengan pemohon non-muslim.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi para pihak yang terkait dan sebagai bahan informasi

dalam kaitannya dengan kewenangan absolut Pengadilan Agama.

E. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan

analisa dan kontruksi, yang dilakukan secara metodologis, sistematis dan

konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu;

sistematis adalah berdasarkan suatu sistem, sedangkan konsisten berarti tidak

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adanya hal-hal yang bertentangangan dalam suatu kerangka tertentu (Soerjono

Soekanto, 2006: 42). Sedangkan metode penelitian adalah cara dan langkah-

langkah yang efektif dan efisien untuk mencari dan menganalisis data dalam

rangka menjawab masalah. Sedangkan merupakan kegiatan ilmianyang

berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis,

sitematis dan konsisten (Soerjono Soekanto, 2006 : 43 ).

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian

doktrinal. Penelitian hukum normatif adalah penelitian yang

mengkonsepkan hukum sebagai apa yang tertulis dalam peraturan

perundang-undangan (law in books) atau hukum sebagai kaidah atau norma

yang merupakan patokan perilaku manusia yang dianggap pantas (Amirudin

dan Zainal Asikin, 2004 : 118). Penelitian hukum normatif menurut Johny

Ibrahim adalah suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran

berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Lebih lanjut

dikatakan oelh Johny Ibrahim bahwa dalam tipe penelitian yuridis normatif,

dimana objek penelitiannya adalah permasalahan hukum (sedangkan hukum

adalah kaidah atau norma yang ada dalam masyarakat), maka penelitian ini

difokuskan untuk mengkaji penerapan kaidah-kaidah atau norma-norma

dalam hukum positif (Johny Ibrahim, 2008:295).

Penelitian hukum jenis ini dilakukan dengan cara meneliti bahan

pustaka atau data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tersier yang berkaitan dengan obyek

penelitian. Bahan-bahan hukum itu disusun secara sistematis, dikaji dan

ditarik suatu kesimpulan sesuai dengan masalah yang diteliti.

2. Sifat Penelitian

Ilmu hukum mempunyai karakteristik sebagai ilmu yang bersifat

preskriptif dan terapan (Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 22). Dari hasil

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

telaah dapat dibuat opini atau pendapat hukum. Opini atau pendapat hukum

yang dikemukakan oleh ahli hukum merupakan suatu preskripsi. Begitu

juga tuntutan jaksa, petitum atau eksepsi dalam pokok perkara di dalam

litigasi berisi preskripsi. Untuk dapat memberikan preskripsi itulah guna

keperluan praktik hukum dibutuhkan penelitian hukum (Peter Mahmud

Marzuki, 2009:37).

Dalam penelitian hukum ini, penulis menggunakan penelitian hukum

yang bersifat preskriptif dan terapan, dimana penelitian hukum merupakan

suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum,

maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.

Penelitian hukum ini dilakukan untuk menghasilkan argumentasi, teori atau

konsep baru sebagai preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi

(Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 35).

Penulis dalam penelitian ini ingin menemukan aturan hukum yang

menjadi dasar yuridis Pengadilan Agama dalam memutus permohonan cerai

talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim dan akibat hukum cerai talak

dengan pemohon non-muslim. Penulis mengkaji putusan Pengadilan Agama

Karanganyar nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra yang mana permohonannya

diajukan oleh pemohon non-muslim di Pengadilan Agama Karanganyar.

3. Pendekatan Penelitian

Di dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan. Dengan

pendekatan tersebut, peneliti akan mendapatkan informasi dari berbagai

aspek mengenai isu yang sedang dicoba untuk dicari jawabannya.

Pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian hukum

adalah pendekatan undang-undang (statute approach), pendekatan kasus

(case approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan

comparatif (comparative approach), dan pendekatan konseptual

(conceptual approach) (Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 93). Adapun

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

dalam penelitian ini Penulis hanya menggunakan pendekatan perundang-

undangan (statute approach). “Suatu penelitian normatif tentu harus

menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti

adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral”

(Johnny Ibrahim, 2005:302). Menurut Peter Mahmud Marzuki dalam

bukunya Metode Penelitian Hukum menjelaskan “bahwa pendekatan

perundang-undangan (statute approach) dilakukan dengan menelaah

semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu

hukum yang sedang ditangani” (Peter Mahmud Marzuki, 2009 : 93).

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan perundang-undangan.

Beberapa peraturan perundang-undangan yang digunakan yaitu Undang-

undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang Perubahan pertama atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Undang-Undang

Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, Undang-undang Nomor 1

tahun 1974 Tentang Perkawinan, dan Instruksi Presiden Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 1991 Tentang Kompilasi Hukum Islam di

Indonesia.

Penelitian ini tidak menggunakan pendekatan kasus karena merupakan

studi kasus (case study). Studi kasus (case study) merupakan studi

terhadap kasus tertentu dari berbagai aspek hukum (Peter Mahmud

Marzuki, 2008 : 94). Studi kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus

secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan yang

dipermasalahkan. Kasus yang diteliti merupakan satu kesatuan secara

mendalam, hasilnya merupakan gambaran lengkap atas kasus itu (Beni

Ahmad Saebani, 2009 : 58). Kasus yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu

permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim di

Pengadilan Agama Karanganyar nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Peter Mahmud Marzuki menjelaskan bahwa untuk memecahkan isu

hukum dan sekaligus memberikan preskripsi mengenai apa yang

seyogyanya, diperlukan adannya sumber-sumber penelitian. Sumber-

sumber penelitian hukum dapat dibedakan menjadi sumber-sumber

penelitian yang berupa bahan-bahan hukum primer dan bahan-bahan

hukum sekunder. Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang

bersifat autoritatif artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum

primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah

dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan hakim. Sedangkan

bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi. Publikasi tentang hukum

meliputi buku-buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan

komentar-komentar atas putusan pengadilan (Peter Mahmud

Marzuki,2009:141).

Dalam penelitian hukum ini penulis menggunakan bahan hukum

primer yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan

resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan yang berkaitan

dengan obyek penelitian dan pemeriksaan kasus permohonan cerai talak

oleh pemohon non muslim di Pengadilan Agama Karanganyar nomor 208/

pdt.g/ 2010/ pa.Kra. yaitu:

Dalam penelitian hukum ini Penulis menggunakan bahan hukum primer

yang terdiri dari :

a. Putusan Nomor 208/ pdt.g/ 2010/ pa.Kra. tentang permohonan

cerai talak oleh pemohon non muslim di Pengadilan Agama

Karanganyar;

b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

c. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan;

d. Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

e. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama

atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama;

f. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan

Kehakiman;

g. Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua

atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama;

h. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1991

(Kompilasi Hukum Islam).

Adapun bahan hukum sekunder yang penulis gunakan adalah buku-

buku teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-

komentar atas kasus yang berkaitan dengan obyek penelitian. Bahan

hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder,

yang mencakup kamus hukum, bahan-bahan dari internet dan bahan lain

yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Pengumpulan bahan hukum dalam suatu penelitian merupakan hal

yang sangat penting dalam penelitian. Teknik pengumpulan bahan hukum

yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik studi

dokumen atau bahan pustaka baik dari media cetak maupun elektronik

yang kemudian dikategorisasi menurut jenisnya. Teknik pengumpulan

bahan hukum tersebut disebut studi pustaka.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

6. Teknik Analisis

Penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan metode deduksi dan

interpretasi. menurut Peter Mahmud Marzuki yang mengutip pendapatnya

Philiphus M. Hadjon menjelaskan metode deduksi sebagaimana silogisme

yang diajarkan oleh Aristoteles, penggunaan metode deduksi berpangkal dari

pengajuan premis major (pernyataan bersifat umum) kemudian diajukan

premis minor (bersifat khusus), Dalam logika silogistik untuk penalaran

hukum, yang merupakan premis mayor adalah aturan hukum, sedangkan fakta

hukum merupakan premis minor yang kemudian dari kedua premis tersebut

ditarik kesimpulan atau conclusion (Peter Mahmud Marzuki, 2008 : 47). Jadi

yang dimaksud dengan pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif adalah

menjelaskan sesuatu dari hal-hal yang sifatnya umum, selanjutnya menarik

kesimpulan dari hal itu yang sifatnya lebih khusus.

Pada penelitian ini, yang menjadi premis mayor adalah Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2006 tentang Perubahan Pertama atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

tentang Peradilan Agama, Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang

Peradilan Agama dan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

1991 (Kompilasi Hukum Islam). Adapun premis minor, yaitu perkara

Nomor:208/ Pdt.G/ 2010/ Pa.Kra. Akhir dari proses ini diperoleh simpulan

(conclusion) atas permasalahan dalam penelitian hukum ini. Kesimpulan atau

conclusion dari penelitian ini bahwa berdasarkan premis mayor tersebut

apabila diterapkan terhadap premis minornya, maka ternyata permohonan

cerai talak dengan pemohon-non muslim masih menjadi kewenangan

Pengadilan Agama untuk memutus ini didasarkan pada penjelasan Undang-

Undang nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama, terutama dalam

penjelasan Pasal 49. Dalam penjelasan pasal tersebut disebutkan bahwa

“Orang Islam” adalah orang atau badan hukum yang dengan sukarela

menundukkan diri pada Hukum Islam.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Interpretasi merupakan salah satu metode penemuan hukum yang

memberi penjelasan mengenai teks undang-undang agar ruang lingkup kaidah

dapat ditetapkan sehubungan dengan peristiwa tertentu. Metode interpretasi

adalah sarana untuk mengetahui makna undang-undang. Menjelaskan

ketentuan undang-undang adalah untuk merealisir fungsi agar hukum positif

itu berlaku (Sudikno Mertokusumo, 1999 : 154).

Metode interpretasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah

interpretasi Otentik, yaitu interpretasi untuk mengetahui makna undang-

undang yang didapat dari penjelasan otentik dari suatu Undang-Undang

(Sudikno Mertokusumo, 1999 : 156). Dalam hal ini penulis menggunakan

metode interpretasi ini untuk menjelaskan yang dimaksud orang Islam dalam

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama atas

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yang

kemudian didapati maknanya dalam penjelasan undang-undang tersebut.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penulisan hukum ini terdiri dari empat bab, yaitu pendahuluan, tinjauan

pustaka, pembahasan dan penutup, serta daftar pustaka dan lampiran. Adapun

susunannya adalah sebagai berikut ;

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menguraikan pendahuluan yang terdiri dari

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan

hukum.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini diuraikan tentang materi-materi dan landasan teori

berdasarkan sumber-sumber data yang digunakan oleh penulis

berkaitan dengan masalah yang diteliti. Tinjauan pustaka terbagi

atas dua bagian, yaitu kerangka teori dan kerangka pemikiran.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Kerangka teori meliputi tinjauan tentang peradilan agama,

tinjauan tentang hukum acara peradilan agama, tinjauan tentang

perkawinan dan tinjauan tentang cerai talak. . Kerangka

pemikiran merupakan gambaran logika hukum berbentuk bagan

dan disertai deskripsi singkat guna mempermudah alur

pemikiran dalam menjawab permasalahan yang diteliti.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis menguraikan mengenai pembahasan dan

hasil yang diperoleh dari proses meneliti. Berdasarkan rumusan

masalah yang diteliti, terdapat dua pokok permasalahan yang

dibahas dalam bab ini yaitu dasar kewenangan Pengadilan

Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan

oleh pemohon non-muslim danAkibat hukum permohonan cerai

talak nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra. yang diajukan oleh

pemohon non muslim di Pengadilan Agama Karanganyar

BAB IV : PENUTUP

Dalam bab ini diterangkan dari keseluruhan uraian yang telah

dipaparkan ke dalam bentuk simpulan dan saran-saran yang

dapat penulis kemukakan kepada para pihak yang terkait dengan

penulisan hukum ini.

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Tinjauan tentang Peradilan Agama

a. Perkembangan Peradilan Agama di Indonesia

Dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

tentang Peradilan Agama dijelaskan bahwa Peradilan Agama

adalah salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bagi rakyat

pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Sedangkan

Jimly Asshiddiqie berpendapat bahwa Peradilan Agama adalah

peradilan bagi orang-orang yang beragama Islam (Bambang

Sutiyoso dan Sri Hastuti Puspitasari, 2005: 34). Berdasarkan kedua

definisi tersebut jelas bahwa Peradilan Agama adalah lembaga

yang bertugas untuk menyelenggarakan kekuasaan kehakiman guna

menegakan hukum dan keadilan yang didasarkan pada ketentuan

Islam dan diperuntukan bagi orang-orang yang beragama Islam.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, Peradilan Agama

mendapat pengakuan secara resmi. Pada tahun 1882 pemerintah

kolonial mengeluarkan Staatsblad Nomor 152 yang merupakan

pengakuan resmi terhadap eksistensi Peradilan Agama dan hukum

Islam di Indonesia. Karena Staatsblad ini tidak berjalan efektif dan

karena pengaruh teori reseptie, maka pada tahun 1937 keluarlah

staatsblad 1937 Nomor 116. Staatsblad ini mencabut wewenang

yang dipunyai oleh Peradilan Agama dalam persoalan waris dan

masalah-masalah lain yang berhubungan dngan harta benda,

terutama tanah. Sejak itulah kompetensi Peradilan Agama hanya

pada masalah perkawinan dan perceraian. Sebagaimana yang telah

dijelaskan diatas, bahwa Peradilan Agama pada masa ini tidak

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dapat melaksanakan keputusannya sendiri, melainkan harus

dimintakan pengukuhan dari Peradilan Negeri.

Pada awal tahun 1946, tepatnya tanggal 3 Januari 1946,

dibentuklah Kementerian Agama. Departemen Agama

dimungkinkan konsolidasi atas seluruh administrasi lembaga-

lembaga Islam dalam sebuah badan yang bersifat nasional.

Berlakunya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1946 menunjukkan

dengan jelas maksud-maksud untuk mempersatukan administrasi

Nikah, Talak dan Rujuk di seluruh Indonesia di bawah pengawasan

Departemen Agama sendiri. Dalam rentang waktu 12 tahun sejak

proklamasi kemerdekaan RI ada tujuh hal yang dapat di ungkapkan

yang terkait langsung dengan peradilan agama di Indonesia:

1) Berkaitan dengan penyerahan kementrian agama melalui

penetapan pemerintah Nomor 5 – sampai dengan tanggal 25

maret 1946;

2) Lahirnya UU No. 22/1946;

3) Lahirnya UU No. 19/1948;

4) Masa Indonesia RIS (Republik Indonesia Serikat) tanggal 27

Desember 1946 – 17 Agustus 1950;

5) Lahirnya UU darurat Nomor 1/1951;

6) Lahirnya UU Nomor 32/1954.

Peradilan Agama dalam rentang waktu lebih kurang 17 tahun,

yakni tahun 1957-1974 mengalami perkembangan dengan

dikeluarkannya PP dan UU yakni PP No. 29/1957 PP Nomor

45/1957, UU Nomor 19/1970 dan penambahan kantor dan cabang

kantor peradilan agama . Kemudian pada tanggal 31 Oktober 1964

disahkan UU Nomor. 19 Tahun 1964 tentang Ketentuan Pokok-

Pokok Kekuasaan Kehakiman. Menurut Undang-Undang ini,

Peradilan Negara Republik Indonesia menjalankan dan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

melaksanakan hukum yang mempunyai fungsi pengayoman yang

dilaksanakan dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan

Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara.Namun

tidak lama kemudian, Undang-Undang ini diganti dengan UU

Nomor 14 tahun 1970 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok-Pokok

Kehakiman karena sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan

keadaan. Dalam Undang -Undang baru ini ditegaskan bahwa

Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka.

Ditegaskan demikian karena sejak tahun 1945-1966 keempat

lingkungan peradilan diatas bukanlah kekuasaan yang merdeka

secara utuh, melainkan disana sini masih mendapatkan intervensi

dari kekuasaan lain. Undang-Undang Nomor 14 tahun 1970

merupakan Undang-Undang organik, sehingga perlu adanya

Undang-Undang lain sebagai peraturan pelaksanaannya, yaitu

Undang-Undang yang berkait dengan Peradilan Umum, Peradilan

Militer, Peradilan Tata Usaha Negara, termasuk juga Peradilan

Agama.

Dalam masa kurang lebih 15 tahun yakni menjelang

disahkannya UU Nomor 1/1974 tentang perkawinan sampai

menjelang lahirnya UU Nomor.7/1989 tentang peradilan agama.

Ada dua hal yang menonnjol dalam perjalanan peradilan agama di

Indonesia;

1) Tentang proses lahirnya UU Nomor 1/1974 tentang perkawinan

dengan peraturan pelaksanaannya PP Nomor 9/1974

2) Tentang lahirnya PP Nomor 28/1977 tentang perwakafan tanah

milik, sekarang telah diperbaharui UU Nomor 41/2004 tentang

wakaf.

Pada saat sebelum diberlakukan Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama , Peradilan Agama

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

di Indonesia menggunakan beraneka nama dan dikategorikan

sebagai peradilan kuasi, karena berdasar ketentuan yang terdapat

dalam Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, maka semua putusan Pengadilan Agama harus

dikukuhkan oleh Peradilan Umum. Ketentuan ini membuat

Pengadilan Agama secara de facto lebih rendah kedudukannya dari

pada Peradilan Umum. Padahal secara yuridis formal dalam Pasal

10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-

ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman dinyatakan, bahwa ada

empat lingkup Peradilan di Indonesia, yaitu :

1. Peradilan umum;

2. Peradilan Agama;

2) Peradilan Militer;

3) Peradilan Tata Usaha Negara.

Ketentuan di atas menegaskan bahwa terdapat empat

lingkungan peradilan di Indonesia yang memiliki kedudukan setara.

Kesetaraan empat lingkup peradilan tersebut merupakan koreksi

terhadap ketentuan yang terdapat dalam Staatblad 1882 No 152 dan

Staatblad 1937 No 116 dan No 610 tentang Peraturan Pengadilan

Agama di Jawa dan Madura, Staatblad 1937 No 638 dan No 639

tentang Peraturan Kerapatan Qadi dan Qadi besar untuk sebagian

Residensi Kalimantan Selatan dan Timur serta Peraturan

Pemerintah No 45 tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan

Agama / Mahkamah Syariah di luar Jawa dan Madura (Lembaran

Negara tahun 1957 No 99) yang telah menempatkan Peradilaan

Agama berada di bawah Peradilan Umum.

Koreksi yang dilakukan Pasal 10 Undang-Undang No 14

Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan

Kehakiman tersebut bukan hanya tidak ditindaklanjuti dengan

mengeluarkan peraturan organik yang dapat membuat Peradilan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Agama mampu melaksanakan putusannya secara mandiri, namun

sebaliknya, empat tahun kemudian, Pasal 63 ayat (2) Undang-

Undang No 2 Tahun 1974 tentang Perkawinan telah

mengembalikan Peradilan Agama secara utuh kepada peradilan

kuasi dengan cara mengharuskan setiap putusan Peradilan Agama

dikukuhkan oleh Peradilan Umum.

Pada tanggal 29 Desember 1989 disahkan Undang-Undang

Nomor. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sehingga

kewenangan absolut Peradilan Agama yang didasarkan pada :

1) Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madura

(Staatblad 1882 No 152 dan Staatblad 1937 No 116 dan No

610);

2) Peraturan tentang kerapatan Qadi dan Qadi Besar untuk

sebagai Residensi Kalimantan Selatan dan Timur (Staatblad

1937 No 638 dan No 639);

3) Peraturan Pemerintah No 45 tahun 1957 tentang

Pembentukan Pengadilan Agama / Mahkamah Syariah di luar

jawa dan Madura (Lembar Negara tahun 1957 No 99).

Ketentuan-ketentuan di atas dinyatakan tidak berlaku lagi,

sehingga sejak itu pula lembaga pengukuhan yang terdapat dalam

Staatblad 1882 No 152 jo. Staatblad 1937 No 116 dan No 610,

Staatblad 1937 No 638 dan No 639, Peraturan Pemerintah No 45

tahun 1957 tentang Pembentukan Pengadilan Agama / Mahkamah

Syariah di luar Jawa dan Madura (Lembar Negara tahun 1957 No

99) dan Pasal 63 ayat (2) Undang-Undang No 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dinyatakan oleh Pasal 107 ayat (4) Undang-

Undang No 50 Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua atas

Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama tidak

berlaku lagi.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Pernyataan tidak berlaku terhadap semua peraturan hukum

tersebut menempatkan Peradilan Agama sebagai peradilan yang

sesungguhnya (court of law), sehingga sejak itu Peradilan Agama

mempunyai susunan peradilan sebagaimana yang terdapat dalam

Pasal 9 Undang-Undang No 50 Tahun 2009 Tentang perubahan

Kedua atas Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang peradilan

Agama dan kewenangan absolute yang terunifikasi sebagaimana

diatur dalam Pasal 49 serta hukum acara yang jelas menurut Pasal

54 Undang-Undang No 50 Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua

atas Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama .

Sebenarnya kemunculan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989 tentang Peradilan Agama dianggap terlambat karena

masyarakat semakin membutuhkan wadah untuk memperkarakan

hak yang dilanggar oleh orang lain, namun tidak menimbulkan

suatu gejolak yang berarti. Hal ini sesuai dengan yang pemikiran

Soehartono yang mengatakan bahwa keterlambatan pengesahan

dan pengundangannya (Undang-Undang Nomor. 7 Tahun 1989)

bukan berarti mengurangi makna kehadirannya (Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989), tetapi sebagai akibat kandungan

“sensitivitas” yang melekat pada batang tubuhnya

(Soehartono,2004:757).

Seiring dengan berkembangnya masyarakat, maka ditemukan

dua hal yang cukup mengganjal dalam Undang-Undang No 50

Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang No 7

Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama , yaitu mengenai pilihan

hukum dan penyelesaian sengketa hak milik serta sengketa

kewenangan mengadili. Berkenaan dengan hal ini maka pada

tanggal 28 Februari 2006 dikeluarkan Undang-Undang Nomor. 3

Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor. 7

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Berdasarkan perubahan

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tersebut tersurat bahwa Amandemen ini membawa perubahan besar

dalam Peradilan Agama khususnya mengenai kewenangan

Peradilan Agama dalam menangani masalah ekonomi syariah.

Terakhir, Undang-Undang tersebut disempurnakan lagi dengan

dikeluarkannya Undang-Undang No 50 Tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang No 7 tahun 1989 tentang

Peradilan Agama.

b. Tugas dan Kewenangan Pengadilan Agama

Pasal 1 Undang-Undang No 4 tahun 2004 tentang Kekuasaan

Kehakiman menyatakan bahwa kekuasaan kehakiman adalah

kekuasaan kehakiman Negara yang merdeka untuk menyelenggarakan

peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan berdasar Pancasila

demi terselenggaranya Negara hukum Republik Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut Pengadilan Agama adalah sebagai salah satu

pelaksana kekuasaan kehakiman disamping tiga peradilan lainnya

yaitu peradilan umum, peradilan militer dan peradilan tata Usaha

Negara.

Suatu kekuasaan kehakiman, memiliki dua kewenangan atau

kompetensi, yaitu kewenangan relatif dan kewenangan absolut.

1) Kewenangan Absolut Pengadilan Agama

Kewenangan absolut yaitu kekuasaan pengadilan yang

berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau

tingkatan pengadilan dalam perbedaannya dengan jenis perkara

atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan lainnya (Basiq

Djalil, 2006:139). Tugas dan Wewenang Pengadilan Agama,

sebagaimana tercantum dalam Pasal 49 Undang-Undang No 7

Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang No 50

Tahun 2009 adalah:

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

“Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang:

a. perkawinan;

b. waris;

c. wasiat;

d. hibah;

e. wakaf;

f. zakat;

g. infaq;

h. shadaqah; dan

i. ekonomi syari'ah.

Kewenangan diatas inilah yang disebut kewenangan absolut

Pengadilan Agama di Indonesia.

2) Kewenangan Relatif Pengadilan Agama

Kewenangan relatif diartikan sebagai kekuasaan peradilan

yang satu jenis dan satu tingkatan, dalam perbedaannya dengan

kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan sama tingkatan (Basiq

Djalil, 2006:138). Kewenangan relatif Pengadilan Agama

dimaksudkan sebagai pemberian kekuasaan dan wewenang yang

berhubungan dengan wilayah hukum kerja antar pengadilan dalam

lingkungan badan peradilan yang sama, antar Pengadilan Agama

dengan Pengadilan Agama, antar Pengadilan Negeri dengan

Pengadilan Negeri, antar pengadilan Tata Usaha Negara dengan

pengadilan Tata Usaha Negara dan seterusnya (Taufiq Hamami,

2003: 117).

Dalam operasionalnya kekuasaan kehakiman di lingkungan

Peradilan Agama dilaksanakan oleh Pengadilan Agama dan

Pengadilan Tinggi Agama. Pengadilan Agama merupakan

pengadilan tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi Agama

merupakan Pengadilan tingkat banding, yang berpuncak pada

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Mahkamah Agung sebagai pengadilan Negara tertinggi dan secara

administratif Pengadilan Agama berada di bawah Departemen

Agama.

Dalam bidang perkawinan terutama untuk perkara perceraian,

apabila pihak yang berinisiatif mengajukan perceraian dari pihak

suami atau talak, yang berwenang untuk mengadili adalah

Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat

kediaman istri kecuali dalam hal pihak istri dengan sengaja

meninggalkan tempat tinggal bersama tanpa izin suami. Ketentuan

ini terdapat dalam Undang-Undang No 7 Tahun 1989 Pasal 66.

Dalam hal istri bertempat tinggal di luar negeri, maka yang

berwenang atas perkara tersebut adalah pengadilan agam yang

wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman suami. Dan jika

keduanya bertempat tinggal di luar negeri maka yang berwenang

adalah Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya meliputi tempat

pelaksanaan pernikahan mereka atau Pengadilan Agama Jakarta

Pusat. Untuk perceraian yang inisiatif perceraiannya dari istri,

Pengadilan Agama yang berwenang adalah Pengadilan Agama

yang wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman istri kecuali

apabila pihak istri dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman

bersama tanpa izin suami. Dalam hal istri tinggal di luar negeri

maka yang berwenang adalah Pengadilan Agama yang wilayah

hukumnya meliputi tempat kediaman suami. Apabila keduanya

bertempat tinggal di luar negeri, maka yang berwenang adalah

Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi tempat

pelaksanaan pernikahan atau Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Ini

tertuang dalam Pasal 73 Undang-Undang No 7 Tahun 1989.

(Taufiq Hamami, 2003: 117-118).

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2. Tinjauan Tentang Hukum Acara Pengadilan Agama

Dalam Pasal 54 UU Nomor. 7 Tahun 1989 dinyatakan,”Hukum Acara

yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah

Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan

Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-

Undang ini”. Berdasarkan bunyi Pasal 54 tersebut di atas, berlaku asas “Lex

Specialis derogat Lex Generalis” yang berarti disamping acara yang berlaku

pada pengadilan di lingkungan Pengadilan Agama berlaku Hukum Acara

yang berlaku pada pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, namun

secara khusus berlaku Hukum Acara yang hanya dimiliki oleh pengadilan

dalam lingkungan Peradilan Agama.

a. Tahap-tahap Pemeriksaan di Pengadilan Agama

Pemeriksaan perkara di peradilan agama dimulai sesudah

diajukannya permohonan atau gugatan dan pihak-pihak yang berperkara

telah dipanggil menurut ketentuan yang berlaku (Pasal 55 UUPA).

Pemeriksaan untuk sengketa perkawinan terutama perceraian hanya

dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan

berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. Tahapan-

tahapan cerai talak yang harus dilakukan pemohon atau suami atau

kuasanya :

1) Tahap tahap membuat surat Permohonan

a) Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada

Pengadilan Agama (Pasal 118 HIR, 142 RBG Jo. Pasal 66

Undang-Undang Nomor.7 tahun 1989)

b) Pemohon di anjurkan untuk meminta petunjuk kepada

Pengadilan Agama atau tentang tata cara membuat surat

permohonan (Pasal 119 HIR, 143 RGB Jo. Pasal 48 Undang-

Undang Nomor.7 tahun 1989)

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c) Surat permohonan dapat dirubah sepanjang tidak merubah posita

dan petitum. Jika termohon telah menjawab surat permohonan

ternyata ada perubahan, maka perubahan tersebut harus atas

persetujuan Termohon.

2) Permohonan tersebut diajukan kepada Pengadilan Agama/ :

a) Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Termohon

(Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor.7 tahun 1989)

b) Bila Termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah

disepakati bersama tanpa izin pemohon, maka permohonan

harus diajukan kepada Pengadilan Agama/Syar’iyah yang

daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon (Pasal 66

ayat 2 Undang-Undang Nomor. 7 tahun 1989)

c) Bila Termohon berkediaman diluar negeri, maka Permohonan

diajukan kepada Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iah yang

daerah hukumnya meliputi tempat kediaman Pemohon (Pasal 66

ayat 3 UU Nomor.7 tahun 1989)

d) Bila Pemohon dan Termohon bertempat kediaman di luar

negeri, maka permohonan di ajukan kepada Pengadilan Agama/

yang daerah hukumnya meliputi tempat dilangsungkannya

perkawinan atau kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusar (Pasal

66 ayat 34UU Nomor.7 tahun 1989)

3) Permohonan tersebut memuat :

a) Nama, umur, pekerjaan, agama, dan tempat kediaman Pemohon

dan Termohon ;

b) Posita (Fakta kejadian dan Fakta hukum

c) Petitum (hal-hal yang di tuntut berdasarkan posita).

4) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah isteri dan

harta bersama dapat di ajukan bersama-sama dengan permohonan

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

cerai talak atau sesudah ikrar talak di ucapkan (Pasal 66 ayat 5 UU

Nomor.7 tahun 1989)

5) Membayar biaya perkara (Pasal 121 ayat 4 HIR, 145 ayat 4 RBG Jo.

Pasal 89 UU Nomor.7 tahun 1989), bagi yang tidak mampu dapat

berperkara secara cuma-cuma (Prodeo) (Pasal 237 HIR, 273 RBG )

6) Proses Penyelesaian Perkara :

a) Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke Pengadilan

Agama/Mahkamah Syar’iyah

b) Pemohon dan Termohon di panggil oleh Pengadilan Agama/

Mahkamah Syar’iyah untuk menghadiri persidangan.

c) Tahapan persidangan :

i. Pada pemeriksaan sidang pertama, Hakim berusaha

mendamaikan kedua belah pihak, dan suami isteri harus

datang secara pribadi (Pasal 82 UU Nomor.7 tahun 1989);

ii. Apabila tidak berhasil, maka Hakim mewajibkan kepada

kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi

(Pasal 3 ayat 1 PERMA Nomor.2 tahun 2003);

iii. Apabila mediasi tidak berhasil, maka pemeriksaan perkara

di lanjutkan dengan membacakan surat permohonan,

jawaban, jawab menjawab, pembuktian dan kesimpulan.

Dalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktian)

Termohon dapat mengajukan gugatan rekonpensi/gugatan

balik (Pasal 132a HIR, 158 RBG)

d) Putusan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah atas

permohonan cerai talak sebagai berikut :

i. Permohonan di kabulkan. Apabila Termohon tidak puas

dapat mengajukan banding melalui Pengadilan Agama/

tersebut.

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ii. Permohonan di tolak. Pemohon dapat mengajukan banding

melalui Pengadilan Tinggi Agama. Memori Banding yang

dibuat Pembanding/kuasanya, selanjutnya Kontra Memori

Banding yang dibuat Terbanding/kuasanya sebagai jawaban

atas memori banding. Jika atas putusan banding, tidak ada

upaya hukum lagi yang diajukan oleh para pihak, maka dapat

dilakukan eksekusi. Jika atas putusan banding dilakukan

upaya Kasasi maka harus dibuat Memori Kasasi yang dibuat

Pemohon Kasasi/kuasanya dan atas memori kasasi tersebut

dijawab dengan Kontra Memori Kasasi yang dibuat

Termohon Kasasi/kuasanya.

iii. Permohonan tidak diterima. Pemohon dapat mengajukan

permohonan baru.

e) Apabila permohonan dapat di kabulkan dan putusan telah

memperoleh kekuatan hukum tetap, maka :

i. Pengadilan Agama/ menentukan hari sidang penyaksian ikrar

talak.

ii. Pengadilan Agama/Mahkamah Syar’iyah memanggil

pemohon dan Termohon untuk melaksanakan ikrar talak;

iii. Jika dalam tenggang waktu 6 (enam) bulan sejak di tetap

sidang penyaksian ikrar talak, suami atau kuasanya tidak

melaksanakan ikar talak di depan sidang, maka gugurlah

kekuatan hukum penetapan hukum tersebut dan perceraian

tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan hukum yang

sama (Pasal 70 ayat 6 UU Nomor. 7 tahun 1989)

f) setelah ikrar talak di ucapkan panitera berkewajiban memberikan

akta cerai sebagai surat bukti kepada kedua belah pihak selambat-

lambatnya 7 hari setelah penetapan ikrar talak (Pasal 84 ayat 4

UU Nomor. 7 tahun 1989)

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Bentuk dan Macam Produk Hukum Pengadilan Agama

Salah satu tugas pokok Pengadilan Agama adalah mengadili atau

memutus perkara yang diajukan kepadannya yang dituangkan dalam

putusan. ”Putusan Hakim adalah suatu pernyataan yang oleh Hakim,

sebagai pejabat negara yang diberi wewenang untuk itu, diucapkan di

persidangan dan bertujuan untuk mengakhiri atau menyelesaikan suatu

perkara atau sengketa antara para pihak”(SudiknoMertokusumo, 2002:

02). Berdasarkan hal tersebut, putusan yang diucapkan oleh Hakim di

persidangan adalah harus sama dengan amar putusan yang tertulis

(vonis).

”Putusan Pengadilan Agama adalah dalam bentuk tertulis dan

Pengadilan Agama adalah lembaga yang berwenang untuk membuat

putusan sesuai dengan kewenangan absolut yang diberikan kepadannya”

(Chatib Rasyid, 2009: 119). Berdasarkan penjelasan Pasal 2 Ayat (1)

Undang-Undang No 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok

Kekuasaan Kehakiman jo Pasal 47 Undang-Undang No 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan Kehakiman dinyatakan, bahwa yang dimaksud

perkara yang diterima di pengadilan adalah termasuk perkara voluntair.

Dengan demikian, perkara yang diajukan ke Pengadilan Agama adalah

perkara contentiosa (persengketaan) dan perkara voluntair (gugat yang

bersifat permohonan) (Chatib Rasyid, 2009: 119). Dalam penjelasan

Pasal 60 Undang-Undang No 50 tahun 2009 disebutkan ada dua produk

Pengadilan Agama, yaitu putusan dan penetapan.

Penetapan adalah putusan pengadilan untuk perkara permohonan,

pengertian ini sesuai Pasal 60 Undang-Undang No 50 tahun 2009.

Putusan penetapan menyesuaikan diri dengan sifat gugat permohonan,

bahwa Undang-Undang menilai putusan yang sesuai dengan

permohonan adalah penetapan (beschikking). Untuk penetapan ini

berlaku asas kebenaran sepihak, bahwa kebenaran yang terkandung di

dalamnya adalah kebenaran yang berasal dari diri pemohon saja.

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Penetapan juga tidak mempunyai kekuatan mengikat kepada pihak lain

dan tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian ilai kekuatan

pembuktian (Yahya Harahap, 2003: 306).

Putusan disebutkan sebagai keputusan pengadilan atas perkara

gugatan karena adanya suatu sengketa, sedangkan penetapan adalah

keputusan pengadilan atas perkara permohonan.

Adapun macam-macam putusan dalam Pengadilan Agama dapat

dibagi dua, yaitu;

1). Putusan Sela

Putusan sela adalah putusan yang dujatuhkan sebelum

putusan akhir yang diadakan dengan tujuan untuk

memungkinkan atau mempermudah kelanjutan pemeriksaan

perkara. Dalam hukum acara perdata dikenal beberapa macam

putusan sela, yaitu;

a) Putusan Preparatoir, yaitu putusan persiapan mengenai jalannya pemeriksaan untuk melancarkan segala sesuaitu guna mengadakan putusan akhir;

b) Putusan Interlacutoir, yaitu putusan yang isinya memerintahkan pembuktian;

c) Putusan Incidental, yaitu putusan yang berhubungan dengan insiden, seperti putusan yang bertujuan untuk menghentikan prosedur biasa;

d) Putusan Provisionil, yaitu putusan yang menjawab tuntutan provisi dalam hal penggugat meminta agar diadakan tindakan pendahuluan sebelum putusan akhir dijatuhkan(Chatib Rasyid, 2009: 119).

2). Putusan akhir

”Putusan akhir adalah kesimpulan akhir yang diambil oleh

Majelis Hakim yang diberi wewenang untuk itu menyelesaikan

perkara dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk

umum”(Abdul Manan, 2000: 173). Putusan akhir apabila dilihat

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dari amarnya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (Chatib

Rasyid, 2009: 118-119);

a) Putusan condemnatoir, yaitu yang amarnya bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi. Amar yang bersifat condemnatoir tersebut dirinci sebagai berikut ;

(1) menghukum atau memerintahkan untuk menyerahkan;

(2) menghukum atau memerintahkan untuk pengosongan;

(3) menghukum atau memerintahkan untuk membagi;

(4) menghukum atau memerintahkan untuk melakukan sesuatu;

(5) menghukum atau memerintahkan untuk menghentikan sesuatu;

(6) menghukum atau memerintahkan untuk membayar sesuatu;

(7) menghukum atau memerintahkan untuk membongkar;

(8) menghukum atau memerintahkan untuk tidak melakukan sesuatu.

b) Putusan Declaratoir adalah putusan yang amarnya menyatakan, bahwa keadaan tertentu sebagai keadaan yang resmi menurut hukum. Misalnya ”Menyatakan sah atau tidak suatu perbuatan hukum. Amarnya dimulai dengan menyatakan.......”;

c) Putusan Konstitutif adalah putusan yang bersifat mengentikan atau menimbulkan hukum baru. Misalnya memutuskan suatu ikatan perkawinan. Contoh ”Menyatakan bahwa perkawinan antara A dan B putus karena.

c. Susunan dan Isi Putusan Pengadilan Agama

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 60 Undang-

Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Pengadilan Agama dan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

penjelasannya ditemukan dua macam produk Pengadilan Agama, yaitu

putusan dan penetapan. Kedua hal tersebut harus dibuat secara tertulis

dengan susunan sebagai berikut ;

1) Kepala Putusan

Kepala putusan memuat hal-hal sebagai berikut ;

a) judul,yaitu : PUTUSAN

b) No putusan

c) Irah-irahan, yaitu kalimat ”BISMILLAHIRRAHMAAN

IRROHIM” yang diikuti dengan kalimat ”DEMI KEADILAN

BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”;

2) Identitas

Identitas dalam putusan sama dengan identitas yang ada dalam

surat gugatan atau permohonan sebagaimana diatur dalam Pasal 67

Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan Pertama Undang-

Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu sekurang-

kurangnya memuat nama, umur, dan alamat para pihak yang

berperkara.

3) Duduk Perkara

Dalam bagian tentang duduk perkara sebuah putusan harus

mengacu kepada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 195 R.bg / Pasal

184 HIR dan Pasal 25 Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman, yaitu memuat hal-hal sebagai berikut ;

a) Gugatan yang diajukan Penggugat;

b) Jawaban dan tanggapan yang diajukan Tergugat, termasuk

didalamnya eksepsi, jawaban terhadap pokok perkara, tuntutan

provisi dan rekonvensi.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

c) Fakta kejadian dalam persidangan, hal ini dapat berupa sikap para

pihak yang berperkara di persidangan, keterangan saksi dan

keterangan yang diperoleh dari para pihak tentang alat bukti yang

diajukan para pihak;

d) Duduk perkara, adalah menguraikan seluruh fakta yang

terakumulasi mulai dari fakta yang terdapat dalam surat gugatan

sampai pada kesimpulan.

4) Pertimbangan Hukum

Pertimbangan hukum adalah suatu tahap dimana Majelis Hakim

mempertimbangkan fakta yang terungkap selama persidangan

berlangsung, mulai dari gugatan, jawaban dan eksepsi dari Tergugat

yang dihubungkan dengan alat bukti yang memenuhi syarat formil dan

meteriil yang mencapai batas minimal pembuktian.

Dalam memutus perkara Hakim harus mempunyai alasan-alasan

hukum yang menjadi dasar pertimbangan. Dasar pertimbangan tersebut

bertitik tolak dari ketentuan sebagai Pasal-Pasal tertentu dari peraturan

perUndang-Undangan, hukum kebiasaan, yurisprudensi dan doktrin

hukum. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 14 dan Pasal 50 Ayat (1)

UU No 48 Tahun 2009 yang menegaskan bahwa ”segala putusan

pengadilan harus memuat alasan-alasan dan dasar-dasar putusan dan

mencantumkan Pasal-Pasal peraturan perUndang-Undangan tertentu

yang bersangkutan dengan perkara yang diputus atau berdasarkan

hukum tak tertulis maupun yurisprudensi atau doktrin hukum”.

5) Amar / Diktum putusan

Amar atau diktum putusan adalah jawaban atas petitum yang

dimintakan oleh Penggugat, sama ada petitum dalam bagian eksepsi,

provisi, konvensi maupun dalam rekonvensi. Berdasarkan Pasal 189

Ayat (3) R.bg, Hakim dilarang mengabulkan atau memutus lebih dari

yang diminta (petitum).

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

6) Penutup

Dalam bagian penutup disebutkan kapan perkara tersebut

diputuskan dan kapan diucapkan dengan menyebutkan susunan majelis

Hakim yang memutus perkara serta susunan Majelis Hakim yang hadir

pada saat putusan diucapkan dengan tidak boleh melupakan pencantuman

Panitera yang ikut bersidang sebagai pembantu Majelis Hakim. Selain

hal tersebut, juga harus dicantumkan tentang hadir atau tidaknya

Penggugat dan Tergugat pada saat putusan diucapkan.

Adanya musyawarah Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan

harus sesuai dengan Pasal 14 Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang

Kekuasaan Kehakiman jo. 189 Ayat (1) R.Bg. sementara itu, tanggal

dijatuhkannya putusan adalah sama dengan tanggal musyawarah Majelis

Hakim untuk menghasilkan putusan tersebut. Tanggal putusan yaitu

tanggal hari pengucapan putusan dalam sidang terbuka untuk umum oleh

ketua sidang dengan dihadiri oleh Hakim anggota dan dibantu oleh

panitera yang turut bersidang. Putusan ditandatangani oleh Hakim Ketua

Sidang, Hakim Anggota dan Panitera yang turut bersidang, dengan

pembubuhan materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah) pada tanda tangan.

d. Kekuatan Putusan Pengadilan Agama

Putusan Pengadilan Agama memiliki tiga macam kekuatan pembuktian

diantarannya adalah;

1) Kekuatan mengikat kepada para pihak

Putusan Pengadilan Agama yang dijatuhkan oleh Hakim

adalah untuk menyelesaikan perkara yang terjadi antara

Penggugat dan Tergugat dengan menetapkan siapa yang berhak

serta menentukan hukumnya. Menurut Yahya Harahap putusan

Pengadilan Agama bersifat mengikat kepada beberapa pihak,

diantaranya adalah (Yahya Harahap, 2003 : 310);

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a) Terhadap pihak yang berperkara

b) Terhadap orang yang mendapat hak dari merk, dan

c) Terhadap ahli waris mereka.

Oleh karena putusan mempunyai kekuatan mengikat maka para pihak yang telah ditentukan mempunyai kewajiban untuk metaati putusan yang ada.

Mukti Arta menyebutkan bahwa putusan Hakim memiliki

kekuatan mengikat yang dapat diartikan sebagai berikut (Mukti

Arta.1996:264-265);

a) Putusan Hakim itu mengikat pada para pihak yang berperkara dan yang terlibat dalam perkara itu;

b) Para pihak harus tunduk dan menghormati putusan itu;

c) Terikatnya para pihak kepada putusan Hakim ini, baik dalam arti positif maupun negatif (Pasal 1917, 1920 BW, 134 Rv);

d) Mengikat dalam arti positif, yakni bahwa apa yang telah diputus oleh Hakim harus dianggap benar (Res judicata pro veritate habetur), dan tidak dimungkinkan pembuktian lawan;

e) Mengikat dalam arti negatif, artinya bahwa Hakim tidak boleh memutus lagi perkara yang pernah diputus sebelumnya antara pihak yang sama serta pokok perkara yang sama (nebis in idem), (Pasal 134 Rv);

f) Putusan Hakim yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap tidak dapat dirubah, sekalipun oleh pengadilan yang lebih tinggi, kecuali dengan upaya hukum yang luar biasa (yaitu Reguest civil dan derdent verzet);

g) Segala pertimbangan Hakim yang dijadikan dasar putusan serta amar putusan (dictum) merupakan satu kesatuan dan mempunyai kekuatan mengikat;

h) Sedang mengenai hasil konstatiring Hakim (penetapan) mengenai kebenaran peristiwa tertentu dengan alat bukti tertentu, maka dalam sengketa lain peristiwa tersebut masih dapat disengketakan.

2) Kekuatan Pembuktian

”Putusan Pengadilan Agama berbentuk tertulis, oleh karena

itu putusan Pengadilan Agama dapat digolongkan kepada akta

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

otentik yang mempunyai kekuatan pembuktian yang mengikat dan

sempurna” (Chatib Rasyid, 2009: 119). Berdasarkan hal tersebut

maka putusan pengadilan dapat dijadikan alat bukti yang sempurna

tentang penyelesaian apa yang disengketakan oleh para pihak.

Selanjutnya putusan Pengadilan Agama tersebut dapat digunakan

oleh para pihak untuk alat bukti untuk mengajukan banding ke

Pengadilan Tinggi Agama, kasasi ke Mahkamah Agung RI atau

mengajukan permohonan ekseskusi apabila pihak yang dikalahkan

tidak bersedia melakukan isi putusan Pengadilan Agama tersebut

secara suka rela.

Mukti Arta menyebutkan bahwa putusan Hakim memiliki

kekuatan pembuktian yang bararti bahwa (Mukti Arta. 1996:265);

a) Dengan putusan Hakim itu telah diperoleh kepastian tentang sesuatu yang terkandung dalam putusan itu;

b) Putusan Hakim menjadi bukti dalam kebenaran sesuatu yang termuat di dalamnya;

c) Putusan pidana yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dapat menjadi bukti dalam sengketa perkara perdata mengenai hal itu (tindak pidana) (Pasal 1918 dan 1919 Bw);

d) Demikian pula putusan perdata menjadi bukti dalam sengketa perdata mengenai hal itu;

e) Apa yang diputuskan Hakim harus dianggap benar dan tidak boleh diajukan lagi perkara baru mengenai hal yang sama dan antara pihak-pihak yang sama pula (nebis in idem).

Salah satu keistimewaan dan perbedaan putusan Pengadilan

Agama dengan yang lainnya adalah adanya doktrin-doktrin dari

Al-Qur'an, hadits dan aqwal fuqaha. Karenanya jika kita meneliti

putusan-putusan yang terdapat pada buku yurisprudensi terutama

buku yurisprudensi lama, kita akan menemukan banyak sekali

dalil-dalil Al-Qur'an, hadits maupun aqwal fuqaha yang dijadikan

sandaran pertimbangan dalam putusan.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3). Kekuatan Eksekutorial

Putusan Pengadilan Agama yang mempunyai kekuatan

eksekutorial hanyalah putusan yang bersifat condemnatoir yang

kepala putusannya tercantum kata ”BISMILLAHI-

RRAHMANIRRAHIM” dan diikuti dengan kata ”Demi Keadilan

Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Chatib Rasyid, 2009:

120). Berdasarkan kata ” Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa” inilah yang memberi kekuatan eksekutorial pada

putusan-putusan pengadilan.

Pasal 57 Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Pertama Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang

Pengadilan Agama jo Pasal 4 Undang-Undang No 48 Tahun 2009

tentang Kekuasaan kehakiman menegaskan bahwa maksud dari

putusan memiliki kekuatan eksekutorial adalah mempunyai

kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa terhadap pihak yang

tidak melaksanakan putusan tersebut secara suka rela.

Putusan Hakim mempunyai kekuatan eksekutorial yakni

kekuatan untuk dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam putusan

itu secara paksa oleh alat-alat negara. Dengan berlakunnya

Undang-Undang No 7 Tahun 1989 (sebagaimana yang telah diubah

dengan Undang-Undang No 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

Pertama atas Undang-Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama, dan sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-

Undang No 50 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Undang No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama), maka

Pengadilan Agama telah dapat melaksanakan sendiri tindakan

eksekusi atas putusan yang dijatuhkan itu tidak diperlukan lagi

lembaga pengukuhan dan fiat eksekusi oleh pengadilan negeri

(Mukti Arto.1996 : 265).

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

3. Tinjauan tentang Perkawinan

a. Pengertian Perkawinan

Di dalam Undang-Undang No 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan selanjutnya disebut Undang-Undang Perkawinan

dinyatakan bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara

seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam Kompilasi Hukum Islam Buku I

Hukum Perkawinan pada Pasal 2, menyatakan bahwa perkawinan

menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat

kuat atau mitsaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah dan

melakukannya merupakan ibadah.

Nikah (kawin) menurut arti asli ialah hubungan seksual tetapi

menurut arti majazi (mataphoric) atau arti hukum ialah akad

(perjanjian) yang menjadikan halal hubungan seksual sebagai suami

istri antara seorang pria dengan seorang wanita. (Moh Idris Ramulyo,

2002: 1)

Menurut Idris Ramulyo, ada beberapa definisi mengenai

perkawinan, antara lain: (Idris Ramulyo, 1996:1-3)

1) Sayuti Thalib

Perkawinan adalah perjanjian suci, kuat, dan kokoh untuk hidup

bersama secara sah antara seorang laki-laki dan seorang

perempuan membentuk keluarga kekal, santun nmenyantuni,

kasih mengasihi tentram, dan bahagia.

2) Imam Syafi’i

Pengertian nikah ialah suatu akad yang dengannya menjadi halal

hubungan seksual antara pria dengan wanita, sedangkan menurut

arti majazi (mathaporic) nikah itu artinya hubungan seksual.

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Mahmud Yunus

Nikah itu artinya hubungan seksual (setubuh) yang bukan

bersetubuh dengan tangannya (onani).

4) Hazarin

Perkawinan itu adalah hubungan seksual. Menurut beliau tidak

ada nikah bila tidak ada hubungan seksual antara suami istri,

maka tidak perlu ada tenggang waktu menunggu (iddah) untuk

menikah lagi bekas istri itu dengan laki-laki lain.

5) Ibrahim Hosen

Nikah menurut arti asli dapat juga berarti dengannya menjadi

halal hubungan kelamin antara pria dengan wanita, sedangkan

menurut arti lain adalah bersetubuh.

Pengertian perkawinan yang sah adalah perkawinan yang

dilakukan secara tatacara keagamaan dan juga perkawinan perdata

di hadapan petugas Kantor Pencatatan Sipil (Pasal 530 KUHP)

(Ali Afandi, 1986:98). Pengertian perkawinan yang sah menurut

Undang-Undang Perkawinan Pasal 2, Perkawinan adalah sah,

apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya itu serta Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut

peraturan perUndang-Undangan yang berlaku.

b. Tujuan Perkawinan

Tujuan perkawinan menurut perintah Allah adalah untuk

memperoleh keturunan yang sah dalam masyarakat dengan

mendirikan rumah tangga yang damai dan teratur serta untuk

memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani manusia, juga untuk

membentuk keluarga dan meneruskan keturunan serta mencegah

perzinaan. Tujuan perkawinan dalam Islam menurut Soemiyati

adalah untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan,

berhubungan antara laki-laki dan perempuan dalam rangka

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

mewujudkan suatu keluarga yang bahagia dengan dasar cinta

kasih dan kasih sayang untuk memperoleh keturunan yang sah

dalam masyarakat dengan mengikuti ketentuan-ketentuan yang

telah diatur oleh syari’ah (Idris Ramulyo, 1996:26-27).

Menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan,

tujuan perkawinan adalah membentuk keluarga (rumah tangga)

yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sedangkan menurut Kompilasi Hukum Islam, seperti yang

tercantum dalam Pasal 3 Hukum Perkawinan, disebutkan bahwa

perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah

tangga yang sakinah (keadaan yang tentram), mawaddah, dan

rahmah (saling mencintai dan menyantuni).

c. Rukun dan Syarat Perkawinan

Pasal 6 Undang-Undang Perkawinan menyebutkan, bahwa

syarat-syarat perkawinan adalah:

(1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon

mempelai.

(2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum

mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin

kedua orang tua.

(3) Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal

dunia atau dalam keadaan tidak mampu menyatakan

kehendaknya, maka izin dimaksud ayat (2) Pasal ini cukup

diperoleh dari orang tua yang masih hidup atau dari orang tua

yang mampu menyatakan kehendaknya.

(4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam

keadaan tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka

izin diperoleh dari wali, orang yang memelihara atau keluarga

yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat

menyatakan kehendaknya.

(5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang

disebut dalam ayat (2), (3) dan (4) Pasal ini, atau salah seorang

atau lebih di antara mereka tidak menyatakan pendapatnya,

maka Pengadilan dalam daerah hukum tempat tinggal orang

yang akan melangsungkan perkawinan atas permintaan orang

tersebut dapat memberikan izin setelah lebih dahulu

mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3) dan (4)

Pasal ini.

(6) Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) Pasal ini

berlaku sepanjang hukum masing-masing agamanya dan

kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan

lain.

Dalam Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun

1991 (Kompilasi Hukum Islam) Pasal 14, untuk melaksanakan

perkawinan harus ada:

1) Calon suami;

2) Calon isteri;

3) Wali nikah;

4) Dua orang saksi; dan

5) Ijab dan kabul.

Menurut para ulama, akad nikah baru terjadi setelah

dipenuhinya rukun-rukun dan syarat-syarat nikah (Idris Ramulyo,

1996:48-49):

1) Adanya calon pengantin laki-laki dan calon pengantin

perempuan;

2) Kedua calon pengantin sudah dewasa dan berakal sehat (akil

baligh);

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

3) Persetujuan bebas antara calon mempelai tersebut (tidak boleh

ada paksaan)

4) Harus ada wali bagi calon pengantin perempuan;

5) Harus ada mahar (mas kawin) dari calon pengantin laki-laki

yang diberikan setelah resmi menjadi suami-istri kepada

istrinya;

6) Harus dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi yang

adil dan laki-laki Islam merdeka;

7) Harus ada ucapan ijab qabul, ijab ialah penawaran dari pihak

calon istri atau walinya atau wakilnya dan qabul adalah

penerimaan oleh calon suami dengan menyebutkan besarnya

mahar yang diberikan. Setelah proses ijab qabul resmilah

terjadi perkawinan;

8) Sebagai tanda resmi terjadinya akad nikah (perkawinan)

seyogyanya diadakan walimah (pesta pernikahan);

9) Sebagai bukti autentik terjadinya perkawinan, diadakan

pendaftaran nikah kepada Pejabat Pencatat Nikah sesuai

dengan Undang-Undang.

d. Larangan-larangan dalam Perkawinan

Ada bermacam-macam larangan menikah (kawin) antara lain:

(Idris Ramulyo, 1996:35)

1) Larangan perkawinan karena berlainan agama;

2) Larangan perkawinan karena hubungan darah yang terlampau

dekat;

3) Larangan perkawinan karena hubungan susuan;

4) Larangan perkawinan karena hubungan semenda;

5) Larangan perkawinan poliandri;

6) Larangan perkawinan terhadap wanita yang di li’an;

7) Larangan perkawinan(menikahi) wanita/pria pezina;

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

8) Larangan perkawinan dari bekas suami terhadap wanita

(bekas istri yang ditalak tiga);

9) Larangan kawin bagi pria yang telah beristri empat.

Dalam Undang-Undang Perkawinan Pasal 8, Perkawinan dilarang antara dua orang yang:

a. berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke atas;

b. berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara saudara, antara seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang dengan saudara neneknya;

c. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri menantu dan ibu/bapak tiri;

d. berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara susuan dan bibi/paman susuan;

e. berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenakan dari isteri, dalam hal seorang suami beristeri lebih dari seorang;

f. mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang berlaku, dilarang kawin.

Di dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 39, dinyatakan

bahwa larangan perkawinan antara seorang pria dengan wanita

disebabkan:

1) Karena pertalian nasab:

a) Dengan seorang wanita yang melahirkan atau

menurunkannya atau keturunannya

b) Dengan seorang wanita keturunan ayah atau ibu

c) Dengan seorang wanita saudara yang melahirkan

2) Karena pertalian kerabat semenda:

a) Dengan seorang wanita yang melahirkan istrinya atau

bekas istrinya

b) Dengan seorang wanita bekas istri orang yang

menurunkannya

c) Dengan seorang wanita keturunan istri atau bekas

istrinya, kecuali putusnya hubungan perkawinan dengan

bekas istrinya itu qabla ad dukhul

d) Dengan seorang wanita bekas istri keturunannya

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

3) Karena pertalian sesusuan:

a) Dengan wanita yang menyusuinya dan seterusnya

menurut garis lurus keatas

b) Dengan seorang wanita sesusuan dan seterusnya menurut

garis lurus kebawah

c) Dengan seorang wanita saudara sesusuan, dan

kemenakan sesusuan kebawah

d) Dengan seorang wanita bibi sesusuan dan nenek bibi

sesusuan keatas

e) Dengan anak yang disusui oleh istrinya dan

keturunannya

e. Hak dan Kewajiban Suami Istri dalam Perkawinan

Dengan dilangsungkan akad nikah antara mempelai laki-laki

dan mempelai perempuan terjalinlah hubungan suami istri sehingga

timbul hak dan kewajiban masing-masing secara timbal balik.

1) Hak dan kewajiban suami istri sesuai dengan Pasal 77 dan Pasal

78 Kompilasi Hukum Islam adalah sebagai berikut:

a) Suami istri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan

rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahmah yang

menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat.

b) Suami istri wajib saling mencintai, Saling menghormati, setia,

dan memberi bantuan lahir batin yang satu kepada yang lain.

c) Suami istri memikul kewajiban untuk mengasuh dan

memelihara anak-anak mereka, baik mengenai pertumbuhan

jasmani, rohani, maupun kecerdasan dan pendidikan

agamanya.

d) Suami istri wajib memelihara kehormatannya.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

e) Jika suami atau istri melalaikan kewajibannya, masing-

masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan

Agama.

f) Suami istri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.

g) Rumah kediaman yang dimaksud ditentukan oleh suami istri

bersama.

2) Kedudukan suami istri menurut Pasal 79 Kompilasi Hukum Islam

antara lain:

a) Suami adalah kepala keluarga dan istri adalah ibu rumah

tangga.

b) Hak dan kedudukan istri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan

pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

c) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan

hukum.

3) Hak-hak bersama antara suami dan istri

Menurut Ahmad Azhar Basyir, Hak-hak bersama antara

suami dan istri adalah sebagai berikut: (Ahmad Azhar Basyir,

2000: 53)

a) Halal bergaul antara suami dan istri dan masing-masing dapat

bersenang-senang satu sama lain.

b) Terjadi hubungan mahram semenda; istri menjadi mahram

ayah suami, kakeknya, dan seterusnya ke atas. Demikian pula

suami menjadi mahram ibu istri, neneknya dan seterusnya ke

atas.

c) Terjadi hubungan waris mewaris antara suami dan istri sejak

akad nikah dilaksanakan. Istri berhak menerima waris atas

peninggalan suami. Demikian pula, suami berhak waris atas

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

peninggalan istri, meskipun mereka belum pernah melakukan

pergaulan suami istri.

d) Anak yang lahir dari istri bernasab pada suaminya (apabila

pembuahan terjadi sebagai hasil hubungan setelah nikah).

e) Bergaul dengan baik antara suami dan istri sehingga tercipta

kehidupan yang harmonis dan damai. Dalam hubungan ini QS

An-Nisa: 19 memerintahkan, “Dan gaulilah istri-istri itu

dengan baik….”

4) Hak dan kewajiban suami

Hak suami yang wajib untuk dipenuhi istri menurut Ahmad

Azhar Basyir, hanya merupakan hak-hak bukan kebendaan sebab

menurut hukum Islam istri tidak dibebani kewajiban kebendaan

yang diperlukan untuk mencukupkan kebutuhan hidup keluarga.

Bahkan lebih diutamakan istri tidak usah ikut bekerja mencari

nafkah jika suami memang mampu memenuhi kewajiban nafkah

keluarga dengan baik. Hal ini dimaksudkan agar istri dapat

mencurahkan perhatiannya untuk melaksanakan kewajiban

membina keluarga yang sehat dan mempersiapkan generasi yang

saleh. Hak suami ini meliputi: hak ditaati, hak memberi pelajaran

atau ilmu, dan hak dipenuhi hajat biologisnya (Ahmad Azhar

Basyir, 2000: 61).

Sedangkan kewajiban suami menurut Pasal 80 Kompilasi

Hukum Islam adalah sebagai berikut:

a) Suami adalah pembimbing terhadap istri dan rumah

tangganya, akan tetapi mengenai hal-hal urusan rumah tangga

yang penting-penting diputuskan oleh suami istri secara

bersama.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

b) Suami wajib melindungi istrinya dan memberikan segala

sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan

kemampuannya.

c) Suami wajib memberikan pendidikan agama kepada istrinya

dan memberi kesempatan belajar pengetahuan yang berguna

dan bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa.

d) Sesuai dengan penghasilannya suami menanggung:

(1) Nafkah, kiswah, dan tempat kediaman bagi istri;

(2) Biaya rumah tangga, biaya perawatan, dan biaya

pengobatan bagi istri dan anak;

(3) Biaya pendidikan bagi anak.

e) Kewajiban suami terhadap istrinya seperti tersebut pada

point d) angka 1 dan 2 di atas mulai berlaku sesudah ada

tamkim sempurna dari istrinya.

f) Istri dapat membebaskan suaminya dari kewajiban terhadap

dirinya sebagaimana tersebut pada pada point d) angka 1 dan

g) Kewajiban suami sebagaimana dimaksud point d) gugur

apabila istri nusyuz.

5) Hak dan kewajiban istri

Menurut Ahmad Azhar Basyir, hak istri yang menjadi

kewajiban suami dapat dibagi dua: hak-hak kebendaan, yaitu

mahar (mas kawin) dan nafkah, dan hak-hak bukan kebendaan

misalnya berbuat adil diantara para istri (dalam perkawinan

poligami), tidak berbuat yang merugikan istri dan sebagainya

(Ahmad Azhar Basyir, 2000: 54). Istri berhak atas mahar penuh

apabila telah dicampuri. Mahar merupakan suatu kewajiban atas

suami dan istri harus tahu berapa besar dan apa ujud mahar yang

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menjadi haknya. Setelah tahu, dibolehkan terjadi persetujuan lain

tentang mahar yang menjadi hak istri itu, misalnya istri

merelakan haknya atas mahar, mengurangi mahar, mengubah

ujud atau bahkan membebaskannya. Menurut Ahmad Azhar

Basyir, yang dimaksud dengan nafkah ialah mencukupkan

segala keperluan istri, meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal,

pembantu rumah tangga, dan pengobatan, meskipun istri

tergolong kaya (Ahmad Azhar basyir, 2000: 57).

Masih menurut Ahmad Azhar Basyir, hak-hak bukan

kebendaan yang wajib ditunaikan suami terhadap istrinya dalam

QS An-Nisa: 19 agar para suami menggauli istri-istrinya dengan

makruf dan bersabar yang mencakup: (Ahmad Azhar Basyir,

2000: 58-61)

a) Sikap menghargai, menghormati dan perlakuan-perlakuan

yang baik, serta meningkatkan taraf hidupnya dalam bidang-

bidang agama, akhlak, dan ilmu pengetahuan yang

diperlukan.

b) Melindungi dan menjaga nama baik istri.

c) Memenuhi kebutuhan kodrat (hajat) biologis istri.

Kewajiban istri sesuai dengan Pasal 83 dan Pasal 84

Kompilasi Hukum Islam adalah sebagai berikut:

a) Kewajiban utama bagi seorang istri ialah berbakti lahir dan

batin kepada suami di dalam batas-batas yang dibenarkan

hukum Islam.

b) Istri menyelenggarakan dan mengatur keperluan rumah

tangga sehari-hari dengan sebaik-baiknya.

c) Istri dapat dianggap nusyuz jika ia tidak mau melaksanakan

kewajiban-kewajiban sebagaimana dimaksud dalam point a)

dan b) diatas kecuali dengan alasan yang sah.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

d) Selama istri dalam nusyuz, kewajiban suami terhadap istrinya

terkait dengan nafkah, kiswah, tempat kediaman istri, biaya

rumah tangga, perawatan, dan pengobatan tidak berlaku

kecuali hal-hal untuk kepentingan anaknya.

e) Kewajiban suami menjadi berlaku kembali sesudah istri tidak

nusyuz.

f) Ketentuan tentang ada atau tidak adanya nusyuz dari istri

harus didasarkan atas bukti yang sah.

Dalam Undang-Undang Perkawinan juga diatur mengenai hak

dan kewajiban suami-isteri, yaitu dalam pasal 30, 31, 32, 33 dan 34.

Pasal 30 Suami isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah tangga yang menjadi sendi dasar dari susunan masyarakat. Pasal 31 (1) Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan

kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.

(2) Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum.

(3) Suami adalah kepala keluarga dan isteri ibu rumah tangga. Pasal 32 (1) Suami isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap. (2) Rumah tempat kediaman yang dimaksud dalam ayat (1) pasal

ini ditentukan oleh suami isteri bersama. Pasal 33 Suami isteri wajib saling cinta-mencintai hormat-menghormati, setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain. Pasal 34 (1) Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala

sesuatu keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

(2) Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya. (3) Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing

dapat mengajukan gugutan kepada Pengadilan.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

f. Bentuk-bentuk Putusnya Perkawinan Menurut Hukum Islam

Menurut Djamil Latief, putusnya perkawinan menurut hukum

Islam disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (Djamil Latief, 1985: 38)

a) Kematian suami atau istri

Kematian suami atau istri dalam arti hukum adalah

putusnya ikatan perkawinan. Jika istri yang meninggal dunia

seorang suami boleh kawin lagi dengan segera, tetapi seorang

janda yang kematian suami, harus menunggu jangka lewatnya

waktu tertentu sebelum dapat kawin lagi, jangka waktu ini

disebut Iddah.

b) Perceraian

a) Tindakan pihak suami

(1) Talak

Perkataan talak berasal dari kata thallaqa, berarti

melepaskan (umpama seekor burung) dari sangkarnya atau

melepaskan (seekor binatang) dari rantainya. Jadi

menthalaq istri berarti melepaskan istri atau

membebaskannya dari ikatan perkawinan atau

menceraikan istri.

(2) Ila’

Meng-ila’ istrinya ialah seorang suami bersumpah

tidak akan menyetubuhi istrinya. Dengan sumpah ini

berarti seorang istri telah ditalak oleh suami.

(3) Dhihar

Suatu talak yang jatuh karena ucapan atau sumpah

suami yang mempersamakan istrinya seperti “punggung

ibunya” yang artinya suami tidak akan lagi mengumpuli

istrinya.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Apabila suami sebelum empat bulan mencabut

ucapannya dan kemudian rujuk maka suami tersebut

diwajibkan membayar denda, Sedangkan apabila melebihi

empat bulan tidak dicabut ucapannya maka jatuhlah talak.

b) Tindakan pihak istri

Dengan Tafwild yaitu pendelegasian kekuasaan kepada

seseorang untuk menjatuhkan talaknya kepada istrinya.

Seseorang itu bisa orang lain dan bisa istrinya sendiri. Dalam hal

ini terdapat kemungkinan terjadinya perceraian oleh tindakan

pihak istri.

c) Persetujuan kedua belah pihak

(1) Khulu’

Sering diistilahkan talak tebus, artinya talak yang terjadi

karena inisiatif pihak istri dengan ketentuan istri harus

membayar ‘iwald kepada suami. Terjadinya talak ini dan

besarnya ‘iwald harus berdasarkan kesepakatan dan kerelaan

suami istri.

(2) Mubara-ah

Perceraian yang terjadi dengan persetujuan kedua belah dari

suami istri yang sama-sama ingin memutuskan ikatan

perkawinan dan kedua belah pihak telah merasa puas hanya

dengan kemungkinan terlepas dari ikatan masing-masing.

d) Keputusan Hakim

(1) Ta’lik Thalaq

Ta’lik berarti menggantungkan, jadi pengertian ta’lik talak

ialah suatu talak yang digantungkan pada suatu hal yang

mungkin terjadi telah disebutkan dalam suatu perjanjian

yang telah diperjanjikan sebelumnya.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

(2) Fasakh

Fasakh berarti rusak atau batalnya perkawinan atas

permintaan yang salah satu pihak kepada Pengadilan

Agama karena ditemukan cela salah satu pihak yang merasa

tertipu atas hal-hal yang belum diketahui sebelum

berlangsungnya pernikahan.

(3) Syiqaq

Syiqaq yaitu talak yang terjadi karena perselisihan suami

istri, yang tidak dapat didamaikan oleh hakim yang ditunjuk

dari pihak suami dan dari pihak istri.

(4) Riddah (murtad)

Riddah salah satu penyebab perceraian karena salah seorang

dari suami istri keluar dari agama Islam.

(5) Li’an

Li’an adalah putusnya perkawinan karena menuduh istri

berbuat zina dan atau mengingkari anak dalam kandungan

atau yang sudah lahir dari istrinya, sedangkan istri

meNomorlak tuduhan dan atau pengingkaran tersebut.

Berdasarkan Pasal 38 Undang-Undang Perkawinan, suatu ikatan

perkawinan dapat putus karena :

a) kematian,

b) perceraian dan

c) atas keputusan Pengadilan.

Selanjutnya diatur bahwa perceraian hanya dapat dilakukan di

depan sidang pengadilan. Bagi perkawinan yang dilangsungkan

menurut agama Islam, maka permohonan atau gugatan diajukan ke

Pengadilan Agama.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4. Tinjauan tentang Cerai Talak

a. Pengertian Perceraian

Menurut Soemiyati perceraian dalam istilah hukum Islam

disebut Talak atau Furqah. Adapun talak artinya membuka ikatan

membatalkan perjanjian, sedangkan furqah artinya bercerai, yaitu

lawan dari berkumpul. Kemudian kata itu dipakai oleh para ahli

fiqih sebagai suatu istilah yang berarti perceraian suami istri

(Soemiyati, 1986: 103). Sedangkan menurut istilah agama oleh M.

Ahnan dan Ummu khoiroh, talak artinya melepaskan ikatan

perkawinan atau putusnya hubungan perkawinan (suami istri)

dengan mengucapkan secara sukarela ucapan talak kepada istrinya,

dengan kata-kata yang jelas ataupun dengan kata-kata sindiran (M.

Ahnan dan Ummu Khoiroh, 2001: 97).

Meskipun Islam mensyariatkan perceraian, bukan berarti

agama Islam menyukai terjadinya perceraian dari suatu

perkawinan, karena Islam menghendaki ikatan perkawinan bersifat

kekal sebagaimana Islam mengharamkan pernikahan yang bersifat

temporer atau nikah yang ditujukan untuk kepentingan di luar

masalah pernikahan seperti nikah muhalil yang sifatnya hanya

formalitas atau lahiriah saja.

Perceraian walaupun diperbolehkan, tetapi Islam memandang

sebagai perbuatan yang dimurkai oleh Allah SWT, dan karenanya

bagi orang yang bertakwa yang takut akan murka Allah SWT,

semestinya menghindari peristiwa ini. Dalam hal ini Rasulullah

SAW bersabda: “Yang halal tetapi paling dibenci oleh Allah

adalah Talak”( HR. Abu Daud dan Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

b. Pengertian Cerai Talak

Talak adalah suatu bentuk perceraian yang umum yang

banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan cara-cara dan bentuk lain

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

kurang dikenal, walaupun juga terdapat cerai dalam bentuk lain.

Akibatnya seakan-akan kata-kata talak telah dianggap keseluruhan

penyebab perceraian di Indonesia.

Soemiyati berpendapat, talak menurut arti umum ialah segala

macam bentuk perceraian baik yang dijatuhkan oleh suami yang

ditetapkan oleh hakim, maupun perceraian yang jatuh dengan

sendirinya atau perceraian karena meninggalnya salah satu dari

suami atau istri. Talak dalam arti khusus ialah perceraian yang

dijatuhkan oleh pihak suami (Soemiyati, 1986: 103).

c. Syarat-syarat Talak

Menurut Ahmad Azhar Basyir, talak merupakan salah satu

macam tindakan hukum yang pada dasarnya tidak dibenarkan,

untuk sahnya talak diperlukan adanya syarat-syarat pihak yang

menjatuhkannya yaitu: (Ahmad Azhar Basyir, 2000: 73)

1) Telah baligh

Untuk sahnya talak diperlukan adanya syarat bahwa suami

yang menjatuhkan talak telah baligh. Suami yang belum

baligh tidak dapat menjatuhkan talak terhadap istrinya.

2) Berakal sehat

Syarat berakal sehat diperlukan juga oleh suami yang akan

menjatuhkan talak terhadap istrinya. Dengan demikian, orang

yang sedang mengalami sakit gila atau seperti gila tidak

dipandang sah menjatuhkan talak terhadap istrinya.

3) Tidak dalam keadaan terpaksa

yaitu benar-benar keluar dari kehendak hati yang bebas dari

tekanan-tekanan dari diri sendiri maupun dari luar.

Menyatakan talak dapat dilakukan dengan lisan, dengan

tulisan, atau dengan isyarat (bagi suami yang bisu dan tidak

pandai menulis). Menyatakan talak dapat dilakukan sendiri oleh

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

suami bersangkutan atau boleh juga diwakilkan kepada orang

lain, menyuruh kepada seseorang menyampaikan kehendaknya

untuk menjatuhkan talak

d. Waktu Menjatuhkan Talak

Apabila terpaksa seseorang menjatuhkan talak kepada

istrinya maka perlu diperhatikan kapan talak dapat dijatuhkan,

yaitu: (Ahmad Azhar Basyir, 2000:70)

1) Tidak boleh suami menalak istrinya pada waktu istri sedang

hamil.

2) Tidak boleh suami menalak istrinya yang telah suci dari

haidnya dan sudah dicampuri lagi sesudah suci itu (belum jelas

hamil atau tidaknya istri).

3) Apabila terpaksa menalak istri, waktunya ialah sesudah istri itu

suci dari haid dan belum dicampuri.

4) Banyak pendapat di kalangan Islam bahwa menalak istri boleh

pada waktu istri hamil, artinya sudah suci dari haid yang

kemudian dicampuri dan terang telah hamil.

5) Pendapat lain mengatakan bahwa tidak baik menalak istri yang

dalam keadaan hamil.

e. Hak Talak

Hukum Islam menentukan bahwa hak menjatuhkan talak

ada pada suami, menurut Ahmad Azhar Basyir, bahwa laki-laki

pada umumnya berpembawaan kodrati lebih berpikir

mempertimbangkan mana yang lebih baik antara berpisah atau

bertahan hidup bersuami istri daripada perempuan. Laki-laki

pada umumnya lebih matang berpikir sebelum mengambil

keputusan daripada perempuan yang bertindak atas emosi.

Dengan demikian apabila hak-hak talak diberikan kepada suami,

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

diharapkan kejadian perceraian akan lebih kecil kemungkinannya

daripada jika hak talak diberikan kepada istri. Pertimbangan lain

seorang suami akan berpikir panjang untuk menjatuhkan talak

terhadap istrinya sebab talak itu akan berakibat beban atas suami

berupa nafkah selama istri mengalami masa iddah dan mut’ah

(Ahmad Azhar Basyir, 2000: 72).

Hak talak dapat dilaksanakan oleh suami:

1) Apabila istri berbuat zina.

2) Apabila istri tidak mau menaati nasehat suami untuk

bertingkah laku secara terhormat.

3) Apabila istri suka mabuk atau berjudi.

4) Apabila tingkah laku istri menganggu ketentraman rumah

tangga.

5) Apabila ada hal-hal lain yang menyebabkan tidak mungkin

penyelenggaraan rumah tangga yang damai dan teratur.

f. Akibat Talak

Menurut ketentuan Pasal 149 Kompilasi Hukum Islam,

apabila perkawinan putus karena talak, maka bekas suami wajib:

1) Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik

berupa uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla al

dhukhul.

2) Memberikan nafkah maskan dan kiswah (tempat tinggal dan

pakaian) kepada bekas istri selama waktu iddah kecuali bekas

istri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan dalam keadaan

tidak hamil.

3) Membayar atau melunasi mahar atau mas kawin, bila masih

terhutang kepada istri seluruhnya atau separuh apabila qabla

al dhukhul.

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

4) Memberikan biaya hadhanah (pemeliharaan, termasuk di

dalamnya biaya pendidikan) untuk anak yang belum

mencapai umur 21 tahun.

g. Alasan-alasan Menjatuhkan Talak

Alquran tidak memberi suatu ketentuan yang mengharuskan

suami untuk mengemukakan sesuatu alasan untuk

mempergunakan haknya menjatuhkan talak kepada istrinya.

Namun suatu alasan yang mungkin dikemukakan suami untuk

menjatuhkan talak kepada istrinya bahwa ia merasa tidak senang

lagi kepada istrinya. Alasan merasa tidak senangnya suami ini

sangat subyektif yang dapat disebabkan oleh sebab-sebab yang

subyektif pula.

Dalam penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang

Perkawinan disebutkan mengenai alasan-alasan yang dapat

dijadikan dasar untuk perceraian adalah:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat,

penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama 2 (dua) tahun

bertutut-turut tanpa izin pihak yang lain dan tanpa alasan yang

sah atau karena hal lain di luar kemauannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun

atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan

berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan terhadap pihak yang lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang

mengakibatkan tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai

suami/isteri;

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah-tangga.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam telah diatur

dalam Pasal 116 mengenai alasan-alasan perceraian:

1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk,

pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar

disembuhkan.

2) Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah

atau karena hal lain diluar kemampuannya.

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

4) Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan

berat yang membahayakan pihak yang lain.

5) Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami

atau istri.

6) Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi

dalam rumah tangga.

7) Suami melanggar taklik talak.

8) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

h. Macam-macam Talak

Dalam Kompilasi Hukum Islam selanjutnya disebut

Kompilasi Hukum Islam disebutkan beberapa macam bentuk talak

yaitu:

1) Talak Raj’i (Pasal 118 Kompilasi Hukum Islam)

Talak Raj’i ialah talak yang masih memungkinkan suami rujuk

kepada bekas istrinya tanpa akad nikah baru. Talak pertama

dan kedua yang dijatuhkan suami terhadap istri yang sudah

pernah dicampuri dan bukan atas permintaan istri yang disertai

uang tebusan (iwad). Dengan demikian apabila seorang suami

menjatuhkan talak pertama atau kedua atas istri maka ia dapat

merujuknya, dapat kembali hidup sebagai suami istri tanpa

memerlukan akad nikah baru selama masa iddahnya belum

habis.

2) Talak Ba’in

Talak ba’in ialah talak yang tidak memungkinkan suami rujuk

kepada bekas istri, kecuali dengan melakukan akad nikah baru.

Talak ba’in dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a) Talak Ba’in Shugra (Pasal 119 Kompilasi Hukum Islam)

Talak Ba’in Shugra yaitu talak satu atau dua yang

dijatuhkan kepada istri yang belum pernah dikumpuli, talak

satu atau dua yang dijatuhkan atas permintaan istri dengan

pembayaran uang tebusan (iwad) atau talak satu atau dua

yang dijatuhkan kepada istri yang pernah dikumpuli bukan

atas permintaannya dan tanpa pembayaran iwad setelah

habis masa iddahnya, atau talak yang dijatuhkan oleh

Pengadilan Agama.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

b) Talak Ba’in Kubra (Pasal 120 Kompilasi Hukum Islam)

Talak Ba’in Kubra yaitu talak yang telah dijatuhkan untuk

ketiga kalinya.talak jenis ini tidak dapat dirujuk dan tidak

dapat dinikahkan kembali, kecuali apabila pernikahan itu

dilakukan setelah bekas istri menikah dengan orang lain dan

kemudian terjadi perceraian ba’da al dhukhul dan habis

masa iddahnya.

3) Talak Sunny (Pasal 121 Kompilasi Hukum Islam)

Talak Sunny adalah talak yang dibolehkan, yaitu talak yang

dijatuhkan terhadap istri yang sedang suci dan tidak dicampuri

dalam waktu suci tersebut.

4) Talak Bid’i (Pasal 122 Kompilasi Hukum Islam)

Talak Bid’i adalah talak yang dilarang, yaitu talak yang

dijatuhkan pada waktu istri dalam keadaan haid atau istri dalam

keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

H. Kerangka Pemikiran

Bagan. 1

Kerangka Pemikiran

Permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon Non-muslim (Perkara Nomor 208/ Pdt.G/ 2010/

Pa.Kra)

Pengadilan Agama

Peradilan bagi rakyat pencari keadilan yang beragama

Islam

Memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-perkara : Perkawinan; Kewarisan; Wasiat; Hibah; Wakaf; Zakat; Infaq; Shadaqah dan EkoNomormi syariah.

Dasar kewenangan PA dalam memeriksa, permohonan cerai talak oleh pemohon Non-

muslim

Akibat hukum Putusan

Kewenangan Pengadilan Agama menurut Pasal 49 UU Nomor 50 tahun 2009 tentang Peradilan Agama

Putusan PA Karanganyar Nomor 208/ pdt.g/ 2010/ Pa.Kra

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Keterangan;

Lahirnya Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan

Agama bersifat sebagai perubahan, sehingga ketentuan-ketentuan yang ada dalam

Undang-Undang Nomor7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama masih berlaku

sepanjang tidak dirubah dalam Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009. Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009 Tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1989 Tentang peradilan Agama mempunyai andil besar dalam

kewenangan peradilan agama.

Dapat dipastikan suatu lembaga peradilan selalu mempunyai dua

kompetensi, yaitu kompetensi/kewenangan/kekuasaan absolut dan

kompetensi/kewenangan/kekuasaan relatif. Kekuasaan relatif diartikan sebagai

kekuasaan peradilan yang satu jenis dan satu tingkatan, dalam perbedaannya

dengan kekuasaan pengadilan yang sama jenis dan sama tingkatan (Basiq Djalil,

2006:138). Kekuasaan absolut yaitu kekuasaan pengadilan yang berhubungan

dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan dalam

perbedaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan

pengadilan lainnya (Basiq Djalil, 2006:139). Perubahan dalam Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 50 Tahun

2009 Tentang perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989

Tentang peradilan Agama lebih banyak pada kewenangan absolut Pengadilan

Agama, yaitu kewenangan memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara-

perkara : Perkawinan; Kewarisan; Wasiat; Hibah; Wakaf; Zakat; Infaq; Shadaqah

dan Ekonomi syariah. Kewenangan absolut inilah yang menjadi kekhususan bagi

Pengadilan Agama, bahwa hanya perkara tertentu yang mana para pihaknya

beragama Islam saja yang dapat diperiksa dan diputus di Pengadilan Agama.

Pada masa sekarang ini perceraian sudah dianggap wajar oleh masyarakat.

Perceraian dianggap sebagai suatu solusi yang terbaik untuk menyelesaikan

permasalahan dalam rumah tangga. Suami ataupun istri dapat mengajukan

permohonan cerai ke Pengadilan, baik pengadilan negeri maupun Pengadilan

Agama bagi yang beragama Islam. Sangatlah mudah bagi seseorang yang akan

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

bercerai untuk mengajukan permohonan cerainya ke pengadilan. Kemudahan

inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya tingkat perceraian. Bahkan

permohonan cerai talak di Pengadilan Agama dapat diajukan oleh seorang yang

bukan beragama Islam. Ini yang kemudian menjadi pertanyaan banyak kalangan

dan juga penulis sendiri.

Penulis mendapati adanya permohonan cerai talak oleh pemohon Non-

muslim di pengadilan karanganyar dengan Nomor Perkara 208/ Pdt.G/ 2010/

Pa.Kra. Dalam memeriksa dan memutus perkara dengan pihak Non-muslim ini

tentu hakim harus mengacu pada ketentuan-ketentuan Hukum Acara Peradilan

Agama yang berlaku di Pengadilan Agama, karena Pengadilan Agama tidak lain

adalah pengadilan yang berlandaskan pada syariah Islam. Inilah yang menjadi

premis mayor yang akan penulis kaji, mengenai dasar kewenangan Peradilan

Agama dalam memutus permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon

Non-muslim. Kemudian dari permasalahan tersebut, penulis juga akan mengkaji

mengenai akibat putusan atas permohonan cerai talak dengan pemohon non-

muslim.

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang Penulis laksanakan dengan mengkaji

putusan Nomor:1047/Pdt.G/2006/PA.Pbg yang dikeluarkan oleh Pengadilan

Agama karanganyar, maka Penulis kemukakan hal-hal berikut:

1. Dasar Kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus Permohonan

Cerai Talak yang Diajukan Oleh Pemohon Non-Muslim

2. Akibat hukum putusan atas permohonan cerai talak yang diajukan

oleh pemohon non-muslim (studi putusan Nomor:

208/Pdt.G/2010/PA.Kra).

Sebelum kedua hal tersebut Penulis uraikan, maka perlu dikemukakan

terlebih dahulu data yang dimuat dalam permohonan cerai talak Nomor :

208/Pdt.G/2010/PA.Kra. yang diajukan ke Pengadilan Agama Karanganyar

yang Penulis sajikan serta Penulis bahas meliputi:

1. Permohonan Nomor : 208/Pdt.G/2010/PA.Kra..

2. Identitas para pihak

Pemohon : E.M, umur 32 tahun, agama Katolik, pekerjaan

Swasta, pendidikan SMP bertempat tinggal di

Dusun Perum Buran Blok C 16 RT.01 RW. 08,

Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten

Karanganyar;

Termohon : S.A, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan

Tidak Bekerja, pendidikan SMP, bertempat

tinggal di Dusun Kra.nggansari, RT.01 RW.

03, Desa Pulosari, Kecamatan KebakKramat,

Kabupaten Karanganyar,;

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

3. Posita:

Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan

Termohon pada tanggal 03 Juni 1999, di hadapan Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar sebagaimana dalam Kutipan Akta Nikah nomor : 77/7

A/1/1 999 tanggal 03 Juni 1999 yang dikeluarkan oleh Kantor

Urusan Agama Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

Pemohon jejaka Termohon perawan ;

Bahwa pada awal pernikahannya, Pemohon dengan

Termohon sudah pernah tinggal bersama di rumah orang tua

Pemohon selama 5 tahun kemudian di rumah orang tua Termohon

selama 1 tahun dan kemudian di rumah kontrakan selama 3 tahun

kemudian Termohon kerja di Bali 8 bulan baru pulang dan terakhir

dirumah kontrakan lagi 1 tahun dan sudah hidup rukun dan

hamonis (ba'da dukhul) dan sudah dikaruniai anak 2 orang bernama

D.K umur 10 tahun ; A.R umur 5 tahun ;

Bahwa sejak menikah sampai sekarang Pemohon dengan

Termohon belum pemah cerai

Bahwa keharmonisan rumah tangga Pemohon dengan

Termohon tersebut tidak dapat melawan , waktu pulang dari Bali

juga bawa laki laki lain sehingga sering terjadi perselisihan dan

pertengkaran kemudian Termohon pulang kerumah orang tuanya

sampai sekarang sudah 1 bulan ;

Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran antara

Pemohon dengan Termohon tersebut akibatnya terjadi pada bulan

Januari 2010 Termohon pergi meninggalkan tempat tinggal

bersama dan sudah pisah-pisahan atau pisah ranjang sampai

sekarang sudah 1 bulan ;

Bahwa selama pisah-pisahan atau pisah ranjang antara

Pemohon dengan Termohon sudah tidak berkomunikasi atau sudah

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

tidak melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing

sebagai suami isteri;

Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Pemohon

merasa sudah tidak ada harapan untuk rukun kembali dengan

Termohon lagi sebagai suami isteri sehingga perceraianlah

merupakan jaian yang terbaik ;

Bahwa apabila permohonan cerai ini dikabulkan, Pemohon

bersedia menanggung segala akibat hukum yang timbul dari

perceraian tersebut;

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Pemohon mohon

agar Ketua Pengadilan Agama Karanganyar berkenan untuk

memeriksa perkara ini dan menjatuhkan putusan

4. Petitum

PRIMAIR :

a. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

b. Menetapkan memberi ijin kepada Pemohon (EKO MULYO

SUMARDO bin DJUWARI) untuk menjatuhkan talak satu raj'i

terhadap Termohon (SANTI AYU EKO NINGSIH binti JONI

SANTOSO) di depan sidang Pengadilan Agama Karanganyar;

c. Membebankan biaya perkara ini menurut hukum yang berlaku ;

SUBSIDAIR ;

Jika Pengadilan Agama Karanganyar berpendapat lain

mohon memberikan putusan yang seadil-adilnya;

Kemudian juga dikemukakan data yang dimuat dalam putusan cerai talak

Nomor : 208/Pdt.G/2010/PA.Kra. yang dikeuarkan oleh Pengadilan Agama

Karanganyar meliputi:

1. Putusan Nomor : 208/Pdt.G/2010/PA.Kra.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Para Pihak

a. Pemohon

E.M., umur 32 tahun, agama Katolik, pekerjaan Swasta,

pendidikan SMP bertempat tinggal di Dusun Perum Buran Blok

C 16 RT.01 RW. 08, Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu,

Kabupaten Karanganyar.

b. Termohon

S.A., umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan Tidak Bekerja,

pendidikan SMP, bertempat tinggal di Dusun

Kra.nggansari, RT.01 RW. 03, Desa Pulosari,

Kecamatan KebakKra.mat, Kabupaten Karanganyar

3. Duduk Perkara

a. Bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan

Termohon pada tanggal 03 Juni 1999, di hadapan Pegawai Pencatat

Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Tasikmadu Kabupaten

Karanganyar sebagaimana dalam Kutipan Akta Nikah Nomor :

77/7 A/1/1 999 tanggal 03 Juni 1999 yang dikeluarkan oleh Kantor

Urusan Agama Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

Pemohon jejaka Termohon perawan ;

b. Bahwa pada awal pernikahannya, Pemohon dengan Termohon

sudah pernah tinggal bersama di rumah orang tua Pemohon selama

5 tahun kemudian di rumah orang tua Termohon selama 1 tahun

dan kemudian di rumah kontrakan selama 3 tahun kemudian

Termohon kerja di Bali 8 bulan baru pulang dan terakhir dirumah

kontrakan lagi 1 tahun dan sudah hidup rukun dan hamonis (ba'da

dukhul) dan sudah dikaruniai anak 2 orang bernama D.K. umur 10

tahun ; A.R. umur 5 tahun ;

c. Bahwa sejak menikah sampai sekarang Pemohon dengan

Termohon belum pemah cerai

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

d. Bahwa keharmonisan rumah tangga Pemohon dengan Termohon

tersebut tidak dapat melawan , waktu pulang dari Bali juga bawa

laki laki lain sehingga sering terjadi perselisihan dan pertengkaran

kemudian Termohon pulang kerumah orang tuanya sampai

sekarang sudah 1 bulan ;

e. Bahwa puncak perselisihan dan pertengkaran antara Pemohon

dengan Termohon tersebut akibatnya terjadi pada bulan Januari

2010 Termohon pergi meninggalkan tempat tinggal bersama dan

sudah pisah-pisahan atau pisah ranjang sampai sekarang sudah 1

bulan ;

f. Bahwa selama pisah-pisahan atau pisah ranjang antara Pemohon

dengan Termohon sudah tidak berkomunikasi atau sudah tidak

melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing sebagai

suami isteri;

g. Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Pemohon merasa

sudah tidak ada harapan untuk rukun kembali dengan Termohon

lagi sebagai suami isteri sehingga perceraianlah merupakan jaian

yang terbaik ;

h. Bahwa apabila permohonan cerai ini dikabulkan, Pemohon

bersedia menanggung segala akibat hukum yang timbul dari

perceraian tersebut;

4. Tuntutan

PRIMAIR :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Menetapkan memberi ijin kepada Pemohon (E.M) untuk

menjatuhkan talak satu raj'i terhadap Termohon (S.A) di depan

sidang Pengadilan Agama Karanganyar;

3. Membebankan biaya perkara ini menurut hukum yang berlaku ;

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

SUBSIDAIR ;

Jika Pengadilan Agama Karanganyar berpendapat lain mohon

memberikan putusan yang seadil-adilnya.

5. Pertimbangan hakim

Menimbang bahwa Majelis telah berusaha mendamaikan

kedua belah pihak yang berperkara, sesuai dengan Pasal 31 Peraturan

Pemerintah Nomor: 9 tahun 1975, tetapi usaha tersebut tidak berhasil;

Menimbang bahwa sesuai dengan bukti P.2, maka berdasarkan

pada ketentuan Pasal 66 ayat 2 Undang-Undang Nomor: 7 tahun 1989,

jo Pasal 129 Kompilasi Hukum Islam, perkara ini adalah menjadi

kewenangan Pengadilan Agama Karanganyar;

Menimbang bahwa berdasarkan pengakuan Pemohon

dan Termohon serta sebagaimana ternyata pada bukti P.1, maka

sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam,

harus dinyatakan terbukti bahwa antara Pemohon dengan Termohon

telah terikat dalam perkawinan yang sah ;

Menimbang bahwa alasan Pemohon akan menjatuhkan

talaknya kepada Termohon adalah karena sering terjadi perselisihan

dan pertengkaran disebabkan Pemohon dan termohon sering terjadi

perselisihan dan pertengkaran karena termohon mempunyai senangan

pria lain akibatnya sudah pisah rumah selama 2 bulan ;

Menimbang bahwa dengan demikian Majelis berkesimpulan

bahwa antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi perselisihan

dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga seperti telah ditentukan oleh Pasal 39 ayat (2) Undang-

UndangNomor: 1 tahun 1974, tentang Perkawinan ;

Menimbang bahwa oleh karena itu, Majelis berpendapat

bahwa alasan Pemohon akan mencerai Termohon telah memenuhi

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ketentuan Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor: 9 tahun

1975, jo Pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam ;

Menimbang bahwa Majelis perlu mengetengahkan petunjuk

agama berdasarkan dalil Al Quran surat Al Baqoroh ayat 227 yang

berbunyi:

÷bÎ)ur (#qãBt“tã t,»n=©Ü9$#

¨bÎ*sù ©!$# ìì‹Ïÿxœ ÒOŠÎ=tæ

ÇËËÐÈ

Artinya "Dan jika mereka bera'zam (bertetap hati) untuk talak, maka

sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui";

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di atas, maka permohonan Pemohon dapat dikabulkan ;

Menimbang bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 89 ayat (1)

Undang-Undang Nomor: 7 tahun 1989, maka segala biaya perkara ini

dibebankan kepada Pemohon ;

6. Putusan

————————————— MENGADILI —————————

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;- ————————————

2. Memfasakh perkawinan Pemohon (E.M) dan Termohon (S.A) ; ——

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar Rp. 341.000,- (tiga ratus empat puluh satu ribu rupiah); ——

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan oleh penulis, dapat

disusun pembahasan untuk menjawab permasalahan yang diteliti.

Pembahasan atas permasalahan yang diteliti, penulis uraikan sebagai berikut:

1. Dasar Kewenangan Pengadilan Agama dalam Memutus Permohonan

Cerai Talak yang Diajukan Oleh Pemohon Non-Muslim

Berdasarkan ketentuan Pasal 2 dan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2009 tentang Peradilan Agama yang rumusannya sebagai berikut :

Pasal 2 : Peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam

mengenai perkara tertentu yang diatur dalam Undang-Undang

ini.

Pasal 49 : Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: a. perkawinan; b. waris; c. wasiat; d. hibah; e. wakaf; f. zakat; g. infaq; h. shadaqah; dan i. ekonomi syari'ah.

Menurut penjelasan atas Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009

tentang Peradilan Agama, yang dimaksud dari masing- masing kewenangan

tersebut ialah:

1. Huruf a, yang dimaksud dengan “perkawinan” adalah hal-hal yang diatur

dalam atau berdasarkan Undang-Undang mengenai perkawinan yang

berlaku yang dilakukan menurut syari’ah, antara lain:

a. izin beristri lebih dari seorang;

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

b. izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21

(dua puluh satu) tahun, dalam hal orang tua wali, atau keluarga

dalam garis lurus ada perbedaan pendapat;

c. dispensasi kawin;

d. pencegahan perkawinan;

e. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah;

f. pembatalan perkawinan;

g. gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan istri;

h. perceraian karena talak;

i. gugatan perceraian;

j. penyelesaian harta bersama;

k. penguasaan anak-anak;

l. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak

bilamana bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak

mematuhinya,

m. penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami

kepada bekas istri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas istri;

n. putusan tentang sah tidaknya seorang anak;

o. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang tua;

p. pencabutan kekuasaan wali;

q. penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal

kekuasaan seorang wali dicabut;

r. penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup

umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya;

s. pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang

ada di bawah kekuasaannya;

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

t. penetapan asal-usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam;

u. putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk

melakukan perkawinan campuran;

v. pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi sebelum

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan dan

dijalankan menurut peraturan yang lain.

2. Huruf b, yang dimaksud dengan “waris” adalah penentuan siapa yang

menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta peninggalan, penentuan

bagian masing-masing ahli waris, dan melaksanakan pembagian harta

peninggalan tersebut, serta penetapan pengadilan atas permohonan

seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan

bagian masing-masing ahli waris.

3. Huruf c, yang dimaksud dengan “wasiat” adalah perbuatan seseorang

memberikan suatu benda atau manfaat kepada orang lain atau

lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang memberi tersebut

meninggal dunia.

4. Huruf d, yang dimaksud dengan "hibah" adalah pemberian suatu benda

secara sukarela dan tanpa imbalan dari seseorang atau badan hukum kepada

orang lain atau badan hukum untuk dimiliki.

5. Huruf e, yang dimaksud dengan "wakaf" adalah perbuatan seseorang atau

sekelompok orang (wakif) untuk memisahkan dan/atau menyerahkan

sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk

jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah

dan/atau kesejahteraan umum menurut syari’ah.

6. Huruf f, yang dimaksud dengan "zakat" adalah harta yang wajib disisihkan

oleh seorang muslim atau badan hukum yang dimiliki oleh orang muslim

sesuai dengan ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

7. Huruf g, yang dimaksud dengan “infaq” adalah perbuatan seseorang

memberikan sesuatu kepada orang lain guna menutupi kebutuhan, baik

berupa makanan, minuman, mendermakan, memberikan rezeki (karunia),

atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan rasa ikhlas, dan

karena Allah Subhanahu Wata’ala.

8. Huruf h, yang dimaksud dengan “shadaqah” adalah perbuatan seseorang

memberikan sesuatu kepada orang lain atau lembaga/badan hukum secara

spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu dengan

mengharap ridho Allah Subhanahu Wata’ala dan pahala semata.

9. Huruf i, yang dimaksud dengan “ekonomi syari’ah” adalah perbuatan atau

kegiatan usaha yang dilaksanakan menurut prinsip syari’ah, antara lain

meliputi:

a. bank syari’ah;

b. lembaga keuangan mikro syari’ah.

c. asuransi syari’ah;

d. reasuransi syari’ah;

e. reksa dana syari’ah;

f. obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah;

g. sekuritas syari’ah;

h. pembiayaan syari’ah;

i. pegadaian syari’ah;

j. dana pensiun lembaga keuangan syari’ah; dan

k. bisnis syari’ah.

Di dalam melaksanakan segala tugas dan kewenangannya yang telah

disebutkan, Pengadilan Agama berpijak pada berbagai asas yang

dimilikinya, antara lain: ( Taufiq Hamami, 2003: 97-104).

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

1. Asas Personalitas ke-Islaman Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama hanya berwenang melayani penyelesaian perkara tertentu dari rakyat Indonesia yang beragama Islam, ini sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama yaitu “Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Sedangkan perkara yang bisa diselesaikan adalah perkara yang tercantum dalam Pasal 49 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama. Ini mengandung makna bahwa yang tunduk dan dapat ditundukkan kepada kekuasaan lingkungan Peradilan Agama hanyalah mereka yang mengaku sebagai pemeluk agama Islam.

2. Asas Kebebasan

Kebebasan yang dimaksud adalah tidak ada pihak lain yang boleh ikut campur tangan dalam penanganan suatu perkara di pengadilan/ Majelis Hakim. Asas ini berlaku bagi semua badan peradilan. Tujuan dari adanya asas kebebasan ini adalah: (Yahya Harahap, 2003:59)

a. Agar hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dapat ditegakkan,

b. Agar benar-benar diselenggarakan kehidupan bernegara berdasar hukum, karena negara Republik Indonesia adalah negara hukum (Recht Staat).

3. Asas tidak boleh menolak perkara dengan alasan hukum tidak jelas

Dalam hal ini hakim dianggap memahami hukum, sehingga hakim tidak boleh menolak suatu perkara dengan alasan hukumnya tidak jelas atau bahkan tidak ada hukumnya. Hakim harus menggali hukum, baik melalui hukum tidak tertulis maupun yurisprudensi atau putusan hakim terdahulu untuk perkara yang serupa.

4. Asas wajib mendamaikan

Hukum Islam mengutamakan penyelesaian perselisihan secara damai terlebih dahulu sebelum adanya putusan pengadilan, karena selalu ada pihak yang dikalahkan dalam putusan pengadilan. Asas ini diatur dalam Pasal 65 dan Pasal 82 Undang-Undang Pengadilan Agama.

5. Asas sederhana, cepat dan biaya ringan

Dalam hal ini yang dimaksud peradilan sederhana, cepat adalah pemeriksaan yang tidak berbelit-belit yang menyebabkan proses sampai bertahun-tahun, cukup diselesaikan selambat-lambatnya enam bulan. Sedangkan biaya ringan,maksudnya biaya yang sudah jelas dan pasti peruntukannya tanpa ada biaya tambahan sehingga biaya berperkara tidak membengkak.

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

6. Asas mengadili menurut hukum dan persamaan hak

Pasal 58 Undang-Undang Pengadilan agama merumuskan “Pengadilan mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang”. Asas ini disebut juga legalitas dan equality. Legalitas adalah pengadilan mengadili menurut hukum, sehingga hakim tidak boleh bertindak di luar hukum. Equality maksudnya adalah persamaan hak dan kedudukan bagi setiap orang yang datang di hadapan sidang.

7. Asas persidangan terbuka untuk umum

Pasal 59 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama menggariskan bahwa setiap persidangan harus dalam keadaan terbuka untuk umum kecuali jika Undang-Undang menentukan lain seperti dalam pemeriksaan perkara perceraian atau jika hakim dengan alasan-alasan penting memerintahkan bahwa pemeriksaan perkara sebagian atau seluruhnya dilakukan dalam persidangan tertutup.

8. Asas aktif memberi bantuan

Pengadilan harus membantu secara aktif kepada para pencarai keadilan dan berusaha sungguh-sungguh mengatasi segala hambatan demi tercapainya peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.

9. Asas peradilan dilakukan dengan cara Hakim Majelis

Proses pemeriksaan perkara harus dilakukan oleh Majelis hakim. Majelis sekurang-kurangnya tiga orang yang terdiri dari satu Ketua Majelis dan dua anggota Majelis.

Berdasarkan kedua Pasal yang telah disebutkan diatas, yaitu

Pasal 2 dan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang

Peradilan Agama, kemudian dihubungkan dengan asas-asas yang ada

terutama asas personalitas ke-Islaman, dapat dilihat bahwa asas

personalitas ke-Islaman ini menjadi sangat penting karena terkait dengan

kewenangan peradilan agama. Asas personalitas ke-Islaman adalah asas

utama yang melekat pada Undang-Undang Peradilan Agama yang

mempunyai makna bahwa pihak yang tunduk dan dapat ditundukkan pada

kekuasaan di lingkungan peradilan agama hanyalah mereka yang

beragama Islam. Ke-Islaman seseoranglah yang menjadi dasar

kewenangan pengadilan di lingkungan peradilan agama. Seorang penganut

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

agama selain Islam tidak tunduk dan tidak dapat dipaksakan untuk tunduk

pada kekuasaan peradilan agama.

Asas personalitas ke-Islaman ini hanya bersifat khusus sepanjang

bidang perkaranya diatur dalam Undang-Undang Peradilan Agama.

Dengan demikian asas ini dapat dimaknai dengan penegasan sebagai

berikut:

1. Pihak-pihak yang berperkara harus sama-sama beragama Islam.

Jika salah satu pihak tidak beragama Islam, maka sengketanya tidak dapat ditundukkan kepada lingkungan Peradilan Agama, melainkan tunduk kepada kewenangan Peradilan Umum.

2. Perkara yang disengketakan terbatas mengenai perkara bidang tertentu yaitu bidang perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, shadaqah dan ekonomi syari’ah.

3. Hubungan hukum yang melandasi perkara tertentu tersebut berdasarkan hukum Islam.

Jika hubungan hukum yang terjadi bukan berdasar hukum Islam, maka sengketa tersebut tidak tunduk menjadi kewenangan peradilan agama, tapi jatuh menjadi kewenangan pengadilan Negeri. (Yahya harahap, 2003: 56-57).

Ada dua patokan terkait penerapan asas personalitas ke-Islaman ini

yaitu patokan umum dan patokan saat terjadi hubungan hukum. Patokan

umum berarti apabila seseorang telah mengaku beragama Islam yang

faktanya dibuktikan dengan identitas formal maka pada dirinya melekat

asas personalitas ke-Islaman. Patokan yang kedua, yaitu patokan saat

terjadinya hubungan hukum ditentukan dengan dua syarat yaitu:

1. Pada saat terjadi hubungan hukum kedua belah pihak sama-sama

beragama Islam. Seperti halnya pada patokan umum tadi,

pembuktian atas ke-Islaman seseorang adalah dengan identitas

formal bahwa yang bersangkutan memang benar beragama Islam

tanpa mempersoalkan kualitas ke-Islamannya.

2. Hubungan hukum yang dilaksanakan oleh para pihak didasarkan

pada Hukum Islam. Ini mengandung makna, bahwa kedua belah

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

pihak secara suka rela tunduk dan atau menundukkan diri pada

Hukum Islam

Apabila kedua syarat ini terpenuhi maka pada kedua pihak melekat

asas personalitas ke-Islaman, dan sengketa yang terjadi diantara para pihak

menjadi kewenangan Pengadilan agama. Untuk masalah perpindahan

agama, misalkan para pihak atau salah satu pihak berganti agama dan tidak

lagi beragama Islam setelah di kemudian hari maka tetap melekat asas ini.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Mahkamah Agung tanggal 31 Agustus

1983 yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Tinggi Ujung Pandang,

bahwa yang dipergunakan sebagai dasar berwenang atau tidaknya

pengadilan agama adalah hukum yang berlaku pada waktu pernikahan

dilangsungkan. Ini berarti seseorang yang melaksanakan pernikahan

menggunakan hukum Islam, perkaranya tetap menjadi wewenang

pengadilan agama meskipun salah satu pihak tidak beragama Islam lagi

(Yahya harahap, 2003: 58).

Pengadilan Agama hanya melayani penyelesaian perkara tertentu bagi

rakyat Indonesia yang beragama Islam. Bagi umat agama lain tidak dapat

dilayani oleh pengadilan agama karena tempat penyelesaian

perselisihannya adalah wewenang pengadilan di lingkungan badan

peradilan umum (Pengadilan Negeri), namun dalam penjelasan Pasal 49

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Peradilan Agama, yang

dimaksud dengan "antara orang-orang yang beragama Islam" adalah

termasuk orang atau badan hukum yang dengan sendirinya menundukkan

diri dengan sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi

kewenangan Peradilan Agama sesuai dengan ketentuan Pasal ini.

Terkait dengan perkara perceraian di pengadilan agama, terutama

cerai talak oleh suami non-muslim juga berlaku dalil yang sudah

dijelaskan tersebut. Pengadilan agama berwenang menerima, memeriksa

dan mengadili perkara cerai talak dengan pemohon non-muslim sepanjang

para pihak menundukkan diri dengan sukarela kepada Hukum Islam, ini

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

sesuai dengan penjelasan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006

tentang Peradilan Agama.

Hal ini bila kita terapkan dalam kasus cerai talak Nomor

208/Pdt.G/2010/PA.Kra. di Pengadilan Agama Karanganyar dengan

Pemohon EM yang beragama katolik, maka juga berlaku dalil yang sama.

Permohonan cerai talak EM dapat diterima oleh Pengadilan Agama

Karanganyar karena, kedua belah pihak dengan sendirinya menundukkan

diri secara sukarela kepada hukum Islam mengenai hal-hal yang menjadi

kewenangan Peradilan Agama, terkait permohonan perceraian atas ikatan

perkawinan kedua pihak. Alasan lainnya adalah hubungan hukum dalam

perkawinan antara EM dengan istrinya yaitu SA adalah menggunakan

Hukum Perdata Islam. Hal ini dapat dilihat dalam duduk perkara

permohonan, bahwa Pemohon telah melangsungkan perkawinan dengan

Termohon pada tanggal 03 Juni 1999, di hadapan Pegawai Pencatat Nikah

Kantor Urusan Agama Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar

sebagaimana dalam Kutipan Akta Nikah Nomor : 77/7 A/1/1 999 tanggal

03 Juni 1999 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan

Tasikmadu Kabupaten Karanganyar Pemohon jejaka Termohon perawan.

Ini membuktikan bahwa ikatan perkawinan antara Pemohon dan

Termohon menggunakan Hukum Islam dan telah disahkan oleh Kantor

Urusan Agama Tasikmadu sebagai lembaga pengesahan Perkawinan

Islam. Namun di kemudian hari ternyata ada salah satu pihak yang

berpindah agama menjadi non-muslim, sesuai pengakuan Pemohon yang

menyatakan di dalam permohonan bahwa dirinya beragama Katolik.

Konsekuensi logis dari hal tersebut adalah keduanya tetap tunduk dan

dapat dipaksakan untuk ditundukkan kepada lingkungan peradilan agama

karena Hukum perikatan yang digunakan pada saat perkawinannya adalah

Hukum Islam. Merupakan hal yang benar jika pengajuan permohonan

cerai talak tersebut diajukan ke Pengadilan Agama.

Dalam bidang perkawinan terutama untuk perkara perceraian, apabila

pihak yang berinisiatif mengajukan perceraian dari pihak suami atau talak,

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

yang berwenang untuk mengadili adalah Pengadilan Agama yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman istri kecuali dalam hal pihak istri

dengan sengaja meninggalkan tempat tinggal bersama tanpa izin suami.

Ketentuan ini terdapat dalam Undang-Undang Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989 Pasal 66. Dalam hal istri bertempat tinggal di luar negeri,

maka yang berwenang atas perkara tersebut adalah pengadilan agam yang

wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman suami. Dan jika keduanya

bertempat tinggal di luar negeri maka yang berwenang adalah Pengadilan

Agama yang wilayah hukumnya meliputi tempat pelaksanaan pernikahan

mereka atau Pengadilan Agama Jakarta Pusat (Taufiq Hamami, 2003: 117-

118).

Untuk perceraian yang inisiatif perceraiannya dari istri, Pengadilan

Agama yang berwenang adalah Pengadilan Agama yang wilayah

hukumnya meliputi tempat kediaman istri kecuali apabila pihak istri

dengan sengaja meninggalkan tempat kediaman bersama tanpa izin suami.

Dalam hal istri tinggal di luar negeri maka yang berwenang adalah

Pengadilan Agama yang wilayah hukumnya meliputi tempat kediaman

suami. Apabila keduanya bertempat tinggal di luar negeri, maka yang

berwenang adalah Pengadilan Agama yang daerah hukumnya meliputi

tempat pelaksanaan pernikahan atau Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Ini

tertuang dalam Pasal 73 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989. (Taufiq

Hamami, 2003: 118).

Sesuai penjelasan tersebut, maka kewenangan relatifnya dalam kasus

cerai talak Nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra. tersebut adalah Pengadilan

Agama Karanganyar yang membawahi wilayah hukum dari kedua pihak.

Tidak salah jika permohonan cerai tersebut diajukan ke Pengadilan Agama

Karanganyar karena kedua pihak bertempat tinggal di wilayah hukum

Karanganyar, dan bahkan tempat menikah juga berada di Kantor Urusan

Agama Tasikmadu Karanganyar. Jadi merupakan kewenangan Pengadilan

Agama Karanganyar dalam menerima, memeriksa dan memutus

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

permohonan cerai talak dengan pemohon EM atas SA, karena permohonan

tersebut memenuhi asas personalitas ke-Islaman yang dianut oleh

Pengadilan Agama.

B. Akibat hukum putusan atas permohonan cerai talak yang diajukan oleh

pemohon non-muslim (studi putusan nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra).

Berdasarkan hasil penelitian yang Penulis laksanakan dengan mengkaji

putusan Nomor: 208/Pdt.G/2010/PA.Kra. yang dikeluarkan oleh Pengadilan

Agama Karanganyar maka Penulis kemukakan terlebih dahulu mengenai

perbedaan cerai talak yang diajukan oleh suami non-muslim dan suami

muslim:

1. Alasan-alasan untuk dilakukannya perceraian talak oleh suami muslim dan

non-muslim sama saja, seperti yang telah ditentukan dalam Dalam

penjelasan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan, Pasal 51 dan 116 Kompilasi Hukum Islam

disebutkan mengenai alasan-alasan yang dapat dijadikan dasar untuk

perceraian yang dapat dijadikan sebagai fundamentum petendi dalam

permohonan. Alasan-alasan perceraian tersebut antara lain:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,

penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama dua tahun

berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah

atau karena hal lain diluar kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat

yang membahayakan pihak yang lain.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan

akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami

atau istri.

f. Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan

pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam

rumah tangga.

g. Suami melanggar taklik talak.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya

ketidakrukunan dalam rumah tangga.

Dalam kasus cerai talak yang penulis teliti, yaitu cerai talak Nomor

208/Pdt.G/2010/PA.Kra., dalam permohonan yang dibuat oleh E.M alasan

utama yang menyebabkan bercerai adalah perselingkuhan yang dilakukan

termohon/ S.A dengan pria lain, sehingga hal ini menimbulkan

perselisihan dan pertengkaran serta tidak ada harapan akan hidup rukun

lagi dalam rumah tangga. Alasan ini sesuai dengan huruf f, dan menjadi

alasan dapat diterimanya permohonan cerai talak tersebut karena alasan

perceraian dalam permohonan merupakan salah satu dari alasan perceraian

yang diatur dalam Pasal 51 KHI.

2. Rumusan diktum putusan antara permohonan cerai talak dengan pemohon

muslim berbeda dengan pemohon non-muslim.

Apabila permohonan cerai talak oleh suami muslim dikabulkan

oleh pengadilan, maka rumusan diktum penetapannya adalah sebagai

berikut:

————————————MENETAPKAN ————————

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;- ———————————

2. Memberikan izin kepada Pemohon ........................ untuk

mengucapkan ikrar talak atas Termohon ................................. di

hadapan sidang Pengadilan Agama ....................................... ; ——

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar ........................................................................................; —

Sedangkan untuk permohonan cerai talak oleh pemohon non-muslim

diktum putusannya sebagai berikut:

———————————— MENETAPKAN————————

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;- ———————————

2. Memfasakh perkawinan Pemohon ...................................... dan

Termohon ...................................................... ; ————————

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar .................................................................; ———————

Atau

———————————— MENETAPKAN————————

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;- ———————————

2. Memutuskan menceraikan perkawinan antara Pemohon

............................ dengan Termohon ...................................dengan

Talak Ba’in ; —————————————————————

3. Membebankan kepada Pemohon untuk membayar biaya perkara ini

sebesar .................................................................; ———————

Ada dua jenis putusan dalam cerai talak oleh pemohon non-muslim,

yaitu Fasakh dan Talak Ba’in. Untuk putusan Fasakh ini dijatuhkan

apabila alasan perceraian adalah riddah/ beralih agama, yang dahulu

beragama Islam sewaktu terjadinya perkawinan, namun kemudian beralih

agama menjadi non-muslim. Dalam Kitab Tanwirul Qulub disebutkan

bahwa seseorang yang telah beralih agama dari Islam, maka batallah

puasanya, tayamumnya dan nikahnya, baik qabla atau pun ba’da dhukul

(sebelum atau sesudah hubungan intim). Dalam kitab Fiqhusunnah juz II

halaman 314, apabila salah seorang diantara suami atau isteri murtad

(keluar dari agama Islam) dan tidak kembali lagi menganut agam Islam,

maka aqad (nikah) nya difasakhkan dengan sebab murtadnya dengan tiba-

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

tiba tersebut. Namun jika alasan perceraian bukan karena pindah agama,

maka Majelis Hakim akan memutus perkawinan para pihak dengan Talak

Ba’in yaitu talak yang tidak memungkinkan suami rujuk kepada bekas

istri, kecuali dengan melakukan akad nikah baru. Meskipun salah satu atau

kedua pihak telah beralih agama menjadi non-muslim, tetapi pindah

agamanya tersebut bukan menjadi penyebab perceraian.

Hal ini berbeda dengan diktum putusan cerai talak oleh pemohon

muslim. Pada putusan cerai talak dengan pemohon muslim, Majelis Hakim

hanya memberi izin kepada suami untuk mengucapkan ikrar talak di muka

sidang pengadilan. Dalam hukum perkawinan Islam, suami dianggap

sebagai pemengang tali perkawinan, sehingga apabila suami ingin

mengakhiri tali perkawinan, maka suami cukup mengucapkan ikrar talak

yaitu ucapan suami dengan lafaz thalaq yang berarti mengakhiri hubungan

perkawinan yang terjadi selama ini.

Dalam kasus yang telah penulis teliti, yaitu cerai talak Nomor:

208/Pdt.G/2010/PA.Kra., diktum putusannya adalah memfasakh

perkawinan antara pemohon dan termohon. Hal ini berarti alasan

perceraian tersebut adalah riddah/ beralih agama, yang dulunya beragama

Islam sewaktu terjadinya perkawinan, namun kemudian beralih agama

menjadi non-muslim. Dalam gugatannya memang pemohon mengaku telah

beragama katolik dan termohon beragama Islam. Namun dalam duduk

perkara gugatan tidak disebutkan bahwa alasan perceraiannya adalah

karena salah satu telah pindah agama, melainkan karena perselingkuhan

dan pertengkaran yang sudah tidak dapat dirukunkan kembali.

Dari alasan-alasan dalam permohonan, tidak satupun yang

menyebutkan tentang peralihan agama yang dapat menyebabkan

perceraian. Ini berarti putusan dari Majelis Hakim ini berbeda dengan teori

hukum Islam yang ada. Perbedaan ini terjadi karena Majelis tetap

berpendapat bahwa apapun alasan perceraian yang terjadi namun jika salah

satu atau kedua pihak sudah riddah maka putusan tersebut adalah fasakh.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dalam praktek peradilan agama di Indonesia, terutama seperti yang

tertuang dalam Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan

Agama yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung RI, cerai talak yang

diajukan suami non-muslim yang sudah riddah produk hukumnya bukan

memberikan ijin kepada suami untuk ikrar talak, melainkan talak

dijatuhkan oleh Pengadilan Agama dalam bentuk putusan. Masih dalam

buku yang sama, diatur juga mengenai keseragaman amar putusan cerai

talak yang diajukan oleh suami non-muslim berbunyi:

“ Menjatuhkan talak satu bain shugra antara Pemohon

(......................) dengan Termohon (.............................)”

(Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama, 2009: 218).

Talak Ba’in Shugra (Pasal 119 Kompilasi Hukum Islam) yaitu talak

satu atau dua yang dijatuhkan kepada istri yang belum pernah dikumpuli,

talak satu atau dua yang dijatuhkan atas permintaan istri dengan

pembayaran uang tebusan (iwad) atau talak satu atau dua yang dijatuhkan

kepada istri yang pernah dikumpuli bukan atas permintaannya dan tanpa

pembayaran iwad setelah habis masa iddahnya, atau talak yang dijatuhkan

oleh Pengadilan Agama

4. Akibat hukum dari putusan cerai talak.

Apabila putusan hakim adalah fasakh, maka akibat hukum yang timbul

dari putusnya perkawinan karena fasakh adalah suami tidak boleh

melakukan rujuk terhadap mantan istrinya. Apabila antara mantan suami

dan isteri tersebut berkeinginan untuk hidup kembali sebagai suami-istri.

Mereka harus melakukan akad nikah baru. Dengan memperhatikan syarat

sahnya perkawinan yang ada dalam Undang-Undang Perkawinan Pasal 2,

Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing

agamanya dan kepercayaannya itu serta Tiap-tiap perkawinan dicatat

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

mengandung makna bahwa untuk melaksanakan perkawinan yang baru

kedua pihak harus beragama sama, ini dimungkinkan jika suami kembali

memeluk agama Islam, sehingga dapat dilakukan akad nikah yang baru

secara Islam.

Apabila putusan hakim adalah Talak ba’in, maka tidak dimungkinkan

suami rujuk kepada bekas istri, kecuali dengan melakukan akad nikah

baru. Talak ba’in dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Talak Ba’in Shugra (Pasal 119 Kompilasi Hukum Islam)

Yaitu talak satu atau dua yang dijatuhkan kepada istri yang belum

pernah dikumpuli, talak satu atau dua yang dijatuhkan atas

permintaan istri dengan pembayaran uang tebusan (iwad) atau talak

satu atau dua yang dijatuhkan kepada istri yang pernah dikumpuli

bukan atas permintaannya dan tanpa pembayaran iwad setelah

habis masa iddahnya, atau talak yang dijatuhkan oleh Pengadilan

Agama.

b. Talak Ba’in Kubra (Pasal 120 Kompilasi Hukum Islam)

Yaitu talak yang telah dijatuhkan untuk ketiga kalinya.talak jenis

ini tidak dapat dirujuk dan tidak dapat dinikahkan kembali, kecuali

apabila pernikahan itu dilakukan setelah bekas istri menikah

dengan orang lain dan kemudian terjadi perceraian ba’da al

dhukhul dan habis masa iddahnya.

Dalam kasus yang telah penulis teliti, yaitu cerai talak Nomor:

208/Pdt.G/2010/PA.Kra., diktum putusannya adalah memfasakh

perkawinan antara pemohon dan termohon. Dalam hal ini, perkawinan

tersebut dianggap tidak memenuhi rukun dan syarat atau terdapat halangan

perkawinan yang tidak membenarkan dilangsungkannya perkawinan

tersebut maka perkawinan tersebut dinyatakan batal. Perkawinan tersebut

menjadi batal karena salah satu atau kedua pihak murtad dari agama Islam

Batal adalah rusaknya hukum yang ditetapkan terhadap suatu amalan

seseorang, karena tidak memenuhi syarat dan rukunnya yang telah

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

ditetapkan oleh syarak. Batalnya perkawinan adalah rusak atau tidak

sahnya perkawinan karena tidak memenuhi salah satu syarat atau

diharamkan oleh agama. Batalnya perkawinan atau putusnya perkawinan

diseebut juga dengan fasakh. Fasakh artinya putus Tu batal. Maksud dari

fasakh nikah adalah memutuskan atau membatalkan hubungan antara

suami isteri.

Fasakh bisa terjadi karena tidak terpenuhinya syarat-syarat ketika

berlangsung akad nikah, atau karena ha;-hal lain yang datang kemudian

dan membatalkan kelangsungan perkawinan.

1. Fasakh (batalnya perkawinan) karena syarat-syarat yang tidak terpenuhi

pada saat akad nikah :

a. Setelah akad nikah, ternyata diketahui bahwa istrinya adalah saudara

kandung atau saudara sesusuan pihak suami.

b. Suami isteri masih kecil, dan diadakannya akad nikah oleh selain

ayah atau datuknya, kemudian setelah dewasa, ia berhak meneruskan

ikatan perkawinannya yang dahulu atau mengakhirinya. Cara seperti

ini disebut khiyar balig. Jika yang dipilih adalah mengakhiri ikatan

suami isteri, maka hal ini disebut fasakh balig.

2. Fasakh karena hal-hal yang datang setelah akad :

a. Bila salah seorang suami atau isteri murtad atau keluar dari agama

Islam dan tidak mau kembali sama sekali, maka akadnya batal

(fasakh) karena kemurtadan yang terjadi belakangan.

b. Jika suami, yang tadinya kafir kemudian masuk Islam namun

isterinya masih tetap dalam kekafirannya, yaitu tetap musyrik, maka

akadnya batal (fasakh). Hal ini berbeda jika si isteri adalah seorang

ahli kitab, maka akadnya tetap sah seperti semula sebab

perkawinannya diapandang sah sejak semula.

Pisahnya suami isteri karena fasakh berbeda dengan pisahnya

karena talak, baik talak raj’i maupun talak ba’in. Talak raj’i tidak

mengakhiri ikatan suami isteri dengan seketika, sedangkan talak ba’in

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

mengakhiri ikatan suami isteri seketika itu juga. Adapaun fasakh, baik

karena hal-hal yang terjadi belakangan maupun karena syarat-syarat yang

tidak terpenuhi, fasakh mengakhiri perkawinan seketika itu juga.

Selain itu, pisahnya suami isteri karena talak dapat mengurangi

bilangan talak. Jika suami mentalak istrinya dengan talak raj’i, lalu rujuk

lagi diwaktu iddahnya, maka perbuatannya dihitung satu kali talak dan ia

masih ada kesempatan talak lagi. Jika karena fasakh, maka hal tersebut

tidak berarti mengurangi sisa talak istri karena fasakh, misalnya apabila

terjadinya fasakh karena khiyar balig, kemudian suami isteri tersebut

kawin dengan akad baru lagi, maka suami tetap punya kesempataan tiga

kali talak.

Sebab-sebab batalnya perkawinan dan permohonan pembatalan

perkawinan di Indonesia, diatur dalam Kompilasi Hukum Islam secara

rinci yaitu sebagai berikut :

Pasal 70 Perkawinan batal apabila: a. suami melakukan perkawinan, sedangkan ia tidak berhak melakukan

akad nikah karena sudah mempunyai empat orang istri, sekalipun salah satu dari keempat istrinya itu dalam iddah talak raj‘i;

b. seseorang menikahi bekas istrinya yang telah dili‘annya; c. seseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi tiga kali talak

olehnya, kecuali bila bekas istri tersebut pernah menikah dengan pria lain yang kemudian bercerai lagi ba‘da ad-dukhul dari pria tersebut dan telah habis masa iddah-nya;

d. perkawinan dilakukan antara dua orang yang mempunyai hubungan darah, semenda, dan sesusuan sampai derajat tertentu yang menghalangi perkawinan menurut Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974, yaitu: 1. berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah atau ke

atas; 2. berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara

saudara, antara seorang dengan saudara orang tua, dan antara seorang dengan saudara neneknya;

3. berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu, dan ibu atau ayah tiri;

4. berhubungan sesusuan, yaitu orang tua sesusuan, anak sesusuan, saudara sesusuan, dan bibi atau paman sesusuan;

e. istri adalah saudara kandung atau sebagai bibi atau kemenakan dari istri atau istri-istrinya.

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Pasal 72

(1) Seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum.

(2) Seorang suami atau istri dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan apabila pada waktu berlangsungnya perkawinan terjadi penipuan atau salah sangka mengenai diri suami atau istri;

(3) Apabila ancaman telah berhenti, atau yang bersalah sangka itu menyadari keadaannya, dan dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah itu masih tetap hidup sebagai suami-istri, dan tidak menggunakan haknya untuk mengajukan permohonan pembatalan, maka haknya gugur.

Pasal 73 Yang dapat mengajukan permohonan pembatalan perkawinan adalah: a. para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke bawah dari

suami atau istri; b. suami atau istri; c. pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan perkawinan menurut

undangundang; d. para pihak yang berkepentingan yang mengetahui adanya cacat dalam

rukun dan syarat perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundangundangan sebagaimana tersebut dalam Pasal 67.

Pasal 74 (1) Permohonan pembatalan perkawinan dapat diajukan kepada

Pengadilan Agama yang mewilayahi tempat tinggal suami atau istri atau tempat perkawinan dilangsungkan.

(2) Batalnya suatu perkawinan dimulai setelah putusan Pengadilan Agama mempunyai kekuatan hukum yang tetap dan berlaku sejak saat berlangsungnya perkawinan.

Pasal 75 Keputusan pembatalan perkawinan tidak berlaku surut terhadap:

a. perkawinan yang batal karena salah satu dari suami atau istri murtad; b. anak-anak yang dilahirkan dari perkawinan tersebut; c. pihak ketiga sepanjang mereka memperoleh hak-hak dengan beriktikad

baik, sebelum keputusan pembatalan perkawinan mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 76 Batalnya suatu perkawinan tidak akan memutuskan hubungan hukum antara anak dengan orang tuanya.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Dalam Kompilasi Hukum Islam Pasal 149 disebutkan bahwa akibat

talak ada empat yaitu:

a. Memberikan mut’ah yang layak kepada bekas istrinya, baik berupa

uang atau benda, kecuali bekas istri tersebut qabla ad-dukhu;l

b. Memberi nafkah, maskan dan kiswah kepada bekas istri selama dalam

iddah, kecuali bekas istri telah dijatuhi talak ba’in atau nusyuz dan

dalam keadaan tidak hamil;

c. Melunasi mahar yang masih terhutang seluruhnya atau separuh

apabila qabla ad-dukhul;

d. Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun.

Dalam hal isteri menuntut, baik perceraian dengan suami muslim atau

pun non-muslim berlaku akibat hukum yang sama seperti dalam Pasal

tersebut. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa akibat

hukum antara cerai talak dengan pemohon muslim berbeda dengan cerai

talak dengan pemohon non muslim, terutama dalam hal penentuan saat

kapan perkawinan menjadi putus.

a. Waktu Putusnya Perkawinan

1) Dalam perkara cerai talak dengan pemohon muslim, sekalipun

putusan telah mempunyai kekuatan hukum tetap namun

perkawinan belum putus secara otomatis. Putusnya perkawinan

adalah setelah suami mengucapkan ikrar talak di muka sidang

pengadilan. Selama suami belum mengucapkan ikrar talak maka

perkawinan belum putus meskipun telah ada putusan yang

berkekuatan hukum tetap. Dalam pengucapan ikrar talak ini,

Majelis hakim Pengadilan Agama hanya mempunyai

kewenangan secara ex officio untuk memanggil pemohon dan

termohon masing-masing satu kali. Apabila setelah panggilan

ini yang dilakukan dengan sah dan patut pemohon tidak datang

maka tidak ada kewajiban bagi Majelis untuk memanggil

pemohon untuk kedua kalinya guna pengucapan ikrar talak.

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Pemohon yang tidak bisa hadir, dapat mengirimkan wakilnya

untuk mengucapkan ikrar talak di hadapan sidang pengadilan

sekalipun tidak dihadiri termohon atau wakilnya. Bila dalam

waktu enam bulan sejak ditetapkan hari sidang penyaksian ikrar

talak, suami atau wakilnya tidak datang meskipun telah

mendapat panggilan secara sah dan patut, maka gugurlah

kekuatan penetapan tersebut dan perceraian tidak dapat diajukan

lagi berdasarkan alasan yang sama (Pasal 70 ayat (6) UU Nomor

& tahun 1989).

Sejak diucapkannya ikrar talak itulah cerai talak dianggap

telah terjadi dan perkawinan antara pemohon dan termohon

telah putus dengan segala akibatnya. Jadi cerai talak belum sah

bila baru berupa putusan hakim saja, yang mana ikatan

perkawinan antara pemohon dan termohon secara hukum masih

tetap utuh dan belum putus.

2) Untuk perkara cerai talak dengan pemohon non muslim, dalam

amar putusan tidak dicantumkan perintah atau kata-kata untuk

mengucapkan ikrar talak, yang ada hanyalah pernyataan bahwa

perkawinan di fasakh ataupun pengadilan agama menjatuhkan

putusan menceraikan perkawinan antara pemohon dan termohon

dengan talak ba’in. Dalam hal pemohon terbukti bukan

beragama Islam, maka pemohon tidak berhak mengucapkan

ikrar talak. Hakim pun tidak berwenang memaksa pemohon

untuk mengucapkan ikrar talak, yang merupakan salah satu

ibadah menurut ajaran agama Islam. Jadi untuk perkara cerai

talak dengan pemohon non-muslim, perkawinan putus seketika

setelah adanya putusan Majelis hakim yang mempunyai

kekuatan hukum tetap tanpa adanya pengucapan ikrar talak oleh

suami.

b. Masa Iddah Bagi Istri Yang Telah Diceraikan

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Masa iddah atau masa menunggu bagi wanita untuk melakukan

perkawinan dengan pria lain setelah terjadinya perceraian dengan

suaminya dengan tujuan untuk mengetahui keadaan rahimnya atau

untuk berpikir bagi suami. Menurut Hartini dalam Jurnal berjudul

Cerai Talak Suami Non-Muslim Di Pengadilan Agama, bahwa

penghitungan masa iddah janda yang dicerai oleh suami muslim dan

non muslim berbeda.

1) Untuk masa iddah bagi janda yang dicerai suami muslim,

penghitungannya tidak dimulai ketika putusan berkekuatan

hukum tetap, tetapi dihitung sejak suami mengucapkan ikrar

talak.

2) Untuk masa iddah bagi janda yang dicerai suami non-muslim,

masa iddahnya dihitung sejak putusan Majelis Hakim

berkekuatan hukum tetap.

Dalam Pasal 155 Kompilasi Hukum Islam, diatur bahwa waktu

iddah bagi janda yang perkawinannya putus karena khuluk, fasakh

dan li’an berlaku iddah talak. Dari ketentuan ini dapat disimpulkan

bahwa masa iddah bagi janda yang dicerai oleh suami non-muslim

dan muslim adalah sama, yaitu berlaku ketentuan masa iddah seperti

iddah talak.

Dalam PP Nomor 9 Tahun 1975 sebagai pelaksana dari UU

Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam diatur bahwa lama masa

tunggu bagi janda adalah sebagai berikut:

1) Apabila perkawinan putus karena perceraian, waktu tunggu bagi

yang masih haid ditetapkan 3 (tiga) kali suci sekurang-

kurangnya 90 (sembilan puluh) hari, dan bagi yang tidak haid

ditetapkan 90 (sembilan puluh) hari (Pasal 39 huruf b PP Nomor

9 Tahun 1975 dan Pasal 153 ayat (2) huruf b KHI).

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

2) Apabila perkawinan putus karena perceraian sedangkan janda

tersebut dalam keadaan hamil, maka waktu tunggu ditetapkan

sampai melahirkan (Pasal 39 huruf c PP Nomor 9 Tahun 1975

dan Pasal 153 ayat (2) huruf c KHI).

3) Tidak ada waktu tunggu bagi janda yang putus perkawinannya

karena perceraian sedangkan janda tersebut dengan bekas

suaminya qabla ad dhukul (belum melakukan hubungan suami

istri) (Pasal 39 ayat (2) PP Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 153

ayat (1) KHI).

4) Bagi perkawinan yang putus karena perceraian, masa tunggu

dihitung sejak jatuhnya putusan perceraian oleh Pengadilan

Agama yang mempunyai kekuatan hukum tetap (Pasal 39 ayat

(3) PP Nomor 9 Tahun 1975 dan Pasal 153 ayat (4) KHI.

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah Penulis kemukakan pada bab

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dasar kewenangan Pengadilan Agama dalam memutus permohonan

cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-muslim.

Bahwa berdasarkan ketentuan penjelasan Pasal 49 Undang-Undang

Peradilan Agama, setiap orang atau badan hukum yang dengan sukarela

menundukkan diri dengan Hukum Islam, maka ia juga tunduk pada

Pengadilan Agama. Terkait dengan perkara perceraian di pengadilan

agama, terutama cerai talak oleh suami non-muslim juga berlaku dalil

yang sudah dijelaskan diatas. Pengadilan Agama tetap berwenang

memutus permohonan cerai talak dengan pemohon non-muslim

sepanjang para pihaknya dengan sukarela menundukkan diri pada

Hukum Islam. Alasan lain adalah, menurut Yahya harahap, apabila pada

perkawinannya menggunakan tatacara Islam, maka perceraiannya pun

masih bisa dilaksanakan menurut Hukum Islam yaitu melalui Pengadilan

Agama.

2. Akibat hukum permohonan cerai talak yang diajukan oleh pemohon non-

muslim (studi putusan nomor 208/Pdt.G/2010/PA.Kra).

Akibat hukum antara cerai talak dengan pemohon muslim berbeda

dengan cerai talak dengan pemohon non muslim, terutama dalam hal

penentuan saat kapan perkawinan menjadi putus. Untuk perkara cerai

talak dengan pemohon non muslim, dalam amar putusan tidak

dicantumkan perintah atau kata-kata untuk mengucapkan ikrar talak,

yang ada hanyalah pernyataan bahwa perkawinan di fasakh ataupun

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

pengadilan agama menjatuhkan putusan menceraikan perkawinan antara

pemohon dan termohon dengan talak ba’in. Dalam hal pemohon terbukti

bukan beragama Islam, maka pemohon tidak berhak mengucapkan ikrar

talak. Jadi untuk perkara cerai talak dengan pemohon non-muslim,

perkawinan putus seketika setelah adanya putusan Majelis hakim yang

mempunyai kekuatan hukum tetap tanpa adanya pengucapan ikrar talak

oleh suami. Berikut adalah akibat hukum dari fasakh dengan pemohon

non-muslim:

a. Fasakh mengakhiri perkawinan seketika itu juga

b. Suami tidak boleh melakukan rujuk terhadap mantan istrinya.

Apabila antara mantan suami dan isteri tersebut berkeinginan untuk

hidup kembali sebagai suami-istri. Mereka harus melakukan akad

nikah baru.

c. Tidak mengurangi sisa talak istri, maksudnya jika terjadi fasakh

kemudian dilakukan akad yang baru, fasakh tersebut tidak dihitung

sebagai talak pertama, sehingga suami masih mempunyai tiga

hitungan talak

d. Dalam hal pemohon terbukti bukan beragama Islam, maka pemohon

tidak berhak mengucapkan ikrar talak

e. Untuk masa iddah bagi janda yang dicerai suami non-muslim, masa

iddahnya dihitung sejak putusan Majelis Hakim berkekuatan hukum

tetap

B. SARAN

Setelah mengetahui dasar pertimbangan Hakim yang digunakan

dalam memutus perkara Nomor: 208/Pdt.G/2010/PA.Kra. tentang

permohonan cerai talak dengan pemohon non-muslinm di Pengadilan

Agama Karanganyar, Penulis hendak memberi saran sebagai berikut :

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TINJAUAN YURIDIS ... · kepustakaan, dokumen, arsip, artikel, makalah, literatur yang sesuai dengan obyek penelitian. ... talak divorce application

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

1. Hendaknya masyarakat diberi kesempatan untuk mengetahui bahwa

permohonan cerai talak dengan pemohon non muslim, adalah tetap

menjadi kewenangan Pengadilan agama namun dengan syarat para

pihak secara sukarela menundukkan diri kepada Hukum Islam yang

menjadi dasar Pengadilan Agama. Ini bisa dilakukan melalui

penyuluhan hukum, seminar hukum, atau bisa juga dijelaskan dalam

website resmi setiap Pengadilan Agama di Indonesia, dengan begitu

masyarakat bisa mengakses informasi yang lebih jelas.

2. Hendaknya semua aparatur Pengadilan agama, terutama hakim

memahami betul mengenai Petunjuk Teknis Administrasi dan Teknis

Peradilan Agama yang sudah diperbarui, supaya tidak terjadi

perbedaan putusan atas permohonan cerai talak dengan pemohon

non-muslim, yang memang sudah diatur menjadi satu keseragaman

bagi semua Peradilan Agama yang ada di Indonesia.

.