perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI .../Strategi... · Bapak Purwanto, S.P., M.M....
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STRATEGI .../Strategi... · Bapak Purwanto, S.P., M.M....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
STRATEGI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
DALAM PENATAAN PERPARKIRAN
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pelaksanaan Strategi Penataan
Perparkiran Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta)
SKRIPSI
Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Ilmu Administrasi
Disusun oleh :
Andi Nugroho
D 0106029
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari :
Tanggal :
Panitia Penguji :
1. Drs. Soeharsono, M.S ( )
NIP. 195107011979031001 Ketua Penguji
2. Drs. Muchtar Hadi, M.Si ( )
NIP. 195303201985031002 Sekretaris Penguji
3. Drs. Is Hadri Utomo, M.Si ( )
NIP. 195909071987021001 Penguji
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Supriyadi, SN., SU
NIP.195301281981031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iiiiii
HALAMAN PERSETUJUAN
Disetujui Untuk Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Pembimbing
Drs. IS Hadri Utomo, M.Si.
NIP.195909071987021001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iivv
MOTTO
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba
kecukupan”
(Q.S. Al-Alaq: 6-7)
“I have a dream”
(Martin Luther King Junior)
“Tanpa perbedaan sama rata dalam roda kehidupan kita berdiri dalam dunia yang menawan hidup
adalah pilihan dan aku akan bertahan walaupun berantakan”
(Bondan Feat Fade 2 Black)
“Rahasia kejayaan adalah mengetahui suatu perkara yang orang lain
tidak mengetahui.”
(Aristotle Onassis)
“Memboroskan waktu sama saja dengan memboroskan hidup,
jadi manfaatkan waktumu sebaik mungkin jangan sampai
kau menyesal dikemudian hari.”
(Penulis)
“Visi tanpa suatu aksi hanyalah sebuah mimpi disiang bolong, dan aksi
tanpa visi tak ubah hanyalah akan bertuah sebuah mimpi buruk.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vv
PERSEMBAHAN
Karya kecilku ini aku persembahkan untuk:
d Bapak, Ibu dan Adik ku, atas semua doa, kasih sayang, pengertian dan
pengorbanan yang diberikan selama ini untukku.
d Keluarga besarku, atas doa dan dukungan yang diberikan sehingga aku
bisa melalui semua tantangan dalam menjalani hidup untuk meraih
mimpiku.
d Sahabat-sahabatku Administrasi Negara Angkatan 2006, Terima kasih
atas persahabatan yang tulus yang kalian berikan untukku.
d Sahabatku dimasa-masa kos. Masa-masa empat tahun lebih ini begitu
berarti, banyak hal yang kita lewati untuk mengerti tentang hidup.
Terima kasih untuk selama ini, aku belajar dari kalian semua.
d Almamaterku Administrasi Negara 2006.
d Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses
penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vvii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, segala puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”STRATEGI PEMERINTAH
KOTA SURAKARTA DALAM PENATAAN PERPARKIRAN”.
Penulis menyadari bahwa sejak awal selesainya penulisan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Is Hadri Utomo, M.Si selaku pembimbing, atas bimbingannya,
arahan, dan motivasi serta kesabarannya sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Sukadi, M.Si selaku pembimbing akademis, atas bimbingan
akademis yang telah diberikan selama ini.
3. Bapak Drs. Sudarto, M.Si dan Bapak Agung Priyono, M.Si selaku Ketua
dan Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vviiii
4. Bapak Drs. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. Anindita Prayogo selaku Kepala Kantor Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta yang telah memberikan
kemudahan dan izin penelitian di dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Purwanto, S.P., M.M. selaku Pembantu Bendahara Pengeluaran
yang telah memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Chrisantus Wibowo, S.H. selaku Koordinator Potensi
Parkir/Perijinan, Pungutan yang telah memberikan kemudahan didalam
penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Mudo Prayitno, S.Si.T. selaku Koordinator Perencanaan yang telah
memberikan kemudahan didalam penyusunan skripsi ini. serta seluruh
jajaran pegawai Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas bantuan dalam penyediaan data yang penulis butuhkan dalam
penyusunan skripsi ini.
9. Bapak Edi selaku Ketua ASPARTA dan Pengelola Parkir kendaraan roda
empat C.V. Karsa Mandiri Jaya, Bapak Warjito selaku Sekretaris
ASPARTA dan Pengelola Parkir kendaraan Roda dua C.V. Guyub Rukun,
Bapak Joko Pramono selaku Pengelola Parkir kendaraan roda dua C.V.
Guyub Rukun, terima kasih atas bantuan dalam penyediaan data yang
penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vviiiiii
10. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
membentu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang menuju kearah perbaikan skripsi ini akan
penulis perhatikan. Meskipun demikian, penulis berharap agar penelitian ini
dapat dijadikan awal bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam dan
dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iixx
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………..
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………
HALAMAN MOTTO…………………………………………………..
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………..
KATA PENGANTAR…………………………………………………..
DAFTAR ISI…………………………………………………………….
DAFTAR TABEL……………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………
ABSTRAK……………………………………….……………………....
ABSTRACT.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………….…………………...
B. Rumusan Masalah…………………………….…………….....
C. Tujuan Penelitian……...…………………….………………...
D. Manfaat Penelitian……………………………….……………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori..……………………………………………....
B. Kerangka Pemikiran………………………………………......
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
xi
xii
xiii
xiv
1
9
9
10
11
32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………..............
B. Lokasi Penelitian .....................................................................
C. Sumber Data ………………………………………….......…..
D. Teknik Pengumpulan Data……………….……………..........
E. Teknik Sampling…..………………………………………......
F. Validitas Data…………………………………………….........
G. Teknik Analisis Data………………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta…………….................................
B. Penataan Perparkiran di Kota Surakarta oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.................
C. Strategi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta.......................................................................
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam Penataan
Perparkiran............................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………...........
B. Saran ..…………………………………………......................
36
37
37
39
41
41
42
44
56
71
143
153
163
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Halaman
1.1 Data Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Surakarta Tahun
2006-2009.........................................……………………….... 5
1.2 Lokasi Rayon Parkir Tahun 2010 di Kota Surakarta yang di
Lelang (Tahun Perencanaan 2009)……................................. 7
1.3 Kondisi Parkir di Badan Jalan Kota Surakarta..................... 8
4.1 Data Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Menurut Kepangkatan Tahun
2010 ........................................................................ ................. 54
4.2 Data Klasifikasi Pegawai Negeri Sipil Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Berdasarkan
Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2010 .................................. 55
4.3 Daftar Nama Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dalam Jabatan Tugas Tahun
2010........................................................................................... 55
4.4 Data Pemenang Lelang parkir Tahun 2010 di Kota Surakarta
(Tahun Perencanaan 2009)....................................................... 63
4.5 Daftar Sistem Penataan Perparkiran di Kota Surakarta Tahun
2010 (Tahun Perencanaan 2009).............................................. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiiii
4.6 Data Tarif Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dan Insidental
Kota Surakarta Tahun 2010 (Tahun Perencanaan
2009)......................................................................................... 103
4.7 Daftar Jalan Nasional dan Jalan Propinsi di Kota Surakarta
dalam Perencanaan Tahun 2011 (Tahun Perencanaan 2009).... 120
4.8 Data Sarana dan Prasana Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Tahun 2010..................... 146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiiiiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiivv
2. 1
2.2
2.3
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis.........
Model Manajemen Strategis ………………….......................
Bagan Kerangka Berpikir…………………………….............
Skema Analisis Model Interaktif…………………..................
Struktur Organisasi UPTD Kota Surakarta Tahun 2009..........
Sistem Penataan Perparkiran di Kota Surakarta Oleh UPTD
Perparkiran ……………………...............................................
Prosedur Perizinan Sistem Lelang dan Penunjukkan Penataan
Parkir di Kota Surakarta Tahun 2010 (Tahun Perencanaan
2009).......................................................................................
Sistem Manajemen Komplain UPTD Perparkiran Kota
Surakarta..................................................................................
19
20
35
44
52
66
69
142
ABSTRAK
ANDI NUGROHO. D0106029. STRATEGI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DALAM PENATAAN PERPARKIRAN. Skripsi. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Jurusan Ilmu Administrasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 2011. 165 Hal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvv
Permasalahan perparkiran di Kota Surakarta sampai sekarang ini yang ada meliputi, fasilitas parkir dan area parkir yang terbatas, semakin bertambahnya permintaan akan parkir, penarikan tarif parkir yang lebih dari ketentuan yang berlaku oleh juru parkir, dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh petugas parkir, seperti tidak memiliki KTA, tidak berseragam dan parkir tidak resmi.
Dari Permasalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi dari Pemerintah Kota Surakarta dalam penataan perparkiran. Penelitian ini menggunakan teori manajemen strategis untuk mengkaji strategi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Surakata dalam penataan perparkiran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan narasumber dan arsip/dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Purposive sampling digunakan ketika peneliti menetapkan narasumber yaitu pegawai Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta. Snowball sampling digunakan untuk menentukan siapa narasumber selanjutnya yang mengetahui permasalahan penelitian setelah pegawai Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi, dan telaah dokumen. Validitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode triangulasi data. Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan model analisis interaktif.
Hasil penelitian yang dilakukan di Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta dapat diketahui bahwa Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta telah melaksanakan strategi dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta, meliputi : 1. Meningkatkan Jumlah Satuan Ruang Parkir, 2. Mengoptimalkan Satuan Ruang Parkir Yang Ada, 3. Mengurangi Jumlah Permintaan Parkir, 4. Mengurangi Jumlah Satuan Ruang Parkir, 5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Teknologi. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat diketahui faktor penghambat yang ditemui dalam implementasi strategi penataan perparkiran di Kota Surakarta oleh Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta yakni keterbatasan sumber daya manusia, fasilitas sarana dan prasarana, serta kesadaran petugas parkir dan masyarakat masih rendah dalam berlalu lintas, Sedangkan faktor pendukung yang ditemui yaitu peran media massa sebagai sarana sosialisasi strategi oleh Kantor UPTD Perparkiran Kota Surakarta.
ABSTRACT ANDI NUGROHO. D01006029. STRATEGY OF SURAKARTA CITY GOVERNMENT IN PARKING ORDERING. Thesis. Public Administration Study Program. Department of Administration Science. Faculty Social and Political Sciences. Sebelas Maret University. Surakarta. 2011. 165 Pages.
Parking problems in Surakarta City up to now still result from the limited
parking facilities and areas, growing demand for parking, increased rate of
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvvii
parking exceeding the provision enacted by parking officers, and the violations committed by the parking officers, such as they have no member identity card, no uniform, and illegal parking.
This parking problems Surakarta City, this research to describe the strategy of Surakarta City Government in ordering parking area. The theory used in this research was a strategic management, UPTD Office of Surakarta City had implemented the strategy in ordering the parking area in Surakarta city.
The research method employed in this research was a descriptive qualitative method. The data source of research was obtained from the interview with informant and archive/document relevant to the research. The sampling technique employed was purposive sampling and snowball sampling. The purposive sampling was used when the author determined the informant: the officers of Parking UPTD Office of Surakarta City. The Snowball sampling was used to determine the next informant knowledgeable about the problem of research after the officers of Parking UPTD Office of Surakarta City. Techniques of collecting data used in this research were interview, observation and documentary study. Data validity technique used was data triangulation method. Data analysis was done using an interactive analysis model.
From the result of research conducted by the Parking UPTD Office of Surakarta City, it can be found that the Parking UPTD Office of Surakarta City had implemented the strategy in ordering the parking area in Surakarta city, including: 1. Increasing the number of parking areas unit, 2. Optimizing the preexisting parking area unit, 3. Reducing the number of parking demand, 4. Reducing number of parking areas unit, 5. Increasing the human resource and technology.
Considering the result of research, it can be found that the inhibiting factor encountered in the implementation of the strategy in ordering the parking area in Surakarta city include limited human resource, limited infrastructure facility, as well as parking officer’s and society’s low awareness. Meanwhile, the supporting factors encountered include the role of mass media as the means of strategic socialization by the the Parking UPTD Office of Surakarta City
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan Nasional dilaksanakan untuk mewujudkan Tujuan
Nasional sebagaimana termaksud dalam alinea IV Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah bangsa Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
perlu dilaksanakan pembangunan nasional yang menyeluruh dan terpadu
secara berkesinambungan.
Sebagai salah satu wujud dari pembangunan nasional, yakni dengan
diberlakukannya Pemerintahan Daerah yang lebih mengutamakan
pelaksanaan asas Desentralisasi daripada asas Dekonsentrasi. Asas
Desentralisasi sendiri dilaksanakan dengan memberikan kewenangan yang
luas, nyata dan bertanggung jawab kepada suatu daerah secara proporsional
Seiring dengan dinamika perubahan hukum saat ini, maka Undang-
undang yang mengatur pemerintahan daerah mengalami pembaharuan. Hal
ini terlihat jelas bahwa Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang diganti
dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, setelah itu muncul Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Daerah. Kemudian muncul Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8
Tahun 2005 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah Menjadi Undang-Undang,
dan yang terbaru adalah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 perubahan
atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Pada kenyataannya, dengan adanya pembaharuan Undang-undang tersebut
telah jelas bahwa Pemerintah Pusat telah memberikan kewenangan penuh
kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya sendiri
guna memajukan potensi dari daerahnya.
Sebagai wujud dari asas Desentralisasi ini adalah dengan adanya
Otonomi Daerah yang dijalankan oleh Pemerintah Daerah. Tujuan dari
Otonomi Daerah untuk meningkatkan daya guna serta hasil guna dalam
penyelenggaraan pemerintahan di daerah, terutama dalam pelaksanaan
pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat serta untuk meningkatkan
pembinaan kestabilan politik dan kesatuan bangsa. Otonomi Daerah
memberikan kewenangan kepada daerah untuk dapat melaksanakan tujuan
tersebut, dimana Daerah diberi kewenangan untuk menggali sumber-sumber
dan potensi yang memberikan pendapatan bagi daerahnya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adanya kewenangan
daerah disini meliputi, kewenangan untuk menggali berbagai Sumber
Pendapatan Daerah. Disebutkan dalam Pasal 79 Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999, Sumber Pendapatan Daerah terdiri atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1. Pendapatan Asli Daerah, yaitu ;
a. Hasil Pajak Daerah;
b. Hasil Retribusi Daerah;
c. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan; dan
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2. Dana Perimbangan
3. Pinjaman Daerah
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Dilain pihak menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008
perubahan atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan sumber-sumber pendapatan daerah
hampir sama dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, dimana yang
membedakan tidak adanya pinjaman daerah dalam sumber pendapatan
daerah. Sebagai salah satu bentuk sumber dari Pendapatan Asli Daerah adalah
retribusi daerah. Retribusi Daerah diharapkan menjadi salah satu pendukung
utama dalam pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan daerah. dikatakan
retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah
daerah untuk kepentingan orang atau badan (Peraturan Daerah Kota Surakarta
Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum).
Salah Satu bentuk retribusi daerah yakni retribusi parkir di tepi jalan
umum yang merupakan jenis dari retribusi jasa umum. Pelayanan parkir di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
tepi jalan umum sebagai salah satu bentuk tugas dari pemerintah daerah, tidak
dapat dipungkiri lagi, bahwa parkir di tepi jalan umum menjadi kebutuhan
yang menyangkut kepentingan publik. Hingga saat ini, parkir di tepi jalan
umum telah menjadi masalah tersendiri yang harus dihadapi oleh suatu
daerah, tidak terkecuali bagi Kota Surakarta.
Menilik kondisi perekonomian Kota Surakarta yang padat dan
dinamis, masalah parkir di tepi jalan umum menimbulkan dampak yang nyata
bagi Kota Surakarta seperti, kepadatan arus lalu lintas diberbagai ruas-ruas
jalan tertentu yang menyebabkan kemacetan lalu lintas, kecelakaan lalu lintas,
dan mengurangi keindahan tata ruang kota. Untuk menciptakan ketertiban
dan kelancaran lalu lintas maka perlu adanya Penataulangan Tata Laksana
Perparkiran di Kota Surakarta. Mengingat, segala bentuk aktivitas di Kota
Surakarta tentu saja menggunakan sarana transportasi, jika keberadaan sarana
tranporstasi di Kota Surakarta dari tahun ke tahun semakin meningkat maka
akan mengakibatkan kekurangan jumlah area parkir yang nantinya akan
menggunakan badan jalan untuk dijadikan sarana parkir bagi alat transportasi.
Adapun peningkatan jumlah sarana transportasi di Kota Surakarta dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Tabel 1.1
Jumlah Kendaraan Bermotor
di Kota Surakarta Tahun 2006-2008
Tahun/Unit No
Jenis Kendaraan 2006 2007 2008
1 Sepeda Motor 169.272 175.926 192.498 2 Mobol Penumpang 28.999 29.638 31.911 3 Mobil Barang 13.163 13.172 13.778 4 Mobil Bus * Umum 732 699 737 *Bukan Umum 328 329 338 5 Kendaraan Khusus 16 26 24 6 Mobil Penumpang Umum 737 751 755 Jumlah 213.247 220.541 240.041
Sumber: Dinas Perhubungan Kota Surakarta (2009)
Dengan adanya peningkatan sarana transportasi tersebut, maka
menyebabkan penggunaan badan jalan sebagai sarana parkir alat transportasi,
menimbulkan masalah yang pelik di Kota Surakarta sampai saat ini.
Pemerintah Kota Surakarta sendiri telah berupaya untuk mengatasi masalah
penataan perpakiran, yakni dengan dikeluarkannya Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Dinas
Perhubungan Kota Suakarta melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta merupakan unsur pelaksana teknis di Kota
Surakarta yang menangani masalah penataan perparkiran.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran dalam
melaksanakan tugasnya mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2004 Tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum dan Peraturan Daerah
Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan di Kota Surakarta. Dalam peraturan tersebut, tertuang
semua pelaksanaan yang menyangkut tentang penataan parkir di tepi jalan
umum maupun ditempat khusus parkir, agar tidak terjadi kemacetaan dan
kecelakaan lalu lintas, Sehingga terwujud ketertiban lalu lintas. Dalam upaya
pelaksanaan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran,
perlu mengkaji beberapa titik kawasan parkir di Kota Surakarta. Berikut tabel
titik kawasan parkir di Kota Surakarta yang dilelang:
Tabel 1.2
Lokasi Rayon Parkir Tahun 2010 Di Kota Surakarta
yang di Lelang (Tahun Perencanaan 2009)
A. Rayon Roda Empat
No Rayon /Lokasi Batas Awal Batas Ahkir 1. Rayon I:
a. Jl. S. Parman b. Jl. Suharjo, S. H. c. Jl. R. M. Said
Jembatan Belakang Mangkunegaran Simpang Tiga Jembatan Arifin Simpang Empat Masjid Solikhin
Simpang Tiga Gilingan Terusan Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran
2 Rayon II: a. Jl. Brigjen Sudarto
b. Jl. Veteran
Simpang Empat Gading Simpang Empat Baturono
Jembatan Kaliwingko Simpang empat Gemblegan
3. Rayon III: Jl. Suryo Pranoto
Bundaran Tugu Jam
Simpang Tiga Pegadaian
4.
Rayon IV: Jl. R. E. Martadinata
Jembatan Pasar Besar
Simpang Empat Kp. Sewu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
5. Rayon V: a. Taman Parkir Pasar
Legi b. Jl. Selatan Pasar
Legi
Komplek Pasar Legi Simpang Tiga Jogobayan
Komplek Pasar Legi Simpang Tiga S. Parman
B. Rayon Roda dua
No Rayon /Lokasi Batas Awal Batas Ahkir 1. Rayon I:
a. Jl. Sutan Syahrir
b. Jl. S.Parman
Simpang Empat Wr. Pelem Mangkunegaran Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran
Simpang Tiga Totogan Simpang Tiga Gilingan
2 Rayon II: Jl. Yos Sudarso
Simpang Empat Coyudan
Simpang empat Gemblegan
3. Rayon III: a. Jl. Slamet Riyadi
b. Jl. Dr. Moewardi
Simpang Empat Gendengan Simpang Empat Gendengan
Simpang Tiga Kerten Simpang Tiga Jl.Yosodipura
4. Rayon IV: a. Jl. R. M. Said
b. Jl. Hasanudin
Simpang Empat M. T. Haryono Simpang Empat Pasar Nongko
Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran Simpang Tiga Srambatan
5. Rayon V: Jl. Kalilarangan
Simpang Tiga Jl. Honggowongso
Simpang Tiga Beteng Keraton
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, dengan adanya sistem
rayonisasi terhadap titik-titik kawasan parkir, sehingga disini memudahkan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam
penataan perparkiran dititik-titik kawasan parkir tersebut. Untuk mengetahui
kawasan titik parkir yang padat di tepi jalan umum Kota Surakarta dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
Tabel 1.3
Kondisi Parkir di Badan Jalan Kota Surakarta
Tahun 2009
No. Status Jalan Panjang Jalan yang Terdapat Rambu Parkir
(km)
Panjang Jalan yang digunakan Parkir
(km) 1. Jalan Nasional 4 5,554 2. Jalan Propinsi 7 9,6 3. Jalan Kota 20 16,6
Jumlah 31 29,754 Sumber: Dinas Perhubungan Kota Surakarta (2009)
Dengan adanya tabel diatas, diketahui bahwa penggunaan kegiataan
parkir di Jalan Nasional sepanjang 5,554 km dimana panjang jalan yang
terdapat rambu parkir hanya 4 km, disisi lain untuk Jalan Propinsi
penggunaan kegiataan parkir sepanjang 9,6 km sedangkan untuk panjang
jalan yang terdapat rambu parkir sepanjang 7 km. Sedangkan untuk Jalan
Kota penggunaan kegiataan parkir sepanjang 16,6 km sedangkan untuk jalan
yang terdapat rambu parkir sepanjang 20 km. Dengan melihat kondisi badan
jalan yang digunakan untuk kegiatan parkir yang ada di Kota Surakarta maka
diperlukan strategi yang tepat dan efisien guna mengatasi masalah
perparkiran untuk dapat menciptakan arus lalu lintas yang kondusif.
Masalah penataan perparkiran di Kota Surakarta telah diatur dalam
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan
Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta,
Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Retribusi Parkir di Tepi
Jalan Umum, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, serta Peraturan Daerah Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kota Surakarta. Sehingga perlu adanya pengelolaan yang optimal guna
terwujudnya penyediaan fasilitas parkir yang memadai dan kondisi arus lalu
lintas yang aman, nyaman, tertib, dan lancar dan dilain pihak menujang
Pendapatan Asli Daerah Kota Surakarta. Berdasarkan latar belakang
sebagaimana tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai: “STRATEGI PEMERINTAH KOTA SURAKARTA
DALAM PENATAAN PERPARKIRAN.”
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk
mempermudah penulis dalam membatasi masalah yang akan diteliti sehingga
tujuan dan sasaran yang akan dicapai menjadi jelas, terarah dan mendapatkan
hal yang diharapkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah pelaksanaan strategi penataan perparkiran yang
dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian baik yang dilakukan perorangan maupun kelompok
memiliki tujuan, namun setiap tujuan penelitian berbeda antara penelitian
yang satu dengan penelitian yang lain. Tujuan di sini diperlukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memberikan arah penyelesaian dilakukannya penelitian tersebut, adapun
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menggambarkan pelaksanaan strategi dari Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam penataan perpakiran.
2. Memberikan sumbangan berupa saran bagi Pemerintah Kota Surakarta
maupun Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
sebagai masukan dalam pengambilan keputusan dan penentuan strategi
dalam penataaan perparkiran di Kota Surakarta.
3. Untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar kesarjanaan di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
D. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian tentunya sangat diharapkan adanya manfaat dan
kegunaan yang dapat diambil dari penelitian tersebut. Adapun manfaat yang
diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran tentang Pelaksanaan strategi Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam penataan
perpakiran.
2. Memberikan sumbangsih pemikiran terhadap pengambil keputusan dan
semua pihak terkait.
3. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan
berdasarkan pengalaman dari apa yang ditemui dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Strategi
Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategos, atau Strategus
dengan kata jamak strategi. Strategi berarti Jenderal tetapi dalam Yunani
kuno sering berarti Perwira Negara (State Officer) dengan fungsi yang luas (J.
Salusu, 1998:85). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1092),
pengertian strategi memiliki beberapa arti yaitu siasat perang, ilmu siasat
perang, tempat yang baik menurut siasat perang atau dapat pula diartikan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Awal mulanya, strategi sesungguhnya merupakan pengertian dalam
bidang militer, yang didefinisikan dalam Oxford English Dictionary sebagai:
“The art of commander-in-chief; The art of projecting and directing the
larger military movement and operation of a campaign” (seni seorang
panglima tertinggi: seni memproyeksikan dan mengatur gerakan militer yang
lebih besar serta operasi-operasi kampaye) (Michael Amstrong, 2003:37).
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, konsep strategi
berkembang sangat pesat dan memiliki arti yang lebih luas. Tidak terkecuali
dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang organisasi. Dalam
sebuah organisasi, upaya untuk mencapai tujuan organisasi tersebut
dibutukan suatu strategi. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Hadari
Nawawi (2005:147-148) strategi secara etiomolgi dalam manajemen sebuah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
organisasi dapat diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang
secara sistematik dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terarah
pada tujuan strategi organisasi. Disadari atau tidak bahwa, strategi memiliki
andil dalam setiap pengambilan keputusan manajerial dan juga secara teoritis
menjadi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari setiap organisasi. Strategi
sebagai perencanaan suatu organisasi dalam menjalankan kegiataannya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Sementara itu, Fauklner dan Johnson dalam bukunya Michael
Amstrong (2003:38) strategi memperhatikan sungguh-sungguh arah jangka
panjang dan cakupan organisasi. Strategi juga secara kritis memperhatikan
dengan sunguh-sungguh posisi organisasi itu sendiri dengan memperhatikan
lingkungan dan secara khusus memperhatikan pesaingnya. Strategi
memperhatikan secara sungguh-sungguh pengadaan keunggulan kompetitif,
yang secara ideal berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver
teknis, tetapi dengan menggunakan perspektif jangka panjang secara
keseluruhan. Pada dasarnya, strategi adalah mengenai penetapan tujuan
(tujuan strategi) dan mengalokasikan atau menyesuaikan sumber daya dengan
peluang (strategi berbasis dumber daya) sehingga dapat mencapai kesesuaian
stratejik diantara mereka. Dalam bukunya, Michael Amstrong (2003:39)
memberikan tiga konsep utama dalam strategi yakni:
1. Keunggulan kompetitif Konsep keunggulan kompetitif ini diformulasikan oleh Porter (1985). Keunggulan kompetitif, seperti yang dikatakannya timbul dari sebuah perusahaan yang menciptakan nilai untuk pelanggannya. Kemudian, dia mengembangkan kerangka kerjanya yang terkenal mengenai tiga strategi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
generik yang dapat digunakan oleh organisasi untuk mendapatkan keunggulan kompetitif, ketiga hal tersebut adalah : a. Inovasi
Menjadi produser yang unik. b. Kualitas
Menyampaikan barang dan jasa yang berkualitas tinggi kepada pelanggan.
c. Kepemimpinan biaya Hasil kebijakan yang direncanakan bertujuan kepada pengelolaan pengurangan pengeluaran.
2. Kapabilitas khusus Merupakan karakteristik yang tidak dapat ditiru oleh pesaing, atau sulit sekali ditiru. Kapabilitas khusus atau kompetensi inti, mendiskripsikan sesuatu yang secara khusus atau unik dapat dilakukan oleh organisasi. Empat kriteria yang diusulkan oleh Barry dalam bukunya Michael Amstrong (2003:41) mengatakam dalam menentukan apakah sumber daya dapat dianggap sebagai kapabilitas khusus atau kompetensi khusus: a. Penciptaan nilai bagi pelanggan b. Memiliki sesuatu yang sangat langka c. Tidak dapat ditiru d. Tidak ada subsitusinya
3. Kesesuaian stratejik Menyatakan bahwa untuk memaksimalkan keunggulan kompetitif perusahaan, maka harus menyesuaikan kapabilitas dan sumber daya yang ada dengan peluang yang tersedia dalam lingkungan ekternal. Seperti halnya yang disimpulkan oleh Hofer dan Schendel (1986) dalam Michael Amstrong (2003:42): Bagian penting dari tugas manajemen puncak pada saat ini adalah memasukkan kompetensi organisasi yang sesuai (sumber daya internal; dan ketrampilan) dengan peluang dan resiko yang diciptakan oleh perubahan lingkungan sehingga akan efektif dan efisien sepanjang waktu seperti ketika sumber daya akan direncanakan.
Sementara itu, dalam menetapkan suatu strategi dibutuhkan berbagai
informasi yang dapat memperkaya organisasi dalam menetapkan alternatif-
alternatif. Sarah Kaplan dan Paula Jarzabkowski (2006:7-8) dalam AIM
(Advanced Institute of Management Research) Int, J. Working Paper Series:
047-August-2006 menegaskan bahwa:
“Indeed, much of the information needed for making strategy may be unclear or conflicting. As strategy is about the future, there will always be an aspect that
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
cannot be known, so that setting a strategy means deciphering existing information and deriving a point of view about what to do. Such uncertainty can result in myriad interpretations about what is going on and what should be done.” (Memang, sebagian besar informasi yang dibutuhkan untuk membuat strategi mungkin tidak jelas atau bertentangan. Seperti strategi adalah tentang masa depan, akan selalu ada sebuah aspek yang tidak dapat diketahui, sehingga penetapan strategi berarti mengartikan informasi yang ada dan menurunkan sudut pandang tentang apa yang harus dilakukan. Ketidakpastian tersebut dapat menghasilkan berbagai interpretasi tentang apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan).” Dari pemikiran diatas, dijelaskan bahwa informasi yang dibutuhkan
untuk membuat strategi mungkin tidak berhubungan bahkan bertentangan.
Strategi merupakan sesuatu yang dilakukan organisasi dimasa depan. Maka
dalam membuat strategi, organisasi perlu menggali informasi yang ada
tentang apa yang harus dilakukan organisasi. Sehingga akan didapatkan
informasi yang lengkap tentang peluang dan ancaman yang dapat digunakan
dalam menetapkan strategi. Sedangkan Hax dan Majluf (dalam
Salusu,1998:100) mencoba menawarkan rumusan yang komprehensif tentang
strategi sebagai berikut. Strategi:
1. Ialah suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan integral; 2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artian
sasaran jangka panjang, program bertindak, dan prioritas alokasi sumber daya;
3. Menyeleksi bidang yang akan digeluti atau akan digeluti organisasi;
4. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lama, dengan memberikan respon yang tepat terhadap peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal oganisasi, dan kekuatan serta kelemahanya;
5. Melibatkan semua tingkat hierarki dari organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Di lain pihak, Bryson (2001:189), mengemukakan bahwa strategi
dapat dipandang sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan,
keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana
organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi
melakukannya. Oleh karena itu strategi merupakan perluasan misi guna
menjembatani organisasi dan lingkungannya. Strategi biasanya digunakan
untuk mengatasi isu strategis, strategi menjelaskan respon organisasi terhadap
pilihan kebijakan pokok. Lain halnya dengan J. Salusu (1988:101)
mengatakan bahwa:
Strategi adalah suatu seni yang menggunakan kecakapan dan sumber daya suatu organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan. Berbagai macam tipe-tipe strategi coba dikenalkan oleh para ahli.
Berikut disini Kotten (dalam Salusu, 1998:105) mencoba menjelaskan
mengenai tipe-tipe strategi sebagai suatu hierarki adalah sebagai berikut :
1. Corporate Strategy (strategi organisasi)
Strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan
inisiatif-inisiatif stratejik yang baru. Pembatasan-pembatasan diperlukan,
yaitu apa yang dilakukan dan untuk siapa.
2. Program Strategy (strategi program)
Strategi ini lebih memberikan perhatian kepada implikasi-implikasi
stratejik dari program tertentu. Apa kira-kira dampaknya apabila program
tertentu diperkenalkan, apa dampaknya bagi sasaran organisasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
3. Resource Support Strategy (strategi pendukung sumber daya)
Strategi ini memusatkan perhatian pada memaksimalkan sumber-sumber
daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi.
Sumber daya itu dapat berupa tenaga, keuangan, teknologi dan sebagainya.
4. Institutional Strategy (strategi kelembagaan)
Fokus dari strategi ini adalah mengembangkan kemampuan organisasi
untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif stratejik.
Setiap strategi yang telah dirumuskan, diharapkan dapat secepatnya
untuk di implementasikan. Tidak hanya dapat diimplementasikan, akan tetapi
juga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Hatten dan Hatten
(dalam Salusu, 1998:107) ada beberapa prinsip agar strategi bisa sukses,
yaitu:
1. Strategi haruslah konsisten dengan lingkungannya 2. Setiap organisasi tidak hanya membuat satu strategi 3. Strategi yang efektif hendaknya memfokuskan dan menyatukan
semua sumber daya tidak menceraiberaikan satu dengan yang lainnya
4. Strategi hendaknya memusatkan perhatian pada apa yang merupakan kekuatannya dan tidak pada titik-titik yang justru adalah kelemahannya
5. Sumber daya adalah sesuatu yang kritis 6. Strategi hendaknya memperhitungkan resiko yang tidak terlalu
besar 7. Strategi hendaknya disusun di atas landasan keberhasilan yang
telah dicapai 8. Tanda-tanda dari suksesnya strategi ditampakkan dengan adanya
dukungan dari pihak-pihak yang terkait, dan terutama dari para 9. eksekutif, dari semua pimpinan unit kerja dalam organisasi
Sama halnya Fuchs and his colleagues (Fuchs et al, 2000) dalam
Gursoy, Guner (2009:214) mengemukakan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
”The key dimensions of effective strategy development and implementation as orchestrating all the elements of strategy around a powerful core theme and alignment of coherent product-market focus supported by operating capabilities and resources. (Dimensi kunci dari efektifitas pengembangan strategi dan implementasi seperti mengarang musik semua unsur-unsur strategi di sekitar kekuatan tema inti dan meluruskan fokus pasar produk yang padu didukung dengan operasi kemampuan dan sumber daya.)” (International Journal of Bussines and Emerging Market, 2009: 214)
Dalam jurnal tersebut, dijelaskan bahwa dimensi kunci dari
membangun dan implementasi strategi yang efektif itu seperti mengarang
musik semua unsur disekitar inti tema yang kuat dan hubungan fokus produk
pemasaran yang berurutan didukung oleh kemampuan beroperasi dan sumber
daya.
Strategi selayaknya merupakan respon terhadap harapan-harapan
masyarakat dan apa yang menjadi prioritas dalam kelompok masyarakat yang
dilayani. Harapan dan kepentingan masyarakat itu diseimbangkan dengan
harapan dan kepentingan dari para eksekutif dan para karyawan organisasi.
Jadi, diperlukan keserasian atau harmoni antara kepentingan organisasi dan
kepentingan masyarakat. Strategi yang mengabaikan kepentingan masyarakat
tidak akan memberikan hasil yang memuaskan dan dikehendaki oleh para
eksekutif (Salusu, 1998:110). Dari berbagi definisi yang dikemukakan oleh
para ahli tersebut, secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu cara
yang digunakan oleh manajer atau manajemen puncak untuk mencapai tujuan
organisasi. Strategi merupakan landasan awal bagi sebuah organisasi dan
elemen-elemen di dalamnya untuk menyusun langkah-langkah atau tindakan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tindakan dengan memperhitungkan faktor-faktor internal dan eksternal dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Menilik berbagai definisi strategi di atas, akhirnya muncul adanya
istilah manajemen strategis yang digunakan oleh organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen strategis dikembangkan
dari konsep manajemen yang sebaiknya dipahami oleh orang atau yang
hendak memimpin atau me-manage perusahaan. Banyak ahli mendefinisikan
manajemen strategis di antaranya Sondang P. Siagian (2004:15) yang
mendefinisikan :
“Manajemen strategis merupakan suatu serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut.” Di lain pihak Hadari Nawawi (2005:149), menjelaskan bahwa :
“Manajemen Strategik merupakan perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi) dan ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.” Lebih lanjut Nawawi menjelaskan bahwa manajemen strategis
merupakan suatu sistem sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen
yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Perencanaan pertama adalah
perencanaan strategis dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi,
tujuan strategi, dan strategi utama. Sedangkan perencanaan yang kedua,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
adalah perencanaan operasional, pelaksanaan fungsi manajemen berupa
fungsi pengorganisasian, pelaksanaan dan penganggaran, kebijakan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi
serta umpan balik. Sementara itu, J.D. Hunger dan T.L. Wheelen 2003:4)
mendefinisiskan :
“Manajemen strategis adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam rangka jangka panjang.”
Menurut J.D. Hunger dan T.L. Wheelen juga menyebutkan proses
manajemen strategi meliputi, pengamatan lingkungan, perumusan strategi,
implementasi strategi, evaluasi dan pengendalian dalam pelaksanaanya.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam bagan berikut :
Gambar 2.1
Elemen-elemen Dasar dari Proses Manajemen Strategis
Sumber : J.D. Humger dan T.L. Wheelen
Proses manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,
perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan jangka panjang),
implementasi strategi, dan evaluasi dan pengendalian. Manajemen strategis
menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan
dengan melihat kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Pengamatan Lingkungan
Perumusan Strategi
Implementasi Strategi
Evaluasi dan Pengndalian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Manajemen strategis mengamati lingkungan eksternal untuk melihat
kesempatan dan ancaman dan mengamati lingkungan internal untuk melihat
kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor yang paling penting untuk masa
depan perusahaan disebut faktor-faktor strategis. Sedangkan
mengidentifikasikan faktor-faktor strategis, manajemen mengevaluasi
interaksinya dan menentukan misi perusahaan yang sesuai. Langkah pertama
dalam merumuskan strategi adalah pernyataan misi, yang berperan penting
dalam menentukan tujuan strategi dan kebijakan organisasi. Organisasi
mengimplementasikan strategi dan kebijakan tersebut melalui program,
anggaran, dan prosedur. Akhirnya, evaluasi kinerja dan umpan balik untuk
memastikan tepatnya pengendalian aktivitas perusahaan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada bagan berikut ini :
Gambar 2.2
Mode Manajemen Strategis
Sumber : J.D. Humger dan T.L. Wheelen
1) Pengamatan Lingkungan
Perumusan Strategi Implementasi
Strategi Evaluasi dan Pengendalian
Misi Tujuan Strategi Kebijakan Program Anggaran Prosedur Kinerja
Pengamatan Lingkungan
Eksternal
Lingkungan Sosial
Lingkungan Tugas
Internal
Struktur Budaya Sumber
Daya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Analisis Eksternal
Analisis eksternal terdiri dari dari variabel-variabel (kesempatan dan
ancaman) yang berada di luar organisasi dan tidak secara khusus ada
dalam pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-
variabel tersebut membentuk keadaan dalam organisasi dimana
organisasi ini masih hidup. Lingkungan eksternal memiliki dua bagian
yaitu lingkungan kerja dan lingkungan sosial.
b) Analisis Internal
Lingkungan internal terdiri dari variabel-valiabel (kekuatan dan
kelemahan) yang ada di dalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam
pengendalian jangka pendek dari manajemen puncak. Variabel-variabel
tersebut membentuk suasana dimana pekerjaan dilakukan. Variabel
tersebut meliputi struktur, budaya, dan sumber daya organisasi.
2) Perumusan Strategi
Perumusan strategi merupakan pengembangan rencana jangka panjang
untuk manajemen efektif dari kesempatan dan ancaman lingkungan, di
lihat dari kekuatan dan kelemahan organisasi. Perumusan strategi meliputi
menentukan misi perusahaan, menentukan tujuan-tujuan yang dapat
dicapai, pengembangan strategi, dan penetapan pedoman kebijakan.
3) Implementasi Strategi
Implementasi strategi merupakan proses dimana manajemen mewujudkan
strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan
program, anggaran dan prosedur. Proses tersebut mungkin meliputi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perubahan budaya secara menyeluruh, struktur dan atau sistem manajemen
dari organisasi secara keseluruhan. Kecuali ketika diperlukan perubahan
secara drastis pada organisasi.
4) Evaluasi dan Pengendalian
Evaluasi dan pengendalian merupakan proses yang melaluinya aktivitas-
aktivitas organisasi dan hasil kinerja dimonitor dan kinerja sesungguhnya
dibandingkan dengan kinerja yang diinginkan. Evaluasi dan pengendalian
merupakan elemen akhir yang utama dari manajemen strategis, elemen itu
juga dapat menunjukkan secara tepat kelemahan-kelemahan dalam
implementasi strategis sebelumnya dan mendorong proses keseluruhan
untuk dimulai kembali.
Peranan manajemen strategis sangatlah penting, karena dengan
manajemen strategis akan diidentifikasikan faktor-faktor strategis baik dari
lingkungan internal maupun eksternal serta menentukan pilihan-pilihan
strategis untuk mengarahkan langkah-langkah yang harus ditempuh oleh
organisasi dimasa yang akan datang, sehingga kinerja organisasi dapat
berjalan dengan baik. Adapun manfaat perencanaan strategis (manajemen
strategis) menurut Bryson (2001:12-13) adalah sebagai berikut:
(1) Berfikir strategis dan mengembangkan strategi-strategi yang efektif; (2) Memperjelas arah masa depan; (3) Menciptakan prioritas; (4) Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa
depan; (5) Mengembangkan landasan yang koheren dan kokoh bagi pembuatan
keputusan; (6) Menggunakan keleluasaan yang maksimum dalam bidang-bidang
yang berada dibawah kontrol organisasi; (7) Membuat keputusan yang melintasi tingkat dan fungsi;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
(8) Memecahkan masalah utama organisasi; (9) Memperbaiki kinerja organisasi; (10) Menangani keadaan yang berubah dengan cepat secara efektif; (11) Membangun kerja kelompok dan keahlian.
B. Pengertian Perparkiran
Menurut Undang-Undang Republik indonesia Nomor 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah dan Rertribusi Daerah yang dimaksud dengan
Retribusi Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Selanjutnya, yang dimaksud
Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum menurut Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 20 yaitu:
“Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan penyediaan tempat parkir di tepi jalan umum.” Jadi, Retribusi parkir di Tepi Jalan Umum, merupakan seluruh
pungutan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah sehubungan dengan
pelayanan dan jasa yang telah diberikan daerah kepada orang-orang atau
badan yang menggunakan pelayanan parkir di jalan yang diperuntukan bagi
lalu lintas umum.
1. Pengertian Retribusi daerah
“Retribusi ialah iuran kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dan dapat jasa balik secara langsung dapat ditunjuk. Paksaan ini bersifat ekonomis karena siapa saja yang tidak dapat merasakan jasa balik dari pemerintah, dia tidak dikenakan iuran itu. Atau dengan kata lain retribusi adalah pungutan yang dikaitkan secara langsung dengan balas jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada pembayar retribusi tersebut.” (S. Munawir, 1992:4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Sedangkan Mardiasmo (2004:100-101), mendefinisikan retribusi
sebagai pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin
tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah
untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Pengertian retribusi daerah
sendiri telah disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah menyatakan bahwa,
Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah
sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan
orang pribadi atau badan;
Berdasarkan definisi diatas, maka terlihat ciri-ciri retribusi daerah
pada umumnya adalah:
a. Retribusi di pungut oleh Negara;
b. Dalam pemungutannya terdapat paksaan secara ekonomis serta jasa
timbal balik;
c. Adanya kontra prestasi yang secara langsung dapat ditunjuk;
d. Retribusi dikenakan kepada setiap orang/badan yang menggunakan
atau mengenyam jasa-jasa yang disiapkan Negara.
2. Jenis-jenis Retribusi Daerah
Untuk jenis-jenis retribusi perlu diklasifikasikan dengan kriteria
tertentu agar memudahkan penerapan prinsip dasar retribusi sehingga
menaikkan hubungan yang jelas antara tarif retribusi dengan pelayanan yang
diberikan pemerintah daerah. Adapun penggolongan retribusi menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah sebagai berikut:
a. Retribusi Jasa Umum
Merupakan retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
1) Jenis-jenis Retribusi Jasa Umum adalah.
a) Retribusi Pelayanan Kesehatan;
b) Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;
c) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil;
d) Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat;
e) Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;
f) Retribusi Pelayanan Pasar;
g) Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor;
h) Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran;
i) Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta;
j) Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus;
k) Retribusi Pengolahan Limbah Cair;
l) Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang;
m) Retribusi Pelayanan Pendidikan; dan
n) Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi.
b. Retribusi Jasa Usaha
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Merupakan retribusi atas jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah
dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
1) Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha adalah:
a) Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah;
b) Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan;
c) Retribusi Tempat Pelelangan;
d) Retribusi Terminal;
e) Retribusi Tempat Khusus Parkir;
f) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa;
g) Retribusi Rumah Potong Hewan;
h) Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan;
i) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga;
j) Retribusi Penyeberangan di Air; dan
k) Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah.
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Merupakan retribusi atas kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan
untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan
pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan
menjaga kelestarian lingkungan.
1) Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan;
b) Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkhohol;
c) Retribusi Izin Gangguan;
d) Retribusi Izin Trayek; dan
e) Retribusi Izin Usaha Perikanan
3. Parkir
Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat
sementara karena ditinggalkan oleh pengemudinya. Secara hukum dilarang
untuk parkir di tengah jalan raya, namun parkir disisi jalan umumnya
diperbolehkan. Fasilitas parkir dibangun bersama-sama dengan kebanyakan
gedung, untuk memfasilitasi kendaraan pemakai gedung. Termasuk dalam
pengertian parkir adalah setiap kendaraan yang berhenti pada tempat-tempat
tertentu baik yang dinyatakan dengan rambu lalu lintas ataupun tidak, serta
tidak semata-mata untuk kepentingan menaikkan dan/atau menurunkan orang
dan/atau barang (www.wikipedia.com). Berdasarkan Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kota Surakarta, yang dimaksud dengan:
“Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara.”
Dari pengertian yang dijabarkan diatas, maka dapat dikatakan bahwa
parkir merupakan suatu kegiatan menghentikan atau menyimpan kendaraan
disebuah tempat yang sudah disediakan sebelumnya. Kegiatan ini akan
terjadi karena tidak dapat dipungkiri lagi bahwa untuk selamanya suatu
kendaraan tidak akan bergerak terus dan ada masanya kendaraan tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
akan berhenti baik untuk sementara waktu atau untuk jangka waktu yang
cukup lama. Adanya jangka kendaraan yang berhenti dalam waktu yang
cukup lama ini menyebabkan kebutuhan suatu lahan untuk aktivitas parkir
tersebut. Maka dari itu tempat parkir perlu disediakan pada saat akhir tujuan
suatu perjalanan yang sudah dicapai.
4. Penataan Parkir
Penataan merupakan segenap kegiatan kerjasama manusia untuk
memanfaatkan unsur-unsur sumber daya yang ada yang meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk penataan yang dimaksud dalam hal ini
meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atau pengawasan.
Dalam penataan memerlukan proses manajemen dalam upaya untuk
mencapai tujuan yang taleh ditentukan. Manajemen sendiri didefinisikan oleh
Mary Parker (dalam Zulkifli Amsyah, 1997:59) manajemen adalah:
“The art of getting thing done through people. (Atau dengan kata lain, manajer mengkoordinasikan orang-orang lain untuk bekerja mencapai tujuan yang mungkin tidak akan tercapai bila dikerjakan secara individual. Dengan demikian manajemen didefinisikan sebagai sebagai aplikasi dari fungsi-fungsi perencanaan, penyusunan personel. Pengarahan, dan pengawasan agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif).” Secara operasional dapat didefinisikan bahwa manajemen adalah
proses mengkoordinasikan, mengintegrasikan, menyederhanakan, dan
mensinkronisasikan (coordination, integration, simplification,
synchronization atau KISS) sumber daya manusia, material, dan metode
(men, materials, methods/3M) dengan mengaplikasikan fungsi-fungsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggiatan, pengawasan,
dan lain-lain agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif.
Untuk mencapai tujuannya, organisasi memerlukan dukungan
manajemen dengan berbagai fungsinya yang disesuiakan dengan kebutuhan
organisasi masing-masing. Untuk membahas mengenai penataan perparkiran,
lebih lanjut di jelaskan fungsi-fungsi manajemen oleh Zulkifli Amsyah,
(1997: 64) sebagai berikut:
a. Perencanaan (Planning)
Fungsi manajemen yang berkaitan dengan penyusunan tujuan dan
menjabarkannya dalam bentuk perencanaan untuk mencapai tujuan
tersebut.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Fungsi manajemen yang berkaitan dengan pengelompokan personel dan
tugasnya untuk menjalankan pekerjaan sesuai tugas dan misinya.
c. Pengaturan personel (Staffing)
Fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan bimbingan dan
pengaturan kerja personel unit masing-masing manajemen sampai pada
kegiatan seperti seleksi, penempatan, pelatihan, pengembangan, dan
kompensasi, sebagai bagian dari bantuan unit pada unit personalia
organisasi dalam pengebangan sumber daya manusia.
d. Pengarahan (Directing)
Fungsi manajemen yang berkaitan dengan kegiatan melakukan
pengarahan-pengarahan, tugas-tugas, dan instruksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
e. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan manajemen yang berkaitan dengan pemeriksaan untuk
menentukan apakah pelaksanaanya sudah dikerjakan sesuai dengan
perencanaan, sudah sampai sejauh mana kemajuan yang dicapai, dan
perencanaan yang belum mencapai kemajuan, serta melakukan koreksi
bagi pelaksanaan yang belum terselesaikan sesuai rencana.
Upaya dalam mengatasi masalah perparkiran di Kota Surakarta telah
diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas
Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dengan menggunakan strategi sistem manajemen yang sudah ada
dengan fungsi-fungsi yang jelas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Di mana, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam pelaksanaan tugasnya berpedoman pada Peraturan Daerah Kota
Surakarta yang ditetapkan oleh Walikota Surakarta dan Undang-Undang yang
ada. Adapun bentuk strategi yang telah dirumuskan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta (diambil dari Buku
Pedoman Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam Upaya Menuju Pelayanan Perparkiran yang Prima di Kota Surakarta
Tahun 2010) dapat dijabarkan sebagai berikut:
1) Meningkatkan Jumlah Satuan ruang parkir, untuk strategi ini program
kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Mewajibkan setiap ruang kegiatan untuk menyediakan ruang parkir
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b) membangun fasilitas parkir di luar badan jalan seperti pelataran,
taman parkir ataupun gedung parkir.
2) Mengoptimalkan satuan ruang parkir yang ada, untuk strategi ini
program kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Redesaign marka parkir di badan jalan.
b) Pemasangan marka parkir dan rambu lalu lintas.
c) Redesaign pelataran dan taman parkir.
3) Mengurangi Jumlah Permintaan Parkir, untuk strategi ini program
kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Zoning parking, pembuatan zona parkir sesuai dengan karakteristik
tata guna lahan dan lalu lintas.
b) Tarif parkir di badan jalan lebih mahal dibandingkan di luar badan
jalan.
c) Peningkatan pelayanan angkutan umum seperti Bus Rail dan Bus
Solo Trans.
d) Peningkatan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki.
4) Mengurangi Jumlah Satuan Ruang Parkir, untuk strategi ini program
kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Pembatasan jumlah satuan ruang parkir di badan jalan.
b) Penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional dan Jalan Propinsi.
c) Redesaign marka parkir di badan jalan dengan sudut makin kecil.
5) Menigkatkan Sumber Daya Manusia dan Teknologi, untuk strategi ini
program kegiatan yang dilakukan meliputi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
a) Kursus manajemen lalu lintas bagi pegawai Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
b) Pembinaan dan bimbingan teknis bagi petugas dan pengelola
parkir.
c) Sosialisasi aturan kepada pengguna jasa parkir.
d) Sistem informasi manajemen dan teknologi bidang perparkiran.
Disisi lain, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta menggolongkan ke dalam dua bentuk penataan perparkiran yakni
Parkir Khusus Reguler dan parkir khusus Isidental. Maka dari itu, yang
dimaksud dengan Parkir Khusus Reguler dan parkir khusus Isidental.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Retribusi
Parkir Di Tepi Jalan Umum, yang dimaksud dengan :
“Parkir Khusus Reguler adalah tempat yang secara khusus disediakan dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah yang meliputi pelataran/lingkungan/taman parkir dan gedung parkir. Sedangkan Parkir Khusus Isidental adalah tempat parkir khusus yang diselenggarakan secara tidak tetap, karena terdapat kegiatan-kegiatan tertentu, seperti pasar malam, pertandingan/kompetisi olah raga, pameran, upacara, dsb.”
Dalam upaya penataan perparkiran di Kota Surakarta, Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta bertanggung jawab
langsung kepada Dinas Perhubungan Kota Surakarta. Disini Dinas
Perhubungan Kota Surakarta yang memiliki wewenang dan bertangung
jawab dalam upayanya untuk mengatur penataan perparkiran di Kota
Surakarta. Maka dari itu, untuk pelaksanaan urusan teknis penataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
peparkiran diserahkan kepada lembaga/badan yang dibentuk oleh Walikota
Surakarta.
Adapun pengertian badan itu sendiri berdasarkan Berdasarkan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Retribusi Parkir Di
Tepi Jalan Umum, yang dimaksud dengan :
“Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan terbatas, Perseroan Komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, koperrasi, Persekutuan, perkumpulan, Yayasan, Lembaga, bentuk Usaha Tetap, dan bentuk badan lainnya.” Namun Demikian, Badan atau atau lembaga yang sebagaimana telah
dimaksud diatas, mempunyai persyaratan yang harus ditaati dalam usaha
penataan perparkiran, diantaranya:
a. Setiap orang atau Badan yang akan menjalankan kegiatan pengelolaan parkir diharuskan mengajukan permohonan izin tertulis terlebih dahulu kepada Walikota.
b. Izin yang dimaksud hanya dapat diberikan setelah yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dan berlaku selama 1 (satu) tahun.
c. Syarat-syarat yang ditentukan sebagaimana dimaksud ditetapkan oleh Walikota.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran adalah landasan peneliti dalam mengembangkan
penelitiannya dengan menggunakan berbagai kerangka konseptual yang telah
diuraikan sebelumnya.
Masalah perparkiran sampai saat ini bukan hal yang baru lagi. Hingga
saat ini, Pemerintah Kota Surakarta telah berupaya dalam mengatasi masalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
perparkiran ini. Fasilitas parkir yang sulit didapatkan, tidak cukup, tidak
nyaman, dan biaya yang semakin mahal telah memberikan stigma yang
negatif bagi masyarakat terhadap upaya Pemerintah Kota Surakarta dalam
mengatasi masalah ini. Di lain pihak, semakin meningkatnya jumlah sarana
transportasi di Kota Surakarta yang dilakukan dalam melaksankan aktivitas
sehari-hari tanpa dibarengi dengan penyediaan area parkir yang memadai
telah menimbulkan masalah tersendiri seperti kepadatan arus lalu lintas di
berbagai ruas-ruas jalan tertentu yang menyebabkan kemacetan lalu lintas,
kecelakaan lalu lintas, dan mengurangi keindahan tata ruang kota. Untuk itu
perlu upaya dari Pemerintah Kota Surakarta dalam mengatasi masalah
perparkiran ini.
Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan
menginginkan kendaraannya parkir ditempat, dimana tempat tersebut mudah
dicapai. Upaya yang diinginkan masyarakat tersebut salah satunya adalah
parkir di badan jalan. Pada kenyataannya, penggunaan badan jalan sebagai
lahan parkir telah menimbulkan masalah tersendiri. Dalam upaya mengatasi
masalah perparkiran ini, Pemerintah Kota Surakarta telah menerbitkan
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan di Kota Surakarta, Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
2004 Tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Nomor
7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, serta
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Organisasi
Pelaksana Teknis Pada Dinas Perhubungan Kota.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Perhubungan yang memiliki
wewenang dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta. Dalam upaya
pelaksanaannya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta memerlukan strategi-strategi dalam mengatasi masalah penataan
perparkiran, yakni dengan mampu mengoptimalkan faktor lingkungan
internal dan eksternal. Dalam hal ini membangun kekuatan dan mengambil
keuntungan dari adanya peluang yang berupa sumber daya, sarana, dan
prasarana, sistem informasi. Di lain pihak juga meminimalkan kelemahan dan
mencegah ancaman serius yang meliputi persaingan dengan pengusaha parkir
swasta, adanya dasar hukum yang kuat, citra negatif Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
Diharapkan setelah berbagai strategi tersebut diimplementasikan, akan
dapat mengurai berbagai permasalahan yang ada seperti kepadatan arus lalu
lintas di berbagai ruas-ruas jalan tertentu yang menyebabkan kemacetan lalu
lintas, kecelakaan lalu lintas, dan Terwujudnya penyediaan fasilitas parkir
yang tertib, lancar, aman, serta efisien bagi pengguna jasa sebagai pendorong,
penggerak dan penunjang pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya di Kota
Surakarta. Akan tetapi, dalam pelaksanaan strategi tersebut masih terdapat
hambatan-hambatan yang dapat mengganggu terwujudnya tujuan bersama.
Sehingga perlu segera dicarikan solusi untuk mengatasi hambatan tersebut
guna tercapai tujuan dari penataan perparkiran di Kota Surakarta. Adapun
kerangka pikir dalam penelitian ini dijelaskan dalam bagan berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 2.3
Bagan Kerangka Berpikir
Permasalahan Perparkiran Di Kota Surakarta
· Fasilitas parkir dan area parkir yang terbatas.
· Semakin bertambahnya permintaan akan parkir sehingga menyebabkan Keruwetan lalu lintas
Terwujudnya penyediaan fasilitas parkir yang memadai dan kondisi
arus lalu lintas yang aman, nyaman, tertib, dan lancar di
Kota Surakata
Faktor Penghambat
Penataan Perparkiran Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Strategi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta:
§ Meningkatkan jumlah satuan ruang parkir;
§ Mengoptimalkan satuan ruang parkir yang ada;
§ Mengurangi jumlah permintaan parkir;
§ Mengurangi jumlah satuan ruang parkir;
§ Peningkatan sumber daya manusia dan teknologi.
Faktor Pendukung
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan di Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yakni merupakan
penelitian yang digunakan untuk memperoleh gambaran yang tepat dan utuh
tentang suatu gejala. Dimana didalamnya juga terdapat data-data, kata-kata
dan gambar (data kualitatif) maupun data angka-angka (data kuantitatif).
Sedangkan ditinjau dari metodenya, penelitian ini termasuk penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan mengkaji kasus-kasus tertentu secara
mendalam dan menyeluruh. Seperti yang disampaikan oleh H. B. Sutopo
(2002:35) yaitu dengan penelitian deskriptif kualitatif, data yang
dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar memiliki arti
lebih dari sekedar angka-angka atau frekuensi.
Penelitian ini juga menggunakan jenis penelitian lapangan (Field
Research), yaitu data dikumpulkan langsung dari lapangan yang berupa data
primer dan data sekunder. Penelitian ini juga menggunakan teknik
kepustakaan (library research) yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan
dengan penelusuran atau pencarian pustaka-pustaka yang terkait dengan
penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Pemerintah Kota Surakarta dalam
hal ini Dinas Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta, dengan pertimbangan bahwa Pemerintah Kota
Surakarta dalam hal ini Dinas Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta, merupakan pihak yang memiliki
wewenang secara teknis mengurusi tentang pengelolaan dan penataan parkir
di Kota Surakarta.
C. Sumber Data
Lofland dan Lofland dalam Lexy J. Moleong (2000:112)
mengungkapkan bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti arsip,
dokumen, dan lain-lain. Data yang dikumpulkan terutama merupakan data
pokok yaitu data yang paling relevan dengan pokok permasalahan yang
diteliti, namun demi kelengkapan dan kebutuhan dari masalah yang diteliti
maka akan dikumpulkan pula data pelengkap yang berguna untuk melengkapi
data pokok. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari orang-orang yang
berhubungan dengan obyek penelitian (informan). Dalam penelitian ini
yang menjadi data primer adalah informasi yang diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
narasumber di Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas
Perhubungan melalui Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta. Informan dalam penelitian ini terdiri dari:
a) Pembantu Bendahara Pengeluaran Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
b) Koordinator Potensi Parkir/Perijinan, Pungutan Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
c) Koordinator Perencanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta.
d) Ketua ASPARTA dan Pengelola Parkir kendaraan roda empat C.V.
Karsa Mandiri Jaya, Sekretaris ASPARTA dan Pengelola Parkir
kendaraan Roda dua C.V. Guyub Rukun, Pengelola Parkir kendaraan
roda dua C.V. Guyub Rukun.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh bukan secara langsung dari sumbernya.
Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah sumber
tertulis seperti literatur, peraturan perundang-undangan, dokumen-
dokumen dari pihak terkait, dan tulisan-tulisan lain yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini dokumen atau arsip
yang digunakan, antara lain : Undang-Undang Republik indonesia Nomor
28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Rertribusi Daerah, Peraturan
Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di
Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2004 Tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Penyelenggaraan Tempat Khusus Parkir, Peraturan Daerah Kota Surakarta
Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota
Surakarta, Peraturan Walikota Surakarta Nomor 43 Tahun 2008 Tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan
Kota Surakarta, Studi Tataran Transportasi Lokal Kota Surakarta Tahun
Anggaran 2009, Menuju Pelayanan Perparkiran yang Prima di Kota
Surakarta Tahun 2010. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas
Parkir.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini masing-masing teknik tersebut saling melengkapi satu sama
lain. Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Peneliti
bertanya langsung kepada responden dalam bentuk wawancara mendalam
dengan menggunakan kerangka atau daftar pertanyaan sebagai pedoman
mengenai apa yang akan ditanyakan supaya lebih terarah. Wawancara
adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.
Maksudnya ialah proses memperoleh data untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab tatap muka antara pewawancara dengan responden atau
informan (Susanto, 2006:128). Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan
wawancara kepada pegawai di Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dinas Perhubungan melalui Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta serta beberapa orang yang memiliki wawasan
tentang perparkiran di Kota Surakarta seperti pengelola parkir dan
ASPARTA (Asosiasi Parkir Kota Surakarta).
2. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan pencatatan
langsung dilokasi penelitian mengenai kegiatan yang ada dan sedang
berlangsung. Observasi berarti peneliti melihat dan mendengarkan
(termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa yang dilakukan dan
diperbincangkan para informan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
terutama yang berkaitan dengan topik penelitian (Susanto, 2006:126).
Dalam hal ini peneliti mendatangi langsung untuk mengamati kegiatan
Dinas Perhubungan melalui Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta, guna mencari informasi secara langsung
bagaimana Strategi Pemerintah Kota Surakarta dalam hal ini Dinas
Perhubungan melalui Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta, dalam upaya untuk penataan perparkiran di
Kota Surakarta.
3. Telaah Dokumen
Teknik pengumpulan data dengan cara pencatatan dokumen, yaitu
informasi yang berupa artikel-artikel, laporan studi yang relevan dengan
obyek penelitian, maupun arsip-arsip yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti sebagai bahan acuan. Dokumen atau arsip merupakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
bahan tertulis yang bergayutan dengan suatu peristiwa atau aktivitas
tertentu ( H.B. Sutopo, 2002:54). Peneliti mengumpulkan dan memahami
data-data yang diperoleh dari dokumen dan arsip sebagai pendukung dan
pelangkap data penelitian yang ada di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
E. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan purposive
sampling. Menurut Susanto (2006:120) purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja, sampel ditentukan berdasarkan
pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri
populasi. Dimana, peneliti akan memilih informan yang dapat dipercaya
untuk menjadi sumber informasi dan diharapkan mengetahui permasalahan
secara mendetail. Selain itu juga digunakan teknik snowball sampling
,dimana pemilihan informan berdasarkan petunjuk dari informan sebelumnya
dan seterusnya bergilir sehingga didapatkan data yang lengkap dan akurat.
Dalam penelitinan ini, peneliti yang digunakan sebagai sampel
penelitian adalah Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta, namun tidak ditutup kemungkinan pilihan terhadap informan
dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam
memperoleh data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
F. Validitas Data
Validitas data menunjukkan sejauh mana kualitas data dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, untuk mendapatkan validitas data
dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah triangulasi. teknik
trianggulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain di luar data itu untuk keperluan yang lain untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam hal ini untuk mendapatkan
suatu data, tidak hanya diambil dari satu sumber melainkan dari beberapa
sumber yang memahami permasalahan dengan maksud untuk mengecek
kebenaran data tersebut.
G. Teknik Analisis Data
Dalam proses analisis terdapat tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan dan menentukan hasil akhir, tiga komponen tersebut menurut H.
B. Sutopo (2002:91-94) adalah :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang
merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan abstraksi data
dari fieldnote. Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan
penelitian. Bahkan prosesnya diawali sebelum pelaksanaan pengumpulan
data. Artinya, reduksi data sudah berlangsung sejak peneliti mengambil
keputusan tentang kerangka kerja konseptual, melakukan pemilihan kasus,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
menyusun pertanyaan penelitian, dan juga waktu cara menentukan cara
pengumpulan data yang akan digunakan.
Pada waktu pengumpulan data berlangsung, reduksi data dilakukan dengan
membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dilapangan. Dalam
menyusun ringkasan tersebut peneliti juga membuat coding, memusatkan
tema dan menentukan batas-batas permasalahan, dan juga menulis memo.
Proses reduksi data berlangsung terus sampai laporan akhir penelitian
selesai disusun.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi
dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat
dilakukan. Sajian ini merupakan kalimat yang disusun secara logis dan
sistematis, sehingga bila dibaca, akan bias mudah dipahami berbagai hal
yang terjadi dan memungkinkan peneliti untuk berbuat sesuatu pada
analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahamannnya tersebut.
Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah
dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji
merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan
menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk
narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar atau
skema, jaringan kerja, kaitan kegiatan, dan juga tabel sebagai pendukung
narasinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
3. Penarikan Simpulan
Simpulan perlu diverifikasi agar cukup mantap dan benar-benar bisa
dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu dilakukan aktivitas
pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran data kembali dengan
cepat, mungkin sebagai akibat pikiran kedua yang timbul melintas pada
peneliti pada waktu menulis sajian data dengan melihat kembali sebentar
pada catatan lapangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis ,yaitu: reduksi
data, sajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi berjalan
bersama pada waktu kegiatan pengumpulan data sebagai satu siklus yang
berlangsung sampai akhir penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat terlihat
skema bagan model analisis interaktif berikut ini :
Gambar 3.1 :
Skema Analisis Model Interaktif
Sumber: H.B. Sutopo (2002 : 96)
Pengumpulan Data
Sajian Data
Penarikan Simpulan/Verifikasi
Reduksi Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD)
PERPARKIRAN KOTA SURAKARTA
1. Sejarah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
Tentang Pemerintah Daerah, maka Pemerintah Daerah Kota Surakarta perlu
menata dan mengatur kembali kebijakan pemerintahannya. Sekitar tahun
1980-an Pemerintah Daerah Kota Surakarta mengeluarkan Keputusan
Walikota Kepala Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 188.3/102/1/1980
tentang Pembentukan Unit Pelaksana Daerah (UPD) Perparkiran Kodya
Daerah Tingkat II Surakarta, yang mana sekarang menjadi Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran yang sejalan dengan Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2004.
Di Kota Surakarta terdapat instansi yang Jawatan Perusahaan yang
berdiri pada tahun 1956 yang mengelola tentang perparkiran, yang menjadi
dasar adalah Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta Nomor 4 Tahun 1956
Tentang Tempat yang Ditetapkan atau Diizikan Sebagai Tempat Parkir dan
Titipan Kendaraan Bermotor Oleh Kepala Daerah. Dalam pelaksanaanya,
pengelolaan dan pemungutan perparkiran masih dilakukan bersama-sama
dengan retribusi pasar, karena pelaksanaan pemungutan titipan parkir hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dilakukan pada tempat-tempat tertentu saja. Misalnya pasar dan keramaian
yang lainnya, dan pengelolaanya menjadi satu karena di Kota Surakarta
belum begitu banyak kendaraan bermotor dan permasalahanya tentang
perparkiran belum begitu komplek seperti sekarang ini.
Dengan perkembangan Tata Ruang Kota dan kemanjuan transportasi
maka pada tahun 1969 pelaksanaan pemungutan dan pengelolaan retribusi
parkir dipisah dengan retribusi pasar yang dilakukan oleh Dinas Penghasilan
Daerah (DPD). Sejak tahun 1973 retribusi parkir, pengelolaan dan
pemungutan dilakukan oleh Dinas Pasar yang mana dalam pemungutannya
melibatkan pihak swasta dan perseorangan. Pada tahun 1977 Pemerintah
Daerah Surakarta mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 1977 dan
disempurnakan oleh Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Nomor 4
Tahun 1979 Tentang Pangkalan Parkir Kendaraan Bermotor. Pada awal tahun
1980-an Kota Surakarta telah menunjukkan kepadatan lalu lintas dan
permasalahan parkir yang begitu komplek. Maka, Pemerintah Daerah
membentuk Unit Pelaksana Daerah Perparkiran Kotamadya Daerah Tingkat
II Surakarta (UPD Perparkiran) yang mana bertugas khusus menangani
masalah pengelolaan, pemungutan dan penantaan parkir di Kota Surakarta.
Unit Pelaksana Daerah perparkiran berdiri berdasarkan Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1980 dan Keputusan Walikotamadya
Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 188.3/1/102/1980 yag mana setahun
kemudian terbit Surat keputuan Walikotamadya Daerah Tingkat II Surakarta.
Unit Pelaksana Daerah Perparkiran ini berdiri mempunyai maksud dan tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
antara lain: Agar dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat,
Mewujudkan penataan perkotaan, Menciptakan kelancaran lalu lintas,
Menertibkan administrasi pendapatan asli daerah, mengurangi beban sosial
melalui penyerapan tenaga kerja dan juga untuk meningkatkan Pendapat Asli
Daerah di Kota Surakarta dari sektor perparkiran.
Dengan adanya perubahan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
yang diganti dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai
Pemerintah Daerah, dulu Surakarta adalah Daerah Tingkat II dan sekarang
menjadi Pemerintah Daerah Kota Surakarta maka kedudukan Unit Pelaksana
Daerah Perparkiran berubah menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta.
2. Visi dan Misi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Adapun Visi dan Misi dari dibentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran adalah sebagai berikut:
a. Visi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran adalah
mewujudkan Kota Surakarta yang rapi dan aman dalam penataan parkir
dan sekaligus menjadikan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran sebagai salah satu primadona dalam mendukung keberhasilan
Pendapatan Asli Daerah.
b. Misi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran adalah:
1.) Menata dan memelihara lahan parkir agar tetap bersih, rapi dan aman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2.) Meminta kepada pihak terkait agar dalam mendirikan bangunan yang
menjadi tempat berkumpulnya manusia dalam menyediakan lahan
parkir.
3.) Menjadikan para penata lahan parkir beretiket dan dapat dipercaya
agar masyarakat sadar parkir dan biayanya.
4.) Melaksanakan pemugutan retribusi secara teratur untuk meningkatkan
pendapatan daerah.
5.) Menjadikan misi tersebut sebagai penunjang dalam kinerja
melaksanakan tugas dan fungsinya.
3. Kedudukan dan Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran
Kedudukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran adalah
dibawah naungan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, jadi semua fungsi dan
wewenang dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran adalah
diatur Dinas Perhubungan Kota Surakarta sehingga semua kinerja dan
tanggung jawabnya langsung kepada Kepala Dinas Perhubungan kota
Surakarta. Tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran adalah
untuk membantu tugas Dinas dalam pengelolaan perparkiran sesuai dengan
kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota
Surakarta. Dalam menjalankan tugasnya Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran berdasarkan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 43
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada
Dinas Perhubungan Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4. Dasar Hukum Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Dalam menjalankan tugasnya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran memilki dasar hukum yang jelas. Adapun dasar hukum yang di
miliki oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran dalam
menjalankan tugasnya meliputi Keputusan Walikota Surakarta Nomor 43
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada
Dinas Perhubungan Kota Surakarta, dan dengan dikeluarkan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum,
Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7 tentang Penyelengaraan Tempat
Khusus parkir, serta Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Surakarta. Dimana dasar
hukum tersebut menjadi dasar Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran dalam melaksanakan tugasnya.
5. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
tidak memilki susunan organisasi baku yang dibentuk menurut Surat
Keputusan Walikota. Hal ini dikarenakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakata hanya unit pelaksana dari Dinas
Perhubungan Kota Surakarta. Namun untuk memperlancar dalam
menjalankan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakata membentuk sendiri susunannya menurut jabatan dan tugas,
adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Kepala UPTD Perparkiran
Kepala UPTD Perparkiran secara hierarkis berada dibawah Dinas
Perhubungan, namun untuk jabatan Kepala UPTD Perparkiran ditentukan
oleh Walikota. Sedangkan menurut Peraturan Walikota Surakarta Nomor
43 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
pada Dinas Perhubungan Kota Surakarta, kepala UPTD Perparkiran
mempunyai tugas Sebagai Berikut:
1.) Melakukan sebagian kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan
teknis penunjang Dinas dibidang pengelolaan perparkiran.
2.) Menyusun rencana teknis operasional bidang pengelolaan perparkiran.
3.) Melaksanakan kebijakan teknis operasional bidang pengelolaan
parkir.
4.) Memantau, mengevaluasi dan melaporkan bidang pengelolaan
perparkiran.
5.) Pengelolaan ketatausahaan.
6.) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
b. Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian Tata Usaha adalah unsur pembantu Kepala Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta yang bertanggung jawab
dibidang administrasi dan tata usaha UPTD Perparkiran terdiri dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
1.) Bendahara Umum
Bendahara umum bertugas menerima uang setoran parkir baik dari
pengusaha atau kontraktor parkir maupun dari penunjukan Walikota.
2.) Bendahara Rutin
Bidang ini mempunyai tugas untuk mengurusi keuangan UPTD
Perparkiran dalam anggaran belanja rumah tangga.
3.) Personalia/Kepegawaian
Mempunyai tugas mengurusi bidang kepegawaian di lingkungan
UPTD Perparkiran.
4.) Pembantu Umum
Mempuyai tugas melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan,
pengadaan, dan administrasi perizinan.
c. Koordinator Perencanaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Penwasdal)
Sebagai salah satu seksi dibawah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta, Seksi Perencanaan, Pengawasan, dan
Pengendalian (Peswandal) mempunyai tugas melaksanakan perencanaan,
pengawasan, dan pengendalian dalam bidang pengelolaan parkir. Adapun
tugas yang dimaksud adalah:
1.) Merencanakan kegiatan guna kemajuan dan meningkatnya organisasi
perparkiran.
2.) Mengendalikan kegiatan khususnya yang berhubungan dengan
pengelolaan parkir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
3.) Mengawasi kegiatan penarikan retribusi parkir bagi pengelola maupun
petugas.
4.) Mendata dan menganalisa hasil dan kegiatan survey guna peningkatan
potensi parkir.
5.) Melaksanakan kegiatan rutin Operasional Ketertiban Lalu Lintas.
Seksi Perencanaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Penwasdal) diketuai
oleh seorang koordinator Penwasdal yang mempunyai tugas memberikan
laporan secara tertulis atau lisan kepada Kepala UPTD Perparkiran jika
terjadi kejanggalan-kejanggalan di lapangan.
d. Koordinator Potensi Parkir , Perizinan, dan Pungutan
Koordinator Potensi Parkir, Perizinan, dan Pungutan mempunyai tugas
sebagai berikut:
1.) Melayani pemohon izin pengelola parkir.
2.) Memberi informasi kepada masyarakat yang memerlukan informasi
tentang perparkiran.
3.) Meningkatkan potensi lahan parkir dengan memberi izin kepada
masyarakat atau pemohon.
4.) Mencatat dan mendata potensi parkir yang ada di Kota Surakarta.
5.) Mencatat dan mendata juru parkir dan pengelola sesuai wilayah
masing-masing.
e. Koordinator Perencanaan
Adapun untuk koordinator Perencanaan mempunyai tugas sebagai berikut:
1.) Mengkaji permasalahan parkir yang ada sarana dan prasarana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
2.) Membuat perencanaan jangka pendek, menengah, dan panjang
internal Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Surakarta.
3.) Mengevaluasi penyelenggaraan parkir.
Untuk mengetahui lebih jelas struktur organisasi Unit Pelaksana
Teknis dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta, berikut disajikan Bagan
Organisasi Unit Pelaksana Teknis dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta :
Gambar 4.1
Struktur Organisasi UPTD Kota Surakarta
Tahun 2009
Sumber : UPTD Perparkiran Kota Surakarta
6. Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Dalam melaksanakan tugasnya, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan
Urusan Umum &
Kepegawaian
Pembantu Bendahara Penerimaan
Bendahara
Barang
Pembantu Bendahara
Pengeluaran
Koordinator Penwasdal
Koordinator Potensi
Parkir/Perizinan & Pungutan
Koordinator Perencanaan
Kepala Subagian TU
Kepala
UPTD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dinas Perhubungan, dimana Dinas Perhubungan bertanggung jawab langsung
kepada Walikota. Sehingga dapat dikatakan pelaksanaan tugas Perparkiran
Kota Surakarta bertanggung jawab langsung kepada Walikota Surakarta.
Dalam pelaksanaan pengelolaan dan penataan perparkiran dipimpin
oleh Kepala UPTD Peraparkiran Kota Surakarta yang menerapkan prinsip
koordinasi, baik dalam lingkungan UPTD Perparkiran itu sendiri maupun
dengan instansi-instansi lain yang terkait. Dalam hal ini instansi terkait dalam
pengelolaan dan penataan di Kota Surakarta, utamanya dalam tindakan
penertiban, adalah Dinas Perhubungan, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP), Kepolisian, Den Pom, Kejaksaan, dan Pengadilan. Begitu juga dengan
koordiator Perencanaan, Pengawasan, dan Pengendalian (Penwasdal),
Koordinator Tata Usaha, Koordinator Potensi Parkir, Perizinan, dan Pungutan
yang memberikan bimbingan atau pembinaan kepada bawahannya serta
melaporkan hasil-hasil pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Perparkiran.
7. Kepegawaian Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
merupakan unit pelaksana dari Dinas Perhubungan Kota Surakarta dalam
pengelolaan dan penataan perparkiran yang dipimpin oleh seorang Kepala
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta, dimana
dalam menjalankan tugasnya didukung oleh 17 Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Sedangkan untuk membantu memperlancar dalam pelaksanaan pengelolaan
perparkiran di Kota Surakarta terdapat 13 staf honorarium. Adapun kondisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
pegawai di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta dapat di liat dalam table di bawah ini:
Tabel 4.1
Pegawai Menurut Kepangkatan
UPTD Perparkiran Kota Surakarta Tahun 2010
Pangkat Golongan a B c d
Jumlah
IV - - - - - III 2 5 2 1 10 II 3 1 - - 4 I - - 1 2 3
Sumber : UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Keterangan:
III/d :Penata Tingkat I II/b : Pengatur Muda Tingkat I
III/c : Penata II/a :Pengatur Muda
III/b :Penata Muda Tingkat I I/d : Juru Tingkat I
III/a : Penata Muda I/c : Juru
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa golongan jabatan terbanyak
untuk pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta adalah golongan III/b sebanyak 5 orang. Sedangkan golongan II
sebanyak 4 orang dan yang bergolongan I ada 3 orang. Di lain pihak, untuk
melihat tingkat pendidikan formal para pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dapat di lihat dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Tabel 4.2
Klasifikasi Pegawai Negeri Sipil
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal Tahun 2010
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Prosentase (%) 1. Tamat Perguruan Tinggi 7 41,18 2. Tamat SLTA 6 35,29 3. Tamat SLTP 3 17,64 4. Tamat SD 1 5,88 Jumlah 17 100
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan formal
terbanyak dari Pegawai UPTD Perparkiran Kota Surakarta adalah Tamat
Perguruan Tinggi sebanyak 41,18%, sedangkan tingkat pendidikan formal
sedikit pada Tamat SD sebanyak 5,88%. Sedangkan untuk memperjelas
jabatan dan tugas yang sedang dijalankan oleh Pegawai UPTD Perparkiran
Kota Surakarta dapat di lihat pada table di bawah ini:
Tabel 4.3
Daftar Nama Pegawai
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Dalam Jabatan Tugas Tahun 2010
No.
Nama Pegawai GOL/Ruang
Jabatan Tugas
1. Drs. Anindita Prayogo III/d Kepala UPTD Perparkiran 2. Mamiek Sumarmi, S.E. III/b Kepala Sub Bagian Tata Usaha 3. Samidiyanto, S.E. III/c Koordinator Penwasdal 4. Adolfina Parinding, S.E. III/c Urusan Umum dan Kepegawaian 5. Bambang Handayanto III/b Staf Penwasdal 6. Purwanto, S.P., M.M. III/b Pembantu Bendahara Pengeluaran 7. Chrisantus Wibowo, S.H. III/b Koordinator Potensi
Parkir/Perijinan, Pungutan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
8. Sukasno III/b Staf Penwasdal 9. Mudo Prayitno, S.Si.T. III/a Koordinator Perencanaan 10. Antonius Nugroho III/a Staf Penwasdal 11. Kirwandi II/b Staf Penwasdal 12. Nunuk Iriyanti II/a Pembantu Bendahara Penerimaan 13. Suratno II/a Bendahara Barang 14. Yoyok Sulistyo Budi
Santoso II/a Staf Penwasdal
15. Burhanudin I/d Staf Penwasdal 16. Suwarno I/d Pembantu Bendahara Pengeluaran 17. Rasbudiyanto I/c Pembantu Bendahara Barang
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
B. Penataan Perparkiran di Kota Surakarta oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Dalam bagian ini penulis akan membahas mengenai hasil penelitian
tentang strategi Pemerintah Kota Surakarta dalam penataan perparkiran.
Dimana dalam upaya penataan perparkiran Pemerintah Kota Surakarta telah
mengeluarkan Peraturan Walikota Kota Surakarta Nomor 43 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
perhubungan Kota Surakarta. Dalam peraturan tersebut semua tertuang
tentang hal yang menyangkut tentang pengelolaan, penataan, tata kerja dari
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
sendiri sebagai organisasi publik mempunyai peran yang sangat strategis
dalam penataan perparkiran, dimana dalam pelaksanaan tugasnya berdasar
pada Keputusan Walikota Surakarta Nomor 43 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Perhubungan
Kota Surakarta, Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Parkir di Tepi Jalan Umum, Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 7
tentang Penyelengaraan Tempat Khusus parkir, serta Peraturan Daerah Kota
Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di
Kota Surakarta. Mengingat, dewasa ini perparkiran merupakan suatu bagian
dalam menciptakan suatu roda transportasi yang aman, lancar, tertib, dan
nyaman. Akan tetapi, dalam menjalankan peran strategis tersebut terkadang
masih terganjal dengan fakta-fakta yang memprihatinkan seperti adanya
parkir liar, premanisme, penarikan tarif yang berlebihan, kurangnya area dan
fasilitas lahan parkir yang akhirnya menimbulkan keruwetan lalu lintas di
Kota Surakarta.
Di Kota Surakarta sendiri sudah bukan menjadi rahasia umum lagi
bahwa masalah penataan perparkiran menjadi masalah yang terlampau
kompleks. Masalah perparkiran di Kota Surakarta dapat dilihat dari Semakin
bertambahnya permintaan akan parkir, yang menyebabkan keruwetan lalu
lintas. hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Purwanto
selaku Bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta mengatakan bahwa :
”Masalah parkir ya mas, sudah bukan menjadi rahasia umum lagi kalau permasalahan yang ada dalam perparkiran ini sangat kompleks sekali mas, seperti parkir tidak resmi, penarikan diatas tarif yang sudah ditentukan yang tidak dipungkiri telah menjadi kendala Pemerintah Kota Surakarta sendiri, selain itu masalah mengenai area atau lahan parkir yang terbatas bila dibandingkan dengan jumlah permintaan parkir yang semakin meningkat mas juga menjadi kendala dalam penataan perparkiran selama ini.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Hal yang sama diutarakan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta yang mengatakan Bahwa:
“Di Surakarta sekarang ini yang menjadi masalah perparkiran banyak mas, seperti fasilitas parkir yang kurang dan lahan parkir semakin sempit, ditambah lagi semakin banyaknya jumlah sarana transportasi yang tidak dibarengi dengan lahan parkir, menyebabkan permintaan parkir bertambah mas. Kalo sudah begitu, jelas sekali kan lalu lintas semakin ruwet mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus
Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai
berikut:
“Yang menjadi masalah perparkiran di Solo ini cuma klasik mas. Misal pelanggaran-pelanggaran seperti seragam, penarikan tarif lebih yang seharusnya 500 menjadi 1000, masalah KTA, dan masalah area parkir sekarang ini memang perlu ditingkatkan untuk ruang parkir, agar tidak terjadi kemacetan lalu lintas mas.”(Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa, penyediaan tempat-
tempat parkir dipinggir jalan pada lokasi jalan tertentu di badan jalan
mengakibatkan turunnya kapasitas jalan. Terbatasnya arus lalu lintas dan
penggunaan jalan menjadi tidak efektif. Bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya kepemilikan kendaraan menambah permintaan akan ruang
jalan untuk kegiatan lalu lintas. Salah satunya, fasilitas parkir untuk umum
juga dapat berfungsi sebagai salah satu pengendali lalu lintas.
Sementara itu, Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta
dan pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
“Ya untuk penataan kami sendiri banyak kendala seperti penarikan tarif lebih dari seharusnya, misal seharusnya roda dua 500 menjadi 1000 dan roda empat 1000 menjadi lebih, itupun dari kami memang menggunakan target, satu jam pertama kelipatan 500. Tapi, ada petugas baru lima belas menit awal ditarik 1000 itu yang menjadi kendala dilapangan yang selama ini menjadi masalah mas. Untuk area parkir kan sebetulnya di Solo sudah dipatok-patok, cuma ada kebangkitan parkir itu semua sudah dikelola UPTD. Disisi lain kebangkitan pasar-pasar baru seperti Pasar Ngarsopuro dulu tempat area parkir dan sekarang ditutup nggak boleh untuk area parkir sehingga menimbulkan area parkir yang berkurang mas, saya rasa dengan adanya kesulitan itu harus ada solusi dari Pemerintah untuk bisa menyediakan katong parkir dimana ada kebangkitan ekonomi juga ada kebangkitan area parkir di Kota Solo mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Di lain pihak tanggapan dari Bapak Warjito, selaku selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola
parkir C.V. Guyup Rukun kendaraan roda dua berikut ini:
“Masalah perparkiran di Solo sesuai yang ada dijalan, dengan yang saya alami selama ini mas, biasanya banyak dititik-titik parkir, yang namanya orang mas. Kan ada yang konsekuen dan tanggung jawab tapi juga ada yang tidak kan mas. Lha, disini kendalanya mas, tarif parkir dinaikkan demi mengejar setoran, pemotongan oleh jukir karena alasan sepi, terus pas waktu hujan mas, itu pas cules-culesnya para jukir karena sepi, adanya premanisme. Selain itu volume mobil dan kendaraan tahun 2010 yang semakin meningkat tanpa ada area parkir yang memadai mas.”(Wawancara 10 November 2010, pukul 17.03 WIB)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua sebagai berikut:
“Permasalahannya sebenarnya itu satu tentang tarif parkir dan tempat parkir mas, karena satu tentang tarif parkir mungkin dalam PERDA besok bisa diusulkan disesuaikan dengan keadaan sekarang karena untuk roda dua yang Rp. 500 tetapi dilapangan kenyataan menjadi Rp. 1000 padahal itu sudah berjalan 6 tahun, maka saya harapkan nanti dalam Pansus atau DPR nanti akan merevisi tentang tarif parkir yang menjadi kendala yang menjadikan pelanggaran dilapangan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
sesuai dengan PERDA, dimana PERDA sudah ketinggalan dengan keadaan kebutuhan ekonomi sekarang. Terus tempat parkir atau lahan, tempat parkir itu tidak tambah akan tetapi kendaraan semakin tambah, maka disini selalu menjadi problem dari lalu lintas, dalam penataan parkir pun menjadi problem karena lahan yang disediakan terbatas, dan antrian kendaraaan akan parkir yang semakin bertambah. Ini juga menjadi problem dan harus ada solusi atau dibuat zona-zona atau gimana sehingga ada penataan yang baik sehingga tidak ada kemacetan mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka pada kawasan-kawasan
tertentu dapat disediakan fasilitas parkir untuk umum yang diusahakan
sebagai suatu kegiatan usaha yang berdiri sendiri dengan memungut bayaran.
Fasilitas parkir seperti ini antara lain dapat berupa gedung parkir dan taman
parkir dan pelataran parkir.
Melihat dari kondisi tersebut, dimana dalam upaya melakukan
penataan dan pengelolaan perparkiran di Kota Surakarta dapat dilakukan oleh
Badan Usaha usaha ataupun Perorangan. Pengelolaan tempat khusus parkir
dikenakan retribusi sebesar nilai kontrak dan besarnya tidak dibawah jumlah
retribusi parkir yang harus disetor. Tempat-tempat khusus parkir daerah
ditetapkan oleh Walikota, ini bertujuan agar ketertiban lalu lintas tetap selalu
terjaga. Badan usaha biasanya dalam pelaksanaan pemungutan retribusi parkir
di tepi jalan umum menggunakan sistem lelang atau tender, sedangkan
perseorangan dengan menggunakan sistem penjualan. Seperti yang
dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku Bendahara pengeluaran yang
mengatakan bahwa:
“Mengenai bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surakarta disini melalui UPTD Perparkiran yang berada dibawah Dinas Perhubungan telah melakukan suatu bentuk upaya mengatasi masalah-masalah yang timbul di perparkiran seperti dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
penertiban terhadap para petugas parkir tidak resmi tadi mas. Di lain pihak untuk penataannya, UPTD sendiri melakukan suatu bentuk sistem penataan yakni sistem lelang atau tender dan sistem penunjukan yang bekerjasama dengan pihak-pihak terkait.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Hal senada juga dinyatakan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk memudahkan dalam mengatasi masalah perparkiran di Kota Surakarta ini mas. UPTD telah melakukan sebuah sistem penataan perparkiran yang bekerjasama dengan pihak-pihak tertentu yakni dengan melakukan sistem lelang atau tender dan sistem penunjukan. Sehingga tidak bisa mas, UPTD melakukannya sendiri tanpa ada kerjasama dengan pihak-pihak ini mas.”(Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus
Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai
berikut:
“Dalam upaya penataan perparkiran di Solo ini mas. UPTD sudah berupaya melakukan kegiatan operasi setiap bulan 4 kali mas dan sudah menjadi program dari UPTD, kegiatan ini bersifat penertiban bagi perparkiran yang dikelola lewat tender maupun penunjukan.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Dari pernyataan yang telah diungkapkan tersebut mendapat tanggapan
oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA
Kota Surakarta sekaligus pihak pengelola parkir C.V. Guyub Rukun
kendaraan roda dua berikut ini:
“Ooo..ya jelas mas, untuk mengatasi masalah parkir di Kota Solo ini, Pemerintah Daerah melalui UPTD bekerjasama dengan pihak lain yakni seperti badan usaha atau perseorangan untuk memudahkan dalam penataannya.”(Wawancara, 10 November 2010, pukul 17.03 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Sementara dari Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta
sekaligus pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat
yang mengungkapkan:
“Strategi sudah dilakukan dengan jalan mengelola titik-titik parkir dengan sistem penunjukan maupun tender mas, disisi lain masalah perparkiran itu setiap bulan melakukan 3 kali penertiban kepada petugas parkir, siang, pagi, sore, dan malam, dan jangan sampai bocor ke petugas parkir. Dalam operasi itu biasa ada yang melanggar akan diberi pembinaan. Selama ini banyak pelanggaran berupa seragam, tidak ber-KTA mas dan parkir tidak resmi. Tapi, untuk penarikan lebih satu jam akan ada kelipatan sendiri dan petugas parkir juga tahu selain itu juga ada aturannya. untuk operasi sendiri melibatkan dari UPTD, Satpol PP, Pengelola, Poltabes, Den-Pom, Kepolisisan dan Kejaksaan, dilibatkan dalam satu tim untuk terapi bagi para petugas petugas tak resmi ini mas. ” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua sebagai berikut:
“Untuk penyelesaiaan saya kira ada, baik dari UPTD, bekerjasama dengan ASPARTA, Polisi dengan beberapa elemen, penyelesaiannya dengan operasi penertiban, karena dilapangan juga ada parkir tidak resmi, yang tidak ber-KTA, tidak seragam, dan cara pakaian amburadul dan cara penarikan tidak sesuai. Ini dari UPTD dan Asosiasi melakukan penertiban untuk menjaring para pelaku parkir tidak resmi tadi mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Dari hasil wawancara dapat diketahui dengan adanya pembagian
sistem lelang atau tender dan sistem penunjukan ini mempermudahkan Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam upaya
penataan perparkiran, dimana perparkiran merupakan salah satu sektor
Pendapatan Asli daerah. Berikut di bawah ini dapat dilihat data lelang parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
tahun 2010 (tahun perencanaan 2009) yang di kelola oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta:
Tabel 4.4
Pemenang Lelang Parkir Tahun 2010
Di Kota Surakarta (Tahun Perencanaan 2009)
A. Rayon Roda Empat
No Rayon/Lokasi Nama Rekanan Penawaran 1. Rayon I :
a. Jl. S. Parman (Jembatan Belakang Mangkunegaran-Simpang Tiga Gilingan Terusan)
b. Jl. Suharjo, S. H. (Simpang Tiga Jembatan Arifin-Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran)
c. Jl. R. M. Said (Simpang Empat Masjid Solikhin-Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran
C.V. AT THAYA (Jl. Kahuripan Selatan II No. 38 Sumber Surakarta)
Rp. 77.000.000
2 Rayon II : a. Jl. Brigjen Sudarto (Simpang Empat
Gading-Jembatan Kaliwingko) b. Jl. Veteran (Simpang Empat Baturono-
Simpang Empat Gemblegan)
C.V. AN NUR (Jl. Kampung Sewu Rt. 05 Rw. V Jebres Surakarta)
Rp. 55.000.000
3. Rayon III : Jl. Suryo Pranoto ( Bundaran Tugu Jam-Simpang Tiga Pegadaian)
C.V. KARSA MANDIRI JAYA (Combong Rt. 05 Rw. XXVI Kadipiro Surakarta)
Rp. 51.264.000
4. Rayon IV : Jl. R. E. Martadinata (Jembatan Pasar Besar-Simpang Empat Kp. Sewu)
C.V. RABAH TAMAH (Blok Kios No. 23 Pasar Rejosari Surakarta)
Rp. 53.355.000
5. Rayon V : a. Taman Parkir Pasar Legi (Komplek Pasar
Legi-Komplek Pasar legi) b. Jl. Selatan Pasar Legi (Simpang Tiga
Jogobayan-Simpang Tiga S. Parman
C.V. SUMBER LARAS (Gedong Rt. 03 Rw. II Banjasari Surakarta)
Rp. 132.900.000
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
B. Rayon Roda dua
No Rayon/Lokasi Nama Rekanan Penawaran 1. Rayon I :
a. Jl. Sutan Syahrir (Simpang Empat Wr. Pelem Mangkunegaran-Simpang Tiga Totogan)
b. Jl. S. Parman (Simpang Tiga Belakang Mangkunegaran-Simpang Tiga Gilingan)
C.V. MITRA GUYUB (Jogobayan RT. 01 Rw. VI Surakrta
Rp. 36.668.000
2 Rayon II : Jl. Yos Sudarso (Simpang Empat Coyudan-Simpang empat Gemblegan)
C.V. ALOHA (Kampung Sewu Rt. 03 Rw. VIII Jebres Surakarta)
Rp. 11.727.000
3. Rayon III : a. Jl. Slamet Riyadi (Simpang Empat
Gendengan-Simpang Tiga Kerten) b. Jl. Dr. Moewardi (Simpang Empat
Gendengan-Simpang Tiga Jl.Yosodipura)
C.V. DIAN MUKTI (Krembyongan Rt. 03 Rw. V Kadipiro Surakarta)
Rp. 13.387.000
4. Rayon IV : a. Jl. R. M. Said ( simpang Empat M.T
Haaryono-Simpang Tiga Belakang Mangkunegaraan)
b. Jl. Hasanudin (Simpang Empat Pasar Nongko-Simpang Tiga Srambatan)
C.V.GUYUB RUKUN (Totogan Rt. 02 Rw. 06 Ketelan Surakarta)
Rp. 17.275.000
5. Rayon V : Jl. Kalilarangan (Simpang Tiga Jl. Honggowongso-Simpang Tiga Beteng Keraton)
C.V.GUYUB RUKUN (Totogan Rt. 02 Rw. 06 Ketelan Surakarta
Rp. 11.225.000
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa dalam penataan perparkiran
di Kota Surakarta yang melalui sistem lelang terbagi menjadi dua kelompok.
Kelompok yang pertama adalah untuk lelang kendaraan roda empat, dalam
sistem lelang kendaraan roda empat yang memiliki nilai lelang paling besar
adalah pada Daerah Rayon V yakni sebesar Rp.132.900.000. Sedangkan
untuk nilai lelang terkecil terdapat pada Daerah Rayon Rp.51.264.000. Di lain
pihak, untuk penataan perparkiran kendaraan roda dua di Kota Surakarta yang
melalui sistem lelang, nilai lelang paling tinggi terdapat di Daerah Rayon I
yakni sebesar Rp. 36.668.000. Sedangkan untuk nilai lelang terkecil yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
sebesar Rp. 11.225.000, yakni terdapat di Daerah Rayon V. Dalam
pelaksanaan penyetorananya ke Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dilakukan setiap bulan. Berikut dapat di lihat
dalam tabel sebagai berikut ini:
Tabel 4.5
Sistem Penataan Perparkiran
Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Tahun 2010 (Tahun Perencanaan 2009)
No. Sistem Penataan Jumlah rayon Waktu penyetoran 1. Sistem Lelang (Tender) Roda 4 = 5 rayon
Roda 2 = 5 rayon Dilakukan setiap bulan
2. Sistem penunjukkan 209 Perorangan Dilakukan setiap bulan Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Pemerintah Daerah disini yang mengurusi masalah perparkiran adalah
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Dimana
disini ikut melaksanakan penataan, penertiban, membantu keamanan untuk
para pengguna jasa parkir maupun para pengelola parkir di tempat khusus
parkir tersebut. Setiap parkir di tepi jalan umum yang mengganggu
kelancaran lalu lintas maka Dinas Perhubungan khususnya Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta wajib menindak atau
memberi sanksi. Pemerintah Daerah wajib memberikan lahan parkir di tempat
khusus parkir yang memenuhi rasa aman, rapi dan tidak mengganggu
kelancaraan berlalu lintas, akan tetapi itu semua belum terpenuhi. Untuk lebih
jelasnya mengenai sistem penataan parkir oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkian Kota Surakarta dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Gambar 4.2
Sistem penataan Perparkiran
Oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari gambar mengenai sistem penataan perparkiran yang dilakukan
oleh Dinas Perhubungan melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dijelaskan tentang sistem pelelangan atau tender
dan sistem penunjukkan. Dalam sistem pelelangan sendiri telah dibagi
menjadi dalam dua kelompok yakni untuk kendaraan roda empat di Surakarta
terbagi menjadi 5 rayon dan untuk kendaraan roda dua menjadi 5 rayon. di
lain pihak sistem penunjukan sendiri juga dilakukan di Surakarta yakni
sebanyak 209 yang di kelola oleh perorangan.
Dari kedua sistem penataan tersebut, Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkian Kota Surakarta, dalam pelaksanaan tugas-tugasnya
diimplementasikan melalui para petugas-petugas parkir yang ada di lapangan,
meski tidak ada pengencualian untuk turun tangan sendiri dalam penataan
perparkiran di Kota Surakarta. Dalam sistem pelelangan atau tender dan
Petugas Parkir
Pemerintah kota UPTD Perparkiran
Sistem Tender atau Lelang dan sistem Penunjukan
Pengelola Parkir Petugas Parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
penunjukkan guna penataan perparkiran di Kota Surakarta, Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkian Kota Surakarta, sesuai dengan Peraturan
Daerah Nomor 6 Tahun 2004 tentang Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum,
dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan
Tempat Khusus Parkir, melalui suatu sistem perijinan dengan berbagai
persyaratan yang harus dipenuhi. Adapun persyaratannya adalah sebagai
berikut:
1. Pengajuan Surat Permohonan Pengusahaan Parkir kepada Walikota
melalui Dinas;
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
3. Memiliki Akta Pendirian Perusahaan untuk Badan atau Kartu Identitas
Diri untuk perorangan;
4. Keterangan lain yang telah ditentukan.
Mengenai upaya tentang pengelolaan parkir baik melalui lelang atau
tender maupun penunjukan Bapak Purwanto selaku Bendahara pengeluaran
yang mengatakan bahwa:
“Jelas sekali mas, untuk pengelolaan parkir di Kota Surakarta ini ada izin-izin tertentu yang telah menjadi aturan yang sudah resmi dari Pemerintah Kota Surakarta ini mas seperti perlu adanya KTP, Surat Permohonan pengajuan parkir, NPWP, dan masih banyak lainnya mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Hal yang sama dikemukakan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk setiap perusahaan ataupun perorangan di Kota Surakarta ini mas. Dalam upaya pengajuannya untuk mengelola parkir di area
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
tertentu, baik secara pelelangan atau tender dan penunjukkan harus menyelesaikan perizinan-perizinan yang telah ditentukan oleh Peraturan Daerah Kota Surakarta mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus
Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai
berikut:
“Dalam upaya pengelolaan parkir ini mas. Di Kota Solo ada perizinan yang harus diikuti aturan mainnya. Namanya juga suatu bentuk kerjasama dengan Pemerintah mas. Jelas kan, ada alur perizinan baik dari tender maupun yang ditunjuk mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam rangka untuk tertib administrasi dan standard operasional prosedur
(SOP), maka prosedur perizinan akan dilakukan penyempurnaan.
Penyempurnaan yang terjadi dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang
timbul dikemudian hari apabila izin telah diterbitkan baik untuk sistem
pelelangan dan sistem penunjukkan oleh badan usaha maupun perorangan.
Untuk lebih jelasnya, mengenai prosedur perizinan tentang sistem penataan
perparkiran dari sistem lelang dan penunjukkan yang dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dapat dilihat
dalam bagai sebagai berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Gambar 4.3
Prosedur Perizinan Sistem Lelang dan Penunjukkan
Penataan Parkir di Kota Surakarta
Tahun 2010 (Tahun Perencanaan 2009)
PROSEDUR
PERIZINAN
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Edi selaku
ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri
Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Di Kota Solo masalah perparkiran untuk teknis pelaksanaanya ada sistem penunjukan dan lelang mas. Tetapi, selama ini masih belum ada regulasi mengenai batas berapa yang untuk lelang maupun untuk
PENYERAHAN IZIN ATAU DOKUMEN
PROSES PENANDATANGAN
IZIN ATAU DOKUMEN
PENERBITAN SURAT KETETAPAN
RETRIBUSI DAERAH (SKRD)
CETAK DOKUMEN IZIN
PEMBAYARAN JAMINAN
RETRIBUSI DI KAS SESUAI SKRD
PEMOHON
BERKAS MASUK
Persyaratan:
1. Fotocopy KTP
2. Fotocopy Akta Pendirian (Badan Usaha)
3. Surat Izin Pengelolaan Lama (Perpanjangan)
4. Surat Pernyataan Kesanggupan Bermaterai :
a. Sanggup Membayar Jaminan
b. Sanggup Mentaati Peraturan
5. Daftar Petugas Parkir
6. Pas Foto 3 X 4 3 Lembar
7. Fotocopy SKCK
8. NPWP
BERKAS DIKEMBALIKAN
PEMERIKSAAN LAPANGAN
1. Survey Lokasi dan Potensi 2. BAP
DIHITUNG RETRIBUSI DAN PENENTUAN BATAS-BATAS
LOKASI
OUTPUT
DITERIMA DITOLAK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
penunjukan. Ada nominal 11 juta dilelang akan tetapi ada 50 juta yang dipenunjukan. Jadi disini masih belum ada ketetntuan yang pasti mas berapa untuk nilai lelang maupun penunjukan, untuk tahun 2010 ini ada yang dulu dilelang tapi sekarang dipenunjukan mas. Sementara untuk Dalam proses penunjukan dan lelang izin yang dibutuhkan hampir sama mas. Dalam sistem lelang maupun penunjukan itu kan ada panitia sendiri dan ada badan usaha ataupun perorangan, Kartu Anggota, SIM atau KTP, Registrasi Perparkiran, NPWP, Surat-surat pelelangan resmi di instansi pemerintah dan setelah menang lelang pembayaran harus 100 persen tapi di penujukan bisa DP 20 persen dan seterusnya bisa dibayar tiap bulan.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Warjito, selaku
Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua berikut ini:
“Gini mas, memang untuk perorangan atau perusahaan yang mengajukan diri untuk bekerjasama dengan UPTD dalam penataan perparkiran ini harus melalui perizinan-perizinan yang ada. Dan itu pun harus ditaati dan dipenuhi mas. Kalo tidak, yoo...jelas lah mas, izin tidak akan turun dan bisa aja ditutup dan diberi sanksi oleh Pemerintah Surakarta. Selain itu sudah menjadi peraturan dari Pemerintah kota Surakarta”. (Wawancara 10 November 2010, Pukul 17.03 WIB)
Mengenai perizinan untuk pengelolaan parkir, Semua ini dapat
diperoleh melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta yang mana harus mendapat persetujuan dari Walikota. Tidak semua
pengelola parkir mendapat akta pendirian apabila mereka terlambat ataupun
tidak melakukan pembayaran retribusi parkir tepat waktu, maka izin usaha
mereka dapat dicabut. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta menpunyai peran dalam mengatur kelancaran administrasi dalam
perizinan yaitu dengan membuat Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah
(SRPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan Surat Tagihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Retribusi Daerah (STRD). Dimana untuk pengesahan ketiga surat tersebut
mengetahui Walikota Sebagai Kepala Daerah.
Dengan adanya kerjasama antara Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dengan pihak pengelola parkir, maka
untuk pelaksanaan apa yang dijadikan target oleh Pemerintah Kota Surakarta
dalam penataan perparkiran dapat dilaksanakan dan diimplementasikan.
Untuk lebih jelasnya bagaimana Strategi Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dilaksanakan dalam upaya untuk
menangai masalah perparkiran di Kota Surakarta dapat dijabarkan dibawah
ini.
C. Strategi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam Penataan Perparkiran
1. Meningkatkan Jumlah Satuan Ruang Parkir
Sebagai bentuk strategi pertama yang dirumuskan dan dilakukan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta yakni
dengan meningkatkan jumlah satuan ruang parkir di Kota Surakarta. Perlu
diketahui bahwa, pemenuhan jumlah satuan ruang parkir di Kota Surakarta
sekarang ini mengalami kekurangan. Mengingat semakin banyaknya arus lalu
lintas yang berkembang, maka akan sangat berpengaruh sekali dengan
permintaan akan area atau satuan ruang parkir yang dibutuhkan. sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Bapak Purwanto selaku Bendahara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta mengatakan bahwa :
“Strategi peningkatan jumlah satuan ruang parkir selama ini sudah dilakukan mas, mengingat kebutuhan akan ruang parkir yang kurang tadi, maka salah satunya dengan meningkatkan jumlah area parkir mas, seperti gedung parkir, dan pelataran parkir.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“UPTD sendiri telah merencanakan upaya yang dilakukan mas. Mulai dari pembangunan taman parkir, pelataran dan gedung parkir di pinggir-pinggir Kota Solo seperti letak di pinggir kota (rencana di Pasar Kabangan, Jongke dan Jurug) atau park and ride, serta yang sudah terlaksana di taman parkir alun-alun maupun di taman parkir Matahari Singosaren mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Senada dengan pernyataan diatas, juga di ungkapkan oleh Bapak
Chrisantus Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan
sebagai berikut:
“Perlu adanya peningkatan jumlah satuan ruang parkir mas, karena istilahnya agar tidak terjadi kemacetan di jalan-jalan supaya ruang-ruang parkir ditambah. Misalnya saja di Grand Mall mas, perlu adanya peningkatan ruang parkir yang cukup agar tidak terjadi luapan-luapan di tepi jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Mengenai strategi meningkatkan jumlah satuan ruang parkir ini Bapak
Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir C.V.
Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Itu kaitannya meningkatakan jumlah satuan ruang parkir tergantung dari niat Pemkot sendiri karena ruang parkir bisa terbentuk jika terjadi kebangkitan perekonomian di Kota Solo mas. Untuk memecahkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
masalah parkir perlu sekali mas untuk dibuat kantong-kantong parkir yang ada untuk menyediakan area parkir karena mengingat kondisi arus lalu lintas Kota Solo semakin padat sehingga mampu menyelesaikan permasalahan akan perparkiran ini mas. Akan tetapi, yang menjadi kendala disini mengenai masalah dana untuk pembuatan kantong parkir tersebut mas dan bagaiamana sistem penggunaannya sendiri mas. Untuk pelaksanaannya saya rasa bisa dilakukan ditempat-tempat strategis seperti Klewer, Ngarsopuro, GM, Jl. Sutowiyoyo itu kan sebetulnya untuk umum bukan untuk parkir sehingga sangat perlu sekali Pemkot untuk membuat kantong parkir karena mengganggu arus lalu lintas dan pelayanan umum. Terus disebelah barat GM, sebetulnya untuk akses umum tapi tercipta untuk lahan parkir begitu pula di Jl. Slamet Riyadi untuk akses pelayanan masyarakat tapi malah untuk parkir, kalo dari kami pengelola sangat perlu sekali untuk dibuat kantong parkir tapi ditempat-tempat tertentu yang terutama di event-event keramaian seperti di Sriwedari yang sering timbul event dadakan yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat dalam akses pelayanan umum karena adanya kegiatan parkir yang timbul dadakan tersebut mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua sebagai berikut:
“Ya perlu karena untuk penyesuaian mas, dengan bobot alat transportasi dan jumlah area parkir bisa terukur kapasitasnya, dan biarpun itu sudah dibuat tata ruang. Tetapi juga harus ada pengawasan juga, selain itu juga harus ada kesadaran antara juru parkir dan pengguna jasa parkir mas. Misalnya gini mas, pengguna jasa yang menggunakan kegiatan parkir yang tidak mau ditata mas. Ada tempat yang sudah penuh dan disuruh parkir agak jauh, akan tetapi karena alasan sebentar dan lain-lain. Ternyata masalah parkir bukan menjadi penyebab dari juru parkir tetapi juga dari pengguna jasa parkir. Selain itu, sebenarnya pihak UPTD juga sudah melakukan sosialisasi mengenai strategi ini kepada pihak pengelola mas dan perwakilan dari jukir, selain itu harus juga memikirkan dampaknya yang muncul dari, ekonomi, sosial mas. Kalo tidak boleh parkir di toko yang tidak menyediakan parkir, kan tidak semua toko memiliki lahan parkir sendiri mas, dan harus menyediakan tempat parkir sendiri. Contoh di Jl. Veteran Soto Gading yang tidak mempunyai lahan parkir sendiri mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dengan semakin banyaknya jumlah permintaan akan area untuk
kegiatan parkir, disinilah peran Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta sesuai dengan visi dan misinya dengan berupaya
menciptakan suasana arus berlalu lintas yang kondusif, aman, lancar, dan
rapi. Maka, kegiatan akan pemenuhan parkir sangatlah berpengaruh dan
menunjang dalam menciptakan suasana roda transportasi yang diharapkan
dengan upaya meningkatkan jumlah satuan ruang parkir. Sebagai wujud dari
upaya yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta, melakukan suatu bentuk program kegiatan dalam strategi ini
adalah pertama, Untuk sebuah bangunan yang ada di Kota Surakarta
diwajibkan untuk setiap ruang kegiatan yang ada juga menyediakan ruang
parkir sendiri. Kedua, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta membangun fasilitas parkir yang ada di luar badan jalan,
pembangunan fasilitas parkir ini bisa berupa taman parkir, pelataran, dan
gedung parkir.
Dalam upayanya pelaksanaan kegiatan tersebut, Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta mengalami hambatan yang
muncul di lapangan seperti hambatan untuk bangunan yang terlanjur
dibangun. Maka, susah diwajibkan untuk memiliki ruang parkir sendiri,
dengan begini cara yang dilakukan yakni sosialisasi bertahap dengan IMB
diperpanjang menjadi 5 tahun, selain itu harga tanah yang mahal sehingga
belum ada investor yang tertarik membangun sarana ruang parkir yang berada
di luar badan jalan. Untuk lebih jelasnya kegiatan yang dilakukan oleh Unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah sebagai
beikut:
a. Mewajibkan setiap ruang kegiatan untuk menyediakan ruang parkir
sendiri.
Sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dalam strategi yang pertama
yakni meningkatkan jumlah satuan ruang parkir, bahwa salah satu bentuk
program kegiatan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta adalah suatu bentuk kewajiban bagi setiap ruang
kegiatan yang muncul untuk menyediakan ruang parkir sendiri. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku Bendahara
pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta mengatakan bahwa:
“Prorgram kegiatan mewajibkan setiap ruang kegiatan untuk menyediakan ruang parkir sendiri sudah dilakukan oleh UPTD mas, hal ini dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan parkir, di Surakarta sendiri area parkir sudah terbatas maka setiap bangunan yang menimbulkan kegiatan parkir juga harus memiliki area parkir sendiri mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Dalam kegiatan ini dijelaskan bahwa untuk setiap bangunan baru yang
menarik dan membangkitkan perjalanan lalu lintas sehingga menimbulkan
permintaan parkir diwajibkan membangun fasilitas parkir sendiri sebagai
fasilitas pendukung kegiatan utamanya. Di Kota Surakarta program kegiatan
ini dapat dilihat seperti di Solo Grand Mall, Solo Square, ACACIA Hotel,
Callista Premier Hotel di Jl. Radjiman, Hotel Vape di Jl. Adisucipto, Bank
Indonesia, Solo Paragon, Solo Center Point di Jl. Slamet Riyadi. Di lain pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
setiap bangunan di Kota Surakarta diwajibkan membuat dokumen analisis
dampak lingkungan akan upaya untuk mendirikan suatu bangunan di Kota
Surakarta, dimana didalamnya mewajibkan adanya satuan ruang parkir. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator
Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Mulai sekarang ini mas, untuk mendirikan sebuah bangunan misal, hotel, toko, rumah sakit, atau pusat perbelanjaan, diwajibkan juga untuk membuat area parkir yang layak dan memenuhi aturan pembuatan bangunan mas. Jika tidak, maka IMB tidak akan didapat mas. Selain itu untuk mendirikan bangunan tadi juga harus melihat analisis dampak lingkungannya yang ada mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga di ungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Ya, sebagian sudah disediakan, tapi kan juga masih ada kendala-kendalanya mengenai ruang parkir itu mas. Kan ada istilahnya, dimana ruang parkir ada yang belum memenuhi seperti di Grand Mall yang masih belum cukup sehingga menimbulkan area parkir di luar sebagai akibat dari adanya luapan ke luar.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta sekaligus
pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
“Kalo kegiatan itu biasanya untuk wilyah yang sudah ada, misal di Manahan pas ada sepak bola kan tidak ada lahan parkir yang akhirnya meluap di jalan umum, seperti di gedung-gedung pertemuan di Batari itu tidak ada lahan parkir, disini yang dirugikan masyarakat umum yang lewat di jalan-jalan tersebut, belum semua kegiatan keramaian itu juga terdapat lahan parkir. Lalu dalam UDD Nomor 22 Tahun 2009 itu kalo dijabarkan bener-bener dari kata perkata itu, harusnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
memang begitu mas, minimal toko-toko itu memiliki lahan parkir sendiri mas, jadi untuk pendirian toko setelah tahun 2009 dari Pemkot sendiri kalo mengeluarkan izin juga harus melihat pendirian toko tersebut juga harus memiliki lahan parkir sendiri, dibawah tanah, atau diatas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Adapun tanggapan oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif dan
Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak pengelola parkir
C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua berikut ini:
“Memang seharusnya gitu mas. Kalo pengen ngurangi kemacetan lalu lintas di Kota Solo ini, lagian sebagian juga sudah terealisasikan mas. Artinya begini, mungkin itu berlaku untuk zona-zona tertentu yang terjadi karena adanya kenaikan tarif parkir yang nantinya akan mengcounter dari kepadatan area parkir di daerah tertentu. Contohnya saja di Benteng, dulu yang area parkirnya di trotoar sekarang sudah tidak diperbolehkan dan diwajibkan memiliki tempat parkir sendiri mas.” (Wawancara 10 November 2010, Pukul 17.03 WIB) Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wujud dari
suatu kewajiban akan ruang parkir bagi setiap bangunan yang ada dan muncul
di Kota Surakarta ini adalah dengan menciptakan satuan ruang parkir pula
dengan menilik akan analisis dampak apa yang akan ditimbulkan dari
pembangunan yang berlangsung tersebut terhadap permintaan parkir yang
nantinya juga akan berdampak terhadap arus lalu lintas yang ada di daerah
tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan ini Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta tidak bisa bekerja sendiri, maka dari itu
perlu adanya kerjasama dengan instansi-instansi terkait. Sebagai bentuk
kerjasama Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
yakni dengan bekerjasama dengan Satlantas, Unit Pelayanan Terpadu Kota
Surakarta yang mengeluarkan IMB, Dinas Tata Ruang Kota, Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pendapatan Daerah Kota, Pemangku Wilayah, dan Dinas Pekerjaan Umum
(DPU) Kota Surakarta.
Senada dengan pernyataan diatas diungkapkan oleh Bapak Joko
Pramono selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua sebagai
berikut:
“Kalau itu saya kira sudah dimulai untuk setiap ruang kegiatan menyediakan ruang parkir sendiri mas. Di jalan-jalan besar dan pertokoan besar sekarang sudah dimulai, misal saja contoh Luwes, Grand Mall, dan Bank-bank di Solo mas. Tetapi gini mas, toko-toko ini tidak memprediksi berapa jumlah pembeli yang datang, jika tempat parkir yang tidak cukup maka akan larinya ke luar lagi, sehingga akan menimbulkan masalah lagi mas. Misal dihari-hari tertentu mas, sudah bisa dilihat seperti di Jl. Kapten Mulyadi mas arus lalu lintas yang padat.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
b. Membangun fasilitas parkir di luar badan jalan (pelataran dan gedung
parkir)
Sesuai dengan apa yang dijabarkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2004 tentang Retribnusi Parkir Di Tepi Jalan Umum, dan Peraturan
Daerah Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Tempat Khusus
Parkir, serta Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 Tentang
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan di Kota Surakarta, Sebagai bentuk dan upaya
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta disini
adalah dengan membangun fasilitas parkir untuk umum yang berada di luar
badan jalan.
Pembangunan fasilitas parkir untuk umum ini dapat berupa taman
parkir, pelataran dan atau gedung parkir. Yang dimaksud dengan di luar
badan jalan antara lain pada kawasan-kawasan tertentu seperti pusat-pusat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
perbelanjaan, bisnis, maupun perkantoran yang menyediakan fasilitas parkir
untuk umum. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam membangun fasilitas di luar badan jalan (pelataran dan
gedung parkir) yakni dengan cara membuka dan menyediakan ruang parkir
khusus, seperti taman parkir, pelataran dan gedung parkir di pinggiran Kota
Surakarta akan disesuaikan dengan rencana rute dan koridor Bus Solo Trans.
Dimana rencana ini bersifat jangka menengah dan untuk tahun 2011
direncanakan akan dikajian terlebih dahulu.
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam merealisasikan program kegiatan ini melakukan bentuk kerjasama
dengan pihak lain, seperti Dinas Perhubungan, Dinas Tata Ruang Kota,
Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA), dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Kota Surakarta. Tujuan dari bentuk pembangunan fasilitas parkir di luar
badan jalan (taman parkir, pelataran dan gedung parkir) adalah untuk
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang akan menjadi beban lalu
lintas di jalan-jalan utama Kota Surakarta selain itu untuk memberikan ruang-
ruang parkir guna mengurangi kebutuhan akan parkir di badan jalan, sehingga
dampak yang timbul akibat lalu lintas yang berlebih di jalan-jalan utama Kota
Surakarta bisa dikurangi. Seperti yang selama ini terjadi akibat populasi
jumlah kendaraan yang ada yang akhirnya menyebabkan kemacetan,
kebisingan, pencemaran udara, tingkat kecelakaan lalu lintas yang meningkat
dan kebutuhan dan permintaan akan area untuk parkir yang meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Begitu pula dengan yang dikemukakan oleh Bapak Mudo Prayitno
selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Dengan semakin meningkatnya jumlah sarana dan prasarana transportasi di Kota Surakarta ini mas, kan pastinya juga akan berpengaruh dengan permintaan parkir yang meningkat. Jadi salah satu upaya yang dilakukan oleh UPTD perparkiran adalah dengan cara meningkatkan jumlah satuan ruang parkir di Kota Surakarta ini guna mengimbangi akan permintaan parkir yang meningkat tadi kan mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Di Solo mas, sekarang sudah dibangun tempat-tempat parkir seperti taman parkir di alun-alun ada 2 dan di Matahari ada 1. Setahu saya, sudah ada 5 taman parkir mas dan kalau bisa untuk ditingkatkan lagi mas ke depan.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta sekaligus
pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
“Ya itu sudah dilaksanakan, terutama ada tempat yang memungkinkan untuk parkir seperti Klewer, itu kan halaman Masjid Agung juga digunakan untuk parkir, Alun-alun Utara itupun fasilitas Keraton, tapi disini ada izin dulu untuk digunakan sebagai lahan parkir dan bekerjasama dengan pihak Keraton. Trus Ngarsopuro itu kalo dari pengelola yang mempunyai lahan parkir di Jalan Diponegoro dan Ronggowarsito, itu ada pendekatan dengan pihak Mangkunegaran untuk minta izin untuk lapangan Mangkunegaran digunakan sebagai lahan parkir. seandainya bisa masuk ke Mangkunegaran kan bisa mengurangi kemacetan dan kepadatan di Pasar Ngarsopura tidak akan terjadi, disini tinggal pendekatan antara pihak-pihak yang terkait mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Pernyataan tersebut ditanggapi oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun, kendaraan roda dua yang bependapat bahwa:
“Memang mas, pihak Pemerintah Kota Surakarta telah berupaya dengan mengatasi masalah permintaan parkir yang semakin bertambah di badan-badan jalan yakni dengan membangun area parkir tersendiri seperti pelataran parkir, taman parkir. Akan tetapi mas, tempat-tempat parkir tersebut dirasa masih sangat kurang dalam kuantitasnya. Maka, sekiranya perlu upaya pemerintah untuk menambah lagi mas.”(Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Menilik dari wawancara yang ada diatas dapat diketahui bahwa untuk
upaya Pemerintah Kota Surakarta dalam mengatasi masalah perparkiran
dengan cara membangun parkir di luar badan jalan seperti pelataran, taman
parkir, dan gedung parkir telah dilakukan dan sudah dalam rencana akan
ditambah lagi mengingat permintaan akan pemenuhan akan kebutuhan
perparkiran di Kota Surakarta semakin meningkat. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mendesaign taman parkir dan merupakan kriteria.
Adapun kriteria yang digunakan sebagai dasar dalam mendesaign tempat atau
pelataran parkir adalah sebagai berikut:
1) Rencana Umum Tata Ruang Daerah (RUTRD).
2) Keselamatan dan kelancaran lalu lintas.
3) Kelestarian lingkungan.
4) Kemudahan bagi pengguna jasa.
5) Tersedianya tata guna lahan.
6) Letak antara jalan akses utama dan daerah yang dilayani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Di lain pihak Bapak Joko Pramono selaku pengelola parkir Guyub
Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Kalau taman parkir sudah disediakan di pasar-pasar, itu merupakan taman parkir seperti di Alun-alun mas. Perlu diketahuai mas, dalam pembangunan pasar-pasar juga harus diikuti pembangunan taman parkir juga mas sehingga ada fasilitas parkir mas dan nantinya akan mengatasi masalah permasalah parkir sendiri.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Tata letak area parkir kendaraan dapat bervariasi, tergantung pada
ketersediaan bentuk dan ukuran tempat serta jumlah dan letak pintu masuk
dan keluar. Tata letak area parkir dapat digolongkan menjadi dua yaitu
sebagai berikut:
1) Tata letak pelataran parkir
Di Kota Surakarta dalam upaya untuk membangun suatu tempat parkir
berupa pelataran atau taman parkir harus sesuai dengan aturan-aturan
yang ditentukan oleh Pemerintah Kota Surakarta. Disebutkan disini Tata
letak pelataran parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut;
a) Pintuk masuk dan keluar terpisah dan terletak pada satu ruas jalan.
b) Pintu masuk dan keluar terpisah dan tidak terletak pada satu ruas.
c) Pintu masuk dan keluar menjadi satu dan terletak pada satu ruas jalan.
d) Pintu masuk dan pintu keluar menjadi satu terletak pada satu ruas
berbeda.
2) Tata letak gedung parkir
Parkir di luar gedung jalan yakni di gedung merupakan hal yang tidak
asing lagi di Kota Surakarta. Gedung parkir sangat efisien diterapkan
ditempat-tempat yang tingkat kesibukannya realtif tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Bagaimanapun gedung parkir mampu menangani permintaan dan harga
lahan yang tinggi. Dalam mendesaign suatu gedung parkir di Kota
Surakarta terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi dalam
pengembangan parkir di gedung parkir yaitu sebagai berikut:
a) Tersedia tata guna lahan;
b) Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang
berlaku;
c) Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan;
d) Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa
Dari wacana diatas yang telah dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dengan upaya membangun
fasilitas parkir di luar badan jalan seperti taman parkir, pelataran dan atau
gedung parkir yang telah dilakukan sekiranya telah membantu sedikit demi
sedikit untuk memecahkan masalah yang ada di Kota Surakarta ini yang
berkaitan langsung dengan perparkiran yang nantinya akan berpengaruh
terhadap kelancaran berlalu lintas di Kota Surakarta sendiri.
2. Mengoptimalkan Satuan Ruang Parkir yang Ada
Sebagai bentuk strategi yang kedua dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah dengan upaya
mengoptimalkan jumlah satuan ruang parkir yang ada selama ini. Upaya
peningkatan ditujukan bagi perangkat-perangkat jalan, satuan-satuan ruang
parkir yang berhubungan langsung dengan petugas parkir yang berada di
lapangan dalam upayanya mengatur sarana transportasi yang bergerak untuk
tidak menimbulkan kemacetan dalam berlalu lintas. Bapak Purwanto selaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
pembantu bendahara pengeluaran mengatakan bahwa di Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta mengatakan bahwa:
“Strategi mengoptimalkan satuan ruang parkir sebagaimana yang telah dilakukan oleh UPTD mas, yakni dengan jalan optimalisasi sejumlah satuan ruang parkir yang sudah ada di Kota Surakarta selama ini, seperti pelataran parkir, taman parkir, dan gedung-gedung parkir guna menunjang kegiatan perparkiran sendiri.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB)
Hal senada juga di ungkapkan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk strategi yang kedua ini yang telah dilakukan oleh UPTD antara lain dengan jalan optimalisasi ruang-ruang parkir yang telah ada untuk dimaksimalkan kermbali, misalnya saja mengenai rambu-rambu parkir, perbaikan akan marka parkir yang ada, dan renovasi pelataran, taman parkir yang sudah ada pula. Kalo sudah dioptimalkan mas, otomatis para petugas dilapangan maupun pengguna jasa dapat menaati dan menggunakannya sesuai dengan kapasistasnya tersebut mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Pernyataan tersebut sependapat dengan Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Ya mas, kita dari pihak UPTD juga dengan pihak pengelola melakukan kerjasama dalam upaya peningkatan satuan ruang parkir yang sudah ada ini mas. Dalam kerjasama ini dibentuk sebuah tim untuk mengendalikan potensi-potensi ruang parkir yang sudah ada dimana didalamnya terdapat rencana-rencana mengenai berapa satuan ruang parkir yang harus dioptimalkan kembali agar tidak terjadi luapan-luapan.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Dari pernyataan diatas mendapat tanggapan oleh Bapak Edi selaku
ketua ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir C.V. Karsa
Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Kalo di Solo di tempat-tempat tertentu itu untuk mengoptimalkan satuan ruang parkir yang ada sudah tidak memungkinkan lagi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
mungkin ke depan akan dimungkinkan dilakukan strategi ini mas, seperti sepanjang Jalan Radjiman Coyudan itu, dari depan Klewer sampai depan Matahari Singosaren itu kan sudah bermasalah semua karena sebelah kiri untuk roda dua dan sebelah kanan untuk roda empat, jadi untuk akses jalan cuma satu mobil. Untung satu jalur itu kalo dua jalur sudah parah sekali mas. Dulu depan Klewer itu ada parkir motor sering macet dan sekarang bebas parkir mulai lancar. Tapi, setelah Klewer habis mulai toko-toko emas itu boleh lahan parkir pasti macet, apalagi hari-hari besar mas, kemaren sudah ada solusi seperti zone-zone, untuk pembatasan area itu tapi baru wacana dan belum dilaksanakan.“ (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut diperjelas kembali oleh Bapak Warjito, selaku
pengurus aktif dan Sekretaris ASPARTA Kota Surakarta dan sebagai pihak
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan:
“Strategi pengoptimalkan satuan ruang parkir yang di lakukan oleh UPTD mas, banyak yang bisa dilihat dilapangan. Mulai dari kegiatan perbaikan marka-marka parkir, rambu lalu lintas yang ada maupun renovasi pelataran parkir. Selain itu juga upaya yang dilakukan UPTD seperti memperjelas batas parkir, perbaikan sudut parkir, dan kemiringan kendaraan untuk parkir mas.” (wawancara, 11 November 2010, Pukul 10.43 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Saya kira sudah optimal, kembali lagi ke lapangan mas, misalnya gini mas, suatu ruang parkir bisa dioptmalkan tapi pengguna jasanya tidak mau, contohnya yang bisa dioptimalkan cuma di depan toko saja mas, ditarik ke tempat yang jauh sedikit tidak mau, jadi suatu ruang parkir yang bisa difungsikan lebih dan agak jauh tidak dilakukan karena pengguna jasa parkir tidak mau menggunakannya dan bersap dua. Sehingga ruang tersebut tidak bisa dioptimalkan lebih jauh karena ulah pengguna jasa parkir sendiri mas, akhirnya menimbulkan kepadatan sendiri mas padahal diruang lain itu longgar dan tidak berguna mas. Jadi untuk pengoptimalan satuan ruang parkir harus lebih ditingkatkan lagi mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Dari pernyataan yang telah dikemukan tersebut bahwa upaya
pengoptimalan satuan ruang parkir yang telah ada sekira sudah bisa dilakukan
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta untuk
memperlancar kegiatan parkir yang dilakukan oleh petugas parkir yang
berada dilapangan sehingga dapat meminimalisir keruwetan dalam roda
transportasi di Kota Surakarta. Di lain pihak hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan strategi ini yang ditemui oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah adanya ruang parkir yang berada
di badan-badan jalan maupun yang berada di luar badan jalan, kapasitas
ruangnya tetap dan sulit sekali untuk ditingkatkan. Adapun program kegiatan
yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam strategi mengoptimalkan jumlah satuan ruang parkir yang
ada adalah sebagai berikut:
a. Redesaign marka parkir di badan jalan
Sebagai bentuk program kegiatan yang pertama dalam strategi yang
dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta yakni dengan melakukan redesign sejumlah marka-marka parkir
yang berada di jalan-jalan Kota Surakarta. Mengenai program kegiatan ini
dengan melakukan renovasi, perbaikan, pembenahan, dan pemantauan akan
keadaan marka-marka parkir yang ada di jalan-jalan Kota Surakarta yang
sekiranya telah mengalami penurunan fungsinya bagi pengguna jasa parkir
maupun pertugas parkir itu sendiri. Pernyataan tersebut sesuai yang
dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
mengatakan bahwa:
“Redesaign marka parkir di badan jalan mas, melakukan suatu kegiatan perbaikan, renovasi akan kegunaan marka-marka parkir yang ada di badan jalan Kota Surakarta untuk kelancaran kegiatan perparkiran mas. Mengingat kondisi dari marka-marka parkir yang tidak selamanya baik seperti pudar cat, tiang bengkok dan masih ada masalah lainnya mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Selama ini upaya perbaikan dan mendesaign ulang marka-marka
parkir di badan jalan Kota Surakarta telah Dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta seperti yang telah
terealisasikan di Jalan Suto Wijoyo, Jalan Suryo Pranoto, Jalan R. M.
Martadinata dan masih banyak lainnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Redesaign rambu-rambu parkir juga dilakukan oleh UPTD mas, karena melihat beberapa rambu-rambu parkir di pinggir Kota Surakarta sudah mengalami kerusakan seperti gambar pudar, tiang penyangga patah. Perlu kan diperbaiki untuk kelancaran lalu lintas juga mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB).
Begitu pula dengan apa yang diungkapkan oleh Bapak Chrisantus
Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai
berikut:
“Untuk kegiatan ini sudah dilakukan oleh UPTD mas. Perbaikan yang dilakukan mengenai perbaikan batas-batas parkir, rambu-rambu parkir, daerah mana yang boleh atau tidak untuk kegiatan parkir sepeda, sepeda motor maupun mobil.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Sudah dilakukan, seperti perbaikan garis untuk batas parkir. Tapi ya, sering satu tahun sekali baru dicat sering hilang batas parkir itu dan sudah menjadi wewengan UPTD setiap tahun untuk diperbaiki mas untuk batas parkir seperti sudut kemiringan juga mas. Saya kira kok pesimis dengan adanya marka itu kalo parkir itu tertib, karena perkembangan jumlah kendaraan yang semakin meningkat di Solo ini mas tidak seimbang dengan lahan parkir yang ada. Itu bagaimanapun sistem marka kalo tidak ada pembatasan terhadap mobil disuatu area parkir akan tetap bermasalah mas, apalagi di tempat-tempat kebangkitan ekonomi tadi seperti Jl.Slamet Riyadi, tempat gedung pertemuan. Untuk solusinya saya kira ada himbauan dari Pemkot untuk membangun gedung atau toko untuk memiliki lahan parkir sendiri mas, kalau tidak tinggal menunggu waktu 5 tahun kedepan Solo akan seperti Jakarta mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua sekaligus bependapat bahwa:
“Ya, memang dari pihak UPTD sudah berupaya dengan memperbaiki marka-marka parkir yang ada di badan jalan seperti di Jl. Diponegoro. Tapi, sekiranya mungkin urusan marka parkir lebih sering ditinjau akan kondisinya untuk diperbaiki dan jalan-jalan yang membutuhkan untuk dipasang kembali marka parkir.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Sudah dilakukan mas, seperti tempat untuk parkir. Memang UPTD melakukan kegiataaan itu dengan dinas terkait mas seperti Dishub. misal di Luwes dan ditempat tertentu dijalan yang sekiranya padat mas. Contoh di SMP 4 mas, sebenarnya di depan tidak boleh parkir, tapi juga ada kegiatan parkir mas. Akhirnya marka parkir itu dirobohkan oleh oknum-oknum tertentu mas. Padahal dititik tersebut meskipun diadakan kegiatan parkir tidak mengganggu mas, ini juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
harus menjadi perhatian sendiri dari UPTD mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari pernyatan tersebut upaya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dalam melakukan redesaign marka parkir yang
berada di badan-badan jalan Kota Surakarta telah dilakukan untuk sampai
sekarang ini dan perlu untuk ditingkatkan lagi demi mendukung kelancaran
dalam berlalu lintas. Di lain pihak dalam melaksanakan program kegiatan ini,
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
mengadakan semacam kegiatan kerjasama dengan dinas yang terkait seperti
Dinas Perhubungan, dan Satlantas Kota Surakarta.
b. Pemasangan marka parkir dan rambu lalu lintas
Untuk bentuk program selanjutnya dalam strategi pengoptimalan
satuan ruang parkir yang ada di Kota Surakarta, Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta melakukan jenis proram kegiatan yang
lain yaitu setelah adanya redesign marka parkir dan rambu parkir yang sudah
ada di Kota Surakarta, maka perlu adanya untuk upaya pemasangan marka
parkir dan rambu lalu lintas yang belum ada di Kota Surakarta itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan
di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang
Mengatakan Bahwa:
“Jalan-jalan di Solo yang belum ada rambu parkir di sini, UPTD melakukan kegiatan pemasangan marka atau rambu parkir mas. Seperti di Jl. Dr. Radjiman, depan Pasar Kadipolo, Jl. Dr. Radjiman, depan Matahari Singosaren, terus di Jl. Diponegoro dan masih banyak lagi mas. Dengan adanya program kegiatan pemasangan marka dan rambu parkir ini diharapkan kegiatan transportasi di lapangan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
berjalan lancar mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Mengenai kegiatan pemasangan marka parkir dan rambu lalu lintas mas, juga sudah dilakukan dan perlu untuk ditingkatkan lagi. Sebagai contohnya saja mas seperti di Moewardi dan PGS yang dipasang marka parkir untuk pelarangan kegiatan parkir mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Mengenai program kegiatan pemasangan marka parkir dan rambu lalu
lintas Bapak Edi selaku ketua ASPARTA dan pengelola parkir C.V. Karsa
Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Itu ya, sementara sudah berjalan, seperti larangan parkir, akan tetapi istilahnya dalam tanda kutip ada pihak-pihak kalo tanda larangan parkir itu dipasang untuk sisi seperti bisnis marka tersebut menimbulkan kerugian. Maka, tanda larangan itu dicabut, jadi kalah untuk sisi bisnis. sekarang yang “in” itu depan Parangon, kan ada Hoka-hoka Bento atau rumah makan baru, Jl. Yosodipuro, itu kan sudah dua jalur disitu rame sekali dan tidak menyediakan lahan parkir, dan setiap malam macet terus karena menggunakan Jl. Yosodipuro depan Paragon itu sebagai lahan parkir. Kalo, dari pandangan kami mungkin harus dikasih tanda larangan parkir mas. Kan sudah ada Undang-undang dimana dalam mendirikan rumah makan juga harus ada lahan parkir sendiri, akhirnya yang dirugikan masyarakat sendiri karena kemacetan mas. Itu yang baru-baru kami liat di Hoka-hoka Bento mas, mungkin disini Pemda hanya ngasih izin dan izin. Tapi, dampak dari munculnya rumah makan itu masyarakat yang dirugikan, untuk perjalanan tidak nyaman dan kemacetan mas. Jadi harus memiliki lahan parkir sendiri mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut juga dikuatkan oleh Bapak Warjito, selaku
Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua yang bependapat
bahwa:
“Selama ini pemerintah Kota Solo melalui UPTD telah melakukan upaya pemasangan marka-marka parkir ditempat-tempat yang selama ini belum terpasang mas, dengan adanya pemasangan marka parkir itu, tentunya secara langsung memudahkan petugas parkir maupun pengguna jalan itu sendiri mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Kembali pembenaran juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono
selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan
bahwa:
“Untuk pemasangan parkir sudah dilakukan mas oleh UPTD, misalnya tentang marka harga parkir, jika ditarik lebih kan bisa berdebat mas mengenai tarikan tarif ini, contoh saja di Luwes mas, dan mungkin juga berdampak pada jukir mas, karena adanya marka parkir ini akan lebih tertib dalam kegiatan parkir ini.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Perlu diketahui bahwa yang dinamakan rambu atau marka parkir
adalah perlengkapan jalan yang berfungsi untuk memberikan informasi
kepada pengguna jalan baik berupa pentunjuk, peringatan maupun larangan.
Disebutkan disini mengenai berbagai macam rambu dan marka parkir yang
dimaksud meliputi:
1) Rambu dan marka larangan parkir dan larangan berhenti
Rambu ini berfungsi untuk menyatakan larangan berhenti dan larangan
parkir bagi semua kendaraan dan pemakai jalan.
2) Rambu dan marka papan tambahan
Rambu yang berfungsi untuk petunjuk, peringatan, larangan atau perintah
yang hanya berlaku untuk waktu-waktu, hari-hari, jarak-jarak dan jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
kendaraan ataupun perihal lainnya sebagai hasil manajemen dan rekayasa
lalu lintas.
3) Rambu dan marka petunjuk tempat parkir
Rambu yang berfungsi untuk menunjukkan sepasang sisi jalan dimana
rambu tersebut ditempatkan dapat digunakan untuk parkir kendaraan atau
alat transportasi lainnya.
Dari hasil wawancara, dalam pemasangan marka parkir dan rambu
lalu lintas yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta selama ini sudah dilakukan dengan prosedur yang
sesuai dan dalam melakukan kegiatan tersebut dibentuk kerjasama dengan
Dinas yang terkait dengan kepentingan tersebut, adapun bentuk kerjasama
yang dilakukan yakni dengan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, dan
Satlantas Kota Surakarta.
c. Redesaign Pelataran dan Taman Parkir
Sebagai bentuk program kegiatan berikutnya adalah mengenai
redesaign pelataran dan taman parkir yang dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Kegiatan yang dilakukan
adalah melakukan renovasi, perbaikan akan pelataran dan taman parkir yang
ada di Kota Surakarta. Bapak Purwanto selaku pembantu bendahara
pengeluaran beranggapan bahwa di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta:
“UPTD telah berupaya melakukan kegiatan perbaikan, renovasi akan pelataran dan taman parkir di Kota Surakarta mas, perbaikan ini dilakukan untuk tetap memberikan fungsi dan kegunaan dari adanya pelataran dan taman parkir di Kota Surakarta sendiri guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
memberikan fasilitas area parkir bagi masyarakat Kota Surakarta agar tidak selalu melakukan kegiatan parkir di badan jalan mas. Perlu disadari mas, bahwa kondisi akan pelataran dan taman parkir di Kota Surakarta tidak selalu dalam keadaan bagus dan baik untuk kegiatan parkir mas, maka dari itu perlu adanya renovasi ini untuk tetap memberikan fungsi bagi pelataran parkir dan taman parkir ini mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Selama ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta telah melakukan redesaign pelataran dan taman parkir, seperti yang
telah dilakukan di Pelataran Parkir Pasar Klitikan Notoharjo. Dalam
pelaksanaan program kegiatan ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta melakukan kerjasama dengan Dinas terkait,
seperti Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan Daerah, Dinas Tata Ruang
Kota, dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang
Mengatakan Bahwa:
“Pelataran, taman parkir, dan gedung parkir yang ada mas. Kan, tidak selamanya dalam kondisi bagus dan baik. Pastinya kan ada kerusakan-kerusakan yang ada. Maka dari itu, UPTD melakukan kegiatan ini, untuk pengoptimalan tempat-tempat parkir yang ada itu mas, supaya tetap bisa digunakan.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo, Koordinator
Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Perlu sekali mas, untuk kegiatan perbaikan pelataran dan taman parkir. Mengapa? hal ini sudah jelas mas, karena untuk peningkatan-peningkatan yang baik seperti itu, secara langsung akan berpengaruh terhadap penataan parkir yang baik pula agar tidak terjadi kemacetan pula. Hal ini kan juga membuka ruang parkir tersendiri mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Sudah, untuk taman-taman parkir memang ada solusi dari Pemkot mas, seperti di Klewer itu ada taman parkir, karena parkir dijalan umum ada dampak kemacetan mas. Jadi, ini salah satu solusi Pemerintah dengan pendekatan dengan pihak-pihak yang memiliki lahan dalam bentuk kerjasama untuk mengurai masalah kemacetan ini mas. Seperti taman parkir-taman parkir Pasar Legi, itu pun dengan Undang-undang yang baru ini haknya UPTD parkir menjadi haknya Dinas Pengelola Pasar karena itu kan istilahnya lahan milik Pasar Legi. Memang membantu sekali dalam mengurai kemacetan mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito, selaku
pengurus aktif dan Sekretaris ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan:
“Gini mas, dari berbagai sarana pelataran, taman parkir, kan ada kondisinya yang semakin lama semakin buruk dan diperlukan suatu renovasi kembali agar kelangsungan fungsi dari fasilitas tersebut bisa digunakan secara terus menerus mas. Kalo ndak ada renovasi, ya..bisa di bilang tamat nanti fungsinya kan mas.” (wawancara, 10 November 2010, Pukul 10.46 WIB) Pernyataan tersebut dikuatkan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Saya kira perbaikan harus ada mas,karena itu juga sebagai sarana dan service dari pengguna jasa parkir yang ada di Kota Solo dalam akses parkir ini mas. Jadi untuk penataan ini perlu sekali dilakukan mas dan menjadi tanggung jawab dari kami mas baik UPTD maupun pengelola mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari apa yang telah dikemukakan dalam pernyataan tersebut, dapat
diketahui bahwa sesuai dengan rencana aksi yang dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
disebutkan mengenai rencana pembukaan ruang khusus parkir di luar badan
jalan yakni berupa pelataran, taman parkir dan gedung parkir, dan perlu juga
adanya renovasi, perbaikan akan pelataran, taman parkir, dan gedung parkir
yang sudah ada untuk bisa dimanfaatkan kembali sebagai sarana alternatif
untuk pemenuhan permintaan akan parkir di Kota Surakarta sendiri sudah
dilakukan dan perlu adanya peningkatan kedepan.
3. Mengurangi Jumlah Permintaan parkir
Strategi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam upaya menekan para pengguna jalan untuk melakukan
kegiatan parkir yakni dengan jalan mengurangi jumlah permintaan parkir
yang semakin meningkat. Pengurangan ini dilakukan seperti apa yang
dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran
di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta :
“Dari tahun ke tahun mas, jumlah permintaan akan parkir di Kota Surakarta selama ini semakin meningkat mas, untuk itu perlu adanya suatu strategi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menekan jumlah permintaan akan parkir yang ada tersebut. Disini UPTD sudah melakukan beberapa program kegiatan baik yang sudah dilakukan maupun baru dalam sebuah rencana saja, seperti zoning parking, tarif parkir di badan jalan lebih mahal bila dibandingkan di luar badan jalan, peningkatan pelayanan umum, dan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki di Kota Surakarta mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Dalam pelaksanaan strategi ini, dimana yang menghambat dalam
strategi ini adalah jumlah kendaraan pribadi yang cukup tinggi, pelayanan
angkutan yang kurang baik, serta akses bagi pejalan kaki maupun kendaraan
tidak bermotor terbatas. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Bapak Mudo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Strategi mengenai mengurangi jumlah permintaan parkir di Kota Surakarta sekarang ini sudah digalakkan mas, meski masih ada beberapa program kegiataan yang masih direncanakan dan menunggu Keputusan dari pusat dan menunggu RAPERDA mas. Hal ini perlu dilakukan karena permintaan parkir semakin hari semakin bertambah saja, maka perlu adanya yang mengatur hal tersebut mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal senada juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Kita perlu mas untuk mensosialisasikan ke masyarakat untuk lebih tidak menggunakan kendaraan pribadi, misal jika ada kendaraan yang lebih dirumah, ya..jangan digunakan semua mas, selain itu masyarakat diharapkan untuk lebih memanfaatkan fasilitas umum yang tersedia mas. Dengan begitu secara tidak langsung akan mengurangi permintaan parkir kan mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Di Kota Surakarta sendiri jika permintaan parkir telah melampaui
penyediaan ruang parkir, yang ditandai dari banyak pelanggaran terhadap
parkir ditempat yang seharusnya tidak boleh parkir, Atau banyaknya parkir
ganda. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu diambil langkah-langkah
untuk mengendalikannya. Mengenai satrategi mengurangi jumlah permintaan
parkir Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Kalo wacana itu selama ini Pemkot memang harus melakukan suatu terobosan baik bekerjasama dengan instansi-instansi terkait mas, harus berembuk satu meja dan tidak satu pihak, baik Dishub, Kepolisian, Dinas Pariwisata mungkin yang berkaitan dengan kelancaran lalu lintas untuk berembuk bersama mas. Dimana selama ini tidak ada pembatasan mas dari kendaraan sendiri dimana ruang parkirnya hanya itu-itu aja dan tidak ada penambahan. Jadi, akhirnya tinggal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
menunggu waktu aja mas, kita liat aja malam minggu di Slamet Riyadi mas, mulai masuk Pasar Ngarsopuro, jadi kegiatan parkir itu mulai dari Prapatan Gendengan sampai GM itu macet, apalagi di Sriwedari ada envent mas udah macet pol. memang saya rasa perlu untuk mengurangi jumlah permintaan parkir dititik tertentu mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Dari pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito,
selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta
sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub Rukun bependapat bahwa:
“Mengenai pengurangan jumlah permintaan parkir mas, dari pengelola sebenarnya kurang begitu bagus mas. Dalam arti dengan adanya pengurangan ini maka pendapatan dari parkir akan turun mas, dilain pihak kita harus menyetorkan yang sama. Jadi untuk strategi ini perlu untuk dikaji dulu, tapi kalo toh itu sudah menjadi keputusan mau tidak mau harus dilaksanakan mas. Tetapi memang kami benarkan jika pengurangan ini berjalan dengan baik pasti akan berpengaruh dalam penataan parkir di Solo ini mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Permintaan parkir itu disesuaikan dengan kondisi yang ada, jika tambah berarti ada kegiatan parkir disitu mas. Minimal tetap mas, jadi aktivitas di Kota Solo turun mas, itu bisa menjadi tolok ukur. Contoh di Banjarsari dulu jukir sekitar 12 atau 20 setelah PKL pindah ke Notoharjo sebenarnya disana belum ada kegiatan parkir maka disana akan mencul kegiatan baru bahkan kurang jukir mas. Di lain pihak disini kurang, tetapi orang 20 ini mencari kegiatan parkir baru seperti toko-toko baru yang muncul mas. Jadi memang untuk permintaan parkir ini sulit untuk menguranginya mas, akan tetapi sudah ada upaya dari UPTD mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari wawancara tersebut dapat diketahui pengendalian utama yang
sejauh ini telah dibahas adalah mengenai ruang atau tempatnya. Akan tetapi
harga dan biayanya adalah penting juga mengingat pengendalian tersebut
dapat digunakan secara bersama agar penawaran ruang parkir yang tersedia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
dapat disesuaikan dengan permintaan. Parkir dikendalikan melalui suatu
kombinasi atas pembatasan-pembatasan ruang, waktu dan biaya. Selain itu
perlu juga pengendalian akan permintaaan akan parkir yang semakin
meningkat pada titik-titik parkir tertentu untuk meminimalisir kemacetan lalu
lintas.
Dalam upaya strategi mengurangi jumlah permintaan parkir yang ada
di Kota Surakarta yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta antara lain dengan melakukan program kegiatan
zoning parkir, tarif parkir di badan jalan lebih mahal bila dibandingkan di
luar badan jalan, peningkatan pelayanan angkutan umum, dan peningkatan
akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki. Berikut dapat
dijabarkan antara lain:
a. Zoning parkir
Program kegiatan Zoning Parkir, merupakan suatu bentuk kegiatan
yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam mengurangi jumlah permintaan parkir dengan jalan
memberikan zone-zone dititik-titik parkir untuk dijadikan tempat yang bebas
akan kegiatan parkir. Di dalam perencanaan tahun ini Pemerintah kota
Surakarta telah membuatkan dasar hukum dan RAPERDA yang berkaitan
dengan Zoning parkir ini. Seperti apa yang dikemukakan oleh Bapak
Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta :
“Untuk program kegiatan zoning parking di Kota Surakarta, setahu saya baru dalam perencanaan mas, dan menunggu RAPERDA turun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
mas. Mungkin tahun depan akan dilakukan mas, Sekiranya ke depan jika zoning parkirng ini diberlakukan, saya rasa hanya titik-titik tertentu saja mas, misal untuk Jalan Nasional ataupun Jalan Propinsi. Dalam penentuan zoning parkirng ini akan melihat dulu kondisi area dan arus lalu lintas yang ada. Zoning parkir dilakukan juga berdasarkan tarif tertentu, misal untuk dititik zoning parking digunakan tarif parkir yang lebih mahal mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudo Prayitno selaku Koordinator
Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk kegiatan Zoning Parking ini mas, masih dalam proses perencanaan dulu. Masih perlu ada RAPERDA, masih digodok dasar hukumnya dulu mas, tetapi jika kegiatan ini dilakukan besok, maka akan ada zone-zone parkir di Surakarta ini mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Untuk zone parkir ya mas, setahu saya ini baru dibahas dan belum dilaksanakan di Surakarta ini, mungkin tahun depan mas baru bisa dilaksanakan.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Program kegiatan zoning parkir, seperti apa yang diutarakan oleh
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola parkir C.V.
Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Wacana sudah mas, tapi belum dilaksanakan mas. Ya dari sisi ketertiban akan lebih tertib dan mengurangi pendapatan dari petugas parkir sendiri mas. dengan adanya zoning parkir ini mas adanya perbedaan tarif parkir, untuk wacana ini saya lebih cocok mas, jadi memang pusat-pusat bisnis ini nanti akan dikenai tarif yang lebih tinggi mas jadi masyarakat akan lebih berfikir lagi mas untuk menggunakan jasa parkir ditempat yang kena zoning parking ini mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Setahu saya untuk zone parkir di Solo ini baru akan direncanakan dan baru sebatas wacana saja mas, kalo toh besok akan diterapkan, kami dari pihak pengelola mengikuti aturan main saja mas. Toh kan yang berkepentingan itu diatas sana mas, tapi yang saya denger itu kayaknya yang akan dibikin jalan untuk Propinsi mas yang dibuat zona bebas parkir, selain itu juga pengaruh suatu daerah parkir tertentu mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Pernyataan di atas diperkuat lagi oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Belum mas, untuk zoning parking ini belum dilaksanakan, karena baru mau diterapkan dan menunggu PERDA dulu dan perlu dibicarakan dulu mas, daerah-daerah mana yang akan dibuat zona mas. Misalnya di Pasar Gede, Jl. Suryo Pranoto, Coyudan, Klewer. Karena akan menentukan tarif mas yang nantinya berpengaruh terhadap setoran ke Pemkot, juga perlu dikaji sehingga tidak terjadi kesalahan mas. UPTD bisa bekerjasama dengan ASPARTA dan pihak akademis bisa digunakan untuk pengawasan. Terus jika kedepannya akan diberlakukan berpengaruh terhadap penataan parkir mas, dengan penentuan tarif yang sekian yang ada di zona parkir maka akan memberikan suatu pengertian kepada masyarakat dan pengguna jasa parkir berfikir kalo untuk ke tempat-tempat tertentu akan lebih mengingat tarif yang ada di zona tersebut misalnya di zona parkir mobil Rp. 3000 dibanding tempat lain yang tidak masuk zona lebih memnggunakan tempat lain saja. Secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap arus lalu lintas mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Dari penyataan yang telah dikemukan tersebut bahwa untuk
pelaksanaan zoning parkir di Kota Surakarta ini baru sebatas rencana dan
masih ada perdebatan di Pusat mengenai mana saja daerah yang akan di buat
zona parkir ini. Dalam pembuatan Peraturan Daerah juga disebutkan
mengenai penggunaan tarif parkir yang berbeda disetiap zone-zone parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
yang sudah ditentukan. Dimana dikatakan bahwa semakin dekat dengan pusat
parkir akan dikenakan tarif parkir yang lebih mahal bila dibandingkan dengan
tarif tempat lain. Dengan diadakan perbedaaan akan tarif ini sekiranya akan
membantu Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam rangka mengurangi jumlah permintaan parkir.
Sebagai salah satu contoh penggunaan tarif parkir yang berbeda
dengan zone ini misalkan saja di Solo Grand Mall di badan jalan akan lebih
mahal tarif parkirnya bila dibandingkan dengan parkir di dalam gedungnya
sendiri. Maka akan secara langsung mengurangi jumlah permintaan parkir di
badan jalan tersebut dan pengguna jasa parkir akan lebih memilih
menggunakan jasa parkir di dalam gedung tersebut, sehingga arus lalu lintas
akan lebih lancar. Pernyataan yang sesuai dengan Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Penggunaan zoning parkir ini nantinya mas, akan lebih difokuskan ke jalan-jalan pusat Kota Surakarta yang menjadi urat nadi transportasi dan jalan-jalan yang nantinya akan dijadikan Jalan Propinsi. Dimana akan diterapkan sistem tarif parkir yang berbeda di setiap zoning parkir yang ada. Hal ini dilakukan untuk memberikan pengertian kepada pengguna jasa parkir lebih memilih parkir ditempat parkir seperti gedung, dan tempat khusus parkir bila dibandingkan dengan di badan-badan jalan Kota Surakarta”. (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Hal yang sama diungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Zone parkir ini nantinya akan diterapkan di jalan-jalan yang nantinya akan dijadikan sebagai Jalan Propinsi maupun Jalan Nasional, dengan adanya zone parkir ini, akan memberikan batasan-batasan mengenai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
kawasan mana saja yang akan disterilkan dari kegiatan parkir mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito, selaku
Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Sebenarnya mas, kami dari para pihak pengelola kurang begitu setuju dengan rencana Pemkot Solo dalam menentukan zona bebas parkir ini mas, karena dengan adanya zone ini akan mengurangi pendapatan dari kami karena adanya zone bebas parkir ini mas. Tapi mau dikata apa mas, kami mau tak mau harus mengikuti aturan main yang sudah ditentukan tersebut mas. Kalo toh juga untuk penantaan parkir mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Dari pernyataan yang dikemukakan tersebut mengenai penerapan
zoning parkir sekiranya untuk lebih dikaji lebih dulu apa yang akan menjadi
dampak positif maupun dampak negatifnya, jangan sampai setelah penerapan
zoning parking ini nantinya tidak memecahkan masalah akan tetapi malah
menambah masalah sendiri. Di lain pihak dalam program kegiatan zone
parkir ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
bekerjasama dengan Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan Daerah, dan
Dinas Tata Ruang Kota Surakarta untuk pelaksanaan kegiatan dilapangan.
b. Tarif parkir di badan jalan lebih mahal di bandingkan di luar badan jalan
Penggunaan program kegiatan sistem tarif parkir di badan jalan lebih
mahal bila dibandingkan dengan di luar badan jalan, dengan
mempertimbangkan yang perlu diambil oleh Pemerintah Daerah Kota
Surakarta dari retribusi parkir ini ataupun pengembang yang memiliki
ataupun mengusahakan tempat parkir adalah bagaimana menetapkan tarif
parkir yang paling tepat, tidak terlalu murah ataupun terlalu mahal. Bapak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Dalam program kegiatan tarif parkir di badan jalan lebih mahal bila dibandingkan di luar badan jalan, perlu untuk dilakukan mas, untuk menekan permintaan parkir yang selama ini di badan jalan yang semakin banyak yang menimbulkan kesulitan dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta. Bisa dilihat di Jalan Samet Riyadi mas, program ini diharapkan menjadi suatu terobosan untuk menata dan memberikan pengertian kepada masyarakat Kota Surakarta untuk melakukan kegiatan parkir ditempat parkir khusus mas. dengan adanya program kegiatan ini arus transportasi kan lebih lancar mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Dengan menggunakan pendekatan ekonomi dapat ditetapkan tarif
parkir yang paling optimal, sehingga retribusi parkir ini dapat digunakan
sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan asli daerah tetapi juga sebagai
alat untuk mengendalikan penggunaan kendaraan yang ada di Kota Surakarta.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2004
Tentang retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum, bahwa besarnya retribusi parkir
di tepi jalan umum dan insidental dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Tarif Retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum dan Insidental
Kota Surakarta Tahun 2010 (Tahun Perencanaan 2009)
No. Jenis Kendaraan Tarif Sekali Parkir 1. Sepeda Rp. 300,- 2. Andong/Dokar Rp. 500,- 3. Sepeda Motor Rp. 500,- 4. Mobil Penumpang/Pick up/Taxi Rp. 1000,- 5. Bus Sedang/Tuk Sedang Rp. 1.500,- 6. Bus Besar/Truk Besar Rp. 3.000,-
Sumber : Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun
2004 Tentang retribusi Parkir Di Tepi Jalan Umum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
Dengan adanya penetapatan tarif yang sudah ditentukan maka, akan
memberikan batasan kepada para pengelola maupun petugas parkir untuk
tidak meningkatkan tarif sendiri. Dalam program kegiatan ini masih
berhubungan dengan program kegiatan zoning parking, dimana untuk
peningkatan tarif disini akan diperlakukan pada zone parkir tertentu dan tidak
semua titik jalan akan sama. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Mudo
Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk tarif parkir di badan jalan akan diupayakan lebih besar daripada di luar badan jalan mas, hal ini untuk menekan para pengguna parkir yang sering lebih memilih di badan jalan. Selain itu, penggunaan kegiatan ini juga dilakukan pada zone-zone parkir tertentu.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Untuk tarif parkir ini, setahu saya sama saja mas. Hal ini juga tergantung akan waktu penggunaan fasilitas parkir, misalnya gini mas, 2 jam pertama akan kena 500 dan jika kelebihan satu jam akan ada peningkatan tersendiri mas. Akan tetapi, jika memang penggunaan tarif di badan jalan akan lebih mahal bila di luar badan jalan saya setuju mas, dalam arti dengan keadaan itu, maka memungkinkan para pengguna kendaraan akan mencari tempat parkir yang lebih murah, dan secara tidak langsung akan ada dampak terhadap lalu lintas kan mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Saya kira untuk pelaksanaan sama aja mas, cuma oknum-oknum petugas parkir. Sekarang kan ada pemilahan kalau di gedung-gedung pertemuan yang tarifnya lebih dari Perda karena kaitannya dengan kelebihan jam parkir itu mas, 2 jam pertama 1000 jam berikutnya sudah kelipatannya mas. Jadi, aturan lamanya parkir kaitannya dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
mahalnya kegiatan parkir mas. Kemarin wacana sudah ada, karena regulasi untuk dibadan jalan dan diluar badan jalan itu patokannya belum ada yang resmi, kami sendiri belum tau mana yang termasuk di badan jalan dan mana yang diluar badan jalan sepengetahuan kami parkir dijalan itu ya dibadan jalan mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Memang dulu sama saja mas, karena dulu yang memiliki kewenangan adalah UPTD, tapi sekarang sudah diberlakukan tarif yang berbeda mas, yang masih dibahas di Pusat mengenai zone parkir juga akan berkaitan dengan kenaikan tarif ini mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Pernyataan yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono
selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan
bahwa:
“Mengenai kegiatan ini setau saya sama saja mas untuk sampai saat ini dan mungkin kedepan Pemkot Solo akan melakukan. Di tepi jalan umum kan sekarang rata-rata sudah diberlakukan tarif 1000 mas. Ada kan jukir yang bagus mas. Di kasih 1000 tapi dikembalikan 500. Dari pihak pengguna jasa sendiri terkadang memberikan lebih karena pelayanan yang bagus atau simpatik gimana mas. Jadi untuk ini memang sudah dilakukan mas seperti di Grand Mall, dan jalan besar di Solo mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk penerapan
tarif parkir di badan jalan akan lebih mahal bila di luar badan jalan memang
harus dilakukan, hal ini dikarenakan jumlah permintaan parkir selama ini
meningkat dan menyebabkan badan jalan digunakan untuk sarana kegiatan
parkir, sehingga dampak yang terlihat menyebabkan arus lalu lintas yang
ruwet. Maka dari itu perlu untuk dilakukan agar mengurangi jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
permintaan parkir di badan jalan selama ini. Dalam program kegiatan zone
parkir ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
bekerjasama dengan Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan Daerah, dan
Dinas Tata Ruang Kota Surakarta untuk pelaksanaan kegiatan dilapangan.
c. Peningkatan pelayanan angkutan umum
Upaya peningkatan pelayanan angkutan umum juga perlu dilakukan
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Perlu
disadari bahwa dengan adanya kualitas peningkatan pelayanan angkutan
umum secara langsung akan berpengaruh terhadap iklim transportasi yang
ada di Kota Surakarta. Dimana dengan adaya peningkatan pelayanan
angkutan umum ini akan memberikan dampak yang nyata bagi para pengguna
jalan untuk lebih menggunakan angkutan umum dalam kegiataannya dari
pada menggunakan kendaraan pribadi. Bapak Purwanto selaku pembantu
bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Peningkatan pelayan umum telah diupayakan oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan memunculkan salah satunya BST mas, ke depan akan dibuka koridor-koridor baru untuk BST mas, sehingga diharapkan masyarakat Kota surakarta akan lebih memanfaatkan sarana umum tersebut dan akan mengurangi permintaan akan parkir secara tidak langsung mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Pernyataan diatas dibenarkan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
“Salah satu bentuk upaya meningkatkan pelayanan angkutan umum banyak mas, salah satunya dengan membangun Bus Solo Trans, yang nantinya secara tidak langsung mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di Kota Surakarta ini mas. Ujung-ujunge kan, permintaan parkir berkurang, mas” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Ya kalau dengan adanya peningkatan pelayanan umum ini mas, itu kan secara langsung akan berpengaruh terhapat jumlah kendaraan yang akan berlalu lintas di Solo ini, dan dengan itu penataan akan parkir lebih ringan, karena berkurang tadi mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Selama ini dari kami secara pribadi pelayanan angkutan umum ini kurang efektif karena jumlah selternya masih kurang, karena masyarakat Solo sendiri pengen lebih praktis mas. Mungkin kedepannya lebih ditambah lagi dalam pembangunan selter-selter BST untuk memudahkan masyarakat Kota Solo dalam menggunakan sarana transportasi umum. jika nanti ke depan adanya peningkatan akan pelayanan angkutan umum ini, saya yakin mas juga akan berpengaruh terhadap penataan parkir yang lebih tertib dan kelancaran lalu lintas bisa tercipta, dilain pihak pendapatan jukir memang akan berkurang.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Bapak Warjito, selaku
Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pihak
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Ya, sedikit banyak mengurangi pendapatan parkir. Artinya disisi lain dari pihak lelang atau tunjukan, sedikit banyak mengurangi nominal mas. Kan ada batas dari halte mas, misal dari dulu 8 meter dan menjadi lebih kecil otomatis ruang parkir berkurang. Artinya begini mas, itu kan menjadi kebijakan Pemkot yang punya kewenangan di Kota Solo ini. Ya kita harus menyesuaikan apa yang ada dilapangan mas. Tapi memang kami sadari meski sedikit adanya peningkatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
pelayanan umum ini seperti Bus Trans Solo memberikan dampak bagi penataan parkir di Kota Solo ini mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Saya kira itu kalau kebijakan pemerintah ya saya dari pengelola menerima saja mas. Kan sebagai masyarakat Kota Solo juga harus melakukan program Pemkot. Meski dilain pihak bagi pengelola mengalami dampak yang ada seperti pengurangan jumlah pendapatan mas, selain itu juga juru pakir, karena lahan itu berkurang dan pendapatan berkurang dan berpengaruh setoran ke PAD. Tetapi gini mas, memang perlu dikaji lagi dan disosialisasikan mengenai peningkatan BST ini kedepan jika ingin mengatasi masalah penataan perparkiran di Kota Solo mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa di Kota Surakarta,
sekarang ini mulai dibangun BST koridor pertama dengan trayek Palur ke
Kartasura, selain itu sudah direncanakan pula akan dioperasikan juga koridor-
koridor trayek lain. Hal ini bertujuan dengan semakin munculnya berbagai
koridor ini memberikan dampak bagi masyarakat Kota Surakarta untuk lebih
memanfaatkan pelayanan angkutan umum daripada menggunakan kendaraan
pribadi sehingga secara langsung akan mengurangi jumlah permintaan parkir
yang ada di Kota Surakarta.
Dalam melakukan kegiatan peningkatan pelayanan angkutan umum
ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
melakukan kerjasama dengan Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Dinas Tata
Ruang Kota, Badan Perencanaan Daerah, dan Dinas Pekerjaaan Umum Kota
Surakarta sehingga kegiatan yang dilakukan dapat berjalan dengan apa yang
sudah direncanakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
d. Peningkatan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki
Peningkatan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki
merupakan program kegiatan dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dalam mengurangi permintaan parkir di Kota
Surakarta. Seperti apa yang telah dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku
pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Program kegiatan peningkatan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki ini dilakukan dengan renovasi akan akses jalur lambat yang ada di Kota Surakarta yang sudah beralih fungsi, pembangunan City walk, hal ini dilakukan untuk memberikan ruang bagi kendaraan tidak bermotor dan pengguna jalan kaki mas. Akan tetapi yang menjadi masalah disini area-area tersebut telah berubah fungsi mas, inilah yang menjadi PR bagi Pemerintah Kota Surakarta dan masyarakat Kota Surakarta sendiri.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Dengan adanya peningkatan ini sekiranya dapat untuk menekan
jumlah permintaan parkir di badan jalan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Di bangunnya trotoar, City Walk di Kota Surakarta seperti di Jl. Slamet Riyadi, Koridor Kampung Batik Laweyan Surakarta. sekiranya akan, meningkatkan minat masyarakat Kota Surakarta agar menggunakannya untuk berjalan kaki. Selain itu mas, mulai di tingkatkan akses bagi kendaraan tidak bermotor atau jalur lambat seperti di Jl. Jenderal Sudirman, mulai Kleco sampai Slamet Riyadi, terus Jl. Urip Sumohardjo mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal ini mendapat pembenaran dari Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
“Untuk sekarang ini mas, penggunaan akses kendaraan tidak bermotor maupun pejalan kaki masih belum optimal mas, misalnya saja City Walk yang sudah ada saja, hal ini dikarenakan kesadaran akan masyrakat Kota Surakarta sendiri masih kurang mas dalam pemanfaatan fasilitas ini, maka dari itu perlu adanya peningkatan yang signifikan kedepannya yang nantinya akan penggunaan sarana umum tersebut mas, sehingga dengan adanya peningkatan itu akan berdampak terhadap penataan perparkiran sendiri mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Diharapkan mas, dengan adanya City Walk, dan jalur lambat yang diperbaiki, saya rasa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Kota Solo untul lebih mendayagunakan mas. Akan Tetapi yang terjadi sini, malah penyalahgunaan fungsi tersebut mas. Jika keberadaan City Walk, akses bagi kendaraan bermotor dan difungsikan dengan baik, saya rasa akan berdampak terhadap penataan parkir dan arus lalu lintas di Kota Solo, mengingat jumlah pengguna kendaraan bermotor yang berkurang mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Ya..kalo kami secara memandang umum sebagai warga Solo. Kami juga senang saja mas, ruang publik untuk masyarakat Solo dibuka, kan juga ada manfaat besar untuk penataan parkir sendiri di Solo ini dan juga buat olahraga, kami secara pribadi sepakat mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Dampak untuk penataan parkir kan sebenarnya cuma alih fungsi kan mas. Dulu boleh untuk kegiatan parkir tapi sekarang tidak boleh mas, misal dulu Slamet Riyadi disebelah kanan dibangun trotoar maka akan kebalikan disebelah kiri kayak didepan LP, BCA itu mas jadi tempat parkir, maka akan terjadi pengalihan fungsi lahan yang lain kan mas,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
misal ditempat tertentu yang dulu tidak ada kegiatan parkir maka akan muncul kegiatan parkir.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Sebagai salah satu solusi yang diberikan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta diharapkan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk lebih mendayagunakan sarana-sarana akses bagi
kendaraan tidak bermotor maupun pejalan kaki. Dengan adanya sarana-sarana
tersebut secara tidak langsung akan memberikan alternatif bagi masyarakat
untuk tidak menggunakan kendaraan dan sarana tranportasi agar tidak
digunakan untuk kegiatan parkir. Dalam pelaksanaan program kegiatan ini
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta melakukan
bentuk kerjasama dengan Dinas Perhubungan, Badan Perencanaan Daerah,
Dinas Tata Ruang Kota, dan Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta.
4. Mengurangi Jumlah Satuan Ruang parkir
Strategi mengurangi jumlah satuan ruang parkir merupakan upaya
yang dilakukakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta dalam penataan perparkiran perlu nantinya untuk
dilaksanakan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku
pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Mengurangi jumlah satuan ruang parkir, adanya pembatasan terhadap titik-titik tertentu akan kegiatan perparkiran mas, hal ini dilakukan untuk merubah kondisi yang ada mas, misal memperlancar arus transportasi mas. Adapun strategi ini dilakukan untuk menekan permintaan akan perparkiran sendiri mas yang menyebabkan arus lalu lintas menjadi semrawut selama ini.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Hal ini dilakukan untuk menekan tingkat peredaran sarana transportasi
yang ada disurakarta yang menimbulkan permintaan akan parkir yang ada di
Kota Surakarta ini yang semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan apa yang
diungkapkan Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang
Mengatakan Bahwa:
“Tujuan dibuatnya strategi pengurangan jumlah satuan ruang parkir ini nantinya untuk mengurangi dan setidaknya menekan jumlah penggunaan area parkir yang semakin meningkat tanpa adanya peningkatan area parkir yang ada. Selain itu pelaksanaan strategi ini nantinya akan dilaksanakan di jalur dan titik-titik yang akan diperuntukan sebagai area bebas parkir seperti besok dijalan nasional maupun jalan propinsi”. (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Mulai sekarang pihak kami dari UPTD mas, sudah melakukan suatu bentuk sosialisasi kepada masyarakat tentang pelaksanaan strategi pengurangan jumlah satuan ruang parkir. Sebagai salah satu contohya saja pengertian kepada masyarakat untuk tidak selalu menggunakan kendaraan pribadi sebagai sarana transportasi dan lebih memanfaatkan sarana transportasi. Hal ini dikarenakan mengingat jumlah permintaan parkir yang tinggi tanpa adanya area yang cukup.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Mengenai strategi mengurangi jumlah satuan ruang parkir mendapat
tanggapan dari Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan
pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
“Seperti yang kami utarakan harus ada solusi pemecahannya kalo mengurangi jumlah satuan ruang parkir, dampak pengurangan ini akan menimbulkan tempat-tempat tertentu akan terjadi kepadatan. Jadi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
kalo pengurangan saja saya kira kurang efektif.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Dari pernyataan diatas mendapat tanggapan oleh Bapak Joko Pramono
selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan
bahwa:
“Saya kira jangan dikurangi mas, karena mengingat perkembangan kendaraan di Kota Solo yang semakin meningkat ini kalo dikurangi akan terjadi kemacetan kan mas. Kita harus membuka satuan ruang parkir mas, itu malah lebih baik mas. Akan tetapi denger-denger ke depan memang ada rencana untuk itu mas misal dititik-titik tertentu. Kalau itu sudah menjadi keputusan Pemkot kita nurut saja mas mau gimana lagi, jika memang itu untuk kelancaran berlalu lintas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dengan adanya pengurangan jumlah satuan ruang parkir ini
diharapkan akan lebih memudahkan dalam penataan parkir dititik-titik
tertentu yang nantinya akan diberlakukan. Pemerintah Kota Surakarta sendiri
telah merencanakan strategi ini nantinya akan diterapkan pada titik atau
daerah yang akan dijadikan jalur untuk Jalan Nasional maupun Jalan
Provinsi. Dilain pihak, yang menjadi hambatan disini adalah dari pemerintah
sendiri masih belum siap dan mampu menyediakan kantong parkir yang
nantinya jika program kegiatan seperti Jalan Nasional dan Jalan propinsi
dilaksanakan. Adapun program kegiatan dari strategi pengurangan jumlah
satuan ruang parkir ini adalah sebagai berikiut:
a. Pembatasan jumlah satuan ruang parkir di badan jalan
Salah satu bentuk program kegiatan kebijaksanaan perparkiran yang di
lakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta yakni dengan menerapkan pembatasan jumlah satuan ruang parkir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
di badan jalan. Pembatasan kegiatan parkir ini dilakukan terhadap parkir di
badan jalan, parkir di pinggir-pinggir jalan ataupun pada parkir di luar jalan
yang diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat Kota
Surakarta. Kebijaksanaan ini akan sangat efektif untuk menigkatkan tingkat
pelayanan jaringan jalan.
Program ini ditunjukan pada sarana-sarana transportasi yang
menggunakan prasarana jalan, sangat memperburuk tingkat pelayanan
jaringan baik pada saat melaju ke pusat Kota Surakata atau tempat-tempat
yang tingkat kegiatannya sangat besar maupun pada saat melakukan kegiatan
parkir di badan jalan. Pada umumnya semakin dekat arah pergerakan menuju
pusat Kota Surakarta, akan semakin banyak ditemui hambatan-hambatan pada
saat mengemudikan kendaraan transportasi. Hambatan-hambatan tersebut
disebabkan oleh semakin besarnya tingkat kegiatan-kegiatan yang ada,
dimana satu penghambat yang penting adalah parkir di pinggir jalan. Berbeda
halnya dengan pergerakan menuju arah ke luar Kota Surakarta, yaitu semakin
jauh dari pusat Kota Surakarta semakin sedikit pula hambatan yang ditemui.
Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Kepadatan arus lalu lintas di Kota Surakarta ini mas, dapat dilihat di Jalan-jalan besar yang ada. Mulai dari Jalan Slamet Riyadi, Jalan Gatot Subroto, Jalan Radjiman depan Pasar Klewer. dimana, masalah parkir di pinggir jalan telah menjadi hidangan setiap harinya. Bagaimana mau lancar mas, kalau alat transportasi lebih suka parkir di pinggir jalan, badan jalan bila di bandingkan dengan di tempat khusus parkir yang di sediakan. Lihat saja mas, di Solo Grand Mall dan di Solo Square”. (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
Pernyataan tersebut dipertegas oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Perlu mas, untuk adanya pembatasan jumlah ruang parkir di badan jalan, dimana dengan adanya pembatasan ini, secara jelas akan adanya batasan-batasan untuk kegiatan parkir. Selain itu juga akan diketahui titik-titik mana dan sampai titik mana yang diperbolehkan untuk parkir sehingga penataaan akan lebih mudah mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB)
Parkir tidak diizinkan pada tempat-tempat dimana merupakan daerah
berbahaya. Kapasitas jalan yang lebih besar adalah diperlukan. Pengendalian
dengan waktu dan biaya berkaitan dengan usaha untuk menyeimbangkan
penawaran dan permintaan. Dan pembayaran kembali atas investasi keuangan
untuk membangun prasarana dan perawatan. Adapun tujuan dari apa yang
dimaksud dengan pembatasan lokasi, ruang parkir di badan jalan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah dengan
maksud:
1) Pembatasan lokasi atau ruang parkir kendaran, terutama dimaksudkan
untuk mengendalikan arus lalu lintas kendaraan pribadi ke suatu daerah
tertentu atau untuk membebaskan suatu daerah atau koridor tertentu dari
kendaraan yang parkir di pinggir jalan karena alasan kelancaran lalu lintas.
2) Pembatasan waktu parkir pada suatu koridor tertentu karena alasan
kelancaran lalu lintas, karena parkir dipinggir jalan dapat mengurangi
kapasitas jalan. Misal pada suatu koridor pada jam tertentu harus bebas
parkri karena ruang parkir tersebut digunakan untuk mengalirkan arus lalu
lintas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
3) Penetapan tarif parkir optimal sehingga pendapatan asli daerah
dioptimalkan sedangkan arus lalu lintas tetap dapat bergerak dengan
lancar.
4) Pembatasan waktu parkir biasanya diwujudkan dengan penetapan tarif
progresif menurut lamanya waktu parkir.
5) Pembatasan-pembatasan pengeluaran izin dan jenis kendaraan.
6) Pembatasan waktu terhadap akses parkir.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudo Prayitno selaku Koordinator
Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Di Solo sendiri mas, upaya pembatasan jumlah satuan ruang parkir telah banyak dilakukan di berbagai ruas jalan seperti di Jl. Radjiman Depan Pasar Klewer, lalu juga adanya pembatasan yang masih direncanakan seperti di Jl. Gatot Subroto. Maka dari itu mas, perlu adanya pembatasan dari UPTD sendiri melakukan kerjasama dengan Dinas Perhubungan.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Sampai sekarang sedikit sudah terealisasi mas, perlu sekali mas karena ya Pemda dalam hal ini UPTD harus jeli bener-bener tau yang menimbulkan kemacetan lalu lintas di Kota Solo ini mas. Seperti yang saya utarakan di depan tadi mas di Hoka-hoka Bento yang sering terjadi kemacetan karena tidak ada pembatasan ini mas. Maka dari itu saya dari pengelola berharap ke depan dititik tertentu dilakukan pembatasan mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Bapak Warjito, selaku
Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus
pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Untuk sampai sekarang ini mas, pembatasan jumlah satuan ruang parkir sudah dilakukan, bisa dilihat di Jl. Juanda. Dulu masih satu titik mas, tetapi sekarang sudah ada pemotongan pembatasan” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Untuk pembatasan sebanarnya sudah diukur akan tetapi pelaksanaan di lapangan sulit mas. Misal kalo kita survey jika suatu tempat muat 20 kendaraan ya sudah tidak bisa ditambah lagi, jika ada kendaraan kasih ke tempat yang lain mas. Sehingga ada penggunaan yang jelas mas, tapi petugas disitu ada tidak untuk penertiban mas dari pihak UPTD sendiri. Pengaruh ada kalo diterapkan betul-betul, akan terjadi penertiban, tetapi UPTD sanggup tidak melakukan itu mas.” lintas (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa upaya Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam pelaksanaan
program ini sudah dilakukan untuk ruas-ruas jalan tertentu dan
memungkinkan kedepanya perlu untuk adanya peningkatan dalam program
ini dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta. Di lain pihak Program
kegiatan pembatasan jumlah satuan ruang parkir dibadan jalan ini Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta bekerjasama
dengan Dinas Perhubungan Kota Surakarta selaku yang menaungi Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
b. Penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional dan Propinsi
Program kegiatan penghapusan ruang parkir untuk di Jalan Nasional
maupun Jalan Propinsi dalam strategi mengurangi jumlah satuan ruang parkir
di Kota Surakarta sendiri masih dalam proses perencanaan. Dalam program
kegiatan ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
masih menunggu keputusan dari Pemerintah Pusat dan masih dalam
pembahasan. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku
pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Program penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional Dan Propinsi, ini sebetulnya peraturan dari Pusat mas, untuk di Kota Surakarta sendiri belum dilakukan. Ke depan sudah direncanakan untuk titik-titik tertentu yang ada di Kota Surakarta akan dibersihkan dari kegiatan perparkiran mas. Akan tetapi, pemerintah Kota perlu mengkaji dulu apakah peraturan ini bisa dilaksanakan di Kota Surakarta mengingat dampak kedepannya sangat besar mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Pernyataan diatas sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Mudo
Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk kegiatan penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional maupun Jalan Propinsi ini mas, UPTD masih menunggu hasil dari pembahasan di Pusat. Selain itu juga masih menunggu RAPERDA-nya turun mas. Jadi untuk program kegiatan ini masih dalam perencanaan mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional atau Propinsi ini mas masih dalam perencanaan dan pembahasan di Pusat dan masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
menunggu keputusanya nanti gimana mas.” (Wawancara, 24 November 2010 Pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Sementara masih wacana, cuma kemaren dari Pengelola Parkir, ASPARTA, Dishub, Walikota untuk minta penundaan pelaksanaan UUD ini. Butuh waktu untuk dilaksanakan di Kota Solo mas, kalo dilaksanakan akan berdampak banyak sekali mas, di toko-toko, petugas parkir sendiri. Pemkot perlu menghimbau dulu baik kepada toko-toko untuk bisa menyediakan lahan parkir dengan adanya batasan waktu satu tahun atau berapa tahun mas. Kami dari ASPARTA minta untuk ada penundaan dan Pemkot sendiri juga menyadari keadaan dari Kota Solo. Memang harus dilakukan tapi menunggu kesiapan dari Kota Solo sendiri meskipun aturannya 2011 harus dilakukan mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Dari wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa untuk
program kegiatan penghapusan ruang parkir di Jalan nasional maupun Jalan
Propinsi masih dalam tahap perencanaan dan pembahasan di Pusat. Dalam
pelaksanaan kegiatanya nanti akan ada tahapan yang harus dilakukan yaitu,
pertama perlu adanya pembatasan akan ruang parkir dan pembatasan parkir di
badan jalan. Kedua, setelah adanya pembatasan tersebut baru akan diadakan
upaya penghapusan ruang parkir. Dalam pelaksanaan program kegiatan ini
nantinya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
melakukan suatu bentuk kerjasama dengan beberapa instansi antara lain
Dinas Perhubungan dan Satlantas Kota Surakarta. Adapun nantinya jalan
yang akan diberlakukan kegiatan program penghapusan ruang parkir dapat
dilihat dalam tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
122
Tabel 4.7
Daftar Jalan Nasional Maupun Jalan Propinsi
Di Kota Surakarta Dalam Perencanaan
Tahun 2011 (Tahun Perencanaan 2009)
No. Nama Jalan 1. Jalan Veteran 2. Jalan Brigjen Sugiarto 3. Jalan Bayangkara 4. Jalan Dr. Radjiman (Baron sampai Pertigaan Pasar Jongke) 5. Jalan Agus Salim 6. Jalan Slamet Riyadi (Purwosari sampai Kleco) 7. Jalan Ahmad Yani 8. Jalan Piere Tendean 9. Jalan Kolonel Sutarto 10. Jalan Ir. Sutarmi 11. Jalan Ir. Juanda 12. Jalan Kapten Mulyadi
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari perencanaan yang akan dilakukan oleh pemerintah ini, mendapat
tanggapan dari Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari
ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub Rukun
kendaraan roda dua sekaligus yang bependapat bahwa:
“Memang untuk jalan Nasional dan Propinsi ini masih dalam pro kontra mas, dan masih dalam pembahasan di pusat. Tapi jika nanti memang akan diterapkan kami dari pihak pengelola akan sulit menerimanya mas. Karena jika diterapkan nantinya pasti akan menjadi masalah tersendiri seperti parkir yang sudah ada mau dikemanakan, dan toko-toko sepanjang jalan juga akan terkena imbasnya mas, beberapa juru parkir akan kehilangan pekerjaan mas, Selain itu PAD akan turun mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Pernyataan di atas ditegaskan lagi oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
123
“Belum mas, karena mau dilaksanakan sebenarnya tahun 2011. Melihat Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, maka sebenarnya undang-undang itu harus disesuakan dengan tingkatan daerah dan merujuk pada PP dan selanjutnya ke Perda. Kalo undang-undang itu bergejolak dalam masyarakat apa perlu di terapkan. Dampaknya akan banyak sekali mas, baik dari pengelola, jukir, masyarakat dan juga pengusaha sendiri mas. Sebagai contoh gini mas, grosir di Kapten Mulyadi itu tidak ada yang menyediakan kantong parkir, terus di Jl. Veteran yang bangunan sudah dipreskan dengan jalan. Dampak sosial terjadi pengangguran padahal di Jalan Propinsi dan Jalan Negara ada sekitar 500 jukir, terus mau dikemanakan mas? terus toko yang kena juga akan menjadi gejolak sendiri, diharapkan juga dikasih waktu untuk menyediakan kantong parkir. Dilain pihak untuk penataan parkir memang akan lebih teratur dimana jalan tertentu tidak boleh parkir dan lalu lintas akan lancar mas. Tapi, ini perlu dikaji dan disosialisasikan dulu mas, jangan terburu-buru untuk melaksanakan program ini. Mengingat harus menyesuaikan kondisi Kota Solo.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
c. Redesign marka parkir di badan jalan dengan sudut semakin kecil
Telah diketahui bahwa parkir di Kota Surakarta telah menjadi suatu
kebutuhan tersendiri yang harus terselesaikan, keberadaan parkir di badan
jalan telah menjadi permasalahan selama ini. Parkir di badan jalan relatif
lebih besar permasalahannya dibanding parkir diluar badan jalan. Karena
bagaimanapun jika parkir di badan jalan penataannya kurang baik, akan
menimbulkan kemacetan bagi arus lalu lintas yang menggunakan jalan
tersebut. Bapak Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang
Mengatakan Bahwa:
“Di Kota Surakarta ini mas, dalam penataan perparkiran UPTD telah melakukan kegiatan penentuan marka parkir di badan jalan dengan sudut semakin kecil. Kegiatan ini dilakukan untuk menekan jumlah permintaan akan parkir di badan jalan yang ada selama ini untuk lebih menggunakan tempat parkir yang sudah ada. Bisa dilihat disepajang Jalan Slamet Riyadi mas, penggunaan badan jalan sebagai sarana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
124
parkir sudah menjadi hal biasa, maka dari itu perlu adanya kegiatan ini untuk mengurangi permintaan parkir di badan jalan dengan sudut semakin kecil. misalnya saja, dulu suatu titik parkir dapat memuat kendaraan sekian, makan dengan pelaksaan kegiatan ini akan berkurang akan penggunaan parkir dititik tersebut mas. Secara langsung kan ada dampak untuk penataan da arus lalu lintas sendiri.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Bermacam-macam hal yang perlu diperhatikan pada suatu badan
jalan, dimana hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan
sudut parkir. Adapun bahan-bahan yang menjadi pertimbangan secara umum
digunakan adalah sebagai berikut:
1) Lebar jalan
2) Volume lalu lintas pada jalan yang bersangkutan
3) Karakteristik kecepatan
4) Dimensi kendaraan
5) Sifat peruntukan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan.
Salah satu lagi program kegiatan yang di lakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah redesaign marka
parkir di badan jalan dengan sudut makin kecil. Sesuai dengan Peraturan
Daerah kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2005 tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan Di Kota Surakarta Pasal 48 yang menyatakan bahwa:
1) Parkir kendaraan bermotor di jalan dilakukan secara sejajar atau
membentuk sudut menurut arah lalu lintas.
2) Parkir sejajar membentuk sudut 0° menurut arah lalu lintas.
3) Parkir dengan membentuk sudut, terdiri dari sudut 30°, sudut 45°, sudut
60°, dan sudut 90°.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
125
4) Jalan-jalan yang ditetapkan dengan sudut parkir sebagaimana tersebut ayat
(1) sampai (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudo Prayitno selaku Koordinator
Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Program kegiatan redesaign marka parkir dengan sudut semakin kecil ini bertujuan untuk mengurangi jumlah permintaaan akan parkir pada daerah titik-titik parkir tertentu yang terlampau padat. Sehingga akan menekan volume kendaraan yang akan membutuhkan area untuk kegiatan parkir ini mas, dengan adanya program ini secara tidak langsung akan berdampak pada penataan parkir yang lebih mudah di daerah titik-titik yang tadinya parkir padat itu mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Dengan adanya peraturan tersebut maka sudah jelas, berapa sudut
yang benar dalam penataan parkir ini. Di lain pihak disini perlu adanya
redesaign marka parkir dengan sudut yang lebih kecil dikarenakan untuk titik-
titik tertentu terdapat suasana parkir yang amat padat, maka untuk
mengatisipasi keadaan tersebut Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak
Chrisantus Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan
sebagai berikut:
“UPTD sudah melakukakan kegiatan memperkecil sudut parkir di daerah tertentu mas, dengan diberlakukannya program kegiatan ini misal dulu yang di daerah padat parkir mas bisa menampung misalnya sepuluh sarana transpotasi kini bisa menjadi lima saja mas, karena sudutnya yang diperkecil. Memang dari segi pendapatan akan turun mas, tetapi dalam segi penataan sendiri akan lebih mudah dan rapi.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
126
“Itu tetep ada dampaknya mas dengan sudut makin kecil, akan penataan lebih mudah mas, baik 45, 60, 90 itu penataan lebih mudah. Tapi, untuk 180 akan terbatas sekali untuk parkir dari ruang yang digunakan, kemudian dari sisi penampungan jumlah yang bisa 10 karena 180 jadi separuhnya mas. Memang dengan sudut makin kecil petugas parkir akan lebih mudah mas dalam menata, dan arus lalu lintas akan lebih lancar, cuma kejadian dilapangan masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang ada mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Dari pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito,
selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta
sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua sekaligus
yang bependapat bahwa:
“Sebenarnya gini mas, kami dari pihak pengelola kurang begitu setuju dengan adanya program kegiatan sudut parkir yang diperkecil ini. Hal ini secara langsung akan berdampak dengan pendapatan dari parkir itu sendiri mas, dengan memperkecil sudut, kan area parkir juga semakin kecil dan juga ada batasan untuk kuota kendaraan mas. Tapi itu sudah menjadi keputusan mas, dan mau tak mau harus dilaksanakan mas, memang dengan adanya sudut yang semakin kecil itu akan memudahkan para jukir dalam menata parkir itu sendiri mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Sudah dilakukan juga mas, Dimana harus disesuaikan dengan kondisi lokasi dilapangan dalam arti marka dipasang sesuai dengan laju kendaran dan kepadatan mas. Selain itu perlu adanya kontrol dan disiplin petugas itu sendiri mas, contoh penurunan barang di tepi jalan umum sebenarnya tidak boleh. Otomatis ada mas, bagaimana teknisnya menata, kita harus menata misal kemiringangan 45 derajat yang dulu 180, maka penataan akan lebih mudah dan rapi dilain pihak akan bermanfaat bagi arus lalu lintas sendiri mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
program kegiatan redesaign marka parkir dengan sudut semakin kecil yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
127
dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta, Memang dititk-titik tertentu untuk program kegiatan ini
dilaksanakan sudah berjalan seperti di Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Dr.
Radjiman dari Gapura Pasar Klewer sampai Matahari, Jalan Yos Sudarso. Di
lain pihak dalam pelaksanaan program kegiatan ini Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta bekerjasama dengan Dinas
Perhubungan Kota Surakarta sehingga dapat berjalan dengan lancar dan
sesuai prosedur.
5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Efektivitas suatu organisasi secara langsung tergantung pada
efektifitas kerja sumber daya manusianya. Untuk mencapai efektifitas kerja
sumber daya manusia yang unggul dapat selalu dikembangkan dengan upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Hal ini juga tanpa terkecuali oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya yakni dalam penataan perparkiran di Kota
Surakarta. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bapak Purwanto
selaku pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Saya rasa masalah SDM itu memang menjadi faktor yang teramat penting dalam pelaksanaan kegiatan di UPTD sendiri mas, upaya peningkatan sumber daya manusia dan teknologi memang harus dilakukan untuk keberlangsungan dari UPTD sendiri. Peningkatan yang dilakukan oleh UPTD mas dengan diadakan suatu kursus manajemen bagi para pegawainya, Bintek yang ada setiap tahunnya, dan seminiar-seminar mengenai perparkiran, dengan adanya kegiatan-kegiatan ini diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja dari para
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
128
pegawai UPTD mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kemajuan suatu organisasi
sangatlah bergantung dari kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki
oleh organisasi itu sendiri dan selain itu ada faktor lain pula yang
berpengaruh seperti teknologi yang digunakan. Hal yang diupayakan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam
penataan perparkiran salah satunya dengan upaya peningkatan sumber daya
manusia dan teknologi yang digunakan. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia telah mempunyai program yaitu program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur, khususnya perparkiran. Program peningkatan kapasitas
sumber daya aparatur diselenggarakan dengan mengikutsertakan pegawai-
pegawai dalam kegiatan Diklat, Seminar-seminar, dan Bimbingan di bidang
Perparkiran.
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
”Peningkatan sumber daya manusia dan teknologi di UPTD sendiri perlu dilakukan dan tujuan dari program peningkatan sumber daya aparatur yang diwujudkan dengan adanya kegiatan seperti Diklat, Seminar dan Bimbingan adalah untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) sesuai dengan bidang yang digeluti.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
129
“Adapun dari tujuan dari adanya Diklat dan Bimbingan-bimbingan yang diikuti oleh pegawai adalah untuk meningkatkan kinerja masing-masing staf untuk kemajuan organisasi yaitu Unit Pelaksana Teknis Dinas Perparkiran (UPTD) Kota Surakarta sehingga nantinya hasilnya seperti yang diharapkan yaitu untuk peningkatan dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB) Pernyataan diatas coba ditanggapi oleh Bapak Edi selaku ketua
ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya
kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Saya kira sangat perlu sekali mas, dengan kita melihat di Kota-kota besar yang ada, dengan adanya sistem pemantauan waktu yang dipakai, contoh aja di GM yang tarif parkir tidak ngawur sudah jelas mas. Tapi, di Solo kan banyak terjadi pelanggaran tarif oleh petugas parkir mas. Karena itu perlu untuk peningkatan SDM dan teknologi mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Sudah dilakukan mas. Bintek, dulu pengelola bekerjasama dengan UPTD mas, Misal UPTD menyediakan nara sumber dan pengelola menyediakan tempat sehingga nanti akan terjadi peningkatan SDM yang berguna bagi semua pihak.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Berdasarkan wawancara tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa
program peningkatan sumber daya aparatur yang dilaksanakan dengan
kegiatan diklat, seminar dan bimbingan di bidang perparkiran adalah untuk
meningkatkan kemampuan dan kompetensi pegawai dalam bidang
perparkiran, sehingga nantinya diharapkan mampu memberikan peningkatan
dalam kinerja di lapangan. Dalam upaya pelaksanaan strategi ini, Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta menemui
beberapa hambatan yang muncul dilapangan antara lain perilaku petugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
130
parkir maupun masyarakat dalam berlalu lintas masih rendah, sehingga perlu
adanya suatu penyuluhan, pengertian dari pihak petugas parkir dan
masyarakat itu sendiri dalam berlalu lintas supaya dapat menciptakan suasana
yang lebih kondusif. Adapun program dari strategi yang dilaksanakan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah
sebagai berikut:
a. Kursus manajemen lalu lintas bagi pegawai UPTD perparkiran
Program kegiatan kursus manajemen lalu lintas bagi pegawai Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta merupakan salah
satu faktor yang berpengaruh tehadap kinerja dan pelaksanaan strategi dari
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta, karena hal
ini sangat berkaitan dengan Sumber daya manusia yang ada dalam instansi
yang bersangkutan.
Perlu diketahui bahwa peningkatan kinerja dari sebuah organisasi
sangatlah dipengaruhi dari kualitas dari sumber daya manusia yang berada di
organisasi yang bersangkutan, begitu pula dengan Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta tanpa terkecuali. Hal ini sesuai
dengan apa yangg dikemukakan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Dalam upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia. UPTD telah melakukan pengiriman pegawai untuk kursus manajerial lalu lintas di Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Tengah, kursus di Pusat Pendidikan dan Latihan di Jatinegara, Jakarta, Kursus di Sekolah Tinggi Transportasi Darat Bekasi. Hal ini dilakukan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
131
meningkatkan kemampuan para pegawai UPTD agar lebih berkualitas mas." (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Di pihak UPTD sendiri mas, sangat diperlukan adanya kursus manajemen lalu lintas bagi para pegawainya, karena dengan adanya kegiatan ini akan memberikan peningkatan kualitas SDM itu sendiri mas, dimana dulu yang belum tahu sekarang sudah tahu, selain itu juga akan meningkatkan kinerja dari pegawai UPTD sendiri mas.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Manajemen lalu lintas dari UPTD kan, ada lulusan dari akademi lalu lintas dan saya kira sudah mumpuni dalam hal pelaksanaan di perparkiran karena sesuai dengan kemampuannya mas. Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa belum tentu seluruh pegawai memang sesuai dengan keahliannya mas dan saya dari pihak pengelola beranggapan tidak ada salahnya untuk melakukan kursus manajemen bagi pegawai yang bersangkutan mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Senada dengan apa yang diutarakan oleh Warjito, selaku Pengurus
aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola
parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Itu kan kembali ke SDM, Personal dari pegawai mas, saya rasa perlu, artinya begini, bisanya terjadi rolingan mas, ada pindahan pegawai dari terminal, kemungkinan perlu adaptasi yang lama. Jadi secara pribadi saya rasa dari UPTD itu sendiri perlu adanya kursus manajemen lalu lintas selain itu setiap pegawai UPTD harus mengetahui tupoksinya sendiri.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Pernyataan diatas di tegaskan lagi oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
132
“Kursus manajemen lalu lintas bagi pegawai UPTD perparkiran. Saya kira perlu, karena pegawai yang berada di UPTD itu belum tentu sesuai dengan perparkiran mas. Jadi perlu untuk adannya peningkatan kinerja dari UPTD itu sendiri mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam melakukan pengiriman para pegawainya untuk mengikuti kursus-
kursus yang telah berlangsung tersebut melalui beberapa kerjasama dengan
pihak-pihak lain, adapun pihak-pihak tersebut antara lain Dinas Perhubungan,
dan Kementerian Perhubungan. Dari pernyataan yang telah dikemukakan
tersebut dapat disimpulkan bahwa program kegiatan kursus manajerial para
pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
telah dilakukan dan menjadi suatu agenda tersendiri guna meningkatkan
kualitas kinerja dari Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta dalam upaya penataan perparkiran di Kota Surakarta. Dengan
adanya para pegawai yang berkompeten akan memberikan iklim yang positif
bagi kelangsungan suatu organisasi publik dalam menjalankan aktivitasnya.
b. Pembinaan dan bimbingan teknis bagi petugas dan pengelola parkir
Dalam upaya penataan perparkiran oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta diperlukan adanya suatu pembinaan,
bimbingan teknis bagi petugas dan pengelola parkir. Pembinaan di bidang
pengelolaan, penataan perparkiran serta pembinaan di bidang lalu lintas jalan
khususnya mengenai perparkiran yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta meliputi beberapa aspek-aspek
penting yakni sebagai berikut: 1) Pengaturan; 2) Pengendalian dan; 3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
133
Pengawasan. Pembinaan tentang pengelolaan, penataan dalam bidang lalu
lintas jalan khususnya mengenai perparkiran telah dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta ditujukan untuk
keselamatan, keamanan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas, dalam
melakukan pembinaan penyelenggaraan perparkiran juga harus diperhatikan
aspek kepentingan umum atau masyarakat pemakai jalan, kelestarian
lingkungan, tata ruang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
hubungan internasional serta koordinasi antar wewenang pembinaan lalu
lintas jalan di tingkat pusat dan daerah serta instansi, sektor dan unsur terkait
lainnya.
Agar penyelenggaraan parkir dapat berjalan dengan lancar maka
diperlukan bimbingan, penyuluhan, dan pembinaan kepada petugas parkir dan
pengelola parkir. Di Kota Surakarta Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran, telah berupaya memberikan suatu pembinaan, bimbingan tentang
materi yang berhubungan dengan tata cara parkir yang benar. Adapun materi
pembinaan dan bimbingan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta kepada petugas parkir adalah sebagai
berikut:
1) Menjaga keamanan kendaraan beserta perlengkapan yang diparkir dan
menjaga ketertiban lalu lintas disekitar tempat parkir.
2) Memandu pengguna jasa parkir untuk masuk dan keluar tempat parkir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
134
3) Mengatur lalu lintas di kawasan tempat parkir ataupun terhadap lalu lintas
disekitar jalan untuk parkir dipinggir jalan pada saat kendaraan akan
masuk atau keluar tempat parkir.
4) Tata cara memarkir kendaraan, terutama untuk mengarahkan tata cara
masuk ke tempat parkir, keluar dari tempat parkir, posisi roda depan pada
saat parkir ditanjakan atau turunan, pemasangan rem tangan.
5) Perilaku petugas dalam menghadapi pengguna jasa parkir.
Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Mudo Prayitno
selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Pembinaan dan bimbingan teknis bagi petugas parkir maupun pengelola parkir mas, pihak UPTD sudah melakukannya. Untuk para petugas parkir dilakukan pembinaan tentang upaya peningkatan pelayanan parkir kepada masyarakat dan pengguna jasa parkir seperti tata cara pengaturan lalu lintas, P3K. Sedangkan untuk pihak pengelola parkir sendiri dengan cara peningkatan keahlian manajerial tentang pengelolaan parkir mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Dalam rangka pembinaan penyelenggaraan parkir sebagaimana
tersebut diatas, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta melakukan bentuk kerjasama dengan beberapa Dinas yang terkait
antara lain Dinas Perhubungan, POLRI, dan Detasemen Polisi Militer. Selain
itu juga diperlukan penetapan aturan-aturan umum bersifat seragam dan
berlaku secara nasional serta dengan mengingat ketentuan-ketentuan lalu
lintas yang berlaku secara internasional. Hal ini senada dengan Bapak
Chrisantus Wibowo, Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
135
“Mengenai pembinaan dan bimbingan teknis bagi petugas dalam pengelola parkir selama ini sudah dilakukan mas. Pembinaan yang kami lakukan yakni dengan memberikan pengertian akan aturan-aturan yang sudah ada, dan juga untuk melaksanakan kegiatan perparkiran yang sesuai mas, agar terjadi arus lalu lintas yang lancar mas.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB)
Disamping itu, untuk dapat meningkatkan daya guna dan hasil guna
dalam penggunaan dan pemanfaatan jalan, Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta memerlukan adanya ketentuan-ketentuan
dari Pemerintah Kota Surakarta dalam melaksanakan kegiatan perencanaan,
pengaturan, pengawasan dan pengendalian lalu lintas dan juga dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan perencanaan, pengadaan, pemasangan, dan
pemeliharaan fasilitas perlengkapan jalan di seluruh jaringan jalan primer dan
sekunder yang ada di Kota Surakarta baik jalan untuk umum, jalan untuk
propinsi, jalan di perkotaan sendiri dan jalan desa.
Dari pernyataan yang dikemukakan oleh pihak UPTD tersebut,
mendapat tanggapan dari Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif dan Sekretaris
dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub
Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Mengenai bimbingan dan pembinaan ke petugas parkir dan pengelola parkir yang dilakukan oleh UPTD mas, memang sudah dilakukan. Akan tetapi, frekuensi dari bimbingan dan pembinaan ini sekiranya ditingkatkan lagi mas. Selama ini hanya dilakukan sekali saja mas, itu pun tidak semua pihak hadir, ada yang absen mas dan memilih datang dikemudian hari mas, dalam arti giliran lah mas dalam menghadiri Bintek itu mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
136
“Ada mas dari UPTD mengadakan pembinaan tentang perparkiran mas, yang melibatkan semua petugas parkir yang ada di Solo, meskipun model sift-sift pan mas, pagi, siang, sore. Disitu ada Dishub, Kepolisisan, Den-Pom, kaitannya dengan disiplin para petugas parkir mas, penarikan yang benar, tata cara parkir yang benar, pelayanan ke konsumen. Selama ini teori 30 persen 70 persen praktek mas. Diharapkan setiap tahun diadakan mas. Akan tetapi, terbentur anggaran dari Pemerintah sendiri mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Ini mebutuhkan anggaran yang besar mas, untuk peningkatan SDM baik pengelola, UPTD, jukir. Kita harus meningkatkan SDM juru parkir dulu yang sekitar 2000 kurang lebih dengan kegiatan Bintek, kita dantangkan narasumber dari Kepolisisan, Dishub. Dengan adanya Bintek ini akan melatih keterampilan dalam perparkiran bagi juru parkir sendiri tentang aturan parkir, rambu-rambu parkir, pelayanan terhadap pengguna jasa parkir, memang perlu mas untuk peningkatan SDM seperti itu.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari wawancara yang telah dilakukan diatas dapat diketahui bahwa
program kegiatan pembinaan, bimbingan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta kepada para petugas parkir
dan pengelola parkir memang sudah dilakukan akan tetapi untuk frekuensi
akan pembinaan, bimbingan perlu ditingkat lagi dan perlu adanya kesadaran
antara pihak para petugas parkir, pengelola parkir dalam mengikuti
pembinaan dan bimbingan yang yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
c. Sosialisasi aturan kepada pengguna jasa parkir
Suatu satrategi setelah disahkan perlu adanya untuk
diimplementasikan kepada publik. Seperti halnya dengan strategi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
137
disahkan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta salah satunya adalah Program kegiatan sosialisasi aturan kepada
pengguna jasa parkir. Salah satu isu penting dalam pengelolaan dan penataan
perparkiran di Kota Surakarta adalah pemberian sosialisasi, bimbingan, dan
penyuluhan tentang aturan-aturan yang ada oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta kepada masyarakat atau pengguna jasa
parkir sehingga mereka memahami dan dapat melakukan kegiatan parkir
ataupun memahami latar belakang kebijaksanaan parkir. Selain itu juga di
perlukan sosialisasi, bimbingan dan penyuluhan kepada petugas dalam
merencanakan dan menjalankan penataan, pengelolaan dan penyelenggaraan
fasilitas parkir di Kota Surakarta.
Dalam rekayasa lalu lintas dikenal dengan 3 P (perekayasaan,
pendidikan masyarakat, dan penegakkan hukum), bentuk pendidikan kepada
masyarakat inilah merupakan bentuk sosialisasi dan bimbingan. Untuk dapat
menerapkan strategi penataan perparkiran oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta melakukan sosialisasi materi aturan
kepada masayarakat dan pengguna jasa parkir yang antara lain dapat
dilakukan dengan:
1) Sosialisasi pengaturan perparkiran melalui media cetak ataupun media
elektronik, terutama untuk pemasangan rambu yang bersifat perintah
seperti halnya rambu larangan berhenti dan larangan parkir.
2) Sosialisasi di lapangan dengan cara mengarahkan pemakai jalan atau
pemarkir terutama terhadap rambu larangan yang baru dipasang, selama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
138
rambu tersebut belum mempunyai kekuatan hukum (rambu larangan baru
mempunyai kekuatan hukum setelah 30 hari sejak tanggal pemasangan).
3) Sosialisasi kepada masyarakat tentang tata cara parkir, terutama yang
menyangkut tata cara masuk ketempat parkir, keluar dari tempat parkir,
posisi roda depan pada saat parkir ditanjakan atau diturunan pemasangan
rem tangan.
Seperti apa yang telah diungk apkan oleh Bapak Mudo Prayitno
selaku Koordinator Perencanaandi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Kami dari UPTD mas, telah berupaya melakukan sosialisasi aturan kepada pengguna parkir misalnya, dengan memberikan pengetahuan tentang petunjuk mengenai marka-marka parkir, tata cara masuk dan keluar area parkir, dan bagaimana tata cara memarkir yang benar. Adapun sosialisasi yang kami lakukan ini biasanya kami lakukan melalui, surat kabar, radio, dan telivisi.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Selama ini mas, sosialisasi sudah dilakukan oleh UPTD dan dengan adanya sosialisasi pelaksanaan parkir akan lebih tertib dan lancar dan pengguna jasa parkir akan lebih merasa aman dengan pelaksanaan sesuai dengan aturan.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB)
Sebelum melakukan bimbingan atau penyuluhan aturan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta kepada
pengguna jasa parkir, harus terlebih dahulu dipelajari metode apa yang akan
digunakan. Metode yang dipilih dapat dilakukan dengan:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
139
1) Sebagai salah satu bagian mengenai tata cara parkir dalam buku petunjuk
bagi pengemudi (highway code), selain itu diperlukan oleh calon
pengguna jasa parkir. Diajarkan dalam pelatihan praktek perparkiran.
2) Brosur yang berisi informasi singkat kepada masyarakat, misal mengenai
tata cara parkir ditempat parkir.
3) Stiker yang berisi slogan parkir, biasanya kalimat pendek seperti:
”parkirlah kendaraan anda ditempat yang ditunjuk”.
4) Iklan disurat kabar, yang mengiklankan secara singkat mengenai taat cara
parkir.
5) Iklan di televisi berupa video klip mengenai tata cara parkir.
Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Sosialisasi melakukan lewat media mas, baik surat kabar maupun televisi, karena keterbatasan dari UPTD sendiri mas. Sekarang sudah dijalankan UPTD dengan menggunakan marka-marka parkir tentang aturan parkir untuk diperbolehkan parkir baik roda dua maupun roda empat di berbagai tempat keramaian.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif
dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir
C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua bependapat bahwa:
“Sosialisasi yang dilakukan oleh UPTD pernah dilakukan mas ,biasanya sih, para pihak dipanggil untuk diberi suatu bimbingan, penyuluhan, dan pembinaan tentang tata cara perparkiran, itupun paling cuma sekali saja mas, dan sebagian tidak datang. Selain itu, sosialisasi berupa cara menggunakan area parkir yang benar, terus tata cara memarkir yang benar, dan masih banyak lainya mas. Lalu untuk wadah sosialisasi biasanya dari media cetak dan media visual seperti televisi, maupun radio mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
140
Pernyataan diatas dipertegas kembali oleh Bapak Joko Pramono
selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan
bahwa:
“Sosialisasi sudah dilakukan mulai dari rambu-rambu, aturan, dan tindak lanjutnya dari pengelola mas. Sosialisasi dilakukan secara lagnsung dan dikumpulkan suatu tempat dulu dimanahan dan di Balai Kota Solo mas, selain itu juga melalui mobil keliling dari UPTD, televisi dan radio dan media massa mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari berbagai pernyataan yang dikemukan diatas, mengenai sosialisasi
yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta telah melakukan prosedur dari sosialisasi akan strategi yang telah
dirumuskan. Sosialisasi disini dilakukan untuk memberikan pengetahuan
kepada petugas parkir maupun pengguna jasa parkir untuk mentaati dan
melakukan apa yang telah menjadi aturan.
Dalam melakukan prgram kegiatan sosialisasi aturan ini Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta bekerjasama
dengan Dinas Perhubungan, dan Satlantas Kota Surakarta. Dilain pihak dalam
kegiatan Sosialisasi aturan parkir kepada pengguna jasa parkir Hambatan
yang ditemui dan dialami dalam proses soialisasi disini adalah dalam rangka
pelaksanaan sosialisasi ini hanya dilakukan di media cetak ataupun media
visual saja, yang menjadi kendala disini adalah para pengguna jasa parkir
maupun petugas parkir kurang begitu tahu dan respek karena sosialisasi lewat
media cetak maupun media sosial hanya bersifat sementara dan tidak
berkelanjutan. Mungkin kedepannya pihak oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
141
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta bisa melakukan sosialisasi aturan kepada
petugas parkir maupun pengguna jasa parkir secara langsung.
d. Sistem informasi manajemen dan teknologi bidang perparkiran
Parkir merupakan salah satu bagian dari sistem transportasi dan juga
merupakan suatu kebutuhan. Oleh karena itu perlu adanya penataan parkir
yang baik, agar area parkir dapat digunakan secara efisien dan tidak
menimbulkan masalah bagi kegiatan lain. Yang diinginkan adalah
memperbaiki masalah-masalah yang telah ada pada suatu sistem transportasi.
Untuk melakukan penataan yang baik tentu saja perlu merencanakan suatu
sistem manajemen dan teknologi dalam bidang perparkiran. Di samping itu
perlu adanya melihat akan kondisi yang telah ada. Dengan memnggunakan
sistem manajemen dan teknologi bidang perparkiran, maka setidaknya akan
memudahkan dalam upaya penataan perparkiran yang dilakukan oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Bapak
Purwanto selaku pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Program kegiatan sistem informasi dan teknologi bidang parkir selama ini yang dilakukan dengan menggunakan sistem komputer mas. Penggunaan sistem ini sekira memudahkan UPTD dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan dilapangan dan juga ke depan ada suatu rencana dari UPTD untuk menggunakan sistem manajemen komplain dalam menangani keluhan dan pemberian informasi kepada masyarakat Kota Surakarta.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
mulai menggunakan sistem manajemen dan teknologi perparkiran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
142
jalan memanfatkan sistem komputer. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
dengan sistem pemanfatan komputer ini Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dapat dengan mudah memberikan
informasi dan menerima informasi dari masyarakat Kota Surakarta. Hal ini
diungkapkan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang
Mengatakan Bahwa:
“UPTD mulai sekarang sudah menggunakan sistem komputerisasi mas, dengan sistem ini akan mempermudahkan bagi kami dalam memberikan informasi kepada masyarakat dan menerima keluhan-keluhan dari masyarakat. Sebagai upayanya telah di buat website: www.dishubsurakarta.com, selain itu upaya sosialisasi di media cetak dan visual juga diupayakan mas. Selain itu direncanakan kedepan akan digunakan sistem menajemen komplain dalam perparkiran dan sebuah sistem taman parkir yang computerise seperti di luar badan jalan.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Pernyataan tersebut dibenarkan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Perlu adanya peningkatan manajemen dan teknologi di UPTD sendiri mas. Hal ini dikarena kan untuk sarana pelaksanaan kegiatan yang sedang berlangsung. Di lain pihak juga diperlukan sistem komputerisasi untuk para pegawai UPTD guna optimalisasi kinerja para pegawai itu sendiri mas.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB) Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Edi selaku ketua
ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya
kendaraan roda empat yang mengungkapkan:
“Perlu mas tapi membutuhkan waktu mas, kita tau bahwa SDM masih kurang sekali mas kalo pendekatan teoritis. Di lain pihak penggunaan sistem komputer sudah tidak dipungkiri sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh UPTD baik dari sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
143
manajemen maupun teknologi dalam bidang perparkiran mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Bapak Warjito, selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA
Kota Surakarta sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda
dua bependapat bahwa:
“Dalam penataan perparkiran di Kota Solo ini mas, saya kira UPTD harus melakukan suatu bentuk terobosan dalam penggunaan sistem teknologi yang ada. Penggunaan sistem teknologi ini nantinya juga akan mempermudahkan para petugas parkir maupun pengguna jasa parkir, sehingga akan secara tidak langsung menciptakan suasana arus transportasi yang lancar, penggunaan teknologi disini bisa dengan menggunakan sistem pembayaran parkir dengan komputer seperti yang sudah ada di tempat-tempat khusus parkir mas.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Joko Pramono selaku
pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua mengungkapkan bahwa:
“Kalo sistem hanya peningkatan, dan sistem harus menyesuaikan dengan keadaan mungkin ditambah mas. Perlu adanya penggunaan sistem komputer mas jaman sekarang ini. Dan untuk Penanganan keluhan sendiri bisa melalui pengelola atau langsung ke UPTD mas, melalui asosiasi sehingga ada tindak lanjut dan langsung terjun ke lapangan mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
Dari wawancaran tersebut dapat diketahui bahawa perlu adanya
pembenahan dalam sistem manajemen informasi dan terknologi di bidang
perparkiran, hal ini untuk menunjang pelaksanaan dari program kegiatan yang
dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Selain itu perlu ke depan adanya Penerapkan sistem manajemen
komplain, dimana dalam sistem manajemen ini Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta telah merencanakan pembentukkan unit
komplain. Dimana pengaduan dari berbagai pihak yang berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
144
parkir akan dicatat dan dimasukkan ke dalam database pengaduan selain itu
akan diambil tindakan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adapun
sistem manajemen komplain tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut ini :
Gambar 4.4
Sistem Manajemen Komplain Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota surakarta
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa banyaknya pengaduan
tentang masalah yang ada tentang perparkiran di Kota Surakarta ini akan di
catat dan dimasukan ke dalam database yang nantinya akan dipilih mengenai
solusi yang tepat dengan menggunakan manajemen komplain, atau seluruh
bentuk pengaduan yang ada kan di manage terlebih dahulu yang akhirnya
nanti akan diambil tindakan yang sesuai dengan ketentuan yang sudah
berlaku di Kota Surakarta. Dalam upaya pelaksanaan sistem manajemen
komplain ini Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta bekerjasama dengan Dinas Pehubungan Kota Surakarta dalam
memfasilitasi apa yang diperlukan dalam sistem manajemen komplain ini.
Pengaduan Unit
Manajemen Komplain
Pencatatan
Database
Ambil Tindakan
sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
145
Maka dari itu dengan adanya sistem manajemen komplain ini sekiranya akan
mampu mengurangi masalah perparkiran di Kota Surakarta dan menciptakan
kondisi arus lalu lintas yang lancar.
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Dalam Penataan perparkiran
Dalam mengimplementasikan strategi tidak dapat berjalan dengan
lancar seluruhnya. Sering ditemui beberapa kendala atau hambatan dan
pendukung dalam pelaksanaan strategi tersebut. Hambatan atau kendala dan
pendukung yang dihadapi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta dalam penataan perparkiran di Kota Surakarta antara lain:
1. Faktor Penghambat
a. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang ada.
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi
merupakan asset yang sangat berharga. Peran sumber daya manusia itu
sendiri sebagai salah satu unsur pendukung berjalannya roda organisasi.
SDM yang memadai secara kuantitas dan kualitas yang tepat sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki juga menjadi keharusan bagi organisasi
penyedia pelayanan publik. Pemberian pelayanan tidak akan berjalan
dengan baik apabila tidak didukung oleh sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan yang baik dibidang yang disediakan.
Demikian halnya dengan Sumber Daya Manusia di Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta belum cukup
memadai baik kualitas maupun kuantitasnya. Seperti apa yang telah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
146
dikemukakan oleh Bapak Purwanto selaku pembantu bendahara
pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Jumlah sumber daya manusia yang ada di UPTD sendiri mas, sampai saat ini masih mengalami kekurangan, baik untuk kegiatan lapangan maupun kegiatan di kantor. Ke depannya sekira perlu untuk ditambahkan lagi mas mengenai SDM ini untuk kinerja dari UPTD sendiri.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB)
Pernyataan diatas sesuai dengan yang dijelaskan oleh Bapak Mudo
Prayitno selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Di UPTD sendiri sumber daya manusia yang dimiliki masih belum memadai baik dari kualitas maupun kuantitasnya. Dilihat saja dari jumlah karyawan yang hanya 30 orang benar-benar masih sangat kurang, untuk tugas-tugas dilapangan saja juga masih belum memadai, selain itu untuk kualitas sebagian besar masih belum bisa meningkatkan kualitas kerjanya karena background yang berbeda.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Untuk UPTD sendiri mas, mengenai sumber daya manusia memang masih menjadi kendala akan kuantitas maupun kualitasnya. Dalam segi kualitas, disini masih ada pegawai yang kurang karena basic-nya berbeda, sehingga tidak sesuai dengan keahlianya mas. Kalo untuk kuantitas sudah jelas memang kurang untuk kegiatan-kegiatan di lapangan.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB)
Berdasarkan wawancara di atas, faktor SDM di Kantor Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta masih belum
memadai baik kuantitas maupun kualitas dan merupakan penghambat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
147
dalam memberikan pelaksanaan program kegiatan-kegiatan yang sudah
direncanakan.
b. Fasilitas sarana dan prasarana
Fasilitas dan sarana prasarana merupakan salah satu kebutuhan
terpenting untuk kegiatan yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Fasilitas dan sarana prasarana
yang memadai dan layak merupakan daya tarik tersendiri, baik bagi
pegawai maupun pengelola parkir dan masyarakat. Sementara fasilitas dan
sarana prasarana yang dimiliki oleh Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta masih belum memadai dalam
pelaksanaan program-program kegiatan penataan perparkiran di Kota
Surakarta. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Bapak Mudo Prayitno
selaku Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Fasilitas dan ruang untuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta belum memadai mas, misalnya saja seperti komputer saja yang sangat penting dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari masih sangat minim dan sudah ketinggalan mas. Maka dari itu perlu adanya penambahan-penambahan untuk optimalisasi kinerja para pegawai mas.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal yang sama juga dijelaskan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Untuk fasilitas ya mas, sangat-sangat kurang mas. Untuk ruangan saja terlampau kurang luas mas dan melihat kondisi bangunan yang sudah tua ini, perlu adanya renovasi sedikit mas, karena demi kenyamanan para karyawan dalam bekerja supaya lebih optimal mas. Terus juga perlu adanya penambahan komputer dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
148
pelaksanaan kegiatan.” (Wawancara, 10 November 2010 pukul 10.14 WIB)
Secara umum sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) perparkiran Kota Surakarta sebagai
berikut:
Tabel 4.8
Sarana dan Prasarana Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Parkiran Kota Surakarta Tahun 2010
No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (Unit) 1. Mobil (Staion Wagon) 2 2. Sepeda Motor 1 3. Air Conditioning Unit 1 4. Mesin Ketik Manual Portable 4 5. Rak Besi/Metal 5 6. Filling Besi/Metal 2 7. Band kas 1 8. Papan Pengumuman 1 9. Papan Tulis 1 10. Mesin Absensi 1 11. Display 1 12. Lemari Kayu 8 13. Rak Kayu 1 14. Kursi Besi/Metal 3 15. Meja Rapat 2 16. Meja Tulis 24 17. Meja Panjang 2 18. Kursi Rapat 30 19. Kursi Tamu 1 20. Kursi Tangan 5 21. Kursi Putar 5 22. Kursi Lipat 31 23. Meja Biro 1 24. Jam elektronik 1 25. Lemari Es 1 26. AC Unit 1 27. Laudspeaker 1 28. Wirelles 1 29. Lambang Garuda Pancila 1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
149
30. Alat Pemadam Portable 3 31. P.C.Unit 3 32. Laptop dan Notebooke 2 33. Keyboard 1 34. Peralatan Komputer Mainframe Lain-lain 4 35. Printer 3 36. Meja Kerja Pegawai Non Struktural 2 37. Buffet kayu 1 38. Pesawat Telephone 1 39. Alat Komunikasi Radio HF/FM Lain-lain 1 40. Peta 1 41. Gambar Presiden 1 42. Gambar Wakil Presiden 1 43. Jalan Kabupaten Lain-lain 1 44. Inastalasi Gardu Listrik Induk Kapasitas Kecil 1
Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta
Dari hasil wawancara untuk fasilitas sarana dan prasarana di
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
tersebut masih belum memadai untuk ruangan gedung dan sarana
prasarana juga masih kurang dengan ditandai dengan terbatasnya dan
kurangnya komputer, sehingga menjadi penghambat dalam pelaksanaan
program-program kegiatan dari Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta itu sendiri.
c. Perilaku petugas parkir maupun masyarakat dalam berlalu lintas
masih rendah
Selama ini yang menjadi kendala masalah penataan perparkiran di
Kota Surakarta melihat dilapangan yang selalu menjadi masalahnya adalah
kelakuan dari petugas parkir itu sendiri dan pengguna jasa parkir. Memang
tidak dapat dipungkiri bahwa petugas parkir menjadi salah satu faktor yang
menghambat dalam pelaksanaan penataan perparkiran di Kota Surakarta.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Purwanto selaku
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
150
pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Untuk faktor dalam pelaksanaan strategi ini menurut saya itu kesadaran akan penguna jasa parkir dan petugas parkir masih kurang mas. banyak kejadian yang ada dilapangan menggambarkan bahwa pengguna jasa parkir dan petugas parkir selalu melanggar aturan yang ada. Alasan mereka karena kondisi dilapangan atau apalah mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB) Di lain pihak bahwa perilaku akan pengguna jasa parkir maupun
masyarkat sendiri juga sangat berpengaruh dalam penataan perparkiran di
Kota Surakarta. Selama ini yang disalahkan selalu petugas parkir yang ada
dilapangan padahal ada bentuk kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh
pengguna jasa parkir itu sendiri misal, tempat yang dilarang untuk parkir
masih nekat untuk parkir, memarkir kendaraan ditempat parkir yang sudah
penuh dengan berbagai macam alasan dan masih banyak lainnya. Hal ini
seperti yang diutarakan Bapak Mudo Prayitno selaku Koordinator
Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Hambatan yang ada dalam pelaksanan kegiatan ini selama ini muncul di perilaku pihak petugas parkir dan kesadaran pengguna jasa parkir yang masih rendah mas. Untuk itu perlu adanya peningkatan kualitas kesadaran dalam melakukan kegiatan parkir dengan jalan sosialisasi dan Bintek tadi mas. Hal ini dilakukan nantinya juga akan berdampak bagi penataan parkir sendiri.” (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB)
Hal senada juga diutarakan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
“Kesadaran petugas parkir dan pengguna jasa parkir maupun masyarakat masih rendah mas dalam pelaksanaan kegiatan parkir di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
151
Kota Surakarta ini, menurut saya ini menjadi kendala bagi kami karena seringnya aturan-aturan yang dilanggar hal ini akan menimbulkan kemacetan sendiri mas.” (Wawancara, 10 November 2010 pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
“Dari kami pihak pengelola mas mengenai kendala yang muncul sering dari pihak juru parkir sendiri yang kadang-kadang melakukan pelanggaran aturan karena kondisi dan situasi dilapangan mas, seperti tidak boleh parkir ditempat tertentu tapi nekat karena kondisi yang tidak memungkinkan tadi mas.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan diatas dipertegas kembali oleh Bapak Joko Pramono
selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua
mengungkapkan bahwa:
“Selama ini kendala yang sering muncul dilapangan banyak mas misal, terkadang juru parkir dilapangan terpaksa melanggar peraturan yang ada karena kondisi dan situasi dilapangan mas. Dilain pihak juga pengguna jasa parkir sendiri yang tidak mau ditata mas. Ada tempat parkir yang sudah penuh tetapi nekat dan tidak mau diarahkan ketempat yang lebih longgar dengan alasan cuma sebentar atau apalah. Ini yang menjadi kendala kami dilapangan mas dalam penataan perparkiran di Kota Solo.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB)
2. Faktor Pendukung
Peran Media Massa
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa peran media massa disini
sangatlah penting, sehingga media massa dapat disebut sebagai faktor
pendukung dalam strategi dalam pelaksanaan program-program kegiatan
dari Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
152
Surakarta dalam penataan perparkiran. Dengan adanya media massa
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dapat mensosialisasikan strategi dan program kegiatannya kepada
pengelola parkir maupun masyarakat Kota Surakarta mengenai penataan
perparkiran.
Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Bapak Purwanto selaku
pembantu bendahara pengeluaran di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Faktor pendukung dalam strategi ini mas, saya kira dalam sosialisasi peran media masa sangat mendukung sekali dalam upaya untuk mensosialisasikan strategi dan program kegiatan yang dilakukan oleh UPTD dalam mengatasi masalah penataan parkir di Kota Surakarta ini, UPTD sendiri dalam sosialisasi program kegiatan ini biasanya melalu media cetak, televisi, dan radio karena sangat efektif sekali mas. Di lain pihak juga melalui kegiatan sosialisasi langsung berupa pembinaan petugas parkir, dan penyuluhan aturan parkir kepada pengguna jasa parkir mas.” (Wawancara, 18 November 2010 pukul 10.23 WIB)
Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Bapak Mudo Prayitno selaku
Koordinator Perencanaan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta Yang Mengatakan Bahwa:
“Dalam upaya pelaksanaan program-program kegiatan yang telah kami rumuskan ini. Maka, dalam upaya untuk sosialisasi program-program yang sudah ada ini, kami UPTD melakukakannya sebagai salah satu contohnya melalui media massa, mungkin lewat televisi, radio, atau brosur dan selebaran dan juga kami lakukan dengan mobil keliling itu sendiri. (Wawancara, 03 November 2010 pukul 09.46 WIB) Hal yang sama juga diutarakan oleh Bapak Chrisantus Wibowo,
Koordinator Potensi Parkir atau Perizinan dan Pungutan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
153
“Jelas sekali mas, peran media massa disini sangat mendukung dalam upaya sosialisasi program-program yang UPTD rumuskan untuk diketahui oleh publik. Karena sampai saat ini upaya yang paling optimal dalam melakukan sosialisasi ya lewat media massa ini mas, bisa televisi dan radio atapun media cetak.” (Wawancara, 24 November 2010 pukul 10.14 WIB) Bapak Edi selaku ketua ASPARTA Kota Surakarta dan pengelola
parkir C.V. Karsa Mandiri Jaya kendaraan roda empat yang
mengungkapkan:
“Menurut sepengetahuan kami dari pihak pengelola mas, peran media massa memang sangat mendukung sekali dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh UPTD yang bekerjasama dengan pihak lain. Media massa disini biasanya sebagai sarana untuk informasi mas dari UPTD ke masyarakat ataupun dari masyarakat ke UPTD sendiri. Di lain pihak memang komunikasi langsung lebih efektif. akan tetapi, peran seperti media cetak maupun elektronik memiliki andil yang cukup mas besar mas dalam upaya penataan perparkiran di Kota Surakarta ini.” (Wawancara 30 November 2010. Pukul 11.07 WIB)
Pernyataan tersebut mendapat tanggapan dari Bapak Warjito,
selaku Pengurus aktif dan Sekretaris dari ASPARTA Kota Surakarta
sekaligus pengelola parkir C.V. Guyub Rukun kendaraan roda dua
bependapat bahwa:
“Dalam pelaksanaan program-program strategi yang dilakukan oleh UPTD mas. Menurut saya, media massa memegang peranan yang penting, hal ini sebagai media sosialisasi yang dilakukan oleh pihak UPTD ke pengelola parkir, petugas parkir, maupun ke masyarakat. Di lain pihak UPTD juga akan memanggil sendiri bila akan melakukan sosialisasi tersebut.” (Wawancara, 10 November 2010, Pukul 17.33 WIB)
Pernyataan diatas sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Bapak
Joko Pramono selaku pengelola parkir Guyub Rukun kendaraan roda dua
mengungkapkan bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
154
“Peran media masa berpengaruh sekali karena sosialisasi lewat media massa lewat televisi, radio, dan koran sangat mendukung sekali dalam pelaksanaan kegiatan ini mas, selain sosialisasi secara langsung yang dilakukan oleh pihak UPTD sendiri mas.” (Wawancara 25 November 2010, Pukul 09.13 WIB) Dari wawancara tersebut, dapat disimpulkan Kantor Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta dalam upaya
mensosialisasikan program-prgram kegiatan yang telah dirumuskan
kepada masyarakat Kota Surakarta yakni dengan menggunakan media
massa. Dimana media massa disini merupakan sarana yang efektif yang
selama ini digunakan untuk proses sosialisasi. Sehingga dapat disebutkan
bahwa media massa merupakan salah satu faktor pendukung dalam
pelaksanaan program-program kegiatan yang telah dirumuskan oleh
Kantor Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dalam menangani masalah perparkiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
155
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik
kesimpulan bahwa permasalahan perparkiran yang ada di Kota Surakarta
sampai sekarang ini meliputi fasilitas parkir dan area pakrir yang terbatas,
semakin bertambahnya permintaan akan parkir, penarikan tarif parkir yang
lebih dari ketentuan yang berlaku oleh juru parkir, dan pelanggaran-
pelanggaran yang dilakukan oleh petugas parkir, seperti tidak memiliki KTA,
tidak berseragam dan parkir tidak resmi. Dari pembahasan tersebut dapat
disimpulkan pula bahwa secara umum Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Perparkiran Kota Surakarta telah melaksanakan strategi penataan perparkiran
yang meliputi:
1. Meningkatkan Jumlah Satuan Ruang Parkir
Sebagai bentuk program kegiatanya Pertama, mewajibkan setiap
ruang kegiatan untuk menyediakan ruang parkir sendiri. Dalam program
kegiatan ini diwajibkan untuk setiap bangunan baru yang menarik dan
membangkitkan arus lalu lintas untuk juga menyediakan fasilitas parkir yang
memadai. Sampai saat ini program kegiatan ini sudah dilakukan di Kota
Surakarta seperti di Solo Grand Mall, Solo Square, ACACIA Hotel, Callista
Premier Hotel di Jalan Radjiman, Hotel Vape di Jalan Adisucipto, Bank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
156
Indonesia, Solo Paragon, Solo Center Point di Jalan Slamet Riyadi. Selain itu,
dalam pembangunan itu juga harus melihat akan analisis dampak lingkungan.
Kedua, membangun fasilitas parkir di luar badan jalan seperti taman
parkir, pelataran dan gedung parkir. Program kegiatan ini akan disesuaikan
dengan rencana rute dan koridor Bus Solo Trans yang bersifat jangka
menengah dan untuk tahun 2011 sudah direncanakan. Untuk pembangunan
yang sudah dilaksanakan yakni taman parkir di Alun-alun ada dua dan di
Matahari ada satu, di Kota Surakarta sendiri sudah ada lima taman parkir dan
kedepan direncanakan di Pasar Kabangan, Jongke dan Jurug. Dalam strategi
ini yang yang menjadi penghambat dalam pelaksanaannya misalnya untuk
suatu bangunan yang sudah terlanjur dibangun yang tidak memiliki kantong
parkir sendiri.
2. Mengoptimalkan Satuan Ruang Parkir yang Ada
Strategi mengoptimalkan satuan ruang parkir yang ada telah dilakukan
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
dengan kegiatan. Pertama, Redesaign marka parkir di badan jalan, kegiatan
ini dengan melakukan renovasi, perbaikan, pembenahan, dan pemantauan
akan keadaan marka-marka parkir yang ada di jalan Kota Surakarta yang
sekiranya telah mengalami penurunan fungsinya bagi pengguna jasa parkir
maupun pertugas parkir itu sendiri, seperti yang telah terealisasikan di Jalan
Suto Wijoyo, Jalan Suryo Pranoto, Jalan R. M. Martadinata dan masih
banyak lainnya. Untuk kedepannya sekiranya kegiatan ini lebih ditingkatkan
lagi guna menunjang arus lalu lintas di ruas jalan tertentu di Kota Surakarta.
Kedua, Pemasangan marka parkir dan rambu lalu lintas, dalam pemasangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
157
marka parkir dan rambu lalu lintas yang dilakukan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta selama ini sudah dilakukan
dengan prosedur yang sesuai seperti yang terjadi di Jalan Dr. Radjiman depan
Pasar Kadipolo, Jalan Dr. Radjiman depan Matahari Singosaren, terus di
Jalan Diponegoro, Moewardi dan PGS. kegiatan ini akan memberikan
pengertian kepada pengguna jasa parkir ataupun petugas untuk tidak
melakukan kegiatan parkir dititik yang sudah dipasang marka parkir. akan
tetapi, kondisi dilapangan yang selalu mendorong untuk melanggar aturan ini.
Ketiga, redesaign pelataran dan taman parkir, Selama ini Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta telah melakukan
redesaign pelataran dan taman parkir, seperti yang telah dilakukan di
Pelataran Parkir Pasar Klitikan Notoharjo. Hal ini sesuai dengan rencana aksi
dimana disebutkan mengenai rencana pembukaan ruang khusus parkir di luar
badan jalan yakni berupa pelataran, taman parkir dan gedung parkir, dan perlu
juga adanya renovasi, perbaikan akan pelataran, taman parkir, dan gedung
parkir yang sudah ada untuk bisa dimanfaatkan kembali sebagai sarana
alternatif untuk pemenuhan permintaan akan parkir. Di Kota Surakarta sendiri
sudah dilakukan dan perlu adanya peningkatan kedepan. Dilain pihak
hambatan yang muncul dalam pelaksanaan strategi ini yang ditemui oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta adalah adanya
ruang parkir yang berada di badan jalan maupun yang berada di luar badan
jalan, kapasitas ruangnya tetap dan sulit sekali untuk ditingkatkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
158
3. Mengurangi Jumlah Permintaan parkir
Dalam upaya mengurangi jumlah permintaan parkir di Kota Surakarta
yang semakin meningkat Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta melakukan program kegiatan Pertama, Zoning Parking,
program kegiatan ini dilakukan dengan jalan memberikan zone-zone dititik-
titik parkir untuk dijadikan tempat yang bebas kegiatan parkir. Akan tetapi,
program ini belum dilaksanakan dan baru direncanakan tahun 2011. Di dalam
perencanaan tahun ini Pemerintah Kota Surakarta telah membuat dasar
hukum dan RAPERDA yang berkaitan dengan Zoning parking ini. Dalam
pembuatan Peraturan Daerah juga disebutkan mengenai penggunaan tarif
parkir yang berbeda disetiap zone-zone parkir yang sudah ditentukan. Dimana
dikatakan bahwa semakin dekat dengan pusat parkir dan pusat kota akan
dikenakan tarif parkir yang lebih mahal bila dibandingkan dengan tarif tempat
lain. Kedua, Tarif parkir di badan jalan lebih mahal di bandingkan di luar
badan jalan. Untuk program kegiatan ini masih berhubungan dengan Zoning
Parking, dimana untuk peningkatan tarif disini akan diperlakukan pada zone
parkir tertentu dan tidak semua titik jalan akan sama. Penerapan tarif parkir di
badan jalan akan lebih mahal bila di luar badan jalan memang harus
dilakukan, sehingga akan mengurangi jumlah permintaan parkir di badan
jalan selama ini.
Ketiga, Peningkatan pelayanan angkutan umum. Program peningkatan
pelayanan umum mulai sekarang sudah digalakkan dengan dibangun BST
(Batik Solo Trans) koridor pertama dengan trayek Palur ke Kartasura, selain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
159
itu sudah direncanakan pula akan dioperasikan juga koridor-koridor lain. Hal
ini bertujuan dengan semakin munculnya berbagai koridor ini memberikan
dampak bagi masyarakat Kota Surakarta untuk lebih memanfaatkan
pelayanan angkutan umum daripada menggunakan kendaraan pribadi
sehingga secara langsung akan mengurangi jumlah permintaan parkir yang
ada di Kota Surakarta.
Keempat, Peningkatan akses bagi kendaraan tidak bermotor dan
pejalan kaki. Sebagai salah satu solusi yang diberikan oleh Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta yakni dengan di
bangunnya trotoar, City Walk di Kota Surakarta seperti di Jalan Slamet
Riyadi, Koridor Kampung Batik Laweyan Surakarta diharapkan dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lebih mendayagunakan sarana-sarana
akses bagi kendaraan tidak bermotor maupun pejalan kaki. Dengan adanya
sarana-sarana tersebut secara tidak langsung akan memberikan alternatif bagi
masyarakat untuk tidak menggunakan kendaraan dan sarana tranportasi.
Dalam pelaksanaan strategi ini terdapat hambatan yang muncul seperti jumlah
kendaraan pribadi yang cukup tinggi, pelayanan angkutan yang kurang baik,
serta akses bagi pejalan kaki maupun kendaraan tidak bermotor terbatas.
Masih rendahnya minat masyarakat dalam memanfaatkan sarana-sarana
umum.
4. Mengurangi Jumlah Satuan Ruang parkir
Strategi mengurangi jumlah satuan ruang parkir yang dilakukan oleh
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta yakni
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
160
dengan program kegiatan. Pertama, Pembatasan jumlah satuan ruang parkir
di badan jalan, Pembatasan kegiatan parkir ini dilakukan terhadap parkir di
badan jalan, parkir di pinggir-pinggir jalan ataupun pada parkir di luar jalan
yang diterapkan terutama di jalan-jalan utama dan pusat-pusat Kota Surakarta
seperti yang telah dilakukan di Mulai dari Jalan Slamet Riyadi, Jalan Gatot
Subroto, Jalan Radjiman depan Pasar Klewer, lalu juga ada direncanakan di
Jalan Gatot Subroto. Untuk pelaksanaan program ini sudah dilakukan untuk
ruas-ruas jalan tertentu dan memungkinkan kedepanya perlu untuk adanya
peningkatan dalam program ini dalam penataan perparkiran di Kota
Surakarta.
Kedua, Penghapusan ruang parkir di Jalan Nasional dan Propinsi.
Program kegiatan ini di Kota Surakarta sendiri masih dalam proses
perencanaan. Dalam pelaksanaan kegiatanya nanti akan ada tahapan yang
harus dilakukan yaitu, pertama perlu adanya pembatasan akan ruang parkir
dan pembatasan parkir dibadan jalan. Kedua, setelah adanya pembatasan
tersebut baru akan diadakan upaya penghapusan ruang parkir. Program
kegiatan ini nantinya ke depan akan diberlakukan untuk jalan-jalan yang
menjadi Jalan nasional maupun Jalan Propinsi akan dibebaskan dari kegiatan
perparkiran. Akan tetapi, pelaksanaannya akan menuai pro kontra dari
berbagai kalangan seperti petugas parkir, masyarakat sendiri, memiliki
dampak yang besar. Untuk itu perlu di tinjau lagi mengenai pelaksanaannya
nanti mengingat kondisi Kota Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
161
Ketiga, Redesign marka parkir di badan jalan dengan sudut semakin
kecil. Dalam program kegiatan redesaign marka parkir dengan sudut semakin
kecil sudah dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta, Memang dititik-titik tertentu untuk program kegiatan ini
dilaksanakan sudah berjalan seperti di Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Dr.
Radjiman dari Gapura Pasar Klewer sampai Matahari, Jalan Yos Sudarso. dan
untuk kedepannya lagi perlu ditingkatkan. Dilain pihak, yang menjadi
hambatan disini adalah dari pemerintah sendiri masih belum siap dan mampu
menyediakan kantong parkir yang nantinya jika prgram kegiatan seperti Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi dilaksanakan.
5. Meningkatkan Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Salah satu program kegitan ini adalah Pertama, Kursus manajemen
lalu lintas bagi pegawai UPTD perparkiran. strategi yang dilakukan
berhubungan dengan peningkatan kapasitas sumber daya aparatur, khususnya
dibidang perparkiran. Program peningkatan kapasitas sumber daya aparatur
diselenggarakan dengan mengikutsertakan pegawai-pegawai dalam kegiatan
diklat, seminar-seminar, dan bimbingan dibidang perparkiran. adapun bentuk
yang telah dilakukan seperti pengiriman pegawai untuk Kursus Manajerial
Lalu Lintas di Dinas Perhubungan Propinsi Jawa Tengah, Kursus di Pusat
pendidikan dan Latihan di Jatinegara, Jakarta, Kursus di Sekolah Tinggi
Transportasi Darat Bekasi. Program tersebut sebagai upaya dalam
meningkatakan kualitas sumber daya manusia dalam bidang perparkiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
162
Kedua, Pembinaan dan bimbingan teknis bagi petugas dan pengelola
parkir. Program kegiatan ini dilakukan meliputi aspek, pengendalian,
pengawasan, dan pembinaan. Untuk para petugas parkir dilakukan pembinaan
tentang upaya peningkatan pelayanan parkir kepada masyarakat dan
pengguna jasa parkir seperti tata cara pengaturan lalu lintas, P3K. Sedangkan
untuk pihak pengelola parkir sendiri dengan cara peningkatan keahlian
manajerial tentang pengelolaan parkir. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya
perlu ditingkat lagi dan perlu adanya kesadaran antara pihak para petugas
parkir, pengelola parkir dalam mengikuti pembinaan dan bimbingan yang
yang dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta.
Ketiga, Sosialisasi aturan kepada pengguna jasa parkir. Salah satu isu
penting dalam pengelolaan dan penataan perparkiran di Kota Surakarta adalah
pemberian sosialisasi, bimbingan, dan penyuluhan tentang aturan-aturan yang
ada oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta
kepada masyarakat atau pengguna jasa parkir sehingga mereka memahami
dan dapat melakukan kegiatan parkir ataupun memahami latar belakang
kebijaksanaan parkir. Sosialisasi dilakukan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Sosialisasi secara langsung dilakukan dengan melalui
Sosialisasi dilapangan dengan cara mengarahkan pemakai jalan atau pemarkir
terutama terhadap rambu larangan yang baru dipasang, Sosialisasi kepada
masyarakat tentang tata cara parkir. Sedangkan sosialisasi tidak langsung
melalui brosur mengenai tata cara parkir, stiker yang berisi slogan parkir,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
163
iklan di surat kabar, iklan di televisi dan juga radio mengenai tata cara parkir.
Akan tetapi kenyataan di lapangan masih ditemui kekurangan-kekurangan
seperti kurangnya penyediaan brosur bagi masyarakat pengguna.
Keempat, Sistem informasi manajemen dan teknologi bidang
perparkiran. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota
Surakarta mulai menggunakan sistem manajemen dan teknologi perparkiran
dengan jalan memanfatkan sistem komputer. Dengan adanya sistem ini akan
memudahkan dalam memberikan informasi dan menerima informasi dari
masyarakat. Kedepan akan digunakan sistem menajemen komplain dalam
perparkiran dan sebuah sistem taman parkir yang computerise seperti di luar
badan jalan dengan membentuk unit komplain, dimana pengaduan dari
berbagai pihak yang berkaitan dengan parkir akan dicatat dan dimasukkan ke
dalam database pengaduan selain itu akan diambil tindakan yang sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Dari hasil penelitian dapat diketahui pula faktor pendukung dalam
penataan perparkiran oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran
Kota Surakarta, yaitu: Peran media massa. Media massa disini berperan
dalam memberikan informasi berupa sosialisasi kepada masyarakat Kota
Surakarta dalam bidang perparkiran. Sosialisasi yang dilakukan baik melalui
media cetak dan media visual mengenai bidang perparkiran. Sedangkan
faktor penghambat penataan perparkiran oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
164
1. Masih terbatasnya sumber daya manusia yang ada
Belum tercukupinya pegawai sesuai dengan kualifikasi pendidikan
perparkiran dan masih kurangnya jumlah pegawai seperti masih kurangnya
pegawai yang diberdayakan untuk kegiatan lapangan dan jumlah pegawai
yang kini sebanyak 30 orang, dimana hal tersebut merupakan penghambat
dalam pelaksanaan strategi penataan perparkiran di Kota Surakarta oleh Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta.
2. Fasilitas sarana dan Prasarana
Belum memadainya ruangan gedung dan sarana prasarana di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta. Belum
memadainya ruangan gedung dan sarana prasarana ini yakni masih kurang
luasnya gedung sehingga tempat yang harusnya dapat disendiri-sendirikan
terpaksa harus menjadi satu ruang. Selain itu, sarana dan prasarana seperti
kurangnya komputer dalam mendukung pelaksanaan kegiatan oleh pegawai
sehingga menjadi penghambat dalam pelaksanaan program kegiatan yang
sudah ada.
3. Perilaku petugas parkir maupun masyarakat dalam berlalu lintas masih
rendah
Faktor penghambat pelaksanaan pelaksanaan stretegi yang dilakukan
oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta salah
satunya adalah kesadaran akan menaati aturan yang masih rendah baik
petugas parkir maupun masyarakat. misal dititik tertentu sudah terpasang
marka larangan parkir, akan tetapi berbagai alasan muncul untuk melakukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
165
pelanggaran, selain itu makin maraknya petugas parkir dalam menarik tarif
lebih, tidak berseragam, ini menjadi kendala tersendiri dalam upaya penataan
perparkiran
B. Saran
Dengan memperhatikan posisi strategis Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Perparkiran Kota Surakarta maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai sumbangsih pemikiran sebagai berikut:
1. Pemerintah Kota Surakarta dalam upaya mengatasi masalah perparkiran
diharapkan jangan hanya selalu memberi izin saja dalam mendirikan
bangunan usaha tanpa dibarengi dengan penyediaan akan ruang parkir
sendiri. Disisi lain Pemerintah Kota Surakarta perlu untuk meningkatkan
jumlah satuan ruang parkir seperti taman parkir, pelataran maupun gedung
parkir mengingat semakin bertambahnya permintaan akan parkir.
2. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta perlu
segera menyusun dan menyelenggarakan mekanisme perekrutan pegawai
dan pelatihan pegawai guna menunjang kinerjanya. mengingat jumlah
pegawai 30 orang dan untuk pelaksanaan kegiatan di lapangan masih
kurang.
3. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Perparkiran Kota Surakarta untuk
lebih tegas dalam memberikan sanksi terhadap para petugas parkir tidak
resmi, selama ini petugas parkir ini belum menerima sanksi yang tegas
sehingga tidak ada efek jera.