perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id...

112
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi di Kantor Bank Indonesia Solo) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta Oleh Bonita Andarini NIM. E0007262 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi di Kantor Bank Indonesia Solo)

Penulisan Hukum

(Skripsi)

Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan guna

Memperoleh Derajat Sarjana S-1 dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Oleh

Bonita Andarini

NIM. E0007262

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penulisan Hukum (Skripsi)

PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi di Kantor Bank Indonesia Solo)

Oleh

Bonita Andarini

NIM. E0007262

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Penulisan Hukum

(Skripsi) Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum Munawar Kholil, S.H., M.Hum

NIP. 196111081987021001 NIP. 196810171994031003

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENGESAHAN PENGUJI

Penulisan Hukum (Skripsi)

PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT

(Studi di Kantor Bank Indonesia Solo)

Oleh

Bonita Andarini

NIM. E0007262

Telah diterima dan dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Penulisan Hukum (Skripsi)

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada :

Hari : Senin

Tanggal : 25 Juli 2011

DEWAN PENGUJI

1. Dr. M. Najib Imanullah, S.H., M.H., PhD :

Ketua

2. Munawar Kholil, S.H., M.Hum. :

Sekretaris

3. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. :

Anggota

Mengetahui

Dekan,

Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum.

NIP. 19570203 198503 2001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Nama : Bonita Andarini

NIM : E0007262

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (skripsi) berjudul :

PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN

RAKYAT (Studi di Kantor Bank Indonesia Solo) adalah betul-betul karya

sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam penulisan hukum (skripsi) ini diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari

terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi

akademik berupa pencabutan penulisan hukum (skripsi) dan gelar yang saya

peroleh dari penulisan hukum (skripsi) ini.

Surakarta, Juli 2011

yang membuat pernyataan

Bonita Andarini

NIM. E0007262

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami

mohon pertolongan”

(Surat AL-FATIHAH, ayat 5)

“The important is not to stop questioning. Curiosity has its own reason for

existing”

(Albert Einstein, 1955)

“Setiap kesempatan yang datang niscaya akan menjadi peluang emas, jika kita

mau melihatnya benar-benar sebagai peluang emas”

(Penulis)

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

ALLAH SWT

Mama, Rini Puspita Hadi

Papa, Muriaandi, S.Sos

Adik-adikku, Pradipta Bayu Putra dan Aditya Rachman Aji

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat

dan bimbingan serta ridho yang telah diberikan sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini dengan judul “PERAN BANK

INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi di Kantor

Bank Indonesia Solo)”. Penulisan hukum (skripsi) ini disusun dalam rangka

memenuhi persyaratan kelulusan derajat S1 di Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Penulisan hukum ini membahas mengenai peran Kantor Bank Indonesia

Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat dan hambatan serta solusi yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Solo

dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat. Pembahasan mengenai pengawasan tingkat kesehatan bank ini penting

dilakukan untuk menjaga agar kondisi kesehatan suatu bank tetap dalam tingkatan

sehat. Upaya untuk melakukan pengawasan tingkat kesehatan bank adalah dengan

melakukan pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung oleh Kantor

Bank Indonesia Solo.

Pada kesempatan ini pula tak lupa penulis ucapkan terimaksih kepada

semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materiil maupun

spiritual kepada :

1. Prof. Dr. Hartiwiningsih, S.H., M.Hum selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum selaku pembimbing I yang dengan arif

dan bijak telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan

hukum (skripsi) ini.

3. Munawar Kholil, S.H., M.Hum selaku Pembimbing II yang dengan arif dan

bijak telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan hukum

(skripsi) ini.

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. M. Najib Imanullah, S.H., M.H., PhD selaku Ketua Penguji Skripsi yang

dengan arif dan bijak telah memberikan bimbangan dan pengarahan dalam

penulisan hukum (skripsi) ini.

5. Harjono, S.H., M.H selaku Pembimbing Akademik yang dengan arif dan bijak

telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama menempuh studi di

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Yiyok T. Herlambang selaku Deputi Pemimpin bidang Perbankan Kantor

Bank Indonesia yang telah memberikan ijin penelitian di Kantor Bank

Indonesia Solo.

7. Seluruh dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Seluruh karyawan dan karyawati Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada penulis

selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Hukum UNS.

9. Farida Puspita Sari, Ella Nuke R.P, Ibnu Kuncorobroto, Aditya Yogatama,

Hildha Kurniawati, Anita Budi S., Nesia Zara F., Pramana Galih S., Sita

Adelia J., Arina Mafida, yang selalu memberikan semangat dan saling

mendoakan agar segera menyelesaikan penulisan hukum (skripsi) ini.

10. Teman-teman Fakultas Hukum UNS angkatan 2007 yang selalu memberikan

semangat dan saling megingatkan agar segera menyelesaikan tugas-tugas

perkuliahan.

11. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih ada banyak hal yang

harus penulis pelajari. Oleh karena itu penulis mengharap adanya saran dan kritik

yang membangun dan dapat membuat lebih baik. Penulis berharap bahwa apa yang

telah penulis susun dapat memberi manfaat yang baik bagi siapa saja yang

membaca.

Surakarta, Juli 2011

Penulis,

Bonita Andarini

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………… i

HALAMAN PERSTEJUAN……………………………………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………. iii

HALAMAN PERNYATAAN......................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………….. v

HALAMAN MOTTO…………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR……………………………………………. vii

DAFTAR ISI……………………………………………………… ix

DAFTAR TABEL…………………………..……………………... xi

DAFTAR BAGAN....…………………………………..…………. xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................... xiii

ABSTRAK………………………………………………………… xiv

ABSTRACT...................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………. 1

B. Perumusan Masalah………………………………… 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian .................................…………… 6

E. Metode Penelitian ...........................………………. 6

F. Sistematika Penulisan Hukum ................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......…………………………... 13

A. Kerangka Teori .......……………………………….... 13

1. Tinjauan Umum tentang Bank Indonesia ............. 13

2. Konsep Hukum Pelaksanaan Tugas Pengawasan

Perbankan oleh Bank Indonesia .................................. 19

3. Tinjauan Umum tentang Tingkat Kesehatan Bank ...... 22

4. Tinjauan Umum tentang Bank Perkreditan Rakyat ..... 27

5. Tinjauan tentang Efektivitas Penegakan Hukum

Pengawasan Perbankan ................................................ 31

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

B. Kerangka Pemikiran ................…….…………………… 36

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…..….....…. 38

A. Deskripsi Singkat Kantor Bank Indonesia Solo …..……. 38

B. Hasil Penelitian ................................................................. 42

1. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan

Tugas Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat ............……………………...….. 42

a. Ketentuan tentang Tingkat Kesehatan Bank......… 42

b. Pelaksanaan Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat .........……………………...… 43

c. Peran Bank Indonesia sebagai Pengawas .............. 68

2. Hambatan-Hambatan Kantor Bank Indonesia Solo dalam

Melaksanakan Tugas Pengawasan Tingkat Kesehatan

Bank Perkreditan Rakyat dan Solusi-solusi untuk

Menyelesaikan …..…............................................….. 75

a. Hambatan Internal dan Solusi yang Dihadapi

Bank Indonesia .…..............................................… 75

b. Hambatan Eksternal dan Solusi yang Dihadapi

Bank Indonesia ....................................…………... 84

C. Pembahasan ........................................................................ 91

1. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan

Tugas Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat .......................................................................... 91

2. Hambatan dan Solusi Kantor Bank Indonesia Solo

dalam Melaksanakan Tugas Pengawasan Tingkat

Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ........................... 93

BAB IV PENUTUP ............................................................................... 96

A. Kesimpulan ........................................................................ 96

B. Saran ................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Bobot Penilaian Faktor CAMEL untuk Bank Umum dan

BPR .......................................................................................... 24

Tabel 2. Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat ................................ 40

Tabel 3. Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah .................... 45

Tabel 4. Faktor-Faktor yang Dinilai dan Bobot Tingkat Kesehatan

BPR .......................................................................................... 48

Tabel 5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Wilayah Kerja Kantor Bank

Indonesia Solo Periode Desember 2008 ................................... 56

Tabel 6. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Wilayah Kerja Kantor Bank

Indonesia Solo Periode Desember 2009 .................................... 56

Tabel 7. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Wilayah Kerja Kantor Bank

Indonesia Solo Periode Desember 2010 .................................... 57

Tabel 8. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Wilayah Kerja Kantor Bank

Indonesia Solo Periode Mei 2011 ............................................. 57

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Analisis Kualitatif Model Interaktif ........................................ 11

Bagan 2. Kerangka Pemikiran ................................................................ 36

Bagan 3. Bagan Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo ........ 41

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Ijin Penelitian

Surat Persetujuan Ijin Penelitian

Surat Keputusan Direksi BI Nomor 30/12/ KEP/DIR tentang Tata Cara Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRAK Bonita Andarini, E0007262. 2011. PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi di Kantor Bank Indonesia Solo). Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Selain itu untuk mengetahui hambatan-hambatan dan solusi-solusi yang dihadapi oleh Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian empiris yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Bank Indonesia Solo. Jenis data meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, studi dokumen atau bahan pustaka, pengamatan atau observasi. Analisa data secara kualitatif dengan model interaktif.

Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat adalah memastikan bahwa Bank Perkreditan Rakyat memiliki kebijakan, prosedur, dan pedoman penilaian kredit serta menguji konsistensi pelaksanaannya. Pelaksanaan pengawasan dijalankan sesuai Surat Keputusan Direksi BI Nomor 30/12/KEP/DIR tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dengan dasar penilaian faktor permodalan, kualitas aktiva, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas serta melalui berbagai langkah tambahan. Dalam melaksanakan tugas pengawasan Kantor Bank Indonesia Solo menemui hambatan, antara lain hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal meliputi belum optimalnya dalam hal manajemen bank, pelaksanaan pengawasan, pemberian sanksi, pemahaman antara petugas pengawas, sistem informasi dari Bank Indonesia. Hambatan eksternal meliputi belum optimalnya dalam hal sumber daya manusia, kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat, sistem pengaturan, efektivitas sistem pengawasan, teknologi informasi. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah Kantor Bank Indonesia dapat melakukan evaluasi dengan pihak terkait, menyempurnakan sistem dan ketentuan, kemudian mengimplementasikan sesuai ketentuan dan standarnya. Sedangkan untuk Bank Perkreditan Rakyat melakukan kerjasama dengan para pihak terkait usahanya, memberikan pelatihan kepada karyawannya, melakukan evaluasi dan pemantauan terhadap ketentuan maupun pedoman.

Kata kunci : Bank Indonesia, Pengawasan, Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRACT Bonita Andarini, E0007262. 2011. THE BANK OF INDONESIA’S ROLE IN UNDERTAKING SUPERVISION DUTY OF PEOPLE CREDITING BANK’S HEALTH LEVEL (A STUDY ON SOLO BANK OF INDONESIA OFFICE). Faculty of Law of Sebelas Maret University.

The objectives of this research to find out the role of Solo Bank of Indonesia Office in undertaking the duty of supervision People Crediting Bank’s health ratings. Furthermore the problems and the solutions the Solo Bank of Indonesia Office faces in undertaking the duty of supervision People Crediting Bank’s health ratings.

This study belongs to an empirical research that is descriptive in nature using qualitative approach. The research was taken place in the Solo Bank of Indonesia Office. The data type used included primary and secondary data. Techniques of collecting data used were interview, document or literature study, and observation. The data analysis was done qualitatively using an interactive model.

The role of Solo Bank of Indonesia Office is in task of overseeing People Crediting Bank’s health level is to ensure that the People Crediting Bank has policy, procedure, and credit assessment guidelines as well as to examine the consistency of its implementation. The implementation of overseeing is undertaken consistent with the Decree of BI Director Boards Number 30/12/Kep/Dir about the Procedure of Assessing the People Crediting Bank’s Health Level based on the capital factor, assets quality, management, rentability, and liquidity as well as through various additional steps. In implementing the duty of supervision, the Solo Bank of Indonesia Office faces problems, both internal and external. The internal one include the less optimal bank management, supervision implementation, sanction giving, inter-overseers perception, information system from Bank of Indonesia. The External problems include the less optimal in the term of human resource, capital adequacy of People Crediting Bank, regulation system, supervision system effectiveness, information technology. The solution to cope with such the obstacles is that the Solo Bank of Indonesia Office can do evaluation with the related parties, accomplish the system and provision, and then implement it consistent with the provision and standard. Meanwhile the People Crediting Bank carries out cooperation with the related parties, gives training to its employees, does evaluation and monitoring on the provision or guidelines. Keywords: Bank of Indonesia, Supervision, People Crediting Bank Health

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proklamasi Negara Republik Indonesia telah menghantarkan bangsa

Indonesia menuju cita-cita berkehidupan kebangsaan yang bebas, bersatu,

berdaulat, adil dan makmur. Dalam Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa, perekonomian

nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan

ekonomi nasional. Salah satu bentuk upaya perwujudan perekonomian nasional

adalah dengan meningkatkan pembangunan negara yang dapat diwujudkan

melalui lembaga keuangan, perbankan. Perkembangan dunia usaha di sektor

swasta di dunia selalu diikuti oleh usaha untuk mengonsentrasikan dan

mengakumulasi modal. Semua itu karena peran perbankan sebagai lembaga

keuangan.

Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat, bukan hanya

sekedar sebagai sumber dana bagi pihak yang kekurangan dana dan sebagai

tempat penyimpanan uang bagi pihak yang kelebihan dana, tetapi juga memiliki

fungsi-fungsi yang meluas saat ini. Terlebih lagi karena kemajuan perekonomian

dan semakin tingginya tingkat kegiatan ekonomi, telah mendorong bank untuk

menciptakan produk dan layanan yang sifatnya memberi kepuasan dan

kemudahan-kemudahan, seperti menyediakan mekansime dan alat pembayaran

yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi, memberikan pelayanan penyimpanan

untuk barang-barang berharga, dan penawaran jasa-jasa keuangan lainnya. Tentu

saja keberadaannya sangat mempermudah dan memperlancar seluruh aktivitas

ekonomi masyarakat dan menempatkan bank menjadi sebuah lembaga keuangan

yang strategis.

Pesatnya perkembangan perbankan di Indonesia yang antara lain ditandai

dengan banyaknya bank yang bermunculan dengan jenis-jenis yang berbeda, salah

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

satunya adalah kemunculan Bank Perkreditan Rakyat. Berawal dari pemerintah

Indonesia mengeluarkan kebijakan deregulasi perbankan diawali pada tahun 1988,

yang selanjutnya dikenal dengan Pakto 1988 tanggal 1 Desember 1989 (Pakdes)

telah memberikan peluang yang lebih besar bagi dunia perbankan yang antara lain

memberi kemudahan bagi pendirian Bank Perkreditan Rakyat, selain itu

pemerintah juga mendorong pendirian bank-bank pasar yang terutama sangat

dikenal didirikan di lingkungan pasar dan bertujuan memberikan pelayanan jasa

keuangan kepada para pedagang pasar (Johannes Ibrahim, 2004:66-67). Sejak saat

itu Bank Perkreditan Rakyat banyak didirikan baik Bank Perkreditan Rakyat

konvensional maupun Bank Perkreditan Rakyat yang menggunakan prinsip

Syariah.

Deregulasi perbankan yang berjalan secara berkelanjutan tanpa adanya

pembatasan terhadap pembukaan Bank Perkreditan Rakyat baru itu telah

melahirkan jumlah Bank Perkreditan Rakyat yang relatif banyak. Bank

Perkreditan Rakyat berorientasi pada pasar dalam negeri terutama pasar menengah

kebawah, karena aset dan operasinya yang kecil. Dalam perjalanannya beberapa

tahun terakhir ini banyak Bank Perkreditan Rakyat yang tidak diimbangi dengan

pengawasan yang memadai, sehingga membawa dampak banyaknya pelanggaran

terhadap aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah melalui Undang-Undang

Perbankan, yang isinya antara lain mengatur tentang usaha perbankan.

Usaha perbankan harus didukung adanya kepercayaan masyarakat, untuk itu

diperlukan suatu pengawasan terhadap bank-bank tersebut agar tidak lunturnya

kepercayaan masyarakat. Sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, bank dibina dan diawasi oleh

Bank Indonesia. Selain itu bank memiliki kewajiban untuk memelihara tingkat

kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas

manajemen, likuiditas, rentabilitas dan aspek lain yang berhubungan dengan

usaha perbankan, dan juga bank wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan

prinsip kehati-hatian. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia dapat

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dilakukan secara berkala maupun setiap waktu, apabila dirasa memang

diperlukan.

Pengawasan bank oleh Bank Indonesia juga tercantum secara lebih rinci

dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 dan

diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2009. Dalam Pasal

8 huruf c, salah satu tugas Bank Indonesia adalah mengatur dan mengawasi bank

dengan tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah,

sebagaimana tujuan utama Bank Indonesia. Dalam rangka melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf c, Bank Indonesia menetapkan

peraturan, memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha

tertentu dari Bank, melaksanakan pengawasan Bank dan mengenakan sanksi

terhadap Bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kebijakan pengaturan bank dilaksanakan oleh Bank Indonesia dengan

mengeluarkan berbagai ketentuan kehati-hatian tentang perbankan dengan

mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Peraturan dan

ketentuan perbankan juga ditetapkan dalam bentuk Peraturan Bank Indonesia

(PBI) dan memuat prinsip kehati-hatian di bidang perbankan. Ini berarti peraturan

dan ketentuan perbankan tersebut berfungsi memberikan rambu-rambu bagi

penyelenggaraan kegiatan usaha perbankan yang berhati-hati sehingga dapat

mewujudkan sistem perbankan yang sehat.

Bank Perkreditan Rakyat sebagai bank yang diawasi oleh Bank Indonesia

harus transparan dalam memberikan segala penjelasan tentang kegiatan

perbankannya. Dari semua kegiatan tersebut di atas, disinilah pentingnya suatu

fungsi pengawasan terhadap bank. Kepentingan bagi bank adalah mencegah atau

menghindari suatu bank menjadi bank yang tidak sehat. Bank yang sehat akan

tumbuh dan berkembang secara baik, mampu menjaga kepercayaan serta

kepentingan masyarakat dan memberikan kontribusi yang besar bagi kestabilan

moneter serta perkembangan ekonomi nasional.

Standar untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh

pemerintah melalui Bank Indonesia. Bank Perkreditan Rakyat diharuskan

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

membuat laporan baik yang bersifat rutin ataupun secara berkala mengenai

aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Dari laporan ini dipelajari dan

dianalisis, sehingga dapat diketahui kondisi suatu bank. Dengan diketahui kondisi

kesehatannya akan memudahkan bank itu sendiri untuk memperbaiki

kesehatannya (Kasmir, 2004:42).

Bank Indonesia mempunyai kebijakan untuk melakukan pemeriksaan secara

keseluruhan baik likuiditas, kesehatan bank dan aktivitas perbankan termasuk

aktivitas yang diduga tindak pidana perbankan. Faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya kasus di Bank Perkreditan Rakyat diantaranya adalah penerapan tata

kelola perusahaan yang baik good corporate governance (GCG) di Bank

Perkreditan Rakyat yang dinilai Bank Indonesia masih lemah, keterlibatan pemilik

bank yang tidak mengindahkan manajemen risiko (risk management) yang

sifatnya wajib disebabkan lemahnya pengawasan, pengetahuan perbankan dari

sumber data manusia yang bekerja di Bank Perkreditan Rakyat itu sendiri serta

restrukturisasi dan perbaikan internal.

Di dalam kondisi seperti ini maka peranan Bank Indonesia sebagai bank

sentral penyokong utama gerak laju perkembangan nasional harus berada pada

jajaran terdepan. Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas dalam hal ini

memainkan perannya. Ketika terjadi kejanggalan terhadap kesehatan bank, Bank

Indonesia dengan kewenangan yang dimilikinya membina bank tersebut, agar

bank itu kembali menjadi sehat, normal kembali dan krisis perbankan tidak

berkepanjangan.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

menulis skripsi dengan judul “PERAN BANK INDONESIA DALAM

MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN TINGKAT KESEHATAN

BANK PERKREDITAN RAKYAT (Studi di Kantor Bank Indonesia Solo)”.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Perumusan Masalah

Permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan hukum

mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun perumusan masalah yang

didasarkan pada uraian latar belakang dimuka. Adapun perumusan masalah dalam

penelitian hukum ini adalah :

1. Bagaimana peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas

pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat?

2. Apakah hambatan dan solusi yang dilakukan Kantor Bank Indonesia Solo

dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada hakekatnya mengungkapkan apa yang hendak

dicapai oleh peneliti, yang mana tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Objektif

a. Untuk mengetahui bagaimana peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam

melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat.

b. Untuk mengetahui apa hambatan dan solusi Kantor Bank Indonesia Solo

dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat.

2. Tujuan Subjektif

a. Menambah, memperluas dan mengaplikasikan pengetahuan penulis dalam

lingkup hukum perdata khususnya mengenai peran Kantor Bank Indonesia

Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat.

b. Melengkapi persyaratan dalam mencapai gelar sarjana strata satu (S-1)

bidang Ilmu Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan adanya suatu manfaat dan kegunaan yang dapat

diambil dari penelitian yang dilakukan, sebab besar kecilnya manfaat penelitian

akan menentukan nilai-nilai dari penelitian tersebut. Adapun yang menjadi

manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan manfaat pada pengembangan Ilmu Hukum pada umumnya

dan Hukum Perdata pada khususnya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu tambahan referensi,

masukan data ataupun literatur bagi penulisan hukum selanjutnya yang

berguna bagi para pihak-pihak yang berkepentingan terutama yang

berkaitan dengan peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan

tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan pemecahan atas

permasalahan yang diteliti.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan suatu gambaran dan informasi tentang penelitian yang sejenis

dan pengetahuan bagi masyarakat yang luas tentang peran Kantor Bank

Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan

Bank Perkreditan Rakyat.

b. Menjadi wahana bagi penulis untuk mengembangkan penalaran dan

membentuk pola pikir ilmiah sekaligus untuk mengetahui kemampuan

peneliti dalam menerapkan ilmu yang diperoleh.

E. Metode Penelitian

Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada

metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari

satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali

itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam tehadap fakta hukum

tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

permasalahan yang timbul dalam gejala bersangkutan (Soerjono Soekanto,

2008:43).

Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian hukum ini adalah

sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian hukum

sosiologis atau empiris, maka yang diteliti pada awalnya adalah data

sekunder, untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data primer

di lapangan, atau terhadap masyarakat (Soerjono Soekanto, 2008:52).

2. Sifat Peneltian

Dilihat dari sudut sifatnya, maka penelitian ini bersifat deskriptif.

Suatu penelitian deskriptif , dimaksudkan untuk memberikan data yang

seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya.

Maksudnya adalah terutama untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat

membantu didalam memperkuat teori-teori lama, atau didalam kerangka

menyusun teori-teori baru (Soerjono Soekanto, 2008:10).

Penulis dalam penelitian ini akan memberikan deskripsi mengenai

peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan

tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

3. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan tata cara penelitian yang menghasilkan data

deskriptif, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan,

dan perilaku nyata (Soerjono Soekanto, 2008:32).

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian hukum ini akan dilaksanakan di Kantor Bank

Indonesia Solo, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 4 Surakarta.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

5. Jenis Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian hukum ini berupa

data primer dan data sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden,

yakni perilaku responden di lapangan maupun keterangan yang diberikan

(Soerjono Soekanto, 2008:12).

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk mendukung

data primer, diperoleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku,

hasil penelitian berwujud laporan yang berhubungan dengan permasalahan

yang akan diteliti.

6. Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari

lapangan. Penulis memperoleh data langsung dari lokasi penelitian yaitu

Kantor Bank Indonesia Solo yang melaksanakan tugas pengawasan tingkat

kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang mendukung sumber

data primer. Data tersebut diperoleh dari peraturan perundang-undangan,

buku-buku, dokumen-dokumen, artikel, internet, maupun sumber-sumber

lain yang terkait dengan penelitian penulis.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu kegiatan dimana seseorang dengan tujuan

tertentu melakukan percakapan atau tatap muka guna memperoleh data

baik secara lisan atau tulisan atas sejumlah tulisan atau data yang

diperlukan.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

b. Studi dokumen atau bahan pustaka

Tipe data apapun yang akan dikehendaki oleh penulis, maka studi

dokumen atau bahan pustaka yang akan selalu dipergunakan terlebih

dahulu (Soerjono Soekanto, 2008:201). Penulis dapat mempergunakan

peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen-dokumen, maupun

laporan-laporan dari peneliti terdahulu yang berisikan penelitian-penelitian

yang pernah dilakukan, karena akan sangat berguna bagi penulis.

c. Pengamatan atau observasi

Penulis akan melihat kenyataan-kenyataan yang terjadi dalam

lapangan penelitian, kemudian dari kenyataan-kenyataan yang ada maka

penulis melakukan pengamatan. Persepsi penulis akan menjadi penafsiran,

yang dinamakan sebagai fakta. Fakta merupakan hasil penafsiran terhadap

gejala yang diamati penulis. Penulis harus selalu berpedoman pada

kerangka teoritis dan kerangka konsepsionil yang menjadi dasar

penelitiannya (Soerjono Soekanto, 2008:219-220).

8. Teknik Analisa Data

Analisis data merupakan proses pengorganisasian dan pengurutan data

dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J.

Maleong, 2002:103).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis interaktif (interactive model of analysis), yaitu model analisis dalam

penelitian kualitatif yang terdiri dari tiga komponen analisis yang dilakukan

dengan cara interaksi, baik antar komponennya, maupun dengan proses

pengumpulan data, dalam proses yang berbentuk siklus (H.B.Sutopo,

2002:96). Analisis data kualitatif model interaktif menggunakan 3 (tiga)

komponen pokok, yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang

merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

data dari fieldnote. Proses reduksi ini akan berlangsung terus sepanjang

pelaksanaan penelitian.

b. Sajian Data

Sajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi

deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan untuk melakukan

simpulan penelitian. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat juga

dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan

kegiatan dan juga tabel sebagai pendukung narasinya.

c. Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi

Kesimpulan akhir merupakan hasil dari pemahaman atas arti dari

berbagai hal yang ditemukan peneliti dengan melakukan pencatatan

peraturan-peraturan, pola-pola, pernyataan-pernyataan, konfigurasi

yang mungkin, arahan sebab akibat dan proposisi yang mungkin.

Konklusi-konklusi dibiarkan tetap disitu yang pada awalnya kurang

jelas, kemudian meningkat secara eksplisit dan juga memiliki landasan

yang kuat. Kesimpulan akhir perlu diverifikasi agara cukup mantap dan

benar-benar bisa dipertanggunggjawabkan. Dalam teknis analisis ini,

peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen analisis dan

pengumpulan data selama pengumpulan data selesai, maka peneliti

bergerak di antara ketiga komponen analisis tersebut hingga waktu yang

tersisa bagi penelitian berakhir (H.B.Sutopo, 2002:91-93).

Adapun model analisis interaktif yang dilakukan dalam penelitian

ini dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut:

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Bagan 1 : Analisis Kualitatif Model Interaktif

Keterangan :

Data yang terkumpul kemudian direduksi dengan cara penyelesaian

dan penyederhanaan, kemudian dilakukan penyusunan sajian data

dan penarikan kesimpulan. Keseluruhan tahap ini tidak harus

dilakukan secara urut yang memungkinkan adanya penilaian data

kembali setelah memiliki gambaran mengenai kesimpulan.

F. Sistematika Penulisan Hukum

Penjabaran gambaran secara menyeluruh mengenai sistematika penulisan

hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum, maka penulis

menyiapkan suatu sistematika penulisan hukum. Adapun sistematika ini terdiri

dari 4 (empat) bab. Tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksudkan

untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini.

Adapun sistematika penulisan hukum ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi alasan pemilihan judul, latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan dibahas mengenai dua hal, yaitu yang

pertama adaah berisi tinjauan kerangka teori, yang meliputi,

tinjauan umum tentang Bank Indonesia, tingkat kesehatan bank,

dan tentang Bank Perkreditan Rakyat. Pembahasan yang kedua

adalah mengenai kerangka pemikiran.

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil dari penelitian yang membahas

tentang bagaimana peran Kantor Bank Indonesia dalam

melaksanakan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat serta hambatan dan solusi yang dilakukan

dalam melakukan pengawasan tersebut.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang telah penulis buat dari hasil

penelitian yang telah dilaksanakan dan saran yang relevan dari

hasil penelitian yang telah penulis lakukan.

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

B. Kerangka Teori

1. Tinjauan Umum tentang Bank Indonesia

a. Pengertian Bank

Definisi bank menurut beberapa ahli yang akan dipaparkan oleh

penulis untuk dapat membantu pemahaman dunia bank. Menurut Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan , dalam Pasal 1 ayat (1)

disebutkan definisi bank adalah badan yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank

lainnya (Kasmir, 2002:2).

Thomas Suyatno, dkk, memberikan definisi bank adalah suatu badan

yang usaha utamanya menciptakan kredit. G.M. Verryn Stuart dalam

bukunya “Bank Politik” mengatakan bank adalah suatu badan yang

bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit baik dengan alat-alat

pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari orang

lain maupun dengan jalan mengedarkan alat-alat penukar baru berupa

giral. Abdurrahman menjelaskan bahwa bank adalah suatu jenis lembaga

keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa, seperti memberikan

pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap mata uang,

bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai

usaha-usaha perusahaan,dll (Thomas Suyatno, 1991:1).

Menurut A. Ridwan Halim, bank adalah suatu lembaga yang khusus

bergerak dalam segala urusan keuangan, misalnya dalam hal penciptaan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

uang, peredaran uang, pinjaman uang dan sebagainya (Pujiyono dalam A.

Ridwan Halim, 1990:137).

Sentosa Sembiring, memberikan definisi bank adalah suatu badan

usaha yang berbadan hukum yang bergerak di bidang jasa keuangan,

badan usaha di sini diartikan bahwa secara yuridis merupakan subyek

hukum yang dapat mengikatkan diri pada pihak ketiga (Sentosa Sembiring,

2000:2).

Rudi Tri Santosa berpendapat, bank adalah suatu industri yang

bergerak di bidang kepercayaan yang dalam hal ini adalah sebagai media

perantara (financial intermediary) antara debitur dan kreditur (Rudi Tri

Sentosa, 1997:1).

Kata “bank” dalam suatu kamus diartikan sebagai :

1) Menerima deposito uang, custody, menerbitkan uang, untuk

memberikan pinjaman dan diskonto, memudahkan penukaran fund-fund

tententu dengan cek, notes, dan lain-lain, dan juga bank memperoleh

keuntungan dengan meminjamkan uangnya dengan memungut bunga;

2) Perusahaan yang melaksanakan bisnis bank tersebut;

3) Gedung atau kantor tempat dilakukannya transaksi bank atau tempat

beroperasinya perusahaan perbankan (Munir Fuady dalam Noah

Webster, 2003:13-14).

b. Jenis-jenis Bank

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan dan

ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-Undang RI Nomor 10 tahun

1998, bank dibagi dalam dua jenis yang terdiri dari :

1) Bank Umum

Pengertian bank umum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10

Tahun 1998 adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya memberikan jasa dalam lampu lalu lintas pembayaran.

Bank umum sering disebut juga bank komersil (commercial bank).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Bank umum juga dikelompokan ke dalam dua jenis, antara lain

bank umum devisa dan bank umum non devisa. Bank umum yang

berstatus devisa memiliki produk yang lebih luas daripada bank non

devisa, antara lain dapat dilaksanakan jasa yang berhubungan dengan

seluruh mata uang asing atau jasa bank ke luar negeri. Bank umum juga

terdiri dari dua jenis, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya

secara konvensional dan/atau bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatan memberikan

jasa lalu lintas pembayaran berdasarkan prinsip syariah (Jamal

Wiwoho, 2010:7).

2) Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Pengertian BPR menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran (Jamal Wiwoho,

2010:7).

c. Pengertian Bank Indonesia

Status kelembagaan Bank Indonesia yang independen disebutkan

dengan jelas dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004

tentang Bank Indonesia (UU Bank Indonesia). Independensi artinya bebas

dari campur tangan pemerintah dan pihak-pihak lainnya. Dengan Undang-

Undang yang baru ini, pihak lain dilarang melakukan segala bentuk

campur tangan terhadap pelaksanaan tugas Bank Indonesia.

Menurut Muhammad Djumhana, Bank Indonesia sebagai bank

sentral (central bank) dari segi fungsinya serta tujuan usahanya adalah

bank yang dapat bertindak sebagai bankers bank, pimpinan, penguasa

moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada

(Muhammad Djumhana, 2000:83).

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Pengertian Bank Indonesia terdapat dalam UU Bank Indonesia Pasal

4, pada ayat (1) dari Pasal tersebut disebutkan bahwa Bank Indonesia

adalah Bank Sentral Republik Indonesia. Lebih lanjut dijelaskan dalam

ayat (2) bahwa Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen

bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak-pihak lainnya kecuali

untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini. Dan

dalam ayat (3) diatur bahwa Bank Indonesia adalah Badan Hukum

berdasarkan Undang-Undang ini, maksudnya adalah UU Bank Indonesia,

yang merupakan salah satu hukum positif di Indonesia, yaitu hukum yang

berlaku searah bagi suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu.

d. Tujuan Bank Indonesia

Tujuan Bank Indonesia seperti tertuang dalam UU Bank Indonesia

Bab III Pasal 7 adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah.

Hal ini merupakan tujuan tunggal (single objective) bagi Bank Indonesia.

Mata uang rupiah perlu dijaga dan dipelihara kestabilannya mengingat

dampak yang ditimbulkan apabila suatu mata uang tidak stabil sangatlah

luas. Salah satu akibat ketidakstabilan nilai rupiah adalah terjadinya inflasi

yang sangat memberatkan masyarakat luas. Oleh karena itu tugas Bank

Indonesia untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah menjadi

faktor yang sangat penting untuk mendukung pembangunan ekonomi yang

berkelanjutan (Kasmir, 2004:207).

Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh Bank

Indonesia adalah:

1) Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur

dengan atau tercermin dari perkembangan laju inflasi;

2) Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat

diukur dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar rupiah

terhadap mata uang negara lain (Kasmir, 2004:208).

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

e. Tugas-tugas Bank Indonesia

Secara garis besar tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai

dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Berikut ini akan diuraikan garis-

garis besar dari masing-masing tugas Bank Indonesia seperti yang tertuang

dalam UU Bank Indonesia.

1) Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan

moneter Bank Indonesia berwenang:

a) Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan

sasaran laju inflasi yang ditetapkannya;

b) Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara

yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada:

(1) Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang rupiah

maupun valas

(2) Penetapan tingkat diskonto

(3) Penetapan cadangan wajib minimum

(4) Pengaturan kredit atau pembiayaan

c) Memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah,

paling lama 90 (sembilan puluh) hari kepada bank untuk mengatasi

kesulitan pendanaan jangka pendek bank yang bersangkutan;

d) Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar

yang telah ditetapkan;

e) Mengelola cadangan devisa;

f) Menyelenggarakan survei secara berkala atau sewaktu-waktu

diperlukan yang dapat bersifat makro dan mikro (Kasmir,

2004:208-209).

2) Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran

Dalam tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran Bank Indonesia berwenang:

a) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas

penyelenggaraan jasa sistem pembayaran;

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk

menyampaikan laporan kegiatannya;

c) Menetapkan penggunaan alat pembayaran;

d) Mengatur sistem kliring antar bank baik dalam mata uang rupiah

maupun asing;

e) Menyelenggarakan penyelesaian akhir transaksi pembayaran antar

bank;

f) Menetapkan macam, harga, ciri uang yang akan dikeluarkannya,

bahan yang digunakan dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat

pembayaran yang sah;

g) Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut,

menarik dan memusnahkan uang dari peredaran, termasuk

memberikan penggantian dengan nilai yang sama (Kasmir,

2004:209-210).

3) Mengatur dan mengawasi bank

Dalam hal mengatur dan mengawasi Bank Indonesia

berwenang:

a) Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip

kehati-hatian;

b) Memberikan dan mencabut izin usaha bank;

c) Memberikan izin pembukaan, penutupan dan pemindahan kantor

bank;

d) Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan kepengurusan bank;

e) Memberikan izin kepada bank untuk menjalankan kegiatan usaha

tertentu;

f) Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan dan

penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia;

g) Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala

maupun setiap waktu apabila diperlukan.

h) Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau

seluruh kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Indonesia terhadap suatu transaksi patut diduga merupakan

tindakan pidana dibidang perbankan;

i) Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank;

j) Mengambil tindakan terhadap suatu bank sebagaimana diatur

dalam undang-undang tentang perbankan yang berlaku apabila

menurut penilaian Bank Indonesia dapat membahayakan

kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan atau

membahayakan perekonomian nasional;

k) Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan

sektor jasa keuangan yang independen dan dibentuk dengan

undang-undang (Kasmir, 2004:210-211).

2. Konsep Hukum Pelaksanaan Tugas Pengawasan Perbankan oleh Bank

Indonesia

Berawal dari keinginan untuk memajukan sistem perbankan di Indonesia,

maka dibentuk Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Arsitektur Perbankan

Indonesia adalah suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang

bersifat menyeluruh dan memberi arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan

untuk rentang waktu lima sampai sepuluh tahun kedepan. Landasan visi API

ini, yaitu untuk mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien

guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Terdapat enam pilar Arsitektur Perbankan Indonesia (API), yaitu :

a. Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang berkesinambungan,

b. Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada standar internasional,

c. Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memilik daya saing yang tinggi serta memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko,

d. Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional,

e. Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri perbankan yang sehat,

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

f. Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan (Hermansyah, 2009:195).

Keenam sasaran yang ingin dicapai API tersebut dituangkan ke dalam

enam pilar yang saling terkait satu sama lain guna menunjang pencapaian visi

API. Industri perbankan yang sehat juga perlu didukung dengan pengawasan

bank yang independen dan efektif seperti yang tertuang di dalam Pilar Ketiga

Arsitektur Perbankan Indonesia. Pengawasan yang independen dan efektif

sangat diperlukan baik untuk saat ini maupun jangka panjang sebagai jawaban

atas meningkatnya kegiatan usaha maupun kompleksitas risiko yang dihadapi

oleh perbankan. Oleh karena itu, Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas

bank akan menyempurnakan sistem pengawasan bank dengan terus

mengembangkan metode pengawasan bank yang berbasis pada risiko (risk-

based supervision) serta melakukan konsolidasi organisasi pengawasan bank

yang ada di Bank Indonesia (Hermansyah, 2009:200).

Pengawasan bank diatur dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam Pasal tersebut ditentukan,

pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia (ayat (1)) (Abdulkadir dan

Muniarti, 2000:85-86). Dalam penjelasannya pengawasan oleh Bank Indonesia

meliputi pengawasan tidak langsung yang dilakukan oleh Bank Indonesia

dengan meneliti, serta mengevaluasi laporan-laporan yang disampaikan oleh

suatu bank. Sementara itu, pengawasan langsung dilakukan dalam bentuk

pemeriksaan kepada bank yang bersangkutan yang diikuti dengan tindakan-

tindakan perbaikan. Perlu dicatat bahwa segala hal yang berkaitan dengan

pengawasan bank baik langsung maupun tidak langsung adalah bersifat rahasia

(Perry Warjiyo, 2004:167).

Bank wajib memelihara tingkat kesehatannya sesuai dengan ketentuan

kecukupan modal, kualitas aset produktif, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib

melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Dalam Pasal 31

Undang-Undang Perbankan disebutkan bahwa Bank Indonesia melakukan

pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu apabila

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

diperlukan. Hal ini juga tercantum lebih lanjut dalam pasal-pasal yang tertera

dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia

Sesuai dengan Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Perbankan dan Pasal 8

huruf c Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Bank

Indonesia diserahi tugas, kewenangan dan tanggung jawab untuk melakukan

pengawasan terhadap bank. Jadi, otoritas sebagai pengawas terhadap bank

berada di tangan Bank Indonesia. Pengawasan terhadap bank ini oleh Bank

Indonesia tidak dimaksudkan untuk mengganti manajemen bank dalam

melakukan dan mengambil keputusan bisnis atas nama bank yang dikelolanya,

tidak menjamin bank tidak akan jatuh bangkrut, bukan untuk mencegah atau

melarang bank mengambil resiko bisnis dari kegiatan operasionalnya, dan tidak

untuk memaksakan bank untuk melakukan kebijakan moneter dan kredit

tertentu (Rachmadi Usman, 2001:124-126).

Kebijakan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia terhadap

perbankan bertujuan untuk melindungi kepentingan masyarakat pemilik dana

serta menjaga kelangsungan usaha bank sebagai lembaga kepercayaan dan

sebagai lembaga intermediasi. Tetapi untuk masa mendatang, tugas,

kewenangan, dan tanggung jawab mengawasi bank tidak lagi dilakukan oleh

Bank Indonesia, melainkan akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor

jasa keuangan. Hal ini diamanatkan dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 23

Tahun 1999, bahwa tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga

pengawasan sektor jasa keuangan yang independen, dan dibentuk dengan

Undang-Undang. Pembentukan yang direncanakan untuk dilaksanakan

selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2002 belum dapat terlaksana.

Selanjutnya lembaga pengawasan sektor jasa keuangan kembali

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank

Indonesia perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999, yaitu

pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan selambat-lambatnya

dibentuk tanggal 31 Desember 2011. Akan tetapi rencana pembentukan

lembaga pengawasan sektor jasa keuangan harus ditunda kembali mengingat

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

hingga bulan Maret 2011, lembaga yang sudah direncanakan sejak tahun 1999

tersebut masih belum dapat direalisasikan.

Apabila nantinya lembaga pengawasan sektor jasa keuangan terbentuk,

maka lembaga ini dalam melaksanakan tugasnya dengan melakukan koordinasi

dan kerja sama dengan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. Lembaga

pengawasan sektor jasa keuangan tersebut dapat mengeluarkan ketentuan yang

berkaitan dengan pelaksanaan tugas pengawasan bank yang dikoordinasi

dengan Bank Indonesia dan meminta penjelasan dari Bank, keterangan dan

data yang diperlukan. Dengan demikian akan terjadinya pengalihan fungsi

pengawasan terhadap bank oleh Bank Indonesia diserahkan kepada lembaga

pengawasan sektor jasa keuangan (Rachmadi Usman, 2001:126-127).

3. Tinjauan Umum tentang Tingkat Kesehatan Bank

a. Pengertian Tingkat Kesehatan Bank

Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsi-

fungsinya dengan baik. Dengan kata lain bank yang sehat adalah bank yang

dapat menjaga dan memelihara kepercayaan masyarakat, dapat menjalankan

fungsi intermediasi, dapat membantu kelancaran lalu lintas pembayaran

(pada bank umum saja), serta dapat mendukung efektivitas kebijakan

moneter. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat

memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat serta bermanfaat bagi

perekonomian secara keseluruhan.

Bank harus mempunyai modal yang cukup, menjaga kualitas asetnya

dengan baik, mengelola dengan baik dan mengoperasikan bank berdasarkan

prinsip kehati-hatian, menghasilkan keuntungan yang cukup untuk

memepertahankan kelangsungan usahanya, serta memelihara likuiditasnya

sehingga dapat memenuhi kewajibannya setiap saat dan dapat menjalankan

fungsinya dengan baik. Selain itu, suatu bank harus senantiasa memenuhi

berbagai ketentuan dan aturan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya

berupa berbagai ketentuan yang mengacu pada prinsip kehati-hatian di

bidang perbankan (Perry Warjiyo, 2004:172-173).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Berdasarkan pasal 29 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan

kecukupan modal, kualitas asset produktif, kualitas manajemen, likuiditas,

rentabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib

melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

Mengingat peranan industri perbankan yang sangat strategis dalam

suatu perekonomian, maka yang berkepentingan terhadap tingkat kesehatan

bank tidak hanya pemilik dan pengelola bank yang bersangkutan, tetapi juga

masyarakat secara keseluruhan terutama para pengguna jasa perbankan.

b. Penilaian Tingkat Kesehatan

Penilaian tingkat kesehatan bank di Indonesia sampai saat ini secara

garis besar didasarkan pada faktor CAMELS (Capital, Asset Quality,

Management, Earning, Liquidity, dan Sensitivity of Market). Keenam

faktor tersebut berkaitan dan memang merupakan faktor yang menentukan

kondisi suatu bank mengalami permasalahan pada salah satu faktor

tersebut (apalagi apabila suatu bank mengalami permasalahan yang

menyangkut lebih dari satu faktor), maka bank tersebut akan mengalami

kesulitan. Richard Spillekothen adalah pencipta CAMELS Rating System,

yaitu sistem yang digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan bank

yang awalnya berasal dari negara Amerika Serikat kemudian diadaptasi

dalam dunia perbankan di Indonesia pada tahun 1999

(http://www.deloitte.com/view/en_US/us/Industries/Banking-Securities-

Financial-Services/.htm diakses tanggal 10 Juni 2011 pukul 08.00 WIB)

Meskipun secara umum faktor CAMELS relevan digunakan untuk

semua bank, tetapi bobot setiap faktor akan berbeda untuk masing-masing

jenis bank. Dengan dasar ini, maka penggunaan faktor CAMELS dalam

penilaian tingkat kesehatan bank dibedakan antara bank umum dan BPR.

Perbedaan tingkat kesehatan antara bank umum dan BPR hanya pada

bobot masing-masing faktor CAMELS. Bank Umum menggunakan

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

CAMELS secara keseluruhan, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat tidak

menggunakan faktor Sensitivity of Market mengingat Bank Perkreditan

Rakyat lebih kecil cakupannya bila dibandingkan dengan Bank Umum.

The speed with which a bank’s financial condition can change may at times reduce the applicability of even annual exam ratings, thereby creating a potentially important role for more frequent off-site monitoring. In this regard, regulators long have relied on off-site monitoring systems, or early warning models, to supplement the CAMEL ratings derived from periodic on-site exams and to provide up-to-date assessment of the financial status of individual banks (Kecepatan kondisi keuangan suatu bank dapat mengubah penerapan peraturan bahkan terkadang mengurangi tingkat pengawasan tahunan, sehingga menciptakan peran potensial penting untuk lebih sering dilakukan pengawasan tidak langsung. Dalam hal ini regulator telah lama mengandalkan sistem pengawasan tidak langsung atau model peringatan dini, untuk melengkapi penilaian CAMEL dilakukan pengawasan langsung secara periodik dan memberikan penilaian terkini mengenai status keuangan individual bank) (Rebel A. Cole dan Jeffery W. Gunther, 1998:103). Pelaksanaan penilaian selanjutnya dilakukan sama tanpa ada

pembedaan antara Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bobot

masing-masing faktor CAMEL untuk Bank Umum dan BPR ditetapkan

sebagai berikut :

Tabel 1

Bobot Penilaian Faktor CAMEL untuk Bank Umum dan BPR

NO Faktor CAMEL Bank Umum BPR

1.

2.

3.

4.

5.

Permodalan

Kualitas Aktiva Produktif

Kualitas Manajemen

Rentabilitas

Likuiditas

25%

30%

25%

10%

10%

30%

30%

20%

10%

10%

Sumber : Perry Warijoyo. 2004. Bank Indonesia Bank Sentral Republik

Indonesia Sebuah Pengantar. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi

Kebanksentralan (PPSK)

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Dalam melakukan penilaian atas tingkat kesehatan bank pada

dasarnya dilakukan dengan pendekatan kualitatif atas berbagai faktor yang

berpengaruh terhadap kondisi dan perkembangan suatu bank. Pendekatan

tersebut dilakukan dengan menilai faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva

produktif, manajemen, rentabilitas dan likuiditas.

Pada tahap awal penilaian tingkat kesehatan suatu bank dilakukan

dengan melakukan kuantifikasi atas hasil penilaian komponen dari masing-

masing faktor tersebut. Faktor dan komponen tersebut selanjutnya diberi

suatu bobot yang sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan suatu

bank. Penilaian faktor dari komponen dilakukan dengan sistem kredit yang

dinyatakan dalam nilai kredit antara 0 sampai 100. hasil penilaian atas dasar

bobot dan nilai kredit selanjutnya dikurangi dengan nilai kredit atas

pelaksanaan ketentuan-ketentuan yang lain sanksinya dikaitkan dengan

tingkat kesehatan bank.

Berdasarkan kuantifikasi atas komponen-komponen sebagaimana

diuraikan diatas, selanjutnya masih dievaluasi lagi dengan memperhatikan

informasi dan aspek-aspek lain secara materiil dapat berpengaruh terhadap

perkembangan masing-masing faktor. Pada akhirnya, akan diperoleh suatu

angka yang dapat menentukan predikat tingkat kesehatan bank, yaitu Sehat,

Cukup Sehat, Kurang Sehat, dan Tidak Sehat.

CAMEL Rating System dengan mempedomani pada kriteria di atas,

juga berlaku bagi perbankan Indonesia. Sebagai pengawas bank-bank maka

Bank Indonesia juga menilai performance bank dengan memperhatikan lima

faktor di atas. Penilaian sistem CAMEL ini untuk apakah manajemen bank

telah melaksanakan sistem perbankan dengan asas-asas yang sehat.

Berbagai aspek yang mempengaruhi suatu bank, dapat dinilai secara

kualitatif karena masing-masing unsur mengandung berbagai aspek yang

saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kriteria CAMEL

Rating System menurut Muchdarsyah Sinungun :

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Capital Adequacy atau permodalan yang cukup adalah berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam benda tetap dan inventaris. Modal bank terdiri dari dua komponen besar, yaitu : modal inti dan modal pelengkap. Modal inti terdiri dari modal disetor, giro saham, cadangan umum, cadangan tujuan, laba yang ditahan (retained earning), laba tahun lalu, laba tahun berjalan serta bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya dikonsolidasikan (minority interest), yaitu; modal inti anak perusahaan setelah dikompensasikan dengan nilai penyertaan bank. Modal Pelengkap adalah cadangan-cadangan yang dibentuk tidak dari laba serta pinjaman yang sifatnya seperti modal (misalnya antara lain 5 tahun pemakaian). Jumlah modal pelengkap maksimal sama dengan modal inti, artinya modal pelengkap tidak boleh melebihi modal inti.

Assets Quality atau kualitas aktiva produktif berkaitan dengan kelangsungan usaha bank. Karenanya bank dituntut untuk senantiasa memantau dan menganalisis kualitas aktiva produktif secara periodik, misalnya setiap bulan, evaluasi triwulan dan semester. Aktiva produktif atau sering juga disebut sebagai earning assets adalah semua aktiva (baik rupiah maupun valuta asing yang dimiliki bank) dengan maksud untuk memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya. Jenis aktiva produktif ini meliputi kredit yang diberikan, surat-surat berharga, penempatan dana pada bank lain dan penyertaan dalam rangka mengukur kualitas dari aktiva produktif. Manajemen bank perlu meneliti tingkat collectibility dari aktiva tersebut. Collectible artinya dapat ditagih sehingga kolektibilitas diartikan sebagai “keadaan pembayaran kembali pokok, angsuran pokok atau bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanankan dalam surat berharga atau penanaman lainnya”. Ada 4 tingkat collectibility yaitu, lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

Management of Risk merupakan inti dari pengukuran masyarakat apakah sebuah bank telah dikelola berdasarkan asas-asas perbankan yang sehat (sound banking business), atau dikelola secara tidak sehat. Untuk memastikan kualitas dan tingkat kedalaman penerapan prinsip manajemen bank yang sehat, terutama terkait dengan manajemen resiko. Manajemen yang kompeten dan memiliki integritas yang tinggi merupakan ujung tombak atau pemeran terdepan dari pertahanan atas risiko bank (Permadi Gandapradja, 2004 :75).

Earning Ability atau Rentabilitas, adalah kemampuan bank menghasilkan keuntungan yang wajar sesuai dengan line of business. Penghasilan bunga kredit adalah bagian yang terbesar, disusul provisi komisi dan fee income products (fee dari produk jasa bank). Perhitungan pencapaian pendapatan bunga harus senantiasa

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dipertimbanagn dengan cost of money (funds). Pendapatan ini berkaitan erat dengan dinamisasi aktiva produktif atau earning assets. Karena itu rasio perhitungan kaitan pendapatan dengan aktiva dan dengan modal, harus menjadi tolak ukur kuantitatif seperti netinterest margin. Return on Equity (ROE) dan Return on Assets (ROA). Selain itu pedoman pemberian kredit sebagai sumber utama pendapatan bank harus didasarkan pada analisis kredit yang matang, menghindari spekulasi dan kapitalisasi bungga tertunggak serta aspek pertimbangan kredit melalui analisis 5C dan 7P.

Liquidity Sufficiency atau likuiditas, adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang segera ditagih (berjangka sangat pendek), sehingga alat-alat likuid bank harus benar-benar stand by setiap saat. Walaupun rasio ini amat rendah, yaitu Cash Ratio minimum sebesar 2%, namun assets yang convertible harus benar-benar dijaga agar jangan sampai tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendek. Karena itu manajemen bank yang profesional harus menyusu pedonman tertulis terhadap penjagaan posisi likuiditas termasuk funding risks analisis, memiliki gap manajemen sistem yang formal, memantau terus-menerus tingkat sensivititas simpanan pihak ketiga serta hal-hal yang berkaitan dengan sifat yang dapat menjadi gangguan bagi posisi likuiditas sewaktu-waktu (Muchdarsyah Sinungan, 1997 : 76-78).

4. Tinjauan Umum tentang Bank Perkreditan Rakyat

a. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang khusus

melayani masyarakat kecil dikecamatan dan pedesaan. BPR berasal dari

Bank Desa, Bank Pasar, Lumbung Desa, Bank Pegawai dan bank lainnya

yang kemudian dilebur menjadi BPR. Jenis produk yang ditawarkan oleh

BPR relatif lebih sempit jika dibandingkan dengan bank umum, bahkan ada

beberapa jenis jasa bank yang tidak boleh diselenggarakan oleh BPR, seperti

pembukaan rekening giro dan ikut kliring (Kasmir, 2004:8).

Menurut Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip

Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Dalam

kegiatannya BPR tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Artinya jasa-jasa perbankan yang ditawarkan jauh lebih sempit jika

dibandingkan dengan kegiatan atau jasa bank umum (Kasmir, 2004:19-20).

Definisi lain Bank Perkreditan Rakyat, menurut Subagyo,dkk adalah

lembaga keuangan yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito

berjangka, tabungan dan bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan

menyalurkan dana sebagai usaha Bank Perkreditan Rakyat (Subagyo,dkk,

1999:68).

b. Bentuk Usaha Bank Perkreditan Rakyat

Dalam praktiknya usaha yang dilakukan oleh BPR sebagaimana diatur

dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

adalah sebagai berikut:

1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan, dan/ atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu;

2) Memberikan kredit;

3) Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip

Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia;

4) Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI),

deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/ atau tabungan pada bank

lain (Johannes Ibrahim, 2004:35).

c. Bentuk Usaha yang Dilarang bagi Bank Perkreditan Rakyat

Bentuk usaha yang dilarang dilakukan oleh BPR sesuai dengan Pasal

14 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu:

1) Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran;

2) Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

3) Melakukan penyertaan modal;

4) Melakukan usaha perasuransian;

5) Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 13 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan (Johannes Ibrahim, 2004:35).

d. Cara Pendirian Bank Perkreditan Rakyat

Selain mengatur tentang bentuk usaha Bank Perkreditan Rakyat, UU

Perbankan juga mengatur tentang cara pendirian Bank Perkreditan Rakyat.

1) Pihak yang dapat mendirikan Bank Perkreditan Rakyat:

a) Warga Negara Indonesia (WNI);

b) Badan hukum Indonesia yang seluruh kepemilikannya oleh WNI;

c) Pemerintah Daerah; atau

d) Dua pihak atau lebih sebagaimana yang dimaksud dalam angka 1

(satu), 2 (dua) dan 3 (tiga).

2) Persyaratan modal yang harus disetor menurut Peraturan Bank

Indonesia No. 8/26/PBI/2006 tanggal 8 November 2006 tentang Bank

Perkreditan Rakyat, dibagi empat kelompok antara lain:

a) Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) untuk Bank Perkreditan

Rakyat yang didirikan di wilayah DKI Jakarta;

b) Rp. 2.000.000.000,00 (dua milyar rupiah) untuk Bank Perkreditan

Rakyat yang didirikan di wilayah Ibukota Provinsi di pulau Jawa

dan Bali dan di wilayah Kabupaten atau Kota Bogor, Depok,

Tangerang, Bekasi;

c) Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) untuk Bank Perkreditan

Rakyat yang didirikan di wilayah Ibukota Propinsi di luar pulau

Jawa dan Bali dan di wilayah pulau Jawa dan Bali diluar wilayah a

dan b;

d) Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) untuk Bank Perkreditan

Rakyat yang didirikan di wilayah di luar (1), (2), dan (3).

3) Persyaratan sumber dana modal Bank Perkreditan Rakyat antara lain:

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

a) Tidak berasal dari pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam

bentuk apapun dari bank atau pihak lain di Indonesia;

b) Tidak berasal dari hasil kegiatan yang melanggar hukum.

4) Persyaratan pemilik Bank Perkreditan Rakyat, antara lain:

a) Tidak termasuk dalam daftar orang tercela di bidang perbankan;

b) Memiliki integritas, antara lain memiliki akhlak dan moral yang

baik, mematuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan

bersedia mengembangkan Bank Perkreditan Rakyat yang sehat.

5) Perizinan pendirian Bank Perkreditan Rakyat

a) Usaha Bank Perkreditan Rakyat harus mendapat izin dari Menteri

Keuangan, kecuali apabila kegiatan menghimpun dana dari

masyarakat diatur dengan Undang-undang tersendiri.

b) Izin usaha Bank Perkreditan Rakyat diberikan Menteri Keuangan

setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

c) Untuk mendapatkan izin usaha, Bank Perkreditan Rakyat wajib

memenuhi persyaratan tentang susunan organisasi, permodalan,

kepemilikan, keahlian di bidang perbankan, kelayakan rencana

kerja, hal-hal lain yang ditetapkan Menteri Keuangan setelah

mendengar pertimbangan Bank Indonesia dan memenuhi

persyaratan tentang tempat kedudukan kantor pusat Bank

Perkreditan Rakyat di Kecamatan. Bank Perkreditan Rakyat dapat

pula didirikan di ibukota, Kabupaten atau Kotamadya belum

terdapat Bank Perkreditan Rakyat.

d) Pembukaan kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat di ibukota

Negara, ibukota Provinsi, ibukota Kabupaten dan Kotamadya

hanya dapat dilakukan dengan izin Menteri Keuangan setelah

mendengar pertimbangan Bank Indonesia. Persyaratan dan tata cara

pembukaan kantor tersebut ditetapkan Menteri Keuangan setelah

mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

e) Pembukaan kantor cabang Bank Perkreditan Rakyat di luar ibukota

Negara, ibukota Provinsi, ibukota Kabupaten, dan Kotamadya serta

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

pembukaan kantor dibawah kantor cabang Bank Perkreditan

Rakyat wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. Persyaratan dan

tata cara pembukaan kantor cabang tersebut ditetapkan Menteri

Keuangan setelah mendengar pertimbangan Bank Indonesia.

f) Bank Perkreditan Rakyat tidak dapat membuka kantor cabang di

luar negeri, karena Bank Perkreditan Rakyat dilarang melakukan

kegiatan usaha dalam valuta asing.

Dalam rangka mendirikan Bank Perkreditan Rakyat baru yang

tangguh, efisiensi, dan produktif serta dapat berkembang secara wajar

guna memberika jasa layanan keuangan kepada masyarakat umumnya

serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) khususnya baik di

pedesaan maupun perkotaan, sub bagian perizinan pendirian Bank

Perkreditan Rakyat melaksanakan kegiatan antara lain :

a) Meneliti kelengkapan persyaratan administratif, izin prinsip, dan

usaha sesuai ketentuang yang berlaku.

b) Melakukan wawancara (fit and proper test) terhadap pimpinan dan

pengurus Bank Perkreditan Rakyat yang akan didirikan di wilayah

kerja Kantor Bank Indonesia.

c) Melakukan penilaian diskusi potensi dan kejenuhan bagi Bank

Perkreditan Rakyat.

5. Tinjauan tentang Efektivitas Penegakan Hukum Pengawasan Perbankan

Penegakan hukum atau yang sering disebut dengan istilah law

enforcement, agar terciptanya tatanan hukum yang baik dalam masyarakat.

Menurut Soerjono Soekanto, yang dimaksud dengan penegakan hukum

adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai yang terjabarkan dalam

kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawatah dan sikap tindak sebagai

rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk menciptakan, memelihara, dan

mempertahankan kedamaian pergaulan hidup (Munir Fuady, 2003:39).

Selanjutnya Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa penegakan hukum

sebagai suatu proses, pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaedah-

kaedah hukum, tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi. Oleh karena itu,

pertimbangan secara nyata hanya dapat diterapkan selektif dan masalah

penanggulangan kehatan. Di samping itu juga, dalam proses diskresi harus

menyerasikan antara penerapan hukum secara konsekuen dengan faktor

manusiawi (Ishaq, 2008:244-245).

Roscoe Pound mengemukakan bahwa hukum yang berlaku atau hukum

sebagai proses (law in action) mungkin sangat berbeda dengan hukum yang

terdapat dalam buku-buku hukum atau kitab-kitab hukum (law in the books)

(Ishaq, 2008:217). Dan menurut Hamis MC.Rae mengatakan bahwa

penegakan hukum dilakukan dengan pendayagunaan kemampuan berupa

penegakan hukum dilakukan oleh orang yang betul-betul ahli dibidangnya

dan dalam penegakan hukum akan lebih baik jika penegakan hukum

mempunyai pengalaman praktek berkaitan dengan bidang yang ditanganinya

(http://mediaskripsi.blogspot.com/2010/02/teori-teori-yang-sering-

dipakai.html diakses tanggal 21 Juni 2011 pukul 20.00 WIB).

Dalam proses penegakan hukum pada umumnya termasuk penegakan

hukum pengawasan perbankan terdapat faktor-faktor yang

memperngaruhinya. Faktor-faktor tersebut memiliki arti sehingga dampak

positif dan negatifnya terletak pada isi faktor tersebut. Soerjono Soekanto

berpendapat, faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum adalah

sebagai berikut :

a. Faktor hukum sendiri (termasuk faktor undang-undang);

b. Faktor penegak hukum (pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum);

c. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

d. Faktor masyarakat (lingkungan atau masyrakat dimana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan);

e. Faktor kebudayaan (hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada

karsa manusia di dalam pergaulan hidup) (Ishaq, 2008:245).

Kelima faktor tersebut dapat dijadikan barometer di dalam penegakan

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

hukum untuk melihat faktor penghambat dan pendorong di dalam

pelaksanaan tugas pengawasan perbankan, maka dijabarkan sebagai berikut:

a. Faktor Hukum

Dalam praktik penyelenggaraan penegakan hukum di lapangan ada

kalanya terjadi pertentangan antara kepastian hukum dan keadilan, hal ini

disebabkan oleh konsespsi keadilan merupakan suatu rumusan yang

bersifat abstrak, sedangkan kepastian hukum merupakan suatu prosedur

yang telah ditentukan secara normatif.

Suatu kebijakan atau tindakan yang tidak sepenuhnya berdasar

hukum merupakan sesuatu yang dapat dibenarkan sepanjang kebijakan

atau tindakan itu tidak bertentangan dengan hukum. Maka pada hakikatnya

penyelenggaraan hukum bukan hanya mencakup law enforcement saja,

namun juga peace maintenance, karena penyelenggaraan hukum

sesungguhnya merupakan proses penyerasian antara kaedah dan pola

perilaku nyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian.

Dengan demikian, tidak berarti setiap permasalahan sosial hanya

dapat diselesaikan oleh hukum yang tertulis, karena tidak mungkin ada

peraturan perundang-undangan yang dapat mengatur seluruh tingkah laku

manusia, yang isinya jelas bagi setiap warga masyarakat yang diaturnya

dan serasi antara kebutuhan untuk menerapkan peraturan dengan fasilitas

yang mendukungnya.

Pada hakikatnya, hukum itu mempunyai unsur-unsur antara lain

hukum perundang-undangan, hukum traktat, hukum yuridis, hukum adat,

dan hukum ilmuwan atau doktrin. Secara ideal unsur-unsur itu harus

harmonis, artinya tidak saling bertentangan baik secara vertikal maupun

horizontal antara perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya,

bahasa yang dipergunakan harus jelas, sederhana, dan tepat karena isinya

merupakan pesan kepada warga masyarakat yang terkena perundang-

undangan itu (Ishaq, 2008:246).

b. Faktor Penegak Hukum

Dalam berfungsinya hukum, mentalitas atau kepribadian petugas

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

penegak hukum memainkan peranan penting. Kalau peraturan sudah baik,

tetapi kualitas petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karena itu, salah

satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau

kepribadian penegak hukum. Menurut J.E.Sahetapy mengatakan, dalam

rangka penegakan hukum dan implementasi penegakan hukum bahwa

penegakan keadilan tanpa kebenaran adalah suatu kebijakan. Penegakan

kebenaran tanpa kejujuran adalah suatu kemunafikan. Dalam kerangka

penegakan hukum oleh setiap lembaga penegakan hukum (inklusif

manusianya) keadilan ddan kebenaran harus dinyatakan, harus terasa dan

terlihat, harus diaktualisasikan (Ishaq, 2008:247).

c. Faktor Sarana atau Fasilitas Pendukung

Faktor sarana atau fasilitas pendukung mencakup perangkat lunak

dan perangkat keras, salah satu contoh perangkat lunak adalah pendidikan.

Masalah perangkat keras dalam hal ini adalah sarana fisik yang berfungsi

sebagai faktor pendukung. Saran dan fasilitas mempunyai peranan yang

sangat penting di dalam penegakan hukum. Tanpa adanya sarana atau

fasilitas tersebut, tidak akan mungkin penegak hukum menyerasikan

peranan yang seharusnya dengan peranan yang aktual (Ishaq, 2008:248).

d. Faktor Masyarakat

Penegakan hukum berasal dari masyarakat dan bertujuan untuk

mencapai kedamaian di dalam masyarakat. Setiap warga masyarakat atau

kelompok sedikit banyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan

yang timbul adalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan yang tinggi,

sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakat

terhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya hukum

yang bersangkutan (Ishaq, 2008:248).

e. Faktor Kebudayaan

Dalam kehidupan sehari-hari orang begitu sering membicarakan soal

kebudayaan. Kebudayaan menurut Soerjono Soekanto, mempunyai fungsi

yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar

manusia dapat mengerti bagaiman seharusnya bertindak, berbuat, dan

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain.

Dengan demikian, kebudayaan adalah suatu garis pokok tentang

perikelakuan yang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus

dilakukan, dan apa yang dilarang.

Kelima faktor tersebut saling berkaitan dengan eratnya, karena menjadi

hal pokok dalam penegakan hukum pada umumnya termasuk penegakan

hukum pengawasan perbankan serta sebagai tolak ukur efektivitas penegakan

hukum. Dari lima faktor penegakan hukum tersebut faktor penegakan

hukumnya sendiri merupakan titik sentralnya. Hal ini disebabkan oleh baik

undang-undangnya disusun oleh penegak hukum, penerapannya pun

dilaksanakan oleh penegak hukum dan penegakan hukumnya sendiri juga

merupakan panutan masyarakat luas (Ishaq, 2008:249).

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Kerangka Pemikiran

Bagan 2 : Kerangka Pemikiran

Bank Indonesia KBI Solo

Surat Keputusan Direksi BI No. 30/12/ KEP/DIR

tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat

Pelaksanaan pengawasan tingkat kesehatan Hambatan dan solusi dalam pelaksanaan pengawasan tingkat kesehatan

UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan

UU No. 3 Tahun 2004 dan diubah kedua kalinya dengan UU No. 6 Tahun 2009

Bank Umum

Bank Perkreditan Rakyat

Pengawasan

Konvensional Syariah

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa Bank

Indonesia sebagai bank sentral, merupakan lembaga negara yang independen

dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya. Bank Indonesia pusat dalam

melaksanaan tugas dan wewenangnya tidak hanya sendiri, melainkan dibantu

beberapa kantor yang tersebar di Indonesia, termasuk kantor Bank Indonesia Solo.

Bank Indonesia berpedoman pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2004 dan diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 6

tahun 2009. Dalam Pasal 7, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai Rupiah. Untuk mencapai tujuan tersebut maka salah

satu tugas yang tercantum dalam Pasal 8 huruf c, yaitu mengatur dan mengawasi

bank. Bank Indonesia melakukan pengawasan terhadap bank umum atau

konvensional dan bank yang menggunakan prinsip Syariah.

Pengawasan bank yang akan diteliti nantinya lebih difokuskan dalam

pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat di wilayah Solo

Raya berdasarkan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 30/12/ KEP/DIR tentang

Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Kemudian dapat

diteliti pula tentang kemungkinan adanya kendala yang dapat menghambat

jalannya proses pelaksanaan penilaian tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

serta akan dicari solusi untuk mengatasi hambatan yang ada.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Singkat Kantor Bank Indonesia Solo

Bank Indonesia adalah bank milik negara yang berkantor pusat di Jakarta

serta mempunyai 41 Kantor Bank Indonesia di seluruh wilayah Republik

Indonesia, juga 4 Kantor Perwakilan di luar negeri yaitu di London, New York,

Singapura dan Jepang (Hasil wawancara dengan Imam Mustiantoko, Kepala

Bidang bagian SDM KBI Semarang, 8 Februari 2011). Kantor Bank Indonesia

yang menjadi tempat penulis melaksanakan penelitian adalah Kantor Bank

Indonesia Solo yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman Nomor 4 Solo. Lokasi

gedung Kantor Bank Indonesia Solo memiliki letak yang strategis karena berada

di tengah kota Surakarta. Dimana sebelah utara berbatasan dengan bangunan

Balaikota Surakarta, sebelah barat berbatasan Kantor Advokat H.S.P & Partners

dan berseberangan dengan Kantor Telkom, sebelah timur berbatasan dengan Jalan

Jenderal Sudirman, sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Ronggowarsito.

Gedung Kantor Bank Indonesia Solo terdiri dari 3 (tiga) lantai, yaitu lantai

dasar, lantai 1, dan lantai 2. Lantai dasar gedung terdiri dari tempat parkir motor

dan mobil, ruang dapur umum, ruang rapat atau pertemuan, ruang kliring,

mushola. Pada Lantai 1 (satu) terdapat perpustakaan, ruang bidang Sumber Daya

Manusia, ruang bidang Pengawasan Perbankan, dan ruang bidang Akunting. Pada

lantai 2 (dua) terdapat ruang bidang Ekonomi dan Moneter, dan ruang Pimpinan

Kantor Bank Indonesia Solo.

Kantor Bank Indonesia Solo wilayah kerjanya meliputi Surakarta, Boyolali,

Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, Karanganyar, Klaten. Tugas pokok yang diemban

Kantor Bank Indonesia (KBI) Solo terdiri dari bidang sistem pembayaran,

moneter dan perbankan. Pelaksanaan tugas pokok tersebut ditopang dan

ditugaskan di bidang manajemen intern. Berikut akan dijabarkan mengenai tugas

pokok masing-masing bidang (Mahendra Surya Perdana, 2010:8-11).

Bidang Sistem Pembayaran, dibagi menjadi dua bagian , pertama Sistem

Pembayaran Tunai (peredaran uang), Dibidang peredaran uang, KBI Solo

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

bertanggung jawab atas ketersediaan uang dalam jumlah dan komposisi pecahan

yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta pada waktu yang tepat.

Disamping itu KBI Solo harus pula menjaga agar uang yang beredar di

masyarakat selalu dalam kondisi baik dan layak edar (clean money policy). Kedua

Sistem Pembayaran Non Tunai (giralisasi) yang masih dibagi menjadi dua yaitu,

Kliring dan RTGS (Real Time Gross Settlement). Kliring adalah penukaran

warkat atau data keuangan secara elektronik antarbank, baik atas nama bank

maupun nasabah, yang hasil perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Tujuan dari kliring ini adalah untuk meningkatkan efektifitas, efisiensi dan

keamanan pembayaran dengan menggunakan uang giral sehingga dapat

meningkatkan kelancaran transaksi perekonomian. Sedangkan RTGS (Real Time

Gross Settlement) dengan sistem BI-RTGS adalah proses penyelesaian akhir

transaksi pembayaran yang dilakukan per transaksi dan bersifat real time

(electronically processed) dimana rekening bank peserta dapat didebit/dikredit

berkali-kali dalam sehari sesuai dengan perintah pembayaran dan penerimaan

pembayaran.

Bidang Moneter memiliki tugas di bidang moneter meliputi kegiatan

penelitian dan pengelolaan statistik moneter, informasi pasar uang, penyelesaian

pinjaman luar negeri, serta bantuan teknis pengembangan uasaha mikro, kecil dan

menengah.

Bidang Perbankan, tugasnya meliputi pengawasan dan pembinaan

perbankan bertujuan untuk menciptakan sistem perbankan yang sehat, memelihara

kepentingan masyarakat dengan baik, mengembangkan diri secara wajar dan

bermanfaat bagi perekonomian regional dan nasional.

Bidang Menejemen Intern adalah sebagai pendukung pelaksanaan tugas

pokok Bank Indonesia Solo dengan melaksanakan kegiatan di bidang manajemen

intern, yaitu pengelolaan Sumber Daya Manusia, logistik, pengamanan dan

kesekretariatan. Sebagai bagian dari komponen masyarakat di daerah, Bank

Indonesia Solo melakukan kegiatan sosial dan menjalin kerjasama dengan

lembaga lain sebagai wujud pengabdian dan pengembangan masyarakat. Bentuk-

bentuk kontribusi ini antara lain berupa kerjasama dengan perguruan tinggi dalam

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

rangka penelitian dan kuliah umum, pemberian kesempatan kepada para

mahasiswa untuk melakukan praktek kerja, pemberian beasiswa, kegiatan rutin

donor darah serta kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.

Pada Kantor Bank Indonesia terdapat struktur organisasi seperti terurai

dibawah ini :

a. Pimpinan KBI

b. Kepala Bidang :

1. Bidang Ekonomi & moneter

i. Seksi pemberdayaan sektor riil & UMKM

ii. Seksi kajian statistik & survey

2. Bidang Sistem Pembayaran & Manajemen Intern

i. Seksi operasional kas

ii. Seksi pelayanan nasabah & penyelenggara kliring

iii. Seksi sumberdaya manusia

a. Bagian sumber daya

b. Bagian logistik

c. Bagian pengamanan

d. Bagian kesekretariatan

3. Bidang Pengawasan Bank

i. Kelompok pengawasan bank I

ii. Kelompok pengawasan bank II

iii. Kelompok pengawasan bank III

iv. Kelompok pengawasan bank IV

(Pemuatan nama–nama karyawan Kantor Bank Indonesia (KBI) Solo tidak

diperkenankan untuk dimuat karena merupakan aturan kerahasaian dari Bank

Indonesia).

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Bagan Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo

Bagan 3. Bagan Struktur Organisasi Kantor Bank Indonesia Solo

Pimpinan Kantor Bank Indonesia Solo

DEPUTI Sist. Pembayaran & Manajemen Intern

DEPUTI Pengawasan Bank

DEPUTI Ekonomi & Moneter

Kelompok Pemberdayaan

Sektor Riil & UMKM

Kelompok Pengawas

Bank I

Seksi Operasional Kas

Seksi Pelayanan Nasabah &

Penyelenggara Kliring

Kelompok Kajian Statistik &

Survey

Kelompok Pengawas Bank II

Kelompok Pengawas Bank IV

Kelompok Pengawas Bsnk III

Bagian Sumber Daya

Seksi Sumber Daya Manusia

Bagian Logistik

Bagian Kesekretariatan

Bagian Pengamanan

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Hasil Penelitian

1. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan Tugas

Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Bank Indonesia merupakan satu-satunya otoritas keuangan yang

memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap bank-

bank di Indonesia, serta mempunyai tanggung jawab atas tugas pengawasan

yang diemban olehnya. Salah satunya dalam hal melaksanakan tugas

pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat berdasarkan

ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (Hasil

wawancara dengan Yiyok T. Herlambang, Deputi Pemimpin Bidang Perbankan

KBI Solo, 1 Juni 2011).

a. Ketentuan tentang Tingkat Kesehatan Bank

Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk menilai menetapkan

ketentuan-ketentuan tentang tingkat kesehatan bank sesuai dengan Surat

Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/KEP/DIR tentang Tata

Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, yaitu

memperhatikan :

1) Permodalan

2) Kualitas aset

3) Kualitas manajemen

4) Rentabilitas

5) Likuiditas

Kerangka kerja pengawasan serta pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1) Hasil pengawasan bank tergantung pada :

a) Masukan (input)

(1) Data

(2) Hasil pemeriksaan bank

(a) Data

(b) Lain-lain

b) Perangkat lunak

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

c) Komputerisasi dan integritas

d) Metode

e) Special curveillance (bank-bank besar, BTO, dan bank yang

direkapitulasi)

2) Hasil pengawasan dan pemeriksaan

a) Kondisi keuangan bank

b) Kepatuhan dan pelanggaran bank

c) Hasil dari fit and proper test

d) Sistem dan prosedur bank

3) Sistem pendukung untuk :

a) Transparansi internal

b) Quality control oleh KEP (Komite Evaluasi Perbankan)

4) Hasil setelah dilakukannya transparansi dan quality control :

a) Kondisi keuangan bank

b) Kepatuhan dan pelanggaran

c) Hasil atas fit and proper test

d) Sistem dan prosedur bank

5) Rapat dewan gubernur

a) Proposal law enforcement

b) Hasil pengawasan atau pemeriksaan bank

Semua hal tersebut oleh Bank Indonesia dijadikan untuk mengukur

dalam menjalankan tugas pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat.

b. Pelaksanaan Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat

Kantor Bank Indonesia Solo hanya melakukan pengawasan tingkat

kesehatan terhadap Bank Perkreditan Rakyat yang berada di dalam

wilayah kerjanya saja, yaitu Surakarta, Klaten, Boyolali, Sragen,

Sukoharjo, Karanganyar, dan Wonogiri. Pelaksanaan pengawasan

kesehatan bank dilakukan oleh Kelompok Pengawas Bank yang telah

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

dibagi menjadi 4 (empat) kelompok, yang dipimpin oleh seorang Deputi

Pengawasan Bank. Kelompok pengawas bank I terdiri dari 5 (lima) orang

pengawas bank, kelompok pengawas bank II terdiri dari 5 (lima) orang

pengawas bank, kelompok pengawas bank III terdiri dari 5 (lima) orang

pengawas bank, dan kelompok pengawas bank IV terdiri dari 6 (enam)

orang pengawas bank. Sehingga jumlah keseluruhan pengawas bank di

Kantor Bank Indonesia Solo adalah 21 orang, dengan seorang Deputi

Pengawasan Bank maka total keseluruhannya menjadi 22 orang (Hasil

wawancara dengan Yiyok T. Herlambang, Deputi Pemimpin bidang

Perbankan KBI Solo, 4 Juli 2011).

Kelompok Pengawas Bank tersebut yang mengemban tugas

mengawasi tingkat kesehatan Bank Perkreditan di wilayah Solo Raya.

Berikut ini tabel mengenai jumlah Bank Perkreditan Rakyat yang menjadi

pengawasan Kantor Bank Indonesia Solo, adalah sebagai berikut :

Tabel 2

Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat

No. Kabupaten/

Kota

Kantor Bank Perkreditan Rakyat

Des

2007

Des

2008

Des

2009

Des

2010

Mei

2011

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Surakarta

Klaten

Boyolali

Sragen

Sukoharjo

Karanganyar

Wonogiri

11

19

9

8

22

14

3

11

19

9

8

20

14

3

11

19

7

7

21

14

3

11

19

7

7

20

14

3

11

19

7

7

20

14

3

Jumlah 86 84 82 81 81

Sumber : http://www.bi.go.id diakses tanggal 6 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 3

Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Jumlah Kantor Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia Solo

Des 2007 Des 2008 Des 2009 Des 2010 Mei 2011

3 3 5 7 7

Sumber : KBI Solo 2011

Pengawas perbankan Kantor Bank Indonesia Solo dalam

menjalankan tugas pengawasan bank, melaksanakan sistem

pengawasannya dengan menggunakan dua pendekatan yaitu pengawasan

berdasarkan kepatuhan (compliance besed supervision) dan pengawasan

berdasarkan risiko (risk based supervision). Tugas pengawas perbankan

Kantor Bank Indonesia, meliputi :

1) Melakukan pengawasan terhadap kinerja Bank Perkreditan Rakyat

Konvensional dan Syariah yang berada dalam wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Solo

2) Membuat tingkat kesehatan seluruh Bank Perkreditan Rakyat

Konvensional dan Syariah yang berada dalam wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Solo

3) Merekapitulasi tingkat kesehatan seluruh Bank Perkreditan Rakyat di

Solo dan melaporkannya ke Kantor Pusat setiap bulan

4) Melakukan pemeriksaan setiap Bank Perkreditan Rakyat Konvensional

dan Syariah secara periodik

5) Mengevaluasi dan menganalisis terhadap permohonan ijin prinsip

pembukuan bank baru, pembukuan kantor cabang dan kantor kas

pelayanan.

Berdasarkan Kerangka Kerja Pengawasan serta Pemeriksaan Bank

Perkreditan Rakyat di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Solo, Bank

Indonesia telah menyusun rencana induk perbankan yang berisi program

pokok pemantapan efektivitas pengawasan langsung. Rencana induk

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

tersebut meliputi:

1) Program pengawasan insentif (Special Surveillance)

2) Pemantapan fungsi penelitian

3) Proses pengawasan

4) Proses pemeriksaan on site

5) Pelaporan data bank

6) Kompetensi pengawas dan pemeriksa

7) Penyempurnaan pengaturan perbankan

8) Governance (tata kelola)

9) Peningkatan metode kerja dengan menggunakan perangkat lunak

Sistem Informasi Manajemen Sektor Perbankan Indonesia (SIM-

SPBI)

10) Penegakkan pengawasan

11) Integritas pengawas, serta pemeriksa

12) Transparansi internal dan peran Komite Evaluasi Perbankan (KEP)

Sebagai upaya untuk menciptakan sistem perbankan yang tangguh

dan efisien, pada tahun laporan Bank Indonesia terus menempuh berbagai

kebijakan untuk menyempurnakan ketentuan-ketentuan perbankan dan

memantapkan pengawasan bank. Ketentuan yang dikeluarkan pada tahun

laporan dilakukan untuk melengkapi ketentuan kehati-hatian yang telah

dikeluarkan pada tahun sebelumnya, antara lain ketentuan mengenai

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aktiva

Produktif (KAP), Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP),

Batas Maksimum Pemberian Kredit (BPMK).

Pada tahun laporan pemantapan pengawasan Bank Perkreditan

Rakyat juga terus dilakukan. Pada awal September 1999 telah dilakukan

reorganisasi bidang perbankan di Bank Indonesia, selain menata kembali

beban pekerjaan dalam melaksanakan tugas pengawasan dan penelitian

perbankan. Pendekatan dalam pengawasan bank lebih ditekankan pada

penegakan peraturan dan penyempurnaan metode pengawasan bank lebih

ditekankan pada penegakan peraturan dan penyempurnaan metode

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

pengawasan dengan menitikberatkan pada identifikasi risiko yang dihadapi

(Risk Based Supervision). Selain itu dilakukan juga perbaikan tata kerja

dan peningkatan kompetensi dan integritas pengawas bank. Untuk

mendukung tugas pemeriksaan bank, beberapa kantor akuntan publik yang

mempunyai reputasi baik juga telah dilibatkan oleh Kantor Bank Indonesia

Solo sebagai tindak lanjut dari program pemantapan pengawasan bank

khususnya wilayah kerja Kantor Bank Indonesia Solo.

Penilaian tingkat kesehatan ditetapkan dalam empat golongan

dengan predikat tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat ditetapkan

dalam SK Direksi Bank Indonesia Nomor 30/ 12/ KEP/ DIR, yaitu :

a. Nilai kredit 81 sampai dengan 100 diberi predikat Sehat.

b. Nilai kredit 66 sampai dengan kurang dari 81 diberi predikat Cukup

Sehat.

c. Nilai kredit 51 sampai dengan kurang dari 66 diberi predikat Kurang

Sehat.

d. Nilai kredit 0 sampai dengan kurang dari 51 diberi predikat Tidak

Sehat.

Predikat tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat juga diperinci

dengan adanya faktor dan komponen bobot yang sesuai dengan

pengaruhnya. Berikut ini tabel mengenai faktor dan komponen bobot

sesuai dengan besarnya pengaruh terhadap kesehatan bank sebagai berikut:

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 4

Faktor-faktor yang Dinilai dan Bobot Tingkat Kesehatan BPR

No. Faktor yang dinilai Komponen Bobot

1. Permodalan Rasio modal terhadap aktiva tertimbang

menurut risiko.

30%

2. Kualitas Aktiva

Produktif (KAP)

a. Rasio aktiva produktif yang

diklasifikasikan terhadap aktiva

produktif

b. Rasio penyisihan penghapusan aktiva

produktif yang dibentuk terhadap

penyisihan pengahapusan aktiva

produktif yang wajib dibentuk.

30%

25%

5%

3. Manajemen

a. Manajemen Umum

b. Manajemen Risiko

20%

10%

10%

4. Rentabilitas

a. Rasio laba terhadap rata-rata volume

usaha.

b. Rasio biaya operasional terhadap

pendapatan operasional

10%

5%

5%

5. Likuiditas

a. Rasio alat likuid terhadap hutang

lancar.

b. Rasio kredit terhadap dana yang

diterima.

10%

5%

5%

Sumber : Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 30/12/ KEP/ DIR

Adapun penilaian terhadap faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Penilaian terhadap faktor Permodalan

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Pemerintah selalu menganjurkan kepada kalangan perbankan agar

memperhatikan ketentuan pemerintah dalam hal permodalan terutama

menyangkut Capital Adequancy Ratio atau yang lebih dikenal dengan

CAR. CAR merupakan total modal terhadap aktiva tertimbang menurut

rasio, yang mengindikasikan kekuatan permodalan perbankan

Indonesia. Bank yang diangap sehat adalah bank yang memiliki CAR

atau KPMM diatas 8% dengan bobot perhitungan sebesar 30%.

Faktor permodalan dinilai atas dasar rasio kewajiban penyediaan

modal minimum (KPMM) terhadap aktiva tertimbang menurut risiko

(ATMR). ATMR sama dengan jumlah risiko yang diperhitungkan

terhadap aktiva bank berdasarkan persentase tertentu. KPMM adalah

jumlah modal minimum yang harus dipenuhi setelah memperhitungkan

ATMR dan kolektibilitas aktiva produktif. Penilaian terhadap

pemenuhan KPMM ditetapkan sebagai berikut :

a) Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberi predikat “Sehat” dengan

nilai kredit 81, dan untuk setiap kenaikan 0,1% dari pemenuhan

KPMM sebesar 8% nilai kredit ditambah 1 hingga maksimum 100.

b) Pemenuhan KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi

predikat “Kurang Sehat” dengan nilai kredit 65 dan untuk setiap

penurunan 0,1% nilai kredit dikurangi 1 dengan minimum 0.

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) bank diukur

dari persentase tertentu terhadap aktiva tertimbang menurut risiko.

Meskipun modal bank telah memenuhi minimum sebesar 8% dari

aktiva tertimbang menurut risiko, namun apabila menurut penilaian

bank atau bank Indonesia terdapat faktor lain yang dapat menambah

risiko diluar risiko-risiko yang telah dihitung secara kuantitatif, maka

bank perlu menyediakan modal yang lebih besar dari 8%.

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2) Penilaian terhadap faktor Kualitas Aktiva Produktif (KAP) bank

Aktiva Produktif dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

yang Dibentuk Oleh Bank adalah sesuai dengan Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No. 30/267/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998

dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 30/268/KEP/DIR

tanggal 27 Februari 1998, dan Aktiva Produktif yang diklasifikasikan,

baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan

penghasilan atau menimbulkan kerugian, yang besarnya ditetapkan

sebagai berikut :

a) 25% dari kredit yang digolongkan lancar (standard).

b) 50% dari kredit yang digolongkan kurang lancar (substandard).

c) 75% dari kredit yang digolongkan diragukan (doubt).

d) 100% dari kredit yang digolongkan macet (loss) yang masih tercatat

dalam pembukuan bank dan surat berharga yang digolongkan macet.

Faktor KAP banyak sekali mempengaruhi tingkat kesehatan Bank

Perkreditan Rakyat dari KAP dapat dilihat bagaimana bank tersebut

beroperasi dalam memberikan kredit kepada nasabahnya. Apabila suatu

Bank Perkreditan Rakyat masuk dalam kredit yang digolongkan kurang

lancar maka Bank Perkreditan Rakyat tersebut harus sudah masuk di

dalam pengawasan khusus oleh Kantor Bank Indonesia Solo. Bank

Perkreditan Rakyat yang kreditnya digolongkan macet maka Kantor

Bank Indonesia Solo akan memanggil pemilik Bank Perkreditan Rakyat

tersebut untuk dibina secara khusus dan diberi solusi oleh Bank

Indonesia yang berupa dengan dibekukannya Bank Perkreditan Rakyat

tersebut (Hasil wawancara dengan Yiyok T. Herlambang, Deputi

Pemimpin bidang Perbankan KBI Solo, 1 Mei 2011).

3) Penilaian terhadap faktor Manajemen

Penilaian terhadap faktor Manajemen berdasarkan atas dua

komponen penilaian, yaitu manajemen umum dan manajemen risiko.

Jumlah pertanyaan/ pernyataan sebanyak 25, masing-masing terdiri dari

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

10 pertanyaan/ pernyataan yang berkaitan dengan aspek manajemen

umum dan 15 pertanyaan/ pernyataan yang berkaitan dengan aspek

manajemen risiko. Setiap jawaban diberi nilai antara 0 sampai dengan

4, dengan kriteria:

a) Nilai 0 mencerminkan kondisi yang lemah;

b) Nilai 1,2 dan 3 mencerminkan kondisi antara;

c) Nilai 4 mencerminkan kondisi yang baik.

Berikut ini adalah Pertanyaan / pernyataan manajemen Bank

Perkreditan Rakyat sebagai berikut :

a) Manajemen Umum

(1) Strategi / Sasaran

(a) Rencana kerja tahunan bank digunakan sebagai dasar acuan

kegiatan bank selama 1 tahun.

(2) Struktur

(a) Bagan organisasi yang ada telah mencerminkan seluruh

kegiatan bank dan tidak terdapat jabatan kosong atau

perangkapan jabatan yang dapat mengganggu kelancaran

pelaksanaan tugas.

(b) Bank memiliki batasan tugas dan wewenang yang jelas

untuk masing-masing karyawannya yang tercermin pada

kegiatan operasionalnya.

(3) Sistem

(a) Kegiatan operasional dari pemberian kredit telah

dilaksanakan sesuai dengan sistim dan prosedur tertulis.

(b) Pencatatan setiap transaksi dilakukan secara akurat dan

laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi

keuangan yang berlaku.

(c) Bank mempunyai sistim pengamanan yang baik terhadap

semua dokumen penting.

(d) Pimpinan senantiasa melakukan pengawasan terhadap

perkembangan dan pelaksanaan kegiatan bawahannya.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(4) Kepemimpinan

(a) Pengambilan keputusan-keputusan yang bersifat

operasional dilakukan oleh direksi secara independen.

(b) Pimpinan bank komit untuk menangani permasalahan bank

yang dihadapi serta senantiasa melakukan langkah-langkah

perbaikan yang diperlukan.

(c) Direksi dan karyawan memiliki tertib kerja yang meliputi

disiplin kerja serta komitmen dan didukung sarana kerja

yang memadai dalam melaksanakan pekerjaan.

b) Manajemen Risiko

(1) Risiko Likuiditas (Likuidity Risk)

(a) Bank melakukan pemantauan dan pencatatan tagihan dan

kewajiban yang jatuh tempo untuk mencegah kemungkinan

timbulnya kesulitan likuiditas.

(b) Bank senantiasa memelihara likuiditas dengan baik.

(2) Risiko Kredit (Credit Risk)

(a) Dalam memberikan kredit bank melakukan analisis

terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali

kewajibannya.

(b) Setelah kredit diberikan bank melakukan pemantauan

terhadap penggunaan kredit, serta kemampuan dan

kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya.

(c) Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan

terhadap agunan.

(3) Risiko Operasional (Operational Risk)

(a) Bank menerapkan pembentukan penyisihan penghapusan

piutang berdasarkan prinsip kehati-hatian.

(b) Bank tidak menetapkan persyaratan yang lebih ringan

kepada pemilik/pengurus bank untuk memperoleh fasilitas

dari bank.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

(c) Pimpinan senantiasa melakukan tindak-lanjut secara efektif

terhadap temuan hasil pemeriksaan oleh Bank Indonesia.

(4) Risiko Hukum (Legal Risk)

(a) Perjanjian kredit telah sesuai dengan ketentuan yang

berlaku.

(b) Bank telah memastikan bahwa agunan yang diterima telah

memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku.

(c) Bank menatausahakan secara baik dan aman blanko bilyet

deposito dan buku tabungan yangbelum digunakan

(kosong), dan blanko bilyet deposito yang telah dicairkan

dananya serta buku tabungan yang dikembalikan ke bank

karena rekening telah ditutup.

(5) Risiko Pemilik dan Pengurus (Ownership and Managership

Risk)

(a) Pemilik bank tidak mencampuri kegiatan operasional

sehari-hari yang cenderung menguntungkan kepentingan

sendiri, keluarga atau grupnya sehingga merugikan bank.

(b) Pemilik bank mempunyai kemampuan dan kemauan untuk

meningkatkan permodalan bank sehingga senantiasa

memenuhi ketentuan yang berlaku.

(c) Direksi bank di dalam melaksanakan kegiatan operasional

tidak melakukan hal-hal yang cenderung menguntungkan

diri-sendiri, keluarga atau grupnya, atau berpotensi akan

merugikan bank.

(d) Dewan Komisaris melaksanakan fungsi pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas direksi dalam batasan tugas dan

wewenang yang jelas, yang dilakukan secara efektif.

4) Penilaian terhadap faktor Rentabilitas

Penilaian terhadap faktor Rentabilitas berdasarkan dua

komponen, yaitu :

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

a) Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap rata-

rata volume usaha dalam periode yang sama

Rasio Laba Sebelum Pajak dalam 12 bulan terakhir terhadap

Rata-rata volume usaha dalam periode yang sama, sebesar 0% atau

negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% mulai

dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Hasil akhir

perhitungan digunakan untuk menunjukan kempuan pengelolaan

aktiva bank untuk menghasilkan laba.

b) Rasio biaya operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap

pendapatan dan operasional dalam periode sama

Rasio Biaya Operasional dalam 12 bulan terakhir terhadap

Pendapatan Operasional dalam periode yang sama, sebesar 100%

atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap penurunan sebesar

0,08% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100. Hasil akhir

dari perhitungan tersebut akan menunjukan tingkat efisiensi dalam

pengelolaan kegiatan operasional bank.

5) Penilaian terhadap faktor Likuiditas bank

a) Penilaian terhadap faktor Likuiditas didasarkan pada dua rasio, yaitu:

(1) Rasio alat likuid terhadap hutang lancar (cash ratio)

Cash Ratio adalah perbandingan antara alat-alat likuid

yang dikuasai dengan kewajiban-kewajiban yang segera dapat

dibayar. Perbandingan tersebut harus menghasilkan angka

minimal 2%. Komponen alat-alat liquid yang dikuasai dalam

ketentuan di atas pada dasarnya adalah primary reserve atau

cadangan kas utama yang terdiri dari uang kas dan saldo

rekening di bank Indonesia. Cadangan kas kedua (secondary

reserve) tidak digunakan untuk kepentingan cash ratio tetapi

digunakan untuk menyangga primary reserve dan usaha-usaha

lain yang menghasilkan atau dalam bentuk earning assets (aset

yang menghasilkan). Setiap bank harus menjaga posisi Cash

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

ratio agar tak dibawah minimum requirement yang ditetapkan,

yaitu sebesar 2%. Bila suatu saat cash ratio (CR) di bawah 2%

maka bank tersebut akan dikenakan penalti sebesar 3% per hari

dari selisih yang harus dijaga.

(2) Rasio kredit terhadap dana yang diterima oleh bank

Rasio kredit terhadap dana yang diterima menunjukan

besarnya penggunaan dana yang diterima dalam penyaluran

kredit. Sebesar 115% atau lebih diberi nilai kredit 0 dan untuk

setiap penurunan 1% mulai dari rasio 115% nilai kredit

ditambah 4 dengan maksimum 100.

b) Kewajiban antar bank selisih antara kewajiban bank dengan tagihan

kepada bank lain sebagaimana dimaksud dalam SK Dir. BI

30/266/KEP/DIR tanggal 27 Februari 1998 dan modal inti adalah

modal inti bank menurut perhitungan sebagaimana dimaksud dalam

SK Dir. BI 26/20/KEP/DIR tanggal 19 Mei 1993.

c) Rasio kewajiban bersih antar bank terhadap modal inti sebesar 100%

atau lebih diberi nilai kredit dan untuk setiap penutupan 1% mulai

dari 100% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimum 100.

Dari kelima penilaian faktor tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat, dapat dilihat kinerja kantor Bank Perkreditan Rakyat wilayah

kerja Kantor Bank Indonesia Solo sebagai berikut :

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 5

Kinerja BPR Wilayah Kerja KBI Solo Periode Desember 2008

No. Kabupaten/Kota CAR LDR BOPO ROA ROE NPL

1 Sragen 16.91% 87.89% 80.11% 3.66% 50.61% 6.91%

2 Sukoharjo 32.90% 81.25% 89.85% 1.35% 4.22% 18.38%

3 Wonogiri 22.15% 79.60% 75.95% 4.15% 39.06% 6.85%

4 Surakarta 28.06% 76.99% 89.16% 2.96% 19.05% 11.61%

5 Boyolali 31.97% 87.05% 88.99% 1.43% 9.37% 10.57%

6 Karanganyar 20.18% 85.92% 84.74% 2.61% 19.64% 7.53%

7 Klaten 27.89% 85.09% 86.68% 1.54% 9.39% 9.46%

Sumber : http://www.bi.go.id dikses tanggal 6 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

Tabel 6

Kinerja BPR Wilayah Kerja KBI Solo Periode Desember 2009

No. Kabupaten/Kota CAR LDR BOPO ROA ROE NPL

1 Boyolali 27.88% 92.77% 86.40% 2.22% 13.18% 10.11%

2 Karanganyar 22.20% 90.09% 82.92% 3.12% 23.60% 7.74%

3 Klaten 28.72% 84.95% 83.00% 2.20% 14.66% 11.67%

4 Sragen 18.42% 85.38% 78.27% 3.95% 51.72% 6.62%

5 Sukoharjo 30.76% 83.15% 90.18% 1.45% 8.26% 15.78%

6 Wonogiri 23.39% 88.31% 76.40% 4.40% 31.63% 6.29%

7 Surakarta 24.87% 78.51% 88.75% 2.77% 20.58% 9.13%

Sumber : http://www.bi,go.id diakses tanggal 6 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 7

Kinerja BPR Wilayah Kerja KBI Solo Periode Desember 2010

No. Kabupaten/Kota CAR LDR BOPO ROA ROE NPL

1 Sragen 17.38% 82.28% 75.60% 4.31% 54.36% 6.41%

2 Sukoharjo 23.34% 80.74% 86.72% 1.37% 15.52% 14.73%

3 Wonogiri 27.15% 79.72% 74.08% 4.20% 26.67% 6.45%

4 Surakarta 18.18% 78.71% 89.61% 2.52% 27.44% 6.85%

5 Boyolali 24.09% 82.96% 81.76% 2.00% 12.04% 10.56%

6 Karanganyar 23.50% 81.92% 81.52% 3.37% 26.51% 8.41%

7 Klaten 30.56% 85.31% 84.07% 1.97% 11.33% 10.74%

Sumber : http://www.bi.go.id diakses tanggal 6 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

Tabel 8

Kinerja BPR Wilayah Kerja KBI Solo Periode Mei 2011

No. Kabupaten/Kota CAR LDR BOPO ROA ROE NPL

1 Boyolali 23.15% 89.48% 79.84% 3.53% 21.04% 10.99%

2 Karanganyar 23.29% 85.06% 79.72% 3.98% 30.90% 8.39%

3 Klaten 28.78% 89.63% 86.05% 1.64% 9.06% 10.98%

4 Sragen 16.09% 87.21% 75.47% 4.76% 55.60% 9.11%

5 Sukoharjo 23.13% 86.98% 86.25% 1.30% 18.82% 14.39%

6 Wonogiri 31.63% 82.86% 72.75% 4.17% 26.23% 6.88%

7 Surakarta 18.17% 80.49% 92.07% 2.30% 28.38% 6.35%

Sumber : http://www.bi.go.id diakses tanggal 6 Juli 2011 pukul 08.00 WIB

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Keterangan dari hasil tabel kinerja Bank Perkreditan Rakyat

adalah, sebagai berikut:

a) CAR (Capital Adequency Ratio)

Hasil penilaian CAR, yaitu:

(1) Sehat : ≥ 8,00%

(2) Kurang Sehat : ≥ 6,5% - < 8,00%

(3) Tidak Sehat : < 6,5%

b) LDR (Loan to Deposit Ratio)

Hasil penilain LDR, yaitu:

(1) Sehat : ≤ 94,75%

(2) Cukup Sehat : > 94,75% - ≤ 98,50%

(3) Kurang Sehat : > 98,50% - ≤ 102,25%

(4) Tidak Sehat : > 102,25%

c) BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dalam

12 bulan)

Hasil penilaian BOPO, yaitu:

(1) Sehat : ≤ 93,52%

(2) Cukup Sehat : > 93,52% - ≤ 92,72%

(3) Kurang Sehat : >94,72% - ≤ 95,92%

(4) Tidak Sehat : >95,92%

d) ROA (Return On Asset)

Hasil penilaian ROA, yaitu:

(1) Sehat : ≥ 1,215%

(2) Cukup Sehat : ≥ 0,999% - < 1,215%

(3) Kurang Sehat : ≥ 0,765% - < 0,999%

(4) Tidak Sehat : < 0,765%

e) ROE (Return On Equity)

Return on Equity atau Rasio Laba terhadap modal merupakan

pengukuran efektivitas perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

dengan menggunakan modal perusahaan yang dimilikinya. Rasio

tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi angka rasionya

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

menandakan akan semakin baik. Dalam perbankan perhitungan

kekuatan modal sudah terepresentasikan pada CAR, selain itu bank

tidak semata hanya dipacu keuntungannya dari ketersediaan equity

(modal) saja, tetapi lebih kepada kemampuan dalam mengelola

sumber dana pihak ketiga untuk dialokasikan sebagai kredit.

Sehingga ukuran ROE tidak dipakai dalam menghitung tingkat

kesehatan bank saja (Hasil wawancara dengan Ria Swandito,

Pengawas Bank Muda Senior KBI Semarang, 7 Juli 2011)

f) NPL (Non Performing Loan)

Non Performing Loan lebih dikenal dengan kredit yang bermasalah

atau kredit macet. Sehingga apabila rasio menunjukan semakin

tinggi Non Performing Loan yaitu diatas 5 % , maka bank tersebut

menjadi tidak sehat. Besarnya NPL ini berimbas pada kualitas aktiva

produktif (KAP) yang diukur pada tingkat kesehatan bank melalui

rasio KAP. Jadi jika bank Non Performing Loan besar, maka rasio

Kualitas Aktiva Produktif juga besar sehingga dikatakan Kualitas

Aktiva Produktifnya buruk. Hal ini akan mengakibatkan turunnya

tingkat kesehatan suatu bank, sehingga pengawas Bank Indonesia

selalu mengingatkan dan meminta bank untuk meminimalkan Non

Performing Loan (Hasil wawancara dengan Ria Swandito, Pengawas

Bank Muda Senior KBI Semarang, 7 Juli 2011).

Dari hasil pengawasan Kantor Bank Indonesia Solo, tingkat

kesehatan Bank Perkreditan Rakyat di Surakarta, Boyolali, Klaten,

Sragen, Karanganyar, Sukoharjo dan Wonogiri, secara keseluruhan

untuk bulan Mei 2011 adalah sehat dan cukup sehat (Hasil wawancara

dengan Yiyok T.Herlambang, Deputi Pemimpin bidang Perbankan KBI

Solo, 4 Juli 2011).

6) Meminta penjelasan dan keterangan

Maksud dari meminta penjelasan dan keterangan dalam hal ini

adalah kewenangan Bank Indonesia untuk memerintahkan kepada

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

bank-bank yang bersangkutan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia sendiri. Bank Indonesia akan langsung mendatangi

Bank Perkreditan Rakyat yang menurut Tim Pengawas Kantor Bank

Indonesia Solo laporan bulanan atau laporan tahunan yang diberikan

kepada Bank Indonesia tidak sesuai dengan pengawasan yang

dilakukan Bank Indonesia . Seperti halnya untuk laporan bulanan Bank

Perkreditan Rakyat yang tidak memberikan kepada Bank Indonesia

sehingga Tim Pengawas dari Bank Indonesia sendiri yang harus on the

spot mendatangi Bank Perkreditan Rakyat tersebut meminta penjelasan.

Tim Pengawas Bank Indonesia Solo akan melakukan cross check

laporan tahunan, laporan trisemester, dan laporan bulanan. Apabila

diketahui ada Bank Perkreditan Rakyat yang laporannya tidak sesuai

dengan data yang ada di Bank Indonesia Solo, maka Kantor Bank

Indonesia Solo akan memanggil pihak Bank Perkreditan Rakyat

tersebut untuk diminta memberikan penjelasan perihal perbedaan

tersebut (Hasil wawancara dengan Yiyok T.Herlambang, Deputi

Pemimpin bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

7) Melakukan pemeriksaan buku-buku dan dokumen-dokumen perbankan

Tim Pengawas Bank Indonesia Solo berwenang untuk meminta

kepada Bank Perkreditan Rakyat, yang dibawahi oleh Kantor Bank

Indonesia Solo untuk memberikannya kesempatan guna melakukan

pemeriksaan atas buku-buku dan berkas-berkas yang ada pada bank

tersebut dan bank bersangkutan wajib memberikan bantuan yang

diperlukan oleh Bank Indonesia dalam rangka memperoleh kebenaran

dari informasi yang dicari oleh Bank Indonesia.

8) Melakukan pemeriksaan secara berkala atau insidentil

Dalam rangka mengawasi kehidupan perbankan, Bank Indonesia

berwenang melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

ataupun insidentil (dalam keadaan mendesak). Kewenangan dimaksud

diberikan hanya sebatas pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan Tim

Pengawas Bank Indonesia Solo dilakukan secara berkala. Baik dengan

laporan bulanan atau yang biasa disebut Labul atau dari Tim Pengawas

Bank Indonesia yang mendatangi Bank Perkreditan Rakyat (Hasil

wawancara dengan Yiyok T.Herlambang, Deputi Pemimpin bidang

Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

Pada Bank Indonesia Solo melakukan pemeriksaan dengan

mendatangi langsung Bank Perkreditan Rakyat dengan salah satu kasus,

apabila ditemukan perbedaan antara Laporan Bulanan dengan

kenyataan yang ada pada Bank Perkreditan Rakyat tersebut, hal ini

dinamakan pemeriksaan insidentil. Berdasarkan laporan keuangan

secara periodik, tim pengawas perbankan Kantor Bank Indonesia Solo

dapat melihat kesalahan-kesalahan yang dapat menyebabkan tidak

sehatnya kondisi suatu bank. Kesalahan-kesalahan tersebut tidak jarang

ditemukan oleh tim pengawas dan langsung dapat diatasi sesuai dengan

permasalahannya.

Sebagai contoh ditemukan ketidaksamaan antara data laporan

keuangan dari BPR X dengan data yang dimiliki Bank Indonesia Solo,

tim pengawas segera melakukan pemeriksaan insidentil. Setelah

diselidiki, hasil dari pengawasan menemukan fakta bahwa pegawai

Bank Perkreditan Rakyat tersebut belum terlatih untuk membuat

laporan keuangan yang telah disesuaikan oleh Bank Indonesia.

Sedangkan untuk contoh BPR Y, dengan kasus yang masih sama.

Ditemukan adanya kepentingan-kepentingan dari orang dalam yang

berniat melakukan kecurangan, sehingga mereka sengaja melakukan

penyimpangan laporan keuangan. Hal ini tentu saja langsung

ditindaklanjuti oleh pihak Kantor Bank Indonesia, dengan memberikan

sanksi kepada pelakunya (Hasil wawancara dengan Ifa Mukholifah,

Pengawas Bank Muda KBI Solo, 4 Juli 2011).

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

9) Memberikan laporan kepada Dewan Moneter

Seperti yang telah diatur dalam Undang-Undang tentang Bank

Indonesia, maka Bank Indonesia memang berwenang, bahkan wajib

untuk menyampaikan laporan mengenai hasil pemeriksaan bank yang

dilakukan Bank Indonesia sejauh yang diperlukan oleh Dewan Moneter.

Bahkan bila diperlukan, Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan

khusus terhadap bank-bank yang akan dilaporkan. Hal ini dilakukan

agar tidak terjadi krisis moneter di dunia perbankan Indonesia.

10) Menetapkan persyaratan dan tata pemeriksaan bank

Bank Indonesia diberikan kewenangan untuk menetapkan

(dengan Peraturan Perundang-undangan) mengenai persyaratan dan

tata cara pemeriksaan perbankan. Persyaratan dan tata cara yang

dimaksud adalah :

a) Jenis pemeriksaan

b) Prosedur pemeriksaan

c) Ruang lingkup pemeriksaan

d) Pelaporan

e) Langkah-langkah yang merupakan tindak lanjut dari hasil

pemeriksaan.

11) Meminta bank-bank untuk menyampaikan neraca, perhitungan laba-

rugi serta laporan berkala lainnya

Setiap bank wajib menyampaikan neraca, perhitungan laba-

rugi dan tahunan beserta penjelasannya dan laporan berkala lainnya

kepada Kantor Bank Indonesia Solo dalam waktu dan bentuk yang

telah ditetapkan oleh Bank Indonesia, dan yang paling penting

neraca dan perhitungan laba-rugi wajib diumumkan kepada

masyarakat oleh Bank Perkreditan Rakyat yang bersangkutan, agar

masyarakat mengetahui bagaimana kondisi dari Bank Perkreditan

Rakyat tersebut.

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

12) Menetapkan tata cara pembuatan, pengumuman serta perhitungan

laba-rugi

Bank Indonesia sebagai otoritas keuangan Indonesia,

mempunyai kewenangan untuk menetapkan bentuk dan prosedur

pembuatan neraca perhitungan laba-rugi serta waktu

pengumumannya kepada masyarakat. Hal ini dimaksudkan agar

memperoleh keseragaman sehingga masyarakat dapat mengetahui

dengan jelas keadaan keuangan dari Bank Perkreditan Rakyat

tersebut.

13) Melakukan tindakan penyelamatan jika suatu bank mengalami

masalah dengan kesehatan perbankannya

Suatu bank yang mengalami masalah dengan kesehatan

banknya, salah satu penyebabnya adalah kredit macet. Seperti contoh

BPR Z yang memberikan kredit melebihi batas maksimum

pemberian kredit (BMPK), tanpa memperhatikan peraturan yang

telah ditetapkan Bank Indonesia. Beberapa tahun kemudian

mengalami penurunan dengan tingkat kesehatan perbankannya

karena terjadi kredit macet, juga modal yang dimiliki masih rendah

atau berada pada batas minimum yang telah ditetapkan. Sehingga

tidak dimungkinkan dapat mengatasi masalah tersebut. Apabila

dibiarkan, tingkat kesehatan bank tersebut akan semakin terpuruk

dan berakhir dengan likuidasi (Hasil wawancara dengan Ifa

Mukholifah, Pengawas Bank Muda KBI Solo, 4 Juli 2011).

Dalam hal ini terjadi kesulitan perbankan yang membahayakan

perekonomian nasional, yaitu terjadinya karena krisis kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga perbankan maka Bank Indonesia dapat

meminta pemerintah untuk membentuk suatu badan khusus yang

bersifat sementara dalam rangka menyehatkan perbankan. Dalam

pembentukan badan khusus, Kantor Bank Indonesia dan pemerintah

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

harus melakukan kerjasama dengan Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam pelaksanaan tugasnya, badan khusus tersebut dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut :

a) Melakukan tindakan penyelamatan

(1) Meminta pemegang saham untuk menambah sahamnya

Apabila ada suatu Bank Perkreditan Rakyat yang

kreditnya macet, maka lama-kelamaan kekayaannya juga

akan habis karena untuk menutup kreditnya yang macet,

maka jalan satu-satunya adalah menambah sahamnya, untuk

menutup modal tersebut, dengan surat berharganya atau

dengan aset yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat tersebut

(Hasil wawancara dengan Yiyok T.Herlambang, Deputi

Pemimpin bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

(2) Meminta pemegang saham untuk mengganti Dewan

Komisaris Bank

(3) Meminta pemegang saham untuk mengganti Direksi Bank

Suatu bank akan berjalan dengan baik apabila

diimbangi dengan Sumber Daya Manusia yang berpotensi.

Apabila suatu Bank Perkreditan Rakyat tidak stabil

kondisinya, maka Tim Pengawas Bank Indonesia Solo akan

memanggil Dewan Komisaris maupun Direksi dari Bank

Perkreditan Rakyat untuk dimintai keterangan perihal

keadaan perbankannya yang tidak sehat, apabila hal tersebut

tidak memberikan penyehatan terhadap Bank Perkreditan

Rakyat tersebut maka Bank Indonesia akan menyarankan

pemegang saham untuk mengganti Dewan Komisaris

maupun Direksinya. Tujuannya agar bank yang tidak sehat

tersebut dapat dipulihkan pada kondisi yang sehat.

(4) Meminta bank untuk menghapuskan kredit macet dan

memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya.

(5) Meminta bank untuk melakukan merger atau konsolidasi dengan

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

bank lain.

(6) Meminta bank untuk mengambil alih oleh pembeli yang bersedia

mengambil alih seluruh kewajiban.

(7) Meminta bank untuk menyerahkan pengelolaan seluruh atau

sebagian kegiatan bank tersebut kepada pihak lain.

(8) Meminta bank untuk menjual sebagian atau seluruh harta dan atau

kewajiban bank tersebut kepada bank atau pihak lain.

(9) Mencabut izin bank tersebut dan memerintahkan pelaksanaan

likuidasi.

b) Melakukan tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 A ayat 4

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yaitu :

(1) Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan

wewenang pemegang saham termasuk hak dan wewenang

Rapat Umum Pemegang Saham;

(2) Mengambil alih dan melaksanakan segala hak dan wewenang

Direksi dan Komisaris bank;

(3) Menguasai, mengelola dan melakukan tindakan kepemilikan

atas kekayaan milik atau yang menjadi hak-hak bank, termasuk

kekayaan bank yang berada pada pihak manapun, baik di dalam

maupun di luar negeri;

(4) Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, dan/atau

mengubah kontrak yang mengikat bank dengan pihak ketiga,

yang menurut pertimbangan badan khusus merugikan bank;

(5) Menjual atau mengalihkan kekayaan bank, direksi, komisaris, dan

pemegang saham tertentu di dalam negeri ataupun di luar negeri,

baik secara langsung maupun melalui penawaran umum;

(6) Menjual atau mengalihkan tagihan bank dan/atau

menyerahkan pengelolaannya kepada pihak lain, tanpa

memerlukan persetujuan nasabah debitur;

(7) Mengalihkan pengelolaan kekayaan dan/atau menajemen bank

kepada pihak lain;

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

(8) Melakukan penyertaan modal sementara pada bank,

secara langsung atau melalui pengonversian tagihan badan

khusus menjadi penyertaan modal pada bank;

(9) Melakukan panagihan piutang bank yang sudah pasti dengan

penerbitan Surat Paksa;

(10) Melakukan pengosongan atas tanah dan/atau bangunan

milik atau yang menjadi hak bank yang dikuasai oleh

pihak lain, baik sendiri maupun dengan bantuan alat

negara penegak hukum yang berwenang;

(11) Melakukan penelitian dan pemeriksaan untuk memperoleh segala

keterangan yang diperlukan dari dan mengenai bank dalam

program penyehatan, dan pihak manapun yang terlibat atau patut

diduga terlibat, atau mengetahui kegiatan yang merugikan bank

dalam program penyehatan tersebut;

(12) Menghitung dan menetapkan kerugian yang dialami

bank dalam program penyehatan dan membebankan

kerugian tersebut kepada modal bank yang bersangkutan,

dan bilamana kerugian tersebut terjadi karena kesalahan

atau kelalaian direksi, komisaris, dan atau pemegang

saham, maka kerugian tersebut akan dibebankan kepada yang

bersangkutan;

(13) Menetapkan jumlah tambahan modal yang wajib disetor

oleh pemegang saham bank dalam program penyehatan;

(14) Melakukan tindakan lain yang diperlukan untuk

menunjang pelaksanaan wewenang sebagaimana dimaksud

dalam huruf a sampai dengan huruf m.

Bank Indonesia juga berwenang mencabut ijin usaha bank jika

membahayakan sistem perbankan, walaupun tidak didahului dengan

tindakan penyelamatan. Setelah ijin usaha bank dicabut, Bank

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Indonesia memerintahkan kepada direksi bank yang bersangkutan

untuk segera :

a) Mengadakan rapat umum pemegang saham guna membubarkan

badan hukum bank tersebut.

b) Membentuk tim likuidasi

Apabila direksi bank yang telah dilikuidasi tersebut tidak

mengadakan rapat umum pemegang saham, maka Bank Indonesia

dapat meminta kepada pengadilan yang berwenang untuk

mengeluarkan suatu putusan (penetapan) yang berisikan hal-hal

sebagai berikut :

(1) Pembubaran badan hukum bank.

(2) Penunjukan tim likuidasi.

(3) Perintah likuidasi.

Pelaksanaan pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan

Rakyat juga didukung dengan adanya Sistem Informasi Debitur atau

lebih dikenal dengan SID. Penyelenggaraan Sistem Informasi

Debitur ini dimaksudkan untuk membantu pelapor dalam

memperlancar proses penyediaan dana, mempermudah penerapan

manajemen risiko, dan membantu bank dalam melakukan

identifikasi kualitas debitur untuk pemenuhan ketentuan yang

berlaku.

Bank Perkreditan Rakyat yang memiliki total aset sebesar Rp

10 milyar atau lebih wajib menjadi pelapor SID sementara BPR yang

memiliki total aset kurang dari Rp 10 milyar namun telah memiliki

infrastruktur yang memadai dapat menjadi pelapor dalam SID.

Namun masih ditemukan kelemahan dalam Sistem Informasi

Debitur. Sebagai contoh, BPR X memerlukan data identifikasi

debitur karena debitur tersebut melakukan pembayaran kredit

melalui Bank Y. Akan tetapi terdapat perbedaan laporan masing-

masing bank. BPR X belum menerima data pembayaran, sedangkan

Bank Y sudah mengirimkan data pembayaran. Setelah diteliti lebih

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

lanjut, terdapat keterlambatan masuknya data melalui Sistem

Informasi Debitur pada BPR X. Sehingga masalah tersebut dapat

diselesaikan dengan baik tanpa adanya sanksi (Hasil wawancara

dengan Ifa Mukholifa, Pengawas Bank Muda KBI Solo, 1 Juni

2011).

c. Peran Bank Indonesia sebagai Pengawas Bank

Bank Indonesia selaku bank sentral mempunyai kewenangan dan

tanggung jawab yang utuh menetapkan perizinan dan pengawasan

terhadap semua bank yang ada di Indonesia serta pengenaan sanksi

terhadap bank yang tidak mematuhi peraturan perbankan yang berlaku.

Dengan demikian, Bank Indonesia memiliki kewenangan dan tanggung

jawab untuk menilai dan memutuskan kelayakan pendirian suatu bank

dan/atau pembukaan kantor bank (Hasil wawancara dengan Yiyok

T.Herlambang, Deputi Pemimpin bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni

2011). Adapun tugas Bank Indonesia Solo dalam mengawasi Bank

Perkreditan Rakyat, meliputi :

1) Pengawasan Tidak Langsung

Pengawasan ini dilakukan berdasarkan penelitian penulis dan

evaluasi laporan yang wajib disampaikan oleh Bank Perkreditan

Rakyat. Pengawasan ini sering disebut pengawasan pasif. Efektifitas

pengawasan ini sangat bergantung pada kepatuhan bank dalam

memenuhi kewajiban pelaporan serta kebenaran dari data-data atau

angka-angka yang dilaporkan. Dalam pengawasan ini ada 3 (tiga)

laporan yang harus disampaikan Bank Perkreditan Rakyat kepada Bank

Indonesia yaitu:

a) Laporan Bulanan

Laporan bulanan merupakan laporan keadaan keuangan dan

hasil usaha bank yaitu berupa neraca beserta rekening administrasi

yang dilengkapi dengan daftar rincian pos-pos neraca menunjukkan

posisi disampaikan selambat-lambatnya tanggal 14 setelah

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Bank Perkreditan

Rakyat yang melakukan kesalahan dalam penyusunan laporan wajib

segera melaksanakan koreksi, dan penyampaian koreksi kepada

Bank Indonesia sekurang-kurangnya dicantumkan dalam laporan

berikutnya. Laporan bulanan ini terdiri dari :

(1) Neraca Aktiva

(a) Kas

(b) Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

(c) Antar bank aktiva

(d) Kredit yang diberikan

(e) Penyisihan penghapusan aktiva produktif

(f) Aktiva dalam valuta asing

(g) Aktiva tetap dan inventaris

(h) Antar kantor aktiva

(i) Rupa-rupa aktiva

(2) Neraca Pasiva

(a) Kewajiban lain yang dapat segera dibayar

(b) Tabungan

(c) Deporsito berjangka

(d) Bank Indonesia

(e) Antar bank pasiva

(f) Pinjaman yang diterima

(3) Pinjaman subordinasi

(a) Lainnya

(i) Sampai dengan 3 (tiga) bulan

(ii) Lebih dari 3 (tiga) bulan

(b) Antar kantor pasiva

(c) Rupa-rupa pasiva

(d) Modal

(i) Modal dasar

(ii) Modal yang belum dibayar

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(iii) Modal sumbangan

(iv) Modal pinjaman

(e) Cadangan

(i) Cadangan umum

(ii) Cadangan tujuan

(iii) Laba yang ditahan

(f) Laba atau rugi

(i) Laba

(ii) Rugi

(g) Rekening-rekening administrasi

(i) Fasilitas pinjaman yang diterima yang belum ditarik

(ii) Pendapatan bunga dalam penyelesaian

(h) Bunga kredit yang diberikan

(i) Bunga lainnya

(i)Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik

(ii)Aktiva produktif yang dihapus bukukan

(iii)Lain-lain yang administrasi

b) Laporan semesteran

Laporan semesteran ini diumumkan 2 (dua) kali) setahun yaitu

berupa laporan keuangan intern posisi akhir bulan Juni dan laporan

intern posisi bulan Desember suatu Bank Perkreditan Rakyat yang

dilaporkan setiap 6 (enam) bulan sekali dan mengacu pada laporan

bulanan. Laporan ini sebagai perbandingan dengan laporan pada periode

yang sama setahun sebelumnya. Laporan ini terdiri dari :

(1) Neraca aktiva

(a) Kas

(b) Giro pada bank lain

(c) Penempatan pada bank lain

(2)Penyisihan penghapusan penempatan

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

(a) Surat-surat berharga

(b) Kredit yang diberikan

(3) Pihak yang terkait dengan bank

(4) Pihak lain

(a) Aktiva tetap

(b) Akumulasi penghapusan tetap

(5) Aktiva lain

(a) Kewajiban dan ekuitas

(i) Kewajiban lainnya

(ii) Tabungan

(iii) Deposito

(b) Pihak lain dengan bank

(c) Pihak lain

(i) Pinjaman yang diterima

(ii) Kewajiban lain-lain

(iii) Pinjaman subordinasi

(iv) Modal pinjaman

(v) Ekuitas

(d) Modal disetor

(e) Modal sumbangan

(f) Selisih penilaian kembali

(g) Laba ditahan

c) Laporan tahunan

Laporan kerja tahunan merupakan rencana kegiatan dan anggaran

selama 1 (satu) tahun yang disusun oleh direksi atau pengurus yang

disetujui oleh dewan komisaris dan laporan kerja, yaitu laporan dari

dewan komisaris, mengenai hasil pengawasan terhadap pelaksanaan

rencana kerja tahunan oleh direksi atau pengurus bank.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2) Pengawasan Langsung

Pengawasan ini berupa pemeriksaan setempat yang dilaksanakan

dengan melakukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh tim pemeriksa

bank dari Bank Indonesia, antara lain kegiatan yang dilakukan Bank

Indonesia Solo. Kantor Bank Indonesia Solo melakukan pengawasan

langsung dengan kegiatan on the spot, kegiatan ini dimaksudkan untuk

memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai keadaan suatu Bank

Perkreditan Rakyat, termasuk pula berbagai gambaran kegiatan Bank

Perkreditan Rakyat sehari-hari (Hasil wawancara dengan Yiyok

T.Herlambang, Deputi Pemimpin bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

Pemeriksaan Bank Perkreditan Rakyat meliputi pengumpulan data dan

informasi, pengecekan fisik, pengujian kebenaran (verivikasi) dan analisa,

sehingga dapat menyusun kesimpulan mengenai keadaaan suatu Bank

Perkreditan Rakyat. Pemeriksaan yang dilakukan oleh Bank Indonesia Solo

berdasarkan laporan yang diberikan oleh bank. Hal inilah yang menentukan

apakah tingkat kesehatan bank dalam kondisi yang layak beroperasi atau

tidak. Menurut Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun1999 tentang

Bank Indonesia, Pengawasan Bank oleh Bank Indonesia sebagaimana

dimaksud adalah pengawasan langsung dan tidak langsung.

Dalam Pasal 28 disebutkan Bank Indonesia mewajibkan Bank untuk

menyampaikan laporan, keterangan dan penjelasan sesuai dengan tata cara

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Apabila diperlukan, kewajiban

tersebut dikenakan pula terhadap perusahaan induk, perusahaan anak, pihak

terkait dan pihak terafilisi dari Bank. Selain itu disebutkan dalam Pasal 29

bahwa Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap Bank,

baik secara berkala maupun setiap waktu apabila diperlukan. Apabila

diperlukan, pemeriksaan tersebut nantinya dapat dilakukan terhadap

perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan

debitur Bank. Bank dan pihak-pihak itu, wajib memberikan kepada

pemeriksa :

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

a) Keterangan dan data yang diminta,

b) Kesempatan untuk melihat semua pembukuan, dokumen dan

sarana fisik yang berkaitan dengan kegiatan usahanya,

c) Hal-hal lain yang diperlukan.

Tetapi didalam prakteknya, Bank Indonesia disamping melakukan

pengawasan baik langsung maupun tidak langsung, juga memberikan

pelatihan kepada direksi, pengurus dan pemegang saham bank yang

bersangkutan. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara

pembuatan neraca, laporan rencana kerja, dan laporan laba-rugi atau laba

yang baik, untuk memperoleh perhitungan laporan yang benar dan sesuai

dengan tata cara yang ditentukan oleh Bank Indonesia

Kriteria-kriteria yang digunakan Bank Indonesia dalam mangawasi

Bank Perkreditan Rakyat difokuskan pada tingkat kesehatan. Tingkat

kesehatan merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik

dan pengelola bank, masyarakat, pengguna jasa bank maupun Bank

Indonesia sendiri sebagai pengawas bank. Masing-masing pihak perlu

meningkatkan diri dan secara bersama-sama berupaya untuk mewujudkan

bank yang sehat.

Kantor Bank Indonesia Solo melakukan pemeriksaan atau on the spot

paling sedikit dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun untuk semua Bank

Perkreditan Rakyat yang dibawahi Kantor Bank Indonesia Solo. Bank

Perkreditan Rakyat yang dinilai kurang sehat oleh Bank Indonesia maka

akan dilakukan pengawasan khusus oleh Tim Pengawas Bank Indonesia

Solo (Hasil wawancara dengan Yoyok T.Herlambang, Deputi Pemimpin

bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

Pada dasarnya tingkat kesehatan bank dinilai dengan pendekatan

kualitatif atas berbagi aspek yang berpengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan suatu bank. Pendekatan kualitatif ini dilakukan dengan

menilai faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen,

rentabilitas, dan likuiditas. Pendekatan kualitatif diperlukan karena masing-

masing faktor ini mengandung berbagai aspek yang saling mempengaruhi.

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Hal ini sesuai dengan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan yang menyebutkan, pengawasan bank dilakukan oleh

Bank Indonesia. Bank diwajibkan memelihara tingkat kesehatan bank sesuai

dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,

likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan

dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan

prinsip kehati-hatian. Bank juga tidak boleh menempuh cara-cara yang

merugikan dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan

Prinsip Syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya. Untuk

kepentingan nasabah, bank wajib menyediakan informasi mengenai

kemungkinan timbulnya risiko kerugian sehubungan dengan transaksi

nasabah yang dilakukan melalui bank.

Pada tahap pertama, pelaksanaan penilaian terhadap sejumlah faktor

diatas dilaksanakan dengan cara mengkualifikasikan beberapa komponen

penting dari masing-masing faktor tersebut. Atas dasar kualifikasi

komponen ini dilaksanakan penilaian lebih lanjut dengan memperhatikan

aspek lain yang secara material berpengaruh terhadap kondisi dan

perkembangan masing-masing faktor. Penilaian tingkat kesehatan bank

telah ditetapkan beberapa komponen yang dimiliki cukup atau strategi untuk

dapat dikuantifikasikan. Dengan demikian, setelah dilakukan penilaian atas

dasar kuantifikasi, harus pula dianalisis dan diuji dengan menggunakan

kompunen-komponen lain dalam rangka mendapatkan gambaran yang

sebenarnya tentang kondisi dan perkembangan bank yang bersangkutan.

Sebagai lembaga keuangan tertinggi di Indonesia, Bank Indonesia

mempunyai tanggung jawab yang besar atas kehidupan dunai perbankan

nasional, terutam dalam hal pengawasan benk. Apapun tanggung jawab

tersebut sebagai akibat dari kegagalan dalam pengawasan yang membawa

dampak buruk yaitu terjadinya krisis moneter dan krisis kepercayaan

terhadap dunia perbankan.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Wujud dari tanggung jawab Bank Indonesia tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk Badan Penyehatan

Perbankan Nasional (BPPN). Adapun tugas dari BPPN yaitu melakukan

penyehatan berdasarkan rekomendasi Bank Indonesia, serta melakukan

pengawasan terhadap bank-bank tersebut.

b) Memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional

dengan cara melaksanakan program peminjaman sebagaimana diatur

dalam Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 1998 tentang Bank

Perkreditan Rakyat dan Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1998

tentang Bank Perkreditan Rakyat.

c) Mempertahankan nilai tukar rupiah dengan cara menetapkan aturan

tentang tingkat suku bunga bank.

d) Mewajibkan bank-bank untuk melakukan merger antar bank atau

akuisisi.

2. Hambatan-Hambatan Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan

Tugas Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat dan

Solusi-solusi untuk Menyelesaikan

Dapat ditemukan hambatan-hambatan dengan peranan Bank Indonesia

sebagai pengawas kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yang akan dibahas

berikut ini (Hasil wawancara dengan Yiyok T.Herlambang, Deputi Pemimpin

bidang Perbankan KBI Solo, 1 Juni 2011).

a. Hambatan Internal dan Solusi yang Dihadapi Bank Indonesia

1) Belum berjalan optimalnya restruksi Bank Indonesia

Sejak sektor perbankan mengalami krisis yang sangat mendalam

pada tahun 1997 sampai dengan 1999 sehingga menyebabkan

menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Hal

tersebut semakin diperberat oleh lemahnya kondisi internal sektor

perbankan, terutama sebagai dampak dari konsentrasi kredit yang

berlebihan, lemahnya manajemen bank, moral hazard yang timbul

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

akibat mekanisme exit yang belum tegas serta belum efektifnya

pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Secara keseluruhan,

akibat dari krisis yang semakin mendalam telah memperburuk tidak

saja aspek likuiditas perbankan, tetapi juga aspek solvabilitas dan

rentabilitasnya mengingat perbankan merupakan market dominan

dalam industri keuangan di Indonesia, maka secara sistematis sektor

keuangan juga mengalami kelumpuhan. Mempertimbangkan dampak

dan biaya atau kerugian yang demikian besar terhadap perkonomian

akibat instabilitas sistem keuangan tersebut serta langkah-langkah

penyelesaian krisis (crisis resolution) yang juga membutuhkan waktu

yang lama, maka wacana menjaga stabilitas sistem keuangan menjadi

perhatian yang serius dari bank sentral dan pengambil kebijakan

publik di berbagai negara dewasa ini.

Mempertimbangkan cepat atau lambat isu stabilitas sistem

keuangan ini akan menjadi permasalahan di Indonesia, berkaitan

dengan pihak yang bertanggungjawab dan mekanisme

pengendaliannya. Telah dipahami bahwa sistem keuangan memegang

peranan yang sangat penting dalam perekonomian seiring dengan

fungsinya untuk menyalurkan dana dari pihak yang berlebihan dana

kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana. Apabila sistem

keuangan tidak bekerja dengan baik, maka perekonomian menjadi

tidak efisien dan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan tidak akan

tercapai.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi belum optimalnya

restruksi Bank Indonesia melalui upaya meningkatkan kualitas

pengaturan dengan cara :

(1) Menyempurnakan ketentuan terkait dengan pemenuhan modal

disetor minimum.

(2) Melakukan review, evaluasi, dan penyempurnaan ketentuan

kehati-hatian, kelembagaan dan penilaian tingkat kesehatan Bank

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Perkreditan Rakyat dengan mempertimbangkan strata total aset dan

praktek terbaik internasional.

(3) Menyususn pedoman pengawasan berbasis risiko atau risk

based supervision (RBS) dan mengimplementasikan berdasarkan

pedoman dan pengaturan sesuai dengan RBS tersebut.

(4) Melakukan penelitian tentang pengaturan yang dilakukan

untuk pengembangan Bank Perkreditan Rakyat dalam rangka

peningkatan peran dan kontribusinya sebagai lembaga pembiayaan

usaha kecil menengah dan masyarakat pedesaan.

2) Koordinasi internal Bank Indonesia belum berjalan optimal

Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini Bank

Indonesia melaksanakan sistem pengawasannya dengan menggunakan

dua pendekatan yaitu pengawasan berdasarkan kepatuhan (compliance

besed supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk based

supervision). Dalam pelaksanaannya petugas Bank Indonesia sering

menemui hambatan dalam mengkoordinasikan kedua pengawasan

tersebut. Hal ini disebabkan karena perbedaan sikap diantara petugas

Bank Indonesia, sebagian petugas yang menjalankan pengawasan

berdasarkan kepatuhan dengan menekankan pada pemantauan

kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terkait

dengan operasi dan pengelolaan bank yang mengacu pada kondisi

bank di masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah

beroperasi dan dikelola secara baik dan benar menurut prinsip kehati-

hatian, sedangkan sebagian lain petugas Bank Indonesia menggunakan

pengawasan berdasarkan risiko (risk based supervision) yang

berorientasi kedepan (forward looking). Dengan demikian petugas

Bank Indonesia yang melakukan pengawasan menggunakan

pendekatan ini lebih memfokuskan pada risiko-risiko yang melekat

(inherent risk) pada aktivitas fungsional Bank Perkreditan Rakyat

serta sistem pengadilan risiko. Melalui pendekatan ini petugas Bank

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Indonesia Solo akan lebih memungkinkan petugas untuk bertindak

proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan-

permasalahan yang potensial timbul di Bank Perkreditan Rakyat.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi koordinasi Bank

Indonesia yang belum berjalan optimal dengan cara mendorong

kualitas tata kelola (governance), manajemen dan operasional yang

sehat dan profesional melalui :

a) Mengimplementasikan standar minimum tata kelola

(governance) Bank Indonesia antara laian meliputi penerapan

pengendalian intern dan manajemen risiko.

b) Mewajibkan Bank Indonesia untuk melakukan penilaian

sendiri (self assessment) atas pelaksanaan tata kelola terhadap Bank

Perkreditan Rakyat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

c) Mendorong pemanfaatan teknologi informasi untuk

operasional dan penyusunan pelaporan keuangan intern bagi Bank

Perkreditan Rakyat untuk menyampaikan laporan kepada Bank

Indonesia Solo.

3) Lambatnya sosialisasi sistem informasi Bank Indonesia

Salah satu masalah krusial dalam sistem perbankan yang dapat

menjadi sumber hambatan dalam pengawasan Bank Perkreditan

Rakyat yakni menyangkut terjadinya ketidaksamaan informasi

(asymetric information) yakni suatu situasi yang mana satu pihak yang

terlibat dalam kesepakatan keuangan tidak memiliki informasi yang

akurat dibanding pihak lain. Sebagai contoh, peminjam (debitur)

biasanya memiliki informasi yang lebih baik keuntungan dan kerugian

potensial dari suatu proyek inventasi yang direncanakan dibandingkan

dengan pihak pemberi pinjaman (kreditur). Dengan demikian, kreditur

tidak dapat mebedakan antara pinjaman yang sehat dan tidak sehat.

Permasalahan asimetris informasi selanjutnya menyebabkan dua

permasalahan pokok yakni adverse selection dan moral hazard.

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Adverse selection merupakan satu bentuk masalah asimetris informasi

yang terjadi sebelum transaksi keuangan dilakukan karena peminjam

dengan kualitas yang rendah (memiliki risiko kredit tinggi) biasanya

akan mau mencari pinjaman dengan bunga yang sangat tinggi. Dari

masalah adverse selection inilah sebagian besar dari pinjamannya

biasanya merupakan kredit bermasalah. Asimetris informasi ini juga

menggambarkan dampak lanjutan dari krisis pada perekonomian

misalnya dalam kondisi suku bunga naik, mungkin berakibat pada

adverse selection sehingga mengakibatkan penurunan penawaran

kredit oleh bank. Demikian pula kondisi penurunan nilai agunan yang

menyebabkan timbulnya debitur dengan net worth yang rendah.

Akhirnya bila terjadi bank runs, bank yang sehat dapat

memproteksi dirinya dengan mencadangkan lebih banyak likuiditas

yang berakibat kontraksi dari sisi pembeian kreditnya. Permasalahan

pokok yang lain adalah menyangkut moral hazard, yakni yang terjadi

sesudah transaksi dilakukan, dimana pemberi pinjaman berada dalam

posisi yang menerima risiko atas usaha yang dilakukan peminjam.

Moral hazard terjadi karena peminjam memperoleh keuntungan untuk

mengalihkan proyeknya pada proyek yang berisiko tinggi yang tidak

diinginkan oleh pemberi pinjaman yang apabila berhasil dapat

memberikan keuntungan yang besar dan apabila gagal akan

ditanggung oleh pemberi pinjaman dalam bentuk tidak kembalinya

kredit yang diberikan.

Kerangka dari masalah asimetris informasi ini memegang

peranan yang penting bagi institusi perbankan dan lembaga keuangan

dan intermediasi lain khususnya yang memberikan kredit. Namun

perbankan memiliki kelebihan-kelebihan khusus dibandingkan

lembaga intermediasi. Ketika kualitas informasi mengenai debitur

buruk, maka masalah asimetris informasi akan mengemuka yang

nantinya dapat menjadi sumber ketidakstabilan sistem keuangan. Oleh

karena itu, dalam kerangka kestabilan sistem keuangan, keberadaan

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

instrumen hukum diharapkan dapat meminimalisir asimetris informasi

yang terjadi dan paling tidak difokuskan pada 3 (tiga) aspek

pengaturan penting yakni :

a) Mengatur semua transaksi pemindahan dana dari pihak-pihak atau

individu dalam lembaga keuangan.

b) Mengatur perilaku (behaviour) individu atau pihak-pihak dalam

lembaga keuangan, serta

c) Menyelesaikan konflik yang terjadi diantara pihak-pihak dalam

lembaga keuangan secara efisien dan cepat. Dengan pengaturan

pada ketiga cakupan aspek hukum tersebut diarahkan agar

kestabilan sistem keuangan dapat tercapai.

Menjaga stabilitas keuangan merupakan salah satu fungsi pokok

bank sentral modern, yang tidak kalah pentingnya dari memelihara

stabilitas moneter. Stabilitas keuangan bergantung pada lima elemen

terkait yaitu :

a) Lingkungan makro-ekonomi yang stabil

b) Lembaga finansial yang dikelola baik

c) Pasar finansial yang efektif

d) Kerangka pengawasan prudensial yang sehat, dan

e) Sistem pembayaran yang aman dan handal.

Bagi Bank Indonesia, krisis itu dapat ditarik suatu pelajaran

penting bahwa tugas bank sentral sebagai penjaga stabilitas moneter

(otoritas moneter) tidaklah cukup tanpa dukungan stabilitas sistem

keuangan yang sehat. Gejolak dalam lembaga keuangan khususnya

bank, merupakan salah satu sumber instabilitas. Oleh karena itu, krisis

perbankan harus dicegah atau ditangani untuk menghindarkan

gangguan terhadap sistem pembayaran dan arus kredit dalam

perekonomian. Terkait dengan hal tersebut, upaya membangun sistem

keuangan yang stabil memerlukan perangkat aturan hukum (legal

framework) yang mampu menjadi landasan bagi penyelenggaraan

fungsi bank sentral secara utuh. Sebagaimana tekah dipahami bahwa

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dalam legal framework sistem keuangan dan perbankan nasioanal

yang berlaku pada masa terjadinya krisis, bank sentral yang pada

waktu itu merupakan bagian dari otoritas perbankan tidak dilengkapi

dengan perangkat hukum yang memadai ketika harus mengambil

tindakan darurat (emergency) guna mengatasi systemic risk di sektor

perbankan yang hampir-hampir saja melumpuhkan sistem perbankan

nasional.

Upaya mengatasi krisi perbankan pada masa itu dianggap perlu

ditempuh dua pendekatan : (1) perlunya mem-back-up sistem

perbankan nasional agar tidak collapse, dan (2) membantu

penyelesaian krisis keuangan yang dihadapi sektor korporasi untuk

memulihkan sektor perbankan dan perekonomian nasional. Berkenaan

dengan itu Bank Indonesia memfungsikan perannya selaku “lender of

resort” dengan memberikan quidity support dengan nama Bantuan

Likuiditas Bank Indonesia atau BLBI untuk menyelamatkan sistem

perbankan baik untuk keperluan mengatasi kesulitan likuiditas,

maupun dalam rangka pelaksanaan Program Penjanjian Pemerintah.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004

tentang Bank Indonesia, Bank Indonesia merupakan bagian dari

pemerintah dan dalam kaitannya dengan tugas dan wewenang otoritas

perbankan, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan mengatur bahwa tugas itu dilakukan oleh dua instansi,

yaitu Pemerintah dan Kementerian Keuangan yang memiliki otoritas

menerbitkan atau mencabut perizinan Bank Indonesia yang memiliki

otoritas mengawasi atau membina bank.

Dalam legal framework, berlakunya Undang-Undang tersebut,

pengaturan perbankan juga dilakukan oleh kedua instansi dimaksud,

yaitu Pemerintah menerbitkan peraturan dalam bentuk Peraturan

Pemerintah (PP) dan Bank Indonesia menerbitkan peraturan dalam

Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia (SK DIR BI), Surat Edaran

Bank Indonesia (SEBI) dan Peraturan Bank Indonesia (PBI). Pada

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

masa itu pemerintah juga terlibat jauh dalam pengelolaan sektor

perbankan, selain dalam segi pengaturan, pemerintah juga melakukan

penyediaan dana, misalnya selaku pemegang saham bank.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi lambatnya sosialisasi

sistem informasi Bank Indonesia adalah :

a) Meningkatkan kompetensi pengawas melalui pelatihan secara terus

menerus dan sertifikasi pengawas.

b) Menyempurnakan sistem identifikasi penyimpangan dan

pelanggaran dengan pelaksanaan teknik pengawas yang terfokus.

c) Meyempurnakan pelaporan secara online kepada Bank Indonesia

Solo.

d) Menyempurnakan sistem informasi dan manajemen pengawasan

Bank Perkreditan Rakyat yang terintegrasi sebagai sarana early

warning system untuk meningkatkan kualitas pembinaan serta

penegakkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

e) Menyempurnakan informasi dan publikasi tentang perkembangan

dan kondisi Bank Perkreditan Rakyat secara berkala.

4) Penegakan hukum yang berjalan kurang optimal

Lemahnya aspek yuridis yang memadai dengan masih belum

tegasnya pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang dapat

membawa direksi dan manajemen Bank Perkreditan Rakyat untuk

ditindak secara tegas, hal ini tercermin dari lemahnya sanksi-sanksi

yang diberikan oleh Bank Indonesia Solo kepada Bank Perkreditan

Rakyat yang bermasalah, selain itu kurang tegasnnya aparat Bank

Indonesia Solo menindaklanuti masih banyaknya Bank Perkreditan

Rakyat yang melanggar aturan-aturan yang ditetapkan Bank

Indonesia. Dengan sanksi berupa uang, apabila ada salah satu Bank

Perkreditan Rakyat yang terlambat dalam menyampaikan laporan

bulanan, maka Bank Indonesia Solo akan memberikan sanksi berupa

uang denda. Dengan cara seperti ini, maka tidak sedikit Bank

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Perkreditan Rakyat yang dengan mudah melalaikan kewajibannya

untuk menyampaikan laporan tahunan untuk diserahkan Bank

Indonesia Solo.

Solusi yang dilakukan dalam penegakan hukum adalah

mempertegas sanksi yang diberikan kepada Bank Perkreditan Rakyat

tidak hanya berupa uang, tetapi sanksi yang lebih tegas. Dengan

contoh Bank Indonesia memberikan sanksi dengan persetujuan

keterlambatan penyampaian laporan lebih dari tiga kali, maka akan

memanggil pemilik Bank Perkreditan Rakyat tersebut untuk

diarahkan, apabila didalam penyelesaian laporan tersebut menemui

kendala, dan untuk mempertanggungjawabkan kelalaian tersebut.

Apabila setelah dipanggil kelalaian itu masih saja terjadi maka dengan

tegas akan dibekukan, karena hal tersebut dapat menghambat kinerja

Bank Indonesia untuk menciptakan perbankan yang sehat. Serta

melakukan fit and proper test terhadap calon pemegang saham,

komisaris dan direksi Bank Perkreditan Rakyat dalam upaya untuk

memperoleh pengurus Bank Perkreditan Rakyat yang profesional.

5) Kuantitas sumber daya manusia yang berkualitas masih kurang

Pesatnya perkembangan dunia bank dewasa ini ditandai dengan

bertambahnya jumlah Bank Perkreditan Rakyat konvensional maupun

dengan prinsip Syariah dari tahun ke tahun. Bank Perkreditan Rakyat

ini tentu memerlukan pengawasan yang lebih rinci setiap periodenya.

Jumlah tim pengawas perbankan Kantor Bank Indonesia Solo untuk

saat ini berjumlah 21 orang dan dipimpin oleh seorang Deputi

Pemimpin bidang Perbankan, sehingga berjumlah 22 orang.

Kurangnya kuantitas tim pengawas perbankan dapat terlihat dari

perbandingan antara total pengawas bank Kantor Bank Indonesia Solo

dengan total Kantor Pusat Bank Perkreditan Rakyat yang berjumlah

81, sedangkan masih adanya penambahan 7 Kantor Pusat Bank

Perkreditan Rakyat Syariah. Dapat diperkirakan apabila satu orang

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

harus melakukan pengawasan tidak langsung dan pengawasan

langsung untuk 5 (lima) Bank Perkreditan Rakyat, tidak menutup

kemungkinan terjadi keterlambatan dalam pemeriksaan laporan.

Solusi yang dilakukan dalam kurangnya kuantitas sumber daya

manusia adalah dengan melakukan penambahan jumlah orang yang

berkualitas atau memiliki spesialisasi di bidang-bidang tertentu ke

dalam tim pengawas perbankan Kantor Bank Indonesia Solo, sehingga

satu orang pengawas semaksimal mungkin mengawasi 3 (tiga) Bank

Perkreditan Rakyat. Dengan bertambahnya jumlah pengawas, maka

tugas mengawasi bank akan lebih cepat dan terhindar dari

keterlambatan pemberian laporan keuangan.

b. Hambatan Eksternal dan Solusi yang Dihadapi Bank Indonesia

1) Rendahnya kualias sumber daya manusia

Rendahnya kualitas sumber daya manusia baik tingkat

manajerial maupun teknis operasional yang menyebabkan tingginya

overhead cost dalam operasional Bank Perkreditan Rakyat

menyebabkan lemahnya sistem manajemen Bank PerkreditanRakyat,

masih ditemukan kesalahan dalam pembukuan dan penyusunan

laporan dan kurang berkembangnsya inovasi produk Bank Perkreditan

Rakyat dalam rangka meningkatkan pangsa pasar, rendahnya daya

saing Bank Perkreditan Rakyat terutama dalam memanfaatkan

berbagai sistem teknologi informasi yang saat ini merupakan

kewajiban yang harus dimiliki oleh Bank Perkreditan Rakyat untuk

mampu memberikan daya saing dan kompetensi yang tinggi. Hal ini

menuntut pengkajian dan penerapan teknologi modern dan tepat guna,

selain peningkatan profesionalisme perbankan dan tata kelola

perusahaan.

Solusi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia adalah :

a) Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada direksi dan staf

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

karyawan Bank Perkreditan Rakyat oleh Bank Indonesia dalam

meningkatkan kemampuan manajerial.

b) Meningkatkan kemampuan pemanfaat teknologi dan keterampilan

karyawan dalam membuat dan menyusun laporan keuangan Bank

Perkreditan Rakyat secara on line kepada Bank Indonesia.

2) Lemahnya sistem kelembagaan

Hal ini terkait dengan kecukupan modal yang dimiliki masih

rendah atau masih berada pada modal minimum yang telah ditetapkan

dan kurangnya kerjasama dengan lembaga keuangan dan lembaga lain

ditambah dengan belum adanya lembaga independen yang dapat

mengawasi secara efektif, transparan dan akuntabel.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi lemahnya sistem

kelembagaan adalah :

a) Memperkuat permodalan Bank Perkreditan Rakyat melalui

pemenuhan modal disetor minimum sesuai dengan ketentuan Bank

Indonesia.

b) Menetapkan exit stretegy bagi Ban Perkreditan Rakyat yang tidak

memenuhi persyaratan yang ditetapkan, antara lain modal disetor

minimum, jumlah pengurus dan sertifikasi direktur.

c) Mendorong kerjasama antar Bank Perkreditan Rakyat dengan

lembaga keuangan dan lembaga lain untuk penyaluran kredit

kepada usaha kecil menengah dan masyarakat pedesaan. Dengan

tujuan untuk mengembangkan usaha Bank Perkreditan Rakyat agar

citranya tidak kalah dengan keberadaan bank umum.

3) Sistem kualitas pengaturan yang belum berjalan sesuai harapan

Hal ini terkait dengan sistem pengaturan belum berjalan sesuai

dengan harapan karena selama ini belum tercipta sistem kualitas

pengaturan yang berjalan kondusif, disebabkan oleh banyaknya

kepentingan-kepentingan yang menyebabkan pengaturan tidak

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

obyektif dan independen.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi sistem kualitas

pengaturan melalui :

a) Melakukan pemantauan dan evaluasi ketentuan tentang pengaduan

stakeholders.

b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pedoman transparansi

informasi produk.

c) Menjalankan dan bekerjasama dengan lembaga terkait untuk

melaksanakan edukasi bagi masyarakat mengenai Bank Perkreditan

Rakyat.

4) Masih ditemukan rendahnya efektivitas sistem pengawasan

Rendahnya efektivitas sistem pengawasan dapat dilihat dari

masih terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran

dalam sistem pelaporan keuangan perusahaan dan sistem pengawasan

yang tidak mengacu pada standar internasional sehingga

mengakibatkan risiko yang dihadapi oleh Bank Perkreditan Rakyat

semakin besar dan praktek good corporate governance (GCG) dalam

rangka memperkuat kondisi internal perbankan nasional tidak

tercapai.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi rendahnya sistem

pengawasan adalah :

a) Meningkatkan peran asosiasi Bank Perkreditan Rakyat sebagai

mitra Bank Indonesia Solo dalam rangka pelaksanaan

pengembangan Bank Perkreditan Rakyat.

b) Mendorong penyempurnaan program sertifikasi Direksi Bank

Perkreditan Rakyat dalam rangka meningkatan profesionalisme

sumber daya manusia Bank Perkreditan Rakyat.

c) Mendorong kerjasama Bank Perkreditan Rakyat dengan lembaga

penjamin kredit dalam rangka penyaluran kredit kepada usaha kecil

menengah dan masyarakat pedesaan,

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

d) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menciptakan

iklim yang kondusif bagi Bank Perkreditan Rakyat dalam rangka

pembiayaan usaha kecil menengah dan masyarakat pedesaan.

5) Rendahnya kualitas tata kelola (governance), manajemen dan

operasional yang sehat dan profesional

Hal ini terkait dengan masih ditemukannya Bank Perkreditan

Rakyat yang dikelola tidak sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas

dari sumber daya manusia yang ada serta tidak menjalankan sesuai

dengan prinsip-prinsip tata kelola keuangan yang baik sehingga

terkesan tidak mampu bekerja secara profesional.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi rendahnya kualitas tata

kelola (governance), manajemen dan operasional yang sehat dan

profesional adalah :

a) Melakukan rekruitmen direksi, pemegang saham dan staf karyawan

secara transparan

b) Memperbaiki sistem pengendalian manajemen baik yang dilakukan

oleh Bank Indonesia maupun secara internal dari Bank Perkreditan

Rakyat melalui sistem pengawasan internal yang dilakukan dengan

baik.

c) Meningkatkan kompetensi dari masing-masing karyawan dalam

rangka membentuk good coprorate governance.

6) Infrastruktur pendukung Bank Perkreditan Rakyat yang belum

berjalan efektif

Hal ini terkait dengan masih belum efektifnya lembaga-lembaga

sertifikasi profesi yang menghasilkan sumber daya manusia Bank

Perkreditan Rakyat belum profesional, kurangnya kerjasama dan

koordinasi dengan berbagai instansi untuk menciptakan iklim yang

kondusif.

Solusi yang dilakukan untuk infrastruktur pendukung Bank

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Perkreditan Rakyat yang belum berjalan efektif yaitu melalui :

a) Melakukan evaluasi dengan lembaga-lembaga sertifikasi profesi

sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia Bank

Perkreditan Rakyat yang profesional.

b) Menjalankan dan bekerjasama dengan berbagai instansi untuk

dapat terciptanya iklim yang kondusif.

7) Kurangnya pemberdayaan dan perlindungan bagi stakeholders

Hal ini terkait dengan masih ditemukannya kinerja Bank

Perkreditan Rakyat yang kurang memperhatikan kepentingan

masyarakat terutama dalam pelayanan dan informasi yang memadai,

hal ini terkait masih adanya campur tangan pemilik dalam operasional

Bank Perkreditan Rakyat yang merugikan Bank Perkreditan Rakyat

sehingga dapat menimbulkan terjadinya perselisihan intern baik antar

pengurus dan pemilik yang dapat menghambat operasionalisasi Bank

Perkreditan Rakyat.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi kurangnya

pemberdayaan dan perlindungan bagi stakeholders adalah :

a) Melakukan pemantauan dan evaluasi ketentuan tentang pengaduan

stakeholders.

b) Melakukan pemantauan dan evaluasi pedoman transparansi

informasi produk.

c) Menjalankan dan bekerjasama dengan lembaga terkait untuk

melaksanakan edukasi bagi masyarakat mengenai Bank Perkreditan

Rakyat.

8) Masalah likuiditas pendanaan Bank Perkreditan Rakyat

Kepercayaan terhadap Bank Perkreditan Rakyat masih perlu

ditingkatkan mengingat masyarakat lebih memilih menyimpan

dananya di Bank Umum. Hal ini mendorong Bank Perkreditan Rakyat

menawarkan tanungan dan deposito berjangka dengan suku bunga

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

yang lebih tinggi dibandingkan Bank Umum sehingga menyebabkan

tingginya cost of fund yang pada gilirannya meningkatkan suku bunga

kredit Bank Perkreditan Rakyat. Simpanan nasabah Bank Perkreditan

Rakyat yang pada umumnya berjangka pendek dibandingkan dengan

kredit yang diberikan menimbulkan risiko likuiditas (liquidity

mismatch). Selama ini Bank Perkreditan Rakyat mengandalkan

kemampuan keuangan pemegang saham dan pengurus/ relasi

pengurus Bank Perkreditan Rakyat, serta Bank Perkreditan Rakyat

secara bilateral untuk mengatasi permasalahan likuiditas yang dialami,

karena belum adanya lembaga dan sistem yang menyediakan

pinjaman jangka pendek bagi Bank Perkreditan Rakyat yang

membutuhkan sebagaimana halnya pasar uang antar bank pada Bank

Umum. Untuk mengantisipasi risiko likuiditas, selama ini Bank

Perkreditan Rakyat memelihara alat likuiditas dalam jumlah besar

yang berakibat penggunaan dana Bank Perkreditan Rakyat tidak

optimal. Untuk membantu Bank Perkreditan Rakyat mengatasi

kesulitan likuiditas yang disebabkan mismatch maupun karena

kekurangan dana untuk ekspansi kredit Bank Perkreditan Rakyat,

perlu diupayakan hadirnya lembaga keuangan sebagai pengayom

Bank Perkreditan Rakyat yang mampu menyediakan dana jangka

pendek pada saat dibutuhkan Bank Perkreditan Rakyat, juga sebagai

penyedia dana untuk ekspansi Bank Perkreditan Rakyat.

Solusi dilakukan melaui upaya Bank Perkreditan Rakyat yang

diwajibkan untuk menyusun laporan keuangan secara transparan

kepada Bank Indonesia dalam mengumumkan kondisi keuangannya

kepada masyarakat secara bulanan, triwulan dan tahunan dalam

rangka meningkatkan aspek transparansi kondisi keuangan Bank

Perkreditan Rakyat serta terciptanya disiplin pasar. Selain itu Bank

Perkreditan Rakyat diwajibkan untuk menyampaikan laporan transaksi

antara Bank Perkreditan Rakyat dengan pihak-pihak yang mempunyai

hubungan dengan Bank Perkreditan Rakyat dan laporan mengenai

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat

dipersamakan dengan itu dari setiap perusahaan. Bank Perkreditan

Rakyat perlu didorong untuk memiliki modal kuat yang diperlukan

untuk mengatasi risiko usaha yang timbul, meningkatkan daya saing

dalam melayani usaha kecil menengah, meningkatkan jangkauan

pelayanan kepada usaha kecil menengah serta untuk mencapai skala

ekonomis dalam mendukung kesinambungan usaha Bank Perkreditan

Rakyat.

9) Rendahnya teknologi informasi

Teknologi informasi yang dimiliki Bank Perkreditan Rakyat saat ini

masih jauh tertinggal dibandingkan bank konvensional. Dalam rangka

mendorong Bank Perkreditan Rakyat agar daat lebih meningkatkan peran

dan kontribusinya dalam pembiayaan kepada usaha mikro kecil dan

masyarakat pedesaan peran teknologi informasi sudah merupakan kewajiban

yang harus dimiliki oleh Bank Perkreditan Rakyat sehingga operasionalisasi

Bank Perkreditan Rakyat belum sepenuhnya dijalankan berdasarkan

pengelolaan yang baik yang didukung oleh sistem dan prosedur yang

memadai dan mengakibatkan lemahnya pengendalian terhadap pengelolaan

usaha Bank Perkreditan Rakyat dan inefisiensi.

Solusi yang dilakukan untuk mengatasi rendahnya teknologi

informasi melalui :

a) Penyelenggaraan sistem informasi debitur yang dimaksudkan untuk

membantu pelapor dalam memperlancar proses penyediaan dana.

b) Penerapan kinerja Bank Perkreditan Rakyat dalam upaya menyelesaikan

kredit bermasalah, mengatasi kerugian dan memenuhi kekurangan

modal.

c) Memanfaatkan teknologi dalam operasionalnya secara optimal.

Penggunaan teknologi tersebut sangat diperlukan untuk pencatatan

transaksi dan pelaporan, pengendalian intern maupun untuk pelayanan

yang lebih cepat.

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

C. Pembahasan

1. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan Tugas

Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat

Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas

pengawasan tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat adalah memastikan

bahwa Bank Perkreditan Rakyat memiliki kebijakan, prosedur, dan pedoman

penilaian kredit serta menguji konsistensi pelaksanaannya. Peran pengawasan

Kantor Bank Indonesia dilakukan sebagai otoritas pengawasan bank

sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2004 dan diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2009 juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1998.

Kantor Bank Indonesia Solo memiliki tugas mengawasi tingkat

kesehatan Bank Perkreditan Rakyat yang berada di dalam wilayahnya, yaitu

Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Hal ini sesuai

dengan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan

yang menyebutkan, pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia.

Pelaksanaan pengawasan tingkat kesehatan tersebut dijalankan sesuai dengan

Surat Keputusan Direksi BI Nomor 30/12/KEP/DIR tentang Tata Cara

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, ketentuan tersebut

juga dilengkapi dengan KEPDIR lainnya untuk melengkapi sekaligus

memperjelas ketentuan-ketentuan yang belum terperinci di dalam KEPDIR

tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat.

Pada dasarnya tingkat kesehatan dilakukan dengan menilai faktor

permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas.

Masing-masing faktor ini mengandung aspek yang saling mempengaruhi.

Dalam proses pelaksanaan pengawasan, Kantor Bank Indonesia Solo

melakukan pengawasan tidak langsung dan pengawasan langsung. Hal ini

sesuai dengan Pasal 27 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Indonesia yang menyebutkan bahwa pengawasan bank oleh Bank Indonesia

sebagaimana yang dimaksud adalah pengawasan langsung dan tidak

langsung. Pengawasan tidak langsung atau dikenal dengan istilah off site

dilakukan Kantor Bank Indonesia Solo dengan meneliti, serta mengevaluasi

laporan-laporan yang disampaikan oleh suatu Bank Perkreditan Rakyat.

Laporan yang diterima Bank Indonesia berupa laporan bulanan, laporan

semesteran, dan laporan tahunan. Laporan bulanan dan laporan semesteran

laporan berisi laporan keuangan, sedangkan laporan tahunan merupakan

rencana kegiatan dan anggaran bank selama 1 (satu) tahun dan laporan kerja.

Laporan tersebut wajib diserahkan oleh Bank Perkreditan Rakyat kepada

Bank Indonesia Solo sesuai dengan jadwalnya, apabila mengalami

keterlambatan dalam pemberian laporan maka Bank Perkreditan Rakyat yang

bersangkutan akan dikenai sanksi berupa pembayaran denda.

Pengawasan langsung atau dikenal dengan istilah on site merupakan

pemeriksaan yang dilaksanakan dengan melakukan berbagai kegiatan yang

dilakukan oleh tim pemeriksa bank dari Kantor Bank Indonesia Solo. Kantor

Bank Indonesia Solo melakukan pemeriksaan langsung paling sedikit

dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun. Pemeriksaan Bank Perkreditan Rakyat

meliputi pengumpulan data, informasi, uji kebenaran, dan analisa sehingga

dapat disusun kesimpulan keadaan suatu bank. Pemeriksaan ini tentunya

berdasarkan laporan yang diberikan oleh bank. Namun apabila ditemukan

perbedaan isi laporan dan terbukti bahwa pemilik atau pengurus bank

melanggar undang-undang, maka akan dikenai sanksi administratif dan atau

pidana kepada bank. Pemberian sanksi ini sesuai dengan teori penegakan

hukum (law enforcement), menurut Soerjono Soekanto yang dimaksud

dengan penegakan hukum adalah kegiatan menyerasikan hubungan nilai-nilai

yang terjabarkan dalam kaidah-kaidah yang mantap dan mengejawatah dan

sikap tindak sebagai rangkaian penjabaran nilai tahap akhir, untuk

menciptakan, memelihara, dan mempertahankan kedamaian pergaulan hidup

(Munir Fuady, 2003:39).

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

2. Hambatan dan Solusi Kantor Bank Indonesia Solo dalam Melaksanakan

Tugas Pengawasan Tingkat Kesehatan Bank Pekreditan Rakyat

Kantor Bank Indonesia dalam melaksanakan tugas pengawasan tingkat

kesehatan Bank Perkreditan Rakyat, ditemukan beberapa hambatan yang

kemudian didapatkan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang ada.

Solusi ini bertujuan agar Kantor Bank Indonesia ketika melaksanakan

pengawasan dapat berjalan dengan lancar sehingga efisiensi tercapai.

Hambatan yang dihadapi Kantor Bank Indonesia terdiri dari hambatan

internal dan eksternal.

Soerjono Soekanto berpendapat, faktor-faktor yang mempengaruhi

penegakan hukum adalah sebagai berikut :

f. Faktor hukum sendiri (termasuk faktor undang-undang);

g. Faktor penegak hukum (pihak-pihak yang membentuk maupun

menerapkan hukum);

h. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum;

i. Faktor masyarakat (lingkungan atau masyrakat dimana hukum tersebut

berlaku atau diterapkan);

j. Faktor kebudayaan (hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan pada

karsa manusia di dalam pergaulan hidup) (Ishaq, 2008:245).

Pelaksanaan tugas pengawasan Bank Perkreditan Rakyat, Kantor Bank

Indonesia masih menemui hambatan-hambatan yang dapat mengakibatkan

kurang optimalnya dalam penegakan hukum karena kelima faktor tersebut

belum terpenuhi secara lengkap. Hambatan internal berasal dari dalam Bank

Indonesia, yaitu masih belum optimalnya manajemen bank serta kurang

tegasnya pelaksanaan pengawasan yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Serta

penegakan hukum yang masih belum tegas dalam melaksanakan peraturan

perundang-undangan yang terlihat dalam pemberian sanksi berupa uang,

apabila ada salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang terlambat

menyampaikan laporan periodik. Sesuai dengan faktor penegakan hukum,

Bank Indonesia sebagai penegak hukum yang memiliki tugas mengawasi

perbankan. Maka Bank Indonesia harus bersikap tegas, karena salah satu

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalah mentalitas atau

kepribadian penegak hukum.

Perbedaan pemahaman antara petugas pengawas Bank Indonesia karena

adanya dua pendapat, yaitu pengawasan berdasarkan kepatuhan dan

pengawasan berdasarkan risiko. Lambatnya sistem informasi dari Bank

Indonesia juga berpengaruh kepada keakuratan informasi yang nantinya

diperoleh oleh pihak yang berkepentingan. Dalam hal lambatnya sistem

informasi, bersinggungan dengan faktor sarana atau fasilitas yang mendukung

penegakan hukum. Agar dapat berjalan lancar, Bank Indonesia menyerasikan

peranan yang seharusnya dengan peranan yang aktual.

Hambatan eksternal berasal dari Bank Perkreditan Rakyat, meliputi

masih rendahnya kualitas sumber daya manusia sehingga ditemukan

kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang dapat mengakibatkan

lemahnya sistem manajemen. Kelemahan ini masuk ke dalam faktor sarana

atau fasilitas pendukung, kualitas sumber daya manusia yang rendah berasal

dari pendidikan atau pelatihan yang diterima. Rendahnya kecukupan modal

Bank Perkreditan Rakyat atau berada pada modal minimum yang ditetapkan,

hal ini dapat melemahkan sistem kelembagaan.

Sistem pengaturan belum berjalan sesuai dengan harapan karena masih

adanya kepentingan-kepentingan yang menyebabkan pengaturan tidak

objektif. Lemahnya efektivitas sistem pengawasan, sehingga masih

ditemukan pelanggaran dan penyimpangan dalam sistem laporan keuangan.

Kedua hal tersebut berasal dari kesadaran hukum masyarakat, taraf kepatuhan

hukum pada masing-masing individu yang berbeda. Rendahnya teknologi

informasi dapat mengakibatkan tertinggalnya Bank Perkreditan Rakyat dalam

mengelola usahanya. Hal ini masuk ke dalam faktor fasilitas yang harus

diimbangi dengan perkembangan teknologi saat ini.

Solusi diberikan sesuai dengan jenis hambatannya kepada Kantor Bank

Indonesia Solo dan Bank Perkreditan Rakyat. Kantor Bank Indonesia dapat

melakukan evaluasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan, memperbaiki

sistem yang dinilai masih kurang, menyempurnakan ketentuan yang sudah

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

ada sebelumnya, kemudian mengimplementasikan sesuai dengan ketentuan

dan standarnya. Sedangkan untuk Bank Perkreditan Rakyat juga melakukan

kerjasama dengan para pihak yang berkepentingan dalam mendukung

usahanya, memberikan pelatihan kepada karyawannya agar lebih profesional

dan meminimalisir kesalahan sebelumnya, melakukan evaluasi dan

pemantauan terhadap ketentuan maupun pedoman yang ada.

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas pengawasan

tingkat kesehatan Bank Perkreditan Rakyat adalah memastikan bahwa Bank

Perkreditan Rakyat memiliki kebijakan, prosedur, dan pedoman penilaian

kredit serta menguji konsistensi pelaksanaannya. Peran pengawasan Kantor

Bank Indonesia dilakukan sebagai otoritas pengawasan bank sebagaimana

ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun

2004 dan diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 6 Tahun

2009 juga mengacu pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

1998. Pelaksanaan pengawasan tingkat kesehatan tersebut dijalankan sesuai

dengan Surat Keputusan Direksi BI Nomor 30/12/KEP/DIR tentang Tata

Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat. Pada dasarnya

tingkat kesehatan dilakukan dengan menilai faktor permodalan, kualitas

aktiva produktif, manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Masing-masing

faktor ini mengandung aspek yang saling mempengaruhi.

2. Hambatan Kantor Bank Indonesia Solo dalam melaksanakan tugas

pengawasan tingkat kesehatan Bank Pekreditan Rakyat dibagi menjadi dua,

yaitu hambatan internal dan eksternal. Hambatan internal berasal dari dalam

Bank Indonesia, meliputi belum optimalnya manajemen bank serta kurang

tegasnya pelaksanaan pengawasan, kurang tegasnya pemberian sanksi,

perbedaan pemahaman antara petugas pengawas Bank Indonesia, lambatnya

sistem informasi dari Bank Indonesia. Hambatan eksternal berasal dari Bank

Perkreditan Rakyat, meliputi rendahnya kualitas sumber daya manusia,

rendahnya kecukupan modal Bank Perkreditan Rakyat atau berada pada

modal minimum yang ditetapkan, sistem pengaturan belum berjalan sesuai

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PERAN BANK .../Peran...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN BANK INDONESIA DALAM MELAKSANAKAN TUGAS

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

dengan harapan, lemahnya efektivitas sistem pengawasan, rendahnya

teknologi informasi. Solusi untuk mengatasi hambatan tersebut adalah

pemberian solusi sesuai dengan jenis hambatannya kepada Kantor Bank

Indonesia Solo dan Bank Perkreditan Rakyat. Kantor Bank Indonesia dapat

melakukan evaluasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan, memperbaiki

sistem yang dinilai masih kurang, menyempurnakan ketentuan yang sudah

ada sebelumnya, kemudian mengimplementasikan sesuai dengan ketentuan

dan standarnya. Sedangkan untuk Bank Perkreditan Rakyat juga melakukan

kerjasama dengan para pihak yang berkepentingan dalam mendukung

usahanya, memberikan pelatihan kepada karyawannya agar lebih profesional

dan meminimalisir kesalahan sebelumnya, melakukan evaluasi dan

pemantauan terhadap ketentuan maupun pedoman yang ada.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan diatas penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada Bank Indonesia disarankan untuk memperkuat kerangka pengawasan

bank. Dalam hal ini langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi,

menetapkan peraturan dan ketentuan perbankan yang sesuai berdasarkan

suatu penelitian yang mendalam dan mempertimbangkan pandangan para

pakar dan pelaku pasar sebelum mengimplementasikannya (research-based

policies) dan memperketat perizinan bank.

2. Kepada Bank Perkreditan Rakyat disarankan untuk memperkuat organisasi

bank. Dalam hal ini langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi,

peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan

kemampuan menjadi spesialis di bidangnya dan penyempurnaan sistem

informasi bank dengan meyesuaikan perkembangan teknologi agar tidak

tertinggal informasi sehingga dapat menghindari kesalahan penyusunan

laporan atau tidak merugikan nasabahnya.