perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah...

123
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI JENIS BATUAN DENGAN MEDIA REALIA MELALUI METODE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGADIROYO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: YUYUN RIMASARI K7108266 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI JENIS BATUAN

DENGAN MEDIA REALIA MELALUI METODE NHT (NUMBERED

HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI NGADIROYO WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

YUYUN RIMASARI

K7108266

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI JENIS BATUAN

DENGAN MEDIA REALIA MELALUI METODE NHT (NUMBERED

HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI NGADIROYO WONOGIRI

TAHUN AJARAN 2011/2012

Oleh :

YUYUN RIMASARI

K7108266

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Yuyun Rimasari. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI

JENIS BATUAN DENGAN MEDIA REALIA MELALUI METODE NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

NGADIROYO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juni 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan melalui metode NHT (Numbered Heads Together)

yang didukung penggunaan media realia pada siswa kelas V SD Negeri

Ngadiroyo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus.

Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dan 4 tahapan yaitu perencanaan,

pelaksanaan tindakan, observasi, analisis dan refleksi. Subyek penelitian adalah

siswa kelas V SDN Ngadiroyo yang berjumlah 18 siswa. Teknik pengumpulan

data menggunakan observasi atau pengamatan, wawancara, dokumentasi dan tes.

Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu dengan

membandingkan rerata antar siklus.

Hasil penelitian pada pra tindakan (pra siklus) nilai rata-rata sebesar 39,5

pada siklus I meningkat menjadi 76, dan pada siklus II meningkat menjadi 80,05.

Sedangkan untuk presentase ketuntasan siswa menurut Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yaitu 66, pada saat pra tindakan (pra siklus) siswa yang tuntas

sebanyak 4 siswa atau 22,23% dari jumlah keseluruhan 18 siswa. Pada siklus I

presentase ketuntasan menunjukkan peningkatan sebesar 44,43% yaitu dari siswa

yang tuntas sebanyak 4 siswa atau 22,23% pada saat pra tindakan, meningkat

menjadi 12 siswa atau 66,66% pada saat siklus I dari jumlah keseluruhan 18

siswa. Pada siklus II presentase ketuntasan kembali menunjukkan peningkatan

sebesar 22,22%, yaitu dari siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 66,66%

pada saat siklus I, meningkat menjadi 16 siswa atau 88,88% pada saat siklus II

dari jumlah keseluruhan 18 siswa. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) yang didukung

penggunaan media realia dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis

batuan pada siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012. Hal

ini terbukti dengan meningkatnya kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dari

sebelum dan sesudah dilaksanakannya tindakan. Dengan demikian, dapat diajukan

suatu rekomendasi bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan

menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together) yang didukung

penggunaan media realia dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis

batuan pada siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi

Kabupaten Wonogiri tahun ajaran 2011/ 2012.

Kata kunci: mengidentifikasi jenis batuan, metode NHT, media realia.

vi

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Yuyun Rimasari. IMPROVING GRADE V STUDENTS SKILLS IN

IDENTIFYING KINDS OF ROCKS USING REALIA MEDIA THROUGH

NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) METHOD IN SD NEGERI

NGADIROYO WONOGIRI ACADEMIC YEAR 2011/2012. Script, Teacher

Training and Education Faculty, Sebelas Maret University. June 2012.

The objective of the research is to improve grade V students skills in

identifying kinds of rocks through NHT (Numbered Heads Together) method

which is supported by using realia media in SD Negeri Ngadiroyo Wonogiri

Academic year 2011/2012.

This is a Class Room Action Research which was caried out in two cycles.

Each cycle consisted of two meetings and four steps namely planning, action,

observation, analysis and reflection. The subjects of the research were 18 grade V

students in SDN Ngadiroyo. The techniques of collecting data were observation,

interview, documentation and test. The technique of data analysis was descriptive

comparative by comparing mean scores in every cycle.

The results in pre-cycle, the mean score was 39,5. It improved in Cycle I

becoming 76 and 80,05 in Cycle II. The percentage of passing grade was 66;

before taking action, the students who passed the test were 4 of 18 students or

22,23%. In Cycle I, the percentage improved significantly, that was 44,43%12 of

18 students passed the test. In Cycle II, the percentage improved 88,88% or 16 of

18 students passed the test. Based on the research, it can be concluded that the

application of NHT (Numbered Heads Together) method supported by using

realia media can improve grade V students’ skills in identifying kinds of rocks in

SD Negeri Ngadiroyo Academic Year 2011/2012. It can be proven by the skills

improvement in identifying kinds of rocks before and after the action. It can be

recommended that Science Lesson using NHT (Numbered Heads Together)

method supported by using realia media can improve grade V students’ skills in

identifying kinds of rocks in SD Negeri Ngadiroyo Wonogiri academic year 2011/

2012.

Key word: identifying kinds of rock, NHT method, realia media.

vii

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

# Orang-orang hebat dibidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka

bekerja dan mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi #

(Ernes Newman)

# Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari

betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah #

(Thomas Alva Edison)

# Keberhasilan terbesar bukanlah tidak pernah gagal, tapi mampu bangkit setelah

jatuh #

(Confusius)

# Orang-orang yang sukses telah belajar untuk mmbuat diri mereka melakukan

hal yang harus dikerjakan ketika hal itu harus dikerjakan, entah mereka suka

atau tidak #

(Aldus Huxley)

viii

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

“ Bapak dan Ibuku Tercinta”

Doamu yang selalu mengiringi langkahku, motivasi dan kerja keras tiada

henti, serta kasih sayangmu yang tak terbatas. Membuatku bangga dan sadar bahwa

kalianlah yang paling berharga dalam hidup ini.

“Kakakku tercinta (Bowo Prihutomo)”

Terima kasih atas semua doa, semangat dan saran yang diberikan selama ini

demi menuju kesuksesan hidup.

.

“Danu H.S dan keluarga”

Terima kasih karena senantiasa memberikan doa serta dukungan yang

selalu teriring dan menemaniku disaat suka maupun duka.

“Sahabat-sahabatku tersayang”

Terima kasih karena senantiasa memberikan semangat dan motivasi yang

tiada terkira.

“PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta”

Almamaterku tercinta tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa

yang lebih baik.

ix

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten

Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah

Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Sekretaris Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu

senantiasa memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Karsono, S.Sn.M.Sn., selaku dosen pembimbing II yang selalu memberikan

motovasi dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepala Sekolah SDN Ngadiroyo, yang telah memberikan kesempatan dam

tempat guna pengambilan data dalam penelitian ini.

x

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Warsino, S.Pd., selaku guru kelas V SDN Ngadiroyo yang telah memberikan

bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

9. Para siswa SDN Ngadiroyo yang telah bersedia untuk berpatisipasi dalam

pelaksanaan penelitian ini.

10. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa

penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu

pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah Dasar.

Surakarta, Juni 2012

Yuyun Rimasari

xi

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. ii

HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRACK .................................................................................................... vii

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... . xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7

A. Kajian Pustaka ................................................................................. 7

1. Hakikat Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan ................. 7

a. Pengertian Kemampuan….. ................................................... 7

b. Pengertian Mengidentifikasi .................................................. 8

c. Tinjauan Materi Jenis Batuan................................................. 9

2. Hakikat Media Realia ................................................................. 27

a. Pengertian Media Pembelajaran ............................................. 27

b. Jenis Media Pembelajaran ...................................................... 28

c. Fungsi Media Pembelajaran ................................................... 29

xii

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Kriteria Pemilihan Media ....................................................... 31

e. Pengertian Media Realia ........................................................ 32

f. Jenis-jenis Media Realia ........................................................ 32

g. Pertimbangan Pemilihan Media Realia .................................. 34

3. Hakikat Metode NHT (Numbered Heads Together)................... 35

a. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................... 35

b. Pengertian NHT (Numbered Heads Together) ...................... 36

c. Karakteristik NHT (Numbered Heads Together) ................... 37

d. Manfaat NHT (Numbered Heads Together) .......................... 38

e. Kelemahan dan kelebihan NHT (Numbered Heads Together) 38

f. Tahapan dalam Pembelajaran NHT (Numbered

Heads Together)…. ................................................................ 39

g. Tata Ruang Kelas Penerapan Metode NHT ........................... 41

B. Penelitian Yang Relevan ................................................................. 42

C. Kerangka Berfikir………………………………………………… 43

D. Hipotesis .......................................................................................... 45

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 46

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 46

1. Tempat penelitian ...................................................................... 46

2. Waktu penelitian ........................................................................ 46

B. Subjek Penelitian....................................................................... ...... 46

C. Bentuk dan Strategi Penelitian ........................................................ 46

D. Sumber Data .................................................................................... 47

E. Pengumpulan Data ........................................................................... 47

1. Observasi atau pengamatan ......................................................... 48

2. Wawancara .................................................................................. 48

3. Dokumentasi ................................................................................ 48

4. Tes ............................................................................................... 48

F. Validitas Data .................................................................................. 49

1. Triangulasi Sumber atau Data ..................................................... 49

2. Triangulasi Metode ..................................................................... 49

xiii

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Analisis Data…………………………………………………. ...... 49

H. Indikator Kinerja……………………………………...................... 50

I. Prosedur Penelitian .......................................................................... 50

1. Rancangan Siklus I…………………………………………… 50

2. Rancangan Siklus II………………………………………….. . 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 54

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 54

1. Letak Geografis SDN Ngadiroyo Nguntoronadi ........................ 54

2. Keadaan Personil SDN Ngadiroyo Nguntoronadi ...................... 54

3. Keadaan Siswa SDN Ngadiroyo Nguntoronadi .......................... 54

4. Keadaan Sarana dan Prasarana ................................................... 54

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .................................................. 55

1. Deskripsi Kondisi Awal .............................................................. 55

2. Deskripsi Siklus I……………………………………….. .......... 61

3. Deskripsi Siklus II…………………………………………….. 76

C. Perbandingan Antarsiklus .................................. ............................ 90

1. Perbandingan Antarsiklus Nilai Kemampuan Mengidentifikasi

Jenis Batuan…… ........................................................................ 90

2. Perbandingan Antarsiklus Observasi Kegiatan Siswa ................. 92

3. Perbandingan Antarsiklus Kinerja Peneliti …............................ 95

D. Pembahasan .................................................................................... 96

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 101

A. Simpulan .......................................................................................... 101

B. Implikasi .......................................................................................... 101

C. Saran ............................................................................................... 102

1. Bagi Sekolah ............................................................................... 102

2. Bagi Guru .................................................................................... 102

3. Bagi Siswa................................................................. ................. 103

4. Bagi Peneliti Lanjut .................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 104

LAMPIRAN ..................................................................................................... 107

xiv

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komposisi Kimia Batuan Granit ................................................................ 13

2.2 Komposisi Kimia Batuan Basalt ……….. ……….................................... 14

4.1 Distribusi Frekensi Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun

Ajaran 2011/2012 ...................................................................................... 56

4.2 Hasil Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Kemampuan Mengidentifikasi

Jenis Batuan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran .......... 58

4.3 Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Kelas Tahun

Ajaran 2011/2012 ...................................................................................... 59

4.4 Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012 ................................................................................................. 67

4.5 Data Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja Guru (Peneliti)

Siklus I Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia

Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)............................ ..... 70

4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012.......................... ....................................................................... 72

4.7 Hasil Nilai Siklus I Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas

V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012................ .................. 74

4.8 Data Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012............................ ..................................................................... 82

4.9 Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja Guru (Peneliti)

Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia

Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012... ..................................................... 85

xv

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.10 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012.......................... ..................................................................... 89

4.11 Hasil Nilai Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa

Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012............................................ ................................................... 89

4.12 Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V Pada Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II ......................................................................... ......................... 90

4.13 Perbandingan Hasil Observasi Keaktifan Siswa Pra Siklus, Siklus I dan

Siklus II Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas

V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012... ............................. 93

4.14 Perbandingan Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja Guru

(Peneliti) Siklus I dan Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ........... 95

4.15 Hasil Penelitian Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media

Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas

V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012... ............................. 97

4.16 Hasil Penelitian Keaktifan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012... 98

4.17 Hasil Penelitian Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Tahun Ajaran 2011/2012 ........................................................................ 99

xvi

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Batu Obsidian ............................................................................................. 11

2.2 Batu Granit ................................................................................................. 11

2.3 Batu Basalt ................................................................................................. 13

2.4 Batu Andesit………………………………………………………. .......... 15

2.5 Batu Apung………………….. .................................................................. 16

2.6 Batu Serpih……………………………………… ..................................... 17

2.7 Batu Pasir…………………………………….. ......................................... 18

2.8 Batu Gamping ............................................................................................ 19

2.9 Batu Breksi………………………………………………………. ............ 21

2.10 Batu Konglomerat……………………………………………. ............... 21

2.11 Batu Gnesisses………………………………………………. ................ 23

2.12 Batu Marmer ............................................................................................ 23

2.13 Batu Sabak ............................................................................................... 24

2.14 Meja Ruang Tamu dari Batu Marmer ...................................................... 25

2.15 Perhiasan dari Batu Permata .................................................................... 25

2.16 Baju Pemadam Kebakaran dari Asbes ..................................................... 26

2.17 Mineral Talk pada Bedak Bayi ................................................................ 26

2.18 Batu Kapur Untuk Bahan Bangunan ........................................................ 26

2.19 Garam Meja .............................................................................................. 27

2.20 Tata Ruang Kelas Penerapan Metode NHT ............................................. 41

2.21 Kerangka Berpikir .................................................................................... 44

3.1 Prosedur Penelitian Tindakan .................................................................... 53

4.1 Histogram Data Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun

Ajaran 2011/2012.................................................................................. .... .. 57

4.2 Histogram Data Hasil Observasi Keaktifan Pra Siklus Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun

Ajaran 2011/2012.......................................................................................... 59

xvii

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4.3 Histogram Data Hasil Observasi Terhadap Keaktifan siswa Siklus I Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ........................................................ ... 68

4.4 Histogram Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja Guru

(Peneliti) Siklus I Dalam Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012...70

4.5 Histogram Data Nilai Siklus I Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Pada Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012.................. 73

4.6 Histogram Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa Siklus II Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ........................................................ ... 83

4.7 Histogram Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja Guru

(Peneliti) Siklus II Dalam Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 85

4.8 Histogram Nilai Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan

Media Realia Melalui metode NHT (Numbered Heads Together) Siswa Kelas

V SDN Ngadiroyo Tahuna Ajaran 2011/2012............................................ 88

4.9 Histogram Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas

V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012..................................... 91

4.10 Histogram Perbandingan Hasil Observasi Kektifan Siswa Pra Siklus, Siklus

I dan Siklus II Terhadap Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa

Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012................................. 93

4.11 Perbandingan Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap Kinerja

Guru (Peneliti) Siklus I dan II Dalam Peningkatan Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun

Ajaran 2011/2012..................................................................................... 96

xviii

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabel Pelaksanaan Penelitian ...................................................................... 108

2. Data Nilai Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Pra Siklus,

Siklus I Dan Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012 .................................................................................................... 110

3. Hasil Observasi Pra Tindakan Terhadap Guru Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Tahun Ajaran 2011/2012 ............................................................................. 112

4. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Pra Siklus .. 114

5. Pedoman Wawancara Terhadap Guru Kelas Sebelum Penerapan Metode NHT

(Numbered Heads Together) SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 .. 117

6. Pedoman Wawancara Sebelum Penerapan Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 120

7. Tes Pra Siklus Materi Batuan ...................................................................... 123

8. Silabus Siklus I ............................................................................................ 125

9. Bahan Ajar IPA ........................................................................................... 128

10.RPP Siklus I Pertemuan I ............................................................................ 136

11.Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus I

Pertemuan I .................................................................................................. 149

12. RPP Siklus I Pertemuan II ......................................................................... 152

13. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus I

Pertemuan II .............................................................................................. 163

14. Data Nilai Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Siklus I Siswa

Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ........................ 166

15. Pedoman Wawancara Terhadap Guru Kelas Setelah Penerapan Metode NHT

(Numbered Heads Together) SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ..168

xix

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16. Pedoman Wawancara Setelah Penerapan Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 ..... 170

17.Silabus Siklus II ......................................................................................... 172

18. RPP Siklus II Pertemuan I ............................................................... 175

19. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus II

Pertemuan I ............................................................................................... 189

20. RPP Siklus II Pertemuan II ....................................................................... 191

21. Hasil Observasi Keaktifan Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan

Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus II

Pertemuan I ............................................................................................... 203

22. Data Nilai Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SD

Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 Siklus II ............................. 206

23. APKG I Siklus I Pertemuan I .................................................................... 209

24. APKG I Siklus I Pertemuan II ................................................................... 211

25. APKG I Siklus II Pertemuan I ................................................................... 213

26. APKG I Siklus II Pertemuan II .................................................................. 215

27. APKG II Siklus I Pertemuan I ................................................................... 215

28. APKG II Siklus I Pertemuan II .................................................................. 221

29. APKG II Siklus II Pertemuan I .................................................................. 225

30. APKG II Siklus II Pertemuan II ................................................................. 229

31. Foto Penelitian ........................................................................................... 233

xx

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Motivasi merupakan modal utama dalam belajar. Hal ini sangat

berpengaruh pada hasil dan prestasi belajar yang diperoleh. Motivasi bisa datang

dari sudut manapun, baik itu datang dari dalam maupun dari luar diri seseorang.

Dengan dipupuknya rasa ingin tahu dan keinginan yang besar untuk belajar dapat

memperluas serta menambah pengetahuan. Seperti kata pepatah “ Rajin Pangkal

Pandai Hemat Pangkal Kaya “. Ungkapan yang sangat sederhana namun memiliki

arti penting dalam kehidupan khususnya dalam dunia pendidikan yaitu berperan

sebagai cambuk dalam meningkatkan motivasi dari dalam diri individu.

Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat

untuk siswa (Isjoni, 2009: 11) dari pendapat ini dapat ditarik sebuah pemahaman

bahwa peserta didik dapat menggali dan memperkaya pengetahuan dari berbagai

perangkat belajar yang ada. Dalam lingkup pembelajaran terdapat subjek serta

objek pembelajaran. Guru dan siswa adalah subjek pembelajaran. Guru bertugas

mendidik, membimbing, melatih dan mengevaluasi peserta didik agar tujuan

pembelajaran dapat tercapai secara semestinya. Sedangkan siswa bertugas sebagai

penerima informasi yang kemudian mengolah informasi tersebut menjadi sebuah

pengetahuan dan kemampuan. Sedangkan objek pembelajaran adalah materi

pelajaran yang berfungsi sebagai komponen pokok dalam belajar. Dalam dunia

pendidikan peran guru adalah melakukan pembaharuan pendidikan dengan

sasaran pada proses pembelajaran. Salah satu upaya pembaharuan dalam bidang

pendidikan adalah pembaharuan pada metode mengajar dan penggunaan media

secara tepat.

Metode mengajar dapat dikatakan relevan jika mampu mengantarkan

siswa mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu media menjadi sarana pendukung

keberhasilan dalam proses belajar. Minat yang rendah dalam belajar dapat dipacu

melalui penerapan strategi tersebut. Penerapan metode dalam pembelajaran yang

sesuai merupakan tugas utama guru dalam mengolah proses pembelajaran menjadi

1

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menarik dan menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

optimal. Dengan adanya variasi teknik dalam mengajar maka akan menciptakan

sebuah hubungan timbal balik yang sangat efektif dari pengajar dan peserta didik.

Guru dapat menyampaikan materi secara mudah dan cepat kepada peserta didik,

sedangkan peserta didik dapat menerima dan memahami materi secara mendalam

dan menyeluruh. Hubungan dua arah seperti inilah yang meningkatkan prestasi

belajar dan intelegensi pada siswa. Hal ini dapat memperbaiki kualitas pendidikan

di Indonesia.

Dalam pemilihan media, secara umum disesuaikan pada materi yang akan

diajarkan. Guru dapat membuat media sedemikian rupa menjadi sumber belajar

yang edukatif dengan memvariasikan bentuk maupun penyajiannya sehingga

merangsang keingintahuan pada peserta didik untuk memperdalam materi.

Kreativitas dari subjek pembelajaran dalam menggunakan media sangat berperan

penting dalam membangun dorongan dalam diri peserta didik. Penggunaan media

realia yang didapat dari lingkungan sekitar dapat dijadikan sumber untuk

menggali pengetahuan yang inovatif dan dapat menghilangkan pemahaman

abstrak pada peserta didik. Sehingga pemikiran logis tentang kehidupan

khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat terasah melalui

media ini.

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah

dinilai memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi berkualitas,

karena Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sarana berpikir untuk mengkaji

sesuatu secara rasional seperti pernyataan “ Science is the atempt to make the

chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform system

of thought “ (Einstein dalam Hendro Darmojo, 1991:03). Makna dari kalimat

tersebut adalah IPA merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai

pengalaman menjadi suatu sistem pola pikir yang logis tertentu. Penguasaan

mengenai mata pelajaran IPA perlu ditingkatkan sedini mungkin agar dapat

menumbuhkan pola berpikir ilmiah pada peserta didik. Berpijak dari hal tersebut,

diharapkan peserta didik khususnya pada tingkat Sekolah Dasar dapat berperan

aktif dalam proses pembelajaran. Bukan hanya aktif dalam mengerjakan tugas

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

tetapi juga dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, menemukan hal-hal baru

yang sebelumnya belum disampaikan oleh guru serta termotivasi untuk

mempelajari materi. Hal ini untuk memacu penyerapan berbagai informasi pada

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Pola belajar sangat bervariasi, namun dalam penggunaannya disesuaikan

dengan materi yang akan diajarkan. Kelas tinggi telah mampu mencetuskan suatu

pemikiran kritis dimana hal tersebut dapat melatih kemampuan daya pikir siswa

salah satunya dengan mengidentifikasi. Untuk mempersempit ruang lingkup IPA

yang sangat luas maka perlu diadakan pemilihan materi. Materi yang sesuai untuk

kegiatan identifikasi adalah materi tentang batuan. Materi batuan akan

berpengaruh pada jenjang berikutnya, maka dari itu perlu ditingkatkan untuk

memperoleh kemampuan belajar yang maksimal.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SDN Ngadiroyo dengan

jumlah 18 siswa, diketahui hasil tes pada materi batuan menunjukkan nilai rata-

rata 39,5 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 66. Siswa yang

mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 14 siswa (77,7%) dengan nilai terendah

20, sedangkan siswa yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 4 siswa (22,2%)

dengan nilai tertinggi 70. Kelemahan terjadi pada kurangnya pemahaman secara

menyeluruh terhadap nama batuan beserta proses pembentukannya. Hal ini terjadi

karena siswa mudah lupa dengan penjelasan guru.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara

yang dilakukan dengan guru dan siswa kelas V SDN Ngadiroyo tahun ajaran

2011/2012 ditemukan informasi belum diterapkan metode pembelajaran yang

tepat pada materi batuan. Pembelajaran berpusat pada guru atau teacher centered

sehingga siswa tidak berperan aktif di dalamnya. Intensitas penggunaan media

pembelajaran juga masih kurang. Dari sisi siswa itu sendiri minat terhadap mata

pelajaran IPA masih kurang hal ini diakibatkan rendahnya motivasi belajar siswa.

Selain itu kemampuan siswa masih rendah dalam memahami materi. Siswa

kurang antusias pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagian siswa masih gaduh

pada saat pembelajaran sehingga suasana menjadi tidak kondusif yang berakibat

pada rendahnya hasil belajar siswa.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Berdasarkan ulasan masalah di atas peneliti berusaha mencari solusi yang

tepat. Pemilihan metode dipilih secara tepat dengan memperhatikan materi agar

dapat meningkatkan minat serta hasil belajar siswa. Efektifitas penggunaan

metode disesuaikan dengan alokasi waktu. Berpijak pada analisis di atas maka

peneliti menemukan alternatif pemecahannya yaitu dengan metode pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT). Pemilihan metode NHT disesuaikan dengan

karakteristik siswa. Pada kelas tinggi, siswa sudah mampu berdiskusi dan

melakukan pemecahan suatu masalah secara sistematis. Pola metode NHT sangat

variatif sehingga dapat menumbuhkan semangat dan keaktifan siswa. Metode ini

menggunakan diskusi heterogen dalam penerapannya. Teknik ini memberi

kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan pertimbangan jawaban

yang paling tepat. Selain itu teknik ini mendorong siswa untuk meningkatkan

semangat dan kerjasama mereka (Spencer Kagan dalam Isjoni, 2007: 78). Metode

NHT melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam proses

pembelajaran dan menganalisis pemahaman siswa terhadap materi yang telah

diajarkan.

Salah satu tahapan dalam teknik NHT yaitu guru memberikan nomor yang

berbeda pada anggota kelompok. Guru memanggil satu nomor yang sama pada

tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Dalam hal ini tanggung

jawab dari setiap anggota adalah sama yaitu mengumpulkan data sebanyak-

banyaknya dari berbagai sumber belajar sesuai dengan materi yang telah diberikan

oleh guru. Hal ini dapat memupuk rasa ingin tahu siswa terhadap materi dan

memperluas pengetahuan siswa. Kelebihan dari metode ini yaitu 1) siswa dapat

menambah pengetahuan melalui ide atau gagasan dari temannya, 2) siswa dapat

bekerjasama secara kooperatif dengan anggota kelompok, 3) siswa dapat berperan

aktif dalam menyumbangkan ide dan memperkaya pengetahuan dari berbagai

sumber belajar.

Mempertimbangkan berbagai persoalan di atas, maka perlu diadakan

penelitian untuk menerapkan metode NHT tersebut. Penelitian penerapan ini

penting untuk memperbaiki motivasi belajar siswa sehingga dapat memperbaiki

kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menjadi tolok ukur bagi tenaga pendidik dalam menerapkan berbagai teknik

maupun strategi dalam belajar untuk merangsang minat siswa sehingga dapat

memacu prestasi belajar sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Wonogiri

Tahun Ajaran 2011/2012“.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok sehingga diadakannya Penelitian Tindakan Kelas

adalah :

Apakah dengan penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) yang

didukung dengan penggunaan media realia dapat meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan pada siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo Wonogiri

Tahun Ajaran 2011/2012?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dengan diterapkannya metode NHT

(Numbered Heads Together) yang didukung penggunaan media realia pada siswa

kelas V SDN Ngadiroyo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Secara umum hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan teori dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi jenis

batuan khususnya peningkatan kemampuan mengidentifikasi melalui NHT

(Numbered Heads Together).

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam menerapkan metode

NHT (Numbered Heads Together) pada proses pembelajaran.

2) Menjadi bekal bagi calon guru agar siap terjun kelapangan.

b. Bagi Siswa

1) Lebih termotivasi dalam belajar mata pelajaran IPA.

2) Dapat belajar secara aktif dan kreatif dalam menerima pembelajaran

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengidentifikasi jenis

batuan.

c. Bagi Guru

1) Dapat menjadi acuan dalam penerapan metode untuk meningkatkan

motivasi siswa pada mata pelajaran IPA.

2) Untuk meningkatkan profesionalisme guru.

d. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran akan mempengaruhi

meningkatnya kualitas sekolah dan menjadi pendorong sekolah untuk

selalu mengadakan pembaharuan proses pembelajaran ke arah yang

lebih baik.

2) Tumbuhnya iklim pembelajaran yang kondusif.

e. Bagi Peneliti Lain

1) Memberikan wawasan mengenai penerapan metode dan pemilihan

media pembelajaran secara tepat.

2) Memberikan sumbangan ilmu untuk selalu meningkatkan kualitas

pembelajaran disetiap mata pelajaran yang diajarkan.

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Hakikat Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

a. Pengertian Kemampuan

Kemampuan adalah sesuatu yang lahir dengan sendirinya pada diri

individu dan merupakan sesuatu hal yang mutlak dimiliki oleh seseorang.

Berikut ini adalah beberapa pernyataan mengenai definisi kemampuan.

Mengenai definisi kemampuan, Desmita berpendapat, “Ability

(kemampuan, kecakapan) suatu istilah umum yang berkenaan dengan

potensi untuk menguasai suatu keterampilan. Seseorang yang mampu

berpikir kreatif akan memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya untuk

dapat mengoptimalkan kemampuan yang ada” (2010: 257).

E. Mulyasa (2008) berpendapat, “Kemampuan (skill) adalah sesuatu

yang dimiliki individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang

dibebankan kepadanya” (hlm.39).

Seorang pakar menyatakan menyatakan kecakapan atau ability

dibedakan kedalam dua kategori yaitu

Pertama, kecakapan nyata (actual ability) yang menunjukkan

kepada aspek kecakapan yang dapat didemonstrasikan dan diuji;

kedua kecakapan potensial (potensial ability) yaitu kecakapan dalam

diri seseorang yang diperoleh secara herediter (pembawaan lahir).

Kecakapan ini dapat dipandang sebagai abilitas dasar umum dan

abilitas dasar khusus dalam bidang tertentu (Abin Syamsudin

Makmun, 2009: 54).

Dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan,

pengertian kemampuan adalah suatu potensi bawaan yang dimiliki oleh

seseorang untuk menguasai berbagai keterampilan dalam melakukan tugas

yang telah dibebankan dan mengolah potensi tersebut agar memberikan efek

positif bagi kehidupan individu.

7

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

a. Pengertian Mengidentifikasi

Mengidentifikasi berasal dari kata identifikasi. Menurut pakar

definisi pengertian identifikasi adalah sebagai berikut :

Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri

seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Kecenderungan

tersebut berlangsung tanpa disengaja atau tidak disengaja karena

biasanya orang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam

hidupnya. Seseorang melakukan identifikasi mengenai tokoh atau

idola yang dikaguminya sehingga keinginan untuk menjiwai itu

muncul dalam diri baik itu yang berkaitan dengan pandangan,

sikap, keyakinan dan kaidah-kaidah yang dimiliki oleh tokoh

tersebut (Hadi Mulyono, 2010: 158)

Definisi di atas dapat dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti

yang menyatakan, “Identifikasi merupakan tugas untuk mencari dan

mengenal ciri-ciri taksonomik individu yang beraneka ragam dan

memasukkannya ke dalam suatu takson. Identifikasi berkaitan erat dengan

ciri-ciri taksonomik dan akan menuntun sebuah sampel ke dalam suatu

urutan kunci identifikasi” (John Salvia, 1981: 74).

Nana Supriatna et,all., (2006: 249) menyatakan identifikasi

merupakan kecenderungan dan keinginan seseorang untuk menjadi sama

dengan orang lain. Dari pendapat tersebut terdapat perbedaan pada sasaran

identifikasinya yaitu terhadap benda hidup, sedangkan pada penelitian ini

dikhususkan pada benda tidak hidup yaitu batuan. Namun terdapat

persamaan yaitu berupa penyamaan terhadap karakteristik yang dimiliki.

Dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa identifikasi menitik

beratkan pada persamaan, jadi pengertian mengidentifikasi secara umum

adalah proses penyamaan pada suatu objek tertentu yang didasarkan pada

karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki. Pengidentifikasian dapat diperoleh

dengan penarikan kesimpulan dalam memaparkan ciri suatu objek tertentu.

Pengidentifikasian pada penelitian ini dengan melakukan penyamaan

terhadap jenis-jenis batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

a. Tinjauan Materi Jenis Batuan

Seorang pakar geologi secara rinci merumuskan pengertian batuan

sebagai berikut :

Batuan merupakan kumpulan mineral atau bahan organik yang mengalami

sementasi, atau kumpulan mineral yang merupakan hasil dari pembekuan

magma, proses sedimentasi atau metamorfosa. Sifat-sifat teknis batuan

bervariasi yang tergantung pada asal-usulnya. Batuan dalam kondisi alam

terbentuk dari butiran-butiran yang terikat oleh kohesi yang kuat (Hary

Christady Hardiyatmo, 2006: 53)

1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Batuan

Seorang pakar mengungkapkan beberapa faktor-faktor yang

mempengaruhi sifat teknis batuan antara lain:

Pertama, struktur batu dapat berupa batuan massif, padat, dan berpori

(banyak mengandung pori). Tekstur batuan digambarkan sebagai batuan

berbutir kasar dan berbutir halus; kedua Kandungan mineral batu terbentuk

dari beberapa macam mineral yang mempunyai perbedaan dalam hal

kekuatan dan kekerasannya. Mineral dapat menjadikan batu menjadi lebih

kuat ataupun mudah pecah dalam menahan geseran; ketiga kekar atau

retakan yang terdapat pada semua tipe batuan ada yang tampak atau pun

tidak tampak oleh mata atau tertutup dan tidak jelas. Bidang lapisan adalah

batas antara lapisan-lapisan batuan sedimen. Foliation adalah karakteristik

beberapa batuan metamorf yang struktur mineralnya tersusun dalam pelat

sejajar. Ketiga macam bentuk tersebut dapat mengurangi kekuatan batuan;

keempat pengaruh cuaca dapat merubah mineral-mineral pembentuk

batuan baik berupa reaksi kimia maupun reaksi fisik. Zona yang

dipengaruhi perubahan cuaca berada dekat dengan permukaan atau sampai

pada kedalaman tertentu yang kadang-kadang tertutup oleh pembentukan

batuan lain; kelima kumpulan mineral dapat mempunyai rekatan yang

lemah atau kuat pada sembarang tipe batuan. Bahkan dapat terjadi btuan

massif yang keras dapat mempunyai kohesi yang kecil atau mempunyai

rekatan yang lemah diantara butirannya (Hary Christady Hardiyatmo,

2006: 53-54).

2) Macam-macam batuan yang berada di kulit bumi

Hary Christady Hardiyatmo (2006: 54) mengungkapkan tiga jenis

batuan yang berada di kulit bumi yaitu batuan beku (igneus rock), batuan

sedimen, dan batuan metamorf.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

a) Batuan beku

Choiril Azmiyawati (2008: 124) menyatakan “Batuan beku

adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku. Semula

berbentuk lelehan magma yang kemudian mengeras dan

membentuk sebuah batuan beku”.

Mengenai batuan beku Hary Christady Hardiyatmo (2006)

menyatakan:

Batuan beku berasal dari bawah permukaan bumi dan

membeku di permukaan atau dekat dengan permukaan

contohnya : batu granit, batu basalt dan lain-lain. Umumnya

batuan beku merupakan batuan primer yang terbentuk dari

pembekuan magma atau rekristalisasi dari batuan lama oleh

panas dan tekanan yang sangat tinggi, sehingga

membuatnya menjadi cair, dan membeku kembali. Jadi

dapat disimpulkan batuan beku merupakan batuan yang

terbentuk dari cairan magma yang membeku dipermukaan

bumi dan tersusun dari beberapa mineral (hlm 53).

Definisi di atas diperjelas kesimpulan seorang peneliti yang

mendefinisikan ciri utama batuan beku sebagai berikut :

Presentase silikon oksida yang tergantung didalam batu

magma atau batu beku terdiri atas empat kelompok yaitu,

pertama batu-batu asam (acid) mengandung 65-75% SiO2; kedua batu beku karena perapian (igneus rock) mengandung

55-65% SiO2; ketiga batu basic mengandung 45-55% SiO2, keempat batu ultra basic mengandung SiO2 kurang dari

45%. Batuan magma atau beku mempunyai tekstur yang

masif (massive) atau compact, baik pada batu yang intrusif

maupun yang effusif, atau tekstur porous (berpori) dimana

disebabkan adanya unsur-unsur gas pada masa proses

pembekuan magma. Warna batu ditentukan oleh rasio

kandungan silikat-silikat berwarna cerah (fledspar) dan

silikat-silikat berwarna gelap (ferromagnesium), adalah

suatu fitur diagnostik yang sangat penting dari batuan beku

karena perapian (M. Lange, et al, 1991: 97).

Hary Christady Hardiyatmo (2006) berpendapat, “Sifat-sifat

teknis batuan beku pada umunya adalah pertama mempunyai

karakteristik material yang baik, keras, padat dan berkualitas,

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kedua kapasitas dukung tinggi, sehingga sangat baik untuk

mendukung fondasi bangunan” (hlm 54-55).

Choiril Azmiyawati (2008: 125-128) mengungkapkan

macam-macam batuan beku antara lain :

(1) Batu Obsidian

Gambar 2.1. Batu Obsidian

Batu obsidian mempunyai ciri umum : pertama

berwarna hitam dan mengkilap, kedua tekstur halus, ketiga

batuan tersebut bersifat keras. Batuan ini dapat dimanfaatkan

sebagai alat pemotong dan mata tombak. Proses terbentuknya

dari magma yang membeku dengan cepat dipermukaan bumi.

(2) Batu Granit

Gambar 2.2. Batu Granit

Seorang pakar geologi menyatakan struktur batuan

granit sebagai berikut :

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Granit adalah batuan intrusif dengan struktur

holocrystal-line yang biasanya menyerupai butir-

butiran tepung yang tidak halus dan tidak kasar

(medium-grained). Mineral pembentuknya yang

terutama adalah Feldspar-potash (orthoclase dan

microline), kadang-kadang plagiclose acid disertai

dengan satu atau beberapa mineral yang berwarna gelap

antara lain Biotite yang dalam beberapa varietasnya

digantikan oleh Muscovite, kadang-kadang Hornblende

dan lebih jarang lagi Pyroxene (Augite). Dalam jumlah

tertentu, peran utama dimainkan oleh Feldspar potash

yang umum, yang mana kadang-kadang diambil alih

oleh Plagioclase. Feldspar gampang dikenali melalui

belahannya, kilapnya yang bening dan warna-warnanya

yang biasa seperti merah, putih, atau kuning keabu-

abuan. Quartz terdapat pada granit dalam entuk butiran-

butiran tepung yang tidak teratur baik tidak berwarna

maupun berwarna abu-abu asap (sampai hitam) dengan

kilapan berminyak dan mempunyai pecahan yang

conchidal atau tidak teratur (M. Lange, et.al, 1991:

106).

Batu granit mempunyai ciri umum batuan yang tersusun

dari kristal-kristal kasar. Batuan ini ada yang berwarna putih,

yang bercampur dengan warna keabu-abuan dan jingga dan

bersifat keras. Permukaan batuan ini kasar dan agak mengkilap

karena kristal kecil yang menempel disekitar batuan. Bila tidak

mengalami pelapukan batuan ini mempunyai kekuatan tinggi

sehingga merupakan material yang baik digunakan untuk

bangunan. Proses terbentuknya dari magma yang membeku

didalam kerak bumi. Pembentukan terjadi secara perlahan jadi

batuan ini termasuk batuan beku dalam.

Menurut Doddy Setia Nugraha (1987: 99) variasi pada

batuan granit didominasi oleh silika. Komposisi kimia tersusun

dalam yang terdapat pada batu granit dapat dilihat pada tabel 1.

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Tabel 2.1. Tabel Komposisi Kimia Batuan Granit

Senyawa

kimia 1 2 3

73,86 70,18 72,7

0,2 0,39 0,25

13,75 14,47 13,39

0,78 1,57 1,25

FeO 1,13 1,78 3,2

MnO 0,05 0,12 0,09

MgO 0,26 0,88 0,3

CaO 0,72 1,99 1,89

O 3,51 3,48 2

O 5,13 4,11 3,94

0,47 0,84 0,01

0,14 0,19 -

(3) Batu Basalt

Gambar 2.3. Batu Basalt

Pakar geologi menyatakan struktur batuan basalt

sebagai berikut :

Basalt adalah batu hitam dengan struktur cryptocrystal-

line atau microcrystalline. Pada batu ini biasanya

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

terdapat massa seperti kaca yang tidak mengkristal

berdampingan dengan kristal-kristal kecil Augite,

Plagiclase dan Olivine. Phenocryst-phenocryst yang

kecil (kadang-kadang sekecil titik (noktah) bundar)

yang bercahaya dari Augite dan Olivine tersebar dan

menghiasi pada warna gelap massa tersebut (M. Lange,

et.al, 1991: 104)

Seorang pakar pendidikan menyatakan ciri umum batu

basalt sebagai berikut:

Batu ini disebut juga batuan lava. Batu basalt memiliki

ciri umum yaitu : berwarna hijau keabu-abuan dan

berlubang-lubang dan terdiri atas kristal-kristal kecil.

Batu basalt terbentuk dari magma yang membeku

dibawah lapisan kerak bumi tercampur dengan gas

sehingga berongga kecil dan dapat dimanfaatkan pula

sebagai bahan bangunan (Choiril Azmiyawati, 2008:

126)

Menurut Doddy Setia Nugraha (1987: 109) komposisi

kimiawi yang tersusun pada batuan basalt dapat dilihat pada

tabel 2.

Tabel 2.2. Komposisi Kimia Batuan Basalt

Senyawa Kimia 1 2

50,83 49,43

2,03 1

14,07 18,85

2,88 1,58

FeO 9 8,08

MnO 0,18 0,18

MgO 6,34 5,93

CaO 10,42 10,14

O 2,23 3,6

O 0,84 0,99

O 0,91 0,58

0,23 0,2

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

(4) Batu Andesit

Gambar 2.4. Batu Andesit

Pakar geologi menyatakan struktur batuan andesit

sebagai berikut:

Batuan andesit memiliki struktur porpphyritic.

Cryptocrystalline dari ground massanya berpori dan

berwarna abu-abu muda atau coklat muda. Phenocryst-

phenocryst yang bercahaya dari medium Palgiclase

(Ancesite), Hornblende, atau Augite sering tertera

menghiasinya. Porphyrite merupakan jenis batuan api

yang memiliki struktur dan komposisi mineralogis yang

sama dengan andesit. Namun memiliki ground-mass

lebih gelap dan phenocryst-phenocryst plagioclase yang

terdapat pada keadaan jelek, sehingga sering

kehilangan kilapnya yang bening seperti kaca (M.

Lange, et.al, 1991: 104).

Pakar pendidikan menyatakan ciri umum dari batuan

andesit sebagai berikut:

Batu andesit yaitu batuan ini berwarna putih keabu-

abuan dan butirannya kecil seperti pada batu basalt. Batu

andesit dapat dimanfaatkan untuk membuat arca dan bangunan

candi. Dalam proses pembentukannya batu andesit berasal dari

magma yang membeku dengan cepat di bawah kerak bumi

(Choiril Azmiyawati, 2008:126).

Jadi dapat disimpulkan bahwa batuan andesit mamiliki

struktur dan ciri umum yang bervariasi. Batuan andesit dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan salah satunya dimanfaatkan

sebagai pembuatan candi.

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(4) Batu Apung

Gambar 2.5. Batu Apung

Pakar pendidikan menyatakan ciri umum batu apung

sebagai berikut:

Berwarna cokelat bercampur dengan abu-abu muda ada

pula yang bercampur dengan warna kehijauan. Batuan

ini memiliki pori-pori dan bergelembung serta dapat

mengapung di air. Digunakan untuk mengampelas kayu

dan sebagai bahan penggosok. Proses pembentukannya

berasal dari magma yang membeku dipermukaan bumi

(Choiril Azmiyawati, 2008: 126)

b) Batuan Sedimen (Batuan Endapan)

Pakar geologi menyatakan ciri umum yang dimiliki batuan

sedimen sebagai berikut:

Batuan sedimen merupakan batuan yang dihasilkan dari

pengendapan sisa-sisa tumbuhan dan binatang, dan dari

material yang terbentuk oleh pembusukan secara fisik

maupun kimia dari batuan asalnya. Umumnya batuan

sedimen terbentuk dari pecahan batuan yang lebih tua,

fragmennya telah dipisahkan oleh air atau angin dan

terbentuk ke dalam endapan sedimen. Fragmen adalah

batuan yang terbentuk dari proses pengendapan bahan

lepas. Ciri utama dari batuan sedimen adalah berlapis-lapis.

Jika butirannya bundar dan besar dinamakan batu

konglomerat dan jika butirannya kasar dan bersudut tajam

dinamakan batu breksi (Hary Christady Hardiyatmo, 2006:

55).

Seorang pakar geologi mengungkapkan ciri utama yang

dimiliki batuan sedimen sebagai berikut :

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Batu endapan terdapat dalam keadaan loose (tidak kencang

atau tidak rapat memadat, renggang) tetapi keadaan yang

padat (compact) Batu sedimen bisa juga mengeras dan

menyatu seperti semen yang sudah kering. (M. Lange, et al,

1991: 109).

Pakar geologi menyatakan secara rinci struktur yang

dimiliki batuan sedimen (endapan) sebagai berikut:

Struktur batu sedimen sebetulnya adalah kelainan dari

bidang perlapisan yang normal (paralel atau horisontal).

Kelainan disebabkan karena proses sedimentasi, ataupun

sesudah sedimentasi (diagenesa). Sifat yang khas mudah

dan langsung dapat diamati dengan mata telanjang adalah

unsur pelapisan Intensitas arus mempengaruhi pengendapan

dalam besar butir, stratifikasi dapat juga menunjukkan

proses terbentuknya lapisan tersebut, karena lingkungan

pengendapan. Stratum adalah suatu lapisan yang dapat

dibedakan dengan lapisan diatas atau dibawahnya,

berdasarkan sifat lapisan fisik, bidang non sedimentasi dan

lain-lainnya. Sedangkan cross stratum (lapisan silang siur)

adalah lapisan yang membentuk sudut terhadap lapisan

yang berada di atas atau di bawahnya dan dipisahkan oleh

bidang erosi, bidang non sedimentasi atau sifat fisik

lainnya. Set adalah cross strata atau strata yang dipisahkan

dari strata atau cross strata lainnya dengan bidang erosi atau

bidang non sedimentasi atau sifat fisik lainnya. Coset

merupakan gabung dari beberapa set yang merupakan

gabungan dari coset (Doody Setia Nugraha, 1987: 133).

Hary Christady Hardiyatmo (2006: 55) mengklasifikasikan

macam-macam batuan sedimen (endapan) sebagai berikut:

(1) Batuan Serpih (shales)

Gambar 2.6. Batu Serpih

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Batuan serpih memiliki ciri umum yang tidak dimiliki

oleh batuan lain, Choiril Azmiyawati (2008) menyatakan:

Serpih termasuk batuan sedimen berbutir halus yang

terbentuk dari memadatnya dan atau tersementasinya

partikel lempung. Batuan ini terdiri dari butiran-butiran

batu lempung atau tanah liat dan berwarna abu-abu

kehijauan, hitam, merah atau kuning dan memiliki bau

seperti tanah liat. Batuan ini biasanya dimanfaatkan

untuk bahan bangunan (hlm. 127).

Seorang pakar geologi mengemukakan sifat-sifat teknis

dari batuan serpih pada umumnya sebagai berikut:

Pertama, kekuatan batuan serpih bervariasi. Bentuknya

lunak dan tergaruk dengan pemukul atau dapat digali

dengan alat berat tanpa menggunakan bahan peledak.

Sedangkan batuan serpih yang keras harus digali

dengan menggunakan bahan peledak; kedua batuan

serpih mempunyai struktur berlapis dengan jarak dekat,

dan cenderung sangat mudah terpisah di sepanjang

bidang lapisannya ketika basah, kuat geser pada batas

lapisannya sangat rendah, ketiga batuan serpih sering

menjadi lunak atau menjadi lempung atau lanau tidak

padat sesudah terendam air dalam beberapa hari (Hary

Christady Hardiyatmo, 2006: 56).

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa batu serpih

mempunyai ciri umum serta sifat yang bervariasi. Batuan

tersebut bermanfaat bagi kehidupan salah satunya adalah untuk

bahan bangunan.

(2) Batu Pasir (sandstone)

Gambar 2.7. Batu Pasir

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Menurut Pakar geologi ciri umum dari batu pasir

didefinisikan sebagai berikut :

Batu pasir terdiri dari butiran-butiran pasir yang halus

dan berwarna abu-abu, merah, kuning atau putih. Batu

ini biasanya digunakan sebagai bahan campuran

bangunan. Dalam proses pembentukannya batuan ini

berasal dari endapan hasil pelapukan batuan beku yang

butirannya kecil-kecil atau dari bahan lepas yang

terpadatkan dan terikat karena gaya beratnya. Sifatnya

granuler, mempunyai sudut gesek dalam yang tinggi,

dan terdapat rekatan (sementasi) yang kuat sehingga

cenderung tidak ada masalah pada sifat-sifat teknisnya.

Kontak antara batu pasir dan batu serpih dapat memicu

merembesnya air pada batuan sehinnga dapat memicu

terjadinya longsoran pada lereng alam maupun galian.

Sedangkan sifat teknis dari batu pasir yaitu, kekuatan

batu pasir bergantung pada derajat rekatan dan tipe

material rekatnya, kedua mempunyai daya tahan yang

umumnya proposional dengan kekuatannya. Ketiga

kekar umumnya berjarak agak besar (Hary Christady

Hardiyatmo, 2006: 56-57).

Dapat ditarik kesimpulan bahwa batuan pasir memiliki

ciri umum berwarna abu-abu, merah, kuning atau putih dan

berbutir halus. Dapa dimanfaatkan dalam kehidupan yaitu

sebagai bahan campuran bangunan. Apabila terjadi kontak

fisik antara batu pasir dan batu serpih yang berhubungan

dengan gesekan maka akan menimbulkan longsoran pada

lereng.

(3) Batuan Gamping atau Batuan Kapur (limestone)

Gambar 2.8. Batu gamping

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

Choiril Azmiyati (2006: 127) menyatakan bahwa batuan

gamping terdiri dari butiran-butiran kapur yang halus berwarna

putih agak keabu-abuan dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan

campuran pembuat semen dapat membentuk gas

karbondioksida apabila ditetesi asam. Pada daerah lembab batu

gamping banyak terdapat lubang. Batuan ini berasal dari

endapan hasil pelapukan tulang dan cangkang binatang lunak

seperti siput, kerang dan binatang laut yang telah mati. Rangka

binatang yang terbuat dari kapur tidak musnah tetapi akan

memadat dan membentuk kapur.

Menurut pakar geologi sifat yang dimiliki batuan

gamping sebagai berikut:

Batu gamping yang tidak berlubang dan dapat menjadi

material yang baik untuk lereng. Batu gamping yang

tidak berlubang dapat mencegah adanya longsor di

pegunungan, sedangkan batu gamping didaerah lembab

sering berlubang karena pada larutan dalam lubang

sering menjadi masalah dalam hal longsoran. Sifat-sifat

batu gamping pada umumnya adalah, pertama kekuatan

batu gamping dari lunak sampai keras, tergantung dari

macamnya. Kuat gesernya tergantung dari tekstur

batuannya. Batuan kapur yang berpori banyak

mempunyai kuat geser yang rendah. Sebaliknya batuan

yang padat mempunyai kuat geser yang tinggi; kedua

butir-butiran batu gamping biasanya terekat bersama-

sama dengan material lempung, dan kekuatan rekatannya

berkurang bila terkena pengaruh air; ketiga batu gamping

umumnya mengandung rekatan, lubang-lubang mungkin

kosong atau dapat terisi oleh tanah berbutir halus;

keempat batu gamping dapat mengandung lapisan tipis

batu pasir. Lapisan ini lebih mudah meloloskan air dan

kadang-kadang lebih lemah daripada batu kapurnya

(Hary Christady Hardiyatmo, 2006: 57).

Dapat ditarik kesimpulan batu gamping memiliki ciri

umum dan sifat teknis yang bervariasi. Batuan gamping

bermanfaat bagi kehidupan salah satunya sebagai pembuat

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

semen, kemudian semen dapat digunakan sebagai bahan

pembuat bangunan seperti rumah dan gedung.

(4) Batuan Breksi

Gambar 2.9. Batu Breksi

Menurut Choiril Azmiyati (2008: 127) batuan breksi

terdiri atas kerikil-kerikil yang permukaannya tajam berbutir

kasar dan merupakan gabungan pecahan-pecahan yang berasal

dari letusan gunung berapi. Berasal dari endapan hasil

pelapukan batuan beku dapat pula terbentuk karena pecahan

yang terlempar tinggi ke udara dan mengendap pada suatu

tempat. Dapat dimanfaatkan pula sebagai bahan bangunan.

Batuan breksi berwarna abu-abu kecokelatan dan agak

mengkilap. Butiran pasir saling melekat yang sudah memadat

dan merekat antara satu sama lain.

(5) Batu Konglomerat

Gambar 2.10. Batu Konglomerat

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Menurut Choiril Azmiyati (2008: 127) mengungkapkan

batuan ini sedikit berbeda dengan batu breksi yang mempunyai

permukaan tajam. Materialnya berupa kerikil bulat, batu-batuan

dan pasir yang merekat satu sama lain. Batu konglomerat

mempunyai permukaan tumpul proses pembentukan serta

manfaatnyapun juga sama dengan batu breksi yaitu berasal dari

endapan batuan beku dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan

bangunan.

c) Batuan Metamorf (Batu Malihan)

Pakar geologi menngunkapkan proses pembentukan dan

sifat teknis yang dimiliki batuan metamorf sebagai berikut:

Batuan metamorf berasal dari batuan sedimen melalui

transformasi (perubahan) yang diakibatkan oleh proses

panas atau tekanan tinggi dapat juga disebabkan oleh akibat

lain yang berlangsung secara kimia maupun fisik, sehingga

terbentuk batuan dengan karakteristik baru. Apabila batuan

ini mendapat panas terus menerus akan berubah menjadi

batu malihan. Batuan metamorf terbentuk akibat

metamorfosa dari batuan sedimen yang mengalami

perubahan tekstural dan mineralogi sehingga banyak

memiliki sifat teknis yang bervariasi. Beberapa batuan

metamorf relatif tidak kuat sesudah mengalami deformasi

akibat patahan dan lipatan. Kekar (joint) pada batuan

metomorf memudahkan terjadinya kerusakan yang

mengakibatkan melemahnya batuan tersebut. Batuan

semacam quatzite dan gneiss relatif kuat, jika tidak

terdeformasi atau rusak. Beberapa mica schists sangat

lemah secara fisik. Adapun batuan endapan yang berubah

menjadi batu malihan adalah batu pualam atau marmer dari

batu gamping, batu sabak dari batu serpih, batu kuarsit yang

merupakan perubahan dari batu pasir. Sifat teknis batuan

metamorf pada umumnya adalah : Pertama merupakan

material yang keras dan kuat, dan hampir tidak terpengaruh

oleh perubahan cuaca. Kedua kuat geser tergantung dari

sambungan, lapisan dan patahan dalam batuannya. Ketiga

mengandung lapisan-lapisan lemah diantara lapisan yang

keras (Hary Christady Hardiyatmo, 2006: 59-60).

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Pakar geologi mengungkapkan ciri utama batuan metamorf

sebagai berikut :

Batu-batu metamorfose memiliki struktur holokristalin

dan tekstur (bentuk luar) seperti berdaun-daun atau

berserat-serat. Terjadinya tekstur semacam ini berkaitan

dengan orientasi perpendikular sumbu-sumbu panjang

kristal mineral terhadap tekanan yang berlaku. (M. Lange,

1991 : 123)

Choiril Azmiyawati (2008: 126) mengungkapkan macam-

macam batuan metamorf yaitu :

(1) Batu Gneisses

Gambar 2.11. Batu Gneisses

Berwarna putih keabu-abuan dan keras. Batu gneisses

dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan seperti asbak,

jambangan bunga, dan patung. Dalam proses pembentukannya

batuan ini berasal dari batuan Pluto granit yang mengalami

metamorphosis karena panas dan tekanan.

(2) Batu Marmer

Gambar 2.12. Batu Marmer

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Batuan ini mempunyai pita warna yang berbeda.

Berwarna putih namun ada pula yang berwarna hitam, keras

dan permukaannya halus serta mempunyai kristal dari sedang

sampai kasar. Batuan ini akan mengeluarkan bunyi mendesis

jika ditetesi dengan larutan asam. Batu marmer berasal dari

batuan kapur yang mengalami metamorphosis karena

perubahan dan tekanan tinggi. Marmer dapat dimanfaatkan

untuk membuat meja, papan nama, batu nisan, dan pelapis

dinding bangunan atau lantai. Marmer memiliki harga jual yang

tinggi karena kualitas dari batu marmer ini cukup bagus untuk

pembuat lantai atau meja karena tidak mudah pecah. Selain itu

pemerolehan bahan yang rata-rata sulit sehingga banyak dicari

oleh pembeli atau kolektor marmer.

(3) Batu Sabak

Gambar 2.13. Batu Sabak

Ciri umum batu sabak berwarna abu-abu tua, kehijau-

hijauan dan hitam. Batuan ini mudah terbelah menjadi

lempeng tipis yang saling melekat. Memiliki permukaan yang

kasar. Sebelum ada kertas, sabak dipergunakan sebagai papan

untuk menulis. Menurut proses terjadinya batu sabak berasal

dari batu serpih yang mengalami metamorphosis yaitu batuan

serpih yang mengalami perubahan suhu dan tekanan yang

tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari batuan mempermudah

hidup manusia dari perlengkapan rumah tangga sampai senjata

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

untuk mempertahankan hidup pada jaman dahulu. Adapun

manfaat batuan antara lain :

Jenny R.E Kaligis (1991: 109) menyatakan kegunaan

batuan antara lain :

(1) Untuk bahan pembuat alat perlengkapan rumah tangga

seperti meja, lantai dan lain-lain. Meja yang berasal dari

batu marmer dapat berfungsi sebagai meja makan atau meja

ruang tamu. Marmer memilki harga jual yang sangat tinggi

karena bahan sulit didapat serta memiliki warna yang

beraneka ragam sehingga menarik perhatian pembeli.

Gambar 2.14. Meja Ruang Tamu dari Batu Marmer

(2) Permata yang berfungsi untuk perhiasan mempunyai harga

jual yang tinggi. Bentuk serta warna yang beraneka ragam

dan dapat dibuat dalam berbagai bentuk seperti cincin,

kalung, liontin dan gelang.

Gambar 2.15. Perhiasan dari Batu Permata

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

(3) Asbes merupakan mineral yang berbentuk benang dapat

ditenun dan dijadikan kain untuk membuat seragam

pemadam kebakaran. Bahan tersebut tahan terhadap api

sehingga tidak membahayakan jiwa pemadam kebakaran.

Gambar 2.16. Baju Pemadam Kebakaran dari Asbes

(4) Mineral halus yang disebut talk digunakan untuk

melindungi kulit bayi dan mencegah iritasi. Mineral ini

terdapat pada bedak bayi.

Gambar 2.17. Mineral Talk pada Bedak Bayi

(5) Batu kapur yang dihaluskan menjadi semen banyak

digunakan untuk bahan bangunan.

Gambar 2.18. Batu Kapur Untuk Bahan Bangunan

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

(6) Garam batu dapat dibuat menjadi garam meja atau bumbu

masakan. Apabila terlalu banyak mengkonsumsi garam

meja akan mengakibatkan penyakit gondok. Selain itu bisa

digunakan sebagai obat untuk mengatasi gusi yang

bengkak.

Gambar 2.19. Garam Meja

Batuan akan memberikan banyak manfaat dalam kehidupan

sehari-hari apabila seseorang dapat mengolah serta

memanfaatkannya dengan baik, dengan dibekali berbagai

kemampuan serta keterampilan yang ada maka seseorang dapat

mengolah batuan tersebut menjadi peralatan yang berguna bagi

kehidupan misalnya sebagai bahan pembuat meja. Jadi dapat

ditarik sebuah kesimpulan mengenai kemampuan mengidentifikasi

jenis batuan adalah suatu potensi untuk menguasai keterampilan

dalam menganalisis batuan berdasarkan persamaan karakteristik

yang dimiliki antara data dari sumber tertulis dengan pengamatan

langsung terhadap objek pada proses pembelajaran.

2. Hakikat Media Realia

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan alat ataupun perangkat yang

digunakan dalam proses pembelajaran, Hujair AH.Sanaky (2009)

berpendapat, “Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan

dipergunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran” (hlm.3).

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sedangkan Sri Anitah berpendapat, “Media berasal dari bahasa

latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium, yang berarti sesuatu

yang terletak ditengah dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung

antara dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau

informasi” (2008: 1).

Mulyani Sumantri dan Johar Permana (2001) berpendapat,

“Pengertian media pengajaran adalah segala alat pengajaran yang

digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan

instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan

pencapaian tujuan tersebut” (hlm.153).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, pengertian media

pembelajaran adalah alat yang digunakan guru dalam pembelajaran dan

berfungsi sebagai perantara dalam menyampaikan materi sehingga dapat

tercapai tujuan pembelajaran secara semestinya.

b. Jenis Media Pembelajaran

Gerleach dan Ely dalam Daryanto (2010) mengelompokkan media

berdasarkan ciri-ciri fisiknya antara lain, “Pertama benda sebenarnya;

kedua presentasi verbal; ketiga presentasi grafis; keempat gambar diam;

kelima gambar gerak; keenam rekaman suara; ketujuh pengajaran

terprogram; kedelapan simulasi” (hlm.17).

Mengenai jenis media pembelajaran, Sri Anitah (2009)

mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat antara lain:

pertama, media visual yaitu yang dapat ditangkap dengan indera

penglihatan jadi media ini dapat dilihat secara langsung siswa; kedua

media audio merupakan jenis media yang didengar yaitu memiliki

karakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunti atau

suara-suara yang dapat ditangkap oleh telinga; ketiga media audio visual

media ini merupakan media yang tidak hanya dipandang atau diamati

tetapi juga dapat didengar; keempat media asli dan orang merupakan

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

benda yang sebenarnya dan media yang membantu pengalaman nyata

peserta didik (hlm.25-26).

Pendapat tersebut diperkuat oleh seorang peneliti yang

menyatakan, “Orang dapat berfungsi sebagai media dalam pembelajaran”

(Sri Anitah, et, all dalam Mulyani Sumantri, 2001:158).

Berpijak dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran diklasifikasikan menjadi empat yaitu, pertama media audio

yaitu media yang dapat dinikmati dengan indera pendengaran yaitu dengan

memenfaatkan dari bunyi atau suara suatu benda. Kedua media visual

media yang dapat dinikmati dengan indera penglihatan. Ketiga media audio

visual merupakan media yang penyajiannya dapat diamati dan juga

didengar oleh indera pendengar dan penglihatan misalnya televisi atau

video, media benda asli yaitu media diambil dari benda itu sendiri dan tidak

mengalami perbedaan dalam penyajiannya.

c. Fungsi Media Pembelajaran

Beberapa fungsi media pembelajaran antara lain : Pertama, media

pembelajaran digunakan untuk menyaksikan benda yang ada atau peristiwa

yang terjadi pada masa lampau. Dengan adanya benda-benda masa lampau

yang ditinggalkan maka seseorang dapat mengetahui kehidupan pada masa

lampau.

Kedua, media pembelajaran digunakan untuk mengamati benda

atau peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya jauh, berbahaya,

atau terlarang. Mempermudah pebelajar untuk mengetahui suatu objek yang

pencariannya sukar dijangkau. Ketiga, media pembelajaran digunakan untuk

memperoleh gambaran yang jelas tentang benda atau hal yang sukar diamati

secara langsung karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil misalnya

bakteri yang terdapat pada air dari tanaman padi yang membusuk. Dengan

adanya mikroskop maka mempermudah siswa dalam mengamati bakteri,

jadi media berperan sebagai penjelas materi.

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Keempat, media pembelajaran digunakan untuk mendengar suara

yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung, maksudnya suara-

suara yang bersumber dari benda hidup maupun tidak hidup dapat didengar

dengan jelas oleh siswa tanpa harus mencari sumber suara tersebut berasal.

Kelima media pembelajaran digunakan untuk mengamati dengan teliti

binatang-binatang yang sukar diamati secara langsung karena sukar

ditangkap misalnya burung. Melalui video yang tersaji pada media maka

siswa akan mudah untuk mengamati gerak-gerik burung tersebut (Hamdani,

2010).

Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran

dengan berbagai cara, yaitu: Pertama, dengan menghadirkan objek

sebenarnya dan objek yang langka. Dalam hal ini yang dimaksud dengan

objek langka yaitu objek yang jarang ditemui oleh siswa sehingga dengan

adanya media pembelajaran objek langka dapat dengan mudah dicermati.

Kedua, dengan membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya

yaitu dengan menggunakan benda contoh yang mirip dengan benda asli

karena memiliki ukuran besar sehingga tidak dapat dihadirkan di kelas.

Ketiga, dengan membuat konsep abstrak kekonsep konkret. Pengetahuan

yang bersikap kongkret kemudian di perjelas dengan penggunaan media

nyata dari materi yang telah diajarkan, sehingga anak terhindar dari

pemahaman verbal. Keempat, dengan memberi kesamaan persepsi.

Menyatukan berbagai persepsi yang muncul dari pembelajaran sehingga

materi yang diajarkan dapat diakui kebenarannya.

Kelima, dengan cara mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah

dan jarak dengan artian media tersebut berfungsi untuk memperjelas suatu

objek pembelajaran tanpa harus membuang banyak waktu, jumlah serta

jarak. Dalam hal ini media berfungsi secara efektif dan efisien (Hujair

AH.Sanaky, 2009).

Dari beberapa pernyataan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa

fungsi media pembelajaran yaitu : Pertama, dapat menghilangkan

pengetahuan verbal pada anak. Kedua, mengatasi hambatan yang

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

berkenaan dengan waktu, jarak dan biaya. Ketiga, dapat meningkatkan

kualitas dalam pembelajaran. Keempat, dapat merangsang tumbuhnya

motivasi belajar siswa. Kelima, siswa dapat memahami materi pelajaran

secara sistematis.

d. Kriteria Pemilihan Media

Dalam memilih media harus mempertimbangkan beberapa hal agar

dapat berfungsi secara semestinya dalam pembelajaran. Seorang pakar

secara rinci mendefinisikan prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan

dalam pemilihan suatu medis sebagai berikut:

Pertama memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran

dan bahan pengajaran yang akan disampaikan; kedua memilih

media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta

didik; ketiga memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan

guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya; keempat

memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau

pada waktu, tempat dan situasi yang tepat; kelima memilih media

harus memahami karakteristik dari media itu sendiri (Mulyani

Sumantri, 2001:156).

Jadi, dalam memilih media disesuaikan dengan komponen

pembelajaran yaitu materi, guru dan siswa agar media pembelajaran dapat

berfungsi secara sistematis dalam pembelajaran.

Selain itu media yang dipilih harus sesuai dengan : Pertama, tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai agar proses pembelajaran berjalan secara

stabil dan terarahkan. Kedua, bahan pelajaran atau materi yang hendak

diajarkan. Apabila media tidak sesuai dengan materi maka akan materi akan

sulit dipahami siswa. Ketiga, metode mengajar dengan demikian media

merupakan sarana edukatif bagi siswa melalui sistem pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan. Keempat, tersedia alat yang dibutuhkan dalam

pembelajaran, misalnya katrol. Melalui alat peraga katrol maka siswa akan

mengetahui penggunaan katrol serta fungsinya dalam kehidupan. Kelima,

pribadi pengajar yaitu disesuaikan dengan kemampuan guru dalam

menggunakan media tersebut. Keenam, minat dan kemampuan pembelajar

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

berupa media yang menarik dan sesuai dengan kemampuan siswa. Ketujuh,

situasi pengajaran yang sedang berlangsung berkaitan dengan mata

pelajaran yang diajarkan atau media pembelajaran sesuai dengan mata

pelajaran (Hujair AH.Sanaky, 2009:6).

Dari berbagai pendapat di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa dalam memilih media harus mempertimbangkan mengenai : a)

kesesuaian media dengan materi yang akan diajarkan oleh guru agar materi

dengan mudah dapat dicerna siswa, b) kesesuaian media dengan metode

pembelajaran sehingga pembelajaran bersifat variatif serta dan tidak

menimbulkan kerancuan pemahaman pada siswa, c) media yang baik

bersifat efektif dan efisien dalam pemerolehan serta penyajiannya, d) sesuai

dengan kemampuan peserta didik.

e. Pengertian Media Realia

Media realia merupakan media yang menampilkan keaslian dari

suatu benda, Hamzah B.Uno (2010) berpendapat, “Realia adalah benda

nyata yang digunakan sebagai bahan ajar. Pemanfaatan media ini tidak

harus selalu dihadirkan dalam ruangan kelas, tetapi dapat di gunakan dalam

suatu kegiatan observasi pada lingkungan” (hlm.125).

Basuki Wibawa (2001) berpendapat, “Realita atau realia adalah

benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya, tanpa perubahan artinya

media ini merupakan benda asli dari objek materi yang ingin diajarkan”

(hlm.81).

Sri Anitah (2009) berpendapat, “Realia atau disebut juga objek

adalah benda yang sebenarnya dalam bentuk utuh dengan tidak ada

perbedaan sedikitpun dengan bentuk aslinya, misalnya orang, binatang,

rumah dan sebagainya” (hlm. 25).

Dari berbagai pernyataan di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan

bahwa media realia adalah suatu media pembelajaran dalam bentuk utuh dan

asli dari benda sebenarnya dalam menyampaikan objek materi yang akan

diajarkan.

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

f. Jenis-jenis media realia

Media realia merupakan media yang menampilkan bentuk nyata dari

suatu benda, Heinich,et,all., dalam Hamzah B. Uno (2010) mengungkapkan

modifikasi penggunaan realia dalam proses pembelajaran dapat dilakukan

dengan tiga cara sebagai berikut:

Pertama cutaways atau potongan. Cutaways adalah belahan atau

potongan benda sebenarnya yang digunakan untuk dapat melihat

bagian dalam dari benda tersebut. Misalnya realia sebuah mesin,

dengan cara membelah mesin tersebut, peserta didk akan melihat

bagaimana kerja mesin tersebut. Kedua specimen atau contoh.

Specimen adalah bentuk media realia yang digunakan dalam bentuk

asli dari sebuah benda dalam jenis atau kelompoknya. Misalnya

kupu-kupu dalam berbagai jenis, atau insect-insect lain. Untuk

mempermudah pengamatan, pada umumnya speciement tersebut

dikemas atau diletakkan dalam botol, kotak atau tempat lain yang

dapat diobservasi. Ketiga exhibit atau pameran. Realia dapat

ditampilkan dalam bentuk pameran yang dirancang seolah berada

dalam lingkungan atau situasi yang sama sekali dengan bentuk asli.

Walaupun sudah berabad-abad penemuannya baik teksur, warna

maupun bentuknya tidak berubah sedikitpun. Dengan menghadirkan

media semacam itu siswa dapat mengetahui kehidupan yang terjadi

pada jaman dahulu melalui benda-benda peninggalan tersebut

(hlm.126).

Pendapat tersebut diperkuat oleh seorang pakar pendidikan secara

rinci mengungkapkan jenis-jenis media realia sebagai berikut:

Pertama, model adalah tiga dimensi yang mewakili benda

sebenarnya. Benda tiga dimensi mempunyai ukuran panjang, tinggi

dan lebar. Suatu model mungkin lebih besar, atau lebih kecil atau

sama dengan benda yang diwakili. Jadi model merupakan tiruan dari

benda sebenarnya; kedua specimen (specimey) merupakan bagian

atau pecahan dari benda yang sebenarnya, seperti : pecahan gelas,

mineral, kulit, batu-batuan, daun ranting dan lain-lain yang sering

diperlukan untuk keperluan pembelajaran dalam artian specimen

merupakan benda yang berasal dari pecahan benda yang sebenarnya

misalnya mengambil pecahan dari batuan atau tidak menghadirkan

benda tersebut dalam kondisi utuh; ketiga mock up adalah bagian

dari benda yang ingin ditunjukkan cara kerjanya. Dalam hal ini guru

hanya mengambil bagian dari benda tersebut tanpa menunjukkan

seluruh badan benda misalnya guru ingin menunjukkan cara kerja

mesin mobil, maka guru cukup menunjukkan bagian dari mesin itu

(Sri Anitah, 2009: 25).

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Berdasarkan pernyataan tersebut, penelitian ini menggunakan

specimen atau bagian dari benda nyata batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf. Pemilihan specimen ini berdasarkan pertimbangan agar

memudahkan siswa dalam mengidentifikasi batuan serta mengkaji materi

pembelajaran secara menyeluruh. Dapat disimpulkan bahwa specimen

adalah benda nyata yang digunakan untuk memperjelas suatu materi

dengan melibatkan kelompok dari suatu benda hidup maupun tidak hidup

dalam proses pembelajaran. Specimen dari benda asli berupa macam-

macam batuan dapat mempermudah siswa dalam mengidentifikasi batuan

sehingga dapat menambah khasanah pengetahuan siswa mengenai mata

pelajaran IPA. Dalam penelitian ini digunakan specimen batuan yaitu

berupa macam-macam batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf.

g. Pertimbangan Pemilihan Media Realia

Guru harus memperhatikan pemilihan media realia sebagai sumber

belajar. Berikut ini pertimbangan-pertimbangan pemilihan media realia

menurut beberapa ahli.

Menurut pakar secara rinci mengungkapkan ada beberapa hal yang

perlu dipertimbangkan oleh guru sebelum mempergunakan media realita

sebagai media pengajaran, sebagai berikut:

Pertama, karena benda nyata itu banyak macamnya, mulai dari

benda hidup sampai benda mati, maka perlu dipertanyakan benda

atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di

kelas secara efisien; kedua bagaimanakah caranya agar benda-benda

itu sesuai dengan pola mengajar di kelas; ketiga dari manakah kita

dapat memperoleh benda-benda itu (Basuki Wibawa dan Farida

Mukti, 2001: 81).

Selain hal tersebut di atas, guru hendaknya mempertimbangkan hal-

hal dalam mempergunakan benda nyata atau realia, Nana Sudjana dan

Ahmad Rivai (2001) menyatakan:

Pertama, benda atau makhluk hidup apakah yang mungkin

dimanfaatkan dikelas secara efisien; kedua bagaimana caranya agar

semua benda itu bersesuaian sekali terhadap pola belajar siswa;

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

ketiga dari mana sumbernya untuk memperoleh benda tersebut

(hlm.196).

Dari berbagai pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan mengenai

hal-hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilih media realia

sebagai media pembelajaran yaitu : a) Penentuan media realia. Dalam

melakukan media atau objek yang akan dihadirkan dikelas hendaknya

mempertimbangkan keefektifan media yaitu media bersifat sederhana dan

tidak mempersulit guru dalam penggunaannya. b) Penyesuaian terhadap

pola belajar siswa. Ketepatan dalam pemilihan media hendaknya

disesuaikan pula dengan pola belajar siswa agar materi dapat dengan

mudah diterima oleh anak didik dengan mudah melalui penggunaan media

tersebut. c) Sumber pemerolehan media. Dalam perolehan media realia

hendaknya guru tidak mencari sumber yang sulit dicari. Apabila dalam

pencarian media mengalami kesulitan baik itu keterbatasan jarak maupun

waktu, guru hendaknya mampu menuangkan ide kreatifnya dengan

membuat sendiri media tersebut.

3. Hakikat Metode NHT (Numbered Heads Together)

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode mengajar sering dipergunakan oleh guru untuk membuat

variasi dalam pembelajaran, Mulyani Sumantri (2001), “Metode

merupakan cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan situasi

pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi

kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang

memuaskan” (hlm.114).

Sedangkan Hamdani berpendapat, “Pengertian metode

pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan

pelajaran kepada siswa” (2010: 89).

Pada dasarnya pengertian metode adalah sama yaitu menitik

beratkan pada cara ataupun gaya dalam mengajar. Kesimpulan dari

pengertian metode pembelajaran adalah cara mengajar guru untuk

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

menyampaikan peembelajaran kepada siswa dengan menciptakan iklim

pembelajaran yang menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses

belajar sehingga tercapai prestasi yang memuaskan.

b. Pengertian NHT (Numbered Heads Together)

Numbered Heads Together merupakan metode yang melibatkan

pola interaksi yang bervariasi dan dapat membangkitkan motivasi dan

gairah siswa dalam belajar. Pola belajar yang bervariasi dapat berpengaruh

terhadap pertumbuhan, perkembangan serta prestasi siswa.

Menurut Maheady Michielli-Pendl, Harper dan Mallete dalam

Susan Bawn (2007: 44) : ” Numbered Heads with incentives was more

effective in raising academic achievement than Numbered Heads without

incentives and both methods were more advantageous for learning than

traditional methods”. Pendapat tersebut mempunyai arti yaitu kepala

bernomor dengan dorongan lebih efektif dalam meningkatkan prestasi

akademik dari kepala bernomor tanpa dorongan dan kedua metode itu

lebih menguntungkan untuk belajar dibandingkan metode tradisional.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa metode NHT lebih efektif daripada

metode konvensional dalam meningkatkan prestasi siswa.

Hamdani (2010) berpendapat, “Numbered Heads Together adalah

metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu

kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa”

(hlm.89).

Pendapat tersebut dikaitkan dengan kesimpulan seorang peneliti

yang menyatakan, “NHT merupakan suatu teknik yang memberi

kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu teknik ini juga

mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka”

(Anita Lie, 2008: 60).

Richard I. Arends (2010) berpendapat, “Numbered Heads Together

merupakan pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagan.

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Pendekatan ini dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam

review berbagai materi yang dibahas dalam sebuah pelajaran dan untuk

memeriksa pemahaman mereka tentang isi pelajaran itu” (hlm.16).

Dari berbagai pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa NHT

(Numbered Heads Together) merupakan suatu metode pembelajaran yang

efektif dengan teknik penomeran yang berfungsi membagikan ide dan

mempertimbangkan jawaban untuk mengetahui pemahaman siswa tentang

pembelajaran yang diperoleh dari guru.

c. Karakteristik NHT (Numbered Heads Together)

Dalam penggunaanya NHT memiliki beberapa karakteristik. Ciri

atau karakteristik ini memudahkan guru dalam pemilihan metode untuk

diterapkan pada materi yang akan diajarkan. Adapun karakteristiknya

menurut beberapa ahli yaitu :

Seorang pakar secara rinci mendefinisikan karakteristik NHT

sebagai berikut:

NHT merupakan kelompok diskusi dimana siswa mampu

menerima berbagai pendapat yang diterima dan disampaikan oleh

orang atau kelompok lain. Berbagai pendapat ini kemudian

dianalisis bersama, sehingga memunculkan pendapat yang paling

ideal atau bahkan tidak mendapatkan pendapat yang paling ideal

(Moh. Sholeh Hamid, 2011: 219).

Karakteristik yang dimiliki NHT, Muhammad Ali (1992)

menyatakan:

Model Number Head Together (NHT) melibatkan beberapa

kelompok dimana anak dikelompokan menjadi beberapa kelompok.

Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat honor, guru

memberi tugas kepada setiap siswa berdasarkan nomor, jadi setiap

siswa memiliki tugas berbeda.

Pendapat di atas diperkuat pernyataan dari Trianto (2007) yang

mengungkapkan, “Fase-fase dalam penerapan NHT yaitu : fase 1

penomoran, fase 2, mengajukan pertanyaan, fase 3 berfikir bersama, dan

fase 4 menjawab” (hlm.63).

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sedangkan karakteristik NHT itu sendiri adalah teknik ini

melibatkan siswa dengan berlatih berpikir bersama dalam sebuah

kelompok yang heterogen dengan melakukan penomoran terlebih dahulu

sebelum pembelajaran dimulai.

d. Manfaat NHT (Numbered Heads Together)

Model pembelajaran kooperatif NHT juga mempunyai beberapa

manfaat terhadap siswa yang mempunyai hasil belajar rendah, Lundgren

dalam Yusfy (2012) mendefinisikan manfaat NHT sebagai berikut:

Pertama, rasa harga diri menjadi lebih tinggi; kedua memperbaiki

kehadiran; ketiga penerimaan terhadap individu menjadi lebih

besar; keempat perilaku mengganggu menjadi lebih kecil; kelima

konflik antara pribadi berkurang; keenam pemahaman yang lebih

mendalam; ketujuh meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan

toleransi; kedelapan hasil belajar lebih tinggi.

Dengan beberapa manfaat yang telah dipaparkan di atas, maka

peneliti yakin penggunaan metode NHT dapat meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan khususnya pada mata pelajaran IPA kelas 5

SDN Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri.

e. Kelemahan dan Kelebihan NHT (Numbered Heads Together)

Metode ataupun teknik dalam mengajar mempunyai beberapa

kelebihan dan kekurangan, berikut ini kelebihan serta kekurangan metode

NHT antara lain:

Seorang pakar secara rinci mengungkapkan kelebihan dan

kekurangan NHT (Numbered Heads Together) sebagai berikut:

Pertama, kelebihan, setiap siswa menjadi siap semua, siswa dapat

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, siswa yang pandai

dapat mengajari siswa yang kurang pandai; kedua kelemahan,

kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh

guru, tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

(Hamdani, 2010: 90).

Dari kelemahan dan kelebihan metode tersebut dapat dijadikan

bahan pertimbangan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dengan materi yang akan diajarkan. Kreativitas pemilihan metode dapat

menjadi dasar tercapainya tujuan pembelajaran berkualitas tinggi selain itu

dapat pula menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif.

f. Tahapan dalam Pembelajaran NHT

Berikut ini tahapan maupun langkah-langkah pembelajaran di

dalam kelas, Richard I.Arends (2010) mendefinisikan langkah-langkah

dalam penggunaan NHT sebagai berikut:

Pertama numbering, guru membagi siswa menjadi beberapa tim

beranggota tiga sampai lima orang dan memberi nomor sehingga

setiap siswa pada masing-masing tim memiliki nomor antara 1

sampai 5. Kedua questioning, guru mengajukan pertanyaan kepada

siswa. Pertanyaannya bisa bervariasi. Pertanyaan itu bisa sangat

spesifik dan berkaitan dengan materi yang diajarkan. Ketiga heads

together, siswa menyatukan “kepalanya” untuk menemukan

jawabannya dan memastikan bahwa semua orang tahu jawabannya.

Pada intinya pada tahap ini siswa berdiskusi menyatukan

pendapatnya, memecahkan serta menemukan alternatif pemecahan

permasalahan yang dihadapi. Keempat answering, guru memanggil

sebuah nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang

memiliki nomor itu mengangkat tangannya dan memberikan

jawaban ke hadapan seluruh kelas (hlm.16).

Seorang pakar mendefinisikan langkah-langkah yang dilakukan

guru untuk menjalankan strategi NHT sebagai berikut:

Pertama, siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam

kelompok tersebut mendapat nomor kelompok; kedua guru

memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang

akan disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya

bersama kelompoknya; ketiga setiap kelompok mendiskusikan

jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat

mengerjakannya atau mengetahui jawabannya yang mewakili dari

kelompok tersebut; keempat untuk membahas hasil dari setiap

kelompok tersebut, guru memanggil nomor kelompok tertentu

untuk membahas jawaban mereka, kemudian memanggil nomor

kelompok lain untuk memberi tanggapan atas jawaban dari

kelompok yang mempresentasikan jawabannya; kelima begitu

seterusnya, hingga semua kelompok mendapatkan kesempatan

untuk mempresentasikan hasil jawaban kelompok mereka dan

kelompok yang lain menanggapi dengan aktif dan interaktif,

keenam terakhir, guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pembahasan dan pembelajaran tersebut (Moh. Sholeh Hamid,

2011: 219).

Sedangkan Hamdani (2010) mendefinisikan langkah-langkah

metode NHT antara lain:

Pertama, siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam

setiap kelompok mendapat nomor; kedua guru memberikan tugas

dan tiap-tiap kelompok disuruh untuk mengerjakannya. Kelompok

mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap

anggota kelompok dapat mengerjakannya; ketiga guru memanggil

salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil

melaporkan hasil kerja sama mereka; keempat siswa lain diminta

untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor lain;

kelima kesimpulan (hlm.90).

Adapun penerapan Numbered Heads Together (NHT) dalam

pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA pada materi jenis-jenis batuan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) guru mempersiapkan

materi pelajaran IPA yaitu mengenai jenis-jenis batuan, (2) guru menggali

pengetahuan siswa dengan bertanya jawab mengenai benda tidak hidup

yang berada disekitar lingkungan rumah, namun sebelum pelajaran

dimulai guru mengecek kehadiran siswa dengan absensi, (3) guru

menyampaikan materi pelajaran dan memperlihatkan media pembelajaran

berupa jenis batuan yang meliputi kelompok batuan beku, batuan sedimen,

dan metamorf, (4) siswa dibagi menjadi tiga kelompok masing-masing

kelompok beranggotakan 6 orang anak yaitu kelompok A, kelompok B,

kelompok C, kemudian memberikan nomor yang sama pada setiap

kelompok, (5) guru menjelaskan cara kerja kelompok yaitu tiap kelompok

disuruh mengamati, menganalisis dan mengidentifikasikan batuan

berdasarkan warna, tekstur, bentuk, struktur, keguanaan serta batuan

tersebut, (6) guru membagikan lembar kerja kelompok, (7) guru

memberikan macam-macam batuan pada tiap kelompok, (8) setiap siswa

mendapatkan tugas yang sama dalam kelompoknya yaitu

mengidentifikasikan jenis batuan dengan kalimat sendiri kemudian

menyatukan pendapat menjadi sebuah kesimpulan praktis mengenai

batuan yang sudah di amati serta diidentifikasi tersebut, (9) guru

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

memanggil nomor secara acak, (11) siswa yang mendapatkan nomor

tersebut bertugas mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas,

sedangkan kelompok lain bertugas memberikan tanggapan, (12) guru

memberikan kesimpulan mengenai pengamatan yang telah dilakukan, (13)

guru memberikan penguatan pada siswa, (14) guru dan siswa secara

bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari, (15) siswa

mengerjakan evaluasi, (16) guru memberikan refleksi dan pesan moral

pada siswa.

g. Tata Ruang Kelas Penerapan Metode NHT

Adapun tata ruang kelas dalam penelitian ini dapat ditunjukkan

pada gambar 2.20.

Gambar 2.20. Tata Ruang Kelas Penelitian

Keterangan gambar :

Gambar 1 : kelompok A.

Gambar 2 : kelompok B.

Gambar 3 : kelompok C.

Gambar 4 : meja guru.

Gambar 5 : papan tulis.

Gambar 6 : meja observer.

2

3 1

5

4

6

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian sebelumnya yang dipandang relevan dengan penelitian ini

adalah penelitian Nurman Yusuf (2011) yang berjudul “Peningkatan Kemampuan

Mengalikan Bilangan Pecahan Melalui Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif

Learning) Teknik NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD

Negeri 01 Jaten Karanganyar”. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa

teknik NHT terbukti dapat meningkatkan kemampuan mengalikan bilangan

pecahan dengan presentase siklus I dari 31 siswa 56,45% sudah memenuhi KKM,

sedangkan pada siklus II presentase naik menjadi 77,8%.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni sama-

sama menggunakan metode NHT. Dari sisi kelasnya juga mempunyai persamaan

yaitu diterapkan pada kelas V. Perbedaan penelitian Nurman Yusuf terletak pada

penerapan NHT pada mata pelajaran matematika, sedangkan pada penelitian ini

diterapkan pada mata pelajaran IPA. Sedangkan pada materi penelitian Nurman

Yusuf materi yang digunakan adalah kemampuan mengalikan bilangan pecahan

sedangkan pada penelitian ini menggunakan materi kemampuan mengidentifikasi

jenis batuan.

Selanjutnya penelitian Asih Murniati (2011) yang berjudul “ Penggunaan

Media Realita Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas 3

Sekolah Dasar Negeri III Sendangmulyo Tirtomoyo Wonogiri Tahun Ajaran

2010/2011”. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa media realita dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata

motivasi pra siklus 68,14 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 75,21 dan

siklus II meningkat menjadi 88,86. Penelitian tersebut memiliki persamaan

dengan variabel terikat pada penelitian ini yaitu penggunaan media realia.

Sedangkan untuk variabel bebasnya tidak sama. Penelitian Asih Murniati tentang

motivasi belajar sedangkan pada penelitian ini mengenai kemampuan

mengidentifikasi.

Penelitian lainnya adalah penelitian Agus Riyanto (2010) yang berjudul “

Peningkatan Keaktifan Dan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Dan Besar Sudut

Melalui Metode STAD Pada Peserta Didik Kelas IIIB SDN Wonorejo Tahun

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Ajaran 2009/2010”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode STAD dapat

meningkatkan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis dan besar sudut.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama

menggunakan variabel bebas mengenai kemampuan mengidentifikasi. Sedangkan

untuk perbedaannya mengenai metode dan kelas yaitu menggunakan metode

STAD sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode NHT pada kelas III

sedangkan pada penelitian ini menggunakan kelas V.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran merupakan suatu sistem yang berkesinambungan antara

pengajar dan peserta didik. Fasilitas pembelajaran berupa media pembelajaran

maupun alat peraga merupakan sarana pendukung tercapainya tujuan

pembelajaran. Dalam kategori khusus yang menjadi peran dominan dari

keberhasilan peserta didik adalah gaya mengajar guru atau metode mengajar yang

digunakan oleh guru, sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan,

menarik dan membangkitkan minat serta motivasi belajar siswa.

Berpijak pada pernyataan di atas kondisi awal pada kelas V SDN

Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun ajaran

2011/2012 kemampuan mengidentifikasi jenis batuan sangat rendah. Hal ini

dipengaruhi oleh gaya mengajar guru yang masih konvensional dan tidak

didukung penggunaan media pembelajaran secara maksimal. Pembelajaran

bersifat teacher centered karena guru hanya menggunakan metode konvensional

yaitu metode ceramah. Kegiatan menganalisis dan memikirkan secara ilmiah

mengenai jenis batuan belum terbangun. Oleh karena itu penelitian ini

menerapkan metode Numbered Heads Together (NHT) yang didukung dengan

penggunaan media untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.

Pada siklus pertama guru menerapkan metode NHT dengan media realia

jenis-jenis batuan. Hal ini dilakukan untuk membangun kemampuan awal

mengidentifikasi batuan pada siswa. Penemuan kelemahan pada siklus pertama

menjadi dasar pada perencanaan siklus dua. Pada siklus dua, penerapan metode

NHT dengan penggunaan media realia batuan ditambah dengan media gambar

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

yang dipadukan dengan praktikum uji kekerasan batuan, hal ini dilakukan untuk

memantapkan pemahaman siswa mengenai batuan. Logika pemikiran diolah

secara sistematis untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa.

Kelemahan yang masih terjadi, menjadi landasan untuk perencanaan tindakan

pada siklus berikutnya.

Dengan diterapkannya metode NHT yang didukung penggunaan media

secara tepat maka kemampuan mengidentifikasi batuan pada siswa dapat

meningkat. Kerangka berpikir dari paparan di atas dapat dilihat pada Gambar 2.21

sebagai berikut:

Gambar 2.21. Kerangka Berpikir

Penerapan metode

pembelajaran Numbered

Heads Together (NHT)

Siklus 2: Guru

menerapkan metode

NHT dan menggunakan

media realia batuan dan

gambar serta melakukan

praktikum uji kekerasan

batuan

Kondisi awal Pembelajaran bersifat

teacher centered,

sehingga siswa tidak

berperan aktif

didalamnya.

Kemampuan

mengidentifikasi jenis

batuan siswa rendah

Proses Siklus 1: Guru

menggunakan metode

NHT dengan media realia

batuan

Kondisi akhir

Dengan penggunaan

metode NHT

kemampuan

mengidentifikasi pada

siswa dapat meningkat

Siklus 3 dan

seterusnya

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan di atas, dapat diajukan

hipotesis penelitian bahwa “Penggunaan metode Numbered Heads Together

(NHT) yang didukung media realia dapat meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan dengan media realia pada siswa kelas V SDN

Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri tahun ajaran

2011/2012”.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi

Kabupaten Wonogiri dengan alasan : Pertama, pada SD tersebut terdapat

permasalahan dalam proses pembelajaran khususnya pada materi jenis batuan.

Kedua, lokasi mudah dijangkau karena jarak SD tersebut tidak jauh dengan

tempat tinggal sehingga memudahkan peneliti memperoleh data. Ketiga, metode

Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) belum pernah diterapkan di SDN

Ngadiroyo. Keempat, metode pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)

belum pernah diteliti di SDN Ngadiroyo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012

selama 5 bulan yang dimulai pada bulan Januari 2012 sampai pada bulan Mei

2012. Adapun perinciannya dapat dilihat pada lampiran 1 Tabel 3.1 halaman 107.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SDN Ngadiroyo Nguntoronadi

yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 8 putra dan 10 putri yang mayoritas mata

pencahariannya sebagai petani sehingga waktu belajar termasuk untuk memahami

materi batuan di rumah menjadi berkurang karena harus membantu orang tuanya

bekerja di sawah.

C. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti mencari

solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan di atas dengan

menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) jenis eksperimental yaitu

diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara

efektif dan efisien di dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Hal ini dapat

46

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

dikaitkan dengan pendapat seorang peneliti yang menyatakan, “Di dalam PTK,

peneliti harus dapat menentukan cara yang paling efisien agar tercapai tujuan

pembelajaran” (Zainal Aqib, 2006: 20). PTK mengangkat permasalahan yang

terjadi secara riil di dalam kelas khususnya dalam proses pembelajaran. Peneliti

mengidentifikasi masalah yang muncul dan harus mampu menemukan solusi

pemecahan masalah tersebut. Sehubungan dengan jenis penelitian yang telah

dipilih maka strategi penelitian yang digunakan dengan model siklus tujuannya

adalah untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi siswa serta menerapkan

metode NHT (Numbered Heads Together) pada mata pelajaran IPA.

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi dari penelitian ini adalah guru SD Negeri

Ngadiroyo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 dan siswa kelas V. Data yang

dikumpulkan antara lain : Silabus, RPP, nilai evaluasi, lembar observasi kegiatan

siswa dan guru, foto dan video.

E. Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data adalah :

1. Observasi atau pengamatan

Observasi dalam penelitian ini dilakukan pada pra siklus yaitu dengan

mengamati metode yang digunakan guru, penggunaan media dalam

pembelajaran, partisipasi siswa dalam pembelajaran, nilai evaluasi siswa,

perhatian siswa dalam pembelajaran, dan pemahaman siswa mengenai materi

batuan. Sedangkan pada siklus I dan siklus II, pengamatan dilakukan dengan

mengamati kegiatan guru dan siswa. Kegiatan siswa meliputi keaktifan siswa

selama proses pembelajaran berlangsung yang meliputi keaktifan individu baik

pada saat melakukan kerja kelompok maupun pada saat pembelajaran

berlangsung. Penilaian dilakukan dengan mengisi lembar keaktifan siswa.

Sedangkan untuk mengukur kemampuan mengidentifikasi jenis batuan

digunakan hasil belajar siswa yang diperoleh dari evaluasi pada akhir

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

pembelajaran. Observasi terhadap kinerja guru dilakukan oleh guru kelas yang

bertindak sebagai observator. Penilaian dilakukan dengan mengisi lembar

APKG I dan II.

2. Wawancara

Wawancara dilaksanakan dengan guru kelas V (Warsino, S.Pd.SD) dan

siswa kelas V SDN Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri.

Pada awal tindakan wawancara dilakukan dengan guru untuk mengetahui

permasalahan yang terjadi berkaitan dengan materi pada SD tersebut.

Wawancara dengan siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

kesulitan siswa dalam memahami jenis batuan. Wawancara setelah tindakan

dilakukan terhadap guru kelas mengenai kendala yang dihadapi pada proses

pembelajaran dan mencari solusi atas permasalahan tersebut dan mengatasi

kekurangan kinerja peneliti yang telah dilakukan. Sedangkan wawancara pada

siswa dilakukan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa

dalam memahami materi batuan.

3. Dokumentasi

Data dokumentasi dalam penelitian digunakan untuk memperoleh berbagai

arsip sebagai berikut : Silabus dan RPP digunakan peneliti dalam mengajar,

nilai kemampuan mengidentifikasi batuan sebelum dan sesudah penerapan

metode NHT (Numbered Heads Together) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar siswa menguasai materi batuan, dokumentasi berupa foto dan

video proses pembelajaran untuk mengetahui seberapa besar peran siswa dan

guru secara berkesinambungan dalam pembelajaran.

4. Tes

Tes atau evaluasi bersifat individu dan diberikan pada setiap akhir

pembelajaran. Tes dilakukan pada siswa kelas V dalam bentuk tertulis dengan

memberikan lembar evaluasi berisi pertanyaan yang berjumlah 10 nomor

mengenai kemampuan mengidentifikasi batuan yang telah dilakukan dan

materi yang telah dijelaskan guru.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

F. Validitas Data

Mengenai definisi validitas, Suharsimi Arikunto (2010) berpendapat,

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan sesuatu instrumen. Instrumen dapat dikatakan valid apabila

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat” (hlm.211).

Untuk mengembangkan validitas, peneliti menggunakan teknik triangulasi

yaitu :

1. Triangulasi sumber atau data

Mengenai definisi triangulasi sumber atau data, St. Y. Slamet dan

Suwarto (2007) berpendapat, “ Triangulasi sumber atau data mengarahkan

peneliti agar di dalam mengumpulkan data, ia wajib menggunakan beragam

sumber data yang tersedia “(hlm.54). Sumber yang digunakan untuk

mengumpulkan data berasal dari guru, siswa kelas V SDN Ngadiroyo, video

serta foto proses pembelajaran siklus I dan siklus II. Data dari guru berupa

lembar penilaian APKG. Data dari siswa berupa lembar keaktifan siswa dan

hasil tes siswa.

2. Triangulasi Metode

Mengenai definisi triangulasi metode, St. Y Slamet dan Suwarto (2007)

berpendapat, “ Metode ini bisa dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data

sejenis tetapi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda “

(hlm.54). Metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan melakukan

wawancara pada siswa dan guru. Observasi terhadap pembelajaran baik

observasi peneliti kepada siswa maupun observasi guru kelas pada kinerja

peneliti. Hasil tes siswa untuk mendapatkan informasi seberapa besar siswa

memahami dan menguasai materi batuan.

G. Analisis Data

Teknik analisis data kualitatif dalam penelitian ini menggunakan teknik

deskriptif kualitatif yaitu dengan membandingkan hasil antar siklus kemudian

ditarik kesimpulan. Analisis data awal pada penelitian ini bersumber dari tes

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

pra siklus siswa. Kemudian dilakukan presentase ketercapaian siswa.

Kemudian melakukan distribusi frekensi terhadap hasil belajar siswa. Langkah

selanjutnya adalah mencari rata-rata klasikal yang diperoleh siswa pada pra

siklus. Pada siklus I dan siklus II hasil belajar siswa dihitung melalui tabel

distribusi frekensi dengan mencari interval, frekuensi, presentase, dan rata-rata

klasikal. Selanjutnya silakukan perbandingan dari distribusi frekuensi pra

siklus sampai siklus II kemudian disajikan pada grafik kemudian ditarik

kesimpulan.

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan acuan yang digunakan peneliti untuk

menentukan keberhasilan penelitian. Indikator dalam penelitian ini adalah

peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dengan media realia

melalui metode NHT (Numbered Heads Together) pada siswa kelas V SDN

Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri dengan batas

ketuntasan minimal sebesar 66. Dalam penelitian ini dikatakan berhasil apabila

kemampuan siswa mengidentifikasi jenis batuan dapat mencapai 80% dari

jumlah keseluruhan siswa atau 14 siswa dari 18 siswa sudah mencapai KKM

yang telah ditetapkan.

I. Prosedur Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus, dalam setiap siklus

dilaksanakan sesuai dengan target pencapaian. Perencanaan siklus berikutnya

didasarkan pada kelemahan atau kendala yang dihadapi pada siklus tersebut.

Adapun prosedur yang diterapkan pada penelitian ini meliputi

beberapa tahap berikut :

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan

Perencanaan berawal dari identifikasi masalah yang terjadi dalam

pembelajaran. Adapun perincian tahap perencanaan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

1) Membuat skenario dalam pembelajaran yaitu dengan membuat RPP

(Rencana Pelaksanaan pembelajaran) mata pelajaran IPA materi jenis

batuan. RPP disesuaikan dengan SK dan KD dari silabus kemudian

menentukan indikator, tujuan pembelajaran serta langkah-langkah

pembelajaran yang akan dilakukan.

2) Pertemuan I : menyiapkan media realia batu apung, batu basalt,

batu obsidian, batu granit, batu andesit, batu konglomerat dan batu

pasir.

Pertemuan II : menyiapkan media realia batu gamping, batu serpih,

batu breksi, batu marmer, batu sabak dan batu genes.

3) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar pengamatan

kemampuan identifikasi, lembar penilaian kelompok, lembar kerja

kelompok, lembar evaluasi individu , APKG dan lembar keaktifan

siswa.

b. Tahap tindakan

Guru menerapkan rancangan RPP dalam pembelajaran pada materi

jenis batuan yang telah dibuat sebelumnya. Siklus 1 dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun tahap

pelaksanaan tindakannya sebagai berikut :

1) Guru menjelaskan materi jenis batuan kepada siswa daam kelompok

yang sudah dibentuk sebelumnya. Kelompok dibagi menjadi 3 yaitu

kelompok A, B dan C.

2) Siswa mengamati batuan dengan mengisi tabel pengamatan berupa

nama batuan, warna, tekstur, bentuk dan proses pembentukan.

3) Siswa melaksanakan kerja kelompok dengan metode NHT.

4) Guru memantau jalannya pengamatan.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati jalannya proses

pembelajaran. Pengamatan dilakukan terhadap keaktifan siswa,

kemampuan identifikasi siswa, hasil belajar siswa, kebenaran jawaban

siswa, lembar penilaian kerja kelompok dan penilaian kemampuan guru

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

(APKG) yang dilakukan oleh guru observator. Hal tersebut bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar hubungan pengajar dan siswa saling

berkesinambungan terhadap hasil belajar siswa dan mengetahui kelemahan

yang terjadi pada siklus I untuk dilakukan tindakan pada siklus berikutnya.

Pada tahap ini dilakukan pula wawancara dengan siswa dan guru kelas

untuk mengetahui untuk mendapatkan data yang akurat agar tujuan

penelitian dapat dicapai dengan semestinya.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi dilakukan penganalisisan terhadap jalannya

pembelajaran. Hasil dari refleksi ini didasarkan pada hasil pengamatan

serta nilai siswa. Nilai didapatkan dari nilai pada pertemuan pertama dan

kedua dengan melakukan analisis pelaksanaan proses pembelajaran dan

kemampuan mengidentifikasi batuan siswa. Hasil analisis data yang

diperoleh selanjutnya dijadikan sebagai bahan refleksi untuk perbaikan

pada siklus II.

e. Rancangan Siklus II

a. Tahap perencanaan

1) Melakukan pengidentifikasian terhadap masalah yang timbul pada

siklus I.

2) Melakukan solusi pemecahan masalah dengan melakukan wawancara

terhadap guru kelas.

3) Membuat skenario pembelajaran dengan membuat RPP dengan

menggunakan metode Numbered Heads Together (NHT).

4) Pertemuan I : menggunakan media realia dan gambar batu apung, batu

basalt, batu obsidian, batu granit, batu andesit, batu konglomerat dan

batu pasir.

Pertemuan II : menggunakan media realia dan gambar batu gamping,

batu serpih, batu breksi, batu marmer, batu sabak dan batu genes.

5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa instrumen penelitian berupa

lembar observasi kemampuan mengidentifikasi, lembar keaktifan

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

siswa, lembar penilaian kerja kelompok, dan lembar penilaian kinerja

guru (APKG).

b. Tahap tindakan

Pelaksanaan pada tahap ini sama dengan siklus I hanya sedikit

berbeda dengan media dan terdapat praktikum uji kekerasan batuan. Siswa

melakukan pengidentifikasian pada jenis batuan melalui gambar dan

media realia serta melakukan praktikum uji kekerasan batuan dengan

menuangkan hasil kerja pada lembar kerja kelompok berdasarkan kriteria

yang ditentukan. Pelaksanaan dilakukan 2 kali pertemuan dengan alokasi

waktu 2 x 35 menit.

c. Tahap observasi

Observasi dilakukan seperti halnya pada siklus 1 yaitu melakukan

pengamatan pada kegiatan pembelajaran guru dan siswa dengan

menggunakan metode NHT (Numbered Heads Together). Pengamatan

dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian dan pada akhir

siklus dilakukan evaluasi pada materi jenis batuan.

d. Refleksi

Hasil analisis data dari siklus II digunakan sebagai acuan untuk

menentukan tingkat ketercapaian tujuan sebesar 80%. Apabila belum

memenuhi target ketercapaian maka dilanjutkan pada siklus III. Adapun

siklus tersebut dapat dilihat pada gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1. Prosedur Penelitian Tindakan (Suharsimi Arikunto

(2010 : 137)

perencanaan

Siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

Siklus III

dan

seterusnta

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Letak Geografis SDN Ngadiroyo Nguntoronadi

Secara geografis SDN Ngadiroyo terletak di tengah dusun Tritis

Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri. Letak SDN Ngadiroyo

sangat strategis karena tidak terlalu jauh dengan jalan raya sehingga tidak

mempersulit siswa dalam hal akses transportasi. Selain itu proses belajar

siswa tidak terganggu oleh kendaraan. Selain itu SDN Ngadiroyo dekat

dengan lapangan sepak bola sehingga mempermudah siswa dalam proses

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran olah raga.

2. Keadaan Personil SDN Ngadiroyo Nguntoronadi

SDN Ngadiroyo mempunyai 12 pegawai yang terdiri dari 6 guru kelas

(5 guru kelas berstatus pegawai negeri dan 1 guru kelas berstatus Wiyata

Bhakti (WB), 1 guru PAI berstatus pegawai negeri, 1 guru OR (Olah Raga)

berstatus pegawai negeri, 1 guru katolik berstatus WB, 1 penjaga sekolah

berstatus WB, 1 guru SBK berstatus WB, 1 guru Bahasa Inggris berstatus

WB.

3. Keadaan Siswa SDN Ngadiroyo Nguntoronadi

Keadaan jumlah siswa SDN Ngadiroyo cukup banyak dan mayoritas

mata pencahariannya adalah petani. Data tahun ajaran 2011/2012

menunjukkan jumlah keseluruhan siswa SDN Ngadiroyo sebanyak 112 siswa

yang terdiri dari jumlah siswa laki-laki 54 dan jumlah siswa perempuan 58.

Siswa SDN Ngadiroyo terdiri dari 6 kelas yaitu kelas I 13 siswa, kelas

II 23 siswa, kelas III 22 siswa, kelas IV 14 siswa, kelas V 18 siswa, kelas VI

20 siswa.

54

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

4. Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Ngadiroyo Nguntoronadi

Keadaan sarana dan prasarana yang ada di SDN Ngadiroyo

Nguntoronadi sudah memadai. SD ini memiliki 1 ruang kantor kepala

sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang UKS, 1 ruang komputer, 1 ruang penjaga

dan dapur, 1 ruang karawitan, 1 lahan parkir dan 3 kamar mandi. Selain

sarana dan prasarana tersebut ada beberapa media pembelajaran yang

dapat berfungsi menunjang belajar siswa. Media pembelajaran tersebut

antara lain peta dunia, alat peraga matematika, alat peraga IPA, dan

gambar-gambar tersedia pula alat olahraga yang seperti bola sepak, bola

voli, bola basket dan bola kasti.

Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan pada luar jam pelajaran

sekolah. Adapun ekstra kurikulernya antara lain karawitan, pramuka dan

komputer yang dibimbing oleh bapak dan ibu guru SDN Ngadiroyo. Selain

itu SDN Ngadiroyo juga meraih beberapa prestasi baik akademik maupun

non akademik.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Deskripsi Kondisi Awal

a. Observasi Awal Terhadap Nilai Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Siswa

Kondisi awal pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

khususnya kemampuan mengidentifikasi batuan siswa kelas V SDN

Ngadiroyo tahun ajaran 2011/2012 diperoleh dari kegiatan observasi dan

wawancara awal yang dilakukan peneliti sebelum tindakan pada Jumat 13

Januari 2012.

Berdasarakan deskripsi observasi dan wawancara awal yang dilakukan

peneliti terhadap guru kelas dan siswa diperoleh keterangan bahwa

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam khususnya identifikasi jenis batuan

menunjukkan hasil yang belum memuaskan. Pembelajaran selama ini

dilaksanakan secara teacher centered atau berpusat pada guru sehingga

siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Metode yang digunakan

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

bersifat konvensioanal yaitu menggunakan metode ceramah. Selain itu

guru kurang melibatkan siswa dalam berbagai kegiatan pembelajaran

misalnya melakukan demonstrasi, bereksperimen atau observasi sehingga

pembelajaran terkesan monoton dan membosankan bagi siswa yang dapat

berdampak siswa sering lupa dengan pelajaran yang telah diberikan oleh

guru.

Kelemahan tersebut di atas, terletak pada kurangnya pemahaman

siswa terhadap materi. Siswa cenderung belum memahami ciri-ciri,

manfaat dan proses pembentukan batuan yang dimiliki setiap batuan. Oleh

karena itu perlu adanya penekanan pada materi batuan agar tidak

berdampak pada jenjang berikutnya yang akan ditempuh oleh siswa.

Kondisi awal kemampuan mengidentifikasi batuan dapat dilihat pada

Tabel 4.1 dan lampiran 2.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Denagn Media

Realia Melalui Mentode NHT (Numbered Heads Together)

Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

No.

Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi % Keterangan

1. 20-28 8 24 192 44,46% Belum Tuntas

2. 29-37 2 33 66 11,11% Belum Tuntas

3. 38-46 3 42 126 16,66% Belum Tuntas

4. 47-55 1 51 51 5,55% Belum Tuntas

5. 56-64 0 60 0 0% -

6. 65-73 4 69 276 22,22% Tuntas

Jumlah 18 279 711 100%

Rata-rata = 711 : 18 = 39,5

Ketuntasan Klaksikal = 4 : 18 x 100 = 22,22%

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

pada pada Gambar 4.1 sebagai berikut :

Gambar 4.1. Histogram Data Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus)

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media

Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.1 dan Gambar 4.1 diperoleh data yang

menunjukkan nilai rata-rata kelas sebesar 39,5. Siswa yang memperoleh nilai

20-28 sebanyak 8 siswa (44,46%). Siswa yang memperoleh nilai 29-37

sebanyak 2 siswa (11,11%). Siswa yang memperoleh nilai 38-46 sebanyak 3

siswa (16,66%). Siswa yang memperoleh nilai 47-55 sebanyak 1 siswa

(5,55%). Siswa yang memperoleh 56-64 tidak ada. Siswa yang memperoleh

nilai 65-73 sebanyak 4 siswa (22,22%). Hasil tes di atas menunjukkan

sebagian besar dari jumlah siswa belum mencapai ketuntasan. Maka perlu

diadakannya peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I. Apabila belum

terjadi peningkatan yang sesuai dengan indikator kinerja maka penelitian

dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya sampai peningkatan memenuhi

target indikator kinerja yang telah ditentukan. Adapun data ketuntasan pra

siklus dapat diketahui pada tabel 4 sebagai berikut :

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Tabel 4.2. Hasil Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia

Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together) Siswa

Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Nilai Terendah 20

Nilai Tertinggi 70

Rata-rata nilai 39,5

Siswa Tuntas Belajar 4 siswa (22,23%)

Siswa Tidak Tuntas Belajar 14 siswa (77,77%)

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh rata-rata kelas sebesar 39,5. Nilai

rata-rata kelas tersebut masih sangat kurang dengan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) di SD Negeri Ngadiroyo sebesar 66. Siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 4 siswa (22,23%), sedangkan siswa

yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 14 siswa (77,77%).

Kemampuan mengidentifikasi yang rendah ini perlu diatasi yaitu dengan

menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together). Melalui metode

tersebut diharapkan terjadi peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis

batuan pada siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo tahun ajaran 2011/2012.

b. Observasi Awal Terhadap Keaktifan Siswa

Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti, menunjukkan

kurangnya antusias siswa dalam pembelajaran. Sebagian siswa belum fokus

terhadap materi yang diajarkan guru. Pembelajaran cenderung bersifat pasif

tanpa melibatkan siswa secara sktif menyeluruh. Hal ini menjadi tolok ukur

peneliti untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam setiap

siklusnya. Keaktifan siswa dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa,

maka dari itu perlu adanya peningkatan keaktifan siswa. Adapun hasil

observasi keaktifan pada pra siklus dapat di lihat pada Tabel 4.3 dan lampiran

4 di bawah ini.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 4.3. Data Hasil Observasi Kektifan Siswa Pra Siklus Terhadap

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V

SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

No. Aspek Yang Diamati Frekuensi Presentase

1. Perhatian 10 55,55 %

2. Keaktifan 7 38,88%

3. Kerja sama 9 50%

4. Penyajian Hasil Kerja 3 16,66%

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat digambarkan ke dalam grafik pada

Gambar 4.2 sebagai berikut :

Gambar 4.2. Histogram Data Hasil Observasi Keaktifan Pra Siklus

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V

SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.2 diperoleh gambaran tentang

kegiatan siswa terhadap proses pembelajaran siklus I sebagai berikut :

a) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 orang, terdapat 10 siswa

atau 55,55% mempunyai sikap perhatian dalam proses pembelajaran.

Sedangkan 8 siswa lain belum menunjukkan sikap perhatian terhadap

pembelajaran. Seringkali siswa mengobrol sendiri dan ada yang

mengantuk dan bersandar dimeja. Hal ini menunjukkan tingkat perhatian

siswa masih rendah. Adapun kegiatan yang dapat menunjukkan sikap

perhatian dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang tidak gaduh sendiri

10

7 9

3 0

5

10

15

Perhatian Keaktifan Kerja sama Penyajian Hasil Kerja

Fre

ku

ensi

Aktivitas Siswa Pra Siklus

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

ketika guru menyampaikan materi dan memahami dengan sungguh-

sungguh materi yang diajarkan guru.

b) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 siswa. Terdapat 7 siswa

(38,88%) aktif dalam pembelajaran. Sedangkan 11 siswa lainnya belum

menunjukkan adanya sikap keaktifan dalam pembelajaran. Sebagian siswa

apabila diberikan pertanyaan oleh guru masih bingung. Sebagian siswa

memberikan jawaban walaupun belum tepat namun sebagian diam. Hal ini

menunjukkan rentan keaktifan siswa juga masih rendah dalam hal bertanya

maupun menjawab pertanyaan. Kegiatan yang dapat menunjukkan

keaktifan siswa yaitu menjawab pertanyaan dari guru dan memberikan

pendapat pada saat proses pembelajaran berlangsung.

c) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 siswa. Terdapat 9 siswa

(50%) mempunyai sikap kerjasama dalam melakukan kerja kelompok atau

diskusi. Sedangkan 9 siswa lain belum menunjukkan sikap kerja sama

dalam berdiskusi. Diskusi dilakukan dengan teman sebangku. Sebagian

siswa bermain sendiri dengan temannya dan membiarkan temannya satu

kelompok bekerja sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap kerja sama

siswa masih kurang. Kegiatan yang dapat menunjukkan sikap mempunyai

kerja sama yaitu siswa mempunyai sikap sungguh-sungguh dalam bekerja

kelompok dan anggota kelompok mampu memberikan pendapat yang

membangun dalam memecahkan suatu masalah dalam kelompok.

d) Secara keseluruhan siswa yang yang terdiri dari 18 siswa, terdapat 3 siswa

(16,66%) yang mampu menyajikan hasil kerja kelompok dengan baik.

Penyajian hasil kelompok dengan menulis dipapan tulis. Namun sebagian

kelompok hanya disuruh mengumpulkan jawabannya. Sehingga kelompok

lain tidak mendapat kesempatan menyajikan hasil diskusi dipapan tulis.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak semua kelompok belum berperan secara

aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga kemampuan anak dalam

berdiskusi belum terasah dengan baik. Maka perlu diadakannya

peningkatan pada keaktifan siswa.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2. Deskripsi Siklus I

Siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan Selasa

14 April 2012. dan pertemuan II dilaksanakan Jumat 20 April 2012. Setiap

pertemuan mempunyai alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Siklus I

terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan berguna untuk merencanakan dan

mempersiapkan pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan dalam siklus I.

Pada tahap perencanaan peneliti melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran di kelas V. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan,

diperoleh informasi menunjukkan kondisi kemampuan mengidentifikasi

batuan masih sangat rendah. Kemudian langkah selanjutnya peneliti

melakukan koordinasi dengan guru untuk memecahkan permasalahan yang

terjadi. Alternatif pemecahan masalah dilakukan untuk memperbaiki

kualitas kemampuan mengidentifikasi batuan sehingga dapat meningkat

sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Alternatif yang dipilih peneliti dan

guru adalah menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together).

Perincian langkah-langkah urutan yang dilakukan dalam siklus I adalah

sebagai berikut :

1) Membuat RPP mata pelajaran IPA kelas V yang berpatokan dengan

silabus pembelajaran materi batuan. Pada siklus I dan II menggunakan

SK dan KD yang sama. Namun indikatornya setiap pertemuan

berbeda karena disesuaikan dengan cakupan materi yang diajarkan

oleh guru. Pengukuran tingkat kemampuan mengidentifikasi batuan

dilakukan secara individu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh

mana siswa memahami jenis batuan, ciri beserta proses

pembentukannya. Soal evaluasi didasarkan pengamatan yang telah

dilakukan pada siklus I dan siklus II.

2) Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. Media

pembelajaran yang digunakan pada siklus I adalah media realia

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

batuan. Hal ini bertujuan untuk membangun kemampuan awal siswa

terhadap materi.

3) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar LKS, soal evaluasi

individu dan lembar observasi keaktifan. LKS digunakan pada setiap

pertemuan siklus I yaitu mengisi tabel berdasarkan pengamatan yang

telah dilakukan. Pada evaluasi siswa, tingkat kesukaran soal

menggunakan kisi-kisi soal yang terdiri dari pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Pengukuran tingkat

kesukaran soal dilakukan dengan kriteria C1-C5. Adapun presentase

tingkat kesukaran soal 20% soal mudah, 20% soal sukar dan 60% soal

sedang. Soal evaluasi disesuaikan dengan pengamatan yaitu mengenai

warna batuan, tektur batuan, bentuk dan proses pembentukan. Lembar

observasi keaktifan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

keaktifan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahap melaksanakan

semua rencana yang telah disusun dalam tahap perencanaan. Pada tahap

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru dalam

mengkondisikan siswa. Peneliti berperan sebagai guru dan guru kelas

berperan sebagai observator untuk menilai kemampuan kinerja peneliti

dalam proses pembelajaran. Alokasi waktu yang digunakan pada setiap

pertemuan adalah 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Perincian tahap

pelaksanaan tindakan selengkapnya sebagai berikut :

a) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa 17 April 2012. Alokasi

waktu yang digunakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Media yang

digunakan guru adalah media realia batu apung, batu basalt, batu

obsidian, batu granit, batu andesit, batu konglomerat dan batu pasir.

Siswa mengamati batuan dengan kerja kelompok. Pertemuan I terdiri

dari tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti dan tahap akhir

pembelajaran.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Tahap kegiatan awal dimulai dengan mengkondisikan siswa yang

bertujuan agar dengan mudah materi dapat dipahami siswa secara

menyeluruh tanpa adanya hambatan dalam belajar. Kegiatan

selanjutnya, siswa berdoa sesuai agama dan kepercayaannya masing-

masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru mengucapkan

salam pembuka. Kemudian guru melakukan absensi terhadap semua

siswa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah siswa yang masuk dan

tidak masuk pada hari tersebut. Kemudian guru melakukan apersepsi

dengan bertanya jawab kepada siswa “ketika gunung meletus yang

dikeluarkan apa saja?”. Pertanyaan tersebut dijawab oleh sebagian

siswa dengan jawaban yang kurang tepat. Sebagian siswa masih

bingung dalam menjawab pertanyaan. Hal ini diakibatkan kurangnya

pemahaman siswa terhadap materi batuan. Setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi jenis

batuan beku dan batuan sedimen. Kemudian guru mengajak siswa

melakukan yel-yel kelas untuk menambah motivasi serta semangat

dalam belajar.

Tahap kegiatan inti terdapat 3 kegiatan yaitu eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi dimulai dengan bertanya jawab

mengenai macam-macam batuan beku dan batuan sedimen. Seteh itu

guru menjelaskan jenis batuan beku dan batuan sedimen. Setelah itu

siswa melakukan pengamatan terhadap batuan.

Tahap kegiatan elaborasi dimulai dengan melakukan kerja

kelompok yang sudah dibentuk sebelumnya. Guru membagi siswa

menjadi 3 kelompok yaitu kelompok A,B dan C. Pada setiap

kelompoknya terdiri dari 6 anak. Guru membagikan lembar kerja

kelompok, kemudian guru memberikan nomor 1-6 pada setiap

kelompok (LKS). Siswa mengamati batu apung, batu obsidian, batu

granit, batu basalt, batu andesit, batu konglomerat dan batu pasir

kemudian menuliskan hasil pengamatan pada lembar kerja kelompok.

Lembar kerja kelompok berbentuk kolom yang terdiri dai nama

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

batuan, warna batuan, tekstur batuan, bantuk dan proses pembentukan

batuan. Guru membimbing dan mengarahkan siswa dalam melakukan

kerja kelompok. Setelah semua kelompok selesai melakukan

pengamatan dilakukan pengocokan nomer oleh guru. Pengocokan

dilakukan 2 putaran. Pada putaran pertama nomor yang keluar dari

kocokan adalah nomor 6. Dan untuk putaran kedua nomor yang keluar

adalah nomor 3. Pada putaran pertama menyampaikan 3 batuan

terlebih dahulu. Kemudian untuk putaran kedua menyampaikan 4

batuan. Setiap kelompok yang wajib mempresentasikan hasil kerja

kelompok adalah siswa yang mendapatkan nomer 6. Kelompok A

menyampaikan hasil kerja kelompok kedepan kelas. Kemudian

kelompok B wajib memberikan sanggahan ataupun tambahan terhadap

kelompok A. Kelompok C memberikan sanggahan dan tambahan

terhadap hasil kerja kelompok A berdasarkan pengamatan yang telah

dilakukan.

Kegiatan selanjutnya adalah kelompok B menyampaikan hasil

kerja kelompoknya kedepan kelas. Kelompok A memberikan

sanggahan dan tambahan terhadap hasil kerja kelompok B. Kelompok

C memberikan sanggahan dan tambahan berdasarkan pengamatan

yang telah dilakukan. Kemudian kelompok C menyampaikan hasil

kerja kelompoknya. Seperti kegiatan diatas. Kelompok A dan B

melakukan penambahan jawaban dan sanggahan terhadap hasil kerja

kelompok C. Untuk putaran kedua pelaksanaan dilakukan seperti

pada putaran pertama. Pada tahap konfirmasi guru melakukan

penyimpulan terhadap pengamatan yang dilakukan. Guru melakukan

tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang belum jelas.

Pada kegiatan akhir siswa dan guru menyimpulkan pembelajaraan

secara bersamaan. Kemudian siswa mengerjakan evaluasi yang

diberikan guru. Siswa mengumpulkan pekerjaan kedepan kelas.

Kemudian guru menyampaikan pesan kepada siswa untuk belajar pada

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

materi selanjutnya yaitu batuan metamorf. Selanjutnya guru

mengucapkan salam penutup.

b) Pertemuan II

Pelaksanaan tindakan pada pertemuan II sama dengan pertemuan

I yaitu membutuhkan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).

Pertemuan II dilaksanakan pada Jumat 20 April 2012. Media yang

digunakan pada pertemuan II adalah media realia batu marmer, batu

genes dan batu sabak. Pada pertemuan II terdiri dari 3 tahap yaitu

tahap kegiatan awal, tahap kegiatan inti dan tahap kegiatan akhir.

Tahap kegiatan awal dimulai dengan mengkondisikan siswa.

Kemudian melakukan doa bersama sebelum pembelajaran dimulai

yang dipimpin oleh ketua kelas. Setelah itu guru mengucapkan salam

pembuka dan melakukan absensi terhadap siswa yang tidak masuk

pada hari tersebut. Apersepsi dilakukan dengan bertanya jawab untuk

mengulang kembali materi yang telah diajarkan pada pertemuan I

yaitu mengenai “ Apa pengertian batuan?”. Kemudian siswa

menjawab secara serentak dengan jawaban yang tepat. Kemudian guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat menjelaskan

macam-macam batuan metamorf beserta manfaatnya dalam kehidupan

sehari-hari. Setelah itu guru membangun motivasi siswa dengan

melakukan yel-yel kelas secara serentak dan penuh semangat.

Tahap kegiatan inti terdiri dari 3 tahap yaitu eksplorasi, elaborasi

dan konfirmasi. Kegiatan eksplorasi dimulai dengan siswa membaca

materi secara bersama-sama sebelum materi diajarkan. Hal ini

bertujuan untuk menggali kemampuan siswa dalam memahami materi

batuan. Kemudian guru menjelaskan secara rinci mengenai ciri utama,

proses pembentukan, dan manfaat batuan metamorf dalam kehidupan

sehari-hari. Kemudian guru menunjukkan media realia batuan

sedimen dan batuan metamorf.

Pada tahap elaborasi siswa melakukan kerja kelompok dengan

melakukan pengamatan pada batuan. Guru membagikan lembar kerja

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pkelompok (LKS) pada masing-masing kelompok. Guru memberikan

nomor 1-6 terlebih dahulu sebelum pengamatan dimulai. Setelah itu

tiap-tiap kelompok melakukan pengamatan terhadap batuan yang

diberikan oleh guru. Setelah semua kelompok selesai melakukan

pengamatan, guru melakukan pengocokan nomor. Pengocokan

dilakukan sama seperti pada pertemuan I yaitu sebanyak dua putaran.

Untuk putaran pertama yang keluar adalah nomor 5. Dan untuk

putaran kedua nomor yang keluar adalah 6. Pada putaran pertama

siswa menyajikan 3 batuan dan untuk putaran kedua tiap kelompok

menyampaikan 3 batuan. Untuk putaran pertama setiap siswa yang

mendapatkan nomer 5 maju menyampaikan hasil kerja kelompok.

Penyajian diawali oleh kelompok A. Kemudian kelompok B dan C

memberikan sanggahan dan tambahan terhadap kelompok A.

Kemudian kelompok B menyampaikan hasil kerja kelompok

sedangkan kelompok A dan C memberikan tambahan dan sanggahan

terhadap hasil kerja kelompok B. Setelah itu kelompok C

menyampaikan hasil pengamatan. Kelompok A dan B wajib

memberikan sanggahan maupun tambahan terhadap kelompok C.

Pada putaran kedua pelaksanaan seperti diatas. Pada tahap konfirmasi

guru memberikan kesimpulan terhadap pengamatan yang telah

dilakukan. Kemudian guru melakukan tanya jawab terhadap materi

yang belum jelas kepada siswa.

Pada tahap kegiatan akhir guru dan siswa melakukan kesimpulan

terhadap kegiatan pembelajaran secara bersama-sama. Kemudian

siswa mengerjakan soal evaluasi yang diberikan oleh guru. Setelah itu

siswa mengumpulkan pekerjaan kedepan kelas. Guru menyampaikan

pesan kepada siswa untuk rajin belajar dirumah. Kemudian guru

menyampaikan salam penutup.

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

c. Tahap Observasi

Observasi yang dilakukan meliputi observasi keaktifan siswa dan

kinerja peneliti dalam proses pembelajaran. Observasi terhadap keaktifan

siswa bertujuan untuk mengukur tingkat keaktifan pada saat proses

pembelajaran. Pembelajaran yang kondusif apabila siswa aktif dan kinerja

guru yang kompeten dapat pencapaian tujuan pembelajaran. Observasi

terhadap kinerja peneliti bertujuan untuk mengetahui keterampilan guru

dalam menyampaikan materi. Observasi keaktifan dinilai berdasarkan

kriteria pada lembar observasi keaktifan siswa. Adapun kriteria tersebut

adalah perhatian, keaktifan, kerja sama dan penyajian hasil kerja. Apabila

keempat aspek tersebut dapat tercapai maka siswa masuk dalam kriteria

aktif. Apabila siswa belum mencapai dari keempat aspek tersebut maka

siswa tergolong siswa yang kurang aktif. Kesinambungan antara keempat

aspek tersebut akan menciptakan sebuah iklim pembelajaran yang

kondusif.

(1) Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Hasil observasi aktivitas siswa dilakukan pada setia pertemuan.

Observasi digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa. Observasi

tersebut meliputi perhatian, keaktifan, kerjasama dan penyajian hasil

kerja. Observasi aktivitas siswa diiisi oleh peneliti dengan lembar

observasi keaktifan siswa. Selama pembelajaran, guru memantau

keaktifan siswa hingga pembelajaran selesai. Hal ini bertujuan

mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dan meninjau kelemahan

yang terjadi pada pembelajaran. Peneliti meninjau ulang hasil

pengisian lembar observasi dengan melihat video rekaman kegiatan

dan foto yang diambil oleh teman peneliti untuk mendapakan data

yang akurat. Perincian observasi yang dilakukan pada peneliti dan

siswa dapat dilihat pada tabel 4.4 dan lampiran 11 sebagai berikut.

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Tabel 4.4. Data Hasil Observasi Kektifan Siswa Siklus I Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, dapat digambarkan kedalam grafik

seperti pada Gambar 4.3 sebagai berikut :

Gambar 4.3. Histogram Data Hasil Observasi Terhadap Keaktifan

siswa Siklus I Dalam Peningkatan Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Gambar 4.3 diperoleh gambaran tentang

kegiatan siswa terhadap proses pembelajaran siklus I sebagai berikut :

(a) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 orang, terdapat 17 siswa

atau 94,44 % mempunyai sikap perhatian dalam proses pembelajaran.

Nilai tersebut diperoleh berdasarkan rata-rata pertemuan I dan II yaitu 16

17 14 16

5 0

5

10

15

20

Perhatian Keaktifan Kerjasama Penyajian hasil kerja

Fre

ku

ensi

Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek yang

Diamati

Pertemuan I Pertemuan II Rata-rata Pertemuan

I dan II (Siklus I)

fi % fi % fi %

1. Perhatian 16 88,88% 18 100% 17 94,44%

2. Keaktifan 15 83,33% 13 72,22% 14 77,77%

3. Kerjasama 15 83,33% 17 94,44% 16 88,88%

4. Penyajian

hasil kerja 4 22,22% 6 33% 5 27,77%

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

siswa (88,88%) dan 18 siswa (100%). Hal ini menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan keaktifan siswa disetiap pertemuan siklus I.

Kegiatan yang dapat menunjukkan sikap perhatian dapat dilihat dari

tingkah laku siswa yang tidak gaduh sendiri ketika guru menyampaikan

materi dan memahami dengan sungguh-sungguh materi yang diajarkan

guru.

(b) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 siswa. Terdapat 14 siswa

(77,77%) aktif dalam pembelajaran. Terdapat penurunan keaktifan pada

pertemuan pertama sebanyak 15 siswa (83,33%) dan 13 siswa (72,22%).

Hal ini diakibatkan sebagian siswa masih bingung dengan nama batuan

dan manfaat pada batuan. Kegiatan yang dapat menunjukkan keaktifan

siswa yaitu menjawab pertanyaan dari guru dan memberikan pendapat

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

(c) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 siswa. Terdapat 16 siswa

(88,88%) mempunyai sikap kerjasama dalam melakukan kerja kelompok

pada siklus I. Diperoleh data terjadi peningkatan pada setiap pertemuan.

Terdapat 15 siswa (83,33%) dan 17 siswa (94,44%). Kegiatan yang dapat

menunjukkan sikap mempunyai kerja sama yaitu siswa mempunyai sikap

sungguh-sungguh dalam bekerja kelompok dan anggota kelompok

mampu memberikan pendapat yang membangun dalam memecahkan

suatu masalah dalam kelompok.

(d) Secara keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 siswa. Terdapat 5 siswa

(27,77%). Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat peningkatan pada

setiap pertemuan. 4 siswa (22,22%) dan 6 siswa (33%). Diketahui bahwa

penyajian kerja kelompok didepan kelas sangat rendah dibandingkan

dengan aspek yang lain dikarenakan sebagian siswa pengucapan pada

saat menyajikan materi terdapat kesalahan. Kegiatan yang dapat

menunjukkan menyajikan hasil kerja kelompok yaitu siswa dapat

menyajikan hasil kerja kelompok dengan baik yang meliputi pelafalan

dan percaya diri yang kuat.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

b. Hasil Observasi Terhadap Kinerja Guru (Peneliti)

Observasi terhadap kinerja peneliti diamati oleh guru kelas. Guru

kelas bertindak sebagai observer sedangkan peneliti bertindak sebagai

guru. Observer bertugas melakukan penilaian pada RPP yang digunakan

peneliti (APKG I) dan kinerja peneliti pada saat proses pembelajaran

(APKG II). Penilaian APKG I berdasarkan kejelasan perumusan tujuan,

ketepatan pemilihan materi ajar, kerincian skenario pembelajaran, dan

penggunaan media.

Penilaian APKG II didasarkan pada ketepatan penerapan metode

NHT (Numbered Heads Together) yang dilakukan. Penyusunan RPP

berdasarkan pada fase atau langkah-langkah yang dikemukakan oleh para

ahli. Pada pertemuan I peneliti mendapatkan nilai sebesar 3,3 sedangkan

pada pertemuan II sebesar 3,5. Penilaian kinerja guru dilakukan dengan

mengisi lembar APKG II. Pada pertemuan I peneliti mendapatkan nilai

3,55 sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,63. Dengan demikian peneliti

mendapatkan nilai dengan kriteria baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 4.5 lampiran 23 sebagai berikut

Tabel 4.5. Data Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap

Kinerja Guru (Peneliti) Siklus I Dalam Peningkatan

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media

Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahuna Ajaran

2011/2012

No. Aspek yang diamati Pertemuan I Pertemuan II

Siklus I

(Rata-rata

Pertemuan

I dan II)

1. APKG I 3,3 3,5 3,4

2. APKG II 3,55 3,63 3,59

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

pada Gambar 4.4 sebagai berikut :

Gambar 4.4. Histogram Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas)

Terhadap Kinerja Guru (Peneliti) Siklus I Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered

Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Gambar 4.4 diperoleh gambaran tentang

kinerja peneliti terhadap proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :

1) Guru memperoleh penilaian perencanaan pembelajaran (APKG I) pada

pertemuan I sebesar 3,3 sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,5.

Sehingga pada siklus I diperoleh rata-rata nilai APKG I sebesar 3,4.

Pembuatan RPP yang dilakukan sudah cukup baik tetapi masih terdapat

kekurangan. Kekurangan tersebut adalah kurangnya instrumen yang

belum mencantumkan kisi-kisi soal pada pada pertemuan I.

2) Guru memperoleh penilaian pelaksanaan pembelajaran (APKG II) pada

pertemuan I sebesar 3,55 sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,63.

Sehingga pada siklus I diperoleh rata-rata nilai APKG II sebesar 3,59.

Pada kegiatan inti khususnya penerapan metode NHT (Numbered Heads

Together) sudah dilaksanakan sesuai teori yang dikemukakan oleh para

ahli. Guru mampu melaksanakan pembelajaran sesuai dengan

kompetensi yang akan dicapai dan karakteristik siswa. Namun terdapat

kekurangan yaitu belum sesuai alokasi waktu dengan pelaksanaan hal ini

3.4

3.59

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

APKG I APKG II

APKG I

APKG II

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

diakibatkan sebagian siswa masih bingung dengan penerapan metode

NHT (Numbered Heads Together).

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Langkah yang dilaksanakan dalam tahap analisis adalah

menganalisis data-data yang diperoleh dalam tahap observasi. Tujuan dari

dilakukannya analisis adalah untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan terjadi. Tujuan melakukan refleksi adalah untuk mengetahui

kelebihan dan kekurangan serta pemecahan masalah terhadap kendala

yang ditemui pada siklus I.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan, dalam tahap

observasi menunjukkan kegiatan siswa dalam pembelajaran cukup baik.

Keaktifan dan kinerja peneliti merupakan indikator pendukung

peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan. Siswa yang aktif

mampu menyampaikan gagasannya terhadap guru, bertanya dan juga

menjawab pertanyaan guru. Begitu juga dengan peneliti, apabila peneliti

dapat menerapkan langkah-langkah metode NHT (Numbered Hedas

Together) yang sesuai dengan pendapat para ahli, maka akan berdampak

pada peningkatan kemampuan mengidentifikasi pada siswa kecuali pada

siswa yang mempunyai keterbatasan IQ yang rendah. Pengukuran

kemampuan mengidentifikasi didasarkan pada hasil tes siswa yang

dilaksanakan di akhir pembelajaran. Soal tes berpijak pada pengamatan

yang telah dilakukan.

Pada setiap siklus, indikator kinerja yang ditetapkan peneliti

sebesar 80% (14 siswa) dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 18 siswa

memperoleh nilai diatas 66. Apabila ketuntasannya mencapai target yang

ditentukan maka penelitian dapat dikatakan berhasil. Hasil kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan dapat dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan

lampiran 14 sebagai berikut.

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Nilai Siklus I Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui

Metode NHT (Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD

Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat digambarkan kedalam grafik seperti pada

Gambar 4.5 sebagai berikut :

Gambar 4.5. Histogram Data Nilai Siklus I Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan Media Realia

Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Pada Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran

2011/2012

2 0

4 4

1

7

0

2

4

6

8

40-49 50-58 59-68 69-78 79-88 88-97

Fre

ku

ensi

Interval

No. Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi % Keterangan

1. 40-49 2 44,5 89 11,11% Belum tuntas

2. 50-58 0 54 0 0% -

3. 59-68 4 63,5 254 22,24% Belum tuntas

4. 69-78 4 73,5 294 22,22% Tuntas

5. 79-88 1 83,5 83,5 5,55% Tuntas

6. 88-97 7 92,5 647,5 38,88% Tuntas

Jumlah 18 411,5 1368 100%

Rata-rata = 1368 : 18 = 76

Ketuntasan Klaksikal = 12 : 18 x 100 = 66,66%

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Gambar 4.5 diperoleh nilai rata-rata

siswa pada siklus I sebesar 76. Siswa yang memperoleh nilai 40-49

sebanyak 2 siswa (11,11%). Siswa yang memperoleh nilai 50-58 tidak ada

atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 59-68 sebanyak 4 siswa (22,24%).

Siswa yang memperoleh nilai 69-78 sebanyak 4 siswa (22,24%). Siswa

yang memperoleh nilai 79-88 sebanyak 1 siswa (5,55%). Siswa yang

memperoleh nilai 88-97 sebanyak 7 siswa (38,88%). Kemampuan

mengidentifikasi batuan siswa sudah mengalami peningkatan yang

signifikan. Hasil tes di atas menunjukkan kemampuan mengidentifikasi

siswa sudah cukup bagus dan terdapat peningkatan dari tes sebelumnya

atau pra siklus. Namun perlu diadakannya peningkatan lagi pada siklus

selanjutnya. Penguasaan terhadap materi juga sudah mengalami

peningkatan. Hal tersebut tidak lepas dari peran guru yang selalu

mendorong siswa dan peran dari dalam siswa itu sendiri untuk belajar

dengan sungguh-sungguh. Adapun hasil nilai siswa dapat dilihat pada

Tabel 4.7 dan lampiran 14 sebagai berikut berikut.

Tabel 4.7. Hasil Nilai Siklus I Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Tahun Ajaran 2011/2012

Nilai Terendah 40

Nilai Tertinggi 90

Rata-rata nilai 76

Siswa Tuntas Belajar 12 siswa (66,66%)

Siswa Tidak tuntas Belajar 6 siswa (33,34%)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diperoleh rata-rata kelas sebesar 76.

Siswa yang memperoleh nilai di atas KKM ( mencapai ketuntasan) sebanyak

12 siswa (66,66%) dengan nilai tertinggi 90. Siswa yang memperoleh nilai di

bawah KKM (belum mencapai ketuntasan) sebanyak 6 siswa (33,34%)

dengan nilai terendah 40. Perolehan nilai dan ketuntasan belajar pada siklus I

belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh guru kelas dan

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

peneliti yaitu siswa tuntas belaj 88,88% (16 siswa) dari jumlah keseluruhan

siswa sebanyak 18 siswa.

Sesuai dengan tahap analisis dan refleksi, hasil perolehan nilai

kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dan observasi terhadap aktivitas

siswa dan kinerja guru perlu dianalisis dan direfleksi untuk mengetahui

kendala serta solusi pemecahan masalah yang terjadi pada siklus I. Kelebihan

dan kekurangan yang di temukan pada siklus I sebagai berikut :

(1) Kelebihan Pelaksanaan Tindakan Siklus I

a) Siswa mulai menunjukkan sikap perhatian dan mau bekerja sama

dalam proses pembelajaran.

b) Guru sudah cukup baik dalam merencanakan pembelajaran dan

melaksanakan pembelajaran.

c) Penerapan Metode NHT (Numbered Heads Together) sudah sesuai

dengan perencanaan sebelumnya.

(2) Kekurangan Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(a) Sebagian siswa kurang bagus dalam menyampaikan hasil kerja

kelompok.

(b) Siswa belum sepenuhnya aktif. Siswa hanya menjawab pertanyaan

guru dan berpendapat dalam kerja kelompok namun siswa belum

mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau tanggapan kritis terkait

dengan materi pembelajaran.

(c) Penjelasan penerapan metode NHT pada siswa masih kurang.

Setelah menganalisis kendala yang terdapat pada pelaksanaan

tindakan siklus I maka peneliti dan guru kelas melakukan koordinasi

untuk mengatasi kendala tersebut. Solusi yang digunakan untuk

memecahkan masalah tersebut adalah :

(a) Guru menjelaskan secara menyeluruh materi yang diajarkan dan

menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Guru memberikan

rangsangan berupa motivasi terhadap siswa agar siswa tidak bosan

ketika menerima materi.

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

(b) Untuk menambah motivasi siswa diberikan reward dan penghargaan

bagi siswa yang aktif dalam pembelajaran.

(c) Guru lebih jelas memberikan keterangan atau penjelasan tentang

penerapan metode NHT.

(d) Untuk menambah kepercayaan diri guru merangsang siswa dengan

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sehingga siswa dapat berani

dalam menjawab pertanyaan dari guru.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas, maka penelitian perlu

dilanjutkan pada siklus II agar terjadi peningkatan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan yang lebih signifikan dan mencapai

indikator keberhasilan yang telah ditetapkan peneliti dan guru kelas pada

siklus II.

3. Deskripsi Siklus II

Tindakan siklus II terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan I dilaksanakan

tanggal Selasa 24 April 2012 dan pertemuan II dilaksanakan Jumat 27 April

2012. Setiap pertemuan mempunyai alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Siklus II terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan tindakan, tahap analisis dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan

Hasil analisis dan refleksi pada siklus I menunjukkan kemampuan

mengidentifikasi siswa terjadi peningkatan pada awal siklus dan siklus I

namun belum maksimal. Oleh karena itu perlu dilaksanakan siklus II agar

terjadi peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan secara

signifikan. Pada tahap perencanaan siklus II, peneliti melakukan

koordinasi dengan guru kelas untuk menyusun ulang rencana yang akan

dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan. Perincian urutan langkah-

langkah yang digunakan dalam siklus II sebagai berikut :

(a) Menyusun kembali RPP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dengan SK dan KD yang sama dengan siklus I namun indikatornya

berbeda namum penerapan metode NHT sama dengan siklus I. Guru

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

menggunakan media gambar dan media realia batuan. Langkah

pembelajaran pada siklus II berbeda dengan siklus I. Pada kegiatan

eksplorasi guru merangsang minat dan perhatian siswa dengan

menunjukkan gambar batuan. Kemudian pada kegiatan inti guru

memberikan media realia batuan untuk dilakukan pengamatan oleh

siswa. Pengamatan dipadukan dengan uji kekerasan batuan. Hal

tersebut berguna untuk memantapkan pengetahuan siswa mengenai

batuan.

(b) Menyiapkan media pembelajaran. Seperti yang telah diutarakan di atas

bahwa penggunaan media berbeda dengan siklus I. Pada siklus I

menggunakan media realia batuan sedangkan siklus II menggunakan

media realia ditambah dengan media gambar.

(c) Menyiapkan instrumen penelitian berupa LKS, soal evaluasi, lembar

observasi siswa dan guru. Pada Lembar Kerja Siswa berbeda dengan

siklus I. Pada siklus I hanya mengamati bentuk, tekstur, warna dan

proses pembentukan sedangkan pada siklus II mengamati bentuk,

warna, keras atau lunak, permukaan dan mengkilap atau tidaknya

batuan.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Langkah yang dilaksanakan dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah

melaksanakan semua rencana yang telah disusun dalam tahap

perencanaan. Peneliti bertindak sebagai guru dan guru kelas bertindak

sebagai observer. Perincian selengkapnya sebagai berikut :

(1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan pada Selasa 24 April 2012. Alokasi

waktu yang digunakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Media yang

digunakan guru adalah gambar dan media realia batu apung, batu

basalt, batu obsidian, batu granit, batu andesit, batu konglomerat dan

batu pasir. Siklus II pertemuan I terdiri dari 3 tahap yaitu tahap

kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tahap kegiatan awal dimulai dengan mengkondisikan siswa

tujuannnya adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang

kondusif. Kegiatan selanjutnya adalah berdoa sesuai agama dan

kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru

mengucapkan salam pembuka. Kemudian guru mengabsensi siswa

untuk mengetahui siswa yang tidak masuk sekolah. Kegiatan

selanjutnya adalah melakukan apersepsi dengan bertanya jawab

dengan siswa. Menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu siswa dapat

mengidentifikasikan batuan beku dan batuan sedimen berdasarkan

pengamatan yang dilakukan. Memberikan motivasi dengan

menyanyikan yel-yel kelas pada siswa yang bertujuan untuk

memberikan susana yang menyenangkan.

Tahap kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Tahap eksplorasi dimulai dengan guru memberikan

pertanyaan pada siswa untuk dikerjakan kedepan kelas. Kegiatan ini

bertujuan untuk menggali pemahaman siswa mengenai materi yang

telah dipelajari minggu lalu. Kemudian guru menjelaskan materi

batuan tentang macam-macam batuan beku dan batuan sedimen. Guru

menunjukkan gambar batuan apung, batu obsidian, batu basalt, batu

granit, batu andesit, batu konglomerat dan batuan pasir. Setelah itu

guru menjelaskan prosedur kerja kelompok yang akan dilakukan.

Tahap elaborasi dimulai dengan guru membagikan LKS yang

berupa lembar kerja kelompok pada kelompok A,B dan C. Guru

membagikan batuan pada setiap kelompok kemudian masing-masing

kelompok melakukan pengamatan. Praktikum uji kekerasan batuan

dilakukan dengan menggoreskan paku pada setiap batuan. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan batuan. LKS berbetuk

tabel yang diisi berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. LKS

terdiri dari pengamatan bentuk batuan, warna batuan, keras atau

lunak, permukaan kasar atau halus dan mengkilap atau tidak.

Kelompok A mengamati 2 batuan yang diberikan secara acak,

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

kelompok B mengamati 2 batuan dan kelompok C mengamati 3

batuan. Apabila kelompok A sudah selesai melakukan pengamatan,

selanjutnya batuan diberikan pada kelompok B. Kemudian batuan

pada kelompok B diberikan oleh kelompok C dan batuan pada

kelompok C diberikan pada kelompok A setelah itu dilakukan

pengamatan begitu seterusnya sampai semua batuan diamati oleh

masing-masing kelompok.

Setelah pengamatan selesai dilakukan pengocokan nomer.

Kocokan terdiri dari 2 putaran. Pada putaran pertama masing-masing

kelompok menyampaikan empat batuan terlebih dahulu. Kemudian

untuk putaran kedua setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi

tiga batuan. Nomer yang keluar pada putaran pertama adalah nomer 2.

Putaran kedua nomer yang keluar adalah 4. Pada putaran pertama

setiap kelompok yang mendapatkan nomer 2 maju menyampaikan

hasil kerja kelompoknya kedepan kelas. Kelompok A menyampaikan

hasil pengamatan kemudian kelompok B dan C menyampaikan

pendapat berdasarkan hasil kerja kelompok yang telah dilakukan.

Kelompok B maju kedepan kelas menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, sedangkan kelompok A dan C memberikan tanggapan

kepada kelompok B berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

Kelompok C maju menyajikan hasil kelompoknya kemudian

kelompok A dan B menyampaikan pendapat berdasarkan pengamatan

yang dilakukan. Pada putaran kedua pelaksanaannya sama seperti

pada putaran pertama. Kemudian guru menyimpulkan hasil

pengamatan.

Pada tahap konfirmasi guru bertanya jawab kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas. Kegiatan Inti diawali dengan siswa

dan guru secara bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan evaluasi individu. Setelah

itu pekerjaan dikumpulkan kedepan kelas. Guru memberikan pesan

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

moral kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Guru

mengucapkan salam penutup.

(b) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada Jumat 27 April 2012. Alokasi

waktu yang digunakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Media yang

digunakan guru adalah gambar dan media realia batu gamping, batu

serpih, batu breksi, batu marmer, batu genes dan batu sabak. Siklus II

pertemuan II terdiri dari 3 tahap yaitu tahap kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan akhir.

Tahap kegiatan awal dimulai dengan mengkondisikan siswa

untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Kegiatan

selanjutnya adalah berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-

masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru mengucapkan salam

pembuka. Kemudian guru mengabsensi siswa untuk mengetahui siswa

yang tidak masuk sekolah. Kegiatan selanjutnya adalah melakukan

apersepsi dengan bertanya jawab dengan siswa. Menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu dapat mengidentifikasi batuan metamorf

berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan. Memberikan motivasi

dengan menyanyikan yel-yel kelas pada siswa yang bertujuan untuk

memberikan susana yang menyenangkan.

Tahap kegiatan inti terdiri dari eksplorasi, elaborasi dan

konfirmasi. Tahap eksplorasi dimulai dengan siswa membaca secara

bersama-sama materi yang telah diajarkan. Kegiatan ini bertujuan

untuk menggali pemahaman siswa mengenai materi. Kemudian guru

menjelaskan materi batuan tentang macam-macam batuan metamorf

dan manfaat batuan dalam kehidupan sehari-hari. Guru menunjukkan

gambar batuan batu gamping, batu serpih, batu breksi, batu marmer,

batu genes dan batu sabak. Setelah itu guru menjelaskan prosedur

kerja kelompok yang akan dilakukan.

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tahap elaborasi dimulai dengan guru membagikan LKS yang

berupa lembar kerja kelompok pada kelompok A,B dan C. Guru

membagikan batuan pada setiap kelompok kemudian masing-masing

kelompok melakukan pengamatan. Praktikum uji kekerasan sama

seperti pada pertemuan I yaitu dengan menggoreskan paku pada setiap

batuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kekerasan batuan.

Indikator pengamatan pada siklus II pertemuan II sama seperti pada

siklus II pertemuan I yaitu berbentuk tabel terdiri dari pengamatan

bentuk batuan, warna batuan, keras atau lunak, permukaan kasar atau

halus dan mengkilap atau tidak. Kelompok A mengamati 2 batuan

yang diberikan secara acak, kelompok B mengamati 2 batuan dan

kelompok C mengamati 2 batuan. Apabila kelompok A sudah selesai

melakukan pengamatan, selanjutnya batuan diberikan pada kelompok

B. Kemudian batuan pada kelompok B diberikan oleh kelompok C

dan batuan pada kelompok C diberikan pada kelompok A setelah itu

dilakukan pengamatan begitu seterusnya sampai semua batuan diamati

oleh masing-masing kelompok.

Setelah pengamatan selesai dilakukan pengocokan nomer.

Kocokan terdiri dari 2 putaran. Pada putaran pertama masing-masing

kelompok menyampaikan tiga batuan terlebih dahulu. Kemudian

untuk putaran kedua setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi

tiga batuan. Nomer yang keluar pada putaran pertama adalah nomer 1.

Pada putaran kedua nomer yang keluar adalah nomer 5. Pada putaran

pertama, setiap kelompok yang mendapatkan 1 maju menyampaikan

hasil kerja kelompoknya kedepan kelas. Kelompok A menyampaikan

hasil pengamatan kemudian kelompok B dan C menyampaikan

pendapat berdasarkan hasil kerja kelompok yang telah dilakukan.

Kelompok B maju kedepan kelas menyampaikan hasil kerja

kelompoknya, sedangkan kelompok A dan C memberikan tanggapan

kepada kelompok B berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.

Kelompok C maju menyajikan hasil kelompoknya kemudian

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

kelompok A dan B menyampaikan pendapat berdasarkan pengamatan

yang dilakukan. Pada putaran kedua pelaksanaannya sama seperti

pada putaran pertama. Kemudian guru menyimpulkan hasil

pengamatan.

Pada tahap konfirmasi guru bertanya jawab kepada siswa

mengenai materi yang belum jelas. Kegiatan Inti diawali dengan siswa

dan guru secara bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan evaluasi individu. Setelah

itu pekerjaan dikumpulkan kedepan kelas. Guru memberikan pesan

moral kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Guru

mengucapkan salam penutup.

c. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilakukan seperti pada siklus I yaitu

mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran selain itu mengamati

kinerja peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada

siklus II merupakan tahap tindak lanjut dari siklus I. Hal ini bertujuan

untuk memperbaiki kekurangan ataupun kendala pada siklus I. Observasi

keaktifan dinilai berdasarkan kriteria pada lembar observasi keaktifan

siswa dengan mengamati keaktifan siswa selama proses pembelajaran,

sedangkan penilaian kinerja peneliti dinilai berdasarkan aspek yang

diamati pada lembar APKG dengan mengamati gaya mengajar guru dan

kesesuaian antara teori dengan pelaksanaannya.

(1) Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Kegiatan observasi terhadap aktifitas siswa meliputi perhatian,

keaktifan, kerjasama dan penyajian hasil kerja. Untuk memperkuat

hasil penilaian observer, peneliti meninjau ulang hasil pengisian

lembar observasi dengan melihat video rekaman kegiatan dan foto

yang diambil oleh teman peneliti. Keaktifan siswa pada siklus II

dalam kriteria baik. Perincian observasi yang dilakukan peneliti dan

siswa dapat dilihat pada tabel 4.8 dan lampiran 19 sebagai berikut:

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kektifan Siswa Siklus II Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered

Heads Together) Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun

Ajaran 2011/2012

No.

Aspek

yang

Diamati

Pertemuan I Pertemuan II

Rata-rata

pertemuan I dan

II (Siklus II)

fi % fi % fi %

1 Perhatian 18 100% 18 100% 18 100%

2 Keaktifan 10 55,55% 12 66,66% 11 61,11%

3 Kerjasama 16 88,88% 18 100% 17 94,44%

4 Penyajian

hasil kerja 6 33,33% 6 33,33% 6 33,33%

Berdasarkan Tabel 4.8 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

gambar pada Gambar 4.6 sebagai berikut :

Gambar 4.6. Histogram Hasil Observasi Terhadap Keaktifan Siswa

Siklus II Dalam Peningkatan Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

18

11

17

6

0

5

10

15

20

Perhatian Keaktifan Kerjasama Penyajian Hasil

Kerja

Fre

ku

ensi

Aktivitas Siswa Siklus II

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Gambar 4.6 diperoleh gambaran tentang

kegiatan siswa terhadap proses pembelajaran siklus I sebagai berikut :

(1) Berdasarkan keseluruhan jumlah siswa terdiri dari 18 orang, terdapat

18 siswa (100%) yang mempunyai sikap perhatian dalam proses

pembelajaran. Nilai tersebut diperoleh, berdasarkan rata-rata

pertemuan I dan II yaitu 18 siswa (100) siswa memperhatikan pada

saat guru mengajar. Hal ini menunjukkan bahwa antusias siswa dalam

mengikuti pembelajaran sangat bagus. Kegiatan yang dapat

menunjukkan siswa mempunyai perhatian dalam pembelajaran dapat

dilihat dari tingkah laku siswa yang tidak gaduh sendiri saat guru

menjelaskan dan berkonsentrasi dalam pembelajaran.

(2) Secara keseluruhan siswa yang yang terdiri dari 18 siswa, terdapat 11

siswa (61,11%) yang aktif dalam proses pembelajaran siklus II. Nilai

tersebut diperoleh dari rata-rata pada pertemuan I dan II yaitu 10 siswa

(55,55%) dan 12 siswa (66,66%) mempunyai sikap aktif dalam

pembelajaran. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam setiap

pertemuan pada siklus II. Kegiatan yang dapat menunjukkan keaktifan

ini dapat dilihat dari tingkah laku siswa dalam menjawab pertanyaan

dari guru, memberikan pendapat dan mengajukan pertanyaan.

(3) Secara keseluruhan siswa yang yang terdiri dari 18 siswa, terdapat 17

siswa (94,44%) yang mempunyai sikap kerja sama dalam kerja

kelompok. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata pada pertemuan I dan

II yaitu 16 siswa (88,88%) dan 18 siswa (100%) mempunyai sikap

kerja sama. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pada setiap

pertemuan di siklus II. Kegiatan yang dapat menunjukkan kerjasama

ini dapat dilihat dari tingkah laku siswa yaitu mempunyai sikap

sungguh-sungguh dalam melakukan kerja kelompok dan mampu

memberikan pendapat yang membangun dalam memcahkan masalah

dalam kelompok.

(4) Secara keseluruhan siswa yang yang terdiri dari 18 siswa, terdapat 6

siswa (33,33%) yang mampu menyajikan hasil kerja kelompok dengan

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

baik. Nilai tersebut diperoleh dari rata-rata pada pertemuan I dan II

yaitu 6 siswa (33,33%) dan 6 siswa (33,33%) mampu menyajikan

kerja kelompok dengan baik di depan kelas. Hal ini menunjukkan

bahwa tidak ada peningkatan pada penyajian hasil kerja. Kegiatan

yang dapat menunjukkan penyajian hasil kerja kelompok dengan baik

yaitu kejelasan dalam membaca dan pelafalan kata hasil kerja

kelompok.

(2) Hasil Observasi Terhadap Kinerja Guru (Peneliti)

Kinerja peneliti berpengaruh terhadap kegiatan siswa dalam

efektivitas proses pembelajaran. Pada siklus II kinerja peneliti sudah

memperoleh kriteria baik. Pada APKG I pertemuan I sebesar 3,6

sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,7. Pada APKG II pertemuan I

peneliti mendapatkan nilai sebesar 3,7 sedangkan pada pertemuan II

sebesar 3,8. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan

lampiran 27.

Tabel 4.9. Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas) Terhadap

Kinerja Guru (Peneliti) Siklus II Dalam Peningkatan

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan

Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo Tahuna

Ajaran 2011/2012

No. Aspek yang

Diamati Pertemuan I Pertemuan II

Siklus II

(Rata-rata

pertemuan I

dan pertemuan

II)

1. APKG I 3,6 3,7 3,65

2. APKG II 3,7 3,8 3,75

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

padaGambar 4.7 sebagai berikut:

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Gambar 4.7. Histogram Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas)

Terhadap Kinerja Guru (Peneliti) Siklus II Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri

Ngadiroyo Tahuna Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 diperoleh gambaran tentang

kinerja peneliti terhadap proses pembelajaran pada siklus I sebagai berikut :

1) Guru memperoleh penilaian perencanaan pembelajaran (APKG I) pada

pertemuan I sebesar 3,6 sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,7.

Sehingga diperoleh rata-rata nilai APKG I pada siklus II sebesar 3,65.

Pada siklus II pembuatan RPP sudah baik dan lengkap.

2) Guru memperoleh penilaian pelaksanaan pembelajaran (APKG II) pada

pertemuan I sebesar 3,7 sedangkan pada pertemuan II sebesar 3,8.

Sehingga diperoleh rata-rata nilai APKG II pada siklus II sebesar 3,75.

Pada siklus II kinerja peneliti sudah baik. Penerapan metode NHT

(Numbered Heads Together) sudah sesuai dengan langkah-langkah yang

dikemukakan oleh para ahli. Maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru

selama proses pembelajaran dalam kriteria baik dan penerapan metode

NHT (Numbered Heads Together) sudah sesuai dengan prosedur yang

dikemukakan para ahli pada umumnya.

d. Tahap Analisis dan Refleksi

Langkah yang dilaksanakan dalam tahap analisis dan refleksi adalah

menganalisis hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II. Setelah dilakukan

3.65

3.75

3.6

3.65

3.7

3.75

3.8

APKG I APKG II

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

analisis, kemudian dilakukan refleksi untuk mengetahui kendala dan solusi

dalam memecahkan masalah yang terjadi pada siklus II.

Selain melakukan observasi terhadap keaktifan siswa dan kinerja

guru, pada siklus II dilakukan penilaian kemampuan mengidentifikasi jenis

batuan pada siswa dengan mengukur hasil belajar siswa yang diperoleh

dari evaluasi individu pada siklus II. Pada siklus II indikator yang

ditetapkan oleh peneliti sebesar 80% atau 14 siswa dari jumlah

keseluruhan siswa sebanyak 18 orang memperoleh nilai sama dengan atau

lebih dari 66.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tentang

kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dengan menerapkan metode

NHT (Numbered Heads Together) sudah melebihi KKM yaitu sebesar

80,05. Nilai ketuntasan klasikalnya pun sudah mencapai target penelitian

yaitu sebesar 88,88% siswa mencapai KKM. Keaktifan siswa sudah

mencapai dalam kriteria baik. Aktivitas siswa juga telah meningkat

dibandingkan dengan aktivitas siswa pada siklus I. Bertolak dari hasil

penelitian pada siklus II ini maka penelitian telah berhasil dan dianggap

cukup. Oleh karena itu, penelitian ini diakhiri pada siklus II.

Dengan penganalisisan semua data yang diperoleh selama penelitian,

diketahui bahwa terdapat 2 siswa atau 11,11% belum tuntas. Kedua siswa

tersebut selama proses pembelajaran tergolung siswa kurang aktif. Siswa

mempunyai rentan perhatian yang bagus namun tidak fokus pada materi

pelajaran. Apabila diberikan pertanyaan siswa tersebut terlihat gugup dan

jarang menjawab pertanyaan guru. Sikap yang ada pada diri masing-

masing siswa tersebut mengakibatkan nilai evaluasi yang diperoleh belum

mencapai KKM sehingga kemampuan mengidentifikasi jenis batuannya

pun rendah. Untuk selanjutnya rendahnya kemampuan mengidentifikasi

jenis batuan pada kedua siswa tersebut diharapkan dapat ditingkatkan oleh

peneliti lainnya yang melakukan penelitian yang sama dengan penelitian

ini.

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Nilai Siklus II Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Deangan Media Realia

Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together) Kelas V

SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

No. Interval

Nilai

Frekuensi

(fi)

Nilai

Tengah

(xi)

fi.xi Presentase Keterangan

1. 45-52 1 48,5 48,5 5,55% Belum Tuntas

2. 53-60 1 56,5 56,5 5,55% Belum Tuntas

3. 61-68 0 64,5 0 0% -

4. 69-76 3 72,5 217,5 16,68% Tuntas

5. 77-84 4 80,5 322 22,22% Tuntas

6. 85-92 9 88,5 796,5 50% Tuntas

Jumlah 18 411 1441 100%

Rata-rata = 1441 : 18 = 80,05

Ketuntasan Klaksikal = 16 : 18 x 100% = 88,88%

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat digambarkan kedalam grafik seperti

pada Gambar 4.8 sebagai berikut

Gambar 4.8. Histogram Nilai Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi

Jenis Batuan Dengan Media Realia Melalui metode NHT

(Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SDN Ngadiroyo

Tahuna Ajaran 2011/2012

1 1 0

3 4

9

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

45-52 53-60 61-68 69-76 77-84 85-92

Fre

ku

ensi

Interval Nilai

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Berdasarkan Tabel 4.10 dan Gambar 4.8 diperoleh nilai rata-rata siswa

pada siklus II sebesar 80,05. Siswa yang memperoleh nilai 45-52 sebanyak 1

siswa (5,55%). Siswa yang memperoleh nilai 53-60 sebanyak 1 siswa

(5,55%). Siswa yang memperoleh nilai 61-68 tidak ada. Siswa yang

memperoleh nilai 69-76 sebanyak 3 siswa (16,68%). Siswa yang memperoleh

nilai 77-84 sebanyak 4 siswa (22,22%). Siswa yang memperoleh nilai 85-92

sebanyak 9 siswa (50%). Hasil tes menunjukkan sebagian besar siswa

berhasil dalam meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan.

Perincian lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.11 dan lampiran 19

sebagai berikut:

Tabel 4.11. Hasil Nilai Siklus II Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Melalui Metode NHT (Numbered Heads Together)

Kelas V SDN Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Nilai Terendah 45

Nilai Tertinggi 90

Rata-rata nilai 80,05

Siswa Tuntas Belajar 16 siswa (88,88%)

Siswa Tidak Tuntas Belajar 2 siswa (11,12%)

Berdasarkan tabel 4.11, diperoleh nilai rata-rata 80,05. Siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (mencapai ketuntasan) sebanyak 16 siswa

(88,88%) dengan nilai tertinggi 90. Nilai terendah 45. Siswa yang

memperoleh nilai di bawah KKM (belum mencapai ketuntasan) sebanyak 2

siswa (11,12%). Dapat ditarik kesimpulan pada siklus II terjadi peningkatan

dari indikator ketercapaian dari 80% menjadi 88,88% maka penelitian dalam

kriteria berhasil.

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

C. Perbandingan Antarsiklus

1. Perbandingan Antarsiklus Nilai Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan

Dalam setiap siklus terdapat hubungan yang signifikan antara satu

dengan yang lainnya. Hubungan tersebut mencerminkan sebuah

perbandingan untuk melihat kekurangan di setiap siklusnya. Berdasarkan

hasil analisa setelah dilakukan tindakan diketahui bahwa dengan

meningkatnya keaktifan siswa pada proses pembelajaran dengan

menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together) yang didukung

penggunaan media realia maka, kemampuan mengidentifikasi jenis batuan

siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten

Wonogiri juga meningkat. Peningkatan terlihat dari meningkatnya nilai

rata-rata siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan

setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I serta siklus II. Perbandingan

daftar frekuensi nilai kemampuan mengidentifikasi jenis batuan sebelum

tindakan (pra siklus), siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 4.12

sebagai berikut:

Tabel 4.12. Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Rata-rata

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas

V SD Negeri Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012 Pada

Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No Interval Kondisi Awal Siklus I Siklus II

fi % fi % fi %

1. 20-32 10 55,55% 0 0% 0 0%

2. 33-45 3 11,11% 2 11,11% 1 5,55%

3. 46-58 1 5,55% 0 0% 1 5,55%

4. 59-71 4 22,22% 5 27,77% 0 0

5. 72-84 0 0% 4 22,22% 7 38,88%

6. 85-97 0 0% 7 38,88% 9 50%

Jumlah 18 94,43% 18 99,98% 18 99,98%

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

pada Gambar 4.9 sebagai berikut :

Gambar 4.9. Histogram Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Rata-

rata Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Pra

Siklus, Siklus I, dan Siklus II Siswa Kelas V SD Negeri

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.9 diperoleh hubungan yang

signifikan antar siklus. Pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 20-32

sebanyak 10 siswa, sedangkan pada siklus I dan II berkurang menjadi 0.

Dapat disimpulkan bahwa dari pra siklus nilai mengalami perbaikan. Pada pra

siklus siswa yang memperoleh nilai 33-45 sebanyak 3 siswa, sedangkan pada

siklus I dan II sebanyak 2 dan 1 siswa. Dapat disimpulkan nilai dari setiap

siklus semakin mengalami peningkatan. Siswa yang mendapat nilai di bawah

KKM semakin berkurang. Pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 46-58

1 siswa. Sedangkan pada siklus I tidak ada yang memperoleh nilai tersebut.

Namun pada siklus II terdapat 1 anak yang memperoleh nilai dalam kelas

interval tersebut. Dapat disimpulkan pada interval 46-58 terdapat pasang

surut kemampuan anak dari rendah, sedang dan rendah.

Pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 59-71 sebanyak 4 siswa.

Siklus I sebanyak 5 siswa. Namun pada siklus II tidak ada yang mendapat

nilai dalam interval tersebut. Pada pra siklus siswa yang memperoleh nilai 72-

84 sebanyak 0 siswa. Sedangkan pada siklus I sebanyak 4 siswa dan siklus II

sebanyak 7 siswa. Dapat disimpulkan pada jarak interval tersebut terdapat

peningkatan kemampuan mengidentifikasi siswa. Pada pra siklus siswa yang

10

3 1

4 0 0 0 2 0

5 4

7

0 1 1 0

7

9

0

2

4

6

8

10

12

20-32 33-45 46-58 59-71 72-84 85-97

Fre

ku

ensi

Interval

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

memperoleh nilai 85-97 sebanyak 0 siswa, siklus I sebanyak 7 siswa dan pada

siklus II 9 siswa. Dapat disimpulkan pada rentan interval di atas terdapat

peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan disetiap siklusnya.

Berdasarkan penjelasan tabel di atas, secara garis besar dapat

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan nilai kemampuan mengidentifikasi

jenis batuan disetiap siklusnya. Pemahaman siswa terhadap materi termasuk

dalam kriteria bagus karena terdapat peningkatan secara signifikan disetiap

siklusnya.

b. Perbandingan Antarsiklus Observasi Kegiatan Siswa

Observasi kegiatan siswa bertujuan untuk mengukur tingkat keaktifan

siswa pada saat proses pembelajaran, baik pada saat kerja kelompok

maupun pada saat guru menyampaikan materi. Penilaian dilakukan dengan

mengisi lembar keaktifan siswa yang meliputi perhatian, keaktifan, kerja

sama dan penyajian hasil kerja kelompok. Respon siswa dalam memahami

materi yang diajarkan oleh guru termasuk dalam aspek perhatian. Peran

siswa dalam menjawab dan bertanya pada guru termasuk dalam aspek

keaktifan. Kerja sama dapat dinilai dari respon siswa pada saat kerja

kelompok. Penyajian hasil kerja kelompok dinilai dari kemampuan siswa

dari menyajikan hasil kerja kelompok.

Lembar keaktifan siswa diisi oleh peneliti. Peneliti yang bertindak

sebagai guru dengan memantau jalannya pembelajaran dan keaktifan siswa

dari pra siklus,siklus I dan siklus II. Data dari siklus I diperoleh dari rata-

rata keaktifan pada pertemuan I dan pertemuan II kemudian

dipresentasikan. Data dari siklus II diperoleh dari rata-rata keaktifan siswa

pada pertemuan I dan pertemuan II. Perbandingan keaktifan bertujuan

untuk mengetahui seberapa besar peningkatan yang terjadi dari pra siklus

hingga siklus II. Apabila terdapat peningkatan yang signifikan, maka guru

telah berhasil dalam menumbuhkan keaktifan siswa dan meningkatkan

kualitas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Perbandingan

keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut:

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.13. Perbandingan Hasil Observasi Kektifan Siswa Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2011

No.

Aspek

Yang

Diamati

Pra Siklus Siklus I Siklus II

fi % fi % fi %

1. Perhatian 10 55,55 % 17 94,44% 18 100%

2. Keaktifan 7 38,88% 14 77,77% 11 61,11%

3. Kerjasama 9 50% 16 88,88% 17 94,44%

4. Penyajian

Hasil Kerja 3 16,66% 5 27,77% 6 33,33%

Berdasarkan Tabel 4.13 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

pada Gambar 4.10 sebagai berikut :

Gambar 4.10. Histogram Perbandingan Hasil Observasi Kektifan Siswa

Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Terhadap Kemampuan

Mengidentifikasi Jenis Batuan Siswa Kelas V SDN

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.13 dan Gambar 4.10 diperoleh gambaran tentang

kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung sebagai berikut :

10 7

9

3

17 14

16

5

18

11

17

6

0

5

10

15

20

Perhatian Keaktifan Kerjasama Penyajian Hasil Kerja

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

a) Secara keseluruhan siswa berjumlah 18 orang, terdapat 10 siswa

(55,55) yang mempunyai sikap perhatian. Kemudian meningkat

sebanyak 17 siswa (94,44%) pada siklus I. Dan meningkat lagi

pada siklus II sebanyak 18 siswa (100%). Dapat disimpulkan

terjadi peningkatan terhadap perhatian siswa disetiap siklusnya.

b) Secara keseluruhan siswa berjumlah 18 orang. Pada pra siklus

terdapat 7 siswa (38,88%) mempunyai sikap aktif dalam menjawab

ataupun bertanya kepada guru. Pada siklus I meningkat sebanyak

14 siswa (77,77%). Namun pada siklus II mengalami penurunan,

sebanyak 11 siswa (61,11%) mempunyai sikap akif dalam

pembelajaran. Hal ini disebabkan karena banyak siswa yang tidak

membawa buku ajar pada saat pembelajaran berlangsung sehingga

siswa cenderung lupa dengan materi pembelajaran.

c) Secara keseluruhan siswa berjumlah 18 orang. Pada pra siklus

terdapat 9 siswa (50%) memiliki sifat kerja sama pada saat

melakukan diskusi kelompok. Pada siklus I meningkat menjadi 16

siswa (88,88%) dan pada siklus II terjadi peningkatan menjadi 17

siswa (94,44%). Dapat disimpulkan kerja sama siswa dalam

melakukan kerja kelompok semakin meningkat, terbukti dari

meningkatnya jumlah siswa yang mau bekerjasama pada saat kerja

kelompok.

d) Secara keseluruhan siswa berjumlah 18 orang. Pada pra siklus

terdapat 3 siswa (16,66%) mampu menyajikan hasil diskusi

dengan baik didepan kelas. Hal ini dikarenakan guru hanya

memilih sebagian kelompok untuk menyajikan hasil diskusi

kedepan kelas, sedangkan kelompok lain langsung mengumpulkan

pekerjaannya pada guru. Pada siklus I terdapat 5 siswa

(27,77%)yang mampu menyajikan hasil kerja kelompok dengan

baik dengan pelafalan yang benar. Pada siklus II terdapat

peningkatan sebanyak 6 siswa (33,33%) mampu menyajikan hasil

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

kerja kelompok dengan baik. Pada kategori ini terdapat

peningkatan disetiap siklusnya.

c. Perbandingan Antarsiklus Kinerja Peneliti

Penilaian kinerja peneliti digunakan untuk mengukur kemampuan

peneliti pada saat proses pembelajaran, baik pada penilaian keterampilan

mengajar maupun pada penilaian pada penguasaan kelas. Penilaian

dilakukan oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer menggunakan

lembar APKG I dan APKG II. Adapun perbandingan APKG I dan APKG

II pada siklus I dan siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.14. Perbandingan Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas)

Terhadap Kinerja Guru (Peneliti) Siklus I dan II Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis

Batuan Dengan Media Realia Melalui Metode NHT

(Numbered Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri

Ngadiroyo Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat digambarkan ke dalam grafik seperti

pada Gambar 4.11 sebagai berikut :

No. Aspek Yang Diamati Siklus I Siklus II

1. APKG I 3,4 3,65

2. APKG II 3,59 3,75

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

Gambar 4.11. Perbandingan Hasil Penilaian Observer (Guru Kelas)

Terhadap Kinerja Guru (Peneliti) Siklus I dan II Dalam

Peningkatan Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered

Heads Together) Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Tahun Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.14 Gambar 4.11 diperoleh gambaran tentang

perbandingan kinerja terhadap siklus I dan II sebagai berikut :

1) Pada APKG I siklus I, nilai yang diperoleh peneliti sebesar 3,4

sedangkan pada siklus II sebesar 3,65. Berarti terdapat peningkatan pada

siklus I ke Siklus II sebesar 0,25. Dapat disimpulkan penilaian APKG I

dari tiap siklus semakin meningkat.

2) Pada APKG II siklus I, nilai yang diperoleh peneliti sebesar 3,59

sedangkan pada siklus II sebesar 3,75. Berarti terdapat peningkatan pada

siklus I ke siklus II sebesar 0,16. Dapat disimpulkan penilaian APKG II

dari tiap siklus semakin meningkat.

C. Pembahasan

Setelah melihat hasil penelitian yang disajikan dalam perbandingan

antarsiklus dapat diketahui bahwa hasil kemampuan mengidentifikasi jenis

batuan siswa kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi

Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan

dengan adanya peningkatan dari pra siklus (sebelum tindakan) ke siklus I dan

3.4

3.59 3.65

3.75

3.2

3.3

3.4

3.5

3.6

3.7

3.8

APKG I APKG II

Siklus I

Siklus II

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

siklus II. Pada kondisi awal, menunjukkan hasil yang rendah. Siswa yang

mengalami ketuntasan belajar sebanyak 4 siswa (22,23%), sedangkan siswa

yang tidak tuntas belajar sebanyak 14 siswa (77,77%) dengan batas KKM 66.

Rata-rata kelas yang diperoleh sebesar 39,5.

Berdasarkan hasil pelaksanaan siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa

terjadi peningkatan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dengan media

realia melalui metode NHT (Numbered Heads Together). Hal tersebut dapat

dilihat pada rekapitulasi data pada tabel 18 sebagai berikut :

Tabel 4.15. Hasil Penelitian Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan

Dengan Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered

Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun

Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.15 diperoleh penjelasan sebagai berikut.

1) Nilai terendah siswa mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus sebesar

20, pada siklus I sebesar 40 dan pada siklus II sebesar 45.

2) Nilai tertinggi siswa mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus

(sebelum tindakan ) sebesar 70, kemudian pada siklus I meningkat sebesar

90, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 95.

3) Pada pra siklus (sebelum tindakan) rata-rata kelas yang diperoleh adalah

39,55, kemudian meningkat pada siklus I sebesar 76 dan meningkat lagi

menjadi 80,05. Selain rata-rata kelas, jumlah siswa yang tuntas belajar

juga mengalami peningkatan yaitu pada pra siklus (sebelum tindakan)

Aspek Yang Diamati Hasil Penelitian

Pra Siklus Siklus I Siklus II

a. Nilai Terendah

b. Nilai Tertinggi

c. Rata-rata kelas

d. Ketuntasan Belajar

20

70

39,5

4 siswa

40

90

76

12 siswa

45

95

80,05

16 siswa

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

sebanyak 4 siswa, kemudian meningkat pada siklus I sebanyak 12 siswa

dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 16 siswa. Dapat disimpulkan

bahwa penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) yang

didukung dengan penggunaan media realia dapat meningkatkan

kemampuan mengidentifikasi siswa.

Tabel 4.16. Hasil Penelitian Keaktifan Dalam Peningkatan

Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan

Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun

Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.16 diperoleh penjelasan sebagai berikut.

1) Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada setiap siklus meningkat.

Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mengalami peningkatan yaitu

pada siklus pra siklus siswa yang mempunyai sikap perhatian pada saat

proses pembelajaran berlangsung sebanyak 10 siswa.

2) Pada siklus I meningkat menjadi 17 siswa dan pada siklus II sebanyak 18

siswa. Berarti dalam aspek perhatian, terjadi peningkatan sebanyak 7 siswa

dan meningkat lagi pada siklus II sebanyak 1 siswa. Siswa yang aktif

dalam pembelajaran pada pra siklus sebesar 7 siswa, terjadi peningkatan

sebesar 14 siswa dan pada siklus II mengalami penurunan sebanyak 11

siswa. Berarti pada aspek keaktifan terjadi peningkatan dari pra siklus ke

siklus I sebesar 7 siswa (38,88%) dan mengalami penurunan pada siklus II

Aspek Yang

Diamati

Hasil Penelitian

Pra Siklus Siklus I Siklus II

a. Perhatian

b. Keaktifan

c. Kerja sama

d. Penyajian Hasil

Kerja

10 siswa

7 siswa

9 siswa

3 siswa

17 siswa

14 siswa

16 siswa

5 siswa

18 siswa

11 siswa

17 siswa

6 siswa

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

sebanyak 3 siswa. Penurunan terjadi karena sebagian siswa tidak

membawa buku IPA sehingga siswa cenderung lupa terhadap materi.

3) Pada aspek kerja sama terjadi peningkatan pada pra siklus sebanyak 9

siswa dan pada siklus I sebanyak 16 siswa pada siklus II meningkat lagi

sebanyak 17 siswa (94,44%). Berarti pada aspek kerja sama terjadi

peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebanyak 7 siswa dan meningkat

pada siklus II sebanyak 1 siswa (5,55%). Pada aspek penyajian hasil kerja

kelompok terjadi peningkatan pada pra siklus sebesar 3 siswa dan pada

siklus I sebanyak 5 siswa. Pada siklus II peningkatan kembali terjadi

sebanyak 6 siswa. Berarti terjadi peningkatan pada pra siklus ke siklus I

sebanyak 2 siswa dan meningkat lagi sebanyak 1 siswa.

Tabel 4.17. Hasil Penelitian Keaktifan Dalam Peningkatan

Keamampuan Mengidentifikasi Jenis Batuan Dengan

Media Realia Melalui Metode NHT (Numbered Heads

Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri Tahun

Ajaran 2011/2012

Berdasarkan Tabel 4.17 diperoleh penjelasan sebagai berikut.

1) Kinerja guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada pra siklus

kinerja guru tidak diamati karena pada tahap observasi yang berindak

sebagai guru adalah guru kelas bukan peneliti. Pada APKG I siklus I,

peneliti memperoleh penilaian dari observer sebesar 3,59 dan meningkat

menjadi 3,70. Berarti pada aspek perencanaan pembelajaran mengalami

peningkatan nilai sebesar 0,11.

Aspek Yang Diamati Hasil Penelitian

Pra Siklus Siklus I Siklus II

a. APKG I

b. APKG II

-

-

3,59

3,7

3,70

3,8

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2) APKG II peneliti memperoleh nilai sebesar 3,7 dan meningkat menjadi

3,8. Berarti pada aspek APKG II terjadi peningkatan sebesar 0,1.

Berdasarkan analisis data dapat ditemukan peningkatan kemampuan

mengidentifikasi jenis batuan, peningkatan aktivitas siswa dan peningkatan

kinerja guru. Hal ini menandakan bahwa kelebihan yang ada dalam

metode NHT (Numbered Heads Together) yang diuraikan oleh Hamdani

terbukti kebenarannya. Adapun kelebihan Numbered Heads Together yaitu

pertama, setiap siswa menjadi siap semua. Hal ini terlihat ketika siswa

menyajikan hasil kerja tiap kelompok. Siswa menjadi siap karena hasil

pengamatan telah diddiskusikan dengan anggota kelompok masing-

masing; kedua, siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

Hal ini terlihat dari tiap anggota ikut berpartisipasi dalam kerja kelompok

karena apabila tidak ikut aktif dalam kerja kelompok, pada saat

menyajikan hasil kerja akan mengalami kesulitan dan tidak bisa

mengerjakan evaluasi pada akhir kegiatan; ketiga, siswa yang pandai dapat

mengajari siswa yang kurang pandai. Hal ini terlihat dari kerja kelompok

yang dilakukan secara heterogen dapat menambah pemahaman siswa yang

masih kurang melalui berbagai pendapat dalam melakukan kerja

kelompok.

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan

dalam dua siklus maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode NHT

(Numbered Heads Together) yang didukung dengan penggunaan media realia

dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dibuktikan dengan

terjadinya peningkatan pada target indikator kinerja sebesar 80% dan mengalami

peningkatan 88,88%. Dapat disimpulkan bahwa penelitian dalam kategori

berhasil. Peningkatan juga terjadi pada peningkatan rata-rata kelas dan jumlah

siswa yang tuntas belajar pada setiap siklusnya. Pada pra siklus (sebelum

dilakukan tindakan) nilai rata-rata kelas sebesar 39,5 dengan jumlah siswa yang

tuntas belajar sebanyak 4 siswa (22,22%). Pada siklus I nilai rata-rata kelas

sebesar 76 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 siswa (66,66%).

Pada siklus II nilai rata-rata kelas sebesar 80,05 dengan jumlah siswa yang tuntas

belajar sebanyak 16 siswa (88,88%).

Pada proses pembelajaran terdapat peningkatan keaktifan siswa pada

proses pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga penberapan metode NHT

(Numbered Heads Together) dan penggunaan media realia dapat meningkatkan

kemampuan mengidentifikasi jenis batuan dengan media realia melalui metode

NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Ngadiroyo

Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan penelitian di atas maka dapat diketahui bahwa

penerapan metode NHT (Numbered Heads Togehter) yang didukung pemggunaan

media realia dapat meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan siswa

kelas V SD Negeri Ngadiroyo Kecamatan Nguntoronadi Kabupaten Wonogiri

101

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

TahunAjaran 2011/2012. Implikasi dari simpulan penelitian dapat dikaji sebagai

berikut :

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode NHT

(Numbered Heads Together) yang didukung penggunaan media realia dapat

meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan siswa kelas V SD

Negeri Ngadiroyo Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012 dari segi proses maupun

hasil. Segi proses dapat dilihat dari kegiatan siswa yang meningkat dalam

pembelajaran pada setiap siklusnya. Sedangkan untuk segi hasil dapat dilihat

dari nilai kemampuan mengidentifikasi jenis batuan pada setiap seiklusnya.

Dengan demikian penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk guru lain yang

ingin menerapkan metode sejenis sebagai metode ataupun strategi dalam

pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Keberhasilan proses pembelajaran dan peningkatan hasil pembelajaran

dapat dipengaruhi oleh guru dan siswa. Faktor dari guru berupa kemampuan

guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menguasai

materi menggunakan metode pembelajaran, memanfaatkan sumber

belajar/media, memelihara keterlibatan siswa, melakukan penilaian sesuai

dengan materi ajar, dan menyampaikan pembelajaran. Sementara itu dari segi

siswa berupa minat, motivasi, kondisi fisik dan lingkungan yang kondusif

dapat mempengaruhi keberhasilan proses dan hasil pembelajaran.

C. Saran

Berkaitan dengan simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti

mengajukan saran sebagai berikut :

a. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengadakan pelatihan bagi guru khususnya yang berhubungan dengan

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENINGKATAN ...... · Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

penerapan metode NHT (Numbered Heads Together) agar tujuan pembelajaran

dapat tercapai. Dengan adanya pelatihan, guru dapat memilih metode NHT

(Numbered Heads Together) sebagai strategi dalam pelaksanaan proses

pembelajaran.

b. Bagi Guru

1. Guru hendaknya membuat RPP dan melaksanakan pembelajaran sesuai

dengan RPP agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Guru hendaknya menerapkan metode NHT (Numbered Heads Together)

untuk meningkatkan kemampuan mengidentifikasi jenis batuan.

3. Penggunaan media realia hendaknya diupayakan secara optimal dalam

pembelajaran supaya dapat berdaya guna dan berhasil guna.

c. Bagi Siswa

Siswa hendaknya dapat meningkatkan hasil kemampuan mengidentifikasi

batuan dan juga mengembangkan motivasi, keaktifan, kreativitas dalam

pembelajaran sehingga dapat menambah pengetahuan.

d. Bagi Peneliti Lanjut

Peneliti lain dapat mengkaji permasalahan yang sama secara lebih

cermat baik dalam hal pengkajian teori yang berkaitan dengan metode NHT

(Numbered Heads Together) maupun hal-hal lain yang menjadi kekurangan

dalam penelitian agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik lagi. Peneliti

lain juga dapat melanjutkan penelitian ini berkaitan dengan masih adanya

dua siswa yang belum tuntas.