perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGUKURAN … · 2013-07-22 · Hasil Uji Validitas...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGUKURAN … · 2013-07-22 · Hasil Uji Validitas...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGUKURAN KESADARAN ETIKA DAN ORIENTASI ETIKA
ANTARA MAHASISWA AKUNTANSI, AUDITOR, DAN DOSEN
AKUNTANSI
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
JARMIATUN
NIM. F0307059
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MEI 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Bahwasanya Allah dan malaikat-malaikat serta penghuni langit dan bumi hingga
semutpun dan juga ikan di laut semuanya memohon rahmat untuk orang yang
mengajarkan ilmu bagi manusia
(Al Hadist)
Apapun yang bisa kita lakukan atau kita impikan bisa kita lakukan dengan
ketekunan dan kekuatan hati
(Penulis)
Pemimpin seharusnya lebih kuat, sanggup menguasai topan badai yang
bergemuruh dalam hatinya. Orang yang tidak sanggup mengusai hal itu tidak akan
sanggup memimpin dirinya atau orang lain
(Penulis)
Orang baik bukannya orang tanpa cela dan tidak berbuat salah, melainkan orang
yang selalu berusaha untuk mejadi baik. Orang yang berani bangkit bila jatuh,
karena percaya pada belas kasih Allah
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecil ini kepada:
♥ Allah SWT
♥ Bapak dan Ibu tercinta
♥ Semua orang yang kusayangi
♥ Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat,
karunia, segala nikmat, dan kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengukuran Kesadaran Etika dan Orientasi Etika antara
Mahasiswa Akuntasi, Auditor, dan Dosen Akuntansi”, sebagai tugas akhir guna
memenuhi syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi Universitas Sebelas Maret.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret.
2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku pembimbing skripsi atas
semua kritik, saran, nasihat dan perhatianya yang sangat membantu
penulis untuk mencapai hasil yang terbaik.
4. Seluruh pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Terimakasih atas ilmu dan kesabaran yang diberikan selama belajar di
Fakultas ini. Semoga semua ilmu yang telah diberikan dapat digunakan
dengan sebaik-baiknya.
5. Seluruh karyawan dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Terimasih atas bantuan dan kerjasamanya selama penulisan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
6. Semua pihak yang telah membantu baik secara moril maupun materiil
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan semoga atas
bantuan serta kebaikan dari semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada
penulis hingga tersusunnya skripsi ini, mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Amiin.
Surakarta, Maret 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
THANKS TO
1. Allah SWT, atas segala anugerah, ilmu, kesempatan dan segala sesuatu yang
membuatku ada di dunia ini. Subhanallah, sungguh besar nikmat-Mu untukku.
2. Bapak dan Ibuku tercinta atas kasih sayang, perhatian didikan, bimbingan dan
kesempatan yang telah beliau berikan. Terimakasih telah membuatku menjadi
seperti sekarang ini. Hanya ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya yang
dapat kuucapkan. Aku sayang kalian.
3. Adiku, Yuli, dan Dian, makasih buat doa dan motivasinya. Belajar yang rajin,
jangan kecewakan orang tua kita.
4. Mbah kakung dan mbah putri, terima kasih atas doa dan dukungannya.
5. Anggota geng “Bawah Pohon Blimbing” (Michan, Dinol, Asmara),
kebersamaan bersama kalian 4 tahun di FE, begitu banyak kenangan yang
tidak bisa diungkapkan, mulai dari awal kuliah sampai saat ini, ayo semangat
kawan…... Semangat dalam mengejar cita-cita.
6. Keluarga besar AGEN 007 FE UNS (Erna, andin , diana, ayus, endah, adu,
dee, sofi, tia, irma, cuiy, ici, nia, erna, fira, umi, ve, ifa, ira, fajrika, irla, pu3,
ratih, fat, hermin, murdiani, aniz, suci, dela, novi, dewilis, mba sri, puspa,
dewi indrias, silvy, nani, dewok, ana, meldhan, sari, neesya, made ayu, rina,
sanda, asmara, dina, mb opi, ery, ajeng, mike, aninda, eva, rini, ria, bimo,
hafid, sepep, rija, yandi, basri, anang, ndok, moyo, fitrah, angga, iwak, mek,
timo, andri, tafik, adikur, ragil, dedi, spirtuz, peka, tri, fariz, awang, herman,
smuanya.. terima kasih untuk persahabatan yg begitu besar, hahahaha.. ! thx
for all!
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Temen2 di UNSA, UNB, thx for supportnya….! Aq wes lulus lek…!, Special
thx buat mbak Yani di ATMA BAKTI, makasi bantuannya Bu...!semoga
segera dikukuhkan sebagai dosen teladan, amiiin….!heheheee.
8. Ari, Jevi, makasih buat bantuannya selama aku di Semarang.
9. Teman-teman di KAP Wartono (mas Mail, mas Wahyu, pak Jat, mbak Wati,
mbak Nur, mas Jum, mas Redi, mas Ganung, mas Rahmat Widodo) makasi
buat nasihatnya.
10. Teman-teman di KAP Hanung Triatmoko, KAP Bayudiwatu, KAP Yulianti,
KAP Ngurah Arya, Terimakasih atas bantuannya, maaf banyak merepotkan
selama ini.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7
II. LANDASAN TEORI
A. Kode Etik Profesi Akuntan Publik .......................................................... 9
B. Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi ........................................................ 11
C. Proses Pengambilan Keputusan .............................................................. 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
III. METODE PENELITIAN
A. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data ........................................... 34
B. Kuesioner .............................................................................................. 35
C. Pengujian Instrumen Penelitian ............................................................ 37
D. Metode Analisis .................................................................................... 39
IV. ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ..................................................... 42
B. Analisis Data ......................................................................................... 43
V. PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 79
B. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 80
C. Saran ................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1. Interpretasi Pertanyaan Kuesioner ................................................................. 37
2. Pengkodean dalam SPSS ................................................................................ 43
3. Hasil Uji Reliabilitas dengan Sampel Mahasiswa Akuntansi ......................... 45
4. Hasil Uji Reliabilitas dengan Sampel Auditor ................................................ 46
5. Hasil Uji Reliabilitas dengan Sampel Dosen Akuntansi................................. 47
6. Hasil Uji Validitas Dimensi Moral Equity ..................................................... 48
7. Hasil Uji Validitas Dimensi Moral Relativism ............................................... 49
8. Hasil Uji Validitas Dimensi Moral Egoism ................................................... 49
9. Hasil Uji Validitas Dimensi Utilitarian .......................................................... 50
10. Hasil Uji Validitas Dimensi Contractualism .................................................. 50
11. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Orientasi ........................................................ 51
12. Hasil Uji Validitas Dimensi Moral Equity...................................................... 52
13. Hasil Uji Validitas Dimensi Relativism .......................................................... 52
14. Hasil Uji Validitas Dimensi Egoism ............................................................... 53
15. Hasil Uji Validitas Dimensi Utilitarian .......................................................... 53
16. Hasil Uji Validitas Dimensi Contractualism .................................................. 54
17. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Orientasi ........................................................ 54
18. Hasil Uji Validitas Dimensi Moral Equity...................................................... 55
19. Hasil Uji Validitas Dimensi Relativism .......................................................... 55
20. Hasil Uji Validitas Dimensi Egoism ............................................................... 56
21. Hasil Uji Validitas Dimensi Utilitarian .......................................................... 56
22. Hasil Uji Validitas Dimensi Contractualism .................................................. 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
23. Hasil Uji Validitas Pertanyaan Orientasi ........................................................ 57
24. Hasil Uji Analisis Faktor dengan Sampel Mahasiswa Akuntansi .................. 59
25. Hasil Pengelompokan Analisis Faktor ............................................................ 61
26. Hasil Perhitungan Mean .................................................................................. 62
27. Hasil Uji Analisis Faktor dengan Sampel Auditor ......................................... 63
28. Hasil Pengelompokan Analisis Faktor ............................................................ 64
29. Hasil Perhitungan Mean .................................................................................. 65
30. Hasil Uji Analisis Faktor dengan Sampel Dosen Akuntansi .......................... 66
31. Hasil Pengelompokan Analisis Faktor ............................................................ 68
32. Hasil Perhitungan Mean .................................................................................. 69
33. Koefisien Determinasi .................................................................................... 70
34. Hasil Uji Statistik F ......................................................................................... 71
35. Hasil Uji Statistik t .......................................................................................... 72
36. Koefisien Determinasi .................................................................................... 73
37. Hasil Uji Statistik F ......................................................................................... 74
38. Hasil Uji Statistik t .......................................................................................... 75
39. Koefisien Determinasi .................................................................................... 76
40. Hasil Uji Statistik F ......................................................................................... 77
41. Hasil Uji Statistik t .......................................................................................... 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
1. Daftar Kuesioner .........................................................................................86
2. Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................................89
3. Hasil Uji Validitas.......................................................................................97
4. Hasil Uji Analisis Faktor ............................................................................106
5. Hasil Uji Mean Faktor ...............................................................................109
6. Hasil Uji Regresi .........................................................................................110
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan baik bagi pihak intern perusahaan
maupun pihak ekstern. Bagi manajemen, laporan keuangan akan digunakan untuk
berbagai keputusan dalam rangka pengelolaan perusahaan yang sekaligus
merupakan pertanggungjawaban atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.
Sebaliknya, pihak ekstern akan menilai pertanggungjawaban manajemen sehingga
bisa membuat berbagai keputusan ekonomi.
Adanya berbagai pihak yang menggunakan laporan keuangan bisa
menimbulkan konflik kepentingan. Untuk meminimalkan konflik kepentingan
atas laporan keuangan maka perlu adanya suatu standar untuk penyusunannya.
Dengan adanya standar tersebut diharapkan laporan keuangan bisa
diinterpretasikan secara sama oleh para pemakai. Untuk menjamin bahwa laporan
keuangan sudah disusun sesuai dengan standar, diperlukan pihak ketiga yang
netral yang tidak berkepentingan terhadap laporan keuangan yaitu akuntan publik.
“Akuntan publik merupakan akuntan yang berpraktek dalam kantor
akuntan publik yang menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik.“ (Mulyadi, 1998:46). Menurut SPAP, berbagai jasa
yang diberikan akuntan publik yaitu audit atas laporan keuangan historis, atestasi,
akuntansi dan review dan jasa konsultasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
2
Sebagai profesi yang memberikan jasa kepada masyarakat, akuntan publik
harus mendapat kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Tanpa
kepercayaan tersebut, jasa yang diberikan oleh akuntan publik menjadi tidak
efektif. Untuk mendapatkan kepercayaan tersebut, akuntan publik hendaknya
senantiasa memperhatikan mutu atas pelaksanaan pekerjaannya. Dalam rangka
meningkatkan mutu atas jasa yang diberikan, akuntan publik terikat dengan suatu
aturan atau standar. Salah satu standar yang mengikat akuntan publik dalam
melaksanakan pekerjaannya yaitu standar etika profesi.
Etika profesi mengatur tentang sikap dan tindakan etis dari pelaksana
profesi. Di Indonesia, etika profesi bagi akuntan publik diatur dalam Kode Etik
Akuntan Indonesia. Sebagai standar etika bagi profesi, Kode Etik ini bersifat
mengikat, yang harus dilaksanakan oleh setiap anggotanya. Oleh karena itu, maka
setiap anggota hendaknya mempunyai pemahaman yang sama atas standar etika
tersebut.
Meskipun standar etika bagi akuntan publik ini sudah dibakukan, dalam
pelaksanaan di lapangan akuntan dihadapkan oleh berbagai kendala. Beberapa
penelitian berkaitan dengan masalah etika sudah banyak dilakukan seperti oleh
Desriani (1993), Sihwahjoeni dan Gudono (2000), Ludigdo (1998), Cohen et al.
(1995) dan Cohen et al. (1996). Berbagai penelitian tersebut kebanyakan meneliti
persepsi berbagai kelompok subyek atas suatu etika tanpa memperhatikan
berbagai dimensi yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan etika,
kecuali penelitian Cohen et al. (1996).
Penelitian ini merupakan pengembangan atas penelitian yang telah
dilakukan oleh Cohen et al. (1996) tentang pengukuran kesadaran dan orientasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
3
etika. Dalam penelitian tersebut yang telah direplikasi Sutopo (1997), serta
Triatmoko (2006), sama-sama menggunakan metodologi multidimensional ethics
scale (MES) yang dikaitkan dengan model empat-komponen pengambilan
keputusan etika dari Rest (1986), yaitu komponen pertama berupa kesadaran
moral dan komponen kedua membuat pertimbangan moral. Ketiga penelitian yang
dilakukan oleh Cohen, Sutopo maupun Triatmoko tersebut meneliti berbagai
dimensi yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan etika. Dari ketiga
penelitian tersebut menunjukkan bahwa dimensi etika terdiri dari dimensi moral
equity, relativism, contractualism dan utilitarian (egoism). Perbedaan penelitian
ini dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Cohen (1996) dan direplikasi
oleh Sutopo (1997) dan Triatmoko (2006) terletak pada vignette, dan sampel yang
digunakan.
Berikut adalah perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya:
1. Baik Cohen (1996) maupun Sutopo (1997) menggunakan vignette etika bisnis
secara umum, sedangkan Triatmoko (2006) menggunakan vignette etika dalam
profesi akuntan publik yang digunakan oleh Cohen et al. (1995), dengan
menggunakan satu vignette. Sama halnya dengan Triatmoko (2006), penelitian
ini juga menggunakan vignette etika dalam profesi akuntan publik, hal ini
dikarenakan obyek penelitian ini berhubungan dengan kode etik akuntan
publik, sehingga vignette yang dipilih bukan vignette etika bisnis secara umum.
Hanya saja berbeda dengan Triatmoko (2006), dalam penelitian ini peneliti
tidak hanya menggunakan satu vignette saja, namun peneliti menggunakan dua
vignette agar hasil dari penelitian ini akan lebih bervariasi daripada
manggunakan hanya satu vignette, dalam menentukan vignette yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
4
dipilih, peneliti tentu saja memilih vignette dengan pertimbangan Kode Etik
Profesi Akuntan Publik yang berlaku di Indonesia saat ini.
2. Sampel dalam penelitian Cohen (1996) adalah auditor profesional Kanada
sedangkan sampel dalam penelitian yang digunakan Sutopo (1997) yaitu
mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS, serupa dengan Sutopo,
Triatmoko (2006) juga menggunakan sampel yaitu mahasiswa Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi UNS, yang telah menempuh mata kuliah Audit 1,
sedangkan pada penelitian kali ini, peneliti mengembangkan sampel sesuai
dengan judul dari penelitian yaitu dengan meggunakan sampel mahasiswa
akuntansi tingkat akhir yang telah menempuh mata kuliah Audit I dan II,
auditor, dan dosen akuntansi, dengan tujuan untuk membandingkan
bagaimanakah kesadaran dan orientasi etika dari masing-masing sampel,
dimana masing-masing sampel tersebut sangat berperan penting dalam
penerapan Kode Etik akuntan publik, karena baik mahasiswa akuntansi,
auditor, maupun dosen akuntansi, mereka mempunyai andil besar sebagai agen
moral dalam meningkatkan kualitas etis seorang akuntan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian sebelumnya dinyatakan bahwa
kepercayaan terhadap profesi sangat ditentukan oleh kualitas pelaksanaan profesi.
Untuk menjamin pelaksanaan audit yang berkualitas, auditor harus menjaga
standar etika profesi. Dalam rangka mempertahankan standar etika tersebut,
auditor sering menghadapi suatu situasi dilema. Dalam situasi dilema tersebut,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
5
auditor harus melakukan keputusan etika untuk melakukan atau tidak melakukan
sesuatu tindakan yang berkaitan dengan etika.
Ada berbagai faktor yang mempengaruhi seseorang dalam proses
pengambilan keputusan etika. Berdasarkan suatu studi literatur filsafat moral,
Reidenbach dan Robin (1988) sebagaimana dikutip oleh Cohen et al. (1996) dan
juga dikutip oleh Sutopo (1997), mengidentifikasikan lima normative modes of
moral reasoning yaitu the theory of justice/moral equity,
deontology/contractualism, relativism, utilitarian, dan egoism reasoning.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti mengajukan
beberapa pertanyaan penelitian (research question) yang menjadi rumusan
masalah.
1. Apakah dimensi egoism termasuk dalam MES?
Peneliti mengajukan pertanyaan ini karena dalam penelitian Cohen et al.
(1996) maupun penelitian Flory et al. (1992) menunjukkan bahwa egoism
tidak termasuk dalam MES sedangkan menurut literatur, dimensi ini masuk
dalam MES. Flory et al. (1992) mengidentifikasi tiga dimensi yang termasuk
dalam multidimensional ethics scale yaitu dimensi moral equity, relativism,
dan contractualism, dimana moral equity merupakan dimensi yang paling
penting (kesadaran etika). Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Cohen (1996)
yang berhasil mengidentifikasikan empat dimensi yang termasuk dalam MES
yaitu dimensi moral equity, contractualism, utilitarian, dan relativism, dimana
dimensi relativism merupakan dimensi yang paling penting (kesadaran etika).
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Sutopo (1997),
yang berhasil mengidentifikasi empat dimensi yang ternasuk dalam MES,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
6
yaitu moral equity (concern for caring), contractualism, utilitarian (egoism)
dan relativism, dengan dimensi yang paling penting (kesadaran etika) adalah
utilitarian (egoism). Penelitian yang terakhir adalah penelitian yang dilakukan
oleh Triatmoko (2006), yang mengidentifikasi terdapat empat dimensi yang
termasuk dalam MES yaitu moral equity, relativism, contractualism, dan
utilitarian (egoism), dimana dimensi yang paling penting (kesadaran etika)
adalah dimensi relativism. Peneliti ingin mengetahui apakah hasil dari
penelitian terdahulu masih konsisten ataukah sudah tidak konsisten lagi.
2. Dimensi etika apa yang mempunyai pengaruh paling berarti terhadap
penilaian etika dari mahasiswa akuntansi?
Pertanyaan ini diajukan peneliti untuk mengetahui konsistensi dengan
hasil penelitian sebelumnya, hanya saja dengan sampel yang tersendiri. Hasil
penelitian Cohen et al. (1996) dan Sutopo (1997) menunjukkan bahwa dimensi
moral equity mempunyai pengaruh yang paling kuat terhadap penilaian etika
secara keseluruhan (orientasi etika). Sedangkan menurut hasil penelitian dari
Triatmoko (2006) menunjukkan bahwa dimensi relativsm mempunyai
pengaruh yang paling kuat terhadap penilaian etika secara keseluruhan
(orientasi etika).
3. Dimensi etika apa yang mempunyai pengaruh paling berarti terhadap penilaian
etika dari auditor?
Pertanyaan ini diajukan peneliti untuk mengetahui dimensi mana yang
paling berpengaruh pada penilaian orientasi etika dari auditor.
4. Dimensi etika apa yang mempunyai pengaruh paling berarti terhadap penilaian
etika dari dosen akuntansi?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
7
Pertanyaan ini diajukan peneliti untuk mengetahui dimensi mana yang
paling berpengaruh pada penilaian orientasi etika dari dosen akuntansi.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini, sesuai dengan permasalahan di atas yaitu melakukan
konfirmasi hasil penelitian sebelumnya tentang berbagai dimensi yang termasuk
dalam dalam multidimensional ethics scale (MES). Dari penelitian Cohen (1996),
Sutopo (1997), dan Triatmoko (2006), menunjukkan bahwa dimensi etika terdiri
dari dimensi moral equity, relativism, contractualism dan utilitarian. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil tersebut masih konsisten, dengan
menggunakan tiga sampel yang berbeda yaitu, mahasiswa akuntansi, auditor, dan
dosen akuntansi.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat:
1. Memberikan kontribusi bukti empirik pada literatur keperilakuan tentang
berbagai dimensi yang mempengaruhi seseorang untuk melaksanakan
suatu keputusan etika.
2. Secara khusus, manfaat bagi penulis sendiri adalah untuk memahami lebih
dalam mengenai pengukuran kesadaran etika dan orientasi etika.
3. Bagi auditor, diharapkan hasil penelitian ini dapat menggugah para auditor
untuk lebih berperan dalam melakukan pengawasan pelaksanaan etika
profesi akuntan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
8
4. Bagi para pendidik akuntansi untuk lebih memperhatikan masalah etika
profesi dalam memberikan kuliah kepada para mahasiswa jurusan
akuntasi.
5. Memberikan masukan bagi para praktisi pada KAP dalam pengelolaan
tenaga auditornya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kode Etik Profesi Akuntan Publik
Salah satu hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi
lainnya adalah tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melindungi
kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi akuntan publik tidak
hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika bertindak untuk
kepentingan publik, setiap Akuntan harus mematuhi dan menerapkan seluruh
prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi
Akuntan Publik.
Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesi setiap profesi
adalah kebutuhan profesi tersebut tentang kepercayaan masyarakat terhadap mutu
jasa yang diserahkan oleh profesi yang menyerahkan jasa tersebut setiap profesi
yang menyediakan jasa kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari
masyarakat yang dilayaninya. Umumnya masyarakat sangat awam mengenai
pekejaan yang dilakukan oleh suatu profesi. Masyarakat akan sangat menghargai
profesi yang menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan
anggota profesinya, karena dengan demikian masyarakat akan terjamin untuk
memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari profesi yang bersangkutan. Jika
masyarakat pemakai jasa tidak memiliki kepercayaan terhadap profesi akuntan
publik maka layanan profesi tersebut kepada klien menjadi tidak efektif.
Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
10
profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan audit yang dilakukan oleh anggota profesi tersebut.
Kode etik yang berlaku di Indonesia disusun oleh Institut Akuntan Publik
Indonesia (IAPI), yang mulai efektif berlaku sejak tanggal 1 Januari 2010. Kode
Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi
yang harus diterapkan oleh setiap individu dalam kantor akuntan publik (KAP)
atau Jaringan KAP, baik yang merupakan anggota IAPI maupun yang bukan
merupakan anggota IAPI, yang memberikan jasa profesional yang meliputi jasa
assurance dan jasa selain assurance. Suatu KAP atau Jaringan KAP tidak boleh
menetapkan kode etik profesi dengan ketentuan yang lebih ringan daripada
ketentuan yang diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Setiap akuntan publik wajib mematuhi dan menerapkan seluruh prinsip
dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam kode etik, kecuali bila prinsip
dasar dan aturan etika profesi yang diatur oleh perundang-undangan, ketentuan
hukum, atau peraturan lainnya yang berlaku ternyata lebih ketat dari Kode Etik
Profesi Akuntan Publik. Dalam kondisi tersebut, seluruh prinsip dasar dan aturan
etika profesi yang diatur dalam perundang undangan, ketentuan hukum, atau
peraturan lainnya yang berlaku tersebut wajib dipatuhi, selain tetap mematuhi
prinsip dasar dan aturan etika profesi yang diatur dalam Kode Etik Profesi
Akuntan Publik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
11
B. Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi
Kode Etik Profesi Akuntan Publik menetapkan prinsip dasar dan aturan
etika profesi. Berikut adalah prinsip dasar etika profesi yang berlaku di Indonesia
saat ini:
1. Prinsip Integritas.
Setiap praktisi harus tegas dan jujur dalam menjalin hubungan
profesional dan hubungan bisnis dalam melaksanakan pekerjaannya.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi
lainnya yang diyakininya terdapat:
a. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau
c. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas
informasi yang seharusnya diungkapkan.
2. Prinsip Objektivitas.
Setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-
pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan
bisnisnya.
Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi
objektivitasnya. Karena beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk
mendefinisikan setiap situasi tersebut. Setiap praktisi harus menghindari
setiap hubungan yang bersifat subjektif atau yang dapat mengakibatkan
pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
12
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional
(Profesional Competence and Due Care)
Setiap praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian
profesionalnya pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara
berkesinambungan, sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima
jasaprofesional yang diberikan secara kompeten berdasarkan
perkembangan terkini dalam praktik, perundang-undangan, dan metode
pelaksanaan pekerjaan. Setiap praktisi harus bertindak secara profesional
dan sesuai dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku
dalam memberikan jasa profesionalnya.
Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian
profesional mewajibkan setiap praktisi untuk:
a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan
untuk menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada
klien atau pemberi kerja; dan
b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai
dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam
memberikan jasa profesionalnya.
Pemberian jasa profesional yang kompeten membutuhkan
pertimbangan yang cermat dalam menerapkan pengetahuan dan keahlian
profesional. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua tahap yang
terpisah sebagai berikut:
a. Pencapaian kompetensi profesional; dan
b. Pemeliharaan kompetensi profesional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
13
Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan
pemahaman yang berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan
perkembangan bisnis yang relevan. Pengembangan dan pendidikan
profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk meningkatkan dan
memelihara kemampuan praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya
secara kompeten dalam lingkungan profesional.
Sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan
setiap praktisi untuk bersikap dan bertindak secara hati-hati, menyeluruh,
dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan.
Setiap praktisi harus memastikan tersedianya pelatihan dan
penyeliaan yang tepat bagi mereka yang bekerja di bawah wewenangnya
dalam kapasitas profesional. Bila dipandang perlu, praktisi harus
menjelaskan keterbatasan jasa profesional yang diberikan kepada klien,
pemberi kerja, atau pengguna jasa profesional lainnya untuk menghindari
terjadinya kesalahtafsiran atas pernyataan pendapat yang terkait dengan
jasa profesional yang diberikan.
4. Prinsip Kerahasiaan
Setiap praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang
diperoleh sebagai hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya,
serta tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga
tanpa persetujuan dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat
kewajiban untuk mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau
peraturan lainnya yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
14
hubungan profesional dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh
praktisi untuk keuntungan pribadinya atau pihak ketiga.
Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP
atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa adanya wewenang khusus,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai
dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku; dan
b. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi
atau pihak ketiga.
Setiap praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk
dalam lingkungan sosialnya. Setiap praktisi harus waspada terhadap
kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja, terutama dalam situasi
yang melibatkan hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun
anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya.
Setiap praktisi harus menjaga kerahasiaan informasi yang
diungkapkan oleh calon klien atau pemberi kerja.
Setiap praktisi harus mempertimbangkan pentingnya kerahasiaan
informasi terjaga dalam KAP atau jaringan KAP tempatnya bekerja.
Setiap praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap
perlu untuk memastikan terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
15
yang bekerja di bawah wewenangnya, serta pihak lain yang memberikan
saran dan bantuan profesionalnya.
Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut,
bahkan setelah berakhirnya hubungan antara praktisi dengan klien atau
pemberi kerja. Ketika berpindah kerja atau memperoleh klien baru,
praktisi berhak untuk menggunakan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya. Namun demikian, praktisi tetap tidak boleh menggunakan
atau mengungkapkan setiap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh
sebelumnya dari hubungan profesional atau hubungan bisnis.
Di bawah ini merupakan situasi-situasi yang mungkin
mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan informasi yang bersifat
rahasia atau ketika pengungkapan tersebut dianggap tepat:
a. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh
klien atau pemberi kerja;
b. Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh:
(1) Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang
pengadilan; atau
(2) Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu
pelanggaran hukum; dan
c. Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk
mengungkapkan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum:
(1) Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan
oleh organisasi profesi atau regulator;
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
16
(2) Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator;
(3) Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang
pengadilan; atau
(4) Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang
berlaku.
Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat
rahasia, setiap praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga,
jika klien atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi
oleh Praktisi;
b. Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang
relevan. Ketika fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau
ketika informasi tidak lengkap, pertimbangan profesional harus
digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan yang harus
dilakukan; dan
c. Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap
praktisi harus memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam
komunikasi tersebut.
5. Prinsip Perilaku Profesional
Setiap praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
dan harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan
terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
17
memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang
dapat menurunkan reputasi profesi.
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya,
setiap praktisi tidak boleh merendahkan martabat profesi. Setiap praktisi
harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap atau melakukan tindakan
sebagai berikut:
a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
b. Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan
perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil pekerjaan
praktisi lain.
Kode Etik Profesi Akuntan Publik diatas adalah Kode Etik yang berlaku di
Indonesia saat ini, sedangkan sebelumnya Kode Etik juga telah ditetapkan, Kode
Etik sebelumnya disusun oleh Ikatan Akuntan Indonesia (sekarang Institut
Akuntan Publik Indonesia). Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian, yang
pertama adalah prinsip etika, yang kedua aturan etika, ketiga interpretasi aturan
etika dan yang terakhir tanya dan jawab. Prinsip etika memeberikan rerangka
dasar bagi aturan etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional
oleh anggota. Prinsip Etika ini disahkan oleh kongres IAI dan berlaku bagi seluruh
anggota IAI, Sedangkan aturan etika disahkan oleh rapat anggota kompartemen
dan hanya mengikat anggota kompartemen yang bersangkutan. Interpretasi etika
merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh pengurus kompartemen setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota dan pihak-pihak yang berkepentingan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
18
lainnya, sebagai panduan penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan membatasi
ruang lingkup dan penerapannya. Tanya dan jawab memberikan penjelasan atas
setiap pertanyaan dari anggota kompartemen tentang aturan etika beserta
interpretasinya. Prinsip etika profesi dalam Kode Etik IAI menyatakan pengakuan
profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, pemakai jasa akuntan, dan rekan.
Prinsip ini memandu anggota dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya
dan merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip
ini meminta komitmen untuk berperilaku terhormat, bahkan dengan pengorbanan
kepentingan pribadi. Berikut ini adalah prinsip dasar yang digunakan:
1. Tanggung Jawab Profesi
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Sebagai profesional, anggota mempunyai peran penting dalam
masyarakat. Sejalan dengan peranan tersebut, anggota mempunyai
tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka. Anggota
juga harus selalu bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi dalam
mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan untuk
memelihara dan meningkatakan tradisi profesi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
19
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
a. Satu ciri utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan memegang peranan yang penting dalam
masyarakat, di mana publik dari profesi akuntan terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia
bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada
obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung
jawab akuntan terhadap kepentingan publik. Kepentingan publik
didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruhan. Ketergantungan ini menyebabkan
sikap dan tingkah laku akuntan dalam menyediakan jasanya
mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan negara.
b. Profesi akuntan tetap berada pada posisi yang penting ini hanya
dengan terus menerus memberikan jasa yang unik pada tingkat yang
menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang teguh.
Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat pemakai
jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan prestasi
tertinggi dan sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk
mencapai tingkat prestasi tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
20
c. Dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya, anggota mungkin
menghadapi tekanan yang saling berbenturan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan. Dalam mengatasi hal ini, anggota harus bertindak
dengan penuh integritas, dengan suatu keyakinan bahwa apabila
anggota memenuhi kewajibannya kepada publik, maka kepentingan
penerima jasa terlayani dengan sebaik-baiknya.
d. Mereka yang memperoleh pelayanan dari anggota mengharapkan
anggota untuk memenuhi tanggung jawabnya dengan integritas,
obyektivitas, keseksamaan profesional, dan kepentingan untuk
melayani kepentingan publik. Anggota diharapkan untuk memberikan
jasa berkualitas, mengenakan inmalan jasa yang pantas, serta
menawarkan berbagai jasa, semuanya dilakukan dengan tingkat
profesionalisme yang konsisten dengan prinsip etika profesi ini.
e. Semua anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan
publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota
harus secara terus menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk
mencapai profesionalisme yang tinggi.
f. Tanggung jawab seorang akuntan tidak semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan klien individual atau pemberi kerja. Dalam melaksanakan
tugasnya, seorang akuntan harus mengikuti standar profesi yang dititik
beratkan pada kepentingan publik, misalnya:
(1) Auditor independen membantu memelihara integritas dan efisiensi
dari laporan keuangan yang disajikan kepada lembaga keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
untuk mendukung pemberi pinjaman dan kepada pemegang saham
untuk memeroleh modal;
(2) Eksekusi keuangan bekerja di bidang akuntansi manajemen dalam
organisasi dan memberikan kontribusi efisiensi dan efektivitas dari
penggunaan sumber daya organisasi;
(3) Auditor intern memberikan keyakinan tentang sistem pengendalian
internal yang baik untuk meningkatkan keandalan informasi
keuangan dari pemberi kerja kepada pihak luar;
(4) Ahli pajak membantu membangun kepercayaan dan efisiensi serta
penerapan yang adil dari sistem pajak; dan
(5) Konsultan manajemen mempunyai tanggung jawab terhadap
kepentingan umum dalam membantu pembuatan keputusan
manajemen yang baik.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas
setinggi mungkin.
a. Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualiatas yang mendasari
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
b. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap
jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima
jasa, pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
22
keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
c. Integritas diukur dalam bentuk apa yang benar dan adil. Dalam hal
tidak terdapat aturan, standar, panduan khusus atau dalam menghadapi
pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji keputusan atau
perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa
yang seorang berintegritas akan lakukan dan apakah anggota telah
menjaga integritas dirinya. Integritas mengharuskan anggota untuk
menaati baik bentuk maupun jiwa standar teknis dan etika.
d. Integritas juga mengharuskan anggota untuk mengikuti prinsip
objektivitas dan kehati- hatian profesional.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitas dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
a. Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak
berperasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau
berada di bawah pengaruh pihak lain.
b. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang berbeda dan harus
menunjukkan obyektivitas mereka di berbagai situasi. Anggota dalam
praktik akuntan publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta
konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
23
keuangan sebagai orang bawahan, melakukan jasa audit intern yang
bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan dan pemerintahan. Mereka harus melindungi integritas
pekerjaannya dan memelihara objektivitas.
c. Dalam menghadapi situasi dan praktik yang secara spesifik
berhubungan dengan aturan etika sehubungan dengan obyektivitas,
pertimbangan yang cukup harus diberikan terhadap faktor berikut:
(1) Adakalanya anggota dihadapkan kepada situasi yang
memungkinkan mereka menerima tekanan-tekanan yang diberikan
kepadanya. Tekanan ini dapat mengganggu obyektivitasnya.
(2) Adakalanya tidak praktis untuk menyatakan dan menggambarkan
semua situasi di mana tekanan- tekanan mungkin terjadi. Ukuran
kewajaran (reasonableness) harus digunakan dalam menentukan
standar untuk mengidentifikasi hubungan yang mungkin atau
kelihatan dapat merusak obyektivitas anggota.
(3) Hubungan-hubungan yang memungkinkan prasangka, bias atau
pengaruh lainnya untuk melanggar obyektivitas harus dihindari.
(4) Anggota memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa orang-
orang yang terlibat dalam pemberianjasa profesional mematuhi
prinsip obyektivitas.
(5) Anggota tidak boleh menerima atau menawarkan hadiah atau
entertainmen yang dipercaya dapat menimbulkan pengaruh yang
tidak pantas terhadap pertimbangan profesional mereka atau
terhadap orang-orang yang berhubungan dengan mereka. Anggota
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
24
harus menghindari situasi-situasi yang dapat membuat posisi
profesional mereka ternoda.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan
kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.
a. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan kompetensi dan ketekunan. Hal
ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten
dengan tanggung jawab profesi kepada publik.
b. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seyogyanya tidak menggambarkan dirinya memiliki keandalan dan
pengalaman yang tidak mereka punyai. Dalam semua penugasan dan
dalam semua tanggung jawabnya, setiap anggota harus melakukan
upaya untuk mencapai tingkatan kompetisi yang akan meyakinkan
bahwa kualitas jasa yang diberikan memenuhi tingkatan
profesionalisme tinggi seperti disyaratkan oleh prinsip etika.
Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi dua fase yang terpisah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
25
(1) Pencapaian kompetensi profesional. Pencapaian kompetensi
profesional pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum
yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian
profesional dalam subyek-subyek yang relevan, dan pengalaman
kerja. Hal ini harus menjadi pola pengembangan yang normal
untuk anggota.
(2) Pemeliharaan kompetensi profesional.
a) Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen
untuk belajar dan melakukan peningkatan profesional secara
berkesinambungan selama kehidupan profesional anggota.
b) Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran
untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi,
termasuk diantaranya pernyatan-pernyataan akuntansi,
auditing, dan peraturan lainnya, baik nasional maupun
internasional yang relevan.
c) Anggota harus menerapkan suatu program yang dirancang
untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan
jasa profesional yang konsisten dengan standar nasional dan
internasional.
c. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan
suatu tingkatan pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan
seorang anggota untuk memberikan jasa dengan kemudahan dan
kecerdikan. Dalam penugasan profesional melebihi kompetensi
anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
26
penyerahan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing-
masing atau menilai apakah pendidikan, pengalaman, dan
pertimbangan yang diperlukan memadai untuk tanggung jawab yang
harus dipenuhinya.
d. Anggota harus tekun dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada
penerima jasa dan publik. Ketekunan mengandung arti pemenuhan
tanggung jawab untuk memberikan jasa dengan segera dan berhati-
hati, sempurna dan mematuhi standar teknis, dan etika yang berlaku.
e. Kehati-hatian profesional mengharuskan anggota untuk merencanakan
dan mengawasi secara seksama setiap kegiatan profesional yang
menjadi tanggu jawabnya.
6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai
atau mengungkapkan informai tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada
hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
a. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan
informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa
profesional yang diberikannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut
bahkan setelah hubungan antar anggota digabung dan klien atau
pemberi kerja berakhir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
27
b. Kerahasiaan harus dijaga oleh anggota kecuali jika persetujuan khusus
telah diberikan atau terdapat kewajiban legal atau profesional untuk
mengungkapkan informasi.
c. Anggota mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa staf dibawah
pengawasannya dan orang-orang yang diminta nasehat dan bantuannya
menghormati prinsip kerahasiaan.
d. Kerahasiaan tidaklah semata-mata masalah pengungkapan informasi.
Kerahasiaan juga mengharuskan anggota untuk memperoleh informasi
selama melakukan jasa profesional tidak menggunakan atau terlibat
menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadi atau
keuntungan pihak ketiga.
e. Anggota yang mempunyai akses terhadap informasi rahasia tentang
penerima jasa tidak boleh mengungkapkannya ke publik. Karena itu,
anggota tidak boleh membuat pengungkapan yang tidak disetujui
(anauthorized disclosure) kepada orang lain. Hal ini tidak berlaku
untuk mengunggkapkan informasi dengan tujuan memenuhi tanggung
jawab anggota berdasarkan standar profesional.
f. Kepentinggan umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang
berhubungan dengan kerahasiaan didefinisikan bahwa terdapat
panduan mengenai sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta
mengenai berbagai keadaan dimana informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dapat atau perlu diungkapkan.
g. Berikut ini adalah contoh hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan sejauh mana informasi rahasia dapat diungkapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
28
(1) Apabila pengungkapan diizinkan. Jika persetujuan untuk
mengungkapkan diberikan oleh penerima jasa, kepentingan semua
pihak termasuk pihak ketiga dan kepentingannya dapat terpengaruh
harus dipertimbangkan.
(2) Pengungkapan diharuskan oleh hukum. Beberapa contoh dimana
anggota diharuskan oleh hukum untuk mengungkapkan informasi
rahasia adalah:
a) Untuk menghasilkan dokumen atau memberikan bukti dalam
proses hukum, dan
b) Untuk mengungkapkan adanya pelanggaran hukum atau klien.
(3) Ketika kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan:
a) Untuk mematuhi standar teknis dan aturan etika; pengungkapan
seperti itu tidak bertentangan dengan prinsip etika ini;
b) Untuk melindungi kepentingan profesional anggota dalam
sidang pengadilan;
c) Untuk menaati penelaahan mutu (atau penelaahan sejawat) IAI
atau badan profesional lainnya; dan
d) Untuk menanggapi permintaan atau investigasi oleh IAI atau
badan pengatur.
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
29
a. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung
jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lainnya,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.
a. Standar teknis dan standar profesional yang harus ditaati oleh anggota
adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia,
International Federation of Accountants, badan pengatur, dan
peraturan perundang-undangan yang relevan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Kode Etik di Indonesia
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Perubahan Kode Etik ini
memasukkan unsur-unsur tambahan dan merinci kembali berbagai peraturan-
peraturan yang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman.
Dengan pertimbangan Kode Etik yang berlaku saat ini dan Kode Etik yang
berlaku di Indonesia sebelumnya maka delapan vignette dalam profesi akuntan
publik yang digunakan dalam penelitian Cohen et al. (1995) dipilihlah dua
vignette yang akan digunakan untuk penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
30
C. Proses Pengambilan Keputusan
Dalam rangka pengambilan keputusan etika, perlu adanya pemahaman atas
proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang mempengaruhi proses
tersebut. Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, penelitian ini menggunakan
metodologi multidimensional ethics scale (MES) yang dikaitkan dengan model
empat-komponen pengambilan keputusan etika dari Rest (1986) sebagaimana juga
digunakan oleh Cohen (1996), Sutopo (1997), dan Triatmoko (2006).
Model Empat-komponen Rest (1986)
Spesifikasi model empat-komponen dari Rest adalah empat tahap yang
berurutan yang harus dilakukan seseorang agar dapat mencakup dimensi etika
dalam suatu pengambilan keputusan. Keempat tahap tersebut adalah :
1. Interpretasi sesuatu yang meliputi tindakan dan konsekuensi dari tindakan
tersebut pada pihak-pihak yang terkena (kesadaran etika).
2. Membuat pertimbangan (judging) moralitas dari masing-masing tindakan
berdasarkan kriteria-kriteria etika dan kemudian mengidentifikasikan pilihan
moral (orientasi etika).
3. Menyetujui untuk melaksanakan pilihan tersebut.
4. Mengimplementasikan pilihan tersebut.
Dari keempat tahap tersebut, dua tahap pertama digunakan untuk acuan
dalam penelitian ini. Tahap pertama yaitu interpretasi sesuatu yang meliputi
tindakan dan konsekuensi dari tindakan tersebut pada pihak-pihak yang terkena,
digunakan dalam kaitannya dengan pengukuran kesadaran etika (moral
awareness) dengan menggunakan skor faktor multidimensional. Untuk komponen
kedua yaitu membuat pertimbangan (judging) moralitas dari masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
31
tindakan berdasarkan kriteria-kriteria etika dan kemudian mengidentifikasikan
pilihan moral (moral choice) digunakan sebagai acuan dalam kaitannya dengan
pengukuran orientasi etika.
Multidimensional Ethics Scale (MES)
Seperti sudah disebutkan pada bagian sebelumnya, Reidenbach dan Robin
(1988) sebagaimana dikutip oleh Cohen et al. (1996) dan juga dikutip oleh Sutopo
(1997), mengidentifikasikan lima normative modes of moral reasoning yaitu the
theory of justice/moral equity, deontology/contractualism, relativism, utilitarian,
dan egois reasoning.
1. The Theory of justice.
Berdasarkan mode teori keadilan ini, keputusan harus berpedoman
prinsip-prinsip keadilan formal yang mana “sama” (equal) harus
diperlakukan “sama dan “tidak sama” (unequal) harus diperlakukan “tidak
sama”.
2. Deontology/ contractual reasoning.
Deontology/ contractual reasoning merupakan mode yang
menggunakan logic untuk mengidentifikasikan tugas/kewajiban (duties)
atau implied contract.
3. Relativism.
Mode ini merupakan mode yang pragmatis, dengan menekankan
bahwa dunia meliputi banyak budaya, masing-masing dengan aturan-
aturannya yang dapat diterima dalam budaya tersebut. Oleh sebab itu,
aturan-aturan etika seharusnya tidak universal dan berlaku pada setiap
individu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
32
4. Utilitarian Reasoning.
Mode Utilitarian Reasoning menyatakan bahwa moralitas suatu
tindakan merupakan fungsi dari manfaat yang diperoleh dan biaya yang
ditanggung oleh masyarakat secara keseluruhan.
5. Egoist Reasoning.
Egoist Reasoning mirip dengan Utilitarian Reasoning hanya saja
mode ini diterapkan untuk kepentingan individu. Menurut mode ini, suatu
tindakan dianggap etis jika tindakan tersebut menunjang kepentingan
jangka panjang atau bahkan jangka pendek dari seorang individu.
Atas dasar studi literatur tentang dimensi etika tersebut, Flory et al. (1992),
Cohen et al. (1996) dan Sutopo (1997) melakukan penelitian secara empiris. Dari
lima modes of reasoning, Flory et al. (1992) dalam Cohen et al. (1996)
mengkonfirmasikan tiga dimensi yang memenuhi kriteria reliabilitas dan validitas
yaitu dimensi moral equity, relativism dan contractualism yang mana dimensi
moral-equity merupakan dimensi yang paling penting. Selanjutnya, Cohen et al.
(1996) mereplikasi penelitian tersebut dengan menambahkan dimensi utilitarian
dan concern far caring. Penelitian Cohen tersebut menghasilkan empat dimensi
yaitu dimensi moral-equity, contractualism, utilitarian dan relativism, dengan
dimensi relativism yang paling penting. Penelitian Cohen (1996) ini direplikasi
oleh Sutopo (1997). Hasil penelitian Sutopo (1997) ini disimpulkan bahwa
dimensi yang termasuk dalam MES meliputi dimensi moral-equity (dan concern
for caring), contractualism, utilitarian (dan egoism) dan relativism, dengan
dimensi utilitarian (dan egoism) yang paling penting (ethical awareness).
Sedangkan hasil penelitian Triatmoko (2006) disimpulkan bahwa dimensi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
33
termasuk dalam MES meliputi empat dimensi, yaitu dimensi moral-equity,
relativism, contractualism, utilitarian (dan egoism), dengan dimensi relativism
merupakan faktor yang paling penting (ethical awareness).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pemilihan Sampel dan Pengumpulan Data
Subyek penelitian yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa akuntansi, auditor, dan dosen akuntansi. Teknik penentuan sampel
dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Metode
purposive sampling merupakan metode pemilihan sampel dari elemen populasi
sesuai dengan tujuan dari penelitian, dalam hal ini karena penelitian bertujuan
untuk mengukur kesadaran dan orientasi etika antara mahasiswa, auditor dan
akuntan pendidik, maka sampel yang digunakan adalah mahasiswa akuntansi,
auditor dan akuntan pendidik.
Dalam hal mahasiswa akuntansi, peneliti mengambil sampel 31 mahasiswa
yang akan didistribusikan kepada mahasiwa akuntansi tingkat akhir Fakultas
Ekonomi UNS (Universitas Sebelas Maret Surakarta), yang telah menempuh mata
kuliah Audit I dan II, mahasiswa yang telah menempuh mata kuliah Audit I dan II
diasumsikan telah mendapatkan mata kuliah Etika Audit dan telah mengetahui
gambaran bagaimana proses audit, serta proses pengambilan keputusan pada saat
melakukan pekerjaan audit. Mereka sebagai pemula diharapkan mempunyai etika
yang baik, sebelum mereka memasuki dunia kerja sebagai praktisi. Dalam hal
auditor, peneliti mengambil 35 sampel yang didistribusikan kepada para auditor
yang bekerja di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Surakarta (empat
Kantor Akuntan Publik), dan Semarang (tiga Kantor Akuntan Publik), masing-
masing dari Kantor Akuntan Publik akan didistribusikan lima paket kuesioner,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
35
peneliti menggunakan auditor sebagai sampel, dengan alasan untuk mengukur
sejauh mana etika auditor saat ini. Sedangkan dalam hal dosen akuntnasi, peneliti
menggunakan tiga puluh sampel dosen jurusan akuntansi di sejumlah perguruan
tinggi baik PTN maupun PTS yang berada di wilayah Surakarta, dan sekitarnya.
Dosen akuntansi dipilih sebagai sampel, karena mereka adalah individu yang
dekat dengan mahasiswa, serta ikut berperan dalam mengarahkan anak didiknya
agar memiliki etika yang baik. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner
yang akan didistribusikan secara langsung pada masing-masing sampel.
B. Kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diterjemahkan dari satu
paket kuesioner yang terdiri dua vignette masing-masing terdiri dari lima belas
pertanyaan dalam lima dimensi yang digunakan oleh Cohen et al. (1996). Dua
vignette tersebut dipilih berdasarkan delapan vignette yang sebelumnya
digunakan Cohen et al. (1995), seperti yang telah disampaikan diawal, peneliti
menggunakan dua vignette dengan pertimbangan Kode Etik Profesi Akuntan
Publik di Indonesia yang berlaku saat ini. Dua vignette tersebut dipilih
berdasarkan prinsip dasar yang terdapat dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik.
Vignette yang pertama terdiri dari pertanyaan yang berkaitan dengan salah satu
prinsip dasar dari Kode Etik Profesi Akuntan Publik yaitu Obyektivitas. Vignette
pertama dikatakan mengandung salah satu prinsip obyektivitas karena dalam
prinsip ini setiap praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan
kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak
lain memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. Karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
36
didalam pertanyaan tersebut mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara
klien dengan auditor yaitu keduanya merupakan rekanan dalam satu organisasi
maka pertanyaan dalam vignette ini relevan dengan prinsip Obyektivitas yang
telah disampaikan pada bab sebelumnya. Pertanyaan vignette yang kedua terdiri
dari pertanyan yang berkaitan dengan prinsip dasar Integritas dari Kode Etik
Profesi Akuntan Publik, dimana dalam prinsip ini mewajibkan setiap Praktisi
untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya,
dalam kasus ini Auditor dihadapkan pada klien dimana auditor tidak jujur dalam
mengungkapkan fee yang diterima, untuk mendapatkan klien potensial, sehingga
pertanyaan ini nantinya akan mengukur integritas dari masing-masing individu
yang diteliti.
Untuk masing-masing vignette, responden diminta untuk memberikan
pendapatnya mengenai moralitas tindakan berdasarkan dua belas butir pertanyaan
(measurement items) yang berkaitan dengan pengukuran kesadaran etis dan tiga
pertanyaan sisanya merupakan pertanyaan yang berhubungan dengan orientasi
etika. Masing-masing pertanyaan diberi skor 1 (etis) sampai 7 (tidak etis).
Keduabelas pertanyaan yang digunakan oleh Cohen (1996) tersebut terdiri dari
empat butir pertanyaan yang mengukur dimensi moral equity, masing-masing dua
pertanyaan yang mengukur dimensi relativism dan contractualism. Delapan
pertanyaan untuk mengukur tiga dimensi tersebut dikembangkan oleh Flory et al.
(1992). Dimensi utilitarian dan egoism masing-masing dua pertanyaan
dikembangkan oleh Cohen et. al. (1996). Untuk lebih jelasnya bisa dilihat dari
tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
37
TABEL III.1 INTERPRETASI PERTANYAAN KUESIONER
Dimensi Pertanyaan
Justice/ Moral equity 1. Adil (Just) 2. Fair 3. Secara moral dapat diterima 4. Dapat diterima oleh keluarga Relativism 5. Secara budaya dapat diterima 6. Secara tradisi dapat diterima Egoism 7. Tidak melanggar kesepakatan tertulis 8. Tidak melanggar janji lisan Utilitarian 9. Memberikan keputusan 10. Memaksimumkan manfaat Deontology/ Contractualism 11. Membantu mengembangakan diri 12. Secara pribadi memuaskan Pertanyaan Orientasi Etika 13. Pertanyaan Orientasi Etik 14 Pertanyaan Orientasi Etik 15. Pertanyaan Orientasi Etik
C. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan perhitungan dan pengolahan dengan menggunakan alat
analisis, maka semua instrumen penelitian diuji terlebih dahulu untuk mengetahui
apakah instrumen tersebut valid dan reliable. Pengujian instrumen dilakukan
dengan berbantuan software SPSS for windows versi 18.0 :
1. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan cara pengukuran one shot atau
pengukuran sekali saja: disini pengukurannya hanya sekali dan hasilnya
kemudian dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
38
antar jawaban pertanyaan, peneliti menggunakan SPSS untuk
menganalisisnya, dengan menggunakan uji statistik cronbach alpha. Suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika nilai dari cronbach
alpha>0,06 (nunally, 1967).
2. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji validitas
dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator dengan total skor konstruk yang dikenal dengan uji pearson
correlation dengan menggunakan bantuan software SPSS. Hasil dari
analisis korelasi bivariate dengan melihat output cronbach alpha pada
kolom correlated item – total correlation. Keduanya identik karena
mengukur hal yang sama (Ghozali, 2006). Apabila dari tampilan output
SPSS menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing indikator
terhadap total skor. konstruk menunjukkan hasil yang signifikan, dapat
disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
39
D. Metode Analisis
1. Pengukuran Kesadaran Etika
Dari hasil pengujian instumen penelitian yang meliputi uji validitas
dan reliabilitas langkah selanjutnya adalah analisis data yang ada
berdasarkan pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti.
Pertanyaan penelitian bagian pertama yaitu apakah dimensi egoism
termasuk dalam MES merupakan pertanyaan dalam rangka mengukur
kesadaran etika berbagai dimensi yang termasuk dalam MES. Analisis
data yang digunakan untuk pertanyaan pertama ini digunakan analisis
faktor dari semua sampel yang ada tanpa membedakan masing-masing
golongan sampel, tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan
struktur data dan menganalisis struktur saling hubungan (korelasi) antar
sejumlah variabel (test score, test items, jawaban kuesioner) dengan cara
mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut
dengan faktor, dari analisis faktor ini peneliti mengidentifikasi dimensi
suatu struktur dan kemudian menentukan sampai seberapa jauh setiap
variabel dapat dijelaskan oleh setiap dimensi. Dengan analisis faktor dari
dua belas pertanyaan untuk lima dimensi ini akan diketahui
kelompok/faktor yang termasuk dalam MES. Selanjutnya, untuk
mengetahui kesadaran etika, masing-masing faktor akan dihitung mean-
nya sehingga diketahui faktor yang paling penting.
2. Pengukuran Orientasi Etika
Pertanyaan penelitian bagian kedua yaitu dimensi etika apa yang
mempunyai pengaruh paling berarti terhadap penilaian etika dari masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
40
masing sampel. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penelitian dalam
rangka pengukuran orientasi etika. Untuk mengetahui orientasi etika
digunakan model analisis regresi sebagaimana digunakan oleh Cohen et al.
(1996).
Pertanyaan penelitian bagian kedua yang pertama adalah untuk
mengetahui dimensi etika apa yang mempunyai pengaruh paling berarti
terhadap penilaian orientasi etika mahasiswa akuntansi. Untuk mengetahui
orientasi etika digunakan model regresi seperti yang dilakukan
sebelumnya hanya saja data yang dimasukan adalah dari responden
mahasiswa akuntansi saja. Berikut adalah model regresinya.
Evaluation j = a + b1 (moral equity) + b2 (contractualism) + b3
(utilitarian) +b4 (relativism) + ej
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh
mahasiswa akuntansi dan j adalah mahasiswa akuntansi. Pertanyaan
penelitian bagian kedua yang kedua adalah untuk mengetahui dimensi
etika apa yang mempunyai pengaruh paling berarti terhadap penilaian
orientasi etika auditor. Untuk mengetahui orientasi etika digunakan model
regresi seperti yang dilakukan sebelumnya hanya saja data yang
dimasukan adalah dari responden auditor saja. Berikut adalah model
regresinya.
Evaluation k = a + b1 (moral equity) + b2 (contractualism) + b3
(utilitarian) +b4 (relativism) + ek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
41
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh auditor
dan k adalah auditor. Pertanyaan penelitian bagian kedua yang ketiga
adalah untuk mengetahui dimensi etika apa yang mempunyai pengaruh
paling berarti terhadap penilaian orientasi etika akuntan pendidik. Untuk
mengetahui orientasi etika digunakan model regresi seperti yang dilakukan
sebelumnya hanya saja data yang dimasukan adalah dari responden
akuntan pendidik saja. Berikut adalah model regresinya.
Evaluation l = a + b1 (moral equity) + b2 (contractualism) + b3
(utilitarian) +b4 (relativism) + el
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh
akuntan pendidik dan l adalah akuntan pendidik. Pengukuran regresi
dilakukan dengan berbantuan software SPSS for windows versi 18.0.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
42
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang ditujukan untuk melakukan
Pengukuran terhadap kesadaran etika dan orientasi etika antara mahasiswa,
auditor, dan dosen akuntansi. Dalam penelitian ini obyek penelitian yang
dimaksud adalah mahasiswa yaitu mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang telah
menempuh mata kuliah audit I dan II, auditor yang bekerja di Kantor Akuntan
Publik, dan akuntan pendidik (dosen akuntansi). Pertanyaan kuesioner yang
didistribusikan untuk mahasiswa adalah sebanyak 31 kuesioner, semua kuesioner
berhasil diisi tanpa ada pengembalian, responden berasal dari mahasiswa
akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Auditor yang
dijadikan sampel adalah tiga puluh orang auditor yang tersebar di wilayah
Surakarta dan Semarang. Sebanyak tiga Kantor Akuntan Publik di Semarang dan
empat Kantor Akuntan Publik di wilayah Surakarta. Kuesioner yang
didistribusikan untuk auditor sebelumnya berjumlah 35, namun terdapat
pengembalian kuesioner sebanyak lima, kuesioner yang kembali disebabkan
karena responden tidak mengisi secara lengkap, dan tidak diisi sama sekali. Untuk
akuntan pendidik sendiri diwakili oleh tiga puluh dosen yang tersebar di wilayah
Surakarta dan sekitarnya baik dosen dari Perguruan Tinggi Negeri maupun
Perguruan Tinggi Swasta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
43
B. Analisis Data
Peneliti menggunakan program SPSS for windows versi 18.0 untuk
melakukan olah data. Olah data dilakukan dengan terlebih dahulu mengkodekan
setiap pertanyaan dalam kuesioner yang telah diperoleh agar bisa dimasukkan ke
dalam program SPSS, kuesioner yang diperoleh terbagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kuesioner untuk kelompok mahasiswa, kelompok auditor dan kelompok
dosen akuntansi. Seperti yang telah dijelaskan pada Bab III bahwa setiap
kuesioner terdiri dari lima belas pertanyaan yang terdiri dari dua belas pertanyaan
berhubungan dengan pengukuran kesadaran etika dan tiga pertanyaan yang
berkaitan dengan pengukuran orientasi etika. Berikut ini adalah pengkodean yang
dilakukan oleh peneliti:
TABEL IV. 1 PENGKODEAN DALAM SPSS
No. Dimensi Pertanyaan Kode dalam
SPSS 1 Moral 1. Adil (Just) M1 Equity/Justice 2. Fair M2 3. Secara moral dapat diterima M3 4. Dapat diterima oleh keluarga M4 2 Relativism 5. Secara budaya dapat diterima R5 6. Secara tradisi dapat diterima R6 3 Egoism 7. Tidak melanggar kesepakatan tertulis E7 8. Tidak melanggar janji lisan E8 4 Utilitarian 9. Memberikan keputusan U9 10. Memaksimumkan manfaat U10 5 Contractualism/
Deontology 11. Membantu mengembangakan diri C11
12. Secara pribadi memuaskan C12 6 Orientasi 13. Pertanyaan Orientasi Etika O13 14 Pertanyaan Orientasi Etika O14 15. Pertanyaan Orientasi Etika O15
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
44
Setelah melakukan pengkodean tersebut, data yang diperoleh kemudian
mulai dimasukan ke dalam program SPSS dengan mengganti nama variabel sesuai
kode-kode yang telah disebutkan diatas. Setelah semua variabel terisi dan data
dari kuesioner dimasukkan, pengolahan data dilakukan.
Untuk melakukan perhitungan peneliti menghitung rata-rata dari dua vignette
yang berhasil dihimpun. Sehingga dari dua vignette yang ada, tinggal satu nilai
saja yang digunakan, yaitu rata-rata dari dua vignette.
Pengujian Instrumen Penelitian
3. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan uji statistik cronbach alpha dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 18.0. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable
jika nilai dari cronbach alpha > 0,06 (nunally, 1967). Indikator pengukuran
reliabilitas menurut Sekaran (2006) yang membagi tingkatan reliabilitas
dengan kriteria sebagai berikut. Jika nilai alpha:
a. 0.8-1.0 = Reliabilitas baik.
b. 0.6-0.799 = Reliabilitas diterima secara moderat.
c. Kurang dari 0.6 = Reliabilitas Kurang Baik.
Uji reliabilitas dilakukan secara tersendiri untuk masing-masing
sampel, sehingga pengujian dilakukan sebanyak tiga komponen, komponen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
45
yang pertama adalah mahasiswa akuntansi, komponen yang kedua auditor dan
komponen yang ketiga adalah dosen akuntansi.
a. Mahasiswa Akuntansi
Uji reliabilitas dilakukan terhadap masing-masing dimensi, berikut
ini adalah hasil dari pengujian sampel mahasiswa akuntansi:
TABEL IV. 2
HASIL UJI RELIABILITAS MAHASISWA AKUNTANSI
No. Dimensi Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Moral Equity 0.956 Reliable 2 Relativism 0.972 Reliable 3 Egoism 0.953 Reliable 4 Utilitarian 0.901 Reliable 5 Contractualism 0.959 Reliable 6 Pertanyaan Orientasi Etika 0.909 Reliable
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach
alpha dari dimensi moral equity sebesar 0.956, dimensi relativism sebesar
0.972, dimensi egoism sebesar 0.953, dimensi utilitarian sebesar 0.901,
dimensi contractualism sebesar 0.959, dan yang terakhir untuk pertanyaan
orientasi etika menunjukkan nilai sebesar 0.909, ini berarti semua nilai
cronbach’s alpha > 0.06, dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
reliable atau layak dijadikan instrumen penelitian.
b. Auditor
Uji reliabilitas yang kedua adalah uji terhadap sampel auditor. Uji
reliabilitas dilakukan terhadap masing-masing dimensi. Berikut adalah
hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
46
TABEL VI. 3 HASIL UJI RELIABILITAS AUDITOR
No. Dimensi Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Moral Equity 0.956 Reliable 2 Relativism 0.982 Reliable 3 Egoism 0.930 Reliable 4 Utilitarian 0.953 Reliable 5 Contractualism 0.942 Reliable 6 Pertanyaan Orientasi Etika 0.948 Reliable
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach
alpha dari dimensi moral equity sebesar 0.956, dimensi relativism sebesar
0.982, dimensi egoism sebesar 0.930, dimensi utilitarian sebesar 0.953,
dimensi contractualism sebesar 0.942, dan yang terakhir untuk pertanyaan
orientasi etika menunjukkan nilai sebesar 0.948, ini berarti semua nilai
cronbach’s alpha > 0.06, dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
reliable atau layak dijadikan instrumen penelitian sesuai dengan uji
reliabilitas yang dilakukan pada sampel yang pertama.
c. Akuntan Pendidik (Dosen Akuntansi)
Uji reliabilitas yang ketiga adalah uji reliabilitas terhadap dosen
akuntansi. Sama seperti uji sebelumnya uji reliabilitas dilakukan terhadap
masing-masing dimensi, berikut adalah hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
47
TABEL IV. 4 HASIL UJI RELIABILITAS DOSEN AKUNTANSI
No. Dimensi Cronbach’s Alpha Keterangan 1 Moral Equity 0.934 Reliable 2 Relativism 0.981 Reliable 3 Egoism 0.966 Reliable 4 Utilitarian 0.873 Reliable 5 Contractualism 0.960 Reliable 6 Pertanyaan Orientasi Etika 0.959 Reliable
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji reliabilitas diatas menunjukkan bahwa nilai cronbach
alpha dari dimensi moral equity sebesar 0.934, dimensi relativism sebesar
0.981, dimensi egoism sebesar 0.966, dimensi utilitarian sebesar 0.873,
dimensi contractualism sebesar 0.960, dan yang terakhir untuk pertanyaan
orientasi etika menunjukkan nilai sebesar 0.959, ini berarti semua nilai
cronbach’s alpha > 0.06, dan dapat disimpulkan bahwa semua pertanyaan
reliable atau layak dijadikan instrumen penelitian sesuai dengan uji
reliabilitas yang dilakukan pada sampel yang pertama dan sampel kedua.
4. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Pada penelitian ini peneliti menggunakan uji validitas dengan cara
melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan
total skor konstruk yang dikenal dengan uji pearson correlation dengan
menggunakan bantuan software SPSS. Hasil dari uji validitas adalah dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
48
melihat nilai pearson. Menurut Prof. Sugiyono (2007) nilai dari korelasi dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
a. 0 - 0,199 : Sangat lemah
b. 0,20 - 0,399 : Lemah
c. 0,40 - 0,599 : Sedang
d. 0,60 - 0,799 : Kuat
e. 0,80 - 1,0 : Sangat kuat
Sama seperti pada pengujian reliabilitas, uji validitas dilakukan secara
tersendiri untuk masing-masing komponen, sehingga uji validitas dilakukan
terhadap tiga komponen. Berikut adalah hasil dari pengukuran validitas:
a. Mahasiswa Akuntansi
Uji Validitas pertama dilakukan terhadap dimensi moral equity, berikut
adalah hasilnya:
TABEL IV. 5 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI MORAL EQUITY
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
M1 0.952 0.000 Valid M2 0.929 0.000 Valid M3 0.950 0.000 Valid M4 0.930 0.000 Valid Moral Equity (M) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji validitas terlihat bahwa korelasi masing-masing indikator
(M1 sampai M2) terhadap total skor konstruk (M) menunjukkan hasil yang
signifikan (korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
49
masing indikator pertanyaan moral equity adalah valid. Hasil uji validitas yang
kedua adalah menguji dimensi relativism. Berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 6 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI RELATIVISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
R5 0.987 0.000 Valid R6 0.986 0.000 Valid Relativism (R) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasilnya sama dengan hasil uji sebelumnya, dari tampilan tersebut
terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (R1 dan R2) terhadap
total skor konstruk (R) menunjukkan hasil yang signifikan (korelasi sangat
kuat). Sehingga dapat disimpulkan masing-masing indikator pertanyaan
relativism adalah valid. Uji Validitas yang ketiga adalah pengujian terhadap
dimensi egoism, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 7 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI EGOISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
E7 0.977 0.000 Valid E8 0.978 0.000 Valid Egoism (E) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji validitas terlihat bahwa korelasi masing-masing indikator
(E7 dan E8) terhadap total skor konstruk (E) menunjukkan hasil yang
signifikan (korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
50
masing indikator pertanyaan egoism adalah valid. Selanjutanya uji validitas
yang keempat yaitu dimensi utilitarian, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 8 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI UTILITARIAN
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
U9 0.949 0.000 Valid U10 0.958 0.000 Valid Utilitarian (U) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil uji validitas terlihat bahwa korelasi masing-masing indikator
(U9 dan U10) terhadap total skor konstruk (U) menunjukkan hasil yang
signifikan (Korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan utilitarian adalah valid. Selanjutnya uji validitas
yang kelima adalah menguji validitas dari dimensi contractualism, berikut
adalah hasilnya:
TABEL IV. 9 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI CONTRACTUALISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
C11 0.980 0.000 Valid C12 0.980 0.000 Valid
Contractualism (C) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil diatas menunjukan hasil yang signifikan, hal ini menunjukkan
bahwa korelasi antar masing-masing indikator (C11 dan C12) terhadap total
konstruk (C) adalah signifikan (korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
51
bahwa masing-masing indikator pertanyaan contractualism adalah valid.
Terakhir adalah menguji konstruk pertanyaan yang mengukur orientasi,
berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 10 HASIL UJI VALIDITAS PERTANYAAN ORIENTASI ETIKA
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
O13 0.943 0.000 Valid O14 0.890 0.000 Valid O15 0.927 0.000 Valid Orientasi Etika (O) 1 Valid Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tampilan output SPSS terlihat bahwa korelasi antara masing-masing
indikator (O13, O14, dan O15) terhadap total skor konstruk (O) menunjukan
hasil yang signifikan (korelasi sangat kuat), jadi dapat disimpulkan masing-
masing indikator pertanyaan adalah valid.
b. Auditor
Urutan pengujian validitas dilakukan seperti pengujian validitas pada
komponen mahasiswa sebelumnya, pengujian dilakukan tiap konstruk/ tiap
dimensi, untuk pertama uji validitas dilakukan pada dimensi moral equity,
berikut adalah hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
52
TABEL IV. 11 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI MORAL EQUITY
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
M1 0.949 0.000 Valid M2 0.964 0.000 Valid M3 0.939 0.000 Valid M4 0.908 0.000 Valid Moral Equity (M) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari hasil diatas terlihat bahwa korelasi masing-masing indikator (M1
sampai M2) terhadap total skor konstruk (M) menunjukkan hasil yang
signifikan (korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan adalah valid. Hasil uji validitas yang kedua
adalah menguji dimensi relativism. Berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 12 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI RELATIVISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
R5 0.991 0.000 Valid R6 0.991 0.000 Valid Relativism (R) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasilnya sama dengan hasil uji sebelumnya, dari tampilan tersebut
terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (R1 dan R2) terhadap
total skor konstruk (R) menunjukkan hasil yang signifikan (korelasi sangat
kuat). Sehingga dapat disimpulkan hasil dari masing-masing indikator
pertanyaan adalah valid. Uji validitas yang ketiga adalah pengujian terhadap
dimensi egoism, berikut adalah hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
53
TABEL IV. 13 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI EGOISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
E7 0.968 0.000 Valid E8 0.966 0.000 Valid Egoism (E) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Sama seperti variabel sebelumnya, hasil menunjukkkan nilai yang
signifikan (korelasi sangat kuat), sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan egoism adalah valid. Selanjutanya uji validitas
yang keempat yaitu dimensi utilitarian, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 14 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI UTILITARIAN
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
U9 0.978 0.000 Valid U10 0.977 0.000 Valid Utilitarian (U) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Sama seperti hasil sebelumnya, nilai yang dihasilkan adalah signifikan
(korelasi sangat kuat), hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator
pertanyaan utilitarian valid. Selanjutnya uji validitas yang kelima adalah
menguji validitas dari dimensi contractualism, berikut adalah hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
54
TABEL IV. 15 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI CONTRACTUALISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
C11 0.971 0.000 Valid C12 0.973 0.000 Valid Contractualism (C) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil diatas menunjukkan bahwa korelasi antar masing-masing indikator
(C11 dan C12) terhadap total konstruk (C) adalah signifikan (korelasi sangat
kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan
contractualism adalah valid. Terakhir adalah menguji konstruk pertanyaan
orientasi, berikut adalah hasil dan analisanya:
TABEL IV. 16 HASIL UJI VALIDITAS PERTANYAAN ORIENTASI
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
O13 0.954 0.000 Valid O14 0.958 0.000 Valid O15 0.942 0.000 Valid Orientasi Etika (O) 1 Valid Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing
indikator (O13, O14, dan O15) terhadap total skor konstruk (O) menunjukan
hasil yang signifikan (korelasi sangat kuat), jadi dapat disimpulkan masing-
masing indikator pertanyaan orientasi etika adalah valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
55
c. Akuntan Pendidik (Dosen Akuntansi)
Sama seperti pengujian validitas yang dilakukan pada sampel
sebelumnya, pengujian dilakukan untuk setiap dimensi. Untuk pengujian dari
validitas moral equity berikut hasil dan analisisnya:
TABEL IV. 17 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI MORAL EQUITY
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
M1 0.885 0.000 Valid M2 0.918 0.000 Valid M3 0.919 0.000 Valid M4 0.931 0.000 Valid Moral Equity (M) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tampilan SPSS terlihat bahwa korelasi masing-masing indikator
(M1 sampai M2) terhadap total skor konstruk (M) menunjukkan hasil yang
signifikan (korelasi sangat kuat). Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-
masing indikator pertanyaan moral equity adalah valid. Hasil uji validitas yang
kedua adalah menguji dimensi relativism. Berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 18 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI RELATIVISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
R5 0.990 0.000 Valid R6 0.991 0.000 Valid Relativism (R) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
56
Hasilnya sama dengan hasil uji sebelumnya, dari tampilan tersebut
terlihat bahwa korelasi antara masing-masing indikator (R1 dan R2) terhadap
total skor konstruk (R) menunjukkan hasil yang signifikan (korelasi sangat
kuat). Sehingga dapat disimpulkan hasil dari masing-masing indikator
pertanyaan relativism adalah valid. Uji validitas yang ketiga adalah pengujian
terhadap dimensi egoism, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 19 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI EGOISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
E7 0.984 0.000 Valid E8 0.982 0.000 Valid Egoism (E) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Sama seperti analisis variabel sebelumnya, hasil menunjukkkan hasil
yang signifikan (korelasi sangat kuat), sehingga dapat disimpulkan bahwa
masing-masing indikator pertanyaan egoism adalah valid. Selanjutanya uji
validitas yang keempat yaitu dimensi utilitarian, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 20 HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI UTILITARIAN
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
U9 0.932 0.000 Valid U10 0.951 0.000 Valid Utilitarian (U) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
57
Sama seperti hasil sebelumnya, nilai yang dihasilkan adalah signifikan
(korelasi sangat kuat), hal ini menunjukkan bahwa masing-masing indikator
pertanyaan utilitarian valid. Selanjutnya uji validitas yang kelima adalah
menguji validitas dari dimensi contractualism, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 21
HASIL UJI VALIDITAS DIMENSI CONTRACTUALISM
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan C11 0.982 0.000 Valid C12 0.980 0.000 Valid Contractualism (C) 1 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil diatas menunjukan hasil yang signifikan (korelasi sangat kuat), hal
ini menunjukkan bahwa korelasi antar masing-masing indikator (C11 dan
C12) terhadap total konstruk (C) adalah signifikan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa masing-masing indikator pertanyaan contractualism adalah valid.
Terakhir adalah menguji konstruk pertanyaan yang terakhir yaitu pertanyaan
yang mengukur orientasi, berikut adalah hasilnya:
TABEL IV. 22 HASIL UJI VALIDITAS PERTANYAAN ORIENTASI
Item Pertanyaan Nilai Pearson Signifikansi Keputusan
O13 0.965 0.000 Valid O14 0.973 0.000 Valid O15 0.944 0.000 Valid Orientasi Etika (O) 1 Valid Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
58
Hasil diatas menunjukkan bahwa korelasi antara masing-masing
indikator (O13, O14, dan O15) terhadap total skor konstruk (O) adalah
signifikan (korelasi sangat kuat), jadi dapat disimpulkan masing-masing
indikator pertanyaan orientasi etika adalah valid.
Analisis Data
1. Pengukuran Kesadaran Etika.
Dari hasil pengujian instumen penelitian yang meliputi uji validitas dan
reliabilitas langkah selanjutnya adalah analisis data yang ada berdasarkan
pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti.
Pertanyaan penelitian bagian pertama yaitu apakah dimensi egoism
termasuk dalam MES merupakan pertanyaan dalam rangka mmengukur kesadaran
etika berbagai dimensi yang termasuk dalam MES. Analisis data yang digunakan
untuk pertanyaan pertama ini digunakan analisis faktor dari sampel mahasiswa,
tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur data matrik dan
menganalisis struktur saling hubungan (korelasi) antar sejumlah variabel (test
score, test items, jawaban kuesioner) dengan cara mendefinisikan satu set
kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan faktor, dari analisis
faktor ini peneliti mengidentifikasi dimensi suatu struktur dan kemudian
menentukan sampai seberapa jauh setiap variabel dapat dijelaskan oleh setiap
dimensi. Dengan analisis faktor dari dua belas pertanyaan untuk lima dimensi ini
akan diketahui kelompok/faktor yang termasuk dalam MES. Selanjutnya, untuk
mengetahui kesadaran etika, masing-masing faktor akan dihitung means-nya
sehingga diketahui faktor yang paling penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
59
Analisis faktor yang digunakan adalah analisis faktor dengan
menggunakan Confirmatory Factor Analysis. Analisis ini ditujukan untuk menguji
atau mengkonfirmasi apakah suatu konstruk yang secara teori telah terbentuk
dapat dikonfirmasikan dengan data empirisnya. Peneliti melakukan uji analisis
faktor terhadap masing-masing sampel, dari hasil pengujian ini didapat analisis
faktor setiap sampel, yaitu dari mahasiswa, auditor dan dosen.
a. Mahasiswa Akuntansi
Berikut adalah hasil dari pengujian analisis faktor dengan sampel
Mahasiswa:
TABEL IV. 23 HASIL UJI ANALISIS FAKTOR MAHASISWA AKUNTNASI
Pertanyaan Komponen
1 2 3 4 5 M1 0.589 0.333 0.424 0.527 0.147 M2 0.426 0.453 0.352 0.632 0.214 M3 0.716 0.317 0.441 0.319 0.107 M4 0.728 0.536 0.339 0.129 0.107 R5 0.812 0.429 0.269 0.208 0.131 R6 0.802 0.308 0.272 0.27 0.266 E7 0.267 0.481 0.737 0.275 0.229 E8 0.446 0.297 0.804 0.187 0.097 U9 0.464 0.483 0.342 0.305 0.573 U10 0.397 0.81 0.279 0.142 0.206 C11 0.365 0.812 0.287 0.3 0.13 C12 0.363 0.729 0.406 0.282 0.115 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Berdasarkan teori dari Hair, Jr (1992: 239), nilai loading factor lebih dari
0,3 adalah dikatakan signifikan, apabila nilai loading factor lebih dari 0,4 maka
dikatakan lebih signifikan, dan apabila nilai loading factor lebih dari 0,5 maka
dikatakan sangat signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
60
Berikut ini adalah hasil Interpretasi dari Rotated Component Matrix di
atas:
a. Untuk komponen yang pertama nilai loading factor tertinggi adalah sebesar
0.589 untuk variabel M1, 0.716 untuk variabel M3, 0.728 untuk variabel M4,
0.812 untuk variabel R5, terakhir adalah 0.802 yaitu untuk variabel R6.
b. Untuk komponen yang kedua nilai loading factor tertinggi adalah sebesar
0.810 untuk variabel U10, 0.812 untuk variabel C11 dan 0.729 untuk variabel
C12.
c. Untuk komponen yang ketiga nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.737 untuk variabel E7 dan 0.804 untuk variabel E8.
d. Untuk komponen yang keempat nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.632 yaitu untuk variabel M2.
e. Untuk komponen yang kelima nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.573 yaitu untuk variabel U9.
Dari semua pertanyaan penelitian terdapat 12 pertanyaan, pertanyaan satu
sampai empat mengukur moral equity, pertanyaan 5 dan 6 mengukur relativism,
pertanyaan 7 dan 8 mengukur egoism, dan pertanyaan 9 dan 10 mengukur
utilitarian. Dan yang terakhir pertanyaan 11 dan 12 mengukur nilai dari
contractualism. Berdasarkan analisis yang ada hasil dari faktor analisis dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
61
TABEL IV. 24 HASIL PENGELOMPOKAN ANALISIS FAKTOR
Faktor dan Dimensi Item Pertanyaan Faktor 1: Moral Equity 1. Adil (Just) Relativism 3. Secara moral dapat diterima 4. Dapat diterima oleh keluarga 5. Secara budaya dapat diterima 6. Secara tradisi dapat diterima Faktor 2: Utilitarian 10. Memaksimumkan manfaat Contractualism 11. Membantu mengembangkan diri 12. Secara pribadi memuaskan Faktor 3: Egoism 7. Tidak melanggar kesepakatan tertulis 8. Tidak melanggar janji lisan Faktor 4: Moral Equity 2 Fair Faktor 5: Utilitarian 9. Memberikan keputusan Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk sampel mahasiswa hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa untuk pertanyaan kesatu, ketiga, keempat, kelima,
dan keenam mengelompok menjadi satu faktor, pertanyaan tersebut meliputi 1
(adil), 3 (secara moral dapat diterima), 4 (dapat diterima oleh keluarga), 5 (secara
budaya dapat diterima), dan 6 (secara tradisi dapat diterima), kelima pertanyaan
tersebut mengukur dimensi moral equity dan relativism, sedangkan untuk
pertanyaan moral equity yang kedua mengelompok sendiri pada faktor yang
keempat. Pertanyaan 10 (memaksimumkan manfaat), 11 (membantu
mengembangakan diri), 12 (secara pribadi memuaskan) mengelompok menjadi
satu faktor yaitu faktor yang kedua, pertanyaan tersebut masing- masing
mengukur tentang dimensi utilitarian dan dimensi contractualism, dimana
utilitarian diwakili oleh pertanyaan 10 (memaksimumkan manfaat), sementara
pertanyaan yang mengukur utilitarian yang kesembilan mengelompok menjadi
menjadi faktor tersendiri yaitu faktor yang kelima. Sedangkan dimensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
62
contractualism diwakili oleh pertanyaan 11 (membantu mengembangkan diri) dan
pertanyaan 12 (secara pribadi memuaskan), pertanyaan 7 (tidak melanggar
kesepakatan tertulis) dan 8 (tidak melanggar janji lisan) mengelompok menjadi
satu, yang keduanya merupakan pertanyaan yang mengukur tentang egoism.
Berdasarkan uji analisis faktor, nilai dari masing-masing faktor atau
dimensi dapat diidentifikasi nilai mean tertinggi yang menunjukkan dimensi yang
paling berpengaruh diantara dimensi-dimensi yang lainnya, berikut adalah hasil
dari perhitungan mean-nya:
TABEL IV. 25 HASIL PERHITUNGAN MEAN
DIMENSI MEAN
Moral Equity 3.7903 Relativism 3.9435 Egoism 3.7742 Utilitarian 3.8226 Contractualism 3.8226
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Nilai mean dapat dilihat dari tabel diatas, nilai tertinggi merupakan nilai
mean dari dimensi relativism (ethical awareness), hal ini menunjukkan bahwa
dimensi relativism merupakan dimensi yang paling penting dalam menentukan
pengambilan keputusan etika. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Triatmoko (2006), hanya saja nilai mean-nya berbeda,dan tidak sesuai
dengan penelitian dari Sutopo (1997) yang menunjukkan dimensi utilitarian
merupakan dimensi yang paling penting.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
63
b. Auditor
Pengujian analisis faktor dilakukan dengan metode yang sama pada saat
melakukan pengujian analisis faktor terhadap sampel mahasiswa akuntansi,
berikut adalah hasil Analisis Faktor dari sampel auditor:
TABEL IV. 26 HASIL UJI ANALISIS FAKTOR AUDITOR
Pertanyaan Komponen 1 2 3 4 5 M1 0.359 0.381 0.809 0.24 -0.024 M2 0.404 0.435 0.747 0.262 0.006 M3 0.396 0.586 0.472 0.404 0.26 M4 0.348 0.822 0.341 0.203 -0.037 R5 0.371 0.831 0.295 0.253 0.078 R6 0.36 0.821 0.289 0.279 -0.079 E7 0.297 0.533 0.33 0.704 -0.066 E8 0.59 0.299 0.288 0.664 0.052 U9 0.823 0.309 0.265 0.269 0.142 U10 0.857 0.339 0.303 0.163 -0.027 C11 0.761 0.333 0.356 0.278 -0.292 C12 0.844 0.349 0.234 0.232 0.05 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Berikut ini adalah hasil Interpretasi dari Rotated Component Matrix di
atas:
a. Untuk komponen yang pertama nilai loading factor tertinggi adalah sebesar
0.823 untuk variabel U9, 0.857 untuk variabel U10, 0.761 untuk variabel
C11, 0. 844 untuk variabel C12.
b. Untuk komponen yang kedua nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0,586 yaitu untuk variabel M3, 0.822 untuk variabel M4, 0.831 untuk
variabel R5 dan sebesar 0.821 untuk variabel R6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
64
c. Untuk komponen yang ketiga nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.809 yaitu untuk variabel M1 dan sebesar 0.747 yaitu untuk variabel
M2.
d. Untuk komponen yang keempat nilai terbesar 0.704 yaitu untuk variabel E7,
dan sebesar 0.664 untuk variabel E8.
Dari semua pertanyaan penelitian terdapat 12 pertanyaan, pertanyaan satu
sampai empat mmengukur moral equity, pertanyaan 5 dan 6 mmengukur
Relativism, pertanyaan 7 dan 8 mengukur egoism, dan pertanyaan 9 dan 10
mmengukur utilitarian. Dan yang terakhir pertanyaan 11 dan 12 mengukur nilai
dari contractualism. Berdasarkan analisis yang ada hasil dari faktor analisis dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
TABEL IV. 27 HASIL PENGELOMPOKAN ANALISIS FAKTOR
Faktor dan Dimensi Item Pertanyaan Faktor 1: Utilitarian 9. Memberikan Kepuasan Contractualism 10. Memaksimumkan manfaat 11. Membantu mengembangkan diri 12. Secara pribadi memuaskan Faktor 2: Moral Equity 3. Secara moral dapat diterima Relativism 4. Dapat diterima oleh keluarga 5. Secara budaya dapat diterima 6. Secara Tradisi dapat diterima Faktor 3: Moral Equity 1.Tindakan tersebut adil 2.Tindakan tersebut fair Faktor 4: Egoism 7. Tidak melanggar kesepakatan tertulis 8. Tidak melanggar janji lisan Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk sampel auditor hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa untuk pertanyaan 9, 10, 11, 12 mengelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
65
menjadi satu faktor, pertanyaan tersebut meliputi 9 (memberikan kepuasan), 10
(memaksimumkan manfaat), 11 (membantu mengembangkan diri), dan 12 (secara
pribadi memuaskan), keempat pertanyaan tersebut mmengukur dimensi utilitarian
dan contractualism, faktor yang mengelompok kedua adalah pertanyaan 3 (secara
moral dapat diterima), 4 (dapat diterima oleh keluarga), 5 (secara budaya dapat
diterima), dan 6 (secara tradisi dapat diterima), masing-masing mengukur tentang
moral equity dan relativism, sedangkan untuk pertanyaan moral equity yang
pertama (tindakan tersebut adil) dan kedua (tindakan tersebut fair) mengelompok
sendiri pada faktor yang ketiga. Pertanyaan 7 (tidak melanggar kesepakatan
tertulis) dan 8 (tidak melanggar janji lisan) mengelompok menjadi satu faktor
yaitu faktor yang keempat, pertanyaan tersebut mmengukur tentang dimensi
egoism.
Berdasarkan uji analisis faktor, nilai dari masing-masing faktor atau
dimensi dapat di identifikasi, nilai mean tertinggi menunjukkan dimensi yang
paling berpengaruh diantara dimensi-dimensi yang lainnya, berikut adalah hasil
dari perhitungan mean-nya:
TABEL IV. 28 HASIL PERHITUNGAN MEAN
DIMENSI MEAN Moral Equity 4.0174 Relativism 4.0161 Egoism 4.1048 Utilitarian 4.0081 Contractualism 4.1452
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
66
Nilai mean dapat dilihat dari tabel diatas, nilai tertinggi merupakan nilai
mean dari dimensi contractualism (ethical awareness), hal ini menunjukkan
bahwa dimensi contractualism merupakan dimensi yang paling penting dalam
menentukan pengambilan keputusan etika. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Triatmoko (2006) yang menunjukan relativism merupakan
dimensi yang paling penting dan Sutopo (1997) yang menunjukkan dimensi
utilitarian merupakan dimensi yang paling penting.
c. Akuntan Pendidik (Dosen Akuntansi)
Sama seperti pengujian sebelumnya, pengujian analisis faktor untuk
sampel dosen akuntansi memberikan hasil seperti dibawah ini:
TABEL IV. 29 HASIL UJI ANALISIS FAKTOR DOSEN AKUNTANSI
Pertanyaan Komponen
1 2 3 4 5 M1 0.382 0.346 0.821 0.158 0.119 M2 0.395 0.343 0.741 0.357 0.141 M3 0.883 0.19 0.218 0.299 0.158 M4 0.885 0.155 0.28 0.273 0.105 R5 0.893 0.229 0.264 0.201 0.144 R6 0.914 0.229 0.184 0.059 0.208 E7 0.259 0.873 0.279 0.23 0.089 E8 0.18 0.887 0.285 0.211 0.146 U9 0.587 0.23 0.268 0.244 0.671 U10 0.267 0.62 0.062 0.447 0.555 C11 0.27 0.471 0.304 0.701 0.313 C12 0.44 0.377 0.303 0.724 0.131 Sumber: data primer yang diolah, 2011
Berikut ini adalah hasil Interpretasi dari Rotated Component Matrix di
atas:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
67
a. Untuk komponen yang pertama nilai loading factor tertinggi adalah sebesar
0.883 untuk variabel M3, dan sebesar 0.885 untuk variabel M4, 0.893 untuk
variabel R5, dan 0. 914 untuk variabel R6.
b. Untuk komponen yang kedua nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.873 yaitu untuk variabel E7, dan sebesar 0.887 untuk variabel E8.
c. Untuk komponen yang ketiga nilai loading factor yang tertinggi adalah
sebesar 0.821 yaitu untuk variabel M1 dan sebesar 0.741 yaitu untuk variabel
M2.
d. Untuk komponen yang keempat nilai terbesar 0.701 yaitu untuk variabel C11,
dan sebesar 0.724 yaitu untuk variabel C12.
e. Untuk komponen yang kelima nilai terbesar adalah 0.671 yaitu untuk variabel
U9, dan sebesar 0.555 untuk variabel U10.
Dari semua pertanyaan penelitian terdapat 12 pertanyaan, pertanyaan satu
sampai empat mengukur moral equity, pertanyaan 5 dan 6 mengukur relativism,
pertanyaan 7 dan 8 mengukur egoism, dan pertanyaan 9 dan 10 mengukur
utilitarian. Dan yang terakhir pertanyaan 11 dan 12 mengukur nilai dari
contractualism. Berdasarkan analisis yang ada hasil dari faktor analisis dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
68
TABEL IV. 30 HASIL PENGELOMPOKAN ANALISIS FAKTOR
Faktor dan Dimensi Item Pertanyaan Faktor 1: Moral Equity 3. Secara moral dapat diterima Relativsm 4. Dapat diterima oleh keluarga 5. Secara budaya dapat diterima 6. Secara tradisi dapat diterima Faktor 2: Egoism 7. Tidak melanggar kesepakatan tertulis 8. Tidak melanggar janji lisan Faktor 3: Moral Equity 1.Tindakan tersebut adil 2.Tindakan tersebut fair Faktor 4: Contractualism 11. Membantu mengembangkan diri 12. Secara pribadi memuaskan Faktor 5: Utilitarian 9. Memberikan Kepuasan 10. Memaksimumkan manfaat Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk sampel dosen akuntansi hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa untuk pertanyaan 3 (secara moral dapat
diterima), 4 (dapat diterima oleh keluarga), 5 (secara budaya dapat diterima), dan
6 (secara tradisi dapat diterima) mengelompok menjadi satu faktor, keempat
pertanyaan tersebut mengukur dimensi moral equity dan relativism, faktor yang
mengelompok kedua adalah pertanyaan 7 (tidak melanggar kesepakatan tertulis),
dan 8 (tidak melanggar janji lisan), masing-masing mengukur tentang dimensi
egoism, berikutnya adalah pertanyaan 1 (tindakan tersebut adil), dan 2 (tindakan
tersebut fair) yang mengelompok pada faktor yang ketiga, keduanya sama-sama
mengukur tentang dimensi moral equity. Selanjutnya adalah faktor yang keempat
merupakan pengelompokan dari pertanyaan 11 (membantu mengembangkan diri),
dan 12 (secara pribadi memuaskan), yang mengukur tentang dimensi
contractulism, sedangkan untuk pertanyaan utilitarian mengelompok menjadi satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
69
faktor yaitu faktor yang kelima yang meliputi pertanyaan 9 (memberikan
kepuasan) dan 10 (memaksimumkan manfaat).
Berdasarkan uji analisis faktor, nilai dari masing-masing faktor atau
dimensi dapat diidentifikasi, nilai mean tertinggi menunjukkan dimensi yang
paling berpengaruh diantara dimensi-dimensi yang lainnya, berikut adalah hasil
dari perhitungan mean-nya:
TABEL IV. 31
HASIL PERHITUNGAN MEAN
DIMENSI MEAN Moral Equity 3.6625 Relativism 4.1 Egoism 4.0083 Utilitarian 4.1167 Contractualism 3.9167 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Nilai mean dapat dilihat dari tabel diatas, nilai tertinggi merupakan nilai
mean dari dimensi utilitarian (ethical awareness), hal ini menunjukkan bahwa
dimensi utilitarian merupakan dimensi yang paling penting dalam
menginterpretasi pengambilan keputusan etika. Hasil ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Sutopo (1997), tetapi tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Triatmoko (2006) yang menunjukan relativism merupakan dimensi
yang paling penting.
2. Pengukuran Orientasi Etika
Pengukuran orientasi etika dilakukan tersendiri untuk setiap sampel yang
ada, jadi pengukuran ini dilakukan sebanyak tiga kali, untuk sampel mahasiswa
akuntansi, auditor, dan dosen akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
70
a. Mahasiswa Akuntansi
Untuk melakukan pengukuran terhadap regresi ini peneliti menggunakan
nilai rata-rata dari hasil kuesioner yang didapat. Pengujian regresi dilakukan yang
pertama adalah meregresi data yang telah didapat dari sampel mahasiswa dengan
menggunakan persamaan regresi yang didapat dari penelitian Cohen (1996),
berikut adalah model regresi yang telah dibuat:
Evaluation j = a + b1 (Moral Equity) + b2 (Contractualism) + b3
(Utilitarian) +b4 (Relativism) + b5 (Egoism) +ej
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh mahasiswa
akuntansi dan j adalah mahasiswa akuntansi. Dari persamaan yang telah didapat
diatas diketahui bahwa variabel dependennya adalah evaluation yaitu orientasi
etika (O) dan variabel independennnya adalah kesadaran etika yang di dapat dari 5
variabel yaitu moral equity(M), contractualism (C), utilitarian (U), relativism (R)
dan egoism (E). Variabel dependen (orientasi) di wakili oleh pertanyaan 13, 14,
15), yang mana masing-masing dari dimensi telah diuji reliabilitas dan
validitasnya di awal. berikut adalah hasil dari regresi yang diolah dengan program
SPSS:
TABEL IV. 32
KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Dimensi .912a 0.831 0.797 0.68262 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
71
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R Square
adalah sebesar 0,797, hal ini berarti 79,7% variasi orientasi (evaluation) dapat
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel yaitu variabel moral equity (M),
variabel contractualism (C) , variabel utilitarian (U), dan variabel relativism (R).
sedangkan sisanya (100%-79,7%= 20,3% ) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
model.sedangkan nilai Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,68262.
Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F):
Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama atau secara simultan mempengaruhi variabel
dependen. Analisis dilakukan dengan melihat nilai F pada tabel ANOVA di output
SPSS. Nilai signifikansi adalah 0,05. Dasar pengambilan keputusannya :
1). Signifikan bila ρ value < α (0,05)
2). Tidak signifikan bila ρ value > α (0,05)
TABEL IV. 33 HASIL UJI STATISTIK F
Model F Sig. Regresi 24.612 .000a
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 24,612 dengan
probabilitas 0,000. karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi orientasi atau dapat dikatakan bahwa
moral equity (M), contractualism (C) , utilitarian (U), egoism (E), dan relativism
(R), secara bersama-sama berpengaruh terhadap orientasi (evaluation).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
72
Uji signifikasi Parameter Individual (Uji statistik t):
Uji t-test ini digunakan untuk melihat signifikansi antara pengaruh variabel
independen secara individual pada variabel dependen dengan menganggap
variabel lainnya secara konstan, dan juga digunakan untuk menemukan pengaruh
yang paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk
menjelaskan variasi variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5 %. Berikut
adalah hasilnya:
TABEL IV. 34 HASIL UJI STATISTIK T
Model Koefisien Regresi t-Value Sig. (Constant) .116 .320 .752 Moral Equity .761 2.202 .037 Relativism -.247 -1.036 .310 Egoism .109 .611 .547 Utilitarian .161 .628 .536 Contractualism .140 .633 .533 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa nilai yang paling signifikan dari
total kesadaran etika (ethical orientation) adalah dimensi moral equity dengan
nilai signifikansi sebesar 0,037.
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa dimensi
moral equity merupakan orientasi etika dari mahasiswa akuntansi. Hasil ini
mendukung penelitian yang dilakukan Sutopo (1997) dan Cohen (1996) yang
menunjukkan dimensi moral equity mempunyai nilai yang signifikan dari total
kesadaran etika (orientasi etika), namun tidak mendukung penelitian yang
dilakukan oleh Triatmoko (2006) yang menunjukkan bahwa dimensi relativism
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
73
menghasilkan nilai yang paling signifikan dari total kesadaran etika yang ada
(ethical orientation), hal ini disebabkan karena sampel yang digunakan Triatmoko
(2006) dan peneliti berbeda. Sampel yang digunakan Triatmoko (2006) adalah
mahasiswa akuntansi yang telah menempuh mata kuliah Audit I, sedangkan
peneliti menggunakan sampel mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang telah
menempuh mata kuliah Audit I dan II yang memiliki kompetensi lebih dibanding
mahasiswa yang hanya menempuh mata kuliah Audit I.
b. Auditor
Pengukuran regresi untuk sampel auditor ini dilakukan seperti halnya
dengan pengujian dari sampel mahasiswa akuntansi. Pengujian regresi dilakukan
dengan menggunakan persamaan regresi yang didapat dari penelitian Cohen
(1996), berikut adalah model regresi yang telah dibuat:
Evaluation k = a + b1 (Moral Equity) + b2 (Contractualism) + b3
(Utilitarian) +b4 (Relativism) + b5 (Egoism) + ek
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh auditor dan k
adalah Auditor. Dari persamaan yang telah didapat diatas diketahui bahwa
variabel dependennya adalah evaluation yaitu orientasi etika (O) dan variabel
independennnya adalah kesadaran etika yang di dapat dari 4 variabel yaitu moral
equity(M), contractualism (C), utilitarian (U), egoism (E) dan relativism (R).
Variabel dependen (orientasi) di wakili oleh pertanyaan 13, 14, 15, yang mana
masing-masing dari dimensi telah diuji reliabilitas dan validitasnya di awal.
berikut adalah hasil dari regresi yang diolah dengan program SPSS:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
74
TABEL IV. 35 KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Dimensi .916a 0.839 0.807 0.65441
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R Square
adalah sebesar 0,807, hal ini berarti 80,7% variasi orientasi (evaluation) dapat
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel yaitu variabel moral equity (M),
variabel contractualism (C) , variabel utilitarian (U), dan variabel relativism (R).
sedangkan sisanya (100%-80,7%= 19,3% ) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
model.sedangkan nilai Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,65441.
TABEL IV. 36 HASIL UJI STATISTIK F
Model F Sig. Regresi 26.026 .000a Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 26,026 dengan
probabilitas 0,000. karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi orientasi atau dapat dikatakan bahwa
moral equity (M), contractualism (C), utilitarian (U), egoism (E), dan relativism
(R), secara bersama-sama berpengaruh terhadap orientasi (evaluation).
Uji signifikasi Parameter Individual (Uji statistik t):
Uji t-test ini digunakan untuk melihat signifikansi antara pengaruh variabel
independen secara individual pada variabel dependen dengan menganggap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
75
variabel lainnya secara konstan, dan juga digunakan untuk menemukan pengaruh
yang paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk
menjelaskan variasi variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5 %. Berikut
adalah hasilnya:
TABEL IV. 37 HASIL UJI STATISTIK T
Model Koefisien Regresi t-Value Sig. Constant .491 1.333 .194 Moral Equity .104 .501 .621 Relativism -.002 -.009 .993 Egoism -.049 -.278 .784 Utilitarian -.059 -.247 .807 Contractualism .860 3.437 .002 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa nilai yang paling signifikan dari
total kesadaran etika (ethical orientation) adalah dimensi contractualism dengan
nilai signifikansi sebesar 0,002.
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa dimensi
contractualism menunjukkan nilai yang paling signifikan diantara yang lain. Hasil
ini tidak mendukung dari penelitian yang dilakukan Triatmoko (2006) yang
menunjukkan dimensi relativism merupakan orientasi etika serta tidak mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Cohen (1996) dan Sutopo (1997) yang
menunjukkan bahwa dimensi moral equity menghasilkan nilai yang paling
signifikan dari total kesadaran etika yang ada (ethical orientation). Hal ini
disebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian yang berbeda, untuk
Triatmoko (2006) dan Sutopo (1997) menggunakan sampel mahasiswa akuntansi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
76
yang telah menempuh mata kuliah Audit I, sedangkan Cohen (1996)
menggunakan sampel auditor profesional Kanada yang memiliki latar belakang
kompetensi dibidang audit yang lebih tinggi.
c. Akuntan Pendidik (Dosen Akuntansi)
Pengukuran regresi untuk sampel dosen akuntansi ini dilakukan seperti
halnya dengan pengujian dari sampel mahasiswa akuntansi dan auditor. Pengujian
regresi dilakukan dengan menggunakan persamaan regresi yang didapat dari
penelitian Cohen (1996), berikut adalah model regresi yang telah dibuat:
Evaluation l = a + b1 (Moral Equity) + b2 (Contractualism) + b3
(Utilitarian) +b4 (Relativism) + b5 (Egoism) +el
Evaluation merupakan orientasi penilaian etika dari seluruh dosen
akuntansi dan l adalah dosen akuntansi. Dari persamaan yang telah didapat diatas
diketahui bahwa variabel dependennya adalah evaluation yaitu orientasi etika (O)
dan variabel independennnya adalah kesadaran etika yang di dapat dari 4 variabel
yaitu moral equity (M), contractualism (C), utilitarian (U), egoism (E) dan
relativism (R). Variabel dependen (orientasi) di wakili oleh pertanyaan 13, 14,
15), yang mana masing-masing dari dimensi telah diuji reliabilitas dan
validitasnya di awal. Berikut adalah hasil dari regresi dengan program SPSS:
TABEL IV. 38 KOEFISIEN DETERMINASI
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Dimensi .956a 0.915 0.897 0.47621
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
77
Dari tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted R Square
adalah sebesar 0,897, hal ini berarti 89,7% variasi Orientasi( Evaluation) dapat
dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel yaitu variabel moral equity (M),
variabel contractualism (C) , variabel utilitarian (U), dan variabel relativism (R).
sedangkan sisanya (100%-89,7%= 10,3% ) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar
model.sedangkan nilai Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0,47621.
TABEL IV. 39 HASIL UJI STATISTIK F
Model F Sig. Regression 51.407 .000a
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar 51,407 dengan
probabilitas 0,000. karena nilai probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi orientasi atau dapat dikatakan bahwa
moral equity (M), contractualism (C) , utilitarian (U), egoism (E), dan relativism
(R), secara bersama-sama berpengaruh terhadap orientasi (evaluation).
Uji signifikasi Parameter Individual (Uji statistik t):
Uji t-test ini digunakan untuk melihat signifikansi antara pengaruh variabel
independen secara individual pada variabel dependen dengan menganggap
variabel lainnya secara konstan, dan juga digunakan untuk menemukan pengaruh
yang paling dominan antara masing-masing variabel independen untuk
menjelaskan variasi variabel dependen dengan tingkat signifikansi 5 %. Berikut
adalah hasilnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
78
TABEL IV. 40 HASIL UJI STATISTIK T
Model Koefisien Regresi t-Value Sig. (Constant) .201 .645 .525 Moral Equity .929 4.402 .000 Relativism -.670 -4.037 .000 Egoism -.003 -.035 .973 Utilitarian .025 .190 .851 Contractualism .672 5.052 .000 Sumber: data primer yang diolah, 2011.
Hasil uji statistik t menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang paling
rendah adalah dimensi moral equity, relativism, dan contractualism dengan nilai
sebesar 0,000. Namun jika dilihat dari nilai koefisien regresi, nilai yang paling
tinggi diantara nilai signifikansi yang terendah adalah dimensi moral equity.
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas, dapat disimpulkan bahwa dimensi
moral equity menunjukkan nilai yang paling signifikan dari total kesadaran etika
(ethical orientation). Hasil ini tidak mendukung penelitian Triatmoko (2006) yang
menunjukkan bahwa dimensi relativism menghasilkan nilai paling signifikan dari
total kesadaran etika, namun mendukung penelitian yang dilakukan oleh Cohen
(1996) dan Sutopo (1997) yang menunjukkan dimensi moral equity menghasilkan
nilai yang paling signifikan dari total kesadaran etika yang ada (ethical
orientation). Triatmoko (2006) menggunakan sampel yang berbeda dengan
peneliti sehingga hasil pengukuran orientasi etika menunjukkan hasil yang
berbeda, Triatmoko (2006) menggunakan sampel mahasiswa akuntansi yang telah
menempuh mata kuliah Audit I, namun peneliti menggunakan sampel mahasiswa
akuntansi tingkat akhir yang telah menempuh mata kuliah audit I dan II, serta
memiliki kompetensi yang lebih tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisis faktor pada sampel mahasiswa akuntansi, dimensi
egoism termasuk Multidimentional Ethical Scale (MES). Sedangkan nilai
mean tertinggi terdapat pada dimensi relativism, yang berarti kesadaran
etika (ethical awareness) yang paling penting adalah dimensi relativism.
2. Dari hasil analisis faktor pada sampel auditor, dimensi egoism termasuk
dalam Multidimentional Ethical Scale (MES). Sedangkan nilai mean
tertinggi terdapat pada dimensi contractualism, yang berarti kesadaran
etika (ethical awareness) yang paling penting adalah dimensi
contractualism.
3. Dari hasil analisis faktor pada sampel dosen akuntansi, dimensi egoism
termasuk dalam Multidimentional Ethical Scale (MES). Sedangkan nilai
mean tertinggi terdapat pada dimensi utilitarian. yang berarti kesadaran
etika (ethical awareness) yang paling penting dalam proses pengambilan
keputusan etika adalah dimensi utilitarian.
4. Dari hasil analisis faktor dengan menggunakan tiga sampel yang berbeda,
dapat disimpulkan bahwa dimensi egoism termasuk dalam
Multidimensional Ethical Scale (MES). Sedangkan nilai mean tertinggi
antara ketiga sampel tidak menunjukkan nilai yang sama, hanya sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
80
mahasiswa saja yang mendukung penelitian yang dilakukan oleh
Triatmoko (2006) yaitu dimensi relativism, sementara untuk sampel
auditor nilai mean tertinggi adalah pada dimensi contractualism, dan untuk
sampel dosen akuntansi, nilai mean tertinggi adalah dimensi utilitarian.
5. Dari hasil analisis regresi dengan sampel mahasiswa, dimensi moral equity
menunjukkan nilai yang paling signifikan diantara yang lain (ethical
orientation).
6. Dari hasil analisis regresi dengan Sampel auditor, dimensi contractualism
menunjukkan nilai yang paling signifikan diantara yang lain (ethical
orientation).
7. Dari hasil analisis regresi dengan sampel dosen akuntansi, dimensi moral
equity menunjukkan nilai yang paling sinifikan diantara yang lain (ethical
orientation).
8. Dari ketiga sampel, nilai koefisien tertinggi (ethical orientation)
menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Dari sampel auditor, nilai yang
paling signifikan adalah pada dimensi contractualism, sedangkan untuk
sampel mahasiswa akuntansi dan dosen akuntansi menunjukkan orientasi
etika tertinggi adalah pada dimensi moral equity. Hasil ini mendukung
penelitian yang telah dilakukan Sutopo (1997).
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan penelitian yang perlu
dipertimbangkan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian. Keterbatasan
tersebut adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
81
1. Penelitian hanya menggunakan 2 vignette yang dipilih berdasarkan Kode
Etik Profesi Akuntan Publik, tidak semua prinsip-prinsip dalam Kode Etik
Profesi Akuntan Publik digunakan dalam menentukan vignette mana saja
yang akan digunakan.
2. Subyek penelitian yang digunakan hanya sejumlah 30 responden dari
masing-masing sampel, menurut peneliti jumlah tersebut masih sangat
sedikit.
3. Peneliti melakukan pengukuran kesadaran etika (ethical awareness) secara
tersendiri dan belum melakukan pengukuran secara keseluruhan.
4. Peneliti belum meneliti pengaruh orientasi etika terhadap kesadaran etika,
peneliti hanya sebatas melakukan pengukuran terhadap orientasi dan
kesadaran etika secara tersendiri.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa hal
diantaranya:
1. Untuk penelitian selanjutnya, vignette yang digunakan sebaiknya
mencakup semua prinsip-prinsip yang ada dalam Kode Etik profesi
Akuntan Publik, sehingga vignette yang digunakan bisa lebih diperbanyak
lagi.
2. Subyek penelitian mengunakan responden yang lebih banyak lagi agar
memberikan hasil yang lebih meyakinkan karena mencakup banyak
responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
82
3. Hubungan antara variabel dependen dan variabel independen diuraikan
secara umum, mungkin untuk penelitian yang selanjutnya lebih bisa
mengembangkan dengan meneliti hubungan antara variabel dependen
dengan variabel independen secara lebih terinci.
4. Untuk pengukuran kesadaran etika dapat dikembangkan dengan mengukur
secara keseluruhan sampel. Dengan begitu dapat diperoleh hasil yang
mewakili semua komponen.
5. Untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan dengan meneliti
pengaruh orientasi etika terhadap kesadaran etika.