perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ... · Tahun Ajaran 2010/2011. Dari KKM 75...
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL ... · Tahun Ajaran 2010/2011. Dari KKM 75...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Oleh :
NUNUNG ARIYUWONO
X4608540
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN GERAK DASAR MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV
SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO SUKOHARJO
TAHUN AJARAN 2010/2011
(Penelitian Tindakan Kelas)
Oleh :
NUNUNG ARIYUWONO
X4608540
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Januari 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes Drs. H. Agustiyanto, M.Pd NIP 19630608 199010 2 001 NIP 19680818 199403 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : Selasa
Tanggal : 01 Februari 2011
Tim Penguji Skripsi :
Nama Terang tanda tangan
Ketua : Drs. H. Agus Margono, M.Kes.
Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.
Anggota I : Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes.
Anggota II : Drs. H. Agustiyanto, M.Pd.
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Nunung Ariyuwono. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR
MELEMPAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BULU 01,
KECAMATAN POLOKARTO SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Januari 2011.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk mengetahui:
Penerapan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan kemampuan gerak
dasar melempar pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan
Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 dengan menerapkan model
pembelajaran PAIKEM
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Sumber data dalam penelitian ini siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01,
Kecamatan Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 berjumlah 22 siswa
yang terdiri atas 6 siswa putra dan 16 siswa putri. Subjek penelitian ini adalah
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo
Tahun Ajaran 2010/2011. Teknik pengumpulan data adalah dengan Pengamatan,
tes dan pengukuran dari IAAF KIDS’ ATLETICS. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah mengamati dan mengobservasi proses dan
hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi penerapan model pembelajaran
PAIKEM dan setelah diberi model pembelajaran PAIKEM. Prosedur penelitian ini
meliputi planning, acting, observasi dan reflecting.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan: Penerapan Model
Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo
Tahun Ajaran 2010/2011. Dari KKM 75 Mapel Penjasorkes Kelas IV di SDN
Bulu 01, pada siklus I menunjukkan rata-rata nilai 75 atau 68,2% siswa tuntas,
sedangkan pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata 77 atau 77,3% siswa tuntas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
NUNUNG
Nunung Ariyuwono
Janganlah berfikir kamu lebih baik dari orang lain dan
jangan pula berfikir orang lain
lebih baik dari kamu
(Penulis)
Ilmu dapat membuat orang lebih bijaksana, mencegah berbuat aniaya dan
membuat yang tak tahu arah menjadi terarah.
(Al Imam Al Mawardi)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kusunting skripsi ini untuk:
- Bapak Suwandi dan Ibu Sudarni tercinta yang telah mendo’akan
membimbing dan mendidik Aku tanpa pamrih agar
menjadi anak yang berguna
- Istriku Umi Khasanah yang selalu memberi dukungan dan membantu
untuk menyelesaikan skripsiku
- Teman-teman ku Angkatan ’08 KG JPOK FKIP UNS Surakarta
Terima kasih atas bantuan, masukan dan saran
- JPOK FKIP UNS, Almamater tercinta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL …………………………………....................…………………….
PENGAJUAN ...............................................................................................
PERSETUJUAN …………....................………………………………….
PENGESAHAN ..........................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................
MOTTO ....................................................................................................
PERSEMBAHAN .......................................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………
A. Latar Belakang Masalah …………………………………………….
B. Perumusan Masalah ………………………………………………..
C. Tujuan dan Indikator Penelitian …………………………………..
D. Manfaat Hasil Penelitian ………………………………………… …
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN……….......
A. Kajian Pustaka ……………………………………………………..
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar ……..
a. Hakikat Pendidikan Jasmani dan Kesehatan .............................
b. Tujuan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan ..............................
c. Fokus Penjas di Sekolah Dasar .................................................
d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar .............
e. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar ..............................
f. Ketuntasan Belajar ..................................................................
2. PAIKEM Dalam Penjas ...............................................................
a. Pengertian PAIKEM ................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xiii
xiv
xvi
1
1
4
4
5
6
6
6
6
7
8
9
10
12
13
13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
b. Model Pembelajaran PAIKEM ................................................
c. Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi ..........................
d. Teknik Memotivasi dan Membina Disiplin ..............................
3. Kemampuan Gerak Dasar .............................................................
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar ......................................
b. Bentuk-bentuk Gerak Dasar .....................................................
c. Gerak Manipulatif ....................................................................
4. Gerak Dasar Manipulatif Melempar .............................................
a. Pengertian Melempar ..............................................................
b. Persamaan Prinsip Gerak Dasar Melempar .............................
c. Teknik Melempar ......................................................................
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………...
C. Kerangka Pikir …………………………………………………….
D. Hipotesis Tindakan ……………………………………………….
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………..
A. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………
1. Tempat Penelitian …………………………………………………
2. Waktu Penelitian …………………………………………………
B. Subjek Penelitian …………………………………………………..
C. Sumber Data ……………………………………………………….
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………...
E. Teknik Analisis Data ……………………………………………..
F. Prosedur Penelitian …………………………………………………
G. Target Ketuntasan Belajar ………………………………………
BAB IV HASIL PENELITIAN …………………………………………
A. Deskripsi Kondisi Awal …………………………………………..
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ………………………………..
1. Tindakan Siklus I ……………………………………………..
a. Tahap Perencanaan …………………………………………
b. Pelaksanaan Tindakan ……………………………………….
c. Observasi …………………………………………………….
16
17
19
20
20
21
22
23
23
23
24
25
26
27
28
28
28
28
28
28
28
29
29
30
31
33
33
33
33
34
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
d. Refleksi ………………………………………………………
2. Tindakan Siklus II ……………………………………………..
a. Tahap Perencanaan …………………………………………
b. Pelaksanaan Tindakan ……………………………………….
c. Observasi …………………………………………………….
d. Refleksi ………………………………………………………
C. Deskripsi Hasil Penelitian ………………………………………..
1. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Sebelum Tindakan .
2. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus I …………
3. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus II …………
D. Temuan Hasil Penelitian …………………………………………
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .......................................
A. Simpulan ............................................................................................
B. Implikasi ..........................................................................................
C. Saran .................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….
LAMPIRAN ................................................................................................
39
40
40
41
44
45
46
46
46
47
47
50
50
50
51
53
56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan
penulisan skripsi ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan sebagai Dosen narasumber yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta
4. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai Dosen narasumber yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Dra. Hanik Liskustyawati, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
6. Drs. H. Agustiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing II yang telah memberikan
motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.
7. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan
ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.
8. Kepala Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kec. Polokarto Sukoharjo yang telah
memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.
9. Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kec. Polokarto Sukoharjo
Tahun Ajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap
semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, Januari 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Target Ketuntasan Belajar ..............................................
Tabel 2. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Sebelum
Tindakan ………………………………………………...
Tabel 3. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus I ......
Tabel 4. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus II ......
Tabel 5. Rata-Rata dan Prosentase Siswa Kelas IV Hasil Belajar
Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Tindakan, Siklus
I, dan Siklus II ...................................................................
30
31
37
43
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Formasi Baris Bersaf dan Pemimpin ..............................
Gambar 2. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar ..........
Gambar 3. Teknik Dasar Gerakan Melempar …...............................
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) .........................
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar
Sebelum Tindakan ………………………………………
Gambar 6. Belajar Gerak Melempar dengan Cara Dilempar ……….
Gambar 7. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan .........
Gambar 8. Metode Memegang Lembing …………………………...
Gambar 9. Melempar Turbo Dengan Sasaran ....................................
Gambar 10. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar
Siklus I ………………………………………………….
Gambar 11. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ..........................
Gambar 12. Melatih Tempo Kekuatan ……………………………….
Gambar 13. Melempar Pada Target Lingkaran ……………………....
Gambar 14. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar
Siklus II …………………………………………………
Gambar 15. Grafik Peningkatan Rata-Rata Kelas IV Hasil Belajar
Penjasorkes Materi Melempar ………………………….
Gambar 16. Lemparan Lembing Anak-anak ………………………...
Gambar 17. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar ………
Gambar 18. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan .........
Gambar 19. Metode Memegang Lembing …………………………...
Gambar 20. Melempar Turbo Dengan Sasaran ....................................
Gambar 21. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ..........................
Gambar 22. Melatih Tempo Kekuatan ……………………………….
Gambar 23. Melempar Pada Target Lingkaran ………………………
Gambar 24. Lempar-Melempar ……………………………………..
19
22
24
30
32
35
35
36
36
37
41
42
42
44
48
56
58
58
59
59
61
61
62
64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
Gambar 25. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar ………
Gambar 26. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan .........
Gambar 27. Metode Memegang Lembing …………………………...
Gambar 28. Melempar Turbo Dengan Sasaran ....................................
Gambar 29. Memasukkan Bola ke Dalam Bakul ................................
Gambar 30. Melempar Kardus dengan Bola Berekor ..........................
Gambar 31. Melatih Tempo Kekuatan ................................................
Gambar 32. Melempar Pada Target Lingkaran ...................................
65
65
65
66
68
69
69
70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes Dan Pengukuran Gerak
Dasar Melempar ........................................................
Lampiran 2. Program Pembelajaran Gerak Dasar Melempar
Dengan Model Pembelajaran PAIKEM
……………………………………………………….
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Dan
Siklus II …………………………………………….
Lampiran 4. Daftar Nama Sampel Penelitian ……………………
Lampiran 5. Nilai Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Diberi
Tindakan ……………………………………………
Lampiran 6. Lembar Observasi Guru Penjasorkes SD Negeri
Bulu 01, Kecamatan Polokarto Dalam Kegiatan
Pembelajaran Di Kelas Siklus I ……………………
Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Penjasorkes SD Negeri
Bulu 01, Kecamatan Polokarto Dalam Kegiatan
Pembelajaran Di Kelas Siklus II …………………...
Lampiran 8. Angket Pengumpulan Data Siswa ………………….
Lampiran 9. Skor Angket Pengumpulan Data …………………...
Lampiran 10. Kriteria Skoring Penilaian Melempar ……………...
Lampiran 11. Lembar Observasi Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu
01, Kec. Polokarto Sukoharjo Siklus I ……………..
Lampiran 12. Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes Materi
Melempar Siklus I ………………………………….
Lampiran 13. Lembar Observasi Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu
01, Kec. Polokarto Sukoharjo Siklus II …………….
Lampiran 14. Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes Materi
Melempar Siklus II …………………………………
Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ………………
55
57
63
71
72
73
75
77
79
80
83
85
86
88
89
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret
Surakarta …………………………………………...
Lampiran 17 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari
Sekolah Dasar Negeri Bulu 01 Kecamatan Polokarto
Sukoharjo …………………………………………..
93
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak-anak belajar dengan cara bermain, dengan bermain akan
mengembangkan kemampuan kondisi fisik, mental, emosional, intelektual, dan
sosial anak seusia mereka. Naluri bermain yang muncul dalam diri mereka seolah
tidak bisa ditekan begitu saja. Bermain merupakan suatu kebutuhan yang tak
ubahnya seperti kebutuhan dasar lainnya. Berkaitan dengan permainan Toho
Cholik dan Rusli Lutan (2001: 127) menyatakan:
Sebagian besar kehidupan anak dihabiskan untuk bermain, maka
permasalahannya sekarang adalah bagaimanakah menyalurkan potensi itu
agar bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Usia 6-12 tahun
adalah masa penting untuk pertumbuhan baik secara fisik, mental,
emosionalintelektual maupun sosial anak. Karena itu diharapkan bahwa
bermain merupakan wahana pembelajaran Anak bermain sambil belajar dan
belajar sambil bermain.
Agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, dibutuhkan
prasarana dan sarana yang baik pula dan guru harus berperan aktif dalam kegiatan
belajar mengajar khususnya untuk siswa sekolah dasar. Salah satu upaya guru
adalah dengan memodifikasi prasarana dan sarana belajar. Sehingga dengan
model pembelajaran yang baik, siswa dapat berkonsentrasi dengan apa yang telah
diterangkan oleh guru, dan setiap siswa dapat melakukan gerakan dasar dengan
baik.
Dalam pembelajaran gerak dasar manipulatif di kelas IV, siswa kurang
antusias untuk mengikuti pelajaran penjas, padahal rangkaian gerak dasar dapat
diterapkan dalam bentuk permainan sehingga dapat diperoleh suatu kesenangan
bagi siswa. Anak juga membutuhkan keragaman gerak agar dapat tumbuh menjadi
besar dan kuat. Pada usia ini anak memiliki keterampilan dan koordinasi motorik
yang kurang baik. Melalui penjasorkes diharapkan meningkatkan perkembanagan
motorik pada siswa kelas IV.
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Saat ini siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto,
Kabupaten Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 belum mempunyai kemampuan
gerak dasar manipulatif yang baik terutama keterampilan melempar. Padahal
kemampuan gerak dasar pada siswa Sekolah Dasar (SD) sangat bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap melakukan permainan dibutuhkan
keterampilan gerak dasar. Dikarenakan keterampilan gerak dasar sangat berperan
besar dalam aktivitas sehari-hari. Pangrazi dan Dauear (1981: 23) bahwa, “Penjas
untuk awal masa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar untuk
bergerak, bergerak untuk belajar dan belajar tentang gerak”. maka dalam
pembelajaran penjasorkes disekolah harus dimaksimalkan dengan berbagai upaya
dari guru.
Hal ini terbukti pada Kompetensi Dasar (KD) “1.3 Mempraktikkan
kombinasi gerak dasar melempar, menangkap dan menendang dengan koordinasi
yang baik dalam permainan sederhana, serta aturan dan kerjasama”. (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), 2007/2008: 41) semester II Tahun Ajaran
2010/2011 diperoleh nilai ulangan praktek kelas IV yang masih banyak
memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75.
Penjasorkes di SD merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan
gerak dasar anak. Dalam pembelajaran di SD hendaknya disesuaikan dengan
karakteristik dan perkembangan anak, agar perkembangannya dapat berkembang
dengan baik. Gerak dasar manipulatif harus dikembangkan dengan bentuk
pembelajaran yang tepat. Namun dalam pembelajaran siswa sering mengalami
hambatan dalam mempraktikkan gerak dasar manipulatif, terutama gerak dasar
melempar. Untuk kelas IV dalam pembelajaran menerapkan tematik dimana
penerapannya masih dalam tahap pengenalan, namun untuk peralatan dan
keterampilannya masih diterapkan yang sebenarnya. Masih banyak guru Penjas
sewaktu mengajar tidak memahami perkembangan gerak dasar anak dan guru
Penjas lebih menekankan pencapaian prestasi dalam pembelajaran Penjasorkes.
Tidak heran jika dalam pembelajaran siswa sering mengalami hambatan. Padahal
dalam Penjasorkes yang lebih diutamakan adalah suasana keriangan, biarkanlah
anak-anak lebih leluasa menyatakan dirinya melalui aneka permainan. Disinilah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sesungguhnya peran guru penjasorkes untuk mengatasi kendala dan hambatan
dalam pembelajaran penjasorkes, maka seorang guru yang baik harus mampu
mencari dan menerapkan solusi yang tepat agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai.
Agar dapat membangun dan menempatkan jati diri siswa diperlukan
proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dari uraian
tersebut maka secara garis besar aktivitas dalam penjasorkes adalah penggunaan
multi media dan multi metode, praktek dalam kelompok, pemanfaatan lingkungan
sekitar dan multi aspek sehingga menarik perhatian siswa.
Model pembelajaran PAIKEM diharapkan seorang guru terus mencari
kreasi yang baru untuk memotivasi siswa, sebagai contoh : guru harus dapat
memodifikasi peralatan, menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan,
maka dalam penjasorkes diharapkan siswa akan memperoleh pengalaman yang
baru. Diharapkan siswa menjadi tertarik dan banyak melakukan gerakan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga secara tidak langsung akan
meningkatkan kualitas gerak dasar.
Untuk membuktikan apakah benar melalui penerapan model
pembelajarn PAIKEM akan meningkatkan kemampuan gerak dasar manipulatif
terutama gerak dasar melempar pada siswa, maka untuk membuktikan
pernyataan-pernyataan tersebut diatas perlu dilakukan sebuah penelitian. Karena
permasalahan yang diangkat diatas “khusus spesifik“ atau satu aspek saja yaitu
aspek melempar, maka Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian yang
tepat untuk mengoptimalkan kemampuan gerak dasar melempar melalui model
pembelajaran PAIKEM. Suharsimi Arikunta (2008: 3) menyatakan bahwa,
“Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang disengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa“.
Penelitian Tindakan Kelas ini akan diberikan pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran
2010/2011. Ditinjau dari kemampuan gerak dasar siswa dan pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pembelajaran Penjasorkes di SDN Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun
Ajaran 2010/2011 belum maksimal. Kendala yang dihadapi siswa saat mengikuti
pelajaran Penjas jika tidak dicarikan solusi yang tepat, maka akan berakibat
kurang baik bagi perkembangan motorik siswa kelas IV.
Dengan menerapkan model pembelajaran PAIKEM sangat penting agar
kendala yang dihadapi siswa dapat teratasi demi memajukan pendidikan melalui
Penjas. Manfaat yang lain adalah agar siswa lebih tertarik, konsentrasi dan
senang dalam mengikuti pelajaran Penjasorkes. Dari manfaat yang telah di
sebutkan diatas akan menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajaran dan akan
meningkatkan kemampuan gerak dasarnya. Maka dari itu, untuk mengetahui
apakah penerapan model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan
kemampuan gerak dasar melempar, dan permasalahan tersebut tertuju atau
mengenai hal-hal yang terjadi di dalam pembelajaran. Untuk itu peneliti
mengambil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Penerapan Model
Pembelajaran PAIKEM Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar
Melempar Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo
Tahun Ajaran 2010/2011“.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimanakah penerapan
model pembelajaran PAIKEM pendidikan jasmani dalam meningkatkan
kemampuan gerak dasar melempar pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec.
Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011?”
C. Tujuan dan Indikator Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
mempunyai tujuan untuk: “Penerapan Model Pembelajaran PAIKEM Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Melempar Pada Siswa Kelas IV SD
Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.”
D. Manfaat Hasil Penelitian
Masalah dalam penelitian ini penting untuk diteliti dengan harapan dapat
memberi manfaat antara lain:
1. Dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar melempar bagi siswa kelas IV
SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
2. Dapat menerapkan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasar melempar pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01,
Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Sekolah Dasar
a. Hakikat Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Seseorang tidak akan menjadi guru, pelatih atau pembina Penjas yang
baik manakala tidak memiliki pandangan dan pengertian yang jelas tentang
hakikat Penjas itu sendiri. Filsafat atau falsafah perlu dipahami bagi seseorang
yang berkecimpung dalam Penjas karena ia menentukan pikiran dan mengarahkan
tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rusli Lutan (2001: 13) menyatakan
bahwa, “Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu individu-
individu mengevaluasi diri mereka sendiri dalam hubungan dengan dunia dan
sejelas mungkin“.
Pendapat diatas menunjukkan, filsafat sangatlah penting karena
merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta dan nilai-nilai kehidupan
dengan alam dunia, dan mengevaluasi fakta dan nilai itu dengan pemikiran yang
jujur. Sehingga bagi seorang guru Penjasorkes akan mengarahkan Anda dalam
menetapkan keputusan dan tindakan yang Anda hadapi ketika terlibat dalam
kegiatan pendidikan jasmani sebagai guru Penjasorkes. Sedangkan menurut
Sunardi (2009: 1) menyatakan, “Pendidikan pada dasarnya merupakan rekontruksi
aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang
baru menjadi lebih terarah dan bermakna“. Sedangkan menurut Rusli Lutan
(1999/2000: 1) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina
anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan yang terbaik tentang
aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang
hayatnya“.
Jika seseorang sedang bermain, bergerak atau melakukan berbagai
aktivitas pendidikan jasmani, maka proses pendidikan terjadi pada waktu yang
6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
bersamaan. Pendidikan penting untuk memperkaya kehidupan individu atau
sebaliknya mungkin merusak. Pendidikan merupakan pengalaman yang
menyenangkan dan memuaskan atau mungkin menjadikan pengalaman yang tidak
menyenangkan. M. Furqon (2006: 3) menyatakan, “Pendidikan jasmani dapat
dikatakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang
bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neomuskular, perceptual,
kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional”.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2007/2008: 7)
menyatakan, “Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat”. Kaitannya dengan
jenjang pendidikan, pendidikan jasmani di SD sangat menarik untuk dikaji, karena
di samping merupakan dasar dan landasan untuk pendidikan jasmani pada jenjang
pendidikan di atasnya, juga sangat penting artinya bagi kontribusi pada
pendidikan pada umumnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal
tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara
serampangan.
b. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani adalah untuk membantu
individu-individu mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari program pendidikan secara menyeluruh. Penjas merupakan pendidikan yang
mengutamakan keaktifan gerak dan media pembelajaran. Berdasarkan
perkembangan Penjas di negara-negara maju dan mempertimbangkan dan
kebutuhan bangsa. M. Furqon (2008: 6) menyusun rumusan tujuan umum
pendidikan jasmani sebagai berikut:
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai
dalam pendidikan jasmani.
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai,
sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis
dan agama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan
tugas-tugas ajar dalam pendidikan jasmani.
4) Mengembangkan keterampilan untuk melaksanakan aktivitas
jasmani dan olahraga, serta memahami alasan-alasan yang melandasi
gerak dan kinerja.
5) Menumbuhkan kecerdasan emosi dan penghargaan terhadap hak-hak
asasi orang lain melalui pengamalan fair play dan sportivitas.
6) Menumbuhkan self esteem sebagai landasan kepribadian melalui
pengembangan kesadaran terhadap kemampuan dan pengendalian
gerak tubuh.
7) Mengembangkan keterampilan dan kebiasaan untuk melindungi
keselamatan diri sendiri dan keselamatan orang lain.
8) Menumbuhkan cara mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani dan pola hidup sehat.
9) Menumbuhkan kebiasaan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif
secara teratur dalam aktifitas fisik dan memahami manfaat dari
keterlibatannya.
10) Menumbuhkan kebiasaan untuk memanfaatkan dan mengisi waktu
luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat kreatif.
Tentunya rumusan tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut ke dalam tahap-
tahap dan tingkatan masing-masing. Melaui Penjas diharapkan dapat mendidik
anak. Rusli Lutan (1999/2000: 2) menyatakan:
1) Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secar efisien dan
optimal.
2) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secar berkelompok maupun perorangan.
3) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara
efektif dalam hubungan antar orang.
4) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani
termasuk permainan olahraga.
Berdasarkan dua pendapat diatas, mudah dipahami bahwa pendidikan
jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan sumbangan kepada
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
c. Fokus Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Fokus pendidikan jasmani untuk sekolah dasar mencakup banyak aspek.
Menurut M. Furqon H. (2006: 9) bahwa fokus program pendidikan jasmani di
TK-SD kelas IV adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Program pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat berlari dan
berlaga, memperoleh kesenangan, dan belajar bermain (Game).
2) Anak membutuhkan latihan yang diperlukan agar dapat tumbuh
menjadi besar dan kuat.
3) Beberapa anak pada awal usia ini menunjukkan bahwa anak ingin
belajar bagaimana menjadi atlet dan ingin bermain pada suatu tim.
4) Karena anak memiliki koordinasi yang jelek, maka diharapkan anak
dapat meningkatkan kesegaran jasmani sehingga anak dapat
bergabung kembali ke kelas reguler.
5) Anak yang memiliki keterlambatan mental menunjukkan bahwa anak
diharapkan dengan program pendidikan jasmani anak akan menjadi
makin pintar.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Bennet, Howwel & Simri (1983:
40) melakukan survei tentang aktivitas-aktivitas yang diberikan di berbagai
negara. Mereka mengidentifikasikan elemen-elemen pendidikan jasmani yang
lazim diberikan di SD adalah:
1) Gerak-gerak dasar yang meliputi jalan, lari, lompat/loncat,
menendang, menarik, mendiring, mengguling (roll), memukul,
keseimbangan, menangkap dam bergulir.
2) Game dengan organisasi rendah dan lari beranting.
3) Aktivitas-aktivitas berirama, tari-tarian rakyat (folk dance),
bernyanyi dan game musik (musikal games).
4) Dasar-dasar keterampilan untuk berbagai olahraga dan games,
biasanya dimulai kira-kira pada tahun keempat atau kelima.
Dari masing-masing aspek yang telah dikemukakan diatas sudah masuk
dalam pendekatan Tematik yang terdapat dalam KTSP di SD yang berlaku sampai
sekarang ini.
d. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang diajarkan
di SD mencakup banyak aspek. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi
(1991/1992: 5-6) bahwa:
Ruang lingkup pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan
pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,
emosional dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar
meliputi atas:
1) Pengembangan Kemampuan jasmani (PKJ).
2) Atletik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3) Senam.
4) Permainan.
Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa ruang lingkup pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket,
bolavoli, tennis meja, tennis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri
serta aktivitas lainnya.
2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh,
komponen kebugaran jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas
lainnya.
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas
lainnya.
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobik serta aktivitas lainnya.
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air,
keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.
6) Pendidikan luar kelas meliputi: piknik/karya wisata, pengenalan
lingkungan.
7) Kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam
kehiduoan sehari-hari, khususnya dalam hal perawatan tubuh agar
tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan
minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur
waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K
dan UKS. Aspek keselamatan merupakan aspek tersendiri dan secara
implisit masuk kedalam semua aspek.
Dari dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ruang lingkup
pendidikan jasmani di SD meliputi beberapa aspek yaitu: olahraga permainan,
atletik, pengembangan diri, aktivitas senam atau ritmik, aktivitas air dan
pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut masih terdiri lagi dari
berbagai macam cabang olahraga yang diatur dalam KTSP yang berlaku sekarang
ini.
e. Karakteristik Peserta Didik Sekolah Dasar
Bagi usia sekolah dasar bermain merupakan penyumbang kontribusi
yang unik bagi perkembangan anak. Bermain dapat digunakan untuk membantu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, sosial dan emosi. M. Furqon
H. (2006: 5) menyatakan, “Permainan dapat memberikan peran penting dalam
mengembangkan dan memperhalus berbagai kemampuan gerak dasar, jika
permainan secara tepat dimasukkan ke dalam program pengembangan gerak“.
Dalam merumuskan pembelajaran pendidikan jasmani harus mengetahui
karakteristik siswa. Berdasarkan karakteristik inilah selanjutnya dapat diketahui
penjelasannya.
Dari segi keterampilan gerak, mulai dari keterampilan gerak yang
sederhana ke gerakan yang kompleks, dalam bermain juga sebagai bentuk
miniatur dari kehidupan masayarakat. Rahmad Hidayat (2003: 17) menyatakan,
“pada usia 6-11 tahun merupakan memahami konsep-konsep sederhana dan
menggunakannya dalam imajinasi. Imajinasi merupakan kesenangan bagi anak-
anak“. Untuk lebih jelasnya M. Furqon H. (2006: 5) menyatakan, “Karakteristik
anak sekolah dasar meliputi karakteristik fisiologis, psikologis dan sosiologis“.
Selanjutnya agar lebih jelas karakteristik anak sekolah dasar kelas 3 dan 4 yang
berusia sekitar 9 sampai 10 tahun dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Karakteristik Fisiologis
a) Koordinasi dalam keterampilan gerak dasar sudah membaik.
b) Daya tahan mulai meningkat.
c) Pertumbuhan fisiknya meningkat.
d) Koordinasi mata dan tangan baik.
e) Postur tubuh belum baik.
f) Secara fisiologis, anak perempuan satu tahun lebih maju daripada
anak laki-laki.
g) Gigi tetapnya mulai bermunculan mengganti gigi susu.
h) Perbedaan jenis kelamin belum berpengaruh.
i) Perbedaan individu makin nyata.
j) Cenderung mudah cidera karena mobilitasnya.
2) Karakteristik Psikologis
a) Lingkungan perhatiannya bertambah luas, rasa ingin tahu berprestasi
berkembang.
b) Kemampuan berfikirnya meningkat berkat telah mempunyai
pengalaman-pengalaman lebih banyak sebelumnya.
c) Suka berkhayal, menyukai musik, gerakan-gerakan berirama.
d) Sering meniru orang yang menjadi idolanya.
e) Minat terhadap permainan yang terorganisasi mulai meningkat,
namun belum mampu memegang aturan bermain keseluruhan.
f) Berkeinginan kuat untuk menjadi seseorang yang dewasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
g) Senang mengulang aktivitas.
h) Lebih senang aktivitas-aktivitas yang bersifat kompetitif.
3) Karakteristik Sosiologis
a) Mudah puas, namun hatinya mudah terluka jika dikritik.
b) Sekali-sekali suka membual.
c) Suka menggoda atau memukul yang lain.
d) Suka memperlihatkan perilaku-perilaku yang tidak lazim
e) Bersahabat dan tertarik pada orang lain seolah-olah sebagai teman
yang khusus.
f) Rasa ingin tahu makin kuat.
g) Ada keinginan bergabung dengan kelompok dan sering kali
mempunyai teman yang khusus.
h) Sering kurang memperhatikan penampilan, bikin gaduh dan suka
berdebat.
i) Menjadi lebih mandiri, namun masih butuh perlindungan dari orang
dewasa.
j) Lebih menyukai kegiatan-kegiatan beregu daripada kegiatan-
kegiatan individu.
k) Suka berfikir bahwa ia dibutuhkan.
l) Sering memperlihatkan kelakuan-kelakuan yang bertentangan
dengan teman dekatnya, tetapi ia bersimpati jika temannya mendapat
kesulitan.
m) Mengikuti kepemimpinan dalam kelompok kecil dalam permainan.
n) Cenderung membanding-bandingkan dirinya dengan orang lain,
terutama kekurangan dirinya dalam keterampilan, kegagalan, dan
gengsinya.
o) Mulai mengenali kebutuhan dan keinginan teman lain serta tujuan
dan tanggung jawab kelompok.
p) Sudah dapat memecahkan masalah-masalah sosial yang ringan dalam
bermain agar kelompok dapat utuh.
q) Rasa perbedaan terhadap posisi sosial mulai berkurang.
r) Mulai menghargai nilai sopan santun dan susila.
Mengetahui dan memahami karakteristik anak usia sekolah dasar baik
dari segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis adalah penting terutama bagi guru
pendidikan jasmani. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik anak, maka
dalam kegiatan membelajarkan siswa harus disesuaikan dengan tingkatan
perkembangannya.
f. Ketuntasan Belajar
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), (2006: 19) menyatakan,
“Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing
indikator 75%“. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal
dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik,
kompleksitas kompetensi serta kemampuan sumberdaya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran.
Satuan Pendidikan diharapkan meningkatkan kriteria ketuntasan belajar
secara terus menerus untuk mencapai kriteria ideal. Pelaporan hasil belajar peserta
didik diserahkan pada satuan pendidikan dengan memperhatikan rambu-rambu
yang disusun oleh direktorat teknis terkait.
2. PAIKEM dalam Penjas
a. Pengertian PAIKEM
PAIKEM dimaksudkan sebagai salah satu usaha mendorong terus
ditingkatkannya pelaksanaan pembelajaran di lapangan yang benar-benar
berorientasi kepada siswa sebagai subjek belajar dan efektif hasilnya. Maksud dari
PAIKEM adalah sebagai berikut:
1) Pembelajaran Aktif
Madyo Ekosusilo (2007: 2) menyatakan, “Aktif yaitu guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,
mempertanyakan, mengemukakan pendapat/gaagasan“. Pendapat lain
dikemukakan Dasim Budimansyah (2008: 70) menyatakan, “Aktif dimaksudkan
bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga peserta didik aktif mengajukan pertanyaan, mengemukakan
gagasan dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk
memecahkan masalah“.
2) Pembelajaran Inovatif
Madyo Ekosusilo (2007: 2) menyatakan, “Guru harus menciptakan
kondisi belajar dan kegiatan pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan dan
perkembangan pendidikan. Pendapat lain dikemukakan Agus Suprijono (2009: x)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
menyatakan, “Pembelajaran merupakan proses pemaknaan atas realitas kehidupan
yang dipelajari. Makna itu hanya bisa dicapai jika pembelajaran dapat
memfasilitasi kegiatan belajar yang memberi kesempatan kepada peserta didik
menemukan sesuatu melalui aktivitas belajar yang dilakoninya“.
3) Pembelajaran Kreatif
Solichan Abdullah ( 2004: 32) menyatakan, “Pembelajaran yang
mewadahi pikiran, gagasan dan kreatifitas dari siswa dan guru“. Sedangkan Agus
Suprijono (2009: x) menegaskan, “Kreativitas adalah kemampuan berfikir tentang
sesuatu dengan cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan solusi unik atas
suatu problem“. Dengan pemikiran guru yang kreatif maka akan mendorong
peserta didik untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk terus belajar.
Sismandiri (2003: 4) menyatakan, “Kreatif adalah guru mengembangkan kegiatan
yang beragam dan membuat alat bantu belajar sederhana“.
Siswono (2004: 6) menyatakan, “Kreatif diartikan guru memberikan
variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu ajar, bahkan
mencipta tekik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat kemampuan
peserta didik dan tujuan belajarnya“. Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran yang kreatif dimaksudkan agar guru
menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat
kemampuan siswa.
4) Pembelajaran Efektif
Siswono (2004: 6) menyatakan, “Efektif yang diartikan sebagai
ketercapaian suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan
pembelajaran. Pembelajaran yang tampaknya aktif dan menyenangkan, tetapi
tidak efektif akan tampak hanya sekedar permainan belaka“. Pendapat Agus
Suprijono (2009: x) menyatakan, “Efektivitas pembelajaran merujuk pada berdaya
dan berhasil guna seluruh komponen pembelajaran yang diorganisasi untuk
mencapai tujuan pembelajaran“.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Dapat dipertegas bahwa dalam pembelajaran agar siswa dapat efektif
perlu ditunjang oleh suasana dan lingkungan belajar yang memadai. Oleh karena
itu guru harus mampu mengelola tempat belajar, mengelola siswa, mengelola
kegiatan belajar, mengelola materi pelajaran, dan mengelola sumber-sumber
belajar yang ada dengan baik.
5) Pembelajaran Menyenangkan
Mulyasa (2006: 194) menyatakan, “Pembelajaran yang menyenangkan
merupakan suatu proses pembelajaran yang didalamnya terdapat suatu kohesi
yang kuat antara pendidik dan peserta didik, tanpa ada perasaan terpaksa atau
tertekan (not under pressure)“. Sedangkan pembelajaran yang menyenangkan
menurut Singer Sarah (2001: 14) diartiakn, “Sebagai suasana pembelajaran yang
hidup, semarak, terkondisi untuk terus berlanjut, eksporsif dan mendorong atau
menjadikan siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga
waktu curah perhatiannya tinggi“.
Ditinjau dari kegiatan siswa, pembelajaran yang menyenangkan dapat
membuat siswa berani mencoba atau berbuat, berani bertanya, berani
mengemukakan pendapat, berani mempertanyaan gagasan orang lain. Ditinjau
dari guru, pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang menuntut
guru sadar dapat membuat suasana belajar yang menyenangkan dalam arti: siswa
tidak takut salah dalam mencoba/bereksperimen, siswa tidak khawatir
ditertawakan kemampuannya, siswa tidak dianggap sepele. Guru selalu memberi
motivasi kepada siswa selama pembelajaran.
Dari uraian pembelajaran PAIKEM tersebut diatas Dasim Budimansyah
(2008: 71) menyatakan secara garis besar aktivitas dalam PAIKEM adalah
sebagai berikut:
a) Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan (aktivitas) yang
mengembangkan keterampilan, kemampuan dan pemahaman dengan
menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing).
b) Guru menggunakan berbagai stimulus/motivasi dan alat peraga,
termasuk lingkungan sebagai sumber belajar agar pembelajaran lebih
menarik, menyenangkan dan relevan bagi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
c) Guru mengatur kelas untuk memajang buku-buku dan materi-materi
yang menarik dan membuat pojok bacaan.
d) Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan interaktif,
termasuk belajar kelompok.
e) Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
menyelesaikan suatu masalah, mengungkapkan gagasan, dan
melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolah sendiri.
b. Model Pembelajaran PAIKEM
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran
yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru saat
mengajar. Waluyo (2009: 18) menyatakan, “Model pembelajaran merupakan
bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran“. Untuk lebih jelasnya, posisi herarkis dari pendekatan, strategi,
metode, teknik dan taktik pembelajaran.
1) Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan titik tolak sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya
suatu proses yang sifatnya masih sangat umum di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu. H. Syaiful Sagala (2009: 68) menyatakan, “Pendekatan
pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam
mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan intruksional tertentu“.
2) Strategi Pembelajaran
Syaiful Sagala (2009: 222) menyatakan, “Dikaitkan dengan belajar
mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, murid
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan“. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J.R David, Wina Senjaya
(2008) menyebutkan:
Dalam strategi pembelajaran mengandung makna perencanaan. Artinya,
bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran, dilihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning.
3) Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Syaiful Sagala (2009: 222)
menyatakan, “Metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasi strategi pembelajaran diantaranya: (1) komando (2) latihan (3)
resiprokal (4) demonstrasi (5) inklusi (6) part-whole (7) tanya-jawab (8) diskusi
(9) sosiodrama (10) karyawisata (11) kerja kelompok (12) tugas (13) eksperimen“.
4) Teknik dan Taktik Pembelajaran
Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Dalam hal
ini, gurupun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang
sama. Taktik pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dalam gaya
pembelajaran akan tampak kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan
kemampuannya.
c. Penggunaan Alat, Waktu, Ruang dan Formasi
Penggunaan Alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya yang
penting untuk mendukung pelaksanaan kegiatan mengajar. Sumber daya ini harus
dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka.
1) Penggunaan Alat
Peralatan ditempatkan dan digunakan pada posisi yang aman dan
memungkinkan siswa berpartisipasi secara merata dan maksimal. Tidak
selamanya alat yang dibutuhkan tersedia, hal ini merupakan keluhan utama guru
pendidikan jasmani. Tidak ada ketentuan bahwa alat-alat yang digunakan harus
alat yang lazim dipakai dalam kegiatan olahraga yang sebenarnya. Kreativitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
memanfaatkan sumber-sumber lokal merupakan kunci keberhasilan mengatasi
masalah tersebut. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75)
Menyatakan:
Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat
keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar
keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa
dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut tidak merusak integritas
skill yang dipelajarinya.
2) Penggunaan Waktu
Waktu untuk pelajaran pendidikan jasmani di SD sangat terbatas yaitu,
hanya sekali pertemuan per minggu. Pengelolaan waktu memerlukan keputusan
yang tepat. Hal ini terkait dengan kemampuan guru membaca perasaan dan
suasana kelas. Untuk memperpanjang waktu berlatih, guru menerapkan teknik
memusatkan kembali perhatian kelas dengan cara guru menyuruh sebagian anak
memperhatikan penampilan atau peragaan teman-temannya. Hal ini dapat disertai
dengan penjelasan tentang pentingnya keterampilan berlatih. Rusli Lutan (2000:
48) menyatakan, “Pemanfaatan waktu secara maksimal menjadi kunci
keberhasilan pengajaran. Hal ini dipengaruhi oleh pengaturan tempo, kapan
berhenti, atau istirahat, atau kapan siswa melaksanakan tugas“.
3) Penggunaan Ruang
Kekurangan ruang saat mengajar memang merupakan masalah pelik
dalam penyelenggaran Penjas. Namun bisa terjadi penggunan lapangan dan ruang
yang tersedia itu tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal. Bila lapangan yang
digunakan cukup luas, guru dapat membuat batas-batas yang akan digunakan oleh
siswa. Rusli Lutan (2000: 49) menyatakan, “Partisipasi siswa dapat ditingkatkan
melalui perencanaan ruangan yang tersedia disesuaikan dengan besar kelas. Batas
lapangan yang dipakai untuk belajar dan berlatih harus jelas dipahami oleh
siswa“.
4) Penggunaan Formasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Pengaturan formasi bertujuan untuk memaksimalkan partisipasi siswa.
Kesempatan unutk berlatih, termasuk kejelasan memperoleh informasi guru,
bergantung pada pengturan informasi. Formasi diatur berdasarkan tugas ajar dan
jumlah siswa. Rusli Lutan (2000: 54) menyatakan, “Formasi baris bersaf dan
pemimpin, satu baris bersaf mengambil jarak cukup leluasa sementara di
depannya berdiri seorang ketua. Tugas gerak seperti lempar tangkap dengan poros
ketua dapat memakai formasi ini”.
d. Teknik Memotivasi dan Membina Disiplin
Memotivasi siswa tidak cukup hanya dengan menjelaskan maksud dan
tujuan tugas. Begitu juga dengan perilaku disiplin, tidak dapat dibina dengan
ceramah. Disiplin tidak terwujud dalam perilaku sendirinya, melainkan diperoleh
melalui belajar dan pembentukan. Syaiful Sagala (2009: 101) menyatakan, “Siswa
yang belajar harus diberi motivasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar
akan memperoleh hasil. Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian
yang esensial dari suatu kejadian yang intruksional”.
1) Teknik Memotivasi
Pengajaran akan berhasil mencapai tujuannya kalau anak aktif
melaksanakan tugas ajar. Karena itu, taktik khusus untuk membangkitkan
motivasi siswa dan criteria berhasil juga disesuaikan dengan tingkat
perkembangannya. Rusli Lutan (1999/2000: 68) menyatakam, “Keterlibatan anak
dalam pendidikan jasmani adalah bertujuan untuk meraih sukses. Pengalaman
berhasil merupakan sumber motivasi. Berikan pengalaman sukses bagi setiap
anak”. Adang Suherman (2004: 2) menyatakan, “Untuk menanamkan motivasi
dari dalam diri siswa, guru berusaha untuk tidak membanding-bandingkan skor
X X X X X X X
Gambar 1. Formasi Baris Bersaf dan Pemimpin
Rusli Lutan (2000: 54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
hasil tes siswa yang satu dengan lainnya atau dengan standar tes. Sebagai
penggantinya, guru membandingkan skor hasil tes sekarang dengan skor hasil
sebelumnya“. Dengan guru memberikan pujian kepada siswa yang menunjukkan
usaha yang baik, menciptakan suasana belajar yang memberi kepuasan dan
kesenangan pada siswa dan usaha lain dipandang pantas dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan belajar siswa.
2) Membina Disiplin
Perilaku disiplin akan berkembang bila anak paham akan alasan di balik
perilaku dan ia dapat membuat keputusan secara mandiri. Untuk mencapai taraf
tersebut, dibutuhkan waktu sejalan dengan perkembangan anak. Pendekatan yang
diterapkan untuk mengembangkan perilaku disiplin dan kesadaran menghargai
orang lain bukanlah hukuman tetapi memberi sanksi sebagai konsekwensi
perilaku. Rusli Lutan (1999/2000: 74) menyatakan, pemberian sanksi sebagai
konsekwensi perilaku misalnya:
a) Pelanggaran 1 kali : siswa diperingati
b) Pelanggaran kedua kali : siswa dikucilkan (misalnya 5 menit)
c) Pelanggaran ketiga kali : siswa dikucilkan 10 menit
d) Pelanggaran keempat kali : orang tua dipanggil ke sekolah
e) Pelanggaran kelima kali : siswa dipanggil oleh kepala sekolah
Hal penting adalah guru harus bertindak ajeg. Setiap sanksi sesuai
dengan pelanggaran harus diberlakukan sama bagi setiap anak. Biasakan anak
untuk meminta maaf kepada orang lain bila berbuat salah segera setelah kejadian
itu terjadi. Gunakan julukan positif, bukan menonjolkan kelemahan.
3. Kemampuan Gerak Dasar
a. Pengertian Kemampuan Gerak Dasar
Kemampuan gerak dasar sering disebut dengan istilah “kemampuan
motorik“ atau ”aktivitas gerak“. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi
(1991/1992: 18) menyatakan, “Kemampuan aktivitas gerak adalah kesanggupan
seseorang untuk menggerakkan anggota badan di dalam mempelajari gerakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
hingga memiliki rangkaian urutan gerak yang teratur, luwes, cepat, tepat, dan
lancar melalui latihan yang teratur dan terus menerus“.
Berkaitan dengan kemampuan gerak dasar Rusli Lutan (1988: 96)
menyatakan, “Kemampuan motorik lebih tepat disebut sebagai kapasitas
seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan
yang relatif melekat setelah masa kanak-kanak“. Menurut Mulyono B. (1994:
298) bahwa, “Kemampuan motorik atau kemampuan gerak dasar adalah hadirnya
kemampuan bawaan dan kemampuan yang diperoleh dalam melakukan
keterampilan gerak (motor skill) dan sifat umum atau fundamental, diluar
kemampuan olahraga spesialisasi tingkat tinggi“. Sedangkan Sukinta (2004: 78)
berpendapat, “kemampuan motorik adalah kualitas hasil gerak individu dalam
melakukan gerak, baik gerakan non olahraga maupun gerak dalam olahraga atau
kematangan penampilan keterampilan motorik“.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan, kemampuan gerak
dasar merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak yang bersifat umum
yang berperan untuk melakukan gerak baik gerakan olahraga maupun non
olahraga. Kemampuan gerak dasar pada dasarnya bersifat relatif statis dan
permanen yang ditentukan oleh bawaan. Kemampuan gerak dasar berkembang
relatif secara otomatis sesuai dengan tingkat perkembangan, pertumbuhan dan
kematangan anak.
b. Bentuk-Bentuk Gerak Dasar
Sejak anak dilahirkan sudah memiliki kemampuan gerak dasar yang
diterapkan dalam tingkah laku sehari-hari, khususnya aktivitas anak saat
melakukan bermain. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 24)
menyatakan, “Gerak dasar manusia adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk-
bentuk gerakan dasar tersebut, telah dimiliki oleh murid-murid SD“. Pendapat lain
yang dikemukakan oleh M. Furqon H. (2002: 32) mengklasifikasikan kemampuan
gerak dasar terdiri dari tiga bagian. Secara sistematis komponen-komponen
kemampuan gerak dasar digambar sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Gerak Dasar
Gerak Stabilitas
Membungkuk
Meregang
Memutar
Mengayun
Handstand
Memutar tubuh
Mendarat
Keseimbangan
Gerak Lokomotor
Berjalan
Berlari
Meloncat
Melompat
Melayang
Meluncur
Berjingkrak
Memanjat dll
Gerak Manipulatif
Melempar
Menangkap
Menendang
Voli
Melambung
Melenting
Bergulir
Menggelinding
Gambar 2. Komponen-komponen Kemampuan Gerak Dasar
(M. Furqon H., 2002: 32)
c. Gerak Manipulatif
Gerak dasar manipulatif adalah gerak menggunakan atau memainkan
alat (melempar, menangkap, menendang, menggulir, memukul). Pembelajaran
untuk kelas bawah dikemas melalui pendekatan Tematik atau materi pokok
dikemas dalam bentuk permainan. Ada beberapa aktivitas permainan yang dapat
digunakan untuk memperkuat pengembangan dan penghalus kemampuan gerak
manipulatif.
Permainan gerak manipulatif dapat memberikan penguat yang efektif
mengenai keterampilan tertentu yang ditekankan. Berdasarkan tujuan yang ingin
dicapai guru dapat memodifikasi permainan ini agar dapat mencapai partisipasi
maksimum dan keterampilan gerak yang diinginkan. M. Furqon H. (2006: 7)
menyatakan:
Tujuan khusus dari permainan yang dimodifikasi adalah:
1) Meningkatkan kemampuan gerak manipulasi yaitu melempar,
menangkap, menendang, menjebak, voli, memukul, memantul dan
bergulir.
2) Meningkatkan koordinasi mata-tangan dan koordinasi mata-kaki.
3) Mampu bekerja sama di dalam kerja kelompok.
4) Meningkatkan kemampuan memperhatikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5) Mampu mengikuti pengarahan dan mematuhi aturan.
Gerakan manipulatif merupakan jenis gerakan yang membutuhkan
koordinasi yang cukup baik. Hal ini karena, dalam gerakan manipulatif
melibatkan beberapa unsur gerak yang harus dikoordinasikan menjadi satu pola
gerakan yang baik dan harmonis.
4. Gerak Dasar Manipulatif Melempar
a. Pengertian Melempar
Nomor lempar yang sering diperlombakan dalam perlombaan atletik
adalah tolak peluru, lempar cakram, lempar lembing dan lempar martil. Tujuan
dari nomor lempar tersebut adalah untuk melemparkan benda atau melontarkan
peluru, cakram, lembing, dan martil sejauh-jauhnya. Mochamad Djumidar A.
Widya (2004: 121) menyatakan, “Lempar adalah suatu gerakan yang menyalurkan
tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda tersebut dengan
memiliki kekuatan ke depan atau ke atas”. Pendapat lain yang dikemukakan Agus
Kristiyanto (2005: 49) menyatakan, “Melempar merupakan kemampuan
mengarahkan suatu benda yang dipegang ke suatu sasaran dengan menggunakan
kekuatan yang cukup”.
Nomor lempar yang harus diajarkan di SD adalah lempar bola kecil dan
bola besar, tolak peluru dan lempar lembing. Gerry A. Carr (1997: 3) menyatakan,
“Dari semua nomor lomba, lempar lembing merupakan gerakan yang mirip
dengan gerakan melempar pada umumnya”. Aip Syarifuddin (1991/1992: 81)
menyatakan, “Latihan melempar bola kecil dan bola besar bagi murid SD,
dimaksudkan sebagai persiapan menuju lempar lembing dan tolak peluru”. Bola
yang dapat dipergunakan untuk latihan melempar yaitu: bola tennis, bola
rounders, bola base ball, bola voli, bola basket, bola tangan, bola kaki, bola
berekor.
b. Persamaan Prinsip Gerak Dasar Melempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Program pengajaran Penjas melalui pelajaran bentuk-bentuk gerakan
dasar melempar pada kelas-kelas permulaan SD, bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan anak dalam bertindak melakukan suatu gerakan dengan anggota
badannya agar lebih terampil dengan menggunakan alat yang sesuai dengan
tingkat kemampuannya. Meskipun terdapat perbedaan besar dalam berat dan
bentuk alat dan juga perbedaan dalam gerakan melempar yang terlibat, maka ada
tanda-tanda umum bagi semuanya.
Dekdikbud (1997: 86) menyatakan, “Masing masing dari empat lempar
memiliki tahap-tahap sebagai berikut: a) Start (permulaan), b) Gerakan atau
membentuk momentum, c) Melempar atau mengenakan daya (power posisition)
d) Pelepasan alat (delivery), e) Pemulihan (recovery)”. Pendapat lain
mengemukakan Rahmad Hidayat (2003: 34) bahwa persamaan prinsip gerak
melempar yang utama yaitu:
1) Ancang-ancang atau awalan perlu dilakukan untuk menciptakan
momentum yang sebesar-besarnya dan dialihkan momentum tersebut
pada benda yang akan dilemparkan.
2) Benda yang akan dilemparkan harus dikuasai agar tidak keluar dari
bidang atau sasaran lemparan menurut peraturan perlombaan.
3) Penggunaan tenaga dikerahkan sekuat mungkin dengan cepat dan
dialihkan pada benda yang akan dilemparkan.
4) Koordinasi gerakan ketiga tersebut diatas harus dipadukan agar
tujuan lemparan yang diinginkan hasilnya optimal.
c. Teknik Melempar
Latihan melemparkan bola kecil dan bola besar pada siswa SD,
dimaksudkan sebagai persiapan menuju kepada lempar lembing dan tolak peluru.
Aip Syarifuddin (1991/1992: 28) menyatakan teknik dasar melempar yang benar
adalah sebagai berikut:
Gambar 3. Teknik Dasar Gerakan Melempar
(Aip Syarifuddin. 1991/1992: 19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
a) Sikap Permulaan :
Berdiri tegak, kaki kiri agak ke depan, kaki kanan dibelakang (bila
melempar dengan kaki kanan), serta badan berada di kaki kanan,
Kedua tangan memegang bola di depan dekat ke dada dengan siku
dibengkokkan. Pandangan ke arah sasaran yang dituju.
b) Gerakannya :
Pada waktu bola akan dilemparkan, tangan kanan yang memegang
bola dibawa/diayunkan kesamping ke belakang. Kemudian dari
belakang bola dilemparkan dengan menggerakkan tangan dari
belakang melalui atas kepala ke atas ke depan, dan bola lepas pada
saat tangan lurus dan berat badan berada pada kaki kiri (jika
melempar jauh) serta bersamaan dengan badan yang dilonjakkan ke
atas ke depan dan kaki kanan ditolakkan ke atas ke depan. Mendarat
pada kaki kanan, kaki kiri tergantung lemas dibelakang, pandangan
mengikuti arah jalannya bola. Jadi yang harus diperhatikan oleh
seorang guru pada waktu anak melempar, antara lain mengenai:
sikap berdiri waktu akan melempar, perpindahan berat badan pada
waktu akan melemparkan bola, gerakan melempar bola, gerakan
lanjutan dari lemparan bola tersebut.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis
yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan
khususnya yang terkait dengan penerapan model pembelajaran PAKEM.
Penelitian Sunarno berjudul, “Penerapan Pembelajaran Aktif Kreatif
Efektif Menyenangkan (PAKEM) dalam pembelajaran Matematika di SMP
Negeri 3 Ajibarang kabupaten Banyumas tahun 2006”, menunjukkan dalam
melaksanakan PAKEM hendaknya menyeluruh artinya untuk semua guru dan
semua matapelajaran. Terbukti bahwa banyak sekolah-sekolah SMP yang berasal
dari Jawa maupun luar Jawa yang studi banding ke SMP Negeri 3 Ajibarang,
karena diyakini bahwa PAKEM adalah model Pembelajaran yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan dari hasil penelitian Slamet
Surono berjudul, “Model PAKEM dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA SD Negeri 2
Sokanegara di Purwokerta Timur Tahun Ajaran 2006”, menunjukkan model
PAKEM dalam pembelajaran IPA telah menumbuhkan suasana pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
melibatkan sktifitas baik guru maupun siswa sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran IPA di SD Negeri 2 Sokanegara Purwokerto.
C. Kerangka Pikir
Tujuan pendidikan dan pendidikan jasmani adalah untuk membantu
individu-individu mencapai pertumbuhan dan perkembangan optimal. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan jasmani merupakan bagian yang tak terpisahkan
dari program pendidikan secara menyeluruh. Penjas merupakan pendidikan yang
mengutamakan keaktifan gerak dan media pembelajaran. Ruang lingkup
pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan pada usaha memacu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial. Jenis-
jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputui atas: Pengembangan
Kemampuan jasmani (PKJ), Atletik, Senam, Permainan. Gerak dasar manusia
adalah jalan, lari, lompat dan lempar. Bentuk-bentuk gerakan dasar tersebut, telah
dimiliki oleh murid-murid Sekolah Dasar. Bermain dapat digunakan untuk
membantu anak dalam mengembangkan potensi fisik, kognitif, sosial dan emosi.
Dalam merumuskan pembelajaran pendidikan jasmani harus mengetahui
karakteristik siswa.
Gerak dasar manipulatif adalah gerak menggunakan atau memainkan
alat (melempar, menangkap, menendang, menggulir, memukul). Pembelajaran
untuk kelas bawah dikemas melalui pendekatan Tematik atau materi pokok
dikemas dalam bentuk permainan. Ada beberapa aktivitas permainan yang dapat
digunakan untuk memperkuat pengembangan dan penghalus kemampuan gerak
manipulatif. Permainan gerak manipulatif dapat memberikan penguat yang efektif
mengenai keterampilan tertentu yang ditekankan. Lempar adalah suatu gerakan
yang menyalurkan tenaga pada suatu benda yang menghasilkan daya pada benda
tersebut dengan memiliki kekuatan ke depan atau ke atas. Melalui penerapan
model pembelajaran PAIKEM siswa terlibat dalam berbagai kegiatan (aktivitas)
yang mengembangkan keterampilan, kemampuan dan pemahaman dengan
menekankan pada belajar dengan berbuat (learning by doing). Dengan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
terlibat dalam berbagai kegiatan pembelajaran, maka akan meningkatkan
kemampuan gerak dasar manipulatif melempar.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah
dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan
model pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar
melempar secara optimal pada siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto
Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kec.
Polokarto, Sukoharjo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama satu bulan dan pelaksanaan penelitian
pada 26 September 2010 sampai dengan 16 Nopember 2010, sesuai jadwal
pelajaran hari selasa, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Bulu 01, Kec.
Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Keseluruhan siswa kelas IV SD
Negeri Bulu 01, kec. Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011 dijadikan
subjek penelitian.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas IV SD Negeri Bulu 01, kec. Polokarto, Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011
berjumlah 22 siswa yang terbagi atas 16 siswa putri dan 6 siswa putra.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan dengan
Pengamatan, tes dan pengukuran dari IAAF KIDS’ ATLETICS; Suyono (2002:
19). Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.
28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
E. Teknik Analisis Data
Kemampuan gerak dasar melempar dapat diketahui dengan mengamati
dan mengobservasi proses dan hasil tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi
penerapan model pembelajaran PAIKEM dan setelah diberi model pembelajaran
PAIKEM.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang terdiri dari 2 (dua) siklus. Langkah-langkah dalam siklus terdiri
dari:
1. Planning (merencanakan model pembelajaran PAIKEM yang akan diterapkan
dalam pembelajarn gerak dasar manipulatif melempar).
2. Acting (menerapkan model pembelajaran PAIKEM untuk meningkatkan
kemampuan gerak dasar manipulatif melempar sebelum diterapkan model
pembelajaran PAIKEM dan setelah diterapkan model pembelajaran
PAIKEM).
3. Observasi (melakukan pengamtan, tes dan pengukuran kemampuan gerak
dasar manipulatif melempar siswa, apakah kemampuan gerak melempar
meningkat setelah mendapat perlakuan penerapan model pembelajaran
PAIKEM).
4. Reflecting (menyimpulkan tingkat peningkatan kemampuan gerak dasar
manipulatif siswa setelah mendapat perlakuan penerapan model pembelajaran
PAIKEM dengan membandingkan kondisi awal sebelum diterapkan model
pembelajaran PAIKEM dan setelah diterapkan model pembelajaran
PAIKEM).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Refleksi
Refleksi
?
G. Target Ketuntasan Belajar
Penelitian Tindakan Kelas Penjasorkes materi melempar menargetkan
ketuntasan belajar sebagai berikut:
Tabel 1. Target Ketuntasan Belajar.
No Siklus Target Ketuntasan Belajar
1. Siklus I 65 % siswa tuntas
2. Siklus II 75 % siswa tuntas
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Suharsimi Arikunto, 2008: 16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survei awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang ada di lapangan. Hasil survei awal, antara lain:
1. Siswa Kesulitan Belajar Melempar.
Berdasarkan hasil pengisian angket yang telah dialanisis menunjukkan bahwa
siswa masih mengalami kesulitan belajar Penjasorkes khususnya materi
melempar.
2. Rendahnya Nilai Penjasorkes Siswa.
Berdasarkan data hasil belajar sebelum melalui Penerapan Model
Pembelajaran Paikem yang diperoleh dari lampiran 5 halaman 74 diperoleh
nilai rata-rata kelas sebesar 72 dan siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas
sebanyak 7 siswa yang dapat diartikan bahwa ketuntasan secara klasikal
sebesar 31,8% dari KKM 75.
3. Terbatasnya Prasarana dan Sarana Penjasorkes.
Terbatasnya Prasarana dan Sarana yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran Penjas. Hal itu terbukti dengan minimnya peralatan olahraga
yang dimiliki sekolah dan kurangnya modifikasi peralatan untuk pembelajaran
Penjas. Oleh karena itu, perlu dicari solusi untuk mempermudah siswa dalam
mempelajari Penjasorkes khususnya materi melempar.
Hasil belajar Penjasorkes siswa materi melempar sebelum tindakan dapat
dilihat pada lampiran 5 halaman 74. Adapun tabel nilai sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Tindakan.
No
Absen Nama Nilai KKM 75
1. Rona Jufridar 72 Belum Tuntas
2. Ristiya Alfina Damayanti 72 Belum Tuntas
3. Ratasya Atalia Saputri 70 Belum Tuntas
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
4. Pricillia Oktavina Putri 75 T U N T A S
5. Briliantopo Pramonojati 77 T U N T A S
6. Itot Nanda Saputra 76 T U N T A S
7. Fitrilia Desy Charisma 69 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 63 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 78 T U N T A S
10. Anindita Putri Nugroho 76 T U N T A S
11. Fungky Nasir Nugroho 83 T U N T A S
12. Andrean Nur Cahyo 68 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 68 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 64 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 72 Belum Tuntas
16. Fitria Ida Rafani 71 Belum Tuntas
17. Indah Puspitasari 72 Belum Tuntas
18. Mariska Rahmawati 72 Belum Tuntas
19. Chairul Munawaroh 74 Belum Tuntas
20. Nodya Nawang Wulandari 72 Belum Tuntas
21. Putriana Safatin Ridhani 73 Belum Tuntas
22. Moh. Antas Salam 76 T U N T A S
Jumlah 1593
Nilai rata-rata 72
Ketuntasan Klasikal = 227
X 100% = 31,8%
Dari tabel hasil belajar Penjasorkes materi melempar sebelum tindakan
dapat disajikan dalam bentuk gambar grafik 5 sebagai berikut:
HASIL BELAJAR PENJASORKES
50
55
60
65
70
75
80
85
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22No Absen
Nil
ai
Gambar 5. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Sebelum
Tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Berdasarkan data hasil belajar sebelum melalui Penerapan Model
Pembelajaran Paikem diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 72 dan siswa yang
mendapat nilai lebih dari sama dengan 75 hanya 7 siswa yang dapat diartikan
bahwa ketuntasan secara klasikal sebesar 31,8% siswa tuntas, siswa yang masih
berada di bawah batas KKM yang ditetapkan yaitu 15 siswa atau 68,2% siswa
belum tuntas.
Berdasarkan hasil belajar Penjasorkes yang masih rendah, maka selaku
Guru penjasorkes dan dukungan dari teman Guru, Kepala Sekolah serta dibantu
rekan Guru sebagai Kolaborator berusaha melakukan Penerapan Model
Pembelajaran Paikem. Dengan model pembelajaran tersebut diharapkan hasil
belajar Penjasorkes materi melempar akan mengalami peningkatan sehingga
ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.
B. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Tindakan Siklus I
Berdasarkan data awal hasil belajar Penjasorkes materi melempar kelas
IV SD Negeri Bulu 01 Tahun Ajaran 2010/2011, maka proses hasil belajar perlu
ditingkatkan dengan Penerapan Model Pembelajaran Paikem. Tindakan siklus I
dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 23 Oktober 2010 sampai 02
Nopember 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap siklus terdiri dari 4 tahapan.
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, 23 Oktober
2010 di ruang guru SDN Bulu 01. Peneliti dan kolaborator (guru penjaskes SDN
Bakalan 01, Kec. Polokarto) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan
dilakukan dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan (dengan alokasi waktu 2
X 35 menit) yaitu pada hari Selasa, 26 Oktober 2010 dan Selasa, 02 Nopember
2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan penbelajaran
Penjaskesrek dengan menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Paikem
sebagai berikut:
1) Mempelajari dan Memilih KTSP SD dan Silabus Kelas IV.
Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar
melalui permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan kombinasi gerak dasar melempar,
menangkap, dan menendang dengan koordinasi yang baik dalam permainan
sederhana, serta aturan, dan kerjasama.
2) Peneliti Bersama Kolaborator Merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, antara lain:
a) Siswa dapat melakukan belajar melempar.
b) Siswa dapat melakukan latihan ketepatan melempar.
c) Siswa dapat melakukan melempar turbo dengan sasaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan
masing-masing pertemuan dalam waktu 2 jam pelajaran. Adapun mengenai RPP
siklus I dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 65.
3) Menyediakan Alat Peraga Berupa:
a) Tongkat
b) Kardus
c) Bola Tenis
d) Bola Ekor
e) Turbo
f) Tali Rafia
g) Ban
4) Membuat lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 85 dan lembar observasi guru pada lampiran 6 halaman 75.
5) Merancang setting kelas dengan mengatur formasi pembelajaran dan
batas-batas sesuai dengan kebutuhan kelas Penjasorkes.
b. Pelaksanaan Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dalam tahap ini guru menerapkan Model Pembelajaran Paikem sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada siklus I ini diberikan tiga
bentuk permainan atau kegiatan. Bentuk permainan pada silus I sebagai berikut:
1) Melakukan Gerakan Belajar Melempar.
Belajar gerak melempar secara ramai-ramai dengan cara bola
dipantulkan ke lantai, pantulan bola harus di bawah tali, formasi berhadapan, jarak
lemparan yang aman kira-kira siswa bisa menghindar atau menangkap saat bola
datang
2) Melakukan Gerakan Latihan Ketepatan Melempar.
Siswa melempar bola tenis ke sasaran dari berbagai jarak, siswa bebas
memilih target dan berusaha melempar semua target dan masing-masing siswa
memulai lemparan dengan berat badan dipindahkan ke belakang dan tangan
diluruskan. Melatih sikap lemparan sesuai dengan yang dikehendaki. Target
memaksa pelempar untuk melempar bola ke depan atas.
Gambar 6. Belajar Gerak Melempar dengan Cara Dilempar
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
Gambar 7. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 128)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Melakukan Gerakan Melempar Turbo Dengan Sasaran.
Cara memegang Turbo
Setiap lembing harus diletakkan disepanjang telapak tangan.
Jari telunjuk membelit ke belakang ikatan dan ibu jari diletakkan
di sepanjang ikatan.
Jari lainnya membelit ikatan.
Melempar turbo dengan target yang digantung di atas, dengan sendirinya
siswa akan terbiasa untuk melempar jauh, dan masing-masing melempar dengan
berat badan dipindahkan ke belakang dan tangan diluruskan. Target memaksa
pelempar untuk melemparkan turbo ke depan atas.
Sebagai kegiatan penutup siswa melakukan tes lempar turbo. Siswa dan
guru memberikan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakanakan yaitu dengan memberikan penekanan materi terkait dengan indikator
pada siklus I. Siswa diberi kesenpatan untuk bertanya apabila ada yang kurang
jelas. Guru menutup pembelajaran Penjasorkes materi melempar.
Nilai Penjasorkes materi melempar siklus I dapat dilihat pada lampiran
12 halaman 87. Adapun hasilnya terdapat pada tabel 3 sebagai berikut:
Gambar 9. Melempar Turbo Dengan Sasaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 139)
Gambar 8. Metode Memegang Lembing
(Gerry A. Carr, 1991: 257)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Tabel 3. Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus I
No Absen Nama Nilai KKM 75
1. Rona Jufridar 75 T U N T A S
2. Ristiya Alfina Damayanti 75 T U N T A S
3. Ratasya Atalia Saputri 73 Belum Tuntas
4. Pricillia Oktavina Putri 76 T U N T A S
5. Briliantopo Pramonojati 81 T U N T A S
6. Itot Nanda Saputra 79 T U N T A S
7. Fitrilia Desy Charisma 72 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 66 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 81 T U N T A S
10. Anindita Putri Nugroho 79 T U N T A S
11. Fungky Nasir Nugroho 87 T U N T A S
12. Andrean Nur Cahyo 71 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 70 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 67 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 75 T U N T A S
16. Fitria Ida Rafani 74 Belum Tuntas
17. Indah Puspitasari 75 T U N T A S
18. Mariska Rahmawati 75 T U N T A S
19. Chairul Munawaroh 77 T U N T A S
20. Nodya Nawang Wulandari 75 T U N T A S
21. Putriana Safatin Ridhani 76 T U N T A S
22. Moh. Antas Salam 79 T U N T A S
Jumlah 1658
Nilai rata-rata 75
Ketuntasan Klasikal = 2215
X 100% = 68,2%
Dari tabel hasil belajar Penjasorkes materi melempar siklus I dapat
disajikan dalam bentuk gambar grafik 10 sebagai berikut:
HASIL BELAJAR PENJASORKES
50
55
60
65
70
75
80
85
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
No Absen
N i l a
i
Gambar 10. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
c. Observasi
Berdasarkan observasi di lapangan jumlah seluruh siswa 22 anak terdiri
dari 16 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Dari data observasi dalam siklus I
(lampiran 6 dan 12) selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai
berikut:
1) Pertemuan I.
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Penjasorkes.
b) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan
menggunakan waktu dengan tepat.
c) Guru belum memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa masih sedikit.
d) Guru sudah menggunakan berbagai sumber sesuai RPP.
e) Sebagian siswa belum fokus terhadap pembelajaran.
f) Kebanyakan siswa masih canggung untuk melakuakn unjuk kerja.
g) Siswa kurang disiplin terbukti jika ada teman yang keliru melakukan
unjuk kerja masih saling mengejek.
2) Pertemuan II.
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Penjasorkes.
b) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan
menggunakan waktu dengan tepat.
c) Guru belum memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa masih sedikit.
d) Guru sudah menggunakan berbagai sumber sesuai RPP.
e) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara
memberikan reward atau ucapan kata “ya”, “bagus”, “lanjutkan” atau
“pintar”.
f) Mulai ada peningkatan, beberapa siswa belum fokus terhadap
pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
g) Meskipun malu, kebanyakan siswa mulai tidak canggung untuk
melakuakn unjuk kerja
h) Guru belum mengaitkan pembelajaran dengan masalah realistik hal
tersebut terlihat pada saat guru memberikan umpan balik kepada
siswa.
i) Berdasarkan catatan khusus kolaborator kepada guru antara lain: (a)
guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) guru kurang
penekanan dan memperluas pengetahuan realistik anak, dan (c)
motivasi yang dilakukan guru masih sedikit.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi setelah dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Seluruh siswa mengikuti pembelaran Penjasorkes. Berdasarkan hasil tes nilai
rata-rata Penjasorkes siswa siklus I yaitu 75.
2) Berdasar hasil tes belajar Penjasorkes, pada siklus I siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM yaitu 15 siswa (68,2%). Siklus I sudah berhasil dikarenakan
target ketuntasan 65% siswa sudah terlampaui, namun Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dikatakan berhasil jika 75% siswa tuntas KKM. Untuk itu
penelitian dilanjutkan pada siklus II.
3) Sebaiknya guru memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa sehingga siswa lebih
jelas dan terarah dalam pembelajaran.
4) Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan
reward atau ucapan kata “ya”, “bagus”, “lanjutkan” atau “pintar”.
5) Guru mengaitkan pembelajaran dengan masalah realistik hal tersebut terlihat
pada saat guru memberikan umpan balik kepada siswa.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran Penjasorkes melalui
Penerapan Model Pembelajaran Paikem sudah berhasil, tetapi apabila dilihat dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
KKM masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Pada siklus I pembelajaran
Penjasorkes melalui Penerapan Model Pembelajaran Paikem belum berhasil. Hal
tersebut dikarenakan dari beberapa faktor, dengan demikian pembelajaran
Penjasorkes perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan berpedoman pada hasil
refleksi siklus I.
2. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama dua minggu mulai tanggal 09
Nopember 2010 sampai 16 Nopember 2010. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus, tiap
siklus terdiri dari 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan perencanaan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 2
Nopember 2010 di ruang guru SDN Bulu 01 setelah kegiatan refleksi siklus I
selesai. Peneliti dan kolaborator (guru Penjaskes SDN Bakalan 01, Kec.
Polokarto) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses
penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II
dilaksanakan dalam 2 pertemuan (dengan alokasi waktu 2 X 35 menit) yaitu pada
hari Selasa, 09 Nopember 2010 dan Selasa, 16 Nopember 2010.
Peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan penbelajaran
Penjaskesrek dengan menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Paikem
sebagai berikut:
1) Peneliti Bersama Kolaborator Merancang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran, antara lain:
a. Siswa dapat melakukan lempar ke sasaran.
b. Siswa dapat melatih tempo kekuatan.
c. Siswa dapat melempar melewati rintangan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dilaksanakan dua kali pertemuan
masing-masing pertemuan dalam waktu 2 jam pelajaran. Adapun mengenai RPP
siklus II dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 69.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2) Menyediakan Alat Peraga Berupa:
a) Tongkat
b) Kardus
c) Bola Tenis
d) Bola Ekor
e) Turbo
f) Tali Rafia
g) Ban
3) Membuat lembar observasi siswa dapat dilihat pada lampiran 13
halaman 88 dan lembar observasi guru pada lampiran 7 halaman 77.
4) Merancang setting kelas dengan mengatur formasi pembelajaran dan
batas-batas sesuai dengan kebutuhan kelas Penjasorkes.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan Model Pembelajaran Paikem sesuai
dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Pada siklus II ini diberikan tiga
bentuk permainan atau kegiatan. Bentuk permainan pada siklus II sebagai berikut:
1) Melempar ke Sasaran
Belajar melempar ke sasaran benda yang dapat ditumbangkan (kardus)
untuk memberikan kepuasan siswa. Permainan melempar dalam kegiatan belajar
dapat diwujudkan dalam perlombaan menumbangkan kardus dengan beberapa
buah bola. Formasi satu arah.
Gambar 11. Melempar Kardus dengan Bola Berekor
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 130)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2) Melatih Tempo Kekuatan
Melatih tempo kekuatan lemparan dengan bola dilempar dipantulkan ke
atas dan jatuh ke arah bilangan sesuai kuatnya lemparan. Semakin kuat lemparan
maka semakin jauh pantulan, permainan ini bisa digunakan untuk perlombaan.
3) Lempar Melewati Rintangan
Kegiatan belajar melempar turbo yang diarahkan pada target lingkaran,
turbo dilempar melewati tali yang melintang di antara target dan pelempar. Target
lemparan dapat dipindah semakin jauh supaya siswa mengerahkan kekuatannya
agar diperoleh lemparan maksimal.
Gambar 12. Melatih Tempo Kekuatan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
Gambar 13. Melempar Pada Target Lingkaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 140)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Sebagai kegiatan penutup siswa melakukan tes lempar turbo. Siswa dan
guru memberikan refleksi dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah
dilakanakan yaitu dengan memberikan penekanan materi terkait dengan indikator
pada siklus II. Siswa diberi kesenpatan untuk bertanya apabila ada yang kurang
jelas. Guru menutup pembelajaran Penjasorkes materi melempar.
Nilai Penjasorkes materi melempar siklus II dapat dilihat pada lampiran
14 halaman 90. Adapun hasilnya terdapat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 4 . Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus II.
No Absen Nama Nilai KKM 75
1. Rona Jufridar 77 TUNTAS
2. Ristiya Alfina Damayanti 76 TUNTAS
3. Ratasya Atalia Saputri 75 TUNTAS
4. Pricillia Oktavina Putri 76 TUNTAS
5. Briliantopo Pramonojati 82 TUNTAS
6. Itot Nanda Saputra 81 TUNTAS
7. Fitrilia Desy Charisma 73 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 70 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 83 TUNTAS
10. Anindita Putri Nugroho 80 TUNTAS
11. Fungky Nasir Nugroho 87 TUNTAS
12. Andrean Nur Cahyo 74 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 73 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 72 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 76 TUNTAS
16. Fitria Ida Rafani 75 TUNTAS
17. Indah Puspitasari 76 TUNTAS
18. Mariska Rahmawati 76 TUNTAS
19. Chairul Munawaroh 77 TUNTAS
20. Nodya Nawang Wulandari 76 TUNTAS
21. Putriana Safatin Ridhani 78 TUNTAS
22. Moh. Antas Salam 80 TUNTAS
Jumlah 1694
Nilai rata-rata 77
Ketuntasan Klasikal = 2217
X 100% = 77,3%
Dari tabel hasil belajar Penjasorkes materi melempar siklus II dapat
disajikan dalam bentuk gambar grafik 14 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
HASIL BELAJAR PENJASORKES
50
55
60
65
70
75
80
85
90
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
No Absen
Nilai
c. Observasi
Berdasarkan observasi di lapangan jumlah seluruh siswa 22 anak terdiri
dari 16 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki. Dari data observasi dalam siklus II
(lampiran 7 dan 13) selama dua kali pertemuan diperoleh hasil observasi sebagai
berikut:
1) Pertemuan I.
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Penjasorkes.
b) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan
menggunakan waktu dengan tepat.
c) Guru memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa masih sedikit.
d) Guru sudah menggunakan berbagai sumber sesuai RPP.
e) Hampir semua siswa fokus pada pembelajaran.
f) Siswa sudah terbiasa melakukan unjuk kerja.
g) Siswa sudah jarang saling mengejek jika ada teman yang salah
melakukan gerakan.
2) Pertemuan II.
a) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Penjasorkes.
Gambar14. Grafik Hasil Belajar Penjasorkes Materi Melempar Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b) Hampir semua siswa fokus pada pembelajaran namun adakalanya
siswa memperhatikan hal yang lain
c) Siswa sudah terbiasa melakukan unjuk kerja.
d) Siswa sudah jarang saling mengejek jika ada teman yang salah
melakukan gerakan.
e) Kegiatan guru dalam pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dirancang sebelumnya dan
menggunakan waktu dengan tepat.
f) Guru memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan tujuan
pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa masih sedikit.
g) Guru sudah menggunakan berbagai sumber sesuai RPP.
h) Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara
memberikan reward atau ucapan kata “ya”, “bagus”, “lanjutkan” atau
“pintar”.
i) Guru mengaitkan pembelajaran dengan masalah realistik hal tersebut
terlihat pada saat guru memberikan umpan balik kepada siswa.
j) Berdasarkan catatan khusus kolaborator kepada guru antara lain: (a)
guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran, (b) guru sudah
menekankan dan memperluas pengetahuan realistik anak, dan (c)
motivasi yang dilakukan guru sudah lebih baik dari siklus I.
d. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi setelah dikumpulkan kemudian
dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan
tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Seluruh siswa mengikuti pembelaran Penjasorkes. Berdasarkan hasil tes nilai
rata-rata Penjasorkes siswa siklus II yaitu 77.
2) Berdasar hasil tes belajar Penjasorkes, pada siklus II siswa yang memperoleh
nilai diatas KKM yaitu 17 siswa (77,3%) dan yang tidak tuntas 5 anak. KBM
dikatakan berhasil jika 75% siswa tuntas dengan KKM 75. Untuk itu
penelitian pada siklus II sudah dikatakan berhasil karena 77,3% nilai siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
sudah tuntas dengan nilai KKM 75. Sehingga tidak perlu dilanjutkan pada
siklus berikutnya.
3) Guru memberikan motivasi kepada siswa yaitu dengan cara memberikan
reward atau ucapan kata “ya”, “bagus”, “lanjutkan” atau “pintar”.
4) Guru mengaitkan pembelajaran dengan masalah realistik hal tersebut terlihat
pada saat guru memberikan umpan balik kepada siswa.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat
bahwa dilihat dari nilai rata-rata kelas pembelajaran Penjasorkes melalui
Penerapan Model Pembelajaran Paikem sudah berhasil, tetapi apabila dilihat dari
KKM masih ada beberapa siswa yang belum tuntas. Pada siklus II pembelajaran
Penjasorkes melalui Penerapan Model Pembelajaran Paikem sudah berhasil,
77,3% nilai siswa sudah tuntas dengan nilai KKM 75. Sehingga tidak perlu
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam mengolah data yang dilaksanakan pada lampiran dapat
dideskripsikan sebagai berikut:
1. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Sebelum Tindakan
Dari daftar nilai yang ada di lampiran 5 halaman 74 dapat diketahui
bahwa hasil belajar Penjasorkes sebelum tindakan yaitu siswa yang memperoleh
nilai dibawah KKM 15 siswa atau 68,2%. Siswa yang mendapat nilai diatas KKM
atau sudah tuntas 7 siswa atau 31,8%. Sedangkan nilai rata-rata kelas Penjasorkes
materi melempar sebelum tindakan yaitu 72.
2. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus I
Dari nilai yang ada di lampiran 12 halaman 87 dapat diketahui bahwa
nilai pembelajaran Penjasorkes pada siklus I selama 2 pertemuan siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM 7 siswa atau 31,8%. Siswa yang memperoleh
nilai diatas atau sudah tuntas KKM 15 siswa atau 68,2%. Sedangkan nilai rata-rata
kelas Penjasorkes materi melempar siklus I yaitu 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
3. Data Hasil Belajar Penjasorkes Siswa Kelas IV Siklus II
Dari nilai yang ada di lampiran 14 halaman 90 dapat diketahui bahwa
nilai pembelajaran Penjasorkes pada siklus II selama 2 pertemuan siswa yang
memperoleh nilai dibawah KKM 5 siswa atau 22,7%. Siswa yang memperoleh
nilai diatas atau sudah tuntas KKM 17 siswa atau 77,3%. Sedangkan nilai rata-rata
kelas Penjasorkes materi melempar siklus II yaitu 77.
D. Temuan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian di atas maka dapat dijelaskan sebab dari
perhitungan rata-rata nilai dan ketuntasan belajar yang diperoleh siswa setelah
mendapat pembelajaran Penjasorkes materi melempar dengan menggunakan
Penerapan Model Pembelajaran Paikem. Peningkatan terlihat dari sebelum
tindakan, dan setelah tindakan yaitu siklus I, dan siklus II dengan masing-masing
siklus I dilaksanakan 2 pertemuan dan siklus II dilaksanakan 2 pertemuan. Hal
tersebut dapat dilihat pada tabel 5, sebagai berikut:
Tabel 5. Rata-Rata dan Prosentase Siswa Kelas IV Hasil Belajar Penjasorkes
Materi Melempar Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II.
No Pembelajaran Penjasorkes Materi
Melempar
Sebelum
Tindakan
Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
1. Nilai rata-rata 72 75 77
2. Persentase 31,8% 68,2% 77,3%
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 5 siswa yang
memperoleh nilai ≥ KKM menunjukkan peningkatan. Hal ini merefleksikan
bahwa pembelajaran Penjasorkes materi melempar yang dilaksanakan guru atau
peneliti dengan bantuan kolaborator dinyatakan berhasil, karena secara klasikal
menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran Penjasorkes materi melempar
siswa kelas IV di SD Negeri Bulu 01 Kecamatan Polokarto Sukoharjo tahun
Ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Adapun peningkatan rata-rata kelas hasil belajar Penjasorkes materi
melempar melalui Penerapan Model Pembelajaran Paikem dapat digambarkan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
72
75
77
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
Nil
ai
Ra
ta-r
ata
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
Nilai Peningkatan Rata-rata Penjasorkes
Adapun hambatan yang ditemui pada tiap-tiap siklus berbeda, antara
lain:
1. Siklus I hambatan yang dihadapi yaitu (a) guru belum memberikan informasi
secara tepat yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengarahkan
kegiatan siswa masih sedikit, (b) guru belum menyampaikan tujuan
pembelajaran, (c) guru kurang penekanan dan memperluas pengetahuan
realistik anak, dan (d) motivasi yang dilakukan guru masih sedikit.
2. Usaha mengatasi hambatan pada siklus I dan dilaksanakan pada siklus II,
antara lain: (a) guru memberikan informasi secara tepat yaitu menyampaikan
tujuan pembelajaran dan mengarahkan kegiatan siswa, (b) guru
menyampaikan tujuan pembelajaran, (c) guru menekanan dan memperluas
pengetahuan realistik anak, dan (d) guru memberikan motivasi kepada siswa.
Jadi salah satu usaha untuk meningkatkan proses hasil belajar
Penjasorkes materi melempar siswa dengan menggunakan Penerapan Model
Pembelajaran Paikem hal ini terjadi karena, Penerapan Model Pembelajaran
Paikem mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan nyata dan juga membuat
Gambar 15. Grafik Peningkatan Rata-Rata Kelas IV Hasil Belajar Penjasorkes
Materi Melempar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
siswa berperan aktif dalam proses KBM sehingga siswa pernah mengalami hal
tersebut. Penggunaan Penerapan Model Pembelajaran Paikem diterapkan pada
pembelajaran Penjasorkes materi melempar memberikan hasil belajar yang
bermakna pada siswa dan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas IV Sekolah
Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011
dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan sebagai berikut: “Penerapan
Model Pembelajaran PAIKEM dapat meningkatkan kemampuan gerak dasar
melempar pada siswa kelas kelas IV Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kecamatan
Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran 2010/2011. Peningkatan kemampuan gerak
dasar melempar menunjukkan KKM 75, setelah diberikan perlakuan siklus I
menunjukkan rata-rata nilai 75 atau 68,2% siswa tuntas, sedangkan pada siklus II
menunjukkan rata-rata nilai 77 atau 77,3% siswa tuntas. KBM Penjaskes sudah
berhasil jika 75% siswa tuntas KKM dan setelah diberikan perlakuan
menunjukkan 77,3% siswa tuntas KKM, maka KBM materi melempar
Penjasorkes di SD Negeri Bulu 01 Kec. Polokarto Sukoharjo Tahun Ajaran
2010/2011 dinyatakan berhasil.”
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang
digunakan.
Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan
materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran,
serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Faktor dari siswa yaitu, minat dan motivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
ketersediaan alat/ media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam
mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan
Penerapan Model Pembelajaran Paikem dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa baik proses maupun hasil pembelajaran, sehingga penelitian ini dapat
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media
yang berupa peralatan yang sederhaha seperti turbo, bola berekor, kardus, tali, ban
bekas, temannya sendiri ataupun alat yang lain sebagai media alternatif dalam
pembelajaran dengan Penerapan Model Pembelajaran Paikem. Bagi guru bidang
studi Penjaskesrek, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif
dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan
dengan peningkatan kemampuan melempar yang efektif dan menarik yang
membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai
pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran
yang menyenangkan.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya kepada para guru Pernjasorkes sebagai berikut:
1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam
mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas,
sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat
seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru
hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan,
saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan model pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran.
3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung
kelancaran kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
DAFTAR PUSTAKA
Adang Suherman. 2004. Evaluasi Pengajaran Penjaskes. Jakarta: Depdiknas.
Dirjendikti. Bagian Proyek Pengendalian dan Peningkatan Mutu Guru
Penjas.
Agus Kristiyanto. 2005. Perkembangan Motorik. Surakarta: Hibah Pengajaran
SP4 Batch II Tahun I UNS.
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM.
Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Aip Syarrifuddin. 1991/1992. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta:
Depdikbud. Dirjendikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
BSNP. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: Depdikbud.
Dasim Budimansyah, Suparlan & Danny Meirawan. 2008. PAKEM Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Ganesindo.
Depdikbud. 1997. Pedoman Atletik Untuk Klub Olahraga di SD. Jakarta: Kantor
Menteri Negara Pemuda dan Olahraga.
Gerry A. Carr. 1997. Atletik Untuk Sekolah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
H. Syaiful Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV
Alfabeta.
Hisyam Zaini, Bermawy Munthe & Sekar Ayu Aryani. 2007. Strategi
Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD (Center for Teaching Staff
Development) Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Madyo Ekosusilo. 2007. PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan). Guru Besar Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan.
M. Furqon H. 2006. Konsep dan Program Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar.
Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
M. Furqon H. 2006. Mendidik Anak Dengan Bermain. Surakarta: UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Mochamad Djumidar A. Widya. 2004. Belajar Berlatih Gerak-gerak Dasar
Atletik Dalam Bermain. Jakarta: Divisi Buku Sport PT. Rajagrafindo
Persada.
Rahmat Hidayat. 2003. Penjaskes: Materi Penataran tertulis Sistem Belajar
Mandiri Program Kualifikasi D2 Guru Sekolah Dasar. Bandung:
Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat
Pengembangan Guru Tertulis.
Rusli Lutan. 1999/2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta:
Depdikbud. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Sismandiri. 2003. Pelatiahan Manajemen dan PAKEM Dalam Rangka
Manajemen Sekolah (MBS) Kab. Sukoharjo Tahun 2003. Sukoharjo: Dinas
Pendidikan Kabupaten Sukoharjo.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Sinar Grafika.
Sunardi. 2009. Kumpulan Materi Sejarah dan Filsafat Penjas. Surakarta: JPOK.
FKIP. UNS.
Suyono. 2002. IAAF KIDS’ ATLETICS. Jakarta: A Team Event for Childern-
IAAF Kids’ Athletics.
Toho Cholik M. dan Rusli Lutan. 2001. Pendidikann Jasmani dan Kesehatan.
Bandung: CV. Maulana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Lampiran 1
Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Gerak Dasar Melempar
Untuk mengukur kemampuan gerak dasar melempar dari IAAF KIDS’
ATLETICS; Suyono (2002: 19). Prosedur pelaksanaan dari tes dan pengukuran
kemampuan gerak dasar melempar sebagai berikut:
IAAF KIDS’ ATLETICS
1. Lempar Lembing Anak-anak.
a) Deskripsi : Lemparan satu lengan untuk mencapai jarak dengan
suatu lembing anak-anak.
b) Nama Disiplin : “Lemparan Turbo“
c) Cocok Untuk : Kelompok Umur : I (8-9 tahun)
: II (10-11 tahun)
: III (12-13 tahun)
2. Prosedur.
Lempar lembing Anak-anak dilakukan dari suatu daerah 5 meter dari
awalan. Setelah melakukan lari awalan singkat si peserta melempar lembing ke
daerah lemparan dari suatu garis salah. (Kelompok Umur I dan II melempar
dengan lembing lunak, sedangkan kelompok Umur III melempar dengan lembing
Turbo). Masing-masing peserta mendapat dua kali trial (giliran lomba).
3. Catatan Keamanan.
Keamanan adalah kritis dalam lomba Lempar lembing Anak-anak, hanya
Asisten yang diizinkan ada di daerah pendaratan lempar lembing. Adalah dilarang
keras melempar lembing kembali dalam arah dan garis salah.
4. Penilaian.
Setiap lemparan diukur dengan sudut siku-siku terhadap garis salah dan
dicatat dalam interval 25 centimeter (mengambil angka yang lebih tinggi dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
tempat pendaratan lembing di antara garis-garis). Lemparan yang lebih baik dari
dua kali trial dari tiap anggota team akan menyumbang total score team.
5. Asisten.
Event ini memerlukan 2 orang Asisten setiap team. Tugas Asisten ini
adalah:
a) Mengontrol dan mengukur prosedur.
b) Untuk menilai jarak lemparan dimana lembing mendarat (ukuran siku-
siku terhadap garis salah)
c) Untuk membawa lembing kembali ke garis salah.
d) Untuk menilai dan mencatat score di atas kartu event.
6. Peralatan.
Untuk event ini diperlukan peralatan sebagai berikut:
a) 2 buah lembing anak-anak (Lembing Lunak dan Lembing Turbo).
b) Sebuah pita pengukur yang telah dikalibrasikan, pita ukur baja.
c) 1 helai kartu event per team.
7. Figure.
Gambar 16. Lemparan Lembing Anak-anak
(IAAF KIDS’ ATLETICS, 2002: 19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Lampiran 2
Program Pembelajaran Gerak Dasar Melempar dengan
Model Pembelajaran PAIKEM
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) perlakuan yang
diberikan selama 1 bulan dengan 2 (dua) siklus, sebagai berikut:
1. Siklus I
Pada siklus pertama, (a) Penerapan Metode pembelajaran yang sesuai (b)
Modifikasi peralatan (c) Penggunaan Formasi dalam pembelajaran (d)
Kegiatan siswa. Langkah-langkah Siklus I sebagai berikut:
a. Penerapan Metode Pembelajaran
1) Metode Demonstrasi : Guru menunjukkan gerakan melempar yang
benar disertai dengan keterangan-
keterangan.
2) Metode Inklusi : Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menentukan target lemparannya
sendiri sesuai dengan kemampuan.
3) Metode Bagian-Keseluruhan: Guru menunjukkan gerakan dari bagian-
bagian gerakan, kemudian keseluruhan
gerakan.
4) Metode Latihan : Siswa melakukan gerakan secara berulang-
ulang.
b. Modifikasi Peralatan.
1) Menggunakan bola tenis
2) Menggunakan bola berekor
3) Kardus untuk sasaran lempar
4) Memperbanyak peralatan
c. Penggunaan Formasi Pembelajaran
1) Formasi berhadapan dengan jarak 5-6 meter
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2) Formasi satu baris lurus untuk melempar sasaran.
d. Kegiatan Siswa:
1) Belajar Melempar
Belajar gerak melempar secara ramai-ramai dengan cara bola dipantulkan
ke lantai, pantulan bola harus di bawah tali, formasi berhadapan, jarak
lemparan yang aman kira-kira siswa bisa menghindar atau menangkap saat
bola datang.
2) Melatih Ketepatan Lemparan
Siswa melempar bola tenis ke sasaran dari berbagai jarak, siswa bebas
memilih target dan berusaha melempar semua target dan masing-masing
siswa memulai lemparan dengan berat badan dipindahkan ke belakang dan
tangan diluruskan. Melatih sikap lemparan sesuai dengan yang
dikehendaki. Target memaksa pelempar untuk melempar bola ke depan
atas.
Gambar 17. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
Gambar 18. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 128)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) Melempar Turbo dengan Sasaran
Cara memegang Turbo
(a) Setiap lembing harus diletakkan disepanjang telapak tangan.
(b) Jari telunjuk membelit ke belakang ikatan dan ibu jari diletakkan di
sepanjang ikatan.
(c) Jari lainnya membelit ikatan.
Melempar turbo dengan target yang digantung di atas, dengan sendirinya
siswa akan terbiasa untuk melempar jauh, dan masing-masing melempar
dengan berat badan dipindahkan ke belakang dan tangan diluruskan.
Target memaksa pelempar untuk melemparkan turbo ke depan atas.
Gambar 19. Metode Memegang Lembing
(Gerry A. Carr, 1991: 257)
Gambar 20. Melempar Turbo Dengan Sasaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 139)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2. Siklus II
Pada siklus kedua, (a) Penerapan Metode Pembelajaran yang Sesuai (b)
Modifikasi Peralatan (c) Penggunaan Formasi dalam Pembelajaran. (d)
Kegiatan Siswa. Langkah Siklus II sebagai berikut:
a. Penerapan Metode Pembelajaran
1) Metode Demonstrasi : Guru menunjukkan gerakan melempar yang
benar disertai dengan keterangan-
keterangan.
2) Metode Bagian-Keseluruhan: Guru menunjukkan gerakan dari bagian-
bagian gerakan, kemudian keseluruhan
gerakan.
3) Metode Latihan : Siswa melakukan gerakan secara berulang-
ulang.
4) Metode Komando : Siswa mengerjakan tugas yang
diperintahkan oleh guru.
b. Modifikasi Peralatan.
1) Menggunakan bola tenis
2) Menggunakan bola berekor
3) Menggunakan lingkaran untuk sasaran
4) Memantulkan bola pada tembok
5) Memperbanyak peralatan
c. Penggunaan Formasi Pembelajaran
1) Formasi berhadapan dengan jarak 5-6 meter
2) Formasi satu baris lurus untuk melempar sasaran
d. Kegiatan Siswa
1) Melempar ke Sasaran
Belajar melempar ke sasaran benda yang dapat ditumbangkan (kardus)
untuk memberikan kepuasan siswa. Permainan melempar dalam kegiatan
belajar dapat diwujudkan dalam perlombaan menumbangkan kardus
dengan beberapa buah bola. Formasi satu arah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
2) Melatih Tempo Kekuatan
Melatih tempo kekuatan lemparan dengan bola dilempar dipantulkan ke
atas dan jatuh ke arah bilangan sesuai kuatnya lemparan. Semakin kuat
lemparan maka semakin jauh pantulan, permainan ini bisa digunakan
untuk perlombaan.
3) Lempar Melewati Rintangan
Kegiatan belajar melempar turbo yang diarahkan pada target lingkaran,
turbo dilempar melewati tali yang melintang di antara target dan pelempar.
Target lemparan dapat dipindah semakin jauh supaya siswa mengerahkan
kekuatannya agar diperoleh lemparan maksimal.
Gambar 21. Melempar Kardus dengan Bola Berekor
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 130)
Gambar 22. Melatih Tempo Kekuatan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Keterangan:
1. Dalam menentukan waktu pembelajaran dalam penelitian ini mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SD, yaitu waktu atau jam
pelajaran Penjas dalam satu kali pertemuan yaitu 2x35 menit. Dari waktu
tersebut dibagi menjadi: Pemanasan 15 menit, Inti 45 menit dan
Pendinginan 10menit.
2. Dari waktu inti pelaksanaan pembelajaran gerak dasar melempar dengan
penerapan model pembelajaran PAIKEM yang diberikan waktu inti
selama 45 menit dibagi menjadi 3 (tiga) bagian, setiap satu bagian
pembelajaran selama 15 menit. Waktu pembelajaran dibuat 15 menit x 3
karena setiap siklus terdiri tiga permainan. Setelah selesai diberi waktu
istirahat 10 menit dan diberikan evaluasi atau koreksi dari pembelajarn
gerak dasar melempar dengan penerapan model pembelajaran PAIKEM
yang telah dilakukan.
3. Untuk menngetahui tingkat kemampuan gerak dasar melempar pada siswa,
dilakukan tes kemampuan gerak dasar sebelum diberi perlakuan model
pembelajaran PAIKEM. Setelah mendapat perlakuan model pembelajaran
PAIKEM dari masing-masing siklus, dilakukan tes kemampuan gerak
dasar melempar. Hal ini dimaksudkan, apakah setelah diberi perlakuan
model pembelajaran PAIKEM, tingkat kemampuan gerak dasar melempar
siswa meningkat atau tidak.
Gambar 23. Melempar Pada Target Lingkaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 140)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Lampiran 3
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SD Negeri Bulu 01
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/ Semester : IV / I
Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui
permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan kombinasi gerak dasar melempar,
menangkap, dan menendang dengan koordinasi yang baik
dalam permainan sederhana, serta aturan, dan kerjasama.
Indikator : 1. Belajar melempar.
2. Melatih ketepatan melempar.
3. Melempar turbo dengan sasaran.
Alokasi waktu : 2 x 35 menit.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan belajar melempar.
2. Siswa dapat melakukan latihan ketepatan melempar.
3. Siswa dapat melakukan melempar turbo dengan sasaran
II. Materi Pembelajaran
1. Melakukan gerakan belajar melempar.
2. Melakukan gerakan latihan ketepatan melempar.
3. Melakukan gerakan melempar turbo dengan sasaran.
III. Metode Pembelajaran
1. Metode Demonstrasi
2. Metode Inklusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
3. Metode Bagian-Keseluruhan
4. Metode Latihan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf, berdo’a, presensi.
b. Memberi motivasi dan penjelasan singkat materi pelajaran
c. Pemanasan dengan bermain “Lempar-Melempar“.
Siswa diatur berdiri seperti tampak pada gambar. Tiap kelompok
diberi bola tenis atau bola lain yang tidak begitu keras dan tiap
kelompok berusaha melempar (mengenai) lawan sebanyak-
banyaknya. Bola yang menyentuh tanah lebih dulu kemudian baru
mengenai, dinyatakan tidak sah. Lemparan yang mengenai tangan
lawan juga tidak sah.
2. Inti Pembelajaran (45 menit)
a. Belajar Melempar
Belajar gerak melempar secara ramai-ramai dengan cara bola
dipantulkan ke lantai, pantulan bola harus di bawah tali, formasi
berhadapan, jarak lemparan yang aman kira-kira siswa bisa
menghindar atau menangkap saat bola datang.
+10 m
Gambar 24. Lempar-Melempar
(M. Furqon Hidayatullah, 2006: 31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
b. Melatih Ketepatan Melempar
Siswa melempar bola tenis ke sasaran dari berbagai jarak, siswa
bebas memilih target dan berusaha melempar semua target dan
masing-masing siswa memulai lemparan dengan berat badan
dipindahkan ke belakang dan tangan diluruskan. Melatih sikap
lemparan sesuai dengan yang dikehendaki. Target memaksa
pelempar untuk melempar bola ke depan atas.
c. Melempar Turbo Dengan Sasaran
Cara memegang Turbo
Gambar 25. Belajar Gerak Melempar Dengan Cara Dilempar
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
Gambar 26. Melatih Ketepatan Melempar dan Sikap Lemparan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 128)
Gambar 27. Metode Memegang Lembing
(Gerry A. Carr, 1991: 257)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Setiap lembing harus diletakkan disepanjang telapak tangan.
Jari telunjuk membelit ke belakang ikatan dan ibu jari diletakkan
di sepanjang ikatan.
Jari lainnya membelit ikatan.
Melempar turbo dengan target yang digantung di atas, dengan
sendirinya siswa akan terbiasa untuk melempar jauh, dan masing-
masing melempar dengan berat badan dipindahkan ke belakang dan
tangan diluruskan. Target memaksa pelempar untuk melemparkan
turbo ke depan atas.
3. Penutup (10 menit)
a. Siswa dikumpulkan, dibariskan 3 bersaf, pendinginan.
b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
c. Melakukan tes
d. Siswa dibariskan kembali, berdo’a dan dibubarkan.
V. Sumber dan Alat Pembelajaran
1. Sumber : - Belajar Berlatih Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.
Mochamad Djumidar A. Widya. 2004.
- Mendidik Anak dengan Bermain. M. Furqon H. 2006.
2. Alat Pembelajaran : - Tongkat - Kardus
- Bola tenis - Ban
- Bola ekor
- Turbo
- Tali rafia
Gambar 28. Melempar Turbo Dengan Sasaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 139)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SD Negeri Bulu 01
Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Kelas/ Semester : IV / I
Standar Kompetensi : Mempraktikkan berbagai kombinasi gerak dasar melalui
permainan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Kompetensi Dasar : Mempraktikkan kombinasi gerak dasar melempar,
menangkap, dan menendang dengan koordinasi yang baik
dalam permainan sederhana, serta aturan, dan kerjasama.
Indikator : 1. Melempar ke sasaran
2. Melatih tempo kekuatan
3. Melempar melewati rintangan
Alokasi waktu : 2 x 35 menit.
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat melakukan lempar ke sasaran.
2. Siswa dapat melatih tempo kekuatan.
3. Siswa dapat melempar melewati rintangan.
II. Materi Pembelajaran
1. Melakukan gerakan melempar ke sasaran..
2. Melakukan gerakan melatih tempo kekuatan
3. Melakukan gerakan melempar melewati rintangan.
III. Metode Pembelajaran
1. Metode Demonstrasi
2. Metode Komando
3. Metode Bagian-Keseluruhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
4. Metode Latihan
IV. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pendahuluan (15 menit)
a. Siswa dibariskan menjadi 3 bersaf, berdo’a, presensi.
b. Memberi motivasi dan penjelasan singkat materi pelajaran
c. Pemanasan dengan bermain “Memasukkan Bola ke Dalam Bakul“.
Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok dan susunan tampak pada
gambar. Tiap kelompok menerima 3 buah bola kasti. Nomor 3 tiap-tiap
kelompok bersiap-siap di belakang bakul. Dengan aba-aba guru,
nomor satu mencoba melemparkan bola satu demi satu ke dalam bakul.
Dihitung berapa banyak yang masuk
2. Inti Pembelajaran (45 menit)
a. Melempar ke Sasaran
Belajar melempar ke sasaran benda yang dapat ditumbangkan (kardus)
untuk memberikan kepuasan siswa. Permainan melempar dalam
kegiatan belajar dapat diwujudkan dalam perlombaan menumbangkan
kardus dengan beberapa buah bola. Formasi satu arah.
Gambar 29. Memasukkan Bola ke Dalam Bakul
(M. Furqon Hidayatullah, 2006: 32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b. Melatih Tempo Kekuatan
Melatih tempo kekuatan lemparan dengan bola dilempar dipantulkan
ke atas dan jatuh ke arah bilangan sesuai kuatnya lemparan. Semakin
kuat lemparan maka semakin jauh pantulan, permainan ini bisa
digunakan untuk perlombaan.
c. Lempar Melewati Rintangan
Kegiatan belajar melempar turbo yang diarahkan pada target lingkaran,
turbo dilempar melewati tali yang melintang di antara target dan
pelempar. Target lemparan dapat dipindah semakin jauh supaya siswa
mengerahkan kekuatannya agar diperoleh lemparan maksimal.
Gambar 30. Melempar Kardus dengan Bola Berekor
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 130)
Gambar 31. Melatih Tempo Kekuatan
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 127)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
3. Penutup (10 menit)
a. Siswa dikumpulkan, dibariskan 3 bersaf, pendinginan.
b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran.
c. Melakukan tes
d. Siswa dibariskan kembali, berdo’a dan dibubarkan.
V. Sumber dan Alat Pembelajaran.
1. Sumber : - Belajar Berlatih Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain.
Mochamad Djumidar A. Widya. 2004.
- Mendidik Anak dengan Bermain. M. Furqon H. 2006.
2. Alat Pembelajaran : - Tongkat - Kardus
- Bola tenis - Ban
- Bola ekor
- Turbo
- Tali rafia
Gambar 32. Melempar Pada Target Lingkaran
(Mochamad Djumidar A. Widya, 2004: 140)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Lampiran 4
Daftar Nama Sampel Penelitian
No Nama L / P Kelas
1 Rona Jufridar L IV
2 Ristiya Alfina Damayanti P IV
3 Ratasya Atalia Saputri P IV
4 Pricillia Oktavina Putri P IV
5 Briliantopo Pramonojati L IV
6 Itot Nanda Saputra L IV
7 Fitrilia Desy Charisma P IV
8 Sinta Nur Hasanah P IV
9 Yuli Safitri P IV
10 Anindita Putri Nugroho P IV
11 Fungky Nasir Nugroho L IV
12 Andrean Nur Cahyo L IV
13 Lusi Indiyani P IV
14 Mia Dwi Utami Tiarasari P IV
15 Anisa Eka Tiarawati P IV
16 Fitria Ida Rafani P IV
17 Indah Puspitasari P IV
18 Mariska Rahmawati P IV
19 Chairul Munawaroh P IV
20 Nodya Nawang Wulandari P IV
21 Putriana Safatin Ridhani P IV
22 Moh. Antas Salam L IV
Keterangan :
Siswa Perempuan : 16 siswa
Siswa Laki-Laki : 6 siswa +
Jumlah Siswa : 22 siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Lampiran 5
Nilai Penjasorkes Materi Melempar Sebelum Diberi Tindakan
No
Absen Nama Nilai KKM 75
1. Rona Jufridar 72 Belum Tuntas
2. Ristiya Alfina Damayanti 72 Belum Tuntas
3. Ratasya Atalia Saputri 70 Belum Tuntas
4. Pricillia Oktavina Putri 75 T U N T A S
5. Briliantopo Pramonojati 77 T U N T A S
6. Itot Nanda Saputra 76 T U N T A S
7. Fitrilia Desy Charisma 69 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 63 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 78 T U N T A S
10. Anindita Putri Nugroho 76 T U N T A S
11. Fungky Nasir Nugroho 83 T U N T A S
12. Andrean Nur Cahyo 68 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 68 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 64 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 72 Belum Tuntas
16. Fitria Ida Rafani 71 Belum Tuntas
17. Indah Puspitasari 72 Belum Tuntas
18. Mariska Rahmawati 72 Belum Tuntas
19. Chairul Munawaroh 74 Belum Tuntas
20. Nodya Nawang Wulandari 72 Belum Tuntas
21. Putriana Safatin Ridhani 73 Belum Tuntas
22. Moh. Antas Salam 76 T U N T A S
Jumlah 1593
Nilai rata-rata 72
Ketuntasan Klasikal = 227
X 100% = 31,8%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI GURU PENJASKESREK
SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
SIKLUS I
Berikan tanda () pada kolom lembar observasi berikut !
No Aspek yang diamatai
Kriteria
Ren
dah
Sed
ang
Tin
gg
i
1 2 3
1. Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran.
2. Memberikan informasi secara tepat dan jelas.
3. Menggunakan berbagai sumber belajar dan alat
bantu yang beragam
4. Menggunakan waktu dan tempat sesuai dengan
rencana.
5. Memperhatikan seluruh siswa.
6. Memberikan motivasi kepada siswa.
7. Menggunakan multi metode
8. Menerapkan model pembelajaran PAIKEM
9. Memberikan umpan balik kepada siswa
10. Memberi tindak lanjut
11. Kesesuaian bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
12. Mengaitkan KBM dengan pengalaman sehari-
hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Catatan :
1. Dikatakan rendah, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan dari 1-20 menit.
2. Dikatakan sedang, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan dari 21-40 menit.
3. Dikatakan sedang, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan ≥ 41 menit.
Polokarto, 2010
Peneliti, Kolaborator,
NUNUNG ARIYUWONO SRI BANOWO, S.Pd
NIM. X4608540 NIP. 19800307 200604 1 006
Mengetahui,
Kepala SDN Bulu 01
MARYONO, S.Pd.I.
NIP. 19510818 197802 1 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI GURU PENJASKESREK
SD NEGERI BULU 01, KEC. POLOKARTO
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI KELAS
SIKLUS II
Berikan tanda () pada kolom lembar observasi berikut !
No Aspek yang diamatai
Kriteria
Ren
dah
Sed
ang
Tin
gg
i
1 2 3
1. Kesesuaian RPP dengan kegiatan pembelajaran.
2. Memberikan informasi secara tepat dan jelas.
3. Menggunakan berbagai sumber belajar dan alat
bantu yang beragam
4. Menggunakan waktu dan tempat sesuai dengan
rencana.
5. Memperhatikan seluruh siswa.
6. Memberikan motivasi kepada siswa.
7. Menggunakan multi metode
8. Menerapkan model pembelajaran PAIKEM
9. Memberikan umpan balik kepada siswa
10. Memberi tindak lanjut
11. Kesesuaian bahan dan kegiatan belajar dengan
kemampuan siswa
12. Mengaitkan KBM dengan pengalaman sehari-
hari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Catatan :
1. Dikatakan rendah, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan dari 1-20 menit.
2. Dikatakan sedang, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan dari 21-40 menit.
3. Dikatakan sedang, apabila keterampilan guru dalam mengajar dapat
bertahan ≥ 41 menit.
Polokarto, 2010
Peneliti, Kolaborator,
NUNUNG ARIYUWONO SRI BANOWO, S.Pd
NIM. X4608540 NIP. 19800307 200604 1 006
Mengetahui,
Kepala SDN Bulu 01
MARYONO, S.Pd.I.
NIP. 19510818 197802 1 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Lampiran 8
ANGKET PENGUMPULAN DATA
Sekolah Dasar Negeri Bulu 01, Kec. Polokarto Sukoharjo
Nama : ...........................
Kelas : ...........................
No. : ...........................
ANGKET
Petunjuk :
a. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan memberikan jawaban ( ) sesuai
dengan pemahaman dan pengetahuanmu.
b. Hasil angket ini tidak akan mempengaruhi nilai Penjasorkes, maka
kerjakanlah dengan penuh kejujuran.
c. Apapun jawabanmu akan memberikan sumbangan terhadap pembelajaran
Penjasorkes di kelasmu.
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Saya pernah menerima pelajaran materi melempar.
2.
Saya masih ingat dengan apa yang diajarkan guru mengenai
pelajaran materi melempar.
3. Saya menyukai pelajaran melempar.
4. Guru saya mengajari meteri melempar dengan cara memberi
contoh, tanya jawab dan banyak melakukan kegiatan melempar.
5. Saya menyukai cara mengajar seperti itu.
6. Dengan cara itu saya lebih paham dengan materi pelajaran yang
dijelaskan guru.
7. Saya menginginkan adanya perubahan terhadap cara mengajar
guru agar lebih asyik dalam pelajaran.
8. Saya mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan
pembelajaran melempar.
9. Nilai saya kurang memuaskan pada materi melempar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
10. Saya pernah melakukan kegiatan belajar melempar.
11. Saya senang apabila bisa melempar dengan baik.
12. Saya mengetahui kegunaan melempar dalam kehidupan sehari-
hari.
13. Saya mengetahui perbedaan manfaat melempar dan menolak.
14. Saya mengetahui berbagai nomor melempar dalam olahraga
atletik.
15. Saya pernah melakukan melempar untuk kegiatan sehari-hari.
16. Guru saya pernah mengajarkan meteri melempar dengan berbagai
alat.
17. Menurut saya pembelajaran melempar akan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari.
18. Saya melakukan aktivitas belajar melempar dengan rasa riang
gembira tanpa paksaan dari guru.
Polokarto, 2010
Peneliti, Kolaborator,
NUNUNG ARIYUWONO SRI BANOWO, S.Pd
NIM. X4608540 NIP. 19800307 200604 1 006
Mengetahui,
Kepala SDN Bulu 01
MARYONO, S.Pd.I.
NIP. 19510818 197802 1 005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Lampiran 9
Skor Angket Pengumpulan Data
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 7
2 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
3 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8
4 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 13
5 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9
6 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7
7 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7
8 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 12
9 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10
10 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 7
11 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
12 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8
13 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 13
14 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 7
15 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 12
16 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 8
17 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 13
18 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 9
19 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7
20 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 7
21 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 12
22 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 10
Jumlah 11 12 13 7 8 12 14 11 12 13 8 15 14 13 12 10 15 10 210
No
Absen
Butir AngketJumlah
Rata-rata pengetahuan materi melempar = %03,53100398
210
Keterangan :
Skor 1 : Jawaban “Ya“
Skor 0 : Jawaban “Tidak“
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Lampiran 10
Kriteria Skoring Penilaian Melempar
Skoring Aspek Kognitif
No Daftar pertanyaan Rentang
Skor
Skor
Kriteria Jawaban
1 Menyebutkan nomor
melempar! 1-5
1 Lempar Turbo
1 Lempar lembing
1 Lempar cakram
1 Tolak peluru
1 Lontar martil
2 Pengertian melempar 1-4
1
Lempar adalah suatu gerakan
yang menyalurkan tenaga pada
suatu benda
1
Daya pada benda tersebut dengan
memiliki kekuatan ke depan atau
ke atas
1 Kemampuan mengarahkan suatu
benda yang dipegang
1
Mengarahkan suatu benda yang
dipegang ke suatu sasaran dengan
menggunakan kekuatan yang
cukup
3 Bagaimana cara
memegang turbo? 1-4
1 Lembing diletakkan pada telapak
tangan
1 Ujung turbo menuju ke badan
1 Ibu jari dan telunjuk memegang
pangkal lilitan tali
1
Jari-jari yang lain turut membantu
memegang lilitan tali dengan
lemas
4
Menyebutkan alat yang
bisa digunakan latihan
melempar
1-9
1 Bola tenis
1 Bola kaki
1 Bola basket
1 Turbo
1 Gelang-gelang
1 Tongkat
1 Bola berekor
1 Bola basket
1 Bola bola kasti
Jumlah Skor = Skor Perolehan x 30 %
Skor maksimal Skor maksimal 22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
Skoring Aspek Afektif
No Perilaku yang diamati Rentang
Skor
Skor
Kriteria Perilaku
1 Aktif memperhatikan
penjelasan guru. 1-5
1 Tidak pernah
2 Jarang
3 Berimbang
4 Sering
5 Selalu
2 Kesungguhan siswa
dalam mengikuti
pelajaran. 1-5
1 Tidak pernah
2 Jarang
3 Berimbang
4 Sering
5 Selalu
3 Berani dalam
melakukan unjuk
kerja. 1-5
1 Tidak pernah
2 Jarang
3 Berimbang
4 Sering
5 Selalu
4 Siswa tidak bicara
sendiri, mengganggu
teman. 1-5
1 Tidak pernah
2 Jarang
3 Berimbang
4 Sering
5 Selalu
5 Kerjasama dalam
kelompok. 1-5
1 Tidak pernah
2 Jarang
3 Berimbang
4 Sering
5 Selalu
Jumlah Skor = Skor Perolehan x 30 %
Skor maksimal Skor maksimal 25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Skoring Aspek Psikomotor
No Kualitas gerakan Rentang
Skor
Skor
Kriteria Gerakan
1 Cara memegang
turbo 1-5
1 Lembing diletakkan pada telapak tangan
1 Ujung mata turbo menuju badan
1 Ibu jari dan telunjuk memegang pangkal
lilitan tali lembing yang kuat
1 Jari-jari yang lain memegang turbo
1 Jari-jari menutupi lilitan tali turbo
2
Sikap badan waktu
akan melemparkan
lembing.
1-4
1 Berdiri tegak kaki kiri didepan, kaki kanan
didepan
1
Lembing dipegang dengan tangan kanan
diatas kepala dan siku dibengkokkan ke
samping
1 Ujung lembing menuju ke bawah/ ke
sasaran
1 Keadaan seluruh badan lemas, tangan kiri
dan siku dibengkokkan berada depan badan
3 Cara melemparkan
lembing 1-5
1 Lembing dibawa kebelakang dengan tangan
lurus diputar ke dalam
1 Badan direbahkan ke belakang dengan lutut
dibengkokkan, berat badan di kaki kanan
1
Lembing dibawa cepat ke atas kepala,
pinggul didorong ke depan, lembing
dilempar ke atas depan hingga tangan lurus
1 Menolakkan kaki kanan sekuatnya ke atas
depan dan badan dilonjakkan ke atas depan
1 Lembing lepas pada saat tangn lurus , jari-
jari tangan mendorong pangkal tali lembing
4
Sikap badan setelah
melemparkan
lembing
1-5
1 Mendarat pada kaki kiri diangkat ke
belakang lemas
1 Badan agak condong kedepan kaki kiri
1 Tangan kanan dan siku agak dibengkokkan
berada dekat perut
1 Tangan kiri lemas ke belakang
1 Pandangan ke arah jalannya turbo sampai
jatuh
5 Hasil lemparan. 1-10
1 1 – 3 meter
2 2,1 – 5 meter
3 5,1 – 7 meter
4 7,1 – 9 meter
5 9,1 – 11 meter
6 11,1 – 133 meter
7 13,1 – 15 meter
8 15,1 – 17 meter
9 17,1 – 19 meter
10 Lebih dari 19 meter
Jumlah Skor = Skor Perolehan x 40 %
Skor maksimal Skor maksimal 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Lam
pir
an
11
LE
MB
AR
OB
SE
RV
AS
I S
IS
WA
SD
NE
GE
RI B
UL
U 0
1,
KE
C.
PO
LO
KA
RT
O
DA
LA
M K
EG
IA
TA
N P
EM
BE
LA
JA
RA
N D
I K
EL
AS
IV
SIK
LU
S I
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
1M
enye
butk
an n
omor
mel
empa
r!1-
52
44
43
44
35
54
33
34
43
33
34
4
2Pe
nger
tian
mel
empa
r1-
43
43
43
33
33
44
33
33
34
23
44
3
3B
agai
man
a ca
ra m
emeg
ang
turb
o?1-
43
43
44
44
33
43
33
33
34
34
44
4
4M
enye
butk
an a
lat y
ang
bisa
dig
unak
an la
tihan
mel
empa
r1-
96
98
88
79
78
89
57
79
88
48
88
7
Jum
lah
Skor
= S
kor
Pero
leha
n x
30
Skor
Mak
sim
al
K O
G N
I T
I F
NO
KU
ALI
TA
SR
EN
TA
NG
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
Sko
r m
ak. 2
219
,128
,624
,527
,324
,524
,527
,321
,825
,928
,627
,319
,121
,821
,825
,924
,525
,916
,424
,525
,927
,324
,5
12
34
56
78
910
1112
1314
1516
1718
1920
2122
1A
ktif
mem
perh
atik
an p
enje
lasa
n gu
ru.
1-5
33
45
34
43
54
44
43
44
34
53
54
2K
esun
gguh
an s
isw
a da
lam
men
giku
ti pe
laja
ran.
1-5
33
34
44
53
55
43
44
44
44
54
44
3B
eran
i dal
am m
elak
ukan
unj
uk k
erja
.1-
54
33
35
52
34
34
34
33
34
34
43
5
4Si
swa
tidak
bic
ara
send
iri,
men
ggan
ggu
tem
an.
1-5
34
33
22
44
45
54
54
44
45
44
32
5K
erja
sam
a da
lam
kel
ompo
k.1-
55
54
44
34
33
45
44
44
44
53
44
3
Jum
lah
Skor
= S
kor
Pero
leha
n x
30
Skor
Mak
sim
al
A F
E K
T I
F
NO
KU
ALI
TA
SR
EN
TA
NG
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
Sko
r m
ak. 2
521
,621
,620
,422
,821
,621
,622
,821
,622
,819
,225
,225
,226
,422
,822
,821
,622
,822
,825
,225
,221
,625
,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
2
JUM
LA
H N
ILA
I A
KH
IR100
75
75
73
76
81
79
72
66
81
79
87
71
70
67
75
74
75
75
77
75
76
79
33,1
33,1
27,6
26,2
26,2
23,4
26,2
26,2
26,2
24,8
33,1
30,3
23,4
33,1
22,1
24,8
30,3
24,8
27,6
26,2
34,5
3A
SP
EK
PS
IKO
MO
TO
R40
34,5
25,2
22,8
22,8
21,6
22,8
22,8
22,8
25,2
26,4
21,6
25,2
21,6
22,8
19,2
25,2
25,2
24,5
2A
SP
EK
AF
EK
TIF
30
21,6
21,6
20,4
22,8
21,6
21,6
16,4
24,5
25,9
27,3
21,8
25,9
24,5
25,9
28,6
27,3
19,1
21,8
24,5
27,3
21,8
25,9
28,6
24,5
27,3
24,5
1A
SP
EK
KO
GN
ITIF
30
19,1
NO
AS
PE
K Y
AN
G D
IAM
AT
IB
OB
OT
NIL
AI
NO
MO
R A
BS
EN
NIL
AI A
KH
IR
Kete
rangan :
RE
NT
AN
G N
ILA
I : 1-1
00
1. A
SP
EK
KO
GN
ITIF
: 30
2. A
SP
EK
AF
EK
TIF
: 30
3. A
SP
EK
PS
IKO
MO
TO
R : 4
0
TO
TA
L : 100
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
2
1C
ara
mem
egan
g tu
rbo
1-5
43
34
55
33
44
43
33
44
34
33
45
2S
ikap
bad
an w
aktu
aka
n m
elem
park
an l
embi
ng.
1-4
43
44
43
33
43
43
33
44
34
33
43
3C
ara
mel
empa
rkan
lem
bing
1-5
43
44
44
33
43
44
33
33
44
44
44
4S
ikap
bad
an s
etel
ah m
elem
park
an l
embi
ng1-5
53
33
44
33
44
44
44
33
45
34
34
5H
asil
lem
para
n1-1
08
66
48
84
66
48
84
45
55
77
54
8
Jum
lah
Sko
r =
Sko
r P
erol
ehan
x 4
0
Sko
r M
aksi
mal
P S
I K
O M
O T
O R
NO
KU
ALIT
AS
RE
NT
AN
G
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
Sko
r m
ak.
29
34,5
24,8
27,6
26,2
34,5
33,1
22,1
23,4
26,2
24,8
30,3
24,8
33,1
26,2
26,2
33,1
26,2
26,2
33,1
27,6
30,3
23,4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Polokarto, 2010
Peneliti, Kolaborator,
NUNUNG ARIYUWONO SRI BANOWO, S.Pd
NIM. X4608540 NIP. 19800307 200604 1 006
Mengetahui,
Kepala SDN Bulu 01
MARYONO, S.Pd.I.
NIP. 19510818 197802 1 005
Lampiran 12
Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes
Materi Melempar Siklus I
No Absen Nama Nilai Hasil
Belajar KKM 75
1. Rona Jufridar 75 T U N T A S
2. Ristiya Alfina Damayanti 75 T U N T A S
3. Ratasya Atalia Saputri 73 Belum Tuntas
4. Pricillia Oktavina Putri 76 T U N T A S
5. Briliantopo Pramonojati 81 T U N T A S
6. Itot Nanda Saputra 79 T U N T A S
7. Fitrilia Desy Charisma 72 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 66 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 81 T U N T A S
10. Anindita Putri Nugroho 79 T U N T A S
11. Fungky Nasir Nugroho 87 T U N T A S
12. Andrean Nur Cahyo 71 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 70 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 67 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 75 T U N T A S
16. Fitria Ida Rafani 74 Belum Tuntas
17. Indah Puspitasari 75 T U N T A S
18. Mariska Rahmawati 75 T U N T A S
19. Chairul Munawaroh 77 T U N T A S
20. Nodya Nawang Wulandari 75 T U N T A S
21. Putriana Safatin Ridhani 76 T U N T A S
22. Moh. Antas Salam 79 T U N T A S
Jumlah 1658
Nilai rata-rata 75
Ketuntasan Klasikal = 2215
X 100% = 68,2%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Lam
pir
an 1
3
LE
MB
AR
OB
SE
RV
AS
I S
ISW
A
SD
NE
GE
RI
BU
LU
01, K
EC
. P
OL
OK
AR
TO
DA
LA
M K
EG
IAT
AN
PE
MB
EL
AJA
RA
N D
I K
EL
AS
IV
SIK
LU
S I
I
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
2
1M
enye
butk
an n
omor
mel
empa
r!1
-52
44
44
54
45
54
44
54
44
33
34
4
2P
enge
rtia
n m
elem
par
1-4
34
34
33
34
34
43
33
33
43
34
43
3B
agai
man
a ca
ra m
emeg
ang
turb
o?1
-43
43
44
44
33
43
33
34
44
34
44
4
4M
enye
butk
an a
lat
yang
bis
a di
guna
kan
lati
han
mel
empa
r1
-97
98
88
79
78
99
57
89
88
48
88
7
Jum
lah
Sko
r =
Sko
r P
erol
ehan
x 3
0
Sko
r M
aksi
mal
24,5
25,9
27,3
24,5
27,3
25,9
27,3
17,7
27,3
20,5
23,2
25,9
27,3
24,5
25,9
30,0
24,5
27,3
25,9
25,9
Sko
r m
ak.
22
20,5
28,6
K O
G N
I T
I F
NO
KU
AL
ITA
SR
EN
TA
NG
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
21
Akt
if m
empe
rhat
ikan
pen
jela
san
guru
.1
-53
44
53
44
45
44
44
44
43
45
35
4
2K
esun
gguh
an s
isw
a da
lam
men
giku
ti p
elaj
aran
.1
-53
33
44
45
35
54
34
44
44
45
44
4
3B
eran
i da
lam
mel
akuk
an u
njuk
ker
ja.
1-5
43
33
55
33
43
43
43
33
43
44
35
4S
isw
a ti
dak
bica
ra s
endi
ri, m
engg
angg
u te
man
.1
-53
44
32
24
44
55
45
44
44
54
43
3
5K
erja
sam
a da
lam
kel
ompo
k.1
-55
55
44
34
33
45
44
44
44
53
44
3
Jum
lah
Sko
r =
Sko
r P
erol
ehan
x 3
0
Sko
r M
aksi
mal
22,8
22,8
22,8
22,8
22,8
25,2
25,2
21,6
25,2
22,8
22,8
20,4
25,2
25,2
26,4
22,8
21,6
21,6
24,0
Sko
r m
ak.
25
21,6
22,8
22,8
A F
E K
T I
F
NO
KU
AL
ITA
SR
EN
TA
NG
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
2
1C
ara
mem
egan
g tu
rbo
1-5
43
34
55
33
44
44
43
44
34
33
45
2S
ikap
bad
an w
aktu
aka
n m
elem
park
an l
embi
ng.
1-4
43
44
43
33
43
43
33
44
34
33
43
3C
ara
mel
empa
rkan
lem
bing
1-5
43
44
44
33
43
44
33
33
44
44
44
4S
ikap
bad
an s
etel
ah m
elem
park
an l
embi
ng1-5
53
33
44
33
54
44
44
33
45
34
34
5H
asil
lem
para
n1-1
08
66
48
84
66
48
84
45
55
77
65
8
Jum
lah
Sko
r =
Sko
r P
erol
ehan
x 4
0
Sko
r M
aksi
mal
27,6
27,6
33,1
26,2
26,2
33,1
27,6
31,7
24,8
23,4
26,2
24,8
31,7
24,8
33,1
26,2
34,5
33,1
22,1
Sko
r m
ak.
29
34,5
24,8
27,6
NO
KU
ALIT
AS
RE
NT
AN
G
SK
OR
NO
MO
R A
BS
EN
P S
I K
O M
O T
O R
12
34
56
78
91
01
11
21
31
41
51
61
71
81
92
02
12
2
JUM
LAH
NIL
AI A
KH
IR10
077
7675
7682
8173
7083
8087
7473
7276
7576
7677
7678
8033,1
33,1
27,6
27,6
27,6
23,4
26,2
26,2
26,2
24,8
33,1
31,7
24,8
33,1
22,1
24,8
31,7
24,8
27,6
26,2
34,5
3A
SP
EK
PS
IKO
MO
TO
R40
34,5
25,2
22,8
22,8
22,8
22,8
22,8
22,8
25,2
26,4
21,6
25,2
22,8
24,0
20,4
25,2
25,2
24,5
2A
SP
EK
AF
EK
TIF
3021
,622
,822
,822
,821
,621
,6
17,7
24,5
25,9
27,3
25,9
27,3
25,9
27,3
30,0
27,3
20,5
23,2
25,9
27,3
24,5
25,9
28,6
24,5
27,3
25,9
1A
SP
EK
KO
GN
ITIF
3020
,5
NO
AS
PE
K Y
AN
G D
IAM
AT
IB
OB
OT
NIL
AI
NO
MO
R A
BS
EN
NIL
AI A
KH
IR
Kete
rangan :
RE
NT
AN
G N
ILA
I : 1-1
00
1. A
SP
EK
KO
GN
ITIF
: 30
2. A
SP
EK
AF
EK
TIF
: 30
3. A
SP
EK
PS
IKO
MO
TO
R : 40
TO
TA
L : 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Polokarto, 2010
Peneliti, Kolaborator,
NUNUNG ARIYUWONO SRI BANOWO, S.Pd
NIM. X4608540 NIP. 19800307 200604 1 006
Mengetahui,
Kepala SDN Bulu 01
MARYONO, S.Pd.I.
NIP. 19510818 197802 1 005
Lampiran 14
Rekapitulasi Hasil Belajar Penjasorkes
Materi Melempar Siklus II
No Absen Nama Nilai Hasil
Belajar KKM 75
1. Rona Jufridar 77 TUNTAS
2. Ristiya Alfina Damayanti 76 TUNTAS
3. Ratasya Atalia Saputri 75 TUNTAS
4. Pricillia Oktavina Putri 76 TUNTAS
5. Briliantopo Pramonojati 82 TUNTAS
6. Itot Nanda Saputra 81 TUNTAS
7. Fitrilia Desy Charisma 73 Belum Tuntas
8. Sinta Nur Hasanah 70 Belum Tuntas
9. Yuli Safitri 83 TUNTAS
10. Anindita Putri Nugroho 80 TUNTAS
11. Fungky Nasir Nugroho 87 TUNTAS
12. Andrean Nur Cahyo 74 Belum Tuntas
13. Lusi Indiyani 73 Belum Tuntas
14. Mia Dwi Utami Tiarasari 72 Belum Tuntas
15. Anisa Eka Tiarawati 76 TUNTAS
16. Fitria Ida Rafani 75 TUNTAS
17. Indah Puspitasari 76 TUNTAS
18. Mariska Rahmawati 76 TUNTAS
19. Chairul Munawaroh 77 TUNTAS
20. Nodya Nawang Wulandari 76 TUNTAS
21. Putriana Safatin Ridhani 78 TUNTAS
22. Moh. Antas Salam 80 TUNTAS
Jumlah 1694
Nilai rata-rata 77
Ketuntasan Klasikal = 2217
X 100% = 77,3%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Lampiran 15
Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian
Siswa kelas IV SDN Bulu 01 dan Peneliti
Siswa Melakukan Belajar Melempar Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
Siswa Belajar Melatih Ketepatan Melempar Siklus I
Siswa Belajar Melempar Turbo Dengan Sasaran Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
Siswa Belajar Melempar ke Sasaran Siklus II
Siswa Belajar Melatih Tempo Kekuatan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
Siswa Belajar Melempar Melewati Rintangan Siklus II
Siswa Belajar Melempar Melewati Rintangan Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
Lampiran 16
Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sebelas Maret Surakarta