perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN .../Penerapan... ·...
-
Upload
trinhkhanh -
Category
Documents
-
view
267 -
download
0
Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN .../Penerapan... ·...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE
LEARNING) TIPE TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN
MEMPROSES PERJALANAN BISNIS KELAS XII
DI SMK WIKARYA KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh:
RUMINING WIJI ASTUTI
K7407203
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE
LEARNING) TIPE TEAMS ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK
MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN
MEMPROSES PERJALANAN BISNIS KELAS XII
DI SMK WIKARYA KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
RUMINING WIJI ASTUTI
K7407203
SKRIPSI
Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Rumining Wiji Astuti. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANKOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE TEAMSACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKANKOMPETENSI BELAJAR MATA PELAJARAN MEMPROSESPERJALANAN BISNIS KELAS XII DI SMK WIKARYAKARANGANYAR. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.Universitas Sebelas Maret Surakarta, Agustus 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapanpembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipeTeams Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan kompetensi belajarmata pelajaran Memproses Perjalanan Bisnis kelas XII SMK WikaryaKaranganyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)yang dilaksanakan sebanyak dua siklus di mana masing-masing siklus dilaluidengan empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) pelaksanaan tindakan;(3) observasi tindakan; dan (4) refleksi tindakan. Subjek penelitian adalah seluruhsiswa kelas XII SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 sebanyak34 siswa dengan didominasi perempuan semua. Penelitian ini dilaksanakandengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa.Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi, instrumen tes,wawancara, dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan modelpembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe Teams AcceleratedInstruction (TAI) dapat meningkatkan kompetensi belajar mata pelajaranMemproses Perjalanan Bisnis kompetensi dasar ke 3 yaitu melaksanakanpenanganan perjalanan bisnis kelas XII SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran2011/2012. Hal ini terbukti dengan fakta-fakta sebagai berikut: (1) Aspek kognitifsiswa dalam mengikuti kegiatan mengalami peningkatan pada pra siklus sebesar50% menjadi 73,52% pada siklus I dan pada siklus II sebesar 82,34% ; (2) AspekAfektif siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran juga mengalamipeningkatan dari 64,71% pada pra siklus menjadi 76,67% pada siklus I dan siklusII sebesar 85%; (3) Aspek psikomotorik belajar siswa juga mengalamipeningkatan yaitu pada pra siklus sebesar 62,87%, siklus I sebesar 73,33%, dansiklus II meningkat yaitu sebesar 81,67%.
Kata kunci: Cooperative Learning tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) ,kompetensi belajar, Memproses Perjalanan Bisnis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Rumining Wiji Astuti. APPLICATION MODEL OF COOPERATIVELEARNING (COOPERATIVE LEARNING) TYPE TEAMSACCELERATED INSTRUCTION (TAI) COMPETENCE LEARNING TOIMPROVE EYE TRAVEL BUSINESS PROCESS STUDY IN CLASS XIISMK WIKARYA KARANGANYAR. Thesis, Surakarta: Faculty of TeacherTraining and Education. Sebelas Maret University of Surakarta in August 2012.
The purpose of this study was to determine whether the application oflearning with a model of cooperative learning (cooperative learning) type TeamsAccelerated Instruction (TAI) can improve the competence of the subjects studiedBusiness Travel Process class XII SMK Wikarya Karanganyar Year 2011/2012.
This study uses a Class Action Research (PTK) carried out by two cycleswhere each cycle through the four stages, namely: (1) planning action, (2)implementation of the action, (3) observation of action, and (4) reflection of theaction. Subjects were all students in grade XII Business Travel Process SMKWikarya Karanganyar Year 2011/2012 as many as 34 students with all the female-dominated. The research was carried out by collaboration between researchers,classroom teachers and student participation. Data collection techniques usingobservation sheets, instrument tests, interviews, and documentation.
Based on this research, it can be concluded that the application of modelsof cooperative learning (cooperative learning) type Teams Accelerated Instruction(TAI) is can improve the competence of the subjects studied Business TravelProcess third based competence that is accour Business Travel Process class XIISMK Wikarya Karanganyar Year 2011/2012 . This was proved by the followingfacts: (1) cognitive aspects of students in the following activities have increased inthe pre cycle by 50% to 73.52% in cycle I and cycle II 73.52 at 82.34%, (2 )Affective Aspects of students in participating in learning activities also increasedfrom 64.71% in the pre-cycle to 76.67% in cycle I and cycle II by 85%, (3) thepsychomotor aspects of student learning is also experiencing an increase in pre-cycle by 62 , 87%, 73.33% of cycle I and cycle II still remains at 81.67%.
Key words: Cooperative Learning Teams types of Accelerated Instruction (TAI),learning competencies, Business Travel Process.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
(QS. Al-Baqarah: 286)
“Pendidikan adalah senjata yang paling dahsyat yang dapat kita gunakan untuk
mengubah dunia”
(Nelson Mandela)
“Tidak ada kata terlambat untuk melakukan sebuah perubahan”.
(Peneliti)
“Kesuksesan dan keberhasilanmu adalah restu dan doa yang tulus dari kedua
orang tuamu”
(Peneliti)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi Ini peneliti persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih peneliti
dan terima kasih peneliti kepada :
Ibunda tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang, bimbingan dan
doamu yang selalu menyertaiku dalam menggapai asaku. Tetesan keringat
dan airmata ini adalah merupakan wujud kasih sayang ananda yang tulus
kepada ibu.
Ayahandaku, sebagai rasa bakti dan hormatku atas motivasi, semangat,
harapan dan doa-doa yang selalu mengalir untukku sepanjang waktu dan
sepanjang masa. Semoga keeratan keluarga kami melimpahkan kasih
sayang dan semangat. Maaf walau sedikit terlambat aku janji kalau aku
akan menjadi kebanggan buat kalian.
Adikku tersayang (Gamareza Arhyan Prasetya), belajar yang rajin ya…. ,
semoga kita berdua bisa menjadi kebanggaan buat ayah dan ibu.
Sahabatku tercinta Kharisma Neny Kurniawati, Kristiana Dewi Kurniawati
S.Pd dan Tika Nurdhiana S.Pd, terima kasih karena selalu memberiku
semangat, dukungan, motivasi dan doanya untuk menyelesaikan skripsiku
ini.We always best my friends.
Kakakku (Mr. Day) yang selalu menjadi pelipur laraku, pendengar setiaku
, dan penyemangatku dikala aku terpuruk dalam kepedihan.
Almameter UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk
memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.
Banyak hambatan dalam penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari
berbagai pihak dapat teratasi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian untuk penyusunan skripsi
ini.
2. Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin penelitian
untuk penyusunan skripsi ini.
3. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin penelitian untuk
penyusunan skripsi ini.
4. Dra. Patni Ninghardjanti, M.Pd. selaku pembimbing I dan pembimbing
Akademik yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan
arahan dengan penuh kesabaran.
5. Jumiyanto Widodo, S.Sos, M.Si. selaku Pembimbing II yang dengan sabar
telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
6. Suhanto B.A, S.H selaku kepala sekolah SMK Wikarya Karanganyar
terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan
penelitian.
7. Dra Ani Puspa Kartikawati. selaku guru memproses perjalan bisnis SMK
Wikarya Karanganyar yang telah banyak membantu peneliti dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan
juga doa yang selalu diberikan kepada peneliti.
8. Bapak dan Ibu tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril
maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya
mengiringi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Mbak Nadia, Mas Boby, Dela, Surati, Aulia, Sakti, Rina, Mb Vera,
Wayan, Tyo, Hafid, Supri, dan Ribut goresan kata dalam setiap bab di
karya ini merupakan hasil saran dan bimbingan dari pembimbingku dan
sahabat-sahabat di bangku kuliah yang selalu menyertai dalam doa dan
kenangan.
10. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK PAP’07,
terima kasih buat dukungan dan doanya.
11. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun
peneliti menyadari masih ada banyak kekurangan dan jauh dari sempurna.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan administrasi perkantoran .
Surakarta, Agustus 2012
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………. ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... v
HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ........................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 9
1. Hakekat Belajar .......................................................................... 9
a. Pengertian Belajar .................................................................. 9
b. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ...................................... 10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
c. Pengertian Proses Belajar Mengajar ....................................... 13
2. Hakekat Proses Belajar Mengajar ............................................... 13
a. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran ............... 13
b. Kompenen Pembelajaran......................................................... 15
c. Jenis Model Pembelajaran ...................................................... 16
3. Pembelajaran Kooperatif............................................................. 17
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ...................................... 17
b. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif ............ 20
c. Pembelajaran Kooperatif Teams Accelerated Instruction ....... 21
4. Kompetensi Belajar ................................................................... 23
a. Pengertian Kompetensi............................................................ 23
b. Penilaian Kompetensi.............................................................. 25
5. Hakekat Pembelajaran Memproses Perjalanan Bisnis ............... 27
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ....................................................... 29
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 31
D. Hipotesis Tindakan.......................................................................... 32
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 33
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 33
B. Subjek Penelitian ............................................................................ 34
C. Data dan Sumber Data ..................................................................... 38
D. Pengumpulan Data ......................................................................... 39
E. Uji Validitas Data ........................................................................... 40
E. Analisis Data ................................................................................... 41
F. Indikator Kinerja Penelitian ............................................................ 43
G. Prosedur Penelitian ......................................................................... 46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 48
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 48
1. Sejarah Singkat SMK Wikarya Karanganyar.................................... 48
2. Keadaan Lingkungan Belajar ............................................................ 48
3. Visi, Misi dan Tujuan........................................................................ 49
B. Diskripsi Pra Tindakan ......................................................................... 50
C. Diskripsi Hasil Penelitian ...................................................................... 52
D. Perbandingan Tindakan Setelah Antar Siklus ....................................... 78
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ....................................... 83
A. Simpulan ......................................................................................... 83
B. Implikasi ............................................................................................... 84
1. Implikasi Teoritis ............................................................................. 85
2. Implikasi Praktis ............................................................................... 85
C. Saran ..................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 88
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas ....... 32
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ................................... 35
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif .................................... 41
Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Tindakan kelas ………………... 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Fase Pembelajaran Kooperatif ............................................... 19
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Kompetensi Belajar Siswa ............ 43
Tabel 3. Hasil Tes Awal Pra Siklus................................................... 52
Tabel 4. Nilai Rata-Rata Awal Aspek Afektif Siswa....................... 52
Tabel 5. Nilai Rata-Rata Awal Aspek Psikomotorik Siswa............. 52
Tabel 6. Hasil nilai Ulangan harian Akhir Siklus 1 .......................... 62
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Aspek Afektif Siswa Siklus 1.................... 63
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 1 ......... 63
Tabel 9. Hasil nilai Ulangan harian Akhir Siklus 2 .......................... 75
Tabel 10. Nilai Rata-Rata Aspek Afektif Siswa Siklus 2 ................. 75
Tabel 11. Nilai Rata-Rata Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 2 ....... 75
Tabel 12.Profil Hasil Penelitian ........................................................ 77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal penelitian tindakan kelas ......................................... 90
Lampiran 2. Silabus .............................................................................. 91
Lampiran 3. Catatan Lapangan 1 ........................................................... 96
Lampiran 4. Pedoman wawancara awal Guru........................................ 98
Lampiran 5. Lembar wawancara Guru................................................... 99
Lampiran 6. Pedoman Wawancara Siswa ............................................... 101
Lampiran 7- 10. Lembar Wawancara Siswa ........................................... 102
Lampiran 11. Nilai Kognitif Pra Siklus .................................................. 106
Lampiran 12. Nilai Afektif Pra Siklus..................................................... 107
Lampiran 13. Nilai Psikomotorik Pra Siklus........................................... 109
Lampiran 14. Catatan Lapangan 2 .......................................................... 111
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ................... 115
Lampiran 16. Soal Ulangan Harian 1 ...................................................... 127
Lampiran 17. Nilai Kognitif Siklus 1........................................................ 129
Lampiran 18. Nilai Afektif Siklus 1........................................................ 130
Lampiran 19. Nilai Psikomotorik Siklus 1.............................................. 132
Lampiran 20. Catatan Lapangan 3 ......................................................... 134
Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 .............................. 138
Lampiran 22. Soal ulangan harian 2........................................................ 150
Lampiran 23.Nilai Kognitif Siklus 2....................................................... 154
Lampiran 24. Nilai Afektif Siklus 2........................................................ 155
Lampiran 25 . Nilai Psikomotorik Siklus 2............................................. 157
Lampiran 26. Lembar Wawancara Guru Setelah Siklus ........................ 159
Lampiran 27. Lembar Wawancara Siswa Setelah Siklus ....................... 161
Lampiran 28. Foto……………………………………………………... 165
Lampiran 29. Perijinan…………………………………………………. 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan pada hakekatnya adalah
usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia, serta amat strategis
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu
bangsa secara menyeluruh.
Pendidikan di Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa dan membentuk manusia yang utuh dan mandiri sesuai dengan
tujuan nasional yang intinya termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea 4.
Wujud perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pendidikan tersusun dalam
Undang-Undang Republik Indonesia, nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang dalam Bab II pasal 3 . Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dengan tujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk menghasilkan output yang berkualitas, maka dalam bidang
pendidikan diperlukan adanya sarana dan prasarana dan fasilitas belajar yang
memadai. Untuk mengetahui keberhasilan proses belajar mengajar, dapat
diketahui dari kompetensi yang dicapai siswa. Kompetensi belajar merupakan
pencerminan hasil belajar yang dicapai siswa setelah melakukan usaha belajar.
Kemampuan dan kualitas belajar seseorang dapat diketahui dengan memperhatikan
kompetensi belajar yang dimiliki dan terisolasi pada dirinya. Tinggi rendahnya
kompetensi belajar akan memberikan sumbangan dalam mencapai kesuksesan
masa depan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam proses belajar mengajar banyak faktor yang dapat mempengaruhi
pencapaian prestasi dan kompetensi belajar siswa. Faktor-faktor tersebut
dikelompokkan menjadi tiga macam. Pertama faktor internal(dari dalam siswa),
yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Kedua faktor eksternal (dari luar
diri siswa) Ketiga Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
mempelajari materi-materi pelajaran.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari kompetensi
belajar yang dicapai oleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Guru
sebagai pengajar berharap agar para siswanya memperoleh kompetensi belajar
yang baik, tetapi pada umumnya jumlah siswa yang memperoleh pencapaian
kompetensi belajar yang baik lebih sedikit dari pada siswa yang memperoleh
pencapaian kompetensi belajar yang kurang baik. Kompetensi tersebut menurut
Benyamin Bloom (1956 ) meliputi kompetensi kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Untuk itu dalam kegiatan belajar mengajar guru harus memilih metode
pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat
tercapai, penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat
tercapaianya tujuan pembelajaran.
Salah satu alternatif yang dapat ditempuh untuk merealisasikan tujuan
pembelajaran adalah melalui kreativitas yang dimiliki oleh guru dalam memilih
motode pembelajaran. Melalui kreativiatas yang dimiliki para guru dan keinginan
untuk selalu mencari metode yang tepat agar selalu menarik perhatian siswa dan
motivasi siswa dalam belajar, maka tujuan yang diharapkan akan tercapai.
Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar
diantaranya dengan menganjurkan siswa belajar secara kelompok atau dengan
menerapkan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran yaitu siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok
kecil dan saling membantu satu sama lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Metode pembelajaran kooperatif akan bisa membantu peningkatan
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa. Hal ini dikarenakan adanya
suatu interaksi antar siswa untuk berdiskusi, bermusyawarah, bermufakat dengan
teman kelompoknya dan interaksi dengan guru sebagai pengajar. Dalam setiap
kelompok siswa yang berkemampuan lebih akan membantu dalam proses
pemahaman bagi siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang
berkemampuan sedang dapat segera menyesuaikan dalam proses pemahaman
materi yang diberikan oleh guru. Penekanan pembelajaran kooperatif terletak pada
kerja sama siswa dengan kelompoknya, kerjasama merupakan salah satu elemen
dasar sebuah masyarakat pelajar. Pendidikan tidak akan sempurna tanpa
mengajari siswa untuk hidup bekerja sama dengan siswa lain dalam arti yang
positif. Suasana pembelajaran yang penuh dengan kompetisi akan melahirkan
manusia-manusia yang individulistis, oleh karena itu sekolah tidak hanya
memperhatikan perkembangan kognitif anak didiknya tetapi sekolah harus merasa
terpanggil untuk memperhatikan perkembangan moral dan sosial anak didiknya.
Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan di
sekarang ini dituntut pembelajaran yang inovatif, pembelajaran yang inovatif
dapat dilakukan dengan memilih metode pembelajaran yang berbagai macam.
Sejauh ini proses pembelajaran di sekolah masih didominasi oleh sebuah
paradigma yang menyatakan bahwa sebuah pengetahuan (knowledge) merupakan
perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. Di samping itu, situasi kelas sebagian
besar masih berfokus pada guru (teacher) sebagai sumber utama pengetahuan,
serta penggunaan metode ceramah sebagai pilihan utama strategi belajar
mengajar. Salah satunya dengan mengembangkan pendekatan, strategi, model,
dan metode pembelajaran yang sudah ada. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa
mayoritas proses belajar mengajar masih menggunakan metode konvensional
yaitu masih terbatas pada teacher oriented serta siswa merasa bosan dengan
metode pembelajaran dari guru karena terlalu monoton termasuk di SMK Wikarya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Karanganyar. Di lapangan bahwa hasil belajar siswa dari 34 siswa yang diatas
KKM (75) adalah 50% dan yang dibawah KKM 50% selain itu guru merasa
kesulitan mencari model pembelajaran yang tepat untuk siswa dalam
pembelajaran memproses perjalanan bisnis.
Umumnya banyak siswa yang masih kesulitan memahami dan menguasai
konsep dan praktik pada mata diklat memproses perjalanan bisnis. Untuk tugas-
tugas rumah yang diberikan oleh guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di
kelas sebelum pelajaran memproses perjalanan bisnis dimulai. Ini menunjukkan
rendahnya keaktifan dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran
memproses perjalanan bisnis.
Hal ini bisa dilihat dari proses evaluasi yang dilakukan guru. Siswa
membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menjelaskan konsep dasar tentang
materi yang telah diberikan oleh guru. Diperlukan perhatian khusus dari guru
dalam memancing pengetahuan dasar siswa agar bisa menjelaskan kembali materi
yang telah dibahas. Selama proses belajar mengajarpun masih terlihat beberapa
anak yang kurang antusias, masih rendahnya partisipasi siswa selama proses
pembelajaran juga kurangnya pemahaman terhadap materi yang telah diberikan.
Hal ini dilihat dari sikap siswa yang cenderung malu untuk mengungkapkan
pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya
meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas.
Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru secara
suka rela untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah
mendengarkan penjelasan guru. Dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
membujuk siswa agar mau mempresentasikan hasil pekerjaannya.
Berdasarkan pandangan di atas, maka permasalahan yang muncul adalah
bagaimana guru dapat menciptakan suatu proses pengajaran yang hidup dan
mampu menanamkan konsep materi dengan baik dan menggugah minat siswa
serta mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pelajaran dengan
metode pembelajaran yang tepat. Perubahan dalam dunia pendidikan memang
merupakan tantangan tersendiri bagi semua pihak yang terkait. Selain sistem
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pendidikan yang perlu diperbaharui, proses pembelajaran yang lebih inovatif perlu
dikembangkan untuk mencapai kompetensi belajar peserta didik khususnya dalam
mata pelajaran memproses perjalanan bisnis.
Terdapat beberapa metode pembelajaran kooperatif, pada penelitian ini
akan digunakan untuk mengembangkan pembelajaran memproses perjalanan
bisnis adalah pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction (TAI)
(Percepatan Pengajaran Tim). Pembelajaran kooperatif Teams Accelerated
Instruction (TAI) adalah model pembelajaran kooperatif yang menggabungkan
pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual yaitu siswa dituntut
menguasai suatu materi secara berkelompok dengan cara mengoptimalkan
kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk bekerja sama
dalam sebuah tim. Pemilihan pembelajaran kooperatif Teams Accelerated
Instruction (TAI) dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan untuk :
1. Meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.
2. Belajar melakukan kerja sama dengan kelompok belajar.
3. Mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi siswa.
4. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam
sebuah tim.
5. Meningkatkan kompetensi siswa untuk dapat menguasai materi dengan cara
mengelola kemampuan individualnya dalam sebuah tim.
6. Memotivasi siswa untuk mempelajari materi yang diberikan dengan cepat dan
akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang atau menyelesaikan dengan jalan
pintas.
Penenentuan dan pemilihan metode pembelajaran berpengaruh terhadap
keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar. Penerapan metode pembelajaran
yang tepat akan membantu guru dan siswa dalam mencapai kompetensi belajar.
Kompetensi belajar merupakan penguasaan terhadap suatu kemampuan tertentu
dalam proses belajar. Kompetensi belajar tersebut akan dijadikan indikasi
terhadap keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dengan penerapan pembelajaran
kooperatif Teams Accelarated Instruction (TAI) diharapkan akan dapat membawa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
siswa mencapai kompetensi belajar yang baik, khususnya kompetensi dalam mata
pelajaran memproses perjalanan bisnis.
Bertolak dari latar belakang diatas. Peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan
Kompetensi Belajar Siswa Mata Pelajaran memproses perjalanan bisnis
kelas XII AP I di SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 ”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan pernyataan yang lengkap dan rinci
mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti, yang didasarkan pada
identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Agar diperoleh gambaran yang
jelas untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran, maka perlu dirumuskan
terlebih dahulu masalah yang terkandung dalam penelitian. Berdasarkan latar
belakang tersebut di atas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai
berikut : “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan
kompetensi belajar siswa mata pelajaran memproses perjalanan bisnis kelas XII
AP I SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2011/2012 ?”.
C. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan manusia baik lahiriah maupun batiniah pasti mempunyai
tujuan yang ingin dicapai oleh manusia tersebut, untuk itu seorang peneliti harus
menentukan tujuan dari penelitiannya, agar arah penelitian lebih jelas dan arahnya
lebih terarah.
Berdasarkan dari hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah “Untuk
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif (Cooperative
Learning) tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) dapat meningkatkan
kompetensi belajar siswa mata pelajaran memproses perjalanan bisnis kelas XII
AP I SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajar 2011/2012 ?”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
D. Manfaat Penelitian
1 Manfaat Teoretis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar
mengajar secara tepat guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas.
b. Untuk memberikan kajian tentang bagaimana pelaksanaan dan
penerapan pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction
(TAI) untuk meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa.
c. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
berikutnya yang sejenis.
2 Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
Sebagai masukan dalam rangka mengefektifkan pembinaan dan
pengelolaan sumber-sumber belajar agar mendapatkan hasil yang
optimal.
b. Bagi Guru
Memberikan sumbangan informasi kepada guru tentang pentingnya
kompetensi guru dalam proses belajar mengajar dalam upaya
meningkatkan kompetensi belajar siswa dan membantu guru untuk
menimbulkan motivasi belajar pada siswa dengan penerepan model
pembelajaran baru sehingga kompetensi belajar siswa dapat lebih
optimal.
c. Bagi Siswa
Membantu siswa untuk menyadari pentingnya kooperatif belajar
sebagai dasar proses pembelajaran sehingga kompetensi belajar siswa
dapat meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
d. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku
perkuliahan yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan mata
pelajaran administrasi perkantoran, serta sebagai calon guru dapat
berusaha sejak sekarang untuk belajar menerapkan metode
pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai
dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran
yang akan dilakukan sehingga mampu berperan aktif di dalam upaya
peningkatan kompetensi belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang
konsep-konsep, hukum-hukum, dan prinsip-prinsip yang relevan dengan
permasalahan. Tinjauan pustaka yang dikaji dalam penelitian ini adalah 1) hakekat
belajar, 2) pembelajaran, 3) Pembelajaran Kooperatif, 4) Kompetensi Belajar, 5)
Hakekat Pembelajaran Memproses Perjalanan Bisnis.
1. Hakekat Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari
kehidupan manusia untuk mengembangkan dirinya dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dalam proses pengajaran, unsur proses
belajar mengajar memegang peranan yang sangat penting. Hal ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung
kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa
sebagai anak didik. Namun demikian masih sulit bagi masyarakat untuk
mengerti makna atau pengertian belajar yang sebenarnya. Pandangan
seseorang terhadap belajar akan banyak mempengaruhi sikap dan
tindakan-tindakannya yang berhubungan dengan proses belajar mengajar
yang terjadi dan setiap orang mempunyai pandangan-pandangan yang
berbeda terhadap belajar.
Mulyati (2005: 5) menyatakan bahwa “belajar merupakan suatu
usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri atau
perubahan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan
perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan”. Menurut
Chaplin dalam Muhibbin Syah (2006: 90), mengemukakan bahwa belajar
adalah “...acquisition of any relatively permanent change in behavior as a
result of practice and experience ”. dalam hai ini, bahwa belajar adalah
perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
latihan dan pengalaman”. Menurut Gagne dalam Martinis Yamin (2003:
98), “belajar sebagai suatu proses di mana organisma berubah perilakunya
diakibatkan pengalaman”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu usaha yang dilakukan secara sadar individu untuk mencapai tujuan
peningkatan diri melalui interaksi dengan lingkungannya sebagai hasil
pengalaman dan latihan.
b. Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Belajar merupakan proses yang sangat kompleks dan tidak dapat
berjalan sendiri yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan situasi
disekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dapat
berasal dari dalam diri siswa atau dari luar dirinya seperti guru atau
seorang pengajar, lingkungan belajar, sarana yang tersedia dan sebagainya.
Menurut Muhibbin syah (2006: 132-139) faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi tiga yaitu :
1) Faktor Internal
Faktor yang ada dalam diri si belajar terdiri dari:
a) Faktor Fisik
Faktor fisik adalah faktor yang berkenaan dengan keadaan fisik
anak yang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar siswa. Faktor fisik meliputi: usia, kesehatan
tubuh, kelainan atau cacat tubuh, kemalangan, panca indera, dan
keadaan lain yang berhubungan dengan fisik.
b) Faktor Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi
belajar seseorang. Faktor psikologis dapat berupa:
(1) Minat
Minat adalah suatu rasa suka dan rasa keterkaitan pada suatu
hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
berupa kekuatan yang berasal dari dalam yang menyebabkan
seseorang menaruh perubahan pada objek tertentu.
(2) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap
proses dan hasil belajar siswa, karena apabila seseorang belajar
pada bidang yang sesuai dengan bakatnya akan memperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha itu.
(3) Motivasi
Motivasi adalah keadaan seseorang dimana pribadi seseorang
yang mendorong seseorang untuk melakukan aktivitas.
(4) Konsentrasi
Dalam proses belajar konsentrasi sangat diperlukan, sehingga
segala informasi yang disampaikan sepenuhnya dapat
dipahami. Seorang siswa belajar, tetapi perhatiannya tidak
dikonsentrasikan pada hal yang dipelajari, maka hasilnya dapat
berkurang.
(5) Kepercayaan Diri Sendiri
Kepercayaan diri yang dimiliki akan mampu memacu
semangat dalam mengikuti proses belajar.
(6) Intelegensi atau Tingkat Kecerdasan
Intelegensi atau tingkat kecerdasan besar pengaruhnya
terhadap kemajuan proses belajar.
(7) Ingatan
Seseorang apabila mempunyai daya ingat yang baik dapat
dengan mudah mengingat hal-hal yang telah dipelajari dan
dialami dengan baik pula, sedangkan seseorang yang
mempunyai daya ingat yang buruk akan mudah melupakan
sesuatu yang telah dipelajari dan dialami.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar si pelajar,
digolongkan menjadi dua golongan yaitu:
a) Faktor Sosial
Masyarakat merupakan faktor sosial yang berpengaruh terhadap
perkembangan pribadi siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh
pada keberhasilan siswa dalam belajar. Faktor sosial dibedakan
menjadi:
(1) Lingkungan keluarga terdiri dari orang tua, kakak, adik, dan
kerabat keluarga. Cara orang tua mendidik, hubungan antara
anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga,
sikap dan pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan
keluarga dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan hasil belajar yang dicapai siswa
(2) Lingkungan sekolah, berupa hubungan antar teman, kemampuan
profesional guru mengajar, suasana kelas dan kondisi sekolah
dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, sikap guru dalam
memberi bimbingan yang baik dalam belajar akan memotivasi
siswa dalam belajar.
(3) Lingkungan masyarakat meliputi masyarakat dan teman bergaul
akan mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Belajar kelompok di
masyarakat akan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Faktor Non Sosial
Berupa lingkungan sekitar yang bukan manusia, diantaranya cuaca,
fasilitas, kebisingan suara ataupun sampai bahan pelajaran. Faktor-
faktor tersebut juga menentukan keberhasilan siswa dalam belajar
sehingga harus diatur sedemikian rupa agar membantu dan
mendukung anak dalam proses belajar secara maksimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
3) Faktor Pendekatan Belajar
Pendekatan belajar dipahami sebagai cara atau strategi yang
digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses
pembelajaran materi tertentu. Pendekatan belajar berpengaruh terhadap
taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa tersebut. Pendekatan belajar
dapat dibagi menjadi tiga macam tingkatan, yaitu: pendekatan
tinggi(speculative dan achieving), pendekatan sedang(analitic dan deep),
pendekatan rendah(reproductive dan surface).
c. Pengertian Proses belajar mengajar
Proses belajar mengajar akan terjadi akibat adanya interaksi antara
siswa dengan guru. Menurut Nana Sudjana (2008: 22) “Proses adalah
kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran”.
Menurut Abin Syamsuddin Makmun (2004:156) ”proses belajar
mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa
dan guru dalam rangka mencapai tujuan”.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa proses belajar
mengajar adalah kegiatan interaksi antara siswa dengan guru dalam
rangka mencapai tujuan pengajaran.
2. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran dan Model Pembelajaran
Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi pada
diri siswa. Agar proses belajar itu mengarah pada pencapaian tujuan
kurikulum, maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis
berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkah laku
siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktivitas guru untuk
menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa
berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Pengertian ini
sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Dimyati (2002: 157)
bahwa ”Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap.
Tujuan jangka panjang kegiatan pembelajaran adalah membantu
siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih
mudah dan efektif di masa yang akan datang. Untuk mencapai hal tersebut
diperlukan model pembelajaran yang menentukan tercapainya tujuan
pembelajaran. Mengingat pentingnya peran model pembelajaran, maka
diperlukan pemahaman lebih mendalam mengenai arti dari model
pembelajaran itu sendiri. Menurut Winaputra yang dikutip oleh Sugiyanto
(2008: 7) menjelaskan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskanprosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalamanbelajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagaipedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalammerencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah
melakukan proses belajar mengajar yang menekankan pentingnya belajar
melalui proses mengalami untuk memperoleh pemahaman. Pendekatan ini
mempunyai peran sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya
belajar yang diinginkan. Peningkatan mutu belajar mengajar sebenarnya
tidak terlepas dari pendekatan dalam belajar mengajar karena berhasil
tidaknya hasil belajar mengajar dapat dilihat dari mutu lulusan, dari
produknya, atau proses belajar mengajar dikatakan jika masukan
menghasilkan banyak lulusan dan bermutu tinggi sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan juga jika prosesnya menunjukkan kegairahan belajar yang
tinggi, semangat kerja yang besar, dan percaya pada diri sendiri. Untuk
memperoleh hasil tersebut, maka salah satu jalan kita harus meningkatkan
kualitas belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang
tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
b. Komponen Pembelajaran
Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan guru
(dalam hal-hal tertentu juga siswa) mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian program pengajaran. Kegiatan tersebut melibatkan sejumlah
komponen. Menutut Djago Tarigan (1990: 40) komponen proses belajar
mengajar terdiri dari: siswa, guru, tujuan, bahan atau materi, metode,
media, evaluasi. Siswa merupakan komponen utama dalam setiap proses
belajar mengajar karena siswa adalah subjek dan bukan objek pengajaran.
Pengajaran tanpa siswa tidak mungkin sama sekali. Komponen
pembelajaran yang berikutnya yakni guru. Peranan guru dalam proses
belajar mengajar guru harus berkualifikasi tinggi, juga harus dapat
menyusun, menyelenggarakan, dan menilai program pengajaran.
Komponen pembelajaran yang lainnya yaitu tujuan. Kegiatan
belajar mengajar dalam kelas sebagian besar didasarkan pada pencapaian
tujuan pengajaran. Tujuan menyatakan apa yang harus dikuasai, dapat
diketahui setelah anak didik selesai melakukan kegiatan belajar mengajar.
Setelah tujuan komponen pembelajaran berikutnya yaknin bahan atau
materi. Bahan atau materi pengajaran harus menunjang tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan pengajaran berpengaruh dalam penyusunan materi.
Kemampuan guru dalam menyusun bahan pelajaran sangat berpngaruh
terhadap kegiatan belajar siswa, berarti betpengaruh pula terhadap
pencapaian tujuan instruksional.
Komponen pembelajaran berikutnya yaitu metode. Metode, cara
atau teknik pengajaran merupakan komponen proses belajar mengajar
yang banyak menentukan keberhasilan pengajaran. Guru harus dapat
memilih mengkombinasikan serta mempraktekkan berbagai cara
penyampaian bahan yang sesuai dengan situasi. Keberhasilan dalam
melaksanakan suatu pengajaran sebagian besar ditentukan oleh pemilihan
bahan dan metode yang tepat. Berikutnya yakni media pengajaran yang
berfungsi untuk memperjelas materi yang disampaikan kepada siswa.
Pemilihan dan penggunaan media pengajaran yang tepat dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
menciptakan suasana belajar lebih menarik. Yang terakhir yakni evaluasi,
ditujukan kepada prestasi belajar siswa dan dapat pula ditujukan kepada
program. Evaluasi dapat memberikan umpan balik bagi guru dalam rangka
perbaikan setiap komponen proses belajar mengajar. Melalui evaluasi guru
dapat mengukur keberhasilan penyusunan dan pelaksanaan program
pengajaran.
c. Jenis Model Pembelajaran
Ada banyak model pembelajaran yang dikembangkan oleh para
ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Namun banyaknya
model pembelajaran yang dikembangkan para ahli tersebut tidaklah berarti
semua pengajar menerapkan semuanya untuk setiap mata pelajaran. Hal ini
disebabkan karena tidak semua model pembelajaran cocok untuk setiap
mata pelajaran. Sehingga diperlukan pemahaman yang lebih mendalam
mengenai masing-masing model pembelajaran. Anita Lie (2008: 23)
menyebutkan tiga macam model pembelajaran yaitu model kompetensi,
model individual, dan model pembelajaran kooperatif.
1) Model pembelajaran kompetensi, siswa belajar dalam suasana
persaingan.
Tidak jarang guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai
sarana memotivasi siswa dalam memenangkan kompetensi dengan
sesama pembelajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran
kompetisi adalah menempatkan anak didik dalam urutan mulai dari
yang paling baik sampai dengan yang paling jelek.
2) Model pembelajaran individu, disini anak didik belajar dengan
kecepatan yang sesuai dengan kemampuan mereka sendiri.
Penilaian dalam model ini dilakukan dengan cara pengajar
menetapkan standar untuk setiap siswa. Jadi kelulusan siswa tidak
ditentukan nilai rata-rata teman sekelas melainkan usaha anak didik
sendiri dan standar dari pengajar. Model pembelajaran ini sudah
diterapkan di Amerika Serikat. Di indonesia jalur pendidikan formal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
belum menerapkan model ini kecuali Universitas Terbuka dengan
sistem modulnya.
3) Model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran ini berdasarkan
falsafah homo homini lupus.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran kooperatif sangat cocok jika diterapkan
dalam pembelajaran. Namun belum banyak pendidik yang mengetahui
mengenai model pembelajaran ini. Sehingga perlu dikaji lebih dalam
mengenai pembelajaran kooperatif.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bukanlah model baru dalam proses belajar
mengajar, karena sesungguhnya pembelajaran kooperatif telah
dilaksanakan oleh guru dengan terprogram dalam satuan pelajarannya
yaitu pada langkah-langkah pembelajaran, akan tetapi guru tidak
mengetahui bahkan sering kali dalam proses pembelajaran tak dapat
dilaksanakan sesuai program karena faktor intern dan ekstern yang terjadi
saat jalannya proses belajar mengajar, dan guru akan mengubah model
pembelajaran tersebut, misalnya menggunakan model pembelajaran
tradisional dimana guru mendominasi kelas atau dengan model ceramah,
tanya jawab atau pengerjaan soal-soal sebagai latihan.
Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan
lebih menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok
untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.
Jadi, hakekat sosial dan penggunaan kelompok sejawat menjadi aspek
utama dalam pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling
tergantung satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan bersama. Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lainnya
juga mencapai tujuan tersebut. Untuk itu setiap anggota kelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya. Siswa yang bekerja
dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk bekerjasama pada
suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugasnya.
Menurut Eggen & Kauchak (dalam Trianto, 2007: 42),
“Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran
yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai
tujuan bersama”. Sedangkan menurut Slavin (dalam Etin Solihatin &
Raharjo, 2007: 4), “Cooperative learning adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerjasama dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri atas 4 sampai 6
orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen”.
Untuk lebih memahami pengertian pembelajaran kooperatif, perlu
diketahui unsur-unsur dalam pembelajaran tersebut. Menurut Lungdren
yang dikutip Isjoni (2007: 133), unsur-unsur dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut:
1) Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “tenggelam atauberenang bersama.”
2) Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau pesertadidik lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap dirisendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3) Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuanyang sama.
4) Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara paraanggota kelompok.
5) Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikutberpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6) Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperolehketerampilan bekerja sama selama belajar.
7) Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secaraindividual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa fase yang perlu
diperhatikan pengajar. Menurut Agus Supriyono (2010: 65), fase
pembelajaran kooperatif terdiri dari:
Fase 1 Menyampaikan tujuan pembelajaran dan
mempersiapkan peserta didik siap belajar.
Fase 2 Mepresentasikan informasi kepada peserta didik
secara verbal.
Fase 3 Memberikan penjelasan kepada peserta didik tentang
tata cara pembentukan tim belajar dan membantu
kelompok melakukan transisi yang efisien.
Fase 4 Membantu tim-tim belajar selama peserta didik
mengerjakan tugasnya.
Fase 5 Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai
materi pembelajaran atau kelompok-kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha atau
prestasi individu maupun kelompok.
Sumber dari : Agus supriyono ( 2010: 65)
(Tabel.1 Fase Pembelajaran Kooperatif)
Dalam cooperative learning siswa belajar dengan membentuk
kelompok-kelompok kecil yang saling membantu satu sama lain, terdiri
dari beberapa siswa yang heterogen baik itu kemampuan, jenis kelamin,
agama dan suku. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa saling
menghargai.
Dari beberapa pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
siswa dengan cara pembentukan kelompok untuk saling kerja sama
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Jarolimek dan Parker dalam bukunya Isjoni (2007: 24-25)
model pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan dan kekurangan
antara lain sebagai berikut:
1) Keuntungan pembelajaran kooperatif
Kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah:
a) Saling ketergantungan yang positif, b) Adanya pengakuan dalam
merespon perbedaan individu, c) Siswa dilibatkan dalam perencanaan
dan pengelolaan kelas, d) Suasana kelas yang rileks dan
menyenangkan, e) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat
antara siswa dengan guru, dan f) Memiliki banyak kesempatan untuk
mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.
2) Kekurangan pembelajaran kooperatif
Kekurangan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua
faktor yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).
Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: a) Guru harus mempersiapkan
pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak
tenaga, pemikiran dan waktu, b) Agar proses pembelajaran berjalan
dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya
yang cukup memadai, c) Selama kegiatan diskusi kelompok
berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang
dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan, d) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi
oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
Keberhasilan pelaksanaan suatu model dan metode pembelajaran
sangat tergantung pada kemampuan guru dalam mengelola proses
pelaksanaanya. Karena itu sebelum suatu model pembelajaran diterapkan,
guru harus benar-benar memahami bagaimana pelaksanaan dari model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
pembelajaran tersebut dan memahami kondisi kelas dalam kegiatan belajar
mengajar supaya kekurangan-kekurangan dalam penerapan suatu model
pembelajaran dapat diminimalkan.
c. Pembelajaran Kooperatif Teams Accelerated Instruction (TAI)
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction
atau Teams Assited Individualization) dikembangkan oleh Slavin.
Pembelajaran ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif
dan pembelajaran individual. TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa secara individu. Oleh karena itu, kegiatan pembelajarannya
lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI
ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang
sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil dari individu dibawa ke kelompok-
kelompok untuk didiskusikan dan saling dibahas oleh anggota kelompok,
dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas keseluruhan
jawaban sebagai tanggung jawab bersama.
TAI dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah teoritis dan
praktis dari sistem pengajaran individual sebagai berikut:
1) Dapat meminimalisir keterlibatan guru dalam pemeriksaan dan
pengelolaan rutin.
2) Guru setidaknya akan menghabiskan separuh dari waktunya untuk
mengajar kelompok-kelompok kecil.
3) Operasional program tersebut disusun secara sederhana.
4) Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang
diberikan dengan tepat dan akurat, dan tidak akan bisa berbuat curang
atau menyelesaikan dengan jalan pintas.
5) Tersedianya banyak cara pengecekan penguasaan supaya para siswa
jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah
mereka kuasai atau mengahadapi kesulitan serius yang membutuhkan
bantuan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
6) Para siswa akan dapat melakukan pengecekan satu sama lain,
sekalipun siswa yang mengecek kemapuannya ada di bawah siswa
yang dicek dalam rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan
akan cukup sederhana dan tidak menganggu si pengecek.
7) Program mudah dipelajari baik oleh guru maupun siwa, tidak mahal,
fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.
8) Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok
kooperatif, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun
kondisi untuk terbentuknya sikap-sikap positif terhadap siswa-siswa
yang cacat secara akademik dan di antara para siswa dari latar
belakang ras atau etnik berbeda.
Menurut Slavin (2008: 195-200) langkah-langkah pembelajaran
kooperatif tipe TAI sebagai berikut :
1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi
secara individu yang sudah dipersiapkan oleh guru.
2) Guru memberikan kuis secara individu kepada siswa untuk
mendapatkan skor dasar atau skor awal.
3) Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-
5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat
kemampuan(tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota
kelompok berasal dari budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan
jender.
4) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok.
Dalam didkusi kelompok, setiap anggota keompok saling memeriksa
jawaban teman satu kelompok.
5) Guru memberikan fasilitasi kepada siswa dalam membuat rangkuman,
mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran
yang telah dipelajari.
6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
7) Guru akan memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan
perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke
skor kuis berikutnya.
4. Kompetensi Belajar
a. Pengertian Kompetensi
Kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Martinis Yamin ( 2007: 126)
“kompetensi adalah kemampuan dasar yang dapat dilakukan oleh siswa
pada tahap pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Sedangkan Mc Ashan
dalam Mulyasa (2003: 38) mengemukakan bahwa kompetensi: ”...is a
knowlegde, skills, and abilities or capabilities that a person achieves,
which become part of his or her being to the exent he or she can
satisfactory perform particular cognitive, afective, and psychomotor
behaviors”. Dalam hal ini, kompetensi diartikan sebagai pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan yang dikuasai seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya, sehingga ia dapat melakukan perilaku-
perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Finch & Crunkilton dalam Mulyasa (2003: 38) mengartikan
“kompetensi sebagai penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap, dan
apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap,
dan apresiasi yang harus dimiliki oleh peserta didik untuk dapat
melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis kemampuan
tertentu.
Kompetensi yang harus dikuasai peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar peserta
didik yang mengacu pada pengalaman lapangan. Peserta didik perlu
mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan
digunakan sebagai kriteria pencapaian. Secara eksplisit, dikembangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki kontribusi
terhadap kopetensi-kompetensi yang sedang dipelajari. Dengan demikian
dalam merancang pembelajaran berdasarkan kompetensi harus melalui
pertimbangan yang matang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
b. Aspek Kompetensi
Gordon dalam Mulyasa (2003: 38-39) menjelaskan beberapa aspek
atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi sebagai berikut:
1) Pengetahuan (knowledge); yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.
2) Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif, dan afektif
yang dimiliki oleh individu.
3) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk
melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
4) Nilai (value); suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara
psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.
5) Sikap (attitude); perasaan atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang
datang dari luar.
6) Minat (interest); adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan
sesuatu perbuatan.
Benyamin S. Bloom dan Krathwool dalam Martinis Yamin (2007: 27-
39) membagi kompetensi belajar menjadi tiga kawasan atau ranah sebagai
berikut:
1) Kawasan Kognitif (pemahaman) adalah kawasan yang
mengungkapkan tentang kegiatan mental individu. Kawasan kognitif
terdiri enam tingkatan dengan aspek kompetensi yang berbeda-beda
sebagai berikut:
a) Tingkat pengetahuan (knowledge)
b) Tingkat pemahaman (comprehension)
c) Tingkat penerapan (aplication)
d) Tingkat analisis (analysis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
e) Tingkat sintesis (synhtesis)
2) Kawasan Afektif (sikap dan perilaku) merupakan kawasan yang
berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai, dan sikap hati
(attitude). Kawasan afektif terdiri atas lima tingkatan sebagai berikut:
a) Tingkat menerima (receiving)
b) Tingkat tanggapan (responding)
c) Tingkat menilai
d) Tingkat organisasi (organization)
e) Tingkat karakterisasi (characterization)
3) Kawasan Psikomotorik (psychomotor domain) adalah kawasan yang
berorientasi kepada keterampilan motorik yang berhubungan dengan
anggota tubuh atau tindakan (action) yang memerlukan koordinasi
antara syaraf dan otak. Kawasan psikomotorik terdiri atas empat
tingkatan sebagai berikut:
a) Gerakan seluruh badan (gross body movement)
b) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements)
c) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication)
d) Kebolehan dalam berbicara (speech behaviour)
c. Penilaian Kompetensi
Penilaian terhadap pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara
objektif, berdasarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan
mereka terhadap pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap sebagai hasil
belajar. Dengan demikian dalam proses pembelajaran yang dirancang
berdasarkan kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan
pertimbangan yang bersifat subjektif.
Penilaian yang diberikan kepada siswa bukan hanya sekedar
pelengkap dari suatu proses pembelajaran, akan tetapi merupakan
pengukuran dari proses, yang harus dipersiapkan oleh guru sebelum
pembelajaran berlangsung, penilaian yang diberikan kepada siswa tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
terlepas dari pengembangan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam
bentuk indikator-indikator. Adanya penilaian tersebut diharapkan akan
terjadi perubahan kecakapan dalam tingkat pengetahuan, kemahiran dalam
keterampilan, serta perubahan dalam sikap sebagaimana yang diharapkan
dalam indikator.
Martinis Yamin (2007: 145-147) menjelaskan bahwa dalam
pengukuran kompetensi seorang guru perlu membuat alat penjaringan
informasi berupa tagihan. Tagihan-tagihan ini dirancang sedemikian rupa
dan bervariasi, sehingga merupakan sistem dalam pengujian kompetensi
dasar siswa, yang berkaitan dengan kognitif ataupun psikootorik.
Jenis-jenis tagihan tersebut antara lain:
a) Pertanyaan lisan di kelas
b) Kuis
c) Ulangan harian
d) Tugas individu
e) Tugas kelompok
f) Ulangan semester
g) Ulangan kenaikan kelas
h) Laporan kerja praktik atau laporan praktikum
i) Responsi atau ujian praktik
j) Ujian akhir
Bentuk soal dalam penilaian kompetensi disesuaikan dengan
karakteistik pembelajaran yang digunakan. Lebih lanjut Martinis Yamin
(2007: 148-149) membagi bentuk soal yang digunakan untuk penilaian
kompetensi sebagai berikut:
a) Pilihan ganda
b) Ujian objektif
c) Ujian non-objektif/uraian bebas
d) Jawaban singkat atau isian singkat
e) Menjodohkan
f) Perfomans
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
g) Portofolio
Dalam penyusunan tes penilaian kompetensi terdapat beberapa
langkah yang ditempuh dalam mengembangkan hasil atau prestasi belajar.
Martinis Yamin (2007: 151) menjelaskan langkah-langkah tersebut adalah:
a) Menyusun spesifikasi tes
b) Menulis soal tes
c) Menelaah soal tes
d) Melakukan uji coba tes
e) Menganalisis butir soal
f) Memperbaiki tes
g) Merakit tes
h) Melaksanakan tes
i) Menafsirkan hasil tes
5. Hakekat Pembelajaran Memproses Perjalanan Bisnis
Menurut Sri Endang R,dkk (2010: 6) menyatakan bahwa perjalanan
bisnis adalah perjalanan ke suatu tempat kerja yang berbeda yang ditentukan
oleh perusahaan. Perjalanan bisnis dilaksanakan oleh pimpinan berkaitan
dengan tugas pekerjaan untuk jangka waktu tertentu.
Melaksanakan penganganan perjalanan bisnis, sebagai seorang
sekretaris harus segera mempersiapkan segala sesuatunya dengan terencana
dan matang. Mulai dari semua berkas perusahaan, makalah, brosur, dan
dokumen-dokumen lainnya yang berhubungan dengan urusan bisnis
perusahaan, maupun dokumen yang berhubungan dengan perjalan bisnis.
Kemudian, administrasi kantor/ sekretaris melakukan pemesanan, mulai dari
pemesanan tiket perjalanan dari jenis transportasi yang akan digunakan,
pemesanan hotel yang telah dipilih, dan jenis akomodasi lainnya.
Adapun beberapa pokok bahasan tentang materi melaksanakan
perjalanan bisnis adalah sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
a. Perjalanan melalui udara.
Banyak orang yang memilih perjalanan melalui udara, terutama
untuk perjalanan– perjalanan yang jaraaknya jauh, karena dengan
menggunakan pesawat terbang banyak menghemat waktu. Akan tetapi
sering juga perjalanan melalui udara tertunda karena adanya cuaca yang
buruk. Ada beberapa hal uang harus diperhatikan, jadwal penerbangan
(flight schedule), membuat pesanan (reservation), mengecek kembali
perjalanan pulang (rekonfirmasi), kendaraan dari dan ke airport.
b. Perjalanan melalui darat
Perjalanan dinas lewat darat bisa dilakukan menggunakan mobil
perusahaan, travel, bus atau kereta api.
c. Perjalanan lewat laut
Banyak perusahaan armada laut menawarkan berbagai fasilitas
yang diberikan untuk perjalanan lewat laut. Apabila pimpinan
menginginkan perjalanan bisnisnya menggunakan armada laut, sekretaris
harus melakukan pemesanan dan pembelian tiket. Pemesanan dan
pembelian tiket dapat dilakukan via telepon di agen-agen penjualan tiket
kapal laut.
d. Pemesanan penginapan/ hotel
Untuk pimpinan yang sering melakuakan perjalanan bisnis ke luar
kota untuk beberapa hari sekretaris harus mencarikan hotel / tempat
penginapan untuk pimpinan. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya
sekretaris mempunyai daftar-daftar hotel yang selalu diinginkan pimpinan.
e. Membuat daftar perjalanan
Daftar perjalanan memuat agenda perjalan yang akaan dilakukan
oleh pimpinan. Daftar tersebut memuat semua jenis perjalanan, baik
perjalanan antar kota dalam satu provinsi, perjalanan antar kota antar
provinsi sampai dengan perjalanan ke luar negeri.
f. Dokumen perjalanan yang akan dibawa pimpinan
Dalam melakukan perjalanan bisnisnya, pimpinan pasti akan
membawa dokumen- dokumen dan segala sesuatu yang diperlukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
perjalanan bisnisnya. Untuk itu sekretaris harus membawa dokumen-
dokumen mana yang diperlukan, serta dokumen-dokumen sepanjang
sekretaris mengetahui tentang hal ini.
g. Perincian perhitungan biaya perjalanan
Semua biaya perjalanan dinas yang harus dibayarkan kepada pihak
yang bepergian dibuatkan suatu daftar yang disebut perincian perhitungan
biaya perjalanan bisnis.
h. Selama pimpinan tidak ada ditempat
Selama pimpinan tidak ada di tempat, maka sekretaris bertanggung
jawab sama seperti apabila pimpinan berada di tempat, seperti:
1) Pekerjaan-pekerjaan rutin harus tetap dikerjakan.
2) Hal-hal yang tidak dapat dikerjakan harus ditanyakan kepada atasan
atau pimpinan, atau kepada pejabat-pejabat yang menggantikannya
selama pimpinan tidak ada di tempat.
3) Memproses surat-surat yang ada selama pimpinan tidak ada di tempat.
4) Pimpinan juga harus diberi tahu tentang tamu yang berkunjung dan
yang menelepon selama pimpian tidak di tempat. Daftar appointment
harus disiapkan untuk member laporan kepada pimpinan.
5) Dapat mengirimkan/memberitahukan catatan-catatan yang penting
mengenai perkembangan kantor, karena biasanya pimpinan
mengharapkan untuk mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
selama pimpinan tidak di tempat.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian yang terdahulu yang
digunakan sebagai acuan dan pembanding penelitian yang dilakukan. Ada
beberapa hasil penelitian yang relevan dalam penelitian ini antara lain yang
dilakukan oleh Agus Sukamto dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) Untuk
Meningkatkan Kompetensi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas XI IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
SMA Negeri 4 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009”. Menyimpulkan bahwa
terjadi peningkatan kompetensi belajar pada aspek kognitif sebesar 100%, aspek
psikomotorik sebesar 80% dan aspek afektif sebesar 82,5%.
Sugandi (2002) dalam tesisnya yang berjudul ”Pembelajaran Pemecahan
Masalah Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas 1 SMU Negeri 9 Bandung”,
menyimpulkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
rata-rata nilai yang diperoleh kelas yang pembelajarannya menggunakan model
belajar kooperatif tipe TAI untuk aspek kemampuan pemecahan masalah cukup
baik. Jika dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka hasil belajar matematika
siswa yang pembelajarannya menggunakan model belajar kooperatif tipe TAI
lebih baik dari hasil belajar pada kelas yang pembelajarannya menggunakan cara
biasa, ditinjau dari : (1) aspek memahami masalah, (2) aspek membuat rencana
pemecahan, (3) melakukan perhitungan, (4) memeriksa kembali hasil, dan (5)
keseluruhan langkah pada taraf signifikasi 5 %.
Persamaan penelitian yang peneliti lakukan dengan kedua penelitian
tersebut adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran Teams Accelerated
Instruction (TAI) dan kompetensi belajar dalam proses pembelajaran, sedangkan
perbedaan penelitian sebelumnya dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah
dalam mata pelajaran Administrasi Perkantoran khususnya dalam mata pelajaran
memproses perjalanan bisnis.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir adalah arahan penalaran untuk sampai pada jawaban
sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir ini digambarkan
dengan skema secara holistik dan sistematik. Selaras dengan judul penelitian yang
diambil oleh peneliti, yaitu ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning) Tipe Teams Accelerated Instruction (TAI) Untuk
Meningkatkan Kompetensi Belajar Mata Pelajaran memproses perjalanan bisnis
kelas XII di SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajar 2011/2012”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya maka di peroleh permasalahan
yang menjadi fokus kerja peneliti adalah bahwa guru merasa kesulitan dalam
mencari metode belajar yang tepat untuk meningkatkan pencapaian kompetensi
belajar siswa terhadap mata pelajaran memproses perjalanan bisnis. Hal tersebut
menjadi indikator bahwa pencapaian kompetensi belajar memproses perjalanan
bisnis belum optimal. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pencapaian
kompetensi belajar memproses perjalanan bisnis, peneliti kemudian menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe TAI, dengan tujuan agar para siswa dapat
bekerja secara kooperatif dan lebih bertanggung jawab dalam belajar, sehingga
pencapaian kompetensi belajar memproses perjalanan bisnis siswa dapat
meningkat.
Gambar 1. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
Kondisi awal
Tindakan
Kondisi akhir
Guru menggunakan
model pembelajaran
Konvensional
Guru menggunakan
model pembelajaran
kooperatif Teams
Accelerated
Instruction
Peningkatan Kompetensi
belajar Memproses
Perjalanan Bisnis
Ketuntasanbelajar matapelajaranMemprosesPerjalanan Bisnismasih rendah
Siklus I
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan
penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Berdasarkan landasan teori, hasil penelitian yang relevan dan
kerangka pemikiran tersebut maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :
“Dengan diterapkan pembelajaran kooperatif Team Accelerated Instruction (TAI)
kompetensi belajar mata pelajaran memproses perjalanan bisnis kelas XII di
SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajar 2011/2012 dapat di tingkatkan”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian, untuk mendapat kebenaran dari suatu pengetahuan
diperlukan tata cara atau prosedur tertentu. Sebelum penelitian dilakukan perlu
ditentukan terlebih dahulu metode penelitian yang digunakan. Ketepatan dalam
menetukan metode disesuaikan dengan jenis data yang akan mengantar penelitian ke
arah tujuan yang diinginkan.
Metode penelitian menurut Sugiyono (2009: 6) menjelaskan bahwa,
"Metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid,
dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan,
dan mengantisipasi masalah". Dalam pengertian yang lain Nana Syaodih
Sukmadinata (2005: 52) mendefinisikan bahwa, "Metode penelitian sebagai
rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi
dasar, pandangan-pandangan filosofis dan idiologis, pertanyaan dan isu-isu yang
dihadapi".
Dengan mengacu pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian dalam
usaha menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik-teknik serta alat-
alat tertentu berdasarkan fakta-fakta atau gejala-gejala secara alamiah.
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada siswa kelas XII program keahlian khusus
administrasi perkantoran SMK Wikarya Karanganyar. Alasan pemilihan tempat
tersebut karena peneliti berasumsi bahwa SMK Wikarya Karanganyar memenuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
persyaratan untuk dijadikan obyek penelitian terkait dengan permasalahan yang akan
diteliti antara lain :
a. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di SMK Wikarya Karanganyar
secara umum masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu
ceramah dan praktek.
b. Pencapaian kompetensi belajar siswa belum optimal.
c. Model Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI)
belum pernah dijadikan obyek penelitian di sekolah tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Agustus
2012. Meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian. Jadwal
pelaksanaan terlampir.
B. Subjek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan apa
adanya. Menurut Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2006: 3) menyatakan
bahwa Penelitan Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan
arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Untuk lebih memahami apa yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas
(PTK), perlu diketahui karakteristik dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) itu sendiri.
Menurut Zainal Aqib (2008: 128) karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
meliputi :
1. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.2. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.3. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.4. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik
instruksional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalahpeneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang memerlukan
tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan
dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan
kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Hopkins dalam Zainal Aqib (2008: 17)
PTK mempunyai prinsip-prinsip yaitu:
1. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yangditerapkan seyogyanya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yangberlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran.
3. Metode yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan gurumengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan,mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, sertamemperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yangdikemukakannya.
4. Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakanmasalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggung jawabprofesional.
5. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruhkepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan denganpekerjaannya.
6. Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroomexcerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalamkonteks kelas dan atau permasalahan tertentu, melainkan perspektif misisekolah secara keseluruhan.
Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melaui empat tahap, yakni: (1)
perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan
(4) analisis dan refleksi tindakan yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Siklus I
Siklus II
Keterangan:
1) Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti
kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan Model
Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI).
2) Pelaksanaan Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi siswa, baik kompetensi
kognitif, afektif, maupun psikomotorik mata pelajaran memproses perjalanan
bisnis yang sebelumnya dirasakan belum optimal. Tindakan dalam penelitian ini
Permasalahan
Permasalahanbaru hasilrefleksi
PerencanaanTindakan I
PerencanaanTindakan II
Refleksi I
PelaksanaanTindakan I
Pengamatan/Pengumpulan Data I
PelaksanaanTindakan II
Refleksi II Pengamatan/Pengumpulan Data
II
Kompetensibelajar siswa
meningkat
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi,2007: 74)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
berupa Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI) agar
dapat meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa sekaligus mengajarkan
para siswa untuk berinteraksi mencurahkan gagasan yang ada dalam pikirannya
dalam sebuah tim.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah
tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat mengatasi
permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi untuk
mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui pencapaian hasil
tindakan. Data yang telah terkumpul kemudian diolah guna menetukan tindakan
pada penelitian berikutnya.
3) Pengamatan/Pengumpulan data
Kegiatan pemantauan dilakukan untuk mengawasi tindakan yang terjadi di
dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi tentang proses
belajar mengajar dengan model Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction (TAI). Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi
di dalam kelas sekaligus memberikan pendampingan secara langsung kepada para
siswa sebagai fasilitator manakala siswa mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran tersebut. Dengan demikian siswa akan lebih memahami tujuan dari
pelaksanaan model pembelajaran tersebut.
Dalam tahap ini, peneliti berperan sebagai fasilitator yang mengawasi
jalannya kegiatan pembelajaran di kelas. Peneliti selain bertugas sebagai
pengawas, juga bertugas sebagai konselor siswa manakala siswa mengalami
kesulitan yang sekaligus mengumpulkan data sebagai bahan evalusasi namun
peran tersebut hanya sebagai partisipan pasif saja. Setelah data terkumpul, peneliti
mengolah data tersebut untuk dievaluasi dan dicari alternatif pemecahan masalah
manakala masih terdapat kelemahan dalam pelaksanaan tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4) Refleksi
Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkah-langkah
perbaikan apa yang bisa dilaksanakan, sehingga didapatkan suatu alternatif
pemecahan untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam
proses pembelajaran memproses perjalanan bisnis.
Pada tahap ini, peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah
dikumpulkan, kemudian diambil suatu kesimpulan. Dari kesimpulan tersebut
dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat
ditentukan langkah selanjutnya.
Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih
lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak langsung
dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga perlu adanya
satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum terselesaikan.
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber data.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: hasil observasi dan
evaluasi tentang proses pembelajaran, hasil tes sederhana/unjuk kerja, dan hasil
wawancara. Data primer ini dapat digunakan untuk mengadakan evaluasi proses
pembelajaran serta dampak tindakan yang dilakukan. Semua data ini digunakan
sebagai dasar menilai tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan peneliti.
2. Data sekunder
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
berupa informasi yang terdapat dalam kurikulum, silabus, RPP (Rencana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Pelaksanaan Pembelajaran), catatan lapangan ketika pembelajaran berlangsung
dan informasi tentang hasil perkembangan belajar yang lalu.
Sumber data dalam penelitian adalah subjek informan atau sumber lain dari
mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini adalah Guru serta
siswa SMK Wikarya Karanganyar pada mata pelajaran memproses perjalanan
bisnis pimpinan.
D. Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
teknik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti terhadap guru dan siswa untuk menggali
informasi guna memperoleh data awal terkait dengan aspek-aspek
pembelajaran memproses perjalanan bisnis dan kompetensi belajar, penentuan
tindakan serta respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang
dilakukan. Jenis wawancara yang akan dilakukan bebas terpimpin, peneliti
membawa kerangka pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana
pertanyaan itu diajukan sesuai dengan kebijaksanaan interviewe.
2. Observasi
Observasi dilaksanakan dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan dan
perkembangan pembelajaran memproses perjalanan bisnis yang dilakukan
oleh siswa dan guru. Pengamatan difokuskan pada kompetensi belajar yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengamatan akan dilaksanakan sebelum,
ketika, dan sesudah siklus penelitian berlangsung.
3. Tes
Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Tes digunakan untuk mengetahui
tingkat perkembangan atau keberhasilan pelaksanaan tindakan. Tes yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
digunakan dalam bentuk tertulis dengan asumsi ada pembagian jenis soal
sesuai tingkat kompetensi yang ingin dicapai meliputi: kompetensi kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
4. Dokumentasi
Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah menggunakan
teknik dokumentasi. Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan
gambaran bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Data yang
dihasilkan dari kegiatan ini berupa gambar atau foto kegiatan pembelajaran.
E. Uji Validitas Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan
dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik trianggulasi. Patton dalam Slamet
(2007:54-55) membagi teknik trianggulasi menjadi empat macam yaitu :
1. Trianggulasi Data
Trianggualasi ini disebut juga trianggulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti
agar di dalam mengumpulkan data, wajib menggunakan beragam sumber yang
tersedia, artinya data yang sama/sejenis, akan lebih mantap kebenarannya bila
digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Dengan mengenali data dari
sumber berbeda data sejenis bisa tertuju kemantapan dan kebenarannya.
2. Trianggulasi Metode
Mengumpulkan data yang sejenis dengan menggunakan tehnik pengumpulan data
yang berbeda. Disini yang ditekankan adalah penggunaan tehnik atau metode
pengumpulan data yang berbeda yang mengarah pada sumber data yang sama
untuk menguji kemantapan informasinya.
3. Trianggulasi Peneliti
Yaitu hasil penelitian baik berupa data atau kesimpulan bagian tertentu atau
keseluruhannya bisa diuji validitasnya dari beberapa peneliti.
4. Trianggulasi Teoritis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Trianggulasi teori ini dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan perspektif
lebih dari satu teori dalam membahas masalah yang dikaji.
Dari beberapa teknik trianggulasi tersebut, peneliti menggunakan teknik
trianggulasi data dan metode agar data yang telah berhasil digali, dikumpulkan dan
dicatat dalam kegiatan penelitian dapat diperoleh kemantapan dan kebenarannya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lembar pengamatan/ observasi dari guru
mitra, guru (peneliti) dan peneliti. Dari hasil observasi tersebut kemudian
dibandingkan dan hasilnya mengalami peningkatan kompetensi belajar.
F. Analisis Data
Sumadi Suryabrata (2004: 136) mengatakan analisis data adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterprestasikan. Sedangkan H.B Sutopo (2003: 18) mengemukakan dalam proses
analisa ada tiga komponen yang harus disadari oleh peneliti. Tiga komponen tersebut
adalah : 1) data reduksi, 2) sajian data, 3) penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Dengan demikian maka dalam tahapan ini ada tiga komponen pokok yang
harus dilaksanakan, yaitu :
1. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan menyederhanakan
dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote (catatan lapangan).
Proses ini berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian. Data reduksi
adalah sesuatu bentuk analisa yang mempertegas, memperpendek, membuat
fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa
sehingga kesimpulan akhir dilakukan.
2. Sajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan
penelitian dapat dilakukan. Dengan melihat penyajian data, maka akan
dimengerti apa yang terjadi dan memungkinkan untuk mengerjakan sesuatu pada
analisa ataupun tindakan berdasarkan pengertian tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pengumpulan Data
3. Penarikan kesimpulan (verifikasi) dalam tahapan ini apabila ditemukan data yang
akurat, maka peneliti tidak segan – segan untuk melakukan penyimpulan ulang.
Peneliti dalam hal ini bersifat terbuka.
Dalam penelitian ini digunakan model induktif interaktif. Model analisis ini
memiliki tiga komponen pokok analisis yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan yang aktivitasnya dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses
pengumpulan data sebagai suatu siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak di
antara empat komponen (termasuk pengumpulan data) selama proses pengumpulan
data berlangsung. Kemudian setelah pengumpulan data peneliti bergerak di antara
tiga komponen pokok yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.
Untuk lebih jelasnya disajikan skema model analisis interaktif sebagai
berikut:
Gambar 3. Skema Model Analisis Interaktif
Dikutip : H.B Sutopo (2002:96)
Reduksi Data
Sajian Data
Kesimpulan atau
Verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatnya
pencapaian kompetensi belajar memproses perjalann bisnis siwa melalui penerapan
model Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated Instruction (TAI). Setiap
tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu
siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari empat tahap. Indikator dari kinerja
penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Aspek yang diukurPersentase
Ketercapaian Cara Mengukur
Aspek Kognitif
Ketuntasan HasilBelajar
75%
Dihitung dari jumlah siswa yangmemperoleh nilai sesuai KKMyaitu 75 ke atas.
Aspek Afektif
Kelakuan
Kerajinan/Kedisiplinan
Kerapian
Kebersihan
75%
75%
75%
75%
Diamati saat pembelajarandengan menggunakan lembarobservasi dan dihitung darijumlah nilai rata-rata siswa yangmenunjukkan perhatian dankesungguhan di dalam prosesKBM dengan kriteria penilaian 1: Cukup Baik; 2 : Baik; 3 : AmatBaik
Aspek Psikomotorik
Keaktifan
Ketelitian
75%
75%
Diamati saat pembelajarandengan menggunakan lembarobservasi oleh peneliti dandihitung dari jumlah siswa yangditeliti dan benar (tepat) dalammenyelesaikan soal pada saatdiskusi kelompok berlangsungdengan kriteria penilaian 1 :Cukup Baik; 2 : Baik; 3 : AmatBaik
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Dalam penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan dalam 2 siklus yaitu :
(1) Pembuatan Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan
Interpretasi, serta (4) Penyusunan Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus.
Dalam penelitian ini untuk merealisasikan peningkatan kompetensi belajar
mata pelajaran memproses perjalanan bisnis kelas XII di SMK Wikarya Karanganyar.
1. Rancangan siklus I
a. Tahap Perencanaan,
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan pokok bahasan mata pelajaran yang lalu dan
mengaitkan dengan pelajaran yang akan dipelajari .
b) Siswa mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh guru secara
berkelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI).
c) Guru mendiskripsikan pelajaran mengenai melaksanakan penanganan
perjalanan bisnis.
d) Guru memberikan tugas kepada siswa terkait dengan materi yang telah
diberikan.
2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis
3) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak
tindakan.
c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI) pada proses pembelajaran memproses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
perjalanan bisnis tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama
untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu
diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran memproses perjalanan bisnis,
termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis
dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
a) Tahap Perencanaan,
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun:
1) skenario pembelajaran sebagai berikut :
a) Guru menjelaskan pokok bahasan mata pelajaran yang lalu dan
mengaitkan dengan pelajaran yang akan dipelajari .
b) Siswa mendiskusikan masalah yang telah diberikan oleh guru secara
berkelompok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI).
c) Guru mendiskripsikan pelajaran mengenai melaksanakan penanganan
perjalanan bisnis.
d) Guru memberikan tugas kepada siswa terkait dengan materi yang telah
diberikan dengan metode pembelajaran kooperatif tipe Team
Accelerated Instruction (TAI)
2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis.
3) Menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses
pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
b. Tahap pelaksanaan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah
direncanakan yang dilakukan bersama dengan observasi tahap siklus I
terhadap dampak tindakan.
c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Team Accelerated Instruction (TAI) pada proses pembelajaran memproses
perjalanan bisnis tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan siklus II
untuk mendapatkan data.
d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi
dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kompetensi belajar
siswa mengalami peningkatan.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap
kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Persiapan tindakan
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu : siklus I dan siklus II. Setiap
silkus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran memproses perjalanan
bisnis melalui penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe Team Accelerated
Instruction (TAI) dalam proses pembelajaran memproses perjalanan bisnis.
Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melaui tindakan
yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang
melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyususn laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK Wikarya Karanganyar
SMK Wikarya adalah sekolah menengah kejuruan ekonomi swasta
yang tertua di Karanganyar. Pada tahun 1972, hanya ada satu Sekolah
Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Kabupaten Karanganyar yaitu SMK
Negeri 1 Karanganyar. Sementara itu, jumlah lulusan SMP yang ingin
melanjutkan pendidikan mereka ke SMEA cukup banyak. Berangkat dari
kondisi tersebut, beberapa orang guru SMEA Negeri 1 Karanganyar
memutuskan untuk membuka sekolah swasta bersama-sama, untuk
menampung sebagian siswa yang tidak diterima di SMEA Negeri 1
Karangnyar. Sekolah yang baru itu diberi nama SMEA Wikarya.
Ketika berdiri, SMEA Wikarya belum memiliki gedung sendiri, dan
harus meminjam gedung SMEA Negeri 1, sehingga para siswa masuk siang
hari. Pada saat itu sekolah ini hanya ada 3 ruang kelas. Kemudian sejak tahun
1980 mulai diadakan pembangunan hingga saat ini memiliki 21 kelas dan
gedung berlantai dua.
Para pendiri SMEA Wikarya tersebut adalah Dra. Noel Susenowati
(menjabat sebagai kepala sekolah sementara pada waktu sekolah resmi
dibuka), Soekamto, BA (memegang jabatan sebagai wakil kepala sekolah
bidang kurikulum) dan Drs. Suprapto (sebagai bendahara sekolah).
Kepala SMK Wikarya setelah Ibu Noel Susenowati adalah Bp. Sutoso,
Bc.Hk, disusul oleh Bp. Ignatius Suyatno, kemudian jabatan tersebut
dipegang oleh Bp. Suhanto hingga sekarang.
2. Keadaan Lingkungan Belajar
SMK Wikarya Karanganyar berada di Jalan Ngalian Rt.03/Rw.12
Jungke Karanganyar.
Batas sebelah Utara : SMK Bakti Karya
Batas sebelah Selatan : Jalan Bibis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Batas sebelah Timur : Jalan Ngalian
Batas sebelah Barat : Lingkungan rumah warga desa Jungke.
Jika dilihat dari kondisi lingkungan sekitar SMK Wikarya Karanganyar
terletak di tepi jalan raya yang cukup strategis. Walaupun terletak di tepi jalan
raya letak ruang kelas yang terletak pada bangunan yang besar dan tertutup
menjadikan proses belajar mengajar tidak terganggu oleh lalu lalang
kendaraan, maka dapat dikatakan bahwa keadaan lingkungan belajar siswa
cukup terjamin ketenangan dan kenyamanannya. Dengan demikian proses
belajar mengajar dapat berjalan dengan tenang dan lancar.
3. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi Sekolah
Terciptanya tenaga kerja tingkat menengah yang berjiwa Pancasila
dan profesional yang mampu berkompetisi di era global.
b. Misi Sekolah
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berbasis
produktif
2) Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah sesuai kebutuhan
industri/kantor/pasar yang mampu bersaing dan mempunyai
keunggulan di bidang bisnis manajemen/kewirausahaan
3) Memberikan bekal kepada siswa agar mampu mengembangkan diri
dan meningkatkan martabatnya.
c. Tujuan Sekolah
1) Terwujudnya SMK Wikarya Karanganyar sebagai pusat pendidikan
dan pelatihan kompetensi teknologi kejuruan yang berbasis
manajemen wirausaha.
2) Menghasilkan tamatan yang profesional, tangguh, berjiwa mandiri
dan berbudi luhur yang mampu menguasai bahasa pergaulan
internasional (Bahasa Inggris).
3) Bersama instansi lain yang terkait menunjang pelaksanaan otonomi
daerah kabupaten Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
4) Memberi layanan pelatihan kompetensi di bidang teknologi dan
industri kepada lembaga maupun masyarakat umum.
5) Memberikan layanan jasa dan produksi.
6) Mengembangkan diri menjadi lembaga tes center.
B. Deskripsi Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk
mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan
peneliti di SMK Wikarya Karanganyar pada saat guru mengajarkan kompetensi
Dasar pertama. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Terhadap proses pembelajaran mata pelajaran memproses perjalanan bisnis.
a. Pembelajaran memproses perjalanan bisnis belum memanfaatka sarana
dan prasarana secara optimal.
Dalam pembelajaran memproses perjalanan bisnis di SMK Wikarya
Karanganyar ini didukung dengan buku paket pelajaran yang mana siswa
berhak meminjam buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Guru mata
pelajaran juga menganjurkan penggunaan buku lain yang berkaitan dengan
materi pelajaran Memproses perjalaan bisnis kepada para siswa sehingga
siswa dapat belajar dengan baik. Namun, yang menjadi permasalahan
dalam penggunaan sarana dan prasarana tersebut kurang optimal.
b. Guru merasa kebingungan dalam menerapkan model pembelajaran yang
tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata
pelajaran memproses perjalanan bisnis.
Pada saat pembelajaran Memproses perjalanan bisnis, siswa
menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap
mata pelajaran tersebut. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran
Memproses perjalanan bisnis serta kurang memperhatikan pelajaran
dengan seksama. Guru sudah berupaya untuk dapat membangkitkan minat
belajar siswa dan motivasi belajar siswa dengan memberikan pendekatan
secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara itu ternyata belum mampu
membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.
2. Hasil belajar yang tercermin dari pencapaian kompetensi belajar siswa belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa
hasil belajar memproses perjalanan bisnis di SMK Wikarya Karanganyar
dapat dikatakan belum merata, karena dalam pengamatan yang dilakukan
peneliti pada siswa kelas XII Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan bahwa terdapat
kesenjangan yang jauh di dalam pencapaian kompetensi belajar siswa.
Berdasarkan nilai ulangan terdapat 50% siswa yang memperoleh nilai
dibawah standar KKM yaitu 75 dan 50% siswa memperoleh nilai diatas 75,
hal ini menunjukan belum meratanya pencapaian kompetensi siswa dikelas
tersebut. Terlampir pada tabel 3.
3. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran
Memproses perjalanan bisnis.
Kejenuhan siswa pada pembelajaran memproses perjalanan bisnis
salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terus-
menerus oleh guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat
apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru,
sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran Memproses
perjalanan bisnis. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena selain pemahaman siswa
kurang, juga dalam mata pelajaran Memproses perjalanan bisnis berkaitan
dengan kejadian sehari-hari yang membutuhkan ketelitian para siswa. Hal
tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga berani mengungkapkan pendapatnya tentang materi
yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran Memproses perjalanan bisnis yang
biasa dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a. Siswa cenderung kurang mempergunakan kesempatan untuk
bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Kebanyakan siswa
tidak berani untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan
tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun
sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang
dibahas. Sebagian siswa juga tidak berani untuk maju ke depan jika
diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima
setelah mendengarkan penjelasan guru sehingga mereka
bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas.
Dampaknya para siswa cenderung merasa tidak memiliki
kesempatan untuk berkreasi.
b. Siswa lebih senang bertanya kepada teman dari pada guru,
mengenai materi yang belum mereka kuasai. Hal ini didasarkan
pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal, bahwa
sebagian besar siswa SMK Wikarya Karanganyar kelas XII AP 1
mata pelajaran memproses perjalanan bisnis, mereka lebih senang
belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar
dengan serius, namun dalam pelaksanaan pembelajaran mereka
menghendaki keleluasaan. Mereka lebih senang bertanya kepada
teman dari pada guru tentang materi yang belum mereka kuasai.
Misalnya, saat guru menerangkan mereka tidak mengerti dan
mereka menjadi malas untuk mengikuti pelajaran dan memilih
bertanya pada saat pelajaran telah selesai pada teman dari pada
memperhatikan guru pada saat menerangkan materi sehingga
suasana kelas menjadi gaduh karena siswa membuat kesibukan
sendiri-sendiri.
C. Deskripsi Tindakan Tiap Siklus
Sebagai tes awal peneliti mengambil nilai ulangan yang diperoleh siswa
untuk mengetahui kemampuan siswa serta dijadikan tes awal siswa sebelum kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
masuk pada siklus pertama yang mana tes tersebut dalam bentuk tes soal esai
diperoleh hasil seperti tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 3. Hasil Tes Awal Pra Siklus
( Sumber data: nilai kognitif siswa)
Tabel 4 . Nilai Rata-Rata Awal Aspek Afektif Siswa
No Indikator/Aspek yang diamati Presentase Ketercapaian1 Tingkah laku 56.67%2 Kedisiplinan 63.33%3 Kerapian 63.33%4 Kebersihan 70.00%
Rata-rata 63.33%
( Sumber data: nilai afektif siswa)
Tabel 5. Nilai Rata-Rata Awal Aspek Psikomotorik Siswa
No Indikator/aspek yang diamati Presentase Ketercapaian
1 Keaktifan 60.00%2 Ketelitian 61.67%
Rata-rata 60.83%
(Sumber data: nilai psikomotorik siswa)
Dari hasil tes awal pada tabel 3 di atas tergambar bahwa dari 34 siswa
kelas XII AP 1 SMK Wikarya Karnganyar, untuk aspek kognitif terdapat 17 siswa
atau 50% belum mencapai batas KKM dan 17 siswa atau 50% memperoleh nilai
Nilai Jumlah Anak Persentase> 95 0 0%
85-94 0 0%75-84 17 50%65-74 10 29,41%55-64 5 14,70%44-54 2 5,89%<44 0 0%
Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
diatas KKM. Sedangkan untuk aspek afektif ketercapainnya 63.33% dan untuk
aspek psikomotorik 60.83% , persentase tersebut masih dalam kriteria kurang. Hal
ini menunjukkan pencapaian kompetensi belajar siswa untuk mata pelajaran
memproses perjalanan bisnis belum merata atau belum optimal.
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) analisis dan refleksi tindakan.
Peneliti menggunakan dua siklus karena hal tersebut dirasa sudah mencukupi
untuk keperluan penelitian. Selain keterbatasan waktu yang diberikan oleh pihak
sekolah dalam pelaksanaan penelitian.
1. Siklus 1
Penerapan pembelajaran memproses perjalanan bisnis pada materi
penanganan perjalanan bisnis pada siklus 1 melalui model Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization) adalah :
a. Perencanaan Tindakan Siklus 1
Kegiatan perencanaan Tindakan 1 dilaksanakan pada hari kamis 22
September 2011 di ruang Guru SMK Wikarya Karanganyar. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti menjelaskan bahwa siswa menemui permasalahan
dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya minat
mengikuti pelajaran memproses perjalanan bisnis. Kemudian disepakati
bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus 1 akan dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yakni pada hari kamis yaitu tanggal 29 September 2011, 6
Oktober 2011 dan 13 Oktober 2011, Tahap perencanaan tindakan 1
meliputi kegiatan sebagai berikut :
1. Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran memproses
perjalanan bisnis kompetensi dasar melaksanakan penanganan
perjalanan bisnis menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Individualization), dengan pelaksanaan skenario pembelajaran sebagai
berikut:
a) Pertemuan pertama
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(4) Guru memberikan pengarahan tentang model Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization) yang akan diterapkan.
(5) Mengulangi sedikit materi yang sebelumnya yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar
guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(6) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-
masing kelompok beranggotakan 4-5 orang siswa yang
berbeda kemampuan akademiknya.
(7) Sebelum guru menjelaskan materi, guru meminta kepada
seluruh kelompok untuk mendiskusikan materi penanganan
perjalanan bisnis sesuai dengan pengetahuan awal mereka.
(8) Guru memberikan kesempatan kepada salah satu kelompok
untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kelompok lain
berhak mengeluarkan pendapat, bertanya atau menambah
penjelasan, sehingga terjadi berbagai pendapat.
(9) Guru menjelaskan materi penanganan perjalanan bisnis yang
menjadi bahan diskusi dalam kelas.
(10) Guru kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk
memahami materi yang telah diberikan dan setiap kelompok
diberikan kesempatan untuk bertanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(11) Guru memberikan materi tentang penanganan perjalanan
bisnis. Siswa diskusi dengan anggota kelompok masing-
masing supaya terjadi interaksi dalam kelompok tersebut dan
siswa yang pandai mengajari temannya yang belum mengerti.
(12) Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan dapat
bertanya apabila mengalami kesulitan yang dihadapinya
dalam mengerjakan tugas tersebut.
(13) Guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari.
(14) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi
selanjutnya.
(15) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam penutup.
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan
mengkondisikan siswa untuk berkumpul dengan kelompok
masing-masing.
(2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(3) Guru motivasi dengan kilas balik terhadap materi yang lalu
serta penjelasan kembali pelaksanaan model Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization)
(4) Guru melakukan pembelajaran dengan diskusi dalam
kelompok. Setiap kelompok mendiskusikan materi diskusi
melaksanakan penanganan perjalanan bisnis diberikan guru
serta dipimpin oleh seorang koordinator. Koordinator yang
bertanggung jawab untuk menggkoordinir anggotanya dalam
menyelesaikan materi diskusi. Selain itu, kordinator juga
bertanggung jawab atas penguasaan materi masing-masing
anggota kelompok karena saat pembahasan nanti guru akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
mengacak siswa yang akan mempresentasikan hasil diskusi di
depan kelas.
(5) Guru mengadakan pembahasan tentang materi melaksanakan
penanganan perjalanan bisnis dengan cara mengacak siswa
untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.
(6) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
(7) Guru dan siswa menyimpulkan pada akhir pembelajaran.
(8) Guru mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya akan
diadakan ulangan.
(9) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan
menjadi bahan ulangan.
(10) Guru menutup pembelajaran dengan motivasi dan salam.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir
atas materi yang telah dibahas.
(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal esai
serta meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling
bekerja sama.
(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan tingkat kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(5) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar jawab.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan
sebelum jam pelajaran berakhir agar siswa mengetahui letak
kesalahannya.
(7) Guru memberitahukan materi berikutnya untuk dipelajari.
(8) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
2. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi melaksanakan penanganan perjalanan bisnis model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction
atau Teams Assited Individualization)
.
3. Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes
dan non tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi
akhir siklus) sebagai penilaian aspek kognitif. Instrumen non tes
dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh
peneliti dengan mengamati aspek afektif dan aspek psikomotorik
siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan 1
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu hari kamis yaitu tanggal 29
September 2011, 6 Oktober 2011, dan 13 Oktober 2011 di ruang kelas XII
AP 1. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan 1 ini adalah melaksanakan
penanganan perjalanan bisnis. Pada pertemuan pertama, guru membagi
siswa ke dalam kelompok-kelompok dan memberikan masalah mengenai
melaksanakan penanganan perjalanan bisnis untuk didiskusikan. Setelah
itu menerangkan materi serta menjelaskan melaksanakan penanganan
perjalanan bisnis secara jelas, kemudian pada pertemuan kedua, siswa
diminta untuk berdiskusi dengan kelompok mereka masing-masing
mengenai latihan soal tentang materi yang telah dijelaskan oleh guru pada
pertemuan pertama. Pertemuan ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa
dari siklus 1 .
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 29 September 2011).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian
melakukan presensi pada siswa yang mengikuti pelajaran tersebut.
Ada beberapa siswa yang telambat yaitu Tri wiyani dan Kristanti.
Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah
siap mengikuti pembelajaran.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menerangkan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction
atau Teams Assited Individualization) yang akan digunakan.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan
mengulangi materi yang sebelumnya yaitu melaksanakan
penanganan perjalanan bisnis. Ada beberapa siswa bersama-sama
menjawab dengan baik mengenai pertanyaan perjalanan bisnis
yang sebelumnya kerja karena sudah dibahas pada pertemuan
sebelumnya. Sedangkan pertanyaan mengenai melaksanakan
penanganan perjalanan bisnis hanya Endras, Oktaviani, dan Rubi
yang dapat menjawab.
d) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa yang mempunyai kemampuan akademik
yang berbeda. Kemampuan akademik siswa didasarkan atas nilai
ujian akhir semester 1.
e) Sebelum guru menjelaskan materi guru memberi permasalahan
tentang macam-macam perjalanan bisnis kepada masing-masing
kelompok untuk didiskusikan sesuai dengan kemampuan awal
mereka mengenaimacam-macam perjalanan bisnis.
f) Guru memimpin jalannya diskusi dan siswa mendiskusikan dengan
kelompok masing-masing.
g) Guru memberi kesempatan pada semua kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi dan ada satu kelompok yang
beranggotakan Ari, Darini, Ika, Yuli, dan Tri Handayani
mempresentasiakan hasil dari diskusi mereka. Caprini, Evita, Eka,
Kristanti, dan Aristha mewakili kelompoknya memberikan gagasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
yang berbeda dan ada pula yang yang menambahkan dari hasil
kelompok lain.
h) Guru menjelaskan materi macam-macam perjalanan bisnis yang
menjadi bahan diskusi dan guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan. Tri wiyani,
Desi, Nurul, dan Sri Lestari menggunakan kesempatan untuk yang
diberikan oleh guru untuk bertanya mengenai mareri macam-
macam perjalanan bisnis dan menjawab.
i) Guru meminta kelompok-kelompok untuk mengerjakan latihan
soal yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok agar
berdiskusi dan semua anggota kelompok harus mengerti apa yang
mereka kerjakan karena guru memberikan pertanyaan untuk
dijawab oleh masing-masing anggota kelompok.
j) Guru memberikan tugas rumah untuk masing-masing kelompok.
k) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi
pembelajaran.
l) Guru memberitahukan besok akan diadakan diskusi pada masing-
masing kelompok tentang materi yang sudah diajarkan dengan
model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated
Instruction atau Teams Assited Individualization) setelah itu
menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
2) Pertemuan Kedua (Kamis, 6 Oktober 2011).
a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian
melakukan presensi pada siswa yang mengikuti pelajaran tersebut.
Guru mengkondisikan kelas untuk mengecek apakah siswa sudah
siap mengikuti pembelajaran.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajran.
c) Guru memotivasi siswa tanya jawab materi yang lalu dan beberapa
siswa menjawab secara bersama-sama. Dan guru menjelaskan
kembali pelaksanaan diskusi dengan Pembelajaran kooperatif tipe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization)
d) Guru melakukan pembelajaran dengan cara diskusi TAI, guru
meminta masing-masing anggota kelompok untuk menempatkan
diri sesuai meja kelompok yang telah ditetapkan, mereka akan
berdiskusi dengan anggota kelompok mereka terkait dengan soal
latihan yang akan diberikan dan bertanggung jawab agar masing-
masing anggota kelompok mengerti tentang pengerjaan latihan soal
yang diberikan.
e) Guru mengadakan pembahasan dari materi diskusi yang ada di
latihan soalmacam-macam perjalanan bisnis. Guru secara acak
memilih beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil pekerjaan
mereka di depan kelas. Dan siswa yang terpilih adalah Aristha,
Eka, Epa, Sri Supatmi, dan Suwarsih.
f) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya. Ada
siswa yang bertanya yaitu Wiky mengenai hasil pekerjaan
kelompok yang presentasi.
g) Guru mengumumkan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan
ulangan dengan macam-macam perjalanan bisnis.
h) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang
diajarkan sebelum menutup pelajaran.
3) Pertemuan Ketiga (Kamis, 13 Oktober 2011).
a) Guru mengawali pelajaran dengan memberi salam dan melakukan
presensi siswa. Pada hari ini tidak ada siswa yang izin, sehingga
semua dapat mengikuti ulangan. Guru mengecek kesiapan siswa
untuk memulai pembelajaran.
b) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi penyusunan jurnal penutup.
c) Guru membagikan soal untuk evaluasi siklus 1 dan guru menyuruh
siswa mengerjakan secara individu dan tidak boleh bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
d) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi
mencerminkan tingkat kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
e) Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan lembar jawab sesuai
dengan alokasi waktu untuk evaluasi.
f) Sebelum jam pelajaran berakhir guru membuat kesimpulan dari
soal yang diberikan dan guru mengulas soal tersebut sehingga
siswa tahu letak kesalahan mereka.
g) Guru memberitahukan materi berikutnya untuk dipelajari yaitu
tentang pemesanan dan membuat daftar perjalanan.
h) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran memproses perjalanan
bisnis kompetensi dasar penanganan perjalanan bisnis dengan
menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization) di kelas XII
AP 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas meja paling belakang,
sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat
(mengamati) proses belajar mengajar memproses perjalanan bisnis pada
hari itu.
Pelaksanaan pertemuan pertama pada hari Kamis, 29 September
2011, guru menyampaikan materi memproses perjalanan bisnis dengan
model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction
atau Teams Assited Individualization) secara jelas. Sedangkan pada
pertemuan kedua hari Kamis, 6 Oktober 2011, akan diadakan diskusi
sesuai kelompok masing-masing dengan bimbingan guru secara aktif
dengan materi bahasan macam-macam perjalanan bisnis. Pertemuan ketiga
hari Kamis, 13 Oktober 2011 digunakan guru dan peneliti untuk
melakukan evaluasi akhir dari siklus 1 agar hasil belajar dari siklus 1 dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
segera diketahui. Dari kegiatan tersebut, deskripsi tentang jalannya proses
pembelajaran kompetensi dasar memproses perjalanan bisnis dengan
menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization) sudah
dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar memproses perjalanan bisnis, diperoleh gambaran sebagai
berikut:
1) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa
yang sudah mampu mengerjakan soal esai macam-macam perjalan
bisnis serta mendapatkan nilai 75 ke atas sebesar 73,52% untuk aspek
kognitif, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah memhami materi
tentang macam-macam perjalanan bisnis dengan baik. Hasil ini
ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 6. Nilai Ulangan Harian Akhir Siklus 1
(Sumber data: nilai kognitif siswa )
2) Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mengikuti pembelajaran jauh
lebih baik dari sebelumnya dengan rata-rata ketercapain aspek afektif
sebanyak 73.77%, hasil tersebut sudah mengalami kenaikan dari
sebelumnya. Hasil ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Nilai Jumlah Anak Persentase> 95 1 2.94%
85-94 6 17.64%75-84 18 52.94%65-74 5 14.78%55-64 4 11.76%44-54 0 0%<44 0 0%
Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Tabel 7. Nilai Rata-Rata Aspek Afektif Siswa Siklus 1
No Indikator/Aspek yang diamati Presentase Ketercapaian1 Tingkah laku 73.53%2 Kedisiplinan 74.51%3 Kerapian 73.53%4 Kebersihan 3.53%
Rata-rata 73.77%( Sumber data: nilai afektif siswa )
3) Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran siswa yang mengikuti
pembelajaran rata-rata ketercapaian aspek psikomotorik sebesar
75.55%, Hasil ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 8. Nilai Rata-Rata Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 1
No Indikator/aspek yang diamati Presentase Ketercapaian
1 Keaktifan 73.53%2 Ketelitian 71.57%
Rata-rata 75.55%( Sumber data: nilai psikomotorik siswa )
4) Dari hasil wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
hambatan dan kemudahan yang dialami siswa dalam mengikuti
pembelajaran memproses perjalanan bisnis dengan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization). Sebagian besar siswa berpendapat
bahwa pembelajaran memproses perjalanan bisnis dengan model
model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated
Instruction atau Teams Assited Individualization) sangat
menyenangkan, karena selama ini mereka belum pernah diajar dengan
mengunakan metode lain selain ceramah dan praktek. Dengan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization) maka dapat membantu siswa dalam
memahami materi yang diberikan karena mereka dapat leluasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
berdiskusi dan bertanya kepada teman dan guru jika mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus 1
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus 1,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus 1 ini adalah:
a) Guru belum memberitahukan materi yang akan dibahas atau
kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya,
sehingga siswa belum siap untuk mengikuti pelajaran.
b) Guru kurang memberikan penjelasan tentang metode yang
digunakan sehingga banyak murid yang masih belum paham.
c) Guru cenderung melemparkan pertanyaan kepada anggota
kelompok dianggap paling pintar dalam kelompoknya.
d) Guru dalam menjelaskan materi terlalu cepat sehingga sulit untuk
diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga sangat
terbatas, hanya 10 menit sehingga siswa merasa tidak ada
kesempatan siswa untuk mengungkapkan kegalauan mengenai
materi kepada guru, karena mereka merasa guru kurang antusias
dalam membuka sesi tanya jawab.
2) Segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok.
b) Siswa yang tidak memperhatikan cenderung pasif dalam diskusi.
c) Masih ada siswa yang acuh terhadap pelajaran dan model baru
yang diterapkan oleh guru.
d) Sulitnya berinteraksi antara anggota kelompok karena perbedaan
dalam kemampuan akademisnya.
e) Siswa kurang berkonsentrasi pada saat pembelajaran sehingga
kurang paham terhadap materi yang dipelajari.
f) Dari segi nilai pencapaian kompetensi yang diperoleh siswa, nilai
tertinggi adalah 96, nilai terendah adalah 55 dan nilai rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
kelas yaitu 75,61. Siswa yang sudah mencapai standar KKM yaitu
nilai 75 ke atas sebanyak 25 siswa (73,52% siswa). Sedangkan
untuk aspek afektif dan aspek psikomotorik masing-masing
76,67% dan 73.33%. Hasil tersebut telah mencapai target yang
diharapkan yaitu 75% untuk aspek kognitif dan aspek afektif,
sedangkan aspek psikomotorik belum sesuai dengan target yang
diharapkan.
Berdasarkan observasi dan analisis di atas, maka tindakan refleksi yang
dapat dilakukan adalah :
1) Sebaiknya guru memberitahukan materi yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya, sehingga siswa akan lebih siap dalam mengikuti
pelajaran.
2) Guru menerangkan apa maksud dalam pembagian kelompok tersebut
yaitu agar siswa dapat bersosialisasi terhadap teman yang belum akrab
serta dapat bekerjasama sehingga dapat mengikuti pelajaran dengan
baik.
3) Sebaiknya guru dalam pembagian alokasi waktu untuk tanya jawab
lebih banyak.
4) Guru lebih merata dalam memberi pertanyaan, sehingga siswa
mendapat kesempatan menjawab.
5) Guru harus lebih dapat mengorganisir kegiatan anggota kelompok
(memantau setiap kelompok pada waktu mengerjakan tugas).
6) Guru harus dapat mengamati dan memahami kondisi siswa pada saat
pembelajaran berlangsung.
7) Mempersiapkan sebaik mungkin diskusi yang akan dilakukan.
8) Mengecek secara menyeluruh keadaan siswa saat diskusi berlangsung.
2. Siklus 2
Penerapan pembelajaran memproses perjalanan bisnis pada siklus 2
melalui model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated
Instruction atau Teams Assited Individualization) adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
a. Perencanaan Tindakan Siklus 2
Kegiatan perencanaan Tindakan 2 dilaksanakan pada hari Kamis
27 Oktober 2011 di ruang guru SMK Wikarya Karanganyar. Guru bersama
peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis
dan refleksi dari siklus 1, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan
tindakan pada siklus 2 akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni
pada hari Kamis yaitu tanggal 3 November 2011, 10 November 2011 dan
17 November 2011, dengan rancangan sebagi berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran
memproses perjalaan bisnis dengan menggunakan model Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai
berikut:
a) Pertemuan Pertama
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
(2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk
membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik
siswa maupun kelas.
(3) Membagi kelompok seperti pada siklus 1.
(4) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada
kaitannya dengan macam-macam perjalanan bisnis dengan
sedikit membahas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan
pada pertemuan sebelumnya.
(5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
(6) Guru memberikan permasalahan mengenai materi pemesanan
dan daftar perjalanan bisnis untuk didiskusikan sebelum guru
menerangkan.
(7) Siswa mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru
dengan kelompoknya masing-masing dengan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Instruction atau Teams Assited Individualization)sesuai
dengan kemampuan awal mereka.
(8) Guru mempersilahkan salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok
lain boleh berpendapat atau bertanya.
(9) Guru menerangkan materi pelajaran secara perlahan agar
siswa dapat memahami dengan baik tentang pemesanan dan
daftar perjalanan bisnis, siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan seksama.
(10)Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
mengerti untuk bertanya.
(11) Siswa mengerjakan melalui diskusi dengan anggota
kelompoknya agar terjadi interaksi dalam kelompok tersebut
dan siswa yang sudah paham mengajari temannya yang
belum mengerti.
(12)Guru berkeliling mengamati bagaimana kegiatan kerja
kelompok yang dilakukan oleh siswa dan memastikan tidak
ada siswa yang pasif.
(13)Guru mempersilahkan kelompok mengerjakan tugas
kelompoknya di depan kelas jika tidak ada guru
menggunakan cara acak.
(14) Siswa mengamati pekerjaan siswa yang maju di depan dan
guru membahas pekerjaan siswa.
(15) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
mengerti untuk bertanya.
(16) Guru dan siswa memberikan kesimpulan tentang materi yang
diajarkan.
(17) Guru memberikan tugas untuk mempelajari materi yang akan
digunakan untuk diskusi pada pertemuan berikutnya.
(18) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam penutup.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
b) Pertemuan Kedua
(1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa, dan
mengkondisikan siswa untuk siap memulai pelajaran.
(2) Guru menyuruh untuk berkumpul dengan kelompok masing-
masing sepert siklus 1.
(3) Guru mengulas materi yang lalu serta menjelaskan tujuan
pembelajaran.
(4) Guru melakukan pembelajaran dengan diskusi Teams
Acclerated Instructions dimana setiap kelompok
mendiskusikan materi membuat daftar perjalanan bisnis yang
diberikan guru. Semua kelompok juga bertanggung jawab
untuk mengkoordinir setiap anggotanya dalam menyelesaikan
diskusi. Dan juga bertanggung jawab atas penguasaan materi
dari masing-masing anggota kelompok karena saat
pembahasan nanti guru akan mengacak siswa yang akan
mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum
mengerti untuk bertanya.
(6) Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.
(7) Guru memberikan tugas untuk mengerjakan soal di dalam
modul dan menyuruh siswa belajar materi karena pada
pertemuan berikutnya akan di adakan ulangan.
(8) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
c) Pertemuan Ketiga
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
(2) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir
atas materi yang telah dibahas.
(3) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir dan meminta
siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
(4) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat
mencerminkan tingkat kemampuan mereka dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib
dan tenang.
(5) Guru meminta lembar jawab soal.
(6) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah diberikan agar
siswa mengetahui letak kesalahannya.
(7) Guru menutup pembelajaran dengan motivasi dan salam.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk
materi kompentensi pemesanan dan daftar perjalanan bisnis .
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus)
sebagai penilaian aspek kognitif. Instrumen nontes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan 2
Pelaksanaan tindakan 2 dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 3, 10, dan 17 November
2011 di ruang kelas XII AP 1. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45
menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan
tindakan 2 hampir sama dengan pelaksanaan tindakan 1, hanya ada sedikit
berbeda pada pelaksanaan tindakan 2 ini terdapat penguatan yang masih
diperlukan dari tindakan 1. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan
tindakan 2 juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan 1.
Materi pada pelaksanaan tindakan 2 ini adalah Pemesanan dan
daftar perjalanan bisnis. Pada pertemuan pertama, siswa diminta diskusi
mengenai materi pemesanan dan daftar perjalanan bisnis dan guru
menerangkan materi secara jelas, kemudian pada pertemuan kedua, siswa
diminta untuk berdiskusi secara berkelompok sesuai kelompok mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
masing-masing dengan materi yang telah dijelaskan oleh guru pada
pertemuan pertama yaitu tentang pemesanan dan daftar perjalanan bisnis.
Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus 2.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan Pertama (Kamis, 3 November 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. Ada beberapa
siswa yang terlambat yaitu Riana dan Sulastri. Guru meminta
untuk menyesuaikan diri dan tidak membuat gaduh.
b) Guru mengecek kesiapan siswa untuk memulai pembelajaran.
c) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa yang mempunyai kemampuan akademik
yang berbeda anggota kelompok sama seperti siklus 1. Pembagian
kelompok didasarkan pada pembagian kelompok pada siklus 1
yaitu berdasarkan pada kemampuan akademik siswa didasarkan
atas nilai ujian akhir semester.
d) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran membahas
hasil evaluasi materi memproses perjalan bisnis yang telah
dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya. Arista, Liza, Puri, dan
Yuli bertanya mengenai hasil evaluasi serta letak kesalahan
pekerjan mereka dan guru menjawab.
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan guru memberikan
pengantar pemesanan dan daftar perjalanan bisnis, sebagian besar
siswa sudah memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima
pelajaran.
f) Guru memberi permasalahan tentang pemesanan dan daftar
perjalanan bisnis kepada masing-masing kelompok sesuai
kemampuan awal sebelum diterangkan materi pokok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
g) Siswa mendiskusikan dengan masing-masing kelompoknya
mengenai pemesanan dan daftar perjalanan bisnis dan guru
memimpin jalannya diskusi.
h) Guru menpersilakan salah satu kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi dan ada satu kelompok yang beranggotakan Caprini,
Desi, Puri, Witranti, dan Suciati mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Sinta, Tri Lestari, Epa dan Kristanti mewakili
kelompoknya bertanya dan menambah penjelasan dari hasil
presentasi. Kelompok yang mempresentasikan menjawab dan
memperjelas penjelasan.
i) Guru menerangkan materi masalah yang didiskusikan tentang
pemesanan dan daftar perjalanan bisnis dengan perlahan agar siswa
dapat memahami dengan baik dan siswa memperhatikan penjelasan
guru dengan seksama.
j) Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham
untuk bertanya. Trini dan Puji bertanya mengenai pemesanan dan
daftar perjalanan bisnis dan guru menjawab
k) Guru meminta setiap kelompok untuk mengerjakan materi diskusi
yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok agar berdiskusi dan
semua anggota kelompok harus mengerti apa yang mereka
kerjakan karena guru memberikan pertanyaan untuk dijawab oleh
anggota kelompok masing-masing secara acak.
l) Pada saat siswa berdiskusi dan mengerjakan materi diskusi, guru
berkeliling mengecek keaktifan siswa dalam kelompok agar semua
siswa berperan dalam kelompoknya serta siswa mau bertanya
apabila mereka masih mengalami kesulitan atau merasa kurang
paham dari penjelasan guru.
m) Guru menyuruh beberapa siswa untuk mempresetasikan
pekerjaanya didepan kelas yaitu Eka Lestari, Mesti, Rubi, Trini,
dan Wiky. Guru menyuruh siswa untuk bertanya bagi yang berbeda
jawaban atau belum mengerti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
n) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
o) Guru memberikan tugas rumah untuk masing-masing kelompok.
p) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
2) Pertemuan Kedua (Kamis, 10 November 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. Guru
mengecek kesiapan siswa untuk memulai pelajaran.
b) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya
masing-masing.
c) Guru membagi siswa menjadi 7 kelompok yang masing-masing
beranggotakan 4-5 siswa yang mempunyai kemampuan akademik
yang berbeda anggota kelompok sama seperti siklus 1. Pembagian
kelompok didasarkan pada pembagian kelompok pada siklus 1
d) Guru melakukan motivasi dengan tanya jawab mengenai materi
sebelumnya. Beberapa siswa antusias dalam menjawab pertayaan
yang diberikan guru. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
e) Guru melakukan pembelajaran dengan diskusi, guru meminta
masing-masing anggota kelompok untuk menempatkan diri ke
meja kelompok yang telah ditetapkan, mereka akan berdiskusi
dengan anggota kelompok yang lain terkait dengan materi diskusi
yang akan diberikan dan bertanggung jawab agar masing-masing
anggota mengerti tentang pengerjaan latihan soal yang diberikan.
f) Guru mengadakan pembahasan dari materi diskusi yang ada di
latihan soal pemesanan dan daftar perjalanan bisnis. Guru memilih
secara acak beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil
pekerjaan mereka di depan kelas.
g) Guru menyuruh Endras, Riana, Sintha, dan Sri Lestari untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Siswa yang lainya berhak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
untuk bertanya, Evita dan Desi bertanya mengenai hasil pekerjaan.
Guru memperjelas pembahasan latihan.
h) Guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi yang
diajarkan sebelum menutup pelajaran.
i) Guru menutup pelajaran dengan motivasi dan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Kamis, 17 November 2011)
a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan melakukan
presensi siswa. Guru mengkondisi siswa dan mengecek kesiapan
siswa untuk memulai pembelajaran.
b) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas
materi yang dibahas.
c) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir dan meminta siswa
agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
d) Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut
dengan guru sehingga mereka mengerjakan secara mandiri sesuai
kemampuannya.
e) Beberapa menit sebelum jam pelajaran berakhir, seluruh siswa
sudah selesai mengerjakan dan segera dikumpulkan.
f) Guru dapat mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengulas
sedikit jawaban dari evaluasi tersebut sehingga siswa akan
mengetahui letak kesalahannya.
g) Guru menutup pembelajaran dengan motivasi dan salam.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati proses pembelajaran memproses perjalanan
bisnis dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization)di
kelas XII AP 1. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas meja paling
belakang, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati
langsung proses belajar mengajar pada hari itu. Pertemuan pertama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
dilaksanakan pada hari Kamis, 3 November 2011, saat itu guru
menyampaikan evaluasi pelaksanaan siklus 1 dan memberikan materi baru
yaitu pemesanan dan daftar perjalanan bisnis dengan model Pembelajaran
kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization) secara jelas. Sedangkan pada pertemuan kedua hari
kamis 10 November 2011, diadakan diskusi kelompok sesuai kelompok
masing-masing dengan bimbingan guru secara aktif berkeliling untuk
memberikan penjelasan dengan materi ajar pemesanan dan daftar
perjalanan bisnis. Pertemuan ketiga hari kamis, 17 November 2011
digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus 2
agar hasil belajar dari siklus 2 dapat segera diketahui. Dari kegiatan
tersebut, deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran kompetensi
pemesanan dan daftar perjalanan bisnis dengan menggunakan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau
Teams Assited Individualization) sudah dijelaskan secara rinci dalam
pelaksanaan tindakan 2.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar kompetensi dasar pemesanan dan daftar perjalanan bisnis,
diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan
belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa
yang mendapatkan nilai 75 ke atas sebesar 82,34%, dan 17,66%
belum tuntas. Hasil ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 9. Hasil ulangan Harian Akhir Siklus
( Sumber data: nilai kognitif siswa )
2) Berdasarkan hasil opservasi pada proses pembelajaran dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mengikuti pembelajaran dengan
baik sesuai dengan rata-rata aspek afektif siswa sebesar 85% , Hasil
ini ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Nilai Rata-Rata Aspek Afektif Siswa Siklus 2
No Indikator/Aspek yang diamati Presentase Ketercapaian1 Tingkah laku 81.67%2 Kedisiplinan 85%3 Kerapian 83.33%4 Kebersihan 90%
Rata-rata 85%( Sumber data: nilai afektif siswa )
3) Berdasarkan hasil opservasi pada proses pembelajaran dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mengikuti pembelajaran dengan
baik sesuai dengan aspek psikomotor sebesar 81,67%. Hasil ini
ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 11. Nilai Rata-Rata Aspek Psikomotorik Siswa Siklus 2
No Indikator/aspek yang diamati Presentase Ketercapaian
1 Keaktifan 83.33%2 Ketelitian 80%
Rata-rata 81.67%( Sumber data: nilai psikomotorik siswa )
Nilai Jumlah Anak Persentase> 95 3 8.82%
85-94 7 20.58%75-84 18 52.94%65-74 6 14.78%55-64 0 0%44-54 0 0%<44 0 0%
Jumlah 34 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
4) Hasil wawancara pada siklus 2 dari semua siswa menunjukkan adanya
peningkatan sikap antusiasisme mereka karena merasa lebih santai,
menikmati dan lebih percaya diri dalam mengikuti pelajaran dari pada
sebelumnya.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus 2
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus 2,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus 2 ini adalah:
a) Siswa masih mengeluh mengenai suara guru yang kurang jelas
pada saat menerangkan.
b) Guru sudah dapat memahami kondisi siswa meskipun masih dirasa
kurang bagi siswa.
2) Dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa masih kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya di
depan guru, apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 75 ke atas,
sudah mencapai 34 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah
mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas
untuk siklus 2 mencapai 80.5 untuk aspek kognitif sedangkan
untuk aspek afektif dan aspek psikomotorik masing-masing 85%
dan 81.67% dari total siswa. Nilai ini sudah diatas nilai standar.
Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan
dan terbukti bahwa penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe
TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited
Individualization) dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan
dan analisis yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan
pendekatan terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami
kesulitan akan mudah teratasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang
tinggi.
3) Guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas
pembelajaran agar pembelajaran berjalan dengan lancar.
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 dapat
dinyatakan bahwa terjadi peningkatan pencapaian kompetensi belajar siswa pada
mata pelajaran memproses perjalanan bisnis melalui penggunaan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams
Assited Individualization)dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat
dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 12. Profil Hasil Penelitian.
Aspek yang DiukurTarget
Pencapaian Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan
Aspek Kognitif 75% 73.52% 82.34% 8.82%Aspek Afektif 75% 76.67% 85% 8.33%Aspek Psikomotorik 75% 73.33% 81.67% 8.34%(Sumber data: nilai kognitif, nilai afektif dan nilai psikomotorik siklus I serta
siklus II)
Peningkatan kompetensi pembelajaran memproses perjalanan bisnis
tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Berdasarkan grafik hasil penelitian tersebut diatas dapat diketahui bahwa
setelah adanya penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization)berdampak positif
terhadap proses dan hasil kegiatan belajar mengajar mata pelajaran memproses
perjalanan bisnis siswa. Hal tersebut nampak pada aspek kognitif dari segi
ketuntasan hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 15% yaitu 75% pada
siklus I, dan pada siklus II yaitu 90% siswa tuntas. Aspek afektif siswa dalam
kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 8,33% pada siklus 1
sebesar 76,67% dan pada siklus II yaitu 85% siswa aktif. Demikian halnya
dengan aspek psikomotorik mengalami peningkatan sebesar 8,34% yaitu sebesar
73,33% pada siklus I dan 81,67% pada siklus II.
Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Penelitian ini hanya mengguanakan dua silkus karena hal itu
dirasa telah mencukupi dalam memenuhi keperluan penelitian dan keterbatasan
waktu yang diberikan pihak sekolah dalam pelaksanaan penelitian. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) pembuatan perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) penyusunan analisis
dan refleksi tindakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Adapun deskripsi hasil penelitian dari siklus 1 sampai siklus 2 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sebelum melaksanakan siklus 1, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMK Wikarya Karanganyar. Dari hasil survei ini,
peneliti menemukan bahwa kompetensi belajar memproses perjalanan bisnis pada
siswa kelas XII AP 1 SMK Wikarya Karanganyar masih belum merata hal itu
dibuktikan dengan perolehan nilai ulangan yaitu 50% siswa masih dibawah KKM.
Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari
solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model
Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams
Assited Individualization).
Guru kelas bersama-sama peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus 1.
Materi pada pelaksanaan tindakan siklus 1 ini adalah penanganan perjalanan
bisnis. Sebelum guru menjelaskan materi, siswa diminta untuk mengerjakan tugas
kelompok yang kemudian dikerjakan di depan kelas oleh anggota kelompok yang
ditunjuk, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari mendengar
dan memperhatikan guru, melainkan juga dari bekerjasama menyelesaikan suatu
masalah melalui diskusi tetap di dalam bimbingan dan arahan guru. Namun, dari
hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar memproses perjalanan bisnis
pada siklus 1 masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa
kurang aktif dan ada yang belum berperan dalam kelompoknya dalam mengikuti
pembelajaran memproses perjalanan bisnis dan menyelesaikan tugas. Pelaksanaan
diskusi yang belum kondusif. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat
apersepsi. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup
terbatas. Oleh karena itu, peneliti dan guru mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus 2 untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran pada siklus 1.
Materi pembelajaran pada siklus 2 adalah pemesanan dan daftar perjalanan
bisnis, materi ini membahas tentang membuat daftar perjalanan,dokumen yang
harus dibawa pemimpin, rincian biaya perjalanan selama pimpinan tidak ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
ditempat. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa
cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan model Pembelajaran kooperatif
tipe TAI (Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization),
siswa menjadi aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, siswa juga
merasa tidak segan bertanya dengan teman dan temanpun tidak segan mengajari
teman sekelompoknya yang belum paham bahkan dengan guru pun mereka
merasa tidak cangung lagi.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar pada
siklus 2, menunjukan bahwa kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses
sudah menunjukkan peningkatan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat
pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru.
Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar memproses proses
perjalanan bisnis sehingga kompetensi belajar siswa dapat lebih optimal. Namun,
kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah yang
dihadapi pada pembelajaran kompetensi dasar memproses perjalanan bisnis sudah
dapat teratasi dengan cara penerapan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI
(Teams Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization) yang secara
langsung mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran melalui diskusi dengan
pendampingan secara aktif dari guru.
Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran
memproses perjalanan bisnis yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga
berakibat pada meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran. Selain itu,
peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran memproses perjalanan
bisnis dengan menggunakan model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams
Accelerated Instruction atau Teams Assited Individualization) dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa terlihat antusias pada saat awal akan mengikuti kegiatan belajar
mengajar dan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
2) Siswa terlihat bersemangat dalam berperan mengerjakan tugas kelompok
melalui diskusi model Pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated
Instruction atau Teams Assited Individualization) .
3) Siswa merasa mendapatkan tanggung jawab, karena dituntut untuk dapat
menguasai materi dengan baik.
4) Siswa sudah mampu memahami materi memproses perjalanan bisnis
kompetensi dasar melaksanakan perjalanan bisnis.
5) Nilai kompetensi belajar dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru
menunjukkan peningkatan dari siklus 1 sampai siklus 2 yang mana itu
menunjukkan adanya usaha siswa berusaha lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XII AP 1 SMK
Wikarya Karanganyar ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus yang
dilaksanakan meliputi empat tahap, yaitu : (1) pembuatan perencanaan tindakan,
(2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, serta (4) penyusunan
analisis dan refleksi tindakan.
Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut, terdapat
peningkatan kompetensi belajar siswa untuk mata pelajaran memproses perjalanan
bisnis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams Accelerated
Instruction (TAI) pada siswa kelas XII AP 1 SMK Wikarya Karanganyar.
Peningkatan kompetensi belajar mata pelajaran memproses perjalanan bisnis
tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas dalam dua
siklus tindakan diantaranya :
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction
(TAI) dalam melaksanakan pembelajaran.
2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran memproses
perjalanan bisnis dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Teams
Accelerated Instruction (TAI) yang dilakukan oleh para siswa.
3. Guru mengefektifkan siswa di dalam belajar melalui pelaksanaan diskusi
intensif dengan bimbingan aktif dari guru sehingga siswa menjadi lebih aktif
di dalam kegiatan belajar mengajar.
Upaya tersebut terbukti meningkatkan kompetensi belajar memproses
perjalanan bisnis pada siswa kelas XII AP 1 SMK Wikarya Karanganyar. Hal
tersebut dapat terlihat dari beberapa indikator berikut ini :
1. Peningkatan aspek kognitif yang diukur dari tes evaluasi, peningkatan yang
ditunjukkan pada pra siklus ke siklus I sebesar 23,52% dengan nilai
ketuntasan pada pra siklus 50% dan siklus I 73,52%. Kemudian terjadi lagi
pada tahap siklus selanjutnya peningkatan sebesar 8,82% ditunjukkan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
nilai hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 73,52%, dan siklus II
sebesar 82,34%.
2. Aspek afektif siswa mengalami peningkatan dari pra siklus ke siklus I sebesar
10,44% ditunjukkan dengan nilai pra siklus 63,33% dan nilai siklus I 73,77%.
Kemudian terjadi lagi pada tahap siklus selanjutnya peningkatan sebesar
9,81% hal ini dapat ditunjukkan pada siklus I sebanyak 73,77% dan siklus II
sebesar 83,58%.
3. Aspek psikomotorik siswa mengalami peningkatan sebesar 11,72%
ditunjukkan dengan nilai pra siklus 60,83% dan nilai siklus I 72,55%.
Kemudian terjadi lagi pada tahap siklus selanjutnya peningkatan sebesar
11,27% hal ini dapat ditunjukkan pada siklus I sebanyak 72,55% dan siklus II
sebesar 83,82%.
Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari penggunaan model
pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction (TAI) dalam
pembelajaran, antara lain :
1. Membantu siswa dalam memahami materi.
2. Melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif.
3. Siswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan melalui diskusi intensif
dalam bimbingan dan arahan guru secara langsung.
4. Mempercepat siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan
dengan lebih kongkret.
5. Menumbuhkan minat belajar mandiri dan menumbuhkan antusiasme siswa
dalam mengikuti pelajaran memproses perjalanan bisnis.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah peneliti kemukakan di atas, maka
dapat dikaji implikasinya, baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis, yaitu
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
1. Implikasi Teoretis
Penerapan model pembelajaran kooperatif Teams Accelerated
Instruction (TAI) dapat meningkatkan kompetensi belajar memproses
perjalanan bisnis siswa kelas XII AP 1 SMK Wikarya Karanganyar.
a. Memperluas wawasan dan pengetahuan bagi pembaca mengenai arti
pentingnya penerapan metode pembelajaran yang bervariasi dan
inovatif yang sudah terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dan kreatif yang pada akhirnya dapat meningkatkan
kompetensi belajar siswa dalam pembelajaran memproses perjalanan
bisnis.
b. Sebagai salah satu sumber acuan bagi peneliti lain yang akan
mengadakan penelitian mengenai masalah ini lebih lanjut.
2. Implikasi Praktis
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction (TAI) dapat
meningkatkan pencapaian kompetensi belajar siswa baik aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Hal ini jadi pertimbangan bagi guru
untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif Teams Accelerated
Instruction (TAI) dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari yang
disesuaikan pula dengan materi pelajaran. Selain itu, penggunaan model
pembelajaran kooperatif Teams Accelerated Instruction (TAI) dapat pula
menjadi pertimbangan bagi guru dalam rangka meningkatkan kompetensi
belajar siswa. Dalam hal peningkatan prestasi, perlu dilakukan perbaikan-
perbaikan dalam penerapan model ini secara terus menerus, khususnya
ketika pengelolaan kelas pada saat berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berlangsung lebih
kondusif. Untuk meningkatkan kompetensi belajar siswa, guru dapat
menerapkan berbagai model pengajaran yang baru dan menarik, yang
dapat memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam kegiatan belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
mengajar yang pada akhirnya membuat siswa tidak jenuh dan menjadi
lebih tertarik pada apa yang akan dipelajari.
C. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saran-
saran sebagai berikut :
1. Bagi Guru
a. Guru diharapkan memberitahukan materi yang akan dilakukan pada
pertemuan berikutnya dan sebelum menyampaikan materi guru
sebaiknya menerangkan maksud pembagian kelompok.
b. Guru perlu memperhatikan pembagian alokasi waktu dalam
pembelajaran. Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan
pendekatan terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan
akan mudah teratasi. Dengan begitu guru lebih merata dalam
memberikan pertanyaan, sehingga semua siswa mendapat kesempatan
untuk menjawab.
c. Guru hendaknya mempersiapkan sebaik mungkin diskusi yang akan
dilakukan danguru mengecek secara menyeluruh keadaan siswa saat
diskusi berlangsung.
d. Guru diharapkan lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran
yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan
guru harus lebih kreatif dalam mengorganisasi aktifitas pembelajaran
agar proses belajar mengajar berjalan dengan lebih optimal.
2. Bagi Siswa
a. Dengan adanya penerapan model pembelajaran kooperatif Teams
Accelerated Instruction (TAI), sebaiknya dimanfaatkan dengan baik oleh
para siswa untuk bekerja sama dalam satu kelompok untuk memecahkan
masalah dan saling mengajari satu sama lain dalam rangka mencapai
kompetensi belajar siswa.
b. Siswa dapat lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta
bersosialisasi dengan siswa lain dan saling bersinergi terhadap siswa lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
untuk saling memperkuat satu sama lain dalam hal mencapai kompetensi
kelas.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti sebagai calon guru harus dapat menerapkan model pembelajaran
yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan.
b. Bagi peneliti lain dapat menerapkan penelitian yang sejenis dengan
penyempurnaan dalam berbagai hal untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik dan optimal.
4. Bagi Kepala Sekolah
a. Kepala sekolah perlu meningkatkan pembinaan dan bimbingan kepada
guru agar keberhasilan dalam proses pembelajaran di kelas tercapai.
b. Kepala Sekolah perlu membuka diri menjalin kerjasama dengan lembaga
pendidikan di luar sekolah untuk lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas.
c. Mensinergikan segenap potensi, termasuk mendorong keterlibatan
komite sekolah yang lebih baik dari waktu kewaktu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
DAFTAR PUSTAKA
Anita Lie. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran1. Surakarta: UNS press.
Mohamad Nur. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains danMatematika UNESA.
Martinis Yamin. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: GPPress.
Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT RemajaRosdakarya.
_________. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT RemajaRosdakarya
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar BaruAlgensindo.
___________. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: RemajaRosdakarya.
Pedoman Penulisan Skripsi. 2012. Surakarta: UNS Press
Redja Mudyahardjo. 2002. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.
Robert E. Slavin. 2008. Cooperative Learning : Teori, Riset, dan Praktik.Bandung: Nusa Indah.
Soedomo Hadi, Marika Soebroto, Suparno, Tojib Basuki, dan Widjihardjo BP.1993. Pengantar Pendidikan. Surakarta: UNS Press.
Sugandi. 2002. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI)Pada Siswa Menengah Umum: Studi SMU N 9 Bandung.http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-1004106-145806 . Diakses 16Juli 2011 Jam 14.45 WIB.
Suhaenah Suparno. 2000. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Dirjen DiktiDepdiknas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT BumiAksara.
____________________. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Endang,dkk. 2010. Modul Memproses Perjalanan Bisnis. Jakarta . Erlangga
Zainal Aqib. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya.