perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah,...

102
HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN TERHADAP KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister program studi PKLH minat utama magister pendidikan geografi Oleh: RITA AGUS SULISTYAWATI S881308004 PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah,...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

i

HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS

SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN TERHADAP KEPUTUSAN

MELANJUTKAN SEKOLAH

TESIS

Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister

program studi PKLH minat utama magister pendidikan geografi

Oleh:

RITA AGUS SULISTYAWATI

S881308004

PROGRAM PASCASARJANA KEPENDIDIKANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2015

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

ii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

iii

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

iv

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Pendidikan saat ini harus melihat dua macam sasaran yakni pendidikan

untuk hidup dan pendidikan untuk menciptakan penghidupan (James

Mason Wood)

Jika anda berfikir untuk menetap di suatu tempat sementara waktu,

belajarlah bertanam padi, jika anda berfikir untuk menetap lama belajarlah

menanam pohon, jika anda berfikir untuk menetap selamanya mulailah

untuk mendidik manusia (Confusius).

Tesis ini kupersembahkan kepada:

1. Abi Muchsin Ahmad

2. Orangtuaku Ibu Sri Utomowati dan

Almarhum Bapak Suripto

3. Suamiku Lilik Purwanto

4. Lentera Hidupku “UKI” dan “CACA”

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas

segala berkat limpahan rahmat dan karunia-Nyalah tesis yang berjudul

“HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS

SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN DENGAN KEPUTUSAN

MELANJUTKAN SEKOLAH” ini dapat diselesaikan.

Selesainya penulisan tesis ini tentu saja bukan semata-mata hasil kinerja

penulis semata, melainkan banyak pihak pula yang ikut berperan memberikan

konstribusi, baik secara moral, spritual, dan finansial. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Rafik Karsidi, M.Pd., selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta atas semua fasilitas yang ada di lingkungan kampus.

2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, MS., selau direktur Program Pascasarjana

UNS yang telah memberikan kesempatan penulis untuk studi di

pascasarjana UNS surakarta.

3. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS.

4. Prof. Dr. Ch. Muryani, M.Si, selaku Ketua Program Studi PKLH

5. Prof. Dr. Sigit Santoso, M.Pd, selaku dosen penguji .

6. Puguh Karyanto, S.Si, M.Si, Ph.D, selaku pembimbing tesis.

7. Dr. Mohammad Gamal Rindarjono, M.Si selaku pembimbing penulis

dalam menyusun tesis ini,

8. Bapak /Ibu Dosen Program Studi Pendidikan PKLH PPs UNS atas semua

bimbingan yang diberikan selama ini.

9. Rekan-rekanku keluarga besar SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan atas

semua dorongan dan bantuan yang telah diberikan

10. Teman-temanku Prodi PKLH Geografi, terima kasih atas dukungan dan

motivasinya.

11. Keluarga kakakku Eni Riptyawati, terima kasih atas dukungan dan

bantuannya.

12. Keluarga adikku, Didi Pramono yang telah memberikan motivasinya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

vii

13. Semua pihak yang telah ikut membantu terselesaikannya karya ini, terima

kasih semuanya

Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna. Meskipun

demikian, penulis berharap mudah-mudahan tesis ini berguna bagi kemajuan

pengajaran Geografi di Sekolah Menengah Pertama secara umum dan SMP

Negeri 3 Kradenan khususnya.

Surakarta, Januari 2015

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

viii

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul .................................................................................................. i

Halaman Persetujuan ....................................................................................... ii

Halaman Pernyataan Orisinalitas dan Hak Publikasi ................................. iv

Moto dan Persembahan ................................................................................... v

Kata Pengantar ................................................................................................. vi

Daftar Isi ............................................................................................................ viii

Daftar Tabel....................................................................................................... x

Daftar Gambar ................................................................................................. xi

Daftar Lampiran .............................................................................................. xii

Abstrak............................................................................................................... xiii

Abstract ............................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................................ 1B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 7C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 8D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 8E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 9F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 11

A. Kajian Teori .................................................................................................. 111. Kondisi Internal Individual .................................................................... 112. Aksesibilitas ........................................................................................... 173. Pengambilan Keputusan Melanjutkan Sekolah ...................................... 19

B. Kerangka Pikir .............................................................................................. 28C. Hipotesis Penelitian....................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 30

A. Jenis Penelitian.............................................................................................. 30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

ix

B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 34C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 35D. Instrumen Penelitian...................................................................................... 36E. Analisis dan Penyajian Data ......................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 45

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Kradenan ............................................... 48B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 55

1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 552. Pembahasan ............................................................................................ 84

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN .................................... 88

A. Kesimpulan .................................................................................................. 88B. Implikasi ..................................................................................................... 88C. Saran ........................................................................................................... 89

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 90

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penelitian .................................................................................. 34

Tabel 2. nilai α dan derajat reliabilitas ............................................................... 40

Tabel 3. Kriteria Skor Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah ............................ 41

Tabel 4. Keputusan Melanjutkan Sekolah ......................................................... 55

Tabel 5. Kondisi Internal Individual .................................................................. 56

Tabel 6. Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah .................................................. 57

Tabel 7. Aksesibilitas ......................................................................................... 58

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 61

Tabel 9. Hasil Uji Multikolinearitas .................................................................. 62

Tabel 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................. 64

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas Kondisi Internal Individual ................................ 65

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas Aksesibilitas ...................................................... 66

Tabel 13. Hasil Uji Otokorelasi ......................................................................... 67

Tabel 14. Koefisien Regresi Linear Berganda ................................................... 68

Tabel 15. Hasil Uji F .......................................................................................... 69

Tabel 16. Hasil Uji koefisien Determinasi ......................................................... 70

Tabel 17. Data siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu ......................... 73

Tabel 18. Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus .................................... 75

Tabel 19. Data siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan ....................... 77

Tabel 20. data siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panungalan ..................... 79

Tabel 21. Data siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu ......................... 81

Tabel 22. Data siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu ......................... 83

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Teori Perilaku rencanaan (Theory of Planned Behavior) ................. 20

Gambar 2. Kerangka Pikir .................................................................................. 28

Gambar 3. Desain penelitian .............................................................................. 33

Gambar 4. Peta Administrasi kecamatan Kradenen ........................................... 50

Gambar 5. Peta Lokasi SMP Negeri 3 Kradenan ............................................... 52

Gambar 6. Peta Asal Siswa SMP Negeri 3 Kradenan ........................................ 53

Gambar 7. Peta Aksesibilitas Siswa SMP Negeri 3 Kradenan .......................... 54

Gambar 7. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu ........................ 59

Gambar 5. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu ........................ 59

Gambar 6. Peta Asal Siswa SMPN 3 Kradenan ................................................. 51

Gambar 7. Peta Aksesibilitas Siswa SMPN 3 Kradenan ................................... 52

Gambar 8. Diagram Keputusan Siswa melanjutkan Sekolah ............................. 56

Gambar 9. Diagram Batang Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah ................... 57

Gambar 10. Diagram Sarana Trasnportasi yang digunakan Siswa .................... 59

Gambar 11. Diagram Kondisi Jalan yang dilalui Siswa .................................... 59

Gambar 12. Diagram Jarak Rumah Siswa ke Sekolah ....................................... 60

Gambar 13. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu ..................... 72

Gambar 14. Peta Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus ........................ 74

Gambar 15. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan ................... 76

Gambar 16. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan .............. 78

Gambar 17. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu ..................... 80

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

xii

Gambar 18. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu ................... 82

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siwa Melanjutkan Sekolah ............. 94

Lampiran 2. Kuesioner Motivasi Siwa Melanjutkan Sekolah ........................... 95

Lampiran 3. Hasil Uji Instrumen Motivasi Melanjutkan Sekolah ..................... 98

Lampiran 4. Data Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah ................................... 99

Lampiran 5. Data Prestasi Akademik Siswa ...................................................... 105

Lampiran 6. Data Aksesibilitas .......................................................................... 108

Lampiran 7. Data Siswa yang Melanjutkan Sekolah ......................................... 111

Lampiran 8. Konversi Data Penelitian ............................................................... 113

Lampiran 9. Hasil Analisis Data ........................................................................ 119

Lampiran 10. Dokumentasi Kondisi Jalan ......................................................... 123

Lampiran 11. Surat-surat Ijin Penelitian ............................................................ 126

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

xiv

ABSTRAK

RITA AGUS SULISTYAWATI. 2014. HUBUNGAN KONDISI INTERNALINDIVIDUAL DAN AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENANDENGAN KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH. Tesis. Pembimbing I:

Puguh Karyanto, Pembimbing II: Mohammad Gamal Rindarjono. Program StudiPendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup (PKLH). Minat UtamaPendidikan Geografi. Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Bagaimana pengaruhkondisi internal individual siswa terhadap motivasi siswa melanjutkan sekolah, 2.Bagaimana pengaruh aksesibilitas siswa SMP Negeri 3 kradenan terhadapmotivasi siswa melanjutkan sekolah.

Unit analisis dalam penelitian ini adalah siswa SMP di KabupatenGrobogan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisisregresi sebagai analisis statistik inferensial. Data dalam penelitian ini adalah dataprimer yang diperoleh langsung melalui kuesioner. Sedangkan teknik samplingyang digunakan adalah probabiliti sampling. Analisis ANOVA data dilakukanuntuk menentukan apakah hubungan antara variabel signifikan secara statistik.

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan pengujian hipotesis, makapenelitian ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi internalindividual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan siswamelanjutkan sekolah. 2. Aksesibilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadapkeputusan siswa melanjutkan sekolah.

Kata Kunci: Aksesibilitas, Motivasi, Prestasi Akademik, Keputusan Melanjutkan

Sekolah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

xv

Abstract

Rita Agus Sulistyawati. 2014. RELATED CONDITIONS AND INTERNALINDIVIDUAL STUDENT DECISION ON GEOGRAPHICAL CONDITIONSCONTINUING STUDENTS SCHOOL IN THE COUNTRY 3 Kradenan GroboganSMP. Thesis. Supervisor I: Puguh Karyanto, Advisor II: Mohammad Gamal Rindarjono.Education Program for Population and Environment (PKLH). Main Interest in GeographyEducation. Eleven University Graduate Program in March.

The purpose of this study was to determine: 1. How is the internal state of the individualstudent influence on the motivation of students to continue their education, 2. How doesthe geography students to motivate students to continue their education.

The unit of analysis in this study were junior high school students in Grobogan This studyuses a quantitative approach to regression analysis as inferential statistical analysis. Thedata in this study are primary data obtained through questionnaires directly. While thesampling technique used is probabiliti sampling. ANOVA analysis of the data wasperformed to determine whether the relationship between variables is statisticallysignificant.

Based on the results of data analysis and hypothesis testing conclusion, this study came tothe conclusion as follows: 1. Internal conditions individually have a significant impact onthe student's decision to continue school. 2. Geographical conditions have a significantinfluence on students' decision to continue school. 3. The internal condition of theindividual and Conditions geographical conditions together have a significant influenceon students' decision to continue school.

Keywords: Geographic Conditions, Motivation, Achievement, Continuing School.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Hal

ini dibuktikan dengan adanya semboyan “Belajar sepanjang hayat” yang

mengindikasikan betapa besarnya peranan pendidikan. Selain itu, pendidikan juga

merupakan wahana yang penting untuk menciptakan generasi muda sebagai

penerus bangsa agar pembangunan bangsa berkualitas. Lebih spesifik lagi,

pendidikan dalam kemajuan suatu bangsa dan masyarakat merupakan hal yang

sangat penting. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus selalu

ditingkatkan dan dijaga mutunya. Jika mutu pendidikan rendah, maka akan

berdampak pada ketidaktepatan investasi pendidikan, bahkan dapat pula

menimbulkan masalah sosial baru ke depannya (Furqon, 2007). Pendidikan

dikatakan sebuah investasi jangka panjang karena dapat menghasilkan insan-insan

terdidik yang akan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer,

pendidikan memegang peranan penting. Pada saat orang–orang berlomba untuk

mengenyam pendidikan setinggi mungkin, tetapi disisi lain ada sebagian

masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari

tingkat dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu ada juga

anggota masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada

akhirnya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan putus sekolah

1

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

2

seperti keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi, kurangnya

fasilitas pendidikan dan karena adanya faktor lingkungan (pergaulan).

Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah,

secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak

bisa mendapatkan haknya karena berbagai kondisi yang melatarbelakanginya.

Diantara contohnya adalah anak putus sekolah dan tidak bisa melanjutkan ke

jenjang yang lebih tinggi. Kondisi tersebut berasal dari siswa secara pribadi

sebagai pelaku dan dan lingkungan sebagai faktor eksternal memegang peranan

penting dalam proses. Diantara faktor internal dari diri siswa yang mempengaruhi

adalah prestasi belajar dan kemauan pribadi (motivasi), sedangkan faktor dari luar

yang berpengaruh adalah teman-teman sebayanya, faktor keluarga, dan kondisi

masyarakat. Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Syah (2011: 132, 139) bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar adalah adany faktor internal dan

faktor eksternal. Faktor Internal seperti intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi.

Faktor Eksternal seperti lingkungan sosial (keluarga, guru dan staf, masyarakat,

dan teman) dan lingkungan non sosial (rumah, sekolah, peralatan, dan alam).

Motivasi adalah salah satu faktor internal yang mempengaruhi proses

belajar. Motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga (force) atau daya

(energy) atau keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan

(preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik

disadari maupun tidak disadari (Makmun, 2005: 37). Sehingga motivasi dapat

mempengaruhi pola pikir dan tindakan sesorang untuk melakukan sesuatu di masa

sekarang maupun di masa yang kan datang. Bagi seorang siswa motivasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

3

mempunyai peranan penting dalam proses pendidikannya. Dalam melakukan

semua aktifitas belajarnya seorang anak (siswa) membutuhnya dorongan atau

motivasi yang mampu membuatnya terus bersemangat dalam belajar.

Motivasi sangat diperlukan seorang siswa dalam melanjutkan sekolah.

Sehingga hal tersebut akan jelas berpengaruh terhadap hasil belajar, prestasi

belajar, dan proses pendidikan anak (siswa) dalam menempuh pendidikan dari

satu jenjang ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan

Sardiman (2001: 74) bahwa motivasi memiliki peran sebagai berikut: 1) Motivasi

itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia,

perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam

system neurophysiological yang ada pada organisme manusia; 2) Motivasi

ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi seseorang. Motivasi dalam

hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat

menentukan tingkah laku manusia; 3) Motivasi akan dirangsang karena adanya

tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi

yakni tujuan.

Motivasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu motivasi internal dan

motivasi eksternal. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Uno (2007) bahwa

motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri

seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan

kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan. Motivasi

seseorang dapat ditimbulkan dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri

(intrinsik) dan dari lingkungan (ekstrinsik) (Elliot et al., 2000). Motivasi intrinsik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

4

bermakna sebagai keinginan dari diri sendiri untuk bertindak tanpa adanya

rangsangan dari luar (Elliott, 2000). Motivasi intrinsik akan lebih menguntungkan

dan memberikan keajegan dalam proses belajar seorang siswa. Sedangkan

motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu dan

tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliott et al.

(2000) mencontohkan motivasi ekstrinsik dengan nilai, hadiah, dan/atau

penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang.

Sebagai contohnya, dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya

penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan

memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat

terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar

seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka

orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat

belajar dengan baik di perlukan proses dan motivasi yang baik, memberikan

motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar ia mau atau

ingin melakukan sesuatu. Bahkan secara lebih luas motivasi tersebut dapt

mempengaruhi niat/kemauan anak untuk melanjutkan sekolah.

Keputusan siswa melanjutkan sekolah selain dipengaruhi oleh motivasi

juga dipengaruhi aksesibilitas tempat tinggal siswa dan sekolah tujuan siswa.

Kondisi geografis tersebut mempengaruhi aksesbilitas siswa terhadap sekolah.

Faktor aksesbilitas tersebut antara lain meliputi jarak, kondisi jalan, transportasi,

topografi wilayah, dan lokasi. Semakin sulit aksesbilitas maka semakin

mempersulit siswa untuk mencapai sekolah dan sebaliknya semakin mudah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

5

aksesbilitas maka akan semakin mempermudah siswa untuk mencapai sekolah.

Faktor aksesbilitas tersebut akan berpengaruh terhadap motivasi dan kemauan

siswa melanjutkan sekolah.

Keputusan siswa melanjutkan sekolah dapat dipelajari melalui adanya

hubungan sebab akibat dari berbagai faktor. Hal tersebut dapat dijelaskan melalui

Theory of Planned Behavior (Teori Tindakan Terencana). Teori perilaku

terencana berfokus pada niat perilaku, indikasi kesiapan individu untuk

melakukan perilaku tertentu (Ajzen, 2001). Niat Perilaku ditentukan oleh tiga

jenis konstruksi yaitu sikap perilaku, norma subyektif dan persepsi pengendalian

perilaku. Sikap perilaku atau sikap terhadap perilaku positif atau negatif tentang

evaluasi individu tentang perilaku tertentu yang akan atau telah dilakukan (Ajzen

2001). Norma subyektif adalah tentang norma dan sanksi ada dalam masyarakat

(Loomis dan Beegle, 1975). Kontrol perilaku yang dirasakan adalah tentang self-

efficacy dan persepsi tentang kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh

aktor (Muhmin, 2006). Sehingga dengan adanya teori tindakan terencana ini

keterkaitan fenomena dan permasalahan niat/motivasi siswa melanjutkan sekolah

dengan berbagai faktor yang melatar belakanginya dapat diamati dan dipelajari.

Beberapa kasus menunjukkan bahwa kesuksesan anak dalam

melanjutkan jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi juga ditentukan oleh

prestasi akademiknya selama menempuh pendidikan di suatu jenjang pendidikan.

Pada umumnya anak yang prestasi akademiknya baik akan memiliki peluang yang

baik untuk melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya. Anak yang prestasi

akademiknya sangat tidak baik akan kesulitan untuk melanjutkan sekolah ke

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

6

tingkat selanjutnya, karena pada umumnya sekolah mensyaratkan prestasi

akademik maupun kemampuan tertentu untuk diterima masuk ke suatu sekolah.

Permasalahan-permasalahn serta fenomena-fenomena anak sekolah juga

terjadi di Kabupaten Grobogan. Hal tersebut diantaranya dapat diungkapkan

bahwa jumlah siswa SD/SLTP yang tidak melanjutkan sekolah di Kabupaten

Grobogan jika diukur dari angka partisipasi murni (APM) jumlah partisipasi siswa

yang melanjutkan pendidikan tergolong rendah. Berdasarkan data statistik dinas

pendidikan Kabupaten Grobogan anak usia sekolah yang bersedia melanjutkan

sekolah tidak lebih dari 30% (Suara Merdeka, Jumat 13 Juli 2007). Rendahnya

partisipasi sekolah tersebut disebabkan berbagai hal. Seperti, tingkat

kesejahteraan, kondisi geografi, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan

pendidikan, dan kondisi siswa yang bersangkutan sebagai pembelajar. Hal yang

umum terjadi di Kabupaten grobogan juga terjadi secara spesifik di SMP Negeri 3

Kradenan Grobogan. Siswa SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan memiliki berbagai

latar belakang (teman, keluarga, masyarakat) yang berbeda-beda antara satu siswa

dengan siswa yang lainnya. Selain latar belakang siswa juga terdiri dari bermacam

karakter dan potensi yang berbeda. Diantara potensi tersebut terwujud kedalam

prestasi belajar.

Permasalahan-permaslahan pendidikan yang telah diuraikan diatas, yaitu

aksesibilitas, prestasi akademik siswa, motivasi siswa melanjutkan sekolah dan

siswa melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya juga terjadi di di SMP Negeri 3

Kradenan Kabupaten Grobogan. Dengan adanya permasalahan yang ada di SMP

Negeri 3 Kradenan tersebut maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

7

judul “HUBUNGAN KONDISI INTERNAL INDIVIDUAL DAN

AKSESIBILITAS SISWA SMP NEGERI 3 KRADENAN TERHADAP

KEPUTUSAN MELANJUTKAN SEKOLAH”.

B. Identifikasi masalah

1. Apa penyebab sedikitnya jumlah siswa SMP yang melanjutkan ke

SMA/SMK/MA?

2. Apakah terdapat foktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

keputusan siswa melanjutkan sekolah?

3. Apakah prestasi akademik siswa dapat mempengaruhi keputusan siswa

melanjutkan sekolah?

4. Apakah motivasi siswa berpengaruh terhadap keputusan melanjutkan

sekolah?

5. Apakah kondisi ekonomi orang tua mempengaruhi motivasi siswa

melanjutkan sekolah?

6. Apakah jarak rumah ke sekolah berpengaruh terhadap keputusan siswa

melajutkan sekolah?

7. Apakah kondisi jalan dan sarana transportasi menjadi penyebab sedikitnya

siswa yang melanjutkan sekolah?

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

8

C. Pembatasan Masalah

Faktor-faktor yang akan dikaji pengaruhnya terhadap keputusan siswa

melanjutkan sekolah dibatasi pada kondisi internal individual dan aksesibilitas.

1. Kondisi internal yang dikaji dalam penelitian ini dibatas pada prestasi

akademik dan motivasi melanjutkan sekolah.

2. Aksesibiltas yang dikaji dalam penelitian ini hanya dibatasi pada jarak,

kondisi jalan, dan sarana transportasi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas penulis

mengajukan beberapa rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan kondisi internal individual siswa dengan

keputusan melanjutkan sekolah

2. Apakah terdapat hubungan aksesibilitas dengan keputusan melanjutkan

sekolah

3. Apakah terdapat hubungan antara kondisi internal dan aksesibilitas secara

bersama-sama dengan keputusan siswa melanjutkan sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

9

E. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya,

maka dapat dirumuskan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan kondisi internal individual siswa terhadap

keputusan siswa melanjutkan sekolah

2. Untuk mengetahui hubungan aksesibilitas terhadap keputusan siswa

melanjutkan sekolah

3. Untuk mengetahui hubungan antara kondisi internal dan aksesibilitas

secara bersama-sama dengan keputusan siswa melanjutkan sekolah

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan tercapai dari hubungan kondisi internal

individual dan aksesibilitas dengan keputusan siswa melanjutkan sekolah ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para peneliti selanjutnya

yang tertarik terutama dibidang pendidikan dan sosial masyarakat. Kondisi

internal individual dan aksesibilitas siswa merupakan bahasan yang menarik

untuk dikaji, mengingat kedua hal tersebut merupakan dua hal yang tidak dapat

terpisahkan dari siswa itu sendiri.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

10

2. Manfaat Praktis

Dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan bagi sekolah dan dinas

pendidikan untuk menyusun strategi-strategi guna meningkatkan angka partisipasi

sekolah siswa di Kabupaten Grobogan. Bagi orang tua penelitian ini dapat

menjadi dasar dalam mempersiapkan dan memotivasi anaknya untuk dapat

memperleh pendidikan yang seluas-luasnya dan setinggi-tingginya. Bagi

masyarakat penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk mulai membangun budaya

dan kultur pendidikan di lingkungan masyarakat sehingga pendidikan dijadikan

sebagai kebutuhan yang vital. Sedangkan bagi siswa penelitian ini dapat menjadi

wawasan agar ia memaksimalkan segala potensi dalam dirinya untuk memperoleh

pendidikan yang layak dan cukup.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Kondisi Internal Individual

Syah (2011: 132, 139) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi proses belajar seseorang adalah adanya faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor Internal contohnya seperti intelegensi, sikap, bakat, dan

motivasi. Faktor internal tersebut dalam penelitian ini secara spesifik dikhususkan

pada prestasi akademik dan motivasi, kedua hal tersebut merupaan representasi

dari: intelegensi, sikap, bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor eksternal yang

mempengaruhi proses belajar dapat dicontohkan seperti lingkungan sosial

(keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan teman) dan lingkungan non sosial

(rumah, sekolah, peralatan, dan alam).

a. Motivasi

1) Definisi Motivasi

Istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Kata “motif”

diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu (Sardiman, 2005: 73). Menurut Purwanto (2007: 60) motif adalah tingkah

laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang, sedangkan menurut Nasution

(2000: 73), motif adalah segala daya yang mendorog seseorang untuk melakukan

sesuatu.

11

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

12

Menurut Makmun (2005: 37) menjelaskan bahwa meskipun para ahli

mendifinisikannya dengan cara dan gaya yang berbeda, namun esensinya menuju

maksud yang sama, yaitu motivasi merupakan suatu kekuatan (power) atau tenaga

(force) atau daya (energy) atau keadaan yang kompleks (a complex state) dan

kesiapsediaan (preparatory set) dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan

tertentu, baik disadari maupun tidak disadari. Penjelasan Makmun ini juga dapat

dikatakan bahwa motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri

seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu

perbuatan dengan tujuan tertentu.

Menurut Sardiman (2001: 74), dalam motivasi terkandung tiga unsur

penting, yaitu :

1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia, perkembangan motivasi akan membawa beberapa

perubahan energi di dalam system neurophysiological yang ada pada

organisme manusia.

2) Motivasi ditandai dengan munculnya rasa (feeling) atau afeksi seseorang.

Motivasi dalam hal ini relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi

dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini

sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi yakni tujuan.

Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri

seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

tujuan (Hamalik, 2003: 158). Dengan pengertian ini, dapat dikatakan bahwa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

13

motivasi adalah sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya

suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut

dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian

bertindak atau melakukan sesuatu.

Motivasi adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas. Masih

dalam artikel yang ditulis oleh Sumarni (2005), motivasi secara harafiah yaitu

sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar,

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan secara

psikologi, berarti usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang

tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya,

atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.

Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri

maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan

kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada

kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek itu dapat tercapai. Atau

keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan

menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu)

yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar,

sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

14

2). Jenis-Jenis Motivasi

Makmun (2005: 37) membagi motivasi kedalam beberapa kelompok

sebagai berikut:

1) Motif primer atau motif dasar. Motif primer merupakan motif yang tidak

dipelajari yang untuk ini sering juga digunakan istilah dorongan (drive).

Motif ini dibedakan dalam :

Dorongan fisiologis yaitu bersumber pada kebutuhan organis antara

lain rasa lapar, haus, istirahat, an lainnya. Kebutuhan ini lebih bersifat

untuk melangsungkan hidup seseorang.

Dorongan psikologis atau dorongan kejiwaan dalam diri seseorang

seperti rasa takut, kasih sayang, dan lainnya.

Motif-motif dalam kategori primer pada umumnya terjadi secara natural

dan instinctif.

2) Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya

pengalaman, atau dipelajari. Termasuk dalam motif sekunder ini adalah

motif berprestasi, motif-motif social sepeti ingin diterima, status, afiliasi,

dan sebagainya.

Daru uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi adalah dua faktor

penting ialah timbulnya gairah (pengaktifan, pemicu), pengarah (pilihan) perilaku.

Timbulnya gairah telah memuaskan perhatian pada pertanyaan: apa yang dapat

membuat orang menjadi aktif, keadaan apa yang membuat orang menjadi

bergairah sehingga mereka ingin berlaku sebaik mungkin. Dan jika seseorang

sudah digairahkan, apa yang membuat ia akan menuju ke arah tertentu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

15

Jadi uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, motivasi dianggap sebagai

fenomena individual. Setiap individu unik dan semua teori motivasi utama

diijinkan dengan satu dan lain jalan, memperkenankank keunikan ini supaya

terlihat (yaitu setiap orang mempunyai kebutuhan, harapan, nilai, sikap, riwayat,

perkuatan, dan sasaran yang berbeda.

3). Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

Motivasi adalah dorongan dari dalam individu untuk melakukan sesuatu.

Minat biasanya ditunjukkan melalui kuatnya kemauan untuk berbuat, ketekunan

dalam mengerjakan, keuletan menghadapi kesulitan, dan lain-lain.

Pendidikan berikutnya adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tingkat atas yaitu SMA/SMK/MA, satuan pendidikan yang

menyelenggarakan SMA/SMK/MA disebut pendidikan berikutnya.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Motivasi Siswa

Melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya adalah semangat dan kecenderungan

yang mengandung unsur perasaan senang, keinginan, perhatian, ketertarikan,

kebutuhan, harapan, dorongan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke

tingkat selanjutnya setelah lulus dari SMP Negeri 3 Kradenan Kabupaten

Grobogan , yaitu ketingkat SMA/SMK/MA.

2. Prestasi Akademik

Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang

diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi akademik

menurut Azwar (2002) adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

16

seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam

program pendidikan.

Selanjutnya menurut Suryabrata (2004) prestasi akademik adalah hasil

belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana

di sekolah prestasi akademik mahasiswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka

atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain

atau mahasiswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik

yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan

bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai

mahasiswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan

pelajaran tersebut.

Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa prestasi akademik adalah hasil atau pencapaian yang diperoleh mahasiswa

dari aktivitas belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu.

Menurut Azwar (1996) prestasi atau keberhasilan belajar dapat

dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator berupa:

a. Nilai raport

Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar mahasiswa.

Mahasiswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan

yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah.

b. Indeks prestasi akademik

Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk

angka atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

17

prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar.

c. Angka kelulusan

Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan

suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator

penting prestasi belajar.

d. Predikat kelulusan

Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam

menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks

prestasi yang dimiliki

e. Waktu tempuh pendidikan

Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya menjadi

salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan studinya lebih awal

menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang

melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik.

2. Aksesibilitas

Kemauan siswa melanjutkan sekolah di daerah-daerah berbeda dengan

siswa di wilayah perkotaan. Di wilayah perkotaan faktor aksesbilitas menuju

sekolah tujuan sangat mudah. Namun hal itu berbeda dengan daerah selain kota

dan pedalaman. Aspek mobilitas siswa menuju lokasi sekolah di daerah selain

kota sangat dipengaruhi oleh kondisi geografisnya yang dikenal dengan

aksesbilitas wilayah. Aksesibilitas wilayah merupakan kemudahan untuk

mengakses sarana dan prasarana baik fisik maupun sosial dan antara wilayah satu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

18

dengan wilayah yang lainnya. Menurut Magribi (1999) bahwa aksesibilitas adalah

ukuran kemudahan yang meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan

perpindahan antara tempat-tempat atau kawasan dari sebuah sistem.

Salah satu variabel yang dapat dinyatakan apakah tingkat aksesibilitas itu

tinggi atau rendah dapat dilihat dari banyaknya sistem jaringan yang tersedia pada

daerah tersebut. Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah

tersebut maka semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya

semakin rendah tingkat aksesibilitas yang didapat maka semakin sulit daerah itu

dijangkau dari daerah lainnya (Bintarto, 1989). Tingkat aksesibilitas wilayah juga

bisa di ukur berdasarkan pada beberapa variabel yaitu ketersediaan jaringan jalan,

jumlah alat transportasi, panjang, lebar jalan, dan kualitas jalan.

Adanya aksesibilitas ini diharapkan dapat mengatasi beberapa hambatan

mobilitas, baik berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya mengakses jalan

raya, pertokoan, gedung perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan, lokasi industri

dan rekreasi baik aktivitas non fisik seperti kesempatan untuk bekerja,

memperoleh pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan dan

jaminan hukum (Kartono, 2001).

Faktor yang mempengaruhi mobilitas (pola perpindahan) manusia dari

satu tempat ke tempat lain adalah faktor yang berhubungan dengan: 1) Jarak

mutlak dan jarak relatif antara satu wilayah dan wilayah lainnya, 2) Biaya

angkutan atau biaya transportasi yang memindahkan manusia dari satu tempat ke

tempat lain, 3) Kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antar wilayah,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

19

seperti kondisi jalan, relief wilayah yang dilewati, dan jumlah kendaraan sebagai

sarana transportasi (Soewandi, dkk., 2007: 114-115).

Sehingga berdasarkan uraian materi yang telah disampaikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa faktor geografis dari segi aksesbiltas yang akan

mempengaruhi motivasi siswa melanjutkan sekolah adalah jarak, transportasi, dan

kondisi jalan.

3. Pengambilan Keputusan Melanjutkan Sekolah

Keputusan yang diambil seseorang terhadap xseseorang secara umum

dapat dijelaskan melalui beberapa teori, yaitu: Theory of Planned Behavior (teori

tindakan terencana), Theory of Symbolic Interaction (teori interaksionalisme

simbolik), dan teori pengambilan keputusan.

a. Theory of Planned Behavior

Teori perilaku yang direncanakan adalah sebuah teori tentang hubungan

antara sikap dan perilaku. Teori ini juga dapat digunakan untuk menjelaskan

hubungan antara tindakan dan alasan. Teori perilaku terencana berfokus pada niat

perilaku, indikasi kesiapan individu untuk melakukan perilaku tertentu (Ajzen,

2001). Niat Perilaku ditentukan oleh tiga jenis konstruksi yaitu sikap perilaku,

norma subyektif dan persepsi pengendalian perilaku. Sikap perilaku atau sikap

terhadap perilaku positif atau negatif tentang evaluasi individu tentang perilaku

tertentu yang akan atau telah dilakukan (Ajzen 2001). Norma subyektif adalah

tentang norma dan sanksi ada dalam masyarakat (Loomis dan Beegle, 1975).

Kontrol perilaku yang dirasakan adalah tentang self-efficacy dan persepsi tentang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

20

kemampuan dan sumber daya yang dimiliki oleh pelaku (Muhmin, 2006). Niat

Perilaku mendorong perilaku. Paradigma teori perilaku yang direncanakan dapat

digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Teori Perilaku rencanaan (Theory of Planned Behavior)

Faktor-faktor pengendali perilaku tersebut terdiri atas faktor internal dan

eksternal. Faktor-faktor internal antara lain ketrampilan, kemampuan, informasi,

emosi, stres, dsb. Faktor-faktor eksternal meliputi situasi dan faktor-faktor

lingkungan. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, Ajzen memodifikasi TRA

dengan menambahkan anteseden intensi yang ke tiga yang disebut perceived

behavioral control (PBC). Dengan tambahan anteseden ke tiga tersebut, ia

menamai ulang teorinya menjadi Theory of Planned Behavior (TPB). PBC

menunjuk suatu derajat dimana seorang individu merasa bahwa tampil atau

tidaknya suatu perilaku yang dimaksud adalah di bawah pengendaliannya.

Orang cenderung tidak akan membentuk suatu intensi yang kuat untuk

menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia percaya bahwa ia tidak memiliki

Sikap terhadapPerilaku (Attitudetowards Behavior)

Norma Subjektif(Subjective Norm)

Kontrol PerilakuPersepsian (Perceived

Behavior Control)

Niat Perilaku(BehavioralIntention)

Perilaku (Behavior)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

21

sumber atau kesempatan untuk melakukannya meskipun ia memiliki sikap yang

positif dan ia percaya bahwa orang-orang lain yang penting baginya akan

menyetujuinya. PBC dapat mempengaruhi perilaku secara langsung atau tidak

langsung melalui intensi. Jalur langsung dari PBC ke perilaku diharapkan muncul

ketika terdapat keselarasan antara persepsi mengenai kendali dan kendali yang

aktual dari seseorang atas suatu perilaku. Sehingga pada akhirnya terbentuklah

sebuah keputusan dimana keputusan adalah komitmen khusus untuk melakukan

tindakan (Mackrell et al, 2009). Hal ini dapat dianggap sebagai titik awal dari

suatu tindakan atau perilaku.

Dapat disimpulkan, Theory Planned Behavior (TPB) menunjukkan

bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam kepercayaan-kepercayaan,

yaitu: kepercayaan-kepercayaan perilaku (behavioral beliefs), kepercayaan-

kepercayaan tentang ekspektasi-ekspektasi normatif, dan kepercayaan-

kepercayaan kontrol (control beliefs).

b. Theory of Symbolic Interaction

Theory of Symbolic Interaction juga disebut interaksionisme simbolik,

adalah kerangka utama teori sosiologi. Perspektif ini berdasar pada makna

simbolik bahwa orang berkembang dan mengandalkan di proses interaksi sosial.

Meskipun interaksionisme simbolik menelusuri asal-usulnya ke pernyataan Max

Weber bahwa individu bertindak sesuai dengan penafsiran mereka tentang makna

dari dunia mereka, filsuf Amerika George Herbert Mead memperkenalkan

perspektif ini sosiologi Amerika pada tahun 1920.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

22

Teori interaksi simbolik menganalisis masyarakat dengan mengarahkan

makna subjektif bahwa orang menanamkan pada benda, peristiwa, dan perilaku.

Makna subjektif diberi keutamaan karena percaya bahwa orang berperilaku

berdasarkan apa yang mereka percaya dan tidak hanya pada apa yang benar

obyektif. Dengan demikian, masyarakat diperkirakan akan dibangun secara sosial

melalui interpretasi manusia. Orang menafsirkan satu perilaku orang lain dan itu

adalah interpretasi yang membentuk ikatan sosial. Interpretasi ini disebut "definisi

situasi." Misalnya, mengapa orang-orang muda merokok bahkan ketika semua

bukti medis obyektif menunjukkan bahaya melakukannya? Jawabannya adalah

ada pada definisi situasi yang dibuat orang-orang. Studi menemukan bahwa

remaja mendapat informasi dengan baik tentang risiko tembakau, tetapi mereka

juga berpikir bahwa merokok adalah keren, bahwa mereka sendiri akan aman dari

bahaya, dan memproyeksikan bahwa merokok merupakan citra positif kepada

rekan-rekan mereka. Jadi, makna simbolis merokok mengesampingkan bahwa

fakta-fakta yang sebenarnya tentang merokok dan risikonya.

Kritik terhadap teori ini mengklaim bahwa interaksionisme simbolis

mengabaikan tingkat makro penafsiran sosial "gambaran besar." Dengan kata lain,

interactionists simbolis mungkin kehilangan isu-isu yang lebih besar dari

masyarakat dengan berfokus terlalu dekat pada "pohon" daripada "hutan" .

Perspektif ini juga menerima kritik untuk yang menghina pengaruh kekuatan-

kekuatan sosial dan lembaga interaksi individu.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

23

c. Teori Pengambilan Keputusan

Menurut Terry dalam Wahyuningsih (2009), pengambilan keputusan

adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternative yang

ada. Sedangkan menurut Robbins (2001), pengambilan keputusan adalah rasional,

artinya membuat pilihan dengan memaksimalkan nilai-nilai yang konsisten pada

batas tertentu. Ciri umum dari pengambilan keputusan yaitu keputusan merupakan

hasil berfikir dan hasil usaha intelektual , keputusan selalu melibatkan pilihan dari

berbagai alternatif dan keputusan selalu melibatkan tindakan nyata.

Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan banyak diterima

oleh kalangan luas adalah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari

teori ini adalah: pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang

dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya nilai sebagai masalah-

masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain. Tujuan, nilai, atau sasaran

yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan

rangkingnya sesuai dengan urutan kepentingannya. Berbagai alternatif untuk

memecahkan masalah diteliti secara seksama. Akibat-akibat (biaya dan manfaat)

yang ditimbulkan oleh setiap alternatif yang dipilih diteliti. Setiap alternatif dan

akibat yang menyertainya, dapat diperbandingkan dengan alternatif lainnya.

Pembuat keputusan akan memilih alternatif dan akibat yang dapat

memaksimalkan tercapainya tujuan, nilai atau sasaran yang telah digariskan.

Menurut Hakim (2002) ada 6 faktor yang memengaruhi pengambilan

keputusan yaitu: fisik, emosional, rasional, praktikal, interpersonal, dan struktural.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

24

1) Fisik, yaitu didasarkan pada rasa yang dialami tubuh, seperti rasa sakit,

tidak nyaman, atau nikmat. Ada kecenderungan menghindari tingkah laku

yang menimbulkan rasa tidak senang, atau sebaliknya memilih tingkah laku

yang memberikan kesenangan.

2) Emosional, yaitu didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi

pada suatu situasi secara subjektif.

3) Rasional, yaitu didasarkan pada pengetahuan sehingga orang–orang

mendapat informasi, memahami situasi dan berbagai konsekuensinya.

4) Praktikal, yaitu didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan

melaksanakannya. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan

dirinya melalui kemampuan dalam bertindak.

5) Interpersonal, yaitu didasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan sosial yang

ada. Hubungan antar satu orang ke or ang lainnya dapat memengaruhi

tindakan individual.

6) Struktural, yaitu didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.

Lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik

suatu tingkah laku tertentu.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Melanjutkan Sekolah

Melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya merupakan melanjutkan studi

dari SMP ke SMA/SMK/MA. Aktivitas yang dilakukan di pendidikan berikutnya

adalah belajar untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan. Dalam

hal ini berarti sama-sama aktivitasnya adalah belajar maka faktor-faktor yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

25

mempengaruhi minat melanjutkan studi ke pendidikan berikutnya dalam

penelitian ini disamakan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.

Syah (2011: 132, 139) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar sebagai berikut:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan

rohani siswa. Faktor ini meliputi aspek, yakni:

a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah) seperti: mata dan telinga.

b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah) seperti: intelegensi, sikap, bakat,

dan motivasi.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar

siswa. Faktor ini meliputi:

a) Lingkungan sosial, seperti: keluarga, guru dan staf, masyarakat, dan

teman.

b) Lingkungan non sosial, seperti: rumah, sekolah, peralatan, dan alam.

3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning) yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. Faktor ini meliputi:

a) Pendekatan tinggi, seperti: speculative, achieving

b) Pendekatan sedang, seperti: analytical, deep

c) Pendekatan rendah, seperti: reproductive, surface

Slameto (2010: 54) menggolongkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor

ekstern.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

26

1) Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang belajar.

Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu:

a) Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.

b) Faktor psikologis, seperti: intelegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan,

kesiapan.

c) Faktor kelelahan.

2) Faktor Eksternal

a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua,

latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Sukamadinata (2003: 162-165), berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar bersumber pada dirinya atau di luar dirinya atau

lingkungannya.

1) Faktor-faktor dari dalam diri individu yang menyangkut aspek jasmaniah

maupun rohaniah. Jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari

individu. Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis,

kemampuan-kemampuan intelektual, sosial, psikomotor serta kondisi afektif dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

27

konatif dari individu. Sedangkan kondisi intelektual menyangkut tingkat

kecerdasan, bakat-bakat, penguasaan siswa akan pengetahuan atau pelajaran-

pelajarannya yang lalu. Kondisi sosial menyangkut hubungan siswa dengan orang

lain, baik gurunya, temannya, orang tuanya maupun orang-orang yang lainnya.

Hal lain yang ada pada diri individu adalah ketenangan dan ketentraman psikis,

motivasi belajar, keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, seperti

keterampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-

tugas, dan lain-lain. Keterampilan-keterampilan tersebut merupakan hasil belajar

sebelumnya.

2) Faktor-faktor lingkungan, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa,

baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat. Di dalam lingkungan keluarga adalah keadaan rumah dan

ruangan tempat belajar, sarana dan prasarana belajar yang ada, suasanan dalam

rumah tenang atau gaduh, suasana lingkungan di sekitar rumah, keutuhan

keluarga, iklim psikologis, iklim belajar dan hubungan antar anggota keluarga.

Lingkungan sekolah meliputi, lingkungan kampus, sarana dan prasarana belajar

yang ada, sumber-sumber belajar, media belajar, hubungan siswa dengan teman-

temannya, dengan guru dan staf sekolah yang lain, suasana dan pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar, berbagai kegiatan kokurikuler. Lingkungan

masyarakat, meliputi latar belakang pendidikan, terdapat lembaga-lembaga

pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya.

Selain faktor-faktor motivasi yang telah disebutkan diatas, seorang siswa

memiliki motivasi melanjutkan sekolah ke tingkat selanjutnya karena sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

28

berdasarkan fungsi dan perannya dianggap akan memberikan manfaat kepada

siswa berupa pengembangan dan penjagaan potensi siswa. Fungsi dan peran

sekolah dalam mengembangkan dan menjaga potensi anak antara lain sebagai

berikut: a) sekolah memperkuat kedisiplinan, b) sekolah memberi ketrampilan

dasar, c) sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasip, d) sekolah

menyediakan tenaga pembangunan, e) sekolah membantu memecahkan masalah

sosial, f) sekolah mentranmisi kebudayaan, g) sekolah membentuk manusia yang

sosial, h) sekolah membantu pendalaman keyakinan agama pada anak.

B. Kerangka Pikir

Model atau desain penelitian hubungan kondisi internal individual dan

aksesibilitas dengan keputusan siswa melanjutkan sekolah ini dapat digambarkan

ke dalam bagan kerangka pikir seperti tampak dalam gambar dibawah ini.

Kondisi Internal Individual

1. Prestasi Akademik

2. Motivasi Internal

Aksesibilitas

1. Transportasi

2. Kodisi Jalan

3. Jarak

Keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah

Gambar 2. Kerangka Pikir

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

29

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diajukan

pada bagian pendahuluan maka penelitian ini mengajukan tiga hipotesis statistik

sebagai berikut:

1. Kondisi internal individual memiliki hubungan signifikan dengan keputusan

siswa melanjutkan sekolah,

2. Aksesibilitas memiliki hubungan signifikan dengan keputusan siswa

melanjutkan sekolah,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memastikan peran kondisi internal

individual dan aksesibilitas sebagai kekuatan pendorong yang mempengaruhi

keputusan siswa untuk melanjutkan sekolah. Beberapa teori yang relevan, ulasan

dan kerangka telah menunjukkan hubungan kondisi internal individual dan

aksesibilitas yang sangat terkait dengan motivasi siswa melanjutkan sekolah.

Namun, menurut Bahamondes (2003) pengaruh kondisi internal individual dan

aksesibilitas terhadap keputusan melanjutkan sekolah akan bervariasi dari daerah

ke daerah lain. Karena penelitian ini dianggap sebagai penelitian untuk daerah

yang spesifik, penelitian ini secara khusus akan membuktikan dan memverifikasi

masing-masing prediktor dalam mempengaruhi keputusan melanjutkan sekolah.

Jadi, penelitian ini adalah studi tentang hubungan antara variabel independen yang

diusulkan dan variabel dependen.

Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Dua alasan

menggunakan paradigma pendekatan kuantitatif ini adalah; (1)

Mempertimbangkan bahwa penelitian ini adalah untuk memverifikasi teori yang

tersedia, ulasan dan kerangka kerja. (2) Mempertimbangkan bahwa penelitian ini

berkaitan dengan variabel penelitian yang saling berhubungan dan, bertujuan

untuk memastikan interkoneksinya. Menurut Sugiyono (2006), penelitian

kuantitatif adalah tepat ketika penelitian tertentu bertujuan untuk menguji teori

30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

31

dan variabel. Oleh karena alasan tersebut, paradigma penelitian kuantitatif yang

digunakan dalam penelitian ini.

Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, unsur tripartit

yaitu unit analisis, variabel dan nilai mudah dikenali (Galtung, 1969). Unit

analisis adalah tentang subjek penelitian. Unit analisis bisa berada dalam kisaran

dari individu ke masyarakat atau dari strata sosial yang kecil untuk bahkan negara

(Slamet, 2006). Unit analisis adalah unit yang penting di mana penelitian tertentu

dilakukan. Variabel adalah sifat dari unit tertentu dari analisis. Variabel adalah

setiap karakteristik atau atribut yang berbeda untuk unit yang berbeda dari

analisis. Hal ini dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Kedua, variabel kualitatif

dan kuantitatif memiliki nilai. Variabel kuantitatif memberikan hasil dengan nilai

tertentu yang dapat dianggap sebagai ordinal, interval atau rasio (Slamet, 2006).

Unit analisis dalam penelitian ini adalah siswa SMP di Kabupaten

Grobogan. Penelitian ini bekerja dengan tiga konstruksi; kondisi internal

individual, aksesibilitas, dan keputusan siswa untuk melanjutkan sekolah. Dalam

tiga konstruksi banyak variabel dapat dikenali. Kondisi internal individual ini

dibedakan menjadi dua jenis yaitu prestasi akademik dan motivasi internal.

Prestasi akademik dan motivasi internal dalam kondisi internal individual

dianggap sebagai variabel independen. Konstruk independen lain adalah

Aksesibilitas. Aksesibilitas ini dibedakan menjadi tiga variabel: transportasi,

kondisi jalan, dan jarak.

Kelima variabel independen diatas diharapkan memiliki hubungan

dengan keputusan siswa melanjutkan sekolah. Oleh karena itu, variabel dependen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

32

kemudian adalah keputusan siswa melanjutkan sekolah. Variabel-variabel

penelitian diatas disusun menjadi model flowchart; kerangka konseptual.

Kerangka konseptual yang digunakan dalam penelitian ini karena untuk

membantu peneliti untuk mengatur informasi yang diperoleh.

Karena penelitian ini berkaitan dengan keterkaitan (hubungan), penelitian

ini termasuk penelitian asosiatif. Dengan demikian, harus ada asumsi bahwa

variabel dependen dikaitkan dengan variabel-variabel independen (Sugiyono,

2006). Memang, penelitian ini adalah untuk memastikan keterkaitan atau

hubungan antara kondisi internal individual dan aksesibilitas sebagai variabel

independen dan keputusan melanjutkan sekolah sebagai variabel dependen. Oleh

karena itu, analisis regresi sebagai analisis statistik inferensial digunakan untuk

menggambarkan dan mengevaluasi hubungan antara suatu variabel (biasanya

disebut variabel dependen) dan satu atau lebih variabel lain (biasanya dikenal

sebagai variabel independen) (Kutner, 2004). Analisis regresi adalah alat utama

dari analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Namun, karena ada lima

prediktor yang diusulkan (prestasi akademik, motivasi internal, transportasi,

kondisi jalan, dan jarak) dan hanya satu variabel dependen (keputusan siswa

melanjutkan sekolah), analisis regresi yang digunakan dalam Penelitian ini

kemudian harus menjadi analisis regresi ganda.

Data dalam penelitian ini dianggap sebagai data primer karena diperoleh

langsung melalui kuesioner. Nilai dari data yang diperoleh dianggap sebagai

ordinal. Selain kuesioner, wawancara semi-terstruktur langsung juga dilakukan

pada siswa dan orang tua. Hal ini dalam rangka untuk mengumpulkan informasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

33

yang lebih luas untuk melengkapi kuesioner. Hasil wawancara semi-terstruktur

akan melengkapi temuan-temuan statistik.

Sebagai penelitian kuantitatif, model penelitian dapat dibuat berdasarkan

kerangka konseptual. Model dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut:

Gambar 3. Desain penelitian

Dari Gambar atas, jelas bahwa penelitian ini adalah untuk menguji

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah prediktor yang

menentukan nilai Y. Dan cukup beralasan digunakan analisis regresi linier

berganda. Model analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan

sebagai berikut:

YXXDimana:Y: Variavel dependenX: Variabel independen

Kondisi InternalIndividual

Aksesibilitas

Motivasi Internal

PrestasiAkademik

Transportasi

Rintangan

KeputusanSiswa

MelanjutkanSekolah

X1

X2

Y

Jarak

Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

34

A: konstanta, jika nilai X adalah 0, sebagai intersep dalam ordinat Y.Kemiringan kurva, menunjukkan derajat efek X terhadap Y

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian adalah di SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan. Alasan

dipilihnya SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan sebagai tempat penelitian adalah

karena siswa lulusan SMP Negeri 3 Kradenan Grobogan yang melanjutkan ke

sekolah tingkat selanjutnya sanagat sedikit (hanya sekitar 25% dari total lulusan).

Sedangkan waktu data penelitian ini diambil adalah tahun pelajaran 2012/2013.

Jadwal penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Jadwal Penelitian

NoKegiatanPenelitian

BULANApr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014 2014

1PengajuanJudul

2PenyusunanProposal

3SeminarProposal Tesis

4PenyusunanInstrument

5PelaksanaanUji Coba

6PengumpulanData

7AnalisisData

8PenyusunanLaporan

9UjianTesis

10Revisi UjianTesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

35

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Grobogan. Secara khusus SMP

Negeri 3 Kradenan. Maka Populasi penelitian adalah semua siswa lulusan SMP

Negeri 3 Kradenan tahun 2012/2013. Mengingat siswa yang dinamis dalam

jangka penyusunnya yang dapat berubah dari waktu ke waktu dan melakukan

survei pada populasi dianggap sebagai membuang-buang waktu dan uang, maka

teknik pengambilan sampel yang digunakan memiliki representasi dari seluruh

populasi siswa. Pada dasarnya pengambilan sampel adalah proses pemilihan unit

dari suatu populasi sehingga sampel akan mewakili populasi akan tetapi hasilnya

dapat digeneralisir kembali ke populasi dari mana mereka dipilih (Bungin, 2006).

Seperti telah dihitung, berdasarkan survei awal total populasi siswa adalah 557

siswa. Ukuran sampel kemudian dihitung sesuai dengan pendapat Bungin (2006)

melalui rumus berikut ini.

= ( ) + 1Keterangan:

n = Jumlah sampel

N= Jumlah populasi

d = 0.08

Kemudian jumlah sampel dihitung dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 122

Siswa.

Karena ini adalah penelitian kuantitatif, dalam rangka memenuhi dengan

tujuan penelitian, teknik probability sampling yang digunakan Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap unit populasi memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

36

kesempatan yang sama untuk diambil (Sugiyono, 2006). Penelitian ini melihat

bahwa populasi penelitian adalah heterogen. Para siswa memiliki banyak kategori

yang berbeda, dengan demikian mereka dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok

yang terpisah. Setiap kelompok kemudian dapat digunakan sebagai sub-populasi

independen, di mana unsur-unsur individu dapat dipilih secara acak.

Menimbang bahwa populasi penelitian dapat bervariasi dalam hal sifat

khusus antar wilayah, teknik stratified random sampling kemudian digunakan.

Menurut Slamet (2006) manfaat utama menggunakan stratified sampling adalah

bahwa dengan membagi populasi penelitian ke dalam kategori yang berbeda,

strata independen akan memungkinkan peneliti untuk mengetahui sub kelompok

tertentu yang mungkin hilang dalam teknik simple random sampling.

D. Instrumen Penelitian

Penelitian kuantitatif menggunakan penyelidikan empiris yang sistematis

dari atribut kuantitatif dari fenomena dan hubungannya (Green dan Salkind,

2008). Dalam jenis penelitian ini proses pengukuran menjadi sangat penting

karena memfasilitasi hubungan mendasar antara ekspresi matematis dan

pengamatan empiris. Oleh karena itu, sebagai penelitian kuantitatif, penelitian ini

menggunakan beberapa pengukuran numerik dan statistik.

Karena penelitian ini berusaha untuk meneliti faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan siswa melanjutkan sekolah, maka kuesioner dapat

digunakan sebagai alat utama untuk mengamati persepsi, pendapat, sikap dan

perasaan, kondisi, tindakan siswa terhadap kasus tertentu. Jenis instrumen

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

37

(kuesioner) akan sangat membantu bagi peneliti untuk memperoleh dan mengukur

fenomena yang diamati. Sehingga kuantifikasi harus dilakukan untuk

mendapatkan data kuantitatif yang akan dimasukkan ke dalam analisis statistik.

Kuesioner dianggap sebagai alat ukur yang tepat dalam mengakomodasi

atas kuantifikasi. Kuesioner merupakan instrumen penelitian terdiri dari

serangkaian pertanyaan untuk tujuan mengumpulkan informasi dari responden.

Sesuai dengan Mueller (1986), kuesioner Skala Likert digunakan dalam penelitian

ini karena kemampuannya untuk mengamati semua tentang persepsi, pendapat,

sikap dan perasaan yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Skala Likert adalah

Skala yang paling banyak digunakan dalam penelitian survei. Dalam Skala Likert,

item Likert dapat menyederhanakan pertanyaan tertentu dan pernyataan yang

responden diminta untuk mengevaluasi sesuai dengan jenis tertentu dari tujuan.

Penelitian ini dianggap menggunakan Skala Likert karena dianggap sesuai dengan

banyak aspek dari penelitian ini.

Meninjau semua variabel penelitian adalah hal pertama yang harus

dilakukan sebelum mengembangkan kuesioner. Variabel penelitian harus

didefinisikan dan diterjemahkan ke dalam konstituen dan indikator sebelum

membuat kuesioner (Hadi, 1986). Indikator adalah rata-rata yang memungkinkan

informasi yang diperoleh dari sistem tertentu. Indikator merupakan alternatif

ketika pengukuran langsung mustahil untuk dilakukan. Untuk memilih indikator

yang harus diputuskan apa saja indikator yang baik. Indikator yang baik adalah

salah satu hal yang bisa membuat kesesuaian antara akurasi dan kesamaan

(MacGillivray dan Zadek, 1995).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

38

Kuesioner harus diverifikasi melalui uji validitas dan reliabilitas untuk

menjadi valid dan reliabel sebelum dapat digunakan sebagai instrumen. Valid

artinya instrumen mampu mengukur apa yang seharusnya diukur; sedangkan

reliabel mengacu pada tingkat konsistensi internal atau stabilitas tes dari waktu ke

waktu, nilai tertentu kuesioner dimana kuesioner memberikan hasil yang

konsisten ketika itu diterapkan. Beberapa analisis statistik dapat digunakan untuk

memeriksa validitas dan reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2006).

Menurut Mueller (1986), Instrumen dianggap sah jika memiliki validitas

internal dan eksternal. Validitas internal adalah tentang kebaikan sampel item tes

untuk mewakili isi tes yang dirancang untuk mengukur. Jenis validitas diperoleh

melalui definisi sistematis istilah yang tepat dari variabel penelitian (validitas

konstruk) sesuai dengan literatur yang relevan. Validitas eksternal adalah tentang

validasi empiris. Jenis validasi didasarkan pada fakta empiris yang terbukti

tentang variabel tertentu; karenanya, fakta-fakta empiris tentang variabel menjadi

standar untuk memvalidasi instrumen penelitian (Hadi, 1986). Meskipun dengan

melakukan jenis validasi sebelumnya, validitas eksternal dicapai dengan

meningkatkan ukuran sampel (Sugiyono, 2006).

Instrumen penelitian ini dibuat dan diuji sesuai dengan Hadi (1986),

Mueller (1986) dan Sugiyono (2006). Validitas (internal dan eksternal) dan

reliabilitas instrumen penelitian juga diperiksa. Variabel penelitian ini telah

didefinisikan sesuai dengan teori-teori terkait dan ulasan dan indikator masing-

masing variabel penelitian telah ditentukan menjadi istilah yang lebih spesifik.

Kedua hal ini dilakukan dalam rangka untuk mencapai validitas internal. Ukuran

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

39

sampel juga telah ditingkatkan untuk mencapai validitas eksternal. Sebuah proyek

percontohan juga dilakukan untuk mendapatkan data awal yang berguna untuk

memeriksa validitas statistik dan reliabilitas instrumen penelitian ini.

Korelasi product moment Pearson (Sugiyono, 2006) adalah rumus

statistik untuk memeriksa validitas data. Rumus korelasi product moment Pearson

disajikan sebagai berikut:

Dimana:

r = Korelasi koefisien

n = Jumlah item yang dites

x = Nilai variabel X yang diamati

y = Nilai variabel Y yang diamati

Penelitian ini dilakukan pada sejumlah sampel. Koefisien korelasi 'r'

merupakan nilai tingkat validitas. Item Likert dianggap sah bila rhitung nilai lebih

besar dari rtabel. Pada tingkat signifikan 0,05, tabel r adalah 0.361. Oleh karena itu,

item Likert dianggap valid jika r diamati lebih besar dari 0.361.

Untuk memeriksa reliabilitas digunakan metode konsistensi internal; uji

coba dilakukan sekali. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dihitung dengan

menggunakan α Cronbach karena formula ini telah umum digunakan sebagai

pengukuran untuk uji reliabilitas (Cortina, 1993). Rumus α Cronbach dapat

disajikan sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

40

Dimana:

K = jumlah komponen (K-item)

= varians dari total nilai tes yang diamati untuk sampel

= varians dari komponen i untuk sampel orang.

Nilai α kemudian dikategorikan berdasarkan Arikunto (2006) sebagai berikut:

Tabel 2. nilai α dan derajat reliabilitas

Nilai α Reliabilitas

0.00-0.200.21-0.400.41-0.600.61-0.80

> 0.80

Sangat rendahRendahSedang (dapat digunakan)TinggiSangat tinggi

Telah disebutkan dalam desain penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan

dengan data kuantitatif. Data kuantitatif ini diperoleh melalui survei yang

dilakukan pada sampel. Survei ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kradenan

Grobogan. Sampel diambil pada kelas IX yang mewakili populasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

41

E. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan terhadap kondisi internal,

aksesibiltas dan keputusan melanjutkan sekolah. Kondisi internal individual

diukur dengan 2 parameter, yaitu motivasi melanjutkan dan prestasi akademik

siswa. Berikut ini penjelasan kedua parameter tersebut.

1. Analisis Motivasi Melanjutkan

Motivasi siswa pada penelitian ini diukur berdasarkan kuesioner motivasi

siswa melanjutkan sekolah dengan skala likert (1 sampai dengan 5). Kemudian

dari kuesiner tersebut diperoleh skor total motivasi per siswa yang dikelompokkan

menjadi 5 kategori dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3. Kriteria Skor Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

No. Skor Kriteria

1 35-62 Sangat rendah

2 63-90 Rendah

3 91-118 Sedang

4 119-146 Tinggi

5 147-175 Sangat tinggi

Tabel tersebut diperoleh dengan langkah:

a. Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah dari total skor motivasi siswa.

b. Menentukan nilai rentang (range) dengan cara mencari selisih nilai tertinggi

dengan nilai terendah.

c. Menentukan banyaknya kategori sebanyak 5 sesuai dengan pilihan jawaban.

d. Mencari interval untuk masing-masing skor

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

42

e. Diperoleh klasifikasi skor nilai terendah ditambah dengan interval dan

seterusnya sampai pada 5 kelas interval.

2. Analisis Prestasi Akademik

Prestasi akademik diambil dari data hasil ujian sekolah dan ujian

nasional siswa. Dari kedua nilai tersebut diambil nilai rata-ratanya.

3. Analisis Interaksi Wilayah

Data penelitian ini juga dianalisis dengan uji interaksi wilayah, yaitu

untuk menguji interaksi antara asal siswa dan sekolah tujuan siswa. Formula uji

yang digunakan adalah sebagai berikut.

=Keterangan:

I12 = Interaksi antar wilayah 1 dan 2P1 = Jumlah siswa wilayah 1P2 = Jumlah siswa wilayah 2J12 = Jarak antara rumah dan sekolaha = suatu konstanta empirik (a=1)b = Suatu eksponen jarak (b = 2)

(Bintarto & Hadisumarno, 1991: 80)

4. Statistik deskriptif

Nilai data yang diperoleh dalam penelitian ini dianggap sebagai ordinal.

Namun, skor total yang diperoleh dari data ordinal ini dianggap sebagai interval

(Sugiyono, 2006). Penyajian beberapa fitur dasar dari data yang diperoleh dalam

rangka memperoleh beberapa informasi dan deskripsi dari data yang diperoleh

dalam bentuk yang mudah dikelola tanpa berusaha untuk mengambil kesimpulan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

43

dari data sampel ke populasi merupakan hal yang penting. Untuk tujuan ini maka

digunakan statistik deskriptif dalam penelitian ini (Bungin, 2006). Skor total

untuk semua variabel penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner juga

disajikan dalam rata-rata, standar deviasi dan standar error. Nilai rata-rata dari

sampel kemudian dihitung untuk menggeneralisasi nilai rata-rata ini untuk seluruh

siswa menggunakan rumus sebagai berikut:

Sep

Dimana:

M = Nilai rata-rata populasi

M = Nilai rata-rata sampel

Se = Standard error of mean

p = Beberapa nilai pada interval kepercayaan tertentu

(Slamet, 2006)

Selain itu, untuk mengetahui tingkat pencapaian untuk masing-masing

variabel penelitian, nilai rata-rata yang diperoleh diatur dalam baris tertentu. Baris

ini dibagi tiga kategori; terendah, sedang dan tertinggi, sehingga masing-masing

bagian mewakili seperempat garis. Sekarang lini memiliki empat bagian yang

sama. Nilai maksimum ditempatkan pada akhir baris, mewakili total skor

maksimum yang dapat dicapai jika skor item Likert itu mencapai maksimum

(dalam skor 5). Tingkat pencapaian semua variabel penelitian ditentukan dengan

membandingkan nilai rata-rata dengan median dari kriteria ideal (Sugiyono,

2008). Kategorisasi yang simple kemudian dibuat dengan rendah, agak rendah,

sedang dan tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

44

5. Statistik inferensial (Analisis Regresi Linier)

Penelitian ini adalah untuk memastikan keterkaitan atau hubungan antara

kondisi internal individual dan aksesibilitas sebagai variabel independen dan

keputusan melanjutkan sekolah sebagai variabel dependen. Oleh karena itu,

analisis regresi digunakan dengan menggambarkan dan mengevaluasi hubungan

antara suatu variabel, biasanya disebut variabel dependen dan satu atau lebih

variabel lain yang dikenal sebagai variabel independen (Kutner, 2004). Pada

dasarnya regresi adalah untuk membuat prediksi dari variabel dependen dengan

variabel independen. Maka penelitian ini mempertimbangkan analisis regresi

linier untuk mencapai tujuan penelitian. Sedangkan analisis regresi linear pada

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan software statistik SPSS.

Analisis regresi linier tidak menguji apakah data itu linear; linearitas

menjadi prasyarat utama data untuk dimasukkan dalam analisis regresi linier

(Kutner, 2004). Sebuah plot tersebar dari masing-masing variabel independen

terhadap variabel dependen dilakukan untuk mendiagnosis apakah ada hubungan

linear di antara variabel-variabel ini.

Menurut Suhardjo (2008), selain tes di atas untuk linearitas, ada empat

asumsi dasar lainnya untuk analisis regresi yang juga harus diperbaiki sebelum

memasuki analisis regresi linear. Pertama, variabel dependen harus terdistribusi

normal. Untuk memeriksa normalitas variabel dependen digunakan uji normalitas

Kolmogorov-Smirnov. Untuk uji normalitas ini sebelumnya, nilai p lebih besar

dari 0,05 dinyatakan bahwa distribusi variabel independennya adalah normal.

Kedua, tidak boleh ada fenomena autokorelasi dalam sampel. Untuk memeriksa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

45

masalah autokorelasi digunakan diagram alur yang tersebar dari residual versus

urutan data. Jika plot tersebar menunjukkan pola tertentu, maka data dianggap

bermasalah serius dengan autokorelasi. Ketiga, data harus bebas dari fenomena

heteroscedastic. Ketika pola tertentu tidak ditunjukkan oleh diagram alur tersebar,

maka sampel yang mengalami heteroskedastisitas. Keempat, data yang diperoleh

harus bebas dari fenomena multikolinearitas. Untuk memastikan bahwa data

bebas dari fenomena multikolinearitas, nilai VIF (Vektor Inflation Factor) harus

kurang dari 10.

Ketika semua asumsi dasar adalah ditetapkan, data yang diperoleh dapat

dimasukkan dalam Analisis Regresi Linear. Analisis regresi lain harus digunakan

jika sebaliknya. Model regresi linier untuk menguji hubungan antara kondisi

internal dan aksesibilitas dan keputusan melanjutkan sekolah diberikan di bawah

ini:

YXX

Dimana:

Y: Keputusan melanjutkan sekolah

X1: Kondisi internal individual

X2: Aksesibilitas

Ketika analisis regresi linier telah dilakukan dan memberikan hasil

tertentu, nilai r2 adalah statistik yang paling penting menunjukkan hubungan erat

X dan Y (Suhardjo, 2008). Nilai r2 menunjukkan berapa banyak model dapat

dapat memprediksi hubungan tertentu dengan garis regresi. Namun nilai ini hanya

memberikan panduan untuk kebaikan dan tidak menunjukkan apakah hubungan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

46

antara variabel signifikan secara statistik. Untuk ini, tes tambahan yang signifikan

harus dilakukan uji ANOVA (Kutner 2004).

Analisis ANOVA data dilakukan untuk menentukan apakah hubungan

antara variabel signifikan secara statistik. signifikansi F (terkait p-value untuk uji

F) dari ANOVA menunjukkan apakah hubungan antara variabel dalam model

regresi adalah signifikan secara statistik. Nilai p yang ditampilkan tergantung

pada hasil analisis regresi dan tingkat kepercayaan yang dipilih dalam penelitian.

Pada hipotesis, untuk tingkat kepercayaan 95%, jika p value kurang dari 0,05,

maka hipotesis nol ditolak (ada hubungan statistik yang signifikan antara X dan

Y). Sebaliknya, jika p value lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol diterima

(tidak ada hubungan statistik yang signifikan antara X dan Y).

6. Pengujian Hipotesis

Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis statistik, yaitu:

1. Kondisi internal individual memiliki hubungan signifikan dengan keputusan

siswa melanjutkan sekolah

2. Aksesibilitas memiliki hubungan signifikan dengan keputusan siswa

melanjutkan sekolah

Hipotesis di atas harus diuji untuk mengetahui kemungkinan bahwa

hipotesis yang diajukan diterima. Sebuah analisis korelasi di SPSS digunakan

untuk memeriksa hipotesis statistik yang diajukan apakah hipotesis yang diajukan

diterima atau ditolak. Sebuah p-value merupakan indikator penting apakah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

47

hipotesis nol (karena tidak ada korelasi antara variabel yang diuji) diterima atau

tidak. P-value lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis nol karena tidak

ada korelasi antara variabel yang diuji diterima. P-value kurang dari 0,05

menunjukkan bahwa hipotesis alternatif diterima karena ada korelasi antara

variabel yang diuji. Semakin kecil nilai p, semakin kuat bukti terhadap hipotesis

nol.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

48

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 3 Kradenan

SMP Negeri 3 Kradenan beralamat di Jl. Ds. Sambongbangi, Kec.

Kradenan, Kab. Grobogan. Kabupaten Grobogan adalah salah satu kabupaten di

Provinsi Jawa Tengah. Batas wilayah Kabupaten Grobogan adalah sebagai

berikut. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Demak, kabupaten Kudus,

dan kabupaten Pati. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Ngawi,

kabupaten Sragen, dan kabupaten Boyolali. Sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Semarang. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Blora.

Letak astronomis wilayah Kabupaten Grobogan antara 110° 15' BT –

111° 25' BT dan 7° LS - 7°30’ LS, dengan jarak bentang dari utara ke selatan ± 37

km dan dari barat ke timur ± 83 km. Secara geografis, Grobogan merupakan

lembah yang diapit oleh dua pegunungan kapur, yaitu Pegunungan Kendeng di

bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Bagian tengah

wilayahnya adalah dataran rendah. Dua sungai besar yang mengalir adalah Kali

Serang dan Kali Lusi. Dua pegunungan tersebut merupakan hutan jati, mahoni

dan campuran yang memiliki fungsi sebagai resapan air hujan disamping juga

sebagai lahan pertanian meskipun dengan daya dukung tanah yang rendah.

Lembah yang membujur dari barat ke timur merupakan lahan pertanian yang

48

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

49

produktif, yang sebagian telah didukung jaringan irigasi. Lembah ini selain

dipadati oleh penduduk juga aliran banyak sungai, jalan raya dan jalan kereta api.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Grobogan terletak pada permukaan

yang relatif datar dengan kemiringan kurang dari 5%, daerah berbukit dan

pegunungan terletak di bagian utara dan selatan, tepatnya di sekitar jalur

pegunungan kendeng utara dan selatan. Secara umum kondisi topografi yang ada

dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok: 1) Daerah dataran, berada pada

ketinggian sampai dengan 50 mdpl, dengan kelerengan 0 - 8%. 2) Daerah

perbukitan, berada pada ketinggian antara 50 -100 mdpl, dengan kelerengan 8 -

15%. 3) Daerah dataran tinggi, berada pada ketinggian antara 100 - 500 mdpl,

dengan kelerengan >15%.

Kabupaten Grobogan terdiri atas 19 kecamatan, yaitu: Kedungjati,

Karangrayung, Penawangan, Toroh, Geyer, Pulokulon, Kradenan, Gabus,

Ngaringan, Wirosari, Tawangharjo, Grobogan, Purwodadi, Brati, Klambu,

Godong, Gubug, Tegowanu, dan Tanggungharjo. Kradenan adalah sebuah

kecamatan di Kabupaten Grobogan. Desa/kelurahan yang terdapat di Kecamatan

Kradenan ada sebanyak 14 desa/kelurahan, yaitu: Bago, Banjardowo, Banjarsari,

Crewek, Grabagan, Kalisari, Kradenan, Kuwu, Pakis, Rejosari, Sambongbangi,

Sengonwetan, Simo, dan Tanjungsari.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

50

Gambar 4. Peta Administrasi Kecamatan Kradenan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

51

Desa Sambongbangi adalah sebuah desa yang nerupakan bagian dari

wilayah Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan. Desa Sambongbangi terletak

pada lintang antara 7o06’ LS – 7o12 LS dan 110o58’ BT – 111o04’ BT. Desa

Sambongbangi mempunyai luas wilayah 49.470 ha, yang dibatasi oleh beberapa

desa antara lain: Sebelah utara: Desa Sengonwetan, sebelah selatan: Desa

Kradenan, Sebelah Barat: Desa Banjardowo, Sebelah Timur: Desa Karangrejo.

Desa Sambongbangi merupakan daerah cekungan antara pegunungan kapur

selatandan utara. Desa Sambongbangi merupakan daerah dataran rendah yang

mempunyai ketinggian 53 m diatas permukaan laut.

Secara geografis letak SMP Negeri 3 Kradenan + 100 m dari jalan raya

Kuwu – Sambongbangi. Bangunan SMP Negeri 3 Kradenan terletak diatas tanah

seluas 7.640 m2 dengan batas-batas sebagai berikut: sebelah barat dan timur

berupa sawah, sebelah selatan adalah Desa Belung Kulon, dan Sebelah utara

berupa jalan desa.

Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SMP Negeri 3 Kradenan

mempunyai mata pencaharian pedagang, pengrajin, pegawai, dan petani.

Mayoritas orang tua siswa bekerja sebagai petani. Untuk tingkat pendidikan orang

tua siswa: SMA,SMP, SD, tetapi mayoritas berpendidikan SD dan sederajat.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

52

Gambar 5. Peta Lokasi SMP Negeri 3 Kradenan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

53

Gambar 6. Peta asal siswa SMPN 3 Kradenan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

54

Gambar 7. Peta Aksesibilitas Siswa SMPN 3 Kradenan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

55

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan proses pengumpulan data penelitian hubungan variabel

Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah (Y), variabel Kondisi Internal Individual

(X1), dan variabel Aksesibilitas (X2), diperoleh data sebagai berikut:

a. Deskripsi Data

1) Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah

Tabel 4. Keputusan Melanjutkan Sekolah

No. Indikator Jumlah Persentase

a. Melanjutkan Sekolah 33 27%

b. Tidak MelanjutkanSekolah

89 73%

Total 122 100 %

Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui gambaran data untuk variabel

keputusan melanjutkan sekolah sebagai berikut. Dan Variabel Keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah (Y) dengan sampel 122 orang, jumlah siswa yang

melanjutkan sebesar 33 anak, sedangkan yang tidak melanjutkan sejumlah 89

anak. Sebagain besar siswa lulusan SMP Negeri 3 Kradenan tidak melanjutkan

sekolah, nilai presentasi siswa yang tidak melanjutkan sekolah sebesar 73%,

sementara siswa yang melanjutkan sekolah hanya 27%.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

56

2) Kondisi Internal Individual

Kondisi internal individual pada penelitian ini berupa prestasi akademik

dan motivasi melanjutkan sekolah.

Variabel Kondisi Internal Individual (X1) dengan sampel 122 orang. Dari

data yang disajikan pada tabel 5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut. Nilai rata-

rata prestasi belajar sebesar 6,75 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,69. Nilai

rata-rata motivasi sebesar 106,2 dengan nilai standar deviasi 7,47.

Tabel 6. Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

No. Skor Kriteria Jumlah %

1 35-62 Sangat rendah 0 0 %

2 63-90 Rendah 3 2,46%

3 91-118 Sedang 113 92,62%

4 119-146 Tinggi 6 4,92 %

5 147-175 Sangat tinggi 0 0 %

Tabel 6 diatas diperoleh dari jawaban kuesioner motivasi siswa melanjutkan

sekolah. yang kemudian dapat dibuat diagram batang dibawah ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

57

Gambar 9. Diagram Batang Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

Dari diagram batang diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

motivasi siswa terdistribusi pada kategori sedang yaitu sebanyak 113 siswa. Pada

kategori rendah sebanyak 3 siswa dan pada kategori tinggi sebanyak 6 siswa.

3) Aksesibilitas

Berdasarkan data hasil penelitian pada variabel aksesibilitas, maka dapat

dirangkum dalam bentuk tabel seperti pada tabel 7 dibawah ini.

0 3

113

6 00

20

40

60

80

100

120

1

Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

35-62 63-90 91-118 119-146 147-175

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

58

Tabel 7. Aksesibilitas

No Indikator Jumlah Persentase

a.

b.

c.

Transportasi

- Jalan kaki

- Sepeda

- Sepeda Motor

Kondisi Jalan

- Pasir batu

- Cor

- Aspal

Jarak

- 0 s/d 2 Km

- 3 s/d 4 Km

- > 5 Km

9

83

30

26

88

8

4

63

55

7%

68%

25%

21%

72%

7%

3%

52%

45%

Variabel Aksesibilitas (X2) dengan sampel sebanyak 122 siswa. Dari segi

sarana transportasi, siswa yang berjalan kaki ke sekolah sebanyak 9 anak (7%),

siswa yang naik sepeda sebanyak 83 anak (68%), dan siswa yang naik sepeda

motor 30 anak (25%). Dari segi kondisi jalan, sebanyak 26 siswa (21%) dengan

kondisi jalan pasir batu, 88 siswa (72%) dengan kondisi jalan cor, dan 8 siswa

(7%) dengan kondisi jalan aspal. Berdasarkan dari jarak rumah ke sekolah,

sebanyak 4 siswa (3%) dengan jarak rumah ke sekolah kurang dari 2 Km, 63

siswa (52%) dengan jarak antara 3-4 Km, dan 55 siswa (45%) dengan jarak lebih

dari 5 Km. Untuk memberikan gambaran perbandingan kondisi aksesibilitas siswa

maka data pada tabel diatas dibentuk menjadi diagram seperti pada gambar

dibawah ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

59

Berdasarkan data pada tabel 7 diatas diketahui bahwa sebagain besar

siswa menggunakan sarana transportasi sepeda untuk menuju ke sekolah, yaitu

sebanyak 68%. Sebagaian besar kondisi jalan dari rumah siswa ke sekolah berupa

jalan cor, yaitu sebanyak 72%. Jarak rumah siswa ke sekolah sebagaian besar

berjarak rata-rata 3 sampai 4 kilometer, yaitu sebanyak 52%.

2. Analisis Data

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada

analisis regresi linear berganda yang berbasis Ordinary Least Square (OLS).

Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa

persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias

dan konsisten. Uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, linearitas, dan

otokorelasi.

1) Uji Normalitas

Merupakan pengujian apakah dalam sebuah regresi, variabel dependen,

variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah distribusi datanya normal atau mendekati normal.

Pengujian yang digunakan adalah perhitungan skewness dan Kurtosis.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS diketahui

nilai Skewness dan Kurtosis tampak pada tabel di bawah:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

60

Terlihat bahwa nilai Asymp. Sig untuk uji normalitas data residual

regresi linier berganda sebesar 0,099 yang lebih besar dari nilai α = 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal, sehingga syarat normalitas

data untuk dilakukan uji regresi linear berganda dapat dilanjutkan.

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah pengujian regresi untuk mengetahui

ada/tidaknya hubungan linier yang sempurna di antara beberapa atau semua

variabel independen dalam model regresi yang digunakan (Gujarati, 1995:30).

Apabila nilai Variable Inflation Factor (VIF) tidak melebihi 10, tidak terjadi

multikolinieritas.

Nilai VIF untuk variabel Kondisi Internal Individual (X1) sebesar 1,021 <

10 dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas. Untuk variabel Aksesibilitas

(X2) nilai VIF sebesar 1,021< 10 dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat tidak terjadinya multikolinearitas

terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda.

3) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas merupakan pengujian model regresi jika terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain, disebut

homoskedastisitas, dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas.

Heterokedastisitas menyebabkan kesalahan pengganggu dalam model regresi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

61

tidak sama untuk semua variabel independen.

Heterokedastisitas diketahui dengan meregresikan antara variabel

independen yaitu kondisi internal (X1) dan Aksesibilitas (X2) terhadap harga

mutlak residual dari model persamaan regresi linear berganda. Syarat tidak terjadi

heteroskedastisitas pada masing masing variabel independen terhadap variabel

dependen dapat dilihat pada nilai signifikansinya, apabila nilai sig lebih besar dari

α = 5% maka tidak terjadi heteroskedastisitasm artinya syarat tidak terjadi

heteroskedastisitas dipenuhi.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS

diketahui hasil nilai signifikansi dari uji parsial variabel X1 (Kondisi internal)

sebesar 0,197 yang lebih besar dari 0,05. Demikian juga untuk variabel X2

(Aksesibilitas) dengan nilai signifikansi sebesar 0,083 yang lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa syarat tidak terjadinya heteroskedastisitas

terpenuhi untuk dilanjutkan pada analisis regresi linear berganda.

4) Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya

digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian

pada SPSS dengan menggunakan Test for Linearity dengan pada taraf signifikansi

0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi

(Linearity) kurang dari 0,05. Pada kasus penelitian ini terdapat dua uji linearitas

yaitu : 1) linearitas kondisi internal (X1) terhadap keputusan melanjutkan atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

62

tidak melanjutkan (Y) ; 2) linearitas aksesibilitas (X2) terhadap keputusan

melanjutkan atau tidak melanjutkan (Y).

a) Linearitas kondisi internal (X1) terhadap keputusan melanjutkan atau tidak

melanjutkan (Y)

Dari output di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada

Linearity sebesar 0,000. Karena signifikansi kurang dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa antara variabel kondisi internal dan keputusan

melanjutkan/tidak melanjutkan sekolah terdapat hubungan yang linear.

b) Linearitas aksesibilitas (X2) terhadap keputusan melanjutkan melanjutkan

sekolah (Y).

Berdasarkan hasil perhitungan uji linearity antara X2 dengan Y yang

dikerjakan dengan program SPSS . Dari output di atas dapat diketahui

bahwa nilai signifikansi pada Linearity sebesar 0,002. Karena signifikansi

kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa antara variabel

aksesibilitas dan keputusan melanjutkan melanjutkan sekolah terdapat

hubungan yang linear.

5) Uji Otokorelasi

Autokorelasi adalah keadaan dimana faktor pengganggu ei pada model

berkorelasi dengan kesalahan pengganggu sebelumnya. Hal ini mengakibatkan

terjadinya Autokorelasi, maka dapat diperoleh nilai bias dalam

mengestimasikan () ditunjukkan adanya varian yang besar. Metode yang

digunakan adalah analisis Run Test.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

63

Dari uji Run Test terlihat nilai Sig =0,716 > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak

terjadi Otokorelasi.

b. Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Regresi

Linier berganda untuk hipotesis pertama hipotesis kedua, dan hipotesis ketiga

sementara hipotesis keempat dalam penelitian ini menggunakan uji F. Selanjutnya

perhitungan dilakukan dengan penjabaran sebagai berikut:

1) Regresi Linier Berganda

Regresi linier adalah suatu teknik statistik untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel Kondisi Internal Individual (X1), variabel Aksesibilitas

(X2), terhadap variabel Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah (Y). Berdasarkan

perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS. Berdasarkan tabel

persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y = 0,162 X1 + 0,155 X2 +

Urian dari persamaan di atas adalah sebagai berikut :

a) Uji koefisien variabel Kondisi internal

Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel

kondisi internal sebesar b1 = 0.162. Hal ini menunjukkan bahwa apabila terjadi

peningkatan kondisi internal siswa sebesar 1 satuan meningkatkan keputusan

melanjutkan sebesar 0,162 (16,2%).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

64

b) Uji koefisien variabel Aksesibilitas

Dari hasil perhitungan dengan program SPSS diperoleh nilai koefisien variabel

aksesibilitas sebesar b2 = 0,155. Berarti bahwa pada saat aksesibilitas (X2) naik

1 poin berpengaruh terhadap variabel keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah

(Y) sebesar 0,155 (15,5%).

2) Uji F

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat secara bersama-sama. Dalam penelitian ini uji F dilakukan

untuk mengetahui pengaruh variabel Kondisi Internal Individual (X1), variabel

Aksesibilitas (X2), secara bersama terhadap variabel keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah (Y). Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan

bantuan program SPSS (Lampiran ) diketahui nilai F hitung sebesar 27,788

sementara nilai F tabel sebesar 3,09 atau 27,788 > 3,09 didukung nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa variabel Kondisi Internal (X1), variabel

Aksesibilitas (X2), secara bersama berpengaruh terhadap variabel keputusan siswa

Melanjutkan Sekolah (Y) artinya Kondisi Internal Individual, Aksesibilitas telah

mendukung keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah, berarti hipotesis 1 terbukti.

3) Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat secara terpisah. Berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan bantuan program SPSS diuraikan pengaruh antara variabel bebas

dengan variabel terikat secara terpisah untuk masing-masing variabel dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

65

penelitian ini sebagai berikut:

a) Uji t variabel Kondisi Internal Individual (X1) terhadap variabel keputusan

siswa Melanjutkan Sekolah (Y)

Berdasarkan uji koefisien dengan T-test diperoleh nilai sebesar 6,516

yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual berpengaruh

terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Artinya Kondisi Internal

Individual yang diberikan telah mendukung Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah.

b) Uji t variabel Aksesibilitas (X2), terhadap variabel keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah (Y)

Berdasarkan uji koefisien dengan T-test diperoleh nilai sebesar 4,524

yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan

Siswa Melanjutkan Sekolah.

4) Uji koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian

atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel.

Koefisien deterninasi di definisikan sebagai bagian keragaman total variabel tak

bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau variabel dependen). Yang dapat

diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang

mempengaruhi variabel Y). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan

semakin baik kemampuan variabel independen menerangkan variabel dependen.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

66

Dalam uji ini digunakan adjusted R square dengan program SPSS (lampiran )

dengan hasil 0,318 atau sebesar 31,8%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

variabel Kondisi Internal Individual (X1), variabel Aksesibilitas (X2), secara

bersama menerangkan kesesuaiannya terhadap variabel Keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah (Y) sebesar 31,8 % sementara sisanya sebesar 68,2 %

disesuaikan oleh variabel lain dalam mempengaruhi variabel keputusan Siswa

Melanjutkan Sekolah (Y).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

67

5) Uji Analisis Peta

a) Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu

Gambar 13. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

68

Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa: siswa yang

melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu sebanyak 2 siswa, semua berasal dari

Kelurahan Sambongbangi, dan jarak rumah siswa ke sekolah 4,4 Km.

Tabel 17. Data siswa yang melanjutkan ke SMA PGRI Kuwu

Asal Siswa Jarah Rumah ke Sekolah (Km) Jumlah Siswa

Kel. Sambongbangi 4,4 2

Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dansekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Keterangan:

I12 = Interaksi antar wilayah 1 dan 2P1 = Jumlah siswa wilayah 1P2 = Jumlah siswa wilayah 2J12 = Jarak antara rumah dan sekolaha = suatu konstanta empirik (a=1)b = Suatu eksponen jarak (b = 2)

Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 0,1033

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

69

b) Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus

Gambar 14. Peta Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

70

Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan

ke SMA N 1 Gabus sebanyak 5 siswa dari 3 Kelurahan yang berbeda. Data siswa

yang melanjutkan ke SMA N 1 Gabus dapat ditabelkan sebagai berikut.

Tabel 18. Siswa yang Melanjutkan ke SMA N 1 Gabus

Asal Siswa Jarah Rumah ke Sekolah (Km) Jumlah Siswa

Kel. Pandanharum 3,6 2

Kel. Tunggulrejo 2,8 1

Kel. Sambangbangi 6 2

Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa

dan sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 0,3374

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

71

c) Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan

Gambar 15. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

72

Berdasarkan gambar peta diatas dikeathui bahwa jumlah siswa yang

melanjutkan ke SMA N1 Kradenen sebanyak 12 siswa, data siswa yang

melanjutkan ke dapat dibuat tabel seperti berikut.

Tabel 19. Data siswa yang melanjutkan ke SMA N 1 Kradenan

Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah (Km) Jumlah SiswaKel. Kuwu 0,8 2

Kel. Kalisari 2 1Kel. Banjardowo 3,2 4

Kel. Sambongbangi 4,8 5

Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dansekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 3,9826

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

73

d) Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan

Gambar 16. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panunggalan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

74

Berdasarkan gambar peta siswa yang melanjutkan ke SMA NU

Panungalan diatas diketahui bahwa hanya ada 1 siswa yang melanjutkan ke SMA

Nu Panunggalan, yaitu berasal dari Kelurahan Banjardowo. Jarak rumah siswa ke

sekolah sejauh 8,8 Km.

Tabel 20. data siswa yang melanjutkan ke SMA NU Panungalan

Asal Siswa Jarah Rumah ke Sekolah (Km) Jumlah Siswa

Kel. Banjardowo 8,8 1

Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dansekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 0,0129

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

75

e) Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu

Gambar 17. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

76

Berdasarkan gambar peta diatas diketahui bahwa siswa yang melanjutkan

ke SMK PGRI Kuwu sebanyak 3 siswa. Data siswa yang melanjutkan ke SMK

PGRI Kuwu dapat dibuat table sebagai berikut.

Tabel 21. Data siswa yang melanjutkan ke SMK PGRI Kuwu

Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah Jumlah SiswaKel. Banjardowo 3,4 2

Kel. Sambongbangi 4 1

Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dansekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 0,2355

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

77

f) Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu

Gambar 18. Peta Siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

78

Berdasarkan gambar peta siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu

diatas diketahui bahwa jumlah siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu

sebanyak 9 siswa yang berasal dari 5 kelurahan berbeda. Selengkapnya data siswa

yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 22. Data siswa yang melanjutkan ke SMK Taruna Kuwu

Asal Siswa Jarak Rumah ke Sekolah (Km) Jumlah SiswaKel. Banjardowo 2,8 3

Kel. Sambongbangi 4,8 1Kel. Kalisari 2 2

Kel Karadenan 5,6 2Kel. Tungulrejo 8,4 1Dari data pada tabel diatas dapat dianalisis interaksi antara asal siswa dan

sekolah tujuan siswa dengan rumus sebagai berikut.

=Sehingga nilai interaksinya adalah sebagi berikut:

I12 = 1,0040

Dari hasil uji analisis diatas dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya besar.

Dari semua hasil uji analisis persebaran siswa dalam melanjutkan sekolah diatas

dapat disimpulkan bahwa nilai interaksinya hampir semuanya kecil yaitu dibawah

angka 1 (satu), dan nilai interaksi tertinggi diangka 3,98 yaitu siswa yang

melanjutkan ke SMAN 1 Kradenen. Hal ini karena jarak antara sekolah yang

dituju dengan rumah siswa mempengaruhi motivasi melanjutkan dan hal ini juga

diukur dari semakin besar angka yang dihasilkan maka semakin tinggi pula nilai

interaksinya, sebaliknya apabila nilai yang dihasilkan kecil maka interaksinya

juga kecil.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

79

2. Pembahasan

a. Kondisi Internal Individual dengan Keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah

Berdasarkan uji koefisien antara kondisi internal individual dan

keputusan siswa melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh nilai

sebesar 6,516 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual

berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Korelasi kondisi

internal individual yang berupa motivasi siswa dan prestasi akademik dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Motivasi

Motivasi sebagai sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu (Sardiman, 2005: 73). Dalam hal belajar, motivasi diartikan

sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan

serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan..

Motivasi siswa dapat timbul dari dalam diri siswa (intrinsic) dan dapat timbul dari

luar diri siswa/motivasi ekstrinsik .

Motif sekunder, merupakan motif yang berkembang akibat adanya

pengalaman, atau dipelajari (Makmun, 2005: 37). Motivasi dalam kategori ini

misalnya anak punya keinginan sekolah karena ingin memperoleh ilmu

pengetahuan atau ingin mendapatkan keterampilan tertentu, siswa rajin belajar

tanpa ada suruhan dari orang lain. Sehingga dengan adanya motivasi ini siswa

memiliki kemauan sendiri untuk belajar dan melanjutkan sekolahnya.

Kegiatan untuk menumbuhkan Motivasi Siswa Melanjutkan Sekolah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

80

bukanlah hal mudah untuk dilakukan. Rendahnya kepedulian orang tua dan guru,

merupakan salah satu penyebab sulitnya menumbuhkan Motivasi Siswa

Melanjutkan Sekolah. Hal tersebut tampak dari jumlah siswa yang melanjutkan

hanya 27% saja. Fakta yang ada selama ini di SMP Negeri 3 Kradenan

menunjukan bahwa ketika ada permasalahan tentang rendahnya Motivasi Siswa

Melanjutkan Sekolah, guru dan orang tua kurang memiliki rasa peduli dengan

kondisi pendidikan anak kedepan.

2) Prestasi Akademik

Kemampuan akademik siswa merupakan fondasi dasar atau sebagai

kemampuan awal siswa untuk belajar atau memperoleh ilmu ditingkat selanjutnya

(dalam hal ini untuk melanjutkan sekolah). Apabila prestasi akademik siswa tidak

mencukupiu kriteria maka siswa akan kesulitan untuk menyerap ilmu ditingkat

pendidikan selanjutnya. Bahkan secara formal, siswa yang prestasi akademiknya

tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh sekolah tujuan siswa

melanjutkan bisa berakibat siswa tersebut tidak diterima. Sehingga dalam hal ini

prestasi akademik merupakan salah satu faktor penting penentu keputusan siswa

melanjutkan sekolah.

Berdasarkan penjelasan diatas, berarti secara teori terdapat korelasi

antara kondisi internal individual yang berupa motivasi siswa dan prestasi

akademik dengan keputusan siswa melajutkan sekolah, dan secara kenyataan hal

tersebut terbukti seperti pada hasil analisis penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

81

b. Aksesibilitas dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah

Berdasarkan uji koefisien antara aksesibilitas dan keputusan siswa

melanjutkan sekolah dengan menggunakan T-test diperoleh nilai sebesar 4,524

yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar

0,000 < 0,05, hal tersebut menunjukkan bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap

keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah. Keterkaitan pengaruh antara aksesibilitas

dengan Keputusan Melanjutkan Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pilihan siswa

melanjutkan sekolah atau memilih sekolah adalah tingkat kemudahan sekolah

tujuan dijangkau oleh siswa. Hal tersebut dikenal dengan tingkat aksesbilitas,

menurut Magribi (1999) bahwa aksesibilitas adalah ukuran kemudahan yang

meliputi waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan perpindahan antara tempat-

tempat atau kawasan dari sebuah sistem. Dalam hal ini adalah adalah aksesbilitas

antara rumah siswa dengan sekolah. Salah satu bagian aksesbilitas adalah adanya

sistem jaringan jalan.

Semakin banyak sistem jaringan yang tersedia pada daerah tersebut maka

semakin mudah aksesibilitas yang didapat begitu pula sebaliknya (Bintarto, 1989).

Sehingga tingkat aksesbilitas antara rumah dan sekolah siswa kan sangat

berpengaruh terhadap tingkat keputusan siswa melanjutkan sekolah. Hal tersebut

karena siswa lebih mudah mengakses sekolahnya sebagaimana diungkapkan oleh

Kartono (2001) bahwa adanya aksesibilitas ini diharapkan dapat mengatasi

beberapa hambatan mobilitas, baik berhubungan dengan mobilitas fisik, misalnya

mengakses jalan raya, pertokoan, gedung perkantoran, sekolah, pusat kebudayaan,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

82

lokasi industri dan rekreasi baik aktivitas non fisik seperti kesempatan untuk

bekerja, memperoleh pendidikan, mengakses informasi, mendapat perlindungan

dan jaminan hukum.

Selain ada tidaknya jaringan jalan, faktor yang mempengaruhi tingkat

aksesbilitas adalah jarak rumah siswa kesekolah, jenis transportasi yang

digunakan siswa untuk ke sekolah, dan kondisi jalan. Hal itu secara global

diungkapkan oleh Soewandi, dkk., (2007: 114-115) bahwa mobilitas (pola

perpindahan) manusia dari satu tempat ke tempat lain dipengaruhi oleh faktor

yang berhubungan dengan: 1) Jarak mutlak dan jarak relatif antara satu wilayah

dan wilayah lainnya, 2) Biaya angkutan atau biaya transportasi yang

memindahkan manusia dari satu tempat ke tempat lain, 3) Kemudahan dan

kelancaran prasarana transportasi antar wilayah, seperti kondisi jalan, relief

wilayah yang dilewati, dan jumlah kendaraan sebagai sarana transportasi. Artinya

secara Teoretis aksesibilitas memiliki pengaruh terhadap keputusan siswa

melanjutkan sekolah, dan secara kenyataan hal tersebut terbukti seperti pada hasil

analisis penelitian ini.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

83

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan pengujian hipotesis, maka

penelitian ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kondisi internal individual memiliki hubungan yang signifikan terhadap

keputusan siswa melanjutkan sekolah, besarnya T-test diperoleh nilai sebesar

6,516 yang lebih besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Kondisi Internal Individual

berpengaruh terhadap keputusan Siswa Melanjutkan Sekolah.

2. Aksesibilitas memiliki hubungan yang signifikan terhadap keputusan siswa

melanjutkan sekolah, dengan T-test diperoleh nilai sebesar 4,524 yang lebih

besar dari T tabel sebesar 1,65. Sedangkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 menunjukkan bahwa aksesibilitas berpengaruh terhadap keputusan

Siswa Melanjutkan Sekolah.

B. Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh dalam

penelitian ini, penulis akan menyampaikan implikasi yang bermanfaat secara

Teoretis maupun praktis dalam upaya meningkatkan motivasi siswa melanjutkan

sekolah.

88

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

84

1. Implikasi Teoretis

Secara Teoretis hasil penelitian hubungan kondisi internal individual dan

aksesibilitas terhadap keputusan siswa melanjutkan sekolah ini akan memperkuat

bukti keterkaitan antar variabel penelitian. Keterkaitan tersebut berupa pengaruh

antara kondisi internal individual dan keputusan siswa melanjutkan sekolah,

aksesibilitas dan keputusan siswa melanjutkan sekolah, serta kondisi internal

individual dan aksesibilitas sebagai dua faktor sekaligus yang memiliki pengaruh

terhadap keputusan siswa melanjutkan sekolah.

2. Implikasi Praktis

Secara aplikatif hasil penelitian ini sebagai dapat memberikan kontribusi

sebagai gambaran kondisi dan penyebab siswa tidak melanjutkan sekolah.

Sehingga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi sekolah dan

orang tua dalam mempersiapkan pendidikan siswa kedepannya.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Orang tua

Orang tua sebagai pihak yang sehari-hari berada dalam kehidupan siswa

hendaknya memperhatikan masalah pendidikan anaknya. Hal tersebut dapat

dilakukan orang tua anatara lain dengan cara menotivasi anaka akan

pentingnya pendidikan sehingga anak memiliki motivasi belajar yang tinggi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

85

Selain itu, motivasi belajar siswa juga memiliki pengaruh terhadap prestasi

akademik. Prestasi akademik tersebut merupakan landasan awal bagi siswa

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2. Guru

Guru merupakan pihak yang membimbing siswa secara akademis dan

memiliki peran terhadap perkembangan prestasi akademis anak. Sehingga

hendaknya guru bekerja secara optimal dengan memanfaatkan segala potensi

agar siswanya berprestasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara

memperbaiki metode pembelajaran dan memilih media pembelajaran yang

tepat. Selain itu guru juga bisa memberikan motivasi-motivasi pentingnya

pendidikan bagi anak.

3. Siswa

Siswa sebagai pelaku pendidikan secara langsung hendaknya bersungguh-

sungguh mengoptimalkan segala potensinya untuk kemajuan pendidikan

dirinya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan meninggalkan hal-hal yang

sekiranya tidak penting, dengan demikian ia bisa lebih memanfaatkan

waktunya untuk belajar dan segala kepentingan pendidikannya kedepan.

4. Pembaca

Kepada para pembaca diharapkan untuk memperhatikan keadaan pendidikan

anak-anak disekitar ia tinggal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan

memberikan masukan-masukan kepada anak secara langsung atau memalui

orang tua siswa tentang perlunya pendidikan anak-anak yang setinggi-

tingginya.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

86

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I., 2001, Perceived Behavioral Control, Self-efficacy, Locus of Control,andThe Theory of Planned Behavior, Journal of Applied SocialPsychology, 32(4), 665-683.

Azwar, S. (2002). Tes prestasi: Fungsipengembanganpengukuranprestasi belajar.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Bahamondes, M. (2003). Poverty Environment Pattern in a Growing Economy:Farming Community in Arid. World Development , 1947-1957.

Bintarto, R., & Hadisumarmo, S. (1991). Metode Analisa Geografi. Jakarta:LP3ES

Bungin, B. (2006). Sosiologi Komunikasi Teori, Paradigma, dan Diskursus.Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Prenada Media Group.

Cortina, J. M. (1993). What is coefficient alpha? An examination of theory andapplications. Journal of Applied Psychology , 98-104.

Djamarah. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka.

Elliot et al. 2000. Educational Psychology: Efective Teaching, EffectiveLearning.3rd edition. United States of America: McGraw HillCompanies.

Elliott, S. N., Kratochwill, T. R., & Cook, J. L. (2000). Educational Psychology:Effective Teaching, Effective Learning Third Edition. New York: TheMcGraw-Hill Companies.

Galtung, J. (1969). Peace, Violence, and Peace Research. Journal of PeaceResearch , 167-191.

Green, N. J. (2008). Using SPSS for Windows and Macintosh. New York: PrenticeHall.

Hamalik, O. (Jakarta). Proses belajar Mengajar. 2003: PT Bumi Aksara.

Hidayatullah, M. F., & Rohmadi, M. (2010). Pendidikan Karakter; MembangunPeradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Kutner, M., Nachtsheim, C., & Neter, J. (2004). Applied Linear. RegressionModels. New York: The McGraw-Hill.

Loomis, C. P. (1975). Sosiologi Pedesaan ( Strategi Perubahan di Indonesia).New York: Prentice-Hall, INC.

Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Merdeka, Suara. (2007). Retrieved from www.suaramerdeka.com:http://www.suaramerdeka.com/harian/0707/13/kot20.htm

Mueller, D. (1986). Measuring Social Attitudes: A Handbook for Researchers andPractitioners. New York: Teachers College Press Columbia University.

89

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HUBUNGAN KONDISI ... filevi KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala berkat limpahan rahmat

87

Muhmin, A. (2006). An Experimental Study of the Accuracy of Consumers’ Self-Reports of their Information Acquisition Processes. Research inConsumer Behavior , 185-208.

Nasution, S. (2000). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto. (2007). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: PustakaPelajar.

Sardiman, A. (2005). Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PTRineka.

Sue Howard. 1999. Guiding Collaborative Teamwork in Classroom. EffectiveTeaching, 12 (1), 1-18.

Sugiyono. (2006). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.

Suhardjo. (2008). Perencanaan Pangan Dan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Sumarni, S. (2005). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Syah, M. (2011). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Uno, H. B. (2007). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user