perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang...

75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user EFEK EKSTRAK BATANG BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Cahyaning Gusti Agriani G.0008068 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2012

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

EFEK EKSTRAK BATANG BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.)

TERHADAP KADAR GULA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)

YANG DIINDUKSI ALOKSAN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Cahyaning Gusti Agriani

G.0008068

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta

2012

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Efek Ekstrak Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang

Diinduksi Aloksan

Cahyaning Gusti Agriani., NIM : G.0008068, Tahun: 2012

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret

Pada Hari Jumat, Tanggal 6 Januari Tahun 2012

Pembimbing Utama

Nama : Kisrini, dra., M.Si., Apt.

NIP : 19550804 198303 2 001 ………………………

Pembimbing Pendamping

Nama : Ruben Dharmawan, dr., Ir., Sp. ParK., Ph.D.

NIP : 19511120 198601 1 001

.……………………...

Penguji Utama

Nama : Yul Mariyah, dra., M. Si., Apt

NIP : 19510329 198303 2 001

………………………

Anggota Penguji

Nama : Dr. Hartono, dr., M.Si.

NIP : 19650727 199702 1 001 ………………………

Surakarta,

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes Prof.Dr.Zainal Arifin Adnan,dr.,Sp.PD-KR-FINASIM

NIP : 19660702 199802 2 001 NIP : 19510601 197903 1 002

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam

naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 6 Januari 2012

Cahyaning Gusti Agriani

NIM. G.0008068

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

ABSTRAK

Cahyaning Gusti Agriani, G.0008068, 2012. Efek Ekstrak Batang Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Kadar Gula Darah Tikus Putih (Rattus

norvegicus) yang Diinduksi Aloksan.

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak

batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar gula darah tikus

putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorik dengan

rancangan penelitian pre-post test control group design. Subjek dari penelitian ini

adalah 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus), berumur rata-rata 2 bulan dengan

berat 200 gram. Subjek dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan. Seluruh kelompok

perlakuan diinduksi dengan aloksan 25 mg/200 gram BB/hari selama 3 hari. Pada

hari keempat, diambil sampel darah dari vena orbita tikus untuk mengukur kadar

gula darah pertama (T1). Kemudian kelompok kontrol positif diberi metformin

12,6 mg/200 gram BB/hari, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 diberi dosis ekstrak

batang belimbing wuluh masing-masing 25, 50, dan 100 mg/200 gram BB/hari.

Pada hari ke-15 perlakuan, diambil sampel darah untuk mengukur kadar gula

darah kedua (T2). Pengukuran kadar gula darah menggunakan spektrofotometer

dengan metode Glucose GOD PAP. Kemudian data dianalisis menggunakan uji

One way ANOVA.

Hasil Penelitian: Selisih kadar gula darah dihitung dari kadar gula darah setelah

induksi dikurangi kadar gula darah setelah perlakuan. Dari data tersebut dihitung

rerata pada tiap kelompok perlakuan dengan hasil sebagai berikut : kelompok

kontrol negatif = -24,4; kelompok kontrol positif = 103,4; kelompok perlakuan 1

= 83,4; kelompok perlakuan 2 = 102,4; dan kelompok perlakuan 3 = 102,2 (dalam

satuan mg/100ml). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji One way

ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan selisih kadar gula darah yang nyata

antara kelima kelompok perlakuan (p = 0,000). Post Hoc Test menunjukkan

kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 memiliki efektivitas yang sama dengan kelompok

kontrol positif dalam menurunkan kadar gula darah yang dinyatakan dengan nilai

p > 0,05.

Simpulan Penelitian: Ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

berefek terhadap penurunan kadar gula darah tikus putih yang diinduksi aloksan.

Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRACT

Cahyaning Gusti Agriani, G.0008068, 2012. The Effect of Belimbing Wuluh’s

Stem (Averrhoa bilimbi L.) Extract to the Blood Glucose Level in White Rats

(Rattus norvegicus) Induced by Alloxan.

Objective: The purpose of this research is to find out the effect of belimbing

wuluh’s stem (Averrhoa bilimbi L.) extract due to the blood glucose level in white

rats (Rattus norvegicus) induced by alloxan.

Methods: This research is a laboratory experiment using experimental control

group pre-post test design. Subjects of this research are 25 male white rats (Rattus

norvegicus), 2 months of age and 200 grams of body weight. Subjects were

divided into five groups. All groups were induced by 25 mg/200 gram body

weight/day of alloxan for three days. On the day of fourth, blood sample were

collected from orbital vein of white rats for the measurement of the first blood

glucose level (T1). Furthermore the positive control group received 12,6 mg/200

gram body weight/day of metformin, then the first, second, and third group

received of each 25, 50, and 100 mg/200 gram body weight/day of belimbing

wuluh’s stem extract. On the fifteenth day of treatment, blood samples were

collected again from the orbital vein of white rats for the measurement of the

second blood glucose level (T2). The measurement of blood glucose was using

spectrophotometer with the Glucose GOD PAP method. Then the data were

analyzed by using One way ANOVA.

Results: Blood glucose rate after induction have subtracted by blood glucose rate

after drug given. After that the data would be change in to mean data that

representes as : negative control group = 24,4; positive control group 103,4; first

given drug group = 83,4; second given drug group = 102,4; and third given drug

group = 102,2 (in mg/100ml unit). The statistical analysis by using One way

ANOVA shows a significant difference in blood glucose level among the five

groups of treatment with p value = 0,000. Post Hoc Test shows that the first,

second, and third group have the same effectively as the positive control group to

decrease the blood glucose level with p > 0,05.

Conclusion: The belimbing wuluh’s stem (Averrhoa bilimbi L.) extract has an

effect to decrease the blood glucose level in white rats induced by alloxan.

Key words: belimbing wuluh’s stem extract, blood glucose level, alloxan

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efek Ekstrak

Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Kadar Gula Darah

Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diinduksi Aloksan”. Penyusunan skripsi

ini digunakan dalam rangka memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk

memperoleh gelar sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas

Maret Surakarta. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan, SpPD-KR FINASIM, selaku Dekan FK

UNS Surakarta.

2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Kisrini, dra., M.Si., Apt., selaku Pembimbing Utama yang telah memberikan

bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis.

4. Ruben Dharmawan, dr. Ir., Sp.ParK., Ph.D., selaku Pembimbing

Pendamping, yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi

penulis.

5. Yul Mariyah, dra., M. Si., Apt selaku Penguji Utama yang telah memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

6. Dr. Hartono, dr., M. Si, selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

7. Kedua orang tuaku tercinta (Ir. Agus Yuwono Dwi Wahyudi dan Sukartinah)

atas doa, motivasi dan cinta kasih yang telah engkau berikan. Adik-adikku

tersayang (Brian, Chandra, dan Fira) atas suntikan semangat dan gangguan-

gangguan dalam masa penat, itu semua memberi motivasi lebih untuk saya.

Adik terakhirku (Laras), maknae yang sudah kembali ke sisi Allah swt,

doakan kami selalu ya sayang. Keluarga besarku, mbah kakung (alm), mbah

putri, om dan bulik, keponakan dan sepupu yang telah memberikan doa restu

dan dukungan, baik material, moral, maupun spiritual.

8. Sahabat-sahabat terbaikku El leucin tercinta (Nia, Rida, Tita, Oktie, Adel,

Pras, Albret, Cilla, dan Icon) terima kasih atas semua desakan untuk ngerjain

skripsi cepat-cepat. Semoga kelompok kita gak jadi almarhum seperti yang

Icon bilang. Semoga di rotasi klinik, kita bisa sekelompok. Amin.

9. Sahabatku Peni, Ditha, Ifan, Galih, dan Mahwida, terima kasih sudah bersedia

menjadi tempat sampah dan tambahan motivator selama ini.

10. Pak Sigit, Bu Haryati dan staf laboratorium USB yang telah berpartisipasi dan

membantu jalannya penelitian skripsi.

11. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Surakarta, 6 Januari 2012

Cahyaning Gusti Agriani

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI halaman

PRAKATA ........................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................... 5

1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) ........................................ 5

2. Ekstrak Perkolasi ............................................................................. 11

3. Glukosa Darah ................................................................................. 13

4. Diabetes Melitus ............................................................................. 16

5. Aloksan ........................................................................................... 26

6. Hewan Percobaan.............................................................................28

7. Ekstrak Batang Belimbing Wuluh Berefek terhadap Kadar Gula

Darah...............................................................................................29

B. Kerangka Pemikiran ............................................................................... 30

C. Hipotesis ............................................................................................... 31

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 32

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 32

B. Lokasi Penelitian .................................................................................... 32

C. Subjek Penelitian ................................................................................... 32

D. Identifikasi Variabel ............................................................................... 33

E. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 34

F. Alur Penelitian ....................................................................................... 36

G. Alat dan Bahan ....................................................................................... 37

H. Cara Kerja ............................................................................................... 37

I. Teknik Analisis ....................................................................................... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 44

A. Hasil Penelitian ...................................................................................... 44

B. Anlisis Data Penelitian ........................................................................... 45

BAB V PEMBAHASAN ..................................................................................... 48

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 55

A. Simpulan ................................................................................................ 55

B. Saran ....................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56

LAMPIRAN

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rerata Hasil Pengukuran Selisih Kadar Gula Darah pada Tiap

Kelompok…………………………………………………………..…44

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pohon Averrhoa bilimbi L.……………………………..………....... 7

Gambar 2. Buah Averrhoa bilimbi L.………………………..……..………....... 8

Gambar 3. Bunga Averrhoa bilimbi L.……………………………..………....... 8

Gambar 4. Grafik Rerata Hasil Pengukuran Selisih Kadar Gula Darah pada Tiap

Kelompok .……………………………….……………..……….......44

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Kadar Gula Darah Tikus Putih

Lampiran 2. Uji Normalitas Distribusi

Lampiran 3. Uji Homogenitas dan Uji One way ANOVA

Lampiran 4. Hasil Post Hoc Test

Lampiran 5. Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada

Hewan Uji

Lampiran 6. Konversi Dosis untuk Manusia dan Berbagai Jenis Hewan

Lampiran 7. Pembuatan Ekstrak

Lampiran 8. Surat Keterangan Pemesanan Ekstrak

Lampiran 9. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di Laboratorium Farmasi

Universitas Setia Budi

Lampiran 10. Brosur Cara Kerja Pengukuran Kadar Gula Darah

Lampiran 11. Foto-foto Penelitian

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan gejala

hiperglikemia (kadar gula darah lebih dari normal) yang disebabkan oleh

gangguan sekresi insulin, gangguan kerja insulin, atau keduanya (ADA,

2004).

Hiperglikemia yang terjadi biasanya berhubungan dengan kerusakan sel-

sel beta pankreas penghasil insulin. Kerusakan ini dapat disebabkan oleh

kegemukan, faktor genetik, infeksi virus seperti virus Coxsackie, reaksi

autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel-sel beta, zat diabetogenik

seperti streptozotocin dan aloksan, serta radikal bebas (Koczwara et al., 2004;

Robertson et al., 2004; Roivainen et al., 2000; Szkudelski, 2001).

Hiperglikemia yang berlangsung kronis diasosiasikan dengan kerusakan

mikrovaskular maupun makrovaskular yang kemudian menyebabkan

kerusakan jangka panjang, disfungsi, dan kegagalan berbagai organ tubuh

terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah (ADA, 2004;

Gustaviani, 2006; Nagappa et al., 2003).

Penatalaksanaan diabetes melitus ialah dengan diet diabetes, latihan fisik,

penyuluhan kesehatan masyarakat, cangkok pankreas, dan penggunaan obat

antihiperglikemik. Obat antihiperglikemik di antaranya berasal dari golongan

sulfonilurea dan biguanid. Akan tetapi, pada penggunaan jangka panjang,

obat-obat ini akan menimbulkan efek samping (Tjokroprawiro, 2003; Utami,

2003; Walujani, 2003). Penggunaan insulin juga dilaporkan dapat

menimbulkan efek samping jangka panjang seperti resistensi insulin,

anoreksia nervosa, atrofi otak, dan perlemakan hati (Yaryuya, 2001).

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan dan

mendorong penggunaan terapi alternatif terutama di negara di mana akses

untuk perawatan diabetes konvensional tidak memadai. Hingga saat ini,

sekitar 1200 jenis tanaman terapeutik digunakan untuk menurunkan kadar gula

darah pada diabetes. Namun, perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui

efektivitas tanaman-tanaman itu. Salah satu tanaman terapeutik tersebut ialah

tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) (Fallah, 2006; Sudarsono et

al., 2002).

Penelitian yang dilakukan Armenia dkk (2004) dan Agustin (1982)

membuktikan bahwa pemberian jus buah belimbing wuluh dapat menurunkan

kadar gula darah mencit dan marmut diabetes baik pada kelompok yang

diinduksi aloksan maupun yang dibebani glukosa. Pada penelitian yang

dilakukan Damayanti (1995) terbukti bahwa infusa daun belimbing wuluh

mampu menurunkan kadar gula darah pada tikus putih jantan diabetes yang

diinduksi aloksan. Pada penelitian lain, ekstrak etanol daun belimbing wuluh

terbukti mempunyai efek hipoglikemik, hipotrigliseridemik, antilipid

peroksidatif dan antiatrogenik pada tikus diabetes yang diinduksi

Streptozotocin (Pushparaj, 2000).

Tanaman belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) secara umum

mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, tannin, fenol, kumarin, minyak

atsiri, asam oksalat, dan pektin. Dalam penelitian tersebut di atas dilaporkan

bahwa kandungan daun dan buah belimbing wuluh yang berperan dalam

penurunan kadar gula darah ialah flavonoid, saponin, dan tannin. Pada bagian

batang belimbing wuluh terdapat saponin dan tannin (Sudarsono, 2002).

Tannin berfungsi untuk menghambat asupan glukosa di usus

(Suryowiyoto, 2005). Alkaloid tannin merupakan suatu polifenol tanaman

yang larut air (polar) dan dapat mendenaturasi protein (Westendarp, 2006).

Saponin lebih bersifat hidrofobik (nonpolar). Saponin mampu menghambat

transport glukosa dari lambung ke usus halus (Widowati, 2006). Penarikan

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

zat-zat tersebut dari tanaman dapat dilakukan dengan ekstraksi. Dalam

penelitian ini dipilih metode ekstraksi perkolasi dengan etanol 70% sebagai

pelarut. Karena etanol 70% adalah pelarut yang bersifat semi polar diharapkan

zat-zat seperti saponin dan tannin dapat tersari berdasarkan sifat kepolaran

masing-masing.

Tikus putih (Rattus norvegicus) digunakan sebagai subjek pada penelitian

ini karena selain lazim digunakan sebagai hewan coba, tikus memiliki

kemiripan fungsi organ dengan manusia. Dibandingkan hewan coba lain

seperti kelinci ataupun monyet, tikus dianggap lebih ekonomis. Selain itu

daripada mencit, tikus putih memiliki ukuran yang lebih besar sehingga

diharapkan tikus putih dapat menampilkan hasil yang lebih nyata pada

percobaan. Penyeragaman usia, jenis kelamin, galur, dan berat badan tikus

putih sangat penting karena diharapkan dapat meningkatkan signifikansi

percobaan.

Bagian tumbuhan belimbing wuluh seperti buah dan daun terbukti

memiliki efek menurunkan kadar gula darah hewan coba karena kandungan

flavonoid, saponin, dan tannin. Dalam batang belimbing wuluh dilaporkan

juga memiliki zat-zat aktif seperti yang terkandung dalam buah dan daun yaitu

saponin dan tannin. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

apakah ekstrak batang belimbing wuluh memiliki efek yang sama yaitu

mampu menurunkan kadar gula darah pada hewan percobaan.

B. Rumusan Masalah

Apakah ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

mempunyai efek terhadap kadar gula darah tikus putih (Rattus norvegicus)

yang diinduksi aloksan?

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak batang belimbing

wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar gula darah tikus putih (Rattus

norvegicus) yang diinduksi aloksan.

D. Manfaat Penelitian

1. Aspek Teoritik:

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai efek

berbagai dosis ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

terhadap kadar gula darah tikus putih diabetes.

2. Aspek Aplikatif:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian

selanjutnya untuk pengembangan potensi batang belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) sebagai obat alternatif bagi penderita diabetes

melitus.

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

a. Sinonim

Belimbing asam.

b. Taksonomi Tanaman

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Oxalidales

Familia : Oxalidaceae

Genus : Averrhoa

Spesies : Averrhoa bilimbi Linnaeus (Pushpakumara, 2007).

c. Nama Daerah

Sumatra : limeng, selimeng, thlimeng, balimbieng, malimbi

Jawa : balimbing, calincing, blimbing, blimbing wulih,

Sulawesi : balimbing botol, lompiat, litod, lopias, lembutu,

Nusa Tenggara : belimbing buloh, limbi, balimbeng, kerbol

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

Maluku : thurela, takurela, taprera

Papua : useke (Mursito, 2001).

d. Nama Asing

Filipina : kamias

Malaysia : belimbing buloh, belimbing asam, billing - billing

Thailand : kaling pring, taling pling

Kamboja : tralong tong

Inggris : cucumber tree, bilimbi, tree sorrel, small sour fruit

Prancis : blimblim, blinblin, cornichon des Indes, zibeline

blonde, zibeline, carambolier bilimbi

Spanyol : tiriguro, pepino de Indias, mimbro, grosella china

Argentina : pepino de indias

Suriname : mirambi

Kostarika : mimbro (Muhlisah, 2004; Pushpakumara, 2007).

e. Deskripsi Tanaman

Belimbing wuluh merupakan tanaman alami yang hidup di daratan

Asia yang beriklim tropis lembab. Perawakan tumbuhan ini berbentuk

pohon tajuk membulat dengan tinggi 5 sampai 10 m. Batang pohonnya

monopodial dengan percabangan simpodial. Batang cenderung kasar dan

berbenjol-benjol, percabangan sedikit, dengan arah condong ke atas.

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Cabang muda berbulu seperti beludru, berwarna coklat muda

(Pushpakumara, 2007; Sudarsono et al., 2002).

Daun termasuk majemuk menyirip ganjil dengan anak daun tersusun

berhadapan atau berseling pada tangkai yang sama atau tangkai majemuk

(Gambar 1). Jumlah anak daun dalam 1 tangkai bersama tersebut

umumnya ganjil antara 21 sampai 45 helai. Tulang menyirip sedang

bentuk daun lonjong sampai panjang dengan pangkal daun melebar dan

ujung meruncing. Permukaan atas berwarna kuning kehijauan hingga hijau

tua dan berbulu halus, sedangkan permukaan bawah hijau muda hingga

pucat. Panjang daun 2-10 cm dengan lebar 1-3 cm (Sudarsono et al., 2002;

Sunarjono, 2004).

Gambar 1: Pohon Averrhoa bilimbi L.

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Gambar 2: Buah Averrhoa bilimbi L.

Gambar 3: Bunga Averrhoa bilimbi L.

Buah berbentuk elips, obovoid, atau hampir silinder yang samar-samar

terdiri atas lima sisi (Gambar 2). Buah berukuran 4-10 cm, tertutup oleh

kelopak bunga tipis berbentuk bintang pada pangkalnya. Buah yang

mentah terasa renyah dengan warna hijau cerah. Buah berubah menjadi

kekuningan-hijau, gading atau hampir putih saat matang dan jatuh ke

tanah. Kulit buah tipis dan sangat lembut. Tekstur daging lembut seperti

agar-agar, berair, dan sangat asam (Sudarsono et al., 2002; Sunarjono,

2004).

Bunga berukuran kecil dengan panjang 10-22 mm, memiliki 5

kelopak, berbulu serta berbau harum. Warna bunga hijau kekuningan atau

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

keunguan ditandai dengan ujung gelap - ungu. Bunga muncul langsung

dari batang yang tertua, atau cabang tebal dengan beberapa ranting

(Gambar 3). Biji berjumlah 6-7 butir pada tiap-tiap buah, berbentuk pipih

dengan ukuran sekitar 6 mm, bertekstur lembut dan berwarna coklat

(Pushpakumara, 2007; Sudarsono et al., 2002; Sunarjono, 2004).

f. Habitat

Belimbing wuluh termasuk tumbuhan tropis dan lebih sensitif terhadap

dingin daripada belimbing buah (Averrhoa carambola) terutama ketika

masih muda. Tanaman ini membutuhkan iklim lembab dengan curah hujan

merata hampir sepanjang tahun, tetapi harus ada periode kemarau 2-3

bulan (Orwa et al., 2009; Pushpakumara, 2007).

Belimbing wuluh berkembang dengan baik pada tanah subur, area

yang tidak teduh dan cukup lembab, dan pH tanah sedikit asam dengan

ketinggian area 0-1200 m dpl. Walaupun demikian, tanaman ini juga

mampu bertahan pada tanah kering, berpasir ataupun berkapur. Tanaman

ini dibudidayakan dengan biji dan cangkok (Orwa et al., 2009).

g. Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Buah belimbing wuluh mengandung alkaloid, saponin, kumarin,

karoten, thiamin, riboflavin, niacin, pektin, minyak atsiri, dan asam oksalat

baik dalam bentuk kalium oksalat ataupun dalam bentuk enzim isositrat

liase (Galvao et al., 2001; Sudarsono et al., 2002). Pada daunnya

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

ditemukan tannin, sulfur, asam format, peroksid, alkaloid, kumarin, pektin,

minyak atsiri, flavonoid dan saponin. Bagian batangnya mengandung

saponin, tannin, glukosid, kalsium oksalat, sulfur, peroksidase dan asam

format (Muhlisah, 2001; Sudarsono et al., 2002).

Ekstrak daun belimbing wuluh dilaporkan memiliki efek sebagai

antidiuresis (Prasetya, 2007), antiinflamasi (Effendi, 1998; Bashori, 2008),

antihiperglikemik (Pushparaj, 2000), antibakteri (Anisah, 1994); Hartati,

1996), antihiperkolesterolemi (Pushparaj, 2000), dan antihipertensi

(Hernanin et al., 2009). Ekstrak buah belimbing wuluh memiliki khasiat

antihiperglikemik (Agustin, 1982; Suharti, 1982; Damayanti, 1995;

Armenia, 2004), antihiperkolesterolemi (Herlih, 1993; Andriastuti, 1995;

Diana, 1995), antihipertensi (Hartadi, 1985; Mulyaningsih, 1998), dan

antibakteri (Nurhayati, 1994). Dekok bunga belimbing wuluh memiliki

khasiat antiinflamasi (Ardananurdin, 2010) sedangkan batang belimbing

wuluh telah dilaporkan memiliki efek antimikroba (Faradisa, 2008).

h. Potensi Batang Belimbing Wuluh sebagai Antihiperglikemik

Dalam sediaan ekstrak etanol batang belimbing wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) terkandung tannin dan saponin yang berperan sebagai agen

antihiperglikemik (Sudarsono et al., 2002).

Tannin berfungsi sebagai astringent yang dapat mempresipitasikan

protein selaput lendir usus dan membentuk suatu lapisan yang melindungi

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

usus, sehingga menghambat asupan glukosa darah tidak terlalu tinggi

(Suryowiyoto, 2005).

Saponin memanipulasi glucose transporter-1 sehingga menghambat

transpor glukosa dari lambung menuju usus halus dan brush border usus,

jadi menghambat kenaikan kadar glukosa darah (Widowati, 2006).

2. Ekstrak Perkolasi

Ekstraksi ialah penarikan zat pokok yang diinginkan dari bahan mentah

obat dengan menggunakan pelarut yang dipilih di mana zat yang diinginkan

larut. Prinsip ekstraksi adalah melarutkan komponen yang berada dalam

campuran secara selektif dengan pelarut yang sesuai. Prinsip kelarutan yaitu

pelarut polar melarutkan senyawa polar, pelarut semipolar melarutkan

senyawa semipolar, pelarut nonpolar melarutkan senyawa nonpolar. Sediaan

yang diperoleh dari hasil ekstraksi dinamakan ekstrak sedangkan pelarutnya

disebut penyari, sedangkan sisa-sisa yang tidak ikut tersari disebut ampas

(Harbone, 1994).

Metode ekstraksi yang digunakan adalah perkolasi. Istilah perkolasi

berasal dari bahasa latin per yang artinya melalui dan colare yang artinya

merembes. Secara umum dapat dinyatakan sebagai proses di mana obat yang

sudah halus diekstraksi dalam pelarut yang cocok dengan cara melewatkan

perlahan-lahan melalui obat dalam suatu kolom. Perkolasi dilakukan dalam

wadah silindris atau kerucut (perkolator), yang memiliki jalan masuk dan

keluar yang sesuai. Bahan ekstraksi yang dimasukkan secara kontinu dari

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

atas mengalir lambat melintasi jamu yang umumnya berupa serbuk kasar.

Hasil ekstraksi berupa bahan aktif yang tinggi, ekstraksi yang kaya ekstrak.

Dengan demikian keuntungan perkolasi adalah pemanfaatan jamu secara

optimal serta memerlukan waktu yang singkat (Ansel, 1989; Voigt, 1994).

Sebagai cairan pengekstraksi, air atau etanol lebih di sukai

penggunaannya. Ekstraksi air dari suatu bagian tumbuhan dapat melarutkan

gula, bahan lendir, amina, tannin, vitamin, asam organik, garam organik

serta bahan pengotor lain. Pada sediaan ekstraksi air (infusa), zat-zat yang

tersaring ialah zat-zat yang bersifat polar saja. Penyaringan dengan cara ini

menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar kuman dan kapang.

Oleh karena itu, sari yang diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.

Etanol dapat menyari zat yang tidak tersari oleh air yaitu lemak, terpenoid,

antrakinon, kumarin, flavonoid polimetil, resin, klorofil, isoflavon, alkaloid

bebas, kurkumin dan fenol lain. Etanol tidak menyebabkan pembengkakaan

membran sel, sehingga memperbaiki stabilitas bahan obat terlarut. Dalam

bentuk sediaan ekstrak etanol, selain dapat disimpan lebih lama, ekstrak juga

dapat dipakai berulang. (Voigt, 1994).

Dalam penelitian ini digunakan larutan penyari etanol 70% karena

merupakan pelarut semipolar sehingga dapat menarik saponin dan tannin

(Harborne, 1987). Dengan etanol kadar 70% , diharapkan dapat dihasilkan

bahan aktif yang optimal karena bahan pengotor hanya larut dalam skala

kecil (Voigt, 1994).

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

3. Glukosa Darah

a. Definisi

Glukosa merupakan aldosa karbon enam yang terdapat sebagai bentuk D

dan ditemukan sebagai monosakarida. Sebagai hasil akhir pencernaan pati,

sukrosa, maltosa, dan laktosa pada hewan dan manusia, glukosa beredar dalam

tubuh dan sel, serta merupakan sumber energi (Almatsier, 2004; Nuswantari,

1994).

b. Pembentukan Glukosa Darah

Glukosa dapat dibentuk melalui:

1) Proses pencernaan

Karbohidrat amilum dihidrolisis enzim ptialin (α-amilase saliva) dalam

mulut dan esophagus dan bekerja optimum pada pH 6,7. Di lambung,

proses ini dihambat oleh kerja getah lambung yang bersifat asam. Di

dalam usus halus, α-amilase pankreas menghidrolisis polisakarida menjadi

oligosakarida, yaitu : disakarida maltose, trisakarida maltriosa, dan α –

limit dekstrin (Murray et al., 2003).

Oligosakarida yang terletak di bagian luar membrane mikrovili usus

halus kemudian dipecah menjadi glukosa, galaktosa, dan fruktosa oleh α–

limit dekstrinase dan glukomilase. Molekul-molekul glukosa yang

terbentuk memasuki sel mukosa berdekatan dan bergantung terhadap

konsentrasi Na+ yang tinggi di atas permukaan mukosa sel. Glukosa

bergerak bersama dengan ion Na+

dari luar sel dan dilepas ke dalam sel.

Ion Na+ memasuki ruang intersel dan glukosa berdifusi ke dalam ruang

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

interstisium sehingga masuk ke dalam kapiler. Mekanisme pengangkutan

glukosa ini juga berlaku pada transport galaktosa. Fruktosa menggunakan

transporter berbeda dan diangkut dengan difusi terfasilitasi. Beberapa

fruktosa diubah menjadi glukosa di dalam sel mukosa (Ganong, 2005).

Zat-zat tersebut diangkut ke dalam hepar melalui vena porta hepatis.

Galaktosa dan fruktosa dikonversi menjadi glukosa di hati (Guyton dan

Hall, 1997; Montgomery et al., 1993; Murray et al., 2003).

2) Glikogenolisis

Glikogenolisis merupakan proses pemecahan glikogen yang disimpan

sel untuk menghasilkan kembali glukosa di dalam sel yang digunakan

untuk menyediakan energy. Glikogen yang mengalami glikogenolisis

terutama glikogen yang tersimpan di hepar, sedangkan glikogen otot akan

berkurang setelah seseorang melakukan olahraga berat dan lama. Dalam

hepar terdapat enzim glukosa 6-fosfatase yang melepaskan gugus fosfat

dari glukosa 6-fosfat sehingga meningkatkan difusi glukosa dari sel ke

dalam darah (Brook dan Marshall., 2001; Murray et al., 2003).

3) Glukoneogenesis

Glukoneogenesis terjadi jika glukosa dibutuhkan dalam keadaan

darurat. Akan tetapi kalori yang dihasilkan dalam proses ini relatif kecil.

Oleh karena itu, proses ini mengambil cadangan glukosa yang berasal dari

hati dan ginjal. Glukosa dibentuk dari asam amino, gliserol, propionate,

dan asam laktat. Glukoneogenesis distimulus baik secara langsung

maupun tidak langsung oleh banyak hormon. Hormon yang memberikan

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

efek paling banyak antara lain glukosteroid, glukagon, dan katekolamin

(Goodman, 2009; Unger dan Foster, 1992).

c. Pengaturan Glukosa Darah

Pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah pada orang normal

sangatlah sempit, pada orang yang sedang berpuasa kadar glukosa darah

ini hanya antara 80 dan 90 mg/dl darah yang diukur sebelum makan pagi.

Konsentrasi ini meningkat menjadi 120-140 mg/dl selama jam pertama

atau lebih setelah makan. Sedangkan kadar glukosa darah normal puasa

pada tikus berkisar antara 60-90 mg/dl (Guyton dan Hall, 1997; Mitruka

dan Rawnsley, 1981).

Jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan yang

dipergunakan oleh jaringan-jaringan perifer tergantung dari keseimbangan

fisiologis beberapa hormon. Hormon-hormon ini dapat diklasifikasikan

sebagai: (1) hormon yang merendahkan kadar glukosa darah, dan (2)

hormon yang meningkatkan kadar glukosa darah. Insulin merupakan

hormon yang merendahkan kadar glukosa darah, yang dibentuk oleh sel-

sel beta pulau Langerhans pankreas. Sebaliknya, ada beberapa hormon

tertentu yang dapat meningkatkan kadar glukosa darah, antara lain: (1)

glukagon yang disekresi oleh sel-sel alfa pulau Langerhans, (2) epinefrin

yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin, (3)

glukokortikoid yang disekresi oleh korteks adrenal, dan (4) hormon

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

pertumbuhan yang disekresi oleh hormon hipofisis anterior (Schteingart,

2006).

4. Diabetes Melitus

a. Klasifikasi dan Patofisiologi

Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang secara

genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa

hilangnya toleransi karbohidrat (Schteingart, 2006). Menurut American

Diabetes Association (2010), diabetes melitus dikelompokkan menjadi

empat tipe yaitu:

1) Diabetes melitus tipe 1

Diabetes ini disebut juga diabetes melitus tergantung insulin atau

disebut Insulin Dependent Diabetes Melitus. Diabetes jenis ini paling

sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda, namun demikian dapat

juga ditemukan pada setiap umur (Eisenbart, 1995; Kartini et al., 2000).

Diabetes melitus tipe 1 sendiri masih dibagi lagi menjadi dua yaitu

diabetes melitus tipe 1A dan 1B. Diabetes melitus tipe 1A disebabkan oleh

penghancuran sel beta pankreas oleh proses autoimun. Sementara itu,

sebagian kecil dari pasien diabetes tipe 1 masuk ke dalam kategori

diabetes melitus tipe 1B, di mana kerusakan sel beta pankreas bersifat

idiopatik. Kebanyakan penderita diabetes melitus tipe 1B ini berasal dari

ras Afrika-Amerika atau Asia. Kerusakan sel beta pankreas ini pada

stadium lanjut akan menyebabkan berkurang atau hilangnya kemampuan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

sel tersebut atau hilangnya kemampuan sel tersebut untuk mensekresi

insulin (Felig dan Frohman, 2001; Powers, 2005; Vail, 2004).

2) Diabetes melitus tipe 2

Diabetes melitus tipe 2 atau disebut Non Insulin Dependent Diabetes

Melitus merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk diabetes

yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang

dapat timbul pada masa kanak-kanak, yang ditandai dengan gannguan

sekresi insulin dan naiknya kadar gula darah (ADA, 2010; Ganong, 2005;

Kartini et al., 1994).

Resistensi insulin yang terjadi pada hepar, jaringan lemak, dan otot

skelet merupakan patofisiologi utama diabetes melitus tipe 2. Kegagalan

sel beta pankreas merupakan defek sekunder yang terjadi setelah adanya

perkembangan penyakit. Hal ini ditandai dengan ketidakmampuan sel beta

pankreas untuk meningkatkan respon sekresi insulin dan menjaga keadaan

hiperinsulinemia sebagai kompensasi terhadap resistensi insulin. Awal

timbulnya diabetes melitus tipe 2 didahului dengan adanya periode

gangguan kadar glukosa darah puasa atau gangguan toleransi glukosa

(Gardner dan Shoback, 2007; Powers, 2005).

3) Diabetes gestasional

Diabetes melitus gestasional didefinisikan sebagai intoleransi glukosa

yang terjadi pada saat kehamilan. Resistensi insulin yang berhubungan

dengan perubahan metabolisme pada saat hamil menyebabkan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

meningkatnya kebutuhan insulin dan dapat berkembang menjadi gangguan

toleransi glukosa (Powers, 2005).

4) Diabetes tipe spesifik

Diabetes melitus tipe spesifik dapat disebabkan oleh defek genetik sel

beta pankreas, defek genetik aksi insulin, endokrinopati, infeksi, penyakit

eksokrin pankreas, diabetes yang diinduksi obat-obatan atau agen kimiawi,

diabetes melitus akibat reaksi imunitas yang tidak umum dan sindroma

genetik lain yang berkaitan dengan diabetes melitus (Powers, 2005;

Triplitt et al., 2008).

b. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis diabetes melitus dikaitkan dengan konsekuensi

metabolik defisiensi insulin. Pasien-pasien dengan defisiensi insulin

tidak dapat mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal,

atau setelah makan karbohidrat. Jika hiperglikemianya berat dan

melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria. Glikosuria

ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan

pengeluaran urin (poliuria) dan menimbulkan rasa haus (polidipsia).

Karena glukosa hilang bersama urin, maka pasien mengalami

keseimbangan kalori negatif dan berat badan berkurang. Rasa lapar yang

semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat

kehilangan kalori. Pasien mengeluh lelah dan mengantuk (Schteingart,

2006).

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

c. Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas

DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang

tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan

pasien adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi

pada pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan khas,

pemeriksaan glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa

≥ 126 mg/dl juga digunakan untuk patokan diagnosis DM. Untuk

kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaaan glukosa darah yang

baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat untuk menegakkan

diagnosis DM. Diperlukan konfirmasi lebih lanjut dengan mendapatkan

sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl,

ataupun kadar glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dl pada hari yang lain

(Gustaviani, 2007).

d. Komplikasi Diabetes Melitus

Jika dibiarkan tidak dikelola dengan baik, diabetes melitus akan

menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi, baik komplikasi akut

maupun kronis. Komplikasi akut diabetes melitus terdiri dari:

1) Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi saat glukosa darah pasien < 70 mg/dl. Gejala

hipoglikemia mulai timbul bila kadar glukosa darah ≤ 50 mg/dl,

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

meskipun reaksi hipoglikemia bisa didapatkan pada kadar glukosa darah

yang lebih tinggi. Manifestasi klinis yang terjadi melibatkan gangguan

saraf mulai dari gelisah sampai kejang dan koma. Penyebab tersering

hipoglikemia adalah obat-obatan golongan sulfoniluria, khususnya

glibenklamid (ADA, 2008; Boedisantoso dan Subekti, 2007).

2) Ketoasidosis diabetika

Ketoasidosis diabetika biasanya muncul pada pasien diabetes melitus

tipe 1. Ketoasidosis diabetika timbul karena kekurangan insulin yang

relatif absolut serta berlebihnya kadar hormon glukagon, katekolamin,

kortisol, dan hormon pertumbuhan (Powers, 2005).

3) Status hiperglikemik hiperosmolar

Status hiperglikemik hiperosmolar sering muncul pada pasien tua

dengan diabetes melitus tipe 2. Penyebab utamanya adalah defisiensi

insulin yang relatif dan masukan cairan yang tidak mencukupi.

Kurangnya insulin dalam darah akan menyebabkan keadaan

hiperglikemia. Keadaan hiperglikemia ini akan memicu diuresis osmotik

yang berakibat pada berkurangnya volume cairan intravaskuler. Tanda-

tanda klinis dari status hiperglikemik hiperosmolar adalah dehidrasi,

hiperosmolalitas cairan intravaskuler, hipotensi, takikardi, dan gangguan

mental (Powers, 2005).

Sedangkan komplikasi kronis dari diabetes melitus menurut Powers

(2005), antara lain:

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

1) Retinopati diabetika

Telah diketahui bahwa individu yang terkena diabetes melitus

mempunyai risiko 25 kali lebih besar untuk menjadi buta daripada

individu tanpa diabetes melitus. Kebutaan ini terutama disebabkan

oleh edema makular dan retinopati diabetika yang progresif.

a) Neuropati diabetika

Seperti komplikasi diabetes melitus yang lain, perkembangan

neuropati diabetika sangat terkait dengan lamanya menderita

diabetes melitus dan kontrol glukosa darah yang buruk. Karena

manifestasi klinis neuropati diabetika sama dengan neuropati yang

lain, maka diagnosis neuropati diabetika harus dibuat ketika

kemungkinan etiologi neuropati yang lain telah disingkirkan.

b) Penyakit kardiovaskular

Kejadian penyakit kardiovaskular meningkat di antara penderita

diabetes melitus tipe 1 dan 2. Framingham Heart Study menemukan

adanya peningkatan insidensi penyakit arteri perifer, gagal jantung

kongestif, penyakit arteri koronaria, infark myokardial dan kematian

mendadak.

c) Kaki diabetik

Ulserasi pada kaki dan infeksi merupakan sumber utama

morbiditas pada individu diabetes melitus. Penyebab peningkatan

kejadian amputasi ini adalah interaksi dari beberapa faktor seperti

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

neuropati, biomekanik dari kaki, penyakit arteri perifer dan proses

penyembuhan luka yang uruk.

e. Terapi Farmakologis Diabetes Melitus

Secara garis besar, pengobatan diabetes melitus ada dua jenis, yaitu:

1) Insulin

Insulin disintesis dan disekresikan oleh sel-sel beta pankreas dan

memiliki pengaruh penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan

protein. Insulin menurunkan kadar glukosa, asam lemak dan asam

amino dalam darah dan mendorong penyimpanannya (Sherwood,

2001).

Menurut Binkley (1995) dan Sherwood (2001) insulin mempunyai

empat pengaruh yang dapat menurunkan glukosa darah dan

meningkatkan penyimpanan karbohidrat, yaitu:

a) Insulin mempermudah masuknya glukosa ke dalam sebagian besar

sel (mempermudah transpor glukosa melewati membran sel).

b) Insulin merangsang glikogenesis di otot dan hati serta

penyimpanan trigliserid dalam jaringan lemak.

c) Insulin menghambat glikogenolisis sehingga meningkatkan

penyimpanan karbohidrat dan menurunkan pengeluaran glukosa

oleh hati.

d) Insulin menghambat glukoneogenesis dengan jalan menurunkan

jumlah asam amino darah bagi hati untuk glukoneogenesis dan

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

menghambat enzim-enzim hati yang diperlukan dalam proses

tersebut.

Insulin dikelompokkan berdasarkan lama kerja preparat menjadi

insulin masa kerja singkat, insulin masa kerja sedang, insulin masa

kerja lama dengan masa kerja yang lambat, dan insulin campuran

(Karam, 1998).

2) Obat Hipoglikemik Oral

Obat hipoglikemik oral yang beredar di pasaran digolongkan

menjadi:

a) Sulfonilurea

Dikenal dua generasi sulfonilurea, generasi I terdiri dari

tolbutamid, tolazamid, asetoheksamid dan klorpropamid. Generasi II

dengan potensi hipoglikemik lebih besar, antara lain gliburid,

glibenklamid, glipizid, gliklazid, dan glimepirid (Suherman, 2007).

Paling sedikit telah ditemukan tiga mekanisme kerja sulfonilurea,

yaitu: (1) pelepasan insulin dari sel beta pankreas, (2) penurunan

konsentrasi glukagon serum, dan (3) potensiasi kerja insulin pada

jaringan target (Karam, 1998).

Salah satu contoh obat golongan sulfonilurea yang banyak

digunakan adalah glibenklamid. Penurunan kadar glukosa yang terjadi

merupakan hasil dari perangsangan sekresi insulin di pankreas. Efek

perangsangan ini bergantung pada sel beta pankreas yang masih

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

fungsional. Aktivitas obat ini memerlukan paling sedikit 30% sel beta

pankreas yang masih berfungsi, efek ini tidak muncul pada individu

dengan defisiensi insulin absolut (yaitu diabetes tipe 1). Mekanisme ini

merupakan faktor penting pada pengobatan diabetes tipe 2 yang efektif

Pada dosis tinggi obat ini menghambat metabolisme insulin dan

menurunkan ikatan insulin pada protein plasma. Obat ini juga

mengurangi agregasi trombosit yang mungkin memegang peranan

pada terjadinya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler di kemudian

hari (Tjay dan Rahardja, 2002).

Glibenklamid diabsorpsi paling baik di saluran cerna serta

dimetabolisme dalam hati, hanya 25% metabolit dikeluarkan lewat

urine dan sisanya diekskresi melalui empedu dan tinja. Resorbsinya

dari usus lambat tetapi baik, plasma t½-nya sekitar 6 jam. Ekskresinya

berlangsung sebagai metabolit yang aktif lemah, separuh melalui ginjal

dan separuh dengan tinja (Handoko dan Suharto, 1995; Tjay dan

Rahardja, 2002).

b) Biguanid

Biguanid sebenarnya bukan obat hipoglikemik tetapi suatu

antihiperglikemik, tidak menyebabkan rangsangan sekresi insulin dan

umumnya tidak menyebabkan hipoglikemia. Dikenal tiga jenis obat

dari golongan biguanid: fenformin, buformin, dan metformin, tetapi

yang pertama telah ditarik dari peredaran karena sering menyebabkan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

asidosis laktat. Sekarang yang banyak digunakan adalah metformin

(Suherman, 2007; Aswin, 2009).

Metformin merupakan salah satu dari tiga jenis golongan biguanid.

Mekanisme kerja dari obat ini adalah dengan cara menurunkan

produksi glukosa di hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot

dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena adanya aktivasi

kinase di sel (Suherman, 2007).

Terapi tunggal dengan metformin dihubungkan dengan penurunan

berat badan dan efek hipoglikemi yang lebih rendah daripada

sulfonilurea dan thiazolidindione, serta dapat menurunkan kadar low-

density lipoprotein cholesterol (LDL-C), kadar trigliserid

(Rachmawati, 2009).

Metformin oral akan mengalami absorpsi di intestin, dalam darah

tidak terikat protein plasma, ekskresinya melalui urin dalam keadaan

utuh, dan memiliki masa paruh sekitar 2 jam. Pada pasien dengan

insufisiensi ginjal dapat terjadi akumulasi obat dan menyebabkan

terjadinya asidosis laktat (Suherman, 2007).

Hampir 20% pasien dengan metformin mengalami mual, muntah,

diare serta kecap logam; tetapi dengan menurunkan dosis keluhan-

keluhan tersebut segera hilang. pada pasien dengan gangguan fungsi

ginjal atau sistem kardiovaskular, pemberian biguanid dapat

menimbulkan peningkatan kadar asam laktat dalam darah, sehingga hal

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

ini dapat mengganggu keseimbangan cairan dalam tubuh (Suherman,

2007).

5. Aloksan

Aloksan merupakan senyawa hidrofilik dan tidak stabil. Rumus kimia

seyawa ini adalah (2,4,5,6-tetraoksipirimidin 5,6-dioksiurasil). Sebagai

diabetogenik, aloksan dapat digunakan secara intravena, intraperitoneal dan

subkutan. Dosis intravena yang digunakan biasanya 65 mg/kg BB,

sedangkan intraperitoneal dan subkutan adalah 2-3 kalinya (Nugroho, 2006).

Aloksan secara cepat dapat merusak pankreas, aksinya diawali oleh

pengambilan yang cepat oleh sel beta pankreas. Pembentukan oksigen

reaktif merupakan faktor utama pada kerusakan sel tersebut.

Pembentukannya diawali dengan proses reduksi aloksan dalam sel beta

pankreas. Aloksan mempunyai aktivitas tinggi terhadap senyawa seluler

yang mengandung gugus SH, glutation tereduksi, sistein dan senyawa

sulfhidril terikat protein (misalnya SH-containing enzyme). Hasil dari proses

reduksi aloksan adalah asam dialurat, yang kemudian mengalami reoksidasi

menjadi aloksan. Aloksan dan asam dialurat ini menentukan siklus redoks

untuk membangkitkan radikal superoksida. Radikal superoksida mengalami

dismutasi menjadi hidrogen peroksida, berjalan spontan dan kemungkinan

dikatalisis oleh superoksida dismutase. Salah satu target dari oksigen reaktif

adalah DNA pulau Langerhans pankreas (Szkudelski, 2001; Walde et al.,

2002).

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Faktor lain selain pembentukan oksigen reaktif adalah gangguan pada

homeostatis kalsium intraseluler. Aloksan dapat meningkatkan konsentrasi

ion kalsium bebas pada sel beta pankreas. Efek tersebut diikuti oleh

beberapa kejadian: (1) influks kalsium dari cairan ekstraseluler, (2)

mobilisasi kalsium dari simpanannya secara berlebihan, dan (3) eliminasi

yang terbatas dari sitoplasma. Influks kalsium akibat aloksan tersebut

mengkibatkan depolarisasi sel beta pankreas, lebih lanjut membuka kanal

kalsium tergantung voltase dan semakin menambah masuknya ion kalsium

ke sel. Pada kondisi tersebut, konsentrasi insulin meningkat sangat cepat,

dan secara signifikan mengakibatkan gangguan pada sensitivitas insulin

perifer dalam waktu singkat. Selain kedua faktor tersebut di atas, aloksan

juga diduga berperan dalam penghambatan glukokinase dalam proses

metabolisme energi (Suharmiyati, 2003; Szkudelski, 2001).

Tikus diabetik dapat dihasilkan dengan menginjeksikan aloksan secara

subkutan antara 120 sampai 130 mg/kg BB (Turner dan Bagnara, 1988;

Zarrow et al., 1964).

Kadar glukosa darah tikus normal 90 sampai dengan 160 mg/100 ml

darah, sedangkan tikus digolongkan sebagai tikus diabetes apabila kadar

gula darah lebih dari 200 mg/100 ml darah. Setelah perlakuan dengan

aloksan, kadar gula darah tikus berkisar antara 394 sampai 933 mg/100ml

darah (Zarrow et al., 1964).

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

6. Hewan Percobaan

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan sebagai binatang

percobaan karena tikus putih jantan dapat memberikan hasil penelitian yang

lebih stabil karena tidak dipengaruhi oleh adanya siklus menstruasi dan

kehamilan seperti pada tikus betina. Tikus jenis jantan juga mempunyai

kecepatan metabolisme obat yang lebih cepat dan kondisi biologis tubuh

yang lebih stabil dibandingkan tikus betina (Sugiyanto, 1995).

a. Sistematika hewan percobaan

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Subkelas : Placentalia

Ordo : Rhodentia

Familia : Muridae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus (Sugiyanto, 1995)

b. Karakteristik utama hewan percobaan

Tikus putih sebagai hewan coba relatif resisten terhadap infeksi dan

sangat cerdas. Tikus putih tidak begitu bersifat fotofobik seperti halnya

mencit dan kecenderungan untuk berkumpul dengan sesamanya tidak

begitu besar. Aktivitasnya tidak terganggu oleh adanya manusia di

sekitarnya. Ada dua sifat yang membedakan tikus putih dari hewan

percobaan lain, yaitu bahwa tikus putih tidak dapat muntah karena

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

struktur anatomi yang tidak lazim di tempat esophagus bermuara ke

dalam lambung dan tikus putih tidak mempunyai kandung empedu

(Mangkoewidjojo, 1988).

Tikus laboratorium jantan jarang berkelahi seperti mencit jantan.

Tikus putih dapat tinggal sendirian dalam kandang dan hewan ini lebih

besar dibandingkan dengan mencit, sehingga untuk percobaan

laboratorium, tikus putih lebih menguntungkan daripada mencit

(Mangkoewidjojo, 1988).

7. Ekstrak Batang Belimbing Wuluh Berefek terhadap Kadar Gula Darah

Ekstrak batang belimbing wuluh mengandung saponin dan tannin

(Sudarsono, 2002). Saponin dan tannin berpotensi sebagai antihiperglikemik

melalui perannya dalam menghambat asupan glukosa di usus dan

menghambat transport glukosa dari lambung ke usus. Hal ini menyebabkan

pemasukan glukosa ke darah dapat dihambat sehingga kadar gula darah

menurun (Suryowiyoto, 2005; Widowati, 2006).

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

B. Kerangka Pemikiran

Meningkatkan KGD

Menghambat peningkatan KGD

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

C. Hipotesis

Ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berefek terhadap

kadar gula darah tikus putih diabetes yang diinduksi aloksan.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan

rancangan penelitian pre and post test control group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi dan Biologi Fakultas

Farmasi Universitas Setia Budi, sedangkan ekstraksi batang belimbing wuluh

dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas

Gajah Mada Yogyakarta (LPPT-UGM).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini diambil dari populasi yaitu sekelompok tikus

putih (Rattus norvegicus) yang mempunyai kriteria jenis kelamin jantan,

galur Wistar, sehat, umur rata-rata 2 bulan, dan berat badan rata-rata 200 gram

yang dikembangkan di Laboratorium Farmasi dan Biologi Fakultas Farmasi

Universitas Setia Budi, Surakarta.

Dari populasi tersebut, diambil 25 ekor tikus dengan teknik simple random

sampling berdasar rumus Federer. Jika terdapat 5 kelompok maka jumlah

sampel minimal adalah:

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Keterangan:

n = besar sampel

t = jumlah kelompok perlakuan (Federer, 1955)

(n-1) (t-1) > 15

(n-1) (5-1) > 15

4n-4 > 15

4n > 19

n > 4,75

D. Identifikasi Variabel

1. Variabel bebas (Independent variable) :

Ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

2. Variabel terikat (Dependent variable) :

Kadar gula darah tikus putih

3. Variabel luar (Confounding variable) :

a. Dapat dikendalikan :

1) Jenis kelamin : dipilih tikus putih dengan jenis kelamin jantan

2) Makanan : makanan standard yang diberikan pada tikus putih

dua kali sehari, setiap pagi dan sore. Minuman tikus putih berupa

aquades yang diberikan secara ad libitum.

3) Galur : variasi genetik subjek penelitian dipersempit

dengan penggunaan spesies hewan coba yang sama, yaitu tikus

putih galur Wistar.

(n-1) (t-1) ≥ 15

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

4) Umur : umur tikus putih yang menjadi kriteria inklusi

adalah rata-rata 2 bulan.

5) Berat badan : dipilih tikus putih dengan berat badan sekitar 200

gram

b. Tidak dapat dikendalikan :

Stres : Kondisi psikologis tikus dipengaruhi lingkungan

sekitar, seperti lingkungan yang terlalu ramai dan gaduh, pemberian

perlakuan yang berulang kali, dan perkelahian antar tikus.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Ekstrak Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Ekstrak batang belimbing wuluh adalah ekstrak yang diperoleh dari

Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu Universitas Gadjah Mada.

Metode ekstraksi yang dipilih ialah perkolasi menggunakan

pengekstraksi etanol 70% dan hasil akhir berupa gel.

Dosis ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang

digunakan adalah 25mg/200g BB tikus, 50mg/200g BB tikus, dan

100mg/200g BB tikus (Pushparaj, 2000).

Skala pengukuran ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) adalah skala ordinal.

2. Metformin

Berdasarkan tabel konversi perhitungan dosis untuk berbagai jenis

hewan uji dari berbagai spesies dan manusia, maka konversi dosis manusia

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

dengan berat tubuh 70 kg, pada tikus dengan berat 200 g adalah 0,018

(Suhardjono, 1995). Dosis metformin yang biasa dikonsumsi untuk orang

dewasa adalah 500 mg, orang dewasa Indonesia berat rata-ratanya 50 kg.

Dosis untuk tikus = (500 mg x 0,018 x 70/50) / 200 g BB tikus = 12,6

mg/200 g BB tikus.

3. Aloksan

Pada penelitian ini digunakan aloksan yang digunakan secara subkutan

dengan dosis 125 mg/kg BB atau 25 mg/200 g BB (Turner dan Bagnara,

1988).

4. Kadar Gula Darah

Pada penelitian ini, kadar gula darah didapatkan dari selisih kadar

pengukuran gula darah III pada hari ke-14 dengan kadar pengukuran gula

darah II pada hari ke-4. Pengukuran kadar gula darah diukur dengan

spektrofotometer. Penentuan kadar glukosa darah tikus akan dilakukan di

Laboratorium Farmasi dan Biologi Fakultas Farmasi Universitas Setia

Budi. Hasil pengukurannya dinyatakan dalam satuan mg/dl.

Skala pengukuran variabel ini adalah skala rasio.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

F. Alur Penelitian

Keterangan:

KKN : kelompok kontrol negatif

KKP : kelompok kontrol positif (dosis metformin 12,6 mg/200 g BB tikus)

KP I : kelompok perlakuan 1 (dosis ekstrak 25 mg/200 g BB tikus)

KP II : kelompok perlakuan 2 (dosis ekstrak 50 mg/200 g BB tikus)

KP III : kelompok perlakuan 3 (dosis ekstrak 100 mg/200 g BB tikus)

Hari

14 Pengukuran gula darah III

Hari 4

Ekstrak

dosis

50mg/200g

BB tikus

dilarutkan

dalam CMC

1%

Ekstrak dosis

100mg/200g

BB tikus

dilarutkan

dalam CMC

1%

Metformin

dosis

12,6mg/200

g BB tikus

dilarutkan

dalam CMC

1%

CMC 1%

Ekstrak

dosis

25mg/200g

BB tikus

dilarutkan

dalam CMC

1%

Hari 1

Pengukuran gula darah II

Pengukuran gula darah I

Injeksi aloksan subkutan dosis 25mg/200g BB tikus

Adaptasi tikus selama 4 hari

Tikus putih (Rattus norvegicus)

KP II KP III KKP KKN KP I

Analisis data

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

G. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Timbangan elektronik

2. Kandang tikus

3. Spuit injeksi

4. Beker glass ukuran 100 mL

5. Sonde lambung

6. Spektrofotometri

Bahan yang dibutuhkan :

1. Ekstrak batang belimbing wuluh Etanol 70%

2. NaCl 0,9%

3. Aloksan

4. Metformin

5. CMC (Carboxymethyl cellulose) 1%.

6. Aquades

7. Alkohol

H. Cara Kerja

1. Pembuatan Ekstrak Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

a. Pengambilan Bahan

Batang belimbing wuluh adalah batang dari tanaman belimbing

wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang diambil dari percabangan pertama

dari batang utama.

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan

ekstrak dari batang belimbing wuluh yang diekstrak dan didapat

langsung dari LPPT (Lembaga Penelitian dan Pengujian Terpadu)

UGM.

b. Pembuatan Serbuk Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dicuci bersih pada

air mengalir untuk menghilangkan semua kotoran yang melekat.

Kemudian, dikeringkan dalam almari pengering pada suhu 400

C,

untuk mencegah terjadinya pembusukan oleh bakteri atau oleh

cendawan, serta lebih mudah dihaluskan (untuk diserbuk). Batang

belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang telah kering, dihaluskan

menjadi serbuk, diayak lalu ditimbang.

c. Pembuatan Ekstrak Batang Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

Ekstraksi dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian

Terpadu Universitas Gadjah Mada (LPPT UGM). Bahan serbuk yang

telah ditimbang dibasahi dengan pelarut dalam jumlah kecil tetapi tepat

agar serbuk mengembang sempurna. Kemudian, serbuk tersebut

dimasukkan ke dalam perkolator secara merata dan ditata agar tidak

berongga atau bercelah. Dalam keadaan celah perkolator bagian bawah

terbuka, pelarut yaitu etanol 70% ditambahkan sedikit demi sedikit ke

atas perkolator hingga pelarut mencapai bagian bawah. Kemudian

celah ditutup dan dilakukan maserasi (perendaman). Untuk mendapat

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

ekstraksi optimum dapat dilakukan selama beberapa hari. Hasil akhir

ekstrak berbentuk gel.

2. Pembuatan Larutan Uji yang Digunakan

Mengacu pada penelitian sebelumnya, dosis ekstrak yang akan

digunakan adalah 25 mg/200 g BB tikus, 50 mg/200 g BB tikus, dan 100

mg/100 g BB tikus. Ekstrak kemudian dilarutkan ke dalam air dan CMC.

Carboxymethyl cellulose (CMC) adalah suspending agent yang berfungsi

mensuspensikan zat yang tidak larut. Biasanya digunakan dalam kadar 1%

atau 2% (Anief, 1995). Pemberian dilakukan per oral dengan volume 4 ml

(Suhardjono, 1995). Pembuatan larutan uji ialah sebagai berikut:

Dosis I ekstrak batang belimbing wuluh : 25 mg/2 ml/200 g BB tikus/

hari dibuat sebanyak 100 ml sehingga dibutuhkan ekstrak batang

belimbing wuluh sebanyak 25 mg x 100/2 = 1250 mg. Kemudian

ekstrak dilarutkan dalam 100 ml air dengan suspending agent

Carboxymethyl cellulose (CMC) 1%.

Pembuatan larutan untuk dosis II (50 mg/200 g BB) dan dosis III (100

mg/200 g BB) juga dilakukan dengan cara yang sama.

3. Pembuatan Larutan Metformin

Pada penelitian ini digunakan metformin dengan dosis 12,6

mg/200 g BB tikus. Pemberian dilakukan secara per oral dengan

volume 2 ml (Suhardjono, 1995). Pembuatan larutan Metformin adalah

sebagai berikut:

12,6 mg/4 ml/200 g BB tikus/ hari dibuat sebanyak 100 ml sehingga

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dibutuhkan metformin sebanyak 12,6 mg x 100/4 = 315 mg. Kemudian

dilarutkan dalam 100 ml air dengan suspending agent Carboxymethyl

cellulose (CMC) 1%.

4. Langkah Penelitian

a. Tikus putih ditimbang dan diuji homogenitasnya dengan

penyeragaman galur, berat badan, jenis kelamin, dan umur. Tikus putih

sebanyak 25 ekor dikelompokkan dalam 5 kelompok penelitian dengan

masing-masing berjumlah 5 ekor. Semua kelompok tersebut kemudian

diadaptasi selama 4 hari dengan pemberian makanan dan minuman dua

kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.

b. Pada hari ke-1 dilakukan pengukuran kadar gula darah puasa yang

diambil melalui vena orbita sebanyak 1,5 ml yang ditampung dalam

gelas ukur yang kemudian diukur dengan spektrofotometri.

c. Setelah pengambilan darah, hewan uji dalam semua kelompok

diinduksi menggunakan aloksan secara subkutan dosis 25 mg/200 g

BB tikus yang dilarutkan dalam 2 ml aquabides pada hari ke-1 hingga

hari ke-3.

d. Pada hari ke-4, dilakukan pengambilan darah kedua. Sebelum tindakan

ini dilakukan, tikus dipuasakan selama 10 jam dengan tetap diberi air

minum.

e. Pada hari ke-4 hingga ke-13, dilakukan pemberian larutan uji pada

masing-masing kelompok :

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1) KKN : diberi air yang dilarutkan dengan suspending agent

Carboxymethyl cellulose (CMC) 1% sebanyak 2 ml secara per oral.

2) KKP : diberi metformin dosis 12,6 mg/200 g BB tikus yang

dilarutkan dalam air dengan suspending agent Carboxymethyl

cellulose (CMC) 1% sebanyak 2 ml secara per oral.

3) KP I : diberi ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) dosis 25 mg/200 g BB tikus yang dilarutkan dalam air dengan

suspending agent Carboxymethyl cellulose (CMC) 1% sebanyak 2

ml secara per oral

4) KP II : diberi ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) dosis 50 mg/200 g BB tikus yang dilarutkan dalam air dengan

suspending agent Carboxymethyl cellulose (CMC) 1% sebanyak 2

ml secara per oral

5) KP III : diberi ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) dosis 100 mg/200 g BB tikus yang dilarutkan dalam air dengan

suspending agent Carboxymethyl cellulose (CMC) 1% sebanyak 2

ml secara per oral

f. Pada hari ke-14, dilakukan pengambilan darah ketiga. Sebelum

tindakan ini dilakukan, tikus dipuasakan selama 10 jam dengan tetap

diberi air minum.

g. Cara mengukur kadar gula darah dengan spektrofotometer metode

Glucose GOD PAP :

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pengambilan darah tikus dilakukan dengan menggunakan

mikrokapiler melalui vena orbitalis. Sampel darah dimasukkan ke

dalam tabung reaksi tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya.

Tabung reaksi yang berisi darah tanpa antikoagulan didiamkan selama

30 menit pada suhu kamar, kemudian disentrifus dengan kecepatan

1500 rpm selama 15 menit. Serum di atas sel-sel darah yang

menggumpal selanjutnya diambil dengan pipet mikro dan dimasukkan

ke dalam tabung ependorf. Kemudian dilakukan pengukuran kadar

gula darah menggunakan reagen (kit). Dengan menggunakan kit

Glucose GOD, kuvet I sebagai blanko diberi 10 µl aquades dan 1000

µl reagen. Kuvet II dan selanjutnya diberi 10 µl sampel dan 1000 µl

reagen. Kemudian, masing-masing kuvet dicampur dan diinkubasi 10

menit pada suhu 37 ºC. Setelah itu ditentukan Optical density (OD)

nya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm. Hasil

yang didapat kemudian dikalikan faktor konversi sebesar 0,05551

untuk mendapatkan kadar gula darah. Kadar normal gula darah pada

tikus adalah 60-90 mg/dl (Mitruka dan Rawnsley, 1981).

h. Langkah selanjutnya ialah analisis data.

I. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan tergantung pada hasil distribusi data.

Jika distribusi data yang didapatkan normal, maka teknik analisa data yang

digunakan adalah uji one way ANOVA, di mana jika hasil uji Anova

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

signifikan maka dilanjutkan dengan post hoc LSD test. Namun jika distribusi

data didapatkan hasil skewed, maka teknik analisis data yang akan digunakan

adalah uji Kruskall Wallis.

Uji one way ANOVA adalah uji untuk membandingkan perbedaan

mean pada kelima kelompok sekaligus sehingga dapat diketahui apakah

kelima kelompok memiliki mean selisih kadar gula darah yang berbeda

secara signifikan atau tidak. Uji Post Hoc LSD adalah uji untuk

membandingkan perbedaan mean antar kelompok perlakuan (Dahlan,

2008; Arif TQ, 2008).

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian pengaruh pemberian ekstrak batang belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar gula darah tikus putih (Rattus

norvegicus) yang diinduksi aloksan dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Tabel 1. Rerata Hasil Pengukuran Selisih KGD pada Tiap Kelompok

Kelompok N Rerata ± SD (U/L)

Kelompok kontrol negatif

Kelompok kontrol positif

Kelompok perlakuan 1

Kelompok perlakuan 2

Kelompok perlakuan 3

5

5

5

5

5

-24,40 ± 16,056 α

103,40 ± 8,620 β

83,40 ± 15,598 β

102,40 ± 8,204 β

102,20 ± 23,784 β

(Data Primer, 2011)

Keterangan : huruf (α

atau β

) yang sama pada satu kolom menunjukkan tidak ada

beda signifikan dengan uji anova (p) = 0,05 yang dilanjutkan dengan uji post hoc

LSD

Gambar 4. Grafik Rerata Selisih Kadar Gula Darah Tikus Putih

-24.4

103.4 83.4

102.4 102.2

-50

0

50

100

150

Kontrol (-) Kontrol (+) Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III

Rerata Selisih Kadar Gula Darah

Kelompok Perlakuan

Rer

ata

Sel

isih

KG

D

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel dan grafik tersebut menunjukkan bahwa rerata selisih kadar gula

darah paling tinggi terdapat pada kelompok kontrol (+) sebesar 103,40

mg/100ml. Rerata selisih kadar gula darah paling rendah didapatkan pada

kelompok kontrol (-) sebesar -24,40 mg/100 ml. Rerata selisih kadar gula

darah kelompok perlakuan 1 sebesar 83.40 mg/dl, kelompok perlakuan 2

sebesar 102,40 mg/dl dan kelompok perlakuan 3 sebesar 102,20 mg/dl. Dari

ketiga kelompok perlakuan, kelompok perlakuan 1 memiliki rerata selisih

kadar gula darah paling rendah dan kelompok perlakuan 2 memiliki rerata

selisih kadar gula darah paling tinggi.

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan uji One way ANOVA, dari data penelitian harus

diketahui apakah terdistribusi secara normal dan memiliki varian data yang

sama. Uji normalitas data dilakukan dengan Saphiro Wilk tes. Kriteria ujinya

adalah bila nilai signifikansi (p) lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi

secara normal. Sebaliknya, bila nilai p lebih kecil dari 0,05 maka data tidak

terdistribusi secara normal. Hasil analisis dapat dilihat dalam tabel pada

Lampiran 2. Dari tabel pada Lampiran 2, dapat dilihat kelima kelompok

sampel mempunyai nilai p masing-masing sebesar 0,283; 0,828; 0,392; 0,507

dan 0,868. Nilai p lebih besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan data

terdistribusi secara normal.

Syarat selanjutnya sebelum dilakukan uji One way ANOVA adalah varian

data harus sama. Oleh karena itu perlu dilakukan uji kesamaan varian

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

(Homogeneity of variances). Uji kesamaan varian ini dilakukan dengan uji

Levene (Levene test). Kriteria ujinya adalah varian dikatakan sama bila nilai

signifikansinya (p) lebih besar dari 0,05. Sebaliknya, varian dikatakan tidak

sama, bila nilai p lebih kecil dari 0,05. Hasil uji disajikan dalam tabel pada

Lampiran 3. Terlihat dalam tabel nilai p adalah 0,232. Nilai ini lebih besar dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa varian datanya sama.

Data terdistribusi secara normal dan varian datanya sama maka dapat

dilakukan uji One way ANOVA. Kriteria ujinya adalah nilai data diantara

variasi dalam perlakuan dikatakan ada perbedaan yang nyata, bila nilai p lebih

kecil dari 0,05. Sebaliknya tidak ada perbedaan yang nyata bila nilai p lebih

besar dari 0,05. Hasilnya disajikan dalam tabel pada Lampiran 3. Dalam tabel

pada Lampiran 3, terlihat nilai p sebesar 0,000. Nilai ini lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan nilai selisih kadar gula darah yang

nyata diantara kelima kelompok perlakuan yang diteliti.

Setelah uji One way ANOVA menunjukkan ada perbedaan yang nyata,

maka perlu dilakukan uji lanjutan (Post Hoc Test) untuk menentukan

kelompok perlakuan yang mampu memberikan nilai selisih kadar gula darah

terbaik (paling tinggi). Post Hoc Test yang sesuai adalah uji LSD (Least

Significance Difference). Kriteria ujinya adalah pasangan perlakuan yang diuji

dikatakan ada perbedaan nilai selisih kadar gula darah yang nyata bila nilai p

lebih kecil dari 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak ada perbedaan nilai selisih

kadar gula darah yang nyata, bila nilai p lebih besar dari 0,05 . Hasil uji

disajikan dalam Lampiran 4. Pada lampiran tersebut terlihat selisih kadar gula

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

darah kelompok kontrol positif, kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 berbeda

secara nyata dengan selisih kadar gula darah kelompok kontrol negatif (p <

0,05). Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan dengan pemberian ekstrak etanol

batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dan metformin mempunyai

efek menurunkan kadar gula darah pada tikus diabetes yang diinduksi dengan

aloksan. Dari lampiran tersebut terlihat nilai selisih kadar gula darah antara

kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 tidak berbeda secara nyata satu sama lain (p >

0,05). Hal ini berarti dosis ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) pada kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 sama-sama mempunyai efek

menurunkan kadar gula darah. Selanjutnya dapat dilihat bahwa selisih kadar

gula darah kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan 1, 2, dan 3

tidak berbeda secara nyata (p > 0,05). Hal ini berarti dosis ekstrak etanol

batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada kelompok perlakuan 1, 2,

dan 3 memiliki efektivitas yang sama dengan dosis metformin pada kelompok

kontrol positif. Dengan melihat hal tersebut dapat disimpulkan bahwa

kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 mempunyai efek menurunkan kadar gula

darah yang sama efektivitasnya dengan dosis metformin karena nilai selisih

kadar gula darah keempat kelompok tersebut tidak berbeda secara nyata (p >

0,05).

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54 4853

48

BAB V

PEMBAHASAN

Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan pendekatan

pre-post test control group design yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pemberian ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap kadar

gula darah tikus putih (Rattus norvegicus) diabetes yang diinduksi aloksan.

Setelah diinduksi, dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan kadar

gula darah. Data yang diperoleh merupakan data pertama (T1). Kemudian,

dilakukan perlakuan pada tikus putih selama 14 hari dan pada hari ke-15

dilakukan pengambilan sampel darah kembali untuk pemeriksaan kadar gula

darah. Data ini merupakan data kedua (T2). Selisih kadar gula darah dihitung

berdasar kedua data tersebut (T1-T2). Setelah dilakukan analisis statistik melalui

beberapa tahapan didapatkan hasil yang mendukung hipotesis peneliti bahwa

ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) berpengaruh terhadap

kadar gula darah tikus putih yang diinduksi aloksan.

Berdasarkan uji normalitas distribusi didapatkan bahwa nilai signifikansi (p)

dari kelima kelompok perlakuan lebih besar dari 0,05 yang berarti data selisih

kadar gula darah terdistribusi secara normal. Uji homogenitas dengan Leven test

menunjukkan nilai p sebesar 0,232 (lebih besar dari 0,05) sehingga dapat

diketahui bahwa varian data sama. Kemudian dari uji komparatif One way

ANOVA didapatkan nilai p sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) yang berarti terdapat

perbedaan nilai selisih kadar gula darah yang nyata diantara kelima kelompok

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

perlakuan yang diteliti. Dari hasil uji One way ANOVA tersebut dapat diketahui

bahwa hipotesis alternatif yang diajukan peneliti dapat diterima sehingga untuk

mengetahui lebih lanjut tentang kelompok perlakuan yang dapat memberikan hasil

selisih kadar gula darah terbaik dilanjutkan dengan Post Hoc Test dengan uji

Least Significance Difference (LSD). Dari Post Hoc Test uji LSD didapatkan

perbedaan selisih kadar gula darah yang nyata antara kelompok kontrol positif,

kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 dengan kelompok kontrol negatif (Lampiran 4).

Perbedaan ini menunjukkan bahwa pemberian dosis metformin pada kelompok

kontrol positif dan pemberian ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) pada kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 mampu menurunkan tingginya kadar gula

darah akibat induksi aloksan pada tikus putih. Peningkatan kadar gula darah

akibat induksi aloksan dapat dilihat dari rerata kelompok kontrol negatif yaitu

sebesar -24,40 (Lampiran 1). Tingginya rerata selisih kadar gula darah pada

kelompok kontrol negatif karena tikus putih pada kelompok ini hanya diberi

aloksan tanpa diberi dosis metformin maupun ekstrak batang belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.).

Aloksan merupakan senyawa hidrofilik dan tidak stabil secara cepat dapat

merusak pankreas. Mekanisme kerjanya diawali pengambilan cepat oleh sel beta

pankrean. Selanjutnya, aloksan mengalami siklus reduksi menjadi asam dialurat

yang kemudian teroksidasi menjdai aloksan. Aloksan dan asam dialurat ini

menentukan siklus redoks untuk membangkitkan radikal superoksidayang

selanjutnya mengalami dismutasi menjadi hidrogen peroksida, berjalan spontan

dan kemungkinan dikatalisis oleh superoksida dismutase. Salah satu target dari

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

oksigen reaktif adalah DNA pulau Langerhans pankreas (Szkudelski, 2001; Walde

et al., 2002). Selain itu akibat aloksan, terjadi gangguan pada homeostatis kalsium

intraseluler. Aloksan dapat meningkatkan konsentrasi ion kalsium bebas pada sel

beta pankreas yang melalui mekanisme influks kalsium dari cairan ekstraseluler,

mobilisasi kalsium dari simpanannya secara berlebihan, dan eliminasi yang

terbatas dari sitoplasma. Influks kalsium mengakibatkan depolarisasi sel beta

pankreas yang kemudian membuka kanal kalsium dan semakin menambah

masuknya ion kalsium ke sel. Pada kondisi tersebut, konsentrasi insulin

meningkat sangat cepat, dan secara signifikan mengakibatkan gangguan pada

sensitivitas insulin perifer dalam waktu singkat. Selain kedua faktor tersebut di

atas, aloksan juga diduga berperan dalam penghambatan glukokinase dalam

proses metabolisme energi (Suharmiyati, 2003; Szkudelski, 2001).

Hasil Post Hoc Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan selisih kadar

gula darah yang bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok

kontrol positif dengan nilai p sebesar 0,000 (Lampiran 4). Hal ini disebabkan

kelompok kontrol positif selain diinduksi dengan aloksan juga mendapatkan dosis

metformin.

Metformin merupakan salah satu dari tiga jenis golongan biguanid dengan

mekanisme kerja menurunkan produksi glukosa di hepar dan meningkatkan

sensitivitas jaringan otot dan adipose terhadap insulin. Efek ini terjadi karena

adanya aktivasi kinase di sel (Suherman, 2007).

Perbedaan selisih kadar gula darah yang bermakna juga terdapat antara

kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 dengan nilai p

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang sama pada tiap kelompok yaitu 0,000 ( (Lampiran 4). Perbedaan yang

bermakna ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak batang belimbing wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) pada kelompok perlakuan 1, 2 dan 3 dapat menurunkan

peningkatan kadar gula darah pada tikus putih akibat induksi aloksan.

Ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan ekstraksi

dari batang tanaman belimbing wuluh dengan menggunakan penyari etanol 70%.

Batang belimbing wuluh mengandung saponin, tannin, glukosid, kalsium oksalat,

sulfur, peroksidase dan asam format (Muhlisah, 2001; Sudarsono et al., 2002).

Agen antihipergilkemik utama dalam batang tersebut ialah saponin dan tannin.

Alkaloid tannin merupakan polifenol tanaman yang larut air (polar) dan dapat

mendenaturasi protein (Westendarp, 2006). Saponin lebih bersifat hidrofobik

(nonpolar) (Widowati, 2006). Etanol 70% merupakan pelarut semipolar sehingga

diharapkan dapat menarik saponin dan tannin yang terkandung dalam batang

belimbing wuluh (Harborne, 1987). Tannin dan saponin memiliki peran sebagai

agen antihiperglikemik dengan mekanisme sebagai berikut : tannin dapat

mempresipitasikan protein selaput lendir usus dan membentuk lapisan pelindung

usus, sehingga menghambat asupan glukosa (Suryowinoto, 2005), sedangkan

saponin memanipulasi glucose transporter-1 sehingga menghambat transpor

glukosa dari lambung menuju usus halus dan brush border usus yang selanjutnya

menghambat kenaikan kadar glukosa darah (Widowati, 2006).

Aktivitas antihiperglikemik tannin dan saponin di dalam ekstrak batang

belimbing wuluh dalam penelitian ini selaras dengan beberapa penelitian

sebelumnya yang membuktikan aktivitas antihiperglikemik tannin dan saponin di

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dalam bagian lain tanaman belimbing wuluh. Dalam penelitian yang dilakukan

Armenia dkk (2004) dan Agustin (1982) dilaporkan bahwa pemberian jus buah

belimbing wuluh dapat menurunkan kadar gula darah mencit dan marmut diabetes

baik pada kelompok yang diinduksi aloksan maupun yang dibebani glukosa. Buah

belimbing wuluh dilaporkan mengandung alkaloid, saponin, kumarin, karoten,

thiamin, riboflavin, niacin, pektin, minyak atsiri, dan asam oksalat baik dalam

bentuk kalium oksalat ataupun dalam bentuk enzim isositrat liase (Galvao et al.,

2001; Sudarsono et al., 2002). Penelitian lain yang dilakukan Damayanti (1995)

melaporkan bahwa infusa daun belimbing wuluh mampu menurunkan kadar gula

darah pada tikus putih jantan diabetes yang diinduksi aloksan. Pada penelitian

lain, ekstrak daun belimbing wuluh terbukti mempunyai efek hipoglikemik pada

tikus diabetes yang diinduksi Streptozotocin (Pushparaj, 2000). Daun belimbing

wuluh dilaporkan memiliki kandungan tannin, sulfur, asam format, peroksid,

alkaloid, kumarin, pektin, minyak atsiri, flavonoid dan saponin (Muhlisah, 2001;

Sudarsono et al., 2002).

Hasil Post Hoc Test menunjukkan perbedaan selisih kadar gula darah yang

tidak bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan 1, 2,

dan 3 yang ditunjukkan dengan nilai p yang lebih besar dari 0,05 yaitu berturut-

turut 0,055, 0,920, dan 0,904 (Lampiran 4). Hal ini menunjukkan bahwa efek

antihiperglikemik dosis ekstrak batang belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

pada kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 sama dengan efek antihiperglikemik dosis

metformin pada kelompok kontrol positif.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Hasil tersebut menunjukkan bahwa peningkatan dosis ekstrak tidak selalu

diiringi dengan penurunan kadar gula darah yang signifikan. Hubungan dosis

ekstrak dengan efek yang ditimbulkannya akan dijelaskan berdasarkan

farmakodinamik obat. Suatu obat dapat menimbulkan efek apabila terdapat ikatan

dengan reseptor membentuk ikatan obat-reseptor. Menurut teori okupansi reseptor

yang dikemukakan oleh Alfred Joseph Clark dalam (Setiawati et al., 2007)

hubungan dosis obat dengan efek yang ditimbulkan sebanding dengan jumlah

reseptor yang diduduki oleh obat tersebut yang digambarkan sebagai grafik

berbentuk hiperbola. Terdapat Emax yaitu efek maksimal yang ditimbulkan oleh

suatu konsentrasi dosis yang tinggi. Jika Emax telah tercapai, peningkatan dosis

obat tidak akan berarti lagi karena menurut prinsip teori okupansi reseptor, pada

tahap ini semua reseptor yang ada telah diduduki oleh obat. Kemungkinan ketiga

dosis pada penelitian ini telah menimbulkan Emax. Teori okupansi reseptor juga

berlaku dalam efek samping obat. Semakin banyak dosis obat akan menimbulkan

ikatan reseptor – zat dalam obat yang mampu menimbulkan efek yang tidak

diinginkan. Sehingga semakin tinggi dosis akan semakin besar potensinya dalam

menimbulkan efek samping. Selain itu, faktor lain seperti variasi kepekaan tikus

putih terhadap senyawa saponin dan tannin dalam ekstrak batang belimbing wuluh

dapat menyebabkan hasil tidak signifikan antara kelompok perlakuan 1, 2, 3, dan

kontrol positif seperti dalam penelitian in. Variasi ini bersifat individual dan

mungkin tergantung pada sistem imun hewan uji dan kondisi psikologis hewan

uji. Dalam penelitian ini, kedua hal tersebut termasuk dalam variabel luar yang

tidak dapat dikendalikan. Selain itu terdapat faktor-faktor non teknis yang

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

berpengaruh, yaitu keterampilan peneliti dalam melakukan sonde lambung,

ketepatan dalam mengukur volume ekstrak yang akan diberikan dan ketelitian

dalam mempertimbangkan pengaruh perbedaan berat badan tikus putih terhadap

dosis yang diberikan.

Dari hasil tersebut, karena ketiga kelompok perlakuan memiliki efektivitas

yang sama dengan metformin dalam menurunkan kadar gula darah, dapat

disimpulkan bahwa dosis perlakuan I ialah yang paling efektif dibanding

kelompok lainnya. Hal ini dikarenakan dengan penggunaan dosis terkecil,

didapatkan hasil penurunan gula darah yang sama efektifnya. Selain itu, dengan

penggunaan dosis terkecil dapat meminimalisasi efek samping dari obat.

Selanjutnya hasil tersebut dapat dijadikan dasar sementara dalam menentukan

dosis ekstrak batang belimbing wuluh yang paling efektif dalam menurunkan

kadar gula darah tikus putih akibat induksi aloksan yaitu dengan menggunakan

dosis sebesar 25 mg/200 gram BB tikus/hari. Agar hasil ini dapat

direkomendasikan ke manusia, maka dosis dikonversi dengan dikalikan faktor

konversi dari tikus ke manusia. Menurut Suhardjono (1995) faktor konversi dari

tikus dengan berat 200 gram ke manusia dengan berat 70 kg adalah 56 sehingga

dosis yang dibutuhkan menjadi 1400 mg/70 Kg BB/hari.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan dari penelitian ini adalah ekstrak batang belimbing

wuluh (Averrhoa bilimbi L.) memiliki efek menurunkan kadar gula darah

tikus putih (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memperoleh dosis ekstrak

minimum yang dapat menghasilkan Emax sehingga dapat dikurangi potensi

efek samping dari obat akibat dosis berlebih.

45

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Y. 1982. Efek Hipoglikemik Perasan Buah Belimbing Wuluh Muda

(Averrhoa bilimbi L.) pada Marmut. Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, p: 195.

American Diabetes Association. 2004. Screening for Type 2 Diabetes. Diabetes

Care. 23, pp: 381-389.

American Diabetes Association. 2008. Standards of Medical Care in Diabetes

2008. Diabetes Care 31, pp: S12-S54.

American Diabetes Association. 2010. Standards of Medical Care in Diabetes

2010. Diabetes Care 27, pp: S11-14.

Andriastuti, M.G. 1995. Pengaruh Sari Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi

L.) terhadap Kadar Kolesterol Total, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL

dan Trigliserida Serum Darah Tikus Putih (Rattus norvegicus).

Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Anief, M. 1995. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktik. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, p: 107.

Anisah. 1994. Daya Antibakteri Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

terhadap Streptokokus alfa (in vitro). Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Ansel H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Alih bahasa: Farida

Ibrahim. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, pp: 605-619.

Ardananurdin A, Winarsih S, Wahono W. 2010. Uji Efektifitas Dekok Bunga

Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) sebagai Antimibroba terhadap

Bakteri Salmonella typhi secara in vitro. Malang: Universitas Brawijaya.

Skripsi.

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Arif T.Q., Mochammad. 2008. Pengantar Metodologi Penenlitian Untuk Ilmu

Kesehatan. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press, pp: 103.

Armenia, Megawati, and Rusdi. 2004. Efek Penurunan Gula Darah Air Perasan

Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn) pada Mencit Diabetes

yang Diinduksi Aloksan dan Mencit yang Dibebani Glukosa. Jurnal

Sains dan Teknologi Farmasi. Vol 9. No. 2, pp: 63-69.

Aswin. 2009. Metformin Tetap Andalan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Medika

Jurnal Kedokteran Indonesia 35.

Bashori, Y.M. 2008. Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus Putih Jantan. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Binkley S.A. 1995. Endocrinology. New York: Harper Collins College Publ, pp:

218-9, 222, 225-6.

Boedisantoso R. dan Subekti I. 2007. Komplikasi Akut Diabetes Melitus. In:

Soegondo S., Soewondo P., Subekti I. (Ed): Penatalaksanaan Diabetes

Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI, pp: 155-60.

Brook C.G.D. and Marshall N.J. 2001. Essential Endocrinology 4th

. London:

Blackwell Science Ltd, p: 138.

Dahlan, M.S. 2008. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan edisi 3. Jakarta:

Salemba Medika, pp: 60-84.

Damayanti, M. 1995. Pengaruh Pemberian Infus Daun Belimbing Wuluh

(Averrhoa bilimbi L.) terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Tikus

Putih (Rattus norvegicus). Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan UGM.

Yogyakarta.

Diana, N.L. 1995. Efek Fraksi Pektin dan Fraksi Air Perasan Buah Belimbing

Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Kadar Kolesterol Darah Tikus

(Rattus norvegicus) Diet Lemak Tinggi. Yogyakarta : UGM. Skripsi.

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Effendi. 1998. Uji Daya Antiinflamasi Fraksi Petroleum Eter, Etil Asetat, dan

Fraksi Air Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Tikus

Jantan Putih. Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Eisenbarth G.S. 1995. Classification Diagnostic testing and Pathogenesis of Type

1 Diabetes Melitus. In: Principle and Practice of Endocrinology and

Metabolism 2nd

edition. USA: J. B. Lippincott Company, pp: 1205-09.

Fallah Hosseini H, Fakhrzadeh H, Larigani B, Sheikh Samani AH. 2006. Review

on therapeutic plant used in diabetes. J Medicinal Plants Persian. 5, pp:

1-8.

Faradisa, M. 2008. Uji Efektifitas Antimikroba Senyawa Saponin dari Batang

Tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Malang: Universitas

Islam Negeri Malang. Skripsi.

Felig P. and Frohman L.A. (eds). 2001. Endocrinology and Metabolism 4th

edition. USA: The Mc Graw Hill Companies, pp: 846-51.

Galvao de Lima, V.L.A., de Almedia Melo, E. and Santos Lima, L.D. 2001.

Physicochemical Characteristics of Bilimbi (Averrhoa bilimbi L.).

Revista Brasiliera de Fruticultura 23 (2), pp: 421-424

Ganong W.F. 2005. Review of Medical Physiology 22nd

edition. Singapore: The

Mc Graw Hill Companies, p: 354.

Gardner D.G., and Shoback D. (eds). 2007. Greenspan’s Basic and Clinical

Endocrinology 8th

edition. USA: The Mc Graw Hill Companies, pp: 672-

84.

Goodman H.M. 2009. Basic Medical Endocrinology 4th

edition. China: Elsevier

Inc, p: 131.

Gustaviani R. 2006. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. In: Sudoyo

A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Simadibrata M., Setiati S. (Ed): Buku Ajar

Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp: 1857.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Guyton A.C. dan Hall J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Alih

bahasa: Irawati Setiawan. Jakarta: EGC, pp: 1038, 1064-6, 1074, 1233-

4.

Handoko T. dan Suharto B. 1995. Insulin, Glukagon dan Antidiabetik Oral. In:

Ganiswarna S.G. (Ed): Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FKUI, pp:

468-70.

Harborne, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisa

Tumbuhan. Bandung : Penerbit ITB. pp: 69-71.

Hartadi. 1985. Penelitian Efek Hipotensif Buah Belimbing (Averrhoa bilimbi L.)

terhadap Tekanan Darah Arteri Kelinci. Bandung: Universitas

Padjajaran. Skripsi.

Hartati, S. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) dengan Etanol 95% terhadap Pertumbuhan Bakteri

Lactobacillus sp. (in vitro). Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Herlih. 1993. Pengaruh Air Perasan Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.)

terhadap Kadar Kolesterol Total Serum Darah Tikus Putih. Yogyakarta:

UGM. Skripsi.

Hernanin, Christina W, Marwati T. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun

Belimbing Wuluh terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Hewan Uji.

J. Pascapanen 6(1) pp: 54-61.

Karam J.H. 1998. Hormon Pankreas dan Obat-Obat Antidiabetes. In: Katzung

B.G. (Ed): Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC, pp: 668-669.

Kartini A., Mandera L.I., Sadikin V. (eds). 2000. Endokrinologi Dasar dan Klinik

Edisi 4. Jakarta: EGC, pp: 756-764.

Koczwara K., Bonifacio E., Ziegler A.G. 2004. Transmission of Maternal Islet

Antibodies and Risk of Autoimmune Diabetes in Offspring of Mothers

With Type 1 Diabetes. Diabetes 53, pp: 1-4.

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Mangkoewidjojo, S. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan, Penggunaan Hewan

Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta : Universitas Indonesia Press. pp:

37-38.

Mitruka B.M. and Rawnsley H.M. 1981. Clinical Biochemical and Hematological

Reference Values in Normal Experimental Animals and Normal Humans

2nd

Edition. Chicago: Year Book Medical Publishers Inc.

Montgomery R., Conway T.W., Spector A.A., Dryer, R.L. 1993. Biokimia: Suatu

Pendekatan Berorientasi Kasus. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, p: 587.

Muhlisah, Fauziah. 2004. Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jakarta : Penerbit

Penebar Swadaya. pp: 21-45.

Mulyaningsih, K. 1998. Pengaruh Perasan Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) terhadap Tekanan Darah Sistemik Kucing Teranestesi beserta

Skrining Fitokimianya. Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Murray R.K., Granner D.K., Mayes P.A., Rodwell V.W. 2003. Biokimia Harper

Edisi 25. Alih bahasa: Anna P. Bani, Tiara M. N. Sikumbang. Jakarta:

EGC, pp: 187, 195, 200-3.

Mursito, Bambang. 2000. Tampil Percaya Diri dengan Ramuan Tradisional.

Jakarta : Penebar Swadaya. pp : 21-45.

Nagappa, A. N., Thakurdesai, P. A., Venkat Rao, N. and Jiwan Singh. 2003.

Antidiabetic activity of Terminalia catappa Linn fruits. J. of

Ethnopharmacol. 88: 45-50.

Nugroho A.E. 2006. Hewan Percobaan Diabetes Melitus: Patologi dan

Mekanisme Aksi Diabetogenik. Biodiversitas. 7, pp: 378-382.

Nuswantari, Dyah. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Nurhayati, E. 1994. Pengaruh Kumur Perasan Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus alfa dari Plak Gigi.

Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Orwa C., Mutua A., Kindt R., Jamnadass R., Simons A. 2009. Agroforestree

Database : A Tree Reference and Selection Guide Version 4.0

(http://www.worldagroforestry.org/af/treedb/) (25 Februari 2011).

Powers A.C. 2005. Diabetes Melitus In: Kasper, D.L., Braunwald, E., Fauci, A.S.,

Longo, D.L., Jameson, J.L. (Ed): Harrisson’s Principle of Internal

Medicine 16th

ed., New York : The Mc Graw Hill Companies, pp: 2152-

80.

Prasetya, A. A. 2007. Efek Diuresis Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa

bilimbi L.) pada Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus). Surakarta:

Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Pushpakumara, DKNG. 2007. Chapter 18: Biling Averrhoa bilimbi L. In:

Pushpakumara, DKNG, Gunasena HPM, Singh VP. 2007. (eds).

Underutilized fruit trees in Sri Lanka. World Agroforestry Centre, South

Asia Office, New Delhi, India. pp :452-463.

Pushparaj, P., Tan, C.H., Tan, B.K. 2000. Effects of Averrhoa bilimbi Leaf

Extracts on Blood Glucose and Lipid in Stretozotocin-diabetic Rats.

Journal of Ethanopharmacology 72 (1-20: 69-76).

Rachmawati D.P. 2009. Pola Penggunaan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) pada

Pasien Geriatri Diabetes Melitus Tipe 2 di Instalasi Rawat Jalan RSUD

DR. Moewardi Surakarta Periode Januari – Juli 2008. Surakarta,

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi.

Robertson R.P., Harmon J., Tran P.O., Poitout V. 2004. â-Cell Glucose Toxicity,

Lipotoxicity, and Chronic Oxidative Stress in Type 2 Diabetes. Diabetes

53: S119-S124.

Roivainen M., Rasilainen S., Ylipaasto S., Nissinen R., Ustinov J., Bouwens L.,

Eizirik D.C.L, Hovi T., Otonkoski T. 2000. Mechanisms of

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Coxsackievirus-Induced Damage to Human Pancreatic b-Cells. J Clin

Endoc & Metab 85, pp: 432-440.

Schteingart D.E. 2006. Pankreas: Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. In:

Price S.A. and Wilson L.M. (Ed): Patofisiologi Konsep Klinis Proses-

Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta: EGC, pp: 1259-70.

Setiawati A., Suyatna F.D dan Gan S. 2007. Pengantar Farmakologi dalam

Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan

Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Sherwood L. 2001. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem Edisi 2. Alih bahasa:

Beahm U. Pendit. Jakarta: EGC, pp: 667-8, 670-2.

Sudarsono, D. Gunawan, S. Wahyuono, I.A Donatus, Purnomo. 2002. Tumbuhan

Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-Sifat, Penggunaan. Cet I. Pusat Studi

Obat Tradisional Yogyakarta.

Sugiyanto. 1995. Petunjuk Praktikum Farmakologi. Edisi IV. Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah

Mada. Yogyakarta.

Suhardjono, D. 1995. Percobaan Hewan Laboratorium. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press, p: 207

Suharmiyati. 2003. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Melitus Tumbuhan Obat.

Dalam: Cermin Dunia Kedokteran. No. 140, pp: 8, 10.

Suharti. 1982. Efek Hipoglikemik Perasan Buah Belimbing Wuluh Tua (Averrhoa

bilimbi Linn.) pada Marmut. Yogyakarta: UGM. Skripsi.

Suherman S.K. 2007. Insulin dan Antidiabetik Oral. In: Gunawan S.G. (Ed):

Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Gaya Baru, pp: 490-92.

Sunarjono, Hendro. 2004. Berkebun Belimbing Manis. Jakarta : Penerbit Penebar

Swadaya.

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Suryowiyoto S. 2005. Mengenal Beberapa Tanaman yang Digunakan Masyarakat

Sebagai Antidiabetik untuk Menurunkan Kadar Gula dalam Darah.

http://www.pom.go.id/default.asp. (24 Februari 2010)

Szkudelski T. 2001. The mechanism of alloxan and sreptozotocin action in beta

cells of the rat pancreas. Physiol Res 50, pp: 536-546.

Tan, B.K., Tan, C.H. and Pushparaj, P.N. 2005. Anti Diabetic Activity of The

Semi-purified Fractions of Averrhoa bilimbi in High Fat Diet Fed-

Streptozotocin-induced Diabetic Rats. Life Scince 76 9240 : 2827-2839

Tjay T.H. dan Rahardja K. 2002. Obat-Obat Penting Edisi 5. Jakarta: PT Elex

Media Komputer, pp: 567, 582.

Tjokroprawiro, A. 2003. Diabetes Melitus: Klasifikasi, Diagnosis, dan Terapi.

Jakarta : Gramedia.

Triplitt C.L., Reasner C.A., Isley W.L. 2008. Diabetes Melitus. In: Dipiro J.T.,

Talbert R.L., Yee G.C., Matzke G.R., Wells B.G., Posey L.M. (Ed):

Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 7th

edition. China: The

Mc Graw Hill Companies, pp: 1207-13.

Turner, C.D. dan Bagnara, C.D. 1988. Endokrinologi Umum. Terjemahan :

Harsojo. Edisi ke-6. Airlangga University Press. pp: 347-348.

Unger R.H., Foster D.W. 1992. Diabetes Melitus. In: Williams R.H. (Ed):

Williams Textbook of Endocrinology 8th

edition. USA: W. B Saunders

Company, p: 1264.

Utami, P. 2003. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Diabetes Melitus. Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Vail B. 2004. Diabetes Melitus. In: Current Diagnosis & Treatment in Family

Medicine. USA: The Mc Graw Hill Companies, pp: 429-33.

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id EFEK EKSTRAK .../Efek... · Kata kunci: ekstrak batang belimbing wuluh, kadar gula darah, aloksan . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi Kelima. Alih bahasa:

Soendani Noerono. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, pp: 564-

75.

Walde S.S., Dohle C., Schott-Ohly P., Gleichmann H. 2002. Molecular target

structures in alloxan-induced diabetes in mice. Life Sciences. 71: 1681-

94.

Walujani, A. 2003. Ancaman Pandemi Diabetes di Abad Ini. Jakarta: Koran

Kompas, pp: 22.

Westendarp H. 2006. Effects of tannins in animal nutrition. Dtsch Tierarztl

Wochenschr.113(7), pp: 264-268.

Widowati W. 2006. Aktivitas Antioksidan dalam Menurunkan Kadar Gula Darah.

Wahana Medicana Rab University. 2, pp: 2-12.

Yaryura-Tobias JA, Pinto A, Neziroglu F. 2001. Anorexia Nervosa, Diabetes

Melitus, Brain Atrophy, and Fatty Liver. Inter J Etiol Disorders. 30, pp:

350-353.

Zarrow, M.X., J.M Yochim, Mc Carthy, R.C. sanborn. 1964. Experimental

Endokrinologi. A Sourcebook of Basic Technique. Academia Press.