perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS...

159
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN DI SMP SURAKARTA Skripsi Oleh : Desy Indar Kusumastuti K6406019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS...

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN

DI SMP SURAKARTA

Skripsi

Oleh :

Desy Indar Kusumastuti

K6406019

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN

DI SMP SURAKARTA

Oleh :

Desy Indar Kusumastuti

K6406019

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Surakarta, 3 Maret 2011

Pembimbing I

Dra. Rusnaini, M.Si

NIP.19600229 198803 2 001

Pembimbing II

Winarno, S.Pd, M.Si

NIP. 19710813 199702 1 001

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Kamis

14 Juli 2011

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT Desy Indar Kusumastuti. AN ANALYTICAL STUDY ON CIVIC EDUCATION STUDENT WORKSHEET (LKS) OF GRADE IX BASED ON THE PRINCIPLE OF LEARNING MATERIAL DEVELOPMENT AND EDUCATION EVALUATION IN JUNIOR HIGH SCHOOLS THROUGHOUT SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, February 2011.

The objectives of research are to find out the relevance, consistency and adequacy of materials and to find out cognitive, affective and psychomotor in the evaluation of Civic Education Student Worksheet of Odd Semester of Grade IX in Junior High Schools throughout Surakarta.

This research employed a descriptive qualitative method and content analysis. The plural was the administrators of MGMP and teachers of Civic Education of Grade X in Junior High School throughout Surakarta. The sample was taken partially. The sampling technique used was purposive sampling. Technique of collecting data used included interview, focus group discussion, and content analysis. The report on research result is revealed in the form of in-depth and factual explanation based on the fact and reality in the field that was then tabulated and presented in table to confirm the result found.

The result of research shows that firstly, the material of Civic Worksheet of Odd Semester Grade X existing in Junior High Schools throughout Surakarta for competency standard “State Defense Attempt and Local Autonomy” has not fully complied with the principle of relevance, consistency and adequacy. It can be seen from the material concepts in such standard competency that still needs to be improved. Such improvement includes: terminology of state protection; adding the example of participation into the public policy formulation in local area; and adding the latest rule into local autonomy. Secondly, the questions in Civic Worksheet of Odd Semester Grade X existing in Junior High Schools throughout Surakarta has not fully complied with the target of education evaluation constituting the cognitive, affective and psychomotor domains. It can be seen from the fact that there should be an improvement of evaluation in independent assignment and elaboration in the basic competency about “Explaining the importance of State Defense Attempt”, the improvement in type and form of evaluation in the basic competency about “Displaying the participation in the State Defense Attempt”.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Desy Indar Kusumastuti. STUDI ANALISIS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS IX BERDASARKAN PRINSIP PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN EVALUASI PENDIDIKAN DI SMP SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Februari 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui relevansi, konsistensi,dan kecukupan pada materi dan untuk mengetahui kognitif, afektif dan psikomor pada evaluasi LKS Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis isi. Populasinya adalah Pengurus MGMP dan Guru-Guru Kelas IX Mata Pelajaran Kewarganegaraan di SMP Surakarta. Sampel diambil secara sampel sebagian. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, Focuss group discussion, dan mengkaji dokumentasi dan arsip (content analysis). Teknik analisis data yang digunakan adalah model Analisis Interaktif. Laporan hasil penelitian diungkap dalam bentuk penjelasan secara mendalam dan faktual yaitu berdasarkan fakta dan realita di lapangan kemudian ditabulasi disajikan dalam tabel untuk memperjelas hasil yang ditemukan.

Hasil penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Pertama, Materi LKS Kewarganegaraan kelas IX semester ganjil yang ada di SMP Surakarta untuk standar kompetensi “Usaha Pembelaan Negara dan Otonomi Daerah” belum sepenuhnya memenuhi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan. Hal itu dibuktikan dengan konsep-konsep materi dalam standar kompetensi tersebut masih perlu diperbaiki. Perbaikan tersebut antara lain : istilah perlindungan negara; penambahan contoh peran serta dalam perumusan kebijakan publik di daerah; dan penambahan aturan terbaru pada otonomi daerah. Kedua, Soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal itu dibuktikan dengan perlu perbaikan evaluasi tugas mandiri dan uraian pada kompetensi dasar mengenai “Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan Negara”, perbaikan jenis evaluasi dan bentuk evaluasi pada kompetensi dasar mengenai “Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan Negara”.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

“Orang Penyayang akan disayangi oleh yang Maha Pengasih (Allah) maka

sayangilah semua yang ada di bumi, niscahya kamu akan di kasih sayangi oleh

yang di langit”

(H.R. Thabrani)

“Books are not to believed, but to be subjected to inquiry”

(William of Baskerville)

”Belajarlah selalu dengan mengikuti perkembangan ilmu dan kehidupan demi

kemajuan pendidikan”

(Desy Indar Kusumastuti)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Kusuntingkan skripsi ini untuk:

-Bapak Didit Rudi E.W, S.Pd dan Ibu Tri Pudyastuti, tercinta

-Adik-adikku, tersayang

-Seseorang yang aku cintai

-Dra. Rusnaini, M.Si dan Winarno, S.Pd, M.Si,

terimakasih atas bimbingan Ibu dan Bapak

-Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Kewarganegaraan FKIP UNS,

Terimakasih atas ilmu yang Engkau berikan

- Sahabat-sahabatku yang baik, teman-teman, kakak-kakak, adik-adik

tingkatku di Pendidikan Kewarganegaraan FKIP UNS

- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamater tercinta

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk

memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian

penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan

yang timbul dapat teratasi. Untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta, yang telah

memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP UNS Surakarta,

yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi PPKn Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FKIP UNS Surakarta, yang memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini.

4. Pembimbing I, Dra. Rusnaini, M.Si, atas segala bimbingan dan

pengarahannya.

5. Pembimbing II, Winarno, SPd, M.Si, atas segala bimbingan dan

pengarahannya.

6. Berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung terselesaikannya skripsi

ini.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Tiada sesuatu yang sempurna di dunia selain yang Maha Kuasa dan Maha

Sempurna. Untuk itu penulis sadari dalam skripsi ini masih terdapat kekurangan,

tetapi diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis

bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Februari 2011

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN.......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

HALAMAN ABSTRACT.............................................................................. v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................... vi

HALAMAN MOTTO................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. ix

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah........................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian............................................................................ 8

D. Manfaat Penelitian.......................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 11

1. Pendekatan Konsep................................................................... 11

a. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar PKn ........................... 12

1) Pengertian Bahan Ajar PKn........................................... 12

2) Bentuk Bahan Ajar PKn ................................................ 15

3) Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar PKn .............. 17

b. Hakikat Evaluasi Pendidikan PKn....................................... 22

1) Ranah Kognitif.............................................................. 23

2) Ranah Afektif................................................................ 28

3) Ranah Psikomotorik...................................................... 30

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

c. Hakikat Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn............................ 31

1) Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn.................. 31

2) Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn ....... 32

2. Pendekatan Teori ...................................................................... 34

a. Tinjauan Teori Kurikulum .................................................. 38

b. Tinjauan Teori Bahan Ajar.................................................. 41

c. Tinjauan Teori Evaluasi Pendidikan.................................... 43

d. Tinjauan Hubungan antara Teori Kurikulum, Bahan Ajar,

dan Teori Evaluasi Pendidikan............................................ 52

B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 53

BAB III METODOLOGI

A. Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................ 55

B. Bentuk dan Strategi Penelitian........................................................ 56

C. Sumber Data................................................................................... 57

D. Teknik Sampling ............................................................................ 58

E. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 58

F. Validitas Data................................................................................. 61

G. Analisis Data.................................................................................. 62

H. Prosedur Penelitian......................................................................... 63

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................ 64

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................................. 80

C. Temuan Studi ................................................................................. 133

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 141

B. Implikasi ........................................................................................ 143

C. Saran.............................................................................................. 144

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 145

LAMPIRAN ................................................................................................. 148

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1. Evaluasi Berbagai Tingkat Pencapaian Tujuan Kurikulum............ 35

Tabel 2. Evaluasi Dalam Konteks Tinjauan Ulang Per Komponen ............. 36

Tabel 3. Evaluasi Dalam Konteks Pencapaian Tingkat Tertentu Dari

Tujuan Kurikulum ...................................................................... 37

Tabel 4. Pendekatan Teori Kurikulum........................................................ 39

Tabel 5. Rencana Waktu Penelitian............................................................ 55

Tabel 6. Standar Kompetens dan Kompetensi Dasar PKn SMP................... 71

Table 7. Daftar SMP di Surakarta ............................................................... 75

Tabel 8. Contoh Daftar Guru SMP di Surakarta.......................................... 78

Tabel 9. Penggunaan LKS di SMP Surakarta.............................................. 82

Tabel 10. Analisis SKL, SK, KD................................................................... 83

Tabel 11. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS MGMP ................. 86

Tabel 12. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS MGMP ................. 87

Tabel 13. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS MGMP ................. 88

Tabel 14. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara .................... 89

Tabel 15. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS MGMP........... 90

Tabel 16. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS MGMP........... 91

Tabel 17. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah............... 92

Tabel 18. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah ...................................................... 94

Tabel 19. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah ....................................................... 99

Tabel 20. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS FOKUS ................ 101

Tabel 21. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS FOKUS ................ 102

Tabel 22. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS FOKUS ................ 103

Tabel 23. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara..................... 103

Tabel 24. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS FOKUS .......... 105

Tabel 25. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS FOKUS .......... 105

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Tabel 26. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah ............... 106

Tabel 27. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah ........................................................ 108

Tabel 28. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah ........................................................ 110

Tabel 29. Analisis Hasil Berdasarkan Perspektif Civics Education............... 116

Tabel 30. Hasil FGD Untuk Materi Dalam LKS........................................... 120

Tabel 31. Hasil Analisis Evaluasi Dalam Modul PKn Kelas IX semester

Ganjil Buatan MGMP................................................................... 123

Tabel 32. Hasil Analisis Evaluasi Dalam LKS Fokus PKn Kelas IX

Semester Ganjil Buatan Penerbit................................................... 126

Tabel 32. Hasil Untuk Evaluasi Dalam LKS ................................................ 131

Tabel 33. Hasil Penemuan Pada Materi LKS MGMP dan FOKUS............... 139

Tabel 34. Hasil Penemuan Pada Evaluasi LKS MGMP dan FOKUS............ 139

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1. Bagan Ringkasan Perubahan Struktur Perilaku Belajar

Kognitif .................................................................................... 27

Gambar 2. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ................................... 30

Gambar 3. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ................................... 31

Gambar 4. Bagan Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum......... 34

Gambar 5. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar ...................................... 43

Gambar 6. Skema Kerangka Berpikir......................................................... 54

Gambar 7. Model Analisis Interkatif. ......................................................... 62

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara Deskripstif ............................ 148

Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Materi .................................... 149

Lampiran 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Evaluasi................................. 150

Lampiran 4. Silabus Mata Pelajaran PKn Kelas IX Semester Ganjil .......... 151

Lampiran 5. Instrumen Penilaian Modul untuk SMP dari BSNP ............... 156

Lampiran 6. Instrumen FGD Materi........................................................... 163

Lampiran 7. Instrumen FGD Evaluasi........................................................ 165

Lampiran 8. Pedoman Wawancara............................................................. 169

Lampiran 9. Pedoman Focus Group Discussion (FGD) ............................. 170

Lampiran 10. Pedoman Analisis Dokumen .................................................. 171

Lampiran 11. Hasil Petikan Wawancara ...................................................... 172

Lampiran 12. Hasil Analisis Instrumen FGD ............................................... 184

Lampiran 13. Hasil Simpulan FGD.............................................................. 185

Lampiran 14. LKS PKn Kelas IX Semester Ganjil buatan MGMP dan ....... 187

Lampiran 15. LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan Penerbit ............... 252

Lampiran 16. Daftar Pengurus dan Anggota MGMP PKn SMP Surakarta ... 319

Lampiran 17. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ke Rektor............... 327

Lampiran 18. Surat Permohonan Ijin Research/Try Out ke MGMP PKn

SMP Surakarta....................................................................... 328

Lampiran 19. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi.............................. 329

Lampiran 20. Surat Keputusan Dekan tentang Ijin Menyusun Skripsi .......... 330

Lampiran 21. Surat Ijin Penelitian dari Disdikpora Surakarta ...................... 331

Lampiran 22. Surat Keterangan Penelitian................................................... 332

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang memiliki cita-cita dan

tujuan agar menjadi negara yang kuat, berkarakter, dan tetap eksis di mata negara

lain. Cita-cita negara Indonesia adalah menjadi negara Indonesia yang merdeka,

bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Tujuan negara Indonesia adalah melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi

dan keadilan sosial. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Dasar 1945, dimana

Cita-cita dan tujuan negara Indonesia tertuang dalam pembukaan Undang-Undang

Dasar 1945. Cita-cita negara Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Dasar

1945 alinea kedua “... negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil

dan makmur” (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2009:3).

Tujuan Negara Indonesia tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945

alinea ke empat.

… membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, … (Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2009:4) Cita-cita dan tujuan tersebut dijadikan sebagai pedoman negara Indonesia

untuk melakukan perbaikan dan pembangunan di segala bidang, baik bidang

politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan serta dalam bidang

pendidikan. Pembangunan di segala bidang inilah yang menjadi tugas bangsa

Indonesia untuk dapat melaksanakannya sebagai sarana mencapai cita-cita dan

tujuan negara tersebut. Pembangunan bidang pendidikan di Indonesia berorientasi

pada tujuan negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsanya.

1

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia

Indonesia. Pendidikan anak didik dipersiapkan menjadi manusia yang bertaqwa,

beriman, berakhlak mulia, memiliki ketrampilan serta dapat melaksanakan tugas

dan tanggung jawab sebagai mahkluk pribadi maupun anggota masyarakat.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

ayat 1 ditetapkan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan

peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan bagi

peranannya dimasa yang akan datang ” (http://dpr.go.id/undang-undang, diakses

tanggal 2 Maret 2010). Ada tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan informal,

formal, dan nonformal. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang terjadi

didalam lingkungan keluarga berlangsung alamiah dan wajar. Pendidikan formal

merupakan pendidikan yang dilakukan di sekolah secara sengaja dirancang dan

dilaksanakan dengan aturan-aturan yang ketat seperti harus berjenjang dan

berkesinambungan. Pendidikan nonformal merupakan pendidikan dilingkungan

masyarakat seperti kursus dan kelompok belajar yang tidak dipersyaratkan

berjenjang dan berkesinambungan serta dengan aturan yang lebih longgar. Di

dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, dijelaskan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (http://dpr.go.id/undang-undang, diakses tanggal 2 Maret 2010).

Pendidikan hendakanya diimplementasikan melalui sistem pendidikan

yang jelas dan mampu membawa perubahan sesuai dengan perkembangan dan

tujuan dari pendidikan nasional itu sendiri. Menurut Michele Jacobsen (2009:1)

“Educators and the education system need to be responsive to both the

opportunities and challenges….” Menurut Michele Jacobsen tersebut menyatakan

bahwa system pendidikan dan pendidik perlu memperhatikan perubahan dan

kesempatan Hal ini dimaknai bahwa pendidikan harus mampu menghadapi

tantangan perubahan dan dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

masyarakat. Sistem pendidikan tersebut perlu sebuah kurikulum sebagai sarana

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 ayat 19 menyatakan bahwa “

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan

bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.

(http://dpr.go.id/undang-undang, diakses tanggal 2 Maret 2010). Kurikulum tidak

hanya sekedar mempelajari mata pelajaran, tetapi mengembangkan pikiran,

menambah wawasan, serta mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

Kurikulum yang baik yaitu kurikulum yang memiliki sifat berkesinambungan.

Kurikulum tersebut disusun dengan maksud agar tidak terjadi jurang yang

memisahkan antara jenjang pendidikan dasar dengan jenjang pendidikan

selanjutnya. Pengembangan kurikulum mengacu pada kemampuan dasar siswa

yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di

sekolah.

Pembelajaran menurut Corey dalam Syaiful Sagala (2009:61) adalah

“suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk

memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi

khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran

merupakan subset khusus dari pendidikan”. Menurut Jay R. Wilson Richard A.

Schwier (2009:3), ” To create a successful authentic learning experience there is

a need to find a proper mix between the students' world and the world of work

they are about to enter, a sensitive balance that requires flexibility and sensitivity

by all participants to create a successful learning” . Hal tersebut dapat diartikan

bahwa untuk menghasilkan keberhasilan dalam pengalaman pembelajaran

diperlukan mencampur dunia pelajar dan lingkungan luar secara seimbang,

sehingga kepekaan siswa dapat mewujudkan kesuksesan pembelajaran. Selain itu

pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses komunikasi dua arah mengajar

dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh

peserta didik atau murid. Proses komunikasi tersebut diharapkan guru dapat

membangun siswa dalam mengembangkan kreatifitas berfikir dan dapat

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Peningkatan penguasaan terhadap materi pelajaran perlu dilakukan oleh

setiap pendidik melalui pengembangan bahan ajar masing-masing mata pelajaran.

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur

untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Menurut

Depdiknas dalam sosialisasi KTSP 2007, ”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan

yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis

maupun bahan tidak tertulis”. (http://mgmpips.wordpress.com, diambil tanggal 2

Maret 2010). Sedangkan bentuk bahan ajar dapat berupa : a) Bahan cetak seperti:

hand out, buku teks, modul, lembar kerja siswa, b) Bahan noncetak seperti: OHT,

audio ( radio, kaset, CD audio, CD interaktif, PH ), slide, video/film, VCD, dan

komputer (computer Based, Internet), c) Bahan display seperti: flipchart,

adhesive, chart, poster, peta, foto, realita, gambar, model/maket.

Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah agar dapat berhasil mencapai

tujuan yang diharapakan maka diperlukan kemampuan pendidik dalam mengelola

pembelajaran, selain itu juga diperlukan bahan ajar, media pembelajaran dan

sarana prasarana yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Menurut

Aunurrahman (2009:79) menyatakan bahwa ”dalam pemilihan bahan ajar ada

beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip-prinsip dalam pemilihan materi

pembelajaran meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan”. Pendidik

juga melakukan upaya agar para peserta didik lebih menguasai materi

pembelajaran melalui latihan-latihan kepada siswanya. Latihan tersebut berupa

soal-soal yang merupakan sebuah evaluasi pembelajaran. Menurut Nana Sudjana

(2006:22-23), ”...menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom

yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif,

ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek

penilaian hasil belajar”. Menurut Slameto (2001:145) mengemukakan bahwa

”tujuan pendidikan dibedakan menjadi tiga aspek yaitu aspek kognitif (cognitive

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

domain), aspek afektif (affective domain), dan psikomotor (psychomotor domain).

Ini sangat berguna bagi evaluasi pendidikan/pengajaran”.

Berdasarkan beberapa ahli bidang pendidikan tersebut maka pendidik

dapat menggunakan salah satu bentuk bahan ajar yang berupa Lembar Kerja

Siswa (LKS) dalam mendukung dan melengkapi proses pembelajaran. Lembar

Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang berupa buku,

berisi ringkasan materi dan evaluasi. Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat digunakan

guru untuk membantu siswa memahami materi yang didapat oleh siswa di

sekolah. Ringkasan materi dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) harus sesuai dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sehingga jika merujuk pendapat

Aunurruhman (2009:79), maka LKS sebagai salah satu bahan ajar harus

mendasarkan pada prinsip-prinsip pemilihan atau pengembangan bahan ajar ,

sedangkan evaluasi yang berupa butir-butir soal merupakan pengembangan

konsep dari materi yang diajarkan di sekolah, sehingga jika merujuk pendapat

Nana Sudjana (2006:22-23) dan Slameto (2001:145) maka evaluasi yang berupa

soal-soal dalam LKS harus memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

Menurut Andy, “LKS yang baik harus memenuhi persyaratan konstruksi

dan didaktik”. (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diambil tanggal 5 Februari

2010). Persyaratan konstruksi tersebut meliputi syarat-syarat yang berkenaan

dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran dan

kejelasan yang pada hakekatnya haruslah tepat guna dalam arti dapat dimengerti

oleh pihak pengguna LKS yaitu peserta didik sedangkan syarat didaktif artinya

bahwa LKS tersebut haruslah memenuhi asas-asas yang efektif. Lembar kerja

siswa dapat digunakan sebagai pengajaran sendiri, mendidik siswa untuk mandiri,

percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil keputusan. LKS

dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahap penanaman

konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahap penanaman konsep (tahap

lanjutan dari penanaman konsep). Pemanfaatan lembar kerja pada tahap

pemahaman konsep berarti LKS dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

dengan maksud memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari

pada tahap sebelumnya yaitu penanaman konsep.

Merujuk dari manfaat LKS tersebut sebagai pendukung untuk

memperdalam penelitian mengenai LKS, berikut ini merupakan hasil penelitian

terdahulu yang meneliti mengenai LKS : 1) Penelitian yang dilakukan oleh Ida

Septi Ekosari (2009) tentang “Penerapan Media Lembar Kerja Siswa Dalam

Meningkatkan Efektifitas Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan Agama Islam di

Kelas VII (Studi Kasus Di SMP Negeri 2 Sidoharjo, Sragen, Tahun Ajaran

2008/2009” membuktikan bahwa Penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih

efektif dan ada pengaruh yang positif dari pada tidak menggunakan Lembar Kerja

Siswa (LKS) bila digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas

VIIB di SMP Negeri 2 Sidoharjo, Sragen. Hasil penelitian tersebut membuktikan

bahwa LKS merupakan salah satu bahan ajar yang dapat digunakan untuk

mengefektifkan pembelajaran siswa, sehingga sebagai konsekuensi untuk

keberlanjutannya perlu diperhatikan materi muatan atau subtansi dan latihan-

latihan soal dari LKS yang telah disusun tersebut. Materi muatan dan latihan-

latihan tersebut selalu di sesuaikan dengan perkembangan dalam dunia

pendidikan. 2) Penelitian Wili Astuti dan Anam Sutopo (2007) tentang “Analisis

Lembar Kerja Siswa (LKS) Bahasa Inggris Untuk SLTP Sebagai Media Proses

Belajar Mengajar Bagi Guru Dan Murid : Studi Kasus Di Surakarta“, memperoleh

hasil bahwa Lembar Kerja Siswa Bahasa Inggris SLTP digunakan sebagai buku

acuan utama dalam kegiatan belajar-mengajar. Hal ini membuktikan bahwa guru

kecenderungan menggunakan LKS sebagai sumber utama belajar, sehingga

pengetahuan dan ketrampilam siswa akan terbatas pada subtansi yang ada pada

LKS.

Kedua penelitian tersebut menjadi dasar untuk melakukan penelitian yang

lebih dalam. Penelitian ini meneliti mengenai isi dari LKS yang didasarkan pada

prinsip pengembangan bahan ajar dan evaluasi pendidikan, kedua prinsip tersebut

diarahkan pada disiplip ilmu Pendidikan Kewarganegaraan yaitu civic knoledge,

civic skill, civic disposition. Selama ini belum ada yang meneliti mengenali hal

tersebut sehingga peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji lebih dalam.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Laporan penelitian yang sudah ada didukung dengan fakta-fakta yang

muncul disekolah-sekolah, ternyata LKS digunakan oleh semua sekolah baik di

tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas

sebagai sarana membantu guru dalam melengkapi proses pembelajaran. LKS

tersebut ada yang disusun oleh MGMP sendiri, ada pula hasil dari Penerbit yang

mencetak LKS untuk sekolah-sekolah. Perkembangan yang muncul disekolah

ternyata pendidik kecenderungan menggunakan LKS sebagai sarana yang pokok

harus dimiliki oleh setiap peserta didik, sehingga peserta didik minimal

mempunyai LKS sebagai bahan untuk belajar. Pendidik lebih mudah dalam

memberikan latihan atau upaya memperdalam penguasaan materi terhadap peserta

didik. Akan tetapi terdapat hal-hal yang tidak diperhatikan oleh pendidik bahwa

LKS itu dibuat oleh MGMP atau penerbit yang bervariasi, sehingga hasilnya akan

mempunyai karakteristik masing-masing. Pendidik kecenderungan tidak pernah

menganalisa ringkasan materi dalam LKS tentang kesesuaiannya dengan prinsip

pengembangan bahan ajar dan analisa soal-soal latihan yang ada di LKS sudah

tepat atau belum dengan prinsip pengembangan evaluasi pendidikan. Hal itu yang

sering tidak diperhatikan oleh pendidik sehingga kecenderungan yang muncul

hanyalah yang penting ada LKS untuk latihan siswa.

Hasil penelitian terdahulu deskriptif dengan Guru PKn tersebut,

menunjukkan LKS sangat baik jika digunakan dalam proses belajar disekolah

guna membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru dan

LKS yang digunakan selama ini ditingkat SMP masih banyak pengulangan baik

materi dan soal-soal dari kompetensi dasar satu dengan kompetensi dasar lainnya.

Kedua hal tersebut menjadi inspirasi peneliti untuk menganalisa sebuah LKS PKn

di tingkat SMP. Peneliti mengambil LKS PKn kelas IX untuk dianalisis dengan

alasan bahwa Kelas IX merupakan jenjang pendidikan tingkat SMP yang terakhir

sehingga sangat memerlukan sebuah materi dan evaluasi yang tepat untuk mata

pelajaran PKn sebagai persiapan dalam menghadapi ujian kelulusan di tingkat

SMP.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian mengenai

analisa lembar kerja siswa pendidikan kewarganegaraan melalui telaah prinsip

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pengembangan bahan ajar dan evaluasi pendidikannya. Penelitian tersebut

mengambil lokasi di SMP Surakarta, sebab sekolah tersebut merupakan salah satu

sekolah dimana bahan ajar yang digunakan oleh siswa dalam membantu proses

pembelajaran berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) pada mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini peneliti

mengajukan beberapa perumusan masalah, dengan harapan agar lebih

memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini. Adapun beberapa rumusan

masalah tersebut sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengembangan prinsip relevansi, konsistensi, dan

kecukupan pada ringkasan materi di Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta untuk semester

ganjil?

2. Bagaimanakah pengembangan evaluasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX untuk semester ganjil di SMP

Surakarta dilihat dari sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor untuk semester ganjil?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap permasalahan yang dikaji

dalam penelitian. Adapun tujuan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengembangan prinsip relevansi, konsistensi, dan

kecukupan pada ringkasan materi di Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta untuk semester

ganjil.

2. Untuk mengetahui pengembangan evaluasi Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta dilihat dari

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor untuk semester ganjil.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini, dapat diambil manfaat baik secara teoritis maupun

praktis. Adapun manfaat penelitian tersebut sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang lebih

terhadap disiplin ilmu yang bersangkutan. Dengan penelitian ini diharapakan

dapat memberikan perbaikan terhadap materi dan soal Lembar Kerja Siswa

(LKS) kewarganegaraan di SMP untuk beberapa standar kompetensi. Sehingga

dengan adanya perbaikan tersebut relevansi, ketepatan dan konsistensi dari materi

Lembar Kerja Siswa (LKS) kewarganegaraan di SMP dapat diciptakan dan soal-

soal Lembar Kerja Siswa (LKS) lebih merujuk pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh penulis untuk menambah

pengetahuan, memperdalam kajian terhadap materi-materi kewarganegaraan dan

pembuatan soal-soal kewarganegaraan sehingga didalam aplikasi materi-materi

tersebut akan terhindar dari miskonsepsi materi dan soal-soal kewarganegaraan.

Hasil penelitian ini juga digunakan oleh penulis sebagai salah satu persyaratan

guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Program Studi Pendidikan

Kewarganegaraan Jurusan Ilmu pengetahuan Sosial di fakultas keguruan dan Ilmu

Pendidikan.

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Bagi Pendidik

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan bagi pendidik

khususnya di SMP untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam

perbaikan materi yang diajarkan dan soal-soal yang diberikan, serta digunakan

sebagai evaluasi bagi guru atau pendidik terhadap perbaikan materi dan soal yang

akan diberikan kepada siswa-siswinya.

c. Bagi Peserta didik

Hasil penelitian ini diharapakan memberikan manfaat bagi peserta didik

yaitu menghindarkan kesalahan dalam pemahaman konsep dari materi

kewarganegaraan yang diajarakan oleh gurunya dan dapat mengembangkan cara

berfikir siswa dengan penguasaan soal-soal yang diberikan. Peserta didik akan

memperoleh materi yang lebih mendalam dengan maksud siswa tidak hanya

mengetahui konsep materi kewarganegaraan dari segi normatifya saja akan tetapi

juga segi empiris dan penguasaan soal-soal yang bervariatif sehingga teori yang

diajarkan bila dibuktikan dengan prakteknya akan mendukung dan menunjukkan

sinkronisasi.

d. Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang

akan mengadakan penelitian lebih lanjut terutama yang berhubungan studi analisis

Lembar Kerja Siswa (LKS) kewarganegaraan di SMP dengan mengembangkan

prinsip bahan ajar dan evaluasi pendidikan.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pendekatan Konsep

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti mencoba mengkaji mengenai

konsep yang mendukung rencana penelitian mengenai Lembar Kerja Siswa (LKS)

Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX. “Belajar merupakan komponen ilmu

pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik

eksplisit maupun implisit (tersembunyi)” (Syaiful Sagala, 2009:11). Dari

penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa belajar merupakan bagian dari ilmu

pendidikan yang mempunyai tujuan untuk merubah tingkah laku manusia menjadi

lebih dewasa dan berpedoman pada bahan ajar setiap masing-masing mata

pelajaran.

Bahan ajar memiliki posisi amat penting dalam pembelajaran. Posisinya

sebagai representasi (wakil) dari penjelasan guru di depan kelas. Keterangan-

keterangan guru, uraian-uraian yang harus disampaikan guru, dan informasi yang

harus disajikan guru dihimpun di dalam bahan ajar. Dengan demikian, guru akan

dapat mengurangi kegiatannya menjelaskan pelajaran. Di kelas, guru akan

memiliki banyak waktu untuk membimbing siswa dalam belajar atau

membelajarkan siswa.

Pada sisi lain, bahan ajar berkedudukan sebagai alat atau sarana untuk

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Oleh karena itu, penyusunan

bahan ajar hendaklah berpedoman kepada standar kompetensi (SK), kompetensi

dasar (KD), dan standar komepetensi lulusan (SKL). Bahan ajar yang disusun

tidak berpedoman pada SK, KD, dan SKL tentu tidak akan memberikan banyak

manfaat kepada peserta didik.

Bahan ajar juga merupakan wujud pelayanan satuan pendidikan terhadap

Siswa. Pelayanan individual dapat terjadi dengan bahan ajar, melalui bahan ajar

11

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Siswa tersebut berhadapan dengan bahan yang terdokumentasi. Siswa diharapkan

mendapatkan informasi yang konsisten (taat asas). Siswa yang mampu lebih cepat

berpikir dalam belajar, akan dapat mengoptimalkan kemampuannya dengan

mempelajari bahan ajar, sebaliknya siswa yang lambat berpikir dalam belajar,

akan dapat mempelajari bahan ajarnya berulang-ulang. Dengan demikian,

optimalisasi pelayanan belajar terhadap siswa dapat terjadi dengan bahan ajar.

Jadi, keberadaan bahan ajar sekurang-kurangnya menempati tiga posisi

penting. Ketiga posisi itu adalah sebagai representasi sajian guru, sebagai sarana

pencapaian standar kompetensi, kompetensi dasar, standar kompetensi lulusan,

dan sebagai pengoptimalan pelayanan terhadap peserta didik.

Dari penjelasan diatas mengenai keberadaan bahan ajar yang saat

penting, maka harus dipahami lebih jauh mengenai pengembangan bahan ajar.

Berikut ini penjelasan mengenai pengembangan bahan ajar :

a. Hakikat Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

1) Pengertian Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

”Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/

instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis” (National

Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency

Based Training dalam Depdiknas, 2007:3). Materi yang terdapat dalam bahan ajar

diharapkan dapat dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Materi tersebut merujuk pada ranah kognitif,

afektif dan psikomotor. Dari pengertian diatas agar bahan ajar dapat berfungsi

dengan baik maka harus berciri-ciri sebagai berikut:

a) Menimbulkan minat baca b) Ditulis dan dirancang untuk siswa c) Menjelaskan tujuan instruksional d) Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

e) Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.

f) Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih g) Mengakomodasi kesulitan siswa h) Memberikan rangkuman i) Gaya penulisan komunikatif dan semi formal j) Kepadatan berdasar kebutuhan siswa k) Dikemas untuk proses instruksional l) Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari

siswa m) Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar. (Depdiknas, 2007:11)

Konsep diatas merupakan konsep bahan ajar secara umum, sedangkan

untuk pengembangan bahan ajar pendidikan kewarganegaraan (PKn) meliputi tiga

komponen yang perlu dikembangkan dan diajarkan. Menurut Branson dalam Udin

S. Winataputra dan Dasim Budimansyah, (2007:186) tiga komponen Pendidikan

Kewarganegaraan yaitu ”civic knowledge, civic skill, dan civic disposition”. Dari

ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) berkaitan dengan

kandungan atau apa yang seharusnya diketahui oleh warganegara. Komponen

pertama ini harus diwujudkan dalam bentuk lima hal penting yang secara terus

menerus harus diajaukan sebagai sumber belajar atau materi belajar PKn. Lima

hal tersebut antara lain : kehidupan kewarganegaraan,politik dan pemerintahan;

dasar-dasar sistem politik Indonesia; pengejawantahan tujuan-tujuan, nilai-nilai

dan prinsip-prinsip demokrasi Indonesia; hubungan antara Indonesia dengan

negara-negara lain didunia; dan peran warga negara dalam demokrasi di

Indonesia. Untuk hal yang pertama, membantu warga negara melakukan

pertimbangan-pertimbangan yang matang mengenai hakikat kehidupan

kewarganegaraan, politik, dan pemerintahan serta mengapa politik dan

pemerintahan itu penting, tujuan-tujuan pemerintahan, karakter-karakter utama

pemerintahan terbatas dan tidak terbatas, hakikat dan tujuan konstitusi,dan cara-

cara alternatif mengorganisasi pemerintahan konstitusional. Kedua, membantu

memahami dasar sejarah dan filsafat dari sistem politik Indonesia, karakter-

karakter kahas masyarakat dan kultur Indonesia ; nilai-nilai dan prinsip dasar

dalam demokrasi konstitusional. Ketiga, membantu warganegara memahami dan

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

mengevaluasi pemerintahan terbatas yang didirikan serta penyebaran dan

pembagian kekuasaan yang dilakukan. Warganegara memahami dasar-dasar

justifikasi sistem pembatasan,penyebaran dan pembagian kekuasaan dan mampu

bertanggung jawab memastikan hak-hak individu terlindungi. Keempat,

membantu warganegara untuk memahami peran Indonesia di dunia dengan politik

luar negerinya dan peran pemerintah/non pemerintah dalam bidang sosial, politik,

dan ekonomi. Kelima, membantu warganegara memahami perannya dalam

keterlibatan pada kehiduan politik dan civil society sehingga pencapaian tujuan

individu dan tujuan publik cenderung seiring dengan partisipasi mereka dalam

kehidupan politik dan civil society.

Civic Skill (kecakapan kewarganegaraan) yang meliputi kecakapan

inteektual dan kecakapan partisipatoris. Kecakapan intelektual kewarganegaraan

merupakan kemampua mendeskripsikan yaitu mendeskripsikan fungsi-fungsi dan

proses-proses seperti cheks and balances atau judicial review menunjukkan

adanya pemahaman. Melihat dengan jelas dan mendeskripsikan kecenderungan-

kecenderungan seprti berpartisipasi dalam kehidupan kewarganegaraan, imigrasi,

atau pekerjaan, membantu warga negara untuk selalu menyesuaikan diri degan

peristiwa-peristiwa yang sedang aktual dalam pola jangka waktu yang lama.

Sedangkan kecakapan partisipatoris merupakan kecakapan yang berupa partisipasi

yang bertanggung jawab, efektif, dan ilmiah dalam proses politik dan dalam civil

society. Kecakapan partisipatoris sangat penting dikembangkan sejak awal

sekolah dan berlanjut selama masa sekolah.

Civic Disposition (Watak Kewarganegaraan) merupakan karakter publik

maupun privat yang penting bagi pemeliharaan dan pengembangan demokrasi

konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan

kewarganegaraan, berkembang secara perlahan sebagai akibat dari apa yang telah

dipelajari dan dialami oleh sesorang dirumah, disekola, komunitas, dan

organisasi-organisasi civil society. Karakter publik dan privat dapat

dideskripsikan sebagai berikut : menjadi anggota masyarakat yang independen,

memenuhi tanggung jawab personal kewarganegaraan di bidang ekonomi dan

politik, menghormati harkat dan martabat kemanusiaan tiap individu,

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

berpartisipasi dalam urrusan-urusan kewarganegaraan secara efektif dan

bijakasana, mengembangkan berfungsinya demokrasi konstitusional secara sehat.

Jadi penulis dapat menyimpulkan bahwa bahan ajar pendidikan

kewarganegraan adalah seperangkat materi PKn yang mengandung civic

knowledge, civic skill, dan civic disposition yang disusun secara sistematis baik

tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan

siswa untuk belajar.

2) Bentuk Bahan Ajar Pendidikan Kewarganegraan (PKn)

Bentuk bahan ajar Pendidikan Kewarganegraan (PKn) dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu: “bahan ajar cetak, bahan ajar noncetak, bahan

ajar display”. Ketiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Bahan cetak

Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas,

yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi.

Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan lembar kerja siswa. Bahan ajar

cetak tentu mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan bahan ajar cetak adalah:

(1) mudah diperoleh dan dibawa ke mana-mana

(2) mudah dipelajari kapan dan di mana pun

(3) tidak memerlukan alat khusus untuk menggunakannya

(4) pengirimannya relatif mudah dan murah dibanding media lainnya, serta

(5) merupakan media yang paling canggih untuk mengembangkan kemampuan

siswa untuk belajar tentang fakta dan prinsip-prinsip umum serta abstrak

dengan menggunakan argumentasi yang logis.

Kekurangan bahan ajar cetak adalah:

(1) tidak mampu mempresentasikan gerakan

(2) pemaparan materi dalam bahan ajar cetak cenderung linier

(3) tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan

(4) untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak

sedikit

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

(5) membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya

(6) tidak dapat atau sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang

mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut

(7) sulit untuk memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan kompleks

yang memiliki kemungkinan banyak jawaban.

b) Bahan noncetak

Bahan ajar noncetak adalah bahan ajar yang berisi materi materi tulisan

atau gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas dengan menggunakan alat

proyeksi. Bahan ajar noncetak dapat dicontohkan seperti: OHT, audio (radio,

kaset, CD audio, CD interaktif, PH), slide, video/film, VCD, dan komputer

(computer Based, Internet). Bahan ajar noncetak tentu mempunyai kelebihan dan

kekurangan.

Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah:

(1) dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak

terhadap topik yang dibahas

(2) dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan

(3) fleksibel dan mudah diadaptasi.

Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah:

(1) pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya

(2) tidak kompatibel antarjenis yang ada

(3) aliran informasi yang disampaikan sangat fixed.

c) Bahan ajar display

Bahan ajar display adalah jenis bahan ajar yang berisi materi tulisan atau

gambar yang dapat ditampilkan di dalam kelas, di kelompok kecil atau siswa

secara perseorangan tanpa menggunakan alat proyeksi.

Bahan ajar display dapat dicontohkan seperti: flipchart, adhesive, chart,

poster, peta, foto, realita, gambar, model/maket. Bahan ajar display tentu

mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan bahan ajar display secara umum adalah:

(1) dapat diletakkan dengan mudah di kelas atau di ruang-ruang sekolah

(2) harganya relatif murah

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(3) dapat dikembangkan sendiri oleh guru yang memiliki bakat seni dan dapat

dikembangkan untuk hampir semua mata pelajaran

(4) display yang bagus mampu menarik perhatian siswa, merangsang minat

(5) mampu memperjelas arti, dan mampu menyederhanakan informasi yang

kompleks.

Kekurangan bahan ajar display secara umum adalah:

(1) terlalu kecil untuk dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, kecuali yang

telah dirancang khusus untuk keperluan itu, serta

(2) jenis bahan ajar display merupakan media diam, sehingga tidak cocok untuk

mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan gerakan.

3) Langkah-Langkah Pemilihan Bahan Ajar Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn)

Sebelum melaksanakan pemilihan bahan ajar, terlebih dahulu perlu

diketahui kriteria pemilihan bahan ajar. Kriteria pokok pemilihan bahan ajar atau

materi pembelajaran adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini

berarti bahwa materi pembelajaran yang dipilih untuk diajarkan oleh guru di satu

pihak dan harus dipelajari siswa di lain pihak hendaknya berisikan materi atau

bahan ajar yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Dengan kata lain, pemilihan bahan ajar haruslah mengacu atau

merujuk pada standar kompetensi. Setelah diketahui kriteria pemilihan bahan ajar,

sampailah kita pada langkah-langkah pemilihan bahan ajar.

Secara garis besar langkah-langkah pemilihan bahan ajar meliputi pertama-tama mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar yang menjadi acuan atau rujukan pemilihan bahan ajar. Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis-jenis materi bahan ajar. Langkah ketiga memilih bahan ajar yang sesuai atau relevan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah teridentifikasi tadi. Terakhir adalah memilih sumber bahan ajar. (http://mgmpips.wordpress.com, diakses tanggal 2 Maret 2010) Hal tersebut dapat dijelaskan secara lengkap, langkah-langkah pemilihan

bahan ajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

a) Mengidentifikasi aspek-aspek yang terdapat dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar

Sebelum menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu

diidentifikasi aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena setiap

aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis materi yang

berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek standar kompetensi

tersebut memerlukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang berbeda-beda

untuk membantu pencapaiannya.

b) Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran

Sejalan dengan berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi

pembelajaran juga dapat dibedakan menjadi jenis materi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat

dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip, dan prosedur (Reigeluth,

1987 : 2).

(1) Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat,

nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen

suatu benda, dan lain sebagainya.

(2) Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi.

(3) Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma,

teorema.

(4) Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara

urut, misalnya langkah-langkah menelpon, cara-cara pembuatan telur asin

atau cara-cara pembuatan bel listrik.

(5) Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,

penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian.

(6) Materi pembelajaran aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin,

dan rutin.

c) Memilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi

dasar

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar kompetensi yang telah

ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang lingkup yang cukup memadai

sehingga mempermudah siswa dalam mencapai standar kompetensi. Berpijak dari

aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi,

langkah selanjutnya adalah memilih jenis materi yang sesuai dengan aspek-aspek

yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut. Materi

yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah termasuk jenis Kognitif ( fakta,

konsep, prinsip, prosedur), afektif, psikomotor atau gabungan lebih daripada satu

jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan,

maka guru akan mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya. Setelah

jenis materi pembelajaran teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis

materi tersebut yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar

yang harus dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting

untuk keperluan mengajarkannya. Sebab, setiap jenis materi pembelajaran

memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem

evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Misalnya metode mengajarkan materi

kognitif yang berupa fakta atau hafalan adalah dengan menggunakan “jembatan

keledai”, “jembatan ingatan” (mnemonics), sedangkan metode untuk

mengajarkan berupa prosedur adalah “demonstrasi”. Cara yang paling mudah

untuk menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan

jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa.

Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan mengetahui apakah materi

yang harus kita ajarkan berupa kognitif, afektif, atau psikomotorik.

Setelah melakukan langkah pemilihan bahan ajar diatas, kemudian perlu

dilakukan pengembangan bahan ajar. Pengembangan bahan ajar dilakukan dengan

mendasarkan prinsip-prinsip yang benar dan tepat. Prinsip yang perlu diperhatikan

dalam menentukan bahan ajar yang berupa materi pokok dan uraian materi pokok

antara lain :

a) Prinsip relevansi, yaitu adanya kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai

b) Prinsip konsistensi, yaitu adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi.

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

c) Prinsip adekuasi (kecukupan), yaitu adanya kecukupan materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. (Mimin Haryati, 2007:9)

Ketiga tersebut dijelaskan lebih lengkap oleh Depdiknas (2006 : 6)

sebagai berikut: Prinsip relevansi artinya keterkaitan. Materi yang digunakan

harus relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar

kompetensi dan kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang

diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi yang diajarkan

harus berupa fakta atau bahan hafalan. Tidak hanya merujuk pada satu ranah saja,

tentu harus diketahui apakah standar kompetensi tersebut berupa ranah kognitif,

afektif atau psikomotor. Jika ranah tersebut kognitif maka perlu perlu diketahui

materi yang diberikan harus sesuai atau runtut berdasarkan pada tingkatan materi.

Tingkatan materi tersebut harus dimulai dari tingkatan yang paling dasar. Hal

tersebut berlaku juga pada ranah afektif dan psikomotor.

Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus

meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa

adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan,

perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sehingga jika kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa empat macam maka yang diberikan harus

merujuk pada empat kompetensi dasar tersebut. Materi yang diberikan merujuk

pada lingkup masing-masing kompetensi dasar yang ingin dicapai. Jika

kompetensi dasar tersebut pada tingkatan dasar maka materi yang diberikan harus

mengarah pada tingkatan dasar tersebut, begitu juga kompetensi dasar yang

diharapkan pada tingkatan kedua maka materi yang diberikan harus mengarah

pada tingkatan kedua.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup untuk

membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh

terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang

membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk

mempelajarinya. Jadi materi yang diberikan pada setiap kompetensi dasar harus

mencukupi sehingga siswa dapat belajar sesuai sasaran materi sesuai yang ingin

dicapai dalam kompetensi dasar. Materi yang diharapkan pada setiap kompetensi

dasar yang ingin dicapai harus cukup, misalnya Kompetensi dasar yang ingin

dicapai pada kompetensi dasar pada ranah pengetahuan maka materi yang

diberikan hanya mengarah pada pengetahuan saja, tidak membahas materi pada

tingkatan lain.

Ketiga prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan tersebut dijadikan

pula sebagai dasar oleh BSNP dalam mengembangkan materi atau bahan ajar

yang mengacu kurikulum KTSP. BSNP lebih mengembangkan ke dalam berbagai

indikator yang lebih rinci. Adapun indikator-indikator yang perlu diperhatikan

dalam pengembangan bahan ajar dalam bentuk modul menurut BSNP yaitu :

a) Kelayakan Isi meliputi :

(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :

(a) Kelengkapan materi

(b) Keluasan materi

(c) Kedalaman materi

(2) Keakuratan Materi :

(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model

(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar

(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi

(3) Materi Pendukung Pembelajaran :

(a) Aplikasi konsep dilapangan

(b) Penumbuhan Motivasi

(c) Pemecahan Masalah

(d) Kemutakhiran

(e) Pengayaan

b) Kelayakan Penyajian meliputi

(1) Teknik Penyajian :

(a) Sistematika penyajian

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

(b) Keruntutan konsep

(c) Kemenarikan penyajian

(2) Penyajian Pembelajaran :

(a) Keterpusatan pada peserta didik

(b) Penyajian masalah kontekstual

(3) Kelengkapan Penyajian

(a) Bagian Pendahuluan

(b) Bagian Isi

(c) Bagian Penyudah/Penutup

c) Kelayakan Kebahasaan meliputi

(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :

(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik

(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta

didik

(2) Penyajian Pembelajaran :

(a) Keterbacaan pesan

(b) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah

(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan

(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab

(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf

b. Hakikat Evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Evaluasi mempunyai arti yang berbeda untuk guru yang berbeda, berikut

beberapa arti yang telah secara luas dapat diterima oleh para guru di lapangan.

Menurut Cross dalam Sukardi (2008:1) “Evaluation is process which determines

the extent to which objectives have been achievied”. Evaluasi merupakan proses

yang menentukan kondisi dimana satu tujuan telah dapat dicapai.

Evaluasi yang diberikan tersebut mempunyai karakteristik dan fungsi.

Menurut Sukardi (2008:1) “Karakteristik evaluasi, meliputi :

1) Memiliki implikasi tidak langsung terhadap siswa yang dievaluasi

2) Lebih bersifat tidak lengkap

3) Mempunyai sifat kebermaknaan relative”

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Menurut Sukardi (2008:2) Fungsi evaluasi, meliputi : 1) Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan yang telah diberikan oleh seorang guru 2) Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar 3) Mengetahui tingkatb ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar 4) Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru yang bersumber dari siswa 5) Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa 6) Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa Setelah diketahui karakteristik dan fungsi evaluasi tersebut, maka perlu

dipahami mengenai sasaran evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang

berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dapat diketahui dengan

memahami konsep penilaian aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut

Mimin Haryati (2008:22-27) “Penilaian aspek kognitif, yaitu penilaian yang

mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi/penerapan, analisis, sintesis dan

evaluasi. Penilaian aspek afektif yaitu penilaian yang mencakup penerimaan,

menanggapi atau tanggapan, peneilaian dan penentuan sikap, mengorganisasi atau

mengelola dan menghayati atau karakterisasi. Penilaian aspek psikomotor yaitu

imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, naturalisasi”.

Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1) Ranah kognitif

Tujuan ranah kognitif ini berorientasi kepada kemampuan berpikir,

mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana yaitu kemampuan

mengingat sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa

untuk menggabungkan gagasan, metode, atau prosedur yang sebelumnya

dipelajari untuk memecahkan masalah. Dengan demikian aspek kognitif adalah

subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang berawal dari

tingkat rendah yaitu pengetahuan sampai pada tingkat yang paling tinggi yaitu

evaluasi.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang

berbeda-beda seperti yang diungkapkan taksonomi Benyamin S Bloom yang telah

direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David W Krathwohl yaitu :

a) Mengingat

Pada tingkatan yang paling rendah ini siswa dituntut untuk mengingat

informasi atau hal-hal yang telah dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan.

Pengetahuan tersebut dapat berkenaan dengan fakta, konsep, peristiwa,

pengertian, kaidah, teori, prinsip atau metode, prosedur. Materi jenis fakta adalah

materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang, lambang, peristiwa

sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya. Materi

konsep berupa pengertian, definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa

dalil, rumus, postulat adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa

langkah-langkah mengerjakan sesuatu secara urut Dapat dicontohkan seperti

berikut :

(1) Siswa dapat menjelaskan pengertian Negara

(2) Siswa dapat menyebutkan nama-nama Presidan Indonesia dari

pertama sampai sekarang

(3) Siswa dapat menggambarkan kembali struktur kelembagaan Negara

Indonesia

(4) Siswa dapat menyebutkan tanggal dan tempat terjadinya peristiwa

sejarah

(5) Siswa dapat menyebutkan bunyi pasal 1 ayat 1 di dalam UUD

b) Memahami

Pada tingkatan kedua setelah pengetahuan ini siswa dituntut untuk

menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah diketahui atau menangkap sari

dan makna hal-hal yang dipelajari dengan kata-katanya sendiri. Dapat

dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa dapat menjelaskan kembali pengertian Negara dengan kata-

katanya sendiri

(2) Siswa dapat memberikan contoh perubahan akibat globalisasi

(3) Siswa dapat menerangkan akibat pemekaran daerah

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

c) Mengaplikasikan

Pada tingkatan ini siswa dituntut mampu menggunakan atau

menerapakan informasi, metode , kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata

dan baru, serta memecahkan masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Perilaku ini misalnya tampak dalam kemapuan menggunakan prinsip. Dapat

dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa dapat mencegah terjadinya korupsi saat kegiatan ulangan

berlangsung

(2) Siswa dapat menyelidiki hal-hal yang mengakibatkan korupsi

(3) Siswa dapat menyesuaikan diri dalam pelembagaan globalisasi

d) Menganalisis

Pada tingkatan ini siswa dituntut mampu untuk merinci suatu kesatuan ke

dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik

dan mampu mengidentifikasi, memisahkan, membedakan komponen-konponen

suatu fakta, konsep, pendapat, asumsi, hipotesis atau kesimpulan. Dapat

dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa dapat mengaitkan kondisi yang terjadi di dalam masyarakat

dengan aturan yang terdapat di dalam Perda di daerah masing-

masing.

(2) Siswa dapat menyeleksi antara hak dan kewajiban sebagai warga

Negara

(3) Siswa dapat menyimpulkan hal-hal yang terjadi akibat pertikaian

antar suku

e) Mengevaluasi

Pada tingkatan level tertinggi ini siswa mampu membentuk pendapat

tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, membuat penilaian dan

keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk dengan kriteria tertentu.

Dapat dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa mampu mengkritik kinerja Pemerintah Daerah di tempat

tinggal siswa

(2) Siswa mampu mengukur keberhasilan pemilu sekarang ini

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

f) Mencipta

Pada tingkatan ini siswa mampu mengaitkan dan menyatukan berbagai

elemen dan unsur pengetahuan sehingga terbentuk suatu pola baru, misalnya

tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja. Dapat dicontohkan

seperti berikut :

(1) Siswa dapat memadukan antara hak dan kewajiban dalam

kehidupan di masyarakat

(2) Siswa mampu menanggulangi dampak dari globalisasi

Menurut Mimin Haryati (2007:22) tingkatan belajar kognitif diatas dapat

diformulasikan dalam perbandingan jika digunakan sebagai alat untuk menilai

soal-soal latihan untuk setiap tingkat disarankan sebagai berikut :

a) Soal untuk menguji tingkat mengingat peserta didik ..................................40%

b) Soal untuk menguji tingkat memahami peserta didik .................................20%

c) Soal untuk menguji tingkat mengaplikasikan peserta didik ........................20%

d) Soal untuk menguji tingkat menganalisis peserta didik ..............................10%

e) Soal untuk menguji tingkat mengevaluasi peserta didik ...............................5%

f) Soal untuk menguji tingkat mencipta peserta didik ......................................5%

Menggunakan perbandingan diatas mempermudah guru dalam membuat soal-soal

ujian untuk siswa dan terhidar dari kekeliruan dalam membuat soal dalam setiap

tingkatan.

Berdasarkan perkembangan keilmuan yang baru taksonomi Benyamin S

Bloom telah direvisi oleh Lorin W. Anderson dan David W Krathwohl, untuk

ranah kognitif mengalami perubahan seperti ditunjukkan bagan berikut:

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Dimensi Pengetahuan

Gambar 1. Ringkasan Perubahan Struktur dari Kerangka Pikir Asli ke

Revisinya (Lorin W Anderson dan David W Krathwohl, 2010 : 403)

Revisi tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa perubahan yang

dilakukan oleh Lorin W Anderson dan David W Krathwohl yaitu :

a) Perubahan Penekanan yaitu focus utama revisi pada pengunaan taksonomi

pendidikan dalam merencanakan kurikulum,pembelajaran, asesmen dan

kesesuaian diantara ketiganya; menyasar pada segmen pembaca terutama

guru; contoh-contoh tugas assessment untuk memperjelas makan taksonomi;

menekankan pada subkategori.

b) Perubahan Terminologi yaitu nama-nama kategori pokoknya sesuai dengan

kerangka tujuan pendidikan; sub-sub kategoripengetahua diberi nama baru dan

disusun ulang; sub-subkategori proses kognitif yang berbentuk kata benda

diganti dengan kata kerja; nama kategori komprehensi dan sintesis diubah.

c) Perubahan Struktur yaitu kata kerja dan kata benda dalam rumusan tujuan

menjadi dimensi-dimensi yang terpisah; Dimensi pengetahuan dan proses

kognitif menjadi dasar alat analisis; kategori-kategori proses kognitif tidak

membentuk hierarkhi kumulatif; urutan sintesis/mencipta dan

Evaluasi/Mengevaluasi ditukar

Komponen Kata Kerja

Pengetahuan

Komprehensi

Aplikasi

Analisis

Sintesis

Evaluasi

Mengingat

Memahami

Mengaplikasikan

Menganalisis

Mengevaluasi

Mencipta

Dimensi Tersendiri Komponen Kata Benda

Dimensi Proses

Kognitif

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2) Ranah Afektif

Menurut Pophan dalam Mimin Haryati (2008:36) mengatakan bahwa

”ranah afektif menentukan keberhasilan seorang peserta didik untuk mencapai

ketuntasan belajar. Ranah afektif ini mempunyai tujuan yang berhubungan dengan

perasaan, emosi, sistem nilai dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau

penolakan terhadap sesuatu”. Sedangkan menurut Aunurrahman (2009 : 51)

menyatakan ”tujuan dari afektif ini dari tingkat awal yaitu memperhatikan suatu

fenomena sampai pada tingkat yang lebih komplek yang merupakan faktor

internal seseorang, seperti kepribadian dan hati nurani”.

Ranah afektif ini terdiri dari lima tingkatan dengan aspek belajar yang

berbeda-beda seperti yang dikutip Aunurrahman (2009 : 51-54). Kelima aspek

tersebut meliputi:

a) Penerimaan

Tingkatan ini sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku yang

mencakup kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal

tersebut. Dapat dicontohkan seperti berikut :

(1) Kesedian siswa mematuhi rambu-ranbu lalu lintas

(2) Kemauan siswa dalam mengikuti berita politik di televisi

(3) Siswa mampu memilih mana yang baik da mana yang buruk

b) Menanggapi atau tanggapan

Tingkatan ini peserta didik tidak hanya memperhatikan fenomena khusus

tetapi juga beraksi terhadap fenomena yang ada dan kerelaan, kesediaan

memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Dapat dicontohkan

seperti berikut :

(1) Siswa mampu menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru

(2) Siswa mampu mengajukan pertanyaan

(3) Siswa mengikuti upacara dalam menyambut peringatan Hari

Pendidikan Nasional

c) Penilaian dan penentuan sikap

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tingkatan ini mencakup penerimaan terhadap suatu nilai, menghargai,

mengakui, dan menentukan sikap dan pengakuan secara objektif (jujur) dari

siswa. Dapat dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa dapat memperjelas kondisi di masyarakat sekarang ini akibat

globalisasi

(2) Siswa mampu mengusulkan solusi dalam memecahkan masalah

pelanggaran peraturan di sekolah

(3) Siswa menyakinkan gura bahwa bahwa ia mampu mengerjakan

tugas di sekolah

d) Mengorganisasi atau mengelola

Tingkatan ini mencakup kemampuan membentuk suatu sistem nilai

sebagai pedoman dan pegangan hidup. Jadi tahap ini siswa mampu memilih nilai-

nilai yang terbaik untuk diterapkan, menentukan dan menerima bahwa nilai itu

lebih dominan dibandingkan nilai yang lain. Dapat dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa mampu mengubah sikap dia yang buruk menjadi baik

(2) Siswa mampu mengklisifikasikan nama tugas pribadi dan mana

tugas kelompok

(3) Siswa mampu membangun dirinya menjadi pemimpin di dalam

kelas

e) Menghayati atau karakterisasi

Tingkatan ini mencakup kemampuan menghayati nilai, dan

membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Sikap dan perbuatan yang

secara konsisten dilakukan oleh siswa selaras dengan nilai-nilai yang dapat

diterimanya, sehinnga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah menjadi ciri-ciri

perilakunya. Dapat dicontohkan seperti berikut :

(1) Siswa mendengarkan pendapat teman dalam diskusi di kelas

(2) Siswa mampu mempengarui siswa yang malas menjadi rajin dalam

meningkatkan potensi mata pelajaran yang tidak di sukai

Dari kelima tingkatan belajar afektif diatas dapat dituangkan dalam

bentuk bagan sebagai berikut :

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 2. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Afektif ( Aunurrahman, 2009 : 54)

3) Ranah Psikomotorik

Ranah psikomotorik ini terdiri dari lima tingkatan dengan aspek belajar

yang berbeda-beda seperti yang dikutip Aunurrahman (2009 : 55-59). Kelima

aspek tersebut meliputi:

a) Imitasi

Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan-kegiatan

sederhana dan sama persis dengan yang dilihat atau diperhatikan sebelumnya.

Contohnya : menirukan proses musyawarah yang dilakukan oleh para wakil

rakyat.

b) Manipulasi

Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan sederhana yang

belum pernah dilihatnya tetapi berdasarkan pada pedoman atau petunjuk saja.

Contohnya : Siswa dilatih oleh guru untuk melakukan praktek pemilu sesuai

dengan petunjuk.

c) Presisi

Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan yang akurat

sehingga menghasilkan produk kerja yang presisi. Contohnya : Siswa datang tepat

waktu sesuai jadwal sekolah.

d) Artikulasi

5. Menghayati atau karakterisasi

4. Mengorganisasi atau mengelola

3. Penilaian dan penentuan sikap

2. Menanggapi atau tanggapan

1. Penerimaan Rendah

Tinggi

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan komplek dan tepat

sehingga produk kerjanya utuh. Contohnya : Guru menyuruh siswa mencari

artikel tentang adat istiadat dan siswa mempraktekkan di depan.

e) Naturalisasi

Tingkatan ini siswa harus mampu melakukan kegiatan secara reflek.

Contohnya : Seorang siswa yang secara reflek memegang tangan anak kecil yang

sedang berlari di jalan ketika sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Dari kelima tingkatan belajar psikomotorik diatas dapat dituangkan

dalam bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar 3. Bagan Hierarki Perilaku Belajar Psikomotorik (Aunurrahman,2009:59)

c. Hakikat Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegraan (PKn)

1) Pengertian Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegraan

(PKn)

Lembar kerja siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah

lembaran-lembaran yang digunakan sebagai pedoman di dalam pembelajaran serta

berisi tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik dalam kajian tertentu.. LKS

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat baik dipergunakan dalam rangka

strategi heuristik maupun ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS Pendidikan

Kewarganegraan (PKn) dipakai dalam metode penemuan terbimbing, sedangkan

dalam strategi ekspositorik LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipakai

untuk memberikan latihan pengembangan. ”Selain itu LKS Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sebagai penunjang untuk meningkatkan aktifitas siswa

5. Naturalisasi

4. Artikulasi

3. Presisi

2. Manipulasi

1. Imitasi Rendah

Tinggi

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

dalam proses belajar dapat mengoptimalkan hasil belajar yang beroriantasi pada

pengembangan civic knowledge, civic skill, dan civic disposition”

(http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa LKS

Pendidikan Kewarganegraan (PKn) adalah media cetak yang terdiri dari satu atau

dua lembar atau lebih yang diberikan kepada setiap siswa disatu kelas dengan

tujuan untuk melakukan aktivitas belajar mengajar yang beroriantasi pada

pengembangan civic knowledge, civic skill, dan civic disposition.. LKS harus

disusun dengan tujuan dan prinsip yang jelas. Menurut Andi adapun ”tujuan

meliputi: a) Memberikan pengetahuan dan sikap serta ketrampilan yang perlu

dimiliki siswa, b) Mengecek tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah

disajikan, c) Mengembangkan dan menerapkan materi pelajaran yang sulit

dipelajari” (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010).

Menurut Andi prinsipnya meliputi: a) Tidak dinilai sebagai dasar perhitungan rapor, tetapi hanya diberi penguat bagi yang berhasil menyelesaikan tugasnya serta diberi bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan, b) Mengandung permasalahan, c) Sebagai alat pengajaran, d) Mengecek tingkat pemahaman, e) Pengembangan dan penerapannya, f) Semua permasalahan sudah dijawab dengan benar setelah selesai pembelajaran (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari 2010)

2) Peran dan Fungsi Lembar Kerja Siswa Pendidikan

Kewarganegraan (PKn)

Peran LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat besar dalam proses

pembelajaran karena dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar dan

penggunaannya dalam pembelajaran geografi dapat membantu guru untuk

mengarahkan siswanya menemukan konsep-konsep melalui aktifitasnya sendiri.

Disamping itu LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga dapat

mengembangkan ketrampilan proses, meningkatkan aktifitas siswa dan dapat

mengoptimalkan hasil belajar. Menurut Andi ”lembar kerja siswa mempunyai

fungsi antara lain: untuk tujuan latihan, untuk menerangkan penerapan atau

aplikasi, untuk kegiatan penelitian, untuk penemuan, untuk penelitian hal yang

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

bersifat terbuka” (http://andy.web.id/lks-oh-lks.php, diakses tanggal 5 Februari

2010). Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Untuk tujuan latihan

Siswa diberikan serangkaian tugas/aktivitas latihan dalam pendalaman

konsep Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Lembar kerja seperti ini sering

digunakan untuk memotivasi siswa ketika sedang melakukan tugas latihan.

b) Untuk menerangkan penerapan (aplikasi)

Siswa dibimbing untuk menuju suatu metode penyelesaian soal dengan

kerangka penyelesaian dari serangkaian soal-soal untuk mendalami tujuan standar

kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal ini bermanfaat ketika kita

menerangkan penyelesaian soal aplikasi yang memerlukan banyak langkah.

Lembaran kerja ini dapat digunakan sebagai pilihan lain dari metode tanya jawab,

dimana siswa dapat memeriksa sendiri jawaban pertanyaan itu.

c) Untuk kegiatan penelitian

Siswa ditugaskan untuk mengumpulkan data tertentu, kemudian

menganalisis data tersebut. Misalnya dalam penelitian kasus korupsi.

d) Untuk penemuan

Dalam lembaran kerja ini siswa dibimbing untuk menyelidiki suatu

keadaan tertentu, agar menemukan pola dari situasi itu dan kemudian

menggunakan bentuk umum untuk membuat suatu perkiraan. Hasilnya dapat

diperiksa dengan observasi dari contoh yang sederhana.

e) Untuk penelitian hal yang bersifat terbuka

Penggunaan lembaran kerja siswa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

ini mengikutsertakan sejumlah siswa dalam penelitian dalam suatu bidang

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

2. Pendekatan Teori

Menurut pedoman evaluasi kurikulum yang terdapat dalam

(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011), langkah-

langkah evaluasi kurikulum antara lain sebagai berikut:

a. Dalam konteks komponen kurikulum, maka evaluasi dilakukan terhadap

setiap komponen kurikulum dengan menggunakan hasil belajar sebagai

indikator utama. Maka evaluasi akan meliputi:

1) Evaluasi ketercapaian tujuan kurikuler

2) Evaluasi Bahan Ajar

3) Evaluasi Pendistrian Bahan Ajar

4) Evaluasi Model Pembelajaran

5) Evaluasi atas Model Evaluasi Hasil Belajar

Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum berikut:

Tujuan Kurikuler

Bahan Ajar

Distribusi Bahan Ajar

Metoda Pembelajaran

Evaluasi Hasil Belajar

Gambar 4. Bagan Model Evaluasi mengikuti alur struktur kurikulum

(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)

b. Dalam konteks Evaluasi berbagai tingkat pencapaian tujuan kurikulum,

evaluasi dilakukan tiga tahap yaitu proses analisis, proses perencanaan dan

proses evaluasi. Proses analisis yang meliputi empat level yaitu analisis level

1, analisis level 2, analisis level 3 dan analisis level 4. Sedangkan proses

perencanaan dimulai dari penentuan tujuan dan kebutuhan sampai dengan

bahan dan latihan pembelajaran secara spesifik. Setelah itu melalui proses

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

evaluasi dapat diketahui dampak dari tiap tahap masing-masing. Proses

tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1. Evaluasi Berbagai Tingkat Pencapaian Tujuan Kurikulum

(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)

c. Bagan Alir Prosedur Operasional Evaluasi Kurikulum karena adanya 2

wacana evaluasi seperti disebut diatas, maka bagan alir prosedur operasional

dapat pula dibuat tersendiri.

1) Wacana I, evaluasi dalam konteks tinjauan ulang per komponen,

merupakan evaluasi pada tingkat mata pelajaran dan melibatkan lebih

banyak pihak. Wacana I tersebut dapat digambarkan dalam bentuk tabel

sebagai berikut :

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Tabel 2. Evaluasi Dalam Konteks Tinjauan Ulang Per Komponen

(http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011)

2) Wacana II, evaluasi dalam konteks pencapaian tingkat tertentu dari tujuan

kurikulum, evaluasi ini melibatkan tidak terlalu banyak pihak pada level

evaluasi tingkat. Wacana II tersebut dapat digambarkan dalam bentuk

tabel sebagai berikut :

• Bahan Ajar ke dalam Mata Pelajaran • Mata Pelajaran dalam satu semester • Beban Studi Mata Pelajaran • Menganalisis hubungan preekuisitas dan

korekusitas antar mata pelajaran

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 3. Evaluasi Dalam Konteks Pencapaian Tingkat Tertentu Dari

Tujuan Kurikulum (http://thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mpevaluasi, diakses

tanggal 8 Juni 2011)

Menurut pedoman evaluasi kurikulum (hhtp:thpfaperik.ub.ac.id/ujm/mp

evaluasi, diakses tanggal 8 Juni 2011), beberapa penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa:

a. Evaluasi kurikulum tidak bermaksud untuk membuktikan sesuatu

melainkan mengembangkan sesuatu

b. Prinsip dasar evaluasi adalah membandingkan data dengan indikator yang

ditetapkan

Tim Evaluasi

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

c. Dalam merancang Evaluasi Kurikulum, Tim Evaluasi harus menguasai

teknik-teknik:

1) Mengukur perubahan jangka panjang atas perilaku belajar siswa

2) Mengukur reaksi serta persepsi siswa terhadap kurikulum yang

berjalan bagi dirinya

3) Mengukur ketrampilan kognitif, psikomotorik dan ketrampilan reaktif

dan interaktif siswa.

a. Tinjauan Teori Kurikulum

Berbicara mengenai kurikulum merupakan sebuah komponen penting

dalam sebuah pendidikan. Kurikulum dapat diartikan sebagai bahan belajar

(curriculum as subject matter), yaitu menggambarkan suatu kurikulum sebagai

kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi yang diajarkan.

Kurikulum sebagai seperangkat pengalaman (curriculum as experience) artinya

semua pengalaman yang telah direncakan secara khusus sebagai bahan penulisan

kurikulum. Kurikulum sebagai wacana-wacana tujuan dan sasaran (curriculum as

intention) artinya kurikulum berisikan tujuan,cita-cita dan sasaran, serta apa yang

harus di dapat anak didik. Kurikulum sebagai refleksi kebudayaan (curriculum as

cultural reproduction) artinya kurikulum harus merefleksikan budaya masyarakat

tertentu. Kurikulum sebagai pembentukan individu kearah yang lebih baik

(curriculum as currere) artinya kurikulum sebagai proses pemberian pemahaman

kepada individu untuk berkembang ke arah yang lebih baik.

Teori Kurikulum telah berusaha dikembangkan oleh para ahli. Teori

kurikulum tersebut antara lain teori Hilda Taba, teori B.F. Skiner, teori Carl

Rogers, teori William Pinar. Penelitian ini mendasarkan pada pengembangan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidika (KTSP), sehingga dari beberap teori

kurikulum tersebut menurut hemat peneliti sebagai teori yang cocok mendasari

pengembangan KTSP adalah Teori Hilda Taba yaitu teori induktif. Teori ini

cenderung memfokuskan pada proses berpikir. Tiga dalil utama mengenai berpikir

menurut teori Taba yaitu :

1) Thinking can be taught ( berpikir dapat diajarkan)

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

2) Thinking is an transition between the individual and the data (berpikir

merupakan suatu transisi aktif antara individu dan data)

3) The processes of thought evolved by asequence that is lawful (proses

pikiran disusun oleh suatu susunan yaitu menurut hukum). (Abdullah

Idi, 2007 : 110)

Tabel 4. Pendekatan Teori Kurikulum (Abdullah Idi, 2007 : 111)

Adapun Pendekatan Teori Kurikulum Model Taba sebagai berikut :

1. Diagnosis of needs

2. Formulating Objectives

Basic knowledge (concepts and generalizations)

Thinking ( by processes of concept formation,

inductive development of generalizations,

application of principles)

Attitudes, feelings and sensitiveties

Academic and social skills

3. Selection and organization of content

Basic concepts

Main ideas

Specific fact

Patterrns for organizing content

4. Selection and organization of learning experiences

Sequence of learning experiences for cognitive

development

Sequence of learning experiences for affective

development

5 Evaluation

Diagnostic

A range of instruments to evaluate whether

objectives have been achieved

Berdasarkan esensi dari teori Hilda Taba tersebut, KTSP dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama

Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan

menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman

pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk

pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan provinsi,

dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang

disusun oleh BSNP .

KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan

peserta didik dan lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik

memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan

tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,

perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan

lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada

peserta didik.

2) Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik

peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan

tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status

sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan

wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta

disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat

antarsubstansi.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan

seni

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat

dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti

dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku

kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan

kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia

usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,

keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan

keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang

kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara

berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

6) Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan

pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum

mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan

informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu

berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional

dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi

dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

b. Tinjauan Teori Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National

Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency

Based Training). Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara

sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang

memungkinkan siswa untuk belajar.

Untuk pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar sebagai dasar untuk

menganalisis Selain itu lebih spesifik lagi dengan menggunakan indikator-

indikator penilaian untuk pengembangan bahan ajar bentuk modul berdasarkan

KTSP yang dikeluarkan oleh BSNP yang telah dikemukakan sebelumnya.

Pengembangan bahan ajar menurut BSNP harus memperhatikan urutan penyajian

(sequencing) sebagai sarana menentukan urutan mempelajari atau

mengajarkannya. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi

pembelajaran mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan

menyulitkan siswa dalam mempelajarinya. Misalnya materi operasi bilangan

penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Siswa akan mengalami

kesulitan mempelajari perkalian jika materi penjumlahan belum dipelajari. Siswa

akan mengalami kesulitan membagi jika materi pengurangan belum dipelajari.

Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya

dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok , yaitu: pendekatan prosedural, dan

hierarkis.

1) Pendekatan prosedural.

Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-

langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas.

Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan

kamera video.

2) Pendekatan hierarkis

Urutan materi pembelajaran secara hierarkis menggambarkan urutan yang

bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya

harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Sosialisasi KTSP

Kompetensi

DasarIndikator

Standar

Kompetensi

Kegiatan

Pembelajaran

Materi

Pembelajaran

ALUR ANALISIS PENYUSUNAN BAHAN AJAR

BAHAN AJAR

1.1. Mendengarkan

Memahami wacana

transaksional dan

interpersonal ringan

dan/atau monolog lisan

terutama berkenaan

dengan wacana

berbentuk report.

1.Mengidentifikasi

kelompok kata sifat

2. …..Lainnya

1. Teks berbentuk

report.

2. Adjective phrase.

1. Mendiskusikan

teks report yang

didengar.

2. Mengidentifikasi

adjective phrase.

1. LKS

2. Modul

3. Kaset

4. dll.

1. Berkomunikasi lisan dan

tertulis menggunakan ragam

bahasa yang sesuai dengan

lancar dan akurat dalam

wacana interaksional

dan/atau monolog terutama

berkenaan dengan wacana

berbentuk naratif, prosedur,

spoof/recount, report, dan

news item.

Gambar 5. Alur Analisis Penyusunan Bahan Ajar (BSNP,2007)

c. Tinjauan Teori Evaluasi Pendidikan

Menurut taksonomi Benjamin Bloom dalam Syaiful Sagala (2009: 34)

”belajar merupakan perubahan kualitas kemapuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, sebagai

masyarakat maupun sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa”. Ketiga ranah

tersebut banyak dipakai sebagai dasar pengembangan tujuan instruksional

diberbagai kegiatan latihan dan pendidikan. Secara eksplisit ketiga ranah tersebut

tidak dapat dipisahlan satu sama lain. Ranah kognitif mengarah pada

pengembangan cara berfikir siswa. Ranah Afektif mengarah pada pengembangan

sikap siswa. Rahah psikomotorik mengarah pada pengembangan praktek/ tingkah

laku siswa.

Untuk itu peneliti menggunakan teori evaluasi pendidikan berdasarkan

taksonomi Benyamin S Bloom yang telah direvisi oleh Lorin W Anderson dan

David R Krathwohl karena teori ini dapat dipergunakan untuk menganalisis soal-

soal dalam Lembar Kerja Siswa PKn sesuai dengan ranah-ranahnya baik kognitif,

afektif maupun psikomotorik. Selain itu untuk melakukan evaluasi pendidikan ini,

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

peneliti juga memperhatikan ranah-ranah yang dikembangkan dalam Pendidikan

Kewarganegaraan yaitu Civic Knowlede (Pengetahuan Kewarganegaraan), Civic

Disposition (Karakter Kewarganegaraan), dan Civic Skill (Ketrampilan

Kewarganegaraan).

Sebagai dasar pedoman evaluasi di sekolah, baik pendidikan dasar dan

menengah yaitu mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Isi

dari Pemendiknas No 20 tahun 2007 dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Pengertian

1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang

berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil

belajar peserta didik.

2. Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

3. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran,

untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan

menentukan keberhasilan belajar peserta didik.

4. Ulangan harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk

mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan

satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

5. Ulangan tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan

meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada

periode tersebut.

6. Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.

Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan

semua KD pada semester tersebut.

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

7. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di

akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta

didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan

sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang

merepresentasikan KD pada semester tersebut.

8. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan pengukuran pencapaian

kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk

memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu

persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang

diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam ujian nasional dan

aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

kepribadian yang akan diatur dalam POS Ujian Sekolah/Madrasah.

9. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran

pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran

tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan.

10. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar

(KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang

satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu

pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi.

B. Prinsip Penilaian

Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,

tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik

karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,

budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

4. terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen

yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik

mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai

teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan

peserta didik.

7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap

dengan mengikuti langkah-langkah baku.

8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian

kompetensi yang ditetapkan.

9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

C. Teknik dan Instrumen Penilaian

1. Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik

penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok,

dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat

perkembangan peserta didik.

2. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes praktik atau tes kinerja.

3. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran

berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran.

4. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk

tugas rumah dan/atau proyek.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi

persyaratan (a) substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang

dinilai, (b) konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan

bentuk instrumen yang digunakan, dan (c) bahasa, adalah menggunakan

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf

perkembangan peserta didik.

6. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk

ujian sekolah/madrasah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, dan

bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.

7. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN

memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa, dan memiliki bukti

validitas empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan

antarsekolah, antardaerah, dan antartahun.

D. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

1. Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah

dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah.

2. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat

penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP).

3. Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan

kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

4. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok

mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada

UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan

melalui ujian sekolah/madrasah untuk memperoleh pengakuan atas

prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari

satuan pendidikan.

5. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran

kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran

pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat

dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama

dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan

pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan

mempertimbangkan hasil ujian sekolah/madrasah.

7. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah: (a)

menyusun kisi-kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c)

melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta

didik dari ujian sekolah/madrasah, dan (e) melaporkan dan memanfaatkan

hasil penilaian.

8. Penilaian akhlak mulia yang merupakan aspek afektif dari kelompok mata

pelajaran agama dan akhlak mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku

beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama

dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan

sumber lain yang relevan.

9. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan

tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warganegara yang baik

sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan

bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata

pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan

kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata

pelajaran lain dan sumber lain yang relevan.

10. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok

mata pelajaran yang relevan.

11. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat

keterangan yang ditandatangani oleh pembina kegiatan dan kepala

sekolah/madrasah.

12. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum

diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai

KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

13. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam

bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan

deskripsi kemajuan belajar.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

14. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui UN dengan

langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN.

15. UN diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

bekerjasama dengan instansi terkait.

16. Hasil UN disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah

satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu

pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

17. Hasil analisis data UN disampaikan kepada pihak-pihak yang

berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan

serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam

upaya meningkatkan mutu pendidikan.

E. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan,

bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk

meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi

kegiatan sebagai berikut:

1. menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat

rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester.

2. mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian

yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran.

3. mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk

dan teknik penilaian yang dipilih.

4. melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang

diperlukan.

5. mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar dan

kesulitan belajar peserta didik.

6. mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai

balikan/komentar yang mendidik.

7. memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran.

8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester

kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan

kompetensi utuh.

9. melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan

hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan

sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan

kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang

baik.

F. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai

pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian

tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut:

1. menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan

karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, dan kondisi satuan

pendidikan melalui rapat dewan pendidik.

2. mengkoordinasikan ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan

ulangan kenaikan kelas.

3. menentukan kriteria kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik.

4. menentukan kriteria program pembelajaran bagi satuan pendidikan yang

menggunakan sistem kredit semester melalui rapat dewan pendidik.

5. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok

mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat

dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik.

6. menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil

penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah/madrasah.

7. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan

peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian

Sekolah/Madrasah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

8. melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata

pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik

dalam bentuk buku laporan pendidikan.

9. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada

dinas pendidikan kabupaten/kota.

10. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat

dewan pendidik sesuai dengan kriteria:

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh

mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; kelompok

mata pelajaran estetika; dan kelompok mata pelajaran jasmani,

olahraga, dan kesehatan.

c. lulus ujian sekolah/madrasah.

d. lulus UN.

11. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap

peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional bagi satuan pendidikan

penyelenggara UN.

12. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan

bagi satuan pendidikan penyelenggara UN.

G. Penilaian oleh Pemerintah

1. Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk UN yang

bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional

pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu

pengetahuan dan teknologi.

2. UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan

soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

3. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program

dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta

daya serap berdasarkan hasil UN dan menyampaikan ke pihak yang

berkepentingan.

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

4. Hasil UN menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan

pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan.

5. Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan

kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya.

6. Hasil UN digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik

dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun

oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP.

d. Tinjauan Hubungan Antara Teori Kurikulum, Bahan Ajar, dan Teori Evaluasi Pendidikan

Teori induktif Hilda Taba dalam Abdullah Idi, (2007: 110) dalam rangka

mengembangkan kurikulum menekankan pada proses berpikir bagi peserta didik,

sehingga berdasarkan teori pendekatan kurikulum model Taba tersebut dapat

mengarah kepada pengembangan dan pertumbuhan ketrampilan-kerampilan

berpikir anak didik. Untuk mendukung proses pembelajaran yang mengarah

kepada pembentukan ketrampilam berfikir bagi perserta didik tersebut maka

diperlukan bahan ajar yang tepat sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan bahan

ajar serta bentuk evaluasi yang tepat sesuai dengan sasaran evaluasinya. Proses

pembelajaran yang dikembangkan melalui proses berpikir yaitu salah satunya

dengan diberikan soal-soal latihan yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang ingin dicapai oleh peserta didik untuk dikerjakan secara

individu. Soal-soal yang diberikan mempunyai hubungan dengan teori evaluasi

pendidikan yang dikembangkan pada sasaran evaluasi. Pada dasarnya sasaran

evaluasi PKn ada 3 yaitu kognitif berupa civic knowledge, afektif berupa civic

disposition, dan psikomotor berupa civic skill.

Melihat keterkaitan yang ada pada kurikulum, bahan ajar dan evaluasi

pendidikan tersebut maka jelas sekali sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan

penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memfokuskan analisis

terhadap bahan ajar yang berbentuk LKS . Subtansi LKS yang paling pokok yaitu

latihan yang berupa soal-soal, disamping soal-soal LKS juga didukung dengan

materi secara singkat sebagai pelengkap. Ringkasan materi yang diberikan harus

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

memperhatikan pada kurikulum yang digunakan, prinsip pengembangan bahan

ajar sedangkan soal-soal yang diberikan harus memperhatikan sasaran evaluasi

yang ada pada PKn.

B. Kerangka Pemikiran

Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

merupakan bahan ajar yang dapat digunakan guru sebagai bahan untuk

memberikan latihan kepada siswa disekolah. LKS Pendidikan Kewarganegaraan

(PKn) berisi materi-materi singkat dan soal-soal latihan. LKS Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) yang digunakan di sekolah-sekolah seharusnya

berorientasi kepada prinsip pengembangan bahan ajar Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) dan evaluasi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Hal

itu bertujuan agar LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang digunakan

disekolah dapat menjadi bahan ajar pendukung yang memang dapat digunakan

meningkatkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Materi yang terdapat dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

harus mendasarkan pada prinsip pengembangan bahan ajar yang meliputi prinsip

relevansi, konsistensi dan kecukupan. Berdasarkan prinsip tersebut uraian materi

dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diharapkan memberikan sebuah

pengetahuan yang baru dan lebih tepat bagi siswa yang menggunakan. Sehingga

perlu dilakukan sebuah analisa materi LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

yang berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar.

Soal-soal latihan dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) harus

mendasarkan pada sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik. Soal-soal latihan harus menunjukkan kesesuaian dan

ketepatan dengan ranah masing-masing. Untuk itu perlu sebuah analisa soal-soal

latihan dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) berdasarkan sasaran

evaluasi yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dari konsep pengembangan bahan ajar dan evaluasi Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) diatas diharapkan dapat mengahasilkan konsep

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang berorientasi pada pengembangan civic

knowledge, civic skill, civic disposition.

Berdasarkan uraian diatas peneliti mencoba menganalisa LKS PKn Kelas

IX di Kota Surakarta. Kerangka pemikiran tersebut dapat kami sajikan dalam

bentuk bagan sebagai berikut :

Gambar 6. Skema Kerangka Pemikiran

Materi Lembar Kerja Siswa

(LKS)

Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn Kelas IX

Semester Ganjil

Soal-Soal Latihan Lembar Kerja Siswa

(LKS)

1. Relevansi 2. Konsistensi 3. Kecukupan

1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik

Lembar Kerja Siswa (LKS) PKn Kelas IX sebagai bahan ajar pendukung yang berorientasi civic

knowledge, civic skill, civic disposition

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

BAB III

METODOLOGI

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka penelitian ini

mengambil lokasi yaitu SMP di Surakarta. SMP tersebut terdiri dari SMP Negeri

dan Swasta, karena SMP di Surakarta sangat banyak baik negeri maupun swasta

maka penulis akan mengambil beberapa sample dari SMP negeri maupun swasta.

Sampel yang di gunakan untuk penelitian sudah mewakili seluruh SMP di

Surakarta sebab hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan perbaikan bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia

khususnya siswa guna membentuk siswa yang berkualitas dan sekolah yang

mempunyai daya saing tinggi. Sehingga berdasarkan pertimbangan tersebut

beberapa sample sekolah tersebut, peneliti gunakan sebagai lokasi atau tempat

penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama kurang lebih lima (7) bulan yaitu dimulai

dari bulan Februari 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Adapun pembagian

waktu dan jadwal kegiatannya dapat dilihat dalam tabel berikut

Tabel 5. Rencana Waktu Penelitian

Tahun 2010-2011 No Tahap Feb Mar Apr Mei Jun-Des Jan-Mar

1 Pengajuan Judul XX

2 Pengajuan Proposal

XX XX

3 Perizinan Penelitian XX

4 Pelaksanaan

Penelitian

XX

5 Analisis Data XX

6 Penyusunan Laporan XX

55

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif dan

analisis kontens sebab dalam penelitian ini mengarah pada pendeskripsian secara

rinci dan mendalam mengenai potret kondisi tentang apa yang sebenarnya terjadi

menurut apa adanya di lapangan studinya.

Menurut Kirk dan Miller dalam Moleong (1998:3) mendefinisikan bahwa

“penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan tersebut dalam pada manusia

dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam

bahasanya dn peristilahannya”.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (1998:31) ”Metode deskriptif

merupakan suatu metode penelitian yang dilakasanakan guna mengetahui kondisi

yang sebenarnya”.

2. Strategi Penelitian

Agar masalah yang diteliti dapat diungkap dan dipecahkan maka setelah

menentukan bentuk penelitian selanjutnya menentukan strategi penelitian yang

akan dipakai.

Di dalam penelitian kualitatif, menurut H.B Sutopo (2002:112) bahwa “ Di

dalam penelitian kualitatif di kenal adanya studi kasus tunggal dan studi kasus

ganda, kemudian keduanya masih dibedakan dengan jenis penelitian terpancang

ataupun holistik penuh”.

Jadi berdasarkan uraian diatas penelitian ini menggunakan strategi

penelitian tunggal holistic penuh, artinya bahwa penelitian ini terarah pada satu

karakteristik dan beberapa sample yang mewakili sasaran atau lokasi yaitu Studi

Analisa Lembar Kerja Siswa (LKS) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX

Berdasarkan Prinsip Pengembangan Bahan Ajar dan Evaluasi Pendidikan di SMP

Surakarta.

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

C. Sumber Data

Sumber data dipilih sesuai dengan dengan jenis informasi yang diperlukan

berdasarakan arahan beragam hal yang terdapat dalam rumusan masalah. Sumber

data harus dirumuskan secara rinci yang berkaitan dengan jenisnya, apa, siapa

yang secara langsung berkaitan dengan jenis informasi atau data yang akan digali.

Menurut H.B Sutopo (2002: 49-54) bahwa “Dalam penelitian kualitatif

sumber datanya dapat berupa informan, peristiwa atau aktivitas, tempat atau

lokasi, benda, beragam gambar, rekaman, dokumen dan arsip“.

Berdasarkan uraian diatas sumber data yang kami gunakan dalam

penelitian ini yaitu :

1. Informan

Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang

akan diteliti dan mengetahui mendalam tentang data-data yang diperlukan.

Informan dalam penelitian ini sebagai berikut :

a. Guru-Guru Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Surakarta yaitu

Beberapa Guru PKn di SMP Negeri dan Swasta. Guru tersebut yaitu

Marimin, S.Pd , Sri Suyamtini, M.Pd, Ch. Savitri Sulistyowati, S.Pd,

M. Ambarwati Dwi R, S.Pd.

b. MGMP Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Surakarta meliputi :

Ketua MGMP, Sekretaris MGMP dan Pengurus MGMP yang terkait

yaitu Marimin, S.Pd sebagai Ketua MGMP dari SMP N 12 Surakarta,

Setyo Haryono, S.Pd dari SMP N 9 Surakarta sebagai Sekretaris

MGMP, dan Susniwati, S.Pd sebagai salah satu pengurus MGMP

2. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan dengan

suatu peristiwa atau aktivitas tertentu.dalam mengkaji dokumen sebaiknya tidak

hanya mencatat apa yang tertulis, tetapi juga berusaha menggali dan menangkap

maknanya yang tersirat dari dokumen tersebut.

Adapun dokumen dan arsip yang digunakan peneliti sebagai sumber data :

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

c. LKS Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semester ganjil yaitu LKS

buatan MGMP dan LKS buatan penerbit yaitu Fokus.

d. Dokumen-dokumen yang terkait seperti Bahan-bahan referensi

penyusunan LKS yaitu buku PKn kelas IX.

e. Referensi-referensi kepustakaan yang relevan seperti buku Civic

Education.

D. Teknik Sampling

Sampling atau cuplikan berkaitan dengan pembatasan jumlah dan jenis

sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling dalam

penelitian kualitatif sering juga dinyatakan sebagai internal sampling yaitu

sampling diambil untuk mewakili informasinya, dengan kelengkapan dan

kedalamannya yang tidak sangat perlu ditentukan oleh jumlah sumber datanya,

karena jumlah informan yang kecil bias saja menjelaskan informasi tertentu secara

lebih lengkap dan benar daripada informasi yang di peroleh dari jumlah

narasumber yang lebih banyak yang mungkin kurang mengetahui dan memahami

informasi yang sebenarnya.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive

Sampling . Teknik ini lebih bersifat selektif dalam mengambil sampel. Peneliti

melandaskan kepada kaitan teori yang digunakan, keingintahuan pribadi,

karakteristik empirik yang dihadapi. Teknik ini mengarah kepada generalisasi

yang bersifat teoritik.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yan digunakan yaitu:

1. Wawancara

“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara(interviewweer) yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberi jawaban atas

pertanyaan itu” ( Moleong, 1998:135).

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Menurut HB Sutopo (2002:61-62), teknik dalam wawancara sebagai

berikut :

a. Penentuan siapa yang akan diwawancarai Kelengkapan data atau informasi dalam penelitian merupakan satu hal yang penting. Sehingga peneliti melalui wawancara ini menentukan informan yang tepat.

b. Persiapan wawancara Setelah penentuan informan, peneliti perlu memepersiapkan diri untuk memahami pribadi dan peran informan dalam konteksnya, sehingga perlu peneliti berusaha menyesuaikan diri dengan karakter dan posisi informannya agar tidak terjadi kesan yang mungkin kurang tepat, selain itu peneliti juga perlu membuat rencana mengenai jenis informasi apa saja yang akan digali. Beragam informasi yang akan digali dalam menghadapi seseorang yang akan diwawancarai, perlu dipersiapkan dalam bentuk tertulis.

c. Langkah Awal Pada saat pertemuan dengan informan, peneliti perlu benar-benar memahami konteksnya agar suasana wawancara bias berjalan lancar.

d. Pengusahaan agar wawancara bersifat produktif Irama wawancara perlu dijaga supaya tetap santai tetapi tetap lancar. Peneliti jangan banyak memotong pembicaraan, dan berusah menjadi pendengar yang baik tetapi kritis.Peneliti jangan banyak bicara supaya bisa belajar lebih banyak dalam kelancaran prosesnya.

e. Penghentian wawancara dan mendapat kesimpulan Peneliti perlu memahami kondisi pelaksanaan wawancara dengan produktifitasnya. Bila peneliti menangkap gejala kelelahan baik pada informan maupun peneliti sendiri, maka ia wajib berfikir apakah sudah waktunya peneliti bisa menghentikan wawancara tersebut, dan sudah menarik simpulan dari semua informasi yang diperolehnya. Bila perlu, peneliti bisa menanyakan beberapa simpulan sementara dari informasi yang didengarnya kepada informan, apakah memang benar demikian yang dimaksudnya.

Sehingga di dalam kegiatan wawancara ini yang utama dalam membuat

daftar pertanyaan agar sesuai dengan permasalahan yang sedang dikaji, kemudian

di dalam pelaksanaannya mencatat hal-hal yang penting dalam wawancara. Dalam

wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan kepada informan yang telah

dipilihnya dan dianggap mengetahui secara jelas terhadap permasalahan yang

akan di teliti. Wawancara ini dilakukan antara peneliti dengan guru-guru dan

MGMP pendidikan kewarganegaraan di SMP Surakarta .

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Focus Group Discussion (FGD)

Teknik pengumpulan data ini sangat bermanfaat dalam menggali data

terutama mengenai sikap, minat,dan kondisi dan juga untuk menggali keinginan

serta kebutuhan peneliti. Dalam FGD menurut HB Sutopo (2002:63)bahwa

“Peneliti harus sudah melakukan persiapan sebelumnya dengan mengembangkan

pedoman tertulis mengenai fokus permasalahannya, atau berbagai hal pokok yang

akan di bahas”.

Melalui teknik ini peneliti melakukan diskusi dengan guru-guru MGMP

PKN yang ada di SMP Surakarta mengenai pembahasan permasalahan yang

diajukan oleh peneliti.

Langkah-langkah peneliti dalam melakukan FGD sebagai berikut :

a. Persiapaan awal

Peneliti menentukan tempat untuk pelaksanaan diskusi dan

perlengkapan untuk pelaksanaan. Peneliti mempersiapkan berbagai

instrumen yang akan didiskusikan Kemudian menentukan nara sumber

yang akan diikut sertakan dalam diskusi,

b. Pelaksanaan FGD

Pelaksanakan dilakukan dalam ruangan tertentu, peneliti sebagai

moderator untuk memberikan berbagai pertanyaan kepada nara

sumber. Nara sumber memberikan berbagai jawaban atas pertanyaan

yang diberikan oleh moderator. Kemudian moderator mencatat hal-hal

yang penting dan mendukung sebagai data hasil penelitian.

c. Menyimpulakan hasil FGD

Peneliti selaku pemegang peran dalam jalannya diskusi menutup

kegiatan tersebut, kemudian peneliti membuat simpulan tersendiri dari

hasil diskusi.

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3. Mengkaji Dokumen dan Arsip (Content Analysis)

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki

posisi penting dalam penelitian kualitatif.

Dokumen bisa memiliki beragam bentuk, dari yang tertulis sederhana sampai yang lengkap, dan bahkan bisa berupa benda-benda lainnya sebagai peningalan masa lampau. Demikian pula arsip yang pada umumnya berupa catatan-catatan yang lebih formal bila di bandingkan dengan dokumen. Sebagai catatan formal arsip sering memiliki peran sebagai sumber informasi yang sangat berharga bagi pemahaman suatu peristiwa. Sumber data berupa arsip dan dokumen biasanya merupakan sumber data pokok dalam penelitian kesejarahan, terutama untuk mendukung proses interpretasi dari setiap peristiwa yang di teliti. (HB Sutopo, 2002: 69) Dalam teknik dokumentasi peneliti melakukan telaah kepustakaan dan

content analysis. Menurut Mestika Zed (2004:17), “Dalam telaah kepustakaan

melalui empat tahap yaitu menyiapkan alat perlengkapan yang diperlukan,

menyiapkan bibliografi kerja (working bibliography), mengorganisasikan

waktu,kegiatan membaca dan mencatat bahan penelitian.Menurut Yin dalam HB

Sutopo, 2002:69-70),”Mencatat dokumen disebut juga content analysis dan yang

dimaksudkan bahwa peneliti bukan hanya sekedar mencatat isi penting yang

tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga tentang maknanya yang tersirat.

Peneliti melakukan telaah kepustakaan khususnya untuk literatur-literatur

yang berhubungan dengan standar kompetensi yang akan di analisis. Kemudian

peneliti melakukan pencatatan dokumen (content analisys) terhadap dokumen

yang ada di SMP Surakarta yang dianggap penting dan mendukung hasil

penelitian.

F. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif terdapat beberapa cara yang dapat dipilih untuk

melakukan uji validitas (kesahihan) data. Cara yang biasa digunakan yaitu

trianggulasi dan review informan.

Trianggulasi merupakan cara yang paling umum digunakan bagi

peningkatan validitas dalam penelitian kualitatif.

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Dalam kaitan ini menurut Patton dalam HB Sutopo (2002:78) menyatakan bahwa ada empat macam teknik trianggulasi yaitu 1) trianggulasi data (data triangulation), 2) trianggulasi peneliti (investigator triianggulation), 3) trianggulasi metodologis (methodological trianggulation), 4) trianggulasi teoritis (theoretical triangulation) Sedangkan Review informan merupakan usaha pengembangan validitas

penelitian yang sering digunakan oleh peneliti kualitatif.

Menurut HB Sutopo (2002:83) pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusunya perlu di komunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai informan pokok (key informant). Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan trianggulasi data atau

sumber dan trianggulasi metode. Kedua trianggulasi tersebut digunakan oleh

peneliti untuk menguji data yang di peroleh agar diperoleh data yang sahih.

G. Analisis Data

Dalam proses analisis data terdapat tiga komponen yang utama yang harus

dipahami oleh setiap peneliti kualitatif. “Tiga komponen utama tersebut adalah 1)

reduksi data, 2) sajian data, dan 3) penarika simpulan serta verifikasinya” (HB

Sutopo, 2002:91).

Model analisis data yang di pakai oleh adalah Model Analisis Interaktif,

yang di gambarkan dalam skema sebagai berikut :

Gambar 7. Model Analisis Interaktif (HB Sutopo, 2002 : 96)

PENGUMPULAN DATA

REDUKSI DATA

PENARIKAN SIMPULAN/VERIFIKASI

SAJIAN DATA

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan kejelasan langkah-langkah penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dari awal sampai akhir.Adapun prosedur penelitian

dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut :

1. Tahap Pra Lapangan

Tahap ini dilakukan dengan melakukan kegiatan mulai dari penentuan lokasi

penelitian, meninjau lokasi penelitian, membuat dan mengurus proposal serta

mengurus perijinan guna pelaksanaan penelitian di lapangan.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Tahap ini dimulai dengan kegiatan mengumpulkan data di lokasi penelitian

dengan wawancara, forum group discussion, observasi, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Tahap ini dilakukan dengan menganalisis data, melakukan verifikasi dan

pengayaan untuk selanjutnya merumuskan kesimpulan sebagai teman

penelitian.

4. Tahap Penyususnan Laporan Penelitian

Melakukan tahap pengambilan kesimpulan dari permasalahan yang diteliti

kemudian hasil dari penelitian ini nantinya akan di tulis laporan dalam bentuk

skripsi.

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat SMP di Surakarta

Perkembangan yang ada di Kota Surakarta khususnya bidang pendidikan

memiliki sejarah yang panjang dari awal sampai sekarang. Tingkat pendidikan

untuk Sekolah Menengah Pertama di kota Surakarta diawali dengan

perkembangan dibentuknya SMP Negeri kemudian disusul dengan kemunculan

SMP Swasta yang berkembang.

2. Keadaan Lingkungan Belajar Siswa di SMP Surakarta

Lingkungan Belajar Siswa di SMP Surakarta dapat dilihat melalui keadaan

nyata yang berkembang dalam proses pendidikan dan pembelajaran yang terjadi

setiap hari. Keadaan lingkungan belajar yersebut dipengaruhi oleh dua faktor yang

sangat signifikan berpengaruh yaitu:

a. Faktor Internal

Keadaan lingkungan belajar siswa SMP di Surakarta pada umumnya

cukup baik. Hal ini terlihat dari tersedianya fasilitas dan pendukung yang

mempengaruhi proses belajar mengajar. Setiap kelas mempunyai fasilitas

tersendiri, seperti meja. Kursi, papan tulis, penggaris, spidol (kapur),

penghapus dan berbagai alat kebersihan seperti sapu, sulak, dan lain-lain.

Setiap kelas mempunyai ukuran ± 7 x 8 meter dan memiliki kapasitas

murid ± 40 siswa. Kondisi ini masih didukung dengan tersedianya

perpustakaan dan laboratorium. Hal-hal inilah yang sangat mendukung

berlangsungnya proses belajar pada siswa SMP di Kota Surakarta.

b. Faktor Eksternal

Ada beberapa faktor eksternal yang mendukung untuk terciptanya suasana

belajar. Secara umum, gedung SMP di Surakarta baik Negeri maupun

Swasta dalam keadaan baik dan memenuhi syarat sebagai tempat

berlangsungnya proses belajar, hal ini dapat dilihat dari tanahnya yang luas

64

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

juga didukung dengan tersedianya ruang-ruang kegiatan yang mendukung

fasilitas belajar mengajar.

1) Lapangan olah raga .

2) Lapangan upacara

3) Bangunan / gedung

3. Keadaan Fisik SMP di Surakarta

Secara umum keadaan SMP di Surakarta dalam keadaan baik dan

memenuhi syarat sebagai tempat berlangsungnya kegiatan proses belajar

mengajar, disamping tanahnya yang luas juga didukung dengan tersedianya

ruang-ruang kegiatan yang mendukung fasilitas belajar-mengajar yaitu:

a. Keliling tanah yang sudah sudah permanen

b. Luas tanah atau persil yang dikuasai menurut status menurut pemilikan

dan penggunakan.

c. Buku dan Alat Pendidikan Menurut Mata Pelajaran yang sudah dimiliki

d. Perlengkapan Sekolah

1) Komputer

2) Mesin ketik

3) Brankas

4) Filling Cabinet

5) Lemari

6) Rak Buku

7) Meja Guru

8) Kursi Guru

9) Meja Siswa

10) Kursi Siswa

e. Ruang Pembelajaran yang tersedia

f. Penggunaan Laboratorium

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

4. Organisasi Guru-Guru PKn SMP di Surakarta

Pengembangan pendidikan di tingkat SMP oleh guru-guru diupayakan

dengan membentuk wadah tersendiri setiap guru mata pelajaran. Organisasi guru-

guru tersebut dinamakan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Untuk

Guru-Guru PKn di SMP Surakarta membentuk MGMP PKn SMP Surakarta.

MGMP PKn SMP tersebut terdiri dari seluruh guru-guru PKn di SMP Surakarta

baik negeri maupun swasta. Tujuan dibentuknya MGMP PKn SMP tersebut yaitu

sebagai sebuah wadah atau organisasi yang digunakan sebagai sarana untuk

musyawarah dalam rangka membahas berbgai hal yang berhubungan dengan

pengembangan pendidikan di SMP untuk mata pelajaran PKn.

Adapun Susunan Pengurus MGMP PKn SMP Kota Surakarta Periode

2008-2010 sebagai berikut :

Penasehat : Drs. Maskuri Ka. Subdin SMP Kandikpora Kota Surakarta Konsultan : Drs. H. M. Joko Riyanto, SH, MM Kepala SMP Muh. 1 Surakarta Ketua I : Marimin, S.Pd (SMP N 12 Surakarta)

Ketua II : Drs. Sukendar (SMP Muh. 4 Surakarta)

Ketua III : Drs. Muh. Yahya (SMP Muh. 1 Surakarta)

Sekretaris I : Setyo Haryono, S.Pd (SMP N 9 Surakarta)

Sekretaris II : Drs. Hartanto (SMP N 8 Surakarta)

Sekretaris III : Sri Hastuti, S.H (SMP N 9 Surakarta)

Bendahara I : Dra. Tri Mundaryati (SMP Muh. 7 Surakarta)

Bendahara II : Dra. Tri Agustini ( SMP N 24 Surakarta)

Bendahara III : Dra. Nur Aliyah (SMP Ta’mirul Islam Surakarta)

Anggota merangkap Humas

1. Prasmani, S.Pd (SMP N 7 Surakarta)

2. Drs. Wardoyo (SMP N 14 Surakarta)

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3. Marjono, S.Pd (SMP N 21 Surakarta)

4. Sihono, BA (SMP N 3 Surakarta)

5. Kristini, S.Pd, M.Pd (SMP N 23 Surakarta)

6. Susniwati, S.Pd (SMP N 4 Surakarta)

5. Bidang Pengajaran ( Kurikulum ) di SMP Surakarta

Bidang pengajaran merupakan salah satu unsur sekolah yang memegang

peranan penting, khususnya di SMP Surakarta bahkan bisa dikatakan sebagai

motor penggerak semua kegiatan sekolah. Kurikulum SMP di Surakarta saat ini

(tahun 2010) masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Kurikulum ini

dijadikan sebagai acuan seluruh SMP di Surakarta kemudian dijabarkan oleh

penanggung jawab kurikulum di setiap SMP melalui berbagai kegiatan sebagai

berikut :

a. Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan.

b. Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran.

c. Mengatur penyusunan program pengajaran, meliputi :

1) Program semester.

2) Program satuan pelajaran.

3) Persiapan pengajaran.

4) Penjabaran dan penyesuaian.

d. Mengatur pelaksanaan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.

e. Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria

kelulusan, laporan kemajuan belajar siswa, serta raport dan STTB.

f. Mengatur pelaksanaan program perbaikan dan pengajaran.

g. Mengatur pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar.

h. Mengatur pengembangan MGMP dan koordinator mata pelajaran.

i. Mengatur mutasi siswa.

j. Melakukan supervisi administrasi dan akademis.

k. Menyusun laporan.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Kurikulum KTSP SMP yang digunakan di Kota Surakarta dapat dilihat

sebagai berikut :

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama

(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

a. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk

mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hakikat negara

kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara

kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada

semangat kebangsaan --atau nasionalisme-- yaitu pada tekad suatu

masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara

yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras,

etnik, atau golongannya. [Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha

Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan

Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Jakarta: Sekretariat Negara Republik

Indonesia, 1998].

Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat

kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu ditingkatkan

secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara historis, negara Indonesia telah

diciptakan sebagai Negara Kesatuan dengan bentuk Republik.

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan

rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan

yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin

oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan

mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. [Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945]

Dalam perkembangannya sejak Proklamasi 17 Agustus 1945 sampai

dengan penghujung abad ke-20, rakyat Indonesia telah mengalami berbagai

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

peristiwa yang mengancam keutuhan negara. Untuk itu diperlukan

pemahaman yang mendalam dan komitmen yang kuat serta konsisten terhadap

prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

dan bernegara yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945. Konstitusi Negara Republik Indonesia perlu ditanamkan kepada seluruh

komponen bangsa Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi

penerus.

Indonesia harus menghindari sistem pemerintahan otoriter yang

memasung hak-hak warga negara untuk menjalankan prinsip-prinsip

demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Kehidupan yang demokratis di dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan

keluarga, sekolah, masyarakat, pemerintahan, dan organisasi-organisasi non-

pemerintahan perlu dikenal, dipahami, diinternalisasi, dan diterapkan demi

terwujudnya pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi. Selain itu, perlu pula

ditanamkan kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak azasi manusia,

kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial,

ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti

korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara

Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh

Pancasila dan UUD 1945.

b. Tujuan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta

didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan

Page 85: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara

cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta

anti-korupsi

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri

berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup

bersama dengan bangsa-bangsa lainnya

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara

langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi.

c. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,

Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah

Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi

dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,

Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-

peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan

internasional

3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban

anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM,

Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri

sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan

mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri,

Persamaan kedudukan warga negara

Page 86: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang

pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,

Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,

Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan

sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat

madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi

negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan

nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai

ideologi terbuka.

8) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional

dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tabel 6. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn SMP

Kelas VII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menunjukkan sikap positif terhadap norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

1.1 Mendeskripsikan hakikat norma-norma, kebiasaan, adat istiadat, peraturan, yang berlaku dalam masyarakat

1.2 Menjelaskan hakikat dan arti penting hukum bagi warganegara

1.3 Menerapkan norma-norma, kebiasaan, adat istiadat dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

2. Mendeskripsikan makna Proklamasi Kemerdekaan dan konstitusi pertama

2.1 Menjelaskan makna proklamasi kemerdekaan

2.2 Mendeskripsikan suasana kebatinan konstitusi pertama

2.3 Menganalisis hubungan antara proklamasi kemerdekaan dan UUD 1945

Page 87: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

2.4 Menunjukkan sikap positif terhadap makna proklamasi kemerdekaan dan suasana kebatinan konstitusi pertama

Kelas VII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Menampilkan sikap positif terhadap perlindungan dan penegakan Hak Azasi Manusia (HAM)

3.1 Menguraikan hakikat, hukum dan kelembagaan HAM

3.2 Mendeskripsikan kasus pelanggaran dan upaya penegakan HAM

3.3 Menghargai upaya perlindungan HAM

3.4 Menghargai upaya penegakan HAM

4. Menampilkan perilaku kemerdekaan mengemukakan pendapat

4.1 Menjelaskan hakikat kemerdekaan mengemukakan pendapat

4.2 Menguraikan pentingnya kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

4.3 Mengaktualisasikan kemerdekaan mengemukakan pendapat secara bebas dan bertanggung jawab

Kelas VIII, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menampilkan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila

1.1 Menjelaskan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara

1.2 Menguraikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara

1.3 Menunjukkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

1.4 Menampilkan sikap positif terhadap Pancasila dalam kehidupan bermasyakat

2. Memahami berbagai konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia

2.1 Menjelaskan berbagai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia

2.2 Menganalisis penyimpangan-penyimpangan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia

Page 88: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2.3 Menunjukkan hasil-hasil amandemen UUD 1945

2.4 Menampilkan sikap positif terhadap pelaksanaan UUD 1945 hasil amandemen

3. Menampilkan ketaatan terhadap perundang-undangan nasional

3.1 Mengidentifikasi tata urutan peraturan perundang-undangan nasional

3.2 Mendeskripsikan proses pembuatan peraturan perundang-undangan nasional

3.3 Mentaati peraturan perundang-undangan nasional

3.4 Mengidentifikasi kasus korupsi dan upaya pemberantasan korupsi di Indonesia

3.5 Mendeskripsikan pengertian anti korupsi dan instrumen (hukum dan kelembagaan) anti korupsi di Indonesia

Kelas VIII, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

4. Memahami pelaksanaan demokrasi dalam berbagai aspek kehidupan

4.1 Menjelaskan hakikat demokrasi

4.2 Menjelaskan pentingnya kehidupan demokratis dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

4.3 Menunjukkan sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi dalam berbagai kehidupan

5. Memahami kedaulatan rakyat dalam sistem pemerintahan di Indonesia

5.1 Menjelaskan makna kedaulatan rakyat

5.2 Mendeskripsikan sistem pemerintahan Indonesia dan peran lembaga negara sebagai pelaksana kedaulatan rakyat

5.3 Menunjukkan sikap positif terhadap kedaulatan rakyat dan sistem pemerintahan Indonesia

Kelas IX, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

Page 89: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

negara 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Kelas IX, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

3. Memahami dampak globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

3.1 Menjelaskan pengertian dan pentingnya globalisasi bagi Indonesia

3.2 Mendeskripsikan politik luar negeri dalam hubungan internasional di era global

3.3 Mendeskripsikan dampak globalisasi terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara

3.4 Menentukan sikap terhadap dampak globalisasi

4. Menampilkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa

4.1 Menjelaskan pentingnya prestasi diri bagi keunggulan bangsa

4.2 Mengenal potensi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan

4.3 Menampilkan peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa

e. Arah Pengembangan Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan

untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator

pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam merancang kegiatan

pembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan Standar

Penilaian.

Page 90: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

6. Data SMP di Surakarta

Sampai dengan tahun 2010 jumlah SMP negeri di Solo mencapai 27

SMP Negeri dan tiga puluhan SMP Swasta yang tersebar di kota Solo. Berikut

ini Daftar SMP di Surakarta antara lain :

Tabel 7. Daftar SMP di Surakarta

NAMA SEKOLAH ALAMAT

SMP NEGERI 1 SURAKARTA Jl. MT. Haryono No. 4

SMP NEGERI 2 SURAKARTA Jl. Apel No. 3 Jajar

SMP NEGERI 3 SURAKARTA Jl. Kartini 18

SMP NEGERI 4 SURAKARTA Jl. DI Panjaitan 14

SMP NEGERI 5 SURAKARTA Jl. Diponegoro No. 45

SMP NEGERI 6 SURAKARTA Jl. Kapten Mulyadi 259

SMP NEGERI 7 SURAKARTA Jl. Mr. Sartono 34

SMP NEGERI 8 SURAKARTA Jl. HOS Cokroaminoto No. 51

SMP NEGERI 9 SURAKARTA Jl. Sekar Jagad 1

SMP NEGERI 10 SURAKARTA Jl. Kartini 12

SMP NEGERI 11 SURAKARTA Jl. Sungai Kapuas 30

SMP NEGERI 12 SURAKARTA Jl. A. Yani 370

SMP NEGERI 13 SURAKARTA Jl. Jend. Urip Sumoharjo 49

SMP NEGERI 14 SURAKARTA Jl. Prof. WZ. Yohanes 54

SMP NEGERI 15 SURAKARTA Purwanegaran 60

SMP NEGERI 16 SURAKARTA Jl. Ko. Sutarto 188

SMP NEGERI 17 SURAKARTA Tempurejo Sumber

SMP NEGERI 18 SURAKARTA Jl. Tembus Kadipiro

SMP NEGERI 19 SURAKARTA Jl. Brondongan Serengan

SMP NEGERI 20 SURAKARTA Jl. Surya 155

SMP NEGERI 21 SURAKARTA Jl. Karengan 27 B

SMP NEGERI 22 SURAKARTA Jl. Makam Bergolo

SMP NEGERI 23 SURAKARTA Jl. Kap. Adimumarmo Banyuanyar

SMP NEGERI 24 SURAKARTA Jl. Dr. Muwardi No. 36

SMP NEGERI 25 SURAKARTA Jl. Dr. Muwardi No. 36

SMP NEGERI 26 SURAKARTA Jl. Joyonegaran 2

Page 91: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

SMP NEGERI 27 SURAKARTA Jl. Arifin No. 17

SMP AL IRSYAD SURAKARTA

Jl. Kapten Mulyadi 117

SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA

Jl. Mr. Muh. Yamin 125

SMP AL MUAYAD SURAKARTA

Jl. KH. Samanhudi 64

SMP BATIK SURAKARTA Jl. Slamet Riyadi 447

SMP ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA

Jl. Kapten Mulyadi 221 D

SMP KANISIUS 1 SURAKARTA

Jl. Sugiyopranoto 7

SMP KANISIUS 2 SURAKARTA

Jl. Honngowongso 7

SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA

Jl. Kamendungan 2

SMP KRISTEN 1 SURAKARTA Jl. Abdul Rachman Saleh 1

SMP KRISTEN 2 SURAKARTA Jl. Abdul Racman Saleh 78

SMP KRISTEN 3 MARGOYUDAN SURAKARTA

Jl. Mongonsidi 37

SMP KRISTEN 4 MONGINSIDI SURAKARTA

Jl. A. yani No. 2

SMP KRISTEN 5 SURAKARTA Jl. Veteran 120

SMP MARSUDIRINI SURAKARTA

Jl. Alor 20

SMP MIS SURAKARTA Jl. RE Martadinata 293

SMP MUH 1 SURAKARTA Jl. Flores 1

SMP MUH 2 SURAKARTA Jl. Kerinci 15 Sekip Rt 04/23

SMP MUH 4 SURAKARTA Jl. Tempurejo Rt. 05/II

SMP MUH 5 SURAKARTA Jl. Slamet Riyadi 443

SMP MUH 6 SURAKARTA Jl. Pangeran Wijil II No. 1

SMP MUH 7 SURAKARTA Jl. Tentara Pelajar 1

SMP MUH 8 SURAKARTA Jl. Sri Kuncoro 12

SMP MUH 10 SURAKARTA Jl. Srikoyo 3

SMP MURNI 1 SURAKARTA Jl. Dr. Wahidin 33 Laweyan

SMP TA`MIRUL ISLAM Jl. DR. Wahidin 5

Page 92: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

SMP WARGA SURAKARTA Jl. Mongonsidi 15

SMP WIDYA BHAKTI SURAKARTA

Jl. Tanjung 75 Karang asem

SMP WIDYA WACANA 1 SURAKARTA

Jl. Lumban Tobing 12

SMP WIDYA WACANA 2 SURAKARTA

Jl. Veteran 174 - 178

SMP DHARMA PANCASILA SURAKARTA

Jl. Tangkuban Perahu 45

SMP PURNAMA 2 SURAKARTA

Jl. Ahmad Yani Sumber

MTSN II SURAKARTA Suronalan Pajang

SMP PL BINTANG LAUT Jl . Slamet Riyadi

Sumber : Data Primer dari Dinas Pendidikan Kota Surakarta

7. Alat- Alat Pelajaran yang Tersedia di SMP Surakarta

Secara umum alat-alat pelajaran yang tersedia pada tiap-tiap kelas adalah sbb:

a. Papan tulis

b. Meja Guru

c. Meja Murid

d. Kursi

e. Penghapus

f. Penggaris

g. Alat Kebersihan Kelas, seperti sapu, sulak, tempat sampah, dll.

Selain alat-alat tersebut diatas, kegiatan belajar mengajar juga di dukung

dengan adanya sarana dan prasarana yang lain antara lain:

a. Gedung Perpustakaan

b. Lapangan Olah Raga

c. Masjid

d. UKS (Unit Kesehatan Sekolah

e. Ruang BP

f. Kamar Kecil (WC)

Page 93: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

8. Daftar Guru PKn SMP di Surakarta

Berikut ini contoh daftar Guru PKn di SMP Surakarta antara lain :

Tabel 8. Contoh Daftar Guru SMP di Surakarta

Alamat No Nama NIP Sekolah

Sekolah Rumah Telp/ Hp.

1 Ruliana K,

SPd

131277577 SMP N 1

Surakarta

Jl. MT

Haryono 4

Ska

Jl.Singosari

Utara I/ 27

Ska

717476

2 Hj. Sumarni,

S.Pd

132117545 SMP N 1

Surakarta

Jl. MT

Haryono 4

Ska

Jl.Srigunting

IA Kerten

712581/

08121500056

3 Didik

Yuwono,

S.Pd

- SMP N 1

Surakarta

Jl. MT

Haryono 4

Ska

Gebang RT

02 RW

XVII

856027/

08179454736

4 Nunuk S.S,

S.Pd

130890621 SMP N 2

Surakarta

Jl. Apel 3

Surakarta

Jl. Sri

Salendro

No.9 Ska

735849/

085647046003

5 Helmiyah

Rofiah,S.Pd

500113552 SMP N 2

Surakarta

Jl. Apel 3

Surakarta

Pleret

Selatan II/2

Banyuanyar

716639/

08882723643

9. Perpustakaan di SMP Surakarta

a. Secara Umum Tata Tertib Perpustakaan di SMP Surakarta

1) Setiap meminjam harus terlebih dahulu menjadi anggota perpustakaan.

2) Anggota perpustakaan adalah guru atau karyawan atau siswa

3) Setiap anggota harus memiliki kartu anggota perpustakaan.

4) Setiap peminjam tidak boleh diwakilkan dan harus menunjukkan kartu

anggota perpustakaan.

5) Setiap peminjam hanya diperkenankan pinjam max 2 buku dalam satu

minggu (khusus buku fiksi atau buku nonfiksi, tidak berlaku untuk buku

paket).

6) Setiap peminjam yang berkunjung diharuskan berpakaian rapi dan sopan

(berseragam sekolah ).

Page 94: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

7) Setiap peminjam harus tenggang rasa dan harus menciptakan suasana

aman, damai, tentram, damai, serta harmonis di ruang perpustakaan.

8) Cintailah buku dan ruangan fasilitas yang ada di ruang perpustakaan.

9) Keterlambatan peminjaman buku dikenakan sanksi denda.

b. Program Perpustakaan yang dikembangakan di SMP Surakarta

1) Program katalog

2) Peminjaman buku

3) Penambahan buku

c. Pelayanan Perpustakaan yang dikembangkan di SMP Surakarta

1) Sistem peminjaman buku

2) Siswa menggunakan kartu peminjaman buku

3) Peminjaman max 2 buku

4) Batas peminjaman satu pekan

5) Apabila terlambat dikenakan denda

d. Sarana Dan Prasarana Perpustakaan yang ada di SMP Surakarta

1) Kipas angin

2) Meja kursi

3) Grafik peminjaman

4) Papan keadaan koleksi buku

5) Lampu

6) Radio

7) Air minum

8) Telepon

9) Globe

10) Buku Papan

11) Papan data personel buku

e. Partisipasi Guru dan Siswa dalam pengembangan Perpustakaan di SMP

Surakarta

Guru mempunyai partisipasi yang besar. Adapun partisipasi guru dalam

memanfaatkan perpustakaan :

1) Menggunakan buku paket/buku pegangan guru untuk mengajar

Page 95: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

2) Menganjurkan siswa untuk aktif di perpustakaan dengan memberikan

tugas pada siswa

Partisipasi siswa dalam memanfaatkan perpustakaan dapat terwujud :

1) Aktif mengunjungi perpustakaan

2) Ikut serta menjaga ketertiban pada waktu peminjaman

f. Perkembangan dan Hambatan

1) Perkembangan

Perpustakaan di SMP Surakarta mengalami perkembangan dari tahun ke

tahun walaupun jumlahnya relatif sedikit, terbukti dengan bertambahnya

jumlah buku yang ada pada setiap Perpustakaan di SMP Negeri maupun

Swasta.

a) Pengunjung + 40 orang

b) Bacaan buku pelajaran, komik, fiksi, majalah

c) Pengadaan buku dari sekolah.

d) Terdapat kartu perpustakaan

2) Hambatan

Buku yang tersedia terkadang tidak mencukupi dan bertambahnya hanya

sedikit. Hal ini disebabkan karena terbatasnya dana untuk menambah buku

dalam perpustakaan. Selain itu, minat baca siswa terhadap buku pelajaran

sangat kecil.

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi ringkasan materi dan latihan-

latihan soal bagi siswa merupakan sebuah alat pembelajaran yang digunakan oleh

Guru dan Siswa dalam proses belajar mengajar di beberapa jenjang pendidikan.

Jika diperhatikan untuk pendidikan taman kanak-kanak sudah menggunakan

latihan-latihan yang dikemas dalam bentuk lembar kerja. Tingkat Sekolah Dasar

(SD) juga mempergunakan latihan-latihan soal yang dikemas dalam bentuk LKS.

Tingkat SMP dan SMA juga menggunakan LKS tersebut sebagai alat

pembelajaran pula. LKS tersebut disusun berdasarkan masing-masing mata

pelajaran. Penyusunan LKS didasarkan pada kurikulum yang dikembangkan

Page 96: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

secara nasional dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sekolah. LKS tersebut

ada yang buatan dari Penerbit ada pula buatan dari kelompok guru yang tergabung

dalam MGMP. Perkembangan yang ada sekarang hampir seluruh sekolah baik

SD, SMP dan SMA mempergunakan LKS sebagai alat pembelajaran. Berdasarkan

perkembangan tersebut maka perlu diperhatikan kualitas LKS yang digunakan

oleh sekolah-sekolah demi menunjang pengembangan kompetensi siswa.

Pembentukan kompentensi siswa merupakan tujuan utama didalam

pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Pembentukan kompetensi diperlukan

sebuah alat pembelajaran yang tepat pula. Untuk itu penggunaan LKS oleh

sekolah-sekolah di beberapa jenjang pendidikan harus diperhatikan kualitas

subtansi baik dari ringkasan materi dan latihan-latihan soal yang akan diberikan

kepada siswa. Untuk mengetahui kualitas subtansi yang ada di dalam LKS maka

pendidik perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap LKS yang akan

digunakan. Praktek yang ada ternyata masih banyak pendidik yang kurang

memperhatikan terhadap hal itu. LKS yang digunakan dirasa sudah cocok untuk

digunakan sebagai salah satu alat dalam pembentukan kompetensi siswa.

Perkembangan tersebut perlu disikapi dengan melakukan sebuah tindakan

sebagai langkah dalam memperbaiki berbagai kekurangan-kekuarangan yang ada

dalam penggunaan LKS di setiap sekolah sebagai salah satu alat pembelajaran.

Untuk itu peneliti melakukan sebuah analisis dan evaluasi terhadap LKS yang

digunakan SMP Kelas IX di Kota Surakarta untuk semester ganjil. LKS yang

digunakan di kota Surakarta sebagian besar menggunakan LKS buatan MGMP

yang diberi nama “Modul Pendidikan Kewarganegaraan”, sebagian kecil

menggunakan LKS lain, yaitu “Fokus Pendidikan Kewarganegaraan dan Star

Pijar”. Penelitian ini akan menganalisis LKS dari Modul Pendidikan

Kewarganegaraan dan Fokus Pendidikan Kewarganegaraan”.

Page 97: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

1. Relevansi, Konsistensi, dan Kecukupan Materi LKS Pendidikan

Kewarganegaraan Kelas IX Semester Ganjil di SMP Surakarta

Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semester

ganjil di SMP Surakarta dari hasil data yang diperoleh peneliti dapat diketahui

bahwa penggunaan LKS di SMP Surakarta baik di sekolah negeri maupun swasta

ternyata bervariasi. Data menunjukkan ada sekolah yang menggunakan LKS

buatan MGMP dan ada yang tidak. Akan tetapi mayoritas masih di dominasi

menggunakan LKS buatan dari MGMP. Berikut ini data penggunaan LKS di SMP

Surakarta :

Tabel 9. Penggunaan LKS di SMP Surakarta

LKS MGMP (Modul Pendidikan Kewarganegaraan)

LKS BUKAN MGMP (Fokus Pendidikan Kewarganegaraan dan Star Pijar)

TIDAK MENGGUNAKAN

LKS

57 SMP

2 SMP 1 SMP

Sumber Data : MGMP PKn SMP Kota Surakarta (Tahun 2010)

Data tersebut sebagai dasar bagi peneliti untuk melakukan sebuah analisis

terhadap LKS PKn kelas IX semester ganjil di Kota Surakarta. Hasil wawancara

yang telah peneliti lakukan kepada Ketua MGMP PKn tanggal 14 Agustus 2010

dikemukakan bahwa LKS merupakan sebuah bahan ajar penunjang pembelajaran

yang selalu digunakan oleh para guru untuk memberikan latihan-latihan soal

kepada siswa. Hal tersebut dikatakan demikian, sebab selain LKS guru

menggunakan buku ajar dari BSE dan atau penerbit sebagai bahan untuk

pembelajaran. LKS sebagai bahan yang praktis untuk mendorong pembentukan

kompetensi siswa karena lebih banyak soal-soal latihan untuk mengukur

kemampuan siswa. Hasil wawancara lain dengan beberapa Guru PKn tanggal 14

Agustus 2010 menunjukkan bahwa LKS berisi soal latihan-latihan tersebut sering

dimunculkan dalam ujian semester.

Hasil dari wawancara tersebut digunakan peneliti sebagai dasar untuk

menganalisis subtansi yang ada di LKS PKn Kelas IX semester ganjil. Kajian

subtansi terhadap LKS tersebut merupakan hal penting bagi para guru PKn yang

Page 98: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

selalu menggunakan LKS sebagai bahan pembelajaran bagi siswanya.

Berdasarkan data penggunaan LKS yang ada maka peneliti memfokuskan untuk

menganalisis terhadap LKS Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan buatan

diluar MGMP.

Untuk menuju analisis materi maupun evaluasi dalam LKS maka peneliti

terlebih dahulu melakukan analisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL),Standar

Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator untuk mata pelajaran

PKn bagi siswa SMP yang ada dalam KTSP . Analisis terhadap SKL, SK, KD,

dan Indikator dilakukan karena akan berhubungan dengan analisis yang akan

peneliti lakukan terhadap pengembangan materi dan evaluasi dalam LKS. Analisis

SKL degan SK dan KD disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, sehingga

analisis ini hanya pada kelas IX semester ganjil. Analisis tersebut sebagai berikut :

Tabel 10. Analisis SKL, SK, KD

Standar Kompetensi

Lulusan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

Tidak ada SKL yang mengarah pada pembelaan negara

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

1. Menguraikan pengertian pembelaan negara

2. Menguraikan landasan hukum pembelaan negara

3. Menjelaskan hak – hak dan kewajiban-kewajiban warga negara

4. Menjelaskan arti penting pembelaan negara.

1. Menunjukkan bentuk-bentuk dalam usaha pembelaan negara

Page 99: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

1. Memberikan

contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara

2. Berpartisipasi langsung dalam kegiatan bela negara di lingkungannya

6. Menjelaskan makna otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

1. Menguraikan pengertian otonomi daerah

2. Menjelaskan Prinsip-prinsip dan asas pelaksanaan otonomi daerah

1. Menjelaskan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

2. Menganalisis konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah

Bedasarkan hasil analisis yang ada ditunjukkan untuk standar kompetensi

lulusan tentang pembelaan negara ternyata tidak ada, sehingga hanya ada SK, KD

dan Indikator. Ini berpengaruh terhadap pengembangan SK, KD, Indikator sebab

tidak ada acuan standar kelulusan bagi peserta didik untuk pembahasan

Page 100: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

pembelaan negara. Sedangkan standar kompetensi lulusan tentang otonomi daerah

ditunjukkan peserta didik memiliki kompetensi lulusan yaitu menjelaskan makna

otonomi daerah, dan hubungan antara pemerintahan pusat dan daerah, tetapi di

dalam pengembangan KD tidak ada yang menunjukkan hubungan antara

pemerintah pusat dan daerah sehingga di dalam indikatornya juga tidak muncul.

a. Hasil Analisis Materi oleh Peneliti

Analisis materi ini dilakukan oleh peneliti berdasarkan pada prinsip-

prinsip pengembangan bahan ajar dari Depdiknas (2006) dan indikator-indikator

pengembangan bahan ajar dalam instumen penilaian modul dari BSNP (2010).

Analisis tersebut dilakukan dengan tidak lepas melihat hasil dari analisis SKL,

SK, KD, dan Indikator yang sudah dilakukan sebelumnya. Berikut ini hasil

analisis materi terhadap LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan di

luar MGMP:

1) Analisis Materi Modul PKn Kelas IX Semester Ganjil Buatan MGMP

LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP disusun oleh beberapa

guru PKn yang tergabung dalam MGMP tersebut. Penyusunan LKS dilakukan

dalam bentuk Tim. Untuk LKS Kelas IX disusun oleh 9 guru PKn. Penyusunan

tersebut dilakukan dengan pembagian tugas melalui kesepakatan 9 guru penyusun

tersebut. Hasil LKS yang disusun tersebut di verifikasi oleh koordinator yang

sekaligus menjadi sekretaris. Setelah di verifikasi naskah tersebut di cetak dan

disebarkan ke seluruh sekolah SMP yang mau menggunakannya. Berdasarkan

sekilas penyusunan LKS tersebut maka peneliti melihat hasil dan melakukan

analisa LKS PKn buatan MGMP yang sudah digunakan oleh SMP di Surakarta

tersebut. Peneliti menganalisa materi dengan mendasarkan pada prinsip relevansi,

konsistensi dan kecukupan. Hasli analisisnya sebagai berikut :

a) Analisis Materi berdasarkan Prinsip Relevansi

Relevansi mempunyai makna yaitu kesesuaian antara materi pokok dengan

kompetensi dasar yang ingin dicapai. (Mimin Haryati, 2007: 9). Prinsip

relevansi artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada

kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Sebagai misal, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai

Page 101: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan

harus berupa fakta atau bahan hafalan. (Depdiknas, 2006 : 6). Adapun

indikator-indikator dari prinsip relevansi dalam pengembangan bahan ajar

yaitu sebagai berikut :

(1) Materi terkait dengan Indikator, KD, dan SK

(2) Subtansi materi mencerminkan jabaran dari SK dan KD

(3) Materi sesuai dengan pencapaian kompetensi yang ada pada SK dan KD

LKS PKn kelas IX semester ganjil ada dua ringkasan materi pokok yang

dibelajarkan kepada siswa yaitu Usaha Pembelaan Negara dan Pelaksanaan

Otonomi Daerah. Kesesuaian tersebut dapat kita perhatikan dengan

kompetensi dasar yang menjadi acuan bagi para guru dalam kurikulum KTSP.

Analisis tersebut sebagai berikut :

Tabel 11. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1. 1

menjelaskan pentingnya

usaha pembelaan

negara

1. Menguraikan

pengertian

pembelaan negara

2. Menguraikan

landasan hukum

pembelaan negara

3. Menjelaskan hak –

hak dan kewajiban-

kewajiban warga

negara

4. Menjelaskan arti

penting pembelaan

negara.

(1) Pengertian

Perlindungan

terhadap Negara

(2) Persyaratan

Berdirinya Suatu

negara

(3) Landasan Hukum

perlindungan

terhadap negara

(4) Hak dan Kewajiban

bagi warga negara

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang disajikan dalam

kompetensi ini ternyata istilah yang digunakan tidak konsisten dengan

Page 102: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

kompetensi dasar yang ada yaitu penggunaan istilah perlindungan negara tidak

sesuai dengan kompetensi dasar, dalam kompetensi dasar menggunakan istilah

pembelaan negara. Untuk itu materi pembelajaran yang berupa perlindungan

negara tidak relevan digunakan karena tidak mengarah kepada pencapaian

indikator dan kompetensi dasar tentang pembelaan negara 2) Materi

pembelajaran belum relevan dalam urutannya dengan indikatornya, hal ini

ditunjukkan dari keterkaitan materi pembelajaran ke 1, 2, 3, dan 4 dengan

indikator 1, 2, 3, dan 4. 3) Materi pembelajaran LKS yang diberikan dalam

ringkasan materi belum relevan dengan pencapaian indikator dan KD yang

diinginkan, hal ini ditunjukkan dari materi pembelajaran yang tidak relevan

dengan indikator sehingga berpengaruh terhadap relevansi materi dengan KD.

4) Kesimpulan : Untuk mengarah dan membentuk relevansi secara

sepenuhnya dalam ringkasan materi KD 1.1 dalam LKS tersebut, maka materi

pembelajaran yang disajikan setidaknya memuat : pengertian pembelaan

negara, landasan hukum tentang pembelaan negara, hak dan kewajiban warga

negara dalam pembelaan negara, arti penting pembelaan negara.

Tabel 12. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1. 2

Mengidentifikasi

bentuk-bentuk usaha

pembelaan negara

Menunjukkan bentuk-

bentuk dalam usaha

pembelaan negara

(1) Perlindungan

terhadap Bangsa dan

Negara

(2) Perlindungan Negara

sebelum

kemerdekaan

(3) Perlindungan Negara

sesudah kemerdekaan

(4) Wujud Perlindungan

terhadap bangsa dan

negara

Page 103: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan

seharusnya tidak perlindungan negara tetapi pembelaan negara sehingga

terjadi relevansi materi dengan kompetensi dasar. 2) Materi pembelajaran

belum relevan dengan indikator yang ingin dicapai, karena indikator

menginginkan menunjukkan bentuk-bentuk usaha pembelaan negara. 3)

Materi pembelajaran LKS yang diberikan dalam ringkasan materi belum

relevan dengan pencapaian indikator dan KD yang diinginkan, hal ini di

tunjukkan dengan materi pembelajaran yang belum mengarah pada

pencapaian indikator maupun KD. 4) Kesimpulan: untuk mengarah dan

membentuk relevansi materi pembelajaran dalam KD 1.2, maka materi yang

disajikan setidaknya memuat secara langsung bentuk usaha pembelaan negara

yang dilakukan bangsa Indonesia sebelum maupun sesudah kemerdekaan

sebagai identifikasi usaha pembelaan negara yang telah dilakukan bangsa

Indonesia, kemudian diberikan pula macam-macam usaha pembelaan negara

baik secara fisik maupun non fisik yang dapat dilakukan oleh warga negara.

Tabel 13. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1.3

Menampilkan peran

serta dalam usaha

pembelaan negara

1. Memberikan contoh

peran serta warga

negara dalam usaha

pembelaan negara

2. Berpartisipasi

langsung dalam

kegiatan bela negara

di lingkungannya

(1) Bentuk Ancaman

terhadap Negara

(2) Upaya menghadapi

ancaman terhadap

negara

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran belum menunjukkan

keterkaitan terhadap indikator, hal ini di tunjukkan dengan materi ke 1 dan 2

tidak relevan dengan indikator ke 1 dan 2 . 2) Materi pembelajaran tidak

relevan dengan kompetensi dasar yaitu menampikan peran serta dalam usaha

Page 104: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

pembelaan negara, karena materi mengarah kepada penjelasan kognitif yang

berupa bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman

terhadap negara . 3) Materi pembelajaran belum dapat dijadikan sebagai tolak

ukur mencapai indikator dan kompetensi dasar. 4) Kesimpulan : Untuk

mengarah dan membentuk relevansi antara ringkasan materi dalam LKS

dengan indikator dan KD maka materi pembelajaran yang disajikan untuk

kompetensi dasar ini setidaknya memuat tentang contoh-contoh peran serta

warga negara dalam upaya pembelaan negara dan bentuk partisipasi langsung

yang dilakukan setiap individu dalam upaya pembelaan negara.

Berdasarkan deskripsi diatas maka analisa tersebut dapat ditabulasi oleh

peneliti dalam bentuk tabel. Berikut ini tabel analisis relevansi materi usaha

pembelaan negara yaitu :

Tabel 14. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara

Kompetensi Dasar (KD)

Relevansi Materi dengan

KD Kelebihan Kekurangan

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar

• Masih ada materi yang tidak mendukung pencapaian indikator sehingga berpengaruh terhadap ketercapaian kompetensi dasar

Materi yang diberikan berupaya mengarah ke kompetensi dasar

• Istilah yang dipakai tidak sesuai dengan KD

• Materi masih ada yang menggunakan referensi lama.

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

• Materi yang diberikan belum relevan dengan

Materi berupaya mengarah kepada

• Materi ada yang tidak mendukung KD

Page 105: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

indikator dan kompetensi dasar

kompetensi dasar

• Istilah bela negara disamakan dengan perlindungan negara

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar

• Materi tidak menunjukkan aspek afektif dan psikomotorik

Materi berupaya mengarah kepada kompetensi dasar

Materi yang diberikan jauh berbeda dengan indikator dan KD

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara, ringkasan materinya masih belum relevan dengan indikator

dan kompetensi dasar.

Tabel 15. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 2.1

Mendeskripsikan

pengertian otonomi

daerah.

1. Menguraikan

pengertian otonomi

daerah

2. Menjelaskan

Prinsip-prinsip dan

asas pelaksanaan

otonomi daerah

(1) Pengertian Otonomi

Daerah

(2) Kewenangan

Pemerintah Daerah

(3) Pembagian Wilayah

Pemerintah Daerah

(4) Sumber Pembiayaan

Pemerintah Daerah

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan sudah

memberikan penjelasan otonomi daerah dengan mendasarkan peraturan yang

Page 106: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

terbaru akan tetapi untuk materi pembelajaran ke 3 dan 4 belum mengarah

kepada keterkaitan indikator yang ke 2. 2) Materi tentang otonomi daerah

belum memberikan penjelasan prinsip dan asas otonomi daerah sebagai tindak

lanjut pengembangan indikator yang ke-2. 3) Materi pembelajaran sebagian

sudah mengarah kepada kesesuaian indikator dan kompetensi dasar, hal ini di

tunjukkan dengan materi yang cocok dengan indikator dan KD 4)

Kesimpulan: untuk ringkasan materi LKS yang dikembangkan pada

kompetensi dasar 2.1 ini ditambahkan materi tentang prinsip dan asas otonomi

daerah, serta menghilangkan materi-materi pembelajaran yang kurang sesuai

dengan indikator dan kompetensi dasar, untuk itu setidaknya materi

pembelajaran dalam KD 2.1 ini berisi tentang uraian pengertian otonomi

daerah dan penjelasan prinsip-prinsip dan asas-asas dalam otonomi daerah.

Tabel 16. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 2.2

Menjelaskan

pentingnya partisipasi

masyarakat dalam

perumusan kebijakan

publik di daerah.

1. Menjelaskan

partisipasi

masyarakat dalam

perumusan

kebijakan publik di

daerah

2. Menganalisis

konsekuensi tidak

aktifnya masyarakat

dalam perumusan

dan pelaksanaan

kebijakan publik di

daerah

(1) Pengertian

Kebijakan Publik

(2) Perumusan

Kebijakan Publik

(3) Peran serta warga

negara dalam

penyusunan Perda

Page 107: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan untuk

kompetensi dasar ini sudah berusaha memberikan bekal kepada siswa untuk

mampu menjelaskan tentang peran serta dalam partisipasi kebijakan publik

didaerah, 2) Materi memberikan penjelasan proses perumusan kebijkan publik

tetapi contoh yang diberikan masih dalam proses perumusan kebijakan publik

di tingkat pusat, 3) Materi peran serta warga negara dalam penyusunan perda

tidak sesuai, materi yang diberikan tentang menyampikan aspirasi terhadap

keputusan nasional. 4) Materi pembelajaran belum mengarah pada keterkaitan

dengan indikator dan KD, hal ini ditunjukkan dengan indikator ke-1 di

uraiakan dalam materi ke- 3 sedangkan indikator yang ke-2 belum diuraikan

dalam materi pembelajaran. 5) Kesimpulan : untuk mengarah dan membentuk

relevansi antara materi pembelajaran, indikator dan kompetensi dasar maka

materi yang diberikan pada kompetensi ini setidaknya memuat pengertian

kebijakan publik dan proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada

didaerah, diberikan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang

ada di daerah, selain itu ditunjukkan pula peran serta yang dapat dilakukan

warga negara dalam penyusunan perda secara nyata.

Tabel 17. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah

Kompetensi Dasar Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

• Materi yang diberikan belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar

• Materi belum ada penjelasan prinsip dan asas otonomi daearah seperti dalam indikator

Materi yang disajikan berusaha mengarah kepada indikator dan kompetensi dasar

Materi perlu menyampaikan peraturan-peraturan terbaru

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik

• Materi belum relevan dengan indikator dan kompetensi dasar

• Materi yang diberikan tidak

Materi berusaha mengarah kepada kompetensi dasar untuk

• Isi Materi belum mencerminkan penguasaan kompetensi

Page 108: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

di daerah

memberikan daya dukung pencapaian kompetensi siswa yang diharapkan dalam kompetensi dasar

pokok-pokok subnya.

dasar secara keseluruhan

• Materi belum memberikan contoh konkrit perumusan perda

• Materi belum meunjukkan peran serat warga negara dalam pembuatan perda di daerah

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 2.1

Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan kompetensi dasar 2.2

Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan

publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang keterkaitan antara materi

pokok dengan indikator dan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

b) Analisis Materi berdasarkan prinsip Konsistensi

Prinsip konsistensi merupakan adanya keajegan antara materi pokok dengan

kompetensi dasar dan standar kompetensi.(Mimin Haryati, 2007 : 9). Prinsip

ini dapat dimaknai bahwa materi harus reliable/ajeg dengan kompetensi dasar

dan standar kompetensinya. Prinsip konsistensi artinya keajegan. Jika

kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar

yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi

dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi

penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang

diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian,

dan pembagian. (Depdiknas, 2006 : 6) Adapun indikator-indikator dari prinsip

konsistensi dalam pengembangan bahan ajar antara lain :

Page 109: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

(1) Materi yang disajikan memiliki keajegan dan kelogisan dengan SK dan

KD

(2) Materi menyajikan kebenaran dan ketepatan baik dalam istilah, konsep,

maupun ilustrasi sesuai dengan yang diinginkan SK dan KD

(3) Materi konsisten dengan keilmuan yang dikembangkan

Analisis yang peneliti lakukan dengan mencermati materi yang disajikan

dalam LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP PKn ternyata muncul

beberapa hal ketidak konsistenan antara KD dengan materi pokok antara lain :

penggunaan istilah pembelaan negara dalam SK dan KD akan tetapi dalam

materi menggunakan istilah perlindungan negara. Penggunaan istilah yang

berbeda tersebut akan menimbulkan penjelasan konsep yang berbeda sehingga

isi materi akan menjadi berbeda tidak seperti yang diinginkan SK dan KD; isi

materi yang diberikan muncul ketidak konsistenan khsusunya contoh dalam

perumusan kebijakan publik didaerah seperti yang diinginkan oleh KD tetapi

yang dicontohkan dalam LKS tersebut contoh perumusan kebijakan publik di

tingkat pusat; ketidakkonsistenan muncul juga pada materi dalam memberikan

penjelasan peran serta warga negara dalam penyusunan perda dalam LKS

memberikan penjelasan peran serta warga negara dalam pengambilan

keputusan nasional.

Berikut analisa materi LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan MGMP PKn

berdasarkan prinsip konsistensi dalam bentuk tabel :

Tabel 18. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajaran

dalam LKS

Konsistensi Materi dengan

KD

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

(1) Pengertian Perlindungan terhadap Negara

(2) Persyaratan Berdirinya Suatu negara

(3) Landasan

• Materi pada kompetensi ini tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan

Page 110: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Hukum perlindungan terhadap negara

(4) Hak dan Kewajiban bagi warga negara

negara. KD menggunakan istilah pembelaan negara tetapi dalam materi pembelajaran menggunakan istilah perlindungan negara

• Penggunaan isitlah perlindungan negara menunjukkan subtansi materi pembelajaran tidak konsisten dengan KD sehingga konsep yang diberikan tidak tepat.

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.2Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

(1) Perlindungan terhadap Bangsa dan Negara

(2) Perlindungan Negara sebelum kemerdekaan

(3) Perlindungan Negara sesudah kemerdekaan

(4) Wujud Perlindungan terhadap bangsa dan negara

• Materi masih menunjukkan tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan negara

• Materi juga tidak kosisten dengan kompetensi dasar seharusnya mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara akan tetapi masih menjelaskan konsep

Page 111: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

pembelaan negara

1.Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.3Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

(1) Bentuk Ancaman terhadap Negara

(2) Upaya menghadapi ancaman terhadap negara

• Materi ini telah menunjukkan tidak konsisten dengan KD, hal tersebut ditunjukkan dalam KD mengarahkan untuk membentuk kemampuan psikomotorik siswa dalam menampilkan peran serta usaha pembelaan negara, tetapi dalam materi yang diberikan sama sekali tidak mengarah ke upaya pembelaan Negara, justru memberikan penjelasan kognitif tentang bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman terhadap negara

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

(1) Pengertian

Otonomi

Daerah

(2) Kewenangan

• Materi yang diberikan sudah mengarah kepada konsistensi materi tentang

Page 112: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

Pemerintah

Daerah

(3) Pembagian

Wilayah

Pemerintah

Daerah

(4) Sumber

Pembiayaan

Pemerintah

Daerah

otonomi daerah, tetapi ada sebagian yang tidak konsisten karena materi yang disampaikan ada yang tidak diinginkan dalam KD dan SK seperti pembagian wilayah pemerintah daerah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

(1) Pengertian Kebijakan Publik

(2) Perumusan Kebijakan Publik

(3) Peran serta warga negara dalam penyusunan Perda

• Materi yang diberikan menunjukkan belum konsisten dalam subtansi, hal ini ditunjukkan belum adanya materi yang mengarah pada penjelasan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

• Contoh perumusan kebijakan publik yang disampaikan

Page 113: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

dalam materi pembelajaran bukan yang berada di tingkat daerah tetapi di tingkat pusat

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2

Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan

publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya keajegan antara

materi pokok dengan kompetensi dasar dan standar kompetensi. Hal ini

ditunjukkan materi-materi yang sampaikan dalam ringkasan materi belum totalitas

konsisten mengarah kepada pembentukan kompetensi menampilkan peran serta

dalam usaha pembelaan negara dan kompetensi memahami pelaksanaan otonomi

daerah.

c) Analisis Materi berdasarkan prinsip Kecukupan

Prinsip kecukupan merupakan adanya kecukupan materi ajar yang diberikan

untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. (Mimin Haryati,

2007 : 9). Prinsip ini memberikan pemahaman bahwa materi yang diberikan

seharusnya menunjukkan kecukupan dalam mencapai kompetensi dasar yang

ditentukan sehingga materi ini tidak terlau singkat dan tidak terlalu panjang,

jadi menunjukkan keterukuran yang tepat guna pencapaian kompetensi dasar.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai

dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi

tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit

akan kurang membantu mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang

tidak perlu untuk mempelajarinya.(Depdiknas, 2006 : 6)

Page 114: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Adapun indikator-indikator prinsip kecukupan dalam pengembangan bahan

ajar sebagai berikut :

(1) Materi memadai dan menunjukkan keterukuran dalam penguasaan KD

(2) Materi sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

(3) Materi menunjukkan keseimbangan sajian materi

Analisa yang peneliti lakukan dalam Modul PKn kelas IX semester ganjil

dengan tim penyusun dari MGMP menunjukkan bahwa ada beberapa materi

yang kecukupannya kurang dan ada pula yang berlebih. Berikut ini hasil

analisis yang peneliti lakukan dapat dilihat dalam bentuk tabel :

Tabel 19. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran dalam LKS

Kecukupan Materi

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

(1) Pengertian Perlindungan terhadap Negara

(2) Persyaratan Berdirinya Suatu negara

(3) Landasan Hukum perlindungan terhadap negara

(4) Hak dan Kewajiban bagi warga negara

Materi pembelajaran persyaratan berdirinya negara merupakan materi tidak diharapkan oleh kompetensi dasar, oleh karena itu dapat dilakukan pengurangan materi.

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

(1) Perlindungan terhadap Bangsa dan Negara

(2) Perlindungan Negara sebelum kemerdekaan

(3) Perlindungan Negara sesudah kemerdekaan

(4) Wujud Perlindungan terhadap bangsa dan negara

Materi pembelajaran yang ke 1, 2, dan 3 tidak mengarah pada kompetensi dasar sehingga materi tersebut dapat diperbaiki atau diganti dengan materi yang lebih mengarah kepada kompetensi dasar

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

(1) Bentuk Ancaman terhadap Negara

(2) Upaya menghadapi ancaman terhadap negara

Materi ini belum menunjukkan kecukapan yang mengarah kepada kompetensi menampilakn peran serta dalam usaha pembelaan negara

Page 115: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

(1) Pengertian Otonomi Daerah

(2) Kewenangan Pemerintah Daerah

(3) Pembagian Wilayah Pemerintah Daerah

(4) Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah

Materi pembelajaran ke 3 dan 4 tidak secara langsung mengarah kepada pembentukan komptensi dasar sehingga materi tersebut dapat dikurangi.

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

(1) Pengertian Kebijakan Publik

(2) Perumusan Kebijakan Publik

(3) Peran serta warga negara dalam penyusunan Perda

Materi belum memberikan penjelasan dan contoh partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah. Materi yang disajikan juga seolah-olah memenuhi prinsip kecukapan karena diberikan penjelasan dan contoh dalam perumusan kebijakan publik di pusat bukan di daerah padahal kompetensi yang diinginkan yaitu partisipasi dalam kebijakan publik di daerah.

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa untuk kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2

Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan

publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya kecukupan materi ajar

yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Hal ini

ditunjukkan dengan kekurangan dan atau kelebihan materi yang ada di setiap KD.

2) Analisis Materi LKS Fokus PKn Kelas IX Semester Ganjil diluar

Buatan MGMP

Penggunaan LKS PKn di SMP Surakarta berdasarkan data yang kami

dapat dari MGMP ternyata ada 2 sekolah yang menggunakan buatan LKS penerbit

lain. Untuk kepentingan penelitian, peneliti mengambil satu LKS yang digunakan

Page 116: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

oleh salah satu sekolah tersebut kemudian peneliti analisa sebagai bahan

pembanding dengan LKS buatan MGMP yang mayoritas digunakan SMP di

Surakarta. LKS tersebut yaitu LKS PKn kelas IX semester ganjil buatan penerbit

CV. Sindunata. LKS dari penerbit ini bernama Fokus.

Peneliti kemudian melakukan analisis terhadap ringkasan materi yang ada

pada LKS Fokus PKn Kelas IX semester ganjil. Adapun hasil analisis yang

peneliti lakukan adalah sebagai berikut :

a) Analisis Materi berdasarkan Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi mempunyai makna yaitu kesesuaian antara materi pokok

dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai. LKS Fokus PKn kelas IX

semester ganjil memberikan dua ringkasan materi pokok yang dibelajarkan

kepada siswa yaitu Usaha Pembelaan Negara dan Pelaksanaan Otonomi

Daerah. Jika dibandingkan dengan LKS buatan MGMP, untuk LKS Fokus ini

juga mengacu pada kurikulum KTSP akan tetapi ada perbedaan dalam

pengembangan indikatornya sehingga nanti akan berpengaruh terhadap sajian

materinya. Berikut ini analisis materi yang peneliti lakukan terhadap LKS

Fokus PKn Kelas IX semester ganjil berdasarkan prinsip relevansi :

Tabel 20. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.1 LKS FOKUS

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1. 1

menjelaskan pentingnya

usaha pembelaan

negara

1. Menguraikan

pengertian

pembelaan negara

2. Menguraikan

landasan hukum

pembelaan negara

3. Menjelaskan hak –

hak dan kewajiban-

kewajiban warga

negara

4. Menjelaskan arti

(1) Makna dan Konsep

Bela Negara

(2) Peraturan Perundang-

undangan Bela

Negara

Page 117: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

penting pembelaan

negara.

Analisis dar tabel di atas: 1) Materi pembelajaran yang disajikan dalam

kompetensi ini ternyata juga masih belum sepenuhnya relevan, hal tersebut

ditunjukkan dengan subtansi yang ada dalam makna dan konsep bela negara.

2) Materi yang ada dalam makna dan konsep bela negara banyak

menjelaskan konsep negara sehingga konsep bela negara seharusnya dipahami

oleh siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan menjadi kurang 3)

Materi ini juga belum memberikan bahasan tentang hak dan kewajiban warga

negara dalam pembelaan negara, bahasan hak dan kewajiban warga negara

dalam pembelaan negara tersebut akan mendorong kepada pembentukan

kompetensi siwa seperti yang diginkan dalam kompetensi dasar. 4) Materi

pokok pembelajaran yang diberikan dalam ringkasan materi tersebut

seharusnya di spesifikasikan pada pembelaan negara bukan pada pembahasan

negara dan perlu ditambah materi hak dan kewajiban warga negara dalam

pembelaan negara.

Tabel 21. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.2 LKS FOKUS

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1. 2

Mengidentifikasi

bentuk-bentuk usaha

pembelaan negara

Menunjukkan bentuk-

bentuk dalam usaha

pembelaan negara

(1) Bentuk-Bentuk

Usaha Pembelaan

Negara

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan ini sudah

relevan akan tetapi belum sepenuhnya sehingga perlu ditambah beberapa

ringkasan materi contoh bela negara 2) Materi yang perlu ditambahkan

tersebut adalah contoh bela negara yang riil pada saat sebelum dan sesudah

Indonesia merdeka sehingga dapat memberikan motivasi kepada siswa dalam

mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara. 3) Materi

pembelajaran dalam kompetensi ini sudah berusaha mengarah kepada prinsip

Page 118: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

relevansi walaupun masih diperlukan tambahan materi yang mendukung

kepada tercapainya pembentukan kompetensi siswa seperti harapan yang ada

dalam kompetensi dasar ini.

Tabel 22. Materi Usaha Pembelaan Negara KD 1.3 LKS FOKUS

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 1.3

Menampilkan peran

serta dalam usaha

pembelaan negara

1. Memberikan contoh

peran serta warga

negara dalam usaha

pembelaan negara

2. Berpartisipasi

langsung dalam

kegiatan bela negara

di lingkungannya

(1) Identifikasi terhadap

Ancaman terhadap

Negara

(2) Peran serta dalam

menghadapi ancaman

terhadap negara

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran belum menunjukkan

keterkaitan terhadap indikator, hal ini di tunjukkan dengan materi ke 1 dan 2

tidak relevan dengan indikator ke 1 dan 2 . 2) Materi pembelajaran belum

dapat dijadikan sebagai tolak ukur mencapai indikator dan kompetensi dasar.

3) Materi pembelajaran perlu memberikan bentuk peran serta dalam upaya

pembelaan negara diberbagai lingkungan kehidupan 4) Materi pembelajaran

ini belum mengarah kepada prinsip relevansi walupun masih ada penambahan

beberapa materi yang diperlukan.

Berdasarkan deskripsi diatas maka analisa tersebut dapat ditabulasi oleh

peneliti dalam bentuk table. Berikut ini tabel analisa materi usaha pembelaan

negara untuk LKS Fokus Kelas IX semester ganjil.

Tabel 23. Analisis Relevansi Materi Usaha Pembelaan Negara

Kompetensi Dasar (KD)

Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan

• Materi yang diberikan belum sepenuhnya

Materi yang diberikan berupaya

• Materi konsep Negara lebih

Page 119: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

negara

relevan dengan kompetensi dasar

• Masih ada materi yang tidak mendukung kompetensi dasar

mengarah ke kompetensi dasar

mendominasi daripada konsep bela negara

• Materi perlu ditambah bahasan hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela Negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

• Materi yang diberikan sudah relevan tetapi perlu penambahan contoh riil tentang bentuk bela negara

Materi berupaya mengarah kepada kompetensi dasar

• Materi perlu ditambah bahasan tentang contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

• Materi sudah mengarah kepada kompetensi dasar

• Materi tersusun belum sepenuhnya relevan

Materi yang disajikan berupaya mengarah afektif dan psikomotorik siswa sesuai dengan KD

Masih perlu spesifikasi peran serta dalam upaya bela negara di setiap lingkungan kehidupan sehingga akan memperjelas siswa dalam menampilkan peran serta usaha bela negara

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

Page 120: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

pembelaan negara, ringkasan materinya masih belum relevan dengan indikator

dan kompetensi dasar.

Tabel 24. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.1 LKS FOKUS

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 2.1

Mendeskripsikan

pengertian otonomi

daerah.

1. Menguraikan

pengertian otonomi

daerah

2. Menjelaskan

Prinsip-prinsip dan

asas pelaksanaan

otonomi daerah

(1) Pengertian Otonomi

Daerah

(2) Dasar Hukum

Otonomi Daerah

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan sudah

memberikan penjelasan otonomi daerah dengan mendasarkan peraturan yang

terbaru tetapi belum memberikan penjelasan tentang kewenangan, pembagian

wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang

diberikan belum mengarah kepada totalitas memberikan kemampuan siswa

dalam mendeskripsikan pengertian otonomi daerah. 2) Materi ini setidaknya

ditambah dengan penjelasan tentang kewenangan, pembagian wilayah dan

sumber pembiayaan pemerintah daerah untuk membentuk kompetensi siswa

seperti yang diinginkan dalam kompetensi dasar.

Tabel 25. Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah KD 2.2 LKS FOKUS

Kompetensi Dasar Indikator Materi Pembelajaran

dalam LKS

Kompetensi Dasar 2.2

Menjelaskan

pentingnya partisipasi

masyarakat dalam

1. Menjelaskan

partisipasi

masyarakat dalam

perumusan

(1) Pelaksaan

Otonomi Daerah

(2) Partispasi

masyarakat dalam

Page 121: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

perumusan kebijakan

publik di daerah.

kebijakan publik di

daerah

2. Menganalisis

konsekuensi tidak

aktifnya masyarakat

dalam perumusan

dan pelaksanaan

kebijakan publik di

daerah

Otonomi Daerah

Analisis dari tabel di atas : 1) Materi pembelajaran yang diberikan untuk

kompetensi dasar ini masih belum relevan dengan kompetensi dasar 2) Judul

materi tidak konsisten dengan kompetensi dasarnya. 3) Subtansi materi yang

disajikan sebenarnya sudah memuat tentang kebijakan publik yang

dimasukkan dalam pokok materi partisipasi masyarakat dalam otonomi

daerah. 4) Judul materi pokok sebaiknya disesuaiakan dengan kompetensi

dasar yang ada 5) Materi yang diberikan pada kompetensi ini perlu

ditambahkan pengertian kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik

khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan

kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan

warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah yang dibuat

berdiri sendiri sebagai bagian pokok materi dalam kompetensi dasar ini.

Tabel 26. Analisis Relevansi Materi Pelaksanaan Otonomi Daerah

Kompetensi Dasar Relevansi Materi dengan KD Kelebihan Kekurangan

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

• Materi belum menunjukan relevan dengan kompetensi dasar yang ada

• Materi masih perlu ditambah karena belum menunjukkan

Materi yang disajikan berupaya mengarah kepada kompetensi dasar

Materi yang perlu ditambahkan yaitu kewenangan, pembagian wilayah dan sumber pembiayaan

Page 122: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

totalitas dalam pembentukan kompetensi siswa

pemerintah daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

• Materi belum relevan dengan kompetensi dasar

• Materi yang diberikan tidak memberikan daya dukung pencapaian kompetensi siswa yang diharapkan dalam kompetensi dasar

Materi berusaha mengarah kepada kompetensi dasar

• Judul materi pokok perlu diganti karena tidak relevan dengan KD

• Isi Materi pokok perlu ditambahkan kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa 2.1 Mendeskripsikan

pengertian otonomi daerah dan 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi

Page 123: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, ringkasan materinya

masih kurang kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang

ingin dicapai.

b) Analisis Materi berdasarkan prinsip Konsistensi

Materi pembelajaran harus dikembangkan berdasarkan prinsip konsistensi.

Prinsip konsistensi merupakan adanya keajegan antara materi pokok dengan

kompetensi dasar dan standar kompetensi. Prinsip ini diartikan bahwa materi

harus reliabel atau memiliki keajegan dengan kompetensi dasar dan standar

kompetensinya.

Hasil analisa materi yang disajikan dalam LKS Fokus PKn kelas IX semester

ganjil ternyata masih ada beberap hal ketidak konsistenan antara KD dengan

materi pokok antara lain : materi untuk kompetensi dasar Menjelaskan

pentingnya usaha pembelaan negara ternyata materi yang disajikan tidak

konsisten kepada pembahasan usaha pembelaan negara tetapi justru lebih

dikonsentrasikan kepada konsep negara; Selain itu adanya judul materi pokok

yang tidak konsisten dengan kompetensi dasarnya, hal ini dapat dilihat dalam

materi pokok untuk kompetensi dasar Menjelaskan pentingnya partisipasi

masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah.

Berikut analisa materi LKS Fokus PKn kelas IX semester ganjil berdasarkan

prinsip konsistensi dalam bentuk tabel :

Tabel 27. Analisis Konsistensi Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

dalam LKS

Konsistensi Materi

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

(1) Makna dan Konsep Bela Negara

(2) Peraturan Perundang-undangan Bela Negara

• Materi pada kompetensi ini terjadi tidak konsisten konsep yang disajikan

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha

1.2Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan

(1) Bentuk-Bentuk Usaha

• Materi pembelajaran ini konsisten

Page 124: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

pembelaan negara

negara

Pembelaan Negara

dengan Kompetensi dasarnya

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

(1) Identifikasi terhadap Ancaman terhadap Negara

(2) Peran serta dalam menghadapi ancaman terhadap negara

• Materi ini belum konsistensi dengan kompetensi dasar, karena yang diinginkan adalah peran serta dalam usaha pembelaan negara bukan identifikasi ancaman terhadap negara

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

(1) Pengertian Otonomi Daerah

(2) Dasar Hukum Otonomi Daerah

• Materi yang diberikan sudah menunjukkan konsistensi

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

(1) Pelaksaan Otonomi Daerah

(2) Partispasi masyarakat dalam Otonomi Daerah

• Materi yang diberikan menunjukkan tidak konsisten konsepnya

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta

dalam usaha pembelaan negara, dan 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi

masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, ringkasan materinya

masih kurang adanya keajegan antara materi pokok dengan kompetensi dasar dan

standar kompetensi.

c) Analisis Materi berdasarkan prinsip Kecukupan

Page 125: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Materi pembelajaran juga harus dikembangkan berdasarkan pada prinsip

adekuasi atau kecukupan. Prinsip kecukupan merupakan adanya kecukupan

materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah

ditentukan. Prinsip ini memberikan pemahaman bahwa materi yang diberikan

seharusnya menunjukkan kecukupan dalam mencapai kompetensi dasar yang

ditentukan sehingga materi ini tidak terlau singkat dan tidak terlalu panjang.

Materi sesuai dengan bobot dalam kompetensi dasar. Jadi materi yang

berdasarkan prinsip kecukupan ini dapat menunjukkan keterukuran yang tepat

guna pencapaian kompetensi dasar.

Analisa yang peneliti lakukan dalam LKS Fokus PKn kelas IX semester ganjil

menunjukkan bahwa ada beberapa materi yang kecukupannya kurang dan ada

pula yang berlebih. Berikut ini hasil analisa yang peneliti lakukan dapat dilihat

dalam bentuk tabel :

Tabel 28. Analisis Kecukupan Materi Usaha Pembelaan Negara dan

Pelaksanaan Otonomi Daerah

Kompetensi Dasar Materi

Pembelajaran dalam LKS

Kecukupan Materi

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

(1) Makna dan Konsep Bela Negara

(2) Peraturan Perundang-undangan Bela Negara

Materi yang disajikan dalam kompetensi ini jika dianalisa dari segi kecukupan perlu penyederhanaan dalam hal persyaratan konsep negara dan perlu penambahan dalam hal hak dn kewajiban warga negara dalam usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

(1) Bentuk-Bentuk Usaha Pembelaan Negara

Materi dalam kompetensi ini belu memenuhi prinsip kecukupan hal ini ditunjukkan dengan masih perlu tambahan materi dalam memberikan contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan

Page 126: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

(1) Identifikasi terhadap Ancaman terhadap Negara

(2) Peran serta dalam menghadapi ancaman terhadap negara

Materi dalam kompetensi ini berdasarkan analisa yang peneliti lakukan untuk materi perlu diperbaiki. Materi telah memberikan contoh-contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara tetapi hanya perlu dispesifikasi dalam berbagai lingkungan kehidupan

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

(1) Pengertian Otonomi Daerah

(2) Dasar Hukum Otonomi Daerah

Materi dalam kompetensi ini masih perlu pengembangan dengan diberikan materi yang lebih komprehensif yaitu penjelasan tentang kewenangan, pembagian wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang diberikan belum mengarah kepada totalitas yang kmprehensif

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

(1) Pelaksaan Otonomi Daerah

(2) Partispasi masyarakat dalam Otonomi Daerah

Materi yang disajikan dalam kompetensi ini jika peneliti analisa dari segi kecukupannya ternyata materi ini belum cukup. Dari judul materi pokoknya sudah tidak tepat sehingga segi kecukupan materinya juga belum terpenuhi, materi masih perlu ditambahkan pengertian kebijakan publik, proses perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah dengan contoh konkrit proses perumusan kebijakan publik yang ada di daerah, dan peran serta yang dapat dilakukan warga negara dalam penyusunan kebijakan publik di daerah.

Page 127: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1.1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-

bentuk usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara, 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah dan 2.2

Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan

publik di daerah, ringkasan materinya masih kurang adanya kecukupan materi ajar

yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Berikut hasil analisis peneliti berdasarkan indikator-indikator

pengembangan bahan ajar dalam instumen penilaian modul dari BSNP (2010)

terhadap LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan penerbit di luar

MGMP sebagai berikut :

1) LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP :

a) Kelayakan Isi meliputi :

(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :

(a) Kelengkapan materi : materi belum menunjukkan kelengkapan pada

setiap kompetensi dasar karena masih banyak yang belum memenuhi

prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan

(b) Keluasan materi : materi yang disampaikan terlalu luas sehingga

berdasarkan anailisis prinsip kecukupan, materi ada yang perlu

dikurangi atau diganti

(c) Kedalaman materi : Materi yang disajikan belum sepenuhnya

mengarah kepada inti kompetensi yang akan dicapai

(2) Keakuratan Materi :

(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model : masih lemah dengan

ditunjukkan ada beberap konsep yang dikembangkan di materi tidak

sesuai dengan kompetensi dasar

(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar :

Materi belum totalitas mengarah kepada pencapaian SK dan KD

sesuai yang diharapkan.

Page 128: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi : disusun dengan berusaha

secara sistematis, walaupun masih ada materi yang tidak relevan

dengan indikator pencapaian.

(3) Materi Pendukung Pembelajaran :

(a) Aplikasi konsep dilapangan : konsep yang dijelaskan memberikan

deskripsi yang terkait dengan praktek kehidupan.

(b) Penumbuhan Motivasi : masih kurang dalam penumbuhan motivasi

(c) Pemecahan Masalah : pemecahan masalah terhadap kasus

pembelajaran masih kurang cenderung kognitif saja.

(d) Kemutakhiran : Sudah berusaha menggunakan referensi yang terbaru

dan akatual sehingga seiring dengan perkembangan keilmuan

(e) Pengayaan : setiap kompetensi dasar terdapat soal pengayaan untuk

menguji pencapaian kompetensi setiap siswa

b) Kelayakan Penyajian meliputi

(1) Teknik Penyajian :

(a) Sistematika penyajian : secara runtut berdasarkan KTSP

(b) Keruntutan konsep : penjelasan konsep sesuai dengan KD sehingga di

susun dari hal yang dasar sampai mengarah kepada pencapaian KD.

(c) Kemenarikan penyajian : masih kurang menarik, karena masih di

dominasi tulisan-tulisan saja.

(2) Penyajian Pembelajaran :

(a) Keterpusatan pada peserta didik : mengarah pada student cemter

learning

(b) Penyajian masalah kontekstual : masalah-masalah kontekstual masih

kurang perlu untuk di tambah kembali.

(3) Kelengkapan Penyajian

(a) Bagian Pendahuluan : lengkap cover, kata pengantar, daftar isi,

(b) Bagian Isi : lengkap ringkasan materi, soal-soal latihan

(c) Bagian Penyudah/Penutup : lengkap daftar pustaka

c) Kelayakan Kebahasaan meliputi

(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :

Page 129: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik :

bahasa yang digunakan dalam LKS agak susah dipahami peserta didik

(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta

didik : kurang sesuai, sehingga perlu diperbaiki disesuaikan tingkat

perkembangan peserta didik

(2) Penyajian Pembelajaran :

(a) Keterbacaan pesan : dapat dibaca dan di cerna oleh peserta didik

(b) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah : ada yang kurang tepat dalam

penggunaan istilah perlindungan negara

(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan

(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab : baik, runtut, sisematis

(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf : koherensi kurang begitu

baik.

2) LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan penerbit

a) Kelayakan Isi meliputi :

(1) Kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD :

(a) Kelengkapan materi : materi belum lengkap karena masih banyak yang

belum memenuhi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan

(b) Keluasan materi : materi yang disampaikan ada yang kurang dan ada

yang terlalu luas sehingga berdasarkan anailisis prinsip kecukupan,

materi ada yang perlu dikurangi atau ditambah

(c) Kedalaman materi : Materi yang disajikan belum sepenuhnya

mengarah kepada inti kompetensi yang akan dicapai

(2) Keakuratan Materi :

(a) Keakuratan konsep, prinsip dan model : sudah baik karena beberapa

konsep, prinsip, dan model sudah mengarah pada kompetensi dasar

(b) Keakuratan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar :

Materi belum totalitas mengarah kepada pencapaian SK dan KD

sesuai yang diharapkan.

Page 130: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

(c) Keakuratan urutan penguasaan kompetensi : disusun sistematis,

walaupun masih ada materi yang perlu dikurangi atau ditambah

sesuai indikator pencapaian.

(3) Materi Pendukung Pembelajaran :

(a) Aplikasi konsep dilapangan : konsep yang dijelaskan memberikan

deskripsi yang terkait dengan praktek kehidupan.

(b) Penumbuhan Motivasi : sudah ada dalam upaya penumbuhan motivasi

(c) Pemecahan Masalah : pemecahan masalah terhadap kasus

pembelajaran banyak diberikan.

(d) Kemutakhiran : Sudah berusaha menggunakan referensi yang terbaru

dan akatual sehingga seiring dengan perkembangan keilmuan

(e) Pengayaan : setiap kompetensi dasar terdapat soal pengayaan untuk

menguji pencapaian kompetensi setiap siswa

b) Kelayakan Penyajian meliputi

(1) Teknik Penyajian :

(a) Sistematika penyajian : berdasarkan KTSP

(b) Keruntutan konsep : penjelasan konsep sesuai dengan KD.

(c) Kemenarikan penyajian : memberikan gambar-gambar yang relevan

sehingga menambah daya tarik belajar siswa.

(2) Penyajian Pembelajaran :

(a) Keterpusatan pada peserta didik : mengarah pada student cemter

learning

(b) Penyajian masalah kontekstual : masalah-masalah kontekstual masih

sudah dimunculkan.

(3) Kelengkapan Penyajian

(a) Bagian Pendahuluan : lengkap cover, kata pengantar, daftar isi,

(b) Bagian Isi : lengkap ringkasan materi, soal-soal latihan

(c) Bagian Penyudah/Penutup : lengkap daftar pustaka

c) Kelayakan Kebahasaan meliputi

(1) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan peserta didik :

Page 131: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

(a) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan berpikir peserta didik :

bahasa yang digunakan dalam LKS mudah dipahami peserta didik

(b) Kesesuaian dengan tingkat perkembangan sosio-emosional peserta

didik : sudah sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik

(2) Penyajian Pembelajaran :

(c) Keterbacaan pesan : dapat dibaca dan dipahami oleh peserta didik

(d) Ketepatan tata bahasa, ejaan dan istilah : mengarah kepada ketepatan

secara totalitas

(3) Keruntutan dan Kesatuan Gagasan

(a) Keruntutan dan keterpaduan antar bab : baik, runtut, sisematis

(b) Keruntutan dan keterpaduan antar paragraf : koherensi antar paragraf

baik.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan peneliti maka hasil analisis

tersebut jika diarahkan terhadap civics education dapat diketahui sebagai berikut:

Tabel 29. Analisis Hasil Berdasarkan Perspektif Civics Education

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Berdasar

Civics Education

1. Menampilkan partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

1. Menguraikan pengertian pembelaan negara

2. Menguraikan landasan hukum pembelaan negara

3. Menjelaskan hak – hak dan kewajiban-kewajiban warga negara

4. Menjelaskan arti penting pembelaan negara.

1. Menunjukkan bentuk-bentuk dalam usaha pembelaan negara

Materi kompetensi dasar 1.1 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge berupa pemahaman tentang pembelaan negara Materi kompetensi dasar 1.2 ini lebih mengarah pada pembentukan Civic Knowledge berupa

Page 132: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

1. Memberikan contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara

2. Berpartisipasi langsung dalam kegiatan bela negara di lingkungannya

kemampuan menunjukkan bentuk-bentuk usaha pembelaan negara Materi kompetensi dasar 1.3 ini lebih mengarah pada pembentukan Civic Skills dan Dispositions berupa pembentukan ketrampilan dan karakter individu untuk melakukan atau berperan dalam usaha pembelaan negara

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

1. Menguraikan pengertian otonomi daerah

2. Menjelaskan Prinsip-prinsip dan asas pelaksanaan otonomi daerah

1. Menjelaskan

partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

2. Menganalisis konsekuensi tidak aktifnya masyarakat dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik di daerah

Materi kompetensi dasar 2.1 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge berupa pengetahuan tentang otonomi daerah Materi kompetensi dasar 2.2 ini lebih mengarah pada pembentukn Civic Knowledge dan Skills berupa pengetahuan dan ketrampilan tentang partispasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Page 133: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

b. Hasil Wawancara Materi LKS

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Suyamtini, M.Pd dan Bapak Marimin,

S.Pd tanggal 9 dan 14 Agustus 2010 menunjukkan: a. proses pembuatan Modul

PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “Modul PKn Kelas IX

semester ganjil dibuat tim yang ditunjuk MGMP, dibagi setiap Kompetensi Dasar

kemudian dikumpulkan sesuai waktu yang ditentukan dan diedit oleh penanggung

jawab”, jadi setiap guru bertugas membuat materi sesuai dengan tugas masing-

masing yang telah ditentukan; b. penyusunan materi yang dilakukan untuk Modul

PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “materi Modul PKn Kelas IX

semester ganjil yang dibuat sudah sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada

buku paket, sehingga materi sudah dirasa baik dan materi yang diberikan sudah

sesuai dengan SK dan KD yang telah ditentukan”; c. materi yang ada pada Modul

PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP sudah ataukah belum

menunjukkan kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasarnya

“sudah sesuai karena materi pokoknya sudah menjabarkan kompetensi dasar

secara mendetail”; d. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil

yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan keajegan antara standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya “sudah menunjukan keajekan

karena didasarkan pada silabus”; e. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX

semester ganjil yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan

kecukupan materi ajar dalam mencapai kompetensi dasar yang ditentukan ”sudah

menunjukan kecukupan bahan ajar”.

Dari hasil wawancaran tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa dalam pembuatan materi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan

MGMP secara garis besar sudah menunjukan kesesuian materi dengan SK dan

KD.

c. Hasil FGD Materi LKS

Hasil FGD yang dilakukan dengan Ibu Ch Savitri Sulistyowati, S.Pd dan

Ibu M Ambarwati Dwi R, S.Pd tanggal 26 Agustus 2010 menunjukan: a. proses

pembuatan Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “bahwa

Page 134: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

materi yang ada di dalam Modul PKn kelas IX semester ganjil dibuat oleh

beberapa guru. Setiap KD dibuat oleh setiap guru, ada lima KD jadi ada lima guru

yang membuat materi. Satu SK, materi dalam setiap KD dibuat oleh beberapa

guru sehingga antara materi KD satu dengan materi KD lainnya saling

bertumbukan, ada materi yang seharusnya untuk KD yang satu dipakai juga untuk

KD lainnya sehingga tidak ada kesingkronan antara KD satu dengan yang

lainnya”; b. penyusunan materi yang dilakukan untuk Modul PKn Kelas IX

semester ganjil yang dibuat MGMP “materi Modul PKn Kelas IX semester ganjil

yang dibuat sudah sesuai dengan kurikulum dan mengacu pada buku paket,

namun dalam buku paket masih banyak kekurangan sehingga materi yang di acu

dirasa kurang baik”; c. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil

yang dibuat MGMP sudah ataukah belum menunjukkan kesesuaian antara materi

pokok dengan kompetensi dasarnya “materi yang ada dirasa kurang sesuai karena

masing banyak materi yang belum sesuai dengan kompetensi dasar”; d. materi

yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP sudah

ataukah belum menunjukkan keajegan antara standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan materi pokoknya “materi yang ada dirasa kurang ajeg karena masing

banyak materi yang belum sesuai dengan tujuan dari kompetensi dasar tersebut”;

e. materi yang ada pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP

sudah ataukah belum menunjukkan kecukupan materi ajar dalam mencapai

kompetensi dasar yang ditentukan ” materi yang ada dirasa kurang karena masing

banyak materi yang belum disampaikan dengan melihat tujuan dari kompetensi

dasar tersebut”.

Dari hasil FGD tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

dalam pembuatan materi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan

MGMP secara garis besar menunjukan belum ada kesesuian antara materi dengan

KD, karena dalam Satu SK materi KD yang satu sudah digunakan muncul lagi

materi yang sama di KD berikutnya. Hasil kedua teknik pengumpulan data

tersebut yang mendukung analisis penulis adalah hasil FGD karena antara hasil

analisis penulis dengan hasil FGD menunjukan kesesuaian, bahwa materi dalam

setiap kompetensi dasar belum sesuai dan belum mengarah kepada pembentukan

Page 135: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kompetensi siswa seperti yang diinginkan oleh kompetensi dasarnya. FGD di ikuti

oleh guru PKn SMP yang ada di kota Solo yang tidak menyusun LKS MGMP

sehingga hasilnya lebih obyektif menilainya.

Secara garis besar hasil FGD dapat ditabulasi dalam bentuk tabel sebagai

berikut :

Tabel 30. Hasil FGD Untuk Materi Dalam LKS

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Responden FGD

Relevansi Konsistensi Kecukupan

1. Menampilkan

partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

1.3 Menampilkan peran serta

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

S.Pd

Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai

Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai

Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai

Page 136: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

dalam usaha pembelaan negara

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai

Sesuai Sesuai Tidak sesuai

Sesuai Sesuai Sesuai

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1. Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

2.2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Sesuai

Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai

Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai Sesuai Sesuai Tidak sesuai Tidak sesuai

Page 137: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

2. Pengembangan Evaluasi dalam LKS Pendidikan Kewarganegaraan Kelas

IX Semester Ganjil Berdasarkan Ranah Kognitif, Afektif dan

Psikomotorik di SMP Surakarta

Evaluasi merupakan hal penting dalam mencapai sasaran dari tujuan

pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk dapat memberikan ketepatan dalam

memberikan evaluasi guna mengetahui keberhasilan pembelajaran dan tingkat

kemampuan peserta didiknya. Evaluasi awal biasanya dilakukan oleh guru dengan

memberikan latihan-latihan atau soal-soal. Latihan-latihan soal biasanya

dilakukan oleh guru degan menggunakan LKS yang merupakan bahan ajar

tambahan bagi guru. LKS berisi ringkasan materi dan soal-soal latihan. Secara

teknis guru lebih efisien menggunakan LKS sebab tidak perlu lagi menyusun

latihan-latihan soal untuk peserta didiknya. LKS biasanya ada yang buatan dari

guru-guru sendiri melalui forum MGMP dan ada pula keluaran dari penerbit

tertentu.

Peneliti melakukan analisis terhadap pengembangan evaluasi dalam LKS

PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP dan LKS PKn Kelas IX semester

ganjil buatan penerbit.

a. Hasil Analisis Evaluasi LKS oleh Peneliti

1) Analisis Evaluasi LKS “ Modul PKn Kelas IX Semster Ganjil” buatan

MGMP

Pengembangan evaluasi PKn yang didasarkan pada taksonomi Bloom

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor mengandung makna bahwa evaluasi yang

didasarkan pada pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), sikap

kewarganegaan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic

skill). Pengembangan evaluasi tersebut harus sesuai dengan pembentukan

kompetensi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan dalam memberikan

soal-soal dalam LKS menjadi sebuah perhatian penting agar evaluasi tersebut

mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa.

Hasil Analisis Evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap Modul PKn

Kelas IX Semester Ganjil buatan MGMP sebagai berikut :

Page 138: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tabel 31. Hasil Analisis Evaluasi dalam Modul PKn Kelas IX Semester

Ganjil buatan MGMP

Kompetensi Dasar Jenis Evaluasi

dalam LKS

Bentuk Evaluasi

dalam LKS

Analisis

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

Kognitif (Civic Knowledge)

• Tugas Kelompok

• Tes pilihan ganda

• Tes Uraian

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif atau civic knowledge

• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok yang pertama tidak mengarah kepada kemampuan menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

Kognitif (Civic Knowledge)

• Tugas Kelompok

• Tes pilihan ganda

• Tes Uraian

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif

• Tugas kelompok sudah mengarah kepada pembentukan kemmapuan siswa dalam mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha

Page 139: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

pembelaan negara • Tes pilihan ganda

sudah mengarah pada pembentukan kompetensi siswa

• Tes uraian sudah mengarah pada pembentukan kompetensi siswa

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

Kognitif (Civic Knowledge)

• Tugas Kelompok

• Tes pilihan ganda

• Tes Uraian

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai karena menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge) seharusnya untuk kompetensi dasar ini menggunakan evaluasi Afektif dan Psikomotorik (Civic disposition dan civic skills)

• Bentuk evaluasinya diganti dengan non tes yang mampu mengukur sikap dan perilaku

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

Kognitif (Civic Knowledge)

• Tugas Kelompok

• Tes pilihan ganda

• Tes Uraian

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (Civic Knowledge)

• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok sudah mengarah kepada kemampuan mendeskripsikan otonomi daerah

• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada

Page 140: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

pembentukan kompetensi

• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Kognitif (Civic Knowledge)

• Tugas Kelompok

• Tes pilihan ganda

• Tes Uraian

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai yaitu karena hanya menggunakan evaluasi kognitif (Civic Knowledge) dan untuk evaluasi psikomotorik (civic skills) belum ada.

• Untuk evaluasi dalam tugas kelompok belum mengarah kepada pembentukan kompetensi karena perlu diberikan evaluasi yang kearah pembentukan psikomotorik (civic skills)

• Untuk tes pilihan ganda sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk tugas uraian sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1. 1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara untuk tugas kelompok yang

pertama tidak ada evaluasi dalam bentuk pengetahuan dan pemahaman sehingga

Page 141: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

belum dapat digunakan untuk pencapaian kompetensi dasar, 1.3 Menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan negara untuk semua jenis evaluasi hanya

kognitif tidak ada evaluasi dalam bentuk afektif dan psikomotor padahal yang

diinginkan untuk mencapai kompetensi dasar adalah evaluasi dalam bentuk afektif

dan psikomotor, kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi

masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, untuk tugas kelompok

belum ada soal yang mengarah pada pembentukan civic skills, karena partisipasi

merupakan satu bentuk partisiptory skills.

2) Analisis Evaluasi LKS “Fokus PKn Kelas IX Semester Ganjil” buatan

penerbit

Hasil Analisa Evaluasi yang dilakukan peneliti terhadap LKS Fokus PKn

Kelas IX Semester Ganjil buatan Penerbit sebagai berikut :

Tabel 32. Hasil Analisis Evaluasi LKS “Fokus PKn Kelas IX Semester

Ganjil” buatan penerbit

Kompetensi Dasar Jenis Evaluasi

dalam LKS

Bentuk Evaluasi

dalam LKS

Analisis

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

Kogintif (civic knowledge)

• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)

• Tugas Pribadi (kecakapan personal)

• Tugas kelompok (kecakapan sosial)

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)

• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi karena menggunakan skala sikap yang merupakan evaluasi

Page 142: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

afektif (civic disposition)

• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

Kognitif (civic knowledge)

• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)

• Tugas Pribadi (kecakapan personal)

• Tugas kelompok (kecakapan sosial)

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)

• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan personal sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

Kognitif (civic knowledge)

• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)

• Tugas Pribadi (kecakapan personal)

• Tugas kelompok (kecakapan sosial)

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini belum sesuai karena menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge) seharusnya kompetensi dasar ini menggunakan evaluasi Afektif dan Psikomotorik.(Civic disposition dan civic

Page 143: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

skills) • Untuk evaluasi

kecakapan akademik belum mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

• Untuk evaluasi kecakapan personal sudah mengarah pembentukan kompetensi siswa

• Untuk evaluasi kecakapan sosial belum mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

Kognitif (civic knowledge)

• Tugas Pribadi (kecakapan akademik)

• Tugas Pribadi (kecakapan personal)

• Tugas kelompok (kecakapan sosial)

• Evaluasi yang diberikan untuk kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif (civic knowledge)

• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

2.2 Menjelaskan pentingnya

Kognitif dan Psikomotorik (civic

• Tugas Tugas Pribadi

• Evaluasi yang diberikan untuk

Page 144: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

knowledge dan civic skills)

(kecakapan akademik)

• Tugas Pribadi (kecakapan personal)

• Tugas kelompok (kecakapan sosial)

kompetensi dasar ini sudah sesuai yaitu menggunakan evaluasi kognitif dan psikomotorik (civic knowledge dan civic skills)

• Untuk evaluasi kecakapan akademik sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan personal belum mengarah kepada pembentukan kompetensi

• Untuk evaluasi kecakapan sosial sudah mengarah kepada pembentukan kompetensi siswa

Jadi dari tabel di atas menunjukkan bahwa kompetensi dasar 1. 1

Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara untuk evaluasi kecakapan

personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic knowledge); kompetensi

dasar 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara untuk evaluasi

kecakapan akademik dan kecakapan sosial tidak ada evaluasi dalam bentuk afektif

dan psikomotor (civic disposition dan civic skills), 2.1 Mendeskripsikan

pengertian otonomi daerah untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi

dalam bentuk kognitif(civic knowledge).

b. Hasil Wawancara Evaluasi LKS

Hasil wawancara dengan Ibu Sri Suyamtini, M.Pd dan Bapak Marimin,

S.Pd tanggal 14 dan 15 Agustus 2010 menunjukan: a. penyusunan latihan soal-

soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP “soal-soal

dibuat oleh guru-guru yang bersedia menulis kemudian dikumpulkan sebagai

Page 145: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

bank soal, selanjutnya dipilih oleh pengurus MGMP”; b. penyusunan latihan soal-

soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang dibuat MGMP didasarkan

pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik “penyusunannya didasarkan pada

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik tetapi masih banyak yang kognitifnya”;

c. latihan soal-soal pada LKS PKn kelas IX semester ganjil sudah menunjukkan

ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan “sudah sesuai dengan

ketercapaian kompetensi dasar yang telah ditentukan”.

Dari hasil wawancaran tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan

bahwa pembuatan evaluasi dalam modul PKn kelas IX semester ganjil buatan

MGMP secara garis besar sudah menunjukan kesesuian evaluasi dengan SK dan

KD, sehingga evaluasi yang dibuat sesuai dengan materi yang dibuat.

c. Hasil FGD Evaluasi LKS

Hasil FGD yang dilakukan dengan Ibu Ch Savitri Sulistyowati, S.Pd dan

Ibu M Ambarwati Dwi R, S.Pd tanggal 26 Agustus 2010 menunjukan: a.

penyusunan latihan soal-soal pada Modul PKn Kelas IX semester ganjil yang

dibuat MGMP “soal-soal dibuat oleh guru-guru yang bersedia menulis kemudian

dikumpulkan, setiap satu KD dibuat satu evaluasi oleh setiap guru. Evaluasi

dalam setiap KD dibuat oleh beberapa guru sehingga antara materi KD satu

dengan evaluasi KD tersebut dirasa kurang sesuai karena antara materi dengan

evaluasi yang membuat berbeda guru.ada soal yang seharusnya untuk KD yang

satu dipakai juga untuk KD lainnya sehingga belum ada kesesuaian antara

evaluasi dengan KD”; b. penyusunan latihan soal-soal pada Modul PKn Kelas IX

semester ganjil yang dibuat MGMP didasarkan pada ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik “penyusunannya latihan soal-soal karena antara yang membuat

materi dengan yang membuat soal-soal berbeda guru sehingga ranah kognitif,

afektif, dan psikomotorik masih kurang kesesuaiannya”; c. latihan soal-soal pada

LKS PKn kelas IX semester ganjil sudah menunjukkan ketercapaian kompetensi

dasar yang telah ditentukan “soal-soal belum menunjukan kecapaian kompetensi

dasar yang telah ditentukan karena soal- soal yang ada merupakan hasil kumpulan

bank soal dari guru kemudian dipilih oleh pengurusnya, sehingga terkadang masih

banyak soal yang diulang pada kompetensi dasar lainnya”.

Page 146: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Dari hasil wawancara dan FGD yang mendukung dengan analisis penulis

adalah hasil FGD karena antara hasil analisis evaluasi penulis dengan hasil FGD

menunjukan kesesuain, bahwa evaluasi soal-soal dalam setiap KD belum sesuai

dengan KD yang ingin dicapai sehingga soal-soal belum menunjukkan tingkat

kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil FGD untuk evaluasi dalam LKS secara umum dapat ditabulasi

sebagai berikut :

Tabel 33. Hasil FGD Untuk Evaluasi Dalam LKS

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar

Responden FGD

Kognitif Afektif Psikomotor

1. Menampilkan

partisipasi dalam usaha pembelaan negara

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara

1.3 Menampilka

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

Page 147: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

n peran serta dalam usaha pembelaan negara

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

2. Memahami pelaksanaan otonomi daerah

2.1. Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

2.2. Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

Marimin,

S.Pd

Sri Suyamtini,

M.Pd

Ch. Savitri

Sulistyowati,

S.Pd

M.

Ambarwati

Dwi R, S.Pd.

ada

ada

ada

ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

ada

tidak ada

tidak ada

tidak ada

Page 148: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

3. Temuan Studi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan,dapat dikemukakan

temuan studi sebagai berikut :

Pertama, bahwa prinsip pengembangan bahan ajar meliputi prinsip

relevansi, konsistensi dan kecukupan. Hal ini sejalan dengan Depdiknas (2006 : 6)

yang menyatakan prinsip-prinsip dalam pemilihan materi pembelajaran meliputi

prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Prinsip relevansi adalah adanya

kesesuaian antara materi pokok dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai,

prinsip konsistensi adalah adanya keajegan antara materi pokok dengan

kompetensi dasar dan standar kompetensi, dan prinsip kecukupan adalah adanya

kecukupan materi ajar yang diberikan untuk mencapai kompetensi dasar yang

telah ditentukan. Sedangkan BSNP lebih mengembangkan prinsip tersebut ke

dalam indiktor-indikator yang lebih spesifik yang digunakan untuk menilai bahan

ajar PKn. Menurut BSNP (2010 : 1-3) menyatakan indikator-indikator penilaian

modul PKn adalah kelayakan isi, kelayakan penyajian, dan kelayakan kebahasaan.

Bedasarkan hal tersebut dapat dihasilkan sebuah temuan yaitu ringkasan materi di

Lembar Kerja Siswa ( LKS ) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP

Surakarta untuk semester ganjil dalam penyusunannya dilakukan mengarah

kepada ketiga prinsip yang dikemukakan oleh Depdiknas tersebut dengan

memperhatikan indikator-indikator pengembangan bahan ajar dalam penilaian

modul PKn. Untuk Ringkasan Maeri dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil

buatan MGMP dengan nama ”Modul PKn” dan LKS PKn Kelas IX semester

ganjil buatan penerbit dengan nama ”Fokus PKn” dapat ditemukan beberapa hal

penting sebagai berikut:

Tabel 33. Hasil Penemuan Pada Materi LKS MGMP dan FOKUS

Kompetensi Dasar

LKS MGMP (Modul PKn)

Keterangan

LKS Penerbit (Fokus PKn)

Keterangan

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan

Relevansi belum terpenuhi

• Materi dalam LKS berupa Perlindungan

Relevansi belum terpenuhi

• Materi masih di domnasi dengan

Page 149: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

negara

Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

Negara tidak relevan karena yang dinginkan KD adalah pembelaan Negara sehingga akan memiliki makna konsep yang berbeda

• Istilah Perlindungan Negara yang dipakai dalam materi LKS tidak konsisten dengan KD, karena istilah yang diinginkan adalah pembelaan Negara

• Materi dalamLKS memberikan penjelasan unsur-unsur negara. Materi itu tidak diinginkan dalam KD sehingga diperlukan pengurangan materi

Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

penjelasan konsep negara, padahal yang diinginkan kompetensi dasar adalah konsep pembelaan negara

• Materi ini terjadi tidak konsisten konsep yang disajikan, materi lebih menyajikan konsep bela negara bukan konsep upaya pembelaan negara

• Materi yang disajikan berupa persyaratan konsep negara tidak diharapkan dalam KD sehingga dapat dihilangkan dan dapat ditambahkanhak dan kewajiban warga negara dalam usaha pembelaan negara

1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan

Relevansi belum terpenuhi

• Materi pembelajaran yang diberikan

Relevansi terpenuhi

• Materi sesuai dengan yang diinginkan KD yaitu

Page 150: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

negara

Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

seharusnya tidak perlindungan negara tetapi pembelaan negara sehingga terjadi relevansi materi dengan kompetensi dasar

• Materi menunjukkan tidak konsisten dalam penggunaan istilah pembelaan negara, materi menggunakan istilah perlindungan negara

• Materi pembelajaran tidak mengarah pada kompetensi dasar sehingga materi tersebut dapat diperbaiki atau diganti dengan materi yang lebih mengarah kepada kompetensi

Konsistensi terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

bentuk-bentuk usaha pembelaan negara dan sudah mengarah pada pencapaian SK dan KD

• Materi pembelajaran ini konsisten dengan Kompetensi dasarnya, materi memberikan penjelasan bentuk-bentuk negara

• Materi memerlukan penambahan materi dalam memberikan contoh bentuk bela negara sebelum dan sesudah kemerdekaan

Page 151: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

dasar

1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha pembelaan negara

Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi

• Materi pembelajaran tidak relevan dengan kompetensi dasar yaitu menampikan peran serta dalam usaha pembelaan negara, karena materi mengarah kepada penjelasan kognitif yang berupa bentuk ancaman terhadap negara dan upaya menghadapi ancaman terhadap negara

• materi yang diberikan sama sekali tidak mengarah ke upaya pembelaan Negara, justru memberikan penjelasan kognitif tentang bentuk ancaman terhadap negara dan

Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

• Materi tentang identifikasi ancaman terhadap negara tidak sesuai dengan KD

• Materi ini belum konsistensi dengan kompetensi dasar, karena yang diinginkan adalah peran serta dalam usaha pembelaan negara bukan identifikasi ancaman terhadap negara

• Materi telah memberikan contoh-contoh peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara tetapi belum dispesifikasi dalam berbagai lingkungan kehidupan

Page 152: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Kecukupan belum terpenuhi

upaya menghadapi ancaman terhadap negara

• Materi Bentuk Ancaman terhadap Negara masih kurang mengarah kepada kompetensi menampilakan peran serta dalam usaha pembelaan negara

2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah

Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum

• Materi tentang otonomi daerah belum memberikan penjelasan prinsip dan asas otonomi daerah sebagai tindak lanjut pengembangan indikator dan KD

• Materi pembagian wilayah pemerintah daerah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah tidak knsisten dengan KD

• Materi Pembagian

Relevansi terpenuhi Konsistensi terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

• Materi mengarah pada penjelasan otonomi daerah sesuai yang diinginkan KD

• Materi yang diberikan sudah menunjukkan konsistensi konsep otonomi daerah

• Materi ditambah menjadi komprehensif yaitu penjelasan tentang kewenangan daerah, pembagian

Page 153: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

terpenuhi Wilayah Pemerintah Daerah, Sumber Pembiayaan Pemerintah Daerah tidak secara langsung mengarah kepada pembentukan komptensi dasar sehingga materi tersebut dapat dikurangi.

wilayah dan sumber pembiayaan pemerintah daerah sehingga materi yang diberikan belum mengarah kepada totalitas.

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah

Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi

• Materi memberikan penjelasan proses perumusan kebijkan publik tetapi contoh yang diberikan masih dalam proses perumusan kebijakan publik di tingkat pusat

• Materi yang mengarah pada penjelasan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah belum

Relevansi belum terpenuhi Konsistensi belum terpenuhi Kecukupan belum terpenuhi

• Materi yang disajikan berupa pelaksanaan otonomi daerah, padahal KD menginginkan patisipasi kebijakan publik di daerah

• Materi yang diberikan menunjukkan tidak konsisten konsepnya yang seharusnya partisipasi kebijakan publik

• Materi yang disajikan tidak ada proses

Page 154: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Kecukupan belum terpenuhi

ada.

• Materi belum memberikan penjelasan dan contoh partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah.

perumusan kebijakan publik khususnya yang ada didaerah

Kedua, bahwa pengembangan sasaran evaluasi pendidikan berupa ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor. (Benyamin S Bloom dalam Aunurrahman, 2009

: 47). Menurut Mimin Haryati, (2008: 22-27) penilaian aspek kognitif, yaitu

penilaian yang mencakup pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis

dan evaluasi. Penilaian aspek afektif yaitu penilaian yang mencakup sikap, minat,

konsep diri, nilai dan moral. Penilaian aspek psikomotor yaitu imitasi, manipulasi,

presisi, artikulasi, naturalisasi. Sasaran Evaluasi PKn meliputi civic knowledge,

civic disposition, dan civic skill.(Depdkinas, 2006 : 18). Untuk evaluasi Lembar

Kerja Siswa ( LKS ) Pendidikan Kewarganegaraan Kelas IX di SMP Surakarta

semester ganjil diarahkan dengan mengarah pada sasaran evaluasi tersebut.

Berdasarkan hal itu, dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan MGMP

dengan nama ”Modul PKn” dan LKS PKn Kelas IX semester ganjil buatan

penerbit dengan nama ”Fokus PKn” dapat ditemukan beberapa hal penting

sebagai berikut:

Tabel 34. Hasil Penemuan Pada Evaluasi LKS MGMP dan FOKUS

LKS MGMP

(Modul PKn)

LKS Penerbit

(Fokus PKn)

Kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan

pentingnya usaha pembelaan

negara :

Kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan

pentingnya usaha pembelaan negara :

Untuk evaluasi kecakapan personal tidak

Page 155: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Untuk tugas kelompok yang

pertama tidak ada evaluasi dalam

bentuk pengetahuan dan

pemahaman

ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic

knowledge)

Kompetensi dasar 1.3

Menampilkan peran serta dalam

usaha pembelaan negara :

Untuk semua jenis evaluasi dalam

LKS tidak ada evaluasi dalam

bentuk afektif dan psikomotor

(civic disposition dan civic skills)

padahal kompetensi dasar

mengarahakan kepada bentuk

evaluasi tersbut.

Kompetensi dasar 1.3 Menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan

negara :

Untuk evaluasi kecakapan akademik dan

kecakapan sosial tidak ada evaluasi

dalam bentuk afektif dan psikomotor

(civic disposition dan civic skills)

Kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan

pentingnya partisipasi masyarakat

dalam perumusan kebijakan publik

di daerah:

Untuk tugas kelompok belum ada

soal yang mengarah pada

pembentukan civic skills, karena

partisipasi merupakan satu bentuk

partisiptory skills.

Kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan

pengertian otonomi daerah :

Untuk evaluasi kecakapan personal tidak

ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic

knowledge).

Page 156: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripsi permasalahan yang telah diuraikan didepan maka

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP

Surakarta baik buatan MGMP dengan nama “Modul PKn” dan buatan penerbit

dengan nama “Fokus PKn” belum sepenuhnya memenuhi prinsip

pengembangan materi yaitu relevansi, konsistensi dan kecukupan. Untuk

“Modul PKn” dibuktikan sebagai berikut : kompetensi dasar 1.1 Menjelaskan

pentingnya usaha pembelaan negara, 1.2 Mengidentifikasi bentuk-bentuk

usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

pembelaan negara dan 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah, dan

2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan

kebijakan publik di daerah, dari kelima kompetensi dasar tersebut ringkasan

materinya belum memenuhi prinsip relevansi, konsisitensi dan kecukupan

dengan dibuktikan beberapa hal yaitu materi untuk pembelaan negara

disajikan dengan konsep dan istilah perlindungan negara sehingga tidak

sesuai dengan standar kompetensi maupun kompetensi dasarnya dan untuk

materi partisipasi dalam perumusan kebijakan publik disajikan tanpa

memberikan contoh keterlibatan warga negara dalam perumusan kebijakan

publik di daerah tetapi yang ditunjukkan hanya berupa perumusan kebijakan

publik di tingkat pusat sehingga materi tidak sesuai dengan kompetensi dasar.

Sedangkan untuk “Fokus PKn” dibuktikan sebagai berikut : kompetensi dasar

1.1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara, 1.3 Menampilkan

peran serta dalam usaha pembelaan negara dan 2.2 Menjelaskan pentingnya

partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di daerah, dari

ketiga kompetensi dasar tersebut ringkasan materinya belum memenuhi

prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan dengan dibuktikan beberapa hal

yaitu untuk materi pembelaan negara yang disajikan lebih banyak membahas

141

Page 157: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

konsep negara sehingga tidak sesuai kompetensi dasar yang diinginkan, dan

untuk materi partisipasi kebijakan publik di daerah yang disajikan materinya

berupa pelaksanaan otonomi daearh sehingga tidak mengarah pada standar

kompetensi dan kompetensi dasar.Kemudian untuk komptensi dasar 1.2

Mengidentifikasi bentuk-bentuk usaha pembelaan negara dan 2.2 Menjelaskan

pentingnya partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan publik di

daerah, dari kedua komptensi dasar ini ringkasan mataerinya belum memenuhi

prinsip kecukupan saja dengan dibuktikan beberapa hal yaitu untuk materi

menampilkan peran serta dalam pembelaan negara kurang contoh riil bentuk

pembelaan negara yang dapat dilakukan oleh warga negara dan untuk materi

pengertian otonomi daerah kurang ditambah penjelasan asas dan prinsip

otonomi daerah, kewenangan daerah, pebagian wilayah, dan sumber

pembiayaan pemerintah daerah.

Bahwa evaluasi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta baik

buatan MGMP dengan nama “Modul PKn” dan buatan penerbit dengan nama

“Fokus PKn” belum secara keseluruhan memenuhi sasaran evaluasi pendidikan

yang berupa ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hal itu dibuktikan dengan

kurang adanya ranah kognitif pada . Untuk Modul PKn dibuktikan sebagai

berikut: kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara:

untuk tugas kelompok yang pertama tidak ada evaluasi dalam bentuk

pengetahuan dan pemahaman, kompetensi dasar 1.3 Menampilkan peran serta

dalam usaha pembelaan negara: untuk semua jenis evaluasi tidak ada evaluasi

dalam bentuk afektif dan psikomotor (civic disposition dan civic skills), dan

kompetensi dasar 2.2 Menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam

perumusan kebijakan publik di daerah: untuk tugas kelompok belum ada soal

yang mengarah pada pembentukan civic skills, karena partisipasi merupakan satu

bentuk partisiptory skills. Sedangkan untuk Fokus PKn dibuktikan sebagai

berikut : kompetensi dasar 1. 1 Menjelaskan pentingnya usaha pembelaan negara

untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic

knowledge), kompetensi dasar 1.3 Menampilkan peran serta dalam usaha

Page 158: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

pembelaan negara untuk evaluasi kecakapan akademik dan kecakapan sosial tidak

ada evaluasi dalam bentuk afektif dan psikomotor (civic disposition dan civic

skills), dan kompetensi dasar 2.1 Mendeskripsikan pengertian otonomi daerah :

untuk evaluasi kecakapan personal tidak ada evaluasi dalam bentuk kognitif (civic

knowledge).

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan diatas peneliti dapat memberikan implikasi

sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

a. Karena ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP

Surakarta belum sepenuhnya memenuhi prinsip pengembangan materi yaitu

relevansi, konsistensi dan kecukupan, maka ringkasan materi tersebut belum

sepenuhnya mencapai tujuan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.

b. Karena soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta

belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah

kognitif (civic knowledge), afektif (civic disposition), dan psikomotorik (civic

skills), sehingga soal-soal tersebut belum sepenuhnya menggukur kemampuan

siswa untuk mencapai tujuan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar.

2. Implikasi Praktis

a. Karena ringkasan materi dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP

Surakarta belum sepenuhnya memenuhi prinsip pengembangan materi yaitu

relevansi, konsistensi dan kecukupan, sehingga ringkasan materi tersebut

belum dapat membentuk kompetensi pada diri setiap siswa.

b. Karena soal-soal dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta

belum sepenuhnya memenuhi sasaran evaluasi pendidikan yang berupa ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik, sehingga soal-soal dalam LKS tersebut

belum dapat menguji kompetensi pada diri setiap siswa.

Page 159: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.aceprints.uns.ac.id/7350/1/206093101201201291.pdf · dalam LKS PKn Kelas IX semester ganjil di SMP Surakarta belum sepenuhnya ... Analisis SKL,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi yang ada maka saran yang

diberikan oleh peneliti yaitu :

1. Untuk menghasilkan LKS PKn Kelas IX semester ganjil agar memenuhi

prinsip relevansi, ketepatan dan konsistensi maka guru perlu melakukan

perubahan subtansi materi terhadap LKS yang telah disusun sebelumnya

secara berkesinambungan.

2. Berhubungan dengan sasaran evaluasi kognitif, afektif dan psikomotorik maka

guru perlu mengembangkan soal-soal yang sesuai dengan kompetensi dasar

dan sesuai dengan perkembangan Ilmu PKn untuk perubahan evaluasi dalam

LKS yang akan disusun.

3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk kompetensi-kompetensi yang lain, sehingga

bisa dianalisis bahan ajar lain yang digunakan oleh guru-guru PKn.