perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.acperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i...

161
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i MANAJEMEN CSR MELALUI PROGRAM KEMITRAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT SUB AREA PT.TELKOM,Tbk SOLO Oleh EVI YULIANTI D0107009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.acperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i...

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    i

    MANAJEMEN CSR MELALUI PROGRAM KEMITRAAN OLEH COMMUNITY DEVELOPMENT SUB AREA PT.TELKOM,Tbk SOLO

    Oleh

    EVI YULIANTI

    D0107009

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

    Sarjana Strata Satu Jurusan Ilmu Administrasi

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2011

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ii

    HALAMAN PERSETUJUAN

    Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

    Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Dosen Pembimbing

    Dra. Sri Yuliani, M.Si NIP. 19601009 198601 1

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iii

    HALAMAN PENGESAHAN

    Skripsi ini Telah Diuji dan Disahkan Oleh Panitia Ujian Skripsi

    Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sebelas Maret

    Surakarta

    Pada hari :

    Tanggal :

    Panitia Penguji :

    1. Dra. Hj. Lestariningsih, M.Si ( ) NIP. 195310091980032003

    2. Drs. Ali, M.Si ( ) NIP.195408301985031002

    3. Dra. Sri Yuliani, M.Si ( ) NIP. 19601009 198601 1

    Mengetahui,

    Dekan

    Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

    Universitas Sebelas Maret Surakarta

    Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 195408051985031002

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Skripsi ini kupersembahkan kepada:

    Allah SWT, Sang Maha Penghendak atas segala

    sesuatu, serta pemilik segala rahasia.

    Mama tercinta, Kakak ku tercinta Mas Iwan, Andri,

    Ipin, Mbak Atik, Desy, Adaw dan Istiqomah atas

    segala dukungan, semangat serta kasih sayang, dan doa

    yang tak pernah terputus yang senantiasa diberikannya.

    Alm. Ayahanda, karenamu aku bisa mengerti dan kuat

    menjalani kehidupan ini.

    Keponakan ku Azhar .

    Muhammad Taufik, yang menyemangati dan menasehati

    tiada henti.

    Sahabat ku Ratna, Atik, Fitri.

    5 Sekawan dan seperjuangan Chintya, Tika, Dian, Tyas.

    Teman-temanku sepermainan Santi, Novita,dan seluruh

    teman-teman AN 2007 Kelas A.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    v

    MOTTO

    Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah

    selesai dari satu urusan maka kerjakan urusan selanjutnya dengan sungguh‐

    sungguh dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

    (Q.S.Al Insyirah: 6‐8)

    “Man Jadda Wa Jada”

    (barangsiapa bersungguh‐sungguh pasti dapat)

    Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi

    pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus

    belajar, akan menjadi pemilik masa depan.

    (Mario Teguh)

    We Life, We Learn, We Try Hard, We Pray, We Success.

    Jenius adalah 1% inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat

    menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

    kesempatan bertemu dengan kesiapan.

    (Thomas A Edison)

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vi

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirahmanirrahim

    Assalamu’alaikum Wr.Wb

    Alhamdulillahi rabbil’aalamin, segala puji syukur penulis panjatkan

    kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis

    dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Manajemen CSR melalui Program

    Kemitraan Oleh CDSA Telkom Solo”. Penulisan skripsi ini merupakan upaya

    penulis untuk memenuhi salah satu syarat ujian akhir untuk memperoleh gelar

    Sarjana Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    Penulis menyadari bahwa sejak awal hingga selesainya penulisan skripsi

    ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan berbagai pihak. Oleh karena itu

    dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

    kasih kepada:

    1. Ibu Dra. Sri Yuliani, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah

    membimbing dengan sabar, memotivasi, serta memberi banyak masukan

    selama ini sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

    2. Bpk. Drs. Sudarto, M.Si, selaku Pembimbing Akademik yang selalu

    memberikan nasehat serta bimbingan selama penulis menempuh kuliah.

    3. Bpk. Prof. Drs. Pawito, Ph.d, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

    Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    vii

    4. Segenap Dosen Jurusan Ilmu Administrasi FISIP UNS, yang telah

    mencurahkan ilmunya

    5. Bapak Agus Suhartanto, selaku Manager CD Area IV Jateng & DIY yang

    telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi

    ini.

    6. Bapak Agus M.Munajat selaku OFFICER 1- PKBL CDSA Telkom Solo yang

    telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi

    ini.

    7. Bapak Irsan Gunardi selaku OFFICER-2 PKBL CDSA Telkom Solo yang

    telah memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi

    ini.

    8. Ibu Rahma sovia selaku Administrasi CDSA Telkom Solo yang telah

    memberikan kesempatan dan kemudahan di dalam penyusunan skripsi ini.

    9. Bapak Mintorogo,SE, Bapak Budi Santoso, Bapak Basuki, Bapak Sumartoyo,

    Bapak M.Nur Wathoni, Bapak Suwarno, Ibu Indarwati, Ibu Agnes Sri

    Widyaningsih selaku mitra binaan program kemitraan CDSA Telkom Solo

    atas kesediaan pemberiaan informasi yang penulis butuhkan dalam

    penyusunan skripsi ini.

    10. Seluruh teman-teman Administrasi Negara angkatan 2007.

    11. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

    membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang menuju ke arah perbaikan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    viii

    skripsi ini akan penulis perhatikan. Meskipun demikan, penulis berharap agar

    penelitian ini dapat dijadikan bagi penelitian selanjutnya yang lebih mendalam

    dan dapat memberikan manfaat bagi siapa pun yang membutuhkan.

    Wassalamu’alaikum Wr.Wb

    Surakarta, 27 Juli

    2011

    Evi Yulianti

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    ix

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

    HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv

    HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v

    KATA PENGANTAR...................................................................................... vi

    DAFTAR ISI..................................................................................................... vii

    DAFTAR GAMBAR........................................................................................ ix

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ x

    ABSTRAK ........................................................................................................ xii

    ABSTRACT...................................................................................................... xiv

    BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

    A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

    B. Perumusan Masalah ............................................................................ 13

    C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 13

    D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 13

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 15

    A. Manajemen ........................................................................................ 15

    1. Perencanaan......................................................................................... 16 2. Pengorganisasian ................................................................................. 17 3. Penggerakkan/Pelaksanaan.................................................................. 19 4. Pengendalian/ Evaluasi........................................................................ 22

    B. Konsep Corporate Social Responsibility......................................... 24

    C. Program Kemitraan.......................................................................... 29

    D. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CSR Program

    Kemitraan .......................................................................................... 33

    E. Manajemen CSR melalui Program Kemitraan.............................. 39

    F. Kerangka Berfikir............................................................................. 43

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    x

    BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 46

    A. Jenis Penilitian .................................................................................. 46

    B. Lokasi Penelitian .............................................................................. 47 C. Jenis dan Sumber Data .................................................................... 47

    D. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 49

    E. Analisis Data. .................................................................................... 50

    F. Validitas Data ................................................................................... 54

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 55

    I. Deskripsi CDSA Telkom Solo................................................................ 55

    A. Sejarah Telkom ................................................................................. 55

    B. Visi dan Misi PT.Telkom.................................................................. 57

    C. Logo PT.Telkom................................................................................ 58

    D. Profile PT.Telkom............................................................................. 60

    E. Tujuan Perusahaan........................................................................... 61 F. Lokasi Community Development Sub Area PT.Telkom............... 62

    G. Visi, Misi dan Strategi CDC PT.Telkom......................................... 62

    H. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ............................. 62

    I. Tujuh pilar Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ........................... 63

    J. Penghargaan Tanggung Jawab Sosial PT.Telkom ........................ 66 II. Pembahasan............................................................................................. 67

    A. Perencanaan Program Kemitraan CDSA Telkom Solo ...................... 67

    B. Pengorganisasian Program Kemitraan CDSA Telkom Solo............... 74

    C. Pelaksanaan Kegiatan Program Kemitraan CDSA Telkom Solo ....... 84

    D. Pengawasan / Evaluasi Kegiatan Program Kemitraan CDSA Telkom

    Solo ..................................................................................................... 121

    III. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan proram kemitraan di

    CDSA Telkom Solo .................................................................................. 129

    BAB V PENUTUP......................................................................................... 136

    Kesimpulan .................................................................................................... 136

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xi

    Saran .............................................................................................................. 142

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xii

    DAFTAR TABEL

    TABEL 1.1 Penyaluran Dana Kemitraaan triwulan I- IV /2009 CDSA PT.TELKOM,tbk Solo............................................................ 6

    TABEL 4.1 Laporan PKBL(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010 ………………………………………………………………..... 65

    TABEL 4.2 Rencana Kegiatan Program Kemitraan Community Development Sub Area Telkom Solo Tahun 2010-2011.……………………. 72

    TABEL 4.3 Penyaluran Dana Program Kemitraan CDSA Telkom Solo Tahun 2004 - Triwulan I/Maret 2011.............................................. 90

    TABEL 4.4 Data Proposal Pengajuan Program Kemitraan CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I/ 2011………………………………… 92

    TABEL 4.5 Daftar Usulan Penetapan Calon Mitra Binan CD Sub Area Solo Bulan Maret Triwulan I/ 2011…………………………………. 95

    TABEL 4.6 Penyaluran Dana Program Kemitraan CD Sub Area Solo Bulan Maret / Triwulan I/ 2011……...……………………………….. 97

    TABEL 4.7 Tunggakan angsuran pinjaman Program Kemitraan CDSA Telkom Solo. Per Triwulan I/ Maret 2011……………………………...108

    TABEL 4.8 Kegiatan Pembekalan CD Sub Area Solo Tahun 2010- Triwulan I/ 2011……………………………………………………………. 110

    TABEL 4.9 Kegiatan Pelatihan CD Sub Area Telkom Solo Pada Tahun 2010- Triwulan-I 2011……………………………………………….. 113

    TABEL 4.10 Kegiatan Pameran CD Sub Area Telkom Solo Pada Tahun 2010- Triwulan-I……………………………………………….…...... 116

    TABEL 4.11 Laporan Perolehan Kinerja NPL & Collection CD Sub Area Telkom Solo Periode Januari- Desember 2010……….…................................................................... 124

    TABEL 4.12 Laporan Tahunan Kegiatan Program Kemitraan CD Sub Area Telkom Solo Triwulan I-IV Tahun 2010………………..…… 124

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiii

    DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN

    Gambar2.1 Kerangka Berfikir…………................................................... 44

    Gambar 3.1 Model Analisa Interaktif………..………………………........... 53

    Gambar 4.1 Logo PT.Telekomunikasi Indonesia……………..…………….. 58

    Bagan 4.1 Struktur Organisasi CDC PT.Telekomunikasi Indonesia.…... 75

    Bagan 4.2 Struktur Organisasi CDSA Telkom Solo………………..…….. 80

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xiv

    ABSTRAK Evi Yulianti, D0107009, Manajemen CSR melalui program kemitraan oleh Community Development Sub Area PT.Telkom,tbk Solo, Skripsi, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.

    CSR Program Kemitraan PT. Telkom, Tbk. bertujuan untuk mengembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi tangguh dan mandiri.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen CSR/PKBL melalui program kemitraan oleh CDSA Telkom Solo serta faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program kemitraan.

    Penelitian ini adalah jenis penelitian studi deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk meggambarkan dan menganalisa data secara mendalam. Lokasi penelitian berlokasi di CDSA Telkom Solo.Pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi, wawancara dan study dokumentasi (telaah dokumen). Validitas data menggunakan teknik pengujian triangulasi data, yaitu triangulasi sumber. Analisa data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen CSR/PKBL melalui program kemitraan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan secara umum telah dilaksanakan. Perencanaan program kemitraan dilaksanakan oleh CDC pusat Telkom Bandung dan CD Area menggunakan pendekatan Bottom up yang melibatkan stakeholders internal, yaitu karyawan, direksi,serta stakeholders eksternal yaitu pemegang saham, masyarakat, dan pemerintah. Kegiatan perencanaan meliputi penyusunan rencana kegiatan dan kerja anatara lain: kegiatan penyaluran, pembinaan dan pelatihan serta menentukan sasaran dan tujuan. Setelah rencana ditetapkan tahap selanjutnya adalah sosialisasi kegiatan melalui media internet. Pengorganisasian, stuktur organisasi garis komando dilakukan oleh SGM CDC Pusat kepada Manager Area yang dilanjutkan kepada Officer CDSA sebagai pelaksana. Dalam pelaksanaan penggerakkan terdapat beberapa kegiatan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program kemitraan adalah pemberian bantuan pinjaman dan bantuan dana hibah/ khusus pada mitra binaan berupa pembinaan sebagai pendampingan. Pengawasan program kemitraan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung oleh CDSA Telkom Solo kepada mitra binaan dengan melakukan tinjauan langsung, kegiatan sarasehan, dan pengumpulan laporan keuangan usaha setiap triwulan. Dalam pelaksanaan program kemitraan di CDSA Telkom Solo terdapat beberapa faktor yang menghambat antara lain: kapasitas masyarakat, yaitu kurangnya inovasi dan kreatifitas mitra binaan dalam mengembangkan usaha, kurangnya kesadaran mitra

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xv

    binaan yang macet untuk menyelesaikan kewajiban membayar pinjaman kepada perusahaan, terbatasnya jumlah dana target penyaluran yang tersedia yang menyebabkan tidak semua calon mitra binaan yang mengajukan pinjaman dapat terpenuhi, teknologi system komputerisasi yang sering eror sehingga menghambat pekerjaan petugas dalam mengolah data, sertabencana alam yang dapat menyebabkan kebangkrutan usaha mitra binaan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    xvi

    ABSTRACT

    Evi Yulianti, D0107009. CSR management through partnership program by Community Development of Sub Area PT. Telkom Tbk Solo. Thesis, Administration Department, Social and Political Sciences Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, 2011.

    CSR of Partnership Program of PT. Telkom Tbk aims to develop the potential of small-scale business and cooperative into the firm and independent ones. This research aims to find out the management of CSR/PKBL through the partnership program by CDSA of Telkom Solo as well as the factors inhibiting the implementation of partnership program.

    This research belongs to a descriptive qualitative study taken place in CDSA Telkom Solo. The data collection was done using observation, interview and document study technique. Data validation was done using data and source triangulations technique. The data analysis was done through three stages: data reduction, data display and conclusion drawing or verification.

    The result of research shows that the CSR/PKBL management through the partnership program including planning, organizing, implementing, and overseeing has been generally implemented. The partnership program planning is done by central CDC of Telkom Bandung and CD area using Bottom-up approach involving internal stakeholders such as employees, director board, as well as external stakeholder such as shareholders, society, and government. The planning activity includes arranging the activity and work plan encompassing: distribution, counseling and training activity as well as target and objective determination. After the plan is determined, the next stage is socialization of activity through internet media. Organizing, the command line organizational structure is done by SGM of Central CDC to the Area Manager forwarded to the Officer of CDSA as the executor. In implementing the mobilization, there are several activities. The activity carried out in partnership program includes the loan and special grant giving to built partner in the form of counseling. The partnership program overseeing is done both directly and indirectly by CDSA of Telkom Solo to the built partner by direct observation, gathering, and by compiling the financial quarterly statement compilation. In implementing the partnership program in CDSA of Telkom Solo, there are several factors affecting: society capacity including the lack of innovation and creativity among the built partner in developing business, the lack of built partners who do not fulfill their obligation of repaying their loan to the company, the limited amount of available distribution target leading to not all prospective built partners applying credit can be fulfilled, the frequently troubled computerization system technology so that it inhibits the officer’s work in processing data, as well as natural disaster that can result in built partner’s business bankruptcy.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Eksistensi suatu perusahaan tidak bisa dipisahkan dari masyarakat

    sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resipirokal (timbal balik)

    antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan dan masyarakat adalah

    pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

    harmonisasi keduanya akan menentukan keberhasilan pembangunan bangsa.

    Dua aspek penting harus diperhatikan agar tercipta kondisi sinergis antara

    keduanya sehingga keberadaan perusahaan membawa perubahan ke arah

    perbaikan dan peningkatan taraf hidup masyarakat.

    Dari aspek ekonomi, perusahaan harus berorientasi untuk mendapatkan

    keuntungan (profit) dan dari aspek sosial, perusahaan harus memberikan

    kontribusi secara langsung kepada masyarakat yaitu meningkatkan kualitas

    kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Perusahaan tidak hanya dihadapkan

    pada tanggung jawab yang berpijak pada perolehan keuntungan/ laba

    perusahaan semata, tetapi juga harus memperhatikan tanggung jawab sosial dan

    lingkungannya. Jika masyarakat (terutama masyarakat sekitar) menganggap

    perusahaan tidak memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya serta tidak

    merasakan kontribusi secara langsung bahkan merasakan dampak negatif dari

    beroperasinya sebuah perusahaan maka kondisi itu akan menimbulkan resistensi

    masyarakat atau gejolak sosial. (Jurnal Implementasi CSR untuk mendukung

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    2

    pembangunan berkelanjutan, Vol 4 No.2 hal 123-130.2008). Komitmen

    perusahaan untuk berkontribusi dalam pembangunan bangsa dengan

    memperhatikan aspek financial atau ekonomi, sosial, dan lingkungan itulah

    yang menjadi isu utama dari konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

    demi tercapainya sebuah keseimbangan dunia usaha antara pelaku dan

    masyarakat sekitar, yang menuntut para pelaku bisnis dan perusahaan untuk

    menjalankan usahanya dengan semakin bertanggung jawab.

    Perubahan lingkungan yang sangat dinamis, baik yang dipicu oleh

    kekuatan lingkungan eksternal maupun internal telah memaksa para pelaku

    bisnis untuk tidak saja harus selalu meningkatkan laba dan kinerja, tetapi juga

    harus peduli terhadap problem sosial. Semakin besarnya kekuasaan para pelaku

    bisnis membawa dampak yang sangat signifikan terhadap kualitas kehidupan

    manusia, baik individu, masyarakat, maupun seluruh kehidupan ini. Fenomena

    inilah yang menjadi isu tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social

    Responsibility (CSR) sebagai sebuah gagasan menjadikan perusahaan tidak lagi

    dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu

    nilai perusahaan (corporate value) yang menekankan bahwa tanggung jawab

    bukan lagi sekedar aktivitas ekonomi atau kondisi keuangannya (financial) saja

    untuk menciptakan profit demi kelangsungan bisnis. Tetapi tanggung jawab

    perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines, yaitu juga memperhatikan

    masalah sosial dan lingkungan. Kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin

    nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable), tetapi juga

    memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    3

    Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan Corporate Social

    Responsibility (CSR) ini menjadi tren global seiring dengan semakin

    maraknya kepedulian masyarakat global terhadap perusahaan yang

    memperhatikan kaidah-kaidah sosial, lingkungan hidup dan prinsip-prinsip

    HAM.

    Corporate Social Responsibility (CSR) kini dianggap penting untuk

    menjembatani dan memperkecil jurang antara lapisan masyarakat kaya dan

    miskin di berbagai pelosok dunia. Teorinya sederhana, bahwa tidak ada

    perusahaan yang dapat maju apabila berada di tengah masyarakat miskin atau

    di lingkungan yang tidak menunjang eksistensinya. “Forum Ekonomi Dunia

    melalui Global Govermance Initiative menggelar World Business Council For

    Sustainablle Development di New York pada tahun 2005, salah satu deklarasi

    penting disepakati bahwa CSR jadi wujud komitmen dunia usaha untuk

    membantu PBB dalam merealisasikan Millennium Development Goalds

    (MDGs). Adapun tujuan utama MDGs adalah mengurangi separuh kemiskinan

    dan kelaparan ditahun 2015. Pantas untuk dicatat tujuan ini jelas sangat berat,

    mengingat pertumbuhan dunia bisnis terus meningkat, tetapi kemiskinan justru

    bertambah. Human Depelopment Report tahun 2005 (HDR) melaporkan, 40%

    penduduk dunia atau 2,5 milyar jiwa hidup dengan upah dibawah US$

    2/hari/kapita. Total upah ini nilainya setara dengan 5% pendapatan dunia,

    setiap hari 1200 anak-anak mati karena kelaparan. HDR mensinyalir 10%

    orang terkaya di dunia menguasai 54% total pendapatan dunia yang 500 orang

    dari 10% terkaya itu, hartanya lebih besar ketimbang kekayaan 416 juta

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    4

    penduduk termiskin (Jurnal Sosioteknologi Edisi 12 Tahun 6, Desember 2007.

    Chairil N. Siregar). Untuk mengatasi kemiskinan ini pihak perusahaan perlu

    menyisihkan uang dari keuntungan yang diperoleh tetapi bukan dimasukan

    kedalam biaya investasi yang harus ditanggung pemerintah.Penerapan CSR

    sebagai sebuah sebuah standar beroperasinya perusahaan dapat menjadi salah

    satu jalan atau upaya untuk tutur mengurangi dari dampak masalah tersebut.

    Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan

    perwujudan komitmen yang dibangun oleh perusahaan untuk memberikan

    kontribusi pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan.

    Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia bukan lagi

    merupakan discretionary businesss practice, melainkan pelaksanaannya sudah

    diatur oleh undang-undang (bersifat mandatory). Corporate Social

    Responsibility sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 74 ayat 1-4

    dijelaskan sebagai berikut:

    1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau

    berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

    jawab sosial dan lingkungan.

    2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan

    diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya

    dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    5

    3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaiamana

    dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan.

    4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan

    lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Bagi pemerintah Indonesia, istilah CSR lebih dikenal dengan istilah

    kemitraan dan bina lingkungan. Hal yang terkait dengan pengembangan usaha

    kecil terdapat pada bidang kemitraan sedangkan mengenai lingkungan

    masyarakat (seperti: bantuan bencana alam, bantuan kesehatan, bantuan sarana

    umum dsb) terdapat pada bidang bina lingkungan. Dalam PER-05/MBU/2007

    pasal 2 dinyatakan bahwa ; (1) Perum dan persero wajib melaksanakan

    program kemitraan dan program bina lingkungan dengan memenuhi

    ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan ini, (2) Persero Terbuka

    dapat melaksanakan program kemitraan dan program bina lingkungan dengan

    berpedoman pada peraturan ini yang ditetapkan berdasarkan keputusan Rapat

    Umum Pemegang Saham (RUPS).

    CSR yang ditekankan dalam peraturan diatas merupakan pelaksanaan

    bidang kemitraan dan bina lingkungan yang memiliki tujuan yang berbeda.

    Bina lingkungan lebih kepada permasalahan lingkungan hidup yang bersifat

    filantropis, sedangkan bidang kemitraan lebih kepada pemberdayaan ekonomi

    lokal yang bersifat peningkatan kapasitas. Yang menjadi fokus dalam

    penelitian ini adalah pelaksanaan pada bidang kemitraan yang memiliki tujuan

    pemberdayaan ekonomi lokal. Pemberdayaan ekonomi lokal berarti

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    6

    memampukan masyarakat sekitar agar dapat mandiri secara ekonomi atau

    setidak-tidaknya memberikan pemacu agar terjadi perkembangan ekonomi di

    daerah tersebut.

    Pemberdayaan ekonomi lokal ini menjadi sangat penting karena sektor

    usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor yang memiliki peranan

    penting di dalam perekonomian Indonesia. Kemampuannya untuk tetap

    bertahan di masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UKM ini

    merupakan bagian dari sektor usaha yang cukup tangguh. Setidaknya terdapat

    tiga alasan yang mendasari Negara berkembang belakangan ini memandang

    penting keberadaan UKM (Berry,dkk,2001). Alasan pertama adalah karena

    kinerja UKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan tenaga kerja yang

    produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya, UKM sering mencapai

    peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi.

    Ketiga adalah karena sering diyakini bahwa UKM memiliki keunggulan dalam

    hal fleksibilitas ketimbang usaha besar.

    Kuncoro (2002: 183) menyebutkan bahwa usaha kecil dan usaha

    rumah tangga di Indonesia telah memainkan peran penting dalam menyerap

    tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan mendukung pendapatan

    rumah tangga. Sebagai gambaran, walaupun secara rata-rata selama periode

    1997-2005 sektor UKM memberikan kontribusi terhadap output nasional

    hanya sebesar 56,4% tetapi kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja

    mencapai hingga 98%. Menurut Hoselitz (1959), Sektor UKM di negara

    berkembang merupakan sektor yang labor intensive sehingga sektor ini

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    7

    diharapkan dapat mengatasi masalah pengangguran di Negara berkembang.

    Selain labor intensive, UKM sering dikenal sebagai mesin pertumbuhan

    ekonomi, banyak sisi kebaikan yang dapat diambil dari UKM khususnya

    dalam mendorong pembangunan di negara-negara berkembang.

    Dengan banyaknya keuntungan inilah, maka CSR bidang kemitraan

    haruslah sangat diperhatikan pelaksanaannya baik oleh pemerintah maupun

    oleh perusahaan-perusahaan besar. Tetapi selain kebaikan-kebaikan yang

    dimiliki oleh usaha kecil dan menengah, usaha kecil juga dihadapi berbagai

    persoalan-persoalan. Persoalan utama yang dihadapi usaha kecil di Indonesia

    yaitu (Hasfah,2004:116):

    1) Faktor Internal

    1. Kurangnya permodalan;

    2. Sumber daya manusia terbatas kemampuannya dalam manajemen

    karena pendidikan yang rendah;

    3. Lemahnya jaringan usaha dan kemampuan penetrasi pasar, karena

    produk yang dihasilkan umumnya jumlahnya sangat terbatas dan

    mempunyai kualitas yang kurang kompetitif.

    2) Faktor Eksternal

    1. Iklim usaha yang belum kondusif karena masih terlihat adanya

    persaingan kurang sehat antara pengusaha kecil dan pengusaha

    besar.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    8

    2. Terbatasnya sarana dan prasarana usaha karena kurangnya akses

    terhadap informasi dan perkembangan teknologi.

    3. Implikasi perdagangan bebas dengan adanya AFTA tahun 2003

    dan AOEC tahun 2020 serta standar kualitas produk harus

    memenuhi ISO 9000 maupun isu lingkungan (IS0 14000), maka

    usaha kecil dan menengah makin sulit bersaing di pasar global,

    karena peraturan-peraturan tersebut sering digunakan oleh Negara

    maju secara tidak fair dalam bentuk non tariff barier to trade.

    4. Sifat produk dengan lifetime pendek.

    5. Terbatasnya akses pasar.

    Kelemahan-kelemahan ini haruslah diperhatikan oleh perusahan besar

    agar dapat diatasi sehingga dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat.

    Untuk itu salah satu perusahaan yang menerapkan CSR adalah

    PT.TELKOM,tbk sebagai suatu perusahaan BUMN di Indonesia. TELKOM

    telah memiliki klasifikasi program TELKOM CSR dalam 7 (tujuh pilar

    program yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan,

    layanan umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.

    Diantara ketujuh pilar program CSR tersebut, peneliti tertarik untuk

    mengetahui lebih lanjut tentang manajemen pelaksanaan CSR dalam program

    kemitraan, khususnya yang dilaksanakan oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.

    Ketertarikan ini didasari karena program kemitraan merupakan kegiatan

    pemberdayaan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan mandiri,

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    9

    sehingga dirasa relevan dengan banyaknya industri dan usaha-usaha kreatif

    yang semakin berkembang di kota Solo.

    Melihat perkembangan Usaha kecil dan menengah (UKM) di Solo

    tumbuh hingga 200% pada awal tahun 2011. Pesatnya pertumbuhan ini dipacu

    kondisi ekonomi yang membaik dan iklim usaha yang semakin kondusif. Hal

    ini tidak terlepas dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahan-perusahan.

    Seperti yang disampaikan Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia

    (HIPMI) Solo, Farid Sunarto, di sela Kongres Nasional dan launching

    ASPAPI:

    “Jika melihat iklim usaha yang kian kondusif. Tingkat pertumbuhan UKM sangat signifikan sampai hingga dua ratus persen. Berarti iklim usaha di Solo sangat baik. Dilihat dari interaksi sektor-sektor tertentu yang bergerak dinamis,” (http//: www.Seputar Solo.com, 29 Maret 2011).

    Hal ini juga ditambahkan oleh Bapak Jokowi sebagai walikota, dalam

    acara Seminar Academic Corner di FISIP UNS pada tanggal 28 Juni 2011

    berikut penuturannya:

    “Perkembangan UKM di Kota Solo merupakan salah satu penyumbang APBD terbesar dibandingkan sektor lain, untuk tahun 2010 UKM, memberikan 19,2 Milyar, sehingga kota Solo diharapkan dapat menjadi kota UKM.”(Seminar Academic Corner FISIP UNS, 28 Juni 2011).

    Dengan melihat pertumbuhan UKM yang pesat di Kota Solo, model

    CSR/PKBL bidang program kemitraaan sangat tepat diterapkan untuk lebih

    memacu pertumbuhan UKM di Kota Solo. Bukti nyata Tanggung Jawab

    Sosial PT.Telkom,tbk Solo yang relatif penting yaitu kepada masyarakat

    melalui CSR program kemitraan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    10

    Program kemitraan TELKOM bertujuan untuk mendorong kegiatan

    atau pertumbuhan ekonomi dan terciptanya pemerataan pembangunan melalui

    perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha, serta peningkatan taraf

    hidup masyarakat, baik antara perusahaan dan mitra binaan maupun antar

    mitra binaan sehingga membawa manfaat bagi kelangsungan usaha. Oleh

    karena itu, perlu dikembangkan potensi usaha kecil dan koperasi agar menjadi

    tangguh dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat

    serta mendorong tumbuhnya kemitraan antara usaha besar (BUMN) dengan

    usaha kecil dan koperasi,.

    Selain itu, TELKOM juga memberikan bantuan dana bergulir terhadap

    pengusaha kecil. Dana yang diberikan oleh TELKOM ini diharapkan dapat

    dimanfaatkan untuk meningkatkan modal dan investasi. Disamping mengejar

    pemasukan uang (revenue), PT.TELKOM,tbk menyisihkan sebagian labanya

    guna membantu pemberdayaan komunitas masyarakat (community) dalam

    program kemitraan dengan usaha kecil (mikro). Dalam triwulan I-IV/2009

    PT.TELKOM,tbk Solo telah menggulirkan dana bergulir untuk dialokasikan

    kepada 1064 orang mitra binaan CDSA TELKOM Solo yang lolos seleksi.

    Total dana yang disalurkan dalam triwulan I-IV/2009 sebesar

    RpRp.19.913.400.000,- dengan perincian pada tabel berikut:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    11

    Tabel 1.1

    Penyaluran Dana Kemitraaan triwulan I- IV /2009 CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.

    No Segmen Jumlah mitra binaan

    Jumlah dana

    1 Industri 117 Rp.2.521.500.000 2 Perdagangan 500 Rp.8.966.500.000 3 Jasa 395 Rp.7.386.100.000 4 Pertanian 6 Rp.60.000.000 5 Peternakan 38 Rp.658.800.000 6 Perikanan 2 Rp.70.500.000 7 Lainnya 6 Rp.250.000.000 Jumlah 1064 Rp.19.913.400.000

    (Sumber: SIMPK CDSA Telkom Solo)

    Dengan adanya bantuan pinjaman program kemitran yang telah

    digulirkan oleh CDSA Telkom Solo diharapkan dapat membantu untuk

    memberdayakan dan membantu UKM di sekitar wilayah operasional

    PT.Telkom Solo . Sehingga untuk menjamin eksekusi dan keberhasilan program

    kemitraan maka dibutuhkan sebuah manajemen yang baik dalam pengelolaan.

    Dengan melihat latar belakang yang ada, penelitian ini akan melihat

    bagaimana manajemen CSR melalui program kemitraan oleh CDSA

    PT.TELKOM,tbk Solo serta faktor-faktor yang mempengaruhinya untuk

    meningkatkan kemampuan usaha kecil dan menengah agar menjadi tangguh dan

    mandiri yang berada di sekitar wilayah operasi CDSA PT.TELKOM,tbk Solo.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    12

    B. Rumusan Masalah.

    Berdasarakan latar belakang yang dipaparkan penulis, maka penulis

    merumuskan masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana manajemen CSR program kemitraan yang dilaksanakan

    oleh CDSA PT.TELKOM,tbk Solo ?

    2. Hambatan apa sajakah yang yang mempengaruhi pelaksanaan dari

    CSR program kemitraan di CDSA PT.TELKOM,tbk Solo?

    C. Tujuan Penelitian.

    1. Mengetahui manajemen pelaksanaan CSR, melalui program kemitraan

    oleh Community Development Sub Area Telkom Solo.

    2. Menguraikan dan menjelaskan faktor-faktor yang menghambat

    pelaksanaan CSR melalui program kemitraan oleh Community

    Development Sub Area Telkom Solo.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

    baik secara akademis maupun praktis yaitu :

    1. Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan tambahan

    informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam studi

    Administrasi Negara, khususnya studi mengenai tanggung jawab sosial

    perusahaan (CSR) serta peranannya dalam peningkatan dan

    kemakmuran rakyat melalui program kemitraan di CDSA

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    13

    PT.TELKOM,tbk Solo khususnya dan perusahaan - perusahaan

    lainnya yang memiliki tanggung jawab sosial (CSR) terhadap

    pengembangan masyarakat.

    2. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan dan

    pemahaman penulis mengenai tanggung jawab sosial perusahaan

    (CSR) di CDSA PT.TELKOM, Solo khususnya dan perusahaan –

    perusahaan lainnya pada umumnya.

    3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

    bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan khususnya

    PT.TELKOM,tbk Solo, Pemerintah dan masyarakat mengenai

    tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang diperlukan guna

    menunjang proses pengembangan masyarakat melalui kegiatan

    program kemitraan di wilayah kerja khususnya CDSA

    PT.TELKOM,tbk Solo secara khusus dan masyarakat Indonesia secara

    keseluruhan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Manajemen

    Manajemen pada dasarnya adalah merupakan proses kegiatan yang

    harus dilakukan dengan menguraikan cara-cara pemikiran yang ilmiah

    maupun praktis untuk mencapai tujuan yang akan ditetapkan dengan melalui

    kerjasama orang-orang lain dengan menggunakan sumber-sumber yang

    tersedia dengan cara yang setepat-tepatnya. Manajemen pada hakekatnya

    adalah “achieving goals through others”, pencapaian tujuan dengan melalui

    kegiatan orang lain. Sedangkan George R. Terry mendefinisikan manajemen

    adalah pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

    menggunakan bantuan orang lain (Nawawi 2000:36).

    Demikian pula Drucker telah merumuskan pengertian bahwa:”

    Manajemen adalah kegiatan spesifik dalam menggerakkan sejumlah orang

    agar berlangsung efektif dalam mencapai tujuan organisasi dan organisasi

    menjadi produktif” (Nawawi 2000:36).

    Pengertian tentang manajemen begitu luas, sehingga dalam

    kenyataanya tidak ada definisi yang digunakan secara konsisten oleh semua

    orang. Antara ahli yang satu dengan ahli yang lain mempunyai batasan yang

    beragam dan sudut pandang yang berbeda. Menurut Luke C. Ng dalam

    Journal of Management Development, Volume: 30, Issue: 1(2011)

    menyatakan bahwa “Management means “getting things done effectively

    through people”. This implies the importance of leadership and people skills

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    15

    in management practice to achieve optimal results”. (Manajemen berarti

    “melaksanakan berbagai hal secara efektif melalui orang lain”. Ini

    menyiratkan pentingnya kepemimpinan dan ketrampilan orang-orang didalam

    praktek manajemen untuk mencapai hasil yang optimal”.)

    Dari definisi-definisi tersebut tampak ada beberapa kesamaan dasar

    yang dapat disimpulkan, yaitu manajemen merupakan kemampuan membuat

    orang lain melakukan kegiatan tertentu atau bekerja sesuai tujuan organisasi,

    dengan mengajak dan menggerakkannya agar bekerja sama secara efektif dan

    efisien.

    Menurut George R.Terry (1986:37), fungsi-fungsi manajemen terdiri

    dari empat macam yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian

    (organizing), menggerakkan (actuating), dan pengawasan (controlling).

    Dalam proses manajemen secara keseluruhan mencakup beberapa jenis

    aktivitas penting yang berorientasi pada tindakan untuk pelaksanaan/

    implementasi program.

    1. Perencanaan.

    Perencanaan adalah pemilihan sejumlah kegiatan untuk ditetapkan

    sebagai keputusan tentang apa yang harus dilakukan dan apa bagaimana

    melaksanakannya, serta siapa pelaksananya. Sondang P.Siagian

    mendifinisikan perancanaa merupakan usaha sadar dan pengambilan

    keputusan yang telah diperhitungkan secara sadar matang tentang hal-hal

    yang dikerjakan di masa depan dalam dan oleh suatu organisasi dalam

    rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (2004:36).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    16

    Hasibuan (1987) mendefinisikan rencana itu sendiri adalah sejumlah

    keputusan yang menjadi pedoman untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Fungsi perencanaan dalam manajemen merupakan merumuskan sasaran,

    menetapkan suatu strategi untuk mencapai sasaran ini, dan menyusun

    rencana guna mengintegrasikan dan mengkoordinasikan .

    Di dalam sebuah pelaksanaan dibutuhkan sebuah koordinasi yang

    baik, antar pelaksana. Sehingga dibutuhkan sebuah pengorganisasian

    (organizing) dan actuating yang mengintegrasikan dan mengkoordinasikan

    untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

    2. Pengorganisasian / Organizing.

    Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokkan

    orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan tanggung jawab

    sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan

    sebagai suatu yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian tujuan yang

    telah ditentukan sebelumnya (Siagian,2005:60). Kamus Besar Bahasa

    Indonesia, Edisi Ketiga, (2005:593). Coordinating: Suatu proses

    pengintegrasiaan kegiatan-kegiatan dan target/tujuan dari berbagai unit

    kerja dari suatu organisasi agar dapat mencapai tujuan secara efisien.

    (Keban,T,Yeremias,(2004:87). Tanpa koordinasi, individu-individu dan

    bagian-bagian yang ada akan bekerja menurut arah yang berlainan dengan

    irama/kecepatan yang berbeda-beda, masing-masing bekerja sesuai dengan

    kepentingannya yang pada akhirnya dapat mengorbankan kepentingan

    organisasi secara keseluruhan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    17

    George R.Terry (1986:233) juga mendefenisikan pengorganisasian

    sebagai tindakan-tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan

    yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama

    secara efisien dan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal

    melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna

    mencapai tujuan atau sasaran tertentu.

    Kemudian George R.Terry (1986:233) juga menambahkan bahwa

    salah satu tugas penting pengorganisasian adalah mengharmoniskan suatu

    kelompok orang-orang berbeda, mempertemukan macam-macam

    kepentingan dan memanfaatkan kemampuan-kemapuan kesemuanya

    kesuatu arah tertentu. Harapannya adalah tercapainya sinergisme

    (synergism) yang berarti tindakan-tindakan simultan unit individual atau

    yang terpisah yang bersama-sama menghasilkan suatu efek total yang

    lebih besar dibandingkan dengan jumlah komponen-komponen individual.

    George R.Terry (1986:233) mengungkapkan bahwa

    pengorganisasian menyebabkan timbulnya sebuah struktur organisasi yang

    dapat dianggap sebuah kerangka yang merupakan titik pusat sekitar apa

    manusia dapat menggabungkan usaha-usaha mereka dengan baik.

    Dengan adanya struktur organisasi maka akan dapat diterapkan

    siapa yang melaksanakan, bagaimana tugas akan dibagi, dan mekanisme

    koordinasi dan formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Dalam

    pembagian kerja tersebut akan tampak dengan jelas pengelompokkan

    tugas berdasarkan spesialisasi dan departemenisasi, hubungan dengan

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    18

    tugas-tugas, susunan hierarkis dan jangkauan wewenang, arus delegasi

    wewenang dan tanggung jawab serta memberikan stabilitas dan

    kontinuitas yang memungkinkan organisai mempertahankan keluar dan

    masuk orang-orang atau tenaga kerja serta mengkoordinasi hubungannya

    dengan lingkungannya.

    3. Menggerakkan/pelaksanaan (actuating)

    Usaha pengorganisasian tidak akan ada output konkrit sampai kita

    mengimplementasikan aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang

    diorganisasi berupa menggerakkan (actuating). Untuk itulah, diperlukan

    tindakan actuating atau usaha untuk menimbulkan action. Menggerakkan

    berhubungan erat dengan sumber daya manusia yang pada akhirnya

    merupakan pusat sekitar apa aktivitas-aktivitas manajemen berputar.

    Actuating merupakan usaha untuk menggerakkan anggota-anggota

    kelompok demikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk

    mencapai sasaran-sasaran perusahaan yang bersangkutan dengan sasaran-

    sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh para anggota itu ingin

    mencapai sasaran-sasaran tersebut (G.R.Terry,1986:313).

    Menurut Hadari Nawawi (2000:95), kegiatan

    pelaksanaan/actuating yaitu melakukan pengarahan (commanding),

    bimbingan (directing), dan komunikasi (commuinication) termasuk

    koordinasi.

    Pengarahan dan bimbingan adalah kegiatan menciptakan,

    memelihara, menjaga/mempertahankan dan memajukan organisasi melalui

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    19

    setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar langkah

    operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai tujuan organisasi (Hadari

    Nawawi, 2000:95). Dari pengertian tersebut terlihat bahwa di dalam setiap

    organisasi setiap personil melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan

    posisi/ jabatan sebagai unit satuan kerja, yang disebut jabatan struktural.

    Bilamana organisasi telah berfungsi, maka setiap personil telah siap

    melaksanakan tugas pokoknya sesuai dengan wewenang dan tanggung

    jawab masing-masing sehingga pelaksanaannya berlangsung secara

    efektif, efisien, dan terarah pada pencapaian tujuan organisasi.

    Kegiatan pengarahan dan bimbingan sebagai perwujudan fungsi

    pelaksanaan actuating dalam manajemen fungsional memerlukan

    penciptaan dan pengembangan komunikasi secara efektif dan efisien. Oleh

    karena itu komunikasi ditempatkan sebagai bagian dari fungsi actuating

    ini. Sehubungan dengan itu, komunikasi diartikan sebagai proses

    penyampaian dan penerimaan informasi yang menjadi salah satu sumber

    daya untuk menjaga, memelihara, memajukan dan pengembangan

    organisasi secara dinamis sesuai dengan tujuannya. Disamping itu

    komunikasi dapat juga diartikan sebagai proses penyampaian informasi

    berupa gagasan, pendapat, penjelasan, saran-saran dan lain-lain dari

    sumbernya kepada dan untuk memperoleh, mempengaruhi merubah

    respon penerima informasi sesuai dengan yang diinginkan sumber

    informasi (Hadari Nawawi, 2000:99).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    20

    Salah satu respon yang penting dalam menyampaikan informasi

    adalah kesediaan bekerjasama atau pemberian dukungan dari penerima

    informasi sesuai harapan sumber informasi dalam melaksanakan suatu

    pekerjaan atau menyelesaikan suatu masalah dilingkungan suatu

    organisasi. Hal itu juga menunjukkan bahwa komunikasi sangat penting

    artinya dalam menciptakan dan mengembangkan jaringan kerja (network)

    internal dan eksternal, yang berpengaruh pada kinerja organisasi dalam

    mewujudkan eksistensinya melalui pencapaian tujuannya.

    Di dalam komunikasi, termasuk juga di dalamnya koordinasi.

    Koordinasi diartikan sebagai proses atau rangkaian kegiatan

    menyelaraskan pikiran, pendapat, dan perilaku dalam mewujudkan

    wewenang dan tanggungjawab sesuai tugas pokok masing-masing, agar

    secara serentak terarah pada tujuan yang sama. Disamping itu koordinasi

    dapat diartikan juga sebagai upaya mewujudkan jaringan kerja (network)

    internal antar personil dan atau unit/satuan kerja di dalam suatu organisasi,

    dan dengan organisasi lain sebagai jaringan kerja (network) eksternal

    (Hadari Nawawi, 2000:87).

    Pelaksanaan program CSR bidang kemitraan melibatkan beberapa

    pihak, yaitu Perusahaan dan masyarakat calon penerima manfaat program

    CSR bidang kemitraan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan program CSR

    bidang kemitraan diperlukan beberapa kondisi yang akan menjamin

    terlaksananya pelaksanaan program CSR bidang kemitraan dengan baik.

    Kondisi pertama, pelaksanaan CSR bidang kemitraan memperoleh

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    21

    persetujuan dan dukungan dari para pihak yang terlibat. Kondisi kedua

    yang harus diciptakan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan program

    CSR adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship) di antara pihak-

    pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas

    koordinasi pelaksanaan program CSR. Kondisi ketiga adalah adanya

    pengelolaan program yang baik. Pengelolaan program yang baik hanya

    dapat terwujud bila terdapat kejelasan tujuan program, terdapat

    kesepakatan mengenai strategi yang akan digunakan untuk mencapai

    tujuan program dari pihak yang terlibat dalam pelaksanaan CSR bidang

    kemitraan.

    4. Pengawasan/ Evaluasi (Monitoring).

    Pengawasan/ Evaluasi (Monitoring) adalah aktifitas manajemen

    yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terkendali pelaksanaannya

    sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau

    hasil yang dikehendaki. Dalam pengendalian/ pengawasan berusaha untuk

    mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai. Dengan demikian pengawasan

    dapat didefinisikan sebagai proses untuk “menjamin” bahwa tujuan-tujuan

    organisasi dan manajemen tercapai. Hadari Nawawi (2005:115)

    mengemukakan pengawasan/control diartikan sebagai proses mengukur

    (measurement) dan menilai (evaluation) tingkat efektivitas kerja personil

    dan tingkat efisiensi penggunaan sarana kerja dalam memberikan

    kontribusi pada pencapaian tujuan organisasi.G.R.Terry (1986:387)

    memberi batasan tentang pengawasan atau controlling sebagai proses

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    22

    penentuan apa yang harus dicapai, yaitu standart: apa yang sedang dicapai,

    yaitu pelaksanaan: evaluasi terhadap pelaksanaan dan kalau perlu

    menerapkan ukuran-ukuran untuk koreksi sehingga pelaksanaan menjadi

    sesuai dengan rencana, yaitu persesuaiannya dengan standart.

    Robert J.Molker (1972:2) dalam pengantar manajemen Siswanto

    (2006:139) memberikan batasan pengendalian yang menekankan elemen

    esensial proses pengendalian dalam beberapa langkah. Batasan yang

    diajukan meliputi hal berikut:

    “Management control is a systematic effort to set performance standards with planning objectives, to design information feedback systems, to compare actual performance with these predetermined standards, to determine whether there are any deviations and to measure their significance, and to take any action required to assure that all corporate resources are being used in the most effective and efficient way possible in achieving corporate objectives.”Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistemayik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan. Dari penjelasan beberapa ahli tersebut, maka pengertian dari

    pengawasan yaitu usaha sadar dan sistematik untuk lebih menjamin bahwa

    semua tindakan operasional yang diambil dalam organisasi benar-benar

    sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

    B. Konsep Corporate Social Responsibility

    Konsep CSR sebagai salah satu tonggak penting dalam perjalanan

    manajemen korporat akan diuraikan mulai sejak lahir sampai dengan konteks

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    23

    kekinian. Tanggung jawab sosial Perusahaan (CSR) pertama kali muncul

    dalam diskursus resmi akademik sejak ditemukan tulisan Howard R.Bowen

    pada tahun 1953 (Carrol, 1999:270) (Kartini 2009:5) dalam karyanya Social

    Responbilities of the businessman.Pengakuan publik terhadap prinsip-prinsip

    Tanggung jawab Sosial Perusahaan (CSR) yang dikemukakan Bowen,

    membuat dirinya dinobatkan secara aklamasi sebagai “ The Father’s of

    Corporate Social Responbility” yang merumuskan konsep tanggung jawab

    sosial sebagai : “The Obligations of businessman to pursue those policies, to

    make those decisions, or to follow those line of action which are disrable in

    term of the objectivies and values of our society.”

    Steiner and Steiner (1994:105-110) dalam (Kartini 2009:5)

    memandang rumusan Bowen mengenai tanggung jawab sosial yang dilakukan

    oleh pelaku bisnis sebagai kelanjutan dari pelaksanaan berbagai kegiatan

    derma (charity) sebagai wujud kecintaan manusia terhadap sesama manusia

    (philantropi) yang banyak dilakukan oleh para pengusaha. Tanggung jawab

    sosial perusahaan (CSR) mengacu pada kewajiban pelaku bisnis untuk

    membuat dan melaksanakan kebijakan, keputusan, dan konsep tanggung

    jawab sosial perusahaan (CSR) mengandung makna, perusahaan atau pelaku

    bisnis umumnya memiliki tanggung jawab yang meliputi tanggung jawab

    legal, ekonomi, etis dan lingkungan. Lebih khusus lagi, tanggung jawab sosial

    perusahaan (CSR) menekankan aspek etis dan sosial dari perilaku korporasi,

    seperti etika bisnis, kepatuhan pada hukum, pencegahan penyalahgunaan

    kekuasaan dan pencaplokan hak milik masyarakat, praktik tenaga kerja yang

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    24

    manusiawi, hak asasi manusia, keamanan dan kesehatan, perlindungan

    konsumen, sumbangan sosial, standar-standar pelimpahan kerja dan barang,

    serta operasi antar negara. (Eddie Riyadi, Kompas22/3/2007).

    Menurut Rumusan CSR dari The World Business Council For

    Sustainable Development (WBCSD) in Fox, et al (2002), dalam (Wahyudi,

    2008:29) definisi CSR adalah:

    “corporate social responsibility is the continuing commitment by business to be have ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the locall community and society at large.”, yaitu komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komuniti-komuniti setempat (lokal) dan masyarakat secara keseluruhan dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan. Peningkatan kualitas kehidupan mempunyai arti adanya kemampuan manusia sebagai individu anggota masyarakat untuk dapat menanggapi keadaan sosial yang ada dan dapat menikmati serta memanfaatkan lingkungan hidup termasuk perubahan-perubahan yang ada sekaligus memeliharanya.

    Berdasar pada Trinidad and Tobaco Bureau of Standards (TTBS)

    menyatakan bahwa corporate social responsibility diartikan sebagai komitmen

    usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi

    untuk peningkatan ekonomi bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup

    keluarganya, komuniti lokal dan masyarakat secara luas (Sankat,Clement

    K,2002 dalam Budimanta 2007:76).

    Berdasarkan CSR Eropa, Komisi Eropa meluncurkan yang dikenal

    dengan Green Paper Mempromosikan Kerangka Eropa Corporate Social

    Responsibility Tanggung Jawab Sosial dan mendefinisikan CSR sebagai :

    ‘‘a concept whereby companies integrate social and environmental concerns in their business operations and in their interaction with

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    25

    their stakeholders on a voluntary basis’’ (European Commission, 2001, p. 8).(Journal International , Corporate Social Responsibility as Subsidiary Co Responsibility: A Macroeconomic Perspective, Michael S. Aßländer, Journal of Business Ethics (2011) 99:115–128 )

    The Green Paper membagi CSR yang dilakukan perusahaan ke dalam

    dua kategori, yaitu: (1) Internal dimension of CSR (mencakup human

    resources management, kesehatan dan keselamatan kerja, adaptasi terhadap

    perubahan dan pengelolaan dampak lingkungan serta sumber daya alam. (2)

    External dimension of CSR (mencakup pemberdayaan komunitas lokal,

    partner usaha yang mencakup para pemasok dan konsumen, hak azasi

    manusia, dan permasalahan lingkungan (global). Organisasi ini mengajukan

    pendekatan secara holistic terhadap CSR, yang di dalamnya mencakup :social

    responsibility integrated management, social responsibility reporting and

    auditing, quality in work, social and ecolabel, social responsible

    investment.(Kartini,2009:3).

    CSR dapat diartikan sebagai komitmen industri untuk

    mempertanggung jawabkan dampak operasi dalam sosial, ekonomi, dan

    lingkungan serta menjaga agar dampak tersebut menyumbang manfaat kepada

    masyarakat dan lingkungannya. Melaksanakan secara konsisten dalam jangka

    panjang akan menumbuhkan rasa berterimaan masyarakat terhadap kehadiran

    perusahaan. CSR sebenarnya lebih berorientasi pada masyarakat dan bisnis.

    Apakah itu sektor bisnis swasta yang didasarkan pada kepemilikan pribadi

    yang melulu mengejar profit atau dapat juga diberi tanggung jawab pada atas

    hak masyarakat umum, mengingat pengaruh bisnis begitu besar. Bisnis sendiri

    selalu ber-platform pada tujuan menumpuk keuntungan dan kekayaan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    26

    Tanggung jawab dibebankan pada sektor bisnis akan mengurangi pencapaian

    tujuan penumpukan profit.

    Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan mengenai

    definisi CSR yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu CSR

    merupakan suatu pendekatan yang digunakan oleh perusahaan untuk

    menunjukkan tanggung jawab sosialnya terhadap masyarakat sekitar

    perusahaan sehingga dapat mengembangkan masyarakat, bentuk tanggung

    jawab tersebut diselenggarakan dari aspek ekonomi, budaya, sosial,

    lingkungan hidup sehingga dapat membantu pengembangan generasi

    selanjutnya agar hidup lebih baik lagi. Komitmen perusahaan tersebut

    diharapkan tidak hanya melalui bentuk bantuan melainkan lebih pada

    pembangunan berkelanjutan.

    Secara teoritis tanggung jawab sosial perusahaan (CSR)

    mengasumsikan korporasi sebagai agen pembangunan yang penting,

    khususnya dalam hubungan dengan pihak pemerintah dan kelompok

    masyarakat sipil. Dengan menggunakan alur pemikiran motivasi dasar,

    berbagai stakeholder kunci dapat memantau, bahwa menciptakan tekanan

    eksternal yang bisa “memaksa” korporasi mewujudkan konsep dan penjabaran

    CSR yang lebih sesuai dengan kondisi Indonesia. Dari perspektif masyarakat

    sipil, pola kemitraan sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis memilki

    berbagai sumber daya penting dan kapabilitas yang dapat digabungkan untuk

    tujuan-tujuan pembangunan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    27

    Peran PT (Persero) TELKOM,tbk Solo sebagai suatu badan hukum

    yang berada di tengah-tengah masyarakat yang memilik kemampuan dalam

    pemberdayaan masyarakat tidak terelakkan untuk melaksanakan program

    CSR. Pertama, keberhasilan program kemitraan akan memberi dampak positif

    pada perusahaan karena kesejahteraan rakyat yang meningkat dalam

    perspektif pengusaha berarti peningkatan daya beli masyarakat, dan

    peningkatan seperti ini pada gilirannya akan mempengaruhi profit perusahaan

    yang produk-produknya akan lebih terserap oleh pasar. Kedua, perusahaan

    yang baik (good corporate) adalah perusahaan yang memiliki tanggung jawab.

    PT.TELKOM telah mengklasifikasikan program CSR dalam 7 pilar program

    yaitu: pendidikan, kesehatan, kebudayaan dan keadaban, kemitraan, layanan

    umum, lingkungan, serta bantuan kemanusiaan dan bencana alam.

    Dalam penelitian ini yang menjadi fokus yaitu ruang lingkup CSR

    pada bidang ekonomi. Berdasarkan peraturan pemerintah pengembangan

    ekonomi tersebut disebut program kemitraan. Kemitraaan dapat dimaknai

    sebagai suatu bentuk persekutuan antara dua pihak atau lebih yang

    membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling

    membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu

    bidang usaha tertentu, atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil

    yang lebih baik. Kemitraan dapat dilakukan oleh pihak-pihak baik

    perseorangan maupun badan hukum, atau kelompok-kelompok. Adapun

    pihak-pihak yang bermitra tersebut dapat memiliki status yang setara atau

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    28

    subordinate, memiliki misi atau misi berbeda tetapi saling mengisi/

    melengkapi secara fungsional. (Sulistiyani,2004: 130).

    C. Program Kemitraan.

    Kemitraan berdasarkan UU Nomor 44 tahun 1997 merupakan

    kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah dan atau usaha besar

    disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha besar dengan

    memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling

    menguntungkan.

    Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008,

    kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung maupun

    tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai

    memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil

    dan menengah dengan usaha besar.

    Program kemitraan pola CSR pun diartikan oleh pemerintah yaitu

    berdasarkan peraturan menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007

    menyatakan bahwa program kemitraan BUMN dengan usaha kecil yang

    selanjutnya disebut program kemitraan adalah program untuk meningkatkan

    kemampuan usaha kecil yang selanjutnya disebut program kemitraan adalah

    program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh

    dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

    Dengan demikian kemitraan dalam pola CSR, merupakan kerjasama

    yang dijalankan oleh dua belah pihak atau lebih dalam hal penelitian ini yaitu

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    29

    antara BUMN dengan usaha kecil yang berada disekitar BUMN disertai

    dengan pembinaan dan pengembangan usaha (pinjaman modal dan pinjaman

    khusus) melalui pemanfaatan dana dari laba BUMN sehingga usaha kecil

    dapat menjadi tangguh dan mandiri melalui pola kerjasama partnership.

    • Model CSR dan Bentuk Program Kemitraan

    Dalam pelaksanaan CSR, setiap perusahaan memiliki model

    tersendiri untuk menjalankan fungsi tanggung jawabnya tersebut. Saidi

    dan Abidin,(2004: 64) dalam Budimanta (2008:22) mengemukakan model

    pelaksanaan CSR yang umumnya dilakukan di Indonesia dan dibagi

    menjadi empat model yaitu:

    1. Keterlibatan langsung: Perusahaan menjalankan CSR secara

    langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegitan sosial atau

    menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk

    menjelaskan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan

    salah satu pejabtanya atau departemennya seperti Community

    Development Center.

    2. Melalui yayasan organisasi sosial perusahaan. Perusahaan

    mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya.

    Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di

    perusahaan-perusahaan di Negara maju. Biasanya, perusahaan

    menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat

    digunakan secara teratur bagi kegiatan yayasan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    30

    3. Bermitra dengan pihak lain. Perusahaan menyelenggarakan CSR

    melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi non-

    pemerintah , instansi pemerintah, universitas atau media massa,

    baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan

    CSR nya.

    4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorium. Perusahaan

    turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga

    sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan

    dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian

    hibah perusahaan yang bersifat “hibah pembangunan”. Pihak

    konsorium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh

    perusahaan-perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif

    mencari mitra kerjasama dari kalangan lembaga operasional dan

    kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama.

    Pada awal perkembangannya, bentuk CSR yang paling umum

    adalah pemberian bantuan terhadap organisasi-organisasi lokal dan

    masyarakat miskin di Negara-negara berkembang. Pendekatan CSR yang

    berdasarkan motivasi kariatif dan kemanusiaan pada umumnya dilakukan

    secara ad-hoc, parsial dan tidak melembaga. CSR pada tataran ini hanya

    sekedar do good dan to look good, berbuat baik agar telihat baik.

    Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang kurang menyukai

    pendekatan kariatif semacam itu, karena tidak mampu meningkatkan

    keberdayaan atau kapasitas masyarakat lokal. Pendekatan Community

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    31

    Development kemudian semakin banyak diterapkan karena lebih

    mendekatkan konsep empowerment. (Jurnal Spirit Publik, Susiloadi:

    Implementasi CSR untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan

    Vol4, No2 Hal 123-130,2008).

    Kegiatan CSR yang dilakukan saat ini sudah mulai beragam, salah

    satunya adalah PKBL (Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil

    dan Program Bina Lingkungan) pada dasarnya terdiri dari dua jenis

    program, yaitu program perkuatan usaha kecil melalui pemberian

    pinjaman dana bergulir dan pendampingan (disebut Program Kemitraan)

    serta program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat sekitar (disebut

    Program Bina Lingkungan).

    Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil, yang selanjutnya

    disebut Program Kemitraan, adalah program untuk meningkatkan

    kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui

    pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.

    Dari berbagai diskusi dan teori diatas maka pelaksanaan /

    implementasi program CSR bidang kemitraan yaitu proses atau langkah-

    langkah yang dilakukan oleh para pelaksana program dalam menciptakan

    pola kerjasama antara perusahaan dengan usaha kecil dalam rangka

    memberdayakan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri.

    D. Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan CSR program kemitraan.

    Menurut Princes Of Wales Foundation ada lima hal penting yang

    dapat mempengaruhi implementasi CSR, pertama, menyangkut human capital

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    32

    atau pemberdayaan manusia. Kedua, environments yang berbicara tentang

    lingkungan.Ketiga adalah Good Corporate Governance. Keempat, social

    cohesion. Artinya dalam melaksanakan CSR jangan sampai menimbulkan

    kecemburuan sosial. Kelima adalah economic strength atau memberdayakan

    lingkungan menuju kemandirian di bidang ekonomi (Untung,2008:11-12).

    Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi implementasi tanggung

    jawab sosial perusahaan (CSR) adalah: a. Komitmen pimpinan perusahaan; b.

    ukuran dan kematangan perusahaan; c. regulasi dan system perpajakan yang

    diatur pemerintah. (Franciscus Welirang,Implementasi CSR, Investor 2007

    dalam Untung 2008:12). Selain itu juga terdapat tiga pilar penting untuk

    merangsang pertumbuhan tanggung jawab sosial perusahan (CSR) yang

    mampu mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan, yaitu : a. mencari

    bentuk CSR yang efektif untuk mencapai tujuan yang diharapakan dengan

    memperhatikan unsur lokalitas; b. mengkalkulasi kapasitas sumber daya

    manusia dan institusi untuk merangsang pelaksanaan CSR; dan c. peraturan

    serta kode etik dalam dunia usaha. (Dyah Pitaloka,Memperkuat CSR

    Memberantas Kemiskinan, Suara Merdeka, 2 Agustus 2007 dalam Untung

    2008:36).

    Jadi berdasarkan definisi faktor yang ada tersebut, maka faktor-faktor

    yang bisa berpengaruh terhadap kemitraan melalui tanggung jawab sosial

    perusahaan (CSR) program kemitraan di CDSA PT.TELKOM,tbk Solo

    meliputi: 1. Partisipasi yaitu pelibatan secara penuh pada suatu tekad yang

    telah disepakati untuk mencapai tujuan. Partisipasi masing-masing stakeholder

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    33

    sangat berperan dalam berjalannya pelaksaan program dalah hal ini adalah :

    CD Sub Area Telkom Solo, sebagai pelaksana kegiatan dan masyarakat mitra

    binaan sebagai sasaran program. 2. Resources (sumber daya alam dan sumber

    daya manusia, finansial), yaitu mengkalkulasi kapasitas sumber daya

    manusia,manusia menjadi penggerak dari sebuah aktivitas. Di dalam

    pelaksanaan tiap jenis program sumber finansial merupakan aspek penting

    untuk membiayai seluruh pelaksanaan program. dan 3. Kapasitas masyarakat

    yaitu untuk melihat keadaan dan kemampuan masyarakat yang akan

    diberdayakan agar pelaksanaan program kemitraan dapat berjalan secara

    efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan dengan memperhatikan unsur

    lokalitas.

    Adapun ketiga faktor yang dapat mempengaruhi dalam pelaksanaan

    kemitraan melalui tanggungjawab sosial perusahaan oleh CDSA

    PT.TELKOM,tbk Solo dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Partisipasi.

    Partisipasi bisa dilihat adanya kesepakatan yang dijadikan sebagai

    pedoman dalam rangka memahami dan mewujudkan tindakan, adanya

    tindakan yang didasari oleh kesepakatan, dan adanya pembagian kerja

    dan tanggung jawab dalam kedudukan dan peranan masing-masing untuk

    bekerjasama dalam mewujudkan tujuan. Dalam hal ini harus ada

    partisipasi dari masyarakat sebagai sasaran program kemitraan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    34

    2. Resources (Sumber daya alam, Sumber daya manusia, material dan

    Financial)

    Resources yang diperlukan dalam kegiatan pengembangan

    masyarakat melalui tanggung jawab sosial PT.TELKOM,tbk Solo adalah

    berupa alat pendukung seperti teknologi, sarana dan prasarana dan

    sumberdaya pendukung, baik sumberdaya alam, sumber daya manusia

    maupun materil guna memberdayakan masyarakat setempat agar dapat

    mandiri dan lebih berkembang lagi sesuai dengan dimensi pengembangan

    masyarakat melalui program kemitraan. Sumber daya digunakan untuk

    menunjang kegiatan kemitraan melalui tanggung jawab sosial perusahaan

    (CSR) guna pengembangan masyarakat setempat.

    PT.TELKOM,tbk Solo sebagai suatu entity (badan hukum) yang

    memiliki tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam pemberdayaan

    masyarakat guna pengembangan masyarakat setempat adalah merupakan

    salah satu sumber dari sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

    kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Adapun sarana dan prasarana

    yang dibutuhkan adalah berupa peralatan (sarana) transportasi, teknologi,

    dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan, sedangkan prasarana yang

    dibutuhkan berupa tenaga ahli (professional) dalam bidangnya guna

    pembimbingan dan pendampingan bagi masyarakat yang akan

    diberdayakan dan mitra binaan. Sumber finansial juga merupakan aspek

    yang dibutuhkan untuk membiayai pelaksanaan program agar dapat

    terealisasi dengan nyata.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    35

    3. Kapasitas Masyarakat

    Proritas utama dalam kemitraan adalah upaya untuk membangun

    aspek masyarakat yang juga berarti membangun aspek manusianya agar

    lebih mandiri. Salah satu indikasi bahwa sudah ada pembangunan pada

    aspek masyarakat dan juga aspek manusianya tersebut adalah adanya

    peningkatan kapasitas, termasuk kapasitas untuk membangun dirinya

    sendiri. Kapasitas adalah ruang yang tersedia, daya tampung, daya serap,

    keluaran maksimum, kemampuan berproduksi.

    Konsep kapasitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk

    melakukan tindakan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki baik untuk

    kepentingan dirinya maupun kepentingan pihak lain. (Dikutip dalam

    http://www.dictionary.com/egi-bin/dietplterm-Suharjito).

    Kemampuan itu merupakan perpaduan dari pengetahuan

    (knowledge), keahlian (skill), pengalaman (experiences), daya cipta

    (innovativeness), dan hasrat/ cita-cita (desire). Kemampuan

    dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan kepentingan

    pihak lain, bahkan mengabaikan kepentingan dirinya, lazimnya disebut

    tindakan altruistic. Tindakan-tindakan dilakukan secara spesifik menurut

    tempat (place) dan waktu (time) dan merupakan proses terus menerus

    dalam kehidupan sehari-hari sehingga menunjukkan apa yang disebut oleh

    Antropolog Richard (1989,1993) sebagai performance.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    36

    Kapasitas ada pada individu-individu dan pada masyarakat sebagai

    kolektivitas. Pada tingkat masyarakat terjadi proses-proses belajar antar

    individu, bekerjasama, saling menolong, gotong royong, pengaturan,

    pengorganisasiaan dan proses sosial lain. Kapasitas individu

    dipertukarkan, diperkaya, diregenerasi, terjadi “proliferation”. Masyarakat

    mempunyai kapasitas sendiri lebih dari kapasitas individu-individu

    anggotanya. Dalam masyarakat terdapat norma, nilai aturan-aturan yang

    menjadi pedoman, bahkan memaksa, bagi anggotanya dalam melakukan

    atau tidak melakukan suatu tindakan. Modal sosial (social capital)

    merupakan suatu konsep yang menggambarkan kapasitas masyarakat hal

    ini dapat dibandingkan dengan definisi community capacity dari Chaksin

    et.al.(2001) sebagai interaksi antara modal sumberdaya manusia,

    sumberdaya organisasi, dan modal sosial yang ada di dalam suatu

    komunitas yang dapat diangkat atau ditingkatkan untuk memecahkan

    masalah-masalah bersama dan memperbaiki atau mempertahankan kondisi

    baik yang telah ada. Modal sosial memfasilitasi hubungan-hubungan sosial

    antar individu (atau kelompok dan organisasi) mealalui penyiaran

    informasi, penegakkan norma, pemeliharaan saling percaya

    (trustworthiness), jaringan sosial (social network). (Coleman,1988).

    Kendala yang paling besar yang harus dihadapi dalam kemitraan

    adalah rendahnya mutu sumber daya manusia. Pada umumnya

    keberhasilan program ditentukan oleh kapasitas kemampuan sumber daya

    manusia, dimana tantangan yang paling besar adalah bagaimana

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    37

    memberdayakan manusia dan kelembagaan sumberdaya ekonomi di dalam

    memanfaatkan sumberdaya alam untuk menciptakan kesempatan kerja dan

    kesejahteraan.

    Kapasitas masyarakat adalah kemampuan individu atau

    sekelompok orang/masyarakat dalam suatu wilayah tertentu yang berupa

    perpaduan dari pengetahuan (knowledge), keahlian (skill), pengalaman

    (experiences), daya cipta (innovativeness), dan hasrat/ cita-cita

    (desire)yang dioperasionalkan dalam bentuk tindakan untuk mewujudkan

    tujuan bersama yang ingin dicapai baik untuk kepentingan individu atau

    sekelompok orang/masyarakat itu sendiri maupun kepentingan masyarakat

    lain. Tindakan-tindakan untuk mewujudkan tujuan bersama dilakukan

    secara spesifik menurut tempat (place) dan waktu (time) dan merupakan

    proses terus menerus dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi

    mandiri dalam mengelola sumberdaya alam untuk menciptakan

    kesempatan kerja dan kesejahteraan tanpa mengabaikan kelestarian

    lingkungan.

    E. Manajemen CSR melalui Program Kemitraan.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    38

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dalam penelitian ini yang

    dimaksud manajemen adalah serangkaian kegiatan pengelolaan dan

    pelaksanaan CSR/PKBL melalui Program Kemitraan dalam rangka mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan. Kegitan pengelolaan tersebut berupa

    perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan

    (actuating), dan pengawasan/evaluasi (monitoring).

    Program Kemitraan adalah Program Kemitraan Telkom dengan usaha

    kecil untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan

    mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba Telkom.

    Jadi manajemen CSR melalui Program Kemitraan adalah kegiatan

    pengelolaan program Kemitraan yang terdiri dari proses perencanaan,

    pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan, dalam rangka mewujudkan

    Usaha Kecil dan Menengah dan Kopearsi yang tangguh dan mandiri.

    Dalam penelitian manajemen CSR melalui Program Kemitraan ini

    dimaksudkan sebagai upaya mendeskripsikan pelaksanaan program mulai dari

    perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan serta faktor-

    faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan program kemitraan.

    a) Perencanaan

    Perencanaan merupakan pemilihan dan penentuan langkah-langkah

    kegiatan yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai tujuan

    program. Dalam program kemitraan kegiatan perencanaan antara lain:

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    39

    1. Proses perumusan kegiatan program kemitraan, dalam

    perencanaan siapa saja stakeholders yang terlibat pada siklus

    perencanaan untuk merumuskan kegiatan dan anggaran

    program kemitraan.

    2. Kegiatan apa saja yang terdapat dalam perencanaan terkait

    dengan program kemitraan yang menjadi acuan pelaksanaan

    program kemitraan.

    3. Sosialisasi program bagi calon mitra binaan dan melalui

    media.

    b) Pengorganisasian

    Pengorganisasian dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

    berhubungan dengan cara bagaimana mengatur dan mengalokasikan

    kegiatan serta sumber daya kepada sasaran/ peserta

    kelompokprogram. Hal ini terkait pengaturan peranan masing-masing

    anggota. Peranan ini kemudian dijabarkan menjadi pembagian tugas,

    tanggung jawab, dan otoritas.

    Pengoorganisasian dalam penyelenggaraan Program Kemitraan terdiri

    dari CDC (Communty Development Center) Telkom Pusat sebagai

    unit bisnis pendukung yang bertanggung jawab atas pengelolaan

    program kemitraan di seluruh wilayah operasi Telkom, CD Area 4

    Jateng & DIY sebagi unit pelaksana operasional yang berlokasi di

    area/ regional yang membawahi CDSA, CD Sub Area Telkom Solo

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    40

    sebagai pelaksana program kemitraan yang akan bertanggung jawab

    kepada CDArea.

    c) Pelaksanaan

    Pelaksanaan merupakan tindakan merealisasikan apa yang telah

    ditetapkan dalam rencana yang dibuat oleh CDC Pusat dan CD Area.

    Dalam hal ini yaitu kesatuan tindakan pihak CDSA Telkom Solo untuk

    melaksanakan program kemitraan yaitu kegiatan apa saja yang dilakukan

    harus dilaksanakan oleh CDSA Telkom solo dalam mewujudkan

    rencana:

    1. Kegiatan penyaluran pinjaman program kemitraan.

    2. Kegiatan pembinaan program kemitraan.

    d) Pengawasan dan Evaluasi

    Monitoring dalam CSR melalui Program Kemitraan dilakukan agar

    pelaksanaan program berjalan secara efektif , efisien, dan transparan.

    Kegiatan monitoring dilakukan secara langsung maupun tidak langsung

    yang berkala bulanan, triwulan maupun tahunan melalui:

    1. Kunjungan secara langsung kepada mitra binaan.

    2. Pertemuan dan Sarasehan.

    3. Opini masyarakat terhadap pelaksanaan program kemitraan.

    4. Evaluasi kegiatan program kemitraan.

    5. Terdapat laporan Tahunan (annual report).

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    41

    Petugas CDSA Telkom Solo melakukan monitoring dan evaluasi

    terhadap seluruh mitra binaan yang menjadi partner perusahaan,

    termasuk penyelenggaraan seluruh kegiatan dan memastikan berjalannya

    laporan pertanggungjawaban.

    e) Faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program kemitraan.

    Partisipasi yaitu pelibatan secara penuh pada suatu tekad yang telah

    disepakati untuk mencapai tujuan. Partisipasi masing-masing stakeholder

    sangat berperan dalam berjalannya pelaksanan program dalam hal ini

    adalah CD Sub Area Telkom Solo, sebagai pelaksana kegiatan dan

    masyarakat mitra binaan sebagai sasaran program. 2. Resources (sumber

    daya alam dan sumber daya manusia,finansial), yaitu mengkalkulasi

    kapasitas sumber daya manusia, manusia menjadi penggerak dari sebuah

    aktivitas. Di dalam pelaksanaan tiap jenis program sumber finansial

    merupakan aspek penting untuk membiayai seluruh pelaksanaan

    program. dan 3. Kapasitas masyarakat yaitu untuk melihat keadaan dan

    kemampuan masyarakat yang akan diberdayakan agar pelaksanaan

    program kemitraan dapat berjalan secara efektif untuk mencapai tujuan

    yang diharapkan dengan memperhatikan unsur lokalitas.

  • perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

    commit to user

    42

    F. Kerangka Berfikir.

    Pelaksanaan CSR menjadi sesuatu yang sangat penting di Indonesia

    karena pelaksanaan tersebut merupakan salah satu kunci untuk

    mengembangkan kualitas masyarakat maka pemerintah mengatur pelaksanaan

    CSR tersebut dalam peraturan menteri Negara BUMN nomor PER-

    05/MBU/2007.Dalam peraturan tersebut, persero dan perum diwajibkan untuk

    melaksanakan CSR dan pelaksanaannya pun harus mengikuti yang telah

    ditetapkan dalam peraturan tersebut

    Berdasarkan uraian tinjauan pustaka maka secara skematis kerangka

    manajemen CSR melalui program kemitraan oleh PT.TELKOM,tbk Solo.

    Peneliti akan melihat pelaksanaan CSR melalui program kemitraan dari

    fungsi-fungsi manajemen yaitu : perencanaan, pengorganisasian (organizing),

    menggerakkan (actuating), dan pengawasan atau pengendalian. Dalam

    penelitian ini pene