difusi inovasi 2

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Pada saat itu pemerintah Amerika Serikat ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sebagian petani di sana mengadopsi teknik-teknik baru dalam pertanian dan sebagian lainnya tidak. Everett M Rogers pada waktu itu menjadi bagian dari tim eksplorasi ini. Meskipun pada awalnya teori difusi ini ditujukan untuk memahami difusi dari teknik-teknik pertanian tapi pada perkembangan selanjutnya teori difusi ini digunakan pada bidang-bidang lainnya. Pada tahun 1962 Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “ Diffusion of Innovations “ yang selanjutnya buku ini menjadi landasan pemahaman tentang inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut berproses di antara masyarakat. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan difusi inovasi? 1

Transcript of difusi inovasi 2

Page 1: difusi inovasi 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori difusi inovasi telah ada sejak tahun 1950-an. Pada saat itu

pemerintah Amerika Serikat ingin mengetahui bagaimana dan mengapa sebagian

petani di sana mengadopsi teknik-teknik baru dalam pertanian dan sebagian

lainnya tidak. Everett M Rogers pada waktu itu menjadi bagian dari tim

eksplorasi ini. Meskipun pada awalnya teori difusi ini ditujukan untuk

memahami difusi dari teknik-teknik pertanian tapi pada perkembangan

selanjutnya teori difusi ini digunakan pada bidang-bidang lainnya.

Pada tahun 1962 Everett Rogers menulis sebuah buku yang berjudul “

Diffusion of Innovations “ yang selanjutnya buku ini menjadi landasan

pemahaman tentang inovasi, mengapa orang mengadopsi inovasi, faktor-faktor

sosial apa yang mendukung adopsi inovasi, dan bagaimana inovasi tersebut

berproses di antara masyarakat.

B.     Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan difusi inovasi?

2. Bagaimana Fungsi dari difusi inovasi?

3. Apa saja elemen-elemen pokok difusi inovasi?

4. Apa saja tahapan-tahapan peristiwa yang dapat menciptakan proses difusi

inovasi?

5. Apa hambatan difusi inovasi?

1

Page 2: difusi inovasi 2

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Apakah yang dimaksud dengan difusi inovasi

2. Untuk mengetahui Bagaimana Fungsi dari difusi inovasi

3. Untuk mengetahui Apa saja elemen-elemen pokok difusi inovasi

4. Untuk mengetahui Apa saja tahapan-tahapan peristiwa yang dapat

menciptakan proses difusi inovasi

5. Untuk mengetahui Apa hambatan difusi inovasi

2

Page 3: difusi inovasi 2

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Difusi Inovasi

Difusi dapat merupakan salah satu tipe komunikasi yang mempunyai cirri

pokok, pesan yang dikomunikasikan adalah hal baru ( inovasi ). Menurut Parker

(1974), difusi adalah suatu proses yang berperan memberi nilai tambah pada

fungsi produksi atau proses ekonomi. Porker juga menyebutkan bahwa difusi

merupakan suatu tahapan dalam proses perubahan teknik (technical change).

Menurutnya difusi merupakan suatu tahapan dimana keuntungan dari suatu

inovasi berlaku umum. Dari inovator, inovasi diteruskan melalui pengguna lain

hingga akhirnya menjadi hal yang biasa dan diterima sebagai bagian dari kegiatan

produktif.1

Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat

(anggota system sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu

tertentu. Komunikasi dalam definisi ini ditekankan dalam arti terjadinya saling

tukar informasi (hubungan timbal balik), antar beberapa individu secara memusat

(konvergen) maupun memencar (divergen) yang berlangsung secara spontan.

Dengan adanya komunikasi ini akan terjadi kesamaan pendapat antar warga

masyarakat tentang inovasi.2

Definisi difusi diatas merupakan salah satu dari beberapa definisi menurut

para ahli. Adapun definisi lain tentang difusi adalah proses komunikasi inovasi

antara anggota system social dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam

kurun waktu tertentu. Dari definisi tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa

difusi ini merupakan suatu proses komunikasi dimana di dalamnya terdapat suatu

informasi terbaru (inovasi).

1 Rogers, Everett M 1983 : 562 Difusi Inovasi-lust Theory. 2007 : 56

3

Page 4: difusi inovasi 2

Inovasi ( innovation ) sering diterjemahakan segala hal yang baru atau

pembaharuan ( S. Wojowasito, 1972 ). Selain pendapat tersebut, tidak jarang juga

yang mengartikan inovasi sama seperti modernisasi. Ada juga yang berpendapat

bahwa inovasi merupakan ide, praktik, atau objek yang dianggap baru

olehmanusia atau unit adopsi lainnya. Teori ini meyakini bahwa sebuah inovasi

terdifusi ke seluruh masyarakat dalam pola yang bisa diprediksi. Beberapa

kelompok orang akan mengadopsi sebuah inovasi segera setelah mereka

mendengar inovasi tersebut. Sedangkan beberapa kelompok masyarakat lainnya

membutuhkan waktu lama untuk kemudian mengadopsi inovasi tersebut. Ketika

sebuah inovasi banyak diadopsi oleh sejumlah orang, hal itu

dikatakan explodedatau meledak.3

Difusi inovasi sebenarnya didasarkan atas teori di abad ke 19 dari

seorangilmuwan Perancis, Gabriel Tarde. Dalam bukunya yang berjudul “The

Laws of Imitation” (1930), Tarde mengemukakan teori kurva S dari adopsi

inovasi, dan pentingnya komunikasi interpersonal. Tarde juga

memperkenalkan gagasanmengenai opinion leadership , yakni ide yang menjadi

penting di antara parapeneliti efek media beberapa dekade kemudian. Tarde

melihat bahwa beberapa orang dalam komunitas tertentu merupakan orang yang

memiliki ketertarikan lebih terhadap ide baru, dan dan hal-hal teranyar, sehingga

mereka lebih berpengetahuan dibanding yang lainnya. Orang-orang ini dinilai

bisa memengaruhi komunitasnya untuk mengadopsi sebuah inovasi.4

 Dari beberapa pendapat mengenai inovasi dapat di tarik kesimpulan arti dari

inovasi sendiri adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau

diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang

( masyarakat ), baik berupa hasil invention maupun diskoveri. Jika dilihat dari

definisi para ahli, sebenarnya dapat diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang

mendasar pada pengertian inovasi antara satu dengan yang lainnya. Jika terjadi

3 Difusi Inovasi-lust Theory. 2007 : 564 Ibid hal 57

4

Page 5: difusi inovasi 2

perbedaan hanya dalam susunan kalimat atau penekanan maksud, tetapi pada

dasarnya pengertiannya sama. Inovasi sendiri diadakan untuk memecahkan

masalah supaya mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat kita artikan difusi inovasi

adalah teori tentang bagaimana suatu ide dan teknologi baru tersebar dalam

sebuah kebudayaan. Teori ini dipopulerkan oleh Everett Rogerspada

tahun 1964 melalui bukunya yang berjudul Diffusion of Innovations. Ia

mendefinisikan difusi sebagai proses dimana sebuah inovasidikomunikasikan

melalui berbagai saluran dalam jangka waktu tertentu, pada  sebuah  sistem

sosial  tertentu suatu tata hubungan antara inividu dengan individu lain. Rogers

menjelaskan bahwa anggota sistem sosial dapat dibagi ke dalam kelompok-

kelompok adopter (penerima inovasi) sesuai dengan tingkat keinovatifannya

(kecepatan dalam menerima inovasi). Salah satu pengelompokan yang bisa

dijadikan rujuakan adalah pengelompokan berdasarkan kurva adopsi, yang telah

diuji oleh Rogers (1961). Gambaran tentang pengelompokan adopter dapat dilihat

sebagai berikut5

1. Inovator, Seseorang yang menyukai hal-hal baru Senang bereksperimen,

biasanya inovator memiliki kedudukan penting dalam masyarakat atau

biasanya seorang pemimpin yang memiliki pengaruh terhadap masyarakat.

Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya:

petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi

tinggi.

2. Early adopters, Seseorang yang cepat menerima suatu Inovasi, Cerdas. Ia

merupakan seseorang yang selalu mempertimbangkan sebuah keputusannya

berfikir kritis setelah ia telah memutuskan suatu keputusannya maka

keputusan tersebut sudah benar-benar diyakini dan untuk segera diaplikasikan.

Early adopter ini merupakan seseorang pemimpin yang memiliki tanggung

jawab penuh atas semua keputusannya karena hal ini dapat berpangaruh pada

pengikutnya. 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan inovasi.

5 Difusi Inovasi-lust Theory. 2007 : 56

5

Page 6: difusi inovasi 2

Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di

dalam tinggi.

3. Early Majority, Seseorang yang cerdas, terbuka terhadap hal- hal yang baru

tetapi tidak terlalu berfikir kritis dan mempertimbangkan. Segala sesuatunya

ia hanya berfikir sisi positifnya saja/ dapat dikatakan selalu mengikuti trend

terbaru. Ia bukan seorang pemimpin tetapi pengikut yang senang dengan hal-

hal baru. 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh

pertimbangan, interaksi internal tinggi

4. Late Majority, Seseorang yang selalu diikuti dengan rasa curiga/ skeptics,

terlalu memikirkan kesulitan–kesulitan sesuatu inovasi, mereka tergolong

orang-orang yang telat terhadap munculnya suatu inovasi, jika sudah banyak

masyarakat menggunaan inovasi tersebut dan terbukti baik dan aman untuk

digunakan maka akhirnya ia baru ikut menggunakan inovasi tersebut. 34%

yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis,

menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati.

5. Laggards/ avoiders, Sesorang yang bersikap tertutup terhadap hal-hal yang

baru. Dapat dikatakan seseorang yang fanatik terhadap cara-cara yang sudah

ada sebelumnya (cara lama) senang dengan cara-cara lama, terlalu kriktis

terhadap hal-hal baru, tidak antusias menggunakan teknologi yang baru, dan

ia akan menggunakan/ mengikuti sebuah inovasi jika adanya suatu tekanan

dan semua orang sudah lama menggunakannya. 16% terakhir adalah kaum

kolot/ tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan

opinion leaders, sumberdaya terbatas.6

B. Elemen Difusi Inovasi

Rogers mengemukakan ada 4 elemen pokok difusi inovasi, yaitu :

6 Hanafi, Abdillah. 1987 : 77

6

Page 7: difusi inovasi 2

1. Inovasi yaitu gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh

seseorang. Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut

pandangan individu yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh

seseorang maka ia adalah inovasi untuk orang itu. Konsep ‘baru’ dalam ide

yang inovatif tidak harus baru sama sekali.7

2. Komunikasi adalah suatu proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi

informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Jadi

komunikasi dalam proses difusi adalah, upaya mempertukarkan ide baru

(inovasi) oleh seseorang atau unit terientu yang telah mempunyai pengetahuan

dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut kepada seorang atau unit

lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu

melalui saluran komunikasi tertentu. Sedangkan saluran komunikasi

adalah ‘alat’ untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari sumber kepada

penerima. Dalam memilih saluran komunikasi, sumber paling tidak perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) tujuan diadakannya komunikasi

b) karakteristik penerima.

Jika komunikasi dimaksudkan untuk memperkenalkan suatu inovasi

kepada khalayak yang banyak dan tersebar luas, maka saluran komunikasi

yang lebih tepat, cepat dan efisien, adalah media massa. Tetapi jika

komunikasi dimaksudkan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima

secara personal, maka saluran komunikasi yang paling tepat adalah saluran

interpersonal.

3. Jangka waktu yaitu proses keputusan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui

sampai memutuskan untuk menerima atau menolaknya, dan pengukuhan

terhadap keputusan itu sangat berkaitan dengan dimensi waktu. Paling tidak

dimensi waktu terlihat dalam :

7 www.pdf-search-engine.com/difusi-inovasi-pdf.html

7

Page 8: difusi inovasi 2

a) proses pengambilan keputusan inovasi

b) keinovatifan seseorang: relatif lebih awal atau lebih lambat

dalammenerima inovasi.

c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.

4. Sistem social yaitu kumpulan unit yang berbeda secara fungsional dan terikat

dalam kerjasama untuk memecahkan masalah dalam rangka mencapai tujuan

bersama. Anggota system social dapat individu, kelompok-kelompok

informal,organisasi, dan sub system yang lain. Proses difusi dalam kaitannya

adengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran

pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi

inovasi. Contohsistem sosial diantaranya petani di pedesaan, dosen dan

pegawai di perguruan tinggi, kelompok dokter di rumah sakit dan masih

banyak lagi yang lainnya.Dengan demikian maka system social merupakan

ikatan bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan artinya anggota tentu saling

pengertian dan hubungan timbal balik. Jadi system social mempengaruhi

proses difusi inovasi, karena proses difusi inovasi terjadi dalam system

social, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh system social

dalam menghadapi suatu inovasi. Berbeda system social akan berbeda pula

proses difusi inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dan diberi fasilitas dengan

cara dan perlengkapan yang sama.8

C. Implementasi Difusi Inovasi

Dalam kehidupan sehari-hari banyak contoh konkret dari penerapan difusi

inovasi seperti contoh yang fenomenal yaitu keberhasilan Pemerintah Orde Baru

dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program

tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana, dikomunikasikan

8 http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/10/kontribusi-teori-teori-komunikasi-dalam-

komunikasi-inovasi/

8

Page 9: difusi inovasi 2

melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran

komunikasi yang berupa media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh

masyarakat Indonesia. Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi

yang bernama Keluarga Berencana tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima,

dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga

Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi.

Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program

kegiatan, bukan produk. Contoh lain adalah strategi percepatan adopsi inovasi

teknologi pertanian. Dan hampir semua inovasi, apakah berupa ide atau produk,

memerlukan proses difusi seperti dijelaskan di atas agar bisa diadopsi. Contoh,

traktor agar petani bisa berpindah dari pola tradisional ke pola pertanian modern.

Metode pembelajaran aktif agar guru berpindah dari metode pendidikan

tradisional ke metode pendidikan modern. Kompor gas, agar para ibu rumah

tangga, bahkan di pedesaan dapat berpindah dari pola kompor minyak atau kayu

ke kompor gas. Semuanya membutuhkan proses difusi yang melibatkan teknik

komunikasi tertentu agar dapat diterima oleh suatu sistem sosial tertentu. Semua

inovasi, memiliki karakteristik yang berbeda baik dari sisi inovasinya itu sendiri

maupun sistem sosial dimana inovasi tersebut akan diberlakukan. Oleh karena itu,

pendekatan komunikasi yang harus digunakan juga akan berbeda satu sama lain.

Disinilah tantangannya bagi agen pemasaran produk dan jasa (inovasi) tertentu.9

D. Tahapan Pristiwa yang Menciptakan Proses Difusi Inovasi

Sebelum terjadinya proses difusi, terdapat tahap-tahap peristiwa yang

mendasari terciptanya suatu proses difusi inovasi. Tahap-tahap tersebut

diantaranya :

9 http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/10/kontribusi-teori-teori-komunikasi-dalam-

komunikasi-inovasi/

9

Page 10: difusi inovasi 2

1. Mempelajari Inovasi: Tahapan ini merupakan tahap awal

ketikamasyarakat mulai melihat, dan mengamati inovasi baru dari berbagai

sumber, khususnya media massa. Pengadopsi awal biasanya merupakan

orang-orang yang rajin membaca koran dan menontontelevisi, sehingga

mereka bisa menangkap inovasi baru yang ada. Jika sebuah inovasi

dianggap sulit dimengerti dan sulit diaplikasikan, maka hal itu tidak akan

diadopsi dengan cepat oleh mereka, lain halnya jika yang dianggapnya baru

merupakan hal mudah, maka mereka akan lebih cepat mengadopsinya.

Beberapa jenis inovasi bahkan harus disosialisasikan melalui komunikasi

interpersonal dan kedekatan secara fisik.

2. Pengadopsian: Dalam tahap ini masyarakat mulai menggunakan inovasi yang

mereka pelajari. Diadopsi atau tidaknya sebuah inovasi oleh masyarakat

ditentukan juga oleh beberapa faktor. Risetmembuktikan bahwa semakin

besar keuntungan yang didapat, semakin tinggi dorongan untuk

mengadopsi perilaku tertentu. Adopsi inovasi juga dipengaruhi

oleh keyakinan terhadap kemampuanseseorang. Sebelum seseorang

memutuskan untuk mencoba hal baru, orang tersebut biasanya bertanya pada

diri mereka sendiri apakah mereka mampu melakukannya. Jika seseorang

merasa mereka bisa melakukannya, maka mereka akan cenderung mangadopsi

inovasi tersebut. Selain itu, dorongan status juga menjadi

faktor motivasionalyang kuat dalam mengadopsi inovasi. Beberapa orang

ingin selalu menjadi pusat perhatian dalam mengadopsi inovasi baru untuk

menunjukkan status sosialnya di hadapan orang lain. Adopsi inovasi juga

dipengaruhi oleh nilai yang dimiliki individu tersebut serta persepsidirinya.

Jika sebuah inovasi dianggapnya menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai

yang ia anut, maka ia tidak akan mengadopsinya. Semakin

besar pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengadopsi sebuah inovasi,

semakin kecil tingkat adopsinya.

10

Page 11: difusi inovasi 2

3. Pengembangan Jaringan Sosial: Seseorang yang telah mengadopsi sebuah

inovasi akan menyebarkan inovasi tersebut kepada jaringan sosial di

sekitarnya, sehingga sebuah inovasi bisa secara luas diadopsi oleh masyarakat.

Difusi sebuah inovasi tidak lepas dari proses penyampaian dari satu individu

ke individu lain melalui hubungan sosial yang mereka miliki. Riset

menunjukkan bahwa sebuah kelompok yangsolid dan dekat satu sama lain

mengadopsi inovasi melalui kelompoknya. Dalam proses adopsi inovasi,

komunikasi melalui saluran media massa lebih cepat menyadaran masyarakat

mengenai penyebaran inovasi baru dibanding saluran komunikasi

interpersonal. Komunikasi interpersonal mempengaruhi manusia untuk

mengadopsi inovasi yang sebelumnya telah diperkenalkan oleh media

massa.10

E. Model- Model Proses Komunikasi dalam Proses Difusi Inovasi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa difusi inovasi diartikan

sebagai suatu proses dimana inovasi dikomunikasikan melalui saluran-saluran

komunikasi tertentu, pada suatu kurun waktu tertentu, kepada anggota suatu

sistem sosial. Dapat dikatakan bahwa difusi inovasi merupakan satu bentuk

komunikasi yang berhubungan dengan suatu pemikiran baru. Rogers (1971)

mengemukakan beberapa model penyebaran informasi (komunikasi) dalam

peranannya mempengaruhi masyarakat yaitu:

1. Model komunikasi satu tahap (One step flow model). Model ini menyatakan

bahwa informasi mengalir langsung berpengaruh pada audiensnya tanpa

membutuhkan perantara atau media massa langsung pada audiens.

2. Model Komunikasi dua tahap (Two step flow model). Dalam model ini,

informasi pada mulanya tersebar melalui media massa yang kemudian

10 http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/10/kontribusi-teori-teori-komunikasi-dalam-

komunikasi-inovasi/

11

Page 12: difusi inovasi 2

diterima oleh pemuka pendapat, informasi tersebut kemudian disebarkan

kepada masyarakat.

3. Model komunikasi banyak tahap (Multi step flow model). Model ini

menunjukkan adanya banyak variasi dalam penyebaran informasi dari sumber

kepada khalayak. Sebagai khalayak memperoleh informasi langsung dari

media massa sebagai sumber, mungkin juga sebagai khalayak (penerima)

mendapat informasi melalui berbagai tahap yang harus dilalui setelah

disebarkan oleh sumber informasi. Dalam proses difusi inovasi, pada awalnya

inovasi diadopsi, beberapa waktu kemudian inovasi tidak lagi diterima

keberadaannya. Hal tersebut dapat terjadi karena pengguna tidak puas

terhadap hasil yang diperoleh setelah mengadopsi inovasi, atau telah muncul

suatu inovasi lain yang dinilai lebih baik untuk dilaksanakan.11

F. Hambatan Difusi Inovasi

a) Hambatan psikologis

Hambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu

menjadi faktor penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih merupakan

kerangka kunci untuk memahami apa yang terjadi bila orang dan sistem

melakukan penolakan terhadap upaya perubahan. Kita akan menggambarkan

jenis hambatan ini dengan memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu

dimensi kepercayaan/keamanan versus ketidakpercayaan/ketidakamanan

karena faktor ini sebagai unsur inovasi yang sangat penting. Faktor-faktor

psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan penolakan terhadap inovasi

adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada,

tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang masalah.

Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi

atau kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif.

Menurut para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi 11 Rogers, Everett M 1983 : 56

12

Page 13: difusi inovasi 2

kemampuan dan keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam

pekerjaannya. Jika sebuah inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol

(misalnya diperkenalkannya model pimpinan tim atau kemandirian masing-

masing bagian), maka pemimpin itu biasanya akan memandang perubahan

itu sebagai negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya sebagai

kemerosotan, bukan perbaikan.

b) Hambatan praktis

Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat

fisik. Untuk memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor

berikut ini akan dibahas:

1. Waktu

2. sumber daya

3. system

Ini adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau

memperlambat perubahan dalam organisasi dan sistem sosial. Program pusat-

pusat pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini. Ini mungkin

mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian praktis dan metode-

metode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung. Oleh karena itu,

inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang terkait dengan

praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan semakin mudah

orang meminta penjelasan tentang penolakan praktis. Di pihak lain, dapat

diasumsikan bahwa hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami

oleh banyak orang dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang menghambat

perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak cukupnya sumber daya

ekonomi, teknis dan material sering disebutkan.

Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering

kurang diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu,

sangat penting untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat

perencanaan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak

13

Page 14: difusi inovasi 2

diharapkan, yang mungkin tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan,

kemungkinan akan terjadi.

Yang kedua, masalah pada bidang keahlian dan sumber daya ekonomi

sebagai contoh tentang hambatan praktis. Dalam perencanaan dan

implementasi inovasi, tingkat pengetahuan dan jumlah dana yang tersedia

harus dipertimbangkan. Ini berlaku terutama jika sesuatu yang sangat

berbeda dari praktek di masa lalu akan dilaksanakan, dengan kata lain jika

ada perbedaan yang besar antara yang lama dengan yang baru. Dalam kasus

seperti ini, tambahan sumber daya dalam bentuk keahlian dan keuangan

dibutuhkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dana sangat dibutuhkan,

khususnya pada awal dan selama masa penyebarluasan gagasan inovasi.. Ini

mungkin terkait dengan kenyataan bahwa bantuan dari luar, peralatan baru,

realokasi, buku teks dll. diperlukan selama fase awal. Sumber dana yang

dialokasikan untuk perubahan sering kali tidak disediakan dari anggaran

tahunan. Media informasi dan tindak lanjutnya sering dibutuhkan selama fase

penyebarluasan gagasan inovasi.

Dalam kaitan ini penting untuk dikemukakan bahwa dana saja tidak

cukup untuk melakukan perbaikan dalam praktek. Sumber daya keahlian

seperti pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang dilibatkan dalam

upaya inovasi ini merupakan faktor yang sama pentingnya. Dengan kata lain,

jarang sekali kita dapat memilih antara satu jenis sumber atau jenis sumber

lainnya, melainkan kita memerlukan semua jenis sumber itu. Jelaslah bahwa

kurangnya sumber tertentu dapat dengan mudah menjadi hambatan.

c) Hambatan kekuasaan dan nilai

Bila dijelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan kenyataan

bahwa suatu inovasi mungkin selaras dengan nilai-nilai, norma-norma dan

tradisi-tradisi yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan

dengan nilai-nilai yang dianut sejumlah orang lain. Jika inovasi berlawanan

dengan nilai-nilai sebagian peserta, maka bentrokan nilai akan terjadi dan

14

Page 15: difusi inovasi 2

penolakan terhadap inovasi pun muncul.. Apakah kita berbicara tentang

penolakan terhadap perubahan atau terhadap nilai-nilai dan pendapat yang

berbeda, dalam banyak kasus itu tergantung pada definisi yang kita gunakan.

Banyak inovator telah mengalami konflik yang jelas dengan orang lain, tetapi

setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka mendapati bahwa ada

kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk. Pengalaman ini dapat dijelaskan

dengan kenyataan bahwa sering kali orang dapat setuju mengenai sumber

daya yang dipergunakan. Kadang-kadang hal ini terjadi tanpa memandang

nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau ketidaksepakatan di

permukaan mudah terjadi dalam kaitannya dengan aliansi. Sering kali aliansi

itu terbukti sangat penting bagi implementasi inovasi.12

G.

12 Rogers, Everett M 1983 : 59

15

Page 16: difusi inovasi 2

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Inovasi (innovation) adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang

dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok

orang (masyarakat). Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk

memecahkan suatu masalah tertentu.

Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi

dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap

anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe

komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga

dapat diangap sebagai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang

terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak

terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu

inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa

individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.

B.     Saran

Jika kita ingin inovasi cepat diadopsi oleh masyarakat, hal pertama yang harus

diperhatikan oleh kita adalah difusi apa yang tepat digunakan untuk menyebarkan

inovasi. Karena pada dasarnya terdapat perbedaan dimasyarakat dalam mengadopsi

atau menerima inovasi. Ada sekelompok masyarakat yang cepat dalam menerima

inovasi, ada juga yang membutuhkan waktu yang lama untuk menerima suatu

inovasi.

16

Page 17: difusi inovasi 2

DAFTAR PUSTAKA

Difusi Inovasi-lust Theory. 2007. Teknologi Pendidikan. NET Informasi Teknologi

Pendidikcrn. File a/F:1Difusi Inovasi.

Hanafi, Abdillah. 1987. Memasyarakatkan Ide-Ide Baru. Surabaya: Penerbit Usaha

Nasional

Rogers, Everett M (1983), Diffusion of Innovation, The Free Press, A Division

of Macmillan Publishing C., Inc. New York.

Rogers, Everett M and F. Floyd Shoemaker (1971), Communication of Innovations,

A Cross-Cultural Approach.

www.pdf-search-engine.com/difusi-inovasi-pdf.html

http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/10/kontribusi-teori-teori-komunikasi-

dalam-komunikasi-inovasi/

http://ahmad42.wordpress.com/2008/06/17/teori-difusi-inovasi/

17

Page 18: difusi inovasi 2

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Difusi Inovasi” tepat pada

waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah

membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi

motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, Novemmber 2013

Penyusun

18

i

Page 19: difusi inovasi 2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFATR ISI.................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................... 1

B. Tujuan ......................................................................................1

C. Rumusan Masalah................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Difusi Inovasi .................................................................... 3

B. Elemen Difusi Inovasi ......................................................................... 6

C. Implementasi Difusi Inovasi................................................................. 8

D. Tahapan Pristiwa yang Menciptakan Proses Difusi Inovasi................. 9

E. Model- Model Proses Komunikasi dalam Proses Difusi Inovasi ........ 10

F. Hambatan Difusi Inovasi .................................................................... 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 16

B. Kritik dan Saran ................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iii

19ii

Page 20: difusi inovasi 2

MAKALAHTEKNOLOGI PENDIDIKAN

DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN

Di susun oleh : DEPA OKTRIANA

2113217386

Dosen Pembimbing :MASRIFA HIDAYANI, M.Pd

197506302009012004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BENGKULU (IAIN)2013

20

Page 21: difusi inovasi 2

21