Difusi Dan Osmosis Edit

19
A. Topik : Dapatkah air ber-osmosis menembus membrane sel jaringan tumbuhan? B. Tujuan Praktikum 1. Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis 2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi 3. Menunjukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis 4. Mendeskripsikan pengertian difusi osmosis C. Kajian Pustaka 1. Difusi Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis. Kita sudah mengetahui bahwa molekul-molekul itu ada selalu di dalam keadaan gerak, dan gerak itu disebabkan oleh suatu tenaga dinamik yang disebut energi kinetis. Energy ini sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling menarik dan pada saat bersamaan juga saling menolak (D.Dwidjoseputro,1994:67) Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida. Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi melalui membrane berlangsung karena molekul -

description

difusi dan osmosis dalam praktikum

Transcript of Difusi Dan Osmosis Edit

Page 1: Difusi Dan Osmosis Edit

A. Topik : Dapatkah air ber-osmosis menembus membrane sel jaringan tumbuhan?B. Tujuan Praktikum

1. Menemukan fakta mengenai gejala difusi-osmosis2. Mengamati efek konsentrasi larutan terhadap kecepatan difusi3. Menunjukkan arah gerakan air pada peristiwa difusi osmosis4. Mendeskripsikan pengertian difusi osmosis

C. Kajian Pustaka1. Difusi

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis.

Kita sudah mengetahui bahwa molekul-molekul itu ada selalu di dalam keadaan gerak, dan gerak itu disebabkan oleh suatu tenaga dinamik yang disebut energi kinetis. Energy ini sumber tenaga yang menyebabkan molekul-molekul saling menarik dan pada saat bersamaan juga saling menolak (D.Dwidjoseputro,1994:67)

Difusi yang paling sering terjadi adalah difusi molekuler. Difusi ini terjadi jika terbentuk perpindahan dari sebuah lapisan (layer) molekul yang diam dari solid atau fluida.

Difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana (simple difusion),difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein transmembran (simple difusion by chanel formed), dan difusi difasilitasi (fasiliated difusion). Difusi melalui membrane berlangsung karena molekul -molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut dalam lemak, Selain itu, membran sel juga sangat permeabel terhadap molekul anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O.

2. OsmosisOsmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut,

dari larutan yang konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua Iarutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeabel. Jadi, pergerakan air berlangsung

Page 2: Difusi Dan Osmosis Edit

dari larutan yang konsentrasi airnya tinggi menuju kelarutan yang konsentrasi airnya rendah melalui selaput selektif permiabel. Larutan vang konsentrasi zat terlarutnya lebih tinggi dibandingkan dengan larutan di dalam sel dikatakan .sebagai larutan hipertonis. sedangkan larutan yang konsentrasinya sama dengan larutan di dalam sel disebut larutan isotonis. Jika larutan yang terdapat di luar sel, konsentrasi zat terlarutnya lebih rendah daripada di dalam sel dikatakan sebagai larutan hipotonis

Dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis adalah:

a. Kadar air dan materi terlarut yang ada di dalam sel.b. Kadar air dan materi terlarut yang ada di luar sel.

D. Metode Praktikum1. Tempat dan Waktu

a. Tempat : Laboratorium Biologi Dasarb. Waktu : Selasa, 07.00

2. Alat dan Bahana. Alat

1) Pipa Kaca berskala2) Cawan petri3) Pipet tetes mulut panjang4) Pisau tajam5) Pelubang gabus6) Karet Penyumbat

b. Bahan1) Larutan Sukrosa (5%, 50% dan 100%)2) Kentang3) Air murni

Page 3: Difusi Dan Osmosis Edit

3. Prosedur

E. Hasil dan PembahasanData kenaikan larutan sukrosa pada pipa gelas berskala

Data Pengamatan kelompok 1

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5 % 100%

I bertambah0,02 ml Turun (Hilang)II Bertambah 0,01 ml -III Tetap -

Data pengamatan kelompok 2

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5 % 50%

I Berkurang 0,01 ml Berkurang 0,005 mlII Berkurang 0,01 ml Tetap

Page 4: Difusi Dan Osmosis Edit

III Berkurang 0,005 ml Bertambah 0,01 ml

Data Pengamatan Kelompok 3

10 menitke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5% 50%

Awal - -I - -II - -III - -IV - Bertambah 15 ml

Data Pengamatan kelompok 4

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskalaDiisi air (control) 5%

Awal 0,4 cm 0,28 cmI 0,4 cm 0,25 cmII - 0,24 cmIII - 0,23 cm

Data Pengamatan kelompok 5

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5 % 100%

I Bertambah 0,3 ml Turun (Hilang)II Bertambah 0,1 ml -III Tetap -

Data PengamatanKelompok 6

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5% 50%

Awal 0,86 0,86I 0,89 0,86II 0,90 0,85III 0,91 0,84

Data Pengamatan Kelompok 7

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5 % 50%

Awal 10 mm 10 mmI Bertambah 1 mm Berkurang 1 mmII Bertambah 1 mm Berkurang 1 mm

Page 5: Difusi Dan Osmosis Edit

III Bertambah 1 mm Berkurang 1 mm

Data Pengamatan Kelompok 8

10 menit ke

Pertambahan Volume cairan dalam pipa kaca berskala5 % 50% 100%

I Berkurang 0,1 ml Bertambah 0,086 ml Bertambah 0,1 mlII Berkurang 0,05 ml Bertambah 0,089 ml Bertambah 0,1 mlIII Berkurang 0,05 ml Bertambah 0,089 ml Bertambah 0,15 ml

PembahasanPada praktikum kali ini tentang ‘Dapatkah air ber-osmosis menembus sel jaringan

tumbuhan?’ dilakukan secara bertahap yaitu pertama membuat irisan kentang dengan dua lubang sumuran. Kemudian memasukkan larutan sukrosa (5%, 50%, dan 100%) dan air (sebagai control) ke dalam masing-masing sumuran kurang lebih setengah dari tinggi sumuran. Setelah itu menyumbat sumuran dengan karet penyumbat yang telah diberi pipa berskala. Setelah disumbat kentang dengan sumuran tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri yang diisi sedikit air. Dan kemudian mengamati perubahan volume ketinggian larutan setiap 10 menit.

Osmosis adalah peristiwa perpindahan massa dari lokasi dengan potensi solvent tinggi, menuju lokasi berpotensi solvent rendah, melalui membran semipermeabel. Umumnya yang disebut sebagai solvent di sini adalah air. Prinsip kerjanya adalah transfer molekul solvent dari lingkungan larutan hipotonis menuju lingkungan larutan hipertonis, melewati membran semipermeabel. Dari percobaan difusi – osmosis ini, yang bertindak sebagai larutan hipotonis adalah air murni, dan larutan hipertonisnya adalah sukrosa dengan 3 variasi konsentrasi (5%, 50%, 100%). Sasaran pengamatai percobaan ini adalah perubahan atau kenaikan cairan yang terjadi pada pipa kaca berskala yang disumbatkan pada sumuran kentang.

Data Kelompok 1Dari data di atas dapat dilihat, pada 10 menit pertama, pada larutan sukrosa 5 %

terjadi kenaikan sebanyak 0,02 ml sedangkan pada larutan sukrosa 100% terjadi penurunan bahkan hilang sehingga tidak bisa diukur kenaikannya. Pada 10 menit kedua, pada larutan sukrosa 5% terjadi kenaikan dari sebelumnya sebanyak 0,01 ml sedangkan pada larutan sukrosa 100% tidak dapat dihitung. Pada 10 menit ketiga, pada larutan sukrosa 5 % tidak terjadi pertambahan dari menit sebelumnya, sedangkan larutan sukrosa 100 % tak ada perubahan.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami kenaikan volume cairan hingga 0,03 ml sampai 10 menit kedua, kemudian tak terjadi perubahan. Kenaikan

Page 6: Difusi Dan Osmosis Edit

cairan ini terjadi karena osmosis ( perpindahan zat dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi ). Sel-sel dalam kentang menyerap air murni yang ada dibawah permukaan kentang. Air murni berkonsentrasi lebih rendah (hipotonik) daripada cairan dalam sel kentang yang berkonsentrasi lebih tinggi (hipertonik). Akibatnya terjadi perpindahan cairan dari daerah hipotonik (air murni) menuju hipertonik (cairan dalam sel kentang) melalui membran semipermeabel kentang karena adanya gradient konsentrasi. Kemudian sel-sel kentang yang menyerap air tadi sampai diatas dan bertemu dengan sukrosa 5% yang berada pada sumuran kentang. Sel kentang tadi sudah menyerap air sehingga konsentrasi cairan dalam selnya lebih rendah (hipotonik)dari sebelumnya, sedangkan sukrosa 5% lebih tinggi konsentrasinya (hipertonik). Akibatnya terjadi perpindahan lagi (osmosis) dari cairan dalam sel kentang (hipotonik) menuju sukrosa 5% yang lebih tinggi konsentrasinya melalui membran semipermeabel sel kentang. Hal inilah yang mengakibatkan pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% mengalami kenaikan ketinggian cairan. Sedangkan pada 10 menit ketiga tidak ada perubahan ketinggian cairan mungkin karena konsentrasi cairan dalam sel kentang dan sukrosa sudah mencapai titik kesetimbangan (konsentrasinya sudah sama sehingga tak ada gradient konsentrasi untuk menggerakkan cairan).

Pipa kaca berskala berisi sukrosa 100% yang sekaligus mempunyai konsentrasi lebih tinggi daripada cairan dalam sel kentang terus mengalami penurunan ketinggian cairan hingga tak terlihat lagi. Menurut teori, semakin besar gradient konsentrasinya, maka proses osmosisnya semakin cepat. Hasil percobaan tidak sesuai dengan teori. Mungkin hal ini disebabkan karena sumbat yang dimasukkan dalam sumuran tidak rapat atau pas, bisa juga karena sukrosa 100% dalam pipanya merembes keluar hingga tidak disadari oleh praktikan.

Data kelompok 2Dilihat dari data pertambahan volume larutan sukrosa dalam pipa kaca berskala,

pada 10 menit pertama, larutan sukrosa 5% berkurang sebanyak 0,01 ml sedangkan larutan sukrosa 50 % berkurang sebanyak 0,005 ml. Pada 10 menit kedua, larutan sukrosa 5 % berkurang sebanyak 0,01 ml dari 10 menit pertama sedangkan larutan sukrosa 50% tidak mengalami perubahan. Pada 10 menit ketiga, larutan sukrosa 5% berkurang sebanyak 0,005 ml sedangka nlarutan sukrosa 50% bertambah sebanyak 0,01 ml.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami pengurangan volume cairan hingga 0,025 ml sampai 10 menit ketiga. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya bisa jadi konsentrasi cairan dalam sel kentang yang digunakan lebih tinggi daripada konsentrasi sukrosa 5% sehingga mengakibatkan sukrosanya yang masuk ke dalam sel kentang, bukan sebaliknya.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 50% mengalami fluktuasi ketinggian cairan, pertama turun, tetap lalu bertambah 0,01ml. Penurunan ketinggian cairannya mungkin karena antara penyumbat, sukrosa, dan cairan dalam sel kentang sedang mengalami “penyesuaian” atau belum memungkinkan terjadinya osmosis pada saat itu

Page 7: Difusi Dan Osmosis Edit

juga hingga pada 10 menit kedua ketinggian cairannya tetap. Pada 10 menit ketika ketinggian cairan dalam pipanya bertambah menjadi 0,01ml yang berarti terjadi osmosis dari cairan dalam sel kentang menuju sukrosa 50% karena konsentrasinya lebih tinggi.

Data Kelompok 3 Dilihat dari data pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala, pada

larutan sukrosa 5% tidak dapat terlihat sampai 5 menit ketiga sedangkan pada larutan sukrosa 50% tidak terlihat sampai 5 menit kedua dan pada 5 menit ketiga mengalami pertambahan 15 ml.

Baik pada pipa kaca berskala untuk sukrosa 5% dan 50% tidak mengalami pertambahan atau penurunan ketinggian cairan dalam pipa kaca berskala hingga 5 menit ketiga. Hal ini terjadi mungkin karena pemasangan penyumbat pada sumuran kentang yang kurang tepat sehingga ketinggian awal cairan dalam pipa sekalipun tak terlihat. Bisa juga karena praktikan tidak mengisi sukrosa pada sumuran kentang hingga setengahnya atau karena skala waktu pengamatannya yang terlalu cepat (hanya 5 menit). Baru pada 5 menit ke 4, volume cairan pada pipa kaca berskala untuk sukrosa 50% tiba-tiba naik menjadi 15 ml yang berarti terjadi osmosis beberapa waktu setelahnya.

Data Kelompok 4 Dilihat dari data pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala pada

kelompok 4, pada 10 menit pertama menunjukkan air (kontrol) tidak mengalami perubahan yaitu tetap 0,4 cm sedangkan pada larutan sukrosa berkurang 0,03 cm dari 0,28 cm menjadi 0,25 cm. Pada 10 menit kedua menunjukkan volume air tenggelam atau tidak dapat diukur sedangkan pada larutan sukrosa 5% berkurang 0,01 cm menjadi 0,24cm. Pada 10 menit ketiga menunjukkan volume air tetap tidak dapat diukur sedangkan pada larutan sukrosa 5% berkurang 0,01 cm menjadi 0,23 cm.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami penurunan ketinggian permukaan cairan sampai 0,05 cm hingga 10 menit ketiga secara bertahap. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya bisa jadi konsentrasi cairan dalam sel kentang yang digunakan lebih tinggi daripada konsentrasi sukrosa 5% sehingga mengakibatkan sukrosanya yang masuk ke dalam sel kentang, sama halnya dengan yang terjadi pada kelompok 2. Bisa juga karena sumbatnya tidak rapat sehingga sukrosanya merembes keluar sedikit demi sedikit.

Pipa kaca berskala yang berisi air (kontrol) dari awal hingga 10 menit pertama ketinggiannya sama. Namun pada 10 menit kedua dan ketiga ketinggian cairan pada pipa kacanya menurun hingga tak terlihat lagi. Hal ini terjadi karena konsentrasi cairan dalam sel kentang yang digunakan lebih tinggi daripada konsentrasi air, sehingga air berosmosis masuk ke dalam sel kentang melalui membran semipermeabel sel kentang.

Page 8: Difusi Dan Osmosis Edit

Data Kelompok 5Dilihat dari data pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala, pada

larutan sukrosa 5% pada 10 menit pertama bertambah 0,3 ml, pada 10 menit kedua bertambah 0,1 ml, dan pada 10 menit ketiga tetap. Pada larutan sukrosa 100% pada 10 menit pertama turun sampai menghilang hingga 10 menit ketiga tetap sama.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami kenaikan volume cairan hingga 0,4 ml hingga 10 menit kedua yang berarti mengalami osmosis, cairan dalam sel kentang yang hipotonis menuju sukrosa 5% yang hipertonis. Pada 10 menit ketiga tak terjadi perubahan karena konsentrasi cairan dalam sukrosa sudah sama dengan konsentrasi cairan dalam sel kentang. Pada kaca berskala yang berisi sukrosa 100%, terjadi penurunan ketinggian dan sudah tak terlihat lagi hingga 10 menit ketiga. Secara teori ini seharusnya terjadi osmosis, bahkan prosesnya lebih cepat karena pada sukrosa 5% saja sudah terjadi osmosis pada kentang yang sama. Tetapi hasil percobaannya berbeda dengan teori. Mungkin terjadi karena sukrosanya merembes keluar akibat sumbat yang tidak rapat pada sumuran kentang. Data Kelompok 6

Dilihat dari data Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala, pada 10 menit pertama menunjukkan larutan sukrosa 5% bertambah sebanyak 0,03 ml dari awal 0,86 sedangkan larutansukrosa 50% tidak mengalami perubahan yaitu tetap 0,86 ml. Pada 10 menit kedua menunjukkan larutan sukrosa 5% bertambah 0,01 ml menjadi 0,90 ml sedangkan pada larutan sukrosa 50% berkurang sebanyak 0,01 ml menjadi 0,85 ml. Pada 10 menit ketiga menunjukkan larutan sukrosa 5% betambah 0,01 ml menjadi 0,91 ml sedangkan pada larutan sukrosa 50% berkurang 0,01 ml menjadi 0,84 ml.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami kenaikan volume cairan hingga 0,05 ml secara bertahap hingga 10 menit ketiga yang berarti mengalami osmosis, cairan dalam sel kentang yang hipotonis menuju sukrosa 5% yang hipertonis. Pada kaca berskala yang berisi sukrosa 50%, awalnya ketinggiannya tetap. Kemudian terjadi penurunan volume cairan hingga 0,02 ml pada pengamatan 10 menit ketiga. Secara teori ini seharusnya terjadi osmosis, bahkan prosesnya lebih cepat karena pada sukrosa 5% saja sudah terjadi osmosis pada kentang yang sama. Tetapi hasil percobaannya berbeda dengan teori. Mungkin terjadi praktikan tidak menyumbat dengan rapat pada sumuran kentang.

Data Kelompok 7Dilihat dari data Pertambahan volume cairan dalampipa kaca berskala pada

kelompok 7, pada larutan sukrosa 5% pada 10 menit pertama bertambah 1mm dari 10 mm, pada 10 menit kedua bertambah lagi 1 mm, dan pada 10 menit ketiga bertambah lagi sebanyak 1mm. Pada larutan larutan sukrosa 50% pada 10 menit pertama berkurang 1 mm dari 10 mm, pada 10 menit kedua berkurang lagi sebanyak 1 mm, dan pada 10 menit ketiga berkurang lagi sebanyak 1 mm.

Page 9: Difusi Dan Osmosis Edit

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami kenaikan ketinggian permukaan cairan 1 mm secara bertahap dan konstan hingga 10 menit ketiga yang berarti mengalami osmosis, cairan dalam sel kentang yang hipotonis menuju sukrosa 5% yang hipertonis. Tetapi sebaliknya, pada pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 50% terus mengalami pengurangan ketinggian permukaan cairan 1 mm secara bertahap dan konstan hingga 10 menit ketiga. Seperti pada teori, prinsip kerja osmosis adalah transfer molekul solvent dari lingkungan larutan hipotonis menuju lingkungan larutan hipertonis, melewati membran semipermeabel. Tetapi hasil percobaan menunjukkan hasil yang sebaliknya, apalagi pada percobaan yang gradient konsentrasinya besar. Pada sukrosa 50% seharusnya dapat terjadi osmosis cairan dalam sel kentang menuju sukrosa, karena pada sukrosa 5% saja sudah terjadi osmosis dan menggunakan kentang yang sama. Hasil ini terjadi mungkin karena praktikan yang memasang alat percobaan untuk sukrosa 50% kurang sesuai/tepat dengan prosedur.

Data Kelompok 8Dilihat dari data Pertambahan volume cairan dalam pipa kaca berskala pada

kelompok 8, pada larutan sukrosa 5% pada 10 menit pertama berkurang 0,1 ml, pada 10 menit kedua berkurang 0,05 ml, dan pada 10 menit ketiga berkurang 0,05 ml. Pada larutan sukrosa 50% pada 10 menit pertama bertambah 0,086 ml, pada 10 menit kedua bertambah 0,089 ml, dan pada 10 menit ketiga bertambah 0,089 ml. Pada larutan sukrosa 100% pada 10 menit pertama bertambah 0,1 ml pada 10 menit kedua bertambah 0,1 ml dan pada 10 menit ketiga bertambah 0,15 ml.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 5% terus mengalami penurunan volume cairan sampai 0,2 ml hingga 10 menit ketiga. Hal terjadi karena konsentrasi cairan dalam sel kentang yang digunakan lebih tinggi daripada konsentrasi sukrosa 5% sehingga mengakibatkan sukrosanya yang masuk ke dalam sel kentang atau terjadi osmosis dari sukrosa 5% menuju sel kentang melalui membran semipermeabel sel kentang sehingga volume cairan sukrosa 5% menurun.

Pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 50% dan sukrosa 100% terus mengalami kenaikan volume cairan tiap 10 menit masing-masing sekitar 0,089 ml dan 0,1 ml secara bertahap hingga 10 menit ketiga. Menurut teori, jika gradient konsentrasinya (antara sukrosa dengan cairan dalam sel kentang) semakin besar , mala proses osmosisnya juga semakin cepat. Hal ini terbukti dengan hasil percobaan. Pada pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 50% volumenya bertambah sekitar 0,089 ml, yang berarti banyaknya cairan dalam sel kentang yang berpindah menuju sukrosa 50% selama proses osmosis sebesar 0,089 ml tiap 10 menit. Sedangkan pada pipa kaca berskala yang berisi sukrosa 100% yang sekaligus gradient konsentrasinya lebih besar volumenya bertambah sekitar 0,1 ml, yang berarti banyaknya cairan dalam sel kentang yang berpindah menuju sukrosa 100% selama proses osmosis sebesar 0,1 ml tiap 10 menit.

Page 10: Difusi Dan Osmosis Edit

F. Kesimpulan1. Gejala difusi-osmosis dapat terjadi pada membran semipermeabel sel jaringan

kentang. Terbukti dengan adanya pertambahan volume cairan sukrosa pada pipa gelas yang berasal dari cairan dalam sel kentang akibat osmosis.

2. Semakin besar konsentrasi diantara dua larutan (gradient konsentrasi) maka kecepatan difusi-osmosis juga semakin cepat.

3. Arah gerak air pada peristiwa difusi-osmosis yaitu bergerak dari lingkungan yang potensial airnya tinggi (hipotonik) menuju lingkungan yang potensial airnya rendah (hipertonik).

4. Difusi adalah gerak penyebaran suatu partikel dari daerah yang potensial kimianya lebih tinggi menuju ke daerah yang potensial kimianya lebih rendah. Osmosis merupakan difusi air dari daerah yang memiliki potensial air lebih tinggi (hipotonik) menuju ke daerah yang potensial airnya lebih rendah (hipertonik) melalui suatu membran semipermeabel.

G. Saran 1. Perlu dilakukan sedikit jeda saat percobaan difusi-osmosis sebelum dilakukan

pengamatan untuk menunggu sampai benar-benar terjadi proses osmosis. 2. Perlu dilakukan percobaan dengan mengganti larutan hipertonik yang bersifat

elektrolit dan juga mengganti objek percobaan selain dengan kentang.

H. Diskusi 1. Ada perubahan volume atau ketinggian larutan pada pipa kaca berskala pada

kelompok perlakuan walaupun lebih banyak terjadi penurunan volume. Sedangkan pada control terjadi penurunan volume dan tidak dapat dideteksi.

2. Secara teori penambahan tinggi pada pipa berskala melalui membran kentang merupakan peristiwa osmosis karena terjadi perpindahan air dari daerah dengan potensial air tinggi ke daerah potensial air rendah. Potensial air ini dapat ditunjukkan dengan kadar kepekatan larutan sukrosa. Larutan sukrosa dengan kadar 50% yang memiliki kadar gula yang lebih tinggi atau dengan kata lain memiliki potensial air yang rendah. Sedangkan larutan sukrosa 5% memiliki kadar gula yang rendah, dengan kata lain memiliki potensial air yang tinggi. Sehingga air akan mengalir melalui membrane semi permeable. Namun karena adanya faktor yang menyebabkan kesalahan pada praktikum, hal tersebut tidak dapat ditemukan.

3. Ya, pada tiga perlakuan terdapat perbedaan tingkat perubahan volume air.4. Ya, perbedaan kecepatan pertambahan air dalam pipa ada kaitannya dengan

konsentrasi gula karena semakin tinggi konsentrasi gula semakin cepat proses osmosis.

Page 11: Difusi Dan Osmosis Edit

5. Adanya perbedaan kecepatan pertambahan air dalam pipa ada kaitannya dengan konsentrasi gula karena semakin tinggi konsentrasi gula semakin cepat proses osmosis.

6. Peristiwa osmosis adalah peristiwa bergeraknya molekul pelarut dari konsentrasi pelarut tinggi ke konsentrasi pelarut rendah.

I. Tugas Pengembangan1. Q : Apakah potensial air 1 mol larutan garam (NaCl) sama dengan 1 mol larutan

glukosa?A : Tidak, karena tekanan osmosis mempunyai persamaan yaitu = n.M.R.T. Sehingga besarnya tekanan osmosisnya NaCl tidak sama dengan larutan glukosa. Nilai n antara NaCl dan glukosa itu berbeda, tergantung dari banyaknya ion yangterdapat pada senyawa tersebut. Larutan NaCl mempunyai jumlah ion (n) sebanyak 2, sedangkan larutan gula tidak memiliki ion (n). Sehingga tekanan osmosis larutan garam (NaCl) lebih besar daripada larutan glukosa. Hal ini menyebabkan potensial air di antara kedua larutan berbeda.

2. Q : Apakah laju difusi air dari jaringan kentang dipengaruhi oleh jenis jenis larutan perendamnya?A : Iya, karena jenis larutan perendam akan mempunyai viskositas atau tingkat kekentalan zat yang berbeda.

3. Q : Apa yang terjadi bila jaringan kentang ditempatkan pada larutan dengan potensial osmotiknya lebih rendah dari potensial osmotik jaringannya?A : Larutan yang berada di dalam kentang akan berkurang ( akan mengalami dehidras ), karena air (pelarut) yang berada di dalam kentang akan mengalir keluar menuju ke potensial larutannya lebih rendah.

J. Daftar PustakaHarbon, J. B. 1987. Metode Fitokimia, Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan

Terbitan Kedua. Bandung : ITB.Salisbury, F.B., Cleon W.R. 1995. Fisiologi Tumbuhan, jilid 1. Bandung : ITBDwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Malang: Universitas Brawijaya

K. Dokumentasi

Page 12: Difusi Dan Osmosis Edit

Bahan (Sukrosa 5%, 50%, 100%)

Ketinggian awal

10 menit pertama

Page 13: Difusi Dan Osmosis Edit

10 menit kedua

10 menit ketiga