Diet Hipertensi

47
PENYULUHAN TENTANG DIET HIPERTENSI PADA KELOMPOK LANSIA KEMANG SETANGE DI PUSKESMAS UNIT I SUMBAWA BESAR Oleh: dr. Latief Huzein Pendamping: dr. Lita Feradila Rosa KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PPSDM KESEHATAN

description

diet hipertensi pada lansia

Transcript of Diet Hipertensi

PENYULUHAN TENTANG DIET HIPERTENSI PADA KELOMPOK LANSIA KEMANG SETANGE DI PUSKESMAS UNIT I SUMBAWA BESAR

Oleh:dr. Latief HuzeinPendamping:dr. Lita Feradila Rosa

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIABADAN PPSDM KESEHATAN2015

BAB I

PENDAHULUAN

Hipertensi adalah salah satu penyakit degeneratif yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Martono, 2009. Savica et al, 2010). Tekanan darah tinggi merupakan faktor resiko yang menyebabkan terjadinya penyakit ginjal dan penyakit-penyakit kardiovaskular seperti stroke dan penyakit jantung iskemik. Individu prehipertensif memiliki kemungkinan tinggi mengalami penyakit kardiovaskular jika dibandingkan dengan individu dengan nilai tekanan darah dalam kisaran normal (Appel et al, 2011. Nolan et al, 2010).Angka kejadian hipertensi secara global cenderung meningkat, terutama di negara maju dan negara berkembang yang sedang mengalami transisi epidemiologi (Babatsikau et al, 2010. Rahajeng et al, 2009). Di Amerika prevalensi hipertensi paling tinggi ditemukan pada penduduk usia >60 tahun yaitu sebesar 65% (Nwankwo et al, 2013)Pada tahun 2013, prevalensi penduduk berusia 65-74 tahun di Indonesia yang mengalami hipertensi sebesar 56.6%. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013, prevalensi hipertensi secara nasional sebesar 25.8%. Sedangkan prevalensi hipertensi hipertensi di Nusa Tenggara Barat sebesar 20%. Peningkatan prevalensi hipertensi berbanding lurus dengan peningkatan usia (Kemenkes,2013). Prevalensi hipertensi lebih tinggi pada pria hingga usia 55 tahun, namun demikian sedikit lebih tinggi pada wanita postmenapouse (Pujol et al, 2010. Nolan et al, 2010. Babatsikou et al, 2010). Hipertensi merupakan salah satu penyebab utama kunjungan dari 6 penyakit terbanyak di Puskesmas Unit I Sumbawa besar dari bulan Januari-Maret sebanyak 51,8%.Terapi medikamentosa untuk mengendalikan tekanan darah tinggi telah banyak dilakukan, namun jika obat-obatan terus diberikan pada kelompok lansia yang telah mengalami penurunan fungsi organ, salah satunya ginjal maka akan memperberat fungsi organ tersebut (Knight et al, 2004. Abdulrochim et al, 2010). Oleh sebab itu, dilakukan upaya untuk membantu mengendalikan hipertensi khususnya pada kelompok lansia, salah satunya dengan pemilihan pola makan seperti yang tercantum dalam pola diet DASH (Dietary Approaches To Stop Hypertension) (Couch et al, 2008)Pola diet DASH merupakan pola diet yang menekankan pada konsumsi bahan makanan rendah natrium (1000 mg/hari), magnesium (>420 mg/hari), kalsium (>1000 mg/hari), dan serat (25-30 g/hari), serta rendah asam lemak jenuh dan kolesterol (420 mg/hari), kalsium (>1000 mg/hari), dan serat (25-30 g/hari), serta rendah asam lemak jenuh dan kolesterol (