DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor...

136
SKRIPSI DIDIK SISWANTORO METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI PASURUAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIBLANGGA 1985 ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Transcript of DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor...

Page 1: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

SKRIPSI

DIDIK SISWANTORO

METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP

PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG PATAL GRATI

PASURUAN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS AIBLANGGA

1985

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 2: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

METODE PEMBEBANAN BIAYA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP

PRODUK UNTUK MENGHASILKAN HARGA POKOK PRODUK JADI

YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SANDANG1 PATAL GRATI

PASURUAN

a ! s r

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperlengkapi Syarat-Syarat dalam

Memperolefi Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi

m i l i k |_____*brpustakaan f"•ttlVERSITAS AIRLANOOA",_ S U R A B A Y A I

O le h :

DIDIK SISWANTORO

No.Pokok : 048111037

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS A3RLANGGA

1985

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 3: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

/O- i - laSkL- Surabaya,...................................

D isetujui dan diterima baik

oleh:

Dosen Pembimbing : Ketua Jurusan :

( Drs. Parwoto Wignjohartojo

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 4: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Surabaya,. . .............•

Disetujui untuk d iu ji

oleh :

Dosen Pembimbing :

/( Drs. Soenaryo, Ak ) . /

/

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 5: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

KATA PENGANTAH

Bismillahirrohmanirrahim.

Dengan memanjatkan rasa syukur kehadirat Allah Sij

bhanahu Wataala yang telah melimpahkan rahmat serta hida

yahNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesai

kan skripsi in i yang d iberi judul "METODE PEMBEBANAN BI£

YA PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MENGHASIL -

KAN HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI

SANDANG PATAL GRATI - PASURUAN".

Penyusunan skripsi in i adalah merupakan salah sa­

tu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi Jurusan

Akuntansi. Untuk in i penulis telah berusaha menyusun

skripsi in i dengan sekuat kemampuan yang ada, namun peryj

l i s yakin dan menyadari bahwa penyusunan skripsi in i ma­

sih banyak kekurangannya. Karena itu penulis mohon maaf

yang sebesar-besarnya.

Dengan selesainya skripsi in i penulis mengucapkan

terima kasih kepada t

1. Bapak Drs. Soenaryo, Ak selaku Dosen Pembimbing

yang membimbing penulis dalam rangka penyusunan

skripsi in i hingga selesai.

2. Bapak Tjokorda Gde Ngurah Artana Bk.Teks., sela­

ku Manajer PT. Industri Sandang Fatal Grati yang

i

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 6: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ijinkan penulis untuk mengadakan penelitian guna

memperoleh data-data yang dlperlukan oleh penulis

secara langsung*

3. Bapak Drs. And! Raswandi selaku Kepala Bagian

Umum, Bapak Drs. Siswanto T j. selaku Kepala Bagi­

an Administrasi dan Keuangan beserta segenap staf

yang telah memberikan i j in dan keterangan- kete­

rangan kepada penulis dalam rangka penyusunan

skripsi in i.

b, Ibu Dekan dan semua Bapak/Ibu Dosen Fakultas Eko­

nomi Universitas Airlangga Surabaya yang telah

memberikan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi penulis

selama masa perkuliahan.

5« Bapak dan Ibu penulis yang tercinta , yang telah

memberikan dorongan semangat serta do'a restu

hingga tersusunnya skripsi in i.

6. Rekan penulis Ramdhani dan Iman Daryanto, yang de

ngan setia membari dorongan semangat serta keper-

luan la in yang berperan penting bagi penulis da­

lam penyusunan skripsi in i.

7. Pihak-pihak lain yang turut membantu dalam penu-

lisan skripsi in i, yang tidak dapat penulis sebu&

kan satu persatu.

Mudah-mudahan segala amal beliau-beliau diterima

i i

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 7: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

oleh Allah SWT dan dibalasNya dengan berlipat ganda.

Akhirnya penulis berharap agar skripsi yang seder-

hana in i berguna bagi penulis sendiri dan pihak la in yang

berkepentingan. Dan tak lupa penulis sangat mengharapkan

saran-saran maupun k r it ik dari pembaca, yang semuanya

akan diterima oleh penulis dengan senang hati.

Surabaya, 12 Oktober 1 9 8 5

Penulis,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 8: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

DAFTAR ISI

Halaraan

KATA EKNGANTAR............................................ ............... i

JJAPTAR ISI .................................................................... iv

DAi’TAR TABEL................................................................ v i

CAi'TAR GAMBAR................................................................ v i i i

B A B :

I . PENDAHULUAN .................................................... 1

1. Pandangan Umum .......................... 1

2. Penjelasah Judul .................................... 4

3 . Alasan Pemilihan J u d u l.......... . . . . . . . 5

4* Tujuan Penyusunan *.......... ...................... 6

5* Sistimatika Skripsi .............................. 7

6* Metodologi ........................ ........................ 10

6.1. Permasalahan 10

6.2. Hipotesa k e r ja 11

6. 3 . Scope analisa .............................. .. 11

6.4. Prosedur pengumpulan dan peng -

olahan data 12

I I . LA&DASAN TiiORI .............................................. 14

1* Pengertian Metode Pernbebanan Full -

Costing 14

2 . Pengertian Metode Pem'be'banan D irect-

C o s t i n g . . . . . . . . . .............. .. 17

iv

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 9: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

B A B : Halaman

2.1. Biaya "bahan baku .................................. ... 18

2.2, Biaya tenaga kerja langsung ............ ....19

2.3* Biaya overhead pabrik .................. ......... 21

3. Pengaruh Perbedaan Antara Metode Full -

Costing dan Metode Direct Costing 22

4. Pembahasan Biaya Bahan Baku, Biaya Tena­

ga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik Dalam

Metode Full C o s tin g ........ . . . . . . . . . . . . . . . 33

4 .1 . Biaya Bahan Baku ........ ............. 33

4 . 2. Biaya Tenaga Kerja .............................. 41

4 .3 . Biaya overhead pabrik ........................ 50

I I I . TINJAUAN UMUM FKRUSAHAAK .................................. 59

1. Sejarah berdirinya perusahaan .......................59

2. Struktur Organisasi ............................ ..............63

3. Proses Produksi .......................... ........................67

. 4. Tinjauan atas Metode Pembebanan Biaya -

Produksi Terhadap Produk ............................ 70

IV. MHAHASAK ATAS MtiTODE B.TBJBANAN BIAYA PRO

DUXJI TERHADAP PRODUK...................................... .. 98

V. KESIMPULAN DAI! SARAH .......................................... 120

1. Kesimpulan .............................. 1202. Saran .................................................................. 121

DAPTAR KJPUSTAKAAIi.

v

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 10: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Gambar

1 .

: Halaman

Struktur Organisasi Patal Grati Pasuruan 65

DAFTAR GAMBAR

viii

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 11: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

B A B I

P E N D A H U L U A N

l . PwdftnfiftR„Bnm

Dengan semakin majunya llmu pengetahuan dan teki^

gi dewasa in i, telah mendorong perkembangan ekonomi di

tiap-tiap negara dan dunia usaha pada khususnya. Seperti

misalnya d i dalam sektor industri manufaktur, karena pe£

kembangan teknologi maka banyak sekali ditemukan metode

metode produksi yang baru dan juga penciptaan produk-prg,

duk baru, sehingga kemampuan produksi semakin beser ser-

ta terdapat berbagai macam produk yang tersedia bagi kor;

sumen d i pasaran. Namun demikian dengan semakin cepat-

nya la ju pertumbuhan atau perkembangan dalam bidang in­

dustri bahkan telah terjad i resesi ekonomi yang tidak sa

ja melanda negara-negara industri yang telah maju, teta-

p i juga melanda negara-negara berkembang seperti halnya

Indonesia. Akibat dari resesi ekonomi yang berkepanjang-

an in i telah menyebabkan aktivitas perusahaan-perusahaan

industri menjadi berkurang, barang-barang hasil produksi

nya menumpuk di gudang karena tidak terjual d i pasaran.

Di antara perusahaan industri yang terkena akibat resesi

adalah pabrik-pabrik te k s til. Sehingga mata rantai dari

produksi tek stil juga terpengaruh oleh kejadian tersebut

termasuk industri pemintalan benang, yang hasilnya meru-

1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 12: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

2

pakan bahan baku bagi pabrik-pabrik tek s til tersebut, Uji

tuk dapat menjual hasil produksinya agar kontinyuitas

proses produksi dapat berlangsung, maka banyak usahayang

telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh perusa­

haan itu sendiri. Usaha-usaha tersebut antara lain peng-

hematan biaya-biaya produksi sehingga harga pokok produk

dapat ditekan serendah mungkin, mengefektifkan kerja me-

sin-mesin pabrik, penganeka ragaman jenis produk dan se-

bagainya.

Sebagaimana telah disinggung d i atas bahva e f i s i -

ensi yang berupa penghematan biaya-biaya produksi adalah

sangat penting dalam rangka menjalankan proses produksi

untuk menghasilkan output yang berupa barang ja d i, se­

hingga akibat dari resesi yang melanda banyak perusahaan

Industri terutama pada industri pemintalan benang dapat

d iatasi dengan baik. E fis ien si yang dijalankan di perusa haan-perusahaan tersebut berhubungan erat dengan harga

pokok produk yang dihasilkan, yang dalam hal in i juga

erat kaitannya dengan metode yang digunakan dalam membe­

bankan biaya-biaya produksi untuk menghasilkan harga po­

kok produk itu sendiri. Harga pokok produk jadi adalah

merupakan hasil gabungan dari beberapa komponen biaya

produksi, antara la in biaya bahan baku langsung, biaya

tenaga kerja langsung maupun tak langsung dan biaya over

head pabrik. Dalam kerangka in ilah maka penerapan metode

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 13: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

3

pembebanan biaya produksi terhadap produk sangat merape-

ngaruhi harga pokok produk yang dlhasilkan.,

Pada hakekatnya ada dua macam metode yang diguna,

kan untuk membebankan biaya produksi terhadap produkyang

dapat dijalankan d i perusahaan industri. Metode pembeban

an yang pertama adalah fu l l costing dan yang kedua ada-

lah d irect costing. Kedua metode in i dapat dipergunakan ,

keduanya sekallgus d i dalara satu perusahaan. Pada umum-

nya penggunaan metode d irect costing berkaitan erat de­

ngan kepentingan pihak manajemen perusahaan, sehingga de

ngan adanya informasi biaya dengan metode d irect costing

pihak manajemen dapat menggunakannya sebagai alat pela-

poran pertanggung-jawaban intern atau untuk tujuan in­

tern atau untuk tujuan Intern manajemen. Tetapl penggun&

an metode f u l l costing dapat diterapkan baik untuk tuju-

an intern manajemen maupun bagi kepentingan pihak eks-

tern. Perbedaan yang terdapat pada kedua metode in i ter-

letak pada perlakuan biaya tetap dan biaya varia'oel. Me­

tode d irect costing tidak membebankan biaya produksi te­

tap, sedangkan metode fu l l costing membebankan balk bia­

ya produksi tetap maupun variabel.

Khusus mengenai metode pembebanan fu l l costing,

penggunaannya sangat luas baik pada perusahaan-perusaha­

an swasta maupun perusahaan milik pemerintah. Penerapan

metode in i harus benar-benar mencerminkan pengorbanan,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 14: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

atau biaya yang telah dikeluarkan sehubungan dengan diha-

silkannya suatu produk sehingga harga pokok produk yang

dihasilkan nantinya tidak akan menjadi over ataupun under

stated, yang akhirnya akan merugikan perusanaan itu sendi

r i . Pihak manajemen harus benar-benar meneliti sampai se-

berapa jauh peranan suatu biaya yang telah dikeluarkan

terhadap produk yang dihasilkan. Jadi harus ada pemisah­

an antara biaya-biaya periodik d i mana biaya-biaya in i -

nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

yang benar-benar dapat dihubungkan dengan produk yang d i­

hasilkan, sehingga k ete litia n dan ketepatan harga pokok

produk dapat dihitung.

Namun demikian belum tentu seluruh perusahaan in­

dustri yang menghitung harga pokok produknya baik dengan

fu l l costing maupun dengan direct costing, telah menerap-

kan dengan sebenar-benarnya sesuai dengan teori yang ada.

Sehingga dengan demikian masin perlu kiranya dipikirkan

bagaimana caranya agar perusahaan-perusahaan manufaktur

dapat menerapkan kedua metode tersebut dengan sebenarnya.

2. Pen .1e las an Judul

Judul skripsi in i adalah "METODE PEMBEBANAN BIAYA

PRODUKSI YANG TEPAT TERHADAP PRODUK UNTUK MEKGHASHKAN -

HARGA POKOK PRODUK JADI YANG TEPAT DI PT INDUSTRI SAHDANG

PATAL GRATI PASUROIJ".

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 15: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Pengertian metode pembebanan d i s in i adalah sua-

tu tata cara atau aturan tertentu untuic menempatkan se-

suatu, yang dalam hal in i adalah biaya terhadap sesua-

tu yang dibebani. Metode yang dimaksudkan adalah metode

fu l l costing.

Biaya produksi yang dimaksud di s in i adalah semua

biaya-biaya yang berhubungan dengan proses produksi yang

mengolah bahan baku sampai dengan produk jad i. Biaya

produksi in i meliputi biaya bahan baku langsung dan tak

langsung, biaya tenaga kerja dan uiaya overhead pabrik.

Produk adalah sesuatu yang menjadi output atau ha

s i l akhir dari perusahaan industri atau manufaktur. Pro­

duk jadi yang dimaksud d i s in i adalah berupa benang te -

nun berbagai jenis yang merupakan bahan baku bagi perusa

haan te k s til.

Harga pokok produk jadi dalam pengertiannya ada­

lah sebagai gambaran kuantitatip dari pengorbanan yang

narus dilakukan oleh produsen pada penukaran barang- ba-

rang nasil produksinya yang ditawarkau d i pasar.

3« Alasan Pemiliftan Jqdul

Di dalam perusahaan industri, khususnya industri

pemintalan benang in i , yang tujuan utamanya adalah mem-

produksi barang jadi untuk d ijua l kepada konsumen, maka

yang menjadi perhatian utama adalah harga pokok barang

5

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 16: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

6

yang d iju a l tersebut. Setelah harga pokok dapat dih i­

tung dengan tepat, maka harga pokok produk dapat d ija

dikan patokan sebagai penilaian persediaan produk jadi

yang belum terju a l. Sehingga dengan demikian naka pene

rapan metode perhitungan pembebanan biaya produksi ter

hadap produk menjadi semakin penting. Oleh karena itu -

lah masalah in i menjadi perhatian penulis untuk memba-

hasnya.

k. Tu.1uan Penyusunam.

Dalam penyusunan skripsi in i penulis bertujuan

antara la in :

a. Berusaha untuk mengetahui apakah pembebanan f u l l

Costing yang ditetapkan di dalam perusahaan in i

telah sesuai dengan teori yang ada. Jadi d i s in i

penulis akan memberikan pendapat dan pandangan

bagi manajemen mengenai pembebanan biaya bahan

baku baik langsung atau tidak langsung, pembebaij

an biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik ser

ta biaya-biaya apa saja yang termasuk d i dalam

biaya overhead tersebut, yang kemudian dibanding

kan dengan te o r i-te o r i yang diperoleh, sehingga

penulis dapat menarik kesimpulan tentang meto­

de pembebanan biaya produksi terhadap produk un­

tuk menghasilkan harga pokok produk jadi yang tfi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 17: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

pat. Hasil dari Ini semua diharapkan bisa dipakai

oleh pimpinan perusahaan untuk mengadakan tindak-

an-tindakan yang dirasa perlu.

b. Selain itu penulis ingin memberikan tambahan bac&

an yang diharapkan dapat memberikan manfaat baik

bag! penulis sendiri maupun bagi pembaca yang la ­

in.

5- glatlm aUJta SKrl.psl

Bab I. Pendahuluan.

Dalam bab in i akan dimuat hal-hal sebagai beri-

kut i

1. Pandangan Umum.

Is i d i dalara Pandangan Umum in i adalah oeru-

pa ide dasar dan latar belakang dari penulis

an skripsi in i, sehingga pembaca dapat mempu

nyai gambaran yang agak lengkap tentang apa

apa yang dibahas dalam skripsi in i.

2. Penjelasan Judul.

Di sin i penulis akan menjelaskan secara ter-

perinci tentang apa yang dimaksud d i dalam

judul yang telah dikemukakan.

3. Alasan Pemilihan Judul.

Pada bagian in i penulis akan mengemukakan -

alasan penulis, sehingga merailih judul terse

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 18: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

but untuk penulisan skripsi in i.

Tujuan Penyusunan.

Pada bagian in i penulis akan menjelaskan tu­

juan penyusunan skripsi in i dan manfaat yang

diharapkan, baik untuk penulis sendiri, per­

usahaan maupun bag! pembaca lainnya.

5* Sistimatika.

Pada bagian in i dikemukakan urutan pembahag,

an yang terdapat dalam skripsi ini*

6. Metodologi.

Pada bagian in i b eris i :

6.1. Permasalahan.

6 .2. Hipotesa kerja.

6 .3. Scope analisa.

6.^ . Prosedur pengumpulan dan pengolahan da­

ta.

Bab II . Landasan T eoritis

Pada bab in i diuraikan te o r i-te o r i yang berhu-

bungan dan mendasari pembahasan dalam skripsi

in i yang mana teori in i te rd ir i dari t

1. Pengertian tentang metode pembebanan biaya

Full costing dan Direct costing.

2. Pengaruh perbedaan antara metode Full cos­

ting dan Direct costing*

8

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 19: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

9

3. Pembahasan biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja dan biaya overhead pabrik dalam metode

Full costing.

Bab III* Pandangan Umum Perusahaan

Dalam bab in i akan diuraikan tentang :

1. Sejarah perusahaan.

2. Struktur organisasi.

3. Proses produksi.

k* Tinjauan atas metode pembebanan biaya produjc

s i terhadap produk untuk menghasilkan Harga

Pokok Produk Jadi di PT. Industri Sandang P&

ta l Grati.

Bab IV. Analisa dan pembahasan atas metode pembebanan -

biaya produksi terhadap produk untuk menghasil­

kan harga pokok produk ja d i.

Bab V* Kesimpulan dan Saran

Bab in i merupakan bab yang terakhir yang terd i-

r i dari dua bagian yaitu i

1. Kesimpulan.

Dalam bagian in i diuraikan hasil dari pengu-

jian hipotesa yang telah dilakukan dan kesiQ

pulan yang didapat terhadap metode pembeban­

an biaya produksi terhadap produk untuk meng

hasilkan harga pokok produk jadi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 20: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

2. Saran.

Dalam bagian in i b e r is i tentang saran-saran yang

dapat penulis berikan supaya bermanfaat bagi per

usahaan.

6- Metodologir

6.1. Permasalahan.

Perusahaan in i merupakan pabrik pemlntalan benang

yang menghasilkan produk akhir berupa benang dengan berba

gai jen is ukuran yang merupakan bahan baku bagi pabrik

te k s t il . Di dalam raemperhitungkan harga pokok produknya ,

perusahaan in i membebankan biaya produksi terhadap produk

jad i berdasarkan metode f u l l costing. Ini berarti bahwa -

damua biaya produksi baik yang berupa biaya tetap maupun

biaya variabel yang terjad i pada periode akuntansi dibe-

bankan terhadap produk. Tetapl d i dalam pelaksanaan yang

sesungguhnya terjad i beberapa penyimpangan antara la in t

- Semua biaya yang ter jad i baik yang ada hubungannya

dengan proses produksi atau tidak, seluruhnya d i-

bebankan terhadap produk jad i. Hal in i dapat dibufc

tikan dengan adanya pembebanan biaya ga jl dan upah

pegawai bagian umum dan adminlstrasi keuangan ter­

hadap produk, bersama-sama dengan biaya g a jl dan

upah karyavan bagian produksi. Begitu pula dengan

biaya tak langsung pabrik lainnya, d i mana didalanj

10

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 21: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

njra sudah termasuk biaya penyusutan bangunan peru-

mahan karyawan, biaya penyusutan inventaris kantor

biaya pemeliharaan bangunan perumahan karyawan dan

biaya lainnya yang tidak ada hubungarmya dengan

proses produksi, seluruhnya dibebankan terhadap

produk*Dengan adanya penyimpangan hal-hal tersebut d i atas, akan

raengakibatkan harga pokok produk jadi yang dihasilkan t i ­

dak benar karena d in ila i terla lu tinggi*

6.2* Hipotesa kerja*

Jika perusahaan di dalam menghitung harga pokok

produknya mempergunakan metode pembebanan f u l l costing de

ngan benar, dalam a rti bahwa hanya biaya-biaya yang berhy

bungan dengan proses produksi yang dibebankan kepada pro­

duk, maka akan dihasilkan harga pokok produk Jadi yang te

pat.

6*3* Scope analisa.

Huang lingkup analisa yang akan dibahas meliputi

komponen biaya produksi yang membentuk harga pokok produk

kecuali biaya bahan baku* Hal in i disebabkan biaya bahan

baku telah dibebankan ke dalam produk dengan metode pembe

banan yang oenar, yang dalam hal in i adalah metode f u l l

costing. Jadi yang menjadi t i t lk berat adalah pembebanan

biaya tak langsung pabrik termasuk biaya tenaga kerja ber

11

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 22: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

12dasarkan metode tersebut. Di aini penulis akan menganali

sa mengenai unsur-unsur biaya apa saja yang terdapat d i-

dalam biaya tenaga kerja yang berhubungan dengan proses

produksi. Analisa yang la in adalah unsur-unsur biaya jang

menjadi bagian dari biaya tak langsung pabrik, penentu-

an tarip yang ditentukan d i muka dan pembebanannya terh&

dap produk atas dasar tarip tersebut. Penulis dalam hal

in i tidak menganalisa tentang se lis ih atau varian anta-

ra biaya tak langsung yang dibebankan dengan biaya tak

langsung yang sesunggubnya serta pengaruhnya terhadap la

poran rugi laba karena penulis lebih menitik beratkan pa

da penerapan metode pembebanan fu l l costing tersebut.

6. *f. Prosedur pengumpulan dan pengolahan data.

6.* f.l. Prosedur pengumpulan data.

a) Pengumpulan data diperoleh dengan jalan

mengadakan penelitian dan pengamatan se

cara langsung terhadap kegiatan-kegiat-

an pembukuan dalam perusahaan, yaitu

dengan melakukan interview atau vawancfl

ra dengan pimpinan, staf dan karyawan

yang membidangi dalam masalah yang d i-

hadapi penulis, guna memperoleh gambar-

an yang je las dan praktis yang dibutuh-

kan penulis dalam melengkapi penulisan skripsi in i.

M I L I K_____ PERPUSTAKAAN"VBWERSITAS AIRLANOOA”

S U R A B A Y A

l ill. . f o jtAUAAI :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 23: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

13

b) Pengumpulan data te o r it is :

Yaitu pengumpulan data-data yang penu­

l i s dapatkan dari litera tu r - literatur

yang berhubungan dengan permasalahan -

yang ada atau buku-buku perpustakaan la

in yang dapat menunjang.

6.W.2. Prosedur pengolahan data t

a) Data praktis dan data te o r it is yang te­

lah dapat dikumpulkan diolah lag i dan

dihubungkan satu dengan yang lain se­

hingga akhirnya diperoleh suatu uraian

yang menyatu, sistim atis dan praktis u&

tuk digunakan dalam penyusunan skripsi

tersebut.

b) Analisa data.

Dari hasil yang diperoleh, pengolahan

data praktis dibandingkan dengan hasil

pengolahan data secara te o r it is maka u&

tuk selanjutnya akan dapat d itarik sua­

tu kesimpulan dan dapat disajikan saran

yang akan berguna dalam membantu peme-

cahan masalah yang timbul dana perusaha

an*

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 24: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

B A B II

LAITDASAK TEORI

1. Pengertlan Metode Pembebanan Full Costing

Di dalam membebankan biaya produksi terhadap pro­

duk, dapat digunakan salah satu dari dua konsep pembeban

an biaya produksi yaitu :

a. IConsep metode pembebanan fu l l costing atau absorjD

tion coating atau konsep conventional costing.

b. Konsep metode pembebasan direct costing.

Pengertian metode pembebanan fu l l costing atau me

tode absorption costing menurut Profesor Matz dan Usry-

adalah sebagai berikut :

Absorption, fu ll or conventional costing as singns direct materials and direct labor costs and a sha

re o f both fixed and variable factory overhead to units

o f production". 1

Jadi konsep metode pembebanan fu l l costing atau absorpti

on costing, yaitu membebankan semua elemen biaya produk

s i , baik biaya tetap maupun biaya variabel, ke dalam har

ga pokok produk, Oleh karena itu elemen biaya produksi-

pada konsep metode pembebanan fu l l costing meliputi bia­

ya bahan baku biaya tenaga kerja langsung dan biaya over head pabrik.

]Matz Adolph and Milton F. Usry, Cost Accounting

Planing; and Control. Sevent Edition, South-Westgiti Pu - bliahing Co., Cincinnati, Ohio, 1980, hal. 627.

14

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 25: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Bahan baku langsung dan upah langsung diga'oung menjadi sij

atu penggolongan lag ! yaitu biaya primer, Upah langsung

dan biaya overhead dapat diga'oung ke dalam golongan yang

disebut biaya pengolahan, yang merupakan biaya untuk meng

olah bahan langsung menjadi barang jad i.

Bahan langsung adalah semua bahan yang membentuk

suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari barang jadi yang

langsung dapat diperhitungkan ke dalam harga pokok dari

barang ja d i, seperti papan untuk membuat mebel, baja un­

tuk membuat kerangka mobil dan minyak mentah untuk raembu-

at bensin, Kemudahan untuk menelusuri bahan itu dari ba­

han itu dari barang jadi merupakan pertimbangan pokokyang

menempatkannya sebagai bahan langsung. Perekat dan paku

untuk membentuk perkakas merupakan bagian dari barang ja­

d i, tetapi untuk pembiayaan bahan tersebut dapat digolong

kan sebagai bahan tak langsung untuk kelancaran kerja.

Upah langsung adalah upah tenaga kerja untuk yang

berhubungan secara langsung dengan barang ja d i, Biaya da­

r i upah yang dibayarkan kepada peker ja ah li atau bukan aji

l i yang dapat dibebankan kepada suatu unit tertentu yang

diproduksi disebut upah langsung,

Biaya overhead juga disebut overhead paorikasi, b£

aya pabrikasi atau beban pabrik dapat diartikan sebagai

biaya dari bahan, upah tak langsung dan semua biaya pa -

brikasi yang tidak dapat dibebankan kepada suatu unit, pe

kerjaan atau hasil pekerjaan. Dapat dikatakan biaya over-

15

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 26: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

16

bead adalah semua biaya pabrikasi kecuali bahan dan upah

langsung, yang dalam hal in i berlaku bagi pengumpulan bi&

ya produksi dengan menggunakan metode harga pokok pesanan.

Tetapi jika pengumpulan biaya produksi menggunakan metode

harga pokok proses, maka biaya overhead pabrik adalah se­

mua biaya pabrikasi kecuali biaya bahan langsung dan tak

langsung serta biaya tenaga kerja baik langsung maupun -

tak langsung.

Bahan tak langsung (bahan pembantu) adalah semua

yang diperlukan untuk pembuatan hasil produksi yang beru­

pa produk jad i, yang penggunaannya terla lu k ec il dan ter­

lalu rumit untuk menganggapnya sebagai bahan langsung. Pe

rekat, benang, paku, paku jamur, keling dan sebagainya

termasuk dalam kelompok in i. Persediaan pabrik semacam

han tak langsung, yang te rd ir i dari minyak pelumas, gemuk

lap pembersih dan semua yang diperlukan untuk memeiihara

kebersihan llngkungan kerja dan mesin-mesin.

Upah tak langsung sebagai kebalikan dari upah lang

sung, dapat dikatakan sebagai upah buruh yang tidak seca­

ra langsung mempengaruhi pembentukan-pembentukan atau pem buatan dari barang jad i. Upah tak langsung in i mencakup

biaya pengawas (supervisor), Biaya penyusutan dan pemeli-

haraan gedung, a ir , gas, telepon, l is t r ik dan pekerjaan

jasa lainnya yang secara f is ik tidak berkaitan dengan prc,

duksi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 27: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

17

2. Pengertlan Metodq Pembebanan Direct Costing

Metode pembebanan d irect costing dapat d id efin si-

kan sebagai berikut :

Direct costing charges products with only those manufacturing costs that vary d irectly with volume. Only prime costs (d irect materials and d irect labor) plus variable factory overhead expenses are assigned to inventories, both work in process and finished goods, and to the cost o f good sold . 2

Jadi konsep penentuan harga pokok dengan metode d irect

costing hanya memasukkan biaya produksi variabel sebagai

elemen harga pokok produk, biaya produksi tetap dianggap

sebagai biaya periode atau biaya waktu (period cost)yang

langsung dibebankan kepada rugi-laba periode terjadinya

dan tidak diperlakukan sebagai oiaya produksi.

Dari pengertian tersebut dapat disebutkan bahwa

konsep metode pembebanan d irect costing didasarkan pada

pemisahan biaya dalam suatu perusahaan ke dalam elemen

biaya variabel, oleh karena itu terhadap biaya yang ber-

s ifa t semi variabel perlu dipisahkan dengan teknik ter-

tentu.

Untuk dapat membebankan harga pokok produk dengan

tepat, perlu dibahas elemen biaya apa saja yang termasuk

harga pokok produk dalam konsep metode d irect costing,ya

itu :

2I b ld ., hal. 629.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 28: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

18

2.1. Biaya bahan baku.

Secara umum biaya banan baku diperlakukan sebagai

elemen biaya variabel sehingga dalam konsep penentuan har

ga pokok dengan metode pembebanan d irect costing, biaya

bahan baku adalah merupakan elemen biaya produksi varia -

bel.Apabila diinginkan penentuan harga pokok yang te­

pat, maka perlu diadakan analisa lebih lanJut tentang ele

men apa saja yang membentuk harga pokok bahan baku. Dalam

hal in i perusahaan dapat memilih salah satu dari dua pe-

ngertian harga pokok bahan baku seperti yang dikemukakan

oleh Drs. R.A. Supriyono, Ak sebagai- berikut j

a. Harga pokok bahan baku adalah meliputi harga fak- tur ditambah biaya-biaya lainnya yang terjafci da­lam rangka perolehan bahan baku sampai dengan siap dipakai, baik yang berhubungan dengan biaya peme - sanan (ordering cost) maupun biaya penyimpanan (ca rying cost).

b. Harga pokok bahan baku hanyalan sebesar harga fa& tur dari bahan oaku yang d ib e li , sedangkan biaya biaya lainnya yang terjad i dalam rangka . p^role.^an bahan baku sampai dengan siap dipakai tidak diper­lakukan sebagai elemen harga pokok bahan baku,akan tetapi diperlakukan sebagai elemen biaya overhe­ad pabrik. 3Apabila perusahaan di dalam menentukan harga pokok

banan baku dengan metode pembebanan fu l l costing seperti

pengertian (a) d i atas, maka seiuruh oiaya yang terjad i

RA Supriyono, Akuntansi biava Perencanaan dan Pe- ngendalian Biaya serta Data Kelevan untuk Pembuatan Ketjt - t^ a n . Edisi satu, Bagian Penerbitan Fak'ultas Ekonomi UGH Bulaksumur, Yogyakarta, 1982, hal. 2?9*

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 29: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

dalara rangka perolehan bahan oaku sampai dengan siap pa-

kai adalah merupakan komponen harga pokok bahan baku.

Tetapi untuk perusahaan yang menggunakan konsep me

tode pembebanan d irect costing seperti pengertian (b) d i-

atas, maka elemen harga pokok bahan baku hanyalah seoesar

harga faktur yang dianggap sebagai biaya variabel,sedang-

kan biaya-biaya yang la in yang terjad i dalam rangka per­

olehan bahan baku sampai siap untuk dipakai diperlakukan

sebagai biaya overhead pabrik tetap dan dengan sendirinya

merupakan biaya periode (period cost).

2.2. Biaya tenaga kerja langsung.

Seperti halnya biaya bahan baku, umumnya biaya te­

naga kerja langsung diperlakukan sebagai elemen biaya va­

r ia b e l, sehingga dalam konsep penentuan harga pokok de­

ngan metode pembebanan d irect costing, biaya tenaga kerja

langsung adalah elemen biaya produksi. Dalam hal in i John

G. Blocker dan Weltmer mengemukakan pendapatnya sebagai

berikut :

"Direct labor consists o f the labor o f employees

which can be identified ,as in the case of d irect materials,

with the manufacture o f a product or group o f products ini+a manufacturing concern11*

Sebenarnya perlu dianalisa terlebih dahulu apakah

kJohn G. Blocker and W.Keith Weltmer, Cost Accoun­

ting , Third Edition, Me Graw H ill Book, New York, 1 9 ,Mil. 18*

19

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 30: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

20

biaya tenaga kerja langsung merupakan elemen biaya tetap

atau merupakan unsur biaya variabel. Dalam hal in i RA Su-

priyono menggolongkan sistem penggajian perusahaan seba­

gai berikut s

2 .2 .1 . Sistem upah per potong (buah) produk.Pada sistim in i besarnya upah biaya tenaga ker ja langsung ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkan dikalikan tarip upah per potong atau per buah. Semakin oesar jumlah produk, se makin besar pula upah tenaga kerja langsung.

2 .2 .2 . Sistem upah perjam kerja langsung.Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung ditentukan dari jumlah jam kerja yang terjad i dikalikan upah per jam kerja. Semakin

besar jam kerja , akan mengakibatkan semakin be sar pula upah tenaga kerja langsung. ~

2.2.3* Sistem upah tetap per bulan.Pada sistem in i besarnya upah tenaga kerja langsung besarnya tetap sama untuk setiap bu­lan, tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah - produk yang dihasilkan atau lamanya jam kerja langsung, dalam satu bulan. 5

Dari sistem pengupahan tersebut, tarapak baixwa pada

sistem upah per potong atau sistem upah per jam akan meng

akibatkan biaya tenaga kerja langsung sifatnya variabel.

Semakin k ec il kegiatan, maka semakin k ec il pula biaya te­

naga kerja langsung. Oleh karena itu apabila digunakan

sistem upah per potong atau per jam, elemen biaya tenaga

kerja langsung merupakan elemen biaya produksi.

Untuk perusahaan yang menggunakan sistem upah per

bulan secara tetap, maka biaya tenaga kerja langsung ia-

lah merupakan elemen biaya tetap, sehingga biaya tenaga

RA Supriyono, Op c i t . . hal. 260.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 31: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

kerja langsung bukan merupakan elemen biaya produksi akan

tetapi merupakan elemen biaya periode.

Jadi di dalam pembahasan di atas dianggap sistem

upah yang digunakan adalah sistem upah per potong, sehing

ga bersifa t variabel dan diperlakukan sebagai elemen bia­

ya produksi.

2.3« Biaya overhead pabrik.

Biaya overhead pabrik atas dasar tingkah lakunya

atau variabilitasnya dapat dikelompokkan menjadi t

2 .3 .1 . Biaya overhead pabrik variabel.

Dalam golongan in i meliputi semua elemen biaya

overhead pabrik yang akan berubah secara pro -

porsional dengan perubahan volume atau kegiat-

an perusahaan. Semakin besar kegiatan semakin

besar pula jumlah to ta l biaya. Sebaliknya sem&

kin k ec il kegiatan, semakin k ec il pula jumlah

tota l biaya. Pada konsep penentuan harga pokok

dengan metode direct costing, semua elemen bia

ya overhead pabrik variabel adalah merupakan elemen biaya produksi.

2 .3 .2 . Biaya overhead pabrik tetap.

Dalam golongan in i meliputi semua elemen biaya

overhead pabrik yang jumlah totalnya tetap korj

stan tidak terpengaruh oleh perubahan volume

atau aktivitas sampai dengan tingkatan terten-

21

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 32: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

tu. Pada konsep penentuan harga pokok dengan meto­

de d irect costing, semua elemen biaya overhead pa­

brik tetap tidak merupakan elemen biaya produksi,

akan tetapi sebagai elemen biaya periode.

Jadi sekali la g ! penentuan harga pokok produk de­

ngan menggunakan metode d irect costing mengandung penger-

tian bahwa konsep tersebut didasarkan pada pemisahan bia­

ya dalam suatu perusahaan ke dalam elemen biaya tetap dan

biaya variabel, yang nantinya hanya biaya produksi varia­

bel yang menjadi elemen harga pokok produk.

3* Penearuh Perbedaan Antara Metode Full Costing dan Meto

de Direct Costing

Perbedaan konsep metode fu l l costing dan metode di

rect costing terletak pada tujuan utama dari kedua konsep

tersebut. Konsep metode pembebanan d irect costing mempu-

nyai tujuan utama untuk pelaporan internal, sedangkan korj

sep metode pembebanan f u l l costing mempunyai tujuan utama

untuk pelaporan eksternal. Adanya perbedaan tersebut meng

akibatkan perbedaan perlakuan terhadap biaya produksi te­

tap yang selanjutnya mempengaruhi i

"a# Penentuan besarnya harga pokok produk dan besar­

nya harga pokok persediaan.

b. Penggolongan dan penyajian d i dalam laporan rugi-

laba" . 6

RA Supriyono, Op c i t . * hal. 26*k

22

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 33: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Dalam membahas perbedaan konsep metode fu l l cos­

ting dan metode d irect costing lebih lan jut, agar lebih

je las akan diperinci dari segi *

1. Penentuan harga pokok produk*

2« Penentuan harga pokok persediaan.

3. Penyajian laporan rugi - laba.

ad. 1* Penentuan harga pokok produk.

Di dalam pembahasan d i muka telah dikemukakan bah-

wa pada konsep metode f u l l costing, semua elemen biaya -

produksi baik tetap maupun variabel, dibebankan ke dalam

harga pokok produk. Oleh karena itu elemen harga pokok

produk meliputi t

a. Biaya bahan baku.

b• Biaya tenaga kerja langsung.

c . Biaya overhead pabrik variabel.

d. Biaya overhead pabrik tetap.

Dari pengertian konsep penentuan harga pokok de­

ngan metode d irect costing yang sudah diuraikan di muka

dapat pula diketahui bahwa pada konsep metode d irect cos­

ting hanya memasukkan atau membebankan biaya produksi va-

riabel ke dalam harga pokok produk. Oleh karena itu e le ­

men harga pokok produk meliputi :

a. Biaya bahan baku.

b• Biaya tenaga kerja langsung.

c. Biaya overhead pabrik variabel.

23

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 34: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Perbedaan penentuan harga pokok produk dengan meng

gunakan kedua konsep tersebut di atas dapat diperbanding-

kan dalam bentuk tabel yang dapat d ilih a t pada tabel 1 .*

Agar lebih je las la g i, maka d i s in i penulis membe­

rikan contoh sebagai berikut sDalam menghasilkan sebuah produk ja d i, PT X telah mengelu

arkan sejumlah biaya produksi yang berupa biaya bahan ba­

ku sebesar Rp. 300,- biaya tenaga kerja langsung Rp. 750,-

serta biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp. 350,- dan

biaya overhead pabrik variabel Rp. 275?- Untuk dapat me-

ngetahui berapa harga pokok produk dengan menggunakan ke­

dua metode tersebut d i atas, dapat d ilih a t pada tabel 2*

21*

TABEL * 1

PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK

PRODUK

Elemen biayaMetodeFull Costing

MetodeDirectCosting

Biaya bahan baku

Biaya tenaga kerja langsung

Biaya overhead pabrik varia­bel.

Biaya overhead pabrik tetap

Rp. xx

X X

X X

X X

Rp xx

X X

X X

Rp. xx Rp xx

Sumber* Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengerj dalian Biaya serta Data Relevan untuk Pembuatan Keputusan, Edisi Pertama, Liberty O ffset, Yogya - karta, 1962, hal. 266.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 35: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

25

TABELi 2

PERBANDINGAN ELEMEN HARGA POKOK

PRODUK

Elemen BiayaMetode

Full CostingMetode

Direct Costing

Biaya bahan baku Rp. 300, - Rp. 300,-

Biaya tenaga kerja langsung 750,- 750,-

Biaya overhead pabrik variabel 275,- 275,-Biaya overhead pabrik tetap 350,- -

Rp. 1.675,- Rp.1.325?"

Di dalam tabel tersebut d i atas terlihat bahwa j i -

ka digunakan metode f u l l costing, maka harga pokok sebuah

produk yang dihasilkan akan sebesar Rp. 1 .675,- sedang -

kan b ila digunakan metode d irect costing, harga produk

akan sebesar Rp* 1.325?- Perbedaan harga pokok sebesar:

Rp. 1.325?- Perbedaan harga pokok sebesar Rp. 350,- Merij

pakan se lis ih yang berupa biaya overhead pabrik tetap, -

yang d i dalam metode d irect costing biaya in i akan dibe­

bankan sebagai biaya periode.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 36: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

26

ad* 2* Penentuan harga pokok persediaan*

Dalam suatu periode akuntansi tertentu, pada

umumnya jumlah produk yang dihasilkan berbeda dengan -

jumlah produk yang d iju a l, sehingga perusahaan memili-

ki persediaan.

Dengan adanya perbedaan pembebanan elemen biaya

produksi terhadap produk antara konsep metode pembeban­

an f u l l costing dengan konsep metode pembebanan d irect

costing, mengakibatkan pula perbedaan harga pokok persg

diaan. Pada konsep metode pembebanan f u l l costing, bia­

ya overhead pabrik tetap dibebankan ke dalam harga po­

kok produk. Oleh karena itu apabila sebagian produk ma-

sih ada dalam persediaan atau belum ter ju a l, maka seba­

gian biaya overhead pabrik tetap, masih tetap melekat

pada harga pokok persediaan. Konsep metode pembebanan

d irect costing tidak membebankan biaya overhead pabrik

tetap ke dalam harga pokok produk, akan tetapi dibeban­

kan langsung ke dalam rugi - laba sebagai biaya perio­

de. Oleh karena itu produk yang masih terdapat dalam

persediaan atau belum terju a l, hanya dibebani biaya prgi

duksi variabel atau biaya overhead pabrik tetap tidak

melekat pada harga pokok persediaan.

Secara matematika, perbedaan penentuan harga po­

kok persediaan antara kedua konsep tersebut d i atas, da

pat dinyatakan dengan rumus eabagai berikut i

PHP = KP (BVS + BTS )

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 37: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

27

PHV = KP (BVS)

PHP - PHV = KP (BTS)

d l mana;

PHP = Persediaan pada konsep metode pembebanan

f u l l costing,

PHV = Persediaan pada konsep metode pembebanan d i­

rect costing.

KP = Kuantitas persediaan.

BVS = Biaya produksi variabel satuan.

BTS = Biaya produksi tetap satuan.

Untuk contoh yang sama seperti pembahasan yang ter

dabulu, jik a PT X mempunyai persediaan barang jadi yang

belum terjua l sebanyak 30 unit, maka perbedaan harga po­

kok persediaan dengan menggunakan kedua metode tersebut

dapat dihitung sebagai berikut t

Dengan metode f u l l costing, akan dihasilkan harga pokok

sebesar Rp* 50.250,- 30 unit x (Rp. 1 .325,- + Rp.350,- )*

Sedangkan dengan metode d irect costing akan dihasilkan -

harga pokok sebesar Rp. 39*750,- (30 unit x Rp.l.325>-)»

Selisihnya sebesar Rp* 10.500,- adalah merupakan biaya overhead tetap.

ad. 3* Penyajian laporan rugi - laba.

Perbedaan di dalam penyajian laporan rugi-laba an-

tara konsep metode pembebanan fu l l costing dengan metode

pembebanan d irect costing, dapat ditin jau dari segi s

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 38: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

28

a, Penggolongan biaya d i dalam laporan rugi-laba.

b, Struktur atau susunan penyajian laporan rugi-laba.

c, Besarnya laba bersih.

Dalam pembahasan in i penulis akan menguraikan seca

ra singkat masing-masing segi tersebut di atas.

a. Penggolongan biaya di dalam laporan rugi - laba.

Pada konsep metode pembebanan fu l l costing, biaya

digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu j

1) Biaya produksi dan

2) Biaya non produksi.

Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, biaya overhead pabrik tetap dan variabel.

Semua biaya produksi diperlakukan sebagai harga pokok pro,

duk dan baru dipertemukan dengan penghasilan penjualan pa

da periode d i mana produk tersebut laku d iju a l dengan ca-

ra menentukan besarnya harga pokok penjualan. Biaya non

produksi pada metode f u l l costing in i disebut pula dengan biaya periode (period cos t). Pengertian biaya periode pa­

da konsep in i adalah semua biaya yang tidak termasuk d i-

dalam harga pokok produk sehingga harus dibebankan lang­

sung kepada rugi - laba periode terjadinya, yang meliputi

semua biaya tetap maupun variabel untuk fungsi pemasaran,

administrasi dan umum dan finansia l.

Pada konsep metode pembebanan d irect costing, bia­

ya digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu i (1) Biaya variabel

i. i i l i;k ;wtakaak

", I jYEf ITA* te r1

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 39: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

dan (2) Biaya tetap. Biaya variabel meliputi semua biaya

yang jumlah totalnya berubah sesuai dengan perubaban volu

me kegiatan. Biaya in i dikelompokkan ke dalam (a) Biaya

produksi variabel yang meliputi biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung dan biaya overhead variabel, (b) Bi

aya non produksi variabel yang meliputi biaya pemasaran -

variabel, biaya administrasi dan umum variabel serta bia­

ya finansia l variabel.

Biaya tetap pada konsep in i disebut dengan biaya

periode. Biaya in i meliputi biaya overhead pabrik tetap

biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap,

serta biaya finansial tetap*

b. Struktur atau susunan penyajian laporan rugi-laba.

Untuk menggambarkan perbedaan d i dalam penyajian

laporan rugi - laba antara konsep metode pembebanan fu l l

costing dengan metode pembebanan d irect costing, penulis

akan memberikan contoh sebagai berikut s

Misalkan kapasitas normal atau pabrik adalah 20.000 unit

per bulan,atau 2^0.000 per tahun. Biaya variabel per unit

adalah : bahan baku langsung Rp. 3 ,- upah langsung

Rp. 2 ,2? dan biaya overhead pabrik variabel Rp.0,75 atau

jumlah seluruh biaya variabel adalah Rp. 6 , - Biaya over

head pabrik tetap adalah Rp. 300.000,- per tahun atau

Rp. 25.000,- per bulan atau Rp. 1,25 per unit pada kapasi

tas normal. Unit atas dasar produksi digunakan untuk pem-

29

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 40: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

30

bebanan biaya overhead pabrik. Biaya administrasi dan pe

masaran tetap sebesar Rp* 5*000,- per bulan atau

Rp. 60.000,- setahun dan biaya administrasi variabel se­

besar Rp. 3 .000,- Keterangan contoh d i atas d iik u ti de­

ngan asumsi-asumsi sebagai berikut \

- Biaya overhead pabrik variabel terpakai dan se-

sungguhnya sama besarnya.

- Tidak ada varian bahan baku dan upah.

- Tidak ada persediaan awal maupun akhir barang da­

lam proses.

- Biaya standard hanya dibebankan pada barang jad i.

Harga pokok per unit sebesar Rp. 10,- Produksi se

sungguhnya, penjualan dan persediaan barang selesa i da­

lam unit adalah sebagai berikut :

Saldo awal persediaan (unit) 1.000, diproduksi 20.000 -

unit, d iju a l 16.500 unit; saldo akhir k* 500 unit. Dari

keterangan di atas, penulis dapat menyusun daftar rugi

laba seperti terlihat pada tabel 3 pada halaman berikut

in i.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 41: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

TABEL i 3

PERBANDINGAN LAPORAN RUGI - LABA

31

K e t e r a n g a n Metode Full Costing

Metode Direct Costing

Penjualan Rpt 165.000.- Ru. 165,000,- .Bahan bakuBiaya upah langsung

Rp. 60. 000, -^5.o o o ,-

Rp. 60. 000,->+5. 000, -

Biaya overhad pabrik variabel 15. ooo ,- 15 . 000, -

Biaya overhead pabrik tetap 25.000*- -

Harga pokok produksi Rp. 1^5*000,-

Harga pokok produksi variabel Rp* 120. 000, -

Persediaan awal 7.250,- 6. 000. -

Harga pokok barang yang terse- dia Rp. 152. 250, - Rp. 126. 000, -

Persediaan akhir 32.625,- 27.000,-Harga pokok penjualan Rp. 119.625,- Rp. 99.000,-

Laba kotor Rp. ^5.375,-Biaya administrasi dan pemasaran;

Variabel Rp. 3*000,-Tetau 000.- Rp. 8. 000, -

3 . 000, -

Kontri'ousi margin Rp. 63. 000, -Dikurangi biaya tetap *Biaya overhead pabrikBiaya administrasi dan pemasaran

- Rp. 25. 000, -

5.0C0.-Jumlah biaya tetap Rp.* 30.000.-Laba bersih Rp. 37.375,- Rp. 3 3 . 000, -

S umber; Adolph Matz and Milton F* Usry, Cos Accounting, Plan­ning and Control, terjemahan Taufik Salim, Moh.Gandhi, Slamet, C.Manurung, Jakarta, hal. 229.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 42: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

32

c* Besarnya laba bersih*

Seperti terlih at pada tabel 3? maka dengan digun&

kannya metode pembebanan fu l l costing, besarnya laba her

sih yang dihasilkan adalah Rp. 37.375*- Sedangkan dengan

metode d irect costing laba bersih menjadi Rp. 33*000,-

Selisih sebesar Rp.lf.375,- merupakan akibat biaya tetap yang dibebankan dalam persediaan yang belum terjual dan

dibebankan sebagai biaya untuk periode selanjutnya, jika

digunakan metode f u l l costing. Agar penyebab perbedaan

in i dapat diketahui, maka perlu diadakan analisa sebagai

berikut s

Metode f u l l costing t

Laba bersih operasi

Metode d irect costing t

Laba bersih operasi

Metode f u l l costing j

Perubahan persediaan (saldo akhir

dikurangi saldo awal), naik sebe­

sar .................................. *.................... Rp. 25.375,-Metode d irect costing:

Perubahan persediaan (saldo akhir

dikurangi saldo awal) naik sebesar 11 21*000f-

Perbedaan .......................................... Rp. ^ .375,-

Rp. 37.375,-

33-000,-

Rp. “+.375,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 43: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

33

Perbedaan in i merupakan hasil perkalian antara

perubahan persediaan dalam unit dengan bagian tetap da­

r i tarip biaya tak langsung sebesar Rp. 1,25.

k, Pembahasan Biaya Bahar Baku. Biava Tenaga Kerja, dan

Biaya Overhead Pabrik dalam Metode Full Costing

Di dalam pembahasan yang la lu telah dijelaskan

bahwa elemen biaya produksi dalam metode pembebanan fu l l

costing adalah meliputi biaya bahan baku langsung dan

tak langsung, biaya tenaga kerja langsung dan tak lang­

sung serta biaya overhead pabrik. Di dalam pembahasan ka

l i in i , penulis akan menguraikan secara lebih terperinci

tentang masing-masing elemen biaya produksi yang terkan

dung d i dalam harga pokok produk dalam metode f u l l cos­

ting.

*f. 1. Biaya bahan baku.

Berbeda halnya dengan metode pembebanan d irect-

costing, di raana hanya membebankan biaya variabel, maka

metode f u l l costing akan membebankan seluruh elemen bia­

ya produksi baik yang sifatnya tetap maupun variabel. De

mikian pula halnya biaya bahan baku. Jika diinginkan pe­

nentuan harga pokok yang tepat, maka perlu diketahui le ­

bih lanjut tentang unsur apa saja yang membentuk harga -

pokok bahan baku. Seperti halnya yang dikemukakan oleh

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 44: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

3^

Adolph Matz dan Milton F. Usry sebagai berikut :

A guiding princip le in accounting fo r the cost o f materials is that a l l costs incurred in entering a unit o f materials into factory production should be included. Acquisition costs, such as the vendor's ifl voice price and transportation charges, are v is ib le costs of the purchased goods. 7

*f. 1.1. K lasifik asi biaya bahan baku.

Di dalam perusahaan yang berproduksi massa, biasa

nya jen is produk yang diproduksi dari hari ke hari ada­

lah sama. Oleh karena itu di dalam metode harga pokok

proses, tidak dladakan pembedaan antara biaya bahan lang

sung (d irect material cost) dengan biaya bahan baku tak

langsung (in d irect materials co s t). Jika d i dalam metode

harga pokok pesanan, biaya bahan tak langsung yang dipa-

kai oleh departemen produksi digolongkan sebagai e le ­

men biaya overhead pabrik, maka di dalam metode harga p&

kok proses, biaya bahan baku tak langsung diperlakukan -

sebagai kelompok biaya tersendiri (tidak termasuk seba­

gai kelompok biaya tersendiri (tidak terraasuk sebagai

elemen biaya overhead pabrik, maupun biaya bahan baku)

atau digolongkan dalam satu kelompok biaya bahan baku

dan penolong.

tz Adolph and Milton F. Usry, O p c i t . T hal,318

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 45: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

35

lf .l* 2 . Penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai da­

lam produksi.

Karena dalam satu periode akuntansi seringkali -

ter jad i fluktuasi harga, maka harga b e ll bahan baku juga

berbeda dari pembelian yang satu dengan pembelian yang

lain* Hal in i menyebabkan persediaan bahan baku yang ada

d i gudang mempunyai harga pokok persatuan yang berbeda -

beda maskipun jenisnya sama. Hal in i menimbulkan masalah

dalam menentukan harga pokok bahan baku yang dipakai da­

lam produksi.

Untuk in i ada berbagai macam metode penentuan ha£

ga pokok bahan baku yang dipakai (materials costing me­

thod) , diantaranya menurut Matz and Usry adalah t

(a) F irs t-in , f ir s t -o u t ( f i f o ) .(b) Average cost.(c ) Last-in, f ir s t -o u t ( l i f o ) .(d) Other methods—such as month-end average cost,

la st purchase price or market price at date o f issue, and standard cost. 8

(a) Metode F irst in f i r s t out.

Metode pembiayaan f i f o in i digunakan untuk mem-

perkenalkan tentang pembiayaan bahan baku. Pema-

kaian metode in i didasarkan anggapan bahwa bahan

yang pertama k a li dipakai, dibebani dengan harga

perolehan persatuan dari bahan yang pertama kali

c it . . hal. 318

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 46: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

masuk ke gudang bahan atau harga perolehan bahan

persatuan yang pertama ka li masuk ke gudang ba­

han akan digunakan untuk menentukan harga per­

olehan per satuan bahan yang dipakai pertama ka­

l i , disusul harga perolehan per satuan yang ma­

suk berilcutnya '

Untuk lebih jelasnya akan diberikan contoh tran-

saksi seperti d i bawah in i.

1 Pebruari t Saldo awal 8 unit a Rp. 6 ,—

setiap unit.

h Pebruari : Dikeluarkan 2 unit.

10 Pebruari s Dikeluarkan 2 unit.

11 Pebruari : D ibeli 3 unit a'Rp. 7 ,- s e t i

ap unit.

12 Pebruari : Diterima 1 unit dari pabrik.

20 Pebruari ; Dikeluarkan 6 unit.

Perhitungan transaksi tersebut seperti berikut in i.

Gambaran yang dibahas dalam tabel h berikut in i

adalah beranggapan adanya sistem persediaan per­

petual, begitu pula dengan pembahasan metode-me-

tode yang la in .

36

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 47: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

37

TABEL k

METODE PEMBIAYAAN FIFO

Penerimaan Pengeluaran S 1 s a

1 Februari 1 Feb 8 a'Rp. 6 ,-

= Rp. H-8,-

b Feb 2 a'Rp. 6 ,- Feb 6 a'Rp. 6 ,-

= Rp. 12,- = Rp. 36 ,-

10 Feb 2 a fRp. 6,~ 10 Feb b a'Rp. 6 ,-

= Rp. 12,- = Rp. 2^,-

11 Feb 3 a' 11 Feb b a 'Rp.6 , - -

Rp.7,-=Rp« 21,- = Rp. 2b}-

3 a'Rp. 7 ,-

= Rp.21,-

12 Feb 1 a'Rp. 6 ,- 12 Feb 5 a'Rp. 6 ,-

= Rp. 6 ,- = Rp. 30 ,-

3 a ,Rp.7i-*Rp*2120 Feb 5 a 'R p.6 ,- 20 Feb 2 a 'Rp.7 ,-

= Rp. 30,- = Rp. 1^,-

1 a*Rp.7,-= Rp.7,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 48: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

(b) Metode Las in F irst out.

Pemakaian metode Last in f i r s t out atau masuk

akhir keluar pertama mendasarkan anggapan bahwa

bahan yang pertama kali dipakai dibebani dengan

harga perolehan bahan per satuan bahan dari yang

terakhir masuk, disusul dengan harga perolehan p&

han per satuan yang masuk sebelumnya dan seterus-

nya. Dengan contoh data seperti pada metode f i f o

apabila menggunakan metode l i f o , adalah sebagai

berikut (Lihat tabel 5)•

(c) Metode biaya rata-rata.

Pemakaian metode rata-rata (average costing me­

thod) didasarkan pada anggapan bahan yang dikon -

sumsi dibebani dengan harga pokok per satuan ba­

han rata-rata^ Perhitungan dengan metode biaya r&

ta-rata untuk contoh yang sama seperti pada tabel

5 dapat d ilih at pada gambar 2A .

(d) Metode lain untuk pembiayaan bahan baku.

d . l . Metode biaya rata-rata akhir bulan.

Untuk menjamin pembiayaan yang tepat dan la ­

poran yang cepat tentang pekerjaan atau ha­

s i l produksi yang sudah se lesa i, beberapa pe

rusahaan pada akhir setiap bulan menetapkan

biaya rata-rata untuk masing-masing jenis b&

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 49: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

39

TABEL 5

METODE PEMBIAYAAN LIFO

Pener imaan Pengeluaran S i s a

1 Feb. 1 Feb 8 a !Rp. 6 ,-

= Rp. W ,-

b Feb 2 a 'R p.6 ,- b Feb 6 a !Rp.6,-

= Rp* 12,- = Rp. 36 ,-

10 Feb 2 a 'R p .6 ,- 10 Feb a'Rp*6,-

= Rp,12,- = Rp. 2^,-

11 Feb 3 a'Rp. 7 11 Feb k a'Rp. 6 ,-

= Rp* 21,- = Rp. 2^,-

3 a lRp*71-=Rp*2l,-12 Febla'Rp.6,- 12 Feb 5 a 'R p.6 ,-

= Rp.6,- = Rp.30,-

3 a'Rp. 7 ,-

= Rp. 21,-

20 Feb 3 a'Rp*7?- 20 Feb 2 a 'Rp.6 ,-

= Rp, 21,-

3 a'Rp. 6 ,-

= Rp.18,-

= Rp. 12,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 50: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

bo

TABEL 6

METODE PEMBIAYAAN RATA-RATA

Penerimaan Pengeluaran S i s a

1 Feb. 1 Feb 8 a ' R p . -

= Rp.W ,-

b Feb 2 a'Rp. 6 ,- b Feb 6 a'Rp. 6 ,-

= Rp. 12,- = Rp.36,-

10 Feb 2 a'Rp. 6 ,- 10 Feb b a 'Rp.6 ,-

= Rp. 12,- = Rp.2^,-

11 Feb 3 a 'R p.7 11 Feb 7 a 'R p.6,^

= Rp.21,- = Rp. 5>-12 Feb 1 a 'Rp.6 ,- 12 Feb 8 a 'R p.6,^

= Rp. 6 ,- = Rp.51,-20 Feb 6 a'Rp.6,^ 20 Feb 2 a 'R p.6,3

= Rp.38,1* = Rp*12,6

han yang tersedia di gudang dan menggunakan me

tode in i untuk seluruh pengeluaran selama bu­

lan berikutnya. Apabila prosedur pembiayaan uij

tuk menghitung biaya bahan baku yang sudah d i-

digunakan ataupun dikonsumsi. Biaya yang sudah

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 51: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

digunakan diperoleh dengan menambahkan baik

jumlah kuantitas maupun jumlah harga pembeli

annya pada persediaan awal, dan dengan demiki­

an memperoleh suatu biaya rata-rata.

d*2. Metode harga pasar pada tanggal pengeluaran.

Bahan baku yang d iberi standart secara tepat

dan diperdagangkan atas dasar pertukaran ba-

rang-barang, seperti kapas, gandum, tembaga,

atau minyak mentah kadang-kadang dimasukkan ke

dalam biaya produksi dengan harga menurut ku-

tipan atau at quoted price pada tanggal penge­

luaran. Sebagai akibatnya prosedure in i meng-

gantikan biaya pengganti untuk biaya yang su-

dah dialami atau dikonsumsi dan mempunyai keku

atan membebankan bahan baku untuk produksi de­

ngan harga yang sedang atau masih.

d.3. Metode biaya standar.

Metode in i membebani bahan baku yang dikeluar-\

kan dengan harga yang ditetapkan sebelumnya ,

atau yang d itaksir , yang mencerminkan harga

yang normal atau harga akan datang yang diha-

rapkan.

. Biaya tenaga kerja.

Biaya tenaga kerja adalah semua balas jasa yang di

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 52: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

berikan oleh perusahaan kepada semua karyawan. Elemen bia

ya tenaga kerja yang merupakan bagian dari biaya produksi

adalah biaya tenaga untuk karyawan pabrik. Pada perusaha­

an yang r e la t i f k e c il d i mana jumlah karyawan juga re la -

t i f sed ik it umumnya digunakan dua sistem penggajian, seba

gian karyawan d ig a ji dengan jumlah tetap per bulan dan se

bagian lag i d ig a ji atas dasar hari kerja atau jam kerja.

Sedangkan pada perusahaan yang r e la t if besar, s ifa t pro-

duksinya massa, dan memiliki jumlah karyawan yang r e la t i f

banyak sistem penggajian dapat digunakan dasar kontrak -

perjanjian kerja dengan organisasi karyawan, p en e liti-

an atas produktivitas, evaluasi jabatan atau pekerjaan ,

program pembagian laba, program insentip, program jaminan

upah minimum dan sebagainya.

Sebelum memuahas tentang biaya tenaga kerja lebih

jauh, di dalam hal in i akan dibahas lebih dahulu tentang

penggolongan kegiatan tenaga kerja. Di dalam perusahaan

penggolongan kegiatan tenaga kerja dapat dilakukan seba-

berikut s

a. Penggolongan menurut fungsi pokok dalam organisa­

s i perusahaan.

Organisasi dalam perusanaan manufaktur dapat diba-

g i ke dalam tiga fungsi pokok : pabrik, pemasaran

dan administrasi. Oleh karena itu perlu ada pengj^

longan dan pempedaan antara tenaga kerja pabrik -

**2

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 53: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

3

dan bukan pabrik, karena upah dan g a ji tenaga ker­

ja pabrik merupakan unsur harga pokok produk, se-

dangkan g a ji dan upah tenaga kerja bukan pabrik('o&

gian pemasaran dan administrasi) merupakan biaya

yang dibebankan ke dalam biaya periode yang ber

sangkutan.

b. Penggolongan menurut kegiatan departemen-departe -

men dalam perusahaan.

Misalnya pabrik terd ir i dari tiga departemen yaitu

Departemen Pulp, Departemen kertas, dan Departemen

Penyempurnaan (dalam pabrik kertas) maka tenaga -

kerja digolongkan sesuai dengan departemen-departe

men yang ada.

c. Penggolongan menurut jenis pekerjaan.

Dalam suatu departemen, tenaga kerja dapat digo -

longkan menurut s ifa t pekerjaannya. Misalnya dalam

Departemen Pulp, tenaga kerja digolongkan sebagai

berikut : operator, raandor dan superintended Peng

golongan semacam in i dapat dipakai sebagai dasar

penetapan deferensiasi upah dan standar kerja.

d* Penggolongan menurut hubungannya dengan produk.

Dalam hubungannya dengan produk, tenaga kerja diba

gi menjadi tenaga kerja langsung dan tidak lang­

sung. Seperti telah disebutkan di muka, tenaga ker

M I L I KPERPUSTAKAAN

"®EZVERSITAS A1R1ANOOA™ J U S A f i A Y A

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 54: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ja pabrik yang mengerjakan produk disebut tenaga

kerja langsung, sedangkan tenaga yang tidak secara

langsung mengerjakan produk disebut tenaga kerja

tak langsung. Upah tenaga kerja langsung dibeban -

kan langsung ke rekening Barang dalam proses dan

upah tenaga kerja tidak langsung sebagai bagian da

r i biaya overhead.

Biaya tenaga kerja menurut Drs. Mulyadi dapat diba

g i ke dalam :

(1) Gaji dan upah reguler yaitu jumlah g a ji - dan upah kotor dikurangi dengan potongan potongan serta pajak upah, asuransi dan se bagainya.

(2) Premi lembur.(3) Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga

kerja (labor related cos t). 9

*+.2.1. Biaya g a ji dan upah.

Dalam perusahaan ada berbagai macam cara perhitung

an ga ji dan upah karyawan. Salah satu cara adalah dengan

mengalikan tarip upah dengan jam kerja karyawan.

Untuk perusahaan yang menggunakan metode harga po­

kok pesanan, dokumen pokok untuk mengumpulkan waktu kerja

karyawan adalah kartu jam hadir (clock card) dan kartu

jam kerja (job time t ick e t). Kartu jam hadir adalah suatu

catatan jam hadir karyawan di perusahaan. Kartu in i menu&

jukkan jam kerja reguler dan jam kerja lembur selama se-

^Mulyadi, ftkutansi Biava Penentuan Harga Pokok dan Pengendalian Biaya. Edisi ketiga, Bagian Penerbitan Faku2 tas Ekonomi UGM, Yogyakarta, 1981, hal. 161.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 55: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

minggu. Pada umumnya karyawan diharuskan memasukkan kartu

jam hadir tersebut ke dalam suatu alat (yang secara otoma-

t is mencap jam kedatangan karyawan) baik pada saat karya­

wan tiba di perusahaan maupun pada saat pulang. Pada s e t i-

ap akhir minggu, kartu jam hadir dikirim ke bagian pembuat '

daftar g a ji dan upah untuk dipakai sebagai dasar perhitung

an g a ji dan upah karyawan.

Kartu jam kerja adalah kartu catatan yang menunjuk-

kan bagaimana karyawan memakai waktunya d i antara oerbagai

pekerjaan. Kartu jam kerja untuk setiap karyawan kemudian

disesuaikan dengan waktu yang tercantum dalam kartu jam ha

d ir dan dikirim ke bagian akuntansi biaya untuk pembagi-

an gaji dan upah. Untuk metode harga pokok pesanan, kartu

jam kerja in i tidak perlu.

Dalam hubungannya denga'n ga ji dan upah, perusahaan

memberikan insentip kepada karyawannya agar dapat beker-

ja lebih baik. Insentip dapat didasarkan atas waktu kerja

hasil yang diproduksi atau kombinasi diantara keduanya.Ada beberapa cara pemberian insentip antara la in !

a. Stright piecework with a guaranted hourly minimum

plan.

Karyawan dibayar atas dasar tarip per jam un­

tuk menghasilkan jumlah satuan output standar.Untuk

hasil produksi yang melebihi jumlah standar terse­

but, karyawan menerima jumlah upah tambahan sebesar

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 56: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

jumlah kelebihan satuan output d i atas standar d i-

kalikan tarip upah per satuan. Tarip upah per satu­

an dihitung dengan cara merabagi upah standar per -

jam dengan satuan out put standar per jam.

Contoh ;

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan sa­

tuan produk sebesar satu satuan sebesar lima menit

maka jumlah output standar per jam adalah 12 satuan.

Jika upah pokok sebesar Rp. 2%2 per jam, maka ta-

rip upah per satuan adalah Rp, 2,10 (Rp. 25,2 : 12)

Karyawan yang tidak dapat menghasilkan jumlah stan­

dar per jam tetap mendapatkan upah Rp. 25,2 per jam.

Tetapi b ila ia dapat memhuat 1*+ satuan per jam (ada

kelebihan dari jumlah satuan standar per jam), maka

upahnya dihitung sebagai berikut :

Upah dasar per ja m .......................... Rp. 25*20

Insentip s Rp.25*20 s 1 2 .............. *+,20

Upah yang diterima pekerja per jam Rp. 29,^0

b. Taylor d iffe ren tia l piece rate plan.

Cara pemberian insentip in i adalah semacam stright

piece rate plan yang menggunakan tarip tiap potong-

untuk jumlah output rendah per jam dan tarip tiap

potong yang lain untuk jumlah out put tinggi per Jam.

k6

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 57: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Contoh :Karyawan dapat menerima upah Rp. 1.200,- per

hari (untuk 8 jam k erja ). Misalkan rata-rata seorang

karyawan dapat menghasilkan 12 satuan per jam, se-

hingga upahnya per satuan Rp. 12,50 (upah per hari

dibagi dengan jumlah yang dihasilkan per hari sebe­

sar Rp. 1.200 s 12 : 8 ). Dalam Taylor plan in i misal

nya ditetapkan tarip upah per satuan Rp. 10,- untuk

karyawan yang menghasilkan 15 satuan atau lebih . J i-

ka seorang karyawan menghasilkan 1^ satuan atau ku-

rang per jam dan Rp. l5 j - per satuan untuk karyawan

yang menghasilkan 15 satuan atau lebih . Jika seorang

karyawan dapat menghasilkan 16 satuan per jam, maka

upah per jamnya dihitung sebagai berikut : Rp.15,-d i

kalikan 16 (Rp.2^0,- per jam). Sedangkan b ila karya­

wan menghasilkan 12 satuan per jam, maka upah per

jamnya adalah Rp. 120,- (12 dikalikan Rp. 1 0 ,- ) .

Dapat disebutkan di s in i bahwa cara pemberian insen­

tip yang la in adalah t Gant task and bonus plan; Has,

ley premium plan; Emersen e ffic ien cy plan; Measured

daywork; Group bonus system.

.2 . Premi lembur.

Dalam perusahaan, kalau karyawan bekerja le ­

bih dari *+0 jam satu minggu, maka mereka berhak m£

nerima uang lembur dan premi lembur. Misalnya da-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 58: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

lam satu minggu seorang karyawan bekerja selama bb jam de-

ngan tarip upah (dalam jam kerja biasa maupun jam lembur )

Rp. 25?- per jam, Premi lembur dihitung 50 % dari tarip

upah. Upah karyawan tersebut dihitung sebagai berikut :

Jam b ia s a ............ Vo x Rp. 25,- Rp* 1.000,-

Lembur .................. b x Rp. 25,- Rp* 100,-

Premi lembur . . . . b x Rp. 12,50 Rp. 50,-

Rp. 1.150,-

Perlakuan terhadap premi lembur tergantung atas

alasan-alasan terjadinya lembur tersebut. Premi lembur da­

pat ditambahkan pada upah tenaga kerja langsung dan dibe-

baskan pada pekerjaan atau departemen di mana lembur terse

but ter ja d i. Perlakuan in i dapat dibenarkan b ila pabrik

telah bekerja pada kapasitas penuh dan langganan / pemesan

mau menerima beban tambahan karena lembur tersebut.

Premi lembur dapat diperlakukan sebagai elemen bia­

ya overhead pabrik atau dikeluarkan dan dianggap sebagai

biaya periode. Perlakuan yang terakhir in i dapat dibenar -

kan jika lembur tersebut terjad i karena ketidak efisienan

atau pemborosan waktu kerja biasa.

^ .2 .3 . Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja

(labor related costs ).

^ 2 * 3 .1 . Setup time.

Baringkali terjad i diperlukan waktu dan sejumlah

bB

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 59: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

k9

uang untuk memulai produksi. Biaya-biaya yang

dikeluarkan untuk memulai produksi disebut se­

tup costs* Setup terjad i pada waktu pabrik atau

proses dibuka atau dibuka kembali atau pada vak

tu produk baru diperkenalkan. Setup costs meli­

puti pengeluaran-pengeluaran untuk pembuatan de

sighn, latihan bagi karyawan dan kerugian-keru-

gian yang timbul akibat belum adanya pengalaman.

Ada 3 (tiga ) cara perlakuan terhadap setup

costs s

a, Dimasukkan ke dalam upah tenaga kerja lang­

sung.

Bila setup costs dapat diidentifikasikan pa­

da pesanan, maka seringkali diperlakukan se­

bagai upah tenaga kerja langsung dan dibeban

kan langsung ke rekening barang dalam proses.

b, Dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik.

Jurnal untuk membukukan setup costs adalah

sebagai berikut :

Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx

Kas xx

Hutang dagang xx

Persediaan xx

c, Setup costs dibebankan kepada pesanan terten

tu, tetapi tidak sebagai unsur biaya tenaga

kerja langsung*

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 60: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

5o

*+.2.3.2. Biaya waktu menganggur.

Di dalam mengolah produk, seringkali ter jad i ham

batan-hambatan, kerusakan mesin atau kekurangan

pekerjaan. Hal in i menimbulkan waktu menganggur.

Biaya-biaya yang dikeluarkan selama waktu meng­

anggur in i diperlakukan sebagai beban dalam reke

ning Biaya overhead pabrik sesungguhnya. Contoh

yang penulis kemukakan adalah sebagai berikut s

Seorang karyawan dalam satu minggu harus beker

ja selama *4-0 jam. Upahnya Rp. 30 ,- per jam. Da

r i ko jam kerja tersebut misalnya 5 jam merupg

kan waktu menganggur, maka jurnal untuk menca-

tat biaya tenaga kerja adalah :

B D P - Biaya tenaga kerja langsung . .R p.1.050,

Biaya overhead pabrik sesungguhnya.. . . ” 150,

Gaji dan upah .............................................. Rp

^.3* Biaya overhead pabrik (Biaya tak langsung pabrik)./

D efin isi biaya overhead pabrik menurut Prof.John G.

Blocker dan W. Keith Weltmer adalah sebagai berikut :

"Overhead costs are operating costs o f a business -

enter price which cannot be traced d irectly to a particu -

lar unit of output.

10John G. Blocker and W. Keith Weltmer, O p.C it.T - hal. 113*

.1200,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 61: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

51

Biaya overhead pabrik d i dalam metode fu l l costing

in i cukup baik biaya overhead pabrik tetap maupun biaya

overhead variabel, maka seluruh elemen biaya overhead in i

adalah merupakan elemen biaya produksi. Untuk memperjelas

d e fin is i biaya overhead baik tetap maupun variabel, maka

penulis menyajikan pendapat dari Blocker dan W.K. Weltmer

sebagai berikut s

Fixed costs are commonly described as those which do not vary in to ta l amount with increases or decrea­ses in productive a ctiv ity or volume o f output fo r a given period o f time, usually a year. Examples inclu­de management sa laries , building depreciation, rent, property taxes, and amortization o f Jeasaholds.

Variable costs include repairs, power, work men's compensation, suplies, and indirect labor, wich are - typ ica l o f costs varying in to ta l amount with changes in productive a ctiv ity . 11

^•3.1. Pembagian Biaya Overhead Pabrik ke dalam departe -

men produksi dan departemen pelayanan.

Sebelum menjelaskan biaya-biaya dari masing-masing

departemen tersebut di atas, kini akan dibahas lebih dahu

lu tentang pengertian departemen produksi dan departemen

pelayanan itu sendiri. Berikut in i pendapat dari Profesor

A Matz dan M.F. Usry s

A Producing department engages in the actual manu­facture o f the product by changing the shape, form or nature of the material worked upon, or by assembling the parts into a finished a rtic le .

A Service department renders a service that contri butes in an indirect manner to the manufacture o f the

■^John G. Blocker and W.Keith Weltmer, Loc c i t »

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 62: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

52

product but which does not i t se lf chang the shape. - form or nature of the material that is converted into the finished product. 12

Setelah pembahasan tersebut, maka berikut in i pem£

l i s akan menyajikan beberapa contoh dari departemen produk

s i dan pelayanan. Departemen Produksi antara lain adalah

departemen pemotongan, penyerutan, perakitan, pemintalan,

permesinan, penyepuhan, penyulingan dan pengadukan.

Departemen Pelayanan :

Peralatan

Pemeliharaan bahan

Pemeriksaan

Penggudangan

Kelompok biaya umum

Pabrik.

Keamanan

Pembelian

Penerimaan

Pengiriman

Pengobatan

Pengawasan produksi

Personalia

Kafetaria

Garis besar dari biaya overhead pabrik langsung dari

departemen-departemen dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(a) Pengawasan, upah tidak langsung dan upah kerja lem­

bur.

(b) Tunjangan-tunjangan buruh

(c) Bahan tidak langsung dan perbekalan pabrik

(d) Reparasi dan perawatan a la t-a la t.

(e) Penyusutan a la t-a la t.

Kelompok biaya-biaya in i biasanya dapat segera dihu-

12Matz Adaiph and Milton F. Usry, Op c i t . , hal. 236.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 63: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

bungkan dengan departemen yang menciptakannya, baik depar­

temen produksi maupun departemen pelayanan. Dalam uraian

berikut in i akan diberikan pandangan yang terperinci dari

setiap kelompok biaya overhead langsung departemen-departe

men*

(a) Upah tidak langsung dan upah lembur (over time).

Kelompok tenaga kerja pabrik in i, berlainan dengan

pekerja langsung tidaklah mempengaruhi bentuk ataupun i s i

hasil produksi, mereka merupakan pelengkap dari pembuatan

nya. Perlu diketahui bahwa setiap pekerja pabrik yang t i ­

dak termasuk dalam kelompok pekerja langsung dengan sendi-

rinya masuk ke dalam kelompok overhead pabrik.

Karena biaya overhead dibebankan kepada semua hasil

produksi, kelalaian ataupun kesalahan dalam pengelompok-

an dapat menyebabkan dibebankannya upah langsung kepada

satu jen is produk saja dan ditempatkan sebagai baya upah

tidak langsung dalam bentuk biaya overhead bagi jenis pro­

duk lainnya, yang dengan demikian memperkecil harga pokok

dari satu jen is produk dan memperbesar harga pokok dari pro,

duk lainnya. Oleh sebab itu keputusan untuk menggolongkan -

suatu biaya sebagai biaya langsung atau bukan, mempunyai pe

ngaruh langsung terhadap ta r if biaya overhead. Oleh karena

biaya upah langsung biasanya dipakai sebagai landasan untuk

menetapkan ta r if-ta r i f . Dalam hal yang demikian, suatu kepij

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 64: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

tusan untuk menggolongkan suatu tindakan sebagai pekerja-

an tidak langsung dapat memperkecil penyebut dan memperbe

sar pembilang dalam perbandingan (biaya overhead 5 biaya

upah langsung) yang dipakai dalam perhitungan ta r if biaya

overhead. Contoh berikut in i menunjukkan kemungkinan- ke-

mungkinan yang timbul karena kesalahan penempatan upah

langsung sebesar Rp. 1.000,- sebagai upah tidak langsung :

5^

Penempatan yang

benar sebagai

upah langsung.

Upah langsung.............. Rp. 6«000T-

Biaya overhead:

Upah tidak langsung. Rp. 5*000,-

Biaya overhead lainnya R.P.*.__ tr

Jumlah biaya overhead. Rp. 6.000.-

Tarif biaya overhea =

Biaya overhead Rp.6000,-

Biaya upah langsung

= 100 %Rp. 6000,-

Penempatan yang

salah sebagai

upah tidak lang­

sung.

Rp. 5 .000 .-

Rp. 6.000,-

Rp. 1.000.-

Rp. 7.000t-

Rp. 7.000,-

Rp. 5*000,-

Bagian teroesar dari upah lembur yang dibayar seha-

rusnya dibebankan sebagai biaya overhead dari departemen

dari departemen di mana kerja lembur tersebut dilakukan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 65: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Metode in i barus d iikuti untuk setiap pekerjaan

pada hal-hal khusus. Namun demikian bagian upah lembur

yang dibayarkan kepada karyawan pekerja langsung harus d i

bebankan kepada upah langsung.

(b) Tunjangan tambahan.

Tunjangan tambahan bagi buruh termasuk tunjangan

untuk cu ti, pajak pendapatan, ganti rugi pekerja, asuran­

s i , dana pensiun, tunjangan kesehatan. Tunjangan tambahan

in i merupakan tambahan bagi biaya tenaga kerja dan harus

jika tambahan in i menyangkut tenaga kerja langsung ditam-

bahkan pada biaya tenaga kerja langsung.

(c ) Bahan pembantu dan suku cadang pabrik.

Kesalahan dalam membedakan antara bahan langsung

dengan bahan tidak langsung - bahan pembantu (yang d ise­

but terakhir in i merupakan bagian dari biaya overhead pa­

brik ) mempunyai akibat yang sama dengan kesalahan dalam

memisahkan dengan tepat antara upah langsung dengan upah

tidak langsung dalam menentukan harga pokok dari hasil

produksi. Akan tetapi untuk membedakan bahan langsung de­

ngan bahan tidak langsung tidaklah terla lu s u lit . Dalam

usaha manufaktur, bahan langsung adalah semua yang beru-

bah bentuknya oleh suatu proses produksi dan menjadi bagi

an yang tidak terpisahkan dari hasil akhir produksi. Ba­

han tidak langsung adalah merupakan bahan pembantu dalam

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 66: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

tindakan pemrosesan dan tidak menjadi bagian dari barang ja

d i atau menjadi bagian dari barang jad i tetapi nilainya sa­

ngat k ec il b ila dibandingkan dengan bahan baku.

(d) Reparasi dan perawatan.

Dalam hal biaya reparasi dan perawatan, adalah pen-

ting sekali untuk menentukan pengawasan atas jumlah biaya

yang dikeluarkan oleh departemen reparasi dan perawatan dan

menciptakan cara yang paling tepat untuk membebankan biaya

perawatan kepada departemen yang menerima jasa pelayanan -

tersebut.

Pada dasarnya, pekerjaan dari kelompok reparasi dan

perawatan diawasi oleh kepala bagian reparasi dan perawatan

sehingga Jumlah biaya perawatan harus dibebankan kepada de­

partemen perawatan dan jumlahnya dapat ditekan sesuai de­

ngan anggaran perawatan. Akan tetapi karena perawatan meru­

pakan kegiatan pelayanan maka biaya yang terjad i harus d i-

bagi-bagi kepada departemen yang menerima jasa perawatan -

tersebut.

Kebanyakan pekerjaan perawatan yang dilakukan bagi

suatu departemen merupakan pekerjaan yang berulangkali dil&

kukan dan pembebanan dilakukan secara merata sepanjang ta­

hun. Hamun demikian beberapa jenis pekerjaan perawatan se­

p erti kerusakan atau re v is i besar jarang sekali terjad i se-

dangkan biaya yang dikeluarkan cukup besar. Dalam hal demi­

kian perusahaan yang menganut anggaran departemen dapat me-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 67: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

57

ngadakan pembagian secara merata terhadap biaya reparasi

besar sepanjang tahun dan melakukan pembebanan bulanan de­

ngan dasar tarip yang ditentukan sebelumnya. Tarip - tarip

itu biasanya dibuat berdasarkan tahun-tahun yang lampau.

Potongan bulanan dibebankan kepada ongkos perawatan dan di

kreditkan ke dalam perkiraan cadangan. Biaya reparasi yang

sebenarnya dibebankan ke dalam perkiraan cadangan in i. De­

ngan cara in i maka biaya perawatan yang besar dibebankan -

kepada usaha perusahaan menurut bagian dari tingkat usaha

yang k ira-k ira sebanding dengan daya tahan dari peralatan

yang digunakan.

(e) Penyusutan a la t-a la t.

Penyusutan biasanya merupakan biaya yang tidak da­

pat dikontrol oleh kepala-kepala bagian. Namun demikian pe

makaian mereka atas a la t-a la t mempengaruhi biaya perawat­

an dan penyusutan. Hal in i berlaku bagi semua jenis aktiva

yang dapat disusutkan, seperti mesin-mesin dan alat - alat

gedung-gedung, kendaraan, meubel dan perkakas. Untuk peneii

tuan biaya dan pengawasan yang tepat guna, penyusutan bia­

sanya dikaitkan dengan departemen yang menggunakan akti­

va yang bersangkutan serta biayanya dibebankan langsung ke

pada departemen tersebut. Metode yang dipakai adalah de­

ngan menghitung penyusutan menurut departemen, berdasarkan

harga peralatan yang tercatat pada catatan perincian akti­

va tersebut. Jika tidak terdapat catatan yang terperinci,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 68: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

58

atau bilaraana barang itu dipakai bersama oleh dua bagian

atau lebih dalam perusahaan, biaya penyusutan dihimpun da­

lam kelompok perkiraan biaya umum pabrik.

W.3*2. Biaya Tak Langsung Departemen*

Bila suatu jenis biaya seperti biaya tenaga l is t r ik

penerangan, sewa dan penyusutan pabrik dipikul bersama

oleh beberapa departemen dalam perusahaan, maka pembebanan

nya tidaklah dilakukan langsung terhadap departemen-depar-

temen itu . Pengeluaran semacam in i tidak oerasal dari su&

tu departemen tertentu. Biaya itu adalah untuk kepentingan

bersama dan karenanya harus dibagi secara merata kepada s.§

tiap departemen, atau semua departemen yang mempergunakan

nya.

Suatu patokan pokok mengenai pemakaian setiap depax

temen harus diketahui untuk dapat membebankan biaya setiap

bagian secara a d il. Sebagai contoh, ukuran luas ruangan

yang dipakai oleh suatu bagian dapat dipakai sebagai pedo-

man dalam membebankan biaya sewa pada departemen yang ber-

sangkutan. Dalam pabrik di mana suatu departemen mengguna­

kan sebagian ruang pabrik dengan tinggi atap yang berbeda

oeda maka dapat digunakan ukuran i s i ruangan (per kubik)

sebagai pedoman pembebanan biaya tersebut. Ruangan yang di

gunakan untuk tangga naik, elevator, eskalator, lorong-lo-

rong dan galery juga diperhitungkan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 69: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

B A B III

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1* Se.larah Berdirirya perusahaan

1.1. Ma a konsepsi.

Proyek pabrik Peraintalan Grati adalah merupakan -

proyek mandataris yang diatur dalam ketetapan MPRS Nomor

II/MPRS/I96O, tanggal 3 Desember i 960, dan termasuk bagi

an dari rencana Pembangunan Nasional Semesta Berencana

Delapan Tahun.

Dapat ditambahkan di s in i bahwa proyek tersebut

merupakan rea lisa s i kredit dari Inggris, yang dalam hal

in i adalah perusahaan Platt Bross (Sales) Ltd.Oldham Eng

land dengan pemerintah Republik Indonesia c .q . Departe -

men Perindustrian Rakyat. Kontrak in i ditanda tangani p

da tanggal 1 Pebruari 1961.

Setelah melalui penelitian beberapa waktu, team

survey dari P.N.P.R. Leppin Karya Yasa menetapkan plant

side untuk pendirian pabrik pemintalan in i d i Grati, se-

buah Kecamatan di kawasan Kabupaten Pasuruan.

1*2. M sp. pelaksanaan proyek.

Untuk pelaksanaan pembangunan proyek pabrik pemin

talan di Grati, oleh pemerintah telah ditunjuk P.N.P.R.

Leppin Karya Yasa (dengan P.P. So. 19V1961).

59

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 70: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihada-

p i dalam pelaksanaan pembangunan tersebut. Tidak saja d i-

bidang tehnis, tetapi juga d i bidang pengadaan bahan- ba­

han/material serta keadaan harga yang terus meningkat.

Juga situasi p o lit ik dan keamanan pada waktu itu -

tidak sta b il. Kita ingat adanya perjuangan Trikora dan ke

mudian disusul dengan adanya Dwikora.

Namun berkat kerja keras dengan penuh kesadaran -

serta semangat membangun, maka kesulitan serta hambat­

an tersebut dapat ditanggulangi, sehingga proyek pemintal

an in i dapat diselesaikan. Pelaksanaan pembangunan proyek

pabrik peraintalan d i Grati memakan waktu yang cukup lama

akibat dari situasi tersebut d i atas.

1*3* Masa pengelolaan.

Pengelolaan menejemen atas proyek pabrik pemintal-

an Grati hingga kini dapat diriwayatkan secara ringkas se

bagai berikut :

1«3*1» P.N»P«R. Leppin Karya Yasa.

Pada permulaan pembangunan maupun pada tahap

surveynya, manajemen proyek pabrik pemintalan Gra­

t i dikelola sepenuhnya oleh P*N.P.R. Leppin Karya-

Yasa; yang mengemban tugas untuk melaksanakan pem­

bangunan proyek-proyek industri yang menjadi tang

gung jawab Departemen Perindustrian Rakyat seperti

60

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 71: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

61

tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19tyl96l

dan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Rakyat No

mor 1 2** tanggal 15 Nopember 1961.

1.3*2. Komando Operasi, Proyek--proyek Sandang (KOPROSAN).

Dengan keluarnya Surat Keputusan Menteri Koor-

dinator (Menko) Kopartemen Perindustrian Rakyat No­

mor 025/SK/MENK0/VTV65 tanggal 28 Ju li 1965, maka

pengelolaan manajemen pindah ke tangan Komando Ope­

ra si Proyek-proyek Sandang (KOPROSAN), sedangkan PN

PR Leppin Karya Yasa masih bertugas menyelesaikan

pembangunan-pembangunan phisik hingga proyek sele- sa i.

1,3*3* P*T, Industri Sandang.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6/ 1967

tertanggal 2b Ju li 1967, pengelolaan manajemen pin­

dah dari pihak KOPROSAN kepada P.II. Industri San­

dang hingga tahun 1977-

Atas dasar pertimbangan e f f is ie n s i dan e fek ti-

v itas usaha yang sejalan dengan perkembangan indus­

t r i te k s til, serta setelah melalui beberapa peneli-

tian, maka dikeluarkan S.K. Menteri Perindustri­

an Nomor 3WWS&/2/77 untuk langkah pembentukan PT

dari PN, dengan didahului pemoentukan team Likuida-

s i /Care Taker PN Industri Sandang- Setelah diben-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 72: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

62

tuk team Likuiditasi in i , maka sebagai tindak lan-

jutnya adalah dengan dikeluarkannya SK Menteri Ke-

uangan Nomor 38/1978 tanggal 25 Januari 1978 serta

sesuai dengan ketentuan di dalam Peraturan Pemerin-

tah Nomor 12/1969? PN Industri Sandang diubah sta­

tus hukumnya menjadi PT (Persero).

l A . Lokasi perusahaan.

Letak PT Industri Sandang Pemintalan Grati ialah di

Desa Sumberagung dan Desa Ranukllndungan Kecamatan Grati

Kabupaten Pasuruan. Luas tanah yang menjadi milik PT. In-p

dustri Sandang Pabrik Pemintalan Grati adalah 280.800 m .

Pabrik tersebut terletak d i tepi jalan raya yang

menghubungkan kota Surabaya dan banyuwangi. Sedangkan di-

belakang pabrik ada jalan kereta api jurusan Surabaya - B&

nyuwangi. Adapun lokasi pabrik tersebut adalah sebagai ber

ikut :

- l*f Km dari kota Pasuruan.

- 23 Km dari kota Probolinggo.

- 7^ Km dari kota Surabaya.

- 65 Km dari kota Malang.

- 1 Km dari Stasiun K.A. Grati.

Dengan demikian jelaslah oanwa letak perusahaan

tersebut dari segi komersil dan transportasi adalah sa­

ngat strategis.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 73: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

63

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Perusahaan Pemintalan Grati mg

nganut sistem organisasi garis. Dalam hal in i Manager se-

bagai pimpinan tertinggi, kepala bagian sebagai sta f man&

jer langsung secara aktif yang terd ir i dari ;

- Bagian Administrasi dan Keuangan.

- Bagian Produksi.

- Bagian Teknik.

- Bagian Kesebatan.

- Kepala Seksi, sebagai pembantu/staf dari Kepala Ba gian.

- Kepala Urusan, sebagai pembantq/staf Kepala Seksi.

- Kepala Regu dan Operator, sebagai tenaga operasio-

niVpelaksanaan langsung di bawah kepala urusan.

Mntuk lebih je las lagi dapat kita ikuti pada bagan organ!

sasi d i halaman berikutnya.

Adapun mengenai pembagian tugas dan wewenang, akan

penulis uraikan sebagai berikut s

a. Manajer sebagai pimpinan perusahaan mempunyai tu­

gas dan wewenang antara lain :

- Itelaksanakan kebijaksanaan pokok yang meliputi -

bidang-bidang produksi dan teknik berdasarkan -

production order, keuangan atas dasar anggaran -

yang sudah ditetapkan, pengadaan banan dan ba-

rang yang dibutuhkan, penjualan hasil produksi,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 74: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

penjualan barang-barang rusak dan tak terpakai

personalia, pelayanan umum dan kerumah tanggaan,

administrasi dan ketata usahaan.

- Mengamankan semua kekayaan, inventaris dan surat

surat oerharga millk perusahaan.

- Mengarabil tindakan manajeraen lainnya lainnya

yang dianggap perlu dan menguntungkan perusaha-

an setelab mendapat persetujuan lebih dabulu da-

r i direksi.

- Membina hubungan baik dengan instansi pemerintab

perusabaan-perusabaan lain dan masyarakat setem-

pat.

b. Tugas dan wewenang Kepala Bagian Umum meliputi !

- Hengatur penyelenggaraan pembinaan personil dan

hubungan perburuban.

- Hengatur kegiatan pembinaan mental serta menye-

lenggarakan tugas-tugas penyuluhan (councelling)

terhadap masalab karyawan dan keluarganya.

- Bersama-sama dengan bagian kesehatan menyelenggfi

rakan bygene perusabaan dan kesobatan kerja.

- Mengatur penyelenggaraan pelayanan umum dan kegi

atan-kegiatan kerumah tanggaan serta angkutan d i

nas.

- Dan tugas-tugas serta wewenang yang lain yang -

berhubungan dengan bagian umum.

6^

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 75: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

STRUKTUR ORGANISASI PATAL GRATI

G

G cd

S 5to

Hcd-P

G

*H•H cd

£* H

w>-g

P

0'

cd a)(X

cn w0)wG

•H aSs-d

Gto

3G

Cdbl

CO ^G

♦H -Pcd

bO (0y

cd *H(i)

CQ G w

30<

O<

*H

cd top'd rn+J c^

d>

<D C

3^

3

•rl O *d

W CO *H

Jd hH

0 0 <d

co Pi g

I >»H

O

-P

O

*rl G

*H f-i

to *d G H

-P O O

c 0

^ *H G

O

co fi,*P<yo

si

•HCt,tt 60fl5 flJV G fiH

PX

G I

aJ I

cd m

o

<dtt *H *P

W *H

G 6

W

Fh HL| TJ *H 'H

Q) cdp

cd a w a« gX

0) 2

cd 0

p* ftT* a

Gcd cd cdCO -P

XI

G cd cd

i•HIff

Irinc

CO tiO cd 6

CO Cd G

H

StJ-H 0 *H

cd cd G

-P ft to

10 G

*rl cd G

*H nri w-d G

6 cd O

U

'd Ph *h *H

P <J +5 0, w

GG

cd•H

B-P(0

Uo

•H(0S

3•h

*d bfl O cd «ft

*n 4. £10 G TO ^

*H G0)03 0 0)CO X, -p

•rlU)W

)rH

(1)G

0)w

•rla

WJslto

0«ri

toArH

•rl0)to

M4)

0)•H

COQ

G 0

V. bO

cd -P 0.G

I

« G

0*

3 U

WJ

dr

lflOflJC

£-< Cd

CO H O

*3P

£ G CQ

TJ

■nn

sr a

<d

g s

CD +3 0 ‘H

*H d

CO C O >

.O ©

PHC

djao) U

cd <d fn O

PiQ

.?

G 0)cd-P

0

Ito

g o

to a w

^

*h

c

g *tJ

gCd

C0*rl ftTi

PSGffiCO^

bOcn

'elb'S

d (d o

G 0)

t, u O »H ftID

Pi

,o CO

THIS—$

cd -p 0) u

to G

o -P

G *H G

WG

He

lGo

H

Cd-P 0

® w

G O

wg *h G ©fiS

So

1 1

CO bo

M

G

G H

G

U r u s a iB e n g -k e lS i p i l

G <D

I cd -P 0

>»G

I

cd cd u <d

co G O

ffi -PW

fH <1 RG

*H G s

. cdG

0

»du

cd cd u

utH ft»H

>»P

S G

^*

dP

on

ffi

G I 0) cd cd *H h

to

Q

, G

O)

Htn Ct*H <1)

p o

w w

G<dtoo

«P

r*i ft

ar-t o0

jtla

rm

G<dcdx:cd(0Gfn0a.Gh0-pr*HuQ).oe

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 76: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Tugas dan wewenang Kepala Bagian Administrasi dan

Keuangan antara lain j

- Menyelenggarakan la lu lin tas keuangan yang meli

puti ; penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran

uang, pengurusan surat-surat oerharga dan ba­

rang-barang jaminan; penyelesaian hutang piu -

tang, rencana kebutuhan uang per bulan dan mel§

kukan v erifik a s i.

- Menyelenggarakan penjualan dan pembelian barang

- Menyelenggarakan pergudangan.

- Melakukan pencatatan (pembukuan) kekayaan dan

hutang perusahaan.

- Menyusun laporan keuangan berupa neraca dan daf

tar rugi/laba.

- Menyelenggarakan administrasi bagian adrainistra

s i keuangan,

- Dan sebagainya.

Xugas dan wewenang Kepala Bagian Produksi antara

lain t

- Mengatur dan raelaksanakan proses produksi dari

bahan baku menjadi barang jadi sesuai produkti- on order.

- Merabuat rencana kebutunan ba^an bakiV pembantu

spare parts dan a la t-a la t serta bahan lainnya.

- Mengambil langkafc b ila terjad i penyimpangan da-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 77: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

67

r i standar tertentu yang telah ditetapkan.

- Menyelenggarakan administrasi bagian produksi ,

dan la in -la in yang berhubungan dengan proses pro

duksi.

Dalam menguraikan pembagian tugas dan wewenang -

in i , penulis banya membatasi sampai dengan tugas dan wewe

nang dari Kepala Bagian Produksi, karena hal-bal inilah

yang nantinya berbubungan dengan permasalahan yang sedang

penulis hadapi.

3* Proses Produksi

Proses produksi di Patal Grati merupakan proses

kontinyu, dalam a rti bahwa pengolahan bahan/serat sampai

menjadi barang jad i atau benang tenun melalui tahap-tahap

mesin tertentu dan tetap serta p osis i raesin yang berurut-

an secara teratur. Dalam membabas proses produksi in i , pe

nulls akan menguraikan secara berurutan sesuai dengan

urutan mesin yang ada.

3 .1 . Raw material/bahan baku.

Pada tahap pertama/persiapan sebelum dimasukkan ke

mesin pertama terlebih dahulu setelah diambil dari gudang

bahan berupa bale, dibuka dan diangin-anginkan di Bale

Store selama + 2 jam, dengan tujuan agar terbuka dari be

kas kepadatan pengepakan seraula, yang nantinya akan meng-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 78: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

68

ganggu pembukaan pada mesin berikutnya. Selesai diangin

anginkan bahan baku tersebut mengalami pencampuran sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Patal Grati, 65 % tetoron

dan 35 % rayon.

3 .2 . Mesin Bloving.

Merupakan mesin tahap pertama dalam urutan proses

pemintalan. Pada mesin in i serat/bahan setelah dicampur di

masukkan ke dalam mesin oleh tenaga karyawan secara tera -

tur. Tenaga kerja untuk menangani mesin in i berjumlah 7(tu

juh) orang yang terd ir i dari 6 orang operasional dan 1 (sa

tu) orang maintenance yang ditugaskan untuk membuka gumpal

an kapas/serat, mencampur bahan serat dari beroagai kuali-

tas untuk mengurangi besarnya penyimpangan/variasi, member

sihkan bahan dari kandungan kotoran, membentuk LAP sebagai

hasil produksi mesin blowing yang merupakan gulungan lapis

an secara kontinyu dengan ukuran tertentu untuk setiap dof.

Sesuai dengan naraa unit mesin in i (Blowing), kegiat

an transportasi pemindahan bahan dari bagian satu ke bagi­

an selanjutnya d i unit mesin in i dilaksanakan dengan tena­

ga isapan angin yang digerakkan dari beberapa fan yang ada,

3*3- Mesin carding.

Mesin in i adalah mesin yang mengolah hasil dari me­

sin blowing (LAP) untuk diproses lebih lanjut. Mesin in i

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 79: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

69

ditangani oleh 6 orang tenaga operasionil dan k orang te ­

naga maintenance untuk memenuhi fungsi utamanya menyisir

serat yang berada pada gulungan lap, yang kemudlan gulung

an lap diuraikan kembali, s isa -sisa kotoran dibersihkan

sambil dipisah-pisahkan antara serat pendek dan panjang,

kemudlan membentuk hubungan kelompok serat-serat in i men-

jad i apa yang disebut S liver.

3 A . Mesin drawing.

Mesin in i mengadakan penarikan serat-serat dan

tingkat kerataan dari s liv er tadi dipertinggi sambil me-

nyayatkan letak serat s liv e r , disempurnakan pula percam -

puran seratnya.

3.5. Mesin speed.

Mesin in i berfungsi untuk melakukan penarikan da-

lara batas tertentu, sehingga berat roving per yardnya se-

kitar 8 gram. Di sin i s liver berubah menjadi roving. Juga

mesin in i bertugas untuk memberikan gintiran atau twist

tingkat pertama sehingga berbentuk roving dan akhirnya ro

ving tersebut diatur atau digulung pada bobin.

3»6. ffesln ring spinning frame.

Mesin in i berfungsi menarik lebih Ian ju t. Pada me­

sin in i roving diubah menjadi benang yang diinginkan dan

memberikan gintiran secukupnya agar memperoleh kekuat-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 80: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

70

an yang dikehendaki, juga mengatur benang pada terapatnya

(bobin). Mesin ring in ilah yang menjadi ukuran besar k ec il

nya kapasitas suatu pabrik pemintalan dengan melihat pada

banyaknya jumlah spindle atau disebut mata pintal.

3*7. Mesin Finishing.

Hasil dari mesin ring sf tersebut di atas diolah la

g i oleh mesin perabantu in i untuk digulung kembali atau d i-

adakan perangkapan benang hasil dari mesin tersebut. Untuk

mendapatkan benang rangkap dua atau leb ih , digunakan mesin

doubler atau cheese winder yang akan mengolah lebih lanjut

benang tersebut tanpa memberikan suatu gintiran atau twist.

Setelab itu hasil dari mesin doubler in i akan diolah lag i

oleh mesin ring doubler/tw isting. Pada mesin in i benang-be

nang tadi akan diberikan gintiran, di samping itu juga d i-

ratakan, kekuatan ditingkatkan dan yang terakhir digulung

ke tempat benang tersebut (bobin). Benang yang telab digu­

lung in i , akan digulung kembali oleh mesin cone winder un­

tuk digulung pada paper cone yang berbentuk contong, baik

dari h asil mesin ring ataupun mesin doubler untuk selanjut

nya akan dipacking dan digudangkan.

Tin.1auan Atas Metode Pembebanan Biaya Produksi Terhadap

Produk

4-.1. Unsur-unsur biaya tak langsung pabrik.

Sebelum membahas tentang pembebanan biaya tak lang-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 81: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

71

sung pabrik, penulis akan terlebih dahulu akan mengurai­

kan semua elemen biaya tak langsung pabrik atau biaya

overhead pabrik yang terdapat di Patal Grati.

Unsur-unsur biaya overhead pabrik terdapat didalam

rekening-rekening seperti yang terdapat dalam tabel ?• H§

kening-rekening atau daftar perkiraan biaya overhead pa­

brik in i meliputi biaya bahan pembantu antara la in adalah

biaya so lar, premium, pelumas, l is t r ik dan biaya pembantu

lainnya, biaya personil yang te rd ir i atas biaya gaji,upah

honorarium, lembur, biaya kelebihan jam kerja, biaya peng

obatan, perangsang tahunan, pakaian dinas, makan/ minum,

enolument, cu ti, pesangon, asuransi karyawan, biaya tran.g,

port, dan biaya karyawan lainnya, biaya persediaan, biaya

umum yang terd ir i dari biaya umum berkala antara lain se-

wa kantor, a la t-a la t tu lis dan cetakan, telepon dan te le ­

gram, l is t r ik dan air untuk perumahan, biaya komputer dan

biaya langganan koran/majalah dan la in -la in , biaya pajak, biaya umum in sid en til, biaya penyusutan yang terbagi atas

biaya penyusutan einplasement, bangunan, in sta la s i, mesin

produksi, mesin d iese l, mesin bengkel, kendaraan kantor

maupun pabrik, inventaris dan penyusutan aktiva immateri-

i l , biaya pemeliharaan emplasemen, pemeliharaan bangunan,

pemeliharaan in sta lasi, mesin produksi, mesin d iese l, me­

sin bengkel, kendaraan dan inventaris, biaya asuransiyang

terd ir i atas biaya asuransi kebakaran bangunan, asuransi

in sta la s i, mesin produksi, asuransi kendaraan, dan asu-

m T r iPEUPUSTAKAAN

T T T V E ^ITAS AIJILA 'rCVV*i J i a n a v a

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 82: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

72

ransi inventaris.

TABKL 7

ANGGARAN BIAYA TAK LANGSUNG PABRIK TH. 19..

PATAL GRATI

(R p . 1 . 0 0 0 ,© )

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 „ -------------------------------------------------

M . Biaya Bahan Pembantu :

MO Pemakaian solar

M 0.00.02 - Umum 589,-M 0.02.05 - D ieseVListrik 1.168.177,-

'M 0 . 0 3 .06 - AC 50,-M0.0>+. 12 - Maintenance Produksi 718,-

1.169-5^3

M l Pemakaian Premium:

M l. 00.02 - Umum 8 . 360,-

M l. 01.03 - Bengkel Umujn 8V,-

M l. 02.05 - D iesel/L istrik 278,-M l .03.06 - AC 87 ,-Ml.OM 12 - Maintenance Produksi l.M+6,-

10.255,-

M2 Pemakaian Pelumas t

M 2.00.02 - Umum 660,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 83: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

73

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 3

4-12.01.03 - Bengkel Umum 40,-

4-12.02.05 - D iseV Listrik 27-120,-

>+12.03.06 - A C 235,-4-12.04-. 12 - Maintenance Produksi 4-.832,-

32.887,-

k2/k Biaya Personil :

4-20 Gaji 608.195,-

421 Up ah 37.735,-*4-22.00.01 Honorarium 1.075,-4-23- Lembur 3-575,-4-31.00.01 Pengobatan 40.500,-

4-33.00.01 Perangsang tahunan U9.528,-

k3k.00.01 Pakaian dinas 24-. 600,-W35 . 00. 0i Makan/minum 59.753,-4-40.00.01 Enolument 3-165,-44-1.00.01 Cuti 4-. 8 4o ,-

44-2.00.01 Pesangon 4-.380,-

4-U-3.00.01 Asuransi karyawan 4-1.4o8,~

444-.00.01 Biaya karyawan lain 860, -

1 - Biaya transport 1.650,-

881.264-,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 84: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

7U

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 3

bl9 Bahan Pembantu lain 8. 13U,-

U50 Bj^a.Per^ediaa^ :

U50. 01. 10. - Asuransi persediaan 273 , ->+50.02.10 - Kesusutan/barang rusak 1.119

U50. 03.10 - Biaya nails/turun barang 3 . 227, -

U50. 05 . 10. - Ongkos angkut 6 .U3 3 , -

U50. 06.10 - Pemeriksaan/Pemeliharaan barang 17,-11.069,-

U60 Biava Umum Berkala j

U60.01.02 - Alat tulis/barang cetakan 6.523,-

U60.02.02 - Telepon, te lex , telgram 5-022,-

U60.0U.02 - Langganan koran dan majalah 621, -12.166,-

U6l Pa.lak t

U6l.01.02 - Pajak kekayaan ^3,-U61.02.00 - Ipeda dan Ireda 7.000,-

U61.03.02 - Pajak kendaraan 310.-7.353,-

U65 Biava uraum Insidentil 5

U65.00.02 - Biaya rapat 355,-U65.01.02 - Biaya tarau 1.950,-U65-02.02 - Biaya perayaan 590,-

U65.03.02 - Biaya keamanan 91,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 85: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

75

Kode Jenis Biaya Jumlah1 2 3

U65. 0U.02 - Biaya perjalanan dinas 7.^68,-

U65.05.02 - Biaya pemeriksaan akuntan 0 CO 1

U65.o8.02 - Biaya olah raga/rekreasi U.251, -U65.10.02 - Biaya insidentil lainnya 590,-

16.00U,-

1 Biava Penyusutan s

U70 Penyusutan Enrolasemen sU70 . 00.00 - Jalan dan jembatan 337,-U70. 01.00 - Pagar I . 3U6 , -U70. 02.00 - Halaman dan tanaman Uo,-U70. 03.00 - Lapangan olah raga 188, -U7C.05.00 - Riol/selokan Uo.-

1 .951,-

U71 Penyusutan Baneunan s

U71 . 00.00 - Bangunan pabrik 15.055,-U71 . 01.00 - Bangunan kantor 1.796,-U7 1 .02.00 - Bangunan pembangkit tenaga 832,-U71 . 0U.00 - Bangunan ruang tunggu 799,-U71 . 03.00 - Bangunan ruraah dinas 2.115,-U7 1 . 05.00 - Bangunan bengkel 211,-U71 . 06.00 - Bangunan gudang 918,-U7 1 . 09.00 - Bangunan polik lin ik 1 . 13U,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 86: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

76

Kode Jenis Biaya Jumlah1 2 3

U71.10.00 - Bangunan pos penjagaan 17U,-

U7 1 . 11.00 - Bangunan mess 65,-

>+71.12.00 - Bangunan rumah ibadah 211,-

U71.l5.00 - Bangunan STK. , - . . 15.9,,-

23.U79,-

U72 . Penvusutan Instalasi 2

U72 . 00.02 Umum U2U,-

U72 .OI. OU Instalasi air 1-963,-

U72 . 02.05 D iesel/ l is t r ik 6.371,-

U72 . 03.06 AC 6.255.-15.013

U73 Penvusutan Mesin Pabrik 1

U73 . 00.13 - Mesin blowing 20. um , -

U7 3 . 01. 1U - Mesin carding 39.087,-U7 3 . 06.19 - Mesin drawing 8.U51,-

U7 3 . 07.20 - Mesin speed 10.856,-

U7 3 . 08.21 - Mesin ring spindmg 91.712,-

U73 . 09.22 - Mesin doubling 2 .U3 1 , -U7 3 . 10. 2U - Mesin ring twisting U.578,-

U73 . 10.23 - "esin cone winder . lQtUi5,- 208.018,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 87: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

77

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 3

V71*- Penvusutan Mesin Pembanekit s

1*71k00.05 - Diesel 11.956,-

^7^.01.05 - Generator 3.075,-15.031,-

k-7% Penvusutan Mesin Benekel :

^75.05.03 - Mesin las elektris 73 ,-^75-06* 03 - Mesin las karbit 21,-

^75*10.03 - I'esin bengkel lainnya *K)8,-502,-

*+77 Penvusutan Kendaraan :

V77 . 00.02 - Kendaraan Penumpang -

^77.02.10 - F ork lift 2. 925i-2 .925,-

■78 Penvusutan Inventaris s

*+78.00.12 - Inventaris pabrik 1.350,-*+78.00.02 - Inventaris kantor 393,-*+78.02.02 - Inventaris meubelair 25,-*+78*03.02 - Inventaris ruman tangga 0 0

*

* 1

*+78.07.12 - Inventaris toole 6 6 8 -3.0*+l,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 88: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

78

Kode Jenis Biaya J umlah

U79 . 00.08

U8.

WO

U80.00

U80.01.00

U80.02.00

U80. 03.00

U80. 0j .00

U8l

U82.00.05

U82. 01. 0U

U82.03.06

U82.05.02

U83

U83. 00.13

U83. 01. 1U

U83 .06.19

U83. 07.20

U83 . 08.21

Penyusutan Aktiva immaterial

Biava Pemelinaraan :

Biaya pemelinaraan emplasemen s

- Jalan dan jembatan

- Pagar

- Halaman dan tanaman

- Halaman/lapangan olah raga

- Riol/selokan

Biava Pemeliharaan Bangi^nan :

______ m > =

270. 3U5 , -

- Instalasi l is t r ik

- Instalasi air

- Instalasi AC

- Instalasi telepon dan telekom (Umum)

Biava Pemelinaraan Mesin Produksi;

- Mesin blowing

- Mesin carding

- Mesin drawing

- Mesin speed

- Mesin ring spinning

996,

8U7,'

2.667,'

UU8,.

_ULUi^ 6. 103 , -

15.897,

U18,

12.277,

. . ..7.03 y- 29.295,-

25-98U,.

60.363,

3-387,

7-970,'

61.136,.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 89: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

79

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 3

U83.09.22 - Mesin doubling 5-737,-

U83 . l l . 2U - Mesin ring twisting 6.U5U,-

U63.10.23 - Mesin Winding 2b.2k6.~195.177,-

U8U Biava Pemeliharaan Mesin Pembanekit s

U6U.00.05 - Diesel UO.U25,-

U8U,0l.05 - GeneratorU0 .U25 , -

U65 Biava Pemeliharaan Mesin Benekel s

W5.o5.o3 - Mesin las elektris i V

W5-06.03 - Mesin las Karbit 16,-

U67.02.10 - Mesin bengkel lainnya 795,-825,-

U87 Biava Pemeliharaan Kendaraan :

U87.00.02 - Kendaraan penumpang U.593,-

W7.02.10 - ForklifU.593,-

U68 Biava Pemeliharaan inventaris s

U68.00.12 - Inventaris pabrik 2A 1U,-

W8.01.02 - Inventaris Kantor 357,-U88.02.02 - Inventaris meubelair 371,-

U68.03.02 - Inventaris rumah tangga *f95,-3.637 ,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 90: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

80

Kode Jenis Biaya Jumlah

1 2 3

**9 Biava Asuransi :

^90 - Asuransi kebakaran bangunan 526,-

^91 - Asuransi kebakaran insta lasi 105, -

^92 - Asuransi kebakaran mesin pro­

duksi. 3 -7*+8 ,-

*f92.00.05 - Asuransi kebakaran mesin die­

se l 833,-

**92.00.03 - Asuransi kebakaran mesin beng-

kel 15,-

^93 - Asuransi kebakaran kendaraan

(umum) >+15,-k9b - Asuransi kebakaran inventaris

pabrik 90,-

5-732,-

*♦95 Biaya penjualan 1 .5oo,-

Total Anggaran Biaya Tak Lang­ 2.712.785,-sung s

h*2« Pemakaian biaya tak langsung pabrik.

Setelah perincian tentang rekening biaya tak lang­

sung pabrik dijelaskan di muka, maka sekarang penulis akan

menguraikan pemakaian atau pengeluaran biaya tak langsung

pabrik sehubungan dengan adanya proses produksi di Patal

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 91: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Grati.

Untuk hal in i pemakaian biaya tak langsung pabrik

yang akan penulis uraikan, akan dibatasi hanya contoh un-

tuk tahun auggaran 198 * Oleh karena itu semua biaya yang

terjadi adalah beban untuk periode tahun I98W saja. Pema­

kaian biaya tak langsung paorik yang terjad i di Patal Gra

t i , secara keseluruhan akan penulis jelaskan sesuai de-

ngan kenyataan yang ada seperti tampak pada tabel 3.

Di dalam tabel tersebut terlihat suatu spreading

biaya atau d istribusi biaya yang terbagi atas tempat-tem-

pat biaya. Secara terperinci tempat-tempat biaya diuagi

menjadi tempat biaya pembantu, tempat biaya umum, tempat

biaya gudang, tempat biaya-'oiaya produksi dan te.npat oia-

ya penjualan. Untuk tempat oiaya penjualan in i sebenarnya

tidak termasuk dalam elemen biaya produksi dan karenanya

biaya in i nantinya dibebankan sebagai biaya umum a dan ad

m inistrasi. Di dalam masing-masing tempat biaya tersebut

d i atas terkecuali tempat uiaya gudang dan penjualan, ter

bagi lagi menjadi sub tempat biaya, Tempat biaya pemoantu

terd ir i atas tempat biaya bangunan, so s ia l, umum, bci*gkel

a ir , d ie s e l / l is t r ik dan AC (a ir conditioner). Tempat bia­

ya umum terbagi atas dua bagian yaitu biaya menejer dan

biaya administrasi dan keuangan. Tempat biaya produksi -

terbagi menjadi sepuluh sub tempat biaya yaitu biaya peng

awas produksi, maintenance produksi, blowing, carding,dr§

81

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 92: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

wing, speed, ring, doubling, twisting dan winding.

Penjelasan dari masing-masing pengeluaran biaya

yang dianggarkan tersebut, akan penulis jelaskan sebagai

borikut :

Anggaran pemakaian solar untuk tahun 198V adalah

sebesar Rp. 1.169.5^3,- yang akan terbagi pengeluarannya

oleh bagian umum sebesar Rp. 5-985,-; bagian d iesel / l i s ­

tr ik sejumlah Rp. 1 .168.177,-; kemudian bagian AC dan ma­

intenance produksi masing-masing sebesar Rp. 50,- dan

Rp. 718,-Anggaran pengeluaran biaya premium sebesar:

Rp. 10.255,- yang terbagi pengeluarannya oleh bagian umum

sejumlah Rp. 8 .360,- bagian bengkel Rp. 8U,-; d ie s e l / l is -

tr ik sebesar Rp. 278,-; untuk AC Rp. 8 7 , - sedangkan mai^

tenance produksi sejumlah Rp.l.lU-6,-

Pengeluaran biaya pelumas yang direncanakan sebe­sar Rp. 32.887,- Biaya ini akan didistribusikan ke bagian umum sejumlah Rp. 660,- untuk bengkel Rp. Uo,- bagian die sel /listrik akan dikeluarkan Rp. 27.120,- bagian AC sebg sar Rp. 235,- dan terakhir bagian maintenance sebesar Rp. U.832,-

Rencana pengeluaran biaya bahan pembantu lain mem-

butuhkan biaya sebesar Rp. 8.13^,- yang te rd ir i dari pe­

ngeluaran untuk kebutuhan bengkel Rp. 1.179,- untuk air

Rp, U 8l,- d ie s e l/l is t r ik sebesar Rp. Uo,- bagian AC sebe­

sar Rp. U.363 , - maintenance produksi Rp. U88,- untuk b io-

82

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 93: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ro0

0

co

ONS s! _ *dw3saynfiaanK?*a«4

M. HH<*y

-Jis«hI 4 ) «*hmo9siaUa

,

o-i tJ

• 'i>

on

T>0

>- PUft1 •nffi

f{£l

sa * • tJ

H O

li

L

1"'

Isa*ft

-J

-J-

OJ

ftOJnc\,

On

-4ftOJ

CMCMC\|

ON

au

I i

i I

i I

i I

i i

I I

i I

i i

I i

I I

i i

t i

I 1

I I

I l

I

j l

i

•O ft

ss

«

. «

OJ ON

«o ft

to,5

On

Os

I t

J J

I i

1 1

i I

I I

I I

I 1

I 1

*1

11

11

O

ft

-4•ocot*-

| I

I I

«0 I

I I

I I

I I

1 I

1 I

1 I

I 1

I I

1 I

U> l

I I

1 I

• •

o

-4

OtoCOoO

nft

I I

1 1

« I

I I

I I

I I

I i

I I

I I

I I

I l

I I

I 1

I *

ICO

M

r- r»

in

-4*

3

^ 3

&

(M

I !

| °.

^ ^

I *°

I »

I I

I *

1 I

I »

1 *

I *

1 *

* ^

1 1

’ 1

1O

n

-4NOinCO

ftCMO

i- 80

IA^

Q

. .

On

i i

i i

as -=

? i

• •

oj *-

OJ

1 I

i i

i I

i »

i I

i i

J i

1 I

l t

I I

l•O

»\C>

oOn

t*-eoO

11

11

*1

1

| I

I I

I I

| 1

I I

I 1

I 1

1 I

1 ♦

I I

I *

iU

\ C

a1-

ft

_4 -4

o

IA

t> *3.

SiCM

£

Uw

«UNr.

-4o<i

i

M*-»•rti!fd

• r

nc >

NCIAftOa

co n

h w

«o

\r. t-?

«o ft

co. on

-4

. on

eo

r*w -J- tJ 3-

rn ON

I ^

*

i <

I I

I i

1 I

I I

I t

I I

I 1

I J

J I

O

I- -J

ft ft ft

oj

[■—

t- r-

O O

\Q ft

O

ft|

1 1

I O

I 1

1 I

1 i

1 I

1 I

I 1

I !

I I

1 1

t 1

1 I

I I

NOo*NO

ON>

9

IACVONi

i i

i i

i i

1 i

i *

>ii

11

11

i

ll

*

11

O T-

CM

r*\CJn

Oi

1 1

1 •

1 I

W 1

1 1

I 1

1 1

I I

I I

I 1

1 I

I I

1 1

I I

I I

OJ

1 I

1 1

I I

1 1

1 1

1 1

1 1

1 I

1 1

1 1

I I

1 1

1 1

I I

I I

incr0

O

m «o

in

io r\

vr) oj

(•J ft

5A

I 1

• ♦

■ -j -d

•0 UN

^ I

1 1

1 I

I I

I 1

I I

I 1

1 I

1 a

1 1

1 I

1 I

*\Q

N-

COo

Q.

O'

r-h

-<\J

-if T"

r-O

ir+

•t

coP

-ft

NOr-•T—CVJ

ft

ooOJI

1 1

1 1

1 1

1 1

I 1

I 1

I I

I

t- m

S-I

1 I

I 1

I I

1 1

1 I

1 1

I 1

I I

1 I

I 1

1 I

• 1

1 1

I I

I

4

Q

ON r

—t

Omj.

1 1

1 I

I 1

1 1

1 I

I I

1 I

1 I

i J

i J

I i

ll

•o o

ONinto

Ot

nQ

Ni

nO

J

\C

rr\ ^Z

t r*>

» i

l 1

l l

i 1

t i

Sl

i

i 1

O

i•

§o

«o

or

nm

uo

*o

o

in oj

o

m vo

-T «o Q. no

3

*■ 3 ^

• •

• •

•O

n 4

4

’-1

I I

1 1

1 1

1 1

1 I

1 I

in

Or-

f>o.

On

•1

r—T~

11

11

11

1

ftm

h--t

min

x/in

oo

toC i

ftU'V

- tUi

«oft

ONft

r-r-

<3in

nin

NP>*>

tor-

T“o

l/Nin

NOL\

NPh-

T“•

••

••

»«

••

ONNCr-•or-

O]ft40

<30ONO

p-ftr“

ft3-

-4"O)P'\n

ftT-4

ft«o

oit- \

m*•

»—ft

<■).*»

On

oC)

ina

••

••

•*

T~ft

inCO

inr<-

CMo

T»(\J

533■P

l!ou

108 I

r~i6)•H•r>

(D P<

(U PI

*i

uoaowI

a&&6

fjto

-Pq

a0

3•*?Q

03rl

36-i

dO

Jh•to

du

•a

7]H

tua*

ct

r-l,11^

t

•a «

w »h

I g

I I

3cCOc(U

514cCPBa5TJ

II

>> b d

>»rcqwQH

WP-.&

,psCL.CL, i-i•H

•rlV,

Oi4J

o

h

a,

a

d•

•n

»»

jf~4-1

••

•>>

IPH

n.iU

ilCOL

V)0)

iH•H

Ctf

1*•rl

du4*

€\

ii-P

oI ^41

: \* 1

H•

••

»»

k -i>

i,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 94: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

TQbel & ( Lonjutftn

'i3t-CX)5ca

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 95: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

wing Rp* 15U,-; untuk bagian mesin ring sebesar Rp,1.011

dan winding Rp. Ul8 , -

Jumlah biaya g a ji yang dianggarkan berjumlah:

Rp. 608.195?- Biaya in i didistribusikan ke bagian umum

Rp. 66.205,- ; bagian bengkel sebesar Rp. 1U.96I,-;untuk

bagian d ie s e l / l is t r ik sejumlah Rp. 3 3 * 3 1 9 bagian AC

Rp. lU .528,-; bagian administrasi dan keuangan sebesar

Rp, 21A 93,- 5 untuk g a ji bagian gudang Rp. 10.360,- peng

awas produksi Rp. 60.307,-; bagian maintenance produksi

sebesar Rp. 33-396,-; bagian blowing Rp. 22.97^,-; bagi­

an carding Rp. 15.686,-; bagian mesin drawing Rp.22.3^1,-

bagian speed Rp. 23.607,-; untuk bagian ring Rp.1^0.361,-

bagian doubling Rp. 18 .280 ,-; twisting dan winding ma­

sing-masing sebesar Rp. 10.88U,- dan Rp. 99**+935 —

Anggaran biaya upah yang berjumlah Rp. 37.735,- -

akan didistribusikan untuk upah bagian umum sebesar

Rp. 639,-; bagian d ie s e l/l is t r ik Rp. 363 ,-; bagian penga

was produksi Rp. 1 .001 ,-; bagian maintenance produksi

Rp. 3*9^7,-; bagian drawing Rp. I.U0 8 , - ; bagian ring se­

besar Rp. 29.U95,- dan terakhir bagian winding sebesar

Rp. 882, '1"Biaya honorer yang direncanakan sebesar Rp. 1 .075,-

hanya dibebankan untuk bagian umum.

Biaya lembur yang diperkirakan sebesar Rp.3*575,-

akan terbagi untuk biaya lembur bagian umum Rp. 3 ^ 2 ,-;ba

8U

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 96: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

gian bengkel Rp. II1* , - ; bagian d ie s e l / l is t r ik Rp. 200,-;

bagian AC Rp. 9 $ )-; bagian administrasi keuangan Rp.200,-

bagian gudang Rp. 6 7 ,- ; biaya pengawas produksi Rp. 361,-

bagian maintenance produksi Rp. 198?-; bagian blowing se­

besar Rp. 130 ,-; bagian carding Rp. 9 0 ,- ; bagian drawing

Rp* 9 5 )-; speed Rp. lU l ,- ; ring Rp. 83^ ,-; doubling sebe­

sar Rp. 9 0 ,- ; dan bagian twisting dan winding masing -ma-

sing sebesar Rp. 76,- dan Rp. 539?-

Untuk anggaran pengeluaran biaya-biaya pengobatan

sebesar Rp. U0.500,-; biaya transport Rp. 1 .650 ,-; perang

sang tahunan Rp. 49 .528,-; pakaian dinas Rp. 2^.600,-; mg

kanan/minuraan Rp. 59*753?-; emolumen Rp. 3# 165?-5 cuti se

besar Rp. 840,-p ; biaya pesangon sebesar Rp.4-.380,-; dan

biaya asuransi karyawan Rp. 4-1.4o8,~ seluruhnya menjadi

beban untuk tempat biaya pembantu bagian sos ia l, dan d i-

tambah biaya karyawan lain sebesar Rp. 860,-

Anggaran oiaya persediaan sejumlah Rp. 11.069,-ada

lah dioebankan untuk tempat biaya gudang.

Anggaran biaya umum berkala yang merupakan beban

bagi bagian umum diperkirakan sebesar Rp. 12.166,-

Biaya pajak yang ditaksir untuk bangunan sebesar

Rp. 7*000,- sedangkan taksiran pajak yang menjadi beban

bagian umum sebesar Rp. 353?- sehingga to ta l anggaran pa­

jak sejumlah Rp. 7*353?-

Biaya umum in siden til akan menjadi tanggungan bagi

an umum sebesar Rp. 16.004-,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 97: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Biaya penyusutan emplaseraen yang dianggarKan sebe

sar Rp. 1.951j- yaitu untuk penyusutan tanah lapang, ha-

laman, r i o l - r i o l , pagar, ja lan-jalan sekeliling perusaha

an dan la in -la in yang merupakan beban bagi bagian bangun

an.

Biaya penyusutan bangunan yang ditaksir sebesar

Rp. 23*4-79,- yang menjadi beban bagi bangunan.

Anggaran biaya penyusutan instalasi yang terd iri

dari in sta lasi d i bagian umum Rp. 4-24-,- in sta lasi air

Rp. 1 .963)-; instalasi d ie s e l/ l is t r ik dan AC masing- ma-

sing sebesar Rp. 6.371*- dan Rp. 6 .255,- Sehingga tota l

penyusutan sebesar Rp. 15*013,-

Untuk penyusutan mesin pabrik yang terd ir i dari

penyusutan mesin blowing Rp. 20.468,-; mesin carding se­

besar Rp. 39-087,-; mesin drawing Rp. 8 .4-51,-; mesin

speed Rp. 10.856,-; mesin ring Rp. 91 .712 ,-; mesin dou­

bling Rp. 2.4-31,-; mesin twisting dan winding masing-ma­

sing sebesar Rp. 4*.578,- dan Rp. 30.4-15,- Total penyusut

an mesin pabrik sebesar Rp. 208.018,-

Penyusutan mesin d iesel pembangkit tenaga l is t r ik

dianggarkan sebesar Rp. 15.031,-

Penyusutan mesin bengkel ditaksir sebesar Rp.502,-

dan juga penyusutan kendaraan sebesar Rp. 2.925)- yang

masing-masing dibebankan untuk bagian bengkel dan bagian

gudang.

86

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 98: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Penyusutan inventaris yang masing-masing untuk in

ventaris bagian umum Rp. 1.023,- dan inventaris mainte -

nance produksi sebesar Rp. 2 .9 2 ?,- Sehingga to ta l penyu

sutan Bp. 3.04-1, ~

Penyusutan immaterial yang dibebankan kepada mana

jer sebesar Rp. 385,-

Untuk biaya pemeliharaan emplasemen dan pemeliha­

raan bangunan masing-masing sebesar Rp. 6 .103,- dan

Rp* 6 .378,- yang kesemuanya menjadi beban bagi bagian ba1

ngunan.

Biaya pemeliharaan instalasi yang te rd ir i dari ifl

sta lasi untuk bagian umum sebesar Rp. 703 ,-; in sta lasi

a ir Rp. 4-18,-; insta lasi d ie s e l/l is t r ik Rp. 15 . 897, - dan

AC Rp. 12.277,- Total biaya in i sebesar Rp. 29.295*-

Anggaran biaya pemeliharaan mesin produksi yang

terd ir i dari mesin blowing sebesar Rp. 25*984-,-; mesin -

carding Rp. 60.363,-; mesin drawing Rp. 3*38?,-; mesin

speed Rp. 7*970,-; mesin ring sebesar Rp.6l . i 36 , - ; mesin

doubling Rp. 5*737,-; mesin twisting dan mesin winding -

masing-masing sejumlah Rp. 6.4-54-,- dan Rp. 24-.24-6,-

Biaya pemeliharaan mesin d iesel yang menjadi be­

ban bagian d ie s e l/l is t r ik sebesar Rp. 40.4-25)-

Biaya pemeliharaan mesin bengkel yang ditaksir se

oesar Rp. 825,- yang menjadi beban bagian bengkel.

Biaya pemeliharaan kendaraan yang menjadi beban -

87

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 99: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

88

bagian umum sebesar Rp, k .5935- Sedangkan biaya pemeliha­

raan inventaris untuk bagian umum sejumlah Rp, 1.223,-dan

bagian maintenance produksi Rp. 2.UlU,- Sehingga to ta l bi

aya pemeliharaan inventaris berjumlah Rp. 3*637,-

Biaya asuransi kebakaran bangunan yang menjadi be­

ban bagian bangunan sebesar Rp. 526,-

Sedangkan biaya asuransi untuk kebakaran insta lasi

yang dalam hal in i te rd ir i dari instalasi d iese l/ l is t r ik

dan AC masing-masing sebesar Rp. 55?- dan Rp. 50,-

Biaya asuransi kebakaran mesin, yaitu untuk mesin

bengkel sebesar Rp. 15 )-; mesin d iese l Rp. 833?-5 mesin

blowing Rp. 502,- mesin carding Rp. 1 .1 6 5 ,-; mesin dra­

wing Rp. 6 6 ,-; mesin speed sebesar Rp. 15^,-; mesin ring

Rp. 1 .1 8 0 ,-; mesin doubling Rp. I l l , - ; twisting dan win­

ding masing-masing sebesar Rp. 1255- dan Rp. HU5,-

Biaya asuransi kebakaran inventaris bagi maintenaji

ce produksi dianggarkan sebesar Rp. 90 ,-

Sedangkan biaya penjualan yang berjumlah R p.l500,-

d i s in i tidak termasuk elemen biaya produksi melainkan -

menjadi elemen tersendiri sebagai biaya penjualan yang

nantinya dibebankan terhadap masing-masing produk jadi me

la lu i tarip yang diperhitungkan atas jumlah bal (#) yang

diproduksi bagi tiap-tiap jenis produk tersebut.

Untuk memperjelas keterangan tersebut di atas, da-

pat juga d ilih a t di dalam tabel 7 yang merupakan peyinci-

an dari sebagian pos-pos di dalam spreading biaya.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 100: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

89

U.3. Pembebanan Biaya Tak Langsung pabrik.

Setelah penjelasan secara terperinci tentang pema-

kaian atau pengeluaran yang dianggarkan dari biaya tak

langsung pabrik, maka pada kesempatan in i penulis akan

memberikan penjelasan mengenai pembebanan biaya produksi

tak langsung pabrik atau biaya overhead pabrik terha -

dap produk.

Seperti terlihat d i dalam tabel 8, yaitu dalam

spreading biaya tak langsung pabrik, d i sana tampak bahwa

sesudah semua biaya tak langsung pabrik yang dianggarkan

didistribusikan dan dialokasikan maka sebagai hasil akhir

biaya tak langsung pabrik untuk departemen produksi akan

bertambah sesuai dengan jumlah alokasi biaya yang d ite r i-

ma dari seluruh departemen pemoantu yang ada. Departemen

produksi yang dimaksud d i s in i adalah departemen Blowing

Carding, Drawing, Speed, Ring, Doubling, twisting dan Win

ding. Dalam tabel tersebut terlinat pula, bahwa biaya tak

langsung masing-masing departemen produksi setelah meneri

ma alokasi biaya dari departemen pembantu adalah sebagai

berikut (dalam ribuan rupiah) s untuk departemen blowing

sebesar Rp. 1^7 . 131,-5 departemen Carding Rp. 2*+7.*+59,- ;

departemen Drawing Rp. 119*136,-; departemen Speed sebe­

sar Rp. 137-107,-; departemen Ring Rp. lA 5 5 .5 ll» -J depar

temen doubling Rp. 91-880,-; departemen Twisting sebesar:

Rp. 137*252,- dan departemen Winding Rp. 375.809,-

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 101: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

90

Pembebanan biaya tak langsung pabrik ke dalam pro­

duk yang terjadi di Patal Grati dilakukan dengan menggunfi

kan tarip biaya tak langsung pabrik per delivery hours

(DH). Untuk selanjutnya tarip in i dikalikan dengan jumlah

DH per produk yang dihasilkan untuk tiap-tiap departemen

produksi. Sehingga akhirnya akan dapat diketahui biaya -

proses per bal untuk tiap -tiap produk jadi yang d ihasil -

kan#

Sebelum dilakukan perhitungan tarip biaya tak lang

sung pabrik dari masing-masing departemen produksi terse­

but, maka delivery hours terpakai dari tiap-tiap departe­

men produksi harus diperbitungkan lebih dahulu. Untuk in i

penulis menyajikan hasil perhitungan akhir DH terpakai se

lama setahun sebagai berikut j departemen Blowing sebesar

17.281 DH; departemen Carding sebesar 706.031 DH; departe

men Drawing 38U.936 DH; departemen Speed 7-OlU.oUl DH; de

partemen Ring 302.906.016 DH; departemen Doubling sebesar

3.663.512 DH; departemen Twisting 39.275.76U DH; dan de-

par temen Winding 8.126.279 DH.

Sesudah jumlah DH diketahui, maka perhitungan ta­

rip per DH untuk masing-masing departemen produksi adalan

sebagai berikut ;

- Departemen Blowing Rp.8.51U.03275 (Rp.IU7 . 131.000,- :

17.281 DH ).

Rp.2U7 A 59.OOC,-- Departemen Drawing Rp.309,U9560U (-------------------------- )

706.031 DH

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 102: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

91

Rp. 119.136.000,-Departemen Drawing Rp.309?U9560l+ (---------------------------- )

38U.936 DH

Rp.137-107.000,- Departemen Speed Rp.19?5^5833 (---------------------------- )

7.01U.0U1 DH

Rp.l.U55*5ll.OOO Departemen Ring Rp. U,805157 (.... ........................... )

302.906.016 DH

Rp. 91.880.000,-Departeraen Doubling Rp.25)079760 (---------------------------- )

39.275-76U DH

Rp.375.809.000,- Departemen Winding Rp. U6,2l+6136 (---------------------------- )

8.126.279 DH

Untuk membebankan biaya tak langsung pabrik ke da­

lam produk, maka tarip per DH yang ditentukan di muka ter

soout nantinya dikalikan dengan jumlah DH yang sesungguh-

nya terjad i untuk menghasilkan per bal per jenis produk

untuk tiap-tiap departemen produksi. Untuk itulah penulis

akan menyajikan tabel 9 dan 10 yang menggambarkan pemakai

an Da sesunggubnya secara to ta l dan perhitungan biaya tak

langsung tiap-tiap jenis produk.

Biaya tak langsung untuk tiap jenis pr6duksi yang telan

diperhitungkan tersebut nantinya dibebani lag i dengan bia

ya penjualan. Biaya penjualan tersebut dibebankan kepada

tiap -tiap jenis produk dengan memperhitungkan tarip per

bal ($) untuk jumlah masing-masing jenis produk jadi yang

yang dihasilkan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 103: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Perhitungan biaya penjualan yang dibebankan kepa- da produk adalah sebagai berikut :

187,166 0- 1 's TR = Rp. 19.263,68 (Rp. 1.500.000 x ---------- )

1U.57U 3

1.U37 t>- 16's TR = Rp.lU7 .900,35(1.500.000 x ---------------- )

lU.57U t91,666

- 20's RY = Rp. 9*U3U,5U (Rp. 1.500.000 x---------- )1U. 57U

2289,935- 20's TR = Rp. 235.686,98 (Rp. 1.500.000 x --------- )

lU. 57U t

282,192 t- 30's TR = Rp.29.0UU,05 (Rp.l. 500.000 x --------- )

lU. 57U f,

5U67,365- UO's TR = Rp.562.717,60 (Rp.l.500.000 x ---------- )

lU. 57U %

3 3 1 1- U0/2 RY = Rp.3U.067,5l (Rp. 1. 500. COO x --------- )

lU. 57U JS

- U0/2 TR = Rp. 137.608,05 (Rp.l. 500.000 x 1,337 ^ ^lU. 57U

- U5's TR = Rp.U62.9U7,65 (Rp.l. 500.000 x ‘+,>t98 ^____jlU. 57U t

Demikianlan hasil pemitungan pembebanan biaya perj

jualan itepada masing-masing jenis proauk jadi yang menggij

uakan tarip dengan berdasarkan pada jumlah produksi yang

yang dianggarkan sebesar Ik, 57*+$.

92

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 104: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ber s Interim per'isar.aancaM CO • 00 ON ON s» ON CO co vn ON o o VJ ON lo VJ

X

uLo o o • ro vo co • O

J ON fO 00 o l\> VA v0 • OJ

VJ\ fO s# ro Lo (V)

iu » u> £ 8 O sS ro ON C» ON 3 S) ■s] 03 O «+ ro aS'

H HLo

HS

'ON

vOO

nO

•«

••

•CO

vOO

vO■<

1ON

ONH

roON

-F*<

]+-

co>*

s*■V

]vn

VOCO

roH

VJI

N]

*sJ

oto

vO00

*<1

•sj

••

00H

ONvO

H'O

XvD

COH

••

•LO

-FvO

-oV

JIu

>-o

VJ\o

Hh

1ro

ONo

•Fro

•F

NJX M W

ro

row

UOto

ro(V

HNJX

Oo

oON

Hw

w01

cnh3

H3W

HH

ti9

H

» •

LO

VJ\ vO vnCi vO

vn

o

ro£

LO vn

ON •

HLo U

;H O

ro • -0 H

H • O'

vOfV

)H

cr)

ONH

HLO

00O

vOvn

H■k*

s*s*

s>0

HvO

vn-F

LOvO

HC

vOo

VOvO

roU

JH*

VJX

(\3LO

"■OO

NJX

o&

iu a -f CD vO

On VJ\ VO O

H 00 • •f 03 ro

ro on ON ON 00 LO

lo

rou

x -r

O

¥■

00 00

-r lo ro ro o

HLo

vO vOO

'f\3

SJt

••

••

Ov£

>o

HCD

£vO

n\o

NJX

-FH

HLo

roCD

P.

s*s»

H*00

HLo

00•>

3P

VO-F

.SI

•sVO

04Lo

H

*0

0

Lo

Lo

ro on -<3 o

VJI

L»J

S]

hoO

H•

••

••

-Fo

ON.O

vnro

Hv

ji

vOON

ONON

sM#

S*vn

H-F

vOIV

)V

IS

ILo

S]

LOVJ

XH

LOo

ro ¥ b co

IV> U> S3 • vO vO ONVJ\

U>

SI

NO

-F

ON

£-F

-F

•03

vO

W

VOvj

\ -r «*

00

lo

S)

>0

VA

-F

00L

o V

Jl•F

H

O

U)

00

vO

h

rofo

vn5

£

ON u> *F5 ON

ux

no

o on

H

IU

l\)

VJX

vOCS O

o

ro

vn

nos ro * ro v

jON Lo CO vO

VO ro ■F £ -F ON

00 -o vO SJ O O ro si

ro H o CO S]

to vji NJX s# 00 g

H CD roNJ

X ro ON

H vO #'O

ON

03

O

-F

v\CO

00

H VJ\

vn

-FNJ

X ON

ro

-FU>

VJ\

vO ro lo vO SI

H ro S] o ON vO

vO • 00 H ro • ON 00 ON £ -F

H SI

• Lo H Lo • ON CO o •4 ON o JH.

vn • o u> o vO ON s? VO

U>

LOCo

VO

H Vn

• •

h*

UX

CO

ONon

si

s* y*

ON

O'

£

K

vO -si

XT • vn i\) H

ON^F O

n

vO

O o

-F

-o

vb

H

u>V

JI VO

NO

-s3

U>

LO O ■F On

OJ ro

ro ONVJ\

U>

O Vj\ u»

co£O

'v\ ro

nj

ro o

ON CD

vO

yi

L*J

u> £ N3

■sD ro VO H r H

H vO 00 00

S'

crq 03 CD <D & H* H1 >-> m D o C c >-*

■ff

(F7 H* 03 C+ OP

S

H & W f vO vO

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 105: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

TABEL 10PERHITTJNGAK BIAYA TAK LANGSUNG DAN BIAYA PENJUALAN PER JENIS BENT ETC

Tahun : ...

vOvO\D•HOntooCMcorsO.5

1rHcom\0rHvOVOHCNCOHIJPSEnCOrHSONCMonON•UsrHO

nHXI 6-»to0)0)Oup.a}►*cd•Hffl

ii1a(iiiCO

CNUNCO

ON r—O

r~1rH

vOco

COUN

ONJ-

rnii

onvO

5rH

rHJ*

Hcc

UN lrrH

oVO

CMUN

NOCM

onUN

ONii

•rH

vOCN

«srs «

r»#v

p#»

•s•>

IIP

FN**

onO

mc\

Jr CnCM

•HCN

rnCM

UNo

1CM

rHJ-

UNm

ffi00

orH

ONON

H c\

vOvOm

hUN

ON J*UN

ivO

UNpf)

COvO

INO

OvO

CMUnco

vo aCN

cdCV

oO

rHo

CMon

-j"CN.

II rHCO

ONCM

on•

••

«•

<•

EH•

••

••

••

••

II m•

•»

•o

UNONO

J‘J

COm

ONIN

NOH

00UN

ONii m

CMIN

r—JOs

UNJ

m(N

<\O

crK?

CM00

CMVO

!NCM

oH

iiCN

CNCO

vOH

CNUNU'

CMON

rnvO

VO[N

UNON

ONii

iirn

rnOs

••

• •

••

••

««

•iiII >HIIIIII CM

•♦

••

CMO

CNJ-rn

mrH

rnrH

COCO

rnvO

rnJr

J~rH

HON

ON

ONCN

ONOsr»"

Ov1

vO11 \

JrCVl

olr\U>

DC!IN

rHUN

INrn

■CM

!!3J*

coIN

CNO

INvO O

ONJ-

CNO

•s1

c*m

UNJ”

CNUN

•> •J-

rHH

CMCM

311

H3-

00«s

oi

ON INP

«KON

ilp

r**•>00

INH

Oco

rnNO

CNO

IIVO

CMJ*

onOs

J*US On

ovO

CMCO

••

IION

3CM

CMrH

•• •

rHON

O5rn

onII

onO

nJh

INCO

OIN

rnCM

COCNrn

IIkiCOH

orHUNCM

INCOSr

on a> oUN

CMON

INUN

UNCM

oUN

UNIIII .

oH

INrH

CMON O'

ONH

VOO

rnrH

iCN

rHrn

J-II

rnCM

OvO

COrnvO

asr>

#«W\

1r*

r'II

rsr**

J-•s •

«s(N

rnrH

CMON

rnCN

oIN

!!*iJ-

5Os

CNUN

1 •

O (N

IN•

rHUN

CMCN

On

UNrH

orH

orH

onUN

rrONrH

P,CM

rH00

CMJ*

J*J-

ONrn

II UNON

vOvO

ooIN

rrVO IN

(X•

••

••

••

••

II VO•

••

••

1•

••

mJ±

JtIN

rHvO

ININ

UNii m

•o

OrH

rnvO CM

OS(N

00m

'tUN

ONCO

J±rn

ii •**

£1o

INH

NOJ•

<rCM vO

3J-

00J-

rHH

00rH

oII IN

HJ-

HUN

COCO

OnU>•

••

*•

••

•II

••

••

••

••

rHON

oIN

UNVO

Usrn

UNrH

HCM

asO

rHCM

rHJ

HrHrH

rHrHII UNII>1 11

UNON

J-UN

COUNvOrH

00ONOsO

n

irvrn

rnO

nrH

II!!goVO

COCM

INrn

lf\op

J-II

UNCN-vOOs

CO«

WON

coO

nCMw%

rHr«II CO

3CNO

r>UN

PON

CMvO

rHvO

ONi!5

CNCM

CMrn

UNO'

ONUN

CNo

00CM

#*on

Ij

vOH

NUN

VON

IIM

Hm

covO

•o

rH•

••

••

IIc^

00vO

asIN

•CM

HJ-

21rn

IIa

J-VO

INON

COrH

NOm

NOII

••

••

oCM

UNco

CMII

vOvO

XTNIN

♦U>

ONit i i

NOCM■£

rnvOrHCM

•(V*II

rHII

CMrH

vftVft

fc00vO

UNCMII £0

nUoo>u00

UvO5

00II oo

1T*

#»r*

r<*N

roCs.A

rH00

vOm

oII CO

ovO

ONUN

aso

ONO'00

rgJ-

UN00

vOrn

u Oon

vOtH

(NCM

rHCM CM

Us•

vOCi\ Jrf-

UNCO

CMIN

II *

•Nr>»

r*rs

•rs «

«sft

••

••

•«

••

II oJ’

INon

UNIN

1O

00 covO

osH

orH

UN1

CMCM

COrH

II H•

oO

rnCM

UNvO

CO orCM

rnUN

rnUN

rnO

CMII

pUN

UNUN

rnJr

COH

OCM

COCN

NOJ*

rno

oII II

Oh■

•«

••

*• •

••

••

••

IIrH

rHCM

JrCO

J’

mtH

J-H

CMm

ONON

H £O

UsCO

ONc

.CO

ONO

II Ih IIII CO

rHrH

00CM

Us•_|UN•

rnrH

II -IIon

\t

COII UN

XCM

Oo

USCM

CMo

rno

ONii m

CMCN

ININ

UNlr>

tcrn

ONO

rnrH

itn

ONCM

vOOO

«>vO

HCs*

CMn

r.#s

#\r>

UN•

Prs

r*CM

COii

rHCM

vOUs

HO'

UNoo

rsCM

'• '.M1

ONii

Hon

vOCM

00U'

rHCMJ-coIN

5O

nNOO-

rH•INiiuiiiiii

j*CM

CO•Jr

•CMCOH

rH•vO

iinVO

INUN

OsCO

H(NUN

CMCM

CMo

ONm

NOrH

vOvO

oVO

!!»J*

rHo

JrCM

iro

0*0CO

IfNvO

rHCM

J±co

VOIN

rHCN

CO•s

r*>*>

r«r

♦S «r>

r>#«

*%•s

«N#*

tfS«s

II CMUs

UNUN

CNCN

COCM

ON[N

5iH

oUN

VOUN

IN00

UN11 ON

UNCM

oIN Jr

CMCO

ONrn

oco

rnrH

OrH

oCM

il rHJr

rHCN

usCM

ooJ' o

J-\TN

UNCO

oCN

oJr

COO

CN-C

ii *•>

••

••

••

••

t•

••

••

••

«•

••

««

II CMp

ONCO

00CO

CMo

IN O'VO

ftH

oCM

INo

VOrn

rnvO

ONUN

II CO«

rnrn

orn

UNCN

J■ CM

CNtf

rnO

nCM

CMCO

UNco

rHO

on-±

II CM00

CMon

vOCN

OUN

UsvO

OnOn

NOON

rHo

rnIN

vOrn

II•

••

••

••

••

••

••

••

••

••

II IICM

J*CM

CMrH

vO5

5s

CMItsCM

1CM3

ACOCN

rH3CMCNvO

rHJ-INNO

II!!gCM

•rHCN

oLII

l j! won

COO

iion

on jtUN

Os J*rn

INvO

CMvO

ii ~w

oON

CNCN J

OIT\

Os

rnirv

Cn.IN

aII o

ITSCO

UNm

vOI CN

HCO

rH»

UNii m

#»rs

•N#

rvjrn

UNUN

UNON J-

vO• •

iiQ

rnrH

ON j-J

'i

Orn

$ON

£O

[NON JT

iion

OsUN

ONUN

O'P.

oJ-

ooO

JTCM

toii

onO

OnCO

ro•H

CNr*r*

*>•

•r~iM

u•

••

••

J*o

ONON _±

UNrn

3ii

CMCN

J*vO

vO3

rHUN

orH

CMw

;iH

3CM

•iEh

UNm

mtip

UNH

•H

iiJ*

00rH

niiiiCMCM

UNvOCM

3CN\rs

CMONCO ON O'

Cs.M

aii

CMCM

Osaj

dX5

iir»

c*rs

rs•

«s #r>

COU

\m

+o

CUN

on•P

rHii

CMvO

rn•

| JOvO

o-co

rnrH

CMrn

VOUN

cdcd

nUN

o-IN

rH1

vOm

co»H

vOvO

£Nc.

COCM

CMCM

£?ii

onrn

usrH

CNO'

HvOCO

m*•

r*#>

r*>>

•1-3rH

n•

«•

••N

••

• ••

WvO

oO.

CMCM

oo

cdr*i

!!*P

vOo

UNrH

UNCN

CNUNCM

NOlr\

INvO

UNo

CO•rH

0a

INo

vOJ*

oo

vO crO

Pco

OOO

mm

onCM

CNpq

Oi11 Us

OCN

vOvO

CMrH

J* CM

o•

••

••

••

•p

ii m•

••

••

••

•CO

VOvO

ONco

ONH

cdII ON

onJ*

UNvO

J-CO

CMCM

pHUNs

ONO

nUN

>»ti

CMon

rHrH

ONrr

CMCM

INrn4

CMAH*

rn#VOA

■Po<d♦H

il ON II 00

CMCM

CN.VO

CMCM

00wEH

CPil CM

rso

CM■ I

*rp

CNOsCN

mII CM 1 i

«co

rHJ-UN

CM vO H

o

♦vO

cIIII II

oOn

mJ

0<D

IIP

rn*>

rsCM

UNI

1 COEl

bObo

ii a;rsJ*

vOON

oon

0)to

hnbD

ClCJ

bOn iR

oo

Hrn

VOlr

-PFHa

a

a•HT3

•HH•H

ri*Hii.1 CO

INCMoON

NOO•rH

•Os•UN

cd>

*00

w,Q

COrd

ONus

UNrH

CMft

0ttj

0fl

0•H

i~i11 o

CO00

<DPHto

3oPiCO

■rlccS

£

•HII CM II

WiUs

J-INmrnC\|\

PPi vO Om

H q

vOsOr-tGOvO

^

r* r*

J-J- CNJ O tN

CO O mCNrH

C\t\f\j- CJNlTN

• *

• ♦

»00 O

N CnvO fT)

I C\J C\J CM Q

rn m

osH j* j-

• ■ •

• •UNvOlNrHtN J

- cs

ra

d- oUs

-00m<’ylUNCJ•OJ-H

O On CM On

UnUsvooo

o rn

us

H rn

Xp\ r>

ONOMN ITS VO rCO v£)VTNO.

rai OVd* CM

CM • • • •

COONONCO CVJ ITS rH

hH

o

CMHH

vO •

* CM UNo

I i 00GCM•0>•O'00H•

rn

J" J* vO J* U

nco NO CM J- m

oo on o m

J* mUN rH tfSNO VO US C*\.t J~ CO O

HJ-J- O

O

vO CM J UNcO (NON

h •

••

••

*

• •

mco in

cm h o

m m

oo o

^j-j- o

nh

oc

Un

o H

Nts

j- Us CM

mm

H cm m

mo

oo

rHCM

HHj*j-\Dr—I

NOvO 00 O

CM rH CO J

- C^CMnOOO

J'J

'tNO

J’UN

•'CM j

CM On H

^ *nO

vO +>

*

#*CM CNCO USCM

tNO

CO

Q\D

IN O

NO

H rn

J- ON

rn^DU

no

no 0\3* O

HU>

rHUN\D H CM mm

UN nX) rO

NONNISO \0 O

N r

l H a

i CM

C'wlfNCM vOr> «

rnc\ O

J- |CO 0s

• •

a cm

mvoDsJ*

•UnIt

scoCJ\lT' 0.0

r* v

cooo H O CONO

• •

H IN

JNr*l UNiHvoCM m

CMON#s

&O-rn>0lr\00J*00«<.vOCMif*O

NoCNroCMon

Cj(JSunber; Intern P^rusa

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 106: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

9 5

Dengan diketemukannya biaya tak langsung secara to

ta l untuk tiap jenis produk, maka harga pokok produk da-

pat dihitung. Perhitungan harga pokok produk in i akan d i-

lakukan dengan cara menjumlahkan biaya langsung yang ter­

d ir i dari biaya bahan baku langsung dan biaya bahan lang­

sung lainnya dengan biaya tak langsung pabrik secara to­

ta l per tahun ditambah lag i dengan biaya penjualan yang

dibebankan untuk tiap jenis produk jad i, Untuk menghitung

harga pokok produk per bal, maka harga pokok tota l untuk

per jen is produk dibagi dengan jumlah produk yang d ih asil

kan setahun untuk masing-masing jenis produk.

Di dalam tinjauan in i, penulis tidak menjelaskan

tentang pembebanan biaya bahan baku langsung dan didya b^

han langsung lainnya, karena menurut penulis pembebanan

biaya-biaya tersebut terhadap produk sudah benar. Sehing­

ga penulis lebih menitik beratkan pada metode pembetjan-

an f u l l costing untuk biaya tak langsung pabrik saja yang

d i dalamnya sudah termasuk biaya tenaga kerja bagian pro­

duksi*

Perincian perhitungan harga pokok produk per bal

(?) per jenis produk ja d i, seperti tampak pada tabel 11.

Sebagai contoh untuk perhitungan harga pokok per bal pro­

duk jenis l 's TR : Harga pokok per J8 setahun l*s TR =

Rp. 1*6.653.139,05 Rp. 2^9.260,76 ( ------------------------------) .

187,166 t

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 107: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

96

Demikian pula halnya dengan perhitungan harga pokok

produk untuk jen is -jen is lainnya, dihitung dengan cara

yang serupa.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 108: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Sumber; Intern perusahaan.

M oNO

00SJ

ONN

A■

rto

roH

o•

••

♦#

••

••

••

-r VA

Sto V

Ato o

2 0

2 0

16

Hto

\\

«•*•

M«•

aro

(D(0

roro

toin

01w

toto

toH- s

D

toc+

H*

H3d

titi

tJW

tiH3

Qto

SOto

Kto

toto

rfHj

toto

J

£H

toV

AIO

Hto

£ro

ro¥

H"0

NOto

toH

00oo

vOto

00h i

CO

siH

OfO

v0H

SJS

Io

cns*

v»a

rjs

iU>

oH

NOO

sCO

Hc4

go

ON00

vOto

On

ON7

4H

S3N

Jl00

roV

AON

ONto

OJ

tli

t*

T»t5S

lb

ttS

Lts

Lts

lta

uhJ»

IT

1to

1 ^

HH

••

••

•W

1 O

'V

A-

rH

\0g

VA

H*

oCO

•>o

Hro

vOU

>O

u>°

oON

00NO

tovO

00ro

S]

VJ•

••

••

••

••

••

V>H

toON

Oto

NJl

VA

oto

toON

va

va

S3H

vnVJ

L00

00■

rto

h*to

ONvO

VA

HvO

Hto

N3

OOH

P!

«•

••

•*

••

••

•w

: no

>0ro

«rO

NOto

*n3

vnO

OQv

a00

-ovO

oro

HV

Av

nto

H00

toto

Oto

toro

O'

toCO

di

N#*#

s*c;

HON

11

OCD

vO■

r1

00(K

NONO

roCO

ro■<

]H

o

roto

bN00

toNO

roH

•>0

VA

roNO

oo£

roH

rov

aON

toVO

Hro

00vn

vOa

••

••

••

••

••

H t

ds

i-S

OV

A(O

vOV

AV

vO00

ofD

H*

oto

>3o

rov0

-ro

ooo

C P

ONo

H•

rON

to>0

S3V

AS

J(O

ra•

»•

••

••

••

t•

co p

d

o00

OOON

On

H•

rH

to-r

¥H

oH

ONVO

00to

toH

ON5

c+

SJto

00-r

O00

00O

HON

fQ £

13s»

s#%*

s*s»

N*pr

Hro

-oV

Ato

ro^3

NDto

HV

AON

S)

NO\0

vONO

>0n

OvO

oS

]

ON to NO •n: o oo S] o CO ro S] ■r i •r vO vO • ON S]

si o va

•r

h ,

uiON

to

to

o

rv>

*s3

-T

10vO

QN

O

SJ

-r o

on

hSI

CO

NJ

N]

On

O

VA

va

va

h8

O to 00 IO \D

ro NO o £ o Nj\

ro LO va • On CO On s# nO 00

NO df -r ¥

sj • v0 O o <4 UJ va

to *d • H NO • ro o\ to

fO £

S’

On to

•r va to NO ON H

to 00 CO • ON NO NO CO -r

ro •to

H ••

rovO

HO

ONH

H«r

u>■r

ro-r

HVO

VAo

Hto

ON•

•»

••

••

•IO

00H

HSJ

ro■r

ONV.A

€VA

VA00

ONM

VA•T

•TSJ

ONIO

toto

••

••

••

•«

HH

00VA

toto

Hto

too

to4

SJto

.-F00

OON

Oro

ONO

S#-

s«sa

%4N*

Ho

-rS]

■rto

-ro

OH

ON•r

-TVA

NJ\

<T>W

Ju. H*

C P

p>

<<

H 0)

K

¥

SH

O

ON

VA

tO

tO

00

-Tvn

co

vO

\0CO

fO

03

to

o

ooo

co

o £ vO -r

VA H

-r VA

OON

O•

♦t

vOO

nH

1H

SJ

toON

*r

SI

s#s*

vOS

]00

SJ

03NO

-r ro

do U> • vn 00 00 s# £

ro £ IO 8 >3 On

*0 <D W P H

a ► to Q !► O w o

w H H31-3

S H3

S5

S 6 H H

vO -s3

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 109: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

PEMBAHASAN ATAS METODE PEMBEBANAN BIAYA

PRODUKSI TERHADAP PRODUK

Seperti telah penulis uraikan di bab-bab yang la

lu, bahwa penentuan harga pokok produk yang benar ada -

lah sangat penting sehubungan dengan penentuan harga ju

a l barang jadi maupun untuk digunakan sebagai dasar pe-

nilaian persediaan barang yang belum ter ju a l. Untuk itu

lah maka metode pembebanan biaya yang digunakan sebagai

alat untuk menentukan harga pokok produk jad i, juga men

jadi perhati'an yang penting artinya.

Di dalam tinjauan tentang metode pembebanan bia­

ya produksi yang ter jad i di Patal Grati dapat disimpul-

kan bahv/a perusahaan tersebut telah membebankan seluruh

biaya yang ter jad i di perusahaan tersebut, baik yang

ada hubungannya maupun tidak ada hubungan dengan proses

produksi, terhadap produk yang dihasilkan.

Hal in i ter jad i karena perusahaan tersebut menganut me­

tode pembebanan fu l l costing,

Dalam kondisi serta s ifa t usaha dari perusahaan-

tersebut, penulis tidak sependapat apabila seluruh bia­

ya yang terjad i di perusahaan dibebankan kepada produk.

Sehingga menurut penulis, hal in i dapat mengakibatkan -

penentuan besamya harga pokok produk d in ila i terla lu -

B A B IV

98

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 110: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

tin g g i.

Oleh sebab itulah penulis bermaksud akan membahas

satu demi satu biay-biaya yang seharusnya dibebankan fce-

bagai biaya produksi, yang dalam hal in i adalah. unsur b i

aya tak langsung pabrik serta biaya-biaya yang tidak se­

harusnya dibebankan sebagai biaya produksi, melainkan se

bagai unsur biaya umum dan administrasi keuangan yang

berd iri sendiri dan terlepas sebagai elemen biaya produk

s i .

Pada tinjauan pemakaian biaya bahan pembantu,yang

dimaksudkan di s in i adalah pemakaian biaya untuk solar ,

premium dan pelumas penulis berkesimpulan bahwa seluruh

biaya tersebut nantinya akan dibebankan sebagai biaya -

produksi,

Penuli3 tidak sependapat dengan metode pembebanan

biaya yang digunakan oleh perusahaan tersebut terutama

tentang biaya bahan pembantu tersebut di atas. Menurut -

pendapat penulis tidak semua biaya tersebut dapat dibe -

bankan sebagai biaya produksi, melainkan ada salah satu

diantaranya yang dapat dikategorikan sebagai biaya umum

dan administrasi keuangan, yaitu biaya premiun sebesar

Rp. 8 .360 .000 ,-. Biaya in i adalah biaya yang dipakai un-

tuk pembelian bahan bakar bagi kendaraan penumpang un -

tuk bagian umum serta administrasi keuangan. Biaya in i -

harus dipisahkan dari unsur biaya produksi karena biaya

99

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 111: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

IOC

tersebut tidak berhubungan erat dengan proses produksi*

Sehingga nantinya akan menjadi baban rugi laba atau men

jadi biaya periode. Meskipun demikian pemakaian biaya -

solar dan pelumas yang menjadi beban bagian umum, tetap

sebagai unsur dari biaya produksi karena penggunaannya-

ditujukan bagi kelancaran proses produksi, baik d i de -

partemen produksi maupun di departemen pembantu produk­

s i seperti bengkel mumum, bagian d ie se l/ l is t r ik , AG -

maupun maintenance produksi.

Biaya Personil :

Biaya personil in i te rd ir i dari biaya g a ji karya

wan, upah honorarium, lembur, biaya pengobatan, tunjang

an transport, biaya perangsang tahunan, pakaian dinas ,

makanan/minum, enolumen (kenaikan g a ji ) , biaya cu ti, pe

sangon, biaya asuransi karyawan serta biaya karyawan la

innya, Penulis tidak sependapat jika biaya-biaya terse­

but di atas dibebankan keseluruhan sebagai biaya produk

s i , karena ada sejumlah tertentu yang menjadi unsur

umum dan administrasi keuangan sedangkan sebagian la in ­

nya merupakan un3ur biaya produksi. Jika biaya-biaya -

in i digabungkan menjadi unsur biaya produksi keseluruh­

an, maka biaya produksi akan menjadi besar dan akhimya

mengakibatkan harga pokok produk d in ila i terla lu ting -

g i . Oleh karena itulah penulis berpendapat sebaiknya bi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 112: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

101

aya-biaya in i dipisahkan menjadi dua k la s ifik a s i "biaya

seperti tersebut di atas. Alasan kuat pemisahan in i ada

lah bahwa biaya biaya yang menjadi unsur biaya umum dan

administrasi keuangan tidak mempunyai hubungan yang

erat dengan proses produksi yang ada. Hal in i erat kait

annjra dengan tugas dan wewenang masing-masing bagian

seperti terlih at dalam struktur organisasi perusahaan,

Dengan adanya pemisahan biaya in i, maka biaya produksi

yang menjadi elemen harga pokok produk dapat diperhi - tungkan dengan sebenamya.

Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut i

Biaya g a ji yang termasuk biaya umum dan administrasi ke

uangan adalah sejumlah Rp, 87.698.000,- yang te rd ir i da

r i g a ji bagian umum sebesar Rp. 66.205.000,- dan biaya

g a ji bagian administrasi keuangan Rp. 21.493.000,-.

Sedangkan biaya g a ji karyawan yang termasuk unsur biaya

produksi adalah biaya g a ji bagian blowing sejumlah

Rp. 22*974.000,-; bagian Carding Rp. 15.686.000,-; bagi

an Drawing Rp. 22.341.000,-jbagian Speed Rp.23.607.000,-

bagian Ring sebesar Rp. 140.361.000,-; bagian doubling-

Rp. 1 .828.000,-; bagian Twisting Rp. 10.384.000,-; bagi

an Winding Rp. 99.493.000,-; bagian Maintenance produk­

s i Rp. 60.307.000,- ; bagian Bengkel Rp, 14.961.000,- ;

bagian d ie s e l/l is t r ik Rp. 33,319.000,- serta bagian AC

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 113: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

102

yang berjumlah Rp. 14.528.000,-. Pemisahan biaya in i

berdasarkan pada spreading biaya tak langsung seperti

terlih at di tabel 8 pada bab tig a . Demikian pula dengan

dasar pemisahan untuk biaya upah, honorarium serta bia­

ya lembur,

Untuk biaya upah, honorarium serta lembur yang -

menjadi unsur biaya umum dan administrasi keuangan ada­

lah Rp, 2 .256.000,-,

Sejumlah biaya tersebut te rd ir i dari biaya upah karya -

wan bagian umum Rp. 639.000,-; honorarium karyawan bagi

an vraum Rp. 1 ,075.000,-; biaya lembur untuk bagian umum

dan administrasi keuangan masing-masing sebesar

Rp. 342.000,- dan Rp, 200,000,-. Sedangkan sisanya meru

pakan unsur biaya produksi,

Untuk biaya pengobatan 3ebesar Rp. 40.500.000,-,

juga harus dipisahkan, mengingat bahwa pelayanan kese -

hatan adalah untuk seluruh karyawan perusahaan, Untuk

karyawan bagian umum dan administrasi keuangan,maka bia

ya in i akan menjadi elemen biaya umum dan administrasi-

keuangan yang nantinya menjadi beban rugi laba sedang -

kan biaya untuk karyawan lainnya adalah sebagai elemen

biaya produksi. Karena biaya pengobatan adalah berhu -

bungan erat dengan karyawan, maka pemisahan biaya in i

kedalam dua k la s ifik a s i biaya di atas juga berdasarkan-

pada juiilah karyawan yang bekerja pada masing-masing ba

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 114: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

103

gian. Perhitungannya adalah dengan menggunakan prosenta

se jumlah karyawan pada masing-masing "bagian terhadap

jumlah seluruh karyawan yang ada. Dengan demikian nanti

nya jumlah hiaya pengobatan pada masing-masing bagian -

adalah sesuai dengan prosentase tersebut.

Jumlah karyawan dibagian umum dan administrasi -

keuangan adalah sebesar 924 orang atau sauna dengan 9,A%

dari jumlah seluruh karyawan yaitu 9.846 prang* Sedang-

kan dibagian produksi dan bagian pembantu produksi ada­

lah 8.922 orang atau 90,6 Jumlah biaya pengobatan -

yang menjadi unsur biaya umum dan administrasi sebesar-

Rp. 3*807.000,- (9,4 % dari Rp. 40.500.000,- ) , sedang-

kan sisanya sebesar Rp, 36.693*000,- menjadi unsur bia­

ya produksi.

Perhitungan dengan jumlah prosentase di atas me-

nurut pendapat penulis juga berlaku bagi biaya personil

lainnya yaitu biaya tunjangan transport, biaya perang -

sang tahunan, biaya pakaian dinas, makan/minum, emolu -

men. biaya cu ti, pesangon, biaya asuransi karyawan, dan

biaya karyawan lainnya.

Untuk itu maka perhitungan masing-masing biaya

tersebut yang menjadi elemen biaya umum dan administra­

s i keuangan adalah sebagai berikut i

Biaya tunjangan transport adalah sebesar Rp.155.100 , -

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 115: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

(9,4 % dari Rp. 1,650.000,- ) ; biaya perangsang tahunan

Rp. 4.655.632,- (9 ,4 % dari Rp, 49.528.000,- ) ; biaya

pakaian dinas Rp. 2,312.400,- ( 9,4 % dari sejumlah Rp*

24.600,000,- ) ; biaya makan rainura Rp. 5.616.782,- (9,4^

dari Rp. 59.753*000,- * ; biaya emolumen atau biaya ke -

naikan g a ji sebesar Rp. 297*510,-); biaya cuti

Rp. 454*960,- (9 ,4 % dari Rp. 4.840.000,- ) ; biaya pesa

ngon Rp. 411*720,- (9 ,4 % dari Rp, 4*380.©0©,- ) ; biaya

asuransi karyawan sejumlah Rp. 3*892.352,- (9,4 % dari

Rp, 41*408.000,- ) dan yang terakhir adalah biaya karya

wan lain Rp. 80.840,- (9,4 % dari Rp, 860.000,- ) .

Sedangkan biaya-biaya personil tersebut yang merupakan-

unsur biaya produksi adalah sebagai berikut i

Biaya tunjangan transport sebesar Rp. 1,494.900,- (90,6$

dari sejumlah Rp 1.650*000.- ) ; biaya perangsang tahun­

an Rp* 44*872.268,- (90,6 % dari Rp. 49*528.000,-);bia

ya pakaian dinas Rp. 22.287*600,- (90,6 % dari

Rp. 24.690.000,- ) ; biaya makan minum Rp. 54*136*218,—

atau 90,6 % dari Rp* 59*753*000,- ; biaya emolumen

Rp. 2,867*490,- ( 90,6 % dari Rp. 3*165*000 ) ; - biaya -

cu ti Rp, 4*385*040,- (&0,6 % dari sejumlttfi Rp.4.840*000)

biaya pesangon Rp. 3*968.000,- (90,6 % dari sejumlah -

Rp.4*380.000,- ) ; biaya asuransi karyawan Rp.37*515*648

atau 90,6 % dari Rp. 1.408.000,- ) ; dan biaya karyawan

lain sebesar Rp. 779.000,- (90,6 /» dari Rp.860.000,-)*

10 U

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 116: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

105

Biaya umum berkala :Biaya umum berkala te rd ir i dari biaya a la t- alat

tulis/barang cetakan, biaya telepon telex telegram, bia

ya langganan koran dan majalah yang keseluruhannya ber-

jumlah Rp. 12.166.000,-. F.enurut pendapat penulis selu­

ruh biaya tersebut adalah menjadi elemen biaya umum dan

administrasi keuangan terkecuali untuk sebagian biaya

a la t-a la t tulis/barang /barang cetakan yang dikonsumsi-

oleh bagian pembantu produksi yang digunakan untuk adsi n istra s i dibagian produksi. Jumlah biaya yang menjadi -

unsur biaya produksi in i menurut pengamatan penulis ada

lah sepertiga bagian dari sejumlah Rp. 6.523.000,- atau

sebeaar Rp. 2.174.333,-

Pajak :

Biaya pajak yang dian^arkan in i te rd ir i atas pa

jak kekayaan, pajak Ipeda dan Ireda dan pajak kendaraan

Menurut pendapat penulis paj^k kekayaan dan Ipeda, seta

gian ada yang merupakan unsur biaya produksi dan lain -

nya adalah unsur biaya umum dan adninistrasi. tntuk pa­

jak kendaraan seluruhnya adalah unsur biaya umum dan ad

m irU trasi keuangan, karena binya in i adalah untuk pa -

jak kendaraan bermotor yang digunakan untuk bagian uirum

dan administrasi. Pemisahan pajak kekayaan adalah berda

sarkan pada kekayaan yang berupa aktiva tetap dari ma -

sing-masing banian atau departemen. Berdasarkan peng -

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 117: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

106 '

amatan penulis jumlah n ila i kekayaan untuk departemen pro

duksi dan departemen pembaritunya adalah sekitar 80$ dari

to ta l kekayaan yang ada, Sedangkan ; $ lainnya merupakan

kekayaan bagian umum dan administrasj.. Untuk Ipeda dan

Ireda pemisahan biaya berlandaakan pada luas bangunan da­

r i masing-masing departemen, j-uas bangunan umum dan admi-2

n ietrasi keuangan sebesar 123.796,56 m atau 32 $ dari se2luruh luas bangunan yang ada yaitu 386.374,92 m * Sedang-

kan 68 $ sisanya adalah luas bangunan produksi beserta -

pembantu produksi,

Periiitungan biaya pajak yang menjadi elemen biaya

umum dan administrasi keuangan adalah sebagai berikut :

Pajak kekayaan sebesar Rp. 8*600,- (20$ dari Rp.43.000 , -

yang dapat d ilihat pada tabel 7 ) dan Ipeda maupun Ireda-

eebesar kurang lebih Rp. 2.240.000,- (32$ dari to ta l Ipe­

da dan Ireda sejumlah Rp. 7.000.000,- ) , Sedangkan jumlah

pajak yang merupakan unsur biayo produksi adalah sebagai-

berikut : Pajak kekayaan sejumlah Rp. 34.400,- (80$ dari

Rp. 43.000,-) dan Ipeda maupun Ireda sebesar Rp.4.760.000

Biaya Umum Insidentil;

Biaya in i te rd ir i dari biaya rapat, biaya tamu,bia

ya perayaan, biaya keamanan, birya p^rj^lanan dinas, bia­

ya peraeriksaan akuntan,biaya oltth raga/rekreasi dan biaya

insidentil lainnya secara to ta l berjumlah Rp.16.004.000,-

Penulis berpendapat bahwa semua biaya in i menjadi un^ur-

biaya umum dan administrasi keuanga, nehingga tidak ada

biaya yang menjadi beban bagian produksi.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 118: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

t

Biaya ini terdiri dari biaya penyusutan jalan dan - jembatan, pagar, halaman dan tanaman, lapangan olah ra^a serta selokan. Menurut pendapat penulis, semua biaya terse but kecuali biaya penyusutan lapangan olah raga, ada yang menjadi unsur biaya umum, dan aisanya merupakan elemen bia ya produksi. Dasar pemisahan ini berdasarkan pada luas ba­ngunan masing-masing bagian, dengan alasan bahwa semakin - luas bangunan, maka semakin beaar pula kebutuhan akan sar£ na tersebut di atas.

Jumlah biaya penyusutan yang merupakan elemen bia­ya umum dan administrasi adalah aebagai berikut :Biaya penyusutan sebesar Rp. 107.840,- untuk jalan dan jem batan yang berasai dari 32% x Rp. 337.000,-; biaya penyu - sutan pagar sejumlah Rp. 430.7?0,- (32/S dari Rp.l.346,000)

biaya penyusutan halaman dan tanaman Rp. 12.800,- (32% da­ri Rp.40.000,-); dan biaya penyui:utan riool/selokan sebe - aar Rp. 12.800,-. Sedangkan bi^ya penyujutan emplasemen- sisanya yang menjadi elemen bicyfi. produksi seluruhnya ber­jumlah Rp. 1.198.840,- ( 68 *4 dari Rp. 337.000,- + Rp.40.CC0 + Rp. 40.000,- ). Sedangkan biaya penyusutan lapangan olf-h raga seluruhnya merupakan unsur biaya umum, karena pemakal. an lapangan tersebut ditujukan untuk seluruh karyawan per­usahaan*

107

Biaya Penyusutan Emplasemen s

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 119: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Biaya in i te rd ir i dari biaya penyusutan bangunan

pabrik, kantor, pembangkit tenaga, rumah dinas, ruang

tunggu, bengkel,gudang, p o lik lin ik , pos penjagaan, mess

rumah ibadah dan St£* Jumlah secara terperifaci seperti

pada tabel 7* Penulis berpendapat bahwa biaya penyusut­

an bangunan yang menjadi elemen biaya umum dan adminis-

tra s i keuangan adalah biaya penyusutan bangunan kantor,

bangunan rumah dinas, bangunan pos penjagaan, bangunan

mess, rumah ibadah dan STK, yang berjumlah seluruhnya -

Rp, 4.520,000,-. Sedangkan sisanya menjadi elemen biaya produksi yang keseluruhannya berjumlah Rp. 18.959,000,- Jumlah ini berasal dari jumlah total penyusutan bangun­an sebesar Rp. 23.479.000,- dikurangi dengan sejumlah Rp, 4.520.000,-.

Biaya Penyusutan Instalasi

Seperti terlihat pada tabel 7, maka penulis ber­

pendapat semua biaya in i adalah merupakan beban bagian

produksi terkecuali untuk biaya penyusutan in sta lasi-

telepon dan telekom yang terletak di kantor bagian umum

dan administrasi, Oleh karena itu biaya in i, menurut-

pendapat penulis, lebih tepat menjadi unsur biaya umum

dan administrasi keuangan, yaitu sejumlah Rp.424,000,-

1C'8

Biaya Penyusutan Bangunan ;

M l h l K

'TRQVHftSl f AS AIRLANCCLV S U R A B A Y A

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 120: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Biaya in i meliputi penyusutan inventaris pabrik,

inventaris kantor, maubelair, inventaris rumah tangga

dan Toole, Menurut pendapat penulis, maka yang terma -

suk elemen biaya umum dan administrasi meliputi biaya -

penyusutan inventaris kantor, meubelair, dan inventaris

rumah tangga yang jumlah keseluruhannya adalah

Rp, 1.023.000,- , Sedangkan biaya penyusutan inventaris

pabrik dan inventaris toole merupakan elemen biaya pro­

duksi, yaitu berjumlah Rp, 2.018,000,-

Biaya Penyusutan Aktiva Immaterial :

Penulis berpendapat, bahwa seluruh biaya in i ada

lah merupakan unsur biaya umum dan administrasi yang

berjumlah sebesar Rp, 385,000,-, Aktiva in i adalah akti

va tetap yang berada di ruang kerja manager perusahaan,

Biaya Pemeliharaan Emplasemen

Seperti halnya biaya penyusutan emplasemen yang

la lu , maka dasar perhitungan untuk memisahkan biaya in i

menjadi dua k la sifik a si biaya umum dan administrasi ada

lah sama, yaitu berdasarkan luas bangunan dari masing -

masing bagian kecuali untuk biaya pemeliharaan lapangan

olah raga, Elemen biaya urpum dan administrasi adalah

sebagai berikut ; Biaya pemeliharaan jalan dan jembatan

sebesar Rp, 318,720,000,- (32 % dari Rp. 9 9 6 ,0 00 ,-);bia

10$Biaya penyusutan Inventaris :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 121: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ya pemeliharaan pagar Rp. 271.04-0,- atau 32% dari

Rp. 847.000,- ; biaya pemeliharaan halaman dan tanaman-

Rp, 853.440,- ( 32% dari Rp. 2.667.000,- ) dan yang ter

akhir biaya pemeliharaan selokan Rp. 365.760,- ( 32% da

r i Rp. 1.143.000,- ) . Sedangkan untuk elemen biaya pro­

duksi adalah sebesar Rp. 3 .844.040,- atau 86^ dari

(Rp. 996.000,- + Rp. 847.000,- + Rp. 2.667.000,- +

Rp. 1.143.000,- ) . Biaya pemeliharaan lapangan olah ra-

ga seluruhnya menjadi bagian biaya umum dan administra­

s i .

Biaya Pemeliharaan Bangunsan :

Jika d ilihat dari Tabel 7, maka biaya in i hanya

meliputi tiga unsur yaitu biaya pemeliharaan bangunan-

pabrik, bangunan rumah tangga, dan bangunan gudang.

Untuk itu penulis berpendapat bahwa hanya biaya pemeli­

haraan bangunan rumah dinas yang termasuk elemen biaya

umum dan administrasi, yaitu berjumlah sebesar

Rp. 1.373.000,- . Untuk biaya pemeliharaan bangunan ]?a-

brik dan gudang tetap menjadi unsur biaya produksi,yang

berjumlah sekitar Rp. 5 .005.000,-,

Biaya Pemeliharaan Instalasi :

Seperti halnya biaya penyusutan in sta lasi, maka

di s in i penulis berpendapat bahwa yang merupakan elemen

biaya produksi adalah biaya pemeliharaan insta lasi l i s -

110

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 122: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

i n

trik sejumlah Rp. 15.897*000,- , Maya pemeliharaan ins

ta la s i a ir Rp. 418.000,- ; insta lasi AG sehesar

Rp. 12.277.OgO,-. Yang termasuk unsur hiaya umum dan ad

ministrasi adalah "biaya pemeliharaan in sta lasi telepon

dan telekom sebesar Rp. 703.000,- .

Biaya Pemeliharaan Kendaraan :

Biaya in i hanya te rd ir i dari biaya pemeliharaan-

kendaraan penumpang yaitu sebesar Rp. 4.593.000,-* Bia­

ya in i menurut pendapat penulis bukan merupakan Blemen

biaya produksi melainkan elem biaya umum dan administra

s i . Dengan alasan bahwa kendaraan in i dipergunakan bagi

departemen umum dan administrasi.

Biaya Pemeliharaan Inventaris ;

Biaya in i meliputi biaya pemeliharaan inventaris

pabrik sebesar Rp. 2.414.000,- ; biaya inventaris kan -

tor Rp. 357.000,-; inventaris meubelair Rp. 371*000

dan inventaris rumah tangga sebesar Rp. 495*000,-. Se -

perti halnya biaya penyusutan inventaris, maka yang ter

masuk uneur biaya produksi hanya biaya pemeliharaan in­

ventaris pabrik, sedangkan lainnya adalah unsur biaya

umum dan biaya administrasi keuangan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 123: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

Biaya asuransi in i te rd ir i atas asuransi kebakar

an bangunan, asuransi kebakaran in sta lasi, asuransi ke­

bakaran mesin produksi, asuransi kebakaran mesin d iesel

asuransi kebakaran mesin bengkel, asuransi kebakaran -

kendaraan umum, dan asuransi kebakaran inventaris pa­

brik . Seluruh perinciannya seperti tampak pada tabel 7

Kecuali biaya asuransi kebakaran bangunan dan kendara­

an maka seluruh biaya tersebut, menurut pendapat penu -

l i s , merupakan komponen biaya produksi. Khusus bagi bia

ya asuransi kebakaran bangunan, harus dipisahkan lag i

menjadi dua k la s ifik a s i yaitu biaya umum dan administra

s i serta biaya produksi. Hal in i karena luas bangunan-

meliputi bangunan umum dan administrasi termasuk rumah

dinas serta bangunan bagian produksi dan pembantu pro -

duksi.

Perhitungannya sama dengan pajak Ipeda yang la lu , yaitu

dengan prosentase luas bangunan. Biaya asuransi kebakar

an bangunan yang termasuk komponen biaya produksi sebe­

sar Rp. 357.680,- (68 % dari Rp. 526.000,- ) . Sedangkan

sisanya sebesar Rp. 168.320,- adalah unsur biaya umum

dan administrasi keuangan. Untuk biaya asuransi kebakar

an untuk bagian umum, seperti halnya biaya pemelihara­

an kendaraan, akan menjadi beban bagian umum dan admi -

n istrasi keuangan.

Biaya Asuransi :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 124: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

113

Biaya penjualan sebesar R p .l .500.000,- tersebut,

menurut pendapat penulis sebaiknya dipisahkan tersendiri,

sehingga nantinya bersama-sama dengan "biaya umum dan admi

n istrasi keuangan menjadi biaya periode yang menjadi be -

ban rugi laba. Hal in i disebabkan biaya penjualan adalah-

semua biaya dalam rangka penyelenggaraan kegiatan penjual

an atau pemasaran. Jadi tidak ada hubungan sama sekali de

ngan kegiatan produksi.

Demikianlah pembahasan beberapa biaya yang menurut

pendapat penulis, perlu diadakan pemisahan agar pembeban-

an biaya produksi terhadap produk menjadi benar.

Setelah beberapa jenis biaya tersebut dipisahkah ,

maka langkah selanjutnya adalah membebankan biaya produk­

s i atas dasar tarip yang telah ditentukan di muka. Untuk-

mendapatkan ta r i in i , perlu disusun spreading biaya tak

langsung untuk memperhitungkan tarip biaya tak langsung -

per departemen produksi. ^ntuk itulah penulis menyusun -

ii] reading biaya seperti pada tabel 12.

Biaya Penjualan :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 125: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 126: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 127: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

115

£ada tabel spreading biaya tak langsung tersebut ,

bagian atau departemen produksi menerima alokasi biaya da r i departemen pembantu produksi, Departemen pembantu yang

dimaksud adalah departemen bangunan* Sosial,umum, bengkel

a ir d iesel / l is t r ik , Ac, gudang, pengawas produksi serta

maintenance produksi. Sesudah menerima alokasi biaya, na-

ka jumlah biaya tak langsung yang menjadi beban masing-raa

aing departemen produksi adalah sebagai berikut ;

Departemen Blowing sebesar Rp, 132*394.610,- ; departemen

Carding Rp, 245*362.080,-; departemen DrawingRp,108.266.090,-; departemen Doubling Rp. 83*967.600,- ;

departemen Twisting Rp, 137.4-83.580,- dan departemen Win­

ding Rp. 329.816.390,-

Dengan demikian tarip biaya tak langsung per d e li­

very hours (DH) untuk masing-masing departemen produksi

di atas dapat dihitubg sebagai berikut:

- Departemen Blowing Rp.7.661,2817 ( RP»1?2*?2i 16 1 0 )17.281 DH

- Departemen Carding Rp. 347.2573 ( RP t?^ .?62 .080t- ^706.031 DH

- Departemen Drawing Rp. 281,2573 ( R£gj-P&«2 §-t090a- )384.936 DH

- Departemen Speed Rp. 18,1768 ( RP»127,493.350>- )7.C14.041 DH

- Departemen Ring Rp. 4,575135( RP* -* 385,834*900,-^302.906.016 DU

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 128: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

u e

- Departemen Doubling Rp.22,919974 (PP? 8? . 967.600 ,- )3.663.512 DH

- Departemen Twisting Rp. 3*500468 )39.275.764 DH

- Departemen Winding Rp.40,586397 )8.126.279 DH

Untuk membebankan biaya tak langsung pabrik kedalaa

produk, tarip per DH tersebut dikalikan dengan jumlah DI.

yang sebenamya untuk menghasilkan perbal per jenis produk

pada tiap -tiap departemen produksi. Perhitungan pembebanan

biaya tak langsung pabrik in i, dapat terlih at pada tabel

13.Untuk selanjutnya setelah diadakan perhitungan bia­

ya tak langsung pabrik, maka harga pokok produk jadi dapat

diperhitungkan. Yaitu dengan menjumlahkan biaya langsung -

dan biaya taklangsung pabrik. Seperti halnya pada tinjauan

perusahaan yang la lu , biaya langsung yang t^ rd iri dari ba-

han baku dan bahan langsung lainnya in i akan disajikan roe-

nurut jumlah yang sama dengan perhitungan perusahaan.

Hal in i karena penulis tidak membahas sama sekali tentang

bahan baku maupun bahan langsung lainnya. Secara terperin-

r'i, perhitungan harga pokok untuk setiap jenis produk, ba­

lk aecrjra to ta l maupun per bal (jS), terlih a t pada tabel 14.

Untuk memperhitungkan harga pokok produk per d i-

1 *kukan dengan cara sebagai berikut :

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 129: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

W 1

-3 M

* O

P

ct

«<;

P

I-

c+ 0

5p

HR*

P ¥

M P

P tt

H

3 (T

9 P

W

#

S H

OQ p w OQ

CD (0

bS-ff

q 00

OO

LO

l\)

On

OS 00

s3S

) •

•sO

Ctf

CO fO

vo

-F

<4

w Ovj

iV

AO

O CO Sro

co^

-r

PO-N

3 •

•H

VA

ro

sA

ro oo

si s#

U>

sOC

osO

a

H*C

tJ

Uj W

o'CQ

M

-c+

H

B

w H

»39

B »

CQ o

q

O P

(0

kj

M

4 o

»•

<H

* M

* M

**-w

p

Cxj ft

O'Q

roH

H

O

03

O C

fNS3

0

sava

O fo

lOvQ

sOsa

w

so

r

u

jC

o fO

00

sO

c

o

-T

\)

«•

«*

4

>«v

i c

d r

h

S3

S3

£*

■ ^

A■T

Nj 5

f

s3so

O

• •

•0

Os CO

M >3

O H

Ui

-OsO

sO fO

« •

•On

hsO

sOO

S]

4^

JH

S]

1 4

U <4

UX

O O

sO

roso

Ovc

f

U)

O'

U)

G'

rv)

i\)

,5

O s3 TO • S3 O H

-r o

fO

u

>

Cj

va

• o ■

rSA

>0 -r o

h

roM

HsO

• •

jJUJ

'vJvO

<D

HC

O|

\)

>A

Co

O ^

• •

• •

vAO

nsO

-t"on

coo

oo n3

OS

] j?

> >*

M

»i

^

^

*J

«j

OS

SA C

o o

H

O'

U1

H•

ii

«sO

O

sO

vj

iC

o H

O

sO

o N

J ro

^0\

Od

\j\

jt

ro o

rovj

rC0O

N 0

0 O

n

H

^

l\)

f

O

sa

.fr

■T c

o m

&

*d P 4 ct CD ii (D tJ

Lo H fclL

HH

OvC

oCu

O

nO

sO O

* «

iO

Qn

On

sO

SA

OS

] O

-T

^nro

co

• ■

• •

On

sOC

o\j

\O

nOO

sav

a-T

-TV

noN

H H • 00 • o o OJ

H O Co O • Co H SO

ro \> • s£)

O ro

ro & u> o

■ v

^

^N

3\O

Sj\

ro

H

IU

VA

O

' vO

ro

-rco

h

-r

o

o

jUH o VA

ro•

••

sS

H HH

SOI\

)CO

SO•

••

«JV

>■r

VO3

1I

-S3

VAON

ONN

AS3

*»«

IV)

Co

HVA

■oCD

ONSA

00sO

rosO

IV) M CO

JO

sO

Co

*

OJ N

Oo

o

00 o H •H

sO

s30

00

00

• •

fO V

Avn

oC

osO

sa

<■#

H (O£

Co

Co

n3

ssO

co03

Co

Ch•

t♦

••

1,

. H

VAs3

(Os]

1 c

O•

rN3

CO<£>

1■r

On

HN3

CO•

••

•i

«-r

OnS3

V3

vnro

sj

COVA

^000

-oO

VAH

S3o

»*4

«O

S)

00S3

U>s3

HsO

oC

o;d

H

jO lo K3

.t?

\ ro ■r CO £ 00 # “nQ o M

r?

«*V

w(0

COrs

H*

cH* *—

>(D

P4

o05

o'

OQ(D

zPi

Ka

H*o

H*

ctH

aH

*H

*4

ct-

au

.H

*a

H* y**>—i

cP

SQb[

aOQ

OQOQ

(DP

HUQ

OQB

ctCO

(t j-p h-

H* mn s*

PH

y*-9

SOuQ

P•

00w

00g

VAVA

sOg

roH

osO

toW >-v

HVA

VA•

••

•OQ

B•

]•

CoON

oS3

y\I

HsO

Ho

Hera

COro

roON

■r

OO

CDcn

COS3

HJ•+

««w

4e

viVA

-rCO

Co

t*l

w■r

O-r

S3s3

sOOQ

On

ONC

oH

CDO

S3SO

COOO

HH

Coro

00Co

sOVA

-r■p

-o

••

••

••

sOo CD

VA OON SO

-r s3s3 O

n:

O-r

VA1

1O

sVA

ONON

sa•

••

•»

••

•00

sOON

wVA

roO

ONCO

CoO

SOVA

sOO

sw

SO00

HC

oH

HCO

Hs»

<•#s»

Sis«

SJs#

•O

osa

sOo

sosO

Co

ONo

ONi

Cos3

ONVA

H

-r •H

VA ro ONG -r

S3G

••

••

•Co

CDsO

•r

OCO

sO$

sOVA

SOCo

s31

-rSO

HCo

Sisi

s3 O£

OO s33

00 SOO'

SfCO

VA■r

CoCO

CO

Col\

)s3

VAO

IOro

-rro

•»

••

••

•SO

sO^3

-ro

roVA

Co

ON-r

Hv

asO

oVA

*rH

HO

Co

COS/

I•

••

••

••

•VA

00S

IsO

S3o

roO

»ro

roVA

1s3

Os

VAH

g-F

CON

JlH

VAsO

o•

SAsS

s#SJ

COH

•TH

saC

oSO

oO

soCO

-rON

Co

CO

H CDO

nro

-ri

•«

HI

0000

ro-r

VAH

roON

CoH

sOVA

VAON

roH

sis«

s#s*

ONVA

ODON

rosO

OVA

roS3

SQs3

rotu

roCO

VAo

Oro

H •H

•r

roCD

H■S

SOu

>CO

s3VA

soO

soON

s3VA

OH

t•

»•

i•

•s3

ONso

s3O

IUCo

ONOD

sO1

oCO

00CO

VACO

roS3

*dsa

s*s*

*s•

Co

8H

On

sO00

S3CD

On

Oso

ONoo

s3o

HCO

ro Hro

•i

•VA

oON

Hro

00CO

-rON

Hs3

S3VA

ONON

i O1

1• Co

• sOi s3

&• -F

-rVA

sOON

cos3

Oso

VAON

ooH

«*4

s*<#

ros«

“F"

00C

oro

-FS

ICo 00

8sO O

no sa

Cos] SA

sOH

VAro co

-r roVA Lo

££

sO ro£

%*

»ft

••

•H

HsO

sOsO

sOON

SAON

Oo

sOVA

sOsa

CCSO

S3ON

11

OO

00CD

ro#

«%

••

•»

•s3

OS3

sOC

oCO

VAo

VAs3

HSO

Cos3

ONsO

Co

HIO

sOro

roro

sis*

s#S»

s*S0

>••

vofo

Co00

soCOs

COSO

HS

]VA

OCo

s3

ro o CO s fu • ru oo so u> NJ\ oj o co ii fNJ

Co rv) H SO ro 15L

Lo vn ca H W o 00 00 CO vn k N) sS U> ON sn

td

f~9H

. O

0) d-

p

P

H

«+

t3jP

H

*

H

P P £3

»-3

Otj

P01

ft*n

tr*(TQ

p a

►d

OQ(D

W4

gtn

<£ i\) # VI H O • o Oj H • \n H VJ\ •* r\3

'H* <

a h-

&

C/3H-

ct

U H*

OQ

D crq

erao c D*

0«5

hJ H*

H* X

JP *

&-

H*

P

H4

O

Oi £

H* H

*B

tJOQ

0Q

£

^

O S

J\

u>ro

o

co

ro

ro

o

*<

]•

t •

t «

Os

W

H

fO

OJ

•o

-T V

J\

so

VO

*n]

-p"

vO

CO

sO

Os

O'

00

• •

••

«•

•«

S3

[O^

OJ

IO(Q

OC

OO

pO

VA

ON

'OO

NU

iaN

OO

lOiy

'Of

Oa

'ro

ro

ro

oo

n

] s

i o

n

on

OJ

ON

U>

*s

3r

OH

OJ

OO

\J

\ 0

\ -S3

O

^

U

Vj\

O)

(Ou

> ro

Nl •ro

io

O

' H

C

» f

ON

■T

CD

H

\

) fj

sn s

j\

vo

nj\

00 O

H

""O

on o

so

\n

U)

f

vo

M\o

o\

si

Cj*-0

co

-T s

j\

H l

\)

VJ\

|\)

s] v

n ro

cd

ON “S

O U

) H

CO U

) -S

3

(D ►d P 4 ct <D H (D a

u »-3 fi H- ts

u> SA ro s0 sO • 00 Lo (jJ

U>-<

1 ^

SJ

00 S

O U

)H

H

ro

H

U)

H

O

f

-T r

v> -F

ro

H SA r

o sa

• •

•h

ro

SASA

SO

SA

CO S

I O

so

U>

Co^

^•

u>

o o sO

0>

soS3

CO

o

-ro H H

M

S3

sa ON

roS3

••

•*

Hs3

oCO

rosO oo

r

sO

i ros

-r 00H VA

sisi

s#H

rofo

S3H

sOC

osa

sOCO

00o

oCo

O

CO

VJl

VA

• •

H "s3

H

NA

^ U> 00£ S3 VA

H O 00 • CO -r.

•S3 O

Jro

sa

ro

sa->•

^

CO o

00 O

J

u>ro

h

ro sO fo H & «• SO ro

i I

i

ro

sj\

si

h

si

roUI

U S

I•

• I

SA 0

0 ON

£

00

# w >3

ON

H,0

5 H

SA

o

ro ON Oj • -n3 fO sO s* H

I I

SO • 00 VA

HU

» U

» O

sw

-r

h r

o h

• •

• •

•O

NSA

nJ

H

on

co

o S

3 SA

so

On

h O

n ro

sO

si

s* sM

s»-r

ro s

o oo

so

cosa

co

no

ro-P"

*no

oj

lo

s

a

H O • n3 O u> • CD

IH VA s* ON ro

w a » S

-T

ro h

■r s

o ro

h U

)•

• •

• •

co s

j so

sn

o i

co v

o ro

S3

so C

o•

• •

■r

v\

'O

)sO

SA

O

•r r

o -r

NO .

^ V

A•

•C

o ^

ON f

v>SA

f\?

^

**L*-

> jt

U

» co

f\

jCO

CD

S3

Co

SO

W

CD • Co

so

(O

O

so

• •

00

ON

On

Co

sO

roN*

«*C

o ON

CO

00

CO Co • O £ sa ro ON SO

I I

*<]

CO C

o-T

-r

ro co

• •

• •

S3

O

O

sONO

OD

JO On

fO

H

On

COO 00

Co

ro

H

H

-pi

SO

O

S]

f v

j •o

S3

SA

M

S

I

HC

•C

oVA

ON■

rsO

HH

OSO

••

»ro IO

I

VJ1

Co&

COH

S3**

SJso

Hro

soON

00

SA C

o 00

ON S

] CO

SO

sj

h•

• •

oo r

o ro

sj

O0

IV)

on

ro

on

H

SA

O

O w w

tt H*

P <+ & OQ (n 6 t-' OQ H IT SO H SA • sO Co IO sO H sO t* C) H 00 S3 Os

ON w ON •* CO £ Cn tu ro o CO Sd sO H Os

On

ON

> $

S M HJ

g

tb

M

>

K*

>

H tr- o CO cl

fr. .

n3 0 H CO CO K H3 0

MADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 130: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

118

- Produk l*s TR = Rn.246.234,48 ( Rp-46-086f7 ? ? jl§ )187,166 t

- Prodjuk 1 6 's TR = Rp.428.607,88 (RP»616«252.408,05^1.437,8 t

- Produk 2 0 's RY = Rp.443.754,38 ( RP»4°«677f188^68 )91,666 t

- Produk 20' s TR = Rp.443.754,36 (RPt1*106- ! 6? . 6^1,17 )2.289,935 t

- Produk 30' s TR= Rp.487.409,80 ( RP»1?7»^4?.fJAl*~ )282,192 t

- Produk 35' s TR= Rp.500.653,36 ( RP‘ 5.,05Qj,§2.1 ,.10 )10.088 t

- Produk 40 's TR= Rp.522.639,- ( RP•2• ? ^?.s,4.58.161j.2i )5.467.365 t

- Produk 40' / 2 RY= Rp.624.481,- (RP»2°6.703.226,58 ^

331 t

- Produk 40/2 TR= Rpt558.651,33 (Rpt )1.337 t

- Produk 45' s TR=Rp.529.532,22 (RP«2-382.165.298,10 ^4.498,707 t

Demikianlah beberapa perhitungan harga pokok dari -

sepuluh jenis produk jadi dengan menggunakan metode pembe-

bebanan fu l l costing, yaitu dengan membebankan seluruh kora

ponen biaya produksi baik biaya produksi yang bersifat te -

tap maupun variabel terhadap produk yang dihasilkan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 131: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

IIH

' JO

VO00

-aos

Ul

4*U

lro

Ho

••

••

••

••

«•

4*4*

-p*U

lU

iro

roH

HW

Ul

OO

oU

lo

OO

OS«*

Q) C

H*•

S\

-•-•

—CO

B o

05ro

roCO

MCO

mw

CQc+

3»-3

a> h

-H3

H3H3

i-3t-3

W3

CO

&pa

WW

w

*Xl <

HH

4 £

\J14*

HU

lro

HO

B

•*

••

•«

P- H

VD4*

Ul

Ul

•iN.

roro

-P*H

d P

Ul

VOU

lU

las

HCO

00vo

UJ

03ro

CO-J

H-4

Oro

VDH

-4-4

m«»

«•«»

«•<•

«*H*

VO-J

Ul

OH

VOOS

a>H

Ho

OSCO

vDU4

OSOS

vo-4

Ul

00ro

Ul

OSOS

•bi

Ul

HH

••

•td

OSU

l4*

Hvo

COVJ

l*

_p*

oC

DH

rovo

oU

JO

V>1

oO

<7\

00vo

UJ

v£>

coro

--3-J

»•

•»•

••

••

••

•w

e>H

roO

sO

Ul

Ul

VJl

oV>

JU

las

Ul

Ul

Hvn

Ul

0000

-P-

V>1

Ul

asVO

Ul

HVD

HU

J-0

ooH

• k

••

t•

••

••

■•

•5

VDT

O>

OvD

UJ

-JU

lo

Ul

00-4

O\D

Oro

Ul

Ul

oCO

HCO

V>J

roO

UJ

Ul

roas

V>J

00c

w«*•

*«•

**••

••3

HOS

1o

COVO

>-f

05w

VOvo

roCO

-jH

O

ro VJl

H O • O Ul H • Ul

H Ul

ro

co o H VO o CO Ul o VD «• 4* o

Ul H O • ui

-J Ul

u» CD <• VO VO

CO CO • OS 00 -J CO ro -p* ui

CD

VD ro CD * H o o <t H * ro

vD O * Ch 00 --3 «• ro O

ui J • UD OS H • 03 ro v>)

H O

fU O 00 vD UJ CD * -J O

00 Ul

ro VO « OS Ul

ro «* os CO

H O 00 • CO -J -p* ui Ul UI « o VM

§ CO • 4* Ul

Ul

• ui Ul CO

COro

roH

W•

»•

•*d

HU

Jr\)

COH

Oas

•H

COCO

oU

lU

JH

Ji-

Oro

-Jas

<3u

iO

On

oas

as•

••

••

••

*•

••

HH

oO

VJ1

Hos

roo

COas

roo

Ul

Ul

OSVJ

lCO

Ul

Ul

asUJ

00o

UJ

00-4

roas

••

••

••

••

••

*4^

roCO

roH

Ul

Has

H-4

OSVD

UJro

OS^O

Ul

00o

roas

00ro

Os

HH

*>3H

00CD

UJ

-*•

<*<•

*<•

*•<•

HI

Ul

roH

Has

oH

oO

00UJ

O-4

a>UJ

CO

ITU

lvn

asU

lU

l>

4*.

4^4*

roro

COro

roo

co-1

4^ro

4*CD

vo00

roo

-■4U

JU

lco

as4

••

••

••

••

«••

VJl

asas

as-4

-4os

roo

'ro

Ul

COV>

JU

lO

Ul

Ul

oU

lP

roH

Hvo

UJ

vD4*

-4>

H*

**

«**

*••

2 2

Ul

U4U

l Os

00 oUJ as

U4 OD

CO 004^ 00

w H* P c+

*d * H 09 CO P3 3 09

ffi > > I Hd o w o w

u>

PWRIIITUiraAIT HARGA POKOK TAHUN 19

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 132: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

B A B V

KBSIKPQLAN DAN SARA1I

^>.1. Kesimpulan

Setelah penulis raenguraikan pcmbahasan seperti da-

la/u bab IV di muka, maka dengan demikian hipotesa kerja

telah d iu ji dan temyata terbukti dengan benar dan penu -

l i s memberikan kesimpulan sebagai berikut :

- Penentuan harga pokok produk dengan metode fu l l -

costing adalah konsep yang membebankan semua unsur

biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya vari

abel, kedalam harga pokok produk. Dengan demikian

mf:nurut konsep in i unsur-unaur biaya produksi meli

puti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya over head pabrik*

- Metode yang dijalankan oleh perusahaan adalah meto

de fu l l costing. Metode fu l l costing yang dimaksud

di s in i adalah penentuan harga pokok produk yang -

membebankan semua biaya yang ter jad i di perusahaan

baik yang berhubungan dengan proses produksi atau-

pun tidak. Atau dengan kata lain pembebanan biaya

tersebut meliputi biaya produksi sebagai unsur har

ga pokok produk, serta biaya umum dan administrasi

120

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 133: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

121

keuangan dan biaya penjualan yang sebenamya bukan

merupakan, unsur biaya produksi. Sebagai akibatnya

harga pokok produk yang dihasilkan menjadi tidak-

tepat karena d in ila i terlalu tin ggi.

* Karena selain biaya bahan baku dan biaya bahan

langsung lainnya raasuk kedalara perkiraan biaya

overhead pabrik, maka dengan sendirinya di dalam

perusahaan tersebut tidak ada perkiraan biaya tena

ga kerja langsung tersen d iri. Hal in i disebabkan -

g a ji dan upah yang diterima karyawan dibayarkan se

cara tetap setiap bulan, sehingga perusahaan meng-

anggap biaya tenaga kerja adalah merupakan biaya

tetap, sehingga termasuk sebagai biaya overhead pa

brik.

5*2. Saran

* Agar harga pokok produk tidak d in ila i terla lu ting

g i, maka sebaiknya diadakan pemisahan biaya- biaya

yang ter^adi di perusahaan, kedalam dua macam kla-

s ifik a s i biaya yaitu biaya umum dan administrasi -

keuangan yang nantinya akan menjadi beban ru g i-la -

ba serta biaya produksi yang merupakan komponen -

harga pokok produk yang dihasilkan.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 134: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

- Hendaknya pemisahan biaya tersebut diperhitungkan

menurut sesuatu yang relevan dengan biaya-biaya -

tersebut. Untuk itu penulis meroberikan saran seba

gai berikut :

Pemisahan biaya yang berdasarkan d istribusi biaya

seperti pada tabel 8 adalah te rd ir i dari biaya

premium, biaya g a ji , upah, honorarium, lembur,bia

ya umum in sid en til, biaya penyusutan dan pemeliha

raan in sta lasi, biaya penyusutan dan pemeliharaan

inventaris, biaya penyusutan aktiva immaterial ,

biaya pemeliharaan dan asuransi kebakaran kendara

an,

Pemisahan biaya berdasarkan prosentase ;jumlah kar

yawan meliputi biaya pengobatan, tunjangan trans-

por, perangsang tahunan, biaya pakaian dinas, rna-

kan/minum, emulumen, cu ti, pesangon, asuransi kar

yawan dan biaya karyawan lainnya.

Untuk pemisahan biaya yang berdasarkan luas lan -

ta i atau luas bangunan te rd ir i atas biaya pajak -

yaitu Ipeda dan Ireda, biaya penyusutan dan peme­

liharaan emplasemen kecuali lapangan olah ra^a

dan biaya asuransi kebakaran bangunan,

Biaya penyusutan bangunan aebaiknya dipisahkan me

nurut harga perolehan masine-masing bangunan yjai^

ada.

122

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 135: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

123

Bagi biaya umum berkala yang dalara hal in i adalah

biaya alat tu lis dan cetakan, sebaiknya dipisah -

kan menurut jumlah pemakaian untuk tiap -tiap de -

pertemen. Sedangkan pemisahan biaya pajak kekaya-

an lebih tepat apabila berdasarkan pada n ila i ak­

tiva tetap di masing-masing bagian/departemen.

Untuk biaya pemeliharaan bangunan sebaiknya d ip i-

sahkan menurut perhitungan yang telah ada seperti

pada tabel 7 yang la lu .

- Biaya penjualan yang adaf sebaiknya dibuatkan per

kirakan tersendiri yaitu perkiraan biaya penjual­

an. Nantinya biaya in i bersama dengan biaya umum

dan administrasi keuangan menjadi beban rugi laba

dan bukan menjadi beban biaya produksi.

M I L * *

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO

Page 136: DIDIK SISWANTOROrepository.unair.ac.id/2952/1/2952.pdf · 2017-06-07 · misalnya di dalam sektor industri manufaktur, karena pe£ ... nantinya menjadi beban dari Rugi/laba dan biaya-biaya

DAFTAR BUKU

Blocker, John G., and W, KeithWeltmer, Cost Accounting, - the Me Graw H ill Book Company , Inc. New York 1954.

Katz, Adolph, and Milton P. Usry, Cost Accounting Plan - nlng and Control, Seventh Edition, South-Western l*u - blishing Co, Cincinnati Ohio, 1980,

frulyadi, Akuntansi Biaya Penentuan Harga Pokok dan Pengen dalian M aya, fedisi Xe Tiga. feglan Penerbitan ffakul- tas Ekonomi Universitas Gajah Mada, Yogyakarta,1981#

RA. Supriyono, Akuntansi Biaya Perencanaan dan Pengendali Biaya Serta Data Relevan untuk Fembuatan Keputusan. - EdiBi "^erEama, Bagian Fenerbitan_!Pakuitas Ekonomi "Uni versitas Gajah Mada, Yogyakarta, 1982*

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI METODE PEMBEBANAN BIAYA... DIDIK SISWANTORO