Dialog Bulan Puasa 4
-
Upload
indira-mulyawan -
Category
Documents
-
view
262 -
download
9
description
Transcript of Dialog Bulan Puasa 4
1
DIALOG
BULAN PUASA
4
Keterangan :
Selaku Pak Kyai oleh : Haji Bakri Wahid, B.A.
Daeng Naba oleh : Syamsul Marlin, B.A.
2
ANTARA
MUSHALLA DANMESJID
DG. NABA : Assalamu‟alaikum
PAK KIAY : Alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Dg. Naba disini kita baca-baca surat itu. Tapi
sudah makan sahur Dg. Naba?
DG. NABA : Sudah Pak Kiay, Tapi disini di RRI Pak Kiay
rupanya disediakan juga makanan ringan dan
minuman ringan. Sengaja untuk Pak Kiay dan Dg.
Naba barang kali.
PAK KIAY : Alhamdulillah Dg. Naba, asal jangan sesudah terbit
fajar baru begini.
DG. NABA : Tidak Pak Kiay, itu setengah empat sudah tersedia
apalagi Fajar itukan sampai jam 4 Pak Kiay. Nah
ini ada surat Piay. Dari Magelang Abd. Jalil Peg
Kantor Pos dan Giro Magelang Jalan Kebon
Dalam I/686A Jateng. Begini Pak Kiay
pertanyaannya sederhana tapi Dg. Naba lebih
sederhanakan lagi mengingat waktu Pak Kiay.
Begini itu biasa sebelum orang membaca Amin,
orang baca lebih dahulu Rabbigrifli Waliwalidaya
kalau sembahyang jamaa, bagaimana masalah ini.
Apakah memang ada sunnah Rasul yang demikian
atau hanya Bid‟a
PAK KIAY : Begitu pertanyaanya? Begini Dg. Naba supaya Sdr.
Abd Jalil dapat memahaminya bahwa persoalan
3
semacam itu, itu tidak kita ketemukan dasar hukum
yang sah artinya dari Hasist sah, jadi itulah
jawaban kita.
DG. NABA : Jadi tidak ada dasar hukum yang kita ketemukan
dalam Hadist sah pak Kiay, yang ada kita
ketemukan ialah membaca amin, sesudah imam
baca Walad‟dhaalim maka membaca amin, Itu ada
dalilnya Pak Kiay atau ada Hadistnya.
PAK KIAY : Cukup banyak dasar-dasarnya yang dapat
dipertangungjawabkan Dg. Naba. Baik Hadist
riwayat Abu Daud atau Hadist Mu‟thahatan Alaik,
ada memberikan penjelasan.
Dg. Naba : Bagaimana penjelasannya Pak Kiay?
PAK KIAY : Nabi katakan : Kata Walimin Bin Hajar Shallatun
Shatalanabie Falamma Qala; Wala‟dhaalim, qala
Amien. Wama‟daa Biah shautahu; Sembahyang
dibelakang Nabi, maka ta‟kala Nabi mengucapkan
Wala‟daalim, maka berkatalah beliau Amin dengan
memanjangkan suaranya. Adapun Saimulkam Nabi
lagi Dg. Naba, In Amminas imamu F – Amminuu.
Apabila telah mengaminkan Imam kamu, maka
kamu mengamin.
DG. NABA : O. ia maksudnya tertibnya Pak Kiay. Jadi jangan
Amin sendirian sebelum iman amin.
PAK KIAY : Betul, jangan dahulu dari suara Imam. Dan yang
kedua Dg. Naba, tidak disuruh memaba
Rabbigfirly menurut Muqtahatum ini.
4
DG. NABA : Jadi yang disuruh baca Amin, tanpa ada embel-
embel Waliwalidayya sebelum amin.
PAK KIAY : Betul, Banyak lagi hadist Riwayat Nasait dan
seterusnya, tapi cukup sekian Dg. Naba.
DG. NABA : Prakteknya bagaimana kira-kira Pak Kiay Amin
itu.
PAK KIAY : Begini apabila Imamnya mengatakan
Wala‟dhaalim, dia harus bernafas sediti baru dia
sebut Amin.
NG. NABA : Demikianlah Sdr. Abd. Jalil atas jawaban Pak
Kiay.
PAK KIAY : Cuma satu itu pertanyaan Dg Naba?
DG. NABA : Ada dua Pak Kiay, tapi lain yang kedua itu.
PAK KIAY : Baiklah Dg. Naba
DG. NABA : Selanjutnya begini. Pak Kiay dan Dg. Naba ada
pertanyaan dari Darwing Malang.
PAK KIAY : Dari Malang atau Darwing Malang namanya?
DG. NABA : Memang Darwing Malang namanya. Begini Pak
Kiay, ditempat kerja saya, ada mushollah kecil,
biasa ditempati berjamaah. Yang saya tanyakan,
apakah disini berlaku juga sunnah Tahiatul Mesjid
atau mushallah.
PAK KIAY : Jadi apakah tahiyatul mushallah atau Tahiyatul
mesjid.
5
DG. NABA : Atau sunnah thayatul lapangan. Jadi pertanyaan
pertama, orang ini punya mushallah ini dipakai
juga tahianamaah. Yang ditanyakan apakah masuk
kedalam mushallah ini dipakai juga tahiyatul
Mesjid atau tidak.
Pak kiay : Jawabnya begini Dg. Naba. Itu mesjid,
pengertiannya tempat sujud.
DG. NABA : Mesjid tempat sujud, kalau mushallah?
PAK KIAY : Mushallah tempat sembahyang. Kira-kira berbeda
Dg. Naba?
DG. NABA : Perbedaan kata ada. Tapi maksudnya itu juga.
PAK KIAY : Jadi jawabannya begini : kalau tempat itu sudah
special untuk dijadikan tempat sembahyang, bila
masuk kedalamnya hendaknya kita melakukan
shalatul Tahiyat. Cuma penggunaan di Indonesia
ini kalau disebut Mushallah, tidak dipakai shalat
Jum‟at. Kalau disebut Mesjid, itu dipakai tempat
sembahyang Jum‟at. Dengan kalimat itulah
mungkin timbul keraguan. Tapi keraguan itu dapat
dihilangkan. Kalau tempat itu sudah special untuk
dipakai menjalankan ibadah shalat, apakah Jum‟at
apakah sekedar berjamaah, bila masuk kedalamnya
kita dapat melakukan shalat Tahiyat.
DG. NABA : Ia. Seab kata-kata Mushallah, tempat sembahyang,
mesjid tempat sujud.
PAK KIAY : Dengan kata lain itu tempat sudah dijadikan
khusus tempat beribadah shalat.
6
DG. NABA : Jadi boleh melakukan shalat tahiyatul mesjid.
Kedua Pak Kiay, kalau kita sembahnya gKiamul
lail misalnya 4-4 rekaat apakah setiap permulaan
qiamul lail atau setiap 4 rekaat tersebut memakai
niat ataukah berniat dipermulaan untk sekaligus 8
rekaat.
PAK KIAY : Jawabnya, tentu saudah jelas Dg. Naba bahwa kita
berniat setiap 4 rekaat, jadi tidak 8 rekaat, karena
itu dibatasi olehsalam. Kecuali kalau berniat 8
rekaat, terus dibikin satu salam, sudah benar. Tapi
kalau berniat 8 rekaat lantas dibikin dua salam, jadi
tidak benar.
DG. NABA : Begitu ya, Yang ketiga, misalnya saya shalat
sunnah kemudian diikuti oleh orang lain sebagai
makmum. Disangka saya shalat ferdhu. Apakah
saya dapat mengikuti orang tersebut sebagai imam
setelah saya selesai shalat sunnah. Atas penjelasan
Pak Kiay dan Dg. Naba saya ucapkan banyak
terima kasih.
PAK KIAY : Betul ini Dg. Naba. Memang ini masalah yang
sering menimbulkan perselisihan. Ada pendapat
yang mengatakan bila bersamaan shalatnya imam
dan shalat, makmum, sah mereka berjamaah. Bila
bertentangan, tidak sah. Nah sekarang bagaimana
kalau niat yang bertentangan susunan shalatnya
sama. Umpamanya dia sembahyang sunnah
Tahiyat, orang ini sembahyang ashar, dia ikut.
Apakah sah. Itu sebahagian memandang sah.
Kenapa dipandang sah, susunan sembahyangnya
sama walaupun rekaat berbeda, tetapi susunan
rekaatnya sama. Baru orang pertama berpendirian
7
tidak sah sekiranya orang itu sembahyang gerhana
dan yang menjadi makmum, sembahyang ashar, itu
tidak sah, karena sembahyang gerhana, dua kali
rukuknya satu rekaat.
DG. NABA : Nah sekarang bukan sembahyang Gerhana…..
PAK KIAY : Sembahyang biasa,sembahyang sunnat,oleh sebab
itu pendapat ini mengatakan sah. Adapun
perbedaan niat,itu pernah juga terjadi pada diri
Nabi. Nabi melakukan jamaah qasar, ma‟mumnya
tidak melakukan jamaah qasar. Sembahyang untuk
itu sah. Kalau berbeda niat, susunan shalatnya
sama.
DG. NABA : Jadi sekian Pak Kiay
PAK KIAY : Cukup disitu Dg. Naba
DG. NABA : Demikianlah Sdr. Darwing Malang di UP. Pak
Kiay dan Dg. Naba mengucapkan terima kasih
banyak atas perhatian anda.
Sekarang Pak Kiay, kita lanjutkan yang lalu. Itu
dulu suratnya, barangkali besok dating lagi.
Dahulu Pak Kiay menjelaskan tentang Caulusul,
yaitu kata-kata yang tercela, kata-kata yang tidak
baik. Sekarang apayang Pak Kiay harus jelaskan
lagi lebih lanjut tentang hal ini.
PAK KIAY : yang mau saya jelaskan Dg. Naba, ialah bahwa
termasuk Caulusul tadi, ialah berkata dusta,
berjanji dusta, berkata dusta. Ini Dg. Naba, ingin
kita jelaskan lebih dahulu dengan agak lebih luas.
ada faedahnya berkata benar, bahayanya berkata
8
dusta. Sekarang kita jelaskan Dg. Naba ini tentang
faedah berkata benar. Didalam Al-Qur‟an Dg.
Naba sudah dijelaskan Tuhan, ini faedah pertama,
Faedah yang pertama kalau orang berkata benar,
semua amal ibadahnya diterima Tuhan, dan semua
dosa diampuni. Jadi kalau seorang meninggal
dunia, orang mengatakan mudah-mudahan si anu
diterima amalnya, diampuni dosanya, jawabannya
bergantung semasa hidupnya. Kalau orang
memang berkata benar tidak pernah mendusta, itu
Tuhan sudah menjamin dalam surat Al Ashhaq.
DG. NABA : Ia, bagaimana bunyinya Pak Kiay?
PAK KIAY : Bunyi surat itu : Yaa Ayyuhal Ladziina
aamanuttaqullaahi Waquulun Qaulan Syadiidi,
Yuslih Lakum a‟maalukum wayangfir : Hai orang-
orang beriman takutlah kamu kepada Allah,
berkatalah kamu dengan kata yang benar, supaya
Allah menerima amal-amal kamu dan mengampuni
semua dosa-dosa kamu.
DG. NABA : Jadi kalau tidak berkata benar, tidak diterima
amalan, tidak diampuni dosa. Yang kedua lagi Pak
Kiay?
PAK KIAY : yang kedua faedah berkata benar,… bahayanya
dulu berkata dusta. Jadi ini dulu kita balik. Kalau
begitu baiknya berkata benar, bagaimana berkata
dusta.
Kebalikandari Qur‟an (makna halafa dari ayat tadi)
yaitu orang yang berkata dusta tidak diterima
amalnya dan tidak akan diampunyi dosanya
9
DG. NABA : Jadi kalau mau diampuni dosanya, mau diterima
alam, berkatalah benar. Lalu Pak Kiay.
PAK KIAY : Yang kedua manfaat berkata benar dan bahaya
berkata dusta. Ini kita balik-balik saja Dg. Naba.
Manfaat berkata benar, orang yang selalu berkata
benar, dapat selalu mendapat pentunjuk yang baik,
jalan yang baik membawa petunjuk kepada sorga.
Sebaliknya berkata dusta, petunjuk kepada
kesalahan, kepada berbuat dosa, dan dosa
membawa orang kepada neraka.
DG. NABA : O,ia.. ada petunjuknya ke neraka, itulah berjusta.
PAK KIAY : Betul, itu petunjuk. Jadi siapa yang suka berjusta,
ada petunjuk ke neraka. BegiulahDg. Naba.
DG. NABA : Ia,yangketiga?
PAK KIAY : Yang ketiga, orang yang sudah dapat berkata yang
benar, Dg. Naba, sehingga berkata benar itu sudah
menjadaji darah daging baginya, segala dunia dan
isinya itu tida ada nilainya, lebih tinggi nilai
mengucapkan yang benar dari pada dunia dengan
segala isinya. Begitu benar Dg. Naba.
DG. NABA : O, begitu,itu yang ketiga. Kesimpulan Pak Kiay.
PAK KIAY : yang keempat lagi Dg. Naba, bagaimana buruknya
buruknya berkata salah (Justa). Nabi katakana : La
Yu‟minul ahadulum hattaa – Yatruhal Kadzimba
kullahu. Artinya Dg. Naba, belum dianggap orang
itu mempunyai iman yang sempurna hingga dapat
ia meninggalkan berkata justa.
10
DG. NABA : Jadi orang beriman, tidak justa, kalauorang justa,
tidak beriman Apa lagi?
PAK KIAY : Dan dapat meninggalkan perbebatan walaupun
pedebatan itu benar tapi akan menimbulkan
keadaan yang tidak baik.
DG. NABA : O, kegaduhan, kacau.
PAK KIAY : Tidak usah berdebat kalau orangnya tidak bisa
menerima secara baik apa gunanya berdebat.
DG. NABA : O, ia tinggalkan saja itu.
PAK KIAY : Lebih baik tinggalkan.
DG. NABA : Itu bahanya justa sampai Nabi mengatakan tidak
beriman seorang itu kalau tidak bisa meninggalkan
justa.
PAK KIAY : Yang keempat lagi, orang yang berkata benar Dg.
Naba, selalu didalam rahmat Allah dan orang yang
berkata justa selalu dalam kutukan Allah. Didalam
hadist dikatakan : Rahimallahuunraan
Yuzlillisaamihi Artinya Dg. Naba, Mudah-
mudahan Allah akan merahmati orang-orang yang
memperbaiki lidahnya. Maksdunya itu berkata
yang benar dan berkata didalam kebenaran.
Membiasakan anggota-anggotanya berbuat dijalan
yang benar, tidak membiasakan anggota-
anggotanya berbuat yang salah.
DG. NABA : O, begitu, selaludirahmati Allah orang yang begitu,
artinya orang tidak begitu tidak dirahmati Tuhan.
11
PAK KIAY : Malah dilaknat, didalam Al-Qur‟an itu Fana‟lama
fala‟natullaahi alal kafiriin ; ketahuilah kata Tuhan,
kutukan Allah itu akan selalu ada pada orang-
orang yang berjusta.
Sekarang Dg. Naba supaya orang juga bisa
mengerti apa itu yang dikatakan justa, apa yang
dikatakan benar. Jangan-jangan orang itu tidak
tahu juga apa itu yang dikatakan justa. Yang
dikatakan justa, ialah memberitakan sesuatu yang
tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Yang
dikatakan benar, mengatakan sesuatu sesuai
dengan yang sebenarnya. Jadi sudah dapat kita
bayangkan itu bahwa orang-orang yang berjusta,
selalu dalam kutukan Tuhan yaitu mengucapkan
sesuatu yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Di akhirat bahayanya lebih besar, Dg. Naba.
DG. NABA : Di Akhirat lebih besar bahayanya, sedangkan di
dunia sudah besar Pak Kiaya. Orang sudah tidak
bisa percaya sama orang justa.
PAK KIAY : Apala diakhirat, didalam Al-Qur‟an dikatakan :
Ujuu hakum musawwadah ; mukanya hitam pekat
diakhirat nanti. Ini tanda penduduk neraka. Biar
dia putih kuning di dunia tapi penjusta, di akhirat
jadi hitam pekat kalau dia masuk neraka. Adapun
orang yang berkata benar, mukanya putih
cemerlang, walaupun hitam pekat di dunia Dg.
Naba.
DG. NABA : jadi walaupun dia hitam tapi manis.
PAK KIAY : Ia, nanti mengkilat cahanya diakhirat.
12
DG. NABA : Ia, bagaimana bunyinya Pak Kiay
PAK KIAY : Didalam Al-Qur‟an itu dg. Naba kebaikan dari ayat
ini Fiiujuuhiwimmusawa adatum alaihaa fii
jahannama mawailil mutakabbirin „ Muka mereka
adalah hitam pekat, adakah tidak bahwa neraka
Jahannam sajalah tempat mereka orang-orang yang
takbur itu. Begitu penjelasan Allah di dalam Al-
Qur‟an
DG. NABA : Selanjutnya Pak Piay, menggelari manusia dengan
gelar-gelar yang buruk
PAK KIAY : Menggelari manusia dengan gelar-gelar yang
buruk termasuk dosa
DG. NABA : Tapi dalil-dalilnya perlu ini Pak Kiay
PAK KIAY : Dalilnya, itu dalam Al-Qur‟an surat Hijra
menjelaskan Dg. Naba berbunyi begini :
Walaatalmizuu ampusakum, Wallatanaabazuubil
Alqaab ; Jangan kamu mencela-cela orang lain
dengan gelar-gelar yang tidak baik.
DG. NABA : O, ya, seperti didalam bahasa makassarnya Dg.
Kaddoro,
PAK KIAY : Tidak boleh ituDg. Naba, o si bodoh; tidak bolh, O
sitama, tidak boleh,
DG. NABA : Baik Pak Kiay, sampai disi dulu, sudah waktu Pak
Kiay.
PAK KIAY : O, sudah waktu Dg. Naba.
DG. NABA : Sudah Pak Kiay, saya mau singga diluar dulu Pak
Kiay. Mau Tanya surat dulu baru ke Mesjid,
13
barang kali ada lagi surat datang Pak Kiay. Saya
permisi dulu Pak Kiay Assalamu‟alakum
PAK KIAY : Alaikumussalam warahmatullah Wabarakatuh.
14
MENGUMPAT DI DALAM ISLAM
DG. NABA : Assalamu‟alaikum
PAK KIAY : Alaikummussalam, silakan masuk Dg. Naba.
DG. NABA : Saya Pak Kiay. O…. bukan main Pak Kiay.
Dinginnya. Ini ada surat Dari Polmas Kec.
Wonomulyo, tanpa nama. Hanya dia bilang kami
suami istri. Jadi jawabannya, tidak usah juga
dibaca soalnya, silahkan jawab sendiri Pak Kiay.
PAK KIAY : Saya jawab, memang surat ini saya sudah baca-
baca karena Dg. Naba sudah berikan sama saya.
Didalam menjawab surat Saudara suami isteri,
tindakan saudara sudah sesuai dengan agama
islam. Kita tidak usah bacakan Dg. Naba.
DG. NABA : Ia, tindakan Saudara cocok sama suami, tindakan
suami cocok dengan Islam, jadi kedua duanya
cocok. Alasan Pak Kiay bagaimana?
PAK KIAY : Sekarang Dg. Naba sebelum saya bacakan alas an,
kemudian dia minta nasehat bagaimana
hubungannya dengan orang tua isteri. Itulah yang
saya mau bacakan dalilnya. Didalam Al-Qur‟an
surat Lukman dinyatakan “ Falaa Tuti‟huma
Washahibbhumaa Finddunyaa Ma‟ruufaa. Yang
artinya ayat ini, pergaulilah kedua orang tuamu
dalam persoalan-persoalan dunia ini dengan baik,
tapi dalam masalah aqidah keyakinan, jangan
diikuti, itu perintah Tuhan.
15
DG. NABA : Ia, perintah Tuhan jangan ikut dalam masalah
aqidah. Tapi harus berbuat baik didalam kehidupan
dunia.
PAK KIAY : Betul. Kalau ada suami istri mendapat, kirimi
orang uta jangan lupa. Tetapi didalam masalah
keyamkinannya, jangan diikuti itu ajaran Agama.
DG. NABA : O, ya, betul-betul Pak Kiay Jadi dengan kata lain,
jangan kita membenci kepada orang yang
membenci kita. Harus dibalas dengan yang baik.
Selesai Pak Kiay
Ini lagi Pak Kiay dari Abdullah Jl. Diponegoro UP.
LR 227 UP Pak Kiay Dg. Naba, kami
mohon/bertanya : 1. Apakah banyak pahalanya
kalau sudah mengikuti sembahyang tarwih di
Mesjid sesudah sembahyang jamaah kemudian tiba
dirumah memperbanyak bacaan al-Qur‟an baru
tidur diluar bulan ramadhan sampai selesai makan
sahur baru tidur.
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, baiklah kita kembali kepada
sunnah Nabi. Nabi baik didalam bulan ramadhan
atau diluar bulan ramadhan telah melaksanakan
ibadah shalat 11 rakaat. Didalam bulan ramadhan
disebut istilahnya di zaman nabi, qiamu ramadhan.
Sesudah nabi meninggal, orang sebut istilahnya
tarawih, diluar ramadhan disebut dengan istilah
qiamullail. Jadi persoalan, sebaiknya dilakukanlah
sembahyang sesuai yang dialukan Nabi ini,
caranya juga kita penuhi yaitu senang-senang.
DG. NABA : Pelan, tidak diburu-buru.
16
PAK KIAY : Adapun waktu yang paling baik, memang kalau
kita tidur dahulu. Tapi sesudah berbuka, biarlah
sesudah sembahyang isa, shalat itu dilakukan.
DG. NABA : yang kedua pak Kiay, apakah sebabnya tarakhir-
akhir ini mesjid-mesjid dan mushallah-mushallah
Muhammadiyah tidak terbuka untuk tarwih
sebagiaman mesjid-mesjid danmushallah-
mushallah yang lain dan sembahyang apakah yang
dilakukan tengah malam itu. Apakah itu tarwih
atau nama lainnya. Dan yang manakah sebenarnya
yang biasa dilakukan Rasulullah?
PAK KIAY : Jawabannyaini tidak benar Dg. Naba bahwa
Mesjid-mesjid, Mushallah Muhammadiyah ditutup
bulan puasa, tidak benar, Tetap dibuka kalau toh
ada mungkin satu dua mesjid yang menutup, tetapi
waktunya waktu malam. Selain daripada itu,
seluruh Mesjid Muhammadiyah dibuka sesudah
sembahyang isa untuk shalat tarwih. Adapun ada
satu dua, itu merke buka jam satu, jam dua malam.
Namanya itu apa? Tetap namanya shalatul lail atau
shalatul Tarawihlah, karena rakaatnya tetap 11
Begini Dg. Naba.
DG. NABA : Ketika jam berapakah yang paling baik digunakan
untuk makan sahur?
PAK KIAY : Kalau makan sahur yang paling baik digunakan
adalah jam-jam setengah 4 begitu.
DG. NABA : Jadi cocokmi Pak Kiay. Yang keempat, apakah
sebanya terakhir ini ada tedengan ashan subuh
tidak terdenga diucapkan Assalatu Khairum
17
PAK KIAY : Itu ada pendapat, tapi didalam hadist itu ada
diucapkan Assalatu Khairum minanaum
DG. NABA : Begitu Pak Kiay. Selesai pertanyaan atas perhatian
dari Sdr. Abdullah kita ucapkan banyak terima
kasih.
Selanjutnya habis waktu buat ini, barangkali masih
banyak disana. Sekarang saya minta pendelasan
dalil-dalil tentang Caulusul yang seperti Pak Kiay
jelaskan yang lalu.
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, tentang dalil-dalil Caulusul
yanga Dg. Naba minta, alas an-alasan atau
namanya caulusul itu membawa rusak ibadah
puasa kita.
Sekarang yang belum saya jelaskan caulusul ialah
tentang mengumpat. Didalam hadist Dg. Naba,
masalah mengumpat terang sekali Dg. Naba, Nabi
mengatakan begini yang artinya. Artinya Nabi
pernah Tanya sahabatnya. Tahukan tuan-tuan
dengan pengertian mengumpat? Semua sahabatnya
jawab Allah dan Rasul Tau.
DG. NABA : Pinter betul sahabat, dia bilang Allah dan Rasul
Tahu. Jadi andaikata Pak Kiay Tanya, tahukan Dg.
Naba mengumpat, Dg. Naba jawab Pak Kiay lebih
tahu.
PAK KIAY : Ia, terus Nabi memberikan penjelasan, engkau
sebutkan tentang Saudara engkau apa yang tidak
disenanginya itulah yang dikatakan mengumpat.
Berarti kalau disebut tentang sesuatu mengenai
18
Saudara kita, tapi menyenangkannya, itu bukan
mengumpat.
DG. NABA : O, jadi menyebut sesuatu baik kelakukannya,
macam-macamnya yang tidak disenanginya, itu
mengumpat.
PAK KIAY : Jadi apabila disebut didepannya yang tidak
disenanginya, menyenanginya, apalagi disebut
dibelakangnya, ini Dg. Naba mengumpat namanya.
Apabila disebut didepannya dia senang, maka
disebut tidak mengumpat.
Terus ada sahabat yang bertanya “Apratta in kaana
fiihi amalakum” bagaimana ya Rasulullah. Kalau
yang saya sebutkan itu memang yang sesuai betul
dengan lakunya, sesuai benar dan saya tidak justa
karena begitulah lakunya orang, saya menceritakan
orang lain memang menurut keadaanya, yang
sebenarnya. Apa jawab Nabi? Inkana fiihi aklaa
mukum fakadistabahu” sekalipun apa yang kau
katakana sudah benar maka itu tetap mengumpat
namanya, karena disebut dibelakang.
DG. NABA : O. begitu. Kalau didepannya, tidak berani memang
marai.
PAK KIAY : Itu, Dg. Naba, karena tidak berna menyebut
dihadapannya, lantas disebut dibelakangnya, itu
mengumpat.
DG. NABA : Pak Kiay tadi menjawab “Qauluzzur….”
PAK KIAY : Fitnah sudah, kita bicarakan Dg. Naba. Sekarang
ini lagi memperbincangkan aib orang lain.
19
DG. NABA : Memperbincangkan buruk cacat celanya orang.
PAK KIAY : Ini sudah jelas Dg. Naba, Nabi sudah memberikan
peringatan bahwa memperbincangkan aib orang
lain itu, sekali-kali tidak boleh. Nabi mengatakan
“Wala tata abau auratihim” jangan kamu car-cari
aib atau keburukan orang.
DG. NABA : O, jangan dicari keburukan orang
PAK KYAI : Jangan dicar keburukanorang, karena tidak ada
yang tidak ada buruknya.
DG. NABA : Artinya, biar tidak dicari buruknya orang, akan
ketemu juga. Jadi kalau begitu jangan dicari
buruknya orang, maksudnya carilah baiknya orang.
PAK KIAY : Betul Dg. Naba, Karena buruk pasti ada pada
manusia. Kalau maucari yang baik 100% itu
malaikat
DG. NABA : Ia, itu bukan orang, Malaikat.
PAK KIAY : Kalau mau cari buruknya semua, itu cari setan.
Kalau manusia, adalah antar Malaikut dan setan
DG NABA : Artinya bisa baik, bisa tidak baik.
PAK KIAY : Baiknya ada, buruknya da
DG. NABA : O, Ya jadi manusia itu ada setannya, ada
Malaikatnya.
PAK KIAY : Betul, Karena itu kalau ketemu buruknya, nasehati.
DG. NABA : Kalau ketemu baiknya, puji.
20
PAK KIAY : Lantas Dg. Naba dalam menasehati. Jangan
dimaki. Menasehati orang tidak boleh memaki
contohnya Dg. Naba, pernah seorang cucu dengan
neneknya.
Itu nenk selamnya kalau hilang kacamatanya ia
tuduh cucunya.
DG. NABA ; O, ya, selalu cucu yang salah. Bagaimana cerita
cucu dan nenek ini Pak Kiay.
PAK KIAY : Pernah suatu hari Dg. Naba, dia taruh kacamatanya
diatas keningnya, dia lupa bahwa ada kacamata di
kepalanya (si nenek). Dia cari tidak ketemu, dia
cari dilemari tidak ketemu, dia panggil cucunya,
dia ma-maki. Kamu yang selalu ambil kacamata
saya, coba tunjukkan dimana itu, kalau tidak, saya
jewer kau punya telinga. Itu cucu karena kasar
mulutnya, dia bilang nenek ini orang tolol. Itu
kacamatanya diatas kepalanya, kita yang dituduh.
Nenk raba-raba, betul ada. Tapi dia sakit hatinya
karena cucunya, dia bilang nenek orang toto,
padahal bapaknya lahir melalui dia.
Akhirnya nenek car alas an, dia bilang bukan yang
ini, yang satu lagi.
Yang ini saya sudah taruh diatas kepala saya,
padahal memang tidak tahu. Itulah Dg. Naba.
DG. NABA : Padahal memang tidak ada kacamata lain, hanya
yang satu itu.
PAK KIAY : Ia, tapi karena dibilang cucunya nenek totol, sakit
hatinya. Andaikata cucunya pandai, itu nenek salah
21
paham, kacamatanya barangkali dikepalanya
nenek. Barangkali itu cucunya dicium semua.
Inilah cara menyampaikan nasehat, jangan dicaci
maki.
DG. NABA : Ia. Cara menyampaikan nasehat. Lalu
menyampaikan sumpah palsu. Ini sekarang
bahanya, dalilnya.
PAK KIAY : Dalilnya, ini memang Dg. Naba, dalam hadist
muttafaqun Alai dikatakan :
MAN HALAFA‟ALA MAALIMRIIN
MUSLIMIN BIAGHAIRI HAQQIHI
LAQIYALLAHU INAHUAALA
GHADHBAANA. Artinya siap-sipa bersumpah
untuk mencekam harta orang muslim dengan tidak
ada haknya. Ia akan menemuai Allah sedangkan
Allah marah terhadapnya.
DG. NABA : O, ia, ia. Jadi bersumpah, karena hubungannya
masalah harata. Kalau dia bersumpah, harta ini
didapat. Maka kalau begitu dai akan menemui
Allah dan Allah marah.
PAK KIAY : Ia, Allah marah.
DG. NABA : O, Tuhan marah juga Pak Kiay
PAK KIAY : Ia, marah terhadap orang yang salah, saying
terhadap orang yang baik, Begitu Dg. Naba.
DG. NABA : Itu sumpah palsu. Sekarang memaki, menista,
mengutuk.
22
PAK KIAY : Itu ada peringatan Nabi bawah sifat memaki-maki
orang, mengutuk-ngutuk orang, suatu perkataan
yang membawa dosa. Kalau dilakukan, ibadah
puasanya tidak diterima allah. Didalam hadist
dikatakan; LAISAL MU‟MINU BITTHAANI
WALALLA‟ANI WALAL FAAHISYI WALAL
BADZIY. Bukan orang mukmin (orang beriman)
yang suka mencelah dan suka mengutuk dan suka
berbuat keji dan pencaruk.
DG. NABA : Artinya, orang yang beriman, tidak mencelah,
tidak mengutuk, tidak keji, tidak mencaruk.
PAK KIAY : Betul, karena imannya tidak ada, itulah
perbuatannya Jadi Dg. Naba, semua sifat-sifat yang
buruk yang terdapat pada manusia, kata-kata yang
kotor ini semua (qauluzzur) ini tidak akan terdapat
pada orang yang sempurna imannya.
DG. NABA : O, ya… Nah selanjutnya Pak Kiay, tentang
menghardik anak yatim atau orang miskin, atau
minta-minta. Itu biasa ada orang yang berbuat
begitu Pak Kiay.
PAK KIAY : Tentang menghardik anak yatim, orang miskin,
peminta-minta, itu sudah ada dalam Qur‟an
DG. NABA : Ada dalam Qur‟an?
PAK KIAY : FAAMMAL YATIMA FALATQHAR WA
AMMAS SAAILA FALAATANHAR. Artinya,
maka orang-orang nak yatim jangan kamu hardik,
dan orang yang meminta-minta jangan kamu usir.
23
DG. NABA : O, begitu jadi orang minta jangan diusir. Jadi kalau
diusir, salah. Jadi kalau ada orang minta, anak-
anak yatim, orang miskin lalu dihardik, sudah
salah itu.
PAK KIAY : Oleh karena itu Dg. Naba, tetapi harus diingat
pula. Peminta-minta kalu orang itu bisa bekerja,
sebaiknya disalurkan kepada pekerjaan yang bisa
dia kerjakan.
DG. NABA : Itu saya piker ditampung Pak Kiay
PAK KIAY : Ditampung, dibuatkan pekerjaan kemudian
dibentuk panitianya yang bisa memberikan biaya
kepadanya, maka panitia inilah yang meminta
sebagian kerja social sebenarnya suah Dg. Naba
Jawatan Sosial, Cuma Dg. Naba, ini penyakit.
Orang yang meminta-minta ini kalau ditanggung
oleh jabatan, mereka tidak mau mendapat
pembagian sedikit.
DG.NABA : O,tidak sabar dengan yang sedikit
PAK KIAY : Tidak, sebab mereka kalau keliling kota, lebih
banyak dia dapat dari pada disitu
DG. NAB : O, betigukah Pak Kiay
PAK KIAY : Begitu
DG. NABA : Pak Kiay sudah pernah selidiki itu?
PAK KIAY : Sudah Dg. Naba, yang malah mengadakan
pertemuan dengan jawatan social, bagaimana
duduk persoalannya, dijelaskanlah begini. Mereka
lebih senang pergi meminta-minta. Kalau
24
masyarakat selalu member-memberi, itu bukan
agama melarang bahkan menyuruh. Tetapi yang
paling bagus, jangan dimanjakan orang. Kalau
memanjakan, berarti kita memupuk sesuatu yang
dicelah oleh Islam.
DG. NABA : Jadi artinya bagaimana orang yang minta itu kalau
kita tidak beri Pak Kiay? Supaya dia jangan datang
lagi.
PAK KIAY : yang disini seharusnya Dg. Naba, badan sosial ini
diberi Panitianya. Panitianya menyalurkan
kebawah, itu yang wajar, Dengan demikian tidak
memburukkan pangan dan orang miskin
tertampung. Ini cara yang baik.
DG. NABA : O, begitu. Jadi Peraturan didalam Islam seharusnya
Pak Kiay kalau datang orang minta-minta, kita
bagaimana?
Pak kiay : Seharusnya Dg. Naba, memang diberi kalau kita
ada. Tetapi alangkah baiknya pemberian itu
melalui Panita lebih bagus. Panitia yang
menghimpun seluruh orang-orang yang miskin.
DG. NABA : Bagaimana kalau itu Panitia yang ambil?
PAK KIAY : Disini celakanya, disini pula sulitnya kalau
Panitianya yang ambil
DG. NABA : A, itu, tidak sampai kebawah.
PAK KIAY : Tidak sampai kebawah, jadi kita serba sulit, Kita
langsung kepada mereka berarti menanyakan,
mengajar kepada yang tidak diajarkan agama.
Padahal agama Islam melarang mengemis. Melalui
25
Panitia, kadang-kadang Paitianya yang makan
sendiri. Tetapi Dg. Naba ini ada jalan. Panitianya
tentu ditunjuk yang sabar, yang tidak akan berbuat
curang, dengan demikian kita tidak memupuk
orang atau mengajar mengemis.
DG. NABA : Dengan kata lain itulah antara lain rahasia puasa,
mengajar kita jujur, supaya ditunjuk menjadi
Panitia mengatur orang-orang miskin.
PAK KIAY : Betul Dg. Naba, Itulah yang disebut dalam istilah
amil Islam amil. Amil itu adalah orang yang diatur
oleh Nabi cara kerjanya. Yang menerima lain,
yang menyimpan lain, yang membagi lain.
Sehingga bisa dikontrol itu semua.
DG. NABA : Baiklah Pak Kiay. Jadi tidak dilarang kalau ada
orang meminta-minta kita beri boleh, tetapi jangan
dihardik kalau tidak diberi. Diberi tidak, tapi
hardik yang diberi, itu yang salah. Jadi boleh tidak
diberi juga kalau tidak ada, tetapi jangan dihardik.
PAK KIAY : Katakanlah kata yang baik FLYAUQUULU
QAULAN MA‟RUUFA Kata Tuhan
DG. NABA : Ia, dengan kata-kata maaf yah nanti lain kali.
Baiklah Pak Kiay, sudah waktu, sampai disini
dulu. Dg. Naba agak capek. Cukup sekian dulu Pak
Kiay saya permisi dulu, Assalamu Alaikum
PAK KIAY : Alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh.
26
KAWIN DENGAN GADIS BUKAN PERAWAN
PAK KIAY : Assalamu Alaikum
DG. NABA : Alaikummussalam Warahmatullahi Wabarakatuh
PAK KIAY : Sudah lama Dg. Naba disini?
DG. NABA : Saya menunggu Pak Kiay, Ini Pak Kiay satu
keranjang, bukan korma, surat-surat
PAK KIAY : Satu keranjang surat-surat, kenapa sebanyak itu.
DG. NABA : Banyak memang Pak Kiay, Ini menunjukkan Pak
Kiay, orang besar perhatian kepada dialog. Artinya
besar perhatian kepada acara dialog inklusip
termasuk didalamnya besar perhatian sama Pak
Kiay dengan Dg. Naba. Ini Pak Kiay, ada surat
pengirim dari Andi Ilyas B.
PAK KIAY : Jadi dibacakan surat-surat ini dulu nama-namanya?
DG. NABA : Dibacakan nama-namanya dulu Pak Kiay.
Jawabannya nanti sekarang kita umumkan bahwa
ini sudah kita terima yaitu Andi Ilyas B di
Sumaling Mare Bone. Ada lagi Pak Kiay dari
Jemaah Mesjid Rahmatul Ummah Pandang-
Pandang UP. Selanjutnya ada lagi surat dari
Baturibe Kabupaten Poso dari Asli Lani. Ini lagi
Sabaruddin Helli Ujung Pandang. Kemudian Adb.
Latief Siswa PGA Neg. 6 tahun Cakke Enrekang.
Lalu lagi Pak Kiay dari Sabah Malysia S.P. Ambo
Alasingle. Ini dariS. Yusuf S. Kios 36. Di
Bokingsini Dati II Jaya Wijaya Irianjaya. Ini dari
Faisal Alie Balikpapan, Kaltim, Kemudian
Sungkilan, Fakultas Hukum Unhas UP. Ada lagi
27
Bahtiar H.A. Tadjuddin Malaysia. Kemudian Muh.
Arief. Bulukumba Sulsel. Ini lagi dari Abd. Rasyid
Jl Ince Nurdin UP. Selanjutnya Surady Hapkan UP
Kemudian dari M. Akib Hi. Mallu Jl. Veteran UP.
Ini Ambo Alla Singke Malaysia. Selanjutnya dua
sekawan. Laurfie Abd. Kahar Yusuf PGA
Muhammadiyah, SK 4/7 Luwu, yang kedua Kasim
Laada Kantor Ps Kab. Banggai. Selanjutnya Pak
Kiay, ini lagi Herman Hamara Sabilambe Kolaks
Sultar. Daali dari Kalimantan Timur. Ini dari
Kaltim, A. Muchtar, Abd. Azis M. Guru SDN No.
29 Muara Sabah Jambi. A. Pakasi. Sulteng.
Inilah Pak Kiay surat-surat yang sempat dibacakan.
Barangkali besok ada lagi. Hari ini, ini saja dulu
Pak Kiay. Hari ini, ini saja dulu Pak Kiay. Kita
simpan dulu.
PAK KIAY : Ia, Simpan saja dulu nanti dijawab.
DG. NABA : Kalau begitu Pak Kiay, yang sudahmasuk
yanglalu, kamijawab. Sekarang kita ladeni. Begini
Pak Kiay, Ini pertanyaan dariDonggala Abidin
Pagessa.
1. Kami memohon penjelasan kepada Pak Kiay
tentang Arah Qiblat. Ini orang tidak sebut-
sebut Dg. Nabaini. Yaitu sebuah Mesjid yang
tidak dapat arah Kiblatnya bagaimanakah
hukumya ibadah shalat di Mesjid tersebut
PAK KIAY : Lebih baik dijawab dulu Dg. Naba Begini Dg.
Naba, kalau sudah diketahui bahwa Mesjidnya
tidak tetap mengarah ke kiblat, itu harus dirobah.
28
Kalau Mesjid ini tidak bias dirobah, shaf didalam
harus diarahkan ke Kiblat
DG. NABA : Dengan kata lain, orangnya diputar.
PAK KIAY : Ia, tidak usah Mesjidnya dibalik, tapi orangnya
diputar didalam. Begitu menurut ketentuan
didalam al-Qur‟an.
DG. NABA : yang kedua lagi Pak Kiay, Mohon penjelasan pula
tentang persoalan perkawinan yaitu seorang gadis
yang mengandung sebelum nikah, kemudian
dikawinkan dengan laki-laki lain bukan yang
membuntingkannya. Apakah perkawinan tersebut
sah. Haruskah atau wajibkah gadis tersebut
dikawinkan dengan laki-laki membungtingkannya?
Ini pertanyaan Pak Kiay, Jadi soalnya seorang
gadis artinya bukan seorang pemuda, tapi ini ada
keanehannya, Keanehannya ialah mengandung
sebelum nikah.
PAK KIAY : Begini dg. Naba, itu tidak dapat dibenarkan.
Karena pernah Dg. Naba Rasulullah menurut Said
bin Musaiyat dari Basrah bin Tamin menyatakan,
katanya dia mengawini seorang wanita yang
didalam perkainannya itu dinyatakan gadisnya
perawan. Sesudah kawin, rupanya diketahui bahwa
wanita itu hamil.
DG. NABA : Dengan kata lain, sesudah kawain, baru diketahui
bahwa tidak gadis lagi. Malah sudah hamil
PAK KIAY : Berarti kehamilan itu, bulan laki-laki itu, berarti
laki-laki lain. Ternyata WAFARAQBAINHUM.
Nabi menceraikan perkawainannya itu. Didasarkan
29
pada ini Dg. Naba, berarti batal suatu perkawinan
seorang laki-laki dengan seorang wanita yang
hamil karena zina dengan laki-laki lain. Ini
pendapat adalah pendapat Jamhur Quraa, termasuk
Imam Akhmad dan pendapat ahli-ahli hukum di
Madinah bahwa tidak sah perkawinan seorang laki-
laki dengan wanita yang hamil dengan laki-laki
lain.
DG. NABA : Tegasnya kalau menurut Dg. Naba, tidak begitu
persoalannya, jangan berzina supaya sah
perkawinannya Cocok tokh Pak Kiay
PAK KIAY : Betul
Dg. Naba : Memang kalau Dg. Naba memang ini lagi yang
ketiga. Seorang Cina agama Konsfuchu yang
berdomisili ditengan-tengah masyarakat Islam.
Orang Cina tersebut membangun rumah baru.
Sudah menjadi kebiasaan ditempat itu apabila
selesai atau naik rumah baru mengadakan pesta
doa selamat (bersanji). Nah orang Cina tersebut,
ikut pula kebiasaan masyarakat Islam ditempati itu,
dengan menyuruh orang Islam menlenggarakan
pesta keselamatan ini, sesuai cara-cara Islam.
Pertanyaanya, boleh kita orang Islam mengadakan
selamatan doa dirumah orang cina tersebut dan apa
pula hukumnya.
PAKKIAY : Begini Dg. Naba, masalah kenduri-kenduri yang
disembelih binatangnya oleh orang Islam, dan
orang Islam yang makan, tidak ada persoalan, yang
jadi persoalan disni Dg. Naba ialah mendoakan
menurut Islam untuk orang yang beragama
30
Konfuchu, yang akan tinggal dirumah itu, itu tidak
dibenarkan cara islam Dg. Naba.
DG NABA : O, ia, jadi memakan sembelihan, makanan yang
dilaksanakana secara Islam oleh orang Islam tidak
apa-apa. Kalau menurut Dg. Naba, ada apa-apanya
karena Pak Kiaya tidak diundang.
PAK KIAY : Termasuk Dg. Naba Begini Dg. Naba jadi mereka
itu mengikuti cara-cara yang berlangsung didalam
daerah itu, mungkin ada dua persoalan. Persoalan
pertama ialah untuk tidak menyalahi kebiasaan
masyarakat disitu. Kemungkinan yang kedua,
mungkin ada maksud tertentu dibelakangnya.
Maksud tertentu itu Dg. Naba mungkin langganan,
relasi dan sebagainya. Jadi soalnya makan sajalah
laksanakan, jangan doa-doa. Sebab salah bagi
orang Islam mendoakan yang bukan didalam
Agama Islam, sebab keyakinan Ke-Tuhannya
sudah berbeda.
DG.NABA : yang keempat Pak Kiay a. Bagaimana ukurannya
seseorang mesafir dapat mengqasar
sembahyangnya, b. Seorang musafir yang ikut
berjumat didalam perjalanan, apakah musafir
tersebut qashar Ashar. Kemudian?
PAK KIAY : Begini Dg. Naba seorang yang musafir dibenarkan
qasar shalat beberapa jarak perjalanan mengenai
jarak perjalanan Dg. Naba dikatakan dalam Hadist
kalau berjalan kaki, itu 3 mil atau tiga persah.
DG. NABA : Kalau naik Unta?
31
PAK KIAY : Nabi tidak memberikan penjelasan lagi, tetapi
dapat diambil suatu kesimpulan Dg. Naba naik
kendaraan seperti sekarang mobil, pesawat itu
tidak ada penjelasan dari Rasulullah. Tapi kalau
jalan kaki, 3 pasa yang kira-kira ukurannya 30
kilometer, itu sudah dibenarkan untuk jama‟ Qasar.
Nah sekarang Dg. Naba dapat diterima persoalan
itu ialah dengan persoalan adanya kesulitan dalam
perjalanan sudah dapat melakukan jama‟ dan qasar
Shalat.
DG. NABA : O, Begitulah yang ditanyakan. Kemudian yang b.
Pak Kiay seorang musafir yang ikut berjuat
didalam perjalanan artinya dia ikut berjumat.
Apakah musafir tersebut boleh shalat qasar
asharnya dibelakang itu?
PAK KIAY : Boleh Dg. Naba.
DG. NABA : Kalau tidak?
PAK KIAY : kalau si musafir itu tidak melakukan qasar, nanti
dia sembahyang Ashar tersendiri. Sebaliknya dia
ikut Jumat, kemungkinan dia melakuan qasar.
Dengan melakukan sembahyang ashar sesudah itu.
DG. NAB : Sudah menjadi kebiasan di daerah kami yaitu
apabila selesai akad nikah, yaitu mempelai laki-
laki dibawah masuk kemempelai wanita, untuk
dipegangnya, istilahnya membatalkan wuduk,
dalam bahawa daerahnya medusa jenne. Apakah
hal itu ada didialam tata cara perkawinan Islam.
Dan kalau dilakukan bagaimana hukumnya.
32
PAK KIAY : Begini Dg. Naba ini tidak termasuk rukunya
Nikah. Yang rukun nikah itu 5 madusa Je‟ne
termasu didalamnya artinya membatalkan wuduk
yaitu bersalaman silaki-laki dan wanita. Tetapi jika
dilakukan sebagai adat, tidak apa-apa, asal jangan
kaitkan sebagai yang diwajibkan oleh agama Sebab
itu tidak diwajibkan oleh Agama. Jadi tidak apa-
apa
DG. NABA : Dengan kata lain baik dilakukan itu.
PAK KIAY : Asal jangan dikatakan kalau tidak dilakukan itu,
seakan-akan perkawinannya tidak sah.
DG. NABA : Begini Pak Kiay ya? Demikianlah Sdr. Abidin
agessa jawaban Pak Kiay melalui Dg. Naba Atas
perhatian anda, kami ucapkan banyak terima kasih.
Nah sekarang Pak Kiay kita kembali…….
PAK KIAY : Kembali kemana…..
DG. NABA : Kembali kepada pelajaran yang lalu
PAK Kiay : Saya kita kita kembali kerumah.
DG. NABA : kembali kepada pelajaran dulu, jadi kita selesaikan
kita punya acara
PAK KIAY : Apa lagi Dg. Naba.
DG. NABA : Dulu Pak kiay menyatakan bahwa dialog kita
tahun ini akan membahas;
1. Puasa kaitannya dengan Ploa hiudp sederhana,
sudah selesai
2. Puasa kaitannya dengan ketahanan Nasional
Alhamdulillah selesai juga.
33
3. Nah sekarang puasa kaitannya dengan
pembinaan genera muda. Ini lagi pak Kiay
sangkutpautnya itu, belum disinggung-
singgung. Sekarang itulah yang harus
disinggung
PAK KIAY : Kaitannya ini?
DG. NABA : Ia, puasa kaitannya dengan membina generasi
muda
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, yang perlu dijelaskan disni,
perintah melaksanakan puasa kepada remaja dan
usia berapa sebenarnya remaja itu. Tentu itu akan
kita jelaskan pada penjelasan ini. Begini Dg. Naba,
peralihan antara masa kanak-kanak kepada masa
dewasa. Secara umum Dg. Naba, usianya biasanya
di mulai umur 12 tahun. Itulah merupakan masa
bagi remaja
DG. NABA : O, ya, jadi kalau dibawah itu masih bukan remaja,
tetap masih anak-anak. Kalau sudah tua Bangka,
anak-anak ton.
PAK KIAY : Tidak, tapi anak tua
DG. NABA : Tidak dia kembali seperti anak-anak juga Pak Kiay
ini lagi apa tanda-tanda usia remaja
PAK KIAY : Kalau Dg. Naba bertanya, karena ini ada masa
anak-anak ada masa remaja, ada masa pemuda, ada
masa tua. Sekarang yang ditanyakan apa tanda-
tanda dan ciri-ciri bahwa seseorang itu memasuki
usia remaja.
DG. NABA : Ia, apakah Dg. Naba masuk masa remaja ini?
34
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, usia remaja sebagai 20 tahun
terakhir, atau akhir-akhir tahun12 umurnya, itu
juga orang sebut dengan istilah namanya puber
pertama
DG. NABA : Tanda-tanda remaja itu bagaimana pak Kiay
PAK KIAY : Kalau Dg. Naba, tanda-tanda remaja yang
ditanyakan, itu usia remaja sebagai 12 tahun
terakhir itu atau akhir-akhir umur 12, itu orang juta
sebut dengan nama puber pertama. Jadi diantara-
tanda-tandanya perobahan-perobahan pada jasmani
anak-anak itu.
DG. NABA : Ini perlu Dg. Naba Tanya Pak Kiay, apakah kira-
kira Dg. Naba masih masuk remaja?
PAK KIAY : Saya juga mau Tanya, apakah masih ada juga
perobahan-peobahan jasmani bagi tubuh Dg. Naba.
DG. NABA : masih banyak perobahannya Pak Kiay
PAK KIAY : Jangan-jangan beobahan tambah tua
DG. NABA : Itu sudah jelas Pak Kiay
PAK KIAY : Tidak masuk remaja kalau begitu. Ini
perobahannya terhadap perkembangan. Contohnya
Dg. Naba, bajunya, celananya, cepat sempit. Dua
bulan baru sudah selesai dijahit, sudah tidak cocok
lagi dengan badannya.
DG. NABA : Cocok itu, Dg. Naba juga begitu??
PAK KIAY : Mungkin karena bertambah gemuk Dg. Naba, ini
bukan. Sebab Dg. Naba, diantaranya badannya itu
lebih cepat memanjang dari pada melebar. Kakinya
35
panjang. Tangannya panjang, tetapi bukan tangan
panjang mencuri, Cuma ruas tangannya panjang,
lehernya juga memanjang, sampai hidungnya juga
memanjang. Lantas Dg. Naba
Dg. Naba : Kanepa sih hidungnya memanjang
PAK KIAY : itulah ganjilnya sampai anak-anak remaja itu
sering-sering bercermin, berkaca berdiri dimuka
kaca, kenapa buruk sekali mukanya. Sebab
hidungnya terlalu memanjang, lantas pipinya tidak
berisi. Lehernya juga memanjang, tidak berisi. Jadi
jangkung tidak karuan badannya. Lantas Dg. Naba
suara juga mulai pecah. Terjadi perobahan suara.
Lantas juga Dg. Naba, ada juga perubahannya
ialah teteknya itu bengkak, lantas terpegang
sedikit, sakit dan punggungnya mulai mengembang
kalau anak wanita, itu tanda remaja. Dan biasanya
Dg. Naba, anak-anak yang macam ini itu gampang
sekali jatuh.
DG. NABA : Gampang jatuh,jatuhapa PakKiay
PAKKIAY : Dia sendiri jatuh, berjalan sedikit dia jatuh.
DG. NABA : O, saya piker jatuh cinta
PAK KIAY : Kadang-kadang juga apa yang dia pedang,
gampang jatuh. Pegang gelas jatuh, Begitu Dg.
Naba
DG. NABA : A. a itu menunjukkan bahwa dia memasuki masa
remaja, Kenapa begitu Pak Kiay?
PAK KIAY : Gampang jatuh. Begini Dg. Naba, itu karena tidak
ada keseimbangan tubuhnya antara panjangnya
36
dengan lehernya. Disni Dg. Naba, bisa ibu bapak
yang tidak mengetahui ilmu perkembangan tubuh
anak-anak, selalu memarahinya. Sedikit jatuh,
marah, dia peganggelas jatuh, marah. Ini Dg. Naba.
DG. NABA : o, begitu. Nah kalau tidak dimarahi Pak Kiay, nanti
pecah semua piringnya.
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, jangan dimarahi sebab itu
perkembangan . Tetapi harus dinasehati.
DG. NABA : O, ia,ia, kalau marah itu berisi nasehat, bagaimana
pak Kiay?
PAK KIAY : Lain marah, lain nasehat Dg. Naba. Kalau nasehat
tidak perlu marah. Kalau marah tetapi bernasehat
biasanya kurang mempan. Sebab Dg. Naba kalau
anak-anak didalam perkembangannya, dia pegang
piring jatuh, di pegang gelas jatuh, itu kalau
dimarahi, bahanya akan lebih besar,
DG. NABA : O, begitu, Tapi kalau pegang nasi, biasanya tidak
jatuh Pak Kiay/
PAK KIAY : Biasanya jatuh, tapi masuk mulut
DG. NABA : Kenapa begitu Pak Kiay?
PAK KIAY : Macam remaja semacam itu kenapa bahayanya
lebih besar. Begini Dg. Naba. Masa remaja
semacam itu Dg. Naba, bukan saja pada jasmani
terdapat perobahan-perobahan, tetapi pada
rohanipun tedapat juga perobahan-perobahan
DG. NABA : Kalau begitu, apa yang terjadi pada perobahan-
perobahan rohaninya.
37
PAK KIAY : Begini Dg. Naba, peobahan rohaninya apa ?
Akibat dari pada perobahan tubuh, terjadi pulalah
Dg. Naba perobahan pada kelenjar-kelenjar Sex.
DG. NABA : O, ia famami Pak Kiay
PAK KIAY : Sudah paham, itu membawa akibat kepada wanita
datangnya darah bulanan atau yang dikatakan haid.
DG. NABA : Ini yang wanita, sebab lali-laki tidak haid
PAK KIAY : Betul, kepada laki-laki, timbullah mimpi-mimpi
DG. NABA : Mimpi apa ini Pak Kiay
PAK KIAY : Mimpi masalah hubungannya dengan sex
DG. NABA : o, mimpi gitu-gituan
PAK KIAY : Ia, karena mimpi haid, pertama bagi anak wanita,
mimpi pertama bagi anak laki-laki, itu membawa
alam baru. Meninggalkan masa anak-anaknya
memasuki masa remajanya. Itu Dg. Naba
menimbulkan macam-macam perasaan.
DG. NABA : Menimbulkan macam-macam perasaan
PAK KIAY : Ia dari alam anak-anak, masuk alam baru.