DIALISA

30
DIALISA Ali Hamzah, SKp. MNS

description

ppt

Transcript of DIALISA

  • DIALISAAli Hamzah, SKp. MNS

  • DEFINISI Dialisa adalah proses pembuangan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh. JENISada 2 metode dialisa, yaitu hemodialisa dan dialisa peritoneal.

    Pada hemodialisa, darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan dipompa ke dalam mesin yang akan menyaring zat-zat racun keluar dari darah dan kemudian darah yang sudah bersih dikembalikan lagi ke dalam tubuh penderita. jumlah total cairan yang dikembalikan dapat disesuaikan. Sedangkan pada dialisa peritoneal, cairan yang mengandung campuran gula dan garam khusus dimasukkan ke dalam rongga perut dan akan menyerap zat-zat racun dari jaringan. cairan tersebut kemudian dikeluarkan lagi dan dibuang.

  • Alasan dilakukannya dialisaDialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan: - kelainan fungsi otak (ensefalopati uremik) - perikarditis (peradangan kantong jantung) - asidosis (peningkatan keasaman darah) yang tidak memberikan respon terhadap pengobatan lainnya - gagal jantung - hiperkalemia (kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah).

  • Frekuensi dialisa bervariasi, tergantung kepada banyaknya fungsi ginjal yang tersisa, tetapi sebagian besar penderita menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu. program dialisa dikatakan berhasil jika: - penderita kembali menjalani hidup normal - penderita kembali menjalani diet yang normal - jumlah sel darah merah dapat ditoleransi - tekanan darah normal - tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif.

  • Dialisa banyak digunakan sebagai pencegahan pada gagal ginjal akut yang pembentukan kemihnya sangat sedikit dan dilanjutkan sampai pemeriksaan darah menunjukkan bahwa fungsi ginjal telah kembali. pada gagal ginjal kronis, dialisa dilakukan jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ginjal tidak mampu membuang limbah metabolik atau jika penderita tidak dapat lagi melakukan kegiatannya sehari-hari.

    Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita menjalani pencangkokan ginjal. pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.

    Dialisa juga bisa digunakan untuk membuang obat tertentu atau racun dari tubuh.

  • Hemodialisa Hemodialisa adalah suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena (fistula arteriovenosa) melalui pembedahan.

    Pada hemodialisa, darah penderita mengalir melalui suatu selang yang dihubungkan ke fistula arteriovenosa dan dipompa ke dalam dialyzer. untuk mencegah pembekuan darah selama berada dalam dialyzer maka diberikan heparin.

  • Didalam dialyzer, suatu selaput buatan yang memiliki pori-pori memisahkan darah dari suatu cairan (dialisat) yang memiliki komposisi kimia yang menyerupai cairan tubuh normal. tekanan di dalam ruang dialisat lebih rendah dibandingkan dengan tekanan di dalam darah, sehingga cairan, limbah metabolik dan zat-zat racun di dalam darah disaring melalui selaput dan masuk ke dalam dialisat. tetapi sel darah dan protein yang besar tidak dapat menembus pori-pori selaput buatan ini. darah yang telah dicuci lalu dikembalikan ke dalam tubuh penderita.

    Dialyzer memiliki ukuran dan tingkat efisiensi yang berbeda-beda. mesin yang lebih baru sangat efisien, darah mengalir lebih cepat dan masa dialisa lebih pendek (2-3 jam, sedangkan mesin yang lama memerlukan waktu 3-5 jam). sebagian besar penderita gagal ginjal kronis perlu menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu.

  • Manfaat HemodialisaMeningkatkan Kualitas Hidup Bagi Penderita Gagal Ginjal TerminalMeningkatkan Status Fungsional Penderita Gagal Ginjal Terminal Agar Tetap Dalam Kondisi Baik Prima

  • Indikasi HemodialisaIndikasi Segera/mutlak: overhidrasi, edema paru, hiperkalemia, oliguria berat/anuria, asidosis, hipertensi maligna.Indikasi dini/profilaksis: gejala uremia, perubahan mental, penyakit tulang, gangguan pertumbuhan dan seks, perubahan kualitas hidup.

  • Langkah-langkah HemodialisaTimbang berat badanUkur TD dan catat (dpt digunakan untuk interpretasi kelebihan cairan)Tentukan akses darahBersihkan daerah yang akan ditusuk dg bethadine 10 % dan alkohol 70 % kemudian ditutup dg duk sterilSediakan alat-alat steril dlm bak spuit kecil (duk): spuit 2,5 cc 1 bh, spuit 1 cc 1 bh, mangkok berisi NaCl 0,9 % dan kassaSediakan obat-obatan yang diperlukan, misal: lidonest 2 %, heparin 1 flaconPakai masker dan sarung tangan sterilLakukan anesthesi lokal pada daerah akses darahTusuk pakai AV Fistula, lalu masukan heparin 2000 unit pada inlet sedangkan pada outlet 1000 unit.Siap sambungkan dengan ke sirkulasi tertutup yg telah disiapkan.

  • Alirkan darah pada permulaan sampai 5 menit yaitu 75 ml/mnt kemudian dinaikan secara bertahap sampai max 200 ml/mntTentukan TMP sesuai dg kenaikan berat badanSegera ukur TD, nadi, RR, dan akses darah yang digunakan pada lembar statusLakukan observasi dan catat hasilnya setiap jam

  • Perawatan Pasien HemodialisaPerawatan sebelum hemodialisa:1. Mempersiapkan perangkat HD2. Mempersiapkan mesin HD3. Mempersiapkan heparinisasi4. Menyiapkan faktor biopsikososial5. Mempersiapkan akses darah6. Melakukan penimbangan BB, pengukuran TD, nadi dan pernafasan7. Mengambil pemeriksaan rutin dan sewaktu;

  • Perawatan selama Hemodialisa:Selama HD berjalan ada 2 hal pokok yg harus diobservasi, yaitu observasi pasien dan mesin.

    Observasi pasen meliputi:1. TD, Nadi setiap jam2. Dosis pemberian heparin setiap 1 jam sampai 1 jam sebelum berakhirnya HD.3. Cairan yg masuk per parenteral maupun peroral dicatat4. Akses darah.5. Bila terjadi komplikasi segera atasi dan catat tindakan yg dilakukan.6. Laporkan/konsultasi ke dokter apabila ada kondisi pasien menurun/membahayakan.

  • Perawatan sesudah hemodialisa:Ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu cara mengakhiri HD pada pasien dan mesin HD.

    Cara mengakhiri HD pada pasien:1. Ukur TD dan nadi sebelum pencebutan slang inlet.2. Ambil darah untuk pemeriksaan lab.3. Kecilkan aliran darah menjadi 75 ml/mnt4. Cabut AV fistula inlet, lalu bilas slang inlet memakai normal saline 50 100 cc cc, hingga semua darah dlm sirkulasi ekstra korporeal kembali ke sirkulasi sistemik.5. Tekan bekas tusukan inlet dan out let selama 5 10 menit6. Tutup luka bekas tusukan dg kassa bethadin steril7. TD, nadi, RR dan berat badan diukur kembali dan dicatat.8. Kirimkan darah ke lab.

  • Dialisa PeritonealPada peritoneal dialisa, yang bertindak sebagai penyaring adalah peritoneum (selaput yang melapisi perut dan membungkus organ perut). selaput ini memiliki area permukaan yang luas dan kaya akan pembuluh darah. zat-zat dari darah dapat dengan mudah tersaring melalui peritoneum ke dalam rongga perut.

  • Dinding perut ke dalam rongga perut. cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu sehingga limbah metabolik dari aliran darah secara perlahan masuk ke dalam cairan tersebut. kemudian cairan dikeluarkan, dibuang dan diganti dengan cairan yang baru. biasanya digunakan selang karet silikon yang lembut atau selang poliuretan yang berpori-pori, sehingga cairan mengalir secara perlahan dan tidak terjadi kerusakan.

  • Indikasi Peritoneal Dialisa:Indikasi umum:1. GGA baik karena faktor pre renal, intra renal dan post renal.2. GGK karena GNC atau PNC3. Beberapa keadaan yg tdk berhubungan dg ggn ginjal seperti keracunan obat atau zat.

    Indikasi khusus:Tindakan penyelamatan segera karena kerusakan fungsi ginjal seperti: hiperkalemia, asidosis, hiperkatabolisme berat dan keseimbangan cairan.

  • Dialisa peritoneal tidak boleh dilakukan pada penderita yang: - menderita infeksi dinding perut - memiliki hubungan abnormal antara dada dan perut - baru saja menjalan pencangkokkan pembuluh darah buatan di dalam perut - memiliki luka baru di perut.

  • Beberapa teknik yang digunakan dalam dialisa peritoneal:

    Dialisa peritoneal intermiten manual. merupakan teknik yang paling sederhana. sebuah kantong berisi cairan dipanaskan sesuai suhu tubuh, lalu cairan dimasukkan ke dalam rongga peritoneum selama 10 menit dan dibiarkan selama 60-90 menit, kemudian dikeluarkan dalam waktu 10-20 menit. keseluruhan prosedur memerlukan waktu sekitar 12 jam. teknik ini terutama digunakan untuk mengobati gagal ginjal akut.

    Dialisa peritoneal intermiten dengan pemutar otomatis. bisa dilakukan di rumah penderita. suatu alat dengan pengatur waktu secara ototmatis memompa cairan ke dalam dan keluar dari rongga peritoneum. biasanya alat pemutar dipasang pada waktu tidur sehingga pengobatan dijalani pada saat penderita tidur. pengobatan ini harus dilakukan selama 6-7 malam/minggu.

  • Dialisa peritoneal berpindah-pindah yang berkesinambungan. cairan dibiarkan di dalam perut dalam waktu yang lama, dan dikeluarkan serta dimasukkan lagi sebanyak 4-5 kali/hari. cairan dikemas dalam kantong polivinil klorida yang dapat dikembangkempiskan. jika kosong, kantong ini bisa dilipat tanpa harus melepaskannya dari selang. biasanya cairan harus diganti sebanyak 3 kali, dengan selang waktu 4 jam atau lebih. setiap pergantian memerlukan waktu 30-45 menit.

    Dialisa peritoneal yang dibantu oleh pemutar secara terus menerus. teknik ini menggunakan pemutar otomatis untuk menjalankan pergantian singkat selama tidur malam, sedangkan pergantian yang lebih lama dilakukan tanpa pemutar pada siang hari. teknik ini mengurangi jumlah pergantian di siang hari tetapi pada malam hari penderita tidak dapat bergerak secara leluasa karena alatnya tidak praktis.

  • Peritoneal Dialisa dihentikan apabila:Keadaan umum lebih baik, nafsu makan sudah pulih dan tidak muntahUrem dan kreatinin dalam darah sudah menurunPada pasien GGA apabila sudah mulai fase diuresisTerjadi komplikasi, misal: peritonitis.

  • Komplikasi dialisa peritoneal Perdarahan di tempat pemasangan selang atau perdarahan di dalam perut Perforasi organ dalam pada saat memasukkan selang Kebocoran cairan di sekitar selang atau ke dalam dinding perut Penyumbatan aliran cairan oleh bekuan darah infeksi, baik pada peritoneum maupun di kulit tempat selang terpasang (menyebabkan terbentuknya abses). infeksi biasanya terjadi karena prosedur dialisa yang kurang steril. untuk mengatasi infeksi diberikan antibiotik. Hipoalbuminemia Sklerosis peritonealis (pembentukan jaringan parut di peritoneum), yang mengakibatkan penyumbatan parsial usus halus Hipotiroidisme Hperglikemia, sering terjadi pada penderita kencing manis Hernia perut dan selangkangan Sembelit.

  • Ada Pertanyaan?