Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna...

92
10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA UMAR ABDUL DJABBAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Nafi’atun Khasanah 111-14-299 PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna...

  • 10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

    KHULASHAH NURUL YAQIN

    KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Nafi’atun Khasanah

    111-14-299

    PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • ii

  • iii

    10 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

    KHULASHAH NURUL YAQIN

    KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan

    Oleh:

    Nafi’atun Khasanah

    111-14-299

    PROGRAN STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2018

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    Artinya; “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai

    pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,

    semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS.Al-Isra’:39)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Dengan penuh ketulusan hati dan rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini

    saya persembahkan kepada:

    1. Bapak Ahmad So’ir dan Ibu Yamini tercinta yang telah mendidik,

    membimbing, memberikan kasih sayang, do’a dan segalanya, yang

    menjadi perantaraku untuk memperoleh tujuan hidupku, ilmu, iman, amal

    shalih dan ridho Allah.

    2. Kakak tercinta, M. Rojin Najach yang selalu mendukung dan

    membantuku.

    3. Anggota keluargaku yang selalu mendukungku dan selalu memberi

    semangat dan membantuku.

    4. Maftukhah, Anis Mustiya sari, Ifa durrotik, Putri Aprilia, Hani’ah, Nonik

    dan Desi Nur baiti yang selalu memberi motivasi dan mendo’akanku.

    5. Rohmatika, Farida dan Munawaroh yang telah memberikan dukungan,

    do’a dan semangat untukku.

    6. Teman-teman KKN 2018 posko 95 yang telah membantu dan mendukung

    saya.

    7. Sahabat-sahabat seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PAI.

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahhirrahmanirrohim

    Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

    melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan

    Karakter Yang Terdapat Dalam Kitab Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar

    Abdul Djabbar”. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah

    SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

    Skirpsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

    Sarjana Pendidikan Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

    Penulis menyadari bahwa kemampuan yang penulis miliki

    sangatlah terbatas sehingga dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak

    kekurangan. Arahan dan bimbingan dari berbagai pihak sangatlah membantu

    terselesainya skripsi ini. oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala

    kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan.

    3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

    4. Bapak Moh. Hafidz M. Ag, selaku dosen Pembimbing Akademik dan

    dosen Pembimbing skripsi.

  • x

  • xi

    DAFTAR ISI

    SAMPUL.......................................................................................................... i

    LEMBAR BERLOGO ..................................................................................... ii

    JUDUL ............................................................................................................. iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi

    MOTTO............................................................................................................ vii

    PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

    ABSTRAK ....................................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang ..................................................................................... 7

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

    C. Tujuan Masalah ................................................................................... 7

    D. Kegunaan penelitian ............................................................................. 7

  • xii

    E. Kajian pustaka ...................................................................................... 8

    F. Metode Penelitian ................................................................................. 9

    G. Sistematika Penulisan ........................................................................... 12

    BAB II BIOGRAFI NASKAH ........................................................................ 14

    A. Biografi pengarang kitab Khulasahah nurul yaqin .............................. 14

    B. Sistematika Penulisan kitab Khulasahah nurul yaqin .......................... 16

    BAB III DESKRIPSI PEMIKIRAN UMAR ADDUL DJABBAR ................. 21

    A. Disiplin Keilmuwan ............................................................................. 21

    B. Deskripsi Pemikran Umar Abdul Djabbar ........................................... 25

    BAB IV ANALISIS NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB

    KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA ABDUL DJABBAR ................... 35

    1. Pendidikan Toleransi ..................................................................... 36

    2. Perduli Sosial................................................................................. 41

    3. Pendidikan Disiplin ....................................................................... 42

    4. Pendidikan Mandiri ....................................................................... 44

    5. Pendidikan Cinta Damai................................................................ 47

    6. Pendidikan semangat kebangsaan ................................................. 49

    7. Pendidikan jujur ............................................................................ 51

    8. Pendidikan Relegius ...................................................................... 54

    9. Pendidikan Kerja keras.................................................................. 56

    10. PendidikanTanggung Jawab .......................................................... 58

  • xiii

    BAB V PENUTUP ........................................................................................... 64

    A. KESIMPULAN .................................................................................... 64

    B. SARAN ................................................................................................ 65

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    RIWAYAT HIDUP PENULIS

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Daftar pustaka

    2. Riwayat Hidup Penulis

    3. Cover Buku

    4. Nota Pembimbing

    5. Lembar Konsultasi

    6. Surat Keterangan Kegiatan

  • xv

    ABSTRAK

    Khasanah, Nafi’atun, 2018. Nilai-nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab

    Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar Abdul Djabbar. Skripsi.

    Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama

    Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz M.Pd.

    Kata Kunci: Nilai Pendidikan, Karakter, Khulashah Nurul Yaqin Karya Umar

    Abdul Djabbar.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui nilai pendidikan karakter dalam kitab

    Khulshah Nurul Yaqin. Focus masalah yang akan dikaji adalah, bagaimana nilai

    pendidikan dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin.

    Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pusaka yang dilakukan

    dengan mengimpun dan menganlisis data yang bersumber dari perpustakaan,

    dengan metode library dan literatur yang dilakukan dengan mengumpulkan

    sumber data primer berupa kitab Khulashah Nurul Yaqin dan sumber data

    sekunder yang berupa buku pendidikan karakter, adapun teknik analisis data yang

    dilakukan adalah metode content analysis dengan menganalisis dengan

    menganalisis isi untuk mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam kitab

    tersebut.

    Hasil penelitian ini adalah nilai pendidikan karakter dalam kitab

    Khulashah Nurul Yaqinkarya Umar Abdul Djabbar dapat tercermin dari teladan

    Rasulullah saw dengan akhlak terpuji beliau. Adapun nilai pendidikan karakter

    dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar meliputi 10 nilai

    pendidikan karakter yaitu: Toleransi, peduli sosial, disiplin, mandiri, cinta damai,

    semangat kebangsaan, jujur, relegius, kerja keras, dan tanggung jawab.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pada zaman modern yang semakin maju dan berkembang ditambah

    adanya teknologi canggih membuat semua orang bisa memenuhi

    kebutuhanya. Dengan alat tersebut dapat menghibur diri dengan menonton

    beberapa film. Kebanyakkan dari mereka lebih menyukai film-film barat

    dari pada film timur. Karena film-film barat itu kebanyakan menayangkan

    drama romantis dibuat yang menonton pasti ketagihan. Dampak dari itu

    akan menumbuhkan sifat malas, mudah menyerah ataupun putus asa.

    Dari sifat-sifat tersebut, dapat menurunkan karakter yang berakibat

    buruk dan tidak baik moralnya. Sebenarnya, banyak faktor yang ikut andil

    pada proses menurunnya moral dan karakter, namun dari berbagai faktor

    yang paling mengakar terjadianya kerusakan di tengah manusia adalah

    lemahnya atau rusaknya kualitas hati manusia, buruknya lingkungan,

    lemahnya atau rusaknya pergaulan.

    Tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek yang

    penting untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan

    membentuk mental kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan

    spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang,

    serta menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya (Asmani,

    2011:19).

  • 2

    Mereka yang memiliki karakter yang kuat baik dalam prinsip

    maupun sikap selalu mengantarkan dirinya sebagai pemimpin realitas, baik

    sebagai pemimpin formal sebuah kelompok ataupun pemimpin informal.

    Untuk itu hal yang paling utama adalah sikap teladan dalam segala aspek

    kehidupan, karena seseorang mesti menjadi sorotan dari semua orang

    sehingga setiap tindakannya akan menjadi rujukan dan model bagi banyak

    orang. Karenanya keteladanan sikap haruslah menjadi bagian terpenting

    hidupnya. Jejak kebaikan yang kemudian ditiru oleh orang lain akan

    menjadi nilai kebaikan juga bagi dirinya, demikian sebaliknya sebagaimana

    dalam firman Allah sebagai berikut (Saleh, 2012:264).

    Artinya; “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

    teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

    Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan diabanyak menyebut Allah SWT

    (Al-Ahzab: 21).

    Keteladanan hendaknya diartikan dalam arti luas, yaitu berbagai

    dilakukan dan dibiasakan dengan baik sejak awal, khususnya bagi pendidik,

    maka akan memiliki arti penting dalam membentuk karakter sebagai

    seorang guru yang mendidik (Hidayatullah, 2009: 95).

    Pentingnya keteladanan dalam mendidik anak menjadi pesan kuat

    dari al qur’an. Sebab keteladanan adalah sarana penting dalam pembentukan

    karakter seseorang. Satu kali perbuatan baik dicontohkan lebih baik dari

  • 3

    seribu kata yang diucapkan. Oleh karena itu, sekali lagi, keteladanan dalam

    mendidik karakter anak adalah sangat penting, apalagi kita sebagai orangtua

    yang diamanahi Allah berupa anak-anak, maka kita harus menjadi teladan

    yang baik buat mereka. Kita harus menjadi figur yamg ideal bagi anak-anak,

    kita harus menjadi panutan yang bisa mereka andalka dalam mengarungi

    kehidupan ini (Amirullah, 2015:80).

    Indonesia merupakan negara yang terus menerus berupaya

    menyempurnakan sistem pendidikannya, selalu memperbaharui berbagai

    kebajikan dan perundang-undangan sistem pendidikan nasionalnya. Hal ini

    dilakukan agar pendidikan benar-benar mampu menjadi agen pembaharuan

    dan kemajuan bagi bangsa dan negara dengan tetap berlandasan pada

    prinsip keseimbangan antara aspek jasmani dan rohani, aspek fisik-material,

    dan mental spiritual, sehingga setiap warga negaranya memperolah

    kesejahteraan lahir dan batin. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan

    nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan

    secara sistematis guna mencapai mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut

    berkaitan dengan pembentukan karakter anak sehingga mampu bersaing,

    beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat

    (Wiyani, 2012:1-2).

    Diskursus pendidikan akhir-akhir ini terus memposisikan pendidikan

    karakter sebagai “jalan keluar” bagi berbagai kebutuhan moral yang sedang

    melanda bangsa Indonesa, sehingga tidak salah jika berbagai komunitas

    bahkan individu mengusulkan pendidikan karakter, sebagai salah satu usaha

  • 4

    untuk mencegah perilaku korupsi, praktik politik yang tidak bermoral, bisnis

    yang nakal, penegakan hukum yang tidak adil, perilaku vandalisme, dan

    sebagainya (Zuchdi, 2009:9).

    Di Indonesia sendiri, nilai-nilai pendidikan karakter terus digali dan

    dikembangkan. Banyak institusi, komunitas, bahkan individu mulai tertarik

    dengan konsep pendidikan karakter. Hal ini, dipercaya akan bisa

    menghantarkan bangsa indonesia untuk membantu krisis moral, yang belum

    kunjung usai. Jika kita mau jujur, sesungguhnya indonesia merupakan

    negara yang beruntung. Bangsa indonesia dikarunia nikmat yang tiada

    terhingga nilainya, berupa iklim tropis basah (humid tropic) dan sumber

    daya alam melimpah. Karunia ini hanya mungkin dapat bangsa indonesia

    menjadi teladan di dunia. Apabila kita sebagai suatu bangsa memiliki

    karakter yang terpuji dan kecerdasan yang dapat diandalkan. Dua kualiatas

    bangsa yang bagus ini hanya mungkin dicapai kalau nasionalisme sudah

    bersemayam dalam qulbu atau hati nurani rakyat Indonesia (Zuchdi,

    2009:13).

    Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan

    moral, karena pendidikan karakter tidak hanya berkaitan dengan masalah

    benar-salah, tetapi bagaimana menanamkan kebiasaan (habit) tentang hal-

    hal yang baik dalam kehidupan, sehingga anak atau peserta didik memiliki

    kesadaran, dan pemahaman yang tinggi, serta keperdulian dan komitmen

    untuk menerapkan kebajian dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa karakter merupakan sifat alami seseorang dalam

  • 5

    merespon situasi secara bermoral, yang diwujudkan dalam tindakan nyata

    melalui perilaku baik, jujur, bertanggung jawab, hormat terhadap orang lain,

    dan nilai-nilai karakter mulia lainnya. Karena ciri-ciri karakter tersebut

    dapat diidentifikasikan pada perilaku individu dan bersifat unik, maka

    karakter sangat dekat dengan kepribadian individu. Meskipun karakter

    setiap individu ini bersifat unik, karakteristik umum yang menjadi stereotip

    dari sekelompok masyarakat dan bangsa dapat diidentifikasiakan sebagai

    karakter suatu komunitas tertentu atau bahkan dapat pula dipandang sebagai

    karakter suatu bangsa. Dengan demikian, istilah karakter berkaitan erat

    dengan personality (kepribadian) seseorang, sehingga ia bisa disebut orang

    yang berkarakter (a person of character)jika perilaku sesuai dengan etika

    atau kaidah moral (Mulyasa, 2011:3).

    Seseorang dapat dikatakan telah berhasil jika menyerap nilai dan

    keyakinan yang dihendaki masyarakat sebagai kekuatan dalam hidupnya.

    Demikian seseorang yang berkarakter, berarti ia memiliki kepribadian

    yang ditinjau dari titik tolak etis atau moral, seperti sifat kejujuran, amanah,

    keteladaan, ataupun sifat-sifat lain yang harus melekat pada diri seseorang

    (Hidayatullah, 2009:12).

    Dalam persepsi Islam, pendidikan karakter secara teoretik

    sebenarnya telah ada sejak islam diturunkan di dunia: seiring dengan

    diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau

    menyempurnakan akhlak (karakter) manusia. Ajaran islam sendiri

    menagandung sistematika ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek

  • 6

    keimanan, ibadah dan mu’amalah, tetapi juga akhlaq. Pengalaman ajaran

    islam secara utuh (kaffah) merupakan model karakter seoarang muslim,

    bahkan dipersonifikasikan dengan model karakter Nabi Muhammad SAW,

    yang memiliki sifat shidiq, Tabliq, Amanah, Fathonah (Mulyasa, 2011:4-5).

    Dalam kitab Khulasoh Nurul Yaqin, beliau syaikh Umar Abdul

    Djabbar membahas sosok teladan bagi Rasulullah saw, mulai dari

    perjalanan hidup, dakwah, sifat-sifat terpuji hingga keindahan akhlak

    Raulullah saw. Agar mengetahui siapa idola yang paling bersinar diantara

    semua idola yang patut untuk menjadi teladan dari dunia hingga akhirat.

    Kitab ini yang terbagi beberapa atas jilid yang kesemuanya merangkum

    kehidupan Rasulullah saw dari kelahiran hingga wafatnya Rasulullah saw.

    (http:/sukadukadimi.blogspot.ci.id/2010/12/Ringkasan-khulashah-nurul

    yaqin.httm, diakses 20 Mei 2018).

    Dengan pertimbangan latar belakang diatas penulis berniat menggali

    nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin karya

    Umar Abdul Djabbar, yang mengkaji perjalanan Rasulullah, dari sebelum

    lahirnya Rasulullah hingga perjuangan Rasulullah menyiarkan agama islam,

    hingga wafatnya Rasulullah. Untuk itu, maka dalam penelitian ini penulis

    memberi judul: (NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM

    KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA UMAR ABDUL

    DJABBAR. Penulis akan berusaha mengulas nilai-nilai pendidikan karakter

    dalam kitab khulasah nurul yaqin yang didasarkan pada 18 nilai karakter

    yang tengah dikembangkan di Indonesia. Harapkan nantinya dapat dijadikan

  • 7

    referensi dalam pembimbingan karakter para pelajar dan juga masyarakat

    umum.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang diuraikan, yang akan menjadi pokok

    pembahasan dalam penelitian ini adalah:

    Bagaimana nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam Kitab

    Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar?

    C. Tujuan Permasalahan

    Dari persoalan di atas tujuan yang hendak penulis diskripsikan dalam

    penelitian ini adalah:

    Mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat

    dalam buku Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul Djabbar.

    D. Kegunaan Penelitian

    Suatu pengkajian dan telaah baru terhadap suatu ilmu pengetahuan

    diharapkan mampu menambah dan memberikan temuan dan informasi baru

    yang dapat diambil manfaatnya. Manfaat bagi para praktisi yang aktif dalam

    bidang ini maupun kepada khalayak yang membaca serta mempelajari

    kajian ini. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

    sebagai berikut:

  • 8

    1. Manfaat secara teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

    pengetahuan khususnya mengenai nilai pendidikan karakter yang ada

    pada diri Rasulullah. Selain itu diharapkan juga dapat menambah

    pengetahuan dan pengalaman bagi saya pribadi, dan sahabat-sahabat,

    dan bagi semua pembaca. Dan memberikan kontribusi pemikiran dalam

    upaya peningkatan pengetahuan tentang kajian sejarah perjalanan nabi

    Muhammad SAW.

    2. Manfaat praktis

    Penelitian ini diharapkan dapat:

    a. Agar pembaca mengetahui Rasulullah dari dekat, sehingga

    meningkatkan cintanya dan keinginan untuk mengikutinya.

    b. Meningkatkan kesadaran kita akan pentingnya pendidikan karakter.

    c. Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi penulis dan

    mahasiswa PAI IAIN Salatiga khususnya dan mahsiswa jurusan

    lainnya dan para pembaca pada umunnya.

    E. Kajian Pustaka

    Dari hasil penelusuran penulis, belum ada skripsi yang membahas

    tentang Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam Kitab Khulashah Nurul

    Yaqin Karya Umar Abdul Djabbar. Tetapi terdapat beberapa skripsi yang di

    dalamya membahas tentang nilai-nilai pendidikan karakter, antara lain:

  • 9

    1. Skripsi yang di tulis oleh Nurtadho, tahun 2016, IAIN salatiga, berjudul

    “nilai-nilai pendidikan karakter pada kitab ta’lim al-muta’alim karya al-

    zarnuji.

    2. Skripsi yang di tulis oleh Afif Zainal Mustohfirin, tahun 2016, IAIN

    salatiga, berjudul “nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab at-tahliyah

    wa at-targhib fi at-tarbiyah wa at-tahdib.

    3. Skripsi yang di tulis oleh Reny Nawang Sakti, tahun 2013, UNY, berjudul

    “nilai pendidikan karakter novel bumi cinta karya habiburrahman el

    shirazy dan relevansinya terhadap materi pembelajaran sastra di SMA.

    4. Skripsi yang di tulis oleh Firly Maulana Sani, tahun 2016, berjudul, UIN

    Walisongo, berjudul nilai-nilai pendidikan karakter dalam al qur’an surat

    al baqarah ayat 261-262.

    Pada dasarnya keempat karya skripsi di atas sama-sama nilai-nilai

    pendidikan karakter dan letak perbedaan penelitian yang penulis lakukan

    dengan penelitian terdahulu yaitu pada sumber kajian atau objek

    penelitiannya yaitu pada kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul

    Djabbar.

    F. Metode penelitian

    Pengertian metode, berasal dari kata methods (Yunani) yang

    dimaksud adalah cara atau jalan. Metode merupakan kegiatan ilmiah yang

    berkiatan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu objek

  • 10

    penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat

    dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahan (Ruslan,

    2010:24). Metode dalam penelitian ini adalah:

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian skripsi ini adalah penelitian studi pustaka yaitu

    suatu penelitian yang dilakukan di ruang pustakaan untuk menghimpun

    dan menganalisis data yang bersumber dari perpustakaan, baik berupa

    buku-buku, periodikal-periodikal, seperti majalah-majalah ilmiah,

    dukomen-dokumen, dan materi perpustakaan lainnya, dapat dijadikan

    sumber rujukan untuk menyusun suatu laporan ilmiah (Fathoni,

    2006:95-96).

    2. Sumber Penelitian

    Sumber penelitian adalah subjek darimana data itu diperoleh

    (Arikunto, 2014:172). Sedangkan data-data tersebut terbagi dalam dua

    bagian:

    a. Sumber data primer

    Sumber data primer adalah sumber data yang paling utama

    yang digunakan dan sesuai dengan permasalahan. Sumber primer

    dalam hal ini adalah hasil-hasil penelitian atau tulisan-tulisan karya

    peneliti atau teoritis yang orisini (Hadjar, 1996:83) adapun sumber

    data primer adalah “ kitab Khulashah Nurul Yaqin karya Umar

    Abdul Djabbar”.

  • 11

    b. Sumber data sekunder

    sumber data sekunder adalah, data yang diperoleh dari

    sumber pendukung untuk memperjelas data primer. Yaitu buku

    Pendidikan karakter di sekolahan (Jamal Ma’mur Asmani),

    Pendidikan karakter dalam perspektif teori dan praktik (Darmiyati

    Zuchdi), Manajemen Pendidikan Karakter (Mulyasa). Serta buku-

    buku lainya yang relevan dengan penidikan karakter. Jurnal

    pendidikan karakter dan media elektronik internet yang mendukung

    objek penelitian.

    3. Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kepustakaan

    untuk mendapat sumber data, dengan melakukan serangkai kegiatan

    yang berkenaan dengan membaca dan mencatat serta mengolah bahan

    penelitian (Zed, 2004:3). Yang dilakukan dari berbagai buku karya

    ilmiah yang mendukung penelitian skripsi ini., akan tetapi tetap

    mengutamakan data primer.

    4. Analisis Data

    Untuk menganalisis data penulis menggunakan beberapa

    metode, yaitu:

    Metode contet analysis (analisis isi)

    Analisis ini digunakan memahami isi dan makna dalam

    berbagai penelitian. Weber menambahkan, kajian ini merupakan

    metode penelitian yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk

  • 12

    menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen.

    (Moleong, 2010:220). Dengan teknik analisis ini penulisan akan

    menganalisis terhadap makna atau pun isi yang terkandung dalam

    ulasan-ulasan kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dan kaitannya

    dengan nilai-nilai pendidikan karakter.

    G. Sistematika Penulisan

    Untuk memberikan kesan runtutnya pembahasan dan memberikan

    yang penulis jabarkan dalam skripsi ini, maka disusunlah pembahasan

    dalam suatu sistematika sebagai berikut:

    Bab I, pendahuluan. Dalam bab ini penulisan memaparkan tentang

    pokok-pokok penulisan dalam skripsi ini. Bagian ini memuat: latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

    pustaka, metode penelitian, dan sistematika penelitian.

    Bab II. Biografi dan pemikiran Umar Abdul Djabbar yang meliputi

    riwayat kelahiran, perjalanan karirnya. Selain itu dalam bab ini juga

    membahas tentang karya-karyanya. Dan sistematika penulisan kitab

    Khulashah Nurul Yaqin

    Bab III Deskripsi pemikiran Umar Abdul Djabbar dalam kitab

    Khulashah Nurul Yaqin, dan isi pokok kitab Khulashah Nurul Yaqin.

    Bab IV. Analisis nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam kitab

    Khulashah Nurul Yaqin, bab ini akan diuraikan: nilai-nilai pendidikan

  • 13

    karakter yang terdapat kitab khulashah Nurul Yaqin karya Umar Abdul

    Djabbar dengan aplikasi pendidikan karakter dalam kehidupan sehari-hari.

    Bab V. berisi Penutup, Kesimpulan dan Saran.

  • 14

    BAB II

    BIOGRAFI NASKAH

    A. Biografi Pengarang Kitab Khulashah Nurul Yaqin

    Dalam sejarah pendidikan Islam, syaikh umar Yahya, abdul djabbar

    merupakan salah seorang ulama saudi arabia yang telah menyusun buku-

    buku muqarrar berbahasa arab untuk santri-santri pemula. Umar abdul

    jabbar dilahirkan pada tahun 1320 H di Makkah Al Mukarramah yang juga

    menjadi tempatnya tumbuh dan belajar. Pendidikannya ditangani oleh para

    ulama negeri Tanah Suci di Zamannya. Disamping itu, beliau juga masuk

    ke Madrasah ‘askariyyah (kemiliteran) dan kelulusan dari fakultas

    kemiliteran di masa Syarif Al-Husain.

    Di usianya yang masih tergolong muda, beliau berpindah ke

    Indonesia menjadi seorang penulis dan guru agama setelah sebelumnya

    sebagai seorang yang tumbuh di ketentaraan meski tidak luput dari

    pelajaran-pelajaran diniyah yang beliau terima dari para ulama di

    zamannya.

    Beliau berguru pada beberapa ulama di Negeri ini, diantara yang

    beliau jumpai di makkah adalah Ahmad Al-Khathib, Muhammad Nawawi

    Banten (mengajarkan kitab tafsirnya yang berjudul murah labid),

    Muhammad Mahfud Tremes (mengajarkan beberapa kitabnya, seprti:

  • 15

    Mauhibah Dzil Fadhl, Al-Kaubah As-Sathi), uhaid bi idris, Muhammad

    patani, Muhammad Nur Patani, Mukhtar ‘Atharid Batavia dan lainnya.

    Kemudian beliau juga berguru pada ulama-ulama lain dari penjuru

    Negeri, diantaranya adalah: Muhammad ‘Ali Al-Maliki, Jamal Al-Maliki,

    ‘Abbdussattar Ad-Dahlawi As-Salafi, Muhammad Sulaiman Hasbullah,

    ‘Abdul Hamid Kudus, Yusuf Al-Khayyath, Muhammad Al-Marzuqi,

    Kholifah An-Nabhani, Abu Bakar Khauqir Al-Hindi As-Salafi, dan lain

    sebagainya.

    Pada 16 Muharram 1391 H/ 1970 M, akhirnya beliau

    menghempuskan nafas terakhirnya di Makkah Al-Mukarramah setelah

    sekian tahun melewat di Negeri fana ini, beliaupun di makamkan di Ma’la.

    Semoga Allah merahmati beliau dan menempatkannya disurga (https://Al-

    Mawardi.Wordpress.Com/2013/04/14Jasa-Seorang-UlamaSaudiTerhadap

    Pendidikan-Islam-di-Indonesia.Diakses Pada 20 Mei pkl 20; 29).

    Adapun Karya-Karya Umar Abdul Djabbar. Di Indonesia, beliau

    termasuk penulis buku-buku muqarrar berbahasa arab di Madrasah untuk

    jenjang pemula. Sampai detik ini kita masih dapat menjumpi sejumlah

    buku-bukunya yang diajarkan hampir diseluruh pesantren dan Madrasah

    Diniyah di Indonesia, termasuk Madrasah tradisional, bahkan juga di

    sekolah formal. Karya beliau diantaranya sebagai berikut:

    1. Kitab “Khulashah Nurul Yaqin” dalam 2 juz,

    2. Al-Al- Mabadi Al-Fiqhiyyah ‘ala Madzahab Al Imam Asy-Syafi’i

    dalam 4 juz,

    https://al-mawardi.wordpress.com/2013/04/14Jasa-Seorang-UlamaSaudiTerhadap%20Pendidikan-Islam-di-Indonesiahttps://al-mawardi.wordpress.com/2013/04/14Jasa-Seorang-UlamaSaudiTerhadap%20Pendidikan-Islam-di-Indonesiahttps://al-mawardi.wordpress.com/2013/04/14Jasa-Seorang-UlamaSaudiTerhadap%20Pendidikan-Islam-di-Indonesia

  • 16

    3. “Taqrib Al-Fiqh Asy-Syafi’i

    4. “, Khulashah Itmam Al-Wafa” fi Sirah Al-Khulafa

    5. Siyar wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina fi AL-Qarn Ar-Rabi ‘Asyar Al-

    Hijrri(https:/safinah.id/618-umar-abdul-djabbar-pengarang-khulashah-

    nurul-yaqin-yang-terlupakan-trashed/ diakses pada 27 agustus pukul

    21.57)

    B. Sistematika Penulisan Kitab Khulashah Nurul Yaqin

    Sistematika penulisan karya Umar Abdul Djabbar selengkapnya

    sebagai berikut:

    1. Khulasah Nurul Yaqin Jilid Pertama

    Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan, panggung

    No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh Al-Ustadz

    Umar Abdul-Djabbar panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya.

    Kitab Khulasah Nurul Yaqin ini dibagi menjadi dua pembahasan,

    yaitu pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan

    Rasulullah saw, dan pembahasan kedua masa dari kehidupan

    Rasulullah saw.

    a. Masa pertama kehidupan Rasulullah SAW, meliputi:

    1) Penghulu kita, Muhammad SAW.

    2) Nasab beliau dan penyusunan Ayah Nabi saw.

    3) Kelahiran dan penyusunan beliau

  • 17

    4) Kematian Ibu beliau dan pengasuhnya beliau.

    5) Pendidikan Nabi saw dan kematian datuk beliau

    6) Pengembalaan dan perjalanan bisnis Nabi ke Syam pertama

    kalinya.

    7) Perjalanan Nabi kedua kalinya ke Syam

    8) Perkawinan Nabi dengan Siti Khadijah

    9) Peletakan Hajar Aswad

    10) Perjalanan hidup Nabi Muhammad saw

    11) Kehidupan Nabi Muhammad saw sebelum menjadi Rasul

    (Djabbar, tt:5).

    b. Masa kedua dari kehidupan Rasulullah saw, meliputi:

    1) Permulaan turun wahyu

    2) Keadaan bangsa Arab sebelum Islam

    3) Ajakan dakwah dengan tidak terang-terangan

    4) Orang yang pertama beriman

    5) Ajakan dakwah dengan terang-terangan

    6) Nabi kumpulkan keluarga

    7) Panas hati Quraisy kepada Nabi Muhammad saw

    8) Kedatangan Quraisy kepada Abi Tholib kedua kalinya

    9) Kedatangan Quraisy ketiga kalinya kepada Abi Tholib

    10) Gangguan Quraisy kepada Rasulullah saw

    11) Gangguan kepada Sahabat Nabi Muhammad saw

    12) Tuntutan Quraisy kepada Nabi saw

  • 18

    13) Hijrah ke Habasyah pertama

    14) Hamzah dan Umar masuk Islam

    15) Dikepung Nabi dan ahli rumahnya

    16) Hijrah ke Habasyah kedua kalinya

    17) Raja Habasyah masuk Islam

    18) Nabi keluar dari kepungan

    19) Utusan Najraan

    20) Wafat Khadijah dan pernikahan beliau dengan saudah dan

    Aisyah r.a

    21) Paman Nabi wafat

    22) Gangguan Quraisy kepada Nabi Muhammad saw

    23) Hijrah ke Thaif

    24) Isra’ dan Mi’raj Nabi saw

    25) Mengajak beberapa Pemuka keagamaan

    26) Permulaan Islam kaum Anshar

    27) Bai’ah ‘Aqobah pertama

    28) Aqobah yang kedua

    29) Hijrah kaum Muslimin ke Madinah

    30) Kesepakatan Quraisy membunuh Nab Muhammad saw

    31) Hijarah Rasulullah saw

    32) Quraisy mencari Nabi Muhammad saw

    33) Nabi Muhammad keluar dari Gua

    34) Singgah di Quba’

  • 19

    35) Awal jum’at dan khutbah dalma Islam

    36) Kecintaan kaum Anshar terhadap kaum Muhajirin

    37) Hijrah keluarga Nabi, adanya qunut dan demam Madinah

    (Djabbar,tt:15-39).

    2. Khulasah Nurul Yaqin Jilid kedua

    Kitab ini diterbitkan oleh tokoh kitab al-hikmah, jl. KH.

    M.Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemahkan dari susunan Ustadz

    Umar Abdul-Djabbar. Kitab khulashah Nurul Yaqien jilid kedua

    dibagi menjadi 11 pembahasan diantaranya adalah:

    a. Tahun pertama hijrah, meliputi: mendirikan masjid permulaan

    adzan, adzan fajar ramadhan dan adzan jum’at, kaum yahudi

    madinah, peperangan.

    b. Tahun kedua hijrah, meliputi: beberapa peperangan tahun ini dan

    peran Qainuqa’, perang Badar besar, tuan diutus membawa

    kebenaran dan keadilan, tebusan tahanan perang Badar, beberapa

    syari’at Islam.

    c. Tahun ketiga hijrah, meliputi: peperangan, cerita Da’tsur dan

    keislaman, perang Ghathafan, perang Uhud, Rasulullah saw tetap

    diperang Uhud, korban dalam peran Uhud, beberapa kejadian

    (peristiwa).

    d. Tahun keempat hijrah, meliputi: peperangan Banu Nadlir, beberapa

    kejadian dalam perang Dzatur-riqa”.

  • 20

    e. Tahun kelima hijrah meliputi: sebab masuk islamnya Banu Mus-

    Thaliq, khabar bohong, perang khandaq, perang Banu Quraidlah,

    masalah Zaid dan Zainab, membatalkan pengangkatan anak, ayat

    hijab dan kewajiban.

    f. Tahun keenam hijrah, meliputi: peperangan-peperangan yang

    terjadi, dan masuk islamnya tsummah dan pengakuannya, perang

    Hudaibiah dan bai”atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.

    g. Tahun ketujuh hijrah, meliputi: penaklukan fadak, perdamaian

    Taima’ dan peperangan Wadi-Qura, ‘Umrah Qadla’, beberapa

    peristiwa Zainab binti Harits.

    h. Tahun kedelapan hijarah, meliputi: pesan Rasulullah saw terhadap

    tentara mu’tah dan pembebasan kota Mekkah, pembebasan kota

    Mekkah pada 20 Ramadhan, perang Hunain, perang Thaif,

    Rasulullah saw kembali ke Madinah.

    i. Tahun kesembilan hijrah, meliputi: perang Tabuk, orang-orang

    munafik membangkang, Rasulullah saw ke Madinah.

    j. Tahun kesepuluh hijrah, meliputi: pengiriman utusan ke Negeri

    Yaman, Hajji wada’, beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh ini.

    k. Tahun kesebelasan, meliputi: persiapan tentara Usmah, Rasulullah

    mulai sakit, Rasulullah wafat, pemakaman Rasulullah saw, putera-

    puteri Rasulullah saw, istri Rasulullah saw, paman dan bibi, bentuk

    tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah saw, budi perangai

    Rasulullah saw, mu’jizat Rasulullah saw. (Djabbar,tt:5-64).

  • 21

    BAB III

    DESKRIPSI PEMIKIRAN UMAR ABDUL DJABBAR

    A. Disiplin KeilmuwanUmar Abdul Djabbar

    Umar Abdul Djabbar, sosok ulama’ penulis penuh jasa yang penuh

    misterius. Diantara pelajaran-pelajaran yang Umar Abdul Djabbar terima

    di kajian-kajian Masjidil Haram tersebut ialah tafsir, hadits, dan fiqh.

    Nampaknya di masa-masa itulah yang dijadikan sebagai bekal kelak di

    kemudian hari ketika pemain peran penting dalam meletakkan pondasi-

    pondasi kurikulum madrasah-madrasah Islam di Yaman, Indonesia, dan

    tentunya Saud Arabiyah.

    Misi utamanya Umar Abdul Djabbar ialah membentengi umat

    Islam dari para misionaris dan pemikiran-pemikiran menyusup lainnya

    dalam umat Islam, semacam syirik, bid’ah, khurafat, dan kawan-

    kawannya yang memang menjamur di Negeri ini. Cita-cita itu akan

    terwujud dengan sukses dengan menggalakkan pendidikan, disemarakkan

    kajian-kajian Islam, khutbah-khutbab yang berbobot. Oleh karena itu

    berdakwah memerlukan ilmu yang cukup dan cakrawala pengetahuan

    yang baik, terutama untuk menghadapi kaum misionaris harus berbekalan

    ilmu kristologi, “Umar Abdul Djabbar sudah mempersiapan itu semua.

    Bahkan demi mencerdasakan umat Islam di Indonesia dan mningkatkan

    mutu keilmuan kaum pelajar, ia sampai membawa seluruh

  • 22

    perbendaharaan perpustakaan pribadinya ke Indonesia yang dikemudian

    hari ia wakafkan seluruh untuk kaum muslimin di Negeri Melayu itu. Dari

    sini terlihat jelas betapa perjuangan Syaikh Umar bukan sesuatu yang

    ringan, namun penuh keikhlasan dan rahmat kasih sayang sepenuhnya.

    Demi meningkatkan mutu pendidikan anak-anak kaum muslimin di

    tanah Nusantara, Umar Abdul Djabbar telah berhasil mendirikan ratusan

    Madrasah yang menitikberatkan unggulannya pada dua pokok, yaitu

    tahfizh Al-Qu’an dan pengajaran Bahasa Arab sebagai bahasa syariat

    Islam. tidak hanya itu, pengalamannya yang ia peroleh sewaktu

    mengabdikan diri di beberapa Negeri Yaman, membuatnya semakin

    pandai mengatur strategi pendidikan formal. Salah satunya dalam masalah

    buku-buku wajib atau kurikulum pendidikan. Dalam hal ini ia melihat

    bahwa selama ini madrasah-madarsah Islam di kepulauan Nusantara

    masing menggunakan kitab-kitab pelajaran yang sulit dimegerti oleh

    peserta didik dalam jangka waktu pendek. Walaupun memang tetap bisa

    dimengerti dan dituntaskan, namun memerlukan masa yang cukup lama.

    Hal ini tidak lain karena itu, Syaikh Umar mencurahkan seluruh pikiran,

    waktu, dan tenaganya untuk mewujudkan kitab-kitab pelajaran yang

    sesuai dengan masa dan cocok untuk pelajar-pelajar non Arab, dari sinilah

    kemudian terlahir dari tangannya kitab Khulashah Nurul Yaqin dan Ad-

    Durus Al-Fiqhiyyah’ala Madzab Al-Imam Asy-Syafi’iyang telah

    disinggung di muka.

  • 23

    Secara ringkas kitab Khulasahah Nurul Yaqin merupakan teks

    pelajaran yang terdiri dari tiga juz. Asal mulanya dari kitab Nur Al-Yaqin

    fi Sirah Sayyid Al-Mursalin karya Syaikh Muhammad Al-Khudhari Bek,

    seorang ulama Mesir. Kitab itu kemudian dipangkas dan diringkas

    menjadi dua juz tipis beserta ringkasan tiap-tiap topik pelajaran beserta

    latihan soal mudzkarah para siswa. Sedangkang juz ketiga dari

    Khulasahah itu sebetulnya ringkasan dari kitab karya Syaikh Muhammad

    Al-Khudhari Bek, yaitu Itmam Al-Wafa’fi Sirah Al-Khufa’ yang berisi

    tentang biografi perjuangan empat khulafa’Rasyidin, Abu Bakar, Umar,

    Ustman, dan Ali. Namun entah kenpa judulnya tetap Khulasahah Nurul

    Yaqin, padahal lebih tepat apabila diberi judul Khulashah Itmamul Wafa’.

    Adapun Ad-Darus Al-Fiqhiyyah, sebagaimana jelas melalui

    judulnya, merupakan madzab Imam Asy-Syafi’i. Buku ini terdiri dari

    empat juz dengan penyusunan yang berbeda. Juz satu dan dua disusun

    dengan memanfaat metode soal-jawab dan pembahasannya sudah sedikit

    agak luas walaupun masing-masing juz itu kisaran masalah yang

    ditampilkan hanya Ushuluddin, thaharah, shalat, zakat, puasa dan haji.

    Di samping dua kitab di atas, Syaikh Umar Abdul Djabbar juga

    menulis kitab-kitab lainnya yang mayoritasnya diperuntukkan siswa-

    siswa Madrasah formal dan juga mencetak serta mengedit kitab-kitab

    ulama-ulama Ahlussunah wal Jama’ah seperti: Manhaj ‘imarah Al-

    Masjidil Haram karya Al Marhum Husain bin ‘Abdullah Basalamah

    (tahqiq), Madarij Al-Hisab Al-Madrasi, Al-Hisab Al-Hadist, Sirah An-

  • 24

    Nabi saw, Al Muthala’ah Al Haditsah (ditulis bersama Syaikh

    Muhammad Ahmad Syatha dan Syaikh Ahmad Al-‘Arabi), Taqrib Al-

    Fiqh Asy-Syafi’i, dan Durus Min Madhi At-Ta’il wa Hadhiruh bi Al-

    Masjid Al-Haram, sedangkan cetakan berikutnya berubah nama menjadi

    Siyar Wa Tarajim Ba’dh ‘Ulamaina bi Al-Masjid Al-Haram.

    Adapun kitab-kitab yang beliau biayai percetakan ialah seperti

    Muqarrar At-Tauhid yang berisi dua kitab kecil karya Syaikhul Islam

    Muhammad bin ‘Abdul Wahhab (mungkin Al-Ushul Ats-Tsalatsah dan

    lainnya) dan ‘Umdah Al-A’lam karya Al-Hafizh ‘Abdul Ghani Al-

    Maqdisi, Hayat Sayyid Al-Arab karya Syaikh Husain bin ‘abdullah Bela,

    Al-Amtsilah Al-Mukhatalifah fi At-Tashrif.

    Tidak tahu pasti mana di antara buku-buku ini yang diterapkan

    penggunaanya di Indonesia, namun yang jelas usaha beliau dalam

    membenahi kurikulum pendidikan tidak berhenti sampai di Indonesia.

    Bahkan sekembalinya ke tanah airnya, beliau terus memantapkan karirnya

    sebagai bapak pendidikan.

    Dari tangannya muncul da’i-da’i, ulama-ulama, dan para

    cendekiawan yang akan segera meneruskan estafet gurunya. Apalagi

    belaiu telah mewafakafkan perpustakaan pribadinya yang berisi kitab-

    kitab besar untuk kaum muslimin, pelajar, dan ulama di Indonesia. Bukan

    hanya itu saja, beliau juga meninggalkan karya-karyanya untuk tetap

    dipakai dan dimanfaatkan sebagai buku wajib santri dan pelajar di

    Madrasah-madrsah Isalam. Karena itu tidak heran apabila Khulasahah

  • 25

    Nurul Yaqin dan Ad-Durus Al-Fiqhiyyah hingga detik ini masih diajarkan

    di madrasah-madrasah Islam di Tanah Melayu dengan berbagai latar

    belakang tradisional ataupun yang menganut dfaham pembaharuan. Selain

    itu, beliau juga menulis Al-Mahfuzhat, Al-Muntakhabat fi Al-Mahfuzhat,

    Al-Hisab Al-Hadist, Muqarar Al-Imla, Madarij Al-Hisab Al-Madrasi,

    Madarij Ta’lim Al-Lughah Al-‘Arabiyyaah bi At- Tamarin wa Ash-

    Shuwar, dan lain-lain (https:/safinah.id/618-umar-abdul-djabbar-

    pengarang-khulashah-nurul-yaqin-yang-terlupakan-trashed/ diakses pada

    27 agustus pukul 21.57)

    Demikianlah kitab Khulashah Nurul Yaqin dan Ad-Durus Al-

    Fiqhiyyah’ala Madzab Al-Imam Asy-Syafi’iyang telah disinggung di

    muka. Yang paling diterima oleh khalayak ramai, diantara kitab yang

    sempurna, dan dipelajari siswa-siswa madrasah formal.

    B. Deskripsi Kitab Khulsahah Nurul Yaqin

    Adapun dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin, beliau Umar Abdul

    Djabbar menuliskan dengan begitu mendetail dan terfokus dengan titik

    pembahasan yaitu mengenai sosok teladan Nabi, mulai dari perjalan

    hidup, dakwa, sifat-sifat terpuji hingga keindahan akhlak beliau.

    Kitab ini secara struktural terdiri dari tiga jilid; jilid pertama terdiri

    dua pembahasan (bab), jilid kedua sebelas pembahasan sedang jilid ketiga

    terdiri dari empat pembahasan dan setiap jilid ada pengantar atau

  • 26

    muqddimah. Penjelasan atau ringkasannya setiap jilid tersebut adalah

    sebagai berikut:

    Dari antara kitab-kitab tarikh, yang saya pilih adalah kitab Nurul

    Yaqin tentang “Perjalanan Penghulu bagi Rasul-Rasul, susunan Umar

    Abdul Djabbar, karena dalam meriwayatkan, bersandar kepada Qur’an

    dan hadis, karena masyurnya antara umum dan yang tertentu, karena

    jauhnya dari perasaan cinta dan benci yang bisa menyebabkan hilang

    faedah perjalanan-perjalanan itu karena perasaan cinta kepada sesuatu itu

    menjadikan baik tiap-tiap yang tidak baik dan berusaha memutar-mutar

    kejadian-kejadian dengan jalan yang rendah, sehingga membawa kepada

    kejatuhan yang berbuatnya dan sia-sia, sedang perasaan benci kepada

    sesuatu, mengajak kepada sebalik dari itu, yaitu yang baik ia jadikan tidak

    baik dan dari yang baik ia keluarkan keburukan.

    1. Khulashah Nurul Yaqin Jilid Pertama

    Kitab ini diterbitkan oleh toko kitab Ahmad Nabhan, panggung

    No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya. Di terjemahkan oleh Al-Ustadz

    Umar Abdul-Djabbar panggung No. 146 kotak pos No. 350 Surabaya.

    Kitab Khulasah nurul yaqin ini dibagi menjadi dua pembahasan,

    yaitu pembahasan pertama tentang masa pertama kehidupan

    Rasulullah saw, dan pembahasan kedua masa dari kehidupan

    Rasulullah saw.

  • 27

    a. Masa Pertama dari Penghidupan Rasulullah saw

    Penghulu kita, Muhammad bin ‘Abdillah dan Aminah Al-

    Qurasyiah, ialah penutup sekalian nabi-nabi dan utusan Allah

    kepada semua manusia, supaya mereka menyembah kepada Allah

    semata-mata, dan supaya mereka tidak menyekutukan sesuatu

    dengan Allah swt.

    Nabi Muhammad saw lahir pada hari senin, tanggal 12

    Rabi’ul-Awwal. Nabi ditinggal Ayahnya sebelum beliau dilahirkan

    dan ketika berumur 6 tahun ibunya meninggal jadi Nabi menjadi

    serang anak yatim piatu. Kemudian Nabi diasuh oleh kakeknya

    sendiri yang bernama Abdul-Muththolib selama dua tahun dan

    kakek beliau meninggal dunia ketika beliau berumur delapan tahun.

    Sesudah kakeknya meninggal dunia, Nabi diasuh oleh pamannya

    bernama Abu Tholib. Ketika Nabi berumur sembila tahun diajak

    berlayar kenegeri Syam dengan membawa dagangan. Tatkala

    sampai disuatu tempat yang bernama Bushra, seorang pendita

    bernama Buhaira melihat Nabi. Lalu pendita ini memberi tahu

    kepada pamannya, bahwa beliau akan menjadi Nabi yang terakhir

    dari antara Nabi-nabi. Pendata tersebut mengetahui tanda-tanda

    kenabian yang ada pada Nabi Muhammad saw.

    Ketika berumur 25 tahun, Nabi Muhammad saw berlayar

    kedua kalinya kenegeri Syam dengan membawa dagangan Siti

    Khadiejah. Siti Khadiejah adalah seorang perempuan mulia, lagi

  • 28

    berharta. Khadiejah memilih Nabi untuk pekerjakan itu, karena ia

    pernah mendengar tentang kebenaran Nabi yang mempunyai

    kejujuran serta akhlak yang mulia. Sesudah kembalinya dua bulan,

    Nabi menikah dengan Khadiejah pada umur 25 tahun dan

    Khadiejah sendiri berumur 40 tahun.

    Waktu Nabi berumur 35 tahun, beliau bersatu dengan kaum

    Qurasyi dalam mendirikan ka’bah, dan beliau memberi putusan di

    antara mereka tentang perletakan Hajar Aswad. Mereka memilih

    Nabi karena beliau orang yang pertama masuk Masjidil Haram.

    Kaum Qurasyi senang atas keputusan bahwa peletakan Hajar

    Aswad dilakukan oleh Nabi karena beliau orang yang terpercaya

    dan mempunyai akhlak terpuji, sehingga mereka gelarkan beliau

    dengan Al-Amin.

    Tatkala hampir sampai umur 40 tahun mulailah Nabi suka

    mengasingkan diri digua Hira yaitu sebuah gunung di jalanan

    Makkah. Nabi menjalankan ibadah itu menurut Agama kakeknya,

    yaitu Nabi Ibrahim.

    b. Masa Kedua dari Kehidupan Rasulullah

    Pada umur 40 tahun, diutuslah beliau oleh Allah swt sebagai

    penyampai kabar gembira, penyampai ancaman, pengajak kepada

    kebenaran dengan perintah Allah swt sebagi lampu yang

    menerangi. Setelah mendapatkan wahyu mulailah Nabi mengajak

    manusia dengan tidak terang-terangan. Terlebih dahulu beliau

  • 29

    mengajak kaum kerabatnya agar mereka menyembah kepada Allah

    swt semata-mata dan belas kasihan kepada orang-orang yang

    lemah. Sesudah tiga tahun, Nabi diperintahkan berterang-terangan,

    lalu beliau mengumpulkan kaumnya dan mengancam mereka

    dengan azab akhirat. Maka ajakan itu dijawab oleh Abu Lahab

    dengan satu jawaban yang tidak baik dan marahlah kaum quraisy

    kepada Nabi.

    Tatkala Rasulullah maki tuhan-tuhan mereka, dan

    menyesatkan bapa-bapa mereka, pergilah mereka kepada paman

    beliau tiga kali, dan tiap-tiap kali menjawab mereka dengan baik.

    sesungguhnya sesudah kedatangann orang-orang itu, pamann

    beliau meminta berhenti, akan tetapi Rasulullah saw enggan tetep

    menyiarkan Agama, sedang paman beliau tetap membelanya.

    Orang-orang quraisy mulailah menyakiti beliau, dan

    mengejek beliau, tetapi Nabi menghadapi dengan sabar, tenang dan

    memaafkan. Kemudian mereka menganggu sahabat-sahabat atau

    orang yang masuk Islam dengan cara menyiksanya. Lalu Nabi

    menyuruh mereka berhijrah ke Habsyah dan terdiri 10 laki-laki dan

    5 wanita. Mereka kembali sesudah tiga bulan, inilah pertama Hijrah

    dalam Islam.

    Pada tahun yang kelima dari kenabian Nabi Muhammad,

    Allah kuatkan Islam dengan tenaga Umar bin Khattab dan Hamzah

    bin Mutholib, paman Nabi saw. Dan pada tahun ketujuh dari

  • 30

    kenabian, tatkala orang-orang Quraisy melihat Islam tersiar

    diantara kabilah-kabilah, mereka mengambil keputusan membunuh

    Nabi saw. Nabi mengetahui hal tersebut menyuruh sahabat-

    sahabatnya berhijrah kedua kalinya ke Habasyah dan hijarah kedua

    ini terdiri 33 orang laki-laki dan 11 perempuan.

    Dalam tahunn kesepuluh, bangkitlah beberapa jago quraisy

    untuk mengoyak surat itu, lalu dikoyak. Keluarlah Nabi bersama

    pengikutnya dari kepungan itu, sesudah mereka tinggal 3 tahun

    lamanya dalam syi’ah itu. Dalam tahun ini datanglah perutusan

    Nashara Najran kepada Nabi dan mereka masuk Islam. Dan pada

    tahun kesepuluh meninggallah siti Khadijah dan paman Nabi Abu

    Thalib. Sesudahnya wafatnya mereka, gangguan kau quraisy

    bertambah hebat. Oleh karena itu Nabi berhijrah ke Thaif menuju

    Bani Tsaqief dan meminta pertolongan dari mereka untuk melawan

    kaumnya, akan tetapi permintaan beliau mereka tolak dengan cara

    tidak baik, kemudian Nabi kembali ke Mekkah.

    Dalam tahun kesebelas, Allah swt muliakan beliau degan

    Isra’ Mi’raj: pada ketika itu diwajibkan sembayang yang lima

    waktu dan dalam tahun ini juga Nabi keluar ke kabilah-kabilah

    mengajak mereka masuk Islam. Maka berimanlah 6 orang dari

    bangsa Arab Madinah.

  • 31

    Dalam tahun kedua belas, datanglah kepada Nabi 12 orang

    laki-laki dari bangsa Arab Madinah.mereka beriman kepadanya dan

    kembali ke Madinah. Dengan begini tersiarlah Islam di Madinah.

    Pada tahun yang ketiga belas dari kenabian, datanglah kpada

    Nabi 73 orang laki-laki dan 2 orang perempuan dari Arab Madinah.

    Mereka beriman kepada beliau dan kembali ke Madinah. Maka

    bertambahlah tersiarnya Islam disitu. Dalam tahun ini juga Nabi

    memerintahkan sahabat-sabahat belaiu berhijrah ke Madinah.

    Tatkala orang-orang Quraisy mendengar ini, mereka ambil

    keputusan hendak membunuh Nabi, lalu Allah perintahkan beliau

    berhijrah, sedang sekeliling rumah beliau, malam hendak berhijrah

    itu, telah dikelilingi oleh kaaum quraisy. Nabi keluar diantara

    mereka sesudah Allah jadikan mereka tertidur. Nabi pergi bersama

    Abu Bakar ke gua Hira’ dan kedua-duanya bersembunyi disitu

    selama 3 malam, pada hari ketiga mereka berjalan sehingga sampai

    di Quba’ pada hari yang kedua dari Rabi’ul Awwal. Nabi tinggal di

    Quba’ 22 malam dan Nabi juga mendirikan Masjid Quba’.

    Kemudian Nabi pindah ke Madinah, dan dalam perjalanan,

    Nabi dapati jum’at lalu beliau sembayang jumat. Inilah pertama

    sembayang jumat dan khutbahnya dalam Islam. Tatkala Nabi

    sampai kejurusan Madinah, keluarlah orang-orang menemui beliau

    dengan gembira atas kedatangan beliau.

  • 32

    2. Khulashah Nurul Yaqin Jilid Kedua

    Kitab ini diterbitkan leh tokoh kitab al-hikmah, jl. KH.

    M.Mansyur No.63 Surabaya. Diterjemahkan dari susunan Ustadz

    Umar Abdul-Djabbar. Kitab khulashah Nurul Yaqin jilid kedua dibagi

    menjadi 11 pembahasan diantaranya adalah:

    a. Tahun Pertama Hijrah

    Dalam tahun pertama hijrah Rasulullah mendirikan masjid

    dan adanya adzan. Dalam tahun ini orang-orang yahudi Madinah

    dan munafik menampakan permusuhannya terhadapkaum

    muslimin. Kemudian Rasulullah mengadakan perjanjian dengan

    mereka, bahwa mereka tidak akan menyakiti beliau, beliaupun juga

    tidak akan menyakiti pula. Adapun orang-orang munafik itu

    menerima tapi dalam hati menolak. Dan tahun ini Rasulullah

    mengutus pamannya dengan satu sariyah, untuk menyerbu kafilah

    quraisy.

    b. Tahun kedua hijrah

    Meliputi beberapa peperangan tahun ini dan perang

    Qainuqa’, perang Badar besar, tuan diutus membawa kebenaran

    dan keadilan, tebusan tahanan perang Badar, bebeapa syari’at

    Islam.

  • 33

    c. Tahun Ketiga Hijrah

    Meliputi peperangan, cerita Da’tsur dan keislaman, perang

    Ghathafan peran Uhud, Rasulullah saw tetap diperang Uhud,

    korban dalam peran Uhud, beberapa kejadian (peristiwa).

    d. Tahun Keempat Hijrah

    Meliputi peperangan Banu Nadlir, beberapa kejadian dalam

    perang Dzatur-riqa” yaitu: meninggal dunia Zainab istri Rasullah

    saw, Abu Salamah anak bibinya, beliau menikahi Ummu Salamah,

    dan tahun ini lahirlah Husain putera Ali bin Abi Tholib.

    e. Tahun Kelima Hijrah

    Meliputi sebab-sebab masuk islamnya Banu Mus-Thaliq,

    khabar bohong, perang khandaq, peperangan Banu Quraidlah,

    masalah Zaid dan Zainab, membatalkan pengangkatan anak, ayat

    hijab dan kewajiban.

    f. Tahun Keenam Hijrah

    Meliputi peperangan-peperangan yang terjadi, dan masuk

    islamnya tsummah dan pengakuannya, perang Hudaibiah dan

    bai”atur-ridlwan, perdamaian Hudaibiah.

    g. Tahun Ketujuh Hijrah

    Meliputi penaklukan fadak, perdamaian Taima’ dan

    peperangan Wadi-Qura, ‘Umrah Qadla’, beberapa peristiwa Zainab

    binti Harits.

  • 34

    h. Tahun Kedelapan Hijarah

    Meliputi pesan Rasulullah saw terhadap tentara mu’tah dan

    pembebasan kota Mekkah, pembebasan kota Mekkah pada 20

    Ramadhan, hari ini, adalah pengampunan, pengampunan itu, ketika

    berkuasa, berjanji dan bai’at perang Hunain, perang Thaif,

    Rasulullah saw kembali ke Madinah.

    i. Tahun Kesembilan Hijrah

    Tahun ini meliputi perang Tabuk, orang-orang munafik

    membangkang, Rasulullah saw ke Madinah dan dalam tahun ini

    Abdullalh bin Ubai pemimpin kaum munafik meninggal dunia dan

    juga wafatlah Ummu Kultsum putri Rasulullah saw.

    j. Tahun Kesepuluh Hijrah

    Meliputi pengiriman utusan ke Negeri Yaman, Hajji wada’,

    beberapa kejadian dalam tahun kesepuluh ini yaitu; orang-orang

    masuk Islam dengan berduyung-duyung.

    k. Tahun Kesebelasan

    Meliputi persiapan tentara Usmah, Rasulullah saw mulai

    sakit, Rasulullah saw wafat, pemakaman Rasulullah saw, putera-

    puteri Rasulullah saw, istri-istri Rasulullah saw, paman dan bibi,

    bentuk tubuh dan sebagian keadaan Rasulullah saw, budi perangai

    Rasulullah saw, mu’jizat Rasulullah saw.

  • 35

    BAB IV

    ANALISIS NILAI PENDIDIKAN DALAM KITAB KHULASHAH NURUL

    YAQIN KARYA UMAR ABDUL DJABBAR

    Pendidikan menjadi media yang sangat terbukti paling efektif dalam

    mewujudkan berbagai tujuan, termasuk tujuan mencetak manusia-manusia yang

    memiliki karakter. Hanya lewat pendidikan, baik formal maupun nonformal

    karakter seseorang dapat dibentuk (Naim, 2012:44).

    Pada hakikatnya aktivitas pendidikan selalu berlangsung dengan

    melibatkan pihak-pihak sebagai aktor penting yang ada di dalam aktivitas

    pendidikan tersebut. Aktor penting itu oleh Noeng Muhadjir (1994) disebut

    sebagai subjek yang menerima disatu pihak dan subjek memberi pihak lain dalam

    suatu interaksi pendidikan. Subjek yang memberi disebut pendidik, sedang subjek

    yang menerima disebut dengan peserta didik (Rohman, 2013:105).

    Implementasi akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter pribadi

    Rasulullah saw. Dalam pribadi Rasul, bersemai nilai-nilai akhlak yang terpuji

    diantaranya beliau memiliki sifat-sifat seperti: benar, amanat, sabar, malu,

    merendah diri, sehingga beliau diberi gelarkan Al-Amin artinya orang yang

    dipercaya, orang yang bersifat amanat (Djabbar, tt:12).

    Nabi Muhammad saw adalah sosok pribadi yang agung dimana beliau

    telah berhasil membawa risalahnya sebagai Nabi dan Rasul dengan sangat

    gemilang, yakni dengan jalan berdakwah secara damai dan simpatik dalam kurung

    waktu dua puluh tahun telah banyak mengislamkan jutaan orang penduduk dunia.

  • 36

    Sosok Nabi Muhammad saw telah dianggap sebagai manusia sempurna (insanul

    kamil) dan telah diakui oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu di dunia baik

    muslim maupun non muslim akan berhasilnya mengubah wajah dunia yang

    biadap menjadi beradap, dari zaman jahiliyah menjadi terang yang penuh hidayah.

    Keberhasilan Nabi Muhammad saw sebagai, seorang kepala rumah tangga,

    pemimpin umat dunia, dan juga kepala pemerintahan Madinah telah banyak

    menginspirasi dan memberi teladan kebaikan bagi seluuruh umat manusia di

    dunia sebagaimana misi rislahnya adalah rahmatan lil’alamin sehingga tidaklah

    berlebihan dan sangatlah tepat jika nama beliau diletakan diperingkat pertama

    sebagai tokoh berpengaruh dan idola tingkat dunia dari seratus tokoh yang

    disurvei (Hermawan, 2015:1).

    Dalam Sejarah Islam, Nabi Muhammad saw, Nabi terakhir dalam ajaran

    Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik manusia adalah

    untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik. berikutnya ribuan tahun

    setelah itu, rumusan tujuan utama pendidikan tetap wilayah serupa, yakni

    pembentukan kepribadian manusia yang baik (Majid, dan Andayani, 2011:30).

    Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin yaitu:

    1. Pendidikan Toleransi

    Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,

    etnis, pendapat, sikap, tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

    (Listyarti, 2012:6). Toleransi dapat diartikan sebagai sikap

    membiarkan, menenggang, dan menghormati pendapat atau sikap

  • 37

    pihak lain walaupun yang membiarkannya tidak sependapat

    dengannya.

    Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

    دُْ ب َوَصايَام نَها: َوسلَّمَْ َعليهْ لّله َصلَّْ اَلرَُّسولُْ ُهمُْ َاو َصا َوَقدْ َجالْا رْ ْف يَها ونَْ َسَتج َعرَُّضوا َفلَْ, ُمع َتز ل ي نَْ الصََّوام عْ ف ى َرَأةْا تَ ق تُ ُلوا َولَْ َلُهم, تَ ت َ راا َولَْ, اُم راا َولَْ, َصغ ي َكب ي

    ا َولَْ َشَجراا, َطُعواقَتْ َولَْ ,َفان ياا ُمو د (٥٩)الّجّبار,ْص: ب َناءْا تَ ه

    Artinya: Sebelum tentara itu berangkat, beliau berpesan

    memberi amanat yang sangat berharga dan berguna yang patut

    dicontoh. Diantaranya:”Kamu nanti akan menjumpai beberapa orang

    lelaki (pendeta-pendeta) yang menyendiri dan beribadah di dalam

    gereja-gereja, maka janganlah sekali-sekali menggangu mereka itu.

    Janganlah membunuh orang perempuan, anak kecil, orang tua yang

    lemah dan janganlah kamu memotong pohon dan menumbangkan

    bagunan-bagunan”

    Toleransi bukan semata konsep bersikap seorang pemeluk agama

    dengan pemeluk agama lain. Tetapi Islam sebagai agama toleransi

    juga telah membangun toleransi di dalam. Meliputi toleransi agama

    kepada pemeluknya dan toleransi sesama muslim atau disebut

    Ukhuwah Islamiyah. Adapun toleransi agama kepada pemeluknya

    adalah:

    a. Toleransi akidah

    Akidah adalah ajaran Islam yang berkaitan dengan

    kepercayaan yang bersifat demikian mantap mengikat hati sang

    muslim sehingga hatinya tidak tergoyah oleh apapun.

    Kepercayaan yang sedemikian mantap sehingga kalau ia dipaksa

    mengubahnya, maka kendati lidahnya berucap yang bertentangan

  • 38

    dengan akidahnya, hatinya tidak ikut bergerak dan menyimpang

    (Shihab, 2016:187).

    b. Toleransi ibadah

    Toleransi hanya bisa diterapkan pada rahan sosialis. Upaya-

    upaya membangun toleransi melalui aspek teologis, seperto doa

    dan ibadah bersama, adalah gagasan yang sudah muncul sejak era

    jahiliah dan sejak itu pula telah ditolak oleh al-quran melalui surat

    Al-Kafirun. Penggagas teologi inklusif jahiliah itu adalah; Al-

    Aswad bin Muthalib. Walid bin Mughirah, Umayah bin Khalaf,

    dan Al-Ash bin Wail. Mereka menawarakan secara terang kepada

    Rasulullah,”wahai Muhammad, bagaimana jika kami menyembah

    TuhanMU setahun, dan Engkau menyembah Tuhan kami satu

    tahun?”

    Sekilas, usulan Al-Asad dan kawan-kawannya, adalah baik

    toleran. Sebuah negosiasi yang lahir dari keputusasaan masyarakat

    Makkah saat itu, saat masyarakat Makkah yang homogeny, tidak

    terbiasa dengan sebuah perbedaan. Lalu, sikapapa yang diambil

    Rasullah atas tawaran itu, Tentu saja Rasulullah menolak. Dan tak

    lama, turunlah surat Al-Kafirun.

  • 39

    Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,. Aku tidak akan menyembah

    apa yang kamu sembah.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang

    Aku sembah. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang

    kamu sembah,Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah

    Tuhan yang Aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah,

    agamaku."

    Tegas, ayat ini menolak sinkretisme. Sebagai agama yang suci

    akidah dan Syariah, Islam tidak akan mengotorinya dengan

    mencampur dengan akidah dan syariah lainnya. Dan ini bukan

    bentuk toleransi, sebab rahan toleransi adalah menghargai bukan

    membenarkan dan mengikuti (Syarif, 2017:4-5).

    c. Toleransi muamalah

    Dalam masalah mumalah transaksionl, Islam sangat toleran

    dengan tidak melarang seorang muslim melakukan transaksi niaga

    atau berkerjasama dengan non muslim dalam urusan duniawi.

    Rasulullah saja bermuamalah duniawi dengan orang-orang

    nonmuslim, seperti riwayat Aisyah: Rasulullah meninggal, sedang

    baju besi-Nya tergadaikan pada seorang yahudi dengan

    (pinjaman) tiga puluh, tiga sha’ jagung (Syarif, 2017: 73-74).

    Dalam hal ini dilakukan untuk mengajarkan kepada

    umatnya bahwa kerjasama dengan orang-orang non muslim

    adalah sikap dan pandangan Islam.

  • 40

    Dalam kitab Khulasahah Nurul Yaqin Rasulullah menyuruh

    “Kamu nanti akan menjumpai beberapa orang lelaki (pendeta-

    pendeta) yang menyendiri dan beribadah di dalam gereja-gereja,

    maka janganlah sekali-sekali menggangu mereka itu. Sikap tersebut

    menggambarkan karakter Rasulullah saw yang memiliki toleransi

    yang tinggi. Meskipun beliau sedang berperang untuk memberantas

    kaum musyrik, namun beliau menghargai perbedaan agama dengan

    cara tidak menganggu. Tidak hanya itu beliau juga menyuruh

    “Janganlah membunuh orang wanita, anak kecil, orang tua yang

    lemah dan janganlah kamu memotong pohon dan menumbangkan

    bangunan-bangunan.”Hal ini, merupakan teladan yang baik untuk

    saling menghargai keberagaman agama, saling menyanyangidan

    perduli lingkungan.

    Konsep toleransi dipahami sebagai bentuk penghormatan,

    penerimaan, apresiasi terhadap keragaman budaya dan agama tanpa

    memandang latar belakang kehidupan seseorang. Toleransi adalah

    sikap harmonis dalam perbedaan yang membuat perdamaian dan

    keseimbangan hidup menjadi mungkin dan terbuka lebar. Sikap

    toleransi perlu digalakkan dalam dinamika kehidupan masyarakat

    untuk mewujudkan koeksistensi, yaitu kesadaran hidup berdampingan

    secara damai dan harmonis. Bahkan, bisa dikatakan bahwa

    berlangsungnya Bhinneka Tunggal Ika dan tumbuhnya kesadaran

  • 41

    akan pentinnya penerimaan terhadap keberbedaan tergantung

    sejauhmana toleransi diterima masyarakat (Ilahi, 2014:186).

    2. Peduli Sosial

    Peduli sosial merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin

    memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

    (Listiyarti, 2012:7). Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin jilid 2,

    halaman 59 yang berbunyi “ Janganlah membunuh orang perempuan,

    anak kecil, orang tua yang lemah”. Jadi Peduli sosial merupakan

    sikap yang timbul dari dalam hati untuk memberikan bantuan dengan

    ikhlas kepada orang lain.

    Adapun jenis-jenis keperdulian sosial dibagi menjadi tiga:

    a. Keperdulian yang berlangsung saat suka maupun duka

    Keterlibatan pihak yang satu kepada pihak yang lain dalam

    turut merasakan apa yang sedang dirasakan atau dialami oleh

    orang lain.

    b. Keperdulian pribadi dan bersama

    Keperdulian bersifat pribadi, namun ada kalanya

    keperdulian itu dilakukan bersama. Cara ini penting apabila

    bantuan yang dibutuhkan cukup besar atau berlangsung secara

    berkelanjutan.

  • 42

    c. Keperdulian yang sering lebih mendesak

    Kerperdulian hal yang sering mendesak untuk dilakukan.

    Caranya dengan melakukan atau justru menahan diri untuk tidak

    melakukan sesuatu demi kepentingan bersama (Ramdhani,

    2015:45).

    3. Pendidikan Disiplin

    Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada

    berbagai ketentuan dan peraturan (Asmani, 2011:37). Kedisplinan

    adalah kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan suatu sistem

    yang mengharuskan orang untuk tunduk pada keputusan, perintah, dan

    peraturan yang berlaku.

    Di dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

    يبْ َبدرْ َغزَوةْ فىْ الّرُسولُْ َوَقفَْ ابن َغز يَّةَْ ب َسَوادْ َفَمرَّْْ َيد ه , فىْ ب َقض ,َْفَضَربَهُْ م نَْ ,َوُهَوَخا رجْ يبْ لصَّفِّ (١٣َبط ن ه ْ)الّجّبار,ْص: فىْ ب ال َقض

    Artinya: Suatu ketika Rasulullah saw berdiri dalam perang Badar,

    dengan membawa tongkat. Dilihatnya Sawad bin Ghaziah keluar dari

    barisan. Kemudian dipukullah perutnya dengan tongkat .

    Seseorang dikatakan disiplin karena telah melakukan perbuatan

    yang patuh terhadap peraturan, baik yang telah disepakati dengan

    pihak maupun peraturan yang dibuat sendiri. Sikap disiplin dikaitkan

    dengan hidup ala militer. Perlu diketahui bahwa tidak hanya militer

    saja yang hidup disiplin. Setiap individu, dan sebagai warga negara,

    setiap orang harus disiplin dan patuh terhadap peraturan. Dari hal keci

    misalnya, mengatur waktu dan memanfaatkan peluang dengan sebaik-

  • 43

    baiknya untuk menyelesaikan tugas, juga dapat disebut dengan

    disiplin diri.

    Disiplin perlu diterapkan untuk mengatur kehidupan dari berbagai

    aspek. Mengapa demikian? Karena apabila tidak didukung dengan

    disiplin, berbagai aspek kehidupan akan menjadi carut-marut dan

    berantakan. Itulah sebabnya dibuat berbagai rambu-rambu lalu-lintas,

    yaitu untuk meminimlisir terjadinya kecelakaan di jalan raya,

    pengguna jalan merasa aman, dan nyaman (Listianingsih, 2016:24).

    Sebagaimana Rasulullah telahmenggambarkan dalam kitab

    Khulashah Nurul Yaqin sikap disiplin yang ditanamkan terhadap

    tentaranya yaitu Sawad binGhaziahdengan cara memukulnya ketika

    Sawad keluar dari barisannya. Firman Allah swt dalam surat surat Al-

    Ashr ayat 1-3 yaitu:

    Artinya: Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam

    kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

    saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

    nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Q.S Al-Ashr:1-3).

    Surat tersebut telah menjelaskan menunjukkan kepada kita bahwa

    Allah swt telah memerintahkan kepada hamba-Nya untuk selalu

    disiplin. Karena dengan kedisiplinan kita dapat hidup

    teratur,sedangkan bila hidup kita tidak disiplin berarti kita tidak bisa

    hidup teratur dan hidup kita akan hancur berantakan.

  • 44

    Disiplin juga mengandung arti kepatuhan kepada perintah

    pemimpin, perhatikan dan kontrol yang kuat terhadap penggunaan

    waktu, tanggung jawab atas tugas yang diamanahkan, serta

    kesungguhan terhadap bidang keahlian yang ditekuni.

    4. Pendidikan Mandiri

    Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain

    dalam menyelesaikan tugas-tugas (Koesoema, 2012:189). Seseorang

    dikatakan mandiri apabila pemikiran dan sikap yang ia tujukkan

    menuju arah kedewasaan dan bertanggung jawab dengan tindakan

    yang telah dilakukan. Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

    هلْْا لَغَنمََْْعى يَ رْ ْهْ فى َصغ ْر َرةْ َْمكَّةَْأل َهاْيَع ي شُْْبُأج ن ر ه ,ْْبَ َلغََْْوَلمَّاْم ُعم ن َعَة,ْم التَّاس ,َْمعَْ (٩ب ت َجارَة ْ)الجبّار,ص:ْطَال بْ ْاَب ىَْعمِّهْ َْسافَ َرا َلىالشَّام

    Artinya: Ketika kecilnya suka menggembalakambing orang-orang

    mekkah dengan suatu upahan yang beliau bisa hidup dengannya,

    tatkala sampai umur sembilan tahun, Nabi berlayar ke Syam bersama

    paman beliau yang bernama Abu Thalib dengan membawa

    dagangannya

    Individu yang mandiri adalah yang berani mengambil keputusan

    dilandasi oleh pemahaman akan segala konsekuensi dari tindakan.

    Dalam hal ini, pemahaman mendalam tentang hukum moralitas

    menjadi faktor pendukung utama mandiri. Pada dasarnya,

    perkembangan kemandirian individu merupakan perkembangan

    eksitensial manusia. Seseorang dikatakan mandiri apabila pemikiran

    dan sikap yang ia tujukkan menuju arah kedewasaan dan bertanggung

    jawab dengan tindakan yang telah dilakukan. Hal ini ditunjukan dngan

  • 45

    sikap yang tidak bergantung kepada orang lain untuk mengerjakan

    tugas dan tanggung jawab (Rosikah, dan Listianingsih 2016:72).

    Mandiri pada dasarnya merupakan hasil dari proses pembelajaran

    yang berlangsung lama. Mandiri tidak selalu berkaitan dengan usia.

    Bisa saja seorang anak sudah memilki sifat mandiri karena proses

    latihan atau karena faktor kehidupan yang memaksanya untuk menjadi

    mandiri. Tetapi tidak jarang seorang yang sudah dewasa, tetapi tidak

    juga hidup mandiri. Ia selalu tergantung kepada orang lain (Naim,

    2012:162). dalam surat Al -Jumua’ah ayat 10-11 yang berbunyi:

    Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di

    muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-

    banyak supaya kamu beruntung. Dan apabila mereka melihat

    perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya

    dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah).

    Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan

    dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezki (Q.S Al-

    Jumu’ah:10-11).

    Ayat Al-Qur’an di atas menunjukkan bahwa seorang Muslim

    harus memiliki kemandiri, tidak mengandalkan orang lain atau tidak

    boleh meminta-minta dan mengadalkan belah kasihan orang lain.

  • 46

    Seperti aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukan

    merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak lahir.

    Perkembangan kemandirian seseorang dipengaruhi oleh berbagai

    stimulasi yang datang dari lingkungan, selain dari potensi keturunan.

    Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

    kemandirian seorang remaja menurut Ali dan Asrori.

    a. Gen atau keturunan orang tua. Faktor ini sering menjadi perdebatan

    ada yang berpendapat bahwa sebenarnya bukan sifat orang tua

    yang menurun kepada anak, melainkan cara orangtua dalam

    mendidik anak yang menjadikan anak menjadi pribadi yang

    mandiri.

    b. Pola asuh orang tua. Orang tua yang selalu banyka melarang atau

    sering mengeluarkan kata “jangan” kepada anak tanpa disertai

    penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan

    kemandirian anak.

    c. Sistem pendidikan sekolahan. Proses pendidikan yang tidak

    mengembangkan prinsip demokrasi dan cenderung menekan

    indoktrinasi akan menghambat perkembangan kemandirian remaja.

    Pemberian sanksi hukuman juga menjadi faktor penghambat

    kemandirian remaja.

    d. Sistem kehidupan masyarakat. Sistem kehidupan masyarakat yang

    terlalu menekankan pentingnya hierarki struktur sosial, merasa

    kurang aman atau mencekam serta kurang menghargai manifestasi

  • 47

    potensi remaja dalam kegiatan produktif dapat menghambat

    perkembangan kemandirian remaja (Rosikah dkk, 2016:73).

    Faktor perkembangan kemadirian remaja di atas menjadi titik

    tolak seorang individu untuk mengembang tugas dan tanggung

    jawabnya dengan baik. bila kemandirian sudah tertanam dalam

    dirinya, maka hindari perbuatan-perbuatan yang dapat menghambat

    kemandirian dan dapat merugikan diri sendiri.

    Telah di contohkan Nabi kita, Nabi Muhammad beliau sejak kecil

    tidak mengandalkan orang lain, beliau mengembala kambing sejak

    kecil untuk kebutuhan sehari-hari dan sampai beliau pergi ke Syam

    untuk berdagang.

    5. Pendidikan Cinta Damai

    Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

    merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya, dari sendiri,

    masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), negara (Listyarti,

    2012:7).

    Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

    َخي ب َرَْ بَ ع دَْ دْ م نْ َوسلَّمَْ َعليهْ الّله َصلَّى اَلرَُّسولُْ َطَلبَْ فَ ت ح الطَّاَعةَْ َفَدكَْ يَ ُهو مْ َحق نْ َعَلى َفَصاَلُحوهُْ َمائ ه (٥٩ه م ْ)الّجّبار,ْص:لاَأم وََْْوتَ ر كْ د

    Artinya: Sesudah menaklukkan Khibar, maka Rasulullah saw minta

    agar kaum yahudi di Fadak suka menyerah. Maka mereka lalu

    mengadakan perjanjian dengan Rasulullah saw untuk menghindarkan

    pertumpahan darah dan melindungi hartanya.

  • 48

    Kutipan cerita di atas menggambarkan karakter cintai damai yang

    dimiliki Rasulullah saw. Beliau tidak senang bila melihat bentuk

    kekerasan sewenang-wenang terjadi diantara kaumnya, sehingga

    beliau senangtiasa mendamaikan mereka dengan melakukan

    perjanjian. Rasulullah saw juga kerep melakukan barter dengan

    mereka untuk menghindari timbulnya kekerasan diantara mereka.

    Oleh karena itu, penanaman cinta damai merupakan cerminan dari

    karakter emas yang mesti diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-

    hari karena pendidikan karakter membutuhkan generasi muda yang

    mengedepankan harmonis dan cinta, sebagai momentum emas untuk

    pembenahan dunia pendidikan di berbagai kehidupan.

    Konsep damai seringkali dikaitkan dengan harmonis atau

    keselarasan dalam kehidupan manusia. Jika manusia merasakan

    keharmonisan dalam hidupnya, berarti ia bisa dikatakan hidup dengan

    damai tanpa pertikaian, kekerasan, dan peperangan. Kehidupan yang

    damai berarti menunjukan suatu keharmonisan dalam sebuah

    masyarakat ataupun negara sehingga dapat berinteraksi dengan baik

    tanpa merasa ada gangguan dan ancaman yang datang dari siapapun.

    Kedamaian dalam kehidupan pribadi juga bisa mencerminkan

    keharmonisan antara pikiran dengan akal, antara lahir dan batin, dan

    seterusnya (Ilahi, 2014:155-156). Sebagaiamana ayat Al qur’an yang

    berbunyi:

  • 49

    ِميُع الَْعلِيمُ ِ إِنَّهُ هَُو السَّ ْل َعلَى ّللاه ْلِم فَاْجنَْح لَهَا َوتََوكَّ َوإِن َجنَُحوْا لِلسَّ

    Artinya: Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka

    condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.

    Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Mengetahui. (Q.S

    Al-Anfal: 61)

    Islam adalah ajaran yang condong pada pada perdamaian bukan

    justru memecah belah dan membuat konflik berkepanjangan. Untuk

    itu, seruan mengarah kepada kedamian ini sebagai bagian manusia

    tunduk kepada aturan Allah swt dan bentuk ketaqwaan pada ajaran

    Islam.

    6. Pendidikan Semangat Kebangsaan

    Semangat kebangsaan adalah cara berpikir, bertindak, dan

    berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di

    atas kepentingan diri dan kelompoknya (Listyarti, 2012:7).

    ,َْوَقاَتلََْْأب ىَْجع َفُرب نُْْلرَّيَةََْْفَأَخَذا ُنُه,ْفََأَخَذاُْقط َعتْ َْحتَّىْطَال ب ي ب َيَسار ه ,ْْلرَّيَةََْْيم َهاَحتَّىْفَ ُقط َعتْ َتَضن َ (٢۰قُت َل)الّجّبار,ص:َْأي ضاا,َْفُاح

    Dalam perang mu’tah terbunuhlah jendral Islam yang bertugas pada

    waktu itu yang bernama Zaid bin Haritsah. Dengan cepat laksana

    kilat Ja’far bin Abi Thalib mengambil dan memegang bendera

    perang, lalu terus maju ke medan pertempuran. Karena pedang

    musuh, tangannya putus. Tetapi meskipun demikian ia terus memgang

    bendera itu dengan tangan kirinya. Tetapi rupanya akibat peadng

    musuh yang selalu merobohkan bendera, maka pedang tajam itu

    dihunus sekali lagi untuk memotong tangan kiri ja’far yang sedang

    memegang bendera itu. Maka putuslah kedua tangannya. Namun

    demikian semangat terus berkobar dan menyala, bahwa bendera itu

    ditegakkan dengan dirangkul diapit pada dadanya, hingga ia

    menghembuskan nafas yang terakhir.

    Semangat kebangsaan penting menjadi nilai pembentukan

    karakter karena meneguhkan arti dan makna penting sebagai warga

  • 50

    negara. Sekarang ini, kita hidup di tengah era globalisasi. Persaingan

    antarbangsa bersifat ketat. Masing-masing berusaha keras untuk

    unggul dalam kompetisi. Hanya mereka yang unggul yang akan

    memenangkan persaingan. Tidak ada lagi rasa belas kasihan,

    pertimbangan kemanusiaan, atau mengalah. Sebagimana ayat Allah

    swt surat Al-A'raaf ayat 137:

    Artinya: Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah

    ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian

    baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah

    sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk

    Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa

    yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah

    dibangun mereka.

    Kebangsaan, menurut Djohar, mengadung arti adanya rasa satu

    dalam suka, duka, dan dalam kehendak mencapai kebahagian hidup

    lahir-batin seluruh bangsa. Dasar kebangsaan tidak boleh bertentangan

    dengan dasar kemanusian. Bahkan, seharusnya dasar kebangsaan

    tersebut menjadi sifat, bentuk, dan laku kemanusian yang nyata.

    Sebagai bangsa Indonesia, kita harus melakukan langkah-langkah

    untuk meningkatkan semangat bangsa, yaitu dengan cara;

  • 51

    a. Mempertinggi tingkat pendidikan, karena pendidikan melahirkan

    kemampuan menyeleksi terhadap kebudayaan asing.

    b. Mengusahakan agar generasi muda dapat mengumpulkan informasi

    sebanyak mungkin. Sebab, dengan perluasan perspektif komparatif

    antara berbagai unsur budaya dunia yang saling mengisi, membuat

    seseorang lebih arif dalam menyelesaikan informasi yang berguna

    dan manfaat.

    c. Mempertebal iman dan pengalaman agama. Sebab, keimanan

    memberi daya tahan yang luar biasa dalam menghadapi berbagai

    prubahan dan keragaman informasi. Dengan cara semacam inilah

    diharapkan rasa kebangsaan dapat meningkatkan karakter setiap

    generasai muda (Naim, 2012:173).

    Sebagaimana telahdigambarkansahabat Rasulullah saw Ja’far

    bin Abi Thalib memiliki semangat kebangsaan tinggi dengan cara

    mengorbankan nyawa demi bangsanya. Sikap tersebut merupakan

    teladan yang tepat bagi generasi muda saat ini, yang kurang memiliki

    semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan merupakan salah satu

    sifat seseorang yang harus dipertaruhkan dalam mencintai suatu

    negara.

    7. Pendidikan Jujur

    Jujur adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan diri

    sebagai orang yang selalu dapat dipercaya. Hal ini diwujudkan dalam

    hal perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri sendiri

  • 52

    maupun pada pihak lain (Asmani, 2011:36). Jujur merupakan

    kesesuaian antara sikap yang dilakukan dan dikatakan seseorang

    dengan informasi dan fenomena yang terjadi.

    Dalam kitab Khulashah Nurul Yaqin:

    َتااَْوَقدْ ن ََّهاْرَت هُُْْاخ ,أل َلق هْ َْسم َعتْ ْل هَذاا َلَعَمل ق ه ,َْوَأَمانَت ه ,َْوَأخ د الشَّر ي َفة ْْب ص (١۰)الجّبار,ْص:

    Khadijah memilih Nabi bekerja, karena ia pernah mendengar

    kebenaran Nabi tentang amanah-amanah dan tentang akhlaq-akhlaq

    beliau yang mulia.

    Ketika berusia dua puluh lima tahun, beliau pergi berdagang ke

    negeri Syam dengan modal yang diperoleh dari Khadijah. Khadijah

    adalah salah seorang wanita pedagang yang memiliki banyak harta

    dan bernasab baik. Khadijah menyewa banyak kaum lelaki untuk

    memperdagangkan hartanya dengan sistem bagi hasil. Kabilah

    Quraisy dikenal sebagai pedagang handal. Maka tatkala sampai ke

    telinganya tentang kejujuran bicara, amanah, dan akhlaq Rasulullah

    saw yang mulia, Khadijah mengutus seseorang untuk menemuinya

    dan menawarkan untuk memperdagangkan harta miliknya ke negeri

    Syam. Dia menyerahkan kepada beliau barang dagangan yang

    istimewah, yang tidak pernah dipercayakan kepada pedagang-

    pedagang yang lainnya. Ketika beliau pulang ke mekkah dan Khadijah

    melihat betapa amanahnya beliau terhadap harta yang diserahkan

    kepadanya begitu juga dengan keberkahan dari hasil perdagangan

    yang belum pernah didapatinya (Mubarakfury, 2011:121).

    Sebagaimana firman Allah swt surat Q.S Az-Zumar: 33 yaitu

  • 53

    Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan

    membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

    Nilai jujur penting untuk ditumbuhkembangkan sebagai karakter

    karena sekarang ini kejujuran semakin terkikis. Rang jawa bilang,

    “jujur malah ajur” (jujur justru membuat hancur). Hal ini disebabkan

    ketidak jujuran telah sedemikian mewabah dan memengaruhi sistem

    kehidupan secara keseluruhan sehingga ketika ada orang yang jujur, ia

    justru terperosok dalam kesulitan (Naim, 2012: 132)

    Jujur, menyatakan apa adanya, terbuka, konsisten antara apa yang

    dikatakan dan dilakukan (berintergritas), berani karena benar, dapat

    dipercaya dan tidak curang. jujur adalah kebalikan dari bohong. Orang

    yang tidak jujur adalah orang yang telah melakukan kebohongan.

    Jujur adalah sikap yang ditunjukan dengan perbuatan dan

    perkataan yang sebenarnya, jujur meerupakan perbuatan yang

    dilakukan dengan tidak membohongi diri seendiri maupun orang lain.

    nilai kejujuran ini dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai fondasi

    awal dalam mencegah tindakan curang.

    Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral, dan

    berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur, seperti integritas,

    kejujuran, dan ketersuterangan, termasuk tetersuterangan pada

    perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan,

    perselingkuan, dan penyimpangan lainnya. Selain itu kejujuran berarti

  • 54

    dapat dipercaya, setia, adil, dan tulus. Kejujuran dihargai dibanyak

    budaya etnis dan agama (Rosika dkk, 2016: 67-68). Oleh karena itu,

    nilai jujur penting untuk ditumbuhkembangkan dalam kehidupan agar

    menciptakan generasi yang berkarakter.

    8. Pendidikan Relegius

    Nilai religius merupakan pikiran perkataan, dan tindakan

    seseorang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhan dan

    atau ajaran agama (Asmani, 2011:36). Individu yang relegius adalah

    sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama

    yang dianutnya atau individu yang bisa menaati perintah Tuhan dan

    menjauhi larangan-laranganNya. Kutipan cerita yang menggambarkan

    tentang nilai pendidikan karakter adalah:

    يَنَما بت َعادََْْأَحبَُّْْْعمر ه ,ْم نْاأَلربَع ينََْْقاَربْح َْوال ع َباَدةْاْالنَّاسْ َْعنْ ْال (١٤)الجّبار,ص:

    Tatkala hampir sampai umur 40 tahun mulailah Nabi suka sekali

    berjauh diri dari pergaulan dengan manusia serta beribadah.

    Dalam kutipan diatas, dengan cara menjauhkan diri dari

    pergaulan bisa mengurangi beberapa kemaksiatan dunia dan

    mengasingkan diri untuk beberapa saat, dipisahkan dari berbagai

    kesibukan dan gejolak kehidupan serta kebisingan manusia yang

    membuatnya sibuk pada urusan kehidupan untuk bertujuan

    mendekatkan diri pada Allah swt. Dengan kata lain Rasulullah saw

  • 55

    mempunyai karakter relegius yang tinggi. Allah swt berfirman alam

    surat Al Baqoroh ayat 21:

    Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah

    menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu

    bertakwa” .

    Agama adalah keseluruhan taingkahlaku manusia yang terpuji,

    yang dilakukan demi memperoleh ridho Allah swt. Agama, dengan

    kata lain, meliputi keseluruhan tingkah laku manusia dalam hidup ini,

    yang t