Diajeng PPT dispepsia

24
Diajeng Marta Triaji 10.2009.168 Kelompok C-7

description

dispepsia

Transcript of Diajeng PPT dispepsia

  • Diajeng Marta Triaji10.2009.168Kelompok C-7

  • Dimana terdapat Ny. A berusia 30 tahun memiliki keluhan nyeri pada ulu hati dan kembung selama 2 hari yang lalu, dan keluhan nyeri tersebut bertambah bila Ny.A makan. Pemeriksaan tanda vital baik.

  • Menanyakan identitas terlebih dahuluSudah berapa lama keluhan berlangsung ?Kapan nyeri itu timbul ?Apakah ada keluhan tambahan selain keluhan utama ?Sudahkan melakukan tindakan pengobatan ? Jika sudah, keadaan menjadi baik/buruk ?

  • Inspeksi- Mendeskripsikan lapang pandang abdomen berdasarkan kuadran dan regio- Bentuk abdomen, warna kulit, lesi kulit, bekas luka, benjolan, pulsasi, dan peristaltik usus

  • 2.Auskultasisecara sistematis sesuai dengan kuadran. Hal yang perlu diperhatikan adalah bunyi bising usus yang terjadi

    3.Palpasi- melakukan palpasi superficial dan palpasi dalam - palpasi organ; seperti pada hati, limpa, ginjal- palpasi khusus untuk memeriksa ada atau tidaknya appendicits, cholesistis, dan ascites

    4.Perkusimelakukan perkusi secara sistematis sesuai dengan kuadran

  • Laboratorium

    untuk mengidentifikasi adanya faktor infeksi (leukositosis), pankreatitis (amilase, lipase), keganasan saluran cerna (CEA, CA 19-9, AFP) Ultrasonografi

    Untuk mengidentifikasi kelainan padat intra abdomen, misalnya adanya batu empedu, kolesistitis, sirosis hati, dsb

  • Endoskopi (Esofagogastroduodenoskopi/ EGD)

    dianjurkan untuk dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai oleh keadaan yang disebut alarm symtopms Radiologi (Pemeriksaan Barium Meal)

    mengidentifikasi kelainan struktural dinding/mukosa saluran cerna bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah tumor

  • kita harus menyingkirkan kemungkinan dispepsia organik yang mempunyai banyak penyebabanamnesis yang teliti dan terarah, pemeriksaan fisik, laboratorium yang disesuaikan dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan penunjang (endoskopi dan radiografi)

  • Dispepsia organik

    dapat dibagi dalam Gastritis kronik, Ulkus peptikum, serta Karsinoma saluran cerna bagian atasa. Gastritis Kronik - Disebabkan o/ infeksi kuman Helicobacter pylori Menurut Konsensus Nasional (2003) dan Konsensus Asia

    Pasifik (1997), terapi pilihan utama adalah terapi tripel; Omeprazol 2 x 20 mg Klaritomisin 2 x 250 - 500 mg Amoksisilin 2 x 1 gram- Diberikan selama 1 minggu

  • b. Ulkus Peptik - Ulkus peptik dibagi menjadi Ulkus lambung dan Ulkus duodenum - Faktor Agresif: H. pylori dan OAINS. Serta rokok, stres, malnutrisi, defisiensi vitamin, genetik. - Faktor Defensif: mukus & bikarbonat (pre-epitel), sel sehat bermigrasi ke ulkus (epitel), mikrosirkulasi & PG endogen merangsang inflamasi (sub- epitel)

  • tukak gaster/duodenum, gastritis, tumor, infeksi Helicobacter pylori.Obat-obatan seperti antiinflamasi non steroid (OAINS), aspirin, beberapa jenis antibiotik, digitalis, teofilin, dsb.Penyakit pada hati, pankreas, sistem bilier; hepatitis, pankreatitis, kolesistitis kronik.Penyakit sistemik; DM, penyakit tiroid, penyakit jantung koroner.Bersifat fungsional; yaitu dispepsia yang terdapat kasus yang tidak terbukti adanya kelainan/gangguan organik/struktural biokimia. Tipe ini dikenal sebagai dispepsia fungsional atau dispepsia non ulkus.

  • populasi umum didapatkan bahwa 15 30 % orang dewasa pernah mengalami hal ini dalam beberapa hariNegara Barat didapatkan angka prevalensinya berkisar 7 41 %Angka insiden dispepsia diperkirakan antara 1 8 %. Belum ada data epidemiologi di Indonesia

  • Makan terlambat atau tidak teratur.Makan dalam porsi banyak ketika lambung dalam keadaan kosong yang terlalu lama.Makan makanan yang terlalu merangsang lambung, seperti pedas, asam, tinggi lemak, kopi.

  • Sekresi asam lambung

    adanya peningkatan sensitivitas mukosa lambung terhadap asam yang menimbulkan rasa tidak enak di perut.

    Helicobacter pylori

    Beberapa gambaran endoskopik yang sering dihubungkan dengan adanya infeksi Hp adalah (Malfertheimen, 1994):4Erosi kronik di daerah antrum.Nodularitas pada mukosa antrum.Bercak-bercak eritema di antrum.Area gastrika yang menonjol dengan bintik-bintik eritema di daerah korpus.

  • Dismotilitas Gastrointestinal

    terjadi perlambatan pengosongan lambung, adanya hipomotilitas antrum (terjadi sampai 50% kasus), gangguan akomodasi lambung waktu makan, disritmia gaster, dan hipersensitivitas viseral.

    Stres dan Faktor Psikososial

    stres yang lama menyebabkan perubahan aktifitas vagal, berakibat gangguan akomodasi dan motilitas gaster.

  • Bila nyeri ulu hati yang dominan dan disertai nyeri pada malam hari dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti ulkus ( ulcer like dyspepsia)Bila kembung, mual, cepat kenyang merupakan keluhan yang paling sering dikemukakan, dikategorikan sebagai dispepsia fungsional tipe seperti dismotilitas ( dismotility like dyspepsia )Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan, dikategorikan sebagai dispepsia non-spesifik

  • 1. Antasid 20-150 ml/hari menetralisir sekresi asam lambung2. Antikolinergik obat ini tidak spesifik, bekerja menekan sekresi asam lambung3. Antagonis reseptor H2 - digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau esensial seperti tukak peptik - simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin 4. Proton Pum Inhibitor - mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses sekresi asam lambung - omeperazol, lansoprazol, dan pantoprazol

  • 5. Sitoprotektif 6. Golongan Prokinetik - cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung - sisaprid, domperidon, dan metoklopramid

  • kehilangan berat badan jika tidak diobati akan menjadi kronikbisa terjadi kanker SCBA

  • Biasakan makan dengan teraturKunyah makanan dengan baik supaya enzim ptialin dalam kelenjar ludah dapat melakukan fungsinya dengan sempurnaJangan makan terlalu banyakJangan berbaring setelah makanHindari waktu makan yang terlalu ber-dekatan supaya proses mencerna tidak terganggu (interval 2-3 jam)Jangan makan sambil minum (setiap cairan yang dikonsumsi dengan makanan padat akan mengurangi aktivitas cairan pencernaan yang terlibat dalam proses pencernaan).

  • Baik